bab i-2 tesis

42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Berakang Pemerintah dan DPR telah bersepakat untuk menaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) per tanggal 1 Juli 2010. Pemerintah beralasan bahwa Beban biaya operasional PLN makin berat, hal ini karena subsidi listrik yang didapat PLN dari pemerintah tidak bertambah, sedangkan harga listrik saat ini dipandang belum mencapai harga keekonomian. Untuk menutupi kekurangan subsidi listrik, menurut perhitungan, kebutuhan subsidi listrik tahun 2010 adalah Rp 60 triliun. Adapun alokasi subsidi yang disetujui DPR dalam APBN-P 2010 hanya sebesar Rp 55,15 triliun. Artinya, masih kurang Rp 4,85 triliun. Kekurangan dana itulah yang harus ditutupi oleh pelanggan golongan mampu lewat kenaikan TDL. Pada 8 Maret 2010 lalu Menteri Keuangan saat itu, Sri Mulyani Indrawati,

Upload: arif-sugiarto

Post on 02-Jul-2015

389 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I-2 tesis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Berakang

Pemerintah dan DPR telah bersepakat untuk menaikan Tarif Dasar Listrik

(TDL) per tanggal 1 Juli 2010. Pemerintah beralasan bahwa Beban biaya operasional

PLN makin berat, hal ini karena subsidi listrik yang didapat PLN dari pemerintah

tidak bertambah, sedangkan harga listrik saat ini dipandang belum mencapai harga

keekonomian. Untuk menutupi kekurangan subsidi listrik, menurut perhitungan,

kebutuhan subsidi listrik tahun 2010 adalah Rp 60 triliun. Adapun alokasi subsidi

yang disetujui DPR dalam APBN-P 2010 hanya sebesar Rp 55,15 triliun. Artinya,

masih kurang Rp 4,85 triliun. Kekurangan dana itulah yang harus ditutupi oleh

pelanggan golongan mampu lewat kenaikan TDL. Pada 8 Maret 2010 lalu Menteri

Keuangan saat itu, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa alasan kenaikan

tersebut karena Pemerintah menaikan marjin keuntungan PT PLN dari 5 % menjadi 8

%. (Tempointeraktif.com, 9/3/2010).

Kenaikan tarif dasar listrik tersebut diyakini pelaku usaha akan meningkatkan

biaya produksi, ketika biaya produksi meningkat maka harga jual produk juga akan

meningkat. Kenaikan harga jual ketika tidak diimbangi dengan daya beli masyarakat

akan menyebabkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan menjadi tidak laku di

Page 2: BAB I-2 tesis

pasaran. Hal inilah yang menjadikan investor yang menanamkan modalnya pada

perusahan manufaktur harus mencermati tentang pengumuman pemerintah tentang

kenaikan tarif dasar listrik yang akan di naikkan per tanggal 1 Juli 2010

Investor memainkan peranan sentral di Pasar Modal (Rohman,

2001: 17). Investor membeli dan menjual saham serta surat surat

berharga (efek) lainnya melalui perusahaan efek yang terdaftar di

bursa. Pada umumnya sebelum mengambil keputusan berinvestasi

pada sebuah produk ada 3 hal yang menjadi pertimbangan yaitu

pertama faktor keamanan, kedua faktor keuntungan dan ketiga

faktor likuiditas (Investor, 157). Faktor keamanan merupakan faktor

yang amat penting bagi investor karena harus ada jaminan bahwa

modal yang ditanam menghasilkan keuntungan atau paling tidak

masih dapat memperoleh titik impas (BEP) di kemudian hari.

Semakin tinggi resiko suatu investasi pada umumnya akan semakin

tinggi pula hasil yang diterima ( high risk-high return ). Para

investor harus dapat memilih instrumen yang menjanjikan return

tinggi namun dengan resiko yang dapat ditanggung.

Pengumuman kenaikan tarif dasar listrik oleh pemerintah

memberikan dampak psikologis bagi perusahaan yang dalam

proses produksinya membutuhkan listrik yang begitu besar.

2

Page 3: BAB I-2 tesis

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat reaksi pasar saham di Bursa Efek Jakarta disekitar tanggal

peristiwa pengumuman kenaikan TDL ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui reaksi pasar saham di Bursa Efek Jakarta disekitar

tanggal peristiwa pengumuman kenaikan TDL

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan :

1. Bagi investor adalah bahan pertimbangan dalam mengantisipasi adanya

informasi mengenai pengumuman kenaikan TDL berikutnya.

