bab i-2 tesis
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Berakang
Pemerintah dan DPR telah bersepakat untuk menaikan Tarif Dasar Listrik
(TDL) per tanggal 1 Juli 2010. Pemerintah beralasan bahwa Beban biaya operasional
PLN makin berat, hal ini karena subsidi listrik yang didapat PLN dari pemerintah
tidak bertambah, sedangkan harga listrik saat ini dipandang belum mencapai harga
keekonomian. Untuk menutupi kekurangan subsidi listrik, menurut perhitungan,
kebutuhan subsidi listrik tahun 2010 adalah Rp 60 triliun. Adapun alokasi subsidi
yang disetujui DPR dalam APBN-P 2010 hanya sebesar Rp 55,15 triliun. Artinya,
masih kurang Rp 4,85 triliun. Kekurangan dana itulah yang harus ditutupi oleh
pelanggan golongan mampu lewat kenaikan TDL. Pada 8 Maret 2010 lalu Menteri
Keuangan saat itu, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa alasan kenaikan
tersebut karena Pemerintah menaikan marjin keuntungan PT PLN dari 5 % menjadi 8
%. (Tempointeraktif.com, 9/3/2010).
Kenaikan tarif dasar listrik tersebut diyakini pelaku usaha akan meningkatkan
biaya produksi, ketika biaya produksi meningkat maka harga jual produk juga akan
meningkat. Kenaikan harga jual ketika tidak diimbangi dengan daya beli masyarakat
akan menyebabkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan menjadi tidak laku di
pasaran. Hal inilah yang menjadikan investor yang menanamkan modalnya pada
perusahan manufaktur harus mencermati tentang pengumuman pemerintah tentang
kenaikan tarif dasar listrik yang akan di naikkan per tanggal 1 Juli 2010
Investor memainkan peranan sentral di Pasar Modal (Rohman,
2001: 17). Investor membeli dan menjual saham serta surat surat
berharga (efek) lainnya melalui perusahaan efek yang terdaftar di
bursa. Pada umumnya sebelum mengambil keputusan berinvestasi
pada sebuah produk ada 3 hal yang menjadi pertimbangan yaitu
pertama faktor keamanan, kedua faktor keuntungan dan ketiga
faktor likuiditas (Investor, 157). Faktor keamanan merupakan faktor
yang amat penting bagi investor karena harus ada jaminan bahwa
modal yang ditanam menghasilkan keuntungan atau paling tidak
masih dapat memperoleh titik impas (BEP) di kemudian hari.
Semakin tinggi resiko suatu investasi pada umumnya akan semakin
tinggi pula hasil yang diterima ( high risk-high return ). Para
investor harus dapat memilih instrumen yang menjanjikan return
tinggi namun dengan resiko yang dapat ditanggung.
Pengumuman kenaikan tarif dasar listrik oleh pemerintah
memberikan dampak psikologis bagi perusahaan yang dalam
proses produksinya membutuhkan listrik yang begitu besar.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat reaksi pasar saham di Bursa Efek Jakarta disekitar tanggal
peristiwa pengumuman kenaikan TDL ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui reaksi pasar saham di Bursa Efek Jakarta disekitar
tanggal peristiwa pengumuman kenaikan TDL
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan :
1. Bagi investor adalah bahan pertimbangan dalam mengantisipasi adanya
informasi mengenai pengumuman kenaikan TDL berikutnya.
2. Dapat memberikan sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan,
khususnya bidang manajemen keuangan dan sebagai dasar referensi untuk
penelitian selanjutnya.
3
3. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam mengkaji masalah
yang sama sehingga kekurangan dan kelemahan yang ada pada penelitian
ini akan dapat diperbaiki dan disempurnakan.
