ayo ayo dilanjutkan

17
BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral enamel yang mengakibatkan terganggunganya keseimbangan antara enamel dan sekelilingnya disebabkan oleh terbentuknya asam microbial dan substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas. 2 Nursing bottle caries / early childhood caries merupakan karies dengan pola lesi yang unik pada bayi, balita dan anak prasekolah yang disebabkan oleh pemberian susu botol, ASI ataupun cairan bergula termasuk karbohidrat dalam waktu yang panjang selama beberapa jam sampai tertidur dan kadang-kadang sepanjang malam. Definisi karies botol sebenarnya adalah bentuk spesifik dari rampant karies pada gigi sulung. 2 Karies dengan pola yang khas seringkali terlihat pada anak dibawah 6 tahun dengan kebiasaan minum Air Susu Ibu (ASI), susu botol atau cairan manis sampai tertidur atau disap terus menerus sepanjang hari. 1 Karies botol juga suatu sindrom yang mempunyai karakteristik karies yang parah pada

Upload: muhammad-hernandy

Post on 14-Feb-2016

279 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ferwgfe

TRANSCRIPT

Page 1: Ayo Ayo Dilanjutkan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan.

Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya

mineral enamel yang mengakibatkan terganggunganya keseimbangan antara

enamel dan sekelilingnya disebabkan oleh terbentuknya asam microbial dan

substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya

terjadi kavitas.2

Nursing bottle caries / early childhood caries merupakan karies dengan

pola lesi yang unik pada bayi, balita dan anak prasekolah yang disebabkan oleh

pemberian susu botol, ASI ataupun cairan bergula termasuk karbohidrat dalam

waktu yang panjang selama beberapa jam sampai tertidur dan kadang-kadang

sepanjang malam. Definisi karies botol sebenarnya adalah bentuk spesifik dari

rampant karies pada gigi sulung.2

Karies dengan pola yang khas seringkali terlihat pada anak dibawah 6

tahun dengan kebiasaan minum Air Susu Ibu (ASI), susu botol atau cairan manis

sampai tertidur atau disap terus menerus sepanjang hari.1

Karies botol juga suatu sindrom yang mempunyai karakteristik karies

yang parah pada bagian gigi anterior rahang atas karena pemakaian dot atau

botol susu pada bayi dan balita.1

Karies dengan pola yang khas seringkali terlihat pada anak dibawah 6

tahun dengan kebiasaan minum Air Susu Ibu (ASI), susu botol atau cairan manis

sampai tertidur atau disap terus menerus sepanjang hari.1

Karies botol juga suatu sindrom yang mempunyai karakteristik karies

yang parah pada bagian gigi anterior rahang atas karena pemakaian dot atau

botol susu pada bayi dan balita.2

Karies yang terjadi pada anak-anak ini biasa disebut Nursing Mouth Caries

(NMC), Nursing Bottle Syndrome, Bottle Milk Caries, Baby Bottle Tooth Decay,

Sugar Bottle Caries, Early Childhood Caries, Milk Bottle Syndrome, dan Breast

Milk Caries.3

Page 2: Ayo Ayo Dilanjutkan

2.2 EPIDEMIOLOGI

Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan

sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi

terdapat di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di

Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering

terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma. Karies merupakan penyebab

patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak. Antara 29% hingga 59%

orang dewasa dengan usia lebih dari limapuluh tahun mengalami karies.5

Jumlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena

adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan

dengan terapi florida.4

2.3 ETIOLOGI

Karies yang merajalela karena penggunaan metamfetamin. Karies botol

susu atau karies kanak-kanak adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak

pada gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun

kesemua giginya dapat terkena juga. Sebutan "karies botol susu" karena karies ini

sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya

susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan

pada anak-anak dengan cairan manis.5

Penyebab utama adalah anak yang ditidurkan dengan dot yang berisi susu

atau minuman manis lain. Anak itupun tertidur dan susu atau minuman

manis tersebut menjadi menggenang di bagian gigi anterior rahang atas.

