bab 2 tinjauan teoritis 2.1 anatomi fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis...

46
6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.1.1 Anatomi Tulang Gambar 1.1 Rangka Manusia Sumber Data: Suratun, et al . Klien Gangguan Sistem Moskuloskletal (2008: 6). Struktur tulang dari jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Kesehatan dan fungsi sistem moskuloskletal sangat bergantung pada sistem tubuh yang lain. Struktur tulang memberi perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh.

Upload: others

Post on 26-Jul-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

6

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Anatomi Fisiologi

2.1.1 Anatomi Tulang

Gambar 1.1 Rangka Manusia

Sumber Data: Suratun, et al. Klien Gangguan Sistem

Moskuloskletal (2008: 6).

Struktur tulang dari jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat

badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Kesehatan dan fungsi

sistem moskuloskletal sangat bergantung pada sistem tubuh yang lain.

Struktur tulang memberi perlindungan terhadap organ vital, termasuk

otak, jantung dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang

kuat untuk menyangga struktur tubuh.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

7

2.1.1.1 Pembagian skletal

a. Axial skeleton terdiri dari kerangka tulang kepala dan

leher, tengkorak, kolumna vertebrae, tulang iga, tulang

hioid sternum.

b. Apendikular skeleton terdiri dari:

1) Kerangka tulang lengan dan kaki

2) Ekstremitas atas (skapula, klavikula, humerus, ulna,

radial) dan tangan (karpal, metakarpal, falang)

c. Ekstremitas bawah (tulang pelvik, femur, patela, tibia,

fibula) dan kaki (tarsal, metatarsal, falang) (Suratun, et

al. 2008: 3)

2.1.1.2 Tulang dapat diklasifikasikandalam lima kelompok yaitu:

a. Tulang panjang (Femur, Humerus) terdiri dari batang

tebal panjang yang disebut diafisis dan dua ujung yang

disebut epifisis. Di sebelah proksimal dari epifisis

terdapat metafisis. Di antara epifisis dan metafisis

terdapat daerah tulang rawan yang tumbuh, yang disebut

lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan. Tulang

panjang tumbuh karena akumulasi tulang rawan di

lempeng epifisis. Tulang rawan digantikan oleh sel-sel

tulang yang dihasilkan oleh osteoblas, dan tulang

memanjang. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang

padat. Epifisis dibentuk dari spongi bone (cancellus atau

trabecular). Pada akhir tahun remaja tulang rawan habis,

lempeng epifisis berfusi, dan tulang berhenti tumbuh.

Hormon pertumbuhan, esterogen, dan testosteron

merangsang pertumbuhan tulang panjang. Esterogen,

bersama dengan testosteron, merangsang fusi lempeng

epifisis. Batang suatu tulang panjang memiliki rongga

Page 3: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

8

yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi

sumsum tulang.

b. Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti

dari cancellus (spongy) dengan suatu lapisan luar dari

tulang yang padat.

c. Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri atas dua lapisan

tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang concellus.

d. Tulang yang tidak beraturan (vertebrata) sama seperti

dengan tulang pendek.

e. Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak

disekitar tulang yang berdekata dengan persendian dan

didukung oleh tendon dan jaringan fasial, misalnya

patella (kap lutut) (Abdul Wahid, 2013: 2)

Gambar 2.2 Tulang Femur

Sumber Data: Syaifuddin. Anatomi Fisiologi (2011: 106)

Page 4: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

9

Tulang femur atau tulang paha pada ujung proksimalnya terdapat

kaput femoris yang bulat sesuai dengan mangkok sendi (asetabulum).

Kolumna femoris menghubungkan kaput femoris dengan korpus

femoris. Di tengah kaput femoris terdapat lekuk kecil yang dinamakan

fovea kapitalis tempat melekat ligamentum teres femoralis yang

menghubungkan kaput femoris dengan fosa asetbulum. Bagian lateral

dari kolumna femoris terdapat trokhanter mayor dan bagian medial

trokhanter minor keduanya dihubungkan oleh krista interokhanterika.

Antara trokhanter mayor dan kolumna femoris terdapat lekuk yang

agak dalam disebut fosa trokhanterika. Pada dataran belakang tengah

os femur terdapat line aspera. Ujung distal femur mempunyai dua

bongkol sendi, kondilus lateralis dan kondilus medialis. Diantara

keduanya bagian belakang terdapat lekukan fosa interkondiloid.

Bagian medial dari kondilus medialis terdapat tonjolan kecil

epikondilus medialis femoralis dan sebelah lateral epikondilus

lateralis (Syarifuddin, 2011: 105)

Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-

selnya terdiri atas tiga jenis dasar osteoblas, osteosit, dan osteoklas.

Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensek-

resikan matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2%

substansi dasar (glukosaminoglikan, asam poli sakarida, dan

proteoglikan). Matriks merupakan kerangka dimana garam-garam

mineral anorganik ditimbun. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat

dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit

matriks tulang). Osteoklas adalah sel multinuclear (berinti banyak)

yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remodeling tulang.

Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa.

Ditengah osteon terdapat kapiler. Dikelilingi kapiler tersebut

Page 5: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

10

merupakan matriks tulang yang dinamakan lamella. Didalam lamella

terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi melalui prosesus yang

berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan

dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari 0,1 mm).

Tulang diselimuti dibagian oleh membran fibrous padat dinamakan

periosteum. Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memung-

kinkannya tumbuh, selain sebagi perlekatan tendon dan ligamen.

Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan

yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast, yang

merupakan sel pembentuk tulang.

Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang menutupi rongga

sumsum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus.

Osteoklas yang melarutkan tulang untuk memelihara rongga sumsum,

terletak dekat endosteum dan dalam lacuna Howship (cekungan pada

permukaan tulang).

Gambar 2.3 Anatomi Tulang Panjang

Sumber Data: Abdul Wahid. Asuhan Keprawatan dengan Gangguan

Moskuloskletal (2013: 4)

Page 6: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

11

Struktur tulang dewasa terdiri dari 30% bahan organik (hidup) dan

70% endapan garam. Bahan organik disebut matriks, dan terdiri dari

lebih dari 90% serat kolagen dan kurang dari 10% proteoglikan

(protein plus sakarida). Deposit garam terutama kalsium dan fosfat,

dengan sedikit natrium, kalium karbonat, dan ion magnesium. Garam-

garam menutupi matriks dan berikatan dengan serat kolagen melalui

proteoglikan. Adanya bahan organik menyebabkan tulang memiliki

kekuatan tensif (resistensi terhadap tarikan yang meregangkan).

Sedangkan garam-garam menyebabkan tulang memiliki kekuatan

kompresi (kemampuan menahan tekanan).

Pembentukan tulang berlangsung secara terus menerus dan dapat

berupa pemanjangan dan penebalan tulang. Kecepatan pembentukan

tulang berubah selama hidup. Pembentukan tulang dirangsang

hormon, faktor makanan, dan jumlah stres yang dibebankan pada

suatu tulang, dan terjadi akibat sel-sel pembentuk tulang yaitu

osteoblast.

Osteoblast dijumpai dipermukaan luar dan dalam tulang. Osteoblas

berespon terhadap berbagai sinyal kimiawi untuk menghasilkan

matriks tulang. Sewaktu pertama kali dibentuk, matriks tulang disebut

osteoid. Dalam beberapa hari garam-garam kalsium mulai mengendap

pada osteoid dan mengeras dalam beberapa minggu atau bulan

berikutnya. Sebagian osteoblast tetap menjadi bagian dari osteoid, dan

disebut osteosit atau tulang sejati. Seiring dengan terbentuknya tulang,

osteosit dimatriks membentuk tonjolan-tonjolan yang menghu-

bungkan osteosit satu dengan osteosit lainnya membentuk suatu

sistem saluran mikroskopik di tulang.

