bab 1 pendahuluan edit matek dok3
TRANSCRIPT
BAB
1PENDAHULUAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
1.1 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN TAPANULI
TENGAH
Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli
Tengah, memiliki dasar hukum pelaksanaan, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 44,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3260);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3419);
4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647);
Buku Rencana I - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
8. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);
9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 115, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4327
10.Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 134, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);
11.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4421);
12.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4411);
13.Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
14.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
15.Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 444)
16.Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;
Buku Rencana I - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
17.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
18.Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4739);
19.Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4746 );
20.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
21.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
22.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4956);
23.Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
24.Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);
25.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5014);
26.Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96);
27.Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenaga Listrikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);
Buku Rencana I - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
28.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
29.Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 5068);
30.Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-
Undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembar Negara
Republik Indonesia Nomor 5074);
31.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak
dan Kewajiban, Serta Bentuk Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3660);
32.Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3776);
33.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta
untuk RTRW (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3034);
34.Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan
Pengelolaan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);
35.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);
36.Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
146; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452);
37.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Buku Rencana I - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4490);
38.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
39.Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4624);
40.Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4655);
41.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696);
42.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
43.Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);
44.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);
45.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
46.Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);
Buku Rencana I - 5
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
47.Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun…);
48.Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republuk Indonesia Tahun 2009 Nomor 151);
49.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Hutan;
50.Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar;
51.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 15, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 1503)
52.Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan;
53.Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara;
54.Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan
Kawasan Hutan
55.Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
56.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 Tentang Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai
dan Bekas Sungai;
57.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Serta
Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;
58.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan
Kawasan Rawan Gempa Bumi;
59.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor;
60.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya;
Buku Rencana I - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
61.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Daerah
62.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
63.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan peraturan
Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya;
64.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
1.2 PROFIL WILAYAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH
1.2.1 Kabupaten Tapanuli Tengah
1.2.1.1 Batas Administrasi Kabupaten Tapanuli Tengah
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di Sumatera
Utara yang memiliki luas 2.194,98 Km2 (219.498 Ha), yang terletak pada
koordinat 1°11’00” - 2°22’0” lintang utara, serta 98°07’ - 98°12’ BT Bujur
Timur dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatas dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;
- Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Tapanuli Selatan;
- Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Tapanuli Utara,
Kabupaten Humbang Hasudutan dan Kabupaten Pak-pak Barat;
- Sebelah Barat berbatas dengan Kota Sibolga dan Samudera
Indonesia.
Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 20 kecamatan dengan jumlah
penduduk mencapai 323.563 Jiwa dan kepadatan penduduk 147 Jiwa/Km2.
Buku Rencana I - 7
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 2.194,98 Km2 atau sekitar
3,03% dari luas Provinsi Sumatera Utara (72.516,69 Km2) sebagaimana
dapat dilihat pada peta orientasi dan batas administrasi wilayah
sebagaimana terlampir pada lampiran.
Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari 20 Kecamatan dan 177
desa/kelurahan dengan Ibukota Kabupatennya adalah Pandan. Kecamatan
Manduamas merupakan Kecamatan terjauh dari Ibukota Kabupaten,
sedangkan Kecamatan Tukka adalah Kecamatan dengan jarak terdekat dari
Ibukota Kabupaten. Adapun luas masing-masing dari kecamatan tersebut
dapat dilihat pada Tabel I.1 berikut.
Tabel I.1Luas dan Jumlah Desa Perkecamatan diKabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009No
KecamatanLuas (Km2)
Desa/Kelurahan
1 Pinangsori 78,32 7 2 Badiri 129,49 9 3 Sibabangun 284,64 7 4 Lumut 105,98 6 5 Suka Bangun 49,37 6 6 Pandan 36,31 9 7 Tukka 148,92 5 8 Sarudik 25,92 8 9 Tapian Nauli 83,01 9 10 Sitahuis 50,52 6 11 Kolang 400,65 12 12 Sorkam 116,25 15 13 Sorkam Barat 44,58 11
14Pasaribu Tobing 103,36 8
15 Barus 21,81 13 16 Sosor Gadong 143,14 9 17 Andam Dewi 122,42 14 18 Barus Utara 63,02 6 19 Manduamas 99,55 9 20 Sirandorung 87,72 8 Tapanuli Tengah 2.194,98 177
Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 2010
Buku Rencana I - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Buku Rencana I - 9
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Buku Rencana I -
Peta 1.1Orientasi Kabupaten Tapanuli Tengah
Peta 1.2Administrasi Kabupaten Tapanuli Tengah
10
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
1.2.1.2 istik Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah
A. Topografi
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di
pesisir Pantai Barat Sumatera dengan ketinggian antara 0–1.266 m diatas
permukaan laut (dpl). Kota Pandan adalah Ibukota Kabupaten Tapanuli
Tengah yang berada pada ketinggian antara 0-1.000 m diatas permukaan
laut. Umumnya setiap kecamatan yang ada di Tapanuli Tengah memiliki
ketianggian yang berfariasi yaitu antara 0-1.000 m diatas permukaan laut,
karena umumnya kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli berada di
sepanjang pesisir Pantai Barat Sumatera dengan ketinggian antara 0-8 m
diatas permukaan laut dan kearah tengah merupakan kawasan perbukitan
yang memiliki ketinggian di atas 100 m dari permukaan laut. Hanya
beberapa kecamatan yang tidak berada di pesisir pantai dan terletak
diketinggian antara 100-1.266 diatas permukaan laut, seperti Kecamatan
Barus Utara, Pasaribu Tobing, Sitahuis, Tukka, Suka Bangun Lumut dan
Sirandorung.
B. Kelerengan
Peta kemiringan lereng diturunkan dari peta topografi, karena penataan
ruang dan peruntukannya banyak sekali ditentukan oleh kondisi kemiringan
suatu wilayah, demikian juga pengembangan jaringan utilitas sangat
dipengaruhi oleh besarnya kemiringan lereng ini. Wilayah Kabupaten
Tapanuli Tengah terbagi dalam beberapa tipologi kelerengan yang
bervariasi terdiri dari kelerengan Datar (0 – 8 %), Berombak (8 – 15 %),
Bergelombang (15 – 25 %), Curam (25 – 40 %) dan Terjal (> 40 %).
C. Morfologi
Morfologi adalah pengelompokan bentuk bentang alam berdasarkan rona,
kemiringan lereng secara umum dan ketinggiannya pada beberapa satuan
morfologi :
Satuan morfologi dataran adalah bentuk bentang alam yang didominasi
oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang dengan kisaran
Buku Rencana I - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
kemiringan lereng 0%- 5%. Lebih rinci lagi satuan morfologi dataran ini
dapat dibedakan atas dua subsatuan, yakni: subsatuan morfologi dataran
berkisar antara 0% - 2%; dan subsatuan morfologi medan bergelombang
dengan kisaran kemiringan lereng >2% - 5%.
Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang alam yang
memperlihatkan relief baik halus maupun kasar, membentuk bukit-bukit
dengan kemiringan lereng yang bervariasi. Secara lebih rinci satuan
morfologi perbukitan dapat dibagi atas tiga subsatuan, yakni: subsatuan
morfologi perbukitan landai dengan kemiringan lereng antara 5% - 15%;
subsatuan morfologi perbukitan sedang dengan kemiringan lereng antara
15% - 40%; subsatuan morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan lebih
dari 40%.
Satuan morfologi tubuh gunung berapi merupakan subsatuan perbukitan
sedang hingga terjal , namun membentuk kerucut tubuh gunung berapi.
Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dapat diklasifikasikan ke dalam
beberapa kategori satuan morfologi.
D. Geologi
Geologi merupakan pembahasan tentang susunan batuan yang menyusun
dan terkandung dalam suatu wilayah. Adapun susunan batuan (geologi) di
Kabupaten Tapanuli Tengah adalah :
Qh = Aluvium : Kerikil, pasir dan lempung;
Qp = Aluvium Tua : kerikil, pasir dan lempung;
Tmitj = Diorit Tinjoan : diorit berukuran sedang – kasar, kaya akan
pirit;
Tmba = Formasi Barus : batu lumpur gampingan, batu pasir dan
batu gamping;
Tmvo = Formasi Gunung Api Toru : lava andesit dan aglomerat
Puk = Formasi Kluet : batusabak, filit, arenit kuarsa malihan,
batugamping malihan;
Tlsb = Formasi Sibolga : batu pasir, batu lanau, batu lumpur,
konglomerat;
QTt = Formasi Tutut : Konglomerat, batu pasir, sedikit batulanau
dan batu lumpur;
Buku Rencana I - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
MPisl = Komplek Sibolga : granit, sedikit granit berwarna terang,
diorit, aplit, pegmatif;
Qvt = Tufa Toba : batuan polemik bersusunan riolit-dasit, aliran
tufa kristal, gelas, debu dengan sedikit tufa eksposif pada
bagian atas.
E. Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan susunan tanah yang
terdiri dari berbagai gabungan jenis tanah. Dimana susunan tanah yang ada
merupakan dari berbagai jenis materi tanah seperti Aluvial, Andosol,
Grumosol, Latosol, Podsolik coklat, Podsolik merah kuning.
Kedalaman efektif tanah diperinci menurut kedalaman adalah sebagai
berikut :
< 30 cm terutama terdapat di kawasan pesisir Kabupaten Tapanuli
Tengah;
Umumnya tanah dengan kedalaman ini terdapat dibagian pesisir, yaitu
kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah yang memiliki
kawasan pantai, seperti Pinang Sori, Badiri, Pandan, Sarudik, Tapian
Nauli dan kecamatan yang memiliki kawasan pesisir lainnya.
30 - 60 cm terdapat mengarah kebagian hulu atau tengah Kabupaten
Tapanuli Tengah yang dekat ke pesisir;
60 - 90 cm dan > 90 cm berada tersebar di seluruh kecamatan.