Genangan yang terbentuk tersebut memungkinkan untuk menjadi tempat

kultur bagi mikroorganisme acidogenic. Aliran saliva berkurang selama tidur

sehingga pembersihan sisa cairan di mulut anak itu pun menjadi lambat.2

Penambahan pemanis pada minuman melalui botol (Asfria. 2008). Karies

botol terjadi jika terdapat kombinasi/interaksi beberapa factor, yaitu (Andlaw

dan Rock, 1992) :

1. Host

Gigi sulung lebih mudah terserang karies daripada gigi

permanen. Karena enamel gigi sulung mengandung lebih banyak bahan

Page 3: Ayo Ayo Dilanjutkan

organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi

permanen. Gigi desidui biasanya mulai erupsi pada tahun pertama. Gigi

pertama yang erupsi adalah gigi insisivus pertama bawah sekitar umur 6-8

bulan, kemudian diikuti oleh erupsi gigi insisivus pertama atas. Pada umur

12 bulan biasanya seluruh gigi anterior rahang bawah dan rahang atas

telah erupsi. Waktu erupsi gigi sangat bervariasi antara individu (anak)

yang satu dengan yang lain, faktor asupan nutrisi merupakan salah satu

yang mempengaruhinya. Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada

gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih

banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit

daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi susu

tidak sepadat gigi tetap.

2. Bakteri

Streptococcus mutans tidak melekat secara kuat pada gigi,

sehingga membutuhkan plak yang telah terbentuk sebagai awal

pembentukan kolonisasi bakteri. Kebanyakan anak terinfeksi bakteri ini

dari orang tuanya, saudara kandung atau individu lain yang berkontak

dengannya.

3. Substrat

Substrat bagi S. mutans dapat berasal dari susu yang dapat

menyebabkan terjadinya fermentasi karbohidrat. Meminum susu

dengan menggunakan botol ketika tidur sangat tidak baik, cairannya

akan menggenangi rongga mulut (gigi) untuk beberapa waktu (jam).

Bakteri di dalam rongga mulut memetabolisme gula, kemudian

menghasilkan asam yang akan merusak gigi.

4. Waktu

Bakteri dan substrat membutuhkan waktu yang lama untuk

demineralisasi dan progresi karies. Lamanya waktu yang dibutuhkan

karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi,

diperkirakan 6-48 bulan (bila kebiasaan tidur dengan menghisap susu

botol atau mengedot dalam waktu yang lama terus dilakukan

Page 4: Ayo Ayo Dilanjutkan

2.4 KLASIFIKASI

Gambar 2.1 Anatomi gigi sehat dan gigi karies

Eric Broderick et al, mengelompokkan kriteria dari nursing caries yang

terjadi kedalam empat tingkat perluasan, yaitu:7

a. Tipe I. Minimal

Karies terdapat pada dua gigi rahang atas dan tidak terdapat pada

permukaan gigi posterior

b. Tipe II. Mild

Karies terdapat pada lebih dari dua gigi rahang atas dan karies tidak

ditemukan pada gigi posterior.

c. Tipe III. Moderate

Dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas menderita karies dan

ditemuka n satu atau lebih gigi posterior menderita karies.

Gambar 1. Nursing caries yang mengenai keempat gigi insisivus rahang atas (tipe 2)

Page 5: Ayo Ayo Dilanjutkan

d. Tipe IV. Severe

Dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas menderita karies,

ditemukan satu atau lebih gigi dengan pulpa terbuka, dan karies telah terlihat pada

gigi anterior rahang bawah.

Gigi insisivus maksila sebagai gigi yang erupsi lebih awal pada rahang

atas akan terlebih dahulu mengalami serangan karies dan juga akan menjadi gigi

yang paling lama mengalami serangan nursing caries sehingga pada pemeriksaan

gigi yang kerusakannya paling parah pada karies ini adalah keempat gigi insisivus

maksila.