Kalsium adalah salah satu komponen yang berperan terhadap tulang,

sebagian ion kalsium di tulang tidak mengalami kristalisasi. Garam

Page 7: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

12

non kristal ini dianggap sebagai kalsium yang dapat dipertaruhkan,

yaitu dapat dipindahkan dengan cepat antara tulang, cairan

interstisium, dan darah.

Sedangkan penguraian tulang disebut absorpsi, terjadi secara

bersamaan dengan pembentukan tulang. Penyerapan tulang terjadi

karena aktivitas sel-sel yang disebut osteoklas. Osteoklas adalah sel

fagositik multinukleus besar yang berasal dari sel-sel mirip monosit

yang terdapat ditulang. Osteoklas tampaknya mengeluarkan berbagai

asam dan enzim yang mencerna tulang dan memudahkan fagositosis.

Osteoklas biasanya terdapat pada hanya sebagian kecil dari potongan

tulang, dan memfagosit tulang sedikit demi sedikit. Setelah selesai di

suatu daerah, osteoklas menghilang dan muncul osteoblas. Osteoblas

mulai mengisi daerah yang kosong tersebut dengan tulang baru.

Proses ini memungkinkan tulang tua yang telah melemah diganti

dengan tulang yang baru yang lebih kuat.

Keseimbangan antara aktivitas osteoblas dan osteoklas menyebabkan

tulang terus menerus diperbarui atau mengalami remodeling. pada

anak dan remaja, aktivitas osteoblas melebihi aktivitas osteoklas,

sehingga kerangka menjadi lebih panjang dan menebal. Aktivitas

osteoblas juga melebihi aktivitas osteoklas pada tulang yang pulih dari

fraktur. Pada orang dewasa muda, aktivitas osteoblas dan osteoklas

biasanya setara, sehingga jumlah massa tulang konstan. Pada usia

pertengahan, aktivitas osteoklas melebihi aktivitas osteoblas dan

kepadatan tulang mulai berkurang. Aktivitas osteoklas juga

meningkat pada tulang-tulang yang mengalami imobilisasi. Pada usia

dekade ketujuh atau kedelapan, dominasi aktivitas osteoklas dapat

menyebabkan tulang menjadi rapuh sehingga mudah patah. Aktivitas

osteoblas dan osteoklas di kontrol oleh beberapa faktor fisik dan

hormon.

Page 8: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

13

Faktor-faktor yang mengontrol aktivitas osteoblas dirangsang oleh

olahraga dan stres beban akibat arus listrik yang terbentuk suatu stres

mengenai tulang. Fraktur tulang secara derastis merangsang aktivitas

osteoblas, tetapi mekanisme pastinya belum jelas. Esterogen,

testosteron, dan hormon pertumbuhan adalah promotor kuat bagi

aktivitas osteoblas dan pertumbuhan tulang. Pertumbuhan tulang

dipercepat semasa pubertas akibat melonjaknya kadar hormon-

hormon tersebut. Esterogen dan testosteron akhirnya menyebabkan

tulang-tulang panjang berhenti dengan merangsang penutupan

lempeng epifisis (ujung pertumbuhan tulang). Sewaktu kadar

esterogen turun pada masa menopaus, aktivitas osteoblas berkurang.

Defisiensi hormon pertumbuhan juga mengganggu pertumbuhan

tulang.

Vitamin D dalam jumlah kecil merangsang kalsifikasi tulang secara

langsung dengan bekerja pada osteoblas dan secara tidak lansung

dengan merangsang penyerapan kalsium di usus. Hal ini

meningkatkan konsentrasi kalsium darah, yang mendorong kalsifikasi

tulang. Namun, vitamin D dalm jumlah besar meningkatkan kadar

kalsium serum dengan meningkatkan penguraian tulang. Dengan

demikian, vitamin D dalam jumlah besar tanpa diimbangi kalsium

yang adekuat dalam makanan dapat menyebabkan absorpsi tulang.

Adapun faktor-faktor yang mengontrol aktivitas osteoklas terutama

dikontrol oleh hormon paratiroid. Hormon para tiroid dilepaskan oleh

kelenjar para tiroid yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid.

Pelepasan hormon para tiroid meningkat sebagai respon terhadap

penurunan kadar kalsium serum. Hormon paratiroid meningkatkan

aktivitas osteoklas dan merangsang pemecahan tulang untuk

membebaskan kalsium kedalak darah. Peningkatan kalsium serum

bekerja secara umpan bailk negatif untuk menurunkan pengeluaran

Page 9: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

14

hormon paratiroid lebih lanjut. Estrogen tampaknya mengurangi

hormon paratiroid pada osteoklas.

Efek lain hormon paratiroid adalah meningkatkan kalsium serum

dengan menurunkan sekresi kalsium oleh ginjal. Hormon paratiroid

meningkatkan ekskresi ion fosfat oleh ginjal sehingga menurunkan

kadar fosat darah. Pengaktifan vitamin D di ginjal bergantung pada

hormon paratiroid. Sedangkan kalsium adalah suatu hormon yang

dikeluarkan oleh kelenjar tiroid sebagai terhadap peningkatan kadar

kasium serum. Kalsitonin meliliki sedikit efek menghambat aktivitas

dan pembentukan osteoklas. Efek efek ini meningkatkan klasifikasi

tulang sehingga menurunkan kadar kalsium serum

2.2 Pengertian Fraktur Femur

Menurut Mansjoer Etal, (2000) yang dikutip oleh Abdul Wahid (2013: 8)

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya

disebabkan oleh rudapaksa.

“Frakture Traumatic injury to a bone that occurs when a force exerted upon

the bone is stronger than it can withstand” (Gayle McKenzie &Tanya Porter

2011: 370).

“A fracture is a disruption or break in the continuity of the structur of bone.

Traumatic injuries account for the majority of fractures, although some

fractures are secondary to a disease process (pathologic fracture from cancer

or osteoporosis)” ( Sharon L. Lewis, et al. 2011: 228).

Menurut Soedarman (2000) yang dikutip oleh Abdul Wahid (2013: 8) Patah

tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak ada hubungan antara

fragmen tulang dengan dunia luar.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

15

Menurut FKUI (1995) sebagai mana dikutip oleh Sugeng Jitowiyono & Weni

Kristiyanasari (2012: 15) fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas

batang femur yang bisa terjad akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas,

jatuh dari ketinggian). Dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki

dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan pendarahan yang cukup

banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam syok.

Fraktur femur tertutup atau patah tulang paha tertutup adalah hilangnya

kontinuitas tulang paha tanpa disertai kerusakan jaringan kulit yang dapat

disebabkan oleh trauma langsung atau kondisi tertentu, seperti degenerasi

tulang (osteoporosis) dan tumor atau keganasan tulang paha yang

menyebabkan fraktur patologis (Arif Muttaqin, 2011: 222)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fraktur femur tertutup adalah

terputusnya kontinuitas jaringan tulang femur yang disebabkan adanya

trauma langsung dan degenerasi tulang (osteoporosis), dimana tidak ada

hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.

