bab 1, bab 2, bab 3

74
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit sistem kardiovaskuler yang banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan darah tinggi atau Hipertensi dan Arteriosclerosis (pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya karena adanya faktor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda-tadan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga perawatannya. Saat ini angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi (Doenges dkk, 2000). Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah, yang mengakibatkan makin tingginya tekanan darah. Oleh sebab itu, pengobatan dini pada hipertensi sangatlah penting, karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh, seperti : jantung, ginjal, dan otak. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastole lebih dari 80 mmHg (Arif Mutaqqin, 2012).

Upload: lodiakristinmanipada

Post on 13-Sep-2015

263 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Bab 1, Bab 2, Bab 3

TRANSCRIPT

51

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangHipertensi merupakan salah satu penyakit sistem kardiovaskuler yang banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan darah tinggi atau Hipertensi dan Arteriosclerosis (pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya karena adanya faktor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda-tadan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga perawatannya. Saat ini angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi (Doenges dkk, 2000).Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah, yang mengakibatkan makin tingginya tekanan darah. Oleh sebab itu, pengobatan dini pada hipertensi sangatlah penting, karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh, seperti : jantung, ginjal, dan otak. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastole lebih dari 80 mmHg (Arif Mutaqqin, 2012). Di Amerika, diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang ke berbagai target organ, dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat (Rahajeng dan Tuminah, 2009)Menurut Boedi-Darojo (2001) di Indonesia angka prevalensi hipertensi berkisar antara 0,65-28,6%, Biasanya kasus terbanyak ada pada daerah perkotaan. Angka tertinggi tercatat di daerah Sukabumi, diikuti daerah Silungkang, Sumatera barat (19,4%) serta yang terendah didaerah lembah Bariem, Irian Jaya.Berdasarkan data dinas kesehatan kalimantan tengah (2013), penderita hipertensi di Kalimantan Tengah 44.360 orang pada tahun 2012, dan 506 orang sepanjang bulan Januari s/d Februari 2013 (Kartinah, 2009).Pada bulan agustus sampai desember 2013 terdapat 624 pasien yang menderita hipertensi dan sebagian besarnya adalah usila. Kemudian pada bulan januari sampai agustus 2014 terdapat 1025 pasien yang menderita hipertensi dan setengahnya adalah usila.Hipertensi pada usila menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit jantung koroner. Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskular. Secara nyata kematian akibat stroke dan morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan pengobatan hipertensi. Masih tingginya angka morbiditas dan mortalitas hipertensi di kalangan masyarakat, menjadi suatu tantangan bagi tim kesehatan dalam memberikan perawatan dan pengobatan yang tepat. Oleh karena itu, seorang perawat juga memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan asuhan keperawatan. Peran perawat yang dapat muncul di sini yaitu sebagai pelaksana (care giver) dalam memberikan asuhan keperawatan dengan bertindak sebagai comforter, protector and advocat, communicator, serta rehabilitatotr; sebagai pendidik (health educator) dalam mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam rangka pemberian informasi tentang kesehatan, sehingga masyarakat mengetahui tentang penyakit yang dideritanya, khususnya tentang tuberkulosis paru; dan sebagai konsultan (Gaffar, 1999; 24-25). Solusi sederhana yang dapat penulis berikan yaitu dengan meningkatkan dan menggalakkan program promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan mulai dari skala pelayanan kesehatan terkecil. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat laporan studi kasus tentang asuhan keperawatan pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya dengan mengutamakan upaya promotif.

1.1 Rumusan MasalahMerujuk hasil pembahasan diatas maka penulis tertarik untuk membahas mengenai bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya1.2 Tujuan Penulisan1.2.1 Tujuan UmumMahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya1.2.2 Tujuan Khusus1.3.2.1Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya1.3.2.2Menegakkan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya1.3.2.3Membuat intervensi keperawatan pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya.1.3.2.4Mampu melaksanakan rencana tindakan pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya.1.3.2.5Mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya.1.1 Manfaat 1.1.1 Teoritis Laporan studi kasus ini diharapkan dapat di gunakan sebagai salah satu referensi dalam meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya.1.4.2 Praktis 1) Bagi mahasiswaDiharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam Asuhan keperawatan keluarga serta pengalaman dalam praktek kerja lapangan khususnya pada kasus Hipertensi pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

2) Bagi keluargaDiharapkan dapat bermanfaat bagi keluarga dan dapat menambah pengetahuan keluarga tentang kesehatan terutama pada keluarga Tn. M dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Keluarga2.1.1 Definisi KeluargaKeluarga adalah perkumpulan dua orang atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011). Masing-masing penulis menuliskannya menurut cara pandangnya terhadap keluarga dalam konteks teori. Namun ada beberapa definisi keluarga yang sering dijadikan rujukan dalam memudahkan mengerti arti keluarga, yaitu sebagai berikut:1) WHO (1969)Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.2) UU No. 10 tahun 1992Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.3) Salvicion Dan Ara CelisKeluarga adalah dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

2.1.2 Ciri-Ciri Keluarga1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.2) Keluarga membentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.3) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk perhitungan garis keturunan.4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.5) Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.

