av.sc.com · mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami standard...

406
Driving commerce and prosperity through our unique diversity Here for good 2018 Laporan Tahunan Annual Report

Upload: hakien

Post on 24-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Driving commerce and prosperity through our unique diversity

Here for good

2018Laporan TahunanAnnual Report

Page 2: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami

Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan melalui peran aktif kami terhadap masyarakat, baik melalui penyediaan layanan perbankan dan inovasi

produk yang unggul, maupun inisiatif-inisiatif lainnya yang mendukung perkembangan ekonomi

dan kemajuan bangsa. Di samping itu, Standard Chartered Bank juga mendukung kemakmuran

yang merata melalui partisipasi aktif kami dalam keterlibatan masyarakat (community engagement)

melalui program-program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) kami.

Driving commerce and prosperity through our unique diversity

Standard Chartered Bank has always been supportive of the sustainable growth and welfare through our active role in the community, by providing superior banking services and product innovations as well as other initiatives that promote economic development and growth of the nation. Additionally, Standard Chartered Bank also promotes equal welfare through our active participation in community engagement with our corporate social responsibility programs.

Here for goodDriving commerce and prosperity through our unique diversity

Page 3: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Laporan Tahunan 2018 Standard Chartered Bank Indonesia (yang selanjutnya disebut Bank) ini disusun untuk memenuhi ketentuan pelaporan hasil kinerja Bank pada periode 1 Januari 2018 sampai dengan 31 Desember 2018 kepada regulator. Laporan Tahunan ini disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6/POJK.03/2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik yang kemudian disesuaikan dengan kondisi dan status Bank sebagai Kantor Cabang Bank Asing.

Laporan Tahunan ini memuat pernyataan kebijakan, rencana, strategi, tujuan, hasil operasi, kondisi keuangan, dan proyeksi Bank untuk tahun selanjutnya. Pernyataan-pernyataan terkait kebijakan, rencana, strategi, tujuan, hasil operasi, dan kondisi keuangan disusun berdasarkan data faktual yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Sedangkan, pernyataan-pernyataan prospektif dalam Laporan Tahunan ini dibuat berdasarkan berbagai asumsi mengenai kondisi terkini dan kondisi mendatang Bank, serta lingkungan bisnis yang terkait, sehingga dapat mengakibatkan perkembangan aktual secara material berbeda dari yang dilaporkan. Oleh karena itu, Bank tidak menjamin bahwa pernyataan atau informasi prospektif tersebut menjadi dasar utama dalam pengambilan keputusan ataupun akan membawa hasil tertentu sesuai harapan.

The 2018 Annual Report of Standard Chartered Bank Indonesia (hereinafter referred to as the Bank) is prepared to meet the reporting provisions of the Bank’s performance result for the period of 1 January 2018 to 31 December 2018 to the Regulators. This Annual Report is prepared based on the Financial Services Authority Regulation No. 6/POJK.03/2015 on Transparency and Publication of Bank Statements and the Financial Services Authority Regulation No. 29/POJK.04/2016 on Annual Report of Issuers or Public Companies, which is further adjusted to the condition and status of the Bank as a Branch Office of Foreign Bank.

This Annual Report contains statement of policies, plans, strategies, goals, operating results, financial conditions, and projection of the Bank for the following year. Statements related to policies, plans, strategies, goals, operating results, and financial conditions are prepared based on factual data that can be accounted for its accuracy.

Meanwhile, the prospective statements in this Annual Report are made based on various assumptions regarding the current and future conditions of the Bank, as well as the relevant business environment, that may result in actual progress that is materially different from those reported. Therefore, the Bank does not guarantee that such prospective statements or information become the main foundation in decision making or whether they will bring certain results as expected.

Welcome!!

The 2018 Annual Report of Standard Chartered Bank Indonesia is the Annual Report issued by the Bank to the public to specifically present the growth and development of Standard Chartered Bank’s business in Indonesia. This Annual Report serves as the medium of information transparency for Shareholders and stakeholders as well as becomes the realization and proof of the Bank’s compliance with the existing banking regulations and provisions in Indonesia.

The Annual Report is presented in Indonesian and English, in printed and electronic document. This Annual Report can also be downloaded on the Bank’s official website www.sc.com/id.

We sincerely hope that the Bank’s commitment and transparency can foster the trust of all stakeholders and improve the Bank’s long-term business sustainability. This is in line with our goal to be the best international bank in the world, including in Indonesia.

Sanggahan dan Batasan Tanggung JawabDisclaimer and Limitation of Liability

Tentang Laporan Tahunan 2018About the 2018 Annual Report

Selamat datang!!

Laporan Tahunan 2018 Standard Chartered Bank Indonesia merupakan Laporan Tahunan yang diterbitkan Bank kepada publik untuk menyampaikan secara khusus perihal pertumbuhan dan perkembangan usaha Standard Chartered Bank di Indonesia. Laporan Tahunan ini menjadi media keterbukaan informasi kepada Pemegang Saham dan pemangku kepentingan, serta menjadi wujud dan bukti kepatuhan Bank terhadap peraturan dan ketentuan perbankan yang berlaku di Indonesia.

Laporan Tahunan ini disajikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, baik dalam bentuk dokumen cetak ataupun elektronik. Laporan Tahunan ini juga dapat diunduh di website resmi Bank, yaitu www.sc.com/id.

Kami berharap agar komitmen dan transparansi Bank ini dapat meningkatkan kepercayaan seluruh pemangku kepentingan serta meningkatkan keberlanjutan usaha jangka panjang Bank. Hal ini seiring dengan tujuan kami untuk menjadi bank internasional terbaik di dunia, termasuk di Indonesia.

Page 4: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Kami menawarkan pelayanan perbankan yang membantu perusahaan

dan orang-orang dalam mencapai kesuksesan, membangun kekayaan, dan pertumbuhan melalui akses pasar global

kami. Kami memiliki warisan dan nilai-nilai yang dinyatakan dalam janji merek

kami, yaitu Here for good.

We offer banking services that assist corporations and people in achieving

success, creating wealth, and fostering growth through our global

market access. We have the heritage and values expressed in our brand

promise, which is Here for good.

Driving Commerce and Prosperity Mendorong Perdagangan dan Kemakmuran

Standard Chartered Bank merupakan bank internasional terkemuka yang telah hadir selama lebih dari 165 tahun. Dengan dukungan lebih dari 86.000 karyawan dari 125 negara berbeda, kami hadir untuk menyediakan layanan perbankan bagi 1.026 kantor cabang yang tersebar di seluruh dunia.Standard Chartered Bank is a leading international bank having present for more than 165 years. With the support of more than 86,000 employees from 125 different countries, we are here to provide banking services through 1,026 branch offices distributed around the globe.

Standard Chartered Bank merupakan bank berskala internasional yang memimpin dalam hal:Standard Chartered Bank is an international scale bank that leads in:

What We Do

Layanan perbankan kami meliputi:

1. Corporate and Institutional Banking (CIB);

2. Commercial Banking (CB); dan 3. Retail Banking (RB).

Our banking services covers the following segments: 1. Corporate and Institutional Banking

(CIB);2. Commercial Banking (CB); and 3. Retail Banking (RB).

Who We Are

2

Page 5: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Menempatkan fokus secara khusus untuk mendukung nasabah kami dalam berdagang, beroperasi, dan berinvestasi, serta memanfaatkan setiap kesempatan/peluang yang melekat pada jejak unik kami. Melalui keragaman yang kami miliki (orang-orang kami, budaya kami dan jaringan kami), kami memanfaatkannya untuk memberikan pengalaman yang terbaik bagi nasabah kami, baik mereka seorang individu yang hendak mencari layanan perbankan yang mudah, cepat, dan nyaman, maupun sebuah perusahaan multinasional dengan kebutuhan pembiayaan yang sangat kompleks, kami hadir untuk memenuhinya.

Specifically focusing on supporting our customers in trading, operating, and investing, as well as maximizing opportunities/possibilities inherent in our unique marks. We use our diversity (our people, our cultures, and our networks) to provide the best experience for our customers; whether they are individuals looking for an efficient, fast, and friendly banking services, or a multinational company in need of highly-complex financing, we are here to satisfy their needs.

Through Our Unique Diversity Memanfaatkan Keragaman Kami yang Unik

3

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 6: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Kami beroperasi dengan tujuan untuk membangun ekonomi

dan kehidupan sosial yang berkelanjutan yang kami lakukan melalui bisnis inti kami di bidang

perbankan. Untuk memastikan kerangka kerja perilaku yang kuat, kami berinvestasi pada karyawan

kami dan bekerja sama dengan mitra kami untuk memberikan dan mendukung program bagi

masyarakat.

We operate with the goal to support sustainable economic

and social life development that we demonstrate through our core business in banking

sector. To ensure a solid behavioral framework, we invest in our people, and work with our partners to provide and support

community programmes.

Supporting Good Growth Mendukung Pertumbuhan yang Baik

4

Page 7: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Kami berkomitmen untuk menciptakan dan mempromosikan kesetaraan di tempat kerja kami, serta mendukung budaya yang inklusif dan fleksibel, yaitu suatu budaya yang mana setiap orang dapat merealisasikan potensi yang mereka miliki dalam rangka memberikan kontribusi yang positif terhadap organisasi kami, yang pada akhirnya juga dapat membantu kami untuk memberikan dukungan yang lebih baik lagi bagi basis nasabah kami yang luas.

We are committed to establish and promote equality at our workplaces, as well as to foster an inclusive and flexible culture, which is a culture where everyone can realize the potentials to make positive contributions to our organization, which in turn can assist us in providing a much better support for our broad customer base.

Promoting an Inclusive CultureMempromosikan Budaya Inklusif

5

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 8: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Kemajuan Kami di 2018 Our Progress in 2018

Di tahun 2018, pencapaian laba bersih kami merupakan yang tertinggi sejak tahun 2014. Ini merupakan rekam jejak penting dalam upaya Bank dalam meraih aspirasi menjadi bank internasional terbaik di Indonesia. Kenaikan laba bersih sebesar 371,25% (yoy) atau mencapai Rp536,27 miliar merepresentasikan perbaikan kinerja di seluruh aspek finansial Bank dengan didukung oleh pertumbuhan yang signifikan dari segmen Corporate and Institutional Banking.In 2018, the Bank achieved the highest net profit since 2014. This is one of the important track records in the Bank's efforts to achieve our aspiration to be the best international bank in Indonesia. The increase in net income by 371.25% (yoy) or reaching IDR 536.27 billion represented performance improvement in all financial aspects of the Bank supported by significant growth in the Corporate and Institutional Banking segment.

Kredit yang diberikan meningkat 16,81% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini juga didukung oleh perbaikan kualitas aset yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang turun ke 2,22% di tahun 2018 dari 3,90% di tahun 2017.Loans increased by 16.81% compares to that of previous year. This increase was also supported by improvements in asset quality as reflected in Non Performing Loans (NPL) ratio which fell to 2.22% in 2018 from 3.90% in 2017.

Bank terus berpartisipasi dalam mendukung perkembangan ekonomi Indonesia dengan penyaluran kredit kepada bisnis UMKM termasuk kredit yang diberikan berbasis ekspor non migas yang mencapai 23,02% dari total penyaluran kredit. Jumlah ini meningkat secara signifikan dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 15,22% The Bank continued to participate in supporting Indonesia's economic development by loans to MSME business including non-oil and gas export-based loans which reached 23.02% of the total loans. This number increased significantly compared to that of last year by 15.22%.

01

02

03

371,25% (yoy)

Laba BersihNet Income

16,81%

23,02%

Kredit yang DiberikanLoans

Kredit UMKM termasuk kredit Berbasis Ekspor Non MigasMSME (Micro, Small, Medium Enterprise) credit Including Non Oil and Gas Export-based Loans

2017

2017

2017

2018

2018

2018

15,22%

23,02%

6

114

27.995

536

32.701

dalam miliar Rupiahin billion Rupiah

dalam miliar Rupiahin billion Rupiah

Page 9: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Pengelolaan manajemen likuiditas yang baik membuahkan peningkatan rasio Net Interest Margin (NIM) dari 4,26% menjadi 4,38%.Good liquidity management resulted in an increase in Net Interest Margin (NIM) ratio from 4.26% to 4.38%.

Pengeluaran beban operasional Bank turun sebesar 5,52% di tahun 2018. Pencapaian ini didukung oleh upaya peningkatan digitalisasi dan efisiensi proses internal menjadi lebih sederhana, lebih baik dan lebih cepat. Efisiensi biaya menghasilkan penurunan Cost to Income Ratio (CIR) ke level 65,51% dari 68,21% di tahun lalu.Expenditure of the Bank's operating expenses decreased by 5.52% in 2018. This achievement was supported by efforts to increase digitalization and efficiency of internal processes to be simpler, better, and faster. Cost efficiency resulted in a decrease in Cost to Income Ratio (CIR) to a level of 65.51% from 68.21% last year.

Segmen Retail Banking mengimplementasikan reposisi bisnis ritelnya ke segmen “affluent” dan “emerging affluent” (menengah ke atas) yang difasilitasi oleh kemampuan produk-produk Wealth Management dan peluncuran produk baru yaitu PremiumFIRST.The Retail Banking segment implemented the repositioning of its retail business into the "affluent" and "emerging affluent" segments (medium to upper) facilitated by the capabilities of Wealth Management products and the launch of a new product namely PremiumFIRST.

Segmen Corporate Banking dan Commercial Banking, memfokuskan upaya pengembangan portfolio melalui jaringan internasional Bank untuk memperdalam penetrasi korporasi-korporasi multinasional, meningkatkan partisipasi dalam mendukung proyek-proyek pemerintah, termasuk infrastruktur, dan mengembangkan fasilitas perbankan dari hulu ke hilir atau yang disebut dengan “banking the ecosystem”.The Corporate Banking and Commercial Banking segments, by focusing on portfolio development efforts through the Bank's international network to deepen the penetration of multinational corporations, increase participation by supporting government projects, including infrastructure, and developing banking facilities from upstream to downstream or called as "banking the ecosystem ".

04

05

06

07

4,38%

5,52%

PremiumFIRST

Transformasi Corporate dan Commercial BankingCorporate and Commercial Banking Transformation

Net Interest MarginNet Interest Margin

Beban OperasionalOperating Expenses

Produk baruNew Product

2017

2017

2018

2018

4,26%

68,21%

4,38%

65,51%

7

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 10: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tinjauan Ekonomi dan Industri Economic and Industrial Overview 82

Tinjauan Operasional Operational Overview 85

Tinjauan Keuangan Financial Review 89

Komitmen dan Kontinjensi Commitments and Contingencies 101

Proyeksi 20192019 Projection 102

Prospek Usaha 2019 Business Prospect 2019 102

Daftar IsiTable of Contents

Tentang Standard CharteredAbout Standard Chartered 40

Profil Standard Chartered Bank IndonesiaProfile of Standard Chartered Bank Indonesia

42

Wilayah Operasional Operational Areas 58

Struktur Organisasi Organizational Structure 59

Anggota DireksiMember of the Board of Directors 30

Ikhtisar Keuangan dan Operasional Financial and Operational Highlights 12

Ikhtisar Saham dan Efek Lainnya Shares and/or Other Securities Highlights 14

Here for goodDriving commerce and prosperity through our unique diversity

Sanggahan dan Batasan Tanggung Jawab / Disclaimer and Limit of Liability 1

Tentang Laporan Tahunan 2018 / About the 2018 Annual Report 1

Who We Are 2

What We Do 2

Kemajuan Kami di 2018 / Our Progress in 2018 6

Daftar Isi / Table of Contents 8

Profil DireksiProfile of the Board of Directors 60

Profil Pejabat EksekutifProfile of Executive Officers 69

Struktur Pemegang Saham Shareholders Composition 76

Profesi Penunjang Supporting Professions 77

Akses InformasiInformation Access 77

Kilas KinerjaPerformance Highlights

10

Laporan DireksiReport of the Board of Directors 28

Profil Perusahaan Company Profile

38

Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis 80

Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa dan Jarang TerjadiFinancial Information Containing Extraordinary or Rare Events

103

Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Material Information and Facts Occurring Subsequent to the Accountant’s Reporting Date

103

Kebijakan Dividen / Dividend Policy 104

Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Realization of Use of Public Offering Proceeds

104

Peristiwa PentingSignificant Events 16

Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certifications 26

Laporan DireksiReport of the Board of Directors 32

8

Page 11: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Landasan Implementasi GCG Basis for GCG Implementation 124

Tujuan dan Manfaat Implementasi GCG Objectives and Benefits of GCG Implementation

124

Struktur GCG GCG Structure 125

Penilaian GCGGCG Assessment 126

Fungsi PengawasanSupervisory Function 128

Direksi Board of Directors 129

Komite Pendukung Supporting Committees 148

Fungsi Sekretaris Perusahaan The Corporate Secretary Function 156

Audit InternalInternal Audit 158

Akuntan PublikPublic Accoutant 160

Sistem Pengendalian Internal Internal Control System 161

Fungsi KepatuhanCompliance Function 162

Permasalahan Hukum Legal Problems 163

Pemberian Dana untuk Kegiatan Politik Funding for Political Activities 163

Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar Funds to Related Parties and Provision of Large Funds

164

Kebijakan Anti Korupsi Anti-Corruption Policy 164

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Transparency of Financial and Non-Financial Conditions

164

Code of ConductCode of Conduct 165

Budaya Perusahaan Corporate Culture 166

Sistem Pelaporan Pelanggaran Whistleblowing System 166

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Govermance 122

Aspek OperasionalOperational Aspect 110

Pengungkapan Permodalan Disclosure of Capital 170

Manajemen RisikoRisk Management 171

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

168

Ikhtisar Keberlanjutan Sustainable Highlights 256

Ringkasan EksekutifExecutive Summary 257

Pandangan Keberlanjutan Sustainability Views 258

Laporan Keberlanjutan Sustainability Report 254

Misi Keberlanjutan Sustainable Mission 260

Tata Kelola Keberlanjutan Sustainable Governance 260

Pendekatan dan Kinerja Keberlanjutan Sustainable Approach and Performance 263

Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan/atau Manajemen Employees and/or Management Stock Ownership Programme

104

Perubahan Peraturan Perundang-Undangan yang Berdampak Signifikan Changes to Laws and Regulations having Significant Impact

104

Human CapitalHuman Capital 112

Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Dampaknya Terhadap Laporan KeuanganChanges to Accounting Policies and Their Impacts on the Financial Statements

107

Informasi Kelangsungan Usaha Information on Business Continuity 109

Tanggung Jawab Laporan Tahunan/ Annual Report Responsibility 281

Referensi Silang Peraturan SEOJK No. 30 SEOJK.04/2016, Kriteria Annual Report Awards/ Cross Reference for SEOJK No. 30/SEOJK.04/2016 Regulations and ARA Criteria 282

Laporan Keuangan / Financial Report 304

Teknologi InformasiInformation Technology 119

Pengungkapan Eksposur RisikoDisclosure of Risk Exposure 187

9

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 12: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Melalui strategi transformasi yang ditempuh selama tahun 2018, Standard Chartered Bank Indonesia berhasil mendorong pertumbuhan kinerja keuangan. Pencapaian tersebut merupakan milestone penting bagi Bank dalam upaya meraih aspirasi sebagai bank internasional terbaik di Indonesia.Through the transformation strategy pursued during 2018, Standard Chartered Bank Indonesia managed to encourage the growth of financial performance. Such achievement is an important milestone for the Bank in an attempt to capture the aspirations as an international bank in Indonesia.

1

Kilas Kinerja Performance Highlights

10

Kilas KinerjaPerformance Highlights

Page 13: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

11

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 14: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Kilas KinerjaPerformance Highlights

Ikhtisar Keuangan dan OperasionalFinancial and Operational Highlights(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian 2018 2017 2016 2015 Description

Laporan Posisi Keuangan GabunganCombined Statement of Financial Position

Aset Assets

Kas 231.407 135.055 178.601 194.022 Cash

Giro pada Bank Indonesia 2.790.328 3.340.990 3.831.524 3.680.065 Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada Bank-bank Lain – bersih

557.605 563.095 1.159.466 839.460 Current accounts with Other Banks - Net

Tagihan dari Cabang-cabang Lain 257.989 381.604 450.571 499.134 Due from other Branches

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain – bersih

4.547.608 4.854.449 6.044.885 3.181.061 Placements with Bank Indonesia and Other Banks - net

Efek-efek – bersih 9.783.769 13.070.407 12.241.590 12.084.958 Securities - net

Aset Derivatif – bersih 3.500.110 1.192.115 2.864.211 5.149.790 Derivative Assets - net

Tagihan Akseptasi – bersih 4.501.390 4.085.553 3.791.481 3.177.436 Acceptance Receivables - net

Kredit yang Diberikan – bersih 31.807.177 26.713.395 24.518.769 26.278.098 Loans - net

Tagihan atas Pinjaman yang Dijamin – bersih

3.090.531 6.609.825 7.325.106 6.942.277 Receivables under Secured Borrowings - net

Pembayaran Dimuka 49.797 74.327 73.157 67.534 Prepayments

Aset Tetap – bersih 81.596 101.768 89.446 111.774 Fixed Assets

Aset Pajak Tangguhan – bersih 798.892 655.177 575.719 774.652 Deferred Tax Assets - net

Aset Lain-lain – bersih 973.491 912.680 1.315.909 648.678 Other Assets - net

Klaim Pengembalian Pajak 484.132 445.558 225.566 176.481 Claims for Tax Refund - net

Total Aset 63.455.822 63.135.998 64.686.001 63.805.420 Total Assets

Liabilitas dan Rekening Kantor Pusat

Liabilities and Head Office Accounts

Liabilitas Liabilities

Simpanan oleh Nasabah Bukan Bank

29.922.503 29.778.464 28.961.551 25.391.058 Deposits by Non-Bank Customers

Simpanan oleh Bank-bank Lain 2.758.090 2.041.512 2.289.383 4.234.370 Deposits by Other Banks

Liabilitas Derivatif 3.866.496 1.329.476 2.800.400 5.761.272 Derivative Liabilities

Utang Akseptasi 4.506.119 4.094.218 3.802.826 3.239.777 Acceptance Payables

Liabilitas untuk Mengembalikan Surat-surat Berharga yang Diterima atas Pinjaman yang Dijamin

3.096.639 6.447.608 6.888.446 4.043.439 Obligation to Return Securities Received under Secured

Borrowings

Utang Pajak Penghasilan 169.851 84.333 - 31.758 Income Tax Payables

12

Kilas KinerjaPerformance Highlights

Page 15: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Uraian 2018 2017 2016 2015 DescriptionLiabilitas Imbalan Pasca-Kerja 51.855 48.613 82.383 74.239 Obligation for Post-Employment

Benefits

Utang kepada Kantor Pusat dan Cabang-cabang Lain

13.171.714 13.476.174 14.675.903 16.791.058 Due to Head Office and Other Branches

Beban Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain-lain

1.764.317 1.832.557 2.242.129 1.496.137 Accrued Expenses and Other Liabilities

Total Liabilitas 59.307.584 59.132.955 61.743.021 61.063.108 Total Liabilities

Rekening Kantor Pusat Head Office Accounts

Penyertaan Kantor Pusat 3.282.163 3.282.163 2.343.367 2.343.367 Head Office Investment

Penghasilan Komprehensif Lain - Bersih

(91.815) 70.697 (42.061) (67.891) Other Comprehensive Income - Net

Laba yang Belum Dipindahkan Ke Kantor Pusat

957.890 650.183 641.676 466.836 Unremitted Profit to Head Office

Total Rekening Kantor Pusat 4.148.238 4.003.043 2.942.980 2.742.312 Total Head Office Accounts

Total Liabilitas dan Rekening Kantor Pusat

63.455.822 63.135.998 64.686.001 63.805.420 Total Liabilities and Head Office Accounts

Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain GabunganCombined Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Income

Pendapatan Bunga – bersih 2.329.772 2.243.355 2.492.336 2.475.650 Net Interest Income

Pendapatan Provisi dan Komisi – bersih

770.526 847.288 818.763 854.538 Provision Income and Commission - net

Pendapatan Operasional Lainnya 293.469 358.831 444.653 517.354 Other Operating Income

Jumlah Pendapatan Operasional 3.393.767 3.449.474 3.755.752 3.847.542 Total Operating Income

Kerugian Penurunan Nilai (349.776) (896.906) (1.060.030) (1.456.912) Impairment Losses

Beban Operasional Lainnya (2.223.074) (2.352.991) (2.334.298) (2.776.124) Other Operating Expenses

Jumlah Beban Operasional (2.572.850) (3.249.897) (3.394.328) (4.233.036) Total Operating Expenses

Laba Sebelum Pajak 820.917 199.577 361.424 (385.494) Profit Before Tax

Beban Pajak (284.651) (85.780) (189.101) 99.857 Tax Expense

Laba Bersih 536.266 113.797 172.323 (285.637) Net Profit

Penghasilan Komprehensif Lain (166.474) 102.317 28.345 (54.012) Other Comprehensive Income

Jumlah Laba Komprehensif 369.792 216.114 200.668 (339.649) Total Comprehensive Income

Laporan Arus Kas GabunganCombined Statement of Cash Flows

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (4.250.611) (2.993.740) 4.753.636 (755.125) Net Cash from Operating Activities

Arus Kas dari Aktivitas Investasi 3.228.187 (200.681) (1.286.232) 3.150.814 Net Cash from Investing Activities

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan - 843.949 - (439.355) Net Cash from Financing Activities

13

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 16: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Uraian 2018 2017 2016 2015 DescriptionRasio KeuanganFinancial Ratios

(dalam %/ in %)

Permodalan Capital

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

16,60 19,51 16,59 16,06 Capital Adequacy Ratio

Aset Produktif Productive Assets

Aset Produktif dan Non Produktif Bermasalah Terhadap Total Aset Produktif dan Non Produktif

0,51 0,81 1,19 1,50 Non-Performing Productive and Non-Productive Assets to Total Productive and Non-Productive

Assets

Aset Produktif Bermasalah Terhadap Total Aset Produktif

1,08 1,61 2,00 1,80 Non-Performing Productive Assets to Total Productive Assets

CKPN Aset Keuangan Terhadap Aset Produktif

1,53 2,19 2,18 1,77 Allowance for Impairment Losses of Financial Assets to Productive

Assets

NPL Bruto 2,22 3,90 5,41 4,78 Gross NPL

NPL Neto 0,49 1,11 1,44 1,91 Net NPL

Profitabilitas Profitability

ROA 1,26 0,32 0,58 (0,55) ROA

ROE 6,15 1,53 2,45 (5,27) ROE

NIM 4,38 4,26 4,87 4,47 NIM

BOPO 95,76 99,53 98,70 101,14 BOPO

Likuiditas Liquidity

Loan to Funding Ratio (LFR) 96,36 81,91 76,37 85,25 Loan to Funding Ratio (LFR)

Nilai Net Stable Funding Ratio (NSFR) - Individu

112,01 N/A N/A N/A Value of Net Stable Funding Ratio (NSFR)–Individual

Kepatuhan Compliance

Persentase Pelanggaran BMPK 0,00 0,00 0,00 0,00 LLL Violation Percentage

Pihak Terkait 0,00 0,00 0,00 0,00 Related Party

Pihak Tidak Terkait 0,00 0,00 0,00 0,00 Non-Related Party

Persentase Pelampauan BMPK 0,00 0,00 0,00 0,00 LLL Exceeding Percentage

Pihak Terkait 0,00 0,00 0,00 0,00 Related Party

Pihak Tidak Terkait 0,00 0,00 0,00 0,00 Non-Related Party

GWM Utama Rupiah 6,96 6,89 8,03 7,59 Main MRR in Rupiah

GWM Utama Valuta Asing 8,19 9,89 8,64 8,93 Main MRR in Foreign Currencies

Posisi Devisa Neto 9,88 9,79 1,60 4,70 Net Open Position

Ikhtisar Saham dan Efek LainnyaShares and/or Other Securities Highlights

Standard Chartered Bank Indonesia merupakan kantor cabang bank asing yang tidak menerbitkan saham ataupun efek lainnya.

Standard Chartered Bank Indonesia is a branch office of foreign bank that does not issue shares or other securities.

14

Kilas KinerjaPerformance Highlights

Page 17: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

15

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Pendapatan Bunga BersihNet Interest Income

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Capital Adequacy Ratio

Laba Bersih Net Income

Loan to Funding RatioLoan to Funding Ratio

(dalam miliar Rupiah / in billion Rupiah)(dalam miliar Rupiah / in billion Rupiah)

(dalam miliar Rupiah / in billion Rupiah) (dalam miliar Rupiah / in billion Rupiah)

2.330

2.4922.476

(286)

Total AsetTotal Assets

Total LiabilitasTotal Liabilities

536

172

63.456

64.686

59.308

61.74361.063

16,60%

96,36%

16,59% 76,37%

19,51%

81,91%

16,06%

85,25%

63.805

63.136 59.133

1142.243

20162016

2016

2016 2016

2016

20152015

2015

2015 2015

2015

20172017

2017

2017 2017

2017

20182018

2018

2018 2018

2018

Page 18: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Membuka tahun 2018, pada tanggal 22 Januari di Mandarin Hotel Jakarta, Standard Chartered Bank menggelar acara tahunan Global Research Briefing dengan tema “2018 Global Outlook-Beware of the Dog”. Acara ini dihadiri oleh para nasabah utama Standard Chartered Bank serta media ternama. Acara tersebut dibuka oleh Rino Donosepoetro selaku CEO Bank untuk menyampaikan serta menggambarkan kondisi ekonomi global beserta dampaknya terhadap ASEAN, terutama Indonesia, secara keseluruhan di tahun 2018. Acara tersebut menghadirkan pembicara terkemuka seperti Perry Warjiyo selaku Gubernur Bank Indonesia, Burhannudin Muhtadi selaku Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Edward Lee selaku Head of ASEAN Economic Research–Standard Chartered, Madhur Jha selaku Head Thematic Research–Standard Chartered, Aldian Taloputra sebagai Chief Economist– Standard Chartered Bank Indonesia, Divya Devesh sebagai FX Strategist–Standard Chartered, serta Kaushik Rudra selaku Head Rates & Credit Research–Standard Chartered.

Global Research Briefing adalah acara yang ideal tempat para pemangku kepentingan, seperti pemerintah, para market leaders, dan pelaku bisnis dapat saling berinteraksi dan mendapatkan update terkini yang dapat menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan bisnis yang strategis. Terlebih lagi, acara ini dapat menjadi titik awal bagi nasabah utama kami untuk memiliki kesempatan membangun jaringan dan kolaborasi di antara para pelanggan terhormat dari berbagai kalangan industri.

Opening the year of 2018, on 22 January in Mandarin Hotel Jakarta, Standard Chartered Bank organized an annual event of Global Research Briefing with the theme of “2018 Global Outlook–Beware of the Dog”. The event was attended by Standard Chartered Bank’s major customers and top-tier media. It was opened by Rino Donosepoetro as the Bank’s CEO to present and describe the overall global economic condition and its impacts on ASEAN, especially Indonesia, in 2018. The event featured renowned speakers such as Perry Warjiyo as the Governor of Bank Indonesia, Burhannudin Muhtadi as the Executive Director of Indonesian Political Indicators, Edward Lee as the Head of ASEAN Economic Research–Standard Chartered, Madhur Jha as the Head of Thematic Research–Standard Chartered, Aldian Taloputra as the Chief Economist–Standard Chartered Bank Indonesia, Divya Devesh as the FX Strategist–Standard Chartered, and Kaushik Rudra as the Head of Rates & Credit Research–Standard Chartered.

Global Research Briefing is an ideal occasion where stakeholders, such as the government, market leaders, and business players can interact and get the latest updates that can be the major considerations in making strategic business decisions. Furthermore, this event can be a starting point for our major customers to have the opportunity to establish networks and collaboration among respected customers from various industries.

Peristiwa Penting Significant Events

22 Januari / January

16

Kilas KinerjaPerformance Highlights

Page 19: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Pada tanggal 27 Januari 2018, sebanyak lebih dari 1.000 orang karyawan tetap Standard Chartered Bank Indonesia di wilayah Jakarta menghadiri acara Employee Gathering, yang menjadi acara kebersamaan dalam memulai tahun 2018. Acara yang diadakan di Bintaro Xchange, Tangerang ini memadukan kegiatan kebersamaan dengan volunteering bertema lingkungan. Selain itu, karyawan Bank juga mendonasikan buku dan perlengkapan sekolah kepada Yayasan Kandank Jurank Doank, sekolah informal yang berfokus pada pendidikan alam bagi anak-anak kurang mampu. Dalam acara ini, turut hadir juga siswa dari SDN 04 Karet yang hadir dan ikut serta dalam kegiatan daur ulang barang bekas.

Acara dimulai dengan pembukaan dari Rino Donosepoetro selaku CEO Bank. Beliau mengumumkan peluncuran Valued Behaviours yang baru, yaitu “Do The Right Thing, Never Settle” dan “Better Together”. Selain itu, beliau juga mengumumkan komitmen Bank dalam menjalankan Conduct dan melaksanakan kick-off kampanye Conduct, yang mana Bank akan menentukan dan memilih para individu yang mencerminkan ketiga valued behaviour tersebut dengan proses pemilihan yang berlangsung selama tahun 2018.

On 27 January 2018, more than 1,000 permanent employees of Standard Chartered Bank Indonesia from Jakarta area attended Employee Gathering, which was the event of togetherness that opened the year of 2018. The event that was held at Bintaro Xchange, Tangerang, combined employees togetherness with environmental volunteering. The Bank employees also donated books and school equipment to Kandank Jurank Doank Foundation, an informal school focusing on outdoor education for the underprivileged children. Students from SDN 04 Karet also attended this event and took part in the activity of recycling used items.

The event started with opening remarks from Rino Donosepoetro as the Bank’s CEO. He announced the launch of new Valued Behaviors, which are "Do the Right Thing", "Never Settle" and "Better Together". He also announced the Bank’s commitment in implementing Conduct and launched the kick-off of Conduct campaign, where the Bank would determine and choose individuals who reflect those three valued behaviors through a selection process during 2018.

27 Januari / January

17

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 20: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Pelaksanaan Wealth on Wealth

Sepanjang bulan Februari 2018, tim Wealth Management dari Standard Chartered Bank Indonesia mengadakan serangkaian seminar keuangan Wealth on Wealth (WoW) dengan topik utama “Indonesia 2018: Building Upon a Strong Base”. Seminar yang dihadiri oleh 2.500 nasabah Bank di lima kota besar, yaitu, Bandung, Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar, membahas berbagai peluang dan tantangan investasi di sepanjang tahun 2018, baik dari sisi nasional, regional, dan global.

WoW adalah komitmen jangka panjang kami untuk menyediakan sumber informasi terbaik kepada nasabah dengan memberikan wawasan tentang Wealth Management. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2004.

Wealth on Wealth

During February 2018, Standard Chartered Bank Indonesia’s Wealth Management team organized a series of financial seminars of Wealth on Wealth (WoW) with the main topic of “Indonesia 2018: Building Upon a Strong Base”. The seminar was attended by 2,500 of Bank customers in five big cities, which are Bandung, Jakarta, Surabaya, Medan, and Makassar, discussing various investment opportunities and challenges in 2018, viewed from national, regional, and global perspectives.

WoW is our long-term commitment to provide the best source of information for the customers by giving insights into Wealth Management. This programme has been carried out since 2004.

Februari / February

Pelaksanaan Wealth on Wealth SurabayaWealth on Wealth in Surabaya

13 Februari / February

Pelaksanaan Wealth on Wealth MedanWealth on Wealth in Medan

Pelaksanaan Wealth on Wealth BandungWealth on Wealth in Bandung

26 Februari / February

1 Februari / February

Pelaksanaan Wealth on Wealth Jakarta dan MakassarWealth on Wealth in Jakarta and Makassar

6 & 8 Februari / February

18

Kilas KinerjaPerformance Highlights

Page 21: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Standard Chartered Bank membuka acara Liverpool FC World 2018 (LFC World 2018) di Mal Taman Anggrek, Jakarta pada tanggal 8 Maret. Rino Donosepoetro selaku CEO Bank bersama dengan Liverpool FC Legends, yaitu Gary McAllister, Roy Evans, Patrik Berger dan Jason McAteer, memotong pita untuk meresmikan pembukaan LFC World 2018. Acara ini dibuka dengan konferensi pers untuk preview eksklusif kepada 150 anggota pers dengan mengusung pesan bahwa Standard Chartered Bank adalah yang pertama membawa LFC World ke Indonesia. LFC World 2018 dibuka untuk umum mulai tanggal 9-11 Maret 2018 dengan menampilkan berbagai kegiatan yang melibatkan penggemar Liverpool FC di Indonesia. Acara ini memberikan kesempatan untuk bertemu dengan legenda Liverpool FC dan maskot klub “Mighty Red” dalam acara sesi tanda tangan LFC World. Acara ini juga memberikan kesempatan kepada peserta menggunakan teknologi Virtual Reality (VR) untuk merasakan sensasi berada dalam stadion Anfield yang merupakan stadion kebanggaan Liverpool FC, serta merasakan suasana ruang ganti pemain dalam program “Inside Anfield” Standard Chartered. Kegiatan-kegiatan lain pada acara ini meliputi “The Kop Cinema”, sebuah film yang menampilkan suasana di saat pertandingan (matchday) dan highlights sejarah klub. Penggemar juga dapat ikut serta dalam Mascot Competition, promo kartu kredit “Spend and Get”, yang mana pengemar yang beruntung dapat memiliki kesempatan untuk memenangkan perjalanan ke Liverpool dan Stadion Anfield yang seluruhnya dipersembahkan oleh Standard Chartered Bank.

Standard Chartered Bank opened an event, Liverpool FC World 2018 (LFC World 2018), at Taman Anggrek Mall, Jakarta, on 8 March. Rino Donosepoetro as the Bank’s CEO together with Liverpool FC Legends, namely Gary McAllister, Roy Evans, Patrik Berger, and Jason McAteer, cut a ribbon to officially open LFC World 2018. The event started with a press conference to give exclusive preview to 150 journalists and convey the message that Standard Chartered Bank is the first to bring LFC World to Indonesia.

LFC World 2018 was open for public from 9 to 11 March 2018 by presenting several activities that engage Liverpool FC fans in Indonesia. It provided the opportunity to meet Liverpool FC legends and the club mascot “Mighty Red” in LFC World autograph session. It also gave the participants the chance to use Virtual Reality technology to feel the sensation of being at Anfield stadium, the pride of Liverpool FC, as well as the atmosphere of the players’ locker room in Standard Chartered’s “Inside Anfield” programme. Other activities in this event included “The Kop Cinema”, a movie showing the atmosphere on a match day and the highlights of the club’s history. Fans could also participate in Mascot Competition, “Spend and Get” credit card promotion, where the lucky fans could have the opportunity to win a trip to Liverpool and Anfield Stadium, all courtesy of Standard Chartered Bank.

8-11 Maret / March

19

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 22: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Pada tanggal 10 dan 11 April 2018, Standard Chartered Bank Indonesia dengan bangga berpartisipasi di Indonesia-Africa Forum 2018 (IAF 2018) yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri di Nusa Dua, Bali. Acara ini adalah acara pertama yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia dalam mendorong dan memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara Afrika. Forum ini diikuti sekitar 550 orang dari kalangan pebisnis, pejabat pemerintah tingkat tinggi, pemangku kepentingan, dan sektor swasta lainnya. Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla.

Standard Chartered Bank hadir di IAF 2018 untuk berbagi wawasan dan kisah sukses yang Bank pelajari dari pengalaman luas di kedua pasar, yaitu Indonesia dan Afrika. Rino Donosepoetro selaku CEO Standard Chartered Bank Indonesia, Anthonia Okoh selaku Director for Project & Export Finance Standard Chartered Afrika, serta Aldian Taloputra selaku Chief Economist dari Indonesia, tampil sebagai pembicara serta moderator di beberapa sesi utama.

Rangkaian partisipasi kami dalam mendukung hubungan perdagangan dan investasi Indonesia-Afrika selama di IAF 2018 sebagai berikut:

Diskusi PanelSri Mulyani sebagai Menteri Keuangan RI, Ragendra Berta de Sousa sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian Mozambik, serta Rino Donosepoetro sebagai CEO Standard Chartered Bank Indonesia menjadi pembicara pada hari Selasa tanggal 10 April 2018 di salah satu panel utama IAF 2018 di Nusa Dua Convention Center. Selama diskusi, para pembicara menyoroti berbagai potensi kemitraan antara Indonesia dan Afrika. Rino Donosepoetro menyampaikan bahwa kunci utama ekspansi bisnis Bank adalah informasi dan wawasan pasar yang diperoleh dari kehadiran Bank selama lebih dari 150 tahun, baik di Afrika dan Indonesia. Sedangkan, pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah telah menunjuk Indonesia Eximbank untuk memfasilitasi pembiayaan perdagangan antara pasar di kedua negara.

Peresmian Kemitraan Standard Chartered Bank Indonesia – Indonesia EximbankCEO Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, dan CEO Indonesia Eximbank, Sinthya Roesly, bertemu untuk meresmikan kemitraan antara kedua bank. Kerja sama antara Bank dan Indonesia Eximbank diyakini dapat membantu memperkuat komitmen untuk mendukung ekspansi bisnis serta meningkatkan kepercayaan dalam mengembangkan hubungan perdagangan langsung antara kedua negara. Melalui kerja sama ini, Standard Chartered Bank akan menyediakan pencairan Letter of Credit dengan segera, senilai hingga 100 Juta USD (atau setara dengan Rp1,4 triliun) bagi eksportir Indonesia yang hendak mengeksplorasi pertumbuhan bisnis di Afika. Saat ini, Standard Chartered Bank didukung oleh jaringan yang kuat dan hadir di 22 negara Afrika, termasuk Nigeria, Mesir, Afrika Selatan, Pantai Gading, Mauritius, Uganda, Kenya, Ghana, dan Tanzania.

Kunjungan Wakil Presiden ke Booth Standard Chartered BankDi forum ini, Wakil Presiden, Jusuf Kalla, dan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengunjungi booth Standard Chartered Bank Indonesia pada hari Selasa tanggal 10 April 2018 di Nusa Dua Convention Centre, Bali.

On 10 and 11 April 2018, Standard Chartered Bank Indonesia proudly participated in Indonesia-Africa Forum 2018 (IAF 2018) that was held by the Ministry of Foreign Affairs in Nusa Dua, Bali. The event was the first to be held by the Government of Indonesia to promote and strengthen trade and investment relationship between Indonesia and African countries. The forum was attended by approximately 550 people that was comprised of businessmen, high-level government officials, stakeholders, and other private sectors. It was officially opened by the Vice President of Indonesia, Jusuf Kalla.

Standard Chartered Bank was present at IAF 2018 to share insights and success stories that the Bank gained from the extensive experience in both markets, which are Indonesia and Africa. Rino Donosepoetro as the CEO of Standard Chartered Bank Indonesia, Anthonia Okoh as the Director for Project & Export Finance of Standard Chartered Africa, and Aldian Taloputra as the Chief Economist from Indonesia were the speakers as well as moderators of several main sessions.

The following details are the series of events that showed our participation in supporting Indonesia-Africa trade and investment relationship during IAF 2018:

Panel DiscussionSri Mulyani as the Minister of Finance of the Republic of Indonesia, Ragendra Berta de Sousa as the Minister of Trade and Industry of Mozambique, as well as Rino Donosepoetro as the CEO of Standard Chartered Bank Indonesia were the speakers on 10 April 2018 in one of the main panels in IAF 2018 in Nusa Dua Convention Center. During the discussion, the speakers highlighted numerous potentials of partnership between Indonesia and Africa. Rino Donosepoetro stated that the main key of the Bank’s business expansion is information and market insights gained from the Bank’s existence of more than 150 years, in Africa and Indonesia. Meanwhile, on the same occasion, Sri Mulyani stated that the government had appointed Indonesia Eximbank to facilitate the trade financing between markets in both countries.

Inauguration of Standard Chartered Bank Indonesia-Indonesia Eximbank PartnershipThe CEO of Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, and the CEO of Indonesia Eximbank, Sinthya Roesly, met to inaugurate the partnership between both banks. The collaboration between the Bank and Indonesia Eximbank is perceived to be able to strengthen the commitment in promoting business expansion as well as to foster trust in developing direct trade relationship between both countries. In this collaboration, Standard Chartered Bank shall provide immediate process of Letter of Credit, amounting to USD 100 million (or equal to IDR 1.4 trillion) for Indonesian exporters who want to explore business expansion in Africa. Currently, Standard Chartered Bank is supported by a strong network and presents in 22 African countries, including Nigeria, Egypt, South Africa, Ivory Coast, Mauritius, Uganda, Kenya, Ghana, and Tanzania.

Visit from Vice President to Standard Chartered Bank’s BoothIn this forum, the Vice President, Jusuf Kalla, and the Minister of Trade, Enggartiasto Lukita, visited Standard Chartered Bank Indonesia's booth on 10 April 2018 in Nusa Dua Convention Center, Bali.

10 & 11 April / April

20

Kilas KinerjaPerformance Highlights

Page 23: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Standard Chartered Bank bersama Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) merealisasikan kemitraan dengan secara aktif mempromosikan Indonesia ke pasar internasional, terutama negara-negara dalam jejak jangkauan Standard Chartered. Kegiatan ini ditujukan untuk mendorong investasi di negara Indonesia. Kegiatan ini menjadi bagian yang integral dari rangkaian forum yang melibatkan negara-negara, seperti Singapura, Korea, dan Taiwan.

Melanjutkan forum kerjasama antara BKPM dengan Standard Chartered Bank di Jakarta pada tahun 2017, maka pada tanggal 12 dan 13 Juni 2018, Standard Chartered Bank terpilih menjadi tuan rumah Seminar Ekonomi ASEAN di Taipei. Kelanjutan acara yang sebelumnya digelar di Jakarta pada tahun 2017 ini merupakan satu dari rangkaian kegiatan tempat para tim ekonom dan pakar industri berbagi pandangan mereka tentang prospek dan peluang pasar di ASEAN. Khusus untuk tahun 2018, acara ini menitikberatkan sejumlah peluang yang ada di Indonesia dan Vietnam dengan diskusi panel tentang prospek dan peluang investasi ke depan.

Standard Chartered Bank together with Indonesia Investment Coordinating Board (BKPM) realized their partnership by actively promoting Indonesia to the international market, especially countries within the reach of Standard Chartered’s footprints. The activity was aimed to boost investment in Indonesia. This activity has become an integral part of a series of forums that engage countries such as Singapore, Korea, and Taiwan.

Continuing the collaboration forum between BKPM and Standard Chartered Bank in Jakarta in 2017, on 12 and 13 June 2018, Standard Chartered Bank was selected to be the host of ASEAN Economy Seminar in Taipei. The continuation of the previous event held in Jakarta in 2017 were series of activities where the economists and industrial experts shared their views on market prospects and opportunity in ASEAN. Specifically in 2018, this event focused on several opportunities in Indonesia and Vietnam with panel discussions on future investment prospects and opportunities.

12 & 13 Juni / June

Guna memenuhi kebutuhan keuangan nasabah di segmen Emerging Affluent, Standard Chartered Bank Indonesia secara resmi meluncurkan PremiumFIRST, sebuah solusi keuangan terintegrasi yang terdiri dari produk tabungan PremiumFIRST Saver, Premium Credit Card, dan serangkaian produk investasi/bancassurance berbasis referral.

Konferensi pers untuk peluncuran produk ini dihadiri oleh pejabat Bank yang terdiri dari Rino Donosepoetro selaku CEO, Bambang Simarno selaku Head of Wealth Management, Ruddy Martono selaku Head of Retail Products & Segments; Tommy Singgih selaku Direktur Mastercard; serta Aisha Islam selaku Vice President, South East Asia Core Products Lead Mastercard. Konferensi ini juga dihadiri oleh perwakilan dari preferred partner Bank untuk program PremiumFIRST, yaitu Sufintri Rahayu selaku Public Relations Director Traveloka, serta Carline Darjanto dan Ria Sarwono selaku Co-Founder Cotton Ink.

In order to fulfill financial needs of customers in Emerging Affluent segment, Standard Chartered Bank Indonesia officially launched PremiumFIRST, an integrated financial solution comprising PremiumFIRST Saver savings account product, Premium Credit Card, and a series of referral-based investment/bancassurance products.

Press conference for the product launch was attended by Bank officials, including Rino Donosepoetro as the CEO, Bambang Simarno as the Head of Wealth Management, Ruddy Martono as the Head of Retail Products & Segments, Tommy Singgih as the Director of Mastercard, and Aisha Islam as the Vice President of South East Asia Core Products Lead Mastercard. The conference was also attended by representatives of the Bank’s preferred partners for PremiumFIRST programme, which are Sufintri Rahayu as the Public Relations Director of Traveloka, as well as Carline Darjanto and Ria Sarwono as Cotton Ink’s Co-Founders.

26 Juli / July

21

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 24: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Untuk memperkenalkan PremiumFIRST kepada masyarakat urban di Jakarta, Standard Chartered Bank mengadakan acara Standchart Pop Up FIRST yang bertempat di Atrium Mall Senayan City pada tanggal 28 dan 29 Juli 2018. Dalam acara tersebut, Standard Chartered Bank mengundang para pengunjung untuk memeriksa status keuangan mereka melalui fasilitas financial check up, ikut serta dalam sesi interaktif dan edukatif mengenai dekorasi rumah, fashion mode, perjalanan/travel, belanja online, gadget, berkebun kreatif, dan masih banyak lagi.

Sebagai bagian dari komitmen kepada komunitas, Bank juga menjangkau komunitas influencer di media sosial dan blogger untuk berbagi informasi mengenai gaya hidup dan manajemen keuangan pribadi. Pada hari kedua acara ini, Bank mengundang 25 anak Sekolah Dasar untuk mempelajari pendidikan tentang keuangan dasar, sebagai bagian dari program CSR Bank yang bertemakan Financial Education for Youth (FE4Y).

In order to introduce PremiumFIRST to urban community in Jakarta, Standard Chartered Bank held the event of Standchart Pop Up FIRST in Senayan City Mall’s Atrium on 28 and 29 July 2018. In this event, Standard Chartered Bank invited guests to check their financial statuses using financial check-up facilities, to participate in interactive and educative sessions of home decoration, fashion mode, trip/travelling, online shopping, gadgets, creative gardening, and many more.

As part of commitment to the community, the Bank also reached out influencer communities on social media and bloggers to share information on life style and personal financial management. On the second day, the Bank invited 25 Elementary School students to learn basic financial education as part of the Bank’s CSR programme with the theme of Financial Education for Youth (FE4Y).

28 & 29 Juli / July

Standard Chartered Bank Indonesia kembali mengadakan acara tahunan, yaitu Loyalty Service Award, yang merupakan penghargaan bagi rekan-rekan yang telah bersama selama 5, 10, 15 hingga 20 tahun dengan Standard Chartered Bank.

Acara tahun ini terasa lebih spesial dan istimewa karena salah satu penerima award adalah Rino Donosepoetro, CEO Bank, merayakan 20 tahun kebersamaan dengan Bank.

Standard Chartered Bank Indonesia once again held an annual event, which was Loyalty Service Award, to award our colleagues who have been with Standard Chartered Bank for 5, 10, 15, and 20 years.

This year’s event felt more special and exceptional because one of the awardees was Rino Donosepoetro, the Bank’s CEO, who celebrated his 20 year with the Bank.

26 September / September

22

Kilas KinerjaPerformance Highlights

Page 25: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Standard Chartered Bank Indonesia turut serta mendukung peluncuran program pemerintah terkait Sustainable Development Goals - Indonesia One (SDG-IO) yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia bersama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur. Program SDG-IO merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk mendukung kesuksesan implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang diluncurkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2015. Program yang terdiri dari 17 tujuan sebagai agenda global untuk pembangunan kemaslahatan manusia ini diadopsi oleh Indonesia secara resmi melalui Peraturan Presiden No. 59/2017 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada bulan Juli 2017.

SGD-IO merupakan sebuah platform terintegrasi yang akan mendukung pengerjaan proyek-proyek SDG yang bertujuan untuk menanggulangi isu-isu yang dialami masyarakat perkotaan dan kesehatan pada umumnya, termasuk isu perubahan iklim. Proyek-proyek yang dapat dibayai oleh SDG-IO adalah proyek yang terkait dengan transportasi, kesehatan, serta energi berkelanjutan. Melalui inisiatif ini, pemerintah akan memberikan bantuan mulai dari persiapan proyek hingga pembiayaan dari proyek-proyek terkait SDG tersebut.

Standard Chartered Bank Indonesia also supported the launch of government programmes related to Sustainable Development Goals - Indonesia One (SDG-IO) by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia together with PT Sarana Multi Infrastruktur. SDG-IO programme is one of government initiatives to promote the success of Sustainable Development Goals (SDG) implementation that were launched by the United Nations in September 2015. The programme consisting 17 goals as global agenda to provide the benefit for the people was officially adopted by Indonesia under the Presidential Regulation No. 59/2017 signed by President Joko Widodo in July 2017.

SGD-IO is an integrated platform that will promote the implementation of SDG projects aimed to address general issues of urban communities and health, including climate change issue. Projects that can be financed by SDG-IO are projects related to transportation, health, and sustainable energy. Through this initiative, the government will provide aid starting from the preparation phase to the financing of those SDG related projects.

5 Oktober / October

Dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day/WSD), Standard Chartered Bank Indonesia bersama CBM dan Layak mengadakan pemeriksaan mata bagi 1.000 anak yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Kegiatan WSD tahun ini mengambil tema global, yaitu “Eye Care Everywhere”.

Dalam imlementasinya, pemeriksaan mata digelar di 5 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Sebanyak 110 relawan SCB membantu proses screening. Dalam kegiatan ini, anak-anak mendapatkan kesempatan memeriksakan kesehatan matanya dengan menggunakan alat EChart. Apabila ternyata perlu pemeriksaan intensif, anak yang terkait akan direferensikan untuk refraksi yang akan dilakukan oleh tim IROPIN.

Pada salah satu RPTRA, Bank mengadakan acara seremonial dan pemaparan program Seeing is Believing. Acara ini dihadiri oleh perwakilan Walikota Jakarta Selatan, KADER, dan ratusan masyarakat sekitar. Dalam acara ini, Country Champion, yaitu Tania Kansil, memberikan kata sambutannya.

In commemorating the World Sight Day (WSD), the Standard Chartered Bank Indonesia together with CBM and Layak conducted eye examination for 1,000 children in South Jakarta area. This year’s WSD event chose the global theme of “Eye Care Everywhere”.

In its implementation, the eye examination was carried out in 5 (five) Integrated Child-Friendly Public Spaces (RPTRA). There were 110 SCB volunteers who helped with the screening process. In this event, the children had the opportunities to have their eyes examined using EChart tool. Children who needed intensive examination were referred to IROPIN team for refraction.

In one of the RPTRA, Bank performed ceremonial activities and explained the Seeing is Believing programme. The event was attended by representatives of South Jakarta Mayor, KADER, and hundreds of local people. In this event, the Country Champion, which was Tania Kansil, delivered the opening remarks.

6 Oktober / October

23

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 26: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Indonesia berhasil menyelenggarakan International Monetary Fund – World Bank Group 2018 Annual Meeting (IMF - WBG Annual Meetings 2018) pada tanggal 9 sampai 14 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali. Kegiatan ini dihadiri oleh delegasi dari 189 negara dengan jumlah 36.000 peserta (meliputi Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral, anggota parlemen, pejabat dan para pakar).

Secara keseluruhan, perusahaan Indonesia menandatangani 19 kesepakatan penting dengan mitra asing, dengan nilai total investasi sebesar 13,1 miliar USD. Pertemuan penting ini membahas dan mengangkat berbagai masalah ekonomi global seperti ketidakseimbangan perdagangan dan efektivitas dalam pemberian bantuan, pemberdayaan perempuan di dunia kerja, serta inisiatif untuk meningkatkan kepercayaan dalam sistem multilateralisme. Di antara hasil-hasil penting tersebut, Standard Chartered Bank menjadi salah satu bank multinasional yang terlibat dalam acara tersebut.

Indonesia was successful in organizing the International Monetary Fund - World Bank Group 2018 Annual Meeting (IMF-WBG Annual Meeting 2018) from 9 to 14 October 2018 in Nusa Dua, Bali. The event was attended by delegations from 189 countries with a total of 36,000 participants (comprising Ministers of Finance, Governors of Central Banks, parliament members, officials, and experts).

In total, Indonesian companies signed 19 important agreements with foreign partners, with a total investment value amounted to USD 13.1 billion. This important meeting discussed and addressed various global economy issues, such as imbalance in trade and effectiveness in aid provision, women empowerment in employment world, as well as the initiative to foster trust in multilateral system. Amongst those important results, Standard Chartered Bank became one of multinational banks participating in the event.

9-14 Oktober / October

Rino Donosepoetro selaku CEO Bank bersama dengan Thomas Lembong selaku Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Mirza Adityaswara selaku Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia ikut serta berpartisipasi dalam acara “Investor Roundtable”.

Rino Donosepoetro, as the Bank’s CEO, together with Thomas Lembong, as the Chairman of Indonesian Investment Coordinating Board (BKPM), and Mirza Adityaswara, as the Senior Deputy Governor of Bank Indonesia, participated in an “Investor Round-Table” programme.

11 Oktober / October

Rino Donosepoetro sebagai CEO Standard Chartered Bank Indonesia, tampil sebagai perwakilan Diskusi Panel Indonesia Eximbank dengan tema “Global E-Commerce in Emerging Markets: Growth, Challenges and Opportunities”.Rino Donosepoetro as the CEO of Standard Chartered Bank Indonesiawas one of the panelists in Indonesia Eximbank Panel Discussion with the theme of “Global E-Commerce in Emerging Markets: Growth, Challenges, and Opportunities”.

Standard Chartered Bank bermitra dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Bloomberg untuk menyelanggarakan “Bloomberg LIVE Modern Markets”. Pada acara ini, Jose Vinals sebagai Standard Chartered Group Chairman menjadi narasumber untuk panel eksklusif yang membahas mengenai bagaimana kebijakan, bisnis, dan inovasi teknologi harus bersatu untuk menciptakan pasar terbaik bagi dunia yang tidak dapat diabaikan oleh para investor. Panel ini juga secara khusus menyoroti peluang yang ditawarkan oleh Indonesia bagi para investor global.Standard Chartered Bank partnered with Indonesian Investment Coordinating Board (BKPM) and Bloomberg and organized “Bloomberg LIVE Modern Markets”. In this event, Jose Vinals as the Chairman of Standard Chartered Group became the speaker for an exclusive panel discussing how policies, business, and technology innovation shall combine to create the best market for the world that cannot be ignored by investors. The panel also specifically highlighted the opportunities provided by Indonesia for global investors.

9 Oktober / October

11 Oktober / October

24

Kilas KinerjaPerformance Highlights

Page 27: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Bank melaksanakan pertemuan bisnis terkemuka dengan Emma Sri Martini selaku Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Pertemuan ini melanjutkan pembahasan peran aktif Standard Chartered Bank dalam mendukung inisiatif terbaru dari Kementerian Keuangan, yaitu Sustainable Development Goals – Indonesia One (SDG-IO).

Turut serta bergabung dalam pertemuan ini adalah Judy Hsu sebagai Regional CEO for ASEAN & South East Asia Standard Chartered, Catherine DYvoire sebagai Managing Director PSDO, Rino Donosepoetro sebagai CEO Bank, dan Adhi Sulistyo sebagai Head of Financial Markets.

The Bank held a prime business meeting with Emma Sri Martini, as the President Director of PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). The meeting was to continue the discussion the Bank's role in supporting the Ministry of Finance’s latest initiative, which is Sustainable Development Goals-Indonesia One (SDG-IO).

Also joining the meeting were Judy Hsu as the Regional CEO for ASEAN & South East Asia of Standard Chartered, Catherine DYvoire as the Managing Director of PSDO, Rino Donosepoetro as the Bank’s CEO, and Adhi Sulistyo as the Head of Financial Markets.

12 Oktober / October

Pertemuan bilateral dengan Wimboh Santoso, Ketua Otoritas Jasa KeuanganA bilateral meeting with Wimboh Santoso, Head of Indonesia Financial Services Authority

12 Oktober / October

Pertemuan bilateral dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik IndonesiaA bilateral meeting with Luhut Binsar Pandjaitan, Coordinating Minister of Maritime Affairs of the Republic of Indonesia

12 Oktober / October

Pertemuan bilateral dengan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik IndonesiaA bilateral meeting with Sri Mulyani Indrawati, the Minister of Finance of the Republic of Indonesia

13 Oktober / October

25

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 28: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Best Sub-Custodian Bank Award 2018 Kategori Best Sub-Custodian Bank – Indonesia oleh Global Finance MagazineBest Sub-Custodian Bank Award 2018Category Best Sub-Custodian Bank–Indonesia by Global Finance Magazine

Asset Servicing, Institutional Investor and Insurance Awards 2018 Kategori Project Finance Deal of the Year/Power Deal of the Year Country Indonesia oleh The Asset Triple AAsset Servicing, Institutional Investor and Insurance Awards 2018, Category of Project Finance Deal of the Year/Power Deal of the Year Country Indonesia by The Asset Triple A

Asset Servicing, Institutional Investor and Insurance Awards 2018 Kategori Best Domestic Custodian by Country oleh The Asset Triple AAsset Servicing, Institutional Investor and Insurance Awards 2018, Category of Transport Deal of the Year Country Indonesia by The Asset Triple A

Global Custodian Agent Bank in Emerging Markets Survey 2018 Kategori Market Outperfromer – Indonesia oleh Global CustodianGlobal Custodian Agent Bank in Emerging Markets Survey 2018, Category of Market Outperformer–Indonesia by Global Custodian

Asset Servicing, Institutional Investor and Insurance Awards 2018 Kategori Best in Assets Servicing oleh The Asset Triple AAsset Servicing, Institutional Investor and Insurance Awards 2018, Category of Best in Assets Servicing by The Asset Triple A

Asset Servicing, Institutional Investor and Insurance Awards 2018 Kategori Transport Deal of the Year Country Indonesia oleh The Asset Triple AAsset Servicing, Institutional Investor and Insurance Awards 2018, Category of Transport Deal of the Year Country Indonesia by The Asset Triple A

Asset Servicing, Institutional Investor and Insurance Awards 2018 Kategori Best Supply Chain Solution Indonesia Provider – Alfamart oleh The Asset Triple AAsset Servicing, Institutional Investor and Insurance Awards 2018, Category of Best Supply Chain Solution Indonesia Provider–Alfamart by The Asset Triple A

Global Custodian Agent Bank in Emerging Markets Survey 2018 Kategori Outperfromer – Indonesia oleh Global CustodianGlobal Custodian Agent Bank in Emerging Markets Survey 2018, Category of Outperformer–Indonesia by Global Custodian

01

03

05

07

02

04

06

08

Penghargaan dan SertifikasiAwards and Certifications

26

Kilas KinerjaPerformance Highlights

Page 29: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Top CSR 2018 Bank Sector oleh Top CSR 2018Top CSR 2018, Bank Sector by Top CSR 2018

Top Leader on CSR Commitment 2018 oleh Top CSR 2018 Top Leader on CSR Commitment 2018 by Top CSR 2018

Digital Innovation Award oleh Warta EkonomiDigital Innovation Award by Warta Ekonomi

1st Best Certification New Bank oleh PT Rintis Sejahtera (PRIMA) dan InfoBank1st Best Certification New Bank by PT Rintis Sejahtera (PRIMA) and InfoBank

Top CSR 2018 Goal Activities with Girls Kategori Program Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh Top CSR 2018Top CSR 2018, Goal Activities with Girls Category from the Ministry of Women Empowerment and Child Protection Program by Top CSR 2018

Best Banking Solution for PremiumFIRST (Combines PremiumFIRST Saver for Saving and PREMIUM Credit Card for Expenditures) oleh MasterCardBest Banking Solution for PremiumFIRST (Combines PremiumFIRST Saver for Saving and PREMIUM Credit Card for Expenditures) by MasterCard

Penghargaan ATM Bersama Debit Kategori Partisipasi yang Sangat Baik dalam Implementasi Gerbang Pembayaran Nasional oleh PT Artajasa Pembayaran ElektronikAward of ATM Bersama Debit, Category of Excellent Participation in the Implementation of National Payment Gateway by PT Artajasa Pembayaran Elektronik

09

11

13

15

10

12

14

27

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 30: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Laporan DireksiReport of the Board of Directors

Dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif kami dalam hal penawaran produk dan jaringan internasional Bank yang luas, serta pendanaan dalam mata uang asing yang kompetitif, kami dapat mencapai laba bersih tahun 2018 sebesar Rp536,27 miliar, tumbuh 371,25% dari tahun 2017.By leveraging our competitive advantage in terms of broad product offerings, international Bank networks and funding in competitive foreign currencies, we were able to achieve 2018 net profit of Rp536.27 billion, grew 371.25% from 2017.

2

Laporan Country Management TeamCountry Management Team Report

28

Page 31: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

29

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 32: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Haryanto SugandaHead of Global Banking

Rino DonosepoetroChief Executive Officer

Chesna F AnwarDirector of Compliance

Anwar HarsonoChief Financial Officer

Anggota DireksiMember of the Board of Directors

Laporan Country Management TeamCountry Management Team Report

30

Page 33: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Adhi Sulistyo Head of Financial Markets

Darina YusofCountry Chief Risk Officer

Suryantoro WaluyoCountry Head of Human Resources

Manish GuptaHead of Commercial Banking

31

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 34: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Kepada Pemangku Kepentingan, Dear Stakeholders,

Sejalan dengan strategi transformasi yang di tempuh, kami juga meningkatkan fokus pada perbaikan fundamental melalui berbagai program internal yang mendukung terciptanya lingkungan kerja yang berintegritas tinggi. Upaya ini disertai dengan strategi efisiensi biaya operasional melalui investasi pada teknologi, sentralisasi, dan standardisasi platform yang lebih baik di seluruh jaringan.In line with the transformation strategy that have been taken, we have also increased our focus on fundamental improvements through various internal programs that support the creation of a high integrity working environment. This efforts were supported by an operational cost efficiency strategy through investment in technology, centralization, and better standardization of platforms across the network.

RINO DONOSEPOETROChief Executive Officer

Laporan DireksiReport of the Board of Directors

Tahun 2018 menandai perjalanan 155 tahun beroperasinya Standard Chartered Bank di Indonesia. Sebagai salah satu bank tertua di Indonesia, saya bangga dapat melihat bahwa kami telah berkembang sebagai sebuah lembaga keuangan dan dalam peran kami sebagai lembaga perantara.

Tahun 2018 memiliki tantangan tersendiri yang diwarnai dengan ketidakpastian geopolitik, eskalasi ketegangan perdagangan antara AS dan Cina, serta melambatnya pertumbuhan

2018 marks the 155th anniversary of Standard Chartered Bank’s presence in Indonesia. As one of the oldest banks in Indonesia, I am proud to see how we have evolved as a financial institution and the role we play as an intermediary.

2018 had its own set of challenges with geopolitical uncertainties, the rapid escalation of trade tensions between the US and China, as well as slower growth in the global

Laporan Country Management TeamCountry Management Team Report

32

Page 35: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

ekonomi global. Namun, di tingkat lokal, upaya Pemerintah untuk mengendalikan stabilitas pertumbuhan ekonomi telah memberikan hasil yang memuaskan yang ditunjukkan dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,17% dan inflasi yang terkendali pada level di bawah 3%.

Terlepas dari kondisi ekonomi global yang menantang di tahun 2018, Bank telah menunjukkan kemajuan yang sangat baik sejak mulai diimplementasikannya strategi transformasi pada awal tahun 2017. Kami tidak hanya tumbuh lebih kuat secara finansial, tetapi kami juga meningkatkan peran kami sebagai lembaga perantara yang mendukung agenda pertumbuhan Pemerintah dan mempromosikan investasi asing ke Indonesia. Lebih dari itu, Bank juga telah berhasil menanamkan budaya tata kelola yang kuat di seluruh lini Bank, sejalan dengan salah satu nilai inti Bank yaitu “Do the right thing”. Karyawan kami juga mengamalkan nilai “Better together” melalui kerja sama yang solid dalam mengutamakan kepentingan klien. Semangat ini telah menghasilkan beragam penghargaan bagi Bank di tahun 2018 melalui inovasi produk dan peningkatan layanan.

Dari sisi kinerja keuangan, implementasi strategi transformasi sejak awal tahun 2017 telah membuahkan hasil di tahun 2018 dalam hal pencapaian laba bersih yang tertinggi sejak tahun 2014. Dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif kami dalam hal penawaran produk dan jaringan internasional Bank yang luas, serta pendanaan dalam mata uang asing yang kompetitif, kami berhasil meraih laba bersih tahun 2018 sebesar Rp536,27 miliar, sebuah lonjakan yang signifikan hingga mencapai 371,25% dari kinerja tahun 2017. Pencapaian ini mewakili pertumbuhan keuangan Bank dari berbagai aspek dan yang secara signifikan didukung oleh pertumbuhan dari segmen Corporate and Institutional Banking, terutama dari Financial Markets dan Transaction Banking.

Dari sisi neraca, kinerja penyaluran kredit meningkat hingga mencapai Rp32,70 triliun, tumbuh 16,81% dari tahun sebelumnya, serta berada di atas target pertumbuhan sebesar 4,00%-6,00%. Peningkatan kredit ini disertai perbaikan kualitas aset yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) bruto yang menjadi 2,22% di tahun 2018 dari 3,90% di tahun 2017. Pertumbuhan penyaluran kredit ini juga sejalan dengan peningkatan kontribusi Bank dalam perekonomian Indonesia melalui penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis ekspor yang mencapai 23,02% dari total penyaluran kredit. Jumlah ini meningkat secara signifikan dibandingkan dengan tahun lalu, hingga mencapai 15,22%.

economy. Locally, the Government’s efforts to maintain stability in economic growth has lead to a pleasing result with growth rates reaching 5.17% and inflation maintained at a low 3%.

Despite the challenging global economic conditions in 2018, the Bank has made tremendous progress since we roled out our transformation strategy in early 2017. We have grown stronger financially and have also enhanced our role as an intermediary in supporting the Government growth agenda and promoting foreign investments into Indonesia. Moreover, the Bank has also successfully embedded a stronger governance culture throughout the Bank in line with one of the Bank’s core values: “Do the right thing”. Our staff has truly lived another one of the Bank’s values: “Better together” by collaborating closely to always put the client first. This spirit has resulted in the Bank being awarded with various recognitions this year showing our product innovation and value added service.

The implementation of the transformation strategy in early 2017 has started to show its results in 2018, as reflected in our financial performance which recorded the highest net income since 2014. By leveraging our competitive advantage in terms of broad product offerings and international Bank network, as well as competitive funding in foreign currencies, we were able to achieve 2018 net profit of Rp536.27 billion,371.25% increase from the 2017 performance. This achievement represents improvements across the Bank’s financial aspects and is significantly supported by growth in the Corporate and Institutional Banking segment, notably from Financial Markets and Transaction Banking.

On the Balance Sheet side, our loans book grew to Rp32.70 trillion, an increase of 16.81% from the previous year, and widely exceeded growth target of 4.00% -6.00%. The increase in credit extended was also complimented by an improvement in asset quality reflected in the drop of gross Non Performing Loan (NPL) ratio to 2.22% in 2018 from 3.90% in 2017. The growth in loans was also a result of an increase in the Bank’s contribution to the Indonesian economy through the extension of financing to Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) which contributed 23.02% of the total loans extended. This number increased significantly compared to last year’s numbers of 15.22%.

33

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 36: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Dalam mendukung pertumbuhan yang kuat dari lini bawah, Bank berupaya secara signifikan untuk menekan biaya operasional melalui pengembangan digitalisasi dan meningkatkan efisiensi proses internal menjadi lebih sederhana, lebih baik, dan lebih cepat. Upaya efisiensi biaya ini menghasilkan turunnya nilai Cost to Income Ratio (CIR) ke level 65,51% di tahun 2018 dari 68,21% di tahun 2017. Selain itu, kualitas permodalan dan likuiditas Bank juga tetap kuat dan optimal yang ditunjukkan dari rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 16,60% dan rasio Net Interest Margin (NIM) yang menjadi 4,38% dari 4,26% di tahun sebelumnya. Pencapaian ini telah sesuai dengan rencana Bank yang menargetkan rasio KPMM berada pada kisaran 16,00%-17,00%.

Salah satu tantangan di tahun 2018 berasal dari pasar keuangan. Secara umum, tren peningkatan suku bunga acuan, fluktuasi nilai tukar mata uang dolar AS terhadap Rupiah, serta ketatnya persaingan dan terbatasnya likuiditas mata uang Rupiah di pasar telah menekan marjin pendapatan (NIM) industri perbankan. Meskipun demikian, kendala sekaligus tantangan tersebut dapat Bank hadapi dengan baik melalui rangkaian strategi yang terintegrasi dan berkesinambungan.

Sejalan dengan strategi transformasi yang kami tempuh sejak tahun 2017, maka Bank telah mereposisi bisnis di segmen Retail Banking dari segmen mass market ke segment affluent dan emerging affluent (menengah ke atas). Segmen baru ini difasilitasi oleh kemampuan produk-produk Wealth Management dan peluncuran produk baru, yaitu “PremiumFIRST”, yang merupakan produk baru yang menampilkan manfaat dari bundling antara kartu kredit dan suku bunga tabungan yang menarik.

Di segmen Corporate dan Commercial Banking, Bank fokus mengembangkan portofolio melalui jaringan internasional yang dimiliki untuk memperdalam penetrasi korporasi-korporasi multinasional, serta mengembangkan peran kami dalam menghubungkan transaksi keuangan antara klien kami dengan pembeli dan pemasoknya sebagai bagian dari inisiatif “Banking the ecosystem”. Kami juga telah meningkatkan partisipasi dalam mendukung proyek-proyek pemerintah, termasuk infrastruktur, melalui kerja sama dengan klien BUMN.

Merupakan hal penting agar kinerja keuangan yang kuat disertai dengan penerapan budaya yang kuat dan tata kelola yang tangguh. Oleh karena itu, sepanjang tahun 2018, Bank meningkatkan fokus pada perbaikan fundamental melalui

In order to support strong bottom line numbers, the Bank made significant efforts to streamline operational costs through increasing digitization and improving efficiency of internal processes to be simpler, better and faster. These cost efficiency efforts have resulted in the decrease in the Cost to Income Ratio (CIR) to 65.51% in 2018 from 68.21% in 2017. In addition, the quality of capital and Bank liquidity also remains strong and optimal as indicated by the Minimum Capital Requirement Ratio (KPMM) of 16.60% and the Net Interest Margin (NIM) ratio which improved to 4.38% from 4.26% the previous year. This achievement is in accordance with the Bank’s plan to reach the target of KPMM ratio in the range of 16.00% -17.00%.

One of the challenges faced in 2018 was from the financial market. Generally, increasing trends of benchmark interest rates, fluctuations of the US dollar against the Rupiah, tight competition, as well as limited liquidity of the Rupiah in the market, has put a significant pressure on the banking industry’s revenue margin (NIM). Nevertheless, the Bank was able to address these challenges through the implementation of a series of integrated and sustainable implementation strategies.

As part of the transformation strategy implemented since 2017, the Bank has repositioned its Retail Banking business from the mass market segment to the affluent and emerging affluent segments (middle to upper). This new segment is supported by the Bank’s Wealth Management suite of products and the launch of “PremiumFIRST”, which is a new product featuring bundled benefits of credit cards and attractive saving account rates.

In the Corporate and Commercial Banking segment, the Bank focused on developing its portfolio through its international network to strengthen the collaboration of multi-national corporations and improved our role in financially connecting our clients with their buyers and suppliers as part of the “Banking the ecosystem” initiative. Moreover, we have also increased our participation in supporting government projects, including infrastructure, by collaborating with our SOEs clients.

It is essential for a strong financial performance to be complemented by a strong culture and robust governance. Throughout 2018, the Bank has significantly increased its focus on fundamental improvements through various internal

Laporan Country Management TeamCountry Management Team Report

34

Page 37: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

berbagai program internal yang mendukung terciptanya lingkungan kerja yang berintegritas tinggi. Seiring dengan pembentukan Country Conduct Committee, Direksi semakin memiliki visibilitas dan pengaruh terhadap perilaku yang terkait dengan upaya untuk memastikan penerapan budaya integritas yang kuat di lingkungan Bank.

Aset utama kami adalah karyawan kami. Sebagai bagian dari upaya Bank untuk menumbuhkan dan mengembangkan pemimpin pada generasi selanjutnya, beberapa program yang telah diimplementasikan dan dilanjutkan penerapannya di tahun 2018 antara lain Indonesia Accelerator Program, International Graduate, serta Inclusive Leadership Program yang ditujukan untuk mengembangkan dan memajukan sumber daya manusia kami. Bank juga meluncurkan program “Change Ambassador” untuk mengidentifikasi orang-orang dengan karakter yang kuat dan berpikiran positif untuk mendukung Bank melakukan perubahan dan menantang status quo.

Semangat “Better together” telah menuntun Bank untuk memadukan dan melanjutkan tujuan untuk meningkatkan kepuasan klien. Upaya kami telah mendapat pengakuan di industri perbankan yang ditunjukkan dari perolehan penghargaan Bank pada penghargaan yang dilaksanakan pada berbagai industri.

Kami juga sangat bangga dapat mewujudkan tujuan kami untuk mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keanekaragaman kami yang unik melalui penunjukan sebagai penasihat tunggal pemerintah Republik Indonesia dalam hal sovereign rating. Kami juga merupakan sebagai satu-satunya bank asing yang terlibat dalam seluruh transaksi global bond yang dilakukan oleh BUMN. Bank juga menjadi mitra utama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menarik investasi asing ke dalam negeri dan mempromosikan potensi-potensi yang dimiliki Indonesia melalui jaringan internasional yang kami miliki.

Melangkah lebih jauh, kami memproyeksikan ekonomi Indonesia akan mengalami pertumbuhan di tahun 2019 dengan ditunjang oleh keberhasilan proyek infrastruktur nasional, daya beli masyarakat yang meningkat, serta pemulihan investasi swasta untuk mengimbangi permintaan dari luar yang mengalami penurunan. Kami menyambut tahun 2019 di Indonesia dengan optimisme bahwa momentum kuat pertumbuhan ekonomi akan berlanjut.

programmes that support the creation of a high integrity working environment. Along with the establishedment of the Country Conduct Committee, the Board of Directors now have an increased visibility and influence of conduct related matters to ensure a high integrity culture across the Bank.

Our greatest asset is our people. As part of the Bank’s effort to grow and develop the next generation of leaders, several programmes have been implemented and continued to be implemented in 2018, amongst others are the Indonesia Accelerator Programme, the International Graduate, and the Inclusive Leadership Programme, which aims to develop and advance our human resources. In addition the Bank also launched its “Change Ambassador” programme, which have identified strong and positive minded characters to help the Bank drive change and challenge the status quo.

The spirit of “Better together” has lead the Bank continuously improve client satisfaction. Our efforts have received great recognition from the banking industry reflected by the Bank’s achievement in winning various industry awards.

We are also very proud to realise our purpose of driving commerce and prosperity through our unique diversity. This was achieved by the appointment as the sole sovereign rating adviser to the Government of the Republic of Indonesia. We are also the only foreign bank involved in all global bond transactions carried out by SOEs in 2018. Additionally, our Bank is also the main partner of the Investment Coordinating Board (BKPM) tasked to attract foreign investment into the country and promote the potential of Indonesia through our international networks.

Moving forward, we foresee that Indonesia’s economy will continue to show growth in 2019 supported by the success of national infrastructure projects, increased public purchasing power, and the recovery of private investment to offset declining external demand. We welcome 2019 in Indonesia with optimism that the strong momentum of economic growth will continue.

35

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 38: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Kami fokus sepenuhnya untuk melanjutkan kerja keras di tahun 2019 dan optimis dapat melanjutkan momentum pertumbuhan yang tinggi, terutama pada segmen Corporate and Institutional Banking serta Commercial Banking. Pada saat yang bersamaan perbaikan imbal hasil dari segmen Retail Banking diharapkan akan membuahkan hasil yang signifikan, sejalan dengan membaiknya situasi ekonomi dan pasar. Harapan ini akan ditindaklanjuti melalui inovasi produk yang berkelanjutan serta penyediaan layanan kelas dunia kepada klien kami. Secara khusus, kami akan melakukan inovasi untuk pengembangan solusi disruptif di sektor digital melalui kerja sama dengan pihak-pihak lain yang memiliki kesamaan visi.

Dari sisi tata kelola, secara umum, kami berpandangan bahwa penerapan tata kelola Bank di tahun 2018 sudah sesuai dengan kebijakan dan prosedur Standard Chartered Group, serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Selama tahun tersebut terdapat beberapa perbaikan yang kami lakukan, antara lain penyempurnaan fungsi pengawasan Komisaris oleh The Board, perbaikan struktur organisasi kantor cabang pembantu dan kantor kas, serta penunjukan beberapa anggota Country Management Team (CMT) dan Pejabat Eksekutif yang sebelumnya kosong. Bapak Manish Gupta telah ditunjuk untuk mengisi posisi Head of Commercial Banking, sedangkan Bapak Haryanto Suganda telah bergabung di Bank untuk mengisi posisi Head of Global Banking di tahun 2018.

Sesuai arahan dari Standard Chartered Group, pada tahun 2018, Bank juga mulai memperkenalkan Enterprise Risk Management Framework (ERMF) yang merupakan penyempurnaan dari kerangka manajemen risiko sebelumnya. ERMF memperkuat fungsi pertahanan tiga lini pada seluruh aktivitas operasional Bank melalui pemilikan dan pengelolaan risiko oleh lini pertama, pengawasan dan tantangan oleh lini kedua, serta pengujian secara independen oleh lini ketiga. Dalam melaksanakan tata kelola ini, CMT secara aktif dan berkala melaksanakan pertemuan dengan Komite-Komite yang terkait.

Dalam memenuhi salah satu tujuan kami untuk mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keanekaragaman kami yang unik, maka sebagai bank internasional yang beroperasi di pasar yang beragam dan dinamis kami mendorong investasi, perdagangan, dan pembentukan kekayaan. Kami mendukung pembangunan sosial dan ekonomi nasional melalui fokus

We are fully focused to continue the hard work in 2019 and are optimistic to continue the growth trends, especially in the Corporate and Institutional Banking, as well as Commercial Banking segments. At the same time, improvements in yields from the Retail Banking segment are expected to produce significant results, aligned with the improving economic and market conditions. This expectation is backed by the plan to continue product innovations and provide world-class services to our clients. Special emphasis will be placed on innovations to develop disruptive solutions in the digital sector through collaborations with other parties who share a similar vision.

In terms of governance, in general, we consider that the implementation of Bank governance in 2018 is in accordance with the Standard Chartered Group policies and procedures, as well as the statutory provisions that apply in Indonesia. During the year, there were several improvements that we have conducted, including the streamlining of the Board of Commissioners’ supervisory, the improvement of the organisational structure of sub-branch offices and cash offices, and the appointment of several previously vacant members of the Country Management Team (CMT) and Executive Officers. Mr. Manish Gupta has been assigned to fill the position of Head of Commercial Banking, while Mr. Haryanto Suganda has joined the Bank to fill the position of the Head of Global Banking in 2018.

As the direction of the Standard Chartered Group, in 2018, our Bank also began to introduce the Enterprise Risk Management Framework (ERMF) which is an improvement of the previous risk management framework. The ERMF strengthens the three-line defense function in all operational activities of the Bank through first-line ownership and risk management, second line supervision and challenges, and independent evaluation by third lines. In implementing this governance, our CMT actively and regularly conducts meetings with the relevant Committees.

In fulfilling one of our goals to encourage trade and prosperity through our unique diversity, and as an international bank operating in a diverse and dynamic market, we encourage investment, trade and wealth formation. We support national social and economic development through the focus of business, run by our Bank. We are committed to supporting

Laporan Country Management TeamCountry Management Team Report

36

Page 39: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Rino Donosepoetro Chief Executive Officer

Atas nama DireksiOn behalf of the Board of Directors

Standard Chartered Bank

Jakarta, 8 April 2019Jakarta, 8 April 2019

bisnis yang dijalankan Bank di sektor perbankan. Komitmen dalam mendukung pembangunan berkelanjutan ini kami wujudkan dalam 3 pilar utama yang meliputi berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjadi perusahaan yang beretika dan professional, serta bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan, sebagaimana kami sampaikan dalam pembahasan Laporan Keberlanjutan di dalam Laporan Tahunan ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh klien yang telah mempercayakan kepentingan bisnisnya kepada Bank dan kepada mitra bisnis yang terus mendukung kegiatan dan pertumbuhan Bank. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh rekan-rekan Standard Chartered Bank yang telah mengupayakan kinerja terbaiknya untuk meningkatkan pertumbuhan dan menjaga eksistensi Bank sebagai bank internasional terkemuka di Indonesia.

sustainable development in 3 main pillars which include contributing to sustainable economic growth, being a responsible company, and investing in communities, as we convey this message in the Sustainability Report section, in this Annual Report.

Finally, we would like to thank all clients who have entrusted their business to our Bank and to our business partners who continue supporting the Bank’s activities and growth. Thank you also to all of our Standard Chartered Bank colleagues who have put in their best efforts to increase growth and maintain the existence of our Bank as a leading international bank in Indonesia.

37

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 40: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil PerusahaanCompany Profile

Standard Chartered Bank Indonesia merupakan bagian dari Standard Chartered Grup yang menjadi mitra bagi individu maupun perusahaan untuk meningkatkan investasi, perdagangan, dan membangun kekayaan.Standard Chartered Bank Indonesia as a part of Standard Chartered Group has become a partner for individuals and corporates to increase investment, trade, and create wealth.

3

Profil PerusahaanCompany Profile

38

Page 41: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

39

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 42: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tentang Standard CharteredAbout Standard Chartered

Sekilas tentang Grup

Standard Chartered PLC (yang selanjutnya disebut Grup Standard Chartered) merupakan salah satu grup perbankan internasional terkemuka di wilayah Asia, Afrika, dan Timur Tengah yang berkantor pusat di London. Selama lebih dari 165 tahun berkiprah di industri perbankan internasional, Grup Standard Chartered telah menjadi mitra bagi individu maupun perusahaan untuk meningkatkan investasi, perdagangan, dan membangun kekayaan.

Dengan dukungan lebih dari 86.000 karyawan dari 125 negara berbeda, Grup Standard Chartered hadir untuk menyediakan layanan perbankan bagi 1.026 kantor cabang yang tersebar di seluruh dunia. Layanan perbankan ini dibagi dalam segmen:1. Layanan Global:

a. Corporate and Institutional Banking (CIB);b. Private Banking (PB);

2. Layanan Regional:a. Commercial Banking (CB); dan b. Retail Banking (RB).

Saat ini, Standard Chartered Grup merupakan 100 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar yang tercatat di Bursa Saham London. Selain itu, saham Grup juga telah tercatat di Bursa Saham Hongkong Stock Exchange, serta Bursa Saham Nasional di India dan Mumbai.

Strategi Tata Kelola

Dalam rangka menjaga keberlangsungan usaha dalam jangka panjang dan untuk menjamin Grup Standard Chartered tetap memimpin di industri perbankan internasional, telah dilakukan penyederhanaan struktur organisasi. Simplifikasi ini memungkinkan Dewan Grup dapat menjalankan pengelolaan secara efektif sehingga tanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan dapat terpenuhi.

Saat ini, Grup Standard Chartered dipimpin oleh seorang Ketua Grup, 2 orang Direktur Eksekutif, dan 10 orang Direktur Non Eksekutif. Masing-masing anggota Dewan bertanggung jawab secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri untuk mencapai tujuan Grup. Masing-masing anggota Dewan juga tunduk kepada Kebijakan Keberagaman Dewan serta Kebijakan Kesetaraan, Keberagaman, Inklusi, dan Martabat Kelompok Kerja yang Sama untuk menjaga hubungan kerja yang harmonis dan solid dalam keberagaman budaya dan etnis.

The Group at A Glance

Standard Chartered PLC (hereinafter referred to as “Standard Chartered Group” or “The Group”) is one of the leading international banking groups in the regions of Asia, Africa, and Middle East with headquarter in London. For more than 165 years involving in international banking industry, Standard Chartered Group has become a partner for individuals and corporates to increase investment, trade, and create wealth.

With the support of more than 86,000 employees from 125 different countries, Standard Chartered Group is here to provide banking services for 1,026 branch offices distributed around the globe. The banking services are divided into the following segments:1. Global Services:

a. Corporate and Institutional Banking (CIB);b. Private Banking (PB);

2. Regional Services:a. Commercial Banking (CB); and b. Retail Banking (RB).

Currently, Standard Chartered Group is on the list of 100 companies with the largest market capitalization listed on London Stock Exchange. Additionally, the Group’s shares are also listed on Hongkong Stock Exchange and National Stock Exchange in Mumbai, India.

Governance Strategy

In order to maintain long-term business sustainability and to ensure that Standard Chartered Group holds its position as a leader in international banking industry, the organizational structure has been simplified. The simplification enables the Group’s Boards to perform effective management, so that the responsibility to all stakeholders can be fulfilled.

Currently, Standard Chartered Group is led by a Group Leader, 2 (two) Executive Directors, and 10 (ten) Non-Executive Directors. Each of the Board Members is responsible collectively or individually to attain the Group’s goals. Each of the Board Members is also bound by the Board Diversity Policy, Policies of Equality, Diversity, Inclusiveness, and Dignity of the Same Working Group to maintain a harmonious and solid working relationship in the cultural and ethnic diversity.

Profil PerusahaanCompany Profile

40

Page 43: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Untuk menjamin kualitas tata kelola dan meningkatkan pengawasan yang lebih efektif, Dewan Grup didukung oleh:1. Komite Audit Berfungsi untuk mengawasi dan memeriksa kondisi

keuangan, aktivitas pengendalian kontrol (audit), dan penanganan masalah pengendalian internal.

2. Komite Dewan Risiko Berfungsi untuk mengawasi dan mengamati risiko-risiko

terkait kegiatan usaha, antara lain risiko kredit, risiko pasar, risiko modal, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko lintas batas negara, dan risiko pensiun.

3. Komite Brand and Values Berfungsi untuk mengawasi dan mengamati kedudukan

Grup di mata konsumen, melayani nasabah dengan adil, mengendalikan risiko reputasi, etika, dan masalah-masalah yang berkesinambungan.

4. Komite Remunerasi Berfungsi untuk mengawasi dan mengamati remunerasi,

rencana pembagian saham, dan insentif lainnya.

Strategi Keberlanjutan

Standard Chartered Grup berkomitmen untuk mendorong pembangunan ekonomi dan sosial dalam setiap bisnis yang dijalankan. Pembangunan yang berkelanjutan dan adil ini sejalan dengan tujuan Grup dan nilai-nilai perilaku yang dijunjung, yaitu Do the right thing, Never settle dan Better together.

Secara filosofis, pelaksanaan strategi keberlanjutan dilaksanakan secara terintegrasi dalam setiap pengambilan keputusan dalam organisasi. Strategi keberlanjutan dijalankan dalam 3 area kunci, yaitu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjadi perusahaan yang bertanggung jawab (terhadap karyawan dan nasabah), serta berinvestasi dalam komunitas.

Aspirasi strategi keberlanjutan dalam 3 pilar ini dituangkan dalam uraian tindakan dan target yang jelas dan terukur. Hal ini ditujukan agar aksi keberlanjutan dijalankan secara benar dan tepat sasaran, serta dapat diukur hasil keberlanjutannya dalam seluruh bisnis Grup.

In order to guarantee the quality of governance and improve effective supervision, the Group’s Board is supported by:1. Audit Committee With the function to supervise and check financial

condition, control activities (audit), and problem-solving of internal control issues.

2. Risk Board Committee With the function to supervise and observe risks related to

business activities, such as credit risk, market risk, capital risk, liquidity risk, operational risk, cross-border risk, and pension risk.

3. Brand and Values Committee With the function to supervise and observe the Group’s

position in consumers’ eyes, to provide fair service for the customers, to control reputation risk, ethics, and persistent problems.

4. Remuneration Committee With the function to supervise and observe remuneration,

share allotment plan, and other incentives.

Sustainability Strategy

Standard Chartered Group is committed to promote economic and social development in every business conducted. This sustainable and fair development is in line with the Group’s goals and upheld behavior values, which are Do the right thing, Never settle and Better together.

Philosophically, the implementation of sustainability strategy is integrated into each decision making in the organization. The sustainability strategy is implemented in 3 (three) key areas, which are contributing to sustainable economic growth, becoming a company that is responsible (for its employees and customers), and investing in the community.

The aspirations of sustainability strategy in these 3 (three) pillars are stated in the description of clear and measurable actions and targets. The aim is to perform sustainability actions properly and on target, wherein the results are measurable in the Group’s entire business.

41

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 44: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil Standard Chartered Bank IndonesiaProfile of Standard Chartered Bank Indonesia

Sekilas tentang Bank

Standard Chartered Bank Indonesia (yang selanjutnya disebut Bank) merupakan salah satu kantor cabang Standard Chartered Bank di wilayah Asia. Bank dimiliki sepenuhnya (100%) oleh Standard Chartered Holdings Limited, Inggris Raya. Sebagai kantor cabang bank asing di Indonesia, perjalanan dan pengelolaan usaha Bank dikendalikan oleh dan dilakukan secara terintegrasi dengan Dewan Standard Chartered Bank yang berkantor pusat di London.

Perjalanan usaha Bank di Indonesia telah melalui sejarah panjang. Hal ini dimulai ketika The Chartered Bank (sekarang disebut Standard Chartered Bank) menjalankan usaha di bidang bank umum melalui Borneo Company di Batavia (sekarang disebut Jakarta) pada tahun 1859. Pada bulan Mei 1863, The Chartered Bank kemudian menjalankan usaha tersebut secara independen. Upaya ini menjadikan The Chartered Bank sebagai bank devisa Inggris pertama yang membuka badan usaha di Hindia Belanda (sekarang disebut Indonesia). Selanjutnya, pada tahun 1965, kantor cabang di Jakarta ditutup pada masa percobaan kudeta. Namun, kegiatan usaha dimulai kembali pada tahun 1968 setelah Standard Chartered Bank Indonesia mendapat izin usaha melalui Surat Menteri Keuangan No. D.15.6.1.6.15 tanggal 1 Oktober 1968 dan Surat Keputusan Direksi Bank Negara Indonesia (dahulu merupakan bank sentral Indonesia) No. 4/22/KEP.DIR tanggal 2 Oktober 1968 untuk melakukan kegiatan devisa dan aktivitas perbankan.

The Bank at A Glance

Standard Chartered Bank Indonesia (hereinafter referred to as the Bank) is one of Standard Chartered Bank’s branch offices in Asian region. The Bank is owned entirely (100%) by Standard Chartered Holdings Limited, United Kingdom. As a branch office of a foreign bank in Indonesia, the Bank’s business journey and management has been controlled and conducted in an integrated manner with the Board of Standard Chartered Bank that is headquartered in London.

The Bank’s business journey in Indonesia has a long history. It started when The Chartered Bank (currently referred to as Standard Chartered Bank) entered commercial banking business through Borneo Company in Batavia (currently referred to as Jakarta) in 1859. In May 1863, The Chartered Bank then ran the business independently. The action made The Chartered Bank as the first British foreign exchange bank that set up a business in the West Indies (currently referred to as Indonesia).

In 1965, the branch office in Jakarta was shut down due to a coup attempt. Nevertheless, the business started again in 1968 after Standard Chartered Bank Indonesia obtained business license as specified in the Letter of the Minister of Finance No. D.15.6.1.6.15 dated 1 October 1968 and the Decision Letter of the Board of Directors of Bank Negara Indonesia (the previous Indonesia’s central bank) No. 4/22/KEP.DIR dated 2 October 1968 to perform foreign exchange activities and banking services.

Profil PerusahaanCompany Profile

42

Page 45: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Saat ini, Bank memiliki kantor cabang utama di Menara Standard Chartered Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164, Jakarta, 12930. Bank juga didukung oleh 1.867 karyawan untuk menjalankan usaha di kantor-kantor cabang pembantu di wilayah Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar, dan Makassar.

Currently, the Bank has a main branch office in Menara Standard Chartered Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164, Jakarta, 12930. The Bank is also supported by 1,867 employees to run the business in sub-branch offices in Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar, and Makassar areas.

43

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 46: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Grup memiliki komitmen untuk meningkatkan kehadirannya dan untuk memberikan kinerja unggul yang berkelanjutan di Indonesia melalui kantor cabangnya. Ambisi Bank adalah menjadi Bank Internasional Terbaik Dunia. Strategi Bank adalah membiayai individu dan perusahaan yang menggerakkan investasi, perdagangan, dan menciptakan kekayaan di seluruh Asia, Afrika dan Timur Tengah.

Tujuan Bank adalah untuk mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman unik kami. Pencapaian kemajuan kami di Indonesia digambarkan dalam seluruh laporan tahunan ini.

Khusus di Indonesia, Bank memiliki ambisi “untuk menjadi Bank Internasional Terbaik di Indonesia” dengan mengoptimalkan ekosistem dan jaringan kami dalam membangun waralaba yang berkembang dan berkelanjutan untuk diakui memiliki reputasi sebagai:• Bank pilihan; • Bank yang menawarkan produk dengan nilai tambah, layanan perbankan berkualitas,

dan keberadaan di berbagai lokasi di Indonesia;• Bank yang memiliki tanggung jawab sosial dalam memberikan tindakan nyata bagi

masyarakat;• Bank dengan standar tata kelola yang diakui oleh internasional;• Bank yang menjalankan operasinya sesuai dengan nilai-nilai perusahaan.

The Group has a commitment to improve its existence and to deliver sustainable outstanding performance in Indonesia through its branch offices. The Bank’s ambition is to become the World’s Best International Bank. The Bank’s strategy is to finance individuals and corporates that drives the investment and trade as well as creates wealth in the whole areas of Asia, Africa, and the Middle East.

The Bank’s goal is to promote trade and prosperity through our unique diversity. Our progress achievement in Indonesia is described in this entire annual report.

Particularly to Indonesia, the Bank has the ambition to become “the Best International Bank in Indonesia” by optimizing our ecosystem and network in building an expanding and sustainable franchise to gain established reputations as:

• Favorite bank; • A bank that offers products with added values, quality banking services, and exists in

various locations in Indonesia;• A bank that has social responsibilities in performing real actions for the community;• A bank with a governance standard that is acknowledged internationally;• A bank that operates according to the company’s values.

Misi/ Mission

Kajian Kesesuaian Misi Misi Bank telah disesuaikan dan sejalan dengan misi Standard Chartered Bank untuk menjadi the world’s best international bank, with main mission leading the way in Asia, Africa and the Middle East.

Review of the Mission’s Conformity The Bank’s mission has been adjusted and in line with the mission of Standard Chartered Bank to become the world’s best international bank, with the main mission to lead the way in Asia, Africa, and the Middle East.

Profil PerusahaanCompany Profile

44

Page 47: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Do the right thing Never settle Better together

Nilai-Nilai

Bank memiliki janji merek (brand promise) yang dikenal sebagai “Here for good”. Brand promise ini menggambarkan bagaimana Standard Chartered di masa lampau, masa kini, dan di masa yang akan datang.

Bank percaya untuk mencapai titik yang ingin dituju, kami harus benar-benar hidup berdasarkan nilai-nilai perilaku yang telah disepakati untuk dilakukan. Nilai-nilai perilaku yang kami hidupi sebagai berikut:

Values

The Bank has a brand promise that is known as “Here for good”. This brand promise describes the past, present, and future Standard Chartered.

The Bank believes that in order to achieve the intended destination, we have to truly live up to the behavior values that are agreed to be implemented. The behavior values that we live up to are as follows:

Do the right thing, artinya:• Berani berubah;• Mengutamakan klien;

dan• Menjalani hidup dengan

integritas.

Do the right thing, means:• Dare to change;• Prioritize clients; and• Live life with integrity.

Better together, artinya:• Melihat rekan kerja

dengan segenap hati;• Bersedia menawarkan

bantuan kepada rekan kerja; dan

• Berpikir untuk membangun dan menjalin jaringan jangka panjang.

Better together, means:• Using our heart to

connect with our colleagues;

• Willing to offer help to our colleagues; and

• Thinking about establishing and developing long-term networks.

Never settle, artinya:• Terus melakukan

perbaikan dan perubahan;

• Selalu berpikir untuk menyederhanakan; dan

• Belajar dari kesuksesan dan kegagalan.

Never settle, means:• Keep on making

improvement and changes;

• Always think to simplify; and

• Learn from success and failure.

45

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 48: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Komitmen Terhadap Pemangku Kepentingan

NasabahMenaruh perhatian pada keberhasilan nasabah, dengan memberikan pelayanan yang berkualitas.

KaryawanMembantu karyawan untuk berkembang, mengembangkan kemampuan individu serta tim untuk mencapai keberhasilan bersama.

KomunitasDapat dipercaya dan peduli untuk melakukan hal yang luar biasa bagi komunitas sekitar tempat Bank beroperasi.

InvestorMelakukan investasi yang sungguh-sungguh berbeda untuk memberikan pengembalian yang tinggi dan kinerja yang luar biasa.

RegulatorMemberikan panutan dalam menjalankan tata kelola dan senantiasa bertindak dengan etika di mana pun berada.

Commitment to Stakeholders

CustomersPaying attention to the success of the customers by providing quality services.

EmployeesHelping employees to improve and develop individual’s capabilities as well as helping teams to achieve success together.

CommunitiesTrustworthy and caring to perform remarkable things for the communities in the vicinity where the Bank operates.

InvestorsMaking a really different investment to provide a high return and outstanding performance.

RegulatorsBecoming a role in implementing governance and always acting according to ethics in every place.

Profil PerusahaanCompany Profile

46

Page 49: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Bidang Usaha

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. D.15.6.1.6.15, Bank memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha bank umum. Kegiatan usaha ini dijalankan dalam 3 segmen, yaitu:• Corporate and Institutional Banking (CIB) Segmen ini menyediakan layanan transaction banking, pasar

keuangan, dan corporate finance bagi nasabah perusahaan. Layanan ini dijalankan secara global dengan dukungan tim produk lokal yang fokus mengembangkan konten lokal agar sesuai dengan kebutuhan nasabah dan peraturan yang berlaku.

• Commercial Banking (CB) Segmen ini melayani nasabah perusahaan skala menengah

dan korporasi lokal. Layanan ini menyediakan solusi perbankan kepada nasabah dengan penjualan minimum 10 juta USD, khususnya bagi nasabah yang melakukan kegiatan operasi atau perdagangan internasional.

• Retail Banking (RB) Segmen ini melayani nasabah personal, prioritas, dan pelaku

bisnis melalui pendekatan siklus hidup. Layanan yang disediakan termasuk deposito dan tabungan, kredit tanpa agunan, dan kredit kepemilikan rumah, yang dilengkapi dengan fasilitas kartu kredit, anjungan tunai mandiri (ATM), dan berbagai layanan transaksi online banking.

Produk dan Jasa

Bank menyediakan berbagai produk dan layanan bagi nasabah individu dan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan akan datang melalui:

Produk SimpananTabungan

1. Saving Plus+

Saving Plus+ memberi kebebasan dan kenyaman bagi nasabah dalam bertransaksi perbankan di mana saja dan kapan saja melalui cabang, ATM, Online Banking, SC Mobile, Phone Banking, dan SMS Banking dengan bebas biaya.

2. Premium Saving Premium Saving adalah produk yang memberikan suku

bunga menarik setara deposito berjangka.

3. eSaver eSaver adalah tabungan online yang memberikan suku

bunga optimal, berapa pun saldo yang dimiliki nasabah.

4. TabunganKu TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan dengan

persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. PremiumFIRST Saver Tabungan yang memberikan bonus bunga kepada nasabah

apabila nasabah melakukan transaksi pembelanjaan dengan kartu kredit premium. Tabungan ini juga memberikan gratis bertransaksi di ATM Bersama dan Prima.

Line of Business

In accordance with the Decision Letter of the Minister of Finance No. D.15.6.1.6.15, the Bank obtains license to conducts activities of a commercial bank. The business activities are carried out in the following 3 (three) segments:• Corporate and Institutional Banking (CIB) This segment provides banking transaction services, financial

market, and corporate finance for corporate clients. The service is globally operated with the support of local product team that focuses on developing local content so that it will be in line with customers’ needs and existing regulations.

• Commercial Banking (CB) This segment serves customers from middle scale

companies and local corporations. The service provides banking solutions for customers with a minimum sales of USD 10 million, especially for customers who carry out operational or international trading activities.

• Retail Banking (RB) This segment serves individual and priority customers as

well as business actors using life cycle approach. Services provided include deposit accounts and savings, non-collateral credits, and house loans, complete with credit card facilities, Automated Teller Machines (ATMs), and various online banking transaction services.

Products and Services

The Bank provides various products and services for individual and corporate customers to meet the current and future needs through the following products and services:

Deposits ProductsSavings

1. Saving Plus+ Saving Plus+ provides freedom and comfort for customers

in performing banking transactions anywhere and anytime through branches, ATMs, Online Banking, SC Mobile, Phone Banking, and SMS Banking, free of charge.

2. Premium Saving Premium Saving is a product that offers an excellent interest

rate that is the same as the interest rate of fixed deposit.

3. eSaver eSaver is an online account that gives optimum interest

rate, regardless the account balance.

4. TabunganKu TabunganKu is savings for individuals with easy and light

requirements issued jointly by banks in Indonesia in order to foster savings culture and improve people’s welfare.

5. PremiumFIRST Saver A savings account that offers an interest bonus to customers

when they make purchases using premium credit card. This savings also facilitates transactions at ATM Bersama and Prima, free of charge.

47

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 50: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

6. Foreign Currency Account Foreign Currency Account memberikan ketenangan dan

kemudahan bagi nasabah yang membutuhkan keleluasaan untuk melakukan transaksi kapan saja dalam berbagai valuta asing.

Giro

1. Giro dalam Mata Uang Rupiah Merupakan rekening giro yang dilengkapi dengan fasilitas

buku cek (cheque book) dan cerukan (overdraft) yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan bisnis nasabah.

2. Giro dalam Mata Uang Asing Merupakan rekening giro dengan 7 pilihan mata uang asing

utama, yaitu Australian Dollar (AUD), Euro (EUR), British Pound Sterling (GBP), New Zealand Dollar (NZD), US Dollar (USD), Hongkong Dollar (HKD), dan Singapore Dollar (SGD).

Deposito

Deposito Berjangka (Fixed Deposit)Produk deposito yang tersedia dalam mata uang lokal Rupiah dan mata uang asing, yaitu USD, GBP, AUD, SGD, HKD, JPY, CAD, NZD, dan EUR.

Produk PinjamanKredit Tanpa Agunan (KTA)Pinjaman tanpa jaminan dengan bunga rendah, mulai dari 0,69%, serta dengan cicilan tetap bulanan dan jangka waktu hingga 5 tahun.

6. Foreign Currency Account Foreign Currency Account provides assurance and ease

for customers who need freedom to make transactions anytime in various foreign currencies.

Demand Deposits

1. Demand Deposits in Rupiah Is a demand deposit completed with chequebooks and

overdraft facility that are needed to support the customers’ business activities.

2. Demand Deposits in Foreign Currency Is a demand deposit with 7 (seven) choices of major currencies,

namely, Australian Dollar (AUD), Euro (EUR), British Pound Sterling (GBP), New Zealand Dollar (NZD), US Dollar (USD), Hongkong Dollar (HKD), and Singapore Dollar (SGD).

Time Deposits

Fixed DepositTime deposit products are available in local currency Rupiah and foreign currencies such as USD, GBP, AUD, SGD, HKD, JPY, CAD, NZD, and EUR.

Loan ProductsNon-Collateral Loan (KTA)Non-collateral loan with low interest rate, starting from 0.69% with fixed monthly installments and up to 5-year period.

Profil PerusahaanCompany Profile

48

Page 51: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Home Suite-Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)Home Suite hadir dengan pilihan produk yang memberikan solusi untuk kebutuhan kredit kepemilikan rumah idaman dan berbagai keperluan dengan mengutamakan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah. Produk Home Suite mencakup pembelian rumah/apartemen/ruko baru atau bekas, pengalihan KPR/KPA dari bank lain, dan kredit multi guna.

Produk InvestasiBank menyediakan beragam instrumen investasi untuk nasabah yang ingin meningkatkan kemampuan finansial demi masa depan. Produk-produk yang kami sediakan diuraikan sebagai berikut:

ReksadanaJenis reksadana yang kami sediakan adalah:1. Reksadana Terproteksi (Closed ended Fund);2. Reksadana Umum Konvensional (Open ended Fund);3. Reksadana Umum Berbasis Syariah (aset global maupun lokal);dan4. Reksadana Umum dengan strategi pasif yang mengikuti indeks

acuan.

Home Suite-House Loan (KPR)Home Suite comes with a range of products that provide solutions to own a dream house and various needs by prioritizing ease and comfort for the customers. Home Suite product includes new or second-hand houses/apartments/shop-houses, transfer of House Loan/Apartment Loan from other bank, and multi-purpose credits.

Investment ProductsThe Bank offers various investment instruments to customers who want to improve their financial capabilities for the future. Products we provide are as follows:

Mutual FundsThe types of mutual funds we offer are:1. Closed ended Fund;2. Open ended Fund;3. Sharia-Based Fund (global or local assets); and4. Mutual Fund with a passive strategy that follows its reference index.

Pendapatan bunga bersih tumbuh 3,85% dari Rp2,24 triliun di 2017 menjadi Rp2,33 triliun di 2018.

Net Interest Income grew 3.85% from IDR 2.24 trillion on 2017 to IDR 2.33 trillion on 2018.

3,85% Pendapatan bunga bersih Net Interest Income

49

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 52: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

ObligasiKami menyediakan instrumen Obligasi Pemerintah dan Korporasi, seperti:1. Obligasi Pemerintah Indonesia, baik konvensional maupun

berbasis syariah; dan2. Obligasi Korporasi.

Valas dan Structured ProductsTransaksi valuta asing dan structured products yang kami sediakan untuk nasabah korporasi adalah:1. Foreign Exchange Spot, Forward, Swap dan Options;2. Interest Rate Derivatives;3. Cross Currency Swaps;4. Domestic Non-Deliverable Forward;5. Call Spread Options;6. Premium Currency Investment.

Transaksi valuta asing dan structured products yang kami sediakan untuk nasabah retail adalah:1. Premium Currency Investment (PCI);2. Foreign Exchange TOD;3. Foreign Exchange TOM;dan4. Foreign Exchange SPOT.

Fasilitas Dana CerukanTipe fasilitas Dana Cerukan (Overdraft) yang kami sediakan adalah:1. Fasilitas Dana Cerukan (Overdraft) Deposito Berjangka;2. Fasilitas Dana Cerukan (Overdraft) Reksa Dana;3. Fasilitas Dana Cerukan (Overdraft) Obligasi; dan4. Fasilitas Dana Cerukan (Overdraft) Asuransi Jiwa.

Produk AsuransiBank menyediakan beragam produk asuransi dari perusahaan-perusahaan asuransi terkemuka untuk nasabah, sebagaimana diuraikan berikut:Asuransi Jiwa1. Asuransi Jiwa Unit Link;2. Asuransi Jiwa Dwiguna;3. Asuransi Jiwa Seumur Hidup; dan4. Asuransi Jiwa Kredit.

Asuransi Umum1. Asuransi Kebakaran; dan2. Asuransi Perjalanan.

Produk Kartu KreditVisa InfiniteKartu Kredit Visa Infinite menawarkan keistimewaan eksklusif bagi nasabah Standard Chartered Priority Banking dengan berbagai manfaat, seperti pengumpulan rewards points lebih cepat untuk berbagai transaksi ritel, fasilitas cashback untuk transaksi di taman rekreasi keluarga, fasilitas cashback saat ulang tahun di semua restoran di seluruh dunia selama 1 bulan berulang tahun, fasilitas beli 1 dapat 2 tiket nonton di The Premiere XXI, serta fasilitas layanan akses airport lounge dan Priority Pass secara gratis.

Credit Card ProductsVisa InfiniteVisa Infinite Credit Card offers an exclusive privilege to the customers of Standard Chartered Priority Banking with a number of benefits, such as, faster reward point accumulation for various retail transactions, cashback for transactions at family recreational parks, cashback on the customer’s birthday in all restaurants around the world for 1 (one) month during the birth month, buy 1 get 2 movie tickets at The Premiere XXI, and access to airport lounges and Priority Pass for free.

BondsWe provide the following Government and Corporate Bonds:

1. Government of Indonesia's Bonds, either conventional or sharia-based; and

2. Corporate Bonds.

Forex and Structured ProductsWe offer foreign exchange and structured products transactions for corporate customers as follows:1. Foreign Exchange Spot, Forward, Swap, and Options;2. Interest Rate Derivatives;3. Cross Currency Swaps;4. Domestic Non-Deliverable Forward;5. Call Spread Options;6. Premium Currency Investment.

We offer foreign exchange and structured products transactions for retail customers as follows:1. Premium Currency Investment (PCI);2. Foreign Exchange TOD;3. Foreign Exchange TOM; and4. Foreign Exchange SPOT.

Overdraft FacilitiesThe types of Overdraft Facilities we offer are:1. Time Deposit Overdraft Facility;2. Mutual Fund Overdraft Facility;3. Bond Overdraft Facility; and4. Life Insurance Overdraft Facility.

Insurance ProductsThe Bank also offers a range of insurance products from reputable insurance companies to the customers, as described below.Life Insurance1. Unit Link Life Insurance;2. Endowment Life Insurance;3. Lifetime Life Insurance; and4. Credit Life Insurance.

General Insurance1. Fire Insurance; and2. Travel Insurance.

Profil PerusahaanCompany Profile

50

Page 53: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Visa PlatinumKartu Kredit Visa Platinum memberikan keistimewaan dan berbagai keuntungan, seperti pengumpulan rewards points lebih cepat untuk setiap transaksi di kategori merchant restoran, department store, apparel, home furnishing, fasilitas beli 1 dapat 2 tiket nonton di The Premiere XXI, serta kemudahan cicilan 0% untuk transaksi di rumah sakit.

Mastercard WorldMilesKartu Kredit Mastercard WorldMiles merupakan kartu kredit yang dikhususkan sebagai kartu kredit travelling. Kartu Kredit Mastercard WorldMiles menawarkan pengumpulan mileage lebih cepat dan penukaran mileage yang lebih fleksibel dari semua transaksi dengan menggunakan Kartu Kredit Mastercard WorldMiles. Mileage yang dikumpulkan dari Kartu Kredit Mastercard WorldMiles dapat ditukarkan dengan keanggotaan Frequent Flyer dari maskapai penerbangan yang bekerja sama untuk terbang gratis atau upgrade kelas penerbangan. Selain itu, Kartu Kredit Mastercard WorldMiles juga memberikan fasilitas akses airport lounge dan keanggotaan Priority Pass secara gratis.

Visa PlatinumVisa Platinum Credit Card offers privileges and various benefits, such as, faster reward point accumulation for every transaction in the categories of restaurant merchant, department store, apparel, and home furnishing; buy 1 get 2 movie tickets at The Premiere XXI; and 0% installments for transactions in hospitals.

Mastercard WorldMilesMastercard WorldMiles Credit Card is a special credit card for travelling. It offers faster mileage accumulation and a more flexible redemption scheme for all transactions using Mastercard WorldMiles Credit Card. Mileage earned from Mastercard WorldMiles Credit Card can be redeemed with Frequent Flyer membership from airlines that cooperate with us so that card holders can enjoy free flight or upgrade their travel classes. Additionally, it also provides access to airport lounges and Priority Pass membership for free.

Mastercard PremiumKartu Kredit Mastercard Premium adalah kartu kredit yang memberikan bonus bunga ke tabungan yang dimiliki nasabah dengan melakukan transaksi belanja menggunakan Kartu Kredit Standard Chartered Premium.

Mastercard TitaniumKartu Kredit Mastercard Titanium memberikan cashback tanpa batas untuk setiap transaksi ritel yang dilakukan nasabah kapan saja dan dimana saja. Selain itu, nasabah juga dapat menikmati ekstra cashback untuk transaksi-transaksi ritel yang dilakukan di berbagai merchant kategori terpilih.

Mastercard PremiumMastercard Premium is a credit card that offers interest bonus credited to customers’ saving accounts when they use Standard Chartered Premium Credit Card to make purchases.

Mastercard TitaniumMastercard Titanium Credit Card offers unlimited cashback for every retail transaction made by the customers, anywhere, anytime. Additionally, customers can also enjoy extra cashback for retail transactions completed at preferred merchants.

51

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 54: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Jasa LayananStraight2BankMerupakan platform elektronik terintegrasi penuh yang menjamin kemampuan transaksi dan pelaporan yang komprehensif di seluruh manajemen kas, valuta asing, dan trade finance. Straight2Bank dirancang untuk memberikan fleksibilitas melalui kemudahan koneksi antarmuka dengan sistem ERP utama dan opsi untuk memilih konektivitas perbankan yang tepat, meliputi:1. Straight2Bank Web: merupakan titik temu utama kami terhadap

klien melalui platform internet banking yang terintegrasi secara penuh dan aman untuk menyediakan akses bagi seluruh layanan tunai, perdagangan dan sekuritas;

2. Straight2Bank Access: saluran utama bagi klien menemukan integrasi layanan tanpa batas dengan sistem ERP mereka. Layanan ini mendukung integrasi terhadap SAP, Oracle, JD Edwards dan sistem ERP utama lainnya; dan

3. Straight2Bank Mobile: aplikasi mobile terkait persetujuan transaksi dan informasi akun yang dapat digunakan saat bepergian.

ServicesStraight2Bank It’s a fully integrated electronic platform that guarantees comprehensive transacting and reporting capabilities across cash management, foreign exchange and trade finance. Straight2Bank was designed to be flexible by allowing easy interface with major ERP systems and the option to choose the right banking connectivity, which cover:

1. Straight2Bank Web: our primary touch point for clients through a fully integrated internet banking platform and secure to providing access across cash, trade and securities services;

2. Straight2Bank Access: the primary channel for clients seeking seamless integration with their ERP systems. Supporting integration to SAP, Oracle, JD Edwards and other major ERP systems; and

3. Straight2Bank Mobile: mobile application for transaction approvals and account information on the go.

Profil PerusahaanCompany Profile

52

Page 55: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Mesin Setor Tunai Bank telah meluncurkan layanan penyetoran uang tunai yang terintegrasi dengan menggunakan mesin setoran tunai melalui kemitraan dengan G4S, perusahaan keamanan terbesar di dunia. Solusi ini akan meningkatkan efisiensi manajemen kas bagi klien perusahaan dari berbagai industri, seperti ritel, logistik dan fast moving consumer goods (FMCG), melalui fitur-fitur utamanya:1. Penyaringan terhadap uang palsu secara langsung;2. Identifikasi untuk setiap setoran secara akurat; dan3. Visibilitas waktu dan pelaporan pada rekening bank secara real time.

Akun Virtual untuk PembayaranBank sedang memperluas kemampuan akun virtual, tidak hanya terkait penghimpunan dana tetapi juga untuk pembayaran. Akun virtual untuk pembayaran akan memungkinkan klien korporasi mengidentifikasi dan memisahkan kebutuhan pembayaran mereka untuk unit bisnis yang berbeda, tanpa menambahkan lebih banyak akun fisik. Dengan menggunakan solusi ini, klien korporasi akan dapat merasionalisasi struktur akun, meningkatkan optimalisasi biaya, serta mengefisienkan dan mengendalikan kepentingan operasional.

Straight2Bank Direct Debit Straight2Bank Direct Debit melalui sistem kliring nasional merupakan salah satu inisiatif dari Bank Indonesia untuk mengakomodasi transaksi debit dengan berbagai bank di tingkat nasional secara langsung. Standard Chartered Bank merupakan salah satu dari 15 bank yang disetujui dalam kelompok kerja untuk melakukan proyek percontohan Debit Langsung SKN ini. Inisiatif ini memungkinkan klien untuk mengirim instruksi ke rekening pihak pembayar di bank lain dan menerima pembayarannya pada hari yang sama. Layanan ini memberikan informasi status penghimpunan dana berstandar nasional sebagai umpan balik dan rekonsiliasi yang mudah bagi klien korporasi. Layanan ini hanya membutuhkan satu proses waktu untuk mendaftarkan kuasa pihak pembayar di bank yang didaftarkannya. Setelah itu, klien korporasi dapat melakukan instruksi pembayaran aktif melalui Straight2Bank kami.

Manajemen LikuiditasProposisi nilai manajemen likuiditas Bank mencakup sweeping, pooling nosional domestik, dan optimalisasi bunga. Kemampuan yang telah dimutakhirkan ini disediakan melalui sarana Straight2Bank Liquidity yang menawarkan berbagai manfaat yang disesuaikan dengan kebutuhan klien terhadap pengelolaan uang tunai serta meningkatkan efisiensi mereka di tingkat grup dan anak perusahaan. Manfaat yang ditawarkan meliputi:1. Mencapai visibilitas kas secara penuh;2. Mengurangi inefisiensi proses manual;3. Akses ke uang tunai yang terdesentralisasi dan terperangkap;4. Merasionalisasi sejumlah bank dan rekening; serta5. Menyebarkan kelebihan kas secara lebih efektif.

Cash Deposit Machine (CDM)The Bank has launched an integrated cash collection services using cash deposit machine (CDM) by partnering with G4S, the world’s largest security company. This solution will improve the cash management efficiency for companies client of various industries, such as retail, logistic and fast moving consumer goods (FMCG), through its key features: 1. Filtering Counterfeit Notes straight away;2. Accurate Identification for each deposit; and3. Real-time visibility and reporting on bank accounts.

Virtual Accounts for PaymentsThe Bank is expanding its Virtual Accounts capabilities, not only for collections but also for payments. Virtual accounts for payments will allow corporate clients to identify and segregate their payment needs for different business units without adding more physical accounts. By using this solution, corporate clients will be able to rationalise their account structure, increasing cost optimisation, operational efficiency and control.

Straight2Bank Direct Debit Straight2Bank Direct Debit through national clearing system is one of initiative from Bank Indonesia to accommodate multibank direct debit transaction nationwide. Standard Chartered Bank is one of 15 approved banks in the working group to conduct this SKN Direct Debit pilot project. This initiative will enable clients to send instruction to debit payer accounts in other banks and receive the amounts on the same day. This service provides national standard of collection status response for easy feedback and reconciliation for corporation client. This service only requires one time process to register payer mandate in payer banks. After that, the corporate client can do active collection instructions through our Straight2Bank.

Liquidity ManagementThe Bank’s liquidity management value proposition includes sweeping, domestic notional pooling, and interest optimisation. This refreshed capability is provided through new Straight2Bank Liquidity engine which offers various benefits to match client’s requirements in managing their cash as well as improving their efficiency in group and subsidiaries level. The various benefits offered include:1. Attain full cash visibility;2. Reduce manual process inefficiencies;3. Access to decentralised and trapped cash;4. Rationalise number of banks and accounts; and5. Deploy surplus cash more effectively.

53

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 56: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Testimoni KlienPT Garuda Indonesia Tbk – Cash Consolidation and Payment Centralization“Melalui satu dekade hubungan kami dengan Standard Chartered Bank Indonesia, kami melihat bahwa SCB merupakan mitra perbankan yang diakui dengan pengetahuan lokal yang mendalam dan keahlian internasional. Sebagai bank pembayaran kami, SCB membangun integrasi langsung antara ERP kami dan sistem pemrosesan back-end bank.

Ketika kami mencari solusi dengan visibilitas kas yang menyeluruh di berbagai bank yang terhubung dengan kami dan memusatkan operasi pembayaran di seluruh entitas anak kami sehingga dapat mendukung kami untuk mempertahankan mekanisme kontrol yang komprehensif dan manajemen risiko yang efektif, kami menginginkan pihak yang dapat menjawab tantangan dan beradaptasi dengan harapan kami. Tim SCB tampil dengan sigap dan telah bekerja keras bersama dengan tim kami selama berbulan-bulan untuk menyesuaikan TMS sampai pada tingkat yang kami inginkan.

Pada akhirnya, platform front-end yang terpadu dan ramah pengguna telah menjadi salah satu instrumen penting kami untuk membantu kami melaksanakan maksud strategis Garuda.”

Tengku Valmy Andali - VP Treasury Management, Garuda Indonesia

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk – Collection Solution for Department Stores“Presentasi awal pada layanan CDM telah memberi kami wawasan tentang bagaimana membuat proses transaksi tunai yang dilakukan oleh staf teller di kantor/toko kami menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Karena kami ingin melihat dampaknya secara langsung, kami memulai proyek ini di beberapa toko besar kami yang berlokasi di kota-kota kecil.

Setelah implementasi, kami dapat melihat banyaknya peningkatan. Tidak hanya proses pengumpulan uang tunai menjadi lebih efektif, layanan ini juga mendorong staf kami untuk menjadi lebih berhati-hati dalam menerima uang tunai dari pelanggan, karena mesin dapat mendeteksi uang kertas palsu secara langsung. Di sisi efisiensi, kebutuhan terhadap dua staf yang didedikasikan untuk menghitung uang tunai dan memantau layanan pengambilan uang tunai setiap hari, sekarang dapat digantikan dengan proses penghitungan menggunakan mesin. Selain itu, layanan ini membebaskan tim kantor pusat kami dari masalah rekonsiliasi yang sering terjadi ketika kami masih menggunakan pengambilan tunai secara tradisional.

Kredit real-time juga membantu kami mengelola akun utang secara lebih efisien. Berdasarkan manfaat yang telah kami alami sejauh ini, kami yakin untuk menerapkan ini di lokasi lain dari toko kami di seluruh Indonesia. “

Tjhen Surya - Head of Accounting, Ramayana Group

Client TestimonialsPT Garuda Indonesia Tbk – Cash Consolidation and Payment Centralization“Through a decade of our relationship with Standard Chartered Bank Indonesia, we see SCB as a well-proven banking partner with deep local knowledge and international expertise. As our payment Bank, SCB built up a direct integration between our ERP and the bank’s back-end processing system.

When we sought the solution of having an all around cash visibility across our multi-bank relationships and centralize payments operations across our subsidiaries which can support us to maintain comprehensive control mechanism and effective risk management, we wanted one that would take up the challenge and adapting to our expectations. SCB Team come forward with a can do attitude and have been working hard for months together with our team to customize the TMS to the level that we wanted.

Ultimately, the unified and user-friendly front-end platform is part of our pivotal instrument to help us execute Garuda’s strategic intent.”

Tengku Valmy Andali - VP Treasury Management, Garuda Indonesia

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk – Collection Solution for Department Stores“The presentation on CDM services at first has given us some insights on how to make our cash transaction process that is performed by our teller staffs at our offices/stores, will become easier and faster. Because we want to see the impact directly, we started this project on some of our big stores which located in small cities.

After the implementation, we can see a lot of improvements. Not only that the cash collection process becomes more effective, this service also makes our staffs become more careful in receiving the cash from our customers, as the machine can detect counterfeit notes directly. On the efficiency side, we previously needed two dedicated staffs to count the cash and monitor the cash pick up service every day, but now the counting process is being done through the machine. Furthermore, this service free up our head quarter’s team from reconciliation issues that frequently happened when we were still using the traditional cash pick up.

The real-time credit has also helped us to manage our account payable more efficiently. Based on these benefits we have experienced so far, we are convinced to implement this on other locations of our stores across Indonesia.”

Tjhen Surya - Head of Accounting, Ramayana Group

Profil PerusahaanCompany Profile

54

Page 57: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Trade FinanceBanking the ecosystem adalah tentang memberikan solusi terintegrasi yang membantu menumbuhkan bisnis klien melalui pemenuhan kebutuhan keuangan, transaksional, dan informasi tentang klien serta pemasok, saluran penjualan, dan pelanggan mereka.1. Distributor finance membantu memberikan solusi

pembiayaan alternatif kepada klien pembeli/distributor besar. Standard Chartered Bank memelopori penggunaan internet of things (IoT) untuk membawa perubahan revolusioner dalam skema keuangan distributor. Peluncurannya dilakukan dengan cepat dan berpotensi menghasilkan penghematan jutaan dolar untuk industri otomotif, manufaktur, dan ritel, seiring dengan berkurangnya risiko yang terkait dengan bisnis ini secara signifikan.

2. Program supplier finance dirancang untuk memanfaatkan kemampuan keuangan perdagangan kelas dunia dan platform digital Bank untuk memberikan peluang pembiayaan pasca-pengiriman kepada para klien pemasok besar.

3. Melampaui pembiayaan hutang, Bank menawarkan solusi supplier finance terintegrasi dari fase pra-pengiriman hingga pasca-pengiriman. Bank memahami bahwa pemasok memiliki kebutuhan pembiayaan bahkan sebelum mereka mengirimkan barang, sehingga dengan menggabungkan kedua program ini, Bank memungkinkan klien untuk mendukung pemasok untuk mendapatkan akses terhadap pendanaan pada tahap lebih awal.

Trade FinanceBanking the ecosystem is about delivering integrated solutions that help grow our clients business by meeting the financing, transactional, and information needs of our clients and their suppliers, sales channels, and customers. 1. Distributor finance helps to provide alternate

financing solutions to the buyers/distributors of our large corporate clients. Standard Chartered Bank pioneered the use of internet of things (IoT) to bring about revolutionary change in distributor finance scheme. Its roll-out is imminent and will potentially lead to multi-million dollar savings for the automotive, manufacturing and retail industries, along with a significant reduction in risks associated with these businesses.

2. Supplier finance programmes are designed to leverage on our world-class trade finance capabilities and digital platform to provide post-shipment post-acceptance financing opportunities to the vendors of large corporate clients.

3. Going beyond the payables financing, the Bank offers integrated supplier finance solution from the pre-shipment to post-shipment phases. The Bank understand that suppliers have financing needs even before they deliver the goods, thus by combining these two programmes, the Bank enables its clients to support the suppliers to get access to funding at even earlier stage.

Treasury Today Asia Adam Smith Asia Awards – Best Trade/Supply Chain Finance Solution PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Highly Commended Deal)“Kami berterima kasih kepada Standard Chartered Bank karena mendengarkan kami, memahami kesulitan-kesulitan kami dan akhirnya memberikan produk yang sesuai harapan yang dapat diterima dengan baik dan dihargai oleh pemasok kami.”

Shrabani Bhattacharjee – Treasurer of PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Treasury Today Asia Adam Smith Asia Awards – Best Trade / Supply Chain Finance Solution PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk; (Highly Commended Deal)“We are thankful to Standard Chartered Bank for listening to us, understanding our pain points and finally delivering the expected product which is well accepted and appreciated by our suppliers.”

Shrabani Bhattacharjee – Treasurer of PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Pada tahun 2018, kami telah memenangkan beberapa penghargaan untuk program-program Supplier Finance:

The Asset Triple A Treasury – Best Supply Chain Solution Indonesia (PT Sumber Alfaria Trijaya)Pada tanggal 2 April 2018, Standard Chartered Bank Indonesia mengadakan upacara Penandatanganan MoU dan Acara Kumpul Pemasok untuk menandai kemitraan antara Bank dan PT Sumber Alfaria Trijaya pada program Supplier Finance. Hadir dalam acara tersebut adalah Rino Donosepoetro selaku CEO Standard Chartered Bank Indonesia, Hans Prawira selaku Presiden Direktur Alfamart, Tomin Widian selaku Direktur Keuangan Alfamart dan Rolly Lahagu selaku Kepala Perbankan Transaksi Standard Chartered Bank Indonesia.

In 2018, we have won multiple awards for our Supplier Finance programmes:

The Asset Triple A Treasury – Best Supply Chain Solution Indonesia (PT Sumber Alfaria Trijaya)On 2 April 2018, Standard Chartered Bank Indonesia held a MoU Signing ceremony and Supplier Gathering to mark the partnership between the Bank and PT Sumber Alfaria Trijaya on supplier financing programmes. Attending the event were Rino Donosepoetro, CEO Standard Chartered Bank Indonesia; Hans Prawira, President Director Alfamart; Tomin Widian, Finance Director Alfamart; and Rolly Lahagu, Head of Transaction Banking Standard Chartered Bank Indonesia.

55

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 58: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Export Direct PresentationDengan memanfaatkan platform internet banking Straight2Bank (S2B), Bank menawarkan fleksibilitas pada pemeriksaan dan negosiasi dokumen ekspor kepada klien pilihan.

Securities ServicesStandard Chartered Bank Indonesia telah menyediakan layanan sekuritas selama 29 tahun. Ini menunjukkan komitmen dan rekam jejak Bank yang telah terbukti di industri ini. Sebagai pemain global dalam industri pasar modal lokal, Bank telah membawa pengalaman dan keahlian global dalam membentuk dan mempercepat pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia. Sebagai salah satu penyedia layanan sekuritas terkemuka di Indonesia, Bank terus melanjutkan kerja sama dengan otoritas pasar modal lokal dan regulator, termasuk Otoritas Jasa Keuangan Indonesia, Kustodian Sentral Efek Indonesia, Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia. Bank telah berpartisipasi aktif dalam berbagai kelompok kerja, kelompok fokus dan asosiasi pasar yang mendukung pengembangan pasar modal Indonesia.

Selama tahun 2018, Standard Chartered Bank Indonesia telah menerima beberapa penghargaan termasuk Best Domestic Custodian by The Asset Triple A and Best Sub-Custodian Award dari Global Finance. Electronic Statement CapabilityStandard Chartered Bank Indonesia adalah salah satu pelopor dalam memberikan pernyataan elektronik kepada pemegang reksa dana. Dengan kemampuan baru ini, pemegang reksa dana yang dikelola oleh Bank memiliki opsi untuk menerima Surat Konfirmasi dari transaksi mereka dan Laporan Bulanan dari kepemilikan mereka melalui e-mail, daripada melalui salinan cetak. Hal ini tidak hanya akan mengurangi lead time tetapi juga mengurangi biaya operasional reksa dana yang pada akhirnya memaksimalkan pengembalian kinerja reksa dana.

Perubahan Siklus Penyelesaian dari T + 3 ke T + 2Dengan dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia bersama dengan regulator lainnya, Bank telah berhasil beralih dari siklus penyelesaian T+3 ke T+2. Tanggal 28 November 2018 merupakan hari pertama implementasi T+2 untuk transaksi ekuitas yang telah berlangsung dengan lancar, tanpa masalah teknis atau gangguan penyelesaian. Dengan siklus penyelesaian yang lebih pendek, investor dapat memperoleh manfaat dari perputaran transaksi yang lebih cepat dan pasar yang lebih likuid.

Bank merupakan salah satu anggota kelompok kerja dalam proyek siklus penyelesaian T+2 dan telah secara aktif terlibat dalam proses transisi.

Platform E-proxy dan E-voting (oleh KSEI)Standard Chartered Bank Indonesia berpartisipasi dalam kelompok kerja yang didirikan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) – bersama dengan pelaku pasar modal lainnya untuk merancang dan membangun platform e-Voting dan e-Proxy. Platform ini akan

Export Direct PresentationLeveraging our internet banking platform Straight2Bank (S2B), the Bank offer flexibility on export documents checking and negotiation to selected clients.

Securities ServicesStandard Chartered Bank Indonesia has been providing Securities Services for 29 years. This shows the Bank’s commitment and proven track records in the industry. As a global player in the local capital market industry, the Bank has brought in global experience and expertise in shaping and accelerating the development of Indonesia’s capital market infrastructure. As one of the leading Securities Services providers in Indonesia, the Bank has continued working closely with local market authorities and regulatory bodies including Indonesia Financial Services Authority, Indonesia Securities Central Depository (Kustodian Sentral Efek Indonesia), Central Clearing Guarantee Corporation (Kliring Penjaminan Efek Indonesia), and Indonesia Stock Exchange. The Bank have been actively participated in various working group, focus group and market associations supporting the development of Indonesia’s capital market.

During 2018, Standard Chartered Bank Indonesia has received several awards including Best Domestic Custodian by The Asset Triple A and Best Sub-Custodian Award from Global Finance.

Electronic Statement CapabilityStandard Chartered Bank Indonesia is one of the pioneers in providing electronic statement to the Mutual Fund Unitholders. With this new capability, Unit Holders of the Mutual Fund administered by the Bank are now have an option to receive the Confirmation Letter of their transactions and Monthly Statement of their holdings via e-mail instead of hard copy. This would not only reduce the lead time but also reduce the Mutual Fund’s operational cost which in turn maximising the performance return of the Mutual Fund.

Change of Settlement Cycle from T+3 to T+2With the support of the Indonesia Financial Services Authority (OJK), the Indonesia Stock Exchange (IDX) along with other Self-Regulatory Organizations, the Bank had successfully transitioned from T+3 to T+2 settlement cycle. 28 November 2018 was the first day for T+2 for equity transaction and the transition took place smoothly, without any technical or settlement issue. With shorter settlement cycle, investors can be benefitted from faster transaction turnover and more liquid market.

The Bank was one of the working group members in the T+2 settlement cycle project and had been actively involved in the transition process.

E-proxy and E-voting Platform (by KSEI)Standard Chartered Bank Indonesia participates in working group established by Indonesia Securities Central Depository (Kustodian Sentral Efek Indonesia – “KSEI”) together with other capital market players to design and build an e- Voting and e-Proxy platform. This

Profil PerusahaanCompany Profile

56

Page 59: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

memudahkan investor pasar modal untuk berpartisipasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan karena mereka dapat menunjuk pihak independen untuk menghadiri dan memberikan suara atas nama mereka. Untuk inisiatif ini, KSEI telah menunjuk badan penyimpanan efek sentral di Turki, Merkezi Kayit, untuk mengembangkan sistem dan untuk mulai menerapkan sistem pada kuartal I 2019 dengan pelaksanaan e-proxy sebelum melakukan e-voting.

Adapun jasa layanan lainnya yang diberikan Bank meliputi:1. Safe Deposit Box;2. Pembayaran tagihan rutin;3. Pembayaran gaji (fasilitas payroll);4. Penerbitan dan pencairan cek/giro dan bank draft;

5. Rekening mata uang asing;6. Transfer, remittance dan OTT Rupiah dan mata uang asing;

7. Pembukaan akun investasi dan proses transaksi yang efisien;

8. Akses partisipasi lelang Obligasi Pemerintah Indonesia, baik konvensional maupun berbasis Syariah;

9. Akses jual beli produk obligasi dengan harga kompetitif yang tersedia dengan real time;

10. Layanan langsung untuk bertransaksi produk Reksa Dana (pembelian, pengalihan, dan penjualan kembali) yang dapat disesuaikan dengan profil risiko nasabah;

11. Layanan berinvestasi dalam produk yang memiliki strategi aktif maupun pasif untuk memberikan kinerja yang baik dan biaya pengelolaan yang rendah;

12. Layanan berinvestasi dengan mengikuti prinsip manajemen investasi yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah;

13. Layanan transaksi valuta asing reguler atau melalui telepon (TOD, TOM, SPOT) dengan Relationship Manager;

14. Layanan transaksi valuta asing Overnight Leave Order (OLO) reguler atau melalui telepon dengan Relationship Manager; dan

15. Layanan transaksi valuta asing secara langsung dengan Wealth Management Product and Sales (WMPS) melalui Treasury Direct.

platform would ease the capital market investor in participating the Shareholders’ Annual General Meeting as they would be able to appoint an independent party to attend and vote on their behalf. For this initiative, KSEI has appointed Turkey’s central securities depository, Merkezi Kayit, to develop the system and they aim to implement the system by Q1 2019 starting with e-proxy before going for e-voting.