2.3 Klasifikasi

Menurut Abdul Wahid (2013: 9) penampilan fraktur dapat sangat bervariasi

tetapi untuk alasan yang praktis, dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:

2.3.1 Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan)

2.3.1.1 Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara

fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih

(karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.

2.3.1.2 Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan

antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya

perlukaan kulit.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

16

Gambar 2.4 Fraktur Terbuka dan Fraktur Tertutup

Sumber Data: Suratun, et al. Klien Gangguan Sistem

Moskuloskletal (2008: 153).

2.3.2 Berdasarkan komplit atau ketidak komplitan fraktur.

2.3.2.1 Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang

tulang atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada

foto.

2.3.2.2 Fraktur inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh

penampang tulang seperti:

a. Hairline fracture/stress frakture adalah salah satu jenis

fraktur tidak lengkap pada tulang. Hal ini disebabkan

oleh ”stress yang tidak biasa atau berulang-ulang” dan

juga karena berat badan terus menerus pada pergelangan

kaki atau kaki. Hal ini berbeda dengan jenis patah tulang

yang lain, yang biasanya ditandai dengan tanda yang

jelas. Hal ini dapat digambarkan dengan garis sangat

kecil atau retak pada tulang, ini biasanya terjadi di tibia,

metatarsal (tulang kaki), dan walau tidak umum

biasanya terjadi pada tulang femur. Hairline

fracture/stress frakture umum terjadi pada cedera

olahraga, dan kebanyakan kasus berhubungan dengan

olahraga.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

17

b. Buck atau torus facture, bila terjadi lipatan dari satu

korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.

c. Green stick fracture, mengenai satu korteks dengan

angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang

panjang.

Gambar 2.5 Fraktur Komplit dan Fraktur Tidak Komplit

Sumber Data: Suratun, et al. Klien Gangguan Sistem

Moskuloskletal (2008: 153).

2.3.3 Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme

trauma

2.3.3.1 Fraktur transversal: fraktur yang arahnya melintang pada

tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.

2.3.3.2 Fraktur oblik: fraktur yang arah garis patahannya membentuk

sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat tauma

angulasi juga.

2.3.3.3 Fraktur spiral: fraktur yang arah garis patahannya berbentuk

spiral yang disebabkan trauma rotasi.

2.3.3.4 Fraktur kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial

fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan yang lain.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

18

2.3.3.5 Fraktur avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma

tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.

Gambar 2.6 Fraktur Berdasarkan Bentuk Garis Patahan

Sumber Data: Kholid Rosyidi. Moskuloskletal. (2013: 38)

2.3.4 Berdasarkan jumlah garis patah

2.3.4.1 Fraktur komunitif: fraktur dimana garispatah lebih dari satu

dan saling berhubungan.

2.3.4.2 Fraktur segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu

tapi tidak berhubngan.

2.3.4.3 Fraktur multipe: fraktur dimana garis patah lebih dari satu

tapi tidak pada tulang yang sama.

Gambar 2.7 Fraktur Berdasarkan Jumlah Garis Patahan

Sumber Data: Kholid Rosyidi. Moskuloskletal. (2013: 38)

Page 14: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

19

2.3.5 Berdasarkan pergeseran fragmen tulang

2.3.5.1 Fraktur undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap

tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan priosteum masih

utuh.

2.3.5.2 Fraktur displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen

tulang yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas:

a. Dislokasi ad longitudinam cum contractionum

(pergeseran searah sumbu dan overlapping).

b. Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).

c. Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen

saling menjauh).

2.3.6 Berdasarkan posisi fraktur

Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian:

2.3.6.1 1/3 proksimal

2.3.6.2 1/3 medial

2.3.6.3 1/3 distal

2.3.7 Fraktur kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang.

2.3.8 Fraktur patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis

tulang.

2.4 Etiologi

Menurut Abdul Wahid (2013: 8) Etiologi fraktur yaitu:

2.4.1 Kekerasan/trauma langsung

Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya

kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan

garis patah melintang atau miring.

Page 15: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

20

2.4.2 Kekerasan tidak langsung

Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang

jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah

bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

2.4.3 Kekerasan akibat tarikan otot

Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat

berupa pemuntiran, penekukan, dan penekanan, kombinasi dari

ketiganya, dan penarikan.

2.5 Patofisiologi

Menurut Arif Muttaqin (2013: 222) patofisiologi fraktur femur tertutup yaitu:

Pada kondisi trauma, diperlukan gaya yang besar untuk mematahkan batang

femur individu dewasa. Kebanyakan fraktur ini terjadi pada pria muda yang

mengalami kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh dari ketinggian.

Biasanya pasien ini mengalami trauma multipel yang menyertainya. Kondisi

degenerasi tulang (osteoporosis) atau keganasan tulang paha yang

menyebabkan fraktur patologis tanpa riwayat trauma, memadai untuk

mematahkan tulang femur.

Kerusakan neurovaskular menimbulkan manifestasi peningkatan resiko syok

hipovolemik karena kehilangan darah banyak kedalam jaringan maupun syok

neurogenik karena nyeri yang sangat hebat yang dialami klien.

Respon terhadap pembengkakan yang hebat adalah sindrom kompartemen.

Sindrom kompartemen adalah suatu keadaan terjebaknya otot, pembuluh

darah, jaringan saraf akibat pembengkakan lokal yang melebihi kemampuan

suatu kompertemen/ruang lokal dengan manifestasi gejala yang khas,

meliputi keluhan nyeri hebat pada area pembengkakan, penurunan perfusi

perifer secara unilateral pada sisi distal pembengkakan, penurunan denyut

nadi pada sisi distal pembengkakan. Komplikasi yang terjadi akibat situasi ini

Page 16: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

21

adalah kematian jaringan bagian distal dan memberikan implikasi pada peran

perawat memberi kontrol yang optimal terhadap pembengkakan yang hebat

pada klien fraktur femur.

Kerusakan fragmen tulang diikuti dengan spasme otot paha yang

menimbulkan deformitas khas pada paha, yaitu pemendekan tungkai bawah.

Apabila kondisi ini berlanjut tanpa dilakukan intervensi yang optimal, akan

menimbulkan resiko terjadinya malunion pada tulang femur.

Intervensi medis dengan penatalaksanaan pemasangan fiksasi interna dan

fiksasi eksterna memberikan implikasi pada masalah resiko tinggi infeksi

pasca-bedah, nyeri akibat trauma jaringan lunak, resiko tinggi trauma

sekunder akibat pemasangan fiksasi eksterna, dampak psikologis ansietas

sekunder akibat rencana bedah dan prognosis penyakit dan pemenuhan

infomasi.

