bab 2 praktikum metrologi

26
BAB II PENGUKURAN CONNECTING ROD 1. DASAR TEORI 1.1. Pengertian Pengukuran Linear Pengukuran Linear adalah proses pengukuran untuk mengetahui dimensi dari suatu benda kerja yang belum diketahui ukurannya. a. Pengukuran Linear Pembacaan Langsung Alat ukur langsung adalah alat ukur yang mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala tersebut. Contoh alat ukur langsung : Mistar Ukur Mistar Ingsut Mikrometer : Mikrometer dalam dan Mikrometer luar Jadi, Pengukuran linear pembacaan langsung adalah proses pengukuran dimana hasil pengukuran dapat dilihat langsung dari skala alat ukur yang dipakai. b. Pengukuran Linear Pembacaan Tidak Langsung Pengukuran Linear pembacaan tidak langsung yaitu pengukuran dengan instrumen pembanding, maksudnya dengan membandingkan dimensi yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian membacanya dengan bantuan alat ukur langsung. Pada pengukuran ini, kita melakukan dua kali proses pengerjaan. Macam-macam alat ukur yang tergolong alat ukur tidak langsung yaitu Outside Caliper Inside caliper Spring Divider CMM (Coordinate Measuring Machine)

Upload: agoest-p-adi

Post on 20-Jun-2015

2.781 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

PRAKTIKUM METROLOGI TEKNIK MESIN UNDIP

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Praktikum Metrologi

BAB II

PENGUKURAN CONNECTING ROD

1. DASAR TEORI

1.1. Pengertian Pengukuran Linear

Pengukuran Linear adalah proses pengukuran untuk mengetahui dimensi

dari suatu benda kerja yang belum diketahui ukurannya.

a. Pengukuran Linear Pembacaan Langsung

Alat ukur langsung adalah alat ukur yang mempunyai skala ukur yang

telah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala

tersebut.

Contoh alat ukur langsung :

Ø Mistar Ukur

Ø Mistar Ingsut

Ø Mikrometer : Mikrometer dalam dan Mikrometer luar

Jadi, Pengukuran linear pembacaan langsung adalah proses pengukuran

dimana hasil pengukuran dapat dilihat langsung dari skala alat ukur yang

dipakai.

b. Pengukuran Linear Pembacaan Tidak Langsung

Pengukuran Linear pembacaan tidak langsung yaitu pengukuran dengan

instrumen pembanding, maksudnya dengan membandingkan dimensi yang

diperoleh dari hasil pengukuran kemudian membacanya dengan bantuan alat

ukur langsung. Pada pengukuran ini, kita melakukan dua kali proses

pengerjaan. Macam-macam alat ukur yang tergolong alat ukur tidak langsung

yaitu

Ø Outside Caliper

Ø Inside caliper

Ø Spring Divider

Ø CMM (Coordinate Measuring Machine)

Page 2: Bab 2 Praktikum Metrologi

1.2 Jenis – jenis Alat Ukur Linear

a. Mistar ukur

Gambar 2.1. Mistar Ukur / Penggaris

b. Mistar ingsut

Gambar 2.2. Vernier Caliper / Jangka Sorong

c. Mistar ingsut ketinggian

Gambar 2.3 Mistar ingsut ketinggian

Page 3: Bab 2 Praktikum Metrologi

d. Mikrometer sekrup

`Gambar 2.4 micrometer sekrup

e. Coordinate measuring machine (CMM)

Gambar 2.5 Coordinate measuring machine (CMM)

Page 4: Bab 2 Praktikum Metrologi

f. Outside caliper

Gambar 2.6 Outside caliper

g. Inside caliper

Gambar 2.7 Inside caliper

h. Spring devider

Gambar 2.8 Spring devider

Page 5: Bab 2 Praktikum Metrologi

1.3. Cara Menggunakan Macam – macam Alat Ukur Pengukuran Linear

a. Mistar ukur

1. Siapkan benda ukur dan mistar ukur

2. Lakukan pengukuran benda dengan menempelkan mistar ukur secara lurus

dan sempurna

3. Catatlah hasil pengukuran dari skala yang terbaca

b. Vernier Caliper / Jangka Sorong / Mistar Ingsut

Digunakan untuk mengukur dimensi bagian dalam dan luar suatu

benda. Vernier terdiri dari bilah utama dan bilah pembantu. Bilah Utama

dibagi dalam milimeter. Bilah pembantu dibagi 100. 100 garis pada bilah

pembantu sama dengan 49 milimeter pada bilah utama. Jadi panjang satu

garis pada bilah pembantu adalah = 100/49 mm. Bila suatu garis bilah

pembantu berhimpit dengan suatu tanda pada skala utama, maka harga

ukurnya adalah jumlah skala dihitung dari angka 0 x 0,02 mm.