Nursing caries jarang terjadi mengenai insisivus mandibula, sebab

pemberian air susu ibu atau susu botol, puting susu ataupun dot akan bersandar

pada palatum selama proses penghisapan, sedangkan posisi lidah meluas

menutupi gigi anterior mandibula. Susu ataupun cairan lainnya kemudian akan

tergenang disekitar insisivus maksila, mengalir kesekitar bagian tengah lidah dan

membasahi permukaan oklusal dan lingual dari gigi posterior.10

2.4 PENATALAKSANAAN

Perawatan terhadap nursing caries tergantung pada tingkat keparahan

karies. Tindakan pencegahan terhadap nursing caries harus dilakukan karena

semakin parah karies maka semakin kompleks pula perawatan yang harus

dilakukan. Penentuan teknik perawatan nursing caries sangat ditentukan oleh

diagnosa yang tepat.9

Gambar 2. Nursing caries yang telah meluas hingga posterior dengan pulpa telah terbuka (tipe 4)

Page 6: Ayo Ayo Dilanjutkan

Pada gigi dengan karies yang telah mengenai saluran akar hendaknya

dilakukan perawatan endodontik terlebih dahulu sebelum dilakukan penambalan,

sedangkan pada gigi dengan karies yang belum mengenai pulpa dapat langsung

dilakukan penambalan.2

2.5 PENCEGAHAN

Bayi yang menyusui sepanjang malam dilaporkan mengalami peningkatan

resiko karies.8,9

Melekatnya puting susu ibu sepanjang malam hari dimulut bayi dan diikuti

oleh penurunan aliran saliva serta berkurangnya aktivitas penelanan akan

menyebabkan ASI stagnasi lama pada pemukaan gigi, yang memungkinkan

bakteribakteri melakukan fermentasi terhadap laktosa. Sehubungan dengan

penurunan aliran saliva yang berfungsi sebagai buffer maka akan banyak asam

yang terbentuk yang nantinya dapat menyebabkan demineralisasi pada email yang

merupakan proses awal terjadinya karies. Saliva memiliki peranan yang sangat

penting di dalam rongga mulut, adapun peranan penting dari saliva 6,11 :

1. Membentuk lapisan mukus pelindung pada membran mukosa yang akan

bertindak sebagai barier terhadap iritan dan akan mencegah kekeringan.

2. Membantu membersihkan mulut dari makanan, debris dan bakteri yang

akhirnya akan menghambat pembentukan plak.

3. Mengatur pH rongga mulut karena mengandung bikarbonat, fosfat dan

protein. Peningkatan kecepatan sekresinya biasanya berakibat pada

peningkatan pH dan kapasitas buffernya, sehingga membran mukosa akan

terlindungi dari asam yang ada pada makanan dan pada waktu muntah. Selain

itu, penurunan pH plak, sebagai akibat dari organisme asidogenik akan

dihambat.

4. Membantu menjaga integritas gigi dengan berbagai cara karena kandungan

kalsium dan fosfat.

5. Mampu melakukan aktivitas anti bakteri dan anti virus karena selain

mengandung antibiotik spesifik (secretory IgA), juga mengandung lysozime,

laktoferin dan laktoperoksidase.

Page 7: Ayo Ayo Dilanjutkan

Dari berbagai penjabaran fungsi saliva di atas, jelas bila dalam keadaan

tidur ASI yang mengandung karbohidrat tetap berada didalam rongga mulut yang

disertai dengan penurunan aliran saliva maka fungsi saliva didalam rongga mulut

tidak berjalan dengan optimal, terutama fungsinya sebagai buffer yang dapat

menetralisir asam yang dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat yang dapat

menyebabkan karies.5

Gigi insisivus maksila sebagai gigi yang erupsi lebih awal pada rahang

atas akan terlebih dahulu mengalami serangan karies dan juga akan menjadi gigi

yang paling lama mengalami serangan karies sehingga pada pemeriksaan gigi

yang kerusakannya paling parah pada karies ini adalah keempat gigi insisivus

maksila. Posisi lidah pada saat pengisapan meluas menutupi gigi anterior

mandibula sehingga pada regioinsisivus mandibula karies ini jarang terjadi. 10,11

