bab 1 pendahuluan edit matek dok3

62
BAB 1 PENDAHULUAN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031 RENCANA 1.1 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN TAPANULI TENGAH Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, memiliki dasar hukum pelaksanaan, antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3260); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469); Buku Rencana I - 1

Upload: petrus

Post on 08-Dec-2015

262 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

BAB

1PENDAHULUAN

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

1.1 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN TAPANULI

TENGAH

Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli

Tengah, memiliki dasar hukum pelaksanaan, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor

104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif

Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 44,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3260);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3419);

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor

23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647);

Buku Rencana I - 1

Page 2: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

8. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 115, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4327

10.Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 134, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);

11.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4421);

12.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4411);

13.Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

14.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ),

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

15.Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 444)

16.Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana;

Buku Rencana I - 2

Page 3: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

17.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

18.Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4739);

19.Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4746 );

20.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

21.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

22.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4956);

23.Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral

dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

24.Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

25.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5014);

26.Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96);

27.Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenaga Listrikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);

Buku Rencana I - 3

Page 4: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

28.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5059);

29.Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia

Nomor 5068);

30.Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-

Undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembar Negara

Republik Indonesia Nomor 5074);

31.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak

dan Kewajiban, Serta Bentuk Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3660);

32.Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka

Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3776);

33.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta

untuk RTRW (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3034);

34.Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan

Pengelolaan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);

35.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan

Tanah Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);

36.Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan

Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

146; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452);

37.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia

Buku Rencana I - 4

Page 5: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4490);

38.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165; Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

39.Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4624);

40.Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

41.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22; Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696);

42.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

43.Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);

44.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);

45.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 48, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

46.Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan

Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);

Buku Rencana I - 5

Page 6: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

47.Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);

48.Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan

(Lembaran Negara Republuk Indonesia Tahun 2009 Nomor 151);

49.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara

Perubahan Peruntukan dan Fungsi Hutan;

50.Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar;

51.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 15, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 1503)

52.Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah

Pertambangan;

53.Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara;

54.Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan

Kawasan Hutan

55.Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

Lindung;

56.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 Tentang Garis

Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai

dan Bekas Sungai;

57.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Serta

Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;

58.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan

Kawasan Rawan Gempa Bumi;

59.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor;

60.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya;

Buku Rencana I - 6

Page 7: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

61.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata

Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Daerah

62.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang

Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

63.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan peraturan

Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya;

64.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

1.2 PROFIL WILAYAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH

1.2.1 Kabupaten Tapanuli Tengah

1.2.1.1 Batas Administrasi Kabupaten Tapanuli Tengah

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di Sumatera

Utara yang memiliki luas 2.194,98 Km2 (219.498 Ha), yang terletak pada

koordinat 1°11’00” - 2°22’0” lintang utara, serta 98°07’ - 98°12’ BT Bujur

Timur dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatas dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;

- Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Tapanuli Selatan;

- Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Tapanuli Utara,

Kabupaten Humbang Hasudutan dan Kabupaten Pak-pak Barat;

- Sebelah Barat berbatas dengan Kota Sibolga dan Samudera

Indonesia.

Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 20 kecamatan dengan jumlah

penduduk mencapai 323.563 Jiwa dan kepadatan penduduk 147 Jiwa/Km2.

Buku Rencana I - 7

Page 8: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 2.194,98 Km2 atau sekitar

3,03% dari luas Provinsi Sumatera Utara (72.516,69 Km2) sebagaimana

dapat dilihat pada peta orientasi dan batas administrasi wilayah

sebagaimana terlampir pada lampiran.

Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari 20 Kecamatan dan 177

desa/kelurahan dengan Ibukota Kabupatennya adalah Pandan. Kecamatan

Manduamas merupakan Kecamatan terjauh dari Ibukota Kabupaten,

sedangkan Kecamatan Tukka adalah Kecamatan dengan jarak terdekat dari

Ibukota Kabupaten. Adapun luas masing-masing dari kecamatan tersebut

dapat dilihat pada Tabel I.1 berikut.

Tabel I.1Luas dan Jumlah Desa Perkecamatan diKabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009No

KecamatanLuas (Km2)

Desa/Kelurahan

1 Pinangsori 78,32 7 2 Badiri 129,49 9 3 Sibabangun 284,64 7 4 Lumut 105,98 6 5 Suka Bangun 49,37 6 6 Pandan 36,31 9 7 Tukka 148,92 5 8 Sarudik 25,92 8 9 Tapian Nauli 83,01 9 10 Sitahuis 50,52 6 11 Kolang 400,65 12 12 Sorkam 116,25 15 13 Sorkam Barat 44,58 11

14Pasaribu Tobing 103,36 8

15 Barus 21,81 13 16 Sosor Gadong 143,14 9 17 Andam Dewi 122,42 14 18 Barus Utara 63,02 6 19 Manduamas 99,55 9 20 Sirandorung 87,72 8 Tapanuli Tengah 2.194,98 177

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 2010

Buku Rencana I - 8

Page 9: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Buku Rencana I - 9

Page 10: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Buku Rencana I -

Peta 1.1Orientasi Kabupaten Tapanuli Tengah

Peta 1.2Administrasi Kabupaten Tapanuli Tengah

10

Page 11: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

1.2.1.2 istik Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah

A. Topografi

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di

pesisir Pantai Barat Sumatera dengan ketinggian antara 0–1.266 m diatas

permukaan laut (dpl). Kota Pandan adalah Ibukota Kabupaten Tapanuli

Tengah yang berada pada ketinggian antara 0-1.000 m diatas permukaan

laut. Umumnya setiap kecamatan yang ada di Tapanuli Tengah memiliki

ketianggian yang berfariasi yaitu antara 0-1.000 m diatas permukaan laut,

karena umumnya kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli berada di

sepanjang pesisir Pantai Barat Sumatera dengan ketinggian antara 0-8 m

diatas permukaan laut dan kearah tengah merupakan kawasan perbukitan

yang memiliki ketinggian di atas 100 m dari permukaan laut. Hanya

beberapa kecamatan yang tidak berada di pesisir pantai dan terletak

diketinggian antara 100-1.266 diatas permukaan laut, seperti Kecamatan

Barus Utara, Pasaribu Tobing, Sitahuis, Tukka, Suka Bangun Lumut dan

Sirandorung.

B. Kelerengan

Peta kemiringan lereng diturunkan dari peta topografi, karena penataan

ruang dan peruntukannya banyak sekali ditentukan oleh kondisi kemiringan

suatu wilayah, demikian juga pengembangan jaringan utilitas sangat

dipengaruhi oleh besarnya kemiringan lereng ini. Wilayah Kabupaten

Tapanuli Tengah terbagi dalam beberapa tipologi kelerengan yang

bervariasi terdiri dari kelerengan Datar (0 – 8 %), Berombak (8 – 15 %),

Bergelombang (15 – 25 %), Curam (25 – 40 %) dan Terjal (> 40 %).

C. Morfologi

Morfologi adalah pengelompokan bentuk bentang alam berdasarkan rona,

kemiringan lereng secara umum dan ketinggiannya pada beberapa satuan

morfologi :

Satuan morfologi dataran adalah bentuk bentang alam yang didominasi

oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang dengan kisaran

Buku Rencana I - 11

Page 12: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

kemiringan lereng 0%- 5%. Lebih rinci lagi satuan morfologi dataran ini

dapat dibedakan atas dua subsatuan, yakni: subsatuan morfologi dataran

berkisar antara 0% - 2%; dan subsatuan morfologi medan bergelombang

dengan kisaran kemiringan lereng >2% - 5%.

Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang alam yang

memperlihatkan relief baik halus maupun kasar, membentuk bukit-bukit

dengan kemiringan lereng yang bervariasi. Secara lebih rinci satuan

morfologi perbukitan dapat dibagi atas tiga subsatuan, yakni: subsatuan

morfologi perbukitan landai dengan kemiringan lereng antara 5% - 15%;

subsatuan morfologi perbukitan sedang dengan kemiringan lereng antara

15% - 40%; subsatuan morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan lebih

dari 40%.

Satuan morfologi tubuh gunung berapi merupakan subsatuan perbukitan

sedang hingga terjal , namun membentuk kerucut tubuh gunung berapi.

Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dapat diklasifikasikan ke dalam

beberapa kategori satuan morfologi.

D. Geologi

Geologi merupakan pembahasan tentang susunan batuan yang menyusun

dan terkandung dalam suatu wilayah. Adapun susunan batuan (geologi) di

Kabupaten Tapanuli Tengah adalah :

Qh = Aluvium : Kerikil, pasir dan lempung;

Qp = Aluvium Tua : kerikil, pasir dan lempung;

Tmitj = Diorit Tinjoan : diorit berukuran sedang – kasar, kaya akan

pirit;

Tmba = Formasi Barus : batu lumpur gampingan, batu pasir dan

batu gamping;

Tmvo = Formasi Gunung Api Toru : lava andesit dan aglomerat

Puk = Formasi Kluet : batusabak, filit, arenit kuarsa malihan,

batugamping malihan;

Tlsb = Formasi Sibolga : batu pasir, batu lanau, batu lumpur,

konglomerat;

QTt = Formasi Tutut : Konglomerat, batu pasir, sedikit batulanau

dan batu lumpur;

Buku Rencana I - 12

Page 13: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

MPisl = Komplek Sibolga : granit, sedikit granit berwarna terang,

diorit, aplit, pegmatif;

Qvt = Tufa Toba : batuan polemik bersusunan riolit-dasit, aliran

tufa kristal, gelas, debu dengan sedikit tufa eksposif pada

bagian atas.

E. Jenis Tanah

Jenis tanah di Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan susunan tanah yang

terdiri dari berbagai gabungan jenis tanah. Dimana susunan tanah yang ada

merupakan dari berbagai jenis materi tanah seperti Aluvial, Andosol,

Grumosol, Latosol, Podsolik coklat, Podsolik merah kuning.

Kedalaman efektif tanah diperinci menurut kedalaman adalah sebagai

berikut :

< 30 cm terutama terdapat di kawasan pesisir Kabupaten Tapanuli

Tengah;

Umumnya tanah dengan kedalaman ini terdapat dibagian pesisir, yaitu

kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah yang memiliki

kawasan pantai, seperti Pinang Sori, Badiri, Pandan, Sarudik, Tapian

Nauli dan kecamatan yang memiliki kawasan pesisir lainnya.

