bab 4 revisi.doc

60
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Tugas dan peranan PPIC (Planning Project Inventory Control) selain menghitung ulang RAB jika ada pekerjaan tambahan juga menjadi Connection Point dan Gate, antara dunia luar (actual) dan perencanaan dalam konteks realisasi material. 2. Dipilihnya gambar rencana struktur atap pada proyek gudang kapal Santosa Marine untuk dituangkan dalam bentuk RAB. 3. Adanya selisih harga dari perhitungan rencana anggaran biaya konsultan dengan mahasiswa sebesar 58% dikarenakan konsultan tidak hanya mengacu pada SNI dan HSPK, namun juga berdasarkan pengalaman perusahaan seperti besar kapasitas produksi yang menentukan tenaga kerja, jumlah pekerja yang diperlukan, jumlah tukang yang diperlukan, jam kerja perhari dan jumlah mandor yang diperlukan. B. Saran Perhitungan kami mengacu pada SNI dan HSPK dapat digunakan perusahaan sebagai pertimbangan, karena lebih murah dari perhitungan konsultan. 41

Upload: firman-ganda-s

Post on 14-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kesimpulan saran

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 REVISI.doc

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Tugas dan peranan PPIC (Planning Project

Inventory Control) selain menghitung ulang RAB jika ada pekerjaan tambahan juga menjadi Connection Point dan Gate, antara dunia luar (actual) dan perencanaan dalam konteks realisasi material.

2. Dipilihnya gambar rencana struktur atap pada proyek gudang kapal Santosa Marine untuk dituangkan dalam bentuk RAB.

3. Adanya selisih harga dari perhitungan rencana anggaran biaya konsultan dengan mahasiswa sebesar 58% dikarenakan konsultan tidak hanya mengacu pada SNI dan HSPK, namun juga berdasarkan pengalaman perusahaan seperti besar kapasitas produksi yang menentukan tenaga kerja, jumlah pekerja yang diperlukan, jumlah tukang yang diperlukan, jam kerja perhari dan jumlah mandor yang diperlukan.

B. SaranPerhitungan kami mengacu pada SNI dan HSPK dapat digunakan perusahaan sebagai pertimbangan, karena lebih murah dari perhitungan konsultan.

41

Page 2: BAB 4 REVISI.doc

42

Page 3: BAB 4 REVISI.doc

43

DAFTAR PUSTAKA

Asroni, Ali. 2010. Kolom Fondasi Balok T Beton Bertulang. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Bowles, Joseph E. 1991. ANALISIS DAN DESAIN PONDASI EDISI KEEMPAT JILID 1. Erlangga. Yogyakarta.

Directorate General Of Highway Ministry Of Public Works Republic Of Indonesia. 1992. Bridge Management System. Dinas Pekerjaan Umum. Jakarta.

Gunawan, Rudy. 1991. PENGANTAR TEKNIK PONDASI. Kanisius. Yogyakarta.

Hardiyatno, Hary Christady. 2011. Analisis dan Perancangan FONDASI II EDISI KEDUA. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Wang, Chu-Kia. 1990. Disain Beton Bertulang Edisi ke-4 Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Page 4: BAB 4 REVISI.doc

44

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 5: BAB 4 REVISI.doc

45

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 6: BAB 4 REVISI.doc

46

Page 7: BAB 4 REVISI.doc

47

Lampiran 3. Format NPI (Nilai Praktik Industri)

Page 8: BAB 4 REVISI.doc

48

Lampiran 4. Format NLP (Nilai LaporanPI/ PKL)

Page 9: BAB 4 REVISI.doc

49

Lampiran 5. Struktur Organisasi

Page 10: BAB 4 REVISI.doc

50

Lampiran 6. Standart MutuStandart mutu yang digunakan dalam pekerjaan

pengeboran, sebagai berikut :1) Mutu Beton

Standardisasi mutu beton yang merupakan pekerjaan yang meliputi pekerjaan – pekerjaan yang menyangkut jenis – jenis beton bertulang atau tidak bertulang, yang dibuat sesuai dengan spesifikasi ini dan garis, ketinggian, kelandaian, dan ukuran yang tertera pada gambar dan sesuai dengan ketentuan dari konsultan pengawas.

Beton semen portland harus berupa campuran semen, air, agregat kasar dan agregat halus.

Jenis beton dan penggunaannya adalah seperti dijelaskan dibawah ini kecuali bila ada kententuan lain dalam gambar atau diperintahkan oleh konsultan pengawas.

Tabel Kelas Penggunaannya mutu betonA-1 - Segmental prestressed concrete box

girder with centilever method- Precast prestressed concrete box girder- Precast prestressed concrete I-girder- Precast prestressed concrete U-girder- Precast prestressed concrete hollow

core slab units- Cast in place reinforced concrete I-

girder

A-2

- Prestressed concrete box girder with staging method

- Prestressed concrete hollow slabs, beam, and coloumns of portal pier

A-3- Prestressed concrete pile, Prestressed

sheet pile

Page 11: BAB 4 REVISI.doc

51

A-4 - Cast in place reinforced concrete piles

B-1

- Reinforced concrete slab bridge- Reinforced concrete deck slabs- Diapraghma I-girder bridges- Reinforced concrete cantilever pier

heads and coloumns pier- Reinforced concrete hollow slab

B-2 - Cast in place reinforced concrete pilesB-3 - Prestressed reinforced concrete pile

C-1

- Abutments, pondasi pier, dinding penahan tanah (beton bertulang)

- Wall pier- Box culvert (termasuk dinding sayap/

wing walls)

C-2

- Approach slabs- Precast concrete for side ditch- Reinforced concrete portal frames- Kerb (bertulang), concrete barrier,

precast paltes untuk slab dan parapet- Tangga jembatan penyeberangan - Reinforced concrete trences- Planting boxes

D

- Dinding penahan tanah tipe gravitasi- Concrete foot paths, kerb (tidak

bertulang)- Head walls, penopang gorong-goromg

pipa

E

- Levelling concrete, backfill concrete pada stone masonry

- Dasar, haunch dan sekitar gorong-gorong pipa

AA - Prestressed concrete spun pileP - Concrete Pavement

Page 12: BAB 4 REVISI.doc

52

Pekerjaan beton sruktur dapat dimulai bila campurannya telah disetujui oleh konsultan pengawas.

