bab 1-2 sandini
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Senen
1.1.1.1. Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa Kota
Administrasi. Berbeda dengan kota otonom yang dilengkapi DPRD tingkat II,
maka kota-kota administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD Tingkat II yang
mendampingi Walikota. Berdasarkan lembaran daerah no 4/1966 ditetapkanlah 5
wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur,
Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, yang dilengkapi dengan 22
kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan ini
didasarkan atas asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu
200.000 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk kelurahan perkotaan dan
10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran. Secara administratif kotamadya Jakarta
Pusat dibagi menjadi 8 kecamatan, 44 kelurahan 394 RW dan 4.711 RT.
Kecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki
luas wilayah 422 Ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah
tersebut terdiri dari perumahan 237,25 Ha; industri 4,85 Ha; kantor dan gudang
120,48 Ha; taman 6,92 Ha; pertanian 0 Ha; lahan tidur 0 Ha dB 52,37 Ha. Secara
administratif terdiri 6 kelurahan, 46 RW, 508 RT, 22.451 KK, 102.324 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 24.230/Km2. Kecamatan Senen terdiri dari (a)
Kelurahan Kenari (92 Ha); (b) Kelurahan Paseban (71 Ha); (c) Kelurahan Kramat
(71 Ha); (d) Kelurahan Kwitang (45 Ha); (e) Kelurahan Senen (81 Ha); dan (f)
Kelurahan Bungur (63 Ha).
1
Tabel 1.1. Data Kelurahan di Wilayah Kecamatan Senen
Puskesmas Luas (Ha) RW RT KK
Senen 80,90 4 34 1.620
Kwitang 46,61 9 81 5.175
Kenari 91,00 8 54 2.265
Kramat 70,87 8 96 6.355
Paseban 71,41 8 115 7.013
Bungur 62,64 10 130 6.250
Jumlah 422,31 47 510 28.678
(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Senen Tahun 2011)
Batas wilayah Kecamatan Senen adalah sebagai berikut :
Utara : Jalan Pejambon, Jalan Abdurrahman Saleh, Jalan Kalilio
Senen, Kepu Selatan, Gunung Sahari I, II dan Jalan
Kalibaru Timur Raya.
Timur : Jalan Kereta Api dan Kali Sentiong.
Selatan : Jalan Pramuka, Matraman, Jalan Letjen Suprapto (Tanah
TinggiBarat/Poncol).
Barat : Kali Ciliwung.
Gambar 1.1 Peta Kecamatan Senen
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Senen)
2
U
Dari gambar 1.1 menunjukkan peta wilayah di Kecamatan Senen terdapat
enam Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Senen
2. Kelurahan Kwitang
3. Kelurahan Kenari
4. Kelurahan Kramat
5. Kelurahan Paseban
6. Kelurahan Bungur
Kelurahan Senen mempunyai empat RW, Kelurahan Kwitang mempunyai
sembilan RW dan satu Puskesmas Kelurahan, Kelurahan Kenari mempunyai
delapan RW, satu Puskesmas Kelurahan dan Puskesmas Kecamatan Senen
terdapat di Kelurahan Kenari, Kelurahan Kramat mempunyai delapan RW dan
satu Puskesmas Kelurahan, Kelurahan Paseban mempunyai delapan RW dan satu
Puskesmas Kelurahan, Kelurahan Bungur mempunyai sepuluh RW dan satu
Puskesmas Kelurahan.
1.1.1.2 Keadaan Demografi
Wilayah Kecamatan Senen adalah wilayah padat penduduk yang sangat
heterogen. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada periode Januari
hingga Desember 2011, Kecamatan Senen mempunyai jumlah penduduk
sebanyak 74.582 jiwa, dengan kepadatan penduduk 17.660 per Km2.
Berikut rincian kepadatan penduduk di Kelurahan yang ada di wilayah
Puskemas Kecamatan Senen tahun 2011:
3
Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk per Kelurahan Di Wilayah Kecamatan Senen
Tahun 2011
No. Kelurahan
Jumlah
Pendudu
k
Luas
Wilayah
(Km2)
Kepadatan
Penduduk
Per Km2
1 Senen 5.407 0,81 6.683
2 Kwitang 16.032 0,45 34.396
3 Kenari 8.469 0,91 9.306
4 Kramat 23.234 0,71 32.940
5 Paseban 23.603 0,71 33.052
6 Bungur 16.206 0,64 25.871
Jumlah 93.062 4.23 22.036
(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2011)
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama
di Wilayah Kecamatan Senen Tahun 2011
Kelurahan Islam Katolik Protestan Hindu Budha Jumlah
Penduduk
Senen 3.740 640 531 157 339 5.407
Kwitang 14.884 219 474 214 241 16.032
Kenari 6.300 708 747 135 579 8.469
Kramat 21.643 451 620 196 324 23.234
Paseban 21.395 762 809 138 499 23.603
Bungur 14.096 620 853 138 499 16.206
Jumlah 93.062
(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2011)
4
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia
Di wilayah Kecamatan Senen Tahun 2011
No. Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0 – 4 4.232 4.407 8.639
2. 5 – 9 3.585 3.652 7.237
3. 10 – 14 3.776 3.374 7.150
4. 15 – 19 3.340 3.369 6.709
5. 20 – 24 3.348 3.355 6.703
6. 25 – 29 3.685 3.680 7.365
7. 30 – 34 3.878 3.430 7.308
8. 35 – 39 3.767 3.414 7.181
9. 40 – 44 3.410 3.254 6.664
10. 45 – 49 3.306 2.957 6.263
11. 50 – 54 2.950 2.758 5.708
12. 55 – 59 2.439 2.363 4.802
13. 60 – 64 1.927 1.865 3.792
14. 65 – 69 1.703 1.574 3.277
15. 70 – 74 1.152 1.207 2.359
16. > 75 924 981 1.905
Jumlah 48.835 44.227 93.062
(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2011)
5
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah
Kecamatan Senen Tahun 2011
KelurahanBelum
Sekolah
SD SMP SMA AK/DIPLOMA/PT Jumlah
Senen 1.301 102 1.071 1.925 1.008 5.407
Kwitang 4.574 563 3.089 5.827 1.976 16.032
Kenari 738 834 2.832 2.810 1.255 8.469
Kramat 5.334 430 3.505 10.704 3.259 23.234
Paseban 7.434 2.645 4.917 4.235 4.372 23.603
Bungur 3.804 592 4.367 6.120 1.323 16.206
Jumlah 19.608 834 16.224 28.281 9.635 93.062
(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2011)
6
Tabel 1.6 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
Tahun 2011
Fasilitas
Kesehatan
KelurahanJumlah
Senen Kwitang Kenari Kramat Paseban Bungur
Puskesmas - 1 2 1 1 1 6
RS.
Umum/
Swasta
1/- - 2/1 - -/2 - 3/3
Puskesmas
Keliling- - - - - - -
Posyandu
Lansia6 5 8 12 11 11 53
Praktek
dr./ drg.
Praktek Dr.
Spesialis- - 1 7 1 - 9
Bidan
Praktek- 4 - 17 1 1 23
Apotek 5 4 5 2 4 1 18
Dokter 24
Jam- - - - 3 - 3
Poliklinik - 4 - 3 - 2 9
RB.
Pemerintah- - 1 - - - 1
RB.
Swasta- - 2 - 2 - 4
Klinik KB - 3 - - - - 3
(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2010)
7
1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1. Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat
pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus
merupakan garda terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk
tujuan tersebut, puskesmas berfungsi melayani tugas teknis dan administratif.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 –
50.000 penduduk setiap puskesmas.Untuk perluasan jangkauan pelayanan
kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang
lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu atau Puskesmas Keliling.
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah
kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan.
Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia.
Puskesmas dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan
masyarakat maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik
Indonesia mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, telah mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan
pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasan–gagasan
baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun
demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di negara Indonesia masih
jauh dari memuaskan bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
8
1.1.2.2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :
a. Promotif ( peningkatan kesehatan )
b. Preventif ( upaya pencegahan )
c. Kuratif ( pengobatan )
d. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan
jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
1.1.2.3. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan
sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan
dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator
utama yakni (1) lingkungan sehat (2) perilaku sehat (3) cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk Kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat
yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah
Kecamatan setempat.
1.1.2.4. Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan,
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
9
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,
melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian
hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan standard dan memuaskan masyarakat, mengupayakan
pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan
dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat
tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan
kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.
1.1.2.5. Strategi Puskesmas
a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan.
b. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga.
c. Meningkatkan profesionalisme petugas.
d. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
10
1.1.2.6. Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan
memantau progran kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
11
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas
Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,
puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan
dan program kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan
nasional, keduanya merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib
dan program kesehatan pengembangan.
12
1.1.2.7. Upaya Kesehatan Wajib
Program yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan
global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas
yang ada di wilayah Indonesia.
Program kesehatan wajib Puskesmas adalah:
a. Program Promosi Kesehatan
b. Program Kesehatan Lingkungan
c. Program Kesehatan Ibu dan Anak
d. Program Keluarga Berencana
e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
f. Program pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
g. Program Pengobatan Dasar
Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam
bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:
13
Tabel 1.7 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Program
Kesehatan
Wajib
Kegiatan Indikator
Promosi
Kesehatan
Promosi hidup bersih dan
sehat
Tatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan
Lingkungan
Penyehatan pemukiman Cakupan air bersih
Cakupan jamban keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
Kesehatan Ibu
dan Anak
ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan Cakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga
Berencana
Pelayanan Keluarga
Berencana
Cakupan MKET
Pengendalian
Penyakit
Menular
Diare Cakupan kasus diare
ISPA Cakupan kasus ISPA
Malaria Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap
yodium
Cakupan vit A /Fe / cap
yodium
PSG % gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan
UGD Jumlah kasus yang ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
(Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes)
14
1.1.2.8. Upaya Kesehatan Pengembangan
Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Program kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yakni :
a. Program Kesehatan Sekolah
b. Program Kesehatan Olahraga
c. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Program Kesehatan Kerja
e. Program Kesehatan Gigi & Mulut
f. Program Kesehatan Jiwa
g. Program Kesehatan Mata
h. Program Kesehatan Usia Lanjut
i. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan mempertimbangkan masukan
dari Konkes/ BPKM/ BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila
program kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti
target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan
program kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu program kesehatan
pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas
kabupaten/kota. Penyelenggaraan program kesehatan wajib dan upaya
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari
setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap program puskesmas,
baik program kesehatan wajib maupun program kesehatan pengembangan.