2.1.3 Tipe Keluarga1) Keluarga tradisionala. Keluarga Inti (nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.b. Keluarga dengan orang tua tunggal (single parent), yaitu keluarga hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian, pisah atau ditinggalkan.c. Pasangan inti (dyadic nuclear), hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.d. Bujang dewasa ( single adult ), yang tinggal sendirian.e. Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.f. Jaringan keluarga besar terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota keluarga yang tidak menikah yang hidup berdekatan dalam daerah geografis.2) Keluarga non tradisionala. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya tediri dari ibu dan anak saja).b. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan tidak mempunyai anak.c. Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama yang hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.d. Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri lebih dari satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan memiliki pengalaman yang sama.

2.1.4 Fungsi KeluargaFungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Beberapa fungsi keluarga adalah :1) Fungsi afektifFungsi afektif merupakan fungsi kelurga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang. 2) Fungsi sosialisasiFungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya pada keluarga. Bagaimana keluarga produktif terhadap sosial dan bagaimana keluarga memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan belajar disiplin, mengenal budaya dan norma melalui hubungan interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.3) Fungsi perawatan kesehatanFungsi perawatan kesehatan merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.4) Fungsi ekonomiFungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga.5) Fungsi biologisFungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi.6) Fungsi psikologisFungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.7) Fungsi pendidikanFungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, ketrampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.2.1.5 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan1) Mengenal masalah kesehatanKesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orangtua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orangtua. Apabila menyadari adanya perubahan orangtua perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepatSebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan. Hal yang perlu dikaji oleh perawat:a. Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.b. Apakah keluarga merasa adanya masalah.c. Apakah keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami.d. Apakah keluarga merasa takut akan akibat penyakit.e. Apakah keluarga kurang percaya terhadap petugas kesehatan.f. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakitKetika keluarga memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:a. Keadaan penyakit (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis, dan perawatannya).b. Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.c. Keadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.d. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fisik, psikososial).e. Sikap keluarga terhadap yang sakit.4) Mempertahankan suasana rumah yang sehatKetika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:a. Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga.b. Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.c. Pentingnya hygiene sanitasi.d. Upaya pencegahan penyakit.e. Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.f. Kekompakan antar-anggota keluarga.5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakatKetika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:a. Keberadaan fasilitas keluarga.b. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan.c. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan.d. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.e. Fasilitas yang ada terjangkau oleh keluarga.Perlu digarisbawahi bahwa 5 tugas keluarga dalam kesehatan diatas, harus selalu dijalankan. Tentu apabila salah satu atau beberapa diantara tugas tersebut tidak dijalankan justru akan menimbulkan masalah kesehatan dalam keluarga.2.1.6 Tahap Perkembangan Keluarga dan Tugas Perkembangan Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapun memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan masing-masing.Tahap-tahap perkembangan itu antara lain (Suprajitno, 2004) :1) Tahap Perkembangan Keluarga Baru Menikah antara lain :a. Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang memuaskan pasangannyab. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan keluarga sosial.c. Membina rencana memiliki anak.d. Keluarga dengan anak baru lahire. Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tuaf. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan.g. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya2) Keluarga Dengan Anak Usia Pra Sekolah antara lain :a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.b. Membantu anak untuk bersosialisasi.c. Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain yang lebih tua juga harus terpenuhi.d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga.e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.g. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.3) Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah antara lain:a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas.b. Mempertahankan keintiman pasangan.c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.4) Keluarga Dengan Anak Remaja antara lain :a. Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.b. Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,hindarkan terjadinya perdebatan kecurigaan dan permusuhan.d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.e. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasaf. Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan keluarga besar.g. Mempertahankan keintiman pasangan.h. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.i. Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah.5) Keluarga Dengan Usia Pertengahan antara lain :a. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan.b. Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya.c. Meningkatkan keakraban pasangan.6) Keluarga Usia Tua antara lain :a. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangan.b. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.d. Melakukan life review masa lalu.

2.1.7 Dimensi Dasar Struktur KeluargaKeluarga terdiri ataspola dan proses komunikasi, struktur peran, struktur kekuatan, nilai-nilai keluarga. Pola dan proses komunikasi dalam keluarga yaitu bersifat terbuka dan jujur, selalu menyelesaikan konflik, berpikiran positif, tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.2.1.8 Peran Perawat KeluargaPerawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:

1) PendidikanPerawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.2) KoordinatorKoordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensif dapat dicapai.Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.3) PelaksanaPerawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.4) Pengawas kesehatanSebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian.5) KonsultanPerawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.6) KolaborasiBerkerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.7) FasilitatorMembantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.8) Penemu kasusMenemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.9) Modifikasi lingkungan.Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.2.1 Konsep Dasar Hipertensi2.2.1 PengertianHipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000).

2.2.2 EtiologiHipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 3 golongan besar yaitu (Gunawan, 2005) :1) Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.2) Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.3) Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:a. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.c. Stress lingkungan.d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua sertapelebaran pembuluh darah.

