bab 1-2 sandini

155
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Senen 1.1.1.1. Keadaan Geografis Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa Kota Administrasi. Berbeda dengan kota otonom yang dilengkapi DPRD tingkat II, maka kota-kota administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD Tingkat II yang mendampingi Walikota. Berdasarkan lembaran daerah no 4/1966 ditetapkanlah 5 wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, yang dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan atas asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk kelurahan perkotaan dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran. Secara administratif kotamadya Jakarta Pusat dibagi menjadi 8 kecamatan, 44 kelurahan 394 RW dan 4.711 RT. Kecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah 422 Ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan 237,25 Ha; 1

Upload: ana-sandra

Post on 04-Aug-2015

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1-2 Sandini

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Senen

1.1.1.1. Keadaan Geografis

Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa Kota

Administrasi. Berbeda dengan kota otonom yang dilengkapi DPRD tingkat II,

maka kota-kota administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD Tingkat II yang

mendampingi Walikota. Berdasarkan lembaran daerah no 4/1966 ditetapkanlah 5

wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur,

Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, yang dilengkapi dengan 22

kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan ini

didasarkan atas asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu

200.000 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk kelurahan perkotaan dan

10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran. Secara administratif kotamadya Jakarta

Pusat dibagi menjadi 8 kecamatan, 44 kelurahan 394 RW dan 4.711 RT.

Kecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki

luas wilayah 422 Ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah

tersebut terdiri dari perumahan 237,25 Ha; industri 4,85 Ha; kantor dan gudang

120,48 Ha; taman 6,92 Ha; pertanian 0 Ha; lahan tidur 0 Ha dB 52,37 Ha. Secara

administratif terdiri 6 kelurahan, 46 RW, 508 RT, 22.451 KK, 102.324 jiwa,

dengan kepadatan penduduk 24.230/Km2. Kecamatan Senen terdiri dari (a)

Kelurahan Kenari (92 Ha); (b) Kelurahan Paseban (71 Ha); (c) Kelurahan Kramat

(71 Ha); (d) Kelurahan Kwitang (45 Ha); (e) Kelurahan Senen (81 Ha); dan (f)

Kelurahan Bungur (63 Ha).

1

Page 2: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.1. Data Kelurahan di Wilayah Kecamatan Senen

Puskesmas Luas (Ha) RW RT KK

Senen 80,90 4 34 1.620

Kwitang 46,61 9 81 5.175

Kenari 91,00 8 54 2.265

Kramat 70,87 8 96 6.355

Paseban 71,41 8 115 7.013

Bungur 62,64 10 130 6.250

Jumlah 422,31 47 510 28.678

(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Senen Tahun 2011)

Batas wilayah Kecamatan Senen adalah sebagai berikut :

Utara : Jalan Pejambon, Jalan Abdurrahman Saleh, Jalan Kalilio

Senen, Kepu Selatan, Gunung Sahari I, II dan Jalan

Kalibaru Timur Raya.

Timur : Jalan Kereta Api dan Kali Sentiong.

Selatan : Jalan Pramuka, Matraman, Jalan Letjen Suprapto (Tanah

TinggiBarat/Poncol).

Barat : Kali Ciliwung.

Gambar 1.1 Peta Kecamatan Senen

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Senen)

2

U

Page 3: Bab 1-2 Sandini

Dari gambar 1.1 menunjukkan peta wilayah di Kecamatan Senen terdapat

enam Kelurahan yaitu :

1. Kelurahan Senen

2. Kelurahan Kwitang

3. Kelurahan Kenari

4. Kelurahan Kramat

5. Kelurahan Paseban

6. Kelurahan Bungur

Kelurahan Senen mempunyai empat RW, Kelurahan Kwitang mempunyai

sembilan RW dan satu Puskesmas Kelurahan, Kelurahan Kenari mempunyai

delapan RW, satu Puskesmas Kelurahan dan Puskesmas Kecamatan Senen

terdapat di Kelurahan Kenari, Kelurahan Kramat mempunyai delapan RW dan

satu Puskesmas Kelurahan, Kelurahan Paseban mempunyai delapan RW dan satu

Puskesmas Kelurahan, Kelurahan Bungur mempunyai sepuluh RW dan satu

Puskesmas Kelurahan.

1.1.1.2 Keadaan Demografi

Wilayah Kecamatan Senen adalah wilayah padat penduduk yang sangat

heterogen. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada periode Januari

hingga Desember 2011, Kecamatan Senen mempunyai jumlah penduduk

sebanyak 74.582 jiwa, dengan kepadatan penduduk 17.660 per Km2.

Berikut rincian kepadatan penduduk di Kelurahan yang ada di wilayah

Puskemas Kecamatan Senen tahun 2011:

3

Page 4: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk per Kelurahan Di Wilayah Kecamatan Senen

Tahun 2011

No. Kelurahan

Jumlah

Pendudu

k

Luas

Wilayah

(Km2)

Kepadatan

Penduduk

Per Km2

1 Senen 5.407 0,81 6.683

2 Kwitang 16.032 0,45 34.396

3 Kenari 8.469 0,91 9.306

4 Kramat 23.234 0,71 32.940

5 Paseban 23.603 0,71 33.052

6 Bungur 16.206 0,64 25.871

Jumlah 93.062 4.23 22.036

(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2011)

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama

di Wilayah Kecamatan Senen Tahun 2011

Kelurahan Islam Katolik Protestan Hindu Budha Jumlah

Penduduk

Senen 3.740 640 531 157 339 5.407

Kwitang 14.884 219 474 214 241 16.032

Kenari 6.300 708 747 135 579 8.469

Kramat 21.643 451 620 196 324 23.234

Paseban 21.395 762 809 138 499 23.603

Bungur 14.096 620 853 138 499 16.206

Jumlah 93.062

(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2011)

4

Page 5: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia

Di wilayah Kecamatan Senen Tahun 2011

No. Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0 – 4 4.232 4.407 8.639

2. 5 – 9 3.585 3.652 7.237

3. 10 – 14 3.776 3.374 7.150

4. 15 – 19 3.340 3.369 6.709

5. 20 – 24 3.348 3.355 6.703

6. 25 – 29 3.685 3.680 7.365

7. 30 – 34 3.878 3.430 7.308

8. 35 – 39 3.767 3.414 7.181

9. 40 – 44 3.410 3.254 6.664

10. 45 – 49 3.306 2.957 6.263

11. 50 – 54 2.950 2.758 5.708

12. 55 – 59 2.439 2.363 4.802

13. 60 – 64 1.927 1.865 3.792

14. 65 – 69 1.703 1.574 3.277

15. 70 – 74 1.152 1.207 2.359

16. > 75 924 981 1.905

Jumlah 48.835 44.227 93.062

(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2011)

5

Page 6: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah

Kecamatan Senen Tahun 2011

KelurahanBelum

Sekolah

SD SMP SMA AK/DIPLOMA/PT Jumlah

Senen 1.301 102 1.071 1.925 1.008 5.407

Kwitang 4.574 563 3.089 5.827 1.976 16.032

Kenari 738 834 2.832 2.810 1.255 8.469

Kramat 5.334 430 3.505 10.704 3.259 23.234

Paseban 7.434 2.645 4.917 4.235 4.372 23.603

Bungur 3.804 592 4.367 6.120 1.323 16.206

Jumlah 19.608 834 16.224 28.281 9.635 93.062

(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2011)

6

Page 7: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.6 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

Tahun 2011

Fasilitas

Kesehatan

KelurahanJumlah

Senen Kwitang Kenari Kramat Paseban Bungur

Puskesmas - 1 2 1 1 1 6

RS.

Umum/

Swasta

1/- - 2/1 - -/2 - 3/3

Puskesmas

Keliling- - - - - - -

Posyandu

Lansia6 5 8 12 11 11 53

Praktek

dr./ drg.

Praktek Dr.

Spesialis- - 1 7 1 - 9

Bidan

Praktek- 4 - 17 1 1 23

Apotek 5 4 5 2 4 1 18

Dokter 24

Jam- - - - 3 - 3

Poliklinik - 4 - 3 - 2 9

RB.

Pemerintah- - 1 - - - 1

RB.

Swasta- - 2 - 2 - 4

Klinik KB - 3 - - - - 3

(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2010)

7

Page 8: Bab 1-2 Sandini

1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1. Definisi

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat

pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus

merupakan garda terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk

tujuan tersebut, puskesmas berfungsi melayani tugas teknis dan administratif.

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan

infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah

kerja puskesmas.

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 –

50.000 penduduk setiap puskesmas.Untuk perluasan jangkauan pelayanan

kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang

lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu atau Puskesmas Keliling.

Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah

kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan.

Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia.

Puskesmas dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan

masyarakat maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik

Indonesia mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, telah mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan

pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasan–gagasan

baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun

demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di negara Indonesia masih

jauh dari memuaskan bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

8

Page 9: Bab 1-2 Sandini

1.1.2.2. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :

a. Promotif ( peningkatan kesehatan )

b. Preventif ( upaya pencegahan )

c. Kuratif ( pengobatan )

d. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan

jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

1.1.2.3. Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan

sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan

dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator

utama yakni (1) lingkungan sehat (2) perilaku sehat (3) cakupan pelayanan

kesehatan yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk Kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi

pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat

yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah

Kecamatan setempat.

1.1.2.4. Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang

diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan,

yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap

kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

9

Page 10: Bab 1-2 Sandini

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,

melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian

hidup.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan

yang sesuai dengan standard dan memuaskan masyarakat, mengupayakan

pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan

dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat

tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan

kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.

1.1.2.5. Strategi Puskesmas

a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan.

b. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan

masyarakat dan keluarga.

c. Meningkatkan profesionalisme petugas.

d. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang

diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

10

Page 11: Bab 1-2 Sandini

1.1.2.6. Fungsi Puskesmas

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di

wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di

wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang

dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan

dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,

berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk

sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan

memantau progran kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga dan

masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,

khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab

puskesmas meliputi:

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama

menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa

mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas

tertentu ditambah dengan rawat inap.

11

Page 12: Bab 1-2 Sandini

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi

kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan

gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan

jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas

Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,

puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan

dan program kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan

nasional, keduanya merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program

kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib

dan program kesehatan pengembangan.

12

Page 13: Bab 1-2 Sandini

1.1.2.7. Upaya Kesehatan Wajib

Program yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan

global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas

yang ada di wilayah Indonesia.

Program kesehatan wajib Puskesmas adalah:

a. Program Promosi Kesehatan

b. Program Kesehatan Lingkungan

c. Program Kesehatan Ibu dan Anak

d. Program Keluarga Berencana

e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

f. Program pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

g. Program Pengobatan Dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam

bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:

13

Page 14: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.7 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Program

Kesehatan

Wajib

Kegiatan Indikator

Promosi

Kesehatan

Promosi hidup bersih dan

sehat

Tatanan sehat

Perbaikan perilaku sehat

Kesehatan

Lingkungan

Penyehatan pemukiman Cakupan air bersih

Cakupan jamban keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah sehat

Kesehatan Ibu

dan Anak

ANC Cakupan K1, K4

Pertolongan persalinan Cakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

Imunisasi Cakupan imunisasi

Keluarga

Berencana

Pelayanan Keluarga

Berencana

Cakupan MKET

Pengendalian

Penyakit

Menular

Diare Cakupan kasus diare

ISPA Cakupan kasus ISPA

Malaria Cakupan kasus malaria

Cakupan kelambunisasi

Tuberkulosis Cakupan penemuan kasus

Angka penyembuhan

Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap

yodium

Cakupan vit A /Fe / cap

yodium

PSG % gizi kurang / buruk, SKDN

Promosi Kesehatan % kadar gizi

Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan

UGD Jumlah kasus yang ditangani

Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan

(Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes)

14

Page 15: Bab 1-2 Sandini

1.1.2.8. Upaya Kesehatan Pengembangan

Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang

ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.

