bab i pendahuluan 1.1 latar belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium....

125
Makalah Osteoporosis | 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka berbagai penyakit degeneratif dan metabolik, termasuk osteoporosis akan menjadi problem muskolokeletal yang memerlukan perhatian khusus, terutama dinegara berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 1990, ternyata jumlah penduduk yang berusia 55 tahun atau lebih mencapai 9,2%, meningkat 50% dibandingkan survey tahun 1971. Dengan demikian, kasus osteoporosis dengan berbagai akibatnya, terutama fraktur diperkirakan juga akan meningkat ( Sodoyo, 2009 ). Dengan bertambahnya usia harapan hidup orang Indonesia, jumlah manusia lanjut usia di Indonesia akan bertambah banyak pula. Dengan demikian, masalah penyakit akibat penuaan akan semamkin banyak dihadapi. Salah satu penyakit yang harus diantisipasi adalah penyakit osteoporosis dan patah tulang. Pada situasi mendatang, akan terjadi perubahan demografis yang akan meningkatkan populasi lanjut usia dan meningkatkan terjadinya patah tulang karena osteoporosis. Seiring bertambahnya usia, fungsi organ tubuh pun berangsur angsur menurun dan berakibat pada timbulnya berbagai macam penyakit. Osteoporosis atau pengoroposan tulang memang rawan menyerang orang - orang berusia di atas 40 tahun, terutama pada kaum perempuan. Dari hasil penelitian di Amerika Serikat pada orang berusia di atas 50 tahun, 1 dari 4 perempuan dan 1 dari 8 laki laki terkena osteoporosis. Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Di Amerika Serikat osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3 wanita post-menopause dan lebih dari 50% penduduk di atas umur 75-80 tahun. Sekitar 80% klien penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.

Upload: others

Post on 17-May-2020

5 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka berbagai penyakit

degeneratif dan metabolik, termasuk osteoporosis akan menjadi problem

muskolokeletal yang memerlukan perhatian khusus, terutama dinegara

berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 1990, ternyata jumlah penduduk

yang berusia 55 tahun atau lebih mencapai 9,2%, meningkat 50% dibandingkan

survey tahun 1971. Dengan demikian, kasus osteoporosis dengan berbagai

akibatnya, terutama fraktur diperkirakan juga akan meningkat ( Sodoyo, 2009 ).

Dengan bertambahnya usia harapan hidup orang Indonesia, jumlah

manusia lanjut usia di Indonesia akan bertambah banyak pula. Dengan

demikian, masalah penyakit akibat penuaan akan semamkin banyak dihadapi.

Salah satu penyakit yang harus diantisipasi adalah penyakit osteoporosis dan

patah tulang. Pada situasi mendatang, akan terjadi perubahan demografis yang

akan meningkatkan populasi lanjut usia dan meningkatkan terjadinya patah

tulang karena osteoporosis.

Seiring bertambahnya usia, fungsi organ tubuh pun berangsur – angsur

menurun dan berakibat pada timbulnya berbagai macam penyakit. Osteoporosis

atau pengoroposan tulang memang rawan menyerang orang - orang berusia di

atas 40 tahun, terutama pada kaum perempuan. Dari hasil penelitian di Amerika

Serikat pada orang berusia di atas 50 tahun, 1 dari 4 perempuan dan 1 dari 8

laki – laki terkena osteoporosis. Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh

dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam kesehatan

masyarakat terutama di negara berkembang. Di Amerika Serikat osteoporosis

menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3 wanita post-menopause dan

lebih dari 50% penduduk di atas umur 75-80 tahun. Sekitar 80% klien penyakit

osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami

penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen

setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 2

Pada osteoporosis massa yang membentuk tulang sudah berkurang,

sehingga tulang dapat dikatakan keropos. Struktur pengisi tulang antara lain

berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini

menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak kuat

menahan benturan ringan sekalipun yang mengenainya, resikonya patah tulang

gampang terjadi. Di luar dari mudahnya tulang yang keropos itu mengalami

fraktur, tulang yang keropos hampir tak bergejala sama sekali, silent

disease. Jadi, keduanya memang dekat dengan wanita usia post menopause

dikarenakan proses metabolisme di tulang memang membutuhkan pengaruh

dari hormone estrogen yang lazimnya menurun saat wanita post menopause.

Penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap

memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita,

penyakit osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki

tidak mengalami menopause, sehingga osteoporosis datang lebih lambat.

Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen

dalam kurun waktu 1990-2025, sedangkan perempuan menopause yang tahun

2000 diperhitungkan 15,5 juta akan naik menjadi 24 juta pada tahun

2015. Beberapa fakta seputar penyakit osteoporosis yang dapat meningkatkan

kesadaran akan ancaman osteoporosis di Indonesia adalah Prevalensi

osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%,

sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria

38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia

kemungkinan terjadi di Asia pada 2050. Mereka. Satu dari tiga perempuan dan

satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang.

Berdasarkan data Depkes, jumlah klien osteoporosis di Indonesia jauh lebih

besar dan merupakan Negara dengan klien osteoporosis terbesar ke 2 setelah

Negara Cina.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 3

Ada beberapa faktor risiko osteoporosis diantaranya genetic, jenis

kelamin dan masalah kesehatan kronis, defisiensi hormone, kurang olah raga,

serta rendahnya asupan kalsium, Bila dalam suatu keluarga mempunyai riwayat

osteoporosis maka kemungkinan peluang anak mengalami hal yang sama

adalah 60-80%. Dilihat dari jenis kelamin 80% wanita mengidap osteoporosis.

Risiko osteoporosis juga akan meningkat apabila mengidap penyakit kronis.

Sedangkan hubungan antara perempuan osteoporosis karena menaupose akibat

penurunan hormone esterogen, (Siswono, 2003).

Penelitian Roeshadi di Jawa Timur, mendapatkan bahwa puncak massa

tulang dicapai pada usia 30-34 tahun dan rata-rata kehilangan massa tulang

pasca menopause adalah 1,4% tahun. Penelitian yang dilakukan di klinik

Reumatologi RSCM mendapatkan faktor resiko osteoporosis yang meliputi

umur, lamanya menopause dan kadar estrogen yang rendah, sedangkan faktor

proteksinya adalah kadar estrogen yang tinggi, riwayat berat badan

lebih/obesitas dan latihan yang teratur ( Sudoyo, 2009 ).

Secara progresif, tulang meningkatkan kepadatannya sampai tercapai

kepadatan maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah itu kepadatan tulang akan

berkurang secara perlahan. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan

mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh,

sehingga terjadilah osteoporosis.

Dapat disimpulkan osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang

yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri

dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras

dan padat. Untuk mempertahankan kepadatan tulang, tubuh memerlukan

persediaan kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan harus

menghasilkan hormon dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratiroid,

hormon pertumbuhan, kalsitonin, estrogen pada wanita dan testosteron pada

pria). Juga persediaan vitamin D yang adekuat, yang diperlukan untuk

menyerap kalsium dari makanan dan memasukkan ke dalam tulang.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 4

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1) Bagaimana anatomi fisiologi sistem muskuluskeletal ?

2) Apa pengertian dari Osteoporosis ?

3) Bagaimana prognosis yang terjadi pada klien dengan Osteoporosis ?

4) Apa saja klasifikasi penyakit Osteoporosis ?

5) Apa penyebab atau etiologi pada klien dengan Osteoporosis ?

6) Bagaimana patofisiologi pada klien dengan Osteoporosis ?

7) Bagaimana Web Of Caution (WOC) pada klien dengan Osteoporosis ?

8) Bagaimana manifestasi klinis yang terjadi pada klien dengan

Osteoporosis ?

9) Bagaimana komplikasi yang akan terjadi pada klien dengan

Osteoporosis ?

10) Bagaimana pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan penunjang yang

dapat dilakukan klien dengan Osteoporosis ?

11) Bagaimana penatalaksanaan dan pengobatan yang dapat dilakukan pada

klien dengan Osteoporosis?

12) Bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien

dengan Osteoporosis ?

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 5

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1.3.1 Tujuan Umum

Membantu mahasiswa dalam memahami tentang konsep dasar

manajemen intervensi keperawatan terkait dengan adanya gangguan pada

sistem muskuluskeletal terutama dalam masalah yang terjadi pada sistem

rangka yang salah satunya adalah gangguan yang terjadi pada klien

dengan Osteoporosis yang kerap kali sering dijumpai dikalangan lansia

bahkan di usia muda. Selain itu, makalah ini dapat membantu mahasiswa

untuk mengetahui bagaimana konsep timbulnya perjalanan penyakit yang

terjadi akibat gangguan pada sistem muskuluskeletal terutama pada

sistem rangka yaitu klien dengan osteoporosis dan untuk mengetahui

bagaimana melakukan Asuhan Keperawatan yang tepat dan benar pada

klien dengan kasus osteoporosis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui anatomi fisiologi sistem muskuluskeletal.

2) Mengetahui pengertian Osteoporosis

3) Mengetahui prognosis penyakit yang terjadi pada klien

dengan Osteoporosis

4) Mampu membedakan klasifikasi penyakit pada klien dengan

Osteoporosis

5) Mengetahui penyebab atau etiologi penyakit pada klien

dengan Osteoporosis

6) Mengetahui patofisiologi penyakit pada klien dengan

Osteoporosis

7) Mampu memahami web of caution (WOC) Osteoporosis

8) Mengetahui manifestasi klinis penyakit yang terjadi pada

klien dengan Osteoporosis

9) Memahami komplikasi penyakit yang terjadi pada klien

dengan Osteoporosis

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 6

10) Mengetahui pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan

penyakit pada klien dengan Osteoporosis

11) Memahami penatalaksanaan dan pengobatan yang dapat

dilakukan penyakit pada klien dengan Osteoporosis

12) Mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan

penyakit pada klien dengan Osteoporosis

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah diharapkan

mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana mekanisme dasar

terjadinya kasus penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem

muskuluskeletal terutama pada sistem rangka yang sering dijumpai ditengah

masyarakat yang diakibatkan karena adanya masalah pada kondisi struktural

massa tulang atau sistem rangka, khususnya pada klien dengan diagnosa medis

Osteoporosis yang dapat terjadi akibat berbagai sebab, sehingga dengan begitu

mahasiswa dapat dengan mudah untuk melakukan asuhan dan tindakan serta

penanganan keperawatan yang tepat pada klien dengan kasus osteoporosis

1.5 Metode Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode

perpustakaan (liberary research) yakni pengutipan dan pengumpulan data-data

pada buku dan internet yang berkaitan dengan pembahasan asuhan keperawatan

pada klien dengan diagnosa medis osteoporosis yang terjadi akibat gangguan

struktural massa tulang.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Dan Fisiologis Sistem Rangka (Skelet)

2.1.1 Tulang atau Rangka

Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan

tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan rangka tubuh. Ruang di

tengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik, yang membentuk

berbagai sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan

dan mengatur kalsium dan fosfat. Komponen-komponen nonselular utama dar

jaringan tulang adalah mineral-mineral dan matriks organik (kolagen dan

proteoglikan). Kalsium dan fosfat membentuk suatu garam kristal

(hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks kolagen dan proteoglikan.

Mineral-mineral ini memampatkan kekuatan tulang. Matriks organik tulang

disebut juga sebagai osteoid. Materi organik lain yang menyusun tulang berupa

proteoglikan seperti asam hialuronat

Menurut Smeltzer S.C dan Bare B.G (2002) tulang manusia saling

berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk untuk memperoleh

fungsi system muskuloskeletal yang optimal.

Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif, proteksi

alat-alat di dalam tubuh, pembentuk tubuh metabolism kalsium, mineral dan

organ hemopoetik. Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 8

mineral-mineral dan jaringan organik (kolagen dan proteoglikan). Matriks

organic tulang disebut juga sebagai osteoid.

Tulang tidak hanya sebagai kerangka penguat tubuh, tetapi juga

merupakan bagian susunan sendi, sebagai pelindung tubuh, serta tempat

melekatnya origo dan insertio dari otot-otot yang menggerakkan kerangka

tubuh. Bagian ruang ditengah tulang-tulang tertentu memiliki jaringan

hemopoietik yang berfungsi untuk memproduksi sel darah merah, sel darah

putih dan trombosit. Tulang terbentuk dari jaringan-jaringan mesenkim. Matriks

organik tulang disebut juga sebagai sebagai suatu osteoid. Osteon merupakan

unit fungsional mikroskopis tulang dewasa

Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat dinamakan

periosteum. Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkan tumbuh,

selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung

syaraf, pembuluh darah dan limfatik.Lapisan yang paling dekat dengan tulang

mengandung osteoblast, yang merupakan sel pembentuk tulang.

2.1.2 Klasifikasi dan Struktur Tulang

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 9

Tulang adalah jaringan hidup yang akan suplai saraf dan darah. Tulang

banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium)

yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut

adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis

Susunan kerangka manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang-

tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah tulang, dan satu sama lainnya saling

berhubungan yang didukung oleh tendon ( penyambung antara tulang ), otot

dan ligament ( pita jaringan ikat dimana 2 atau lebih tulang ditempatkan

bersama-sama dengan satu sama lain pada sendi ). Tulang utama dalam tubuh

manusia adalah tulang paha di kaki atas.

Kerangka manusia merupakan 15 % dari berat total tubuh, dan sekitar

setengah dari berat tubuh adalah air. Kerangka manusia terdiri dari tiga

komponen utama yaitu tulang, tulang rawan, dan sendi associated. Rangka

digolongkan menjadi tiga yaitu axial skeleton, appendicular skeleton, dan

articaltion.

Struktur tulang, tulang merupakan jaringan ikat khusus, yang tersusun

atas sel-sel yang tertanam di dalam matriks serat-serat kolagen organik dan

protein non kolagen yang dihasilkan oleh sumsum tulang. Sel itu sendiri terbagi

atas lima bagian.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 10

a. Osteoblas adalah sel yang aktif mensintesis matriks tulang. Sel ini

distimulasi oleh hormon pertumbuhan. Sel tulang yang

bertanggung jawab terhadap proses formasi tulang dan merupakan

sel tulang muda yang menghasilkan jaringan osteosit yang

berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan

matriks tulang.

b. Osteosit adalah osteoblas dorman yang dikelilingi oleh matriks.

Osteosit dapat diaktifkan kembali ketika tulang cedera. Sel tulang

yang terbenam didalam matriks tulang. Sel ini berasal dari

osteoblas. sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi

tulang yang terletak dalam osteon (unit matriks tulang)

c. Osteoklas adalah sel berinti banyak (multinukleus) yang

mengerosi dan menyerap tulang yang sebelumnya telah terbentuk

yang membentuk kembali tulang dan melepaskan ion anorganik

(yaitu, kalsium, fosfat) dan komponen organik. Osteoklas

dirangsang oleh hormon paratiroid. Sel tulang yang bertanggung

jawab terhadap proses resorpsi tulang serta sel-sel yang dapat

mengabsorbsi mineral dan matriks tulang serta berperan dalam

penghancuran dan remodelling.

d. Sel Osteogenik memberikan tanggapan terhadap trauma, seperti

fraktura (patah tulang). Sel ini memberikan perlindungan pada

tulang dan membentuk sel-sel baru, sebagai pengganti sel-sel yang

rusak

e. Sel pelapis tulang yang dibentuk oleh osteoblas disepanjang

permukaan tulang orang dewasa. sel tulang ini mengatur

pergerakan kalsiun dan fosfat dari dan kedalam tulang.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 11

Tulang tersusun atas jaringan tulang kompakta (kortikal) dan kanselus

(trabekular) atau spongiosa. Tulang kompakta secara makroskopis terlihat

padat. Akan tetapi, jika diperiksa dengan mikroskop terdiri dari sistem havers.

System havers terdiri dari kanal havers, sebuah kanal havers mengandung

pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe, lamella (lempengan tulang yang

mengelilingi kanal sentral), kaluna (ruang diantara lamela yang mengandung

sel-sel tulang atau osteosit dan saluran limfe) dan kanalikuli (saluran kecil yang

menghubungkan lacuna dank anal sentral). Saluran ini mengandung pembuluh

limfe yang membawa nutrient dan oksigen ke osteosit.

Tulang kanselus juga keras seperti tulang kompakta, tetapi secara

makroskopis terlihat berlubang-lubang (spons). Jika dilihat dengan mikroskopis

kanal havers, tulang kanselus terlihat lebih besar dan mengandung lebih sedikit

lamella.

Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup

(matriks). Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang). Osteoblas

membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral. Jika

pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk. Jika tulang

telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa). Sel

tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 12

Struktur tulang Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu

pars spongiosa (jaringan berongga yang mengandung sumsum tulang dan

pembuluh darah) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat).

Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum), lapis tipis

jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam

kanalikuli tulang kompak.

Secara Mikroskopis tulang terdiri dari

1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah,

aliran limfe)

2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).

3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–

lempengan yang mengandung sel tulang).

4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan

sampai ke osteon).

Matriks Tulang:

1. Matriks organik terdiri atas serat kolagen dan glikoprotein.

2. Matriks anorganik terdiri atas ion, bentuk yang terbanyak adalah

kalsium fosfat dalam bentuk kristal yang disebut hidroksiapatit.

2.1.3 Klasifikasi Tulang berdasarkan Penyusunnya

1. Tulang Kompak

a. Padat, halus dan homogen

b. Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung

’yellow bone marrow”.

c. Tersusun atas unit : Osteon Haversian System

d. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat

pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik

(lamellae).

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 13

e. Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis

yang disebut periosteur, membran ini mengandung:

1. Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke

dalam tulang

2. Osteoblas

2. Tulang Spongiosa

a. Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.

b. Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.

c. Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang

mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.

Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada

ujung tulang lengan dan paha.

2.1.4 Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya

Tulang dalam garis besarnya dibagi dalam enam kategori. Berdasarkan

anatomis dan fisiologinya, klasifikasi dari bentuk tulang melipiti: tulang

panjang, tulang pendek, tulang pipih, tulang tak beraturan, tulang sesamoid dan

tulang sutura.

Bentuk tulang panjang biasanya relative panjang dan silinder. Tulang

panjang bisa ditemukan di lengan, paha, kaki, jari tangan, dan kaki. Bentuk

tulang pendek bias menyerupai bentuk kotak yang terdapat seperti pada tulang-

tulang karpal dan tarsal. Bentuk tulang pipih tipis dan permukaannya pararel.

Contoh pada tulanh pipih adalah pada atap tengkorak, sternum, iga, dan

scapula. Tulang-tulang ini mempunyai fungsi proteksi terhadap jaringan lunak

dibawahnya dengan membuat suatu permukan luas untuk melekatnya suatu

otot. Bentuk tulang tak beraturan memiliki kompleksitas pendek dan permukaan

tidak beraturan. Contoh tulang ini adalah tulang belakang. Tulang sesamoid

berbentuk kecil, tipis, dan seperti biji-bijian. Contoh tulang ini adalah patela.

Sementara tulang sutura berbentuk kecil, tipis, tidak beraturan, dan tersebar

diantara tulang tengkorak.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 14

1) Tulang pendek

Tulang pendek (misalnya: falang, karpal) bentuknya hampir

sama dengan tulang panjang, tetapi bagian distal lebih kecil

daripada bagian proksimal, serta berukuran pendek dan kecil.

Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau

silinder kecil. Rongga tulang pendek berisi sumsum merah.

contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki

2) Tulang pipih

Tulang pipih (misalnya: sternum, kepala, sakpula, panggul)

bentuknya gepeng, berisi sel-sel pembentuk darah, dan

melindungi organ-organ vital dan lunak dibawahnya. Tulang

pipih terdiri atas dua lapisan tulang kompakta dan dan dibagian

tengahnya terdapat lapisan spongiosa. Tulang ini juga dilapisi

oleh periosteum yang dulewati oleh dua kelomppok pembuluh

darah menembus tulang untuk menyuplai tulang kompakta dan

tulang spongiosa. Tulang pipih berbentuk gepeng memipih, tipis.

Tulang ini tersusun dari 2 buah lempengan tulang kompak dan

tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang tersebut

terisi sumsum merah. contoh: tulang tengkorak kepala, tulang

rusuk tulang dada dan sternum dan gelang bahu

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 15

3) Tulang tidak beratutan

Tulang tidak beraturan (misalnya: vertebra, telinga tengah)

mempunyai bentuk yang unik sesuai fungsinya. Tulang tidak

beraturan terdiri dari tulang spongiosa yang dibungkud oleh

selapus kompakta. Tulang ini diselubungi periosteum kecuali

pada permukaan sendinya, seperti tulang pipih. Periosteum ini

member dua kelompok pembuluh darah untuk menyuplai tulang

kompakta dan spongiosa. contoh: vertebra, tulang muka, pelvis,

tulang tengkorak, dan ruas-ruas tulang belakang

4) Tulang sesamoid

Tulang sesamoid (misalnya: patela) merupakan tulang kecil yang

terletak disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian,

berkembang bersama tendon dan jaringan fasia.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 16

5). Tulang panjang/pipa, Tulang ini pada umumnya berbentuk

tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua bagian ujungnya

terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk

berhubungan dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini

berisi sumsum kuning dan lemak. contoh: os. lengan atas

(humerus), os. radius / pengumpil, os. ulna / hasta, os.

metakarpal / telapak tangan. contoh: os. lengan atas (humerus),

os. radius / pengumpil, os. ulna / hasta, os. metakarpal / telapak

tangan .

Bagian tulang panjang.

a. Diafisis adalah bagian tengah tulang berbentuk silinder dari tulang

kortikal yang memiliki kekuatan besar

b. Matafisis adalah bagian tulang yang melebar dekat ujung akhir

batang. Daerah ini terutama disusun oleh tulang trabekular atau

tulang spongiosa yang mengandung sumsum merah. Sumsum merah

terdapat juga dibagian epifisis dan diafisis tulang. Pada anak-anak

sumsum merah mengisi sebagian besar bagian dalam tulang panjang

tetapi kemudian diganti olah sumsum kuning setelah dewasa dan

menyediakan daerah yang cukup luas untuk perlekatan tendon pada

epifisis

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 17

c. Epifisis adalah lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan

longitudinal pada anak-anak. Bagian ini akan menghilang pada

tulang dewasa. Bagian epifisis yang letaknya dekat sendi tulang

panjang bersatu dengan metafisis sehingga pertumbuhan memanjang

tulang terhenti. Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang

disebut periosteum, yaitu: yang mengandung sel-sel yang

berproliferasi dan berperan dalam proses pertumbuhan transversal

tulang panjang.

Ada tiga kelompok pembuluh darah yang menyuplai tulang panjang,

terdiri dari:

a) Sejumlah arteri kecil menembus tulang kompakta untuk menuplai

kanal dan system harvers.

b) Banyak arteri lebih besar menembus tulang kompakta untuk

menyuplai tulang spongiosa dan sumsum merah.

c) Satu atau dua arteri besar menyuplai kanal medulla. Arteri ini dikenal

sebagai arteri nutrient yang kemudian masuk melalui lubang besar

pada tulang yang disebut foramen nutrient

Periosteum memberi nutrisi tulang dibawahnya melalui pembuluh-

pembuluh darah. Jika periosteum robek tulang dibawahnya akan mati.

Periosteum berperan untuk pertambahan ketebalan tulang melalui kerja

osteoblas. Periosteum berfungsi protektif dan merupakan tempat perlekatan

tendon. Periosteum tidak ditemukanpada permukaan sendi. Disini periosteum

digantikan oleh tulang rawan hialin (tulang rawan sendi).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 18

2.1.5 Berdasarkan Jaringan Penyusun dan Sifat-sifat Fisiknya

Kerangka manusia merupakan kerangka dalam yang tersusun dari tulang

keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago)

1) Tulang Rawan (kartilago)

Tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel yang

disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di

dalam matriks dengan substansi dasar seperti gel (berupa

proteoglikans) yang basofilik. Kalsifikasi menyebabkan tulang

rawan tumbuh menjadi tulang (keras). Kartilago atau tulang rawan

terdiri atas serat-serat fleksibel dan tidak memiliki vaskular. Nutrisi

kartilago melalui proses difusi dari kapiler yang berada pada

perikondrium melalui cairan sinovial. Kartilago pada telinga sangat

elastis karena sedikit serat. Tulang rawan hanya mengandung

sedikit zat kapur sehingga lunak. Tulang rawan terdapat pada bayi,

dan bagian-bagian tertentu pada kerangka dewasa. Ada 3 macam

tulang rawan, yaitu:

a. Tulang Rawan Hyalin: matriks mengandung seran kolagen; jenis

yang paling banyak dijumpai, kuat dan elastis terdapat pada

ujung tulang pipa.

b. Tulang Rawan Fibrosa: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara

berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat

fibrosa yang berdekatan, memperdalam rongga dari cawan-

cawan (tulang panggul) dan rongga glenoid dari skapula.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 19

c. Tulang Rawan Elastik: serupa dengan tulang rawan hialin tetapi

lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding

lakuna yang mengelilingi kondrosit terdapat dalam daun telinga,

epiglotis dan faring.