2.2.3 PatofisiologiHipertensi merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan peningkatan tekanan perifer. Hal ini menyebabkan penambahan beban jantung (after load) sehingga terjadi hipertropi ventrikel kiri sebagai proses kompensasi/adaptasi, hipertopi ventrikel kiri adalah suatu keadaan yang menggambarkan penebalan dinding dan penambahan masa ventrikel kiri.Didalam jantung, meningkatkan resistensi dikopensasikan dengan meningkatnya tekanan dari kontraksi miocardial, dan kelebihan waktu hipertropi ventrikel kiri mengakumulasi meningkatnya beban kerja.Meningkatnya volume darah sesudah meningkatnya masing-masing tekanan sistole di ruang jantung sampai aliran darah kembali ke vena pulmonari dan pembuluh kapiler paru-paru.

PATWAYHipertensi

AterosklorosisPeningkatan alferload

Sclerosis koronerPeningkatan tekanan dinding ventrikel

Hipertrofi ventrikel kiri

Hipo sistole

Peningkatan kerja jantungPenurunan fungsi jantung

Penurunan suplai oksigen miokard

Dekompensasi kordis

Peningkatan kebutuhan oksigen miokardIskemia miokard

KardiomegaliCalcium influx berlebihan

Congestive Heart FailurePenyakit jantung iskemi

Sumber : Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika2.2.4 Tanda dan GejalaManifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu(Rokhaeni, 2001) :1) Mengeluh sakit kepala, pusing2) Lemas, kelelahan3) Sesak nafas4) Gelisah5) Mual6) Muntah7) Epistaksis8) Kesadaran menurun

2.2.5 KlasifikasiSecara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatman of High Blood Pressure (JNC-VI, 1997) sebagai berikut :

NoKategoriSistolik (mmHg)Diastolik (mmHg)

1.Optimal120

2.2.6 Komplikasi1) Efek pada organ a. Otakb. Pemekaran pembuluh darahc. Perdarahand. Kematian sel otak : stroke2) Ginjala. Malam banyak kencingb. Kerusakan sel ginjalc. Gagal ginjal3) Jantunga. Membesarb. Sesak nafas (dyspnoe)c. Cepat lelahd. Gagal jantung

2.2.7 PenatalaksanaanDeteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan.Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg dan mengntrol faktor resiko. Hal ini dapat di capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.1) Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/harib. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuhc. Penurunan berat badand. Penurunan asupan etanole. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.f. Olahraga dianjurkan seperti lari, bersepeda, berenang, dan lain-lain.g. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.h. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobik atau 72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.i. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5 kali/minggu.

2) Pendidikan kesehatan (penyuluhan)Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.3) Terapi dengan ObatTujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut:a. Hipertensi tanpa komplikasi:diuretic, beta blocker.b. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu: inhibitor ACE, penghambat reseptor angiotensin II, alfa blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker, antagonis Ca dan diuretik.c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan inhibitor ACE.d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretik.e. Hipertensi sistolik terisolasi: diuretik, antagonis Ca dihidropiridin kerja sama.f. Penderita dengan infark miokard: beta blocker (non ISA), inhibitor ACE (dengan disfungsi sistolik).

2.2.8 Pemeriksaan Penunjang1) Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.2) Pemeriksaan retina.3) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung.4) EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.5) Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa.6) Pemeriksaan: renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin. 7) Foto dada dan CT scan.

2.2.9 Pencegahan1) Pencegahan PrimerFaktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), takikardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Melitus.b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.d. Melakukan olahraga untuk mengendalikan berat badan. 2) Pencegahan sekunderPencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin.c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung iskemik yang lain harus dikontrol.2.2MANAJEMEN KEPERAWATAN2.2.1Pengkajian1) Aktifitas/ istirahata. Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monotonb. Tanda : Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea2) Sirkulasia. Gejala : Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner aterosklerosis.b. Tanda : Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disrythmia, denyutan nadi jelas, bunyi jantung murmur, distensi vena jugularis.3) Integritas Egoa. Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress multiple (hubungan, keuangan, pekerjaan)b. Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar mata), peningkatan pola bicara.4) Eliminasia. Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal ), obstruksi.5) Makanan/ cairana. Gejala : Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol), mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan diuretik.b. Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.6) Neurosensoria. Gejala : Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan penglihatan.b. Tanda : Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan retina optik. Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan.7) Nyeri/ ketidaknyamanana. Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.8) Pernafasana. Gejala : Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.b. Tanda : Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat bantu pernafasan.9) Keamanana. Gejala : Gangguan koordinasi, cara berjalan.2.2.2 Diagnosa Keperawatan2.2.2.1 AktualDiagnosa keperawatan yang menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang nyata sesuai dengan data klinis yang ditemukan misalnya: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.2.2.2.2 PotensialDiagnosa keperawatan yang menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang nyata dan akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi keperawatan. Saat ini masalah belum ada tetapi etiologi belum ada misalnya: Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah.Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan Hipertensi antara lain :1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial.2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidakdekuat.3. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah.4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakitnya.