The other services provided by the Bank include:1. Safe Deposit Box;2. Payment of routine bills;3. Payroll facility;4. Cheque/demand deposit and bank draft issuance and

payment;5. Foreign currency accounts;6. Transfers, remittance, and OTT of Rupiah and foreign

currencies;7. Opening of investment accounts and efficient transaction

process;8. Access to participate at the auction of Government of Indonesia

either conventional or Sharia based;9. Access to buy and sell bond products at competitive prices in

real time;10. Direct services to make transactions in Mutual Fund products

(buying, transferring, and reselling) that can be adjusted to the customers’ risk profiles;

11. Investment services in products with active and passive strategies to deliver good performance and maintain low management costs;

12. Investment services by adhering to the principles of investment management implemented based on sharia principles;

13. Foreign exchange transactions in regular manner or through telephone (TOD, TOM, SPOT) contact with the Relationship Managers;

14. Foreign exchange transactions of Overnight Leave Order (OLO) in regular manner or through telephone contact with the Relationship Managers; and

15. Foreign exchange transactions directly with the Wealth Management Product and Sales (WMPS) through Treasury Direct.

57

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 60: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Wilayah OperasionalOperational Areas

Kantor CabangBranch Office

Menara Standard CharteredJl. Prof. DR Satrio No. 164Jakarta, 12930T : (021) 5799 9988

SCB JuandaJl. Ir.H Juanda No. 16 Bandung, 40115T : (022) 424 1944

SCB Basuki RahmatMenara Standard Chartered BankJl. Basuki Rahmat No. 63-65Surabaya, 60271T : (031) 5472 8888w

SCB Kebon JerukGraha Multi Building Jl. Panjang No. 55Jakarta, 11530T : (021) 5367 4775

SCB Ahmad YaniJl. A Yani No. 155ASemarang, 50011T : (024) 845 0188

SCB ManyarJl. Manyar Kertoarjo No. 67Surabaya, 60116T : (031) 593 0568

SCB Kelapa GadingJl. Raya Bulevar Barat Blok LC 6 No. 24Jakarta, 14240

SCB Imam BonjolJl. Imam Bonjol No. 17 Medan, 20151T : (061) 457 2888

SCB MakassarJl. Jend. Sudirman No. 70 Makassar, 90113T : (041) 187 1551

SCB Pondok IndahPondok Indah Office Tower III Ground FloorJl. Sultan Iskandar Muda Kav. V. TAJakarta, 12310T : (021) 293 28023

SCB Teuku UmarGedung Standard Chartered Bank Jl. Teuku Umar 2-4 / Ruko 9-12Denpasar, Bali, 80114T : (036) 122 3700

SCB PIKArcade Business Centre G-02Jl. Pantai Indah Utara IIJakarta Utara, 14460T : (021) 668 3925

SCB TomangGriya SintaJl. Tomang Raya No. 39 (1/F)Jakarta Barat, 11440T : (021) 5698 0760

Surabaya DarmoJl. Bukit Darmo Boulevard 2-2A Surabaya 60226Phone: (031) 732 0901

SoewarnaWisma Soewarna Suite 1FSoewarna Business Park Lot 1 - 2Cengkareng 11720Phone: (021) 5591 3175

Profil PerusahaanCompany Profile

58

Page 61: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Struktur OrganisasiOrganizational Structure

Leadership Member (Director equivalent position)

Non Director (Invitees)

Chief Executive Officer LeaderRino Santodiono Donosepoetro

Pjs. Country Head of Retail Banking

Rino Santodiono Donosepoetro

Country Head of Human ResourcesSuryantoro Waluyo

Head of Commercial Banking

Manish Gupta

Chief Financial Officer

Anwar Harsono

Director of Compliance

Chesna Fizetty Anwar

Country Chief Risk Officer*Darina Yusof

Head of Global Banking**

Haryanto Suganda

Head of Financial Markets

Adhi Sulistyo

Chief Information Officer

Slamet Riyoso

Head of LegalEkawati Yulia Sriyani

Head of Wealth Management

Bambang Simarno

Country Head of Transaction BankingRolly Angetula Lahagu

Country Head of Audit

Wiwien Widyantari

Head of Brand and Marketing

Rosalinda Hoesin

Head of Strategic Initiative and

Governance/Acting Head of Corporate

AffairsDiana Mudadalam

* Tidak lagi menjabat sejak 1 Januari 2019.* No longer serving since January 1, 2019.** Efektif sesuai persetujuan OJK sejak April 2019.** Effective as per FSA approval April 2019.

59

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 62: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil DireksiProfile of the Board of Directors

Rino Santodiono DonosepoetroChief Executive Officer

Warga Negara Indonesia, 45 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 45 years oldDomicile in Jakarta

Periode JabatanTerm of Office

20 September 2016 20 September 2016

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Keputusan tanggal 21 September 2016 dan Surat Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No. SR-182/D.03/2016 tanggal 14 September 2016.

Decision dated 21 September 2016 and Approval Letter of Financial Services Authority No. SR-182/D.03/2016 dated 14 September 2016.

PendidikanEducation

Sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Katolik Parahnyangan pada tahun 1998.

Bachelor of International Relations from Parahyangan Catholic University in 1998

KeahlianExpertise

Bisnis, operasional, dan audit. Business, operational, and audit.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Chief Executive Officer dan Head of Consumer untuk kantor cabang Standard Chartered Bank di Pulau Falkland (2007-2010);

• Regional Head of Audit untuk Standard Chartered Bank wilayah ASEAN, SA, Cina, dan NEA (2010-2014);

• Chief Executive Officer untuk kantor cabang Standard Chartered Bank di Brunei. (2014-2016).

• Chief Executive Officer and Head of Consumer for Standard Chartered Bank branch office in Falkland Island (2007–2010);

• Regional Head of Audit for Standard Chartered Bank regions of ASEAN, SA, China, and NEA (2010–2014);

• Chief Executive Officer for Standard Chartered Bank branch office in Brunei. (2014–2016).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Pejabat Sementara Head of Retail Banking (sejak 2018). Temporary Head of Retail Baking (since 2018)

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Client Tax Compliance: Payment of US-Source Income;• Conflicts of Interest;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)–Existing Staff;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)–Line Manager Responsibilities;• Gifts and Entertainment (eAssessment);• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• Individual Accountability Regime Essentials: The New Regime for Certified Persons in Banks (eLearning);• Module 2 for Its on Us;• Overview of Recovery and Resolution Planning;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification; • Understanding Sanctions (e-Learning).

Profil PerusahaanCompany Profile

60

Page 63: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Chesna Fizetty Anwar Director of Compliance

Warga Negara Indonesia, 58 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 58 years oldDomicile in Jakarta

Periode JabatanTerm of Office

26 Juli 2010 26 July 2010

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Keputusan tanggal 26 Juli 2010 dan Surat Persetujuan Gubernur Bank Indonesia No. 12/93/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 19 Juli 2010.

Decision dated 26 July 2010 and Approval Letter of Governor of Bank Indonesia No. 12/93/GBI/DPIP/Rahasia dated 19 July 2010.

PendidikanEducation

Sarjana Ekonomi dari Maryland University, Amerika Serikat pada tahun 1983.

Bachelor of Economic from Maryland University, United States of America, in 1983.

KeahlianExpertise

Pengawasan internal dan kepatuhan. Internal control and compliance

KeanggotaanMembership

• Anggota Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan (FKDKP); dan

• Anggota Perhimpunan Bank Internasional (PERBINA).

• Member of Communication Forum of Compliance Directors (FKDKP); and

• Member of International Bank Association (PERBINA)

Pengalaman KerjaWork Experience

• Manager, Priority Banking, Standard Chartered Bank (1985–1992);

• Manager Preferred Banking and Manager, Bank Universal (1992–1994);

• Direktur Kepatuhan Citibank NA Indonesia (1994–2005); dan

• Direktur Pengawas Internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (2006–2010).

• Manager, Priority Banking, Standard Chartered Bank (1985–1992);

• Manager Preferred Banking and Manager, Bank Universal (1992–1994);

• Director of Compliance at Citibank NA Indonesia (1994–2005); and

• Director of Internal Control of the Corruption Eradication Committee (KPK) (2006-2010).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Tidak ada. None

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• ALM-Animation Video;• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Client Tax Compliance: Payment of US-Source Income;• Conflicts of Interest;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)–Existing Staff;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)–Line Manager Responsibilities;• Enterprise Risk Management Framework;• FCC Act–Investigation Decisions and Execution;• Getting to Know Our Bank Better-How do Banks Work (Module 1);• Getting to Know Our Bank Better-How We Compete Globally (Module 2);• Getting to Know Our Bank Better-How We Deliver Our Brand Promise (Module 3);• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Cross Border Client Engagement–e-Learning;• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• Intuition;• Overview of Recovery and Resolution Planning;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification;• Understanding Sanctions (e-Learning); • Why do People Need Banks-Animation Videos.

61

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 64: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Suryantoro WaluyoCountry Head of Human Resources

Periode JabatanTerm of Office

4 April 2013 4 April 2013

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Keputusan tanggal 4 April 2013 dan Surat Persetujuan Bank Indonesia No. 15/69/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 4 April 2013.

Decision dated 4 April 2013 and Approval Letter of Bank Indonesia No. 15/69/GBI/DPIP/Rahasia dated 4 April 2013.

PendidikanEducation

• Sarjana Hukum (bidang Hukum Komersial) dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1992;

• Master of Public Management dari Carnegie Mellon University, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1995.

• Bachelor of Law (majoring in Commercial Law) from Gajah Mada University, Yogyakarta, in 1992.

• Master of Public Management from Carnegie Mellon University, Pennsylvania, United States of America in 1995.

KeahlianExpertise

Sumber daya manusia. Human resources.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Section Head, HR Adminstration & Services Dept PT Semen Cibinong Tbk (1998–2000);

• HR Consultant Arthur Andersen Business Consulting (2000–2002);

• Corporate Personnel Administration Manager PT Siemens Indonesia (2002–2004);dan

• Industrial Relations & Outsourcing Manager PT Nestle Indonesia (2004-2006).

• Section Head, HR Adminstration & Services Dept PT Semen Cibinong Tbk (1998–2000);

• HR Consultant Arthur Andersen Business Consulting (2000–2002);

• Corporate Personnel Administration Manager PT Siemens Indonesia (2002–2004); and

• Industrial Relations & Outsourcing Manager PT Nestle Indonesia (2004-2006).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

• Head of Learning (sejak 2015); dan• ER Manager (sejak 2015).

• Head of Learning (since 2015); and• ER Manager (since 2015).

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• ABC–High Risk Role (HRR);• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Conflicts of Interest;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)–Existing Staff;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)–Line Manager Responsibilities;• DataSafe e-Attestation;• Future of Banking Web class series;• Gifts and Entertainment (eAssessment);• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification;• Targeted ABC module for Staff in Human Resources; • Understanding Sanctions (e-Learning).

Warga Negara Indonesia, 50 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 50 years oldDomicile in Jakarta

Profil PerusahaanCompany Profile

62

Page 65: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Periode JabatanTerm of Office

12 Mei 2015 12 May 2015

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Keputusan tanggal 22 Juni 2015 dan Surat Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No. SR-80/D.03/2015 tanggal 12 Mei 2015.

Decision dated 22 June 2015 and Decision Letter of Financial Services Authority No. SR-80/D.03/2015 dated 12 May 2015.

PendidikanEducation

Sarjana Filosofi, Politik dan Ekonomi dari Oxford University, Inggris Raya pada tahun 1990

Bachelor of Philosophy, Politics, and Economics from Oxford University, United Kingdom, in 1990.

KeahlianExpertise

Manajemen risiko. Risk management.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Director of Commercial Banking HSBC Bank di Malaysia (2005–2013); dan

• Senior Vice President of Wholesale Banking Coverage AmBank (M) Berhad di Malaysia (May 2014–Nov 2014).

• Director of Commercial Banking HSBC Bank di Malaysia (2005–2013); and

• Senior Vice President of Wholesale Banking Coverage AmBank (M) Berhad di Malaysia (May 2014–Nov 2014).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

SCO Indonesia (sejak 2015). SCO Indonesia (since 2015).

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Client Tax Compliance: Payment of US-Source Income;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)–Existing Staff;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)–Line Manager Responsibilities;• Enterprise Risk Management Framework;• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• Individual Accountability Regime Essentials: The New Regime for Certified Persons in Banks;• Make it Real;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification; • Understanding Sanctions (e-Learning).

* Tidak lagi menjabat sejak 1 Januari 2019.* No longer serving since January 1, 2019.

Darina Yusof*Country Chief Risk Officer

Warga Negara Malaysia, 52 tahunDomisili di JakartaMalaysian Citizen, 52 years oldDomicile in Jakarta

63

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 66: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Adhi SulistyoHead of Financial Markets

Periode JabatanTerm of Office

20 April 2017 20 April 2017

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Keputusan tanggal 20 April 2017 dan Surat Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No. Kep-73/D.03/2017 tanggal 20 April 2017.

Decision dated 20 April 2017 and Decision Letter of Financial Services Authority No. Kep-73/D.03/2017 dated 20 April 2017.

PendidikanEducation

• Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1997;

• Master of Business & Administration dari Universitas Wollongong, Australia pada tahun 2000.

• Bachelor of Electrical Engineering from Bandung Institute of Technology in 1997;

• Master of Business & Administration from Wollongong University, Australia in 2000.

KeahlianExpertise

Sales and trading. Sales and trading.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Management Associate ABN Amro Bank (2000-2002).

• FM Business Development & Support ABN Amro Bank (2002-2003);

• FM Corporate Client Risk Advisory ABN Amro Bank Indonesia (2003-2004);

• FM Sales Standard Chartered Bank (2004-2006).• Head of Global Investor Sales Standard Chartered

Bank (2006-2009);dan• Head of Financial Markets Sales Standard

Chartered Bank (2009-2017).

• Management Associate ABN Amro Bank (2000-2002).

• FM Business Development & Support ABN Amro Bank (2002-2003);

• FM Corporate Client Risk Advisory ABN Amro Bank Indonesia (2003-2004);

• FM Sales Standard Chartered Bank (2004-2006).• Head of Global Investor Sales Standard Chartered

Bank (2006-2009); and• Head of Financial Markets Sales Standard

Chartered Bank (2009-2017).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Head of Financial Markets dan Head of Financial Markets Sales (sejak 2017).

Head of Financial Markets dan Head of Financial Markets Sales (since 2017).

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Client Margin Review for Financial Markets;• Conflicts of Interest;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)–Existing Staff;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)–Line Manager Responsibilities;• Dodd-Frank Swap Dealer Training;• ECLiPSe Compliance Training (eAssessment);• Financial Markets Code of Conduct Attestation;• FM Market Conduct;• Gifts and Entertainment (eAssessment);• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Cross Border Client Engagement–e-Learning;• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• It Matters Working with Respect and Dignity;• Make it Real;• MiFID II: An Overview;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification;• Telephone and Electronic Communication Attestation;• The FX Global Code E-Learning;• The Individual Accountability Essentials: The Certification Regime; • Understanding Sanctions (e-Learning).

Warga Negara Indonesia, 43 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 43 years oldDomicile in Jakarta

Profil PerusahaanCompany Profile

64

Page 67: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Periode JabatanTerm of Office

13 Desember 2017 13 December 2017

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Keputusan tanggal 13 Desember 2017 dan Surat Persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No. Kep 220/D. 03/2017 tanggal tanggal 7 Desember 2017.

Decision dated 13 December 2017 and Decision Letter of Financial Services Authority No. Kep 220/D. 03/2017 dated tanggal 7 December 2017.

PendidikanEducation

• Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dari Universitas Trisakti, Jakarta pada tahun 1997;

• Master of Business Administration in Finance dari Cleveland State University, Amerika Serikat pada tahun 2003.

• Bachelor of Economic, majoring in Accounting from Trisakti University, Jakarta, in 1997;

• Master of Business Administration in Finance from Cleveland State University, United States of America in 2003.

KeahlianExpertise

Keuangan dan manajemen strategi. Finance and strategy management.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Accounting, Budget & Financial Analyst, Supervisor PT Astra Otoparts Tbk (1997-2000);

• Corporate Finance & Analyst Dept Head-Senior Manager PT Bank CIMB Niaga Tbk (2004-2008);

• Bankwide Management Acct & Fin Analysis Div Head-Senior AVP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2008-2010);

• Bankwide Management & Financial Acct Group Head-VP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2010-2013);

• Presiden Komisaris Dana Pensiun PT Bank CIMB Niaga Tbk (2015-2017); dan

• Head of Finance & Strategy-Executive VP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2013-2017).

• Accounting, Budget & Financial Analyst, Supervisor PT Astra Otoparts Tbk (1997-2000);

• Corporate Finance & Analyst Dept Head-Senior Manager PT Bank CIMB Niaga Tbk (2004-2008);

• Bankwide Management Acct & Fin Analysis Div Head-Senior AVP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2008-2010);

• Bankwide Management & Financial Acct Group Head-VP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2010-2013);

• President Commissioner of Pension Fund PT Bank CIMB Niaga Tbk (2015-2017); and

• Head of Finance & Strategy-Executive VP PT Bank CIMB Niaga Tbk (2013-2017).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Pejabat sementara Country Chief Risk Officer (sejak Januari 2019).

Temporary officials of Country Chief Risk Officer (since January 2019)

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing Staff);• Client Tax Compliance: Payment of US-Source Income;• Conflicts of Interest;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)–Existing Staff;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)–Line Manager Responsibilities;• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• Introduction to Operational Risk Management (E-Learning);• Make It Real;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification;• Understanding Sanctions (e-Learning);

Anwar HarsonoChief Financial Officer

Warga Negara Indonesia, 45 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 45 years oldDomicile in Jakarta

65

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 68: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Manish GuptaHead of Commercial Banking

Warga Negara India, 46 tahunDomisili di JakartaIndian Citizen, 46 years oldDomicile in Jakarta

Periode JabatanTerm of Office

1 November 2018 1 November 2018

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Keputusan tanggal 1 November 2018 dan Surat Keputusan Otoritas Jasa Keuangan No. SR-205/PB.12/2018 tanggal 1 Oktober 2018.

Decision dated 1 November 2018 and Financial Services Authority Decree No. SR-205/PB.12/2018 dated 1 October 2018.

PendidikanEducation

• Bachelor of Technology in Electrical Engineering dari Indian Institute of Technology Delhi, India pada tahun 1994;

• Post Graduate Diploma in Management dari Indian Institute of Management Bangalore, India pada tahun 1996.

• Bachelor of Technology in Electrical Engineering from Indian Institute of Technology Delhi, India in 1994;

• Post Graduate Diploma in Management from Indian Institute of Management Bangalore, India in 1996.

KeahlianExpertise

Commercial banking. Commercial banking.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Senior Analyst, Credit Rating Division ICRA Limited, India (1996–1999);

• Assistant Relationship Manager Standard Chartered, India (1999–2001);

• Credit Analyst/Business Analyst Standard Chartered, Singapore (2001–2003);

• Relationship Manager, Local Corporates Standard Chartered Bank, Singapore (2003–2007);

• Managing Director, Local Corporates Standard Chartered Bank, Singapore (2007–2015);

• Managing Director, Head of Corporates Standard Chartered Bank, Vietnam (Maret 2015–Oktober 2015); dan

• Managing Director, Head of Commercial Banking Standard Chartered Bank, Vietnam (2015–2018).

• Senior Analyst, Credit Rating Division ICRA Limited, India (1996–1999);

• Assistant Relationship Manager Standard Chartered, India (1999–2001);

• Credit Analyst/Business Analyst Standard Chartered, Singapore (2001–2003);

• Relationship Manager, Local Corporates Standard Chartered Bank, Singapore (2003–2007);

• Managing Director, Local Corporates Standard Chartered Bank, Singapore (2007–2015);

• Managing Director, Head of Corporates Standard Chartered Bank, Vietnam (Maret 2015–Oktober 2015); and

• Managing Director, Head of Commercial Banking Standard Chartered Bank, Vietnam (2015–2018).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Tidak ada None

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff)• Business Restrictions for On-boarding Clients• Conflicts of Interest• Credit Certification Eligibility• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE) - Existing Staff• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE) - Line Manager Responsibilities• Gifts and Entertainment (eAssessment)• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning)• Group Cross Border Client Engagement - e-Learning• Group Privacy Awareness• Inclusive Leadership for People Managers - Advanced• Make it Real• OneBank CDD Introduction• Rejecting Bribery and Corruption – Re-Certification• Select Country Specific special due diligence standards for ME & HVSB segments training cum e assessment• TB Product Selling - Conduct eAssessment• Understanding Sanctions (e-Learning)

Profil PerusahaanCompany Profile

66

Page 69: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Periode JabatanTerm of Office

25 Juni 2018 25 June 2018

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Dalam proses persetujuan regulator. Pending regulatory approval.

PendidikanEducation

• Bachelor of Business Administration in Marketing dari Portland University, Amerika Serikat pada tahun 1994; dan

• Master of Business Administration in Business Management dari Portland University, Amerika Serikat pada tahun 1995.

• Bachelor of Business Administration in Marketing from Portland University, United States of America in 1994; and

• Master of Business Administration in Business Management from Portland University, United States of America in 1995.

KeahlianExpertise

Corporate and institutional banking. Corporate and institutional banking.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Relationship Manager-Financial Institution HSBC, Indonesia (2004–2006);

• Senior Team Leader MNC HSBC, Indonesia (2006–2011);

• Head of Business Banking HSBC, Indonesia (2011–2013);

• Senior Manager Credit Risk, Asia Pasifik Risk HSBC, Hongkong (2013–2015); dan

• Director, Head of Coverage HSBC, Indonesia (2015–2018).

• Relationship Manager-Financial Institution HSBC, Indonesia (2004–2006);

• Senior Team Leader MNC HSBC, Indonesia (2006–2011);

• Head of Business Banking HSBC, Indonesia (2011–2013);

• Senior Manager Credit Risk, Asia Pasifik Risk HSBC, Hongkong (2013–2015); and

• Director, Head of Coverage HSBC, Indonesia (2015–2018).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Tidak ada None

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• An Introduction to MiFID II;• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Anti-Trust and Competition Law;• Client Information – When is it Inside Information? (Generic);• Complaints Policy and Process Attestation;• Conflicts of Interest;• Correspondent Banking Risk Certification for Relationship Managers;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE) - Line Manager Responsibilities;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE) - New Joiners;• Fast Start;• Group Code of Conduct (Full Course) (E-Learning);• Group Cross Border Client Engagement - E-Learning;• Group Privacy Awareness;• ICA Certificate in Money Laundering Risk in Correspondent Banking;• Inclusive Leadership for People Managers – Advanced;• Introduction to Fraud Risk Management (E-Learning );• Introduction to Operational Risk Management (E-Learning);• It Matters for Managers;• OneBank CDD Introduction;• Rejecting Bribery and Corruption – Re-Certification;• Reputation Risk (E-Learning);• Safety and Security;• Speaking Up for Line Manager (eAssessment);• TB Product Selling - Conduct eAssessment;• Trade Based Money Laundering – Mitigating Money Laundering Risks in Trade Finance (E-Learning); dan• Understanding Sanctions (E-Learning).

Haryanto Suganda**Head of Global Banking

Warga Negara Indonesia, 48 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 48 years oldDomicile in Jakarta

** Efektif sesuai persetujuan OJK sejak April 2019.** Effective as per FSA approval April 2019.

67

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 70: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil PerusahaanCompany Profile

68

Page 71: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil Pejabat EksekutifProfile of Executive Officers

Periode JabatanTerm of Office

8 Oktober 2014 (efektif per 7 April 2014) 8 October 2014 (effective per 7 April 2014)

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Surat Penunjukan No. 004/SCB-CEO/04-14 tanggal 7 April 2014.

Appointment Letter No. 004/SCB-CEO/04-14 dated 7 April 2014.

PendidikanEducation

Bachelor of Arts in Commerce and Economics dari Toronto University, Canada pada tahun 1998.

Bachelor of Arts in Commerce and Economics from Toronto University, Canada in 1998.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Asset & Liabilities Product Development HSBC (2000-2004);

• Liabilities & Treasury Product, Manager Standard Chartered Bank (2004-2005);

• Deposit, Investment & Insurance Head, Vice President PT Bank DBS Indonesia (2005-2008);dan

• Deposit, Investment & Insurance Head, Senior Vice President PT Bank UOB Indonesia (2008-2014).

• Asset & Liabilities Product Development HSBC (2000-2004);

• Liabilities & Treasury Product, Manager Standard Chartered Bank (2004-2005);

• Deposit, Investment & Insurance Head, Vice President PT Bank DBS Indonesia (2005-2008); and

• Deposit, Investment & Insurance Head, Senior Vice President PT Bank UOB Indonesia (2008-2014).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Tidak ada None

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• CDD Certification for Retail Banking-Individual Banking I Politically Exposed Persons (PEPs);• Commercial and Business Clients CDD Procedures Training-Approval & Compliance Advice;• Commercial and Business Clients CDD Procedures Training-Politically Exposed Persons (PEP);• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)-Existing Staff;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)-Line Manager Responsibilities;• E-assessment-CDD Certification for BC segments;• Enterprise Risk Management Framework;• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Cross Border Client Engagement-e-Learning;• Group Privacy Awareness;• ID&V and Name Screening for Retail Business Banking;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• Managing SCB Investment for Benefit Owners;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification;• Retail Individual v1.5-AML, CDD and Sanctions Induction (Delta);• Retail Individual v1.5-Periodic and Dynamic Risk Review;• Retail Individual v1.6-Customer Tax Compliance (CTC) (Existing Staff);• Retail Individual v1.6-EDD/MEDD Approver (Existing Staff);• Retail Individual v1.6-ID&V, Name Screening and Internet Search (Existing Staff);• Retail Individual v1.6-Suspicious Over-the-Counter (OTC) Branch Transactions (Existing Staff);• Source and Corroboration of Wealth;• Understanding Sanctions (e-Learning);• Unwrapping for Retail Business Banking;• Others.

Bambang SimarnoHead of Wealth Management

Warga Negara Indonesia, 41 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 41 years oldDomicile in Jakarta

69

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 72: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Periode JabatanTerm of Office

1 April 2016 (efektif per 20 Februari 2012) 1 April 2016 (effective per 20 February 2012)

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Surat Penunjukan No. 009/SCB-CEO/0212 tanggal 21 Februari 2012.

Appointment Letter No. 009/SCB-CEO/0212 dated 21 February 2012. Appointment Letter No. 009/SCB-CEO/0212 dated 21 February 2012.

PendidikanEducation

Faculty of Economics dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1996.

Bachelor of Economics from Gajah Mada University, Yogyakarta, in 1996.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Management Trainee Citibank, Jakarta (1996-1997);

• Head of Processing Control Unit Citibank, Jakarta (1997-1998);

• Global Fullfilment Unit Citibank, Jakarta (1998-1999);

• Head of Funds Transfer Citibank, Jakarta (1999-2004);

• Head of Clearing & Funds Transfer Citibank, Jakarta (2004-2005);

• Head of Statement, Card Production & Delivery Citibank, Jakarta (2006);

• Head of Consumer Banking Operations Standard Chartered Bank, Jakarta (2006-2009); dan

• Head of Wholesales Banking Operations Standard Chartered Bank, Jakarta (2010-2015).

• Management Trainee Citibank, Jakarta (1996-1997);

• Head of Processing Control Unit Citibank, Jakarta (1997-1998);

• Global Fullfilment Unit Citibank, Jakarta (1998-1999);

• Head of Funds Transfer Citibank, Jakarta (1999-2004);

• Head of Clearing & Funds Transfer Citibank, Jakarta (2004-2005);

• Head of Statement, Card Production & Delivery Citibank, Jakarta (2006);

• Head of Consumer Banking Operations Standard Chartered Bank, Jakarta (2006-2009); and

• Head of Wholesales Banking Operations Standard Chartered Bank, Jakarta (2010-2015).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Head of Corporate and Institutional Bank & Commercial Banking Operations (sejak 2015).

Head of Corporate and Institutional Bank & Commercial Banking Operations (since 2015).

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing Staff);• Client Tax Compliance: Payment of US-Source Income;• Conflicts of Interest;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)-Existing Staff;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)-Line Manager Responsibilities;• Gifts and Entertainment (eAssessment);• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• Managing SCB Investment for Benefit Owners;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification;• Understanding Sanctions;

Slamet RiyosoChief Information Officer

Warga Negara Indonesia, 45 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 45 years oldDomicile in Jakarta

Profil PerusahaanCompany Profile

70

Page 73: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Periode JabatanTerm of Office

1 Oktober 2018 (efektif per 1 September 2017) 1 October 2018 (effective per 1 September 2017)

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Surat Penunjujan No. HRD/222/VIII/2017 tanggal 22 Agustus 2017.

Appointment Letter No. HRD/222/VIII/2017 dated 22 August 2017.

PendidikanEducation

• Sarjana Teknik dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1993-1999;

• Master Degree of Engineering & Technology Management dari Portland State University, Oregon, Amerika Serikat pada tahun 1999-2001;dan

• Project Management Certification dari Asian Institute Management pada tahun 2006.

• Bachelor of Engineering from Gajah Mada University, Yogyakarta, in 1993–1999;

• Master Degree of Engineering & Technology Management from Portland State University, Oregon, United States of America in in 1999–2001; and

• Project Management Certification from Asian Institute Management in 2006.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Chief Engineer PT Freeport Indonesia (2001-2004);• Assistant Vice President, various role Bank Lippo

(2005-2009);• Senior Strategy Manager CIMB Bank (2009-2010);• Vice President, Head of Sales, Transaction Banking

PT CIMB Niaga Tbk (2011-2013);• Director, Head Multi National Company, Transaction

Banking Standard Chartered Bank (2013-2014);• Executive Director, Head of Global Corporates,

Transaction Banking Standard Chartered Bank (2014-2015);

• Executive Director, Head of Financial Institution, Transaction Banking Standard Chartered Bank (2015-2016);

• Executive Director, Country Head of Cash & Correspondent Banking, Transaction Banking Standard Chartered Bank (2017-2018).

• Chief Engineer PT Freeport Indonesia (2001-2004);• Assistant Vice President, various role Bank Lippo

(2005-2009);• Senior Strategy Manager CIMB Bank (2009-2010);• Vice President, Head of Sales, Transaction

Banking PT CIMB Niaga Tbk (2011-2013);• Director, Head Multi National Company,

Transaction Banking Standard Chartered Bank (2013-2014);

• Executive Director, Head of Global Corporates, Transaction Banking Standard Chartered Bank (2014-2015);

• Executive Director, Head of Financial Institution, Transaction Banking Standard Chartered Bank (2015-2016);

• Executive Director, Country Head of Cash & Correspondent Banking, Transaction Banking Standard Chartered Bank (2017-2018).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Tidak ada None

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Conflicts of Interest;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)-Existing Staff;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)-Line Manager Responsibilities;• Gifts and Entertainment (eAssessment);• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Cross Border Client Engagement-e-Learning;• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• It Matters for Managers;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification;• TB Product Selling - Conduct eAssessment;• Trade Based Money Laundering–Mitigating Money Laundering Risks in Trade Finance (e-Learning);• Understanding Sanctions (e-Learning).

Rolly Angetula LahaguCountry Head of Transaction Banking

Warga Negara Indonesia, 42 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 42 years oldDomicile in Jakarta

71

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 74: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Periode JabatanTerm of Office

15 Mei 2018 15 May 2018

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Sebagai Pejabat Eksekutif efektif tanggal 3 Desember 2018 dan Surat Penunjukan No. HRD/432/XII/2018 tanggal 11 Desember 2018.

As an Executive Officer, effective per 3 December 2018 and Appointment Letter No. HRD/432/XII/2018 dated 11 December 2018.

PendidikanEducation

Sarjana Hukum dari Universitas Padjadjaran, Bandung pada tahun 1999.

Bachelor of Law from Padjadjaran University, Bandung, in 1999.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Senior Lawyer di Soebagjo Jatim Djarot (1999-2007);

• Head of Legal and Legal Counsel PT Ace Ina Insurance (2008-2017); dan

• Head of Legal, Retail Banking Standard Chartered Bank (2014-2018).

• Senior Lawyer di Soebagjo Jatim Djarot (1999-2007);

• Head of Legal and Legal Counsel PT Ace Ina Insurance (2008-2017); and

• Head of Legal, Retail Banking Standard Chartered Bank (2014-2018).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Tidak ada None

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Conflicts of Interest;• Conversations that Count-Performance and Careers;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)-Existing Staff;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)-Line Manager Responsibilities;• Fast Start;• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• IT Matters for GSF and ITO;• Leaders Drive High Performance;• Legal Master Class Series;• Others (anything that does not seem to fall under either of the specified categories);• Rejecting Bribery and Corruption – Re-Certification;• Speaking Up for Line Manager (eAssessment);• Targeted ABC module for Staff who engage Intermediaries;• Understanding Sanctions (e-Learning).

Ekawati Yulia SriyaniHead of Legal

Warga Negara Indonesia, 42 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 42 years oldDomicile in Jakarta

Profil PerusahaanCompany Profile

72

Page 75: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Periode JabatanTerm of Office

4 Desember 2017 (efektif per 22 Januari 2018) 4 December 2017 (effective per 22 January 2018)

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Surat Penunjukan No. HRD/033/I/2018 tanggal 22 Januari 2018.

Appointment Letter No. HRD/033/I/2018 dated 22 January 2018.

PendidikanEducation

• Sarjana Akuntansi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1995;

• Master of Commerce in Finance dari New South Wales University pada tahun 1998.

• Bachelor of Accounting from Gajah Mada University, Yogyakarta, in 1995;

• Master of Commerce in Finance from New South Wales University in 1998.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Assurance Business & Advisory Manager Pricewaterhouse Coopers (1996-2004);

• Group Head-Financial Accounting, Corporate, Financial Institution & Trade Finance PT Bank Danamon Indonesia Tbk (2004-2006);

• Head, Global Market Business Finance Standard Chartered Bank (2006-2008);

• Head, Financial Reporting & Control Standard Chartered Bank (2008-2013);dan

• Financial Controller Standard Chartered Bank (2013-2016).

• Assurance Business & Advisory Manager Pricewaterhouse Coopers (1996-2004);

• Group Head-Financial Accounting, Corporate, Financial Institution & Trade Finance PT Bank Danamon Indonesia Tbk (2004-2006);

• Head, Global Market Business Finance Standard Chartered Bank (2006-2008);

• Head, Financial Reporting & Control Standard Chartered Bank (2008-2013); and

• Financial Controller Standard Chartered Bank (2013-2016).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Tidak ada None

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Audit Methodology Refresh H1-2018;• Audit Methodology Refresh H2-2018;• Conflicts of Interest;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)-Existing Staff;• Cyber Security Awareness For Everyone (CyberSAFE)-Line Manager Responsibilities;• Facet5;• GIA - 2019 RA Webinar;• GIA - 2019 RA: Using Top-Down Risk Assessment Audits;• GIA Masterclass-Data Analytics Briefing;• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification;• Speaking Up for Line Manager (eAssessment);• Understanding Sanctions (e-Learning).

Wiwien WidyantariCountry Head of Audit

Warga Negara Indonesia, 45 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 45 years oldDomicile in Jakarta

73

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 76: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Periode JabatanTerm of Office

1 Juni 2018 (efektif per 1 Juni 2018) 1 June 2018 (effective per 1 June 2018)

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Surat Penunjukan No. HRD/431/III/2019 tanggal 29 Maret 2019.

Appointment Letter No. HRD/431/III/2019 dated 29 Match 2019.

PendidikanEducation

Double Majoring in Banking & Finance dari Curtin University of Technology, Perth-Australia pada tahun 1997.

Double Majoring in Banking & Finance from Curtin University of Technology, Perth-Australia in 1997.

Pengalaman KerjaWork Experience

Commercial Assistant di SIEMENS Telecommunication Project Office (1998-1999).

Commercial Assistant at SIEMENS Telecommunication Project Office (1998–1999).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Head of Corporate Affairs (sejak Juni 2018). Head of Corporate Affairs (since June 2018)

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Client Information–When is it Inside Information? (Generic);• Client Tax Compliance: Payment of US-Source Income;• Conflicts of Interest;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)-Existing Staff;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)-Line Manager Responsibilities;• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• OneBank CDD Entity Operationalisation–RMs;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification;• Understanding Sanctions (e-Learning);• Volcker Rule–Restrictions on Covered Funds & Proprietary Trading, Plus The Enhanced Compliance

Programme;• Volcker Rule–Restrictions on Proprietary Trading & The Enhanced Compliance Programme;• Others.

Diana MudadalamHead of Strategic Investment and Governance

Warga Negara Indonesia, 42 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 42 years oldDomicile in Jakarta

Profil PerusahaanCompany Profile

74

Page 77: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Periode JabatanTerm of Office

20 September 2016 (efektif per 30 Mei 2017) 20 September 2016 (effective per 30 May 2017)

Dasar PenunjukanBasis of Appointment

Surat Penunjukan No. HRD/128/V/2017 tanggal 30 Mei 2017.

Appointment Letter No. HRD/128/V/2017 dated 30 May 2017.

PendidikanEducation

Faculty of Social & Politics dari Universitas Indonesia pada tahun 1998.

Faculty of Social & Politics from Universitas Indonesia in 1998.

Pengalaman KerjaWork Experience

• Credit Card Communication Manager Citibank (2001-2007);

• Vice President, Retail Banking & Insurance Marketing Communication Head Citibank (2007-2012);dan

• E-connections & Customer Experience Manager for Bebelac PT Nutricia Indonesia Sejahtera (2012-2016).

• Credit Card Communication Manager Citibank (2001-2007);

• Vice President, Retail Banking & Insurance Marketing Communication Head Citibank (2007-2012); and

• E-connections & Customer Experience Manager for Bebelac PT Nutricia Indonesia Sejahtera (2012-2016).

Rangkap Jabatan di BankConcurrent Positions in the Bank

Tidak ada None

Pendidikan dan Pelatihan 2018Education and Training 2018

• Anti-Money Laundering and Counter Terrorist Financing (Existing staff);• Conflicts of Interest;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)-Existing Staff;• Cyber Security Awareness for Everyone (CyberSAFE)-Line Manager Responsibilities;• Gifts and Entertainment (eAssessment);• Global Finance Service-GFC-Refresher Course-Core;• Group Code of Conduct (Refresher) (e-Learning);• Group Privacy Awareness;• Inclusive Leadership for People Managers–Advanced;• IT Matters for GSF and ITO;• Rejecting Bribery and Corruption–Re-Certification;• Targeted ABC module for Staff in Corporate Affairs and Brand and Marketing;• Understanding Sanctions (e-Learning);• Others .

Rosalinda HoesinHead of Brand and Marketing

Warga Negara Indonesia, 42 tahunDomisili di JakartaIndonesian Citizen, 42 years oldDomicile in Jakarta

75

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 78: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

BlackRock Inc Temasek Holdings (Private) Limited

Others

Standard Chartered PLC(United Kingdom Entity)

Standard Chartered Holdings Limited(United Kingdom Entity)

Standard Chartered Bank(United Kingdom Entity)

Standard Chartered Bank Indonesia

5,55% 15,68%

100,00%

100,00%

Branch

78,77%

Struktur Pemegang Saham Shareholders Composition

Informasi Pengendali

Sebagai kantor cabang di Indonesia, Bank dikendalikan oleh Standard Chartered Bank yang berkantor pusat di London. Sedangkan, Pemegang Saham Utama dan Ultimate Standard Chartered Bank adalah Standard Chartered PLC dan Pemegang Saham Pengendalinya adalah Standard Chartered Holdings Limited.

Penyertaan Standard Chartered Bank

Pada awal pendirian kantor cabang di Indonesia, Standard Chartered Bank melakukan penyertaan sebesar Rp867 juta. Selanjutnya, secara berkala, Standard Chartered Bank melakukan tambahan penyertaan saham pada tahun 2010 sebesar Rp900,35 miliar, tahun 2012 sebesar Rp1,44 triliun, dan tahun 2017 sebesar Rp938,80miliar.

Controlling Information

As a branch office in Indonesia, the Bank is controlled by Standard Chartered Bank that is headquartered in London. Meanwhile, the Main Shareholder and Ultimate of Standard Chartered Bank is Standard Chartered PLC and the Controlling Shareholder is Standard Chartered Holdings Limited.

Standard Chartered Bank Participation

In the early days of establishing its branch office in Indonesia, Standard Chartered Bank had a placement of IDR 867 million. Afterwards, periodically, Standard Chartered Bank had additional equity placement of IDR 900.35 billion in 2010, IDR 1.44 trillion in 2012, and IDR 938.80 billion in 2017.

Profil PerusahaanCompany Profile

76

Page 79: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profesi Penunjang Supporting Professions

Akses Informasi Information Access

Information Access

The Bank’s commitment on transparency to stakeholders is shown by providing access to Bank information through a website or by contacting:

Menara Standard CharteredJl. Prof. DR Satrio No. 164Jakarta, 12930T : (021) 579 999 88W : www.sc.com/id

Information on Bank Website

The Bank provides general information related to the Bank and Standard Chartered Group on the website (www.sc.com/id). The website contains information on products and services of the Bank, terms and conditions, as well as other useful information for stakeholders.

Akuntan PublikPublic Accountant

Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan (afiliasi KPMG di Indonesia)Public Accountant Firm Siddharta Widjaja & Rekan (affiliation of KPMG in Indonesia)

Wisma GKBI Lt. 33Jl. Jend. Sudirman No. 28 Jakarta, 10210T : (021) 574 2333/574 2888F : (021) 574 1777/574 2777W : www.kpmg.com/id

Pedoman Kerja Work Guidelines

Standar Professional Akuntan Publik (SPAP)Standards of Certified Public Accountant (SPAP)

Jasa yang diberikanServices provided

Mengaudit Laporan Keuangan untuk tahun buku 2018.Auditing the Financial Statements for the 2018 fiscal year.

Biaya Cost

Rp2.450.000.000,-

Akses Informasi

Komitmen keterbukaan Bank kepada pemangku kepentingan antara lain ditunjukkan melalui penyediaan akses informasi Bank melalui website atau dengan menghubungi:

Menara Standard CharteredJl. Prof. DR Satrio No. 164Jakarta, 12930T : (021) 579 999 88W : www.sc.com/id

Informasi pada Website Bank

Bank menyediakan informasi umum terkait Bank dan Standard Chartered Grup dalam website (www.sc.com/id). Website tersebut memuat dengan jelas informasi tentang produk dan layanan Bank, syarat dan ketentuan, serta informasi lainnya yang berguna bagi pemangku kepentingan.

77

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 80: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan
Page 81: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan
Page 82: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis

Implementasi strategi transformasi telah menciptakan pertumbuhan kinerja dari tahun sebelumnya, yakni melalui pertumbuhan simpanan nasabah bukan bank sebesar IDR 144,04 miliar serta kredit yang diberikan sebesar IDR 4,71 triliun.The transformation strategies helped performance growth compared to the previous year, with non-bank customer deposits growing to IDR 144.04 billion and loans disbursed to IDR 4.71 trillion.

4

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

80

Page 83: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

81

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 84: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Economic and Industrial Overview

Global EconomicGlobal economic conditions in 2018 experienced high financial market uncertainty amid uneven world economic growth. Despite the sluggish global economy, the US economy strengthened in 2018, supported by continued consumption acceleration as a result of personal income tax cuts, positive labour performance, and fiscal policy expansion. In line with the increased consumption, production activities increased, as seen in the Markit Purchasing Managers Index (PMI) that maintained a high level, utilization capacity increase, and the All Economy Institute of Supply Management (ISM) also increased to meet domestic and export demand.

The Japanese economy grew moderately in 2018, following the significant growth in 2017. This was due to the end of fiscal stimulus support in 2017, limited support for productivity and labour, and weak support from the external sector. Japan's economic growth was supported by high consumption and investment growth, as well as an improving net export performance.

Unlike the United States and Japanese economies, the European economy in 2018 experienced a slowdown compared to the previous year. This slowdown was caused by the lower retail sales growth and the continued decline in consumer and business confidence levels driven by expectations of an economic slowdown, political uncertainty in the European region, and the escalation of trade relations risk.

Similarly, China's economy also experienced a slowdown in 2018, which saw a slowing consumption performance. This was mainly due to a decline in the wealth effect, increased uncertainty in the global financial market, and the financial deleveraging policies. The Chinese economic slowdown was also influenced by the industry's moderate performance, in response to declining domestic demand and export prospects due to escalating trade relations risks..

(Source: Bank Indonesia)

Analisis dan Pembahasan Manajemen Managements Discussion and Analysis

Tinjauan Ekonomi dan Industri

Perekonomian GlobalKondisi perekonomian global pada tahun 2018 mengalami ketidakpastian pasar keuangan yang cukup tinggi di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak merata. Meskipun perekonomian global sedang melandai, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mengalami penguatan di tahun 2018. Penguatan tersebut ditopang oleh berlanjutnya akselerasi konsumsi sebagai dampak dari pemotongan personal income tax, kinerja positif tenaga kerja, dan ekspansi kebijakan fiskal. Sejalan dengan konsumsi yang meningkat, aktivitas produksi juga mengalami peningkatan, terlihat dari Markit Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang tetap terjaga pada level yang tinggi, kapasitas utilisasi yang meningkat, serta Institute of Supply Management (ISM) All Economy yang juga mengalami peningkatan untuk memenuhi permintaan domestik dan ekspor.

Di Jepang, perekonomian tumbuh cukup moderat pada tahun 2018, setelah tumbuh cukup signifikan pada tahun 2017. Kondisi tersebut sejalan dengan berakhirnya dukungan stimulus fiskal pada tahun 2017, terbatasnya dukungan produktivitas dan tenaga kerja, serta melemahnya dukungan sektor eksternal. Pertumbuhan ekonomi Jepang ini ditopang dengan tingginya pertumbuhan konsumsi dan investasi, serta membaiknya kinerja ekspor neto.

Berbeda dengan perekonomian Amerika Serikat dan Jepang, ekonomi Eropa di tahun 2018 mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Perlambatan tersebut disebabkan oleh tertahannya pertumbuhan penjualan ritel dan berlanjutnya penurunan tingkat keyakinan konsumen dan pelaku bisnis yang didorong adanya ekspektasi perlambatan ekonomi, ketidakpastian politik di kawasan Eropa, serta adanya eskalasi risiko hubungan dagang.

Sejalan dengan ekonomi Eropa, perkonomian Tiongkok juga mengalami perlambatan di tahun 2018 yang dipengaruhi oleh melambatnya kinerja konsumsi. Tertahannya konsumsi terutama disebabkan oleh dampak dari penurunan wealth effect, meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, serta adanya kebijakan financial deleveraging. Selain itu, perlambatan ekonomi Tiongkok juga dipengaruhi oleh kinerja industri yang tertahan, sebagai respon dari menurunnya permintaan domestik dan prospek ekspor akibat eskalasi risiko hubungan dagang.

(Sumber : Bank Indonesia)

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

82

Page 85: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Perekonomian IndonesiaDi tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global, perekonomian Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini ditopang dengan kuatnya permintaan domestik, khususnya konsumsi swasta, yang dipengaruhi oleh daya beli yang tinggi, keyakinan konsumen yang terjaga, serta dampak positif dari persiapan pemilu di Indonesia. Selain itu, tumbuhnya ekonomi Indonesia juga dipengaruhi oleh investasi yang didorong oleh proyek infrastruktur Pemerintah. Sedangkan, investasi nonbangunan mengalami perlambatan yang dipengaruhi oleh perkembangan sektor manufaktur dan pertambangan.

Pertumbuhan ekonomi ini disertai dengan tingkat inflasi yang pada tahun 2018 tercatat sebesar 3,13% (yoy) atau berada dalam kisaran sasarannya selama empat tahun terakhir. Realisasi tingkat inflasi tersebut bahkan lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 3,61% dan rata-rata inflasi dalam 3 tahun terakhir sebesar 3,33%. Tingkat inflasi yang terkendali

Indonesian EconomyAmidst global economic uncertainty, the Indonesian economy recorded a better growth than the previous year. This growth was supported by strong domestic demand, especially private consumption, which was influenced by high purchasing power, maintained consumer confidence, and the positive impact of election preparation in Indonesia. The Indonesian economy growth was also influenced by investments driven by the Government’s infrastructure projects. At the same time, non-construction investments saw a slowdown due to developments in the manufacturing and mining sectors.

This economic growth was accompanied by an inflation rate of 3.13% (yoy) in 2018, still within the target range for the past four years. The inflation rate was lower than the previous year’s 3.61%, and the average inflation for the last 3 years of 3.33%. The controlled inflation rate was the result of stable core inflation, supported by the inflation expectations. Volatile

83

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 86: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

dipengaruhi oleh inflasi inti yang tercatat stabil, didukung terjangkarnya ekspektasi inflasi. Inflasi makanan yang naik-turun/tidak stabil juga terkendali dengan ditunjang pasokan yang terjaga dan penurunan harga pangan global. Sementara itu, inflasi harga yang diatur tercatat rendah, sejalan dengan minimalnya kebijakan tarif/harga barang dan jasa yang diatur oleh Pemerintah.

Berbeda dengan kinerja inflasi, nilai tukar Rupiah menunjukkan fluktuasi. Depresiasi terjadi di triwulan I sampai dengan awal triwulan IV, dengan nilai tertinggi hingga mencapai Rp15.238,- per USD. Penguatan nilai tukar Rupiah baru terjadi di bulan November sampai dengan akhir tahun 2018, dan ditutup pada tingkat Rp14.443,- per USD. Penguatan Rupiah ini antara lain dipengaruhi aliran masuk modal asing pada bulan Desember 2018 yang didorong oleh faktor domestik maupun global. Dari sisi domestik, aliran modal masuk dipengaruhi fundamental ekonomi yang tetap baik dan stabilitas makroekonomi yang terjaga, serta inflasi yang rendah dan terkendali. Sedangkan, sentimen positif bersumber dari ketidakpastian pasar keuangan global sedikit mereda seiring berkurangnya eskalasi ketegangan hubungan dagang AS dan Tiongkok.

Dari sisi neraca perdagangan Indonesia, secara kumulatif, posisi Januari-Desember 2018 mencatat defisit 8,57 miliar USD. Terjadinya defisit dipengaruhi defisit neraca perdagangan migas dan non-migas. Defisit perdagangan migas terjadi seiring menurunnya ekspor migas di tengah melambatnya impor migas, terutama untuk komoditas hasil minyak, minyak mentah, dan gas. Sedangkan, defisit perdagangan non-migas dipengaruhi penurunan ekspor non-migas yang lebih besar dari penurunan impor non-migas. Penurunan ekspor non-migas bersumber dari penurunan ekspor beberapa komoditas, antara lain perhiasan/permata, minyak kelapa sawit, batu bara, bubur kayu/pulp, dan mesin/peralatan listrik.

(Sumber : Bank Indonesia)

Kondisi Industri PerbankanStabilitas sistem keuangan di tahun 2018, sampai dengan posisi Desember 2018, masih tetap terjaga. Beberapa indikator yang menunjukkan kondisi tersebut adalah rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan yang tetap tinggi hingga mencapai 22,97% dan rasio likuiditas (AL/DPK) yang masih aman, yakni sebesar 20,59%. Selain itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap rendah, yaitu sebesar 2,49% (gross).

Fungsi intermediasi perbankan yang tetap baik tercermin dari penyaluran kredit perbankan yang tumbuh pada level yang tinggi. Pertumbuhan kredit perbankan mencapai 12,05% (yoy) dengan sumber pertumbuhan penyaluran tertinggi berasal dari kredit sektor pertambangan, diikuti kredit sektor konstruksi. Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan nasabah bukan bank perbankan tumbuh melambat di tengah kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga kebijakan BI-7DRR. Pertumbuhan DPK hanya mencapai 6,45% (yoy), dengan perlambatan terutama terjadi pada tabungan dan deposito yang masing-masing tumbuh menjadi 7,29% (yoy) dan 5,75% (yoy).

(Sumber : Bank Indonesia)

food inflation was also controlled by sustained supplies, and a decline in global food prices. Meanwhile, regulated prices recorded low inflation, in line with the minimum tariff / price policy for goods and services regulated by the Government.

In contrast to the inflation performance, the Rupiah exchange rate fluctuated, falling from Q1 to the beginning of Q4, with the highest exchange rate to the USD reaching IDR 15,238. The Rupiah started strengthening in November until the end of 2018, and closed at a level of IDR 14,443 per USD. This was partly influenced by foreign capital inflows in December 2018 driven by domestic and global factors. Domestically, capital inflows were influenced by sound economic fundamentals and maintained macroeconomic stability, and low and controlled inflation. Meanwhile, positive sentiment stemming from the uncertainty of global financial markets eased slightly due to the reduced tensions between the US and Chinese trade relations.

Indonesia's cumulative trade balance for January-December 2018 saw a deficit of USD 8.57 billion. The trade balance deficit was seen in both the oil and gas sectors, and non-oil and gas sectors. The oil and gas trade deficit was due to a decline in oil and gas exports amid slowing oil and gas imports, especially for oil, crude oil and gas commodities. Meanwhile, the non-oil and gas trade deficit was due to non-oil and gas exports declining more than the non-oil and gas imports. The non-oil and gas exports decline stemmed from a decline in exports of several commodities, including jewellery / gems, palm oil, coal, pulp, and electrical machinery / equipment.

(Source: Bank Indonesia)

Banking Industry ConditionsThe financial system up to December 2018 remained stable. Capital adequacy ratios (CAR) remained high reaching 22.97%, and the liquidity ratios (AL / DPK) were secure at 20.59%. In addition, the Non-Performing Loan (NPL) ratio remained low at 2.49% (gross).

The banking intermediation function remained good as reflected in bank lending that grew at a high level. Banking loan growth reached 12.05% (yoy) with the highest source of growth coming from the mining sector, followed by the construction sector. Meanwhile, third party funds (TPF), or deposits from non-bank customers, grew at a slower pace following Bank Indonesia’s policy to raise the BI-7DRR policy rate. TPF growth only reached 6.45% (yoy), with the slowdown mainly occurring in savings and time deposits, which grew by 7.29% (yoy) and 5.75% (yoy) respectively.

(Source: Bank Indonesia)

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

84

Page 87: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tinjauan Operasional

Posisi Standard Chartered Bank Indonesia di Industri PerbankanStandard Chartered Bank Indonesia merupakan satu dari sepuluh kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia sehingga Bank mengalami persaingan secara khusus dengan kelompok usaha tersebut (peer to peer group). Pada tahun 2018, penguasaan persaingan pasar Bank dari sisi kinerja operasional, yakni penyaluran dan penghimpunan dana, mengalami penurunan dalam jumlah yang tidak signifikan. Dari sisi penyaluran kredit, Bank menyalurkan 12,65% dari total kredit yang diberikan kelompok usaha bank asing. Sedangkan, dari sisi penghimpunan DPK, Bank menghimpun 16,98% dari total DPK di kelompok usaha bank asing.

(dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in billion Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian

2018 2017

DescriptionSCB Indonesia2

Bank Asing1

Foreign Banks1

Pangsa Pasar

Market Share

SCB Indonesia2

Bank Asing1

Foreign Banks1

Pangsa PasarMarket Share

Aset 63.456 411.376 15,43% 63.136 451.661 13,98% Assets

Kredit yang diberikan 32.701 258.593 12,65% 27.995 211.486 13,24% Loans

Dana Pihak Ketiga3 29.923 176.261 16,98% 29.778 163.832 18,18% Third-Party Deposits3

Catatan/ Note:1. Statistik Perbankan Indonesia Desember 2018/ Indonesian Banking Statistics December 20182. Laporan Keuangan yang telah diaudit/ Audited Financial Statements 3. Dana pihak ketiga adalah simpanan oleh nasabah bukan bank/ Third-party deposits are deposits by non-bank customers

Strategi PemasaranUntuk mengoptimalkan kinerja produk dan layanan, kepada nasabah dan calon nasabah, Bank menjalankan strategi pemasaran. Pemasaran untuk sisi eksternal menjadi tanggung jawab Direktorat Brand and Marketing, sedangkan untuk sisi internal menjadi tanggung jawab Direktorat Corporate Affairs.

Standard Chartered Bank Indonesia terus melakukan inovasi dan inisiatif dalam strategi pemasarannya yang meliputi:1. Mengaplikasikan brand promise “Here for good” dan

semangat “Do the right thing, Never settle dan Better together” pada seluruh aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh bank secara selaras.

2. Senantiasa memberikan wawasan dan informasi terkait posisi Bank kepada para klien, nasabah ataupun calon klien/nasabah melalui platform Thought Leadership, seperti dalam paparan Economic Outlook yang memberikan pandangan Bank maupun pandangan pihak eksternal yang ahli dan terpercaya di bidang mereka masing-masing.

Operational Review

Position of Standard Chartered Bank Indonesia in Banking IndustryStandard Chartered Bank Indonesia is one of ten foreign bank branch offices operating in Indonesia. Therefore, the Bank experiences competition specifically from this business group (peer to peer group). In 2018, the Bank’s domination in terms of operational performance, namely the distribution and collection of funds, decreased slightly. In terms of lending, the Bank channelled 12.65% of the total loans made by the foreign bank business group. In terms of TPF collection, the Bank collected 16.98% of the total TPF by the foreign bank business group.

Marketing StrategyTo optimize its products and services’ performance for customers and prospective customers, the Bank conducts marketing strategies. External marketing is the responsibility of the Brand and Marketing Directorate, while internal marketing is the responsibility of the Corporate Affairs Directorate.

Standard Chartered Bank Indonesia continues to innovate and take initiatives in its marketing strategies which include:1. Applying the brand promise "Here for good" and the spirit

of "Do the right thing, Never settle, and Better together" in all marketing activities carried out by the Bank in harmony.

2. Always providing insight and information regarding the Bank’s position to clients, customers, or prospective clients/customers through the Thought Leadership platform, which includes Economic Outlook views from the Bank’s insight, as well as views by trusted external experts in their respective fields.

85

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 88: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

3. Sebagai sponsor dari Liverpool Football Club (FC) sejak 2010, Standard Chartered dan Liverpool FC memiliki persamaan nilai-nilai dan berkeinginan untuk selalu menjadi "Here for good". Bersama Liverpool FC, Standard Chartered telah membangun brand recognition di seluruh dunia, mempererat hubungan dengan klien dan membuka kesempatan untuk dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas di seluruh penjuru dunia di mana Standard Chartered berada.

4. Mengoptimalisasi dan memfokuskan kanal strategi pemasaran pada kanal digital, termasuk media sosial sebagai upaya pemasaran yang lebih efektif, kreatif dan inovatif.

Dalam aktivitas promosinya secara eksternal, Bank senantiasa melakukan strategi marketing komunikasi yang terintegrasi sehingga nasabah dan masyarakat bisa mendapatkan informasi yang sesuai dan relevan mengenai produk dan layanan Bank. Penyampaiannya dapat dilakukan melalui media konvensional seperti radio, koran, pemanfaatan media luar ruang, maupun melalui media digital sebagai sarana komunikasi yang lebih mengenai sasaran dan terukur seperti website dan akun media sosial perusahaan, email, ATM , maupun melalui pemasangan iklan berbayar di media digital eksternal, termasuk media sosial, dan berbagai platform digital lainnya.

Dari sisi secara internal, strategi marketing communication dilakukan terhadap seluruh staf melalui edukasi produk dan layanan yang dipromosikan, yaitu melalui distribusi email ke seluruh staf, news gallery melalui kanal internal Bank, yaitu Indonesia Update, serta melalui desktop wallpaper, dan LED TV yang dipasang di area kantor.

3. As a sponsor of Liverpool Football Club (FC) since 2010, Standard Chartered and Liverpool FC have the same values and desire to always be "Here for good". Together with Liverpool FC, Standard Chartered has built brand recognition throughout the world, strengthened relationships with clients and opened opportunities to reach wider market segments throughout the world wherever Standard Chartered is located.

4. Optimizing and focusing marketing channel strategies on digital channels, including social media for more effective, creative, and innovative marketing tips.

For its external promotional activities, the Bank always carries out an integrated communication marketing strategy so that customers and the public can gain appropriate and relevant information regarding the Bank’s products and services. Delivery is through conventional media such as radio, newspapers, outdoor media, or through digital media, which is a more targeted and measurable means of communication. Digital media includes websites and corporate social media accounts, e-mails, ATMs, paid advertising on external digital media, including social media, and various other digital platforms.

Internally, the marketing communication strategies are conveyed to all staff through education on products and services promoted, through emails distributed to all staff, news gallery through the Bank’s internal channel, Indonesia Update, and through desktop wallpapers, and LED TVs installed in the office areas.

Laba Bersih tumbuh 371,25% dari Rp113,80 miliar di 2017 menjadi Rp536,27 miliar di 2018.

Net Profit grew 371.25% from IDR 113.80 billion in 2017 to IDR 536.27 billion in 2018.

371,25% Laba BersihNet Profit

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

86

Page 89: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Dalam rangka pengembangan produk, Bank terus berupaya memberikan nilai tambah melalui berbagai inovasi produk dan layanan perbankan dengan tujuan memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah dan senantiasa melakukan inovasi berkelanjutan untuk produk serta layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah di pasar yang terus berubah. Melalui konsep layanan yang dikembangkan secara menyeluruh, baik layanan melalui kanal fisik dan terutama secara digital, pemenuhan kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan yang semakin cepat serta customer experience yang semakin baik dapat diwujudkan.

Selain itu, kerja sama di tingkat grup juga terus dilakukan dalam rangka meningkatkan keterkaitan antar produk dan mengoptimalkan sinergi secara regional sebagai akses ke pasar yang baru untuk menjaring calon nasabah baru bagi Bank.

Strategi Pengembangan UsahaMeskipun persaingan di industri perbankan kelompok bank asing mengalami penurunan, namun kinerja Standard Chartered Bank Indonesia di tahun 2018 terus bertumbuh dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam mengupayakan pertumbuhan yang berkelanjutan ini, Bank telah mengimplementasikan strategi pengembangan usaha berikut:1. Melaksanakan pendekatan bijaksana (sejak tahun 2016)

terkait dengan penerimaan nasabah dan persetujuan kredit yang diberikan, antara lain melalui prosedur penerimaan nasabah baru yang lebih selektif, penurunan pagu kredit untuk nasabah yang berpotensi bermasalah, dan inisiatif bertahap untuk penyelesaian kredit bermasalah;

2. Mempercepat transformasi bisnis dari segmen mass market menjadi segmen affluent dan emerging affluent, terutama untuk produk kartu kredit dan fasilitas kredit tanpa agunan, memberikan layanan pada segmen karyawan pada Employee Banking, serta peningkatan fokus terhadap layanan nasabah prima dan Wealth Management;

3. Memperluas dan memperdalam layanan nasabah bagi nasabah dengan bisnis lintas negara, terutama melalui program Banking the Ecosystem, serta mengembangkan kapabilitas di bidang layanan Cash Management dan Supply Chain Financing. Perluasan untuk sub segmen Medium Enterprise juga dilakukan dengan pendanaan berbasis properti sebagai pembuka jalan untuk nasabah baru;

4. Fokus dalam produk tradisional perbankan (flow business), yakni Transaction Banking dan Financial Market, melalui pendalaman akun operasional (operating accounts), peningkatan pemakaian (utilitas) dari limit produk trade dan diversifikasi produk Financial Market (produk valas dan derivatif) guna menjaga posisi sebagai market maker;

5. Meningkatkan jumlah nasabah secara signifikan untuk mendukung pertumbuhan kredit dan simpanan nasabah secara berkesinambungan, meningkatkan efisiensi proses usaha, serta memanfaatkan digital banking untuk memperluas layanan nasabah;

6. Memperdalam dan mengembangkan hubungan dengan nasabah secara optimal di dalam jaringan kantor yang ada saat ini, serta terus meningkatkan pengalaman nasabah dengan memberikan layanan yang mudah dan nyaman;

In the context of product development, the Bank continues to provide added value through various banking product and service innovations with the aim of providing the best service for customers, and is continuously making innovations to products and services tailored to the needs of customers in an ever-changing market. Through the concept of developing services as a whole, through physical and especially digital channels, meeting customer needs for increasingly faster banking transactions and an increasingly better customer experience can be realized.

In addition, cooperation at the group level is being carried out to improve the linkages between products, and to optimize regional synergies as an access to new markets to attract new prospective customers to the Bank.

Business Development StrategyAlthough competition in the banking industry for the foreign bank group declined, Standard Chartered Bank Indonesia’s performance in 2018 continued to grow compared to the previous year. In pursuing this sustainable growth, the Bank implemented the following business development strategies:

1. Implementing prudent approach (since 2016) related to customer’s acceptance and loans approval, among others, through more selective new customer acceptance procedures, reduction of credit limits for potentially non-performing customers, and gradual initiatives to resolve non-performing loans;

2. Accelerated the business transformation from the mass market segment to the affluent and emerging affluent segments, especially for credit card products and unsecured loan facilities, providing services to the employee segment through Employee Banking, as well as increasing the focus on prime customer services and Wealth Management;

3. Expanded and extended customer service for customers with cross-country businesses, especially through the Banking the Ecosystem programme, and developed capabilities in Cash Management and Supply Chain Financing services. Expanded the Medium Enterprise sub-segment through property-based funding as an opening for new customers;

4. Focused on traditional banking products (flow business), namely Transaction Banking and Financial Market, through operating account deepening, increasing the utilization of trade product limits, and diversifying Financial Market products (foreign exchange and derivative products) to maintain the position as market maker;

5. Significantly increasing the number of customers to support the continuous growth of customers’ loans and deposits, improving business process efficiency, and utilizing digital banking to expand customer services;

6. Enhanced and developed relationships with customers optimally in the current office network, and continued improving the customer experience by providing easy and convenient services;

87

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 90: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

7. Berinvestasi pada teknologi, serta melakukan sentralisasi dan standarisasi platform yang lebih baik di seluruh jaringan untuk mengoptimalkan jaringan kantor dan meningkatkan pengalaman nasabah;

8. Fokus untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkesinambungan melalui perbaikan infrastruktur, kejelasan target pasar, penawaran produk yang efektif, tim manajemen yang baik, dan kepatuhan terhadap peraturan yang lebih kuat.

Kinerja Operasional per Segmen Usaha

Kinerja Simpanan oleh Nasabah Bukan BankPada tahun 2018, total simpanan oleh nasabah bukan bank mengalami peningkatan sebesar Rp144,04 miliar atau 0,48% menjadi Rp29,92 triliun dibandingkan tahun 2017. Total simpanan oleh nasabah bukan bank ini didominasi oleh giro sebesar 56,49%, diikuti deposito berjangka dan tabungan masing-masing sebesar 32,62% dan 10,90%.

Dari komponen simpanan nasabah tersebut, giro dan tabungan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 5,93% dan 27,09%, sedangkan deposito berjangka menunjukkan pertumbuhan kinerja sebesar 33,00%. Hal ini sejalan dengan peningkatan BI rate secara bertahap sepanjang tahun 2018 dengan total sebesar 175bps .

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian

2018 2017

DescriptionRupiah

Bank Asing Foreign Banks

Total RupiahBank Asing

Foreign Banks

Total

Giro 9.480.186 7.421.771 16.901.957 11.799.503 6.168.459 17.967.962 Current Accounts

Tabungan 1.947.320 1.313.028 3.260.348 3.022.072 1.449.709 4.471.781 Savings

Deposito Berjangka 5.951.198 3.809.000 9.760.198 6.177.739 1.160.982 7.338.721 Time Deposits

Total 17.378.704 12.543.799 29.922.503 20.999.314 8.779.150 29.778.464 Total

Kredit yang DiberikanTotal kredit yang diberikan Bank di tahun 2018 mengalami pertumbuhan Rp4,71 triliun atau 16,81% menjadi Rp32,70 triliun dibandingkan tahun 2017. Menurut jenisnya, kredit yang diberikan didominasi oleh kredit untuk modal kerja sebesar 66,87%, diikuti kredit untuk investasi sebesar 21,31% serta kredit untuk konsumen dan kartu kredit sebesar 11,83%. Kredit untuk konsumen dan kartu kredit yang mengalami penurunan sebesar 24,16% yang mana hal ini sejalan dengan strategi Bank atas sektor retail di tahun 2018.

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian

2018 2017

DescriptionRupiah

Bank Asing Foreign Banks

Total RupiahBank Asing

Foreign Banks

Total

Modal Kerja 13.749.223 8.116.623 21.865.846 8.187.774 9.107.395 17.295.169 Working Capital

Investasi 2.617.440 4.349.651 6.967.091 1.759.789 3.840.259 5.600.048 Investment

7. Investing in technology, and centralizing and standardizing better platforms across the network to optimize office networks and enhance customer experience;

8. Focused on maintaining sustainable growth through infrastructure improvements, with clear target markets, effective product offerings, good management teams, and stronger compliance with regulations.

Operational Performance per Business SegmentSavings Performance by Non-Bank CustomersIn 2018, total non-bank customer deposits increased by IDR 144.04 billion or 0.48% to IDR 29.92 trillion compared to 2017. The total non-bank customer deposits were dominated by current accounts with 56.49%, followed by time deposits and savings at 32.62% and 10.90%, respectively.

Compared to the previous year, current accounts and savings declined by 5.93% and 27.09%, respectively, while time deposits grew of 33.00%. This was in line with the gradual increase of 175bps in the BI rate throughout 2018.

Loans Disbursed The Bank's total loans disbursed in 2018 increased by IDR 4.71 trillion or 16.81% to IDR 32.70 trillion compared to 2017. Based on type, 66.87% of loans disbursed were for working capital loans, followed by investment loans at 21.31%, and consumer and credit card loans at 11.83%. Consumer and credit card loans decreased by 24.16%, in line with the Bank’s strategy for the retail sector in 2018.

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

88

Page 91: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Uraian

2018 2017

DescriptionRupiah

Bank Asing Foreign Banks

Total RupiahBank Asing

Foreign Banks

Total

Konsumen dan Kartu Kredit 3.331.183 536.721 3.867.904 4.523.395 576.379 5.099.774 Consumer and Credit

Card

Total 19.697.846 13.002.995 32.700.841 14.470.958 13.524.033 27.994.991 Total

Menurut sektor ekonomi, kredit yang diberikan didominasi oleh sektor manufaktur sebesar 45,57%. Kinerja sektor ini juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 38,49% atau Rp4,14 triliun. Sektor terbesar kedua yang mendominasi kredit yang diberikan adalah sektor jasa keuangan, dengan porsi sebesar 16,96%. Sektor ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 28,17% atau Rp1,22 triliun. Adapun sektor lainnya yang mencatatkan pertumbuhan signifikan adalah sektor pertambangan dan penggalian. Meskipun proporsi kredit untuk sektor ini hanya sebesar 3,23%, namun pertumbuhan dari tahun sebelumnya mencapai 322,52% atau Rp805,73 miliar.

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian

2018 2017

DescriptionRupiah

Foreign Currency

Mata Uang Asing

Total Rupiah

Foreign Currency

Mata Uang Asing

Total

Perorangan 3.331.183 536.721 3.867.904 4.523.395 576.379 5.099.774 Individual

Perdagangan 3.568.806 599.665 4.168.471 3.511.303 720.011 4.231.314 Trading

Manufaktur 7.627.992 7.273.108 14.901.100 3.407.802 7.352.219 10.760.021 Manufacturer

Konstruksi 972.552 8.659 981.211 831.945 8.167 840.112 Construction

Jasa Keuangan 1.390.783 4.156.521 5.547.304 379.988 3.948.187 4.328.175 Financial Services

Perumahan Real Estate

596.712 - 596.712 749.808 - 749.808 Residential Real Estate

Pertanian - 144.685 144.685 - 226.909 226.909 Agriculture

Pertambangan dan Penggalian 1.047.704 7.852 1.055.556 155.078 94.748 249.826 Mining and Excavation

Lainnya 1.162.114 275.784 1.437.898 911.639 597.413 1.509.052 Others

Total 19.697.846 13.002.995 32.700.841 14.470.958 13.524.033 27.994.991 Total

Tinjauan Keuangan

Tinjauan keuangan yang diuraikan berikut mengacu kepada Laporan Keuangan Gabungan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 yang disajikan dalam Laporan Tahunan ini, yang disusun oleh manajemen Bank sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan di Indonesia. Laporan Keuangan Gabungan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan (a member firm of KPMG International), dengan rekan penanggung jawab adalah Susanto, S.E., CPA sebagai auditor independen, berdasarkan pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dengan opini audit tanpa modifikasian, sebagaimana tercantum dalam laporannya masing-masing pada tanggal 4 Maret 2019 dan 23 Maret 2018.

Based on economic sector, the manufacturing sector dominated with 45.57% of the loans disbursed. This sector recorded growth of 38.49% or IDR 4.14 trillion. The second largest sector was the financial services sector, with a share of 16.96%. This sector recorded growth of 28.17% or IDR 1.22 trillion. The mining and excavation sector also had a significant growth. Even though the proportion of loans in this sector was only 3.23%, the growth from the previous year reached 322.52% or IDR 805.73 billion.

Financial Review

The financial reviews outlined below refer to the Combined Financial Statements for the years ended on 31 December 2018 and 2017 presented in this Annual Report, and were prepared by the Bank’s management in accordance with the Financial Accounting Standards in Indonesia. The Combined Financial Statements were audited by Siddharta Widjaja & Rekan Public Accountant Office (a member firm of KPMG International), with the partner in charge being Susanto, S.E., CPA as an independent auditor according to the Audit Standards set by Indonesian Public Accountant Institute, with an unmodified audit opinion, as stated in their respective reports on 4 March 2019 and 23 March 2018.

89

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 92: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Untuk laporan yang berakhir tanggal 31 Desember 2018, opini audit tanpa modifikasian tersebut dengan penekanan suatu hal dikarenakan Bank telah menerapkan secara dini Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 71 (PSAK 71) tentang “Instrumen Keuangan” sejak tanggal 1 Januari 2018. Laporan Posisi Keuangan GabunganAsetTotal aset tahun 2018 mengalami pertumbuhan 0,51% atau sebesar Rp319,82 miliar menjadi Rp63,46 triliun dibandingkan tahun 2017. Pertumbuhan total aset terjadi pada aset keuangan dan non keuangan. Pertumbuhan total aset keuangan sebesar 0,23% atau Rp146,56 miliar menjadi Rp 61,62 triliun terutama disebabkan oleh pertumbuhan kas, tagihan akseptasi, dan kredit yang diberikan masing–masing sebesar Rp96,35 miliar, Rp415,84 miliar, dan Rp5,09 triliun.

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian 2018 2017Pertumbuhan

Growth DescriptionRp %

Kas 231.407 135.055 96.352 71,34 Cash

Giro pada Bank Indonesia 2.790.328 3.340.990 (550.662) (16,48) Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada Bank-bank Lain 557.605 563.095 (5.490) (0,97) Current accounts with Other Banks

Tagihan dari Cabang-cabang Lain 257.989 381.604 (123.615) (32,39) Due from other Branches

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain

4.547.608 4.854.449 (306.841) (6,32) Placements with Bank Indonesia and Other Banks

Efek-efek 9.783.769 13.070.407 (3.286.638) (25,14) Securities

Aset Derivatif 3.500.110 1.192.115 2.307.995 193,61 Derivative Assets

Tagihan Akseptasi 4.501.390 4.085.553 415.837 10,18 Acceptance Receivables

Kredit yang Diberikan 31.807.177 26.713.395 5.093.782 19,06 Loans

Tagihan Atas Pinjaman yang Dijamin 3.090.531 6.609.825 (3.519.294) (53,24) Receivables under Secured Borrowings

Aset lain-lain 549.682 524.545 25.137 4,79 Other Assets

Total Aset Keuangan 61.617.596 61.471.033 146.563 0,23 Total Financial Assets

Sedangkan, pertumbuhan total aset non keuangan mencapai 10,41% atau senilai Rp173,26 miliar menjadi Rp1,84 triliun dibandingkan tahun 2017. Pertumbuhan aset non keuangan khususnya disebabkan oleh meningkatnya aset pajak tangguhan-bersih sebesar 21,94% atau senilai Rp143,72 miliar yang terutama berasal dari peningkatan cadangan kerugian penurunan nilai sebagai dampak penerapan dini PSAK 71 pada tanggal 1 Januari 2018.

Selain itu aset lain-lain bersih juga mengalami peningkatan sebesar 9,19% atau senilai Rp35,67 miliar menjadi Rp423,81 miliar.

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian 2018 2017Pertumbuhan

Growth DescriptionRp %

Pembayaran Di muka 49.797 74.327 (24.530) (33,00) Prepayments

Aset Tetap 81.596 101.768 (20.172) (19,82) Fixed Assets

For the statements ended on 31 December 2018, the unmodified audit opinion emphasized the Bank early application of the Statement of Financial Accounting Standards No. 71 (PSAK 71) on “Financial Instruments” on 1 January 2018.

Combined Statement of Financial PositionAssetsTotal assets in 2018 grew by 0.51% or IDR 319.82 billion to IDR 63.46 trillion compared to 2017. Total asset growth occurred in both financial and non-financial assets. The total financial assets grew by 0.23% or IDR 146.56 billion to IDR 61.62 trillion, mainly due to growth in cash, acceptance receivables, and loans disbursed of IDR 96.35 billion, IDR 415.84 billion, and IDR 5.09 trillion, respectively.

Meanwhile, the total growth of non-financial assets reached 10.41% or amounting to IDR 173.26 billion to IDR 1.84 trillion compared to that of 2017. The growth of non-financial assets was mainly due to the increase in net deferred tax assets by 21.94% or IDR 143.72 billion, which mainly originated from an increase in allowance for impairment losses as a result of early adoption of PSAK 71 on 1 January 2018.

Net other assets also increased by 9.19% or IDR 35.67 billion to IDR 423.81 billion.

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

90

Page 93: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Uraian 2018 2017Pertumbuhan

Growth DescriptionRp %

Aset Pajak Tangguhan - Bersih 798.892 655.177 143.715 21,94 Deferred Tax Assets - Net

Aset Lain-lain - Bersih 423.809 388.135 35.674 9,19 Other Assets - Net

Klaim Pengembalian Pajak 484.132 445.558 38.574 8,66 Claims for Tax Refund

Total Aset Non Keuangan 1.838.226 1.664.965 173.261 10,41 Total Non-Financial Assets

LiabilitasSeiring dengan meningkatnya kinerja Bank, total liabilitas juga mengalami peningkatan sebesar 0,30% atau Rp174,63 miliar menjadi Rp59,31 triliun dibandingkan tahun 2017.

Penurunan total liabilitas dari sisi liabilitas keuangan mencapai 0,44% atau Rp238,53 miliar menjadi Rp53,33 triliun.

Penurunan liabilitas keuangan ini khususnya dikontribusikan penurunan liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin sebesar 51,97% atau Rp3,35 triliun menjadi Rp3,10 triliun dan utang kepada kantor pusat dan cabang-cabang lain sebesar 7,70% atau Rp625,4 miliar menjadi sebesar Rp7,49 triliun. Penurunan ini dikompensasikan oleh kenaikan liabilitas derivatif dan simpanan oleh bank-bank lain. Liabilitas derivatif meningkat 190,83% atau Rp2,54 triliun menjadi Rp3,87 triliun yang khususnya disebabkan kontrak cross currency swap, yang mana hal ini sejalan dengan kondisi pasar sepanjang tahun 2018. Selain itu, juga terdapat peningkatan pada simpanan oleh bank-bank lain sebesar 35,10% atau Rp716,58 miliar menjadi Rp2,76 triliun.

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian 2018 2017Pertumbuhan

Growth DescriptionRp %

Simpanan oleh Nasabah Bukan Bank 29.922.503 29.778.464 144.039 0,48 Deposits by Non-Bank Customers

Simpanan oleh Bank-bank Lain 2.758.090 2.041.512 716.578 35,10 Deposits by Other Banks

Liabilitas Derivatif 3.866.496 1.329.476 2.537.020 190,83 Derivative Liabilities

Utang Akseptasi 4.506.119 4.094.218 411.901 10,06 Acceptance Payables

Liabilitas untuk Mengembalikan Surat-surat Berharga yang Diterima atas Pinjaman yang Dijamin

3.096.639 6.447.608 (3.350.969) (51,97) Obligation to Return Securities Received under Secured Borrowings

Utang kepada Kantor Pusat dan Cabang-cabang Lain

7.491.614 8.117.011 (625.397) (7,70) Due to Head Office and Other Branches

Beban Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain-lain

1.688.676 1.760.381 (71.705) (4,07) Accrued Expenses and Other Liabilities

Total Liabilitas Keuangan 53.330.137 53.568.670 (238.533) (0,44) Total Liabilities and Equity

Selain liabilitas keuangan, total liabilitas non keuangan juga meningkat sebesar 7,42% atau Rp413,16 miliar menjadi Rp5,98 triliun. Peningkatan liabilitas non keuangan ini khususnya dikontribusikan oleh peningkatan utang pajak penghasilan sebesar 101,41% atau Rp85,52 miliar menjadi Rp169,85 miliar serta utang kepada kantor pusat dan cabang-cabang lain sebesar

LiabilitiesTogether with the increase in the Bank’s performance, total liabilities also increased by 0.30% or IDR 174.63 billion to IDR 59.31 trillion compared to 2017.

The decrease in total liabilities in terms of financial liabilities reached 0.44% or IDR 238.53 billion to IDR 53.33 trillion.

This decrease in financial liabilities was mainly due to a decrease in obligations to return securities received under secured borrowings of 51.97% or IDR 3.35 trillion to IDR 3.10 trillion, and due to head office and other branches of 7.70% or IDR 625.4 billion to IDR 7.49 trillion. These decreases were compensated by increases in derivative liabilities and deposits by other banks. Derivative liabilities increased by 190.83% or IDR 2.54 trillion to IDR 3.87 trillion mainly due to cross currency swap contracts, in line with market conditions throughout 2018. In addition, there was also an increase in deposits by other banks of 35.10% or IDR 716.58 billion to IDR 2.76 trillion.

In addition to financial liabilities, total non-financial liabilities also increased by 7.42% or IDR 413,16 billion to IDR 5.98 trillion. This increase was especially due to an increase in income tax payables of 101.41% or IDR 85.52 billion to IDR 169.85 billion, and due to head office and other branches of 5.99% or IDR 320.94 billion to IDR 5.68 trillion. The income tax

91

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 94: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

5,99% atau Rp320,94 miliar menjadi Rp5,68 triliun. Peningkatan utang pajak penghasilan berasal dari pajak penghasilan pasal 29 yang meningkat, sejalan dengan peningkatan laba sebelum pajak Bank pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2017.

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian 2018 2017Pertumbuhan

Growth DescriptionRp %

Utang Pajak Penghasilan 169.851 84.333 85.518 101,41 Income Tax Payables

Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja 51.855 48.613 3.242 6,67 Obligation for Post-Employment Benefits

Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain

5.680.100 5.359.163 320.937 5,99 Due to Head Office and Other Branches

Beban masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain

75.641 72.176 3.465 4,80 Accrued Expenses and Other Liabilities

Total Liabilitas Non Keuangan 5.977.447 5.564.285 413.162 7,42 Total Non-Financial Liabilities

Rekening Kantor Pusat (Ekuitas)Per 31 Desember 2018, rekening kantor pusat meningkat 3,63% atau sebesar Rp145,20 miliar menjadi Rp4,15 triliun. Peningkatan rekening kantor pusat terutama berasal dari peningkatan laba yang belum dipindahkan ke kantor pusat sebesar 47,33% atau Rp307,71 miliar menjadi Rp957,89 miliar.

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian 2018 2017Pertumbuhan

Growth DescriptionRp %

Penyertaan Kantor Pusat 3.282.163 3.282.163 - - Head Office Investment

Penghasilan Komprehensif Lain - Bersih:

Other Comprehensive Income - Net:

Cadangan Nilai Wajar - Bersih (104.122) 59.444 (163.566) (275,16) Fair Value Reserve - Net

Keuntungan Aktuarial - Bersih 12.307 11.253 1.054 9,37 Actuarial Gain - Net

Laba yang Belum Dipindahkan ke Kantor Pusat

957.890 650.183 307.707 47,33 Unremitted Profit to Head Office

Total Rekening Kantor Pusat 4.148.238 4.003.043 145.195 3,63 Total Head Office Accounts

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Gabungan(dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in billion Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian 2018 2017Pertumbuhan

Growth DescriptionRp %

Pendapatan dan Beban OperasionalOperating Income and Expense

Pendapatan Bunga 3.628.606 3.753.562 (124.956) (3,33) Interest Income

Beban Bunga (1.298.834) (1.510.207) (211.373) (14,00) Interest Expenses

Pendapatan Bunga Bersih 2.329.772 2.243.355 86.417 3,85 Net Interest Income

payable increase was due to the increase in income tax article 29, in line with the increase in the Bank’s income before tax in 2018 compared to 2017.

Head Office Accounts (Equity)As of 31 December 2018, the head office accounts increased by 3.63% or amounting to IDR 145.20 billion to IDR 4.15 trillion. This increase mainly came from the 47.33% increase in unremitted profit to head office or IDR 307.71 billion to IDR 957.89 billion.

Combined Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Income

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

92

Page 95: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Uraian 2018 2017Pertumbuhan

Growth DescriptionRp %

Pendapatan Provisi dan Komisi, Bersih 770.526 847.288 (76.762) (9,06) Fees and Commission Income, Net

Laba Selisih Kurs, Bersih 562.491 293.736 268.755 91,50 Forex Exchange Gain, Net

Laba atas Penjualan Efek-efek, Bersih 15.652 129.619 (113.967) (87,92) Gain on Sale of Securities, Net

Laba atas Instrumen Derivatif, Bersih 208.163 246.233 (38.070) (15,46) Gain of Derivative Instruments, Net

Rugi Belum Direalisasi dari Perubahan Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan, Bersih

(492.837) (310.757) 182.080 58,59 Unrealized Loss from Changes in Fair Value of Financial Instrument, Net

Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya

1.063.995 1.206.119 (142.124) (11,78) Total Other Operating Income

Kerugian Penurunan Nilai, Bersih (349.776) (896.906) (547.130) (61,00) Impairment Losses, Net

Beban Umum dan Administrasi (1.348.555) (1.277.373) 71.182 5,57 General and Administrative Expenses

Beban Karyawan (874.519) (1.075.618) (201.099) (18,70) Personnel Expenses

Jumlah Beban Operasional Lainnya (2.223.074) (2.352.991) (129.917) (5,52) Total Other Operating Expenses

Laba Sebelum Pajak Penghasilan 820.917 199.577 621.340 311,33 Income Before Tax

Beban Pajak Penghasilan (284.651) (85.780) (198.871) (231,84) Income Tax Expense

Laba Bersih 536.266 113.797 422.469 371,25 Net Income

Penghasilan Komprehensif LainOther Comprehensive Income

Pos-Pos yang Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi

(167.528) 101.505 (269.033) (265,04) Items That Will be Reclassified to Profit or Loss

Cadangan Nilai Wajar: Fair Value Reserve:

Perubahan Bersih Nilai Wajar (245.712) 206.371 (452.083) (219,06) Net Change in Fair Value

Laba yang Direalisasi pada Saat Penjualan, Bersih

(570) (55.996) (55.426) (98,98) Profit Realized upon Disposal, Net

Pajak Penghasilan 78.754 (48.870) 127.624 261,15 Income Tax

Pos-Pos yang Tidak Akan Direklasifikasi ke Laba Rugi

1.054 812 242 29,80 Items That Will Not be Reclassified to Profit or Loss

Pengukuran Kembali atas Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja

1.562 1.203 359 29,84 Remeasurements of Obligation for Post-Employment Benefits

Pajak Penghasilan (508) (391) 117 29,92 Income Tax

Penghasilan Komprehensif Lain, Setelah Pajak Penghasilan

(166.474) 102.317 (268.791) (262,70) Other Comprehensive Income, Net of Income Tax

Jumlah Laba Komprehensif 369.792 216.114 153.678 71,11 Total Comprehensive Income

Pendapatan Bunga BersihPendapatan bunga bersih pada tahun 2018 tercatat sebesar Rp2,33 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar Rp86,42 miliar atau 3,85%. Pertumbuhan pendapatan bunga bersih disebabkan oleh menurunnya beban bunga sebesar 14,00% atau Rp211,37 miliar, khususnya atas interbank call money serta liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin

Net Interest IncomeNet interest income in 2018 amounted to IDR 2.33 trillion, an increase of IDR 86.42 billion or 3.85%. This was caused by a decrease in interest expense of 14.00% or IDR 211.37 billion, especially for interbank call money and obligations to return the securities received under secured borrowings

93

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 96: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian 2018 2017Pertumbuhan

Growth DescriptionRp %

Pendapatan Bunga 3.628.606 3.753.562 (124.956) (3,33) Interest Income

Kredit yang Diberikan 2.495.984 2.331.910 164.074 7,04 Loans

Efek - Efek 1.048.612 1.334.135 (285.523) (21,40) Securities

Penempatan Pada Bank-bank Lain 77.945 82.586 (4.641) (5,62) Placements with Other Banks

Lainnya 6.065 4.931 1.134 23,00 Others

Beban Bunga 1.298.834 1.510.207 (211.373) (14,00) Interest Expenses

Deposito Berjangka/Deposito on Call 404.819 342.212 62.607 18,29 Time Deposits/Deposit on Call

Liabilitas untuk Mengembalikan Surat-surat Berharga yang Diterima atas Pinjaman yang Dijamin

310.018 512.665 (202.647) (39,53) Obligation to Return Securities Received under Secured Borrowings

Giro 299.453 318.070 (18.617) (5,85) Current Accounts

Utang Kepada Kantor Pusat dan Cabang-cabang Lain

176.997 157.167 19.830 12,62 Due to Head Office and Other Branches

Tabungan 87.157 137.618 (50.461) (36,67) Savings

Interbank Call Money 14.697 40.669 (25.972) (63,86) Interbank Call Money

Lainnya 5.693 1.806 3.887 215,23 Others

Pendapatan Bunga Bersih 2.329.772 2.243.355 86.417 3,85 Net Interest Income

Jumlah Pendapatan Operasional LainnyaJumlah pendapatan operasional lainnya mengalami penurunan sebesar 11,78% atau Rp142,12 miliar menjadi Rp1,06 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan laba atas penjualan efek–efek bersih sebesar Rp113,97 miliar serta penurunan pendapatan provisi dan komisi bersih sebesar Rp76,76 miliar.

Kerugian Penurunan Nilai, BersihDi tahun 2018, kerugian penurunan nilai bersih mencapai Rp349,78 miliar, mengalami penurunan signifikan sebesar 61,00% atau Rp547,13 miliar. Penurunan kerugian ini antara lain disebabkan peningkatan pengelolaan kredit yang diberikan Bank.

Jumlah Beban Operasional LainnyaJumlah beban operasional lainnya pada tahun 2018 tercatat mengalami penurunan sebesar 5,52% atau Rp129,92 miliar menjadi Rp2,22 triliun. Penurunan ini dipengaruhi oleh berkurangnya beban karyawan sebesar Rp201,01 miliar atau 18,70%.

Laba Sebelum Pajak PenghasilanBaiknya kinerja Bank di tahun 2018 berdampak pada kinerja laba sebelum pajak penghasilan yang mencapai Rp820,92 miliar, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 311,33% atau Rp621,34 miliar.

Beban Pajak PenghasilanSeiring dengan meningkatnya laba sebelum pajak penghasilan, maka beban pajak penghasilan juga meningkat sebesar 231,84% atau Rp198,87 miliar menjadi Rp284,65 miliar. Peningkatan beban pajak terjadi pada beban pajak kini maupun beban pajak tangguhan, sejalan dengan peningkatan laba sebelum pajak penghasilan.

Total Other Operating IncomeOther operating income decreased by 11.78% or IDR 142.12 billion to IDR 1.06 trillion. This decrease was caused by lower gains on sale of securities of IDR 113.97 billion and decreased net fees and commission income of IDR 76.76 billion.

Impairment Losses, NetIn 2018, net impairment losses amounted to IDR 349.78 billion, a significant decrease of 61.00% or IDR 547.13 billion. This decrease in losses was partly due to increased loan management by the Bank.

Total Other Operating ExpensesTotal other operating expenses in 2018 decreased by 5.52% or IDR 129.92 billion to IDR 2.22 trillion. This decrease was partly due to reduced employee expenses of IDR 201.01 billion or 18.70%.

Income Before TaxThe Bank’s good performance in 2018 resulted in income before tax reaching IDR 820.92 billion, a significant growth of 311.33% or IDR 621.34 billion.

Income Tax ExpenseFollowing the increase in income before tax, income tax expense also increased by 231.84% or IDR 198.87 billion to IDR 284.65 billion. This increase occurred in current tax expense and deferred tax expense, in line with the increase in income before tax.

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

94

Page 97: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Laba BersihSejalan dengan meningkatnya laba sebelum pajak penghasilan, laba bersih Bank per 31 Desember 2018 juga mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, yaitu sebesar Rp422,47 miliar atau 371,25% menjadi Rp536,27 miliar.

Penghasilan Komprehensif Lain, Setelah Pajak PenghasilanPada tahun 2018, Bank mencatat kerugian komprehensif lain setelah pajak penghasilan sebesar Rp166,47 miliar, berbeda dari tahun 2017 yang mencatatkan penghasilan komprehensif lain setelah pajak penghasilan sebesar Rp102,32 miliar. Kerugian komprehensif ini khususnya disebabkan penurunan perubahan bersih nilai wajar.

Jumlah Laba KomprehensifMeskipun terdapat kerugian komprehensif lain, namun Bank tetap dapat membukukan jumlah laba komprehensif di tahun 2018 sebesar Rp369,79 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp153,68 miliar atau 71,11%. Kenaikan jumlah laba komprehensif ini sejalan dengan pertumbuhan laba bersih Bank.

Laporan Arus Kas Gabungan(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in million Rupiah, unless stated otherwise)

Uraian 2018 2017Pertumbuhan

Growth DescriptionRp %

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (4.250.611) (2.993.740) 1.256.871 41,98 Cash Flows from Operating Activities

Arus Kas dari Aktivitas Investasi 3.228.187 (200.681) 3.428.868 1.708,62 Cash Flows from Investing Activities

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan - 843.949 (843.949) (100,00) Cash Flows from Financing Activities

Efek Perubahan Kurs terhadap Kas dan Setara Kas

255.783 29.585 226.198 764,57 Effect of Exchange Rate Changes on Cash and Cash Equivalents

Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas

(766.641) (2.320.887) (1.554.246) (66,97) Net Decrease in Cash and Cash Equivalents

Kas dan Setara Kas, Awal Tahun 8.893.589 11.214.476 (2.320.887) (20,70) Cash and Cash Equivalents, Beginning of Year

Kas dan Setara Kas, Akhir Tahun 8.126.948 8.893.589 (766.641) (8,62) Cash and Cash Equivalents, End of Year

Arus Kas dari Aktivitas OperasiBank mencatat peningkatan arus kas untuk aktivitas operasi di tahun 2018 sebesar Rp4,25 triliun, naik 41,98% atau sebesar Rp1,26 triliun. Peningkatan arus kas untuk aktivitas operasi ini khususnya didorong oleh perubahan pada aset derivatif, peningkatan liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin, serta pertumbuhan kredit yang diberikan.

Arus Kas dari Aktivitas InvestasiDi tahun 2018, Bank mencatat perolehan arus kas dari aktivitas investasi sebesar Rp3,23 triliun, mengalami peningkatan sebesar 1.708,62% atau Rp3,43 triliun. Peningkatan yang sangat signifikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan penerimaan dari penjualan efek-efek dan efek-efek yang jatuh tempo sebesar 60,20% atau Rp3,27 triliun.

Net IncomeFollowing the increase in income before income tax, the Bank’s net income as of 31 December 2018 also experienced a very significant growth of IDR 422.47 billion or 371.25% to IDR 536.27 billion.

Other Comprehensive Income, Net of Income TaxIn 2018, the Bank recorded other comprehensive loss net of income tax of IDR 166.47 billion, compared to IDR 102.32 billion in 2017. This comprehensive loss was mainly due to a decrease in the net change in fair value.

Total Comprehensive IncomeDespite the other comprehensive loss, the Bank still recorded total comprehensive income in 2018 amounting to IDR 369.79 billion, an increase of IDR 153.68 billion or 71.11%. The increase in total comprehensive income was in line with the growth in the Bank’s net income.

Combined Statement of Cash Flows

Cash Flow from Operating ActivitiesThe Bank’s cash flows for operating activities increased in 2018 to IDR 4.25 trillion, an increase of 41.98% or IDR 1.26 trillion. This increase was mainly driven by changes in derivative assets, increased obligations to return securities received under secured borrowings, and the growth in loans disbursed.

Cash Flow from Investing ActivitiesIn 2018, the Bank’s cash flows from investing activities amounted to IDR 3.23 trillion, an increase of 1,708.62% or IDR 3.43 trillion. This very significant increase was mainly due to an increase in proceeds from sale of securities and securities matured of 60.20%, or IDR 3.27 trillion.

95

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 98: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Arus Kas dari Aktivitas PendanaanBank tidak mencatat adanya arus kas terkait aktivitas pendanaan di tahun 2018.

Tingkat Kesehatan BankUntuk menjaga kondisi Bank terkait risiko dan kinerja, secara rutin dilakukan penilaian tingkat kesehatan Bank berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian menggunakan pendekatan risiko (risk based bank rating) yang mencakup 4 faktor yaitu:1. Profil Risiko;2. Good Corporate Governance (GCG;,3. Rentabilitas (Earnings);dan4. Permodalan (Capital).

Pada tahun 2018, tingkat kesehatan Standard Charetered Bank Indonesia berada pada peringkat 2 Hasil penilaian ini mencerminkan kondisi Bank dalam kategori Baik/Memuaskan sehingga Bank dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

Uraian 2018 2017 Description

Profil Risiko 2 2 Risk Profile

Tata Kelola Perusahaan 2 2 Corporate Governance

Rentabilitas 3 3 Earnings

Permodalan 2 2 Capital

Peringkat Tingkat Kesehatan Bank 2 2 Rating of Bank Sound Level

Kategori Baik /MemuaskanGood/Satisfying

Baik /Memuaskan Good/Satisfying

Category

Rasio Keuangan(dalam %) (in %)

Uraian 2018 2017 Description

Permodalan Capital

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 16,60 19,51 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Aset ProduktifProductive Assets

Aset Produktif dan Non Produktif Bermasalah Terhadap Total Aset Produktif dan Non Produktif

0,51 0,81 Non-Performing Productive and Non-Productive Assets to Total Productive and Non-Productive

Assets

Aset Produktif Bermasalah Terhadap Total Aset Produktif

1,08 1,61 Non-Performing Productive Assets to Total Productive Assets

CKPN Aset Keuangan Terhadap Aset Produktif 1,53 2,19 Allowance for Impairment Losses of Financial Assets to Productive Assets

Non Performing Loan (NPL) Bruto 2,22 3,90 Non-Performing Loan (NPL) Gross

Non Performing Loan (NPL) Neto 0,49 1,11 Non-Performing Loan (NPL) Net

ProfitabilitasProfitability

Return on Asset (ROA) 1,26 0,32 Return on Asset (ROA)

Return on Equity (ROE) 6,15 1,53 Return on Equity (ROE)

Cash Flow from Financing ActivitiesThe Bank did not record any cash flows related to financing activities in 2018.

Bank’s Soundness LevelTo maintain the Bank’s condition with regard to risk and performance, a Bank soundness rating is carried out periodically based on the Financial Services Authority Regulation No. 4/POJK.03/2016 on Commercial Bank Soundness Level Assessment. The assessment uses a risk-based bank rating approach that includes 4 factors, namely:1. Risk Profile;2. Good Corporate Governance (GCG);3. Earnings; and4. Capital.

In 2018, the Standard Chartered Bank Indonesia soundness was ranked at score 2. This assessment result reflected the Bank’s condition as being in the Good/Satisfying category, therefore, the Bank is considered capable of facing significant negative effects of changes in business conditions and other external factors.

Financial Ratios

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

96

Page 99: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Uraian 2018 2017 Description

Net Interest Margin (NIM) 4,38 4,26 Net Interest Margin (NIM)

Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

95,76 99,53 Operating Expense to Operating Income (BOPO)

LikuiditasLiquidity

Loan to Funding Ratio (LFR) 96,36 81,91 Loan to Funding Ratio (LFR)

Nilai Net Stable Funding Ratio (NSFR) - Individu 112,01 * Value of Net Stable Funding Ratio (NSFR) - Individual

Catatan/ Note:*) Pengungkapan NSFR sejalan dengan penerapan POJK No. 50/POJK.03/2017 tanggal 13 Juli 2017 tentang Kewajiban Pemenuhan Rasio Pendanaan Stabil Bersih (Net

Stable Funding Ratio) bagi Bank Umum, 'yang mana kewajiban penyampaian dan publikasi laporan pertama kali dilakukan untuk posisi laporan akhir bulan Maret 2018.*) Disclosure of NSFR is in line with implementation of FSA Regulation No. 50/POJK.03/2017 dated 13 July 2017 on Obligation to Fulfill the Net Stable Funding

Ratio for Commercial Banks, where the obligation to submit and publish the first report is conducted for the position of end of March 2018.

PermodalanRasio permodalan Bank yang ditunjukkan dengan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) mencapai 16,60% pada tahun 2018, lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 19,51%. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan aset serta dampak penerapan Credit Valuation Adjustment (CVA) dan Standardised Approach Counterparty Credit Risk (SACCR) di tahun 2018.

Meskipun mengalami penurunan, namun CAR yang dimiliki Bank masih melebihi ketentuan regulator perbankan Indonesia, yaitu sebesar 9,00% - 11,25% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Masih terkendalinya CAR juga menunjukkan masih baiknya kemampuan Bank untuk membayar utang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Aset ProduktifKinerja aset produktif Bank di tahun 2018 mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya. Rasio aset produktif dan non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan non produktif menjadi 0,51%, rasio aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif menjadi 1,08%, serta rasio CKPN aset keuangan terhadap aset produktif menjadi 1,53%. Demikian pula dengan Non Performing Loans (NPL) rasio bruto dan NPL rasio neto masing-masing menjadi 2,22% dan 0,49%.

Membaiknya kinerja aset produktif, khususnya NPL bruto dan NPL neto juga menunjukkan semakin baiknya tingkat perputaran piutang Bank di tahun 2018, dalam hal ini merupakan kredit yang diberikan.

ProfitabilitasKinerja keuangan Bank dalam menghasilkan profit mengalami pertumbuhan di tahun 2018. Rasio return on asset (ROA) mencapai 1,26%, return on equity (ROE) mencapai 6,15%, dan net interest margin (NIM) mencapai 4,38%. Demikian pula dengan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dapat ditekan sampai sebesar 95,76%. Pencapaian kinerja yang baik ini merupakan hasil dari penetapan strategi dan kebijakan-kebijakan strategis Bank yang tepat sasaran.

CapitalThe Bank’s capital ratio, indicated by the minimum capital adequacy ratio (MCAR), reached 16.60% in 2018, lower than 19.51% the previous year. This was in line with the increase in assets and the impact of implementing Credit Valuation Adjustment (CVA) and Standardized Approach Counterparty Credit Risk (SACCR) in 2018.

Despite the decline, the Bank’s CAR still exceeded the provisions of Indonesian banking regulator, which is 9.00% - 11.25% of Risk Weighted Assets (RWA). The controlled CAR also shows the Bank’s ability to repay debts, both in the short and long term.

Productive AssetsThe Bank’s productive assets performance in 2018 improved from the previous year. The ratio of non-performing productive and non-productive assets to total productive and non-productive assets was 0.51%, the ratio of non-performing productive assets to total productive assets was 1.08%, and the ratio of Allowance for Impairment Losses of financial assets to productive assets was 1.53%. Similarly, the gross Non-Performing Loans (NPL) ratio and net NPL ratio were 2.22% and 0.49%, respectively.

The improvement in productive asset performance, particularly gross NPL and net NPL, reflects a better turnover rate of the Bank’s receivables in 2018, in this case loans disbursed.

ProfitabilityThe Bank’s financial performance in generating profits experienced growth in 2018. Return on assets (ROA) ratio reached 1.26%, return on equity (ROE) reached 6.15%, and net interest margin (NIM) reached 4.38%. Similarly, operating expenses against operating income (BOPO) reduced to 95.76%. This good performance achievement was the result of following the Bank’s strategy and strategic target policies.

97

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 100: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

LikuiditasRasio likuiditas Bank di tahun 2018 berdasarkan loan to funding ratio (LFR) meningkat dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 96,36%. Rasio LFR ini berada di atas batas atas LFR target sebesar 92,00%, sedangkan kualitas kredit yang diberikan Bank sangat baik. Selain ditunjukkan oleh rasio NPL, kemampuan kredit yang diberikan Bank juga ditunjukkan dari nilai net stable funding ratio (NSFR) – individu sebesar 112,01%, berada di atas kewajiban minimum sebesar 100,00%.

Struktur ModalKebijakan Struktur ModalBank telah menyusun rencana serta melakukan pengawasan permodalan guna memastikan kecukupannya dalam mendukung strategi bisnis, kepatuhan terhadap peraturan perbankan, serta memperhatikan perkembangan ekonomi terkini. Rencana penambahan modal Bank wajib disampaikan dalam Rencana Bisnis Bank yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan, dan harus mendapatkan persetujuan dari Standard Chartered Group maupun Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 9% - 11,25% dari ATMR. Untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko Bank, Otoritas Jasa Keuangan dapat mewajibkan Bank untuk menyediakan modal minimum lebih besar dari ketentuan mengenai modal minimum tersebut.

Adapun potensi kerugian Bank dapat bersumber dari: 1. Risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional yang

belum dapat sepenuhnya diukur secara akurat dalam melakukan perhitungan ATMR;

2. Risiko lainnya yang bersifat material antara lain risiko suku bunga di banking book, risiko likuiditas, dan risiko konsentrasi;

3. Dampak penerapan stress testing terhadap kecukupan modal Bank, dan/atau;

4. Berbagai faktor terkait lainnya.

Perhitungan modal dan ATMR untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dilakukan sesuai dengan ketentuan perbankan yang berlaku. Terkait hal tersebut, Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang periode pelaporan.

Rincian Struktur ModalStruktur permodalan Bank per 31 Desember 2018 sebagai berikut:

(dalam Jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

Uraian 2018 2017 Description

Komponen modal: Capital components:

Penyertaan Kantor Pusat 867 867 Head Office Investment

Dana Usaha 8.961.396 8.640.458 Operating Funds

Laba yang Belum Dipindahkan ke Kantor Pusat 959.175 651.468 Unremitted Profit to Head Office

LiquidityThe Bank’s liquidity ratio in 2018, based on loan to funding ratio (LFR), increased to 96.36%, compared to the previous year. The LFR ratio is above the upper target limit of 92.00%, while the quality of loans disbursed by the Bank is very good. In addition to the NPL ratio, the ability of the Bank's loans can also be seen in the net stable funding ratio (NSFR) - individuals of 112.01%, which is above the minimum obligation of 100.00%.

Capital StructurePolicy on Capital StructureBank has prepared a capital plan and monitors its capital to ensure the capital adequacy supports the business strategies, complies with banking regulations, as well as pays attention to the latest macro economic developments. Capital injection plans are required to be included in the Business Plan submitted to the Financial Service Authority, and are subject to the Standard Chartered Group and Financial Service Authority approvals.

In accordance with the prevailing banking regulation, the Bank is required to maintain a minimum capital of 9% - 11.25% of RWA. To anticipate potential losses based on the Bank’s risk profile, the Financial Service Authority may require the Bank to maintain higher capital than the minimum capital requirement.

The potential losses may derive from:1. Credit risk, market risk and operational risk which have not

been accurately measured in the RWA calculation;

2. Other material risks, including interest rate risk in banking book, liquidity risk and concentration risk;

3. Impact of the application of stress test on the capital adequacy, and/or;

4. Other relevant factors.

Capital and RWA calculations for credit risk, market risk and operational risk are made in accordance with the prevailing banking regulations. Accordingly, the Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the reporting period.

Details on Capital StructureThe Bank’s capital structure as of December 31, 2018 is as follows:

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

98

Page 101: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Uraian 2018 2017 Description

Kekurangan Cadangan Kerugian/Penurunan Nilai Aset terhadap Penyisihan Penghapusan Aset Sesuai Ketentuan Bank Indonesia

(257.939) - Shortage of Allowance for impairment Losses on Assets against Provision for Assets Losses

according to Bank Indonesia Provisions

Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (Maksimum 1,25% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko)

477.647 433.052 General Reserves for Allowance for Productive Asset (Maximum 1.25% of Risk Weighted Assets)

Penghasilan Komprehensif Lain (154.259) 88.064 Other Comprehensive Income

Perhitungan Pajak Tangguhan (798.892) (655.177) Deferred Tax Calculation

Aset Tak Berwujud Lainnya (35.300) (51.465) Other Intangible Assets

Total Modal 9.152.695 9.107.267 Total Capital

ATMR untuk Risiko Kredit 46.042.362 37.564.292 RWA for Credit Risk

ATMR untuk Risiko Pasar 2.281.060 2.068.714 RWA for Market Risk

ATMR untuk Risiko Operasional 6.801.109 7.046.994 RWA for Operational Risk

Rasio KPMM Risiko Kredit dan Risiko Pasar 18,94% 22,98% CAR Ratio Credit Risk and Market Risk

Rasio KPMM Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan Risiko Operasional

16,60% 19,51% CAR Ratio Credit Risk, Market Risk, and Operational Risk

Rasio KPMM Yang Diwajibkan 9,00% - <11,25% 9,00% - <11,25% Mandatory CAR Ratio

Realisasi Investasi Barang Modal dan Ikatan Material atas Investasi Barang Modal

Pada tahun 2018, Bank tidak melakukan investasi terhadap barang modal sehingga tidak ada ikatan material yang timbul atas kegiatan investasi tersebut.

Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/Peleburan Usaha, Akuisisi, Restrukturisasi Utang/ModalAktivitas investasi Bank di tahun 2018 berupa pembelian efek-efek untuk investasi sebesar Rp5,46 triliun. Efek-efek tersebut meliputi obligasi pemerintah, sukuk, surat perbendaharaan negara syariah, dan surat perbendaharaan negara.

Selain aktivitas investasi tersebut, Bank tidak melakukan aktivitas ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi, dan restrukturisasi utang/modal.

Informasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan dan/atau Transaksi dengan Pihak Berelasi

Sifat BerelasiRincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2018 diuraikan sebagai berikut:

Sifat Hubungan Nature of Relationship

Jenis TransaksiType of Transaction

Kantor PusatHead Office

Derivatif, akseptasi, bank garansi, pinjaman, pendapatan bunga, beban bunga, beban komisi, pendapatan komisi, alokasi beban teknologi dan kantor pusat, beban operasional dan beban karyawan.Derivative, acceptance, bank guarantee, borrowing, interest income, interest expense, commission expense, commission income, technology and head office allocation, operational and personnel expenses.

Realization of Capital Goods Investment and Material Commitment on Capital Goods InvestmentIn 2018, the Bank did not invest in capital goods, therefore, there were no material commitments arising from investment activities.

Material Information on Investment, Expansion, Divestment, Business Merger/Consolidation, Acquisition, Debt/Capital RestructuringThe Bank’s investment activities in 2018 were in the form of purchases of investment securities amounting to IDR 5.46 trillion. These securities included government bonds, sukuk, sharia treasury bills, and government treasury notes.

Apart from these investment activities, the Bank did not conduct expansion, divestments, business mergers/ consolidations, acquisitions, and debt/capital restructuring activities.

Information on Material Transactions Containing Conflict of Interest and/or Transactions with Related Parties

Nature of RelationshipDetails of the nature of relationship and the significant types of transactions with the related parties as of 31 December 2018 are as follows.

99

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 102: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Sifat Hubungan Nature of Relationship

Jenis TransaksiType of Transaction

Anak Perusahaan dan Perusahaan terkait Entitas Induk dan Kantor PusatSubsidiary and Related entities of Ultimate Shareholder and Head Office

Penempatan giro, derivatif, akseptasi, bank garansi, pemberian pinjaman, beban operasional, pendapatan bunga, beban bunga, pendapatan provisi dan komisi, beban provisi dan komisi beban karyawan dan alokasi beban teknologi.Placement in current account, derivative, acceptance, bank guarantee, loan, operational expenses, interest income, interest expense, fee and commission income, fee and commission expense, personnel expenses and technology.

Kantor Cabang Lain di Luar Negeri yang dimiliki oleh Entitas Induk/Kantor PusatOther Off-Shore Branches Owned by the Ultimate Shareholder/Head Office

Penempatan giro dan call money, derivatif, akseptasi, pemberian pinjaman, bank garansi, beban bunga, pendapatan bunga, beban komisi, pendapatan provisi dan komisi, beban operasional, beban teknologi, jasa manajemen, beban karyawan dan alokasi beban kantor pusat.Placement in current account and call money, derivative, acceptance, loan, bank guarantee,interest expense, interest income, commission expense, provision and commission fees, operational expenses, technology expense, management fee, personnel expenses, head office expenses allocation.

Personel Manajemen Kunci (Manajemen dan Pejabat Eksekutif Bank)Key Management Personnel (Management and Executives of the Bank)

Penempatan giro dan deposito, dan pemberian pinjaman.Placement in current account and deposit, and loan.

Saldo dan Transaksi dengan Pihak-Pihak BerelasiPerincian transaksi dan saldo signifikan (termasuk komitmen dan kontinjensi) dengan pihak berelasi diuraikan sebagai berikut:

(in million Rupiah) (dalam Jutaan Rupiah)

Uraian 2018 2017 Description

Giro pada Bank - Bank Lain 73.329 232.444 Current Accounts with Other Banks

Tagihan dari Cabang - Cabang Lain 257.989 381.604 Due from other Branches

Aset Derivatif 2.003.011 416.064 Derivative Assets

Kredit yang Diberikan 1.146.878 1.047.500 Loans

Aset Lain-Lain, Bersih 232.602 171.264 Other Assets, Net

Simpanan oleh Nasabah Bukan Bank 228.873 393.571 Deposits by Non-Bank Customers

Simpanan oleh Bank - Bank Lain 20.516 13.069 Deposits by Other Banks

Liabilitas Derivatif 422.655 402.924 Derivative Liabilities

Utang Akseptasi 1.629.602 1.412.777 Acceptance Payables

Utang kepada Kantor Pusat dan Cabang-cabang Lain

13.171.714 13.476.174 Due to Head Office and Other Branches

Beban Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain - Lain

750.229 747.566 Accrued Expenses and Other Liabilities

Pendapatan Bunga 87.876 68.682 Interest Income

Beban Bunga 176.549 162.308 Interest Expenses

Beban Provisi dan Komisi, Bersih 5.105 81.881 Fees and Commission Expenses, Net

Beban Umum dan Administrasi 730.015 676.464 General and Administrative Expenses

Beban Karyawan 82.880 73.536 Personnel Expenses

Garansi yang Diterima dari Bank-bank Lain (Tagihan Kontinjensi)

5.101.423 3.404.665 Guarantees Received from Other Banks (Contingent Bill)

Bank Garansi yang Diterbitkan kepada Nasabah (Kewajiban Kontinjensi)

1.070.081 1.423.151 Bank Guarantees Issued to Customers (Contingent Liabilities)

Balance and Transactions with Related PartiesDetails of significant transactions and balances (including commitments and contingencies) with related parties are described as follows:

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

100

Page 103: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Transaksi dan Kompensasi dengan Manajemen KunciKompensasi yang diberikan kepada personil manajemen utama terdiri dari:

(dalam Jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

Uraian 2018 2017 Description

Imbalan Kerja Jangka Pendek 62.461 65.513 Short-Term Employee Benefits

Pembayaran Berbasis Saham 4.584 4.182 Share-based Payments

Imbalan Pasca Kerja 15.835 3.841 Post-Employment Benefits

Total 82.880 73.536 Total

Kewajaran Transaksi Pihak BerelasiKewajaran seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, telah diungkapkan pada laporan keuangan.

Komitmen dan Kontinjensi

Ikhtisar komitmen dan kontijensi Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak diungkapkan sebagai berikut:

(dalam Jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

Uraian 2018 2017 Description

Komitmen Commitment

Kewajiban Komitmen Commitment Liabilities

Fasilitas Kredit yang Belum Digunakan - Committed

(649.300) (1.017.446) Unused Loan Facilities - Committed

Fasilitas Letters of Credit yang Tidak Dapat Dibatalkan yang Diberikan ke Nasabah

(1.923.857) (1.941.878) Irrevocable Letters of Credit Facilities provided to Customers

Jumlah Kewajiban Komitmen (2.573.157) (2.959.324) Total Commitment Liabilities

Kontinjensi Contingency

Tagihan Kontinjensi Contingency Receivables

Garansi yang Diterima dari Bank-bank Lain 5.109.304 4.712.374 Guarantees Received from Other Banks

Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian 47.685 138.597 Interest Income in Settlement

Jumlah Tagihan Kontinjensi 5.156.989 4.850.971 Total Contingent Receivables

Kewajiban Kontinjensi Contingent Liabilities

Bank Garansi yang Diterbitkan kepada Nasabah (9.974.124) (8.783.194) Bank Guarantee Issued to Customers

Jumlah Kewajiban Kontinjensi, Bersih (4.817.135) (3.932.223) Total Contingencies Liabilities, Net

Perbandingan Target dan Realisasi 2018

Komponen Realisasi 20182018 Realization

Target 20182018 Target Components

Pertumbuhan Kredit 16,81% 4,00%-6,00% Loan Growth

Kualitas Aset (NPL) 2,22% 2,80%-3,00% Asset Quality (NPL)

Rasio Kredit Terhadap Simpanan Nasabah 96,36% 83,00%-85,00% Credit to Customer Deposits Ratio

Pertumbuhan Simpanan Nasabah 0,48% 4,00%-6,00% Growth of Customer Deposits

Rasio Kecukupan Modal 16,60% 16,00%-17,00% Capital Adequacy Ratio

Transactions and Compensation with Key ManagementCompensation given to key management personnel consists of:

Fairness of Related Party TransactionsThe fairness of all transactions carried out with related parties, whether or not carried out with conditions and requirements with third parties, has been disclosed in the financial statements.

Commitments and Contingencies

The summary of the Bank’s commitments and contingencies stated in the contract value is disclosed as follows.

Comparison of Target and Realization 2018

101

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 104: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Standard Chartered Bank Indonesia berhasil menutup tahun 2018 dengan pencapaian kinerja kunci sebagai berikut:1. Peningkatan penyaluran kredit sebesar 16,81%

dibandingkan tahun lalu;2. Kualitas aset membaik yang ditunjukkan dengan penurunan

rasio NPL menjadi 2,22% di tahun 2018;3. Posisi modal dan likuiditas yang kuat dan optimal, di

atas ketentuan regulator dengan rasio Kecukupan Modal sebesar 16,60%, termasuk setelah penerapan IFRS 9/PSAK 71 di tahun 2018.

Proyeksi 2019

Proyeksi rasio keuangan utama dan pos-pos tertentu berdasarkan angka historis, perkiraan kondisi makro dan strategi Standard Chartered Bank Indonesia di tahun 2019 ditunjukkan sebagai berikut:

KomponenComponents

Target 20192019 Target

Pertumbuhan KreditLoans Growth

Tumbuh 1 digitGrow 1 digit

Kualitas Kredit (NPL)Loans Quality (NPL)

Di bawah 3,5% Below 3.5%

Pertumbuhan Simpanan NasabahGrowth of Customer Deposits

Tumbuh 1 digitGrow 1 digit

Komposisi CASA Terhadap Total Simpanan Nasabah CASA Composition to Total Customer Deposits

75%-77%75%-77%

Rasio Kecukupan Modal Capital Adequacy Ratio

16%-17%16%-17%

Standard Chartered Bank Indonesia menyongsong tahun 2019 dengan optimisme bahwa momentum kuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan berlanjut sejalan dengan membaiknya situasi ekonomi dan pasar.

Prospek Usaha 2019

Perekonomian global diperkirakan mengalami pertumbuhan di tahun 2019 dengan Amerika Serikat sebagai salah satu motor penggerak utama. Pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat didorong oleh normalisasi kebijakan moneter, kenaikan imbal hasil, dan pengembalian modal. Selaras dengan Amerika Serikat, perekonomian Indonesia juga diprediksi akan mencatatkan kembali pertumbuhan yang positif. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 pada kisaran 5,0-5,4%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini ditopang oleh terjaganya permintaan domestik dan membaiknya ekspor neto.

Standard Chartered Bank Indonesia successfully closed 2018 with the following key performance achievements:1. Increased loans by 16.81% compared to last year;

2. Improved asset quality as indicated by a decrease in NPL ratio to 2.22% in 2018;

3. Strong and optimal capital and liquidity position, above the regulatory provisions with Capital Adequacy Ratio of 16.60%, including the application of IFRS 9/PSAK 71 in 2018.

2019 Projection

The key financial ratios and certain items projections based on historical figures, and Standard Chartered Bank Indonesia’s macro conditions estimates and strategies in 2019 are shown as follows:

Standard Chartered Bank Indonesia welcomes 2019 with optimism that the strong momentum of economic growth in Indonesia will continue in line with the improvement in economic and market situation.

Business Prospect 2019

The global economy is expected to grow in 2019 with the United States being one of the main driving forces. The United States economic growth will be driven by normalization of monetary policy, rising yields, and capital return. In line with the United States, Indonesia’s economy is also predicted to record another positive growth. Bank Indonesia predicts Indonesia’s economic growth in 2019 to be within the range of 5.0-5.4%. Indonesia’s economic growth will be supported by maintained domestic demand and improved net exports.

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

102

Page 105: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Menurut Kementerian Keuangan Republik Indonesia, terdapat beberapa asumsi dasar ekonomi makro yang akan memperkuat pertumbuhan perekonomian nasional. Salah satu faktor tersebut yaitu penyelesaian proyek-proyek infrastruktur yang mendorong penguatan investasi. Dukungan lainnya adalah diadakannya pemilu di tahun 2019 yang akan berdampak pada peningkatan konsumsi.

Tingkat inflasi diprediksi akan sebesar 3,5% dan masih dalam tahap wajar. Namun, terkendalinya tingkat inflasi ini diikuti oleh nilai tukar Rupiah yang diprediksi akan menyentuh Rp15.000,-. Selain itu, suku bunga kredit juga akan meningkat menjadi 5,3% dengan prakiraan pertumbuhan kredit berada pada kisaran 10-12% (yoy) dan pertumbuhan DPK diperkirakan sekitar 8-10% (yoy).

Indikator APBN 20192019 State Budget Indicators

Pertumbuhan PDB (%) 5.3 GDP Growth (%)

Inflasi (%) 3.5 Inflation (%)

Nilai Tukar (Rp/USD) 15,000 Exchange Rate (IDR /USD)

Suku Bunga (%) 5.3 Interest Rates (%)

Harga Minyak (US$/barrel) 70 Oil Prices (USD/barrel)

Lifting Minyak (ribu barrel/hari) 775 Oil Lifting (thousand barrels/day)

Lifting Gas (ribu barrel setara minyak/hari) 1,250 Gas Lifting (thousand barrels equivalent to oil/day)

Dalam kondisi persaingan dalam industri perbankan yang semakin kompetitif, manajemen dan sumber daya manusia di Bank berkomitmen untuk mempertahankan dan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan memperhatikan posisi Bank di industri perbankan Indonesia.

(Sumber : Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia)

Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa dan Jarang TerjadiDi tahun 2018, tidak terdapat informasi keuangan yang mengandung kejadian yang bersifat luar biasa dan jarang terjadi di Bank.

Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan AkuntanHingga Laporan Tahunan ini diterbitkan, Bank tidak memiliki informasi dan fakta material setelah tanggal laporan akuntan yang secara signifikan yang mempengaruhi kinerja Bank dan risiko usaha di masa yang akan datang.

According to the Republic of Indonesia Ministry of Finance, there are several basic macroeconomic assumptions that will strengthen the national economic growth. One of these factors will be the completion of infrastructure projects that will encourage investment reinforcement. Another will be the holding of elections in 2019 that will impact increased consumption.

The inflation rate is predicted to be 3.5% and still within a reasonable range. However, controlled inflation rate will be followed by a Rupiah exchange rate that is predicted to reach IDR 15,000. In addition, loan interest rates will also increase to 5.3% with an estimated loan growth within the range of 10-12% (yoy) and a growth in TPF estimated at around 8-10% (yoy).

In this increasingly competitive banking industry, the Bank’s management and human resources are committed to maintaining and developing competitive advantages by taking into account the Bank’s position in the Indonesian banking industry

(Source: Bank Indonesia and the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia)

Financial Information Containing Extraordinary or Rare EventsIn 2018, there was no financial information to report concerning extraordinary and rare events that occurred at the Bank.

Material Information and Facts Occurring Subsequent to the Accountant’s Reporting DateUntil the publication of this Annual Report, there was no material information or facts subsequent to the accountant’s reporting date that significantly affected the Bank’s future performance and business risks.

103

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 106: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Kebijakan DividenBank merupakan kantor cabang bank asing di Indonesia sehingga tidak melaksanakan pembagian dividen secara langsung.

Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran UmumHingga akhir tahun 2018, Bank tidak melakukan penerbitan saham maupun obligasi.

Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan/atau Manajemen Hingga 31 Desember 2018, Bank tidak menjalankan program kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau manajemen. Namun, terdapat penghargaan jangka panjang yang diberikan dalam bentuk saham yang bergantung pada hasil pengukuran kinerja jangka panjang

Perubahan Peraturan Perundang-Undangan yang Berdampak SignifikanPerubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Bank pada tahun 2018 diungkapkan sebagai berikut:

Perubahan PeraturanChanges in Regulations

Ringkasan Perubahan PeraturanSummary of Regulatory Changes

Dampak Terhadap BankImpact on the Bank

Peraturan Bank Indonesia No. 20/3/PBI/2018

Giro wajib minimum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank umum konvensional, bank umum syariah, dan unit usaha syariah.

Bank Indonesia Regulation No. 20/3/PBI/2018

Minimum statutory reserves in rupiah and foreign exchange for conventional commercial banks, sharia commercial banks, and sharia business units.

Penambahan porsi Giro Wajib Minimum dalam rupiah rata-rata bagi Bank Umum Konvensional dari 1,5% menjadi 2% dari dana pihak ketiga dalam rupiah Bank Umum Konvensional.Addition of the portion of Minimum Reserve Requirement in rupiah for Conventional Commercial Banks is from 1.5% to 2% from third party deposits in rupiah in Conventional Commercial Banks.

Penambahan porsi Giro Wajib Minimum Bank dalam rupiah di Bank Indonesia meningkat.The increase in the portion of the Bank's Minimum Statutory Reserves in rupiah at Bank Indonesia is increased.

Peraturan Bank Indonesia No. 20/6/PBI/2018

Uang elektronik.

Bank Indonesia Regulation No. 20/6/PBI/2018

Electronic money.

Mengatur ketentuan umum tentang uang elektronik, prinsip dan ruang lingkup penyelenggaraan, perizinan, pelaporan, pengawasan dan sanksi dalam implementasi aktivitas uang elektronik.Regulating general provisions on electronic money, principles and scope of implementation, licensing, reporting, supervision and sanctions in the implementation of electronic money activities.

Kepatuhan Bank dalam melaksanakan aktivitas uang elektronik.The Bank’s compliance in carrying out electronic money activities.

Dividend PolicyThe Bank is a branch office of a foreign bank in Indonesia. Thus, it does not distribute dividends.

Realization of Use of Public Offering ProceedsUp the end of 2018, the Bank has not issued shares or bonds.

Employees and/or Management Stock Ownership Programme Until 31 December 2018, the Bank did not implement share ownership Programme for employees and/or management. However, there are long-term awards given in the form of shares depending on the results of long-term performance measurements.

Changes to Laws and Regulations having Significant ImpactChanges to laws and regulations that significantly affected the Bank’s performance in 2018 are disclosed as follows:

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

104

Page 107: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Perubahan PeraturanChanges in Regulations

Ringkasan Perubahan PeraturanSummary of Regulatory Changes

Dampak Terhadap BankImpact on the Bank

Peraturan Bank Indonesia No. 20/8/PBI/2018

Rasio loan to value untuk kredit properti, rasio financing to value untuk pembiayaan properti, dan uang muka untuk kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor.

Bank Indonesia Regulation No. 20/8/PBI/2018

Loan to value ratio for property loans, financing to value ratio for property financing, and advances for loans or motor vehicle financing.

Penyempurnaan kebijakan LTV/FTV yang lebih akomodatif yang meliputi penyesuaian rasio LTV, penyesuaian jumlah maksimum fasilitas untuk kepemilikan properti inden, dan penyesuaian pengaturan tahapan, serta besaran pencairan untuk kepemilikan inden.Improvement of more accommodative LTV/FTV policy that includes the adjustment of LTV ratio, adjustment of the maximum number of facilities for ownership of indent property, and adjustment of arrangement of stages, as well as the amount of disbursement for indent ownership.

Kepatuhan Bank dalam melaksanakan aktivitas penyediaan dana sektor properti dan kendaraan bermotor.The Bank's compliance in carrying out activities to provide funds in property and motor vehicle sector.

Peraturan Bank Indonesia No. 20/16/PADG/2018

Transaksi valuta asing terhadap rupiah antara Bank dengan pihak domestik.

Bank Indonesia Regulation No. 20/16/PADG/2018

Transaction of foreign exchange to rupiah between the Bank and domestic parties.

Transaksi valas terhadap Rupiah, meliputi transaksi spot dan transaksi derivatif valuta asing terhadap rupiah yang mencakup transaksi forward, swap, option, cross, cross currency swap dan call spread option.Foreign exchange transactions to Rupiah include spot transactions and foreign exchange derivative transactions to Rupiah which include transactions of forward, swap, option, cross, cross currency swap, and call spread option.

Kepatuhan Bank dalam melaksanakan transaksi valuta asing terhadap Rupiah dengan pihak domestik.The Bank’s compliance in carrying out foreign exchange transactions to Rupiah with domestic parties.

Peraturan Bank Indonesia No. 20/17/PADG/2018

Transaksi valuta asing terhadap Rupiah antara Bank dengan pihak asing.

Bank Indonesia Regulation No. 20/17/PADG/2018

Foreign exchange transactions to Rupiah between the Bank and foreign parties.

Transaksi valas terhadap rupiah meliputi transaksi spot dan transaksi derivatif valuta asing terhadap Rupiah yang mencakup transaksi forward, swap, option, cross, cross currency swap dan call spread option.Foreign exchange transactions to Rupiah include spot transactions and foreign exchange derivative transactions to Rupiah which include transactions of forward, swap, option, cross, cross currency swap, and call spread option.

Kepatuhan Bank dalam melaksanakan transaksi valuta asing terhadap Rupiah dengan pihak asing.The Bank’s compliance in carrying out foreign exchange transactions to Rupiah with foreign parties.

Peraturan Bank Indonesia No. 15/POJK.03/2018

Batas maksimum pemberian kredit atau batas maksimum penyaluran dana Bank untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan peningkatan devisa.

Bank Indonesia Regulation No. 15/POJK.03/2018

The Bank’s maximum legal lending limit or maximum limit of the Bank’s fund distribution to encourage the growth of tourism sector and increase foreign exchange

Penyesuaian ketentuan batas maksimum pemberian kredit atas batas maksimum penyaluran dana Bank yang diharapkan dapat meningkatkan potensi ekspansi kredit atau pembiyaan bank yang dilakukan secara terukur dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.Adjustment of the provisions for maximum legal lending limit to the maximum limit of fund distribution of the Bank is expected to increase the potential of bank credit expansion or financing carried out in a measurable manner by still paying attention to the principle of prudence.

Kepatuhan Bank dalam melaksanakan aktivitas pemberian kredit atau penyaluran dana di sektor pariwisata.The Bank's compliance in carrying out legal lending or fund allocation activities in the tourism sector.

105

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 108: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Perubahan PeraturanChanges in Regulations

Ringkasan Perubahan PeraturanSummary of Regulatory Changes

Dampak Terhadap BankImpact on the Bank

Peraturan Bank Indonesia No. 17/POJK.03/2018

Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6/POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank.

Bank Indonesia Regulation No. 17/POJK.03/2018

Amendment to Financial Services Authority Regulation No. 6/POJK.03/2016 on Business Activities and Office Networks Based on Bank's Core Capital.

Penyesuaian ketentuan diharapkan dapat meningkatkan potensi ekspansi kredit atau pembiayaan Bank yang dilakukan secara terukur dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Ketentuan difokuskan untuk mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan sektor prioritas yaitu sektor perumahan dan sektor pariwisata.Provision adjustment is expected to increase the potential of the Bank’s credit expansion or financing carried out in a measurable manner by still paying attention to the principle of prudence. Provisions are focused on encouraging credit growth or financing priority sectors, namely housing sector and tourism sector.

Kepatuhan Bank dalam melaksanakan aktivitas pemberian kredit atau penyaluran dana di sektor perumahan dan pariwisata.The Bank's compliance in carrying out legal lending or fund allocation activities in housing and tourism sectors.

Peraturan Bank Indonesia No. 12/POJK.03/2018

Penyelenggaraan layanan perbankan digital oleh bank umum.

Bank Indonesia Regulation No. 12/POJK.03/2018

Organizing digital banking services by commercial banks.

Bank dapat menyelenggarakan layanan perbankan elektronik atau layanan perbankan digital. Bank yang menyelenggarakan layanan perbankan elektronik atau layanan perbankan digital wajib menerapkan manajemen risiko, prinsip kehati-hatian, dan memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.The Bank is able to provide electronic banking services or digital banking services. Banks providing electronic banking services or digital banking services must implement risk management, prudential principles, and meet the requirements of Financial Services Authority.

Bank diharapkan dapat menyelenggarakan layanan perbankan digital dengan tetap mengedepankan manajemen risiko dalam teknologi informasi.The Bank is expected to be able to provide digital banking services while keep promoting risk management in information technology.

Peraturan Bank Indonesia No. 20/10/PBI/2018

Transaksi domestik non-deliverable forward.

Bank Indonesia Regulation No. 20/10/PBI/2018

Non-deliverable forward domestic transactions.

Seluruh transaksi domestic non-deliverable forward wajib memiliki underlying transaksi yang meliputi perdagangan barang dan jasa serta investasi di dalam dan di luar negeri yang dibuktikan dengan dokumen yang bersifat final dan pendukung. Transaksi domestic non-deliverable forward dilakukan tanpa pergerakan dana secara penuh dengan mekanisme fixing dan menggunakan kurs JISDOR sebagai acuan dan mata uang Rupiah sebagai mata uang penyelesaian.All domestic non-deliverable forward transactions must have an underlying transaction which include trading of goods and services and investment domestically and overseas as evidenced by final and supporting documents. Domestic non-deliverable forward transactions are carried out without full fund movement with fixing mechanism and use JISDOR exchange rate as a reference and Rupiah currency as settlement currency.

Bank yang melakukan transaksi ini harus menerapkan manajemen risiko, edukasi bagi nasabah, dan menerapkan perlindungan nasabah.Banks that conduct this transaction shall implement risk management, educate customers, and implement customer protection.

Peraturan Bank Indonesia No. 20/13/PBI/2018

Transaksi derivatif suku bunga Rupiah.

Bank Indonesia Regulation No. 20/13/PBI/2018

Derivative transactions in Rupiah interest rates.

Cakupan transaksi derivatif suku bunga Rupiah merupakan transaksi derivatif bersifat standar (plain vanilla) yang meliputi transaksi interest rate swap, forward rate agreement, interest rate option, interest rate futures, dan transaksi derivatif suku bunga lainnya. Bank dapat melakukan transaksi derivatif suku bunga Rupiah dengan nasabah yang memiliki klasifikasi tertentu, pihak asing dan bank lainnya.The range of derivative transactions in Rupiah interest rates is standard derivative transaction (plain vanilla) which includes transactions of interest rate swap, forward rate agreement, interest rate option, interest rate future, and other interest rate derivative. The Bank can conduct Rupiah interest rate derivative transactions with customers who have certain classifications, foreign parties, and other banks.

Bank yang melakukan transaksi ini dengan nasabah atau pihak asing untuk kepentingan nasabah atau pihak asing dimaksud, wajib melakukan analisis kebutuhan, menerapkan manajemen risiko, dan memberikan edukasi bagi nasabah.Banks that conduct this transaction with customers or foreign parties for the benefit of such customers or foreign parties are required to carry out needs analysis, implement risk management, and provide education for customers.

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

106

Page 109: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Perubahan PeraturanChanges in Regulations

Ringkasan Perubahan PeraturanSummary of Regulatory Changes

Dampak Terhadap BankImpact on the Bank

Peraturan Bank Indonesia No. 32/POJK.03/2018

Batas maksimum pemberian kredit dan penyediaan dana besar bagi bank umum.

Bank Indonesia Regulation No. 32/POJK.03/2018

Legal lending limit and the provision of large exposure for commercial banks.

Bank wajib melakukan perhitungan BMPK dan penyediaan dana besar untuk setiap penyediaan dana secara individu dan konsolidasi. Bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam memberikan penyediaan dana, termasuk penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar, dan penyediaan kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap bank. Bank wajib memiliki kebijakan, pedoman, dan prosedur tertulis tentang penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar, dan penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank.The Bank must calculate the LLL and provision of large exposure for each individual and consolidated fund provision. The Bank must apply prudential principles and risk management in providing funds, including the provision of funds to related parties, provision of large exposure, and provision to other parties having interest in the Bank. Banks must have written policies, guidelines and procedures regarding the provision of funds to related parties, provision of large exposure, and provision of funds to other parties having interest in the Bank.

Dengan semakin kompleks hubungan antara perorangan dengan suatu perusahaan dan suatu perusahaan dengan perusahaan lain, maka Bank harus dapat secara akurat mengidentifikasi dan menentukan pihak lawan dalam kaitan dengan pengukuran eksposur risiko konsentrasi.With the increasingly complex relationship between individuals and a company and a company with other companies, the Bank shall be able to accurately identify and determine the counterparty in relation to the measurement of concentration risk exposure.

Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan

Perubahan SAKChanges of FAS/SAK

Ringkasan PerubahanSummary of Changes

Dampak Terhadap BankImpact on the Bank

Amandemen Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2, “Laporan Arus Kas” tentang Prakarsa PengungkapanAmendment of Statement of Financial Accounting Standards No. 2, “Statements of Cash Flows” on Disclosure Initiatives

Amendemen PSAK ini mengadopsi IAS 7. Standar ini mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan, termasuk perubahan yang timbul dari arus kas maupun non kas.This SFAS Amendment adopts IAS 7. This standard requires entities to provide disclosure that will enable users of the financial statements to evaluate changes in liabilities that incur from financing activities, including changes incurring from cash and non-cash flows.

Tidak terdapat dampak yang signifikan atas laporan keuangan BankNo significant impact on the Bank’s financial statements

Amandemen PSAK No. 46, “Pajak Penghasilan” tentang Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum DirealisasiAmendment to SFAS No. 46, “Income Taxes” on Recognition of Deferred Tax Assets for Unrealized Losses

Amendemen PSAK ini mengadopsi amandemen IAS 12. Standar ini mengklarifikasi bahwa perbedaan temporer yang dapat dikurangkan timbul ketika jumlah tercatat aset instrumen utang yang diukur pada nilai wajar dan nilai wajar tersebut lebih kecil dari dasar pengenaan pajak.This SFAS Amendment adopts amendment to IAS 12. This standard clarifies that temporary difference that is deductible occurs when the recorded amount of debt instrument assets is measured in fair value and the fair value is smaller than tax base.

Tidak terdapat dampak yang signifikan atas laporan keuangan BankNo significant impact on the Bank’s financial statements

Changes to Accounting Policies and Their Impacts on the Financial Statements

107

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 110: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Perubahan SAKChanges of FAS/SAK

Ringkasan PerubahanSummary of Changes

Dampak Terhadap BankImpact on the Bank

PSAK No. 71, “Instrumen Keuangan”SFAS No. 71, “Financial Instrument”

PSAK ini mengadopsi International Financial Reporting Standards (IFRS) 9 yang mana standar ini menggantikan PSAK 55, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Standar ini memperkenalkan pengaturan baru untuk klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran penyisihan penurunan nilai kredit dan pendekatan yang lebih sederhana atas akuntansi lindung nilai. PSAK ini berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2020 namun Bank memilih melakukan penerapan dini yang diperkenankan sejak tanggal 1 Januari 2018.This SFAS adopts International Financial Reporting Standards (IFRS) 9 where this standard replaces SFAS 55, “Financial Instrument: Recognition and Measurement”. This standard introduces new arrangements for the classification and measurement of financial instruments, recognition and measurement of allowance for impairment credit value and a simpler approach to hedge accounting.

This SFAS is effective on 1 January 2020, but the Bank has chosen to carry out an early adoption which is permitted since 1 January 2018.

Dampak atas laporan keuangan Bank pada tanggal 1 Januari 2018 adalah:a. Atas klasifikasi dan pengukuran aset keuangan,

kredit yang diberikan yang tidak memenuhi kriteria model bisnis hold to collect sehingga direklasifikasi dari aset keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menjadi nilai wajar melalui laba rugi sebesar nilai tercatat Rp 227.308 juta, sedangkan kredit yang diberikan sebesar nilai tercatat Rp 2.588.743 juta tidak memenuhi kriteria arus kas kontraktual semata dari pembayaran pokok dan bunga (SPPI) sehingga direklasifikasi juga menjadi aset keuangan yang diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi. Perubahan klasifikasi ini memberikan dampak terhadap saldo awal laba sebesar Rp 85.192 juta.

b. Atas penurunan nilai aset keuangan, memberikan dampak penambahan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 143.367 juta.