Page 17: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

22

Bagan 2.1 Patofisiologi Fraktur Femur Tertutup

Sumber Data: Arif Muttaqin, Buku Saku Gangguan moskuloskletal: Aplikasi pada

Praktik Klinik. (2013:223)

Trauma pada paha, Osteoporosis, Tumor dan keganasan pada paha

Ketidakmampuan tulang femur dalam menahan beban

Fraktur Femur tertutup

Kerusakan Pada Jaringan lunak

Terputusnya

hubungan tulang

Malunion, non-union dan delayet union

Ketidak mampuan

melakukan pergerakan kaki Kerusakan Saraf

Spasme Otot

Terapi Imobilisasi Traksi

Terapi bedah Fiksasi internal

dan fiksasi eksternal Nyeri Hambatan

mobilitas fisik,

resiko tinggi

trauma

Kerusakan

Vaskular

Ketidak tahuan teknik mobiliasi

Pembengkakan lokal Paska Bedah

Respon

Psikologis

Resiko malunion, kontraktur sendi

Port de Endree

Kecemasan Resiko

Sindrom

kompertemen Resiko tinggi

infeksi Pemenuhan Informasi

Page 18: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

23

2.6 Manifestasi Klinis

Menurut Amin Huda Nurarif & Kusuma Hardi (2015: 9) manifestasi fraktur

yaitu:

2.6.1 Tidak dapat menggunakan anggota gerak

2.6.2 Nyeri pembengkakan

2.6.3 Terdapat trauma (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau

jatuh di kamar mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda

berat, kecelakaan kerja, trauma olah raga)

2.6.4 Gangguan fungsi anggota gerak

2.6.5 Deformitas

2.6.6 Kelainan gerak

2.6.7 Krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain

2.7 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Amin Huda Nurarif & Kusuma Hardi (2015: 10) manifestasi fraktur

yaitu:

2.7.1 X-ray: menentukan lokasi/luasnya fraktur

2.7.2 Scan tulang: memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi

kerusakan jaringan lunak

2.7.3 Arteriogram: dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan

vaskuler

2.7.4 Hitung darah lengkap: hemokonsentasi mungkin meningkat, menurun

pada pendarahan; peningkatan leukosit sebagai respon terhadap

peradangan

2.7.5 Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens

ginjal

2.7.6 Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,

transfusi atau cedera hati.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

24

2.8 Penatalaksanaan Medis

Menurut Abdul Wahid (2013: 12) tindakan untuk fraktur yaitu:

2.8.1 Fraktur terbuka

Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh

bakteri dan disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam

(golden priod). Hal yang perlu dilakukan adalah:

2.8.1.1 Pembersihan luka

2.8.1.2 Eksisi jaringan mati/debridement

2.8.1.3 Hecting situasi

2.8.1.4 Antibiotik

2.8.2 Seluruh fraktur

2.8.2.1 Rekognisi/pengenalan

Riwayat kejadian harus jelas untuk menentukan diaknosa dan

tindakan selanjutnya.

2.8.2.2 Reduksi/manipulasi/reposisi

Menurut Brunner, (2001) yang dikutip oleh Abdul Wahid

(2013: 13) Upaya untuk manipulasi fragmen tulang sehingga

kembali seperti semula secara optimum. Dapat juga diartikan

reduksi fraktur (setting tulang) adalah mengembalikan

fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasfanatomis

Reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka dapat dilakukan

untuk mereduksi fraktur. Metode tertentu yang dipilih

tergantung sifat fraktur, namun prinsip yang mendasarinya

tetap, sama. Biasanya dokter melakukan reduksi fraktur

sesegera mungkin untuk mencegah jaringan lunak

kehilangan elasitasnya akibat infiltrasi karena edema dan

perdarahan. Pada kebanyakan kasus, reduksi fraktur menjadi

semakin sulit bila cedera sudah mengalami penyembuhan.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

25

Sebelum reduksi dan imobilisasi fraktur, pasien harus

dipersiapkan untuk menjalani prosedur; harus diperoleh izin

untuk melakukan prosedur, dan analgetik diberikan sesuai

ketentuan. Mungkin diperlukan anastesi. Ekstremitas yang

akan dimanipulasi harus ditangani dengan lembut untuk

mencegah kerusakan lebih lanjut.

Reduksi tertutup. Pada kebanyakan kasus, reduksi tertutup

dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang

keposisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan) dengan

manipulasi dan traksi manual.

Ekstremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan,

sementara gips, bidai, da alat lain dipasang oleh dokter. Alat

imobilisasi akan menjadi reduksi dan menstabilkan

ekstremitas untuk penyembuhan tulang. Sinar-x harus

dilakukan untuk mengetahui apakah fragmen tulang teah

dalam kesejajaran yang benar.

Traksi. Traksi dapat digunakn untuk mendapatkan efek

reduksi dan imobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan

spasme otot yang terjadi. Sinar-x digunakn untuk memantau

reduksi fraktur dan aproksimasi fragmen tulang. Ketika

tulang sembuh, akan terlihat pembentukan kalus pada sinar-

x. Ketika kalus sudah kuat dapat dipasang gips atau bidai

untuk melanjutkan imobilisasi.

Reduksi terbuka. Pada fraktur tertentu memerlukan reduksi

terbuka. Dengan pendekatan bedah, fragmen tulang

direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat,

skrup, plat paku, atau batang logam digunakan untuk

Page 21: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

26

mempertahankan fragmen tulang dalm posisinya sampai

penyembuhan tulang yang solid terjadi. Alat ini dapat

diletakkan disisi tulang atau langsung kerongga sumsum

tulang, alat tersebut menjaga aproksimasi dan fiksasi yang

kuat bagi fragmen tulang.

2.8.2.3 Reyensi/imobilisasi

Upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang

sehingga kembalis seperti semula secara optimal. Imobilisasi

fraktur. Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus

diimobilisasi, atau dipertahankan dalam posisi kesejajaran

yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat

dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode

fiksasi interna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi

kontinu, pin, dan teknik gips, atau fiksator eksterna. Implan

logam dapat digunakan untuk fiksasi interna yang berperan

sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur.

2.8.2.4 Rehabilitasi

Menghindari atropi dan kontraktur dengan fisioterapi. Segala

diupayakan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak.

Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai

kebutuhan. Status neurovaskuler (misalnya pengkajian

peredaran darah, nyeri, perabaan, gerakan) dipantau, dan ahli

bedah ortopedi diberi tahu segera bila ada gangguan

neurovaskuler. Kegelisahan, ansietas dan ketidaknyamanan

dikontrol dengan berbagai pendekatan (misalnya

meyakinkan, perubahan posisi, strategi peredaran nyeri,

termasuk analgetik). Latihan isometrik dan seting otot

diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse dan

meningkatkan peredaran darah. Partisipasi dalam aktivitas

Page 22: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

27

semula diusahakan sesuai batasan terapeutik. Biasanya,

fiksasi interna memungkinkan mobilisasi lebih awal. Ahli

bedah yang memperkirakan stabilitas fiksasi fraktur,

menentukan luasnya gerakan dan stres pada ekstremitas yang

diperbolehkan, dan menentukan tingkat aktivitas dan beban

berat badan.

2.9 Prognosis

Area fraktur perlu dikenali (via sinar x) diperlakukan dengan baik untuk

mendapatkan kesembuhan. Area yang patah biasanya perlu disetel kembali

dan kemudian dilumpuhkan (imobilisasi) untuk memungkinkan

penyembuhan. Selama waktu imobilisasi, sel tulang masuk kedalam area

unttuk membangun kembali tulang baru guna memperbaiki area yang rusak.

Priode imobilisasi biasanya 6 sampai 8 minggu, tergantung tingkat dan lokasi

kerusakan. Kekuatan struktural yang penuh biasanya belum kembali sampai

beberapa bulan setelah fraktur, bergantung pada lokasi dan ukuran fraktur.

Waktu untuk penyembuhan penuh bervariasi dari 6 minggu pada orang

dewasa muda yang sehat dengan patah tulang biasa hingga hingga dua bulan

pada pasien lebih tua dengan permasalahan kesehatan lain. Pasien lebih tua

mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas yang signifikan setelah retak

pinggul.