2.2.3Intervensi KeperawatanRencana asuhan keperawatan adalah pengkajian yang sistematis dan identifikasi masalah. Penentuan tujuan dan pelaksanaan serta cara atau strategi mengatasi masalah tersebut. Perencanaan keperawatan terdiri dari:1) Menentukan prioritas diagnosa keperawatan.2) Menentukan sasaran dan tujuan.3) Menetapkan kriteria evaluasi.

Intervensi pada diagnosa 1.1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial.Tujuan : Menghilangkan rasa nyeriKriteria hasil :a. Melaporkan ketidakyamanan hilang atau terkontrol.b. Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.Intervensi 1) Pertahankan tirah baring selama fase akut.R : Meminimalkan stimulasi dan meningkatkan relaksasi.2) Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher.R : Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral,efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.3) Hilangkan/ minimalkan aktifitas vasokontraksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya batuk panjang, mengejan saat BAB.R : Aktivitas yang meningkatkan vasokontraksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan vaskuler serebral.4) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.R : Meminimalkan penggunaan oksigen dan aktivitas yang berlebihan yang memperberat kondisi klien.5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas, diazepam dll.R : Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf simpatis.

Intervensi pada diagnosa 22. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidakdekuat.Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria hasil:a. Klien menunjukkan peningkatan berat badanb. Menunjukkan perilaku meningkatkan atau mempertahankan berat badan ideal.Intervensi :1) Bicarakan pentingnya menurunkan masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasi.R : Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya atero sklerosis, kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intra vaskuler dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi.2) Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.R : Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam program diit terakhir.3) Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan dan dimanamakan dilakukan, lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan dimakan.R : Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan dan kondisi emosi saat makan, membantu untuk memfokuskan perhatian pada factor mana pasien telah/dapat mengontrol perubahan.4) Intruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan).R : Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting dalam mencegah perkembangan atero genesis.5) Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.R : Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual.

Intervensi pada diagnosa 3.3. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah. Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantungKriteria Hasil :a. Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah/beban kerja jantung.b. Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima.c. Memperlihatkan normal dan frekwensi jantung stabil dalam rentang normal pasien.Intervensi:1) Observasi tekanan darah.R : Perbandingan dari tekanan darah memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan vaskuler.2) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.R : Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati saat palpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokontriksi dan kongesti vena.3) Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.R : ICS4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium, perkembangan ICS3 menunjukan hipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels, mengidapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik.4) Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.R : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung.5) Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi aktivitas atau keributan ligkungan, batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.R : Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, meningkatkan relaksasi.6) Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi.R : Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang,sehingga akan menurunkan tekanan darah.7) Kolaborasi dengan dokter dalam pembrian terapi anti hipertensi dan diuretik. Pastikan jalan nafas tetap terbuka dan kaji adanya sekret. Bila ada sekret segera lakukan pengisapan lendir.R : Menurunkan tekanan darah.

Intervensi pada diagnosa 4.4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakitnya.Tujuan : Klien menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai penyakitnyaKriteria hasila. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regiment pengobatan.b. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan. Intervensi :1) Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut.R : Mengidentifikasi tingkat pegetahuan tentang proses penyakit hipertensi dan mempermudah dalam menentukan intervensi.2) Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardivaskuler yang dapat diubah, misalnya : obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, pola hidup penuh stress dan minum alcohol (lebih dari 60 cc/hari dengan teratur).R : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler serta ginjal.3) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.R : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minimal klien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. Bila klien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinyu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan.4) Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi (pengertian,penyebab,tanda dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut) melalui penkes.R : Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien tentang proses penyakit hipertensi.

2.2.4Implementasi KeperawatanImplementasi keperawatan adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu:1) Tepat waktu.2) Pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai dengan program terapi.3) Dalam pelaksanaan tindakan privasi pasien harus dijaga.Diagnosa 1 :1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial.Implementasi : 1) Mempertahankan tirah baring selama fase akut.2) Memberikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher.3) Menghilangkan/ minimalkan aktifitas vasokontraksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya batuk panjang, mengejan saat BAB.4) Membantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.5) Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas, diazepam dll.Diagnosa 2 :2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidakdekuat.Implementasi:1) Membicarakan pentingnya menurunkan masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasi.2) Mengkaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.3) Mendorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan dan dimanamakan dilakukan, lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan dimakan.4) mengintruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan).5) Berkolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.Diagnosa 3 :3. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah.Implementasi :1) Mengobservasi tekanan darah.2) Mencatat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.3) Mengauskultasi tonus jantung dan bunyi napas.4) Mengamati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.5) Memberikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi aktivitas atau keributan ligkungan, batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.6) Menganjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi.Diagnosa 4 :4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakitnya.Implementasi :1) Mengkaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut.2) Membantu klien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardivaskuler yang dapat diubah, misalnya : obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, pola hidup penuh stress dan minum alcohol (lebih dari 60 cc/hari dengan teratur).3) Mengkaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.4) Menjelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi (pengertian,penyebab,tanda dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut) melalui penkes.