15
Tabel 1.8Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya kesehatan
pengembangan
Kegiatan Indikator
Upaya Kesehatan
Sekolah
UKS/UKGS Jml. Sekolah dg
UKS/UKGS
% sekolah sehat
Upaya kesehatan
olah raga
Memasyarakatkan
olahraga untuk
kesehatan
Jumlah kelompok senam
Jumlah klub jantung
sehat
Upaya perawatan
kesehatan
masyarakat
Kunjungan rumah
konseling
% keluarga rawan yang
dikunjungi
Upaya kesehatan
kerja
Memasyarakatkan
masker (norma sehat
dalam bekerja)
% pos UKK
Tingkat perkembangan
pos UKK
Upaya kesehatan
gigi dan mulut
Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi
Upaya kesehatan
jiwa
Konseling Jumlah kasus penyakit
jiwa
Upaya kesehatan
mata
Mencegah kebutaan Jml pend. katarak yg
dioperasi
Jml kelainan visus yang
dikoreksi
Upaya kesehatan
usia lanjut
Memasyarakatkan
perilaku sehat di usia
lanjut
% Posyandu Usila
Tingkat perkembangan
Posyandu Usila
Usaha pembinaan
pengobatan
tradisional
Membina pengobatan
tradisional yang
rasional
Jumlah sarasehan battra
Jumlah battra yang
dibina
(Sumber : Trihono.2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes,ed.)
16
1.1.2.9. Azas Puskesmas
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat,
agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas.
Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui
pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat
antara lain
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa :Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
17
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional: Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal,penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan
secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan
yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Program memadukan penyelengaraan berbagai program kesehatan
yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh : MTBS, UKS,
Puskesmas Keliling, Posyandu.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Program memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan
program dari sektor terkait di tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral
antara lain 1). UKS, Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan & agama. 2). Promosi Kesehatan,
keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan, agama & pertanian. 3). Perbaikan Gizi, keterpaduan
sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha & organisasi
kemsyarakatan. 4). Kesehatan kerja, keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke
strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal
dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua
macam rujukan yang dikenal yakni :
18
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal).
Rujukan program kesehatan perorangan dibedakan atas 1). Rujukan
kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis
(contoh: operasi) dan lain-lain. 2). Rujukan Bahan Pemeriksaan
(spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. 3).
Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan
atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan dan bencana. Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan
atas tiga macam: 1). Rujukan sarana dan logistik, antara lain
peminjaman peralatan foging, peminjaman alat laboratorium
kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan
habis pakai dan bahan pakaian. 2). Rujukan tenaga, antara lain tenaga
ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian
masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.
3). Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan
atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila
puskesmas tidak mampu.
19
Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
(Sumber :Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes)
1.2. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KECAMATAN SENEN
Wilayah Kecamatan Senen mempunyai satu unit Puskesmas tingkat
Kecamatan, lima unit Puskesmas tingkat Kelurahan, yaitu :
1. Puskesmas Kecamatan Senen
Puskesmas Kecamatan Senen merupakan puskesmas dengan luas
bangunan 1500 m2 terdiri dari tiga lantai yang baru selesai dibangun tahun
2000 dan dioperasionalkan sebagai Puskesmas Kecamatan pada periode
Juli 2000, dilengkapi dengan unit rawat inap rumah bersalin.
2. Puskesmas Kelurahan Kwitang
Dibangun di atas tanah seluas 542 m2 dengan luas bangunan 435 m2.
3. Puskesmas Kelurahan Kenari
Dibangun di atas tanah seluas 300 m2 dengan luas bangunan 250 m2.
4. Puskesmas Kelurahan Paseban
Dibangun di atas tanah seluas 700 m2 dengan luas bangunan 640 m2.
5. Puskesmas Kelurahan Kramat
Dibangun di atas tanah seluas 450 m2 dengan luas bangunan 435 m2.
6. Puskesmas Kelurahan Bungur
Dibangun di atas tanah seluas 500 m2 dengan luas bangunan 435 m2..
20
Gambar 1.4 Skema Puskesmas di wilayah Kecamatan Senen
1.2.1. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Senen
Dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
No 15 Tahun 2001 tentang uji coba Puskesmas Kecamatan di Daerah Khusus
Ibukota DKI Jakarta sebagai unit swadana daerah maka Puskesmas Kecamatan
Senen resmi menjadi “Puskesmas Unit Swadana Kecamatan Senen” terhitung
mulai tanggal 14 Februari 2001.
Puskesmas unit swadana merupakan puskesmas yang diberi wewenang mengelola
sendiri penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara langsung
21
Puskesmas kelurahan
Puskesmas kecamatan
dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Visi puskesmas adalah pelayanan prima menuju kecamatan Senen yang sehat.
Misi puskesmas sebagai berikut :
1. Meningkatan mutu pelayanan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
2. Mengembangkan SDM yang profesional.
3. Meningkatkan efektifitas manajemen puskesmas.
4. Mengembangkan kemandirian masyarakat di dalam bidang kesehatan.
Kebijakan mutu puskesmas kecamatan Senen :
1. Memberikan pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi pada
peningkatan kepuasan pelanggan serta secara terus menerus melakukan
peningkatan mutu pelayanan melalui penetapan sistem manajemen mutu
ISO 9001 : 2008.
2. Sasaran mutu puskesmas :
a. Indeks kepuasan pelangganan : 30%.
b. Keluhan pelanggan ditanggapi : 100%.
Tujuan puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif.
2. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif.
3. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif.
4. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat rehabilitatif.
5. Mengembangkan proses perencanaan (P1), pengorganisasian dan
pelaksanaan (P2), pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) dan
pelayanan kesehatan.
6. Mengembangkan pengorganisasian pelayanan kesehatan.
7. Mengembangkan sistem pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan.
8. Mengembangkan sistem pengendalian dan evaluasi pelayanan kesehatan.
9. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknis petugas medis dan
paramedik.
22
10. Meningkatkan kemampuan teknis petugas-petugas non medis.
11. Mensosialisasikan paradigma baru.
1.2.2. Tugas Pokok
Puskesmas kecamatan merupakan unit pelaksana teknik dinas kesehatan
yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian,
puskesmas kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan di wilayah kerjanya.
1.2.2.1. Fungsi Puskesmas adalah :
1. Puskesmas kecamatan merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan,
pengendalian puskesmas kelurahan, pengembangan upaya kesehatan dan
pendidikan di wilayah kerjanya.
2. Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalianterhadap pengelolaan
dan pelayanan puskesmas kelurahan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan klinis meliputi: loket, rekam medis,
klinik umum, ibu anak, KB, gigi, spesialis, konsultasi remaja, gizi, geriatri,
klinik 24 jam.
4. Rawat inap, laboratorium klinik, apotek, farmasi komunikasi, radiologi,
optik, serta klinik lainnya sesuai kebutuhan.
5. Mengkoordinasi temu lintas batas, lintas sektoral dalam penanggulangan
masalah kesehatan.
6. Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang
meliputi kesehatan kader, Posyandu, Karang weda dan lain-lain.
1.2.3. Sarana dan Prasarana
Puskesmas kecamatan Senen terdiri dari tiga lantai, pada lantai satu terdapat
ruang bersalin (RB) yang dilengkapi dengan kamar rawat inap dan kamar mandi,
instalasi gawat darurat (IGD), serta satu poliklinik dokter spesialis obstetri dan
ginekologi yang dilengkapi dengan pemeriksaan USG. Di lantai dua terdapat loket
pendaftaran, apotik, laboratorium, pelayanan KIA, KB, imunisasi, gizi, poli anak,
23
poli penyakit dalam, poli khusus asuransi & rujukan (jamsostek, askes, dan
gakin), poli gigi, poli spesialis, ruang tindakan dan kamar mandi. Lantai tiga
terdapat kantor kepala puskesmas, tata usaha, staf program puskesmas, ruang arsip
dan aula.
24
Gambar 1.9 Denah lantai dua Puskesmas Kecamatan Senen
(Sumber : Arsip Profil Puskesmas Kecamatan Senen)
Lantai satu digunakan untuk rumah bersalin swadaya, sedangkan lantai
tiga digunakan sebagai ruang tata usaha.
Puskesmas kecamatan Senen juga dilengkapi dengan sarana medis dan
non medis. Sarana medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat - alat yang
tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas, termasuk perlengkapan
laboratorium seperti:
1. Basic Equipment:
a. Umum
b. KlA set
c. Poliklinik set
2. Public Health Nursing dan Midwifery kit
3. Diagnostic and Surgical Equipment
4. Physician kit
25
U
5. Health Education Equipment
6. Laboratory Equipment
7. Alat - alat resusitasi dasar
8. Skrining kit bagi UKS di Puskesmas
9. Alat- alat imunisasi
10. IUD set (for family planning )
11. Alat - alat penyuluhan
12. Perangkat peralatan gigi A dan B
13. Perlengkapan / alat - alat pertolongan persalinan
14. Alat kesehatan gigi
15. Alat kesehatan untuk membantu partisipasi masyarakat
16. USG
17. EKG
Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki puskesmas kecamatan Senen
adalah :
1. Meubel :
a. Almari arsip dan obat
b. Almari kartu
c. Almari instrumen
d. Meja periksa
e. Meja rapat
f. Meja kerja
g. Kursi
h. Bangku tunggu
2. Kendaraan / transportasi :
a. Mobil puskesmas keliling 2 buah
b. Sepeda motor 11 buah
3. Perlengkapan kantor :
a. Administrasi (formulir, kertas,map, dll)
b. Mesin tulis (portabel, elektronik)
c. Mesin hitung
26
d. Peti uang / brankas
e. Personal komputer tiga unit pada puskesmas Kecamatan
4. Alat komunikasi: telepon
5. Alat penerangan: PLN dan generator diesel
6. Alat rumah tangga kantor :
a. Televisi
b. Radio kaset / Radio
c. Kulkas (bukan untuk vaksin)
d. Peralatan dapur
e. Kasur, bantal, sprei, gorden, taplak, alat - alat kebersihan
Puskesmas kecamatan Senen juga dilengkapi dengan sarana obat-obatan.
Pengelolaan obat di puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
menyangkut perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia, yang mencakup pola / tata
laksana dan perangkat lunak lainnya, tenaga, sarana dan dana dalam rangka
memelihara dan meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan ekonomis di
unit-unit kesehatan meliputi penyediaan obat yang tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu dan tempat.