F. Hidrologi
Mempedomani Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11 A / PRT / M / 2006
tentang Kriteria dan Pembagian Wilayah Sungai (WS) di Provinsi Sumatera
Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah berada dalam SWS Sibundong-Batang
Toru yang meliputi aliran sungai daerah Kabupaten Tapanuli Tengah yang
dialiri oleh beberapa sungai besar dan kecil, melalui kecamatan dan desa-
desa. Secara umum sungai-sungai tersebut dimanfaatkan untuk pengairan
dan lainnya.
Terdapat beberapa sungai baik besar maupun kecil di wilayah Kabupaten
Tapanuli Tengah yang mengalir ke arah Pantai Barat Provinsi Sumatera
Utara, seperti sungai Sibundong, Batang Toru dan sungai-sungai lainnya.
Buku Rencana I - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Sungai-sungai tersebut umumnya telah banyak yang digunakan untuk
irigasi setengah teknis disamping untuk kebutuhan domestik.
Terdapat beberapa aliran sungai utama (besar) yang melintasi wilayah
Kabupaten Tapanuli Tengah. Daerah aliran sungai yang terdapat di
Kabupaten ini adalah Aek Kolang, Aek Sibundong, Aek Sipakpahi, Batang
Tori, Lau Cinong dan Tapus.
G. Sumber Daya Mineral/Bahan Galian
Kategori potensi pertambangan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah
dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
Mineral Logam, seperti Timah Hitam, Seng, Emas dan Perak
Mineral Bukan Logam, seperti Batu Gamping, Batu Padas, Pasir
Sedimen, Batu Bara dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya mengenai sumberdaya mineral / bahan galian baik
mineral logam maupun mineral bukan logam dijelaskan pada penjabaran
berikut.
Mineral Logam
Sumberdaya mineral logam merupakan bahan galian/tambang yang
memiliki nilai cukup tinggi. Dimana mineral logam merupakan bahan galian
yang memiliki nilai ekonomis yang baik. Adapun bahan galian mineral logam
seperti emas, perak, timah hitam, seng dan lainnya. Apabila suatu wilayah
memiliki potensi sumber daya mineral logam sangat baik dikembangkan
karena selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi juga dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah tersebut. Tetapi di dalam mengembangkan
pertambangan khususnya mineral logam harus menjaga kelestarian
lingkungan sehingga tidak hanya keuntungan ekonomi yang diperoleh tetapi
juga tetap menjaga kelestarian alam/lingkungan.
Mineral Bukan Logam
Mineral bukan logam didominasi bahan galian Golongan C seperti batu
gamping, pasir, sirtu, dan lainnya yang banyak terdapat di Kabupaten
Tapanuli Tengah, salah satu lokasi penggalian untuk galian golongan C
terdapat di Kecamatan Pandan dan beberapa kecamatan lainnya. Untuk
lebih jelasnya mengenai sumberdaya mineral / bahan galian dapat dilihat
pada Peta 7.6 berikut.
Buku Rencana I - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
H. Guna Lahan
Umumnya Guna lahan di Kabupaten Tapanuli Tengah diklasifikasikan
menjadi sembilan kategori. Sedangkan guna lahan yang terluas adalah
peruntukan lahan hutan/perkebunan yang mencapai 167.951,38 Ha atau
77,32% dari total luas Kabupaten Tapanuli Tengah sebagaimana dapat
dilihat pada Grafik dibawah ini.
Guna lahan peruntukan hutan seluas 161.948,46 ha atau sekitar 7,38% dari
luas Kabupaten Tapanuli Tengah, dimana sebagai kawasan hutan lindung
luasannya sekitar 54.975,11 Ha atau 33,95% dari luas kawasan hutan, yang
diperuntukkan sebagai kawasan hutan produksi sekitar 7.666,41 Ha, yang di
tetapkan sebagai kawasan HPT sekitar 51.896,19 Ha dan areal penggunaan
lain sekitar 47.410,75 Ha dari total luas kawasan hutan di Kabupaten
Tapanuli Tengah.
Guna lahan untuk perkebunan seluas 43.501,80 Ha dari total luas
Kabupaten Tapanuli Tengah. Perkebunan yang mendominasi adalah
perkebunan karet dengan total luas areal sekitar 31.846,5 Ha atau 73,21%,
kemudian adalah perkebunan kelapa dengan luas sekitar 5.428 Ha,
selanjutnya adalah perkebunan sawit dengan luas sekitar 2.753 Ha dan
perkebunan kakao dengan luas sekitar 2.695,5 Ha dari total luas
perkebunan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Buku Rencana I -
1.236,25
167.951,38
286,78 4.506,4417.918,92 23.911,85
212,71 1.196,89-
20.000,00
40.000,00
60.000,00
80.000,00
100.000,00
120.000,00
140.000,00
160.000,00
180.000,00
Lu
as (
Ha)
Permukiman Hutan/Perkebunan Badan Air Rawa Sawah Semak Belukar Tambak Tanah Terbuka
Jenis
Guna Lahan Eksisting
15
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Buku Rencana I - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Tabel 1.2Guna Lahan Untuk Kawasan Hutan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009 (Ha)
Buku Rencana I -
Tabel I.13 Guna Lahan Untuk Kawasan Hutan di
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009 (Ha)
No Kecamatan Hutan Lindung Hutan Suaka Hutan Produksi HPT Areal Penggunaan Lain
1 Pinangsori 853,00 - - - 6.924,00 2 Badiri 735,00 - - - 6.197,50 3 Sibabangun 1.545,00 - 4.729,20 - 2.545,00 4 Lumut 475,00 - - - 1.325,00 5 Suka Bangun - - - - 1.950,00 6 Pandan - - - - 300,00 7 Tukka 7.625,00 - 1.062,21 - 3.510,00 8 Sarudik 3.312,50 - - - 325,50 9 Tapian Nauli 6.062,40 - 562,50 - 1.265,63
10 Sitahuis 8.750,90 - - - - 11 Kolang 7.312,51 - 1.312,50 7.312,50 4.768,75 12 Sorkam - - - 9.312,30 1.618,75 13 Sorkam Barat 875,00 - - 3.812,50 1.656,25 14 Pasaribu Tobing 655,50 - - 4.937,50 - 15 Barus - - - - 310,25 16 Sosor Gadong 13.984,30 - - 3.875,00 1.406,25 17 Andam Dewi 1.879,00 - - 6.687,20 1.312,50 18 Barus Utara - - - 48,00 521,00 19 Manduamas 335,00 - - 10.156,19 8.911,87 20 Sirandorung 575,00 - - 5.755,00 2.562,50
54.975,11 - 7.666,41 51.896,19 47.410,75
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Tapanuli Tengah
17
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Tabel 1.3Guna Lahan Eksisting di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009
Buku Rencana I -
Permukiman Hutan/Perkebunan Badan Air Rawa Sawah Semak Belukar Tambak Tanah Terbuka
1 Pinangsori 54,34 12.362,29 100,33 130,25 3.061,46 1.444,76 152,47
2 Badiri 43,34 11.984,16 185,31 2.471,60 588,15 95,07
3 Sibabangun 40,39 11.819,71 563,63
4 Lumut 32,56 7.294,17 32,11 404,74
5 Suka Bangun 18,38 3.718,10 549,25 33,40
6 Pandan 494,85 3.345,02 1.555,09 67,70 0,95
7 Tukka 31,82 12.137,37 259,24
8 Sarudik 179,17 4.288,00
9 Tapian Nauli 64,00 15.823,98 158,33 395,91 441,40 39,96 8,03
10 Sitahuis 18,26 5.798,13
11 Kolang 22,45 19.989,26 7,57 964,71 2.863,63 296,98 9,98 10,85
12 Sorkam 15,39 10.828,34 973,93 548,07 1.288,48
13 Sorkam Barat 34,44 2.750,30 646,32 248,54 1.263,48 25,34
14 Pasaribu Tobing 11,21 5.940,56
15 Barus 27,95 603,73 9,33 219,96 568,45
16 Sosor Gadong 22,57 16.774,83 11,22 791,67 1.984,69 274,40
17 Andam Dewi 37,85 6.589,67 403,80 740,58 66,77
18 Barus Utara 22,56 901,45 0,11 86,38
19 Manduamas 13,11 12.806,56 6.909,05 10.272,42
20 Sirandorung 51,61 2.195,75 14,54 1.235,21 2.554,74 3,25
1.236,25 167.951,38 286,78 4.506,44 17.918,92 23.911,85 212,71 1.196,89
Sumber : Berdasarkan Hitungan Planimetris (Citra Satelit)
Tapanuli Tengah
Guna Lahan (Ha)No Kecamatan
18
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Buku Rencana I -
Peta 1.3Guna Lahan Eksisting Kabupaten Tapanuli Tengah
19
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
1.2.2 Kependudukan dan Sumberdaya Manusia
Uraian mengenai profil kependudukan dan sumberdaya manusia wilayah
Kabupaten Tapanuli Tengah akan membahas jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk, jumlah penduduk menurut struktur umur, jenis kelamin, dan
perkembangan kepadatan penduduk.
1.2.2.1Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu
wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya.
Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk
memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah dimasa yang akan datang.
Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula
kebutuhan dasar penduduk ini, termasuk kebutuhan dalam bidang sosial
dan ekonomi. Berdasarkan data statistik di tingkat kabupaten diketahui
bahwa pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Tapanuli Tengah dari
tahun 2000-2009 adalah sebesar 3,17% jiwa/tahun sebagaimana terlihat
Tabel I.4 dan tampilan diagram di bawah ini.