Cara penggunaan Vernier Caliper yaitu:

1. Membuka pengunci ke kanan

2. Menggeser rahang gerak sesuai dengan ukuran benda

3. Mencekamkan rahang gerak pada benda ukur kemudian mengunci

Vernier Caliper dengan memutar pengunci ke kiri.

4. Membaca skala yang ditunjukkan oleh skala utama yang berhimpit

dengan angka nol, kemudian membaca skala noniusnya.

Gambar 2.8. Gambar dan bagian-bagian dari vernier caliper

Page 6: Bab 2 Praktikum Metrologi

Skala Utama

Skala Nonius Skala Nonius

Gambar 2.9. Cara pembacaan Skala Utama dan skala Nonius pada Vernier Caliper

c. Mikrometer Sekrup

1. Perhatikan bilangan bulat pada skala utama barrel.

2. Kemudian perhatikan apakah terbaca skala setengah milimeter pada bagian

atas skala utama (ada kalanya dibawah).

3. Selanjutnya bacalah skala perseratusan pada lingkaran

Nilai ukuran dari gambar dibaca sbb :

Gambar 2.10 Cara pembacaan skala pada Mikrometer sekrup

1.4. Jenis – jenis Alat Ukur Sudut

a. Busur bilah

Busur bilah merupakan pengukur sudut universal digunakan untuk

pengukuran sudut secara tepat. Hal tersebut memungkinkan ketelitian

pengukuran hingga 5 menit. Pengukur sudut dapat distel pada sembarang

tempat dengan daerah pengukuran dari nol sampai dengan 360°.Alat ukur

sudut tersebut penggunaannya lebih luas dari pada busur baja.

Page 7: Bab 2 Praktikum Metrologi

Dari gambar tersebut nampak bagian-bagian daribusur bilah adalah

piringan skala utama, skala nonius, bilah utama, badan/landasan, kunci

nonius, dan kunci bilah.Skala utama mempunyai tingkat kecermatan hanya 1

derajat. Dengan bantuan skala nonius maka busur bilah ini mempunyai

ketelitian sampai 5 menit.Kunci nonius digunakan untuk menyetel skala

nonius dan kunci bilah digunakan untuk mengunci bilah utama dengan

piringan skala utama.

Dengan adanya bilah utama dan landasan maka busur bilah tersebut

dapat digunakan untukmengukur sudut benda ukur dengan berbagai macam

posisi. Untuk hal-hal tertentu biasanya dilengkapi puladengan bilah

pembantu. Bilah utama dan bilah pembantu bisa digeser-geserkan posisinya

sehingga proses pengukuran sudut dapat dilakukan sesuai dengan prinsip-

prinsip pengukuran yang betul.

Gambar 2.11 Busur Bilah

b. Busur baja

Busur baja merupakan alat ukur sudut yang hasil pengukurannya

langsung dapat dibaca pada skala ukurnya. Alat ini dibuat dari plat baja dan

dibentuk setengah lingkaran dan diberi batang pemegang serta pengunci.

Pada plat setengah lingkaran itulah dicantumkan skala ukuran sudutnya.

Untuk memudahkan, plat berbentuk lingkaran yang berskala tersebut disebut

dengan piringan skala utama. Antara piringan skala utama dengan batang

Page 8: Bab 2 Praktikum Metrologi

pemegang dihubungkan dengan pengunci yang mempunyai fungsi untuk

mematikan gerakan dari piringan skala utama waktu mengukur.

Gambar 2.12 Busur baja

Busur baja tersebut hanya mempunyai ketelitian sampai 1 derajat.

Piringan skala setengah lingkaran diberiskala sudut dari 0° – 180° secara

bolak-balik. Satu skala kecil besarnya sama dengan 1 derajat. Busur baja

cocok digunakan untuk mengukur sudut-sudut benda ukur terutama yang

terbuat dari plat. Di samping itu untuk pengukuran yang cepat alat ini dapat

juga untuk mengukur sudut-sudut alat potong. Untuk mengukur sudut-sudut

yang kecil maka dalam menggunakan busur baja dapat dibantu dengan

penyiku. Gambar berikut menunjukkan gambar busur baja.

