bab i asi (repaired)

Upload: thajaudzatyz2308

Post on 05-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    1/28

    1

    GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI

    PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM MEMBERIKAN ASI

    EKSKLUSIFDI RT 02 KAMPUNG JATI DESA CIKEMBULAN,

    KECAMATAN KADUNGORA KABUPATEN GARUT

    PROPOSAL PENELITIAN

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Riset Keperawatan

    Disusun oleh:

    Nita kardilah

    05200ID09142/3D

    PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT

    AKADEMI KEPERAWATAN

    2011

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    2/28

    2

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT

    karena atas berkat, rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan

    PROPOSAL PENELITIAN. Proposal penilitian ini ditujukan untuk memenuhi

    salah satu tugas Riset Keperawatan.

    Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis banyak mendapat

    bimbingan, bantuan saran, nasihat, petunjuk dan dorongan semangat secara

    langsung maupun tidak langsung. Baik secara materi maupun materil. Oleh karena

    itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak

    Ibu Dosen yang telah membimbing penulis dalam penyusunan proposal penelitian

    ini.

    Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari

    sempurna,hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, serta pengalaman yang

    dimiliki oleh penulis. Namun berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak,

    akhirnya proposal penelitian ini dapat diselesaikan.

    Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat

    membuat proposal penelitian yang lebih baik dari sebelumnya, mudah-mudahan

    proposal penelirian ini bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi

    pembaca

    Akhirnya, hanya kepada ALLAH SWT kita berserah diri dan memohon

    pertolongan. Semoga semua ini merupakan amal ibadah sebagai wujud

    penyerahan diri kepada-Nya, Amin.

    Garut, Januari 2012

    Penulis,

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    3/28

    3

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dimulai sejak masa

    hamil, bayi, anak sekolah, dewasa, sampai usia lanjut atau yang dikenal dengan

    pendekatan siklus kehidupan. Setiap tahap dari siklus tersebut, manusia

    menghadapi masalah gizi yang berbeda yang harus diatasi dengan cepat dan tepat

    waktu. Salah satu upaya untuk memperoleh tumbuh kembang yang baik adalah

    dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif sampai bayi berusia

    6bulan, selanjutnya pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur 24 bulan.

    Oleh karena itu, menyiapkan dan mengajarkan ibu agar dapat

    memberikan ASI dengan benar merupakan bagian dari upaya peningkatan SDM.

    Karena bayi dan anak lebih sehat sehingga akan menurunkan angka kesakitan dan

    kematian bayi, sekaligus meningkatkan kualitas SDM yang bersangkutan (Depkes

    RI, 2005).

    Salah satu pengalaman yang berharga yang dialami ibu dan bayi

    adalah menyusui ASI secara eksklusif. Sayangnya tidak semua ibu menyadari

    akan pentingnya pemberian ASI eksklusif tersebut. ASI mengandung semua

    nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, disamping itu

    juga mengandung antibodi yang akan membantu bayi membangun sistem

    kekebalantubuh dalam masa pertumbuhannya. Pemberian ASI eksklusif juga

    1

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    4/28

    4

    dapat menciptakan ikatan psikologis dan kasih sayang yang kuat antara ibu dan

    bayi.

    Dalam era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering

    menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

    sehingga pemberian ASI Eksklusif mungkin tidak tercapai (Mardiati, 2008). Hak

    bayi mendapat ASI diartikan mendapat ASI sesuai dengan resolusi World Health

    Assembly (WHA) tahun 2001, yaitu bayi mendapat ASI eksklusif sejak lahir

    sampai usia 6 bulan, selanjutnya diberikan MP-ASI dan pemberian ASI

    diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih (IDAI Cab. DKI Jakarta, 2008). Praktek

    pemberian ASI di Negara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5

    juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan. Atas dasar tersebut World Health

    Organization ( WHO ) merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI sampai

    bayi 6 bulan. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi di Indonesia dan 1,3 juta bayi

    di seluruh dunia dapat diselamatkan dari kematian dengan pemberian ASI

    eksklusif (Depkes RI, 2005).