30 - 60 cm terdapat mengarah kebagian hulu atau tengah Kabupaten

Tapanuli Tengah yang dekat ke pesisir;

60 - 90 cm dan > 90 cm berada tersebar di seluruh kecamatan.

F. Hidrologi

Mempedomani Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11 A / PRT / M / 2006

tentang Kriteria dan Pembagian Wilayah Sungai (WS) di Provinsi Sumatera

Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah berada dalam SWS Sibundong-Batang

Toru yang meliputi aliran sungai daerah Kabupaten Tapanuli Tengah yang

dialiri oleh beberapa sungai besar dan kecil, melalui kecamatan dan desa-

desa. Secara umum sungai-sungai tersebut dimanfaatkan untuk pengairan

dan lainnya.

Terdapat beberapa sungai baik besar maupun kecil di wilayah Kabupaten

Tapanuli Tengah yang mengalir ke arah Pantai Barat Provinsi Sumatera

Utara, seperti sungai Sibundong, Batang Toru dan sungai-sungai lainnya.

Buku Rencana I - 13

Page 14: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Sungai-sungai tersebut umumnya telah banyak yang digunakan untuk

irigasi setengah teknis disamping untuk kebutuhan domestik.

Terdapat beberapa aliran sungai utama (besar) yang melintasi wilayah

Kabupaten Tapanuli Tengah. Daerah aliran sungai yang terdapat di

Kabupaten ini adalah Aek Kolang, Aek Sibundong, Aek Sipakpahi, Batang

Tori, Lau Cinong dan Tapus.

G. Sumber Daya Mineral/Bahan Galian

Kategori potensi pertambangan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah

dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :

Mineral Logam, seperti Timah Hitam, Seng, Emas dan Perak

Mineral Bukan Logam, seperti Batu Gamping, Batu Padas, Pasir

Sedimen, Batu Bara dan lain-lain.

Untuk lebih jelasnya mengenai sumberdaya mineral / bahan galian baik

mineral logam maupun mineral bukan logam dijelaskan pada penjabaran

berikut.

Mineral Logam

Sumberdaya mineral logam merupakan bahan galian/tambang yang

memiliki nilai cukup tinggi. Dimana mineral logam merupakan bahan galian

yang memiliki nilai ekonomis yang baik. Adapun bahan galian mineral logam

seperti emas, perak, timah hitam, seng dan lainnya. Apabila suatu wilayah

memiliki potensi sumber daya mineral logam sangat baik dikembangkan

karena selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi juga dapat meningkatkan

pendapatan asli daerah tersebut. Tetapi di dalam mengembangkan

pertambangan khususnya mineral logam harus menjaga kelestarian

lingkungan sehingga tidak hanya keuntungan ekonomi yang diperoleh tetapi

juga tetap menjaga kelestarian alam/lingkungan.

Mineral Bukan Logam

Mineral bukan logam didominasi bahan galian Golongan C seperti batu

gamping, pasir, sirtu, dan lainnya yang banyak terdapat di Kabupaten

Tapanuli Tengah, salah satu lokasi penggalian untuk galian golongan C

terdapat di Kecamatan Pandan dan beberapa kecamatan lainnya. Untuk

lebih jelasnya mengenai sumberdaya mineral / bahan galian dapat dilihat

pada Peta 7.6 berikut.

Buku Rencana I - 14

Page 15: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

H. Guna Lahan

Umumnya Guna lahan di Kabupaten Tapanuli Tengah diklasifikasikan

menjadi sembilan kategori. Sedangkan guna lahan yang terluas adalah

peruntukan lahan hutan/perkebunan yang mencapai 167.951,38 Ha atau

77,32% dari total luas Kabupaten Tapanuli Tengah sebagaimana dapat

dilihat pada Grafik dibawah ini.

Guna lahan peruntukan hutan seluas 161.948,46 ha atau sekitar 7,38% dari

luas Kabupaten Tapanuli Tengah, dimana sebagai kawasan hutan lindung

luasannya sekitar 54.975,11 Ha atau 33,95% dari luas kawasan hutan, yang

diperuntukkan sebagai kawasan hutan produksi sekitar 7.666,41 Ha, yang di

tetapkan sebagai kawasan HPT sekitar 51.896,19 Ha dan areal penggunaan

lain sekitar 47.410,75 Ha dari total luas kawasan hutan di Kabupaten

Tapanuli Tengah.

Guna lahan untuk perkebunan seluas 43.501,80 Ha dari total luas

Kabupaten Tapanuli Tengah. Perkebunan yang mendominasi adalah

perkebunan karet dengan total luas areal sekitar 31.846,5 Ha atau 73,21%,

kemudian adalah perkebunan kelapa dengan luas sekitar 5.428 Ha,

selanjutnya adalah perkebunan sawit dengan luas sekitar 2.753 Ha dan

perkebunan kakao dengan luas sekitar 2.695,5 Ha dari total luas

perkebunan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Buku Rencana I -

1.236,25

167.951,38

286,78 4.506,4417.918,92 23.911,85

212,71 1.196,89-

20.000,00

40.000,00

60.000,00

80.000,00

100.000,00

120.000,00

140.000,00

160.000,00

180.000,00

Lu

as (

Ha)

Permukiman Hutan/Perkebunan Badan Air Rawa Sawah Semak Belukar Tambak Tanah Terbuka

Jenis

Guna Lahan Eksisting

15

Page 16: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Buku Rencana I - 16

Page 17: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Tabel 1.2Guna Lahan Untuk Kawasan Hutan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009 (Ha)

Buku Rencana I -

Tabel I.13 Guna Lahan Untuk Kawasan Hutan di

Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009 (Ha)

No Kecamatan Hutan Lindung Hutan Suaka Hutan Produksi HPT Areal Penggunaan Lain

1 Pinangsori 853,00 - - - 6.924,00 2 Badiri 735,00 - - - 6.197,50 3 Sibabangun 1.545,00 - 4.729,20 - 2.545,00 4 Lumut 475,00 - - - 1.325,00 5 Suka Bangun - - - - 1.950,00 6 Pandan - - - - 300,00 7 Tukka 7.625,00 - 1.062,21 - 3.510,00 8 Sarudik 3.312,50 - - - 325,50 9 Tapian Nauli 6.062,40 - 562,50 - 1.265,63

10 Sitahuis 8.750,90 - - - - 11 Kolang 7.312,51 - 1.312,50 7.312,50 4.768,75 12 Sorkam - - - 9.312,30 1.618,75 13 Sorkam Barat 875,00 - - 3.812,50 1.656,25 14 Pasaribu Tobing 655,50 - - 4.937,50 - 15 Barus - - - - 310,25 16 Sosor Gadong 13.984,30 - - 3.875,00 1.406,25 17 Andam Dewi 1.879,00 - - 6.687,20 1.312,50 18 Barus Utara - - - 48,00 521,00 19 Manduamas 335,00 - - 10.156,19 8.911,87 20 Sirandorung 575,00 - - 5.755,00 2.562,50

54.975,11 - 7.666,41 51.896,19 47.410,75

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Tapanuli Tengah

17

Page 18: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Tabel 1.3Guna Lahan Eksisting di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009

Buku Rencana I -

Permukiman Hutan/Perkebunan Badan Air Rawa Sawah Semak Belukar Tambak Tanah Terbuka

1 Pinangsori 54,34 12.362,29 100,33 130,25 3.061,46 1.444,76 152,47

2 Badiri 43,34 11.984,16 185,31 2.471,60 588,15 95,07

3 Sibabangun 40,39 11.819,71 563,63

4 Lumut 32,56 7.294,17 32,11 404,74

5 Suka Bangun 18,38 3.718,10 549,25 33,40

6 Pandan 494,85 3.345,02 1.555,09 67,70 0,95

7 Tukka 31,82 12.137,37 259,24

8 Sarudik 179,17 4.288,00

9 Tapian Nauli 64,00 15.823,98 158,33 395,91 441,40 39,96 8,03

10 Sitahuis 18,26 5.798,13

11 Kolang 22,45 19.989,26 7,57 964,71 2.863,63 296,98 9,98 10,85

12 Sorkam 15,39 10.828,34 973,93 548,07 1.288,48

13 Sorkam Barat 34,44 2.750,30 646,32 248,54 1.263,48 25,34

14 Pasaribu Tobing 11,21 5.940,56

15 Barus 27,95 603,73 9,33 219,96 568,45

16 Sosor Gadong 22,57 16.774,83 11,22 791,67 1.984,69 274,40

17 Andam Dewi 37,85 6.589,67 403,80 740,58 66,77

18 Barus Utara 22,56 901,45 0,11 86,38

19 Manduamas 13,11 12.806,56 6.909,05 10.272,42

20 Sirandorung 51,61 2.195,75 14,54 1.235,21 2.554,74 3,25

1.236,25 167.951,38 286,78 4.506,44 17.918,92 23.911,85 212,71 1.196,89

Sumber : Berdasarkan Hitungan Planimetris (Citra Satelit)

Tapanuli Tengah

Guna Lahan (Ha)No Kecamatan

18

Page 19: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Buku Rencana I -

Peta 1.3Guna Lahan Eksisting Kabupaten Tapanuli Tengah

19

Page 20: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

1.2.2 Kependudukan dan Sumberdaya Manusia

Uraian mengenai profil kependudukan dan sumberdaya manusia wilayah

Kabupaten Tapanuli Tengah akan membahas jumlah dan laju pertumbuhan

penduduk, jumlah penduduk menurut struktur umur, jenis kelamin, dan

perkembangan kepadatan penduduk.

1.2.2.1Tingkat Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu

wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya.

Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk

memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah dimasa yang akan datang.

Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula

kebutuhan dasar penduduk ini, termasuk kebutuhan dalam bidang sosial

dan ekonomi. Berdasarkan data statistik di tingkat kabupaten diketahui

bahwa pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Tapanuli Tengah dari

tahun 2000-2009 adalah sebesar 3,17% jiwa/tahun sebagaimana terlihat

Tabel I.4 dan tampilan diagram di bawah ini.