2) Tulang Sejati (osteon)

Merupakan bagian utama pada kerangka dewasa. Susunannya

terdiri dari sedikit sel-sel, dan matriksnya diperkuat dengan zat

kapur, sehingga kuat dan keras. Berdasarkan strukturnya, tulang

keras dibedakan menjadi tulang kompak/padat dan tulang spons.

Rongga didalam tulang berisi sumsum tulang, dan ada dua macam

yaitu sumsum kering dan sumsum merah. Pertumbuhan tulang

terjadi pada tulang rawan embrional dan kemudian pada cakra

epifisis. Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai

sistem rangka. Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa

(periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga

sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak. Osteon

berfungsi :

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 20

1. Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.

2. Sebagai pelindung organ-organ yang vital

2.1.6 Organisasi Sistem Rangka

Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian

poros tubuh (aksial) dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian aksial terdiri

atas 80 tulang pada manusia dewasa umumnya. Sedangkan bagian apendikular

terdiri atas 126 tulang pada manusia dewasa umumnya.

1. Rangka Aksial

Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang

tubuh/poros tubuh dan melindungi organ-organ pada kepala, leher,

dan dada.

a. Tengkorak (cranium),

Tulang kranial membungkus dan melindungi otak, terdiri dari:

1) Tulang baji (sfenoid) : 1 buah

2) Tulang tapis (etmoid) : 1 buah

3) Tulang pelipis (temporal) : 2 buah

4) Tulang dahi (frontal) : 1 buah

5) Tulang ubun-ubun (parietal) : 2 buah

6) Tulang kepala belakang (oksipital) : 1 buah

2. Tulang fasial membentuk wajah, terdiri dari:

1) Tulang rahang atas (maksila) : 2 buah

2) Tulang rahang bawah (mandibula) : 2 buah

3) Tulang pipi (zigomatikus) : 2 buah

4) Tulang langit-langit (palatinum) : 2 buah

5) Tulang hidung (nasale) : 2 buah

6) Tulang mata (lakrimalis) : 2 buah

7) Tulang pangkal lidah (Konka inferor) : 1 buah

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 21

3. Tulang Pendengaran (Auditory), terdiri dari:

1) Tulang martil (maleus) : 2 buah

2) Tulang landasan (inkus) : 2 buah

3) Tulang sanggurdi (stapes) : 2 buah

4. Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat

diantara laring dan mandibula, berfungsi sebagai pelekatan

beberapa otot mulut dan lidah

5. Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh

dan memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi

dan gerakan, misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Tulang

belakang berjumlah 26 buah yang terdiri dari:

1) Tulang leher (servikal) : 7 buah

2) Tulang punggung (dorsalis) : 12 buah

3) Tulang pinggang (lumbal) : 5 buah

4) Tulang kelangkang (sakrum) : 1 buah

5) Tulang ekor (koksigea) : 1 buah

6. Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama

dengan tulang dada membentuk perisai pelindung bagi organ-

organ penting yang terdapat di dada, seperti paru-paru dan

jantung. Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang,

berjumlah 12 ruas, terdiri dari:

1) Tulang Rusuk Sejati (costae vera) : 7 pasang

2) Tulang Rusuk Palsu (costae spuria) : 3 pasang

3) Rusuk Melayang (costae fliktuantes) : 2 pasang

7. Tulang Dada (sternum) terdiri atas tulang-tulang yang berbentuk

pipih, antara lain:

1) Tulang hulu (manubrium) : 1 buah

2) Tulang badan (gladiolus) : 1 buah

3) Tulang bahu pedang (sifoid) : 1 buah

(ketiganya bergabung menjadi satu buah tulang dada)

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 22

8. Tulang gelang bahu

1) Tulang belikat (os scapula)

2) Tulang selangka (os clavicula)

9. Tulang gelang panggul

1) Tulang usus (os illium)

2) Tulang pinggul (os pelvis)

3) Tulang duduk (os ichium)

4) Tulang kemaluan (os pubis)

2. Rangka Apendikular

Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari tulang-

tulang bahu, tulang panggul, dan tulang anggota gerak atas dan

bawah terdiri atas 126 tulang.

Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan dan

kaki. Tulang rangka apendikular dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :

a. Ektremitas Atas, yaitu terdiri dari tulang bahu dan tulang

anggota gerak atas.

1. Tulang bahu, terdiri atas dua bagian:

1) Tulang belikat (skapula) : 2 buah

2) Tulang selangka (klavikula) : 2 buah

2. Tulang anggota gerak atas, terdiri dari:

1) Tulang lengan atas (humerus) : 2 buah

2) Tulang hasta (ulna) : 2 buah

3) Tulang pengumpil (radius) : 2 buah

4) Tulang pergelangan tangan (karpal) :16 buah (8 pada

tiap tangan)

5) Tulang tapak tangan (metakarpal) :10 buah (5 pada

tiap tangan)

6) Tulang jari-jari (phalanges) : 28 buah (2 kali

14 ruas jari)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 23

b. Ektremitas Bawah, yaitu terdiri dari tulang panggul dan tulang

anggota gerak bawah.

1. Tulang panggul (pelvis), terdiri atas tiga bagian:

1) Tulang usus (ileum) : 2 buah

2) Tulang duduk (iskhium) : 2 buah

3) Tulang kemaluan (pubis) : 2 buah

2. Tulang anggota gerak bawah, terdiri dari:

1) Tulang paha (femur) : 2 buah

2) Tulang tempurung lutut (patela) : 2 buah

3) Tulang betis (fibula) : 2 buah

4) Tulang kering (tibia) : 2 buah

5) Tulang pergelangan kaki (tarsal) : 14 buah (7 pada

tiap kaki)

6) Tulang tapak kaki (metatarsal) : 10 buah (5 pada

tiap kaki)

7) Tulang jari kaki (phalanges) : 28 buah (2 kali

14 ruas jari)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 24

2.1.7 Pertumbuhan Embriologi Tulang

Pembentukan dan perkembangan tulang merupakan suatu proses

morfologis yang unik serta melibatkan perubahan biokimia. Tulang rawan

(kartilago) lempeng epifisis tidak sama dengan tulang rawan hialin dan tulang

rawan artikuler. Tulang rawan lempeng epifisis mempunyai struktur pembuluh

darah, zona-zona, dan susunan biokimia sehingga memberikan gambaran

matriks yang unik.

Pada fase awal perkembangan, tulang embrio (pada minggu ke- 3 dan

ke- 4) dan tiga lapisan germinal yaitu ektoderm, mesoderm, serta endoderm

terbentuk. Lapisan ini merupakan jaringan multipotensial yang akan

membentuk mesenkim dan kemudian berdiferensiasi membentuk jaringan

tulang rawan. Pada minggu kelima perkembangan embrio, terbentuk tonjolan

anggota gerak yang didalamnya terdapat juga sel mesoderm. Sel mesoderm

akan berubah menjadi mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang

dan tulang rawan.

Perkembangan tulang terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama terjadi

pada minggu kelima perkembangan embrio. Pada tahap ini tulang rawan

terbentuk dari prakartilago, dimana terdiri atas 3 jenis tulang rawan, yaitu

tulang rawan hialin, tulang rawan fibrin, dan tulang rawan elastis. Tahap ke 2

terjadi setelah minggu ketujuh perkembangan embrio. Pada tahap ini tulang

akan terbentuk melalui dua cara, yaitu secara langsung dan secara tidak

langsung. Pembentukkan tulang secara langsung berarti bahwa tulang terbentuk

langsung dari lembaran-lembaran membran tulang, misalnya pada tulang muka,

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 25

pelvis, skapula, dan tengkorak. Pada jenis ini dapat ditemukan satu atau lebih

pusat-pusat penulangan membran. Proses penulangan ini ditandai dengan

terbentuknya osteoblast yang merupakan rangka dari trabekula tulang dan

penyebarannya secara radial.

Sementara itu, pembentukkan tulang secara tidak langsung berarti

bahwa tulang terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan dari tulang rawan

terjadi melalui 2 cara, yaitu pusat osifikasi primer dan osifikasi sekunder. Pada

osifikasi primer, osifikasi dari tulang terjadi melalui osifikasi endodokral,

sedangkan pada osifikasi sekunder terjadi dibawah perikondrium/erikondrial.

Mesenkim pada daerah perifer berdiferensiasi dalam bentuk lembaran yang

membentuk periosteum, dimana osteoblast terbentuk didalamnya.

Proses osifikasi dapat terjadi apabila sel-sel mesenkim memasuki daerah

osifikasi. Apabila sel mesenkim masuk ke daerah yang banyak mengandung

pembuluh darah maka akan membentuk osteoblast. Sementara itu, apabila

daerah tersebut tidak mengandung pembuluh darah, sel mesenkim, akan

membentuk kondroblast.

Pembentukkan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan.

Mula-mula darah menembus perikondrium di bagian tengah batang tulang

rawan, kemudian merangsang sel-sel perikondrium dibagian tebah menjadi

periosteum, sel mesenkim, akan membentuk kondroblast menjadi periosteum.

Bersamaan dengan proses ini, pada bagian dalam tulang rawan didaerah

diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar

kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan PH akibatnya zat kapur disimpan.

Dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan

menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi

degenerasi dan pelarutan dari zat-zat intraseluler bersamaan dengan

terbentuknya pembuluh darah ke daerah ini sehingga membentuk rongga

sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah

epifisis sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder dan terbentuk tulang

spongiosa. Oleh karena itu, masih tersisa tulang rawan di kedua ujung epifisis

yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan diantara

epifah epifisis sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder dan terbentuk tulang

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 26

spongiosa. Oleh karena itu, masih tersisa tulang rawan di kedua ujung epifisis

yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan diantara

epifisis dan diafisis yang disebut dengan cakram epifisis.

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifisis terus-

menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang

didaerah diafisis. Tulang akan tumbuh memanjang, tetapi tebal cakram epifisis

tetap. Pada pertumbuhan diameter tulang, tulang didaerah rongga sumsum

dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar dan pada saat

yang bersamaan osteoblast di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang

baru didaerah permukaan.

2.1.8 Pembentukan Tulang

Tulang mulai terbentuk lama sebelum kelahiran. Osifikasi adalah proses

dimana matriks tulang (disini serabut kolagen dan substansi dasar) terbentuk

dan pergeseran mineral (disini garam kalsium) ditimbun diserabut kolagen

dalam suatu lingkungan elektro negatif. Serabut kolagen memberi kekuatan

terhadap tekanan kepada tulang.

Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7

minggu dan berlangsung sampai dewasa. Pada rangka manusia, rangka yang

pertama kali terbentuk adalah tulang rawan (kartilago) yang berasal dari

jaringan mesenkim. Kemudian akan terbentuk osteoblas atau sel-sel pembentuk

tulang. Osteoblas ini akan mengisi rongga-rongga tulang rawan.

Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam keluar, atau proses

pembentukannya konsentris. Setiap satuan-satuan sel tulang mengelilingi suatu

pembuluh darah dan saraf membentuk suatu sistem yang disebut sistem Havers.

Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi

matriks tulang. Kelak didalam senyawa protein ini terdapat pula kapur dan

fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses ini disebut osifikasi.

Osifikasi adalah proses pembentukkan tulang keras dari tulang rawan

(kartilago). Ada dua jenis osifikasi yaitu osifikasi intramembran dan osifikasi

endokondral.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 27

1. Intramembran : Tulang tumbuh di dalam membrane, terjadi pada tulang

wajah dan tengkorak.

2. Endokondal : Pembentukan tulang rawan terlebih dahulu kemudian

mengalami resorpsi dan diganti oleh tulang. Kebanyakan

tulang terbentuk dan mengalami penyembuhan melalui

ossifikasi endokondal.

2.1.9 Pertumbuhan dan Metabolisme Tulang

Metabolisme tulang diatur oleh beberapa hormon. Suatu peningkatan

kadar hormon paratiroid mempunyai efek langsung dan cepat terhadap mineral

tulang yaitu menyebabkan kalsium dan fosfat dilepaskan dan bergerak

memasuki serum. Disamping itu, peningkatan kadar hormon paratiroid secara

perlahan-lahan menyebabkan peningkatan jumlah dan aktivitas osteoklas

sehingga terjadi demineralisasi. Peningkatan kadar kalsium serum pada

hiperparatiroidisme dapat pula menimbulkan pembentukkan batu ginjal.

Diperkirakan aliran darah ke tulang mencapai 200-400 ml/menit, yang berguna

dalam membantu metabolisme tulang.

Tulang rawan sendi pada orang dewasa tidak mendapat aliran darah,

limfe, atau persyarafan. Oksigen atau bahan-bahan metabolisme lain dibawa

oleh cairan sendi yang membasahi tulang rawan tersebut.

Pertumbuhan dan metabolism tulang dipengaruhi oleh sejumlah mineral

dan hormone yang meliputi:

1. Kalsium dan fosfor. Jumlah kalsium dalam tulang 99% dan

fosfor 90%. Konsentrasi kalsium dan fosfor mempunyai ikatan

yang erat. Jika kadar kalsium meningkat, jumlah fosfor berubah.

Keseimbangan kalsium dan fosfor dipertahankan oleh kalsitonin

dan hormone paratiroid (PTH).

2. Kalsitonin diproduksi oleh kelenjar tiroid dan menurunkan

konsentrasi kalsium serum. Jika jumlah oksitosin meningkat

diatas normal, kalsitonin menghambat absorpsi kalsium dan

fosfor dalam tulang serta meningkatkan ekskresi kalsium dan

fosfor melalui urine sehingga dibutuhkan kalsium dan fosfor.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 28

3. Vitamin D terkandung dalam lemak hewan, minyak ikan, dan

mentega. Tubuh manusia juga dapat mneghasilkan vitamin D.

vitamin D diperlukan agar kalsium dan fosfor dapat diabsorpsi

dari usus dan digunakan tubuh. Devisiensi vitamin D

mengakibatkan devisit mineralisasi, deformitas, patah tulang,

penyakit rikets pada anak-anak, dan osteomalasia pada orang

dewasa.

4. Hormone Paratyroid (PTH). Pada saat kadar kalsium menurun,

sekresi PTH meningkat dan menstimulasi tulang untuk

meningkatkan aktivitas osteoblastik dan menyumbangkan

kalsium ke darah. Jika kadar kalsium meningkatkan sekresi PTH

diminimalkan, hormone tersebut mengurangi ekskresi kalsium

diginjal dan memfasilitasi absorpsinya dari usus halus. Hal ini

untuk mempertahankan suplai kalsium ditulang. Respons ini

merupakan contoh umpan-balik system loop yang terjadi dalam

system endokrin.

5. Hormon pertumbuhan. Horomon pertumbuhan yang

bertanggung jawab meningkatkan panjang tulang dan

menentukan jumlah matriks tulang dibentuk sebelum masa

pubertas. Sekresi yang meningkat selama masa kanak-kanak

menghasilkan gigantisme dan menurunnya sekresi menghasilkan

dwarfisme. Pada orang dewasa peningkatan tersebut

menyebabkan akromegali yang ditandai oleh kelainan bentuk

tulang dan jaringan lemak.

6. Glukokortikoid. Hormone glukokortikoid mengatur metabolisme

protein. Pada saat dibutuhkan, hormone dapat meningkatkan

atau menurunkan katabolisme untuk mengurangi atau

mengintensifkan matriks organic ditulang dan membantu dalam

pengaturan kalsium di intestinum dan absorpsi fosfor.

7. Hormone seksual

a. Estrogen menstimulasi aktivitas obsteolastik dan cenderung

menghambat peran hormone paratiroid. Jumlah estrogen

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 29

menurun saat menopause sehingga penurunan kadar kalsium

pada tulang dalam waktu lama menyebabkan osteoporosis.

b. Androgen, seperti testosterone, meningkatkan anabolisme dan

massa tulang.

2.1.10 Histologi Tulang

Secara histologi, pertumbuhan tulang terbagi dalam 2 jenis

1. Tulang Imatur, terbentuk pada perkembangan embrional dan

pada usia satu tahun tidak terlihat lagi. Tulang imatur

mengandung jaringan kolagen

2. Tulang Matur

Perbedaan tulang imatur dan matur terutama terdapat pada jumlah sel,

jaringan kolagen, dan mukopolisakarida. Diafisis atau batang merupakan bagian

tengah tulang yang berbentuk silinder. Bagian ini tersusun dari tulang kortikal

yang memiliki kekuatan yang besar. Metafisis adalah bagian tulang yang

melebar didekat ujung/akhir batang. Daerah ini disusun oleh tulang trabekular

atau ujung spongiosa yang mengandung sumsum merah. Sumsum merah juga

terdapat dibagian epifisis dan diafisis.

Pada anak-anak sumsum merah mengisi sebagian besar bagian dalam

dari tulang panjang. Sumsum merah berubah menjadi sumsum kuning sejalan

dengan pertambahan usia anak tersebut. Pada orang dewasa aktivitas

hematopoetik menjadi terbatas (hanya pada sternum dan krista iliaka),

walaupun tulang-tulang yang lain masih berpotensi untuk aktif kembali jika

diperlukan. Sumsum tulang kuning yang terdapat pada diafisis tulang orang

dewasa terdiri atas sel-sel lemak.

Metafisis juga menopang sendi dan menyediakan daerah yang cukup

luas untuk perlekatan tendon dan ligamen pada epifisis. Lempeng epifisis

merupakan daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Bagian ini akan

menghilang pada tulang dewasa. Bagian epifisis yang letaknya dekat sendi

tulang panjang bersatu dengan metafisis sehingga pertumbuhan memanjang

tulang terhenti. Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut dengan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 30

periosteum. Periosteum mengandung sel-sel yang dapat berpoliferasi dan

berperan dalam proses pertumbuhan transversal tulang panjang. Kebanyakan

tulang panjang mempunyai arteria nutrisi. Lokasi dan keutuhan dari pembuluh-

pembuluh inilah yang menentukan berhasil atau tidaknya proses penyembuhan

suatu tulang yang patah pada saat mengalami kerusakan. Semakin tebal lapisan

periosteum, semakin cepat proses penyembuhan taruma tulang.

2.1.11 Fisiologi Sel-sel Tulang

Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari 3 jenis sel:

osteoblast, osteosit, dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan

mmbentuk kolagen tipe 1 dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan

osteoid melalui proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan

jaringan osteoid, osteoblas menyekresikan sejumlah besar fosfatase alkali yang

memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam

matriks tulang. Sebagian dari fosfatase alkali akan memasuki aliran darah. Oleh

karena itu, kadar fosfatase alkali didalam darah dapat menjadi indikator yang

baik tentang tingkat pembentukkan tulang setelah mengalami patah tulang atau

pada kasus metastasis kanker ke tulang.

Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu

lintasan pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel

besar berinti banyak yang memungkinkan mineral atau matriks tulang

diabsorbsi. Osteoklas menjadi sel fagosit yang mempunyai kemampuan

mengikis tulang dengan menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan

matriks dan melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas

kedalam darah. Dengan fungsi tersebut osteoklas mampu memperbaiki tulang

bersama osteoblas.

Tidak seperti osteoblast dan osteosit, oateoklast mengikis tulang. Sel-sel

ini menghasilkan enzim-enzim proteolitik yang memecahkan matriks serat

beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat

terlepas ke dalam aliran darah

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 31

Pada keadaan normal pembentukkan tulang terjadi dalam kondisi yang

konstan, kecuali pada masa pertumbuhan anak-anak dimana akan terjadi lebih

banyak proses pembentukkan tulang. Proses-proses ini penting untuk fungsi

normal tulang. Keadaan ini membuat tulang dapat berespon terhadap tekanan

yang meningkat dan mencegah terjadi patah tulang.

Bentuk tulang dapat disesuaikan dengan beban kekuatan mekanis.

Perubahan tersebut juga membantu mempertahankan kekuatan tulang pada

proses penuaan. Tulang secara relatif menjadi lemah dan rapuh karena matriks

organik yang sudah tua berdegenerasi. Pembentukkan tulang yang baru

memerlukan matriks organik baru sehingga memberi tambahan kekuatan pada

tulang.

Proses pembentukan tulang (osteogenesis) terdiri atas beberapa macam,

diantaranya osteogenesis endesmalis dan osteogenesis kondralis. Osteogenesis

endesmalis terjadi dari dan didalam jaringan pengikat. Tulang yang dibentuk

melalui osteogenesis endesmalis disebut tulang desmal, contoh pada tulang atap

tengkorak. Osteogenesis kondralis berasal dari tulang rawan. Proses kondralis

ini terdiri atas hal-hal berikut ini.

1. Osteogenesis perikondralis yaitu proses permulaan pembentukkan

tulang dari tepi tulang, contoh pada tulang-tulang panjang.

2. Osteogenesis enkondralis yaitu dimana proses pembentukkan tulang

berlangsung dari bagian dalam tulang, contoh pada tulang-tulang

pendek.

3. Osteogenesis kondometaplastika yaitu proses pembentukkan tulang

berasal dari proses perubahan jaringan tulang rawan menjadi tulang,

contoh pada tulang mandibula.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 32

Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat dengan kerangka kolagen

yang mengandung garam Ca2+ dan PO43-, terutama hidroksiapatit. Sistem

skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari serabut-serabut dan protein

yang diperkeras dengan kalsium, magnesium fosfat, dan karbonat. Bahan-bahan

tersebut berasal dari embrio hyalin tulang rawan melalui osteogenesis kemudian

menjadi tulang, proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut osteoblast.

Terdapat 206 tulang di tubuh yang diklasifikasikan menurut panjang, pendek,

datar, dan tak beraturan, sesuai dengan bentuknya. Secara umum tulang

mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.

2. Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh

dan otot-otot yang Melekat pada tulang

3. Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah

satu jaringan pembentuk darah.

4. Merupakan tempat penyimpanan bagi mineral seperti calcium dari

dalam darah misalnya.

5. Hemopoesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sum-sum

tulang)

6. Tulang berfungsi untuk melindungi organ vital.

7. Melindungi organ - organ tubuh (contoh tengkorak melindungi otak).

8. Untuk pergerakan (otak melekat kepada tulang untuk berkontraksi

dan bergerak).

Pada pertumbuhan tulang, suatu tulang tidak tumbuh membesar karena

bertambah banyaknya jaringan tulang saja. Pada waktu peetumbuha tulang,

jaringan tulang yang baru selalu dibuat berlapis-lapis dan menempel pada

jaringan tulang yang lama. Untuk menghindari jangan sampai tulang itu

menjadi tebal dan berat, maka tubuh kita melakukan usaha penghancuran atau

perusakan reabsorbsi jaringan tulang yang telah ada.disebelah luar terjadi

penghancuran jaringan tulang, maka pada bagian dalam terjadi reabsobsi.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 33

Pada orang dewasa, tulang dan priosteum (selaput tulang) tampak dalam

keadaan istirahat.namun apabila ada gangguan patologis atau penyakit,

misalnya pada kondisi fraktur (patah tulang) atau luka, proses regenerasi dari

tulang akan segera berbentuk. Sel osteoblas padatulang yang terdapat pada

periosteum dan pada sumsum tulang akan membentuk jaringa tulang spongiosa

sehingga menutupi tulang yang patah atau yang luka. Jaringan baru yang

terbentuk disebut dengan kalus. Kalus inimula-mula tebal, tetapi karena syarat-

syarat mekanis, maka terjadi lagi reabsobsi seperlunya sehingga kalus

mengempis dan setelah beberapa tahun bekas patah atau luka tidak tampak lagi.

Pertumbuhan tulang memerlukan diet yang berimbang dengan baik dan

berisi semua unsur makanan yang penting, seperti kalsium dan fosfor. Seorang

dewasa memerlukan 1 g kalsium sehari. Kalsium dapat diperoleh dari susu,

keju, kubis, wortel, dan sayur-sayuran lainnya, sedangkan fosfor dapat

diperoleh dari susu, kuning telur, dan sayuran hijau. Makanan yang

mengandung vitamin D untuk memperlancar absobsi kalsium penting untuk

kalsifikasi tulang.kekurangan vitamin D dalam makanan pada anak akan

menimbulkan penyakit riketsia, dimana absobsi kalsium tidak memadai

sehingga proses klasifikasi tulang terhambat dan tulang menjadi lunak. Pada

orang dewasa,kekurangan vitamin D menimbulkan osteomalasia. Diperkiraan

bahwa lebih dari 90% kalsium dalam tubuh berada dalam tulang dan gigi.