Komplikasi setelah retak meliputi sindrrom kompartemen, embolisme lemak

(penyumbatan pembuluh darah), trombosis vena dalam (TVD), penyatuan

(union), pemisahan (nonunion), atau pembengkakan yang tertunda. Sindrom

kompartemen terjadi ketika tekanan berlebihan membangun di dalam suatu

sarung pelindung kompartemen otot. Tekanan mungkin berasal dari sumber

tekanan eksternal dan internal. Ini yang paling umum dengan retak yang

menyertakan kaki yang lebih rendah atau tangan yang lebh rendah. Fat

globules dapat dilepaskan dari sumsung tulang kuning kedalam aliran darah

dan teremboli kearea lain tubuh. Resiko untuk ini paling tinggi pada pasien

Page 23: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

28

pria berumur antara 18 hingga 40. Berkurangnya mobilitas diikuti fraktur

akan meningkatkan resiko TVD. Merokok, obesitas, penyakit jantung, dan

operasi tubuh bagian bawah, seluruhnya meningkatkan resiko ini. Penyatuan

yang tertunda adalah ketika suatu fraktur belum menyambung dalam 6 bulan,

meskipun perawatannya tepat. Nonunion adalah suatu lokasi fraktur yang

tidak biasa sembuh sempurna. Pembengkokan adalah ketika lokasi fraktur

sembuh, tetapi keseluruhan anatomis tidak sebagai mana seharusnya.

Kelemahan otot terjadi pada area yang tidak digerakkan terapi fisik dapat

membantu pasien untuk mendapatkan kembali kekuatan fungsional penuh

area tersebut (Mary DiGIulio, et al. 20014: 271).

2.10 Proses Penyembuhan Tulang

Kholid Rosyidi (2013: 43) mengatakan bahwa, Tulang bisa beregenerasi

sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang tubuh untuk

menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru di

antara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel

tulang. Ada lima stadium penyembuhan tulang, yaitu:

2.10.1 Stadium satu-Pembentukan hematoma

Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma di sekitar daerah

fraktur. Sel-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang

rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast.

Stadium ini berlangsung 24-48 jam dan perdarahan berhenti sama

sekali.

2.10.2 Stadium dua-Proliferasi seluler

Pada stadium ini terjadi ploriferasi dan differensiasi sel menjadi fibro

kartilago yang berasal dari periosteum, endosteum, dan bone marrow

yang telah mengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini

terus masuk kedalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah

osteoblast bergenerasi dan terjadi proses osteogenesis. Dalam

Page 24: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

29

beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua

fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama 8 jam setelah

fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya.

2.10.3 Stadium tiga-pembentukan kalus

Sel-sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan

osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai

membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi

oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan

mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan

tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kalus atau bebat pada

permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang imatur

anyaman tulang menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat

fraktur berkurang pada 4 minggu setelah fraktur menyatu.

2.10.4 Stadium empat_konsolidasi

Bila aktivitas osteoklas dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang

berubah menjadi lammelar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan

memungkinkan osteoklast menerobos melalui reruntuhan pada garis

fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoklast mengisi celah-celah yang

tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini adalah proses

yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat

untuk membawa bebean yang normal.

2.10.5 Stadium lima_remodeling

Fraktur telah dijembatani oleh suatu menset tulang yang padat.

Selama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk

ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus

menerus. Lamella yang lebih tebal dietakkan pada tempat yang

tekenanya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang,

Page 25: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

30

rongga sumsum di bentuk, dan akhirnya di bentuk struktur yang mirip

dengan normalnya.

Gambar 2.8 Proses Penyembuhan Kalus

Sumber Data: Abdul Wahid. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan

Sistem Moskuloskletal. (2013: 18)

2.11 Komplikasi

Menurut Abdul Wahid (2013: 19) komplikasi dari fraktur yaitu:

2.11.1 Komplikasi Awal

2.11.1.1 Kerusakan arteri

Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak

adanya nadi, CRT menurun, sianosis bagian distal,

hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang

Page 26: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

31

disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan

posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.

2.11.1.2 Kompartement sindrom

Kompartement sindrom merupakan komplikasi serius yang

terjadi karena terjebaknya otot, tulang , saraf, dan pembuluh

darah dalam jaringan perut. ini disebabkan oleh odema atau

perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah.

selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan

pembebatan yang terlalu kuat.

2.11.1.3 Fat embolism syndrom

Fat embolism syndrome (FES) adalah komplikasi serius yang

sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi

karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning

masuk kealiran darah dan menyebabkan tingkat oksigen

dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan

pernafasan, takikardi, hipertensi, takepnea, demam.

2.11.1.4 Infeksi

Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.

Pada trauma orthopedik infeksi dimulai pada kulit

(superfisial) dan masuk kedalam. Ini biasanya terjadi pada

kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan

bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.

2.11.1.5 Avaskuler nekrosis

Avaskuler nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah

ketulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan

nekrosis tulang dan diawali dengan adanya volkman’s

Ischemia.

Page 27: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

32

2.11.1.6 Shock

Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan

meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan

menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.

2.11.2 Komplikasi Dalam Waktu Lama

2.11.2.1 Delayed Union Delayed union merupakan kegagalan fraktur

berkonsulidasi (bergabung) sesuai dengan waktu yang

dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan

karena penurunan suplai darah ke tulang.

2.11.2.2 Non union

Non union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan

memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil

setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandai dengan adanya

pergerakan yang berlebihan pada sisi fraktur yang

membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. ini juga

disebabkan karena aliran darah yang kurang.

2.11.2.3 Mal union

Mal union merupakan penyembuhan tulang di tandai dengan

meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk

(deformitas). Malunion dilakukan dengan pembedahan dan

reimobilisasi yang baik.

2.12 Tinjauna Teoritis Asuhan Keperawatan Fraktur

Menurut Abdul Wahid (2013: 22) di dalam memberikan asuhan keperawtan

digunakan system atau metode proses keperawatan yang dalam

pelaksanaannya dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Page 28: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

33

2.12.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses

keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang

masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap

tindakan keperawatan keberhasilan proses keperawatan sangat

bergantung pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:

Anamnesa

2.12.1.1 Pengumpulan data

a. Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur alamat, agama,

bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan,

pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. Register,

tanggal MRS, diaknosa medis.

b. Keluhan utama

Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah

rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik

tergantung dan lamanya serangan. Untuk memperoleh

pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien

digunakan:

1) Profoking incident: apakah ada peristiwa yang

menjadi faktor prespitasi nyeri.

2) Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang

dirasakan atau di gambarkan klien. Apakah seperti

terbakar, berdenyut atau menusuk.

3) Region: radiation, relief, apakah rasa sakit bisa reda,

apakah rasa sakit menjalar atu mnyebar, dan dimana

rasa sakit terjadi.

4) Severity (scale) of pain: seberapa jauh nyeri yang

dirasakan klien, bisa berdasarkan sekala nyeri atau

klie menerangkan seberapa jauh rasa sakit

mempengaruhi kemampuan fungsional.