    Berdasarkan penelitian WHO (2000) di enam negara berkembang,

    risiko kematian bayi antara usia 9 12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut

    tidak disusui, untuk bayi berusia di bawah dua bulan, angka kematian ini

    meningkat menjadi 48% (Roesli, 2008). Pemberian ASI secara eksklusif dapat

    mencegah kematian balita sebanyak 13%. Pemberian makanan pendamping ASI

    pada saat 6 bulan dan jumlah yang tepat dapat mencegah kematian balita

    sebanyak 6% sehingga pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    5/28

    5

    dengan pemberian ASI sampai lebih 2 tahun bersama makanan pendamping ASI

    yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 19% (Suradi, 2008).

    Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

    1994 dan 1997 dilaporkan bahwa ibu - ibu yang memberikan ASI eksklusif

    kepada bayinya dibawah 4 bulan baru mencapai 47% dan 52%. Angka ini jauh

    dari target yang harus dicapai dalam Repelita VI yaitu sebesar 80%. Untuk

    mencapai target ini perlu usaha yang keras melalui penyuluhan kepada

    masyarakat luas (Purnamawati, 2003).

    Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat tahun 2007 di

    Jawa Barat Angka Kematian bayi akibat tidak mendapatkan ASI ekslusif

    mencapai 321 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan catatan kematian Bayi di

    kabupaten Garut tahun 2007 mencapai 55 kasus akibat kekurangan ataupun tidak

    mendapatkan ASI ekslusif (Profil Din Kes Garut, 2007:13)

    Begitupun di wilayah Desa Cikembulan Tepatnya Di Kampung Jati Rt

    02, Sebagian Besar Ibu Menyusui cenderung tidak memberikan ASI eksklusif

    kepada bayinya, baik dari ekonomi rendah sampai pada ekonomi tinggi, mereka

    cenderung memberikan Susu formula dibandingkan ASI eksklusif. Sekitar 90%

    ibu menyusui dari jumlah ibu menyusui yang berada di RT 02 Kampung jati dri

    seluruh jumlah ibu menyusui sekitar 20 0rang tidak memberikan ASI esklusif. Hal

    ini memberikan adanya hubungan antara pemberian ASI dengan sosial ekonomi

    ibu dimana ibu mempunyai sosial ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali

    untuk memberikan ASI dibanding ibu dengan social ekonomi tinggi.

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    6/28

    6

    Bertambahnya pendapatan keluarga atau status sosial yang tinggi serta lapangan

    pekerjaan bagi perempuan berhubungan dengan pemberian susu botol. Artinya

    mengurangi kemungkinan untuk menyusui bayi dalam waktu yang lama

    (Purnamawati, 2003).

    Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu

    tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan

    dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor

    yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat

    kompleks sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab

    seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat

    menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah perilaku

    tersebut.

    Dilihat dari Segi Biologis Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

    organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis,

    semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku,

    karena mempunyai aktivitas masing masing. Perilaku manusia adalah semua

    tindakan atau aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun yang tidak

    dapat diamati pihak luar.

    Dilihat dari Segi Psikologis Menurut Skiner (1938 ), perilaku adalah suatu

    respon atau reaksi seseorang te rhadap stimulus ( rangsangan dari luar . pengertian

    itu dikenal dengan teori S-O-R (stimulus-organisme-respons).skiner membedakan

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    7/28

    7

    respons tersebut menjadi 2 jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan

    operant response (instrumental response).

    Sedangkan perilaku ibu menyusui didaerah kabupaten garut, khususnya di

    kampong jati RT 02 kabupaten garut masih acuh terhadap pentingnya

    memberikan ASI ekslusif. Padahal sekitar 75% masyarakat Kampung jati telah

    berpendidikan tinggi, dan berpenghasilan diatas Rp. 500.000,- per bulan. Itulah

    Yang Menjadi Permasalahan Di RT 02 Kampung Jati Desa Cikembulan

    Kabupaten Garut

    Berdasarkan uraian di atas menunjukkan masih rendahnya tingkat

    pemberian ASI eksklusif oleh ibu pada bayinya dan masih rendahnya kesadaran

    masyarakat khususnya kesadaran ibu menyusui untuk membekan ASI ekslusif

    kepada bayinya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor yang

    mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif.