1.2.4. Sumber Daya Manusia
Potensi tenaga kesehatan yang ada di puskesmas wilayah Kecamatan
Senen periode Januari –Mei 2012 berjumlah 83 orang, dengan perincian:
27
Tabel 1.9 Ketenagaan di Puskesmas Se-kecamatan Senen
Jenis
Puskesmas
JumlahKec.
Senen
Kel.
Kwitang
Kel.
Kenari
Kel.
Kramat
Kel.
Paseban
Kel.
Bungur
Dr.Spesialis
Dr. Umum
Dr. Gigi
Apoteker
Bidan
Akper
Perawat
Perw. Gigi
Ass.Apoteker
Akzi
AKL
Ak.
Analisis
Pek. Kes
Lain-lain
3
6
3
3
1
4
6
1
1
2
1
3
3
2
12
-
1
-
1
-
1
1
1
-
1
-
-
-
-
1
-
1
-
1
-
2
1
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
-
1
-
1
2
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
-
1
-
1
2
-
1
-
-
-
-
-
2
-
1
1
1
-
1
-
1
-
-
-
-
-
-
-
3
11
4
8
1
10
12
3
2
3
1
3
3
2
17
Jumlah 51 7 6 6 8 5 83
(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2011)
1.2.5. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen
Stuktur organisasi Puskesmas Kecamatan Senen tahun 2011, terdiri atas
Kepala Puskesmas Kecamatan Senen yang dibantu oleh Tata Usaha, bagian Mutu,
seksi Kesehatan Masyarakat, seksi Pelayanan Kesehatan dan bertanggung jawab
terhadap Puskesmas Kelurahan Kenari, Puskesmas Kelurahan Kwitang,
Puskesmas Kelurahan Paseban, Puskesmas Kelurahan Kramat dan Puskesmas
Kelurahan Bungur. Seksi kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap
bagian P2M, PTM, Gizi/PSM, Jiwa/NAPZA, Kesehatan Lingkungan dan Pomosi
Kesehatan. Seksi Pelayanan Kesehatan bertanggung jawab terhadap pelayanan
28
dasar yang membawahi BPU, BPG, KIA/KB, Jamsostek, MTBS, Tindakan,
Laboratorium, Rontgen, Loket, apotik selain itu seksi pelayanan kesehatan
membawahi Gadar, Gakin, Haji, Spesialis dan RB (Rumah Bersalin).
Diagram1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen 2011
1.1.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
AngkaKematianIbu (AKI) di Indonesia masih relatif tinggi bila
dibandingkan dengan negara–negara di ASEAN yaitu sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI 2005-2007). Diperkirakan angka kematian ibu di Jakarta
masih berkisar 50 per 100.000 kelahiran, berdasarkan hal tersebut penurunan AKI
serta peningkatan derajat kesehatan ibu menjadi salah satu prioritas utama dalam
pembangunan kesehatan.
Dengan masih banyaknya ibu hamil yang belum memeriksakan
kehamilannya di fasilitas kesehatan, maka perlu diberikan penyuluhan dan
pengertian serta manfaat dari Ante Natal Care (ANC). ANC berfungsi sebagai
standar pelayanan kebidanan dasar serta memberdayakan ibu dan keluarganya,
29
antara lain dengan dibentuknya Posyandu Sayang Ibu (PSI) yang dikenal dengan
Gerakan Sayang Ibu (GSI) pada setiap 1 (satu ) Rukun Warga (RW).
Sasaran program ini yaitu ibu hamil (Bumil), ibu bersalin (Bulin) neonatal
dan Balita. Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu serta
peningkatan derajat kesehatan ibu dalam pembangunan kesehatan. Untuk anak-
anak program ini bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan anak dan
meningkatkan derajat kesehatan.
Pemantapan pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar dan menjangkau
seluruh sasaran.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kebidanan.
3. Peningkatan deteksi dini risiko tinggi/komplikasi oleh tenaga kesehatan
dan masyarakat.
4. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan
pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
5. Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai standar
dan menjangkau seluruh sasaran
30
Adapun target untuk program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas
Kecamatan Senen periode Januari – Mei 2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.10 Indikator Program KIA di Wilayah Puskesmas Sekecamatan
Senen Periode Januari - Juni Tahun 2012
No IndikatorTarget
1 tahun (%)
Target
6 bulan (%)
1 K1 100 50
2 K4 95 47.5
3 DO K1-K4 < 10 <10
4Penanganan Oleh Tenaga
Kesehatan 90 45
5 Pelayanan Neonatal (KN1) 90 45
6 Kunjungan Bayi 90 45
7 Penanganan Komplikasi Bumil 80 40
8 Kunjungan Ibu Nifas 90 45
Sumber : Adaptasi laporan PWS kesehatan ibu dan anak puskesmas Kecamatan
Senen Periode Januari – JuniTahun 2012
Kegiatan program KIA :
A. Pelayanan Antenatal
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal dan dapat
menjangkau seluruh sasaran. Dalam penerapan operasionalnya, standar
yang dilakukan, yaitu:
1. Timbang berat badan, ukur tinggi badan
2. Tensi ( tekanan darah )
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Ukur tinggi fundus uteri
31
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Imunisasi Tetanus Toksoid
7. Tablet tambah darah
8. Test Lab (Rutin, Khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu Wicara
Pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional
dan bukan oleh dukun bayi. Ditetapkan pula frekuensi pelayanan antenatal
adalah minimal empat kali selama kehamilan (K4), dengan waktu sebagai
berikut :
1 kali pada triwulan pertama
1 kali pada triwulan kedua
2 kali pada triwulan ketiga
a) K1 (Kunjungan baru ibu hamil) adalah kunjungan/kontak ibu hamil yang
pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan pada
masa kehamilan trimester pertama di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan
masyarakat.
32
Tabel 1.11 Cakupan K1 di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen
Periode Januari–Juni Tahun 2012
No Puskesmas Sasaran
Ibu Hamil
Kunjunga
n
K1
Cakupan
(b/a x 100%)
Target
6 bulan
(%)
(a) (b)
1 Kec. Senen100 60
6050
2 Kel. Paseban357 184
51.5450
3 Kel. Kramat431 229
53.1350
4 Kel. Kenari 188 92
48.9450
5 Kel. Kwitang268 119
44.4050
6 Kel. Bungur309 154
49.8450
Jumlah 1653 838 51.31 50
Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen
Periode Januari – JuniTahun 2012
Dari tabel 1.11 didapatkan bahwa masalah cakupan K1
sekecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 melebihi target angka
pencapaian yaitu sebesar 51.31 %.
b) K4 adalah kunjungan ibu hamil yang paling sedikit empat kali atau lebih
mendapat pelayanan antenatal sesuai standar oleh tenaga kesehatan pada
masa kehamilan triwulan ketiga di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu dengan pola satu kali pada trimester pertama dan kedua serta dua
kali pada trimester ketiga.
33
Tabel 1.12 Cakupan K4 di Puskesmas Wilayah Sekecamatan Senen
Periode Januari - Juni Tahun 2012
No Puskesmas
Sasaran
Ibu
Hamil
Kunjunga
n
K4
Cakupan
(b/a x 100 %)
Target
6 bulan
(%)
(a) (b)
1 Kec. Senen 100 49 49 47.5
2 Kel. Paseban 357 174 48.74 47.5
3 Kel. Kramat 431 224 51.97 47.5
4 Kel. Kenari 188 84 44.68 47.5
5 Kel. Kwitang 268 115 42.91 47.5
6 Kel. Bungur 309 149 48.22 47.5
Jumlah 1653 795 47.59 47.5
Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen
Periode Januari – JuniTahun 2012
Dari tabel 1.12 didapatkan bahwa masalah cakupan K4 sekecamatan
Senen periode Januari – Juni 2012 melebihi target angka pencapaian yaitu sebesar
47.59%.
34
Tabel 1.13 Cakupan Kunjungan Bumil K1-K4 di Wilayah Puskesmas
Sekecamatan SenenPeriode Januari – Juni Tahun 2012
No Puskesmas Sasaran K1 (a) K4 (b) DO ( < 10%) Target
Ibu
Hamil
Jumlah % Jumlah % (a-b/a x 100
%)
D0 <10
1 Kec. Senen 100 60 60 49 49 18.33 <10
2 Kel.
Paseban
357 184 51.54 174 48.74 5.43 <10
3 Kel.
Kramat
431 229 53.13 224 51.97 2.18 <10
4 Kel. Kenari 188 92 48.94 84 44.68 8.70 <10
5 Kel.
Kwitang
268 119 44.40 115 42.91 3.36 <10
6 Kel.
Bungur
309 154 49.84 149 48.22 3.25 <10
Jumlah 1653 838 51.31 795 47.59 6.88 <10
Sumber : Adaptasi Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen
Periode Januari – JuniTahun 2012
Dari tabel 1.13 didapatkan bahwa masalah drop out (DO) kunjungan ibu
hamil dari K1 sampai dengan K4 sekecamatan Senen masih di bawah batas
toleransi yaitu sebesar 6.88%.
B. Pertolongan Persalinan
Pertolongan persalinan dilayani di RB (Rawat Bersalin) Puskesmas dan
dalam program KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan
persalinan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah :
a. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan
bidan
b. Dukun bayi
35
Dengan penempatan bidan di Puskesmas, diharapkan secara bertahap
jangkauan persalinan oleh tenaga profesional terus meningkat dan
masyarakat semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih dan aman.
Pertolongan persalinan yang aman adalah yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang kompeten. Yang perlu diperhatikan oleh penolong
persalinan antara lain:
Sterilitas untuk mencegah infeksi
Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
Melakukan kegiatan rujukan bila diperlukan.
Tabel 1.14. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Sekecamatan Senen
Periode Januari–Juni Tahun 2012
No Puskesmas
Sasaran
Bulin
Kunjunga
n
Bulin
Cakupan
(b/a x 100 %)
Target
6 bulan
(%)
(a) (b)
1 Kec. Senen 95 45 47.37 45
2 Kel. Paseban341 171 50.15
45
3 Kel. Kramat411 215 52.31
45
4 Kel. Kenari179 74 41.34
45
5 Kel. Kwitang256 103 40.23
45
6 Kel. Bungur245 143 58.37
45
Jumlah1527 717 46.95
45
Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen
Periode Januari – JuniTahun 2012
Dari tabel 1.14 didapatkan bahwa masalah cakupan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan sekecamatan Senen periode Januari – Juni
2012 melebihi angka pencapaian yaitu sebesar 46.95%.