Meskipun tulang telah berhenti tumbuh, bukan berarti menjadi

massif.sel dan susunan kimianya terus-menerus diperbarui dengan adanya

pengaruh dari hormone-hormon dan tekanan berat badan serta kegiatannya. Jika

seseorang diharuskan untuk istirahat penuh untukjangka waktu yang panjang,

maka beberapa unsure tulang akan terbawa masuk kealiran darah sehingga

struktur tulang menjadi lemah. Osteroporosis dapat dialami oleh seluruh

kerangka tubuh, terutama tulang punggung dan kifosis(bungkuk). Osteoporosis

juga dapat terjadi pada tulang disekitar sendi karena tertahan balutan gips untuk

jangka waktu yang lama. Pada osteitis atau penyakit paget pada tulang, bagian

tulang yang terkena pada penyakit ini cenderung mudah mengalami fraktur

patologis.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 34

Pada keadaan tertentu, ketidakseimbangan kadar kalsium dalam tulang

dapat mengakibatkan tulang mmenjadi lunak dan bengkok atau sebaliknya

menjadi padat dan keras. Pada umumnya ketidakseimbangan antra kalsium

yang masuk ke tubuh kita dan kadarnya di dalam tulang di jaga oleh kelenjar

paratiroid.

2.2 Pengertian / Definisi Osteoporosis

Kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukkan

tulang, sehingga dapat menurunkan massa tulang total. Osteoporosis adalah

penyakit yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah,

disertai mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang

dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Tulang secara progresif menjadi rapuh

dan mudah patah. Tulang menjadi mudah patah dengan stress, yang pada tulang

normal tidak menimbulkan pengaruh. Sherwood (2001) mengatakan selama dua

dekade pertama kehidupan, saat terjadi pertumbuhan, pengendapan tulang

melebihi resorpsi tulang dibawah pengaruh hormon pertumbuhan. Sebaliknya,

pada usia 50-60 tahun, resopsi tulang melebihi pembentukkan tulang,

Kalsitonin yang menghambat resorpsi tulang dan merangsang pembentukkan

tulang mengalami penurunan. Hormon paratiroid meningkat bersama

bertambahnya dan meningkatkan resorpsi tulang. Hormon estrogen yang

menghambat pemecahan tulang, juga berkurang bersama bertambahnya usia.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 35

Menurut Ganong (2003), perempuan dewasa memiliki massa tulang

yang lebih sedikit daripada pria dewasa, dan setelah menopause mereka mulai

kehilangan tulang menjadi lebih cepat daripada pria. Akibatnya perempuan

lebih rentan menderita osteoporosis serius. Penyebab utama berkurangnya

tulang setelah menopause adalah defisiensi hormon estrogen. Pada

osteoporosis, matriks dan mineral tulang hilang, hilang massa dan kekuatan

tulang dengan peningkatan fraktur,

Osteoporosis sering menimbulkan fraktur kompresi pada vertebrae

torakalis. Terdapat penyempitan diskus vertebrae, apabila penyebaran berlanjut

ke seluruh korpus vertebrae akan menimbulkan kompresi vertebrae dan terjadi

gibus. Fraktur kolum femur sering terjadi pada usia diatas 60 tahun dan lebih

sering pada perempuan, yang disebabkan oleh penuaan dan osteoporosis

pascamenopause.

Kolaps bertahap tulang vertebrae mungkin tidak menimbulkan gejala,

namun terlihat sebagai kifosis progresif. Kifosis dapat mengakibatkan

pengurangan tinggi badan. Pada beberapa perempuan dapat kehilangan tinggi

badan sekitar 2,5-1,5cm, akibat kolaps vertebrae.

Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang,

dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah

tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa

tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikroarsitektur tulang dan

penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang

(Tandra, 2009).

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 36

Osteoporosis yang lebih dikenal dengan pengeroposan tulang, menurut

WHO adalah penyakit skeletal sistemik dengan karakteristik massa tulang yang

rendah dan perubahan mikroarsitekstur dari jaringan tulang dengan akibat

meningkatnya fragilitas tulang dan meningkatnya kerentanan terhadap patah

tulang. Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan massa tulang

total.

Menurut Konsensus di Kopenhagen 1990, osteoporosis didefinisikan

sebagai suatu penyakit dengan karakteristik massa tulang yang berkurang

dengan kerusakan mikroarsitektur jaringan yang menyebabkan kerapuhan

tulang dan resiko fraktur yang meningkat (Gonta P, 1996).

Osteoporosis adalah suatu keadaan penyakit yang ditandai dengan

rendahnya massa tulang dan memburuknya mikrostruktural jaringan tulang,

menyebakan kerapuhan tulang sehingga meningkatkan resiko terjadinya fraktur.

Keadaan tersebut tidak memberikan keluhan klinis kecuali apabila telah terjadi

fraktur. Pada osteoprosis terjadi penurunan kualitas tulang dan kuantitas

kepadatan tulang, padahal keduanya sangat menentukan kekuatan tulang

sehingga penderita osteoporosis mudah mengalami patah tulang atau fraktur.

Lokasi kejadian patah tulang osteoporosis yang paling sering terjadi adalah

pada patah tulang vertebrae (tulang punggung), tulang leher femur, dan tulang

gelang tangan (patah tulang colles). Adapun frekuensi patah tulang leher femur

adalah 20% dari total jumlah patah tulang osteoporosis.

Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan massa tulang

total. Terdapat perubahan pergantian tulang hemeostatis normal, kecepatan

resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, mengakibatkan

penurunan massa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan

mudah patah, tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan

menimbulkan pengaruh pada tulang normal. Osteoporosis sering

mengakibatkan fraktur kompresi vetebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah

kolum femoris dan daerah trokhanter, dan patah tulang colles pada pergelangan

tangan. Fraktur kompresi ganda vetebra mengakibatkan deformitas skelet.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 37

Secara harfiah, osteoporosis berarti lubang di dalam tulang. Menurut

WHO (1994), osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai

dengan penurunan kualitas dan kepadatan massa tulang, sehingga menyebabkan

tulang menjadi rapuh dan risiko patah tulang.

Osteoporosis: kondisi terjadinya penurunan densitas/matriks/massa

tulang, peningkatan porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai

dengan kerusakan arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan

penurunan kekokohan tulang sehingga tulang menjadi mudah patah (buku ajar

asuhan keperawatan klien gangguan system musculoskeletal)

Menurut National Institute of Health (NIH), 2001 Osteoporosis adalah

kelainan kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang mengkhawatirkan dan

dipengaruhi oleh meningkatnya risiko patah tulang. Sedangkan kekuatan tulang

merefleksikan gabungan dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas

tulang (Junaidi, 2007). Pada tahun 2001, National Institute of Health (NIH)

mengajukan definisi baru osteoporosis sebagai penyakit tulang sistemik yang

ditandai oleh compromised bone strength sehingga tulang mudah patah

(Sudoyo, 2009).

Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang kronik dan

progresif, yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan

struktural jaringan tulang, yang dapat mengakibatkan kerapuhan

tulang. (Sharon L. Lewis, 2007)

Osteoporosis adalah suatu penyakit dengan tanda utama berupa

berkurangnya kepadatan massa tulang, yang berakibat meningkatnya kerapuhan

tulang dan meningkatkan resiko patah tulang. Massa tulang laki – laki dan

perempuan akan berkurang seiring bertambahnya usia. Massa tulang pada

perempuan berkurang lebih cepat di bandingkan dengan laki – laki. Hal ini

disebabkan pada massa menopause, fungsi ovarium menurun drastis yang

berdampak pada berkurangnya produksi hormon estrogen dan progesteron. Saat

hormon estrogen turun kadarnya karena usia yang lanjut (menopause),

terjadilah penurunan aktivitas osteoblas (pembentukan tulang baru) dan

peningkatan kerja sel osteoklas (penghancur tulang). Jadi, secara kodrati

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 38

osteoporosis lebih banyak menyerang perempuan, yaitu lebih 2,5 kali lebih

sering dibandingkan laki – laki.

Osteoporosis adalah penurunan massa tulang yang disebabkan karena

meningkatnya resorbsi tulang melebihi pembentukan tulang. Dua penyebab

ketidakseimbangan ini yang paling penting adalah fungsi gonad yang menurun

dan proses penuaan normal. (Patofisiologi volume 2, 1359).

Diantara semua patah tulang osteoporosis, yang paling memberikan

masalah di bidang morbiditas, mortalitas, beban sosisoekonomik dan kualitas

hidup adalah patah tulang leher femur. Bila tidak diambil tindakan untuk

mengatasi osteoporosis diperkirakan pada tahun 2050 jumlah patah tulang leher

femur diseluruh dunia akan mencapai 6,26 juta dan lebih dari separuhnya di

Asia. Frekuensi tertinggi osteoporosis postmenopause pada wanita adalah pada

usia 50-70 tahun.

Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan

resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang sehingga

mengakibatkan penurunan massa tulang total. Tulang secara progresif menjadi

porus, rapuh dan mudah patah, tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang

tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal. (Brunner & Suddarth,

2000).

Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur konversi vertebra torakalis

dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah tronkanter, dan patah

tulang colles pada pergelangan tangan. Fraktur kompresi ganda vertebra

mengakibatkan deformitas skeletal. Osteoporosis merupakan penyakit skeletal

sistemik yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan

mikroarsitektur jaringan tulang, yang mengakibatkan meningkatnya fragilitas

tulang sehingga tulang cenderung untuk mengalami fraktur spontan atau akibat

trauma minimal.(Consensus Development Conference, 1993).

Dapat disimpulkan bahwa osteoporosis adalah suatu penyakit kelainan

yang menyerang organ tulang yang ditandai dengan berkurangnya kepadatan

tulang secara progresif, sehingga kekuatan tulang menjadi sangat berkurang,

mudah terjadi patah tulang, tulang menjadi rapuh, dan keropos. Osteoporosis

sangat rentan terjadi pada kaum wanita dibandingkan dengan pria.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 39

Massa tulang normal dan osteoporosis. (Gambar: utar.edu.my).

Pada osteoporosis, kualitas dan kepadatan jaringan tulang di dalam

tulang akan memburuk, disertai mikroarsitektur tulang, sehingga terdapat lebih

banyak ruang kosong di dalamnya dan menjadikan tulang lebih rapuh. Hal ini

terjadi pada tulang kortikal (bagian luar) maupun trabekular (bagian

dalam), sehingga kedua lapisan tersebut menjadi tipis dan rapuh.

Sebagai akibat osteoporosis, tulang lebih mudah untuk patah (fraktur).

Tulang akan mudah patah meskipun hanya disebabkan oleh kecelakaan atau

jatuh ringan. Bahkan pada kondisi osteoporosis yang parah, batuk yang keras

pun dapat menyebabkan patah tulang belakang.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 40

2.3 Klasifikasi Osteoporosis

1. Osteoporosis primer

Kondisi ini lebih sering terjadi, dan bukan karena kondisi patologis.

Osteoporosis primer dapat terjadi pada pria dan wanita pada berbagai usia tetapi

lebih sering terjadi pada wanita setelah menopause dan pria pada usia lanjut.

Osteoporosis primer berhubungan dengan kelainan pada tulang yang

menyebabkan peningkatan proses resorpsi di tulang trabekula sehingga

meningkatkan resiko fraktur vertebra dan Colles. Pada usia decade awal pasca

menopause, wanita lebih sering terkena dari pada pria dengan perbandingan

68:1 pada usia rata-rata 53-57 tahun.

Osteoporosis primer adalah kehilangan massa tulang yang terjadi sesuai

dengan proses penuaan, sedangkan osteoporisis sekunder didefinisikan sebagai

kehilangan massa tulang akibat hal-hal tertentu. Sampai saat ini osteoporosis

primer masih menduduki tempat utama karena lebih banyak ditemukan

dibanding dengan osteoporosis sekunder. Proses ketuaan pada wanita

menopause dan usia lanjut merupakan contoh dari osteoporosis primer.

Osteoporosis primer terdiri atas tipe 1, yaitu osteoporosis pasca menopause,

terjadi pada wanita setelah berhenti mengalami menstruasi. Sedangkan tipe 2

adalah osteoporosis senilis, terjadi pada orang tua di atas usia 75 tahun.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 41

Osteoporosis primer dibagi lagi menjadi 2 subtipe yaitu :

a. Tipe I (postmenopause) : terjadi pada wanita antara usia 55 dan 65

tahun.

b. Tipe II (senile) : terjadi pada usia lebih dari 65 tahun.

2. Osteoporosis sekunder

Disebabkan karena kondisi medis/penyakit-penyakit tulang erosive

(seperti hiperparatiroidisme, myeloma multiple, hipertiroidisme) Dan akibat

terapi obat-obatan jangka panjang seperti kortikosteroid yang toksik untuk

tulang (misalnya ; glukokortikoid). Jenis ini ditemukan pada kurang lebih 2-3

juta klien ataupun karena imobilisasi yang lama, seperti pada pasien dengan

injuri spinal cord. Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit atau sebab

lain diluar tulang.

Osteoporisis sekunder mungkin berhubungan dengan kelainan patologis

tertentu termasuk kelainan endokrin, efek samping obat-obatan,

immobilisasi. Pada osteoporosis sekunder, terjadi penurunan densitas tulang

yang cukup berat untuk menimbulkan fraktur traumatik akibat faktor ekstrinsik

seperti kelebihan steroid, artritis reumatoid, kelainan hati/ginjal kronis, sindrom

malabsorbsi, mastositosis sistemik, hiperparatiroidisme, hipertiroidisme, varian

status hipogonade, dan lain-lain.

Osteoporosis sekunder adalah pengeroposan tulang yang terjadi akibat

penyakit lain atau obat-obatan, seperti pada mereka yang mengkonsumsi obat

kortikosteroid, anti kejang, atau antasida yang digunakan jangka panjang atau

mereka yang menderita penyakit artritis reumatoid atau penyakit autoimun

lainnya, gangguan tiroid, atau pada pasien yang berbaring lama contohnya

mereka yang mengalami stroke.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 42

3. Osteoporosis Idiopatik

Osteoporosis Idiopatik adalah osteoporosis yang tidak diketahui

penyebabnya dan ditemukan pada usia anak-anak (juvenile), usia remaja

(adolesen), wanita pra-menopause dan pada pria usia pertengahan.

Klaisfikasi osteoporosis dibagi kedalam dua kelompok yaitu

osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer terdapat

pada wanita postmenopause (postmenopause osteoporosis) dan pada laki-laki

lanjut usia (senill osteoporosis). Penyebab osteoporosis belum diketahui dengan

pasti. Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang

berhubungan dengan Cushing Sindrome Disease, hipertiroidisme,

hiperparatiroidisme, hipoginadisme, kelainan hepar, gagal ginjal kronis,

ukurang gerak, kebiasaan minum alkohol, pemakaian obat-

obatan/kortikosteroid, kelebihan kafein dan merokok.

Djuwantoro D (1996), membagi osteoporosis menjadi Osteoporosis

Postmenopause (Tipe I), osteoporosis involutional (Tipe II), osteoporosis

idiopatik, osteoporosis juvennil, dan osteoporosis sekunder.

1. Osteoporosis Postmenopause (Tipe I)/ Osteoporosis Primer

Merupakan bentuk yang paling sering ditemukan pada wanita kulit

putih dan asia. Bentuk osteoporosis ini disebabkan oleh percepatan

resoprsi tulang yang berlebihan dan lama setelah penurunan sekresi

hormon estrogen pada masa menopause.

2. Osteoporosis involutional (Tipe II)

Terjadi pada usia diatas 75 tahun pada perempuan maupun laki-laki.

Tipe ini diakibatkan karena ketidakseimbangan yang samar dan

lama antara kecepatan resorpsi tulang dengan kecepatan

pembentukkan tulang.

3. Osteoporosis idiopatik

Adalah tipe osteoporosis primer yang jarang terjadi pada wanita

premenopause dan laki-laki yang berusia dibawah 75 tahun. Tipe ini

tidak berkaitan dengan penyebab sekunder atau faktor resiko yang

mempermudah timbulnya penurunan densitas tulang.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 43

4. Osteoporosis juvennil

Merupakan bentuk yang jarang terjadi dan bentuk osteoporosis yang

terjadi pada anak-anak prepubertas

5. Osteoporosis sekunder

Penurunan densitas tulang yang cukup berat untuk menyebabkan

fraktur atraumatik akibat faktor ekstrinsik seperti kelebihan

kortikosteroid, arthritis reumatoid, kelainan hati/ginajl kronis,

sindrome malabsorbsi, mastositosis sistemik, hiperparatiroidisme,

hipertirodisme, varian status hipogonad, dan lain-lain.

2.4 Prognosis Osteoporosis

Osteoporosis merupakan masalah kesehatan yang utama. Berdasarkan

data dari Third National Health and Nutrition Examination Survey, yang

mencakup pengukuran densitas mineral tulang pada pinggul, 20% wanita dan

5% pria berusia 50 tahun keatas menderita osteoporosis. Densitas tulang yang

rendah merupakan penyebab utama dari meningkatnya resiko retak atau patah

tulang. Kira-kira 250,000 kasus patah tulang terjadi setiap tahun. Dari data

dapat disimpulkan bahwa pria dan wanita yang mengalami patah tulang pinggul

mengalami tingkat mortalitas tinggi, sedangkan yang berhasil sembuh setelah

dirawat memiliki resiko cacat jangka panjang.

Osteoporosis merupakan akibat dari kombinasi berkurangnya masa

puncak tulang dan meningkatnya masa otot yang hilang. Masa puncak tulang

biasanya dicapai pada usia 20-an dan tergantung pada faktor keturunan pada

masa anak-anak dan remaja. Hal ini merupakam masalah kesehatan yang serius

karena hampir 1 dari 4 wanita berusia di atas 65 tahun, 1 dari 2 wanita berusia

di atas 80 tahun akan mengalami penyakit ini.

Kondisi kronis merupakan salah satu penyebab utama kecacatan pada

pria dan wanita. Kompresi fraktur pada tulang belakang menyebabkan rasa

tidak nyaman dan mengganggu pernafasan.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 44

Epidemiologi/Insiden Kasus

Penyakit ini 2-4 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Dari seluruh klien, satu diantara tiga wanita yang berusia diatas 60 tahun dan

satu diantara enam pria yang berusia diatas 75 tahun akan mengalami patah

tulang akibat kelainan ini. Namun tidak semua wanita memiliki resiko yang

sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan

daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

Menurut penelitian, 24% dari wanita umur 40-59 tahun sudah mengalami

osteoporosis dan 62% wanita berumur 60-70 tahun mengalami osteoporosis

(www.medicastore.com).

Di Indonesia prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun

untuk wanita sebanyak 18-36% sedangkan pria 20-27%, untuk umur diatas 70

tahun untuk wanita 53,6% sedangkan pria 38%.

Dan menurut yayasan osteoporosis internasional, lebih dari 50%

keretakan osteoporosis pinggang diseluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia

pada 2050, mereka yang terserang rata-rata berusia diatas 50 tahun.

Insiden osteoporosis lebih tinggi pada wanita dibandingkan laki-laki dan

merupakan problem pada wanita pascamenopause. Osteoporosis di klinik

menjadi penting karena problem fraktur tulang, baik fraktur yang disertai

trauma yang jelas maupun fraktur yang terjadi tanpa disertai trauma yang jelas.

Sedangkan menurut Depkes, 2006, dua dari lima orang di Indonesia

memiliki resiko terkena penyakit osteoporosis.

Hasil penelitian Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) tahun

2006 menemukan bahwa sebanyak 38% pasien yang datang untuk

memeriksakan densitas tulang mereka di Makmal Terpadu FKUI Jakarta

ternyata terdeteksi menderita osteoporosis sebanyak 14,7% sedangkan di

Surabaya sebanyak 26% pasien dinyatakan positif osteoporosis.

Diperkirakan lebih 200 juta orang diseluruh dunia terkena osteoporosis ,

sepertiganya terjadi pada usia 60-70 th, 2/3nya terjadi pada usia lebih 80 tahun.

Diperkirakan 30% dari wanita di atas usia 50 tahun mendapat 1 atau lebih patah

tulang vertebra. Diperkirakan 1 dari 5 pria di atas 50 tahun mendapat patah

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 45

tulang akibat osteoporosis dalam hidupnya. Angka kematian 5 tahun pertama

meningkat sekitar 20 % pada patah tulang vertebra maupun panggul.

2.5 Penyebab atau Etiologi Osteoporosis

Beberapa penyebab osteoporosis dalam (Junaidi, 2007), yaitu:

1. Osteoporosis pascamenopause terjadi karena kurangnya hormon estrogen

(hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan

kalsium kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang

berusia antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih

lambat. Hormon estrogen produksinya menurun 2-3 tahun sebelum

menopause dan terus berlangsung 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini

berakibat menurunnya massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun

pertama setelah menopause.

2. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan

kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara

kecepatan hancurnya tulang (osteoklas) dan pembentukan tulang

baru (osteoblast). Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia

lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas 70

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 46

tahun dan 2 kali lebih sering wanita. Wanita sering kali menderita

osteoporosis senilis dan pasca menopause.

3. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis

sekunder yang disebakan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit

ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama

tiroid, paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (mislnya kortikosteroid,

barbiturat, anti kejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian

alkohol yang berlebihan dapat memperburuk keadaan ini.

4. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang

penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa

muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin

yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

Selain itu, Penyebab osteoporosis yang lainnya adalah:

Ada 2 penyebab utama osteoporosis, yaitu :

1. Pembentukan massa puncak tulang yang kurang baik selama masa

pertumbuhan dan meningkatnya pengurangan massa tulang setelah

menopause. Massa tulang meningkat secara konstan dan mencapai puncak

sampai usia 40 tahun, pada wanita lebih muda sekitar 30-35 tahun.

Walaupun demikian tulang yang hidup tidak pernah beristirahat dan akan

selalu mengadakan remodelling dan memperbaharui cadangan mineralnya

sepanjang garis beban mekanik. Faktor pengatur formasi dan resorpsi

tulang dilaksanakan melalui 2 proses yang selalu berada dalam keadaan

seimbang dan disebut coupling. Proses coupling ini memungkinkan

aktivitas formasi tulang sebanding dengan aktivitas resorpsi tulang. Proses

ini berlangsung 12 minggu pada orang muda dan 16-20 minggu pada usia

menengah atau lanjut. Remodelling rate adalah 2-10% massa skelet per

tahun. Proses remodelling ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor

lokal yang menyebabkan terjadinya satu rangkaian kejadian pada konsep

Activation – Resorption – Formation (ARF). Proses ini dipengaruhi oleh

protein mitogenik yang berasal dari tulang yang merangsang preosteoblas

supaya membelah menjadi osteoblas akibat adanya aktivitas resorpsi oleh

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 47

osteoklas. Faktor lain yang mempengaruhi proses remodelling adalah faktor

hormonal. Proses remodelling akan ditingkatkan oleh hormon paratiroid,

hormon pertumbuhan dan 1,25 (OH)2 vitamin D. Sedang yang

menghambat proses remodelling adalah kalsitonin, estrogen dan

glukokortikoid. Proses-proses yang mengganggu remodelling tulang inilah

yang menyebabkan osteoporosis.

2. Gangguan pengaturan metabolisme kalsium dan fosfat. Gangguan

metabolisme kalsium dan fosfat dapat terjadi karena kurangnya asupan

kalsium, sedangkan menurut RDA konsumsi kalsium untuk remaja dewasa

muda 1200mg, dewasa 800mg, wanita pasca menopause 1000 – 1500mg,

sedangkan pada lansia tidak terbatas walaupun secara normal pada lansia

dibutuhkan 300-500mg, oleh karena pada lansia asupan kalsium kurang dan

ekskresi kalsium yang lebih cepat dari ginjal ke urin menyebabkan

lemahnya penyerapan kalsium. Selain itu, ada pula factor risiko yang dapat

mencetuskan timbulnya penyakit osteoporosis yaitu :

Faktor resiko yang tidak dapat diubah :

a. Usia, lebih sering terjadi pada lansia

b. Jenis kelamin, tiga kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada

pria. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh factor hormonal dan

rangka tulang yang lebih kecil

c. Ras, kulit putih mempunyai risiko paling tinggi

d. Riwayat keluarga/keturunan, pada keluarga yang mempunyai riwayat

osteoporosis, anak-anak yang dilahirkan juga cenderung mempunyai

penyakit yang sama

e. Bentuk tubuh, adanya kerangka tubuh yang lemah dan scoliosis vertebra

menyebabkan penyakit ini. Keadaan ini terutama terjadi pada wanita

antara usia 50-60 tahun dengan densitas tulang yang rendah dan diatas

usia 70tahun dengan BMI yang rendah.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 48

Factor risiko yang dapat diubah :

a. Merokok

b. Defisisensi vitamin dan gizi (antara lain protein), kandungan garam

pada makanan, peminum alcohol dan kopi yang berat. Nikotin dalam

rokok menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari

darah ke tulang sehingga pembentukan tulang oleh osteoblast menjadi

melemah. Mengkonsumsi kopi lebih dari 3 cangkir perhari

menyebabkan tubuh selalu ingin berkemih. Keadaan tersebut

menyebabkan banyak kalsium terbuang bersama air kencing.

c. Gaya hidup, aktivitas fisik yang kurang dan imobilisasi dengan

penurunan penyangga berat badan merupakan stimulus penting bagi

resorspi tulang. Beban fisik yang terintegrasi merupakan penentu dari

puncak massa tulang

d. Gangguan makan (anoreksia nervosa)

e. Menopause dini, menurunnya kadar estrogen menyebabkan resorpsi

tulang menjadi lebih cepat sehingga akan terjadi penurunan massa

tulang yang banyak.

f. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti diuretic, glukokortikoid,

antikonvulsan, hormone tiroid berlebihan, dan kortikosteroid.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 49

Faktor-Faktor Etiologi Yang Mempengaruhi Pengurangan Massa

Tulang Pada Usia Lanjut Adalah :

A. Determinan Massa Tulang

1. Faktor genetik

Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat

kepadatan tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang

cukup besar dan yang lain kecil. Sebagai contoh, orang kulit

hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih

kuat/berat dari bangsa Kaukasia.