The impact on the Bank's financial statements on 1 January 2018 is:a. For the classification and measurement of financial

assets, loans granted that do not meet the criteria of a hold to collect business model so that they are reclassified from financial assets measured are amortized to be fair value through profit and loss at carrying value of IDR 227,308 million, while loans recorded at IDR 2,588,743 million that do not meet the criteria for contractual cash flows only from principal and interest payments (SPPI) so that it is reclassified as a financial asset is measured at fair value through profit and loss. This change in classification has an impact on the initial balance of income of IDR 85,192 million.

b. For the impairment of financial assets, the effect was adding allowance of impairment losses of IDR 143,367 million.

PSAK No. 72, “Pendapatan Kontrak dengan Pelanggan”SFAS No. 72, “Revenue from Contract with Customers”

PSAK ini mengadopsi IFRS 15 yang mana standar ini menggantikan PSAK 23, “Pendapatan”. Standar ini memberikan pendekatan yang lebih prinsipal atas pengakuan pendapatan, yang mana pendapatan diakui pada saat jasa yang dijanjikan dialihkan kepada pelanggan. PSAK ini berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2020 namun Bank memilih melakukan penerapan dini yang diperkenankan sejak tanggal 1 Januari 2018. This SFAS adopts IFRS 15 where this standard replaces SFAS 23, "Revenue". This standard provides a more principal approach to revenue recognition, where revenues are recognized when the promised services are transferred to customers.

This SFAS is effective on 1 January 2020, but the Bank has chosen to carry out an early adoption which is permitted since 1 January 2018.

Dampak atas laporan keuangan Bank tidak signifikan karena pengakuan pendapatan saat ini telah konsisten dengan standar yang baru.The impact of the Bank's financial statements is insignificant because the current revenue recognition is already consistent with the new standards.

Analisis dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

108

Page 111: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Informasi Kelangsungan UsahaHal-hal yang Berpotensi Berpengaruh Signifikan terhadap Kelangsungan UsahaHingga akhir periode 2018, berdasarkan hasil penilaian manajemen atas kemampuan Bank dalam melanjutkan kelangsungan usaha, Standard Chartered Bank Indonesia tidak menghadapi hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha.

Penilaian Manajemen atas Hal-hal yang Berpengaruh Signifikan terhadap Kelangsungan UsahaPenilaian terkait kemampuan dan pencapaian kinerja Bank yang diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank, secara rutin dilakukan oleh manajemen. Penilaian yang dilakukan meliputi profitabilitas serta indikator-indikator utama yang tertuang dalam Key Performance Indikator (KPI) unit kerja. Berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi yang rutin dilakukan secara berkala, manajemen meyakini bahwa Bank memiliki sumber daya yang memadai untuk melakukan kegiatan usaha di masa mendatang.

Asumsi yang Digunakan Manajemen dalam Melakukan KajianBeberapa asumsi dan pertimbangan yang digunakan manajemen untuk melakukan kajian kelangsungan usaha antara lain kinerja keuangan, tingkat kecukupan modal, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan tata kelola Bank, serta kondisi ekonomi mikro dan makro pada saat ini dan masa yang akan datang.

Information on Business ContinuityMatters with a Potential Significant Impact on Business ContinuityAt the end of 2018, based on the management’s assessment on the Bank’s ability to continue in business, Standard Chartered Bank Indonesia did not face any matters that significantly affected the business continuity.

Management Assessment on Matters with a Significant Impact on Business ContinuityAssessments related to the Bank’s ability and performance achievement that are expected to influence the Bank’s business continuity are routinely carried out by the management. The assessments include profitability as well as the main indicators contained in the work unit’s Key Performance Indicators (KPI). Based on the regularly conducted assessment and evaluation results, the management believes that the Bank has adequate resources to conduct its business activities in the future.

Assumption Used by Management in Conducting AssessmentThe assumptions and considerations used by the management when conducting the business continuity assessments included financial performance, capital adequacy level, liquidity, solvency, profitability, and Bank governance, as well as current and future micro and macro economic conditions.

109

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 112: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Aspek OperasionalOperational Aspect

Untuk mendukung pengembangan keahlian individu dan profesional karyawan, Bank memulai "Indonesia Accelerator Programme" di tahun 2018. Bank juga berinvestasi pada teknologi, serta melakukan sentralisasi dan standarisasi platform yang lebih baik di seluruh jaringan untuk meningkatkan efisiensi beban operasional, meningkatkan jaringan kantor, dan meningkatkan pengalaman nasabah.

To support the employees’ individual and professional development, the Bank launched the "Indonesia Accelerator Program" in 2018. The Bank also invested in technology, as well as centralized and standardized better platforms across the network to improve operating expenses efficiencies, to improve office networks, and to enhance the customer experience.

5

Aspek OperasionalOperational Aspect

110

Page 113: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

111

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 114: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Human capital (HC) merupakan mitra Bank yang memegang peran penting dalam pertumbuhan bisnis serta perwujudan misi Bank. Oleh karena itu, pengelolaan HC dilakukan secara optimal, terintegrasi dengan seluruh aspek kegiatan Bank, serta sejalan dengan strategi usaha tahunan maupun jangka panjang. Tujuan dari implementasi manajemen HC adalah agar pengembangan potensi HC tepat sasaran dan sesuai dengan target yang diharapkan.

Strategi dalam menciptakan HC yang turut meningkatkan daya saing dan akselerasi kinerja Bank adalah proses rekrutmen, serta pelatihan dan pengembangan talenta yang terarah, terukur, dan berkelanjutan. Serangkaian proses dimulai dari memberikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia, mengadakan seleksi calon karyawan sesuai standar dan kualifikasi yang dibutuhkan, serta memfasilitasi pelatihan kepada karyawan sesuai dengan karakter dan kompetensi masing-masing.

Kebijakan Pengelolaan Human Capital

Untuk menjaga kesesuaian dan kebenaran praktik pengelolaan HC, Bank telah menetapkan kebijakan pengelolaan HC melalui petunjuk-petunjuk pelaksanaan mengenai pengelolaan human resources. Pengelolaan HC tersebut yang antara lain meliputi rekrutmen, pengembangan kompetensi, penilaian prestasi, proses penggajian, hingga pengelolaan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja.

Struktur Pengelola Human Capital

Pengelolaan HC Bank dilaksanakan oleh Divisi Sumber Daya Manusia yang dipimpin oleh Suryantoro Waluyo selaku Country Head of Human Resources. Pelaksanaan tugas tersebut dipertanggungjawabkan secara langsung kepada Chief Executive Office.

Berikut adalah struktur organisasi pengelola HC:

Human Capital Human Capital

Human Capital (HC) is a Bank partner that plays an important role in Bank’s business growth and the realization of its mission. Therefore, HC management is performed optimally, integrated with all aspects of the Bank’s activities, and in line with the annual and long-term business strategies. The HC management implementation objective is to develop HC’s targeted and expected potential.

The strategy for creating HC that improves the competitiveness and accelerates the Bank’s performance, includes the recruitment process, as well as targeted, measurable, and sustainable talent training and development. The process starts with providing complete and clear information on job vacancies, organizing potential employee selection according to required standards and qualifications, and facilitating training for employees according to their respective characters and competencies.

Human Capital Management Policy

To maintain the suitability and integrity of HC management practices, the Bank has established HC management policies through implementation guidelines on human resources management. HC management includes recruitment, competency development, performance assessment, salary processing, industrial relations management, and work termination.

Human Capital Management Structure

The Human Resources Division, led by Suryantoro Waluyo as the Country Head of Human Resources, conducts the Bank’s HC management. The Division is directly accountable to the Chief Executive Office.

The HC management organizational structure is as follows:

Aspek OperasionalOperational Aspect

112

Page 115: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Strategi Pengelolaan Human Capital

Agar pengelolaan HC berjalan dengan baik dan terarah, Bank menerapkan strategi pengelolaan setiap tahunnya, yang juga merupakan kelanjutan dari strategi yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Untuk tahun 2018, strategi pengelolaan HC diuraikan sebagai berikut:1. Bermitra dengan pimpinan unit kerja dalam

mengembangkan kompetensi HC dengan mengutamakan implementasi budaya organisasi untuk mencapai target usaha;

2. Bermitra dengan pimpinan unit kerja dalam memastikan proses suksesi kepemimpinan berjalan sesuai dengan rencana;

3. Mempersiapkan pimpinan unit kerja agar dapat lebih berperan dalam mengembangkan anggota tim serta meningkatkan kerja sama kelompok;

4. Mengimplementasikan sistem dan proses human resources dengan teknologi terintegrasi untuk dapat memberikan pelayanan sumber daya manusia dengan lebih efisien dan akurat;dan

5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kebersamaan untuk memastikan eratnya hubungan baik dan keterikatan di antara HC dengan bank.

Country Head, Human ResourcesSuryantoro Waluyo

Personal AssistantLita Katharina

Head, HR - Retail &

ITOAfriani Sinaulan

Head, HR - CIB & CB

Marthanya Attya

Head, HR Support & Risk

Novie Erly Susilawati

Head, Talent Acquisition

Efelia Kuntiastuti

Employee Relations Manager

Suryantoro Waluyo

Head, Learning

Suryantoro Waluyo

Head, Performance,

Reward & Benefit

Okto Suryadi Lie

Human Capital Management Strategy

For HC management to run in a proper and structured manner, the Bank applies a management strategy annually, as a continuation of the previous year’s strategy. For 2018, the HC management strategy was as follows:

1. Partnered with work unit leaders in developing HC competencies by prioritizing the implementation of an organization culture to achieve the business targets;

2. Partnered with work unit leaders to ensure the leadership succession process goes according to plan;

3. Prepared work unit leaders to take a more active role in developing team members and improving the group’s cooperation;

4. Implemented human resources systems and processes using integrated technology, to provide more efficient and accurate human resource services; and

5. Organized gathering activities to ensure close relationships and a bond between HC and the Bank.

113

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 116: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Rekrutmen Human Capital

Seiring dengan pertumbuhan usaha Bank, pemenuhan kebutuhan HC, baik yang sudah berpengalaman maupun fresh graduate, terus dilakukan. Di samping pemenuhan secara kuantitatif, Bank juga memperhatikan aspek kompetensi yang dimiliki. Sejak awal, calon HC yang direkrut harus memenuhi kriteria yang telah dipersyaratkan tersebut.

Pelaksanaan rekrutmen dilakukan dengan membuka seluas-luasnya kesempatan kepada seluruh kandidat, tanpa diskriminasi terhadap perbedaan suku, agama, ras, maupun golongan politik. Selain itu, pelaksanaan rekrutmen juga mengutamakan tenaga kerja lokal (dalam negeri) sebagai bentuk pemberian kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat tempat Bank berada.

Adapun tahapan-tahapan dalam proses rekrutmen Bank diuraikan sebagai berikut:1. Pengumpulan data suksesor internal/kandidat eksternal;2. Membuka lowongan pekerjaan pada “Job Watch” yang

dapat diakses dan dibaca oleh karyawan dan publik;3. Pemilihan kandidat untuk dilakukan wawancara;4. Tes tertulis–online (untuk jenis pekerjaan dan tingkat

tertentu);5. Wawancara dengan human resources/line manager/

manajemen;6. Pemeriksaan latar belakang perusahaan sebelumnya,

pendidikan, kriminalitas, alamat, keuangan, serta detil diri lainnya; dan

7. Pemeriksaan kesehatan.

Berdasarkan skema tersebut, pada tahun 2018, Bank merekrut 271 orang untuk mengisi posisi di bidang klerikal, manajerial dan manajemen.

Pengembangan Kompetensi Human Capital

Dalam rangka meningkatkan kualitas HC, Bank memfokuskan pengembangkan HC melalui berbagai kegiatan pendidikan serta pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh pihak internal ataupun eksternal. Bagi Bank, pelatihan HC merupakan kegiatan yang penting dalam organisasi untuk menghasilkan tenaga kerja berkemampuan tinggi dalam melaksanakan tiap tugas yang diberikan.

Pengembangan kompetensi HC menjadi tanggung jawab Unit Learning & Talent Development. Hal ini dilakukan dengan pendekatan 70:20:10, yakni 70% on the job training, 20% belajar dari karyawan lain, dan 10% belajar di dalam kelas maupun melalui media elektronik (e-learning).

Human Capital Recruitment

Together with the Bank’s business growth, fulfilling HC needs, both for experienced and fresh graduates is continuously being carried out. In addition to quantitative fulfilment, the Bank also pays attention to the competency aspect. From the beginning, HC candidates recruited must meet the required criteria.

The recruitment is conducted by providing the widest opportunities to all candidates, without any discrimination against ethnicity, religion, race, and political group. In addition, recruitment also prioritizes local workers (domestic) as a way of providing job opportunities in the communities where the Bank is located.

The Bank’s recruitment process stages includes:

1. Collecting internal/external successor candidates data;2. Opening job vacancies on “Job Watch” that is accessible

and can be read by employees and public;3. Selecting candidates to be interviewed;4. Online written test (for certain type and level of work);

5. Interview with human resources/line manager/management;

6. Previous company background check, education, criminal records, address, finance, and other personal details, and

7. Heath check up.

Following this scheme, in 2018 the Bank recruited 271 people to fill clerical, managerial, and management positions.

Human Capital Competence Development

To improve HC quality, the Bank’s HC development focus is through education and training activities, organized both internally and externally. For the Bank, HC training is an important activity in the organization to produce highly skilled manpower to implement all assigned duties.

The Learning & Talent Development Unit manages HC competence development. It is carried out using a 70:20:10 approach, with 70% on the job training, 20% learning from other employees; and 10% learning in class and/ or through electronic media (e-learning).

Aspek OperasionalOperational Aspect

114

Page 117: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Sepanjang tahun 2018, Bank telah menyelenggarakan beberapa program pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh 33.566 peserta. Rincian pelatihan yang dilaksanakan pada tahun 2018 sebagai berikut:

Jenis PelatihanType Of Training

Jumlah PesertaTotal Participants

Level JabatanPosition Level

Pelatihan Internal oleh Business CountryInternal Training by Business Country 685 Officer, Manager, Head

Officer, Manager, Head

Pelatihan Internal oleh Country LearningInternal Training by Country Learning 4,268 Officer, Manager, Head

Officer, Manager, Head

Pelatihan Internal oleh Group LearningInternal Training by Group Learning 480 Officer, Manager, Head

Officer, Manager, Head

Pelatihan EksternalExternal Training 686 Officer, Manager, Head

Officer, Manager, Head

Pembelajaran Digital oleh Group LearningDigital Learning by Group Learning 27,442 Semua level jabatan

All Position Levels

Total biaya yang telah dikeluarkan untuk pengembangan kompetensi tahun 2018 mencapai Rp40,80 miliar atau setara 5,02% dari total biaya tenaga kerja tahun 2018 yang mencapai Rp812,84 miliar.

TahunYear

Total Biaya Tenaga Kerja

(Rp juta)Total Manpower Costs

(IDR million)

Anggaran Training (Rp juta)

Total Manpower Costs (IDR million)

Biaya Training (Rp juta)

Training Costs (IDR million)

Rasio Biaya Training(%)

Training Cost Ratio(%)

2018 812,838 40,642 40,805 5.02

2017 854,536 42,727 26,626 3.12

Penilaian Kinerja Human Capital

Bank senantiasa melakukan kajian secara berkala kepada HC dalam rangka melakukan penggalian potensi dan talenta karyawan. Kajian tersebut meliputi penilaian kemampuan kerja HC, tingkat displin, hubungan kerja, kepemimpinan, serta hal-hal khusus yang disesuaikan pada bidang dan level pekerjaan yang dijabatnya. Seluruh hasil penilaian kinerja HC akan digunakan sebagai acuan untuk pertimbangan atas remunerasi serta bonus tahunan bagi HC yang bersangkutan.

Pengembangan Karir Human Capital

Program pengembangan karir merupakan salah satu cara untuk mendorong peningkatan kinerja HC dan mempertahankan orang-orang yang berkualitas. Pengembangan karir karyawan dilakukan berdasarkan hasil proses kajian atas kompetensi yang sudah ditentukan untuk setiap posisi yang dituju.

During 2018, the Bank organized education and training programmes for 33,566 participants. The training conducted in 2018 was as follows:

The total cost for competence development in 2018 reached IDR 40.80 billion, equal to 5.02% of the total manpower cost of IDR 812.84 billion in 2018.

Human Capital Performance Assessment

The Bank always performs periodic HC reviews to explore the employees’ potential and talents. The reviews include assessments of HC’s work capabilities, discipline levels, work relationships, leadership, and specific matters based on the work area and level held. All HC performance assessment results are used as a reference when considering HC’s remuneration and annual bonuses.

Human Capital Career Development

The career development programme is one way to encourage HC performance improvement and maintain qualified people. Employees’ career development is performed based on assessment process results on the competencies set for each position.

115

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 118: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Adapun tahapan pengembangan karir adalah sebagai berikut:1. Pimpinan unit kerja dengan masukan HRBP menentukan

potensi HC berdasarkan prestasi kerja dan potensi pengembangan masa yang akan datang (9 Grid Box);

2. HC menentukan aspirasi pengembangan karirnya sendiri;3. Dialog dilakukan di antara pimpinan unit kerja dengan HC

minimal 2 kali dalam setahun;4. Dengan masukan learning coordinator, pimpinan unit kerja

menentukan intervensi pengembangan masing-masing individu; dan

5. Pimpinan unit kerja menentukan langkah tindak lanjut pengembangan karir (pelatihan/accelerator program/project/promosi/rotasi/penugasan ke luar negeri).

Terkait hal ini, Bank mengadakan pertemuan People Forum di tingkat departemen maupun jajaran manajemen puncak. Forum ini menjadi sarana untuk membahas rencana suksesi jabatan HC lokal maupun asing, serta membahas HC berkinerja baik, berikut rencana pengembangannya.

Human Capital Engagement

Keterikatan antara HC dan Bank merupakan suatu hal yang penting, mengingat HC adalah mitra utama Bank dalam menggerakkan bisnisnya. Kebergantungan pada kinerja dan keberhasilan setiap HC dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mendorong Bank untuk senantiasa menciptakan strategi dan program yang dapat meningkatkan hubungan baik dan kinerja HC secara bersamaan.

Selama tahun 2018, Bank telah melakukan upaya peningkatan hubungan yang harmonis dan berkualitas dengan seluruh HC melalui beberapa program, seperti:1. Employee gathering;2. Diskusi dengan manajemen;3. Pertandingan olahraga;4. CSR karyawan;5. Kegiatan keagamaan;6. Fasilitas penitipan anak karyawan;7. penghargaan masa kerja dan prestasi pendidikan anak

karyawan;8. Pembekalan masa pensiun; dan9. Diskusi rutin atau makan bersama dengan Serikat Pekerja.

Remunerasi Human Capital

Penghargaan utama yang diberikan kepada HC atas partisipasinya dalam menumbuhkan usaha Bank adalah melalui remunerasi yang layak, pemenuhan peraturan terkait ketenagakerjaan, dan kesesuaian dengan tingkatan di industri sejenis. Penetapan standar remunerasi ini menjadi tugas dan tanggung jawab Divisi Sumber Daya Manusia bersama para Business Head.

The career development stages are as follows:1. The work unit leader with HRBP input will decide the

HC potential based on work achievement and future development potential (9 Grid Box);

2. The HC decides their own career development aspirations;3. Dialog is carried out between the work unit leader with the

HC at least twice a year;4. With the learning coordinator input, the work unit leader

determines the development intervention for each individual; and

5. The work unit leader decides the follow up measure for career development (training/accelerator programme/project/ promotion/transfer/assignment overseas).

Related to this, the Bank organizes People Forum meetings at the department and/or top management level. These forums are used to talk about local and foreign HC position succession plans, and to talk to good performing HC, regarding their development plan.

Human Capital Engagement

The connection between HC and the Bank is an important matter, considering that HC is the Bank’s main partner in driving its business. Reliance on the performance and success of each HC in carrying out their duties and responsibilities encourages the Bank to always create strategies and programmes that can improve good HC relationships and performance simultaneously.

During 2018, to improve harmonious and qualified relationship with all HC, the Bank held several programmes, including:1. Employee Gatherings;2. Discussions with the Management; 3. Sports Competitions;4. Employee’s CSR;5. Religious Activities;6. Day care facilities for employees’ children;7. Long service rewards, and educational achievement of

employees’ children;8. Briefings for retirement; and9. Routine discussions or dining sessions with the Trade

Unions.

Human Capital Remuneration

The main reward given to HC for their participation in growing the Bank’s business is through a decent remuneration, in compliance with labour regulations, and in accordance with the levels in similar industries. Determining the remuneration standards is the duty and responsibility of the Human Resources Division and the Business Heads.

Aspek OperasionalOperational Aspect

116

Page 119: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Standar penggajian yang diberlakukan Bank adalah dengan menggunakan nilai tengah dari seluruh kompensasi atau total pembayaran yang berlaku di pasar untuk posisi tertentu. Data pasar dari sumber yang sah dan profesional digunakan untuk menentukan jumlah pembayaran gaji tahunan yang kompetitif. Selain itu, Bank juga mempertimbangkan hasil evaluasi kinerja untuk memberikan bonus kepada setiap HC.

Profil Human Capital

Pada tahun 2018, Bank didukung oleh 1.867 orang HC. Jumlah ini menurun 8,00% dari tahun 2017 yang tercatat sebesar 2.023 orang. Uraian mengenai profil HC diuraikan sebagai berikut:

Komposisi HC Berdasarkan Status KepegawaianHC Composition By Employment Status

Status Kepegawaian2018 2017

Employment StatusPria Male

WanitaFemale Total Pria

MaleWanitaFemale Total

Pegawai Tetap 676 849 1,525 730 854 1,584 Permanent Employees

Pegawai Tidak Tetap 45 29 74 62 22 84 Non-Permanent Employees

Outsourcing 150 118 268 197 158 355 Outsourcing

Total 871 996 1,867 989 1,034 2,023 Total

Komposisi HC Berdasarkan Level JabatanHC Composition By Position Level

Level Jabatan2018 2017

Position Level Pria Male

WanitaFemale Total Pria

MaleWanitaFemale Total

Direksi 6 2 8 5 3 8 Board of Directors

Manajemen 319 329 648 333 337 670 Management

Pelaksana 546 665 1,211 651 694 1,345 Executors

Total 871 996 1,867 989 1,034 2,023 Total

Komposisi HC Berdasarkan UsiaHC Composition By Age

Usia2018 2017

AgePria Male

WanitaFemale Total Pria

MaleWanitaFemale Total

> 60 Tahun 1 0 1 1 0 1 >60 years old

51-60 Tahun 29 22 51 28 20 48 51-60 years old

41-50 Tahun 176 161 337 215 171 386 41-50 years old

31-40 Tahun 430 504 934 501 513 1,014 31-40 years old

21-30 Tahun 235 309 544 244 330 574 21-30 years old

≤ 20 Tahun 0 0 0 0 0 0 ≤ 20 years old

Total 871 996 1,867 989 1,034 2,023 Total

The salary standard applied in the Bank uses the middle value of all compensation, or total payment, that is applicable to the market for a specific position. Market data from legitimate and professional sources is used to determine the total competitive annual salary payment. In addition, the Bank also considers performance assessment results when giving bonuses to each HC.

Human Capital Profile

In 2018, 1,867 HC personnel supported the Bank. This number was down by 8.00% from 2,023 employees in 2017. The HC profile is shown as follows:

117

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 120: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Komposisi HC Berdasarkan Tingkat PendidikanHC Composition By Educational Level

Pendidikan 2018 2017

EducationalPria Male

WanitaFemale Total Pria

MaleWanitaFemale Total

Pasca Sarjana 99 89 188 110 115 225 Post Graduate

Sarjana 649 786 1,435 743 839 1,582 Bachelor

Diploma 91 107 198 62 69 131 Diploma

< SMA 32 14 46 74 11 85 < High School

Total 871 996 1,867 989 1,034 2,023 Total

Komposisi HC Berdasarkan Masa KerjaHC Composition By Years of Services

Masa Kerja 2018 2017

Years of ServicesPria Male

WanitaFemale Total Pria

MaleWanitaFemale Total

> 20 Tahun 28 29 57 25 25 50 >20 years

16–20 Tahun 16 12 28 20 22 42 16-20 years

11–15 Tahun 64 108 172 79 92 171 11-15 years

6–10 Tahun 211 254 465 217 265 482 6-10 years

0–5 Tahun 552 593 1,145 648 630 1,278 0-5 years

Total 871 996 1,867 989 1,034 2,023 Total

Tingkat Turnover Human Capital

Agar efektivitas dan produktivitas kerja HC secara keseluruhan tetap terjaga, Bank mengendalikan turnover HC melalui implementasi strategi-strategi pengelolaan HC yang terpadu. Pada tahun 2018, tingkat turnover HC Bank tercatat sebesar 14,14%, meningkat dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 12,41%. Meskipun mengalami sedikit peningkatan, namun Bank terus mengendalikan turnover HC melalui implementasi strategi-strategi pengelolaan HC yang terpadu agar efektivitas dan produktivitas kerja HC secara keseluruhan tetap terjaga.

Uraian2018

(orang)(people)

2017(orang)(people)

Descriptions

Jumlah Human Capital 1,867 2,023 Total Human Capital

Jumlah Human Capital yang Mengundurkan Diri 221 219 Total Human Capital Exiting

Tingkat Turnover 14.14% 12.41% End of Employment Contract

* Tingkat turnover Hanya memperhitungkan pengunduran diri karyawan tetap saja.* Turnover rate only take into account the resignation of permanent employees only.

Human Capital Turnover Rate

For HC’s overall work effectiveness and productivity, the Bank controls the HC turnover through integrated HC management strategies. In 2018, the Bank’s turnover rate was recorded at 14.14%, an increase compared to that of 2017, which was recorded at 12.41%. Despite a slight increase, the Bank continued to controls HC turnover through implementing integrated HC management strategies in order to maintain HC’s overall work effectiveness and productivity.

Aspek OperasionalOperational Aspect

118

Page 121: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Teknologi InformasiInformation Technology

Di era digitalisasi perbankan, teknologi informasi (TI) menjadi kebutuhan dan keharusan dalam menghadapi perubahan yang dinamis. Kebutuhan terhadap sumber daya telah beralih secara perlahan dari padat karya menjadi padat teknologi. Hal ini menjadikan industri perbankan, termasuk Bank, senantiasa memperhatikan kebutuhan dan pengembangan TI yang dimiliki.

Kebijakan Teknologi Informasi

Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan TI, Bank berpedoman pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang penerapan manajemen risiko, kerangka kerja manajemen risiko, yaitu Risk Management Framework, serta prosedur dan kebijakan internal Bank.

Pengelola Teknologi Informasi

Pengelolaan TI Bank dilaksanakan oleh Divisi Teknologi yang bertanggung jawab kepada Chief Information Officer. Divisi ini beranggotakan 20 orang yang terdiri dari Tim IT Operations & Data Center, Tim Project Management, dan Tim Service Management.

Strategi Pengelolaan Teknologi Informasi

Pengelolaan TI perlu dilakukan secara terintegrasi dengan semua unit bisnis yang ada di Bank agar sistem TI dapat dikendalikan dan dapat memenuhi kebutuhan masing-masing unit kerja. Untuk mencapai hal tersebut, Bank menetapkan dan melaksanakan strategi pengelolaan TI untuk tahun 2018 yang dijelaskan sebagai berikut:1. Operasional TI Menetapkan standar untuk domain aplikasi, data center,

jaringan dan desktop, serta penetapan standar prosedur untuk tata laksana operasional TI;

2. Manajemen Risiko TI Mengikuti standar pengelolaan risiko yang telah ditetapkan

dan berlaku secara global, yaitu mencakup kesesuaian dengan ketentuan grup dan juga ketentuan lokal;

3. Information Security Menetapkan standar pengamanan informasi, baik standar

umum maupun standar fungsional.

In the banking digitalization era, information technology (IT) has become a need and a must-have when facing dynamic changes. The resource needs have shifted slowly from labour intensive to technology intensive. As a result the banking industry, including the Bank, always considers IT needs and development.

Information Technology Policy

When conducting IT management activities, the Bank refers to the Financial Service Authority regulations for risk management implementation, Risk Management Framework, and the Bank’s internal procedures and policies.

Information Technology Management

The Bank’s IT is managed by the Technology Division that is responsible to the Chief Information Officer. This division has 20 staff consisting of an Operations & data Center IT Team, Project Management Team, and Service Management Team.

Information Technology Management Strategy

IT management needs to be conducted in an integrated manner with all existing Bank business units so that the IT systems can be controlled and can meet the needs of each work unit. To achieve this, the Bank established and implemented the following IT management strategies in 2018:

1. IT Operations Determined standards for application domains, data

centers, networks and desktops, and determined procedure standards for IT operational management;

2. IT Risk Management Followed the risk management standards that have been

set and applied globally, including suitability with group provisions and local provisions;

3. Information Security Determined standards for information security, both general

standards and/or functional standards.

119

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 122: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Standar-standar tersebut terus diperbaharui sesuai dengan perkembangan pasar dan kebutuhan Bank.

Penerapan Sistem Teknologi Informasi

Untuk 2018, Bank telah mengimplementasikan sistem TI yang andal yang dijelaskan sebagai berikut:

1. On-shoring untuk aplikasi COS dan NBSM;2. Migrasi eFlow menjadi Datacap;3. SKN Gen 2 – Direct Debit Phase II - Credit Bulk;4. SKN Gen 2 – Direct Debit Phase II - SMS Alert & Inward

Direct Debit;5. IVR ATM PIN Feature Enhancement;6. S2B Liquidity;7. Taleo;8. S2B Mobile Token; dan9. Virtual Account Payment (VAP).

Perlindungan Informasi Nasabah

Dalam rangka memenuhi standar perlindungan informasi nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Bank telah memilki dan menerapkan standar dan pedoman tentang

These standards are continuously updated according to market development and the Bank’s needs.

Implementation of Information Technology System In 2018, the Bank implemented reliable IT system as explained below:

1. On-shoring for COS and NBSM applications;2. eFlow migration into Datacap;3. SKN Gen 2 – Direct Debit Phase II - Credit Bulk;4. SKN Gen 2 – Direct Debit Phase II - SMS Alert & Inward

Direct Debit;5. IVR ATM PIN Feature Enhancement;6. S2B Liquidity;7. Taleo;8. S2B Mobile Token; and9. Virtual Account Payment (VAP).

Protection of Customer Information

To meet customer information protection standards according to the applicable provisions, the Bank owns and applies standards and guidelines on Information Security. This includes

Aspek OperasionalOperational Aspect

120

Page 123: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Information Security. Penerapan ini mencakup segala aspek keamanan yang dibutuhkan, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan TI terkait perlindungan informasi nasabah.

Beberapa bentuk penerapan perlindungan informasi nasabah yang telah dilakukan oleh IT disampaikan sebagai berikut:1. Aspek Keamanan Fisik/Infrastruktur

a. Pengamanan jaringan konektivitas pihak ketiga;b. Pengamanan jaringan akses internet;c. Cloud web security;d. Pengamanan kontrol akses jaringan LAN;e. Network intrusion detection system;f. Pengamanan PC client;g. Pengamanan server; dan lain-lainnya.

2. Aspek Keamanan Logisa. Pengendalian akses terhadap sistem/aplikasi sesuai

dengan peran dan tanggung jawab;b. Pengendalian ganda terhadap pengguna sistem

dengan akses yang kritikal; dan c. Pemisahan data produksi dan data pengambangan

atau pengujian, dan lain-lainnya.

Assessment Teknologi Informasi

Pada tahun 2018, assessment TI telah dilaksanakan secara mandiri (self assessment) dan melalui pihak lain (audit). Pelaksanaan self assessment meliputi:1. Pemeriksaan data center operations;2. Pemeriksaan clean desk, desktop/laptop login; dan3. Validasi akses pengguna dan pengendalian ganda terhadap

sistem kritikal.

Sedangkan, assessment yang dilakukan oleh pihak lain (audit) meliputi review terhadap hal-hal berikut:1. Sistem-sistem regulator;2. Platform e-Commerce Treasury;dan3. Akses pengguna sistem pembayaran ritel;4. Pra-migrasi data center baru di UK;5. Manajemen akses dan identitas (privileged accounts);6. Manajemen aset layanan dan konfigurasi TI;7. Infrastruktur email;8. Server berbasis windows–commissioning,

decommissioning and event management;9. Virtualisasi server;10. Manajemen konfigurasi Wireless Local Area Network;dan11. Global data centre yang ada di UK and Hong Kong.

all required security aspects, especially matters related to IT for the protection of customer information.

The several forms of customer information protection that have been carried out by IT are explained below:1. Physical/Infrastructure Security Aspect

a. Third party connectivity network security;b. Internet access network security;c. Cloud web security;d. LAN network access control security;e. Network intrusion detection system;f. Client’s PC security;g. Server security, and others.

2. Logic Security Aspecta. Access control on system/application according to the

roles and responsibilities;b. Double control on system user with critical access; and c. Separation of production data and development or

testing data, and etc.

Information Technology Assessment

In 2018, IT assessments were carried out independently (self assessments) and through other parties (audits). Self assessments included:1. Data center operations examination;2. Clean desk, desktop/laptop login examination; and3. User access validation and double control over critical

systems.

Assessments performed by other parties (audits) covered reviews on the following matters:1. Regulatory systems;2. e-Commerce Treasury Platform; and3. Retail payment system user access;4. New pre-migration data center in UK;5. Access and identity management (privileged accounts);6. IT service and configuration of asset management;7. Email infrastructure;8. Windows-based server - commissioning, decommissioning,

and event management;9. Server virtualization;10. Wireless Local Area Network configuration management; and11. Global data center in UK and Hong Kong.

121

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 124: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance

Status Bank sebagai kantor cabang bank asing di Indonesia, tidak mengurangi efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG). Fungsi pengawasan dan pengelolaan perusahaan tetap diimplementasikan secara maksimal dan disesuaikan dengan best practices yang diterapkan pada bank sejenis.

The Bank’s status as a foreign bank branch office in Indonesia does not reduce the efficiency and effectiveness of the implementation of Good Corporate Governance (GCG). The Company’s supervisory and management functions remain thoroughly implemented and adjusted to the best GCG practices applied to similar banks.

6

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

122

Page 125: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

123

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 126: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance

Landasan Implementasi GCG

Sebagai landasan utama dalam setiap kegiatan usaha, Bank senantiasa menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas serta menerapkan prinsip-prinsip GCG, yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kesetaraan, dan independensi. Penerapan GCG oleh Bank mengacu pada standar dan pedoman GCG sebagai berikut:1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016

tanggal 7 Desember 2016 tentang Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bagi Bank Umum; dan

2. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 13/SEOJK.03/2017 tanggal 17 Maret 2017 tentang Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bagi Bank Umum.

Bank juga menerapkan best practices GCG di Indonesia secara konsisten. Bank percaya bahwa dengan menerapkan GCG melebihi dari sekadar kepatuhan terhadap standar dan peraturan perundang-undangan, mampu menciptakan Bank yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan, serta memberikan nilai lebih kepada para pemangku kepentingan.

Tujuan dan Manfaat Implementasi GCG

Secara spesifik, tujuan dan manfaat implementasi GCG adalah sebagai berikut:

Tujuan Implementasi GCG GCG Implementation Objectives

1. Mencapai tujuan Standard Chartered Bank, yaitu Leading the Way in Asia, Africa and the Middle East;

2. Menjaga keberlanjutan usaha dalam jangka panjang; 3. Menjadi organisasi yang kompetitif dan terpercaya;4. Meningkatkan nilai-nilai integritas, profesionalisme, dan

kepemimpinan dalam diri setiap mitra (SDM) Bank.

1. Achieves the goals of Standard Chartered Bank that is Leading the Way in Asia, Africa, and the Middle East;

2. Maintains long-term business sustainability;3. Becomes a competitive and reliable organization;4. Enhances the values of integrity, professionalism, and leadership in

every Bank’s partner (HR).

Manfaat Implementasi GCG GCG Implementation Benefits

1. Menjadi salah satu bank internasional terdepan di Indonesia selama lebih dari 50 tahun;

2. Memiliki daya saing dan dipercaya oleh nasabah;3. Meningkatkan kemandirian, tanggung jawab, dan kualitas mitra

(SDM) dalam menjalankan fungsinya.

1. Has become one of the leading international banks in Indonesia for more than 50 years;

2. Has competitiveness edge and trust by the customer;3. Improved independence, responsibility, and quality partners (HR) in

executing their functions.

Basis for GCG Implementation

As the core of every business, the Bank maintains and upholds the values of integrity, and implements the principles of GCG, which include transparency, accountability, responsibility, equality, and independence. The Bank’s GCG implementation refers to the following GCG standards and guidelines:

1. Financial Services Authority Regulation No. 55/POJK.03/2016 dated 7 December 2016 on the Implementation of Corporate Governance for Commercial Banks; and

2. Financial Services Authority Circular Letter No. 13/SEOJK.03/2017 dated 17 March 2017 on the Implementation of Corporate Governance for Commercial Banks.

The Bank has also consistently applied GCG best practices in Indonesia. The Bank believes that by implementing GCG beyond mere compliance with standards and laws and regulations, it will be able to create a highly competitive and sustainable Bank and provide more value to the stakeholders.

Objectives and Benefits of GCG Implementation

Specifically, the objectives and benefits of GCG implementation are defined as follows:

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

124

Page 127: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Struktur GCG

Organ tata kelola Bank terdiri dari:1. Direksi (Country Management Team);2. Komite di bawah Direksi, meliputi:

a. Asset and Liability Committee;b. Country Risk Committee;c. Country Operational Risk Committee;d. Early Alert Committee;e. Group Special Asset Management Committee;f. Information and Technology Steering Committee;g. Data Quality Management Committee and Regulatory

Reporting Committee;h. Business Operational Risk Forum;

3. Country Internal Audit.4. Country Compliance

GCG Structure

The Bank’s governance body consists of:1. Board of Directors (Country Management Team);2. Committees under the Board of Directors, which include:

a. Asset and Liability Committee;b. Country Risk Committee;c. Country Operational Risk Committee;d. Early Alert Committee;e. Group Special Asset Management Committee;f. Information and Technology Steering Committee;g. Data Quality Management Committee and Regulatory

Reporting Committee;h. Business Operational Risk Forum;

3. Country Internal Audit.4. Country Compliance

125

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 128: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Berikut struktur dan hubungan tata kelola di Bank.

Country Management Team

Asset & Liability Committe

Country Risk Committee

Country Operational Risk

Committe*

Credit Issues Committee

* Termasuk sub-komite yang ditunjuk oleh CORC (Oversight Committee (OC), Country Data Governance Committee (CDGC) dan Country Financial Crime Risk Committee (CFCRC).

* Includes sub-committees appointed by CORC (Oversight Committee (OC), Country Data Governance Committee (CDGC) and Country Financial Crime Risk Committee (CFCRC).

Penilaian GCG

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan terkait pelaksanaan tata kelola perusahaan bagi bank umum, Bank melakukan penilaian sendiri (self assessment) atas pelaksanaan GCG. Penilaian tersebut secara khusus dilaksanakan oleh Unit Kepatuhan melalui pengukuran 3 aspek penilaian, yaitu:

1. Governance Structure;2. Governance Process; dan3. Governance Outcome.

Hasil penilaian sendiri pelaksanaan tata kelola perusahaan selama satu tahun buku periode 31 Desember 2018 diuraikan sebagai berikut:

Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola PerusahaanSelf Assessment Result on the Company’s Governance Implementation

AspekNilai

Ranking Aspect2018 2017

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung JawabDireksi

2 2 The Execution of the Board of Directors’ Duties and Responsibilities

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung JawabDewan Komisaris

2 2 The Execution of the Board of Commissioners’ Duties and Responsibilities

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 2 2 Completeness and Execution of the Committees’ Tasks

Penanganan Benturan Kepentingan 2 2 Management of Conflic of Interest

The Bank’s corporate governance structure and relationship are defined as follows:

GCG Assessment

In accordance with the regulations of Bank Indonesia and the Financial Services Authority regarding the Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks, the Bank has performed a self-assessment of the GCG implementation. The assessment has been specifically executed by the Compliance Unit through the measurement of 3 aspects of assessment, such as:1. Governance Structure;2 Governance Process; and3. Governance Outcome.

The results of the GCG implementation self-assessment during one fiscal year ended on 31 December 2018 are defined as follows:

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

126

Page 129: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola PerusahaanSelf Assessment Result on the Company’s Governance Implementation

AspekNilai

Ranking Aspect2018 2017

Penerapan Fungsi Kepatuhan 2 2 The Implementation of the Compliance Function

Penerapan Fungsi Audit Internal 2 2 The Implementation of the Internal Audit Function

Penerapan Fungsi Audit Eksternal 2 2 The Implementation of the External Audit Function

Penerapan Manajemen Risiko, termasukSistem Pengendalian Internal

2 2 The Implementation of the Risk Management, including Internal Control System

Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar

2 2 Funding to Related Parties and Big Funding Availability

Transparansi Kondisi Keuangan dan NonKeuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG,dan Pelaporan Internal

2 2 Transparency of the Bank’s Financial and Non-Financial Conditions, Report on GCG Implementation,

and Internal Reporting

Rencana Strategis Bank 2 2 Bank’ Strategic Plan

Skor 2 2 Score

Kategori Baik/ Good Baik/ Good Category

Laporan Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola PerusahaanReport on the Self Assessment Result of the Company’s Governance Implementation

PeringkatRating Definisi Peringkat

Rating DefinitionJuni 2018 June 2018

Desember 2018December 2018

2 2

Mencerminkan bahwa manajemen Bank telah melakukan penerapan good corporate governance yang secara umum baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip good corporate governance. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip good corporate governance, maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank.The rating reflects that the Bank's management has implemented a generally good corporate governance. This is reflected through the adequate fulfilment of good corporate governance principles. In the case where weaknesses are found in the application of good corporate governance principles, these are resolved through normal action by the Bank's management.

AnalisisAnalysis

Pelaksanaan GCG Standard Chartered Bank Indonesia dapat disimpulkan secara umum baik. Sebagai kantor cabang, pelaksanaan tugas dan kewenangan Direksi dilakukan oleh Country Management Team (CMT) yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Anggota CMT mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen serta melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan prinsip good corporate governance. Sedangkan untuk fungsi Komisaris atau pengawasan pelaksanaan tugas Direksi dilakukan oleh wakil kantor regional. Standard Chartered Bank Indonesia telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur untuk menghindari dan menyelesaikan permasalahan benturan kepentingan yang tercakup di dalam kebijakan Conflict of Interest dan Code of Conduct yang berisi prinsip-prinsip, kebijakan dan peraturan yang harus ditaati oleh setiap karyawan dan pihak lain yang bekerja sama dengan Bank. Standard Chartered Bank Indonesia telah mempunyai kebijakan mengenai Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang secara garis besar mengatur kebijakan, prosedur dan proses penetapan limit dalam rangka pengelolaan risiko. Pedoman ini merupakan bagian dari Risk Management Framework (RMF) yang dikeluarkan oleh Grup dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan peraturan yang berlaku. Grup, termasuk Standard Chartered Bank Indonesia, sangat transparan dalam menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan kepada publik melalui website. Cakupan informasi keuangan dan non-keuangan tersedia tepat waktu, lengkap, akurat, terkini dan utuh. Bank sangat transparan menyampaikan informasi produk dan jasa, menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah yang efektif, serta memelihara data dan informasi pribadi nasabah dengan baik.

In general, GCG Implementation in Standard Chartered Bank Indonesia can be concluded as good. As a branch office, the implementation of the duties and authorities of the Board of Directors is executed by the Country Management Team (CMT) in accordance with prevailing regulations. CMT members are capable to act and make decisions independently, and perform their duties and responsibilities in accordance with the principles of good corporate governance. The Board of Commissioner's function, or supervision of Board of Directors' duties implementation, Standard Chartered Bank Indonesia has policies, systems, and procedures to prevent and resolve problems of conflict of interest that are stated in the Conflict of Interest and Code of Conduct policies that contain the principles, policies, and regulations that must be followed by every employee and other parties who cooperate with the Bank. Standard Chartered Bank Indonesia has a policy regarding the Risk Management Implementation Guidelines which outlines policies, procedures, and limit determination process in the risk management framework. This guideline is part of the Risk Management Framework (RMF) issued by the Group with several adjustments in accordance with prevailing regulations. The Group, including Standard Chartered Bank Indonesia, is very transparent in delivering financial and non-financial information to the public through the website. The scope of financial and non-financial information is available on timely fashion, complete, accurate, up-to-date and intact. The Bank is very transparent in delivering information on products and services, implementing effective customer complaint management, and maintaining customers’ personal data and information properly.

127

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 130: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola PerusahaanSelf Assessment Result of the Company’s Governance Implementation

TemuanFinding

Tindak Lanjut Follow up

Tidak terdapat temuan yang signifikan/material karena penilaian telah dikategorikan baik di tahun 2018.There was no significant/material finding because the Bank received good rating in 2018.

-

Fungsi Pengawasan

Sebagai kantor cabang bank asing di Indonesia, Bank tidak memiliki Dewan Komisaris. Namun, Entitas Utama telah menunjuk Pejabat Kantor Regional dalam jajaran Group Executive Directors (selanjutnya disebut The Board) Standard Chartered Bank di London untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat atas jalannya kepengurusan Bank oleh Country Management Team.

Jalur PengawasanStandard Chartered Bank memberlakukan struktur organisasi berbentuk matriks di setiap unit usaha, secara global. Struktur ini memberikan fleksibilitas dalam melaksanakan fungsi pengawasan Grup atas segala keputusan yang diambil Country Management Team di seluruh kantor cabang yang dimiliki, termasuk di Standard Chartered Bank Indonesia.

Secara umum, pelaksanaan tugas anggota Country Management Team dipertanggungjawabkan kepada Chief Executive Officer Bank. Namun, karena pembidangan tugas yang dijalankan oleh masing-masing anggota Country Management Team merupakan penjabaran dari tugas Kantor Regional, maka masing-masing anggota juga bertanggung jawab kepada Pejabat Kantor Regional masing-masing, sesuai dengan bidangnya.

Jalur pertanggungjawaban kepada Kantor Regional juga berlaku bagi beberapa pejabat tertentu yang bukan merupakan anggota Country Management Team, namun memiliki tugas yang terkait dengan Kantor Regional. Mekanisme ini dilakukan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil telah dikonsultasikan dan senantiasa dilaporkan perkembangannya kepada Pejabat Kantor Regional terkait.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan ini, Pejabat Kantor Regional mengadakan kunjungan secara berkala kepada unit-unit yang terkait. Hal ini untuk memastikan bahwa fungsi check and balance telah dilaksanakan secara tepat dan benar, serta untuk memantau tindak lanjut arahan Pejabat Kantor Regional dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Tugas dan Tanggung Jawab Terkait Fungsi PengawasanSesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, Standard Chartered Bank Indonesia sebagai kantor

Supervisory Function

As a foreign bank branch office in Indonesia, the Bank does not have a Board of Commissioners. However, the Main Entity has appointed Regional Office Officials within the Group Executive Directors (hereinafter referred to as The Board) of Standard Chartered Bank in London to carry out the overseeing and advisory function on the management of the Bank by the Country Management Team.

Supervision PathStandard Chartered Bank has globally enforced the matrix organizational structure in every business unit. This structure provides flexibility in executing the Group’s supervisory function for all decisions made by the Country Management Team in all branch offices, including at Standard Chartered Bank Indonesia.

In general, the implementation of the duties of the Country Management Team members is accounted by the Chief Executive Officer of the Bank. However, since the duties assignment carried out by each member of the Country Management Team is an extension of the Regional Office duties, each member is also responsible to the Regional Office Officers in accordance with their own fields.

The accountability path to the Regional Office also applies to certain officials who are not the Country Management Team members but are given assignments related to the Regional Office. This mechanism is implemented to ensure that the decisions taken have been consulted and the progress always reported to the relevant Regional Office Officials.

In executing this supervisory function, Regional Office Officials conduct regular visits to the related units. This is to ensure that the check and balance function has been carried out appropriately and correctly, and to monitor the follow-up directions of Regional Office Officials in resolving the problems faced.

Duties and Responsibilities Related to the Supervisory FunctionIn accordance with Financial Services Authority Regulation No. 55/POJK.03/2016 on Implementation of Governance for Commercial Bank, Standard Chartered Bank Indonesia as

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

128

Page 131: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri dapat menyesuaikan pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris dan pembentukan komite sesuai dengan struktur organisasi yang berlaku pada Bank. Dalam kaitannya dengan fungsi pengawasan Dewan Komisaris, beberapa pejabat kantor regional telah ditunjuk melakukan fungsi pengawasan tersebut.

Regional CEO ASEAN & South Asia serta Regional COO ASEAN & South Asia telah ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan Komisaris yang meliputi, namun tidak terbatas, terhadap penerapan rencana bisnis Bank, efektivitas fungsi kepatuhan, efektivitas penerapan manajemen risiko, serta tugas dan tanggung jawab terkait pengawasan Komisaris lainnya, sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Fungsi pengawasan Komisaris tersebut dilakukan oleh pejabat-pejabat yang ditunjuk melalui pelaporan dan pertemuan berkala, baik yang dilakukan melalui media elektronik maupun pertemuan langsung di kantor Standard Chartered Bank Indonesia.

Direksi

Direksi (yang selanjutnya disebut sebagai Country Management Team) merupakan organ tata kelola utama pada Bank yang bertanggung jawab penuh, baik secara kolegial maupun individu, atas pengurusan Bank untuk kepentingan dan tujuan Bank, serta mewakili Bank, baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pedoman dan Tata Tertib Country Management Team memiliki pedoman dan tata tertib yang menjadi panduan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sebagaimana diatur dalam Terms of Reference. Pedoman ini mengatur hal-hal terkait struktur dan komposisi, tugas dan tanggung jawab, pelaksanaan rapat, serta hal-hal lainnya yang terkait.

Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab Country Management Team meliputi:1. Country Management Team akan memberikan

kepemimpinan secara terpadu untuk memastikan tata kelola yang kuat dari segala proses end-to-end di level Country;

2. Country Management Team terus mempromosikan dan mendorong kolaborasi dalam segala hal ketika melaksanakan agenda bisnis dan tata kelola di segala lini/fungsi Bank dengan tujuan untuk memaksimalkan dan melindungi nilai (value) dari kegiatan operasi Grup di level Country;

3. Country Management Team mengharuskan CEO dan anggota lainnya untuk memenuhi tanggung jawab yang telah ditentukan dalam uraian tugas mereka;

4. Sebagai badan manajemen paling senior di Indonesia, Country Management Team diberikan wewenang penuh untuk menjalankan kepemimpinan dan pengawasan sehubungan dengan aktivitas manajemen harian, kegiatan operasional dan fungsi kendali pada tiap lini bisnis sesuai dengan aturan, kebijakan, prosedur dan wewenang dari Grup Standard Chartered .

a branch office of bank domiciled overseas can adjust the implementation of Board of Commissioners’ functions and establish committee according to the organization structure applicable in the Bank. In relation to the supervisory function of the Board of Commissioners, several regional officials have been appointed to carry out the supervisory function.

Regional CEO of ASEAN & South Asia and Regional COO of ASEAN & South Asia have been appointed to carry out the supervisory function of the Commissioners covering, but not limited to, the implementation of the Bank's business plans, the effectiveness of compliance functions, the effectiveness of risk management implementation, and the duties and responsibilities related to the supervisory of other Commissioners, as stipulated in the laws and regulations. The Board of Commissioners' supervisory function is carried out by the appointed officials through periodic reporting and meetings, either conducted through electronic media or direct meetings at Standard Chartered Bank Indonesia offices.

Board of Directors

The Board of Directors (hereinafter referred to as the Country Management Team) is the main governance body that is fully responsible, both collegially and individually, in managing the Bank for the Bank’s interests and objectives, and representing the Bank, both inside and outside the court, in accordance with prevailing laws and regulations.

Guidelines and Code of ConductThe Country Management Team has guidelines and code of conduct that guide the implementation of their duties and responsibilities, as stipulated in the Terms of Reference. This guideline regulates matters relating to the structure and composition, duties and responsibilities, meetings organization, and other related matters.

Duties and ResponsibilitiesThe duties and responsibilities of the Country Management Team include:

1. The Country Management Team will provide unified leadership and ensures strong end-to-end governance process at Country level;

2. The Country Management Team will promote and encourage collaboration on all matters when executing the business and governance agenda in all lines/functions of the Bank to maxime and protect the value of the Group’s operations at Country level;

3. The Country Management Team requires the Country Chief Executive Officer and other members to fulfill the responsibilities prescribed in their job descriptions;

4. As the most senior management body in Indonesia, the Country Management Team is fully empowered to provide leadership and oversight in relation to the day to day management, operation, and control of each business line in conformity with manuals, policies, procedures, and authorities of Standard Chartered Group.

129

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 132: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tugas dan tanggung jawab tersebut dijalankan secara kolegial maupun individu, sesuai dengan pembidangan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota, sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

NamaName

JabatanPosition

Bidang TugasTask Field

Rino Donosepoetro Chief Executive Officer Bisnis :1. Menentukan agenda bisnis Bank yang diselaraskan dengan

kegiatan bisnis dan fungsi;2. Menentukan dan meninjau kinerja keuangan bisnis terhadap

anggaran dan perkiraan, serta mengidentifikasi rencana aksi untuk mendukung segmen dan/atau produk bisnis sehingga target terpenuhi;

3. Mengelola dan menyampaikan:a. Agenda pengalaman klien di semua segmen klien;b. Agenda perilaku di segmen klien dan kelompok produk;c. Proses sinergi dan standardisasi sesuai dengan standar Grup;

4. Mengidentifikasi peluang dengan menilai kinerja pesaing dan memenuhi kebutuhan klien

5. Terkait dengan kegiatan operasional Grup oleh Bank, meninjau dan menyetujui:a. Anggaran tahunan;b. Proyeksi dan laporan keuangan;c. Pembayaran dividen atau remis;d. Akuisisi dan disposal;e. Pembangunan area bisnis baru.

Suryantoro Waluyo Country Head of Human Resources

Adhi Sulistyo Head of Financial Markets

Anwar Harsono Chief Financial Officer

Darina Yusof Country Chief Risk Officer

Chesna Fizetty Anwar Compliance Director

Manish Gupta Head, Commercial Banking

Haryanto Suganda Head, Global Banking

Business:1. Drive the Bank’s business agenda aligned with the business

activities and functions;2. Drive and review the financial performance of the business against

budget and forecasts, and identify action plans to support business segments and/or products so that targets are met;

3. Drive and deliver:a. The client experience agenda across all client segments; b. The conduct agenda in client segments and product groups;c. Process synergy and standardisation in accordance with

Group standards; 4. Identify opportunity and assess competitor performance and meet

client needs; 5. In respect of the Group’s operations by the Bank, review and

approve:a. Annual budget; b. Financial forecasts and statements;c. Dividend payments or remittances;d. Acquisitions and disposals;e. Entry into new business areas.

Strategi:1. Mengembangkan strategi konsolidsi sesuai dengan wilayah

dan Grup, yang akan disahkan oleh Regional Management Team dan disetujui CEO Regional. Country Management Team harus mempertimbangkan semua risiko terkait kode etik dalam pengembangan strategi untuk memastikan rencana strategis berada dalam toleransi risiko Grup dan sejalan dengan brand promise “Here for good”:

2. Melaksanakan strategi yang disepakati, meninjau posisi kompetitif, memastikan kapasitas yang memadai untuk melaksanakan strategi dan meminimalkan risiko;

3. Meninjau dan mendukung dokumen strategi sebelum dipresentasikan kepada Regional Management Team;

4. Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana Bank yang efektif untuk mendukung ketahanan operasional dan strategi yang telah ditentukan. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan masalah terkait dengan orang, tempat, teknologi, dan perilaku. Rencana ini harus sesuai dengan rencana Bank untuk jangka pendek, menengah, dan panjang;

5. Mengidentifikasi peluang pengembangan bisnis dengan memanfaatkan jaringan Grup;

6. Menilai tren kompetitif;7. Menunjukan praktik terbaik dan memaksimalkan peluang cross-

selling antara segmen bisnis dan produk.

The duties and responsibilities are carried out collegially and individually, in accordance with the assignment of the duties and responsibilities of each member, as described below:

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

130

Page 133: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NamaName

JabatanPosition

Bidang TugasTask Field

Strategy:1. Develop a consolidated strategy that is aligned with the Region and

the Group, which will be endorsed by Regional Management Team and approved by Regional CEO. The Country Management Team shall consider all relevant conduct-related risks in the development of strategy to ensure that any strategic plans remain within the Group’s risk tolerance and in line with the Group’s brand promise “Here for good”;

2. Implement the agreed strategy, review competitive positioning, ensure adequate capacity to execute the strategy and minimise risks;

3. Review and endorse strategy documents prior to presentation to the Regional Management Team;

4. Develop and implement an effective Bank plan that supports operational resilience and the delivery of the pre-determined strategy. This includes consideration of all issues related to people, premises, technology, and behaviours. Ensure that the Bank plan is aligned with the Bank’s short, medium, and long-term aspirations;

5. Identify business development opportunities by leveraging the Group network;

6. Assess competitive trends;7. Migrate best practices and maximisese cross-selling opportunities

between business segments and products.

Tata Kelola Perusahaan:1. Menetapkan dan memelihara tata kelola perusahaan yang sehat

sesuai dengan Group Governance Manual dan Governance Guidelines, serta peraturan yang berlaku di Indonesia dari waktu ke waktu;

2. Memastikan dan mempertahankan hubungan yang efektif dan proaktif dengan pemerintah dan regulator yang ditetapkan dalam Country Government and Regulatory Relationship Plan sehingga kepentingan Bank terwakili;

3. Mengelola implementasi kebijakan Grup agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Corporate Governance:1. Establish and maintain a sound corporate governance, aligned with

the Group Governance Manual and Governance Guidelines, and the regulations applicable in Indonesia from time to time;

2. Ensure and maintain effective and proactive relationships with the Government and Regulators, as defined in the Country Government and Regulatory Relationship Plan to ensure that the Bank’s interests are represented;

3. Manage the implementation of Group policies in order to comply with the applicable regulations.

Manajemen Risiko:1. Mengidentifikasi, memantau, dan mengelola risiko material

yang mempengaruhi Bank. Jika diperlukan, proses ini dapat disampaikan kepada Group Committees, sesuai dengan kerangka kerja manajemen risiko;

2. Menjaga profil risiko Bank sesuai toleransi risiko dan strategi yang ditetapkan;

3. Meninjau efektivitas keselamatan & kesehatan (H&S) lingkungan, serta meninjau dan mendukung Country H&S Action Plan di Bank.

Risk Management:1. Identify, monitor, and manage all material risks affecting the Bank, If

necessary, this process can be reported to the Group Committees in accordance with the risk management framework;

2. Maintain the risk profile of the Country within risk tolerance and consistent with approved strategy;

3. Review the effectiveness of the Health & Safety (H&S) environment and review and endorse the Country H&S Action Plan.

131

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 134: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NamaName

JabatanPosition

Bidang TugasTask Field

People and Talent:1. Membangun kepemimpinan untuk menanamkan budaya berkinerja

tingg;2. Mengembangkan dan mempromosikan pegawai Bank;3. Memastikan pendekatan yang konsisten untuk manajemen people

and talent di seluruh fungsi dan bisnis;4. Meninjau dan mendukung pegawai yang berprestasi sebelum

dilaporkan kepada Group Head, Pensions & Benefits; 5. Mensosialisasikan dan membangun perilaku, kode etik, dan nilai-

nilai yang baik di antara semua pegawai.People and Talent:1. Build leadership to embed a high-performance culture;2. Improve and promote Bank employee;3. Ensure a consistent approach to people and talent management

across the business and functions;4. Review and support outstanding employees before reporting to the

Group Head, Pensions & Benefits; 5. Promote and reinforce appropriate behaviours, conduct, and

values amongst all employees.

Lainnya:1. Menanamkan brand promise “Here for good” dan nilai-nilai Bank;2. Mendukung agenda Environmental and Social Risk Management

dari Grup;3. Meninjau dan mendukung Eco-efficiency Action Plan dan meninjau

lingkungan sesuai target Bank.Other:1. Embed “Here for good” brand promise and the Bank’s values;2. Support the Group’s Environmental and Social Risk Management

agenda;3. Review and endorse the Eco-efficiency Action Plan and review the

environment according to the Bank’s targets.

Keberagaman Komposisi Komposisi Country Management Team ditentukan berdasarkan penunjukan oleh The Board dengan mempertimbangkan misi dan rencana strategis, serta pembidangan tugas yang berlaku. Selain itu, penunjukan Country Management Team juga memperhatikan keberagaman keahlian, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, jenis kelamin, dan usia. Hal ini ditujukan agar Country Management Team dapat mengakomodir pengambilan keputusan yang lebih efektif, akurat, cepat, serta bebas dari benturan kepentingan.

Per 31 Desember 2018, Country Management Team berjumlah 8 orang, sebagaimana diuraikan berikut ini:

NamaName

JabatanPosition

Tanggal Pengangkatan Pertama

First Appointment Date

Uji Kemampuan dan KepatutanFit and Proper Test

Tanggal LulusPassing Date

PenyelenggaraOrganizers

Rino Donosepoetro Chief Executive Officer 20 September 201620 September 2016

14 September 201614 September 2016

OJKFSA

Suryantoro Waluyo Country Head of Human Resources

4 April 20134 April 2013

4 April 20134 April 2013

BI

Adhi Sulistyo Head of Financial Markets 2 Mei 20172 May 2017

20 April 201720 April 2017

OJKFSA

Anwar Harsono Chief Financial Officer 13 Desember 201713 December 2017

7 Desember 20177 December 2017

OJKFSA

Darina Yusof Country Chief Risk Officer 22 Juni 201522 June 2015

12 Mei 201512 May 2015

BI

Diversity in the Composition The composition of the Country Management Team is determined based on the appointment by The Board by considering the Bank’s mission and strategic plan, as well as the assignment of applicable duties. In addition, the appointment of the Country Management Team also considers the diversity of expertise, educational background, work experience, gender, and age. This is intended so that the Country Management Team can produce decision making that is more effective, accurate, fast, and free from conflicts of interest.

As of December 31, 2018, the Country Management Team consisted of 8 people, as described below:

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

132

Page 135: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NamaName

JabatanPosition

Tanggal Pengangkatan Pertama

First Appointment Date

Uji Kemampuan dan KepatutanFit and Proper Test

Tanggal LulusPassing Date

PenyelenggaraOrganizers

Chesna Fizetty Anwar Compliance Director 26 Juli 201026 July 2010

19 Juli 201019 July 2010

OJKFSA

Manish Gupta Head, Commercial Banking 1 November 20181 November 2018

1 Oktober 20181 October 2018

OJKFSA

Haryanto Suganda Head, Global Banking Dalam proses persetujuan regulatorPending regulatory approval

Dalam proses persetujuan regulatorPending regulatory approval

Dalam proses persetujuan regulatorPending regulatory approval

Profil lengkap dan keberagaman komposisi Country Management Team dapat dilihat pada bab Profil Standard Chartered Bank Indonesia dalam Laporan Tahunan ini.

Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Seluruh pengangkatan anggota Country Management Team telah memperhatikan kriteria utama, yaitu memiliki integritas, kompetensi, profesionalisme, dan reputasi keuangan yang memadai, sesuai dengan persyaratan penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang telah ditetapkan oleh regulator. Hal ini dapat diliihat dari hasil uji kemampuan dan kepatutan yang telah dilalui oleh seluruh anggota Country Management Team, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di atas.

Independensi dan Hubungan Afiliasi Agar tidak terdapat potensi benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuan Country Management Team untuk melaksanakan tugas secara profesional dan obyektif, maka penunjukan masing-masing anggota memperhatikan independensi dan hubungan afiliasi, khususnya di antara sesama anggota Country Management Team. Hal ini terlihat dari tidak adanya hubungan keluarga, keuangan, dan kepengurusan di antara anggota Country Management Team sehingga pemenuhan tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan secara independen, semata-mata untuk kepentingan Bank.

Rangkap Jabatan Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016 tanggal 7 Desember 2016 tentang Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan bagi Bank Umum, anggota Country Management Team tidak merangkap jabatan sebagai anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pejabat eksekutif pada Bank, perusahaan dan atau lembaga lain.

Informasi terkait rangkap jabatan Country Management Team ini telah diungkapkan pada bab Profil Standard Chartered Bank Indonesia dalam Laporan Tahunan ini.

Pelaksanaan TugasPemenuhan tanggung jawab Country Management Team ditunjukkan dari pelaksanaan tugas di sepanjang tahun 2018 yang dijelaskan sebagai berikut:

The complete profile and diversity of the Country Management Team’s composition can be seen in the Profile section of Standard Chartered Bank Indonesia in this Annual Report.

Assessment on Capability and Compliance All appointments of Country Management Team members have taken into account the main criterion, namely having adequate integrity, competence, professionalism and financial reputation, in accordance with the fit and proper test requirements set by the regulator. This can be seen from the results of the fit and proper test that has been passed by all members of the Country Management Team, as shown in the table above.

Independence and Affiliate Relationship To absolutely avoid any potential conflict of interest that can disrupt the Country Management Team’s ability to perform their tasks professionally and objectively, the appointment of each member has considered independence and affiliation relationship, especially among fellow Country Management Team members. This can be seen from the absence of family, financial, and management relationship among members of the Country Management Team so that the fulfillment of duties and responsibilities can be carried out independently, solely for the benefit of the Bank.

Concurrent Position In accordance with the Financial Services Authority Regulation No. 55/POJK.03/2016 dated 7 December 2016 on the Implementation of Corporate Governance for Commercial Banks, members of the Country Management Team do not hold concurrent positions as members of the Board of Directors, the Board of Commissioners, or executive officers at Banks, companies, and or other institutions.

This information regarding concurrent position of Country Management Team has been disclosed in the Profile section of Standard Chartered Bank Indonesia in this Annual Report.

Duties Implementation Fulfillment of the responsibilities of the Country Management Team is indicated by the implementation of duties throughout 2018 which are explained as follows:

133

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 136: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Program Kerja 20182018 Work Programme

Realisasi Program Kerja 2018The Realization of 2018 Work Programme

KreditLoans

Penyaluran kredit Bank telah mencapai Rp32,70 triliun.Bank’s loan distribution has reached IDR 32.70 trillion.

Dana Pihak KetigaThird Party Fund

Penghimpunan dana pihak ketiga telah mencapai Rp29,92 triliun.The collection of third party’s fund has reached IDR 29.92 trillion.

Pendapatan Bunga BersihInterest Income – Net

Pendapatan bunga bersih telah dibukukan sebesar Rp2,33 triliunInterest income – net was amounted to IDR 2.33 trillion.

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)Capital Adequacy Ratio (CAR)

KPMM tetap terjaga pada tingkat 16,60%.CAR maintained at 16.60%

Non Performing Loan (NPL) kotor Non Performing Loan (NPL) - Gross

NPL kotor telah dikendalikan sampai pada tingkat 2,22%.NPL gross keep under control up to 2.22%

Rapat Kebijakan terkait rapat Country Management Team mewajibkan diadakannya pertemuan sekali dalam sebulan untuk mendiskusikan perkembangan penerapan strategi usaha, pencapaian kinerja, pengendalian internal dan pemantauan risiko, serta langkah-langkah strategis ke depan. Setiap pertemuan akan didokumentasikan dalam notulen rapat agar setiap pembahasan dan keputusan dapat dipantau melalui dokumentasi rapat. Pertemuan hanya dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi kuorum, yakni dihadiri oleh 2/3 anggota Country Management Team.

Selama tahun 2018, Country Management Team telah menyelenggarakan rapat sebanyak 9 kali dengan frekuensi kehadiran masing-masing anggota diuraikan sebagai berikut

NamaName

PosisiPosition

Jumlah Rapat

Number of Meeting

Jumlah Kehadiran

Attendance

Tingkat Kehadiran

Attendance Percentage

Rino Donosepoetro Chief Executive Officer 9 9 100.00%

Suryantoro Waluyo Country Head of Human Resources 9 9 100.00%

Adhi Sulistyo Head of Financial Markets 9 8 88.89%

Darina Yusof Country Chief Risk Officer 9 9 100.00%

Chesna F Anwar ComplianceDirector 9 9 100.00%

Anwar Harsono Chief Financial Officer 9 8 88.89%

Manish Gupta* Head of Commercial Banking 7 7 100.00%

Haryanto Suganda** Head, Global Banking 5 5 100.00%

* Efektif bergabung sejak 15 Maret 2018 dan telah lulus proses fit and proper test. ** Efektif bergabung sejak 25 Juni 2018 dan sedang menjalani proses fit and proper test.* Effective joined since 15 March 2018 and has passed fit and proper test process.** Effective joined since 25 June 2018 and currently undergoing fit and proper test process.

Meetings A policy related to the Country Management Team meeting requires that a meeting to be held once a month to discuss the development of business strategy implementation, performance achievement, internal control and risk monitoring, as well as strategic measures in the future. Each meeting will be documented in the Minutes of Meeting so that every discussion and decision can be monitored through the meeting documentation. The meeting can only be held if it meets the quorum, which is attended by 2/3 members of the Country Management Team.

During 2018, the Country Management Team held 9 meetings with attendance frequency of each member described as follows

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

134

Page 137: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Agenda rapat Country Management Team tahun 2018 diuraikan sebagai berikut:

Agenda RapatCountry Management Team

Meeting Agenda ofCountry Management Team

Frekuensi Agenda Dipresentasikan pada RapatCountry Management Team

Frequency of Agenda Presented in the Country

Management Team Meeting

Penyaji untuk Agenda Presentasi

Presenter to Present the Agenda

Peserta RapatMeeting Participants

Notulen/tindakan dari rapat CMT sebelumnyaMinutes/actions from previous CMT Meeting.

BulananMonthly

Administrator Country Management Team Board & Non Board Member

Pembaharuan Informasi CEO:1. Pesan utama;2. Prioritas;3. Tinjauan KPI yang utama.CEO Update:1. Key messages;2. Priorities;3. Review of key KPIs.

BulananMonthly

Chief Executive Officer

Kondisi Pasar:1. Tinjauan umum perubahan ekonomi makro

yang signifikan;2. Ancaman & Peluang.Market Environment:1. Overview of significant macro-economic

changes;2. Threats & Opportunities.

BulananMonthly Economist

Manajemen Kinerja:1. P&L negara dan tinjauan kinerja;2. Pandangan kompetitif.Performance Management:1. Country P&L and performance review;2. Competitive landscape.

BulananMonthly

Chief Financial Officer

Tinjauan Bisnis:1. Tren bisnis;2. Penyelarasan strategis;3. Peluang lintas bisnis dan fungsional;4. Inisiatif utama;5. Peluang dan risiko negara;6. Perkiraan peluang jaringan dan risiko.Business Review:1. Business trends;2. Strategic alignment;3. Cross-business and functional opportunities;4. Key initiatives;5. Country opportunities and risks;6. Network opportunities and risks forecasts.

BulananMonthly

Business Heads

Masalah bisnis lainnya.Any other business matters.

BulananMonthly

Chief Executive Officer/Business Heads

People: 1. Metrik dan wawasan sumber daya manusia;2. Hubungan karyawan;3. Risiko dan persyaratan peraturan pengelolaan

sumber daya manusia.People:1. Human capital metrics and insights; 2. Employee relations;3. People risks and regulatory requirements.

KuartalanQuarterly

Head of Human Resources

The Country Management Team meeting agenda is described as follows:

135

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 138: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Agenda RapatCountry Management Team

Meeting Agenda ofCountry Management Team

Frekuensi Agenda Dipresentasikan pada RapatCountry Management Team

Frequency of Agenda Presented in the Country

Management Team Meeting

Penyaji untuk Agenda Presentasi

Presenter to Present the Agenda

Peserta RapatMeeting Participants

Operasi Teknologi Informasi:1. Inisiatif kunci;2. Kesesuaian terhadap tujuan dan kapasitas;3. Perubahan manajemen.Information Technology Operations:1. Key initiatives;2. Fit for purpose and capacity;3. Change management.

KuartalanQuarterly

Chief Information Officer

Pembahasan Mendalam:1. Segmen/produksi/fungsi (berdasarkan rotasi);2. Sesuai topik (seperti digitalisasi).Deep Dives:1. Segment/Product/Function (on rotational basis);2. Topical (e.g. digitisation).

Kuartalan/sesuai keperluanQuarterly/as required

Relevent Business/Functional Head

Pengalaman Klien:1. Review agenda pengalaman klien;2. Eskalasi masalah materi;3. Peninjauan masalah material.Client Experience:1. Review of client experience agenda;2. Escalation of material issues; 3. Review of material issues.

KuartalanQuarterly

Business Heads

Kepatuhan:1. Masalah pengawasan atau kepatuhan secara

tematik atau strategis (tren analisis/tindakan, dan lainnya)

2. Perilaku dan kejahatan keuangan (sesuai kebutuhan).

Compliance: 1. Thematic or strategic supervisory or compliance

concerns (trend analysis/actions etc); 2. Conduct and financial crime (as required).

KuartalanQuarterly

Head of Compliance

Urusan Perusahaan:1. Country Communications Plan (internal/

eksternal);2. Keberlanjutan and sumbangan;3. Proyek Seeing is Believing (pertengahan

tahun);4. Target eco-efisiensi (pertengahan tahun).Corporate Affairs:1. Country Communications Plan (internal/

external);2. Sustainability and donations;3. Seeing is Believing projects (semi-annual);4. Eco-Efficiency Targets (semi-annual).

KuartalanQuarterly

Head of Corporate Affairs (untuk agenda pembahasa eco-efisiensi juga dihadiri oleh Property & Chief Information Officer / for Eco-Efficiency agenda should include Property & Chief Information Officer)

Merek dan Pemasaran:1. Aktivitas merek dan pemasaran;2. Sponsor.Brand and Marketing1. Brand and marketing activity;2. Sponsorships.

KuartalanQuarterly

Head of Brand & Marketing

Peninjauan Properti:1. Pembaruan tempat;2. Akuisisi/pelepasan/sewa (sesuai kebutuhan);3. Kesehatan, keamanan dan keselamatan &

Busines Continuity Management (BCM).Property Review:1. Premises update;2. Acquisitions/disposals/leases (as required); 3. Health, safety, and security & Busines Continuity

Management (BCM).

KuartalanQuarterly

Country Head, Property

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

136

Page 139: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Agenda RapatCountry Management Team

Meeting Agenda ofCountry Management Team

Frekuensi Agenda Dipresentasikan pada RapatCountry Management Team

Frequency of Agenda Presented in the Country

Management Team Meeting

Penyaji untuk Agenda Presentasi

Presenter to Present the Agenda

Peserta RapatMeeting Participants

Prioritas Bank.Bank Priorities.

Pertengahan tahunSemi-annually

Chief Executive Officer

Tinjauan keuangan pertengahan tahun.Half year financial review.

Pertengahan tahunSemi-annually

Chief Financial Officer

Risiko:Profil risiko (termasuk risiko material dan risiko yang muncul) dan rencana mitigasi yang berlaku.Risk:Risk profile (including material and emerging risks) and applicable mitigation plans.

Pertengahan tahunSemi-annually

Chief Risk Officer

Government Relations and Regulatory Plan.Government Relations and Regulatory Plan.

Pertengahan tahunSemi-annually

Chief Executive Officer & Head of Compliance

Outsourcing.Outsourcing.

Pertengahan tahunSemi-annually

Chief Information Officer

People:1. Kinerja & P3;2. Pembahasan mendalam terkait produk/

segmen/fungsi (sesuai kebutuhan).People 1. Performance & P3;2. Product/ segment/ function deep dives (as

required).

Pertengahan tahunSemi-annually

Head of Human Resources

Hukum:Litigasi yang material.Legal: Material litigations.

Pertengahan tahunSemi-annually

Head of Legal

Laporan Chief Financial Officer:1. Tinjauan anggaran;2. Pendalaman pembahasan tentang kompetitor;3. Proyeksi keuangan 5 tahun.Chief Financial Officer Report:1. Budget review;2. Competitor deep-dive;3. 5 year financial projections.

TahunanAnnually

Chief Financial Officer

Strategi Bank atau tinjauan kemajuan terhadap strategi yang disetujui.Bank strategy or review of progress against approved strategy.

TahunanAnnually

Chief Executive Officer

Karyawan:1. Rencana pengembangan bakat;2. Peran penting Bank (negara tier 2-3).People: 1. Talent plan;2. Essential country roles (tier 2-3 countries).

TahunanAnnually Head of Human

Resources

Manfaat bagi karyawan.Staff benefits.

TahunanAnnually

Head of Human Resources

Kesehatan dan Keamanan:Country H&S Action Plan.Health and Safety:Country H&S Action Plan.

TahunanAnnually

Country Head of Property

Eco-Efisiensi:Eco-efficiency Action Plan.Eco-Efficiency :Eco-efficiency Action Plan.

TahunanAnnually

Corporate Affairs & Corporate Real Estate & Chief Information Officer

137

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 140: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Agenda RapatCountry Management Team

Meeting Agenda ofCountry Management Team

Frekuensi Agenda Dipresentasikan pada RapatCountry Management Team

Frequency of Agenda Presented in the Country

Management Team Meeting

Penyaji untuk Agenda Presentasi

Presenter to Present the Agenda

Peserta RapatMeeting Participants

Small Country Governance Tools, termasuk peringkat VI.Small Country Governance Tools, including VI rating.

TahunanAnnually

Chief Executive Officer

Country Meeting Design:Review of design.Country Meeting Design:Review of design.

TahunanAnnually

Chief Executive Officer

Pemeringkatan Regulasi NegaraTinjauan tentang peringkat peraturan dan rencana tindakan.Country Regulatory RatingReview of Regulatory Rating & Action Plan

TahunanAnnually

Legal & Compliance

Penilaian Kinerja Country Management Team

Penilaian kinerja dilakukan sesuai dengan prinsip P3 yang diberlakukan oleh Grup SCB. Kriteria penilaian di antaranya adalah sasaran kerja yang dicapai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Aspek kuantitatif adalah target penjualan/pemenuhan pembelanjaan atau anggaran unit. Aspek kualitatif adalah sinergi antar unit kerja/prestasi kerja tim/rasa keterikatan di antara anggota tim. Parameter lainnya yaitu perhitungan atas formula P3 yang dilakukan oleh Grup untuk Standard Chartered Bank Indonesia dan masing-masing unit kerja.

Remunerasi Dasar dan Kebijakan Remunerasi Remunerasi menjadi salah satu bentuk apresiasi atas upaya Country Management Team dalam menjalankan Bank, namun sekaligus menjadi salah satu mekanisme pengelolaan risiko. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan remunerasi bagi Country Management Team yang ditetapkan oleh Standard Chartered Bank dan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku di masing-masing wilayah regional, dalam hal ini termasuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi bagi Bank Umum.

Kerangka Penetapan Kebijakan RemunerasiAgar kebijakan remunerasi Bank sejalan dengan kebijakan Standard Chartered Group, maka perumusan kebijakan remunerasi dilakukan berdasarkan kerangka kerja berikut:

G20 Uni EropaEuropean Union United Kingdom Pendekatan Bank

Bank Approach

Dewan Stabilitas KeuanganFinancial Stability Board (FSB)

Otoritas Perbankan Eropa European Banking Authority (EBA)

Prudential Regulation Authority Prudential Regulation Authority (PRA)

Standard Chartered Tbk dan Cabang-cabangnyaStandard Chartered Tbk and Branches

Financial Conduct Authority Financial Conduct Authority (FCA)

Entitas AnakSubsidiaries

Performance Assessment on the Country Management Team Performance assessments are carried out in accordance with the principles of P3 imposed by the SCB Group. The evaluation criteria include the achievement of work objectives, both quantitatively and qualitatively. The quantitative aspect is the sales target/fulfillment of the procurement or unit budget. The qualitative aspect is the synergy between work units/teamwork performance/sense of engagement among team members. Other parameter is the P3 formula calculation, carried out by the Group for Standard Chartered Bank Indonesia and each work unit.

Remuneration Basis and Policies of RemunerationRemuneration is one form of appreciation for the Country Management Team effort in managing the Bank and also a risk management mechanism. This can be seen from the remuneration policies for the Country Management Team stipulated by Standard Chartered Bank and adjusted to the applicable regulations on each region, in this case including the Financial Authority Regulations No. 45/POJK.03/2015 on the Implementation of Governance in Remuneration for Commercial Banks.

Framework for Remuneration Policy DeterminationIn order to ensure the Bank’s remuneration policy is in line with Standard Chartered Group policy, the formulation of remuneration policy is carried out based on the following framework:

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

138

Page 141: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

G20 Uni EropaEuropean Union United Kingdom Pendekatan Bank

Bank Approach

FSB memastikan agar risiko dikelola secara bijaksana, serta praktik tata kelola dilaksanakan dengan tepat dan pengawasan oleh regulator berlangsung efektif.

Prinsip FSB untuk Praktik Kompensasi Suara dan standar penerapannya telah diadopsi oleh negara-negara G20.

FSB ensures that the risks are managed wisely and that governance practices are carried out properly and effective supervision is conducted by the regulators.

FSB principles for Voice Compensation Practices and the implementation standards have been adopted by G20 countries.

EBA mewujudkan prinsip FSB ke dalam peraturan yang wajib dipatuhi oleh negara-negara anggota.

Peraturan yang dikeluarkan oleh EBA termasuk Instruksi Persyaratan Modal IV.

EBA embodies FSB principles into regulations that must be adhered to by the member countries.

Regulations issued by EBA include Instructions for Capital Requirements IV.

Sebagai organisasi yangberkantor pusat di Inggris, PRA dan FCA merupakan regulator utama Grup.

Peraturan remunerasi di United Kingdom didasarkan pada prinsip FSB serta ketetapan yang terdapat dalam regulasi.

As an organization headquartered in United Kingdom, PRA and FCA are the Group’s main regulators.

The remuneration regulations in the United Kingdom are based on the FSB principles and provisions stipulated in the regulations.

Bank memastikan bahwa kebijakan, prosedur, dan praktik remunerasi telah selaras dengan aturan remunerasi di United Kingdom.

Pendekatan remunerasi Grup berlaku secara global, di semua entitas anak dan cabang-cabangnya. Jika diperlukan oleh entitas anak tertentu, maka ketentuan remunerasi negara terkait dapat ditambahkan menjadi bagian dari pendekatan remunerasi Grup.

The Bank ensures that the policies, procedures, and practices of remuneration are already in line with the remuneration regulations in the United Kingdom.

The Group’s remuneration approach applies globally, in all entities of the subsidiaries and branches. If necessary, by a certain subsidiary, the remuneration regulations of that country can be added into part of the Group’s remuneration approach.

Pendekatan remunerasi Bank ditujukan untuk memastikan bahwa imbalan kepada rekan kerja diberikan atas kemajuan pelaksanaan strategi serta pencapaian kinerja yang maksimal dalam jangka panjang, sembari menghindari pengambilan risiko yang berlebihan dan tidak perlu. Pendekatan remunerasi juga memperhatikan:

1. Promosi terhadap manajemen risiko yang sehat dan efektif melalui struktur renumerasi;

2. Pengaturan secara tepat, termasuk pengawasan dari Komite Remunerasi Standard Chartered PLC (Komite); dan

3. Cakupan kebijakan yang tunduk pada tinjauan peraturan secara umum.

Komite Remunerasi Standard Chartered PLC bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap pendekatan remunerasi bagi seluruh karyawan. Komite ini bertanggung jawab menetapkan prinsip-prinsip serta kerangka kerja tata kelola untuk keputusan-keputusan yang terkait dengan remunerasi. Adapun lingkup peran dan fokus Komite Remunerasi Standard Chartered PLC sebagai berikut:1. Bersama The Board, menetapkan dan menyetujui kerangka

kerja serta kebijakan remunerasi dari Group Chairman, Group Chief Executive Officer (CEO), Group Chief Financial Officer (CFO), serta pejabat eksekutif senior lain yang telah ditetapkan;

2. Mendukung proposal remunerasi untuk Group Chief Risk Officer (CRO), Group Head of Compliance, dan Group Head of Audit sebagai pejabat senior dalam fungsi pengendalian;

3. Menyetujui proposal untuk memberikan paket remunerasi yang tinggi kepada anggota baru;

4. Mengawasi remunerasi dari material risk takers Grup (MRT Grup);

The Bank’s remuneration approach ensures that rewards to colleagues are based on the progress made on the execution of strategy and strong performance over the long-term, whilst avoiding excessive and unnecessary risk-taking. The remuneration approach also pays notice to:

1. Promotes sound and effective risk management through remuneration structures;

2. Appropriately governed, including overseeing from the Standard Chartered PLC Remuneration Committee (The Committee); and

3. Includes policies that are subject to regular review.

The Standard Chartered PLC Remuneration Committee oversees the remuneration approach for all employees. It is responsible for setting the principles and governance framework for remuneration decisions. The roles and focus of the Standard Chartered PLC Remuneration Committee are as follows:

1. Determines and agrees with the Board the framework and policy for the remuneration of the Group Chairman, Group Chief Executive (CEO), Group Chief Financial Officer (CFO) and other designated senior executives;

2. Endorses the remuneration proposals for the Group Chief Risk Officer (CRO), Group Head of Compliance and Group Head of Audit as the senior officers in the control functions;

3. Approves any proposal to award a high remuneration package to new recruits;

4. Oversees the remuneration of Group material risk takers (Group MRTs);

139

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 142: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

5. Menyetujui insentif diskresioner Grup setiap tahunnya; dan6. Menyetujui prinsip Fair Pay Charter Grup yang menjadi

pedoman dalam menentukan penghargaan bagi seluruh karyawan.

Prosedur Penetapan RemunerasiStandard Chartered berkomitmen untuk menghargai kinerja dan kesesuaian nilai perilaku yang telah ditetapkan. Bank telah mengoperasikan rencana target Total Variable Compensation untuk meningkatkan transparansi antara remunerasi dengan kinerja. Rencana ini berlanjut pada tahun 2018 melalui penyempurnaan pada Business Area scorecard agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Rencana ini juga mencakup modifikasi rencana kinerja individu untuk memberikan fleksibilitas bagi para pemimipin dalam pembedaan pemeringkatan kinerja.

Hasil Jumlah Kompensasi Variabel dihitung sebagai fungsi dari target individual pada Jumlah Kompensasi Variabel, pembeda kinerja Grup, pembeda Business Area scorecard, dan pembeda kinerja individu. Kebijakan manajemen terus diberlakukan sesuai dengan tinjauan keyakinan dan kemampuan. Jenis dan Indikator Penetapan RemunerasiRemunerasi yang diberikan kepada Country Management Team terdiri dari:1. Remunerasi Tetap Jenis remunerasi yang tidak terkait dengan kinerja dan

risiko yang dihadapi Bank ini diberikan secara berkala dalam bentuk tunai ataupun dalam bentuk non tunai. Remunerasi ini meliputi gaji pokok serta manfaat, meliputi tunjangan perumahan, tunjangan pendidikan, tunjangan pajak, asuransi, dana pensiun, dan bentuk manfaat lainnya.

Besarnya remunerasi ini khususnya disesuaikan dengan tingkat remunerasi peer group, kondisi dan kemampuan keuangan Bank, serta tingkat inflasi yang berlaku.

2. Remunerasi Variabel Jenis remunerasi ini terkait dengan kinerja dan risiko yang

dihadapi Bank dan dapat diberikan dalam bentuk tunai ataupun non tunai. Remunerasi ini dapat meliputi bonus, insentif jangka panjang, dan bentuk lainnya.

Besarnya remunerasi ini disesuaikan dengan kinerja Bank dan masing-masing anggota Country Management Team pada tahun terkait maupun sepanjang karirnya di Bank. Remunerasi ini juga dipengaruhi dengan risiko yang dihadapi Bank, yang mana anggota Country Management Team berperan sebagai material risk taker.

5. Approves the Group discretionary incentives each year; and

6. Approves the Group’s Fair Pay Charter principles which guide reward decisions for all employees.

The Procedure for Determining RemunerationStandard Chartered is committed to reward performance including the demonstration of our values. The Bank has operated the target Total Variable Compensation plan to increase transparency between remuneration and performance. This plan continues in 2018 with refinements in the Business Area scorecard weighing to better align with the way roles in the Bank are structured. The plan also accommodates changes to individual performance modifiers to provide People Leaders greater flexibility to differentiate within a performance rating.

The Total Variable Compensation outcome is calculated as a function of the individual Target Total Variable Compensation, Group performance modifier, Business Area scorecard modifier, and individual performance modifier. Management discretion will continue to apply, subject to assurance reviews and affordability.

Types and Indicators in Determining RemunerationThe remuneration provided to the Country Management Team consists of:1. Fixed Remuneration The type of remuneration that is not related to the

performance and risks faced by the Bank and provided periodically in cash or non-cash. This remuneration includes basic salaries and benefits, including housing allowance, educational allowance, tax allowance, insurance allowance, pension fund, and other forms of benefits.

This amount of remuneration is specifically adjusted to the level of remuneration of the peer group, the Bank’s condition and financial capacity, and prevailing inflation rate.

2. Variable Remuneration This type of remuneration is related to the performance

and risks faced by the Bank and can be given in cash or non-cash. This remuneration includes bonuses, long-term incentives, and other forms.

The amount of remuneration is adjusted to the performance of the Bank and each member of the Country Management Team in the relevant year, as well as throughout his career at the Bank. This remuneration is also influenced by the risks faced by the Bank, where members of the Country Management Team act as material risk takers.

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

140

Page 143: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Uraian lebih lanjut terkait jenis dan indikator penetapan remunerasi Bank dijelaskan sebagai berikut:

GajiSalary

1. Gaji mencerminkan keterampilan dan pengalaman individu yang dievaluasi setiap tahun berdasarkan informasi pasar dan dilaksanakan dalam rangka penilaian kinerja tahunan dengan mempertimbangkan kemampuan membayar Bank.

2. Penyesuaian gaji dapat dilakukan apabila terdapat perubahan peran, penambahan tanggung jawab, atau untuk memastikan remunerasi yang kompetitif di pasar.

1. Salaries reflect the individuals’ skills and experience, are reviewed annually against market information and are in the context of the annual performance assessment and affordability.

2. Increases may occur where there is a role change, increased responsibility or to ensure market competitiveness.

Pensiun dan TunjanganPension and Benefits

1. Tunjangan/manfaat diberikan dengan komponen yang mengacu pada praktik pasar di tingkat lokal. Karyawan dapat memperoleh manfaat khusus yang didanai Bank, seperti program pensiun, asuransi kesehatan pribadi, asuransi kesehatan permanen, asuransi jiwa, dan tunjangan tunai. Besarnya tunjangan telah ditentukan dan penggunaannya akan dipantau.

2. Program pensiun dan tunjangan bervariasi secara global, tergantung pada daya saing pasar yang berbeda di berbagai negara, sehingga tidak ada ketentuan pensiun yang berlaku sama di seluruh Grup.

3. Karyawan yang direlokasi atau ditugaskan ke lebih dari satu negara untuk jangka waktu yang lama berhak atas tunjangan mobilitas. Jika karyawan dikenakan biaya pajak saat bepergian ke luar negeri dalam pelaksanaan tugasnya, maka biaya ini dapat dibebankan kepada Grup.

4. Sharesave adalah program yang diperuntukkan bagi seluruh karyawan, yang mana peserta dapat membuka kontrak tabungan untuk mendanai partisipasi dalam kepemilikan saham. Harga saham ditetapkan dengan diskon hingga 20 persen dari harga saham pada saat diterbitkan (atau diskon lainnya yang mungkin ditentukan oleh Komite). Dana tunai atau rancangan saham yang setara disediakan di negara-negara tempat Shareave tidak tersedia (biasanya karena masalah pajak, peraturan atau undang-undang sekuritas).

1. Benefits are provided, with the details depending on local market practice. Employees have access to country-specific, company-funded benefits such as pension schemes, private medical insurance, permanent health insurance, life insurance and cash allowances. The cost of providing the benefits is defined and controlled.

2. Pension and benefit levels differ globally to be competitive in different markets, and there is no single pension level across the Group.

3. Employees who are relocated or spend a substantial portion of their time in more than one jurisdiction for business purposes may be provided with mobility benefits. If employees incur tax charges when travelling overseas in performance of their duties, these costs may be met by the Group.

4. Sharesave is an all employee plan where participants are able to open a savings contract to fund the exercise of an option over shares. The option price is set at a discount of up to 20 per cent of the share price at the date of invitation (or such other discount as may be determined by the Committee). An equivalent cash or share plan is offered in countries where Sharesave may not be offered (typically due to tax, regulatory or securities law issues).

Remunerasi Variabel Diskresioner Discretionary Variable Remuneration

1. Pada umumnya, karyawan berhak dipertimbangkan untuk mendapatkan remunerasi variabel (berdasarkan kinerja Grup, bisnis, dan individu).

2. Insentif individu dikaitkan dengan Group Scorecard, scorecard dari masing-masing area bisnis, dan kinerja individual.

3. Remunerasi variabel diskresioner diberikan dalam bentuk insentif tahunan dan/atau penghargaan jangka panjang, tergantung pada kategori karyawan.

4. Insentif tahunan diberikan dalam bentuk uang tunai, saham dan/atau saham yang ditangguhkan dan uang tunai yang ditangguhkan, sesuai dengan mekanisme penangguhan Grup. Penghargaan jangka panjang diberikan dalam bentuk saham dan bergantung pada hasil pengukuran kinerja jangka panjang.

5. Remunerasi variabel karyawan terkait fungsi risiko dan kepatuhan diatur secara independen sesuai bisnis yang mereka kelola.

6. Sejak tahun 2016, Bank menerapkan perubahan pada pelaksanaan insentif diskresioner. Perubahan tersebut telah meningkatkan transparansi dan keterkaitan antara pencapaian dan aplikasi nilai dan perilaku yang diharapkan, termasuk tingkat insentif.

1. Employees are typically eligible to be considered for variable remuneration (based on Group, business and individual performance).

2. Individual incentives are linked to the Group scorecard, the individual’s business area scorecard and individual performance.

3. Discretionary variable remuneration is delivered in the form of an annual incentive and/or long term incentive plan (LTIP) award, depending on the category of the employee.

4. Annual incentive is delivered in the form of cash, shares and/or deferred shares and deferred cash according to the Group’s deferral mechanism. LTIP awards are delivered in shares and subject to long-term performance measures.

5. The variable remuneration of employees in the Risk and Compliance functions is set independently of the business they oversee.

6. Since 2016, the Bank implemented changes to the operation of discretionary incentives. The changes have increased transparency and the link between achievement and demonstration of expected values and behaviours, and the level of incentives.

Further details regarding the types and indicators to determine the Bank’s remuneration are explained below:

141

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 144: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Remunerasi VariabelDiskresioner untuk MRT Grup DiscretionaryVariable Remuneration forGroup MRTs

1. Remunerasi variabel dibatasi maksimum sebesar dua kali gaji tetap.2. Penangguhan remunerasi variabel sekurang-kurangnya 40%. Peningkatan sampai dengan 60% dapat

dilakukan apabila remunerasi variabel mencapai 500.000 GBP.3. Sekurang-kurangnya 50% dari remunerasi variabel (dibayar dimuka dan ditangguhkan) dibayar dalam

bentuk saham.4. Ketentuan terkait saham di muka tunduk pada periode retensi pasca-vestasi, yaitu minimal 12 bulan.5. Terdapat 3 kategori MRT Grup, yaitu Manajer Senior, Manajer Risiko dan MRT Lainnya. Manajer Senior

tunduk pada ketentuan periode penundaan tujuh tahun, tanpa hak kepemilikan (vestasi) sebelum tahun ketiga. Manajer Risiko tunduk pada ketentuan periode penundaan lima tahun, tanpa tanpa hak kepemilikan sebelum tahun pertama, dan MRT Lainnya tunduk pada ketentuan periode penangguhan tiga tahun, tanpa tanpa hak kepemilikan sebelum tahun pertama.

6. Saham yang ditangguhkan tunduk pada ketentuan periode retensi pasca-kepemilikan minimum 12 bulan untuk Manajer Senior dan MRT Lainnya, serta periode retensi enam bulan pasca-kepemilikan minimum untuk Manajer Risiko.

7. Remunerasi variabel tunduk pada Grup Ex-Post Penyesuaian Risiko dari Kebijakan Remunerasi, yang memungkinkan Bank untuk menangguhkan pembayaran atau hak kepemilikan dari penghargaan, menerapkan penyesuaian tahunan, menerapkan malus menjadi penghargaan yang belum diinvestasikan, serta menerapkan clawback menjadi remunerasi variable vested, pada waktu yang tepat.

1. Variable remuneration is restricted to a maximum of two times fixed remuneration.2. At least 40 per cent of variable remuneration is deferred. This increases to 60 per cent if variable remuneration

is at least GBP500,000.3. At least 50% of variable remuneration (upfront and deferred) is paid in shares.4. Upfront shares are subject to a minimum 12-month post-vest retention period.5. There are 3 categories of Group MRTs, which are Senior Managers, Risk Managers and Other MRTs. Senior

Managers are subject to a seven-year deferral period, with no vesting prior to year three. Risk Managers are subject to a five year deferral period, with no vesting prior to year one and Other MRTs are subject to a three-year deferral period, with no vesting prior to year one.

6. Deferred shares are subject to a minimum 12-month post-vest retention period for Senior Managers and Other MRTs, and a minimum six-month post-vest retention period for Risk Managers.

7. Variable remuneration is subject to the Group Ex-Post Risk Adjustment of Remuneration policy, which enables the Bank to suspend payment or vesting of awards, apply in-year adjustments, apply malus to be awards that have not invested, and apply clawback to vested variable remuneration, in appropriate circumstances.

Kesesuaian Remunerasi dengan RisikoPendekatan remunerasi Bank dirancang untuk mempromosikan manajemen risiko yang baik melalui penyelarasan insentif karyawan dengan kepentingan jangka panjang Grup, dengan mempertimbangkan jangka waktu saat risiko keuangan telah memiliki bentuk yang jelas. Perilaku yang baik serta demonstrasi perilaku yang tepat akan dihargai.

Balanced ScorecardsBalanced Scorecards

1. Pada tingkat Grup dan unit bisnis, balanced scorecards memainkan peran integral dalam penentuan remunerasi variabel diskresioner Grup. Balanced scorecards mempertimbangkan target keuangan dan non-keuangan, termasuk yang terkait dengan perilaku dan program remediasi. Hal ini mendorong peningkatan imbal hasil (return) Pemegang Saham sekaligus memastikan bahwa imbal hasil bukan merupakan akibat pengambilan keputusan dengan risiko yang berlebihan.

2. Pengukuran dalam scorecard Grup ditentukan sesuai dengan strategi Grup. Komite bertanggung jawab untuk menetapkan ukuran, bobot, dan target individu.

1. At a Group and business unit level, balanced scorecards play an integral role in the determination of Group discretionary variable remuneration. The scorecards take into consideration financial and non-financial targets, including those related to conduct and remediation programmes. This incentivises improvements in shareholder returns whilst ensuring that returns are not generated by excessive risk-taking.

2. Measures in the Group scorecard are determined in alignment with the Group’s strategy. The Committee is responsible for setting the individual measures, weights, and targets.

Suitability of Remuneration with RiskThe Bank’s remuneration approach is designed to promote good risk management through alignment of employees’ incentives with the Group’s long-term interests, by considering the time period when finance risk has had clear form. Good behaviour and demonstration of proper behaviour will be rewarded.

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

142

Page 145: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Perilaku Risiko dalam Penentuan BonusRisk Behaviour in Determining Bonus

1. Remunerasi variabel diskretioner Grup harus disetujui oleh Komite, berdasarkan rekomendasi dari Group Reward Plan Committee (GRPC). Ketika menentukan remunerasi variabel Grup dan alokasinya antara unit bisnis, Komite antara lain berperan untuk:a. Mempertimbangkan risiko, kontrol dan perilaku lingkungan;b. Mempertimbangkan risiko tertentu, serta mengendalikan dan melaksanakan kegiatan; danc. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi Grup tidak menganjurkan pengambilan risiko yang melebihi

risk appetite Grup;2. Untuk memperhitungkan risiko saat ini dan di kemudian hari, Bank mempertimbangkan apakah diperlukan

penyesuaian penggajian. Penyesuaian dapat dilakukan terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan bisnis Bank (ex-ante) atau dalam kaitannya dengan kejadian dan masalah yang telah mengkristal (ex-post). Proses Bank mencakup penyesuaian yang otomatis dan diskresioner. Penyesuaian berlaku di tingkat kolektif (misalnya, pada semua Grup dan/atau unit bisnis).

3. Penyesuaian risiko ex-ante dan ex-post secara otomatis diterapkan pada tingkat kolektif yang terkait dengan risiko, kejadian dan masalah yang berdampak pada keuangan Grup sehingga berdampak langsung terhadap pendanaan insentif Grup. Bank juga dapat menerapkan penyesuaian tambahan atas risiko ex-ante dan ex-post pada tingkat kolektif apabila dianggap perlu.

1. The Group’s discretionary variable remuneration is subject to approval by the Committee, based on a recommendation by the Group Reward Plan Committee GRPC. When determining the Group’s variable remuneration and its allocation between business units, the committee have roles, among other things, to:a. Consider the risk, control and conduct environment; b. Consider specific risks, controls and conduct events; and c. Ensure that the Group’s remuneration policies do not encourage risk-taking that exceeds the Group’s

risk appetite.2. To account for current and future risks, the Bank considers whether any remuneration adjustments are

required. Adjustments can be made in relation to risks that are inherent in our business activities (ex-ante) or in relation to events and issues that have crystallised (ex-post). Our process includes adjustments which are automatic and discretionary. Adjustments apply at a collective level (i.e. Group-wide and/or business unit).

3. Automatic ex-ante and ex-post risk adjustments are applied at a collective level in relation to risks, events and issues that impact the financials of the Group and therefore have a direct impact on the Group’s incentive funding. We may also apply additional incremental discretionary ex-ante and ex-post risk adjustments at a collective level where deemed necessary.

Identifikasi MRT GrupIdentification of Group MRTs

Bank mengidentifikasi karyawan yang dalam kegiatan profesionalnya berpotensi menimbulkan dampak risiko terhadap profil Grup sejalan dengan Identifikasi Kebijakan dan Prosedur MRT. Proporsi lebih tinggi dari remunerasi variabel karyawan tersebut ditangguhkan dalam jangka waktu yang lebih lama, dibandingkan dengan karyawan lain. We identify employees whose professional activities have the ability to have a material impact on the risk profile of the Group in line with the Identification of MRTs Policy and Procedures. A higher proportion of their variable remuneration is deferred over a longer period, compared with other employees.

Penilaian Kinerja Individu Individual Performance Assessment

1. Pada tingkat individu, Bank memiliki kerangka manajemen kinerja yang jelas. Karyawan memiliki tujuan yang sejalan dengan strategi Bank dan menerima umpan balik yang berkelanjutan.

2. Karyawan harus menetapkan Nilai Perilaku dan sasaran pencapaian dengan mengacu pada tujuan global manajemen risiko dan kepatuhan yang meneguhkan harapan bahwa karyawan harus secara tepat mengelola risiko dan patuh dalam menjalankan peran mereka.

3. Karyawan melaksanakan evaluasi kinerja setiap tahun terkait dengan pencapaian terhadap target yang ditetapkan (termasuk bagaimana mereka mencapainya) berdasarkan Nilai Perilaku yang telah mereka aplikasikan. Hasil remunerasi terkait dengan kinerja individu, unit bisnis tempat mereka bekerja dan Grup. Ini memastikan bahwa setiap orang terhubung dalam memberikan kontribusi untuk pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang dalam kepentingan Pemegang Saham dan bahwa remunerasi variabel mempertimbangkan pencapaian, perilaku dan nilai-nilai karyawan.

1. At an individual level, we have a clearly defined performance management framework. Employees have objectives aligned to our strategy and receive ongoing feedback.

2. Employees must set Valued Behaviour and achievement objectives and are subject to a global risk and compliance objective, which reinforces the expectation that employees must appropriately manage risk and compliance in their roles.

3. Employees are assessed annually in relation to what they have achieved, against their objectives (and how they achieve them) based on the Valued Behaviours they have demonstrated. Remuneration outcomes relate to the performance of the individual, the business unit they work in and the Group. This ensures that everyone is aligned to deliver long-term sustainable growth in the interests of shareholders and that variable remuneration recognises the achievement, conduct, behaviours and values of employees.

Mekanisme Penangguhan Deferral Mechanism

1. Bergantung pada kuantum remunerasi variabel individu, maka bagian yang ditangguhkan menjadi saham dan/atau instrumen lain dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penangguhan keseluruhan Grup. Hal ini sesuai dengan periode pembayaran untuk remunerasi dengan siklus bisnis Grup sambil mempertimbangkan jangka waktu pada saat terjadi kesulitan keuangan.

2. Proporsi yang ditangguhkan meningkat sesuai dengan kuantum remunerasi variabel yang diberikan.1. Depending on the quantum of an individual’s variable remuneration, a portion is deferred into shares

and/or other instruments according to the Group-wide deferral mechanism. This aligns the pay-out period for remuneration with the business cycle of the Group whilst taking into account the timeframe over which financial risks crystallise.

2. The proportion deferred increases with the quantum of variable remuneration awarded.

143

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 146: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Penyesuaian Resiko Individu Individual Risk Adjustments

1. Pertimbangan mengenai penyesuaian remunerasi variabel dilakukan ketika ada perilaku yang telah mengakibatkan kerugian signifikan bagi Grup, kegagalan manajemen risiko yang berat atau ketika individu gagal memenuhi standar nilai dan perilaku yang tepat. Dalam menentukan hasil yang masuk akal, maka faktor-faktor yang menjadi pertimbangan meliputi dampak kegiatan, tujuan dari individu, pentingnya kegiatan, kecepatan remediasi serta frekuensi masalah.

2. Penyesuaian terhadap remunerasi variabel dapat berupa penyesuaian tahunan, malus atau clawback.3. Jika dimungkinkan secara hukum, maka remunerasi variabel tunduk pada clawback untuk jangka waktu

setidaknya tujuh tahun dari tanggal saat diberikan.1. Consideration is given to whether variable remuneration should be adjusted when there is a conduct that

has resulted in significant losses to the Group, a material risk management failure or where the individual has failed to meet appropriate standards of values and behaviours. In determining a reasonable outcome, factors such as the impact of the event, the intent of the individual, the significance of the event, the speed of remediation and the frequency of issues are considered.

2. Adjustments to variable remuneration can take the form of an in-year adjustment, malus or clawback.3. Where legally possible, variable remuneration is subject to clawback for a period of at least seven years

from the date on which it is awarded.

Mendorong Perilaku Positif Reinforcing Positive Conduct

Penghargaan “Going the Extra Mile” digunakan untuk mengenali perilaku yang patut dicontoh, seperti perbaikan besar dalam hal pengendalian risiko dan lingkungan, upaya luar biasa dalam mendukung karyawan dan perbaikan lingkungan kerja, secara kreatif memecahkan masalah atau membuat perbaikan proses.Recognition awards, known as “Going the Extra Mile” awards, are used to recognise exemplary behaviour, such as material improvements in the risk and control environment, extraordinary efforts in supporting employees and improving the working environment, creatively solving problems or making process improvements.

Penetapan Material Risk TakerBank telah menetapkan pihak yang menjadi material risk taker berdasarkan pendekatan berikut:1. Pendekatan Kualitatif Merupakan Country Management Team atau pejabat

setingkat di bawahnya yang karena tugas dan tanggung jawabnya mengambil keputusan yang berdampak signifikan terhadap profil risiko Bank.

2. Pendekatan Kuantitatif Merupakan Country Management Team atau pejabat

setingkat dibawahnya yang memperoleh remunerasi yang bersifat variabel dengan nilai yang besar.

Penangguhan atau Penarikan Kembali RemunerasiBank dapat menangguhkan atau menarik kembali remunerasi yang bersifat variabel apabila mengalami kerugian. Penangguhan atau penarikan kembali juga dapat dilakukan apabila terjadi risiko yang berdampak negatif terhadap keuangan Bank, terjadi fraud yang dilakukan oleh pihak yang menjadi material risk taker, atau kondisi lainnya.

Struktur dan Besaran RemunerasiStruktur dan besaran remunerasi yang diterima Country Management Team di sepanjang tahun 2018 ditunjukkan sebagai berikut:

Remunerasi dan Fasilitas Lain yang Diterima oleh DireksiRemuneration and Other Facilities Received by the Board of Directors

Kategori2018 2017

Remuneration TypeJumlah KaryawanNumber of Employees

juta Rpmillion IDR

Jumlah KaryawanNumber of Employees

juta Rpmillion IDR

Gaji, Bonus, Tunjangan Reguler dan Fasilitas Tidak Berwujud Lainnya

6 33.615 6 29.638 Salary, Bonus, Regular Allowance And Other

Intangible Facilities

Fasilitas dalam Bentuk Lain (Perumahan, Transportasi, Asuransi Kesehatan, dll):

Other in Kind Facilities (Housing, Transportation,

Health Insurance, etc):

a. Dapat Dimiliki; 6 1.857 6 414 a. May be Owned;

Determination of Material Risk Taker The bank has determined which parties to be the material risk taker based on the following approach:1. Qualitative Approach The party is a member of the Country Management Team or

an officer one level below them because of their duties and responsibilities in making decisions that have a significant impact on the Bank’s risk profile.

2. Quantitative Approach The party is a member of the Country Management Team

or an officer one level below them that receives variable remuneration with a large value.

Suspension or Retraction of RemunerationThe Bank can suspend or retract variable remuneration if the Bank experience losses. Suspension or retraction can also be done if there is a risk that has a negative impact on the Bank’s finances, fraud done by the party that becomes a material risk taker, or other conditions.

Remuneration Structure and AmountThe structure and amount of remuneration received by the Country Management Team throughout 2018 are shown as follows:

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

144

Page 147: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Remunerasi dan Fasilitas Lain yang Diterima oleh DireksiRemuneration and Other Facilities Received by the Board of Directors

Kategori2018 2017

Remuneration TypeJumlah KaryawanNumber of Employees

juta Rpmillion IDR

Jumlah KaryawanNumber of Employees

juta Rpmillion IDR

b. Tidak Dapat Dimiliki; - - - - b. May Not be Owned;

Total 35.472 30.052 Total

Pengelompokan Remunerasi Berdasarkan Tingkat Penghasilan Direksi Remuneration Grouped in the Level of Income by Board of Directors

Total Remunerasi per Orang dalam 1 TahunJumlah Direksi

Number of Board of Directors Total Remuneration per Person in 1 Year2018 2017

Di Atas Rp2 Miliar 6 6 Above IDR 2 Billion

Di Atas Rp1 Miliar hingga Rp2 Miliar 0 0 Above IDR 1 Billion to IDR 2 Billion

Di Atas Rp500 Juta hingga Rp1 Miliar 0 0 Above IDR 500 Million to IDR 1 Billion

Rp500 Juta ke Bawah 0 0 IDR 500 Million and Below

Remunerasi dalam Bentuk Saham yang Diterima DireksiRemuneration in Shares Held by Board of Directors

KategoriCategory

Jumlah Saham Beredar¹

Number of Outstanding Shares ¹

Jumlah Opsi SahamNumber of Shares Option Harga Opsi4

Option Price4Jangka Waktu5

Time Period5Diberikan2

Awarded²Dieksekusi3Exercised³

2018

DireksiBoard of Directors

26.150 10.023 7.020 Antara £7,1120 sampai £7,8242Range GBP 7.1120 to GBP 7.8242

Antara 1 sampai 10 tahun setelah tanggal pemberianBetween 1 to 10 years after date of grant

2017

DireksiBoard of Directors

28.908 9.811 10.100 Antara £7,2420 sampai £7,4930Range GBP 7.2420 to GBP 7.4930

Antara 1 sampai 10 tahun setelah tanggal pemberianBetween 1 to 10 years after date of grant

Catatan:1. Jumlah Saham Beredar per tanggal 31 Desember tahun terkait;2. Jumlah Opsi Saham yang diberikan/dilaksanakan sepanjang tahun;3. Harga Opsi mengacu pada harga jual/jual;4. Jangka Waktu mengacu pada durasi ketika individu dapat melakukan opsi.Note:1. Number of Outstanding Shares as of 31st of December of the year;2. Number of Share Options granted/exercised during the year;3. Option Price refers to the dealing/sale price; 4. Time Period refers to the duration when individual can exercise the option.

Uraian 2018 2017 Description

Gaji Direksi Tertinggi dan Terendah 2,10 : 1,00 2,20 : 1 ,00 Board of Director’s Highest and Lowest Salary

Gaji Direksi Tertinggi dan Karyawan Tertinggi 1,20 : 1,00 1,20 : 1,00 Board of Director’s Highest Salary and Employee’s Highest Salary

Gaji Karyawan Tertinggi dan Terendah 63,60 : 1,00 79,00 : 1,00 Employee’s Highest and Lowest Salary

145

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 148: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Informasi lain tentang remunerasi pihak material risk taker dan karyawan di sepanjang tahun 2018 ditunjukkan sebagai berikut:

Jumlah Karyawan yang Terdampak oleh PHK serta Total Nominal Uang Pesangon yang DibayarkanNumber of Employees Affected by the Termination of Employment and the Total Nominal of Severance Paid

Jumlah Nominal Uang Pesangon yang Dibayar per Orang Dalam 1 Tahun

Jumlah OrangNumber of People Nominal Amount of Severance Paid per Person

in 1 Year2018 2017

Di Atas Rp1 Miliar 12 6 Above IDR 1 Billion

Di Atas Rp500 Juta hingga Rp1 Miliar 8 5 Above IDR 500 Million to IDR 1 Billion

Rp500 Juta ke Bawah 88 34 IDR 500 Million and Below

Bonus yang Dijamin dan Penghargaan yang DiterimaGuaranteed Bonuses and Sign-on Awards

KategoriCategory

Material Risk TakersMaterial Risk Takers

DireksiBoard of Directors

2018 2017 2018 2017

Jumlah Penghargaan Bonus yang DijaminNumber of Guaranteed Bonus Awards

- - - -

Jumlah Penghargaan yang DiterimaNumber of Sign-On Awards

- - - -

Total - - - -

Jumlah Remunerasi Variabel yang Diterima dalam 1 TahunAmount of Variable Remuneration Received in 1 Year

TahunYear

Material Risk TakersMaterial Risk Takers

DireksiBoard of Directors

KaryawanEmployees

(Orang)(Person)

(juta Rp)(Million IDR)

(Orang)(Person)

(juta Rp)(Million IDR )

(Orang)(Person)

(juta Rp)(Million IDR )

2018 2 5.099 6 10.868 1.472 113.702

2017 3 5.346 5 8.163 1.445 104.695

Rinician RemunerasiBreakdown Remuneration

Jenis RemunerasiRemuneration Type

UraianDescription

Material Risk TakersMaterial Risk Takers

DireksiBoard of Directors

(Orang)(Person)

(juta Rp)(Million IDR)

(Orang)(Person)

(juta Rp)(Million IDR)

2018

Remunerasi Tetap (juta Rp)Fixed Remuneration (million IDR )

Berbasis TunaiCash Based

9.082 - 22.747 -

Saham serta Instrumen Terkait dengan Saham¹Shares and Share-Linked Instruments¹

- - - -

Bentuk-Bentuk Lain RemunerasiOther Forms of Remuneration

- - - -

Other information on remuneration of the material risk taker and employees throughout 2018 is shown below:

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

146

Page 149: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Rinician RemunerasiBreakdown Remuneration

Jenis RemunerasiRemuneration Type

UraianDescription

Material Risk TakersMaterial Risk Takers

DireksiBoard of Directors

(Orang)(Person)

(juta Rp)(Million IDR)

(Orang)(Person)

(juta Rp)(Million IDR)

Remunerasi Variabel (juta Rp)Variable Remuneration (million IDR )

Berbasis TunaiCash Based

2.252 813 9.341 763

Saham serta Instrumen Terkait dengan Saham¹Shares and Share-Linked Instruments¹

1.220 813 - 763

Bentuk-Bentuk Lain RemunerasiOther Forms of Remuneration

- -

Total 14.180 33.614

2017

Remunerasi Tetap (juta Rp)Fixed Remuneration (million IDR ) Berbasis Tunai

Cash Based 10.530 - 21.475 -

Saham serta Instrumen Terkait dengan Saham¹Shares and Share-Linked Instruments¹

- - - -

Bentuk-Bentuk Lain RemunerasiOther Forms of Remuneration - - - -

Remunerasi Variabel (juta Rp)Variable Remuneration (million IDR )

Berbasis TunaiCash Based 1.831 1.004 6.873 645

Saham serta Instrumen Terkait dengan Saham¹Shares and Share-Linked Instruments¹

1.507 1.004 - 645

Bentuk-Bentuk Lain RemunerasiOther Forms of Remuneration - - - -

Total 15.876 29.638

Remunerasi Variabel yang Ditangguhkan kepada Material Risk TakersDeferred Variable Remuneration for Material Risk Takers

UraianDescription

Remunerasi Outstandingyang Ditangguhkan² (juta Rp)

Outstanding Deferred Remuneration² (million IDR )

Pengurangan dalam 1 Tahun Reductions in 1 Year

Akibat dari Penyesuaian Ex-Post³

(Eksplisit)Due to Ex-Post

Adjustments³ (Explicit)

Akibat dari Penyesuaian Expost4

(Implisit)Due to Ex-Post

Adjustments4 (Implicit)

Total

2018

Berbasis TunaiCash Based

952 - - -

Saham serta Instrumen Terkait dengan Saham¹Shares and Share-Linked Instruments¹

1.070 - 239 239

147

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 150: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Remunerasi Variabel yang Ditangguhkan kepada Material Risk TakersDeferred Variable Remuneration for Material Risk Takers

UraianDescription

Remunerasi Outstandingyang Ditangguhkan² (juta Rp)

Outstanding Deferred Remuneration² (million IDR )

Pengurangan dalam 1 Tahun Reductions in 1 Year

Akibat dari Penyesuaian Ex-Post³

(Eksplisit)Due to Ex-Post

Adjustments³ (Explicit)

Akibat dari Penyesuaian Expost4

(Implisit)Due to Ex-Post

Adjustments4 (Implicit)

Total

2017

Berbasis TunaiCash Based 458 - - -

Saham serta Instrumen Terkait dengan Saham¹Shares and Share-Linked Instruments¹

735 310 (98) 212

Catatan / Note:1. Saham dan instrumen terkait-saham terdiri dari pemberian saham terbatas yang diberikan terkait dengan kinerja tahunan. Pemberian saham terbatas termasuk pemberian

saham di muka dengan jangka waktu kepemilikan selama 12 bulan;2. Nilai remunerasi yang ditangguhkan (pemberian saham terbatas serta uang tunai tertangguh) berdasarkan jumlah karyawan pada tahun yang bersangkutan. Nilai

remunerasi tertangguh yang belum dibayar didasarkan pada harga saham pada tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan;3. Contoh penyesuaian ex-post eksplisit mencakup malus, clawbacks atau nilai pembayaran yang ditangguhkan yang telah berakhir karena kondisi kinerja tidak terpenuhi;4. Contoh penyesuaian ex-post implisit, termasuk fluktuasi;5. Nilai saham terbatas atau saham kinerja.1. Shares and share-linked instruments comprise restricted share awards granted in respect of performance. Restricted share awards include upfront share awards which

have a holding period of 12 months;2. Value of deferred remuneration (restricted share awards and deferred cash) based on headcount in respective year. Value of outstanding deferred remuneration is based

on the share price as at 31 December of the respective year;3. Examples of explicit ex-post adjustments include malus, clawbacks or value of deferred remuneration which has lapsed as a result of performance conditions not being satisfied;4. Examples of implicit ex-post adjustments include fluctuations in the value of restricted shares or performance shares.

Per tahun 2018, tidak terdapat bonus yang dijamin ataupun mendapat sign-on awards, baik bagi Country Management Team maupun material risk taker lainnya.

Komite Pendukung

Pelaksanaan tugas pengelolaan Bank oleh Country Management Team didukung oleh komite-komite khusus yang memiliki fungsi dan peran masing-masing, sebagaimana diuraikan berikut ini:

Asset and Liability CommitteeTugas dan Tanggung JawabAsset and Liability Committee (ALCO) bertanggung jawab untuk mengelola risiko terkait suku bunga, likuiditas, permodalan, dan eksposur valuta asing. Terkait hal ini, ALCO berfungsi untuk:

1. Menetapkan kebijakan internal fund transfer pricing;2. Memantau dan menetapkan suku bunga aktiva produktif

dan pasiva; 3. Menetapkan strategi pendanaan dan penyaluran dana,

serta jangka waktu penyalurannya;4. Mengelola portofolio investasi; serta5. Memantau eksposur nilai mata uang asing.

Komposisi Keanggotaan1. ALCO beranggotakan:

a. Chief Executive Officer; b. Chief Financial Officer; dan

As of 2018, there is no bonus guaranteed nor sign-on awards, either for the Country Management Team or other material risk taker.

Supporting Committees

The implementation of the Bank’s management duties by the Country Management Team is supported by special committees that have their respective functions and roles, as described below:

Asset and Liability CommitteeDuties and ResponsibilitiesThe Asset and Liability Committee (ALCO) is responsible for managing risks related to interest rates, liquidity, capital, and foreign exchange exposure. Related to this, ALCO is a function that:1. Establishes internal fund transfer pricing policies;2. Monitors and determines the interest rates on earning

assets and liabilities;3. Establishes funding and loan distribution strategies, as well

as the distribution period;4. Manages investment portfolios; and5. Monitors exposure to foreign currency values.

Membership Composition1. ALCO consists of:

a. Chief Executive Officer;b. Chief Financial Officer; and

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

148

Page 151: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

c. Chief Risk Officer. 2. Peserta tetap:

a. Country Head of Corporate and Institutional Banking;b. Head of Commercial Banking;c. Country Head of Retail Customers;d. Head of Financial Markets;e. Country Head of TM; danf. Treasury representative.

Pelaksanaan TugasSepanjang tahun 2018, ALCO telah melaksanakan tugas terkait:1. Pemantauan dan pengendalian posisi neraca dan arahnya,

termasuk di dalamnya pemantauan performa terhadap limit internal/regulator, forecast, permodalan, likuiditas, penetapan harga dan tren, serta risiko yang terkait dengan neraca keuangan;

2. Menyetujui anggaran untuk neraca keuangan dan memonitor pencapaiannya;

3. Meninjau inisiatif bisnis yang signifikan, tren dan perkembangan regulator yang dapat mempengaruhi likuiditas, kecukupan modal, dan risiko pendapatan;

4. Melakukan penyesuaian terhadap kebijakan Grup dan target, jika memungkinkan;

5. Mengimplementasikan strategi dan inisiatif dari Group ALCO dan mendorong penggunaan neraca keuangan yang optimal dari likuiditas dan permodalan;

6. Memastikan Bank memenuhi kebutuhan recovery and resolution planning, termasuk melakukan peninjauan and persetujuan atas Country Recovery Plan;

7. Menyetujui internal capital adequacy assessment process (ICAAP) yang telah dilakukan Bank;

8. Melakukan peninjauan dan pemantauan terhadap kerangka fund transfer pricing, cost of liquidity, dan incentive premium.

Pelaksanaan tugas akan dilaporkan kepada Group Asset and Liability Committee sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sarana pemantauan kondisi Bank.

RapatRapat ALCO dilaksanakan minimal 10 kali dalam 1 tahun dan dihadiri oleh anggota ALCO. Agenda rapat ALCO adalah mengevaluasi pengelolaan posisi neraca keuangan dan likuiditas Bank, serta strategi pengelolaan dan implementasinya. Rata-rata tingkat kehadiran anggota ALCO dalam rapat di sepanjang tahun 2018 sebesar 90%.

Country Risk CommitteeTugas dan Tanggung JawabCountry Risk Committee (CRC) bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem manajemen risiko Bank telah berjalan secara efektif dan efisien dalam mendukung penerapan strategi Bank. Terkait hal ini, CRS bertugas untuk:1. Memantau dan memastikan kerangka kerja manajemen

risiko diterapkan secara efektif;2. Memantau dan memastikan bahwa identifikasi dan

pengukuran dilakukan secara obyektif, konsisten, serta

c. Chief Risk Officer.2. Permanent participants:

a. Country Head of Corporate and Institutional Banking;b. Head of Commercial Banking;c. Country Head of Retail Customers;d. Head of Financial Markets;e. Country Head of TM; andf. Treasury representative.

Duties ImplementationThroughout 2018, ALCO carried out the following tasks:

1. Monitored and controlled the balance sheet position and its direction, including monitoring performance against internal/regulator limits, forecast, capital, liquidity, pricing and trends, and risks associated with the balance sheet;

2. Approved budget for the balance sheet and monitored its achievements;

3. Reviewed significant business initiatives, trends and developments in regulators that can affect liquidity, capital adequacy, and income risk;

4. Made adjustments to Group policies and targets, if possible;

5. Implemented strategies and initiatives from the ALCO Group and encouraged optimal utilization of the balance sheet from liquidity and capital;

6. Ensured that the Bank meets recovery and resolution planning needs, including conducted reviews and approvals on Country Recovery Plans;

7. Approved the internal capital adequacy assessment process (ICAAP) that has been carried out by the Bank;

8. Conducted reviews and monitoring of the fund transfer pricing framework, cost of liquidity, and premium incentives.

The duties execution will be reported to the Asset and Liability Committee Group as a form of accountability and means of monitoring the condition of the Bank.

MeetingALCO meetings are held at least 10 times in 1 year and are attended by ALCO members. The agenda of the ALCO meeting is to evaluate the management of the Bank’s balance sheet position and liquidity, as well as its management and implementation strategies. The average attendance rate of ALCO members in meetings throughout 2018 was 90%.

Country Risk CommitteeDuties and ResponsibilitiesThe Country Risk Committee (CRC) is responsible for ensuring the Bank’s risk management system has been carried out effectively and efficiently to support the implementation of the Bank’s strategy. Regarding this, CRC has the duty to:1. Monitor and ensure the risk management framework is

implemented effectively;2. Monitor and ensure that identification and measurement

are carried out objectively, consistently, and in accordance

149

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 152: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

sesuai dengan standar Standard Chartered Bank dan ketentuan yang berlaku;

3. Memantau dan memastikan bahwa kerangka kerja Risk Assurance yang dikeluarkan oleh Grup diterapkan secara efektif sesuai dengan proses tata kelola dan pemantauan risiko yang berlaku.

Komposisi KeanggotaanCRC beranggotakan:1. Ketua: Country Chief Risk Officer.2. Anggota:

a. Country Chief Executive Officer;b. Head of Global Banking;c. Head of Commercial Banking;d. Head of Retail Banking;e. Country Head of Private Banking;f. Country Head of Compliance;g. Chief Information Officer;h. Chief Financial Officer;i. Country Head of Legal;j. Country Head of Human Resources; dank. Manajemen senior lainnya.

Pelaksanaan TugasSepanjang tahun 2018, CRC telah melaksanakan tugas terkait:1. Meninjau dan menguji risk exposure dan risk appetite untuk

keseluruhan jenis risiko utama (principal risk types/PRTs1);2. Memastikan seluruh profil risiko untuk PRTs1 telah dikelola

sesuai dengan risk appetite dan/atau kebijakan yang telah disetujui;

3. Memastikan seluruh risk authorities telah didelegasikan secara efektif kepada komite-komite yang ditunjuk di bawah level CRC atau pejabat berwenang terkait;

4. Meninjau temuan-temuan dan memberikan tanggapan terhadap eskalasi yang berasal dari sub-komite, kegiatan pengawasan dan tantangan dari lini kedua, Internal Audit serta regulator terkait isu-isu risiko yang material;

5. Memastikan bahwa risiko dan masalah yang material dieskalasi ke komite tingkat regional sebagai bentuk tindakan dan penyampaian informasi yang sesuai;

6. Melakukan pengawasan terhadap laporan pertanggungjawaban dari pemilik (owners) proses, kebijakan, kerangka kerja risiko di Bank telah sesuai dengan Enterprise Risk Management Framework (ERMF);

7. Meninjau dan menyetujui hasil stress test dan dokumen ICAAP.

RapatPelaksanaan tugas CRC disertai dengan pelaksanaan rapat yang wajib diadakan minimal enam kali dalam setahun. Kewajiban ini telah diimplementasikan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dengan rata-rata tingkat kehadiran anggota CRC sebesar 99%.

with Standard Chartered Bank standards and applicable provisions;

3. Monitor and ensure that the Risk Assurance framework issued by the Group is effectively implemented in accordance with the applicable governance and risk monitoring processes.

Membership CompositionCRC consists of:1. Chair: Country Chief Risk Officer.2. Members:

a. Country Chief Executive Officer;b. Head of Global Banking;c. Head of Commercial Banking;d. Head of Retail Banking;e. Country Head of Private Banking;f. Country Head of Compliance;g. Chief Information Officer;h. Chief Financial Officer;i. Country Head of Legal;j. Country Head of Human Resources; andk. Other senior management.

Duties ImplementationThroughout 2018, the CRC carried out the following tasks:1. Reviewed and tested the risk exposure and risk appetite for

all principal risk types (PRTs1);2. Ensured that the risk profile across all PRTs1 was managed

within approved risk appetite and/or policies;

3. Ensured that risk authorities are effectively delegated to properly constituted committees below CRC or authorised individuals;

4. Reviewed findings and escalations from sub-committees, second line overseeing and challenge activities, Internal Audit, and regulatory authorities on material risk issues;

5. Ensured that material risks and issues are escalated to appropriate senior group or regional level committees for action or information;

6. Oversaw that the responsibilities of the process owners, policy owners, and risk framework owners in SCB Indonesia are discharged in line with the Enterprise Risk Management Framework (ERMF);

7. Reviewed and approved the stress test results and the ICAAP document.

MeetingThe execution of CRC duties is accompanied by conducting meetings at least six times a year. This obligation has been implemented in accordance with applicable policies with an average attendance rate of CRC members of 99%.

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

150

Page 153: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Country Operational Risk CommitteeTugas dan Tanggung JawabCountry Operational Risk Committee (CORC) bertanggung jawab untuk memastikan efektivitas manajemen risiko terkait dengan risiko operasional secara menyeluruh di Bank sejalan dengan pendekatan risk appetite dan memenuhi standar dari Operational Risk Framework (ORF). Terkait hal ini, tanggung jawab utama dari CORC adalah:1. Memastikan Operational Risk Framework telah tertanam

dan digunakan dengan efektif di seluruh Bank;2. Memastikan efektivitas dari manajemen risiko operasional

di Bank, sesuai dengan pendekatan risk appetite dari Grup dan sesuai dengan standar-standar Operational Risk Framework, termasuk standar-standar yang terkait dengan risiko-risiko terkait dengan kode etik;

3. Memastikan dan membuktikan pemantauan terhadap proses pengelolaan dan proses kontrol risiko;

4. Memastikan bahwa semua proses yang ada di Bank diidentifikasi, dicatat, dipetakan dan distandarisasi, dinilai, dikontrol, dimonitor, serta dilaporkan;

5. Memastikan bahwa pembelajaran terhadap kejadian-kejadian internal yang sifatnya material dan penemuan-penemuan yang ada di masa lalu dilaksanakan untuk ditinjau sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan;

6. Memastikan penilaian-penilaian risiko operasional berfokus ke depan untuk mengantisipasi risiko-risiko dan mencegah kejadian-kejadian di masa depan; dan

7. Memastikan adanya mekanisme-mekanisme dalam mengidentifikasi dan mematuhi seluruh hukum-hukum dan regulasi-regulasi yang ada.

Komposisi KeanggotaanCORC beranggotakan:1. Ketua: Chief Executive Officer.2. Anggota: Semua kepala Business dan Functions, serta

Fungsi Risiko Operasional sebagai Secretary.a. Country Chief Risk Officer;b. Chief Financial Officer;c. Head of Corporate and Institutional Banking;d. Head of Commercial Banking;e. Head of Corporate Finance;f. Head of Retail Banking;g. Head of Financial Markets;h. Head of Transaction Banking;i. Head of Wealth Management;j. Head of Operational Risk;k. Head of Compliance ;l. Chief Information Officer;m. Head of Legal;n. Head of Property;o. Head of Human Resources;p. Manajemen senior lainnya yang ditunjuk oleh Ketua

Komite; danq. Head of Audit (sebagai permanent invitees).

Country Operational Risk CommitteeDuties and ResponsibilitiesThe Country Operational Risk Committee (CORC) is responsible for ensuring the effectiveness of risk management related to the Bank’s overall operational risk in line with the risk appetite approach and meeting the standards of the Operational Risk Framework (ORF). Related to this, the main responsibilities of CORC are:1. To ensure the Operational Risk Framework is embedded

and used effectively across the Banks;2. To ensure the effective management of operational

risk in the Bank is in line with the Group’s Risk Appetite approach and meets the standards of the Operational Risk Framework, including those pertaining to Conduct related risks;

3. To ensure and showcase proof monitoring from governance and risk control processes;

4. To ensure all processes in the Bank are identified, recorded, mapped, and standardized, assessed, controlled, monitored, and reported;

5. To ensure that lessons learnt exercises are conducted on material internal events and that findings in the past are shared and acted upon in order to perform improvements;

6. To ensure that operational risk assessments are forward focused to anticipate risks and prevent events in the future; and

7. To ensure that there are mechanisms in place to identify and comply with all applicable laws and regulations.

Membership CompositionCORC consists of:1. Chair: Chief Executive Officer.2. Members: All Business and Functions heads, as well as

Operational Risk Functions as the Secretary.a. Country Chief Risk Officer;b. Chief Financial Officer;c. Head of Corporate and Institutional Banking;d. Head of Commercial Banking;e. Head of Corporate Finance;f. Head of Retail Banking;g. Head of Financial Markets;h. Head of Transaction Banking;i. Head of Wealth Management;j. Head of Operational Risk;k. Head of Compliance;l. Chief Information Officer;m. Head of Legal;n. Head of Property;o. Head of Human Resources;p. Other senior management appointed by the Chair of

the Committee; andq. Head of Audit (as permanent invitees).

151

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 154: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Pelaksanaan TugasPelaksanaan tugas dan tanggung jawab CORC di sepanjang tahun 2018 meliputi:1. Melakukan peninjauan atas eskalasi-eskalasi risiko dan

kejadian-kejadian risiko operasional (operational risk events) ataupun tindak lanjut yang tercantum dalam risalah rapat;

2. Memberikan gambaran atas pelaporan informasi risiko setiap bulannya, meliputi residual risk rating untuk proses-proses yang ada, kejadian risiko operasional, serta kekurangan dalam penilaian pengendalian yang dilakukan secara berkala;

3. Memberikan gambaran atas hasil pemeriksaan Internal Audit, serta mengawasi pelaksanaan tindak lanjutnya;

4. Memberikan tanggapan ataupun persetujuan, termasuk meminta dilakukannya analisis mendalam (deep dive) terhadap risiko-risiko utama yang dilakukan Business Head atau Functions Head secara berkala;

5. Memberikan persetujuan ataupun tanggapan atas eskalasi-eskalasi yang disampaikan oleh kepala Business Head atau Functions Head terkait;

6. Memberikan tanggapan maupun pengawasan atas implementasi dari peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh regulator terkait;

7. Memberikan tanggapan dan pengawasan terhadap keluhan-keluhan nasabah, baik nasabah individu maupun nasabah korporasi.

RapatGuna mendukung pelaksanaan tugasnya, CORC melaksanakan rapat secara berkala untuk membahas risiko-risiko operasional yang dianggap signifikan di setiap unit bisnis dan fungsi pendukung. Rata-rata tingkat kehadiran anggota CORC dalam rapat tersebut sebesar 86%.

Early Alert CommitteeTugas dan Tanggung JawabEarly Alert Committee (EAC) merupakan forum untuk memonitor debitur yang menunjukkan gejala awal kredit bermasalah. Terkait hal ini, EAC bertugas untuk:1. Mengelola dan memonitor dengan efektif setiap debitur yang

masuk ke dalam early alert portfolio, termasuk perpindahan dan potensi penyelesaian kredit bermasalah; dan

2. Menentukan rencana kerja yang akan dilakukan dan menindaklanjuti rencana kerja tersebut setiap bulan secara lebih mendalam untuk mengetahui kondisi terkini debitur yang sedang berada dalam proses pemantauan di dalam forum early alert.

Komposisi KeanggotaanEAC beranggotakan:1. Ketua: Chief Executive Officer.2. Anggota:

a. Country Chief Risk Officer;b. Head of Corporate & Institutional Clients;

Duties ImplementationThe implementation of the CORC’s duties and responsibilities throughout 2018 is described below:1. Reviewed the escalation of risks and operational risk events

or any follow-up stated in the minutes of the meeting;

2. Provided an overview of the reporting of risk information each month, including residual risk rating for existing processes, operational risk events, and shortcomings in the assessment of controls that are carried out regularly;

3. Provided an overview of the results of the Internal Audit examination, and oversaw the implementation of the follow-up;

4. Provided responses or approvals, including asking for a deep dive analysis on the main risks that are regularly carried out by Business Head or Functions Head;

5. Gave approval or response to escalations submitted by related Business Head or Functions Head;

6. Provided responses and supervision over the implementation of the regulations stipulated by the relevant regulator;

7. Provided responses and supervision of customer complaints, both individual customers and corporate customers.

MeetingTo support the implementation of its duties, CORC conducts regular meetings to discuss operational risks that are considered significant in each business unit and support function. The average attendance rate of CORC members at the meeting was 86%.

Early Alert CommitteeDuties and ResponsibilitiesEarly Alert Committee (EAC) is a forum to monitor debtors who show initial symptoms of non performing loans. In this regard, EAC has the duty to:1. Effectively manage and monitor every debtor who enters

into early alert portfolio, including transfers and potential settlement of non-performing loans; and

2. Determine a work plan that will be carried out and follow up on the work plan every month thoroughly to find out about the current condition of debtors who are in the process of monitoring in the early alert forum.

Membership CompositionEAC consists of:1. Chair: Chief Executive Officer.2. Members:

a. Country Chief Risk Officer;b. Head of Corporate & Institutional Clients;

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

152

Page 155: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

c. Head of Commercial Banking Clients;d. Country Credit Officer or Senior Credit Officer;e. Country Head of GSAM; danf. Manajemen senior lainnya.

Pelaksanaan TugasDalam melaksanakan fungsinya, EAC telah melaksanakan tugas dalam bentuk:1. Meninjau ulang secara berkala setiap laporan bulanan

debitur yang ada di dalam early alert dan menyetujui penilaian peringkat risiko debitur yang masuk dalam laporan early alert tersebut;

2. Meninjau ulang dan menilai kebutuhan untuk melakukan pemeriksaan secara lebih mendalam terhadap satu debitur, jika dianggap perlu, dan memberikan keputusan setelah mendapatkan hasil dari pemeriksaan mendalam terhadap debitur tersebut;

3. Memonitor perkembangan terkini setiap debitur dan atau keseluruhan debitur yang masuk ke dalam early alert list;

4. Menyusun rekomendasi yang sesuai untuk memperkuat pengelolaan debitur yang masuk ke dalam early alert;

5. Meninjau laporan bulanan debitur yang masuk ke dalam ASTAR dikarenakan dokumen yang telah kadaluarsa dan memberikan persetujuan terhadap rencana yang dilaksanakan sesuai dengan target waktu penyelesaian;

6. Meninjau transaksi past due dan failed trade untuk dipertimbangkan apakah akan dimasukkan ke dalam debitur early alert; dan

7. Meninjau laporan bulanan list debitur yang dikecualikan untuk masuk ke dalam early alert yang sudah diberikan persetujuannya, termasuk pengecualian untuk persetujuan penurunan rating debitur.

RapatPelaksanaan tugas EAC disertai dengan pertemuan-pertemuan Early Alert yang dilaksanakan setiap bulan atau sewaktu-waktu, apabila dipandang perlu. Pertemuan ini antara lain membahas debitur yang masuk dalam kategori early alert, menetapkan tindakan pengelolaan debitur terkait, serta pelaporannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Rata-rata tingkat kehadiran anggota EAC dalam rapat tersebut mencapai 95%.

Group Special Asset Management CommitteeTugas dan Tanggung JawabGroup Special Asset Management Committee (GSAM) merupakan komite yang bertanggung jawab untuk menangani akun-akun yang bermasalah di Bank. Terkait hal ini, GSAM bertugas untuk:1. Melakukan evaluasi terhadap status akun-akun yang

terdapat dalam portofolio GSAM;2. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi

tindakan-tindakan yang akan dilakukan terhadap akun-akun dalam portofolio GSAM;

3. Memastikan bahwa tindakan-tindakan yang telah diratifikasi atau diusulkan pada semua akun GSAM diambil atau dilaksanakan;

c. Head of Commercial Banking Clients;d. Country Credit Officer or Senior Credit Officer;e. Country Head of GSAM; andf. Other senior management.