2.2.5Evaluasi KeperawatanEvaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Hasil evaluasi yang mungkin didapat adalah :1) Tujuan tercapai seluruhnya, yaitu jika pasien menunjukkan tanda atau gejala sesuai dengan kriteria hasil yang di tetapkan.2) Tujuan sebagian yaitu jika pasien menunjukkan tanda dan gejala sebagian dari kriteria hasil yang sudah ditetapkan.3) Tujuan tidak tercapai, jika pasien tidak menunjukkan tanda dan gejala sesuai dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan.

Evaluasi yang didapat dari implementasi, sebagai berikut :1) Nyeri berkurang yang ditandai dengan pasien melaporkan ketidakyamanan hilang atau terkontrol dan dapat mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi yang ditandai dengan klien menunjukkan peningkatan berat badan dan menunjukkan perilaku meningkatkan atau mempertahankan berat badan ideal.3) Tidak terjadi penurunan curah jantung yang ditandai dengan klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah/beban kerja jantung, mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima, dan memperlihatkan normal dan frekwensi jantung stabil dalam rentang normal pasien.4) Klien menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai penyakitnya yang ditandai dengan menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regiment pengobatan, dan mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.

2.2.6 Dischange PlanningPendidikan kesehatan keperawatan antara lain :1) Edukasi manajemen keperawatan2) Penyuluhan3) Meminum obat sesuai indikasi dokter

BAB 3FORMATPENGKAJIANASUHANKEPERAWATANKELUARGA

I. DATAUMUMKELUARGAA. KepalaKeluargaNamaKepalaKeluarga: Tn. MJenisKelamin:Laki-lakiUmur:43 TahunAlamat: Jl. Rindang Banua No. 20Pekerjaan: SwastaPendidikan:SMKKAgama:IslamSuku/Bangsa:Banjar /IndonesiaTanggal Pengkajian: 15 Mei 2015 pukul 15.00 WIB dan 16 Mei 2015 pukul 15.30 WIBB. DaftarAnggotaKeluargaNoNamaJenis KelaminHub. Dng KKTTL/UmurPendidikanPekerjaan

1.Ny. RPIstri40 ThnSMAIRT

2.Ank. MPAnak20 ThnSMAMahasiswa

3.Ank. RLAnak15 ThnSMPPelajar

C. Genogram3(tiga)GenerasiKeterangan := Laki-laki= Perempuan= Tinggal serumah= Hub. Keluarga= Meninggal= PxD. TipeKeluargaKeluarga Tn. M adalah tipe keluarga inti, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.

E. LatarBelakangKeluarga1. LatarBelakangBudayaKeluargaDanAnggotaKeluargaSeluruh anggota Keluarga Tn. M adalah asli orang Banjar.2. BahasaYangDigunakanTn. M dan Keluarga menggunakan bahasa Banjar sebagai alat komunikasi didalam rumah dan lingkungan rumah, karena sebagian besar tetangga Tn. T adalah orang Banjar.3. PengaruhBudayaTerhadapKesehatanKeluargaTn. M mengatakan tidak ada pengaruh budaya dalam keluarga karena klien mengatakan bahwa percaya kepada agamanya dan Allah SWT

F. IdentifikasiAgamaTn. M dan keluarga semua beragama Islam.

G. StatusKelasSosial EkonomiTn. M mengatakan pengasilan sebulan kadang-kadang mencapai Rp. 2.000.000 dari hasil buruh bangunan dan pengasilan dari berdagang dipasar Rp. 3.000.000

H. PolaPemenuhanKebutuhanNutrisiKeluargaKeluarga Tn. M dalam memenuhi nutrisi sehari-hari baik, dan Tn. M mengatakan kalau makan 3x sehari. Makanan sehari-hari seperti sayur-sayuran, lauk-pauk (nila dan patin), daging (2x seminggu).

I. RekreasiKeluargadanPemanfaatanWaktuLuangTn. M mengatakan rekreasi keluarga biasanya menonton tv, berpergian ke tempat wisata, dan pada saat liburan Hari Raya Idul Fitri Tn. M dan keluarga pergi keluar kota untuk mengujungi saudara.

II. TAHAPPERKEMBANGANDANSEJARAHKELUARGA 1. TahapPerkembangandanTugasPerkembanganKeluargaSaatIniKeluarga Tn. M tahap perkembangan adalah tahap V dimana keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).Tugas perkembangannya adalah :a. Menyeimbangkan kebebasaan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak.

2. TugasPerkembanganyangBelumTerpenuhi Sedangkan tugas perkembangan yang belum terpenuhi yaitu dimana keluarga belum meninggalkan rumah orang tuanya dan belummemiliki keluarga sendiri.