2. Faktor mekanis

Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping

faktor genetik. Bertambahnya beban akan menambah massa

tulang dan berkurangnya beban akan mengakibatkan

berkurangnya massa tulang. Dengan perkataan lain dapat

disebutkan bahwa ada hubungan langsung dan nyata antara

massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut menunjukkan

respons terhadap kerja mekanik. Beban mekanik yang berat

akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang

yang besar.

Sebagai contoh adalah pemain tenis atau pengayuh becak,

akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun

tulangnya terutama pada lengan atau tungkainya; sebaliknya

atrofi baik pada otot maupun tulangnya akan dijumpai pada

pasien yang harus istrahat di tempat tidur dalam waktu yang

lama, poliomielitis atau pada penerbangan luar angkasa.

Walaupun demikian belum diketahui dengan pasti berapa

besar beban mekanis yang diperlukan dan berapa lama untuk

meningkatkan massa tulang di sampihg faktor genetic.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 50

3. Faktor makanan dan hormon

Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi

yang cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan

mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetik yang

bersangkutan. Pemberian makanan yang berlebih (misainya

kalsium) di atas kebutuhan maksimal selama masa

pertumbuhan, disangsikan dapat menghasilkan massa tulang

yang melebihi kemampuan pertumbuhan tulang yang

bersangkutan sesuai dengan kemampuan genetiknya.

B. Determinan Penurunan Massa Tulang

1. Faktor genetik

Faktor genetik berpengaruh terhadap risiko terjadinya fraktur.

Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah

mendapat risiko fraktur dari pada seseorang dengan tulang yang

besar. Sampai saat ini tidak ada ukuran universal yang dapat

dipakai sebagai ukuran tulang normal. Setiap seseorang

mempunyai ketentuan normal sesuai dengan sifat genetiknya

serta beban mekanis dan besar badannya. Apabila seseorang

dengan tulang yang besar, kemudian terjadi proses penurunan

massa tulang (osteoporosis) sehubungan dengan lanjutnya usia,

maka seseorang tersebut relatif masih mempunyai tulang lebih

banyak dari pada seseorang yang mempunyai tulang kecil pada

usia yang sama.

2. Faktor mekanis

Di lain pihak, faktor mekanis mungkin merupakan faktor yang

terpenting dalarn proses penurunan massa tulang sehubungan

dengan lanjutnya usia. Walaupun demikian telah terbukti bahwa

ada interaksi panting antara faktor mekanis dengan faktor nutrisi

hormonal. Pada umumnya aktivitas fisik akan menurun dengan

bertambahnya usia dan karena massa tulang merupakan fungsi

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 51

beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan menurun

dengan bertambahnya usia.

3. Kalsium

Faktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam

proses penurunan massa tulang sehubungan dengan

bertambahnya usia, terutama pada wanita post menopause.

Kalsium merupakan nutrisi yang sangat penting. Wanita-wanita

pada masa peri menopause, dengan masukan kalsiumnya rendah

dan absorbsinya tidak baik akan mengakibatkan keseimbangan

kalsiumnya menjadi negatif, sedang mereka yang masukan

kalsiumnya baik dan absorbsinya juga baik, menunjukkan

keseimbangan kalsium positif. Dari keadaan ini jelas, bahwa

pada wanita masa menopause ada hubungan yang erat antara

masukan kalsium dengan keseimbangan kalsium dalam

tubuhnya. Pada wanita dalam masa menopause keseimbangan

kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta absorbsinya

kurang serta ekskresi melalui urin yang bertambah. Hasil akhir

kekurangan/kehilangan estrogen pada masa menopause adalah

pergeseran keseimbangan kalsium yang negatif, sejumiah 25 mg

kalsium sehari.

4. Protein

Protein juga merupakan faktor yang penting dalam

mempengaruhi penurunan massa tulang. Makanan yang kaya

protein akan mengakibatkan ekskresi asam amino yang

mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan meningkatkan

ekskresi kalsium. Pada umumnya protein tidak dimakan secara

tersendiri, tetapi bersama makanan lain. Apabila makanan

tersebut mengandung fosfor, maka fosfor tersebut akan

mengurangi ekskresi kalsium melalui urin. Sayangnya fosfor

tersebut akan mengubah pengeluaran kalsium melalui tinja.

Hasil akhir dari makanan yang mengandung protein berlebihan

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 52

akan mengakibatkan kecenderungan untuk terjadi keseimbangan

kalsium yang negative.

5. Estrogen.

Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan

mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal

ini disebabkan oleh karena menurunnya efisiensi absorbsi

kalsium dari makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium

di ginjal.

6. Rokok, kopi dan Alkohol

Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan

mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai

masukan kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh merokok

terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan tetapi

kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin

maupun tinja. Alkoholisme akhir-akhir ini merupakan masalah

yang sering ditemukan. Individu dengan alkoholisme

mempunyai kecenderungan masukan kalsium rendah, disertai

dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang

jelas belum diketahui dengan pasti .

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 53

Osteoporosis postmenopause terjadi karena kekurangan estrogen atau

hormon utama pada wanita yang membantu mengatur pengangkatan kalsium ke

dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia

diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih

lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita

Osteoporosis postmenopause, pada wanita kulit putih dan daerah timur lebih

mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan

kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara

kecepatan hancurnya tulang dan pembentukkan tulang yang baru. Senilis yaitu

keadaan penurunan massa tulang yang hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit

ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan dua kali lebih sering

menyerang wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan

postmenopause.

Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang

penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda

yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang

normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

Selain itu, diketahui pula, bahwa penyebab primer dari osteoporosis

adalah defisiensi estrogen dan perubahan yang berhubungan dengan penuaan

sedangkan penyebab sekundernya terdapat beberapa presdiposisi yaitu sebagai

berikut:

1. Sejarah keluarga: sejarah keluarga juga mempengaruhi penyakit ini,

pada keluarga yang mempunyai sejarah osteoporosis, anak-anak

yang dilahirkannya cenderung akan mempunyai penyakit yang sama

2. Gangguan endokrin, meliputi: hiperparatiroidisme, hipogonadisme,

hipertiroidisme, diabetes mellitus, penyakit cushing, prolaktinoma,

akromegali, insufisinesi adrenal

3. Gangguan nutrisi dan gastroentestinal, meliputi: penyakit inflamasi

usus besar (inflamatory bowel disease), celiac disease, malnutrisi,

riwayat pembedahan gastric bypass, penyakit hati kronis, anoreksia

nervosa, vitamin D dan kalsium defisiensi

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 54

4. Penyakit ginjal, meliputi: gagal ginjal kronik (GGK), dan idiopatik

hiperkalsiuria

5. Penyakit rematik, meliputi: reumatoid artritis, ankylosing

spondylitis, lupus eritematosus sistemik

6. Gangguan hematologi, meliputi: multupel mieloma, talasemia,

leukemia, limfoma, hemofilia, sickle cell disease, dan mastositosis

sistemik

7. Gangguan genetik, meliputi: kistik fibrosis, osteogenesis

imperferkta, homocystinuria, sindrome Ehlers-Danlos, sindrome

Marfan, hemokromatosis, hipofosfatasia.

8. Gangguan lainnya, meliputi: porfiria, sarcoid, imobilisasi,

kehamilan/laktasi, kronik obstruksi pulmonary disease (COPD),

nutrisi pareneteral, HIV/AIDS

9. Obat-obatan. Beberapa golongan obat yang meningkatkan

kehilangan matriks tulang meliputi berikut ini:

a. Kortikosteroid: prednison (≥ 5mg/hari minimal pemberian ≥ 3

bulan)

b. Antikonvulsan: phenytoin, barbiturates, karbamazepine, (agen-

agen ini berhubungan dengan defisiensi vitamin D)

c. Heparin (penggunaan jangka panjang)

d. Kemoterapetik/obat-obatan transplantasi: siklosporin,

tacrolimus, platinum compounds, siklofosfamida, ifosfamide,

metotreksat

e. Hormonal/terapi endokrin: gonadotropin release hormon agonist,

luteinizing hormon release hormon analogs,

depomedroxyprogesteron excessive tiroid supplementation

f. Litium

g. Aromatase inhibitors: exemetane, anastrozole.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 55

Penyebab Penyakit Osteoporosis lainnya

1. Kekurangan kadar kalsium.

2. Penggunaan obat-obatan tertentu.

3. Kekurangan hormon estrogen.

4. Sering mengkonsumsi alkohol.

5. Kurang berolahraga berkurangnya beban mekanik

6. Kekurangan cairan (dehidrasi).

7. Duduk terlalu lama.

8. Sering mengkonsumsi makanan siap saji.

9. Faktor keturunan.

10. Sering mengkonsumsi kopi

11. Mengkonsumsi daging merah dan soda.

Faktor penting yang dapat mempengaruhi kejadian osteoporosis dapat

berasal dari faktor diet, fisik, sosial, medis, iatrogenik, dan faktor genetik.

Kalsium yang tidak memadai, fosfat/protein yang berlebihan, dan juga

masukan vitamin yang tidak memadai pada orang tua. Faktor resiko yang

merupakan faktor fisik yaitu imobilisasi dan gaya hidup duduk terus-menerus

(sedentary). Kebiasaan menggunakan alkohol, sigaret, kafein adalah faktor

sosial yang memicu terjadinya osteoporosis.

Selain faktor diatas. Kelainan kronis, endoskrinopati (lihat osteoprosis

sekunder), penggunaan kortikosteroid, penggunaan hormon tiroid yang

berlebihan, kemoterapi, loop diuretik, antikonvulsan, tetrasiklin dan terapi

radiasi merupakan faktor medis dan iatrogenik. Genetik/familial biasanya

berhubungan dengan massa tulang suboptimal pada maturitas.

Banyak faktor pemicu yang mempengaruhi kekuatan tulang seseorang.

Di bawah ini beberapa hal yang bisa menyebabkan penurunan kekuatan atau

massa tulang, yaitu:

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 56

1. Usia. Faktanya, di atas usia 35 tahun, kepadatan tulang akan menurun.

Menopause (berhenti haid). Saat kadar hormon estrogen menurun setelah

menopause, kepadatan tulang juga menurun.

Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun.

Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria

dalam mengalami kehilangan tulang trabekula karena proses penuaan,

penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.

2. Kadar testosteron rendah. Pada pria, hormon testosteron memperlambat

resorpsi (proses asimilasi atau pemecahan) tulang yang cara kerjanya

sama seperti hormon estrogen pada wanita. Kadar testosteron yang

rendah akan menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan

menyebabkan osteoporosis.

3. Wanita

Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan

pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh

sejak usia 35 tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang

dapat terjadi pada usia 45 tahun.

4. Ras/Suku

Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia

memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi

kalsium wanita asia rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90%

intoleransi laktosa dan menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita

kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun

rendah.

5. Keturunan Penderita Osteoporosis

Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-

hatilah. Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang

tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya

dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama.

Riwayat keluarga dan kelompok etnik dapat meningkatkan risiko

terjadinya osteoporosis. Orang dari ras Kaukasia dan Asia lebih berisiko

mengalami osteoporosis.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 57

6. Gaya Hidup Kurang Baik

Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya

mengandung fosfor yang merangsang pembentukan dan peningkatan

hormon parathyroid, penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah.

7. Minuman berkafein dan beralkohol.

Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan

tulang keropos, rapuh dan rusak. Hal ini dipertegas oleh Dr.Robert Heany

dan Dr. Karen Rafferty dari creighton University Osteoporosis Research

Centre di Nebraska yang menemukan hubungan antara minuman berkafein

dengan keroposnya tulang. Hasilnya adalah bahwa air seni peminum kafein

lebih banyak mengandung kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses

pembentukan tulang. Selain itu kafein dan alkohol bersifat toksin yang

menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas).

8. Malas Olahraga

Mereka yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses

osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan

massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka

otot akan memacu tulang untuk membentuk massa. Untuk memperoleh

kekuatan tulang, tulang harus diberi tekanan dengan memberikan latihan

beban, terutama saat tulang tumbuh.

9. Merokok

Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok

sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya

mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga

membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang

sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses

pelapukan. Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa

mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke

seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan

tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporosis baik

secara langsung tidak langsung. Saat masih berusia muda, efek nikotin

pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 58

masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek rokok pada tulang

akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah

berhenti.

10. Kurang Kalsium

Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang

akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di

tulang (Nancy E. Lane, Osteoporosis, 2001)

11. Mengkonsumsi Obat

Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada

penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit

osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi

massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain

itu, obat heparin dan anti kejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis.

12. Penyakit lain. Beberapa penyakit dapat mempengaruhi regenerasi tulang

normal sehingga meningkatkan risiko osteoporosis (misalnya gagal

ginjal, penyakit hati).

13. Berat badan rendah.

Pola makan buruk. Kurang mengonsumsi makanan yang kaya kalsium

dan vitamin D berperan dalam osteoporosis.

14. Kehamilan dan menyusui. Walaupun jarang terjadi, seorang wanita dapat

mengalami osteoporosis selama hamil, walaupun alasan untuk hal ini

belum jelas. Biasanya tulang pulih kembali setelah wanita tersebut

berhenti menyusui.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 59

Tabel 1. Faktor Resiko Osteoporosis

Umur Setiap peningkatan umur 1 dekade berhubungan

dengan paningkatan resiko 1,4-1,8

Genetik Etnis (kaukasus/oriental > orang hitam/Polinesia)

Gender (perempuan > laki-laki)

Riwayat keluarga

Lingkungan Makanan, defisiensi kalsium

Aktifitas fisik dan pembebanan mekanik

Obat-obatan, misalnya kortikosteroid, anti

konvulsan, heparin

Merokok

Alcohol

Jatuh (trauma)

Hormon endrogen dan penyakit kronik Defisiensi estrogen

Defisiensi androgen

Gastrektomi, sirosis, tirotoksikosis,

hiperkortisolisme

Sifat fisik tulang Densitas massa tulang

Ukuran dan geometri tulang

Mikroarsitektur tulang

Komposisi tulang

Page 60: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 60

2.6 Patofisiologi Osteoporosis

Peran Estrogen Pada Tulang

Struktur estrogen vertebra terdiri dari 18 karbon dengan 4 cincin.

Estrogen manusia dibagi 3 kelompok, yaitu estron (E1), 17β-estradiol (E2),

estrasiol (E3). Selain itu juga terdapat jenis-jenis estrogen lain, seperti estrogen

dari tumbuh-tumbuhan (fitoestrogen), estrogen sintetik (misalnya

etinilestradiol, dietilstilbestrol, klomifen sitrat), xenobiotic (DDT, bifenol dll).

Saat ini terdapat struktur lain yang dikenal sebagai anti-estrogen, tetapi pada

organ non-reproduktif bersifat estrogenic, struktur ini disebut selective estrogen

receptor modulators (SERMs).

Estrogen yang terutama dihasilkan oleh ovarium adalah estradiol.

Estrogen dihasilkan oleh tubuh manusia tetapi terutama berasal dari luar

ovarium, yaitu dari konversi androstenedion pada jaringan perifer. Estriol

merupakan estrogen yang terutama didapatkan didalam urin, berasal dari

hidroksilasi-16 estron dan estradiol. Estrogen berperan pada pertumbuhan tanda

Page 61: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 61

seks sekunder mukosa vagina, penipisan mucus serviks dan pertumbuhan

saluran-saluran pada payudara. Selain itu estrogen juga mempengaruhi profil

lipid dan endotel pembuluh darah, hati, tulang, susunan saraf pusat, system

imun, system kardiovaskular dan system gastroinstestinal.

Saat ini telah ditemukan 2 macam reseptor estrogen (ER), yaitu reseptor

estrogen-α (ERα) dan reseptor estrogen-β (ERβ). ERα dikode oleh gen yang

terletak di kromosom 6 dan terdiri dari 595 asam amino. Sampai saat ini, fungsi

ERβ belum diketahui secara pasti. Selain itu, distribusi kedua reseptor ini

bervariasi pada berbagai jaringan, misalnya di otak, ovarium, uterus, dan

prostat. Reseptor estrogen juga diekspresikan oleh berbagai sel tulang, termasuk

osteoblast, osteosit, osteoklas, dan kondrosit. Ekspresi ERα dan ERβ meningkat

bersamaan dengan diferensiasi dan maturasi osteoblast. Laki-laki dengan

osteoporosis idiopatik mengekspresikan mRNA ERα yang rendah pada

osteoblast maupun osteosit. Delesi ERα pada tikus jantan dan betina

menyebabkan penurunan densitas tulang, sedangkan perusakan gen ERβ pada

wanita ternyata meningkatkan bone mineral content (BMC) tulang kortikal

walaupun pada tikus tidak memberikan perubahan pada tulang kortikal mau[un

trabecular. Delesi gen ERα dan ERβ juga menurunkan kadar IGF-1 serum.

Estrogen merupakan regulator pertumbuhan dan homeostatis tulang

yang penting. Estrogen memiliki efek langsung dan tak langsung pada tulang.

Efek tak langsung meliputi estrogen terhadap tulang berhubungan dengan

homeostatis kalsium yang meliputi regulasi absorpsi kalsium diusus, modulasi

1,25 (OH)2D, eksresi Ca di ginjal dan sekresi hormone paratiroid (PTH).

Terhadap sel-sel tulang, estrogen memiliki beberapa efek. Efek-efek ini

akan meningkatkan formasi tulang dan menghambat reabsorpsi tulang oleh

ostoklas.

Didalam kehidupan, tulang akan selalu mengalami proses perbaharuan.

Tulang memiliki 2 sel, yaitu osteoklas (bekerja untuk menyerap dan

menghancurkan / merusak tulang) dan osteoblas (sel yang bekerja untuk

membentuk tulang). (Compston, 2002).

Page 62: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 62

Kartilago hialin adalah jaringan elastis yang 95% terdiri dari air dan

matrik ekstra selular, 5 % sel kondrosit. Fungsinya sebagai penyangga juga

pelumas sehingga tidak menimbulkan nyeri pada saat pergerakan sendi.

Apabila kerusakan jaringan rawan sendi lebih cepat dari kemampuannya

untuk memperbaiki diri, maka terjadi penipisan dan kehilangan pelumas

sehingga kedua tulang akan bersentuhan. Inilah yang menyebabkan rasa nyeri

pada sendi lutut. Setelah terjadi kerusakan tulang rawan, sendi dan tulang ikut

berubah.

Tulang yang sudah tua dan pernah mengalami keretakan, akan dibe

ntuk kembali. Tulang yang sudah rusak tersebut akan diidentifikasi oleh sel

osteosit (sel osteoblas menyatu dengan matriks tulang). (Cosman, 2009).

Kemudian terjadi penyerapan kembali yang dilakukan oleh sel osteoklas

dan nantinya akan menghancurkan kolagen dan mengeluarkan asam.

(Tandra, 2009). Dengan demikian, tulang yang sudah diserap osteoklas akan

dibentuk bagian tulang yang baru yang dilakukan oleh osteoblas yang berasal

dari sel prekursor di sumsum tulang belakang setelah sel osteoklas hilang.

(Cosman, 2009).

Menurut Ganong, ternyata endokrin mengendalikan proses remodeling

tersebut. Dan hormon yang mempengaruhi yaitu hormon paratiroid

(resorpsi tulang menjadi lebih cepat) dan estrogen (resorpsi tulang akan

menjadi lama). Sedangkan pada osteoporosis, terjadi gangguan pada osteoklas,

sehingga timbul ketidakseimbangan antara kerja osteoklas dengan osteoblas.

Aktivitas sel osteoclas lebih besar daripada osteoblas. Dan secara menyeluruh

massa tulang pun akan menurun, yang akhirnya terjadilah pengeroposan tulang

pada penderita osteoporosis. (Ganong, 2008)

Tulang terdiri atas sel dan matriks. Terdapat dua sel yang penting

pada pembentukan tulang yaitu osteoclas dan osteoblas. Osteoblas berper

an pada pembentukan tulang dan sebaliknya osteoklas pada proses resorpsi

tulang. Matriks ekstra seluler terdiri atas dua komponen, yaitu anorganik sekitar

30-40% dan matrik inorganik yaitu garam mineral sekitar 60-70 %. Matrik

inorganik yang terpenting adalah kolagen tipe 1 ( 90%), sedangakan komponen

Page 63: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 63

anorganik terutama terdiri atas kalsium dan fosfat, disamping magnesium,

sitrat, khlorid dan karbonat.

Dalam pembentukan massa tulang tersebut, tulang akan mengalami

perubahan selama kehidupan melalui tiga fase: Fase pertumbuhan, fase

konsolidasi dan fase involusi. Pada fase pertumbuhan sebanyak 90% dari massa

tulang dan akan berakhir pada saat epifisis tertutup. Sedangkan pada tahap

konsolidasi yang terjadi usia 10-15 tahun. Pada saat ini massa tulang bertambah

dan mencapai puncak ( peak bone mass ) pada pertengahan umur tiga puluhan.

Serta terdapat dugaan bahwa pada fase involusi massa tulang berkurang ( bone

Loss ) sebanyak 35-50 tahun.

Penyakit osteoporosis selama ini dikenal dalam masyarakat dimana

tulang menjadi keropos. Osteoporosis adalah kondisi progresif di mana tulang

menjadi lemah dan secara struktural lebih mungkin untuk fraktur atau patah.

Biasanya, tubuh membentuk jaringan tulang baru yang diserap oleh tubuh untuk

menyeimbangkan jumlah jaringan tulang yang dipecah dalam tubuh. Ini adalah

proses alami yang terjadi pada tubuh setiap manusia. Sepanjang bagian awal

kehidupan, jumlah tulang yang hilang dan jumlah yang diperoleh tetap

seimbang. Massa tulang (ukuran dan ketebalan) meningkat selama masa kanak-

kanak dan kehidupan dewasa awal, mencapai maksimum pada usia 20 sampai

25.

Menopause yang biasanya terjadi pada wanita usia 40-an atau 50-an,

secara dramatis meningkatkan kecepatan keropos tulang, itulah yang

menyebabkan osteoporosis pada wanita cenderung lebih tinggi dibandingkan

pria. Penyakit osteoporosis terjadi ketika tubuh kehilangan tulang lebih cepat

daripada yang dapat membentuk tulang baru. Seiring waktu, ketidakseimbangan

antara kerusakan tulang dan pembentukan menyebabkan massa tulang menurun,

sehingga patah tulang terjadi lebih mudah.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 64

Osteoporosis Tipe I Dan II

Osteoporosis dibagi 2 kelompok, yaitu osteoporosis primer

(involusional) dan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer adalah

osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan osteoporosis

sekunder adalah osteoporosis yang diketahui penyebabnya. Pada tahun 1940-an,

Albirght mengemukakan pentingnya estrogen pada pathogenesis osteoporosis.

Kemudian pada tahun 1983, Riggs dan Melton, membagi osteoporosis primer

atas osteoporosis tipe I dan tipe II. Osteoporosis tipe I, disebut juga

osteoporosis pasca menopause. Osteoporosis tipe II, disebut juga osteoporosis

senilis disebabkan oleh gangguan absorpsi kalsium di usus sehingga

menyebabkan hiperparatiroidisme sekunder yang mengakibatkan timbulnya

osteoporosis tipe II. Selain itu pemberian kalsium dan vitamin D pada

osteoporosis tipe II juga tidak memberikan hasil yang adekuat. Akhirnya pada

tahun 1990-an Riggs dan Melton memperbaiki hipotesisnya dan

mengemukakan bahwa estrogen menjadi factor yang sangat berperan pada

timbulnya osteoporosis primer, baik pasca menopause maupun senilis.