Duties ImplementationIn carrying out its functions, EAC has carried out tasks in the form of:1. Periodically reviewing each monthly debtor report that is in

early alert status and approved the rating of the debtor risk rating included in the early alert report;

2. Reviewed and assessed the need to conduct a more in-depth examination of a certain debtor, if deemed necessary, and provided a decision after getting the results of an in-depth examination of the debtor;

3. Monitored the latest developments of each debtor and/or all debtors who enter the early alert list;

4. Prepared appropriate recommendations to strengthen the management of debtors who fell in the early alert report;

5. Reviewed debtors’ monthly reports that fell into ASTAR due to expired documents and gave approval to the plans implemented in accordance with the target of completion time;

6. Reviewed the transactions of past due and failed trade to consider whether they will be included in the early alert debtor list; and

7. Reviewed the monthly report on the list of excluded debtors to include into the early alerts report that have been given their approval, including exceptions to approve the downgrade of the debtor rating.

MeetingThe implementation of EAC duties is accompanied by Early Alert meetings held every month or at any time, if deemed necessary. This meeting included discussing debtors in the early alert category, establishing actions to manage related debtors, as well as reporting them to concerned parties. The average attendance rate of EAC members at the meeting reached 95%.

Group Special Asset Management CommitteeDuties and ResponsibilitiesThe Group Special Asset Management Committee (GSAM) is a committee responsible for managing non performing accounts at the Bank. Related to this, GSAM has the duties to:

1. Evaluate the status of the accounts that fell into the GSAM portfolio;

2. Evaluate and provide recommendation on actions to be taken on accounts in the GSAM portfolio;

3. Ensure that actions that have been ratified or proposed on all GSAM accounts are taken or carried out;

153

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 156: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

4. Membuat rekomendasi tentang perubahan pada manajemen akun GSAM dan proses pelaporan berdasarkan pengalaman;

5. Meninjau penempatan dan pengembalian pencadangan penurunan nilai yang dibuat pada periode tersebut, yang saat ini sedang diusulkan, dan perkiraan pencadangan penurunan nilai untuk sisa tahun berjalan.

Komposisi KeanggotaanGSAM beranggotakan:1. Ketua: Country Head of GSAM.2. Anggota:

a. Head of Origination Client Coverage;b. Senior Credit Officer;c. Head of Wholesale Legal Bank.

Pelaksanaan TugasPelaksanaan tugas GSAM di sepanjang tahun 2018 meliputi:1. Melakukan evaluasi atas strategi untuk akun-akun

dalam portofolio GSAM, mengidentifikasi solusi untuk penyelesaian akun tersebut, baik melalui restrukturisasi, penerimaan pembayaran final, realisasi/likuidasi jaminan, atau melakukan proses litigasi/PKPU;

2. Melakukan evaluasi kecukupan pencadangan penurunan nilai; dan

3. Melakukan pengawasan akun-akun secara periodik.

RapatRapat diadakan paling kurang setiap tiga bulan sekali untuk memberikan status terkini dari akun-akun dalam portofolio GSAM, membahas strategi dan mengidentifikasi solusi untuk penyelesaian akun tersebut, serta mendiskusikan kecukupan pencadangan penurunan nilai. Rata-rata tingkat kehadiran anggota GSAM dalam rapat sebesar 90%.

Business Operational Risk ForumTugas dan Tanggung JawabBusiness Operational Risk Forum (BORF) merupakan komite yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk:1. Memastikan manajemen risiko operasional dilaksanakan

dengan efektif oleh masing-masing unit terkait bisnis dan unit pendukung;

2. Memastikan fungsi-fungsi pendukung sejalan dengan strategi bisnis masing-masing;

3. Memastikan kesesuaian operasional bisnis dengan Risk Management Framework, kebijakan dan prosedur risiko operasional, serta arahan lain yang terkait.

Komposisi KeanggotaanKeanggotaan BORF meliputi:1. Ketua: Masing-masing Business Head dan Functions Head terkait.2. Anggota: Sesuai yang ditetapkan dalam fungsi unit masing-masing

bisnis dan unit pendukung terkait.

4. Provide recommendations about changes to GSAM account management and reporting processes based on experience;

5. Review the placement and reversal of allowance for impairment losses made in that period, currently being proposed, and estimation allowance for impairment losses for the remainder of the year.

Membership CompositionGSAM consists of:1. Chair: Country Head of GSAM.2. Members:

a. Head of Origination Client Coverage;b. Senior Credit Officer;c. Head of Wholesale Legal Bank.

Duties ImplementationThe implementation of GSAM duties throughout 2018 includes:1. Evaluation of strategies for accounts in the GSAM portfolio,

identifying solutions for settlement of these accounts, either through restructuring, receipt of ifnal payments, realization/liquidation of collateral, or conducting litigation/PKPU processes;

2. Evaluating the adequacy of the allowance for impairment losses; and

3. Periodically supervising these accounts.

MeetingMeetings are held at least every three months to provide the current status of the accounts in the GSAM portfolio, discuss strategies, and identify solutions for the settlement of the account, and discuss the adequacy of the allowance for impairment. The average attendance rate of GSAM members at the meeting was 90%.

Business Operational Risk ForumDuties and ResponsibilitiesThe Business Operational Risk Forum (BORF) is a committee that has the duty and responsibility as follows:1. Ensures operational risk management is carried out

effectively by each unit related to the business and supporting units;

2. Ensures supporting functions are in line with their respective business strategies;

3. Ensures the suitability of business operations with the Risk Management Framework, operational risk policies and procedures, and other related directions.

Membership CompositionBORF membership consists of:1. Chair: Each related Business Head and Functions Head.2. Members: As stated in the functions of each business unit and related

support units.

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

154

Page 157: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Pelaksanaan TugasSepanjang tahun 2018, BORF telah menjalankan fungsi dan perannya, yaitu melakukan pengawasan kesesuaian kegiatan operasional Bank terhadap risk management framework pada masing-masing unit terkait.

RapatBORF melaksanakan rapat secara berkala atau sewaktu-waktu, tergantung dari masing-masing lini business dan functions terkait, apabila dipandang perlu. Pelaksanaan rapat tersebut antara lain membahas tentang masalah-masalah dalam operasional bisnis yang telah teridentifikasi, rekomendasi penyelesaian, serta tindak lanjut penerapan rekomendasi. Pelaksanaan rapat di sepanjang tahun 2018, rata-rata telah dihadiri oleh 2/3 dari jumlah anggota BORF yang ditetapkan pada masing-masing unit.

Information and Technology Steering CommitteeTugas dan Tanggung JawabInformation and Technology Steering Committee (ITSC) bertanggung jawab untuk memantau pengembangan teknologi informasi (TI), serta memastikan rencana strategis Bank dapat dicapai dengan dukungan TI yang memadai. Terkait hal ini, ITSC bertugas untuk:1. Memastikan rencana strategis TI sejalan dengan country

business plan dan group collective agenda;2. Memastikan pengkinian dan efektivitas kebijakan dan

prosedur TI yang utama, seperti kebijakan keamanan dan manajemen risiko terkait dengan penggunaan TI di Bank;

3. Memastikan status proyek TI yang disetujui sesuai dengan rencana strategis TI dan rencana bisnis, menentukan prioritas berdasarkan pada tingkat kekritisan (yang memberi dampak signifikan untuk kegiatan bisnis), serta memberikan rekomendasi kepada Direksi berdasarkan analisa pengkinian proyek;

4. Memastikan efektivitas dari kegiatan untuk meminimalisir risiko yang mungkin muncul dari investasi TI dan untuk memastikan bahwa investasi akan berkontribusi untuk pencapaian tujuan bisnis;

5. Memantau kinerja TI, layanan dan upaya peningkatan/perbaikan, seperti IT Obsolescence, efektivitas implementasi keamanan TI dan kompetensi dari sumber daya manusia yang terlibat;

6. Menyelesaikan masalah terkait TI yang membutuhkan eskalasi lebih lanjut; dan

7. Memastikan kecukupan sumber daya TI dan layanan jasa pihak lain, serta membahas dan mengatasi masalah yang terjadi di forum.

Komposisi KeanggotaanITSC beranggotakan:1. Ketua: Chief Information Officer;2. Anggota:

a. Country Chief Risk Officer;

Duties ImplementationThroughout 2018, BORF carried out its functions and roles, namely supervising the suitability of the Bank’s operational activities towards the risk management framework of each related unit.

MeetingBORF conducts meetings regularly or at any time, depending on related business line and functions, if deemed necessary. The meeting includes discussing the problems in business operations that have been identified, recommendations for settlement, and follow-up on the implementation of recommendations. Implementation of meetings throughout 2018, on average, was attended by 2/3 of the total BORF members assigned to each unit.

Information and Technology Steering CommitteeDuties and ResponsibilitiesThe Information and Technology Steering Committee (ITSC) is responsible for monitoring the development of information technology (IT), and ensuring that the Bank’s strategic plans can be achieved with adequate IT support. In this regard, ITSC has the duty as follows:1. Ensures that the IT strategic plan is in line with the country

business plan and group collective agenda;2. Ensures the updating and effectiveness of key IT policies

and procedures, such as security policies and risk management related to the utilization of IT in the Bank;

3. Ensures that the status of the approved IT project is in accordance with the IT strategic plan and business plan, determines priorities based on the critical level (which gives a significant impact on business activities), and provides recommendations to the Board of Directors based on analysis of project updates;

4. Ensures the effectiveness of activities to minimise risk that can come from IT investment and ensures that investments will contribute in achieving business goals;

5. Monitors the IT performance, services and enhancement/ improvement efforts, such as IT Obsolescence, the effectiveness of IT security implementation and competencies of the human resources involved;

6. Resolves issues related to IT that require further escalation; and

7. Ensures the adequacy of IT resources and services of other parties, as well as discusses and resolves problems that occur in the forum.

Membership CompositionITSC consists of:1. Chair: Chief Information Officer;2. Members:

a. Country Chief Risk Officer;

155

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 158: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

b. Chief Financial Officer;c. Country Head of Compliance;d. Country Head of Technology Management;e. Country Head of Corporate & Institutional Banking/

Commercial Banking Operations;f. Country Head of Retail Banking;g. Head of Global Banking;h. Head of Financial Markets;i. Country Head of Transaction Banking;j. Head of Wealth Management;k. Head of Commercial Banking; danl. Manajemen senior lainnya.

Pelaksanaan TugasPelaksanaan fungsi pemantauan TI oleh ITSC di sepanjang tahun 2018 ditunjukkan melalui:1. Pembahasan hal-hal yang sudah didefinisikan dalam ITSC

term of reference yang telah diselenggarakan dua kali dalam setahun, termasuk hal-hal yang telah menjadi tindak lanjut dari hasil pertemuan sebelumnya;

2. Memberikan masukan, saran, diskusi, dan arahan yang terbuka terhadap materi yang disajikan; dan

3. Menanggapi permasalahan terkini dan memberikan umpan balik terhadap masalah tersebut.

RapatITSC melaksanakan rapat dua kali dalam setahun atau sewaktu-waktu, apabila diperlukan. Rapat ini khususnya membahas tentang kepatuhan TI, risiko yang berhubungan dengan TI, operasional TI, manajemen proyek TI, manajemen layanan TI, digital banking, dan hal-hal yang terkait dengan TI lainnya. Rata-rata tingkat kehadiran anggota ITSC dalam rapat yang dilaksanakan di sepanjang tahun 2018 sebesar 85%.

Fungsi Sekretaris Perusahaan

Bank menyadari pentingnya hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara Bank dengan pihak regulator dan pemangku kepentingan, serta pemenuhan peraturan dan ketentuan yang berlaku sebagai bagian dari implementasi tata kelola perusahaan yang baik. Oleh karena itu, Bank telah membentuk dan menunjuk Corporate Affairs yang bertanggung jawab atas pengungkapan informasi yang akurat, wajar, dan tepat waktu bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Pedoman dan Tata Tertib Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Corporate Affairs terkait keterbukaan informasi dan pelaksanaan tata kelola perusahaan mengacu pada Corporate Affairs Reference Manual.

b. Chief Financial Officer;c. Country Head of Compliance;d. Country Head of Technology Management;e. Country Head of Corporate & Institutional Banking/

Commercial Banking Operations;f. Country Head of Retail Banking;g. Head of Global Banking;h. Head of Financial Markets;i. Country Head of Transaction Banking;j. Head of Wealth Management;k. Head of Commercial Banking; andl. Other senior management.

Duties ImplementationThe implementation of the IT monitoring function by ITSC throughout 2018 is shown through:1. Discussed matters that have been defined in the ITSC

terms of reference which has been held twice a year, including matters that have been followed up from the results of previous meetings;

2. Provided input, suggestions, discussions, and directives that are open to the material presented; and

3. Responded to the latest problems and provided feedback on the problem.

MeetingITSC conducts meetings twice a year or at any time, if needed. This meeting specifically discusses IT compliance, risks related to IT, IT operations, IT project management, IT service management, digital banking, and other IT related matters. The average attendance rate of ITSC members in meetings held throughout 2018 was 85%.

The Corporate Secretary Function

The Bank realizes the importance of a good and effective communication relationship between the Bank and regulators and stakeholders, and the fulfillment of prevailing rules and regulations as part of the implementation of good corporate governance. Therefore, the Bank has formed and appointed a Corporate Affairs division that is responsible for disclosing accurate, fair, and timely information to interested parties.

Guidelines and Code of ConductThe implementation of the duties and responsibilities of Corporate Affairs related to information disclosure and implementation of corporate governance refers to the Corporate Affairs Reference Manual.

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

156

Page 159: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Struktur PelaksanaCorporate Affairs diketuai oleh Diana Mudadalam sebagai Head of Corporate Affairs. Divisi ini terdiri dari:1. External Communication Tanggung jawab: merancang strategi komunikasi eksternal

dan mengimplementasikan program-program untuk memastikan dan mendukung liputan media yang konsisten dan berkualitas tentang Bank, mencakup berbagai format, seperti liputan media, client event, issue & crisis management, serta menjaga reputasi Bank agar tetap baik dan professional.

2. Internal Communication Tanggung jawab: merancang strategi komunikasi internal

untuk menyampaikan pesan-pesan utama, inisiatif Bank, serta berita-berita internal dan aktifitas lainnya, seperti campaign/program-program staff untuk mendukung staff engagement ke seluruh kantor cabang Bank melalui berbagai saluran komunikasi yang ada.

3. Sustainability and Community Engagement Tanggung jawab: mengembangkan dan menjalankan

program-program keberlanjutan dan program komunitas (community engagement) Bank, serta merancang strategi komunikasi dan sosialisasi dari program-program tersebut secara internal dan eksternal. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya program-program employee volunteering dengan tingkat partisipasi maksimal.

Tugas dan Tanggung Jawab Secara umum, tugas dan tanggung jawab Corporate Affairs terkait keterbukaan informasi dan hubungan industrial dengan pemangku kepentingan diuraikan sebagai berikut:1. Menjalin komunikasi yang baik dengan internal dan

eksternal Bank;2. Mewakili Bank melaksanakan keterbukaan informasi

kepada publik, media massa, dan pihak eksternal lainnya;3. Membangun citra Bank dan kredibilitas Grup.

Pelaksanaan Tugas Pelaksanaan tugas Corporate Affairs terkait keterbukaan informasi dan hubungan industrial di tahun 2018 diungkapkan sebagai berikut:

Program Kerja 20182018 Work Programme

Realisasi Program Kerja 2018The Realization of 2018 Work Programme

Publikasi di media massa atas produk-produk Bank yang baru dan kegiatan lainnyaPublication in mass media on Bank’s new products and other activities

• Publikasi produk PremiumFIRST pada bulan Mei 2018;• Publikasi pandangan ekonom Bank;• Publikasi kinerja Bank;• Publikasi kegiatan kemasyarakatan Bank;• Publikasi hasil riset yang dilakukan oleh Bank;• Publikasi kegiatan Bank yang melibatkan kerja sama dengan pemerintah;• Publikasi mengenai acara seremonial Bank terkait kerja sama dengan nasabah.• Publication of PremiumFIRST products in May 2018;• Publication of the views of Bank economists;• Publication of the Bank’s performance;• Publication of the Bank’s community activities;• Publication of the results of research conducted by the Bank;• Publication of the Bank’s activities involving cooperation with the government;• Publication of the Bank’s ceremonial events related to cooperation with the customers.

Organization StructureCorporate Affairs is chaired by Diana Mudadalam as the Head of Corporate Affairs. This division consists of:1. External Communication Responsibilities: designs external communication strategies

and implements programmes to ensure and support consistent and quality media coverage about the Bank, covering a variety of formats, such as media coverage, client events, issue & crisis management, and maintains the Bank’s reputation to remain good and professional.

2. Internal Communication Responsibilities: designs internal communication strategies

to deliver key messages, Bank’s initiatives, as well as internal news and other activities, such as campaign/staff programmes to support staff engagement to all Bank branch offices through various existing communication channels.

3. Sustainability and Community Engagement Responsibilities: develops and carries out the Bank’s

sustainability programmes and community engagement, as well as designs communication strategies and dissemination of these programmes internally and externally. Responsible for the implementation of employee volunteering programmes with a maximum level of participation.

Duties and ResponsibilitiesIn general, the duties and responsibilities of Corporate Affairs related to information disclosure and industrial relations with stakeholders are outlined as follows:1. Establishes good communication with internal and external

parties;2. Represents the Bank in implementing information disclosure

to the public, mass media, and other external parties;3. Builds the Bank’s image and Group’s credibility.

Duties ImplementationThe implementation of Corporate Affairs duties related to information disclosure and industrial relations in 2018 is disclosed as follows:

157

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 160: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Program Kerja 20182018 Work Programme

Realisasi Program Kerja 2018The Realization of 2018 Work Programme

Publikasi di media internalPublication in the internal media

• Staff Gathering 2018;• Perayaan Hari Kartini;• Peringatan Hari Kemerdekaan RI;• Kegiatan pelatihan/training;• Publikasi peraturan-peraturan Bank;• Publikasi rutin mingguan mengenai kegiatan Bank dan info untuk karyawan;• Publikasi pesan-pesan khusus dari Senior Management.• Staff Gathering 2018;• Kartini Day Celebration;• Commemoration of Indonesian Independence Day;• Training activities;• Publication of the Bank’s regulations;• Regular weekly publications regarding the Bank’s activities and information for the employees;• Publication of special messages from Senior Management.

Keberlanjutan dan kegiatan berhubungan dengan komunitasSustainability and activities related with the community

Seeing is Believing: Pemeriksaan mata, pemberian kacamata, pelatihan dan pendidikan bagi tenaga kesehatan mata/guru/kader masyarakat, termasuk di antaranya program yang dilaksanakan melalui employee volunteering.

Edukasi: • Pelatihan keterampilan hidup bagi lebih dari 600 remaja putri dan 24 guru;• Penyelenggaraan literasi keuangan bagi lebih dari 700 anak, serta 30 KADER PKK dan perempuan

pengusaha kecil menengah.

Environment:Menyebarluaskan kesadaran terhadap lingkungan kepada pelajar dan karyawan.

Emergency Response:Melakukan penggalangan dana untuk rehabilitasi bencana di Sulawesi Tengah.

Seeing is Believing:Eye examination, distribution of glasses, training and education for eye health workers/teachers/community cadres, including programmes held via employee volunteering programme.

Education:• Life skills training for more than 600 teenage girls and 24 teachers;• Organized financial literacy for more than 700 children, as well as 30 PKK cadre and small and medium

women entrepreneurs.

Environment:Disseminated awareness of the environment to students and employees.

Emergency Response:Raised funds for disaster rehabilitation in Central Sulawesi.

Audit Internal

Pengawasan dan pengendalian internal Bank dilakukan oleh Unit Country Internal Audit yang merupakan bagian dari Group Internal Audit Standard Chartered Bank. Unit ini berperan untuk menjaga agar setiap aspek operasional Bank sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Country Internal Audit juga bertanggung jawab memastikan kecukupan dan proses pengendalian internal telah berjalan sebagaimana mestinya.

Pedoman dan Tata Tertib Country Internal Audit telah memiliki pedoman kerja yang berguna untuk memberi keleluasaan dan batasan yang jelas terkait pelaksanaan tugas-tugas serta tanggung jawabnya sehingga dapat menghindari berbagai benturan kepentingan. Pedoman kerja ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pedoman kerja Group Internal Audit Standard Chartered Bank.

Internal Audit

The Bank’s internal supervision and control is carried out by the Country Internal Audit Unit which is part of Standard Chartered Bank’s Group Internal Audit. This unit has the role to maintain every aspect of the Bank’s operations in accordance with applicable regulations and regulations. The Country Internal Audit is also responsible for ensuring the adequacy and internal control processes are operating properly.

Guidelines and Code of ConductCountry Internal Audit has work guidelines that are useful in providing clear discretion and limitations regarding the implementation of its duties and responsibilities to avoid various conflicts of interest. This work guideline is an integral part of the work guidelines of Standard Chartered Bank’s Group Internal Audit.

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

158

Page 161: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Kedudukan dan StrukturAudit Bank dilaksanakan oleh tim audit di Indonesia yang berkolaborasi dengan tim spesialis audit di kantor regional ataupun kantor pusat. Terdapat 5 anggota tim audit di Indonesia yang melapor kepada Country Head of Audit. Sedangkan, Country Head of Audit bertanggung jawab kepada Regional Head of Audit ASEAN and South Asia di Singapura, serta kepada Chief Executive Officer di Indonesia. Hasil audit dilaporkan kepada Direktur Risiko dan Direktur Kepatuhan Bank, serta disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.

Tugas dan Tanggung JawabUnit Country Internal Audit yang merupakan bagian dari Group Internal Audit (GIA) Standard Chartered Bank. GIA adalah unit independen yang mendapat mandat dari Komite Audit untuk membantu manajemen melindungi aset, reputasi dan keberlangsungan bisnis Bank. GIA menjalankan mandat tersebut dengan mengorganisasikan unitnya agar berfokus pada risiko, melakukan kerja sama antar tim dan menjalankan perkerjaan secara efektif sehingga tercapai rencana tindak lanjut yang diimplementasikan secara efektif dan tepat waktu oleh manajemen.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Country Internal Audit berpedoman pada metodologi audit untuk memastikan hasil audit yang bermutu tinggi sesuai dengan mandat, serta memberikan pedoman dan persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh tim audit selama siklus audit berlangsung. Implementasi pedoman ini dapat memberikan konsistensi kualitas pekerjaan serta pemenuhan standar industri yang diterapkan oleh Institute of Internal Auditors dan ketentuan regulator.

Pengembangan Kompetensi dan Sertifikasi AuditDalam menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian internal yang efektif, personil Country Internal Audit memiliki pengetahuan dan kapabilitas yang mumpuni, termasuk sertifikasi di bidang audit. Setiap personil diikutsertakan dalam program pengembangan kompetensi yang diselenggarakan secara internal oleh Bank dan GIA, serta melalui sertifikasi eksternal.

Pelaksanaan TugasPada tahun 2018, Country Internal Audit telah melaksanakan rencana audit secara baik dan sesuai metodologi audit. Dari keseluruhan rencana audit 2018, seluruh laporan audit telah diterbitkan sebelum tanggal 31 Desember 2018 dan 2 laporan audit diterbitkan di kuartal 1 tahun 2019. Audit memberikan peringkat atas pengendalian internal (control environment/CE) dan pendekatan pengendalian manajemen (management control approach/MCA).

Position and StructureThe Bank’s Audit is carried out by an audit team in Indonesia that collaborates with a team of audit specialists from the regional office or head office. There are 5 members of the audit team in Indonesia who report to the Country Head of Audit. Meanwhile, the Country Head of Audit is responsible to the Regional Head of Audit ASEAN and South Asia in Singapore, as well as to the Chief Executive Officer in Indonesia. Audit results are reported to the Bank’s Risk Director and Compliance Director, and submitted to the Financial Services Authority and Bank Indonesia in accordance with applicable regulations.

Duties and ResponsibilitiesCountry Internal Audit Unit is a part of Standard Chartered Bank’s Group Internal Audit (GIA). GIA is an independent unit that has a mandate from the Audit Committee to help the management in protecting the Bank’s assets, reputation, and business continuity. GIA carries out this mandate by organizing its units to focus on risks, performing team work, and carrying out their work effectively to prepare a follow-up plan that is implemented effectively and in timely fashion by the management.

In carrying out its duties and responsibilities, the Country Internal Audit is guided by the audit methodology to ensure high quality audit results in accordance with the mandate, while providing minimum guidelines and requirements that must be met by the audit team during the audit cycle. The implementation of this guideline provides a consistency to the work quality and the fulfillment of industry standards applied by the Institute of Internal Auditors and regulatory provisions.

Competency Development and Audit CertificationIn carrying out effective supervision and internal control functions, every Country Internal Audit personnel has qualified knowledge and capabilities, including certification in the audit field. Each personnel is registered in the competency development programme held internally by the Bank and the GIA, as well as through external certification.

Duties ImplementationIn 2018, the Country Internal Audit carried out the audit plan properly and according to the audit methodology. From the overall 2018 audit plan, all audit reports were issued before 31 December 2018 and 2 audit reports are issued in the first quarter of 2019. The audit provides ratings on the control environment (CE) and management control approach (MCA).

159

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 162: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Dari seluruh laporan audit yang diterbitkan di tahun 2018, 78% memiliki peringkat CE Well Controlled and Acceptable dan 75% memiliki peringkat MCA Advanced and Established. Sisanya memiliki peringkat CE Improvement Required dan MCA Developing. Tidak terdapat hasil audit yang memiliki peringkat CE Failed atau MCA Weak.

Country Internal Audit juga menerbitkan temuan di luar audit sebagai bagian dari pengawasan yang terus menerus. Semua temuan telah mendapatkan tindak lanjut yang sesuai dari manajemen. Pada tanggal 31 Desember 2018, tidak terdapat tindak lanjut yang telah jatuh tempo namun belum dipenuhi oleh manajemen (past due).

Di tahun 2018, Country Internal Audit juga melakukan penilaian risiko atas semua tipe risiko penting di unit bisnis dan unit pendukung. Berdasarkan hasil penilaian risiko dan untuk memenuhi audit yang disyaratkan oleh regulator, Country Internal Audit merencanakan audit tahun 2019. Rencana audit ini telah disetujui oleh GIA Management Team dan Komite Audit di kantor pusat Bank. Rencana audit 2019 juga telah didiskusikan dengan Otoritas Jasa Keuangan.

Akuntan Publik

Bank menggunakan jasa akuntan publik sebagai auditor eksternal yang independen untuk memastikan kebenaran dan kredibilitas laporan keuangan yang dihasilkan Bank. Penunjukan akuntan publik dilakukan melalui proses yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penunjukan tersebut telah ditelaah dan diawasi oleh Group Audit Committee, termasuk dalam hal penetapan biaya audit atas dasar kewajaran.

Informasi terkait Kantor Akuntan Publik dan akuntan publik yang melakukan audit atas laporan keuangan Bank dalam kurun waktu 5 tahun terakhir diuraikan sebagai berikut:

PeriodePeriod

Kantor Akuntan PublikPublic Accountant Firm

Akuntan PublikPublic Accountant

BiayaFee(Rp)

2018

Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan (afiliasi dari KPMG di Indonesia)Siddharta Widjaja & Partners Public Accountant Firm (an affiliated of KPMG in Indonesia)

Susanto, SE, CPA 2.450.000.000

2017 Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan (afiliasi dari KPMG di Indonesia)Siddharta Widjaja & Partners Public Accountant Firm (an affiliated of KPMG in Indonesia)

Susanto, SE, CPA 2.295.000.000

2016 Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan (afiliasi dari KPMG di Indonesia)Siddharta Widjaja & Partners Public Accountant Firm (an affiliated of KPMG in Indonesia)

Elisabeth Imelda, SE, MAk, CPA 2.250.000.000

2015 Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan (afiliasi dari KPMG di Indonesia)Siddharta Widjaja & Partners Public Accountant Firm (an affiliated of KPMG in Indonesia)

Kusumaningsih Angkawijaya, CPA 2.205.918.000

2014 Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan (afiliasi dari KPMG di Indonesia)Siddharta Widjaja & Partners Public Accountant Firm (an affiliated of KPMG in Indonesia)

Kusumaningsih Angkawijaya, CPA 1.929.594.000

Of all audit reports published in 2018, 78% have a CE Well Controlled and Acceptable rating and 75% have an MCA Advanced and Established rating. The rest has CE Improvement Required and MCA Developing rating. There are no audit results that have a CE Failed or MCA Weak rating.

Country Internal Audit also publishes findings outside the audit process as part of continuous supervision. All findings have received appropriate follow-up from the management. As of December 31, 2018, there has been no follow-up that has past due but has not been fulfilled by management.

In 2018, Country Internal Audit also conducted risk assessments of all types of important risks in the business units and supporting units. Based on the results of the risk assessment and to fulfill the audit required by the regulator, Country Internal Audit has prepared an audit plan for 2019. This audit plan has been approved by the GIA Management Team and Audit Committee at the Bank’s head office. The 2019 audit plan has also been discussed with the Financial Services Authority.

Public Accountant

The Bank uses the public accountant service as an independent external auditor to ensure the fairness and credibility of the financial statements produced by the Bank. The appointment of a public accountant is carried out through a process in accordance with applicable provisions. This appointment has been reviewed and monitored by the Group Audit Committee, including in terms of the determination of audit fees on the basis of reasonableness.

Information related to the Public Accountant Firm and public accountants that conducted audits of the Bank’s financial statements in the last 5 years are described as follows:

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

160

Page 163: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Pada tahun 2018, tidak ada fee yang dibayarkan kepada Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan untuk jasa non-audit.

Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan Bank yaitu, mengurangi risiko terjadinya kerugian, menjaga aset yang dimiliki, penyediaan pelaporan keuangan yang akurat, dan meningkatkan kepatuhan Bank terhadap peraturan yang berlaku. Bank menerapkan sistem pengendalian internal sebagai komponen pengawasan yang penting dalam pengelolaan Bank dan menjadi acuan kegiatan operasional Bank yang sehat dan terkendali.

Pengendalian Internal dengan Kerangka COSOBank menerapkan sistem pengendalian internal dengan pendekatan Three Lines of Defence dalam Enterprise Risk Management (ERM). Model yang dikembangkan sesuai kerangka kerja COSO (Committee of the Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) ini diuraikan sebagai berikut:1. First Line of Defence Seluruh karyawan harus memastikan manajemen yang

efektif atas semua risiko dalam ruang lingkup tanggung jawab mereka secara langsung dalam organisasi.

2. Second Line of Defence Terdiri dari Risk Control Owner yang didukung oleh masing-

masing fungsi kontrol. Risk Control Owners bertanggung jawab untuk memastikan bahwa residual risks dalam area tanggung jawabnya, tetap berada dalam batasan risk tolerance. Terdapat 3 aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menjalankan tanggung jawab ini, yaitu identifikasi dari risiko yang materiil, perancangan dan pemeliharaan kontrol standar yang efektif; serta pemahaman dan penerimaan level risiko residual. Lini pertahanan kedua memiliki otoritas untuk mempertanyakan dan bahkan menghentikan suatu aktivitas dari lini pertahanan pertama (yang ada dalam kewenangan yang bersangkutan), apabila risiko-risiko yang mungkin timbul tidak sejalan dengan kontrol atau risk appetite.

3. Three Line of Defence Merupakan jaminan independen oleh fungsi Country

Internal Audit yang memastikan efektivitas dari lini pertahanan pertama dan kedua. Sebagai hasilnya, Country Internal Audit memberikan jaminan bahwa seluruh sistem kontrol telah bekerja sebagaimana digariskan dalam Kerangka Manajemen Risiko.

Evaluasi Efektivitas Pengendalian InternalPengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem pengendalian internal di Bank dilakukan secara berkala oleh Regional Head of Audit ASEAN and South Asia di Singapura untuk meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal.

In 2018, there was no fee paid to the Siddharta Widjaja & Rekan Public Accounting Firm for non-audit services.

Internal Control System

The internal control system is established to meet several of the Bank’s objectives, namely, reducing the risk of loss, safeguarding owned assets, providing accurate financial reporting, and improving the Bank’s compliance with applicable regulations. The Bank implements an internal control system as an important monitoring component in the management of the Bank and becomes a reference for healthy and controlled Bank operations.

Internal Control with COSO FrameworkThe Bank implements an internal control system with the Three Lines of Defense approach in Enterprise Risk Management (ERM). The model developed in accordance with the Committee of the Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) framework is described as follows:

1. First Line of Defense All employees must ensure effective management of all

risks within the scope of their responsibilities directly in the organization.

2. Second Line of Defense Consisting of a Risk Control Owner supported by each

control function. Risk Control Owners are responsible for ensuring that residual risks in their area of responsibility remain within the limits of risk tolerance. There are 3 important aspects that need to be considered in carrying out these responsibilities, namely the identification of material risks, the design and maintenance of effective standard controls; and understanding and acceptance of the level of residual risk. The second defense line has the authority to question and even stop an activity from the first line of defense (which is within the relevant authority), if the risks that may arise are not in line with the control or risk appetite.

3. Third Line of Defense An independent guarantee from the Country Internal Audit

function that ensures the effectiveness of the first and second lines of defense. As a result, the Country Internal Audit provides assurance that all control systems have worked as outlined in the Risk Management Framework.

Evaluation of Internal Control EffectivenessMonitoring and evaluation of the implementation of the Bank’s internal control system is carried out regularly by the Regional Head of Audit ASEAN and South Asia in Singapore to improve the effectiveness of the internal control system.

161

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 164: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Fungsi Kepatuhan

Fungsi kepatuhan di Bank memegang peranan penting dalam:1. Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada

semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank;2. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan

prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. Memastikan kepatuhan terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain yang berwenang.

Penanggung Jawab Fungsi KepatuhanBank secara khusus telah menunjuk Director of Compliance yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan di Bank. Pelaksanaan fungsi kepatuhan ini didukung oleh tim yang terdiri dari Regulatory Compliance, Retail Banking Compliance, Corporate Institutional Banking and Commercial Banking Compliance, Compliance Monitoring, dan Financial Crime Risk.

Tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh fungsi kepatuhan khususnya adalah dalam hal khususnya dalam hal menerapkan prinsip kehati-hatian. Berdasarkan tanggung jawab tersebut, tim fungsi kepatuhan menjalankan tugas untuk:1. Mengelola regulasi baru, termasuk mengidentifikasi,

menyebarkan, dan mensosialisasikan ketentuan terkait keuangan;

2. Menangani audit yang dilakukan oleh regulator dengan mengacu kepada Group Policy on Regulatory Visit Guide;

3. Memberikan pemahaman kepatuhan kepada karyawan baru dalam bentuk pelatihan, dimana materi pelatihan mengacu kepada Group Template on Staff Compliance Induction;

4. Memantau implementasi kesesuaian sistem dan prosedur internal dan peraturan yang berlaku dalam aktivitas bisnis.

Pelaksanaan Tugas Pelaksanan tugas dan tanggung jawab terkait fungsi kepatuhan selama tahun 2018 diuraikan sebagai berikut:

Program Kerja 20182018 Work Programme

Realisasi Program Kerja 2018Realization of 2018 Work Programme

Mengidentifikasi, menyampaikan dan mensosialisasikan setiap ketentuan dan atau peraturan perbankan yang diterbitkan oleh regulator dan otoritas terkait, termasuk perubahannya kepada unit-unit kerja terkait, dengan mengacu kepada Country Guideline on Local Regulations Dissemination Procedures termasuk memastikan berjalannya proses gap analisis yang memadai.Identify, submit, and disseminate every banking law and/or regulation issued by regulators and related authorities, including the changes to related work units, with reference to the Country Guideline on Local Regulations Dissemination Procedures including ensuring adequate analysis gap process.

Selama tahun 2018, Unit Kepatuhan telah mengadakan beberapa program pelatihan yang dihadiri pegawai Bank dari berbagai departemen. Tujuan pemberian pelatihan ini adalah dalam rangka sosialisasi kebijakan internal dan sosialisasi peraturan yang berlaku.During 2018, the Compliance Unit held several training programmes attended by the Bank employees from various departments. The purpose of this training was to disseminate internal policies and applicable regulations.

Compliance Function

The compliance function at the Bank plays an important role in:1. Realizing the implementation of a compliance culture at all

levels of the organization and the Bank’s business activities;2. Managing compliance risks faced by the Bank;3. Ensuring that policies, provisions, systems, and procedures,

as well as business activities carried out by the Bank are in accordance with the provisions of the Financial Services Authority and the provisions of prevailing laws and regulations;

4. Ensuring compliance with commitments made by the Bank to the Financial Services Authority and/or other authorized authorities.

Person in Charge of the Compliance FunctionThe Bank specifically has appointed a Director of Compliance who is responsible for implementing the compliance function at the Bank. The compliance function is supported by a team consisting of Regulatory Compliance, Retail Banking Compliance, Corporate Institutional Banking and Commercial Banking Compliance, Compliance Monitoring, and Financial Crime Risk.

The duties and responsibilities carried out by the compliance function are especially in terms of applying the prudence principle. Based on these responsibilities, the compliance function team carries out the following tasks of:1. Managing new regulations, including identifying, publication

of, and disseminating financial related regulation;

2. Dealing with audits conducted by regulators by referring to the Group Policy on Regulatory Visit Guide;

3. Providing understanding of compliance to the new employees in the form of training, where the training material refers to the Group Template on Compliance Induction Staff;

4. Monitoring the implementation of compliance with internal systems and procedures, as well as regulations that apply to business activities.

Duties ImplementationThe implementation of duties and responsibilities related to the compliance function during 2018 is described as follows:

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

162

Page 165: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Program Kerja 20182018 Work Programme

Realisasi Program Kerja 2018Realization of 2018 Work Programme

Menangani dan memastikan jalannya pemeriksaan dengan baik oleh regulator dan otoritas terkait terhadap Bank dengan mengacu kepada Group Policy on Regulatory Visit Guide. Manage and ensure proper inspection process by regulators and relevant authorities on the Bank by referring to the Group Policy on Regulatory Visit Guide.

Dalam memastikan dan memantau kepatuhan atas pelaksanaan dan penerapan peraturan-peraturan lokal maupun kebijakan dari Grup, Unit Kepatuhan Bank terlibat dalam beberapa komite pengambilan keputusan maupun komite pemantauan risiko yang ada di Bank.In ensuring and monitoring compliance with the execution and implementation of local regulations and the Group policies, the Bank’s Compliance Unit was involved in several decision-making committees and risk monitoring committees at the Bank.

Melaksanakan fungsi konsultatif dan memastikan penerapan peraturan dan ketentuan yang berlaku pada lini satuan kerja bisnis maupun fungsi pendukung di Bank. Carry out consultative functions and ensures the implementation of rules and regulations that apply to the business work unit line and support functions at the Bank.

Pelaksanaan program APU/PPT bagi Bank berada di bawah pengawasan bagian Financial Crime Compliance (FCC) yang merupakan bagian dari Unit Kepatuhan.The implementation of the AML/CFT programme for Banks was under the supervision of the Financial Crime Compliance (FCC) section which is part of the Compliance Unit.

Memberikan pemahaman mengenai budaya kepatuhan kepada karyawan baru dalam bentuk pelatihan.Provide understanding of the compliance culture to the new employees in the form of training.

Unit Kepatuhan melakukan Compliance Monitoring Review atas penerapan peraturan Bank Indonesia dan/atau perundang-undangan lain yang berlaku.Compliance Unit conducted Compliance Monitoring Review on the application of Bank Indonesia regulations and/or other applicable legislation.

Melaksanakan program pelatihan berkelanjutan sesuai dengan perubahan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku yang berdampak pada bisnis dan operasional Bank. Pelatihan sesuai dengan kebutuhan Bank maupun program yang ditetapkan oleh Bank dalam mengembangkan budaya kepatuhan bagi seluruh karyawan Bank.Conduct ongoing training programmes in accordance with the changes in applicable laws and regulations that have an impact on the business and operations of the Bank. Training is in accordance with the Bank’s needs and the programmes set by the Bank in developing a compliance culture for all Bank employees.

Selama tahun 2018, Bank mendapat kunjungan pemeriksaan dari regulator sebanyak 4 kali. Seluruh kunjungan pemeriksaan telah selesai tanpa temuan yang signifikan.During 2018, the Bank received 4 inspection visits from regulators. All inspection visits were completed without significant findings.

Permasalahan Hukum

Permasalahan hukum yang dihadapi Bank di sepanjang tahun 2018 diungkapkan sebagai berikut:

Perkara HukumLegal Case

PerdataCivil

PidanaCriminal

Selesai (telah memiliki kekuatan hukum)Completed (Has permanent legal force)

1 0

Dalam proses penyelesaianIn the process of settlement

5 0

Total 6 0

Pemberian Dana untuk Kegiatan Politik

Bank tidak diperkenankan untuk terlibat dalam kegiatan politik, termasuk sumbangan dalam bentuk apapun untuk tujuan politis. Dengan kata lain, tidak ada penyediaan dana untuk kegiatan yang berhubungan dengan politik pada tahun 2018.

Legal Problems

The legal problems faced by the Bank throughout 2018 are disclosed as follows:

Funding for Political Activities

Banks are not permitted to engage in political activities, including giving any donations of any kind for political purposes. In other words, there is no provision of funds for political-related activities in 2018.

163

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 166: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar

Bank menyediakan dana kepada beberapa pihak terkait dengan merujuk pada ketetapan Bank Indonesia mengenai Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK). Penyediaan dana dilakukan secara wajar dengan kebijakan harga dan syarat normal. Selama tahun 2018, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan BMPK dalam penyediaan dana kepada pihak terkait.

Penyediaan DanaProvision of Fund

Jumlah DebiturNumber of Debtor

Jumlah Nilai (Rp)Amount (IDR)

Pihak TerkaitRelated Parties

65 2.248.424

Debitur IntiCore Debitor

a. Individuala. Individual

- -

b. Grup b. Group

19 7.053.879

Total 84 9.302.303

Kebijakan Anti Korupsi

Sebagai upaya dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang bebas korupsi, Bank berkomitmen untuk menjalankan bisnis secara jujur dan adil, tanpa melakukan tindakan yang mengarah kepada segala bentuk kecurangan (fraud) dan tindakan korupsi. Seluruh Country Management Team, manajemen senior, dan seluruh karyawan tidak diperbolehkan menerima atau memberi hadiah atau hiburan dalam bentuk apapun, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagaimana telah diatur dalam Code of Conduct. Setiap tindakan yang berindikasi atau terbukti melakukan pelanggaran tersebut, wajib disampaikan kepada manajemen (kebijakan Speak Up).

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Bank melaksanakan keterbukaan informasi keuangan dan non keuangan dengan menyajikan laporan keuangan interim dan laporan keuangan tahunan, serta laporan pelaksanaan tata kelola perusahaan dan informasi yang relevan lainnya bagi pemangku kepentingan pada website Bank. Laporan dan informasi tersebut disajikan secara tepat waktu, akurat, terkini, dan terpercaya sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Funds to Related Parties and Provision of Large Funds

The Bank provides funds to several related parties with reference to the provisions of Bank Indonesia concerning the Legal Lending Limit (LLL). Provision of funds is carried out fairly with normal pricing policies and conditions. During 2018, there were no violations or exceedances of the LLL in providing funds to related parties.

Anti-Corruption Policy

As an effort to realize corruption-free corporate governance, the Bank is committed to conduct its business honestly and fairly, without taking actions that lead to all forms of fraud and acts of corruption. All Country Management Teams, senior management, and all employees are not permitted to accept or give gifts or entertainment of any kind, either directly or indirectly, as stipulated in the Code of Conduct. Every action that is indicated or proven to have committed a violation must be reported to the management (Speak Up policy).

Transparency of Financial and Non-Financial Conditions

The Bank implements financial and non-financial information disclosure by preparing interim and annual financial statements, as well as reports on the implementation of corporate governance and other relevant information for the stakeholders on the Bank’s website. The reports and information are presented in a timely fashion, accurate, up-to-date, and reliable manner so that they can be used for decision making.

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

164

Page 167: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Code of Conduct

Code of Conduct Bank disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur, dan mengendalikan kesesuaian tingkah laku insan Bank agar sejalan dengan budaya Bank dalam mencapai misi. Code of Conduct menjadi pedoman dalam berperilaku secara profesional, bertanggung jawab, wajar, patut, dan dipercaya dalam hubungannya dengan rekan kerja, rekan usaha, regulator, maupun nasabah Bank.

Pokok IsiPokok-pokok Code of Conduct Bank telah disesuaikan dengan perkembangan terkini di bidang tata kelola dengan muatan pokok-pokok isi sebagai berikut:1. Melakukan hal yang benar;2. Bertindak secara bertanggung jawab dan sesuai

wewenang;3. Menggunakan penilaian yang baik;4. Melaporkan pelanggaran;5. Mematuhi hukum, peraturan, dan standar Grup;6. Memerangi kejahatan finansial;7. Menolak suap dan korupsi;8. Memperlakukan nasabah dan klien dengan adil;9. Mengelola benturan kepentingan;10. Jangan ambil bagian dalam ransaksi orang dalam (insider

trading);11. Melindungi informasi rahasia;12. Bersaing secara adil di pasar;13. Memperlakukan rekan kerja secara adil dan hormat;14. Bersikap terbuka dan bekerja sama dengan regulator; dan15. Menghormati komunitas dan lingkungan.

Sosialisasi dan Penegakan Sosialisasi Code of Conduct dilakukan sejak karyawan mulai bergabung di Bank melalui program induksi karyawan. Sosialisasi juga dilaksanakan melalui penyebaran Code of Conduct dalam internal website Bank sehingga dengan mudah dapat diakses, dipelajari, dan dipahami oleh seluruh insan Bank.

Sanksi atas pelanggaran Code of Conduct juga diberlakukan berdasarkan jenis pelanggaran yang dilakukan. Sanksi tersebut mulai dari surat peringatan, skors, ganti rugi, ataupun pemutusan hubungan kerja.

Code of Conduct

The Bank’s Code of Conduct is prepared to influence, shape, regulate, and control the suitability of the Bank personnel behavior to be in line with the Bank’s culture in achieving its mission. Code of Conduct serves as a guideline in behaving professionally, responsibly, fairly, appropriately, and reliably in relation to colleagues, business partners, regulators, and Bank customers.

Main ContentsThe main points of the Bank’s Code of Conduct have been adjusted to the latest developments in the field of governance with the following contents:1. Do the right thing;2. Act responsibly and within authority;

3. Use good judgement;4. Speaking Up;5. Comply with laws, regulations, and Group standard;6. Combat financial crime;7. Reject bribery and corruption;8. Treat customers and clients fairly;9. Manage conflict of interest;10. Do not take part in insider dealing;

11. Protect confidential information;12. Compete fairly in the marketplace;13. Treat colleagues fairly and with respect;14. Be open and cooperative with regulators; and15. Respect communities and the environment.

Dissemination and EnforcementCode of Conduct dissemination is carried out once employees join the Bank through employee induction programmes. This is also carried out through the dissemination of the Code of Conduct in the Bank’s internal website so that it can be easily accessed, studied, and understood by all Bank employees.

Sanctions for violations of the Code of Conduct are also imposed based on the type of violation committed. These sanctions start from warning letters, suspensions, indemnification, or termination of employment.

165

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 168: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Jumlah PelanggaranPada tahun 2018, Bank mencatat telah terjadi 3 kasus pelanggaran Code of Conduct sebagaimana diungkapkan dalam tabel sebagai berikut.

Jenis PelanggaranType of Violation

JumlahAmount

SanksiSanction

Penyalahgunaan wewenangAbuse of authority

1 Tindakan pendisiplinanDisciplinary Measures

Pembocoran data rahasia bankUnauthorized disclosure of the Bank’ data

2 Tindakan pendisiplinanDisciplinary Measures

Total 3 (telah diselesaikan seluruhnya had been solved completely)

Seluruh pelanggaran telah diselesaikan dan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku

Budaya Perusahaan

Nilai-nilai Bank, yaitu Do The Right Thing, Never Settle, dan Better Together, menjadi budaya yang wajib dijunjung tinggi dan melekat dalam diri seluruh insan Bank. Nilai-nilai ini telah diuraikan dalam pembahasan Profil Standard Chartered Bank Indonesia.

Sistem Pelaporan Pelanggaran

Bank memiliki kebijakan dan prosedur pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) yang dibuat untuk mendorong dan mewadahi pihak internal maupun eksternal agar dapat melaporkan pelanggaran atau potensi pelanggaran terhadap hukum, peraturan, kebijakan Bank, atau pedoman perilaku dan kode etik. Hal ini menjadi salah satu bentuk komitmen Bank untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Cara Penyampaian dan Pengelola PengaduanSetiap pengaduan pelanggaran dapat disampaikan kepada Unit Shared Investigation Services (SIS), baik secara langsung ataupun dalam bentuk surat elektronik, atau melalui speaking up website. Unit ini bertanggung jawab untuk menerima, mengidentifikasi, menginvestigasi, dan melaporkan kepada pihak yang berwenang atas setiap pengaduan yang diterimanya. Sedangkan, keputusan atas sanksi yang diberikan apabila pengaduan terbukti, akan ditetapkan oleh bagian Human Resources.

The Number of ViolationsIn 2018, the Bank recorded that there had been 3 cases of violations of the Code of Conduct as disclosed in the table as follows.

All violations have been settled and sanctioned in accordance with applicable regulations

Corporate Culture

The Bank’s values, which are Courageous, Responsive, International, Creative, and Reliable, become a culture that must be upheld and adhered to by all Bank employees. These values have been described in the discussion of Profile of Standard Chartered Bank Indonesia.

Whistleblowing System

The Bank has whistleblowing reporting policies and procedures that are designed to encourage and accommodate internal and external parties to report violations or potential violations of laws, regulations, Bank policies, or codes of conduct and codes of ethics. This is one form of the Bank’s commitment to implement good corporate governance.

How to Submit and Complaint ManagementEach violation complaint can be submitted to the Shared Investigation Services (SIS) Unit, either directly or in the form of e-mail, or through speaking up website. This unit is responsible for receiving, identifying, investigating, and reporting any complaints it receives to competent authorities. Meanwhile, the decision on sanctions given if a complaint is proven will be determined by the Human Resources department.

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

166

Page 169: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Prosedur Penanganan PengaduanSetiap pengaduan yang diterima akan dikelola sesuai mekanisme berikut:1. Jalur penyampaian: Direct Line Manager terkait, Country

Management Team, speaking up website atau melalui surat elektronik (email);

2. Pengaduan diterima oleh SIS;3. SIS akan melakukan investigasi;4. SIS akan merekomendasikan tindakan pernyelesaian

pengaduan;5. Penyampaian hasil investigasi kepada pelapor/pengadu;

dan6. Pengaduan ditutup setelah rekomendasi diselesaikan.

Perlindungan bagi PelaporBank memberikan perlindungan bagi pelapor yang beritikad baik. Meskipun setiap pelapor diwajibkan untuk mencantumkan identitas dengan jelas pada laporan pelanggaran yang dibuat untuk memudahkan tindak lanjut, namun identitas pelapor akan dirahasiakan oleh tim pengelola pengaduan sebagai bagian dari upaya untuk melindungi pelapor. Bank juga menetapkan jaminan perlindungan bagi pelapor terhadap kemungkinan tindakan pembalasan dan menjamin keamanan dalam bekerja.

Laporan Pelanggaran dan Tindak LanjutInformasi terkait laporan pelanggaran yang diterima sepanjang tahun 2018 serta tindak lanjutnya diuraikan sebagai berikut:

Internal FraudInternal Fraud

Jumlah KasusNumber of Cases

Jumlah Total Internal FraudTotal Number of Internal Fraud 4

Telah DiselesaikanCompleted 4

Dalam Proses Penyelesaian di Internal BankIn the process of completion within the Bank 0

Belum Diupayakan PenyelesaiannyaThe completion process has not begun 0

Complaint Management ProcedureEach complaint received will be managed according to the following mechanism:1. Submission channels: related Direct Line Manager, Country

Management Team, speaking up website, or via e-mail;

2. Complaints received by SIS;3. SIS will conduct an investigation;4. SIS will recommend complaints completion actions;

5. Submission of results of the investigation to the whistleblowers/complainants; and

6. Complaints are closed after the recommendation is completed.

Protection for the WhisletblowersThe Bank provides protection for the whistleblower with good intentions. Although each whistleblower is required to clearly state the identity on the violation report to facilitate follow-up action, the identity of the whistleblower will be kept confidential by the management team as part of an effort to protect the whistleblower. The Bank also guarantees of protection for the whistleblower against possible retaliation and and to ensure security at work.

Violation Report and Follow UpInformation regarding reports of violations received throughout 2018 and their follow-up are described as follows:

167

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 170: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen Risiko Disclosure of Capital and Risk Management

Bank telah memenuhi ketentuan kecukupan permodalan yang antara lain ditunjukkan dari KPMM yang mencapai 16,94%, berada di atas persyaratan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia.

The Bank has met the capital adequacy requirements (CAR), which reached 16.94%, above the requirements determined by Bank Indonesia.

7

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

168

Page 171: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

169

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 172: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Aspek utama lainnya yang juga penting dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan Bank adalah kecukupan permodalan dan manajemen risiko yang andal. Oleh karenanya, kedua aspek ini dipantau penerapannya agar senantiasa memenuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku, khususnya yang terkait dengan tingkat kesehatan Bank.

Pengungkapan Permodalan

Secara berkala, Bank melakukan perencanaan dan pengawasan permodalan untuk memastikan kecukupan permodalan dalam rangka mendukung strategi bisnis dan kepatuhan kepada peraturan perbankan, serta kesesuaiannya dengan perkembangan ekonomi makro. Rencana penambahan modal wajib disampaikan dalam Rencana Bisnis Bank yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, setelah mendapatkan persetujuan dari Standard Chartered Group maupun Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, maka sebagai pemilik profil risiko peringkat 2, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 9-10% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Namun, untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko Bank, Otoritas Jasa Keuangan dapat mewajibkan Bank untuk menyediakan modal minimum lebih besar dari ketentuan tersebut.

Metode pengukuran yang digunakan Bank untuk mengukur ATMR adalah:1. Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit yang terkait dengan permodalan

dilaksanakan sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 42/SEOJK.03/2016 tentang Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Kredit dengan menggunakan pendekatan standar (standardized approach). Berdasarkan pendekatan standar yang digunakan, perhitungan ATMR secara umum dilakukan dengan mengacu kepada bobot risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia dan hasil peringkat yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat eksternal yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Saat ini, Bank menggunakan peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat eksternal, antara lain: Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Fitch Ratings Indonesia, Fitch Ratings, Moody’s Indonesia, Moody’s dan Standard & Poor’s.

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

Other major aspects that are also important in maintaining the Bank’s existence and sustainability are capital adequacy and reliable risk management. Therefore, the implementation of these two aspects shall be monitored to ensure compliance with the prevailing regulations and provisions, especially those related to Bank’s sound rating.

Capital Disclosure

The Bank periodically conducts capital planning and monitoring to ensure its capital adequacy supports the business strategy and is in compliance with banking regulations, as well as its conformity with macro economic development. Capital injection plans must be included in the Bank’s Business Plan submitted to Financial Services Authority (FSA) after prior approval from Standard Chartered Group and FSA.

In accordance with Financial Services Authority Regulation No. 11/POJK.03/2016 concerning Capital Adequacy Requirement for Commercial Banks, as a grade 2 risk profile owner, the Bank must provide minimum capital of 9-10% of the Risk Weighted Assets (RWA). However, to anticipate potential losses according to the Bank’s risk profile, FSA may require the Bank to meet a higher CAR than the regulations state.

Methods used by the Bank to calculate RWA include:

1. Credit Risk Credit risk management related to capital is performed in

accordance with FSA Circular of No. 42/SEOJK.03/2016 concerning Guidelines for Calculation of Risk Weighted Assets (RWA) for Credit Risk by using the standardized approach. Based on the standardized approach, RWA is generally calculated with reference to risk weight in accordance with Bank Indonesia regulations and rating results issued by external rating companies appointed by FSA. The Bank currently uses ratings issued by the following external rating companies: Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Fitch Ratings Indonesia, Fitch Ratings, Moody’s Indonesia, Moody’s, and Standard & Poor’s.

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

170

Page 173: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

2. Risiko Pasar Implementasi pengelolaan modal atas risiko pasar

dilakukan dengan menggunakan pendekatan standar (standardized approach) yang meliputi perhitungan atas risiko suku bunga dan risiko nilai tukar.

3. Risiko Operasional Pengukuran kecukupan modal risiko operasional Bank

menggunakan metode pendekatan indikator dasar (basic indicator approach). Berdasarkan metode tersebut, Bank mengalokasikan modal minimum untuk risiko operasional berdasarkan data historis, yaitu sebesar rata-rata dari penjumlahan pendapatan bruto (gross income) tahunan yang positif selama 3 tahun terakhir dikalikan konstanta yang berlaku, yaitu 15%. Bank juga mengalokasikan operational risk reserve atau pencadangan atas kerugian operasional.

Kecukupan PermodalanBank telah memenuhi ketentuan kecukupan permodalan di tahun 2018. KPMM Bank mencapai 16,94%, berada di atas persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Pencapaian ini berasal dari kinerja struktur permodalan yang solid, sebagaimana ditunjukkan berikut ini:

Jenis Modal 2018

(juta Rp)(million IDR)

2017(juta Rp)

(million IDR)Type of Capital

Dana Usaha 8.962.263 8.641.325 Operating Funds

Tambahan Modal Lainnya, termasuk Komponen Akumulasi Laba

380.925 465.942 Other Additional Capital, including Accumulated Profit Component

Total 9.343.188 9.107.267 Total

Manajemen Risiko

Manajemen risiko yang efektif merupakan hal utama dan fundamental dalam manajemen keuangan dan operasional, sehingga Bank dapat menghasilkan laba secara konsisten dan berkesinambungan dengan tujuan untuk memaksimalkan kepentingan dari Pemegang Saham dan pihak-pihak yang terkait lainnya.

Manajemen risiko meliputi keseluruhan aktivitas yang berkaitan dengan keputusan pengambilan risiko usaha yang akan diterima, yang mana Bank mengawasi, mengontrol dan memaksimalkan profil risk-return. Implementasi ini berpedoman pada kerangka kerja manajemen risiko, yaitu Standard Chartered Bank Risk Management Framework.

2. Market Risk Capital management on market risk is performed by using

a standardized approach that includes calculating interest rate risk and exchange rate risk.

3. Operational Risk Calculation of the Bank’s operational risk capital adequacy

is carried out using a basic indicator approach. Using this method, the Bank allocates minimum capital for operational risk based on historical data, that is at the average of the total positive annual gross income for the last 3 (three) years, multiplied by a prevailing constant, which is 15%. The Bank also allocates operational risk reserves for operational losses.

Capital AdequacyThe Bank fulfilled its capital adequacy requirement in 2018, reaching 16.94%, above the requirement of Bank Indonesia. This achievement was the result of solid capital structure performance, as shown below:

Risk Management

Effective risk management is a key and fundamental factor in financial and operational management, so that the Bank can generate profits consistently and sustainably with the purpose of maximizing Stakeholders’ and other related parties’ interests.

Risk management covers all activities related to business risk taking decisions, where the Bank supervises, controls, and maximizes its risk return profile. A risk management framework, called Standard Chartered Bank’s Risk Management Framework, guides this implementation.

171

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 174: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Penerapan manajemen risiko dalam aktivitas Bank secara menyeluruh, dimulai dari lini terdepan, yakni seluruh karyawan sebagai ujung tombak pengendalian risiko, sampai pada manajemen senior dan jajaran manajemen puncak Bank. Namun, secara khusus, pelaksanaan dan pengawasaan manajemen risiko di Bank menjadi tanggung jawab Business and Function Heads yang berada di bawah koordinasi Chief Excutive Officer.

Pihak Pengelola Sebagai pelaksana dan pengawas manajemen risiko, Business and Function Heads melaksanakan tugas-tugas berikut:1. Memelihara kerangka manajemen risiko dan relevansinya

dengan perkembangan usaha Bank;2. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan kebijakan

dan prosedur manajemen risiko;3. Memastikan integritas menyeluruh dari keputusan

risiko, terutama terkait penilaian dan pemantauan implementasinya;

4. Mengendalikan risiko kredit, operasional, pasar, likuiditas (jangka pendek), dan batasan lintas negara.

Pelaksanaan tanggung jawab ini dibantu oleh Country Risk Committee dengan melibatkan masing-masing sub komite untuk setiap jenis risiko, yaitu Asset Liability Committee untuk risiko likuiditas dan permodalan; Country Operational Risk Committee untuk risiko operasional; dan Credit Issues Committee untuk risiko kredit. Kewenangan yang dimiliki oleh komite ini adalah:1. Menerapkan kerangka manajemen risiko dan

mendelegasikan beberapa bagian tertentu dari kewenangannya kepada personil atau sub-komite di bawahnya;

2. Memastikan seluruh eksposur risiko untuk semua jenis risiko di Bank tetap berada dalam keseluruhan risk appetite dan dalam batasan-batasan lain yang ditetapkan oleh komite Bank;

3. Mempertanyakan, membatasi dan, apabila diperlukan, menghentikan aktivitas bisnis apabila risiko yang diambil tidak sesuai dengan kontrol yang dipersyaratkan atau risk appetite.

Selain itu, Bank telah memiliki mekanisme kontrol untuk setiap risiko yang dimiliki guna menjaga profil risiko tetap berada dalam risk appetite dan menghindari tekanan keuangan. Pembagian mekanisme kontrol tersebut melibatkan pihak-pihak berikut:

Jenis RisikoType of Risks

Kebijakan dan Prosedur

Policy and Procedure

Batasan Eksposur

Exposure Limit

Pendelegasian Otoritas

Delegation of Authority

Pelaporan Risiko

Risk Reporting

Komite Pelaksana Tata Kelola

Governance Implementor Committee

KreditCredit √ √ √ √

Early Alert CommitteeCredit Approval Committee Country Risk Committee

PasarMarket √ √ √ √ Country Risk Committee

LikuiditasLiquidity √ √ √ √ Asset and Liability Committee

Risk management for the Bank’s activities starts at the very front line, with all employees as the front line of risk control, to the Bank’s senior management and top-level management. Nevertheless, the Bank’s risk management implementation and supervision is the responsibility of the Business and Function Heads under the coordination of Chief Executive Officer.

The Management As the risk management implementers and supervisors, the Business and Function Heads perform the following duties:1. Maintain the risk management framework and its relevance

to the Bank’s business development;2. Communicate and implement the risk management policies

and procedures;3. Ensure the complete integrity of risk decisions, especially

regarding the assessment and monitoring of their implementation;

4. Control credit, operational, market, liquidity (short term), and cross border risks.

The Country Risk Committee assists in this responsibility by involving each sub-committee for each risk type; namely the Asset Liability Committee for liquidity and capital risk, the Country Operational Risk Committee for operational risk, and the Credit Issues Committee for credit risk. The Committee’s authorities include:

1. Implementing the risk management framework and delegating part of its authority to personnel or sub committees under its supervision;

2. Ensuring all risk exposures for all risk types in the Bank stay within the overall risk appetite and within other limits set by the Bank’s committee;

3. Questioning, limiting, and, if necessary, suspending business activities in the event that the risks taken are not in accordance with the required controls or risk appetite.

In addition, the Bank also has control mechanisms for each risk in order to keep the risk profile within the risk appetite and to avoid financial pressure. The division of the control mechanism involves the following parties:

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

172

Page 175: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Jenis RisikoType of Risks

Kebijakan dan Prosedur

Policy and Procedure

Batasan Eksposur

Exposure Limit

Pendelegasian Otoritas

Delegation of Authority

Pelaporan Risiko

Risk Reporting

Komite Pelaksana Tata Kelola

Governance Implementor Committee

OperasionalOperations √ √ √ √

Country Operational Risk Committee Country Risk Committee

LegalLegal √ Ⅹ Ⅹ √ Country Risk Committee

ReputasiReputation √ Ⅹ Ⅹ √ Country Risk Committee

Country Management Team

StrategisStrategic √ Ⅹ √ Ⅹ Country Management Team

KepatuhanCompliance √ Ⅹ Ⅹ Ⅹ Country Operational Risk

Committee

Batas Lintas NegaraCountry Cross Border √ √ √ √ Country Risk Committee

PensiunPension √ Ⅹ √ √ Country Pension Committee

ModalCapital √ Ⅹ √ √ Asset and Liability Committee

Budaya RisikoDalam melaksanakan manajemen risiko, Bank menerapkan budaya risiko berikut:1. Keseimbangan Menyeimbangkan antara risiko dan hasil (return).2. Tanggung Jawab Semua karyawan bertanggung jawab untuk memastikan

kedisiplinan dan fokus dalam menghadapi risiko.3. Akuntabilitas Risiko diambil hanya atas persetujuan otoritas masing-

masing dengan didukung infrastruktur dan sumber daya yang memadai.

4. Antisipasi Bank mengantisipasi risiko masa depan yang signifikan

dan memastikan kesadaran terhadap seluruh risiko yang telah diidentifikasi.

5. Keuntungan Komparatif Bank mencapai keunggulan komparatif melalui efisiensi

dan efektivitas pengelolaan dan pengendalian risiko.

Kerangka Penerapan Penerapan manajemen risiko menggunakan Standard Chartered Bank Risk Management Framework yang sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Kerangka manajemen risiko ini antara lain mengatur prinsip-prinsip umum dan standar-standar untuk mengelola, mengontrol, dan mengawasi semua risiko Bank secara periodik. Pengelolaan dan pengendalian risiko ini dilaksanakan melalui pemenuhan aspek berikut:

Pengawasan Aktif Country Management TeamPengendalian dan pengawasan manajemen risiko menjadi tanggung jawab Country Chief Risk Officer bersama Country Risk Committee dengan pembagian tugas yang jelas. Hal ini juga

Risk CultureIn carrying out risk management, the Bank applies the following risk culture:1. Balance Balance between risk and return.2. Responsibility All employees are responsible for ensuring discipline and

focus in dealing with risks.3. Accountability Risks are taken solely with the approval of the respective

authority and supported by adequate infrastructure and resources.

4. Anticipation The Bank anticipates significant future risks and ensures

awareness on all identified risks.

5. Comparative Advantages The Bank achieves comparative advantages through

the efficiency and effectiveness of risk management and control.

Implementation Framework The application of risk management uses the Standard Chartered Bank Risk Management Framework that complies with the FSA Regulation No. 18/POJK.03/2016 concerning Implementation of Risk Management for Commercial Banks. The risk management framework regulates the general principles and standards in managing, controlling, and supervising all the Bank’s risks periodically. Risk management and control is carried out through the fulfilment of the following aspects:

Active Supervision of the Country Management TeamRisk management control and monitor is the responsibility of the Country Chief Risk Officer together with the Country Risk Committee with clear division of duties. This also involves

173

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 176: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

melibatkan peran komite-komite lain yang terkait dengan setiap risiko yang dimiliki Bank, sebagaimana disampaikan sebelumnya.

Kecukupan Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko, serta Penetapan Limit RisikoPenerapan manajemen risiko Bank telah dilengkapi dengan berbagai kebijakan dan prosedur pelaksanaan di setiap unit kerja. Kebijakan dan prosedur tersebut telah mengakomodir proses dan tindakan yang diperlukan bagi masing-masing risiko dan wajib diterapkan oleh seluruh insan Bank.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen RisikoSesuai dengan kerangka manajemen risiko, Bank menerapkan proses manajemen risiko yang meliputi enam tahap berikut:

Risk Management

Planning

Risk Identification

Risk Monitoring and Control

Quantitative Risk Analysis

Risk Response Planning

Quantitative Risk Analysis

Dalam rangka menyediakan informasi yang akurat, tepat waktu, dan dapat diandalkan, Bank menyelenggarakan rapat internal secara berkala yang dihadiri oleh unit bisnis terkait. Informasi tersebut menjadi dasar bagi Country Management Team untuk mengambil keputusan.

Sistem Pengendalian Internal yang MenyeluruhBank melaksanakan sistem pengendalian internal yang menyeluruh dengan menggunakan pendekatan 3 lini pertahanan (three lines of defence dalam enterprise risk management). Penerapan sistem pengendalian internal ini termasuk pengendalian seluruh aspek operasional dan keuangan, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Mekanisme pengendalian internal risiko dilakukan dengan penerapan 3 lini pertahanan untuk memastikan efektivitas proses manajemen risiko dalam mempertahankan profil risiko bank.

• Lini pertahanan pertama meliputi keterlibatan wajib seluruh karyawan dalam memastikan manajemen yang efektif atas semua risiko dalam ruang lingkup tanggung jawab mereka secara langsung dalam organisasi.

• Lini pertahanan kedua melibatkan Risk Control Owners yang didukung oleh masing-masing fungsi kontrol. Risk Control Owners bertanggung jawab untuk memastikan bahwa residual risks dalam area tanggung jawabnya tetap berada dalam batasan risk tolerance. Pelaksanaan tanggung jawab ini melibatkan 3 aspek penting, yaitu pengidentifikasian risiko yang materiil, perancangan dan pemeliharaan kontrol standar yang efektif, serta pemahaman dan penerimaan level risiko residual. Lini pertahanan kedua memiliki otoritas untuk mempertanyakan dan menghentikan suatu aktivitas dari lini pertahanan pertama (yang ada dalam kewenangan yang bersangkutan) apabila risiko-risiko yang mungkin timbul tidak sejalan dengan kontrol atau risk appetite.

other committees related to each risk owned by the Bank, as previously stated.

Adequacy of Risk Management Policies and Procedures and Determination of Risk LimitThe application of the Bank’s risk management is complimented by various policies and procedures in each work unit. Those policies and procedures have to accommodate the processes and actions required by each risk, and must be applied by all Bank employees.

Adequacy of Risk Identification, Measurement, Monitoring, and Control Processes, as well as Risk Management Information SystemIn accordance with the risk management framework, the Bank applies six stages in its risk management process including:

In order to provide accurate, timely, and reliable information, the Bank holds periodical internal meetings attended by the related business units. This information forms the basis for the Country Management Team to make decisions.

Comprehensive Internal Control SystemThe Bank has established a comprehensive internal control system using the three lines of defence approach in enterprise risk management. The internal control system includes controls for all operational and financial aspects, and is in compliance with the applicable laws and regulations.

The internal risk control mechanism uses three lines of defence to ensure the risk management processes’ effectiveness in maintaining the Bank’s risk profile.

• First line of defence includes the compulsory involvement of all employees in ensuring effective management of all risks within their direct scope of responsibility in the organization.

• Second line of defense involves Risk Control Owners supported by each control function. Risk Control Owners are responsible for ensuring that residual risks in their responsibility area stay within the risk tolerance limits. Executing this responsibility involves 3 (three) important aspects including identification of material risks, designing and maintaining effective standard controls, as well as understanding and accepting the residual risk levels. The second line of defence has the authority to question and suspend any activities of the first line of defence (within its authority) in the event that the risks incurred are not in line with the control or risk appetite.

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

174

Page 177: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

• Lini pertahanan ketiga meliputi jaminan independen oleh fungsi SKAI (Audit Internal), yang memastikan efektivitas dari lini pertahanan pertama dan kedua. Sebagai hasilnya, Audit Internal memberikan jaminan bahwa seluruh sistem kontrol telah bekerja sebagaimana digariskan dalam Kerangka Kerja Manajemen Risiko.

Profil Risiko Bank telah mengidentifikasi setiap profil risiko yang potensial dan telah menyusun strategi pengelolaannya guna memitigasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh risiko-risiko tersebut. Uraian terkait profil serta strategi pengelolaan dan mitigasinya disampaikan sebagai berikut:

Profil RisikoRisk Profile

Risiko KreditCredit Risk

Penyebab:Timbul akibat kegagalan pihak ketiga dalam memenuhi kewajiban pembayaran kepada Bank, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Eksposur kredit mungkin timbul dari aktivitas perbankan maupun perdagangan.Causes:Arises due to third party failure to meet payment obligations to the Bank, according to the agreed provisions. Credit exposure may arise from banking or trading activities.

Strategi pengelolaan:Risiko kredit dikelola melalui kerangka kerja yang menetapkan kebijakan dan prosedur yang mencakup pengukuran dan pengelolaan risiko kredit. Terdapat pemisahan tugas antara pelaksana transaksi pada bisnis dan pemberi persetujuan dalam fungsi risiko. Semua batas eksposur kredit disetujui dalam kerangka kewenangan memutus kredit yang ditetapkan.

Kebijakan KreditKebijakan kredit di seluruh Grup dipertimbangkan dan disetujui oleh Group Risk Committee, yang juga membawahi delegasi persetujuan kredit dan wewenang penurunan nilai pemberian pinjaman. Di tingkat lokal, Standard Chartered Bank Indonesia memiliki hak untuk mempertimbangkan kebijakan kredit. Sedangkan, kebijakan dan prosedur spesifik untuk setiap bisnis dan negara ditetapkan oleh Group Risk Committee yang berwenang untuk memutuskan bagi Retail Clients dan Corporate Institutional Clients. Kebijakan ini konsisten dengan kebijakan kredit di seluruh Grup, namun telah diperinci dan disesuaikan dengan situasi risiko yang berbeda-beda, peraturan bank sentral di setiap negara, dan karakteristik portofolio.

Wewenang KreditGrup dikaitkan dengan eksposur kredit besar untuk individu pihak ketiga, yang mana portofolio eksposur ritelnya akan ditinjau dan direkomendasikan oleh Group Credit Committee. Wewenang yang dimiliki oleh Group Credit Committee didelegasikan dari Group Risk Committee. Wewenang kredit ini didasarkan pada credit risk grade (kemungkinan tunggakan nasabah) dan $ loss given default (risiko diukur berdasarkan limit yang diberikan).

Sedangkan, semua wewenang persetujuan kredit lain yang didelegasikan oleh Group Risk Committee kepada staf analisis kredit perorangan berdasarkan pada pertimbangan, pengalaman dan skala risiko yang disesuaikan dan memperhitungkan estimasi potensi kerugian maksimal dari nasabah atau portofolio. Originasi kredit dan peran persetujuan dipisahkan dalam semua pemberian kredit, kecuali beberapa aplikasi yang disetujui sebelumnya. Dalam beberapa pengecualian tersebut, analisis kredit yang telah ditetapkan hanya dapat digunakan dalam persetujuan eksposur terbatas dalam parameter risiko yang ditetapkan.

Adapun beberapa persyaratan kemampuan penilaian untuk Pemberi Persetujuan Kredit adalah, antara lain, telah lulus Credit Skills Assessment dan Core Credit Curriculum.

Management Strategies:Credit risk is managed through a framework that establishes the policies and procedures that include measuring and managing credit risk. There is a division of duties between the executor of the business transactions and the approver in the risk function. All credit exposure limits are approved within the framework of authority to decide the determined credit.

Credit PolicyThe credit policy throughout the Group is considered and approved by the Group Risk Committee that also supervises the delegation of credit approval and the authority to reduce the lending value. At the local level, Standard Chartered Bank Indonesia has the right to consider the credit policy. Meanwhile, specific policies and procedures for each business and country are determined by the Group Risk Committee who is authorized to decide for Retail Clients and Corporate Institutional Clients. This policy is consistent with the credit policies across the entire Group, but has been detailed and adjusted to different risk situations, central bank regulations in each country, and portfolio characteristics.

Credit AuthorityThe Group is associated with large credit exposures for third party individuals, where the retail portfolio exposure will be reviewed and recommended by the Group Credit Committee. The Group Credit Committee’s authority is delegated by the Group Risk Committee. This credit authority is based on the credit risk grade (possibility of client’s payment arrears) and $ loss given default (risks measured based on limit granted).

Meanwhile, authority for all other credit approvals is delegated by the Group Risk Committee to individual credit analysts based on consideration of experience, and adjusted risk scale, and calculation of the estimated maximum possible loss from the client or the portfolio. Credit origination and approval roles are separated in all loan disbursements, except for some applications that have previously been approved. For these exceptions, the predetermined credit analysis can only be used for limited exposure approvals within predetermined risk parameters.

The requirements for Credit Approvers include, having passed the Credit Skills Assessment and Core Credit Curriculum.

• Third Line of Defense includes an independent guarantee by the Internal Audit function to ensure the effectiveness of the first and second lines of defence. As a result, the Internal Audit guarantees that all control systems are in place as outlined in the Risk Management Framework.

Risk Profile The Bank has identified each potential risk profile and has developed management strategies to mitigate any possible impact from these risks. The profiles and the management and mitigation strategies are explained as follows:

175

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 178: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Pengawasan KreditBank secara rutin memantau eksposur kredit, kinerja portofolio, dan kecenderungan eksternal yang dapat mempengaruhi hasil pengelolaan risiko. Laporan manajemen risiko internal disajikan kepada Komite Risiko yang berisikan informasi utama mengenai lingkungan, kecenderungan kondisi politik dan ekonomi terhadap portofolio utama dan negara, serta tunggakan portofolio dan penurunan kualitas kredit.

Pengawasan kredit ini melibatkan The Regional Credit Issues Forum yang merupakan sub-komite yang memperoleh otoritasnya dari Group Risk Committee. The Regional Credit Issues Forum mengadakan pertemuan secara teratur untuk menilai dampak dari kejadian eksternal dan kecenderungan pada portofolio risiko kredit di Corporate Institutional Clients dan Commercial Clients untuk mendefinisikan dan menerapkan tindakan yang sesuai dengan struktur portofolio, portofolio dan standar proses penilaian, serta kebijakan risiko dan prosedur.

Klien atau portofolio ditempatkan pada peringatan awal ketika mereka menampilkan tanda-tanda kelemahan aktual atau potensial. Beberapa contohnya adalah saat terdapat penurunan posisi klien dalam industri, penurunan keuangan, pelanggaran perjanjian, tidak dipenuhinya kewajiban dalam periode yang ditetapkan, atau terdapat kekhawatiran berkaitan dengan kepemilikan atau manajemen.

Credit SupervisionThe Bank constantly monitors credit exposure, portfolio performance, and external trends that may affect the risk management results. Internal risk management reports are presented to the Risk Committee containing key information on the environment, political and economic condition trends on the main portfolios and the country, as well as portfolio arrears and declining credit quality.

This credit monitor involves the Regional Credit Issues Forum, a sub committee with authority from the Group Risk Committee. The Regional Credit Issues Forum holds regular meetings to assess the impact of external events, and trends in the credit risk portfolio for Corporate Institutional Clients and Commercial Clients to define and implement actions that correspond with the portfolio structure, portfolio and standard assessment processes, as well as risk policies and procedures.

Clients or portfolios are placed on an early warning when they show signs of actual or potential weakness. Some examples are when there is a decrease in the client’s position in the industry, financial decline, default in agreement, failure to fulfil obligations within the stipulated period, or concerns over ownership and management.

Proses khusus dilakukan bagi rekening dan portofolio tersebut, yang diawasi oleh Credit Committee di masing-masing negara. Kemudian, rencana rekening klien dan nilai kredit dievaluasi kembali. Hal ini diikuti dengan tindakan perbaikan yang disetujui dan dipantau penerapannya. Tindakan perbaikan tambahan dapat diambil dengan mengeluarkan akun atau memindahkan akun segera ke dalam pengawasan Group Special Assets Management, grup khusus unit recovery.

Untuk Retail Clients, kecenderungan tunggakan portofolio dipantau terus menerus pada level terperinci. Perilaku pelanggan individu juga dilacak dan dipertimbangkan pada saat keputusan pemberian kredit. Akun yang telah lewat jatuh tempo akan dikenakan proses koleksi dan dikelola secara mandiri oleh fungsi risiko. Charged-off akun juga akan diatur oleh unit khusus recovery.

Bisnis usaha kecil dan menengah dikelola dalam Retail Clients. Sedangkan untuk eksposur yang lebih besar dikelola melalui pendekatan discretionary lending, yaitu medium enterprise dan middle market yang dikelola dan menjadi bagian Segment Commercial Banking. Hal ini sejalan dengan prosedur Corporate and Institutional Banking, yang mana proses kredit lebih lanjut didasarkan pada paparan risiko. Akun discretionary lending dan private banking yang jatuh tempo akan dikelola oleh Group Special Assets Management.

Di tingkat lokal, pengawasan kredit dilakukan melalui forum governance, seperty Country Risk Committee, Credit Issues Committee dan working committee lainnya, seperti Country Operational Risk Committee. Nilai risiko kredit dikelola dalam kapasitas konsentrasi yang ditetapkan oleh pihak ketiga atau Grup yang terkait pihak ketiga, berdasarkan negara dan industri dalam Corporate Institutional Clients, dan dipantau oleh produk dan negara dalam Retail Clients. Target tambahan ditetapkan dan dimonitor konsentrasinya dengan peringkat kredit. Demikian pula nilai kredit akan dimonitor oleh Komite Risiko yang bertanggung jawab di setiap bisnis.

For Retail Clients, the portfolio arrears trend is monitored continuously at a detailed level. Individual customer behaviours are also tracked and considered at the time of loan disbursement. A collection process will be applied to past due accounts and managed independently by the risk function. Charged off accounts will also be managed by a special recovery unit.

For Retail Clients, the portfolio arrears trend is monitored continuously at a detailed level. Individual customer behaviours are also tracked and considered at the time of loan disbursement. A collection process will be applied to past due accounts and managed independently by the risk function. Charged off accounts will also be managed by a special recovery unit.

Small and Middle Enterprises are managed under Retail Clients. While larger exposures are managed through a discretionary lending approach, such as medium-enterprises and middle markets that are managed and have became part of the Commercial Banking Segment. This is in line with the Corporate and Institutional Banking procedures, where further loan processes are based on risk exposure. Discretionary lending and maturing private banking accounts will be managed by the Special Assets Management Group.

At the local level, loan monitoring is performed through governance forums such as the Country Risk Committee, Credit Issues Committee, and other working committees, such as the Country Operational Risk Committee. Loan risk values are managed in a concentration capacity determined by third parties, or Groups related to the third parties, based on country and industry for Corporate Institutional Clients, and monitored by the product and country in Retail Clients. Additional targets are established and their concentration monitored by loan rating. Likewise, the credit value will be monitored by the Risk Committee responsible for each business.

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

176

Page 179: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Peringkat Kredit dan PengukurannyaPengukuran risiko memegang peran penting, bersamaan dengan penilaian dan pengalaman dalam menginformasikan pengambilan risiko dan keputusan manajemen portofolio. Proses ini adalah area utama untuk investasi berkelanjutan dan menjadi perhatian manajemen senior. Sejak 1 Januari 2008, Standard Chartered Group telah menggunakan penilaian berdasarkan peringkat pendekatan Internal Ratings Based dalam kerangka peraturan Basel II untuk menghitung modal risiko kredit. Untuk portofolio Internal Ratings Based, digunakan sistem standar peringkat kredit alfanumerik di Corporate Institutional Clients. Peringkat ini didasarkan pada penilaian internal Grup terhadap kemungkinan kegagalan dalam jangka waktu satu tahun, dengan penilaian nasabah atau portofolio yang dinilai terhadap berbagai faktor kuantitatif dan kualitatif. Peringkat numerik terdiri dari 1 sampai 14, yang mana peringkat lebih lanjut disub-klasifikasikan dengan A, B atau C. Peringkat kredit yang lebih rendah adalah indikasi dari kemungkinan kegagalan yang lebih rendah. Peringkat kredit 1A sampai 12C diberikan kepada nasabah atau akun lancar, sedangkan peringkat kredit 13 dan 14 diberikan kepada nasabah atau akun tidak lancar atau kredit macet.

Manajemen Kredit dan ProvisiKredit tidak lancar meliputi setiap pinjaman yang telah jatuh tempo lebih dari 90 hari atau dinyatakan terganggu, dan tidak termasuk:• Pinjaman yang dinegosiasi ulang sebelum jatuh tempo 90 hari, yang

mana diharapkan tidak terdapat kegagalan bunga pembayaran atau kerugian sisa pinjaman; serta

• Pinjaman dinegosiasikan ulang pada atau setelah 90 hari jatuh tempo, tetapi tidak terdapat kegagalan bunga pembayaran untuk lebih dari 180 hari sejak negosiasi dan tidak ada kerugian pokok.

Credit Rating and MeasurementRisk measurement plays an important role, together with the assessment and experience in informing risk and portfolio management decision taking. This process is the key area for sustainable investment and the concern of senior management.

Since 1 January 2008, the Standard Chartered Group has conducted assessments based on the Internal Ratings in the Basel II regulatory framework to calculate loan risk capital. For the Internal Ratings Based portfolio, an alphanumeric credit rating system is used for Corporate Institutional Clients. This rating is based on the Group’s internal assessment on any possibility of failure within a 1 (one) year period, with the client assessment or portfolio assessed against various quantitative and qualitative factors. Numeric ratings range from 1 to 14, further sub-classified with A, B, or C. Lower loan ratings is an indication of a lower probability of failure. Loan ratings of 1A to 12C are given to current clients or accounts, while loan rating of 13 to 14 are given to non-current clients or accounts or bad loans.

Credit Management and ProvisionNon-current loans include all loans that are past due for more than 90 days or declared as impaired, and do not include:• Loans renegotiated before 90 days past due, where no interest

payment failure or loan balance loss is expected; and• Renegotiated loans on or after 90 days past due but there is no failure

in interest payment for more than 180 days from the negotiation and there is no principal loss.

Ketentuan kerugian kredit Bank telah dibentuk untuk mengenali provisi kerugian, baik pada modal pinjaman khusus atau pada portofolio utang dan piutang. Ketentuan ini juga berlaku bagi individually impaired loans, yang mana cadangan kerugian kredit ini dihitung berdasarkan individu kredit masing-masing.

Di retail banking, terdapat sejumlah besar pinjaman bernilai kecil yang menjadi indikator utama potensi kerugian, yaitu tunggakan. Pinjaman A dianggap tunggakan (jatuh tempo) ketika peminjam telah gagal untuk melakukan pembayaran pokok atau bunga saat kontrak jatuh tempo. Namun, tidak semua kredit bermasalah (terutama di tahap awal penunggakan) akan menyebabkan kerugian. Untuk tujuan pelaporan, pengukuran tunggakan mengikuti standar pada 1, 30, 60, 90, 120 dan 150 hari lewat jatuh tempo. Akun yang terlambat lebih dari 30 hari akan dipantau lebih ketat dan akan dikenakan proses penagihan lebih lanjut. Ketentuan di retail banking mencerminkan fakta bahwa portofolio produk (tidak termasuk usaha kecil dan menengah antara pelanggan UKM dan nasabah perbankan swasta) terdiri dari sejumlah besar eksposur yang relatif kecil. Hipotek akan dinilai untuk provisi nilai individual atas dasar akun per akun. Namun, untuk produk lain yang tidak praktis untuk memantau setiap pinjaman tunggakan individual, provisi individunya dinilai secara kolektif. Untuk produk tanpa jaminan utama dan pinjaman dijamin dengan mobil, seluruh jumlah utang umumnya dihapuskan pada 150 hari setelah lewat jatuh tempo. Untuk pinjaman yang dijamin (selain yang dijamin dengan mobil), ketentuan provisi individu (IIPs) umumnya ditingkatkan pada 150 hari (KPR) atau 90 hari (wealth management) dari masa jatuh tempo.

The Bank’s loan losses recognize loss provisions, on the special loan capital and the debt and account receivables portfolio. These provisions also apply to individually impaired loans, where the loan loss reserve is calculated based on each credit individual.

In retail banking, there are a large number of small loans with a primary indicator for potential loss, namely arrears. A loan is deemed as in arrear (due) when the borrower fails to pay the principal or interest amount on the due dates. However, not all non-performing loans (especially at the initial stages of arrears) will cause losses. For reporting purpose, arrears are measured by 1, 30, 60, 90, 120, and 150 days past due. Accounts that are more than 30 days late will be monitored closely and will be subject to a further collection process.

The retail banking conditions reflect the fact that the product portfolio (excluding small and medium enterprise between SME clients and private banking clients) comprises a large number of relatively small exposures. Mortgages will be assessed for individual value provisions on an account-by-account basis. However, for other products where it is not practical to monitor each of the individual loans, the individual provisions are assessed collectively.

For unsecured products and loans secured by cars, the total loan amount is generally written off after 150 days past due. For secured loan (other than those secured with cars), the individual provision (IIPs) is generally increased on the 150th day (House Loan) or after 90 days past due (wealth management).

177

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 180: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Ketentuan tersebut didasarkan pada estimasi arus kas sesuai nilai saat ini, khususnya yang dihasilkan dari realisasi agunan. Setelah realisasi tersebut, setiap pinjaman yang tersisa akan dihapuskan. Hari-hari terakhir yang digunakan untuk memicu write-off dan IIPs secara luas, didasarkan oleh pengalaman masa lalu yang umumnya menunjukkan bahwa ketika akun mencapai batas hari jatuh tempo tertentu, kemungkinan recovery menjadi rendah. Oleh karena itu, pada semua produk, terdapat situasi tertentu ketika pembentukan provisi atau proses write-off dipercepat, seperti dalam kasus yang melibatkan kebangkrutan, penipuan pelanggan ataupun kematian. Write-off dan IIPs dipercepat untuk semua akun yang direstrukturisasi sampai 90 hari jatuh tempo (tanpa jaminan atau automobile finance) dan 120 hari jatuh tempo (dengan jaminan). Pinjaman individual bermasalah dikhususkan untuk retail clients sehingga non-performing loan yang dilaporkan dalam Laporan Tahunan Bank tidak akan sama, karena kredit bermasalah mencakup semua kredit yang telah jatuh tempo 90 hari. Perbedaan ini mencerminkan fakta bahwa pengalaman sementara menunjukkan sulitnya mengidentifikasi pinjaman bermasalah yang akan menimbulkan tunggakan sebelum kerugian muncul. Sesuai pengalaman Grup, pinjaman bermasalah di retail clients umumnya ditetapkan pada 150 hari. Sampai saat itu, poin yang menunjukkan permasalahan baru akan dideteksi dengan portfolio impairment provisions.

Metodologi portfolio impairment provisions digunakan untuk akun yang telah menimbulkan provisi nilai aset, baik secara individual maupun kolektif. Portfolio impairment provisions digunakan pada portofolio semua produk dan ditetapkan berdasarkan tarif kerugian yang diperkirakan. Perkiraan ini didasarkan pada pengalaman masa lalu serta penilaian faktor tertentu yang mempengaruhi portofolio yang relevan. Penilaian ini termasuk penilaian terhadap dampak dari kondisi ekonomi, perubahan peraturan dan karakteristik portofolio, seperti kecenderungan penunggakan dan kecenderungan early alert. Metodologi ini memberlakukan ketentuan yang lebih besar terhadap akun yang telah menunggak tetapi belum dianggap merugikan.

Such provisions are based on the present value of cash flow estimations, especially those generated from collateral realization. After realization, each remaining loan will be written off. The final days will be used to evoke write-off and IIPs based on past experiences, which generally shows that when the accounts reach a certain due date, the possibility of recovery becomes low. As such, for all products, there are certain situations when write off provisions or processes can be expedited, such as in cases involving bankruptcy, customer fraud, or death. Write offs and IIPs are accelerated for all restructured accounts up to 90 days past due (unsecured or automobile finance) and 120 days past due (secured).

Non performing individual loans are specifically for retail clients, so that the non-performing loan reported in the Bank’s Annual Report will not be the same, as the non-performing loans includes all loans that are 90 days past due. This difference reflects the difficulty in identifying non-performing loans that will cause arrears before the losses actually incurs. Based on to the Group’s experience, non-performing loans for retail clients are generally set at 150 days. Until such time, the points showing new problems will be detected by using portfolio impairment provisions.

The portfolio impairment provisions methodology is used on accounts that have caused asset value provisions, either individually or collectively. Portfolio impairment provisions are used on all product portfolios and are determined based on the estimated loss tariff. This estimation is based on past experience and assessment of certain factors that influence the relevant portfolio. These assessments cover economic impact, changes in regulation, and portfolio characteristics, such as tendency of arrears and early alerts. This methodology applies larger provisions against those accounts in arrears but not yet categorized as losses.

Prosedur untuk mengelola kredit masalah bagi bank swasta dan perusahaan sektor menengah di segmen UKM Retail Clients serupa dengan yang digunakan dalam Corporate Institutional Clients. Dalam Corporate Institutional Banking, pinjaman diklasifikasikan dan dinilai sebagai kerugian berdasarkan hasil analisa dan tinjauan yang menunjukkan bahwa pembayaran penuh dari bunga maupun pokok pinjaman dipertanyakan atau dilakukan segera setelah pembayaran dari bunga atau pokok pinjaman mencapai jatuh tempo 90 hari. Akun tidak lancar akan dikelola oleh unit recovery khusus, yaitu Group Special Asset Management, yang terpisah dari unit bisnis utama Bank. Pada saat jumlah dinilai tidak dapat menutup pinjaman, maka provisi nilai aset perorangan akan timbul. Provisi ini merupakan selisih antara nilai tercatat pinjaman dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan.

Kondisi masing-masing nasabah akan diperhitungkan ketika Group Special Asset Management memperkirakan arus kas di masa depan. Semua sumber yang tersedia akan dipertimbangkan, seperti arus kas yang timbul dari operasi, penjualan aset atau anak perusahaan, serta pemberian jaminan. Terhadap setiap keputusan yang berkaitan dengan timbulnya provisi, Grup akan mencoba untuk menyeimbangkan pertimbangan berdasarkan kondisi ekonomi, pengetahuan dan pengalaman lokal, serta hasil tinjauan aset independen. Jika dinilai tidak ada kemungkinan untuk memperbaiki penurunan nilai provisi yang timbul, maka jumlah provisi tersebut akan dihapuskan. Sebagai contoh, pada Retail Clients, portfolio impairment provisions digunakan untuk menutupi potensi kerugian, yang meskipun tidak teridentifikasi, dapat diketahui melalui pengalaman yang timbul pada semua portofolio. Pada Corporate Institutional Clients, penetapan ini mengacu kepada sejarah peringkat kerugian dan faktor subjektif, seperti kondisi keuangan dan kecenderungan pada indikator utama portofolio. Metodologi ini memberlakukan ketentuan yang lebih besar terhadap akun yang telah menunggak tetapi belum dianggap merugikan.

Procedures for managing non-performing loans for private banks and middle scale companies in the Retail Clients SME Segment are similar to those used for Corporate Institutional Clients. For Corporate Institutional Banking loans are classified and categorized as losses based on analysis and review results showing that the full settlement of principal and interest is doubtful, or will be made immediately after the payment of interest or principal is 90 days past due. Non-current accounts are managed by a special recovery unit, the Special Asset Management Group, which is separate from the Bank’s main business. When an amount is deemed unable to cover the loan, then provisions on individual assets will arise. This provision constitutes the difference between the loan’s carrying value and the present value of future cash flow estimations.

The condition of each customer will be taken into consideration when the Special Asset Management Group estimates the future cash flow. All available sources will be considered, such as cash flow from operations, sale of assets or subsidiaries, as well as security held. For all decisions related to provisions, the Group will attempt to balance considerations based on economic conditions, knowledge and local experience, as well as independent assets review results.

If it is deemed that there is no possibility of improvement in the impaired provision, then the provision will be written off. For example, for Retail Clients, portfolio impairment provisions are used to cover potential losses, even though they cannot be identified, they can be identified based on portfolio experience. For Corporate Institutional Clients, this refers to loss ratings history and subjective factors, such as financial condition and trends in the portfolio’s main indicators. This methodology applies larger provisions against those accounts in arrears but not yet considered losses.

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

178

Page 181: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Pendekatan Basel Terhadap Risiko Kredit Grup Standard Charetered Bank menggunakan pendekatan internal ratings based untuk mengelola risiko kredit bagi mayoritas portofolionya. Hal ini memungkinkan Grup untuk menggunakan perhitungan internal probability of default, loss given default, exposure at default, dan credit conversion factor untuk menentukan bobot risiko aset.

Probability of default adalah kecenderungan bahwa semua nasabah akan memenuhi kewajibannya. Terkait hal ini, semua bank yang menggunakan pendekatan internal ratings based harus menetapkan intern probability of default untuk semua peminjam di setiap tingkat pinjaman. Loss given default adalah persentase penurunan exposure at default yang diharapkan pemberi pinjaman didapat dari peminjam. Exposure at default adalah jumlah yang diharapkan dari peminjam pada titik standar. Sedangkan, credit conversion factor adalah model parameter internal berdasarkan pengalaman masa lalu untuk menentukan jumlah yang akan dapat ditarik sesuai porsi fasilitas yang diberikan.

Semua aset yang menggunakan pendekatan internal ratings based mempunyai model probability of default, loss given default, exposure at default dan credit conversion factor yang dikembangkan untuk mendukung pengambilan keputusan proses kredit. Risk-weighted assets (RWA) dengan pendekatan internal ratings based ditentukan sesuai kebijakan dari Grup mengenai formula khusus perhitungan dari probability of default, loss given default, exposure at default dan credit conversion factor.

Basel Approach to Credit RiskThe Standard Chartered Bank Group uses the internal ratings-based approach to manage credit risk for the majority of its portfolios. This enables the Group to use internal calculations for probability of default, loss given default, exposure at default, and credit conversion factor to determine asset risk weighting.

Probability of default is a trend where all clients will meet their obligations. In relation to this, all banks using internal ratings-based approach must establish an internal probability of default for all borrowers at each loan level. Loss given default is the percentage decrease in exposure at default that is expected by the lender from the borrower. Exposure at default is the amount expected from the borrower at the standard point. While the credit conversion factor is an internal parameter model based on past experience to determine the amount that can be withdrawn in accordance with the portion of facilities granted.

All assets that use the internal ratings-based approach have models for probability of default, loss given default, exposure at default, and credit conversion factor developed to support the credit process decision making. Risk Weighted Assets (RWA) with an internal ratings-based approach are determined according to the Group’s policies regarding specific formulas for calculation of probability of default, loss given default, exposure at default, and credit conversion factor.

Sejalan dengan peraturan Bank Indonesia, maka Standard Chartered Bank Indonesia menerapkan pendekatan standar untuk pengukuran risiko kredit sesuai dengan bobot risiko tetap. Bobot risiko yang diterapkan dengan pendekatan standarisasi ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan didasarkan pada kelas aset yang diberikan eksposur.

Untuk sovereigns, korporasi dan institusi, penilaian eksternal digunakan untuk menetapkan bobot risiko. Peringkat eksternal ini berasal dari agensi pemeringkat yang disetujui Otoritas Jasa Keuangan. Pemeringkatan eksternal dilakukan oleh lembaga penilai kredit eksternal, yaitu Moody, Standard & Poor’s, serta Fitch. Grup menggunakan peringkat dari lembaga ini sebagai bagian dari proses bisnis harian. Peringkat eksternal untuk pihak rekanan ditentukan segera setelah hubungan dimulai, dan peringkat ini terus dipantau serta diperbaharui. Penilaian yang diberikan lembaga penilai kredit eksternal terpilih akan dimasukkan dalam langkah kualitas kredit, sebagaimana disarankan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

JaminanJaminan diberikan untuk mengurangi eksposur risiko kredit dan jenis agunannya disesuaikan dengan kebijakan mitigasi risiko. Jenis agunan yang memenuhi syarat untuk mitigasi risiko meliputi kas; tempat tinggal; properti komersial dan industri; aset tetap, seperti kendaraan bermotor, pesawat terbang, pabrik dan mesin; surat berharga, komoditas, serta bank garansi dan letter of credit. Untuk beberapa jenis pinjaman, umumnya hipotek terkait pembiayaan aset, maka hak untuk mengambil alih aset fisik menjadi penting dengan tujuan untuk menentukan harga dan kemampuan yang sesuai. Jaminan dilaporkan sesuai dengan kebijakan mitigasi risiko Grup yang mengatur frekuensi penilaian untuk berbagai jenis jaminan yang berbeda, berdasarkan tingkat volatilitas harga setiap jenis jaminan dan sifat dasar dari produk atau eksposur risiko. Apabila diperlukan, nilai jaminan dapat disesuaikan untuk menunjukkan kondisi pasar saat ini, serta kemungkinan perbaikan dan periode waktu yang menunjukkan kepemilikan jaminan. Nilai agunan yang dilaporkan juga disesuaikan dengan dampak dari over-collateralisation.

In line with Bank Indonesia regulations, Standard Chartered Bank Indonesia has implemented a standardized approach to measuring credit risk in accordance with a fixed risk weight. The risk weight is applied using the standardized approach determined by FSA and is based on an asset class provided exposure.

For sovereigns, corporations and institutions, external assessments are used to determine risk weight. This external rating comes from FSA approved rating agencies, such as Moody, Standard & Poor’s, and Fitch. The Group uses rating from these agencies as part of the daily business process. External ratings for counterparties are established immediately a relationship starts, and these ratings will be continuously monitored and updated. Assessment provided by appointed external credit rating agencies will be included in the credit quality steps, as suggested by FSA.

GuaranteeGuarantees are provided to reduce credit risk exposure and the collateral type is adjusted according to the risk mitigation policy. The types of collateral that meets the requirements for risk mitigation includes cash; residences; commercial and industrial property; fixed assets such as motor vehicles, airplanes, manufacturing plants and machinery; securities, commodities, as well as bank guarantees and letters of credit.

For certain types of loans, generally mortgages related to assets financing, the right to take over physical assets becomes crucial when determining the appropriate price and capability. Guarantees are reported in accordance with the Group’s risk mitigation policies that regulate the assessment frequency for different types of guarantees, based on price volatility of each type of guarantee and the nature of the product or risk exposure. If necessary, the guarantee value may be adjusted to represent the current market conditions, as well as possibility of recovery and time period that indicate ownership of the guarantee. The reported collateral value is also adjusted for the effect of over-collateralization.

179

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 182: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Persyaratan agunan bukanlah pengganti kemampuan untuk membayar, yang merupakan pertimbangan utama untuk setiap keputusan pemberian kredit. Dalam menentukan dampak keuangan dari agunan terhadap pinjaman tidak jatuh tempo atau yang mengalami penurunan nilai, Grup telah menilai pentingnya agunan dalam kaitannya dengan jenis pinjaman.

Ketika jaminan atau derivatif kredit digunakan sebagai mitigasi risiko kredit, maka kelayakan kredit dari penjamin akan dinilai dan ditetapkan menggunakan proses persetujuan kredit. Jenis utama dari penjamin meliputi bank garansi, perusahaan asuransi, perusahaan induk, pemegang saham dan lembaga kredit ekspor. Mengingat dampak potensialnya terhadap volatilitas pendapatan, maka derivatif kredit digunakan secara terkendali dengan mempertimbangkan tingkat volatilitas yang diharapkan.

Untuk Corporate Institutional Banking, proses pengelolaan dan pengakuan mitigasi risiko kredit diatur oleh kebijakan yang menetapkan kriteria kelayakan yang harus dipenuhi. Agar kebijakan mitigasi risiko kredit efektif, perlu ditetapkan kriteria yang jelas dalam proses mitigasi, yaitu:

• Paparan berlebihan terhadap setiap upaya pengendalian risiko tertentu atau terhadap mitra harus dihindari. Mitigasi standar pada konsentrasi agunan dikelola, baik terhadap portofolio maupun mitra;

• Upaya mitigasi risiko tidak boleh berkorelasi dengan underlying asset, seperti yang terkait dengan penurunan dari forced sale value atau nilai jual paksa agunan;

• Jika terdapat ketidaksesuaian nilai mata uang, discount harus diterapkan untuk melindungi dari fluktuasi nilai mata uang;

• Opini legal dan dokumentasi harus dijalankan; serta• Kajian dan kontrol dijalankan pada saat terjadi ketidaksesuain antara

jaminan dan eksposur.

Collateral requirements are not a substitute for payment ability, which is the main consideration for each lending decision. In determining the collateral’s financial impact against the loan that is not due or experiencing impairment, the Group considers the importance of collateral in relation to the type of loan.

When guarantees or loan derivatives are used for credit risk mitigation, then the guarantor’s credit worthiness is assessed and determined using a credit approval process. The main guarantor types include bank guarantees, insurance companies, holding companies, shareholders, and export credit institutions. Considering the potential impact on revenue volatility, credit derivatives are used in a controlled manner by considering the expected level of volatility.

For Corporate Institutional Banking, the credit risk mitigation management and acknowledgment process is regulated by policies that determine the criteria to be met. To ensure credit risk mitigation effectiveness, clear criteria for the mitigation process needs to be established, including:

• Excessive exposure to any particular risk control measures, or to partners must be avoided. Mitigation standards on collateral concentration must be managed, on the portfolio or on the partners;

• Risk mitigation effort must not correlate with the underlying asset, such as related to the impairment of forced sale value or collateral forced sale value;

• If there is any mismatch in currency values, a discount must be applied to protect against currency fluctuations;

• Legal opinions and documentation must be carried out; and• Studies and controls are carried out when there is discrepancy

between the guarantee and the exposure.

Dalam mengupayakan pengendalian risiko kredit yang memenuhi kriteria kebijakan, prosedur yang jelas diterapkan untuk memastikan bahwa nilai agunan yang mendasari dicatat secara tepat dan diperbarui secara teratur.

Untuk Retail Banking, penggunaan agunan yang efektif adalah kunci dari mitigasi risiko. Semua agunan yang diterima oleh Retail Clients telah dipenuhi dalam proposal produk yang disetujui oleh senior staf kredit dengan wewenang terkait. Semua jenis jaminan baru harus diperiksa melalui proses persetujuan bisnis baru yang ketat dan disetujui oleh Komite Risiko untuk Retail Clients. Agar dapat diakui dan diklasifikasikan sebagai jaminan untuk pinjaman, semua item harus mempunyai harga dan aktif di pasar sekunder.

Dokumentasi diperlukan untuk memudahkan Retail Clients merilis proposal sesuai kebutuhan, tanpa melibatkan keterlibatan dari pemilik. Valuasi reguler agunan diperlukan sesuai dengan kebijakan mitigasi risiko Grup yang mengatur proses penilaian dan frekuensi penilaian untuk berbagai jenis jaminan yang berbeda. Frekuensi penilaian dipengaruhi oleh tingkat volatilitas harga setiap jenis jaminan dan sifat produk yang mendasari atau eksposur risiko. Stress test juga dilakukan terhadap perubahan nilai jaminan atas portofolio utama untuk membantu manajemen senior mengelola risiko dalam portofolionya. Agunan fisik perlu untuk diasuransikan setiap saat dan seluruh prosedur pengelolaan risiko agunan harus dijalankan pada setiap bisnis di setiap negara.

In an effort to control credit risk that meets the policy criteria, clear procedures must be applied to ensure that the underlying collateral value is accurately recorded and updated regularly.

For Retail Banking, effective use of collateral is the key to risk mitigation. All collateral received from Retail Clients have complied with the product proposal approved by senior credit staff with the related authority. All new types of guarantees must be examined through an intense new business approval process and approved by the Risk Committee for Retail Clients. In order to be acknowledged and classified as a loan guarantee, all items must have a value and be active on the secondary market

Documentation is needed to facilitate Retail Clients in releasing proposals as required, without involving the owner. Regular collateral valuation is required in accordance with the Group’s risk mitigation policy that regulates the valuation process and valuation frequency for different types of guarantees. The valuation frequency is influenced by the level of price volatility for each type of guarantee, and the underlying nature of the product or risk exposure. Stress tests are also carried out against changes in collateral value for the main portfolio to assist senior management in managing the portfolio risk. Physical collateral needs to be insured all the time and all of collateral risk management procedures must be carried out in every business in all countries.

Risiko PasarMarket Risk

Penyebab:Timbul akibat terjadinya perubahan nilai tukar mata uang dan tingkat bunga di pasar.Causes:Arises due to changes in currency exchange rates and interest rates in the market.

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

180

Page 183: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Strategi pengelolaan:Bank menganggap risiko pasar sebagai potensi hilangnya pendapatan atau nilai ekonomi karena perubahan yang merugikan pada tingkat atau harga pasar keuangan. Bank terpapar risiko pasar yang timbul terutama dari transaksi yang dilakukan oleh klien. Tujuan dari kebijakan dan proses risiko pasar Bank adalah untuk menciptakan keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian yang memenuhi persyaratan klien. Kategori utama risiko pasar untuk Bank adalah risiko suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang. Bank memiliki serangkaian kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko pasar. Kebijakan tersebut mencakup trading books dan non-trading books. Otoritas yang didelegasikan untuk penetapan batas risiko pasar dicatat dalam limit management system (LMS), demikian pula halnya dengan persetujuan limit.

Country Risk Committee bersama dengan TRM memberikan pengawasan yang efektif atas pelaporan risiko pasar dan pengelolaan profil risiko pasar. Apabila diperlukan, metode sensitivitas akan digunakan, selain VaR, sebagai alat pengelolaan risiko. Sebagai contoh, sensitivitas tingkat bunga diukur terhadap kenaikan satu basis poin dalam hasil, sedangkan untuk valuta asing, sensitivitas diukur dari nilai atau jumlah dasar. Bank mengukur risiko kerugian yang timbul dari potensi pergerakan yang merugikan dalam tingkat pasar di masa depan, harga dan volatilitas dengan menggunakan metodologi VaR. Metode VaR mengukur potensi kerugian maksimum pada interval kepercayaan 97,5% selama periode holding 1 hari dengan menggunakan metodologi simulasi historis berdasarkan 260 hari yang berlangsung. Grup secara teratur menguji model VaR ini.

Untuk perhitungan modal risiko pasar, Bank menggunakan pendekatan terstandarisasi dengan mengikuti format laporan dari Bank Indonesia yang hanya terkait dengan portofolio trading book dan posisi FX NOP. Pengukuran VaR dilengkapi dengan pengujian stres eksposur risiko pasar secara berkala untuk memantau potensi risiko yang mungkin timbul dari peristiwa pasar yang ekstrim.

Stress testing merupakan bagian integral dari kerangka kerja manajemen risiko pasar yang mempertimbangkan peristiwa pasar historis dan skenario ke depan. Metodologi stress testing yang konsisten diterapkan pada trading books dan non-trading books. Metodologi stress testing mengasumsikan bahwa ruang lingkup untuk tindakan manajemen akan terbatas selama peristiwa stres, yang mencerminkan penurunan likuiditas pasar yang sering terjadi. Skenario stres diperbarui secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam profil risiko dan peristiwa ekonomi. Risiko tingkat bunga dari portofolio non-trading books ditransfer ke Treasury Markets (TM) di bawah pengawasan ALCO. Risiko ini timbul terutama dari ketidaksesuaian penetapan harga ulang antara aset komersial dan liabilitas. TM juga terkait dengan instrumen keuangan yang disetujui di pasar untuk mengelola risiko suku bunga bersih, tergantung pada VaR yang dan batas risiko disetujui. VaR dan stress test diterapkan pada eksposur non-trading books dengan cara yang sama seperti untuk trading books, sehingga dengan demikian alat pengukuran risiko utama adalah VaR untuk non-trading books. TM juga mengelola portofolio sekuritas yang dapat dipasarkan, terutama untuk tujuan memenuhi persyaratan terkait cadangan.

Management Strategies:The Bank recognizes market risk as a potential loss of earnings or economic value due to adverse changes in financial market rates or prices. Banks are exposed to market risks arising principally from client-driven transactions. The objective of the Bank’s market risk policies and processes is to create a balance of risk and return while meeting clients’ requirements. The main categories of market risk for Banks are interest rate risk and currency exchange rate risk. The Bank has policies and procedures for managing market risk, covering both trading and non-trading books. Delegated authority for market risk limit setting is recorded in the Limit Management System (LMS). Limit approvals are also recorded in the LMS.

The Country Risk Committee, in conjunction with TRM provides effective oversight of the market risk reporting and management of market risk profiles. Where appropriate, sensitivity measures are used in addition to VaR as a risk management tool. For example, interest rate sensitivity is measured in terms of exposure to a one basis point increase in yields, whereas for foreign exchange, sensitivities are measured in terms of the underlying values or amounts involved. The Bank measures the risk of losses arising from future potential adverse movements in market rates, prices and volatilities using the VaR methodology. VaR measures the maximum potential loss at a 97.5% confidence interval over a holding period of 1 day using historical simulation methodology based on 260 rolling days of historical data. The Group regularly tests the VaR model.

For market risk capital calculation, the Bank uses a standardized approach by following the report format from Bank Indonesia, which relates only to the trading book portfolio and the FX NOP position. VaR measurements are complemented by regular stress testing of market risk exposures to monitor potential risk that may arise from extreme market events.

Stress testing is an integral part of the market risk management framework that considers historical market events and future scenarios. The stress testing methodology is consistently applied to trading and non-trading books. The stress testing methodology assumes that the scope for management action will be limited during the stress event, reflecting a decrease in market liquidity that often occurs. Stress scenarios are updated regularly to reflect changes in risk profiles and economic events.Interest rate risk from the non-trading book portfolios is transferred to

Treasury Markets (TM) under the supervision of ALCO. This risk arises principally from a re-pricing mismatch between commercial assets and liabilities. TM also deals with approved financial instruments in the market to manage the net interest rate risk, depending on the approved VaR and risk limits. VaR and stress tests are applied to non-trading book exposures in the same way as for the trading book, so the primary risk measurement tool is the VaR for the non-trading book. TM also manages marketable securities portfolios, primarily for the purpose of meeting reserve requirements.

Risiko LikuiditasLiquidity Risk

Penyebab:Timbul akibat ketidakcukupan sumber likuiditas keuangan yang ada untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo atau akibat sumber dana Bank memiliki biaya yang sangat tinggi. Causes:Arises due to insufficient financial liquidity sources to fulfil obligations that are due, or due to the high cost of the Bank’s funding sources.

181

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 184: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Strategi pengelolaan:Bank mempunyai seperangkat organisasi, kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko likuiditas. Penerapan manajemen risiko likuiditas bertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan posisi neraca Bank yang mempunyai risiko likuiditas. Asset Liability Committee menjadi komite yang bertanggung jawab untuk mengkaji profil risiko likuiditas, termasuk kepatuhannya terhadap limit risiko yang telah disepakati. Sedangkan, Country Treasury Risk sebagai unit kontrol yang independen akan melaksanakan fungsi pengukuran, pemantauan dan pengendalian terhadap eksposur risiko likuiditas jangka pendek.

Pengukuran terhadap eksposur risiko likuiditas jangka pendek terutama mengacu pada maximum cumulative outflow dan stress test. Maximum cumulative outflow adalah pengukuran arus kas dalam kondisi normal, dengan asumsi yang tepat mengenai kebiasan nasabah. Maximum cumulative outflow dihitung dan dikenakan limit pada rentang waktu overnight, satu minggu, dan horison 1 bulan.

Risiko stres likuiditas juga diukur untuk tujuan internal dalam horison waktu 8 hari, dimana aliran kas keluar diasumsikan meningkat secara relatif dalam kondisi normal. Terkait hal ini, Bank memiliki aset likuid yang dapat dijual untuk menghadapi kondisi likuiditas yang ketat. Bank diharuskan untuk memiliki aset likuid yang siap jual untuk mengantisipasi arus kas keluar dalam setiap eksekusi stress test likuiditas. Aset siap jual diatur dalam nilai tertentu agar dapat merefleksikan asumsi terkait kemampuan untuk menghadapi kondisi tekanan jual.

Group Market Risk Committee memiliki kewenangan pengawasan sepenuhnya terhadap risiko likuiditas sesuai dengan kerangka kerja manajemen risiko. Limit-limit yang disetujui dan pihak-pihak yang mempunyai kewenangan terhadap persetujuan limit dicatat dalam Limit Management System.

Management Strategies:The Bank has a set of organizations, policies, and procedures to manage liquidity risk. The application of liquidity risk management is intended to identify, measure, monitor, and control the Bank’s balance sheet position that is prone to liquidity risk. The Asset Liability Committee is a committee responsible for reviewing the liquidity risk profiles, including compliance with agreed risk limits. The Country Treasury Risk, as an independent control unit, will perform measurement, monitoring, and control functions on short-term liquidity risk exposures.

Measurement of short-term liquidity risk exposures mainly refers to the maximum cumulative outflow and stress test. The maximum cumulative outflow measures the cash flow in normal conditions, assuming the correct customer habits. The maximum cumulative outflow is calculated and limited to a time range horizon of overnight, one week, and 1-month.

Liquidity stress risk is also measured for internal purposes within an 8-day time horizon, where the cash outflows are assumed to increase relatively under normal conditions. Related to this, the Bank has liquid assets that can be sold to deal with tight liquidity conditions. Banks are required to have liquid assets ready for sale to anticipate cash outflows in each liquidity stress test execution. Ready for sale assets are arranged in a specific value order to reflect the assumptions related to the ability to deal with selling pressure conditions.

The Group Market Risk Committee has the authority to fully monitor the liquidity risk according to the risk management framework. The approved limits and authorized limit approval parties are recorded in the Limit Management System.

Risiko OperasionalOperational Risk

Penyebab:Risiko operasional berasal dari semua aktivitas Bank. Bank menghadapi risiko operasional dalam setiap proses yang ada. Sebagai contoh, setiap kali melakukan transaksi-transaksi, memiliki klien baru, memperkenalkan produk baru, memasuki pasar yang baru, merekrut karyawan, dan sebagainya. Risiko operasional juga dapat timbul dari beragam perubahan yang dilakukan pada proses, karyawan, sistem dan akibat dari kejadian eksternal.Causes:Operational risk arises from all Bank activities. The Bank faces operational risks in every existing process. For example, each time transactions are performed, new clients arrive, new products are introduced, new markets are entered, employees are recruited, etc. Operational risk can also arise from changes made to processes, employees, systems, and as a result of external events.

Strategi pengelolaan:Organisasi Manajemen Risiko OperasionalOrganisasi manajemen risiko operasional di Bank sejalan dengan struktur organisasi di masing-masing bisnis atau fungsi pendukung. Konsistensi dengan struktur organisasi ini memberikan keyakinan bahwa risiko operasional diidentifikasi dan dikelola dengan efektif di masing-masing bisnis dan fungsi pendukung, serta dieskalasi ke level negara (country), untuk risiko yang material.

Identifikasi dan PengukuranProcess UniverseTantangan terbesar dalam mengelola risiko operasional (dibandingkan dengan risiko-risiko keuangan, seperti risiko kredit, pasar, modal dan likuiditas) adalah karena cakupan yang luas dari tipe-tipe risiko operasional, dimana satu atau lebih tipe tersebut berpotensi timbul dalam aktivitas-aktivitas yang dilakukan di Bank. Untuk mengurangi tantangan dan untuk meningkatkan keyakinan dalam mengidentifikasi, mengukur dan mengontrol risiko operasional secara tepat, dilakukan pembagian segmen dari aktivitas Bank secara sistematis sesuai process universe yang dimiliki oleh pemilik process universe. Proses-proses dalam tiap process universe selanjutnya dimiliki oleh process owner. Selanjutnya, berdasarkan daftar aktivitas/proses yang dimiliki, Bank akan mengidentifikasi potensi kesalahan yang dapat menyebabkan kegagalan proses.

Management Strategies:Operational Risk Management OrganizationThe Bank’s operational risk management organization is in-line with the organization structure in each business or supporting function. This consistency with the organization structure provides confidence that operational risk has been identified and is managed effectively in each business and supporting function, and is escalated to each country level, for each material risk.

Identification and MeasurementProcess UniverseThe biggest challenge in managing operational risk (in comparison to financial risks, such as credit, market, capital, and liquidity risks) is that the operational risks cover a wider area where one or more types have the potential to arise in the activities performed by the Bank. To minimize the challenges and to increase confidence in identifying, measuring, and controlling operational risk appropriately, the Bank’s activities are segregated systematically into segments according to process universe owned by the process universe owner. The processes in each process universe are then subsequently owned by the process owner. Based on the list of process/activities owned, the Bank will identify potential errors that may cause process failure.

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

182

Page 185: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Semua risiko yang teridentifikasi diukur berdasarkan gross risks. Selain itu, semua kemungkinan penyebab kegagalan juga diidentifikasi. Kontrol-kontrol diciptakan untuk mencegah atau mendeteksi penyebab dari gross risk dan untuk memastikan tindakan koreksi dalam jangka waktu yang tepat. Standar toleransi yang spesifik ditetapkan untuk setiap kontrol yang ada guna memitigasi gross risk, dimana harus ditetapkan batasan/threshold untuk jumlah, materialitas dan waktu untuk menyelesaikan semua penyimpangan. Standar toleransi kontrol ini dipetakan dari low residual risk dalam matriks risiko operasional. Efektifitas dari kontrol utama diukur menggunakan bukti obyektif, yang menghasilkan residual risk yang diukur dengan menggunakan Matriks Penilaian Risiko Operasional yang sama. Tiap-tiap tingkat risiko harus memiliki justifikasi/rasionalisasi yang jelas. Langkah-langkah atau rencana tindakan harus dijabarkan sebelum suatu risiko diterima menurut Authorities for Operational Risk Assessment and Acceptance Policy.

Kejadian-Kejadian Risiko OperasionalSelain hal yang diuraikan di atas, kejadian risiko operasional juga timbul akibat dari ketidakcukupan atau kegagalan proses-proses internal, manusia dan sistem atau akibat dari kejadian-kejadian eksternal.• Identifikasi Risiko Identifikasi risiko harus bersifat forward looking, dan antisipatif

untuk mendorong proaktifnya manajemen risiko. Identifikasi risiko dilakukan dengan beberapa mekanisme berikut:a. Mengidentifikasi semua potensi yang dapat mengakibatkan

kegagalan dalam proses-proses yang ada;b. Setiap akibat yang ditimbulkan dari kegagalan tersebut

diklasifikasikan berdasarkan sub tipe risiko. • Pengukuran Risiko Operasional Risiko operasional diukur dengan menggunakan Matriks Peringkat

Risiko Operasional yang terdiri dari 2 dimensi:a. Dampak dari risiko operasional tersebut terhadap keuangan

dan reputasi Bank;b. Likelihood atau kemungkinan terjadinya risiko operasional

tersebut.

All identified risks are measured based on gross risks. In addition, all potential failure causes are identified. Controls are created to prevent and detect the causes of gross risk and to ensure corrective actions in the right time frame. Specific tolerance standards are established for each existing control to mitigate gross risk, where the threshold for quantity, materiality, and time must be set to resolve all deviations. This control tolerance standard is mapped from the low residual risk in the operational risk matrix.

The main controls effectiveness is measured using objective evidence, which produces residual risk that is measured by using the same Operational Risk Assessment Matrix. Each risk level must be justified/rationalized clearly. Action steps or plans must be detailed before a risk is accepted according to the Authorities for Operational Risk Assessment and Acceptance Policy.

Incidents of Operational RiskIn addition to the above, operational risk incidents also arise due to insufficiencies or failures in internal processes, both human, and system, or as a consequence of external events.• Risk Identification Risk identification must be forward looking and anticipatory to

encourage proactive risk management. Risk identification is carried out using the following mechanism:a. Identify all potential issues that can cause failure in the existing

processes;b. All consequences of failure are classified based on sub-type of

risk.• Operational Risk Measurement Operational risk is measured using the Operational Risk Ratings

Matrix that consists of 2 dimensions:a. Impact of operational risk on the Bank’s finances and

reputation;b. Likelihood or possibility of such operational risk.

Mekanisme Mitigasi• Semua risiko yang telah diidentifikasi, harus memiliki rencana

pengendalian untuk mengurangi risiko ke level yang sesuai dengan risk appetite dari Bank;

• Langkah-langkah untuk mengurangi risiko harus diprioritaskan berdasarkan akibat dari risiko, dan dilakukan berdasarkan akar masalah (penyebab) dari risiko tersebut;

• Semua langkah untuk mengurangi risiko harus mempunyai kepemilikan yang jelas (clear ownership) dan tanggal penyelsaian yang realistis;

• Tingkat risiko harus diukur kembali secara periodik agar dapat merefleksikan perubahan dan kemajuan/progress dari langkah-langkah pengurangan risiko.

• Pembatasan bisnis akan diimplementasikan sesuai kebutuhan, apabila ada potensi pelanggaran risk appetite.

Bank telah memiliki asuransi (mekanisme transfer risiko), serta Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan sebagai komponen penting dalam memitigasi risiko operasional. Bank juga mengukur ATMR untuk risiko operasional dengan Pendekatan Indikator Dasar.

Mitigation Mechanism • All identified risks must have a control plan to reduce the risk to a

level that is in accordance with the Bank's risk appetite;

• Steps to reduce the risks must be prioritized based on the impact of risk, and based on the root cause of the risk;

• All steps to reduce risks must have clear ownership and realistic completion dates;

• Risk levels must be re-measured periodically so they reflect changes and improvement/progress of the risk reduction measures.

• Business limitations will be implemented as needed, in the event of any potential risk appetite violation.

The Bank has insurance (risk transfer mechanism), and a Business Continuity Plan as well as a Disaster Recovery Plan as important components in mitigating operational risk. The Bank also measures RWA for operational risk using the Basic Indicator Approach.

Risiko HukumLegal Risk

Penyebab:Timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Aspek yuridis ini disebabkan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau adanya kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak sempurna.Causes:Risk arising from lawsuits and/or weakness in juridical aspect. This juridical aspect is caused by the absence of supporting laws and regulations, or weaknesses in agreements, such as failure to fulfil legal terms of the contract, and incomplete binding documents.

183

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 186: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Strategi pengelolaan:Risiko hukum Bank dikelola oleh Divisi Hukum, sebagai bagian dari Divisi Hukum Regional ASEAN dan Asia Selatan, bersama dengan Regional General Counsel dan Divisi Hukum Bisnis Regional. Divisi Hukum Bank, melalui Country Risk Committee, memberikan nasihat dan arahan strategis terkai hukum kepada Chief Executive Officer serta kepala dan fungsi bisnis agar dapat mengimplementasikan manajemen risiko hukum.

Pengendalian risiko hukum diawali dengan penyusunan kebijakan dan/atau prosedur oleh Divisi Hukum Grup. Apabila diperlukan, country addendum atas kebijakan dapat disusun. Sesuai dengan prosedur, identifikasi risiko hukum dilakukan, yang meliputi faktor-faktor litigasi, kelemahan perikatan dan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mengacu pada risk appetite dan risk tolerance untuk risiko hukum. Pengukuran risk appetite dan risk tolerance, termasuk namun tidak terbatas pada indikator risiko hukum, mengacu pada Matriks Penilaian Risiko Operasional yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit untuk risiko hukum. Pengendalian risiko hukum kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan review berkala untuk memastikan efektivitas hak dalam kontrak dan perjanjian terkait masing-masing produk/aktivitas Bank. Review berkala ini dilakukan dalam setiap review Product Program Guidelines atau Country Product Addenda ataupun melalui opini hukum atas transaksi-transaksi tertentu. Setiap events, termasuk proses litigasi yang terkait dengan risiko hukum beserta jumlah potensi kerugian, dicatat dalam Legal Risk Management Information yang dipantau langsung oleh Divisi Hukum Regional Standard Chartered Bank guna memproyeksikan potensi kerugian yang dihadapi Bank.

Management Strategies:The Bank's legal risk is managed by the Legal Division as part of the ASEAN and South Asia Regional Legal Division, together with the Regional General Counsel and Regional Business Legal Division. The Bank’s Legal division, through the Country Risk Committee, provides strategic legal advice and direction to the Chief Executive Officer and business functions and heads to enable the implementation of legal risk management.

Legal risk control starts with drafting policies and/or procedures by the Group’s Legal Division. If necessary, a country addendum on the policy can be prepared. In accordance with procedures, legal risk identification is performed, which includes litigation factors, contract weaknesses, and non-existence of laws and regulations that refers to risk appetite and risk tolerance for legal risk. Risk appetite and risk tolerance measurement includes but is not limited to legal risk indicators, and refers to the Operational Risk Assessment Matrix as the reference in implementing policy, procedure, and determining legal risk limit.

Legal risk control is then followed up by performing periodical reviews to ensure the effectiveness of rights in contracts and agreements related to each of the Bank's products/activities. These periodical reviews are performed in every review of the Product Program Guidelines or Country Product Addenda or through legal opinion on certain transactions. Every event, including the litigation process related to legal risk with the amount of potential loss, is recorded in the Legal Risk Management Information which is directly monitored by Standard Chartered Bank’s Regional Legal Division in order to project the potential losses faced by the Bank.

Risiko StratejikStrategic Risk

Penyebab:Timbul akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik, serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.Causes:Risk due to inaccuracies in making and/or implementing a strategic decision, as well as failure to anticipate changes in the business environment.

Strategi pengelolaan:Pengelolaan risiko stratejik menjadi tanggung jawab setiap unit bisnis dan unit pendukung melalui pengujian dan pengimplementasian perencanaan risiko stratejik secara efektif, serta melaporkannya kepada Country Management Team. Pendelegasian tanggung jawab kepada setiap unit kerja ini mengacu kepada Group Delegated Authorities Policy.

Setiap unit kerja ini memiliki kebijakan dan prosedur yang mendukung implementasi rencana stratejik. Namun, khusus terkait keputusan investasi stratejik, Bank memiliki kebijakan dan prosedur yang dituangkan dalam Group Policy for Operational Management of Strategic Investments dan Group Policy on Subsidiary Governance.

Management Strategies:Strategic risk management is the responsibility of each business unit and supporting unit through testing and implementation of effective strategic risk planning, and reporting it to the Country Management Team. Delegation of responsibility to each work unit refers to the Group Delegated Authorities Policy.

Each work unit has policies and procedures that support the implementation of the strategic plan. However, particularly related to strategic investment decisions, the Bank has policies and procedures in the Group Policy for Operational Management of Strategic Investments and Group Policy on Subsidiary Governance.

Risiko KepatuhanCompliance Risk

Penyebab:Timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak dapat melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.Causes:Risk due to the Bank not complying with and/or not implementing the applicable laws and regulations and provisions.

Strategi pengelolaan:Pengelolaan risiko kepatuhan merupakan tanggung jawab Directorate of Compliance yang terdiri dari Regulatory Compliance, Retail Banking Compliance, Corporate Institutional Banking and Commercial Banking Compliance, Compliance Monitoring, dan Financial Crime Risk. Satuan kerja fungsi kepatuhan ini berperan dalam melaksanakan proses identifikasi, pengukuran, dan sistem informasi manajemen risiko kepatuhan sebagaimana diatur dalam pedoman Regulatory Risk Management Information. Satuan ini juga melakukan review terhadap penerapan peraturan perbankan yang berlaku dengan mengacu kepada Group Guidance on Regulatory Compliance Monitoring dan Compliance Monitoring Methodology.

Pengendalian risiko kepatuhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sama untuk memastikan tingkat kepatuhan yang memadai di kantor-kantor cabang Bank yang berlokasi di berbagai kota di Indonesia.

Management Strategies:Compliance risk management is the responsibility of the Directorate of Compliance, which consists of the Regulatory Compliance, Retail Banking Compliance, Corporate Institutional Banking and Commercial Banking Compliance, Compliance Monitoring, and Financial Crime Risk. This compliance function work unit plays a role in conducting the processes of identification, measurement, and compliance risk management information system, as stipulated in the Regulatory Risk Management Information guidelines. This unit also reviews the application of the prevailing banking regulations with reference to the Group Guidance on Regulatory Compliance Monitoring and Compliance Monitoring Methodology.

Compliance risk control is performed using the same approach to ensure adequate levels of compliance in the Bank’s branch offices located in various cities in Indonesia.

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

184

Page 187: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Risiko ReputasiReputation Risks

Penyebab:Timbul akibat adanya penurunan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan yang berasal dari persepsi negatif terhadap Bank.Causes:Risk arising due to a decreased level of stakeholder trust caused by negative perceptions towards the Bank.

Strategi pengelolaan:Pengelolaan risiko reputasi dilaksanakan oleh Corporate Affairs sesuai Corporate Affairs Reference Manual yang mengatur tentang manajemen risiko reputasi (Reputational Risk Management). Pengelolaan risiko ini juga dikendalikan bersama Country Risk Committee dan dikoordinasikan dengan Country Risk Committee serta tim terkait.

Prosedur pengelolaan risiko reputasi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:• Melakukan identifikasi kemungkinan risiko reputasi di masa

mendatang, baik dari segi bisnis maupun fungsi lainnya, dengan menggunakan sumber informasi internal dan eksternal;

• Melakukan persiapan strategis atas risiko reputasi yang terjadi untuk meminimalisir dampak; serta

• Melakukan analisa dan pelaporan secara reguler.

Management Strategies:Reputation risk is managed by Corporate Affairs in accordance with the Corporate Affairs Reference Manual that regulates the Reputation Risk Management. This risk management is also controlled by the Country Risk Committee and coordinated with the Country Risk Committee and the related teams.

The reputation risk management procedures are divided into 3 (three) parts, including:• Identifying possible reputation risk in the future, either in terms of

business or other functions, using internal and external information sources.

• Performing strategic preparations for reputation risk that occurs to minimize the impact; and

• Performing regular analysis and reporting.

Risiko Domestik dan Batas Lintas Negara Country Risk and Country Cross Border Risk

Penyebab:Timbul akibat ketidakmampuan menerima pembayaran dari klien/pihak ketiga, sesuai kewajiban kontrak, akibat tindakan yang diambil oleh otoritas asing, terutama yang berkaitan dengan konversi dan pengiriman mata uang asing.Causes:Risk arising due to inability to accept payments from client/third parties according to the contract obligations, due to actions taken by foreign authorities, mainly related to foreign currency conversion and transfer.

Strategi pengelolaan:Pelaksanaan pengelolaan risiko domestik dan batas lintas negara menjadi tanggung jawab dari Country Chief Risk Officer. Saat ini, fokus kuantitatif untuk risiko domestik dikelola dengan limit dari risiko batas lintas negara. Jika risiko batas lintas negara muncul, limit risiko batas lintas negara yang tepat harus diprioritaskan terlebih dahulu, sebelum melakukan transaksi apa pun. Limit risiko batas lintas negara harus mencakup net exposure dan juga harus mencerminkan persyaratan jangka waktu yang mendasari risikonya. Limit risiko batas lintas negara dipisahkan menjadi jangka pendek dan menengah yang ditentukan berdasarkan jangka waktu/tenor asli dari pinjaman/instrumen tersebut.

Management Strategies:Country Risk and Country Cross Border Risk is the responsibility of the Country Risk Chief Officer. Currently, the quantitative focus for country risk is managed under the country cross border risk limits. If a country cross border risk occurs, the appropriate country cross border risk limit must be prioritized, before making any transaction. Country cross border risk limit must cover the net exposure and must also reflect the required time period underlying the risk. Country cross border risk is divided into short and medium term, and determined based on the original time period/tenure of the loan/instrument.

Risiko PensiunPension Risk

Penyebab:Timbul akibat kekurangan dalam memenuhi kewajiban aktuaria dalam skema pensiun Bank.Causes:Risk arising due to lack of fulfilment of the actuarial obligations in the Bank’s pension scheme.

Strategi pengelolaan: Pelaksanaan pengelolaan risiko pensiun menjadi tanggung jawab dari Country Pensions Committee. Country Pensions Committee diketuai oleh CEO dan anggota lainnya, termasuk CFO, CRO, Senior Economist dan Country Head of Human Resources yang bertanggung jawab atas risiko pensiun di tingkat lokal. Komite ini mengadakan pertemuan minimal dua kali dalam setahun. Country Pensions Committee secara berkala menilai dan memantau aset dan kewajiban dalam program manfaat pasti dengan dukungan penasihat aktuaria independen.

Management Strategies: Pension risk management is the responsibility of the Country Pensions Committee. The Country Pensions Committee is chaired by the CEO and other members include the CFO, CRO, Senior Economist, and Country Head of Human Resources who are responsible for the pension risk at local levels. This Committee holds meeting at least twice a year. The Country Pensions Committee periodically assesses and monitors assets and liabilities in the defined benefit programme with the support of an independent actuarial advisor.

Risiko ModalCapital Risk

Penyebab:Timbul akibat tidak optimalnya struktur permodalan.Causes:Risk arising due to a non-optimum capital structure.

Strategi pengelolaan:Pelaksanaan pengelolaan risiko modal menjadi tanggung jawab dari Asset Liability Committee yang bertugas untuk memastikan bahwa risiko modal berada dalam keseluruhan risk appetite, serta didukung oleh regional treasury-markets desk untuk memastikan Bank beroperasi pada batas likuiditas yang telah ditetapkan dan tetap sesuai dengan kebijakan dan praktik likuiditas yang disetujui.

Management Strategies:Capital risk management is the responsibility of the Asset Liability Committee whose duty is to ensure that capital risk is within the overall risk appetite, and is supported by the regional treasury markets desk to ensure that the Bank operates within the determined liquidity limits, and remains in line with the approved liquidity policies and practices.

185

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 188: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Profil RisikoRisk Profile

Pada tahun 2018, Bank mengimplementasikan Enterprise Risk Management Framework yang menetapkan prinsip-prinsip dan standar yang baru untuk manajemen risiko di Bank secara keseluruhan. Bank memastikan bahwa strategi bisnis sejalan dengan kerangka kerja ini. Melalui implementasi Enterprise Risk Management Framework, Bank telah menambahkan satu tipe risiko, yaitu risiko conduct, sementara risiko pensiun tidak lagi dianggap sebagai risiko utama di Bank. Saat ini, Bank sedang berada pada masa transisi untuk mengimplementasikan Enterprise Risk Management Framework secara utuh.

In 2018, the Bank implemented an Enterprise Risk Management Framework that established new principles and standards for overall risk management in the Bank. The Bank ensures that this business strategy is in line with this framework. During the implementation of Enterprise Risk Management Framework, the Bank added another type of risk, called conduct risk, while pension risk is no longer considered as a main risk in the Bank. Currently, the Bank is in a transition period to completely implement the Enterprise Risk Management Framework.

Penilaian RisikoDalam melaksanakan pengelolaan risiko serta pemenuhan peraturan regulator tentang manajemen risiko, Bank melakukan penilaian risiko sesuai profil-profil risiko yang dimiliki, sebagaimana ditunjukkan sebagai berikut:

Jenis RisikoType of Risks

2018 2017

RisikoInherenInherent

Risk

Kualitas PenerapanManajemen Risiko

Quality of Risk Management

Implementation

Net RiskNet Risk

RisikoInherenInherent

Risk

Kualitas PenerapanManajemen Risiko

Quality of Risk Management

Implementation

Net RiskNet Risk

KreditCredit

3 2 2 3 2 3

PasarMarket

2 1 1 2 1 1

LikuiditasLiquidity

2 1 1 2 1 1

OperasionalOperational

3 2 2 3 2 2

HukumLegal

3 2 2 3 2 2

StratejikStrategic

2 2 2 3 2 3

KepatuhanCompliance

3 2 2 3 2 2

ReputasiReputation

3 1 1 2 1 1

Peringkat Profil RisikoRisk Profile Score

3 2 2 3 2 2

Berdasarkan hasil penilaian risiko, secara umum, profil risiko Bank berada pada peringkat “2” dengan karakteristik: 1. Dalam aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan

kerugian yang dihadapi Bank dari risiko inheren komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu pada masa datang;

2. Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit memadai. Dalam hal terdapat kelemahan minor, kelemahan tersebut perlu mendapatkan perhatian manajemen.

Risk AssessmentIn performing risk management and complying with the regulatory provisions of risk management, the Bank conducts risk assessments according to the risk profiles owned, as shown below:

Based on the risk assessment results, in general, the Bank's risk profile was ranked "2" with the following characteristics:1. For business activities conducted by the Bank, the potential

losses faced by the Bank from the composite inherent risks is low over a specified future period;

2. The quality of composite risk management implementation is adequate. In the event of minor weaknesses, these weaknesses need management’s attention.

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

186

Page 189: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Pengungkapan Eksposur Risiko

Bank mengungkapkan eksposur risiko kuantitatif yang dimiliki dalam dua tahun terakhir dalam bagian lampiran dalam Laporan Tahunan ini. Eksposur risiko kuantitatif yang diungkapkan meliputi:• Tabel Laporan Posisi Keuangan (Neraca);• Tabel Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain;• Tabel Laporan Komitmen dan Kontinjensi;• Tabel Laporan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

Kantor Cabang dari Bank yang Berkedudukan di Luar Negeri• Tabel Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Penyisihan

Penghapusan Aset;• Tabel Laporan Transaksi Spot dan Derivatif;• Tabel Laporan Rasio Keuangan;• Tabel 2.1.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah -

Bank secara Individual;• Tabel 2.2.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa

Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual;• Tabel 2.3.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor

Ekonomi - Bank secara Individual;• Tabel 2.4.a: Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan

Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual;• Tabel 2.5.a: Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan

Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual;• Tabel 2.6.a: Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai - Bank secara Individual;• Tabel 3.1.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori

Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara Individual;• Tabel 3.2.a: Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty

Credit Risk) : Transaksi Derivatif;• Tabel 3.2.b.1: Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan

(Counterparty Credit Risk) : Transaksi Repo - Bank secara Individual;• Tabel 3.2.c.1: Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty

Credit Risk) : Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual;• Tabel 4.1.a: Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot

Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual;

• Tabel 4.2.a: Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual;

• Tabel 5.1.a: Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara Individual;

• Tabel 5.1.b: Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak;

• Tabel 5.2.a: Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Aset dalam hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank secara Individual;

• Tabel 5.2.b: Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Aset dalam hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak;

• Tabel 6.1: Pengungkapan Perhitungan ATMR Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar - Bank secara Individual;

• Tabel 7.1: Pengungkapan Risiko Pasar Menggunakan Metode Standar;

• Tabel 7.2.a: Pengungkapan Risiko Pasar dengan Model Internal (Value at Risk) - Bank secara Individual;

• Tabel 8.1.a: Pengungkapan Risiko Operasional - Bank secara Individual;

• Tabel 9.1.a: Pengungkapan Risiko Likuiditas Profil Maturitas Rupiah;• Tabel 9.2.a: Pengungkapan Risiko Likuiditas Profil Maturitas Valas;• Tabel 9.3: Pengungkapan Nilai Liquidity Coverage Ratio (LCR).