Tabel I.4Jumlah Penduduk Menurut Pertambahan Penduduk
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2000-2009
TahunJumlah
Penduduk (Jiwa)
Kepadatan (Jiwa/Km2)
Laju Pertumbuhan (%)
2000 244.679 111 - 2001 249.840 114 2,11 2002 269.423 123 7,84 2003 275.832 126 2,38 2004 280.972 128 1,86 2005 286.124 130 1,83 2006 297.846 136 4,10 2007 305.922 193 2,71 2008 314.632 143 2,85 2009 323.563 147 2,84
Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka Hasil Perhitungan
Buku Rencana I -
Laju Pertumbuhan Penduduk
4,10
1,832,11
2,84
2,85
2,712,38
1,86
-
7,84
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun
Pe
rtu
mb
uh
an
(%
)
20
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
1.2.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah penduduk menurut kelompok umur ini secara garis besar dibagi
dalam tiga kelompok yakni: kelompok umur 0–14 tahun yang berjumlah
133.995 jiwa atau 41%; kelompok umur 15–64 tahun dengan jumlah
178.632 jiwa atau 56% dari jumlah keseluruhan; kelompok umur 65 tahun
keatas dengan jumlah 10.936 jiwa atau 3% dari jumlah penduduk total.
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur tersebut secara lebih rinci
diuraikan pada Tabel I.5 dan diagram di bawah.
Tabel I.5Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009
Kelompok Umur Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
0 – 4 22.325 21.854 44.179
5 – 9 23.414 21.514 44.928
10 – 14 23.336 21.552 44.888
15 – 19 18.087 16.741 34.828
20 – 24 12.005 12.269 24.274
25 – 29 11.471 11.673 23.144
30 – 34 10.444 10.931 21.375
35 – 39 9.887 10.196 20.083
40 – 44 8.888 8.521 17.409
45 – 49 6.442 6.714 13.156
50 – 54 5.023 5.160 10.183
55 – 59 3.578 3.857 7.435
60 – 64 3.197 3.548 6.745
65+ 4.645 6.291 10.936
Jumlah 162.742 160.821 323.563 Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka, Tahun 2010
Buku Rencana I -
Penduduk Menurut Kelompok Umur
41%
56%
3%
0-14
15-64
64+
21
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
1.2.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dengan
banyaknya penduduk perempuan. Secara umum dinyatakan dengan
banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan. Semakin
besar nilai angka Rasio Jenis Kelamin maka menunjukkan bahwa jumlah
penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada penduduk
yang berjenis kelamin perempuan. Rasio jenis kelamin di Kabupaten
Tapanuli Tengah pada tahun 2009 menunjukkan angka di atas 100
(seratus). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih
sedikit daripada penduduk laki-laki. Nilai rasio jenis kelamin di Kabupaten
Tapanuli Tengah adalah sebesar 101,19. berarti bahwa secara rata-rata
terdapat sekitar 100 lebih penduduk laki-laki dalam 100 penduduk
perempuan. Untuk lebih jelasnya mengenai data jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin tersebut dapat dilihat pada Tabel I.6 berikut.
Tabel I.6Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009No Kecamatan Laki-Laki
Perempuan Jumlah Rasio
1 Pinangsori 10.880 10.845 21.725 100,3
2 2 Badiri 11.167 11.377 22.544 98,15 3 Sibabangun 8.280 8.352 16.632 99,14 4 Lumut 4.901 4.924 9.825 99,53 5 Suka Bangun 1.814 1.818 3.632 99,78 6 Pandan 22.150 21.109 43.259 104,93 7 Tukka 6.893 6.799 13.692 101,38 8 Sarudik 10.121 9.653 19.774 104,85 9 Tapian Nauli 10.971 10.578 21.549 103,72 10 Sitahuis 2.744 2.667 5.411 102,89 11 Kolang 9.115 9.370 18.485 97,28 12 Sorkam 8.805 8.842 17.647 99,58 13 Sorkam Barat 8.142 8.218 16.360 99,08 14 Pasaribu Tobing 3.572 3.607 7.179 99,03 15 Barus 8.875 8.873 17.748 100,02 16 Sosor Gadong 7.001 7.057 14.058 99,21 17 Andam Dewi 7.744 7.711 15.455 100,43
Buku Rencana I - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
18 Barus Utara 2.276 2.309 4.585 98,57 19 Manduamas 10.289 9.970 20.259 103,20 20 Sirandorung 7.002 6.742 13.744 103,86
Tapanuli Tengah 162.742 160.821 323.56
3 101,19 Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka, Tahun 2010
1.2.2.4Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah tersebar di 20 kecamatan, dimana
jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Pandan, hal ini dapat
dimaklumi karena kecamatan ini merupakan ibukota Kabupaten Tapanuli
Tengah. Selama periode 4 tahun yakni dari tahun 2006-2009 dapat
diketahui bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan ini terus menglami
peningkatan, dimana pada tahun 2006 kepadatan penduduk Kecamatan
Pandan mencapai 136 jiwa/km2 dan mengalami peningkatan menjadi 147
jiwa/km2 pada tahun 2009, sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut.
Perincian persebaran dan kepadatan penduduk di Kabupaten Tapanuli
Tengah dapat dilihat pada Tabel I.7 berikut.
Tabel 1.7Persebaran dan Kepadatan Penduduk
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2006-2009
Buku Rencana I -
162.742
160.821
Laki-Laki
Perempuan
Tabel I.5 Persebaran dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2006-2009
2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009
1 Pinangsori 78,32 78,32 78,32 78,32 19.669 20.201 21.020 21.725 251 258 268 277 2 Badiri 129,49 129,49 129,49 129,49 20.770 21.330 21.902 22.544 160 165 169 174 3 Sibabangun 439,99 439,99 284,64 284,64 27.927 28.683 16.222 16.632 63 65 57 58 4 Lumut * * 105,98 105,98 * * 9.583 9.825 * * 90 93 5 Suka Bangun * * 49,37 49,37 * * 3.542 3.632 * * 72 74 6 Pandan 62,23 62,23 36,31 36,31 58.377 59.966 42.133 43.259 938 964 1.160 1.191 7 Tukka 148,92 148,92 148,92 148,92 12.287 12.618 13.114 13.692 83 85 88 92 8 Sarudik * * 25,92 25,92 * * 19.259 19.774 * * 743 763 9 Tapian Nauli 83,01 83,01 83,01 83,01 19.898 20.439 20.985 21.549 240 246 253 260
10 Sitahuis 50,52 50,52 50,52 50,52 4.986 5.125 5.261 5.411 99 101 104 107 11 Kolang 400,65 400,65 400,65 400,65 17.246 17.712 18.024 18.485 43 44 45 46 12 Sorkam 116,25 116,25 116,25 116,25 16.162 16.599 17.160 17.647 139 143 148 152 13 Sorkam Barat 147,94 147,94 44,58 44,58 21.546 22.129 15.517 16.360 146 150 348 367 14 Pasaribu Tobing * * 103,36 103,36 * * 7.367 7.179 * * 71 69 15 Barus 84,83 84,83 21,81 21,81 20.591 21.148 17.306 17.748 243 249 793 814 16 Sosor Gadong 143,14 143,14 143,14 143,14 12.906 13.256 13.673 14.058 90 93 96 98 17 Andam Dewi 122,42 122,42 122,42 122,42 14.144 14.526 15.010 15.455 116 119 123 126 18 Barus Utara * * 63,02 63,02 * * 4.458 4.585 * * 71 73 19 Manduamas 99,55 99,55 99,55 99,55 18.690 19.198 19.724 20.259 188 193 198 204 20 Sirandorung 87,72 87,72 87,72 87,72 12.649 12.992 13.372 13.744 144 148 152 157
2.194,98 2.194,98 2.194,98 2.194,98 297.848 305.922 314.632 323.563 136 139 143 147
Sumber : Hasil Perhitungan
* = masih bersatu dengan kecamatan induk
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Tapanuli Tengah
No KecamatanLuas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa)
23
Pt+n = Pt(1+r)n
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
1.2.2.5Proyeksi Penduduk
Perkiraan jumlah penduduk sampai tahun 2030 diproyeksikan dengan
menggunakan rumus bunga berganda, dimana asumsi yang digunakan
adalah tidak sama dengan asumsi pertumbuhan penduduk yang digunakan
pada buku RPJMD Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu sebesar 2,10%. Dimana
asumsi yang digunakan untuk proyeksi berdasarkan perhitungan laju
pertumbuhan penduduk dari tahun 1995 hingga 2008. Berdasarkan hasil
laju pertumbuhan penduduk tersebut maka didapatlah pertumbuhan
penduduk yang diperkirakan sebesar 2,19%.
Dimana :
Pt+n = Jumlah penduduk tahun t+n;
Pt = Jumlah penduduk tahun awal (t);
r = Tingkat pertambahan penduduk (%) rata-rata setiap tahun yang
diselidiki berdasarkan data masa lampau;
n = Selisih tahun dari tahun dasar (t) ke tahun t+n.
Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada
suatu tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Misalnya, jika Pt+1 dan
Pt adalah jumlah penduduk dalam tahun yang berurutan, maka penduduk
akan bertambah atau berkurang pada tingkat pertumbuhan yang tetap
(yaitu sebesar Pt+1/Pt ) dari waktu ke waktu. Menurut Klosterman (1990),
proyeksi dengan tingkat pertumbuhan yang tetap ini umumnya dapat
diterapkan pada wilayah, dimana pada tahun-tahun awal observasi
pertambahan absolut penduduknya sedikit dan menjadi semakin banyak
pada tahun-tahun akhir. Perkiraan jumlah penduduk di Kabupaten Tapanuli
Tengah sampai tahun 2030 adalah sebagaimana dirinci pada Tabel I.8.