Perbandingan campuran dan takaran berat untuk beton ditentukan seperti dibawah ini dan harus dilakukan bila material yang disediakan oleh kontraktor sudah disetujui.

Menentukan Perbandingan Campuran dan Takaran Berat

Pekerjaan beton struktr dapat mulai dikerjakan bila campurannya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Perbandingan campuran dan takaran berat untuk beton ditentukan seperti dibawah ini dan harus dialkukan bila material yang disediakan oleh Kontraktor sudah disetujui.

1. Campuran percobaanSelambat-lambatnya 35 hari sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor harus membuat campuran percobaan di laboratorium dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

Campuran percobaan ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai kuat tekan atau kekuatan lentur sesuai dengan ketentuan (Preliminary Test Result) dengan margin yang cukup, sehingga probabilitas nilai kekuatan beton pada pelaksanaan yang lebih rendah dari kekuatan minimum yang ditentukan, pada Tabel 10-1-1, tidak lebih dari 5%.

Konsultan Pengawas akan menentukan perbandingan berdasarkan campuran percobaan

Page 13: BAB 4 REVISI.doc

53

yang dilakukan dengan memakai material yang harus dipergunakan dalam pekerjaan.

Perbandingan campuran untuk campuran percobaan tersebut didasarkan pada nilai-nilai dalam Tabel 10-1-1 dan disesuaikan dengan ketentuan dibawah ini. Tetapi nilai-nilai tersebut hanya perkiraan saja, untuk memudahkan Kontraktor, dengan ketentuan sebagai berikut :

- Perbandingan air dan semen merupakan nilai maksimum mutlak

- Kadar semen merupakan nilai minimum mutlak

- Nilai kuat tekan minimum diambil dari nilai kekuatan rata-rata minimum pada pelaksanaan

Page 14: BAB 4 REVISI.doc

Tabel Standar Proporsi Campuran Beton untuk Struktur KELAS 1)

URAIANA B C D E AA P

Ukuran Maksimum Agregat Kasar (mm)

20 20 20 25 40 20 25

Slump (cm) 2) 7.5 ± 2.5

7.5 ± 2.5

7.5 ± 2.5

5.0 ± 2.5

5.0 ± 2.5

- Maks 5

Perbandingan semen/airW/C (%)

37.50 45.2 54.6 59.6 70.2 40.0

Kadar AirW (kg/m³)

170 183 183 158 158 160

Kadar SemenC (kg/m³)

450 405 335 265 225 400

Agregat Halus S (kg/m³)

720 753 817 720 773 791

Agregat KasarG (kg/m³)

1100 1083 1083 1337 1317 1077

Kuat tekan

54

Page 15: BAB 4 REVISI.doc

55

minimum pada umur 28 hari dengan tes silinder (kg/cm²) 4) 5)

415 290 210 145 105 500 375

Kuat tekan minimum pada umur 28 hari dengan tes kubus(kg/cm²) 4) 5)

500 350 250 175 125 600 450

Kuat lentur minimum pada umur 28 (kg/cm²) 6)

-45

Catatan :1) Jenis beton sebagaimana Pasal S.10.01 (1)(b)2) Slump harus ditentukan menurut AASHTO T119 atau JISA 11013) Uji kuat tekan beton menurut “Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971”4) Uji kuat tekan beton menurut AASHTO T22 dan 23

Page 16: BAB 4 REVISI.doc

56

5) Bila ada perselisihan mengenai kesesuaian dengan Spesifikasi ini, hasil uji silinder merupakan jawaban terakhir, kecuali bila Konsultan Pengawas secara tertulis menyetujui uji silinder untuk tujuan pengendalian

6) Kuat lentur diuji dengan Metoda Pembebanan Tiga Titik menurut AASHTO T97

Page 17: BAB 4 REVISI.doc

57

2) Mutu BajaPekerjaan ini meliputi penyediaan, pembuatan dan

pemasangan batang – batang baja tulangan dengan tipe dan ukuran yang sesuai dengan spesifikasi, gambar dan petunjuk konsultan pengawas.

a) MaterialBaja tulangan harus sesuai dengan ketentuan

spesifikasi berikut ini, kecuali berat batang ukuran tanpa standar ditentukan dalam tabel 10-2-1 dan tabel 10-2-2 dengan mengabaikan spesifikasi dalam pembuatan.

Batang berdiameter 9 mm atau kurang :S11 0136-80 (Grade BJTP 24); atau JIS G 3112 (Grade SR 24); atau AASHTO M31 (Grade 40).

Batang berdiameter 10 mm atau lebih :S11 0136-80 (Grade BJTD 40); atau JIS G 3112 (Grade SD 40A); atau AASHTO M31 (Grade 60). Penulangan anyaman baja harus mengikuti AASHTO M55.

Baja tulangan tidak boleh disimpan diletakkan di atas tanah dan harus disimpan dalam bangunan atau tertutup dengan baik. Baja tulangan ulir harus diangkut dan dipelihara lurus atau dibangkokandan diluruskan kembali atau dibengkokan dua kali pada titik yang sama pada baja tulangan.

b) Pelaksanaan Pekerjaan(1) Pembuatan (pabrikasi)

Batang – batang tulangan harus dibuat secara akurat menurut bentuk dan ukuran dalam gambar, dan pengerjaannya jangan sampai merusak material baja itu.

Sebelum dipasang di lapangan harus diuji diadakan uji pembengkokan batang

Page 18: BAB 4 REVISI.doc

58

tulangan dengan beberapa diameter lengkung pembengkokan dan harus dilakukan sedemikian rupa agar sifat fisik baja tidak berubah.

Kecuali bila ditentukan lain, semua batang tulangan yang harus dibengkokan maka harus dibengkokan dalam keadaan dingin. Bila batang tulangan dibengkokan dengan pemanasan, maka cara pengerjaannya harus disetujui dulu oleh konsultan pengawas, dan harus dilakukann sedemikian rupa agar sifat fisik baja tidak berubah.

Batang tulangan yang tidak bisa diluruskan tidak boleh digunakan. Batang tulangan yang telah tertanam sebagian dalam beton tidak boleh dibengkokan, kecuali bila tertera dalam gambar atau ada ketentuan lain.