Gambar 2.13 Busur baja

c. Siku Lipat

Siku lipat mempunyai kaki-kaki yang dapat distel dan digunakan

untuk pengalihan dan pembandingan sudut-sudut. Contoh penggunaannya

dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Page 9: Bab 2 Praktikum Metrologi

Gambar 2.14 Siku Lipat

d. Siku Tetap

Siku tetap digunakan untuk pemeriksaan sudut yang sering terjadi,

misalnya 90°, 120°. Sudut 90° diuji dengan siku rata atau siku tumpu.

Penempatan siku yang kurang tepat, misalnya miring mengakibatkanhasil

pengukuran yang salah.

Gambar 2.15 Siku tetap

e. Batang Sinus (since bar)

Digunakan untuk mengukur sudut dengan teliti atau untuk mengukur

kedudukan benda kerja. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan azas

trigonometri. Hasil ukur dicari dengan menggunakan rumus : snø = (h1-h2)/L

Tinggi h1 dan h2 diukur dengan balok ukur.

Page 10: Bab 2 Praktikum Metrologi

Balok ukur berbentuk persegi panjang, bulat atau persegi empat,

mempunyai dua sisi sejajar dengan ukuran yang tepat. Dibuat dari baja

perkakas, baja khrom, baja tahan karat, khrom karbida atau karbida tungsten.

Digunakan sebagai pembanding pengukur teliti untuk mengukur perkakas,

pengukur dan die dan sebagai standar laboratorium induk untuk mengukur

ukuran selama produksi.

Ukuran blok ukur karbida yang terdiri dari 88 blok :

- 3 blok : 0,5; 1,00; 1,0005 mm

- 9 blok dengan imbuhan sebesar 0,001 mm mulai dari 1,001 hingga 1,009

- 49 blok dengan imbuhan sebesar 0,01 mm dari 1,01 hingga 1,49 mm

- 17 blok dengan imbuhan sebesar 0,5 mm dari 1,5 hingga 9,5 mm

- 10 blok dengan imbuhan sebesar 10 mm dari 10 hingga 100 mm.

Gambar. 2.16. Batang Sinus

Satu set blok sudut biasanya terdiridari 13 buah dengan berbgai

ukuran sudut. Beberapa blok sudut dapat disusun sehingga didapat 2

permukaan yang mempunyai sudut tertentu sesuai dengan yang dikehendaki.

Dari ke-13 blok tersebut, hampir semua sudut yang dikehendaki dapat

dibuat, hal ini disebabkan karena kita dapat mencapainya dengan

pengurangan dan penjumlahan.

Balok ukur berbentuk persegi panjang, bulat atau persegi empat,

mempunyai dua sisi sejajar dengan ukuran yang tepat. Dibuat dari baja

perkakas, baja krom, baja tahan karat, krom karbida atau karbida tungsten.

Digunakan sebagai pembanding pengukur teliti untuk mengukur perkakas,

Page 11: Bab 2 Praktikum Metrologi

pengukur dan dan sebagai standar laboratorium induk untuk mengukur

ukuran selama produksi.

Gambar 2.17 Blok ukur

Pada setiap blok sudut selain dicantumkan harga nominal sudutnya

maka dituliskan pula 2 buah tanda (+) dan (–) pada kedua sisinya atau tanda

sudut (<) pada salah satu sisinya, guna mempermudah penyusunan

(penambahan atau pengurangan).

f. Coordinat Measuring Machine (CMM)

Merupakan alat ukur geometrik modern dengan memanfaatkan

computer untuk mengontrol gerakan sensor relatif terhadap benda ukur serta

untuk menganalisis data pengukuran. CMM merupakan Instalasi untuk

mengukur macam-macam jenis pengukuran dengan menggunakan arah X, Y

dan Z. Secara garis besar, konstruksi CMM dibagi menjadi 3 bagian:

– Unit mesin

– Instalasi pengolah data (PC/Software)

– Probe (touch probe, copy probe, un-direct probe, dsb)

Gambar 2.18 Coordinate Measuring Machne (CMM)

Page 12: Bab 2 Praktikum Metrologi

1.5.Cara Menggunakan Macam-Macam Alat Ukur Sudut

a. Busur bilah

1. Dengan mengendurkan klem, bilah akan mudah diputar. Bilah akan

mudah di gerakkan saat klem di kendurkan.