Program kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok

puskesmas yang telah ada yakni :

a. Program Kesehatan Sekolah

b. Program Kesehatan Olahraga

c. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat

d. Program Kesehatan Kerja

e. Program Kesehatan Gigi & Mulut

f. Program Kesehatan Jiwa

g. Program Kesehatan Mata

h. Program Kesehatan Usia Lanjut

i. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas

bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan mempertimbangkan masukan

dari Konkes/ BPKM/ BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila

program kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti

target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan

program kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu program kesehatan

pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas

kabupaten/kota. Penyelenggaraan program kesehatan wajib dan upaya

pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara

terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi

puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari

setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap program puskesmas,

baik program kesehatan wajib maupun program kesehatan pengembangan.

15

Page 16: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.8Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya kesehatan

pengembangan

Kegiatan Indikator

Upaya Kesehatan

Sekolah

UKS/UKGS Jml. Sekolah dg

UKS/UKGS

% sekolah sehat

Upaya kesehatan

olah raga

Memasyarakatkan

olahraga untuk

kesehatan

Jumlah kelompok senam

Jumlah klub jantung

sehat

Upaya perawatan

kesehatan

masyarakat

Kunjungan rumah

konseling

% keluarga rawan yang

dikunjungi

Upaya kesehatan

kerja

Memasyarakatkan

masker (norma sehat

dalam bekerja)

% pos UKK

Tingkat perkembangan

pos UKK

Upaya kesehatan

gigi dan mulut

Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi

Upaya kesehatan

jiwa

Konseling Jumlah kasus penyakit

jiwa

Upaya kesehatan

mata

Mencegah kebutaan Jml pend. katarak yg

dioperasi

Jml kelainan visus yang

dikoreksi

Upaya kesehatan

usia lanjut

Memasyarakatkan

perilaku sehat di usia

lanjut

% Posyandu Usila

Tingkat perkembangan

Posyandu Usila

Usaha pembinaan

pengobatan

tradisional

Membina pengobatan

tradisional yang

rasional

Jumlah sarasehan battra

Jumlah battra yang

dibina

(Sumber : Trihono.2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes,ed.)

16

Page 17: Bab 1-2 Sandini

1.1.2.9. Azas Puskesmas

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus

melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan

sehingga berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan

oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara

merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat,

agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas.

Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui

pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang

harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat

antara lain

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa

percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan

Pesantren (Pokestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK)

h. Kesehatan Jiwa :Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)

17

Page 18: Bab 1-2 Sandini

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional: Tanaman Obat Keluarga

(TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang

optimal,penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan

secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan

yakni :

a. Keterpaduan Lintas Program

Program memadukan penyelengaraan berbagai program kesehatan

yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh : MTBS, UKS,

Puskesmas Keliling, Posyandu.

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Program memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan

program dari sektor terkait di tingkat kecamatan, termasuk organisasi

kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral

antara lain 1). UKS, Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan & agama. 2). Promosi Kesehatan,

keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala

desa, pendidikan, agama & pertanian. 3). Perbaikan Gizi, keterpaduan

sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa,

pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha & organisasi

kemsyarakatan. 4). Kesehatan kerja, keterpaduan sektor kesehatan

dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha.

4. Azas Rujukan

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit

atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik

secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke

strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal

dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua

macam rujukan yang dikenal yakni :

18

Page 19: Bab 1-2 Sandini

a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit

tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan

kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal).

Rujukan program kesehatan perorangan dibedakan atas 1). Rujukan

kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis

(contoh: operasi) dan lain-lain. 2). Rujukan Bahan Pemeriksaan

(spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. 3).

Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang

lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan

atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah

kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran

lingkungan dan bencana. Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan

atas tiga macam: 1). Rujukan sarana dan logistik, antara lain

peminjaman peralatan foging, peminjaman alat laboratorium

kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan

habis pakai dan bahan pakaian. 2). Rujukan tenaga, antara lain tenaga

ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian

masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.

3). Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan

dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan

atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila

puskesmas tidak mampu.

19

Page 20: Bab 1-2 Sandini

Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas

(Sumber :Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes)

1.2. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KECAMATAN SENEN

Wilayah Kecamatan Senen mempunyai satu unit Puskesmas tingkat

Kecamatan, lima unit Puskesmas tingkat Kelurahan, yaitu :

1. Puskesmas Kecamatan Senen

Puskesmas Kecamatan Senen merupakan puskesmas dengan luas

bangunan 1500 m2 terdiri dari tiga lantai yang baru selesai dibangun tahun

2000 dan dioperasionalkan sebagai Puskesmas Kecamatan pada periode

Juli 2000, dilengkapi dengan unit rawat inap rumah bersalin.

2. Puskesmas Kelurahan Kwitang

Dibangun di atas tanah seluas 542 m2 dengan luas bangunan 435 m2.

3. Puskesmas Kelurahan Kenari

Dibangun di atas tanah seluas 300 m2 dengan luas bangunan 250 m2.

4. Puskesmas Kelurahan Paseban

Dibangun di atas tanah seluas 700 m2 dengan luas bangunan 640 m2.

5. Puskesmas Kelurahan Kramat

Dibangun di atas tanah seluas 450 m2 dengan luas bangunan 435 m2.

6. Puskesmas Kelurahan Bungur

Dibangun di atas tanah seluas 500 m2 dengan luas bangunan 435 m2..

20

Page 21: Bab 1-2 Sandini

Gambar 1.4 Skema Puskesmas di wilayah Kecamatan Senen

1.2.1. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Senen

Dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

No 15 Tahun 2001 tentang uji coba Puskesmas Kecamatan di Daerah Khusus

Ibukota DKI Jakarta sebagai unit swadana daerah maka Puskesmas Kecamatan

Senen resmi menjadi “Puskesmas Unit Swadana Kecamatan Senen” terhitung

mulai tanggal 14 Februari 2001.

Puskesmas unit swadana merupakan puskesmas yang diberi wewenang mengelola

sendiri penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara langsung

21

Puskesmas kelurahan

Puskesmas kecamatan

Page 22: Bab 1-2 Sandini

dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam rangka

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Visi puskesmas adalah pelayanan prima menuju kecamatan Senen yang sehat.

Misi puskesmas sebagai berikut :

1. Meningkatan mutu pelayanan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.

2. Mengembangkan SDM yang profesional.

3. Meningkatkan efektifitas manajemen puskesmas.

4. Mengembangkan kemandirian masyarakat di dalam bidang kesehatan.

Kebijakan mutu puskesmas kecamatan Senen :

1. Memberikan pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi pada

peningkatan kepuasan pelanggan serta secara terus menerus melakukan

peningkatan mutu pelayanan melalui penetapan sistem manajemen mutu

ISO 9001 : 2008.

2. Sasaran mutu puskesmas :

a. Indeks kepuasan pelangganan : 30%.

b. Keluhan pelanggan ditanggapi : 100%.

Tujuan puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif.

2. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif.

3. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif.

4. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat rehabilitatif.

5. Mengembangkan proses perencanaan (P1), pengorganisasian dan

pelaksanaan (P2), pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) dan

pelayanan kesehatan.

6. Mengembangkan pengorganisasian pelayanan kesehatan.

7. Mengembangkan sistem pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan.

8. Mengembangkan sistem pengendalian dan evaluasi pelayanan kesehatan.

9. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknis petugas medis dan

paramedik.

22

Page 23: Bab 1-2 Sandini

10. Meningkatkan kemampuan teknis petugas-petugas non medis.

11. Mensosialisasikan paradigma baru.

1.2.2. Tugas Pokok

Puskesmas kecamatan merupakan unit pelaksana teknik dinas kesehatan

yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian,

puskesmas kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan dan pelatihan

tenaga kesehatan di wilayah kerjanya.

1.2.2.1. Fungsi Puskesmas adalah :

1. Puskesmas kecamatan merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan

yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan,

pengendalian puskesmas kelurahan, pengembangan upaya kesehatan dan

pendidikan di wilayah kerjanya.

2. Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalianterhadap pengelolaan

dan pelayanan puskesmas kelurahan.

3. Memberikan pelayanan kesehatan klinis meliputi: loket, rekam medis,

klinik umum, ibu anak, KB, gigi, spesialis, konsultasi remaja, gizi, geriatri,

klinik 24 jam.

4. Rawat inap, laboratorium klinik, apotek, farmasi komunikasi, radiologi,

optik, serta klinik lainnya sesuai kebutuhan.

5. Mengkoordinasi temu lintas batas, lintas sektoral dalam penanggulangan

masalah kesehatan.

6. Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang

meliputi kesehatan kader, Posyandu, Karang weda dan lain-lain.

1.2.3. Sarana dan Prasarana

Puskesmas kecamatan Senen terdiri dari tiga lantai, pada lantai satu terdapat

ruang bersalin (RB) yang dilengkapi dengan kamar rawat inap dan kamar mandi,

instalasi gawat darurat (IGD), serta satu poliklinik dokter spesialis obstetri dan

ginekologi yang dilengkapi dengan pemeriksaan USG. Di lantai dua terdapat loket

pendaftaran, apotik, laboratorium, pelayanan KIA, KB, imunisasi, gizi, poli anak,

23

Page 24: Bab 1-2 Sandini

poli penyakit dalam, poli khusus asuransi & rujukan (jamsostek, askes, dan

gakin), poli gigi, poli spesialis, ruang tindakan dan kamar mandi. Lantai tiga

terdapat kantor kepala puskesmas, tata usaha, staf program puskesmas, ruang arsip

dan aula.

24

Page 25: Bab 1-2 Sandini

Gambar 1.9 Denah lantai dua Puskesmas Kecamatan Senen

(Sumber : Arsip Profil Puskesmas Kecamatan Senen)

Lantai satu digunakan untuk rumah bersalin swadaya, sedangkan lantai

tiga digunakan sebagai ruang tata usaha.

Puskesmas kecamatan Senen juga dilengkapi dengan sarana medis dan

non medis. Sarana medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat - alat yang

tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas, termasuk perlengkapan

laboratorium seperti:

1. Basic Equipment:

a. Umum

b. KlA set

c. Poliklinik set

2. Public Health Nursing dan Midwifery kit

3. Diagnostic and Surgical Equipment

4. Physician kit

25

U

Page 26: Bab 1-2 Sandini

5. Health Education Equipment

6. Laboratory Equipment

7. Alat - alat resusitasi dasar

8. Skrining kit bagi UKS di Puskesmas

9. Alat- alat imunisasi

10. IUD set (for family planning )

11. Alat - alat penyuluhan

12. Perangkat peralatan gigi A dan B

13. Perlengkapan / alat - alat pertolongan persalinan

14. Alat kesehatan gigi

15. Alat kesehatan untuk membantu partisipasi masyarakat

16. USG

17. EKG

Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki puskesmas kecamatan Senen

adalah :

1. Meubel :

a. Almari arsip dan obat

b. Almari kartu

c. Almari instrumen

d. Meja periksa

e. Meja rapat

f. Meja kerja

g. Kursi

h. Bangku tunggu

2. Kendaraan / transportasi :

a. Mobil puskesmas keliling 2 buah

b. Sepeda motor 11 buah

3. Perlengkapan kantor :

a. Administrasi (formulir, kertas,map, dll)

b. Mesin tulis (portabel, elektronik)

c. Mesin hitung

26

Page 27: Bab 1-2 Sandini

d. Peti uang / brankas

e. Personal komputer tiga unit pada puskesmas Kecamatan

4. Alat komunikasi: telepon

5. Alat penerangan: PLN dan generator diesel

6. Alat rumah tangga kantor :

a. Televisi

b. Radio kaset / Radio

c. Kulkas (bukan untuk vaksin)

d. Peralatan dapur

e. Kasur, bantal, sprei, gorden, taplak, alat - alat kebersihan

Puskesmas kecamatan Senen juga dilengkapi dengan sarana obat-obatan.

