bab 5 mutu

11
BAB V PENGAWASAN MUTU 5.1 Standar Mutu Pengawasan mutu dilakukan untuk mendapatkan standar produk dan memenuhi kriteria mutu yang telah ditetapkan. Pengawasan mutu dilakukan di bagian laboratorium dengan melakukan analisis sampel secara teratur menurut selang waktu tertentu. Pengawasan mutu yang dilakukan meliputi : 1. Bahan baku (TBS) 2. Produk akhir (CPO dan inti sawit) 3. Air umpan boiler dan air boiler 5.1.1 Bahan Baku Pengendalian mutu bahan baku di PKS Unit Usaha Langkat dilakukan untuk melihat kandungan FFA (free fatty acid) atau asam lemak bebas. Semakin tinggi FFA, maka kualitas CPO yang dihasilkan semakin tidak baik. Kualitas bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, bahan baku TBS harus memenuhi mutu yang tercantum pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Standar Mutu Bahan Baku Tandan Buah Segar Kematangan Buah Rendemen Minyak (%) Asam Lemak Bebas (%) Buah mentah 14-18 1,6-2,8 Buah agak matang 19-25 1,7-3,3 Buah matang 24-30 1,8-4,9 Buah lewat matang 28-31 3,8-6,1 (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2014) 62

Upload: gilang-ramadhan-h

Post on 05-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan kp pabrik kelapa sawit

TRANSCRIPT

Page 1: bab 5 mutu

BAB V

PENGAWASAN MUTU

5.1 Standar Mutu

Pengawasan mutu dilakukan untuk mendapatkan standar produk dan memenuhi

kriteria mutu yang telah ditetapkan. Pengawasan mutu dilakukan di bagian

laboratorium dengan melakukan analisis sampel secara teratur menurut selang waktu

tertentu. Pengawasan mutu yang dilakukan meliputi :

1. Bahan baku (TBS)

2. Produk akhir (CPO dan inti sawit)

3. Air umpan boiler dan air boiler

5.1.1 Bahan Baku

Pengendalian mutu bahan baku di PKS Unit Usaha Langkat dilakukan untuk

melihat kandungan FFA (free fatty acid) atau asam lemak bebas. Semakin tinggi

FFA, maka kualitas CPO yang dihasilkan semakin tidak baik. Kualitas bahan baku

yang digunakan sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena itu,

bahan baku TBS harus memenuhi mutu yang tercantum pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Standar Mutu Bahan Baku Tandan Buah Segar

Kematangan Buah Rendemen Minyak (%) Asam Lemak Bebas (%)Buah mentah 14-18 1,6-2,8

Buah agak matang 19-25 1,7-3,3Buah matang 24-30 1,8-4,9

Buah lewat matang 28-31 3,8-6,1(Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2014)

5.1.2 Produk Akhir

Produk yang dihasilkan yaitu CPO dan inti sawit. Standar mutu produk akhir

tersebut diberikan pada tabel 5.2.

62

Page 2: bab 5 mutu

63

Tabel 5.2 Standar Mutu CPO dan Inti Sawit yang Ditetapkan Perusahaan

5.1.3 Air Umpan Boiler dan Air Boiler

Kualitas air umpan boiler dan air boiler sangat penting dalam pemeliharaan

boiler, yaitu untuk mencegah terjadinya kerusakan boiler akibat korosi atau

pembentukan kerak. Standar mutu air umpan boiler dan air boiler dapat dilihat pada

tabel 5.3.

Tabel 5.3 Standar Mutu Air Umpan Boiler dan Air Boiler

KomponenSyarat Mutu

Air Umpan Boiler Air BoilerpH 8,5-9,2 10,5-11,5Total hardness Maks. 2 t.nTotal alkalinitas Maks. 20 Maks. 1400Total disolved solid (TDS) Maks. 100 Maks. 1500Silika sebagai SiO2 Maks. 5 Maks. 150

5.2 Analisis Mutu

Analisis mutu minyak bertujuan untuk mengetahui setiap bahan baku atau

produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Analisis mutu

pada laboratorium PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Langkat dilakukan

terhadap CPO dan inti sawit. Sedangkan analisis mutu yang lain meliputi analisis

pengolahan air untuk keperluan proses.