2. Dapat memberikan sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan,

khususnya bidang manajemen keuangan dan sebagai dasar referensi untuk

penelitian selanjutnya.

3

Page 4: BAB I-2 tesis

3. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam mengkaji masalah

yang sama sehingga kekurangan dan kelemahan yang ada pada penelitian

ini akan dapat diperbaiki dan disempurnakan.

1.5 Sistematika Skripsi

Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelutian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yang mendukung pembahasan, yaitu

pengertian pasar modal, pengertian TDL, pengertian efisiensi pasar

dan pengukuran return saham. Bab ini juga berisi tentang penelitian

sebelumnya, hipotesis dan model analisis serta kerangka konseptual

penelitian yang menggambarkan tahapan melakukan analisis masalah.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari penjelasan pendekatan penelitian yang digunakan

yaitu kuantitatif, identifikasi variabel yang terdiri dari definisi

operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan

4

Page 5: BAB I-2 tesis

data, prosedur penentuan sampel, dan teknik analisis yang digunakan

dalam penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan penelitian yang terdiri dari

gambaran umum subjek penelitian, deskripsi hasil penelitian,

pembuktian hipotesis dan pembahasan.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian akhir dari Tesis, berisi tetang kesimpulan

yang dihasilkan berdasarkan pembahasan sebelumnya, serta saran dari

penulis mengenai penelitian ini.

5

Page 6: BAB I-2 tesis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian pasar modal

Menurut Husnan (1998: 3) pasar modal merupakan suatu pasar untuk berbagai

instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik

dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah

(public autorities) maupun perusahaan swasta. Sementara menurut Jogiyanto

(2003:11) pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.

Menurut Sunariyah (2006 :7-8) manfaat pasar modal bagi suatu negara dapat

dilihat dari 5 aspek berikut :

a. Pasar modal sebagai fasilitas untuk melakukan transaksi pembeli dan penjual

untuk menentukan harga efek yang diperjualbelikan. Adanya Jakarta

AutomaticTrading System (JATS) mempermudah proses ini tanpa harus

bertatap muka.

6

Page 7: BAB I-2 tesis

b. Pasar modal memberikan kesempatan pada investor untuk memperoleh hasil

(return) yang diharapkan.

c. Pasar modal memberikan kesempatan pada investor untuk menjual kembali

surat berharga yang telah dibeli untuk menghindari kerugian akibat

penurunan nilai harga saham.

d. Pasar modal menciptakan kesempatan pada masyarakat untuk berpartisipasi

membangun perekonomian negara.

e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat-surat berharga

yang apabila investor berusaha mencari sendiri akan memerlukan biaya yang

tinggi.

Adapun jenis-jenis pasar modal berdasarkan tempat transaksinya digolongkan

menjadi empat jenis, yaitu :

a. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan

saham (emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak

penerbit, surat berharga dijual untuk pertama kalinya di pasar ini dengan

harga yang ditentukan oleh penjamin emisi dan emiten berdasarkan analisis

fundamental perusahaan yang bersangkutan.

b. Pasar Sekunder ( Secondary Market)

Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati

masa penawaran pada pasar perdana, dimana surat berharga diperdagangkan

7

Page 8: BAB I-2 tesis

secara luas dan harganya ditentukan oleh mekanisme penawaran dan

permintaan antara pembeli dan penjual.

c. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa

(over the counter market). Di Indonesia disebut bursa paralel, yaitu sistem

perdagangan efek terorganisasi diluar bursa efek resmi yang diatur dan

dilaksanakan dalam bentuk pasar sekunder oleh Perserikatan Perdagangan

Uang dan Efek yang diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam). Transaksi di pasar ini tidak memiliki lokasi perdagangan (floor

trading), operasi hanya berupa pemusatan informasi (trading information)

yang diwakili oleh pialang yang bertindak sebagai pedagang efek maupun

perantara dagang.

d. Pasar Keempat ( Fourth Market )

Pasar ini merupakan bentuk perdagangan efek antar investor atau dengan kata

lain dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui

perantara pedagang efek. Bentuk perdagangan yang dilakukan biasanya dalam

jumlah besar (block sale), namun pada akhirnya transaksi harus tetap

dicatatkan pula pada bursa efek.

2.1.2 Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar Modal

2.1.2.1 Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah.