Page 29: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

34

5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan,

apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang

hari.

c. Riwayat penyakit sekarang

Menurut Ignatavicius, Donna D, (2006) yang dikutip

oleh Abdul Wahid (2013: 23) Pengumpulan data yang

dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang

nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan

terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya

penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan

kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang

terkena. Selain itu, dengan mengetahu mekanisme

terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan

yang lain

d. Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab

fraktur dan memberi petunjuk beberapa lama tulang

tersebut akan menyambung. seperti penyakit-penyakit

tertentu seperti kanker tulang dan penyakit paget’s yang

menyebabkan faktur patologis yang sering sulit untuk

menyambung. Selain itu, penyakit diabetes dengan luka

di kaki sangat beresiko terjadinya osteomielitis akut

maupun kronik dan juga diabetes melambat proses

penyembuhan tulang.

e. Riwayat penyakt keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit

tulang merupakan salah satu faktor predisposisi

terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang

sering terjadi pada beberapa keturunan, daun kanker

tulang yang cenderung diturunkan secara genetik.

Page 30: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

35

f. Riwayat psikososial

Merupakan respon emosi klien terhadap penyakit yang

dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan

masyarakat beserta respon atau pengaruhnya dalam

kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga ataupun

dalam masyarakat.

g. Pola-pola fungsi kesehatan

1) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Pada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan

terjadinya kecacatan pada dirinya dan harus

menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk

membantu penyembuhan tulangnya. Selain itu,

pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup keren

seperti penggunaan obat steroid yang dapat

mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsum-

sian alkohol yang bisa mengganggu keseim-

bangannya dan apakah klien melakukan olahraga

atau tidak.

2) Pola nutrisi dan metabolisme

Page lain waktu harus mengkonsumsi nutrisi

melebihi kebutuhan sehari-hari nya seperti kalsium,

zat besi, protein, vitamin C, dan lainnya untuk

membantu proses penyembuhan tulang. evaluasi

terhadap pola nutrisi lain bisa membantu

menentukan penyebab masalah muskuloskeletal

dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang

tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan

terpapar sinar matahari yang kurang merupakan

faktor predisposisi masalah muskuloskeletal

terutama pada lansia. selain itu juga obesitas juga

Page 31: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

36

mengemban menghambat degenerasi dan mobilitas

klien.

3) Pola eliminasi

Untuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan

padapola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu juga

dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses

pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola

eliminasi urin di kaji frekuensi, kepekatannya,

warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola Ini juga

dikaji ada kesulitan atau tidak. pola tidur dan

istirahat. semua klien faktor timbul rasa nyeri,

keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat

mengganggu pola dan kebutuhan tidur. selain itu

juga pengkajian dilakukan pada lamanya tidur,

suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan

tidur menggunakan obat tidur.

4) Pola aktivitas

Karena timbulnya nyeri, keyterbatasan gerak maka

semua benuk kegiatan klien menjadi berkurang dan

semua kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh

orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah bentuk

bentuk aktivitas klie terutama pekerjaan klien.

Karena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko

untuk terjadinya fraktur dibanding pekerjaan yang

lain.

5) Pola hubungan dan peran

Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan

masyarakat. Karena klien harus menjalani rawat

inap.

Page 32: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

37

6) Pola persepsi dan konsep diri

Dampak yang timbul pada klien fraktur timbul

ketidakkuatan akan kecacatan akibat frakturnya,

rasa cemas dan ketidakmampuan untuk melakukan

aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap

dirinya yang salah (gangguan gambaran tubuh).

7) Pola sensori dan kognitif

Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama

pada bagian distal fraktur, sedang pada indra yang

lain tidak timbul gangguan. Begitu juga pada

kognitifnya tidak mengalami gangguan. Selain itu

juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur.

8) Pola reproduksi seksual

Dampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa

melakukan hubungan seksual karena harus

menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta

rasa nyeri yang dialami klien. Selain itu juga, perlu

dikaji status perkawinannya termasuk jumlah anak,

lama perkawinannya.

9) Pola pennggulangan stree

Pada klien fraktur timbul rasa cemas tentang

keadaan dirinya, yaitu ketidakuatan timbul

kecacatan pada dirinya dan fungsi tubuhnya.

Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak

efektif.

10) Pola tata nilai dan keyakinan

Untuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan

kebutuhan beribadah terutama frekuensi dan

konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri

dan keterbatasan gerak pasien.

Page 33: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

38

2.12.1.2 Pemeriksaan fisik

Dibagi mennjadi dua yaitu pemeriksaan umum (status

generalisata) untuk mendapatkan gambaran umum dan

pemeriksaan setampat (lokalis). Hal ini perlu untuk dapat

melaksanakan total care karena ada kecendrungan dimana

ada spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih

sempit tetapi lebih mendalam.

a. Gambaran umum

Perlu menyebutkan:

1) Keadaan umum: baik atau buruknya yang dicatat

adalah tanda-tanda seperti:

a) Kesadaran penderita: apats, sopor, koma,

gelisah, komposmentis tergantung pada

keadaan klien.

b) Kesakitan, keadaan penyakit: akut, kronik,

ringan, sedang, berat dan pada kasus fraktur

biasanya akut.

c) Tanda-tanda vital tidak normal karena ada

gangguan baik fungsi maupun bentuk

2) Sescara sistemik dari kepala sampai kelamin

a) Sistem integumen

Terdapat erytema, suhu daerah sekitar trauma

meningkat, bengkak, oedem, nyeri tekan.

b) Kepala

Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik,

simetris tidak ada penonjolan, tidak ada nyeri

kepala.

c) Leher

Tidak ada gangguan yaitu simetris, yaitu tidak

ada penonjolan, reflek menelan ada.

Page 34: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

39

d) Muka

Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak

ada perubahan fungsi maupun bentuk. Tak ada

lesi, simetris, tak ada oedema.

e) Mata

Tidak ada gangguan seperti konjung tiva tidak

anemis (karena tidak terjadi pendarahan).

f) Telinga

Tes bisik atau weber masih dalam keadaan

normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.

g) Hidung

Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan

cuping hidung.

h) mulut dan faring

tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi

pendarahan, mukosa mulut tidak pucat.

i) Thoraks

Tak ada pergerakan otot intracostae, gerakan

dada simetris.

j) Paru

Inspksi

Pernafasan meningkat, reguler atau tidak-

nya tergantung pada riwayat penyakit klien

yang berhubungan dengan paru.

Palpasi

Pergerakan sama atau simetris.

Perkusi

Suara ketok sonor, tidak ada redup atau

suara tambahan lainnya.

Page 35: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

40

Auskultasi

Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau

suara tambahan lainnya seperti stridor dan

ronchi.

k) Jantung

Inspeksi

Tidak tampak iktus kordis

Palpasi

Nadi meningkat, iktus tidak teraba

Auskultasi

Suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur-

mur.

l) Abdomen

Inspeksi

Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.

Palpasi

Tugor baik, tidak ada defands moskuer,

hepar tidak teraba.

Perkusi

Suara thympani, ada pantulan gelembung

cairan.

Auskultasi

Peristaltik usus normal ± 20 kali/menit.

m) Inguinal- genetalia anus

Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak

ada kesulitan BAB

b. Keadaan lokal

Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian

distal terutama mengenai status neurovaskuler (untuk

status neurovaskuler → 5P yaiu pain, palor, parestesia,

Page 36: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

41

pulse, pergerakan). Pemeriksaan pada sistem moskulo-

skletal adalah:

1) Look (inspeksi)

Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain:

a) Cicatriks (jaringan parut baik yang alami

maupun buatan seperti bekas oprasi)

b) Cape au lait spot (birth mark)

Cape au lait spot adalah penampakan kurang

lebih sebesar uang logam. Diameternya bisa

sampai 5 cm yang didalamnya berisi bintik-

bintik hitam. Cape au lait itu bisa berbentuk

oval dan didalamnya berwarna coklat. Ada juga

bentuk daun dan warna coklatnya lebih coklat

dari kulit, di dalamnya juga terbentuk bintik-

bintik dan warnanya jauh lebih coklat lagi.