Karies yang dipengaruhi oleh pemberian ASI berhubungan dengan

frekuensi menyusui setiap harinya, lama menyusui dan terutama seberapa sering

bayi menyusui pada malam hari, yang mengakibatkan akumulasi susu di gigi,

yang dikombinasikan berkurangnya aliran saliva dan kurangnya kebersihan mulut,

yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. 2

American Acedemy of Pediatric Dentistry (AAPD) merekomendasikan

untuk menghentikan pemberian ASI begitu gigi susu pertama erupsi, tetapi hal ini

bertentangan dengan Public Health Nurses (PHNs) dan WHO yang menyarankan

untuk memberikan ASI pada anak hingga anak berumur dua tahun. Dari beberapa

kasus yang ditemukan pada berbagai negara, karies yang dihubungkan dengan

lamanya pemberian ASI adalah pemberian ASI yang dilakukan lebih dari 12

bulan.8

Posisi pemberian ASI yang salah juga sebagai pemicu terjadinya karies

pada anak, kebiasaan ibu menyusui anak dengan posisi ibu tidur pada saat

menyusui anaknya dapat meyebabkan ibu juga ikut tertidur sehingga si ibu tidak

dapat mengontrol pemberian ASI kepada anaknya, yang dapat menyebabkan

tergenangnya ASI ketika anak sudah tertidur tetapi puting susu ibu masih berada

didalam rongga mulut anaknya. Berikut ini adalah gambaran bagaimana posisi

Page 8: Ayo Ayo Dilanjutkan

menyusui bayi yang benar untuk menghindari ibu juga ikut tertidur pada saat

menyusui anaknya: 8

Pembersihan gigi setelah menyusui merupakan preventif yang baik untuk

mencegah terjadinya karies karena bakteri dan subsrat membutuhkan waktu yang

lama untuk terjadinya demeneralisasi dan proses karies. Secara skematis dapat

digambarkan hubungan pemberian ASI serta pembersihan gigi setelah

pembersihan 5

2.5.1 Pemberian PASI/Minuman Melalui Botol Dot dan Proses Karies

Pemberian minuman melalui botol dot sebagai faktor resiko terjadinya

karies dini, terutama bila yang diberikan berupa susu formula, susu sapi, dan sari

buah yang mengandung karbohirat jenis sukrosa atau tambahan gula, serta

membiarkan anak mengedot selama anak tidur. Sukrosa atau dalam kehidupan

sehari-hari dikenal sebagai gula pasir, adalah jenis karbohidrat yang bersifat

paling kariogenik. Karbohidrat jenis tersebut sering ditambahkan pada minuman

yang dimasukkan kedalam botol dot. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila

sukrosa di identifikasi sebagai jenis karbohidrat yang merupakan penyebab utama

terjadinya karies.

Jenis karbohidrat lainnya yang juga berbahaya bagi gigi adalah glukosa,

fruktosa, maltosa, dan laktosa. Mengenai laktosa, kiranya perlu dijelaskan bahwa

karbohidrat jenis ini pada kenyataannya merupakan salah satu komponen dari

susu, dan merupakan jenis karbohidrat yang bersifat paling kariogenik setelah

sukrosa. Dengan demikian tanpa penambahan karbohidrat, susu dapat

menyebabkan terjadinya karies, jika stagnasi cukup lama pada permukaan gigi. 9,13,22 Cairan yang mengandung karbohidrat akan mengalami stagnasi cukup lama

pada permukaan gigi, terutama jika anak dibiarkan mengedot selama anak

tertidur. Mengenai hal ini Miller menjelaskan bahwa jika anak-anak dibaringkan

di atas tempat tidur dengan botol dot dimulutnya, maka yang akan terjadi adalah

aktivitas penelanan berlangsung dengan cepat dan normal karena anak belum

tertidur. Namun jika anak kemudian tertidur, terjadi penurunan aktifitas

penelanan dan menurunnya aliran saliva, hal inilah yang menyebabkan cairan

yang mengandung karbohidrat stagnasi cukup lama pada permukaan gigi.8,13

Page 9: Ayo Ayo Dilanjutkan

Cairan yang mengandung karbohidrat, seperti diketahui merupakan kultur

medium yang sangat baik untuk bakteri asidogenik. Ini berarti selama tidur,

bakteri bakteri jenis tersebut yang terdapat pada plak, mempunyai kesempatan

untuk melakukan fermentasi dan memproduksi asam. Sehubungan dengan

penurunan aliran saliva yang berfungsi sebagai buffer, maka produk-produk asam

yang dihasilkan akan mengakibatkan rusaknya email gigi, inilah awal terjadinya

proses karies. Dalam proses tersebut sebagaimana telah dijelaskan gigi yang

pertama terkena adalah gigi insisivus sentral atas, permukaan labial, palatal,

mesial, dan distal. Setelah itu, gigi incisivus lateral atas permukaan labial, palatal,