Pengelolaan obat di puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

menyangkut perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat

dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia, yang mencakup pola / tata

laksana dan perangkat lunak lainnya, tenaga, sarana dan dana dalam rangka

memelihara dan meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan ekonomis di

unit-unit kesehatan meliputi penyediaan obat yang tepat jenis, tepat jumlah, tepat

waktu dan tempat.

1.2.4. Sumber Daya Manusia

Potensi tenaga kesehatan yang ada di puskesmas wilayah Kecamatan

Senen periode Januari –Mei 2012 berjumlah 83 orang, dengan perincian:

27

Page 28: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.9 Ketenagaan di Puskesmas Se-kecamatan Senen

Jenis

Puskesmas

JumlahKec.

Senen

Kel.

Kwitang

Kel.

Kenari

Kel.

Kramat

Kel.

Paseban

Kel.

Bungur

Dr.Spesialis

Dr. Umum

Dr. Gigi

Apoteker

Bidan

Akper

Perawat

Perw. Gigi

Ass.Apoteker

Akzi

AKL

Ak.

Analisis

Pek. Kes

Lain-lain

3

6

3

3

1

4

6

1

1

2

1

3

3

2

12

-

1

-

1

-

1

1

1

-

1

-

-

-

-

1

-

1

-

1

-

2

1

-

-

-

-

-

-

-

1

-

1

-

1

-

1

2

-

-

-

-

-

-

-

1

-

1

-

1

-

1

2

-

1

-

-

-

-

-

2

-

1

1

1

-

1

-

1

-

-

-

-

-

-

-

3

11

4

8

1

10

12

3

2

3

1

3

3

2

17

Jumlah 51 7 6 6 8 5 83

(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2011)

1.2.5. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen

Stuktur organisasi Puskesmas Kecamatan Senen tahun 2011, terdiri atas

Kepala Puskesmas Kecamatan Senen yang dibantu oleh Tata Usaha, bagian Mutu,

seksi Kesehatan Masyarakat, seksi Pelayanan Kesehatan dan bertanggung jawab

terhadap Puskesmas Kelurahan Kenari, Puskesmas Kelurahan Kwitang,

Puskesmas Kelurahan Paseban, Puskesmas Kelurahan Kramat dan Puskesmas

Kelurahan Bungur. Seksi kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap

bagian P2M, PTM, Gizi/PSM, Jiwa/NAPZA, Kesehatan Lingkungan dan Pomosi

Kesehatan. Seksi Pelayanan Kesehatan bertanggung jawab terhadap pelayanan

28

Page 29: Bab 1-2 Sandini

dasar yang membawahi BPU, BPG, KIA/KB, Jamsostek, MTBS, Tindakan,

Laboratorium, Rontgen, Loket, apotik selain itu seksi pelayanan kesehatan

membawahi Gadar, Gakin, Haji, Spesialis dan RB (Rumah Bersalin).

Diagram1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen 2011

1.1.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

AngkaKematianIbu (AKI) di Indonesia masih relatif tinggi bila

dibandingkan dengan negara–negara di ASEAN yaitu sebesar 228 per 100.000

kelahiran hidup (SDKI 2005-2007). Diperkirakan angka kematian ibu di Jakarta

masih berkisar 50 per 100.000 kelahiran, berdasarkan hal tersebut penurunan AKI

serta peningkatan derajat kesehatan ibu menjadi salah satu prioritas utama dalam

pembangunan kesehatan.

Dengan masih banyaknya ibu hamil yang belum memeriksakan

kehamilannya di fasilitas kesehatan, maka perlu diberikan penyuluhan dan

pengertian serta manfaat dari Ante Natal Care (ANC). ANC berfungsi sebagai

standar pelayanan kebidanan dasar serta memberdayakan ibu dan keluarganya,

29

Page 30: Bab 1-2 Sandini

antara lain dengan dibentuknya Posyandu Sayang Ibu (PSI) yang dikenal dengan

Gerakan Sayang Ibu (GSI) pada setiap 1 (satu ) Rukun Warga (RW).

Sasaran program ini yaitu ibu hamil (Bumil), ibu bersalin (Bulin) neonatal

dan Balita. Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu serta

peningkatan derajat kesehatan ibu dalam pembangunan kesehatan. Untuk anak-

anak program ini bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan anak dan

meningkatkan derajat kesehatan.

Pemantapan pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan :

1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar dan menjangkau

seluruh sasaran.

2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kebidanan.

3. Peningkatan deteksi dini risiko tinggi/komplikasi oleh tenaga kesehatan

dan masyarakat.

4. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan

pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.

5. Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai standar

dan menjangkau seluruh sasaran

30

Page 31: Bab 1-2 Sandini

Adapun target untuk program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas

Kecamatan Senen periode Januari – Mei 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.10 Indikator Program KIA di Wilayah Puskesmas Sekecamatan

Senen Periode Januari - Juni Tahun 2012

No IndikatorTarget

1 tahun (%)

Target

6 bulan (%)

1 K1 100 50

2 K4 95 47.5

3 DO K1-K4 < 10 <10

4Penanganan Oleh Tenaga

Kesehatan 90 45

5 Pelayanan Neonatal (KN1) 90 45

6 Kunjungan Bayi 90 45

7 Penanganan Komplikasi Bumil 80 40

8 Kunjungan Ibu Nifas 90 45

Sumber : Adaptasi laporan PWS kesehatan ibu dan anak puskesmas Kecamatan

Senen Periode Januari – JuniTahun 2012

Kegiatan program KIA :

A. Pelayanan Antenatal

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa

kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal dan dapat

menjangkau seluruh sasaran. Dalam penerapan operasionalnya, standar

yang dilakukan, yaitu:

1. Timbang berat badan, ukur tinggi badan

2. Tensi ( tekanan darah )

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4. Ukur tinggi fundus uteri

31

Page 32: Bab 1-2 Sandini

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Imunisasi Tetanus Toksoid

7. Tablet tambah darah

8. Test Lab (Rutin, Khusus)

9. Tatalaksana kasus

10. Temu Wicara

Pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional

dan bukan oleh dukun bayi. Ditetapkan pula frekuensi pelayanan antenatal

adalah minimal empat kali selama kehamilan (K4), dengan waktu sebagai

berikut :

1 kali pada triwulan pertama

1 kali pada triwulan kedua

2 kali pada triwulan ketiga

a) K1 (Kunjungan baru ibu hamil) adalah kunjungan/kontak ibu hamil yang

pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan pada

masa kehamilan trimester pertama di suatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu. Indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan

pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan

masyarakat.

32

Page 33: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.11 Cakupan K1 di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen

Periode Januari–Juni Tahun 2012

No Puskesmas Sasaran

Ibu Hamil

Kunjunga

n

K1

Cakupan

(b/a x 100%)

Target

6 bulan

(%)

  (a) (b)    

1 Kec. Senen100 60

6050

2 Kel. Paseban357 184

51.5450

3 Kel. Kramat431 229

53.1350

4 Kel. Kenari 188 92

48.9450

5 Kel. Kwitang268 119

44.4050

6 Kel. Bungur309 154

49.8450

  Jumlah 1653 838 51.31 50

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen

Periode Januari – JuniTahun 2012

Dari tabel 1.11 didapatkan bahwa masalah cakupan K1

sekecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 melebihi target angka

pencapaian yaitu sebesar 51.31 %.

b) K4 adalah kunjungan ibu hamil yang paling sedikit empat kali atau lebih

mendapat pelayanan antenatal sesuai standar oleh tenaga kesehatan pada

masa kehamilan triwulan ketiga di suatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu dengan pola satu kali pada trimester pertama dan kedua serta dua

kali pada trimester ketiga.

33

Page 34: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.12 Cakupan K4 di Puskesmas Wilayah Sekecamatan Senen

Periode Januari - Juni Tahun 2012

No Puskesmas

Sasaran

Ibu

Hamil

Kunjunga

n

K4

Cakupan

(b/a x 100 %)

Target

6 bulan

(%)

  (a) (b)    

1 Kec. Senen 100 49 49 47.5

2 Kel. Paseban 357 174 48.74 47.5

3 Kel. Kramat 431 224 51.97 47.5

4 Kel. Kenari 188 84 44.68 47.5

5 Kel. Kwitang 268 115 42.91 47.5

6 Kel. Bungur 309 149 48.22 47.5

  Jumlah 1653 795 47.59 47.5

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen

Periode Januari – JuniTahun 2012

Dari tabel 1.12 didapatkan bahwa masalah cakupan K4 sekecamatan

Senen periode Januari – Juni 2012 melebihi target angka pencapaian yaitu sebesar

47.59%.

34

Page 35: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.13 Cakupan Kunjungan Bumil K1-K4 di Wilayah Puskesmas

Sekecamatan SenenPeriode Januari – Juni Tahun 2012

No Puskesmas Sasaran K1 (a) K4 (b) DO ( < 10%) Target

Ibu

Hamil

Jumlah % Jumlah % (a-b/a x 100

%)

D0 <10

1 Kec. Senen 100 60 60 49 49 18.33 <10

2 Kel.

Paseban

357 184 51.54 174 48.74 5.43 <10

3 Kel.

Kramat

431 229 53.13 224 51.97 2.18 <10

4 Kel. Kenari 188 92 48.94 84 44.68 8.70 <10

5 Kel.

Kwitang

268 119 44.40 115 42.91 3.36 <10

6 Kel.

Bungur

309 154 49.84 149 48.22 3.25 <10

Jumlah 1653 838 51.31 795 47.59 6.88 <10

Sumber : Adaptasi Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen

Periode Januari – JuniTahun 2012

Dari tabel 1.13 didapatkan bahwa masalah drop out (DO) kunjungan ibu

hamil dari K1 sampai dengan K4 sekecamatan Senen masih di bawah batas

toleransi yaitu sebesar 6.88%.

B. Pertolongan Persalinan

Pertolongan persalinan dilayani di RB (Rawat Bersalin) Puskesmas dan

dalam program KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan

persalinan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah :

a. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan

bidan

b. Dukun bayi

35

Page 36: Bab 1-2 Sandini

Dengan penempatan bidan di Puskesmas, diharapkan secara bertahap

jangkauan persalinan oleh tenaga profesional terus meningkat dan

masyarakat semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih dan aman.

Pertolongan persalinan yang aman adalah yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang kompeten. Yang perlu diperhatikan oleh penolong

persalinan antara lain:

Sterilitas untuk mencegah infeksi

Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar

Melakukan kegiatan rujukan bila diperlukan.