Tanda ini biasanya ditemukan di badan, pantat,

dan kaki.

c) Fistulae warna kemerahan atau kebiruan

(livide) atau hiperpigmentasi.

d) Benjolan, pembengkakan, atau cekungan

dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal).

e) Posisi dan bentuk dari ekstremitas (deformitas).

f) Posisi jalan (gait, waktu masuk kekamar

periksa).

2) Feel (palpasi)

Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi

penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi

anatomi). Pada dasarnya ini merupakan pemerik-

saan yang memberikan informasi dua rah, baik

pemeriksa maupun klien.

Page 37: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

42

Yang perlu dicatat adalah:

a) Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan

kelembapan kulit. Capillary refil time normal ≤

2 detik.

b) Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat

fluktuasi atau oedema terutama disekitar

persendian.

c) Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak

kelainan (1/3 proksimal, tengah atau distal).

otot: tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi,

benjolan yang terdapat di permukaan atau melekat

pada tulang. Selain itu juga diperiksa status

neurovaskuler. Apabila ada benjolan maka sifat

benjolan perlu dideskripsikan permukaanya,

konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau

permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.

3) Move (pergerakan terutama lingkup gerak)

Setelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian

diteruskan dengan ekstremitas dan dicatat apakah

terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pencatatan

lingkup gerak ini perlu, agar dapat mengevaluasi

keadaan sebelum dan sesudahnya. Gerakan sendi

dicatat dengan ukuran derajat, dan tiap arah

pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau

dalam ukuran metrik. Pemeriksaan ini menentukan

apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak.

Pergerakan yang dilihat adalah gerak aktif dan pasif

Page 38: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

43

2.12.2 Diaknosa Keperawatan

Menurut Arif Muttaqin (2013: 228) Diagnosa keperawatan yang

muncul pada fraktur femur tertutup yaitu:

2.12.2.1 Nyeri berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang,

kompresi saraf, cedera neuromuskular, trauma jaringan dan

reflek spasme otot sekunder.

2.12.2.2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan respon nyeri,

kerusakan neuromoskuloskletal, pergerakan fragmen tulang

2.12.2.3 Resiko tinggi trauma yang berhubungan dengan pemasangan

traksi kulit atau tulang, penurunan kemampuan pergerakan

dan mobilisasi, kelemahan fisik, atrofi otot dan ketidak

tahuan cara mobilisasi yang adekuat.

2.12.2.4 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya port de

entree, luka pasca bedah, pemasangan traksi tulang, dan

fiksasi eksternal.

2.12.2.5 Resiko tinggi sindrom kompartemen yang berhubungan

dengan terjebaknya pembuluh darah, saraf, dan jaringan

lunak lainnya akibat pembengkakan.

2.12.2.6 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (rencana

tindakan pembedahan)

2.12.2.7 Pemenuhan informasi berhubungan dengan cara mobilisasi,

program rehabilitasi

2.12.3 Intervensi

2.12.3.1 Nyeri berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang,

kompresi saraf, cedera neuromuskular, trauma jaringan dan

reflek spasme otot sekunder.

Tujuan: dalam waktu 1x24 jam, nyeri berkurang, hilang atau

teratasi

Kriteria hasil: secara subjektif klien melaporkan nyeri

berkurang atau dapat teradaptasi, mengidentifikasi aktivitas

Page 39: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

44

yang meningkatkan atau mengurangi nyeri. Klien tidak

gelisah, skala nyeri 0-1 atau teradaptasi.

intervensi :

a. Kaji nyeri dengan sekala 0-4

Rasional: nyeri merupakan respon subjektif yang dapat

dikaji dengan mengguanakan sekala nyeri biasanya

diatas tingkat cedera.

b. Atur posisi imobilisasi pada paha

Rasional: imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi

pergerakan fragmen tulang yang menjadikan unsur

utama penyebab nyeri pada paha.

c. Lakukan pemasangan traksi kulit secara sistematis

Rasional: traksi kulit dengan pengaturan posisi kontraksi

dapat menurunkan kompresi saraf sehingga dapat

menurunkan espon nyeri.

d. Manejemen lingkungan: lingkungan tenang, batasi

pengunjung, dan istirahatkan klien.

Rasional: lingkungan yang tenang akan menurunkan

stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung

akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang

akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada

di ruangan. istirahat akan menurunkan kebutuhan O2

jaringan perifer.

e. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam ketika nyeri

muncul

Rasional: meningkatkan O2 sehingga akn menurunkan

nyeri sekunder akibat iskemia.

f. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.

Rasional: distraksi (pengalihan perhatian) dapat

menurunkan stimulus internal dengan mekanisme

peningkatan produksi endorfin dan enkefalin yang dapat

Page 40: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

45

memblok reseptor nyeri agar tidak dikirimkan ke korteks

serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri.

g. Lakukan manejemen sentuhan

Rasional: manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa

sentuhan dukungan psikologis dapat membantu

menurunkan nyeri. Massase ringan dapat meningkatkan

aliran darah dan membantu suplai darah dan oksigen ke

area nyeri.

h. Berikan kesempatan waktu istirahat jika terasa nyeri dan

berikan posisi yang nyaman.

Rasional: istirahat akan merelaksasi semua jaringan

sehingga meningkatkan kenyamanan.

i. Kolaborasi pemberian analgetik

Rasional: analgesik memblok lintasan nyeri sehingga

nyeri akn berkurang

2.12.3.2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan respon nyeri,

kerusakan neuromoskuloskletal, pergerakan fragmen tulang

Tujuan:dalam waktu 3x24 jam, klien mampu melaksanakan

aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya

Kriteria hasil: klien dapat ikut serta dalam program latihan,

tidak terjadi kontraktur sendi, bertambahnya kekuatan otot,

klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.

Intervensi:

a. Kaji mobilitas yang ada dan observasi peningkatan

kerusakan, kaji secara teratur fungsi motorik

Rasional: mengetahui tingkat kemampuan klien dalam

melakukan aktivitas

b. Atur posisi imobilisasi pada paha

Page 41: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

46

Rasional: imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi

pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsur utama

penyebab nyeri pada paha

c. Ajarkan klien untuk melakukan gerak aktif pada

ekstremitas yang tidak sakit

Rasional untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai

kemampuan

d. Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri

sesuai toleransi

Rasional: untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai

kemampuan

e. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik

klien

Rasional: peningkatan kemampuan dalam mobilisasi

ekstremitas dapat dicapai dengan latihan fisik dari tom

ahli fisioterapi.

2.12.3.3 Resiko tinggi trauma yang berhubungan dengan pemasangan

traksi kulit atau tulang, penurunan kemampuan pergerakan

dan mobilisasi, kelemahan fisik, atrofi otot dan ketidak

tahuan cara mobilisasi yang adekuat.

Tujuan: dalam waktu 14x24 jam, resiko traumatidak terjadi.

Kriteria hasil: klien mau berpartisipasi dalam pencegahan

trauma. Traksi dapat efektif dilaksanakan, tidak ada keluhan

nyeri selama pemasangan traksi.

Intervensi:

a. Pertahankan imobilisasi pada daerah paha.

