(bab 11) mawaris
TRANSCRIPT
$
$
PENGERTIAN DAN TUJUAN
PENGERTIAN Mawaris atau maurus yaitu
TUJUANUntuk melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya sesuai ketentuan syara Untuk mengetahui secara jelas siapa yang berhak menerima, berapa bagian masing-masing dan siapa yang tidak berhak Untuk menentukan pembagian harta warisan secara adil dan benar
peninggalan orang yang meninggal yang diwarisi oleh ahli warisnya Ilmu mawaris atau faraid yaitu ilmu yang mempelajari atau mengetahui orang yang berhak menerima harta pusaka dan cara-cara pembagiannya sesuai dengan ketentuan syara
SUMBER HUKUMQS An- Nisa ayat 7, 11, dan 12 Hadist Buchori Muslim
PENTINGNYA ILMU MAWARIS
Harta dapat diberikan kepada orang yang berhak menerimanya
Mencegah perselisihan
Tidak akan merugikan salah satu pihak
Hukumnya Wajib Kifayah
Nasab atau keturunan yaitu hubungan pertalian darah ( anak, ibu, bapak, kakek dan saudara)
Perkawinan yaitu ikatan lahir bathin ( suami istri ) QS An- Nisa 12 Sebab-Sebab Menerima Warisan Walak ( memerdekakan budak )
Hubungan agama , jika tidak ada ahli waris ke Baitul mal HR Ahmad dan Abu Daud Saya menjadi ahli waris orang yang tidak mempunyai ahli waris
Sebab Sebab Terhalangnya Pewarisan
Budak (An-Nahl 75)
Pembunuh
Murtad
Berlainan agama HR Jamaah
Harta Sebelum Dibagikan
Tajhiz (biaya jenazah) yaitu selama sakit dan pengurusan jenazah
Ad-dain (bayar utangnya)
Wasiat yaitu pesan ucapan dari orang yang meninggal
Zakat jika nisab
AHLI WARISAhli waris semuanya ada 25, 15 dari pihak laki-laki, 10 dari pihakperempuan
Pihak Laki-laki semua
Pihak Perempuan semuaibu, anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, saudara perempuan kandung dan istri
Gabunganayah , ibu, anak laki-laki, anak perempuan, suami atau istri
ayah , anak lakilaki dan suami
Zawil Furudh yaitu ahli waris yang mendapatkan bagian tertentu (2/3. 1/2, 1/3, , 1/6, 1/8 Bentuk Warisan
Ashobah yaitu ahli waris yang mendapatkan bagian tidak tentu
Ashobah Binafsi yaitu yang mendapatkan ashobah dengan sendirinya, diantaranya anak laki-laki bapak ,kakek, anak laki-laki dari saudara laki-laki dst
Ashobah Bil Ghoir yaitu yang mendapatkan ashobah disebabkan ahli waris yang lain yaitu: 1.Anak perempuan menjadi ashobah karena ada anak laki-laki 2.Cucu perempuan menjadi ashobah karena ada cucu laki-laki 3.Saudara perempuan sekandung ,karena ada saudara laki-laki sekandung 4. Saudara perempuan sebapak, karena ada sadara laki-laki sebapak
Ashobah Maal Ghoir yaitu yang mendapat ashobah bersama ahliwaris yang lain: 1.Saudara perempuan kandung bersama anak pr/cucu pr seorang atau lebih 2. Saudara perempuan seayah bersama anak pr/ cucu pe seorang atau lebih
HIJABHIJAB NUQSONYang mengurangi bagian contoh suami,istri, ibu dan bapak , jika mempunyai anak laki-laki
HIJAB HIRMANYang tidak mendapat bagian karena terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat contoh ; kakek dari ayah terhalang oleh bapak,cucu laki-laki terhalang oleh anak laki-laki,saudara laki-laki kandung oleh anak laki-laki atau cucu laki-laki dari anak laki-laki dan ayah, saudara laki-laki seayah oleh anak laki-laki atau cucu laki-laki
