bab 2-bab 3

37
Bab 2 No. 1 Mempelajari teori manajemen membantu kita menjadi seorang manajer yang efektif dalam mengelola organisasi yang semakin kompleks dewasa ini. Manajemen merupakan disiplin ilmu yang berfokus pada hasil yang mudah dilaksanakan. Teori adalah kumpulan prinsip yang disusun secara sistematis. Sedangkan konsep adalah simbol yang dipakai untuk menjelaskan pengertian tertentu dalam teori. Ada beberapa alasan mengapa perlu mempelajari teori manajemen antara lain : Teori mengarahkan keputusan manajemen. Teori membentuk pandangan kita mengenai organisasi. Teori membuat kita sadar mengenai lingkungan usaha. Teori merupakan suatu sumber ide baru. No. 2 No 3. 1. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan. 2. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut. 3. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untu menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi. 4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja. No 4 Robert Owen (1771 - 1858)

Upload: iqbal-nursyahid

Post on 25-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Bab 2

No. 1

Mempelajariteori manajemen membantu kita menjadi seorang manajer yang efektif dalam mengelola organisasi yang semakin kompleks dewasa ini. Manajemen merupakan disiplin ilmu yang berfokus pada hasil yang mudah dilaksanakan. Teori adalah kumpulan prinsip yang disusun secara sistematis. Sedangkan konsep adalah simbol yang dipakai untuk menjelaskan pengertian tertentu dalam teori. Ada beberapa alasan mengapa perlu mempelajari teori manajemen antara lain :

Teori mengarahkan keputusan manajemen.

Teori membentuk pandangan kita mengenai organisasi.

Teori membuat kita sadar mengenai lingkungan usaha.

Teori merupakan suatu sumber ide baru.

No. 2No 3.

1. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.

2. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut.

3. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untu menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.

4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.

No 4

Robert Owen (1771 - 1858)Owen menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.Owen berkesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat peranan pekerja sebagai yang cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan saja merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikanCharles Babbage (1792 - 1871)Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.Charles Babbage berfokus dalam halpembagian kerja(division of labour)yang memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

1.Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru, harus ada spesialisasi pekerjaan.

2.Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaanlain dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja.

3.Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.

4.Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karenaperhatiannya pada itu-itu saja.

No 5

I. Definisi Pendekatan Kontingensi

Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif (berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telah dikenal. Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah keluar dari prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menuju kondisi situasional. Salah seorang penulis manajemen kontingensi yang bernama Fred Luthans menyatakan, pendekatan-pendekatan tradisional dalam bidang manajemen, tidak salah atau keliru, tetapi dewasa ini mereka tidak terlampau cocok. Terobosan baru terhadap teori dan praktik manajemen dapat kita temukan pada pendekatan kontingensi.

Apabila dirumuskan secara formal, pendekatan kontingensi adalah merupakan suatu upaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktik, dan teknik manajerial mana yang paling cocok dan tepat dalam situasi-situasi tertentu.

Maka menurut pendekatan kontingensi situai-situasi yang berbeda mengharuskan adanya reaksi manajerial yang berbeda pula.

III. Ciri-ciri Pendekatan Kontingensi Beberapa ilmuan manajemen tertarik pada pemikiran kontingensi, hal itu karena merupakan sebuah kompromis yang dapat dimanfaatkan antara pendekatan sistematik dan apa yang dapat dinamakan perspektif situasional murni. Pendekatan sistematik kerapkali dikritik orang karena pendekatan tersebut bersifat terlampau umum atau abstrak walaupun pandangan situasional murni yang mengasumsi bahwa setiap situasi kehidupan nyata memerlukan suatu pendekatan yang sangat berbeda telah dinyatakan orang sebagai hal yang terlampau spesifik.V. Pelajaran yang Dapat Diambil dari Pendekatan KontingensiWalaupun belum dikembangkan secara sempurna, pendekatan kontingensi merupakan suatu tambahan yang amat bermanfaat bagi pemikiran manajemen karena ditekankan oleh hal-hal yang bersifat situasional.Manusia, organisasi, dan problem bersifat terlampau kompleks untuk membenarkan pemikiran yang hanya dititikberatkan pada prinsip-prinsip universal manajemen.Begitu pula dapat kita katakan bahwa pemikiran kontingensi merupakan suatu perluasan praktis dari pendekatan sistematik. Dengan mengasumsi bahwa pemikiran sistematik merupakan suatu kekuatan sistesis yang mempersatukan dalam pemikiran manajemen, pendekatan kontingensi menjanjikan suatu pengarahan ke arah praktikal.

No 6

Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. (Tuban, 1972 dalam Solimun, 2001). Render, B., et al, 2006 mengemukakan metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan manajerial & Ekonomi.Metode kuantitatif merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian hipotesis, pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat (peubah) atau lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang diketahui. Metode kuantitatif berlandaskan pada anggapan-anggapan tertentu yang telah disusun terlebih dahulu, jika anggapan-anggapan tersebut tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, apalagi jika menyimpang jauh maka keampuhan metode ini tidak dapat dijamin atau bahkan dapat menyesatkanNo 7

No 8

Teori perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Perilaku dapat dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu:

1) Rasional

Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai kepentingan, kebutuhan, motif dan tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down dan Simon

2) Sosiologis

Model ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan antropologi, sosiologi dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern

3) Pengembangan hubungan manusia

Model pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan perhatiannya kepada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pendukung model ini antara lain, Mc Gregor, Maslow, dan Bennis.