5.2.1 Analisis Kadar Asam Lemak Bebas

a. Alat :

1) Buret

2) Pipet tetes

3) Erlenmeyer

ParameterStandar

SatuanCPO Inti sawit

FFA 5,00 2,00 %

Kadar air 0,150 7,00 %

Kadar kotoran 0,020 6,00 %

Losis 1,50 0,55 %

Rendemen 24,90 5,00 %

Page 3: bab 5 mutu

64

4) Neraca analitik

b. Reagen :

Alkohol absolut 95%

N-hexane

Indikator phenolphtalein

Larutan kalium hidroksida (KOH) 0,1 N

c. Prosedur :

1) Erlenmeyer kosong ditimbang, dicatat hasilnya.

2) Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditimbang, dicatat hasilnya.

Selisih antara erlenmeyer berisi sampel dengan erlenmeyer kosong menjadi

berat sampel.

3) Buat larutan alkohol 95% sebanyak 50 ml dan n-hexane 25 ml lalu

ditambahkan indikator phenolphtalein 3 tetes . Kemudian titrasi dengan KOH

0,1064 N hingga berwarna merah jambu lalu campurkan dengan berat

sampel.

4) Titrasi larutan dengan KOH 0,1064 N yang telah distandarkan. Titrasi

berakhir jika warna berubah menjadi merah jambu muda bertahan selama 30

detik. Lalu dicatat volume KOH yang digunakan.

d. Perhitungan :

% FFA = x 100%

5.2.2 Analisis Kadar Air pada Minyak

a. Alat :

1) Dapur pemanas

2) Desikator

3) Neraca analitik

4) Oven

5) Beaker glass

b. Prosedur :

1) Timbang beaker glass kosong.

2) Masukkan 20 gr berat sampel.

Page 4: bab 5 mutu

65

3) Masukkan ke dalam oven selama 3 jam.

4) Keluarkan beaker glass yang berisi sampel dari oven dan didinginkan dalam

desikator selama ± 15 menit lalu ditimbang beratnya hingga konstan.

c. Perhitungan :

5.2.3 Analisis Kadar Kotoran

a. Alat :

1) Beaker glass 150 ml

2) Desikator

3) Goch filter porselin

4) Kertas saring GF

5) Neraca analitik desimal

6) Oven

7) Tangkai pengaduk

8) Washing bottle plastic

9) Water jet

b. Bahan :

1) n-hexane (shell sholl)

c. Prosedur :

1) Timbang beaker glass kosong.

2) Masukkan 10 gr berat sampel.

3) Tempatkan kertas saring GF ke dalam Goch filter porselin dan siram dengan

n-hexane.

4) Setelah ditimbang tempatkan Goch filter porselin yang telah berisi kertas GF

pada mulut filtering flask yang dihubungkan dengan selang water jet.

5) Masukkan contoh minyak ke dalam Goch filter dan encerkan dengan pelarut

n-hexane, jalankan water jet untuk membantu mempercepat penyaringan.

6) Bila beaker glass dan Goch filter dengan n-hexane dan washing bottle

sehingga semua minyak tersaring ke dalam filtering flask.

Page 5: bab 5 mutu

66

7) Keluarkan Goch filter dari mulut filtering flask dan masukkan dalam oven

100-105 oC selama 1 jam, kemudian didinginkan di desikator dan timbang

hingga berat konstan.

d. Perhitungan :

5.2.4 Analisis Losis Minyak

a. Alat :

1) Neraca analitik

2) Sochlet

3) Cawan

4) Timble

b. Bahan :

1) n-hexane

c. Prosedur:

1) Masing-masing contoh diambil beratnya 10 gram setiap 2 jam. Contoh cair

dikumpulkan dalam cawan dan padat dalam timble.

2) Keringkan dalam oven pemanas dengan temperatur 105 oC dalam waktu 3

jam.

3) Dinginkan temperatur dalam desikator hingga berat contoh konstan.

4) Timbang kembali masing-masing contoh dan masukkan ke timble.

5) Timbang berat labu kosong.

6) Timble disambung dengan sochlet dan lakukan ekstraksi dengan larutan n-

hexane selama 6 jam.

7) Keringkan n-hexane

8) Keringkan labu yang berisi minyak dalam oven selama 15 menit, keluarkan

dan keringkan dalam desikator.