8

Page 9: BAB I-2 tesis

Hipotesis pasar efisien bentuk lemah adalah suatu pasar modal dimana harga

saham direfleksikan oleh semua informasi harga historis. Harga saham sekarang

dipengaruhi oleh harga saham masa lalu. Informasi masa lalu dihubungkan kepada

harga saham untuk membantu menentukan harga saham sekarang. Berbagai

kecenderungan harga-harga saham dapat ditentukan oleh analisis kecenderungan

informasi masa lalu misalnya, harga saham dapat mengalami kenaikan setiap akhir

bulan. Banyaknya saham yang diminta diharapkan mengalami kenaikan setiap akhir

bulan. Kadang-kadang harga saham akan menguat pada harga tertentu dikarenakan

kekuatan lain. Jadi pada pasar bentuk efisiensi lemah, harga saham mengikuti

kecenderungan tersebut dan menggunakannya untuk menentukan harga saham.

2.1.2.2 Hipotesis Pasar Bentuk Setengah Kuat.

Harga saham pada suatu pasar modal menggambarkan semua informasi yang

dipublikasikan ke publik. Tujuannya adalah untuk meminimalkan ketidaktahuan

mengenai operasi perusahaan dan dimaksudkan untuk menjelaskan serta

menggambarkan kebenaran nilai dari suatu efek yang yang telah dipublikasikan

termasuk semua informasi dalam laporan keuangan, laporan tahunan atau informasi

yang disajikan dalam prospektus, informasi mengenai posisi dari perusahaan pesaing,

maupun harga saham historis. Semua informasi yang relevan dipublikasikan

menggambarkan harga saham yang relevan. Menurut Fama (1970) dalam

9

Page 10: BAB I-2 tesis

bukunya Jogiyanto (2003) informasi yang dipublikasikan dapat

berupa sebagai berikut :

a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari

perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang

dipublikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh

perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa

yang terjadi di perusahaan emiten (corporate event). Contoh dari informasi

yang dipublikasikan ini misalnya adalah pengumuman laba, pengumuman

pembagian deviden, pengumuman pengembangan produk baru, pengumuman

merger dan akuisisi, pengumuman perubahan perubahan metode akutansi,

pengumuman pergantian pemimpin perusahaan dan lain sebagainya.

b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas

sejumlah perusahaan. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau

peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga harga sekuritas

perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut. Contoh dari informasi

ini misalnya adalah regulasi untuk meningkatkan kebutuhan cadangan

(reserved requirment) yang harus dipenuhi oleh semua bank-bank. Informasi

ini akan mempengaruhi secara langsung harga sekuritas tidak hanya sebuah

bank saja, tapi mungkin semua emiten di dalam industri perbankan.

c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas

semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa

10

Page 11: BAB I-2 tesis

peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke semua

perusahaan emiten. Contoh dari regulasi ini adalah peraturan akutansi untuk

mencantumkan laporan arus kas yang harus dilakukan oleh semua perusahaan.

Regulasi ini akan mempunyai dampak ke harga sekuritas tidak hanya untuk

sebuah perusahaan saja atau perusahaan perusahaan disuatu industri, tetapi

mungkin berdampak langsung pada semua perusahaan. Jika pasar efisien

dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor

yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapat

keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama.

Pada pasar modal, pembentukan harga pasar sekuritas

berdasarkan mekanisme permintaan (demand) dan

penawaran (supply). Permintaan dan penawaran ini

ditentukan oleh jumlah saham yang beredar yang dipengaruhi

keputusan apakah investor akan menjual atau membeli

sekuritas tersebut. Keputusan menjual atau membeli ini

dipengaruhi oleh informasi yang beredar. Jadi pasar modal

yang efisien sering didefinisikan sebagai pasar yang

mencerminkan harga saham suatu perusahaan secara penuh

(fully reflect) semua informasi yang tersedia dan relevan.

Menurut Jones (2000: 462). Pasar yang efisien didefinisikan

sebagai pasar dimana harga sekuritas mencerminkan semua

11

Page 12: BAB I-2 tesis

informasi yang tersedia secara cepat dan akurat. Kemudian

Reilly (1999: 213) menyatakan bahwa asumsi yang

memungkinkan terjadinya pasar modal yang efisien adalah :

a. Terdapat banyak investor dengan tujuan

memaksimumkan laba (homogeus expectation) dan

menghindari resiko (risk averse).

b. Informasi baru diterima pasar secara random dan

independen satu sama lain dimana informasi

tersebut bisa diakses umum dan dapat diperoleh

tanpa mengeluarkan biaya.

c. Investor dapat menyesuaikan harga saham secara

cepat untuk mencerminkan pengaruh dari

informasi.