Untuk pemotongan dan pembengkokan, harus disediakan kinerja yang ahli dan alat – alat yang memadai.

Bila konsultan pengawas perlu memeriksa mutu batang tulangan, kontraktor harus menguji batang tulangan dengan tanggungan biaya sendiri, dengan cara menurut ketentuan konsultan pengawas.

(2) Pemasangan Sebelum dipasang, batang tulangan harus

dibersihkan dari karat, kotoran, lumpur, serpihan yang mudah lepas, dari cat minyak atau bahan asing lainnya yang dapat merusak ikatan.

Page 19: BAB 4 REVISI.doc

59

Batang – batang tulangan harus ditempatkan pada kedudukan semestinya sehingga tetap kokoh pada waktu beton dicor. Batang tulangan yang dibutuhkan untuk keperluan sehubungan dengan cara pelaksanaan struktur, bila perlu harus digunakan.

Batang tulangan harus diikat pada setiap titik pertemuan dengan kawat besi yang diperkuat, dengan diameter 0,9mm atau lebih, atau dengan jepitan yang sesuai.

Jarak batang – batang tulangan dari cetakan harus dijaga agar tidak berubah, denga gantungan logam (metal hanger), balok adukan penopang dari logam, atau penopang lainnya yang disetujui konsultan pengawas.

Setelah ditempatkan, batang – batang tulangan harus diperiksa oleh konsultan pengawas bila batang tulangan telah terlalu lama terpasang, harus dibersihkan dan diperiksa lagi oleh konsultan pengawas sebelum dilakukan pengecoran beton.

(3) Penyambungan Bila batang tulangan harus disambung

pada titik – titik selain yang ditentukan gambar, kedudukan dan cara penyambungan harus didasarkan pada perhitungan kekuatan beton, yang disetujui oleh konsultan pengawas.

Pada sambungan melingkar, batang harus dilingkarkan dengan panjang tertentu dan diikat kawat pada beberapa titik temu

Page 20: BAB 4 REVISI.doc

60

dengan kawat besi diameter yang lebih besar dari 0,9 mm.

Batang tulangan tampak, yang harus disambung nantinya harus dilindungi dengan semestinya dari kerusakan dan karat.

Pengelasan baja tulangan harus dikerjakan hanya bila ada detailnya dalam gambar, atau ada ijin tertulis dari kosultan pengawas.

Penggantian batang tulangan dengan ukuran yang berbeda dari ketentuan dapat dilakukan bila ada ijin khusus dari konsultan pengawas. Bila batang baja tulangan harus diganti, penggantinya harus sama atau lebih besar.

c) Metoda PengukuranJumlah batang tulangan yang harus dibayar

adalah jumlah berat (kg)nbatang tulangan yang dipasang menurut ketentuan gambar atau perintah tertulis konsultan pengawas berat dihitung berdasarkan tabel-tabel berikut :

Tabel Berat Satuan Batang Baja Tulangan PolosUkuran Batang (Bars) (dia.mm) 6 9Berat per linier meter dalam kilogram

0,222 0,499

Tabel Berat Satuan Batang Baja Tulangan BerulirUkuran Batang (Bars)

(Diameter mm)

D10D13

D16 D19

D22

D25

D29

D32

Berat 0,61 1,0 1,5 2,2 2,9 3,8 5,1 6,3

Page 21: BAB 4 REVISI.doc

61

per linier meter dalam

kilogram

7 4 8 3 8 5 9 1

Panjang yang harus diukur dalam menghitung berat material untuk dibayar ini harus tertera dalam gambar atau diperintahkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.Penulangan anyaman baja, harus diukur sebagai meter persegi luas anyaman.Sambungan tambahan yang dilakukan kontraktor untuk kepentingan sendiri atau sambungan yang tidak tertera dalama gambar atau tidak disetujui Konsultan Pengawas, harus tidak diukur dan dibayar.Penjepit, tali dan material lain penguat kedudukan tulang harus tidak diukur untuk pembayaran.Batang tulangan yang digunakan pada pekerjaan pada butir pembayaran dalam Bab 6 dan 12 serta untuk butir pembayaran 10.03, 10.04, 10.05 dan 10.07 dalam Spesifikasi ini, harus tidak diukur untuk pembayaran menurut Pasal S.10.02 ini.

S10.02 Dasar PembayaranJumlah batang tulangan baja yang diukur secara tersebut di atas harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per kilogram batang yang sudah terpasang dan diterima.Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja, peralatan dan material, yang diperluakn untuk pembuatan, pembengkokan, pembentukan pemasangan, dan jika perlu,

Page 22: BAB 4 REVISI.doc

62

pengelasan batang baja dengan tenaga gas, pengimpanan dan pengangkutan batang baja tulangan.Nomor dan Nama Mata Pembayaran

Satuan Pengukuran

10.02 (1) Batang Baja Tul. Polos Kilogram10.02 (2) Batang Baja Tul. Ulir Kilogram

Page 23: BAB 4 REVISI.doc

63

Lampiran 7. Perhitungan Pembebanan Pada PondasiPerhitungan Berat Struktur Atasa. Bentang Sebelah Kiri L = 10,00 M

- Berat beton : Wc = 2,50 t/m' - Berat aspal : Was = 2,30 t/m' - Berat air hujan : Ww = 1,00

t/m' - Tebal slab beton : tcki = 0,25 m - Tebal aspal : taki = 0,05 m - Tebal air hujan : twki = 0,05

m - Bentang : Lki = 10,00

m - Luas Girder : Acki = 0,35

m² - Jarak Girder : ski = 1,90 m - Tebal Rcp : tRki = 0,070

m - Jumlah Girder : nki = 10 - Lebar Rcp antar Girder : LRki1 = 1,05

m - Lebar Rcp pada Girder : LRki2 = 1,64

m - Jumlah diafragma : nD = 2 - Tebal Diafragma : tD = 0,25

m - Luas Diafragma : AD = 0,70

m²1) Beban Mati Girder 1 dan 10

1. Berat Sendiri Girder : Acki x Wc =0,875 t/m

2. Berat Asphalt + Pelat + RCP + Air - Berat Pelat : tcki x Wc x (ski/2+s) = 1,281 t/m

Page 24: BAB 4 REVISI.doc

64

- Berat Aspal : taki x Was x (ski/2+s-0.45) = 0,184 t/m - Berat Air : twki x Ww x (ski+s) = 0,150

t/m - Berat RCp1 : tRki x Wc x LRki1 = 0,184 t/m - Berat RCp2 : tRki x Wc xLRki2 = 0,287 t/m Berat total : = 2,086

t/m3. Berat tambahan - Berat pagar = 0 t/m - Berat barrier = 0,753 t/m

Berat Total = 0,753 t/m

Berat DL1 ( 1 + 2 + 3 ) = 3,714t/m

Berat Diafragma = 0,875 ton - Jumlah Diaf = 2 posisi - Berat tiap Diafragma = 0,438 tonRD1 & 10 = (DL1 & 10 )x Lki + Berat Diafragma