2. Kendurkan juga klem bilah untuk mengatur posisi busur bilah dan badan/

landasan di posisi yang di butuh kan . Untuk hal – hal tertentu dapat di

gunakan bilah pembantu. Bilah utama dan bilah pembantu bisa di geser-

geserkan posisinya sehingga proses pengukuran sudut dapat dilakuakan

sesuai dengan prinsip-prinsip pengukuran yang betul.

3. Ketika melakukan pengukuran pastikan bidang dari busur bilah sejajar dari

sudut yang di ukur, putar klem 1 searah jarum jam untuk

mengenencangkan.

4. Kehalusan penyesuaian dapat diperoleh dengan memutar Fine adjustment

knob.

5. Lakukan pembacaan skala nonius terhadap garis skala utama

6. Catat hasil pembacaan ukuran sudut yang di cari

b. Busur baja

1. Persiapkan busur baja, benda kerja dan penyiku sebagai alat tambahan

2. Letakkan benda ukur di posisi yang stabil dan lakukan pengukuran dengan

menempelkan batang pemegang busur baja ke sisi miring serta piringan

skala utama ke bidang yang lurus.

3. Kunci busur baja agar hasil pengukuran tidak berubah kemudian lakukan

pembacaan di busur baja dan catat hasilnya

4. Jika benda ukur memiliki dimensi yang kecil gunakan bantuan penyiku

untuk landasan batang busur baja (Peletakan busur baja bervariasi

tergantung sudut mana yang ingin di hitung).

c. Siku lipat

1. Siku lipat memiliki 3 kaki pengukur da 2 kaki diantaranya dapat di stel

sesuai keinginan

Page 13: Bab 2 Praktikum Metrologi

2. Siapkan benda ukur lalu jepit lah benda ukur dengan kaki siku lipat

3. Lakukan pengaturan kaki untuk mengukur sudut yang ingin di cari

4. Kunci siku lipat dan catatlah sudut yang nampak di siku lipat

d. Siku tetap

1. Siku tetap memiliki dua kaki dengan kaki yang tetap besarannya 90°, 120°

, dll.

2. Letakkan siku tetap di sisi benda ukur secara tegak dan lurus (siku tetap

yang miring mengakibatkan hasil pengukuran yang salah)

3. Jika benda ukur dan siku tetap bersinggungan secara sempurna maka

benda ukur memiliki sudut yang sesuai jenis siku tetap tersebut. (jika siku

tetap 90° maka benda ukur sudutnya 90° juga dst).

e. Batang Sinus (Sinus Bar)

Batang sinus berupa suatu batang baja dengan dua buah rol yang

dilekatkan pada kedua ujungnya pada sisi bawah. Batang dan rol tersebut

dikeraskan dan diasah halus pada permukaannya yang penting. Kedua rol

mempunyai kesamaan diameter dan kesilindrisan dengan toleransi sekitar

0,003mm.

Batang sinus diletakkan pada meja rata, kemudian denda ukur

diletakkan dipermukaan atas dan menempel pada sisi penahan. Ujung dari

batang sinus yang tidak berpenahan diangkat dan diberi suatu blok ukur

dengan tinggi yang sudah diketahui tepat dibawah ujung tersebut. Sebelum

pengukuran dimulai maka tinggi dari blok ukur harus benar-benar sudah

diketahui, kemudian dengan mengukur sudut menggunakan busur bilah.

Setelah didapat harga sinusnya maka dapat dicari panjang masing-masing

komponen.

Page 14: Bab 2 Praktikum Metrologi

Gambar 2.19 Proses pengukuran dengan batang sinus

Dengan menggunakan jam ukur, ini digunakan untuk mengukur dari

kesejajaran benda kerja terhadap meja kerja. Apabila terdapat kesalahan maka

tinggi dari blok harus dipertimbangkan lagi karena tinggi yang sebenarnya

sudah berubah. Perubahannya dapat dicari :

y= d x L/I’ ; dimana :

y = perubahan tinggi

d = harga yang ditunjukkan dari jam ukur

L = jarak antara center nol

I’ = jarak pergeseran jam ukur.