Tabel 1.14. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Sekecamatan Senen

Periode Januari–Juni Tahun 2012

No Puskesmas

Sasaran

Bulin

Kunjunga

n

Bulin

Cakupan

(b/a x 100 %)

Target

6 bulan

(%)

  (a) (b)    

1 Kec. Senen 95 45 47.37 45

2 Kel. Paseban341 171 50.15

45

3 Kel. Kramat411 215 52.31

45

4 Kel. Kenari179 74 41.34

45

5 Kel. Kwitang256 103 40.23

45

6 Kel. Bungur245 143 58.37

45

  Jumlah1527 717 46.95

45

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen

Periode Januari – JuniTahun 2012

Dari tabel 1.14 didapatkan bahwa masalah cakupan persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan sekecamatan Senen periode Januari – Juni

2012 melebihi angka pencapaian yaitu sebesar 46.95%.

36

Page 37: Bab 1-2 Sandini

C. Pelayanan Kesehatan Neonatus dan Bayi

Dewasa ini 40 % kematian bayi terjadi pada usia kurang dari satu

periode. Penyebab utama dari kematian tersebut adalah tetanus neonatorum,

gangguan yang timbul pada bayi BBLR dan asfiksia. Upaya yang dilakukan

untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan kehamilan

sebaik mungkin dan pertolongan persalinan “3 Bersih” (Bersih tangan

penolong, Bersih alat pemotong tali pusat dan Bersih alas tempat tidur ibu).

Selain itu dilakukan upaya deteksi dini neonatal berisiko tinggi agar

dapat segera diberikan pelayanan yang diperlukan. Risiko tinggi pada bayi

neonatal meliputi :

1. BBLR ( berat lahir kurang dari 2500 gram )

2. Bayi dengan tetanus neonatorum

3. Bayi baru lahir dengan asfiksia

4. Bayi dengan ikterus neonatorum (ikterus lebih dari tujuh hari setelah

lahir)

5. Bayi baru lahir dengan sepsis

Kunjungan Neonatus (KN) adalah kunjungan neonatus dengan tenaga

kesehatan untuk mendapat layanan kesehatan neonatus, yaitu minimal 2x.

Kunjungan ke 1 pada hari ke 1-7 (sejak 6 jam setelah lahir)

Kunjungan ke 2 pada hari ke 8-28.

37

Page 38: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.15. Pelayanan Neonatal (KN 1)Sekecamatan Senen

Periode Januari–Juni Tahun 2012

No Puskesmas

Sasaran

Bayi Lahir

Hidup

Pelayanan

neonatus I

Cakupan

(b/a x 100 %)

Target

5 bulan

(%)

(a) (b)  

1 Kec. Senen 95 45 47.37 45

2 Kel. Paseban341 171 50.15

45

3 Kel. Kramat411 215 52.31

45

4 Kel. Kenari179 74 41.34

45

5 Kel. Kwitang256 103 40.23

45

6 Kel. Bungur295 143 48.47

45

  Jumlah 1577 751 47.62 45

Dari tabel 1.15 didapatkan bahwa masalah cakupan pelayanan

neonatal (KN1) sekecamatan Senen periode Januari- Juni 2012 melebihi

target angka pencapaian yaitu sebesar 47.62%.

38

Page 39: Bab 1-2 Sandini

Tabel 1.16 Kunjungan Bayi Sekecamatan Senen

Periode Januari – Juni Tahun 2012

No Puskesmas

Sasaran

Bayi Lahir

Hidup

Kunjunga

n

Bayi Lahir

Hidup

Cakupan

(b/a x 100 %)

Target

6 bulan

(%)

    (a) (b)  

1 Kec. Senen 95 40 42.10 45

2 Kel. Paseban 341 164 48.09 45

3 Kel. Kramat 411 213 51.82 45

4 Kel. Kenari 179 64 35.75 45

5 Kel. Kwitang 256 96 37.50 45

6 Kel. Bungur 295 132 44.74 45

  Jumlah 1577 709 45 45

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen

Periode Januari – JuniTahun 2012

Dari tabel 1.16 didapatkan masalah cakupan kunjungan bayi

sekecamatan Senen periode Januari- Juni 2012 di bawah dari target angka

pencapaian yaitu sebesar 44.95%.

D. Deteksi Ibu Hamil Berisiko

Deteksi ibu hamil berisiko dilakukan oleh tenaga kesehatan beserta

dengan masyarakat. Faktor risiko adalah risiko kehamilan yang tidak secara

langsung meningkatkan risiko kematian. Contoh :

a. Primigravida <20 tahun atau >35 tahun.

b. Anak > 4 orang.

c. Jarak persalinan terakhir dengan kehamilan ini < 2 tahun.

d. Tinggi badan < 145 cm.

e. Hipertensi, DM dan lainnya.

Adapun pada data deteksi ibu hamil berisiko pada puskesmas se-

kecamatan Senen meliputi:

39

Page 40: Bab 1-2 Sandini

a. Anemia Ringan : 56,6 %

b. Anemia berat : 2 %

c. Preeklamsi : 1,6%

d. Perdarahan : 0,4%

e. 4 terlalu : 31%

f. KEK : 7,6%

Tabel 1.17 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil Sekecamatan Senen

Periode Januari–Juni Tahun 2012

No PuskesmasSasaran

Bumil Risti

Penanganan

komplikasi

Bumil

Cakupan

(b/a x 100 %)

Target 6

bulan

(%)

  (a) (b)  

1 Kec. Senen 20 12 60 40

2 Kel. Paseban 71 34 47.88 40

3 Kel. Kramat86 36 41.86

40

4 Kel. Kenari 37 14 37.83 40

5 Kel. Kwitang 53 25 47.16 40

6 Kel. Bungur 61 24 39.34 40

  Jumlah 328 147 44.82 40

Sumber : Adaptasi Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen

Periode Januari – Juni Tahun 2012

Dari tabel 1.17 didapatkan bahwa masalah cakupan penanganan komplikasi

ibu hamil sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012 melebihi target

angka pencapaian yaitu sebesar 44.82%.

E. Kunjungan Ibu Nifas

Adalah kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan

layanan kesehatan (minimal 3 x).

Kunjungan ke 1 pada hari ke 1-7

40

Page 41: Bab 1-2 Sandini

Kunjungan ke 2 pada hari ke 8-28

Kunjungan ke 3 pada hari ke 29-40

Layanan yang diberikan pada ibu nifas antara lain :

Pemberian vitamin A 2 x selama nifas

Periksa kesehatan

Pelayanan Keluarga Berencana

Untuk mengetahui pencapaian target program KIA dibutuhkan data ibu

hamil, ibu bersalin, neonatus dan balita di wilayah puskesmas sekecamatan

Senen periode Januari–Mei 2012. Di bawah ini dapat dilihat data ibu hamil

dan neonatus di wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode Januari–

Mei 2012.

Tabel 1.18 Kunjungan Nifas Sekecamatan Senen

Periode Januari– Juni Tahun 2012

No Puskesmas

Sasaran

Bufas

Kunjunga

n

Bufas

Cakupan

(b/a x 100 %)

Target 6

bulan

(%)

  (a) (b)  

1 Kec. Senen 95 39 41.05 45

2 Kel. Paseban 341 164 48.09 45

3 Kel. Kramat 411 196 47.69 45

4 Kel. Kenari 179 72 40.22 45

5 Kel. Kwitang 256 114 44.53 45

6 Kel. Bungur 245 134 54.69 45

  Jumlah 1527 719 47.08 45

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen

Periode Januari – JuniTahun 2012

41

Page 42: Bab 1-2 Sandini

Dari tabel 1.18 didapatkan bahwa masalah cakupan kunjungan ibu

nifas sekecamatan Senen periode Januari- Juni 2012 melebihi target angka

pencapaian yaitu sebesar 47.08%.

Berdasarkan indikator dan pencapaian target 6 bulan kegiatan program KIA

yang berkaitan dengan target dan cakupan di wilayah puskesmas

sekecamatan Senen periode Januari sampai Juni 2012 dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Tabel 1.19 Indikator dan Pencapaian Kegiatan Program KIA di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari– Juni Tahun 2012

No IndikatorCakupan Target

(%) 6 bulan (%)

1 K1 60 50

2 K4 49 47.5

3 DO K1 – K4 18.33 < 10

4 Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan 47.37 40

5 Pelayanan Neonatal Pertama

(KN 1) 47.37 45

6 Kunjungan Bayi 42.10 45

7 Penanganan Komplikasi

Bumil60 45

8 Kunjungan Ibu Nifas 41.05 45

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen

Periode Januari – Juni Tahun 2012

42

Page 43: Bab 1-2 Sandini

1.3. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari berbagai hasil pencapaian kegiatan-kegiatan dari program KIA yang

dievaluasi di wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode Januari - Juni Tahun

2012, didapatkan permasalahan sebagai berikut :

1. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Senen

periode Januari – Juni 2012 sebesar 60%.

2. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Paseban

periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.54%.

3. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kramat

periode Januari – Juni 2012 sebesar 53.13%.

4. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kenari

periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.94%.

5. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang

periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.40%.

6. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Bungur

periode Januari – Juni 2012 sebesar 49.84%.

7. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Senen

periode Januari – Juni 2012 sebesar 49%.

8. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Paseban

periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.74%%.

9. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kramat

periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.97%.

10. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kenari

periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.68%.

11. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang

periode Januari – Juni 2012 sebesar 42.91%.

12. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Bungur

periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.22%.

13. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 18.33%.

14. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 5.43%%.

43

Page 44: Bab 1-2 Sandini

15. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 2.18%.

16. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 8.70%.

17. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 3.36%.

18. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 3.25%.

19. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.37%.

20. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 50.15%%.

21. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 52.31%.

22. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.34%.

23. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 40.23%.

24. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 58.37%.

25. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.37%.

26. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 50.15%.

27. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 52.31%.

28. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.34%.

29. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 40.23%.

30. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.47%.

44

Page 45: Bab 1-2 Sandini

31. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan

sekecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 42.10 %

32. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Paseban

periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.09%.

33. Cakupan pelayanan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan

Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.82%.

34. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Kenari

periode Januari – Juni 2012 sebesar 35.75%.

35. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang

periode Januari – Juni 2012 sebesar 37.50%.

36. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Bungur

periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.74%.

37. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas

kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 60%.

38. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas

kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.88%.

39. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas

kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.86%.

40. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas

kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 35.83%.

41. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas

kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.16%.

42. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas

kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 39.34%.

43. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kecamatan Senen Pe-

riode Januari - Juni 2012 sebesar 41.05%.

44. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Paseban

periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.09%.

45. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kramat

periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.69%.

46. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kenari

periode Januari – Juni 2012 sebesar 40.22%.

45

Page 46: Bab 1-2 Sandini

47. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang

periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.53%.

48. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Bungur

periode Januari – Juni 2012 sebesar 54.69%.

1.4. RUMUSAN MASALAH

Setelah didapatkan identifikasi masalah dari kegiatan-kegiatan program

KIA puskesmas di wilayah sekecamatan Senen, kemudian dibandingkan nilai

kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah

terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Senen

periode Januari – Juni 2012 sebesar 60% dari target 50%.

2. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Paseban

periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.54% dari target 50%.

3. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kramat

periode Januari – Juni 2012 sebesar 53.13% dari target 50%.

4. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kenari

periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.94% dari target 50%.

5. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang

periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.40% dari target 50%.

6. Cakupan K1 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Bungur

periode Januari – Juni 2012 sebesar 49.84% dari target 50%.

7. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Senen

periode Januari – Juni 2012 sebesar 49% dari target 47.5%.

8. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Paseban

periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.74% dari target 47.5%.

9. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kramat

periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.97% dari target 47.5%.

10. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kenari

periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.68% dari target 47.5%.

11. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang

periode Januari – Juni 2012 sebesar 42.91% dari target 47.5%.