1.5 Sistematika Skripsi
Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelutian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teori yang mendukung pembahasan, yaitu
pengertian pasar modal, pengertian TDL, pengertian efisiensi pasar
dan pengukuran return saham. Bab ini juga berisi tentang penelitian
sebelumnya, hipotesis dan model analisis serta kerangka konseptual
penelitian yang menggambarkan tahapan melakukan analisis masalah.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari penjelasan pendekatan penelitian yang digunakan
yaitu kuantitatif, identifikasi variabel yang terdiri dari definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan
4
data, prosedur penentuan sampel, dan teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan penelitian yang terdiri dari
gambaran umum subjek penelitian, deskripsi hasil penelitian,
pembuktian hipotesis dan pembahasan.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bagian akhir dari Tesis, berisi tetang kesimpulan
yang dihasilkan berdasarkan pembahasan sebelumnya, serta saran dari
penulis mengenai penelitian ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian pasar modal
Menurut Husnan (1998: 3) pasar modal merupakan suatu pasar untuk berbagai
instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah
(public autorities) maupun perusahaan swasta. Sementara menurut Jogiyanto
(2003:11) pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan
dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.
Menurut Sunariyah (2006 :7-8) manfaat pasar modal bagi suatu negara dapat
dilihat dari 5 aspek berikut :
a. Pasar modal sebagai fasilitas untuk melakukan transaksi pembeli dan penjual
untuk menentukan harga efek yang diperjualbelikan. Adanya Jakarta
AutomaticTrading System (JATS) mempermudah proses ini tanpa harus
bertatap muka.
6
b. Pasar modal memberikan kesempatan pada investor untuk memperoleh hasil
(return) yang diharapkan.
c. Pasar modal memberikan kesempatan pada investor untuk menjual kembali
surat berharga yang telah dibeli untuk menghindari kerugian akibat
penurunan nilai harga saham.
d. Pasar modal menciptakan kesempatan pada masyarakat untuk berpartisipasi
membangun perekonomian negara.
e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat-surat berharga
yang apabila investor berusaha mencari sendiri akan memerlukan biaya yang
tinggi.
Adapun jenis-jenis pasar modal berdasarkan tempat transaksinya digolongkan
menjadi empat jenis, yaitu :
a. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan
saham (emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak
penerbit, surat berharga dijual untuk pertama kalinya di pasar ini dengan
harga yang ditentukan oleh penjamin emisi dan emiten berdasarkan analisis
fundamental perusahaan yang bersangkutan.
b. Pasar Sekunder ( Secondary Market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati
masa penawaran pada pasar perdana, dimana surat berharga diperdagangkan
7
secara luas dan harganya ditentukan oleh mekanisme penawaran dan
permintaan antara pembeli dan penjual.
c. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa
(over the counter market). Di Indonesia disebut bursa paralel, yaitu sistem
perdagangan efek terorganisasi diluar bursa efek resmi yang diatur dan
dilaksanakan dalam bentuk pasar sekunder oleh Perserikatan Perdagangan
Uang dan Efek yang diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam). Transaksi di pasar ini tidak memiliki lokasi perdagangan (floor
trading), operasi hanya berupa pemusatan informasi (trading information)
yang diwakili oleh pialang yang bertindak sebagai pedagang efek maupun
perantara dagang.
d. Pasar Keempat ( Fourth Market )
Pasar ini merupakan bentuk perdagangan efek antar investor atau dengan kata
lain dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui
perantara pedagang efek. Bentuk perdagangan yang dilakukan biasanya dalam
jumlah besar (block sale), namun pada akhirnya transaksi harus tetap
dicatatkan pula pada bursa efek.
2.1.2 Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar Modal
2.1.2.1 Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah.
8
Hipotesis pasar efisien bentuk lemah adalah suatu pasar modal dimana harga
saham direfleksikan oleh semua informasi harga historis. Harga saham sekarang
dipengaruhi oleh harga saham masa lalu. Informasi masa lalu dihubungkan kepada
harga saham untuk membantu menentukan harga saham sekarang. Berbagai
kecenderungan harga-harga saham dapat ditentukan oleh analisis kecenderungan
informasi masa lalu misalnya, harga saham dapat mengalami kenaikan setiap akhir
bulan. Banyaknya saham yang diminta diharapkan mengalami kenaikan setiap akhir
bulan. Kadang-kadang harga saham akan menguat pada harga tertentu dikarenakan
kekuatan lain. Jadi pada pasar bentuk efisiensi lemah, harga saham mengikuti
kecenderungan tersebut dan menggunakannya untuk menentukan harga saham.