2Berat Reaksi Tumpuan : RD1 = (3,714 x 10) + (0,875)= 19,008ton

2RD10 = RD1 = 19,008ton

Girder 2 s.d 91. Berat sendiri Girder : Acki x Wc =

0,875 t/m2. Berat Slab + Asphalt + RCp

- Berat slab : tcki x (ski) x Wc = 1,188t/m

- Berat asphalt : taki x (ski) x Was = 0,219t/m

Page 25: BAB 4 REVISI.doc

65

- Berat Air : tw x ski x Ww = 0,095t/m

- Berat Rcp1 : tRcx lRc x Wc = 0,184t/m

- Berat Rcp2 : tRcx lRc x Wc = 0,287t/m

Berat DL2 ( 1 + 2 ) = 2,847t/m

Berat Diafragma = 0,875 tonBerat RD2 s.d.9 = DL2 s.d. 9 + Berat DiafragmaBerat Reaksi Tumpuan RD2 s.d.9= (DL2 s.d. 9)x Lki + Berat Diafragma

2= (2,847x 10) + (0,875) = 14,671ton

2Beban Mati pada Tumpuan: RD1 = 19,008ton : RD6 = 14,671

ton: RD2 = 14,671ton : RD7 = 14,671

ton: RD3 = 14,671ton : RD8 = 14,671

ton: RD4 = 14,671ton : RD9 = 14,671

ton: RD5 = 14,671ton : RD10 = 19,008

ton

2) Beban HidupBeban merata "D" : Ql = 0,90 t/m²Beban Garis "D" : Pl = 4,90 ton/mBeban terpusat "T" = 11,25 tonFaktor Dinamis = 0,40Koefisien Kejut = 1,40

Kombinasi D Load I :Girder 1

Page 26: BAB 4 REVISI.doc

66

- Beban Merata : b1 x Ql x 50 % = 0,720 t/m x 5,00 = 3,600

ton - Beban Garis : b1 x Pl x K x 50 % =

5,488 ton x 0,50 = 2,744 ton Reaksi Tumpuan pada G1 ( RL1 )= Beban Merata + Beban Garis = 3,600 + 2,744 =

6,344 ton

Girder 2 - Beban Merata : (b2 x 50 % + b3) x Ql =

: 1,080t/m x 5,00 = 5,400ton

- Beban Garis: (b2 x 50 % + b3) x Pl x K = : 8,232ton x 0,50 = 4,116

tonReaksi Tumpuan pada G2 ( RL2 )= Beban Merata + Beban Garis = 5,400 + 4,116 =

9,516 ton

Girder 3 s.d. 7- Beban Merata : s x Ql x 100 % =

: 1,710t/m x 5,00 = 8,550ton

- Beban Garis : s x Pl x 100 % x K = : 13,034 ton x 0,50

= 6,517 tonReaksi Tumpuan pada G3 s.d.7 ( RL3 s.d. 7 )= Beban Merata + Beban Garis = 8,550 + 6,517 =

15,067ton

Girder 8 - Beban Merata : (b4 x 50 % + b5) x Ql =

: 1,305t/m x 5,00 = 6,525ton

Page 27: BAB 4 REVISI.doc

67

- Beban Garis: (b4 x 50 % + b5) x Pl x K = : 9,947ton x 0,50 = 4,974

tonReaksi Tumpuan pada G8 ( RL8 )= Beban Merata + Beban Garis = 6,525 + 4,974 =

11,499ton

Girder 9 - Beban Merata : s x Ql x 50 % =

: 0,855 t/m x 5,00 = 4,275 ton

- Beban Garis: s x Pl x 50 % x K = : 6,517 ton x 0,50 =

3,259 tonReaksi Tumpuan pada G9 ( RL9 )= Beban Merata + Beban Garis = 4,275 + 3,259 = 7,534 ton

Girder 10 - Beban Merata : b6 x Ql x 50 %

= : 0,720t/m x 5,00 = 3,600ton

- Beban Garis : b6 x Pl x K x 50 % =

: 5,488 ton x 0,50 = 2,744 ton

Reaksi Tumpuan pada G10 ( RL10 )= Beban Merata + Beban Garis = 3,600 + 2,744 =

6,344 ton

Beban Hidup Pada Tumpuan: RL1 = 6,344 ton : RL6 = 15,067ton: RL2 = 9,516 ton : RL7 = 15,067ton: RL3 = 15,067ton : RL8 = 11,499ton: RL4 = 15,067ton : RL9 = 7,534 ton: RL5 = 15,067ton : RL10 = 6,344 ton

Kombinasi D Load II :

Page 28: BAB 4 REVISI.doc

68

Girder 1 - Beban Merata : b1 x Ql x 50 % =

0,720 t/m x 5,00 = 3,600ton

- Beban Garis : b1 x Pl x K x 50 % =5,488 ton x 0,50 =

2,744 ton Reaksi Tumpuan pada G1 ( RL1 )= Beban Merata + Beban Garis = 3,600 + 2,744 =

6,344 ton

Girder 2 & 3- Beban Merata : s x Ql x 50 % =

: 0,855 t/m x 5,00 = 4,275 ton

- Beban Garis: s x Pl x 50 % x K = : 6,517ton x 0,50 =

3,259 tonReaksi Tumpuan pada G2 & 3 ( RL2&3 )= Beban Merata + Beban Garis = 4,275 + 3,259 =