9) Timbang berat labu yang berisi minyak.

d. Perhitungan:

Page 6: bab 5 mutu

67

5.2.5 Analisis Losis Inti

a. Alat : - Neraca analitik

b. Prosedur :

1) Masing-masing contoh diambil beratnya setiap 2 jam

2) Contoh dipisah-pisahkan berdasarkan :

- Inti utuh

- Inti pecah

- Inti dalam utuh

- Inti dalam biji pecah

3) Ditimbang berat masing-masing dan dibagi dengan berat semula

c. Perhitungan :

5.2.6 Analisis pH

a. Alat :

1) pH meter

2) Beaker glass

b. Bahan :

1) Larutan buffer pH 7

2) Aquadest

c. Prosedur :

1) Hubungkan alat pH dengan aliran listrik, kemudian kalibrasi alat pH meter

pada suhu 25 oC.

2) Setelah temperatur pH meter stabil, kalibrasi atau standarisasi pula pH meter

dengan larutan buffer pH 7 dengan jelas mencelupkan elektroda pH meter ke

dalam beaker glass yang telah berisi larutan buffer pH 7.

3) Keluarkan elektroda pH meter dari larutan buffer pH 7 kemudian bersihkan

elektroda dengan aquadest.

4) Setelah bersih masukkan elektroda ke dalam contoh yang akan diperiksa.

5) Pembaruan pH meter menyatakan pH contoh.

5.2.7 Analisis Total Disolved Solid (TDS)

Page 7: bab 5 mutu

68

a. Alat : -TDS meter

- Beaker glass

b. Prosedur :

1) Contoh air diambil dari air sungai, anion dan kation exchanger, feed water tank,

boiler.

2) Tuang contoh air ke dalam beaker glass 500 ml.

3) Tuangkan elektroda ke dalam contoh tersebut.

4) Baca skala di TDS meter.

5.2.8 Analisis Silika

a. Alat :

1) Tabung Nesslers 100 ml skala 50 ml

2) Pipet berskala

b. Bahan :

1) Amonium molibdat 10%

2) HCl 10 %

3) Larutan standar silika

c. Prosedur

1) Masukkan 50 ml contoh air atau contoh air yang telah diencerkan hingga

volume 50 ml ke dalam tabung Nesslers.

2) Tambahkan 2 ml larutan amonium molibdat 10 %

3) Tambahkan 1 ml larutan HCl 1 : 1 tunggu 5 menit.

4) Tambahkan 1,5 ml larutan asam oksalat 10 %. Aduk hingga merata dan

tunggu selama 5 menit.

5) Setelah 5 menit bandingkan warna kuning yang terjadi pada penentu dengan

warna yang sama pada pembanding.

6) Sebagai pembanding dibuat larutan standar sebagai berikut : 0,5 ml – 1,0 ml –

1,5 ml – 2,0 ml – 2,5 ml – 3,0 ml dan seterusnya larutan standar silika dan

masing-masing aquadest hingga volume 50 ml dalam tabung Nessler.

d. Perhitungan :

Page 8: bab 5 mutu

69

5.2.9 Analisis Kesadahan (Hardness)

a. Alat :

1) Mikro buret 10 ml skala 0,02

2) Flask erlenmeyer 150 ml

3) Pipet gondok 25 ml

4) Pipet berskala

b. Bahan :

1) Buffer hardness

2) Indikator EBT 0,2%

3) Larutan standar EDTA 0,01 M

c. Prosedur :

1) Pipet dengan pipet gondok seukuran 25 ml contoh air dan dimasukkan ke

dalam flask erlenmeyer.

2) Tambahkan 0,5 ml buffer hardness dan 8 tetes EDTA.

3) Titrasi dengan larutan standar EDTA 0,01 M sehingga warna berubah dari

merah anggur menjadi biru hiijau.

d. Perhitungan :

Catatan

Cara tersebut di atas adalah untuk menentukan kesadahan total yaitu (kesadahan

tetap + kesadahan sementara). Untuk mendapatkan kesadahan tetap :

- Pipet 25 ml contoh air dan panaskan sampai mendidih kemudian disaring

dengan kertas saring.

- Filtrat diperlukan seperti cara penentuan di atas dan hasil (ppm) yang diperoleh

menunjukkan kesadahan tetap.

Kesadahan sementara = total – tatap.