2.1.2.2 Hipotesis Pasar Bentuk Setengah Kuat.
Harga saham pada suatu pasar modal menggambarkan semua informasi yang
dipublikasikan ke publik. Tujuannya adalah untuk meminimalkan ketidaktahuan
mengenai operasi perusahaan dan dimaksudkan untuk menjelaskan serta
menggambarkan kebenaran nilai dari suatu efek yang yang telah dipublikasikan
termasuk semua informasi dalam laporan keuangan, laporan tahunan atau informasi
yang disajikan dalam prospektus, informasi mengenai posisi dari perusahaan pesaing,
maupun harga saham historis. Semua informasi yang relevan dipublikasikan
menggambarkan harga saham yang relevan. Menurut Fama (1970) dalam
9
bukunya Jogiyanto (2003) informasi yang dipublikasikan dapat
berupa sebagai berikut :
a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari
perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang
dipublikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh
perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa
yang terjadi di perusahaan emiten (corporate event). Contoh dari informasi
yang dipublikasikan ini misalnya adalah pengumuman laba, pengumuman
pembagian deviden, pengumuman pengembangan produk baru, pengumuman
merger dan akuisisi, pengumuman perubahan perubahan metode akutansi,
pengumuman pergantian pemimpin perusahaan dan lain sebagainya.
b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
sejumlah perusahaan. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau
peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga harga sekuritas
perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut. Contoh dari informasi
ini misalnya adalah regulasi untuk meningkatkan kebutuhan cadangan
(reserved requirment) yang harus dipenuhi oleh semua bank-bank. Informasi
ini akan mempengaruhi secara langsung harga sekuritas tidak hanya sebuah
bank saja, tapi mungkin semua emiten di dalam industri perbankan.
c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa
10
peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke semua
perusahaan emiten. Contoh dari regulasi ini adalah peraturan akutansi untuk
mencantumkan laporan arus kas yang harus dilakukan oleh semua perusahaan.
Regulasi ini akan mempunyai dampak ke harga sekuritas tidak hanya untuk
sebuah perusahaan saja atau perusahaan perusahaan disuatu industri, tetapi
mungkin berdampak langsung pada semua perusahaan. Jika pasar efisien
dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor
yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapat
keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama.
Pada pasar modal, pembentukan harga pasar sekuritas
berdasarkan mekanisme permintaan (demand) dan
penawaran (supply). Permintaan dan penawaran ini
ditentukan oleh jumlah saham yang beredar yang dipengaruhi
keputusan apakah investor akan menjual atau membeli
sekuritas tersebut. Keputusan menjual atau membeli ini
dipengaruhi oleh informasi yang beredar. Jadi pasar modal
yang efisien sering didefinisikan sebagai pasar yang
mencerminkan harga saham suatu perusahaan secara penuh
(fully reflect) semua informasi yang tersedia dan relevan.
Menurut Jones (2000: 462). Pasar yang efisien didefinisikan
sebagai pasar dimana harga sekuritas mencerminkan semua
11
informasi yang tersedia secara cepat dan akurat. Kemudian
Reilly (1999: 213) menyatakan bahwa asumsi yang
memungkinkan terjadinya pasar modal yang efisien adalah :
a. Terdapat banyak investor dengan tujuan
memaksimumkan laba (homogeus expectation) dan
menghindari resiko (risk averse).
b. Informasi baru diterima pasar secara random dan
independen satu sama lain dimana informasi
tersebut bisa diakses umum dan dapat diperoleh
tanpa mengeluarkan biaya.
c. Investor dapat menyesuaikan harga saham secara
cepat untuk mencerminkan pengaruh dari
informasi.