Tabel I.4Jumlah Penduduk Menurut Pertambahan Penduduk

di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2000-2009

TahunJumlah

Penduduk (Jiwa)

Kepadatan (Jiwa/Km2)

Laju Pertumbuhan (%)

2000 244.679 111 - 2001 249.840 114 2,11 2002 269.423 123 7,84 2003 275.832 126 2,38 2004 280.972 128 1,86 2005 286.124 130 1,83 2006 297.846 136 4,10 2007 305.922 193 2,71 2008 314.632 143 2,85 2009 323.563 147 2,84

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka   Hasil Perhitungan

Buku Rencana I -

Laju Pertumbuhan Penduduk

4,10

1,832,11

2,84

2,85

2,712,38

1,86

-

7,84

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Pe

rtu

mb

uh

an

(%

)

20

Page 21: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

1.2.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Jumlah penduduk menurut kelompok umur ini secara garis besar dibagi

dalam tiga kelompok yakni: kelompok umur 0–14 tahun yang berjumlah

133.995 jiwa atau 41%; kelompok umur 15–64 tahun dengan jumlah

178.632 jiwa atau 56% dari jumlah keseluruhan; kelompok umur 65 tahun

keatas dengan jumlah 10.936 jiwa atau 3% dari jumlah penduduk total.

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur tersebut secara lebih rinci

diuraikan pada Tabel I.5 dan diagram di bawah.

Tabel I.5Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009

Kelompok Umur Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

0 – 4 22.325 21.854 44.179

5 – 9 23.414 21.514 44.928

10 – 14 23.336 21.552 44.888

15 – 19 18.087 16.741 34.828

20 – 24 12.005 12.269 24.274

25 – 29 11.471 11.673 23.144

30 – 34 10.444 10.931 21.375

35 – 39 9.887 10.196 20.083

40 – 44 8.888 8.521 17.409

45 – 49 6.442 6.714 13.156

50 – 54 5.023 5.160 10.183

55 – 59 3.578 3.857 7.435

60 – 64 3.197 3.548 6.745

65+ 4.645 6.291 10.936

Jumlah 162.742 160.821 323.563 Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka, Tahun 2010

Buku Rencana I -

Penduduk Menurut Kelompok Umur

41%

56%

3%

0-14

15-64

64+

21

Page 22: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

1.2.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dengan

banyaknya penduduk perempuan. Secara umum dinyatakan dengan

banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan. Semakin

besar nilai angka Rasio Jenis Kelamin maka menunjukkan bahwa jumlah

penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada penduduk

yang berjenis kelamin perempuan. Rasio jenis kelamin di Kabupaten

Tapanuli Tengah pada tahun 2009 menunjukkan angka di atas 100

(seratus). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih

sedikit daripada penduduk laki-laki. Nilai rasio jenis kelamin di Kabupaten

Tapanuli Tengah adalah sebesar 101,19. berarti bahwa secara rata-rata

terdapat sekitar 100 lebih penduduk laki-laki dalam 100 penduduk

perempuan. Untuk lebih jelasnya mengenai data jumlah penduduk

berdasarkan jenis kelamin tersebut dapat dilihat pada Tabel I.6 berikut.

Tabel I.6Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio

di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009No Kecamatan Laki-Laki

Perempuan Jumlah Rasio

1 Pinangsori 10.880 10.845 21.725 100,3

2 2 Badiri 11.167 11.377 22.544 98,15 3 Sibabangun 8.280 8.352 16.632 99,14 4 Lumut 4.901 4.924 9.825 99,53 5 Suka Bangun 1.814 1.818 3.632 99,78 6 Pandan 22.150 21.109 43.259 104,93 7 Tukka 6.893 6.799 13.692 101,38 8 Sarudik 10.121 9.653 19.774 104,85 9 Tapian Nauli 10.971 10.578 21.549 103,72 10 Sitahuis 2.744 2.667 5.411 102,89 11 Kolang 9.115 9.370 18.485 97,28 12 Sorkam 8.805 8.842 17.647 99,58 13 Sorkam Barat 8.142 8.218 16.360 99,08 14 Pasaribu Tobing 3.572 3.607 7.179 99,03 15 Barus 8.875 8.873 17.748 100,02 16 Sosor Gadong 7.001 7.057 14.058 99,21 17 Andam Dewi 7.744 7.711 15.455 100,43

Buku Rencana I - 22

Page 23: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

18 Barus Utara 2.276 2.309 4.585 98,57 19 Manduamas 10.289 9.970 20.259 103,20 20 Sirandorung 7.002 6.742 13.744 103,86

Tapanuli Tengah 162.742 160.821 323.56

3 101,19 Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka, Tahun 2010

1.2.2.4Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah tersebar di 20 kecamatan, dimana

jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Pandan, hal ini dapat

dimaklumi karena kecamatan ini merupakan ibukota Kabupaten Tapanuli

Tengah. Selama periode 4 tahun yakni dari tahun 2006-2009 dapat

diketahui bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan ini terus menglami

peningkatan, dimana pada tahun 2006 kepadatan penduduk Kecamatan

Pandan mencapai 136 jiwa/km2 dan mengalami peningkatan menjadi 147

jiwa/km2 pada tahun 2009, sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut.

Perincian persebaran dan kepadatan penduduk di Kabupaten Tapanuli

Tengah dapat dilihat pada Tabel I.7 berikut.

Tabel 1.7Persebaran dan Kepadatan Penduduk

di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2006-2009

Buku Rencana I -

162.742

160.821

Laki-Laki

Perempuan

Tabel I.5 Persebaran dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2006-2009

2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009

1 Pinangsori 78,32 78,32 78,32 78,32 19.669 20.201 21.020 21.725 251 258 268 277 2 Badiri 129,49 129,49 129,49 129,49 20.770 21.330 21.902 22.544 160 165 169 174 3 Sibabangun 439,99 439,99 284,64 284,64 27.927 28.683 16.222 16.632 63 65 57 58 4 Lumut * * 105,98 105,98 * * 9.583 9.825 * * 90 93 5 Suka Bangun * * 49,37 49,37 * * 3.542 3.632 * * 72 74 6 Pandan 62,23 62,23 36,31 36,31 58.377 59.966 42.133 43.259 938 964 1.160 1.191 7 Tukka 148,92 148,92 148,92 148,92 12.287 12.618 13.114 13.692 83 85 88 92 8 Sarudik * * 25,92 25,92 * * 19.259 19.774 * * 743 763 9 Tapian Nauli 83,01 83,01 83,01 83,01 19.898 20.439 20.985 21.549 240 246 253 260

10 Sitahuis 50,52 50,52 50,52 50,52 4.986 5.125 5.261 5.411 99 101 104 107 11 Kolang 400,65 400,65 400,65 400,65 17.246 17.712 18.024 18.485 43 44 45 46 12 Sorkam 116,25 116,25 116,25 116,25 16.162 16.599 17.160 17.647 139 143 148 152 13 Sorkam Barat 147,94 147,94 44,58 44,58 21.546 22.129 15.517 16.360 146 150 348 367 14 Pasaribu Tobing * * 103,36 103,36 * * 7.367 7.179 * * 71 69 15 Barus 84,83 84,83 21,81 21,81 20.591 21.148 17.306 17.748 243 249 793 814 16 Sosor Gadong 143,14 143,14 143,14 143,14 12.906 13.256 13.673 14.058 90 93 96 98 17 Andam Dewi 122,42 122,42 122,42 122,42 14.144 14.526 15.010 15.455 116 119 123 126 18 Barus Utara * * 63,02 63,02 * * 4.458 4.585 * * 71 73 19 Manduamas 99,55 99,55 99,55 99,55 18.690 19.198 19.724 20.259 188 193 198 204 20 Sirandorung 87,72 87,72 87,72 87,72 12.649 12.992 13.372 13.744 144 148 152 157

2.194,98 2.194,98 2.194,98 2.194,98 297.848 305.922 314.632 323.563 136 139 143 147

Sumber : Hasil Perhitungan

* = masih bersatu dengan kecamatan induk

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

Tapanuli Tengah

No KecamatanLuas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa)

23

Page 24: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Pt+n = Pt(1+r)n

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

1.2.2.5Proyeksi Penduduk

Perkiraan jumlah penduduk sampai tahun 2030 diproyeksikan dengan

menggunakan rumus bunga berganda, dimana asumsi yang digunakan

adalah tidak sama dengan asumsi pertumbuhan penduduk yang digunakan

pada buku RPJMD Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu sebesar 2,10%. Dimana

asumsi yang digunakan untuk proyeksi berdasarkan perhitungan laju

pertumbuhan penduduk dari tahun 1995 hingga 2008. Berdasarkan hasil

laju pertumbuhan penduduk tersebut maka didapatlah pertumbuhan

penduduk yang diperkirakan sebesar 2,19%.

Dimana :

Pt+n = Jumlah penduduk tahun t+n;

Pt = Jumlah penduduk tahun awal (t);

r = Tingkat pertambahan penduduk (%) rata-rata setiap tahun yang

diselidiki berdasarkan data masa lampau;

n = Selisih tahun dari tahun dasar (t) ke tahun t+n.

Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada

suatu tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Misalnya, jika Pt+1 dan

Pt adalah jumlah penduduk dalam tahun yang berurutan, maka penduduk

akan bertambah atau berkurang pada tingkat pertumbuhan yang tetap

(yaitu sebesar Pt+1/Pt ) dari waktu ke waktu. Menurut Klosterman (1990),

proyeksi dengan tingkat pertumbuhan yang tetap ini umumnya dapat

diterapkan pada wilayah, dimana pada tahun-tahun awal observasi

pertambahan absolut penduduknya sedikit dan menjadi semakin banyak

pada tahun-tahun akhir. Perkiraan jumlah penduduk di Kabupaten Tapanuli

Tengah sampai tahun 2030 adalah sebagaimana dirinci pada Tabel I.8.