mesial dan distal. Kemudian permukaan oklusal gigi molar satu atas dan satu

bawah. Bila kebiasaan pemberian minuman hingga anak tertidur berlangsung

dalam waktu yang cukup lama, maka akan terjadi keadaan lebih lanjut, yaitu

karies akan tampak pada permukaan oklusal molar dua atas serta bawah dan yang

terakhir adalah gigi insisivus bawah.10,11

Kenyataaan bahwa gigi insisivus bawah merupakan gigi yang paling akhir

terkena karies, erat hubungannya dengan posisi dot dalam rongga mulut. Di dalam

rongga mulut, dot berada diantara lidah dan palatum, dan lidah agak menjulur

kedepan sehingga bersentuhan dengan bibir. Keadaan ini mengakibatkan tertutup

dan terlindunginya gigi insisivus bawah. Oleh karena itu meski erupsi paling

awal, namun gigi insisivus bawah justru bukan gigi yang pertama terkena

karies.10,11

2.5.2 Pembersihan Rongga Mulut Pada Anak

Pembersihan rongga mulut pada anak sangat perlu dilakukan, adapun cara

pembersihan rongga mulut anak:10

1. Pada saat usia 0 – 6 bulan

Membersihkan gusi bayi dengan kain lembab, setidaknya dua kali sehari.

2. Pada usia 7-12 bulan

Membersihkan mulut bayi dengan kain lembab (tidak basah sekali) sehabis

menyusui, memberikan air putih bila bayi ingin minum diluar jadwal minum susu

dan membersihkan setiap permukaan gigi dan batas antara gigi dengan gusi secara

Page 10: Ayo Ayo Dilanjutkan

seksama karena makanan seringkali tertinggal di permukaan itu. Saat gigi

geraham bayi mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi yang kecil dengan

permukaan lembut dari bahan nilon tanpa menggunakan pasta gigi dan selalu

membasahi sikat gigi dengan air.

3. Pada usia 13-24 bulan

Menyikat gigi anak setidaknya dua kali sehari (sehabis sarapan dan sebelum tidur

di malam hari) dan menggunakan sikat gigi yang lembut dari bahan nilon

4. Pada usia 2-5 tahun

Orang tua melibatkan anak untuk memegang sikat giginya. Orang tua duduk atau

berdiri bersama di depan kaca. Dari belakang, orang tua bisa membantu anak

memegang sikat gigi, dan sebelah tangan yang satu lagi memegang badan atau

dagu anak. Tidak menggunakan pasta gigi secara berlebihan. Cukup dengan

potongan kecil pasta gigi sudah cukup membersihkan gigi dan mulut.

Page 11: Ayo Ayo Dilanjutkan

DAFTAR PUSTAKA

1. Handout infeksi rongga mulut. Mata kuliah ilmu kesehatan gigi &

mulut.oleh putra kambaya, drg.Sp.KG bag konservasi gigi FK UNMUL

SMD. (Tarigan, 1994; Walton dan Torabinejad, 2002).

2. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press,

2008: 4-24.

3. Afrilina, G. 2006. 75 Masalah Gigi Anak Dan Solusinya. Jakarta:

Gramedia

4. Child development, 2009. Pertumbuhan gigi,

http://www.bayisehat.com/child-development-mainmenu35.html

5. Gultom, M, 2010. Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Ibu-ibu Rumah

Tangga. http://repository.usu.ac.id/bitstream/Chapter I.pdf.html

6. Kidd, Edwina. 1991. Dasar-dasar karies. Jakarta: EGC

7. Mamimendy, 2010. Rampan Karies. http://mamymendy.Blogspot.com

8. Narendra, M.sularyo, dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja,

Kesehatan Gigi Anak dan Jaringan Sekitarnya. Jakarta : Sagang Seto

9. Panjaitan, M. 1997. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Ed 1st.

Medan : USU Press

10. Panjaitan, M. 1997. Ilmu Pencegahan Karies Gigi. Ed 1st . Medan : USU

Press

11. Paradipta, A, 2009. Karies botol (bottle milk caries).

http://www.health.com/ency/68/445/main.html