2.1.2.3 Hipotesis Pasar Modal Efisien Bentuk Kuat.
Pasar modal efisien bentuk kuat merupakan tingkat efisien pasar yang
tertinggi. Konsep pasar efisien bentuk kuat mengandung arti bahwa semua
informasi direfleksikan dalam harga saham, baik informasi yang
dipublikasikan maupun informasi yang tidak dipublikasikan (non public atau
private information). Informasi privat adalah informasi yang hanya diketahui
oleh orang dalam dan bersifat rahasia karena alasan strategi. Bentuk pasar
12
semacam ini akan sangat sulit dicapai, bahkan oleh negara maju sekalipun.
Pada pasar bentuk kuat berarti sudah mencapai efisiensi bentuk yang
sempurna, karena dalam pasar pasar efisien ini mencakup semua informasi,
baik itu informasi historis, informasi yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan. Hal tersebut bisa dijelaskan dalam gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1 Konsep pasar efisiensi bentuk kuat
Sumber : Sunariyah.2003, pengantar pengetahuan pasar modal, edisi ketiga, UPP AMP YKPN, Hal 186.
Lapisan III (luar) mencerminkan semua informasi yang relevan terhadap
harga saham. Informasi ini meliputi informasi yang diketahui, yaitu informasi masa
lalu dan informasi publikasi masyarakat. Investor membutuhkan berbagai informasi
baik tentang industri, operasi perusahaan yang bersangkutan, maupun situasi dan
kondisi ekonomi dalam dan luar negeri. Pada lapisan III tersebut termasuk private
information yaitu informasi yang diketahui oleh kelompok tertentu. Lapisan yang
lebih kecil yaitu lapisan II (tengah) meliputi informasi pubilkasi dan informasi
tersebut sudah diketahui oleh publik, pemodal maupun bukan pemodal. Pada lapisan
Secara informasi publikasi III& non publikasi
Informasi II publikasi
Informasi IHistoris
II
13
yang lebih kecil (lapisan I) menunjukkan informasi publikasi masa lalu, misalnya
harga masa lalu naik ataukah turun, dan bagaimana pengaruhnya terhadap harga
saham masa yang akan datang.
2.1.3 Pengukuran Return Saham
Aktual return merupakan keuntungan yang dapat diterima atas investasi suatu
saham pada suatu periode tertentu, secara matematis diformulasikan sebagai berikut :
a. Menghitung return saham setiap periode dengan rumus :
Rit = (P it - P it-1) ........................................................... (2.1) Pit-1
Keterangan
Rit = Pendapatan sebenarnya saham i pada hari ke-t
Pit = Harga penutupan saham i pada hari ke-t
Pit-1 = Harga penutupan saham i pada hari ke-t-1
b. Menghitung return pasar setiap periode dengan rumus :
Rmt = (IHSGt - IHSGt- 1) ................................................. (2.2) IHSGt-1
Keterangan :
Rmt = Pendapatan pasar pada periode t
IHSGt = Nilai indeks pasar pada hari ke-t
IHSGt-1 = Nilai indeks pasar pada hari ke-t-1
2.1.4 Pengukuran abnormal return
14
Abnormal return menurut Jogiyanto (2003) merupakan kelebihan dari return
yang sesungguhnya terjadi (actual return) terhadap return normal. Abnormal
return yang positif akan menguntungkan investor karena investor mendapatkan
tambahan dana untuk melakukan investasinya, sedangkan abnormal return yang
negatif akan merugikan investor karena secara tidak langsung investor kehilangan
sejumlah dana dalam investasinya. Pengujian adanya abnormal return tidak
dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan
menguji rata-rata return tidak normal seluruh sekuritas secara cross section untuk
tiap hari diperiode peristiwa, Jogiyanto, (2000: 429). Persamaan dalam
menghitung abnormal return saham sebagai berikut :
ARit = Rit – E (Rit) ………………………………… (2.3)
Keterangan :
ARit = Abnormal return saham i pada hari ke t
Rit = Actual return saham i pada hari ke t
E(Rit) = Expected return saham i pada hari ke t
Sebagaimana yang diungkapkan Jogiyanto (2003: 433-445) dalam
mengestimasi return ekspektasi dapat digunakan tiga model, yaitu:
a. Mean adjusted model
Model disesuaikan rata rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa return
ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi
sebelumnya selama periode estimasi (estimation period) sebagai berikut:
15
t2
E(Rit) = Σ Rij ....................................................................... (2.4) j=t1
T
Keterangan :
E(Rit) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t.