36
C. Pelayanan Kesehatan Neonatus dan Bayi
Dewasa ini 40 % kematian bayi terjadi pada usia kurang dari satu
periode. Penyebab utama dari kematian tersebut adalah tetanus neonatorum,
gangguan yang timbul pada bayi BBLR dan asfiksia. Upaya yang dilakukan
untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan kehamilan
sebaik mungkin dan pertolongan persalinan “3 Bersih” (Bersih tangan
penolong, Bersih alat pemotong tali pusat dan Bersih alas tempat tidur ibu).
Selain itu dilakukan upaya deteksi dini neonatal berisiko tinggi agar
dapat segera diberikan pelayanan yang diperlukan. Risiko tinggi pada bayi
neonatal meliputi :
1. BBLR ( berat lahir kurang dari 2500 gram )
2. Bayi dengan tetanus neonatorum
3. Bayi baru lahir dengan asfiksia
4. Bayi dengan ikterus neonatorum (ikterus lebih dari tujuh hari setelah
lahir)
5. Bayi baru lahir dengan sepsis
Kunjungan Neonatus (KN) adalah kunjungan neonatus dengan tenaga
kesehatan untuk mendapat layanan kesehatan neonatus, yaitu minimal 2x.
Kunjungan ke 1 pada hari ke 1-7 (sejak 6 jam setelah lahir)
Kunjungan ke 2 pada hari ke 8-28.
37
Tabel 1.15. Pelayanan Neonatal (KN 1)Sekecamatan Senen
Periode Januari–Juni Tahun 2012
No Puskesmas
Sasaran
Bayi Lahir
Hidup
Pelayanan
neonatus I
Cakupan
(b/a x 100 %)
Target
5 bulan
(%)
(a) (b)
1 Kec. Senen 95 45 47.37 45
2 Kel. Paseban341 171 50.15
45
3 Kel. Kramat411 215 52.31
45
4 Kel. Kenari179 74 41.34
45
5 Kel. Kwitang256 103 40.23
45
6 Kel. Bungur295 143 48.47
45
Jumlah 1577 751 47.62 45
Dari tabel 1.15 didapatkan bahwa masalah cakupan pelayanan
neonatal (KN1) sekecamatan Senen periode Januari- Juni 2012 melebihi
target angka pencapaian yaitu sebesar 47.62%.
38
Tabel 1.16 Kunjungan Bayi Sekecamatan Senen
Periode Januari – Juni Tahun 2012
No Puskesmas
Sasaran
Bayi Lahir
Hidup
Kunjunga
n
Bayi Lahir
Hidup
Cakupan
(b/a x 100 %)
Target
6 bulan
(%)
(a) (b)
1 Kec. Senen 95 40 42.10 45
2 Kel. Paseban 341 164 48.09 45
3 Kel. Kramat 411 213 51.82 45
4 Kel. Kenari 179 64 35.75 45
5 Kel. Kwitang 256 96 37.50 45
6 Kel. Bungur 295 132 44.74 45
Jumlah 1577 709 45 45
Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen
Periode Januari – JuniTahun 2012
Dari tabel 1.16 didapatkan masalah cakupan kunjungan bayi
sekecamatan Senen periode Januari- Juni 2012 di bawah dari target angka
pencapaian yaitu sebesar 44.95%.
D. Deteksi Ibu Hamil Berisiko
Deteksi ibu hamil berisiko dilakukan oleh tenaga kesehatan beserta
dengan masyarakat. Faktor risiko adalah risiko kehamilan yang tidak secara
langsung meningkatkan risiko kematian. Contoh :
a. Primigravida <20 tahun atau >35 tahun.
b. Anak > 4 orang.
c. Jarak persalinan terakhir dengan kehamilan ini < 2 tahun.
d. Tinggi badan < 145 cm.
e. Hipertensi, DM dan lainnya.
Adapun pada data deteksi ibu hamil berisiko pada puskesmas se-
kecamatan Senen meliputi:
39
a. Anemia Ringan : 56,6 %
b. Anemia berat : 2 %
c. Preeklamsi : 1,6%
d. Perdarahan : 0,4%
e. 4 terlalu : 31%
f. KEK : 7,6%
Tabel 1.17 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil Sekecamatan Senen
Periode Januari–Juni Tahun 2012
No PuskesmasSasaran
Bumil Risti
Penanganan
komplikasi
Bumil
Cakupan
(b/a x 100 %)
Target 6
bulan
(%)
(a) (b)
1 Kec. Senen 20 12 60 40
2 Kel. Paseban 71 34 47.88 40
3 Kel. Kramat86 36 41.86
40
4 Kel. Kenari 37 14 37.83 40
5 Kel. Kwitang 53 25 47.16 40
6 Kel. Bungur 61 24 39.34 40
Jumlah 328 147 44.82 40
Sumber : Adaptasi Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen
Periode Januari – Juni Tahun 2012
Dari tabel 1.17 didapatkan bahwa masalah cakupan penanganan komplikasi
ibu hamil sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012 melebihi target
angka pencapaian yaitu sebesar 44.82%.
E. Kunjungan Ibu Nifas
Adalah kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
layanan kesehatan (minimal 3 x).
Kunjungan ke 1 pada hari ke 1-7
40
Kunjungan ke 2 pada hari ke 8-28
Kunjungan ke 3 pada hari ke 29-40
Layanan yang diberikan pada ibu nifas antara lain :
Pemberian vitamin A 2 x selama nifas
Periksa kesehatan
Pelayanan Keluarga Berencana
Untuk mengetahui pencapaian target program KIA dibutuhkan data ibu
hamil, ibu bersalin, neonatus dan balita di wilayah puskesmas sekecamatan
Senen periode Januari–Mei 2012. Di bawah ini dapat dilihat data ibu hamil
dan neonatus di wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode Januari–
Mei 2012.
Tabel 1.18 Kunjungan Nifas Sekecamatan Senen
Periode Januari– Juni Tahun 2012
No Puskesmas
Sasaran
Bufas
Kunjunga
n
Bufas
Cakupan
(b/a x 100 %)
Target 6
bulan
(%)
(a) (b)
1 Kec. Senen 95 39 41.05 45
2 Kel. Paseban 341 164 48.09 45
3 Kel. Kramat 411 196 47.69 45
4 Kel. Kenari 179 72 40.22 45
5 Kel. Kwitang 256 114 44.53 45
6 Kel. Bungur 245 134 54.69 45
Jumlah 1527 719 47.08 45
Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen
Periode Januari – JuniTahun 2012
41
Dari tabel 1.18 didapatkan bahwa masalah cakupan kunjungan ibu
nifas sekecamatan Senen periode Januari- Juni 2012 melebihi target angka
pencapaian yaitu sebesar 47.08%.
Berdasarkan indikator dan pencapaian target 6 bulan kegiatan program KIA
yang berkaitan dengan target dan cakupan di wilayah puskesmas
sekecamatan Senen periode Januari sampai Juni 2012 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Tabel 1.19 Indikator dan Pencapaian Kegiatan Program KIA di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari– Juni Tahun 2012
No IndikatorCakupan Target
(%) 6 bulan (%)
1 K1 60 50
2 K4 49 47.5
3 DO K1 – K4 18.33 < 10
4 Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan 47.37 40
5 Pelayanan Neonatal Pertama
(KN 1) 47.37 45
6 Kunjungan Bayi 42.10 45
7 Penanganan Komplikasi
Bumil60 45
8 Kunjungan Ibu Nifas 41.05 45
Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen
Periode Januari – Juni Tahun 2012
42
1.3. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari berbagai hasil pencapaian kegiatan-kegiatan dari program KIA yang
dievaluasi di wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode Januari - Juni Tahun
2012, didapatkan permasalahan sebagai berikut :
1. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Senen
periode Januari – Juni 2012 sebesar 60%.
2. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Paseban
periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.54%.
3. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kramat
periode Januari – Juni 2012 sebesar 53.13%.
4. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kenari
periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.94%.
5. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang
periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.40%.
6. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Bungur
periode Januari – Juni 2012 sebesar 49.84%.
7. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Senen
periode Januari – Juni 2012 sebesar 49%.
8. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Paseban
periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.74%%.
9. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kramat
periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.97%.
10. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kenari
periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.68%.
11. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang
periode Januari – Juni 2012 sebesar 42.91%.
12. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Bungur
periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.22%.
13. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 18.33%.
14. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 5.43%%.
43
15. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 2.18%.
16. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 8.70%.
17. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 3.36%.
18. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 3.25%.
19. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.37%.
20. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 50.15%%.
21. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 52.31%.
22. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.34%.
23. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 40.23%.
24. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 58.37%.
25. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.37%.
26. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 50.15%.
27. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 52.31%.
28. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.34%.
29. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 40.23%.
30. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.47%.
44
31. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan
sekecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 42.10 %
32. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Paseban
periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.09%.
33. Cakupan pelayanan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan
Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.82%.
34. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Kenari
periode Januari – Juni 2012 sebesar 35.75%.
35. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang
periode Januari – Juni 2012 sebesar 37.50%.
36. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Bungur
periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.74%.
37. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas
kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 60%.
38. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas
kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.88%.
39. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas
kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.86%.
40. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas
kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 35.83%.
41. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas
kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.16%.
42. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas
kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 39.34%.
43. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kecamatan Senen Pe-
riode Januari - Juni 2012 sebesar 41.05%.
44. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Paseban
periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.09%.
45. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kramat
periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.69%.
46. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kenari
periode Januari – Juni 2012 sebesar 40.22%.
45
47. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang
periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.53%.
48. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Bungur
periode Januari – Juni 2012 sebesar 54.69%.
1.4. RUMUSAN MASALAH
Setelah didapatkan identifikasi masalah dari kegiatan-kegiatan program
KIA puskesmas di wilayah sekecamatan Senen, kemudian dibandingkan nilai
kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah
terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah sebagai berikut :
1. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Senen
periode Januari – Juni 2012 sebesar 60% dari target 50%.
2. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Paseban
periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.54% dari target 50%.
3. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kramat
periode Januari – Juni 2012 sebesar 53.13% dari target 50%.
4. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kenari
periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.94% dari target 50%.
5. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang
periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.40% dari target 50%.
6. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Bungur
periode Januari – Juni 2012 sebesar 49.84% dari target 50%.
7. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Senen
periode Januari – Juni 2012 sebesar 49% dari target 47.5%.
8. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Paseban
periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.74% dari target 47.5%.
9. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kramat
periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.97% dari target 47.5%.
10. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kenari
periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.68% dari target 47.5%.
11. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang
periode Januari – Juni 2012 sebesar 42.91% dari target 47.5%.
46
12. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Bungur
periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.22% dari target 47.5%.
13. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 18.33% dari target
<10.
14. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 5.43% dari target
<10.
15. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 2.18% dari target
<10.
16. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 8.70% dari target
<10.
17. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 3.36% dari target
<10.
18. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas
kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 3.25% dari target
<10.
19. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.37% dari target
45%.
20. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 50.15% dari target
45%.
21. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 52.31% dari target
45%.
22. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.34% dari target
45%.
47
23. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 40.23% dari target
45%.
24. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas
kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 58.37% dari target
45%.
25. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.37% dari target
45%.
26. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 50.15% dari target
45%.
27. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 52.31% dari target
45%.
28. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.34% dari target
45%.
29. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 40.23% dari target
45%.
30. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas
kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.47% dari target
45%.
31. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan sekecamatan
Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 42.10 % dari target 45%.
32. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Paseban periode
Januari – Juni 2012 sebesar 48.09% dari target 45%.
33. Cakupan pelayanan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan
Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.82% dari target 45%.
34. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Kenari periode
Januari – Juni 2012 sebesar 35.75% dari target 45%. .
48
35. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang
periode Januari – Juni 2012 sebesar 37.50% dari target 45%. .
36. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Bungur periode
Januari – Juni 2012 sebesar 44.74% dari target 45%. .
37. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kecamatan
Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 60% dari target 40%..
38. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kelurahan
Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.88% dari target 40%..
39. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kelurahan
Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.86% dari target 40%..
40. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kelurahan
Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 35.83% dari target 40%..
41. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kelurahan
Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.16% dari target 40%..
42. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kelurahan
Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 39.34% dari target 40%.
43. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kecamatan Senen Periode
Januari - Juni 2012 sebesar 41.05% dari target 45%.
44. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Paseban
periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.09% dari target 45%.
45. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kramat periode
Januari – Juni 2012 sebesar 47.69% dari target 45%.
46. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kenari periode
Januari – Juni 2012 sebesar 40.22% dari target 45%.
47. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang
periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.53% dari target 45%.
48. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Bungur periode
Januari – Juni 2012 sebesar 54.69% dari target 45%.
49
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
2.1. Penetapan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang
timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya,
dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan
sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah
pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan
prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data
atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya
pengetahuan yang cukup.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan
dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
2.1.1. Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah teknik non skoring.
Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh
sebab itu juga disebut “ Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua,
yaitu :
A. Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui
diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya.
50
Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih
dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa
mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang
disepakati bersama.
B. Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi
diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok.
Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas
masalah.
2.1.2.Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik
skoring antara lain:
A. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi.
2. Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah
dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka
kesakitan dan angka kematian akibat masalah
kesehatan tersebut.
3. Manageability : Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan
sumber daya.
4. Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah
kesehatan tersebut.
Parameter diletakkan pada baris, dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu
sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah.
Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk
masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai
tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga
51
memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu
berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
B. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin
dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria
untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian
dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat
lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:
1. Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian
2. Greatest member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi
3. Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan
4. Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan
5. Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional
C. Metode Matematik PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk
penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang
dipakai ialah:
1. Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi.
2. Severity : Besarnya kerugian yang timbul
yang ditunjukkan dengan casefatality rate masing- masing penyakit.
3. Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi
atau obat yang efektifuntuk mengatasi masalah tersebut.
4. Community and political concern: Menunjukkan
sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat
dan para politisi.
52
5. Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana
yang tersedia.
Parameter diletakan pada kolom, dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah.
Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai
skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.
Program KIA merupakan program kesehatan dasar yang berhubungan
dengan permasalahan lintas sektoral. Diputuskan untuk menggunakan metode
MCUA dalam penetapan prioritas masalah untuk program ini karena metode ini
memiliki parameter expanding scope, dimana parameter ini menunjukkan
seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor
kesehatan.
Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing masalah
dengan membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap masalah
tersebut diberikan nilai.
Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan
prioritas masalah pada Puskesmas yang ada di Kecamatan Senen yaitu :
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,
maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun
angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah
angka kematian ibu, dan lain sebagainya.
2. Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang
terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa
penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.
Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan
53
cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program
kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor
lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah
seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah
ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan,
fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta
ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.
5. Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah
masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah
kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal
tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah
yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau
organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian
masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
obyektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot
yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu
dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot
54
yang lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang
mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima,
dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
Emergency
Untuk menentukan Score emergency ditetapkan berdasarkan indikator
AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi). Berdasarkan jenis
kegiatan yang menggunakan indikator AKI antara lain cakupan K1, K4, DO K1-
K4, penanganan komplikasi Bumil, persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan
nifas, sedangkan jenis kegiatan yang menggunakan indikator AKB adalah caku-
pan pelayanan neonatus pertama (KN1) dan kunjungan bayi. Skoring ini didap-
atkan dengan mencari nilai proxy sebagai nilai analog atau sebagai nilai yang di-
dapat secara menghubungkan proxy dengan cakupan kegiatan KIA.
Pada tahap awal menentukan score emergency, dilakukan penyetaraan ni-
lai proxy AKI dan AKB ke dalam satuan persen. Dari sumber yang didapat nilai
AKI didapatkan 228/100.000, nilai AKN 19/1000, sedangkan nilai AKB
34/1.000. Setelah dilakukan penyetaraan nilai, didapatkan nilai AKI 228/100.000
AKN 1900/100.000 dan nilai AKB 3400/100.000.
Tabel 2.1 Penentuan Nilai Score Emergency Berdasarkan Proxy
Skor Selisih
1 388 – 2372
2 2373 – 4357
3 4358 – 6341
4 6342 – 8326
5 8327 – 10311
6 10312 – 12306
7 12307 – 14291
55
8 14292 – 16276
9 16277 – 18261
10 18262 – 20246
Contoh perhitungan :
% cakupan -% target = 60% - 50% = 10%
Selisih cakupan dan target + AKI = (10 x 1000 ) + 228 = 10228
(100 1000 ) 100.000 100.000
Untuk angka yang dijadikan nilai, yang dimasukkan ke dalam tabel hanya
pembilangnya saja seperti contoh di atas, yang di masukkan ke dalam tabel hanya
pembilang dari hasil akhir perhitungan yaitu 10228.
Tabel 2.2 Penentuan Skor Emergency Berdasarkan Jenis Kegiatan
No Jenis KegiatanProxy
Nilai Skor( % )
1.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kecamatan SenenAKI 10228 5
2.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Paseban AKI 1768 1
3.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Kramat AKI 3358 2
4.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Kenari AKI 1288 1
5.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Kwitang AKI 5828 3
6.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Bungur AKI 388 1
7.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kecamatan SenenAKI 2728 2
8.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Paseban AKI 1468 1
9.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan KramatAKI 4698 3
56
10.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan KenariAKI 5048 3
11.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan KwitangAKI 4818 3
12.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan BungurAKI 948 1
13.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kecamatan SenenAKI 8558 5
14.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan PasebanAKI 4798 3
15.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan KramatAKI 8048 4
16.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan KenariAKI 1528 1
17.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan KwitangAKI 6868 4
18.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan BungurAKI 6552 4
19.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di
wilayah Puskesmas kecamatan Senen AKI 2598 2
20.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di
wilayah Puskesmas kelurahan PasebanAKI 5378 3
21.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di
wilayah Puskesmas kelurahan KramatAKI 7538 4
22.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di
wilayah Puskesmas kelurahan KenariAKI 3888 2
23.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di
wilayah Puskesmas kelurahan KwitangAKI 4998 3
24.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di
wilayah Puskesmas kelurahan BugurAKI 13598 7
25.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di
wilayah kecamatan SenenAKN 4270 2
57
26.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di
wilayah kelurahan PasebanAKN 7050 4
27.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di
wilayah kelurahan KramatAKN 9210 5
28.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di
wilayah kelurahan KenariAKN 5540 3
29.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di
wilayah kelurahan KwitangAKN 6670 4
30.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di
wilayah kelurahan Bungur AKN 5370 3
31.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas
kecamatan SenenAKB 6300 3
32.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas
kelurahan PasebanAKB 6490 4
33.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas
kelurahan KramatAKB 10220 5
34.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas
kelurahan KenariAKB 12650 7
35.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas
kelurahan KitangAKB 10900 6
36.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas
kelurahan BungurAKB 3660 2
37.Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di
wilayah Puskesmas kecamatan SenenAKI 20228 10
38.Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di
wilayah Puskesmas kelurahan PasebanAKI 8108 4
39.Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di
wilayah Puskesmas kelurahan KramatAKI 2088 1
40.Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di
wilayah Puskesmas kelurahan KenariAKI 2398 2
41.Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di
wilayah Puskesmas kelurahan KwitangAKI 7388 4
58
42. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di
wilayah Puskesmas kelurahan BungurAKI 888 1
43.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas
kecamatan SenenAKI 4178 2
44.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas
kelurahan Paseban AKI 3318 2
45.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas
kelurahan KramatAKI 2926 2
46.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas
kelurahan Kenari AKI 5008 3
47.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas
kelurahan Kwitang AKI 698 1
48.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas
kelurahan BungurAKI 9918 5
59
Greetes Member
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar
selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar skor yang didapatkan.
Tabel 2.3 Penentuan Nilai Skor Greatest Member
Berdasarkan Selisih Target dan Cakupan
Skor Selisih
1 0.15-2.15
2 2.16-4.16
3 4.17-6.17
4 6.18-8.18
5 8.19-10.19
6 10.20-12.20
7 12.21-14.21
8 14.22-16.22
9 16.23-18.23
10 18.24-20.24
Keterangan:
Untuk menentukan skor pada greatest member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan
score dari 1 sampai 10 dengan jarak tiap range sebesar 2 agar mendapatkan nilai
greatest member yang bervariasi.