3. RiwayatKesehatanKeluargaInti Tn. M mengatakan bahwa ia pernah menderita penyakit batu ginjal tapi tidak ingat kapan pertama kali dia menderita penyakit tersebut. Ny. R mengatakan kepalanya pusing sampai keleher belakang. Ny. R memang memiliki riwayat hipertensi pada saat dibawa ke puskesmas Pahandut dengan TD: 155/90 mmHg, N: 97x/m, RR: 24x/m. Ny. R saat dikaji mengerutkan kening dan karena sakit kepala yang tidak kunjung sembuh keluarga membawa Ny. R ke puskesmas Pahandut. Keluarga khawatir akan kondisi Ny. R. Keluarga juga mengatakan masih bingung untuk mengetahui apakah sakit kepala itu karena hipertensi atau karena penyakit lainnya.

4. RiwayatKesehatanKeluargaSebelumnyaTn. M mengatakan ia pernah masuk RS pada tahun 2003 karena kecelakaan.

III. DATALINGKUNGAN1. KarakteristikRumah (DisertaiDenahRumahdanLingkunganSekitarRumah)Ruma Tn.M berada dipinggir jalan dengan karateristik rumah terbuat dari beton. Terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 buah kamar tidur. 1 ruang makan, 1 dapur, dan 2 wc, 1 kamar mandi. Keadaan rumah bersih dan penataan alat/ perabotan rumah tangga yang rapi. Penerangan dan pentilasi cukup. Sumber air dan air minum menggunakan hitachi. Wc menggunakan septik teng yang terletak dibelakan rumah sekitar 10 m dari sumber air. Keluarga Tn. M biasanya membuang sampa di TPU dan di rumah biasanya Tn. M menyediakan tempat sampah sementara sebelum dibuang di TPU atau dibakar. Untuk karateristiknya airnya, Sumber air minum dan mandi dari hitaci tempat penampungan air tertutup, air tidak berbau dan tidak berasa dan tidak berwarna.Ukuran tanah : 20x23 m2Ukuran tanah : 5 x 10 m2Tanah dan rumah berbentuk persegi panjangDenah Rumah dan Lingkungan Sekitar Rumah

W D U

KK

K R

Jln. Rindang banua

Keterangan :W = Kamar mandi dan WCK = Kamar tidurD = DapurR = Ruang Tamu

1. KarakteristikTetanggaDanKomunitasKeluarga Tn. M hidup di lingkugan perkotaan. Sebagian besar dari tetangga dilingkungan tempat tinggal keluarga Tn. M adalah penduduk asli dan sebagian juga pendatang. Interaksi antar warga banyak dilakukan pada waktu siang hari sampai malam hari.

2. MobilitasGeografisKeluargaTn. M mengatakan tinggal dirumah ini sejak tahun 2001 sampai sekarang.

3. PerkumpulanKeluargaDanInteraksiDenganMasyarakatKeluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat dengan keluarga di lingkungan sekitar saling berinteraksi dengan baik.

4. SistemPendukungKeluargaSemua keluarga Tn. M menggunakan jaminan kesehatan yaitu BPJS.

IV. STRUKTURKELUARGA1. PolaKomunikasiKeluargaKomunikasi didalam keluarga Tn. M selalu terbuka antara satu sama lain, sehingga apabila ada masalah dalam keluarga, masalah dapat terselesaikan dengan adanya partisipasi seluruh anggota keluarga.

2. StrukturKekuatanKeluargaKeluarga Tn. M ada 4 orang terdiri atas suami, istri, dan 2 orang anak yang satu sama lain saling memperhatikan, saling mendukung dan menghargai satu sama lain.Dan juga Tn. M sebagai kepala rumah tangga Tn. M lah yang selalu mngambil keputusan sesuai apa yg telah dibicarakan dan yang sudah disepakati oleh anggota keluarga dan sesuai keputusan yang baik menurut Tn. M.

3. StrukturPeranTn. M sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dan mengatur rumah tangganya, Ny. R sebagai Istri dan ibu rumah tangga, Ank. M sebagai anak pertama sebagai seorang maasiswa dan Ank. R sebagai anak kedua sebagai seorang pelajar.

4. Nilai-NilaiKeluargaNilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam agama Islam yang di anutnya serta norma masyarakat di sekitarnya.V. FUNGSIKELUARGA1. FungsiAfektifKeluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah tangga. tidak mengalami gangguan dalam komunikasi.

2. FungsiSosialisasiKeluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku social yang baik. Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada dalam Masyarakat.

3. FungsiPerawatanKesehatan Mengenal masalah:Keluarga belum mampu mengenal kesehatan keluarganya karena apabila ada sesuatu pada Ny. R seperti sakit kepala keluarga hanya membeli obat diwarung untuk meredakan sakit kepala tapi jika Ny. R tidak sembuh-sembuh mereka langsung membawa Ny. R ke Puskesmas Pahandut karena khawatir kesehatan akan bertabah buruk. Keluarga Tn. M hanya tidak mampu mengenal masalah kesehatan keluarganya dan belum dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat.

Mengambil keputusan:Keluarga cukup peka teradap anggota keluarga yang sakit, namun terkadang masalah kesehatan itu dianggap sepele. Jika ada yang sakit diantara keluarga hanya membeli obat diwarung, namun keluarga tetap berusaha mencari pengobatan ke Puskesmas atau RS jika sakit yang diderita tidak sembuh-sembuh.