46

Page 47: Bab 1-2 Sandini

12. Cakupan K4 pada ibu hamil di wilayah puskesmas kelurahan Bungur

periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.22% dari target 47.5%.

13. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 18.33% dari target

<10.

14. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 5.43% dari target

<10.

15. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 2.18% dari target

<10.

16. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 8.70% dari target

<10.

17. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 3.36% dari target

<10.

18. Cakupan kunjungan ibu hamil yang DO K1-K4 di wilayah puskesmas

kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 3.25% dari target

<10.

19. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.37% dari target

45%.

20. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 50.15% dari target

45%.

21. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 52.31% dari target

45%.

22. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.34% dari target

45%.

47

Page 48: Bab 1-2 Sandini

23. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 40.23% dari target

45%.

24. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas

kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 58.37% dari target

45%.

25. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.37% dari target

45%.

26. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kelurahan Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 50.15% dari target

45%.

27. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kelurahan Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 52.31% dari target

45%.

28. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kelurahan Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.34% dari target

45%.

29. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kelurahan Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 40.23% dari target

45%.

30. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) di wilayah puskesmas

kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.47% dari target

45%.

31. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan sekecamatan

Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 42.10 % dari target 45%.

32. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Paseban periode

Januari – Juni 2012 sebesar 48.09% dari target 45%.

33. Cakupan pelayanan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan

Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 51.82% dari target 45%.

34. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Kenari periode

Januari – Juni 2012 sebesar 35.75% dari target 45%. .

48

Page 49: Bab 1-2 Sandini

35. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang

periode Januari – Juni 2012 sebesar 37.50% dari target 45%. .

36. Cakupan kunjungan bayi di wilayah puskesmas kelurahan Bungur periode

Januari – Juni 2012 sebesar 44.74% dari target 45%. .

37. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kecamatan

Senen periode Januari – Juni 2012 sebesar 60% dari target 40%..

38. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kelurahan

Paseban periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.88% dari target 40%..

39. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kelurahan

Kramat periode Januari – Juni 2012 sebesar 41.86% dari target 40%..

40. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kelurahan

Kenari periode Januari – Juni 2012 sebesar 35.83% dari target 40%..

41. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kelurahan

Kwitang periode Januari – Juni 2012 sebesar 47.16% dari target 40%..

42. Cakupan penanganan komplikasi Bumil di wilayah puskesmas kelurahan

Bungur periode Januari – Juni 2012 sebesar 39.34% dari target 40%.

43. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kecamatan Senen Periode

Januari - Juni 2012 sebesar 41.05% dari target 45%.

44. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Paseban

periode Januari – Juni 2012 sebesar 48.09% dari target 45%.

45. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kramat periode

Januari – Juni 2012 sebesar 47.69% dari target 45%.

46. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kenari periode

Januari – Juni 2012 sebesar 40.22% dari target 45%.

47. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Kwitang

periode Januari – Juni 2012 sebesar 44.53% dari target 45%.

48. Cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas kelurahan Bungur periode

Januari – Juni 2012 sebesar 54.69% dari target 45%.

49

Page 50: Bab 1-2 Sandini

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1. Penetapan Prioritas Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)

dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang

timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya,

dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan

sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah

pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan

prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data

atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya

pengetahuan yang cukup.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan

pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu

dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara

menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan

mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan

dalam penetapan prioritas masalah meliputi:

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan skoring tiap masalah

2.1.1. Non-Scoring Technique

Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim

digunakan adalah teknik non skoring.

Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh

sebab itu juga disebut “ Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua,

yaitu :

A. Metode Delbecq

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui

diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya.

50

Page 51: Bab 1-2 Sandini

Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih

dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa

mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang

disepakati bersama.

B. Metode Delphi

Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang

mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi

diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok.

Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas

masalah.

2.1.2.Scoring Technique

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik

skoring antara lain:

A. Metode Bryant

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

1. Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi.

2. Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah

dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka

kesakitan dan angka kematian akibat masalah

kesehatan tersebut.

3. Manageability : Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan

sumber daya.

4. Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah

kesehatan tersebut.

Parameter diletakkan pada baris, dan masalah-masalah yang ingin dicari

prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu

sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah.

Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk

masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai

tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga

51

Page 52: Bab 1-2 Sandini

memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu

berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

B. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan

mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin

dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria

untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian

dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat

lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas

masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:

1. Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian

2. Greatest member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi

3. Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan

4. Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan

5. Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional

C. Metode Matematik PAHO

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah

yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk

penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang

dipakai ialah:

1. Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau

penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi.

2. Severity : Besarnya kerugian yang timbul

yang ditunjukkan dengan casefatality rate masing- masing penyakit.

3. Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi

atau obat yang efektifuntuk mengatasi masalah tersebut.

4. Community and political concern: Menunjukkan

sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat

dan para politisi.

52

Page 53: Bab 1-2 Sandini

5. Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana

yang tersedia.

Parameter diletakan pada kolom, dan masalah-masalah yang ingin dicari

prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah.

Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai

skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.

Program KIA merupakan program kesehatan dasar yang berhubungan

dengan permasalahan lintas sektoral. Diputuskan untuk menggunakan metode

MCUA dalam penetapan prioritas masalah untuk program ini karena metode ini

memiliki parameter expanding scope, dimana parameter ini menunjukkan

seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor

kesehatan.

Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing masalah

dengan membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap masalah

tersebut diberikan nilai.

Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan

prioritas masalah pada Puskesmas yang ada di Kecamatan Senen yaitu :

1. Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga

menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam

kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai

berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,

maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun

angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.

Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah

angka kematian ibu, dan lain sebagainya.

2. Greatest member

Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang

terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa

penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.

Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan

53

Page 54: Bab 1-2 Sandini

cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program

kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

3. Expanding Scope

Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor

lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah

seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah

penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor

kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

4. Feasibility

Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin

masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah

ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan,

fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta

ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.

5. Policy

Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah

masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah

masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah

kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal

tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah

yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau

organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta

apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian

masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk

dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih

obyektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot

yang akan digunakan.

Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu

dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot

54

Page 55: Bab 1-2 Sandini

yang lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang

mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima,

dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.

Bobot 5 : paling penting

Bobot 4 : sangat penting sekali

Bobot 3 : sangat penting

Bobot 2 : penting

Bobot 1 : cukup penting

Emergency

Untuk menentukan Score emergency ditetapkan berdasarkan indikator

AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi). Berdasarkan jenis

kegiatan yang menggunakan indikator AKI antara lain cakupan K1, K4, DO K1-

K4, penanganan komplikasi Bumil, persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan

nifas, sedangkan jenis kegiatan yang menggunakan indikator AKB adalah caku-

pan pelayanan neonatus pertama (KN1) dan kunjungan bayi. Skoring ini didap-

atkan dengan mencari nilai proxy sebagai nilai analog atau sebagai nilai yang di-

dapat secara menghubungkan proxy dengan cakupan kegiatan KIA.

Pada tahap awal menentukan score emergency, dilakukan penyetaraan ni-

lai proxy AKI dan AKB ke dalam satuan persen. Dari sumber yang didapat nilai

AKI didapatkan 228/100.000, nilai AKN 19/1000, sedangkan nilai AKB

34/1.000. Setelah dilakukan penyetaraan nilai, didapatkan nilai AKI 228/100.000

AKN 1900/100.000 dan nilai AKB 3400/100.000.

Tabel 2.1 Penentuan Nilai Score Emergency Berdasarkan Proxy

Skor Selisih

1 388 – 2372

2 2373 – 4357

3 4358 – 6341

4 6342 – 8326

5 8327 – 10311

6 10312 – 12306

7 12307 – 14291

55

Page 56: Bab 1-2 Sandini

8 14292 – 16276

9 16277 – 18261

10 18262 – 20246

Contoh perhitungan :

% cakupan -% target = 60% - 50% = 10%

Selisih cakupan dan target + AKI = (10 x 1000 ) + 228 = 10228

(100 1000 ) 100.000 100.000

Untuk angka yang dijadikan nilai, yang dimasukkan ke dalam tabel hanya

pembilangnya saja seperti contoh di atas, yang di masukkan ke dalam tabel hanya

pembilang dari hasil akhir perhitungan yaitu 10228.

Tabel 2.2 Penentuan Skor Emergency Berdasarkan Jenis Kegiatan

No Jenis KegiatanProxy

Nilai Skor( % )

1.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kecamatan SenenAKI 10228 5

2.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Paseban AKI 1768 1

3.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Kramat AKI 3358 2

4.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Kenari AKI 1288 1

5.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Kwitang AKI 5828 3

6.Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Bungur AKI 388 1

7.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kecamatan SenenAKI 2728 2

8.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Paseban AKI 1468 1

9.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan KramatAKI 4698 3

56

Page 57: Bab 1-2 Sandini

10.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan KenariAKI 5048 3

11.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan KwitangAKI 4818 3

12.Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan BungurAKI 948 1

13.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kecamatan SenenAKI 8558 5

14.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan PasebanAKI 4798 3

15.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan KramatAKI 8048 4

16.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan KenariAKI 1528 1

17.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan KwitangAKI 6868 4

18.Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan BungurAKI 6552 4

19.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di

wilayah Puskesmas kecamatan Senen AKI 2598 2

20.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di

wilayah Puskesmas kelurahan PasebanAKI 5378 3

21.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di

wilayah Puskesmas kelurahan KramatAKI 7538 4

22.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di

wilayah Puskesmas kelurahan KenariAKI 3888 2

23.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di

wilayah Puskesmas kelurahan KwitangAKI 4998 3

24.Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di

wilayah Puskesmas kelurahan BugurAKI 13598 7

25.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di

wilayah kecamatan SenenAKN 4270 2

57

Page 58: Bab 1-2 Sandini

26.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di

wilayah kelurahan PasebanAKN 7050 4

27.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di

wilayah kelurahan KramatAKN 9210 5

28.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di

wilayah kelurahan KenariAKN 5540 3

29.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di

wilayah kelurahan KwitangAKN 6670 4

30.Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di

wilayah kelurahan Bungur AKN 5370 3

31.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas

kecamatan SenenAKB 6300 3

32.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas

kelurahan PasebanAKB 6490 4

33.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas

kelurahan KramatAKB 10220 5

34.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas

kelurahan KenariAKB 12650 7

35.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas

kelurahan KitangAKB 10900 6

36.Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas

kelurahan BungurAKB 3660 2

37.Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di

wilayah Puskesmas kecamatan SenenAKI 20228 10

38.Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di

wilayah Puskesmas kelurahan PasebanAKI 8108 4

39.Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di

wilayah Puskesmas kelurahan KramatAKI 2088 1

40.Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di

wilayah Puskesmas kelurahan KenariAKI 2398 2

41.Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di

wilayah Puskesmas kelurahan KwitangAKI 7388 4

58

Page 59: Bab 1-2 Sandini

42. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di

wilayah Puskesmas kelurahan BungurAKI 888 1

43.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas

kecamatan SenenAKI 4178 2

44.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas

kelurahan Paseban AKI 3318 2

45.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas

kelurahan KramatAKI 2926 2

46.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas

kelurahan Kenari AKI 5008 3

47.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas

kelurahan Kwitang AKI 698 1

48.Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas

kelurahan BungurAKI 9918 5

59

Page 60: Bab 1-2 Sandini

Greetes Member

Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena

masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar

selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar skor yang didapatkan.