60
Tabel 2.4 Penentuan Skor Greates Member
Berdasarkan Target dan Cakupan Indikator
No Jenis KegiatanCakupan Target 6
Bulan
(%)
Selisih Skor(%)
1Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kecamatan Senen 60 50 10 5
2Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Paseban 51,5450 1,54 1
3Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Kramat 53,1350 3,13 2
4Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Kenari 48,9450 1,06 1
5Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Kwitang 44,9050 5,60 3
6Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas kelurahan Bungur 49,8450 0,16 1
7Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kecamatan Senen 4947.5 2.5 2
8Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan Paseban 48,7447.5 1,24 1
9Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kramat 51,9747.5 4,47 3
10Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari 44,6847.5 4,82 3
11Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kwitang 42,9147.5 4,59 3
12Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan Bungur 48,2247.5 0,72 1
13Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di
wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 18.33 10 8.33 5
61
14Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di
wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 5,4310 4,57 3
15Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di
wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 2,1810 7,82 4
16Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di
wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 8,7010 1,30 1
17Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di
wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 3,3610 6,64 4
18Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di
wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 3,2510 3,25 2
19
Cakupan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen 47.37 45 2.37 2
20
Cakupan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kelurahan Paseban 50,15 45 5.15 3
21
Cakupan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kramat 52,31 457.31 4
22
Cakupan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari 41,34 45 3.66 2
23
Cakupan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kwitang 40,23 45 4.77 3
24
Cakupan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kelurahan Bungur 58,37 45 13.77 7
25
Cakupan Pelayanan Neonatal pertama
(KN1) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen 47.3745
2.37 2
62
26
Cakupan Pelayanan Neonatal pertama
(KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan
Paseban 50.1545 5.15 3
27
Cakupan Pelayanan Neonatal pertama
(KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan
Kramat 52,3145
7.31 4
28
Cakupan Pelayanan Neonatal pertama
(KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan
Kenari 41,3445
3.66 2
29
Cakupan Pelayanan Neonatal pertama
(KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan
Kwitang 40,2345
4.77 3
30
Cakupan Pelayanan Neonatal pertama
(KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan
Bungur 48,4745
3,47 2
31Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah
Puskesmas Kecamatan Senen 42.10 45 2.90 2
32Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah
Puskesmas Kelurahan Paseban 48.0945 3.09 2
33Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kramat 51.8245 6.82 4
34Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari 35.7545 9.25 5
35Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kwitang 37.5045 7.50 4
36Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah
Puskesmas Kelurahan Bungur 44.7045 0.26 1
37Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil
di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen60 40 20 10
38
Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil
di wilayah Puskesmas kelurahan
Paseban
47.8840
7.88 4
63
39Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil
di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat41.86 40 1.86 1
40Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil
di wilayah Puskesmas kelurahan Kenari37.83 40 2.17 2
41
Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil
di wilayah Puskesmas kelurahan
Kwitang
47.1640
7.16 4
42Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil
di wilayah Puskesmas kelurahan Bungur39.33 40 0.66 1
43Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah
Puskesmas Kecamatan Senen 41.0545 3.95 2
44Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah
Puskesmas Kelurahan Paseban 48.0945 3.09 2
45Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kramat 47.6945 2.69 2
46Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari 40.2245 4.78 3
47Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kwitang 44.5345 0.47 1
48Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah
Puskesmas Kelurahan Bungur 54.6945 9.69 5
Expanding Scope
64
Expanding Scope menunjukkan sejauh mana masalah tersebut mempunyai
ruang lingkup besar di luar bidang kesehatan. Dinilai melalui dua azas puskesmas
yaitu azas pertanggungjawaban wilayah dan azas keterpaduan. Azas
pertanggungjawaban wilayah dilihat dari kepadatan penduduk yang ada di
wilayah kelurahan tersebut. Sedangkan azas keterpaduan dilihat daru lintas sektor
atau lintas program.
Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk
Nilai Jumlah Bumil
1 Jumlah < 200
2 Jumlah 200 –400
3 Jumlah >400
Keterangan : jumlah bumil didapatkan dari sasaran ibu hamil di wilayah
puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-mei 2012
Nilai Jumlah Bumil Risti
1 Jumlah < 40
2 Jumlah 40–80
3 Jumlah >80
Keterangan : jumlah bumil risti didapatkan dari sasaran ibu hamil risti di
wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012
Nilai Jumlah Bulin
1 Jumlah < 200
2 Jumlah 200 –400
3 Jumlah >400
Keterangan : jumlah bumil didapatkan dari sasaran ibu bersalin di wilayah
puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012.
Nilai Jumlah Bufas
1 Jumlah <200
65
2 Jumlah 200 – 400
3 Jumlah >400
Keterangan : jumlah bumil didapatkan dari sasaran ibu nifas di wilayah
puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012.
Nilai Jumlah Bayi Lahir Hidup
1 Jumlah < 200
2 Jumlah 200 – 400
3 Jumlah > 400
Keterangan : jumlah bumil didapatkan dari sasaran bayi lahir hidup di wilayah
puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012.
Nilai Jumlah Bayi
1 Jumlah < 150
2 Jumlah 150-300
3 Jumlah > 300
Keterangan: jumlah bayi didapatkan dari sasaran jumlah bayi di wilayah
puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012.
Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Asas Keterpaduan Lintas
Sektoral
Nilai Lintas Sektoral
1 Tidak ada keterpaduan lintas sektoral
2 Ada keterpaduan lintas sektoral
Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah
Nilai Luas Wilayah
66
1 < 0,5 Km2
2 > 0,5 Km2
67
Tabel 2.8 Skoring Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk, Asas Keterpaduan dan Luas Wilayah di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012
No Daftar Masalah Jumlah Bumil Lintas Sektoral
Luas Wilayah
<0.5 >0.5km2 km2
Skor
<200 200 - 400 >400
1. Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
1 2 2 5
2. Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
2 2 2 6
3. Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
3 2 2 7
4. Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
1 2 2 5
5 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
2 2 2 6
6. Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
2 2 2 6
7. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen
1 2 2 5
8. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan Paseban
2 2 2 6
9. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kramat
3 2 2 7
68
10. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari
1 2 2 5
11. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kwitang
2 2 2 6
12. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan Bungur
2 2 2 6
13. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kecamatan Senen
1 2 2 5
14. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan Paseban
2 2 2 6
15. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kramat
3 2 2 7
16. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari
1 2 2 5
17. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kwitang
2 2 2 6
18. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah
Puskesmas Kelurahan Bungur
2 2 2 6
69
No. Daftar Masalah Jumlah Bulin
<200 200- >400400
Lintas Sektoral
LuasWilayah
<0,5 >0,5km2 km2
Skor
19. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
1 2 2 5
20. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
2 2 2 6
21. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
3 2 2 7
22. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
1 2 2 5
23. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
2 2 2 6
70
24. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
2 2 2 6
No. Daftar Masalah Jumlah Neonatus
<200 200 - 400 >400
Lintas Sektoral
LuasWilayah
<0,5 >0,5km2 km2
Skor
25. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1) di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
1 2 2 5
26. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1)di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
2 2 2 6
27. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
3 2 2 7
28. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
1 2 2 5
71
29. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
2 2 2 6
30. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
2 2 2 6
No. Daftar Masalah Jumlah Bayi
<200 200- >400400
Lintas Sektoral
LuasWilayah
<0,5 >0,5km2 km2
Skor
31. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
1 2 2 5
32. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
2 2 2 6
33. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
3 2 2 7
72
34. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
1 2 2 5
35. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
2 2 2 6
36. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
2 2 2 6
No. Daftar Masalah Jumlah Bumil Risti
<200 200- >400400
Lintas Sektoral
LuasWilayah
<0,5 >0,5km2 km2
Skor
37. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
1 2 2 5
38. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
2 2 2 6
73
39. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
3 2 2 7
40. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
1 2 2 5
41. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
2 2 2 6
42. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
2 2 2 6
No. Daftar Masalah Jumlah Bufas
<200 200- >400400
Lintas Sektoral
LuasWilayah
<0,5 >0,5km2 km2
Skor
43 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
1 2 2 5
74
44. Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
2 2 2 6
45. Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
3 2 2 7
46. Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
1 2 2 5
47. Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
2 2 2 6
48. Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
2 2 2 6
75
Tabel 2.9 Skoring Feasibility Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah
Penduduk di wilayah Kecamatan Senen tahun 2011
PuskesmasJumlah
Tenaga kerja
Jumlah
PendudukPerbandingan Skor
Kec. Senen 51 5407 1:106 3
Kel. Paseban 8 23603 1:2950 1
Kel. Kramat 6 23234 1:3872 1
Kel. Kenari 6 8469 1:1412 2
Kel. Kwitang 7 16032 1:2290 2
Kel. Bungur 5 16206 1:3241 1
Perbandingan Skor
1:100 – 1:1400 3
1:1401 – 1:2701 2
1:2702 – 1:4002 1
76
Tabel 2.10 Penentuan Skoring Feasibility Berdasarkan Ketersediaan
Fasilitas dan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Januari - Juni 2012
Kategori Ketersediaan Skor
ObatAda dan cukup 2
Ada tetapi kurang 1
AlatAda dan cukup 2
Ada tetapi kurang 1
DanaBerlebih 3
Cukup 2
Kurang 1
77
Tabel 2.11 Skoring Feasibility Berdasarkan Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk, Ketersediaan Fasilitas
dan Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012
NO. DAFTAR MASALAH SDMFASILITAS
DANA SKOROBAT ALAT
1 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3 2 2 3 10
2 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Paseban 1 1 1 1 4
3 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat 1 1 1 1 4
4 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kenari 2 2 1 1 6
5 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kwitang 2 1 1 1 5
6 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Bungur 1 1 1 1 4
7 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3 2 2 3 10
8 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1 1 1 1 4
9 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1 1 1 1 4
10 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 2 2 1 1 6
11 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 2 1 1 1 5
12 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1 1 1 1 4
13 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan 3 2 2 3 10
78
Senen
14Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan
Paseban1 1 1 1 4
15Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kramat1 1 1 1 4
16Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kenari2 2 1 1 6
17Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan
Kwitang2 1 1 1 5
18Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan
Bungur1 1 1 1 4
19Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen 3 2 2 3 10
20Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kelurahan Paseban1 1 1 1 4
21Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kramat1 1 1 1 4
22Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kenari2 2 1 1 6
23 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas 2 1 1 1 5
79
Kelurahan Kwitang
24Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas
Kelurahan Bungur2 1 1 1 5
25Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen3 2 2 3 10
26Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas
kelurahan Paseban1 1 1 1 4
27Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas
kelurahan Kramat1 1 1 1 4
28Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas
kelurahan Kenari2 2 1 1 6
29Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas
kelurahan Kwitang2 1 1 1 5
30Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas
kelurahan Bungur1 1 1 1 4
31Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
3 2 2 3 10
32Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
1 1 1 1 4
80
33Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
1 1 1 1 4
34Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
2 2 1 1 6
35Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