Tabel I.8Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011-2031

Buku Rencana I - 24

Page 25: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

No Desa/Kelurahan

Jumlah Penduduk (Jiwa)2011 2016 2021 2026 2031

1 Pinangsori 22.88

4 26.36

4 30.37

5 34.99

5 40.31

8

2 Badiri 23.84

4 27.47

1 31.64

9 36.46

3 42.00

9

3 Sibabangun 17.66

0 20.34

7 23441 27.00

7 31.11

5

4 Lumut 10.43

3 12.02

0 13.84

8 15.95

4 18.38

1

5 Suka Bangun 3.85

6 4.44

3 5.11

8 5.89

7 6.79

4

6 Pandan 45.86

9 52.84

6 60.88

4 70.14

4 80.81

3

7 Tukka 14.27

7 16.44

8 18.95

0 21.83

3 25.15

3

8 Sarudik 20.96

7 24.15

6 27.83

0 32.06

3 36.94

0

9 Tapian Nauli 22.84

6 26.32

1 30.32

4 34.93

6 40.25

0 10 Sitahuis

5.727

6.599

7.602

8.759

10.091

11 Kolang

19.622

22.607

26.045

30.007

34.571

12 Sorkam

18.682

21.523

24.797

28.568

32.914

13 Sorkam Barat

16.893

19.462

22.423

25.833

29.762

14 Pasaribu Tobing

8.020

9.240

10.646

12.265

14.130

15 Barus

18.840

21.706

25.008

28.812

33.194

16 Sosor Gadong

14.885

17.149

19.758

22.763

26.226

17 Andam Dewi

16.341

18.826

21.690

24.989

28.790

18 Barus Utara

4.853

5.591

6.442

7.422

8.551

19 Manduamas

21.473

24.739

28.502

32.837

37.832

20 Sirandorung

14.558

16.772

19.323

22.262

25.648

Kab. Tapanuli Tengah

342.530

394.630

454.655

523.809

603.482

Sumber : Hasil Perhitungan

Buku Rencana I - 25

Page 26: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Buku Rencana I -

Peta 1.4Kepadatan Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah

26

Page 27: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

1.2.3 Potensi Bencana Alam

Bencana alam merupakan kasus alam yang sulit bahkan tidak bisa untuk

dihindari, dimana bencana alam merupakan peristiwa kejanggalan alam

yang terjadi karena kerusakan atau pergeseran yang terjadi di alam. Di

bumi ini banyak sekali terjadi bencana alam dan bencana alam itu sendiri

juga memiliki banyak klasifikasi. Manusia saat ini tidak dapat mencegah

apalagi menghentikan bencana alam, tetapi bencana alam yang akan

datang dapat diantisipasi dan diminimalisir kerusakan serta kerugian yang

terjadi pada manusia dan makhluk hidup.

Adapun bencana alam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti

letusan gunung berapi, banjir bandang atau tahunan, gempa bumi, tanah

longsor, tsunami dan bencana alam lainnya. Bencana alam memang tidak

dapat diprediksi apalagi dihentikan, tetapi bencana alam dapat diantisipasi,

sehingga korban dan kerusakan yang terjadi dapat diminimalisir sekecil

mungkin.

Bancana alam yang umum terjadi dan dapat dicegah atau diminimalisir

terutama adalah bencana banjir dan tanah longsor. Kasus bencana alam di

atas pada Kecamatan tertentu di Kabupaten Tapanuli Tengah sering terjadi

terutama banjir tahunan. Pada kawasan pesisir Pantai Barat merupakan

kawasan rawan banjir dari naiknya air laut serta dikawatirkan rentan apabila

terjadi tsunami, sedangkan kawasan hulu dikhawatirkan sering terjadinya

tanah longsor yang mengakibatkan kerusakan struktur lingkungan pada

kawasan hulu dan dapat berakibat buruk pula pada kawasan hilir dan

kawasan yang dilaluinya.

Bencana menurut UU 24/2007, didefinisikan sebagai peristiwa atau

rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan /atau

faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya

korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan

dampak psikologis. Berdasarkan sumber dan penyebabnya, bencana dibagi

atas bencana alam dan bencana non alam, dimana bencana alam dibagi lagi

bencana alam geologi (gempabumi, tsunami, letusan gunung api dan

longsor), bencana alam hidroklimatologi (banjir, kekeringan, angin topan,

gelombang pasang).

Buku Rencana I - 27

Page 28: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

A. Bencana Gempabumi

Sumber gempa tektonik di Kabupaten Tapanuli Tengah berada di laut dan di

darat. Sumber gempa di laut berada pada pantai barat yang berjarak ± 200

km dari dataran pantai, tepatnya di jalur penunjaman antara lempeng

samudra Hindia yang menunjam di bawah lempeng benua Eurasia (Pulau

Sumatera). Pergerakan lempeng samudra Hindia yang menunjam dengan

kecepatan rata-rata 60 - 70 mm pertahun juga mengakibatkan terbentuknya

strukur-struktur geologi yang berkembang di bagian laut antara Pulau

Sumatera dengan Pulau Nias dan di daratan Pulau Sumatera termasuk di

daratan Kabupaten Tapanuli Tengah. Struktur geologi tersebut dapat

mengalami pergerakan yang selanjutnya menjadi sumber gempa. Patahan

di laut yang berada di antara barisan pulau-pulau kecil di pantai barat

dengan Pulau Sumatera memanjang dari bagian selatan dan membelok ke

daratan memotong Kabupaten Tapanuli Tengah, Humbang Hasudutan,

Pakpak Barat, Dairi, Karo, Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Jalur patahan

di laut tersebut disebut sebagai kalur patahan Bahorok-Ordi Nias (Gambar

1.1).

Buku Rencana I -

Gambar 1.1Jalur Struktur Patahan di Propinsi Sumatera Utara Sekaligus Sebagai Jalur Gempabumi (Sumber dari : Jonatan I Tarigan, 2007)

28

Page 29: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Gambar 1.2Terjadinya Gelombang Tsunamai

Three basic stages of tsunami behavior: generation, propagation and inundation

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

B. Bencana Tsunami

Tsunami merupakan gelombang yang panjang (long wave) yang dapat

mencapai 100 kilometer, dimana naiknya atau terjadinya gelombang

panjang tersebut disebabkan oleh adanya implusif dari dasar laut atau

dasar permukaan air. Gangguan implusif disebabkan oleh adanya

gempabumi tektonik, letusan gunung api, longsoran di dasar laut atau

kombinasi ketiganya. Artinya tsunami hanya berpotensi terjadi bila

gempabuminya berada di laut/danau dan pada dasar laut/danaunya terjadi

perubahan morfologi akibat perpindahan masa batuan berupa

patahan/sesar naik atau sesar turun saat terjadi gempa. Berdasarkan hal

tersebut, maka akan ada hubungan antara kekuatan gempa dengan

tsunami, dimana potensi tsunami akan terjadi bila kekuatan gempanya lebih

besar dari 6,3 SR dan kedalam gempanya tergolong dangkal (< 60 km atau

mencapai 80 km). Dari ketiga penyebab tsunami tersebut, tsunami akibat

gempa tektonik yang sering terjadi bahkan yang paling banyak

menimbulkan bencana, baik korban jiwa maupun harta.

Daya rusak yang dapat menimbulkan bencana ketika terjadi tsunami

terutama disebabkan oleh tingginya gelombang ketika mencapai pantai

serta kecepatan tsunami yang naik ke daratan (run up) yang masih

tergolong tinggi (25-100 km/jam) sekalipun telah mengalami pengurangan

kecepatan sepanjang perjalan mencapai pantai. Kondisi tersebut dapat

menghancurkan kehidupan di daerah pantai. Sementara kembalinya air

laut setelah mencapai puncak gelombang (run down) dapat menyeret

segala sesuatu ke laut (Gambar 1.2).

Buku Rencana I - 29

Page 30: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Menurut Adjat Sudrajat (1996), kawasan pantai barat Aceh dan Sumatera

(termasuk Nias) memiliki tingkat kerentanan tsunami sangat tinggi

(tergolong segmen 1 dari 6 pembagian segmen). Berdasarkan ketinggian

gelombang tsunami, pantai barat Aceh dan Sumatera termasuk dalam zona

tsunami dengan perkiraan gelombang mencapai 6 – 10 meter (Najoan,

2005).

C. Bencana Longsor/Gerakan Tanah

Secara umum gerakan tanah/longsor disebabkan oleh kondisi geomorfologi

(kemiringan lereng), geologi (jenis dan stratigrafi batuan, struktur geologi),

hidrologi (kedalaman muka air tanah) dan kondisi tataguna lahan. Faktor-

faktor tersebut menyebabkan suatu wilayah menjadi rawan/berpotensi

terhadap longsor bahkan dapat terjadi longsor, terutama bila dipicu oleh

adanya infiltrasi air kedalam lereng (air hujan), adanya getaran (goncangan

gempabumi), serta adanya aktivitas manusi (menebang hutan,

membangun dikawasan resapan) – (Gambar 1.3).

Buku Rencana I -

30

Page 31: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Gambar 1.3Jenis-Jenis Pergerakan Tanah

Batuan penyusun di Kabupaten Tapanuli Tengah dominan memiliki sifat fisk

yang keras, namun secara umum bagian permukaan telah mengalami

pelapukan menjadi tanah atau soil yang cukup tebal. Sebaran dari kondisi

batuan yang demikian membentuk morfologi yang miring-curam atau

memiliki kemiringan yang dapat mengakibatkan longsor seluas 30,28 % dari

total luas wilayah, dimana 15,85 % luas wilayahnya memiliki kemiringan 25

– 40 % dan 14, 43 % wilayahnya berkemiringan >40 %. Adanya struktur

geologi berupa patahan-patahan maupun lipatan semakin memperlemah

kedudukan batuan dengan kemiringan demikian. Ditambah lagi dengan

curah hujan yang tergolong tinggi, maka semakin menambah potensi akan

terjadinya gerakan tanah atau longsor. Curah hujan yang dominan per

tahun sebesar 3.500 – 4.000 mm terjadi diwilayah seluas 47,98 %.