Keterbatasan dari pendekatan perilaku ini adalah bahwa beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku sangat kompleks dan abstrak untuk dipraktekkan para manajer. Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan melaksanakannya.

No 9

Keterbatasan dari teori hubungan manusiawi ini adalah bahwasanya konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap individu-individu di tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan kepuasan kerja tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok. Lingkungan sosial ti tempat kerja bukanlah satu-satunya tempat pekerja saling berinteraksi dengan unit lain di luar tempat kerja. Kelompok yang diteliti mengubah perilakunya karena merasa kelompoknya menjadi objek dan subjek penelitian.

C.Pendekatan Hubungan Manusiawi

Pendekatan ini muncul untuk merevisi teori manajemen klasik yang ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para ahli selanjutnya melengkapi teori manajemen klasik dengan menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.

Munsterberg(1863-1916), profesor psikologi Jerman yang mendapat sebutan Bapak Psikologi Industri, menyarankan agar penggunaan teknik-teknik manajemen menggunakan hasil eksperimen psikologi. Sebagai contoh, berbagai metode psikologi dapat digunakan untuk memilih kharakteristik tertentu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Ia juga menyarankan agar faktor sosial dan budaya turut dipertimbangkan dalam suatu organisasi. Kontribusi utama dari Munsterberg untuk manajemen adalah aaplikasi psikologi industri dalam manajemen.

PenelitianHawthorneyang dilakukan oleh Mayo (1880-1949) menghasilkan bahwa hubungan manusiawi merupakan istilah umum yang sering dipakai untuk menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya secara manusiawi. Asumsinya, jika manajer personalia memotivasi pekerja dengan baik maka hubungan manusiawi dalam organisasipun menjadi baik. Apabila moral dan efisiensi menurun, maka hubungan manusiawi dalam organisasipun menurun.

Ahli lain yang termasuk dalam pendekatan ini adalah Lewin, Roger, Morino, dan lainnya.

Keterbatasan dari teori hubungan manusiawi ini adalah bahwasanya konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap individu-individu di tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan kepuasan kerja tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok. Lingkungan sosial ti tempat kerja bukanlah satu-satunya tempat pekerja saling berinteraksi dengan unit lain di luar tempat kerja. Kelompok yang diteliti mengubah perilakunya karena merasa kelompoknya menjadi objek dan subjek penelitian.

H.Pendekatan Hubungan Manusiawi Baru

Pendekatan hubungan manusiawi baru merupakan pendekatan integratif yang menggabungkan pandangan positif terhadap hakekat manusia dengan studi organisasi secara ilmiah sehingga dapat menggambarkan kerja manajer yang efektif.

Burns dan Stalker menyatakan bahwa permulaan kebijakan administratif adalah kesadaran tentang belum optimalnya tipe-tipe sistem manajemen. Pendekatan hubungan manusia baru dimulai dengan teori pendekatan kontingensi menuju cara manajer seharusnya bertindak dalam lingkungannya.

Dari beberapa pendapat ahli tentang fungsi-fungsi manajemen, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi administrasi pendidikan meliputi 1) perencanaan, 2)pengorganisasian, 3)pengarahan, 4)pengendalian.

Dari berbagai pendekatan manajemen, dapat disimpulkan ada dua aliran manajemen, yaitu manajemen yang lebih berorientasi kepada tugas untuk meningkatkan produksi sebanyak-banyaknya dan manajemen yang berorientasi kepada manusia sebagai pelaksana tugas untuk meningkatkan hubungan manusiawi sebaik-baiknya.

No 10

Prinsip- prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri dari :

1. Pembagian kerja (Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.

Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja.

2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban.

3. Disiplin (Discipline)

Disiplin (Discipline) merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada padanya.

4. Kesatuan perintah (Unity of command)

Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.

5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari Pembagian kerja (Division of work), Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility), Disiplin (Discipline), serta Kesatuan perintah (Unity of command). Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya.

6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi. Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi.

7. Penggajian pegawai

Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan hetidak disiplinan dan kemalasan dalam bekerja. Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan tercapainya tujuan dan keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dalam prinsip penggajian dipikirkan cara agar karyawan dapat bekerja dengan tenang, menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja.

8. Pemusatan (Centralization)

Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority). Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak.

9. Hirarki (tingkatan)

Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah. Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki.

10. Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.

11. Keadilan dan kejujuran

Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

12. Stabilitas kondisi karyawan

Sebagai makhluk sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.

13. Prakarsa (Inisiative)

Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.

14. Semangat kesatuan dan semangat korps

Semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana. Karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.

Bab 3

No 1

Perencanaan adalah usaha sadar dalampengambilan keputusanyang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yangakan dikerjakandi masa depan dalam dan olehsuatu organisasidalam rangkapencapaian tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.