    Oleh karena itu, sebagai upaya untuk lebih mengetahui dan memahami

    bagaimana tingkat pemberian ASI eksklusif yang diberikan oleh ibu pada bayinya

    khususnya di wilayah Kecamatan Kadungora Desa Cikembulan Tepatnya di

    Kampung Jati RT 02 , maka peneliti mencoba membahasnya dalam bentuk

    proposal penelitian dengan judulGambaran Faktor-Faktor Yang Dapat

    Mempengaruhi Perilaku Ibu Menyusui terhadap pemberian Asi Eksklusif Di Rt

    02 Kampung Jati Desa Cikembulan, Kabupaten Garut

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    8/28

    8

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

    dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah gambaran

    factor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu menyusui terhadap pemberian asi

    eksklusif Di RT 02 Kampung Jati Desa Cikembulan, Kabupaten Garut?

    1.3. Tujuan Penelitian

    1.3.1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui gambaran factor-faktor yang mempengaruhi ibu

    menyusui terhadap pemberian ASI eksklusif

    1.3.2. Tujuan Khusus

    1. Untuk mengetahui pengaruh faktor umur ibu terhadap pemberian ASIeksklusif.

    2. Untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan ibu terhadap pemberianASI eksklusif.

    3. Untuk mengetahui pengaruh faktor pekerjaan ibu terhadap pemberian ASIeksklusif.

    4. Untuk mengetahui pengaruh faktor pendapatan ibu terhadap pemberianASI eksklusif

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    9/28

    9

    1.4. Manfaat Penelitian

    1. Untuk institusi keperawatan:Agar lebih pro aktif dalam melakukan penelitian ataupun penanganan yang

    berhubungan dengan masalah pemberian ASI ekslusif bagi ibu menyusui

    kepada bayinya.

    2. Untuk masyarakat:agar lebih memahami betapa pentingnya ASI ekslusif bagi bayi, sehingga

    masyarakat tidak lagi menggunakan susu botol bagi bayi yang berusia 0-12

    bulan. Sehingga bias meningkatkan derajat kesehatan bayi dan mengurangi

    resiko kekurangan gizi pada bayi.

    3. Untuk petugas kesehatan dan penyedian layanan kesehatan:tentang pelaksanaan pemberian ASI eksklusif Dapat melakukan berbagai

    penyuluhan-penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif di wilayah

    kerjanya agar ibu-ibu menyusui mengerti manfaat pemberian ASI

    eksklusif sehingga dapat meningkatkan jumlah pemberian ASI eksklusif

    dari ibu menyusui kepada bayinya

    1.5 Ruang Lingkup dan keterbatasanDalam penulisan proposal penelitian ini, penulis hanya membatasi ruang

    lingkup penulisan tentang Gambaran Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi

    Perilaku Ibu Menyusui terhadap pemberian Asi Eksklusif Di Rt 02 Kampung Jati

    Desa Cikembulan, Kabupaten Garut

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    10/28

    10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. ASI

    ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam

    organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu yang berguna

    sebagai makanan yang utama bagi bayi (Roesli, 2000).

    ASI mengandung nutrisi, hormon,unsur kekebalan faktor pertumbuhan,

    antialergi, serta anti infalamasi. Sehingga ASI merupakan makanan yang

    mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial, maupun

    spiritual (Purwanti, 2004).

    2.2. Stadium ASI (Purwanti, 2004)

    2.2.1. ASI Stadium I

    ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang

    pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Setelah

    persalinan komposisi kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna

    kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.

    Kolostrum merupakan pencahar yang membersihkan mekonium sehingga mukosa

    usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini

    meneyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan

    feses berwarna hitam.

    8

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    11/28

    11

    Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap

    melindungi bayi saat kondisinya masih lemah. Kandungan protein dalam

    kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur.

    Jenis protein globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat ataupun

    padat sehingga bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit

    kolostrum.

    Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lisotin

    sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah kolesterol. Kandungan hidrat

    arang kolostrum lebih rendah dinbandingkan susu matur akibat dari aktivitas bayi

    pada 3 hari pertama masih sedikit dan tidak memerlukan banyak kalori. Total

    kalori kolostrum hanya 58 kal/100 ml kolostrum.

    2.2.2. ASI Stadium II

    ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4

    sampai hari ke-10. Komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat

    arang makin tinggi, dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini

    merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah

    beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil

    begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh

    karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam

    makanan ibu.

    2.2.3. ASI Stadium III

    ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10

    sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    12/28

    12

    disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan,

    bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI.

    2.3. Zat Gizi ASI

    2.3.1. Karbohidrat

    Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah

    satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2

    kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan pada susu sapi. Namun demikian

    angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa

    (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini

    disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibandingkan laktosa susu

    sapi. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya

    meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan).