7,534 tonGirder 4- Beban Merata : (b3 + b2 x 50 %) x Ql

= : 1,260t/m x 5,00 = 6,300 ton

- Beban Garis : (b3 + b2 x 50 %) x Pl x K = : 9,604 ton x 0,50 =

4,802 tonReaksi Tumpuan pada G4 ( RL4 )= Beban Merata + Beban Garis = 36,300 + 4,802 = 11,102ton

Girder 5 s.d. 9- Beban Merata : s x Ql x 100 %

= : 1,710 t/m x 5,00 =

8,550 ton- Beban Garis : s x Pl x 100 % x K =

: 13,034 ton x 0,50 = 6,517 ton

Page 29: BAB 4 REVISI.doc

69

Reaksi Tumpuan pada G5 s.d. 9 ( RL5 s.d. 9)= Beban Merata + Beban Garis = 8,550 + 6,517 = 15,067ton

Girder 10- Beban Merata : (b4 + b5 x 50 %) x Ql = : 0,990t/m x 5,00 = 4,950 ton- Beban Garis : (b4 + b5 x 50 %) x Pl x K = : 7,546ton x 0,50 = 3,773 tonReaksi Tumpuan pada G10 ( RL10 )= Beban Merata + Beban Garis = 4,950 + 3,773 =

8,723 ton

Beban Hidup Pada Tumpuan Kombinasi D Load II :: RL1 = 6,344 ton : RL6 = 15,067ton: RL2 = 7,534 ton : RL7 = 15,067ton: RL3 = 7,534 ton : RL8 = 15,067ton: RL4 = 11,102ton : RL9 = 15,067ton: RL5 = 15,067ton : RL9 = 8,723 ton

Page 30: BAB 4 REVISI.doc

70

Pembebanan Bentang Kanan ( L = 17,33 M )

BL= 18,40

1,90 1,90

b1= 1,600 b3=0,500 1,90 1,90 1,90 1,90 1,90 b4= 0,900 1,90

3,00 11,00 4,40

1,90

b1= 1,600 1,90 1,90 b3=0,900 1,90 1,90 1,90 1,90 1,90 b4= 0,600 b5= 1

b2= 1,000

6,40 11,00

0,450,45 3,00 14,40 1,00

Jalur Utama Bahu Jalan

1,1 =s 9 x 1,90 s = 1,100

B = 19,30

b6= 1,600

b2=1,400 b5= 1,000

1,00

Bahu Jalan

100 % D Load

50 % D Load 50 % D Load100 % D Load

KOMB. D LOAD 1

KOMB. D LOAD 2

1 1 13 14 15 1 1 18 19 2

Page 31: BAB 4 REVISI.doc

71

Perhitungan Berat Struktur Atas7) Bentang Sebelah Kanan L = 17,33

M- Berat beton : Wc = 2,50 t/m'- Berat aspal : Was = 2,30 t/m' - Berat air hujan : Ww = 1,00

t/m'- Tebal slab beton : tcka = 0,25 m- Tebal aspal : taka = 0,05 m- Tebal air hujan : twka = 0,05 m- Bentang : Lka = 17,33 m- Luas Girder : Acka = 0,23 m² - Jarak Girder : ska = 1,90 m- Tebal Rcp : tRka = 0,070 m- Jumlah Girder : nka = 10- Lebar Rcp antar Girder : LRka1 = 1,05

m- Lebar Rcp pada Girder : LRka2 = 1,64 m- Jumlah diafragma : nD = 5- Tebal Diafragma : tD = 0,30

m - Luas Diafragma : AD = 1,88

1) Beban MatiGirder 11 dan 201. Berat Sendiri Girder : Acka x Wc = 0,586 t/m2. Berat Asphalt + Pelat + RCP + Air

- Berat Pelat : tcka x Wc x (ska/2+s) = 1,281 t/m- Berat Aspal: taka x Was x (ska/2+s-0.45) = 0,184

t/m- Berat Air : twka x Ww x (ska+s) = 0,150 t/m- Berat RCp1 : tRka x Wc x LRka1 = 0,184 t/m

Page 32: BAB 4 REVISI.doc

72

- Berat RCp2 : tRka x Wc xLRka2 = 0,287 t/m

Berat total : = 2,086t/m

3. Berat tambahan - Berat pagar = 0 t/m- Berat barrier = 0,753 t/m

Berat total = 0,753t/m

Berat DL11 ( 1 + 2 + 3 ) = 3,425t/m

Berat Diafragma = 7,04 ton- Jumlah Diaf = 5

posisi- Berat tiap Diafragma = 1,41 tonRD11 & 20 = (DL2 & 20 )x Lka + Berat Diafragma

2Berat Reaksi Tumpuan : RD11 = (3,425x 17,33) + (7,04) = 33,198

ton 2RD20 = RD11 = 33,198ton

Girder 12 s.d 19 1. Berat sendiri Girder : Acka x Wc = 0,586 t/m2. Berat Slab + Asphalt + RCp- Berat slab : tcka x (ska) x Wc = 1,188

t/m- Berat asphalt : taka x (ska) x Was = 0,219

t/m- Berat Air : tw x ska x Ww =

0,095 t/m- Berat Rcp : tRcx lRc x Wc = 0,184

t/m- Berat Rcp2 : tRcx lRc x Wc = 0,287 t/m

Berat Total : = 1,973 t/m

Page 33: BAB 4 REVISI.doc

73

Berat DL2 ( 1 + 2 ) = 2,558t/m

Berat Diafragma = 7,04 ton

Berat RD12 s.d.19 = (DL12 & 19 )x Lka + Berat Diafragma 2Berat Reaksi Tumpuan RD12 s.d 19 : RD12 s.d 19 = (2,558x 17,33) + (7,04) = 25,682

ton 2

Beban Mati pada Tumpuan: RD11 = 33,198ton : RD16 = 25,682

ton: RD12 = 25,682ton : RD17 = 25,682

ton: RD13 = 25,682ton : RD18 = 25,682

ton: RD14 = 25,682ton : RD19 = 25,682

ton: RD15 = 25,682ton : RD20 = 33,198

ton

2) Beban HidupBeban merata "D" : Ql = 0,90

t/m²(Buku Standar Pembebanan untuk jembatan 6.3.1)Beban Garis "D" : Pl = 4,90 ton/mBeban terpusat "T" = 11,25

tonFaktor Dinamis = 0,40Koefisien Kejut = 1,40

Kombinasi D Load I :Girder 11 - Beban Merata : b1 x Ql x 50 %

= : 0,720 t/m x 8,67 =

6,239 ton

Page 34: BAB 4 REVISI.doc

74

- Beban Garis: b1 x Pl x K x 50 % =: 5,488 ton x 0,50 =

2,744 tonReaksi Tumpuan pada G11 ( RL11 )= Beban Merata + Beban Garis = 6,239 + 2,744 =