2.1.2.3 Hipotesis Pasar Modal Efisien Bentuk Kuat.

Pasar modal efisien bentuk kuat merupakan tingkat efisien pasar yang

tertinggi. Konsep pasar efisien bentuk kuat mengandung arti bahwa semua

informasi direfleksikan dalam harga saham, baik informasi yang

dipublikasikan maupun informasi yang tidak dipublikasikan (non public atau

private information). Informasi privat adalah informasi yang hanya diketahui

oleh orang dalam dan bersifat rahasia karena alasan strategi. Bentuk pasar

12

Page 13: BAB I-2 tesis

semacam ini akan sangat sulit dicapai, bahkan oleh negara maju sekalipun.

Pada pasar bentuk kuat berarti sudah mencapai efisiensi bentuk yang

sempurna, karena dalam pasar pasar efisien ini mencakup semua informasi,

baik itu informasi historis, informasi yang dipublikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan. Hal tersebut bisa dijelaskan dalam gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Konsep pasar efisiensi bentuk kuat

Sumber : Sunariyah.2003, pengantar pengetahuan pasar modal, edisi ketiga, UPP AMP YKPN, Hal 186.

Lapisan III (luar) mencerminkan semua informasi yang relevan terhadap

harga saham. Informasi ini meliputi informasi yang diketahui, yaitu informasi masa

lalu dan informasi publikasi masyarakat. Investor membutuhkan berbagai informasi

baik tentang industri, operasi perusahaan yang bersangkutan, maupun situasi dan

kondisi ekonomi dalam dan luar negeri. Pada lapisan III tersebut termasuk private

information yaitu informasi yang diketahui oleh kelompok tertentu. Lapisan yang

lebih kecil yaitu lapisan II (tengah) meliputi informasi pubilkasi dan informasi

tersebut sudah diketahui oleh publik, pemodal maupun bukan pemodal. Pada lapisan

Secara informasi publikasi III& non publikasi

Informasi II publikasi

Informasi IHistoris

II

13

Page 14: BAB I-2 tesis

yang lebih kecil (lapisan I) menunjukkan informasi publikasi masa lalu, misalnya

harga masa lalu naik ataukah turun, dan bagaimana pengaruhnya terhadap harga

saham masa yang akan datang.

2.1.3 Pengukuran Return Saham

Aktual return merupakan keuntungan yang dapat diterima atas investasi suatu

saham pada suatu periode tertentu, secara matematis diformulasikan sebagai berikut :

a. Menghitung return saham setiap periode dengan rumus :

Rit = (P it - P it-1) ........................................................... (2.1) Pit-1

Keterangan

Rit = Pendapatan sebenarnya saham i pada hari ke-t

Pit = Harga penutupan saham i pada hari ke-t

Pit-1 = Harga penutupan saham i pada hari ke-t-1

b. Menghitung return pasar setiap periode dengan rumus :

Rmt = (IHSGt - IHSGt- 1) ................................................. (2.2) IHSGt-1

Keterangan :

Rmt = Pendapatan pasar pada periode t

IHSGt = Nilai indeks pasar pada hari ke-t

IHSGt-1 = Nilai indeks pasar pada hari ke-t-1

2.1.4 Pengukuran abnormal return

14

Page 15: BAB I-2 tesis

Abnormal return menurut Jogiyanto (2003) merupakan kelebihan dari return

yang sesungguhnya terjadi (actual return) terhadap return normal. Abnormal

return yang positif akan menguntungkan investor karena investor mendapatkan

tambahan dana untuk melakukan investasinya, sedangkan abnormal return yang

negatif akan merugikan investor karena secara tidak langsung investor kehilangan

sejumlah dana dalam investasinya. Pengujian adanya abnormal return tidak

dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan

menguji rata-rata return tidak normal seluruh sekuritas secara cross section untuk

tiap hari diperiode peristiwa, Jogiyanto, (2000: 429). Persamaan dalam

menghitung abnormal return saham sebagai berikut :

ARit = Rit – E (Rit) ………………………………… (2.3)

Keterangan :

ARit = Abnormal return saham i pada hari ke t

Rit = Actual return saham i pada hari ke t

E(Rit) = Expected return saham i pada hari ke t

Sebagaimana yang diungkapkan Jogiyanto (2003: 433-445) dalam

mengestimasi return ekspektasi dapat digunakan tiga model, yaitu:

a. Mean adjusted model

Model disesuaikan rata rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa return

ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi

sebelumnya selama periode estimasi (estimation period) sebagai berikut:

15

Page 16: BAB I-2 tesis

t2

E(Rit) = Σ Rij ....................................................................... (2.4) j=t1

T

Keterangan :

E(Rit) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t.