Kombinasi dari kondisi kemiringan lereng yang miring > 25 % dengan

kondisi batuan yang terstrukturkan dan telah melapuk menjadi tanah serta

adanya curah hujan yang juga tergolong tinggi mengakibatkan Kabupaten

Tapanuli Tengah sangat berpotensi terjadi longsoran. Dibanding dengan

potensi bencana lainnya (gempabumi dan tsunami), maka potensi bencana

longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan potensi bencana yang

paling sering terjadi atau dapat terjadi dengan intensitas tinggi.

Buku Rencana I - 31

Page 32: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Buku Rencana I - 32

Page 33: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Buku Rencana I -

Peta 1.5Kerawanan Gempabumi di Kabupaten Tapanuli Tengah

33

Page 34: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Buku Rencana I -

Peta 1.6Kerawanan Tsunami di Kabupaten Tapanuli Tengah

34

Page 35: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Buku Rencana I -

Peta 1.7Kerawanan Longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah

35

Page 36: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

1.2.4 Potensi Sumberdaya Alam

1.2.4.1Pertanian dan Perkebunan

Kabupaten Tapanuli Tengah sangat potensial bagi pengembangan sektor

pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan

pertambangan. Saat ini berbagai potensi yang tersedia belum dapat

dibudidayakan secara optimal, sehingga masih perlu upaya kerja keras

melalui sentuhan program-program yang saling bersinergi sehingga potensi

tersebut dapat didaya gunakan.

Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah umumnya hidup dari sektor

pertanian dan perkebunan, hal ini didukung dengan faktor fisiografis alam

dan lingkungan, namun dalam pengelolaannya masih sangat terbatas.

Perannya yang cukup signifikan pada sektor pertanian dan perkebunan

tidak terlepas dari adanya sinergis dan saling ketergantungan antar wilayah,

sehingga keterkaitan ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak

dapat dipisahkan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tapanuli Tengah

dapat diketahui bahwa jenis komoditi unggulan bidang pertanian di

kabupaten Tapanuli Tengah adalah padi sawah, dimana pada tahun 2009

jenis komoditi ini menyumbangkan 77,93% terhadap jumlah produksi

keseluruhan di bidang pertanian di Kabupaten Tapanuli Tengah disusul

dengan komoditi ubi kayu sebesar 11,78%. Sedangkan untuk dibidang

Perkebunan komoditi terbesar adalah sawit yang menyumbangkan sebesar

53,81%, disusul dengan komoditi karet sebesar 33,00%. Jumlah produksi

yang disumbangkan oleh komoditi perkebunan tiap tahunnya mengalami

peningkatan, sehingga perlu dilakukan upaya pengembangan yang tepat

dan lebih optimal sehingga produksi dan kualitas komoditi unggulan ini bisa

tetap meningkat ditahun-tahun yang akan datang. Sedangkan untuk

komoditi pertanian lebih cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis komoditi dan jumlah produksi

serta persentasenya masing-masing dapat dilihat pada Tabel I.9 berikut.

Tabel I.9Produksi Pertanian Tahun 2006 - 2009

Buku Rencana I -

2006 % 2007 % 2008 % 2009 %

1 Padi Sawah 116.256 81,77 116.717 79,38 118.246 77,19 117.290 77,93

2 Padi Ladang 5.269 3,71 6.050 4,11 6.063 3,96 7.643 5,08

3 J agung 4.239 2,98 5.458 3,71 5.499 3,59 4.290 2,85

4 Ubi Kayu 12.500 8,79 14.326 9,74 18.117 11,83 17.731 11,78

5 Ubi J alar 2.878 2,02 3.323 2,26 4.011 2,62 2.181 1,45

6 Kedelai 218 0,15 238 0,16 249 0,16 177 0,12

7 Kacang Tanah 479 0,34 603 0,41 611 0,40 781 0,52

8 Kacang Hijau 328 0,23 317 0,22 395 0,26 416 0,28

142.167 100,00 147.032 100,00 153.191 100,00 150.509 100,00

No KomoditiProduksi (Ton)

Produksi

36

Page 37: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Tabel I.10Produksi Perkebunan Tahun 2006 - 2009

Buku Rencana I -

2006 % 2007 % 2008 % 2009 %

1 Padi Sawah 116.256 81,77 116.717 79,38 118.246 77,19 117.290 77,93

2 Padi Ladang 5.269 3,71 6.050 4,11 6.063 3,96 7.643 5,08

3 J agung 4.239 2,98 5.458 3,71 5.499 3,59 4.290 2,85

4 Ubi Kayu 12.500 8,79 14.326 9,74 18.117 11,83 17.731 11,78

5 Ubi J alar 2.878 2,02 3.323 2,26 4.011 2,62 2.181 1,45

6 Kedelai 218 0,15 238 0,16 249 0,16 177 0,12

7 Kacang Tanah 479 0,34 603 0,41 611 0,40 781 0,52

8 Kacang Hijau 328 0,23 317 0,22 395 0,26 416 0,28

142.167 100,00 147.032 100,00 153.191 100,00 150.509 100,00

No KomoditiProduksi (Ton)

Produksi

2006 % 2007 % 2008 % 2009 %

1 Karet 16.628,00 34,26 16.864,57 34,43 17.064,81 33,98 18.065,47 33,00

2 Sawit 24.140,79 49,75 25.385,86 51,83 26.236,58 52,25 29.456,00 53,81

3 Kelapa 1.445,47 2,98 4.803,91 9,81 4.976,00 9,91 5.165,00 9,44

4 Kakao 4.729,61 9,75 1.519,11 3,10 1.561,49 3,11 1.697,31 3,10

5 Kopi 87,48 0,18 88,11 0,18 82,60 0,16 66,60 0,12

6 Kapuk 32,80 0,07 38,94 0,08 38,94 0,08 45,05 0,08

7 Kemiri 115,59 0,24 118,39 0,24 118,39 0,24 117,89 0,22

8 Cengkeh 119,84 0,25 25,12 0,05 25,94 0,05 22,42 0,04

9 Pala 10,11 0,02 10,79 0,02 10,79 0,02 10,75 0,02

10 Kemenyan 11,39 0,02 1,49 0,00 1,49 0,00 1,42 0,00

11 Lada 7,56 0,02 7,82 0,02 7,82 0,02 8,36 0,02

12 Kulit Manis 3,98 0,01 4,05 0,01 4,05 0,01 4,20 0,01

13 Gambir 3,43 0,01 3,51 0,01 3,51 0,01 3,65 0,01

14 Pinang 10,05 0,02 10,42 0,02 13,20 0,03 14,83 0,03

15 Aren 1.141,40 2,35 58,98 0,12 29,00 0,06 59,90 0,11

16 Nilam 14,62 0,03 14,15 0,03 14,15 0,03 - -

18 Tebu 25,61 0,05 25,64 0,05 26,34 0,05 - -

48.527,73 100,00 48.980,86 100,00 50.215,10 100,00 54.738,85 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010

No KomoditiProduksi (Ton)

Produksi

Produksi Komoditi Perkebunan

50.215,10

54.738,85

48.980,8648.527,73

45.000,0046.000,0047.000,0048.000,0049.000,0050.000,0051.000,0052.000,0053.000,0054.000,0055.000,0056.000,00

2006 2007 2008 2009

78%

5%3%

12%

0%1%1%

0%

Padi Sawah

Padi Ladang

Jagung

Ubi Kayu

Ubi Jalar

Kedelai

Kacang Tanah

Kacang Hijau

37

Page 38: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

1.2.4.2Peternakan

Selain bidang pertanian dan perkebunan, maka sektor potensial di

Kabupaten Tapanuli Tengah yang belum dikembangkan secara maksimal

adalah peternakan. Populasi ternak yang dominan di Kabupaten Tapanuli

Tengah adalah ayam. Berdasarkan data statistik dapat diketahui bahwa

populasi ternak ayam kampung sangat mendominasi, yaitu sebesar 309.081

ekor atau 84,99% terhadap total populasi ternak yang ada di Kabupaten

Tapanuli Tengah pada tahun 2009, hanya saja presentasenya berfluktuasi

dari tahun 2005-2009, dengan demikian perlu dilakukan upaya

pengembangan yang lebih optimal sehingga sektor peternakan ini

meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Jenis dan jumlah populasi

ternak tahun 2009 di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dilihat pada

diagram dan Tabel I.9 berikut.

Tabel I.11Populasi Ternak Tahun 2009

Buku Rencana I -

201 1.562 2.77725.250

10.571

309.081

13.865340

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

Po

pu

las

i (E

ko

r)

Sapi Kerbau Kambing Babi Itik AyamKampung

AyamRas

Domba

Jenis Ternak

Populasi Ternak

Sapi Kerbau Kambing Babi Itik Ayam Kampung Ayam Ras Domba

1 Pinangsori 11 - 133 1.333 519 13.400 - - 15.396

2 Badiri 42 9 208 1.017 960 31.010 990 61 34.297

3 Sibabangun 6 - 142 864 371 19.237 - 15 20.635

4 Lumut 2 - 82 602 245 13.400 - - 14.331

5 Suka Bangun - - 74 481 326 9.684 - 12 10.577

6 Pandan 24 106 137 70 825 16.991 40 - 18.193

7 Tukka 23 95 102 231 222 6.927 450 4 8.054

8 Sarudik 18 4 31 618 70 1.392 - - 2.133

9 Tapian Nauli - 122 107 1.458 358 11.506 - 31 13.582

10 Sitahuis - 5 - 1.298 - 19.381 - - 20.684

11 Kolang 32 22 232 1.402 475 18.588 - 11 20.762

12 Sorkam - 64 121 3.823 734 15.610 356 76 20.784

13 Sorkam Barat - 161 201 2.683 984 19.919 450 71 24.469

14 Pasaribu Tobing - 3 14 811 168 13.118 - - 14.114

15 Barus - 149 228 499 1.328 34.020 405 - 36.629

16 Sosor Gadong - 302 154 1.195 755 18.327 - - 20.733

17 Andam Dewi 15 227 161 4.006 635 18.973 74 49 24.140

18 Barus Utara - 76 61 475 294 4.506 - - 5.412

19 Manduamas 9 86 220 995 700 12.441 - - 14.451

20 Sirandorung 19 131 369 1.389 602 10.651 11.100 10 24.271

201 1.562 2.777 25.250 10.571 309.081 13.865 340 363.647

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010

Populasi Ternak (Ekor)JumlahKecamatanNo

38

Page 39: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

1.2.4.3Perikanan

Perikanan air laut dan tawar juga merupakan sektor potensial yang cukup

baik untuk dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Tengah terutama di

kecamatan sepanjang pesisir Pantai Barat, akan tetapi perlu diupayakan

pengelolaan yang tepat dan ramah lingkungan sehingga kegiatan ini tidak

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan laut dan mutu air

terutama air permukaan bagi budidaya perikanan air tawar (kolam) serta

sungai. Arahan lokasi perikanan yang tepat perlu menjadi perhatian penting

dalam penataan ruang wilayah kabupaten. Jumlah nelayan dan petani ikan

baik perikanan laut maupun perikanan air tawar di Kabupaten Tapanuli

Tengah dapat dilihat pada Tabel I.12 berikut.

