bab i barbir

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ikan hias banyak digemari masyarakat, peminat ikan hias tidak terbatas hanya pada individu yang gemar memelihara ikan hias sebagai hobi tapi telah merambah ke dunia bisnis yakni para eksportir dan importir. Salah satu ikan hias air tawar yang digemari masyarakat adalah ikan Barbir. Ikan Barbir (Puntius conchonius) merupakan salah satu jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat karena memiliki warna yang indah, gerakan yang cukup agresif dan gesit. Selain itu bila dilihat dari sisi budidaya, ikan Barbir mudah dibudidayakan karena tidak membutuhkan lahan dan modal yang besar. Tujuan akhir produksi dalam budidaya ikan hias adalah jumlah kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang tinggi. Masalah kematian sering dialami pada usaha pembesaran disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor pemberian pakan. Dalam usaha pembesaran, kualitas pakan merupakan faktor penting 1

Upload: tika-mulyasari

Post on 24-Jul-2015

629 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tikey

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Barbir

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Ikan hias banyak digemari masyarakat, peminat ikan hias tidak terbatas

hanya pada individu yang gemar memelihara ikan hias sebagai hobi tapi

telah merambah ke dunia bisnis yakni para eksportir dan importir. Salah

satu ikan hias air tawar yang digemari masyarakat adalah ikan Barbir.

Ikan Barbir (Puntius conchonius) merupakan salah satu jenis ikan hias yang

banyak diminati masyarakat karena memiliki warna yang indah, gerakan

yang cukup agresif dan gesit. Selain itu bila dilihat dari sisi budidaya, ikan

Barbir mudah dibudidayakan karena tidak membutuhkan lahan dan modal

yang besar.

Tujuan akhir produksi dalam budidaya ikan hias adalah jumlah

kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang tinggi. Masalah kematian

sering dialami pada usaha pembesaran disebabkan oleh berbagai faktor

termasuk faktor pemberian pakan. Dalam usaha pembesaran, kualitas pakan

merupakan faktor penting yang dapat dijaga (dimanipulasi) guna

meningkatkan angka pertumbuhan dan daya tahan tubuh untuk selanjutnya

dapat meningkatkan kelangsungan hidup ikan.

Perlakuan pemberian jamu beras kencur pada pakan diharapkan mampu

meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh ikan Barbir (Puntius

conchonius). Mengingat jamu beras kencur merupakan minuman penyegar

khas dari Indonesia (Jawa). Minuman ini juga digolongkan sebagai jamu

karena memiliki khasiat meningkatkan nafsu makan (Wikipedia.com; 2012).

1

Page 2: BAB I Barbir

1.2. Perumusan masalah

Apakah penambahan jamu beras kencur berpengaruh pada pertumbuhan

bobot dan panjang tubuh benih ikan Barbir (Puntius conchonius)?

1.3. Tujuan

Penelitian tugas akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh

formulasi bahan tambahan pakan yang mampu meningkatkan pertumbuhan

dan meningkatkan daya tahan benih ikan Barbir (Puntius conchonius)

dengan menambahkan jamu beras kencur pada pakan.

1.4.

2

Page 3: BAB I Barbir

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Biologi ikan Barbir (Puntius conchonius)

1.1.1. Klasifikasi ilmiah ikan Barbir (Puntius conchonius)

Klasifikasi ilmiah ikan Barbir menurut F. Hamilton (1822) dalam

Wikipedia.com sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Family : Cyprinidae

Genus : Puntius

Spesies : Puntius conchonius

1.1.2. Morfologi ikan Barbir (Puntius conchonius)

Ikan Barbir (Puntius conchonius) memiliki tubuh memanjang

berbentuk pipih ke samping. Sebagian besar tubuh termasuk perut

berwarna keperakan dan mengkilat dengan corak merah lembut.

Selama masa kawin biasanya warna merah tersebut akan sangat

dominan (Lingga dan Susanto; 2003).