Secara garis besar patofisiologi osteoporosis berawal dari adanya m

assa puncak tulang yang rendah disertai adanya penurunan massa tulang. Massa

puncak tulang yang rendah ini diduga berkaitan dengan faktor genetic,

sedangkan faktor yang menyebabkan penurunan massa tulang adalah proses

ketuaan, menopause, faktor lain seperti obat-obatan atau aktifitas fisik yang

kurang serta faktor genetik. Akibat massa

puncak tulang yang rendah disertai adanya penurunan massa tulang

menyebabkan densitas tulang menurun yang merupakan faktor resiko terjadinya

fraktur.

Kejadian osteoporosis dapat terjadi pada setiap umur kehidupan.

Penyebabnya adalah akibat terjadinya penurunan bone turn over yang terjadi

sepanjang kehidupan. Satu dari dua wanita akan mengalami osteoporosis,

sedangkan pada laki-laki hanya 1 kasus osteoporsis dari lebih 50 orang laki-

laki. Dengan demikian insidensi osteoporosis pada wanita jauh lebih banyak

daripada laki-laki.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 65

Hal ini diduga berhubungan dengan

adanya fase masa menopause dan proses kehilangan estrogen pada wanita jauh

lebih banyak. Percepatan pertumbuhan tulang, yang mencapai massa puncak

tulang berkisar pada usia 20 - 30 tahun, kemudian terjadi perlambatan formasi

tulang dan dimulai resorpsi tulang yang lebih dominan. Keadan ini bertahan

sampai seorang wanita apabila mengalami menopause akan terjadi percepatan

resorpsi tulang, sehingga keadaan ini tulang menjadi sangat rapuh dan mudah

terjadi fraktur.

Setelah usia 30 tahun, resorpsi tulang secara perlahan dimulai dan

akhirnya akan lebih dominan dibandingkan dengan pembentukan tulang.

Kehilangan massa tulang menjadi cepat pada beberapa tahun pertama setelah

menopause dan akan menetap pada beberapa

tahun kemudian pada masa postmenopause. Proses ini terus berlangsung

pada akhirnya secara perlahan tapi pasti terjadi osteoporosis.

Percepatan osteoporosis tergantung dari hasil pembentukan tulang sampai

tercapainya massa tulang puncak.

Osteoporosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara

faktor genetic dan faktor lingkungan. Faktor genetic meliputi, usia, jenis

kelamin, ras keluarga, bentuk tubuh, tidak pernah melahirkan. Faktor mekanis

meliputi, merokok, alkohol, kopi, defisiensi vitamin dan gizi, gaya hidup,

mobilitas, anoreksia nervosa dan pemakaian obat-obatan. Kedua faktor diatas

akan menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah ke

tulang, peningkatan pengeluaran kalsium bersama urin, tidak tercapainya massa

tulang yang maksimal dengan resorbsi tulang menjadi lebih cepat yang

selanjutnya menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak dari pada

pembentukan tulang baru sehingga terjadi penurunan massa tulang total yang

disebut osteoporosis.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 66

Dalam keadaan normal pada tulang kerangka, tulang kerangka akan

terjadi suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan terjadi secara

seimbang, yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan tulang

(remodeling). Setiap perubahan dalam keseimbangan ini, misalnya apabila

proses resorbsi lebih besar dari pada proses pembentukan tulang, maka akan

terjadi pengurangan massa tulang dan keadaan inilah yang kita jumpai pada

osteoporosis.

Dalam massa pertumbuhan tulang, sesudah terjadi penutupan epifisis,

pertumbuhan tulang akan sampai pada periode yang disebut dengan periode

konsolidasi. Pada periode ini terjadi proses penambahan kepadatan tulang atau

penurunan porositas tulang pada bagian korteks. Proses konsolidasi secara

maksimal akan dicapai pada usia kurang lebih antara 30-45 tahun untuk tulang

bagian korteks dan mungkin keadaan serupa akan terjadi lebih dini pada tulang

bagian trabekula.

Sesudah manusia mencapai umur antara 45-50 tahun, baik wanita

maupun pria akan mengalami proses penipisan tulang bagian korteks sebesar

0,3-0,5% setiap tahun, sedangkan tulang bagian trabekula akan mengalami

proses serupa pada usia lebih muda. Pada wanita, proses berkurangnya massa

tulang tersebut pada awalnya sama dengan pria, akan tetapi pada wanita

sesudah menopause, proses ini akan berlangsung lebih cepat. Pada pria seusia

wanita menopause massa tulang akan menurun berkisar antara 20-30%, sedang

pada wanita penurunan massa tulang berkisar antara 40-50%. Pengurangan

massa tulang ini diberbagai bagian tubuh ternyata tidak sama.

Dengan teknik pemeriksaan tertentu dapat dibuktikan bahwa penurunan

massa tulang tersebut lebih cepat terjadi pada bagian-bagian tubuh seperti

berikut: metacarpal, kolum femuris serta korpus vertebra, sedang pada bagian

tubuh yang lain, misalnya : tulang paha bagian tengah, tibia dan panggul,

mengalami proses tersebut secara lambat.

Genetik, nutrisi, gaya hidup (misal merokok, konsumsi kafein dan

alkohol) dan aktivitas mempengaruhi puncak massa tulang. Kehilangan massa

tulang mulai terjadi setelah tercapainya puncak massa tulang (kepadatan

tulang). Pada pria massa tulang lebih besar dan tidak terjadi perubahan

Page 67: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 67

hormonal mendadak. Sedangkan pada perempuan, hilangnya estrogen pada saat

menopause dan pada saat ooforektomi meningkatkan percepatan resorpsi tulang

dan berlangsung terus selama tahun-tahun pascamenopause.

Diet kalsium dan tinggi vitamin D yang sesuai harus mencukupi untuk

mempertahankan remodelling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan

vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan

pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis. Asupan harian

kalsium yang dianjurkan (RDA: recomended daily allowance) meningkat pada

usia 11-24 tahun (adolesen dan dewasa muda) hingga 1200mg per hari, untuk

memaksimalkan puncak massa tulang. RDA untuk orang dewasa tetap 800mg,

tetapi pada perempuan pascamenopause 1000-1500mg perhari. Sedangkan pada

lansia dianjurkan mengkonsumsi kalsium dalam jumlah tidak terbatas, karena

penyerapan kalsium kurang efisien dan cepat diekskresikan melalui ginjal

(Smeltzer, 2002).

Demikian pula, bahan katabolik endogen (diproduksi oleh tubuh) dan

eksogen dapat menyebabkan osteoprosis. Penggunaan kortikosteroid yang

lama, sindrom cushing, hiperparatiroidisme, hipertirodisme menyebabkan

kehilangan tulang. Obat-obatan seperti isoniazid, heparin, tetrasklim, antasida

yang mengandung alumunium, furosemid, antikonvulsan, kortikosteroid dan

suplemen tiroid mempengaruhi penggunaan tubuh dan metabolisme kalsium.

Imobilitas juga mempengaruhi terjadinya osteoporosis. Ketika

diimobilisasi dengan gips, paralisis atau inaktivitas umum, tulang akan

diresorpsi lebih cepat dari pembentukkannya sehingga terjadi osteoporosis.

Osteoporosis merupakan abnormalitas pada proses remodelling tulang

dimana resorpsi tulang melebihi formasi tulang menyebabkan hilangnya massa

tulang. Mineralisasi tulang tetap terjadi. Remodelling tulang di gambarkan

dengan keseimbangan fungsi osteoblast dan osteoklast. Meskipun

pertumbuhan terhenti, remodelling tulang terus berlanjut. Proses dinamik

ini meliputi resorpsi pada suatu permukaan tulang dan deposisi pembentukkan

tulang pada tempat yang berlawanan. Hal ini dipengaruhi oleh beban berat

badan dan gravitasi, sama halnya dengan masalah seperti penyakit sistemik.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 68

Proses seluler dilaksanakan oleh sel tulang spesifik dan dimodulasi oleh

hormon lokal dan sistemik serta peptida.

Remodelling tulang terus terjadi pada tiap permukaan tulang dan

berlanjut sepanjang hidup. Jika massa tulang tetap pada dewasa, menunjukkan

terjadinya keseimbangan antara formasi dan resorpsi tulang. Keseimbangan ini

dilaksanakan oleh osteoblast dan osteoklast pada unit remodelling tulang.

Remodelling dibutuhkan untuk menjaga kekuatan tulang.

Kondisi Osteoporosis merupakan suatu hasil interaksi yang kompleks

menahun antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Berbagai faktor terlibat

dalan interaksi ini dengan menghasilkan suatu kondisi penyerapan tulang lebih

banyak dibandingkan dengan pembentukkan tulang yang baru. Kondisi ini

memberikan manifestasi penurunan massa tulang total. Kondisi Osteoporosis

yang tidak mendapatkan intervensi akan memberikan dua manifestasi penting

dimana tulang menjadi rapuh dan terjadinya kolaps tulang (terutama area

vertebrae yang mendapat tekanan tinggi pada saat berdiri). Hal ini akan

berlanjut pada berbagai kondisi dan masalah pada pasien dengan Osteoporosis.

Faktor nutrisi memengaruhi pertumbuhan osteoporosis, vitamin D

penting untuk resorpsi kalsium dan mineralisasi tulang normal dalam diet yang

mengandung kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan

remodeling tulang dan fungsi tubuh, asupan kalsium dan vitamin D yang tidak

mencukupi selama bertahun tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang

dan pertumbuhan osteoporosis. Lansia menyerap kalsium dalam diet yang

kurang efisien dan mensekresikan lebih cepat melalui ginjalnya, maka wanita

pascamenopouse dan lansia sesungguhnya perlu mengomsumsi kalsium dalam

jumlah tak terbatas.

Pada osteoporosis, terjadi proses pengurangan massa tulang dengan

mengikuti pola yang sama dan berakhir dengan terjadinya penipisan bagian

korteks serta pelebaran lumen, sehingga secara anatomis tulang tersebut tampak

normal. Titik kritis proses ini akan tercapai apabila massa tulang yang hilang

tersebut sudah sedemikian berat sehingga tulang yang bersangkutan sangat peka

terhadap trauma mekanis dan akan mengakibatkan terjadinya fraktur. Bagian-

bagian tubuh yang sering mengalami fraktur pada kasus osteoporosis adalah

Page 69: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 69

vertebra, paha bagian proksimal dan radius bagian distal. Osteoporosis dapat

terjadi oleh karena berbagai sebab, akan tetapi yang paling sering dan paling

banyak dijumpai adalah osteoporosis oleh karena bertambahnya usia.

Osteoporosis menunjukan adanya penurunan absolut dari jumlah tulang

yang diperlukan sebagai kekuatan penyangga mekanik. Berkurangnya massa

tulang, dan demikian pula dengan massa otot sesungguhnya berkaitan dengan

proses menua (penuaan). Hanya, apabila berkurangnya (hilangnya) jaringan

tulang cukup luas sampai menimbulkan gejala maka disebut osteoporosis.

Patogenesis Osteoporosis Tipe I

Setelah menopause, maka reabsorpsi tulang akan meningkat, terutama

pada decade awal setelah menopause, sehingga insidensi fraktur dapat terjadi.

Terutama fraktur pada vertebra dan radius distal meningkat. Penurunan densitas

tulang terutama pada tulang trabecular, terjadi karena memiliki permukaan yang

luas dan hal ini dapat dicegah dengan terapi sulih estrogen. Pertanda reabsorpsi

tulang dan penurunan formasi tulang, keduanya meningkat dan menunjukkan

adanya peningkatan bone turn over. Estrogen juga berperan menurunkan

produksi berbagai mononuclear, seperti IL-1, IL-6, dan TNF-a yang berperan

meningkatkan kerja osteoblas. Dengan demikian penurunan kadar estrogen

akibat menopause akan meningkatkan produksi berbagai sitokin tersebut

sehingga aktifitas osteoklas meningkat.

Selain peningkatan aktifitas osteoklas, menopause juga menurunkan

absorpsi kalsium di usus dan meningkatkan ekskresi kalsium di ginjal. Selain

itu, menopause juga menurunkan sintesis berbagai protein yang membawa 1,25

(OH)2D, sehingga pemberian estrogen akan meningkatkan konsentrasi

1,25(OH)2D didalam plasma. Tetapi pemberian estrogen transdermal tidak

akan meningkatkan sintesis protein tersebut, karena estrogen transdermal tidak

diangkut melewati hati. Walaupun demikian, estrogen transdermal tetap dapat

meningkatkan absorpsi kalsium di usus secara langsung tanpa dipengaruhi

vitamin D.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 70

Untuk mengatasi keseimbangan negative metabolisme kalsium akibat

menopause, maka kadar PTH akan meningkat terus pada wanita menopause,

sehingga osteoporosis akan semakin berat. Pada menopause, kadang kala

didapatkan peningkatan kadar kalsium serum, dan hal ini disebabkan oleh

menurunnya volume plasma, sehingga meningkatkan kadar kalsium yang

terikat albumin dan juga kadar kalsium dalam bentuk garam kompleks.

Peningkatan bikarbonat pada menopause terjadi akibat panurunan rangsang

respirasi, sehingga terjadi relative asidosis respiratorik (kadar asam/kadar CO2

meningkat dalam pernapasan). Walaupun terjadi peningkatan kadar kalsium

yang terikat albumin dan kalsium dalam garam kompleks, kadar ion kalsium

tetap sama dengan keadaan premenopausal.

Tabel 2. Karakteristik Osteoporosis Tipe I dan II

Tipe I Tipe II

Umur (tahun) 50-75 >70

Perempuan: laki-laki 6 : 1 2 : 1

Tipe kerusakan tulang Terutama trabekular Trabekular dan kortikal

Bone turnover Tinggi Rendah

Lokasi fraktur terbanyak Vertebra, radius distal Vertebra, kolum femoris

Fungsi paratiroid Menurun Meningkat

Efek estrogen Terutama skeletal Teruatam ekstraskeletal

Etiologi umum Defisiensi estrogen Penuaan. Defisiensi

estrogen

Page 71: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 71

Patogenesis Osteoporosis Tipe II

Selama hidupnya seorang wanita akan kehilangan tulang spinalnya

sebesar 42% dan kehilangan tulang femurnya sebesar 58%. Pada decade ke

delapan dan sembilan kehidupannya, terjadi ketidakseimbangan remodeling

tulang, dimana reabsorpsi tulang meningkat, sedangkan formasi tulang tidak

berubah atau menurun. Hal ini akan menyebabkan kehilangan massa tulang,

perubahan mikroarsitektur tulang dan peningkatan resiko fraktur. Peningkatan

reabsorpsi tulang merupakan resiko fraktur yang independen terhadap BDM.

Peningkatan osteokalsin seringkali didapatkan pada orang tua, tetapi hal ini

lebih menunjukkan peningkatan turn over tulang dan bukan peningkatan

formasi tulang.

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab penurunan fungsi

osteoblast pada orang tua, diduga karena penurunan kadar estrogen dan IGF-1.

Defisiensi kalsium dan vitamin D juga sering didapatkan pada orang tua.

Hal ini disebabkan oleh asupan kalsium dan vitamin D yang kurang, anoreksia,

malabsorpsi dan paparan sinar matahari yang rendah. Akibat defisiensi kalsium

akan timbul hiperparatiroidisme sekunder yang persisten/tetap sehingga akan

semakin meningkatkan reabsorpsi tulang dan kehilangan massa tulang, terutama

pada orang-orang yang tinggal di daerah 4 musim.

Aspek nutrisi yang lain adalah defisiensi protein yang juga ikut berperan

terhadap kehilangan massa tulang pada orang tua adalah factor genetic dan

lingkungan (merokok, alcohol, obat-obatan, imobilisasi lama).

Defisiensi estrogen, ternyata juga merupakan masalah yang penting

sebagai salah satu penyebab osteoporosis pada orang tua, baik pada laki-laki

maupun perempuan. Demikian juga kadar tertosteron pada laki-laki. Defisiensi

estrogen pada laki-laki juga berperan pada kehilangan massa tulang. Penurunan

kadar estradiol dibawah 40 pMol/L pada laki-laki akan menyebabkan

osteoporosis. Karena laki-laki tidak pernah mengalami menopause (penurunan

kadar estrogen yang mendadak), maka kehilangan massa tulang yang besar

seperti yang terjadi pada wanita tidak pernah terjadi. Falahati-Nini dkk

menyatakan bahwa estrogen pada laki-laki berfungsi mengatur reabsorpsi

tulang, sedangkan estrogen dan progesterone juga mengatur formasi tulang.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 72

Kehilangan massa tulang trabekula pada laki-laki berlangsung linier, sehingga

terjadi penipisan trabekula, tanpa disertai putusnya trabekula seperti pada

wanita yang disebabkan karena peningkatan reabsorpsi yang berlebihan akibat

penurunan kadar estrogen yang drastis pada waktu menopause.

Dengan bertambahnya umur, remodeling endokortikal dan intrakortikal

akan terus meningkat, sehingga pada wanita menopause apabila terjadi

kehilangan struktural tulang akibat peningkatan reabsorbsi maka akan terjadi

pada tulang kortikal dan hal tersebut meningkatkan resiko fraktur tulang

kortikal, misalnya pada femur proksimal. Total permukaan tulang untuk

remodeling tidak berubah dengan bertambahnya umur, hanya berpindah dari

tulang trabecular ke tulang kortikal. Namun, pada laki-laki tua, peningkatan

reabsorpsi endokortikal tulang panjang akan diikuti peningkatan formasi

periosteal, sehingga diameter tulang panjang akan meningkat dan menurunkan

resiko fraktur pada laki-laki tua.

Resiko fraktur yang juga harus diperhatikan adalah resiko terjatuh yang

lebih tinggi pada orang tua dibandingkan orang yang lebih muda. Hal ini

berhubungan dengan penurunakn kekuatan otot akibat gangguan keseimbangan

dan stabilitas postural, gangguan penglihatan, lantai yang licin atau tidak rata

dan lain sebagainya. Pada umumnya, resiko terjatuh pada orang tua tidak

disebakan oleh penyebab tunggal.

Osteoporosis Pada Laki-Laki

Osteoporosis pada laki-laki, seringkali kurang diperhatikan

dibandingkan dengan osteoporosis pada wanita. Pada dewasa muda, insidens

fraktur temyata lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita; hal ini dihubungkan

dengan insidens trauma yang lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita.

Dengan bertambahnya umur, insidens fraktur pada panggul makin meningkat,

tetapi peningkatan insidens fraktur pada laki-laki lebih lambat 5-10 tahun

dibandingkan wanita.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 73

Pada laki-laki, dengan bertambahnya umur, maka tulang kortikal akan

makin menipis, tetapi penipisan ini tidak secepat pada wanita, karena laki-laki

tidak pemah mengalami menopause. Selain itu, pada laki-laki kehilangan massa

tulang lebih bersifat penipisan, sedangkan pada wanita lebih diakibatkan oleh

kehilangan elemen trabekula dari tulang yang bersangkutan. Selama

pertumbuhan, massa tulang pada laki-laki juga lebih besar daripada wanita.

Laki-laki juga memiliki tulang trabekular yang lebih tebal korteksnya daripada

wanita. Pada laki-laki, ukuran kolum femoris akan makin besar dengan

bertambahnya umur, sedangkan pada wanita tidak. Hal ini akan menyebabkan

osteoporosis pada laki-laki lebih relatif lebih ringan dan risiko fraktur relatif

lebih kecil daripada wanita. Fraktur vertebra pada laki-laki juga lebih jarang,

kirakira hanya 50% pada wanita. Pada umumnya fraktur vertebra terjadi pada

torakal bawah dan terutama merupakan fraktur baji.

Etiologi Osteoporosis pada Laki-laki

Genetik

Laki-laki yang orang tuanya menderita osteoporosis, ternyata memiliki

densitas massa tulang yang lebih rendah dibandingkan laki-laki pada umumnya.

Selain itu laki-laki yang ibunya menderita fraktur panggul, ternyata memiliki

risiko yang lebih tinggi untuk menderita fraktur vertebra. Sampai saat ini, tidak

didapatkan gen spesifik yang mengatur massa tulang dan risiko fraktur pada

laki-laki.

Hipogonadisme

Hipogonadisme merupakan salah satu penyebab osteoporosis dan

gagalnya pencapaian puncak massa tulang pada laki-laki. Dalam hal ini, terapi

pengganti testostcron memiliki efek yang baik untuk meningkatkan massa

tulang pada laki-laki dengan hipogonadisme. Berbagai penyebab

hipogonadisme pada laki-laki harus dicari pada laki-laki dengan osteoporosis,

misalnya sindrom Klinefelter, hipogonadisme akibat hipogonadotropin,

hiperprolak-tinemia, orkitis akibat parotitis, kastrasi dsb. Seringkali

pemeriksaan hipogonadisme pada laki-laki tidak mudah dideteksi, karma

ukuran testes yang tetap normal, libido yang tetap normal, kadar testosteron

yang tetap normal walaupun kadar luteinizring hormon meningkat.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 74

Involusi

Dengan bertambahnya umur, terjadi penurunan massa dan densitas

tulang pada laki-laki, kira-kira 3-4% per-dekade setelah umur 40 tahun. Setelah

umur 50 tahun, kehilangan massa tulang lebih besar lagi, walaupun demikian

tetap lebih rendah dibandingkan wanita. Resorpsi endosteal pada laki-laki

tampaknya dapat dikompensasi dengan formasi periosteal, sehingga risiko

fraktur dan penurunan densitas tulang tidak sehebat pada wanita. Pada tulang

trabekular, penurunan densitas massa tulang pada kedua jenis kelamin

tampaknya sama, tetapi korteks tulang trabekular pada laki-laki lebih tebal

dibandingkan pada wanita, sehingga risiko fraktur juga lebih rendah.

Penyakit dan obat-obatan

Berbagai penyakit, obat-obatan dan gaya hidup dapat menyebabkan

osteoporosis sekunder pada laki-laki, misalnya glukokortikoid, merokok,

alkohol, insufisicn ginjal, hiperparatiroidisme, hiperkalsiuria, antikonvulsan

tirotoksikosis, imobilisasi lama, artritis reumatoid.

Idiopatik

Sekitar 30% osteoporosis pada laki-laki temyata tidak diketahui secara

jelas penyebabnya. Diagnosis osteoporosis idiopatik ditegakkan setelah semua

penyebab yang lain dapat disingkirkan. Saat ini diduga terdapat hubungan

antara osteoporosis idiopatik dengan rendahnya kadar IGF-I atau IGF-I binding

protein 3 (IGFBP-3).

Page 75: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 75

Gambar 1. Patogenesis Osteoporosis Pasca Menopause

Bone marrow

stromal cell + sell

mononuklear

Menopause

estrogen

HIL-1, TNF-α, IL-6,

M-CSF

osteoblas

TGF-β N.O

Sel endotel osteoklas

Diferensiasi dan muturasi osteoklas

Absorpsi

kalsium

Reabsorpsi kalsium

di ginjal

hipokalsemia

PTH

Reasorpsi tulang

Osteoporosis

Page 76: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 76

Gambar 2. Patogenesis Osteoporosis tipe II dan fraktur

Usia lanjut

Sekresi GH

dan IGF-1 Aktifitas fisik Sekresi estrogen

Gangguan fungsi osteoblas

Turn over tulang

Osteoporosis

Fraktur

Reabsorpsi

Ca di ginjal Difeisiensi vitamin D

aktifitas 1-α

hidroksilase, resistensi

terhadap vit D

Absorpsi Ca di

usus

Hiperparatiroidisme

sekunder

Resiko terjatuh ( kekuatan otot,

aktifitas otot, medikasi gangguan

keseimbangan, ganggan penglihatan

dll)

Page 77: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 77

2.7 Manifestasi Klinis Osteoporosis

Osteoporosis merupakan silent disease. Klien osteoporosis umumnya

tidak mempunyai keluhan sama sekali sampai orang tersebut mengalami

fraktur. Osteoporosis mengenai tulang di seluruh tubuh, tetapi paling sering

menimbulkan gejala pada daerah-daerah yang menyanggah berat badan atau

pada daerah yang mendapat tekanan (tulang vertebra dan kolumna

femoris). Korpus vertebra menunjukan adanya perubahan bentuk, pemendekan

dan fraktur kompresi. Hal ini mengakibatkan berat badan pasien menurun dan

terdapat lengkung vertebra abnormal (kifosis). Osteoporosis pada kolumna

femoris sering merupakan predisposisi terjadinya fraktur patologik (yaitu

fraktur akibat trauma ringan), yang sering terjadi pada pasien usia lanjut.

Massa total tulang yang terkena, mengalami penurunaan dan

menunjukan penipisan korteks serta trabekula. Pada kasus ringan, diagnosis

sulit ditegakkan karena adanya variasi ketebalan trabekular pada individu

”normal” yang berbeda.

Diagnosis mungkin dapat ditegakkan dengan radiologis maupun

histologist jika osteoporosis dalam keadaan berat. Struktur tulang, seperti yang

ditentukan secara analisis kimia dari abu tulang tidak menunjukan adanya

kelainan. Pasien osteoporosis mempunyai kalsium, fosfat, dan alkali fosfatase

yang normal dalam serum.