Tabel I.12Banyaknya Nelayan Budidaya Perikanan Laut dan Darat

Di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009

No

KecamatanLaut (ton) Darat (ton) Nelayan

(jiwa)Tangkap

Budidaya

Perairan

Budidaya

1 Pinangsori 0,00 0,00 70,20 75,30 180

2 Badiri 1.360,00 250,00 21,00 32,10 950

3 Sibabangun 0,00 0,00 36,00 13,50 0

4 Lumut 0,00 0,00 30,00 40,20 0

5 Suka Bangun 0,00 0,00 0,00 12,00 0

6 Pandan 8.312,00 36,00 15,30 20,50 1.127

7 Tukka 0,00 0,00 36,20 30,00 0

8 Sarudik 0,00 0,00 0,00 6,30 889

9 Tapian Nauli 42,10 200,00 11,30 52,60 1.235

10 Sitahuis 0,00 0,00 6,70 13,40 0

11 Kolang 914,90 96,00 35,30 20,00 483

12 Sorkam 737,80 0,00 40,20 9,20 670

13 Sorkam Barat 3.750,20 0,00 43,10 10,80 1.190

14 Pasaribu Tobing 0,00 0,00 15,00 15,00 0

15 Barus 3.151,20 0,00 13,10 7,40 1.050

16 Sosor Gadong 920,80 0,00 27,20 15,10 485

Buku Rencana I -

Sapi Kerbau Kambing Babi Itik Ayam Kampung Ayam Ras Domba

1 Pinangsori 11 - 133 1.333 519 13.400 - - 15.396

2 Badiri 42 9 208 1.017 960 31.010 990 61 34.297

3 Sibabangun 6 - 142 864 371 19.237 - 15 20.635

4 Lumut 2 - 82 602 245 13.400 - - 14.331

5 Suka Bangun - - 74 481 326 9.684 - 12 10.577

6 Pandan 24 106 137 70 825 16.991 40 - 18.193

7 Tukka 23 95 102 231 222 6.927 450 4 8.054

8 Sarudik 18 4 31 618 70 1.392 - - 2.133

9 Tapian Nauli - 122 107 1.458 358 11.506 - 31 13.582

10 Sitahuis - 5 - 1.298 - 19.381 - - 20.684

11 Kolang 32 22 232 1.402 475 18.588 - 11 20.762

12 Sorkam - 64 121 3.823 734 15.610 356 76 20.784

13 Sorkam Barat - 161 201 2.683 984 19.919 450 71 24.469

14 Pasaribu Tobing - 3 14 811 168 13.118 - - 14.114

15 Barus - 149 228 499 1.328 34.020 405 - 36.629

16 Sosor Gadong - 302 154 1.195 755 18.327 - - 20.733

17 Andam Dewi 15 227 161 4.006 635 18.973 74 49 24.140

18 Barus Utara - 76 61 475 294 4.506 - - 5.412

19 Manduamas 9 86 220 995 700 12.441 - - 14.451

20 Sirandorung 19 131 369 1.389 602 10.651 11.100 10 24.271

201 1.562 2.777 25.250 10.571 309.081 13.865 340 363.647

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010

Populasi Ternak (Ekor)JumlahKecamatanNo

39

Page 40: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

No

KecamatanLaut (ton) Darat (ton) Nelayan

(jiwa)Tangkap

Budidaya

Perairan

Budidaya

17 Andam Dewi 1.525,30 132,20 14,20 10,80 810

18 Barus Utara 0,00 0,00 0,00 8,30 432

19 Manduamas 17,30 0,00 30,40 17,10 125

20 Sirandorung 0,00 0,00 18,30 10,50 263

Tapanuli Tengah20.731,6

0 714,20 463,50 420,10 9.889

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010

1.2.4.4Pariwisata

Kawasan Pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah yang potensial namun

belum dikembangkan secara maksimal antara lain:

Wisata Laut

Kawasan sepanjang pesisir Pantai Barat di Kabupaten Tapanuli

Tengah memiliki potensi wisata yang cukup besar. Dengan adanya

pengelolaan dan pembenahan sarana dan prasarana pendukung yang

diperlukan, maka kawasan sepanjang pesisir Pantai Barat Kabupaten

Tapanuli Tengah dapat dikembangkan menjadi sektor unggulan

pariwisata laut.

Wisata Alam

Sesuai dengan topografi Kabupaten Tapanuli Tengah yang variatif,

terletak pada gugusan Dataran Tinggi Bukit Barisan, terdapat banyak

Buku Rencana I -

21.445,80

883,60

9.889

0,00

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

Ju

mla

h

Laut Darat Nelayan

Potensi Perikanan

40

Page 41: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

panorama indah yang masih sangat alami, seperti air terjun,

ekowisata dan lain-lain sehingga dapat dijadikan bagian dari link

wisata alam kombinasi dengan wisata bahari/wisata tirta.

Wisata Budaya

Penduduk yang berdomisili di Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari

berbagai suku antara lain suku Batak Tapanuli, Nias dan Pesisir

dengan karakter budaya yang khas. Selain suku bangsa yang

berfariasi, Kabupaten Tapanuli Tengah juga memiliki obyek wisata

budaya yang cukup potensial untuk dikembangkan.

Dalam rangka pengembangan di bidang pariwisata, pembentukan suatu

paket wisata merupakan salah satu alternatif pengembangan, tentunya

perlu didukung dengan sarana prasarana penunjang antara lain

pengembangan jaringan jalan penghubung antar obyek wisata yang akan

dikembangkan. Beberapa obyek lokasi wisata potensial di Kabupaten

Tapanuli Tengah adalah seperti diuraikan pada Tabel I.13.

Tabel I.13Lokasi Situs Bersejarah dan Obyek Wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah

No

Lokasi/Kecamatan Situs Bersejarah/Obyek Wisata

1 Sitahuis Bukit Anugrah2 Barus Makam Papan Tinggi3 Barus Mahligai4 Barus Makam Tuan Batu Badan5 Barus Bukit Patupangan6 Badiri Meriam Peninggalan Belanda7 Tapian Nauli Pulau Mursala

8 Pandan Pantai

9 Barus Pantai

10 Sorkam Barat Pantai Sumber : Hasil survey lapangan

1.2.4.5Pertambangan

Kategori potensi pertambangan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah

dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

Mineral Logam, seperti Timah Hitam, Seng dan Perak

Mineral Bukan Logam, seperti Batu Gamping, Batu Padas, Pasir Sedimen

dan lain-lain.

Buku Rencana I - 41

Page 42: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Pengembangan pertambangan di Kabupaten Tapanuli Tengah perlu

mempertimbangkan aspek lingkungan terutama di lokasi yang berdekatan

dengan permukiman dan di lokasi hutan lindung. Disamping untuk

memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan juga untuk

memperhitungkan terjadinya alih fungsi lahan sebagai akibat dari kegiatan

pertambangan tersebut. Dengan demikian dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah kabupaten Tapanuli Tengah perlu ditetapkan lokasi-lokasi potensial

pertambangan yang dapat dikembangakan pada masa-masa yang akan

datang.

Sejalan dengan penjelasan beberapa sektor potensial di atas, maka jenis

komoditi unggulan di masing-masing kecamatan sesuai dengan hasil

wawancara di tingkat kecamatan dan survei lapangan diuraikan pada

Tabel I.14

Tabel I.14Sektor Unggulan di Tiap Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun

2009

No Kecamatan

Sektor Unggulan

PertanianPerkebuna

n IndustriPerikan

anPariwisat

aPertambang

anPeternak

an

1 Pinangsori

Padi sawah, palawija, buah, sayuran

Karet, sawit, kelapa, kakau

Budidaya Babi, itik

2 Badiri

Padi sawah, palawija, buah, Sayuran

Karet, sawit, kelapa, kakau

Laut, budi daya

Peninggalan sejarah

Sapi, babi, itik, domba

3 Sibabangun

Padi sawah, palawija, buah

Karet, sawit, kelapa, kakau

PKS Air terjun Kambing

4 LumutKaret, sawit, kelapa, kakau

Budidaya sungai

5 Suka Bangun

Karet, sawit, kelapa, kakau

6 Pandan Buah, sayuran Kelapa PLTA Laut pantai Galian C

Sapi, kerbau babi, itik

7 Tukka Buah, sayuran

Karet, kelapa, kakau

Budidaya Air terjun Sapi, kerbau

8 Sarudik Buah Kelapa Perikanan

9 Tapian Nauli Palawija

Karet, kelapa, kakau

PLTA Budidaya Pulau Kerbau, domba

10 Sitahuis Palawija, buah

Karet, kelapa,

Alam Babi

Buku Rencana I - 42

Page 43: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

No Kecamatan

Sektor Unggulan

PertanianPerkebuna

n IndustriPerikan

anPariwisat

aPertambang

anPeternak

ankakau

11 Kolang

Padi Ladang, palawija, buah, sayuran

Karet, sawit, kelapa, kakau

Laut PantaiSapi, kambing, babi

12 Sorkam

Padi sawah, padi Ladang, palawija, buah, sayuran

Karet, sawit, kelapa, kakau

Laut PantaiKerbau, babi itik, domba

13 Sorkam Barat

Padi, Palawija, buah

Kelapa, kakau Laut Pantai

Kerbau, kambing, babi, itik, domba

14 Pasaribu Tobing Sayuran

Karet, kelapa, kakau

Air terjun Babi

15 Barus Padi sawah, buah

Kelapa, kakau Laut

Pantai, peninggalan sejarah

Kerbau, kambing, babi, itik

16 Sosor Gadong

Padi sawah, buah, sayuran

Karet, kelapa, kakau

Laut Pantai Kerbau, babi

17 Andam Dewi

Padi sawah, buah

Karet, sawit, kelapa, kakau

Laut Pantai

Sapi, kerbau babi, itik, domba

18 Barus Utara Palawija

Karet, kelapa, kakau

Kerajinan manik

Peninggalan sejarah Babi

19 Manduamas

Padi sawah, palawija, buah

Sawit, kelapa, kakau

PantaiKerbau, kambing, babi, itik

20 Sirandorung

Padi sawah, palawija, buah, sayuran

Sawit, kelapa, kakau

Gula merah, minyak kelapa sawit

Air terjun

Sapi, kerbau kambing, babi, itik

Sumber: Hasil Survei Lapangan dan BPS Tapanuli Tengah Dalam Angka 2009

1.2.5 Potensi Ekonomi Wilayah

1.2.5.1Pertumbuhan Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Tengah selama 5 tahun