Tentang perencanaan :- Rencana tidak timbul dengan sendirinya tapi lahir sebagai hasil pemikiran yang bersumber pada hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. (analisi data dan informasi)- Manajer perlu memiliki keberanian dalam pengambilan keputusan dengan segala macam resikonya. (masa depan = ketidakpastian)- Perencaan berorientasi pada masa depan yang diinginkan organisasi, sebagai kelanjutan masa lalu dan masa sekarang. (berkesinambungan)- Bermakna : apabila dilaksanakan mempermudah pencapaian tujuan.

Penyusunan rencana = 5 W 1HWHAT : yang dikerjakan, sumber dana, sarana dan prasaranaWHERE : lokasi kegiatan ( mempertimbangkan efisiensi, aksesibilitas, kemudahan menyediakan sarana prasarana, tersedianya tenaga kerjaWHEN : kapan dilaksanakan ( diperlukan sense of timingWHO : yang melaksanakan ( diperlukan analisis kebutuhan tenaga kerja, metode dan teknik pengadaan tenaga kerja, metode dan teknik seleksi, kebijaksanaan upah/gaji, penempatan yangrasional dan objektif, pola pembinaan karir, dan kebijaksanaan PHKWHY : untuk menemukan pembenaran, melihat apakah masih ada kelemahan, evaluasi, meninjau kembaliHOW : cara setiap orang dan bagian menyelenggarakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, berkaitan dengan joblist or jobdescription.

4 Langkah Dasar Perencanaan1. Menetapkan sasaran, putuskan yang ingin dicapai

2. Merumuskan posisi organisasi saat ini, lakukan analisis sumber daya

3. Identifikasi faktor pendukung dan penghambat, analisis SWOT

4. Menyusun langkah-langkah mencapai sasaran

No 2

C. Alasan Pentingnya Perencanaan Dalam Manajemen

Ada beberapa alasan mengapa perencanaan begitu penting terhadap manajemen organisasi, berikut[7]:

1.Tujuan menjadi jelas dan terarah

Perencanaan sebagai langkah awal dari pencapaian tujuan akan memberikan arah dan kejelasan tujuan tersebut, sehingga semua komponen ataupun elemen-elemen dalam organisasi mengetahui dengan baik tujuan yang hendak dicapai.

2.Semua bagian yang ada dalam organisasi akan bekerja ke arah satu tujuan yang sama

Ketika semua elemen atau bagian dalam organisasi mengetahui tujuan organisasinya dengan jelas dan benar, maka mereka akan bekerja ke satu arah yang sama. Artinya mereka memahami prosedur apa saja yang akan dilakukan sebagaimana yang telah mereka sepakati dalam perencanaan.

3.Menolong mengidentifikasikan berbagai hambatan dan peluang

Dengan adanya perencanaan maka organisasi mampu mengidentifikasi berbagai hambatan dan peluang yang ada di lingkungan luar organisasi. Adanya hambatan dan peluang yang datang akan menuntut organisasi mempersiapkan tindakan-tindakan antisipasi ke depan sehingga mereka tetap berada di lajur menuju tujuan awal.

4.Membantu pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif

Perencanaan memberikan pandangan bagi organisasi mengenai tindakan apa saja yang harus mereka lakukan demi tercapainya tujuan, termasuk di dalamnya biaya dan lamanya waktu yang dibutuhkan sehingga tujuan terealisasi. Hal ini akan membantu organisasi menjadi lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.

5.Perencanaan sendiri dapat diartikan aktivitas pengawasan

Ketika prosedur kerja sudah ada dan jelas, tentu hal ini menjadi sebuah control terhadap pelaksanaan di lapangan. Artinya mereka akan bekerja sesuai prosedur sebab perencanaan sebagai pengawasan.

6.Perencanaan juga membantu untuk mengurangi resiko dan ketidakpastian

Dalam mencapai sebuah tujuan, terdapat berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang akan menghadang dalam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, adanya perencanaan akan memperjelas tindakan-tindakan dan prosedur kerja sehingga ketidakpastian tersebut dapat diminimalisir.

No 3

Perencanaan yang efektifPerencanaan yang efektif, seperti yang dikatakan dalam buku Manajer Bijak yang ditulis oleh Sam Deep dan Lyie Sussman, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :1. Dituangkan secara tertulis2. Diuraikan secara jelas dalam bentuk hasil akhir yang hendak dicapai3. Disusun oleh orang yang juga akan betanggungjawab atas pelaksanaannya.4. Sebelum dilaksanakan rencana tersebut telah dikomunikasikan kepada semua bagian yang terkait untuk mendapatkan komentar atau masukan5. Ada satu orang yang memikul tanggung jawab akhir (pic : person in charge) untuk mengawasi pelaksanaannya.6. Ada tanggal tertentu yang menjadi batas waktu penyelesaian; ada batas waktu lain yang ditetapkan sebagai batas waktu antara7. Kriteria keberhasilan rencana serta metode penerapan kriteria ini ditentukan sebelum pelaksanaan rencana8. Langkah peninjauan antara untuk keputusan go no go atau untuk merevisi rencana dilakuakn di sepanjang periode pelaksanaan9. Masalah potensial yang mungkin timbul selama pelaksanaan sudah diidentifikasikan sebelumnya dan dibuatkan rencana antisipasinya10. peluang potensial yang mungkin muncul selama pelaksanaan diidentifikasikan sebelumnya sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik apabila hal tersebut terjadi11. Mengkomunikasikan progress update secara teratur kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaanNo 4