Page 78: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 78

Gejala osteoporosis tidak akan terlihat oleh kasat mata. Kecuali dengan

pemeriksaan rontgen, orang-orang baru mengetahui mereka menderita

osteoporosis ketika tulang mereka patah. Tulang yang paling berisiko patah

pada osteoporosis adalah tulang pergelangan tangan, tulang panggul, dan tulang

punggung (tulang belakang).

Osteoporosis tidak memiliki gejala apapun, karena itu sering dijuluki

sebagai ”pencuri diam-diam”, sampai suatu ketika penderita tiba-tiba

mengalami patah tulang. Patah tulang yang terjadi di sini tidak seharusnya

terjadi pada keadaan tulang yang normal, contohnya patah pada tulang panggul

akibat terpeleset pada posisi berdiri. Lokasi tulang yang sering terjadi patah

adalah tulang belakang dan lengan bawah, selain tulang panggul.

Akibat patah dan kompresi pada tulang belakang (tulang belakang

menjadi pipih) dapat terjadi nyeri pada tulang belakang dengan nyeri yang

menjalar ke tungkai bawah. Pasien tampak bungkuk, tinggi badan jadi

berkurang dan kadang-kadang juga mengalami nyeri di perut akibat penekanan

ke arah abdomen.

Patah pada tulang panggul menyebabkan pasien sulit menggerakkan

kakinya, seringkali pasien hanya dapat terbaring saja karena nyeri. Komplikasi

lebih lanjut akan timbul luka akibat berbaring terus, gangguan saluran napas

dan berbagai komplikasi lain yang selanjutnya dapat berakibat fatal sampai

menyebabkan kematian.

Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita

osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan

gejala pada beberapa penderita. Jika kepadatan tulang sangat berkurang yang

menyebabkan tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul kelainan

tulang dan nyeri tulang. Tulang-tulang yang terutama terpengaruh pada

osteoporosis adalah radius distal, korpus verterbrae terutama mengenai T8-L4

dan kollum femuralis.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 79

Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang

belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera

ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan didaerah tertentu

dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan.

Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini

akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan.

Jika beberapa tulang belakang hancur maka akan terbentuk kelengkungan yang

abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager) yang menyebabkan terjadinya

ketegangan otot dan rasa sakit.

Tulang lainnya bisa parah yang sering kali disebabkan oleh tekanan

yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah

patah tulang panggul. Selain itu, yang juga sering terjadi adalah patah tulang

lengan/radius didaerah persambungannya dengan pergelangan tangan yang

disebut fraktur Colles. Pada penderita osteoporosis, pada tulang cenderung

mengalami penyembuhan secara perlahan.

Manifestasi Osteoporosis :

1. Nyeri tulang akut. Nyeri terutama terasa pada tulang belakang,

nyeri dapat dengan atau tanpa fraktur yang nyata

2. Rasa sakit oleh karena adanya fraktur pada anggota gerak

3. Nyeri timbul mendadak

4. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yang terserang.

5. Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur

6. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika

melakukan aktivitas atau karena suatu pergerakan yang salah

7. Deformitas vertebra thorakalis menyebabkan penurunan tinggi

badan. Hal ini terjadi oleh karena adanya kompresi fraktur yang

asimtomatis pada vertebra.

8. Deformitas tulang. Dapat terjadi fraktur traumatic pada vertebra

dan menyebabkan kifosis angular yang menyebabkan medulla

spinalis tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis.

9. Gambaran klinis sebelum patah tulang, klien (terutama wanita tua)

biasanya datang dengan nyeri tulang belakang, bungkuk dan sudah

Page 80: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 80

menopause sedangkan gambaran klinis setelah terjadi patah tulang,

klien biasanya datang dengan keluhan punggung terasa sangat

nyeri (nyeri punggung akut), sakit pada pangkal paha, atau

bengkak pada pergelangan tangan setelah jatuh.

10. Postur tubuh kelihatan memendek atau penurunan tinggi badan

akibat dari Deformitas vertebra thorakalis. (Nancy E. Lane,

Osteoporosis, 2001)

11. Postur tubuh menjadi membungkuk.

12. Penderita akan cepat merasa kelelahan.

13. Sering merasakan kram di waktu malam hari.

2.8 Komplikasi Osteoporosis

Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas,

rapuh dan mudah patah. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa

terjadi fraktur kompresi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum

femoris dan daerah trokhanter, dan fraktur colles pada pergelangan tangan dan

berbagai macam fraktur lainnya. (Askep Osteoporosis.pdf). Penurunan fungsi,

dan nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Osteoporosis sering

mengakibatkan fraktur kompresi. Fraktur kompresi ganda vertebra

mengakibatkan deformitas skelet

Page 81: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 81

2.9 Pemeriksaan Diagnostik Osteoporosis

Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis

ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang.

Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan

lainnya yang menyebabkan osteoporosis.

Untuk mendiagnosa osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang

dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang

paling akurat adalah dual energi x-ray absorptiometry (DXA). Pemeriksaan ini

aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit.

DXA sangat berguna untuk wanita yang memiliki resiko tinggi menderita

osteoporosis, penderita yang diagnosisnya belum pasti dan penderita yang hasil

pengobatannya harus dinilai secara akurat.

Osteoporosis teridentifikasi ada pemeriksaan sinar-x rutin bila sudah

terjadi demineralisasi 25 samai 40 tampak radiolsensi tulang ketika vetebra

kolas, vetebra torakalis menjadi berbentuk baji dan vetebra lumbalis menjadi

bikonkaf pemeriksaan laboratrium (mis. kalsium serum, fosfatserum, fosfatase

alkali, ekskresi kalsium urine ekresihidroksi rolin urine, hematokrit, laju endap

darah) dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis

medis lain (mis mieloma multile osteomalasia, hyperaratyoidisme, keganasan)

yang juga menyumbang terjadi kehilangan tulang. Absorsimetri foton-tunggal

dapat di gunakan untuk memantau massa tulang pada tulang kortikal ada sendi

pergelangan tangan absorsiometrib dua-fotondal energi x ray absorbsimetry

(DEXA), dan Ct mamo memberikan informasi mengenai massa tulang ada

tulang belakang dan panggul, sangat berguna untuk identifikasi tulang

osteoporosis dan mengkaji respon terhadap terapi

Diagnosa Banding

1. Hiperparatiroidisme

2. Multiple mieloma

3. Osteomalasia dan renal osteodystrophy

4. Paget disease

Page 82: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 82

Pemeriksaan Diagnostik Osteoporosis

a. Pemeriksaan radiologik

Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan

korteks dan daerah trabekuler yang lebih luas. Hal ini akan tampak

pada tulang-tulang vertebra yang memberikan gambaran picture-

frame vertebra. Gejala radiologis yang khas adalah densitas atau

massa tulang yang menurun yang dapat dilihat pada vertebra

spinalis. Dinding dekat korpus vertebra biasanya merupakan lokasi

yang paling berat. Penipisan korteks dan hilangnya trabekula

transfersal merupakan kelainan yang sering ditemukan. Lemahnya

korpus vertebra menyebabkan penonjolan yang menggelembung

dari nukleus pulposus ke dalam ruang intervertebral dan

menyebabkan deformitas bikonkaf.

b. Pemeriksaan densitas massa tulang (Densitometri)/ BMD (Bone

Mineralo Densitometry)

Densitometri tulang merupakan pemeriksaan yang akurat dan untuk

menilai densitas massa tulang, seseorang dikatakan menderita

osteoporosis apabila nilai BMD ( Bone Mineral Density ) berada

dibawah -2,5 dan dikatakan mengalami osteopenia (mulai

menurunnya kepadatan tulang) bila nilai BMD berada antara -2,5

dan -1 dan normal apabila nilai BMD berada diatas nilai -1. Bone

Mineralomentry atau Bone Mineralo Densitometry (BMD)

merupakan suatu pemeriksaan kuantitatif untuk mengukur

kandungan mineral tulang. Alat ini sangat membantu seseorang yang

hendak mengetahui, secara sederhana, apakah seseorang mengalami

osteoporosis atau tidak.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 83

c. Ultra Sono Densitometer (USG) metode Quantitative Ultrasound

(QUS)

Salah satu metode yang lebih murah dengan menilai densitas massa

tulang perifer menggunakan gelombang ultrasound yang menembus

tulang. Dalam pemeriksaan ini, yang dinilai adalah kekuatan dan

daya tembus gelombang yang melewati tulang dengan ultra broad

band tanpa risiko radiasi. Adanya elastisitas tulang membuktikan

adanya kecepatan tembus gelombang dan kekuatan tulang dengan

ultrasound.

Beberapa metode yang digunakan untuk menilai densitas massa tulang:

1. Single-Photon Absortiometry (SPA)

Pada SPA digunakan unsur radioisotop I yang mempunyai energi photon

rendah guna menghasilkan berkas radiasi kolimasi tinggi. SPA digunakan

hanya untuk bagian tulang yang mempunyai jaringan lunak yang tidak

tebal seperti distal radius dan kalkaneus.

2. Dual-Photon Absorptiometry (DPA)

Metode ini mempunyai cara yang sama dengan SPA. Perbedaannya

berupa sumber energi yang mempunyai photon dengan 2 tingkat energi

yang berbeda guna mengatasi tulang dan jaringan lunak yang cukup tebal

sehingga dapat dipakai untuk evaluasi bagian-bagian tubuh dan tulang

yang mempunyai struktur geometri komplek seperti pada daerah leher

femur dan vetrebrata. Digunakan untuk mengukur vertebra dan kolum

femoris.

3. Quantitative Computer Tomography (QCT)

Merupakan densitometri yang paling ideal karena mengukur densitas

tulang secara volimetrik. Merupakan salah satu metode yang dapat

digunakan untuk menilai mineral tulang secara volumetrik dan

trabekulasi tulang radius, tibia dan vertebra.

Page 84: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 84

4. Sonodensitometri

Sebuah metode yang digunakan untuk menilai densitas perifer dengan

menggunakan gelombang suara dan tanpa adanya resiko radiasi.

5. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI dalam menilai densitas tulang trabekula melalui dua langkah yaitu

pertama T2 sumsum tulang dapat digunakan untuk menilai densitas serta

kualitas jaringan tulang trabekula dan yang kedua untuk menilai

arsitektur trabekula. Dapat mengukur struktur trabekulasi dan

kepadatannya. Tidak memakai radiasi, hanya dengan lapangan magnet

yang sangat kuat, tetapi pemeriksaan ini mahal dan memerlukan sarana

yang banyak.

6. Biopsi tulang dan Histomorfometri

Merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk memeriksa kelainan

metabolisme tulang. Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan

berguna untuk memberikan informasi mengenai keadaan osteoklas,

osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Biopsi

dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka.

7. CT-Scan

CT-Scan dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang

mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi follow up. Mineral

vertebra diatas 110 mg/cm3

biasanya tidak menimbulkan fraktur vertebra

atau penonjolan, sedangkan mineral vertebra dibawah 65 mg/cm3

ada

pada hampir semua klien yang mengalami fraktur.

8. Dual-energy X Ray Absorbtiometry

Pemeriksaan ini prinsip kerjanya hampir sama dengan SPA dan DPA.

Bedanya pemeriksaan ini menggunakan radiasi sinar X yang sangat

rendah. Pemeriksaan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu SXA Single X-

ray Absorbtiometry dan SXA-DEXA-Dual Energy X-Ray

Absorbtiometry. Metode ini sangat sering digunakan untuk pemeriksaan

osteoporosis baik pada pria maupun wanita, mempunyai presisi dan

akurasi yang tinggi. Hasil yang diberikan pada pemeriksaan DEXA

berupa:

Page 85: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 85

a. Densitas massa tulang. Mineral tulang yang pada area yang dinilai

satuan bentuk gram per cm.

b. Kandungan mineral tulang, dalam satuan gram.

c. Perbandingan hasil densitas mineral tulang dengan nilai normal rata-

rata densitas pada orang seusia dan sewasa muda yang dinyatakan

dalam skor standar deviasi (Z score atau T-score).

9. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine

biasanya dalam batas normal sehingga pemeriksaan ini tidak banyak

membantu kecuali pada pemeriksaan biomakers osteocalein (GIA

protein) (misalnya : kalsium serum, fosfat serum, fosfatase alkali, eksresi

kalsium urine,eksresi hidroksi prolin urine, LED)

a. Kadar Ca, P, Fosfatase alkali tidak menunjukkan kelainan yang nyata

b. Kadar HPT (pada pascamenoupouse kadar HPT meningkat) dan Ct

(terapi ekstrogen merangsang pembentukkan Ct)

c. Kadar 1,25-(OH)2-D3 absorbsi Ca menurun

d. Eksresi fosfat dan hidroksipolin terganggu sehingga meningkat

kadarnya.

RadioDiagnostik

Dari berbagai metode penurunan densitas tulang yang digunakan saat

ini, metode yang berdasarkan x-ray (khususnya dual energi x-ray

absorptiometry/DXA) adalah yang terbanyak digunakan. Teknik ini secara

bertahan menggantikan teknik ionisasi lain yang menggunakan radiasi gamma.

DXA terbukti merupakan teknologi yang paling luas diterima untuk mengetahui

hubungan antara densitas tulang dengan resiko fraktur. DXA juga merupakan

teknik dengan akurasi dan presisi baik, serta paparan radiasi yang rendah. Oleh

karena itu, alat ini dijadikan sebagai gold standart pemeriksaan massa tulang

oleh WHO karena merupakan pemeriksaan yang validasinya paling luas dalam

menilai fraktur.

Page 86: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 86

Pemeriksaan radiologic untuk menilai densitas massa tulang sangat

tidak sensitive. Seringkali penurunan densitas massa tulang spinal lebih dari

50% belum memberikan gambaran radiologic .yang spesifik. Selain itu, teknik

dan tingginya kilovoltage juga mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologic

tulang.

Gambaran radiologic yang khas pada osteoporosis adalah penipisan

korteks dan daerah trabekuler yang lebih lusen. Hal ini akan tampak pada

tulang-tulang vertebra yang memberikan gambaran picture-frame vertebra.

Pada tulang-tulang vertebra, pemeriksaan radiologic sangat baik untuk

mencari adanya fraktur kompresi, fraktur baji atau fraktur bikonkaf. Pada anak-

anak, fraktur kompresi dapat timbul spontan dan berhubungan dengan

osteoporosis yang berat, misalnya pada osteogenesis imperfekta, rikets, arthritis

rheumatoid juvenile, penyakit Chorn atau penggunaan steroid jangka panjang.

Bowing deformity pada tulang-tulang panjang, sering didapatkan pada anak-

anak dengan osteogenesis imperfekta, rikets dan dysplasia fibrosa.

Reabsorpsi subperiosteal merupakan gambaran patognomonik

hiperparatiroidisme, terlihat pada kurang lebih 10% kasus, terutama pada

daerah radial falang medial jari II dan III. Kelainan ini akan tampak dengan

baik bila menggunakan film mamografi. Selain itu dapat juga terlihat lesi fokal

atau multiple yang juga spesifik untuk hiperparatiroidisme yang disebut brown

tumor (osteoklastoma) yang berisi sel-sel raksasa yang sangat responsive

terhadap PTH. Kelainan ini akan hilang dengan pembuangan adenoma

paratiroid.

Page 87: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 87

Diagnosis osteoporosis dapat ditegakkan dari hasil pemeriksaan :

1. Radiology

2. Pengukuran massa tulang

3. Pemeriksaan lab. kimiawi

4. Pengukuran densitas tulang

5. Pemeriksaan marker biokemis

6. Dan memperhatikan factor resiko (wanita, umur, ras, dsb)

2.10 Penatalaksanaan Medik Osteoporosis

Tujuan pengobatan adalah untuk meningkatkan kepadatan tulang.

Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi

kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Diet ditingkatkan pada

awal usia pertengahan karena dapat melindungi tulang dari demineralisasi

skeletal. Tiga gelas susu krim atau makanan lain yang kaya kalsium (misal

keju, brokoli kukus, salmon kaleng). Untuk mencukupi asupan kalsium perlu

diresepkan preparat kalsium (kalsium karbonat).

Terapi penggantian hormon (hormon replacement therapy-HRT) dengan

estrogen dan progesteron perlu diresepkan bagi perempuan menopause untuk

memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang.

Perempuan yang telah menjalani pengangkatan ovarium atau telah mengalami

menopause premature dapat mengalami osteoporosis pada usia muda. Estrogen

dapat mengurangi resorpsi tulang tetapi tidak meningkatkan massa tulang.

Penggunaan hormon jangka panjang masih dievaluasi. Terapi estrogen sering

dihubungkan dengan sedikit peningkatan insiden kanker payudara dan

endometrial. Oleh karena itu, selama HRT klien diharuskan memeriksakan

payudaranya setiap bulan dan diperiksa panngulnya, termasuk usapan

Papaninicolaou dan biopsi endometrial (bila ada indikasi), sekali atau dua kali

setahun.

Pemberian estrogen secara oral memerlukan dosis terendah estrogen

terkonjugasi sebesar 0,625mg/hari atau 0,5mg/hari estradiol. Pada osteoporosis,

sumsum tulang dapat kembali seperti pada masa premenopause dengan

penberian estrogen. Dengan demikian hal tersebut menurunkan fraktur.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 88

Perlu juga meresepkan obat-obat lain dalam upaya menanggulangi

osteoporosis, termasuk kalsitonin, natrium fluorida, bifosfonat, natrium

etridonat dan alendronat. Alendronat berfungsi mengurangi kecepatan

penyerapan tulang pada wanita pascamenopause, meningkatkan massa tulang

di tulang belakang dan tulang panggul, dan mengurangi angka kejadian patah

tulang. Agar alendronat dapat diserap dengan baik, alendronat harus diminum

dengan segelas air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit kemudian tidak

boleh makan minum lainnya. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran

pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring

minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada

orang yang memiliki kesitan menelan atau penyakit kerongkongan dan

lambung tertentu. Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang

menderita patah tualng belakang yang disertai nyeri.

Kalsitonin secara primer menekan kehilangan tulang dan pemberiannya

secara suntikkan subkutan, intramuskular atau semprot hidung. Efek samping

berupa ganggua gastroentestinal, aliran panas, peningkatan frekuensi urine

biasanya terjadi dan ringan. Natrium fluorida memperbaiki aktivitas

osteoblastik dan pembentukkan tulang, namun kualitas tulang yang baru masih

dalam pengkajian. Natrium etridonat menghalangi resorpsi tulang osteoklastik

dan dalam penelitian untuk efisiensi sebagai terapi osteoporosis.

Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang, tetapi tulang

bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh sehingga pemakainnya tidak

dianjurkan. Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium

dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa

tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar

testoteronnya rendah, bisa diberikan testoteron.

Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul

biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan

biasanya di gips atau diperbaiki dengan pembedahan, pada kolaps tulang

belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri,

dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 89

Pengobatan Osteoporosis difokuskan pada usaha untuk memperlambat

atau menghentikan kehilangan mineral, meningkatkan kepadatan tulang, dan

mengontrol nyeri sesuai dengan penyakitnya. Kebanyakan 40% dari perempuan

akan mengalami patah tulang akibat Osteoporosis selama hidupnya. Dengan

demikian tujuan dari pengobatan ini adalah mencegah terjadinya fraktur (patah

tulang). Intervensi tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut ini:

1. Diet : dewasa muda harus mencapai kepadatan tulang yang normal

dengan mendapatkan cukup kalsium (1000mg/hari) dalam dietnya

(minum susu atau makan makanan tinggi kalsium seperti salmon),

berolahraga seperti jalan kaki atau aerobik dan menjaga berat badan

normal

2. Spesialis: orang dengan fraktur tulang belakang, pinggang atau

pergelangan tangan harus dirujuk ke spesialis ortopedik untuk

manajemen selanjutnya

3. Olahraga: modifikasi gaya hidup harus menjadi salah satu

pengobatan. Olahraga yang teratur akan mengurangi patah tulang

akibat Osteoporosis. Olahraga yang direkomendasikan

termasukdiantaranya adalah jalan kaki, bersepeda dan jogging.

Page 90: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 90

Medikamentosa

Pengobatan osteoporosis difokuskan kepada memperlambat atau

menghentikan kehilangan mineral, meningkatkan kepadatan tulang, dan

mengontrol nyeri sesuai dengan penyakitnya. Tujuan dari pengobatan ini adalah

mencegah terjadinya fraktur (patah tulang). Secara teoritis osteoporosis dapat

diobati dengan cara menghambat kerja osteoklas dan atau meningkatkan kerja

osteoblas. Akan tetapi saat ini obat-obat yang beredar pada umumnya bersifat

anti resorpsi. Yang termasuk obat antiresorpsi misalnya: esterogen, kalsitonin,

bifosfonat. Sedangkan Kalsium dan Vitamin D tidak mempunyai efek

antiresorpsi maupun stimulator tulang, tetapi diperlukan untuk optimalisasi

meneralisasi osteoid setelah proses pembentukan tulang oleh sel osteoblas. Ada

beberapa obat yang digunakan untuk mengurangi percepatan tulang menjadi

keropos dan menurunkan osteoporosis. Obat-obat ini antara lain: golongan

bisfosfonat, strontium ranelate, hormon paratiroid rekombinan, dan modulator

reseptor estrogen selektif, serta obat biologik.

1. Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yang dapat

meningkatkan pembentukan tulan adalah Na-fluorida dan steroid

anabolik

2. Menghambat resorbsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat

resorbsi tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat.

Penggunaan terapi pengganti hormon estrogen masih kontroversial

karena risiko kanker yang diakibatkannya. Jika telah terjadi patah tulang akibat

osteoporosis maka tindakan bedah diperlukan untuk memperbaiki tulang

tersebut.

Page 91: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 91

Selain dari tatalaksana diatas, obat-obatan juga dapat diberikan seperti

dibawah ini:

1. Estrogen: untuk perempuan yang baru menopause, penggantian

estrogen merupakan salah satu cara untuk mencegah Osteoporosis.

Estrogen dapat mengurangi atau menghentikan kehilangan jaringan

tulang. Apabila pengobatan estrogen dimulai pada saat menopause,

maka akan mengurangi kejadian fraktur pinggang sampai 55%.

Estrogen dapat diberikan melalui oral (diminum) atau ditempel pada

kulit. Mekanisme estrogen sebagai antiresorpsi, mempengaruhi

aktivitas sel osteoblas maupun sel osteoklas, telah dibicarakan

diatas. Pemberian terapi estrogen dalam pencegahan dan pengobatan

osteoporosis dikenal sebagai Terapi Sulih Hormon (TSH). Estrogen

sangat baik diabsorbsi melalui kulit, mukosa vagina, dan saluran

cerna. Efek samping estrogen meliputi nyeri payudara (mastalgia),

retensi cairan, peningkatan berat badan, tromboembolisme, dan pada

pemakaian jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker

payudara. Kontraindikasi absolut penggunaan estrogen adalah:

kanker payudara, kanker endometrium, hiperplasi endometrium,

perdarahan uterus disfungsional, hipertensi, penyakit

tromboembolik, karsinoma ovarium, dan penyakit hait yang berat

Beberapa preparat estrogen yang dapat dipakai dengan dosis untuk

anti resorpsi, adalah estrogen terkonyugasi 0,625 mg/hari, 17-

estradiol oral 1 Ð 2mg/ hari, 17-estradiol perkutan 1,5 mg/hari, dan

17-estradiol subkutan 25 Ð 50 mg setiap 6 bulan. Kombinasi

estrogen dengan progesteron akan menurunkan risiko kanker

endometrium dan harus diberikan pada setiap wanita yang

mendapatkan TSH, kecuali yang telah menjalani histerektomi. Saat

ini pemakaian fitoestrogen (isoflavon) sebagai suplemen mulai

digalakkan pemakaiannya sebagai TSH. Beberapa penelitian

menyatakan memberikan hasil yang baik untuk keluhan defisiensi

estrogen, atau mencegah osteoporosis. Fitoestrogen terdapat banyak

dalam kacang kedelai, daun semanggi. Ada golongan preparat yang

Page 92: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 92

mempunyai efek seperti estrogen yaitu golongan Raloksifen yang

disebut juga Selective Estrogen Receptor Modulators (SERM).

Golongan ini bekerja pada reseptor estrogen-b sehingga tidak

menyebabkan perdarahan dan kejadian keganasan payudara.

Mekanisme kerja Raloksifen terhadap tulang diduga melibatkan

TGF yang dihasilkan oleh osteoblas yang berfungsi menghambat

diferensiasi sel osteoklas.