Risk Exposure Disclosure

The Bank quantitative risk exposures for the last two years are shown in this Annual Report. The disclosed quantitative risk exposure includes:• Table Financial Position Statement (Balance Sheet)• Table Profit or Loss and Other Comprehensive Income Statement• Table Commitments and Contingencies Report• Table Report on The Calculation Capital Adequacy Ratio of

branch of foreign bank• Table Allowance for impairment losses and Allowance for

Losses on Assets• Table Spot and Derivative Transaction Report• Table Statement of Financial Ratios• Table 2.1.a : Disclosure of Net Receivables By Area

• Table 2.2.a : Disclosure of Net Receivables By Remaining Contract Period

• Table 2.3.a : Disclosure of Net Receivables By Economic Sector – Bank, Individually

• Table 2.4.a : Disclosure of Receivables and Allowances By Area – Bank, Individually

• Table 2.5.a : Disclosure of Receivables and Allowances By Area

• Table 2.6.a : Disclosure of Detailed Changes in Allowances for Impairment Losses – Bank, Individually

• Table 3.1.a : Disclosure of Net Receivables By Portfolio Category and Rating Scale – Bank, Individually

• Table 3.2.a: Disclosure of Counterparty Credit Risk : Transaction Derivatives

• Table 3.2.b.1: Disclosure of Counterparty Credit Risk : Repo Transactions - Individual Bank

• Table 3.2.c.1: Disclosure of Counterparty Credit Risk : Repo Transactions - Bank, Individually

• Table 4.1.a : Disclosure of Net Receivables By Risk Weight

• Table 4.2.a: Disclosure of Net Claims and Credit Risk Mitigation Methods - Individual Bank

• Table 5.1.a : Disclosure of Securitization Exposure - Bank, Individually

• Table 5.1.b : Disclosure of Securitization Transaction - Bank, Consolidated with Subsidiaries

• Table 5.2.a : Disclosure of Summary of Asset Securitization Transaction Activity in the Event that Bank Acts as the Original Creditor - Bank, Individually

• Table 5.2.b : Disclosure of Summary of Asset Securitization Transaction Activity in the Event that Bank Acts as the Original Creditor - Bank, Consolidated with Subsidiaries

• Table 6.1: Disclosure of Calculation of Credit Risk RWA with Standardized Approach - Bank, Individually

• Table 7.1 : Disclosure of Market Risk Using Standardized Method

• Table 7.2.a: Disclosure of Market Risk with Internal Models (Value at Risk) - Bank, Individually

• Table 8.1.a: Disclosure of Operational Risk - Individual Bank

• Table 9.1.a: Disclosure of Liquidity Risk Profile of Rupiah Maturity• Table 9.2.a: Disclosure of Liquidity Risk Profile of Forex Maturity • Table 9.3: Disclosure of Liquidity Coverage Ratio (LCR)

187

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 190: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Table Financial Position Statement (Balance Sheet)

Bank : Standard CharteredTanggal/ Date : 31-Des-18 / 31-Dec-18

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. POS - POS

BANK

Accounts31 Desember

201831 December

2018

31 Desember 2017

31 December 2017

AsetAsset

1. Kas 231.407 135.055 Cash

2. Penempatan pada Bank Indonesia 6.018.936 5.660.314 Placements with Bank Indonesia

3. Penempatan pada bank lain 1.883.981 3.099.086 Placements with other banks

4. Tagihan spot dan derivatif 1.510.269 770.968 Spot and derivatives receivables

5. Surat berharga Securities

a. Diukur pada nilai wajar melalui laba/rugi

1.958.833 1.819.902 a. Fair Value through Profit or Loss

b. Diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain

6.564.208 10.305.833 b. Fair Value through Other Comprehensive Income

c. Diukur pada biaya perolehan diamortisasi

1.508.165 1.220.087 c. Amortised cost

6. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)

- - Securities sold under repurchase agreements (Repo)

7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

3.090.531 6.609.825 Receivables on securities purchased with agreements do resell (Reverse Repo)

8. Tagihan akseptasi 4.506.119 4.094.218 Acceptance Receivables

9. Kredit Loans

a. Diukur pada nilai wajar melalui laba/rugi

2.884.096 - a. Fair Value through Profit or Loss

b. Diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain

- - b. Fair Value through Other Comprehensive Income

c Pinjaman yang diberikan dan piutang 29.359.757 27.550.353 c. Loans and receivables

10. Pembiayaan syariah - - Sharia Financing

11. Penyertaan - - Investment

12. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/-

Allowance for Impairment Losses on Financial Assets

a. Surat berharga (768) (575) a. Securities

b. Kredit (893.414) (1.281.021) b. Loans

c. Lainnya (12.395) (9.469) c. Others

13. Aset tidak berwujud 167.967 163.952 Intangible

Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/-

(132.667) (112.487) Accumulated amortization of intangible assets

14. Aset tetap dan inventaris 187.241 211.941 Fuxed Assets and Inventory

Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/-

(140.945) (161.637) Accumulated depreciation

15. Aset non produktif Non productive assets

a. Properti terbengkalai - - a. Abandoned Properties

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

188

Page 191: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. POS - POS

BANK

Accounts31 Desember

201831 December

2018

31 Desember 2017

31 December 2017

b. Aset yang diambil alih - - b. Foreclosed Assets

c. Rekening tunda - - c. Suspense account

d. Aset antar kantor d. Interbranch assets

i. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia

- - i. Conducting operational activities in Indonesia

ii. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia

2.448.671 899.040 ii. Conducting operational activities outside Indonesia

16. Cadangan kerugian penurunan nilai aset non keuangan -/-

- - Allowance for Impairment Losses for Non Financial Assets

17. Sewa pembiayaan - - Finance Leases

18. Aset pajak tangguhan 798.892 655.177 Deferred Tax Assets

19. Aset lainnya 1.531.618 1.450.761 Other assets

TOTAL ASET 63.470.502 63.081.323 TOTAL ASSETS

Liabilitas dan EkuitasLiabilities and Equty

LIABILITAS Liabilities

1. Giro 16.897.143 17.962.979 Current accounts

2. Tabungan 3.260.348 4.471.781 Saving accounts

3. Simpanan berjangka 9.714.755 7.299.658 Time Deposits

4. Dana investasi revenue sharing - - Revenue sharing investment funds

5. Pinjaman dari Bank Indonesia - - Borrowings from Bank Indonesia

6. Pinjaman dari bank lain 5.850.993 8.463.911 Borrowings from other banks

7. Liabilitas spot dan derivatif 3.434.480 896.646 Spot and derivative payables

8. Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)

- - Liabilities on securities sold under repurchase agreement

9. Utang akseptasi 2.876.517 2.680.528 Acceptance Payables

10. Surat berharga yang diterbitkan - - Securities issued

11. Pinjaman yang diterima - - Borrowings

12. Setoran jaminan - - Guarantee

13. Liabilitas antar kantor 1) - - Interbranch liabilities

a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia

- - a. Conducting operational activities in Indonesia

b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia

19.252.473 19.231.697 b. Conducting operational activities outside Indonesia

14. Liabilitas pajak tangguhan - - Deferred Tax Liability

15. Liabilitas lainnya 1.316.851 1.352.377 Other Liabilities

16. Dana investasi profit sharing - - Profit sharing investment fund

189

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 192: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. POS - POS

BANK

Accounts31 Desember

201831 December

2018

31 Desember 2017

31 December 2017

TOTAL LIABILITAS 62.603.560 62.359.577 TOTAL LIABILITIES

Ekuitas Equity

17. Modal disetor Paid In Capital

a. Modal dasar 867 867 a. Authorized Capital

b. Modal yang belum disetor -/- - - b. Unpaid up capital

c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/-

- - c. Treasury shares

18. Tambahan modal disetor Additional Paid-In Capital

a. Agio - - a. Share premium

b. Disagio -/- - - b. Share discount

c. Modal sumbangan - - c. Donated capital

d. Dana setoran modal - - d. Fund for paid up capital

e. Lainnya - - e. Others

19. Penghasilan komprehensif lain Other Comprehensive Income

a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

- - a. Translation adjustments of financial statements in foreign currencies

b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain

(154.259) 88.062 b. Gain/(loss) on value changes of financial assets measured at fair value through other comprehensive income

c. Bagian efektif lindung nilai arus kas - - c. Effective portion of cash flow hedge

d. Keuntungan revaluasi aset tetap - - d. Gains on fixed asset revaluation

e. Bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi

- - e. Portion of other comprehensive income from associates

f. Pengukuran kembali atas program imbalan pasti

- - f. Remeasurement on defined benefit actuarial program

g. Pajak penghasilan terkait dengan penghasilan komprehensif lain

18.235 16.673 g. Income tax of other comprehensive income

h. Lainnya 44.209 (34.038) h. Others

20. Selisih kuasi reorganisasi - - Difference in quasi-reorganisation

21. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali - - Difference in restructuring of entity under common control

22. Ekuitas lainnya - - Other Equities

23. Cadangan - - Reserves

a. Cadangan umum - - a. General reserves

b. Cadangan tujuan - - b. Appropriated reserves

24. Laba/rugi Profit/Loss

a. Tahun-tahun lalu 421.624 536.385 a. Previous years

b. Tahun berjalan 536.266 113.797 b .Current year

TOTAL EKUITAS 866.942 721.746 TOTAL EQUITY

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 63.470.502 63.081.323 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Keterangan/ Description:1) Aset antarkantor dan Liabilitas antarkantor disajikan secara netto dalam Neraca.1) Inter-office assets and inter-office liabilities are presented net in the balance sheet.

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

190

Page 193: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. POS - POS

BANK

Accounts31 Desember

201831 December

2018

31 Desember 2017

31 December 2017

TOTAL LIABILITAS 62.603.560 62.359.577 TOTAL LIABILITIES

Ekuitas Equity

17. Modal disetor Paid In Capital

a. Modal dasar 867 867 a. Authorized Capital

b. Modal yang belum disetor -/- - - b. Unpaid up capital

c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/-

- - c. Treasury shares

18. Tambahan modal disetor Additional Paid-In Capital

a. Agio - - a. Share premium

b. Disagio -/- - - b. Share discount

c. Modal sumbangan - - c. Donated capital

d. Dana setoran modal - - d. Fund for paid up capital

e. Lainnya - - e. Others

19. Penghasilan komprehensif lain Other Comprehensive Income

a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

- - a. Translation adjustments of financial statements in foreign currencies

b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain

(154.259) 88.062 b. Gain/(loss) on value changes of financial assets measured at fair value through other comprehensive income

c. Bagian efektif lindung nilai arus kas - - c. Effective portion of cash flow hedge

d. Keuntungan revaluasi aset tetap - - d. Gains on fixed asset revaluation

e. Bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi

- - e. Portion of other comprehensive income from associates

f. Pengukuran kembali atas program imbalan pasti

- - f. Remeasurement on defined benefit actuarial program

g. Pajak penghasilan terkait dengan penghasilan komprehensif lain

18.235 16.673 g. Income tax of other comprehensive income

h. Lainnya 44.209 (34.038) h. Others

20. Selisih kuasi reorganisasi - - Difference in quasi-reorganisation

21. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali - - Difference in restructuring of entity under common control

22. Ekuitas lainnya - - Other Equities

23. Cadangan - - Reserves

a. Cadangan umum - - a. General reserves

b. Cadangan tujuan - - b. Appropriated reserves

24. Laba/rugi Profit/Loss

a. Tahun-tahun lalu 421.624 536.385 a. Previous years

b. Tahun berjalan 536.266 113.797 b .Current year

TOTAL EKUITAS 866.942 721.746 TOTAL EQUITY

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 63.470.502 63.081.323 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Keterangan/ Description:1) Aset antarkantor dan Liabilitas antarkantor disajikan secara netto dalam Neraca.1) Inter-office assets and inter-office liabilities are presented net in the balance sheet.

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif LainTable Profit or Loss and Other Comprehensive Income Statement

Bank : Standard CharteredPeriode/ Period : 31-Des-18 / 31-Dec-18

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. POS-POS

BANK

Accounts1 Januari - 31

Desember 2018 1 January - 31

December 2018

1 Januari - 31 Desember 20171 January - 31

December 2017

Pendapatan dan Beban OperasionalOperating Income and Expenses

A. Pendapatan dan Beban Bunga Interest Income and Expense

1. Pendapatan Bunga Interest income

a. Rupiah 3.049.468 3.429.160 a. Rupiah

b. Valuta asing 596.032 496.400 b. Foreign Currencies

2. Beban Bunga Intererst Expense

a. Rupiah 1.062.940 1.493.414 a. Rupiah

b. Valuta asing 252.788 188.791 b. Foreign Currencies

Pendapatan (Beban) Bunga bersih 2.329.772 2.243.355 Net interest income

B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga

Operating Income and Expenses other than interest

1. Pendapatan Operasional Selain Bunga - - Operating Income other than interest

a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan - - a. Increase in fair value of financial assets

i. Surat berharga 28.475 1.910 i. Securities

ii. Kredit 10.936 - ii. Loans

iii. Spot dan derivatif 4.674.121 3.024.980 iii. Spot and Derivative

iv. Aset keuangan lainnya - 86.527 iv. Other Financial Assets

b. Penurunan nilai wajar liabilitas keuangan

- 1.157 b. Decrease in fair value of financial liabilities

c. Keuntungan penjualan aset keuangan c. Gain on sale of financial assets

i. Surat berharga 15.652 129.619 i. Securities

ii. Kredit - - ii. Loans

iii. Aset keuangan lainnya - - iii. Other Financial Assets

d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised)

8.979.247 33.561.970 d. Gain on spot and derivatives (realised)

e. Dividen - - e. Dividend

f. Keuntungan dari penyertaan dengan equity method

- - f. Gain on investment under equity method

g. Komisi/provisi/fee dan administrasi 1.308.549 1.322.014 g. Commissions/Provision/Fee and Administration

h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

706.222 333.669 h. Recovery of allowance for impairment losses

i. Pendapatan lainnya 1.455 902 i. Other Income

2. Beban Operasional Selain Bunga Operating Expenses other than interest

a. Penurunan nilai wajar aset keuangan a. Decrease in fair value of financial assets

191

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 194: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. POS-POS

BANK

Accounts1 Januari - 31

Desember 2018 1 January - 31

December 2018

1 Januari - 31 Desember 20171 January - 31

December 2017

i. Surat berharga - 28.044 i. Securities

ii. Kredit - - ii. Loans

iii. Spot dan derivatif 4.844.855 3.227.457 iii. Spot and Derivative

iv. Aset keuangan lainnya 173.061 - iv. Other Financial Assets

b. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan

- - b. Increase in fair value of financial liabilities

c. Kerugian penjualan aset keuangan - - c. Losses on the sale of financial assets

i. Surat berharga - - i. Securities

ii. Kredit - - ii. Loans

iii. Aset keuangan lainnya - - iii. Other Financial Assets

d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised)

8.392.492 33.191.830 d. Loss on spot and derivative transactions (realised)

e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment)

- - e. Allowance for impairment losses on financial assets

i. Surat berharga 530 - i. Securities

ii. Kredit 1.046.031 1.230.575 ii. Loans

iii. Pembiayaan syariah - - iii. Sharia Financing

iv. Aset keuangan lainnya 9.437 - iv. Other Financial Assets

f. Kerugian terkait risiko operasional 452 19.315 f. Losses related to operational risk

g. Kerugian dari penyertaan dengan equity method

- - g. on investment under equity method

h. Komisi/provisi/fee dan administrasi 543.542 475.654 h. Commissions/Provisions/Fee and Administration

i. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan)

- - i. Impairment losses on other assets (non financial)

j. Beban tenaga kerja 799.106 1.031.869 j. Personnel expenses

k. Beban promosi 23.314 53.305 k. Promotion Expenses

l. Beban lainnya 1.400.999 1.248.077 l. Other Expenses

Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih

(1.509.162) (2.043.378) Net operating Income and Expenses other than interest

LABA (RUGI) OPERASIONAL 820.610 199.977 OPERATING INCOME (LOSS)

Pendapatan (Beban) Non OperasionalNon-Operating Income (Expenses)

1. Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris

396 123 Gain (loss) on sale of fixed assets and equipments

2. Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing

- - Gain (loss) on foreign exchange translation

3. Pendapatan (beban) non operasional lainnya

(89) (523) Non-operational income (expenses)others

LABA (RUGI) NON OPERASIONAL 307 (400) NON OPERATING INCOME (LOSS)

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SEBELUM PAJAK

820.917 199.577 CURRENT YEAR INCOME (LOSS) BEFORE INCOME TAXES

Pajak Penghasilan - - Income Taxes

a. Taksiran pajak tahun berjalan (241.968) (214.499) a. Estimated current year tax

b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan (42.683) 128.719 b. Deferred tax income (expenses)

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

192

Page 195: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. POS-POS

BANK

Accounts1 Januari - 31

Desember 2018 1 January - 31

December 2018

1 Januari - 31 Desember 20171 January - 31

December 2017

LABA (RUGI) BERSIH 536.266 113.797 NET INCOME (LOSS)

Penghasilan Komprehensif LainOther Comprehensive Income

1. Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi

Item that will not be Reclassified to Profit or Loss

a. Keuntungan revaluasi aset tetap - - a. Gains on fixed asset revaluation

b. Pengukuran kembali atas program imbalan pasti

1.562 1.203 b. Gains/(loss) on defined benefit actuarial program

c. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi

- - c. Portion of other comprehensive income from associates

d. Lainnya - - d. Others

e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi

(508) (391) e. Income tax related to items that will not be reclassified to profit or loss

2. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi

Item that will be Reclassified to Profit or Loss

a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

- - a. Translation adjustment of financial statements in foreign currencies

b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual

(246.282) 150.375 b. Gain/(loss) on value changes of financial assets categorized as available for sale

c Bagian efektif dari lindung nilai arus kas

- - c. Effective portion of cash flow hedge

d. Lainnya - - d. Others

e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi

78.754 (48.870) e. Income tax related to items that will be reclassified to profit or loss

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - SETELAH PAJAK

(166.474) 102.317 OTHER COMPREHENSIVE INCOME FOR THE CURRENT YEAR - NET OF TAX

TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN

369.792 216.114 TOTAL COMPREHENSIVE INCOME (LOSS) FOR THE YEAR

TRANSFER LABA (RUGI) KE KANTOR PUSAT

- 94.847 TRANSFER PROFIT (LOSS) TO HEAD OFFICE

*) Diisi untuk kerugian yang sudah terjadi maupun pasti akan terjadi loss dalam jumlah tertentu**) Diisi hanya untuk kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri, apabila ada*) Filled in for losses that already occurred or inevitably certain losses will occur**) Fill in only for branch offices of Banks domiciled abroad, if any

193

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 196: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Laporan Komitmen dan KontinjensiTable Commitments and Contingencies Report

Bank : Standard CharteredTanggal/ Date : 31-Des-18 / 31-Dec-18

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. POS - POSBANK

Accounts31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

I Tagihan KomitmenCommitment Receivables

1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik

Unused Loan Facilities Granted

a. Rupiah - - a. Rupiah

b. Valuta asing - - b. Foreign Currencies

2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan

68.458.000 58.878.371 Outstanding Purchase position of spot and derivative

3. Lainnya - - Others

II Kewajiban KomitmenLiabilities Commitments

1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik

Unused loan facilities granted

a. BUMN a. State Owned Government-Linked

i. Committed - - i. Committed

- Rupiah - - - Rupiah

- Valuta asing - - - Foreign Currencies

ii. Uncommitted ii. Uncommitted

-Rupiah 181.007 60.000 - Rupiah

-Valuta asing 86.958 1.382.607 - Foreign Currencies

b. Lainnya b. Others

i. Committed 649.300 1.017.446 i. Committed

ii. Uncommitted 54.043.628 47.753.861 ii. Uncommitted

2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik

Unused loans facilities to other banks

a. Committed - - a. Committed

i. Rupiah - - i. Rupiah

ii. Valuta asing - - ii. Foreign Currencies

b. Uncommitted b. Uncommitted

i. Rupiah - - i. Rupiah

ii. Valuta asing - - ii. Foreign Currencies

3. Irrevocable L/C yang masih berjalan Outstanding Irrevocable L/C

a. L/C luar negeri 871.217 1.759.238 a. Foreign L/C

b. L/C dalam negeri 1.052.640 182.640 b. Domestic L/C

4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan

68.570.114 58.577.210 Outstanding sales position of spot and derivative

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

194

Page 197: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. POS - POSBANK

Accounts31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

5. Lainnya - - Others

III. Tagihan KontinjensiContingent Receivables

1. Garansi yang diterima Guarantees received

a. Rupiah 860.000 860.000 a. Rupiah

b. Valuta asing 4.249.304 3.852.374 b. Foreign Currencies

2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian

Interest receivables

a. Bunga kredit yang diberikan 47.685 138.597 a. Loans Interest disbursed

b. Bunga lainnya - - b. Other Interest

3. Lainnya - - Others

IV. Kewajiban KontinjensiLiabilities contingencies

1. Garansi yang diberikan Guarantees issued

a. Rupiah 2.140.695 2.198.378 a. Rupiah

b. Valuta asing 7.833.429 6.584.816 b. Foreign Currencies

2. Lainnya - - Others

Laporan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Kantor Cabang dari Bank yang Berkedudukan di Luar NegeriTable Minimum Capital Adequacy Ratio Calculation for Foreign Bank Branch

Bank : Standard CharteredTanggal/ Date : 31-Des-18 / 31-Dec-18

(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah)

31-Des-18 31-Dec-18

31-Des-1731-Dec-17

1. Dana Usaha Operating Funds

1.1 Dana usaha 8.961.396 8.640.458 1.1 Operating fund

1.2 Modal disetor 867 867 1.2 Paid-Up Capital

2. Laba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan

422.909 538.827 Unremitted Profit fromPrior Years

3. Laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diperhitungkan

536.266 112.641 Current Year Net Income

4. Cadangan umum - - General reserve

5. Saldo surplus revaluasi aset tetap - - Surplus balance of fixed assets revaluation

6. Pendapatan komprehensif lainnya : potensi keuntungan dari peningkatan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia utk dijual

- 88.064 Other ComprehensiveIncome: Potential Gain onIncrease in Fair Value of Available for Sale Investment

7. Cadangan umum Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset produktif yang wajib dibentuk (paling tinggi 1,25% ATMR Risiko Kredit)

477.647 433.052 PPA general reserves on productive assets which are mandatory calculated by the highest amount of 1.25% of Risk Weighted Assets (RWA) for credit risk

8. Faktor pengurang modal - - Impairment Factor

8,1 Pendapatan komprehensif lainnya: - - 8.1 Other Comprehensive Income

8.1.1 Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan

- - 8.1.1 Differences Due to Financial Statements Translation

195

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 198: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

31-Des-18 31-Dec-18

31-Des-1731-Dec-17

8.1.2. Potensi kerugian dari penurunan nilai wajar aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain

(154.259) - 8.1.2 Potential loss from decreasing the financial asset’s fair value measured at fair value through other comprehensive income

8,2 Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif

(257.939) - 8.2 Negative differences between regulatory provision and impairment of earning assets

8,3 Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book

- - 8.3 Negative differences on adjustment of fair value on financial instrument in the trading book

8,4 PPA atas aset non produktif yang wajib dibentuk

- - 8.4 Allowance for Loss on Non Productive Assets Compulsory to be Established

8,5 Perhitungan pajak tangguhan (798.892) (655.177) 8.5 Deferred Tax Calculation

8,6 Goodwill - - 8.6 Goodwill

8,7 Seluruh aset tidak berwujud lainnya (35.300) (51.465) 8.7 Other Intangibles Assets

8,8 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi

- - 8.8 Shortfall on the capital of insurance subsidiary

8,9 Eksposur sekuritisasi - - 8.9 Securitisation Exposure

8.10 Penempatan dana pada instrumen AT 1 dan /atau Tier 2 yang diterbitkan oleh bank lain

- - 810 Fund placement on AT 1 and/or Tier 2 instruments in other bank

8.11 Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat

- - 8.11 Cross ownership in other entities obtained based on the transition due to law, grant, or will

8.12 Lainnya - - 8.12 Others

TOTAL MODAL 9.152.695 9.107.267 Total Capital

ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO RISK WEIGHTED ASSETS (RWA)

ATMR RISIKO KREDIT 46.042.362 37.564.292 RWA FOR CREDIT

ATMR RISIKO PASAR 2.281.060 2.068.714 RWA FOR MARKET RISK

ATMR RISIKO OPERASIONAL 6.801.109 7.046.994 RWA FOR OPERATIONAL RISK

TOTAL ATMR 55.124.531 46.680.000 TOTAL OF RISK WEIGHTED ASSETS

RASIO KPMM SESUAI PROFIL RISIKO (%) 9% 9% CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) IN ACCORDANCE WITH RISK PROFILE

RASIO KPMM (%) 16,60% 19,51% CAR

DANA USAHA UNTUK BUFFER (%) 10,34% 10,93% OPERATING FUND FOR BUFFER

PERSENTASE BUFFER YANG WAJIB DIPENUHI OLEH BANK

BUFFER WHICH MUST BE FULFILLED BY THE BANK

Capital Conservation Buffer (%) 1,875% 1,250% Capital Conservation Buffer (%)

Countercyclical Buffer (%) 0,000% 0,000% Countercyclical Buffer (%)

Capital Surcharge untuk Bank Sistemik (%) 0,000% 0,000% Capital Surcharge untuk Bank Sistemik (%)

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

196

Page 199: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Laporan Kualitas Aset Produktif dan Informasi Lainnya Table Quality of Productive Assets Report and Other Information

Per 31 Desember 2018Per 31 December 2018 and 2017

Bank : Standard CharteredTanggal/ Date : 31-Des-18 / 31-Dec-18

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. POS-POSAccounts

BANK

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

LancarCurrent

Dalam Perhatian KhususSpecial Mention

Kurang Lancar

Substandard

DiragukanDoubtful

MacetLoss

JumlahTotal

LancarCurrent

Dalam Perhatian KhususSpecial Mention

Kurang Lancar

Substandard

DiragukanDoubtful

MacetLoss

Jumlah Total

I. Pihak Terkait Related Parties

1. Penempatan pada bank lain Placement with other banks

a. Rupiah Rupiah

28.775 - - - - 28.775 140.603 - - - - 140.603

b. Valuta asing Foreign currencies

44.554 - - - - 44.554 91.841 - - - - 91.841

2. Tagihan spot dan derivatifSpot and derivative receivables

a. Rupiah Rupiah

9.890 - - - - 9.890 74.112 - - - - 74.112

b. Valuta asing Foreign currencies

6.572 - - - - 6.572 7.851 - - - - 7.851

3. Surat berharga Securities

a. Rupiah Rupiah

23.149 - - - - 23.149 30.231 - - - - 30.231

b. Valuta asing Foreign currencies

- - - - - - - - - - - -

4. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)Securities sold under repurchase agreements (Repo)

a. Rupiah Rupiah

- - - - - - - - - - - -

b. Valuta asing Foreign currencies

- - - - - - - - - - - -

5. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)Receivables on securities purchased with agreements do resell (Reverse Repo)

a. Rupiah Rupiah

- - - - - - - - - - - -

b. Valuta asing Foreign currencies

- - - - - - - - - - - -

6. Tagihan AkseptasiAcceptance Receivables

- - - - - - - - - - - -

7. Kredit Credit

a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

SME Debtors

197

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 200: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. POS-POSAccounts

BANK

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

LancarCurrent

Dalam Perhatian KhususSpecial Mention

Kurang Lancar

Substandard

DiragukanDoubtful

MacetLoss

JumlahTotal

LancarCurrent

Dalam Perhatian KhususSpecial Mention

Kurang Lancar

Substandard

DiragukanDoubtful

MacetLoss

Jumlah Total

i. Rupiah Rupiah

- - - - - - - - - - - -

ii. Valuta asing Foreign

currencies

- - - - - - - - - - - -

b. Bukan debitur UMKM

Non SME debtors

i. Rupiah Rupiah

1.863.422 446 - - 119.834 1.983.702 936.333 127.093 - - - 1.063.426

ii. Valuta asing Foreign

Currencies

- - - - 38.184 38.184 9.498 - 33.399 - - 42.897

c. Kredit yang direstrukturisasi

Restructured loans

i. Rupiah Rupiah

- - - - 119.211 119.211 - - - - - -

ii. Valuta asing Foreign

Currencies

- - - - - - - - - - - -

d. Kredit properti Property loans

969.554 387 - - - 969.941 870.725 - - - - 870.725

8. PenyertaanRestructured loans

- - - - - - - - - - - -

9. Penyertaan modal sementara Temporary investment in equity

- - - - - - - - - - - -

10. Tagihan lainnyaOther receivables

20.775 - - - - 20.775 - - - - - -

11. Komitmen dan kontinjensiCommitments and contingencies

a. Rupiah Rupiah

1.103.589 111 - - - 1.103.700 924.359 89 - - - 924.448

b. Valuta asing Foreign Currencies

668.726 - - - - 668.726 1.014.525 - - - - 1.014.525

12. Aset yang diambil alihForeclosed assets

- - - - - - - - - - - -

II Pihak Tidak TerkaitNon-Related Parties

1. Penempatan pada bank lainPlacement with other banks

a. Rupiah Rupiah

768.686 - - - - 768.686 519.574 - - - - 519.574

b. Valuta Asing Foreign Currencies

1.041.966 - - - - 1.041.966 2.347.068 - - - - 2.347.068

2. Tagihan spot dan derivatifSpot and derivative receivables

a. Rupiah Rupiah

142.814 - - - - 142.814 463.018 - - - - 463.018

b. Valuta asing Foreign Currencies

1.350.993 - - - - 1.350.993 224.986 1.001 - - - 225.987

3. Surat berharga Securities

a. Rupiah Rupiah

8.697.312 - - - - 8.697.312 12.068.583 - - - - 12.068.583

b. Valuta asing Foreign Currencies

1.310.745 - - - - 1.310.745 1.247.008 - - - - 1.247.008

4. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)Securities sold under repurchase agreements (Repo)

- - - - - - - - - - - -

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

198

Page 201: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. POS-POSAccounts

BANK

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

LancarCurrent

Dalam Perhatian KhususSpecial Mention

Kurang Lancar

Substandard

DiragukanDoubtful

MacetLoss

JumlahTotal

LancarCurrent

Dalam Perhatian KhususSpecial Mention

Kurang Lancar

Substandard

DiragukanDoubtful

MacetLoss

Jumlah Total

a. Rupiah Rupiah

- - - - - - - - - - - -

b. Valuta asing Foreign Currencies

- - - - - - - - - - - -

5. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)Receivables on securities purchased with agreements do resell (Reverse Repo)

a. Rupiah Rupiah

3.090.531 - - - - 3.090.531 6.609.825 - - - - 6.609.825

b. Valuta asing Foreign Currencies

- - - - - - - - - - - -

6. Tagihan AkseptasiAcceptance Receivables

4.504.502 1.617 - - - 4.506.119 4.094.218 - - - - 4.094.218

7. Kreditloans

a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

SME Debtors

- - - - - - - - - - - -

i. Rupiah Rupiah

2.846.208 404.301 - 9.789 492 3.260.790 661.059 215.786 - 40 - 876.885

ii. Valuta asing Foreign

Currencies

3.826.520 243.022 - 92.061 - 4.161.603 2.492.890 336.474 - - - 2.829.364

b. Bukan debitur UMKM

Non SME debtors

i. Rupiah Rupiah

13.131.235 683.069 44.954 42.173 195.990 14.097.421 10.458.003 1.062.946 389.692 76.474 270.317 12.257.432

ii. Valuta asing Foreign

Currencies

8.527.239 80.476 - - 94.438 8.702.153 10.239.555 59.678 - - 181.116 10.480.349

c. Kredit yang direstrukturisasi

Restructured loans

i. Rupiah Rupiah

12.357 6.969 1.823 716 35.047 56.912 33.413 12.888 275.067 1.856 472 323.696

ii. Valuta asing Foreign

Currencies

- - - - - - - - - - - -

d. Kredit properti Property loans

990.082 66.093 - 3.643 14.771 1.074.589 532.200 272.653 4.718 13.609 5.841 829.021

8. PenyertaanInvestment

- - - - - - - - - - - -

9. Penyertaan modal sementara Temporary investment in equity

- - - - - - - - - - - -

10. Tagihan lainnyaOther receivables

364.434 - - - 0 364.434 222.657 - - - - 222.657

11. Komitmen dan kontinjensiCommitment and contingencies

- - - - - - - - - - - -

a. Rupiah Rupiah

16.528.861 385.846 47 2 1.569 16.916.325 15.858.820 220.207 6.022 5.397 488 16.090.934

b. Valuta asing Foreign Currencies

46.261.646 1.905.357 - - 3.119 48.170.122 41.896.060 1.010.241 - - 2.938 42.909.239

199

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 202: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. POS-POSAccounts

BANK

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

LancarCurrent

Dalam Perhatian KhususSpecial Mention

Kurang Lancar

Substandard

DiragukanDoubtful

MacetLoss

JumlahTotal

LancarCurrent

Dalam Perhatian KhususSpecial Mention

Kurang Lancar

Substandard

DiragukanDoubtful

MacetLoss

Jumlah Total

12. Aset yang diambil alihForeclosed assets

- - - - - - - - - - - -

III Informasi LainOther Information

1. Total aset bank yang dijaminkan : Total Asset guaranteed:

a. Pada Bank Indonesia

In Bank Indonesia

- - - - - - - - - - - -

b. Pada pihak lain In other Parties

- - - - - - - - - - - -

2. Total CKPN aset keuangan atas aset produktifAllowance for impairment losses of financial assets of productive assets

- - - - - 906.577 - - - - - 1.291.065

3. Total PPA yang wajib dibentuk atas aset produktifTotal Allowance to productive assets

- - - - - 1.164.516 - - - - - 1.068.634

4. Persentase kredit kepada UMKM terhadap total kreditSME Loans to total loans

- - - - - 23,02% - - - - - 15,22%

5. Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total kreditMicro loans to total loans

- - - - - - - - - - - -

6. Persentase jumlah debitur UMKM terhadap total debiturNumber of SME debtors to total debtors

- - - - - 0,04% - - - - 0,02%

7. Persentase jumlah debitur Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total debiturNumber of micro debtors to total debtors

- - - - - - - - - - - -

8. LainnyaOther

a. Penerusan kredit Two step loans

- - - - - - - - - - - -

b. Penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah

Financing Mudharabah Muqayyadah

- - - - - - - - - - - -

c. Aset produktif yang dihapus buku

Productive Assets written off

- - - - 3.977.144 - - - - - 3.275.965

d. Aset produktif dihapusbuku yang dipulihkan/berhasil ditagih

Recovery of previous productive assets written off

- - - - - - - - - - - -

e. Aset produktif yang dihapus tagih

Productive Assets permanently written off

- - - - - 2.600.840 - - - - - 2.093.996

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

200

Page 203: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Penyisihan Penghapusan AsetAllowance for impairment losses and Allowance for Losses on Assets

No. POS-POS Accounts

31 Desember 201831 December 2018

31-Des-17 31-Dec-17

CKPNImpairment Losses

Allowance

PPA wajib dibentukPPA that should be

maintained

CKPNImpairment Losses

Allowance

PPA wajib dibentukPPA that should be

maintained

IndividualIndividual

KolektifCollectives

UmumGeneral

KhususSpecified

IndividualIndividual

KolektifCollectives

UmumGeneral

KhususSpecified

1. Penempatan pada bank lainPlacement with other banks

- 7.376 18.840 - - 866 30.991 -

2. Tagihan spot dan derivatifSpot receivable and derivatives

- - 14.880 - - - 7.095 50

3. Surat berhargaSecurities

- 768 2.573 - - 575 2.891 -

4. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)Securities sold under repurchase agreements (Repo)

- - - - - - - -

5. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)Receivables on securities purchased with agreements do resell (Reverse Repo)

- - 13.905 - - - 28.865 -

6. Tagihan akseptasiAcceptance Receivables

1.432 3.297 44.198 81 - 8.037 40.282 -

7. Kredit Loans

530.496 362.918 264.050 567.606 1.000.738 280.283 217.396 566.966

8. Penyertaan Restructured loans

- - - - - - - -

9. Penyertaan modal sementaraTemporary investment in equity

- - - - - - - -

10. Tagihan lainnyaOther receivables

- 290 3.536 - - 566 2.227 -

11. Komitmen dan kontinjensiCommitment and contingencies

- - 115.666 119.181 - - 103.305 68.566

201

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 204: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Laporan Transaksi Spot dan DerivatifTable Spot and Derivative Transaction Report

Bank : Standard CharteredTanggal/ Date : 31-Des-18 / 31-Dec-18

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

NO. TRANSAKSI

BANK

TransactionNilai NotionalNotional

Value

Tujuanpurpose

Tagihan dan Liabilitas DerivatifDerivatives Receivable and

Payable (non italic)

TradingTrading

HedgingHedging

Tagihan Receivables

Liabilitasliabilities

A. Terkait dengan Nilai TukarRelated to Foreign Exchange

1 Spot 1.263.486 1.263.486 - 1.543 3.162 Spot

2 Forward 8.544.060 8.544.060 - 203.117 41.791 Forward

3 Option Option

a. Jual 3.509.079 3.509.079 - - 271.424 a. Sell

b. Beli 8.082.145 8.082.145 - 397.096 118.179 b. Buy

4 Future - - - - - Future

5 Swap 136.887.070 136.887.070 - 2.715.693 3.273.304 Swap

6 Lainnya - - - - - Other

B. Terkait dengan Suku BungaRelated to Interest Rate

1 Forward - - - - - Forward

2 Option Option

a. Jual - - - - - a. Sell

b. Beli - - - - - b. Buy

3 Future - - - - - Future

4 Swap 40.710.595 40.710.595 - 182.466 149.128 Swap

5 Lainnya - - - - - Others

C. Lainnya Others

JUMLAH 198.996.435 198.996.435 - 3.499.915 3.856.988 Total

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

202

Page 205: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Laporan Rasio KeuanganTable Statement of Financial Ratios

Per 31 Desember 2018 dan 2017Per 31 December 2018 and 2017

Rasio 2018 2017 Ratios

Rasio KinerjaPerformance Ratio

1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

16,60% 19,51% Minimum Capital Adequacy Ratio (CAR)

2. Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah

Non-performing productive and non productive assets

terhadap total aset produktif dan aset non produktif

0,51% 0,81% To total productive assets and non-productive assets

3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif

1,08% 1,61% Non-performing earning assets to total earning assets

4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan

Impairment losses on financial assets

terhadap aset produktif 1,53% 2,19% To Earning Assets

5. NPL gross 2,22% 3,90% NPL gross

6. NPL net 0,49% 1,11% NPL net

7. Return on Asset (ROA) 1,26% 0,32% Return on Asset (ROA)

8. Return on Equity (ROE) 6,15% 1,53% Return on Equity (ROE)

9. Net Interest Margin (NIM) 4,38% 4,26% Net Interest Margin (NIM)

10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

95,76% 99,53% Operating Expenses to Operating Income (BOPO)

11. Loan to Funding Ratio (LFR) 96,36% 81,91% Loan to Funding Ratio (LFR)

12. Net Stable Funding Ratio (NSFR) - individu

112,01% Net Stable Funding Ratio (NSFR) - individu

KepatuhanCompliance

1. a. Persentase pelanggaran BMPK Percentage violation of LLL

i. Pihak terkait 0,00% 0,00% i. Related parties

ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00% ii. Non-related parties

b. Persentase pelampauan BMPK Percentage excess of LLL

i. Pihak terkait 0,00% 0,00% i. Related parties

ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00% ii. Non-related parties

2. Giro Wajib Minimum (GWM) Statutory Reserves

a. GWM Utama Rupiah 6,96% 6,89% a. Primary Statutory Reserve – Rupiah

b. GWM Valuta Asing 8,19% 9,89% b. Primary Statutory Reserve – Foreign Currency

3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan

9,88% 9,79% Net Open Position

203

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 206: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 2.1.a : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara IndividualTable 2.1.a : Disclosure of Net Receivables By Area

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 2018 31 December 2018

31 Desember 2018 31 December 2018

Portfolio CategoryTagihan Bersih Berdasarkan WilayahNet Receivables by Region

Tagihan Bersih Berdasarkan WilayahNet Receivables by Region

002-Surabaya

003- Bandung 004- Medan 005-Semarang 006-Bali 009-

Makassar 030-Jakarta Total 002-Surabaya 003-Bandung 004-Medan 005-Semarang 006-Bali 009-Makassar 030-Jakarta Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - 15.406.220 15.406.220 - - - - - - 17.048.639 17.048.639 Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 1.718.627 - - - - - 1.704.367 3.422.994 1.265.876 - - - - - 1.372.267 2.638.143 Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - 34.196 34.196 - - - - - - 110.502 110.502 Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank - 1.490 - - - - 17.561.304 17.562.794 - 314 - - - - 16.995.853 16.996.167 Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - 543.055 543.055 - - - - - - 592.070 592.070 Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - - - - - - Commercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - - - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 158.308,00 17.414,00 2.369,00 2.512,00 843,00 37,00 2.324.766,00 2.506.249 274.370 38.785 4.392 4.412 1.505 98 3.326.114 3.649.676 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi 2.754.045 33.833 151.854 72.257 - 2.862 30.420.907 33.435.758 2.869.478 44.389 161.080 42.316 - 6.589 24.632.097 27.755.949 Receivables from corporations

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 5.535,00 602,00 1.647,00 1,00 - - 143.264,00 151.049 10.461 1.303 - 78 - - 224.742 236.584 Due receivables

11 Aset Lainnya 53.692 12.511 23.825 5.254 15.114 15.844 1.473.387 1.599.627 6.506 4.696 11.011 3.415 4.851 1.614 1.684.447 1.716.540 Other assets

Total 4.690.207 65.850 179.695 80.024 15.957 18.743 69.611.466 74.661.942 4.426.691 89.487 176.483 50.221 6.356 8.301 65.986.731 70.744.270 Total

Tabel 2.2.a : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual Table 2.2.a : Disclosure of Net Receivables By Remaining Contract Period

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 2018 31 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio Category

Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak Net Receivables by Remaining Contract Period

Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrakNet Receivables by Remaining Contract Period

< 1 tahun< 1 year

> 1 thn s.d. 3 thn

>1 to 3years

> 3 thn s.d. 5 thn

s>3 to 5years

> 5 thn> 5 years

Non Kontraktual

Non- Contractual

Total < 1 tahun< 1 year

> 1 thn s.d. 3 thn>1 to 3years

> 3 thn s.d. 5 thn>3 to 5years

> 5 thn> 5 years

Non KontraktualNon-

ContractualTotal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 8.208.943 1.292.164 2.577.329 576.176 2.751.608 15.406.220 5.578.598 2.313.516 595.807 5.219.251 3.341.467 17.048.639 Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3.137.943 285.051 - - - 3.422.994 1.568.773 148.230 571.531 349.609 - 2.638.143 Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

34.196 - - - 34.196 110.502 - - - 110.502 Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank 10.823.625 4.378.695 1.702.966 99.488 558.020 17.562.794 4.234.534 1.964.450 5.172.253 4.974.853 650.076 16.996.167 Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 871 26.233 76.905 439.046 - 543.055 - 881 4.832 586.357 - 592.070 Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - - Commercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 494.543 1.183.654 735.778 92.181 93 2.506.249 1.588.096 450.093 640.902 970.585 - 3.649.676 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi 28.440.461 3.271.773 1.443.950 191.730 87.844 33.435.758 20.620.031 2.938.764 3.144.947 1.052.207 - 27.755.949 Receivables from corporations

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 38.753 78.323 16.819 17.154 - 151.049 16.503 15.376 134.138 70.567 236.584 Due receivables

11 Aset Lainnya - - - - 1.599.627 1.599.627 - - - - 1.716.540 1.716.540 Other assets

Total 51.179.335 10.515.893 6.553.747 1.415.775 4.997.192 74.661.942 33.717.037 7.831.310 10.264.410 13.223.429 5.708.083 70.744.270 Total

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

204

Page 207: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 2.1.a : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara IndividualTable 2.1.a : Disclosure of Net Receivables By Area

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 2018 31 December 2018

31 Desember 2018 31 December 2018

Portfolio CategoryTagihan Bersih Berdasarkan WilayahNet Receivables by Region

Tagihan Bersih Berdasarkan WilayahNet Receivables by Region

002-Surabaya

003- Bandung 004- Medan 005-Semarang 006-Bali 009-

Makassar 030-Jakarta Total 002-Surabaya 003-Bandung 004-Medan 005-Semarang 006-Bali 009-Makassar 030-Jakarta Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - 15.406.220 15.406.220 - - - - - - 17.048.639 17.048.639 Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 1.718.627 - - - - - 1.704.367 3.422.994 1.265.876 - - - - - 1.372.267 2.638.143 Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - 34.196 34.196 - - - - - - 110.502 110.502 Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank - 1.490 - - - - 17.561.304 17.562.794 - 314 - - - - 16.995.853 16.996.167 Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - 543.055 543.055 - - - - - - 592.070 592.070 Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - - - - - - Commercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - - - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 158.308,00 17.414,00 2.369,00 2.512,00 843,00 37,00 2.324.766,00 2.506.249 274.370 38.785 4.392 4.412 1.505 98 3.326.114 3.649.676 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi 2.754.045 33.833 151.854 72.257 - 2.862 30.420.907 33.435.758 2.869.478 44.389 161.080 42.316 - 6.589 24.632.097 27.755.949 Receivables from corporations

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 5.535,00 602,00 1.647,00 1,00 - - 143.264,00 151.049 10.461 1.303 - 78 - - 224.742 236.584 Due receivables

11 Aset Lainnya 53.692 12.511 23.825 5.254 15.114 15.844 1.473.387 1.599.627 6.506 4.696 11.011 3.415 4.851 1.614 1.684.447 1.716.540 Other assets

Total 4.690.207 65.850 179.695 80.024 15.957 18.743 69.611.466 74.661.942 4.426.691 89.487 176.483 50.221 6.356 8.301 65.986.731 70.744.270 Total

Tabel 2.2.a : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual Table 2.2.a : Disclosure of Net Receivables By Remaining Contract Period

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 2018 31 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio Category

Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak Net Receivables by Remaining Contract Period

Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrakNet Receivables by Remaining Contract Period

< 1 tahun< 1 year

> 1 thn s.d. 3 thn

>1 to 3years

> 3 thn s.d. 5 thn

s>3 to 5years

> 5 thn> 5 years

Non Kontraktual

Non- Contractual

Total < 1 tahun< 1 year

> 1 thn s.d. 3 thn>1 to 3years

> 3 thn s.d. 5 thn>3 to 5years

> 5 thn> 5 years

Non KontraktualNon-

ContractualTotal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 8.208.943 1.292.164 2.577.329 576.176 2.751.608 15.406.220 5.578.598 2.313.516 595.807 5.219.251 3.341.467 17.048.639 Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 3.137.943 285.051 - - - 3.422.994 1.568.773 148.230 571.531 349.609 - 2.638.143 Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

34.196 - - - 34.196 110.502 - - - 110.502 Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank 10.823.625 4.378.695 1.702.966 99.488 558.020 17.562.794 4.234.534 1.964.450 5.172.253 4.974.853 650.076 16.996.167 Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 871 26.233 76.905 439.046 - 543.055 - 881 4.832 586.357 - 592.070 Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - - Commercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 494.543 1.183.654 735.778 92.181 93 2.506.249 1.588.096 450.093 640.902 970.585 - 3.649.676 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi 28.440.461 3.271.773 1.443.950 191.730 87.844 33.435.758 20.620.031 2.938.764 3.144.947 1.052.207 - 27.755.949 Receivables from corporations

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 38.753 78.323 16.819 17.154 - 151.049 16.503 15.376 134.138 70.567 236.584 Due receivables

11 Aset Lainnya - - - - 1.599.627 1.599.627 - - - - 1.716.540 1.716.540 Other assets

Total 51.179.335 10.515.893 6.553.747 1.415.775 4.997.192 74.661.942 33.717.037 7.831.310 10.264.410 13.223.429 5.708.083 70.744.270 Total

205

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 208: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 2.3.a : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara IndividualTable 2.3.a : Disclosure of Net Receivables By Economic Sector – Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Sektor EkonomiEconomi Sector

Tagihan Kepada

PemerintahReceivables

fromGovernment

Tagihan Kepada Entitas

Sektor PublikReceivablesfrom Public

Sector Entities

Tagihan Kepada Bank Pembangunan

Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables

from Multilateral

DevelopmentBanks and

InternationalInstitutions

Tagihan Kepada

Bank Receivablesfrom Banks

Kredit Beragun Rumah Tinggal

ResidentialProperty

CollateralizedLoans

Kredit Beragun Properti

KomersialCommercial

PropertyCollateralized

Loans

Kredit Pegawai/PensiunanEmployee/Retirement

Loans

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha

Kecil dan Portofolio Ritel

Receivablesfrom

Microbusiness,Small

Business,and RetailPortfolio

Tagihan kepada

KorporasiReceivables

fromCorporations

Tagihan yang Telah Jatuh

Tempo Due

Receivables

Aset Lainnya OtherAssets

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

31 Desember 201831 Desember 2018

1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan Agriculture, hunting and forestry

- 144.685 - - - - - - 27.952 - -

2 Perikanan Fishery

- - - - - - - - - - -

3 Pertambangan dan Penggalian Mining and excavation

- - - - - - - - 1.990.739 - -

4 Industri pengolahan Processing industry

- 1.966.527 - - - - - 3.845 18.078.330 - -

5 Listrik, Gas dan Air Power, gas and water

- - - - - - - - 306.139 38.175 -

6 Konstruksi Construction

- - - - - - - - 1.103.566 - -

7 Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trading

- - - - - - - - 5.520.296 492 -

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Provision of accomodation and foods & beverages

- - - - - - - - - - -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communications

- 1.211.512 - - - - - - 460.361 - -

10 Perantara keuangan FInancial agency

15.223.150 - 17.562.794 - - - - 2.570.817 - -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaanReal estate, leasing and corporate services

- 100.270 - - - - - - 685.707 - -

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Government administration, land business and mandatory social service

- - - - - - - - - - -

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

206

Page 209: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Sektor EkonomiEconomi Sector

Tagihan Kepada

PemerintahReceivables

fromGovernment

Tagihan Kepada Entitas

Sektor PublikReceivablesfrom Public

Sector Entities

Tagihan Kepada Bank Pembangunan

Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables

from Multilateral

DevelopmentBanks and

InternationalInstitutions

Tagihan Kepada

Bank Receivablesfrom Banks

Kredit Beragun Rumah Tinggal

ResidentialProperty

CollateralizedLoans

Kredit Beragun Properti

KomersialCommercial

PropertyCollateralized

Loans

Kredit Pegawai/PensiunanEmployee/Retirement

Loans

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha

Kecil dan Portofolio Ritel

Receivablesfrom

Microbusiness,Small

Business,and RetailPortfolio

Tagihan kepada

KorporasiReceivables

fromCorporations

Tagihan yang Telah Jatuh

Tempo Due

Receivables

Aset Lainnya OtherAssets

13 Jasa pendidikanEducational services

- - - - - - - - - - -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Health and social services

- - - - - - - - - - -

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnyaSocietal, sociocultural, entertainment and other individual services

- - - - - - - - 871.190 - -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tanggaIndividual household-related services

- - - - - - - - - - -

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnyaInternational and other extrainternational agencies

183.070 34.196 - - - - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannyaNon-defined activities

- - - - - - - 836 729.303 - -

19 Bukan Lapangan UsahaNon-business

- - - - 543.055 - - 2.501.568 1.091.358 112.382 1.599.627

20 LainnyaOthers

- - - - - - - - - - -

Total 15.406.220 3.422.994 34.196 17.562.794 543.055 - - 2.506.249 33.435.758 151.049 1.599.627

31 Desember 201731 December 2017

1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan Agriculture, hunting and forestry

- 227.298 - - - - - - - - -

2 Perikanan Fishery

- - - - - - - - - - -

207

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 210: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Sektor EkonomiEconomi Sector

Tagihan Kepada

PemerintahReceivables

fromGovernment

Tagihan Kepada Entitas

Sektor PublikReceivablesfrom Public

Sector Entities

Tagihan Kepada Bank Pembangunan

Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables

from Multilateral

DevelopmentBanks and

InternationalInstitutions

Tagihan Kepada

Bank Receivablesfrom Banks

Kredit Beragun Rumah Tinggal

ResidentialProperty

CollateralizedLoans

Kredit Beragun Properti

KomersialCommercial

PropertyCollateralized

Loans

Kredit Pegawai/PensiunanEmployee/Retirement

Loans

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha

Kecil dan Portofolio Ritel

Receivablesfrom

Microbusiness,Small

Business,and RetailPortfolio

Tagihan kepada

KorporasiReceivables

fromCorporations

Tagihan yang Telah Jatuh

Tempo Due

Receivables

Aset Lainnya OtherAssets

3 Pertambangan dan Penggalian Mining and excavation

- - - - - - - - 1.884.740 - -

4 Industri pengolahan Processing industry

- 1.213.602 - - - - 1.168 12.934.023 138.799 -

5 Listrik, Gas dan Air Power, gas and water

- - - - - - - - 496.143 - -

6 Konstruksi Construction

- - - - - - - - 1.057.777 - -

7 Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trading

- - - - - - - - 5.293.029 - -

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Provision of accomodation and foods & beverages

- - - - - - - - - - -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communications

- 735.582 - - - - - - 286.773 - -

10 Perantara keuangan Financial agency

17.045.926 94.276 - 16.996.167 - - - - 1.417.654 - -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaanReal estate, leasing and corporate services

- - - - - - - - 222.588 40 -

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Government administration, land business and mandatory social service

- - - - - - - - - - -

13 Jasa pendidikanEducational services

- - - - - - - - - - -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Health and social services

- - - - - - - - - - -

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnyaSocietal, sociocultural, entertainment and other individual services

- - - - - - - - 722.594 - -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tanggaIndividual household-related services

- - - - - - - - - - -

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

208

Page 211: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Sektor EkonomiEconomi Sector

Tagihan Kepada

PemerintahReceivables

fromGovernment

Tagihan Kepada Entitas

Sektor PublikReceivablesfrom Public

Sector Entities

Tagihan Kepada Bank Pembangunan

Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables

from Multilateral

DevelopmentBanks and

InternationalInstitutions

Tagihan Kepada

Bank Receivablesfrom Banks

Kredit Beragun Rumah Tinggal

ResidentialProperty

CollateralizedLoans

Kredit Beragun Properti

KomersialCommercial

PropertyCollateralized

Loans

Kredit Pegawai/PensiunanEmployee/Retirement

Loans

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha

Kecil dan Portofolio Ritel

Receivablesfrom

Microbusiness,Small

Business,and RetailPortfolio

Tagihan kepada

KorporasiReceivables

fromCorporations

Tagihan yang Telah Jatuh

Tempo Due

Receivables

Aset Lainnya OtherAssets

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnyaInternational and other extrainternational agencies

2.713 - 16.612 - - - - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannyaNon-defined activities

- 367.385 - - - - - 390 2.511.618 - -

19 Bukan Lapangan Usaha LainnyaNon-business

- - 93.890 - 592.070 - - 3.648.118 929.010 97.745 1.716.540

20 LainnyaOthers

- - - - - - - - - - -

Total 17.048.639 2.638.143 110.502 16.996.167 592.070 - - 3.649.676 27.755.949 236.584 1.716.540

Page 212: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 2.4.a : Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Table 2.4.a : Disclosure of Receivables and Allowances By Area – Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Keterangan

31 Desember 201831 December 2018

31Desember 201731 December 2017

DescriptionTagihan Berdasarkan WilayahNet Receivables by Region

Tagihan Berdasarkan WilayahNet Receivables by Region

002-Surabaya 003-Bandung 004-Medan 005-Semarang 006-Bali 009-Makassar 030-Jakarta Total 002-Surabaya 003-Bandung 004-Medan 005-Semarang 006-Bali 009-Makassar 030-Jakarta Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1 Tagihan 4,450,230 66,107 179,684 80,059 15,945 18,726 59,566,328 64,377,079 4,047,498 93,746 173,884 52,924 6,656 8,431 59,989,249 64,372,388 Receivables

2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired) Impaired Receivables

a. Belum jatuh tempo 1,378 703 51 215 60,915 - 63,262 6,656 2,362 242 706 - 491,699 501,665 a. Not past due

b. Telah jatuh tempo 5,701 712 1,647 2 - - 629,854 637,916 19,382 1,755 - 97 - - 929,804 951,038 b. Past due

3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual 726 253 5 40 - - 530,904 531,928 11,579 1,063 53 167 - - 987,877 1,000,739 Individual Impairment Losses Allowance (ILA)

4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif 24,543 1,361 140 69 1 3 348,532 374,649 27,151 2,416 465 144 - 2 260,149 290,327 Collective Impairment Losses Allowance (ILA)

5 Tagihan yang dihapus buku 54,477 9,631 111 630 769,496 834,344 62,556 11,256 74 876 - - 689,556 764,318 Receivables Written Off

86,825 12,660 1,954 956 1 60,918 2,278,786 2,442,099 158,528 26,880 13,035 3,508 - 2,701 4,603,748 4,808,400

Tabel 2.5.a : Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara IndividualTable 2.5.a : Disclosure of Receivables and Allowances By Area – Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Sektor EkonomiEconomic Sector

TagihanReceivables

Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai

Impaired Receivables

Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN) - IndividualIndividual

Impairment Losses

Allowance (ILA)

Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN)

- KolektifCollective

Impairment Losses

Allowance (ILA

Tagihan yang

dihapus buku

Receivables Written Off

Belum Jatuh Tempo

Not Due

Telah jatuh tempo

Due

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

31 Desember 201831 December 2018

1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan Agriculture, hunting and forestry

172,637 - - - 32 -

2 Perikanan Fishery

- - - - - -

3 Pertambangan dan PenggalianMining and excavation

1,107,896 - - - 893 -

4 Industri pengolahan Processing industry

18,268,919 38,669 23,998 58,308 22,763 361,979

5 Listrik, Gas dan Air Power, gas and water

130,975 - 130,975 92,800 - -

6 Konstruksi Construction

981,593 - - - 143 -

7 Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trading

5,390,035 3,092 325,148 325,852 4,771 107,210

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

210

Page 213: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 2.4.a : Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Table 2.4.a : Disclosure of Receivables and Allowances By Area – Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Keterangan

31 Desember 201831 December 2018

31Desember 201731 December 2017

DescriptionTagihan Berdasarkan WilayahNet Receivables by Region

Tagihan Berdasarkan WilayahNet Receivables by Region

002-Surabaya 003-Bandung 004-Medan 005-Semarang 006-Bali 009-Makassar 030-Jakarta Total 002-Surabaya 003-Bandung 004-Medan 005-Semarang 006-Bali 009-Makassar 030-Jakarta Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1 Tagihan 4,450,230 66,107 179,684 80,059 15,945 18,726 59,566,328 64,377,079 4,047,498 93,746 173,884 52,924 6,656 8,431 59,989,249 64,372,388 Receivables

2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired) Impaired Receivables

a. Belum jatuh tempo 1,378 703 51 215 60,915 - 63,262 6,656 2,362 242 706 - 491,699 501,665 a. Not past due

b. Telah jatuh tempo 5,701 712 1,647 2 - - 629,854 637,916 19,382 1,755 - 97 - - 929,804 951,038 b. Past due

3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual 726 253 5 40 - - 530,904 531,928 11,579 1,063 53 167 - - 987,877 1,000,739 Individual Impairment Losses Allowance (ILA)

4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif 24,543 1,361 140 69 1 3 348,532 374,649 27,151 2,416 465 144 - 2 260,149 290,327 Collective Impairment Losses Allowance (ILA)

5 Tagihan yang dihapus buku 54,477 9,631 111 630 769,496 834,344 62,556 11,256 74 876 - - 689,556 764,318 Receivables Written Off

86,825 12,660 1,954 956 1 60,918 2,278,786 2,442,099 158,528 26,880 13,035 3,508 - 2,701 4,603,748 4,808,400

No. Sektor EkonomiEconomic Sector

TagihanReceivables

Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai

Impaired Receivables

Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN) - IndividualIndividual

Impairment Losses

Allowance (ILA)

Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN)

- KolektifCollective

Impairment Losses

Allowance (ILA

Tagihan yang

dihapus buku

Receivables Written Off

Belum Jatuh Tempo

Not Due

Telah jatuh tempo

Due

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Provision of accomodation and foods & beverages

- - - - - -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communications

598,220 - 41,223 41,223 343 -

10 Perantara keuangan FInancial agency

30,255,118 - - - 9,218 -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaanReal estate, leasing and corporate services

632,198 - - - 202 63,118

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Government administration, land business and mandatory social service

- - - - - -

13 Jasa pendidikanEducational services

- - - - - -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Health and social services

- - - - - -

211

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 214: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Sektor EkonomiEconomic Sector

TagihanReceivables

Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai

Impaired Receivables

Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN) - IndividualIndividual

Impairment Losses

Allowance (ILA)

Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN)

- KolektifCollective

Impairment Losses

Allowance (ILA

Tagihan yang

dihapus buku

Receivables Written Off

Belum Jatuh Tempo

Not Due

Telah jatuh tempo

Due

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnyaSocietal, sociocultural, entertainment and other individual services

330,094 - - - 49 -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tanggaIndividual household-related services

- - - - - -

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnyaInternational and other extrainternational agencies

94,332 - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannyaNon-defined activities

545,947 - - - 183 -

19 Bukan Lapangan UsahaNon-business

5,869,115 21,501 116,572 13,745 336,052 302,037

20 LainnyaOthers

-

Total 64,377,079 63,262 637,916 531,928 374,649 834,344

31 Desember 201731 December 2017

1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan Agriculture, hunting and forestry

226,908 - - - 648 -

2 Perikanan Fishery

- - - - - -

3 Pertambangan dan Penggalian excavation

374,294 - - - 707 -

4 Industri pengolahan Processing industry

13,546,262 - 550,028 409,077 27,844 26,316

5 Listrik, Gas dan Air Power, gas and water

132,936 - 33,399 - 275 -

6 Konstruksi Construction

840,141 - - - 2,415 -

7 Perdagangan besar dan eceran Wholesale and retail trading

4,999,916 188,377 169,630 336,241 11,331 102,773

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Provision of accomodation and foods & beverages

- - - - - -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi Transportation, warehousing and communications

315,202 - 41,173 41,173 699 -

10 Perantara keuangan FInancial agency

34,087,856 - - - 10,930 -

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

212

Page 215: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Sektor EkonomiEconomic Sector

TagihanReceivables

Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai

Impaired Receivables

Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN) - IndividualIndividual

Impairment Losses

Allowance (ILA)

Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN)

- KolektifCollective

Impairment Losses

Allowance (ILA

Tagihan yang

dihapus buku

Receivables Written Off

Belum Jatuh Tempo

Not Due

Telah jatuh tempo

Due

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaanReal estate, leasing and corporate services

286,386 227,308 40 123,502 188 -

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Government administration, land business and mandatory social service

- - - - - -

13 Jasa pendidikanEducational services

- - - - - -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Health and social services

- - - - - -

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnyaSocietal, sociocultural, entertainment and other individual services

206,826 - - - 583 -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tanggaIndividual household-related services

- - - - - -

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnyaInternational and other extrainternational agencies

19,323 - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannyaNon-defined activities

2,214,561 - - - 6,186 16,680

19 Bukan Lapangan UsahaNon-business

7,121,777 85,980 156,768 90,746 228,521 618,549

20 LainnyaOthers

- - - - - -

Total 64,372,388 501,665 951,038 1,000,739 290,327 764,318

213

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 216: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 2.6.a : Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara IndividualTable 2.6.a : Disclosure of Detailed Changes in Allowances for Impairment Losses – Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Keterangan

31 Desember 2018x31 December 2018

31Desember 2017x31 December 2017

DescriptionCKPN Individual

Individual ILA

CKPN Kolektif

Collective ILA

CKPN Individual

Individual ILA

CKPN Kolektif

Collective ILA

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Saldo awal CKPN 1,000,739 290,327 889,935 412,755 ILA - Starting Balance

2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)

Establishment (Recovery) of ILA in current period (Net)

2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan

416,237 323,488 849,615 541 2.a. Establishment of ILA in current period

2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan

- (238,579) - (123,557) 2.b. Recovery of ILA in current period

3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan

(834,344) - (764,318) - ILA used for writing off receivables in current period

4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan

(50,704) (587) 25,507 588 Other Establishment (Recovery) in current period

Saldo akhir CKPN 531,928 374,649 1,000,739 290,327 Ending Balance of Impairment Provision

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

214

Page 217: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan
Page 218: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 3.1.a : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara IndividualTable 3.1.a : Disclosure of Net Receivables By Portfolio Category and Rating Scale – Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori PortofolioPortfolio Category

31 Desember 201831 December 2018

Tagihan Bersih Net Receivables

Lembaga Pemeringkat

Rating Agency

Peringkat Jangka panjangLong Term Rating

Peringkat Jangka PendekShort Term Rating

Tanpa Peringkat Not Rated

TotalTotal

Standard and Poor’s

AAAAAA

AA+ s.d AA-

AA+ to AA-

A+ s.d A-A+ to A-

BBB+ s.d BBB-

BBB+ to BBB-

BB+ s.d BB-BB+ to BB- B+ s.d B-

B+ to B-

Kurang dari B-Lower than B-

A-1A-1

A-2A-2

A-3A-3

Kurang dari A-3Lower

than A-3

Fitch Rating AAAAAA

AA+ s.d AA-AA+ to

AA-

A+ s.d A-A+ to A-

BBB+ s.d BBB-

BBB+ s.d BBB-

BB+ s.d BB-BB+ to BB-

B+ s.d B-B+ to B-

Kurang dari B-Lower than B-

F1+ s.d F1

F1+ s.d F1

F2F2

F3F3

Kurang dari F3Lower

than F3

Moody’s AaaAaa

Aa1 s.d Aa3Aa1 to Aa3

A1 s.d A3A1 to A3

Baa1 s.d Baa3

Baa1 s.d Baa3

Ba1 s.d Ba3Ba1 to Ba3

B1 s.d B3B1 to B3

Kurang dari B3Lower

than B3

P-1P-1

P-2P-2

P-3P-3

Kurang dari P-3Lower

than P-3

PT. Fitch Ratings Indonesia

AAA (idn)AAA (idn)

AA+(idn) s.d AA-(idn)

AA+(idn) to AA-(idn)

A+(idn) s.d.

A-(idn)A+(idn) to

A-(idn)

BBB+(idn) s.d BBB-

(idn)BBB+(idn) s.d BBB-

(idn)

BB+(idn) s.d BB-(idn)BB+(idn) to

BB-(idn)

B+(idn) s.d B-(idn)

B+(idn) to B-(idn)

Kurang dari

B-(idnLower than

B-(idn)

F1+(idn) s.d

F1(idn)F1+(idn) toF1(idn)

F2(idn)F2(idn)

F3(idn)F3(idn)

Kurang dari

F3(idn)Lower than

F3(idn)

PT ICRA Indonesia

[Idr]AAA[Idr]AAA

[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-

[Idr]AA+ to [Idr]AA-

[Idr]A+ s.d [Idr]

A-[Idr]A+ to

[Idr]A-

[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-

[Idr]BBB+ to [Idr]BBB-

[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-

[Idr]BB+ to [Idr]BB-

[Idr]B+ s.d [Idr]B-

[Idr]B+ to [Idr]B-

Kurang dari [Idr]

B-Lower

than [Idr] B-

[Idr]A1+ s.d [Idr]

A1[Idr]A1+

to [Idr]A1

[Idr]A2+ s.d [Idr]

A2[Idr]A2+ to [Idr]

A2

[Idr]A3+ s.d [Idr]

A3[Idr]A3+ to [Idr]

A3

Kurang dari [Idr]

A3Lower than

[Idr] A3

PT Pemeringkat Efek Indonesia

idAAAidAAA

idAA+ s.d idAA-

idAA+ to idAA-

idA+ s.d id A-

idA+ to id A-

id BBB+ s.d id BBB-

id BBB+ to id BBB-

id BB+ s.d id BB-

id BB+ to id BB-

id B+ s.d id B-

id B+ to id B-

Kurang dari id B-

Lower than id

B-

idA1idA1

idA2idA2

idA3 s.d id A4

idA3 to id A4

Kurang dari id

A4Lower than id

A4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 Tagihan Kepada PemerintahReceivables from government - - - 207,644 - - - - - - - 15,198,576 15,406,220

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor PublikReceivables from public sector entities 509,704 - - - 2,511 - - - - - - 2,910,779 3,422,994

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables from multilateral development banks and international institutions

- - - - - - - - - - - 34,196 34,196

4 Tagihan Kepada Bank Receivables from banks 2,692,351 2,150,347 30,188 881,034 4,538,434 - - - - - - 7,270,440 17,562,794

5 Kredit Beragun Rumah TinggalResidential property collateralized loans - - - - - - - - - - - 543,055 543,055

6 Kredit Beragun Properti KomersialRommercial property collateralized loans - - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanRmployee/retirement loans - - - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelReceivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

- - - - - - - - - - - 2,506,249 2,506,249

9 Tagihan kepada KorporasiReceivables from corporations 47,969 614,997 790,088 536,978 249,897 606,985 - - - - - 30,588,844 33,435,758

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoDue receivables - - - - - - - - - - - 151,049 151,049

11 Aset Lainnya Other Aset - - - - - - - - - - - 1,599,627 1,599,627

TOTAL 3,250,024 2,765,344 820,276 1,625,656 4,790,842 606,985 - - - - - 60,802,815 74,661,942

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

216

Page 219: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 3.1.a : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara IndividualTable 3.1.a : Disclosure of Net Receivables By Portfolio Category and Rating Scale – Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori PortofolioPortfolio Category

31 Desember 201831 December 2018

Tagihan Bersih Net Receivables

Lembaga Pemeringkat

Rating Agency

Peringkat Jangka panjangLong Term Rating

Peringkat Jangka PendekShort Term Rating

Tanpa Peringkat Not Rated

TotalTotal

Standard and Poor’s

AAAAAA

AA+ s.d AA-

AA+ to AA-

A+ s.d A-A+ to A-

BBB+ s.d BBB-

BBB+ to BBB-

BB+ s.d BB-BB+ to BB- B+ s.d B-

B+ to B-

Kurang dari B-Lower than B-

A-1A-1

A-2A-2

A-3A-3

Kurang dari A-3Lower

than A-3

Fitch Rating AAAAAA

AA+ s.d AA-AA+ to

AA-

A+ s.d A-A+ to A-

BBB+ s.d BBB-

BBB+ s.d BBB-

BB+ s.d BB-BB+ to BB-

B+ s.d B-B+ to B-

Kurang dari B-Lower than B-

F1+ s.d F1

F1+ s.d F1

F2F2

F3F3

Kurang dari F3Lower

than F3

Moody’s AaaAaa

Aa1 s.d Aa3Aa1 to Aa3

A1 s.d A3A1 to A3

Baa1 s.d Baa3

Baa1 s.d Baa3

Ba1 s.d Ba3Ba1 to Ba3

B1 s.d B3B1 to B3

Kurang dari B3Lower

than B3

P-1P-1

P-2P-2

P-3P-3

Kurang dari P-3Lower

than P-3

PT. Fitch Ratings Indonesia

AAA (idn)AAA (idn)

AA+(idn) s.d AA-(idn)

AA+(idn) to AA-(idn)

A+(idn) s.d.

A-(idn)A+(idn) to

A-(idn)

BBB+(idn) s.d BBB-

(idn)BBB+(idn) s.d BBB-

(idn)

BB+(idn) s.d BB-(idn)BB+(idn) to

BB-(idn)

B+(idn) s.d B-(idn)

B+(idn) to B-(idn)

Kurang dari

B-(idnLower than

B-(idn)

F1+(idn) s.d

F1(idn)F1+(idn) toF1(idn)

F2(idn)F2(idn)

F3(idn)F3(idn)

Kurang dari

F3(idn)Lower than

F3(idn)

PT ICRA Indonesia

[Idr]AAA[Idr]AAA

[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-

[Idr]AA+ to [Idr]AA-

[Idr]A+ s.d [Idr]

A-[Idr]A+ to

[Idr]A-

[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-

[Idr]BBB+ to [Idr]BBB-

[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-

[Idr]BB+ to [Idr]BB-

[Idr]B+ s.d [Idr]B-

[Idr]B+ to [Idr]B-

Kurang dari [Idr]

B-Lower

than [Idr] B-

[Idr]A1+ s.d [Idr]

A1[Idr]A1+

to [Idr]A1

[Idr]A2+ s.d [Idr]

A2[Idr]A2+ to [Idr]

A2

[Idr]A3+ s.d [Idr]

A3[Idr]A3+ to [Idr]

A3

Kurang dari [Idr]

A3Lower than

[Idr] A3

PT Pemeringkat Efek Indonesia

idAAAidAAA

idAA+ s.d idAA-

idAA+ to idAA-

idA+ s.d id A-

idA+ to id A-

id BBB+ s.d id BBB-

id BBB+ to id BBB-

id BB+ s.d id BB-

id BB+ to id BB-

id B+ s.d id B-

id B+ to id B-

Kurang dari id B-

Lower than id

B-

idA1idA1

idA2idA2

idA3 s.d id A4

idA3 to id A4

Kurang dari id

A4Lower than id

A4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 Tagihan Kepada PemerintahReceivables from government - - - 207,644 - - - - - - - 15,198,576 15,406,220

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor PublikReceivables from public sector entities 509,704 - - - 2,511 - - - - - - 2,910,779 3,422,994

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables from multilateral development banks and international institutions

- - - - - - - - - - - 34,196 34,196

4 Tagihan Kepada Bank Receivables from banks 2,692,351 2,150,347 30,188 881,034 4,538,434 - - - - - - 7,270,440 17,562,794

5 Kredit Beragun Rumah TinggalResidential property collateralized loans - - - - - - - - - - - 543,055 543,055

6 Kredit Beragun Properti KomersialRommercial property collateralized loans - - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanRmployee/retirement loans - - - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelReceivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

- - - - - - - - - - - 2,506,249 2,506,249

9 Tagihan kepada KorporasiReceivables from corporations 47,969 614,997 790,088 536,978 249,897 606,985 - - - - - 30,588,844 33,435,758

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoDue receivables - - - - - - - - - - - 151,049 151,049

11 Aset Lainnya Other Aset - - - - - - - - - - - 1,599,627 1,599,627

TOTAL 3,250,024 2,765,344 820,276 1,625,656 4,790,842 606,985 - - - - - 60,802,815 74,661,942

217

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 220: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori PortofolioPortfolio Category

31 Desember 201731 Desember 2017

Tagihan Bersih Net Receivables

Standard and Poor’s

AAAAAA

AA+ s.d AA-

AA+ to AA-

A+ s.d A-A+ to A-

BBB+ s.d BBB-

BBB+ to BBB-

BB+ s.d BB-BB+ to BB- B+ s.d B-

B+ to B-

Kurang dari B-Lower than B-

A-1A-1

A-2A-2

A-3A-3

Kurang dari A-3Lower

than A-3

Tanpa Peringkat Not Rated

TotalTotal

Fitch Rating AAAAAA

AA+ s.d AA-AA+ to

AA-

A+ s.d A-A+ to A-

BBB+ s.d BBB-

BBB+ s.d BBB-

BB+ s.d BB-BB+ to BB-

B+ s.d B-B+ to B-

Kurang dari B-Lower than B-

F1+ s.d F1

F1+ s.d F1

F2F2

F3F3

Kurang dari F3Lower

than F3

Moody’s AaaAaa

Aa1 s.d Aa3Aa1 to Aa3

A1 s.d A3A1 to A3

Baa1 s.d Baa3

Baa1 s.d Baa3

Ba1 s.d Ba3Ba1 to Ba3

B1 s.d B3B1 to B3

Kurang dari B3Lower

than B3

P-1P-1

P-2P-2

P-3P-3

Kurang dari P-3Lower

than P-3

PT. Fitch Ratings Indonesia

AAA (idn)AAA (idn)

AA+(idn) s.d AA-(idn)

AA+(idn) to AA-(idn)

A+(idn) s.d.

A-(idn)A+(idn) to

A-(idn)

BBB+(idn) s.d BBB-

(idn)BBB+(idn) s.d BBB-

(idn)

BB+(idn) s.d BB-(idn)BB+(idn) to

BB-(idn)

B+(idn) s.d B-(idn)

B+(idn) to B-(idn)

Kurang dari

B-(idnLower than

B-(idn)

F1+(idn) s.d

F1(idn)F1+(idn) toF1(idn)

F2(idn)F2(idn)

F3(idn)F3(idn)

Kurang dari

F3(idn)Lower than

F3(idn)

PT ICRA Indonesia

[Idr]AAA[Idr]AAA

[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-

[Idr]AA+ to [Idr]AA-

[Idr]A+ s.d [Idr]

A-[Idr]A+ to

[Idr]A-

[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-

[Idr]BBB+ to [Idr]BBB-

[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-

[Idr]BB+ to [Idr]BB-

[Idr]B+ s.d [Idr]B-

[Idr]B+ to [Idr]B-

Kurang dari [Idr]

B-Lower

than [Idr] B-

[Idr]A1+ s.d [Idr]

A1[Idr]A1+

to [Idr]A1

[Idr]A2+ s.d [Idr]

A2[Idr]A2+ to [Idr]

A2

[Idr]A3+ s.d [Idr]

A3[Idr]A3+ to [Idr]

A3

Kurang dari [Idr]

A3Lower than

[Idr] A3

PT Pemeringkat Efek Indonesia

idAAAidAAA

idAA+ s.d idAA-

idAA+ to idAA-

idA+ s.d id A-

idA+ to id A-

id BBB+ s.d id BBB-

id BBB+ to id BBB-

id BB+ s.d id BB-

id BB+ to id BB-

id B+ s.d id B-

id B+ to id B-

Kurang dari id B-

Lower than id

B-

idA1idA1

idA2idA2

idA3 s.d id A4

idA3 to id A4

Kurang dari id

A4Lower than id

A4

PT Pemeringkat Efek Indonesia

idAAAidAAA

idAA+ s.d idAA-

idAA+ to idAA-

idA+ s.d id A-

idA+ to id A-

id BBB+ s.d id BBB-

id BBB+ to id BBB-

id BB+ s.d id BB-

id BB+ to id BB-

id B+ s.d id B-

id B+ to id B-

Kurang dari idB-Lower than id

B-

idA1idA1

idA2idA2

idA3 s.d id A4

idA3 to id A4

Kurang dari id

A4Lower than id

A4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 Tagihan Kepada PemerintahReceivables from government

- - - 1,763,775 - - - - - - - 15,284,864 17,048,639

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor PublikReceivables from public sector entities

- - - 92,735 56,415 - - - - - - 2,488,993 2,638,143

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables from multilateral development banks and international institutions

- - - - - - - - - - - 110,502 110,502

4 Tagihan Kepada Bank Receivables from banks

1,597,819 1,344 26,728 28,266 2,746,070 - - - - - - 12,595,939 16,996,167

5 Kredit Beragun Rumah TinggalResidential property collateralized loans

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 592,070 592,070

6 Kredit Beragun Properti KomersialCommercial property collateralized loans

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee/retirement loans

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelReceivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 3,649,676 3,649,676

9 Tagihan kepada KorporasiReceivables from corporations

15,142 590,598 204,958 29,583 295,402 1,101,686 - - - - - 25,518,579 27,755,949

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Due receivables

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 236,584 236,584

11 Aset Lainnya Other assets

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 1,716,540 1,716,540

TOTAL 1,612,962 591,943 231,686 1,914,358 3,097,887 1,101,686 - - - - - 62,193,748 70,744,270

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

218

Page 221: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori PortofolioPortfolio Category

31 Desember 201731 Desember 2017

Tagihan Bersih Net Receivables

Standard and Poor’s

AAAAAA

AA+ s.d AA-

AA+ to AA-

A+ s.d A-A+ to A-

BBB+ s.d BBB-

BBB+ to BBB-

BB+ s.d BB-BB+ to BB- B+ s.d B-

B+ to B-

Kurang dari B-Lower than B-

A-1A-1

A-2A-2

A-3A-3

Kurang dari A-3Lower

than A-3

Tanpa Peringkat Not Rated

TotalTotal

Fitch Rating AAAAAA

AA+ s.d AA-AA+ to

AA-

A+ s.d A-A+ to A-

BBB+ s.d BBB-

BBB+ s.d BBB-

BB+ s.d BB-BB+ to BB-

B+ s.d B-B+ to B-

Kurang dari B-Lower than B-

F1+ s.d F1

F1+ s.d F1

F2F2

F3F3

Kurang dari F3Lower

than F3

Moody’s AaaAaa

Aa1 s.d Aa3Aa1 to Aa3

A1 s.d A3A1 to A3

Baa1 s.d Baa3

Baa1 s.d Baa3

Ba1 s.d Ba3Ba1 to Ba3

B1 s.d B3B1 to B3

Kurang dari B3Lower

than B3

P-1P-1

P-2P-2

P-3P-3

Kurang dari P-3Lower

than P-3

PT. Fitch Ratings Indonesia

AAA (idn)AAA (idn)

AA+(idn) s.d AA-(idn)

AA+(idn) to AA-(idn)

A+(idn) s.d.

A-(idn)A+(idn) to

A-(idn)

BBB+(idn) s.d BBB-

(idn)BBB+(idn) s.d BBB-

(idn)

BB+(idn) s.d BB-(idn)BB+(idn) to

BB-(idn)

B+(idn) s.d B-(idn)

B+(idn) to B-(idn)

Kurang dari

B-(idnLower than

B-(idn)

F1+(idn) s.d

F1(idn)F1+(idn) toF1(idn)

F2(idn)F2(idn)

F3(idn)F3(idn)

Kurang dari

F3(idn)Lower than

F3(idn)

PT ICRA Indonesia

[Idr]AAA[Idr]AAA

[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-

[Idr]AA+ to [Idr]AA-

[Idr]A+ s.d [Idr]

A-[Idr]A+ to

[Idr]A-

[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-

[Idr]BBB+ to [Idr]BBB-

[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-

[Idr]BB+ to [Idr]BB-

[Idr]B+ s.d [Idr]B-

[Idr]B+ to [Idr]B-

Kurang dari [Idr]

B-Lower

than [Idr] B-

[Idr]A1+ s.d [Idr]

A1[Idr]A1+

to [Idr]A1

[Idr]A2+ s.d [Idr]

A2[Idr]A2+ to [Idr]

A2

[Idr]A3+ s.d [Idr]

A3[Idr]A3+ to [Idr]

A3

Kurang dari [Idr]

A3Lower than

[Idr] A3

PT Pemeringkat Efek Indonesia

idAAAidAAA

idAA+ s.d idAA-

idAA+ to idAA-

idA+ s.d id A-

idA+ to id A-

id BBB+ s.d id BBB-

id BBB+ to id BBB-

id BB+ s.d id BB-

id BB+ to id BB-

id B+ s.d id B-

id B+ to id B-

Kurang dari id B-

Lower than id

B-

idA1idA1

idA2idA2

idA3 s.d id A4

idA3 to id A4

Kurang dari id

A4Lower than id

A4

PT Pemeringkat Efek Indonesia

idAAAidAAA

idAA+ s.d idAA-

idAA+ to idAA-

idA+ s.d id A-

idA+ to id A-

id BBB+ s.d id BBB-

id BBB+ to id BBB-

id BB+ s.d id BB-

id BB+ to id BB-

id B+ s.d id B-

id B+ to id B-

Kurang dari idB-Lower than id

B-

idA1idA1

idA2idA2

idA3 s.d id A4

idA3 to id A4

Kurang dari id

A4Lower than id

A4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 Tagihan Kepada PemerintahReceivables from government

- - - 1,763,775 - - - - - - - 15,284,864 17,048,639

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor PublikReceivables from public sector entities

- - - 92,735 56,415 - - - - - - 2,488,993 2,638,143

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables from multilateral development banks and international institutions

- - - - - - - - - - - 110,502 110,502

4 Tagihan Kepada Bank Receivables from banks

1,597,819 1,344 26,728 28,266 2,746,070 - - - - - - 12,595,939 16,996,167

5 Kredit Beragun Rumah TinggalResidential property collateralized loans

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 592,070 592,070

6 Kredit Beragun Properti KomersialCommercial property collateralized loans

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee/retirement loans

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelReceivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 3,649,676 3,649,676

9 Tagihan kepada KorporasiReceivables from corporations

15,142 590,598 204,958 29,583 295,402 1,101,686 - - - - - 25,518,579 27,755,949

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Due receivables

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 236,584 236,584

11 Aset Lainnya Other assets

- 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 1,716,540 1,716,540

TOTAL 1,612,962 591,943 231,686 1,914,358 3,097,887 1,101,686 - - - - - 62,193,748 70,744,270

219

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 222: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 3.2.a: Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) : Transaksi DerivatifTable 3.2.a: Disclosure of Counterparty Credit Risk : Transaction Derivatives

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Variabel yang Mendasari

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Underlying Variable

Notional AmountNotional Value Tagihan

DerivatifDerivative

Receiv-ables

Kewajiban Derivatif

Derivative Liabilities

Tagihan Ber-sih sebelum

MRKNet Claims

before Credit Risk Mitiga-

tion

MRKMRK

Tagihan Ber-sih setelah

MRKNet Claims after Credit Risk Mitiga-

tion

Notional AmountNotional Value Tagihan

DerivatifDerivative

Receiv-ables

Kewajiban Derivatif

Derivative Liabilities

Tagihan Ber-sih sebelum

MRKNet Claims

before Credit Risk Mitiga-

tion

MRKMRK

Tagihan Ber-sih setelah

MRKNet Claims after Credit Risk Mitiga-

tion

< 1 Tahun< 1 year

> 1 Tahun - < 5 Tahun

>1 to 5years

> 5 Tahun> 5 years

< 1 Tahun< 1 year

> 1 Tahun - < 5 Tahun

>1 to 5years

> 5 Tahun> 5 years

Bank Secara IndividualIndividual Bank

1 Suku Bunga 8,475,429 32,081,920 153,246 182,466 149,128 1,119,124 - 1,119,124 18,281,779 13,778,613 406,487 127,447 84,797 207,680 - 207,680 Interest Rate

2 Nilai Tukar 112,614,151 45,080,140 591,549 3,317,449 3,707,860 9,119,265 - 9,119,265 83,604,566 41,628,433 237,099 1,074,635 1,250,566 4,216,711 64,762 4,151,949 Exchange Rate

3 Lainnya - - - - - - - - - - - - - - - - Other

Total 121,089,580 77,162,060 744,795 3,499,915 3,856,988 10,238,389 - 10,238,389 101,886,345 55,407,046 643,586 1,202,082 1,335,363 4,424,391 64,762 4,359,629 Total

Tabel 3.2.b.1 : Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) : Transaksi Repo - Bank secara IndividualTable 3.2.b.1: Disclosure of Counterparty Credit Risk : Repo Transactions - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryNilai Wajar SSB Repo

Fair Value of SSB Repo

Kewajiban RepoRepo Liabilities

Tagihan BersihNet Claims

ATMRRWA

Nilai Wajar SSB Repo

Fair Value of SSB Repo

Kewajiban Repo

Repo Liabilities

Tagihan BersihNet Claims

ATMRRWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - 0 - - - - - Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - -

Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank - - - - - - - - Receivables from banks

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - - -

Receivables from microbusiness,small business, and retail portfolio

6 Tagihan kepada Korporasi - - - - - - - - Receivables from corporations

- - - -

Total - - - - - - - - Total

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

220

Page 223: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 3.2.a: Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) : Transaksi DerivatifTable 3.2.a: Disclosure of Counterparty Credit Risk : Transaction Derivatives

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Variabel yang Mendasari

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Underlying Variable

Notional AmountNotional Value Tagihan

DerivatifDerivative

Receiv-ables

Kewajiban Derivatif

Derivative Liabilities

Tagihan Ber-sih sebelum

MRKNet Claims

before Credit Risk Mitiga-

tion

MRKMRK

Tagihan Ber-sih setelah

MRKNet Claims after Credit Risk Mitiga-

tion

Notional AmountNotional Value Tagihan

DerivatifDerivative

Receiv-ables

Kewajiban Derivatif

Derivative Liabilities

Tagihan Ber-sih sebelum

MRKNet Claims

before Credit Risk Mitiga-

tion

MRKMRK

Tagihan Ber-sih setelah

MRKNet Claims after Credit Risk Mitiga-

tion

< 1 Tahun< 1 year

> 1 Tahun - < 5 Tahun

>1 to 5years

> 5 Tahun> 5 years

< 1 Tahun< 1 year

> 1 Tahun - < 5 Tahun

>1 to 5years

> 5 Tahun> 5 years

Bank Secara IndividualIndividual Bank

1 Suku Bunga 8,475,429 32,081,920 153,246 182,466 149,128 1,119,124 - 1,119,124 18,281,779 13,778,613 406,487 127,447 84,797 207,680 - 207,680 Interest Rate

2 Nilai Tukar 112,614,151 45,080,140 591,549 3,317,449 3,707,860 9,119,265 - 9,119,265 83,604,566 41,628,433 237,099 1,074,635 1,250,566 4,216,711 64,762 4,151,949 Exchange Rate

3 Lainnya - - - - - - - - - - - - - - - - Other

Total 121,089,580 77,162,060 744,795 3,499,915 3,856,988 10,238,389 - 10,238,389 101,886,345 55,407,046 643,586 1,202,082 1,335,363 4,424,391 64,762 4,359,629 Total

Tabel 3.2.b.1 : Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) : Transaksi Repo - Bank secara IndividualTable 3.2.b.1: Disclosure of Counterparty Credit Risk : Repo Transactions - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryNilai Wajar SSB Repo

Fair Value of SSB Repo

Kewajiban RepoRepo Liabilities

Tagihan BersihNet Claims

ATMRRWA

Nilai Wajar SSB Repo

Fair Value of SSB Repo

Kewajiban Repo

Repo Liabilities

Tagihan BersihNet Claims

ATMRRWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - 0 - - - - - Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - -

Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank - - - - - - - - Receivables from banks

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - - -

Receivables from microbusiness,small business, and retail portfolio

6 Tagihan kepada Korporasi - - - - - - - - Receivables from corporations

- - - -

Total - - - - - - - - Total

221

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 224: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 3.2.c.1 : Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) : Transaksi Reverse Repo - Bank secara IndividualTable 3.2.c.1: Disclosure of Counterparty Credit Risk : Repo Transactions - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryTagihan Bersih

Net Claims

Nilai MRKCredit Risk

Mitigation Value

Tagihan Bersih setelah MRK

Net Claims after Credit Risk Mitigation

ATMR setelah MRKPast-MRK RWA

Tagihan BersihNet Claims

Nilai MRKCredit Risk Mitigation

Value

Tagihan Bersih setelah MRKNet Claims after Credit

Risk Mitigation

ATMR setelah MRK

Past-MRK RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (3) (4) (5) (6)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

- - - - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank 3,090,531 - - - 6,609,825 - - - Receivables from banks

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

- - - - - - - - Receivables from microbusiness,small business, and retail portfolio

6 Tagihan kepada Korporasi - - - - - - - - Receivables from corporations

Total 3,090,531 - - - 6,609,825 - - - Total

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

222

Page 225: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 3.2.c.1 : Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) : Transaksi Reverse Repo - Bank secara IndividualTable 3.2.c.1: Disclosure of Counterparty Credit Risk : Repo Transactions - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryTagihan Bersih

Net Claims

Nilai MRKCredit Risk

Mitigation Value

Tagihan Bersih setelah MRK

Net Claims after Credit Risk Mitigation

ATMR setelah MRKPast-MRK RWA

Tagihan BersihNet Claims

Nilai MRKCredit Risk Mitigation

Value

Tagihan Bersih setelah MRKNet Claims after Credit

Risk Mitigation

ATMR setelah MRK

Past-MRK RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (3) (4) (5) (6)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

- - - - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank 3,090,531 - - - 6,609,825 - - - Receivables from banks

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

- - - - - - - - Receivables from microbusiness,small business, and retail portfolio

6 Tagihan kepada Korporasi - - - - - - - - Receivables from corporations

Total 3,090,531 - - - 6,609,825 - - - Total

223

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 226: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara IndividualAfter Calculating Credit Risk Mitigation Impact – Individual BankTabel 4.1.a : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Table 4.1.a : Disclosure of Net Receivables By Risk Weight

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori PortofolioPortfolio Category

31 Desember 201831 Desember 2018

ATMRRWA

Beban ModalCapital

Expenses

31 Desember 201731 December 2017

ATMRRWA

Beban ModalCapital

ExpensesTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Net Receivables Accounting Credit Risk Mitigation ImpactTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Net Receivables Accounting Credit Risk Mitigation Impact

0% 20% 25% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% LainnyaOthers 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya

Others

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)

A Eksposur NeracaEksposur Neraca

1Tagihan Kepada PemerintahReceivables from government

14,598,389 - - - - - - - - - - - - 17,032,182 - - - - - - - - - - -

2

Tagihan Kepada Entitas Sektor PublikReceivables frompublic sector entities

- 305,132 - - - - 2,073,308 - - - 1,097,680 98,791 - - - - - 1,605,553 - - - 802,777 64,222

3

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank Receivables from banks - 1,899,279 - - - - 593,407 - 2,892,702 - - 1,228,135 110,532 - 3,110,045 - - - 486,111 - 2,716,991 - - 1,628,337 130,267

5

Kredit Beragun Rumah TinggalResidential propertycollateralized loans

- 381,814 161,241 - - - - - - - - 116,673 10,501 - - 592,070 - - - - - - - 207,225 16,578

6

Kredit Beragun Properti KomersialCommercial property collateralized loans

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee/retirement loans - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelReceivables from microbusiness,small business, and retail portfolio

- - - - - - - 2,502,173 - - - 1,876,629 168,897 - - - - - - 3,648,661 - - - 2,736,496 218,920

9 Tagihan kepada KorporasiReceivables from corporations - 305,331 - - - - 451,818 - 26,458,929 99,207 - 26,173,019 2,355,572 - 423,813 - - - 151,506 - 20,773,362 689,561 - 21,293,080 1,703,446

10Tagihan Yang Telah Jatuh TempoDue receivables

- - - - - - 18,205 132,844 - 217,471 19,572 - - - - - 13,812 222,772 - 347,970 27,838

11 Aset LainnyaOther assets 231,407 - - - - - - 1,368,220 - - 1,368,219 123,140 135,055 - - - - - 1,581,407 - - 1,581,406 126,512

12

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)Exposure in Sharia Business Unit (if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur NeracaTotal Balance Sheet Exposure

14,829,796 2,891,556 161,241 - - - 3,118,533 2,502,173 30,738,056 232,051 - 32,077,826 2,887,005 17,167,237 3,533,858 592,070 - - 2,243,170 3,648,661 25,085,572 912,333 - 28,597,291 2,287,783

B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening AdministratifCommitment Liability Exposure/ Contingencies on Administrative Account Transactions

1 Tagihan Kepada PemerintahReceivables from government 10,261 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2

Tagihan Kepada Entitas Sektor PublikReceivables frompublic sector entities

- 204,572 - - - - 837,313 - 2,511 - - 462,082 41,587 - - - - - 956,848 - 56,415 - - 534,839 42,787

3

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

224

Page 227: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara IndividualAfter Calculating Credit Risk Mitigation Impact – Individual BankTabel 4.1.a : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Table 4.1.a : Disclosure of Net Receivables By Risk Weight

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori PortofolioPortfolio Category

31 Desember 201831 Desember 2018

ATMRRWA

Beban ModalCapital

Expenses

31 Desember 201731 December 2017

ATMRRWA

Beban ModalCapital

ExpensesTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Net Receivables Accounting Credit Risk Mitigation ImpactTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Net Receivables Accounting Credit Risk Mitigation Impact

0% 20% 25% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% LainnyaOthers 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya

Others

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)

A Eksposur NeracaEksposur Neraca

1Tagihan Kepada PemerintahReceivables from government

14,598,389 - - - - - - - - - - - - 17,032,182 - - - - - - - - - - -

2

Tagihan Kepada Entitas Sektor PublikReceivables frompublic sector entities

- 305,132 - - - - 2,073,308 - - - 1,097,680 98,791 - - - - - 1,605,553 - - - 802,777 64,222

3

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank Receivables from banks - 1,899,279 - - - - 593,407 - 2,892,702 - - 1,228,135 110,532 - 3,110,045 - - - 486,111 - 2,716,991 - - 1,628,337 130,267

5

Kredit Beragun Rumah TinggalResidential propertycollateralized loans

- 381,814 161,241 - - - - - - - - 116,673 10,501 - - 592,070 - - - - - - - 207,225 16,578

6

Kredit Beragun Properti KomersialCommercial property collateralized loans

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee/retirement loans - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelReceivables from microbusiness,small business, and retail portfolio

- - - - - - - 2,502,173 - - - 1,876,629 168,897 - - - - - - 3,648,661 - - - 2,736,496 218,920

9 Tagihan kepada KorporasiReceivables from corporations - 305,331 - - - - 451,818 - 26,458,929 99,207 - 26,173,019 2,355,572 - 423,813 - - - 151,506 - 20,773,362 689,561 - 21,293,080 1,703,446

10Tagihan Yang Telah Jatuh TempoDue receivables

- - - - - - 18,205 132,844 - 217,471 19,572 - - - - - 13,812 222,772 - 347,970 27,838

11 Aset LainnyaOther assets 231,407 - - - - - - 1,368,220 - - 1,368,219 123,140 135,055 - - - - - 1,581,407 - - 1,581,406 126,512

12

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)Exposure in Sharia Business Unit (if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur NeracaTotal Balance Sheet Exposure

14,829,796 2,891,556 161,241 - - - 3,118,533 2,502,173 30,738,056 232,051 - 32,077,826 2,887,005 17,167,237 3,533,858 592,070 - - 2,243,170 3,648,661 25,085,572 912,333 - 28,597,291 2,287,783

B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening AdministratifCommitment Liability Exposure/ Contingencies on Administrative Account Transactions

1 Tagihan Kepada PemerintahReceivables from government 10,261 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2

Tagihan Kepada Entitas Sektor PublikReceivables frompublic sector entities

- 204,572 - - - - 837,313 - 2,511 - - 462,082 41,587 - - - - - 956,848 - 56,415 - - 534,839 42,787

3

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalReceivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

225

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 228: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Kategori PortofolioPortfolio Category

31 Desember 201831 Desember 2018

ATMRRWA

Beban ModalCapital

Expenses

31 Desember 201731 December 2017

ATMRRWA

Beban ModalCapital

ExpensesTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Net Receivables Accounting Credit Risk Mitigation ImpactTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Net Receivables Accounting Credit Risk Mitigation Impact

0% 20% 25% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% LainnyaOthers 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya

Others

4 Tagihan Kepada Bank Receivables from banks - 3,939 - - - - 772,158 - 1,088,873 - - 1,475,740 132,817 - 31,776 - - - 1,015,839 - 678 - - 514,953 41,196

5

Kredit Beragun Rumah TinggalResidential propertycollateralized loans

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

6

Kredit Beragun Properti KomersialCommercial property collateralized loans

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee/retirement loans - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelRitel Claims on Micro andSmall Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - - 134 - - - 101 9 - - - - - - 80 - - - 59 5

9Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate - - - - - - 14,552 - 3,510,552 414,751 - 4,022,956 362,066 - - - - - 14,419 - 4,119,485 331,535 - 4,495,946 359,676

10Tagihan Yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

11

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)Exposure in Sharia Business Unit (if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRATotal off Balance Sheet 10,261 208,511 - - - - 1,624,023 134 4,601,936 414,751 - 5,960,879 536,479 - 31,776 - - - 1,987,106 80 4,176,578 331,535 - 5,545,797 443,664

C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)Counterparty Credit Risk Exposure

1 Tagihan Kepada PemerintahReceivables from government 197,383 - - - - - - - 600,187 - - 600,187 54,017 - - - - - - - 16,457 - - 16,457 1,317

2

Tagihan kepada entitas sektor publikReceivables frompublic sector entities

- - - - - - 158 - - - - 79 7 - - - - - 19,327 - - - - 9,664 773

3

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasionalReceivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

- - - - - - 34,196 - - - - 17,098 1,539 - - - - - 110,502 - - - - 55,251 4,420

4 Tagihan kepada bankReceivables from banks - 4,337,154 - - - - 4,296,018 - 1,679,265 - - 3,149,439 283,450 - 1,732,441 - - - 7,877,785 - 24,501 - - 1,480,147 118,412

5

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritelReceivables from microbusiness,small business, and retail portfolio

- - - - - - - 3,942 - - - 2,957 266 - - - - - - 935 - - - - -

6 Tagihan kepada korporasiReceivables from corporations - 162,459 - - - - 537,439 - 1,480,720 - - 1,781,930 160,374 - 181,928 - - - 39,033 - 950,717 80,590 - 1,062,742 85,019

7

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)Exposure in Sharia Business Unit (if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Counterparty Credit RiskTotal Counterparty Credit Risk Exposure

197,383 4,499,613 - - - - 4,867,811 3,942 3,760,172 - - 5,551,690 499,653 - 1,914,369 - - - 8,046,647 935 991,675 80,590 - 2,624,261 209,941

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

226

Page 229: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Kategori PortofolioPortfolio Category

31 Desember 201831 Desember 2018

ATMRRWA

Beban ModalCapital

Expenses

31 Desember 201731 December 2017

ATMRRWA

Beban ModalCapital

ExpensesTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Net Receivables Accounting Credit Risk Mitigation ImpactTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Net Receivables Accounting Credit Risk Mitigation Impact

0% 20% 25% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% LainnyaOthers 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya

Others

4 Tagihan Kepada Bank Receivables from banks - 3,939 - - - - 772,158 - 1,088,873 - - 1,475,740 132,817 - 31,776 - - - 1,015,839 - 678 - - 514,953 41,196

5

Kredit Beragun Rumah TinggalResidential propertycollateralized loans

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

6

Kredit Beragun Properti KomersialCommercial property collateralized loans

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee/retirement loans - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelRitel Claims on Micro andSmall Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - - 134 - - - 101 9 - - - - - - 80 - - - 59 5

9Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate - - - - - - 14,552 - 3,510,552 414,751 - 4,022,956 362,066 - - - - - 14,419 - 4,119,485 331,535 - 4,495,946 359,676

10Tagihan Yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

11

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)Exposure in Sharia Business Unit (if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRATotal off Balance Sheet 10,261 208,511 - - - - 1,624,023 134 4,601,936 414,751 - 5,960,879 536,479 - 31,776 - - - 1,987,106 80 4,176,578 331,535 - 5,545,797 443,664

C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)Counterparty Credit Risk Exposure

1 Tagihan Kepada PemerintahReceivables from government 197,383 - - - - - - - 600,187 - - 600,187 54,017 - - - - - - - 16,457 - - 16,457 1,317

2

Tagihan kepada entitas sektor publikReceivables frompublic sector entities

- - - - - - 158 - - - - 79 7 - - - - - 19,327 - - - - 9,664 773

3

Tagihan kepada bank pembangunan multilateral dan lembaga internasionalReceivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

- - - - - - 34,196 - - - - 17,098 1,539 - - - - - 110,502 - - - - 55,251 4,420

4 Tagihan kepada bankReceivables from banks - 4,337,154 - - - - 4,296,018 - 1,679,265 - - 3,149,439 283,450 - 1,732,441 - - - 7,877,785 - 24,501 - - 1,480,147 118,412

5

Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil dan portofolio ritelReceivables from microbusiness,small business, and retail portfolio

- - - - - - - 3,942 - - - 2,957 266 - - - - - - 935 - - - - -

6 Tagihan kepada korporasiReceivables from corporations - 162,459 - - - - 537,439 - 1,480,720 - - 1,781,930 160,374 - 181,928 - - - 39,033 - 950,717 80,590 - 1,062,742 85,019

7

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)Exposure in Sharia Business Unit (if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Counterparty Credit RiskTotal Counterparty Credit Risk Exposure

197,383 4,499,613 - - - - 4,867,811 3,942 3,760,172 - - 5,551,690 499,653 - 1,914,369 - - - 8,046,647 935 991,675 80,590 - 2,624,261 209,941

227

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 230: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 4.2.a : Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara IndividualTable 4.2.a: Disclosure of Net Claims and Credit Risk Mitigation Methods - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryTagihan Bersih

NetReceivables

Bagian Yang Dijamin DenganPart Guaranteed by Bagian

Yang Tidak DijaminPart not

Guaranteed

Tagihan Bersih

NetReceivables

Bagian Yang Dijamin DenganPart Guaranteed by Bagian

Yang Tidak Dijamin

xPart notGuaranteed

AgunanCollateral

GaransiGuarantee

Asuransi KreditLoan

Insurance

LainnyaOther

AgunanCollateral

GaransiGuarantee

Asuransi KreditLoan

Insurance

LainnyaOther

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]

(9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]

A Eksposur Neraca Balance Sheet Exposure

1 Tagihan Kepada Pemerintah 14,598,389 - - - - 14,598,389 17,032,182 - - - - 17,032,182 Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2,378,440 - - - - 2,378,440 1,605,553 - - - - 1,605,553 Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - - Receivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank 5,385,388 2,605,718 - - - 2,779,670 6,313,147 1,953,720 - - - 4,359,427 Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 543,055 - - - - 543,055 592,070 - - - - 592,070 Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - - Rommercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 2,502,173 - - - - 2,502,173 3,648,661 - - - - 3,648,661 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi 27,315,285 659,889 92,710 - - 26,562,686 22,038,242 630,229 42,240 29,737 - 21,336,036

Receivables from corporations

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 151,049 - - - - 151,049 236,584 - - - - 236,584 Due receivables

11 Aset Lainnya 1,599,627 231,407 - - - 1,368,220 1,716,462 135,055 - - - 1,581,407 Other assets

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)

Total Eksposur Neraca 54,473,406 3,497,014 92,710 0 - 50,883,682 53,182,901 2,719,004 42,240 29,737 - 50,391,920 Total Balance Sheet Exposure

B Eksposur Rekening AdminsitratifAdministrative Account Exposure

1 Tagihan Kepada Pemerintah 10,261 - - - - 10,261.00 - - - - - - Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 1,044,396 - - - - 1,044,396 1,013,263 - - - - 1,013,263 Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank 1,864,970 - - - - 1,864,970 1,048,293 - - - - 1,048,293 Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - - - - - - - Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - - Commercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 134 - - - - 134 80 - - - - 80 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi 3,939,855 126,301 - - - 3,813,554 4,465,439 112,337 5,488 22,647 - 4,324,967 Receivables from corporations

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - - - - Due receivables

11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)

Total Eksposur Rekening Administratif 6,859,616 126,301 - - - 6,733,315 6,527,075 112,337 5,488 22,647 - 6,386,603 Total Administrative Account Exposure

C Eksposur Counterparty Credit RiskAdministrative Account Exposure

1 Tagihan Kepada Pemerintah 797,570 - - - - 797,570 16,457 - - - - 16,457 Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 158 - - - - 158 19,327 - - - - 19,327 Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 34,196 - - - - 34,196 110,502 - - - - 110,502 Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank 10,312,436 - - - - 10,312,436 9,634,727 - - - - 9,634,727 Receivables from banks

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 3,942 - - - - 3,942 935 - - - - 935 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

6 Tagihan kepada Korporasi 2,180,618 - - - - 2,180,618 1,252,268 - - - - 1,252,268 Receivables from corporations

7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)

Total Eksposure Counterparty Credit Risk 13,328,920 0 - - - 13,328,920 11,034,216 0 - - - 11,034,216 Total Counterparty Credit Risk Exposure

Total (A+B+C) 74,661,942 3,623,315 92,710 - - 70,945,917 70,744,192 2,831,341 47,728 52,384 - 67,812,739 Total (A+B+C)

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

228

Page 231: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 4.2.a : Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara IndividualTable 4.2.a: Disclosure of Net Claims and Credit Risk Mitigation Methods - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryTagihan Bersih

NetReceivables

Bagian Yang Dijamin DenganPart Guaranteed by Bagian

Yang Tidak DijaminPart not

Guaranteed

Tagihan Bersih

NetReceivables

Bagian Yang Dijamin DenganPart Guaranteed by Bagian

Yang Tidak Dijamin

xPart notGuaranteed

AgunanCollateral

GaransiGuarantee

Asuransi KreditLoan

Insurance

LainnyaOther

AgunanCollateral

GaransiGuarantee

Asuransi KreditLoan

Insurance

LainnyaOther

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]

(9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]

A Eksposur Neraca Balance Sheet Exposure

1 Tagihan Kepada Pemerintah 14,598,389 - - - - 14,598,389 17,032,182 - - - - 17,032,182 Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2,378,440 - - - - 2,378,440 1,605,553 - - - - 1,605,553 Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - - Receivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank 5,385,388 2,605,718 - - - 2,779,670 6,313,147 1,953,720 - - - 4,359,427 Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 543,055 - - - - 543,055 592,070 - - - - 592,070 Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - - Rommercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 2,502,173 - - - - 2,502,173 3,648,661 - - - - 3,648,661 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi 27,315,285 659,889 92,710 - - 26,562,686 22,038,242 630,229 42,240 29,737 - 21,336,036

Receivables from corporations

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 151,049 - - - - 151,049 236,584 - - - - 236,584 Due receivables

11 Aset Lainnya 1,599,627 231,407 - - - 1,368,220 1,716,462 135,055 - - - 1,581,407 Other assets

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)

Total Eksposur Neraca 54,473,406 3,497,014 92,710 0 - 50,883,682 53,182,901 2,719,004 42,240 29,737 - 50,391,920 Total Balance Sheet Exposure

B Eksposur Rekening AdminsitratifAdministrative Account Exposure

1 Tagihan Kepada Pemerintah 10,261 - - - - 10,261.00 - - - - - - Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 1,044,396 - - - - 1,044,396 1,013,263 - - - - 1,013,263 Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank 1,864,970 - - - - 1,864,970 1,048,293 - - - - 1,048,293 Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - - - - - - - Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - - Commercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 134 - - - - 134 80 - - - - 80 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi 3,939,855 126,301 - - - 3,813,554 4,465,439 112,337 5,488 22,647 - 4,324,967 Receivables from corporations

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - - - - Due receivables

11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)

Total Eksposur Rekening Administratif 6,859,616 126,301 - - - 6,733,315 6,527,075 112,337 5,488 22,647 - 6,386,603 Total Administrative Account Exposure

C Eksposur Counterparty Credit RiskAdministrative Account Exposure

1 Tagihan Kepada Pemerintah 797,570 - - - - 797,570 16,457 - - - - 16,457 Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 158 - - - - 158 19,327 - - - - 19,327 Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 34,196 - - - - 34,196 110,502 - - - - 110,502 Receivables from multilateral development banks and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank 10,312,436 - - - - 10,312,436 9,634,727 - - - - 9,634,727 Receivables from banks

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 3,942 - - - - 3,942 935 - - - - 935 Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

6 Tagihan kepada Korporasi 2,180,618 - - - - 2,180,618 1,252,268 - - - - 1,252,268 Receivables from corporations

7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)

Total Eksposure Counterparty Credit Risk 13,328,920 0 - - - 13,328,920 11,034,216 0 - - - 11,034,216 Total Counterparty Credit Risk Exposure

Total (A+B+C) 74,661,942 3,623,315 92,710 - - 70,945,917 70,744,192 2,831,341 47,728 52,384 - 67,812,739 Total (A+B+C)

229

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 232: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 5.1.a : Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara IndividualTable 5.1.a : Disclosure of Securitization Exposure - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 2018December 31, 2018

31 Desember 201731December 2017

Portfolio CategoryNilai aset yg disekuritisasi Securitisation Assets Value

Nilai aset yang disekuritisasi yang mengalami penurunan nilai

Impairment Securitisation Assets Value

Laba/Rugi dari aktivitas sekuritisasi

Profit/Loss from

Securitisation Activities

ATMRRWA

Pengurang ModalCapital

Deduction

Nilai aset yg disekuritisasi Securitisation Assets Value

Nilai aset yang disekuritisasi yang mengalami penurunan nilai

Impairment Securitisation Assets Value

Laba/Rugi dari aktivitas sekuritisasi

Profit/Loss from

Securitisation Activities

ATMRRWA

Pengurang ModalCapital

DeductionTelah jatuh tempo

Due

Belum Jatuh Tempo

Not Due

Telah jatuh tempo

Due

Belum Jatuh Tempo

Not Due

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Bank bertindak sebagai Kreditur Asal - - - - - - - - - - - - Bank act as original creditor

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

2 Bank bertindak sebagai Penyedia Kredit Pendukung Bank act as supporting credit provide

a. Fasilitas penanggung risiko pertama - - - - - - - - - - a. First risk insurer facility

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

b. Fasilitas penanggung risiko kedua - - - - b. Second risk insurer facility

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

3 Bank bertindak sebagai Penyedia Fasilitas Likuiditas - - - - - - - - - - - Banks act as liquidity facility provider

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

4 Bank bertindak sebagai Penyedia Jasa - - - - - - - - - - - Banks act as services provider

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

5 Bank bertindak sebagai Bank Kostudian - - - - - - - - - - - - Banks act as custodian bank

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

6 Bank bertindak sebagai Pemodal Banks act as capital provider

a. Senior tranche - - - - - - - - - - - - a. Senior tranche

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

b. Junior tranche - - - - - - - - - - - - b. Junior tranche

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)s

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

230

Page 233: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 5.1.a : Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara IndividualTable 5.1.a : Disclosure of Securitization Exposure - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 2018December 31, 2018

31 Desember 201731December 2017

Portfolio CategoryNilai aset yg disekuritisasi Securitisation Assets Value

Nilai aset yang disekuritisasi yang mengalami penurunan nilai

Impairment Securitisation Assets Value

Laba/Rugi dari aktivitas sekuritisasi

Profit/Loss from

Securitisation Activities

ATMRRWA

Pengurang ModalCapital

Deduction

Nilai aset yg disekuritisasi Securitisation Assets Value

Nilai aset yang disekuritisasi yang mengalami penurunan nilai

Impairment Securitisation Assets Value

Laba/Rugi dari aktivitas sekuritisasi

Profit/Loss from

Securitisation Activities

ATMRRWA

Pengurang ModalCapital

DeductionTelah jatuh tempo

Due

Belum Jatuh Tempo

Not Due

Telah jatuh tempo

Due

Belum Jatuh Tempo

Not Due

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Bank bertindak sebagai Kreditur Asal - - - - - - - - - - - - Bank act as original creditor

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

2 Bank bertindak sebagai Penyedia Kredit Pendukung Bank act as supporting credit provide

a. Fasilitas penanggung risiko pertama - - - - - - - - - - a. First risk insurer facility

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

b. Fasilitas penanggung risiko kedua - - - - b. Second risk insurer facility

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

3 Bank bertindak sebagai Penyedia Fasilitas Likuiditas - - - - - - - - - - - Banks act as liquidity facility provider

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

4 Bank bertindak sebagai Penyedia Jasa - - - - - - - - - - - Banks act as services provider

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

5 Bank bertindak sebagai Bank Kostudian - - - - - - - - - - - - Banks act as custodian bank

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

6 Bank bertindak sebagai Pemodal Banks act as capital provider

a. Senior tranche - - - - - - - - - - - - a. Senior tranche

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

b. Junior tranche - - - - - - - - - - - - b. Junior tranche

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)s

231

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 234: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 5.1.b : Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan AnakTable 5.1.b : Disclosure of Securitization Transaction - Bank, Consolidated with Subsidiaries

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 2018December 31, 2018

31 Desember 2017December 31, 2017

Portfolio CategoryNilai aset yg disekuritisasi Securitisation Assets Value

Nilai aset yang disekuritisasi yang mengalami penurunan nilai

Impairment Securitisation As-sets Value

Laba/Rugi dari aktivitas sekuritisasi

Profit/Loss from

Securitisation Activities

ATMRRWA

Pengurang ModalCapital

Deduction

Nilai aset yg disekuritisasi Securitisation Assets Value

Nilai aset yang disekuritisasi yang mengalami penurunan

nilaiImpairment Securitisation As-

sets Value

Laba/Rugi dari aktivitas sekuritisasiLoss from

Securitisation Activities

ATMRRWA

Pengurang ModalCapital

DeductionTelah jatuh tempo

Due

Belum Jatuh Tempo

Not Due

Telah jatuh tempo

Due

Belum Jatuh Tempo

Not Due

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Bank bertindak sebagai Kreditur Asal - - - - - - - - - - - Bank act as original creditor

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

2 Bank bertindak sebagai Penyedia Kredit Pendukung Bank act as supporting credit provide

a. Fasilitas penanggung risiko pertama - - - - - - - - - - - a .First risk insurer facility

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

b. Fasilitas penanggung risiko kedua - - - - - - - - - - - - b. Second risk insurer facility

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

3 Bank bertindak sebagai Penyedia Fasilitas Likuiditas - - - - - - - - - - - - Banks act as liquidity facility provider

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

4 Bank bertindak sebagai Penyedia Jasa - - - - - - - - - - - - Banks act as services provider

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

5 Bank bertindak sebagai Bank Kostudian - - - - - - - - - - - - Banks act as custodian bank

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

6 Bank bertindak sebagai Pemodal Banks act as capital provider

a. Senior tranche - - - - - - - - - - - - a. Senior tranche

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

b. Junior tranche - - - - - - - - - - - - b. Junior tranche

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

232

Page 235: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 5.1.b : Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan AnakTable 5.1.b : Disclosure of Securitization Transaction - Bank, Consolidated with Subsidiaries

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Kategori Portofolio

31 Desember 2018December 31, 2018

31 Desember 2017December 31, 2017

Portfolio CategoryNilai aset yg disekuritisasi Securitisation Assets Value

Nilai aset yang disekuritisasi yang mengalami penurunan nilai

Impairment Securitisation As-sets Value

Laba/Rugi dari aktivitas sekuritisasi

Profit/Loss from

Securitisation Activities

ATMRRWA

Pengurang ModalCapital

Deduction

Nilai aset yg disekuritisasi Securitisation Assets Value

Nilai aset yang disekuritisasi yang mengalami penurunan

nilaiImpairment Securitisation As-

sets Value

Laba/Rugi dari aktivitas sekuritisasiLoss from

Securitisation Activities

ATMRRWA

Pengurang ModalCapital

DeductionTelah jatuh tempo

Due

Belum Jatuh Tempo

Not Due

Telah jatuh tempo

Due

Belum Jatuh Tempo

Not Due

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Bank bertindak sebagai Kreditur Asal - - - - - - - - - - - Bank act as original creditor

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

2 Bank bertindak sebagai Penyedia Kredit Pendukung Bank act as supporting credit provide

a. Fasilitas penanggung risiko pertama - - - - - - - - - - - a .First risk insurer facility

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

b. Fasilitas penanggung risiko kedua - - - - - - - - - - - - b. Second risk insurer facility

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

3 Bank bertindak sebagai Penyedia Fasilitas Likuiditas - - - - - - - - - - - - Banks act as liquidity facility provider

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

4 Bank bertindak sebagai Penyedia Jasa - - - - - - - - - - - - Banks act as services provider

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

5 Bank bertindak sebagai Bank Kostudian - - - - - - - - - - - - Banks act as custodian bank

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

6 Bank bertindak sebagai Pemodal Banks act as capital provider

a. Senior tranche - - - - - - - - - - - - a. Senior tranche

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

b. Junior tranche - - - - - - - - - - - - b. Junior tranche

- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) - Exposure type (example: loan with house as collateral)

233

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 236: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 5.2.a : Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Aset dalam hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank secara IndividualTable 5.2.a : Disclosure of Summary of Asset Securitization Transaction Activity in the Event that Bank Acts as the Original Creditor - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Underlying Asset

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Underfying AssetsNilai Aset Yang Disekuritisasi

Securitisation Assets ValueKeuntungan (Kerugian) Penjualan

Profit (Loss) SalesNilai Aset Yang Disekuritisasi

Securitisation Assets ValueKeuntungan (Kerugian) Penjualan

Profit (Loss) Sales

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - Receivables from multilateral development banks

and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank - - - - Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - Commercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - Receivables from microbusiness, small business,

and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi - - - - Due receivables

10 Aset Lainnya - - - - Other Assets

11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)

Total - - - -

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

234

Page 237: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 5.2.a : Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Aset dalam hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank secara IndividualTable 5.2.a : Disclosure of Summary of Asset Securitization Transaction Activity in the Event that Bank Acts as the Original Creditor - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Underlying Asset

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Underfying AssetsNilai Aset Yang Disekuritisasi

Securitisation Assets ValueKeuntungan (Kerugian) Penjualan

Profit (Loss) SalesNilai Aset Yang Disekuritisasi

Securitisation Assets ValueKeuntungan (Kerugian) Penjualan

Profit (Loss) Sales

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - Receivables from multilateral development banks

and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank - - - - Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - Commercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - Receivables from microbusiness, small business,

and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi - - - - Due receivables

10 Aset Lainnya - - - - Other Assets

11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)

Total - - - -

235

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 238: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 5.2.b : Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Aset dalam hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan AnakTable 5.2.b : Disclosure of Summary of Asset Securitization Transaction Activity in the Event that Bank Acts as the Original Creditor - Bank, Consolidated with Subsidiaries

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Underlying Asset

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Underfying AssetsNilai Aset Yang Disekuritisasi

Securitisation Assets Value

Keuntungan (Kerugian) PenjualanProfit (Loss) Sales Nilai Aset Yang Disekuritisasi

Securitisation Assets Value

Keuntungan (Kerugian) PenjualanProfit (Loss) Sales

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilat-eral dan Lembaga Internasional - - - - Receivables from multilateral development banks

and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank - - - - Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - Commercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - Receivables from microbusiness, small business,

and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi - - - - Due receivables

10 Aset Lainnya - - - - Other Assets

11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)

Total - - - - Total

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

236

Page 239: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 5.2.b : Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Aset dalam hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan AnakTable 5.2.b : Disclosure of Summary of Asset Securitization Transaction Activity in the Event that Bank Acts as the Original Creditor - Bank, Consolidated with Subsidiaries

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Underlying Asset

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Underfying AssetsNilai Aset Yang Disekuritisasi

Securitisation Assets Value

Keuntungan (Kerugian) PenjualanProfit (Loss) Sales Nilai Aset Yang Disekuritisasi

Securitisation Assets Value

Keuntungan (Kerugian) PenjualanProfit (Loss) Sales

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - Receivables from government

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - Receivables from public sector entities

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilat-eral dan Lembaga Internasional - - - - Receivables from multilateral development banks

and international institutions

4 Tagihan Kepada Bank - - - - Receivables from banks

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - Residential property collateralized loans

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - Commercial property collateralized loans

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - Employee/retirement loans

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - Receivables from microbusiness, small business,

and retail portfolio

9 Tagihan kepada Korporasi - - - - Due receivables

10 Aset Lainnya - - - - Other Assets

11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - Exposure in Sharia Business Unit (if any)

Total - - - - Total

237

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 240: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 6. 1: Pengungkapan Perhitungan ATMR Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar - Bank secara IndividualTable 6.1: Disclosure of Calculation of Credit Risk RWA with Standardized Approach - Bank, Individually

1. Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam SE BI No. 13/6/DPNP, kecuali eksposur sekuritisasiAsset Exposures in the Balance Sheet as referred to in point II.A.1 in SE BI No. 13/6/DPNP, except exposure securitization

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryTagihan Bersih

Net Claims

ATMR Sebelum MRK

Pre-CMR RWA

ATMR Setelah MRK

Past-CMR RWA

Tagihan BersihNet Claims

ATMR Sebelum MRK

Pre-CMR RWA

ATMR Setelah MRK

Past-CMR RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Tagihan Kepada Pemerintah 14,598,389 - - 17,032,182 - - Receivables from government

a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 14,598,389 - - 17,032,182 - a. Claims to the Indonesian Government

b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain - - b. Claims to Governments of Other Countries

2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2,378,440 1,097,680 - 1,605,553 802,777 - Receivables from public sector entities

3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lem-baga Internasional

- - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions

4. Tagihan Kepada Bank 5,385,388 3,569,262 - 6,313,146 3,582,057 - Receivables from banks

a. Tagihan Jangka Pendek 1,901,066 380,749 - 3,110,044 622,009 - a. Short Term Bill

b. Tagihan Jangka Panjang 3,484,322 3,188,513 - 3,203,102 2,960,048 - b Long Term Bill

5. Kredit Beragun Rumah Tinggal 543,055 116,673 - 592,070 207,225 - Residential property collateralized loans

6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - Commercial property collateralized loans

7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - Employee/retirement loans

8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

2,502,173 1,876,630 - 3,648,661 2,736,496 - Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9. Tagihan Kepada Korporasi 27,315,285 26,894,715 - 22,038,242 21,968,219 - Receivables from corporations

10. Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 151,049 217,471 - 236,584 347,970 - Due receivables

11. Aset Lainnya 1,599,436 - - 1,716,462 - - Other Assets

TOTAL 74,456,992 37,341,692 - 53,182,900 29,644,744 - TOTAL

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

238

Page 241: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 6. 1: Pengungkapan Perhitungan ATMR Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar - Bank secara IndividualTable 6.1: Disclosure of Calculation of Credit Risk RWA with Standardized Approach - Bank, Individually

1. Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam SE BI No. 13/6/DPNP, kecuali eksposur sekuritisasiAsset Exposures in the Balance Sheet as referred to in point II.A.1 in SE BI No. 13/6/DPNP, except exposure securitization

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryTagihan Bersih

Net Claims

ATMR Sebelum MRK

Pre-CMR RWA

ATMR Setelah MRK

Past-CMR RWA

Tagihan BersihNet Claims

ATMR Sebelum MRK

Pre-CMR RWA

ATMR Setelah MRK

Past-CMR RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Tagihan Kepada Pemerintah 14,598,389 - - 17,032,182 - - Receivables from government

a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 14,598,389 - - 17,032,182 - a. Claims to the Indonesian Government

b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain - - b. Claims to Governments of Other Countries

2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2,378,440 1,097,680 - 1,605,553 802,777 - Receivables from public sector entities

3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lem-baga Internasional

- - - - - - Receivables from multilateral development banks and international institutions

4. Tagihan Kepada Bank 5,385,388 3,569,262 - 6,313,146 3,582,057 - Receivables from banks

a. Tagihan Jangka Pendek 1,901,066 380,749 - 3,110,044 622,009 - a. Short Term Bill

b. Tagihan Jangka Panjang 3,484,322 3,188,513 - 3,203,102 2,960,048 - b Long Term Bill

5. Kredit Beragun Rumah Tinggal 543,055 116,673 - 592,070 207,225 - Residential property collateralized loans

6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - Commercial property collateralized loans

7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - Employee/retirement loans

8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

2,502,173 1,876,630 - 3,648,661 2,736,496 - Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9. Tagihan Kepada Korporasi 27,315,285 26,894,715 - 22,038,242 21,968,219 - Receivables from corporations

10. Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 151,049 217,471 - 236,584 347,970 - Due receivables

11. Aset Lainnya 1,599,436 - - 1,716,462 - - Other Assets

TOTAL 74,456,992 37,341,692 - 53,182,900 29,644,744 - TOTAL

239

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 242: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

3. Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.2 dalam SE BI No. 13/6/DPNPCredit Risk Exposures due to the failure of the Counterparty Credit Risk referred to in point II.A.2 in SE BI No. 13/6/DPNP

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryTagihan Bersih

Net Receivables

ATMR Sebelum MRK

Pre-CMR RWA

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

Tagihan BersihNet Claims

ATMR Sebelum MRKPre-CMR RWA

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8)

1. Tagihan Kepada Pemerintah 797,570 600,187 - 16,457 16,457 - Receivables from government

2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 158 79 - 19,327 9,664 - Receivables from public sector entities

3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lem-baga Internasional

34,196 17,098 - 110,502 55,251 - Receivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

4. Tagihan Kepada Bank 10,312,436 3,149,439 - 9,634,727 4,309,882 - Receivables from banks

5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

3,942 2,957 - 935 701 - Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

6. Tagihan Kepada Korporasi 2,180,618 1,781,930 - 1,252,267 1,127,504 - Receivables from corporations

7 Eksposur Tertimbang dari Credit Valuation Adjustment (CVA) - - - - - - Weighted exposure from credit valuation adjustment (CVA)

TOTAL 13,328,920 5,551,690 - 11,034,215 5,519,459 - Total

2. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam SE BI No. 13/6/DPNP kecuali eksposur sekuritisasi.Commitment Liability Exposures / Contingencies in Administrative Account Transactions as referred to in point II.A.1 in SE BI No. 13/6/DPNP except for securitization exposure.

(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryTagihan Bersih

Net Claims

ATMR Sebelum MRK

Pre-CMR RWA

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

Tagihan BersihNet Claims

ATMR Sebelum MRKPre-CMR RWA

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Tagihan Kepada Pemerintah 10,261 - - - - Receivables from government

2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 1,044,396 462,082 - 1,013,263 534,839 - Receivables from public sector entities

3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lem-baga Internasional

- - - - - - Receivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

4. Tagihan Kepada Bank 1,864,970 1,475,740 - 1,048,294 514,953 - Receivables from banks

5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - Residential property collateralized loans

6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - Commercial property collateralized loans

7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - Employee/retirement loans

8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

134 100 - 80 59 - Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9. Tagihan Kepada Korporasi 3,939,855 4,139,955 - 4,465,440 4,623,997 - Receivables from corporations

10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - Due receivables

TOTAL 6,859,616 6,077,877 - 6,527,077 5,673,848 - Total

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

240

Page 243: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

3. Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.2 dalam SE BI No. 13/6/DPNPCredit Risk Exposures due to the failure of the Counterparty Credit Risk referred to in point II.A.2 in SE BI No. 13/6/DPNP

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryTagihan Bersih

Net Receivables

ATMR Sebelum MRK

Pre-CMR RWA

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

Tagihan BersihNet Claims

ATMR Sebelum MRKPre-CMR RWA

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8)

1. Tagihan Kepada Pemerintah 797,570 600,187 - 16,457 16,457 - Receivables from government

2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 158 79 - 19,327 9,664 - Receivables from public sector entities

3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lem-baga Internasional

34,196 17,098 - 110,502 55,251 - Receivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

4. Tagihan Kepada Bank 10,312,436 3,149,439 - 9,634,727 4,309,882 - Receivables from banks

5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

3,942 2,957 - 935 701 - Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

6. Tagihan Kepada Korporasi 2,180,618 1,781,930 - 1,252,267 1,127,504 - Receivables from corporations

7 Eksposur Tertimbang dari Credit Valuation Adjustment (CVA) - - - - - - Weighted exposure from credit valuation adjustment (CVA)

TOTAL 13,328,920 5,551,690 - 11,034,215 5,519,459 - Total

2. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam SE BI No. 13/6/DPNP kecuali eksposur sekuritisasi.Commitment Liability Exposures / Contingencies in Administrative Account Transactions as referred to in point II.A.1 in SE BI No. 13/6/DPNP except for securitization exposure.

(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryTagihan Bersih

Net Claims

ATMR Sebelum MRK

Pre-CMR RWA

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

Tagihan BersihNet Claims

ATMR Sebelum MRKPre-CMR RWA

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Tagihan Kepada Pemerintah 10,261 - - - - Receivables from government

2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 1,044,396 462,082 - 1,013,263 534,839 - Receivables from public sector entities

3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lem-baga Internasional

- - - - - - Receivables from multilateraldevelopment banks and international institutions

4. Tagihan Kepada Bank 1,864,970 1,475,740 - 1,048,294 514,953 - Receivables from banks

5. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - Residential property collateralized loans

6. Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - Commercial property collateralized loans

7. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - Employee/retirement loans

8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

134 100 - 80 59 - Receivables from microbusiness, small business, and retail portfolio

9. Tagihan Kepada Korporasi 3,939,855 4,139,955 - 4,465,440 4,623,997 - Receivables from corporations

10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - Due receivables

TOTAL 6,859,616 6,077,877 - 6,527,077 5,673,848 - Total

241

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 244: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

4. Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.3 dalam SE BI No. 13/6/DPNPExposure Causing Credit Risk due to Settlement as well referred to in point II.A.3 in SE BI No. 13/6/DPNP

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryNilai EksposurExposure Value

Faktor Pengurang Modal

Impairment Factor

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

Nilai EksposurExposure Value

Faktor Pengurang ModalImpairment Factor

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Delivery versus payment 191 - - 78 - - Delivery versus payment

a. Beban Modal 8% (5-15 hari) 191 - - 78 - - a. Capital Expenses 8% (5-15 days)

b. Beban Modal 50% (16-30 hari) - - - - - - b. Capital Expenses 50% (16-30 days)

c. Beban Modal 75% (31-45 hari) - - - - - - c. Capital Expenses 75% (31-45 days)

d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari) - - - - - - d. Capital Expenses 100% (more than 45 days)

2. Non-delivery versus payment - - - - - - Non-delivery versus payment

TOTAL 191 - - 78 - - Total

5. Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada butir II.E.11.c dalam SE BI No. 13/6/DPNPSecuritization Exposures as referred to in point II.E.11.c in SE BI No. 13/6/DPNP(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryFaktor Pengurang Modal

Impairment Factor

ATMRRWA

Faktor Pengurang ModalImpairment Factor

ATMRRWA

(1) (2) (3) (4) (6) (7)

1. Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan - - - - Eligible supporting credit facility

2. Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan - - - - Ineligible supporting credit facility

3. Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan - - - - Eligible liquidity facility

4. Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan - - - - Ineligible liquidity facility

5. Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan - - - - Eligible purchase of assets

6. Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan - - - - Collateralized securities ineligible purchase of assets collateralized securities

7. Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.

- - - - Exposure to securitizations not included in bank indonesia regulations concerning the principle of prudence in asset securitization activities for public banks.

TOTAL - - - - Total

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

242

Page 245: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

4. Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.3 dalam SE BI No. 13/6/DPNPExposure Causing Credit Risk due to Settlement as well referred to in point II.A.3 in SE BI No. 13/6/DPNP

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryNilai EksposurExposure Value

Faktor Pengurang Modal

Impairment Factor

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

Nilai EksposurExposure Value

Faktor Pengurang ModalImpairment Factor

ATMR Setelah MRKPast-CMR RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Delivery versus payment 191 - - 78 - - Delivery versus payment

a. Beban Modal 8% (5-15 hari) 191 - - 78 - - a. Capital Expenses 8% (5-15 days)

b. Beban Modal 50% (16-30 hari) - - - - - - b. Capital Expenses 50% (16-30 days)

c. Beban Modal 75% (31-45 hari) - - - - - - c. Capital Expenses 75% (31-45 days)

d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari) - - - - - - d. Capital Expenses 100% (more than 45 days)

2. Non-delivery versus payment - - - - - - Non-delivery versus payment

TOTAL 191 - - 78 - - Total

5. Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada butir II.E.11.c dalam SE BI No. 13/6/DPNPSecuritization Exposures as referred to in point II.E.11.c in SE BI No. 13/6/DPNP(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryFaktor Pengurang Modal

Impairment Factor

ATMRRWA

Faktor Pengurang ModalImpairment Factor

ATMRRWA

(1) (2) (3) (4) (6) (7)

1. Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan - - - - Eligible supporting credit facility

2. Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan - - - - Ineligible supporting credit facility

3. Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan - - - - Eligible liquidity facility

4. Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan - - - - Ineligible liquidity facility

5. Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan - - - - Eligible purchase of assets

6. Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan - - - - Collateralized securities ineligible purchase of assets collateralized securities

7. Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.

- - - - Exposure to securitizations not included in bank indonesia regulations concerning the principle of prudence in asset securitization activities for public banks.