Cara Ashobah jika ahli waris ada yang mendapat ashobah
Cara Arrad jika harta yang dibagikan masih ada, dan tidak ada ashobah, dengan catatan suami/istri tidak berhak ngambil bagian dari sisanya
Cara Perhitungan WarisanCara Al Aul jika harta yang dibagikan kurang
Cara Alghorowain / Alghorobatain, jika ahli waris terdiri dari suami/istri, ibu dan ayah
Contoh Ashobah
Ahmad meninggal dunia dengan meninggalkan harta sebesar Rp. 53.000.000 Biaya pemakaman Rp. 500.000 Zakatnya Rp. 200.000 Wasiat Rp. 4.300.000 Ahli waris terdiri dari istri,ibu,1 anak perempuan, seorang cucu perempuan dan saudara laki-laki sekandung. Berapa bagian masing-masing ? Jawab: pengeluaran jumlahkan, kemudian harta semuanya kuranginoleh pengeluaran jadi sisanya yang dibagikan : = Rp 53.000.000 - Rp. 5000.000 = Rp.48.000.000, Jadi bagian Istri : 1/8 X Rp. 48.000.000 = Rp. 6.000.000 Ibu : 1/6 X Rp. 48.000.000 = Rp. 8.000.000 1 anak pr : 1/2 X Rp. 48.000.000 = Rp. 24.000.000 1cucu pr : 1/6 X Rp. 48.000.000 = Rp. 8.000.000 1 saudra kandung laki-laki ashobah yaitu bagian yang diatas dijumlahkan dulu : kemudian yang Rp. 48.000.000 dikurangi oleh jumlah yang sudah dibagikan(Rp 46.000.000), jadi untuk saudara laki-laki kandung dapat Rp. 2000.000
Contoh Arrad (Harta Lebih)
Karim meninggal dunia ,meninggalkan hartanya Rp. 30.000.000, ahli warisnya ada istri, ibu, dan 2 orang anak perempuan, berapabagian masinh-masing ? Jawab: Istri : 1/8 ( 3/24 ) X Rp.30.000.000 = Rp. 3.750.000 Ibu : 1/6 ( 4/24 ) X Rp. 30.000.000 = Rp. 5.000.000 2 anak pr : 2/3 ( 16/24) X Rp. 30.000.000 = Rp. 20.000.000 jumlah Rp 28.750.000, jadi uangnya masih ada sisa : Rp. 30.000.000Rp. 28.000.000 = Rp 1.250.000, ini dibagikan kepada ibu dan anak dengan bagian masing-masing Ibu dan 2 anak perempuan = 4 + 16 = 20 bagian = Rp. 1.250.000 Ibu : (4/20 X Rp. 1.250.000) + Rp. 5.000.000 = Rp. 5.250.000 Anak pr (16/20 X Rp. 1.250.000) + Rp.20.000.000 = Rp. 21.000.000
Contoh Al aul (Harta Kurang)
A, meninggal dunia, hartanya Rp. 6.000.000 Ahli waris terdiri dari suami. Ibu, 1 saudara perempuan sekandung, 1 perempuan sebapak: Semula : suami : 1/2 X Rp. 6.000.000 = Rp. 3.000.000 Ibu : 1/6 X Rp. 6.000.000 = Rp. 1.000.000 1 saudara pr kandung : 1/2 X Rp.6.000.000 = Rp. 3.000.000 1 saudara pe sebapak : 1/6 X Rp. 6.000.000 = Rp. 1.000.000 Jumlah yang harus dikeluarkan Rp. 8.000.000, sedangkan jumlah hartanya hanya Rp. 6.000.000, maka kurang Rp. 2,000,000, jadi harus dengan cara aul Suami : 1/2 = 3/6 = 3 bagian Ibu : 1/6 = 1/6 = 1 bagian 1 sdr pr kandung : 1/2 = 3/6 = 3 bagian 1 sdr pr sebapak : 1/6 = 1/6 = 1 bagian, jumlah 8 bagian Suami : 3/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 2.250.000 Ibu : 1/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 750.000 1 sdr pr sekandung : 3/8 X Rp 6.000.000 = Rp.2.250.000 1 sdr pr sebapak : 1/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 750.000 Jumlah = Rp. 6.000.000