2. Kalsium: kalsium dan vitamin D diperlukan untuk meningkatkan

kepadatan tulang. Konsumsi perhari sebanyak 1200-1500mg

(melalui makanan dan suplemen)

3. Konsumsi vitamin D sebanyak 600-800 IU diperlukan untuk

meningkatkan kepadatan tulang

4. Bifosfonat: pengobatan lain selain estrogen yang ada: alendronate,

risedonate, dan etridonate. Obat-obatan ini memperlambat

kehilangan jaringan tulang dan beberapa kasus meningkatkan

kepadatan tulang. Pengobatan ini dipantau dengan memeriksa DXAs

setiap 1 sampai 2 tahun. Sebelum mengkonsumsi obat ini, doketr

akan memeriksa kadar kalsium dan fungsi ginjal (misalnya

alendronic acid, risedronate sodium). Bifosfonat merupakan obat

yang digunakan untuk pengobatan osteoporosis. Bifosfonat

merupakan analog pirofosfat yang terdiri dari 2 asam fosfonat yang

diikat satu sama lain oleh atom karbon. Bifosfonat dapat

mengurangi resorpsi tulang oleh sel osteoklas dengan cara berikatan

dengan permukaan tulang dan menghambat kerja osteoklas dengan

cara mengurangi produksi proton dan enzim lisosomal di bawah

osteoklas. Pemberian bifosfonat secara oral akan diabsorpsi di usus

halus dan absorpsinya sangat buruk (kurang dari 55 dari dosis yang

diminum). Absorpsi juga akan terhambat bila diberikan bersama-

sama dengan kalsium, kation divalen lainnya, dan berbagai

minuman lain kecuali air. Idealnya diminum pada pagi hari dalam

keadaan perut kosong. Setelah itu penderita tidak diperkenankan

makan apapun minimal selama 30 menit, dan selama itu penderita

Page 93: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 93

harus dalam posisi tegak, tidak boleh berbaring. Sekitar 20 Ð 50%

bifosfonat yang diabsorpsi, akan melekat pada permukaan tulang

setelah 12 Ð 24 jam. Setelah berikatan dengan tulang dan beraksi

terhadap osteoklas, bifosfonat akan tetap berada di dalam tulang

selama berbulan-bulan bahkan bertahuntahun, tetapi tidak aktif lagi.

Bifosfonat yang tidak melekat pada tulang, tidak akan mengalami

metabolism di dalam tubuh dan akan diekresikan dalam bentuk utuh

melalui ginjal, sehingga harus hati-hati pemberiannya pada

penderita gagal ginjal.

5. Hormon lain: hormon-hormon ini akan membantu meregulasi

kalsium dan fosfat dalam tubuh dan mencegah kehilangan jaringan

tulang

6. Kalsitonin

7. Teriparatide

8. Obat tulang dengan aksi ganda (misalnya strontium ranelate).

9. Selective oestrogen receptor modulator (SERM; misalnya raloxifene

hydrochloride).

10. Hormon paratiroid (misalnya teriparatide).

11. Kalsitriol.

12. Terapi sulih hormon (hormone replacement therapy, HRT).

Pencegahan

Pencegahan osteoporosis mencakup: mempertahankan atau

meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi jumlah kalsium yang

cukup, melakukan olahraga dengan beban sesuai batas kemampuan dan

mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu). Mengkonsumsi kalsium

dalam jumlah yang cukup sangat efektif terutama sebelum tercapainya

kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum dua gelas susu atau

tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada

wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium.

Sebaiknya semua wanita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang

dianjurkan adalah 1,5mg kalsium.

Page 94: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 94

Olahraga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan

meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan

tulang. Estrogen membantu mempertahankan tingkat kepadatan tulang pada

wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih

estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause, tetapi jika

baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memeprlambat

kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Raloksifen merupakan

obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada

estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek

terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteoporosis, bisfosfonat

(contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi

sulih hormon.

Mengurangi asupan protein hewani: Protein hewani meningkatkan

kehilangan kalsium. Studi lintas budaya telah menemukan hubungan yang kuat

antara asupan protein hewani dan risiko patah tulang pinggul. Tingginya

asupan daging (lima atau lebih porsi per minggu) secara signifikan

meningkatkan risiko retak tulang lengan bawah pada perempuan, dibandingkan

dengan makan daging kurang dari sekali per minggu. Wanita lansia yang

mengkonsumsi sejumlah besar daging kehilangan tulang lebih cepat dan risiko

lebih besar terkena retak tulang pinggul. Risiko masalah tulang tampaknya

berkurang ketika protein hewani diganti dengan protein dari sumber nabati,

terutama kedelai. Dalam studi klinis dengan wanita menopause, makanan

kedelai telah ditemukan mencegah keropos tulang. Penelitian telah

menunjukkan hubungan positif antara protein kedelai dan kepadatan mineral

tulang pada wanita menopause. Hal ini mungkin karena konsentrasi senyawa

yang relatif tinggi yang disebut isoflavon dalam protein nabati.

Peningkatan konsumsi buah dan sayuran

Penelitian telah menunjukkan bahwa diet kaya buah-buahan dan sayur-

sayuran berkaitan dengan kepadatan mineral tulang lebih tinggi pada pria dan

wanita. Asosiasi ini mungkin karena kalium, magnesium, dan vitamin K dalam

buah-buahan dan sayuran.

Page 95: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 95

Mengurangi asupan natrium

Beberapa studi telah menemukan bahwa asupan tinggi natrium

menyebabkan hilangnya kalsium dari tubuh. Namun, efek dari pembatasan

natrium terhadap integritas tulang jangka panjang dan risiko patah tulang masih

belum jelas dan memerlukan penelitian lebih lanjut

Pola makan rendah lemak

Studi telah menemukan bahwa asupan lemak yang lebih tinggi dikaitkan

dengan kehilangan tulang yang lebih besar dan risiko patah tulang lebih besar.

Mekanisme yang mungkin meliputi kecenderungan asupan lemak yang

berlebihan mengurangi penyerapan kalsium dan mempengaruhi produksi

hormon. Secara khusus, asam lemak omega-6 dapat menyebabkan hilangnya

tulang dengan mengorbankan pembentukan tulang baru.

Moderasi dalam penggunaan kafein

Penelitian telah menemukan bahwa perempuan yang mengkonsumsi

paling banyak kafein telah mempercepat kehilangan tulang belakang dan

hampir tiga kali lipat risiko terkena patah tulang pinggul. Resiko kehilangan

tulang tampak tertinggi pada wanita yang mengkonsumsi lebih dari 18 ons kopi

per hari, atau 300 mg kafein dari sumber lain.

Membatasi suplemen vitamin A

Penelitian telah menunjukkan bahwa asupan vitamin A yang terlalu

tinggi, baik dengan makanan atau suplemen, dapat menyebabkan penurunan

kepadatan tulang dan peningkatan risiko fraktur pinggul. Asupan sehat dan

cukup vitamin A dapat dipastikan dengan beta-karoten dari sumber tanaman,

sayuran terutama oranye dan kuning.

Kombinasi suplemen vitamin D dan kalsium

Pada klien dengan obat yang menyebabkan osteoporosis, kombinasi dari

kedua nutrisi tampaknya bermanfaat signifikan dalam mengurangi kehilangan

tulang lebih lanjut. Suplemen vitamin D (500 sampai 800 IU/hari) dan kalsium

(1200-1300 mg/hari) juga telah ditemukan meningkatkan kepadatan tulang dan

penurunan kehilangan tulang dan risiko patah tulang pada wanita dewasa yang

lebih tua. Klien wanita dengan diagnosa osteoporosis harus mendapatkan

asupan kalsium total dari pola makan dan suplemen sekitar 1500 mg/hari dalam

Page 96: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 96

dosis terbagi tiga atau lebih, ditambah sedikitnya 400 sampai 800 IU vitamin D

setiap hari. Namun, klien yang tidak berisiko tinggi untuk osteoporosis

mungkin tidak memerlukan suplemen kalsium. Hal ini terutama berlaku untuk

pria, yang mungkin memiliki peningkatan risiko terkena kanker prostat jika

mereka mengkonsumsi terlalu banyak kalsium atau susu.

Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa

muda, hal ini bertujuan:

1. Mencapai massa tulang dewasa (Proses konsolidasi) yang optimal

2. Mengatur makanan dan life style yang menjadi seseorang tetap bugar

seperti:

a. Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari)

b. Latihan teratur setiap hari

c. Hindari :

1. Makanan tinggi protein

2. Minum alkohol

3. Merokok

4. Minum kopi

5. Minum antasida yang mengandung aluminium

Penatalaksanaan keperawatan

1. Membantu klien mengatasi nyeri.

2. Membantu klien dalam mobilitas.

3. Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita kepada klien.

4. Memfasilitasikan klien dalam beraktivitas agar tidak terjadi cedera.

Cara Pencegahan Osteoporisis

1. Olahraga yang teratur sesuai dengan prosedur.

2. Gunakanlah gaya hidup yang sehat.

3. Kurangi faktor pemicu terjadinya osteoporosis.

4. Berikan asupan nutrisi yang benar.

Page 97: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 97

Penanganan yang dapat dilakukan pada klien dengan osteoporosis adalah

antara lain :

1. Diet

2. Pemberian kalsium dosis tinggi

3. Pemberian vitamin D dosis tinggi

4. Pemasangan penyangga tulang belakang (spiral brace) untuk

mengurangi nyeri punggung

5. Pencegahan dengan menghindari faktor risiko osteoporosis (misalnya

merokok, mengurangi konsumsi alkohol, berhati-hati dalam aktivitas

fisik)

6. Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjadi.

Penanganan Nyeri

Bila merasakan nyeri akibat osteoporosis, maka dokter mungkin akan

menyarankan beberapa hal, yaitu:

1. Mengonsumsi obat analgesik (penghilang rasa nyeri).

2. Fisioterapi.

3. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS, memutus

sinyal nyeri yang berjalan ke otak dengan menggunakan bantalan

elektroda yang ditempel ke kulit).

4. Latihan relaksasi.

5. Terapi komplementer (termasuk akupunktur).

6. Patah tulang panggul karena osteoporosis umumnya ditangani

dengan pembedahan. Sedangkan patah tulang pergelangan biasanya

digips atau mungkin juga bila perlu dilakukan pembedahan.

Page 98: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 98

Terapi Osteoporosis

1. Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi sepanjang hidup,

dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan

dapat melindungi terhadap demineralisasi tulang

2. Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone dengan

estrogen dan progesterone untuk memperlambat kehilangan tulang dan

mencegah terjadinya patah tulang.

3. Medical treatment, obat-obatan dapat diresepkan untuk menangani

osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium fluoride, dan natrium etridonat

4. Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi

nyeri punggung

Terapi utama adalah perubahan pada pola hidup berupa:

Kalsium:

Rekomendasi asupan kalsium adalah 1200 mg/hari pada orang dewasa di

atas 50 tahun

Wanita membutuhkan suplemen kalsium 500-700 mg/ hari

Vitamin D:

Rekomendasi asupan vitamin D adalah 400-800 IU per hari

Kebutuhan vitamin D lebih tinggi pada mereka di atas usia 70 tahun

Latihan:

Latihan menggunakan beban (termasuk beban tubuh sendiri) atau dikenal

sebagai Weight-bearing exercise. Jika memungkinkan: berjalan kaki

selama 40 menit/ kali dan dilakukan 4 kali dalam seminggu

Latihan penguatan otot-otot. Termasuk otot tulang belakang, otot paha

dan betis, sehingga tidak gampang jatuh.

Hindari:

Rokok, alkohol dan minuman bersoda yang berlebihan.

Faktor-faktor yang memungkinkan jatuh: cahaya yang kurang, lantai

yang licin dll

Page 99: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 99

BAB III

Asuhan Keperawatan Osteoporosis

3.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan salah satu tindakan keperawatan yang bertujuan

untuk mengumpulkan data atau informasi dari pasien baik yang bersifat objektif

dan subjektif agar mempermudah dalam menentukan masalah keperawatan.

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam

menentukan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasikan,

kekuatan dan kebutuhan klien yang dapat diperoleh melalui anamnese,

pemeriksaan fisik dan riwayat psikososial.

Anamnesis memegang peranan yang penting pada evaluasi penderita

osteoporosis. Kadang-kadang, keluhan utama dapat langsung mengarah kepada

diagnosis, misalnya fraktur kolum femoris pada osteoporosis, bowing leg pada

riket, atau kesemutan dan rasa kebas di sekitar mulut dan ujung jari pada

hipokalsemia. Pada anak-anak, gangguan pertumbuhan atau tubuh pendek,

nyeri tulang, kelemahan otot, waddling gait, kalsifikasi eksraskeletal,

kesemuanya mengarah kepada penyakit tulang metabolic.

Dasar pengkajian keperawatan meliputi promosi kesehatan, identifikasi

individu dengan resiko mengalami osteoporosis dan penemuan masalah yang

berhubungan dengan osteoporosis. Wawancara meliputi pertanyaan mengenai

terjadinya osteoporosis dalam keluarga, terjadi fraktur sebelumnya, diet

konsumsi kalsium harian, pola aktivitas latihan harian, awitan menopause,

penggunaan obat kortikosteroid, asupan alkohol, rokok, dan kafein. Perawat

perlu mengkaji gejala yang dialami klien seperti sakit pinggang, konstipasi, dan

gangguan citra diri.

Factor lain yang harus ditanyakan juga adalah fraktur pada trauma

minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya

paparan sinar matahari, asupan kalsium, fosfor dan vitamin D, latihan yang

teratur yang bersifat welght-bearing.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 100

Obat-obatan yang diminum dalam jangka panjang juga harus

diperhatikan, seperti kortikosteroid, hormone tiroid, dan anti konvulsan,

heparin, antacid yang mengandung aluminium, sodium-fluorida dan biosfonat

etidronat.

Alcohol dan merokok juga merupakan factor resiko osteoporosis.

Penyakit-penyakit lain yang harus ditanyakan yang juga berhubungan dengan

osteoporosis adalah penyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin dan

insufisiensi pancreas. Riwayat haid, umur menarke dan menopause,

penggunaan obat-obat kontraseptif juga harus diperhatikan. Riwayat keluarga

dengan osteoporosis juga harus diperhatikan, karena ada beberapa penyakit

tulang metabolic yang bersifat herediter.

Riwayat kesehatan. Anamnesis memegang peranan penting pada

evaluasi klien osteoporosis. Kadang keluhan utama (misal fraktur kolum

femoris pada osteoporosis). Factor lain yang perlu diperhatikan adalah usia,

jenis kelamin, ras, status haid, fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama,

penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari,

kurang asupan kalasium, fosfat dan vitamin D. obat-obatan yang diminum

dalam jangka panjang, alkohol dan merokok merupakan factor risiko

osteoporosis. Penyakit lain yang juga harus ditanyakan adalah penyakit ginjal,

saluran cerna, hati, endokrin dan insufisiensi pancreas. Riwayat haid, usia

menarke dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi, serta riwayat keluarga

yang menderita osteoporosis juga perlu dipertanyakan.

Pengkajian psikososial. Perlu mengkaji konsep diri pasien terutama citra

diri khususnya pada klien dengan kifosis berat. Klien mungkin membatasi

interaksi social karena perubahan yang tampak atau keterbatasan fisik, misalnya

tidak mampu duduk dikursi dan lain-lain. Perubahan seksual dapat terjadi

karena harga diri rendah atau tidak nyaman selama posisi interkoitus.

Osteoporosis menyebabkan fraktur berulang sehingga perawat perlu mengkaji

perasaan cemas dan takut pada pasien.

Page 101: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 101

Dampak Psikologis

Dampak Psikologis osteoporosis pada wanita merupakan bahasan yang

banyak disampaikan dan akan diuraikan secara singkat pada makalah ini.

Menurut Dharmono S (2008), fraktur osteoporosis menimbulkan banyak

kesulitan bagi penderitanya. Perubahan bentuk tubuh (deformitas, kifosis),

kehilangan kemampuan aktivitas mandiri, gangguan nyeri kronis dan

keterbatasan aktivitas. Depresi, ansietas, gangguan tidur dan ketakutan akan

jatuh adalah masalah psikologis yang sering timbul pada klien dengan

osteoporosis.

Beberapa penelitian membuktikan terdapat hubungan erat antara depresi

dan osteoporosis, sifat hubungannya timbal balik. Ketidakmampuan klien

dengan osteoporosis memilih mekanisme koping yang rasional dalam

menghadapi keterbatasannya, akan memicu timbulnya depresi. Sebaliknya,

semakin sering seseorang mengalami strss dan depresi, akan memicu

disregulasi hormon tubuh, khususnya kortisol yang berpengaruh buruk terhadap

osteoporosis dan ostheopenia.

Ansietas dan gangguan tidur termasuk masalah yang sering dijumpai

pada klien dengan osteoporosis. Ansietas bila muncul dalam bentuk berat

berupa serangan panik akut, atau kecemasan berlebihan terhadap masa depan.

Gangguan tidur sering terkait dengan nyeri kronis, atau BAK yang frekuen.

Ansietas biasanya timbul dalam bentuk ketakutan yang berlebihan dan kadang

tidak masuk akal. Klien menjadi sangat hati-hati, mengurangi secara drastis

kegiatan olahraganya

Pola aktivitas sehari-hari. Pola aktivitas dan latihan biasanya

berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian,

mandi, makan dan toilet. Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan

dengan menurunnya gerak dan persendian adalah agility, stamina menurun,

koordinasi menurun, dan dexterity (kemampuan memanipulasi ketrampilan

motorik halus) menurun.

Page 102: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 102

Promosi kesehatan, identifikasi individu dengan resiko mengalami

osteoporosis, dan penemuan masalah yang berhubungan dengan osteoporosis

membentuk dasar bagi pengkajian keperawatan. Wawancara meliputi

pertanyaan mengenai terjadinya osteoporosis dalam keluarga, fraktur

sebelumnya, komsmsi kalsium diet harian, pola latihan, awitan menopause,

dang penggunaan kostikosteroid selain asupan alkohol, rokok dan kafein. Setiap

gejala yang dialami pasien seperti nyeri pinggang, konstipasi, gangguan citra

diri harus dikaji.

Pada pemeriksaan fisik sering ditemukan adanya fraktur, kifosis

vertebrae torakalis atau pengurangan tinggi badan. Masalah mobilitas dan

pernapasan dapat terjadi akibat perubahan postur dan kelemahan otot.

Inaktivitas dapat menyebabkan terjadinya konstipasi (gerak peristaltik

melambat jika terjadi pengurangan aktivitas).

Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita

osteoporosis. Demikian juga gaya bejalan penderita, deformitas tulang, leg-

length enequality, nyeri spinal dan jaringan parut pada leher (bekas operasi

tiroid).

Penderita dengan osteoporosis sering menunjukkan kifosis dorsal atau

gibbus (Dowager’s hump) dan penurunan tinggi badan. Selain itu juga

didaptkan protuberansia abdomen, spasme otot paravertebral dan kulit yang

tipis (tanda McConkey).

Pada pemeriksaan fisik, beberapa area penting yang perlu diperiksa

adalah sebagai berikut:

1. Berat badan rendah (indeks massa tubuh< 19kg)

2. Tanda adanya perubahan kurvatura tulang belakang

3. Tanda-tanda presdiposisi penyebab Osteoporosis

4. Tanda-tanda penuaan (perubahan gaya berjalan, hipotensi ortostatik,

kelemahan otot-otot ekstremitas, penurunan penglihatan, dan

perubahan kognitif)

Page 103: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 103

Anamnesa

1. Identitas

a. Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,

pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian,

nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai

identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.

b. Identitas penanggung jawab

Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan

dan jadi penanggung jawab klien selama perawatan, data yang

terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan,

hubungan dengan klien dan alamat.

c. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama

Biasanya pasien akan mengeluh nyeri pada area punggung,

nyeri abdomen akibat kifosis, susah untuk bergerak, dan

beberapa ada yang mengalami gangguan pernapasan

2. Riwayat penyakit dahulu

Dalam pengkajian merupakan riwayat penyakit yang pernah

diderita pasien sebelum diagnosis osteoporosis muncul seperti

reumatik, Diabetes Mellitus, hiperparatiroid, hipoparatiroid,

hipogonade, gagal ginjal dan lain sebagainya.

3. Riwayat penyakit sekarang

Merupakan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien sehingga

dibawa ke Rumah Sakit, seperti nyeri pada punggung, nyeri

abdomen

Dalam pengkajian riwayat kesehatan, perawat perlu

mengidentifikasi :

1. Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian bawah),

leher, dan pinggang

2. Berat badan menurun

3. Biasanya diatas 45 tahun

Page 104: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 104

4. Jenis kelamin sering pada wanita

5. Pola latihan dan aktivitas

4. Riwayat penyakit keluarga

Dalam pengkajian, perlu mengkaji riwayat penyakit keluarga

pasien, yaitu apakah sebelumnya ada salah satu keluarga

pasien yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien

seperti osteoporosis, diabetes melitus, maupun penyakit

terkait genetik lainnya yang berhubungan dengan sistem

skeletal.

d. Pengkajian Bio-Psiko-Sosisal Dan Spiritual

1. Pola aktivitas sehari-hari

Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan

olahraga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian,

makan, mandi, dan toilet. Olahraga dapat membentuk pribadi

yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu,

olahraga dapat mempertahankan tonus otot dan gerakan

sendi. Lansia memerlukan aktifitas yang adekuat untuk

mempertahankan fungsi tubuh. Aktifitas tubuh memerlukan

interaksi yang kompleks antara saraf dan

muskuloskeletal. Beberapa perubahan yang terjadi

sehubungan dengan menurunnya gerak persendian adalah

agility (kemampuan gerak cepat dan lancar) menurun, dan

stamina menurun.

2. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

a. Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit

b. Kebiasaan minum alkohol, kafein

c. Riwayat keluarga dengan osteoporosis

d. Riwayat anoreksia nervosa, bulimia

e. Penggunaan steroid

3. Pola nutrisi metabolic

a. Inadekuat intake kalsium

Page 105: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 105

4. Pola aktivitas dan latihan

a. Fraktur

b. Badan bungkuk

c. Jarang berolah raga

5. Pola tidur dan istirahat

a. Tidur terganggu karena nyeri

6. Pola persepsi kognitif

a. Nyeri punggung

7. Pola reproduksi seksualitas

a. Menopause

8. Pola mekanisme koping terhadap stress

a. Stres, cemas karena penyakitnya

e. Aspek Penunjang

1. Radiologi

Gejala radiologi yang khas adalah densitas atau massa tulang

yang menurun yang dapat dilihat pada vertebra spinalis.

Dinding dekat korpus vertebra biasanya merupakan lokasi

yang paling berat. Penipisan korteks dan hilangnya trabekula

transversal merupakan kelainan yang sering ditemukan.

Lemahnya korpus vertebrae menyebabkan penonjolan yang

menggelembung dari nucleus pulposus kedalam ruang

intervertebral dan menyebabkan deformitas bikonkaf.

2. CT-Scan

Dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang

mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi follow

up. Mineral vertebra diatas 110 mg/cm3

biasanya tidak

menimbulkan fraktur vertebra atau penonjolan, sedangkan

mineral vertebra dibawah 65 mg/cm3

ada pada hampir

semua klien yang mengalami fraktur.

Page 106: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 106

f. Pemeriksaan Fisik

1. B1 (Breathing).

Ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang

belakang akibat kifosis. Taktil fremitus seimbang kanan dan

kiri. Suara resonan pada seluruh lapang paru. Namun,

biasanya pada beberapa pasien yang menderita osteoporosis

cenderung akan mengalami kifosis (bungkuk) yang dapat

mengakibatkan ekspansi paru tidak maksimal sehingga

pasien terkadang mengalami gangguan pernapasan seperti

sesak napas maupun dispneu akibat keterbatasan kebutuhan

oksigen yang didukung oleh usia lanjut

2. B2 ( Blood).

Pengisian kapiler (CRT) kurang dari 1 detik, sering terjadi

keringat dingin/basah dan pusing. Adanya pulsus perifer

memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau

edema yang berkaitan dengan efek penggunan obat.

3. B3 ( Brain).

Kesadaran biasanya komposmentis/sadar penuh. Pada kasus

yang lebih parah, klien dapat mengeluh pusing dan gelisah.

Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal

yang disadari dan halus merupakan indikasi adanya satu

fraktur atau lebih, fraktur kompresi vertebra

4. B4 (Bladder).

Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada

keluhan pada sistem perkemihan

5. B5 ( Bowel).

Untuk kasus osteoporosis, apabila menyerang struktur tulang

dan fungsi dari tulang belakang maka perlu di kaji frekuensi,

konsistensi, warna, serta bau feses karena pasien dengan

kompresi saraf pencernaan vertebrae akibat osteoporosis

dapat mengalami konstipasi.

Page 107: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 107

6. B6 ( Bone).

Pada Inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis, klien

osteoporosis sering menunjukkan kifosis atau ngibbus

(dowager’s hump) Dan penurunan tinggi badan dan berat

badan. Ada gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length

inequality, dan nyeri spinal. Lokasi fraktur sering terjadi

adalah antara vertebra torakalis 8 dan lumbalis 3.