Dan tingginya harus ditambah dengan hasil perhitungan diatas (H± Y).

Jika dalam pengukuran linier kita kenal standard panjang yaitu blok

ukur, maka dalam pengukuran sudut dibuat suatu alat ukur standard sudut

yang disebut blok sudut. Dimensi setiap blok sudut kurang lebih mempunyai

panjang dan lebar sebesar 76 x 16 mm. dibuat dari baja yang dikeraskan dan

mempunyai kstabilan dimensi yang baik.

Benda ukur diletakkan diatas meja rata sisi atas, sudut antara salah

satu permukaan benda ukur terhadap meja rata atau bidang dasar dapat

ditentukan dengan cara menyusun blok sudut dan kemudian diletakkan

disamping benda ukur. Harga sudut benda ukur terlebih dahulu diperkirakan

dengan memakai busur bilah (sampai kecermatam 5’). Tinggi permukaan

benda ukur dengan muka ukur yang teratas dari blok sudut diatur supaya

berimpit dengan cara menggeserkan susunan blok sudut atau dengan bantuan

blok ukur untuk mempertinggi salah satu permukaan yang dibandingkan.

Kemudian kesejajaran anatara permukaan benda ukur dengan muka ukur dari

Page 15: Bab 2 Praktikum Metrologi

blok sudut yang teratas diperiksa dengan pisau lurus (straight edge). Apabila

masih terlihat adanya celah ,maka susunan blok sudut harus diubah dan

pemeriksaan kesejajaran diulangi lagi sampai tidak terjadi celah.

f. Coordinate Measuring Machine (CMM)

Merupakan alat ukur geometrik modern dengan memanfaatkan

computer untuk mengontrol gerakan sensor relatif terhadap benda ukur serta

untuk menganalisis data pengukuran. CMM merupakan Instalasi untuk

mengukur macam-macam jenis pengukuran dengan menggunakan arah X, Y

dan Z. Secara garis besar, konstruksi CMM dibagi menjadi 3 bagian:

Ø Unit mesin

Ø Instalasi pengolah data (PC/Software)

Ø Probe (touch probe, copy probe, un-direct probe, dsb)

Cara mengukur sudut dengan Coordinate Measuring Machine (CMM) adalah

1. Nyalakan Coordinate Measuring Machine (CMM)

2. Pilih F8 untuk menu pengukuran sudut

3. Kenakan sensor CMM ke 4 titik

Gambar 2.20 pengukuran Benda Kerja CMM

4

1

3

2

Page 16: Bab 2 Praktikum Metrologi

4. Hasil akan keluar otomatis di layar CMM

Rumus Perhitungan Pengukuran Sudut

• = 1800 – (• + •) ………………………... (1)

• = • – (1800 – •) ……………………….. (2)

H = L.sin • ……………………………... (3)

Y = d x L/I’……………………………... (4)

• = arc sin (H/L) ………………………. (5)

1.6. Pengertian dan Fungsi Conecting Rod

a. Pengertian connecting rod

Pengertian connecting rod adalah batang engkol yang

menghubungkan piston dan poros engkol, dimana banyak dipakai di mesin

pembakaran dalamseperti mobil dan truk serta di mesin uap pada masa lalu.

b. Fungsi connceting rod

Connecting rod berfungsi untuk menyambungkan antara piston dan

engkol juga mengkonversi gerak berputar menjadi gerak linier. Dan juga

mentransfer gerakan mendorong atau pun menarik sehingga rod dapat

memutar engkol dan menghasilkan sebuah sebuah siklus pembakaran.

2. TUJUAN PRAKTIKUM PENGUKURAN CONNECTING ROD

2.1 Tujuan Umum

a. Mengetahui cara mengukur diameter dalam dan luar connecting rod

b. mengetahui jenis alat untuk mengukur sudut

2.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui dimensi connecting rod sebenarnya

b. memahami bentuk connencting rod

c. Dapat membandingkan hasil pengukuran antara alat ukur yang satu dengan

yang lainnya.

Page 17: Bab 2 Praktikum Metrologi

3. PERALATAN DAN BENDA UKUR

3.1. Gambar Alat dan Benda Ukur Praktikum

Ø Gambar Benda Ukur

Gambar 2.21 Benda Ukur

Ø Gambar Alat Ukur

a. Vernier Caliper / Jangka Sorong / Mistar Ingsut

Gambar 2.22 Vernier Caliper / Jangka Sorong

Page 18: Bab 2 Praktikum Metrologi

b. Coordinate Measuring Machine (CMM) (kecermatan 0,001 mm).