8,983 ton

Girder 12 - Beban Merata : (b2 x 50 % + b3) x Ql =

: 1,080 t/m x 8,67 = 9,358 ton

- Beban Garis : (b2 x 50 % + b3) x Pl x K =: 8,232 ton x 0,50 =

4,116 tonReaksi Tumpuan pada G12 ( RL12 )= Beban Merata + Beban Garis = 9,358 + 4,116 =

13,474ton

Girder 13 s.d. 17- Beban Merata : s x Ql x 100 %

= : 1,710 t/m x 8,67=14,817 ton

- Beban Garis : s x Pl x 100 % x K = : 13,034 ton x 0,50 =

6,517 tonReaksi Tumpuan pada G13 s.d.17 ( RL13 s.d. 17 )= Beban Merata + Beban Garis = 14,817 + 6,517 = 21,334ton

Girder 18- Beban Merata : (b4 x 50 % + b5) x Ql

= : 1,305 t/m x 8,67=11,308 ton

- Beban Garis : (b4 x 50 % + b5) x Pl x K = : 9,947ton x 0,50 = 4,974ton

Reaksi Tumpuan pada G18 ( RL18 )

Page 35: BAB 4 REVISI.doc

75

= Beban Merata + Beban Garis = 11,308 + 4,974 = 16,281tonGirder 19- Beban Merata : s x Ql x 50 % =

: 0,855 t/m x 8,67 = 7,409 ton

- Beban Garis : s x Pl x 50 % x K = : 6,517 ton x 0,50 =

3,259 tonReaksi Tumpuan pada G19 ( RL19 )= Beban Merata + Beban Garis = 7,409 + 3,259 =

10,667ton

Girder 20- Beban Merata : b6 x Ql x 50 % =

: 0,720 t/m x 8,67 = 6,239 ton

- Beban Garis: b6 x Pl x K x 50 % =: 5,488 ton x 0,50 =

2,744 tonReaksi Tumpuan pada G20 ( RL20 )= Beban Merata + Beban Garis = 6,239 + 2,744 =

8,983 ton

Beban Hidup Pada Tumpuan :: RL11 = 8,983 ton : RD16 = 21,334ton: RL12 = 13,474ton : RD17 = 21,334ton: RL13 = 21,334ton : RD18 = 16,281ton: RL14 = 21,334ton : RD19 = 10,667ton: RL15 = 21,334ton : RD20 = 8,983 ton

Kombinasi D Load II :Girder 11 - Beban Merata : b1 x Ql x 50 %

= : 0,720 t/m x 8,67 =

6,239 ton- Beban Garis: b1 x Pl x K x 50 % =

Page 36: BAB 4 REVISI.doc

76

: 5,488 ton x 0,50 = 2,744 ton

Reaksi Tumpuan pada G1 ( RL1 )= Beban Merata + Beban Garis = 6,239 + 2,744 = 8,983 ton

Girder 12 &13- Beban Merata : s x Ql x 50 %

= : 0,855 t/m x 8,67 =

7,409 ton- Beban Garis : s x Pl x 50 % x K =

: 6,517 ton x 0,50 = 3,259 ton

Reaksi Tumpuan pada G12 & 13 ( RL12 & 13 )= Beban Merata + Beban Garis = 7,409 + 3,259 =

10,667ton

Girder 14- Beban Merata : (b3 + b2 x 50 %) x Ql =

: 1,260t/m x 8,67 =10,918ton

- Beban Garis : (b3 + b2 x 50 %) x Pl x K = : 9,604ton x 0,50 = 4,802ton

Reaksi Tumpuan pada G14 ( RL14 )= Beban Merata + Beban Garis = 10,667 + 4,802 = 15,720ton

Girder 15 s.d.19- Beban Merata : s x Ql x 100 %

= : 1,710 t/m x 8,67=14,817 ton

- Beban Garis: s x Pl x 100 % x K =: 13,034 ton x 0,50 =

6,517 tonReaksi Tumpuan pada G15 s.d. 19 ( RL15 s.d. 19)

Page 37: BAB 4 REVISI.doc

77

= Beban Merata + Beban Garis = 14,817 + 6,517 = 21,334ton

Girder 20- Beban Merata : (b4 + b5 x 50 %) x Ql =

: 0,990t/m x 8,67 = 8,578ton

- Beban Garis : (b4 + b5 x 50 %) x Pl x K = : 7,546ton x 0,50 = 3,773ton

Reaksi Tumpuan pada G20 ( RL20 )= Beban Merata + Beban Garis = 8,578 + 3,773 = 12,351ton

Beban Hidup Pada Tumpuan Kombinasi D Load II :: RL11 = 8,983 ton : RD16 = 21,334ton: RL12 = 10,667ton : RD17 = 21,334ton: RL13 = 10,667ton : RD18 = 21,334ton: RL14 = 15,720ton : RD19 = 21,334ton: RL15 = 21,334ton : RD20 = 12,351ton

Page 38: BAB 4 REVISI.doc

78

PEMBEBANAN P 25 ( AS P25 KE AS P26 10.0 M - 17.33 M )

JEMBATAN JALAN RAYA BEBEKANPROYEK JALAN TOL SURABAYA – MOJOKERTO

1,14

9 x 1,98

1,14

1,14

9 x 1,98 20,085,60

1,14

3,5

3,5

3,5

3,5

3,5

2,00

P12

P13

P14P15

P11

P19P20

P16

P17

P18

P2

P3

P4

P5

P1

P9

P10

P6

P7

P8

8) Beban Pada Tumpuan1) Beban Mati Beban Bearing Pad + Mortar Bearing = 0,20 tonBentang Kiri :Girder 1 (RD1) = 19,008 ton + 0,20 =