Kemampuan merawat anggota yang sakit :Keluarga Tn. M jika ada anggota keluarga yang sakit dan sekiranya perlu penanganan tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan penyembuhan pada tenaga kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong ringan, keluarga cukup menganjurkan istirahat, pemenuhan kebutuhan dan konsumsi obat dan keluarga memberikan perhatian, kasih sayang dan semangat agar dapat membantu proses penyembuhan. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah :Keluarga mampu memelihara lingkungan rumah dan keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit. Terbukti dari lingkungan sekitar yang terlihat bersih.

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas yang ada ;Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas keseatan, seperti Puskesmas dan Ruma Sakit sebagai layanan keseatan, dan BPJS sebagai layanan keseatan. Fasilitas yang terjangkau ole keluarga seperti Puskesmas karena jaraknya cukup dekat dari rumah.

4. Fungsi ReproduksiTn. M dan Ny. R masi pada taap usia produktif. Dan Tn. M dan Ny. R mengatakan menggunakan kontrasepsi injeksi dan menngunakannya sudah 10 tahun.

VI. PEMERIKSAANFISIKA..................................................................... PenampilanUmum : Tn. M (KK) : tampak sehat (energik) , cukup rapi , badan tingi besar. Ny.M (istri) :tampak lesu, karena masig sakit, cukup rapi, badan tinggi dan gemuk (dalam batas normal). Ank. M (anak) : sehat, cukup bersih, badan tinggi dan gemuk (dalam batas normal). Ank. R (anak) : sehat cukup bersih, badan tinggi dan agak kurus

PemeriksaanTanda-TandaVital :No.NamaTDNRR

1.Tn. M120/80 mmHg66x/menit24x/menit

2.Ny. R155/90 mmHg97x/menit24x/menit

3.Ank. M120/70 mmHg68x/menit21x/menit

4. Ank. R110/80 mmHg70x/menit20x/menit

KeluhanYangDirasakanSaatIni :Ny. R mengatakan bahwa ia nyeri dibagian kepala. PemeriksaanFisik :No.NamaKepala (mata, hidung, telinga dan mulut)LeherDadaAbdomenEkstermitas atas dan bawah

1.Tn. MBentuk kepala normal, tidak ditemukan kelainan, penglihatan nornal dan jelas, konjungtiva normal. Pendengaran klien baik, Mukosa bibir baik, gigi klien tidak ada yang tanggal.Kebersihan mulut baik dan cukup bersih.

Tidak telihat peningkatan vena jugularis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.SimetrisNormalPada ektrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema, tidak terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan persendian , mampu mengangkat dan melipat persendian secara sempurna.Tidak ada fraktur, ekstermitas atas dn bawah normal.

2.Ny. RBentuk kepala normal, penglihatan sudah mulai menurun.Ny M mengatakan bahwa lensa kacamatanya -250 untuk kedua matanya.Konjungtiva agak pucat, tidak ada farktur pada hidung, hidung normal.Mukosa bibir baik, gigi Ny. R utuh, tidak ada yang tanggal.Bibir tidak kering dan tidak terlihat tanda tanda sianosis.Tidak telihat peningkatan vena jugularis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.Nyeri saat dilakukan penekanan pada daerah oksipital.Simetris, tidak ada fraktur.Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi, suara mur mur tidak ada ronchi (-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).Pada pemeriksaan abdomen tidak kembung. Normal.Pada ektrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema, tidak terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan persendian , mampu mengangkat dan melipat persendian secara sempurna.Tidak ada fraktur, ekstermitas atas dn bawah normal.

3.Ank. MBentuk kepala normal, tidak ditemukan kelainan, penglihatan nornal dan jelas, konjungtiva normal.Telinga baik dan normal, bentuk hidung normal dan berfungsi dengan baik.Kebersihan mulut bak dan mukosa bibir baik.Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nodulSimetris, tidak ada nyeri tekan pada dada. Tidak ada peradangan pada dada.Simetris, tidak ada benjolan pada abdomen. Bentuk dan ukuran simetris.Tidak ada fraktur, tidak lumpuh, dari ke-4 ektrimitas mampu bergerak dengan baik dan secara normal

4.Ank. RBentuk kepala normal, tidak ditemukan kelainan, penglihatan nornal dan jelas, konjungtiva normal. Telinga baik dan normal, bentuk hidung normal dan berfungsi dengan baik.Kebersihan mulut bak dan mukosa bibir baik.

Tidak telihat peningkatan vena jugularis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan pada dada. Tidak ada peradangan pada dada.Simetris, tidak ada benjolan pada abdomen. Bentuk dan ukuran simetris.Tidak ada fraktur, tidak lumpuh, dari ke-4 ektrimitas mampu bergerak dengan baik dan secara normal.