Gambar. 2.23 Coordinate Measuring Machine (CMM)

3.2. Prosedur Kalibrasi dan Perawatan Alat Ukur

Kalibrasi adalah proses membandingkan alat ukur terhadap standar yang

diketahui untuk selanjutnya mengurangi kesalahan dalam ketelitiannya.

Ø Prosedur Kalibrasi

a. Vernier Caliper

Dengan menghimpitkan rahang gerak dan rahang tetap, kemudian

lihat skala utama dan nonius harus berimpit dititik nol.

b. Coordinate Measuring Machine (CMM)

Kalibrasi CMM dengan cara meletakkan refference ball yang

berdiameter 20,0001 mm yang telak diketahui ukurannya pada CMM,

kemudian sentuhkan sensor pada bagian atas, kanan, kiri, depan, dan

belakang dari refference ball hingga mendekati atau sama dengan nilai

diameter refference ball tersebut. Kemudian klik pada “Go Back Icon”.

Ø Perawatan Alat Ukur

a. Perawatan Alat Ukur connecting rod

1. Membersihkan alat ukur dan peralatan lainnya

2. Melapisi alat ukur, benda kerja dan peralatan lainnya yang cenderung

dapat berkarat dengan vaselin

3. Menyimpan peralatan praktikum pada tempatnya

Page 19: Bab 2 Praktikum Metrologi

4. Meminta asisten praktikum untuk memeriksa kelengkapan alat dan

membubuhkan tanda tangan pada kartu alat

5. Merapikan dan membersihkan ruangan/tempat praktikum sebelum

meninggalkan ruangan praktikum

b. Perawatan Alat Ukur Coordinate Measuring Machine (CMM)

1. Biasakan unutk mematikan Coordinate Measuring Machine (CMM)

setelah memakainya.

2. Kemudian matikan komputer di bawah Coordinate Measuring Machine

(CMM)

3. Terakhir matikan air supply.

4. Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan Coordinate Measuring

Machine (CMM).

5. Meminta asisten praktikum untuk memeriksa kelengkapan alat dan

membubuhkan tanda tangan pada kartu alat

3.3. Prosedur Pengukuran Connecting Rod

Ø Prosedur pengukuran Connecting Rod menggunakan vernier caliper

a. Persiapan Pengukuran

1. Persiapkan alat ukur, connecting rod dan tabel untuk mencatat data

hasil pengukuran

2. Tuliskan data vernier caliper yang digunakan pada lembar kerja. Data

meliputi merk, kecermatan dan kapasitas ukur vernier caliper. Serta

data temperatur awal ruangann dan kelembaban

3. Membersihkan alat ukur dengan kertas pembersih yang di basahi bensin

pencuci.

b. Pengukuran dengan Vernier caliper

1. Mempelajari cara penggunaan Vernier Caliper yang digunakan.

Menuliskan data Vernier Caliper yang digunakan pada lembar kerja,

tabel. Data meliputi merk, kecermatan, dan kapasitas ukur Vernier

Caliper

Page 20: Bab 2 Praktikum Metrologi

2. Mempelajari fungsi masin – masing bagian dari Vernier Caliper

(khususnya kemampuan masing – masing Vernier Caliper dalam

mengukur obyek ukur.

3. Mempelajari gambar benda kerja pada gambar 2.21 . Melakukan proses

pengukuran berdasarkan bimbingan dari asisten.

4. Lakukan pengukuran dimensi yang sudah di tentukan sebanyak 3x dan

carilah rata – ratanya

5. Menulis hasil pengukuran pada lembar kerja.

Ø Prosedur Pengukuran Connecting Rod menggunakan Coordinate Measuring

Machine (CMM)

a. Persiapan Pengukuran

1. Persiapkan Coordinate Measuring Machine (CMM), connecting rod

dan tabel untuk mencatat data hasil pengukuran.

2. Tuliskan data Coordinate Measuring Machine (CMM )yang digunakan

pada lembar kerja. Data meliputi merk, kecermatan dan kapasitas ukur

Coordinate Measuring Machine (CMM) Serta data temperatur awal

ruangann dan kelembaban.