Sirip-sirip berwarna kemerahan dan transparan, di bawah jari-jari

sirip punggung terakhir terdapat sebuah titik hitam berbentuk

lingkaran. Sirip punggung dan sirip anal berwarna gelap pada

ujungnya (Lingga dan Susanto; 2003). Barbir (Puntius conchonius)

muda memiliki satu warna yakni keperakan dengan bintik hitam

3

Page 4: BAB I Barbir

pada bagian bawah ujung sirip punggung (Wikipedia.com; 2012).

Morfologi ikan Barbir dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Ikan Barbir (Puntius conchonius)

Sumber: Google.com

1.1.3. Habitat dan kebiasaan makan ikan Barbir (Puntius conchonius)

Ikan Barbir (Puntius conchonius) hidup secara berkelompok pada

perairan tenang dan mengalir. Kualitas air optimal untuk Barbir

(Puntius conchonius) pada suhu 20 – 25 oC, rentang pH 6,0 - 7,0,

dan kesadahan 2 – 15 dH. Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan

yang telurnya diserakkan. Ikan ini dapat tumbuh hingga ukuran 12,5

cm (Wikipedia.com; 2012).

Barbir (Puntius conchonius) juga dapat hidup di akuarium serta

dapat hidup berdampingan dengan ikan lain. Barbir (Puntius

conchonius) dapat hidup dengan ikan-ikan permukaan, seperti ikan

beranak (Molly) karena ikan Barbir (Puntius conchonius) termasuk

jenis ikan yang hidup di dasar dan tengah perairan (Lingga dan

Susanto; 2003).

4

Page 5: BAB I Barbir

Termasuk ke dalam ikan pemakan segala (omnivor). Perawatan di

akuarium, Barbir (Puntius conchonius) dapat diberi pakan alami baik

pakan hidup maupun pakan beku (cacing darah), Daphnia, dan

Artemia dapat juga diberi pakan berupa pellet perairan (Lingga dan

Susanto; 2003).

1.1.4. Feeding rate

Pakan diberikan kepada benih ikan sesuai dengan kebutuhan dan

dapat memberikan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang paling

tinggi. Kebutuhan pakan harian dinyatakan sebagai tingkat

pemberian pakan (feeding rate) per hari yang ditentukan berdasarkan

persentase dari bobot ikan (Gusrina; 2008). Tingkat pemberian

pakan ditentukan oleh ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan maka

feeding rate-nya semakin kecil, tetapi jumlah pakan perharinya

semakin besar.

Penghitungan kebutuhan pakan harian dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus:

Keterangan:

FR = feeding rate (%)

BM = bobot boimasa (gr)

1.1.5. Padat penebaran

Padat penebaran merupakan jumlah ikan yang dapat ditebar per

satuan luas (atau volume air) kolam atau wadah pemeliharaan ikan

lainnya. Benih ikan Barbir ukuran M memiliki padat tebar optimal 5

ekor/liter (Kurniawan; 2009).

5

Jumlah pakan harian (gr) = FR x BM

Page 6: BAB I Barbir

1.1.6. Pertumbuhan

Pertumbuhan ikan adalah perubahan bentuk ikan baik berat, panjang

maupun volume yang disebabkan pertambahan waktu, ikan dapat

tumbuh dengan baik jika jenis pakannya memiliki kandungan gizi

lengkap, yang meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin serta

mineral dalam jumlah tertentu. Faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ikan antara lain keturunan, pertumbuhan kelamin dan

umur, serta kerentanan penyakit (Lesmana dan Iwan; 2006).

Untuk tumbuh secara optimal benih ikan harus memakan pakan

bergizi. Semua spesies ikan membutuhkan pakan yang terdiri dari

protein dengan asam amino essensial, lemak sesnsial, karbohidrat,

vitamin dan mineral (Djajasewaka; 1985). Banyaknya gizi yang

dibutuhkan disamping tergantung pada spesies ikan, juga tergantung

pada ukuran atau besarnya ikan serta lingkungan hidup ikan tersebut.