    Sesudah melewati masa ini maka kadar kabohidrat ASI relatif stabil (IDAI

    Cab.DKI Jakarta, 2008).

    2.3.2. Protein

    Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan

    protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri

    dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein

    whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak

    mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah

    protein casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang

    mengandung jumlah ini lebih tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin

    yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat pada susu sapi tidak terdapat

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    13/28

    13

    dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial

    menyebabkan alergi.

    ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organic

    yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) disbanding

    dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping

    itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik disbanding susu sapi. Nukleotida inin

    mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus,

    merangsang pertumbuhan bakteri baik yang di dalam usus, dan meningkatkan

    penyerapan besi dan daya tahan tubuh (IDAI Cab.DKI Jakarta, 2008).

    2.3.3. Lemak

    Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi. Kadar

    lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat

    selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang

    ditemukan dalam ASI dan susu sapi. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan

    pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI

    banyak mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam

    dokosaheksonik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap

    perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

    ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang

    dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti

    yang kita ketahui konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah banyak dan lama.

    tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah (IDAI Cab.DKI Jakarta,

    2008).

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    14/28

    14

    2.3.4. Karnitin

    Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang

    diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar

    karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam

    kolostrum kadar karnitin lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang

    mendapat ASI lebih tinggi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula

    (IDAI Cab,DKI Jakarta, 2008).

    2.3.5. Vitamin

    Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai

    faktor pembekuan. Vitamin D untuk mencegah bayi menderita penyakit tulang.

    Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata dan juga untuk mendukung

    pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan (IDAI Cab.DKI Jakarta,2008).

    2.3.6. Mineral

    Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang

    mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi

    jaringan saraf dan pembekuan darah. Kandungan zat besi di dalam ASI lebih

    mudah siserap yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4-7% pada susu formula.

    Sehingga bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko lebih kecil untuk

    mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu

    formula. Mineral zink dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang

    banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh (IDAI Cab.DKI

    Jakarta, 2008).

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    15/28

    15

    2.4. ASI Eksklusif

    Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI

    secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain

    seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan

    padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.

    Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu

    setidaknya selama 4 bulan tetapi bila memungkinkan sampai 6 bulan. Setelah bayi

    berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan

    ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih dari 2 tahun. Para ahli

    menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi

    ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan inisesuai dengan

    lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI bersama-sama

    dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan.

    Berdasarkan hal-hal di atas, WHO/UNICEF membuat deklarasi yang

    dikenal dengan Deklarasi Innocenti. Deklarasi yang dilahirkan di Innocenti, Italia

    tahun 1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan member

    dukungan pada pemberian ASI. Deklarasi yang juga ditandatangani Indonesia ini

    memuat hal-hal berikut.

    Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan

    bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan semua

    bayi diberi ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia 4-6 bulan. Setelah berumur 4-

    6 bulan, bayi diberi makanan pendamping yang benar dan tepat, sedangkan ASI

    tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian makanan untuk bayi

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    16/28

    16

    yang ideal seperti ini dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian serta

    dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif.

    Pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF

    memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI

    eksklusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama WHA dan banyak negara

    lainnya adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan

    (Roesli,2005).

    2.5. Manfaat ASI Eksklusif

    2.5.1. Manfaat bagi Bayi

    Adapun manfaat ASI eksklusif bagi bayi (Roesli, 2005), yaitu :

    a. ASI sebagai nutrisi dimana ASI sebagai makanan tunggal untukmemenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6

    bulan.

    b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena mengandungberbagai zat anti kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI

    juga mengurangi terjadinya mencret, sakit telinga dan infeksi

    saluran pernafasan serta terjadinya serangan alergi.

    c.

    ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan karena mengandung asam

    lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI

    eksklusif potensial lebih pandai.

    d. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang sehingga dapatmenunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan, emosional,

    kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik.