3. Pastikan kebersihan Coordinate Measuring Machine (CMM) demi

kelancaran proses pengukuran

b. Pengukuran dengan Coordinate Measuring Machine (CMM)

1. Mempelajari cara penggunaan Coordinate Measuring Machine (CMM)

yang digunakan. Menuliskan data Coordinate Measuring Machine

(CMM) yang digunakan pada lembar kerja, tabel. Data meliputi merk,

kecermatan, dan kapasitas ukur Coordinate Measuring Machine (CMM)

2. Mempelajari fungsi masing – masing bagian dari Coordinate

Measuring Machine (CMM) (khususnya bagian – bagian Coordinate

Measuring Machine (CMM) yang penting untuk di ketahui seperti

instruksi keselamatan.

Page 21: Bab 2 Praktikum Metrologi

3. Mempelajari gambar benda kerja pada gambar 2.21 . Melakukan proses

pengukuran berdasarkan bimbingan dari asisten.

4. Lakukan pengukuran dimensi yang sudah di tentukan sebanyak 3x dan

carilah rata – ratanya

5. Menulis hasil pengukuran pada lembar kerja.

4. PEMBAHASAN

4.1. Data Alat Ukur dan Pengukuran

Gambar 2. Benda kerja pengukuran connecting rod

Data alat ukur

Nama alat ukur Merk Kecermatan Kapasitas ukur

Vernier caliper 0.02 MM 150 mm

Coordinate Measuring

Machine (CMM)

Page 22: Bab 2 Praktikum Metrologi

Data pengukuran

Obyek ukur Hasil pengukuran Rata - rata

A 122,7 122,74 122,74 122,94

B 93,95 93,95 93,50 93.95

C 40,20 40,30 40,30 40,26

D 5,30 5,40 5,70 5,46

E 3,10 3,80 3,20 3,36

F 18,40 18,20 18,30 18,30

G 29,50 29 29,70 29,40

H 12,60 12,70 12,80 12,70

I 13,90 13,80 13,90 13,86

J 7,80 7,70 7,80 7,76

K 13,90 13,90 13,90 13,90

4.2. ANALISIS

1. Alat ukur yang mempunyai kecermatan adalah alat ukur yang mampu

mengukur benda ukur pada kecermatan tertentu sesuai dengan skala terkecil

pada suatu alat ukur.

2. Alat yang paling cermat yaitu Coordinate Measuring Machine (CMM) karena

memiliki nilai kecermatan yang tinggi dibandingkan alat ukur linear yang

lainnya.

3. Alat ukur yang paling tidak cermat yaitu Mistar ukur / penggaris

4. Alat ukur yang digunakan adalah mistar ingsut/vernier caliper, dan

Coordinate Measuring Machine (CMM).

5. Perbandingan hasil jumlah B+C+D+E+F dengan besarnya A terjadi selisih

panjang/dimensi pada tiap pengukuran menggunakan alat ukur linear yang

berbeda-beda.. Pengukuran pada A lebih mudah dan tidak serumit pada

B,C,D,E,dan F sehingga setiap obyek yang diukur memungkinkan terjadinya

kesalahan (error). Dan selisih tersebut merupakan error yang terjadi dalam

pengukuran.

Page 23: Bab 2 Praktikum Metrologi

6. pengukuran menggunakan mikrometer lebih cermat dibandingkan mistar

ingsut untuk posisi yang sama dikarenakan kecermatan mikrometer lebih

cermat yaitu 0,01mm, sedangkan kecermatan Mistar ingsut yaitu 0,02mm.

7. Karena diameter nominal poros dan lubang 30 mm, maka suaian ini termasuk

suaian pas. Toleransi suian tersebut adalah 1 mm. Dan juga toleransi dari

poros dan lubangn yang besarnya sama dapat menyebabkan suaian pas.

Karena jika besar diameter kelebihan sesuai nilai toleransinya, maka hal ini

dapat ditutupi oleh besar toleransi dari lubangnya. Perkiraan untuk jenis

suaian lubang dan poros yaitu menggunakan suaian pas/transisi karena agar

didapat ukuran yang tepat sehingga lubang dan poros tersebut tidak terjadi

slip. Toleransi Suaian yang digunakan : 30 67

hH

8. Untuk pengukuran dengan menggunakan CMM terjadi penyimpangan

pengukuran antara dimensi A dengan dimensi B,C,D,E dan F. Hali ini

dikarenakan penyentuhan jarum sensor pada benda ukur tidak tepat.