Tabel I.8Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011-2031
Buku Rencana I - 24
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
No Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk (Jiwa)2011 2016 2021 2026 2031
1 Pinangsori 22.88
4 26.36
4 30.37
5 34.99
5 40.31
8
2 Badiri 23.84
4 27.47
1 31.64
9 36.46
3 42.00
9
3 Sibabangun 17.66
0 20.34
7 23441 27.00
7 31.11
5
4 Lumut 10.43
3 12.02
0 13.84
8 15.95
4 18.38
1
5 Suka Bangun 3.85
6 4.44
3 5.11
8 5.89
7 6.79
4
6 Pandan 45.86
9 52.84
6 60.88
4 70.14
4 80.81
3
7 Tukka 14.27
7 16.44
8 18.95
0 21.83
3 25.15
3
8 Sarudik 20.96
7 24.15
6 27.83
0 32.06
3 36.94
0
9 Tapian Nauli 22.84
6 26.32
1 30.32
4 34.93
6 40.25
0 10 Sitahuis
5.727
6.599
7.602
8.759
10.091
11 Kolang
19.622
22.607
26.045
30.007
34.571
12 Sorkam
18.682
21.523
24.797
28.568
32.914
13 Sorkam Barat
16.893
19.462
22.423
25.833
29.762
14 Pasaribu Tobing
8.020
9.240
10.646
12.265
14.130
15 Barus
18.840
21.706
25.008
28.812
33.194
16 Sosor Gadong
14.885
17.149
19.758
22.763
26.226
17 Andam Dewi
16.341
18.826
21.690
24.989
28.790
18 Barus Utara
4.853
5.591
6.442
7.422
8.551
19 Manduamas
21.473
24.739
28.502
32.837
37.832
20 Sirandorung
14.558
16.772
19.323
22.262
25.648
Kab. Tapanuli Tengah
342.530
394.630
454.655
523.809
603.482
Sumber : Hasil Perhitungan
Buku Rencana I - 25
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Buku Rencana I -
Peta 1.4Kepadatan Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah
26
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
1.2.3 Potensi Bencana Alam
Bencana alam merupakan kasus alam yang sulit bahkan tidak bisa untuk
dihindari, dimana bencana alam merupakan peristiwa kejanggalan alam
yang terjadi karena kerusakan atau pergeseran yang terjadi di alam. Di
bumi ini banyak sekali terjadi bencana alam dan bencana alam itu sendiri
juga memiliki banyak klasifikasi. Manusia saat ini tidak dapat mencegah
apalagi menghentikan bencana alam, tetapi bencana alam yang akan
datang dapat diantisipasi dan diminimalisir kerusakan serta kerugian yang
terjadi pada manusia dan makhluk hidup.
Adapun bencana alam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti
letusan gunung berapi, banjir bandang atau tahunan, gempa bumi, tanah
longsor, tsunami dan bencana alam lainnya. Bencana alam memang tidak
dapat diprediksi apalagi dihentikan, tetapi bencana alam dapat diantisipasi,
sehingga korban dan kerusakan yang terjadi dapat diminimalisir sekecil
mungkin.
Bancana alam yang umum terjadi dan dapat dicegah atau diminimalisir
terutama adalah bencana banjir dan tanah longsor. Kasus bencana alam di
atas pada Kecamatan tertentu di Kabupaten Tapanuli Tengah sering terjadi
terutama banjir tahunan. Pada kawasan pesisir Pantai Barat merupakan
kawasan rawan banjir dari naiknya air laut serta dikawatirkan rentan apabila
terjadi tsunami, sedangkan kawasan hulu dikhawatirkan sering terjadinya
tanah longsor yang mengakibatkan kerusakan struktur lingkungan pada
kawasan hulu dan dapat berakibat buruk pula pada kawasan hilir dan
kawasan yang dilaluinya.
Bencana menurut UU 24/2007, didefinisikan sebagai peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan /atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis. Berdasarkan sumber dan penyebabnya, bencana dibagi
atas bencana alam dan bencana non alam, dimana bencana alam dibagi lagi
bencana alam geologi (gempabumi, tsunami, letusan gunung api dan
longsor), bencana alam hidroklimatologi (banjir, kekeringan, angin topan,
gelombang pasang).
Buku Rencana I - 27
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
A. Bencana Gempabumi
Sumber gempa tektonik di Kabupaten Tapanuli Tengah berada di laut dan di
darat. Sumber gempa di laut berada pada pantai barat yang berjarak ± 200
km dari dataran pantai, tepatnya di jalur penunjaman antara lempeng
samudra Hindia yang menunjam di bawah lempeng benua Eurasia (Pulau
Sumatera). Pergerakan lempeng samudra Hindia yang menunjam dengan
kecepatan rata-rata 60 - 70 mm pertahun juga mengakibatkan terbentuknya
strukur-struktur geologi yang berkembang di bagian laut antara Pulau
Sumatera dengan Pulau Nias dan di daratan Pulau Sumatera termasuk di
daratan Kabupaten Tapanuli Tengah. Struktur geologi tersebut dapat
mengalami pergerakan yang selanjutnya menjadi sumber gempa. Patahan
di laut yang berada di antara barisan pulau-pulau kecil di pantai barat
dengan Pulau Sumatera memanjang dari bagian selatan dan membelok ke
daratan memotong Kabupaten Tapanuli Tengah, Humbang Hasudutan,
Pakpak Barat, Dairi, Karo, Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Jalur patahan
di laut tersebut disebut sebagai kalur patahan Bahorok-Ordi Nias (Gambar
1.1).
Buku Rencana I -
Gambar 1.1Jalur Struktur Patahan di Propinsi Sumatera Utara Sekaligus Sebagai Jalur Gempabumi (Sumber dari : Jonatan I Tarigan, 2007)
28
Gambar 1.2Terjadinya Gelombang Tsunamai
Three basic stages of tsunami behavior: generation, propagation and inundation
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
B. Bencana Tsunami
Tsunami merupakan gelombang yang panjang (long wave) yang dapat
mencapai 100 kilometer, dimana naiknya atau terjadinya gelombang
panjang tersebut disebabkan oleh adanya implusif dari dasar laut atau
dasar permukaan air. Gangguan implusif disebabkan oleh adanya
gempabumi tektonik, letusan gunung api, longsoran di dasar laut atau
kombinasi ketiganya. Artinya tsunami hanya berpotensi terjadi bila
gempabuminya berada di laut/danau dan pada dasar laut/danaunya terjadi
perubahan morfologi akibat perpindahan masa batuan berupa
patahan/sesar naik atau sesar turun saat terjadi gempa. Berdasarkan hal
tersebut, maka akan ada hubungan antara kekuatan gempa dengan
tsunami, dimana potensi tsunami akan terjadi bila kekuatan gempanya lebih
besar dari 6,3 SR dan kedalam gempanya tergolong dangkal (< 60 km atau
mencapai 80 km). Dari ketiga penyebab tsunami tersebut, tsunami akibat
gempa tektonik yang sering terjadi bahkan yang paling banyak
menimbulkan bencana, baik korban jiwa maupun harta.
Daya rusak yang dapat menimbulkan bencana ketika terjadi tsunami
terutama disebabkan oleh tingginya gelombang ketika mencapai pantai
serta kecepatan tsunami yang naik ke daratan (run up) yang masih
tergolong tinggi (25-100 km/jam) sekalipun telah mengalami pengurangan
kecepatan sepanjang perjalan mencapai pantai. Kondisi tersebut dapat
menghancurkan kehidupan di daerah pantai. Sementara kembalinya air
laut setelah mencapai puncak gelombang (run down) dapat menyeret
segala sesuatu ke laut (Gambar 1.2).
Buku Rencana I - 29
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Menurut Adjat Sudrajat (1996), kawasan pantai barat Aceh dan Sumatera
(termasuk Nias) memiliki tingkat kerentanan tsunami sangat tinggi
(tergolong segmen 1 dari 6 pembagian segmen). Berdasarkan ketinggian
gelombang tsunami, pantai barat Aceh dan Sumatera termasuk dalam zona
tsunami dengan perkiraan gelombang mencapai 6 – 10 meter (Najoan,
2005).
C. Bencana Longsor/Gerakan Tanah
Secara umum gerakan tanah/longsor disebabkan oleh kondisi geomorfologi
(kemiringan lereng), geologi (jenis dan stratigrafi batuan, struktur geologi),
hidrologi (kedalaman muka air tanah) dan kondisi tataguna lahan. Faktor-
faktor tersebut menyebabkan suatu wilayah menjadi rawan/berpotensi
terhadap longsor bahkan dapat terjadi longsor, terutama bila dipicu oleh
adanya infiltrasi air kedalam lereng (air hujan), adanya getaran (goncangan
gempabumi), serta adanya aktivitas manusi (menebang hutan,
membangun dikawasan resapan) – (Gambar 1.3).
Buku Rencana I -
30
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Gambar 1.3Jenis-Jenis Pergerakan Tanah
Batuan penyusun di Kabupaten Tapanuli Tengah dominan memiliki sifat fisk
yang keras, namun secara umum bagian permukaan telah mengalami
pelapukan menjadi tanah atau soil yang cukup tebal. Sebaran dari kondisi
batuan yang demikian membentuk morfologi yang miring-curam atau
memiliki kemiringan yang dapat mengakibatkan longsor seluas 30,28 % dari
total luas wilayah, dimana 15,85 % luas wilayahnya memiliki kemiringan 25
– 40 % dan 14, 43 % wilayahnya berkemiringan >40 %. Adanya struktur
geologi berupa patahan-patahan maupun lipatan semakin memperlemah
kedudukan batuan dengan kemiringan demikian. Ditambah lagi dengan
curah hujan yang tergolong tinggi, maka semakin menambah potensi akan
terjadinya gerakan tanah atau longsor. Curah hujan yang dominan per
tahun sebesar 3.500 – 4.000 mm terjadi diwilayah seluas 47,98 %.
Kombinasi dari kondisi kemiringan lereng yang miring > 25 % dengan
kondisi batuan yang terstrukturkan dan telah melapuk menjadi tanah serta
adanya curah hujan yang juga tergolong tinggi mengakibatkan Kabupaten
Tapanuli Tengah sangat berpotensi terjadi longsoran. Dibanding dengan
potensi bencana lainnya (gempabumi dan tsunami), maka potensi bencana
longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan potensi bencana yang
paling sering terjadi atau dapat terjadi dengan intensitas tinggi.