Rij = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.
T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2.
b. Market model
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan
dengan dua tahap yaitu, (1) membentuk ekspektasi dengan menggunakan data
realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini
untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat
dibentuk menggunakan persamaan (2.3) dan menghitung abnormal return dengan
menggunakan persamaan berikut:
Rij = αi + βi.RMj+ €ij …………………………………… (2.5)
Keterangan :
Rij = return saham ke-i yang diharapkan pada waktu ke-t
α i = intercept untuk sekuitas ke-i
βi = koefisien slope yang merupakan beta saham sekuritas ke-i
RMj= return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung
dengan rumus = (IHSGj-IHSGj-1)/IHSGj-1 dengan IHSG adalah
Indeks Harga Saham Gabungan.
16
€i,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.
c. Market adjusted model
Model disesuaikan pasar (market adjusted model) menganggap bahwa
penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return
indeks pasar pada saat tersebut. Model ini tidak menggunakan periode estimasi
untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah
sama dengan return indeks pasar.
Dalam penelitian ini digunakan persamaan model disesuaikan pasar
(market adjusted model) karena perusahaan yang diteliti abnormal returnnya
diperoleh dari selisih antara aktual return dikurangi dengan return ekspektasi yang
dalam metode ini menggunakan return pasar, sehingga return ekspektasi yang
digunakan dalam penelitian ini juga disesuikan dengan kondisi pasar pada periode
uji.
Rata-rata return tidak normal (average abnormal return) untuk hari ke-t
dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai berikut :
N
AARt = Σ ARi,t / N .......................................................(2.6) i=1
Keterangan :
AARt = Pendapatan rata-rata tidak normal (average abnormal return) pada
17
hari ke-t
ARit = Pendapatan tidak normal (abnornmal return) untuk sekuritas ke-i
pada hari ke–t
N = Jumlah sekuritas terpengaruh oleh peristiwa.
Penelitian mengenai studi peristiwa juga menggunakan akumulasi return
tidak normal. Akumulasi return tidak normal atau cumulative abnormal return
(CAR) merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam
periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai berikut :
t
CARi,t = Σ ARia…………..…………………………..(2.7)a=t3
Keterangan :
CARit = akumulasi return tidak normal (cumulative abnormal return)
sekuritas ke-i pada hari ke-t, yang diakumulasikan dari abnormal
return (AR) sekuritas ke-i mulai hari awal periode peristiwa (t3)
sampai hari ke-t
ARia = return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke-i pada hari
ke-a, yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela) sampai hari ke-t.
Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata return tidak
normal atau kumulatif abnormal return (CAAR) dapat dihitung sebagai berikut:
18
t
CAARt =Σ AARa...............................................................................................................(2.8) a=t3
Keterangan :
CAARt = Akumulasi Pendapatan rata-rata tidak normal (cummulative
average abnormal return) pada hari ke –t
AARa = Pendapatan rata rata tidak normal (average abnormal return)
pada hari ke –a, (hari awal periode jendela) sampai hari ke-t.
2.2 Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu mengenai event yang mempengaruhi harga saham di
pasar modal telah dilakukan sebelumnya oleh banyak peneliti. Parulian (2002) dalam
penelitiannya yang berjudul “Dampak Penerbitan Obligasi Pemerintah“ meneliti
dampak penerbitan obligasi pada 2 sektor yaitu pasar modal dan sektor perbankan.
Pada sektor pasar modal, penelitian didasarkan pada volume perdagangan saham,
hasil temuannya walaupun tidak terjadi hubungan yang signifikan secara statistik
namun ditemukan tren kenaikan volume perdagangan saham periode 1997-1999.
Penelitian mengenai dampak kenaikan tarif listrik pada harga produk lain di
Vietnam yang dilakukan oleh Khanh Q. Nguyen menghasilkan data yaitu kenaikan
harga yang paling berpengaruh oleh adanya kenaikan tarif listrik adalah pada sektor
Pertanian.