TOTAL - - - - Total

243

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 246: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

6. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Sharia Business Unit (if any)

(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 Desember 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryFaktor Pengurang ModalCapital Deduction Factor

ATMRRWA

Faktor Pengurang ModalCapital Deduction Factor

ATMRRWA

(1) (2) (3) (4) (6) (7)

1. Total Eksposur - - - - Total Exposure

7. Total Pengukuran Risiko KreditTotal Credit Risk(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

Kategori Portofolio 31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017 Portfolio Category

TOTAL ATMR RISIKO KREDIT 47.270.497 37.564.292 TOTAL RWA FOR CREDIT RISK

TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL - - TOTAL CAPITAL DEDUCATION FACTOR

Tabel 7.1 : Pengungkapan Risiko Pasar Menggunakan Metode StandarTable 7.1 : Disclosure of Market Risk Using Standardized Method(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Jenis Risiko

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Type of RiskBank Bank

Beban ModalCapital

Expenses

ATMR RWA

Beban ModalCapital

Expenses

ATMRRWA

(1) (2) (3) (4) (7) (8) (7)

1 Risiko Suku Bunga - - - - Interest Rate Risk

a. Risiko Spesifik - - - - a. Specific risk

b. Risiko Umum 108,185 1,352,318 103,702 1,296,279 b. General risk

2 Risiko Nilai Tukar 74,299 928,742 61,795 772,435 Exchange Rate Risk

3 Risiko Ekuitas - - - - Equity Risk

4 Risiko Komoditas - - - - Commodity Risk

5 Risiko Option - - - - Option Risk

Total 182,485 2,281,060 165,497 2,068,714 Total

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

244

Page 247: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

6. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposure in Sharia Business Unit (if any)

(dalam jutaan rupiah) (in million Rupiah)

No Kategori Portofolio

31 Desember 201831 Desember 2018

31 Desember 201731 December 2017

Portfolio CategoryFaktor Pengurang ModalCapital Deduction Factor

ATMRRWA

Faktor Pengurang ModalCapital Deduction Factor

ATMRRWA

(1) (2) (3) (4) (6) (7)

1. Total Eksposur - - - - Total Exposure

7. Total Pengukuran Risiko KreditTotal Credit Risk(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

Kategori Portofolio 31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017 Portfolio Category

TOTAL ATMR RISIKO KREDIT 47.270.497 37.564.292 TOTAL RWA FOR CREDIT RISK

TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL - - TOTAL CAPITAL DEDUCATION FACTOR

Tabel 7.1 : Pengungkapan Risiko Pasar Menggunakan Metode StandarTable 7.1 : Disclosure of Market Risk Using Standardized Method(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Jenis Risiko

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Type of RiskBank Bank

Beban ModalCapital

Expenses

ATMR RWA

Beban ModalCapital

Expenses

ATMRRWA

(1) (2) (3) (4) (7) (8) (7)

1 Risiko Suku Bunga - - - - Interest Rate Risk

a. Risiko Spesifik - - - - a. Specific risk

b. Risiko Umum 108,185 1,352,318 103,702 1,296,279 b. General risk

2 Risiko Nilai Tukar 74,299 928,742 61,795 772,435 Exchange Rate Risk

3 Risiko Ekuitas - - - - Equity Risk

4 Risiko Komoditas - - - - Commodity Risk

5 Risiko Option - - - - Option Risk

Total 182,485 2,281,060 165,497 2,068,714 Total

245

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 248: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 7.2.a : Pengungkapan Risiko Pasar dengan Model Internal (Value at Risk) - Bank secara IndividualTable 7.2.a: Disclosure of Market Risk with Internal Models (Value at Risk) - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Jenis Risiko

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Type of RiskVaR Rata-RataAverage VaR

VaR MaksimumMaximum VaR

VaR Minimum Minimum VaR

VaR Akhir PeriodeVaR End of Period

VaR Rata-RataAverage VaR

VaR MaksimumMaximum VaR

VaR Minimum Minimum VaR

VaR Akhir PeriodeVaR End of Period

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Risiko Suku Bunga - - - - - - - - Interest Rate Risk

2 Risiko Nilai Tukar - - - - - - - - Exchange Rate Risk

3 Risiko Option - - - - - - - - Option Risk

Total - - - - - - - - Total

Tabel 8.1.a : Pengungkapan Risiko Operasional - Bank secara IndividualTable 8.1.a: Disclosure of Operational Risk - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Pendekatan yang Digunakan

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Adopted ApproachPendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)

Gross Income (Last 3 years average)

Beban ModalCapital Charges

ATMRRWA

Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)

Gross Income (Last 3 years average)

Beban ModalCapital Charges

ATMRRWA

(1) (2) (3) (4) (5) (3) (4) (5) (6)

1 Pendekatan Indikator Dasar 3,627,258 544,089 6,801,109 3,758,397 563,760 7,046,994 Basic Indicator Approach

Total 3,627,258 544,089 6,801,109 3,758,397 563,760 7,046,994 Total

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

246

Page 249: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 7.2.a : Pengungkapan Risiko Pasar dengan Model Internal (Value at Risk) - Bank secara IndividualTable 7.2.a: Disclosure of Market Risk with Internal Models (Value at Risk) - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Jenis Risiko

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Type of RiskVaR Rata-RataAverage VaR

VaR MaksimumMaximum VaR

VaR Minimum Minimum VaR

VaR Akhir PeriodeVaR End of Period

VaR Rata-RataAverage VaR

VaR MaksimumMaximum VaR

VaR Minimum Minimum VaR

VaR Akhir PeriodeVaR End of Period

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Risiko Suku Bunga - - - - - - - - Interest Rate Risk

2 Risiko Nilai Tukar - - - - - - - - Exchange Rate Risk

3 Risiko Option - - - - - - - - Option Risk

Total - - - - - - - - Total

Tabel 8.1.a : Pengungkapan Risiko Operasional - Bank secara IndividualTable 8.1.a: Disclosure of Operational Risk - Bank, Individually

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Pendekatan yang Digunakan

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

Adopted ApproachPendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)

Gross Income (Last 3 years average)

Beban ModalCapital Charges

ATMRRWA

Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)

Gross Income (Last 3 years average)

Beban ModalCapital Charges

ATMRRWA

(1) (2) (3) (4) (5) (3) (4) (5) (6)

1 Pendekatan Indikator Dasar 3,627,258 544,089 6,801,109 3,758,397 563,760 7,046,994 Basic Indicator Approach

Total 3,627,258 544,089 6,801,109 3,758,397 563,760 7,046,994 Total

247

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 250: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 9.1.a : Pengungkapan Risiko Likuiditas Profil Maturitas Rupiah Table 9.1.a: Disclosure of Liquidity Risk Profile of Rupiah Maturity

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Pos-pos

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

AccountsSaldo

Balance

Jatuh TempoMaturity Saldo

Balance

Jatuh TempoMaturity

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

I NERACAON BALANCE SHEET

A. Aset A. Assets

1. Kas 204,862 204,862 - - - - 112,539 112,539 - - - - 1. Cash

2. Penempatan pada Bank Indonesia

2,208,237 2,208,237 - - - - 3,896,539 3,896,539 - - - - 2. Placements with Bank Indonesia

3. Penempatan pada bank lain

797,460 497,460 300,000 - - - 660,177 660,177 - - - - 3. Placements with other banks

4. Surat Berharga 8,720,461 136,921 1,270,057 2,242,767 26,758 5,043,958 12,098,813 941,403 1,298,087 1,758,468 1,437,733 6,663,121 4. Securities

5. Kredit yang diberikan 19,341,914 7,851,626 4,372,120 1,530,113 447,569 5,140,486 14,197,743 4,326,826 3,162,113 788,228 493,330 5,427,246 5. Loans disbursed

6. Tagihan lainnya 3,584,050 133,845 443,751 1,659,790 11,971 1,334,693 6,895,365 562,790 116,728 2,622,663 535,945 3,057,239 6. Other receivables

7. Lain-lain 499,324 8,348 503 156 84,266 406,051 576,218 13,303 15,398 19,588 200,195 327,734 7. Others

Total Aset 35,356,308 11,041,299 6,386,431 5,432,826 570,564 11,925,188 38,437,393 10,513,577 4,592,326 5,188,947 2,667,203 15,475,340 Total Assets

B. Kewajiban B. Liabilities

1. Dana Pihak Ketiga 17,340,445 5,226,107 2,722,338 1,648,027 1,618,425 6,125,548 20,958,430 6,099,288 2,534,170 2,029,084 3,053,916 7,241,972 1. Third-party Funds

2. Kewajiban pada Bank Indonesia

- - - - - - - 2. Liabilities to Bank Indonesia

3. Kewajiban pada bank lain

5,583,487 1,873,900 - 1,512,024 612,948 1,584,615 8,274,646 1,628,271 200,000 2,800,851 448,335 3,197,189 3. Liabilities to other banks

4. Surat Berharga yang Diterbitkan

- - - - - - - - - - - - 4. Securities issued

5. Pinjaman yang Diterima

- - - - - - - - - - - - 5. Loans received

6. Kewajiban lainnya 493,519 97,598 299,838 96,083 - - 285,540 118,016 112,024 55,500 - - 6. Other liabilities

7. Lain-lain 5,916,330 2,400,911 1,939 2,066 68,317 3,443,097 4,201,943 474,414 16,767 17,251 167,024 3,526,487 7. Others

Total Kewajiban 29,333,781 9,598,516 3,024,115 3,258,200 2,299,690 11,153,260 33,720,559 8,319,989 2,862,961 4,902,686 3,669,275 13,965,648 Total Liabilities

II REKENING ADMINISTRATIFOFF BALANCE SHEET

A. Tagihan Rekening Administratif

A. Administr tive Account Receivables

1. Komitmen - - - - - - - - - - - - 1. Commitment

2. Kontijensi 860,000 860,000 - - - - 860,000 860,000 - - - - 2. Contingencies

Total Tagihan Rekening Administratif

860,000 860,000 - - - - 860,000 860,000 - - - - Total Administrative Account Receivables

B. Kewajiban Rekening Administratif

B. Administrative Account Liabilities

1. Komitmen 15,879,331 6,891,423 3,966,358 637,936 1,442,469 2,941,145 14,817,004 5,930,197 1,580,954 1,506,449 136,697 5,662,707 1. Commitment

2. Kontijensi 2,140,695 203,367 302,593 402,187 617,294 615,254 2,198,378 165,508 236,832 482,468 932,108 381,462 2. Contingencies

Total Kewajiban Rekening Administratif

18,020,026 7,094,790 4,268,951 1,040,123 2,059,763 3,556,399 17,015,382 6,095,705 1,817,786 1,988,917 1,068,805 6,044,169 Total Administrative Account Liabilities

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

248

Page 251: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tabel 9.1.a : Pengungkapan Risiko Likuiditas Profil Maturitas Rupiah Table 9.1.a: Disclosure of Liquidity Risk Profile of Rupiah Maturity

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Pos-pos

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

AccountsSaldo

Balance

Jatuh TempoMaturity Saldo

Balance

Jatuh TempoMaturity

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

I NERACAON BALANCE SHEET

A. Aset A. Assets

1. Kas 204,862 204,862 - - - - 112,539 112,539 - - - - 1. Cash

2. Penempatan pada Bank Indonesia

2,208,237 2,208,237 - - - - 3,896,539 3,896,539 - - - - 2. Placements with Bank Indonesia

3. Penempatan pada bank lain

797,460 497,460 300,000 - - - 660,177 660,177 - - - - 3. Placements with other banks

4. Surat Berharga 8,720,461 136,921 1,270,057 2,242,767 26,758 5,043,958 12,098,813 941,403 1,298,087 1,758,468 1,437,733 6,663,121 4. Securities

5. Kredit yang diberikan 19,341,914 7,851,626 4,372,120 1,530,113 447,569 5,140,486 14,197,743 4,326,826 3,162,113 788,228 493,330 5,427,246 5. Loans disbursed

6. Tagihan lainnya 3,584,050 133,845 443,751 1,659,790 11,971 1,334,693 6,895,365 562,790 116,728 2,622,663 535,945 3,057,239 6. Other receivables

7. Lain-lain 499,324 8,348 503 156 84,266 406,051 576,218 13,303 15,398 19,588 200,195 327,734 7. Others

Total Aset 35,356,308 11,041,299 6,386,431 5,432,826 570,564 11,925,188 38,437,393 10,513,577 4,592,326 5,188,947 2,667,203 15,475,340 Total Assets

B. Kewajiban B. Liabilities

1. Dana Pihak Ketiga 17,340,445 5,226,107 2,722,338 1,648,027 1,618,425 6,125,548 20,958,430 6,099,288 2,534,170 2,029,084 3,053,916 7,241,972 1. Third-party Funds

2. Kewajiban pada Bank Indonesia

- - - - - - - 2. Liabilities to Bank Indonesia

3. Kewajiban pada bank lain

5,583,487 1,873,900 - 1,512,024 612,948 1,584,615 8,274,646 1,628,271 200,000 2,800,851 448,335 3,197,189 3. Liabilities to other banks

4. Surat Berharga yang Diterbitkan

- - - - - - - - - - - - 4. Securities issued

5. Pinjaman yang Diterima

- - - - - - - - - - - - 5. Loans received

6. Kewajiban lainnya 493,519 97,598 299,838 96,083 - - 285,540 118,016 112,024 55,500 - - 6. Other liabilities

7. Lain-lain 5,916,330 2,400,911 1,939 2,066 68,317 3,443,097 4,201,943 474,414 16,767 17,251 167,024 3,526,487 7. Others

Total Kewajiban 29,333,781 9,598,516 3,024,115 3,258,200 2,299,690 11,153,260 33,720,559 8,319,989 2,862,961 4,902,686 3,669,275 13,965,648 Total Liabilities

II REKENING ADMINISTRATIFOFF BALANCE SHEET

A. Tagihan Rekening Administratif

A. Administr tive Account Receivables

1. Komitmen - - - - - - - - - - - - 1. Commitment

2. Kontijensi 860,000 860,000 - - - - 860,000 860,000 - - - - 2. Contingencies

Total Tagihan Rekening Administratif

860,000 860,000 - - - - 860,000 860,000 - - - - Total Administrative Account Receivables

B. Kewajiban Rekening Administratif

B. Administrative Account Liabilities

1. Komitmen 15,879,331 6,891,423 3,966,358 637,936 1,442,469 2,941,145 14,817,004 5,930,197 1,580,954 1,506,449 136,697 5,662,707 1. Commitment

2. Kontijensi 2,140,695 203,367 302,593 402,187 617,294 615,254 2,198,378 165,508 236,832 482,468 932,108 381,462 2. Contingencies

Total Kewajiban Rekening Administratif

18,020,026 7,094,790 4,268,951 1,040,123 2,059,763 3,556,399 17,015,382 6,095,705 1,817,786 1,988,917 1,068,805 6,044,169 Total Administrative Account Liabilities

249

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 252: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Pos-pos

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

AccountsSaldo

Balance

Jatuh TempoMaturity Saldo

Balance

Jatuh TempoMaturity

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif

(17,160,026) (6,234,790) (4,268,951) (1,040,123) (2,059,763) (3,556,399) (16,155,382) (5,235,705) (1,817,786) (1,988,917) (1,068,805) (6,044,169) Difference between Receivables and Liabili-ties in the Administrative Account

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] (11,137,499) (4,792,007) (906,635) 1,134,503 (3,788,889) (2,784,471) (11,438,548) (3,042,117) (88,421) (1,702,656) (2,070,877) (4,534,477) Amount of [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

Selisih Kumulatif (11,137,499) (4,792,007) (906,635) 1,134,503 (3,788,889) (2,784,471) (11,438,548) (3,042,117) (88,421) (1,702,656) (2,070,877) (4,534,477) Cumulative Amount

Tabel 9.2.a : Pengungkapan Risiko Likuiditas Profil Maturitas ValasTable 9.2.a: Disclosure of Liquidity Risk Profile of Forex Maturity

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Pos-pos

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

AccountsSaldo

Balance

Jatuh TempoMaturity Saldo

Balance

Jatuh TempoMaturity

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

I NERACAON BALANCE SHEET

A Aset A. Assets

1. Kas 26,545 26,545 - - - - 22,516 22,516 - - - - 1. Cash

2. Penempatan pada Bank Indonesia

3,810,699 3,810,699 - - - - 1,763,775 1,763,775 - - - - 2. Placements with Bank Indonesia

3. Penempatan pada bank lain

1,086,521 1,086,521 - - - - 2,438,909 2,438,909 - - - - 3. Placements with other banks

4. Surat Berharga 1,310,745 24,066 23,252 12,525 - 1,250,902 1,247,008 1,154,627 62,804 29,577 - - 4. Securities

5. Kredit yang diberikan 12,901,939 3,569,869 3,397,217 1,320,573 4,017,168 597,111 13,352,610 4,001,727 4,430,494 1,058,889 327,804 3,533,696 5. Loans disbursed

6. Tagihan lainnya 4,012,600 1,114,498 1,771,774 1,087,344 18,219 20,765 3,808,678 681,817 1,897,605 1,202,094 8,656 18,506 6. Other receivables

7. Lain-lain 3,844,826 840,612 414,374 304,410 438,029 1,847,400 1,093,790 526,072 202,183 72,206 81,663 211,667 7. Others

Total Aset 26,993,875 10,472,810 5,606,618 2,724,852 4,473,417 3,716,178 23,727,287 10,589,443 6,593,086 2,362,767 418,123 3,763,868 Total Assets

B. Kewajiban B. Liabilities

1. Dana Pihak Ketiga 12,531,801 4,207,075 1,261,112 1,003,336 955,148 5,105,130 8,775,987 1,995,385 490,397 185,346 125,608 5,979,252 1. Third-party Funds

2. Kewajiban pada Bank Indonesia

- - - - - - - 2. Liabilities to Bank Indonesia

3. Kewajiban pada bank lain

267,506 267,492 - 14 - - 189,265 189,265 - - - - 3. Liabilities to other banks

4. Surat Berharga yang Diterbitkan

- - - - - - - - - 4. Securities issued

5. Pinjaman yang Diterima - - - - - - - - - - - - 5. Loans received

6. Kewajiban lainnya 2,382,997 757,281 783,523 826,462 15,732 2,394,988 624,280 832,800 929,252 8,656 6. Other liabilities

7. Lain-lain 16,770,623 3,304,242 1,285,788 2,154,886 4,206,725 5,818,982 15,926,399 5,775,697 1,806,214 1,974,940 3,453,580 2,915,968 7. Others

Total Kewajiban 31,952,928 8,536,090 3,330,422 3,984,698 5,177,605 10,924,112 27,286,638 8,584,626 3,129,412 3,089,537 3,587,844 8,895,219 Total Liabilities

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca

(4,959,052) 1,936,720 2,276,196 (1,259,846) (704,189) (7,207,934) (3,559,351) 2,004,817 3,463,674 (726,770) (3,169,721) (5,131,351) Difference between Assets and Liabilities in the Balance Sheet

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

250

Page 253: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Pos-pos

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

AccountsSaldo

Balance

Jatuh TempoMaturity Saldo

Balance

Jatuh TempoMaturity

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif

(17,160,026) (6,234,790) (4,268,951) (1,040,123) (2,059,763) (3,556,399) (16,155,382) (5,235,705) (1,817,786) (1,988,917) (1,068,805) (6,044,169) Difference between Receivables and Liabili-ties in the Administrative Account

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] (11,137,499) (4,792,007) (906,635) 1,134,503 (3,788,889) (2,784,471) (11,438,548) (3,042,117) (88,421) (1,702,656) (2,070,877) (4,534,477) Amount of [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

Selisih Kumulatif (11,137,499) (4,792,007) (906,635) 1,134,503 (3,788,889) (2,784,471) (11,438,548) (3,042,117) (88,421) (1,702,656) (2,070,877) (4,534,477) Cumulative Amount

Tabel 9.2.a : Pengungkapan Risiko Likuiditas Profil Maturitas ValasTable 9.2.a: Disclosure of Liquidity Risk Profile of Forex Maturity

(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)

No. Pos-pos

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

AccountsSaldo

Balance

Jatuh TempoMaturity Saldo

Balance

Jatuh TempoMaturity

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

I NERACAON BALANCE SHEET

A Aset A. Assets

1. Kas 26,545 26,545 - - - - 22,516 22,516 - - - - 1. Cash

2. Penempatan pada Bank Indonesia

3,810,699 3,810,699 - - - - 1,763,775 1,763,775 - - - - 2. Placements with Bank Indonesia

3. Penempatan pada bank lain

1,086,521 1,086,521 - - - - 2,438,909 2,438,909 - - - - 3. Placements with other banks

4. Surat Berharga 1,310,745 24,066 23,252 12,525 - 1,250,902 1,247,008 1,154,627 62,804 29,577 - - 4. Securities

5. Kredit yang diberikan 12,901,939 3,569,869 3,397,217 1,320,573 4,017,168 597,111 13,352,610 4,001,727 4,430,494 1,058,889 327,804 3,533,696 5. Loans disbursed

6. Tagihan lainnya 4,012,600 1,114,498 1,771,774 1,087,344 18,219 20,765 3,808,678 681,817 1,897,605 1,202,094 8,656 18,506 6. Other receivables

7. Lain-lain 3,844,826 840,612 414,374 304,410 438,029 1,847,400 1,093,790 526,072 202,183 72,206 81,663 211,667 7. Others

Total Aset 26,993,875 10,472,810 5,606,618 2,724,852 4,473,417 3,716,178 23,727,287 10,589,443 6,593,086 2,362,767 418,123 3,763,868 Total Assets

B. Kewajiban B. Liabilities

1. Dana Pihak Ketiga 12,531,801 4,207,075 1,261,112 1,003,336 955,148 5,105,130 8,775,987 1,995,385 490,397 185,346 125,608 5,979,252 1. Third-party Funds

2. Kewajiban pada Bank Indonesia

- - - - - - - 2. Liabilities to Bank Indonesia

3. Kewajiban pada bank lain

267,506 267,492 - 14 - - 189,265 189,265 - - - - 3. Liabilities to other banks

4. Surat Berharga yang Diterbitkan

- - - - - - - - - 4. Securities issued

5. Pinjaman yang Diterima - - - - - - - - - - - - 5. Loans received

6. Kewajiban lainnya 2,382,997 757,281 783,523 826,462 15,732 2,394,988 624,280 832,800 929,252 8,656 6. Other liabilities

7. Lain-lain 16,770,623 3,304,242 1,285,788 2,154,886 4,206,725 5,818,982 15,926,399 5,775,697 1,806,214 1,974,940 3,453,580 2,915,968 7. Others

Total Kewajiban 31,952,928 8,536,090 3,330,422 3,984,698 5,177,605 10,924,112 27,286,638 8,584,626 3,129,412 3,089,537 3,587,844 8,895,219 Total Liabilities

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca

(4,959,052) 1,936,720 2,276,196 (1,259,846) (704,189) (7,207,934) (3,559,351) 2,004,817 3,463,674 (726,770) (3,169,721) (5,131,351) Difference between Assets and Liabilities in the Balance Sheet

251

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 254: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Pos-pos

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

AccountsSaldo

Balance

Jatuh TempoMaturity Saldo

Balance

Jatuh TempoMaturity

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

II REKENING ADMINISTRATIFAdministrative Account

A. Tagihan Rekening Administratif

A. Administr tive Account Receivables

1. Komitmen 11,488,268 2,172,243 1,251,865 487,022 1,058,224 6,518,914 58,878,371 54,659,449 1,908,540 841,375 1,469,007 - 1. Commitment

2. Kontijensi 4,249,303 4,249,303 3,852,375 3,852,375 2. Contingencies

Total Tagihan Rekening Admi-nistratif

15,737,572 6,421,546 1,251,865 487,022 1,058,224 6,518,914 62,730,746 58,511,823 1,908,540 841,375 1,469,007 - Total Administrative Account Receivables

B. Kewajiban Rekening Administratif

B. Administrative Account Liabilities

1. Komitmen 109,575,532 101,700,354 2,347,477 1,153,377 1,512,503 2,861,821 95,916,158 89,322,543 3,788,914 1,413,991 874,005 516,705 1. Commitment

2. Kontijensi 7,833,429 459,854 615,737 937,907 3,680,992 2,138,939 6,584,816 462,414 632,056 1,051,970 3,031,400 1,406,977 2. Contingencies

Total Kewajiban Rekening Admi-nistratif

117,408,962 102,160,209 2,963,215 2,091,283 5,193,495 5,000,760 102,500,974 89,784,957 4,420,970 2,465,961 3,905,405 1,923,682 Total Administrative Account Liabilities

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif

(101,671,390) (95,738,662) (1,711,349) (1,604,262) (4,135,271) 1,518,154 (39,770,228) (31,273,134) (2,512,430) (1,624,586) (2,436,397) (1,923,682) Difference between Receivables and Liabilities in the Administrative Account

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] (106,630,443) (93,801,942) 564,846 (2,864,108) (4,839,460) (5,689,780) (43,329,580) (29,268,317) 951,245 (2,351,356) (5,606,118) (7,055,033) Amount of [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

Selisih Kumulatif (106,630,443) (93,801,942) 564,846 (2,864,108) (4,839,460) (5,689,780) (43,329,580) (29,268,317) 951,245 (2,351,356) (5,606,118) (7,055,033) Cumulative Amount

Tabel 9.3 : Pengungkapan Nilai Liquidity Coverage Ratio (LCR)Table 9.3: Disclosure of Liquidity Coverage Ratio (LCR)

31 Desember 2018Nilai LCR (%)

31 December 2018LCR Value (%)

Triwulan IQuarter I

Triwulan IIQuarter II

Triwulan IIIQuarter III

Triwulan IVQuarter Iv

(1) (2) (3) (4)

Bank secara individuIndividual bank 220.91% 253.17% 152.87% 161.06%

Bank secara konsolidasiConsolidated bank - - - -

Pengungkapan Permodalan dan Manajemen RisikoDisclosure of Capital and Risk Management

252

Page 255: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Pos-pos

31 Desember 201831 December 2018

31 Desember 201731 December 2017

AccountsSaldo

Balance

Jatuh TempoMaturity Saldo

Balance

Jatuh TempoMaturity

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

< 1 bulan<1 month

> 1 bln s.d. 3 bln>1 to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln>3 to 6 months

> 6 bln s.d. 12 bln>6 to 12 months

> 12 bulan>12 months

II REKENING ADMINISTRATIFAdministrative Account

A. Tagihan Rekening Administratif

A. Administr tive Account Receivables

1. Komitmen 11,488,268 2,172,243 1,251,865 487,022 1,058,224 6,518,914 58,878,371 54,659,449 1,908,540 841,375 1,469,007 - 1. Commitment

2. Kontijensi 4,249,303 4,249,303 3,852,375 3,852,375 2. Contingencies

Total Tagihan Rekening Admi-nistratif

15,737,572 6,421,546 1,251,865 487,022 1,058,224 6,518,914 62,730,746 58,511,823 1,908,540 841,375 1,469,007 - Total Administrative Account Receivables

B. Kewajiban Rekening Administratif

B. Administrative Account Liabilities

1. Komitmen 109,575,532 101,700,354 2,347,477 1,153,377 1,512,503 2,861,821 95,916,158 89,322,543 3,788,914 1,413,991 874,005 516,705 1. Commitment

2. Kontijensi 7,833,429 459,854 615,737 937,907 3,680,992 2,138,939 6,584,816 462,414 632,056 1,051,970 3,031,400 1,406,977 2. Contingencies

Total Kewajiban Rekening Admi-nistratif

117,408,962 102,160,209 2,963,215 2,091,283 5,193,495 5,000,760 102,500,974 89,784,957 4,420,970 2,465,961 3,905,405 1,923,682 Total Administrative Account Liabilities

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif

(101,671,390) (95,738,662) (1,711,349) (1,604,262) (4,135,271) 1,518,154 (39,770,228) (31,273,134) (2,512,430) (1,624,586) (2,436,397) (1,923,682) Difference between Receivables and Liabilities in the Administrative Account

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] (106,630,443) (93,801,942) 564,846 (2,864,108) (4,839,460) (5,689,780) (43,329,580) (29,268,317) 951,245 (2,351,356) (5,606,118) (7,055,033) Amount of [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

Selisih Kumulatif (106,630,443) (93,801,942) 564,846 (2,864,108) (4,839,460) (5,689,780) (43,329,580) (29,268,317) 951,245 (2,351,356) (5,606,118) (7,055,033) Cumulative Amount

253

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 256: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Laporan Keberlanjutan Sustainability Report

Tujuan kami adalah untuk mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keberagaman unik kami. Dengan menitik beratkan pada tiga pilar keberlanjutan - berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjadi perusahaan yang beretika dan profesional serta bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan - kami yakin untuk mencapai tujuan kami, sejalan dengan perilaku yang dimiliki, dan memenuhi janji kami untuk Here for good. Our purpose is to drive commerce and prosperity through our unique diversity. By focusing on three sustainability pillars – contributing to sustainable economic growth, being a responsible company and investing in communities – we believe we can achieve our purpose, in line with our valued behaviours, and deliver on our promise to be Here for good.

8

254

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 257: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

255

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 258: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Penyaluran kredit yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutanLoan distribution to supports sustainable national economic growth

Perolehan pendapatan bunga kredit yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan BankInterest income from loans which supports the Bank’s sustainable growth

Penyaluran kredit ramah lingkunganDistribution of environmentally friendly credit

Ikhtisar KeberlanjutanSustainability Highlights

karyawan Bank merupakan wanitaof the Bank’s employees are women

Kesetaraan genderGender equality

Investasi untuk pengembangan kompetensi karyawanInvestment for employee’s competency development

Implementasi program “Seeing is Believing” melalui pemeriksaan mata dan pembagian kacamata gratisImplementation of “Seeing is Believing” programme through free eye examination and glasses distribution

Sulawesi SelatanSouth Sulawesi

30 sekolah/ schools

771 pelajar/ students

Nusa Tenggara BaratWest Nusa Tenggara

4 kabupaten/ regencies

110.192 penduduk/ people

Palu

150 korban gempa dan tsunami/ victims earthquake and tsunami

Jakarta & Makassar

20 SLB/ School for Students with Disabilities

600 anak/ children

Implementasi program “Goal” melalui pembekalan keterampilan hidup bagi remaja putriImplementation of “Goal” programme through life skills training for female teenagers

melalui program Financial Education for Youth (FE4Y)through Financial Education for Youth (FE4Y) programme

Literasi keuanganFinancial Literacy

Rp32,70 triliun/ trillion

Rp40,80 miliar/ billion

672 remaja/ teenagers

53,35%

Rp2,50 triliun/ trillion Rp13,90 triliun/ trillion

USD20.00010 sekolah/ schools

597 remaja putri/ female teenagers

256

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 259: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Ringkasan EksekutifExecutive Summary

Standard Chartered Bank berkomitmen untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi nasional melalui fokus bisnis yang dijalankan Bank di sektor perbankan. Komitmen ini dilaksanakan dengan menjunjung tinggi 3 pilar utama, yaitu:1. Berkontribusi terhadap pertumbuhan

ekonomi yang berkelanjutan;2. Menjadi perusahaan yang beretika

dan profesional; serta 3. Bertanggung jawab terhadap

masyarakat sekitar dan lingkungan.

Komitmen Bank dalam pembangunan berkelanjutan ini didasari tujuan dan misi Bank untuk membantu keuangan masyarakat dan perusahaan-perusahaan guna mendorong perdagangan dan investasi sehingga tercapai kemakmuran di seluruh Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Hal ini diwujudkan melalui keberagaman layanan jasa keuangan yang disediakan untuk nasabah individu, korporasi, dan institusi global, serta rangkaian program yang dapat memperbaiki kehidupan dan menciptakan kesempatan baru bagi masyarakat, khususnya yang berada di wilayah operasional Bank.

Komitmen serta misi Bank ini telah diwujudkan melalui serangkaian program yang diimplementasikan di tahun 2018. Komitmen keberlanjutan ini juga telah dituangkan dalam Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) Standard Chartered Bank Indonesia 2019-2023 yang akan mulai dilaksanakan di tahun 2019 dengan melibatkan berbagai departemen dan unit kerja, sumber daya, serta pemangku kepentingan.

Standard Chartered Bank is committed to support national social and economic development through business focus conducted by the Bank in banking sector. This commitment is carried out by upholding the 3 main pillars, which are:

1. Contributing to sustainable economic growth;

2. Being a responsible company; and

3. Investing in communities.

The Bank’s commitment to sustainable development is based on the Bank’s goals and mission to support community and corporate’s finance in order to drive trade and investment to achieve prosperity throughout Asia, Africa, and the Middle East. This is realized through the various financial services provided for individual customers, corporations, and global institutions, as well as a series of programmes that can improve lives and create new opportunities for the community, especially those living in the Bank’s operational area.

The Bank’s commitment and mission were realized through various programmes implemented in 2018. This sustainability commitment is also outlined in the 2019-2023 Action Plan for Sustainable Finance (RAKB) of Standard Chartered Bank Indonesia which will begin to be implemented in 2019 by involving various departments and work units, resources, and stakeholders.

Literasi keuanganFinancial Literacy

257

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 260: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Pandangan KeberlanjutanSustainability Views

Kehadiran Standard Chartered Bank Indonesia sebagai entitas usaha tidak hanya ditujukan untuk mencapai keuntungan, tetapi juga untuk memberikan manfaat nyata bagi pembangunan sosial dan ekonomi nasional. Komitmen ini diwujudkan melalui pelaksanaan usaha secara bertanggung jawab serta kontribusi berkelanjutan kepada pemangku kepentingan. Upaya ini menjadi bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta strategi yang dirancang Bank secara terstruktur untuk menjaga keberlanjutan usaha dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi.

Standard Chartered Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi nasional melalui fokus bisnis perusahaan di sektor perbankan yang menjunjung tinggi tiga pilar utama. Ketiga pilar ini sejalan dengan pilar keberlanjutan Standard Chartered Group, yakni meliputi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjadi perusahaan yang beretika dan profesional, serta bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan.

Implementasi setiap inisiatif dari masing-masing pilar tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik sebagai mitra pelaksana maupun target sasaran yang dituju oleh Bank. Mitra utama aksi keberlanjutan ini adalah karyawan Bank yang bergerak secara sukarela untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Selain itu, Bank juga bermitra dengan kementerian dan lembaga swadaya masyarakat agar implementasi inisatif-inisiatif dalam aksi keberlanjutan berdampak positif, efektif, dan tepat sasaran.

Kerja sama yang baik dengan pemangku kepentingan berdampak positif terhadap pencapaian aksi keberlanjutan di tahun 2018. Dalam meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Bank telah menyalurkan kredit sebesar Rp32,70 triliun kepada nasabah. Dari total tersebut, sebesar Rp7,62 triliun atau 23,31% disalurkan bagi kelompok kreditur tertentu yang memiliki keterkaitan dengan lingkungan sehingga wajib memenuhi ketentuan AMDAL (kredit ramah lingkungan).

Dalam mewujudkan perusahaan yang beretika dan profesional, Bank telah melaksanakan pengelolaan SDM yang bertanggung jawab dan dengan memperhatikan pemenuhan hak-hak asasi manusia. Pengelolaan SDM yang bertanggung jawab ini telah mengeliminasi isu-isu diskriminasi dalam internal Bank. Keberagaman budaya, kesempatan kerja yang setara dalam perbedaan gender maupun terhadap karyawan disabilitas menjadi kekuatan Bank untuk terus meningkatkan nilai-nilai “Better Together” yang dijunjung oleh seluruh insan Grup Standard Chartered. Bank juga memperhatikan isu-isu kelestarian lingkungan dalam penyaluran kredit sehingga kegiatan usaha yang dilakukan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.

The presence of Standard Chartered Bank Indonesia as a business entity is not only intended to gain profit, but also to provide the real benefits for national social and economic development. This commitment is realized by conducting business responsibly and continuously contributing to stakeholders. This effort is a form of social and environmental responsibility, as well as a strategy designed by the Bank in a structured manner to maintain business sustainability in a longer period of time.

Standard Chartered Bank Indonesia is committed to support national social and economic development through the Bank’s business focus in banking sector that upholds the three main pillars. These three pillars are in line with Standard Chartered Group’s sustainability pillars, which include contributing to sustainable economic growth, being a responsible company, and investing in communities.

The implementation of each initiative from each of these pillars involves various stakeholders, both as implementing partners as well as targets aimed by the Bank. The main partners of this sustainability action are the Bank’s employees who voluntarily deliver the best for the community. In addition, the Bank is also partnered with the ministries and non-governmental organizations so that the implementation of initiatives in sustainability actions have positive, effective, and on-target impacts.

Additional good cooperation with stakeholders delivered positive impact on achieving sustainability actions in 2018. In increasing contributions to sustainable economic growth, the Bank channeled loans in the amount of IDR 32.70 trillion to customers. From the total amount, an amount of IDR 7.62 trillion or 23.31% is distributed to certain credit group that has engagement with the environment and must meet the requirements of AMDAL (environmentally friendly credit).

In realizing an ethical and professional company, the Bank carried out HR management responsibly by paying attention to the fulfillment of human rights. By conducting HR management responsibly, discrimination issues within the Bank’s employees have been eliminated. Cultural diversity, equal employment opportunities in gender differences, as well as employees with disabilities are the Bank’s strength to keep improving the values of “Better Together”, which is upheld by all Standard Chartered Group employees. The Bank also pays attention to environmental preservation issues in credit channeling so that the business activities carried out do not have negative impact to the environment, either directly or indirectly.

258

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 261: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Dalam mewujudkan tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan, secara konsisten dan berkelanjutan, Bank melaksanakan 2 program komunitas. Program “Seeing is Believing” menjadi inisiatif yang dijalankan Bank bersama Standard Chartered Group untuk mencegah dan mengentaskan kebutaan. Bank telah menganggarkan USD5 juta untuk pelaksanaan program ini selama 5 tahun, mulai dari 2015 sampai 2020. Pada tahun 2018, program ini telah dilaksanakan di 5 wilayah berbeda di Jakarta, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Palu. Sekitar 50 sekolah telah dikunjungi, lebih dari 111.763 orang telah mendapat pemeriksaan mata, dan sebanyak 960 kacamata telah dibagikan secara gratis. Selain itu, pendidikan dan pelatihan tentang kesehatan mata juga telah dilakukan bagi beberapa rumah sakit, komunitas relawan, guru, dan wartawan.

Sedangkan, program “Goal” menjadi inisiatif yang ditujukan untuk memberikan pembekalan keterampilan hidup kepada remaja putri agar dapat mengatasi masalah kesetaraan gender. Bank telah menganggarkan USD20.000 untuk menjalankan kurikulum Goal dari 1 Juni 2018 sampai dengan 31 Mei 2019. Sekitar 10 sekolah dan sebanyak 597 remaja putri telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan sesuai kurikulum Goal di tahun 2018.

Dalam melaksanakan aksi keberlanjutan ini, Bank menghadapi tantangan yang berasal dari internal maupun eksternal Bank, termasuk perubahan strategi dan arahan Standard Chartered Group, serta perubahan kebijakan pemerintah dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pencapaian target aksi keberlanjutan. Meskipun demikian, Bank tetap mengupayakan pencapaiannya melalui kerja sama strategis dengan berbagai pemangku kepentingan. Selain itu, agar aksi keberlanjutan terukur dan terarah dari waktu ke waktu, maka di tahun 2019, Bank telah menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan. Penyusunan rencana aksi ini juga sejalan dengan pemenuhan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan terkait penerapan keuangan berkelanjutan.

Standard Chartered Bank Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan setiap rencana aksi yang telah ditetapkan dan meningkatkan kualitas implementasinya secara bertahap. Melalui aksi keuangan berkelanjutan ini, Bank akan terus mewujudkan janji “Here for good” yang telah dilaksanakan sejak masa lampau dan masa kini ke masa-masa yang akan datang.

Rino DonosepoetroChief Executive Officer

Jakarta, 8 April 2019Jakarta, 8 April 2019

In realizing responsibility to the surrounding community and the environment consistently and continuously, the Bank implements 2 community programmes. The “Seeing is Believing” programme is an initiative run by the Bank with Standard Chartered Group to prevent and eradicate blindness. The Bank budgeted USD5 million to implement this programme for 5 years, starting from 2015 to 2020. In 2018, the programme was held in 5 different areas in Jakarta, South Sulawesi, West Nusa Tenggara, and Palu. Approximately 50 schools were visited, more than 111,763 people received eye treatment, and 960 pairs of glasses were distributed free of charge. Furthermore, education and training on eye health was held at several hospitals, volunteer communities, teachers, and reporters.

Meanwhile, “Goal” programme is an initiative aimed at providing life skills training to female teenagers in order to overcome gender equality issue. The Bank budgeted USD20,000 to run Goal curriculum from 1 June 2018 to 31 May 2019. Approximately 10 schools and 597 female students received education and training in accordance with Goal curriculum in 2018.

From time to time, the Bank faces challenges in implementing its Sustainability Plan originating both internally as well as externally. The announcement of a new policy or new regulation, macro economic conditions, staff resignation, potential environmental issues, potential cyber crime risk are just to name a few. Nonetheless, the Bank continues to strive for its achievement through strategic cooperation with various stakeholders. Furthermore, in order to have the sustainable actions measured and directed from time to time, the Bank prepares Action Plan for Sustainable Finance in 2019. The preparation of this action plan is also in line with the fulfillment of the provisions of Financial Services Authority related to the implementation of sustainable finance.

Standard Chartered Bank Indonesia is committed to implement the identified action plan and improve the quality of its implementation gradually. Through its Sustainability Plan, the Bank will continue to deliver on its promise to be Here for good.

259

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 262: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Misi KeberlanjutanSustainability Mission

Tata Kelola KeberlanjutanSustainability Governance

Tujuan kami adalah mewujudkan perdagangan dan kemakmuran melalui keberagaman kami yang unik. Dengan menitik beratkan pada tiga pilar keberlanjutan - berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjadi perusahaan yang beretika dan profesional serta bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan - kami yakin untuk mencapai tujuan kami, sejalan dengan perilaku yang dimiliki, dan memenuhi janji kami yaitu Here for good . Pilar-pilar tersebut didukung oleh Aspirasi Keberlanjutan kami, yang memberikan target terukur yang menunjukkan cara mencapai hasil yang berkelanjutan di seluruh bisnis kami.Our purpose is to drive commerce and prosperity through our unique diversity. By focusing on three sustainability pillars – contributing to sustainable economic growth, being a responsible company and investing in communities – we believe we can achieve our purpose, in line with our valued behaviours, and deliver on our promise to be Here for good. The pillars are supported by our Sustainability Aspirations, which provide measurable targets to demonstrate how we are achieving sustainable outcomes across our business.

Misi Keberlanjutan Sustainability Mission

Struktur Tata Kelola Keberlanjutan

Aksi berkelanjutan yang dilaksanakan Bank saat ini melibatkan berbagai divisi/unit kerja yang terkait. Khusus implementasi inisiatif yang terkait program komunitas (masyarakat), telah dikelola oleh Corporate Affairs. Keterlibatan berbagai divisi/unit kerja ini ditujukan untuk memaksimalkan partisipasi internal, menjamin kesesuaiannya dengan tujuan Standard Chartered Bank dan ketepatan sasaran yang ditetapkan. Selain itu, keterlibatan divisi/unit kerja yang terkait dipandang dapat menjaga kesesuaian perencanaan dan implementasi masing-masing inisiatif dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, dimana Bank beroperasi.

Sustainable Governance Structure

The sustainable actions currently conducted by the Bank involve various related divisions/work units. The implementation of initiatives related to community programmes has been specifically managed by the Corporate Affairs. The involvement of various divisions/work units is aimed at maximizing internal participation, ensuring compliance with Standard Chartered Bank’s objectives, and the properness of the targets set. In addition, the involvement of relevant divisions/work units is seen as being able to maintain the suitability of the planning and implementation of each initiative with the applicable regulations in Indonesia, where the Bank operates.

260

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 263: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Dalam melaksanakan aksi keberlanjutan, maka Bank telah menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) Standard Chartered Bank Indonesia 2019-2023. Penyusunan RAKB ini akan diikuti dengan penetapan penanggung jawab untuk masing-masing inisiatif pada masing-masing pilar rencana keberlanjutan. Melalui penetapan struktur tata kelola keberlanjutan secara jelas dan spesifik, Bank berharap implementasi RAKB di tahun 2019 dan selanjutnya dapat efisien, efektif, dan tepat sasaran.

Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan

Untuk memastikan bahwa penanggung jawab aksi keuangan berkelanjutan Bank memperoleh informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam merencanakan dan mengimplementasikan setiap rencana aksi, maka Bank mendorong keikutsertaan pihak-pihak tersebut dalam berbagai program pelatihan terkait, sebagaimana diungkapkan berikut ini:

Peserta Participants

Materi Pengembangan Kompetensi

Competence Development Material

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Time and Place

PenyelenggaraOrganizer

Relationship Managers (RMs) dan Credit OfficersRelationship Managers (RMs) and Credit Officers

Environment Social Risk Management (ESRM)

3 Desember 2018, Jakarta3 December 2018, Jakarta

Standard Chartered Group

Prosedur Aksi Keuangan Berkelanjutan

Prosedur penerapan RAKB dimulai dari proses penyusunan, implementasi, evaluasi dan tindak lanjut yang diuraikan sebagai berikut:1. Proses Penyusunan RAKB Dalam proses penyusunan RAKB, Bank merujuk pada

RAKB (Sustainability Program) Standard Chartered Bank secara global. Proses penyusunan tersebut melibatkan jajaran Direksi Bank (Country Management Team) dan beberapa staf ahli.

2. Implementasi RAKB dan Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Mengingat luasnya cakupan RAKB Bank, maka implementasinya membutuhkan kerja sama dari seluruh lini Bank untuk memastikan bahwa RAKB akan terlaksana dengan baik. Pelaksanaan RAKB Bank juga akan melibatkan mitra kerja yang telah ditunjuk, yaitu:

In carrying out sustainability actions, the Bank has compiled Sustainable Finance Action Plan (RAKB) of Standard Chartered Bank Indonesia 2019-2023. The drafting of this RAKB will be followed by the determination of the person responsible for each initiative on each pillar of the sustainability plan. Through the establishment of clear and specific sustainability governance structure, the Bank expectsthat the implementation of the Sustainability Action Plans in 2019 and thereafter will be done in an efficient and effective manner.

Sustainable Competence Development

To ensure that the person in charge of the Bank’s sustainable finance action obtains the necessary information and knowledge to plan and implement each action plan, the Bank encourages the participation of these parties in various relevant training programmes, as disclosed below:

Procedures of Sustainable Finance Action Plan

The procedure for implementing RAKB starts from the process of drafting, implementing, evaluating, and following up as described below:1. Procedures of Drafting RAKB In the process of drafting RAKB, the Bank globally refers to

Standard Chartered Bank’s Sustainability Programme. The drafting process involves Country Management Team and several expert staffs.

2. RAKB Implementation and Stakeholders Involvement

Given the wide scope of the Bank’s RAKB, the implementation requires cooperation from all lines of the Bank to ensure that RAKB will be implemented properly. The implementation of the Bank’s RAKB will also involve the designated work partners, namely:

261

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 264: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

a. Helen Keler International Indonesia (HKI Indonesia), CBM, Fred Hollows, dan ORBIS yang merupakan mitra non government organization (NGO) internasional yang fokus utamanya pada pencegahan dan pengentasan kebutaan;

b. Yayasan Mitra Mandiri Indonesia (YMMI) yang merupakan mitra NGO lokal yang fokus utamanya pada pendidikan dan pengembangan kapasitas diri remaja.

3. Sistem Evaluasi Pelaksanaan Program Progres realisasi program RAKB akan dimonitor secara

periodik melalui rapat Country Non Financial Risk Committee yang dipimpin oleh CEO Standard Chartered Bank Indonesia. Rapat akan dilaksanakan setiap bulan untuk membahas berbagai risiko non finansial yang dihadapi Bank, seperti risiko kepatuhan dan risiko operasional. Rapat Komite tersebut akan dihadiri oleh jajaran Direksi Bank.

4. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Berdasarkan hasil penilaian, apabila terdapat rencana yang

belum diimplementasikan, maka akan dilakukan identifikasi masalah. Setelah diidentifikasi, akan dilakukan review terhadap target, analisa sumber daya, dan analisa faktor eksternal yang menghambat implementasi tersebut.

Tantangan yang Dihadapi

Dalam merealisasikan RAKB, Bank menghadapi tantangan yang berasal dari ekternal maupun internal, sebagaimana diuraikan berikut:1. Tantangan Eksternal Berbagai tantangan eksternal mungkin terjadi di masa

depan yang mengakibatkan keterlambatan realisasi RAKB Bank, antara lain perubahan kebijakan pemerintah terkait penyaluran kredit infrastruktur, bencana alam, perang dagang skala internasional, serta krisis ekonomi.

2. Tantangan Internal Bank akan menghadapi tantangan internal berupa

perubahan strategi dan perubahan arahan dari Standard Chartered Group mengenai rencana keuangan berkelanjutan.

a. Helen Keler International Indonesia (HKI Indonesia), CBM, Fred Hollows, and ORBIS which are international non-government organization (NGO) partners whose main focus is preventing and eradicating blindness;

b. Yayasan Mitra Mandiri Indonesia (YMMI), which is local NGO partner that focuses primarily on education and development of adolescent’s self-capacity.

3. Programme Implementation Evaluation System The realization progress of RAKB programme will be

monitored periodically through Country Non-Financial Risk Committee meeting chaired by the CEO of Standard Chartered Bank Indonesia. This meeting will be held monthly to discuss various non-financial risks faced by the Bank, such as compliance risks and operational risks. This Committee Meeting will be attended by the Bank’s Board of Directors.

4. Follow-Up on Evaluation Result According to the assessment results, in the event of

any unimplemented plan, problem identification will be conducted. After the problem is identified, there will be a review of the target, analysis of the resources, and analysis of the external factors that hinder the implementation.

Challenges Faced

In realizing RAKB, the Bank faces challenges originating from external and internal factors as described below:

1. External Challenges Various external challenges may occur in the future which

result in delays in the Bank’s RAKB realization, including changes in government policies related to infrastructure credit channeling, natural disasters, international-scale trade wars, and economic crisis.

2. Internal Challenges The Bank may face internal challenges in the form of staff

movement, internal credit policies which are related to the on the sustainable finance plans.

262

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 265: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Uraian pendekatan dan kinerja keberlanjutan dijelaskan sesuai dengan pilar utama yang dijalankan Standard Chartered Bank Indonesia berikut ini:

Pilar 1:Berkontribusi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

ObjektifSebagai pelaku usaha di perbankan, Bank menggunakan bisnis inti untuk mempromosikan keberlanjutan pengembangan di pasar perbankan.

Strategi dan AspirasiStrategy and Aspiration

Rencana AksiAction Plan

InfrastrukturMendukung program pemerintah terkait pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan produk berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Sesuai dengan program SDG untuk membangun infrastruktur yang tangguh.

InfrastructureSupporting government programmes related to infrastructure development in Indonesia with sustainable products and responsibility.

In line with SDG programme to build strong infrastructure.

Menyediakan konsultasi, pembiayaan, jasa debt structuring untuk 2-3 proyek infrastruktur per tahun.Providing consultation, financing, debt structuring services for 2-3 infrastructure projects per year.

Niaga Perdagangan menciptakan pekerjaan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan memungkinkan masyarakat untuk terhubung lintas batas.

(Sesuai dengan program SDG untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan).

Commercial Trade creates jobs and contributes to economic growth by enabling people to connect across borders.

(In line with SDG programme to promote inclusive and sustainable economic growth).

Meneruskan fokus pada program ekosistem dan menargetkan untuk melakukan on board terhadap 100 pemasok dan pembeli per tahun.Keep focusing on ecosystem programme and targeting to on-boarding 100 suppliers and buyers per year.

Pelaksanaan InisiatifStandard Chartered Bank Indonesia mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui layanan konsultasi dan pembiayaan terkait infrastruktur. Program pembiayaan yang secara efektif akan berlangsung di tahun 2019 ini akan memerlukan waktu 3-6 bulan sejak proses perencanaan sampai dengan pencairan kredit. Program pembiayaan ini juga termasuk memberikan layanan dalam bentuk konsultasi/saran kepada klien korporasi yang membangun infrastruktur, baik terkait pelaksanaan penggabungan usaha (merger), akuisisi, dan divestasi, serta pembiayaan utang dan ekuitas.

Pendekatan dan Kinerja KeberlanjutanSustainability Approach and Performance

The description of the sustainability approach and performance is explained in accordance with the following main pillars carried out by Standard Chartered Bank Indonesia, which are:

Pillar 1:Contributing to sustainable economic growth

ObjectiveAs a business actor in banking sector, the Bank uses core business to promote sustainable development in banking market.

Implementation of InitiativeStandard Chartered Bank Indonesia supports sustainable economic growth through consultancy and financing services related to infrastructure. The financing programme that will effectively take place in 2019 will take 3-6 months from planning process to credit disbursement. The financing programme also includes providing services in the form of consultations/advice to corporate clients that build infrastructure, either related to implementation of mergers, acquisitions, and divestments, or debt and equity financing.

263

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 266: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Dari total kredit yang disalurkan di tahun 2018, sebesar Rp1,58 triliun atau 4,82% disalurkan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur.

Sedangkan, aspirasi terkait perniagaan dilakukan melalui program banking the ecosystem, dimana Bank menyediakan solusi perbankan terintegrasi bagi klien korporasi sampai pada tingkat pembeli dan pemasoknya (distributor dan supplier financing). Informasi tentang layanan ini telah diuraikan pada pembahasan tentang Profil Perusahaan.

Pilar 2: Menjadi Perusahaan yang Beretika dan Profesional

ObjektifBank mengelola usaha secara bertanggung jawab dengan mempromosikan nilai-nilai dan perilaku yang baik, berinvestasi pada sumber daya manusia (SDM), serta mengelola dampak lingkungan usaha dan melawan kejahatan keuangan.

Strategi dan AspirasiStrategy and Aspiration

Rencana AksiAction Plan

Tenaga Kerja ManusiaKaryawan Bank merupakan aset terbesar dan keragamannya menjadi salah satu faktor keberhasilan usaha.

(Sesuai dengan program SDG untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan).

Human ResourceOur employees are the biggest asset we have and our unique diversity is one of the Bank's greatest success factor

(In accordance with the SDG programme to achieve gender equality and women empowerment).

a. Memastikan kesetaraan gender dan menjaga komposisi gender merata antara pemimpin wanita dan pria di Bank;

b. Meluncurkan strategi diversity and inclusion yang baru;c. Melanjutkan program kesejahteraan karyawan, seperti:

• Hari sehat;• Cuti ulang tahun;• Cuti hamil 5 bulan;• Cuti ayah 2 minggu;• Klub olahraga (yoga, badminton, basket, futsal, dan tenis meja);• Mengadakan minggu kesehatan dan keselamatan yang

mencakup pelatihan pertahanan diri;• Menyediakan program bantuan karyawan, berupa konsultasi

psikologis gratis.a. Ensuring gen der equality and maintaining equal gender composition

between female and male leaders in the Bank;b. Launching the new diversity and inclusion strategy;c. Continuing employee’s welfare programmes, such as:

• Wellness day;• Birthday leave;• 5-month maternity leave;• 2-week paternity leave;• Sports clubs (yoga, badminton, basketball, futsal, and table

tennis);• Conducting health and safety week programme that includes

self-defense training;• Providing employee assistance programme in the form of free

psychological consultation.

Of the total loans disbursed in 2018, IDR 1.58 trillion or 4.82% was channeled to finance infrastructure development.

Meanwhile, the Bank's aspirations to drive trade and commerce is realised through banking the ecosystem programme, where the Bank provides integrated banking solutions for directly as well as indirectly to its supply chain, being its buyers and suppliers by offering a wide range of Supplier / Buyer Financing programmes distributors and suppliers (distributors and supplier financing). Information about this service has been described in the discussion on Company Profile.

Pillar 2: Being a responsible company

ObjectiveThe Bank manages the business responsibly by promoting good values and behavior, investing in human resources (HR), as well as managing the impact of business environment and fighting financial crime.

264

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 267: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Strategi dan AspirasiStrategy and Aspiration

Rencana AksiAction Plan

Peduli LingkunganBank senantiasa berupaya untuk mengimplementasikan green living dengan meluncurkan berbagai inisiatif, seperti mengurangi penggunaan kertas, listrik, dan sebagainya.

(Sesuai dengan program SDG untuk mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya).

Environmental CareThe Bank continuously strives to implement green living by launching various initiatives, such as reducing paper use, electricity use, and water usage.

(In accordance with the SDG programme to take fast action to address climate change and its impacts).

a. Mengurangi penggunaan kertas di kantor sebanyak 2,4%;b. Mengurangi penggunaan listrik di kantor sebanyak 11%;c. Mengurangi penggunaan air di kantor sebanyak 24%;d. Memberikan layanan keuangan kepada nasabah debitur yang

mengelola dampak lingkungan dan sosial secara bertanggung jawab, melalui:• Memastikan bahwa semua nasabah debitur telah lulus penilaian

Environmental and Social Risko Management (ESRM);• Hanya memberikan layanan keuangan kepada produsen

minyak kelapa sawit yang memiliki sertifikasi Rountable Sustainable Palm Oil (RSPO);

• Tidak mendukung pembiayaan pembangkit listrik tenaga batu bara.

a. Reducing paper use in the office by 2.4%;b. Reducing electricity use in the office by 11%;c. Reducing water use in the office by 24%;d. Providing financial services to debtors who manage environmental

and social impacts responsibly by:• Ensuring that all debtors have passed the Environmental and

Social Risk Management (ESRM) assessment;• Only providing financial services to palm oil producers that

have Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) certification;• Not financing coal-fired power stations.

EtikaPerilaku baik dan standar etika yang tinggi sangat esensial dalam memberikan pelayanan yang adil dan handal kepada nasabah.EthicsGood behavior and high ethical standards are essential in providing fair and reliable services to customers.

Senantiasa menanamkan budaya kinerja yang tinggi di dalam organisasi dengan menginisiasi program-program peningkatan perilaku serta memastikan bahwa semua standar perilaku telah dilaksanakanContiously raising high performance culture within the organization by initiating behavioral improvement programmes and ensuring that all behavioral standards have been implemented

Financial Crime ComplianceKejahatan keuangan memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi yang serius yang dapat merugikan individu dan komunitas.Financial Crime ComplianceFinancial crime has serious social and economic consequences that may harm individuals and communities.

a. Semua karyawan Bank yang memenuhi persyaratan, harus menyelesaikan pelatihan anti bribery and corruption (ABC), anti money laundry (AML), and sanction yang relevan dengan tingkat keterlambatan penyelesaian kurang dari 3%;

b. Keterlibatan pejabat representatif Bank dalam focus group discussion yang dikoordinasikan oleh OJK dan PPATK;

c. Memberikan financial crime compliance (FCC) training kepada bank lokal terkait sanction regulation yang dilakukan 1 tahun sekali;

d. Mengadakan kelas correspondent banking academy setiap tahun.a. All relevant employees must complete relevant anti-bribery and

corruption (ABC) training, anti-money laundry (AML), and sanction training with delay of completion rate less than 3%;

b. Involvement of the Bank’s representatives in focus group discussions coordinated by OJK and PPATK;

c. Providing financial crime compliance (FCC) training to local banks related to sanction regulation conducted once a year;

d. Holding correspondent banking academy classes every year.

Pelaksanaan InisiatifTenaga Kerja ManusiaSeluruh karyawan Bank merupakan mitra strategis sekaligus aset berharga yang hak-hak ketenagakerjaannya wajib dipenuhi. Oleh karena itu, Bank melaksanakan pengelolaan SDM secara adil dan bertanggung jawab sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dengan memperhatikan pemenuhan hak-hak asasi manusia.

1. Kesetaraan Gender dan Kesempatan Kerja yang Adil Pada tahap rekrutmen, Bank telah membuka kesempatan

kerja yang setara bagi karyawan dan calon karyawan, tanpa membedakan latar belakang identitas, khususnya identitas gender, suku, agama, ras, golongan politik, maupun tingkatan sosial. Kesempatan kerja yang setara ini antara lain dapat dilihat dari komposisi tenaga kerja pria

Implementation of InitiativeHuman ResourceAll Bank employees are strategic partners and valuable assets whose labor rights must be fulfilled. Therefore, the Bank carries out HR management fairly and responsibly in accordance with the prevailing laws and regulations and by observing the fulfillment of human rights.

1. Gender Equality and Fair Work Opportunities At the recruitment stage, the Bank opens equal employment

opportunities for employees and prospective employees, regardless their identity background, especially gender, ethnicity, religion, race, political group, and social level. This equal employment opportunity can be seen from the composition ratio of male and female workers, where

265

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 268: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

dan wanita, dimana sebanyak 53,35% karyawan Bank merupakan wanita. Selain itu, sebanyak 33% anggota Country Management Team juga merupakan wanita.

Dalam proses rekrutmen, Bank mengutamakan tenaga kerja lokal sebagai bentuk pemberian kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia. Namun demikian, sebagai bagian dari unit bisnis berskala internasional, Bank menghargai dan tidak membatasi keberanekaragaman karyawan dari berbagai negara.

Bank juga membuka lapangan kerja bagi SDM disabilitas. Saat ini, karyawan disabilitas yang telah bergabung dengan Bank meliputi karyawan dengan gangguan penglihatan (visually impaired) dan kursi roda.

2. Kesetaraan dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Prinsip kesetaraan dan kesempatan yang sama juga

diberikan oleh Bank kepada setiap karyawan untuk mengembangkan potensi dan kompetensinya melalui program pendidikan dan pelatihan. Dalam pelaksanaannya, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan Bank dalam mengembangkan usaha dan kebutuhan karyawan dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Implementasi pengembangan potensi dan kompetensi karyawan di tahun 2018 ini menghabiskan biaya investasi sebesar Rp40.804.679.965,-, lebih besar dari tahun 2017 yang sebesar Rp26.626.050.082,-.

3. Remunerasi dan Kesejahteraan Karyawan Untuk memenuhi kesejahteraan karyawan, Bank memiliki

kebijakan agar seluruh karyawan pada tiap tingkat jabatan mendapat besaran remunerasi, fasilitas, serta tunjangan yang memadai. Perincian remunerasi serta fasilitas pada program kesejahteraan yang dijalankan oleh Bank sebagai berikut:a. Gaji;b. Bonus;c. Asuransi;d. Tunjangan kepemilikan kendaraan bermotor;e. Pinjaman kepemilikan perumahan;f. Pinjaman kepemilikan kendaraan bermotor;g. Pinjaman personal;h. Asuransi kesehatan;i. Asuransi kematian.

53.35% of the Bank’s employees are female. In addition, 33% of the Country Management Team members are also female.

In the recruitment process, the Bank prioritizes local workforce as a form of providing the widest possible employment opportunities for Indonesian people. However, as part of international business unit, the Bank respects and does not limit the diversity of employees from various countries.

The Bank also opens employment opportunities for people with disabilities. At present, employees with disabilities who have joined the Bank include employees who are visually impaired and using wheelchairs.

2. Equality in Education and Training Programme The same principle of equality and opportunity is also given

by the Bank to each employee to develop their potential and competence through education and training programmes. In its implementation, this is tailored to the Bank’s needs in developing the business and employees’ needs in fulfilling their duties and responsibilities. The implementation of developing the potential and competency of employees in 2018 spent an investment cost of IDR 40,804,679,965, which was greater than that of 2017, amounting to IDR 26,626,050,082.

3. Employee’s Remuneration and Welfare To fulfill employees’ welfare, the Bank has a policy so that

all employees at each level of office receive adequate amount of remuneration, facilities, and benefits. Details of remuneration and facilities in the welfare programme run by the Bank are as follows:

a. Salary;b. Bonus;c. Insurance;d. Car Ownership Programme;e. House loan;f. Motor vehicle loan;g. Personal loan;h. Health insurance;i. Life insurance.

266

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 269: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tingkat keadilan dalam remunerasi dapat dilihat dari rasio gaji tertinggi dan terendah selama tahun 2018 berikut:

Uraian Rasio Description

Gaji Direksi Tertinggi dan Terendah 2,65 : 1 Board of Director’s Highest and Lowest Salary

Gaji Direksi Tertinggi dan Pegawai Tertinggi 1,52 : 1 Board of Director’s Highest Salary and Employee’s Highest Salary

Gaji Pegawai Tertinggi dan Terendah 118,92 : 1 Employee’s Highest and Lowest Salary

4. Pemeliharaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bank mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja

dengan menyediakan sarana dan prasarana kesehatan kerja, mengikutsertakan karyawan dalam asuransi kesehatan, serta menyediakan pengecekan kesehatan berkala bagi seluruh karyawan. Dalam menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan, Bank menerapkan standar disain tempat kerja yang aman, nyaman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan di seluruh unit usaha, termasuk menyediakan fasilitas yang aman dan nyaman bagi pegawai disabilitas untuk bekerja.

5. Tingkat Kecelakaan Kerja Dampak dari upaya pemeliharaan kesehatan dan

keselamatan kerja yang dilakukan Bank adalah berkurangnya tingkat kecelakaan akibat kegiatan kerja karyawan di sepanjang tahun 2018 hingga menjadi 6 kasus yang didominasi cidera ringan di lingkungan kerja. Untuk meminimalkan risiko tersebut, Bank melakukan kampanye/awareness keselamatan dan keamanan dalam berkendara dan bekerja kepada seluruh karyawan. Bentuk kegiatan ini adalah melalui saluran media internal, seperti: TV broadcast dan Email Broadcast.

6. Sarana Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan Masalah ketenagakerjaan dapat muncul sewaktu-waktu

sebagai bagian dari proses kerja. Untuk mengendalikan hal ini, Bank telah menyediakan sarana pengaduan masalah ketenagakerjaan melalui beberapa saluran komunikasi Speak Up. Pengaduan dapat disampaikan secara verbal ataupun tulisan (email) kepada Manager karyawan terkait atau Serikat Pekerja atau Human Resources Business Partner dari masing masing unit kerja.

Sepanjang tahun 2018, tercatat 1 pengaduan masalah ketenagakerjaan telah diterima. Status kasus tersebut telah selesai ditindaklanjuti.

Peduli LingkunganBank dan seluruh mitra usaha membangun kesadaran terhadap lingkungan hidup secara konsisten. Kepedulian terhadap lingkungan hidup secara langsung khususnya dilakukan melalui efisiensi penggunaan kertas, serta energi listrik dan air. Selain itu, komitmen ini juga ditunjukkan melalui kebijakan pemberian kredit kepada nasabah dengan memperhatikan hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan penilaian Environmental and Social Risko Management (ESRM).

The level of fairness in remuneration can be seen from the ratio of the highest and lowest salaries during 2018, which are:

4. Maintenance of Occupational Health and Safety The Bank prioritizes occupational health and safety by

providing health facilities and infrastructure, registering employees in health insurance, and providing periodic health checks for all employees. In maintaining employees’ health and safety, the Bank applies a standard of safe, comfortable, healthy, and free from environmental pollution workplace design in all business units, including providing safe and comfortable facilities for employees with disabilities to work.

5. Occupational Accident Rate The impact of occupational health and safety maintenance

efforts conducted by the Bank is the reduced accident rate due to employee work activities throughout 2018 resulting in 6 cases dominated by minor accident cases. To minimize the risks, the Bank held campaign/awareness of safety and security while driving vehicles and working to all employees. The activities were in the form of internal media channel, such as TV broadcast and Email Broadcast.

6. Complaint Channel for Employment Issues Employment problems can arise at any time as part of the

work process. To control this, the Bank provides a facility to accommodate complaints about employment issues through several Speak Up communication channels. Complaints can be submitted verbally or in writing (email) to the relevant employee’s manager or Trade Union or Human Resources Business Partners of each work unit.

Throughout 2018, 1 complaint on employment issue was recorded. The status of this case was settled.

Environmental CareThe Bank and all its business partners build environmental awareness consistently. The specific examples of direct environmental awareness are efficient use of paper, electricity, and water. Furthermore, this commitment is also demonstrated through lending policies to customers by observing the results of Environmental Impact Analysis (AMDAL) and the assessment of Environmental and Social Risk Management (ESRM).

267

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 270: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

1. Transaksi Paperless Bank mengurangi penggunaan kertas dalam seluruh

kegiatan operasional dengan mengurangi cetakan dokumen dan meningkatkan dokumen elektronik, baik untuk kepentingan internal maupun nasabah. Terhadap nasabah, Bank mendorong peningkatan e-statement dan aktivitas penggunaan internet/electronic banking.

2. Efisiensi Energi Standard Chartered menjalankan peran penting dalam

mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, baik di dalam kegiatan operasional sendiri maupun dalam membantu nasabah mengurangi emisi mereka. Langkah ini didasari kepercayaan Bank terkait pentingnya untuk memimpin dengan memberi contoh yang baik. Karena alasan ini, Bank memiliki serangkaian kegiatan untuk membantu mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Kegiatan yang dilakukan mencakup efisiensi energi, pengurangan limbah dan daur ulang, menghilangkan karbon konsumsi listrik, penghematan air, serta secara berkelanjutan melakukan penghematan penggunaan kertas. Perbandingan total penghematan energy Bank ditunjukkan sebagai berikut:

DeskripsiDescription

TargetTarget

PencapaianAchievement

Pembatasan EnergiEnergy Reduction

N/a 0,05 L/Sqm

Penghematan ListrikElectricity Reduction

230/Sqm 270/Sqm

Pengurangan SampahWaste Reduction

N/a 13.625 Kg

Pengurangan KertasPaper Reduction

N/a 13.500 Ream

Pembatasan Penggunaan Air Water Reduction

0,5/Sqm 0,5/Sqm

3. Aktif dalam Berbagai Upaya Pelestarian Lingkungan Bank turut serta aktif dalam berbagai kegiatan pelestarian

lingkungan secara langsung, sebagaimana diuraikan berikut:

ProgramProgram

TanggalDate

LokasiLocation

Biaya (Rp)Cost (IDR)

Kampanye penyadaran lingkungan dengan memperkenalkan teknik biopori, hidroponik dan daur ulang kepada karyawan dan para pelajar sekolah.Environmental awareness campaign by introducing biopores, hydroponic, and recycling techniques to employees and school students.

28 Januari 201828 January 2018

Jakarta 40.500.000

1. Paperless Transactions The Bank reduces paper use in all operational activities

by reducing printed documents and improving electronic documents, both for internal’s and customers’ interests. For customers, the Bank encourages an increase in e-statements and internet/electronic banking activities.

2. Energy Efficiency Standard Chartered plays an important role in supporting

the transition to low-carbon economy in its operational activities as well as helping customers reduce their emissions. This step is based on the Bank’s trust in the importance of leading by example. Therefore, the Bank has a series of activities to help reduce the impact on the environment.

Activities carried out include energy efficiency, waste reduction and recycling, eliminating electricity consumption carbon, saving water, and continuously saving paper use. Comparison of total energy savings of the Bank is shown as follows:

3. Active in Various Efforts for Environmental Preservation The Bank actively participates in various environmental

conservation activities directly, as described below:

268

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 271: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

4. Penyaluran Kredit yang Ramah Lingkungan Terkait pemberian kredit yang bertanggung jawab, Bank

mewajibkan analisis kelayakan pemberian kredit kepada usaha yang berisiko memiliki dampak lingkungan. Bank wajib memperhatikan pemenuhan ketentuan tentang Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) serta penilaian Environmental and Social Risko Management untuk kelompok kreditur tertentu.

Di tahun 2018, pemberian kredit kepada kelompok kreditur tertentu yang telah memenuhi ketentuan AMDAL serta klasifikasi-klasifikasi lain terkait penyaluran kredit ramah lingkungan mencapai Rp13,90 triliun atau 42,51% dari total kredit yang disalurkan. Pemberian kredit ini dilakukan bagi kreditur yang bergerak di sektor ekonomi berikut:

Sektor Ekonomi

Realisasi Penyaluran Kredit Ramah Lingkungan (jutaan Rp)

Realization of Distribution of Environmentally Friendly Credit (million IDR )

Economic Sector

Manufaktur 11.109.217 Manufacturer

Perdagangan 1.802.490 Trading

Perumahan real estate 288.845 Real Estate Housing

Pertanian 170.299 Agriculture

Pertambangan dan penggalian 115.506 Mining and Excavation

Konstruksi 15.128 Construction

Lainnya 398.581 Others

Total 13.900.066 Total

4. Distribution of Environmentally Friendly Credit Regarding responsible lending, the Bank requires a

feasibility analysis on lending to businesses that are at risk of having environmental impacts. The Bank must pay attention to the fulfillment of provisions on Environmental Impact Analysis (EIA) and Environmental and Social Risk Management assessments for certain groups of creditors.

In 2018, lending to certain groups of creditors meeting EIA provisions as well as other classifications related to the distribution of environmentally friendly credit reached IDR 13,90 trillion or 42.51% of the total loans channeled. This credit was given to creditors engaged in the following economic sector:

269

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 272: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

SegmenSegment

Total Penyaluran Kredit(jutaan Rp)

Total Loan Distribution(million IDR )

Realisasi Penyaluran Kredit Ramah Lingkungan(jutaan Rp)

Realization of Distribution of Environmentally Friendly Credit

Corporate and Institutional Banking 21.037.511 6.760.296

Commercial Banking 7.779.850 7.139.770

Retail Banking 3.883.480 -

Total 32.700.841 13.900.066

EtikaSebagai bank berskala internasional, Bank menjalankan usaha dengan memperhatikan etika usaha dan etika yang berlaku, baik di tingkat internasional maupun lokal. Pemenuhan etika menjadi tanggung jawab Bank sebagai kantor cabang sebuah entitas usaha maupun seluruh karyawan Bank yang menjadi representasi dari Standard Chartered Bank Indonesia.

1. Praktik Manajemen Perilaku yang Baik Seluruh karyawan Bank pada berbagai level jabatan wajib

memahami dan menerapkan nilai-nilai Bank dan Group Code of Conduct dalam berinteraksi dengan sesama karyawan Bank dan Standard Chartered Group, nasabah, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya. Kerangka kerja manajemen perilaku dalam Code of Conduct tersebut mengatur pendekatan Bank untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengatur risiko terkait perilaku.

Pada tahun 2018, sebanyak 99,77% dari seluruh karyawan telah memperbaharui komitmen terhadap Group Code of Conduct. Implementasi Code of Conduct tersebut antara lain telah meminimalkan tingkat pelanggaran terkait etika perilaku di tahun 2018.

2. Menghormati Hak Asasi Manusia Bank berkomitmen untuk menghormati hak asasi manusia

dan berupaya memastikan seluruh pihak tidak terkena dampak negatif dalam peran Bank sebagai pemberi kerja maupun sebagai penyedia produk dan layanan keuangan. Komitmen terkait hak asasi manusia ini dicerminkan dalam bentuk pemenuhan Undang-Undang terkait hak asasi manusia, baik secara internasional maupun nasional, Prinsip-Prinsip Panduan PBB dan Undang-Undang Perbudakan Modern Inggris. Peraturan dan kebijakan tersebut telah diadopsi dalam berbagai kebijakan internal dan kerangka kerja manajemen risiko, termasuk Group Code of Conduct dan Supplier Charter.

Financial Crime ComplianceUntuk meningkatkan kepatuhan insan Bank, khususnya dalam memitigasi kejahatan keuangan, selama tahun 2018, Unit Kepatuhan telah mengadakan beberapa program pelatihan yang dihadiri pegawai Bank dari berbagai departemen dengan tingkat kehadiran sebesar 90% untuk ABC training dan 88% untuk AML training.

Unit Kepatuhan juga telah melaksanakan compliance monitoring review untuk memastikan penerapan peraturan Bank Indonesia dan peraturan lain yang berlaku. Dampak

EthicsAs an international-scale bank, the Bank conducts business by taking into account the business ethics and applicable ethics, both at international and local levels. Ethical fulfillment is the responsibility of the Bank as a branch office of a business entity and all Bank employees who are representatives of Standard Chartered Bank Indonesia.

1. Good Behavior Management Practices All Bank employees at various levels must understand

and apply the Bank's values and Group Code of Conduct in interacting with fellow Bank employees and Standard Chartered Group, customers, regulators, and other stakeholders. The behavioral management framework in the Code of Conduct governs the Bank's approach to identify, control, and manage risks related to behavior.

In 2018, 99.77% of all employees renewed their commitment to the Group Code of Conduct. The Code of Conduct implementation, among others, has minimized the level of violations related to ethical behavior in 2018.

.

2. Respect for Human Rights The Bank is committed to respecting human rights and

seeks to ensure that all parties are not negatively affected by the role of the Bank as an employer or as a provider of financial products and services. This commitment related to human rights is reflected in the fulfillment of human rights law, both internationally and nationally, the United Nations Guiding Principles ,and the British Modern Slavery Act. These regulations and policies have been adopted in various internal policies and risk management frameworks, including the Group Code of Conduct and Supplier Charter.

Financial Crime ComplianceTo improve the compliance of the Bank’s personnel, especially in mitigating financial crimes, throughout 2018, the Compliance Unit held several training programmes attended by Bank employees from various departments with 90% attendance level for ABC training and 88% for AML training.

The Compliance Unit also implemented compliance monitoring review to ensure the implementation of Bank Indonesia regulations and other applicable regulations. The impact of

270

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 273: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

dari konsistensi implementasi fungsi kepatuhan ini adalah rendahnya internal fraud yang terjadi di tahun 2018, serta kepastian penerapan kepatuhan.

Pelayanan Terhadap NasabahDalam mewujudkan perusahaan yang beretika dan profesional, Bank juga memperhatikan pemenuhan standar pelayanan terhadap nasabah. Nasabah merupakan salah satu pemangku kepentingan yang berperan besar dalam menjamin keberlangsungan usaha jangka panjang. Oleh sebab itu, kepercayaan serta kepuasan nasabah merupakan elemen penting yang harus dikelola dan dijaga dengan baik. Peningkatan pelayanan kepada nasabah dilakukan secara konsisten, disertai penyampaian informasi produk dan layanan, serta hal lainnya yang dianggap relevan bagi nasabah.

Kebijakan terkait pelayanan kepada nasabah mengacu kepada Surat Keputusan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.07/2018 tentang layanan pengaduan konsumen di sektor jasa keuangan dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 17/SEOJK.07/2018 tentang pedoman pelaksanaan layanan pengaduan konsumen di sektor jasa keuangan.

1. Program Peningkatan Kualitas Produk dan Layanan Bank berkonsentrasi dalam menjalin hubungan baik

dengan nasabah melalui peningkatan kualitas produk dan layanan. Produk-produk yang ditawarkan Bank merupakan produk perbankan unggul yang mampu bersaing dengan bank lain dalam menjaring nasabah individu maupun korporat. Sedangkan, peningkatan kualitas layanan antara lain dilakukan melalui:a. Nomor kontak dan email khusus;b. Website Bank; danc. Sosial media.

2. Program Engagement Nasabah Dalam rangka mempererat hubungan yang telah terjalin

dengan nasabah, Bank mengadakan berbagai program, antara lain client gathering.

3. Jaminan Perlindungan Simpanan Nasabah Sebagai penyedia jasa keuangan, Bank senantiasa

berupaya memelihara kepercayaan nasabah melalui kepastian hukum dalam pengaturan dan pengawasan Bank. Selain itu, Bank juga memberikan jaminan perlindungan simpanan nasabah melalui Lembaga Penjamin Simpanan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

4. Pusat Pengaduan Nasabah (Customer Care) Untuk memonitor dan mengelola pengaduan nasabah, Bank

telah membentuk Divisi Client Experience (untuk nasabah retail) dan Divisi Client Services Group (untuk nasabah korporasi) sebagai penanggung jawab penanganan dan penyelesaian pengaduan. Langkah-langkah penanganan dimulai dari analisa mendalam untuk menemukan sumber permasalahan. Kemudian, permasalahan tersebut ditindaklanjuti dengan solusi serta tindakan pencegahan agar permasalahan yang sama tidak terulang lagi.

the consistent implementation of compliance function was low internal fraud occurring in 2018, low internal fraud that occurred in 2018 as well as the certainty of implementing compliance.

Services to CustomersIn realizing an ethical and professional company, the Bank also pays attention to meet customer service standards. Customers are one of the stakeholders who play a major role in ensuring long-term business sustainability. Therefore, customer’s trust and satisfaction are important elements that shall be managed and maintained properly. Improvement of service to customers is carried out consistently, along with the delivery of information on products and services, as well as other things deemed relevant for customers.

Policies related to customer service refer to the Decision Letter of Financial Services Authority No. 18/POJK.07/2018 on customer complaint services in financial services sector and Circular Letter of Financial Services Authority No. 17/SEOJK.07/2018 on guidelines for implementing customer complaint services in financial services sector.

1. Programme to Improve Quality of Products and Services The Bank concentrates in establishing good relationships

with customers through improving the quality of products and services. The products offered by the Bank are superior banking products that are able to compete with those of other banks in attracting individual and corporate customers. Meanwhile, the quality of services can be improved through:a. Special contact number and email;b. Bank website; andc. Social media.

2. Customer Engagement Programme In order to strengthen the relationship established with the

customers, the Bank holds various programmes, including client gathering.

3. Customer Deposit Protection Guarantee As a provider of financial services, the Bank always strives

to maintain customer’s trust through legal certainty in the Bank’s regulation and supervision. In addition, the Bank also guarantees the protection of customer’s deposits through the Deposit Insurance Corporation in accordance with the provisions of Law No. 24 of 2004 on Deposit Insurance Corporation (LPS).

4. Customer Care To monitor and manage customer complaints, the Bank

has established Client Experience Division (for retail customers) and Client Services Group Division (for corporate customers) as the people in charge of handling and settling complaints. The handling steps start from an in-depth analysis to find the roots of the problems. Then, these problems are followed up with solutions and preventive measures so that the same problems do not happen again.

271

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 274: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Apabila hasil dari upaya penyelesaian pengaduan melalui Bank belum sesuai harapan nasabah, maka upaya penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui pengadilan atau di luar pengadilan, yakni melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia (LAPSPI) atau Bank Indonesia (BI). Tata cara pengaduan secara lengkap dapat dilihat pada informasi yang terdapat di www.sc.com/id milik Standar Chartered Bank Indonesia.

Nasabah dapat menghubungi Bank dan menyampaikan pengaduannya melalui kanal-kanal berikut:a. Client Services Group untuk nasabah korporasi yang

beroperasi pada hari Senin – Jumat (tidak termasuk libur nasional) melalui panggilan (021) 57 999 888. Sedangkan, layanan nasabah 24 jam Standard Chartered Bank Indonesia untuk nasabah retail melalui panggilan (021) 57 9999 88 atau 68000 (dari telepon seluler). Pengaduan dapat juga disampaikan melalui [email protected].

b. Customer Service untuk nasabah retail di kantor-kantor cabang dan Client Services Group untuk nasabah korporasi dikantor pusat.

c. Fasilitas online banking untuk nasabah retail dapat diakses melalui situs web www.sc.com/id.

d. Online form yang terdapat pada menu Contact Us di situs web www.sc.com/id.

Adapun pengaduan yang diterima dan diselesaikan oleh Bank selama periode tahun 2018 ditunjukkan sebagai berikut:

No. Jenis Transaksi KeuanganTypes of Financial Transactions

SelesaiDone

Dalam ProsesIn the process

Tidak SelesaiNot yet Done

Jumlah PengaduanNumber of Complaints

JumlahTotal % Jumlah

Total % JumlahTotal %

1 GiroCurrent account

7 100,00 7

2 TabunganSavings

1.193 100,00 1.193

3 DepositoDeposits

21 100,00 21

4 Penghimpunan Dana LainnyaOther Funds Collection

2 100,00 2

5 Penyaluran Dana LainnyaOther Funds Distribution

2 100,00 2

6 Kartu KreditCredit Card

7.025 100,00 7.025

7 RTGS 1 100,00 1

8 Electronic Banking 10 100,00 10

9 Remittance 3 100,00 3

10 Sistem Pembayaran LainnyaOther Payment Systems

682 100,00 682

11 Bancassurance 270 100,00 270

12 Reksa DanaMutual Funds

26 100,00 26

13 Produk Kerjasama LainnyaOther Cooperation Products

6 100,00 6

In the event that the results of efforts to settle complaints through the Bank do not meet customer’s expectations, the dispute resolution efforts can be carried out by court or outside the court, which is through Indonesian Alternative Banking Dispute Resolution Institution (LAPSPI) or Bank Indonesia (BI). Complete complaint procedures can be seen in the information contained in www.sc.com/id possessed by Standard Chartered Bank Indonesia.

Customers can contact the Bank and submit their complaints through the following channels:a. Client Services Group for corporate customers

operating on Monday - Friday (excluding national holidays) via phone number (021) 57 999 888. Meanwhile, Standard Chartered Bank Indonesia 24-hour customer service for retail customers via phone (021) 57 9999 88 or 68000 (from cellular phone). Complaints can also be submitted via [email protected].

b. Customer Service for retail customers in branches offices and Client Services Group for corporate clients at the head office.

c. Online banking facility for retail customers can be accessed through the website www.sc.com/id.

d. The online form can be found on Contact Us menu on www.sc.com/id.

Complaints received and settled by the Bank during the

2018 period are shown as follows:

272

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 275: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

No. Jenis Transaksi KeuanganTypes of Financial Transactions

SelesaiDone

Dalam ProsesIn the process

Tidak SelesaiNot yet Done

Jumlah PengaduanNumber of Complaints

JumlahTotal % Jumlah

Total % JumlahTotal %

14 Bank GaransiBank Guarantee

4 100,00 4

15 Trade Finance 13 100,00 13

16 DerivatifDerivative

3 100,00 3

17 Produk LainnyaOther Products

5 100,00 5

Total 9.273 100,00 0 0,00 0 0,00 9.273

Pilar 3: Bertanggung Jawab Terhadap Masyarakat Sekitar dan Lingkungan

ObjektifBank berupaya mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan pada komunitas masyarakat dan lingkungan.

Strategi dan AspirasiStrategy and Aspiration

Rencana AksiAction Plan

Keterlibatan Masyarakat Menyediakan program terkait kesehatan dan pendidikan masyarakat.

(Sesuai dengan program SDG untuk menjamin kehidupan yang sehat untuk menjamin kualitas pendidikan yang inklusif).

Community Involvement Providing programmes related to community health and education.

(In line with SDG programme to ensure a healthy life to ensure the quality of inclusive education).

a. Berpartisipasi dalam proses rehabilitasi tsunami dan gempa bumi di Palu dan Donggala dengan memberikan program-program terkait pendidikan kepada masyarakat;

b. Meluncurkan program Bank’s Seeing is Believing yang fokus pada program menghindari kebutaan dan membantu anak-anak tuna netra atau penglihatan rendah.

a. Participating in the process of rehabilitating tsunamis and earthquakes in Palu and Donggala by providing education programmes to the community;

b. Launching the Bank’s Seeing is Believing programme that focuses on programmes to avoid blindness and helps children with visual impairment or low vision.

Pelaksanaan InisiatifKeterlibatan Masyarakat Membina hubungan baik dengan masyarakat merupakan landasan pokok bagi keberhasilan jangka panjang Bank. Pembinaan hubungan ini berdasarkan sikap saling menghormati nilai, norma dan budaya masyarakat di sekitar lingkungan Bank, serta mewujudkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat.

Dua fokus utama program komunitas yang dilakukan oleh Bank, untuk menjawab permasalahan/isu yang masih tinggi di masyarakat sekitar Bank beroperasi, yaitu kesehatan dan pendidikan. Kebijakan program komunitas ini dijalankan berdasarkan brand promise “Here for good”. Target demografis dari 2 program komunitas ini adalah generasi muda. Bank menggabungkan kegiatan kerja relawan yang dilakukan oleh para karyawan Bank ke dalam program komunitas yang ada. Keikutsertaan dalam kegiatan ini disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing karyawan.

Pillar 3: Investing in communities

ObjectiveThe Bank seeks to promote sustainable economic and social development in communities and the environment.

Implementation of InitiativeCommunity Involvement Building good relationship with the community is the basic foundation for the Bank’s success in the long run. The development of this relationship is based on mutual respect for the values, norms, and culture of the communities around the Bank’s environment, as well as realizing harmonious relationship with the local communities.

The two main focuses of the community programme carried out by the Bank to answer problems/issues generally found in the communities around the Bank are health and education. This community programme policy is run in line with the “Here for good” brand promise. The demographic target of these 2 community programmes is the younger generation. The Bank combines voluntary work activities conducted by Bank employees to the existing community programmes. Participation in this activity is tailored to the expertise possessed by each employee.

273

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 276: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

1. Program Kesehatan Program kesehatan Bank dilakukan melalui pendanaan

untuk pemeriksaan mata yang ditujukan untuk mencegah dan mengentaskan kebutaan. Program yang dikenal sebagai “Seeing is Believing” ini menjadi sebuah inisiatif yang dijalankan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Pemilihan program ini didasari tingginya isu kebutaan di Indonesia, bahkan masuk dalam sepuluh besar tingkat kebutaan di dunia.

Bank telah menganggarkan pendanaan program “Seeing is Believing” sebesar USD5 juta untuk masa proyek selama 5 tahun (2015-2020), melalui kerja sama dengan International Agency of Preventable Blindness (IAPB). Dalam implementasinya, kegiatan ini dijalankan oleh Helen Keller Internasional, Fred Hollows, CBM dan ORBIS. Fokus utama proyek ini adalah pencegahan kebutaan pada anak (mulai usia 0-18 tahun) dengan cakupan wilayah meliputi Jakarta, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.

Program “Seeing is Believing” yang dilakukan pada tahun 2018 diuraikan sebagai berikut:

a. Berpusat di Gowa, Sulawesi Selatan, Bank menyediakan alat dan sarana bagi dinas kesehatan setempat, mengadakan pemeriksaan mata gratis kepada pelajar di 30 sekolah di Makassar, membagikan kacamata gratis kepada 771 pelajar yang terindikasi mengalami gangguan penglihatan dengan ukuran yang telah disesuaikan dengan masing-masing penggunanya, serta memberikan pelatihan refreshment kepada para dokter dan perawat di wilayah tersebut.

1. Health Programme The Bank’s health programme is carried out through

funding for eye examinations aimed at preventing and eradicating blindness. The programme known as “Seeing is Believing” is an initiative carried out in several countries, including Indonesia. This programme is selected based on the high number of blindness in Indonesia which is listed in the top ten blindness level in the world.

The Bank budgeted funding for “Seeing is Believing” programme amounting to USD5 million for a five-year project period (2015-2020), in collaboration with the International Agency of Preventable Blindness (IAPB). In its implementation, this activity is carried out by Helen Keller International, Fred Hollows, CBM, and ORBIS. The main focus of this project is the prevention of blindness in children (from age 0-18 years) which covers Jakarta, South Sulawesi, and West Nusa Tenggara.

The “Seeing is Believing” programme conducted in 2018 is described as follows:

a. Based in Gowa, South Sulawesi, the Bank provided tools and facilities for local health offices, held free eye examinations for students in 30 schools in Makassar, distributed free glasses to 771 students indicated with visual impairments with size adjusted to each user, and provided refreshment training to doctors and nurses in the region.

274

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 277: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

b. Di Nusa Tenggara Barat, sebagai salah satu daerah target yang dinilai mempunyai kebutuhan tinggi, telah dilakukan serangkaian aktifitas terkait kesehatan mata. Aktifitas tersebut antara lain melakukan pemeriksaan kesehatan mata gratis bagi 110.192 penduduk pria dan wanita di 4 kabupaten. Dari jumlah tersebut, 189 orang telah menerima kacamata gratis yang telah disesuaikan dengan ukurannya masing-masing. Selain itu, telah dilakukan juga program train the trainer kepada 199 dokter dan perawat di 97 fasilitas kesehatan di 5 kabupaten sejak Februari hingga Oktober 2018.

c. Pasca gempa bumi dan tsunami di Palu, Bank menyelenggarakan pemeriksaan mata bagi 150 korban yang teridentifikasi membutuhkan bantuan kesehatan mata. Kegiatan ini bekerja sama dengan PERDAMI Sulawesi Selatan dan Rumah Sakit Hasanuddin .

d. Skrining kesehatan mata telah diberikan untuk 20 sekolah luar biasa (SLB) yang ada di Jakarta dan Makassar, dengan total 600 anak. Kegiatan ini mengikutsertakan karyawan Bank sebagai relawan untuk membantu proses pemeriksaan mata.

Beberapa kegiatan edukasi terkait dengan Pendidikan

Kesehatan Mata juga telah dilakukan Bank melalui kerja sama dengan Helen Keller International (HKI). Kegiatan edukasi tersebut diuraikan sebagai berikut:

b. In West Nusa Tenggara, as one of the target areas considered to have high needs, a series of activities related to eye health were carried out. These activities include conducting free eye examination for 110,192 male and female residents in 4 districts. Of this number, 189 people received free glasses adjusted to their respective sizes. In addition, train the trainer programme was also conducted for 199 doctors and nurses in 97 health facilities in 5 regencies from February to October 2018.

c. After the earthquake and tsunami in Palu, the Bank held eye examination for 150 victims identified as requiring eye health assistance. This activity was in collaboration with PERDAMI South Sulawesi and Hasanuddin Hospital.

d. Eye health screening was provided for 20 special schools (SLB) located in Jakarta and Makassar, with a total of 600 children. This activity included Bank’s employees as volunteers to assist with the eye examination process.

Some educational activities related to Eye Health Education was also carried out by the Bank in collaboration with Helen Keller International (HKI). The educational activities are explained as follows:

275

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 278: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

a. Pelatihan untuk beberapa rumah sakit di Sulawesi Selatan;

b. Pelatihan kepada 472 komunitas relawan di Jakarta untuk mengenali anak-anak yang membutuhkan penanganan khusus di lingkungannya dan melakukan referral untuk dilakukan pemeriksaan mata lebih lanjut, jika teridentifikasi;

c. Pelatihan kepada 477 guru dari beberapa sekolah inklusi dan sekolah luar biasa untuk mengidentifikasi dan melakukan referral untuk pemeriksaan lebih lanjut bagi anak-anak yang teridentifikasi membutuhkan penanganan lebih lanjut;

d. Menyelenggarakan talkshow bertema “Eye Care Everywhere” di Radio Soneta dan Gamasih dengan narasumber dokter mata yang merupakan anggota PERDAMI Sulawesi Selatan;

e. Workshop kesehatan mata kepada 16 wartawan di Mataram, Lombok;

f. Membuat toolkits berupa games mengenai pemeliharaan kesehatan mata bagi sekolah-sekolah dasar. Sebanyak 2.541 games tersebut telah didistribusikan ke sekolah yang ada di Nusa Tenggara Barat;

g. Membuat poster-poster penyuluhan pemeliharaan kesehatan mata. Sebanyak 5,000 poster telah didistribusikan ke posyandu dan sekolah di Nusa Tenggara Barat;

h. Bekerja sama dengan HKI, CBM dan LAYAK untuk mendirikan stand edukasi kesehatan mata dan kegiatan fun walk pada peringatan Hari Kesehatan Mata Dunia yang diselenggarakan oleh Komite Mata Nasional di Jakarta.

Dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Dunia 2018, Bank menyelenggarakan serangkaian kegiatan bersama mitra yang terdiri dari multi status pemangku kepentingan, seperti Kementerian Kesehatan RI, HKI dan konsorsiumnya. Kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan mata secara serentak bagi 1.000 anak dari 5 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang ada di Jakarta;

b. Kampanye kesadaran pencegahan kebutaan bertajuk “Eye Care Everywhere” yang berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Persatuan Dokter Mata Indonesia (PERDAMI), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan multi stakeholders lainnya. Kegiatan utama yang dilakukan adalah pemeriksaan mata terbuka untuk publik, jalan sehat, simulasi kesehatan mata, dan sebagainya;

c. Jajaran Direksi Bank melakukan kegiatan kerja sukarela, melakukan skrining mata, dan mendampingi anak-anak disabilitas dari Yayasan Anak Cacat yang ada di Jakarta.

a. Trained several hospitals in South Sulawesi;

b. Trained 472 volunteer communities in Jakarta to identify children requiring special treatment in their environment and conduct referrals for further eye examinations, if identified;

c. Trained 477 teachers from several inclusive schools and special schools to identify and conduct referrals for further examination of children identified requiring further treatment;

d. Organized talkshow with the theme of “Eye Care Everywhere” on Radio Soneta and Gamasih with keynote speakers of eye doctors who are members of PERDAMI South Sulawesi;

e. Conducted eye health workshop to 16 journalists in Mataram, Lombok;

f. Made toolkits in the form of games about maintaining eye health for elementary schools. A total of 2,541 games were distributed to schools in West Nusa Tenggara;

g. Made posters for eye health maintenance counseling. 5,000 posters were distributed to Integrated Health Clinic (Posyandu) and schools in West Nusa Tenggara;

h. Worked closely with HKI, CBM, and LAYAK to establish eye health education stands and fun walk activities on the commemoration of World Eye Health Day organized by National Eye Committee in Jakarta.

In commemoration of World Sight Day 2018, the Bank organized a series of joint activities with partners consisting of multi-status stakeholders, such as Indonesian Ministry of Health, HKI, and its consortium. The activities are outlined as follows:

a. Simultaneous eye examinations for 1,000 children from 5 Child Friendly Integrated Public Spaces (RPTRA) in Jakarta;

b. The blindness prevention awareness campaign entitled “Eye Care Everywhere” collaborates with the Ministry of Health, Indonesian Ophthalmologist Association (PERDAMI), Non-Governmental Organizations (NGOs), and other multi stakeholders. The main activities carried out are open eye examinations for the public, healthy walking, eye health simulations, etc.;

c. The Bank’s Board of Directors conducts voluntary work activities, eye screening, and accompanies children with disabilities from Yayasan Anak Cacat in Jakarta.

276

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 279: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

2. Program Pendidikan Bank memiliki 2 program utama di

bidang pendidikan, yaitu program “Goal” dan literasi keuangan. a. Program Goal Program “Goal” ditujukan

untuk memberikan pembekalan keterampilan hidup kepada remaja putri usia 11-20 tahun. Program ini mendidik anak perempuan dan memberi mereka modal untuk membentuk masa depan melalui rangkaian kurikulum yang dibuat semenarik mungkin dan interaktif. Pelaksanaan program ini diharapkan dapat mendorong tercapainya kesetaraan gender di pasar tenaga kerja, mengingat besarnya persaingan yang dihadapi perempuan akibat kurangnya pendidikan, penyakit, bias budaya, kemiskinan, ataupun kekerasan berbasis gender.

Implementasi program Goal memiliki efek pengganda yang luar biasa pada komunitas dan masyarakat bagi beberapa generasi. Wanita yang lebih terdidik menjadi lebih sehat, begitu juga bagi anak-anak mereka nantinya yang memiliki potensi lebih besar untuk bersekolah dan belajar. Bank meyakini bahwa berinvestasi pada anak perempuan dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran dan keragaman masyarakat.

Melalui pendanaan secara langsung dari Grup sebesar USD20.000 kepada mitra Goal di Indonesia (Yayasan Mitra Mandiri Indonesia), kurikulum Goal diimplementasikan selama 1 tahun (1 Juni 2018 - 31 Mei 2019).

Kegiatan yang telah dilakukan selama periode 2018 sebagai berikut:

• Pelatihan/trained the trainer kepada 34 guru SMP dan SMK dari 10 sekolah. Kurikulum Goal yang disampaikan oleh mitra kepada para guru, selanjutnya disampaikan kepada siswa yang ada di sekolah tempat para guru tersebut mengajar.

2. Education Programme The Bank has 2 main programmes

in education sector, namely “Goal” programme and financial literacy. a. Goal Programme “Goal” programme is intended

to provide life skills training to female teenagers aged 11-20 years. This programme educates girls and gives them knowledge to shape the future through a series of curriculum which are made as interesting and interactive as possible. The implementation of this programme is expected to encourage the achievement of gender equality in the labor market, given the large competition faced by women due to lack of education, disease, cultural bias, poverty, or gender-based violence.

The implementation of Goal programme has had a tremendous multiplier effect on communities for generations. Educated women become healthier, as well as their children who later have greater potential for school and study. The Bank believes that investing in girls may result in increased prosperity and diversity in society.

Through direct funding from the Group amounting to US$20,000 to Goal partners in Indonesia (Yayasan Mitra Mandiri Indonesia), Goal curriculum is implemented for 1 year (1 June 2018 - 31 May 2019).

Activities that were conducted throughout 2018 are as follows:

• Trained the trainer programme to 34 junior and vocational high school teachers from 10 schools. Goal curriculum delivered by partners to the teachers, then delivered to students in schools where the teachers teach.

277

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 280: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

• Kurikulum Goal disampaikan kepada 597 remaja putri yang ada di wilayah Jakarta. Penerima kurikulum yang disebut sebagai champion/duta Goal akan menyebarkan informasi pembelajaran kepada rekan-rekannya di sekolah ataupun di sekitar tempat tinggalnya.

b. Literasi Keuangan Pendidikan finansial sejalan

dengan bisnis perbankan. Oleh karena itu, Bank memberikan lebih dari pengetahuan tentang keuangan ke dalam kurikulum literasi keuangan. Bank mengerahkan SDM yang ada dan memaksimalkan keahliannya untuk melipatgandakan potensi manfaat yang dapat diberikan. Dengan memanfaatkan keahlian SDM yang ada, Bank dapat membangun pendidikan keuangan dan kemampuan di antara populasi yang rentan, seperti pemuda, wanita, dan usaha mikro, yang memiliki pengetahuan dan akses terbatas ke layanan keuangan.

Kegiatan yang dilakukan sepanjang tahun 2018 sebagai berikut:

• Mengikutsertakan karyawan Bank sebagai relawan pada program literasi/edukasi keuangan, antara lain pendidikan keuangan untuk anak muda (Financial Education for Youth/FE4Y) dan literasi keuangan untuk perempuan pengusaha kecil. Tercatat sebanyak lebih dari 10 kali kegiatan literasi keuangan telah disampaikan oleh karyawan Bank;

• Sebanyak 672 orang remaja mendapatkan program Financial Education for Youth (FE4Y);

• Sebanyak 32 orang perempuan pengusaha kecil dan KADER mendapatkan program Education for Entrepreneur.

• Goal curriculum was delivered to 597 female teenagers in Jakarta area. The recipients of the curriculum referred to as Goal champions/ambassadors will disseminate the learning information to their colleagues at school or their neighborhoods.

b. Financial Literacy Financial education is in line with

the banking business. Therefore, the Bank provides more than financial knowledge to the financial literacy curriculum. The Bank mobilizes the existing HR and maximizes its expertise to multiply the potential benefits that can be given. By utilizing the existing HR expertise, the Bank can build financial education and capacity among the vulnerable populations, such as youth, women, and micro-enterprises, who have limited knowledge and access to financial services.

The activities conducted

throughout 2018 are as follows:

• Registering Bank employees as volunteers in financial literacy/education programmes, including Financial Education for Youth (FE4Y) and financial literacy for female micro entrepreneurs. There were more than 10 financial literacy activities followed by Bank employees;

• A total of 672 teenagers received the Financial Education for Youth (FE4Y) programme;

• There were 32 female micro entrepreneurs and KADER who received the Education for Entrepreneur programme.

278

Laporan KeberlanjutanSustainability Report

Page 281: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

c. Inklusi Keuangan – Akuisisi Nasabah Prima Dalam rangka mendukung peraturan Otoritas Jasa

Keuangan tentang Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan bagi Konsumen dan/atau Masyarakat, Bank juga menyelaraskan salah satu aktifitas kunci pada bisnis Retail Banking yang fokus terhadap layanan nasabah prima. Aktifitas yang dimaksud adalah saluran distribusi Akusisi Nasabah Prima melalui Priority Acquisition Officer. Bank telah meluncurkan model baru tersebut sejak semester kedua tahun 2015 dan secara berlanjut menginvestasikan pertumbuhan jumlah karyawan yang terlibat dan lokasi penempatanmya.

Model distribusi ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat segmen nasabah prima. Karyawan Bank akan melakukan kunjungan langsung untuk bertemu dengan nasabah di luar kantor cabang Bank untuk memberikan solusi dan penjelasan tentang produk dan layanan nasabah prima, termasuk berbagai produk yang lebih beragam, seperti bancassurance dan investasi.

Dengan ini diharapkan frekuensi penggunaan dan kualitas penggunaan produk pada segmen ini dapat berkembang dan dapat mengenalkan produk di luar tabungan dan deposito tradisional, seperti ORI, yang dapat juga berkontribusi terhadap pertumbuhan negara. Kinerja di tahun 2018 menunjukkan sebanyak 4.750 nasabah prima telah bergabung sebagai nasabah baru Bank. Pertumbuhan tersebut sesuai dengan kenaikan jumlah tim akuisisi sebanyak 86 karyawan.

3. Bantuan Kemanusiaan Lainnya dan Bantuan Bencana Alam

a. Bantuan Rehabilitasi Bencana Alam Bank mengikutsertakan karyawan secara langsung

dalam penggalangan dana untuk membantu korban bencana alam di Sulawesi Tengah. Bank mengajak seluruh karyawan yang ada di wilayah Asean South Africa (ASA) untuk mengumpulkan dana kemanusiaan yang ditujukan untuk membantu rehabilitasi dengan berfokus pada pendidikan anak-anak di wilayah bencana. Penggalangan dana tersebut berhasil mengumpulkan Rp794.035.291,67,- yang telah diserahkan melalui Palang Merah Indonesia di kwakuartal I 2019.

b. Bantuan Kemanusian Lainnya Secara konsisten, Bank melaksanakan kegiatan

donor darah di setiap kuartal dalam setiap tahun. Bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia, Bank mengikutsertakan pegawai dan non pegawai Bank untuk ikut dalam kegiatan donor darah tersebut. Sebanyak 4 kali kegiatan donor darah telah dilaksanakan di tahun 2018.

c. Financial Inclusion – Priority Client Acquisition In support of OJK’s regulation for Financial Literacy

and Inclusion in Financial Services for Consumers and/or Society, the Bank is aligning one of the key activities in the Retail Banking business, which is focussed on Priority Banking. The activity is on the distribution channel of Priority Client Acquisition through direct marketing by Priority Client Officers, where the Bank had launched this new model since the latter half of 2015 and continuously investing the number of frontlines and their location.

This distribution model are designed to meet the affluent client need. The Bank’s frontlines will directly conduct site visits and meet with the clients outside of the Bank’s branch network to provide solution and to educate the client on various priority products and services, like bancassurance and investment product.

With this model, the product usage frequency and quality by the clients in this segment will be deepened and be able to be introduced to products beyond the traditional saving and time deposit to government retail bonds (ORI) which allows them to contribute to the national development while investing their wealth. Performance result shows 4,750 new priority clients are on-boarded throughout 2018. This achievement is in line with the incremental of acquisition team with 86 people.

3. Other Humanitarian Aid and Natural Disaster Aid

a. Natural Disaster Rehabilitation Aid The Bank directly engaged employees in raising funds

to help victims of natural disasters in Central Sulawesi. The Bank invited all employees in Asean South Africa (ASA) region to collect humanitarian funds aimed at assisting rehabilitation by focusing on the education of children in the disaster area. This fund-raising successfully collected IDR 794,035,291.67, which was delivered to the Indonesian Red Cross in the first quarter of 2019.

b. Other Humanitarian Aids Consistently, the Bank conducts blood donation

activities every quarter of the year. In collaboration with Indonesian Red Cross, the Bank engages their employees and non-Bank employees to participate in blood donor activities. Four blood donor activities were carried out in 2018.

279

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 282: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Halaman ini sengaja di kosongkan.This page has intentionally left blank.

Page 283: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Tanggung Jawab Laporan TahunanAnnual Report Responsibility

Surat Pernyataan Anggota Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2018 Standard Chartered Bank IndonesiaBoard of Directors Statement of Responsibility for the 2018 Annual Report of Standard Chartered Bank Indonesia

Kami, yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan Standard Chartered Bank Indonesia tahun 2018 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Bank.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

We, the undersigned, hereby declare that the 2018 Annual Report of Standard Chartered Bank Indonesia has already contained a complete information and we shall be fully responsible for the correctness of the Bank's Annual Report content.

This statement is hereby made in all truthfulness.

Haryanto SugandaCountry Global Banking Head

Adhi Sulistyo Head of Financial Markets

Suryantoro WaluyoCountry Head of Human Resources

Manish GuptaHead of Commercial Banking

Rino DonosepoetroChief Executive Officer

Jakarta, 8 April 2019Jakarta, 8 April 2019

Chesna Fizetty AnwarDirector of Compliance

Anwar HarsonoChief Financial Officer

Page 284: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

1 Bentuk Laporan TahunanAnnual Report Format

1. Laporan tahunan disajikan dalam bentuk dokumen cetak dan Salinan dokumen elektronik.

√ 1. The Annual Report is presented in the form of a printed document as well as an electronic copy.

2. Laporan tahunan dalam bentuk dokumen cetak, dicetak pada kertas yang berwarna terang, berkualitas baik, berukuran A4, dijilid dan dapat diperbanyak dgn kualitas baik.

√ 2. The Annual Report presented in printed document form is printed on brightly colored and good quality paper, A4 in size, bound and to be well-reproduceable.

3. Laporan tahunan yang disajikan dalam bentuk Salinan dokumen elektronik merupakan Laporan Tahunan yang dikonversi dalam format pdf.

√ 3. The Annual Report presented in electronic copy form is a converted file of the Annual Report in PDF format.

4. Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris

√ 4. The annual report is presented in good and correct Indonesian language and is recommended to also present in English language

5. Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca

√ 5. The annual report is printed in good quality and uses easy-to-read font type and size

6. Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas

√ 6. The annual report clearly states the identity of the company

Nama perusahaan dan tahun annual report ditampilkan di:1. Sampul muka;2. Samping;3. Sampul belakang; dan4. Setiap halaman

√ Name of company and year of annual report is shown on:1. Cover page;2. Side;3. Back cover page; and4. Every page

7. Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan Mencakup laporan tahunan terkini dan paling kurang 4 tahun terakhir

√ 7. The annual report is uploaded on the company website Includes annual report of the latest and at least the last 4 years

8. Laporan tahunan diliris dalam 120 hari dari akhir tahun keuangan (is the annual report released within 120 days from financial year end?)

√ 8. The annual report is released in 120 days from the end of the financial year (is the annual report released within 120 days of financial year end?)

ISI LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT CONTENT

1. Ketentuan umum 1. General Requirements

a. Laporan tahunan wajib memuat informasi mengenai:1) Ikhtisar data keuangan penting;2) Informasi saham (jika ada);3) Laporan Direksi;4) Laporan Dewan Komisaris;5) Profil Emiten atau Perusahaan Publik;6) Analisis dan pembahasan manajemen;7) Tata kelola Emiten atau Perusahaan Publik;8) Tanggung jawab sosial dan Lingkungan

Emiten dan Perusahaan Publik;9) LKT yang telah diaudit;10) Surat pernyataan anggota Direksi dan

anggota Dewan Komisaris tentang tanggung jawab atas kebenaran isi laporan tahunan;

√ a. The Annual Report must contain information regarding:1) Significant Financial Highlights;2) Share Information (if any);3) Board of Directors Report;4) Board of Commissioners Report;5) Company Profile;6) Management Discussion and Analysis;7) Corporate Governance;8) Corporate Social and Environment

Responsibility of Public Company;9) Audited Financial Statements;10) Statement from the Board of Directors and

Board of Commissioners on the responsibility for the accuracy of the Annual Report’s content;

Referensi Silang Peraturan SEOJK No. 30 SEOJK.04/2016 dan, Kriteria Annual Report

Awards Cross Reference for SEOJK No. 30/SEOJK.04/2016 Regulations and ARA Criteria

282

Page 285: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

11) Lain-lain 11) Others

a) Praktik tata kelola perusahaan yang melebihi kriteria (menerapkan peraturan atau ketentuan tata kelola perusahaan di bidang pasar modal dan international best practices, serta menyampaikan laporan keberlanjutan/SR yang disusun berdasarkan standar yang berlaku secara internasional ;

√ a) Corporate governance practices that exceed the criteria (apply the rules or conditions of corporate governance in capital market and international best practices, as well as submit sustainability report/SR that is prepared in accordance with the internationally accepted standards;

b) Praktik tata kelola perusahaan yang tidak diatur dalam kriteria (tindakan pencemaran lingkungan, perkara penting yang tidak diungkapkan, ketidakpatuhan dalam perpajakan, ketidaksesuaian penyajian laporan tahunan, kasus dengan buruh dan karyawan, tidak adanya pengungkapan segmen operasi pada perusahaan listed).

√ b) Corporate governance practices that are not regulated by criteria (environmental pollution actions, undisclosed significant cases, non-compliance in taxation, non-compliance in annual reports presentation, cases with workers and employees, lack of disclosure of operating segments in listed companies).

b. Laporan tahunan dapat menyajikan informasi berupa gambar, grafik, tabel, dan/atau diagram dengan mencantumkan judul dan/atau keterangan yang jelas, sehingga mudah dibaca dan dipahami.

√ b. The Annual Report may present information in the form of images, graphics, tables and/or diagrams by annotating clear title and description for easy read and understanding.

2 Uraian Isi Laporan TahunanElaboration of the Annual Report Contents

a. Ikhtisar Data Keuangan Penting Ikhtisar data keuangan penting memuat informasi

keuangan disajikan dalam bentuk perbandingan selama 3 tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun, paling sedikit memuat:a) Pendapatan/penjualan;b) Laba bruto;c) Laba (rugi);d) Jumlah laba (rugi) yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali;

e) Total laba (rugi) komprehensif;f) Jumlah laba (rugi) komprehensif yang dapat

diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali;

g) Laba (rugi) per saham;h) Jumlah investasi pada entitas asosiasi; Catatan: Apabila perusahaan tidak memiliki

entitas anak, perusahaan menyajikan laba (rugi) dan penghasilan komprehensif periode berjalan secara total.

i) Jumlah aset;j) Jumlah liabilitas;k) Jumlah ekuitas;l) Rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset;m) Rasio laba (rugi) terhadap ekuitas;n) Rasio laba (rugi) terhadap pendapatan/penjualan;o) Rasio lancar;p) Rasio liabilitas terhadap ekuitas;q) Rasio liabilitas terhadap jumlah aset ;r) Informasi dan rasio keuangan lainnya yang relevan

dengan Emiten dan jenis industrinya.

12-14 a. Significant Financial Highlights Significant Financial Highlights contains information

on Company’s financial results of in the form of three (3) years comparison or from the start of business, if the Company has conducted business activities for less than 3 (three) years, and at least must contain:

a) Revenue/sales;b) Gross profit ;c) Income (loss);d) Total Income (loss) attributed to the Shareholders

of the holding company and the interest of the non-controling;

e) Total comprehensive income (loss);f) Total comprehensive income (loss) attributed to

the Shareholders of the holding company and the interest of the non-controling;

g) Earnings per share;h) Total investment in association entity; Note: If the company does not have a subsidiary,

the company presents the total profit (loss) and comprehensive income for the current year.

i) Total assets;j) Total liabilities;k) Total equity;l) Return on assets;m) Return on equity;n) Net profit (loss) margin;o) Current ratio;p) Liabilities to equity ratio;q) Liabilities to assets ratio;r) Other information or financial ratios relevant to the

company and the industry.

283

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 286: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

b. Informasi Saham Informasi saham (jika ada) paling sedikit memuat:

1) saham yang telah diterbitkan untuk setiap masa triwulan (jika ada) yang disajikan dalam bentuk perbandingan selama 2 tahun buku terakhir, paling sedikit meliputi: a) Jumlah saham yang beredarb) Kapitalisasi pasarc) Harga tertinggi, terendah, dan penutupand) Volume perdagangan

14 b. Share Information Share information (if any) must contain at least:1) shares that have been issued for every quarter

(if any) presented in a comparative format for the past two years, at least including the following:

a) Total number of shares outstandingb) Market capitalizationc) Highest, lowest, and closing pricesd) Trading volume

e) Informasi harga saham dalam bentuk grafik yang memuat paling kurang:i. Harga Penutupanii. Volume perdagangan. untuk setiap

masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.

Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki kapitalisasi pasar, informasi harga saham, dan volume perdagangan saham, agar diungkapkan.

e) Stock price information in the form of a graph containing at least:i. Closing Priceii. Trading volume for each quarter in the

last 2 (two) fiscal years.

Note: if the company does not have market capitalization, information ofstock price, and stock trading volume, it should be disclosed.

2) Dalam hal terjadi aksi Korporasi, seperti pemecahan saham (stock split), penggabungan saham (reverse stock), dividen saham, saham bonus, dan perubahan nilai nominal saham, informasi saham sesuai point 1) ditambahkan penjelasan paling sedikit mengenai:

a) Tanggal pelaksanaan aksi Korporasib) Rasio pemecahan saham (stock split),

penggabungan saham (reverse stock), dividen saham, saham bonus dan perubahan nilai nominal saham

c) Jumlah saham beredar sebelum dan sesudah aksi Korporasi

d) Harga saham sebelum dan sesudah aksi korporasi

N/A 2) In the event that any corporate action takes place, such as stock split, reverse stock, issuance of dividend shares, issuance of bonus shares, and reduction in the par value of the shares, the share price information as mentioned in no. 1 above must include information on, among others, the following:a) Date of corporate actionb) Stock split ratio, reverse stock ratio, dividend

shares, bonus shares, and changes in the shares’ par value

c) Total number of shares outstanding before and after the corporate action

d) Share price before and after the corporate action

3) Dalam hal terjadi suspension dan/atau delisting saham dalam tahun buku, Emiten menjelaskan alasan suspension dan/atau delisting tersebut.

N/A 3) In the event that the company’s shares have been suspended at any point within the financial year, the annual report must contain an explanation as to the reason for the suspension.

4) Dalam hal suspension dan/atau delisting sesuai point 3 di atas masih berlangsung hingga akhir periode laporan tahunan, Emiten menjelaskan Tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan hal tersebut.

N/A 4) In the event that the company’s shares are presently suspended as mentioned in no. 3 as at the end of the annual reporting period, the company must provide the actions that have been taken to address the issue.

5) Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 tahun buku terakhir. Informasi memuat: a) Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang

beredar (outstanding); b) Tingkat bunga/imbalan; c) Tanggal jatuh tempo; dan d) Peringkat obligasi/sukuk Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki

obligasi/sukuk/obligasi konversi, agar diungkapkan

N/A 5) Information on bonds, sukuk or convertible bonds that are still outstanding in the last 2 years. Information contains:a) Total bonds/sukuk/convertible bonds that are

stilloutstanding;b) Interest rate/return;c) Due date; andd) Bonds/sukuk rating Note: if the company does not have bonds/

sukuk/convertible bonds, it should be disclosed

284

Page 287: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

c. Laporan Direksi Laporan Direksi paling sedikit memuat:

1) Uraian singkat mengenai kinerja Emiten paling sedikit meliputi:a) Strategi dan kebijakan strategis Emiten atau

Perusahaan Publikb) Perbandingan antara hasil yang dicapai

dengan yang ditargetkanc) Kendala yang dihadapi Emiten dan langkah-

langkah penyelesaiannya2) Gambaran tentang prospek usaha3) Penerapan tata kelola Emiten4) Perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan

perubahannya (jika ada).

28-37 c. Report of the Board of Directors The report of the Board of Directors must contain at

least the following:1) Description on the company’s performance,

consisting at least:a) The Company’s of strategic policy

b) Comparison between the results achieved and the targets

c) Challenges faced by Issuer and its settlement measures

2) Overview of the company’s business prospect3) Implementation of corporate governance4) Changes in the composition of the Board of

Directors and the reason for such changes (if any).

d. Laporan Dewan Komisaris Laporan Dewan Komisaris paling sedikit memuat:

1) Penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan Emiten dan dasar penilaiannya;

2) Pengawasan terhadap implementasi strategi Emiten;

3) Pandangan atas prospek usaha Emiten yang disusun oleh Direksi dan dasar pertimbangannya;

4) Pandangan atas penerapan tata kelola Emiten;5) Pandangan atas penerapan/pengelolaan

whistleblowing system (WBS) di perusahaan dan peran Dewan Komisaris dalam WBS tersebut;

6) Perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris dan alasan perubahannya (jika ada)

7) Frekuensi dan cara pemberian nasihat kepada anggota Direksi

N/A d. Report of the Board of Commissioners The report of the Board of Commissioners must

contain at least the following:1) Performance assessment of Board of Directors

on the management of Issuer and the basis of its assessment;

2) Supervision on the implementation of the company’s strategy

3) Views of the Issuer's business prospects prepared by the Board of Directors and the basis for their consideration;

4) View on the company’s governance implementation;

5) Views on the implementation/management of Whistleblowing System (WBS) in the company and the role of the Board of Commissioners in the WBS;

6) Frequency and mechanism for advising the members of the Board of Directors

7) Frequency and ways of giving advice to the Board of Directors

e. Profil Emiten e. Company Profile

Profil Emiten paling sedikit memuat: The company profile section must contain at least the following:

1) Nama Emiten termasuk apabila terdapat perubahan nama, alasan perubahan, dan tanggal efektif perubahan nama pada tahun buku.

Catatan: apabila perusahaan tidak pernah melakukan perubahan nama, agar diungkapkan

42-43 1) The company’s name including whether there have been changes to the name and reason for such changes and the effective date for the name change occurring in the reporting year.

Note: if the company never changes its name, it should be disclosed

2) Akses terhadap Emiten atau Perusahaan Publik termasuk kantor cabang atau kantor perwakilan yang memungkinkan masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai Emiten atau Perusahaan Publik, meliputi: alamat, nomor telepon, nomor faksimile, email, dan website.

58 ; 77 2) Access to the company including branch offices or representative offices from which the public may obtain information regarding the company, among others: address, phone number, facsimile number, email, and website.

3) Riwayat singkat Emiten. 42-43 3) The company’s brief history.

4) Visi dan Misi Emiten, dan Budaya Perusahaan Mencakup:

a) Visi perusahaanb) Misi perusahaanc) Keterangan bahwa visi dan misi tersebut

telah direviu dan disetujui oleh Direksi/Dewan Komisaris pada tahun buku; dan

d) Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimilikiperusahaan.

44 ; 166 4) The company’s vision and mission. Including:

a) Company Visionb) Company Missionc) Information that the vision and mission has

been reviewed and approved by the Board of Directors/Board of Commissioners in the financial year; and

d) Statements oncorporate cultureof the company.

5) Kegiatan usaha menurut AD terakhir, kegiatan usaha yang dijalankan pada tahun buku, serta jenis barang dan/atau jasa yang dihasilkan.

47-57 5) The company’s business activities as per the most recent Articles of Association, as well as the type of products and/or services provided.

285

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 288: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

6) Struktur organisasi Emiten dalam bentuk bagan, paling singkat 1 tingkat di bawah Direksi, disertai dengan nama dan jabatan.

59 6) The company’s organization structure in the form of a chart, detailing at least one level under the Board of Directors, complete with the names and positions.

7) Profil Direksi, paling sedikit memuat:

a) Nama, jabatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab, periode jabatan

b) Foto terbaruc) Usiad) Domisilie) Kewarganegaraanf) Riwayat pendidikan

60-67 7) Profiles of the members of the Board of Directors, including at least:a) Name and brief description on the duties and

functions of each b) Latest photographc) Aged) Domicilee) Nationalityf) Education history

g) Riwayat jabatan, meliputi informasi: i. Dasar hukum penunjukan sebagai

Direksi pada Emitenii. Rangkap jabatan, baik sebagai Direksi,

anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Komite serta jabatan lainnya (jika ada)

iii. Pengalaman kerja baik di dalam maupun di luar Emiten

h) Jenis pendidikan dan/atau pelatihan yang telah diikuti oleh Direksi dalam meningkatkan kompetensi dalam tahun buku (jika ada)

Catatan: apabila tidak terdapat pendidikan dan/atau pelatihan pada tahun buku, agar diungkapkan

i) Hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, dan pemegang saham utama (jika ada) meliputi nama pihak yang terafiliasi.

Catatan: apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi dimaksud, agar diungkapkan.

g) Employment history, including:i. Legal basis of initial appointment in the

companyii. Concurrent positions, either as director,

commissioner, and/or committee member and other positions (if any)

iii. Work experience in and outside of the company

h) Training programs taken to improve competence throughout the reporting year (if any)

Note: if there is no education and/or training in the financial year, it should be disclosed

i) Disclosure on the affiliation with other members of the Board of Directors and the Shareholders (if any).

Note: if there is no affiliation relationship as mentioned, it should be disclosed.

8) Profil Dewan Komisaris, paling sedikit memuat:

a) Namab) Jabatan dan periode jabatan (termasuk

jabatan pada perusahaan atau lembaga lain);c) Foto terbarud) Usiae) Domisilif) Kewarganegaraang) Riwayat pendidikanh) Riwayat jabatan, meliputi informasi:

N/A 8) Profiles of the members of the Board of Commissioners, including at least:a) Nameb) Position and term of office (including position

in other company or institution);c) Latest photographd) Agee) Domicilef) Nationalityg) Education historyh) Employment history, including:

i. Dasar hukum penunjukan sebagai anggota Dewan Komisaris yang bukan merupakan Komisaris Independen pada Emiten ybs.

i. Legal basis of appointment in the company as member of the Board of Commissioners, which is not as independent commissioner at the company

ii. Dasar hukum penunjukan pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris yang merupakan Komisaris Independen pada Emiten ybs.

ii. Legal basis of initial appointment in the company as member of the board of commissioner, which is as independent commissioner at the company

iii. Rangkap jabatan, baik sebagai anggota Dewan komisaris, anggota Direksi, dan/atau anggota komite serta jabatan lainnya (jika ada)

iii. Concurrent positions, either as director, commissioner, and/or committee member and other positions (if any)

iv. Pengalaman kerja baik di dalam maupun di luar Emiten atau Perusahaan Publik

iv. Work experience in and outside of the company

286

Page 289: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

i) Jenis pendidikan dan/atau pelatihan yang telah diikuti oleh anggota Dewan Komisaris dalam meningkatkan kompetensi dalam tahun buku (jika ada)

Catatan: apabila tidak terdapat pendidikan dan/atau pelatihan pada tahun buku, agar diungkapkan

i) Training programmes taken to improve competence throughout the reporting year (if any)

Note: if there is no education and/or training in the financial year, it should be disclosed

j) Hubungan afiliasi anggota Dewan Komisaris dan pemegang saham utama (jika ada) meliputi nama pihak yang terafiliasi

Catatan: apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi dimaksud, agar diungkapkan.

j) Disclosure on the affiliation with other members of the Board of Directors and the Shareholders (if any).

Note: if there is no affiliation relationship as mentioned, it should be disclosed.

k) Komisaris Independen (jumlahnya minimal 30% dari total Dewan Komisaris)

k) Independent Commissioner (the number is minimum 30% of the total Board of Commissioners)

l) Kriteria penentuan Komisaris Independen; l) Criteria to designate Independent Commissioner;

m) Pernyataan independensi Komisaris Independen dalam hal Komisaris Independen telah menjabat lebih dari 2 (dua) periode (jika ada)

m) Statement of independence of the independent Commissioners, in the event that any of the independent Commissioners have held the position for more than two periods (if any)

9) Dalam hal terdapat perubahan susunan anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris yang terjadi setelah tahun buku berakhir sampai dengan batas waktu penyampaian laporan tahunan, susunan yang dicantumkan adalah susunan yang terakhir dan sebelumnya.

N/A 9) In the event that there have been changes to the composition of the Board of Directors and/or the Board of Commissioners occurring after the end of the reporting year up to the deadline for submission of the annual report, the composition that must be presented is the latest composition as well as the preceding one.

10) Jumlah karyawan dan deskripsi sebaran tingkat pendidikan dan usia karyawan dalam tahun buku.

117-118 10) Number of employees and description on their level of education and age group within the reporting year.

11) Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan data pengembangan kompetensi karyawan yang mencerminkan adanya kesempatan untuk masing-masing level organisasi

Informasi memuat antara lain:a) Jumlah karyawan untuk masing-masing level

organisasi;b) Jumlah karyawan untuk masing-masing

tingkat pendidikan;c) Jumlah karyawan berdasarkan status

kepegawaian;d) Data pengembangan kompetensi karyawan

yang telah dilakukan pada tahun buku yang terdiri dari pihak (level jabatan) yang mengikuti pelatihan, jenis pelatihan, dan tujuan pelatihan; dan

e) Biaya pengembangan kompetensi karyawan yang telah dikeluarkan pada tahun buku.

115 ; 117-118 11) Total employees (2 years comparative) and employee’s competence development data reflecting the opportunity for each organizational level

Information includes, among others:a) Total employees for each organizational level;

b) Total employees for each educational level;

c) Total employees based on employment status;

d) Data of employee’s competence development that is done in the financial year consisting of party (positional level) who participated in training, type of training, and training objectives; and

e) Employee’s competence development costs incurred during the financial year.

12) Nama pemegang saham dan persentase kepemilikan pada akhir tahun buku yang terdiri dari:a) Rincian nama pemegang saham yang

meliputi 20 pemegang saham terbesar dan persentase kepemilikannya;

b) Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Emiten

c) Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang memiliki saham Emiten

d) Kelompok pemegang saham masyarakat (kurang dari 5%)

Catatan: apabila Direktur dan Komisaris tidak memiliki saham langsung dan tidak langsung, agar diungkapkan.

76 12) Names of Shareholders and the percentage of ownership of the company’s shares as at the end of the reporting year, including information on:a) Details of shareholder’s name which covers

the 20 top shareholders and their ownership percentage;

b) Shareholders with ownership of more than 5% or more in the company

c) Commissioners and Directors that own the company’s shares

d) Public Shareholders (less than 5%)

Note: if the Board of Directors and Board of Commissioners do not have direct and indirect share ownership, it should be disclosed.

287

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 290: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

13) Jumlah pemegang saham dan persentase kepemilikan berdasarkan klasifikasi:a) Kepemilikan institusi lokalb) Kepemilikan institusi asingc) Kepemilikan individu lokald) Kepemilikan individu asing

N/A 13) Number of Shareholders and percentage of ownership of the company’s shares based on:a) Ownership by local institutionsb) Ownership by foreign institutionsc) Ownership by local individualsd) Ownership by foreign individuals

14) Informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali Emiten, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu, yang disajikan dalam bentuk bagan/skema.

Catatan: yang dimaksud pemegang saham utama adalah pihak yang, baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki sekurang-kurangnya 20% (dua puluh perseratus) hak suara dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh suatu Perseroan, tetapi bukan pemegang saham pengendali.

76 14) Information on the ultimate and controlling Shareholders of the company, both directly and indirectly, up to the individual Shareholders, presented in the form of a chart or diagram.

Note: the main shareholder is a party which, directly or indirectly, owns at least 20% (twenty percent) votes of all shares with voting rights issued by the Company, but not the controlling shareholder.

15) Nama entitas anak, Perusahaan Asosiasi, Perusahaan ventura bersama di mana Emiten memiliki pengendalian bersama entitas, beserta persentase kepemilikan saham, bidang usaha, total aset, dan status operasi Perusahaan tersebut (jika ada), untuk entitas anak ditambahkan informasi mengenai alamat. Nama dan alamat kantor cabang/perwakilan.

Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak, kantor cabang, dan kantor perwakilan, agar diungkapkan.

58 15) Names of subsidiaries, associated companies, joint ventures in which the company retains a joint controlling power, as well as the percentage of shares held, the businesses, total assets, and operational status of such entities (if any), and for subsidiaries, their addresses must be provided.

Note: if the company does not have subsidiaries, branch offices, and representative offices, it should be disclosed.

16) Struktur grup perusahaan Struktur grup perusahaan dalam bentuk bagan

yang menggambarkan entitas induk, entitas anak, entitas asosiasi, joint venture, dan special purpose vehicle (SPV).

N/A 16) Structure of group companies Structure of group companies in the form of a chart

showing the parent entity, subsidiary, association entity, joint venture, and special purpose vehicle (SPV).

17) Kronologi pencatatan saham, tahun penerbitan saham, jumlah saham, nilai nominal, dan harga penawaran dari awal pencatatan hingga akhir tahun buku serta nama Bursa Efek di mana saham Emiten dicatatkan (jika ada).

Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki kronologi pencatatan saham, agar diungkapkan.

14 17) Chronology of share listing, number of shares outstanding, nominal value, and offering price from the time of the listing to the end of the reporting year as well as the name of the stock exchange on which the company’s shares are listed (if any).

Note: if the company does not have chronology of share listing, it should be disclosed

18) Kronologis pencatatan efek lainnya selain saham, yang memuat antara lain nama efek, tahun penerbitan, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga/imbalan, nilai penawaran, nama bursa dimana efek lainnya dicatatkan; dan peringkat efek (jika ada).

Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki kronologi penerbitan dan pencatatan efek lainnya, agar diungkapkan.

14 18) Chronology of listing of other securities, containing among others the name of the securities, year of issuance, maturity date, offering value, and the securities’ ratings (if any).

Note: if the company does not have chronology of issuing and listing of other securities, it should be disclosed

19) Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang pasar modal.

Informasi memuat antara lain:a) Nama dan alamat BAE/pihak yang

mengadministrasikan saham perusahaan;.b) Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik; dan

c) Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek.

77 ; 160-162 19) Names and addresses of capital market supporting institutions and professions.

Information includes, among others:a) Name and address of BAE/party

administering corporate shares;.b) Name and address of the Public Accountant

Firm; andc) Name and address of the securities rating

agency.

288

Page 291: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

20) Dalam hal terdapat profesi penunjang pasar modal yang memberikan jasa secara berkala kepada Emiten, diungkapkan informasi mengenai jasa yang diberikan, komisi (fee), dan periode penugasan.

77 ; 160-162 20) In the event that there are institutions and professions that periodically render services to the company, the information on the services rendered, the fees for such services, and the assignment period of the services, must be provided.

21) Penghargaan dan/atau sertifikasi yang diterima Emiten baik yang berskala nasional maupun internasional dalam tahun buku berakhir (jika ada) yang memuat:a) Nama penghargaan/sertifikasib) Badan atau lembaga yang memberikanc) Masa berlaku penghargaan dan/atau

sertifikat (jika ada)d) Tahun perolehan penghargaan dan/atau

sertifikasi

25-27 21) Awards and/or certifications obtained by the company, both on the national and international level within the reporting year (if any), containing:

a) Name of the award/certificationb) Name of the awarding/certifying institutionc) Validity period of the award and/or

certification (if any)d) The Year of obtaining award and/or certificate;

22) Informasi pada website perusahaan Meliputi paling kurang:

a) Informasi pemegang saham sampai dengan pemilik akhir individu;

b) Isi Kode Etik;c) Informasi Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) paling kurang meliputi bahan mata acara yang dibahas dalam RUPS, ringkasan risalah RUPS, dan informasi tanggal penting yaitu tanggal pengumuman RUPS, tanggal pemanggilan RUPS, tanggal RUPS, tanggal ringkasan risalah RUPS diumumkan;

77 22) Information on company website Consist at least:

a) Shareholders information up to the ultimate individual owner;

b) Contents of Code of Ethics;c) Information on General Meeting of

Shareholders (GMS) at least includes the agenda discussed in GMS, a summary of the minutes of GMS, and information on important dates, which are GMS announcement date, GMS notice date, GMS date, date of GMS minutes being announced;

d) Laporan keuangan tahunan terpisah (5 tahun terakhir);

e) Profil Dewan Komisaris dan Direksi; dan

f) Piagam/Charter Dewan Komisaris, Direksi, Komite-komite, dan Unit Audit Internal.

g) Materi disampaikan dalam briefing kepada analis dan media (Materials provided in briefings to analysts and media)

h) Laporan tahunan yang dapat diunduh (downloadable annual report)

i) Konstitusi perusahaan (undang-undang, nota, dan anggaran dasar perusahaan) (Company’s constitution (company’s by-laws, memorandum and articles of association))

d) Separate annual financial statements (the last 5 years);

e) Profile of Board of Commissioners and Directors; and

f) Charter of the Board of Commissioners, Directors, Committees, and Internal Audit Unit.

g) Materials provided in briefings to analysts and media

h) Downloadable annual report

i) Company's constitution (company's by-laws, memorandum, and articles of association)

23) Hubungan Investor (Investor Relations) Perusahaan mengungkapkan rincian kontak

telepon, faks, dan email dari petugas/kantor yang bertanggung jawab atas hubungan investor (Does the company disclose the contact details (e.g. telephone, fax, and email) of the officer / office responsible for investor relations?)

N/A 23) Investor Relations The company disclose the contact details,

telephone, fax, and email of the officer/office responsible for investor relations?

f. Analisis dan Pembahasan Manajemen f. Management Discussion and Analysis

Analisis dan pembahasan manajemen memuat analisis dan pembahasan mengenai laporan keuangan dan informasi penting lainnya dengan penekanan pada perubahan material yang terjadi dalam tahun buku, yang paling sedikit memuat:

The management discussion and analysis section analyzes and discusses the financial statements of the company as well as other material information with emphasis on material changes occurring during the reporting period, including at least:

1) Tinjauan operasi per segmen operasi sesuai dengan jenis industri Emiten, paling sedikit mengenai:a. Penjelasan masing-masing segmen usaha.b. Produksi, yang meliputi proses, kapasitas,

dan perkembangannyac. Pendapatan/penjualand. Profitabilitas

85-89 1) Operational review for each segment of operations in line with the company’s business, containing, among others:a. Explanation of each business segment.b. Production, including process, capacity, and

expansionc. Sales/revenued. Profitability

289

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 292: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

2) Kinerja keuangan komprehensif yang mencakup perbandingan kinerja keuangan dalam 2 tahun buku terakhir, penjelasan tentang penyebab adanya perubahan dan dampak perubahan tersebut, paling sedikit mengenai:

a. Aset lancar, asset tidak lancar, dan total aset

b. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total liabilitas

c. Ekuitasd. Pendapatan/penjualan, beban, laba (rugi),

penghasilan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif, penghasilan komprehensif periode berjalan; dan

e. Arus Kas

89-96 2) A comprehensive analysis on the financial statements that includes the comparison between the financial performance in the last 2 (two) fiscal years, and the explanation for the causes of the changes as well as the impact of such changes, including among others:a. Current assets, noncurrent assets, and total

assetsb. Current liabilities, noncurrent liabilities, and

total liabilitiesc. Equityd. Revenue/sales, expenses, profit (loss),

other comprehensive income, and total comprehensive income, and

e. Cash flows

3) Kemampuan membayar utang baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan.

97-99 3) The company’s solvency and liquidity to service its debts by providing the relevant ratios.

4) Tingkat kolektibilitas piutang Perseroan dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan.

N/A 4) The company’s collectibility by providing the relevant ratios.

5) Struktur modal (capital structure) dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure) tersebut disertai dasar penentuan kebijakan.

98-99 5) The company’s capital structure and the management’s policy for the capital structure and the basis for such policy.

6) Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal dengan penjelasan paling sedikit meliputi:a. Nama pihak yang melakukan ikatanb. Tujuan dari ikatan tersebutc. Sumber dana yang diharapkan untuk

memenuhi ikatan-ikatan tersebutd. Mata uang yang menjadi denominasi

e. Langkah yang direncanakan Emiten untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait

Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal pada tahun buku terakhir agar diungkapkan.

99 6) Description on material commitments for capital goods, along with the explanation on the purpose of such commitments, including:a. Explanation of each business segment.b. Purpose of suh commitmentsc. Source of funding to fulfill such commitmentsd. Currencies in which the commitments are

denominated

e. Measures taken by the company to mitigate its risks arising from its foreign exchange position related to such commitments

Note: in the event that the company does not have a material commitment related to capital goods investment in the last fiscal year, it should be disclosed.

7) Bahasan mengenai investasi barang modal yang direalisasikan dalam tahun buku terakhir, paling sedikit meliputi:a) Jenis investasi barang modalb) Tujuan investasi barang modalc) Nilai investasi barang modal yang dikeluarkan

Catatan: apabila tidak terdapat realisasi investasi barang modal, agar diungkapkan.

99 7) Description on the investments on capital goods realized within the last reporting year, at least including:a. Type of capital goods investmentb. Purpose of capital goods investmentc. Amount disbursed for the capital goods

investment Note: if there is no realization of capital goods

investment, it should be disclosed.

8) Indikator Kinerja Non-Keuangan 101-102 8) Non-Financial Performance Indicators

9) Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.

Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.

Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan.

103 9) Material facts and information after the date of the audit of financial statements.

Description of important events after the date of the accountant's report including its impact on future performance and business risks.

Note: in the event that there is no important event after the date of the accountant's report, it should be disclosed.

10) Prospek usaha dari Emiten dikaitkan dengan kondisi industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya.

102-103 10) The company’s business prospect related to the conditions in the industry, general economy, and international markets, which may be supported with quantitative data from reputable and reliable sources.

290

Page 293: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

11) Perbandingan target/proyeksi pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai, mengenai:

a. Pendapatan/penjualanb. laba (rugi)c. struktur modal (capital structure)d. Hal lain yang dianggap penting bagi Emiten

101-102 11) Comparison between the targets/forecasts at the beginning of the financial year and the results achieved, pertaining to: a. Revenue/sales b. Income (loss)c. Capital structured. Other aspects considered material for the

company

12) Target/proyeksi yang ingin dicapai Emiten untuk 1 tahun mendatang, meliputi:a. Pendapatan/penjualanb. Laba (rugi)c. Struktur modal (capital structure)d. Kebijakan dividene. Hal lain yang dianggap penting bagi Emiten

102 12) Targets/projections for the next year, pertaining to: a. Revenue/sales b. Income (loss)c. Capital structured. Dividend policye. Other aspects considered material for the

company

13) Aspek pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, paling sedikit strategi pemasaran dan pangsa pasar.

85-88 13) Aspect of marketing of the company’s products and services, among others marketing strategy and market share.

14) Uraian mengenai dividen selama 2 tahun buku terakhir (jika ada), paling sedikit:a. Kebijakan dividenb. Tanggal pengumuman dan dividen

pembayaran kas dan/atau tanggal distribusi dividen non kas untuk masing-masing tahun.

c. Jumlah dividen per saham (kas dan/atau non kas)

d. Jumlah dividen per tahun yang dibayare. Payout ratio

Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya.

104 14) Description on dividends for the last 2 fiscal years (if any), including at least:a. Dividend policy b. Date and amount of cash dividend payout

and/or date of non-dividend distribution

c. Amount of dividend per share (cash and/or non-cash)

d. Total dividend distributed per yeare. Payout ratio

Note: in the event that there is no dividend payment, the reason should be disclosed.

15) Realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum, dengan ketentuan:a. Dalam hal selama tahun buku, Emiten memiliki

kewajiban menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana, maka diungkapkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum secara kumulatif sampai dengan akhir tahun buku;

b. Dalam hal terdapat perubahan penggunaan dana sesuai POJK tentang LRPD, maka Emiten menjelaskan perubahan tersebut;

c. Total perolehan dana;d. Rencana penggunaan dana;e. Rincian penggunaan dana;f. Saldo dana; dang. Tanggal persetujuan RUPS/RUPO atas

perubahan penggunaan dana (jika ada).

Catatan: apabila tidak memiliki informasi realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum, agar diungkapkan.

104 15) Realization of the utilization of public offering proceeds, under the following requirements:a. In the event that during the reporting year

the company had the obligation to report its realization of utilization of proceeds, the cumulative realized amount of utilization of public offering proceeds up to the end of reporting financial year must be provided

b. In the event that there is a change to the proceeds utilization plan, as stipulated in POJK on LRPD, the company must provide an explanation on such change

c. Total acquisition of funds;d. Plan to use the proceeds;e. Details of the use of proceeds;f. Fund balance; andg. GMS/GMB approval date on changes of the

use of proceeds (if any).

Note: if there is no information on realization of the use of proceeds from public offerings, it should be disclosed.

291

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 294: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

16) Informasi material (jika ada), antara lain mengenai investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi, restrukturisasi utang/modal, transaksi afiliasi, dan transaksi yang mengandung benturan kepentingan, yang terjadi pada tahun buku, antara lain memuat:a. Tanggal, nilai, dan objek transaksib. Nama pihak yang melakukan transaksic. Sifat hubungan afiliasi (jika ada)d. Penjelasan mengenai kewajaran transaksie. Alasan dilakukannya transaksif. Realisasi transaksi pada periode tahun buku

terakhirg. Kebijakan perusahaan terkait dengan

mekanisme review atas transaksih. Pemenuhan ketentuan terkait

Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan.

99 16) Material information (if any), among others as regards investment, expansion, divestment, merger/acquisition, debt/capital restructuring, transactions with related parties, transactions with conflict of interest, which occurred in the reporting year, with the descriptions on:a. Date, value, and object of the transactionb. Names of the parties involved in the

transactionc. Nature of the affiliation (if any)d. Fairness of the transactione. Adherence to pertinent regulationsf. Realization of transactions in the last fiscal

year periodg. Company policy related to the mechanism of

review on transactionsh. Adherence to pertinent regulations

Note: if there is no transaction as mentioned, it should be disclosed.