Contoh Ghorowain
Aminah meninggal dunia . Hartanya Rp. 15.000.000 Ahliwarisnya suami, ibu dan bapak. Berapa bagian masing-masing ? Jawab : Suami : X Rp. 15.000.000 = Rp. 7.500.000 Ibu : 1/3 X sisa = ( Rp. 15.000.000 Rp.7.500.000)= Rp . 2.500.000 Bapak : 2/3 X sisa = (Rp 15.000.000 - Rp 7.500.000 )= Rp . 5.000.000
Warisan Pada Zaman Jahiliyaha.Yang dapat warisan hanya anak laki-laki saja, perempuan tidak dapat, bahkan istrinya pun boleh diwariskan b.Anak angkat mendapat warisan sama dengan anak kandung c. Kebiasaan melakukan sumpah perjanjian untuk pusaka mempusakai
Ahli Waris Menurut Hukum Adata.Yang paling dekat dengan pewaris b.Masyarakat patrilineal ( keturunan dari ayah ) laki-laki lebih banyak c.Masyarakat matrilineal ( keturunan ibu ) perempuan lebih banyak d.Masyarakat parental ( keturunan sama laki-laki dan perempuan) e. Anak angkat disamakan dengan anak sendiri, hanya hartanya diperoleh setelah pernikahan,bukan dari harta asal
Warisan Menurut Hukum Adat
Harta Peninggalan Menurut Hukum Adata.Harta peninggalan tidak dapat dibagi, seperti di sumatra barat b. Harta yang dapat dibagikan, yang diberikan selagi orang tua masih hidup, tetapi penyerahannya setelah orang tua meninggal dengan bagi rata
Persamaan Hukum Adat Dengan Hukum Islama.Sebagian hukum adat menerapkan, bahwa anak laki-laki lebih banyak dari anak pr b.Harta watisan dibagikan setelah si pewaris meninggal c. Harta dibagikan setelah perihal utang piutang diselesaikan
Perbedaan Hukum Adat Dengan Hukum Islama.Dalam hukum adat harta pusaka tidak dapat dibagikan b.Anak angkat ,mendapat warisan c.Masyarakat matrilineal perempuan lebih banyak d. Masyarakat parental perempuan sama dengan laki-laki
Bab lll pasal 49 ayat 1, peradilan agama berwenang, memeriksa,memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang yang beragama islam di bidang Perkawinan Kewarisan, wasiat dan hibah Wakaf dan shodaqoh
Ayat 2 perkawinan Ayat 3 kewarisan yaitu menentukan tentang Siapa yang menjadi ahli waris Harta peninggalan Bagian masing-masing Melaksanakan pembagian harta warisan
Menghindari serakah dan tamak
Menghindari timbulnya persengketaan
Hikmah WarisanMenghindari timbulnya fitnah
Mewujudkan keadilan
HUKUMNYA wajib yang berhubungan
PENGERTIAN
Artinya pesan yang baik dari orang yang mau meninggal dunia (Albaqoroh 180)
dengan Allah seperti zakat, fidyah dan puasa sunah ditujukan kepada selain kerabat dekat dengan tujuan kemaslahatan dan mengharap ridho Allah makruh harta sedidik ahli waris banyak haram untuk yang dilarang agama
RUKUN DAN SYARAT
HIKMAH wujud ketaatan kepada
orang yang mewasiatkan adalah; baligh, berakal tidak dipaksa orang yang menerima wasiat : ada yang menerima, bukan pembunuh, bukan ahli waris yang akan menerima harta yang diwasiatkan : tidak lebih dari 1/3, dapat berpindah milik, yang bermanfaat, harus ada. ijab Kabul : harus jelas , penerima wasiat diucapkan setelah yang berwasiat meninggal
Allah tabungan amal jariyah penhormatan terhadap nilai kemanusiaan
$ $
GRACIAS!!!