Buku Rencana I - 31
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Buku Rencana I - 32
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Buku Rencana I -
Peta 1.5Kerawanan Gempabumi di Kabupaten Tapanuli Tengah
33
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Buku Rencana I -
Peta 1.6Kerawanan Tsunami di Kabupaten Tapanuli Tengah
34
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Buku Rencana I -
Peta 1.7Kerawanan Longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah
35
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
1.2.4 Potensi Sumberdaya Alam
1.2.4.1Pertanian dan Perkebunan
Kabupaten Tapanuli Tengah sangat potensial bagi pengembangan sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan
pertambangan. Saat ini berbagai potensi yang tersedia belum dapat
dibudidayakan secara optimal, sehingga masih perlu upaya kerja keras
melalui sentuhan program-program yang saling bersinergi sehingga potensi
tersebut dapat didaya gunakan.
Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah umumnya hidup dari sektor
pertanian dan perkebunan, hal ini didukung dengan faktor fisiografis alam
dan lingkungan, namun dalam pengelolaannya masih sangat terbatas.
Perannya yang cukup signifikan pada sektor pertanian dan perkebunan
tidak terlepas dari adanya sinergis dan saling ketergantungan antar wilayah,
sehingga keterkaitan ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak
dapat dipisahkan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tapanuli Tengah
dapat diketahui bahwa jenis komoditi unggulan bidang pertanian di
kabupaten Tapanuli Tengah adalah padi sawah, dimana pada tahun 2009
jenis komoditi ini menyumbangkan 77,93% terhadap jumlah produksi
keseluruhan di bidang pertanian di Kabupaten Tapanuli Tengah disusul
dengan komoditi ubi kayu sebesar 11,78%. Sedangkan untuk dibidang
Perkebunan komoditi terbesar adalah sawit yang menyumbangkan sebesar
53,81%, disusul dengan komoditi karet sebesar 33,00%. Jumlah produksi
yang disumbangkan oleh komoditi perkebunan tiap tahunnya mengalami
peningkatan, sehingga perlu dilakukan upaya pengembangan yang tepat
dan lebih optimal sehingga produksi dan kualitas komoditi unggulan ini bisa
tetap meningkat ditahun-tahun yang akan datang. Sedangkan untuk
komoditi pertanian lebih cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis komoditi dan jumlah produksi
serta persentasenya masing-masing dapat dilihat pada Tabel I.9 berikut.
Tabel I.9Produksi Pertanian Tahun 2006 - 2009
Buku Rencana I -
2006 % 2007 % 2008 % 2009 %
1 Padi Sawah 116.256 81,77 116.717 79,38 118.246 77,19 117.290 77,93
2 Padi Ladang 5.269 3,71 6.050 4,11 6.063 3,96 7.643 5,08
3 J agung 4.239 2,98 5.458 3,71 5.499 3,59 4.290 2,85
4 Ubi Kayu 12.500 8,79 14.326 9,74 18.117 11,83 17.731 11,78
5 Ubi J alar 2.878 2,02 3.323 2,26 4.011 2,62 2.181 1,45
6 Kedelai 218 0,15 238 0,16 249 0,16 177 0,12
7 Kacang Tanah 479 0,34 603 0,41 611 0,40 781 0,52
8 Kacang Hijau 328 0,23 317 0,22 395 0,26 416 0,28
142.167 100,00 147.032 100,00 153.191 100,00 150.509 100,00
No KomoditiProduksi (Ton)
Produksi
36
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Tabel I.10Produksi Perkebunan Tahun 2006 - 2009
Buku Rencana I -
2006 % 2007 % 2008 % 2009 %
1 Padi Sawah 116.256 81,77 116.717 79,38 118.246 77,19 117.290 77,93
2 Padi Ladang 5.269 3,71 6.050 4,11 6.063 3,96 7.643 5,08
3 J agung 4.239 2,98 5.458 3,71 5.499 3,59 4.290 2,85
4 Ubi Kayu 12.500 8,79 14.326 9,74 18.117 11,83 17.731 11,78
5 Ubi J alar 2.878 2,02 3.323 2,26 4.011 2,62 2.181 1,45
6 Kedelai 218 0,15 238 0,16 249 0,16 177 0,12
7 Kacang Tanah 479 0,34 603 0,41 611 0,40 781 0,52
8 Kacang Hijau 328 0,23 317 0,22 395 0,26 416 0,28
142.167 100,00 147.032 100,00 153.191 100,00 150.509 100,00
No KomoditiProduksi (Ton)
Produksi
2006 % 2007 % 2008 % 2009 %
1 Karet 16.628,00 34,26 16.864,57 34,43 17.064,81 33,98 18.065,47 33,00
2 Sawit 24.140,79 49,75 25.385,86 51,83 26.236,58 52,25 29.456,00 53,81
3 Kelapa 1.445,47 2,98 4.803,91 9,81 4.976,00 9,91 5.165,00 9,44
4 Kakao 4.729,61 9,75 1.519,11 3,10 1.561,49 3,11 1.697,31 3,10
5 Kopi 87,48 0,18 88,11 0,18 82,60 0,16 66,60 0,12
6 Kapuk 32,80 0,07 38,94 0,08 38,94 0,08 45,05 0,08
7 Kemiri 115,59 0,24 118,39 0,24 118,39 0,24 117,89 0,22
8 Cengkeh 119,84 0,25 25,12 0,05 25,94 0,05 22,42 0,04
9 Pala 10,11 0,02 10,79 0,02 10,79 0,02 10,75 0,02
10 Kemenyan 11,39 0,02 1,49 0,00 1,49 0,00 1,42 0,00
11 Lada 7,56 0,02 7,82 0,02 7,82 0,02 8,36 0,02
12 Kulit Manis 3,98 0,01 4,05 0,01 4,05 0,01 4,20 0,01
13 Gambir 3,43 0,01 3,51 0,01 3,51 0,01 3,65 0,01
14 Pinang 10,05 0,02 10,42 0,02 13,20 0,03 14,83 0,03
15 Aren 1.141,40 2,35 58,98 0,12 29,00 0,06 59,90 0,11
16 Nilam 14,62 0,03 14,15 0,03 14,15 0,03 - -
18 Tebu 25,61 0,05 25,64 0,05 26,34 0,05 - -
48.527,73 100,00 48.980,86 100,00 50.215,10 100,00 54.738,85 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010
No KomoditiProduksi (Ton)
Produksi
Produksi Komoditi Perkebunan
50.215,10
54.738,85
48.980,8648.527,73
45.000,0046.000,0047.000,0048.000,0049.000,0050.000,0051.000,0052.000,0053.000,0054.000,0055.000,0056.000,00
2006 2007 2008 2009
78%
5%3%
12%
0%1%1%
0%
Padi Sawah
Padi Ladang
Jagung
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Kedelai
Kacang Tanah
Kacang Hijau
37
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
1.2.4.2Peternakan
Selain bidang pertanian dan perkebunan, maka sektor potensial di
Kabupaten Tapanuli Tengah yang belum dikembangkan secara maksimal
adalah peternakan. Populasi ternak yang dominan di Kabupaten Tapanuli
Tengah adalah ayam. Berdasarkan data statistik dapat diketahui bahwa
populasi ternak ayam kampung sangat mendominasi, yaitu sebesar 309.081
ekor atau 84,99% terhadap total populasi ternak yang ada di Kabupaten
Tapanuli Tengah pada tahun 2009, hanya saja presentasenya berfluktuasi
dari tahun 2005-2009, dengan demikian perlu dilakukan upaya
pengembangan yang lebih optimal sehingga sektor peternakan ini
meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Jenis dan jumlah populasi
ternak tahun 2009 di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dilihat pada
diagram dan Tabel I.9 berikut.
Tabel I.11Populasi Ternak Tahun 2009
Buku Rencana I -
201 1.562 2.77725.250
10.571
309.081
13.865340
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
Po
pu
las
i (E
ko
r)
Sapi Kerbau Kambing Babi Itik AyamKampung
AyamRas
Domba
Jenis Ternak
Populasi Ternak
Sapi Kerbau Kambing Babi Itik Ayam Kampung Ayam Ras Domba
1 Pinangsori 11 - 133 1.333 519 13.400 - - 15.396
2 Badiri 42 9 208 1.017 960 31.010 990 61 34.297
3 Sibabangun 6 - 142 864 371 19.237 - 15 20.635
4 Lumut 2 - 82 602 245 13.400 - - 14.331
5 Suka Bangun - - 74 481 326 9.684 - 12 10.577
6 Pandan 24 106 137 70 825 16.991 40 - 18.193
7 Tukka 23 95 102 231 222 6.927 450 4 8.054
8 Sarudik 18 4 31 618 70 1.392 - - 2.133
9 Tapian Nauli - 122 107 1.458 358 11.506 - 31 13.582
10 Sitahuis - 5 - 1.298 - 19.381 - - 20.684
11 Kolang 32 22 232 1.402 475 18.588 - 11 20.762
12 Sorkam - 64 121 3.823 734 15.610 356 76 20.784
13 Sorkam Barat - 161 201 2.683 984 19.919 450 71 24.469
14 Pasaribu Tobing - 3 14 811 168 13.118 - - 14.114
15 Barus - 149 228 499 1.328 34.020 405 - 36.629
16 Sosor Gadong - 302 154 1.195 755 18.327 - - 20.733
17 Andam Dewi 15 227 161 4.006 635 18.973 74 49 24.140
18 Barus Utara - 76 61 475 294 4.506 - - 5.412
19 Manduamas 9 86 220 995 700 12.441 - - 14.451
20 Sirandorung 19 131 369 1.389 602 10.651 11.100 10 24.271
201 1.562 2.777 25.250 10.571 309.081 13.865 340 363.647
Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010
Populasi Ternak (Ekor)JumlahKecamatanNo
38
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
1.2.4.3Perikanan
Perikanan air laut dan tawar juga merupakan sektor potensial yang cukup
baik untuk dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Tengah terutama di
kecamatan sepanjang pesisir Pantai Barat, akan tetapi perlu diupayakan
pengelolaan yang tepat dan ramah lingkungan sehingga kegiatan ini tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan laut dan mutu air
terutama air permukaan bagi budidaya perikanan air tawar (kolam) serta
sungai. Arahan lokasi perikanan yang tepat perlu menjadi perhatian penting
dalam penataan ruang wilayah kabupaten. Jumlah nelayan dan petani ikan
baik perikanan laut maupun perikanan air tawar di Kabupaten Tapanuli
Tengah dapat dilihat pada Tabel I.12 berikut.