17) Perubahan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap Emiten dan dampaknya terhadap laporan keuangan (jika ada).

Uraian memuat antara lain:a. Nama peraturan perundang-undangan yang

mengalami perubahan;b. Dampaknya (kuantitatif dan/atau kualitatif)

terhadap perusahaan (jika signifikan) atau pernyataan bahwa dampaknya tidak signifikan.

Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan.

104-107 17) Changes in the laws and regulations that significantly affect the company and the impacts on its financial statements (if any).

Information includes, among others:

a. The name of the amended laws and regulations;

b. The impact (quantitative and/or qualitative) on the company (if significant) or the statement that the impact is not significant.

Note: if there is no change on the laws and regulations of the most current fiscal year, it should be disclosed

18) Perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan (jika ada).

Catatan: apabila tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan.

107-108 18) Changes in the accounting policy, reasons for such changes, and the impacts on the financial statements (if any).

Note: if there is no change on the accounting policy of the most current fiscal year, it should be disclosed

19) Informasi kelangsungan usaha Pengungkapan informasi mengenai:

a Hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku terakhir;

b. Assessment manajemen atas hal-hal pada angka 1; dan

c. Asumsi yang digunakan manajemen dalam melakukan assessment.

Catatan: apabila tidak terdapat hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan asumsi yang mendasari manajemen dalam meyakini bahwa tidak terdapat hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku terakhir.

109 19) Business Continuity Information Information disclosure on:

a. Matters that have the potential to significantly affect the company's business continuity in the last fiscal year;

b. Assessment of the management on matters on point 1; and

c. Assumption used by the Management in conducting assessment.

Note: in the event that there are no matters that have the potential to significantly affect the company’s business continuity in the last fiscal year, the assumptions underlying the management in believing that there are no matters that have the potential to significantly affect the company’s business continuity in the last fiscal year should be disclosed.

g. Tata Kelola Emiten atau Perusahaan Publik g. Corporate Governance

Tata Kelola Emiten memuat uraian singkat, paling sedikit memuat uraian singkat mengenai:

The corporate governance section must include brief description on at least the following:

1) Direksi, mencakup antara lain: 1) Board of Directors, including among others:

a) Tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi

129-148 a) Description on the duties and responsibilities of each member of the Board of Directors

292

Page 295: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

b) Pernyataan bahwa Direksi memiliki pedoman atau piagam (charter) Direksi

b) Statement that the Board of Directors has a Board of Directors guideline or charter

c) Prosedur, dasar penetapan, struktur, dan besarnya remunerasi masing-masing anggota Direksi, serta hubungan antara remunerasi dengan kinerja Emiten atau Perusahaan Publik

c) Procedures of determination, basis for determination, structure, and amount of remuneration for each member of the Board of Directors and the relationship between remuneration and the company’s performance

d) Kebijakan dan pelaksanaan tentang frekuensi rapat Direksi, termasuk rapat bersama Dewan Komisaris, dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam rapat tersebut

d) The company’s policy and its implementation regarding the meetings of the Board of Directors, including joint meetings with the Board of Commissioners and the attendance of members of the Board of Directors in these meetings

e) Informasi mengenai keputusan RUPS 1 tahun sebelumnya, meliputi:

i. Keputusan RUPS yang direalisasikan dalam tahun buku

ii. Alasan dalam hal terdapat keputusan yang belum direalisasikan

e) Information on the resolutions of the previous year’s general meeting of Shareholders (GMS), including: i. The realization thereof in the reporting

yearii. Reasons should there be any resolutions

that have not yet been realized

f) Informasi mengenai keputusan RUPS pada tahun buku, meliputi: i. Keputusan RUPS yang direalisasikan

dalam tahun buku ii. Alasan dalam hal terdapat keputusan

yang belum direalisasikan

f) Information on the resoluions of the GMS of the reporting year, including:i. The realization thereof in the reporting

yearii. Reasons should there be any resolutions

that have not yet been realized

g) Penilaian terhadap kinerja komite yang mendukung pelaksanaan tugas Direksi.

g) Performance assessment of the committees that support the execution of duties of the Board of Directors.

2) Dewan Komisaris, mencakup antara lain:a) Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

b) Pernyataan bahwa Dewan Komisaris memiliki pedoman Dewan Komisaris

c) Prosedur, dasar penetapan, struktur dan besarnya remunerasi masing-masing anggota Dewan Komisaris

128-129 2) Board of Commissioners, including among others:a) Duties and responsibilities of the Board of

Commissionersb) Statement that the Board of Commissioners

has a Board of Commissioners guideline or charter

c) Procedures of determination, basis for determination, structure, and amount of remuneration for each member of the Board of Commissioners

d) Kebijakan dan pelaksanaan tentang frekuensi rapat Dewan Komisaris, termasuk rapat bersama Direksi, dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat tersebut

d) The company’s policy and its implementation regarding the meetings of the Board of Commissioners, including joint meetings with the Board of Directors and the attendance of members of the Board of Commissioners in these meetings

e) Kebijakan Emiten tentang penilaian terhadap kinerja anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dan pelaksanaannya, paling sedikit meliputi:i. Prosedur pelaksanaan penilaian kinerjaii. Kriteria yang digunakaniii. Pihak yang melakukan penilaian

e) The company’s policy on the Board of Directors’ and the Board of Commissioners’ performance assessment and the implementation thereof, at least including:i. Procedures for assessing performanceii. Criteria used for assessing performanceiii. Party assigned to assess performance

f) Penilaian terhadap kinerja komite yang mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.

f) Performance assessment of the committees that support the execution of duties of the Board of Commissioners.

g) Dalam hal Dewan Komisaris tidak membentuk komite Nominasi dan Remunerasi, dimuat informasi paling sedikit mengenai:

g) In the event that the Board of Commissioners has not establish a Nomination and Remuneration Committee, the following information must at least be presented:

293

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 296: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

i. Alasan tidak dibentuknya komite i. Reason for not establishing said committee

ii. Prosedur nominasi dan remunerasi yang dilakukan dalam tahun buku

ii. Nomination and remuneration procedures taking place in the reporting year

3) Penilaian Penerapan GCG yang meliputi paling kurang aspek Dewan Komisaris dan Direksi

Memuat uraian mengenai:a. Kriteria yang digunakan dalam penialaianb. Pihak yang melakukan penialaianc. Skor penilaian masing-masing kriteriad. Rekomendasi hasil penilaiane. Alasan belum/tidak diterapkannya

rekomendasi

Catatan: apabila tidak ada penilaian penerapan GCG, agar diungkapkan

126-138 3) Assessment of GCG Implementation that at least includes the Aspect of Board of Commissioners and Directors

Containing description on:a. Criteria used in the assessmentb. Party conducting assessmentc. Assessment score of each criteriad. Recommendation from assessment resultse. Reason for not yet/not implementing

recommendation Note: in the event that there is no assessment

of GCG implementation, it should be disclosed

4) Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi

Mencakup antara lain:a. Pengungkapan prosedur pengusulan sampai

dengan penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi

b. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk setiap anggota Dewan Komisaris dan setiap anggota Direksi;

c. Pengungkapan indikator untuk penetapan remunerasi Direksi;

d. Pengungkapan bonus kinerja, bonus non kinerja, dan/atau opsi saham yang diterima setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi (jika ada).

Catatan: apabila tidak terdapat bonus kinerja, bonus non kinerja, dan opsi saham yang diterima setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, agar diungkapkan.

138-148 4) Description of remuneration policy for Board of Commissioners and Directors

Including among others:a. Disclosure of proposal procedure up to the

determination of remuneration of the Board of Commissioners and Directors

b. Remuneration structure showing remuneration component and nominal amount per component for each member of Board of Commissioners and each member of Directors;

c. Disclosure of indicators to determine the Directors' remuneration;

d. Disclosure of performance bonus, non performance bonus, and/or stock options received by each member of Board of Commissioners and Directors (if any).

Note: in the event that there is no performance bonus, non performance bonus, and stock options received by each member of Board of Commissioners and Directors, it should be disclosed.

5) Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat yang dihadiri mayoritas anggota pada rapat Dewan Komisaris (minimal 1 kali dalam 2 bulan), Rapat Direksi (minimal 1 kali dalam 1 bulan), dan Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi (minimal 1 kali dalam 4 bulan)

Informasi memuat antara lain:a. Tanggl rapatb. Peserta rapatc. Agenda rapat untuk masing-masing rapat Dewan komisaris,

direksi, dan rapat gabungan

134-138 5) Meeting Frequency and Attendance Level attended by majority of members at Board of Commissioners Meetings (at least 1 time in 2 months), Directors Meetings (at least 1 time in 1 month), and Joint Meeting of Board of Commissioners and Directors (minimum 1 time in 4 months)

Information includes, among others:a. Meeting Dateb. Meeting Participantsc. Meeting Agenda for each meeting of the Board of

Commissioners, Directors, and joint meetings

6) Dewan Pengawas Syariah, bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam AD, paling sedikit memuat:a) Namab) Tugas dan tanggung jawab DPS

c) Frekuensi dan cara pemberian nasihat dan saran serta pengawasan pemenuhan prinsip syariah di Pasar Modal terhadap Emiten

N/A 6) Sharia supervisory board, if the company conducts its business based on the principles of sharia as stipulated in the Articles of Association, at least containing information on:a) Namesb) Duties and responsibilities of the sharia

supervisory boardc) Frequency and mechanism for providing

advice and recommendations as well as supervision of the company’s fulfillment of the sharia principles in the capital market

294

Page 297: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

7) Komite Audit, mencakup antara lain:a) Nama dan jabatannya dlm keanggotaan

komiteb) Usiac) Kewarganegaraand) Riwayat pendidikane) Riwayat jabatan, meliputi informasi:

i. Dasar hukum penunjukan sebagai anggota komite

ii. Rangkap jabatan, baik sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan/atau anggota komite serta jabatan lainnya (jika ada)

iii. Pengalaman kerja beserta periode waktunya baik di dalam maupun di luar Emiten

f) Periode dan masa jabatan anggota Komite Audit

g) Pernyataan independensi Komite Audith) Kebijakan dan pelaksanaan tentang frekuensi

rapat Komite Audit dan tingkat kehadiran anggota Komite Audit dalam rapat tersebut

i) Pendidikan dan/atau pelatihan yang telah diikuti dalam tahun buku (jika ada)

Catatan: apabila tidak terdapat pendidikan dan/atau pelatihan pada tahun buku, agar diungkapkan

j) Pelaksanaan kegiatan komite audit pada tahun buku sesuai yang dicantumkan dalam piagam (charter) komite audit

k) Uraian tugas dan tanggung jawab

N/A 7) Audit committee, including among others:a) Names and positions in the committeeb) Agec) Nationalityd) Education historye) Employment history, including:

i. Legal basis of appointment in the company as member of the committee

ii. Concurrent positions, either as director, commissioner, and/or committee member and other positions (if any)

iii. Work experience in and outside of the company

f) Term of office and the period as member of the audit committee

g) Statement of independence of the audit committee

h) Disclosure on the company’s policy and its implementation regarding the meetings of the audit committee and the attendance of members of the audit committee in these meetings

i) Education and/or training participated in within the reporting year (if any)

Note: in the event that there is no education and/or training in the fiscal year, it should be disclosed

j) Audit committee’s activities in the reporting year as stipulated in the audit committee charter

k) Description of duties and responsibilities

8) Komite lain yang dimiliki Emiten dalam rangka mendukung fungsi dan tugas Direksi dan/atau Dewan Komisaris, seperti komite Nominasi dan Remunerasi, mencakup antara lain:

a) Nama dan jabatannya dalam keanggotaan komite, dan riwayat singkat anggota komite

b) Usiac) Kewarganegaraand) Riwayat pendidikane) Riwayat jabatan, meliputi informasi:

i. Dasar hukum penunjukan sebagai anggota komite

ii. Rangkap jabatan, baik sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan/atau anggota komite serta jabatan lainnya (jika ada)

iii. Pengalaman kerja beserta periode waktunya baik di dalam maupun di luar Emiten

f) Periode atau masa jabatan anggota komite

g) Uraian tugas dan tanggung jawabh) Pernyataan bahwa telah memiliki pedoman

komitei) Pernyataan independensi komitej) Kebijakan dan pelaksanaan tentang frekuensi

rapat komite dan tingkat kehadiran anggota komite dalam rapat tersebut

k) Jenis pendidikan dan/atau pelatihan yang telah diikuti dalam tahun buku

Catatan: apabila tidak terdapat pendidikan dan/atau pelatihan pada tahun buku, agar diungkapkan

l) Uraian singkat pelaksanaan kegiatan komite pada tahun buku

m) Kebijakan mengenai suksesi Direksi

148-156 8) Other committees in the company that have been established to assist the Board of Directors and/or the Board of Commissioners, such as the nomination and remuneration committee, at least containing information on:a) Names and positions in the committee

b) Agec) Nationalityd) Education historye) Employment history, including:

i. Legal basis of appointment in the company as member of the committee

ii. Concurrent positions, either as director, commissioner, and/or committee member and other positions (if any)

iii. Work experience in and outside of the company

f) Term of office and the period as member of the audit committee

g) Description of duties and responsibilitiesh) Statement that the committee charter is

presenti) Statement of of independence of the

committeej) Disclosure on the company’s policy and its

implementation regarding the meetings of the audit committee and the attendance of members of the audit committee in these meetings

k) Education and/or training participated in within the reporting year (if any)

Note: in the event that there is no education and/or training in the fiscal year, it should be disclosed

l) The committee’s activities in the reporting year

m) Policies on Directors’ succession

295

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 298: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

9) Sekretaris Perusahaan, mencakup antara lain:a) Namab) Domisilic) Riwayat jabatan, meliputi informasi:

i. Dasar hukum penunjukan sebagai sekretaris Perusahaan

ii. Pengalaman kerja beserta periode waktunya baik di dalam maupun di luar Emiten

d) Riwayat pendidikane) Pendidikan dan/atau pelatihan yang diikuti

dalam tahun buku

Catatan: apabila tidak terdapat pendidikan dan/atau pelatihan pada tahun buku, agar diungkapkan

f) Uraian singkat pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan pada tahun buku

k) Uraian tugas dan tanggung jawab

156-158 9) Corporate secretary, including among others:a) Nameb) Domicilec) Employment history, including:

i. Legal basis of appointment as corporate secretary

ii. Work experience and the respective period of work within and outside of the company

d) Education historye) Education and/or training participated in

within the reporting year (if any)

Note: in the event that there is no education and/or training in the fiscal year, it should be disclosed

f) Brief description of the corporate secretary’s activities in the reporting year

k) Description of duties and responsibilities

10) Unit Audit Internal, mencakup antara lain:a) Nama kepala unit audit internalb) Riwayat jabatan, meliputi informasi:

i. Dasar hukum penunjukan sebagai kepala Unit Audit Internal

ii. Pengalaman kerja beserta periode waktunya baik di dalam maupun di luar Emiten

c) Kualifikasi atau sertifikasi sebagai profesi audit internal (jika ada)

d) Pendidikan dan/atau pelatihan yang diikuti dalam tahun buku

Catatan: apabila tidak terdapat pendidikan dan/atau pelatihan pada tahun buku, agar diungkapkan

e) Struktur dan kedudukan Unit Audit Internalf) Uraian tugas dan tanggung jawabg) Pernyataan bahwa telah memiliki piagam

(charter) unit audit internalh) Uraian singkat pelaksanaan tugas Unit Audit

Internal pada tahun bukui) Jumlah pegawai (auditor internal) pada unit

audit internal

j) Pihak yang mengangkat dan memberhentikan ketua unit audit internal.

158-160 10) Internal audit unit, including among others:a) Name of the head of internal auditb) Employment history, including:

i. Legal basis of appointment as head of internal audit

ii. Work experience and the respective period of work within and outside of the company

c) Qualifications and certifications related to the internal audit profession (if any)

d) Education and/or training participated in within the reporting year (if any)

Note: in the event that there is no education and/or training in the fiscal year, it should be disclosed

e) Structure and position of the internal audit unit

f) Duties and responsibilities of the internal g) Statement that the internal audit charter is

presenth) Brief description on the execution of duties of

the internal audit within the reporting yeari) Number of employees (internal auditor) in the

internal audit unitj) Party appointing and dismissing the internal

audit unit head.

11) Akuntan Publik Informasi memuat antara lain:

a. Nama dan tahun akuntan publik yang melakukan audit laporan keuangan tahunan selama 5 tahun terakhir

b. Nama dan tahun Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit laporan keuangan tahunan selama 5 tahun terakhir

c. Besarnya fee untuk masing-masing jenis jasa yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik pada tahun buku terakhir

d. Jasa lain yang diberikan Kantor Akuntan Publik dan akuntan publik selain jasa audit laporan keuangan tahunan pada tahun buku terakhir.

Catatan: apabila tidak ada jasa lain dimaksud, agar diungkapkan.

160-161 11) Public Accountant Information includes, among others:

a. Name and year of the public accountant auditing the annual financial statements for the last 5 years

b. Name and year of the Public Accountant Firm auditing the annual financial statements for the last 5 years

c. The fee amount for each type of services provided by the Public Accountant Firm in the last fiscal year

d. Other services provided by the Public Accountant Firm and public accountant in addition to the annual financial statements audit services in the last fiscal year.

Note: if there is no other service as mentioned, it should be disclosed.

296

Page 299: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

12) Uraian mengenai sistem pengendalian internal (internal control) yang diterapkan oleh Emiten, paling sedikit mengenai:a) Pengendalian keuangan dan operasional,

serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya

b) Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern dengan kerangka yang diakui secara internasional (COSO – internal control framework)

c) Tinjauan atas efektivitas sistem pengendalian internal

161 12) Description on internal control system implemented in the company, including at least the following:a) Operational and financial control, and

compliance with pertinent regulations

b) Explanation of the conformity of the internal control system with an internationally recognized framework (COSO – internal control framework)

c) Review on the effectiveness of the internal control system

13) Sistem manajemen risiko yang diterapkan oleh Emiten, paling sedikit mengenai:a) Gambaran umum mengenai sistem

manajemen risiko Emitenb) Jenis risiko dan cara pengelolaannya danc) Tinjauan atas efektivitas sistem manajamen

risiko Emiten

171-186 13) Risk management system implemented in the company, including at least the following:a) Overview of the company’s risk management

systemb) Risk categories and risk mitigation measuresc) Review on the effectiveness of the company’s

risk management system

14) Perkara penting yang dihadapi oleh Emiten, Entitas anak, anggota Direksi dan anggota Dewan komisaris (jika ada), antara lain meliputi:

a) Pokok perkarab) Status penyelesiaan perkarac) Pengaruhnya terhadap kondisi Emitend) Risiko yang dihadapi perusahaan dan nilai

nominal tuntutan/gugatan

Catatan: dalam hal perusahaan, entitas anak, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi tidak memiliki perkara penting, agar diungkapkan.

163 14) Litigations involving the company, its subsidiaries, and the current members of the Board of Directors and the Board of Commissioners, including among others:a) Case materialb) Case statusc) Impact on the company’s conditiond) Risks faced by the company and the nominal

amount of claims/lawsuits

Note: in the event that a company, a subsidiary, a member of the Board of Commissioners, and a member of the Directors has no important case, it should be disclosed.

15 Informasi tentang sanksi administratif yang dikenakan kepada Emiten, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris, oleh Otoritas lainnya pada tahun buku.

166 15) Information on administrative sanctions received by the company, members of the Board of Commissioners and the Board of Directors, from capital market or other authorities within the reporting year.

16) Akses informasi dan data perusahaan Uraian mengenai tersedianya akses informasi

dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya.

58 ; 77 16) Access of information and company data Description of the availability of access to

information and company data to public, for example through the website (in Indonesian and English), mass media, mailing lists, newsletters, meetings with analysts, etc .

17) Informasi mengenai kode etik, meliputi:

a) Pokok kode etikb) Bentuk sosialisasi kode etik dan upaya

penegakannyac) Pernyataan bahwa kode etik berlaku bagi

anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan karyawan Emiten

d) Sanksi untuk masing-masing jenis pelanggaran yang diatur dalam kode etik (normatif)

e) Jumlah pelanggaran kode etik beserta sanksi yang diberikan pada tahun buku terakhir

Catatan: apabila tidak terdapat pelanggaran kode etik pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan.

165-166 17) Information on the company’s code of conduct, including:a) Components of the code of conductb) Form of dissemination of the code of conduct

and means to enforce the code of conductc) Statement that the code of conduct applies

to the Board of Directors, the Board of Commissioners, and the employees of the company

d) Sanctions for each type of violations set out in the code of ethics (normative)

e) Number of violations of code of ethics and sanctions given in the last fiscal year

Note: if there is no violation of code of ethics of the last fiscal year, it should be disclosed

18) Informasi mengenai budaya Perusahaan (corporate culture) atau nilai-nilai Perusahaan (jika ada).

45 ; 166 18) Information on the company’s corporate culture or values (if any).

297

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 300: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

19) Uraian mengenai program kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau manajemen yang dilaksanakan Emiten, antara lain mengenai:a) Jumlah saham dan/atau opsib) Jangka waktu pelaksanaanc) Persyaratan karyawan dan/atau manajemen

yang berhakd) Harga pelaksanaan

Catatan: apabila tidak memiliki program dimaksud, agar diungkapkan.

104 19) Description on employee/management share ownership programme conducted by the company, containing, among others: a) Amount of shares and/or optionsb) Programme termc) Employee/management requirements for

eligibilityd) Exercise price

Note: if there is no programme as mentioned, it should be disclosed.

20) Uraian mengenai sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system), antara lain meliputi:a) Cara penyampaian laporan pelanggaranb) Perlindungan bagi pelaporc) Penanganan pengaduand) Pihak yang mengelola pengaduan e) Hasil dari penanganan pengaduan, paling

sedikit meliputi:i. Jumlah pengaduan yang masuk dan

diproses dalam tahun buku ii. Tindak lanjut pengaduan

Catatan: apabila tidak terdapat pengaduan yang masuk dan telah selesai diproses pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan

166-167 20) Description on the company’s whistleblowing system, including, among others: a) Whistleblowing mechanismb) Protection for whistleblowersc) Handling of reportsd) Party handling the reportse) Results of the handling of reports, at least

concerning:i. The number of reports received and

processed in the reporting yearii. Follow up of the reports

Note: in the event that there is no complaint or has been settled in the last fiscal year, it should be disclosed

21) Penerapan atas pedoman tata kelola Perusahaan bagi Emiten yang menerbitkan Efek bersifat Ekuitas, meliputi:a) Pernyataan mengenai rekomendasi yang

telah dilaksanakan dan/ataub) Penjelasan atas rekomendasi yang belum

dilaksanakan, disertai alasan dan alternatif pelaksanaannya (jika ada)

N/A 21) Implementation of the corporate governance guidelines should the company issue equity-based securities, including:a) Statement on the recommendations that

have been implemented and/orb) Explanation regarding the recommendations

that have not been implemented, along with the reasons and alternative measures (if any)

22) Kebijakan mengenai keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direksi

Uraian kebijakan tertulis Perusahaan mengenai keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direksi dalam pendidikan (bidang studi), pengalaman kerja, usia, dan jenis kelamin.

Catatan: apabila tidak ada kebijakan dimaksud, agar diungkapkan alasan dan pertimbangannya.

132-133 22) Policy on the diversity of the composition of Board of Commissioners and Directors

Description of the Company's written policy on the diversity of the composition of Board of Commissioners and Directors in education (field of study), work experience, age, and gender.

Note: In the event that there is no such policy, the reasons and considerations should be disclosed.

h. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Emiten atau Perusahaan Publik

h. Corporate Social and Environmental Responsibility

1) Informasi mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan Emiten dan Perusahaan Publik meliputi kebijakan dan komitmen, lingkup dan perumusan tanggung jawab, target/rencana, serta kegiatan dan biaya yang dikeluarkan, antara lain aspek:

263-279 1) 1) Information on social and environmental responsibilities of Issuers and Public Companies includes policies and commitments, scope and formulation of responsibilities, targets/plans, as well as activities and costs incurred, including aspects of:

298

Page 301: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

a. Tata kelola tanggung jawab sosial, antara lain:i. Methode dan lingkup due diligent

terhadap dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dari aktifitas perusahaan

ii. Stakeholder penting yang terdampak atau berpengaruh pada dampak dari kegiatan perusahaan

iii. Isu-isu penting sosial ekonomi dan lingkungan terkait dampak kegiatan perusahaan

iv. Lingkup tanggung jawab sosial perusahaan, baik yang merupakan kewajiban maupun yang melebihi kewajiban

v. Strategi dan program kerja perusahaan dalam menangani isu isu sosial, ekonomi dan lingkungan dalam upaya stakeholders engagement dan meningkatkan value untuk stakeholder dan shareholder

vi. Berbagai program yang melebihi tanggung jawab minimal perusahaan yang relevan dengan bisnis yang dijalankan

vii. Pembiayaan dan anggaran tanggung jawab sosial

260-265 ; 273 a. Social responsibility governance, among others:i. Due diligence method and scope on the

social, economic, and environmental impacts of the Company's activities

ii. Important stakeholders that are affected by or influencing the impact of the Company’s activities

iii. Important socio-economic and environmental issues related to the impact of the Company’s activities

iv. Scope of corporate social responsibility, which is an obligation and beyond the obligation

v. The Company's strategies and work programmes in addressing social, economic, and environmental issues in the efforts of stakeholders' engagement and increasing value for stakeholders and shareholders

vi. Various programmes exceeding the Company's minimum responsibilities are relevant to the course of business

vii. Funding and budget of social responsibility

b. Hak asasi manusia, antara lain: i. Pelaksanaan inisiatif CSR bidang hak

asasi manusiaii. Capaian dan penghargaan inisiatif CSR

bidang hak asasi manusia

270 b. Human rights include:i. Implementation of CSR initiatives in the

field of human rightsii. Achievements and awards for CSR

initiatives in the field of human rights

c. Operasi yang adil, antara lain: i. Informasi tentang pelaksanaan inisiatif

CSR bidang operasi yang adilii. Informasi tentang capaian dan

penghargaan inisiatif CSR bidang operasi yang adil

264-267 c. Fair operations, including:i. Information on implementing CSR

initiatives on fair operationsii. Information on achievements and awards

for CSR initiatives on fair operations

d. Lingkungan hidup, antara lain:i. Penggunaan material dan energi yang

ramah lingkungan dan dapat didaur ulang

ii. Sistem pengolahan limbah Perusahaan

iii. Mekanisme pengaduan masalah lingkungan

iv. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki

v. Target/rencana kegiatan yang ditetapkan manajemen

vi. Kegiatan yang dilakukan dan dampak kuantitatif atas kegiatan tersebut

267-270 d. Environment, such as:i. The use of environmentally-friendly and

renewable/recyclable materials and energy

ii. The use of environmentally-friendly and renewable/recyclable materials and energy

iii. The company’s waste management system iii. Mechanisms for submitting complaints on environmental issues

iv. Environmental certifications

v. Activity target/plan set by the management

vi. Activities undertaken and the quantitative impact on such activities

299

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 302: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

e. Praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, antara lain:i. Kesetaraan gender dan kesempatan

kerjaii. Sarana dan kesempatan kerjaiii. Tingkat perpindahan (turnover) karyawaniv. Tingkat kecelakaan kerjav. Pendidikan dan/atau pelatihanvi. Remunerasivii. Mekanisme pengaduan masalah

ketenagakerjaanviii. Target/rencana kegiatan yang ditetapkan

manajemenviiii. Kegiatan yang dilakukan dan dampak

kuantitatif atas kegiatan tersebut

265-267 e. Practices related to labor and occupational health and safety, such as: i. Gender equality and equal opportunity

for work ii. Work facilities and work opportunityiii. Employee turnover rate iv. Occupational incident rate v. Employee training and/or developmentvi. Remunerationvii. Mechanisms for submitting complaints

on labor-related issuesviii. Activity target/plan set by the

managementViiii. Activities undertaken and the quantitative

impact on such activities

f. Pengembangan sosial dan kemasyarakatan, antara lain:i. Penggunaan tenaga kerja lokalii. Pemberdayaan masyarakat sekitar

Emiten antara lain melalui penggunaan bahan baku yang dihasilkan masyarakat atau pemberian edukasi

iii. Perbaikan sarana dan prasarana sosial

iv. Bentuk donasi lainnya danv. Komunikasi mengenai kebijakan dan

prosedur anti korupsi, serta pelatihan mengenai anti korupsi

vi. Target/rencana kegiatan yang ditetapkan manajemen

vii. Kegiatan yang dilakukan dan dampak kuantitatif atas kegiatan tersebut

viii. Biaya yang dikeluarkan

273 ; 279 f. Social and community development, such as:

i. Utilization of local workforceii. Community empowerment in the

company’s operational areas, among others through the use of raw materials produced by local society or the provision of education

iii. Development of social facilities and infrastructure

iv. Other donations andv. Communications on the policies and

procedures on anti-corruption, and training on anti-corruption

vi. Activity target/plan set by the management

vii. Activities undertaken and the quantitative impact on such activities

viii. Cost incurred

g. Tanggung jawab barang dan/atau jasa, antara lain:i. Kesehatan dan keselamatan konsumenii. Informasi barang dan/atau jasaiii. Sarana, jumlah dan penganggulangan

atas pengaduan konsumeniv. Target/rencana kegiatan yang ditetapkan

manajemenv. Kegiatan yang dilakukan dan dampak

kuantitatif atas kegiatan tersebut

N/A g. Product and/or service responsibility, such as:

i. Consumer health and safety ii. Product/service informationiii. Facility, number of customer complaints

and the resolution thereofiv. Activity target/plan set by the

managementv. Activities undertaken and the quantitative

impact on such activities

2) Dalam hal EPP menyajikan informasi mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan pada laporan tersendiri seperti sustainability report, maka EPP dikecualikan untuk mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan.

257-277 2) In the event that the company provides information on social and environmental responsibility in a separate report such as a sustainability report, the company is exempted from the obligation to disclose information on the social and environmental responsibility in the annual report.

3) Sustainability report sebagaimana point 2 wajib disampaikan bersamaan dengan laporan tahunan.

√ 3) The sustainability report as discussed in point 2 above must be submitted together with the annual report.

i. Laporan Keuangan Tahunan yang Telah Diaudit √ i. Audited Financial Statements

300

Page 303: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

Laporan keuangan tahunan yang dimuat dalam Laporan Tahunan wajib disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang telah diaudit oleh Akuntan. Laporan Keuangan dimaksud wajib memuat pernyataaan mengenai pertanggungjawaban atas laporan keuangan sebagaimana diatur dalam POJK tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan atau POJK tentang Laporan Berkala Perusahaan Efek.

The audited financial statements incorporated into the Annual Report must be prepared in accordance with the Financial Accounting Standards in Indonesia as audited by the accounting firm. The financial statements must include a statement on the responsibility on the financial statements as stipulated in POJK on the Board of Directors’ Responsibility for the Financial Statements or in POJK on Periodic Reports of Securities Companies.

Laporan keuangan tahunan yang diaudit dikeluarkan dalam waktu 120 hari dari akhir tahun keuangan.

The audited annual financial report/statement released within 120 days from the financial year end.

j. Surat Pernyataan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris tentang tanggung jawab atas Laporan Tahunan

√ j. Statement from Members of the Board of Directors and Board of Commissioners on their responsibility for the Annual Report

k. Informasi Keuangan √ k. Financial Information

1. Opini auditor independen atas laporan keuangan 1. Opinion of the independent auditors of the financial statements

2. Deskripsi Auditor Independen di Opini

Deskripsi memuat tentang:a. Nama dan tanda tangan;b. Tanggal Laporan Audit; danc. Nomor ijin KAP dan nomor ijin Akuntan

Publik.

√ 2. Description of the Independent Auditor in the Opinion

The description contains about:a. Name and signature;b. Date of the Audit Report; andc. KAP license number and Public Accountant

license number

3. Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan

keuangan:1. Laporan posisi keuangan;2. Laporan laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain;3. Laporan perubahan ekuitas;4. Laporan arus kas;5. Catatan atas laporan keuangan;6. Informasi komparatif mengenai periode

sebelumnya; dan7. Laporan posisi keuangan pada awal periode

sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan).

1-6 3. Complete financial statements Contain complete elements of financial

statements:1. Statements of financial position;2. Statements of profit loss and other

comprehensive income;3. Statement of changes in equity;4. Statements of cash flow;5. Notes to the financial statements;6. Comparative information on the previous

periods; and7. The statement of financial position at the

beginning of the previous period when the entity applies an accounting policy retrospectively or prepares a restatement of financial statement items, or when the entity reclassifies the items in its financial statements (if relevant).

4. Perbandingan tingkat profitabilitas Perbandingan kinerja/laba (rugi) tahun berjalan

dengan tahun sebelumnya.

3 4. Comparison of profitability level Comparison of performance/profit (loss) of the

current year with the previous year.

301

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 304: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

5. Laporan Arus Kas Memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan;

2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi;

3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan; dan

4. Pengungkapan transaksi non kas harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan.

6 5. Statements of Cash Flow Fulfilling the following conditions:

1. Classification into three categories of activities: operations, investments, and financing;

2. The use of direct method to report cash flows from operating activities;

3. Separation of the presentations between cash receipts and or cash disbursements during the year in operating, investing and financing activities; and

4. Disclosure of non-cash transactions must be included in the notes to the financial statements.

6. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Meliputi sekurang-kurangnya:

1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK;2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan

keuangan;3. Pajak penghasilan;4. Imbalan kerja; dan5. Instrumen Keuangan.

7, 8, 33, 34, 58-60

6. Summary of Accounting PoliciesIncludes at least:1. Statement of compliance with SAK;2. Basis of measurement and preparation of

financial statements;3. Income Tax;4. Employee benefits; and5. Financial Instrument.

7. Pengungkapan transaksi pihak berelasi Hal-hal yang diungkapkan antara lain:

1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak berelasi;

2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan dan beban terkait; dan

3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau liabilitas terkait.

89-90 7. Disclosure of related party transactions Matters being disclosed include:

1. Name of the related party, the nature and relationship of the related party;

2. The transaction value and its percentage of total revenues and related expenses; and

3. Total balance and its percentage of total related assets or liabilities.

8. Pengungkapan yang berhubungan dengan perpajakan

Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban

pajak kini;2. Penjelasan hubungan antara beban

(penghasilan) pajak dan laba akuntansi;3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP)

hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan tahun 2016;

4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan

5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.

69-74 8. Disclosures related to taxation Matters that must be disclosed:

1. Fiscal reconciliation and current tax expense calculation;

2. Explanation of the relationship between tax expense (income) and accounting profit;

3. Statement that the Taxable Income (LKP) resulted from the reconciliation is used as the basis for filling the Annual Corporate Income Tax Return of the Company in 2016;

4. Details of deferred tax assets and liabilities recognized in the statement of financial position for each presentation period and the total deferred tax expense (income) recognized in the statements of income if the amount is not reflected in the total deferred tax assets or liabilities recognized in the statement of financial position; and

5. Disclosure of tax or no tax disputes

302

Page 305: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

NO. Kriteria HalamanPage Criterion

9. Pengungkapan yang berhubungan dengan aset tetap

Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Metode penyusutan yang digunakan;2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang

dipilih antara model revaluasi dan model biaya;

3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (untuk model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (untuk model biaya); dan

4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi.

N/A 9. Disclosures related to fixed assets Matters that must be disclosed:

1. Method of depreciation used;2. Description of the selected accounting

policies between the revaluation model and the cost model;

3. Significant methods and assumptions used in estimating the fair value of fixed assets (for revaluation model) or disclosure of fair value of fixed assets (for cost model); and

4. Reconciliation of gross carrying amount and accumulated depreciation of fixed assets at the beginning and ending of the period by showing: addition, subtraction, and reclassification.

10. Pengungkapan yang berhubungan dengan segmen operasi

Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Informasi umum yang meliputi faktor-faktor

yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen yang dilaporkan;

2. Informasi tentang laba rugi, aset, dan liabilitas segmen yang dilaporkan;

3. Rekonsiliasi dari total pendapatan segmen, laba rugi segmen yang dilaporkan, aset segmen, liabilitas segmen, dan unsur material segmen lainnya terhadap jumlah terkait dalam entitas; dan

4. Pengungkapan pada level entitas, yang meliputi informasi tentang produk dan/atau jasa, wilayah geografis dan pelanggan utama.

N/A 10. Disclosures related to the operating segment

Matters that must be disclosed:1. General information covering factors used to

identify the reported segments;

2. Information on profit loss, assets, and liabilities of the reported segment;

3. Reconciliation of total segment revenue, profit loss of the reported segment, segment assets, segment liabilities, and other segment material elements to the related amounts in the entity; and

4. Disclosure at the entity level, which includes information about products and/or services, geographic areas, and key customers.

11. Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan

Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Rincian instrumen keuangan yang dimiliki

berdasarkan klasifikasinya;2. Nilai wajar dan hirarkinya untuk setiap

kelompok instrumen keuangan;3. Penjelasan risiko yang terkait dengan

instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas;

4. Kebijakan manajemen risiko; dan5. Analisis risiko yang terkait dengan instrumen

keuangan secara kuantitatif.

38-57 11. Disclosures related to Financial Instruments

Matters that must be disclosed:1. Details of financial instruments owned by

their classification;2. Fair value and hierarchy for each group of

financial instruments;3. Explanation of risks related to financial

instruments: market risk, credit risk, and liquidity risk;

4. Risk management policy; and5. Risk analysis related to financial instruments

quantitatively.

12. Penerbitan laporan keuangan Hal-hal yang diungkapkan antara lain:

1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan

2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan.

√ 12. Issuance of financial statements Matters being disclosed include:

1. Date of financial statements authorized for publication; and

2. Party responsible for authorizing the financial statements.

303

Standard Chartered Bank IndonesiaLaporan Tahunan 2018 Annual Report

Page 306: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN / COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 /

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018

Page 307: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

ISI

HAL/ PAGE

CONTENTS

SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN THE MANAGEMENT’S STATEMENT LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018: COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018:

LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN ---------------------------------------- 1 - 2

COMBINED STATEMENT OF FINANCIAL ---------------------------------------------- POSITION

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN GABUNGAN ------- 3

COMBINED STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE

------------------------------------------------ INCOME LAPORAN PERUBAHAN REKENING

KANTOR PUSAT GABUNGAN ---------------- 4 COMBINED STATEMENT OF CHANGES IN

---------------------- HEAD OFFICE ACCOUNTS LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN ------------- 5 - 6 ---- COMBINED STATEMENT OF CASH FLOWS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

GABUNGAN ---------------------------------------- 7 - 94 NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL

---------------------------------------- STATEMENTS LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

Page 308: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan
Page 309: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

1

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2018

(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/ 31 Desember/

December 31 Desember/

December

Notes 2018 2017 ASET ASSETS

Kas 17 231.407) 135.055) Cash

Giro pada Bank Indonesia 5,17 2.790.328) 3.340.990) Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank-bank lain 564.981) 563.961) Current accounts with other banks Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan

nilai (7.376) (866) Less: Allowance for impairment losses

17,29 557.605) 563.095)

Tagihan dari cabang-cabang lain 17,25,29 257.989) 381.604) Due from other branches

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain 4.547.608) 4.854.449)

Placements with Bank Indonesia and other banks

Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai -) -) Less: Allowance for impairment losses

6,17 4.547.608) 4.854.449) Efek-efek 9.784.286) 13.070.407) Securities Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan

nilai (517) -) Less: Allowance for impairment losses 7,17 9.783.769) 13.070.407)

Aset derivatif 8,17,25,29 3.500.110) 1.192.115) Derivative assets

Tagihan akseptasi 4.506.119) 4.094.218) Acceptance receivables Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan

nilai (4.729) (8.665) Less: Allowance for impairment losses 9,17 4.501.390) 4.085.553)

Kredit yang diberikan 32.700.841) 27.994.991) Loans Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan

nilai (893.664) (1.281.596) Less: Allowance for impairment losses 10,17,29 31.807.177) 26.713.395)

Tagihan atas pinjaman yang dijamin 11,17 3.090.531) 6.609.825)

Receivables under secured borrowings

Pembayaran dimuka 49.797) 74.327) Prepayments

Aset tetap 355.208) 375.892) Fixed assets Dikurangi: Akumulasi penyusutan (273.612) (274.124) Less: Accumulated depreciations 81.596) 101.768)

Aset pajak tangguhan - bersih 13 798.892) 655.177) Deferred tax assets - net

Aset lain-lain - bersih 17,25,29 973.491) 912.680) Other assets - net Klaim pengembalian pajak 13 484.132) 445.558) Claims for tax refund

JUMLAH ASET 63.455.822) 63.135.998) TOTAL ASSETS

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 310: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

2

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN (Lanjutan)

31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (Continued)

31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/ 31 Desember/

December 31 Desember/

December

Notes 2018 2017 LIABILITAS DAN REKENING

KANTOR PUSAT LIABILITIES AND HEAD

OFFICE ACCOUNTS LIABILITAS LIABILITIES Simpanan oleh nasabah bukan bank 12,17,29 29.922.503) 29.778.464) Deposits by non-bank customers Simpanan oleh bank-bank lain 12,17,29 2.758.090) 2.041.512) Deposits by other banks Liabilitas derivatif 8,17,25,29 3.866.496) 1.329.476) Derivative liabilities Utang akseptasi 9,17,25,29 4.506.119) 4.094.218) Acceptance payables Liabilitas untuk mengembalikan surat-

surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 11,17 3.096.639) 6.447.608)

Obligation to return securities received

under secured borrowings Utang pajak penghasilan 13 169.851) 84.333) Income tax payables Liabilitas imbalan pasca-kerja 14 51.855) 48.613) Obligation for post-employment benefits Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-

cabang lain 15,17,25,29 13.171.714) 13.476.174) Due to Head Office and other

branches Beban masih harus dibayar dan liabilitas

lain-lain 17,25,29 1.764.317) 1.832.557) Accrued expenses and other

liabilities

JUMLAH LIABILITAS 59.307.584) 59.132.955) TOTAL LIABILITIES REKENING KANTOR PUSAT HEAD OFFICE ACCOUNTS Penyertaan Kantor Pusat 18 3.282.163) 3.282.163) Head Office Investment Penghasilan komprehensif lain - bersih: Other comprehensive income - net:

Cadangan nilai wajar - bersih (104.122) 59.444) Fair value reserve - net Keuntungan aktuarial - bersih 12.307) 11.253) Actuarial gain - net

Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat 957.890) 650.183)

Unremitted profit to Head Office

JUMLAH REKENING KANTOR PUSAT 4.148.238) 4.003.043) TOTAL HEAD OFFICE ACCOUNTS JUMLAH LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND REKENING KANTOR PUSAT 63.455.822) 63.135.998) HEAD OFFICE ACCOUNTS

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 311: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

3

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/ 31 Desember/

December 31 Desember/

December Notes 2018 2017 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERATING INCOME AND) OPERASIONAL EXPENSES

Pendapatan bunga 19,29 3.628.606) 3.753.562) Interest income Beban bunga 20,29 (1.298.834) (1.510.207) Interest expenses

Pendapatan bunga bersih 2.329.772) 2.243.355) Net interest income Pendapatan operasional lainnya Other operating income

Pendapatan provisi dan komisi, bersih 21 770.526) 847.288) Fees and commission income, net Laba selisih kurs, bersih 562.491) 293.736) Forex exchange gain, net Laba atas penjualan efek-efek, bersih 15.652) 129.619) Gain on sale of securities, net Laba atas instrumen derivatif, bersih 208.163) 246.233) Gain on derivative instruments, net Rugi belum direalisasi dari perubahan

nilai wajar atas instrumen keuangan, bersih (492.837) (310.757)

Unrealized loss from changes in fair value of financial

instruments, net Jumlah pendapatan operasional lainnya 1.063.995) 1.206.119) Total other operating income

Kerugian penurunan nilai, bersih 22 (349.776) (896.906) Impairment losses, net Beban operasional lainnya Other operating expenses

Beban umum dan administrasi 23,29 (1.348.555) (1.277.373) General and administrative expenses Beban karyawan 24,29 (874.519) (1.075.618) Personnel expenses

Jumlah beban operasional lainnya (2.223.074) (2.352.991) Total other operating expenses LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 820.917) 199.577) INCOME BEFORE TAX BEBAN PAJAK PENGHASILAN 13 (284.651) (85.780) INCOME TAX EXPENSE LABA BERSIH 536.266) 113.797) NET INCOME PENGHASILAN KOMPREHENSIF

LAIN OTHER COMPREHENSIVE

INCOME Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba

rugi Items that will be reclassified

to profit or loss Cadangan nilai wajar: Fair value reserve:

Perubahan bersih nilai wajar (245.712) 206.371) Net change in fair value Laba yang direalisasi pada saat

penjualan, bersih (570) (55.996) Profit realized upon disposal, net Pajak penghasilan 78.754) (48.870) Income tax (167.528) 101.505)

Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke

laba rugi Items that will not be reclassified

to profit or loss Pengukuran kembali atas liabilitas

imbalan pasca-kerja 14 1.562) 1.203) Remeasurements of obligation for

post-employment benefits Pajak penghasilan (508) (391) Income tax

1.054) 812) Penghasilan komprehensif lain, setelah

pajak penghasilan (166.474) 102.317) Other comprehensive income,

net of income tax

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 369.792) 216.114) TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 312: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

4

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENT OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Penghasilan komprehensif lain - bersih/Other

comprehensive income - net

Catatan/

Penyertaan Kantor Pusat/ Head Office

Cadangan nilai wajar/ Fair value

Keuntungan aktuarial/ Actuarial

Laba yang belum

dipindahkan ke Kantor Pusat/

Unremitted

Jumlah rekening

Kantor Pusat/ Total

Head Office Notes investment reserve gain profit accounts Saldo 1 Januari 2017 2.343.367) (42.061) 10.441) 631.233) 2.942.980) Balance as of 1 January 2017 Laba bersih tahun berjalan -) -) -) 113.797) 113.797) Net income for the year Tambahan penyertaan Kantor Pusat 938.796) -) -) -) 938.796) Additional Head Office investment Penghasilan komprehensif lain, setelah

pajak: Other comprehensive income, net of tax: Cadangan nilai wajar (aset

keuangan tersedia untuk dijual): Fair value reserve (available-

for-sale financial assets): Perubahan bersih nilai wajar -) 139.301) -) -) 139.301) Net change in fair value Laba yang direalisasi pada saat

penjualan, bersih -) (37.796) -) -) (37.796) Profit realized upon disposal, net

Keuntungan aktuarial liabilitas imbalan pascakerja, bersih

-) -) 812) -) 812)

Actuarial gains of obligation for post-employment

benefits, net Pemindahan laba ke Kantor Pusat -) -) -) (94.847) (94.847) Profit remitted to Head Office

Saldo 31 Desember 2017 3.282.163) 59.444 11.253) 650.183) 4.003.043) Balance as of 31 December 2017 Saldo 1 Januari 2018 3.282.163) 59.444) 11.253) 650.183) 4.003.043) Balance as of 1 January 2018

Dampak penerapan PSAK 71, bersih

30 -) 3.962) -) (228.559) (224.597) Impact of PSAK 71 implementation,

net Saldo 1 Januari 2018 setelah dampak

penerapan PSAK 71 3.282.163) 63.406) 11.253) 421.624) 3.778.446) Balance as of 1 January 2018 after

impact of PSAK 71 implementation Laba bersih tahun berjalan -) -) -) 536.266) 536.266) Net income for the year Penghasilan komprehensif lain, setelah

pajak: Other comprehensive income,

net of tax: Cadangan nilai wajar (aset

keuangan dengan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain): )

Fair value reserve (financial assets with fair value through other

comprehensive income): Perubahan bersih nilai wajar -) (167.143) -) -) (167.143) Net change in fair value Laba yang direalisasi pada saat

penjualan, bersih -) (385) -) -) (385) Gain realized upon disposal, net

Keuntungan aktuarial liabilitas imbalan pascakerja, bersih

-) -) 1.054) -) 1.054)

Actuarial gains of obligation for post-employment

benefits, net

Saldo 31 Desember 2018 3.282.163) (104.122) 12.307) 957.890) 4.148.238) Balance as of 31 December 2018

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 313: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

5

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENT OF CASH FLOWS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018

(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/ 31 Desember/

December 31 Desember/

December Notes 2018 2017 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES:

Laba bersih 536.266) 113.797) Net income Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum pajak ke kas bersih yang

digunakan untuk aktivitas operasi:

Adjustments to reconcile income before tax to net cash used for operating activities:

Penyusutan aset tetap 23 40.501) 47.190) Depreciation of fixed assets Laba atas penjualan aset tetap (392) (123) Gain on sale of fixed assets Rugi belum direalisasi dari perubahan nilai

wajar atas instrumen keuangan, bersih

492.837) 310.757) Unrealized loss from changes in fair

value of financial instruments, net Penambahan cadangan kerugian

penurunan nilai 22 349.776) 896.906) Addition of allowance for

impairment losses Beban imbalan pasca-kerja 14 15.572) 17.307) Post-employment benefit expenses Laba selisih kurs, bersih (253.165) (22.152) Foreign exchange gain, net Pendapatan bunga 19 (3.628.606) (3.753.562) Interest income Beban bunga 20 1.298.834) 1.510.207) Interest expense Beban pajak 13 284.651) 85.780) Income tax expense Perubahan pada aset dan liabilitas: Changes in assets and liabilities:

Tagihan dari cabang-cabang lain 138.192) 71.639) Due from other branches Efek-efek (99.520) (582.710) Securities Aset derivatif (2.555.344) 1.304.299) Derivative assets Kredit yang diberikan (5.031.833) (3.009.149) Loans

Tagihan atas pinjaman yang dijamin 3.346.233) 801.808) Receivables under secured

borrowings Pembayaran dimuka 24.530) (1.170) Prepayments Aset lain-lain 375.005) 424.709) Other assets

Simpanan oleh nasabah bukan bank (472.870) 755.441) Deposits by non-bank

customers Simpanan oleh bank-bank lain 703.390) (249.188) Deposits by other banks Liabilitas derivatif 2.408.613) (1.477.008) Derivative liabilities Liabilitas untuk mengembalikan surat-

surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin (3.350.969)) (562.832)

Obligation to return securities received under secured

borrowings Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-

cabang lain (914.580) (1.291.078) Due to Head Office and other

branches Beban masih harus dibayar dan liabilitas

lain-lain (87.615)) (318.886) Accrued expenses and other liabilities

Pembayaran bunga (1.322.287) (1.503.594) Payments of interest Penerimaan bunga 3.665.116) 3.837.904) Receipts of interest Pembayaran imbalan pasca-kerja 14 (11.358) (49.874) Payments of post-employment benefits Pembayaran pajak penghasilan (235.965) (350.158) Payments of income tax Penerimaan klaim pengembalian pajak 13 34.377) -) Receipt of claims for tax refund

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi (4.250.611) (2.993.740)

Net cash used for operating activities

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 314: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

6

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN (Lanjutan)

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENT OF CASH FLOWS (Continued)

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/ 31 Desember/

December 31 Desember/

December Notes 2018 2017

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES:

Perolehan aset tetap (20.599) (59.512) Acquisition of fixed assets Penerimaan dari penjualan aset tetap 661) 123) Proceeds from sale of fixed assets Penerimaan dari penjualan efek-efek dan

efek-efek yang jatuh tempo 8.710.561) 5.437.249) Proceeds from sale of securities and

securities matured Pembelian efek-efek untuk investasi (5.462.436) (5.578.541) Purchase of investment securities

Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi 3.228.187) (200.681)

Net cash provided by (used for)

investing activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: CASH FLOWS FROM FINANCING

ACTIVITIES: Tambahan penyertaan Kantor Pusat 18 -) 938.796) Additional Head Office allocated Pemindahan laba ke Kantor Pusat -) (94.847) Profit remitted to Head Office

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan -) 843.949)

Net cash provided by financing activities

Efek perubahan kurs terhadap kas dan setara kas 255.783) 29.585)

Effect of exchange rate changes on cash and cash equivalents.

Penurunan bersih kas dan setara kas (766.641) (2.320.887) Net decrease in cash and cash

equivalents

Kas dan setara kas, awal tahun 8.893.589) 11.214.476) Cash and cash equivalents, beginning of

year. Kas dan setara kas, akhir tahun 8.126.948) 8.893.589) Cash and cash equivalents, end of year Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of:

Kas 231.407) 135.055) Cash Giro pada Bank Indonesia 5 2.790.328) 3.340.990) Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain 557.605) 563.095) Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-

bank lain - jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan 6 4.547.608) 4.854.449)

Placements with Bank Indonesia and other banks - mature within 3 (three) months from the date of acquisition

8.126.948) ) 8.893.589)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

Page 315: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

7

1. UMUM 1. GENERAL

a. Standard Chartered Bank Indonesia ("Bank") merupakan kantor cabang Standard Chartered Bank, UK yang berkantor pusat di London, berdomisili di Menara Standard Chartered, Jl. Prof. DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930. Pada tanggal 1 Oktober 1968, Bank memperoleh izin melakukan usaha bank umum dari Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan No. D.15.6.5.19.

a. Standard Chartered Bank Indonesia (“the Bank”), an unincorporated component of Standard Chartered Bank, UK with head office in London, is docimiled at Menara Standard Chartered, Jl. Prof. DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930. On 1 October 1968, the Bank received its business license as a commercial bank through the Decree of Minister of Finance No. D.15.6.5.19.

Kantor pusat Bank adalah Standard Chartered PLC, yang memiliki banyak anak perusahaan dan cabang di seluruh dunia. Operasi Bank dilakukan di kantor cabang utama di Jakarta dan kantor-kantor cabang pembantu di Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar dan Makasar.

The Bank is ultimately part of Standard Chartered PLC, which has subsidiaries and branches throughout the world. The Bank's operations are conducted through the Jakarta main branch and its sub-branches in Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar and Makasar.

Bank mengoperasikan tiga segmen nasabah yaitu Corporate and Institutional Banking (CIB), Commercial Banking (CB) dan Retail Banking (RB).

The Bank operates three customer segment groups of Corporate and Institutional Banking (CIB), Commercial Banking (CB) and Retail Banking (RB).

b. Chief Executive Officer Bank adalah Rino

Donosepoetro pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017.

b. The Bank’s Chief Executive Officer was Rino Donosepoetro as of 31 December 2018 and 2017.

c. Jumlah karyawan tetap Bank pada akhir tahun 2018

dan 2017 masing-masing 1.510 dan 1.584 orang. c. The Bank employed 1,510 and 1,584 permanent

employees at year end 2018 and 2017, respectively.

d. Laporan keuangan gabungan disetujui untuk

diterbitkan oleh manajemen pada tanggal 4 Maret 2019.

d. The combined financial statements were authorized for issue by the management on 4 March 2019.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Bank pada laporan keuangan gabungan adalah sama dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Bank pada laporan keuangan gabungan tahun 2017, kecuali atas klasifikasi, pengukuran dan penurunan nilai atas instrumen keuangan yang ditentukan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 dan pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan berdasarkan PSAK 72. Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2t, Bank telah melakukan penerapan awal atas PSAK 71 dan PSAK 72 pada tanggal penerapan awal 1 Januari 2018. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini adalah sebagai berikut:

The accounting policies applied by the Bank in the combined financial statements are the same as those applied by the Bank in the 2017 combined financial statements, except that the classification, measurement and impairment of financial instruments are accounted for under Statement of Financial Accounting Standard (PSAK) 71 and the recognition of revenue from contracts with customers is under PSAK 72. As explained in Note 2t, the Bank has early adopted PSAK 71 and PSAK 72 with a date of initial application of 1 January 2018. The significant accounting policies applied in the preparation of these combined financial statements are as follows:

a. Pernyataan kepatuhan a. Statement of compliance

Laporan keuangan gabungan Bank disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia.

The Bank’s combined financial statements were prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (SAK) issued by the Standards Board of Indonesian Institute of Accountants.

Page 316: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

b. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan b. Basis for preparation of combined financial

statements

Laporan keuangan Bank merupakan gabungan dari akun-akun kantor cabang utama dan seluruh kantor cabang pembantu. Saldo antar cabang telah dieliminasi.

The Bank's financial statements are combined from the accounts of the main office and all the sub-branches. Inter-branch balances have been eliminated.

Laporan keuangan gabungan disusun dengan basis akrual menggunakan konsep nilai historis, kecuali standar akuntansi mengharuskan pengukuran dengan nilai wajar.

The combined financial statements are prepared on the accrual basis using the historical cost concept, except where the accounting standards require fair value measurement.

Laporan keuangan gabungan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Bank. Seluruh angka dalam laporan keuangan gabungan ini dibulatkan menjadi jutaan Rupiah terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.

The combined financial statements are presented in Rupiah, which is the Bank’s functional currency. Figures in these combined financial statements are rounded to and stated in nearest millions of Rupiah, unless otherwise specified.

Laporan arus kas gabungan menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas gabungan disusun dengan metode tidak langsung. Untuk tujuan laporan arus kas gabungan, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima.

The combined statement of cash flows presents the changes in cash and cash equivalents from operating, investing and financing activities. The combined statement of cash flows is prepared using the indirect method. For the purpose of the combined statement of cash flows, cash and cash equivalents consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, and placements with Bank Indonesia and other banks that mature within three months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings.

c. Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata uang

asing c. Foreign currency transactions and balances

translation

Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.

Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah at the rates prevailing at the transaction date.

Saldo akhir tahun aset moneter dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam Rupiah dengan kurs tengah Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan pukul 16:00 WIB.

Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using the Reuters middle rates on statement of financial position date at 16:00 WIB.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi.

The exchange gains and losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in profit or loss.

Page 317: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

c. Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata uang

asing (Lanjutan) c. Foreign currency transactions and balances

translation (Continued)

Keuntungan atau kerugian kurs mata uang asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing, yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal pelaporan.

The foreign currency gain or loss on monetary assets and liabilities is the difference between amortized cost in Rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest and payments during the year, and the amortized cost measured in foreign currency, as translated into Rupiah at the exchange rate at the reporting date.

Kurs mata uang asing utama pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah penuh):

The major rates of exchange used as of 31 December 2018 and 2017 were as follows (in full amount of Rupiah):

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017

Jenis mata uang asing Foreign currencies USD 1 14.380,00 13.567,50 USD 1 AUD 1 10.162,35 10.549,19 AUD 1 SGD 1 10.554,91 10.154,56 SGD 1 HKD 1 1.836,28 1.736,21 HKD 1 GBP 1 18.311,50 18.325,62 GBP 1 JPY 100 13.062,00 12.051,50 JPY 100 EUR 1 16.440,66 16.236,23 EUR 1

d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi d. Transactions with related parties

Dalam laporan keuangan gabungan ini, istilah pihak-pihak berelasi digunakan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”.

In these combined financial statements, the term related parties are used as defined in the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 7 regarding “Related Party Disclosures”.

Seluruh transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan gabungan (Catatan 29).

All transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the combined financial statements (Note 29).

e. Pendapatan dan beban bunga e. Interest income and expenses

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 Policy applicable from 1 January 2018 Pendapatan bunga atas aset keuangan baik yang diukur dengan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain atau biaya perolehan diamortisasi, dan beban bunga atas seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, diakui pada laba rugi berdasarkan suku bunga efektif.

Interest income for financial assets held at either fair value through other comprehensive income or amortised cost, and interest expense on all financial liabilities held at amortised cost are recognised in profit or loss using the effective interest method.

Pendapatan dan beban bunga atas aset keuangan yang diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi diakui sebagai bagian pendapatan bunga bersih.

Interest income and expense on financial instruments held at fair value through profit or loss are recognised as part of net interest income.

Page 318: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Pendapatan dan beban bunga (Lanjutan) e. Interest income and expenses (Continued)

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2018 (Continued)

Metode suku bunga efektif adalah metode dalam menghitung biaya perolehan diamortisasi atas aset atau liabilitas keuangan dan alokasi atas pendapatan atau beban bunga pada periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah tingkat bunga yang mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas masa depan sepanjang umur yang diekspektasi atas instrumen keuangan, atau periode yang lebih pendek, atas nilai tercatat bruto dari aset keuangan (ketika aset tidak mengalami penurunan nilai) atau pada biaya perolehan diamortisasi untuk liabilitas keuangan. Saat menghitung suku bunga efektif, Bank melakukan estimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh perjanjian kontraktual atas instrumen keuangan (antara lain opsi pelunasan dipercepat) tapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit masa depan. Perhitungan ini termasuk seluruh provisi yang dibayar atau diterima atas kontrak yang merupakan bagian kesatuan dengan suku bunga efektif, biaya transaksi dan seluruh premium atau diskonto.

The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period, to the gross carrying amount of the financial asset (when the asset is not credit–impaired) or to the amortised cost of the financial liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument (for example prepayment options) but does not consider future credit losses. This calculation includes all fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costs and all other premiums or discounts.

Saat estimasi arus kas telah direvisi, nilai tercatat atas aset atau liabilitas keuangan disesuaikan untuk merefleksikan arus kas yang aktual dan direvisi, didiskontokan pada suku bunga efektif original. Penyesuaian ini diakui sebagai pendapatan atau beban bunga pada periode dilakukannya revisi.

Where the estimates of cash flows have been revised, the carrying amount of the financial asset or liability is adjusted to reflect the actual and revised cash flows, discounted at the instruments original effective interest rate. The adjustment is recognised as interest income or expense in the period in which the revision is made.

Pendapatan bunga atas aset keuangan yang diukur dengan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain atau biaya diamortisasi yang mengalami penurunan nilai setelah pengakuan awal (Stage 3) diakui berdasarkan suku bunga efektif kredit yang disesuaikan. Tingkat bunga ini dihitung dengan cara yang sama dalam perhitungan suku bunga efektif kecuali bahwa cadangan kerugian kredit ekspektasian dimasukkan dalam arus kas ekspektasian. Oleh karenanya, pendapatan bunga diakui atas aset keuangan dalam klasifikasi biaya perolehan diamortisasi termasuk kerugian kredit ekspektasian. Dalam kondisi risiko kredit atas aset keuangan Stage 3 mengalami perbaikan sehingga aset keuangan tidak lagi dipertimbangkan mengalami penurunan nilai, pengakuan pendapatan bunga dihitung berdasarkan nilai tercatat bruto aset keuangan.

Interest income for financial assets that are either held at fair value through other comprehensive income or amortised cost that have become credit impaired subsequent to initial recognition (Stage 3) is recognised using the credit adjusted effective interest rate. This rate is calculated in the same manner as the effective interest rate except that expected credit losses are included in the expected cash flows. Interest income is therefore recognised on the amortised cost of the financial asset including expected credit losses. Should the credit risk on a Stage 3 financial asset improve such that the financial asset is no longer considered credit impaired, interest income recognition reverts to a computation based on the rehabilitated the carrying value of the financial asset – gross.

Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2018 Policy applicable before 1 January 2018 Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi (Catatan 2g.2) dan imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

The calculation of the effective interest rate includes transaction costs (Note 2g.2) and fees/provisions and points paid or received, that are an integral part of the effective interest rate.

Page 319: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Pendapatan dan beban bunga (Lanjutan) e. Interest income and expenses (Continued)

Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable before 1 January 2018 (Continued)

Pendapatan dan beban bunga yang disajikan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain gabungan meliputi:

Interest income and expense presented in the combined statement of profit or loss and other comprehensive income include:

- Bunga atas aset keuangan dan liabilitas

keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung dengan metode suku bunga efektif; dan

- Interest on financial assets and financial liabilities at amortized cost calculated on an effective interest method; and

- Bunga atas efek-efek yang tersedia untuk dijual

yang dihitung dengan metode suku bunga efektif.

- Interest on available-for-sale securities calculated on an effective interest method.

Pendapatan bunga dari semua aset keuangan yang diperdagangkan bersifat insidental terhadap kegiatan perdagangan Bank dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan bunga.

Interest income on all trading financial assets are considered to be incidental to the Bank’s trading operations and are presented as part of interest income.

f. Provisi dan komisi f. Fees and commissions

Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang signifikan dan merupakan bagian integral dari suku bunga efektif atas aset keuangan atau liabilitas keuangan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif.

Significant fees and commission income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or liability are amortized on an effective interest method.

Pendapatan provisi dan komisi lainnya, termasuk provisi yang terkait kegiatan ekspor impor, provisi atas manajemen kas, dan provisi atas jasa diakui pada saat jasa diberikan. Dalam hal tanggal maupun jumlah pencairan kredit atas komitmen kredit tidak dapat ditentukan, pendapatan provisi dari komitmen kredit tersebut diakui dengan metode garis lurus selama jangka waktu komitmen kredit.

Other commission and commitment fees, including export import related fees, cash management fees, and service fees are recognized as the related services are performed. When drawdown dates or amounts of loan commitment are not readily determinable, loan commitment fees are recognized on a straight-line basis over the loan commitment period.

Beban provisi dan komisi lainnya sebagian besar berhubungan dengan imbalan transaksi dan jasa, yang diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.

Other fee and commission expenses relate mainly to transaction and service fees, which are expensed as the services are received.

Kontrak dengan pelanggan yang menghasilkan pengakuan instrumen keuangan pada laporan keuangan gabungan Bank mungkin sebagian dapat merupakan lingkup dari PSAK 71 dan sebagian merupakan lingkup dari PSAK 72. Apabila demikian, maka Bank terlebih dahulu menerapkan PSAK 71 untuk memisahkan dan mengukur bagian dari kontrak yang merupakan lingkup PSAK 71, kemudian menerapkan PSAK 72 pada residualnya.

A contract with a customer that results in a recognized financial instrument in the Bank’s combined financial statements may be partially in the scope of PSAK 71 and partially in the scope of PSAK 72. If this is the case, then the Bank first applies PSAK 71 to separate and measure the part of the contract that is in the scope of PSAK 71 and then applies PSAK 72 to the residual.

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan g. Financial assets and financial liabilities

Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, tagihan dari cabang-cabang lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efek-efek, aset derivatif, tagihan akseptasi, kredit yang diberikan, tagihan atas pinjaman yang dijamin dan tagihan lainnya (yang disajikan sebagai bagian dari aset lain-lain).

The Bank’s financial assets mainly consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, due from other branches, placements with Bank Indonesia and other banks, securities, derivative assets, acceptance receivables, loans, receivables under secured borrowings and other receivables (which are presented as part of other assets).

Page 320: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan

(Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities

(Continued)

Liabilitas keuangan Bank terutama terdiri dari simpanan oleh nasabah bukan bank, simpanan oleh bank-bank lain, liabilitas derivatif, utang akseptasi, liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin, utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain, beban masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain.

The Bank’s financial liabilities mainly consist of deposits by non-bank customers, deposits by other banks, derivative liabilities, acceptance payables, obligation to return securities received under secured borrowings, due to Head office and other branches, accrued expenses and other liabilities.

g.1. Klasifikasi g.1. Classification

Aset keuangan Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018

Financial assets Policy applicable from 1 January 2018

Terdapat tiga klasifikasi pengukuran aset keuangan: biaya perolehan diamortisasi, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL), dan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (FVOCI).

There are three measurement classifications for financial assets: amortized cost, fair value through profit or loss (FVTPL) and fair value through other comprehensive income (FVOCI).

Aset keuangan diklasifikasikan menjadi kategori tersebut di atas berdasarkan model bisnis dimana aset keuangan tersebut dimiliki, dan karakteristik arus kas kontraktualnya. Model bisnis merefleksikan bagaimana kelompok aset keuangan dikelola untuk mencapai tujuan bisnis tertentu.

Financial assets are classified into these categories based on the business model within which they are held, and their contractual cash flow characteristics. The business model reflects how groups of financial assets are managed to achieve a particular business objective.

Aset keuangan hanya dapat dikategorikan sebagai biaya perolehan diamortisasi jika instrumen dimiliki dalam rangka mendapatkan arus kas kontraktual (“hold to collect”), dan dimana arus kas kontraktual tersebut semata dari pembayaran pokok dan bunga (SPPI). Pokok merupakan nilai wajar dari instrumen pada saat pengakuan awal. Bunga dalam hal ini merupakan kompensasi untuk nilai waktu uang dan risiko kredit terkait beserta kompensasi untuk risiko lain dan biaya yang konsisten dengan persyaratan dalam peminjaman standar dan marjin laba. Kategori aset ini membutuhkan penilaian persyaratan kontraktual pada saat pengakuan awal untuk menentukan apakah kontrak mengandung persyaratan yang dapat mengubah waktu atau jumlah dari arus kas yang tidak konsisten dengan persyaratan SPPI.

Financial assets can only be held at amortized cost if the instruments are held in order to collect the contractual cash flows (“hold to collect”), and where those contractual cash flows are solely payments of principal and interest (SPPI). Principal represents the fair value of the instrument at the time of initial recognition. Interest in this context represents compensation for the time value of money and associated credit risks together with compensation for other risks and costs consistent with a basic lending arrangement and a profit margin. This requires an assessment at initial recognition of the contractual terms to determine whether it contains a term that could change the timing or amount of cash flows in a way that is inconsistent with the SPPI criteria.

Dalam menilai apakah arus kas kontraktual memiliki karakteristik SPPI, Bank mempertimbangkan persyaratan kontraktual atas instrumen tersebut. Hal ini termasuk dalam hal menilai apakah aset keuangan mengandung ketentuan kontraktual yang dapat mengubah waktu atau jumlah arus kas kontraktual sehingga tidak dapat memenuhi kondisi SPPI. Dalam melakukan penilaian, Bank mempertimbangkan:

In assessing whether the contractual cash flows have SPPI characteristics, the Bank considers the contractual terms of the instrument. This includes assessing whether the financial asset contains a contractual term that could change the timing or amount of contractual cash flows such that it would not meet this condition. In making the assessment, the Bank considers:

• Kejadian kontinjensi yang akan mengubah jumlah dan waktu arus kas;

Contingent events that would change the amount and timing of cash flows;

• Fitur leverage; dan Leverage features; and • Persyaratan pelunasan dipercepat atau perpanjangan fasilitas.

Prepayment and extension terms.

Page 321: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)

g. Financial assets and financial liabilities (Continued)

g.1. Klasifikasi (Lanjutan) g.1. Classification (Continued)

Aset keuangan (Lanjutan)

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Financial assets (continued)

Policy applicable from 1 January 2018 (Continued)

Aset dapat dijual dari portofolio hold to collect ketika terdapat peningkatan risiko kredit. Penghentian untuk alasan lain diperbolehkan namun jumlah penjualan tersebut harus tidak signifikan jumlahnya atau tidak sering.

Assets may be sold out of hold to collect portfolios where there is an increase in credit risk. Disposals for other reasons are permitted but such sales should be insignificant in value or infrequent in nature.

Aset keuangan berupa instrumen utang dimana tujuan model bisnis dicapai dengan mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset (“hold to collect and sell”) dan memiliki arus kas SPPI, diklasifikasikan sebagai FVOCI, dengan laba rugi yang belum direalisasi ditangguhkan di pendapatan komprehensif lain sampai aset tersebut dihentikan.

Financial asset debt instruments where the business model objectives are achieved by collecting the contractual cash flows and by selling the assets (“hold to collect and sell”) and that have SPPI cash flows are held at FVOCI, with unrealized gains or losses deferred in other comprehensive income until the asset is derecognized.

Seluruh aset keuangan lainnya akan dipersyaratkan diklasifikasikan sebagai FVTPL. Aset keuangan dapat ditetapkan sebagai FVTPL hanya jika ini dapat mengeliminasi atau mengurangi accounting mismatch.

All other financial assets will mandatorily be held at FVTPL. Financial assets may be designated at FVTPL only if doing so eliminates or reduces an accounting mismatch.

Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2018 Bank mengklasifikasikan aset keuangannya ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal:

Policy applicable before 1 January 2018 The Bank classifies its financial assets in the following categories on initial recognition:

i. Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;

ii. Tersedia untuk dijual; iii. Dimiliki hingga jatuh tempo; dan iv. Pinjaman yang diberikan dan piutang.

i. Fair value through profit or loss, which has 2 (two) sub-classifications, i.e. financial assets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held for trading;

ii. Available-for-sale; iii. Held-to-maturity; and iv. Loans and receivables.

Instrumen keuangan dalam kategori untuk diperdagangkan adalah aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga atau suku bunga dalam jangka pendek atau untuk lindung nilai instrumen trading book lainnya.

Financial instruments in held for trading category are those financial assets and financial liabilities that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing with the intention of benefiting from short-term price or interest rate movements or hedging other elements of the trading book.

Aset keuangan dalam kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.

Financial assets in available-for-sale category consist of non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified in one of the other categories of financial assets.

Page 322: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan

(Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities

(Continued)

g.1. Klasifikasi (Lanjutan) g.1. Classification (Continued)

Aset keuangan (Lanjutan)

Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Financial assets (continued)

Policy applicable before 1 January 2018 (Continued)

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo dan bukan merupakan aset yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi atau tersedia untuk dijual.

Held-to-maturity investments are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity that the Bank has the positive intent and ability to hold to maturity and which are not designated at fair value through profit or loss or available-for-sale.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasian di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.

Liabilitas Keuangan Financial Liabilities Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal:

Financial liabilities are classified into the following categories on initial recognition:

i. Liabilitas keuangan yang diukur nilai wajar

melalui laba rugi baik yang dipersyaratkan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi atau ditetapkan pada nilai wajar pada saat pengakuan awal; dan

i. Financial liabilities held at fair value through profit or loss are either mandatorily classified fair value through profit or loss or irrevocably designated at fair value through profit or loss at initial recognition; and

ii. Liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, akan diklasifikasikan sebagai liabilitas dengan biaya perolehan diamortisasi.

ii. Financial liabilities that are not classified as financial liabilities held at fair value through profit or loss are classified as financial liabilities held at amortised cost.

g.2. Pengakuan g.2. Recognition

Kredit yang diberikan serta simpanan diakui pada tanggal perolehan.

Loans and deposits are recognized on the date of origination.

Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell those assets.

Semua aset dan liabilitas keuangan lainnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut.

All other financial assets and liabilities are recognized on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument.

Page 323: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan

(Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities

(Continued)

g.2. Pengakuan (Lanjutan) g.2. Recognition (Continued)

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal bergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut.

A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus (for a financial instrument not subsequently measured at fair value through profit or loss) transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial assets or issuance of financial liability. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.

Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada awal pengakuan liabilitas.

Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issuance of a financial liability and are incremental costs that would not have been incurred if the instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt initially recognized.

Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.

Such transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest method and are recorded as part of interest income for transaction costs related to financial assets or interest expense for transaction costs related to financial liabilities.

g.3. Saling hapus g.3. Offsetting

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan gabungan jika Bank memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau ketika aset direalisasi dan liabilitas diselesaikan secara simultan.

Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount is presented in the combined statement of financial position when the Bank has a legally enforceable right to set off the amounts and intends to settle on a net basis, or when the asset is realized and the liability is settled simultaneously.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.

Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.

Page 324: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas

keuangan (Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities

(Continued)

g.4. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi g.4. Amortized cost measurement

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan untuk aset keuangan, disesuaikan dengan cadangan kerugian kredit ekspektasian (atau cadangan kerugian penurunan nilai sebelum tanggal 1 Januari 2018).

The amortized cost of a financial asset or financial liability is the amount at which the financial asset or financial liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method, of any difference between the initial amount recognized and the maturity amount, and for financial assets, adjusted for any expected credit loss allowance (or impairment allowance before 1 January 2018).

g.5. Pengukuran nilai wajar g.5. Fair value measurement

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran di pasar utama atau, jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan dimana Bank memiliki akses pada tanggal tersebut. Nilai wajar liabilitas mencerminkan risiko wanprestasinya.

Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date in the principal market or, in its absence, the most advantageous market to which the Bank has access at that date. The fair value of a liability reflects its non-performance risk.

Pada umumnya, nilai wajar instrumen keuangan diukur secara individual.

The fair value of financial instruments is generally measured on the basis of the individual financial instrument.

Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasian di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika transaksi atas aset dan liabilitas terjadi dengan frekuensi dan volume yang memadai untuk menyediakan informasi penentuan harga secara berkelanjutan.

When available, the Bank measures the fair value of a financial instrument using the quoted price in an active market for that instrument. A market is regarded as active if transactions for the asset or liability take place with sufficient frequency and volume to provide pricing information on an ongoing basis.

Jika harga kuotasian tidak tersedia di pasar aktif, Bank menggunakan teknik penilaian dengan memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi dan relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Teknik penilaian yang dipilih menggabungkan semua faktor yang diperhitungkan oleh pelaku pasar dalam penentuan harga transaksi.

If there is no quoted price in an active market, then the Bank uses valuation techniques that maximise the use of relevant observable inputs and minimise the use of unobservable inputs. The chosen valuation technique incorporates all of the factors that market participants would take into account in pricing a transaction.

Page 325: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan

(Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities

(Continued)

g.5. Pengukuran nilai wajar (Lanjutan) g.5. Fair value measurement (Continued) Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima. Jika Bank menetapkan bahwa nilai wajar pada pengakuan awal berbeda dengan harga transaksi dan nilai wajar tidak dapat dibuktikan dengan harga kuotasian di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik atau berdasarkan teknik penilaian yang hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi, maka nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal disesuaikan untuk menangguhkan perbedaan antara nilai wajar pada saat pengakuan awal dan harga transaksi. Setelah pengakuan awal, perbedaan tersebut diakui dalam laba rugi berdasarkan umur dari instrumen tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.

The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is normally the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received. If the Bank determines that the fair value at initial recognition differs from the transaction price and the fair value is evidenced neither by a quoted price in an active market for an identical asset or liability nor based on a valuation technique that uses only data from observable markets, then the financial instrument is initially measured at fair value, adjusted to defer the difference between the fair value at initial recognition and the transaction price. Subsequently, that difference is recognized in profit or loss on an appropriate basis over the life of the instrument but no later than when the valuation is wholly supported by observable market data or the transaction is closed out.

Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki harga penawaran dan harga permintaan, maka Bank mengukur aset dan posisi long berdasarkan harga penawaran dan mengukur liabilitas dan posisi short berdasarkan harga permintaan.

If an asset or a liability measured at fair value has a bid price and an ask price, then the Bank measures assets and long positions at a bid price and liabilities and short positions at an ask price.

Kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar, yang terekspos risiko pasar dan risiko kredit yang dikelola oleh Bank berdasarkan eksposur netonya baik terhadap risiko pasar ataupun risiko kredit, diukur berdasarkan harga yang akan diterima untuk menjual posisi net long (atau dibayar untuk mengalihkan posisi net short) untuk eksposur risiko tertentu. Penyesuaian pada level kelompok tersebut dialokasikan pada aset dan liabilitas individual berdasarkan penyesuaian risiko relatif dari masing-masing instrumen individual di dalam kelompok.

Portfolios of financial assets and financial liabilities measured at fair value, that are exposed to market risk and credit risk that are managed by the Bank on the basis of the net exposure to either market or credit risk, are measured on the basis of a price that would be received to sell a net long position (or paid to transfer a net short position) for a particular risk exposure. Those portfolio-level adjustments are allocated to the individual assets and liabilities on the basis of the relative risk adjustment of each of the individual instruments in the portfolio.

g.6. Modifikasi instrumen keuangan g.6. Modification of financial instruments

Aset dan liabilitas keuangan modifikasian adalah instrumen dimana kontraktual awal telah mengalami perubahan. Modifikasi ini termasuk antara lain perubahan atas jangka waktu, arus kas dan atau tingkat bunga.

Modified financial assets and financial liabilities are whose original contractual terms have been modified. Modifications may include changes to the tenor, cash flows and or interest rates among other factors.

Page 326: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan

(Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities

(Continued)

g.6. Modifikasi instrumen keuangan (Lanjutan) g.6. Modification of financial instruments (Continued)

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018

Policy applicable from 1 January 2018

Saat aset keuangan telah dimodifikasi, ketentuan yang dimodifikasi dinilai atas basis kualitatif dan kuantitatif untuk menentukan apakah perubahan fundamental atas sifat dari instrumen telah terjadi, dan apakah penghentian pengakuan atas instrumen yang ada dan pengakuan instrumen baru tepat dilakukan.

Where financial assets have been modified, the modified terms are assessed on a qualitative and quantitative basis to determine whether a fundamental change in the nature of the instrument has occurred, such as whether the derecognition of the pre-existing instrument and the recognition of a new instrument is appropriate.

Saat penghentian pengakuan aset keuangan tepat dilakukan, nilai sisa aset yang baru akan dinilai untuk menentukan apakah aset tersebut harus diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dibeli atau yang berasal dari aset keuangan memburuk atau purchased or originated credit-impaired assets (POCI). Jika penghentian pengakuan tidak tepat dilakukan, nilai bruto nilai tercatat instrumen yang terkait dihitung ulang sebagai nilai kini dari hasil renegosiasi atau modifikasi atas arus kas kontraktual yang didiskonto pada tingkat suku bunga efektif awal (atau tingkat suku bunga efektif yang disesuaikan untuk aset keuangan POCI).

Where derecognition of financial assets is appropriate, the newly recognised residual assets are assessed to determine whether the assets should be classified as purchased or originated credit-impaired assets (POCI). Where derecognition is not appropriate, the gross carrying amount of the applicable instruments is recalculated as the present value of the renegotiated or modified contractual cash flows discounted at the original effective interest rate (or credit adjusted effective interest rate for POCI financial assets).

Perbedaan antara hasil perhitungan ulang dan sebelum modifikasi atas nilai tercatat bruto dari instrumen dicatat sebagai keuntungan atau kerugian modifikasian pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian dari modifikasian karena alasan kredit dicatat sebagai bagian dari kerugian penurunan nilai. Keuntungan dan kerugian dari modifikasian yang tidak karena alasan kredit diakui antara sebagai bagian dari kerugian penurunan nilai atau pendapatan bergantung pada apakah terdapat perubahan risiko kredit atas aset keuangan setelah modifikasian. Keuntungan dan kerugian dari modifikasian liabilitas keuangan dicatat sebagai pendapatan.

The difference between the recalculated values and the pre-modified gross carrying values of the instruments are recorded as a modification gain or loss in the profit or loss. Gains and losses arising from modifications for credit reasons are recorded as part of ‘credit impairment’. Modification gains and losses arising for non-credit reasons are recognised either as part of “credit impairment” or within income depending on whether there has been a change in the credit risk on the financial asset subsequent to the modification. Modification gains and losses arising on financial liabilities are recognised as income.

Page 327: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan

(Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities

(Continued)

g.6. Modifikasi instrumen keuangan (Lanjutan) g.6. Modification of financial instruments (Continued)

Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2018

Policy applicable before 1 January 2018

Jika ketentuan kontrak dari instrumen keuangan telah dimodifikasi, dan ini tidak mengakibatkan instrumen tersebut dihentikan pengakuannya, keuntungan atau kerugian modifikasian diakui dalam laporan laba rugi yang merupakan perbedaan antara arus kas awal dan arus kas yang dimodifikasi, didiskontokan pada suku bunga efektif. Keuntungan/ kerugian langsung diterapkan pada nilai tercatat bruto instrumen. Jika modifikasi terkait kredit, maka akan termasuk sebagai kredit mengalami penurunan nilai. Modifikasi yang tidak terkait dengan kredit akan dikenakan penilaian apakah risiko kredit aset telah meningkat secara signifikan sejak awal dengan membandingkan Probability of Default (PD) sepanjang umur (lifetime) berdasarkan pada ketentuan yang dimodifikasi untuk sisa umur aset keuangan .

Where the contractual terms of a financial instrument have been modified, and this does not result in the instrument being derecognised, a modification gain or loss is recognised in the income statement representing the difference between the original cash flows and the modified cash flows, discounted at the effective interest rate. The modification gain/loss is directly applied to the gross carrying amount of the instrument. If the modification is credit related, it will be considered credit-impaired. Modifications that are not credit related will be subject to an assessment of whether the asset’s credit risk has increased significantly since origination by comparing the remaining lifetime probability of default (PD) based on the modified terms to the remaining lifetime.

g.7. Penghentian pengakuan g.7. Derecognition

Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.

The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability.

Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.

In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.

Page 328: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan

(Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities

(Continued)

g.7. Penghentian pengakuan (Lanjutan) g.7. Derecognition (Continued)

Bank menghapusbukukan aset keuangan dan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa kemungkinan tertagihnya aset keuangan tersebut relatif kecil. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti kemungkinan tertagihnya piutang dari debitur, telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit aset keuangan sehingga debitur/penerbit tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh eksposur. Jumlah hari lewat jatuh tempo yang digunakan untuk memicu penghapusan kredit tanpa jaminan dalam portofolio ritel ditentukan berdasarkan pengalaman akun masa lalu yang menunjukkan ketika suatu akun mencapai jumlah hari lewat jatuh tempo tertentu, maka probabilitas pengembalian dari akun tersebut mendekati nol.

The Bank writes off a financial asset and any related impairment losses, when the Bank determines that the collectibility of financial assets is relatively remote. This decision is reached after considering information such as recoverability of the amount due from borrowers, the occurrence of significant changes in the financial position of borrower/financial asset issuer such that the borrower/issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to pay back the entire exposure. The days past due used to trigger write off of unsecured loans in retail portfolio are broadly driven by past experiences which shows that once an account reaches the certain number of days past due, the probability of recovery is almost zero.

Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged or cancelled or expired.

h. Giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain h. Current accounts with Bank Indonesia and

other banks

Setelah pengakuan awal, giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Subsequents to initial recognition, current accounts with Bank Indonesia and other banks are measured at amortized cost using the effective interest method.

i. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-

bank lain i. Placements with Bank Indonesia and other

banks

Setelah pengakuan awal, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Subsequent to initial recognition, placements with Bank Indonesia and other banks are measured at their amortized cost using the effective interest method.

j. Efek-efek j. Securities

Efek-efek, selain sukuk, pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. .

Securities, other than sukuk, are initially measured at fair value plus transaction costs.

Page 329: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

j. Efek-efek (Lanjutan) j. Securities (Continued)

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 Policy applicable from 1 January 2018

Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Sementara efek-efek yang diukur pada FVOCI, setelah pengakuan awal akan diukur pada nilai wajar dimana keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain dan diakumulasikan pada komponen terpisah pada rekening kantor pusat. Pada saat penghentian pengakuan, akumulasi keuntungan atau kerugian nilai wajar, bersih setelah akumulasi cadangan kerugian kredit ekspektasian, ditransfer ke laba rugi. Untuk efek-efek yang dipersyaratkan diukur atas nilai wajar melalui laba rugi, setelah pengakuan awal akan diukur pada nilai wajar dimana keuntungan dan kerugian yang timbul akibat perubahan nilai wajar dicatat dalam pendapatan operasional lainnya.

After initial recognition, securities held at amortised cost is amortised using the effective interest rate. While securities held at FVOCI are subsequently carried at fair value with all unrealised gains and losses arising from changes in fair value recognised in other comprehensive income and accumulated in separate component of head office accounts. On derecognition, the cumulative fair value gains or losses, net of the cumulative expected credit loss reserve, are transferred to the profit or loss. For securities mandatorily held at fair value through profit or loss are subsequently carried at fair value with gains or losses arising from the changes in fair value recorded in other operating income.

Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2018

Policy applicable before 1 January 2018

Setelah pengakuan awal, efek-efek diukur sesuai dengan klasifikasinya masing-masing.

After initial recognition, securities are accounted for depending on their respective classifications.

Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Untuk investasi yang tersedia untuk dijual dan diperdagangkan dinyatakan pada nilai wajarnya.

Held-to-maturity investment are carried at amortized cost using the effective interest method. For available-for sale and trading investments, they are carried at fair value.

Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek diakui dalam laba rugi tahun berjalan.

Foreign exchange gains or losses on securities are recognized in profit or loss for the year.

Perubahan nilai wajar lainnya atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung sebagai bagian dari rekening kantor pusat sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam rekening kantor pusat harus diakui dalam laba rugi.

Other fair value changes for securities classified as available-for-sale are recognized directly as a component of head office accounts until the investment is sold or impaired, upon which the cumulative gains and losses previously recognized in head office accounts are recognized in profit or loss.

Investasi pada Sukuk Investment in Sukuk

Bank menentukan klasifikasi investasi pada sukuk sebagai diukur pada biaya perolehan, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi atau diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.

Bank determines the classification of investment in sukuk as measured at acquisition cost, measured at fair value through profit or loss or measured at fair value through other comprehensive income.

Investasi pada sukuk diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan jika:

Investment in sukuk is classified as measured at acquisition cost if:

a. Investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual; dan

b. Persyaratan kontraktual menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.

a. Such investment is held within a business model whose objective is to collect contractual cash flows; and

b. The contractual terms give rise on specified dates to payments of principals and/or the margin.

Page 330: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

j. Efek-efek (Lanjutan) j. Securities (Continued)

Investasi pada Sukuk (Lanjutan) Investment in Sukuk (Continued)

Investasi pada sukuk diklasifikasi sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain jika: a. Investasi tersebut dimiliki dalam suatu model

usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual dan melakukan penjualan sukuk; dan

b. Persyaratan kontraktual menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.

Investment in sukuk is classified as measured at fair value through other comprehensive income if: a. Such investment is held within a business

model whose objective is achieved by both collecting contractual cash flows and selling the Sukuk; and

b. The contractual terms of the financial asset give rise on specified dates to payments of principals and/or the margin.

Investasi pada sukuk diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi kecuali jika investasi tersebut diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan atau diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.

Investment in sukuk is classified as measured at fair value through profit or loss unless they are classified as measured at acquisition costs or measured at fair value through other comprehensive income.

Pada saat pengakuan awal, Bank mencatat investasi pada sukuk sebesar biaya perolehan ditambah (untuk sukuk yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan investasi pada sukuk.

At initial recognition, the Bank records investment in sukuk at acquisition cost plus (for sukuk not subsequently measured at fair value through profit or loss) directly attributable transaction costs.

Setelah pengakuan awal, untuk investasi pada sukuk yang diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan, selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk dan diakui dalam laba rugi.

Subsequent to initial recognition, for investment in sukuk classified at acquisition cost, the difference between acquisition cost and par value is amortized on a straight-line basis over the period of the sukuk and recognized in profit or loss.

Setelah pengakuan awal, investasi pada sukuk yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dicatat sebesar nilai wajar. Seluruh perubahan nilai wajar diakui pada penghasilan komprehensif lain.

Subsequent to initial recognition, investment in sukuk measured at fair value through other comprehensive income is stated at fair value. All changes in fair value are recognized in other comprehensive income.

Setelah pengakuan awal, investasi pada sukuk yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dicatat sebesar nilai wajar. Seluruh perubahan nilai wajar diakui pada laba rugi tahun berjalan.

Subsequent to initial recognition, investment in sukuk measured at fair value through profit or loss are stated at fair value. All changes in fair value are recognized in the current year profit or loss.

k. Instrumen derivatif k. Derivative instruments

Instrumen derivatif diakui sebesar nilai wajarnya pada saat pengakuan awal maupun setelah pengakuan awal. Instrumen derivatif disajikan sebagai aset bila nilai wajarnya adalah positif dan sebagai liabilitas bila nilai wajarnya negatif.

Derivative instruments are recognized at fair value at initial recognition and subsequent measurement. Derivative instruments are classified as assets when the fair value is positive and as liabilities when the fair value is negative.

Akuntansi untuk perubahan nilai wajar suatu instrumen derivatif bergantung pada apakah instrumen derivatif tersebut ditujukan untuk dan memenuhi kriteria sebagai lindung nilai, serta jenis hubungan lindung nilai. Untuk instrumen derivatif yang tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai atau tidak ditetapkan untuk tujuan lindung nilai, perubahan nilai wajar atas derivatif diakui dalam laba rugi.

The accounting for changes in the fair value of a derivative instrument depends on whether it has been designated and qualifies as part of a hedging relationship, and further, on the type of hedging relationship. For derivative instruments which do not qualify for hedge accounting or which are not designated as hedges, changes in fair value of the derivative instruments are recognized in profit or loss.

Page 331: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

l. Tagihan dan utang akseptasi l. Acceptance receivables and payables

Setelah pengakuan awal, tagihan dan utang akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Subsequent to initial recognition, acceptance receivables and payables are measured at amortized cost using the effective interest method.

m. )Kredit yang diberikan m. Loans

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 Setelah pengakuan awal, kredit yang diberikan diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar sesuai dengan klasifikasinya masing-masing (Catatan 2g.1). Biaya perolehan diamortisasi diukur menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar dicatat pada pendapatan operasional lainnya.

Policy applicable from 1 January 2018

Subsequent to initial recognition, loans are measured at amortised cost or fair value depending on their respective classification (Note 2g.1). Amortised cost is using the effective interest method. Gains or losses arising from changes in fair value are recorded in other operating income.

Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2018

Policy applicable before 1 January 2018

Setelah pengakuan awal, kredit yang diberikan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Subsequent to initial recognition, loans are measured at amortised cost using the effective interest method.

Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi partisipasi risiko yang ditanggung oleh Bank dalam sindikasi.

Syndicated loans are stated at amortized cost which represent the Bank’s risk participation in the syndication.

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset

keuangan n. Identification and measurement of impairment

of financial assets

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 Policy applicable from 1 January 2018 Bank menggunakan model yang kompleks yang menggunakan matriks probability of default (PD), loss given default (LGD) dan exposure at default (EAD), yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif. Untuk portofolio di Retail Banking yang memiliki nilai lebih kecil dan tidak kompleks, Bank menggunakan model roll rate atau loss rate.

The Bank primarily uses sophisticated models that utilize the probability of default (PD), loss given default (LGD) and exposure at default (EAD) metrics, discounted using the effective interest rate. For lower value, less complex portfolios in Retail Banking, the Bank uses roll rate or loss rate models.

a. Probability of Default (PD)

Probabilitas yang timbul di suatu waktu dimana debitur mengalami gagal bayar, dikalibrasikan sampai dengan periode 12 bulan dari tanggal laporan (stage 1) atau sepanjang umur (stage 2) dan digabungkan pada dampak asumsi ekonomi masa depan yang memiliki risiko kredit. PD diestimasikan pada point in time dimana hal ini berfluktuasi sejalan dengan siklus ekonomi.

a. Probability of Default (PD) The probability at a point in time that a counterparty will default, calibrated over up to 12 months from the reporting date (stage 1) or over the lifetime of the product (stage 2) and incorporating the impact of forward-looking economic assumptions that have an effect on credit risk. PD is estimated at a point in time that means it will fluctuate in line with the economic cycle.

Page 332: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset

keuangan (Lanjutan) n. Identification and measurement of impairment of

financial assets (Continued)

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2018 (Continued)

b. Loss Given Default (LGD)

Kerugian yang diperkirakan akan timbul dari debitur yang mengalami gagal bayar dengan menggabungkan dampak dari asumsi ekonomi masa depan yang relevan dimana hal ini mewakili perbedaan antara arus kas kontraktual yang akan jatuh tempo dengan arus kas yang diharapkan Bank untuk diterima. Bank mengestimasikan LGD berdasarkan data historis dari pemulihan tingkat suku bunga dan memperhitungkan pemulihan yang berasal dari jaminan terhadap aset keuangan dengan mempertimbangkan asumsi ekonomi di masa depan yang relevan.

b. Loss Given Default (LGD) The loss that is expected to arise on default, incorporating the impact of forward looking economic assumptions where relevant, which represents the difference between the contractual cash flows due and those that the Bank expects to receive. The Bank estimates LGD based on the history of recovery rates and considers the recovery of any collateral that is integral to the financial assets, taking into account forward looking economic assumptions where relevant.

c. Exposure at Default (EAD)

Perkiraan nilai eksposur neraca pada saat gagal bayar dengan mempertimbangkan bahwa perubahan ekspektasi yang diharapkan selama masa eksposur. Hal ini menggabungkan dampak penarikan fasilitas yang dilakukan, pembayaran pokok dan bunga, amortisasi dan pembayaran dimuka, bersama dengan dampak asumsi ekonomi masa depan jika relevan.

c. Exposure at Default (EAD) The expected balance sheet exposure at the time of default, taking into account that expected change in exposure over the lifetime of the exposure. This incorporates the impact of drawdowns of committed facilities, repayments of principal and interest, amortization and prepayments, together with the impact of forward looking economic assumptions where relevant.

Untuk menentukan kerugian kredit ekspektasian komponen-komponen ini akan diperhitungkan secara bersama-sama dan didiskontokan ke tanggal laporan keuangan menggunakan diskonto berdasarkan suku bunga efektif. Dasar input, asumsi dan teknik estimasi diungkapkan di Catatan 3b.

To determine the expected credit loss, these components are multiplied together and discounted to the balance sheet date using the effective interest rate as the discount rate. The basis of inputs, assumptions and the estimation technique are disclosed in Note 3b.

Kerugian kredit ekspektasian atau Expected Credit Losses (ECL) diakui untuk seluruh instrumen utang keuangan, komitmen pinjaman dan jaminan keuangan yang diklasifikasikan sebagai hold to collect / hold to collect and sell dan memiliki arus kas SPPI. Kerugian kredit ekspektasian tidak diakui untuk instrumen ekuitas yang ditetapkan sebagai FVOCI.

Expected Credit Losses (ECL) are recognized for all financial debt instruments, loan commitments and financial guarantees that are classified as hold to collect / hold to collect and sell and have cash flows that are solely payments of principal and interest. Expected credit losses are not recognized for equity instruments designated at FVOCI.

Cadangan ECL diakui pada saat pengakuan awal untuk seluruh instrumen keuangan yang masuk dalam cakupan ECL sehubungan dengan adanya peristiwa gagal bayar yang dapat timbul dalam periode waktu 12 bulan ke depan (disebut sebagai stage 1 dengan cadangan kerugian senilai kerugian kredit ekspektasian 12 bulan). ECL akan terus dihitung berdasarkan basis ini sampai terdapat bukti peningkatan risiko kredit yang signifikan (SICR) atau aset mengalami penurunan nilai.

An ECL allowance is recognized at the time of initial recognition for all financial instruments that are in the scope of ECL in respect of default events that may occur over the next 12 months (so-called ‘stage 1 assets’ with allowances equivalent to 12-months expected credit losses). ECL continues to be determined on this basis until there is either a significant increase in credit risk (SICR) or the asset becomes credit impaired.

Page 333: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

n. Identification and measurement of impairment of financial assets (Continued)

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2018 (Continued)

Jika aset keuangan (atau portofolio aset keuangan) mengalami SICR sejak pengakuan awal, kerugian kredit ekpektasian diakui untuk peristiwa default yang dapat terjadi sepanjang umur dari aset tersebut (disebut sebagai ‘aset stage 2’ dengan cadangan kerugian sebesar kerugian kredit ekspektasian selama umur aset tersebut). Penilaian SICR dilakukan dalam konteks peningkatan risiko gagal bayar yang dapat terjadi sepanjang sisa umur dari instrumen keuangan ketika dibandingkan dengan ekspektasi pada saat pengakuan awal untuk periode waktu yang sama. SICR tidak dinilai dalam konteks peningkatan kerugian kredit ekspektasian.

If a financial asset (or portfolio of financial assets) experiences a SICR since initial recognition, an expected credit loss is recognized for default events that may occur over the lifetime of the asset (so-called ‘stage 2 assets’ with loss allowances equivalent to lifetime expected credit losses). SICR is assessed in the context of an increase in the risk of a default occurring over the remaining life of the financial instrument when compared to that expected at the time of initial recognition for the same period. It is not assessed in the context of an increase in the expected credit loss.

Bank menggunakan berbagai pengukuran kualitatif dan kuantitatif dalam menilai SICR seperti berikut:

The Bank uses a number of qualitative and quantitative measures in assessing SICR as follows:

Corporate and Institutional Banking dan Commercial Banking

a. Kriteria kuantitatif

Eksposur dinilai berdasarkan perubahan absolut dan relatif atas PD dari pengakuan awal sampai dengan tanggal pelaporan.

b. Kriteria kualitatif

Seluruh aset dari debitur yang termasuk dalam Early Alert (untuk non-purely precautionary reasons) dianggap memiliki kenaikan signifikan atas kredit risiko. Akun termasuk dalam non-purely precautionary Early Alert jika menunjukkan risiko atau potensi kelemahan material yang membutuhkan pemantauan, pengawasan atau perhatian lebih dari manajemen. Aset termasuk dalam peringkat kredit CG 12 dianggap telah mengalami kenaikan signifikan atas risiko kredit. Akun-akun dengan peringkat CG 12 dikelola oleh unit khusus pemulihan kredit, Group Special Assets Management (GSAM).

Corporate and Institutional Banking and Commercial Banking a. Quantitative criteria

Exposures are assessed based on both the absolute and the relative movement in PD from origination to the reporting date.

b. Qualitative criteria

All assets of debtors that have been placed on Early Alert (for non-purely precautionary reasons) are deemed to have experienced a significant increase in credit risk. An account is placed on non-purely precautionary Early Alert if it exhibits risk or potential weaknesses of material nature requiring closer monitoring, supervision or attention by management. All assets that have been assigned in CG 12 are deemed to have experienced a significant increase in credit risk. Accounts rated CG 12 are managed by the recovery specialist unit, Group Special Assets Management (GSAM).

Retail Banking

a. Kriteria kuantitatif

Portofolio material yang telah dibangun untuknya suatu model statistik dinilai berdasarkan pergerakan absolut dan relatif dalam PD sejak awal hingga tanggal pelaporan.

Retail Banking

a. Quantitative criteria

Material portfolio for which a statistical model has been built are assessed based on both the absolute and relative movement in the PD from origination to the reporting date.

b. Kriteria Kualitatif

Akun-akun dengan 30 hari tunggakan (“30 DPD”) yang belum termasuk berdasarkan kriteria kuantitatif dianggap telah mengalami peningkatan risiko kredit yang signifikan. Untuk portofolio yang kurang material yang modelnya berdasarkan pendekatan roll-rate atau loss rate, peningkatan risiko kredit yang signifikan terutama dinilai melalui pemicu DPD 30.

b. Qualitative criteria

Accounts that are 30 days past due (DPD) that have not been captured by the quantitative criteria are considered to have experienced a significant increase in credit risk. For less material portfolios, which are modeled based on a roll-rate or loss rate approach, significant increase in credit risk is primarily assessed through the 30 DPD trigger.

Page 334: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai

aset keuangan (Lanjutan) n. Identification and measurement of impairment

of financial assets (Continued) Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2018 (Continued)

Retail Banking (Lanjutan) Retail Banking (Continued) Komponen inti dalam menentukan cadangan kerugian penurunan nilai kredit ekpektasian adalah nilai bruto penghapusan kredit dan pemulihannya. Penghapusan bruto dan/atau cadangan kerugian diakui ketika ditetapkan bahwa debitur kemungkinan besar tidak membayar melalui proses normal. Pemulihan penurunan nilai kredit atas hutang tanpa jaminan diakui berdasarkan kas yang dikembalikan. Pelepasan cadangan kerugian penurunan nilai kredit diakui jika saldo pinjaman telah dilunasi seluruhnya, atau ketika cadangan kerugian lebih tinggi dari saldo pinjaman. Jika pinjaman dibayarkan dan diklasifikasikan ke peringkat lancar dan tetap di peringkat lancar selama lebih dari 180 hari, debitur tersebut akan dipindahkan ke stage 2.

The core components in determining credit impaired expected credit loss provisions are the value of gross charge off and recoveries. Gross charge off and/or loss provisions are recognised when it is established that the debtor is unlikely to pay through the normal process. Recovery of unsecured credit is recognised based on actual cash collected. Release of credit impaired provisions is recognised if the loan outstanding is paid in full, or the provision is higher than the loan outstanding. If the loan is paid to current and remains in current for more than 180 days, the account will be transferred to stage 2.

Efek-efek

a. Kriteria kuantitatif

Bank menggunakan pendekatan risiko kredit rendah yang disederhanakan. Semua efek utang dengan peringkat kredit yang diklasifikasikan setara dengan tingkat investasi dialokasikan ke stage 1 dan efek lainnya dialokasikan ke stage 2.

Securities

a. Quantitative criteria

The Bank is utilizing the low credit risk simplified approach. All debt securities with credit rating mapped to an investment grade equivalent are allocated to stage 1 and all other securities are allocated to stage 2.

b. Kriteria kualitatif

Efek menggunakan kriteria kualitatif yang sama dengan segmen corporate and institutional banking and commercial banking, termasuk penempatan pada Early Alert atau diklasifikasikan sebagai peringkat kredit CG 12.

b. Qualitative criteria

Securities utilise the same qualitative criteria as the corporate and institutional banking and commercial banking segment, including being placed on Early Alert or being classified as credit grade CG 12.

Aset hanya akan dianggap mengalami penurunan nilai, dan kerugian kredit ekspektasian sepanjang umurnya diakui, jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai yang dapat diobservasi. Faktor-faktor yang diobservasi ini serupa dengan indikator bukti obyektif penurunan nilai pada PSAK 55, termasuk antara lain aset gagal bayar atau mengalami kesulitan keuangan yang signifikan atau mengalami forbearance atas kredit yang mengalami penurunan nilai (disebut sebagai ‘aset stage 3’). Pengukuran kerugian kredit ekspektasian di seluruh tahapan aset diperlukan untuk mencerminkan jumlah yang tidak bias dan rata-rata probabilitas tertimbang yang ditentukan dengan mengevaluasi serangkaian kemungkinan yang dapat terjadi menggunakan informasi yang wajar dan dapat didukung dengan peristiwa di masa lampau, kondisi saat ini, dan proyeksi terkait dengan kondisi ekonomis di masa depan.

An asset is only considered credit impaired, and lifetime expected credit losses recognized, if there is observed objective evidence of impairment. These factors are similar to the indicators of objective evidence of impairment under PSAK 55. This includes, amongst other factors, assets in default or experiencing significant financial difficulty. The measurement of expected credit losses across all stages is required to reflect an unbiased and probability weighted amount that is determined by evaluating a range of reasonably possible outcomes using reasonable and supportable information about past events, current conditions and forecasts of future economic conditions.

Page 335: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai

aset keuangan (Lanjutan) n. Identification and measurement of impairment

of financial assets (Continued)

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2018 (Continued)

Akun kredit macet dikelola oleh unit GSAM. Ketika ada jumlah yang dianggap tidak bisa dipulihkan, cadangan kerugian penurunan nilai kredit stage 3 akan dibuat. Cadangan kerugian aset stage 3 adalah perbedaan antara jumlah pinjaman yang tercatat dan probabilitas tertimbang nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan yang mencerminkan berbagai skenario (dari hasil pemulihan terbaik, terburuk dan paling mungkin). Jika arus kas mencakup jaminan yang dapat direalisasi, nilai-nilai yang digunakan akan memasukkan dampak informasi ekonomi forward looking. Keadaan individual dari masing-masing debitur dipertimbangkan ketika GSAM memperkirakan arus kas masa depan dan waktu pemulihan masa depan yang melibatkan pertimbangan yang signifikan.

Credit impaired accounts are managed by GSAM unit. Where any amount is considered irrecoverable, a stage 3 credit impairment provision is raised. This stage 3 provision is the difference between the loan-carrying amount and the probability weighted present value of estimated future cash flows, reflecting a range of scenarios (typically the best, worst and most likely recovery outcomes). Where the cash flows include realisable collateral, the values used will incorporate the impact of forward looking economic information. The individual circumstances of each debtor are considered when GSAM estimates future cash flows and timing of future recoveries which involve significant judgement.

Untuk menangkap efek perubahan-perubahan terhadap lingkungan ekonomi di masa depan, perhitungan probability of default (PD), loss given default (LGD) dan juga kerugian kredit ekspektasian memperhitungkan informasi yang bersifat perkiraan masa depan (forward-looking); asumsi terhadap pola variabel ekonomi dan harga aset yang dapat memiliki dampak terhadap kemampuan membayar debitur, sementara untuk pendekatan yang lebih sederhana, seperti model loss rate, dapat tidak secara langsung memperhitungkan informasi forward-looking.

To capture the effect of changes to the economic environment in the future, the computation of probability of default (PD), loss given default (LGD) and so expected credit loss incorporates forward-looking information; assumption on the path of economic variables and asset prices that are likely to have an effect on the repayment ability of the debtors, while for less sophisticated approaches, such as loss rate models, may not directly incorporate forward-looking information.

Untuk memperhitungkan potensi kerugian kredit yang nonlinier, berbagai macam skenario forward-looking diperhitungkan ke dalam rentang peristiwa yang mungkin dapat terjadi untuk seluruh portofolio yang material. Bank menggunakan pendekatan Monte Carlo untuk mensimulasi 50 jenis skenario di sekitar proyeksi sentral untuk memperhitungkan potensi nonlinier.

To account for the potential non-linearity in credit losses, multiple forward-looking scenarios are incorporated into the range of reasonably possible outcomes for all material portfolios. The Bank uses a Monte Carlo approach to simulate a set of 50 scenarios around the central forecast to incorporate the potential non-linearity.

Periode yang diperhitungkan ketika mengukur kerugian kredit ekspektasian adalah periode yang lebih pendek antara umur ekspektasian dan periode kontrak aset keuangan. Umur ekspektasian dapat dipengaruhi oleh pembayaran dimuka dan periode kontrak maksimum melalui opsi perpanjangan kontrak. Untuk portofolio revolving tertentu, termasuk kartu kredit, umur ekspektasian dinilai sepanjang periode dimana Bank terekspos dengan risiko kredit (berdasarkan durasi waktu yang dibutuhkan untuk fasilitas kredit ditarik), bukan sepanjang periode kontrak.

The period considered when measuring expected credit loss is the shorter of the expected life and the contractual term of the financial asset. The expected life may be impacted by prepayments and the maximum contractual term by extension options. For certain revolving portfolios, including credit cards, the expected life is assessed over the period that the Bank is exposed to credit risk (which is based on the length of time it takes for credit facilities to be withdrawn) rather than the contractual term.

Page 336: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

n. .Identification and measurement of impairment .of financial assets (Continued)

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2018 (Continued)

Untuk aset keuangan stage 3, penentuan kerugian kredit ekspektasian selama umur aset akan serupa dengan pendekatan PSAK 55. Namun, estimasi arus kas akan berdasarkan rentang kemungkinan skenario-skenario. Ketika arus kas termasuk jaminan yang dapat direalisasi, nilai yang diperhitungkan akan termasuk informasi forward looking.

For stage 3 financial assets, the determination of lifetime expected credit losses will be similar to the PSAK 55 approach. The estimated cash flows will, however, be based on a probability range of scenarios. Where the cash flows include realizable collateral, the values used will incorporate forward looking information.

Untuk aset yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, saldo di neraca mencerminkan aset bruto dikurangi kerugian kredit ekspektasian. Untuk instrumen utang dalam kategori FVOCI, saldo di neraca mencerminkan nilai wajar dari instrumen, dengan cadangan kerugian kredit ekspektasian dibukukan terpisah sebagai cadangan pada pendapatan komprehensif lain. Perubahan atas kerugian kredit ekspektasian diakui pada laba rugi dan terakumulasi di rekening kantor pusat.

For assets measured at amortized cost, the balance sheet amount reflects the gross asset less the expected credit losses. For debt instruments held at FVOCI, the balance sheet amount reflects the instrument’s fair value, with the expected credit loss allowance held as a separate reserve within other comprehensive income. Changes in expected credit losses are recognised in the profit or loss and are accumulated in head office accounts.

Kerugian kredit ekspektasian atas komitmen kredit yang diberikan dan jaminan keuangan diakui pada liabilitas lain-lain. Jika instrumen keuangan mencakup komponen aset keuangan dan komitmen yang belum ditarik, dan tidak dapat dipisahkan atas kerugian kredit ekspektasian pada komponen ini, jumlah kerugian kredit atas komitmen tersebut diakui bersamaan dengan kerugian kredit atas aset keuangan. Dalam kondisi jumlah kerugian kredit ekspektasian gabungan melebihi jumlah tercatat bruto dari aset keuangan, maka kerugian kredit ekspektasian diakui sebagai liabilitas lain-lain.

Expected credit loss on loan commitments and financial guarantees is recognised as other liabilities. Where a financial instrument includes both financial asset and an undrawn commitment, and it is not possible to separately identify the expected credit loss on these components, expected credit loss amounts on the loan commitment are recognised together with expected credit loss amounts on the financial asset. To the extent the combined expected credit loss exceeds the gross carrying amount of the financial asset, the expected credit loss is recognised as a liability provision.

Instrumen keuangan yang belum mengalami penurunan nilai pada saat pengakuan awal adalah aset stage 1 dan kerugian kredit ekspektasian 12 bulan diakui. Instrumen ini akan tetap pada stage tersebut sampai dilunasi, kecuali terdapat peningkatan risiko kredit signifikan (SICR) (stage 2) atau mengalami penurunan nilai kredit (stage 3). Instrumen akan ditransfer ke stage 2 dan cadangan kerugian kredit ekspektasian dihitung sepanjang umurnya (lifetime expected credit loss) diakui saat terdapat peningkatan signifikan atas risiko kredit dibandingkan yang diharapkan saat pengakuan awal.

Financial instruments that are not already credit-impaired are originated into stage 1 and a 12-month expected credit loss provision is recognised. Instruments will remain in that stage until they are repaid, unless they experience significant increase in credit risk (SICR) (stage 2) or they become credit impaired (stage 3). Instruments under stage 1 will transfer to stage 2 and a lifetime expected credit loss provision recognised when there has been a significant increase in the credit risk compared to what was expected at origination.

Page 337: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

29

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

n. .Identification and measurement of impairment .of financial assets (Continued)

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2018 (Continued)

Kerugian kredit ekspektasian 12 bulan (stage 1) 12-month expected credit losses (stage 1) Kerugian kredit ekspektasian diakui pada saat pengakuan awal instrumen keuangan dan merepresentasikan kekurangan kas sepanjang umur aset yang timbul dari kemungkinan gagal bayar di masa yang akan datang dalam kurun waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Kerugian kredit ekspektasian terus ditentukan oleh dasar ini sampai timbul peningkatan risiko kredit yang signifikan pada instrumen tersebut atau instrumen tersebut telah mengalami penurunan nilai kredit. Jika suatu instrumen tidak lagi dianggap menunjukkan peningkatan risiko kredit yang signifikan, maka kerugian kredit ekspektasian dihitung kembali berdasarkan basis 12 bulan.

Expected credit losses are recognised at the time of initial recognition of a financial instrument and represent the lifetime cash shortfalls arising from possible default events up to 12 months into the future from the reporting date. Expected credit losses continue to be determined on this basis until there is either a significant increase in the credit risk of an instrument or the instrument becomes credit-impaired. If an instrument is no longer considered to exhibit a significant increase in credit risk, expected credit losses will revert to being determined on a 12-month basis.

Peningkatan risiko kredit yang signifikan (stage 2)

Significant increase in credit risk (stage 2)

Jika aset keuangan mengalami peningkatan risiko kredit yang signifikan (SICR) sejak pengakuan awal, kerugian kredit ekspektasian diakui atas kejadian gagal bayar yang mungkin terjadi sepanjang umur aset. Peningkatan signifikan dalam risiko kredit dinilai dengan membandingkan risiko gagal bayar atas eksposur pada tanggal pelaporan dengan risiko gagal bayar saat pengakuan awal (setelah memperhitungkan perjalanan waktu dari akun tersebut). Signifikan tidak berarti signifikan secara statistik, juga tidak dinilai dalam konteks perubahan dalam cadangan kerugian kredit ekspektasian. Perubahan atas risiko gagal bayar dinilai signifikan atau tidak, dinilai menggunakan sejumlah faktor kuantitatif dan kualitatif, yang bobotnya bergantung pada tipe produk dan pihak lawan. Aset keuangan dengan tunggakan 30 hari atau lebih dan tidak mengalami penurunan nilai akan selalu dianggap telah mengalami peningkatan risiko kredit yang signifikan.

If a financial asset experiences a significant increase in credit risk (SICR) since initial recognition, an expected credit loss provision is recognised for default events that may occur over the lifetime of the asset. Significant increase in credit risk is assessed by comparing the risk of default of an exposure at the reporting date to the risk of default at origination (after taking into account the passage of time). Significant does not mean statistically significant nor is it assessed in the context of changes in expected credit loss. Whether a change in the risk of default is significant or not is assessed using a number of quantitative and qualitative factors, the weight of which depends on the type of product and counterparty. Financial assets that are 30 or more days past due and not credit-impaired will always be considered to have experienced a significant increase in credit risk.

Page 338: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

n. Identification and measurement of impairment of financial assets (Continued)

Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable from 1 January 2018 (Continued)

Eksposur yang mengalami penurunan nilai kredit atau gagal bayar (stage 3)

Credit impaired (or defaulted) exposures (stage 3)

Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai (atau gagal bayar) merupakan aset yang setidaknya telah memiliki tunggakan lebih dari 90 hari atas pokok dan/atau bunga. Aset keuangan juga dianggap mengalami penurunan nilai kredit dimana debitur kemungkinan besar tidak akan membayar dengan terjadinya satu atau lebih kejadian yang teramati yang memiliki dampak menurunkan jumlah estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan tersebut. Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap aset keuangan yang mengalami penurunan nilai ditentukan berdasarkan penilaian terhadap arus kas yang dapat dipulihkan berdasarkan sejumlah skenario, termasuk realisasi jaminan yang dimiliki jika memungkinkan. Cadangan kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang diperkirakan akan dipulihkan, didiskontokan pada suku bunga efektif awal, dan nilai tercatat bruto instrumen sebelum penurunan nilai kredit. Penjelasan terkait kerugian penurunan nilai diungkapkan lebih lanjut pada Catatan 3b.

Financial assets that are credit impaired (or in default) represent those that are at least 90 days past due in respect of principal and/or interest. Financial assets are also considered to be credit impaired where the debtors are unlikely to pay on the occurrence of one or more observable events that have a detrimental impact on the estimated future cash flows of the financial asset. Loss provisions against credit impaired financial assets are determined based on an assessment of the recoverable cash flows under a range of scenarios, including the realisation of any collateral held where appropriate. The loss provisions held represent the difference between the present value of the cash flows expected to be recovered, discounted at the instrument’s original effective interest rate, and the gross carrying value of the instrument prior to any credit impairment. For details on impairment losses refer to Note 3b.

Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2018

Policy applicable before 1 January 2018

Pada setiap tanggal pelaporan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

At each reporting date, the Bank assesses whether there is objective evidence that the financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the asset, and that the loss event has an impact of future cash flows on the assets that can be estimated reliably.

Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dibentuk secara individual (IIP) atau kolektif (PIP). Aset keuangan yang telah dievaluasi secara individual untuk penurunan nilai, dan yang telah dibentuk IIP, tidak akan diikutsertakan dalam evaluasi untuk penurunan nilai secara kolektif.

Allowance for impairment losses of financial assets are recognized both on individual (IIP) or collective basis (PIP). Financial assets which have been assessed individually for impairment, and for which IIP has been recognized, will not be included in the assessment of impairment on collective basis.

Page 339: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

31

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

n. Identification and measurement of impairment of financial assets (Continued)

Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable before 1 January 2018 (Continued)

Cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif (PIP)

Portfolio impairment provision (PIP)

Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren probability of default di masa lalu, estimasi periode waktu hingga menunggak dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model yang digunakan. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model yang digunakan masih memadai.

In assessing collective impairment, the Bank uses statistical modeling of historical trends of the probability of default, emergence period and the amount of loss incurred, adjusted for management’s judgement as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked againts actual outcomes to ensure that they remain appropriate.

Cadangan kerugian penurunan nilai individual (IIP) Individual Impairment Provision (IIP)

Kredit yang diberikan diklasifikasikan mengalami penurunan nilai dan dianggap sebagai non-performing pada saat analisis dan review mengindikasikan bahwa pembayaran penuh baik untuk bunga maupun pokoknya dipertanyakan. Salah satu indikator utama adanya penurunan nilai adalah keterlambatan pembayaran oleh nasabah yaitu ketika nasabah gagal untuk melakukan pembayaran pokok atau bunga pada saat jatuh tempo. Jumlah hari lewat jatuh tempo yang digunakan untuk memicu cadangan kerugian penurunan nilai individual ditentukan berdasarkan pengalaman masa lalu yang menunjukkan ketika suatu akun mencapai jumlah hari lewat jatuh tempo tertentu, maka probabilitas pemulihan dari akun tersebut (selain dari agunan) adalah rendah.

Loans are classified as impaired and considered non-performing where analysis and review indicates that full payment of either interest or principal is questionable. One of the primary indicators of potential impairment is delinquency, i.e. when the counterparty has failed to make a principal or interest payment when contractually due. The days past due used to trigger individual impairment provision are broadly driven by past experiences, which shows that once an account reaches certain number of days past due, the probability of recovery (other than by realising collateral) is low.

Pada saat suatu jumlah dianggap tidak dapat diperoleh kembali, cadangan kerugian penurunan nilai individual dibentuk. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.

Where any amount is considered irrecoverable, an individual impairment provision is raised. Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial asset and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate. Changes in impairment provisions attributable to time value are reflected as a component of interest income.

Page 340: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

32

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

n. Identification and measurement of impairment of financial assets (Continued)

Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2018 (Lanjutan)

Policy applicable before 1 January 2018 (Continued)

Cadangan kerugian penurunan nilai individual (IIP) (Lanjutan)

Individual Impairment Provision (IIP) (Continued)

Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laba rugi.

When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed with the amount of reversal recognized in profit or loss.

Jika persyaratan kredit dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.

If the terms of a loan are renegotiated or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower or issuer, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of terms.

Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam cadangan nilai wajar ke laba rugi. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari cadangan nilai wajar dan diakui pada laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laba rugi. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.

Impairment losses on available-for-sale marketable securities are recognized by transferring the cumulative losses that have been recognized directly in the fair value reserve to profit or loss. The cumulative losses that have been removed from the fair value reserve and recognized in profit or loss is the difference between the acquisition cost, net of any principal repayment and amortization, and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in profit or loss. Changes in impairment provisions attributable to time value are reflected as a component of interest income.

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual yang mengalami penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laba rugi.

If, in a subsequent period, the fair value of an impaired available-for-sale financial instrument increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in profit or loss, the impairment loss is reversed, with the amount of reversal is recognized in the profit or loss.

o. Pinjaman yang dijamin o. Secured borrowings

Efek-efek yang dibeli dengan perjanjian dijual kembali (reverse repo) namun Bank tidak menanggung risiko dan manfaat atas kepemilikannya diperlakukan sebagai pinjaman dengan agunan atau pinjaman yang dijamin, dan efek-efek tersebut tidak dicatat di laporan posisi keuangan gabungan.

Securities purchased under agreements to resell (a “reverse repo”) but for which the Bank does not acquire the risks and rewards of ownership are treated as collateralized loans or secured borrowings, and such securities are not recorded in the combined statement of financial position.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang dijamin baik sebelum ataupun sesudah 1 Januari 2018, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Secured borrowings are initially measured at fair value through profit or loss both for before or after 1 January 2018.

Page 341: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

33

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

o. Pinjaman yang dijamin (Lanjutan) o. Secured borrowings (Continued) Setelah pengakuan awal, pinjaman yang dijamin yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba rugi dinyatakan pada nilai wajar. Pinjaman yang dijamin yang diklasifikasikan pada pinjaman yang diberikan dan piutang dinyatakan sebesar harga jual kembali efek yang disepakati dikurangi pendapatan bunga yang belum diakui. Pendapatan bunga yang belum diakui merupakan selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati dan diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu sejak tanggal perolehan hingga tanggal dijual kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

After initial recognition, secured borrowing classified as fair value through profit and loss is measured at fair value. Secured borrowings categorized as loans and receivables are stated as the agreed resale price less unearned interest income. Unearned interest income which represents a diffences between the purchase price and the resale price is recognized as income over the period commencing from the acquisition date to the resale date using the effective interest method.

Efek-efek dari pinjaman yang dijamin, yang dijual ke pihak ketiga dicatat sebagai liabilitas untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijamin sebesar nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar efek-efek diakui atau dibebankan dalam laba rugi.

Securities under secured borrowings which are sold to a third party are recorded as an obligation to return the securities received under the secured borrowings at fair value. Changes in the fair value are recognized or charged to profit or loss.

p. . Simpanan oleh nasabah bukan bank dan bank-

bank lain p. Deposits by non-bank customers and other

banks

Setelah pengakuan awal, simpanan oleh nasabah bukan bank dan bank-bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Subsequent to initial recognition, deposits by non-bank customers and other banks are measured at amortized cost using effective interest method.

q. Pajak penghasilan q. Income tax

Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Beban pajak penghasilan diakui pada laba rugi kecuali untuk komponen yang diakui secara langsung di penghasilan komprehensif lain.

Income tax expense comprises current and deferred taxes. Income tax expense is recognized in profit or loss except to the extent that it relates to items recognized directly in other comprehensive income.

Pajak kini merupakan utang pajak atau pengembalian pajak yang diharapkan atas laba atau rugi kena pajak untuk tahun yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan, dan termasuk penyesuaian yang dibuat untuk penyisihan pajak tahun sebelumnya, baik untuk merekonsiliasi pajak penghasilan dengan pajak yang dilaporkan di surat pemberitahuan tahunan, atau untuk memperhitungkan perbedaan yang timbul dari pemeriksaan pajak.

Current tax is the expected tax payable or refundable on the taxable income or loss for the year, using tax rates substantively enacted at the reporting date, and includes true-up adjustments made to the previous years’ tax provision either to reconcile them with the income tax reported in annual tax returns, or to account for differences arising from tax assessments.

Page 342: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

34

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

q. Pajak penghasilan (Lanjutan) q. Income tax (Continued)

Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan, dan nilai yang digunakan untuk tujuan perpajakan. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan untuk diterapkan atas perbedaan temporer pada saat pembalikan, berdasarkan peraturan yang telah berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak masa depan, seperti kompensasi rugi fiskal, apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.

Deferred tax is recognized in respect of temporary differences between the carrying amounts of assets and liabilities for financial reporting purposes, and the amounts used for taxation purposes. Deferred tax is measured at the tax rates that are expected to be applied to temporary differences when they reverse based on the laws that have been enacted or substantively enacted at the reporting date. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realization of such benefits is probable.

Aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada setiap tanggal pelaporan dan dikurangkan dengan manfaat pajak sejumlah nilai yang besar kemungkinan tidak dapat terealisasi; pengurangan tersebut akan dibalik ketika kemungkinan atas laba kena pajak di masa depan meningkat.

Deferred tax assets are reviewed at each reporting date and are reduced to the extent that it is no longer probable that the related tax benefit will be realized; such reductions are reversed when the probability of future taxable profits improves.

Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan atau banding tersebut diterima.

Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received, or if objection and or appeal is filed, when the results of the objection or the appeal has been received.

r. Liabilitas imbalan pasca-kerja r. Obligation for post-employment benefits

Liabilitas imbalan pasca-kerja dihitung sebesar nilai kini dari taksiran jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan tersebut pada masa kini dan masa lalu. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.

The obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unit-credit method.

Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu, diakui segera dalam laba rugi. Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasca-kerja (contohnya keuntungan/kerugian aktuarial) diakui segera sebagai penghasilan komprehensif lain.

When the benefits of a plan are changed, the portion of the benefits that relate to past service by employees is recognized immediately in profit or loss. Remeasurements of the obligation for post-employment benefits (for example actuarial gain/loss) are recognized immediately as other comprehensive income.

s. Penggunaan pertimbangan, estimasi dan

asumsi s. Use of judgments, estimates and

assumptions

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut.

The preparation of financial statements in conformity with Indonesian SAK requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.

Page 343: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

35

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

s. Penggunaan pertimbangan, estimasi dan asumsi (Lanjutan)

s. Use of judgments, estimates and assumptions (Continued)

Estimasi dan asumsi yang digunakan ditinjau secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.

Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.

Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan penggunaan estimasi dan pertimbangan-pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan gabungan dijelaskan di Catatan 4.

Information about significant areas of use of estimates and critical judgments in applying accounting policies that have significant effect on the amount recognized in the combined financial statements are described in Note 4.

t. Perubahan kebijakan akuntansi t. Changes in accounting policies

Standar akuntansi yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018

Accounting standards effective on 1 January 2018

Berikut ini adalah standar akuntansi yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018 dan mempunyai pengaruh terhadap laporan keuangan gabungan Bank:

The following accounting standards became effective on 1 January 2018 and are relevant to the Bank’s combined financial statements:

a. Amandemen PSAK No. 2, “Laporan Arus Kas”,

tentang Prakarsa Pengungkapan; a. Amendments to PSAK No. 2, “Statement of

Cash Flows” regarding Disclosure Initiatives;

b. Amandemen PSAK No. 46, “Pajak Penghasilan”, tentang Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi.

Standar akuntansi tersebut di atas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan gabungan.

Berikut ini adalah standar akuntansi yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2020 tapi Bank memutuskan untuk menerapkan secara dini standar tersebut sejak tanggal 1 Januari 2018:

b. Amendments to PSAK No. 46, “Income Tax” regarding Recognition of Deferred Tax Assets for Unrealized Loss.

The above mentioned accounting standards do not have significant impact to the combined financial statements. The following accounting standards will become effective on 1 January 2020 but the Bank decided to early adopt the standards starting from 1 January 2018:

PSAK 71, “Instrumen Keuangan” PSAK 71, “Financial Instruments” PSAK 71 “Instrumen Keuangan” diterbitkan di bulan Juli 2017 dan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2020 dimana penerapan dini diperkenankan. Bank memilih untuk menerapkan PSAK 71 sejak tanggal 1 Januari 2018 agar dapat sejalan dengan pelaporan Grup.

PSAK 71 was issued in July 2017 and has an effective date of 1 January 2020 with earlier application permitted. The Bank opted to adopt PSAK 71 starting from 1 January 2018 in order to align with its Group reporting.

PSAK 71 menggantikan PSAK 55 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan memperkenalkan pengaturan baru untuk klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran penyisihan penurunan nilai kredit, dan memberikan pendekatan yang lebih sederhana untuk akuntansi lindung nilai.

PSAK 71 replaces PSAK 55 “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and introduces new requirements for the classification and measurement of financial instruments, the recognition and measurement of credit impairment provisions, and provides for a simplified approach to hedge accounting.

Page 344: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

36

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

t. Perubahan kebijakan akuntansi (Lanjutan)

t. Changes in accounting policies (Continued)

PSAK 71, “Instrumen Keuangan” (Lanjutan) PSAK 71, “Financial Instruments” (Continued)

Perubahan pada pengukuran karena penerapan awal PSAK 71 telah diperhitungkan melalui penyesuaian pada saldo awal laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat pada tanggal 1 Januari 2018.

The changes in measurement arising on initial application of PSAK 71 have been accounted for through an adjustment to the opening balance of unremitted profit to Head Office as of 1 January 2018.

Dampak atas implementasi PSAK 71 telah diungkapkan dalam Catatan 30.

The effect of the implementation of PSAK 71 has been disclosed in Note 30.

PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan

PSAK 72 Revenue from Contract with Customer

PSAK 72 “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan” diterbitkan di bulan Juli 2017 dan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2020 dimana penerapan dini diperkenankan. Standar ini mengadopsi IFRS 15 “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan” yang diterbitkan di September 2016 dan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2018. Bank memutuskan untuk menerapkan secara dini standar tersebut sejak tanggal 1 Januari 2018 agar dapat sejalan dengan pelaporan Grup.

PSAK 72 “Revenue from Contract with Customer” was issued in July 2017 and has an effective date of 1 January 2020 with earlier application permitted. The standard adopts IFRS 15 “Revenue from Contract with Customer” which was issued in September 2016 and has an effective date of 1 January 2018. The Bank decided to early apply PSAK 72 starting from 1 January 2018 in order to align with its Group reporting.

PSAK 72 menggantikan PSAK 23 “Pendapatan” yang memberikan pendekatan yang lebih prinsipal atas pengakuan pendapatan, dimana pendapatan diakui pada saat jasa yang dijanjikan dialihkan kepada pelanggan. Standar ini berlaku untuk pendapatan provisi dan komisi namun tidak untuk instrumen keuangan atau kontrak perjanjian sewa. Bank telah melakukan evaluasi atas standar ini dan menyimpulkan bahwa pengakuan pendapatan provisi dan komisi saat ini telah konsisten dengan standar yang baru dan tidak terdapat dampak transisi terhadap laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat. Penerapan PSAK 72 tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan gabungan.

PSAK 72 replaces PSAK 23 “Revenue” which provides a more detailed principles-based approach for income recognition, with revenue being recognized as or when promised services are transferred to customers. The standard applies to fees and commission income but not to financial instruments or lease contracts. The Bank performed assessment of the new standard and concluded that the current recognition of fee and commission income is consistent with the new standard and there is no transitional impact to unremitted profit to Head Office.

The adoption of PSAK 72 had an insignificant effect on the combined financial statements.

Standar akuntansi yang telah terbit tetapi belum efektif

Accounting standards issued but not yet effective

Terdapat beberapa standar akuntansi yang telah terbit tetapi belum efektif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, dan belum diterapkan di dalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini.

A number of accounting standards have been issued but not yet effective for the year ended 31 December 2018, and have not been applied in preparing these combined financial statements.

Berikut ini adalah standar akuntansi dan interpretasi standar akuntansi yang akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2019 dan 1 Januari 2020, dan relevan terhadap Bank:

Set out below are the accounting standards and interpretation of accounting standard that will become effective on 1 January 2019 and 1 January 2020, and are relevant to the Bank:

Page 345: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

37

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

t. Perubahan kebijakan akuntansi (Lanjutan) t. Changes in accounting policies (Continued)

Standar akuntansi yang telah terbit tetapi belum efektif (Lanjutan)

Accounting standards issued but not yet effective (Continued)

PSAK No. 60 (Penyesuaian 2016), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

PSAK No. 60 (2016 Improvement), “Financial Instruments: Disclosures”

Atas PSAK 60 (Penyesuaian 2016), tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap jumlah yang dilaporkan pada tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya.

On PSAK 60 (Improvement 2016), there is no significant effect on the amounts reported for current year or prior years.

PSAK No. 73 Sewa PSAK No. 73 Leases

PSAK 73 memperkenalkan model akuntansi lessee tunggal dan mensyaratkan lessee untuk mengakui aset dan liabilitas untuk semua sewa dengan jangka waktu lebih dari 12 bulan, kecuali aset dengan nilai rendah. Lessee diharuskan untuk mengakui hak pakai atas aset yang mewakili haknya untuk menggunakan aset sewaan dan liabilitas sewa guna usaha yang mewakili kewajibannya untuk melakukan pembayaran sewa. PSAK 73 secara substansial masih menggunakan persyaratan akuntansi atas lessor sesuai PSAK 30 Sewa. Oleh karena itu, lessor masih akan menggunakan klasifikasi sewa dalam sewa operasi atau pembiayaan, dan perlakuan atas kedua tipe sewa tersebut. Bank memutuskan untuk menerapkan secara dini PSAK 73 sejak tanggal 1 Januari 2019 agar dapat sejalan dengan pelaporan Grup. Dampak penerapan PSAK 73 terutama adalah Bank sebagai lessee atas kontrak sewa properti. Bank telah memilih simplified approach dalam melakukan transisi dan tidak melakukan penyajian kembali untuk informasi komparasi. Pada tanggal 1 Januari 2019, Bank akan mengakui liabilitas sewa, sebagai pembayaran sewa yang tersisa termasuk atas opsi perpanjangan dimana proses pembaharuan dapat dipastikan, didiskontokan menggunakan tingkat pinjaman tambahan pada saat penerapan awal. Aset hak guna yang diakui adalah jumlah liabilitas sewa yang disesuaikan dengan pembayaran sewa dibayar dimuka atau yang masih harus dibayar. Sebagai hasil dari pengakuan liabilitas sewa dan aset hak pakai pada tanggal 1 Januari 2019 dimana terdapat peningkatan aset dan liabilitas berkisar 0,2% untuk posisi pada tanggal 1 Januari 2019.

PSAK 73 introduces a single lessee accounting model and requires a lessee to recognise assets and liabilities for all leases with a term of more than 12 months, unless the underlying asset is of low value. A lessee is required to recognise a right-of-use asset representing its right to use the underlying leased asset and a lease liability representing its obligation to make lease payments. PSAK 73 substantially carries forward the lessor accounting requirements in PSAK 30 Leases. Accordingly, a lessor continues to classify its leases as operating leases or finance leases, and to account for those two types of leases differently. The Bank decided to early apply PSAK 73 starting from 1 January 2019 in order to align with its Group reporting.

The impact of PSAK 73 at the Bank is primarily where the Bank is a lessee in property lease contracts. The Bank has elected the simplified approach of transition and will not restate comparative information. On 1 January 2019 the Bank will recognise a lease liability, being the remaining lease payments including extensions options where renewal is reasonably certain, discounted using the incremental borrowing rate at the date of initial application in the economic environment of the lease. The corresponding right-of-use asset recognised will be the amount of the lease liability adjusted by prepaid or accrued lease payments related to those leases. As a result of recognition of the lease liability and right-of-use asset as of 1 January 2019 will be approximately to increase assets and liabilities by 0.2% for position as of 1 January 2019.

Page 346: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

38

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT

a. Pendahuluan dan gambaran umum a. Introduction and overview

Manajemen risiko yang efektif merupakan hal yang fundamental bagi Bank untuk dapat menghasilkan laba secara konsisten dan berkesinambungan dan merupakan hal utama dalam manajemen keuangan dan operasional Bank. Melalui kerangka kerja manajemen risiko, Bank mengelola seluruh risiko usaha, dengan tujuan untuk memaksimalkan risk-adjusted returns namun tetap dalam batasan risk appetite Bank.

Effective risk management is fundamental for the Bank to be able to generate profits consistently and sustainably and thus it is a central part of the financial and operational management of the Bank. Through the risk management framework, the Bank manages enterprise-wide risks, with the objective of maximising risk-adjusted returns while remaining within the Bank’s risk appetite.

Risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi oleh Bank termasuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional.

The key risks arising from financial instruments to which the Bank is exposed include credit risk, market risk, liquidity risk, and operational risk.

b. Risiko kredit b. Credit risk

Risiko kredit adalah kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada Bank sesuai dengan kesepakatan. Eksposur kredit dapat timbul baik pada banking book maupun trading book. Risiko kredit dikelola melalui suatu kerangka kerja yang menetapkan kebijakan dan prosedur yang mencakup pengukuran dan pengelolaan risiko kredit. Terdapat pemisahan tugas yang jelas antara pihak yang melakukan transaksi dalam bisnis dan pihak yang menyetujui dalam masing-masing unit Risiko. Seluruh pagu kredit disetujui berdasarkan kerangka wewenang persetujuan kredit yang ditetapkan.

Credit risk is the potential for loss arising from the failure of a counterparty to meet its obligations to pay the Bank in accordance with agreed terms. Credit exposures may arise from both the banking and trading books. Credit risk is managed through a framework that sets out policies and procedures covering the measurement and management of credit risk. There is a clear segregation of duties between the transaction originators and the approvers in the Risk function. All credit exposure limits are approved within a defined credit approval authority framework.

i. Pengelolaan risiko kredit i. Credit risk management

Pengukuran risiko memainkan peranan penting, seiring dengan penilaian dan pengalaman dalam menyediakan informasi yang digunakan dalam keputusan pengambilan risiko dan pengelolaan portofolio. Mayoritas eksposur Bank tercakup dalam metode yang mengadopsi pendekatan Advanced IRB (Internal Ratings Based). Scorecard yang digunakan dalam credit scoring portofolio Advanced IRB menggunakan peringkat risiko (CG) dengan kredit standar alfanumerik baik untuk segmen Corporate and Institutional Banking dan Commercial Banking.

Risk measurement plays a central role, along with judgment and experience in providing information used in risk taking and portfolio management decisions. The majority of the Bank’s exposure is covered by Advanced IRB (Internal Ratings Based) compliant models. The scorecards used to support credit scoring for Advanced IRB portfolio translates into alphanumeric credit risk grade (CG) which is used for the Corporate and Institutional Banking and Commercial Banking.

Peringkat risiko kredit ditentukan berdasarkan estimasi internal Bank mengenai kemungkinan wanprestasi dalam periode satu tahun yang terjadi pada nasabah atau portofolio yang dianalisis terhadap faktor kuantitatif dan kualitatif tertentu. Peringkat risiko kredit dimulai dari 1 hingga 14 dan beberapa peringkat disub-klasifikasikan sebagai A, B, atau C. Peringkat risiko kredit yang lebih rendah mengindikasikan kemungkinan yang lebih kecil terjadi wanprestasi. Peringkat kredit 1A hingga 12C dialokasikan untuk nasabah performing sedangkan peringkat kredit 13 dan 14 dialokasikan untuk nasabah wanprestasi (non-performing). Scorecards digunakan secara luas dalam penilaian risiko kredit baik untuk nasabah secara individual maupun tingkat portofolio, penentuan strategi dan optimalisasi keputusan imbal hasil terhadap risiko (risk-return) Bank.