2 1 1 1 5
36Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
1 1 1 1 4
37Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas
Kecamatan Senen3 2 2 3 10
38Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas
kelurahan Paseban1 1 1 1 4
39Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas
kelurahan Kramat1 1 1 1 4
40Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas
kelurahan Kenari2 2 1 1 6
41Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas
kelurahan Kwitang2 1 1 1 5
42Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas
kelurahan Bungur1 1 1 1 4
81
43Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
3 2 2 3 10
44Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
1 1 1 1 4
45Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
1 1 1 1 4
46Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
2 2 1 1 6
47Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
2 1 1 1 5
48Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
1 1 1 1 4
82
Tabel 2.12. Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari -Juni 2012
Tabel 2.13 Scoring Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
Periode Januari - Juni 2012
No. Daftar Masalah Skor
1Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
3
2 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Paseban 1
3 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat 1
4 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kenari 2
5 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kwitang 1
83
Parameter Skor
Penyuluhan dan Media Cetak 3
Salah Satu dari Penyuluhan atau Media Cetak 2
Tidak Ada Satupun 1
6 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Bungur 1
7 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3
8 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1
9 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1
10 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 2
11 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 1
12 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1
13 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 2
14 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1
15 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1
16 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 1
17 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 1
18 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1
19 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3
20 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1
21 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1
22 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 2
23 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 2
84
24 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1
25 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3
26 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan Paseban 1
27 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat 1
28 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan Kenari 2
29 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan Kwitang 2
30 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan Bungur 1
31 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3
32 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1
33 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1
34 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 2
35 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 1
36 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1
37 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3
38 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas kelurahan Paseban 1
39 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat 1
40 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas kelurahan Kenari 1
41 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas kelurahan Kwitang 1
85
42 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas kelurahan Bungur 1
43 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3
44 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1
45 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1
46 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 2
47 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 1
48 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1
86
Tabel 2.14 Penentuan Masalah 1- 8 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012
No. Parameter Bobot MS 1 MS 2 MS 3 MS 4 MS 5 MS 6 MS 7 MS 8
N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 5 25 1 5 2 10 1 5 3 15 1 5 2 10 1 5
2 Greetes Member 4 5 20 1 4 2 8 1 4 3 12 1 4 2 8 1 4
3 Expanding Score 3 5 15 6 18 7 21 5 15 6 18 6 18 5 15 6 18
4 Feasibility 2 10 20 4 8 4 8 6 12 5 10 4 8 10 20 4 8
5 Policy 1 3 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1
Jumlah 83 36 48 38 56 36 55 36
Keterangan :
MS-1 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
MS-2 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
MS-3 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
MS-4 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
MS-5 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
MS-6 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
MS-7 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
MS-8 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
87
Tabel 2.14 Penentuan Masalah 9- 16 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012
No. Parameter Bobot MS 9 MS 10 MS 11 MS 12 MS 13 MS 14 MS 15 MS 16
N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 3 15 3 15 3 15 1 5 5 25 3 15 4 20 1 5
2 Greetes Member 4 3 12 3 12 3 12 1 4 5 20 3 12 4 16 1 4
3 Expanding Score 3 7 21 5 15 6 18 6 18 5 15 6 18 7 21 5 15
4 Feasibility 2 4 8 6 12 5 10 4 8 10 20 4 8 4 8 6 12
5 Policy 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1
Jumlah 57 56 56 36 82 54 66 37
Keterangan :
MS-9 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
MS-10 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
MS-11 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
MS-12 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
MS-13 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
MS-14 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
MS-15 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat
MS-16 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
88
Tabel 2.14 Penentuan Masalah 17- 24 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012
No. Parameter Bobot MS 17 MS 18 MS 19 MS 20 MS 21 MS 22 MS 23 MS 24
N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 4 20 4 20 2 10 3 15 4 20 2 10 3 15 7 35
2 Greetes Member 4 4 16 2 8 2 8 3 12 4 16 2 8 3 12 7 28
3 Expanding Score 3 6 18 6 18 5 15 6 18 7 21 5 15 6 18 6 18
4 Feasibility 2 5 10 4 8 10 20 4 8 4 8 6 12 5 10 5 10
5 Policy 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1
Jumlah 65 55 56 54 66 46 57 93
Keterangan :
MS-17 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
MS-18 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
MS-19 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
MS-20 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
MS-21 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kecamatan Kramat
MS-22 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
MS-23 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
MS-24 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
89
Tabel 2.14 Penentuan Masalah 25- 32 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012
No. Parameter Bobot MS 25 MS 26 MS 27 MS 28 MS 29 MS 30 MS 31 MS 32
N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 2 10 4 20 5 25 3 15 4 20 3 15 3 15 4 9
2 Greetes Member 4 2 8 3 12 4 16 2 8 3 12 2 8 2 8 2 8
3 Expanding Score 3 5 15 6 18 7 21 5 15 6 18 6 18 5 15 6 18
4 Feasibility 2 10 20 4 40 4 8 6 12 5 10 4 8 10 20 4 8
5 Policy 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 3 3 1 1
Jumlah 56 91 70 52 62 50 61 44
Keterangan :
MS-25 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
MS-26 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
MS-27 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kecamatan Kramat
MS-28 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
MS-29 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
MS-30 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
MS-31 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
MS-32 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
90
Tabel 2.14 Penentuan Masalah 33- 40 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012
No. Parameter Bobot MS 33 MS 34 MS 35 MS 36 MS 37 MS 38 MS 39 MS 40
N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 5 25 7 35 6 30 2 10 10 50 4 20 1 5 2 10
2 Greetes Member 4 2 8 4 16 5 20 4 16 1 4 10 40 4 16 1 4
3 Expanding Score 3 7 21 5 15 6 18 6 18 5 15 6 18 6 18 5 15
4 Feasibility 2 4 8 6 12 5 10 4 8 10 20 4 8 4 8 6 12
5 Policy 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1
Jumlah 63 64 79 53 92 67 48 42
Keterangan :
MS-33 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Kramat
MS-34 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
MS-35 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
MS-36 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
MS-37 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
MS-38 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
MS-39 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Kramat
MS-40 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
91
Tabel 2.14 Penentuan Masalah 41- 48 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012
No. Parameter Bobot MS 41 MS 42 MS 43 MS 44 MS 45 MS 46 MS 47 MS 48
N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 4 20 1 5 2 10 2 10 2 10 3 15 1 5 5 25
2 Greetes Member 4 4 16 1 4 2 8 2 8 2 8 3 12 1 4 5 20
3 Expanding Score 3 6 18 6 18 5 15 6 18 7 21 5 15 6 18 6 18
4 Feasibility 2 5 10 4 8 10 20 4 8 4 8 6 12 5 10 4 8
5 Policy 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1
Jumlah 65 36 56 45 48 56 38 72
Keterangan :
MS-41 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
MS-42 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
MS-43 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
MS-44 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban
MS-45 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Kramat
MS-46 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
MS-47 : Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang
MS-48 : Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur
92
Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari 48 masalah di atas, didapatkan dua prioritas masalah, yaitu :
1. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 dengan akupan 58.37 % dari target 45 %.2. Cakupan Komplikasi Ibu Hamil Di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target 40 %.
1.2 MENENTUKAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah, selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalahnya dengan menggunakan diagram sebab akibat
atau diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa) berdasarkan data puskesmas yang tersedia. Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input, proses
maupun lingkungan.
Input yaitu sumber daya yang diperlukan oleh suatu sistem, diantaranya: Man (sumber daya manusia), Money (dana), Material (sarana), Methode (cara).
Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada proses, menurut George R. Terry, terdiri dari:
Planning (perencanaan):
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
Organizing (pengorganisasian):
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien
untuk mencapai tujuan organisasi.
93
Actuating (penggerak pelaksanaan):
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah
dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.
Controlling (monitoring):
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi
penyimpangan.
Lingkungan merupakan tempat dimana sistem berada, terdiri dari internal (lingkungan fisik dan kerja) dan eksternal (lingkungan fisik, kondisi masyarakat,
peraturan/undang-undang).
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan dibuat dengan menggunakan fishbone diagram/Ishikawa :
1. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 dengan akupan 58.37 % dari target 45 dengan skor 93.
2. Cakupan Komplikasi Ibu Hamil Di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target 40 % dengan skor 92.
94
.
Adanya tenaga kesehatan yang terlatih.
Banyaknya bumil yang memanfaatkan program Jaminan Persalinan
Peran pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Para bumil mencari tempat terbaik untuk melahirkan.
. Program persalinan dengan pihak RW setempat terkoordinir.
Evaluasi program berjalan dengan baik.
Program pemerintah dapat terlaksana dengan baik.
Banyak bumil yang dari daerah lain melakukan persalinan di Puskesmas
Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya persalinan yang baik.
Adanya pihak RW mengkoordinasi dengan masing - masing RT.
Bumil tidak terdata dengan baik.
Rapat evaluasi program dijalankan dengan rutin
Semua pihak bekerja sama dengan baik.
Adanya pelatihan terhadap tenaga kesehatan sesuai standar.
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 58.37 % dari Target
95
MethodMethod MoneyMoney Materialal
Materialal
ManMan
Peralatan yang memadai terpenuhi.
Peralatan yang memadai terpenuhi.
Adanya program Jaminan Persalinan dari pemerintah.
Adanya program Jaminan Persalinan dari pemerintah.
Banyaknya bumil dari wilayah lain yang melahirkan di puskesmas kelurahan Bungur.
Banyaknya bumil dari wilayah lain yang melahirkan di puskesmas kelurahan Bungur.
Proses persalinan sesuai standar.
Proses persalinan sesuai standar.
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 dengan cakupan 58.37 % dari target
45 %.
Kurangnya koordinasi dengan pihak kader. Keluarahan Bungur.
Kurangnya koordinasi dengan pihak kader. Keluarahan Bungur.
Para petugas rajin mengikuti rapat evaluasi program.
Para petugas rajin mengikuti rapat evaluasi program.
RT setempat mengkoordinasikan dengan para bumil
RT setempat mengkoordinasikan dengan para bumil
Rasa ingin tahu masyarakt tentang persalinan yang baik.
Rasa ingin tahu masyarakt tentang persalinan yang baik.
Target bumil yang didapat melebihi jumlah target.
Target bumil yang didapat melebihi jumlah target.
Organizing
Organizing ActuatingActuating
EvaluatingEvaluatingControllingControlling
PlanningPlanning
Petugas sudah maksimal dalam mendata secara keseluruhan komplikasi ibu hamil di puskesmas.
Dana operasional yang didapat sesuai dengan program yang ada.