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    17/28

    17

    2.5.2. Manfaat bagi Ibu

    Adapun manfaat ASI eksklusif bagi ibu bila memberikan ASI eksklusif

    (Roesli, 2005), yaitu :

    a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan karena pada ibu menyusuiterjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk

    konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih

    cepat berhenti.

    b. Mengurangi terjadinya anemia akibat kekurangan zat besi karenamenyusui mengurangi perdarahan.

    c. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan cara kontrasepsiyang aman, murah dan cukup berhasil.

    d. Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkatmembantu rahim ke ukuran sebelum hamil.

    e. Lebih cepat langsing kembali karena menyusui membutuhkan energi makatubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.

    f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker.g. Lebih ekonomis dan murah karena dapat menghemat pengeluaran untuk

    susu formula, perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan susu

    formula.

    h. Tidak merepotkan dan hemat waktu karena ASI dapat diberikan segeratanpa harus menyiapkan atau memasak air.

    i. Portabel dan praktis karena mudah dibawa kemana-mana sehingga saatbepergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk menyusui.

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    18/28

    18

    j. Memberi ibu kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalamkarena telah berhasil memberikan ASI eksklusif.

    2.5.3. Manfaat bagi Negara

    Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran Negara karena hal-

    hal berikut ini (Roesli, 2005):

    a. Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapanmenyusui, serta biaya menyiapkan susu.

    b. Penghematan biaya rumah sakit terutama sakit muntah-mencret danpenyakit saluran pernafasan.

    c. Penghematan obat-obatan, tenaga dan sarana kesehatan.d. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas

    untuk membangun Negara.

    e. Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinanterjadinya genereasi yang hilang khususnya bagi Indonesia.

    2.6 Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui

    Langkah-langkah yang terpenting dalam persiapan keberhasilan menyusui

    secara eksklusif menurut Departemen Keseharan RI (2005) adalah sebagai

    berikut:

    1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui.2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan

    penatalaksanaannya,melalui unit rawat jalan kebidanan dengan

    memberikan penyuluhan: manfaat ibu hamil, KB, senam hamil dan senam

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    19/28

    19

    payudara.

    4. Membantu ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelahmelahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat

    narkose umum, bayi disusui setelah ibu sadar.

    5. Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan caramempertahankannya, melalui penyuluhan yang dilakukan di ruang

    perawatan.

    6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayibaru lahir.

    7. Melaksanakan rawat gabung yang merupakan tanggung jawab bersamaantara dokter, bidan, perawat, dan ibu.

    8. Memberikan ASI kepada bayi tanpa jadwal.9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi.10.Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ibu

    menyusui, seperti adanya Pojok Laktasi yang memantau kesehatan ibu

    nifas dan bayi, payudara,dll.

    2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

    Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak

    berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini. Berbagai alasan dan

    kendala ibu untuk tidak menyusui terutama secara eksklusif, yaitu:

    1. Produksi ASI yang kurang.2. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar.3. Bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding (pemberian makanan selain

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    20/28

    20

    ASI pada hari-hari pertama kelahiran).

    4. Kelainan ibu, seperti puting ibu lecet, puting ibu terbenam, payudarabengkak, mastitis, abses.

    5. Kelainan bayi, seperti bayi sakit, abnormalitas bayi.6. Ibu hamil lagi padahal masih menyusui7. Ibu yang bekerja.8. Adanya anggapan bahwa susu formula lebih praktis.9. Banyaknya iklan-iklan yang menyesatkan dari berbagai produk susu

    formula ataupun makanan bayi.(IDAI Cab. DKI Jakarta, 2008; Roesli,

    2005)

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    21/28

    21

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    3.1.Kerangka Konsep

    Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam

    penelitian ini diambil dari teori menurut (Notoatmojo 2003;121) yang

    menerangkan bahwa factor yang mempengaruhi perilaku ibu menyusui yaitu

    factor umur ibu menyusui, factor pendidikan ibu menyusui, factor pekerjaan ibu

    menyusui dan factor pendapatan ibu menyusui. Sehingga apabila di gambarkan

    menjadisebagai berikut:

    Gambar 1.

    Kerangka Konsep Penelitian factor yg mempengaruhi perilaku ibu menyusui

    Keterangan gambar:

    : Variabel yang diteliti

    Variabel bebas ( Independen ) dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan,

    pekerjaan dan pendapatan. Variabel terikat ( Dependen ) dalam penelitian ini

    adalah perilaku ibu terhadap pemberian ASI ekslusif.

    pendidikan

    Pekerjaan

    Pendapatan

    Perilaku ibu terhadap

    Pemberian ASI esklusif

    Umur

    19

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    22/28

    22

    Tabel 3.1. Definisi Operasional

    N

    o.