terakhir mengalami kenaikan berfluktuasi, sebagaimana dapat dilihat pada

Tabel I.15 di bawah ini. Hal ini terjadi karena kondisi perekonomian, baik di

tingkat nasional, regional maupun domestik belum menunjukkan adanya

stabilitas perekonomian agregat.

Tabel I.15Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2009

Lapangan UsahaPertumbuhan (%)

2005 2006 2007 2008 20091. Pertanian 3,87 3,08 2,92 4,48 3,24

Buku Rencana I - 43

Page 44: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

2. Pertambangan dan Penggalian 3,33 3,40 8,20 9,28 7,21 3. Industri Pengolahan 2,51 (0,27) 3,60 2,59 3,97 4. Listrik, Gas & Air Minum 3,11 8,68 9,42 18,78 12,51 5. Bangunan 5,16 33,14 26,45 7,24 12,37 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 5,58 8,86 12,43 12,51 9,02 7. Pengangkutan & Komunikasi 6,05 12,97 6,68 7,83 10,00

8. Keuangan, Usaha persew, Jasa Perusahaan 8,62 5,86 5,38 4,02 11,94 9. Jasa-Jasa 10,62 10,56 10,37 8,80 7,47

Jumlah 5,14 5,71 6,42 6,18 5,70

Sumber : BPS Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010

Berdasarkan dari data yang diperoleh bahwa Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten Tapanuli Tengah 5 tahun terakhir pada umumnya mengalami

peningkatan yang berfariasi walaupun pada tahun-tahun tertentu ada yang

mengalami penurunan, serta ada beberapa sektor yang juga mengalami

penurunan. Terutama di sektor industri pengolahan yang tingkat

pertumbuhannya negatif dan mengalami tingkat penurunan yang tajam

pada tahun 2006. Pada Tahun 2009 sektor industri pengolahan umumnya

mengalami peningkatan, begitu pula dengan sektor-sektor lainnya seperti

bangunan; pengangkutan dan komunikasi; serta keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan. Sedangkan untuk sektor listrik, gas dan air minum

mengalami penurunan yang sangat tajam pada tahun 2009 dan sektor

lainnya seperti pertanian; pertambangan dan penggalian; perdagangan,

hotel dan restoran; serta jasa-jasa pada tahun 2009 mengalami sedikit

penurunan.

1.2.5.2Struktur Ekonomi

Sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah selama

periode tahun 2005-2009 adalah sektor pertanian yaitu sebesar 48,26%

rata-rata pertahun, diikuti dengan sektor jasa-jasa sebesar 17,79% rata-rata

pertahun, kemudian sektor industri pengolahan sebesar 12,17% rata-rata

pertahun, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,71%

rata-rata pertahun, serta sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian merupakan

sektor pemberi kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli

Tengah, tetapi mengalami terus penurunan dari tahun ke tahun. Sedangkan

untuk sektor lainnya pada umumnya mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun, kecuali sektor pertambangan dan penggalian serta keuangan,

Buku Rencana I - 44

Page 45: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

persewaan dan jasa perusahaan yang mengalami naik-turun tiap tahunnya.

Faktor penyebab dari hal ini kemungkinan besar adalah belum optimalnya

pemanfaatan dari kedua sektor tersebut, terutama pertambangan dan

penggalian yang dimana pengolahannya tidak dapat diperbaharui. Untuk

lebih jelasnya mengenai struktur ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah

Tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel I.16

berikut.

Tabel I.16Struktur Perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2005-2009

No Kelompok Sektor

Kontribusi Terhadap PDRB (%)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Primer 51,4

7 50,2

2 48,6

0 47,8

5 46,7

6

  a. Pertanian 50,7

6 49,5

2 47,8

9 47,1

2 46,0

2

  b. pertambangan dan penggalian 0,7

1 0,7

0 0,7

1 0,7

3 0,7

4

2 Sekunder 16,8

3 16,8

9 17,3

3 17,0

3 17,1

7

  a. Industri Pengolahan 13,1

4 12,4

2 12,1

0 11,6

9 11,4

9

  b. Listrik, Gas & Air Bersih 0,5

0 0,5

2 0,5

3 0,5

9 0,6

3

  c. Bangunan 3,1

9 3,9

5 4,7

0 4,7

5 5,0

5

3 Tersier 31,7

0 32,8

9 34,0

7 35,1

2 36,0

7

  a. Perdagangan, Hotel & Restoran 9,7

9 10,1

0 10,6

7 11,3

1 11,6

7

  b. Pengangkutan & Komunikasi 2,0

7 2,1

4 2,1

5 2,1

8 2,2

7

 c. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

3,30

3,32

3,28

3,22

3,41

  d. Jasa-jasa 16,5

4 17,3

3 17,9

7 18,4

1 18,7

2 Sumber : BPS Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010

1.2.5.3Potensi Ekonomi

Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan

ekonomi masing-masing sektor di Kabupaten Tapanuli Tengah, maka

dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisis Klassen Typology

(Tipologi Klassen). Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah

berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan

pendapatan per kapita daerah (Dalam hal ini digunakan pendekatan laju

pertumbuhan ekonomi dan besaran kontribusi masing-masing sektor

terhadapat PDRB). Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan

Buku Rencana I - 45

Page 46: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

LajuPertumbuhan ( r)

Kontribusi Sektor (y) Yi ≥ Yn

Yi < Yn

ri ≥ rn

ri < rn

Kuadran ISektor Prima

Kuadran IISektor Berkembang

Kuadran IVSektor terbelakang

Kuadran IIISektor potensial

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: sektor prima/cepat-

maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income), sektor

berkembang /sektor maju tapi tertekan (high income but low growth), sektor

potensial/berkembang cepat (high growth but income), dan sektor

terbelakang/relatif tertinggal (low growth and low income. Persamaan dari

analisis tipologi klassen ini dapat dilihat pada diagram berikut.

Metode Analisis Tipologi Klassen

Keterangan:ri : Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Kabupaten)rn: Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Provinsi)Yi: Kontribusi Sektor i (Kabupaten) Yn: Kontribusi Sektor i (Provinsi)

Sebagai input terhadap analisis tipologi klassen, berikut ini diuraikan

tentang data mengenai laju pertumbuhan PDRB dan kontribusi sektor

terhadap PDRB, masing-masing diuraikan atas dasar harga konstan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.17 dan Tabel I.18 berikut.

Tabel I.17Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2008

No.

Lapangan Usaha/Sektor

Kabupaten Tapanuli Tengah

Rata-Rata Laju

Pertumbuhan PDRB

Kab. Tapanuli Tengah

Provinsi Sumatera Utara Rata-Rata

Laju Pertumbuh

an PDRB Prov.

Sumut

Laju Pertumbuhan Laju Pertumbuhan

2006 2007 2008 2006 2007 2008

1 Pertanian 3,08 2,92 3,96 3,32 2,40 4,98 6,06 3,68

2Pertambangan dan Penggalian

3,40 8,20 9,28 6,96 4,17 9,78 6,13 5,30

Buku Rencana I - 46

Page 47: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

No.

Lapangan Usaha/Sektor

Kabupaten Tapanuli Tengah

Rata-Rata Laju

Pertumbuhan PDRB

Kab.

Provinsi Sumatera Utara

Rata-Rata Laju

Pertumbuhan PDRB

Prov.

Laju Pertumbuhan Laju Pertumbuhan

2006 2007 2008 2006 2007 2008

3 Industri & Pengolahan 0,27 3,60 2,63 1,99 5,47 5,09 2,92 2,67

4 Listrik, gas & Air Bersih 8,68 9,42 13,80 10,63 3,08 0,22 4,46 1,56

5 Bangunan 33,14 26,45 7,24 22,28 10,33 7,78 8,10 5,29

6 Perdagangan 8,86 12,43 12,51 11,27 6,95 7,55 6,14 4,56

7 Pengangkutan & Komunikasi 12,97 6,68 7,83 9,16 11,91 9,90 8,89 6,26

8

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

5,86 5,38 4,32 5,19 9,87 12,43 11,30 7,91

9 Jasa-jasa 10,56 10,37 8,80 9,91 7,09 8,25 9,48 5,91

Sumber: Hasil Analisis

Tabel I.18Kontribusi Sektor Terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2008

No.