Tabel I.12Banyaknya Nelayan Budidaya Perikanan Laut dan Darat
Di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009
No
KecamatanLaut (ton) Darat (ton) Nelayan
(jiwa)Tangkap
Budidaya
Perairan
Budidaya
1 Pinangsori 0,00 0,00 70,20 75,30 180
2 Badiri 1.360,00 250,00 21,00 32,10 950
3 Sibabangun 0,00 0,00 36,00 13,50 0
4 Lumut 0,00 0,00 30,00 40,20 0
5 Suka Bangun 0,00 0,00 0,00 12,00 0
6 Pandan 8.312,00 36,00 15,30 20,50 1.127
7 Tukka 0,00 0,00 36,20 30,00 0
8 Sarudik 0,00 0,00 0,00 6,30 889
9 Tapian Nauli 42,10 200,00 11,30 52,60 1.235
10 Sitahuis 0,00 0,00 6,70 13,40 0
11 Kolang 914,90 96,00 35,30 20,00 483
12 Sorkam 737,80 0,00 40,20 9,20 670
13 Sorkam Barat 3.750,20 0,00 43,10 10,80 1.190
14 Pasaribu Tobing 0,00 0,00 15,00 15,00 0
15 Barus 3.151,20 0,00 13,10 7,40 1.050
16 Sosor Gadong 920,80 0,00 27,20 15,10 485
Buku Rencana I -
Sapi Kerbau Kambing Babi Itik Ayam Kampung Ayam Ras Domba
1 Pinangsori 11 - 133 1.333 519 13.400 - - 15.396
2 Badiri 42 9 208 1.017 960 31.010 990 61 34.297
3 Sibabangun 6 - 142 864 371 19.237 - 15 20.635
4 Lumut 2 - 82 602 245 13.400 - - 14.331
5 Suka Bangun - - 74 481 326 9.684 - 12 10.577
6 Pandan 24 106 137 70 825 16.991 40 - 18.193
7 Tukka 23 95 102 231 222 6.927 450 4 8.054
8 Sarudik 18 4 31 618 70 1.392 - - 2.133
9 Tapian Nauli - 122 107 1.458 358 11.506 - 31 13.582
10 Sitahuis - 5 - 1.298 - 19.381 - - 20.684
11 Kolang 32 22 232 1.402 475 18.588 - 11 20.762
12 Sorkam - 64 121 3.823 734 15.610 356 76 20.784
13 Sorkam Barat - 161 201 2.683 984 19.919 450 71 24.469
14 Pasaribu Tobing - 3 14 811 168 13.118 - - 14.114
15 Barus - 149 228 499 1.328 34.020 405 - 36.629
16 Sosor Gadong - 302 154 1.195 755 18.327 - - 20.733
17 Andam Dewi 15 227 161 4.006 635 18.973 74 49 24.140
18 Barus Utara - 76 61 475 294 4.506 - - 5.412
19 Manduamas 9 86 220 995 700 12.441 - - 14.451
20 Sirandorung 19 131 369 1.389 602 10.651 11.100 10 24.271
201 1.562 2.777 25.250 10.571 309.081 13.865 340 363.647
Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010
Populasi Ternak (Ekor)JumlahKecamatanNo
39
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
No
KecamatanLaut (ton) Darat (ton) Nelayan
(jiwa)Tangkap
Budidaya
Perairan
Budidaya
17 Andam Dewi 1.525,30 132,20 14,20 10,80 810
18 Barus Utara 0,00 0,00 0,00 8,30 432
19 Manduamas 17,30 0,00 30,40 17,10 125
20 Sirandorung 0,00 0,00 18,30 10,50 263
Tapanuli Tengah20.731,6
0 714,20 463,50 420,10 9.889
Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010
1.2.4.4Pariwisata
Kawasan Pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah yang potensial namun
belum dikembangkan secara maksimal antara lain:
Wisata Laut
Kawasan sepanjang pesisir Pantai Barat di Kabupaten Tapanuli
Tengah memiliki potensi wisata yang cukup besar. Dengan adanya
pengelolaan dan pembenahan sarana dan prasarana pendukung yang
diperlukan, maka kawasan sepanjang pesisir Pantai Barat Kabupaten
Tapanuli Tengah dapat dikembangkan menjadi sektor unggulan
pariwisata laut.
Wisata Alam
Sesuai dengan topografi Kabupaten Tapanuli Tengah yang variatif,
terletak pada gugusan Dataran Tinggi Bukit Barisan, terdapat banyak
Buku Rencana I -
21.445,80
883,60
9.889
0,00
5.000,00
10.000,00
15.000,00
20.000,00
25.000,00
Ju
mla
h
Laut Darat Nelayan
Potensi Perikanan
40
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
panorama indah yang masih sangat alami, seperti air terjun,
ekowisata dan lain-lain sehingga dapat dijadikan bagian dari link
wisata alam kombinasi dengan wisata bahari/wisata tirta.
Wisata Budaya
Penduduk yang berdomisili di Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari
berbagai suku antara lain suku Batak Tapanuli, Nias dan Pesisir
dengan karakter budaya yang khas. Selain suku bangsa yang
berfariasi, Kabupaten Tapanuli Tengah juga memiliki obyek wisata
budaya yang cukup potensial untuk dikembangkan.
Dalam rangka pengembangan di bidang pariwisata, pembentukan suatu
paket wisata merupakan salah satu alternatif pengembangan, tentunya
perlu didukung dengan sarana prasarana penunjang antara lain
pengembangan jaringan jalan penghubung antar obyek wisata yang akan
dikembangkan. Beberapa obyek lokasi wisata potensial di Kabupaten
Tapanuli Tengah adalah seperti diuraikan pada Tabel I.13.
Tabel I.13Lokasi Situs Bersejarah dan Obyek Wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah
No
Lokasi/Kecamatan Situs Bersejarah/Obyek Wisata
1 Sitahuis Bukit Anugrah2 Barus Makam Papan Tinggi3 Barus Mahligai4 Barus Makam Tuan Batu Badan5 Barus Bukit Patupangan6 Badiri Meriam Peninggalan Belanda7 Tapian Nauli Pulau Mursala
8 Pandan Pantai
9 Barus Pantai
10 Sorkam Barat Pantai Sumber : Hasil survey lapangan
1.2.4.5Pertambangan
Kategori potensi pertambangan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah
dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
Mineral Logam, seperti Timah Hitam, Seng dan Perak
Mineral Bukan Logam, seperti Batu Gamping, Batu Padas, Pasir Sedimen
dan lain-lain.
Buku Rencana I - 41
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Pengembangan pertambangan di Kabupaten Tapanuli Tengah perlu
mempertimbangkan aspek lingkungan terutama di lokasi yang berdekatan
dengan permukiman dan di lokasi hutan lindung. Disamping untuk
memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan juga untuk
memperhitungkan terjadinya alih fungsi lahan sebagai akibat dari kegiatan
pertambangan tersebut. Dengan demikian dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah kabupaten Tapanuli Tengah perlu ditetapkan lokasi-lokasi potensial
pertambangan yang dapat dikembangakan pada masa-masa yang akan
datang.
Sejalan dengan penjelasan beberapa sektor potensial di atas, maka jenis
komoditi unggulan di masing-masing kecamatan sesuai dengan hasil
wawancara di tingkat kecamatan dan survei lapangan diuraikan pada
Tabel I.14
Tabel I.14Sektor Unggulan di Tiap Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
2009
No Kecamatan
Sektor Unggulan
PertanianPerkebuna
n IndustriPerikan
anPariwisat
aPertambang
anPeternak
an
1 Pinangsori
Padi sawah, palawija, buah, sayuran
Karet, sawit, kelapa, kakau
Budidaya Babi, itik
2 Badiri
Padi sawah, palawija, buah, Sayuran
Karet, sawit, kelapa, kakau
Laut, budi daya
Peninggalan sejarah
Sapi, babi, itik, domba
3 Sibabangun
Padi sawah, palawija, buah
Karet, sawit, kelapa, kakau
PKS Air terjun Kambing
4 LumutKaret, sawit, kelapa, kakau
Budidaya sungai
5 Suka Bangun
Karet, sawit, kelapa, kakau
6 Pandan Buah, sayuran Kelapa PLTA Laut pantai Galian C
Sapi, kerbau babi, itik
7 Tukka Buah, sayuran
Karet, kelapa, kakau
Budidaya Air terjun Sapi, kerbau
8 Sarudik Buah Kelapa Perikanan
9 Tapian Nauli Palawija
Karet, kelapa, kakau
PLTA Budidaya Pulau Kerbau, domba
10 Sitahuis Palawija, buah
Karet, kelapa,
Alam Babi
Buku Rencana I - 42
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
No Kecamatan
Sektor Unggulan
PertanianPerkebuna
n IndustriPerikan
anPariwisat
aPertambang
anPeternak
ankakau
11 Kolang
Padi Ladang, palawija, buah, sayuran
Karet, sawit, kelapa, kakau
Laut PantaiSapi, kambing, babi
12 Sorkam
Padi sawah, padi Ladang, palawija, buah, sayuran
Karet, sawit, kelapa, kakau
Laut PantaiKerbau, babi itik, domba
13 Sorkam Barat
Padi, Palawija, buah
Kelapa, kakau Laut Pantai
Kerbau, kambing, babi, itik, domba
14 Pasaribu Tobing Sayuran
Karet, kelapa, kakau
Air terjun Babi
15 Barus Padi sawah, buah
Kelapa, kakau Laut
Pantai, peninggalan sejarah
Kerbau, kambing, babi, itik
16 Sosor Gadong
Padi sawah, buah, sayuran
Karet, kelapa, kakau
Laut Pantai Kerbau, babi
17 Andam Dewi
Padi sawah, buah
Karet, sawit, kelapa, kakau
Laut Pantai
Sapi, kerbau babi, itik, domba
18 Barus Utara Palawija
Karet, kelapa, kakau
Kerajinan manik
Peninggalan sejarah Babi
19 Manduamas
Padi sawah, palawija, buah
Sawit, kelapa, kakau
PantaiKerbau, kambing, babi, itik
20 Sirandorung
Padi sawah, palawija, buah, sayuran
Sawit, kelapa, kakau
Gula merah, minyak kelapa sawit
Air terjun
Sapi, kerbau kambing, babi, itik
Sumber: Hasil Survei Lapangan dan BPS Tapanuli Tengah Dalam Angka 2009
1.2.5 Potensi Ekonomi Wilayah
1.2.5.1Pertumbuhan Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Tengah selama 5 tahun
terakhir mengalami kenaikan berfluktuasi, sebagaimana dapat dilihat pada
Tabel I.15 di bawah ini. Hal ini terjadi karena kondisi perekonomian, baik di
tingkat nasional, regional maupun domestik belum menunjukkan adanya
stabilitas perekonomian agregat.