Fasilitas penanganan komplikasi ibu hamil di puskesmas kelurahan tidak memadai.
Dana operasional cair tepat waktu dari pemerintah.
Penyampaian informasi tentang komplikasi pada kehamilan dilakukan dengan baik. Kurangnya pemantauan untuk
tersedianya fasilitas alat-alat yang dibutuhkan.
Para bumil tidak ingin kehamilan mereka berisiko.
Evaluasi program KIA di kecamatan Senen berjalan dengan baik.
Risiko yang terjadi kehamilan dapat berdampak buruk bagi persalinan mereka.
Koordinasi antara ibu hamil dan puskesmas Kecamatan Senen berjalan baik.
Banyaknya bumil yang datang selain dari kecamatan Senen
Rapat evaluasi program dijalankan dengan rutin.
Program yang dibuat puskesmas kecamatan Senen terencana cukup baik.
Program penyuluhan komplikasi pada kehamilan berjalan baik.
Cakupan Komplikasi Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target 40 %.
96
MethodMethod MoneyMoney Materialal
Materialal
ManMan
Pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas yang memadai.
Pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas yang memadai.
Pemerintah memberi dana sesuai dengan waktu yang dijanjikan..
Pemerintah memberi dana sesuai dengan waktu yang dijanjikan..
Petugas sudah maksimal dalam mendata secara keseluruhan komplikasi ibu hamil di puskesmas.
Petugas di puskesmas kecamatan Senen cukup memadai
Petugas sudah maksimal dalam mendata secara keseluruhan komplikasi ibu hamil di puskesmas.
Petugas di puskesmas kecamatan Senen cukup memadai
Pelatihan yang diberikan pada petugas cukup maksimal.
Pelatihan yang diberikan pada petugas cukup maksimal. Cakupan Komplikasi Ibu
Hamil Di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode
Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target
40 %.
Koordinasi dari puskesmas Kelurahan setempat kurang baik.
Koordinasi dari puskesmas Kelurahan setempat kurang baik.
Para petugas aktif mengikuti rapat evaluasi program KIA.
Para petugas aktif mengikuti rapat evaluasi program KIA.
Para petugas kesehatan di kecamatan Senen bekerja maksimal.
Para petugas kesehatan di kecamatan Senen bekerja maksimal.
Beberapa ibu hamil tidak dapat terhindar dari komplikasi kehamilan mereka.
Beberapa ibu hamil tidak dapat terhindar dari komplikasi kehamilan mereka.
Perencanaan program dibuat secara maksimal.
Perencanaan program dibuat secara maksimal.
Organizing
Organizing
EvaluatingEvaluatingControllingControlling
97
ActuatingActuating PlanningPlanning
2.3 MENENTUKAN PENYEBAB MASALAH YANG PALING
DOMINAN
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari
dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau
lebih dikenal dengan Fishbone (Diagram tulang ikan),yang telah dikonfirmasi
dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada kotak). Dari akar
masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan.
Penyebab masalah yang dominan adalah penyebab masalah yang apabila
diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang lainnya
dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan
cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di
bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program di wilayah
kerja puskesmas sekecamatan Senen.
2.3.1. Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone
(diagram tulang ikan) pada Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di
wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 dengan
akupan 58.37 % dari target 45 dengan skor 93.
Akar penyebab masalah pada input :
1. Banyaknya bumil dari wilayah lain yang melahirkan di puskesmas kelurahan Bungur
(man).
2. Adanya program Jaminan Persalinan dari pemerintah (money).
3. Peralatan yang memadai terpenuhi (material).
4. Proses persalinan sesuai standar (methode).
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah:
1. Target bumil yang didapat melebihi jumlah target (planning).
2. RT setempat mengkoordinasikan dengan para bumil (organizing).
3. Rasa ingin tahu masyarakt tentang persalinan yang baik (actuating).
4. Kurangnya koordinasi dengan pihak kader Keluarahan Bungur (controling).
98
ManMan
5. Para petugas rajin mengikuti rapat evaluasi program (evaluating).
Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan dua akar
penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Kedua akar penyebab masalah yang
paling dominan tersebut adalah:
1. Banyaknya bumil dari wilayah lain yang melahirkan di puskesmas kelurahan
Bungur (man).
2. Kurangnya koordinasi dengan pihak kader Keluarahan Bungur
(controling).
2.3.2. Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram tulang ikan) Cakupan Komplikasi Ibu Hamil Di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target 40 % dengan skor 92.
Akar penyebab masalah pada input :
1. Petugas sudah maksimal dalam mendata secara keseluruhan komplikasi ibu hamil di puskesmas (man).
2. Pemerintah memberi dana sesuai dengan waktu yang dijanjikan. (money).
3. Pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas yang memadai. (material).
4. Pelatihan yang diberikan pada petugas cukup maksimal (methode).
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah:
1. Perencanaan program dibuat secara maksimal (planning).
2. Para petugas kesehatan di kecamatan Senen bekerja maksimal (organizing).
3. Beberapa ibu hamil tidak dapat terhindar dari komplikasi kehamilan mereka (actuating).
4. Koordinasi dari puskesmas Kelurahan setempat kurang baik (controlling).
99
5. Para petugas aktif mengikuti rapat evaluasi program KIA (evaluating).
Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar
penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang
paling dominan tersebut adalah:
1. Pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas yang
memadai. (material).
2. Beberapa ibu hamil tidak dapat terhindar dari komplikasi kehamilan mereka (actuating).
3. Koordinasi dari puskesmas Kelurahan setempat kurang baik (controlling).
BAB III
100
MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH
3.1. MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH
Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA
(Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan memberikan skoring 1 – 4
pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.
Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan
sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan
skor dari setiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap
kriteria berdasarkan masing – masing alternatif masalah tersebut.
Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :
1. Mudah dilaksanakan.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling mudah
dilaksanakan dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.
2. Murah biayanya.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling murah biaya
pelaksanaannya dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal biaya
pelaksanaannya.
3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 adalah masalah yang paling dapat
diselesaikan dengan cepat dan nilai 1 adalah masalah yang memerlukan waktu
paling lama dalam penyelesaiannya.
101
4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling mungkin
diselesaikan dengan sempurna dan nilai 1 merupakan masalah yang sulit
diselesaikan.
3.1.1. Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari
– Juni 2012 dengan akupan 58.37 %
1. Banyaknya bumil dari wilayah lain yang melahirkan di puskesmas kelurahan
Bungur (man).
Alternatif pemecahan masalah dengan melakukan sosialisasi dengan bidan
desa sekitar untuk membantu persalinan warga di desa sekitarnya.
2. Kurangnya koordinasi dengan pihak kader Keluarahan Bungur
(controling).
Alternatif pemecahan masalah dengan meningkatkan kinerja para petugas
untuk melakukan koordinasi dengan para kader.
1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Komplikasi Ibu Hamil Di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target 40 % dengan skor 92.
1. Pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas yang memadai.
(material).
Alternatif pemecahan masalah dengan melakukan pemantauan dan rutin
melaporkan mengenai ketersediaan fasilitas yang ada di Puskesmas
keluarahan.
2. Beberapa ibu hamil tidak dapat terhindar dari komplikasi kehamilan mereka (actuating).
Alternatif pemecahan masalah dengan melakukan lebih aktif memberikan penyuluhan dini pada bumil mengenai bumil yang berisiko mengalami komplikasi pada kehamilannya.
3. Koordinasi dari puskesmas Kelurahan setempat kurang baik (controlling).
102
Alternatif pemecahan masalah dengan melakukan rapat secara rutin mengenai program kerja KIA.
103
Tabel 3.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Masalah Cakupan
Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan
Bungur periode Januari – Juni 2012 di atas target sebesar 58.37%
dari target 45%
No Parameter Bobot AL-1 AL-2
N BN N BN
1 Mudah dilaksanakan 4 2 8 4 16
2 Murah biayanya 3 2 6 2 6
3 Waktu penerapannya sampai masalah
terpecahkan tidak terlalu lama2 2 4 2 4
4 Dapat menyelesaikan masalah dengan
sempurna1 3 3 3 3
Jumlah 21 29
Keterangan:
AL-1: melakukan sosialisasi dengan bidan desa sekitar untuk membantu
persalinan warga di desa sekitarnya.
AL-2: meningkatkan kinerja para petugas untuk melakukan koordinasi dengan
para kader.
Setelah dilakukan perhitungan masalah menggunakan metode MCUA, urutan
alternatif pemecahan masalah kunjungan bayi berdasarkan mudahnya
penyelesaian, pelaksanaan, murahnya biaya dan waktu yang diperlukan adalah:
1. Meningkatkan kinerja para petugas untuk melakukan koordinasi dengan para
kader (AL-2).
2. Melakukan sosialisasi dengan bidan desa sekitar untuk membantu persalinan
warga di desa sekitarnya (AL-1).
1.
104
Tabel 3.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu
Hamildi Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012dengan
Cakupan sebesar 60% dari target 40%
Keterangan:
AL-1: melakukan pemantauan dan rutin melaporkan mengenai ketersediaan fasilitas yang
ada di Puskesmas keluarahan.
AL-2 : melakukan lebih aktif memberikan penyuluhan dini pada bumil mengenai bumil yang berisiko mengalami komplikasi pada kehamilannya.
AL-3 : melakukan rapat secara rutin mengenai program kerja KIA.
Setelah dilakukan perhitungan masalah menggunakan metode MCUA, urutan alternatif
pemecahan masalah penanganan komplikasi ibu hamil berdasarkan mudahnya penyelesaian,
pelaksanaan, murahnya biaya dan waktu yang diperlukan adalah:
1. Melakukan pemantauan dan rutin melaporkan mengenai ketersediaan fasilitas yang ada di
Puskesmas keluarahan (AL-1).
2. Melakukan rapat secara rutin mengenai program kerja KIA (AL-3).
3. Melakukan lebih aktif memberikan penyuluhan dini pada bumil mengenai bumil yang
berisiko mengalami komplikasi pada kehamilannya (AL-2).
105
No Parameter Bobot
AL-1 AL-2 AL-3
N BN NB
NN
B
N
1 Mudah dilaksanakan 4 4 16 3 12 3 12
2 Murah biayanya 3 4 12 2 6 3 9
3
Waktu penerapannya
sampai masalah
terpecahkan tidak terlalu
lama
2 3 6 2 4 2 4
4
Dapat menyelesaikan
masalah dengan
sempurna
1 3 3 3 3 3 3
Jumlah 37 25 27
106