Hambatan-hambatan dalam Perencanaana. Hambatan dari pihak manajer Takut menghadapi resiko/kegagalan Kurang adanya pengetahuan tentang organisasi Kurang memahami tentang lingkungan Kurang percaya bahwa organisasinya mampu mencapai sasaranb. Hambatan dari pihak pelaksana

Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2156173-perencanaan-strategis-hambatan-hambatan-dalam/#ixzz2x5ezrsI0No 5

Pengertian Pengorganisasian (Organizing)Pengorganisasianadalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.Pengorganisasian (Organizing)menjelaskan pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.

Pengertian pengorganisasian dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut:

Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya-sumber daya keuangan, fisik, bahan baku dan tenaga kerja organisasi.

Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokkan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.

Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugastugas dan para karyawan.

Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

No 6

No 7

1. Visi (Principle of Organizational Objective)Apa tujuan pendirian organisasi / perusahaan anda? Apakah target anda adalah mendapatkan laba, atau menyediakan layanan? Anda harus mendefinisikan dulu tujuan anda. Tujuan di sini harus jelas dan rasional.

2. Kesatuan Visi (Priciple of Unity of Objective)Tanpa adanya kesatuan tujuan antar individu, maka tujuan organisasi / perusahaan tidak akan tercapai. Setiap individu dalam organisasi / perusahaan akan berlomba-lomba untuk mencapai tujuan mereka sendiri-sendiri dan mengabaikan tujuan yang lebih besar, yaitu tujuan organisasi / perusahaan. Maka dari itu, anda perlu menanamkan kesepakatan untuk menyatukan visi setiap stakeholder dalam organisasi / perusahaan anda.

3. Kesatuan Perintah (Principle of Unity of Command)Di organisasi / perusahaan manapun, pada upaya pencapaian tujuan harus ada SATU komando untuk memerintah bawahan. Agar sebuah perintah dapat dipertanggungjawabkan oleh satu orang / satu komando saja. Dengan demikian, bawahan bisa secara maksimal dalam satu komando yang bertanggungjawab.

4. Rentang Kendali (Principle of The Span of Management)Anda harus tahu berapa rentang jumlah bawahan yang dapat dipimpin oleh seorang manajer secara efektif. 3, 4, 9 orang? Dengan mengetahui kecakapan manajer, penunjukan personel dan pendelegasian tugas bisa jadi lebih mudah.

5. Pendelegasian Wewenang (Principle of Delegation of Authority)Yaitu bagaimana seorang pimpinan dapat membagi tugas pada individu di divisinya dengan jelas. Manajer sebagai pemimpin juga harus bisa mengetahui apa saja tugas dan perintah yang telah didelegasikan pada bawahannya untuk menjalankan fungsi kontrol dengan baik.

6. Keseimbangan Wewenang & Tanggungjawab (Principle of Parity of Authority)Tanggungjawab yang didelegasikan oleh pimpinan pada bawahan harus seimbang dengan wewenangnya. Salah satunya tidak boleh lebih besar / lebih kecil agar bawahan bisa melaksanakan tanggungjawab yang didelegasikan tanpa hambatan.

7. Tanggung Jawab (Principle of Responsibility)Seorang bawahan hanya mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pemberi wewenang. Sehingga pertanggungjawaban bisa sesuai dengan garis wewenang (line of authority). Maka seorang manajer perlu memberikan sebuah deadline.

8. Pembagian Kerja (Principle of Departementation)Pembagian tugas dalam satu unit kerja harus memiliki hubungan pekerjaan yang saling terkait. Sangatlah penting agar divisi-divisi dalam organisasi / perusahaan anda untuk memiliki jobdesc yang lebih terstruktur.

9. Penempatan Personalia (Principle of Personnel Placement)Penempatan karyawan harus didasarkan pada keahlian, kecapakan dan keterampilannya. Atau The Right Man On The Right Place. Makanya anda harus melakukan seleksi yang obyektif dan berpedoman pada job specification untuk membuat sebuah organisasi / perusahaan berjalan dengan optimal.

10. Jenjang Berangkai (Principle of Scalar Chain)Perintah yang diberikan kepada bawahan harus merupakan perintah yang sifatnya vertikal dan tidak terputus-putus. Maksudnya adalah perintah yang langsung dan jelas dari atasan kepada bawahan yang kedudukannya tepat di bawah garis kuasanya, tanpa melompati satu/lebih jenjang kedudukan.

11. Efisiensi (Principle of Efficiency)Sebuah organisasi / perusahaan harus bisa menempatkan di mana tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Artinya, apabila sebuah tugas bisa dikerjakan dengan waktu singkat, tidak ada salahnya dikerjakan tanpa adanya penundaan. Waktu anda bisa jadi lebih efisien untuk melaksanakan tugas selanjutnya.