Tabel I.15Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2009
Lapangan UsahaPertumbuhan (%)
2005 2006 2007 2008 20091. Pertanian 3,87 3,08 2,92 4,48 3,24
Buku Rencana I - 43
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
2. Pertambangan dan Penggalian 3,33 3,40 8,20 9,28 7,21 3. Industri Pengolahan 2,51 (0,27) 3,60 2,59 3,97 4. Listrik, Gas & Air Minum 3,11 8,68 9,42 18,78 12,51 5. Bangunan 5,16 33,14 26,45 7,24 12,37 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 5,58 8,86 12,43 12,51 9,02 7. Pengangkutan & Komunikasi 6,05 12,97 6,68 7,83 10,00
8. Keuangan, Usaha persew, Jasa Perusahaan 8,62 5,86 5,38 4,02 11,94 9. Jasa-Jasa 10,62 10,56 10,37 8,80 7,47
Jumlah 5,14 5,71 6,42 6,18 5,70
Sumber : BPS Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010
Berdasarkan dari data yang diperoleh bahwa Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Tapanuli Tengah 5 tahun terakhir pada umumnya mengalami
peningkatan yang berfariasi walaupun pada tahun-tahun tertentu ada yang
mengalami penurunan, serta ada beberapa sektor yang juga mengalami
penurunan. Terutama di sektor industri pengolahan yang tingkat
pertumbuhannya negatif dan mengalami tingkat penurunan yang tajam
pada tahun 2006. Pada Tahun 2009 sektor industri pengolahan umumnya
mengalami peningkatan, begitu pula dengan sektor-sektor lainnya seperti
bangunan; pengangkutan dan komunikasi; serta keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan. Sedangkan untuk sektor listrik, gas dan air minum
mengalami penurunan yang sangat tajam pada tahun 2009 dan sektor
lainnya seperti pertanian; pertambangan dan penggalian; perdagangan,
hotel dan restoran; serta jasa-jasa pada tahun 2009 mengalami sedikit
penurunan.
1.2.5.2Struktur Ekonomi
Sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah selama
periode tahun 2005-2009 adalah sektor pertanian yaitu sebesar 48,26%
rata-rata pertahun, diikuti dengan sektor jasa-jasa sebesar 17,79% rata-rata
pertahun, kemudian sektor industri pengolahan sebesar 12,17% rata-rata
pertahun, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,71%
rata-rata pertahun, serta sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian merupakan
sektor pemberi kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli
Tengah, tetapi mengalami terus penurunan dari tahun ke tahun. Sedangkan
untuk sektor lainnya pada umumnya mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun, kecuali sektor pertambangan dan penggalian serta keuangan,
Buku Rencana I - 44
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
persewaan dan jasa perusahaan yang mengalami naik-turun tiap tahunnya.
Faktor penyebab dari hal ini kemungkinan besar adalah belum optimalnya
pemanfaatan dari kedua sektor tersebut, terutama pertambangan dan
penggalian yang dimana pengolahannya tidak dapat diperbaharui. Untuk
lebih jelasnya mengenai struktur ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel I.16
berikut.
Tabel I.16Struktur Perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2005-2009
No Kelompok Sektor
Kontribusi Terhadap PDRB (%)
2005 2006 2007 2008 2009
1 Primer 51,4
7 50,2
2 48,6
0 47,8
5 46,7
6
a. Pertanian 50,7
6 49,5
2 47,8
9 47,1
2 46,0
2
b. pertambangan dan penggalian 0,7
1 0,7
0 0,7
1 0,7
3 0,7
4
2 Sekunder 16,8
3 16,8
9 17,3
3 17,0
3 17,1
7
a. Industri Pengolahan 13,1
4 12,4
2 12,1
0 11,6
9 11,4
9
b. Listrik, Gas & Air Bersih 0,5
0 0,5
2 0,5
3 0,5
9 0,6
3
c. Bangunan 3,1
9 3,9
5 4,7
0 4,7
5 5,0
5
3 Tersier 31,7
0 32,8
9 34,0
7 35,1
2 36,0
7
a. Perdagangan, Hotel & Restoran 9,7
9 10,1
0 10,6
7 11,3
1 11,6
7
b. Pengangkutan & Komunikasi 2,0
7 2,1
4 2,1
5 2,1
8 2,2
7
c. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
3,30
3,32
3,28
3,22
3,41
d. Jasa-jasa 16,5
4 17,3
3 17,9
7 18,4
1 18,7
2 Sumber : BPS Tapanuli Tengah Dalam Angka 2010
1.2.5.3Potensi Ekonomi
Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi masing-masing sektor di Kabupaten Tapanuli Tengah, maka
dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisis Klassen Typology
(Tipologi Klassen). Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah
berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan
pendapatan per kapita daerah (Dalam hal ini digunakan pendekatan laju
pertumbuhan ekonomi dan besaran kontribusi masing-masing sektor
terhadapat PDRB). Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan
Buku Rencana I - 45
LajuPertumbuhan ( r)
Kontribusi Sektor (y) Yi ≥ Yn
Yi < Yn
ri ≥ rn
ri < rn
Kuadran ISektor Prima
Kuadran IISektor Berkembang
Kuadran IVSektor terbelakang
Kuadran IIISektor potensial
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: sektor prima/cepat-
maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income), sektor
berkembang /sektor maju tapi tertekan (high income but low growth), sektor
potensial/berkembang cepat (high growth but income), dan sektor
terbelakang/relatif tertinggal (low growth and low income. Persamaan dari
analisis tipologi klassen ini dapat dilihat pada diagram berikut.
Metode Analisis Tipologi Klassen
Keterangan:ri : Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Kabupaten)rn: Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Provinsi)Yi: Kontribusi Sektor i (Kabupaten) Yn: Kontribusi Sektor i (Provinsi)
Sebagai input terhadap analisis tipologi klassen, berikut ini diuraikan
tentang data mengenai laju pertumbuhan PDRB dan kontribusi sektor
terhadap PDRB, masing-masing diuraikan atas dasar harga konstan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.17 dan Tabel I.18 berikut.
Tabel I.17Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2008
No.
Lapangan Usaha/Sektor
Kabupaten Tapanuli Tengah
Rata-Rata Laju
Pertumbuhan PDRB
Kab. Tapanuli Tengah
Provinsi Sumatera Utara Rata-Rata
Laju Pertumbuh
an PDRB Prov.
Sumut
Laju Pertumbuhan Laju Pertumbuhan
2006 2007 2008 2006 2007 2008
1 Pertanian 3,08 2,92 3,96 3,32 2,40 4,98 6,06 3,68
2Pertambangan dan Penggalian
3,40 8,20 9,28 6,96 4,17 9,78 6,13 5,30
Buku Rencana I - 46
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
No.
Lapangan Usaha/Sektor
Kabupaten Tapanuli Tengah
Rata-Rata Laju
Pertumbuhan PDRB
Kab.
Provinsi Sumatera Utara
Rata-Rata Laju
Pertumbuhan PDRB
Prov.
Laju Pertumbuhan Laju Pertumbuhan
2006 2007 2008 2006 2007 2008
3 Industri & Pengolahan 0,27 3,60 2,63 1,99 5,47 5,09 2,92 2,67
4 Listrik, gas & Air Bersih 8,68 9,42 13,80 10,63 3,08 0,22 4,46 1,56
5 Bangunan 33,14 26,45 7,24 22,28 10,33 7,78 8,10 5,29
6 Perdagangan 8,86 12,43 12,51 11,27 6,95 7,55 6,14 4,56
7 Pengangkutan & Komunikasi 12,97 6,68 7,83 9,16 11,91 9,90 8,89 6,26
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
5,86 5,38 4,32 5,19 9,87 12,43 11,30 7,91
9 Jasa-jasa 10,56 10,37 8,80 9,91 7,09 8,25 9,48 5,91
Sumber: Hasil Analisis
Tabel I.18Kontribusi Sektor Terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2008
No.