Tabel 2.3 Penentuan Nilai Skor Greatest Member

Berdasarkan Selisih Target dan Cakupan

Skor Selisih

1 0.15-2.15

2 2.16-4.16

3 4.17-6.17

4 6.18-8.18

5 8.19-10.19

6 10.20-12.20

7 12.21-14.21

8 14.22-16.22

9 16.23-18.23

10 18.24-20.24

Keterangan:

Untuk menentukan skor pada greatest member digunakan range. Range

didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan

score dari 1 sampai 10 dengan jarak tiap range sebesar 2 agar mendapatkan nilai

greatest member yang bervariasi.

60

Page 61: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.4 Penentuan Skor Greates Member

Berdasarkan Target dan Cakupan Indikator

No Jenis KegiatanCakupan Target 6

Bulan

(%)

Selisih Skor(%)

1Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kecamatan Senen 60 50 10 5

2Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Paseban 51,5450 1,54 1

3Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Kramat 53,1350 3,13 2

4Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Kenari 48,9450 1,06 1

5Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Kwitang 44,9050 5,60 3

6Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas kelurahan Bungur 49,8450 0,16 1

7Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kecamatan Senen 4947.5 2.5 2

8Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan Paseban 48,7447.5 1,24 1

9Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kramat 51,9747.5 4,47 3

10Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari 44,6847.5 4,82 3

11Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kwitang 42,9147.5 4,59 3

12Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan Bungur 48,2247.5 0,72 1

13Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di

wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 18.33 10 8.33 5

61

Page 62: Bab 1-2 Sandini

14Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di

wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 5,4310 4,57 3

15Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di

wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 2,1810 7,82 4

16Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di

wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 8,7010 1,30 1

17Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di

wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 3,3610 6,64 4

18Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di

wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 3,2510 3,25 2

19

Cakupan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen 47.37 45 2.37 2

20

Cakupan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kelurahan Paseban 50,15 45 5.15 3

21

Cakupan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kramat 52,31 457.31 4

22

Cakupan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari 41,34 45 3.66 2

23

Cakupan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kwitang 40,23 45 4.77 3

24

Cakupan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kelurahan Bungur 58,37 45 13.77 7

25

Cakupan Pelayanan Neonatal pertama

(KN1) di wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen 47.3745

2.37 2

62

Page 63: Bab 1-2 Sandini

26

Cakupan Pelayanan Neonatal pertama

(KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan

Paseban 50.1545 5.15 3

27

Cakupan Pelayanan Neonatal pertama

(KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan

Kramat 52,3145

7.31 4

28

Cakupan Pelayanan Neonatal pertama

(KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan

Kenari 41,3445

3.66 2

29

Cakupan Pelayanan Neonatal pertama

(KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan

Kwitang 40,2345

4.77 3

30

Cakupan Pelayanan Neonatal pertama

(KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan

Bungur 48,4745

3,47 2

31Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah

Puskesmas Kecamatan Senen 42.10 45 2.90 2

32Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah

Puskesmas Kelurahan Paseban 48.0945 3.09 2

33Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kramat 51.8245 6.82 4

34Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari 35.7545 9.25 5

35Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kwitang 37.5045 7.50 4

36Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah

Puskesmas Kelurahan Bungur 44.7045 0.26 1

37Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil

di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen60 40 20 10

38

Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil

di wilayah Puskesmas kelurahan

Paseban

47.8840

7.88 4

63

Page 64: Bab 1-2 Sandini

39Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil

di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat41.86 40 1.86 1

40Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil

di wilayah Puskesmas kelurahan Kenari37.83 40 2.17 2

41

Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil

di wilayah Puskesmas kelurahan

Kwitang

47.1640

7.16 4

42Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil

di wilayah Puskesmas kelurahan Bungur39.33 40 0.66 1

43Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah

Puskesmas Kecamatan Senen 41.0545 3.95 2

44Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah

Puskesmas Kelurahan Paseban 48.0945 3.09 2

45Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kramat 47.6945 2.69 2

46Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari 40.2245 4.78 3

47Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kwitang 44.5345 0.47 1

48Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah

Puskesmas Kelurahan Bungur 54.6945 9.69 5

Expanding Scope

64

Page 65: Bab 1-2 Sandini

Expanding Scope menunjukkan sejauh mana masalah tersebut mempunyai

ruang lingkup besar di luar bidang kesehatan. Dinilai melalui dua azas puskesmas

yaitu azas pertanggungjawaban wilayah dan azas keterpaduan. Azas

pertanggungjawaban wilayah dilihat dari kepadatan penduduk yang ada di

wilayah kelurahan tersebut. Sedangkan azas keterpaduan dilihat daru lintas sektor

atau lintas program.

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk

Nilai Jumlah Bumil

1 Jumlah < 200

2 Jumlah 200 –400

3 Jumlah >400

Keterangan : jumlah bumil didapatkan dari sasaran ibu hamil di wilayah

puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-mei 2012

Nilai Jumlah Bumil Risti

1 Jumlah < 40

2 Jumlah 40–80

3 Jumlah >80

Keterangan : jumlah bumil risti didapatkan dari sasaran ibu hamil risti di

wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012

Nilai Jumlah Bulin

1 Jumlah < 200

2 Jumlah 200 –400

3 Jumlah >400

Keterangan : jumlah bumil didapatkan dari sasaran ibu bersalin di wilayah

puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012.

Nilai Jumlah Bufas

1 Jumlah <200

65

Page 66: Bab 1-2 Sandini

2 Jumlah 200 – 400

3 Jumlah >400

Keterangan : jumlah bumil didapatkan dari sasaran ibu nifas di wilayah

puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012.

Nilai Jumlah Bayi Lahir Hidup

1 Jumlah < 200

2 Jumlah 200 – 400

3 Jumlah > 400

Keterangan : jumlah bumil didapatkan dari sasaran bayi lahir hidup di wilayah

puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012.

Nilai Jumlah Bayi

1 Jumlah < 150

2 Jumlah 150-300

3 Jumlah > 300

Keterangan: jumlah bayi didapatkan dari sasaran jumlah bayi di wilayah

puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Mei 2012.

Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Asas Keterpaduan Lintas

Sektoral

Nilai Lintas Sektoral

1 Tidak ada keterpaduan lintas sektoral

2 Ada keterpaduan lintas sektoral

Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah

Nilai Luas Wilayah

66

Page 67: Bab 1-2 Sandini

1 < 0,5 Km2

2 > 0,5 Km2

67

Page 68: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.8 Skoring Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk, Asas Keterpaduan dan Luas Wilayah di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012

No Daftar Masalah Jumlah Bumil Lintas Sektoral

Luas Wilayah

<0.5 >0.5km2 km2

Skor

<200 200 - 400 >400

1. Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

1 2 2 5

2. Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

2 2 2 6

3. Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

3 2 2 7

4. Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

1 2 2 5

5 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

2 2 2 6

6. Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

2 2 2 6

7. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen

1 2 2 5

8. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas

Kelurahan Paseban

2 2 2 6

9. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kramat

3 2 2 7

68

Page 69: Bab 1-2 Sandini

10. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari

1 2 2 5

11. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kwitang

2 2 2 6

12. Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas

Kelurahan Bungur

2 2 2 6

13. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kecamatan Senen

1 2 2 5

14. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan Paseban

2 2 2 6

15. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kramat

3 2 2 7

16. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari

1 2 2 5

17. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan Kwitang

2 2 2 6

18. Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah

Puskesmas Kelurahan Bungur

2 2 2 6

69

Page 70: Bab 1-2 Sandini

No. Daftar Masalah Jumlah Bulin

<200 200- >400400

Lintas Sektoral

LuasWilayah

<0,5 >0,5km2 km2

Skor

19. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

1 2 2 5

20. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

2 2 2 6

21. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

3 2 2 7

22. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

1 2 2 5

23. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

2 2 2 6

70

Page 71: Bab 1-2 Sandini

24. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

2 2 2 6

No. Daftar Masalah Jumlah Neonatus

<200 200 - 400 >400

Lintas Sektoral

LuasWilayah

<0,5 >0,5km2 km2

Skor

25. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1) di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

1 2 2 5

26. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1)di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

2 2 2 6

27. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

3 2 2 7

28. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

1 2 2 5

71

Page 72: Bab 1-2 Sandini

29. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

2 2 2 6

30. Cakupan Pelayanan Neonatal (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

2 2 2 6

No. Daftar Masalah Jumlah Bayi

<200 200- >400400

Lintas Sektoral

LuasWilayah

<0,5 >0,5km2 km2

Skor

31. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

1 2 2 5

32. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

2 2 2 6

33. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

3 2 2 7

72

Page 73: Bab 1-2 Sandini

34. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

1 2 2 5

35. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

2 2 2 6

36. Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

2 2 2 6

No. Daftar Masalah Jumlah Bumil Risti

<200 200- >400400

Lintas Sektoral

LuasWilayah

<0,5 >0,5km2 km2

Skor

37. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

1 2 2 5

38. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

2 2 2 6

73

Page 74: Bab 1-2 Sandini

39. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

3 2 2 7

40. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

1 2 2 5

41. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

2 2 2 6

42. Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

2 2 2 6

No. Daftar Masalah Jumlah Bufas

<200 200- >400400

Lintas Sektoral

LuasWilayah

<0,5 >0,5km2 km2

Skor

43 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

1 2 2 5

74

Page 75: Bab 1-2 Sandini

44. Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

2 2 2 6

45. Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

3 2 2 7

46. Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

1 2 2 5

47. Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

2 2 2 6

48. Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

2 2 2 6

75

Page 76: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.9 Skoring Feasibility Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah

Penduduk di wilayah Kecamatan Senen tahun 2011

PuskesmasJumlah

Tenaga kerja

Jumlah

PendudukPerbandingan Skor

Kec. Senen 51 5407 1:106 3

Kel. Paseban 8 23603 1:2950 1

Kel. Kramat 6 23234 1:3872 1

Kel. Kenari 6 8469 1:1412 2

Kel. Kwitang 7 16032 1:2290 2

Kel. Bungur 5 16206 1:3241 1

Perbandingan Skor

1:100 – 1:1400 3

1:1401 – 1:2701 2

1:2702 – 1:4002 1

76

Page 77: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.10 Penentuan Skoring Feasibility Berdasarkan Ketersediaan

Fasilitas dan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen Periode Januari - Juni 2012

Kategori Ketersediaan Skor

ObatAda dan cukup 2

Ada tetapi kurang 1

AlatAda dan cukup 2

Ada tetapi kurang 1

DanaBerlebih 3

Cukup 2

Kurang 1

77

Page 78: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.11 Skoring Feasibility Berdasarkan Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk, Ketersediaan Fasilitas

dan Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012

NO. DAFTAR MASALAH SDMFASILITAS

DANA SKOROBAT ALAT

1 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3 2 2 3 10

2 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Paseban 1 1 1 1 4

3 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat 1 1 1 1 4

4 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kenari 2 2 1 1 6

5 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kwitang 2 1 1 1 5

6 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Bungur 1 1 1 1 4

7 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3 2 2 3 10

8 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1 1 1 1 4

9 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1 1 1 1 4

10 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 2 2 1 1 6

11 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 2 1 1 1 5

12 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1 1 1 1 4

13 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan 3 2 2 3 10

78

Page 79: Bab 1-2 Sandini

Senen

14Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan

Paseban1 1 1 1 4

15Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kramat1 1 1 1 4

16Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kenari2 2 1 1 6

17Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kwitang2 1 1 1 5

18Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan

Bungur1 1 1 1 4

19Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen 3 2 2 3 10

20Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kelurahan Paseban1 1 1 1 4

21Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kramat1 1 1 1 4

22Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari2 2 1 1 6

23 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas 2 1 1 1 5

79

Page 80: Bab 1-2 Sandini

Kelurahan Kwitang

24Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas

Kelurahan Bungur2 1 1 1 5

25Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen3 2 2 3 10

26Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas

kelurahan Paseban1 1 1 1 4

27Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas

kelurahan Kramat1 1 1 1 4

28Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas

kelurahan Kenari2 2 1 1 6

29Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas

kelurahan Kwitang2 1 1 1 5

30Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas

kelurahan Bungur1 1 1 1 4

31Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

3 2 2 3 10

32Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

1 1 1 1 4

80

Page 81: Bab 1-2 Sandini

33Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

1 1 1 1 4

34Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

2 2 1 1 6

35Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

2 1 1 1 5

36Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

1 1 1 1 4

37Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen3 2 2 3 10

38Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas

kelurahan Paseban1 1 1 1 4

39Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas

kelurahan Kramat1 1 1 1 4

40Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas

kelurahan Kenari2 2 1 1 6

41Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas

kelurahan Kwitang2 1 1 1 5

42Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas

kelurahan Bungur1 1 1 1 4

81

Page 82: Bab 1-2 Sandini

43Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

3 2 2 3 10

44Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

1 1 1 1 4

45Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

1 1 1 1 4

46Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

2 2 1 1 6

47Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

2 1 1 1 5

48Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

1 1 1 1 4

82

Page 83: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.12. Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari -Juni 2012

Tabel 2.13 Scoring Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

Periode Januari - Juni 2012

No. Daftar Masalah Skor

1Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

3

2 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Paseban 1

3 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat 1

4 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kenari 2

5 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Kwitang 1

83

Parameter Skor

Penyuluhan dan Media Cetak 3

Salah Satu dari Penyuluhan atau Media Cetak 2

Tidak Ada Satupun 1

Page 84: Bab 1-2 Sandini

6 Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas kelurahan Bungur 1

7 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3

8 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1

9 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1

10 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 2

11 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 1

12 Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1

13 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 2

14 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1

15 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1

16 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 1

17 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 1

18 Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1

19 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3

20 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1

21 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1

22 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 2

23 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 2

84

Page 85: Bab 1-2 Sandini

24 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1

25 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3

26 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan Paseban 1

27 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat 1

28 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan Kenari 2

29 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan Kwitang 2

30 Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas kelurahan Bungur 1

31 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3

32 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1

33 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1

34 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 2

35 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 1

36 Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1

37 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3

38 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas kelurahan Paseban 1

39 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat 1

40 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas kelurahan Kenari 1

41 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas kelurahan Kwitang 1

85

Page 86: Bab 1-2 Sandini

42 Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas kelurahan Bungur 1

43 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen 3

44 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban 1

45 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat 1

46 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari 2

47 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang 1

48 Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur 1

86

Page 87: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.14 Penentuan Masalah 1- 8 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012

No. Parameter Bobot MS 1 MS 2 MS 3 MS 4 MS 5 MS 6 MS 7 MS 8

N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN

1 Emergency 5 5 25 1 5 2 10 1 5 3 15 1 5 2 10 1 5

2 Greetes Member 4 5 20 1 4 2 8 1 4 3 12 1 4 2 8 1 4

3 Expanding Score 3 5 15 6 18 7 21 5 15 6 18 6 18 5 15 6 18

4 Feasibility 2 10 20 4 8 4 8 6 12 5 10 4 8 10 20 4 8

5 Policy 1 3 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1

Jumlah 83 36 48 38 56 36 55 36

Keterangan :

MS-1 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

MS-2 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

MS-3 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

MS-4 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

MS-5 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

MS-6 : Cakupan K1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

MS-7 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

MS-8 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

87

Page 88: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.14 Penentuan Masalah 9- 16 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012

No. Parameter Bobot MS 9 MS 10 MS 11 MS 12 MS 13 MS 14 MS 15 MS 16

N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN

1 Emergency 5 3 15 3 15 3 15 1 5 5 25 3 15 4 20 1 5

2 Greetes Member 4 3 12 3 12 3 12 1 4 5 20 3 12 4 16 1 4

3 Expanding Score 3 7 21 5 15 6 18 6 18 5 15 6 18 7 21 5 15

4 Feasibility 2 4 8 6 12 5 10 4 8 10 20 4 8 4 8 6 12

5 Policy 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1

Jumlah 57 56 56 36 82 54 66 37

Keterangan :

MS-9 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

MS-10 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

MS-11 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

MS-12 : Cakupan K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

MS-13 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

MS-14 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

MS-15 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat

MS-16 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

88

Page 89: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.14 Penentuan Masalah 17- 24 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012

No. Parameter Bobot MS 17 MS 18 MS 19 MS 20 MS 21 MS 22 MS 23 MS 24

N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN

1 Emergency 5 4 20 4 20 2 10 3 15 4 20 2 10 3 15 7 35

2 Greetes Member 4 4 16 2 8 2 8 3 12 4 16 2 8 3 12 7 28

3 Expanding Score 3 6 18 6 18 5 15 6 18 7 21 5 15 6 18 6 18

4 Feasibility 2 5 10 4 8 10 20 4 8 4 8 6 12 5 10 5 10

5 Policy 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1

Jumlah 65 55 56 54 66 46 57 93

Keterangan :

MS-17 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

MS-18 : Cakupan DO K1-K4 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

MS-19 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

MS-20 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

MS-21 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kecamatan Kramat

MS-22 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

MS-23 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

MS-24 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

89

Page 90: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.14 Penentuan Masalah 25- 32 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012

No. Parameter Bobot MS 25 MS 26 MS 27 MS 28 MS 29 MS 30 MS 31 MS 32

N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN

1 Emergency 5 2 10 4 20 5 25 3 15 4 20 3 15 3 15 4 9

2 Greetes Member 4 2 8 3 12 4 16 2 8 3 12 2 8 2 8 2 8

3 Expanding Score 3 5 15 6 18 7 21 5 15 6 18 6 18 5 15 6 18

4 Feasibility 2 10 20 4 40 4 8 6 12 5 10 4 8 10 20 4 8

5 Policy 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 3 3 1 1

Jumlah 56 91 70 52 62 50 61 44

Keterangan :

MS-25 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

MS-26 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

MS-27 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kecamatan Kramat

MS-28 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

MS-29 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

MS-30 : Cakupan Pelayanan Neonatal pertama (KN1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

MS-31 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

MS-32 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

90

Page 91: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.14 Penentuan Masalah 33- 40 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012

No. Parameter Bobot MS 33 MS 34 MS 35 MS 36 MS 37 MS 38 MS 39 MS 40

N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN

1 Emergency 5 5 25 7 35 6 30 2 10 10 50 4 20 1 5 2 10

2 Greetes Member 4 2 8 4 16 5 20 4 16 1 4 10 40 4 16 1 4

3 Expanding Score 3 7 21 5 15 6 18 6 18 5 15 6 18 6 18 5 15

4 Feasibility 2 4 8 6 12 5 10 4 8 10 20 4 8 4 8 6 12

5 Policy 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1

Jumlah 63 64 79 53 92 67 48 42

Keterangan :

MS-33 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Kramat

MS-34 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

MS-35 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

MS-36 : Cakupan Kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

MS-37 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

MS-38 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

MS-39 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Kramat

MS-40 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

91

Page 92: Bab 1-2 Sandini

Tabel 2.14 Penentuan Masalah 41- 48 Program KIA menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juni 2012

No. Parameter Bobot MS 41 MS 42 MS 43 MS 44 MS 45 MS 46 MS 47 MS 48

N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN

1 Emergency 5 4 20 1 5 2 10 2 10 2 10 3 15 1 5 5 25

2 Greetes Member 4 4 16 1 4 2 8 2 8 2 8 3 12 1 4 5 20

3 Expanding Score 3 6 18 6 18 5 15 6 18 7 21 5 15 6 18 6 18

4 Feasibility 2 5 10 4 8 10 20 4 8 4 8 6 12 5 10 4 8

5 Policy 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1

Jumlah 65 36 56 45 48 56 38 72

Keterangan :

MS-41 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

MS-42 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

MS-43 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

MS-44 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

MS-45 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kecamatan Kramat

MS-46 : Cakupan Penanganan Komplikasi Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

MS-47 : Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

MS-48 : Cakupan Kunjungan Nifas di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

92

Page 93: Bab 1-2 Sandini

Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari 48 masalah di atas, didapatkan dua prioritas masalah, yaitu :

1. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 dengan akupan 58.37 % dari target 45 %.2. Cakupan Komplikasi Ibu Hamil Di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target 40 %.

1.2 MENENTUKAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah, selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalahnya dengan menggunakan diagram sebab akibat

atau diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa) berdasarkan data puskesmas yang tersedia. Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input, proses

maupun lingkungan.

Input yaitu sumber daya yang diperlukan oleh suatu sistem, diantaranya: Man (sumber daya manusia), Money (dana), Material (sarana), Methode (cara).

Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada proses, menurut George R. Terry, terdiri dari:

Planning (perencanaan):

Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.

Organizing (pengorganisasian):

Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien

untuk mencapai tujuan organisasi.

93

Page 94: Bab 1-2 Sandini

Actuating (penggerak pelaksanaan):

Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah

dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.

Controlling (monitoring):

Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi

penyimpangan.

Lingkungan merupakan tempat dimana sistem berada, terdiri dari internal (lingkungan fisik dan kerja) dan eksternal (lingkungan fisik, kondisi masyarakat,

peraturan/undang-undang).

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan dibuat dengan menggunakan fishbone diagram/Ishikawa :

1. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 dengan akupan 58.37 % dari target 45 dengan skor 93.

2. Cakupan Komplikasi Ibu Hamil Di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target 40 % dengan skor 92.

94

Page 95: Bab 1-2 Sandini

.

Adanya tenaga kesehatan yang terlatih.

Banyaknya bumil yang memanfaatkan program Jaminan Persalinan

Peran pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Para bumil mencari tempat terbaik untuk melahirkan.

. Program persalinan dengan pihak RW setempat terkoordinir.

Evaluasi program berjalan dengan baik.

Program pemerintah dapat terlaksana dengan baik.

Banyak bumil yang dari daerah lain melakukan persalinan di Puskesmas

Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya persalinan yang baik.

Adanya pihak RW mengkoordinasi dengan masing - masing RT.

Bumil tidak terdata dengan baik.

Rapat evaluasi program dijalankan dengan rutin

Semua pihak bekerja sama dengan baik.

Adanya pelatihan terhadap tenaga kesehatan sesuai standar.

Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 58.37 % dari Target

95

MethodMethod MoneyMoney Materialal

Materialal

ManMan

Peralatan yang memadai terpenuhi.

Peralatan yang memadai terpenuhi.

Adanya program Jaminan Persalinan dari pemerintah.

Adanya program Jaminan Persalinan dari pemerintah.

Banyaknya bumil dari wilayah lain yang melahirkan di puskesmas kelurahan Bungur.

Banyaknya bumil dari wilayah lain yang melahirkan di puskesmas kelurahan Bungur.

Proses persalinan sesuai standar.

Proses persalinan sesuai standar.

Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 dengan cakupan 58.37 % dari target

45 %.

Kurangnya koordinasi dengan pihak kader. Keluarahan Bungur.

Kurangnya koordinasi dengan pihak kader. Keluarahan Bungur.

Para petugas rajin mengikuti rapat evaluasi program.

Para petugas rajin mengikuti rapat evaluasi program.

RT setempat mengkoordinasikan dengan para bumil

RT setempat mengkoordinasikan dengan para bumil

Rasa ingin tahu masyarakt tentang persalinan yang baik.

Rasa ingin tahu masyarakt tentang persalinan yang baik.