Pakan merupakan sumber energi bagi kehidupan dan pertumbuhan

ikan. Kandungan yang terpenting dalam pakan adalah protein.

Jumlah dan kualitas protein mempengaruhi pertumbuhan ikan.

Protein yang dibutuhkan dalam pakan pada setiap jenis ikan berkisar

20-60%.

Pertumbuhan individu akan terjadi bila ada kelebihan energi dan

asam amino yang berasal dari pakan setelah digunakan tubuh untuk

metabolisme, darah, pergerakkan, perawatan bagi tubuh atau

pengganti sel-sel yang telah rusak. Pakan yang diberikan pada ikan

tidak boleh melebihi kebutuhan hidupnya. Jumlah makanan yang

dikonsumsi oleh seekor ikan secara umum berkisar antara 5 sampai

dengan 6% dari berat tubuhnya perhari (Djajasewaka; 1985).

6

Page 7: BAB I Barbir

1.1.7. Kelangsungan hidup (SR)

Menurut Effendi (2004) kelangsungan hidup ikan adalah persentase

ikan yang hidup dari seluruh ikan yang dipelihara setelah melewati

masa pemeliharaan. Kelangsungan hidup ikan pada saat pembesaran

sangat ditentukan oleh tersedianya makanan. Makanan yang

diberikan akan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup dalam

pertumbuhan ikan. Ikan akan mengalami kematian apabila dalam

waktu yang singkat tidak berhasil mendapatkan makanan, akibatnya

akan terjadi kehabisan tenaga.

1.2. Biologi beras

1.2.1. Klasifikasi ilmiah beras

Beras berasal dari tanaman padi yang telah dikupas kulit arinya.

Klasifikasi ilmiah padi berdasarkan Wikipedia.com (2012) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa

1.2.2. Morfologi beras

Berdasarkan Wikipedia.com (2012) bagian-bagian tanaman padi

secara garis besar digolongkan dalam dua bagian yakni:

a. Bagian vegetatif, yang meliputi: akar, batang, dan daun.

7

Page 8: BAB I Barbir

b. Bagian generatif, yang meliputi: malai yang terdiri dari bulir-

bulir daun bunga.

Secara morfologi, beras dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Beras

Sumber: Google.com

1.2.3. Komposisi kimia beras

Komposisi kimia beras berbeda-beda tergantung pada varietas dan

cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein, beras

juga mengandung berbagai unsur mineral dan vitamin. Sebagian

besar karbohidrat beras adalah pati (85-90%), sebagian kecil

pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula.

Sebagian besar (80%) protein beras merupakan fraksi tidak larut

dalam air, yang disebut protein glutelin. Sebagai bahan makanan

pokok di Indonesia, beras dalam menu makanan sehari-hari

menyumbang sedikitnya 45% protein. Unsur mineral utama adalah

fosfor, kalsium, magnesium dan besi (Fauzi; 2002).

8

Page 9: BAB I Barbir

1.2.4. Manfaat beras

Menurut Wardana, dkk (2002) beras ternyata memiliki berbagai

manfaat diantaranya:

- Selaput biji; bersifat manis dan netral. Berkhasiat memelihara

lambung, memperkuat limpa, meningkatkan nafsu makan dan

antineuritis, dan gangguan pencernaan.

- Beras; berkhasiat sebagai pelembut kulit, peluruh kencing dan

pendingin.

1.3. Biologi kencur

1.3.1. Klasifikasi ilmiah kencur

Berdasarkan Wikipedia.com (2012) kencur diklasifikasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Subfamli : Zingiberoideae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga

9

Page 10: BAB I Barbir

1.3.2. Morfologi kencur

Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan

Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon

yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat.

Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah

kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Jumlah

helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan

berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota

bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara

lembayung dengan warna putih lebih dominan.

Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada

musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun

yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka

(Afriastini; 2002). Morfologi rimpang kencur dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3. Rimpang kencur (Kaemferia galanga)

Sumber: Google.com

10

Page 11: BAB I Barbir

1.3.3. Habitat, komposisi kimia dan manfaat kencur

Menurut Afriastini (2002) kencur merupakan temu kecil yang

tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang

tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air.

Komposisi kimia yang terdapat dalam rimpang kencur berupa pati

4,14%, mineral 13,73% dan minyak-minyak atsiri 0,02% berupa

sineol, asam metal kamil dan penta dekaan, asam sinamat, etil ester,

borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisat, alkaloid dan gom.

Kencur memiliki manfaat yang cukup banyak. Selain sebagai bumbu

penyedap masakan, bahan baku pembuat minuman, kencur juga

dimanfaatkan sebagai kosmetikan dan ramuan obat tradisional yang

berkhasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Manfaat tersebut

ada karena kencur mengandung minyak atsiri (Afriastini; 2002).

Menurut Wardana, dkk (2002) rimpang kencur digunakan untuk

tujuan menghangatkan badan, penyegar, menghilangkan rasa sakit,

membantu mengeluarkan gas dari perut dan penambah nafsu makan.

1.4. Jamu beras kencur

Rimpang kencur yang digiling halus bersama-sama beras, kemudian diseduh

dengan air masak dan diberi sedikit gula atau anggur disebut beras kencur.

Minuman tersebut berguna bagi kesehatan tubuh dan dapat menambah nafsu

makan (Afriastini; 2002).

Menurut Anne Ahira dalam

http://www.anneahira.com/tanaman-obat/kencur.htm selain menyegarkan,

11

Page 12: BAB I Barbir

bagi manusia meminum jamu beras kencur selain terasa enak ternyata

banyak manfaat, yakni sebagai berikut:

- Minyak atsiri yang dikandung kencur diklaim memiliki banyak

senyawa bermanfaat. Senyawa ini berfungsi sebagai analgesik, yaitu zat

yang memiliki kemampuan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri.

- Jamu beras kencur memiliki kemampuan untuk menambah tenaga

karena memiliki sifat stimulant.

- Manfaat jamu beras kencur lain adalah sebagai minuman penambah

nafsu makan.

- Jamu beras kencur dipercaya bias menghilangkan beberapa penyakit

seperti batuk, radang lambung, sariawan, keracunan makanan atau perut

kembung.

1.5. Pakan buatan

Pakan buatan biasanya berupa pellet, baik yang tenggelam maupun

terapung. Pakan buatan jarang digunakan oleh petani dalam budidaya ikan

hias karena cepat mengotori air padahal sebenarnya dengan kadar dan

frekuensi pemberian pakan buatan yang seimbang akan memberikan hasil

yang baik. Ini disebabkan kandungan gizi pakan buatan sudah disesuaikan

dengan kebutuhan ikan karena sudah ditambahkan vitamin (Lesmana dan

Dermawan; 2006).

Proses berlangsungnya pencernaan makanan pada ikan diawali dengan

adanya rangsangan. Untuk menimbulkan rangsangan maka khusus pakan

buatan ada beberapa hal secara teknis perlu mendapatkan perhatian. Pakan

harus memenuhi persyaratan kandungan nutrisi yang menyangkut protein,

lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral (Saparinto; 2008).

12

Page 13: BAB I Barbir

BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama 40 hari dari tanggal 13 Pebruari s.d 24

Maret 2012 di Hatchery Departemenen Agribisnis Perikanan Budidaya

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur.