Lapangan Usaha/Sektor
Kabupaten Tapanuli Tengah
Rata-Rata Kontribusi Tiap Sektor Terhadap PDRB di
Kab. Tapanuli Tengah
Provinsi Sumatera Utara Rata-Rata
Kontribusi Tiap Sektor Terhadap PDRB di
Prov. Sumut
Kontribusi Per Sektor
Kontribusi Per Sektor
2005
2006
2007
2005
2006
2007
1 Pertanian49,5
2
47,8
9
47,0
0 48,14 24,3
4
23,9
1
23,8
3 24,03
2 Pertambangan dan Penggalian
0,70 0,71 0,73 0,71 1,20 1,23 1,23 1,22
3 Industri & Pengolahan
12,4
2
12,1
0
11,7
2 12,08 24,0
7
23,6
6
22,8
9 23,54
4 Listrik, gas & Air Bersih
0,52 0,53 0,57 0,54 0,79 0,74 0,73 0,75
5 Bangunan 3,95 4,70 4,76 4,47 6,52 6,57 6,68 6,59
6 Perdagangan10,1
0
10,6
7
11,3
4 10,70 18,3
1
18,4
2
18,3
8 18,37
7 Pengangkutan & Komunikasi
2,14 2,15 2,19 2,16 8,85 9,10 9,31 9,09
8Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
3,32 3,28 3,23 3,28 6,40 6,73 7,04 6,72
9 Jasa-jasa17,3
3
17,9
7
18,4
6 17,92 9,51 9,63 9,91 9,68
Sumber: Hasil Analisis
Berdasarkan data pada kedua tabel, maka tiap sektor/lapangan usaha dapat
dibagi menjadi 4 klasifikasi sesuai dengan tipologi klassen. Dari hasil
analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada sektor yang
Buku Rencana I - 47
Rerata Laju Pertumbuhan Sektoral
* Sektor Industri dan Pengolahan* Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih* Sektor Perdagangan* Sektor Jasa-Jasa
* Sektor Pertanian * Sektor Pertambangan dan Penggalian* Sektor Pengangkutan dan Komunikasi* Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Rerata Kontribusi
Y sektor ≥ Y PDRB Y sektor ≥ Y PDRBSektoral thd PDRB
r sektor ≥ r PDRB
Kuadran I Kuadran IIISektor Prima Sektor Potensial
r sektor≤ r PDRB
Kuadran II Kuadran IVSektor Berkembang Sektor Terbelakang
LQXr / Xn
RVr / RVn
=LQ
Xr / RVr
Xn / RVn
=
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
termasuk dalam kategori sektor prima. Sektor pertanian termasuk dalam
klasifikasi sektor berkembang. Empat sektor lainnya termasuk dalam
klasifikasi sektor potensial masing-masing adalah sektor industri dan
pengolahan; sektor listrik, gas dan air minum, sektor perdagangan, sektor
jasa-jasa. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; sektor
pengangkutan dan komunikasi; sektor bangunan; sektor keuangan,
persewaan dan jasa termasuk dalam klasifikasi sektor terbelakang
sebagaimana diuraikan pada diagram berikut.
Klasifikasi Masing-Masing Sektor di Kabupaten Tapanuli Tengah Berdasarkan
Analisis Tipologi Klassen
Keterangan :Y sektor = nilai sektor ke-iY PDRB = rata-rata PDRBr sektor = laju pertumbuhan sektor ke-ir PDRB = laju pertumbuhan PDRB
1.2.5.4Sektor Basis
Untuk mengetahui jenis sektor basis di Kabupaten Tapanuli Tengah, maka
digunakan analisis Location Quotient. Analisis LQ digunakan untuk
menentukan subsektor unggulan perekonomian daerah, yang mengacu
pada formulasi Bendavid-Val (1991:74) berikut.
Keterangan : Xr = Nilai Produksi subsektor i pada daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Buku Rencana I -
atau
Y sektor > Y PDRB Y sektor > Y PDRB
r sektor > r PDRB
r sektor < r PDRB
48
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
RVr = Total PDRB Kabupaten Tapanuli TengahXn = Nilai Produksi subsektor i pada daerah Provinsi Sumatera Utara RVn = Total PDRB Provinsi Sumatera Utara
Kriteria pengukuran LQ menurut Bendavid – Val, (1991:74) yaitu bila LQ > 1
berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat daerah lebih besar dari
sektor yang sama di tingkat provinsi. Bila LQ < 1 berarti tingkat spesialisasi
sektor tertentu di tingkat daerah lebih kecil dari sektor yang sama di tingkat
provinsi, dan bila LQ = 1 : berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada
tingkat daerah sama dengan sektor yang sama pada tingkat provinsi. Bila
nilai LQ > 1 berarti subsektor tersebut merupakan subsektor unggulan di
daerah dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak
perekonomian daerah. Apabila nilai LQ < 1 berarti subsektor tersebut bukan
merupakan subsektor unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan
sebagai penggerak perekonomian daerah.
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan mengacu pada ketetapan
persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pertanian dan Jasa-jasa
yang merupakan sub sektor potensial di Kabupaten Tapanuli Tengah
dengan nilai LQ masing-masing 1,91 dan 1,87 pada tahun 2009
sebagaimana digambarkan pada Tabel I.19 dan Tabel I.20 serta grafik
dibawah ini.
Tabel I.19Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2006 - 2009
No LAPANGAN USAHANilai LQ
2006 2007 2008 20091 Pertanian 1,96 1,97 1,96 1,912 Pertambangan dan Penggalian 0,57 0,59 0,59 0,593 Industri Pengolahan 0,51 0,50 0,49 0,504 Listrik dan Air Minum 0,63 0,67 0,80 0,865 Bangunan 0,63 0,72 0,72 0,75
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,56 0,58 0,61 0,63
7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,26 0,24 0,24 0,24
8Keuangan, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,54 0,51 0,48 0,48
9 Jasa-Jasa 1,84 1,89 1,90 1,87
Sumber : Hasil Analisis
Buku Rencana I -
Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2009
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
2006 2007 2008 2009
Nilai
LQ
Pertanian
Pertambangan danPenggalian
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Minum
Bangunan
Perdagangan, Hotel danRestoran
Pengangkutan danKomunikasi
Keuangan, UsahaPersew aan dan JasaPerusahaanJasa-Jasa
49
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
Selama periode 2006-2009, pertanian dan jasa-jasa tetap merupakan sektor
unggulan/sektor basis meskipun kontribusinya terhadap PDRB cenderung
mengalami penurunan dari tahun ketahun. Sejalan dengan uraian pada
Tabel VI.10 tentang jenis komoditi unggulan di tiap kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah yang dihimpun berdasarkan hasil
wawancara di tingkat kecamatan dan pengamatan langsung dilapangan,
maka dapat diketahui secara gamblang bahwa komoditi unggulan yang
dominan di sektor pertanian ini adalah padi sawah, padi ladang, jagung,
kacangan-kacangan, umbi-umbian dan lain-lain sesuai dengan komoditi
unggulan masing-masing kecamatan. Terdapatnya komoditi unggulan yang
bervariasi ditiap kecamatan sangat memungkinkan untuk dilakukan
spesialisasi produksi antar kecamatan/kawasan sehingga membuka peluang
untuk saling melakukan pertukaran komoditas sesuai kebutuhan masing-
masing daerah. Implikasi dari hal tersebut adalah bahwa pertumbuhan
suatu daerah akan memberikan dampak terhadap daerah lain. Peran
pemerintah daerah untuk memberdayakan sektor/sub sektor unggulan
sebagai penggerak perekonomian daerah sangat diperlukan, terutama
dalam proses pertukaran komoditas antar daerah sehingga pada gilirannya
akan mendorong masuknya pendapatan dari luar daerah ke dalam suatu
daerah.
1.3 ISU – ISU STRATEGIS
Beberapa isu strategis yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah:
Buku Rencana I -
Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2009
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
2006 2007 2008 2009
Nilai
LQ
Pertanian
Pertambangan danPenggalian
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Minum
Bangunan
Perdagangan, Hotel danRestoran
Pengangkutan danKomunikasi
Keuangan, UsahaPersew aan dan JasaPerusahaanJasa-Jasa
50
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
a. Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki posisi yang strategis menjadi
pusat Kawasan Barat Sumatera Utara, mudah dijangkau semua
wilayah hinterland dari darat, laut dan udara;
b. Pembangunan Kabupaten Tapanuli Tengah dilaksanakan dengan
konsep pembangunan Tapanuli Growth yaitu sinergi kabupaten/kota
lingkup Kawasan Barat Sumatera Utara, Aceh Singkil dan Simeulue
(Provinsi Aceh) untuk menciptakan pola pertumbuhan kawasan yang
kompetitif dengan Kawasan Industri Terpadu Labuhan Angin.
Kabupaten Tapanuli Tengah kini menjadi pusat koleksi (hub)
komoditas unggulan daerah;
c. Beberapa keterbatasan pembangunan di Tapanuli Tengah adalah
topografi wilayah yang berbukit (Bukit Barisan), sumber daya
manusia, pengelolaan sumber daya alam, infrastruktur, akses
informasi dan arus modal. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah
berupaya untuk mengatasi persoalan tersebut dengan percepatan
pembangunan dan menaikkan pertumbuhan ekonomi daerah
terutama melalui investasi, baik investasi pemerintah maupun swasta
dengan konsep pembangunan Tapanuli Growth;
d. Keberadaan kawasan strategis Labuhan Angin menjadi titik
pengembangan yang dapat memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah;
e. Sebagai wilayah yang memiliki garis pantai yang panjang dan
lengsung menghadap kelaut lepas, menyebabkan Kabupaten Tapanuli
Tengah merupakan kawasan rawan bencana geologi (daerah waspada
dan daerah bahaya), dengan demikian pencegahan dan
penanggulangan bencana merupakan hal yang sangat penting di
Kabupaten ini;
f. Sebagai wilayah yang berada di sepanjang kaki bukit, maka perlu
adanya pelestarian kawasan lindung (hutan lindung), sebagai
kawasan penyangga yang merupakan daerah rawan longsor;
g. Rehabilitasi Jaringan Reklamasi Daerah pulau-pulau kecil yang
terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah;
h. Rencana pengembangan dan peningkatan jalan pesisir pantai barat di
Kabupaten Tapanuli Tengah;
Buku Rencana I - 51
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 - 2031
RENCANA
i. Peningkatan kualitas sumberdaya perikanan laut yang cukup banyak
dan potensial terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Buku Rencana I - 52