Kemungkinan kesalahan terbesar terjadi saat pengukuran lingkaran. Selain

itu, penyimpangan hasil dapat disebabkan oleh fungsi formulasi yang

digunakan.

9. Pengukuran yang berubah – ubah dapat di sebabkan oleh faktor :

a. Alat ukur

Kondisi alat ukur yang sudah usang, skala sudah terhapus.

b. Benda ukur

Dimensi benda ukur yang tidak lazim banayk lekukan dsb. (menyulitkan

saat proses pengukuran)

c. Posisi pengukuran

Posisi pengukuran yang tidak lurus dan tidak sesuai dengan semestinya

d. Lingkungan

Pencahayaan yang tidak memadai, lokasi pengukuran yang tidak kondusif

(berisik, kotor)

e. Praktikan

Page 24: Bab 2 Praktikum Metrologi

Kurang nya pengalaman praktikan dalam menggunakan alat ukur,

kurangnya ketelitian dalam membaca skala.

Keuntungan dan Kerugian Alat Ukur

Jenis Alat Ukur Kecermatan Keuntungan Kerugian

Vernier Caliper /

Mistar ingsut

0,02 mm 1. Mudah

Penggunaanya

2. Mampu mengukur

obyek dengan

bentuk rumit

1.Kurang cermat

CMM 0,0005 mm 1. Paling teliti

2. Mudah

digunakan dan dibaca

3. Mampu

melakukan berbagai

macam pengukuran

1. Harga yang

mahal

2. Sulit dibawa

kemana-mana

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. Dari praktikum yang sudah dilakukan, praktikan kini mengerti bagaimana

Mengetahui cara mengukur diameter dalam dan luar connecting rod.

b. Praktikum yang dilakukan memberi penjelasan alat – alat yang di perlukan

untuk mengukur sudut. Dalam hal ini juga memberi pengetahuan bagaimana

cara menggunakan alat – alat tersebut.

c. Praktikan mendapat pengetahuan tentang dimensi dan bentuk connecting rod

yang sebenarnya.

d. Dapat membandingkan hasil pengukuran antara alat ukur yang satu dengan

yang lainnya. Praktikan dapat membandingkan hasil pengukuran manual dan

pengukuran otomatis (Coordinate Measuring Machine).

Page 25: Bab 2 Praktikum Metrologi

5.2. Saran

a. Saat melakukan pengukuran sebaiknya praktikan lebih cermat membaca hasil

pengukuran serta berkonsentrasi lebih untuk menghasilkan pengukuran yang

akurat.

b. Agar hasil pengukuran memuaskan, sebaiknya alat ukur harus dirawat dengan

baik agar tetap valid.

c. Sebaiknya asisten selalu mendampingi praktikan agar pengukuran dapat

berjalan cepat, lancar, dan efisien.

d. Sebaiknya dalam melakukan percobaan kita lebih cermat dalam menggeser

jarum pada dial indikator serta pembacaan dari skala pada protaktor.

e. Jarum penunjuk pada dial indicator kami rasa itu sudah tidak valid lagi,

karena menurut pengalaman kami selama melakukaan pengukuran sudut,

ketika kita menyeting nol tiba-tiba saja jarum penunjuknya itu berubah

sendiri, padahal kita tidak melakukan sendiri.

Page 26: Bab 2 Praktikum Metrologi

DAFTAR PUSTAKA

Diktat Kuliah Alat Bantu dan Alat Ukur, Univ. Darma Persada Jakarta, 2005

Rochim, Taufiq & Wirjomartono, S.H. 2001. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri

& Kontrol Kualitas.Bandung: ITB Press.

Taufiq Rochim hal. 57, Spesifikasi, Metrologi Industri dan Kontrol Kualitas,2001

http://en.wikipedia.org. 2010. “vernier caliper”. Diakses tanggal 13 juni 2010.

http://en.wikipedia.org/wiki/CMM. 2010. Diakses 13 juni 2010.

http://engineering.dartmouth.edu/mshop/design/cmm_start.shtml. 2010. “How to Use

the Brown & Sharpe Coordinate Measuring Machine (CMM)” . Diakses tanggal

14 juni 2010.