Rij = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2.

b. Market model

Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan

dengan dua tahap yaitu, (1) membentuk ekspektasi dengan menggunakan data

realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini

untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat

dibentuk menggunakan persamaan (2.3) dan menghitung abnormal return dengan

menggunakan persamaan berikut:

Rij = αi + βi.RMj+ €ij …………………………………… (2.5)

Keterangan :

Rij = return saham ke-i yang diharapkan pada waktu ke-t

α i = intercept untuk sekuitas ke-i

βi = koefisien slope yang merupakan beta saham sekuritas ke-i

RMj= return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung

dengan rumus = (IHSGj-IHSGj-1)/IHSGj-1 dengan IHSG adalah

Indeks Harga Saham Gabungan.

16

Page 17: BAB I-2 tesis

€i,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

c. Market adjusted model

Model disesuaikan pasar (market adjusted model) menganggap bahwa

penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return

indeks pasar pada saat tersebut. Model ini tidak menggunakan periode estimasi

untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah

sama dengan return indeks pasar.

Dalam penelitian ini digunakan persamaan model disesuaikan pasar

(market adjusted model) karena perusahaan yang diteliti abnormal returnnya

diperoleh dari selisih antara aktual return dikurangi dengan return ekspektasi yang

dalam metode ini menggunakan return pasar, sehingga return ekspektasi yang

digunakan dalam penelitian ini juga disesuikan dengan kondisi pasar pada periode

uji.

Rata-rata return tidak normal (average abnormal return) untuk hari ke-t

dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai berikut :

N

AARt = Σ ARi,t / N .......................................................(2.6) i=1

Keterangan :

AARt = Pendapatan rata-rata tidak normal (average abnormal return) pada

17

Page 18: BAB I-2 tesis

hari ke-t

ARit = Pendapatan tidak normal (abnornmal return) untuk sekuritas ke-i

pada hari ke–t

N = Jumlah sekuritas terpengaruh oleh peristiwa.

Penelitian mengenai studi peristiwa juga menggunakan akumulasi return

tidak normal. Akumulasi return tidak normal atau cumulative abnormal return

(CAR) merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam

periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai berikut :

t

CARi,t = Σ ARia…………..…………………………..(2.7)a=t3

Keterangan :

CARit = akumulasi return tidak normal (cumulative abnormal return)

sekuritas ke-i pada hari ke-t, yang diakumulasikan dari abnormal

return (AR) sekuritas ke-i mulai hari awal periode peristiwa (t3)

sampai hari ke-t

ARia = return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke-i pada hari

ke-a, yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela) sampai hari ke-t.

Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata return tidak

normal atau kumulatif abnormal return (CAAR) dapat dihitung sebagai berikut:

18

Page 19: BAB I-2 tesis

t

CAARt =Σ AARa...............................................................................................................(2.8) a=t3

Keterangan :

CAARt = Akumulasi Pendapatan rata-rata tidak normal (cummulative

average abnormal return) pada hari ke –t

AARa = Pendapatan rata rata tidak normal (average abnormal return)

pada hari ke –a, (hari awal periode jendela) sampai hari ke-t.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu mengenai event yang mempengaruhi harga saham di

pasar modal telah dilakukan sebelumnya oleh banyak peneliti. Parulian (2002) dalam

penelitiannya yang berjudul “Dampak Penerbitan Obligasi Pemerintah“ meneliti

dampak penerbitan obligasi pada 2 sektor yaitu pasar modal dan sektor perbankan.

Pada sektor pasar modal, penelitian didasarkan pada volume perdagangan saham,

hasil temuannya walaupun tidak terjadi hubungan yang signifikan secara statistik

namun ditemukan tren kenaikan volume perdagangan saham periode 1997-1999.