19,208tonGirder 2 (RD2) = 14,671 ton + 0,20 =

14,871tonGirder 3 (RD3) = 14,671 ton + 0,20 =

14,871ton

Page 39: BAB 4 REVISI.doc

79

Girder 4 (RD4) = 14,671 ton + 0,20 =14,871ton

Girder 5 (RD5) = 14,671 ton + 0,20 =14,871ton

Girder 6 (RD6) = 14,671 ton + 0,20 =14,871ton

Girder 7 (RD7) = 14,671 ton + 0,20 =14,871ton

Girder 8 (RD8) = 14,671 ton + 0,20 =14,871ton

Girder 9 (RD9) = 14,671 ton + 0,20 =14,871ton

Girder 10 (RD10) = 19,008 ton + 0,20 =19,208ton

Bentang Kanan :Girder 11 (RD11) = 33,198 ton + 0,20 =

33,398tonGirder 12 (RD12) = 25,682 ton + 0,20 =

25,882tonGirder 13 (RD13) = 25,682 ton + 0,20 =

25,882tonGirder 14 (RD14) = 25,682 ton + 0,20 =

25,882tonGirder 15 (RD15) = 25,682 ton + 0,20 =

25,882tonGirder 16 (RD16) = 25,682 ton + 0,20 =

25,882tonGirder 17 (RD17) = 25,682 ton + 0,20 =

25,882tonGirder 18 (RD18) = 25,682 ton + 0,20 =

25,882tonGirder 19 (RD19) = 25,682 ton + 0,20 =

25,882tonGirder 20 (RD20) = 33,198 ton + 0,20 =

33,398tonTotal Beban Mati = 431,239 ton

2) Beban Hidupa) Beban Hidup Kombinasi D Load I

Page 40: BAB 4 REVISI.doc

80

Bentang Kiri Bentang KananGirder 1 (RL1) = 6,344

tonGirder 11 (RL11) = 8,983 ton

Girder 2 (RL2) = 9,516ton

Girder 11 (RL11) = 13,474 ton

Girder 3 (RL3) = 15,067 ton

Girder 13 (RL13) = 21,334 ton

Girder 4 (RL4) = 15,067 ton

Girder 14 (RL14) = 21,334 ton

Girder 5 (RL5) = 15,067 ton

Girder 15 (RL15) = 21,334 ton

Girder 6 (RL6) = 15,067 ton

Girder 16 (RL16) = 21,334 ton

Girder 7 (RL7) = 15,067 ton

Girder 17 (RL17) = 21,334 ton

Girder 8 (RL8) = 11,499 ton

Girder 18 (RL18) = 16,281 ton

Girder 9 (RL9) = 7,534 ton

Girder 19 (RL19) = 10,667 ton

Girder 10 (RL10) = 6,344 ton

Girder 20 (RL20) = 8,983 ton

Total Beban Hidup = 281,630 tonb) Beban Hidup Kombinasi D Load II

Bentang Kiri Bentang KananGirder 1 (RL1) = 6,344 ton

Girder 11 (RL11) = 8,983 ton

Girder 2 (RL2) = 7,534 ton

Girder 11 (RL11) = 10,667 ton

Girder 3 (RL3) = 7,534 ton

Girder 13 (RL13) = 10,667 ton

Girder 4 (RL4) = 11,102 ton

Girder 14 (RL14) = 15,720 ton

Girder 5 (RL5) = 15,067 ton

Girder 15 (RL15) = 21,334 ton

Girder 6 (RL6) = 15,067 ton

Girder 16 (RL16) = 21,334 ton

Girder 7 (RL7) = 15,067 ton

Girder 17 (RL17) = 21,334 ton

Page 41: BAB 4 REVISI.doc

81

Girder 8 (RL8) = 15,067 ton

Girder 18 (RL18) = 21,334 ton

Girder 9 (RL9) = 15,067 ton

Girder 19 (RL19) = 21,334 ton

Girder 10 (RL10) = 8,723 ton

Girder 20 (RL20) = 12,351 ton

Total Beban Hidup = 281,630 ton

3) Beban Rem (Braking)Beban Rem Selebar Jembatan (Br) = 125,0 Kn = 12,5

ton(Tabel 1.2-8 Prinsip-Prinsip Dasar Teknik Jembatan & Aplikasinya )Jumlah Girder = 10Gaya / Girder = Br = 12,5 = 1,250

ton n 10f = Faktor gesekan antara girder dan Bearing pads =

1,00Gaya horisontal pada sub structure = Br/(n x f)HBr = 12,5/(10 x 1,00) = 1,250 ton

4) Beban Gempa Pada SubStructureKontrol Periode Getar (T)T = 2 p x √ ( Wtp/( g . Kp))Keterangan :Wtp = Beban Mati + tambahan + Beban 1/ 2

KolomKp = kekakuan kombinasi pilar-pilar jembatang = gravitasi

Profil Pierhead

Page 42: BAB 4 REVISI.doc

82

Luas Penampang Pierhead = 6,81 m²Berat Pierhead = 341,86tonBerat Pierhead / m = 17,03 ton/m

Profil Kolom Diameter = 0,80 m Luas Penampang Kolom = 0,503

m2Berat 1 Kolom =

7,037 tonBerat 12 Kolom =

84,446tonBerat Kolom /m = 1,257 t/mMomen Inertia ( I )x = 0,020

mMomen Inertia ( I )y = 0,020

m1. Periode Getar :

Wtp = Berat Struktur atas + Berat tambahan + ½

Berat Kolom = 815,3237515 ton= 815323,8 kgMutu beton K 350fc' =0.83 x K/10 = 29,05 Mpa

Modulus elastisitas beton E = 4700 x √ fc'= 4700 x √ 29,05= 25332,08 Mpa

Page 43: BAB 4 REVISI.doc

83

= 25332084,4kPa= 253320,84 kg/ cm²

E = 2,53E+09 kg/m² = 2533208440 kg/m²Kp(x) = Arah melintang = 3 EI/ L³

= 870077,5173 Kg/mKP(y) = Arah Memanjang = 12 EI/ L³

= 3480310,069Kg/m

Periode Getar Arah Memanjang :T (y) = 0,971 detikPeriode Getar Arah Melintang :T (x) =1,943 detik(4) Periksa agar simpangan seismik tidak

melampaui jarak lebih minimum dan adalah sama dengan anggapan dalam detail .D h = 250 Kh . T 2 < do