    Variabel Definisi

    operasional

    Cara ukur Alat

    ukurHasil ukur Skala

    ukur

    1. Perilaku

    pemberian

    ASI eklusif

    Tindakan yang

    dilakukan ibu

    menyusui apakah

    memberikan ASI

    atau tidak secara

    ekslusif tanpa ada

    cairan atau

    makanan lain

    selain ASI sampaiusia 6 bulan

    Didapat

    dengan cara

    memberikan

    5 pertanyaan

    dengan

    alternative

    jawaban:

    YA atau

    TIDAK

    Koe

    Si-

    oner

    Data dikategori-

    kan kedalam:

    -Baik

    mean (90%)

    -kurang

    mean (90%)

    Nom

    inal

    2 Umur Lama waktu

    perjalanan hidup

    Ibu menyusui

    dimulai dari sejak

    dilahirkan sampai

    sekarang, yang

    dinyatakan dalam

    satuan tahun

    Didapat

    dengan cara

    memberikan

    selembaran

    pertanyaan,

    dan

    jawabanya

    dilingkari

    menurut usia

    respondenmasing-

    masing

    Koe

    si-

    oner

    Data dikategori-

    kan kedalam :

    - Usia muda:

    20 tahun

    - Usia dewasa:

    2035 tahun

    -UsiaDewasaTua:

    35 tahun

    Ordi

    nal

    3 Pendidikan pendidikanformal yang pernah

    diikuti oleh ibu

    menyusui yang

    terdiri daritingkat

    SD, SMP, SMA,

    D3 dan S1

    Didapat

    dengan cara

    memberikan

    selembaran

    pertanyaan,

    dan

    jawabanya

    dilingkari

    berdasarkanpendidikan

    responden

    masing-

    masing

    Koe

    Sio-

    ner

    Data dikategori-

    kan kedalam:

    -Pendidikanrendah:

    Tidak bersekolah&

    SD

    -Pendidikan

    sedang:

    SMP & SMA-Pendidikan tinggi:

    Diploma & sarjana

    Ordi

    nal

    4 Pekerjaan Kegiatan yang ibu

    menyusui lakukan

    yang dapat

    menghasilkan

    pendapatan untuk

    memenuhi

    Didapat

    dengan cara

    memberikan

    selembaran

    pertanyaan,

    dan

    Koe

    Si-

    oner

    Data dikategori-

    kan kedalam:

    -tidak bekerja:

    Ibu rumah tangga

    -bekerja:

    Pegawai negri,

    Nom

    inal

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    23/28

    23

    kebutuhan hidup jawabanya

    dilingkari

    berdasarkanpekerjaan

    responden

    masing-

    masing

    wiraswasta,

    pedagang,dll

    5 Pendapatan Keuangan keluargayang dihasilkan

    anggota keluarga

    untuk memenuhi

    kebutuhan sehari-

    hari

    Didapat

    dengan cara

    memberikan

    pertanyaan,

    dan

    jawabanya

    dilingkarisesuai

    pendapatan

    responden

    masing-

    masing

    Koe

    Si-

    oner

    Data dikategori-

    kan kedalam:-pendapatan

    rendah:

    500.000 dan500.000x

    1.000.000-pendapatan

    sedang:

    1.000.000x2.500.000

    -pendapatan tinggi:

    2.500.000x5.000.000

    ordi

    nal

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    24/28

    24

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Jenis Penelitian

    jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

    penelitian deskriptif, penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang

    dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang

    suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk

    memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi

    sekarang. (Notoatmojo,2005).

    Pada penelitian ini peneliti ingin meneliti tentang Gambaran Factor-

    Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI

    Eksklusif Di Rt 02 Kampung Jati Desa Cikembulan, Kabupaten Garutdengan

    jenis penelitian cross sectional yaitu mengukur keadaan responden sesaat pada

    satu waktu dalam waktu yang bersamaan disebut juga penelitian transversal.

    (Notoatmojo, 2005)

    4.2. Populasi dan Sampel Penelitian

    4.2.1. Populasi Penelitian

    Populasi penelitian adalah seluruh objek atau subjek dengan karakteristik

    tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2003). Dalam penelitian ini jumlah populasi

    yang diambil adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi berusia 012 bulan di 1

    Rt yaitu salah satunya Rt 02 Kampung Jati Desa Cikembulan Kabupaten Garut

    sebanyak 20 0rang, jadi total populasi pada penelitian ini berjumlah 20 orang.