3.2. Alat dan bahan

3.2.1. Alat

- 9 buah toples volume 16 liter

- 1 set aerator

- Selang sipon

- Timbangan digital

- Penggaris

- pH meter

- DO meter

- Thermometer

3.2.2. Bahan

- 180 ekor benih ikan Barbir ukuran M

- Pellet

- Beras

- Kencur

13

Page 14: BAB I Barbir

3.3. Rancangan/strategi penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan

dua perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan tersebut antara lain:

a. Perlakuan A (kontrol) yakni pakan tanpa tambahan ekstrak beras kencur;

b. Perlakuan B, pakan dengan tambahan ekstrak beras kencur

(perbandingan berat beras kencur dan pellet adalah 2:1);

c. Perlakuan C, pakan dengan tambahan ekstrak beras kencur

(perbandingan berat beras kencur dan pellet adalah 2:1).

Beras digunakan sebanyak 1 Liter dan kencur 250 gram. Ekstrak yang

didapat dengan cara menyangrai beras (beras digoreng tanpa minyak) lalu

dihaluskan. Bahan kencur yang sudah dibersihkan ikut dihancurkan dengan

cara ditumbuk. Setelah itu, bubuk beras dan kencur ini dicampur, diberi

sedikit air hangat lalu diperas dengan kain saring, kemudian dicampurkan

dengan pakan yang akan diberikan ke benih ikan Barbir.

Pakan diberikan tiga kali sehari yakni pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00

WIB. Dalam satu hari jumlah pakan yang diberikan adalah 20% hingga 10%

dari total bobot tubuh per akuarium (disesuikan dengan pertambahan berat

dan panjang ikan ketika penelitian). Pakan yang digunakan berupa pellet

butiran dengan komposisi protein min 30%, lemak min 3%, serat kasar

maks 4%, abu maks 12%, dan kadar air maks 12%.

Data-data yang telah diperoleh selanjutnya akan diolah secara pengamatan

langsung atau kualitatif dan disajikan dalam bentuk tabel, gambar, serta

grafik. Data yang dapat dianalisis secara kuantitatif (biasanya yang berupa

angka-angka) dianalisis sesuai dengan perhitungan yang telah ada

berdasarkan literatur yang ada di perpustakaan dan internet.

14

Page 15: BAB I Barbir

3.4. Parameter pengamatan dan teknik pengumpulan data

3.4.1. Parameter pengamatan

Parameter uji utama pada penelitian ini adalah pemberian pakan

tambahan berupa jamu beras dan kencur pada pertumbuhan benih

ikan Barbir. Pengamatan dilakukan dengan cara melihat morfologis

benih.

Berat mutlak

Pertambahan bobot tubuh benih ikan Barbir diukur dengan

menggunakan timbangan analitik yang dilakukan pada awal

penelitian dan setiap 10 hari selama 40 hari penelitian dengan

cara mengamati pertambahan panjang tubuh ikan. Data

pertumbuhan panjang tubuh ikan dihitung berdasarkan Marsandre

(2007) yaitu:

Keterangan:

GR = pertumbuhan mutlak

Wt = bobot rata-rata akhir (gr/ekor)

Wo = bobot rata-rata awal (gr/ekor)

T = waktu (hari)

Panjang

Pertambahan panjang tubuh benih ikan Barbir diukur dengan

menggunakan penggaris yang dilakukan pada awal penelitian dan

setiap 10 hari dengan cara mengamati pertambahan panjang tubuh

ikan. Data pertumbuhan panjang tubuh ikan ditentukan

berdasarkan rumus menurut Marsandre (2007) yaitu:

15

GR=(wt−wo)

t

Page 16: BAB I Barbir

Keterangan:

P = pertambahan panjang tubuh ikan (cm)

Lt = panjang rata-rata tubuh ikan pada akhir

penelitian (cm),

Lo = panjang rata-rata tubuh ikan pada awal

penelitian (cm).

Kelulus hidupan (SR)

Survival rate (SR) merupakan tingkat kelangsungan hidup selama

masa pemeliharaan. Penghitungan dilakukan pada akhir penelitian

dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Marsandre

(2007), yaitu:

Kualitas air

Parameter kualitas air yang diukur meliputi kadar oksigen

terlarut, pH, suhu, dan salinitas.

- Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan DO meter,

- pH diukur dengan menggunakan pH meter,

- Suhu diukur dengan menggunakan thermometer,

Kualitas air diukur setiap 10 hari pada pukul 07:00, 11:00 dan

15:00 WIB.

16

P = Lt – Lo

SR= jumlah benihakhirjumlahbenih awal

× 100 %

Page 17: BAB I Barbir

3.4.2. Teknik pengumpulan data

Data-data yang diperoleh adalah data pertumbuhan benih ikan Barbir

setiap 10 hari sekali selama 40 hari penelitian dan data pengamatan

kualitas air setiap 10 hari pada pukul 07.00, 11.00, dan 15.00 WIB.

Jumlah ikan yang disampling adalah 40% dari jumlah ikan per

wadah budidaya atau 8 ekor dari 20 ekor per toples.

Proses pengumpulan data dan keterangan yang diperlukan, peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

- Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada

lokasi penelitian. Teknik ini dilakukan dengan melakukan

pengamatan secara langsung.

- Teknik pengumpulan data sekunder, yakni pengumpulan data

yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari:

a. Penelitian kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang

diperoleh dari buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang

memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan

menggunakan catatan-catatan atau dokumentasi yang ada di

lokasi penelitian serta sumber-sumber yang relevan dengan

objek penelitian.

17

Page 18: BAB I Barbir

3.5. Jadwal pelaksanaan

No

.Kegiatan

Januar

i Pebruari

Maret April

II

I

I

VI

I

I

II

I

I

V

I II II

I

I

V

I II II

I

I

V

1.

Persiapan

wadah dan

media

2.Penebaran

benih

3.

Pengukura

n panjang

dan berat

4.

Pengukura

n kualias

air

5.Penyusuna

n laporan

6.Seminar

TA

7.

Konsultasi

dan

bimbingan

TA

18

Page 19: BAB I Barbir

DAFTAR PUSTAKA

. 2012. Kencur. Artikel [online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kencur [diunduh pada 2 Pebruari 2012 pukul

15:36 WIB].

. 2012. Padi. Artikel [online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Padi [diunduh pada 2 Pebruari 2012 pukul

15:39 WIB].

Afriastini. 2002. Bertanam Kencur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ahira, Anne. 2012. Macam-macam Manfaat Jamu Beras Kencur. Artikel [online].

Tersedia: http://www.anneahira.com/tanaman-obat/kencur.htm [diunduh

pada 2 Pebruari 2012 pukul 15:34 WIB].

Ahira, Anne. 2012. Tanaman Obat (padi). Artikel [online]. Tersedia:

http://www.anneahira.com/tanaman-obat/padi.htm [diunduh pada 2 Pebruari

2012 pukul 15:20 WIB].

Djajasewaka, H. 1985. Pakan Ikan. Jakarta: C.V Yasaguna.

Effendi, I. 2009. Pengantar Akuakultur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Fauzi, Arif. 2009. Aneka Tanaman Obat dan Khasiatnya. Yogyakarta: Media

Pressindo.

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Hernani dan Rahardjo, M. 2006. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta:

Penebar Swadaya.

19

Page 20: BAB I Barbir

Lesmana, D. S dan Darmawan, I. 2006. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Lingga, P dan Susanto, H. 2003. Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Marsandre. 2007. Parameter Dasar Budidaya Perairan. Artikel [online].

Tersedia:http://jlcome.blogspot.com. [Diunduh pada 12 Januari 2012 pukul

13.15 WIB].

Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu-temuan dan Empon-empon. Yogyakarta:

Kanisius.

Saparinto, Cahyo. 2008. Panduan Lengkap Gourami. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wardana, dkk. 2002. Tanaman Obat Rimpang. Jakarta: Penebar Swadaya.

20