Lapangan Usaha/Sektor

Kabupaten Tapanuli Tengah

Rata-Rata Kontribusi Tiap Sektor Terhadap PDRB di

Kab. Tapanuli Tengah

Provinsi Sumatera Utara Rata-Rata

Kontribusi Tiap Sektor Terhadap PDRB di

Prov. Sumut

Kontribusi Per Sektor

Kontribusi Per Sektor

2005

2006

2007

2005

2006

2007

1 Pertanian49,5

2

47,8

9

47,0

0 48,14 24,3

4

23,9

1

23,8

3 24,03

2 Pertambangan dan Penggalian

0,70 0,71 0,73 0,71 1,20 1,23 1,23 1,22

3 Industri & Pengolahan

12,4

2

12,1

0

11,7

2 12,08 24,0

7

23,6

6

22,8

9 23,54

4 Listrik, gas & Air Bersih

0,52 0,53 0,57 0,54 0,79 0,74 0,73 0,75

5 Bangunan 3,95 4,70 4,76 4,47 6,52 6,57 6,68 6,59

6 Perdagangan10,1

0

10,6

7

11,3

4 10,70 18,3

1

18,4

2

18,3

8 18,37

7 Pengangkutan & Komunikasi

2,14 2,15 2,19 2,16 8,85 9,10 9,31 9,09

8Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

3,32 3,28 3,23 3,28 6,40 6,73 7,04 6,72

9 Jasa-jasa17,3

3

17,9

7

18,4

6 17,92 9,51 9,63 9,91 9,68

Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan data pada kedua tabel, maka tiap sektor/lapangan usaha dapat

dibagi menjadi 4 klasifikasi sesuai dengan tipologi klassen. Dari hasil

analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada sektor yang

Buku Rencana I - 47

Page 48: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rerata Laju Pertumbuhan Sektoral

* Sektor Industri dan Pengolahan* Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih* Sektor Perdagangan* Sektor Jasa-Jasa

* Sektor Pertanian * Sektor Pertambangan dan Penggalian* Sektor Pengangkutan dan Komunikasi* Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Rerata Kontribusi

Y sektor ≥ Y PDRB Y sektor ≥ Y PDRBSektoral thd PDRB

r sektor ≥ r PDRB

Kuadran I Kuadran IIISektor Prima Sektor Potensial

r sektor≤ r PDRB

Kuadran II Kuadran IVSektor Berkembang Sektor Terbelakang

LQXr / Xn

RVr / RVn

=LQ

Xr / RVr

Xn / RVn

=

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

termasuk dalam kategori sektor prima. Sektor pertanian termasuk dalam

klasifikasi sektor berkembang. Empat sektor lainnya termasuk dalam

klasifikasi sektor potensial masing-masing adalah sektor industri dan

pengolahan; sektor listrik, gas dan air minum, sektor perdagangan, sektor

jasa-jasa. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; sektor

pengangkutan dan komunikasi; sektor bangunan; sektor keuangan,

persewaan dan jasa termasuk dalam klasifikasi sektor terbelakang

sebagaimana diuraikan pada diagram berikut.

Klasifikasi Masing-Masing Sektor di Kabupaten Tapanuli Tengah Berdasarkan

Analisis Tipologi Klassen

Keterangan :Y sektor = nilai sektor ke-iY PDRB = rata-rata PDRBr sektor = laju pertumbuhan sektor ke-ir PDRB = laju pertumbuhan PDRB

1.2.5.4Sektor Basis

Untuk mengetahui jenis sektor basis di Kabupaten Tapanuli Tengah, maka

digunakan analisis Location Quotient. Analisis LQ digunakan untuk

menentukan subsektor unggulan perekonomian daerah, yang mengacu

pada formulasi Bendavid-Val (1991:74) berikut.

Keterangan : Xr = Nilai Produksi subsektor i pada daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Buku Rencana I -

atau

Y sektor > Y PDRB Y sektor > Y PDRB

r sektor > r PDRB

r sektor < r PDRB

48

Page 49: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

RVr = Total PDRB Kabupaten Tapanuli TengahXn = Nilai Produksi subsektor i pada daerah Provinsi Sumatera Utara RVn = Total PDRB Provinsi Sumatera Utara

Kriteria pengukuran LQ menurut Bendavid – Val, (1991:74) yaitu bila LQ > 1

berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat daerah lebih besar dari

sektor yang sama di tingkat provinsi. Bila LQ < 1 berarti tingkat spesialisasi

sektor tertentu di tingkat daerah lebih kecil dari sektor yang sama di tingkat

provinsi, dan bila LQ = 1 : berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada

tingkat daerah sama dengan sektor yang sama pada tingkat provinsi. Bila

nilai LQ > 1 berarti subsektor tersebut merupakan subsektor unggulan di

daerah dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak

perekonomian daerah. Apabila nilai LQ < 1 berarti subsektor tersebut bukan

merupakan subsektor unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan

sebagai penggerak perekonomian daerah.

Dari hasil analisis yang dilakukan dengan mengacu pada ketetapan

persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pertanian dan Jasa-jasa

yang merupakan sub sektor potensial di Kabupaten Tapanuli Tengah

dengan nilai LQ masing-masing 1,91 dan 1,87 pada tahun 2009

sebagaimana digambarkan pada Tabel I.19 dan Tabel I.20 serta grafik

dibawah ini.

Tabel I.19Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2006 - 2009

No LAPANGAN USAHANilai LQ

2006 2007 2008 20091 Pertanian 1,96 1,97 1,96 1,912 Pertambangan dan Penggalian 0,57 0,59 0,59 0,593 Industri Pengolahan 0,51 0,50 0,49 0,504 Listrik dan Air Minum 0,63 0,67 0,80 0,865 Bangunan 0,63 0,72 0,72 0,75

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,56 0,58 0,61 0,63

7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,26 0,24 0,24 0,24

8Keuangan, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,54 0,51 0,48 0,48

9 Jasa-Jasa 1,84 1,89 1,90 1,87

Sumber : Hasil Analisis

Buku Rencana I -

Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2009

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

2006 2007 2008 2009

Nilai

LQ

Pertanian

Pertambangan danPenggalian

Industri Pengolahan

Listrik dan Air Minum

Bangunan

Perdagangan, Hotel danRestoran

Pengangkutan danKomunikasi

Keuangan, UsahaPersew aan dan JasaPerusahaanJasa-Jasa

49

Page 50: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

Selama periode 2006-2009, pertanian dan jasa-jasa tetap merupakan sektor

unggulan/sektor basis meskipun kontribusinya terhadap PDRB cenderung

mengalami penurunan dari tahun ketahun. Sejalan dengan uraian pada

Tabel VI.10 tentang jenis komoditi unggulan di tiap kecamatan yang

terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah yang dihimpun berdasarkan hasil

wawancara di tingkat kecamatan dan pengamatan langsung dilapangan,

maka dapat diketahui secara gamblang bahwa komoditi unggulan yang

dominan di sektor pertanian ini adalah padi sawah, padi ladang, jagung,

kacangan-kacangan, umbi-umbian dan lain-lain sesuai dengan komoditi

unggulan masing-masing kecamatan. Terdapatnya komoditi unggulan yang

bervariasi ditiap kecamatan sangat memungkinkan untuk dilakukan

spesialisasi produksi antar kecamatan/kawasan sehingga membuka peluang

untuk saling melakukan pertukaran komoditas sesuai kebutuhan masing-

masing daerah. Implikasi dari hal tersebut adalah bahwa pertumbuhan

suatu daerah akan memberikan dampak terhadap daerah lain. Peran

pemerintah daerah untuk memberdayakan sektor/sub sektor unggulan

sebagai penggerak perekonomian daerah sangat diperlukan, terutama

dalam proses pertukaran komoditas antar daerah sehingga pada gilirannya

akan mendorong masuknya pendapatan dari luar daerah ke dalam suatu

daerah.

1.3 ISU – ISU STRATEGIS

Beberapa isu strategis yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah:

Buku Rencana I -

Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2009

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

2006 2007 2008 2009

Nilai

LQ

Pertanian

Pertambangan danPenggalian

Industri Pengolahan

Listrik dan Air Minum

Bangunan

Perdagangan, Hotel danRestoran

Pengangkutan danKomunikasi

Keuangan, UsahaPersew aan dan JasaPerusahaanJasa-Jasa

50

Page 51: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

a. Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki posisi yang strategis menjadi

pusat Kawasan Barat Sumatera Utara, mudah dijangkau semua

wilayah hinterland dari darat, laut dan udara;

b. Pembangunan Kabupaten Tapanuli Tengah dilaksanakan dengan

konsep pembangunan Tapanuli Growth yaitu sinergi kabupaten/kota

lingkup Kawasan Barat Sumatera Utara, Aceh Singkil dan Simeulue

(Provinsi Aceh) untuk menciptakan pola pertumbuhan kawasan yang

kompetitif dengan Kawasan Industri Terpadu Labuhan Angin.

Kabupaten Tapanuli Tengah kini menjadi pusat koleksi (hub)

komoditas unggulan daerah;

c. Beberapa keterbatasan pembangunan di Tapanuli Tengah adalah

topografi wilayah yang berbukit (Bukit Barisan), sumber daya

manusia, pengelolaan sumber daya alam, infrastruktur, akses

informasi dan arus modal. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah

berupaya untuk mengatasi persoalan tersebut dengan percepatan

pembangunan dan menaikkan pertumbuhan ekonomi daerah

terutama melalui investasi, baik investasi pemerintah maupun swasta

dengan konsep pembangunan Tapanuli Growth;

d. Keberadaan kawasan strategis Labuhan Angin menjadi titik

pengembangan yang dapat memberikan dampak positif terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah;

e. Sebagai wilayah yang memiliki garis pantai yang panjang dan

lengsung menghadap kelaut lepas, menyebabkan Kabupaten Tapanuli

Tengah merupakan kawasan rawan bencana geologi (daerah waspada

dan daerah bahaya), dengan demikian pencegahan dan

penanggulangan bencana merupakan hal yang sangat penting di

Kabupaten ini;

f. Sebagai wilayah yang berada di sepanjang kaki bukit, maka perlu

adanya pelestarian kawasan lindung (hutan lindung), sebagai

kawasan penyangga yang merupakan daerah rawan longsor;

g. Rehabilitasi Jaringan Reklamasi Daerah pulau-pulau kecil yang

terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah;

h. Rencana pengembangan dan peningkatan jalan pesisir pantai barat di

Kabupaten Tapanuli Tengah;

Buku Rencana I - 51

Page 52: Bab 1 Pendahuluan Edit Matek Dok3

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031

RENCANA

i. Peningkatan kualitas sumberdaya perikanan laut yang cukup banyak

dan potensial terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Buku Rencana I - 52