Rasional: meminimalkan rangsangan nyeri akibat

gesekan antara fragmen tulang dengan jaringan lunak di

sekitarnya.

Page 42: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

47

b. Bila terpasang bebat sokong fraktur dengan bantal untuk

mempertahankan posisi yang netral.

Rasional: mencegah perubahan posisi dengan tetap

mempertahankan kenyamanan dan keamanan.

c. Pantau traksi: keadaan kontraksi

Rasional: Kontraksi harus tetap dipertahankan agar

kontraksi tetap efektif.

d. Kesinambungan traksi

Rasional: traksi harus berkesinambungan agar reduksi

dan imobilisasi fraktur efektif.

e. Tali traksi tulang

Rasional: traksi skeletal tidak boleh terputus karena akan

terjadi trauma tulang.

f. Pemberat traksi

Rasional: Pemberat jangan diambil, kecuali bila

dimaksudkan intermiten. Setiap faktor yang dapat

mengurangi tarikan atau mengubah garis resultan tarikan

harus dihilangkan. Perberat harus digantung bebas dan

tidak boleh terletak pada tempat tidur atau lantai.

g. Posisi anatomis paha klien

Rasional: tubuh klien harus dalam keadaan sejajar

dengan pusat tempat tidur ketika traksi dipasang.

h. Tali tidak boleh macet

Rasional: simpulan pada tali atau control tidak boleh

menyentuh katrol atau kaki tempat tidur.

i. Kolaborasi Pemberian obat antibiotik

Rasional: Antibiotik bersifat bakterisida/ untuk meng-

hambat perkembangan kuman.

Page 43: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

48

2.12.3.4 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya port de

entree, luka pasca bedah, pemasangan traksi tulang, dan

fiksasi eksternal.

Tujuan: dalam waktu 12x24 jam, tidak terjadi infeksi.

Kriteria: tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi,

pada sekitar traksi tulang dan fiksasi eksterna. Jahitan pasca-

operasi dapat dilepas pada hari ke-12

Intervensi:

a. Pantau tanda-tanda vital setiap hari

Rasional: mengidentifikasi tanda-tanda peradangan

terutama bila suhu tubuh meningkat

b. Kaji atau pantau keadaan luka setiap hari

Rasional: Mendeteksi secara dini gejala-gejala inflamasi

yang mungkin timbul sekunder akibat adanya luka pasca

operasi.

c. Lakukan perawatan luka secara steril

Rasional: dapat mengurangi kontaminasi kuman

d. Pantau atau batasi kunjungan

Rasional: mengurangi resiko kontak infeksi dari orang

lain

e. Tingkatkan asupan nutrisi tinggi kalori dan tinggi

protein

Rasional: meningkatkan imunitas tubuh secara umum

dan membantu menurunkan resiko infeksi.

f. Pantau perawatan diri dan keterbatasan aktivitas

sesuaitoleransi. Bantu program latihan

Rasional: menunjukkan kemampuan secara umum,

kekuatan otot, dan merangsang pengembalian sistem

imun

g. Kolaborasi Berikan antibiotik sesuai indikasi

Page 44: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

49

Rasional: satu atau beberapa agen yang diberikan yang

bergantung sifat patogen dan infeksi yang terjadi.

2.12.3.5 Resiko tinggi sindrom kompartemen yang berhubungan

dengan terjebaknya pembuluh darah , saraf, dan jaringan

lunak lainnya akibat pembengkakan.

Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam, risiko sindrom kompar-

temen tidak terjadi

Kriteria hasil: klien tidak mengeluh nyeri local hebat,skala

nyeri 0-1, CRT <3 detik, akral pada sisi lesi hangat, nadi pada

sisi lesi sama dengan sisi yang sehat.

Intervensi:

a. Pantau pulsasi nadi, perpusi perifer, dan CRT pada sisi

lesi setiap jam

Rasional: Perubahan nadi, Perfusi, dan meningkatnya

CRT pada sisi lesi menunjukan tanda awal tidak baiknya

sistem vaskuler akibat pembengkakan.

b. Pantau status nyeri setiap jam

Rasional: Keluhan nyeri local hebat pada klien fraktur

disertai pembengkakan merupakan peringatan pada

perawat tentang gejala sindrom kompartemen

c. Kaji dan bebaskan apabila ada bagian pembebatan yang

kuat pada bagian proksimal

Rasional: Pembebatan merupakan stimulus yang dapat

meningkatkan respon penjepitan pada pembuluh darah

dan jaringan lunak lainnya sehingga harus dibebaskan

d. Debridemen dan fasiotomi

Rasional: intervensi untuk menurunkan dan menghi-

langkan respon penjepitan pada bagian proksimal

Page 45: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

50

2.12.3.6 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional(rencana

tindakan pembedahan)

Tujuan: Dalam 1x24 jam perawatan, ansietas dapat

berkurang

Kriteria Hasil: Klien mampu mengidentifikasi dan mengung-

kapkan dan menunjukan teknik untuk mengontrol cemas

Intervensi:

a. Kaji tingkat kecemasan klien

Rasional: kecemasan yang berlebihan dapat mengaki-

batkan stres yang berlebihan

b. Observasi tanda-tanda vital

Rasional: mengetahui keadaan umum klien

c. Informasikan klien atau keluarga terdekat tentang peran

perawat advokat,perawat intra operasi

Rasional: mengembangkan rasa percaya diri klien

sehingga menurunkan rasa takut

d. Identifikasi penyebab rasa takut pra operasi

Rasional: rasa takut yang berlebihan akan mengaki-

batkan stress yang berlebihan

e. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

Rasional: mengurangi ansietas dan membuat lebih rileks

f. Kaji respon verbal klien setelah dilakukan intervensi

distraksi dan relaksasi

Rasional: mengetahui rasa takut yang berlebihan

g. Validasi sumber rasa takut,nberikan informasi yang

akurat dan aktual

Rasional: mengidentifikasi rasa takut yang spesifik akan

membantu klien menghadapi nya secara realistis

h. Beri tahu klien kemungkinan dilakukannya anestesi

umum atau spinal

Page 46: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anatomi Fisiologi 2.pdf · 2018. 9. 24. · 8 yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi sumsum tulang. b. Tulang pendek (carpals) bentuknya

51

Rasional: mengurangi ansietas atau rasa takut bahwa

mungkin klien sadar saat dilakukan prosedur

2.12.3.7 Pemenuhan informasi berhubungan dengan cara mobilisasi,

program rehabilitasi

Tujuan: dalam waktu 1x24 jam, informasi terpenuhi

Kriteria hasi: klien mengungkapkan keinginan untuk

melakukan mobilisasi yang optimal, ingin melakukan

program rehabilitasi

Intervensi:

a. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang cara mobilisasi,

program rehabilitasi

Rasional: Menjadi data dasar sesuai dengan tingkat

pengetahuan yang klien miliki

b. Berikan informasi yang adekuat dan rasional tentang

pentingnya mobilisasi

Rasional: Membantu klien mencapai penerimaan

terhadap kondisinya melalui teknik rasionalisasi

c. Ajarkan latihan gerak sendi (ROM) pasca bedah

Rasional: pasca operasi, latihan rentang gerak dimulai

sesegera mungkin karena deformitas kontraktur terjadi

dengan cepat.

d. Evaluasi kemampuan klien dalam melakukan mobilisasi

Rasional: Kekuatan dan ketahanan dikaji dan aktivitas

ditingkatkan secara bertahap untuk mencegah keletihan.