12. Kesinambungan (Principle of Continuity)Organisasi / perusahaan harus mengusahakan cara-cara yang mampu menjaga kelangsungan hidupnya dan anggota di dalamnya. Di mana di sini anda perlu menanamkan faham betapa pentingnya melakukan sebuah pekerjaan secara kesinambungan / kontinuitas, yang jika ditinggalkan dapat membuat organisasi / perusahaan anda kolaps sewaktu-waktu.

13. Koordinasi (Principle of Coordination)Asas koordinasi adalah rangkaian dari asas-asas lainnya. Fungsinya untuk mengintegrasikan setiap tindakan supaya lebih terarah dan tertuju dengan benar pada tujuan awal organisasi / perusahaan tersebut.

Tanpa adanya penerapan prinsip-prinsip diatas, niscaya sulit bagi organisasi / perusahaan untuk mencapai tujuannya didirikan. Karena suatu saat pasti muncul konflik yang mampu menghambat tujuan organisasi / perusahaan anda secara signifikan.

Langsung saja . Ciri Organisasi yang baik diantaranya ..

1. Memiliki anggota yang kuantitas dan identitasnya jelas Dalam suatu organisasi, seperti yang kita ketahui, memiliki anggota (minimal dua orang) yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan tentunya dengan cara-cara tertentu. Suatu organisasi yang baik, pasti memiliki jumlah anggota yang jelas dan identitas yang jelas. Misalnya dalam suatu perekrutan, telah terpilih anggota sebanyak 50 orang, dan masing-masing anggota ditandai dengan suatu surat keputusan atau pun kartu tanda anggota. Serta mempunyai aturan dalam perekrutan anggota yang jelas.2. Organisasi memilik identitas yang jelasSuatu organisasi yang baik memiliki identitas yang jelas, seperti namanya, latar belakang berdirinya, anggaran dasar/anggaran rumah tangga, bergerak di suatu bidang tertentu, dan alamatnya jelas serta lambang organisasi yang jelas.3. Memiliki struktur organisasi yang jelasDi dalam organisasi yang baik, terdapat suatu struktur yang memiliki pembagian dan tugas yang jelas. Paling tidak terdapat ketua, sekretaris, dan masing-masing divisi. Sehingga dalam organisasi tersebut jelas arah koordinasinya.4. Mengacu pada manajemen yang sehatDalam manajemen organisasi sekurang-kurangnya memiliki :a. Planning > perencanaan, langkah-langkah yang akan diambil dengan suatu pertimbangan yang matangb. Action > aksi, pelaksanaan dari sesuatu yang telah direncanakan sebelumnyac. Evaluation > evaluasi, penilaian terhadap kekurangan-kekurangan yang telah terjadi pada tahap pelaksanaan, serta ditemukannya solusi agar ke depannya dapat semakin baik dan berkembang.Tiga hal tersebut lah yang digunakan dalam setiap pelaksanaan suatu program kerja.5. Memiliki manfaat bagi lingkunganOrganisasi yang baik tidak hanya memberikan keuntungan dan manfaat bagi anggota-anggotanya, tapi juga manfaat yang positif bagi lingkungan. Dalam arti suatu organsasi tidak hanya baik dari segi internnya, tapi juga ekstern dari organisasi tersebut. Misalnya, suatu organisasi mahasiswa hukum, yang memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat sekitar dengan tujuan membantu meningkatkan kesadaran hukum dalam masyarakat awam. Sehingga Organisasi tersebut dapat diterima dan diakui oleh masyarakat disekitarnya.

No 8

Kepemimpinan sebagai fungsi manajemen.

Kepemimpinan merupakan pelaksanaan dari keterampilan mengelola orang lain sebagai bawahannya. Mengelola sumber daya manusia dan sumber daya organisasi secara umum. Oleh karena itu, setiap pemimpin harus memilikimanagerial skillyang sangat berpengaruh pada kekuasaan yang dimilikinya. Keahlian utama dari kepemimpinan adalah trampil mengendalikan situasi dan kondisi organisasi, yaitu dengan menentukan konsep masa depan organisasi dalam bentuk kerangka kerja yang visioner.

Dalam organisasi, kepemimpinan sebagai fungsi manajemen bermuara pada lima bentuk utama, yaitu:[10]1.Manajer, direktur, ketua, presiden, kepala, dan istilah lainnya, yaitu pengelola dan penyelenggara organisasi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen;

2.Pengawas, yaitu yang mengontrol seluruh pelaksanaan tugas dan kewajiban bawahannya;

3.Pembina, yaitu yang memberikan pengarahan dan memberikan contoh dalam melaksanakan tugas organisasi;

4.Pengambilan keputusan, yang menetapkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh organisasi yang dipimpinnya; dan

5.Penanggung jawab untuk semua pelaksanaan program organisasi.