Penelitian mengenai dampak kenaikan tarif listrik pada harga produk lain di

Vietnam yang dilakukan oleh Khanh Q. Nguyen menghasilkan data yaitu kenaikan

harga yang paling berpengaruh oleh adanya kenaikan tarif listrik adalah pada sektor

Pertanian.

19

Page 20: BAB I-2 tesis

2.3. Hipotesis Penelitian dan Model Analisis

2.3.1. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan berbagai pembahasan teori, maka hipotesis

alternatif penelitian ini adalah terdapat reaksi berupa abnormal return yang signifikan di

sekitar peristiwa pengumuman kenaikan tarif dasar listrik (TDL) oleh pemerintah pada

saham di BEJ.

2.3.2. Model Analisis

Berdasarkan analisis penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2.

20

Model Analisis

Abnormal Return

Peristiwa Pengumuman Kenaikan TDL

oleh pemerintah

Reaksi Pasar

Saham Perusahaan sampel

Pengujian Hipotesis :Apakah terdapat Abnormal return disekitar

peristiwa Kenaikan TDL

YaHipotesis diterima, terjadi reaksi pasar yang signifikan dibuktikan dengan adanya abnormal return disekitar peristiwa Kenaikan TDL

Tidak Hipotesis ditolak, tidak terjadi reaksi pasar yang signifikan dibuktikan dengan tidak adanya abnormal return disekitar peristiwa Kenaikan TDL

Page 21: BAB I-2 tesis

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan event study.

Menurut Jogiyanto event study (2003: 410), merupakan studi yang mempelajari suatu

peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman.

Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information

21

Page 22: BAB I-2 tesis

content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi

pasar bentuk setengah kuat. Event study adalah penelitian yang menitikberatkan pada

pengujian hipotesis, mengukur variabel (variable indicator) yang sedang diteliti dan

menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. Pendekatan ini

menggunakan alat analisis SPSS 14 dengan metode Market Adjusted Model.

3.2. Identifikasi variabel

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah reaksi pasar yang diproksikan dengan average

abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR).

3.3. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah :

Average abnormal return (AAR) adalah rata-rata abnormal return saham dari seluruh

sampel selama periode uji yaitu dari hari (t-5) sampai hari (t+5) perdagangan di pasar

sekunder. Perhitungannya menggunakan persamaan ( 2.6 )

a. ARit dihitung secara harian selama periode uji melalui persamaan (2.3)

b. Rit dihitung secara harian dengan persamaan (2.1).

c. Pendapatan yang diharapkan ditetapkan melalui persamaan market adjusted

model dalam hal ini sama dengan pendapatan pasar.

d. Pendapatan pasar (Rmt) dihitung secara harian dengan menggunakan

22

Page 23: BAB I-2 tesis

persamaan (2.2).

Cumulative average abnormal return (CAAR) adalah jumlah kumulasi pendapatan

abnormal rata-rata dari seluruh perusahaan sampel selama periode uji, dihitung secara

harian melalui persamaan (2.8).

3.4. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa harga saham penutupan

(closing price), indeks harga saham gabungan pada saat penutupan (closing price),

dan data corporate action seperti stock split, merger dan akuisisi pada BEJ di sekitar

peristiwa kenaikan tariff dasar listrik. Data tersebut diperoleh dari perpustakaan Bursa

Efek Surabaya maupun website JSX yang kini telah di merger oleh pemerintah dan

berubah nama menjadi IDX.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini

menggunakan dua cara, yaitu:

1. Survey kepustakaan, yaitu mempelajari berbagai literatur serta karya ilmiah

yang digunakan untuk memahami permasalahan yang ada dan untuk

mendapatkan alternatif pemecahanya.

23

Page 24: BAB I-2 tesis

2. Survey lapangan, yaitu mendapatkan data kuantitatif dengan teknik

dokumentasi yang diperoleh dari website bursa efek Surabaya, website IDX,

maupun website KSEI. Data tersebut diperlukan untuk analisa terhadap

permasalahan dan penetapan teori yang telah dipelajari pada peristiwa yang

terjadi.

3.6. Metode Penentuan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

metode purposive sampling (kriteria tertentu) yang dimaksudkan untuk mencapai

tujuan tertentu yang diharapkan dari penelitian ini. Adapun kriteria sampel

ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Saham perusahaan yang diteliti adalah seluruh saham perusahaan yang listing

pada awal periode uji sampai dengan akhir periode uji. Hal ini dimaksudkan

agar pergerakan sahamnya tidak dipengaruhi oleh overvalued atau

undervalued saat penerbitan saham itu sendiri.