VII. HARAPANKELUARGAKeluarga Tn. M berharap istrinya sembuh dari penyakitnya, sehingga dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan nyaman, dan bagi perawat, keluarga berharap agar dapat memberikan pelayanan yang baik dan sesuai dengan tidak membeda-bedakan orang. Dan keluarga juga berharap agar perawat dapat memberikan informasi yang jelas mengenai penyakit tersebut dan sesuai.

Palangka Raya, Mei 2015

Mahasiswa

(..........................................)NIM :

VIII. ANALISA DATANo.Data Subjektif dan ObjektifMasalah KeperawatanTipologi (penyebab)

1.DS : Ny. R mengungkapkan Kepala saya sakit sampai kebagian leher belakang.P : Pasien mengatakan nyeri di bagian kepala.Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk benda tumpul.R : Nyeri di daerah kepala sampai dengan leher belakang. S : Skala nyeri 4-6 (1-10).T : Nyeri berdeyut dirasakan tiba-tiba dan hilang secara spontan.DO : Pasien tampak mengerutkan kening. Pasien tampak meringis. TTVTD = 155/90 mmHgN = 75x/mRR = 24x/mNyeri (sakit kepala)Ketidak mampuan keluarga dalam melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota yang sakit

2.DS : Pasien mengatakan tidak tahu penyebab dan cara mencegah hipertensi.DO : Pasien tampak bingung. Pasien meminta informasi. Pasien mengungkapkan masalahnya. Pasien tampak antusias saat bertanya tentang masalah pasien. Pasien tampak tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.Kurang pengetahuan Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.

IX. PRIORITAS MASALAH1. Diagnosa keperawatan Keluarga : Nyeri (sakit kepala) dikeluarga Tn. M pada Ny. R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.Skoring 1 : NoKriteriaPerhitunganPembenaran

1.Sifat masalah :Aktual x 1 = 1Masalah dikatan aktual karena sudah terjadi ditandai dengan sakit kepala, TD = 155/90 mmHg, pasien tampak segan menggerakan kepala, tampak meringis, skala nyeri 4

2.Kemungkinan masalah untuk dirubah:Sebagian x 2 = 1Keluarga belum mampu merawat anggota keluarga yang sakit karena keluarga tidak tahu tindakan yang tepat dilakukan itu apa.

3.Potensial masalah untuk disegah :cukup x 1 = 2/3Keluarga Tn. M memiliki keinginan ntuk meningkatkan kesehatan Ny. R. Anak-anak Tn. M mempunyai kesibukan masing-masing, sehingga tidak setiap saat merawat anggota keluarga yang sakit.

4.Menonjolnya masalah :Masalah berat, harus segera ditangani x 1 = 1Keluarga memiliki keinginan untuk mengatasi masalah hipertensi ini. Keluarga Tn. M merasa masalah tersebut harus segera ditangani agar tidak menimbulkan komplikasi lain

Skor total3 2/3

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga : Kurang pengetahuan dikeluarga Tn. M berhubungan dengan ketikmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.Skoring 2 :NoKriteriaPerhitunganPembenaran

1.Sifat masalah :Aktual x 1 = 1Masalah dikatakan aktual karena sudah terjadi di ditandai dengan : pasien dan keluarga meminta informasi, pasien mengungkapkan masalahnya, keluarga tampak antusias saat bertanya tentang masalah klien.

2.Kemungkinan masalah untuk dirubah:Sebagian x 2 = 1Keluarga belum mampu mengenal masalah kesehatan keluarganya karena masih bingung untuk mengetahui apakah sakit kepala itu karena hipertensi atau penyakit lainnya.

3.Potensial masalah untuk disegah :Cukup x 1 = Dengan dilakukannya penyuluhan pada keluarga diharapkannya pengetahuan keluarga bertambah dan keluarga jadi tahu tentang cara penanganan hipertensi, pencegahan, dan komplikasinya.

4.Menonjolnya masalah :Tidak perlu segera x 1 = Keluarga merasa keadaan Ny. R masih bisa ditangani secara medis dan nonfarmalogis. Keluarga memikirkan bahwa akan lebih penting masalah sakit kepala dulu ditangani.

Skor total2

BAB 4PEMBAHASAN4.1 PengkajianMenurut teori permasalahan yang sering timbul pada klien hipertensi pada kasus keluarga adalah terjadinya ketidak mampuan mengontrol makanan dan pola hidup yang kurang baik. Tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakithi hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya faktor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi (Doenges, 2000).Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epistaksis, dan kesadaran menurun (Rokhaeni, 2001). Sedangkan pada kasus data yang ditemukan adalah klien mengatakan sakit di bagian kepala.Sakit kepala karena saat pengkajian pasien mengatakan sakit pada bagian kepala, TD : 155/90 mmHg dan terlihat pasien tampak merengutkan kening dan tampak meringis. Kurang pengetahuan karena saat pengkajian pasien mengatakan tidak tahu penyebab dan cara mencegah hipertensi dan terlihat pasien tampak bingung, dan pasien meminta informasi.Berdasarkan data yang didapat kemudian dianalisa maka diperoleh masalah keperawatan pada kasus adalah nyeri kepala (sakit kepala) dan kurang pengetahuan.

4.2 Diagnosa`