Sementara fungsi utama pemimpin adalah menjalankan kepemimpinannya dengan baik dan benar, artinya berdasarkan aturan main yang telah disepakati dan ditetapkan oleh organisasi . Fungsi-fungsi utama yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:[11]1.Pengelola organisasi atau pengendali utama menajemen berorganisasi. Pemimpin yang menjalankan fungsi utama adalah konseptor utama yang merumuskan visi dan misi serta tujuan organisasi, sehingga mulai perencanaan hingga pertanggungjawaban diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan.

2.Motivator, yaitu orang yang mendorong dan memberikan dukungan penuh kepada bawahannya untuk bekerja dengan optimal.

3.Pembuat keputusan yang akan memengaruhi perkembangan dan kemajuan organisasi serta kesejahteraan para anggotanya.

4.Penilai kinerja karyawannya yang akan memberikan penghargaan bagi seluruh prestasi kerja bawahannya.

5.Dinamisator dan katalisator organisasi, yaitu orang yang memajukan organisasi dan mengendalikan situasi dan kondisi yang akan berpengaruh terhadap kemajuan atau kemunduran organisasi.

6.Stabilitator, yaitu orang yang mempunyai kepabilitas terkuat dalam mempertahankan eksistensi organisasi.

7.Supervisor, yaitu yang membina, melatih, mendidik, mengawasi, menilai, dan memberikan contoh kerja terbaik bagi seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya,

No 9

Teori Kepemimpinan1. Teori orang-orang terkemukaBernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.2. Teori lingkunganMumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam dari individu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa.3. Teori personal situasionalCase (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada kelompok.4. Teori interaksi harapanHoman (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.5. Teori humanistikLikert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.6. Teori pertukaranBlau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya.No 10

1. Teori Sifat

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapanbahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:

- pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;- kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.

Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

2.Teori PerilakuDasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:

a.konsiderasi dan struktur inisiasiPerilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciriramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.

b.berorientasi kepada bawahan dan produksiperilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.

Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.

Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)

3.Teori SituasionalKeberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah

* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;* Norma yang dianut kelompok;* Rentang kendali;* Ancaman dari luar organisasi;* Tingkat stress;* Iklim yang terdapat dalam organisasi.

Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:

a.Model kontinuum Otokratik-DemokratikGaya dan perilakukepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjolketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertaiperilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.

b.Model " Interaksi Atasan-Bawahan":

Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.

Seorangakan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:

* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;* Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi;* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.

c.Model SituasionalModel ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah

* Memberitahukan;* Menjual;* Mengajak bawahan berperan serta;* Melakukan pendelegasian.

d.Model " Jalan- Tujuan "Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebutharus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.

e.Model "Pimpinan-Peran serta Bawahan":

Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.

Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut "didiktekan" oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.Ceuk urang

Ciri-ciri Pemimpin dan Kepemimpinan Yang BaikSebagai seorang pemimpin yang mengingikan kemajuan bagi anggota danorganisasiyang dipimpinnya, hendaknya seorang pemimpin harus memiliki :

Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarkikepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.

Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam memajukan organisasi.

Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.

Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.

Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.

Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.

Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.

Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.

Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.

Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.

Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.

Kemampuan Menentukan Prioritas, dengan membedakan hal yang Urgen dan yang Penting

Naluri yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan, ketertarikan satu sama lain.

Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.

Keteladanan, seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.

Menjadi Pendengar yang Baik, tidak terlalu cepat memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain.

Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional, temporal dan spatial.

Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.

Ketegasan, keberanian, orientasi masa depan serta sikap yang antisipatif dan proaktif.Menurut