Target bumil yang didapat melebihi jumlah target.

Target bumil yang didapat melebihi jumlah target.

Organizing

Organizing ActuatingActuating

EvaluatingEvaluatingControllingControlling

PlanningPlanning

Page 96: Bab 1-2 Sandini

Petugas sudah maksimal dalam mendata secara keseluruhan komplikasi ibu hamil di puskesmas.

Dana operasional yang didapat sesuai dengan program yang ada.

Fasilitas penanganan komplikasi ibu hamil di puskesmas kelurahan tidak memadai.

Dana operasional cair tepat waktu dari pemerintah.

Penyampaian informasi tentang komplikasi pada kehamilan dilakukan dengan baik. Kurangnya pemantauan untuk

tersedianya fasilitas alat-alat yang dibutuhkan.

Para bumil tidak ingin kehamilan mereka berisiko.

Evaluasi program KIA di kecamatan Senen berjalan dengan baik.

Risiko yang terjadi kehamilan dapat berdampak buruk bagi persalinan mereka.

Koordinasi antara ibu hamil dan puskesmas Kecamatan Senen berjalan baik.

Banyaknya bumil yang datang selain dari kecamatan Senen

Rapat evaluasi program dijalankan dengan rutin.

Program yang dibuat puskesmas kecamatan Senen terencana cukup baik.

Program penyuluhan komplikasi pada kehamilan berjalan baik.

Cakupan Komplikasi Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target 40 %.

96

MethodMethod MoneyMoney Materialal

Materialal

ManMan

Pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas yang memadai.

Pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas yang memadai.

Pemerintah memberi dana sesuai dengan waktu yang dijanjikan..

Pemerintah memberi dana sesuai dengan waktu yang dijanjikan..

Petugas sudah maksimal dalam mendata secara keseluruhan komplikasi ibu hamil di puskesmas.

Petugas di puskesmas kecamatan Senen cukup memadai

Petugas sudah maksimal dalam mendata secara keseluruhan komplikasi ibu hamil di puskesmas.

Petugas di puskesmas kecamatan Senen cukup memadai

Pelatihan yang diberikan pada petugas cukup maksimal.

Pelatihan yang diberikan pada petugas cukup maksimal. Cakupan Komplikasi Ibu

Hamil Di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode

Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target

40 %.

Koordinasi dari puskesmas Kelurahan setempat kurang baik.

Koordinasi dari puskesmas Kelurahan setempat kurang baik.

Para petugas aktif mengikuti rapat evaluasi program KIA.

Para petugas aktif mengikuti rapat evaluasi program KIA.

Para petugas kesehatan di kecamatan Senen bekerja maksimal.

Para petugas kesehatan di kecamatan Senen bekerja maksimal.

Beberapa ibu hamil tidak dapat terhindar dari komplikasi kehamilan mereka.

Beberapa ibu hamil tidak dapat terhindar dari komplikasi kehamilan mereka.

Perencanaan program dibuat secara maksimal.

Perencanaan program dibuat secara maksimal.

Organizing

Organizing

EvaluatingEvaluatingControllingControlling

Page 97: Bab 1-2 Sandini

97

ActuatingActuating PlanningPlanning

Page 98: Bab 1-2 Sandini

2.3 MENENTUKAN PENYEBAB MASALAH YANG PALING

DOMINAN

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari

dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau

lebih dikenal dengan Fishbone (Diagram tulang ikan),yang telah dikonfirmasi

dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada kotak). Dari akar

masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan.

Penyebab masalah yang dominan adalah penyebab masalah yang apabila

diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang lainnya

dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan

cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di

bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program di wilayah

kerja puskesmas sekecamatan Senen.

2.3.1. Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone

(diagram tulang ikan) pada Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di

wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juni 2012 dengan

akupan 58.37 % dari target 45 dengan skor 93.

Akar penyebab masalah pada input :

1. Banyaknya bumil dari wilayah lain yang melahirkan di puskesmas kelurahan Bungur

(man).

2. Adanya program Jaminan Persalinan dari pemerintah (money).

3. Peralatan yang memadai terpenuhi (material).

4. Proses persalinan sesuai standar (methode).

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah:

1. Target bumil yang didapat melebihi jumlah target (planning).

2. RT setempat mengkoordinasikan dengan para bumil (organizing).

3. Rasa ingin tahu masyarakt tentang persalinan yang baik (actuating).

4. Kurangnya koordinasi dengan pihak kader Keluarahan Bungur (controling).

98

ManMan

Page 99: Bab 1-2 Sandini

5. Para petugas rajin mengikuti rapat evaluasi program (evaluating).

Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan dua akar

penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi

langsung juga pemahaman yang cukup. Kedua akar penyebab masalah yang

paling dominan tersebut adalah:

1. Banyaknya bumil dari wilayah lain yang melahirkan di puskesmas kelurahan

Bungur (man).

2. Kurangnya koordinasi dengan pihak kader Keluarahan Bungur

(controling).

2.3.2. Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram tulang ikan) Cakupan Komplikasi Ibu Hamil Di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target 40 % dengan skor 92.

Akar penyebab masalah pada input :

1. Petugas sudah maksimal dalam mendata secara keseluruhan komplikasi ibu hamil di puskesmas (man).

2. Pemerintah memberi dana sesuai dengan waktu yang dijanjikan. (money).

3. Pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas yang memadai. (material).

4. Pelatihan yang diberikan pada petugas cukup maksimal (methode).

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah:

1. Perencanaan program dibuat secara maksimal (planning).

2. Para petugas kesehatan di kecamatan Senen bekerja maksimal (organizing).

3. Beberapa ibu hamil tidak dapat terhindar dari komplikasi kehamilan mereka (actuating).

4. Koordinasi dari puskesmas Kelurahan setempat kurang baik (controlling).

99

Page 100: Bab 1-2 Sandini

5. Para petugas aktif mengikuti rapat evaluasi program KIA (evaluating).

Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar

penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi

langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang

paling dominan tersebut adalah:

1. Pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas yang

memadai. (material).

2. Beberapa ibu hamil tidak dapat terhindar dari komplikasi kehamilan mereka (actuating).

3. Koordinasi dari puskesmas Kelurahan setempat kurang baik (controlling).

BAB III

100

Page 101: Bab 1-2 Sandini

MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH

3.1. MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH

Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk

mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling

dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.

Penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA

(Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan memberikan skoring 1 – 4

pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.

Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan

sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan

skor dari setiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap

kriteria berdasarkan masing – masing alternatif masalah tersebut.

Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :

1. Mudah dilaksanakan.

Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling mudah

dilaksanakan dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.

2. Murah biayanya.

Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling murah biaya

pelaksanaannya dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal biaya

pelaksanaannya.

3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.

Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 adalah masalah yang paling dapat

diselesaikan dengan cepat dan nilai 1 adalah masalah yang memerlukan waktu

paling lama dalam penyelesaiannya.

101

Page 102: Bab 1-2 Sandini

4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna.

Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling mungkin

diselesaikan dengan sempurna dan nilai 1 merupakan masalah yang sulit

diselesaikan.

3.1.1. Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan persalinan oleh tenaga

kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari

– Juni 2012 dengan akupan 58.37 %

1. Banyaknya bumil dari wilayah lain yang melahirkan di puskesmas kelurahan

Bungur (man).

Alternatif pemecahan masalah dengan melakukan sosialisasi dengan bidan

desa sekitar untuk membantu persalinan warga di desa sekitarnya.

2. Kurangnya koordinasi dengan pihak kader Keluarahan Bungur

(controling).

Alternatif pemecahan masalah dengan meningkatkan kinerja para petugas

untuk melakukan koordinasi dengan para kader.

1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Komplikasi Ibu Hamil Di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012 dengan Cakupan 60 % dari Target 40 % dengan skor 92.

1. Pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas yang memadai.

(material).

Alternatif pemecahan masalah dengan melakukan pemantauan dan rutin

melaporkan mengenai ketersediaan fasilitas yang ada di Puskesmas

keluarahan.

2. Beberapa ibu hamil tidak dapat terhindar dari komplikasi kehamilan mereka (actuating).

Alternatif pemecahan masalah dengan melakukan lebih aktif memberikan penyuluhan dini pada bumil mengenai bumil yang berisiko mengalami komplikasi pada kehamilannya.

3. Koordinasi dari puskesmas Kelurahan setempat kurang baik (controlling).

102

Page 103: Bab 1-2 Sandini

Alternatif pemecahan masalah dengan melakukan rapat secara rutin mengenai program kerja KIA.

103

Page 104: Bab 1-2 Sandini

Tabel 3.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Masalah Cakupan

Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Kelurahan

Bungur periode Januari – Juni 2012 di atas target sebesar 58.37%

dari target 45%

No Parameter Bobot AL-1 AL-2

N BN N BN

1 Mudah dilaksanakan 4 2 8 4 16

2 Murah biayanya 3 2 6 2 6

3 Waktu penerapannya sampai masalah

terpecahkan tidak terlalu lama2 2 4 2 4

4 Dapat menyelesaikan masalah dengan

sempurna1 3 3 3 3

Jumlah 21 29

Keterangan:

AL-1: melakukan sosialisasi dengan bidan desa sekitar untuk membantu

persalinan warga di desa sekitarnya.

AL-2: meningkatkan kinerja para petugas untuk melakukan koordinasi dengan

para kader.

Setelah dilakukan perhitungan masalah menggunakan metode MCUA, urutan

alternatif pemecahan masalah kunjungan bayi berdasarkan mudahnya

penyelesaian, pelaksanaan, murahnya biaya dan waktu yang diperlukan adalah:

1. Meningkatkan kinerja para petugas untuk melakukan koordinasi dengan para

kader (AL-2).

2. Melakukan sosialisasi dengan bidan desa sekitar untuk membantu persalinan

warga di desa sekitarnya (AL-1).

1.

104

Page 105: Bab 1-2 Sandini

Tabel 3.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu

Hamildi Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2012dengan

Cakupan sebesar 60% dari target 40%

Keterangan:

AL-1: melakukan pemantauan dan rutin melaporkan mengenai ketersediaan fasilitas yang

ada di Puskesmas keluarahan.

AL-2 : melakukan lebih aktif memberikan penyuluhan dini pada bumil mengenai bumil yang berisiko mengalami komplikasi pada kehamilannya.

AL-3 : melakukan rapat secara rutin mengenai program kerja KIA.

Setelah dilakukan perhitungan masalah menggunakan metode MCUA, urutan alternatif

pemecahan masalah penanganan komplikasi ibu hamil berdasarkan mudahnya penyelesaian,

pelaksanaan, murahnya biaya dan waktu yang diperlukan adalah:

1. Melakukan pemantauan dan rutin melaporkan mengenai ketersediaan fasilitas yang ada di

Puskesmas keluarahan (AL-1).

2. Melakukan rapat secara rutin mengenai program kerja KIA (AL-3).

3. Melakukan lebih aktif memberikan penyuluhan dini pada bumil mengenai bumil yang

berisiko mengalami komplikasi pada kehamilannya (AL-2).

105

No Parameter Bobot

AL-1 AL-2 AL-3

N BN NB

NN

B

N

1 Mudah dilaksanakan 4 4 16 3 12 3 12

2 Murah biayanya 3 4 12 2 6 3 9

3

Waktu penerapannya

sampai masalah

terpecahkan tidak terlalu

lama

2 3 6 2 4 2 4

4

Dapat menyelesaikan

masalah dengan

sempurna

1 3 3 3 3 3 3

Jumlah 37 25 27

Page 106: Bab 1-2 Sandini

106