= 0.7 + 0.005 x S= 0,787 m = 786,65mm

Kh = C . S

(b) Arah MemanjangC = 0,14 (Gambar 14 Buku Pembebanan untuk Jembatan )n = Jumlah Sendi plastis yang menahan arah lateral =

2S = 1.0 x F = 1.0 x ( 1.25 - 0.025 x n)

= 1.0 x ( 1.25 - 0.025 x 2)= 1,20

Kh = C . S = 0,14 x 1,20= 0,168

D h = 250 x Kh x T² = 39,636mm < = do

(c) Arah MelintangC = 0,14 S = 1.0 x F = 1.0 x ( 1.25 - 0.025 x n)

= 1.0 x ( 1.25 - 0.025 x 2)= 1,20

Kh = C . S = 0,14 x 1,20

Page 44: BAB 4 REVISI.doc

84

= 0,168D h = 250 x Kh x T² = 158,546 mm < =

do

(2) Tentukan Gaya Statik Ekivalena) Arah MemanjangTeq = C . I . S . Wt I = 1,00(Kepentingan normal) = 0,1680Wt

Pada TumpuanG1 = 0,1680 x RD1 = 3,227 ton

G11 = 0,1680 x RD11 = 5,611 ton

G2 = 0,1680 x RD2 = 2,498 ton

G12 = 0,1680 x RD12 = 4,348 ton

G3 = 0,1680 x RD3 = 2,498 ton

G13 =0,1680 x RD13 = 4,348 ton

G4 = 0,1680 x RD4 = 2,498 ton

G14 =0,1680 x RD14 = 4,348 ton

G5 = 0,1680 x RD5 = 2,498 ton

G15 =0,1680 x RD15 = 4,348 ton

G6 = 0,1680 x RD6 = 2,498 ton

G16 =0,1680 x RD16 = 4,348 ton

G7 = 0,1680 x RD7 = 2,498 ton

G17 = 0,1680 x RD17 = 4,348 ton

G8 = 0,1680 x RD8 = 2,498 ton

G18 = 0,1680 x RD18 = 4,348 ton

G9 = 0,1680 x RD9 = 2,498 ton

G19 =0,1680 x RD19 = 4,348 ton

G10 =0,1680 x RD10 = 3,227 ton

G20 =0,1680 x RD20 = 5,611 ton

Pada Pier Head Teq = 0,168 x Berat Pierhead

= 0,168 x 341,86= 57,433ton (untuk 1 pierhead)

Tiap titik kolom = Teq/n= 57,433/12= 4,786 ton

Page 45: BAB 4 REVISI.doc

85

Pada Kolom Teq = 0,168 x Berat Kolom

= 0,168 x 84,446 = 14,187tonTiap titik kolom = Teq/n

= 14,187/12= 1,182 ton

b) Arah MelintangTeq = C . I . S . Wt I = 1,00 (Kepentingan normal)Teq = 0,168 x WtPada TumpuanG1 = 0,1680 x RD1 = 3,227 ton

G11 = 0,1680 x RD11 = 5,611 ton

G2 = 0,1680 x RD2 = 2,498 ton

G12 = 0,1680 x RD12 = 4,348 ton

G3 = 0,1680 x RD3 = 2,498 ton

G13 =0,1680 x RD13 = 4,348 ton

G4 = 0,1680 x RD4 = 2,498 ton

G14 =0,1680 x RD14 = 4,348 ton

G5 = 0,1680 x RD5 = 2,498 ton

G15 =0,1680 x RD15 = 4,348 ton

G6 = 0,1680 x RD6 = 2,498 ton

G16 =0,1680 x RD16 = 4,348 ton

G7 = 0,1680 x RD7 = 2,498 ton

G17 = 0,1680 x RD17 = 4,348 ton

G8 = 0,1680 x RD8 = 2,498 ton

G18 = 0,1680 x RD18 = 4,348 ton

G9 = 0,1680 x RD9 = 2,498 ton

G19 =0,1680 x RD19 = 4,348 ton

G10 =0,1680 x RD10 = 3,227 ton

G20 =0,1680 x RD20 = 5,611 ton

Total = 26,441 ton Total = 46,007 ton

Jumlah = 26,441+ 46,007 = 72,448Ton

Pada Pier Head Teq = 0,168 x Berat Pierhead

Page 46: BAB 4 REVISI.doc

86

= 0,168 x 341,86= 57,433ton (untuk 1 pierhead)

Tiap titik kolom = Teq/n =57,433/12

= 4,786 ton Pada KolomTeq = 0,168 x Berat Kolom

= 0,168 x 84,446 = 14,187tonTiap titik kolom = Teq/n

= 14,187/12 = 1,182 ton 9) Pembebanan Pada Pondasi

Beban Total Jembatan :a. Beban Struktur Atas :

Beban Mati ( RD ) = 431,239 tonBeban Hidup ( RL ) = 281,630 ton

b. Beban Pier head = 341,86 tonc. Beban Kolom Pier :

= berat 1 kolom x jumlah kolom

= 7,037 x 12= 84,45 ton

Total = 1139,177 ton

Dari hasil perhitungan yang didapat langsung dari perhitungan konsultan tersebut diatas yang digunakan sebagai beban-beban yang menumpu pada pondasi yang akan dimasukkan langsung dalam program SAP untuk dikelola datanya sehingga dapat melakukan perhitungan selanjutnya, namun sebelumnya membuat permodelan terlebih dahulu sesuai dengan gambar rencana yang ada.

Page 47: BAB 4 REVISI.doc

87

Lampiran 8. Perhitungan SAP Pembebanan Pada Pondasi

Page 48: BAB 4 REVISI.doc

88

Lampiran 9. Data Boring Pondasi

Page 49: BAB 4 REVISI.doc

89

Lampiran 10. Tabel Perhitungan Daya Dukung Pondasi

Page 50: BAB 4 REVISI.doc

90

Lampiran 11. Gambar Penulangan Pondasi