Roger E. Herman (1999) menyatakan bahwa untuk mencapai sukses, setiap organisasi harus memiliki 3 elemen penting. Pertama, adanya kepemimpinan yang baik pada setiap tingkatan organisasi, kedua adanya manajemen yang baik dan yang ketiga adanya tim yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan kecerdasan (kapabilitas) untuk bekerja dengan tingkat produktivitas yang cukup untuk mewujudkan misi organisasi. Stephen R. Covey dalam bukunyaPrinciple Centered Leadershipmengidentifikasi 8 karakteristik orang-orang yang dapat menjadi pemimpin yang sukses, yang secara ringkas seperti uraian berikut: 1.They are Continually Learning Seorang pemimpin yang baik, memiliki karakteristik terus menerus belajar. Dia membaca, mengikuti pelatihan-pelatihan, dan mendengarkan orang lain. Dia belajar melalui mendengar dan melihat. Dia memiliki perasaan ingin tahu dan selalu bertanya. Dia terus menerus meningkatkan kompetensi dan kemampuannya untuk melaksanakan pekerjaan, dan dia selalu berusahan mengembangkan keterampilan baru. Kemauan untuk belajar dan berkembang adalah merupakan inisiatif sendiri dan dipenuhinya sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain. 2.They are Service Oriented Seorang pemimpin yang baik, memiliki karakteristik berorientasi pada pelayanan. Dia memandang hidup adalah untuk menjalankan misi bukan sebagai suatu karir. Dia mempersiapkan sumber daya untuk melayani orang lain. Setiap pagi apa yang ada dalam pikirannya adalah melayani orang lain. 3.They Radiate Positive Energy Seorang pemimpin yang baik, memiliki karakteristik selalu memancarkan energi positif. Dia selalu ceria dan menunjukkan rasa bahagia. Sikapnya selalu positif, optimis dan selalu antusias serta memiliki sikap dan sifat positif lainnya yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya, sehingga semua orang yang ada disekitarnya terpengaruh dan memiliki sikap dan sifat yang sama. 4.They Believe in Other People Seorang pemimpin yang baik, memiliki karakteristik percaya kepada orang lain. Dia tidak bereaksi berlebihan terhadap perilaku negatif orang lain, terhadap kritik yang disampaikan kepadanya dan terhadap kelemahan orang lain. Dia bisa memahami kelemahan orang lain. Dia menyadari bahwa setiap orang memiliki potensi yang belum terlihat. Dia tidak mau memberikan label negatif pada seseorang dan dia tidak mau menghakimi seseorang tanpa adanya fakta yang mendukung. 5.They Lead Balance Live Seorang pemimpin yang baik, memiliki karakteristik mementingkan keseimbangan dalam kehidupan Dia membaca bacaan yang terbaik dan selalu mengikuti perkembangan. Dia aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan mempunyai banyak teman. Dia memiliki banyak minat. Dia membaca, melakukan observasi dan belajar. Ia memiliki rasa humor tetapi bukan untuk menertawakan orang lain. 6.They See Live as an Adventure Seorang pemimpin yang baik, memiliki karakteristik memandang kehidupan sebagai suatu petualangan. Dia menikmati kehidupannya. Dia memiliki keberanian untuk terus melakukan eksplorasi. Dia tidak tahu pasti apa yang akan terjadi, tetapi ia yakin bahwa kejadian apapun akan menyenangkan dan akan memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan dirinya. 7.They are Synergistic Seorang pemimpin yang baik, memiliki karakteristik sinergis. Dia menjadi katalisator perubahan. Dia menjadi lebih baik dalam setiap situasi yang ia alami, dan dia bekerja cerdas dan bekerja keras. Dia sangat produktif dan selalu kreatif untuk menemukan cara-cara baru. 8.They Exercises for Renewal Seorang pemimpin yang baik, memiliki karakteristik selalu berlatih untuk penyegaran. Dia selalu berlatih secara teratur baik fisik, mental, emotional dan spiritual. Dia berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sepertiaerobic, senam jantung, dan aktivitas lainnya, untuk meningkatkan kapasitas fisiknya. Dia melatih otaknya melalui membaca, pemecahan masalah yang kreatif, dan menulis. Dia melatih emosinya untuk lebih stabil, dia mendengar orang lain dengan empati untuk menunjukkan kasih sayang. Secara spiritual dia berdoa, mempelajari kitab suci, meditasi dan menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya.Ada beberapa karekteristik pemimpin yang efektif. Karakteristik pemimpin merupakan ciri-ciri atau sifat yang dimiliki oleh setiap pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya. Ada empat karakteristik atau syarat pokok yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin (Sunindhia dan Widiyanti diacu dalam Hakiem 2003):1. Pemimpin harus peka terhadap lingkungannya, harus mendengarkan saransaran dan nasehat dari orang-orang di sekitarnya.2. Pemimpin harus menjadi teladan dalam lingkungannya.3. Pemimpin harus bersikap dan bersifat setia kepada janjinya, kepada organisasinya.4. Pemimpin harus mampu mengambil keputusan, harus pandai, cakap dan berani setelah semua faktor yang relevan diperhitungkan.Teori kepemimpinan berdasarkan ciri (traits theory) memberi petunjuk tentang ciri-ciri pemimpin yaitu (Siagian, 2003):1. Pengetahuan umum yang luas.2. Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.3. Kemampuan analitik.4. Sifat inkuisitif atau rasa ingin tahu.5. Keterampilan berkomunikasi secara efektif.6. Kemampuan menentukan skala prioritas.7. Rasionalitas.8. Keteladanan.9. Ketegasan.10. Orientasi masa depan.Ordway Tead dalam tulisannya mengemukakan 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut:[8]

1. Energi jasmani dan mental (physical and nervous energy).

2. Kesadaran akan tujuan dan arah (A sense of purpose and direction).

3. Antusiasme (enthusiasm; semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar).

4. Keramahan dan kecintaan (friendliness and affection).

5. Integritas (integrity, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati).

6. Penguasaan teknis (technical mastery).

7. Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness).