2. Saham perusahaan yang diteliti adalah saham yang selalu ditransaksikan

selama periode uji.

3. Tanggal publikasi corporate action perusahaan sampel (pengumuman stock

split, merger, akuisisi, dan lain sebagainya) tidak bertepatan dengan tanggal

peristiwa (event date) atau berada dalam periode jendela penelitian.

Penentuan kriteria diatas bertujuan untuk menghindari timbulnya kesalahan

spesifikasi dalam penentuan sampel yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap

24

Page 25: BAB I-2 tesis

hasil analisis. Tujuan lainnya adalah untuk menghindari dampak akibat berbagai

pengumuman yang ada dibursa efek jakarta selain akibat dari peristiwa Kenaikan

TDL, yang disinyalir dapat menyebabkan bias pada hasil penelitian ini.

3.7 Teknik analisis data

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi event yang diteliti

Pada penelitian ini event yang diteliti adalah pengumuman Kenaikan TDL.

Tabel 3.1 EVENT YANG DIUJI

Event Tanggal Peristiwa

Event Kenaikan TDL 1/7/2010 Sumber : website KSEI

2. Mengestimasi abnormal return dengan cara :

a. Penentuan periode uji yang akan dipergunakan dalam penelitian.

Menentukan periode uji yang terdiri dari 5 hari sebelum dan 5 hari setelah

peristiwa Kenaikan TDL. Menentukan tanggal peristiwa Kenaikan TDL

yang dinotasikan sebagai t0.

Gambar 3.1 SKEMA PERIODE UJI

25

Page 26: BAB I-2 tesis

b. Menghitung pendapatan pasar tiap saham selama periode uji.

c.Menghitung pendapatan yang diharapkan tiap saham selama periode uji.

d. Menghitung abnormal return tiap saham selama periode uji.

e.Menghitung pendapatan abnormal rata-rata (AAR) selama periode uji

f. Menghitung pendapatan kumulatif rata rata abnormal (CAAR) selama

periode uji.

3. Menguji hipotesis yang diajukan terhadap AARt dengan menggunakan uji-t

a. Rumusan hipotesis adalah sebagai berikut :

H0 : AARt = 0, tidak terdapat AAR yang signifikan disekitar tanggal peristiwa

Kenaikan TDL.

H1 : AARt ≠ 0, terdapat AAR yang signifikan disekitar tanggal peristiwa

Kenaikan TDL.

b. Menentukan besarnya level of significant (LOS), yaitu α = 5%.

c. Mengolah dan menguji signifikasi AAR dengan menggunakan SPSS 14 :

d. Membandingkan nilai uji signifikasi dengan α :

Periode Uji

t-5 t-0 t+5

26

Page 27: BAB I-2 tesis

H0 diterima, H1 ditolak jika nilai uji signifikasi > ½ α, yang berarti tidak

terdapat AAR yang signifikan disekitar tanggal peristiwa

Kenaikan TDL H0 ditolak, H1 diterima jika nilai signifikasi < ½

α, yang berarti terdapat AAR yang signifikan disekitar tanggal

peristiwa Kenaikan TDL

4. Menguji hipostesis yang diajukan terhadap CAARt dengan menggunakan Uji-t

a. Rumusan hipotesis adalah sebgai berikut:

H0 : CAARt = 0, tidak terdapat CAAR yang signifikan disekitar tanggal

pengumuman peristiwa Kenaikan TDL.

H1 : CAARt ≠ 0, terdapat CAAR yang signifikan disekitar tanggal

pengumuman peristiwa Kenaikan TDL.

b. Menentukan besarnya level of significant (LOS), yaitu α = 5%

c. Mengolah dan menguji signifikasi CAAR dengan menggunakan SPSS 14 :

d. Membandingkan nilai uji signifikasi dengan α :

H0 diterima, H1 ditolak jika nilai uji signifikasi > ½ α, yang berarti tidak

terdapat CAAR yang signifikan disekitar tanggal peristiwa

Kenaikan TDL.

H0 ditolak, H1 diterima jika nilai signifikasi < ½ α, yang berarti terdapat

CAAR yang signifikan disekitar tanggal peristiwa Kenaikan

TDL.

27

Page 28: BAB I-2 tesis

28