19
2.3. Hipotesis Penelitian dan Model Analisis
2.3.1. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan berbagai pembahasan teori, maka hipotesis
alternatif penelitian ini adalah terdapat reaksi berupa abnormal return yang signifikan di
sekitar peristiwa pengumuman kenaikan tarif dasar listrik (TDL) oleh pemerintah pada
saham di BEJ.
2.3.2. Model Analisis
Berdasarkan analisis penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2.
20
Model Analisis
Abnormal Return
Peristiwa Pengumuman Kenaikan TDL
oleh pemerintah
Reaksi Pasar
Saham Perusahaan sampel
Pengujian Hipotesis :Apakah terdapat Abnormal return disekitar
peristiwa Kenaikan TDL
YaHipotesis diterima, terjadi reaksi pasar yang signifikan dibuktikan dengan adanya abnormal return disekitar peristiwa Kenaikan TDL
Tidak Hipotesis ditolak, tidak terjadi reaksi pasar yang signifikan dibuktikan dengan tidak adanya abnormal return disekitar peristiwa Kenaikan TDL
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan event study.
Menurut Jogiyanto event study (2003: 410), merupakan studi yang mempelajari suatu
peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman.
Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information
21
content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi
pasar bentuk setengah kuat. Event study adalah penelitian yang menitikberatkan pada
pengujian hipotesis, mengukur variabel (variable indicator) yang sedang diteliti dan
menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. Pendekatan ini
menggunakan alat analisis SPSS 14 dengan metode Market Adjusted Model.
3.2. Identifikasi variabel
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah reaksi pasar yang diproksikan dengan average
abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR).
3.3. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah :
Average abnormal return (AAR) adalah rata-rata abnormal return saham dari seluruh
sampel selama periode uji yaitu dari hari (t-5) sampai hari (t+5) perdagangan di pasar
sekunder. Perhitungannya menggunakan persamaan ( 2.6 )
a. ARit dihitung secara harian selama periode uji melalui persamaan (2.3)
b. Rit dihitung secara harian dengan persamaan (2.1).
c. Pendapatan yang diharapkan ditetapkan melalui persamaan market adjusted
model dalam hal ini sama dengan pendapatan pasar.
d. Pendapatan pasar (Rmt) dihitung secara harian dengan menggunakan
22
persamaan (2.2).
Cumulative average abnormal return (CAAR) adalah jumlah kumulasi pendapatan
abnormal rata-rata dari seluruh perusahaan sampel selama periode uji, dihitung secara
harian melalui persamaan (2.8).
3.4. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa harga saham penutupan
(closing price), indeks harga saham gabungan pada saat penutupan (closing price),
dan data corporate action seperti stock split, merger dan akuisisi pada BEJ di sekitar
peristiwa kenaikan tariff dasar listrik. Data tersebut diperoleh dari perpustakaan Bursa
Efek Surabaya maupun website JSX yang kini telah di merger oleh pemerintah dan
berubah nama menjadi IDX.
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini
menggunakan dua cara, yaitu:
1. Survey kepustakaan, yaitu mempelajari berbagai literatur serta karya ilmiah
yang digunakan untuk memahami permasalahan yang ada dan untuk
mendapatkan alternatif pemecahanya.
23
2. Survey lapangan, yaitu mendapatkan data kuantitatif dengan teknik
dokumentasi yang diperoleh dari website bursa efek Surabaya, website IDX,
maupun website KSEI. Data tersebut diperlukan untuk analisa terhadap
permasalahan dan penetapan teori yang telah dipelajari pada peristiwa yang
terjadi.
3.6. Metode Penentuan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
metode purposive sampling (kriteria tertentu) yang dimaksudkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang diharapkan dari penelitian ini. Adapun kriteria sampel
ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Saham perusahaan yang diteliti adalah seluruh saham perusahaan yang listing
pada awal periode uji sampai dengan akhir periode uji. Hal ini dimaksudkan
agar pergerakan sahamnya tidak dipengaruhi oleh overvalued atau
undervalued saat penerbitan saham itu sendiri.