Page 108: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 108

3.2 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

Keperawatan

1

DS

Pasien mengeluh nyeri pada

area punggung, merasa sakit

tulang punggung bagian

bawah, leher, dan pinggang,

pasien juga mengatakan

nyeri pada abdomen dan,

susah untuk bergerak,

DO

Ekspresi wajah meringis,

pasien tampak mengeluh

kesakitan, kifosis (+),

pasien terlihat kesulitan

melakukan aktivitas, dan

pasien tampak selalu

menyentuh area yang sakit,

pasien gelisah

Hasil Interaksi kompleks yang

menahun antara faktor genetik

dan faktor lingkungan

Faktor usia, penuaan

Pasca menopause

Kadar hormon estrogen

mendadak menurun

Tubuh kekurangan

jumlah/kadar hormon estrogen

Menurunnya pengaturan

pengangkutan kalsium ke

dalam tulang

Peningkatan aktivitas

pemecahan dan reabsorbsi

kalsium dari tulang oleh sel-sel

osteoklas

Pengurangan massa jaringan

mikroarsitekstur tulang setelah

menopause

Kepadatan tulang berkurang

Aktivitas osteoklast > daripada

osteoblast

Osteoporosis

Kolaps bertahap tulang

vertebrae karena tekanan

tinggi pada saat berdiri/duduk

Patah tulang panggul vertebrae

Fraktur traumatik

Fraktur kompresi pada

Nyeri

Page 109: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 109

vertebrae torakalis

Penyempitan diskus vertebrae

Menyebar ke seluruh korpus

vertebrae

Kompresi pada saraf tulang

belakang

Pelepasan mediator kimia

nyeri

Nyeri pada punggung

2

DS

Pasien mengeluh sedikit

terengah-engah ketika

sedang bernapas, terasa ada

tekanan di sekitar area

perut, mengeluh sesak

DO

Badan pasien terlihat

bungkuk, tampak ekspansi

paru pasien tidak maksimal,

dispneu (+), PCH (-)

Hasil Interaksi kompleks yang

menahun antara faktor genetik

dan faktor lingkungan

Faktor usia, penuaan

Pasca menopause

Kadar hormon estrogen

mendadak menurun

Tubuh kekurangan

jumlah/kadar hormon estrogen

Menurunnya pengaturan

pengangkutan kalsium ke

dalam tulang

Peningkatan aktivitas

pemecahan dan reabsorbsi

kalsium dari tulang oleh sel-sel

osteoklas

Pengurangan massa jaringan

mikroarsitekstur tulang setelah

menopause

Kepadatan tulang berkurang

Aktivitas osteoklast > daripada

osteoblast

Ketidakefektifan

pola napas

Page 110: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 110

Osteoporosis

Perubahan bentuk/deformitas

tulang

Badan bungkuk

Ekspansi/kembang kempis

paru-paru tidak maksimal

Pengambilan O2 terbatas

Penurunan jumlah/kadar o2

dalam alveoli

Kebutuhan O2 dalam paru

inadekuat

Sesak napas, Dispneu

Ketidakefektifan pola napas

3

DS

Pasien mengatakan sulit

melakukan aktivitas sehari-

hari, pasien mengatakan

aktivitasnya selalu dibatasi,

badan terasa lemas, terasa

sakit diarea punggung

DO

Pasien tampak lemah,

membutuhkan bantuan

petugas medis/alat bantu

ketika ingin berjalan, tampak

sulit bergerak, dan postur

tubuh pasien kifosis

Hasil Interaksi kompleks yang

menahun antara faktor genetik

dan faktor lingkungan

Faktor usia, penuaan

Pasca menopause

Kadar hormon estrogen

mendadak menurun

Tubuh kekurangan

jumlah/kadar hormon estrogen

Menurunnya pengaturan

pengangkutan kalsium ke

dalam tulang

Peningkatan aktivitas

pemecahan dan reabsorbsi

kalsium dari tulang oleh sel-sel

osteoklas

Pengurangan massa jaringan

mikroarsitekstur tulang setelah

menopause

Hambatan mobilitas

fisik

Page 111: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 111

Kepadatan tulang berkurang

Aktivitas osteoklast > daripada

osteoblast

Osteoporosis

Kekuatan tulang menurun

Kolaps bertahap tulang

vertebrae karena tekanan

tinggi pada saat berdiri/duduk

Patah tulang panggul vertebrae

Pasien sulit bergerak

badan terasa lemas

pola aktivitas terbatas

Keterbatasan aktivitas fisik

4

DS

Pasien mengatakan jarang

buang air besar selama

sakit, pasien juga

mengatakan suka mengejan

ketika ingin BAB, dan

pasien mengeluh feses yang

keluar keras serta sulit

keluar dan terasa sakit

DO

Bising usus < 24x/m atau

tidak terdengar, konsistensi

feses keras, distented

abdomen/tegang, dan warna

feses sedikit kehitaman

Hasil Interaksi kompleks yang

menahun antara faktor genetik

dan faktor lingkungan

Faktor usia, penuaan

Pasca menopause

Kadar hormon estrogen

mendadak menurun

Tubuh kekurangan

jumlah/kadar hormon estrogen

Menurunnya pengaturan

pengangkutan kalsium ke

dalam tulang

Peningkatan aktivitas

pemecahan dan reabsorbsi

kalsium dari tulang oleh sel-sel

osteoklas

Pengurangan massa jaringan

Gangguan eliminasi

alvi (konstipasi)

Page 112: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 112

mikroarsitekstur tulang setelah

menopause

Kepadatan tulang berkurang

Aktivitas osteoklast > daripada

osteoblast

Osteoporosis

Tulang menjadi rapuh dan

mudah patah

Fraktur kompresi vertebrae

lumbal

Kompresi pencernaan ileus

paralitik

Gerak peristaltik menurun

Ileus paralitik

Konstipasi

5

DS

Pasien mengatakan merasa

malu, minder dan tidak

percaya diri serta masih

belum bisa menerima

terhadap perubahan kondisi

penampilan dan bentuk

tubuh

DO

Pasien tampak menutup

diri, selalu bertanya

terhadap kondisi

penyakitnya, postur tubuh

pasien tampak bungkuk dan

mengalami pemendekkan

tulang, serta pasien terlihat

Hasil Interaksi kompleks yang

menahun antara faktor genetik

dan faktor lingkungan

Faktor usia, penuaan

Pasca menopause

Kadar hormon estrogen

mendadak menurun

Tubuh kekurangan

jumlah/kadar hormon estrogen

Menurunnya pengaturan

pengangkutan kalsium ke

dalam tulang

Peningkatan aktivitas

pemecahan dan reabsorbsi

kalsium dari tulang oleh sel-sel

osteoklas

Gangguan citra diri

Page 113: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 113

mengurangi dan membatasi

aktivitas sosialnya.

Pengurangan massa jaringan

mikroarsitekstur tulang setelah

menopause

Kepadatan tulang berkurang

Aktivitas osteoklast > daripada

osteoblast

Osteoporosis

Tulang menjadi rapuh dan

mudah patah

Pemendekkan tulang belakang

Kifosis progresif

Perubahan postur/image tubuh

Penurunan tinggi badan

6

DS

Pasien selalu bertanya

tentang kondisi

penyakitnya, Pasien

mengatakan tidak

mengetahui tentang kondisi

penyakitnya dan cara

penanganannya.

DO

Pasien selalu bertanya

tentang kondisi penyakitnya

dan tindakan penanganan

serta pencegahan yang tepat

Hasil Interaksi kompleks yang

menahun antara faktor genetik

dan faktor lingkungan

Faktor usia, penuaan

Pasca menopause

Kadar hormon estrogen

mendadak menurun

Tubuh kekurangan

jumlah/kadar hormon estrogen

Menurunnya pengaturan

pengangkutan kalsium ke

dalam tulang

Peningkatan aktivitas

pemecahan dan reabsorbsi

kalsium dari tulang oleh sel-sel

osteoklas

Pengurangan massa jaringan

mikroarsitekstur tulang setelah

menopause

Ansietas

Page 114: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 114

Kepadatan tulang berkurang

Aktivitas osteoklast > daripada

osteoblast

Osteoporosis

Kolaps bertahap tulang

vertebrae karena tekanan

tinggi pada saat berdiri/duduk

Patah tulang panggul vertebrae

Fraktur traumatik

Fraktur kompresi pada

vertebrae torakalis

Penyempitan diskus vertebrae

Menyebar ke seluruh korpus

vertebrae

Kompresi pada saraf tulang

belakang

Prognosa penyakit

Ansietas

7

DS

Pasien mengatakan Pasien

mengatakan sulit

melakukan aktivitas sehari-

hari, pasien mengatakan

selama bergerak selalu

ingin dibantu, badan terasa

lemas dan terasa sakit

ketika ingin beraktivitas

Hasil Interaksi kompleks yang

menahun antara faktor genetik

dan faktor lingkungan

Faktor usia, penuaan

Pasca menopause

Kadar hormon estrogen

mendadak menurun

Tubuh kekurangan

jumlah/kadar hormon estrogen

Risiko cedera

Page 115: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 115

DO

Pasien tampak lemah,

membutuhkan bantuan

petugas medis/alat bantu

ketika ingin berjalan,

tampak sulit bergerak, dan

postur tubuh pasien kifosis

Menurunnya pengaturan

pengangkutan kalsium ke

dalam tulang

Peningkatan aktivitas

pemecahan dan reabsorbsi

kalsium dari tulang oleh sel-sel

osteoklas

Pengurangan massa jaringan

mikroarsitekstur tulang setelah

menopause

Kepadatan tulang berkurang

Aktivitas osteoklast > daripada

osteoblast

Osteoporosis

Perubahan postural

Deformitas tulang

Gangguan keseimbangan dan

stabilitas postural

Perubahan mekanika tubuh

Penurunan kekuatan otot untuk

bergerak

Kelemahan otot

Resiko cedera

Page 116: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 116

3.3 Diagnosa Keperawatan

Masalah yang biasa terjadi pada klien osteoporosis adalah sebagai berikut :

1. Nyeri akut berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur traumatic

vertebra dan kompresi saraf vertebrae ditandai dengan adanya nyeri

tulang belakang dan spasme otot.

2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan perubahan postur

tubuh, deformitas tulang belakang: Terdapat lengkung vertebrae

abnormal, dan ketidakoptimalan ekspansi paru akibat dampak kifosis

yang menekan diafragma ditandai dengan dispneu, sesak napas

3. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi dan

deformitas akibat perubahan struktural skeletal (kifosis), nyeri sekunder,

atau fraktur baru ditandai dengan penurunan kemampuan gerak cepat,

badan terasa lemas, pola aktivitas terbatas, dan terdapat penurunan tinggi

badan

4. Gangguan eliminasi alvi yang berhubungan dengan adanya kompresi

saraf pencernaan vertebrae dan imobilitas atau terjadinya ileus (obstruksi

usus)/ileus paralitik ditandai dengan kesulitan buang air besar

(konstipasi)

5. Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan postural

tubuh/image tubuh dan ketergantungan fisik akibat proses penyakit yang

ditandai dengan keterbatasan aktivitas dan pemendekkan tulang belakang

6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, prognosa

penyakit, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran dalam

lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.

7. Risiko cedera terhadap cidera fraktur berhubungan dengan osteoporotik

dan dampak sekunder terhadap perubahan skeletal dan

ketidakseimbangan tubuh ditandai dengan kemampuan gerak cepat

menurun, tulang belakang terlihat bungkuk

Page 117: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 117

3.5 Evaluasi

Evaluasi

Klien mampu mengenali onset nyerinya (Skala 5).

Klien melaporkan nyeri terkontrol (Skala 5).

Klien mampu mendeskripsikan nyeri (Skala 5).

Klien mampu melaporkan nyeri (Skala 5)

Klien mampu melaporkan lama nyeri berlangsung (Skala 5)

Klien melaporkan nyeri (Skala 5)

Klien tidak cemas

Pasien tidak mengalami sesak, dispneu

pola napas pasien dapat segera normal kembali

Pasein mampu bernapas kembali secara optimal

Kebutuhan oksigen pasien dapat terpenuhi dengan baik

Klien mampu menyangga berat badan

Klien mampu berjalan dengan benar

Klien mampu berjalan dengan langkah pelan

Klien mampu berjalan dengan langkah sedang

Klien mampu mempertahankan keseimbangan tubuh saat duduk

Mempertahankan keseimbangan tubuh saat berjalan

Keseimbangan tubuh meningkat

Klien dapat bergerak dengan mudah

Menunjukkan kepercayaan diri mengenai kemampuannya.

Meningkatkan tingkat aktivitas

Meningkatkan interaksi sosial

Page 118: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 118

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Osteoporosis adalah kondisi terjadinya penurunan

densitas/matriks/massa tulang, peningkatan porositas tulang, dan penurunan

proses mineralisasi disertai dengan kerusakan arsitektur mikro jaringan tulang

yang mengakibatkan penurunan kekokohan tulang sehingga tulang menjadi

mudah patah (buku ajar asuhan keperawatan klien gangguan system

musculoskeletal)

Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang

progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari

mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan

padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang,

maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah

osteoporosis.

Beberapa faktor resiko Osteoporosis antara lain yaitu : usia, genetik,

defisiensi kalsium, aktivitas fisik kurang, obat-obatan (kortikosteroid, anti

konvulsan, heparin, siklosporin), merokok, alcohol serta sifat fisik tulang

(densitas atau massa tulang) dan lain sebagainya.

Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur kompresi. Fraktur kompresi

ganda vertebra mengakibatkan deformitas skelet

Page 119: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 119

4.2 Saran

Lansia

Harus lebih memperhatikan kesehatan dengan menghindari faktor-faktor

resiko osteoporosis serta memenuhi asupan gizi yang lengkap terutama untuk

tulang

Tenaga medis

Sebagai seorang tenaga medis harus mampu memberikan pendidikan

kesehatan yang baik terutama bagi lansia sehingga dapat menghindarkan atau

mencegah terjadinya penyakit osteoporosis

Mahasiswa

Harus lebih memahami tentang asuhan keperaawatan pada gangguan

system musculoskeletal “osteoporosis” sehingga mampu menerapkannya di

lhan praktik demi memberi pelayanan kesehatan yang baik bagi klien.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti

melihat kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik

terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.

2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional

dalam menetapkan diagnosa keperawatan.

Page 120: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Makalah Osteoporosis | 120

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J, 2001, Hand book of nursing diagnosis, 8-e (buku saku diagnosa

keperawatan, 8-e), Alih bahasa monica ester dkk, Jakarta, EGC

Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan medical Bedah Edisi 8

Vol.3, EGC, Jakarta.

Wilkinson, Judith. M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan

Intervensi NIC dan Krietria Hasil NOC edisis 7. Jakarta. EGC

Carpenito. L. Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta

Kowalak, P. Jennifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. EGC : Jakarta

Evelyn. C. Pearce. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

NANDA. 2002. Internasional Diagnosis Keperawatan-Definisi dan Klasifikasi

2012-2014. Jakarta: EGC

Doengoes, Marilynn E. Alice C. Geissler. 2002. Rencana Asuhan

Keperawatan-Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian

Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Carpenito, L. J, 2001, Hand book of nursing diagnosis, 8-e (buku saku diagnosa

keperawatan, 8-e), Alih bahasa monica ester dkk, Jakarta, EGC

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan KeperawatanKlien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal.Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. Alih bahasa : Brahm U. Pendit.

2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Volume

1.Edisi 6. Jakarta : EGC.

Sherwood, Lauralee. Alih bahasa : Brahm U. Pendit. 2001. Fisiologi Manusia

Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Zairin Noor Helm. Buku Ajar Gangguan Muskuluskeletal. 2012. Salemba

Medika: Jakarta

Page 121: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Hasil Interaksi kompleks yang menahun antara faktor genetik dan faktor lingkungan

Pascamenopaus,

Tidak Penah

Melahirkan

Kadar hormon

estrogen mendadak

menurun

Tubuh kekurangan

jumlah/kadar

hormon estrogen

Menurunnya

pengaturan

pengangkutan

kalsium ke dalam

tulang

Peningkatan aktivitas

pemecahan dan

reabsorbsi kalsium

dari tulang oleh sel-sel

osteoklas

Penurunan aktivitas

sel-sel osteoblast

dalam proses

pembentukkan

tulang baru

kebiasaan

merokok:

dampak nikotin

penurunan

kadar dan

aktivitas

hormon

estrogen

dalam tubuh

melemahnya

daya serap sel

terhadap

kalsium dari

darah ke dalam

jaringan tulang

menghambat

aktivitas kerja

pembentukkan

tulang baru oleh

sel-sel osteoblast

mempercepat

proses

penyerapan

tulang

osteoklast

terjadi secara

matur/ dini

peningkatan

hematokrit dan

viskositas

darah

darah akan

mudah

menggumpal

terbentuk

tromboemboli

penyumbatan

pada lumen

pembuluh

darah

arteri oklusif

aliran/suplai

darah menuju

tulang menjadi

berkurang

kopi

dampak kafein

keadaan ingin

selalu

berkemih

banyak

kalsium

terbuang

bersama urine

melalui ginjal

alkohol

Usia

lanjut/penuaan

Berkurangnya

kemampuan

tubuh dalam

penyerapan

kalsium

Penyerapan

kalsium oleh

tubuh inadekuat

Menurunkan

absorbsi kalsium

diusus maupun

ginjal

Meningkatkan jumlah

pengeluaran kalsium lebih

cepat melalui ginjal

Ketidakseimbangan

metabolisme kalsium

dalam tubuh

Penurunan

jumlah/kadar

kalsium

Genetik (jenis

kelamin, ras,

keluarga)

Struktur tulang

wanita lebih

kecil, lemah

dibanding

struktur tulang

laki-laki yang >

besar, kuat

Lebih condong

menyerang

kulit putih

Menyerang

penderita dengan

karakteristik

tulang tertentu

sistem imun

lemah

Prognosa

terserang

penyakit

Terjadi kelainan

pada gen

penentu

karakteristik/

struktur

pembentukkan

tulang

struktur tulang lebih

kecil, lemah dan

mudah terjadi

penipisan pada

lapisan jaringan

penyusun tulang

kondisi penyakit

(CKD,

Hiperparatiroid,

hipoparatiroid,

hipogonade)

gangguan

reabsorbsi

kalsium melalui

ginjal, usus

reabsorbsi

kalsium oleh

ginjal, usus

menjadi

kurang efisien

metabolisme

kalsium tubuh

terganggu

Penurunan

kualitas kerja

reabsorbsi

kalsium oleh

jaringan sel

tulang

Imobuilitas

penurunan

aktivitas fisik

penurunan

aktivitas

kekuatan otot

atrofi otot-otot

dan tulang

gangguan

fungsi

osteoblast

penurunan aktivitas

kerja sel-sel

osteoblast terhadap

proses

pembentukkan

tulang baru

terhambatnya

pembentukkan

tulang baru

Page 122: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Pengurangan

massa jaringan

mikroarsitekstur

tulang setelah

menopause

Kepadatan

tulang

berkurang

penurunan aktivitas

pembentukkan tulang

baru oleh osteoblast

pembentukkan

tulang menjadi

sulit

Mempengaruhi

kerja sistem

perkembangan

dan

pembentukkan

tulang

Aktivitas remodelling

tulang terganggu

Aktivitas osteoklas >

aktivitas osteoblast

Terjadi

ketidakseimbangan

antara percepatan

osteoklast dan

osteoblast

Aktivitas reabsorbsi

tulang meningkat

Pembentukkan massa

dan struktur jaringan

tulang menurun

Penurunan

formasi tulang

Peningkatan Burn

Over Tulang

Tulang menjadi rapuh

dan mudah keropos

tulang menjadi

lebih mudah

rapuh/patah

Aktivitas osteoblast

menjadi terganggu

Proses

pembetukkan

tulang baru

menjadi terhambat

Penurunan

formasi tulang

Aktivitas

osteoklast

lebih cepat

ketidakseimbangan

antara aktivitas

osteoklast dan

osteoblast

reabsorbsi/penghancuran

tulang oleh sel osteoklast

lebih cepat terhadap

jaringan tulang

penurunan

massa jaringan

tulang total

hilangnya

kepadatan

tulang

Page 123: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

obat-obatan

(kortikosteroid,

furosemid, isoniazid,

tetrasiklin)

penggunaan

jangka panjang

toksik pada

tulang

Metabolisme

kalsium dalam

tubuh terganggu

menghambat

aktivitas

remodelling tulang

proses

pembentukkan tulang

oleh sel-sel

osteoblast terhambat

meningkatkan

penghancuran/

pengeroposan

tulang oleh sel

osteoklast

massa dan kualitas

jaringan

mikroarsitekstur

tulang hilang

penurunan

kepadatan

jaringan tulang

defisiensi vitamin

dan gizi

kurang asupan

kalsium dan

vitamin D

gangguan pengaturan

keseimbangan

metabolisme kalsium

dalam tubuh

terganggunya

aktivitas reabsorbsi

kalsium dari dalam

darah ke sel-sel

tulang oleh osteoblast

penyerapan kalsium

untuk pembentukkan

tulang inadekuat

pembentukkan massa

puncak tulang yang

kurang baik selama

pertumbuhan

berkurangnya

massa puncak

tulang

hilangnya

massa tulang

total

hipokalsemia

peningkatan

paratiroid

hiperparatiroid

yang persisten

peningkatan aktivitas

reabosrbsi tulang oleh

osteoklast secara

prematur

aktivitas kerja

osteoblast

terganggu

Aktivitas osteoklast > daripada osteoblast

Idiopati (anak-

anak, remaja,

pramenopause)

Tidak tercapainya

massa tulang yang

maksimal

Pengeroposan

tulang menjadi

lebih cepat

Kehilangan

massa tulang

secara matur

Penurunan

densitas tulang

Berkurangnya dan

penurunan kepadatan massa

tulang total

Penurunan kualitas dan

kuantitas kepadatan

jaringan tulang, matriks,

dan mineral tulang hilang

Perubahan

mikroarsitektur

jaringan tulang

Kekuatan tulang

menurun

Kerapuhan

tulang/keropos

Page 124: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

penipisan pada

lapisan korteks

tulang

Osteoporosis

Mengenai tulang-tulang

diseluruh tubuh paling

sering pada daerah-daerah

yang menyanggah

berat/mendapat tekanan

(vertebrae, kolum femoris)

Penurunan

penyanggah

mekanik

penurunan

gerak

persendian

agility

penurunan

kemampuan gerak

cepat /lancar

Kekuatan tulang menurun

Kolaps bertahap tulang

vertebrae karena

tekanan tinggi pada saat

berdiri/duduk

Kepadatan tulang

berkurang secara

perlahan

Peningkatan

proses reabsorbsi

pada trabekula

Penurunan dan

penipisan korteks dan

trabekula

Perubahan

bentuk/deformitas

tulang

Terdapat lengkung

vertebrae abnormal

Pemendekkan

tulang belakang

Kifosis progresif

Penekanan

pada abdomen

Nyeri pada abdomen

Penurunan

tinggi badan

Perubahan

postur/image tubuh

Badan bungkuk

Ekspansi/kembang

kempis paru-paru tidak

maksimal

Fraktur

traumatik

Gangguan

keseimbangan

dan stabilitas

postural

Perubahan mekanika tubuh

Penurunan kekuatan

otot untuk bergerak

Kelemahan otot

Resiko cedera

Masalah

mobilitas

Inaktivitas

Gerak peristaltik

menurun

Tulang menjadi rapuh dan

mudah patah

Fraktur colles

Fraktur femur

Gangguan fungsi

ekstremitas atas dan

bawah

Pergerakan fragmen

tulang, spasme otot

Fraktur

kompresi

vertebrae

lumbal

Kompresi

pencernaan

ileus paralitik

Fraktur kompresi

vertebrae torakalis

Perubahan postural

Deformitas tulang

Gangguan

citra diri

Page 125: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang€¦ · berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak

Patah tulang

panggul

vertebrae

Pasien sulit

bergerak

Resiko fraktur

tulang

Kompresi pada

saraf tulang

belakang

Pelepasan

mediator kimia

nyeri

Nyeri pada

vertebrae

Nyeri pada

punggung

Pengambilan O2

terbatas

Kebutuhan O2

dalam paru

inadekuat

Penurunan

jumlah/kadar o2

dalam alveoli

Sesak napas

Dispneu

Ketidakefektifan

pola napas

Fraktur kompresi

pada vertebrae

torakalis

Penyempitan

diskus

vertebrae

Menyebar ke seluruh

korpus vertebrae

Kompresi

vertebrae

Ileus paralitik

Konstipasi

Gangguan rasa

nyaman nyeri

Gangguan

eliminasi alvi

badan terasa lemas

pola aktivitas terbatas

Hambatan

mobilitas fisik

Keterbatasan aktivitas fisik

Prognosa penyakit

Ansietas