    22

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    25/28

    25

    4.2.2. Sampel Penelitian

    Dalam penelitian ini menggunakan jenis total sampling, yaitu

    menggunakan keseluruhan responden atau keseluruhan populasi sebagai sampel,

    sehingga jumlah sampel yang diteliti adalah 20 orang yakni ibu menyusui yang

    memiliki bayi 0-12 bulan di RT 02 Kampung Jati, Desa Cikembulan, Kecamatan

    Kadungora, Kabupaten Garut

    4.3. Metode Pengumpulan Data

    a. Variable perilaku pemberian ASI eklusif didapat dengan cara memberikankoesioner dengan 5 pertanyaan Dengan alternative jawaban YA atau TIDAK,

    yang berisikan:

    1. Apakah ibu memberikan ASI ekslusif kepada bayi ibu?2. Apakah ibu mengetahui cara memberikan ASI ekslusif yang benar

    kepada bayi ibu?

    3. Apakah ibu tahu manfaat ASI ekslusif bagi bayi ibu?4. Apakah ibu pernah memberikan makanan atau minuman selain ASI

    ekslusif kepada bayi ibu seperi susu botol atu yang lainnya?

    5. Apakah ibu tahu akibatnya kepada bayi ibu jika ASI ekslusif digantidengan makanan atau minuman lain?

    b. Variabel umur Didapat dengan cara memberikan selembaran pertanyaankoesioner, dengan melingkari jawabanya berdasarkan umur responden masing-

    masing:Data dikategorikan kedalam :

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    26/28

    26

    Usia muda: 20 tahun Usia dewasa: 2035 tahun UsiaDewasaTua: 35 tahun

    c. Variable pendidikan Didapat dengan cara memberikan selembaranpertanyaan koesioner, dengan melingkari jawabanya berdasarkan jenis

    pendidikan responden masing-masing:Data dikategorikan kedalam:

    Pendidikan rendah: Tidak bersekolah& SD Pendidikan sedang: SMP & SMA Pendidikan tinggi:Diploma & sarjana

    d. Variable pekerjaan Didapat dengan cara memberikan selembaranpertanyaan koesioner, dengan melingkari jawabanya berdasarkan jenis pekerjaan

    responden masing-masing:Data dikategorikan kedalam:

    Tidak Bekerja:Ibu Rumah Tangga Bekerja:Pegawai Negri, Wiraswasta, Pedagang,Dll

    e. Variable pendapatan Didapat dengan cara memberikan selembaranpertanyaan koesioner, dengan melingkari jawabanya berdasarkan jumlah

    pendapatan responden masing-masing:Data dikategorikan kedalam:

    Pendapatan Rendah: 500.000 Dan 500.000X 1.000.000 Pendapatan Sedang: 1.000.000X2.500.000 Pendapatan Tinggi: 2.500.000x5.000.000

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    27/28

    27

    4.4 Cara Pengolahan Data

    Tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas

    maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai

    petunjuk.

    Tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada

    kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis.

    Tahap ketiga tabulating yaitu memasukan data-data kedalam tabel-tabel

    sederhana.

    4.5 Analisa dataTeknik analisa data yang di gunakan adalah Univariat. Dengan

    menjelaskan table tunggal sesuai dengan variable yang ada pada kerangka

    konsep., yaitu sebagai berikut:

    a. Untuk variabel perilaku pemberian ASI eksklusifPerilaku frekuensi

    Baik 14

    Kurang 16

    jumlah 20

    b. Untuk variabel umur ibu menyusuiUmur frekuensi

    Muda 9

    Dewasa 8

    Dewasa tua 3

    jumlah 20

  • 7/31/2019 Bab i Asi (Repaired)

    28/28

    28

    c. Untuk variabel pendidikanPendidikan Frekwensi

    Rendah 2

    Sedang 8

    Tinggi 10

    jumlah 20

    d. Untuk variabel pekerjaanPekerjaan Frekwensi

    Bekerja 14

    Tidak bekerja 6

    jumlah 20

    e. Untuk variabel pendapatanPendapatan Frekwensi

    Rendah 5

    Sedang 9

    Tinggi 6

    jumlah 20

    4.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian4.6.1 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di wilayah RT 02 Kampung Jati Desa

    Cikembulan Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut

    4.6.2 Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan selama I minggu yaitu mulai dari tanggal 14

    November 2011 s/d 21 November 2011