2. Saham perusahaan yang diteliti adalah saham yang selalu ditransaksikan
selama periode uji.
3. Tanggal publikasi corporate action perusahaan sampel (pengumuman stock
split, merger, akuisisi, dan lain sebagainya) tidak bertepatan dengan tanggal
peristiwa (event date) atau berada dalam periode jendela penelitian.
Penentuan kriteria diatas bertujuan untuk menghindari timbulnya kesalahan
spesifikasi dalam penentuan sampel yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap
24
hasil analisis. Tujuan lainnya adalah untuk menghindari dampak akibat berbagai
pengumuman yang ada dibursa efek jakarta selain akibat dari peristiwa Kenaikan
TDL, yang disinyalir dapat menyebabkan bias pada hasil penelitian ini.
3.7 Teknik analisis data
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi event yang diteliti
Pada penelitian ini event yang diteliti adalah pengumuman Kenaikan TDL.
Tabel 3.1 EVENT YANG DIUJI
Event Tanggal Peristiwa
Event Kenaikan TDL 1/7/2010 Sumber : website KSEI
2. Mengestimasi abnormal return dengan cara :
a. Penentuan periode uji yang akan dipergunakan dalam penelitian.
Menentukan periode uji yang terdiri dari 5 hari sebelum dan 5 hari setelah
peristiwa Kenaikan TDL. Menentukan tanggal peristiwa Kenaikan TDL
yang dinotasikan sebagai t0.
Gambar 3.1 SKEMA PERIODE UJI
25
b. Menghitung pendapatan pasar tiap saham selama periode uji.
c.Menghitung pendapatan yang diharapkan tiap saham selama periode uji.
d. Menghitung abnormal return tiap saham selama periode uji.
e.Menghitung pendapatan abnormal rata-rata (AAR) selama periode uji
f. Menghitung pendapatan kumulatif rata rata abnormal (CAAR) selama
periode uji.
3. Menguji hipotesis yang diajukan terhadap AARt dengan menggunakan uji-t
a. Rumusan hipotesis adalah sebagai berikut :
H0 : AARt = 0, tidak terdapat AAR yang signifikan disekitar tanggal peristiwa
Kenaikan TDL.
H1 : AARt ≠ 0, terdapat AAR yang signifikan disekitar tanggal peristiwa
Kenaikan TDL.
b. Menentukan besarnya level of significant (LOS), yaitu α = 5%.
c. Mengolah dan menguji signifikasi AAR dengan menggunakan SPSS 14 :
d. Membandingkan nilai uji signifikasi dengan α :
Periode Uji
t-5 t-0 t+5
26
H0 diterima, H1 ditolak jika nilai uji signifikasi > ½ α, yang berarti tidak
terdapat AAR yang signifikan disekitar tanggal peristiwa
Kenaikan TDL H0 ditolak, H1 diterima jika nilai signifikasi < ½
α, yang berarti terdapat AAR yang signifikan disekitar tanggal
peristiwa Kenaikan TDL
4. Menguji hipostesis yang diajukan terhadap CAARt dengan menggunakan Uji-t
a. Rumusan hipotesis adalah sebgai berikut:
H0 : CAARt = 0, tidak terdapat CAAR yang signifikan disekitar tanggal
pengumuman peristiwa Kenaikan TDL.
H1 : CAARt ≠ 0, terdapat CAAR yang signifikan disekitar tanggal
pengumuman peristiwa Kenaikan TDL.
b. Menentukan besarnya level of significant (LOS), yaitu α = 5%
c. Mengolah dan menguji signifikasi CAAR dengan menggunakan SPSS 14 :
d. Membandingkan nilai uji signifikasi dengan α :
H0 diterima, H1 ditolak jika nilai uji signifikasi > ½ α, yang berarti tidak
terdapat CAAR yang signifikan disekitar tanggal peristiwa
Kenaikan TDL.
H0 ditolak, H1 diterima jika nilai signifikasi < ½ α, yang berarti terdapat
CAAR yang signifikan disekitar tanggal peristiwa Kenaikan
TDL.
27
28