8. Kecerdasan (intelligence).

9. Ketermpilan mengajar (teaching skill).

10. Kepercayaan (faith).

Sementara sifat-sifat kepemimpinan yang utama adalah sebagai berikut:[9]

1. Energik, artinya memiliki semangat yang tinggi dan terbaik dibandingkan dengan bawahannya.

2. Emosionalnya stabil, yaitu telaten dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

3. Mampu membangun relasi dengan seluruh bawahannya dan dengan lingkungan eksternal organisasinya

4. Memiliki motivasi yang kuat di dalam jiwanya untuk memimpin dengan baik.

5. Idealis, artinya memiliki gagasan dan cita-cita yang sangat tinggi untuk dirinya dan organisasinya.

6. Ahli dalam membimbing dan mengarahkan anak buahnya.

7. Terampil mengendalikan organisasi dan menjalin kerja sama dengan anak buahnya dan organisasi eksternal.

8. Ahli membentuk budaya organisasi dan menjalin hubungan social.

9. Rasional dalam memecahkan masalah.

10. Memiliki moralitas yang patut diteladani oleh anak buahnya.

11. Inovatif, kreatif, dan konstruktif.

12. Konseptor yang andal.

13. Berwawasan luas dan mengedepan.

14. Jujur dan amanah.

15. Berpengalaman.

16. Penuh rasa tanggung jawab.

17. Demokratis.

18. Ahli berkomunikasNo 11

Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager. Satu hal yang harus dipahami, bahwa pengendalian dan pengawasan adalah berbeda karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Bila pengendalian dilakkan dengan disertai pelurusan (tindakan korektif), maka pengawasan adalah pemeriksaan di lapangan yang dilakukan pada periode tertentu secara berulang kali.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi pengendalian:

# MULYADI, 2007Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan

# INDRA BASTIAN, 2006Pengendalian merupakan tahap penentu keberhasilan manajemen

# SANERYA HENDRAWANPengendalian merupakan siklus dengan proses yang terpantau

# TIM PENGEMBANG ILMU PENDIDIKAN FIP - UPIPengendalian merupakan muka lain dari mata uang perencanaan

# RAMA & JONESPengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menghadapi resiko

# AGUNG PRAPTAPAPengendalian adalah suatu proses penjaminan di mana perusahaan dan orang - orang yang berada dalam perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

# RANDY R WRIHATNOLO & RIANT NUGROHO DWIJOWIJOTO, 2006Pengendalian adalah suatu tindakan pengawasan yang disertai tindakan pelurusan (korektif)

# CONTEXTUAL TEACHING & LEARNINGPengendalian merupakan mekanismeuntuk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengarahkan orang untuk bertindak menurut norma- norma yang telah melembaga

# BATEMAN & SNELLPengendalian adalah emmantau kemajuan dari organisasi atau unit kerja terhadap tujuan - tujuan dan kemudian mengambil tindakan - tindakan perbaikan jika diperlukanDefinisi Pengendalian Adalah - Dalam dunia Manajemen tentu tidak asing dengan kata pengendalian dimana pengendalian itu sangat berkaitan dengan manajemen, baik diri, perusahaan, pendidikan dan lain sebagainya. Pengendalian merupakan tahap yang menentukan dari proses manajemen. Oleh sebab itu, kemampuan untuk melakukan pengendalian merupakan salah satu fungsi dan peran manajer yang sangat penting.

Pengendalian diartikan sebagai proses pemantauan aktivitas untuk menjamin bahwa standar dapat terlaksana sebagaimana yang direncanakan dan melakukan langkah koreksi terhadap penyimpangan yang berarti.

Yang dimaksud dengan standar adalah pedoman datau tolak banding yang ditetapkan sebagai dasar untuk pengukuran kapasitas, kuantitas, isi, nilai, biaya, kualitas, dan kinerja.

Secara kualitatif maupun kuantitatif, standar merupakan pernyataan

mengenai hasil yang diharapkan tepat, eksplisit, dan formal.

Definisi Pengendalian Adalah # Adapun fungsi pokok dalam pengendalian adalah:

Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan pengendalian secara rutin disertai adanya ketegasan-ketegasan dalam pengawasan, yakni dengan pemberian sanksi yang sewajarnya terhadap penyimpangan yang terjadi.

Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjai. Jika penyimpangan telah terjadi, hendaknya pengendalian dapat mengusahakan cara-cara perbaikan.

Mendinamisasikan organisasi. Dengan adanya pengendalian maka diharapkan sedini mungkin dapat dicegah adanya penyimpangan, sehingga unit organisasi selalu dalam keadaan bekerja secara efektif dan efesien.

Mempertebal rasa tanggung jawab. Dengan adanya pengendalian dari pihak manajemen, maka karyawan diharapkan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diembannya.

No 12

Marciarello & Kirby mendefinisikan Sistem Pengendalian Manajemen sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus. Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang dianggap baik berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks.

Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.H. TUJUAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN_______________________

Tujuan perancangan suatu sistem pengendalian manajemen adalah :

1. Diperolehnya keandalan dan integritas informasi.

2. Kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan ketentuan yang berlaku.

3. Melindungi harta perusahaan.

4. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien.

F.SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN________________________________Sistem pengendalian manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dan aktifitas yang terjadi pada seluruh kegiatan organisasi dan berjalan secara terus menerus.Committee of Sponsoring Organization (COSO) memperkenalkan 5 element kebijakan dan prosedur yang dirancang dan diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian manajamen akan dapat dicapai.5 element pengendalian tersebut adalah :1.Lingkungan pengendalian (control environment).2.Penilaian risiko manajemen (management risk assessment).3.Sistem komunikasi dan informasi (information and comunication sistem).4.Aktifitas pengendlian (control activities).5.Monitoring.