The credit risk grading is determined based on the Bank’s internal estimate of probability of default over a one-year horizon, with customers or portfolios assessed against a range of quantitative and qualitative factors. The numeric grades run from 1 to 14 and some of the grades are further sub-classified as A, B or C. Lower credit grades are indicative of a lower likelihood of default. Credit grades 1A to 12C are assigned to performing customers or accounts, while credit grades 13 and 14 are assigned to non-performing or defaulted customers. Scorecards are widely used in assessing risks at a customer and portfolio level, setting strategy and optimising the Bank’s risk-return decisions.

Page 347: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

39

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

ii. Mitigasi risiko ii. Risk mitigation

Potensi kerugian kredit dari setiap eksposur, nasabah, maupun portofolio akan dimitigasi dengan berbagai cara, termasuk agunan, jaminan dan asuransi kredit. Upaya mitigasi ini dinilai secara seksama dalam hal kepastian hukum dan keberhasilan pelaksanaannya, korelasi penilaian pasar dan risiko counterparty dari pemberi jaminan. Kebijakan yang berkaitan dengan mitigasi risiko menentukan kelayakan jenis agunan. Jenis agunan yang memenuhi syarat untuk mitigasi risiko mencakup kas; piutang usaha; perumahan; properti komersial dan industri; aset tetap seperti kendaraan bermotor, pabrik dan mesin; surat berharga; komoditas; dan jaminan bank (standby letters of credit).

Potential credit losses from any given account, customer or portfolio are mitigated using a range of tools which include collaterals, guarantees and credit insurance. The reliance that can be placed on these mitigants is carefully assessed in light of issues such as legal certainty and enforceability, market valuation correlation and counterparty risk of the guarantor. Risk mitigation policies determine the eligibility of collateral types. Collateral types that are eligible for risk mitigation include cash; receivables; residential, commercial and industrial properties; and fixed assets such as motor vehicles, plants and machineries; marketable securities; commodities; and bank guarantees (standby letters of credit).

Bank secara berkala memonitor eksposur kredit, kinerja portofolio dan kecenderungan eksternal yang dapat mempengaruhi hasil pengelolaan risiko. Laporan pengelolaan risiko internal yang disampaikan kepada Country Risk Committee, mencakup informasi mengenai kecenderungan utama mengenai politik dan ekonomi makro yang mempengaruhi portofolio bisnis Bank; kualitas portofolio dan penurunan nilai kredit; dan matrik portofolio Advanced IRB termasuk migrasi peringkat kredit.

The Bank regularly monitors credit exposures, portfolio performance and external trends that may impact risk management outcomes. Internal risk management reports are presented to the Country Risk Committee, information on key political and macro economic trends across the Bank’s business portfolios; portfolio quality and loan impairment performance; and Advanced IRB portfolio metrics including credit grade migration.

iii. Pengawasan portofolio kredit iii. Credit portfolio monitoring

Eksposur pada Corporate and Institutional Banking dan Commercial Banking dimasukkan ke dalam kategori early alert ketika eksposur tersebut menunjukkan gejala penurunan maupun kelemahan secara finansial, misalnya dalam hal terjadi penurunan posisi nasabah di industri terkait, pelanggaran perjanjian, kegagalan pemenuhan kewajiban, atau terdapat masalah terkait pemilikan atau manajemen perusahaan. Terhadap eksposur dan portofolio tersebut akan dilakukan proses tertentu yang diawasi oleh Credit Issues Committee. Rencana khusus terhadap eksposur tersebut akan ditelaah kembali, langkah-langkah perbaikan akan disepakati dan dimonitor. Tindakan perbaikan termasuk, namun tidak terbatas pada, penurunan eksposur, penambahan jaminan, penghentian perikatan kredit, atau pemindahan pengawasan debitur ke dalam pengendalian khusus oleh Group Special Asset Management (GSAM) yang merupakan unit khusus pemulihan kredit.

Exposures on Corporate and Institutional Banking and Commercial Banking accounts are placed on early alert when they display signs of weaknesses or financial deteriorations, for example, where there is a decline in the customer’s position within the industry, a breach of covenant, non-performance of an obligation, or there are issues relating to ownership or management. Such exposures and portfolios are subject to a dedicated process overseen by the Credit Issues Committee. Account plans are re-evaluated and remedial actions are agreed and monitored. Remedial actions include, but not limited to, exposure reduction, security enhancement, exiting the relationship or transfer the management of the account into the control of Group Special Asset Management (GSAM) which is the recovery specialist unit.

Page 348: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

40

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

iii. Pengawasan portofolio kredit (Lanjutan) iii. Credit portfolio monitoring (Continued)

Untuk Retail Banking, tren delinquency portofolio dipantau secara detil dan berkesinambungan. Perilaku nasabah individu diawasi dan menjadi hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Terhadap eksposur yang mengalami tunggakan pembayaran dilakukan proses penagihan yang dikelola secara independen oleh unit Risiko. Eksposur yang telah dihapusbukukan dikelola oleh unit khusus pemulihan kredit.

In Retail Banking, portfolio delinquency trends are monitored continuously at a detailed level. Individual customer’s account behaviour is also tracked and considered for lending decisions. Accounts that are past due are subject to a collection process, managed independently by the Risk unit. Charged-off accounts are managed by specialist recovery teams.

iv. Asumsi-asumsi dan pertimbangan utama

dalam menentukan kerugian kredit ekspektasian iv. Key assumptions and judgements in

determining expected credit losses Untuk menentukan dampak dari perubahan lingkungan ekonomi di masa yang akan datang, perhitungan PD, LGD dan kerugian kredit ekspektasian memperhitungkan informasi forward looking: asumsi-asumsi jalur variabel ekonomi dan harga-harga aset yang kemungkinan memiliki dampak atas kemampuan membayar debitur.

To capture the effect of changes to the economic environment in the future, computation of PD, LGD and so expected credit losses incorporates forward looking information: assumptions on the path of economic variables and asset prices that are likely to have an effect on the repayment ability of the debtor.

Titik awal atas proyeksi variabel ekonomi didasarkan atas pandangan manajemen. Perkiraan dasar adalah pandangan manajemen atas hasil yang paling mungkin, sementara untuk mengatasi potensi non-linearitas atas kerugian kredit ekspektasian, Bank melakukan simulasi atas skenario-skenario dari perkiraan dasar untuk menghitung kerugian kredit ekspektasian. Skenario-skenario ini dihasilkan dari simulasi Monte Carlo yang mempertimbangkan tingkat ketidakpastian atas hasil ekonomi, bagaimana hasil-hasil ini memiliki kecenderungan untuk bergerak atau berkorelasi dan bagaimana kisaran hasil yang secara wajar akan didefinisikan.

The starting point for the projections of economic variables is based on management’s view. The base forecast is a management’s view of the most likely outcome, while to address the potential non-linearity in expected credit loss, the Bank simulates a set of scenarios around the base forecast to compute expected credit loss. These scenarios are generated by a Monte Carlo simulation, which considers the degree of uncertainty around economic outcomes, how these outcomes have generally tended to move together or correlation and how the range of reasonably possible outcomes would be defined.

v. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit v. Maximum exposures to credit risk

Jumlah nilai tercatat eksposur risiko kredit terkait untuk instrumen keuangan di dalam laporan posisi keuangan gabungan dan komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya) pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

Credit risk exposures relating to financial instruments on the combined statement of financial position and commitments and contingencies with credit risk at their carrying amounts (without taking into account any collaterals held or other credit supports) as of 31 December 2018 and 2017 were as follows:

Page 349: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

41

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued) v. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit

(Lanjutan) v. Maximum exposures to credit risk (Continued)

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Laporan posisi keuangan: Statement of financial position:

Giro pada Bank Indonesia 2.790.328 3.340.990 Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain 557.605 563.095 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain 257.989 381.604 Due from other branches Penempatan pada Bank Indonesia dan

bank-bank lain 4.547.608 4.854.449 Placements with Bank Indonesia and

other banks Efek-efek 9.783.769 13.070.407 Securities Aset derivatif 3.500.110 1.192.115 Derivative assets Tagihan akseptasi 4.501.390 4.085.553 Acceptance receivables Kredit yang diberikan 31.807.177 26.713.395 Loans Tagihan atas pinjaman yang dijamin 3.090.531 6.609.825 Receivables under secured borrowings Aset lain-lain 549.682 524.545 Other assets

Komitmen dan kontinjensi dengan

risiko kredit: Commitments and contingencies with

credit risk: Bank garansi yang diterbitkan 9.974.124 8.783.194 Bank guarantees issued Fasilitas kredit yang belum digunakan-

committed 649.300 1.017.446 Unused loan facilities-committed Fasilitas letters of credit yang tidak

dapat dibatalkan 1.923.857 1.941.878 Irrevocable letters of credit facilities

vi. Analisis konsentrasi risiko kredit vi. Credit risk concentration

Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah nasabah menjalankan kegiatan atau aktivitas usaha yang serupa dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika nasabah memiliki karakteristik sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya secara bersama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya.

Bank mensyaratkan diversifikasi portofolio kredit berdasarkan jenis debitur, jenis kredit, dan sektor industri sebagai upaya untuk meminimalkan risiko kredit. Konsentrasi risiko kredit berdasarkan jenis debitur:

Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.

The Bank requires diversification of its credit portfolio among a variety of type of debtors, type of loans and industries in order to minimize the credit risk. Credit risk concentration by type of debtors:

Page 350: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

42

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

vi. Analisis konsentrasi risiko kredit (Lanjutan) vi. Credit risk concentration (Continued)

31 Desember/December 2018

Korporasi/ Corporates

Pemerintah dan Bank Indonesia/

Government and Bank Indonesia

Bank/ Banks

Ritel/ Retail

Jumlah/ Total

Giro pada Bank Indonesia - 2.790.328 - - 2.790.328 Current accounts with Bank

Indonesia

Giro pada bank-bank lain - - 557.605 - 557.605 Current accounts with other

banks Tagihan dari cabang-

cabang lain - - 257.989 - 257.989 Due from other branches Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain - 3.228.608 1.319.000 - 4.547.608

Placements with Bank Indonesia and other banks

Efek-efek - 9.783.769 - - 9.783.769 Securities Aset derivatif 899.693 10.785 2.589.632 - 3.500.110 Derivative assets Tagihan akseptasi 4.501.390 - - - 4.501.390 Acceptance receivables Kredit yang diberikan 24.794.820 - 4.137.121 2.875.236 31.807.177 Loans Tagihan atas pinjaman

yang dijamin - - 3.090.531 - 3.090.531 Receivables under secured

borrowings Aset lain-lain 549.682 - - - 549.682 Other assets

Komitmen dan kontinjensi 9.031.747 - 3.515.534 - 12.547.281 Commitments and

contingencies Jumlah 39.777.332 15.813.490 15.467.412 2.875.236 73.933.470 Total

Persentase 54% 21% 21% 4% 100% Percentage

31 Desember/December 2017

Korporasi/ Corporates

Pemerintah dan Bank Indonesia/

Government and Bank Indonesia

Bank/ Banks

Ritel/ Retail

Jumlah/ Total

Giro pada Bank Indonesia - 3.340.990 - - 3.340.990

Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank-bank lain - - 563.095 - 563.095 Current accounts with other

banks Tagihan dari cabang-

cabang lain - - 381.604 - 381.604 Due from other branches Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain - 2.319.324 2.535.125 - 4.854.449

Placements with Bank Indonesia and other banks

Efek-efek - 13.070.407 - - 13.070.407 Securities Aset derivatif 406.486 - 785.629 - 1.192.115 Derivative assets Tagihan akseptasi 4.085.553 - - - 4.085.553 Acceptance receivables Kredit yang diberikan 19.269.997 - 3.188.655 4.254.743 26.713.395 Loans Tagihan atas pinjaman

yang dijamin - 429.153 6.180.672 - 6.609.825 Receivables under secured

borrowings Aset lain-lain 524.545 - - - 524.545 Other assets

Komitmen dan kontinjensi 10.024.220 - 1.718.298 - 11.742.518 Commitments and

contingencies Jumlah 34.310.801 19.159.874 15.353.078 4.254.743 73.078.496 Total

Persentase 47% 26% 21% 6% 100% Percentage

Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit dan sektor ekonomi diungkapkan pada Catatan 10.

The concentration of loans by type of loans and economic sectors are disclosed in Note 10.

Page 351: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

43

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

vii. Analisis risiko kredit vii. Credit risk analysis

Tabel berikut ini menyajikan aset keuangan (tidak termasuk tagihan dari cabang-cabang lain) berdasarkan staging dan peringkat kredit:

The following table presents the financial assets (not include due from other branches), based on stage and credit grading:

31 Desember/December 2018

Giro pada Bank

Indonesia dan bank-bank

lain/ Current accounts with

Bank Indonesia and other banks

Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain/

Placements with Bank

Indonesia and other banks

Efek-efek/ Securities

Tagihan akseptasi/

Acceptance receivables

Kredit yang diberikan/

Loans

Tagihan atas pinjaman yang

dijamin/ Receivable

under secured borrowings

Aset keuangan lainnya/Other

financial assets*

Jumlah/ Total

Aset keuangan dengan

biaya perolehan diamortisasi

Financial assets at amortized cost

Stage 1 Stage 1 Peringkat kredit 1-6 3.355.309) 4.547.608 1.261.245) 2.249.887) 15.648.631) - 549.682 27.612.362) Credit grading 1-6 Peringkat kredit 7-9 - - - 655.081) 7.488.639) - - 8.143.720) Credit grading 7-9 Peringkat kredit 10-12 - - - 1.599.534) 3.380.900) - - 4.980.434) Credit grading 10-12

3.355.309) 4.547.608 1.261.245) 4.504.502) 26.518.170) - 549.682 40.736.516 Stage 2 Stage 2

Peringkat kredit 1-6 -) - -) -) 283.605) - - 283.605) Credit grading 1-6 Peringkat kredit 7-9 - - - - 881.207) - - 881.207) Credit grading 7-9 Peringkat kredit 10-12 -) - -) -) 1.436.638) - - 1.436.638) Credit grading 10-12

-) - -) -) 2.601.450) - - 2.601.450)

Stage 3 -) - -) 1.617) 691.858) - - 693.475) Stage 3

3.355.309) 4.547.608 1.261.245) 4.506.119) 29.811.478) - 549.682 44.031.441)

Aset keuangan - nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain

Financial assets - fair value through other

comprehensive income

Stage 1 -) - 6.564.208) -) -) - - 6.564.208) Stage 1

Aset keuangan - nilai wajar melalui laba rugi

Financial assets - fair value through profit

or loss Stage 1 -) - 1.958.833) -) 2.889.363) 3.090.531 3.500.110 11.438.837) Stage 1

Jumlah aset keuangan 3.355.309) 4.547.608 9.784.286) 4.506.119) 32.700.841) 3.090.531 4.049.792 62.034.486) Total financial assets Cadangan kerugian

penurunan nilai Allowance for

impairment losses Stage 1 (7.376) - (517) (3.297) (154.909) - - (166.099) Stage 1 Stage 2 -) - -) -) (131.361) - - (131.361) Stage 2 Stage 3 -) - -) (1.432) (607.394) - - (608.826) Stage 3

Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai (7.376) - (517) (4.729) (893.664) - - (906.286)

Total allowance for impairment losses

Jumlah – bersih 3.347.933) 4.547.608 9.783.769) 4.501.390) 31.807.177) 3.090.531 4.049.792 61.128.200) Total - net

*Aset keuangan lainnya terdiri dari aset derivatif dan aset lain-lain. Other financial assets consist of derivative assets and other assets*

Dalam menentukan kualitas kredit berdasarkan segmen klien, untuk portofolio Corporate and Institutional Banking dan Commercial Banking, eksposur dianalisis berdasarkan peringkat risiko kredit yang memainkan peranan utama dalam penilaian kualitas dan risiko pengawasan. Semua kredit diberikan peringkat risiko kredit yang ditelaah ulang secara periodik dan diubah berdasarkan perubahan keadaan atau perilaku debitur. Peringkat risiko kredit (CG) 1 sampai dengan 12 diklasifikasikan ke akun stage 1 dan 2 sementara CG 13-14 diklasifikasikan ke stage 3.

In determining credit quality by client segment, for corporate and institutional banking and commercial banking portfolios, exposures are analysed by credit grade, which plays a central role in the quality assessment and monitoring of risk. All loans are assigned a credit grade which is reviewed periodically and amended in light of changes in the borrower’s circumstances or behavior. Credit grade (CG) 1 to 12 are assigned to stage 1 and 2 accounts, while CG 13-14 are assigned to stage 3.

Page 352: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

44

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan)

b. Credit risk (Continued)

vii. Analisis risiko kredit (Lanjutan) vii. Credit risk analysis (Continued)

31 Desember/December 2017

Giro pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain/ Current

accounts with Bank Indonesia and other

banks

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain/

Placements with Bank Indonesia and other

banks Efek-efek/ securities

Tagihan akseptasi/

Acceptance receivables

Kredit yang diberikan/

Loans

Tagihan atas

pinjaman yang

dijamin/ Receivable

under secured

borrowings

Aset keuangan lainnya/ Other

financial assets*

Aset keuangan - pinjaman yang

diberikan dan piutang

Financial assets - loans

and receivables

Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai secara individual - - - -) 1.587.450) - -

Individually impaired financial assets

- - - -) 1.587.450) - -

Aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai: )

Past due but not impaired financial assets:

Telah jatuh tempo sampai dengan 30 hari - - - -) 267.964) - 123.271 Past due up to 30 days

Telah jatuh tempo 31-60 hari - - - -) 28.629) - - Past due 31-60 days

Telah jatuh tempo 61-90 hari - - - -) 21.419) - - Past due 61-90 days

Telah jatuh tempo 91-120 hari - - - -) 66.435) - - Past due 91-120 days

Telah jatuh tempo 121-150 hari - - - -) 12.180) - - Past due 121-150 days

- - - -) 396.627) - 123.271

Aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai (termasuk akun yang dinegosiasi ulang):

Neither past due nor impaired financial assets (including accounts with

renegotiated terms):

Peringkat kredit 1-6 3.904.951 4.854.449 - 1.532.294) 13.496.777) 429.153 401.274 Credit grading 1-6

Peringkat kredit 7-9 - - - 2.091.335) 6.300.690) - - Credit grading 7-9

Peringkat kredit 10-12 - - - 470.589) 6.213.447) - - Credit grading 10-12

3.904.951 4.854.449 - 4.094.218) 26.010.914) 429.153 401.274

Aset keuangan - tersedia untuk dijual

Financial assets - available for sale

Aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai:

Neither past due nor impaired financial assets:

Peringkat kredit 1-6 - - 10.305.833 -) -) - - Credit grading 1-6

- - 10.305.833 -) -) - -

Aset keuangan - diukur pada nilai

wajar melalui laba rugi

Financial assets - fair value through profit or loss

Aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai:

Neither past due nor impaired financial assets:

Peringkat kredit 1-6 - - 1.819.902 -) -) 6.180.672 1.192.115 Credit grading 1-6

- - 1.819.902 -) -) 6.180.672 1.192.115

Aset keuangan - dimiliki hingga jatuh tempo

Financial assets - held- to-maturity

Aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai:

Neither past due nor impaired financial assets:

Peringkat kredit 1-6 - - 944.672 -) -) - - Credit grading 1-6

- - 944.672 -) -) - -

)

Jumlah 3.904.951 4.854.449 13.070.407 4.094.218) 27.994.991) 6.609.825 1.716.660 Total

Cadangan kerugian penurunan nilai:

Allowance for impairment losses:..

Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai (secara individual) - - - -) (1.000.739) - -

Impaired financial assets (individually)

Aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai termasuk akun yang dinegosiasi ulang (secara kolektif) (866) - - (8.665) (280.857) - -

Past due but not impaired financial assets

and neither past due nor impaired

financial assets including accounts

with renegotiated terms (collectively)

(866) - - (8.665) (1.281.596) - -

Jumlah nilai tercatat 3.904.085 4.854.449 13.070.407 4.085.553) 26.713.395) 6.609.825 1.716.660 Total carrying amount

*Aset keuangan lainnya terdiri dari aset derivatif dan aset lain-lain. Other financial assets consist of derivative assets and other assets*

Page 353: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

45

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)

3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

vii. Analisis risiko kredit (Lanjutan) vii. Credit risk analysis (Continued)

Tabel berikut adalah instrumen aset keuangan (tidak termasuk tagihan dari cabang-cabang lain) berdasarkan stage dengan jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk setiap instrumen dengan klasifikasi biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain pada tanggal 31 Desember 2018.

This table shows financial assets instruments (not include due from other branches) by stage with the allowance for impairment losses against each financial instruments under classification of amortized cost and fair value through other comprehensive income as of 31 December 2018.

31 Desember/December 2018

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah/Total

Nilai tercatat/ Carrying amount

Cadangan kerugian

penurunan nilai/

Allowance for

impairment losses

Nilai tercatat -

bersih/Net carrying amount

Nilai tercatat/ Carrying amount

Cadangan kerugian

penurunan nilai/

Allowance for

impairment losses

Nilai tercatat - bersih/

Net carrying amount

Nilai tercatat/ Carrying amount

Cadangan kerugian

penurunan nilai/

Allowance for

impairment losses

Nilai tercatat - bersih/

Net carrying amount

Nilai tercatat/ Carrying amount

Cadangan kerugian

penurunan nilai/

Allowance for

impairment losses

Nilai tercatat - bersih/Net

carrying amount

Giro pada Bank

Indonesia 2.790.328 -) 2.790.328 - -) - - -) - 2.790.328 -) 2.790.328 Current accounts

with Bank Indonesia Giro pada bank-bank

lain 564.981 (7.376) 557.605 - -) - - -) - 564.981 (7.376) 557.605 Current accounts with

other banks Penempatan pada

Bank Indonesia dan bank-bank lain 4.547.608 -) 4.547.608 - -) - - -) - 4.547.608 -) 4.547.608

Placements with Bank Indonesia and

other banks Efek-efek 7.825.453 (517) 7.824.936 - -) - - -) - 7.825.453 (517) 7.824.936 Securities

Tagihan akseptasi 4.504.502 (3.297) 4.501.205 - -) - 1.617 (1.432) 185 4.506.119 (4.729) 4.501.390 Acceptance

receivables Kredit yang diberikan 26.518.170 (154.909) 26.363.261 2.601.450 (131.361) 2.470.089 691.858 (607.394) 84.464 29.811.478 (893.664) 28.917.814 Loans Aset keuangan

lainnya 549.682 -) 549.682 - -) - - -) - 549.682 -) 549.682 Other financial

assets

47.300.724 (166.099) 47.134.625 2.601.450 (131.361) 2.470.089 693.475 (608.826) 84.649 50.595.649 (906.286) 49.689.363

Dalam hal terdapat keraguan terhadap kemampuan nasabah untuk melakukan pembayaran kontraktual pada saat jatuh tempo, persyaratan kredit dapat dinegosiasikan kembali berdasarkan kesepakatan antara Bank dan nasabah.

Where there is doubt on the ability of the borrowers to meet contractual payments when due, the terms of the loans might be renegotiated based on mutual agreement between the Bank and the borrowers.

Penjelasan mengenai peringkat risiko kredit telah dijelaskan pada Catatan 3b.i.

Description of credit risk rating has been explained in Note 3b.i.

viii. Agunan viii. Collateral

Agunan digunakan untuk memitigasi risiko kredit Bank, dimana jenis agunan yang dapat diterima ditentukan oleh kebijakan kredit Bank. Jenis agunan untuk eksposur kredit Retail Banking pada umumnya terdiri dari kas, giro, tabungan, deposito berjangka, properti tempat tinggal dan komersial serta standby letters of credit (SBLC). Sedangkan jenis agunan untuk eksposur kredit Corporate and Institutional Banking dan Commercial Banking umumnya terdiri dari kas, giro, deposito berjangka, SBLC, persediaan, piutang dagang, properti komersial dan industri, serta aset tetap lainnya. Kebijakan kredit Bank mewajibkan penilaian independen untuk agunan berupa aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, dilakukan 6 sampai 36 bulan tergantung portofolio kreditnya.

Collateral is used to mitigate the Bank’s credit risk, whereby the type of acceptable collaterals are determined in the Bank’s credit policy. Type of collaterals which are accepted for Retail Banking credit exposures are generally cash, current accounts, saving accounts, time deposits, residential and commercial properties as well as standby letters of credit (SBLC). While type of collaterals accepted for Corporate and Institutional Banking and Commercial Banking credit exposures are cash, current accounts, time deposits, SBLC, inventories, trade receivables, commercial and industry properties, and other fixed assets. The Bank’s credit policy requires independent valuation on collaterals that are in the form of fixed assets and other non-current assets, to be performed every 6 until 36 months depending on the credit portfolio.

Page 354: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

46

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

viii. Agunan (Lanjutan) viii. Collateral (Continued)

Di samping jenis-jenis agunan di atas, dalam beberapa kondisi tertentu Bank juga mensyaratkan agunan tambahan berupa garansi personal, garansi korporasi, maupun dukungan induk perusahaan meskipun kemungkinan Bank dapat menggunakan garansi atau dukungan ini sebagai salah satu upaya pemulihan kredit relatif kecil.

In addition to the above types of collaterals, in certain conditions the Bank may also require additional collaterals in the form of personal guarantees, corporate guarantees, or parental supports despite the probability of the Bank may utilize these guarantees or supports as loan recovery options being relatively remote.

Dukungan induk perusahaan digunakan sebagai credit enhancement yang dapat mengurangi kemungkinan gagal bayar, tetapi tidak mengubah atau menggantikan kelayakan kredit suatu anak perusahaan. Bank menilai kesediaan dan kemampuan induk perusahaan untuk menyediakan dan memenuhi dukungan induk perusahaan dengan mempertimbangkan materialitas dan signifikansi anak perusahaan terhadap induk perusahaan sebagai kewajiban moral pada saat dukungan tersebut diberikan.

Parental support serves as a credit enhancement that could potentially reduce the probability of default (PD) but it does not change or replace the underlying creditworthiness of a subsidiary. The Bank assesses the willingness and ability of the parent in providing and honoring the parental support in consideration of the materiality and significance of the subsidiary to the parent as the best moral obligation at the time such support is given.

Jenis dan nilai agunan tidak menjadi dasar penilaian kemampuan calon debitur dalam melakukan pembayaran kembali kredit yang diberikan. Akan tetapi pada umumnya jenis dan nilai agunan akan menentukan besarnya Loss Given Default (LGD), Expected Loss (EL), dan IIP dalam hal terjadi gagal bayar. Dalam perhitungan IIP, nilai kini agunan akan diperhitungkan sebagai jumlah yang diperkirakan akan dapat diperoleh kembali dalam periode tertentu.

Typically, the type and value of collateral will not be used as the basis for assessing the debtors’ loan repayment ability. However, generally it will determine the amount of Loss Given Default (LGD), Expected Loss (EL), and IIP in the event of default. In the IIP calculation, the net present value of the collateral will be considered as the amount which can be recovered within certain period.

Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit untuk tujuan perhitungan rasio modal Bank sesuai dengan ketentuan perbankan yang berlaku mengenai perhitungan ATMR dengan metode Standar mengijinkan Bank untuk memperhitungkan mana yang lebih rendah antara nilai wajar atau nilai pengikatan agunan berupa uang tunai, giro, tabungan, deposito, emas, Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga dengan peringkat tertentu yang diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan dan agunan dari reverse repo sebagai mitigasi risiko kredit.

The calculation of Credit Risk Weighted Assets (RWA) for the purpose of the Bank’s capital ratio in accordance with the prevailing banking regulation on the RWA calculation using Standardized method allows the Bank to take into account the fair value or the collateralized amount of the collateral, whichever is lower, in the form of cash, current accounts, saving accounts, time deposits, golds, government bonds (T-bills), Bank Indonesia Certificates, securities with certain credit grade rated by rating companies recognized by Otoritas Jasa Keuangan and collaterals from reverse repo as credit risk mitigants.

Page 355: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

47

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

viii. Agunan (Lanjutan) viii. Collateral (Continued)

Estimasi atas nilai pasar agunan yang dimiliki sebagai jaminan kredit yang diberikan berdasarkan penilaian nilai wajar yang terakhir dilakukan terhadap saldo kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

An estimated market value of collaterals held against loans based on the latest market value assessment against outstanding loan balances as of 31 December 2018 and 2017 was shown below:

31 Desember/December 2018

Dengan agunan penuh/

Fully secured

Dengan agunan

sebagian/ Partially secured

Tanpa agunan/

Unsecured Jumlah/

Total

Saldo kredit yang diberikan

Amount outstanding Korporasi dan bank 2.680.434 8.771.661 17.381.053 28.833.148 Corporate and bank Ritel 972.710 85.235 2.809.748 3.867.693 Retail

Jumlah 3.653.144 8.856.896 20.190.801 32.700.841 Total

Estimasi nilai pasar agunan 3.653.144 6.139.512 - 9.792.656 Collateral estimated market

value))) Persentase agunan

terhadap saldo kredit yang diberikan 100% 69% - 30%

Percentage of collateral against the loan outstanding

31 Desember/December 2017

Dengan agunan penuh/

Fully secured

Dengan agunan

sebagian/ Partially secured

Tanpa agunan/

Unsecured Jumlah/

Total

Saldo kredit yang diberikan

Amount outstanding Korporasi dan bank 2.462.172 7.088.554 13.344.491 22.895.217 Corporate and bank Ritel 1.039.050 67.907 3.992.817 5.099.774 Retail

Jumlah 3.501.222 7.156.461 17.337.308 27.994.991 Total

Estimasi nilai pasar agunan 3.501.222 5.266.144 - 8.767.366 Collateral estimated market

value))) Persentase agunan

terhadap saldo kredit yang diberikan 100% 74% - 31%

Percentage of collateral against the loan outstanding

Dalam menghitung persentase di atas, taksiran nilai agunan yang melebihi nilai bruto kredit akan disesuaikan menjadi sama dengan nilai bruto. Hal ini sesuai dengan pola pemulihan dari agunan ketika suatu kredit menjadi macet.

In calculating the above percentages, any estimated amount of collateral that is higher than the gross amount is adjusted to be equal to the gross amount. This is inline with the pattern of recovery from collateral when a loan became default.

Page 356: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

48

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

viii. Agunan (Lanjutan) viii. Collateral (Continued)

Tagihan atas pinjaman yang dijamin sepenuhnya didukung jaminan pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017. Jaminan atas aset keuangan selain kredit yang diberikan dan tagihan atas pinjaman yang dijamin dievaluasi atas basis customer-by-customer.

Receivables under secured borrowings are fully collateralized as of 31 December 2018 and 2017. Collateralization of financial assets other than loans and receivables under secured borrowings are assessed on a customer-by-customer basis.

c. Risiko pasar c. Market risk

Bank mengidentifikasi risiko pasar sebagai potensi kehilangan pendapatan atau nilai ekonomi dikarenakan perubahan tingkat suku bunga pasar keuangan atau harga pasar yang merugikan. Eksposur Bank untuk risiko pasar terutama timbul dari transaksi yang berasal dari nasabah. Tujuan dari kebijakan dan prosedur risiko pasar adalah untuk memperoleh keseimbangan terbaik antara risiko dan imbal hasil, selain untuk memenuhi kebutuhan nasabah.

The Bank recognizes market risk as the potential loss of earnings or economic value due to adverse changes in financial markets rates or prices. The Bank’s exposure to market risk arises principally from customer-driven transactions. The objective of the Bank’s market risk policies and processes is to obtain the best balance of risk and return whilst meeting customers’ requirements.

Limit risiko pasar merupakan pengendalian utama yang digunakan untuk memastikan bahwa eksposur risiko pasar Bank sejalan dengan selera untuk risiko pasar. Kebijakan tersebut berlaku untuk seluruh bisnis yang memiliki risiko pasar.

Market risk limits are key controls designed to ensure that the Bank’s market risk exposure is aligned with its appetite for market risk. The policy is applicable to all businesses exposed to the market risks.

Limit atau trigger untuk masing-masing lokasi dan portofolio ditentukan oleh unit bisnis sesuai dengan kebijakan yang disepakati. Unit Risiko Pasar menyetujui limit atau trigger sesuai dengan wewenang yang telah didelegasikan dan memonitor eksposur terhadap limit-limit tersebut. Tambahan limit diterapkan untuk instrumen tertentu dan konsentrasi posisi sesuai dengan kebutuhan.

Limits or triggers by location and portfolio are proposed by the businesses within the terms of agreed policy. Market Risk unit approves the limits or triggers as per the delegated authorities and monitors exposures against these limits. Additional limits are placed on specific instruments and position concentrations where appropriate.

Limit/trigger risiko pasar harus ditinjau sedikitnya sekali setiap tahun, dengan mempertimbangkan strategi bisnis dan risk appetite Grup Standard Chartered Bank (SCB). Limit/trigger risiko pasar harus ditinjau lebih sering dalam hal terdapat perubahan signifikan dalam strategi bisnis atau risk appetite Grup SCB.

Market risk limits/triggers must be reviewed at least once a year, taking into consideration the business strategy and Standard Chartered Bank (SCB) Group risk appetite. They must be reviewed more frequently when there is a significant change in business strategy or the SCB Group risk appetite.

Untuk tujuan pengukuran risiko pasar, stress testing merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kerangka kerja manajemen risiko pasar yang mempertimbangkan baik data historis peristiwa pasar dan skenario forward looking. Metodologi stress testing yang konsisten diaplikasikan baik untuk transaksi trading maupun non-trading. Metodologi stress testing mengasumsikan ruang lingkup tindakan manajemen akan terbatas selama periode stress event yang mencerminkan penurunan likuiditas di pasar yang sering terjadi dalam situasi stress. Skenario stress diperbaharui secara berkala.

For the purpose of measuring market risk, stress testing is an integral part of the market risk management framework and considers both historical market events and forward-looking scenarios. A consistent stress testing methodology is applied to trading and non-trading books. The stress testing methodology assumes that scope for management action would be limited during a stress event, reflecting the decrease in market liquidity that often occurs. Stress scenarios are regularly updated.

Page 357: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

49

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

Secara umum, profil risiko pasar Bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2018 tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

In general, the Bank’s market risk profile for the year ended 31 December 2018 has not changed significantly compared to previous year.

Kategori-kategori utama dari risiko pasar adalah: The primary categories of market risk are:

i. Risiko mata uang i. Currency risk

Bank memiliki eksposur risiko mata uang sebagai akibat transaksi dalam mata uang asing. Bank memonitor setiap risiko konsentrasi yang berkaitan dengan masing-masing mata uang sehubungan dengan penjabaran transaksi maupun aset dan liabilitas dalam mata uang asing ke dalam mata uang Rupiah.

The Bank is exposed to currency risk through transaction in foreign currencies. The Bank monitors any concentration risk in relation to any individual currency with regard to the translation of foreign currency transactions and monetary assets and liabilities into Rupiah.

Perhitungan posisi devisa neto (PDN) Bank untuk masing-masing mata uang utama dilakukan setiap hari dan sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Sesuai dengan peraturan tersebut, Bank diwajibkan untuk memelihara PDN keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari modal. PDN dan modal Bank pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 saat penutupan transaksi pada tanggal tersebut dan sebagaimana dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan terlihat pada tabel berikut:

The Bank’s net foreign exchange position (NOP) by major currencies is calculated on a daily basis based on the prevailing banking regulations. As per the regulations, banks are required to maintain its aggregate NOP at a maximum of 20% of its capital. The Bank’s aggregate NOP and capital as of 31 December 2018 and 2017 at the close of the respective dates and as reported to Otoritas Jasa Keuangan are shown in the following table:

31 Desember/December 2018

Posisi devisa neto untuk neraca

(selisih bersih aset dan

liabilitas)/Balance sheet net foreign

exchange position (net differences between assets and liabilities)

Selisih bersih tagihan dan

liabilitas pada rekening

administratif/Net differences

between receivables and liabilities in off- balance sheet transactions

Posisi devisa neto secara

agregat (nilai absolut)/

Aggregate net foreign exchange

position (absolute amount)

Dolar Amerika Serikat 21.174)) (940.578) 919.404) United States Dollar Yen Jepang 1.138)) 2) 1.140) Japanese Yen Dolar Singapura (2.224) 2) 2.222) Singapore Dollar Poundsterling Inggris (369) -) 369) British Poundsterling Dolar Australia 565)) -) 565) Australian Dollar Dolar Kanada (76)) -) 76) Canadian Dollar Euro 991)) -) 991) Euro Dolar Hong Kong 694)) -) 694) Hong Kong Dollar Franc Swiss (2.129) -) 2.129) Swiss Franc Dolar Selandia Baru 177)) -) 177) New Zealand Dollar Baht Thailand 111)) -) 111) Thailand Baht Lain-lain 997)) (133) 864) Others Jumlah 928.742) Total Jumlah modal 9.402.350) Total capital Persentase posisi

devisa neto terhadap modal 9,88%)

Percentage of net foreign exchange

position to capital

Page 358: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

50

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

i. Risiko mata uang (Lanjutan) i. Currency risk (Continued) 31 Desember/December 2017

Posisi devisa neto untuk neraca

(selisih bersih aset dan

liabilitas)/Balance sheet net foreign

exchange position (net differences between assets and liabilities)

Selisih bersih tagihan dan

liabilitas pada rekening

administratif/Net differences

between receivables and liabilities in off- balance sheet transactions

Posisi devisa neto secara

agregat (nilai absolut)/

Aggregate net foreign exchange

position (absolute amount)

Dolar Amerika Serikat 244.547) (997.420) 752.873 United States Dollar Yen Jepang 3.783) (3.475) 308 Japanese Yen Dolar Singapura (1.745) (277) 2.022 Singapore Dollar Poundsterling Inggris (420) 517) 97 British Poundsterling Dolar Australia 2.673) (2.125) 548 Australian Dollar Dolar Kanada 80) -) 80 Canadian Dollar Euro (30.937) 18.157) 12.780 Euro Dolar Hong Kong 169) 18) 187 Hong Kong Dollar Franc Swiss 767) (1.206) 439 Swiss Franc Dolar Selandia Baru 682) (1) 681 New Zealand Dollar Baht Thailand 4) (276) 272 Thailand Baht Lain-lain 5.629) (3.482) 2.147 Others Jumlah ) 772.434 Total Jumlah modal 7.890.289 Total capital Persentase posisi

devisa neto terhadap modal 9,79%

Percentage of net foreign exchange

position to capital

ii. Risiko suku bunga ii. Interest rate risk

Kegiatan operasional Bank terekspos oleh risiko suku bunga, yaitu risiko fluktuasi suku bunga dalam hal aset yang berbunga dan liabilitas yang berbunga jatuh tempo atau dilakukan peninjauan kembali suku bunga (reprice) pada waktu yang berbeda atau dalam jumlah yang berbeda. Aktivitas manajemen risiko bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga bersih, dalam hal tingkat bunga pasar konsisten dengan strategi bisnis Bank.

The Bank’s operation is exposed to interest rate risk, which is the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest earning assets and interest bearing liabilities mature or reprice at different times or amounts. Risk management activities aim to optimize net interest income, given market interest rate levels consistent with the Bank’s business strategies.

Pengelolaan risiko aset dan liabilitas dilakukan berdasarkan tingkat sensitivitas Bank terhadap perubahan suku bunga. Dari perspektif pendapatan bunga secara umum, Bank memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dalam portofolio liabilitas karena aset berbunga memiliki durasi yang lebih panjang dan peninjauan kembali suku bunga (repricing) kurang sering dibandingkan dengan liabilitas berbunga. Artinya, dengan kondisi suku bunga yang cenderung meningkat, marjin yang dihasilkan akan mengecil akibat adanya repricing dalam liabilitas. Meskipun demikian, pengaruhnya secara aktual bergantung pada banyak faktor, termasuk apakah terjadi pembayaran kembali yang lebih cepat atau lebih lama dari tanggal kontraktualnya dan variasi dari sensitivitas suku bunga selama periode repricing dan di antara berbagai mata uang.

Assets and liabilities risk management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. From earnings perspective in general, the Bank has larger interest rate sensitivity in liabilities rather than assets because its interest-earning assets have longer duration and reprice less frequently than interest bearing liabilities. This means that in rising interest rate environments, margin earned will narrow as liabilities reprice. However, the actual effect will depend on a number of factors, including the extent to which repayments are made earlier or later than the contractual dates and variations in interest rate sensitivity within repricing periods and among currencies.

Page 359: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

51

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

ii. Risiko suku bunga (Lanjutan) ii. Interest rate risk (Continued)

Analisis sensitivitas atas risiko suku bunga

Portofolio hold to collect

Pengelolaan risiko suku bunga terhadap interest rate gap dilengkapi dengan sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Bank dengan berbagai skenario standar dan non-standar. Skenario standar yang diperhitungkan secara bulanan meliputi kenaikan dan penurunan secara paralel kurva imbal hasil sebesar 100 basis point (bps). Analisis sensitivitas Bank terhadap pendapatan bunga bersih yang dihasilkan dari aset/liabilitas bersih pada tanggal posisi keuangan, sebagai akibat kenaikan atau penurunan suku bunga pasar dengan asumsi tidak terjadi pergerakan asimetris pada kurva imbal hasil dan posisi keuangan (aset/liabilitas bersih) konstan, adalah sebagai berikut:

Sensitivity analysis on interest rate risk

Hold to collect portfolios

The management of interest rate risk gap is supplemented by the sensitivity of the Bank’s financial assets and liabilities to various standard and non-standard scenarios. Standard scenarios that are considered on a monthly basis include a 100 basis point (bps) parallel fall or rise in all yield curves. An analysis of the Bank’s sensitivity in net interest income earned from net assets/liabilities as of financial position date, as a result of increase or decrease in market interest rates, assuming no asymmetrical movement in yield curves and a constant financial position (net assets/liabilities), was as follows:

(Penurunan) kenaikan di pendapatan bunga bersih/

(Decrease) increase in net interest income

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Kenaikan paralel 100bps (168.898) (228.828) 100bps parallel increase

Penurunan paralel 100bps 168.898) 228.828) 100bps parallel decrease

Portofolio hold to collect and sell

Tabel di bawah menjelaskan sensitivitas yang dilaporkan pada cadangan nilai wajar Bank terhadap pergerakan pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017:

Hold to collect and sell portfolios

The table below describes the sensitivity of the Bank’s reported fair value reserves to these movements as of 31 December 2018 and 2017:

(Penurunan) kenaikan di cadangan nilai wajar/

(Decrease) increase in fair value reserves

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Kenaikan paralel 100bps (701.995) (858.602) 100bps parallel increase

Penurunan paralel 100bps 935.879) 1.152.703) 100bps parallel decrease

Portofolio diperdagangkan

Untuk portofolio diperdagangkan, Bank menggunakan faktor sensitivitas PV01 untuk mengelola risiko suku bunga, yaitu perubahan nilai portofolio akibat perubahan 1 basis point (bp) kurva imbal hasil di pasar.

Trading portfolios

For trading portfolios, the Bank uses sensitivity factor of PV01 to manage interest rate risk, which is the change in portfolios due to 1 basis point (bp) change of market interest rate curve.

Dengan asumsi kurva imbal hasil bergerak sebesar 100 bps secara merata di semua tenor, nilai wajar portofolio diperdagangkan akan mengalami perubahan sebesar berikut:

Assuming yield curve moves parallel by 100 bps across the tenor, fair value of trading portfolio will change by:

(Penurunan) kenaikan pada nilai wajar/

(Decrease) increase in fair value

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Kenaikan paralel 100bps (126.170) (112.331) 100bps parallel increase

Penurunan paralel 100bps 126.170) 112.331) 100bps parallel decrease

Page 360: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

52

ii. Risiko suku bunga (Lanjutan) ii. Interest rate risk (Continued)

d. Risiko likuiditas d. Liquidity risk

Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Bank tidak memiliki sumber daya keuangan yang memadai untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo, atau dimana sumber daya keuangan tersebut hanya dapat digunakan dengan biaya yang sangat mahal. Kebijakan Bank adalah untuk setiap saat menjaga posisi likuiditas yang memadai untuk semua mata uang, sehingga dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.

Liquidity risk is the risk that the Bank either does not have sufficient financial resources available to meet its obligations as they fall due, or can only access these financial resources at excessive cost. The Bank’s policy is to maintain adequate liquidity at all times for all currencies, and hence to be in a position to meet obligations as they fall due.

Bank mengelola risiko likuiditas dalam jangka pendek dan jangka menengah. Dalam jangka pendek, fokus Bank adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan arus kas dapat dipenuhi melalui aset yang jatuh tempo, simpanan nasabah dan pendanaan wholesale apabila dibutuhkan. Dalam jangka menengah, fokus Bank adalah untuk memastikan laporan posisi keuangan tetap sehat secara struktural dan sesuai dengan strategi Bank. Asset Liability Committee (ALCO) bertanggung jawab untuk memastikan kebijakan manajemen likuiditas dipatuhi dan tetap dalam batas likuiditas yang telah ditentukan.

The Bank manages liquidity risk both on a short-term and medium-term basis. In the short-term, the Bank’s focus is on ensuring that the cash flow demands can be met through asset maturities, customer deposits and wholesale funding where required. In the medium-term, the Bank’s focus is on ensuring the statement of financial position remains structurally sound and aligned to the Bank’s strategy. The Asset Liability Committee (ALCO) is responsible for ensuring that liquidity management policies are complied with and liquidity is within the pre-defined liquidity limits.

Peristiwa pasar yang tidak biasa dapat berdampak buruk bagi Bank, sehingga mempengaruhi kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Ketidakpastian utama untuk risiko likuiditas adalah ketika nasabah menarik simpanan lebih cepat dari yang diperkirakan, atau ketika pembayaran aset tidak diterima pada tanggal jatuh tempo. Untuk mengurangi ketidakpastian ini, basis nasabah untuk simpanan didiversifikasikan berdasarkan jenis simpanan dan tanggal jatuh tempo. Selain itu Bank memiliki rencana pendanaan kontinjensi termasuk portofolio aset likuid yang dapat direalisasikan ketika terjadi tekanan likuiditas (liquidity stress), serta akses terhadap dana wholesale dalam kondisi pasar normal.

Exceptional market events can impact the Bank adversely, thereby affecting its ability to fulfill its obligations as they fall due. The principal uncertainties for liquidity risk are that customers withdraw their deposits at a substantially faster rate than expected, or that asset repayments are not received on the intended maturity date. To mitigate these uncertainties, the Bank’s customer deposit base is diversified by type and maturity. In addition, the Bank has contingency funding plans including a portfolio of liquid assets that can be realized if a liquidity stress occurs, as well as ready access to wholesale funds under normal market conditions.

i. Rencana manajemen krisis likuiditas i. Liquidity crisis management plan

Kejadian tak terduga dapat mengubah perilaku nasabah dan menyebabkan arus kas keluar bersih secara tiba-tiba. Apabila hal ini tidak dikelola dengan benar, hal ini dapat menyebabkan situasi krisis yang lebih buruk dan pada akhirnya dapat menyebabkan risiko kelangsungan usaha Grup SCB. Kebijakan Grup SCB mengharuskan untuk membentuk Country Liquidity Crisis Management Plan yang harus disetujui setidaknya setiap tahun, sebagai pertahanan terhadap krisis likuiditas. Rencana ini harus diperbarui ketika terjadi perubahan signifikan yang terjadi, baik dalam kegiatan usaha, lingkungan pasar atau manajemen.

Unexpected events can change customers’ behavior and cause a sudden net cash outflow. If this condition is not properly managed, the crisis can get worse and ultimately expose risk to the survival of the SCB Group. SCB Group policy requires a Country Liquidity Crisis Management Plan to be established and approved at least annually, as a defense to a liquidity crisis. This plan must be updated when there is a significant change either in the business, market environment or management.

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

Analisis sensitivitas atas risiko suku bunga (Lanjutan)

Sensitivity analysis on interest rate risk (Continued)

Sensitivitas yang lebih tinggi pada tanggal 31 Desember 2018 dibandingkan dengan 31 Desember 2017 untuk portofolio diperdagangkan disebabkan oleh nilai nominal yang lebih tinggi di dalam portofolio aset. Sensitivitas yang lebih rendah pada portofolio hold to collect dan hold to collect and sell disebabkan oleh nilai nominal yang lebih rendah dalam portofolio liabilitas dan portofolio hold to collect and sell pada tanggal 31 Desember 2018 dibandingkan dengan 31 Desember 2017.

Higher sensitivity as of 31 December 2018 compared to 31 December 2017 for trading portfolios was due to higher nominal value in the asset portfolio. Lower sensitivity for hold to collect and hold to collect and sell portfolios were due to lower nominal in the liabilities portfolio and hold to collect and sell portfolios as of 31 December 2018 compared to 31 December 2017.

Page 361: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

53

ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas ii. Exposure to liquidity risk

Bank menggunakan Maximum Cumulative Outflow (“MCO”) sebagai pengukuran utama dalam pengelolaan risiko likuiditas. MCO merupakan kumulatif jumlah arus kas masuk (keluar) bersih dari seluruh komponen neraca dan rekening administratif dalam kondisi normal. Bank harus menghitung arus kas per mata uang untuk komponen utama posisi keuangan dan rekening administratif dalam kondisi usaha normal setiap hari selama 30 hari ke depan berdasarkan asumsi perilaku arus kas tersebut. Jumlah positif menunjukkan arus kas masuk bersih dan Bank akan mengungkapkan nilai kas masuk bersih harian terkecil pada periode bersangkutan. Jumlah negatif menunjukkan arus kas keluar bersih dan Bank akan mengungkapkan nilai kumulatif pada periode bersangkutan. Bank menentukan limit untuk masing-masing kategori selama 30 hari ke depan untuk jumlah gabungan mata uang Rupiah dan mata uang asing yang signifikan. Dasar perhitungan MCO berdasarkan hari kalender (bukan berdasarkan hari kerja).

The key measurement used by the Bank for managing liquidity risk is Maximum Cumulative Outflow (“MCO”). MCO is the cumulative net cash inflow (outflow) from all on-balance sheet and off-balance sheet items under normal conditions. The Bank must calculate the cash flows by currency for major on and off-balance sheet categories under business-as-usual conditions each day for the next 30 days based on behavior assumptions of the particular cash flows. Positive amounts represent net cash inflow and the Bank will disclose the lowest daily net cash inflow amount during the period. Negative amounts represent net cash outflow and the Bank will disclose the cumulative amount during the period. The Bank determined the limits for each category for the next 30 days for total combined Rupiah and major foreign currencies. The basic calculation of MCO is based on calender days (not working days).

Berikut merupakan perhitungan MCO gabungan mata uang untuk 30 hari ke depan pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017:

The table below summarizes the calculation of combined currency MCO for the next 30 days as of 31 December 2018 and 2017:

Jangka waktu/ Tenor

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

MCO Gabungan 1 hari/

overnight 1.983.495 3.620.253) Combined MCO

2 - 7 hari/days (67.956) 2.654.745) 8 - 30 hari/ days (6.644.532) (1.348.334)

Bank masih memiliki efek-efek yang memadai (baik yang tersedia untuk dijual maupun yang diperdagangkan) sebagai bagian pengaman likuiditas.

The Bank possesses sufficient marketable securities (both available-for-sale and trading) as part of liquidity cushion.

Tabel berikut menunjukkan arus kas yang tidak didiskontokan atas liabilitas keuangan Bank dan komitmen kredit yang belum direalisasi berdasarkan jatuh tempo kontraktual terdekat:

The table below shows the undiscounted cash flow of the Bank’s financial liabilities and unrecognized loan commitments on the basis of their earliest possible contractual maturity:

31 Desember/December 2018

Nominal bruto keluar/ Gross

nominal outflow

Kurang dari 1 bulan/

Less than 1 month

1-3 bulan/ 1-3 months

>3-12 bulan/ >3-12

months

>12-60 bulan/ >12-60 Months

Lebih dari 60 bulan/ More than 60 months

Liabilitas keuangan non-derivatif

Non-derivative financial liabilities

Simpanan oleh nasabah bukan bank (29.958.780) (24.739.015) (3.183.056)) (2.032.396) (4.313) -

Deposits by non-bank customers

Simpanan oleh bank-bank lain (2.758.090) (2.758.090) -) - - - Deposits by other banks

Utang akseptasi (4.506.119) (1.306.972) (2.028.862)) (1.153.002) (17.283) - Acceptance payables Liabilitas untuk

mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin (3.093.770) - -) (1.506.000) (1.587.770) -

Obligation to return securities received under

secured borrowings Beban masih harus

dibayar dan liabilitas lain-lain (1.748.307) (1.224.561) -) (523.746) - -

Accrued expenses and other liabilities

Utang kepada kantor pusat dan cabang-cabang lain (7.491.615) (3.885.994) - (3.605.621) - -

Due to head office and other

branches

(49.556.681) (33.914.632) (5.211.918)) (8.820.765) (1.609.366) -

Liabilitas derivatif Derivative liabilities Arus kas keluar (140.039.992) (49.076.360) (38.976.348) (35.919.569) (16.019.660) (48.055) Cash outflow

Fasilitas kredit yang belum digunakan-committed (649.300) (649.300) - - - -

Unused committed loan facilities…

Total (190.245.973) (83.640.292) (44.188.266) (44.740.334) (17.629.026) (48.055) Total

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)

Page 362: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

54

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)

ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan) ii. Exposure to liquidity risk (Continued)

31 Desember/December 2017

Nominal bruto keluar/

Gross nominal outflow

Kurang dari 1 bulan/

Less than 1 month

1-3 bulan/ 1-3 months

>3-12 bulan/ >3-12

months

>12-60 bulan/ >12-60 Months

Lebih dari 60 bulan/ More than 60 months

Liabilitas keuangan non-derivatif

Non-derivative financial liabilities

Simpanan oleh nasabah bukan bank (29.859.058) (25.161.842) (1.944.729) (2.094.904) (657.583) -)

Deposits by non-bank customers

Simpanan oleh bank-bank lain (2.041.512) (2.041.512) -) -) -) -)

Deposits by other banks

Utang akseptasi (4.094.218) (874.541) (1.943.131) (1.261.916) (14.630) -) Acceptance payables Liabilitas untuk

mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin (6.340.426) -) -) (3.246.656) (3.093.770) -)

Obligation to return securities received

under secured borrowings

Beban masih harus dibayar (1.832.557) (1.341.895) -) (490.662) -) -) Accrued expenses

Utang kepada kantor pusat dan cabang-cabang lain (8.132.266) (2.693.093) (680.230) (4.758.943) -) -)

Due to head office and other branches

(52.300.037) (32.112.883) (4.568.090) (11.853.081) (3.765.983) -)

Liabilitas derivatif Derivative liabilities Arus kas keluar (132.044.026) (28.392.800) (21.894.135) (41.851.737) (39.714.834) (190.520) Cash outflow

Fasilitas kredit yang belum digunakan-committed (1.017.446) (1.017.446) -) -) -) -)

Unused committed Loan facilities…

Total (185.361.509) (61.523.129) (26.462.225) (53.704.818) (43.480.817) (190.520) Total

Jumlah nominal arus kas keluar yang diungkapkan dalam tabel di atas menunjukkan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan dari pokok dan bunga atas liabilitas keuangan dan fasilitas kredit yang belum digunakan-committed. Pengungkapan untuk liabilitas derivatif menunjukkan jumlah neto transaksi derivatif dengan penyelesaian simultan secara neto, dan jumlah bruto arus kas keluar untuk transaksi derivatif dengan penyelesaian simultan secara bruto. Arus kas liabilitas derivatif seperti yang ditunjukkan di tabel di atas merupakan arus kas berdasarkan jatuh tempo kontraktual yang menurut Bank adalah penting untuk memahami waktu dari arus kas. Arus kas masuk dan keluar untuk aset derivatif dan arus kas masuk untuk liabilitas derivatif dengan penyelesaian bruto tidak diungkapkan dalam tabel di atas sehingga arus kas dari derivatif tampak lebih besar.

The nominal cash outflow disclosed in the above table represents the contractual undiscounted cash flow relating to the principal and interest on the financial liabilities and unused committed loan facilities. The disclosure for derivative liabilities shows a net amount for derivatives that are net settled, and a gross amount of cash outflow for derivatives that have simultaneous gross settlement. The cash flow of derivative liabilities as in the above table represents the cash flow based on contractual maturities which the Bank believes is essential for an understanding the timing of the cash flow. The cash inflow and cash outflow for derivative assets and the cash inflow for derivative liabilities which have gross settlement are not shown in the above table, therefore cashflow from derivatives are inflated.

Arus kas yang diharapkan atas instrumen tersebut mungkin berbeda secara signifikan dibandingkan dengan analisis ini. Sebagai contoh, saldo simpanan nasabah diharapkan stabil atau meningkat; sedangkan komitmen kredit yang belum direalisasi tidak seluruhnya diharapkan akan dicairkan dalam waktu dekat.

The expected cash flows on these instruments may vary significantly from this analysis. For example, deposits from customers balances are expected to be stable or increasing; whilst the unrecognized loan commitments are not all expected to be drawn down immediately.

Page 363: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

55

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)

ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan) ii. Exposure to liquidity risk (Continued)

Untuk mengelola risiko likuiditas yang timbul dari liabilitas keuangan dan komitmen kredit yang belum direalisasi, Bank memiliki aset likuid yang diperdagangkan dalam pasar yang aktif dan likuid. Aset likuid tersebut dapat segera dijual untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Tabel berikut menunjukkan jenis dan jumlah aset likuid yang dapat digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas, tidak termasuk giro wajib minimum:

To manage liquidity risk arising from financial liabilities and unrecognized loan commitments, the Bank holds liquid assets which are traded in an active and liquid market. These liquid assets can be readily sold to meet liquidity requirements. Below table shows type and amount of liquid assets which may be used by the Bank to manage liquidity risk excluding minimum reserve requirements:

Nilai tercatat/Carrying amount

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

ASET LIKUID LIQUID ASSETS Kas 231.407 135.055 Cash Giro pada bank-bank lain 557.605 563.095 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain 257.989 381.604 Due from other branches Penempatan pada Bank Placements with Bank

Indonesia dan bank-bank lain 4.547.608 4.854.449 Indonesia and other banks Efek-efek 1.958.833 1.819.902 Securities Jumlah 7.553.442 7.754.105 Total

Bank wajib menghitung dan menyampaikan laporan Rasio Kecukupan Likuiditas (LCR) sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang berlaku. Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, Bank telah memenuhi LCR minimum yang disyaratkan sebesar masing-masing 100% dan 90%.

The Bank is required to compute and submit Liquidity Coverage Ratio (LCR) report in accordance with the prevailing regulation Otoritas Jasa Keuangan (POJK). As of 31 December 2018 and 2017, the Bank fulfilled minimum LCR requirement of 100% and 90%, respectively.

e. Manajemen risiko operasional e. Operational risk management

Risiko operasional adalah potensi kerugian yang dihasilkan dari kegagalan atau tidak memadainya proses internal, personil dan sistem-sistem atau sebagai hasil atas peristiwa eksternal, termasuk risiko hukum. Pendekatan manajemen risiko operasional Bank berusaha untuk terus meningkatkan kemampuannya untuk mengantisipasi seluruh risiko yang material dan terus meningkatkan kemampuan dengan tingkat keyakinan yang tinggi untuk menunjukkan bahwa seluruh risiko yang material telah terkendali dengan baik. Manajemen risiko operasional merupakan tanggung jawab pegawai bank, sesuai dengan Kerangka Manajemen Risiko dan Risk Appetite Grup dengan struktur tata kelola sebagai berikut:

Operational risk is the potential for loss resulting from inadequate or failed internal processes, people and systems or from the impact of external events, including legal risks. The Bank’s operational risk management approach serves to continually improve its ability to anticipate all material risks and to increase its ability to demonstrate, with a high degree of confidence, that those material risks are well controlled. Management of operational risk is the responsibility of employee in the Bank, in accordance with the Risk Management Framework (RMF) and the Group’s Risk Appetite with formal structure of governance as follows:

Page 364: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

56

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

e. Manajemen risiko operasional (Lanjutan) e. Operational risk management (Continued)

1. Komisi tata kelola Country Operational Risk Committee (CORC) meeting adalah tata kelola risiko operasional pada tingkat negara yang melakukan pengawasan terhadap manajemen dari risiko operasional. Cakupan CORC meliputi seluruh segmen klien, produk dan fungsi.

1. Governance Committee

The Country Operational Risk Committee meeting is the operational risk governance at the country level, which oversee the management of operational risks. The CORC scope includes all client segments, products and functions.

CORC harus memastikan efektifitas manajemen risiko dari risiko operasional di negara, sejalan dengan pendekatan Risk Appetite Grup dan memenuhi standar Kerangka Risiko Operasional. CORC harus memonitor dan memeriksa profil risiko operasional secara menyeluruh.

CORCs should ensure the effective risk management of operational risk in the Countries in line with the Group’s Risk Appetite Approach and meet the standards of the ORF. CORC should monitor and review the full operational risk profile.

Pada Desember 2018 CORC telah berubah menjadi Country Non Financial Risk Comittee (CNFRC) yang melakukan pembahasan atas seluruh risiko finansial.

On December 2018, CORC has been changed into Country Non Financial Risk Comittee (CNFRC) which discusses all matters related to financial risk.

2. Tugas dan tanggung jawab 2. Roles and responsibility

Dalam pelaksanaan sehari-hari, Bank memiliki 3 lini pertahanan untuk memastikan proses manajemen risiko yang efektif:

In its day to day operations, the Bank maintains 3 lines of defense to ensure the effectiveness of risk management processes:

1. Lini pertahanan pertama 1. First line of defense

Lini pertahanan pertama adalah semua karyawan yang harus memastikan manajemen risiko operasional yang efektif dalam cakupan organisasi yang berada di bawahnya. Tanggung jawab risiko manajemen lini pertama merupakan bagian integral dari setiap tanggung jawab perorangan dan setiap peran manajemen umum. Oleh karena itu, Lini pertahanan pertama mengikuti struktur organisasi Grup, termasuk bisnis, fungsi dan dimensi geografis perusahaan. Tanggung jawab utama dari lini pertama diantaranya adalah:

The first line of defense is that all employees are required to ensure the effective management of risks within the scope of their direct organizational responsibilities. First Line risk management responsibilities are an integral part of every general management role. The First Line of defense therefore follows the Group’s organizational structure, incorporating business, Functional and geographic entity dimensions. The main risk management responsibilties of first line managers – among others – are as follows:

- Memastikan risiko-risiko yang material diidentiifikasi, dimitigasi, dimonitor dan dilaporkan;

- Ensure all material risks are identified, assessed, mitigated, monitored and reported;

- Memastikan bahwa risiko-risiko yang telah diketahui dikontrol dalam batasan-batasan yang dapat diterima dengan standar yang konsisten;

- Ensure that known risks are controlled within acceptable boundaries and to consistent standards;

- Memastikan bahwa semua kebijakan, prosedur, limit-limit, dan kontrol-kontrol lain diimplementasikan dan dipatuhi;

- Ensure all applicable policies, procedures, limits and other risk control requirements are implemented and complied with;

- Menyelaraskan strategi bisnis (atau fungsional) dengan risk tolerance dan appetite dan berusaha memaksimalkan risk-return profile dari bisnis; dan

- Align business (or functional) strategy with Risk Appetite Tolerances and seek to optimize the risk-return profile of the business; and

- Memastikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku dalam menjalankan tanggung jawab - tanggung jawab diatas.

- Ensure that applicable external rules and regulations are complied with. In fulfilling the above responsibilities.

Page 365: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

57

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

e. Manajemen risiko operasional (Lanjutan) e. Operational risk management (Continued)

2. Tugas dan tanggung jawab (Lanjutan) 2. Roles and responsibility (Continued)

1. Lini pertahanan pertama (Lanjutan) 1. First line of defense (Continued)

Lini pertama harus secara aktif meminta arahan dari spesialis, termasuk kepada perwakilan Lini Kedua, apabila diperlukan.

The First Line should actively seek advice from specialist, including responsible Second Line representatives, where required.

2. Lini pertahanan kedua 2. Second line of defense

Lini pertahanan kedua adalah Risk Control Owners, yang di-support oleh masing-masing fungsi kontrolnya.

Risk Control Owners bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua risiko residual di dalam cakupan tanggung jawabnya tetap berada dalam batasan Risk Appetite dan batasan-batasan Risk Tolerance. Ada tiga aspek utama untuk memastikan pelaksanaan tanggung jawab ini: mengidentifkasi risiko-risiko yang material, mendesain dan memelihara standard kontrol yang efektif, dan memahami serta menerima tingkat risiko residual.

Lini pertahanan kedua independen terhadap fungsi origination, perdagangan dan pemasaran untuk memastikan keseimbangan dan perspektif yang dibutuhkan menjadi dasar dalam keputusan risiko/imbal hasil. Lini pertahanan kedua mempunyai otoritas (dalam lingkup dari tanggung jawabnya) untuk mempertanyakan dan menghentikan aktivitas lini pertahanan pertama, apabila risiko yang diambil tidak sejalan dengan kontrol yang ditetapkan atau Risk Appetite.

The Second line of defense comprises the Risk Control Owners, supported by their respective control functions. Risk Control Owners are responsible for ensuring that the residual risks within the scope of their responsibilities remain within Risk Appetite and Risk Tolerance boundaries. There are three central aspects to discharging this responsibility: the identification of material risks; designing and maintaining effective control standards; and understanding and accepting levels of residual risk.

The Second Line is independent of the origination, trading and sales functions to ensure that the necessary balance and perspective is brought to risk/return decisions. The Second Line has the authority (within the scope of their control responsibilities) to challenge and stop First Line activities where risks are not aligned with control requirements or risk appetite.

3. Lini pertahanan ketiga 3. Third line of defense

Lini pertahanan ketiga adalah kepastian yang diberikan secara independen oleh Group Internal Audit (GIA), yang tidak memiliki tanggung jawab secara manajemen terkait dengan aktivitas yang menjadi subyek pemeriksaannya.

GIA memberikan kepastian dari efektivitas dari lini pertahanan pertama dan lini pertahanan kedua. Sebagai hasilnya, GIA memberikan kepastian bahwa seluruh sistem dari efektivitas kontrol sudah berjalan sebagaimana seharusnya dalam kerangka manajemen risiko.

This comprises the independent assurance provided by the Group Internal Audit (GIA) function, which has no management responsibilities for any of the activities it examines.

GIA provides independent assurance of the effectiveness of the First Line and of the Second Line. As a result, GIA provides assurance that the overall system of control effectiveness is working as required within the Risk Management Framework.

Page 366: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

58

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN 4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT

a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi a. Key sources of estimation uncertainty

Informasi mengenai asumsi dan ketidakpastian estimasi yang dapat mengakibatkan penyesuaian material dalam tahun berikutnya termasuk dalam catatan berikut:

Information about the assumptions and estimation uncertainties that may result in a material adjustment within the following year is included in the following notes:

Catatan 2g.5 - Pengukuran nilai wajar; Catatan 2n dan 10 - Identifikasi dan

pengukuran penurunan nilai kredit yang diberikan;

Catatan 8 - Aset dan liabilitas derivatif; Catatan 13 - Klaim pengembalian pajak dan

pengakuan aset pajak tangguhan; dan Catatan 14 - Liabilitas imbalan pascakerja.

Note 2g.5 - Fair value measurement; Note 2n and 10 - Identification and

measurement of impairment of loans; Note 8 - Derivative assets and liabilities; Note 13 - Claims for tax refund and

recognition of deferred tax assets; and Note 14 - Obligation for post-employment

benefits.

b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank

b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies

Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:

Critical accounting judgments made in applying the Bank’s accounting policies include:

b.1. Penilaian instrumen keuangan

Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 2g.5.

b.1. Valuation of financial instruments

The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 2g.5.

Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:

Level 1: Harga kuotasian tanpa penyesuaian di pasar aktif untuk instrumen yang identik.

Level 2: Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasian di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasian untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar.

The Bank measures fair values using the following hierarchy of methods:

Level 1: Unadjusted quoted market price in an active market for an identical instrument.

Level 2: Valuation techniques based on observable inputs. This category includes instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instruments in market that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data.

Level 3: Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen keuangan dimana teknik penilaiannya tidak menggunakan data yang dapat diobservasi dan dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasian atas instrumen sejenis dimana dibutuhkan penyesuaian atau asumsi-asumsi yang tidak dapat diobservasi untuk mencerminkan perbedaan antara instrumen keuangan yang diperbandingkan.

Level 3: Valuation techniques using significant unobservable inputs. This category includes all instruments where the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable inputs could have a significant effect on the instrument’s valuation. This category includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments where significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments.

Page 367: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

59

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN

(Lanjutan) 4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT Continued)

b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank (Lanjutan)

b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies (Continued)

b.1. Penilaian instrumen keuangan (Lanjutan) b.1. Valuation of financial instruments (Continued)

Perpindahan level dalam hirarki nilai wajar dapat terjadi ketika terdapat perubahan signifikan pada kondisi pasar utama atau ketersediaan informasi input yang dapat diobservasi pada teknik penilaian pada tanggal pelaporan.

Transfer between levels of the fair value hierarchy may occur when there is a significant change in either its principal market condition or the level of observability of the inputs to the valuation technique at the reporting date.

Ketika menetapkan exit price dari instrumen keuangan menggunakan teknik penilaian (Level 2 dan 3), Bank memperhitungkan penyesuaian terhadap harga berdasarkan model yang akan dilakukan oleh pelaku pasar ketika menentukan harga atas instrumen tersebut.

When establishing the exit price of a financial instrument using a valuation technique (Level 2 and 3), the Bank considers adjustments to the modeled price which market participants would make when pricing that instrument.

Bid-offer valuation adjustments: Dimana parameter pasar dinilai dengan harga tengah (mid-market basis) pada sistem penilaian, penyesuaian dengan harga penawaran-permintaan (bid-offer) diperlukan untuk menghitung biaya perkiraan menetralisasi posisi melalui transaksi perdagangan lain di pasar. Hal ini akan menempatkan posisi long pada harga penawaran dan posisi short pada harga permintaan. Metodologi untuk perhitungan penyesuaian penilaian penawaran-permintaan untuk portofolio derivatif melibatkan saling hapus antara posisi long dan posisi short, dan pengelompokkan risiko berdasarkan strike dan tenor berdasarkan strategi lindung nilai.

Bid-offer valuation adjustments: Where market parameters are marked on a mid-market basis in the revaluation systems, a bid-offer valuation adjustment is required to quantify the expected cost of neutralizing the positions through dealing away in the market, thereby bringing long positions to bid and short positions to offer. The methodology to calculate the bid-offer adjustment for a derivative portfolio involves netting between long and short position and the grouping of risk by strike and tenor based on the hedging strategy.

Credit valuation adjustments: Bank menghitung credit valuation adjustment (CVA) terhadap nilai wajar produk-produk derivatif. CVA adalah penyesuaian terhadap nilai wajar dari transaksi untuk mencerminkan kemungkinan wanprestasi pihak-pihak lawan dan Bank tidak menerima nilai pasar penuh atas transaksi tersebut. CVA dihitung untuk setiap pihak lawan dengan menerapkan probability of default (PD) terhadap estimasi potensi eksposur masa depan pihak lawan menggunakan PD pasar yang tersirat.

Credit valuation adjustments: The Bank makes a credit valuation adjustment (CVA) against the fair value of derivative products. CVA is an adjustment to the fair value of the transaction to reflect the possibility that our counterparties may default and the Bank may not receive the full market value of the outstanding transactions. CVA is calculated for each counterparty by applying the probability of default (PD) on the potential estimated future exposures of the counterparty using market implied PD.

Page 368: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

60

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN

(Lanjutan) 4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT (Continued)

b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank (lanjutan)

b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies (continued)

b.1. Penilaian instrumen keuangan (lanjutan) b.1. Valuation of financial instruments (continued)

Funding valuation adjustments: Bank menghitung funding valuation adjustment (FVA) terhadap produk derivatif. FVA mencerminkan estimasi penyesuaian yang akan dibuat atas nilai wajar oleh pelaku pasar untuk memperhitungkan biaya pendanaan (funding cost) yang mungkin dapat timbul sehubungan dengan eksposur terkait. FVA dihitung dengan menentukan eksposur bersih yang diharapkan pada masing-masing pihak lawan dan kemudian disesuaikan dengan funding rate terhadap eksposur tersebut yang mencerminkan biaya pendanaan yang tersedia di pasar.

Funding valuation adjustments: The Bank makes funding valuation adjustment (FVA) against derivative products. FVA reflects an estimate of the adjustment to fair value that a market participant would make to incorporate funding costs that could arise in relation to the exposure. FVA is calculated by determining the net expected exposure at a counterparty level and then applying a funding rate to those exposures that reflect the market cost of funding.

b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan b.2. Financial asset and liability classification

Kebijakan akuntansi Bank memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset dan liabilitas keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu, sesuai dengan definisi aset dan liabilitas keuangan yang dijabarkan pada Catatan 2g.

The Bank's accounting policies provide scope for assets and liabilities to be designated on inception into different accounting categories in certain circumstances, in line with the description of financial assets and liabilities set out in Note 2g.

Dalam mengklasifikasikan investasi pada

sukuk sebagai “diukur pada biaya perolehan” dan “diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain”, Bank telah menetapkan bahwa investasi tersebut telah memenuhi persyaratan klasifikasi sebagaimana dijabarkan dalan Catatan 2n.

In classifying investment in sukuk as “measured at acquisition cost” and “measured at fair value through other comprehensive income”, the Bank has determined that they meet the requirement of such classification as set out in Note 2n.

5. GIRO PADA BANK INDONESIA 5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA

Akun ini terdiri dari: This account consists of the following:

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Rupiah 1.208.528 1.577.215 Rupiah Dolar Amerika Serikat 1.581.800 1.763.775 United States Dollar

Jumlah 2.790.328 3.340.990 Total

Saldo giro pada Bank Indonesia terutama terdiri dari giro yang disediakan untuk memenuhi persyaratan giro wajib minimum dari Bank Indonesia.

Current accounts with Bank Indonesia mostly consist of current accounts provided to fulfill Bank Indonesia requirements on minimum reserve requirements.

Page 369: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

61

5. GIRO PADA BANK INDONESIA (Lanjutan) 5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA (Continued)

Rasio giro wajib minimum untuk mata uang Rupiah pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 terdiri dari rasio GWM (Giro Wajib Minimum) Primer dan GWM LFR (Loan to Funding rasio) masing-masing sebesar 6,96% dan 6,89% dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada Bank Indonesia, dan rasio GWM Sekunder masing-masing sebesar 33,25% dan 54,95% dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi pemerintah, sedangkan untuk mata uang Dollar Amerika Serikat, rasio GWM masing-masing sebesar 8,19% dan 9,89%. Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang giro wajib minimum Bank Umum.

The minimum reserve requirements ratio of the Bank for Rupiah as of 31 December 2018 and 2017 consists of primary MRR (Minimim Reserve Requirement) and LFR (Loan to Funding ratio) MRR ratios of 6.96% and 6.89%, respectively, using Rupiah current account balance with Bank Indonesia and secondary MRR ratio of 33.25% and 54.95%, respectively, in the form of Certificates of Bank Indonesia and government bonds, while MRR for United States Dollar ratios of the bank were 8.19% and 9.89%, respectively. As of 31 December 2018 and 2017, the Bank had fulfilled Bank Indonesia's regulation regarding minimum reserve requirements of Commercial Banks.

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK-BANK LAIN

6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017

Call Money: Call Money: Rupiah 1.599.708 2.819.324 Rupiah Mata uang asing 2.947.900 2.035.125 Foreign currencies

4.547.608 4.854.449

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai dan memiliki jangka waktu masing-masing kurang dari 3 bulan dan 1 bulan.

As of 31 December 2018 and 2017, all placements with Bank Indonesia and other banks were not impaired and had a maturity of less than three month and one month, respectively.

7. EFEK-EFEK 7. SECURITIES

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Nilai wajar melalui laba rugi Fair value through profit or loss Obligasi pemerintah 1.894.618 1.283.175 Government bonds Sukuk 49.969 34.748 Sukuk Surat Perbendaharaan Negara Syariah 14.246 492.017 Sharia treasury bills Surat Perbendaharaan Negara - 9.962 Government treasury notes 1.958.833 1.819.902 Dimiliki hingga jatuh tempo, pada biaya

perolehan diamortisasi

Held to maturity, at amortized cost Obligasi pemerintah - 39.243 Government bonds Biaya perolehan Acquisition cost Sukuk - 905.429 Sukuk Biaya perolehan Amortized cost Obligasi pemerintah 1.261.245 - Government bonds Dipindahkan 3.220.078 2.764.574 Carry forward

Page 370: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

62

7. EFEK-EFEK (Lanjutan) 7. SECURITIES (Continued)

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Pindahan 3.220.078) 2.764.574) Carried forward Tersedia untuk dijual Available for sale Obligasi pemerintah -) 4.849.607) Government bonds Sukuk -) 1.971.148) Sukuk Sertifikat Bank Indonesia -) 1.013.555) Certificates of Bank Indonesia Surat Perbendaharaan Negara -) 2.471.523) Government treasury note -) 10.305.833) Nilai wajar melalui penghasilan komprehensif

lain Fair value through other

comprehensive income Obligasi pemerintah 4.040.216) -) Government bonds Sukuk 1.656.169) -) Sukuk Surat Perbendaharaan Negara 867.823) -) Government treasury note

6.564.208) -)

9.784.286)

13.070.407) Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (517) -) Less: allowance for impairment losses

9.783.769) 13.070.407)

Berikut adalah perubahan efek-efek dengan klasifikasi biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (semua efek-efek stage 1) untuk tahun berakhir 31 Desember 2018:

Below movement of securities with classification of amortized cost and fair value through other comprehensive income (all securities are stage 1) for the year ended 31 December 2018:

Nilai tercatat bruto/Gross

carrying amount

Cadangan kerugian

penurunan nilai/Allowance for impairment

losses

Nilai tercatat bersih/Net

carrying amount Biaya perolehan diamortisasi Amortized cost Saldo, awal tahun 944.672) (129) 944.543)) Balance, beginning of year Aset keuangan yang baru dibeli 1.247.308) (378) 1.246.930) New financial assets purchased Aset keuangan yang jatuh tempo atau dijual (930.204) -) (930.204) Maturities or disposal Lainnya (531) (10) (541) Others

Saldo, akhir tahun 1.261.245) (517) 1.260.728) Balance, end of year

Nilai tercatat/ Carrying amount

Cadangan kerugian

penurunan nilai/Allowance for impairment

losses*) Nilai wajar melalui penghasilan komprehensif

lain Fair value through other

comprehensive income Saldo, awal tahun 10.305.833) 5.870) Balance, beginning of year Aset keuangan yang baru dibeli 7.894.896) 2.626 New financial assets purchased Aset keuangan yang jatuh tempo atau dijual (11.378.063)

(4.824) Maturities or disposal

Kerugian dari perubahan nilai wajar (243.513) -) Losses from changes in fair value Lainnya (14.945) -) Others

Saldo, akhir tahun 6.564.208) 3.672) Balance, end of year

*) Cadangan kerugian penurunan nilai pada efek-efek dengan klasifikasi nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dicatat pada penghasilan komprehensif lain, karena nilai tercatatnya disajikan sebesar nilai wajarnya.

*) Allowance for impairment losses for securities carried at fair value through other comprehensive income securities is recorded in the other comprehensive income, as the carrying amount is presented at its fair value.

Page 371: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

63

7. EFEK-EFEK (Lanjutan) 7. SECURITIES (Continued)

Efek-efek pada biaya perolehan diamortisasi dan sebagian dari efek-efek pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain merupakan investasi dalam rangka Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA). Sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank dimana Bank wajib memenuhi CEMA minimum sebesar 8% dari jumlah liabilitas bank yang memenuhi kriteria tertentu. Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 jumlah efek-efek yang dimiliki untuk memenuhi ketentuan CEMA masing-masing adalah sebesar Rp 5.700.578 dan Rp 5.100.261.

Amortized cost securities and some of fair value through other comprehensive income securities represent investment for Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA). In accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation regarding the Bank’s Minimum Capital Requirement, the Bank is obliged to fulfill minimum CEMA of 8% of the Bank’s total liabilities which meet certain criteria. As of 31 December 2018 and 2017 investment securities held to fulfill CEMA requirement was Rp 5,700,578 and Rp 5,100,261, respectively.

8. ASET DAN LIABILITAS DERIVATIF 8. DERIVATIVE ASSETS AND LIABILITIES

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Aset derivatif/ Derivative

assets

Liabilitas derivatif/

Derivative liabilities

Aset derivatif/ Derivative

assets

Liabilitas derivatif/

Derivative liabilities

Kontrak berjangka mata uang asing 201.777 (44.948) 44.751 (55.148)

Foreign currency forward contracts

Kontrak cross currency swap 2.704.277 (3.282.340) 1.019.375 (1.193.151) Cross currency swap contracts Kontrak swap suku bunga 321.920 (267.316) 126.416 (80.573) Interest rate swap contracts Kontrak currency option 272.136 (271.892) 1.573 (604) Currency option contracts

3.500.110 (3.866.496) 1.192.115 (1.329.476)

Tidak ada kontrak cross currency swap untuk tujuan lindung nilai yang dibukukan pada tahun 2018 dan 2017.

No cross currency swap contract that applied hedge accounting entered during 2018 and 2017.

Bank juga melakukan kontrak derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan untuk tujuan lindung nilai terhadap posisi devisa neto Bank, risiko selisih tingkat bunga, risiko beda jatuh tempo, dan risiko lainnya dalam kegiatan operasional Bank sehari-hari, dan tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Oleh karenanya, perubahan nilai wajar dari kontrak derivatif ini dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi tahun berjalan.

The Bank also entered into derivative contracts for trading as well as for hedging the Bank’s net open position, interest rate gap risk, maturity gap risk, and other risks in the Bank’s daily operations, and did not qualify for hedge accounting. As such, changes in fair value of these derivative contracts are charged (credited) to the current year profit or loss.

9. TAGIHAN DAN UTANG AKSEPTASI 9. ACCEPTANCE RECEIVABLES AND PAYABLES

Rincian tagihan dan utang akseptasi adalah sebagai berikut:

The details of acceptance receivables and payables were as follows:

a. Menurut mata uang a. By currency

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Tagihan akseptasi/

Acceptance receivables

Utang akseptasi/

Acceptance payables

Tagihan akseptasi/

Acceptance receivables

Utang akseptasi/

Acceptance payables

Rupiah 493.519) (493.519) 285.540) (285.540) Rupiah

Mata uang asing 4.012.600) (4.012.600) 3.808.678) (3.808.678) Foreign currencies

4.506.119) (4.506.119) 4.094.218) (4.094.218)

Dikurangi:

Less: Cadangan kerugian

penurunan nilai (4.729) (8.665)

Allowance for impairment losses

Nilai bersih 4.501.390) 4.085.553)

Net value

Page 372: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

64

9. TAGIHAN DAN UTANG AKSEPTASI (Lanjutan)

9. ACCEPTANCE RECEIVABLES AND PAYABLES

(Continued)

b. Menurut stage Berikut adalah perubahan nilai tercatat tagihan akseptasi dengan klasifikasi biaya perolehan diamortisasi berdasarkan stage tagihan akseptasi untuk tahun berakhir 31 Desember 2018:

b. By stage Below is the movement of carrying amount of acceptance receivables carried at amortised cost based on stages for the year ended 31 December 2018:

31 Desember/December 2018

Stage 1 Stage 2 Stage 3

Jumlah/ Total

Saldo, awal tahun 4.094.218) - -) 4.094.218) Balance, beginning of year

Transfer ke tagihan akseptasi yang mengalami penurunan nilai (Stage 3) (3.727) -( 3.727 -)

Transferred to impaired acceptance receivable

(Stage 3) Akseptasi baru yang

diberikan selama tahun berjalan 6.392.386) -) -) 6.392.386)

New acceptance originated during the year

Pembayaran (5.978.375) -) (2.110) (5.980.485) Repayments

Saldo, akhir tahun 4.504.502) -) 1.617) 4.506.119) Balance, end of year

c. Kerugian penurunan nilai

c. Impairment losses

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun berakhir 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

The movement of allowance impairment losses during the year ended 31 December 2018 was as follows:

31 Desember/December 2018

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah/Total Saldo, awal tahun (8.665) -) -) (8.665) Balance, beginning of year Transfer ke tagihan

akseptasi yang mengalami penurunan nilai (Stage 3) ---3.303)) -) (3.303) -)

Transferred to impaired acceptance receivable

(Stage 3) Penambahan untuk

akseptasi baru yang diberikan selama tahun berjalan (7.740) ----)) -) (7.740)

New acceptance originated during the year

Penurunan karena tagihan akseptasi diselesaikan 9.805) ----)) 1.871) 11.676)

Decrease due to settlement of acceptance receivables

Saldo, akhir tahun (3.297) ----)) (1.432) (4.729) Balance, end of year

Page 373: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

65

10. KREDIT YANG DIBERIKAN 10. LOANS

Kredit yang diberikan terdiri dari: Loans consist of the following:

a. Menurut jenis dan mata uang a. By type and currency

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Nilai wajar melalui laba rugi Fair value through profit or loss Mata uang asing Foreign currency Investasi 2.889.363) -) Investment

Biaya perolehan diamortisasi Amortised cost Rupiah Rupiah Modal kerja 13.749.223) 8.187.774) Working capital Investasi 2.617.440) 1.759.789) Investment Konsumen dan kartu kredit 3.331.183) 4.523.395) Consumer and credit cards 19.697.846) 14.470.958) Mata uang asing Foreign currency Modal kerja 8.116.623) 9.107.395) Working capital Investasi 1.460.288) 3.840.259) Investment Konsumen dan kartu kredit 536.721) 576.379) Consumer and credit cards

10.113.632) 13.524.033)

Jumlah biaya perolehan diamortisasi 29.811.478) 27.994.991) Total amortised cost Cadangan kerugian penurunan nilai (893.664) (1.281.596) Allowance for impairment losses 28.917.814) 26.713.395)

Jumlah - bersih 31.807.177) 26.713.395) Total - net

b. Menurut sektor ekonomi b. By type of economic sectors

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Nilai wajar melalui laba rugi Fair value through profit and loss Mata uang asing Foreign currency Jasa keuangan 2.889.363) -) Financial service

2.889.363) -) Biaya perolehan diamortisasi Amortized cost

Rupiah Rupiah Perorangan 3.331.183) 4.523.395) Individual Perdagangan 3.568.806) 3.511.303) Commerce Manufaktur 7.627.992) 3.407.802) Manufacturing Konstruksi 972.552) 831.945) Construction Jasa keuangan 1.390.783) 379.988) Financial services Perumahan real estate 596.712) 749.808) Commercial real estate Pertambangan dan penggalian 1.047.704) 155.078) Mining and excavation Lainnya 1.162.114) 911.639) Others

19.697.846) 14.470.958) Mata uang asing Foreign currencies

Manufaktur 7.273.108) 7.352.219) Manufacturing Jasa keuangan 1.267.158) 3.948.187) Financial services Perdagangan 599.665) 720.011) Commerce Perorangan 536.721) 576.379) Individual Pertanian 144.685) 226.909) Agriculture Pertambangan dan penggalian 7.852) 94.748) Mining and excavation Konstruksi 8.659) 8.167) Construction Lainnya 275.784) 597.413) Others

10.113.632) 13.524.033)

Jumlah biaya perolehan diamortisasi 29.811.478) 27.994.991) Total amortied cost Cadangan kerugian penurunan nilai (893.664) (1.281.596) Allowance for impairment losses 28.917.814) 26.713.395)

Jumlah - bersih 31.807.177) 26.713.395) Total - net

Page 374: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

66

10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 10. LOANS (Continued)

c. Jangka waktu c. Loan periods

Kredit yang diberikan (sebelum kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh tempo berdasarkan perjanjian kredit:

Maturity period of loans (before impairment losses) based on loan agreement:

31 Desember/December 2018 31 Desember/December 2017

Rupiah

Mata uang asing/ Foreign

currencies Jumlah/

Total Rupiah

Mata uang asing/ Foreign

currencies Jumlah/

Total

< 1 tahun 14.243.836 7.172.234 21.416.070 9.014.994 8.064.837 17.079.831 < 1 year 1 - 5 tahun 4.021.761 2.150.365 6.172.126 3.728.221 1.981.561 5.709.782 1 - 5 years > 5 tahun 1.432.249 3.680.396 5.112.645 1.727.743 3.477.635 5.205.378 > 5 years

19.697.846 13.002.995 32.700.841 14.470.958 13.524.033 27.994.991

Kredit yang diberikan (sebelum kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh tempo berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo:

Maturity period of loans (before impairment losses) based on the remaining period to the maturity date:

31 Desember/December 2018 31 Desember/December 2017

Rupiah

Mata uang asing/ Foreign

currencies Jumlah/

Total Rupiah

Mata uang asing/ Foreign

currencies Jumlah/

Total

< 1 tahun 15.765.686 12.292.484 28.058.170 10.517.721 9.763.894 20.281.615 < 1 year 1 - 5 tahun 3.280.138 697.676 3.977.814 3.360.858 3.760.139 7.120.997 1 - 5 years > 5 tahun 652.022 12.835 664.857 592.379 - 592.379 > 5 years

19.697.846 13.002.995 32.700.841 14.470.958 13.524.033 27.994.991

d. Menurut stage d. By stage

Berikut adalah perubahan nilai tercatat kredit yang diberikan dengan klasifikasi biaya perolehan diamortisasi berdasarkan stage selama tahun berakhir 31 Desember 2018:

Below is movement of loans carried at amortised cost based on stages during the year ended 31 December 2018.

31 Desember/December 2018

Stage 1 Stage 2 Stage 3

Jumlah/ Total

Saldo, awal tahun 21.808.623) 1.799.005) 1.445.102) 25.052.730) Balance, beginning of year

Transfer ke kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur (Stage 2) (3.587.763) 3.596.354) (8.591) -)

Transferred to lifetime expected credit losses

(Stage 2) Transfer ke kredit yang

mengalami penurunan nilai (Stage 3) (34.651) (789.335) 823.986) -)

Transferred to credit impaired (Stage 3)

Transfer ke kerugian kredit ekspektasian 12 bulan (Stage 1) 1.292.838) (1.286.385) (6.453) -)

Transferred to 12 month expected credit losses

(Stage 1) Perubahan bersih pada

eksposur dan pengukuran kembali 6.742.174) (750.774) (735.868) 5.255.532)

Net change in exposure and remeasurement

Penghapusan -) -) (834.344) (834.344) Written-off Lainnya 296.949) 32.585) 8.026) 337.560) Others

Saldo, akhir tahun 26.518.170) 2.601.450) 691.858) 29.811.478) Balance, end of year

Page 375: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

67

10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 10. LOANS (Continued)

e. Kerugian penurunan nilai e. Impairment losses Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan untuk tahun berakhir 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

The movement of allowance for impairment losses loans during the years ended 31 December 2018 and 2017 was as follows:

31 Desember/December 2018 Stage 1 Stage 2 Stage 3 Jumlah/Total

Saldo, awal tahun (340.216) (161.122) (980.244) (1.481.582) Balance, beginning of year Transfer ke kerugian kredit

ekspektasian sepanjang umurnya (Stage 2) 95.248) (103.839) 8.591 -)

Transferred to lifetime expected credit losses

(Stage 2) Transfer ke kredit yang mengalami

penurunan nilai (Stage 3) 5.340) 287.607) (292.947) -) Transferred to credit impaired (Stage 3)

Transfer ke kerugian kredit ekspektasian 12 bulan (Stage 1) (134.874) 128.421) 6.453 -)

Transferred to 12 month expected credit losses

(Stage 1) Perubahan bersih pada eksposur

dan pengukuran kembali 216.855) (282.191) (160.441) (225.777) Net change in exposure and

remeasurement Penghapusan -) -) 834.344) 834.344) Written-off Lainnya 2.738) (237) (23.150) (20.649) Others

Saldo, akhir tahun (154.909) (131.361) (607.394) (893.664) Balance, end of year

31 Desember/December 2017

Cadangan kerugian

penurunan nilai kolektif/

Collective impairment provision

Cadangan kerugian

penurunan nilai

individual/ Individual

impairment provision

Jumlah/ Total

Saldo, awal tahun (399.927) (889.348) (1.289.275) Balance, beginning of year Pemulihan (penambahan) cadangan

kerugian penurunan nilai, neto 119.070) (849.615) (730.545) Reversal (additions) of allowance for

impairment losses, net Penghapusan kredit yang diberikan -) 764.318) 764.318) Loans written-off Selisih kurs -) (26.094) (26.094) Exchange rate difference

Saldo, akhir tahun (280.857) (1.000.739) (1.281.596) Balance, end of year

f. Kredit sindikasi f. Syndicated loans

Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur berdasarkan perjanjian pembiayaan sindikasi dan perjanjian pemberian kredit bersama dengan bank-bank lain.

Jumlah partisipasi Bank dalam kredit sindikasi bersama bank-bank lain pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 384.383 dan Rp 263.956. Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi tersebut pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 berkisar antara 1,78% - 16,92%.

Syndicated loans represent loans provided to borrowers under syndication agreements and club deal agreements with other banks.

The Bank's total participation in syndicated loans with other banks as of 31 December 2018 and 2017 amounted to equivalent Rp 384,383 and Rp 263,956, respectively. The Bank’s participation on those syndicated loans as of 31 December 2018 and 2017 ranged between 1.78% - 16.92%.

Page 376: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

68

10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)

10. LOANS (Continued)

g. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan

kredit yang diberikan g. Other significant information relating to loans

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

Kredit non-performing Bank (NPL, yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet sesuai dengan peraturan Bank Indonesia) pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 637.916 dan Rp 951.038, masing-masing meliputi 2,22% dan 3,90%. Secara neto, rasio NPL pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 masing-masing adalah sebesar 0,49% dan 1,11%.

As of 31 December 2018 and 2017, there were no breaches nor excesses of Legal Lending Limit (LLL).

The Bank's non-performing loans (NPL, classified as substandard, doubtful and loss in accordance with Bank Indonesia regulation) as of 31 December 2018 and 2017 amounted to equivalent of Rp 637,916 and Rp 951,038 which represents 2.22% and 3.90%, respectively. Net NPL ratio as of 31 December 2018 and 2017 was 0.49% and 1.11%, respectively.

Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiri dari kredit dalam mata uang Rupiah yang diberikan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan berbagai jangka waktu yang pelunasannya dilakukan melalui pemotongan gaji setiap bulan. Kredit yang diberikan pada karyawan Bank termasuk dalam kategori kredit konsumen.

Loans to the Bank's employees consist of car loans, housing loans and loans for other purposes denominated in Rupiah currency with various terms of repayment which will be effected through monthly salary deductions. Loans to the Bank's employees are categorized as consumer loans.

11. TAGIHAN/LIABILITAS ATAS PINJAMAN YANG DIJAMIN

11. RECEIVABLES/OBLIGATION UNDER SECURED BORROWINGS

Bank melakukan transaksi reverse repurchase obligasi pemerintah dengan nasabah yang dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijamin:

The Bank entered into reverse repurchase of government bonds transactions with customers which were recorded as receivables under secured borrowings:

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Aset Assets Tagihan atas pinjaman yang dijamin ) Receivables under secured borrowings

Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 3.090.531) 6.180.672) At fair value through profit or loss Pada biaya perolehan diamortisasi -) 429.153) At amortized cost

Jumlah 3.090.531) 6.609.825) Total Liabilitas Liabilities Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat

berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin (3.096.639) (6.447.608)

Obligation to return securities received under secured borrowings

Pada tanggal 31 Desember 2018, rentang tanggal jatuh tempo transaksi-transaksi ini antara 11 April 2019 sampai dengan 13 Mei 2022.

As of 31 December 2018, the range of maturity dates of these transactions were from 11 April 2019 up to 13 May 2022.

Pada tanggal 31 Desember 2017, rentang tanggal jatuh tempo transaksi-transaksi ini antara 3 Januari 2018 sampai dengan 13 Mei 2022.

As of 31 December 2017, the range of maturity dates of these transactions were from 3 January 2018 up to 13 May 2022.

Page 377: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

69

12. SIMPANAN OLEH NASABAH BUKAN BANK DAN SIMPANAN OLEH BANK-BANK LAIN

12. DEPOSITS BY NON-BANK CUSTOMERS AND DEPOSITS BY OTHER BANKS

31 Desember/December 2018 31 Desember/December 2017

Mata uang Mata uang asing/ asing/ Foreign Jumlah/ Foreign Jumlah/

Rupiah currencies Total Rupiah currencies Total Simpanan oleh nasabah

bukan bank Deposits by non-bank customers

Giro 9.480.186 7.421.771 16.901.957 11.799.503 6.168.459 17.967.962 Current accounts Tabungan 1.947.320 1.313.028 3.260.348 3.022.072 1.449.709 4.471.781 Saving accounts Deposito berjangka 5.951.198 3.809.000 9.760.198 6.177.739 1.160.982 7.338.721 Time deposits Jumlah simpanan oleh

nasabah bukan bank 17.378.704

12.543.799

29.922.503

20.999.314

8.779.150

29.778.464 Total deposits by non-

bank customers Simpanan oleh bank-

bank lain Deposits by other banks

Giro 1.874.225 267.457 2.141.682 1.427.363 189.266 1.616.629 Current accounts Interbank call money 616.358 - 616.358 424.883 - 424.883 Interbank call money Deposito berjangka - 50 50 - - - Time deposits Jumlah simpanan oleh

bank-bank lain 2.490.583

267.507

2.758.090

1.852.246

189.266

2.041.512 Total deposits by other

banks...

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, deposito berjangka dan giro yang dijadikan jaminan untuk fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank kepada nasabahnya, masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 1.026.286 dan Rp 585.890.

As of 31 December 2018 and 2017, total time deposits and current accounts pledged as collaterals to credit facilities granted by the Bank to its customers amounted to equivalent Rp 1,026,286 and Rp 585,890, respectively.

13. PERPAJAKAN 13. TAXATION

a. Klaim pengembalian pajak terkait pajak penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebagai berikut:

a. Claims for tax refund related to income tax and Value Added Tax (VAT), as follows:

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

2016 14.378 49.085 2016 2015 340.687 340.675 2015 2013 73.269 - 2013 2012 43.713 43.713 2012 2010 12.085 12.085 2010

484.132 445.558

b. Utang pajak penghasilan terdiri dari pajak

penghasilan pasal 29. b. Income tax payables consist of income tax articles

29.

c. Komponen beban pajak adalah sebagai berikut: c. The components of income tax expense were as follows:

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017

Pajak kini: Current: Pajak penghasilan badan 186.129 165.000) Corporate income tax Pajak penghasilan kantor cabang 55.839 49.499) Branch profit tax

241.968 214.499)

Pajak tangguhan: Deferred: Pembentukan dan pemulihan

perbedaan temporer 42.683 (222.603) Origination and reversal of

temporary differences Penggunaan rugi belum

dikompensasi

-

93.884)

Utilization of tax loss carry forwards 42.683 (128.719)

Jumlah 284.651 85.780) Total

Page 378: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

70

13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)

d. .Rekonsiliasi antara hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak maksimum yang berlaku dan beban pajak adalah sebagai berikut:

d. The reconciliation between income before tax multiplied by the maximum marginal tax rate and income tax expense was as follows:

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017

Laba akuntansi sebelum pajak 820.917 199.577 Income before tax Tarif pajak maksimum yang berlaku 32,5% 32,5% Enacted maximum marginal tax rate 266.798 64.862 Perbedaan permanen dengan tarif pajak maksimum

17.853 20.918

Permanent differences at maximum marginal tax rate

Beban pajak 284.651 85.780 Income tax expense

e. Aset dan liabilitas pajak tangguhan pada tanggal

31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

e. The deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2018 and 2017 were as follows:

31 Desember/December 2018

31 Desember/

Dampak penerapan awal

PSAK 71/ Impact from

initial implementation

Diakui pada laba rugi/

Recognized in

Diakui pada penghasilan

komprehensif lain/

Recognized in other

comprehensive 31 Desember/

December 2017 of PSAK 71 profit or loss income December 2018

Aset tetap (4.987) -) 2.009) -) (2.978) Fixed assets Kontrak derivatif 44.636) -) 67.200) -) 111.836( Derivative contracts Efek-efek - nilai wajar melalui laba

rugi (620) -) (9.504) -) (10.124) Securities - fair value through

profit or loss Kredit yang diberikan - nilai wajar

melalui laba rugi -) 41.018) (43.649) -) (2.631) Loans - fair value through

profit or loss Beban masih harus dibayar 34.764) 2.097) (3.825) -) 33.036( Accrued expenses

Liabilitas imbalan pascakerja 15.799) -) 1.562) (508) 16.853( Obligation for post-employment

benefits Cadangan kerugian penurunan

nilai kredit yang diberikan 598.367) 64.995) (95.561) -) 567.801( Allowance for impairment

losses on loans Cadangan kerugian penurunan

nilai efek-efek -) 42) 127) -) 169) Allowance for impairment

losses on securities Efek-efek - nilai wajar melalui

penghasilan komprehensif lain (28.618) -) -) 78.754) 50.136( Securities - fair value through

other comprehensive income Lain-lain (4.164) -) 38.958) -) 34.794( Others

Aset pajak tangguhan - bersih 655.177) 108.152) (42.683) 78.246) 798.892( Deferred tax assets - net

Page 379: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

71

13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)

31 Desember/December 2017

1 Januari/

Diakui pada laba rugi/

Recognized in

Diakui pada penghasilan

komprehensif lain/

Recognized in other

comprehensive 31 Desember/

January profit or loss income December

Aset tetap (5.562) 575) -) (4.987) Fixed assets Kontrak derivatif (23.711) 68.347) -) 44.636) Derivative contracts Efek-efek - nilai wajar melalui

laba rugi (9.111) 8.491) -) (620) Securities - fair value

through profit or loss Beban masih harus dibayar 38.239) (3.475) -) 34.764) Accrued expenses

Liabilitas imbalan pasca-kerja 26.774) (10.584) (391) 15.799) Obligation for post-

employment benefits Cadangan kerugian

penurunan nilai kredit yang diberikan 461.560) 136.807) -) 598.367)

Allowance for impairment losses on loans

Cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek yang tersedia untuk dijual dan investasi pada sukuk yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain 20.252) -) (48.870) (28.618)

Allowance for impairment losses on available-for-sale

securities and investment in sukuk

measured at fair value through other

comprehensive income Rugi pajak belum

dikompensasi 93.884) (93.884) -) -) Tax loss carry forwards Lain-lain (26.606) 22.442) - (4.164) Others Aset pajak tangguhan -

bersih 575.719) 128.719) (49.261) 655.177) Deferred tax assets - net

f. Tahun fiskal 2016 f. Fiscal year 2016

Pada tahun fiskal 2016, Bank memiliki kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp 49.085.

In fiscal year 2016, the Bank had an overpayment of corporate income tax of Rp 49,085.

Pada bulan Juni 2018, kantor pajak menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan (termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajak pertambahan nilai, pajak pertambahan nilai atas pemanfaatan jasa luar negeri dan berbagai pajak penghasilan untuk tahun 2016, yang menghasilkan kelebihan bayar pajak sebesar Rp 34.377. Kantor pajak telah mengembalikan kelebihan tersebut kepada Bank pada bulan Juli 2018. Bank tetap mengakui sejumlah Rp 14.378 sebagai klaim pengembalian pajak tahun fiskal 2016 dan Rp 330 sebagai beban operasional lainnya di dalam laba rugi.

In June 2018, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s corporate income tax (including branch profit tax), value added tax, VAT Offshore and various withholding taxes for year 2016, which resulted in tax overpayment amounting to Rp 34,377. Tax Office has refunded this overpayment to the Bank in July 2018. Bank retained Rp 14,378 as claims for tax refund for fiscal year 2016 and Rp 330 as other operating expenses in profit or loss.

Pada bulan September 2018, Bank mengajukan keberatan ke kantor pajak dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2018, keberatan atas pajak penghasilan badan (termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajak penghasilan 26 dan pajak pertambahan nilai atas pemanfaatan jasa luar negeri masih dalam proses.

In September 2018, Bank submitted an objection to the tax office and up to 31 December 2018, the tax objection on corporate income tax (including branch profit tax), withholding tax art. 26 and VAT Offshore are still in process.

g. Tahun fiskal 2015 g. Fiscal year 2015

Pada tahun fiskal 2015, Bank memiliki kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp 164.396.

In fiscal year 2015, the Bank had an overpayment of corporate income tax of Rp 164,396.

Page 380: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

72

13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)

g. Tahun fiskal 2015 (Lanjutan) g. Fiscal year 2015 (Continued)

Pada bulan Juni 2017, kantor pajak menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan (termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajak pertambahan nilai, pajak pertambahan nilai atas pemanfaatan jasa luar negeri dan berbagai pajak penghasilan untuk tahun 2015, yang menghasilkan kurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 176.558. Pada bulan Juli 2017, Bank telah membayar sejumlah Rp 267 dan mengakuinya sebagai beban operasional lainnya di dalam laba rugi.

In June 2017, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s corporate income tax (including branch profit tax), value added tax, VAT Offshore and various withholding taxes for year 2015, which resulted in tax underpayments and penalties amounting to Rp 176,558. In July 2017, the Bank paid Rp 267 and recorded it as other operating expenses in profit or loss.

Pada bulan September 2017, Bank membayar sisa kurang bayar pajak sebesar Rp 176.291 dan mengajukan keberatan ke kantor pajak. Bank mencatat pembayaran sebesar Rp 176.291 dan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp 164.396 sebagai klaim pengembalian pajak tahun fiskal 2015.

In September 2017, the Bank paid the remaining tax underpayments of Rp 176,291, and submitted an objection to the tax office. Bank recorded the payment of Rp 176,291 and overpayment of corporate income tax of Rp 164,396 as claim for tax refund for fiscal year 2015.

Pada bulan Agustus dan September 2018, kantor pajak menolak seluruh keberatan tersebut. Pada bulan November 2018, Bank mengajukan banding ke pengadilan pajak sebesar Rp 340.687.

In August and September 2018, tax office rejected all of objection amount. In November 2018, Bank appealed to the tax court in the amount of Rp 340,687.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2018, banding atas pajak penghasilan badan (termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajak pertambahan nilai atas pemanfaatan jasa luar negeri masih dalam proses.

Up to 31 December 2018, the tax appeal on corporate income tax (including branch profit tax), and VAT Offshore are still in process.

h. Tahun fiskal 2014 h. Fiscal year 2014

Pada bulan Mei dan Juni 2018, kantor pajak menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan (termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajak pertambahan nilai, pajak pertambahan nilai atas pemanfaatan jasa luar negeri dan berbagai pajak penghasilan untuk tahun 2014, yang menghasilkan kurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 516. Pada bulan Juni 2018, Bank telah membayar kurang bayar pajak sejumlah Rp 516 dan mengakuinya sebagai beban operasional lainnya di dalam laba rugi.

In May and June 2018, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s corporate income tax (including branch profit tax), value added tax (VAT), VAT Offshore and various withholding taxes for year 2014, which resulted in tax underpayments and penalties amounting to Rp 516. In June 2018, the Bank paid a portion of tax underpayments of Rp 516 and recorded it as other operating expenses in profit or loss.

Page 381: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

73

13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)

i. Tahun fiskal 2013 i. Fiscal year 2013

Pada bulan Januari 2018, kantor pajak menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan (termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajak pertambahan nilai, pajak pertambahan nilai atas pemanfaatan jasa luar negeri dan berbagai pajak penghasilan untuk tahun 2013, yang menghasilkan kurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 78.992. Pada bulan Februari 2018, Bank telah membayar kurang bayar pajak sejumlah Rp 5.723 dan mengakuinya sebagai beban operasional lainnya di dalam laba rugi. Pada bulan April 2018, Bank membayar sisa kurang bayar pajak sebesar Rp 73.269 dan mengajukan keberatan ke kantor pajak. Bank mencatat ini sebagai klaim pengembalian pajak tahun fiskal 2013. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2018, keberatan atas pajak penghasilan badan (termasuk pajak atas laba usaha BUT) masih dalam proses.

In January 2018, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s corporate income tax (including branch profit tax), value added tax (VAT), VAT Offshore and various withholding taxes for year 2013, which resulted in tax underpayments and penalties amounting to Rp 78,992. In February 2018, the Bank paid a portion of tax underpayments of Rp 5,723 and recorded it as other operating expenses in profit or loss.

In April 2018, the Bank paid the remaining tax underpayments of Rp 73,269, and submitted an objection to the tax office. Bank recorded this as claim for tax refund for fiscal year 2013.

Up to 31 December 2018, the tax objection on corporate income tax (including branch profit tax) is still in process.

j. Tahun fiskal 2012 j. Fiscal year 2012

Pada bulan Mei 2017, kantor pajak menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan (termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajak pertambahan nilai, pajak pertambahan nilai atas pemanfaatan jasa luar negeri dan berbagai pajak penghasilan untuk tahun 2012, yang menghasilkan kurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 44.975. Pada bulan Juni 2017, Bank telah membayar kurang bayar pajak sejumlah Rp 1.262 dan mengakuinya sebagai beban operasional lainnya di dalam laba rugi.

In May 2017, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s corporate income tax (including branch profit tax), value added tax (VAT), VAT Offshore and various withholding taxes for year 2012, which resulted in tax underpayments and penalties amounting to Rp 44,975. In June 2017, the Bank paid a portion of tax underpayments of Rp 1,262 and recorded it as other operating expenses in profit or loss.

Pada bulan Agustus 2017, Bank membayar sisa kurang bayar pajak sebesar Rp 43.713 dan mengajukan keberatan ke kantor pajak. Bank mencatat ini sebagai klaim pengembalian pajak tahun fiskal 2012.

In August 2017, the Bank paid the remaining tax underpayments of Rp 43,713, and submitted an objection to the tax office. The Bank recorded this as claim for tax refund for fiscal year 2012.

Pada bulan Agustus 2018, kantor pajak menolak seluruh keberatan tersebut. Pada bulan November 2018, Bank mengajukan banding ke pengadilan pajak sebesar Rp 43.713.

In August 2018, tax office rejected all of the objection amount. In November 2018, the Bank appealed to the tax court in the amount of Rp 43,713.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2018, banding atas pajak penghasilan badan (termasuk pajak atas laba usaha BUT), pajak penghasilan 26, dan pajak pertambahan nilai atas pemanfaatan jasa luar negeri masih dalam proses.

Up to 31 December 2018, the tax appeal on corporate income tax (including branch profit tax), Withholding tax Art. 26, and VAT Offshore are still in process.

Page 382: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

74

13. PERPAJAKAN (Lanjutan) 13. TAXATION (Continued)

k. Tahun fiskal 2010 k. Fiscal year 2010

Pada bulan Juni 2015, kantor pajak menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak penghasilan badan, pajak pertambahan nilai dan berbagai pajak penghasilan untuk tahun 2010, yang menghasilkan kurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 18.279. Pada bulan Juli 2015, Bank telah membayar sejumlah Rp 520 dan mengakuinya sebagai beban operasional lainnya di dalam laba rugi.

In June 2015, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s corporate income tax, value added tax and various withholding taxes for year 2010, which resulted in tax underpayments and penalties amounting to Rp 18,279. In July 2015, the Bank paid Rp 520 and recorded it as other operating expenses in profit or loss.

Pada bulan September 2015, Bank membayar kurang bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 17.759 dan mengajukan keberatan ke kantor pajak.

In September 2015, the Bank paid the corporate income tax underpayment of Rp 17,759, and submitted an objection to the tax office.

Pada bulan Agustus 2016, kantor pajak menerima sebagian dari keberatan tersebut sebesar Rp 5.674 dan telah mengembalikan kelebihan tersebut kepada Bank pada bulan September 2016. Pada bulan Oktober 2016, Bank mengajukan banding ke pengadilan pajak atas sisa lebih bayar pajak sebesar Rp 12.085. Bank mencatat ini sebagai klaim pengembalian pajak tahun fiskal 2010.

In August 2016, tax office received part of the objection amounting to Rp 5,674 and has refunded this to the Bank in September 2016. In October 2016, Bank appealed to the tax court the remaining of the overpayment amounting to Rp 12,085. Bank recorded this as claim for tax refund for fiscal year 2010.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2018, banding atas pajak penghasilan badan (termasuk pajak atas laba usaha BUT) masih dalam proses.

Up to 31 December 2018, the tax appeal on corporate income tax (including branch profit tax) is still in process.

l. Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank

melaporkan atau menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan/mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.

l. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits its tax returns on the basis of self-assessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.

Manajemen yakin bahwa provisi untuk perpajakan adalah memadai untuk semua tahun pajak terbuka berdasarkan kajian beberapa faktor, termasuk interpretasi atas undang-undang perpajakan dan pengalaman masa lalu. Kajian ini didasarkan pada estimasi dan asumsi serta pertimbangan mengenai kejadian masa depan. Informasi baru mungkin saja tersedia dan dapat menyebabkan manajemen untuk mengubah pertimbangannya mengenai kecukupan provisi untuk perpajakan. Perubahan atas provisi untuk perpajakan akan berdampak pada beban pajak pada periode dimana keputusan tersebut dibuat.

Management believes that the accruals for tax liabilities are adequate for all open tax years based on the assessment of various factors, including interpretations of tax law and prior experience. This assessment relies on estimates and assumptions and may involve judgment about future events. New information may become available that causes management to change its judgment regarding the adequacy of existing tax liabilities. Such changes to tax liabilities will impact tax expense in the period in which such determination is made.

14. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA 14. OBLIGATION FOR POST-EMPLOYMENT BENEFITS

Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat, yang dikelola dan diadministrasikan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIA Financial (DPLK-AIA Financial).

The Bank has a defined contribution pension plan covering its qualified permanent employees, which is managed and administered by Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIA Financial (DPLK-AIA Financial).

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, iuran yang dibayarkan oleh Bank adalah sebesar 4% - 12% dari penghasilan dasar karyawan.

As of 31 December 2018 and 2017 the Bank’s contributions are 4% - 12% of the employees’ basic salary.

Page 383: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

75

14. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 14. OBLIGATION FOR POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)

Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13/2003, Bank diwajibkan untuk memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawan ketika pemutusan kontrak kerja atau pensiun. Imbalan kerja didasarkan pada masa kerja karyawan dan kompensasi karyawan ketika pemutusan kontrak kerja atau pensiun. Sehingga sebagai tambahan program pensiun, Bank mencatat liabilitas tambahan yang merupakan bagian dari imbalan yang diwajibkan oleh Undang-Undang No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan tetapi belum seluruhnya tercakup dalam imbalan kerja yang diberikan oleh dana pensiun.

In accordance with Labor Law of Republic Indonesia No. 13/2003, the Bank is required to provide post employment benefits to its employees when their employments are terminated or when they retire. These benefits are primary based on years of service and the employees’ compensation at termination or retirement. Therefore, in addition to the pension program, the Bank recorded an additional liability, which represented a portion of benefits required by Law No. 13/2003 concerning Labor but have not been fully covered by the benefits provided by the pension plan.

Pada tahun 2017, Bank melakukan kontribusi untuk liabilitas imbalan pasca-kerja melalui Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) yang dikelola oleh DPLK-AIA Financial.

In 2017, the Bank contributed the funding for its post-employment benefits liability through Pension Program For Severance Compensation (PPUKP), which is managed and administered by DPLK-AIA Financial.

Tabel berikut ini menyajikan perubahan liabilitas imbalan pasca-kerja selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017:

The following table presents the movement of the obligation for post-employment benefits during the years ended 31 December 2018 and 2017:

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Movement in the obligation for post-

Perubahan liabilitas imbalan pasca-kerja employment benefits Liabilitas pada awal tahun 48.613) 82.383) Obligation at beginning of year Termasuk dalam laba rugi Included in profit or loss - Beban jasa kini 12.509) 11.329) Current service cost - - Beban bunga 3.063) 5.978) Interest cost -

15.572) 17.307)

Termasuk dalam penghasilan komprehensif lain

Included in other comprehensive

income Kerugian (keuntungan) aktuarial yang timbul

dari: Actuarial losses/(gains) arising from: - Asumsi keuangan (5.691) 9.997) Financial assumptions - - Penyesuaian pengalaman 2.269) (9.243) Experience adjustments - - Imbal hasil atas program yang tidak

termasuk dalam bunga 1.860) (1.957) Return on plan assets greater -

than discount rate (1.562) (1.203)

Kontribusi perusahaan ke PPUKP -) (40.000) Employer contributions to PPUKP Pembayaran imbalan pasca-kerja (11.358) (9.874) Post-employment benefits paid Penyesuaian lainnya 590) -) Other adjustment

Liabilitas pada akhir tahun 51.855) 48.613) Obligation at end of year

Page 384: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

76

14. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 14. OBLIGATION FOR POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Asumsi-asumsi utama yang digunakan Key assumptions used in the above

dalam perhitungan di atas calculation - Tingkat diskonto 8,00% 6,30% Discount rate - - Tingkat kenaikan gaji di masa depan 5,00% 5,00% Future salary increase rate -

Tingkat diskonto digunakan dalam menentukan nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja pada tanggal penilaian. Secara umum, tingkat diskonto mengacu pada imbal hasil atas obligasi pemerintah berkualitas tinggi yang diperdagangkan di pasar modal aktif pada tanggal pelaporan.

The discount rate is used in determining the present value of the benefit obligation at valuation date. In general, the discount rate correlates with the yield on high quality government bonds that are traded in active capital markets at the reporting date.

Asumsi kenaikan gaji di masa depan memproyeksikan liabilitas imbalan pasca-kerja mulai dari tanggal penilaian sampai dengan usia pensiun normal. Tingkat kenaikan gaji pada umumnya ditentukan dengan menerapkan penyesuaian inflasi terhadap besarnya gaji dan dengan memperhitungkan lamanya masa kerja.

The future salary increase assumption projects the benefit obligation starting from the valuation date through the normal retirement age. The salary increase rate is generally determined by applying inflation adjustments to pay scales, and by taking account of the length of service.

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, durasi rata-rata tertimbang dari liabilitas imbalan pasca-kerja adalah 5,09 dan 5,82 tahun.

At 31 December 2018 and 2017, the weighted-average duration of the obligation for post-employment benefit was 5.09 and 5.82 years, respectively.

Analisis sensitivitas Sensitivity analysis Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, perubahan terhadap salah satu asumsi aktuarial, dengan anggapan asumsi yang lain konstan, akan berdampak kepada nilai kini liabilitas imbalan pasti Bank seperti pada tabel di bawah ini:

As of 31 December 2018 and 2017, changes on one of the relevant actuarial assumptions, holding other assumptions constant, would have affected the Bank’s present value of defined benefit obligation as shown on the table below:

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Kenaikan/ Penurunan/ Kenaikan/ Penurunan/ Increase Decrease Increase Decrease Tingkat diskonto (perubahan 1%) (4.523) 4.964) (4.941) 5.462) Discount rate (1% movement) Kenaikan gaji di masa depan

(perubahan 1%) 8.914) (7.241) 8.814) (7.201) Future salary increase rate

(1% movement)

15. UTANG KEPADA KANTOR PUSAT DAN CABANG-CABANG LAIN

15. DUE TO HEAD OFFICE AND OTHER BRANCHES

Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dan cabang-cabang lain. Utang kepada Kantor Pusat dapat diperpanjang secara periodik.

Due to Head Office and other branches represents the funds placed in Indonesia by the Head Office and other branches. Due to Head Office is rolled-over on a periodical basis.

Page 385: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

77

15. UTANG KEPADA KANTOR PUSAT DAN CABANG-CABANG LAIN (Lanjutan)

15. DUE TO HEAD OFFICE AND OTHER BRANCHES (Continued)

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, saldo utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain adalah sebagai berikut:

As of 31 December 2018 and 2017, the balance of due to Head Office and other branches was as follows:

31 Desember/ December

2018

31 Desember/ December

2017 Utang kepada Kantor Pusat (Catatan 25): Due to Head Office (Note 25):

Rupiah - 1.232 Rupiah

Mata uang asing 2018: jatuh tempo 2 Januari 2019, 23 Desember 2019, 27 Desember 2019 dan 29 Januari 2020, 2017: jatuh tempo 2 Januari 2018, 29 Januari 2018, 23 Desember 2019, 27 Desember 2019 7.190.123 5.834.098

Foreign currencies 2018: due on 2 January 2019,

23 December 2019, 27 December 2019 and 29 January 2020,

2017: due on 2 January 2018, 29 January 2018, 23 December 2019,

27 December 2019 7.190.123 5.835.330

Utang kepada cabang-cabang lain: Due to other branches:

Rupiah 2.373.524 428.911 Rupiah Mata uang asing 3.608.067 7.211.933 Foreign currencies

5.981.591 7.640.844

Jumlah 13.171.714 13.476.174 Total

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, termasuk dalam utang kepada Kantor Pusat adalah pinjaman dari Kantor Pusat yang tidak dikenakan suku bunga masing-masing sebesar Rp 5.680.100 dan Rp 5.359.163.

As of 31 December 2018 and 2017, due to Head Office includes borrowing from head office that are interest free amounting to Rp 5,680,100 and Rp 5,359,163, respectively.

16. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 16. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

31 Desember/December 2018 31 Desember/December 2017

Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies

Jumlah/ Total Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies

Jumlah/ Total

Komitmen Commitments

Kewajiban komitmen Committed liabilities Fasilitas kredit yang

belum digunakan-committed (222.576) (426.724) (649.300) (732.855) (284.591) (1.017.446)

Unused loan facilities-

committed Fasilitas letters of

credit yang tidak dapat dibatalkan yang diberikan ke nasabah (1.039.165) (884.692) (1.923.857) (156.939) (1.784.939) (1.941.878)

Irrevocable letters of credit facilities

provided to customers

Jumlah kewajiban komitmen (1.261.741) (1.311.416) (2.573.157) (889.794) (2.069.530) (2.959.324)

Total committed liabilities

31 Desember/December 2018 31 Desember/December 2017

Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies

Jumlah/ Total Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies

Jumlah/ Total

Kontinjensi Contingencies

Tagihan kontinjensi Contingent receivables Garansi yang diterima

dari bank-bank lain

860.000) 4.249.304) 5.109.304) 860.000) 3.852.374) 4.712.374) Guarantees received

from other banks

Pendapatan bunga dalam penyelesaian

36.238) 11.447) 47.685) 116.753) 21.844) 138.597) Interest in suspense

Jumlah tagihan kontinjensi

896.238) 4.260.751) 5.156.989) 976.753) 3.874.218) 4.850.971)

Total contingent receivables

Page 386: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

78

16. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan) 16. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (Continued)

31 Desember/December 2018 31 Desember/December 2017

Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies

Jumlah/ Total Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies

Jumlah/ Total

Kewajiban kontinjensi Contingent liabilities

Bank garansi yang diterbitkan kepada nasabah

(2.140.695) (7.833.429) (9.974.124) (2.198.378) (6.584.816) (8.783.194)

Bank guarantees issued to

customers

Jumlah kewajiban kontinjensi - bersih

(1.244.457) (3.572.678) (4.817.135) (1.221.625) (2.710.598) (3.932.223)

Total contingencies liabilities - net

Bank menghadapi berbagai macam jenis tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan dalam kegiatan usahanya. Tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak buruk yang signifikan pada kelangsungan usaha Bank.

The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management believes that the results in any of these proceedings will not have significant adverse impacts on the Bank’s ability to operate as a going concern.

17. INSTRUMEN KEUANGAN 17. FINANCIAL INSTRUMENTS

a. Klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan

Pada tabel di bawah ini, instrumen keuangan telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masing-masing. Kebijakan akuntansi yang signifikan di Catatan 2g menjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan), diakui.

a. Classification of financial assets and financial liabilities

In the table below, financial instruments have been classified based on their classification. The significant accounting policies in Note 2g describe how the categories of the financial assets and financial liabilities are measured and how income and expenses, including fair value gains and losses (changes in fair value of financial instruments), are recognized.

Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL), dan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (FVOCI). Sama halnya dengan aset keuangan, liabilitas keuangan telah dikelompokkan ke dalam liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

Financial assets have been classified into amortized cost, fair value through profit or loss (FVTPL) and fair value through other comprehensive income (FVOCI). Similarly, financial liabilities have been classified into fair value through profit or loss and amortized cost.

Page 387: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

79

17. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) 17. FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)

a. Klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)

a. Classification of financial assets and financial liabilities (Continued)

Di bawah ini disajikan nilai tercatat semua aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 serta 1 Januari 2018.

Summarized below is the carrying amount of all financial assets and financial liabilities as of 31 December 2018 and 2017 and 1 January 2018.

31 Desember/December 2018

Nilai wajar melalui laba rugi/

Fair value through profit or loss

Nilai wajar melalui penghasilan

komprehensif lain/Fair value through other

comprehensive income

Biaya perolehan diamortisasi/

Amortized cost

Jumlah nilai tercatat/

Total carrying amount

Aset keuangan Financial assets Kas - - 231.407 231.407 Cash

Giro pada Bank Indonesia - - 2.790.328 2.790.328 Current accounts

with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain - - 557.605 557.605 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain - - 257.989 257.989 Due from other branches Penempatan pada Bank Indonesia

dan bank-bank lain - - 4.547.608 4.547.608 Placements with Bank Indonesia

and other banks Efek-efek 1.958.833 6.564.208 1.260.728 9.783.769 Securities Aset derivatif 3.500.110 - - 3.500.110 Derivative assets Tagihan akseptasi - - 4.501.390 4.501.390 Acceptance receivables Kredit yang diberikan 2.889.363 - 28.917.814 31.807.177 Loans Tagihan atas pinjaman yang

dijamin 3.090.531 - - 3.090.531 Receivables under secured

borrowings Aset lain-lain - - 549.682 549.682 Other assets 11.438.837 6.564.208 43.614.551 61.617.596 Liabilitas keuangan Financial liabilities

Simpanan oleh nasabah bukan bank - - 29.922.503 29.922.503 Deposits by non-bank customers

Simpanan oleh bank-bank lain - - 2.758.090 2.758.090 Deposits by other banks Liabilitas derivatif 3.866.496 - - 3.866.496 Derivative liabilities Utang akseptasi - - 4.506.119 4.506.119 Acceptance payables Liabilitas untuk mengembalikan

surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 3.096.639 - - 3.096.639

Obligation to return securities received under

secured borrowings Utang kepada Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain - - 7.491.614 7.491.614 Due to Head Office

and other branches Beban masih harus dibayar dan

liabilitas lain-lain - - 1.688.676 1.688.676 Accrued expenses

and other liabilities 6.963.135 - 46.367.002 53.330.137

1 Januari/January 2018

Nilai wajar melalui laba rugi/

Fair value through profit or loss

Nilai wajar melalui penghasilan

komprehensif lain/Fair value through other

comprehensive income

Biaya perolehan diamortisasi/

Amortized cost

Jumlah nilai tercatat/

Total carrying amount

Aset keuangan Financial assets Kas - - 135.055 135.055 Cash

Giro pada Bank Indonesia - - 3.340.990 3.340.990 Current accounts

with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain - - 563.095 563.095 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain - - 381.604 381.604 Due from other branches Penempatan pada Bank Indonesia

dan bank-bank lain - - 4.854.449 4.854.449 Placements with Bank Indonesia

and other banks Efek-efek 1.819.902 10.305.833 944.543 13.070.278 Securities Aset derivatif 1.192.115 - - 1.192.115 Derivative assets Tagihan akseptasi - - 4.085.553 4.085.553 Acceptance receivables Kredit yang diberikan 2.816.051 - 23.571.148 26.387.199 Loans Tagihan atas pinjaman yang

dijamin 6.180.672 - 429.153 6.609.825 Receivables under secured

borrowings Aset lain-lain - - 524.545 524.545 Other assets 12.008.740 10.305.833 38.830.135 61.144.708

Page 388: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

80

17. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) 17. FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)

a. Klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)

a. Classification of financial assets and financial liabilities (Continued)

1 Januari/January 2018

Nilai wajar melalui laba rugi/

Fair value through profit or loss

Nilai wajar melalui penghasilan

komprehensif lain/Fair value through other

comprehensive income

Biaya perolehan diamortisasi/

Amortized cost

Jumlah nilai tercatat/

Total carrying amount

Liabilitas keuangan Financial liabilities

Simpanan oleh nasabah bukan bank - - 29.778.464 29.778.464 Deposits by non-bank customers

Simpanan oleh bank-bank lain - - 2.041.512 2.041.512 Deposits by other banks Liabilitas derivatif 1.329.476 - - 1.329.476 Derivative liabilities Utang akseptasi - - 4.094.218 4.094.218 Acceptance payables Liabilitas untuk mengembalikan

surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 6.447.608 - - 6.447.608

Obligation to return securities received under

secured borrowings Utang kepada Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain - - 8.117.011 8.117.011 Due to Head Office

and other branches Beban masih harus dibayar dan

liabilitas lain-lain - - 1.766.804 1.766.804 Accrued expenses

and other liabilities 7.777.084 - 45.798.009 53.575.093

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 1 Januari 2018, seluruh aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah dipersyaratkan diukur pada nilai wajar.

As of 31 December 2018 and 1 January 2018, all financial assets measured at FVTPL are mandatorily be measured at fair value.

31 Desember/December 2017

Diukur pada nilai wajar melalui

laba rugi/ Fair value

through profit or loss

Pinjaman yang diberikan dan

piutang/ Loans and receivables

Tersedia untuk dijual/

Available-for-sale

Dimiliki hingga jatuh tempo/

Held to maturity

Biaya perolehan

diamortisasi lainnya/

Other amortized cost*

Jumlah nilai tercatat/

Total carrying amount

Aset keuangan Financial assets Kas - 135.055 - - - 135.055 Cash Giro pada Bank

Indonesia - 3.340.990 - - - 3.340.990 Current accounts

with Bank Indonesia Giro pada bank-bank

lain - 563.095 - - - 563.095 Current accounts

with other banks Tagihan dari cabang-

cabang lain - 381.604 - - - 381.604 Due from other

branches Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain - 4.854.449 - - - 4.854.449

Placements with Bank Indonesia and

other banks Efek-efek 1.819.902 - 10.305.833 39.243 905.429 13.070.407 Securities Aset derivatif 1.192.115 - - - - 1.192.115 Derivative assets Tagihan akseptasi - 4.085.553 - - - 4.085.553 Acceptance receivables Kredit yang diberikan - 26.713.395 - - - 26.713.395 Loans Tagihan atas pinjaman

yang dijamin 6.180.672 429.153 - - - 6.609.825 Receivables under

secured borrowings Aset lain-lain - 524.545 - - - 524.545 Other assets 9.192.689 41.027.839 10.305.833 39.243 905.429 61.471.033 Liabilitas keuangan Financial liabilities

Simpanan oleh nasabah bukan bank - - - - 29.778.464 29.778.464

Deposits by non- bank customers

Simpanan oleh bank-bank lain - - - - 2.041.512 2.041.512

Deposits by other banks

Liabilitas derivatif 1.329.476 - - - - 1.329.476 Derivative liabilities Utang akseptasi - - - - 4.094.218 4.094.218 Acceptance payables Liabilitas untuk

mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 6.447.608 - - - - 6.447.608

Obligation to return securities received

under secured borrowings

Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain - - - - 8.117.011 8.117.011

Due to Head Office and other branches

Beban masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain - - - - 1.760.381 1.760.381

Accrued expenses and other liabilities

7.777.084 - - - 45.791.586 53.568.670

Page 389: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

81

17. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) 17. FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)

b. Nilai wajar instrumen keuangan b. Fair values of financial instruments

Instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar Financial instruments measured at fair value

Tabel berikut ini menyajikan analisis instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar berdasarkan level hirarki nilai wajarnya.

The table below analyses financial instruments measured at fair value by its level in the fair value hierarchy.

31 Desember/December 2018

Level 1 Level 2 Jumlah/

Total

Aset keuangan Financial assets Efek-efek - 8.523.041 8.523.041 Securities Aset derivatif 1.543 3.498.567 3.500.110 Derivative assets Kredit yang diberikan - 2.889.363 2.889.363 Loans Tagihan atas pinjaman yang dijamin - 3.090.531 3.090.531

Receivables under secured borrowings

1.543 18.001.502 18.003.045

Liabilitas keuangan Financial liabilities Liabilitas derivatif 3.162 3.863.334 3.866.496 Derivative liabilities Liabilitas untuk mengembalikan

surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin - 3.096.639 3.096.639

Obligation to return securities received under secured borrowings

3.162 6.959.973 6.963.135

31 Desember/December 2017

Level 1 Level 2 Jumlah/

Total

Aset keuangan Financial assets Efek-efek - 12.125.735 12.125.735 Securities Aset derivatif 700 1.191.415 1.192.115 Derivative assets Tagihan atas pinjaman yang

dijamin - 6.180.672 6.180.672 Receivables under secured

borrowings 700 19.497.822 19.498.522

Liabilitas keuangan Financial liabilities Liabilitas derivatif 1.273 1.328.203 1.329.476 Derivative liabilities Liabilitas untuk mengembalikan

surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin - 6.447.608 6.447.608

Obligation to return securities received under secured borrowings

1.273 7.775.811 7.777.084

Pengukuran nilai wajar efek-efek dan derivatif dijelaskan pada Catatan 4b.1.

Fair value measurement of securities and derivatives are described in Note 4b.1.

Pada tanggal 31 Desember 2018, nilai wajar aset derivatif dan liabilitas derivatif telah termasuk Credit Valuation Adjustment (CVA) sebesar Rp 18.421, neto dengan Funding Valuation Adjustment (FVA) sebesar Rp 14.891.

As of 31 December 2018, fair value of derivative assets and liabilities have incorporated Credit Valuation Adjustment (CVA) amounting to Rp 18,421, net with Funding Valuation Adjustment (FVA) amounting to Rp 14,891.

Pada tanggal 31 Desember 2017, nilai wajar aset derivatif dan liabilitas derivatif telah termasuk Credit Valuation Adjustment (CVA) sebesar Rp 7.822, neto dengan Funding Valuation Adjustment (FVA) sebesar Rp 6.772.

As of 31 December 2017, fair value of derivative assets and liabilities have incorporated Credit Valuation Adjustment (CVA) amounting to Rp 7,822, net with Funding Valuation Adjustment (FVA) amounting to Rp 6,772.

Ini mengakibatkan penambahan rugi belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas instrumen keuangan dalam laba rugi.

These resulted in an increase to unrealized loss from changes in fair value of financial instruments in the profit or loss.

Page 390: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

82

17. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) 17. FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)

b. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan) b. Fair values of financial instruments (Continued)

Instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar

Financial instruments not measured at fair value

Tabel di bawah ini menyajikan nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar dan analisis atas instrumen keuangan tersebut sesuai dengan masing-masing level dalam hirarki nilai wajar.

The following table sets out the fair values of financial instruments not measured at fair value and analysis them by the level in the fair value hierarchy.

31 Desember/December 2018 Nilai wajar/Fair value

Nilai tercatat/ Carrying amount

Level 1 Level 2 Level 3 Jumlah/

Total Aset keuangan Financial assets

Efek-efek 1.260.728) - 1.267.838 - 1.267.838 Securities Kredit yang diberikan 28.917.814) - 1.247.758 28.578.280 29.826.038 Loans

Aset lain-lain - bersih 549.682) - 19.517 530.165 549.682 Other assets - net

30.728.224) - 2.535.113 29.108.445 31.643.558 Liabilitas keuangan Financial liabilities Simpanan oleh

nasabah bukan bank

29.922.503 - 29.922.503 - 29.922.503 Deposits by non-bank customers

Simpanan oleh bank-bank lain

2.758.090

- 2.758.090 - 2.758.090 Deposits by other banks

32.680.593 - 32.680.593 - 32.680.593

31 Desember/December 2017 Nilai wajar/Fair value

Nilai tercatat/ Carrying amount

Level 1 Level 2 Level 3 Jumlah/

Total Aset keuangan Financial assets

Efek-efek 944.672 - 949.720 - 949.720 Securities Kredit yang diberikan 26.713.395 - 3.188.655 23.573.648 26.762.303 Loans

Tagihan atas pinjaman yang dijamin

429.153 - 429.153 - 429.153 Receivables under

secured borrowings Aset lain-lain - bersih 524.545 - 123.271 401.274 524.545 Other assets, net

28.611.765 - 4.690.799 23.974.922 28.665.721 Liabilitas keuangan Financial liabilities Simpanan oleh

nasabah bukan bank

29.778.464

- 29.778.464 - 29.778.464 Deposits by non-bank

customers Simpanan oleh bank-

bank lain

2.041.512

- 2.041.512 - 2.041.512 Deposits by other banks 31.819.976 - 31.819.976 - 31.819.976

Nilai wajar kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 diukur dengan menggunakan analisis arus kas yang didiskonto berdasarkan tingkat suku bunga pasar.

The fair value of loans as of 31 December 2018 and 2017 were measured using discounted cash flows analysis using market interest rate.

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, nilai wajar simpanan oleh nasabah bukan bank dan simpanan oleh bank-bank lain sama dengan nilai tercatatnya karena sifatnya dapat ditarik sewaktu-waktu (payable on demand).

As of 31 December 2018 and 2017, the fair value of deposits by non-bank customer and deposit by other bank are same with the carrying amounts because they are payable on demand in nature.

Page 391: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

83

17. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) 17. FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)

b. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan) b. Fair values of financial instruments (Continued)

Sebagian besar dari instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar, diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Di bawah ini menyajikan daftar instrumen keuangan yang nilai tercatatnya mendekati nilai wajarnya karena instrumen tersebut berjangka pendek atau yang ditinjau ulang menggunakan harga pasar secara berkala.

Majority of the financial instrument not measured at fair value are measured at amortized cost. Below lists those financial instruments for which their carrying amount are reasonable approximation of fair value because they are short term in nature or re-price to current market rates frequently.

Aset keuangan: Financial assets: - Kas - Cash - Giro pada Bank Indonesia - Current accounts wih Bank Indonesia - Giro pada bank-bank lain - Current accounts wih other banks - Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-

bank lain - Placements with Bank Indonesia and other

banks - Tagihan akseptasi - Acceptance receivables

Liabilitas keuangan: Financial liabilities: - Utang akseptasi - Acceptance payables - Beban masih harus dibayar dan liabilitas lain-

lain - Accrued expense and other liabilities

- Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain

- Due to Head Office and other branches

Perhitungan nilai wajar dilakukan hanya untuk kepentingan pengungkapan dan tidak berdampak pada pelaporan posisi atau kinerja keuangan Bank. Nilai wajar yang dihitung oleh Bank mungkin berbeda dengan jumlah aktual yang akan diterima/dibayar pada saat penyelesaian atau jatuh tempo instrumen keuangan. Mengingat kategori tertentu instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan, maka terdapat pertimbangan manajemen dalam perhitungan nilai wajar.

Fair value calculation is performed only for disclosure purpose and does not have any impact on reporting Bank’s position or its financial performance. The fair value that calculated by the Bank may be different with total actual which will be received/paid when financial instrument is settled or due. Considering that certain financial instruments are not for trading, there is management consideration in fair value calculation.

18. PENYERTAAN KANTOR PUSAT 18. HEAD OFFICE INVESTMENT

Berikut adalah penyertaan yang dilakukan oleh Kantor Pusat di Bank sejak pendirian Bank sampai dengan tanggal pelaporan:

Below are investments from the Head Office in the Bank since the Bank’s establishment up to reporting date:

Jumlah/ Amount

Awal 867 Beginning 26 dan 27 April 2010 900.350 26 and 27 April 2010 3 – 5 Desember 2012 1.442.150 3 – 5 December 2012 21 Juni 2017 938.796 21 June 2017

Saldo, 31 Desember 2018 dan 2017 3.282.163 Balance as of 31 December 2018 and 2017

Tambahan penyertaan Kantor Pusat pada tahun 2010, 2012 dan 2017 ini diperhitungkan sebagai bagian dari Dana Usaha yang dilaporkan (Catatan 25).

These additional Head Office Investments in 2010, 2012 and 2017 were accounted for part of declared Operating Fund (Note 25).

Page 392: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

84

19. PENDAPATAN BUNGA 19. INTEREST INCOME

Pendapatan bunga terdiri dari: Interest income consists of:

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017

Kredit yang diberikan 2.495.984 2.331.910 Loans Efek-efek 1.048.612 1.334.135 Securities Penempatan pada bank-bank lain 77.945 82.586 Placements with other banks Lainnya 6.065 4.931 Others

3.628.606 3.753.562

Pendapatan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dilaporkan di atas, yang terkait dengan aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah masing-masing sebesar Rp 2.997.563 dan Rp 3.087.575 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2018 dan 2017.

Interest income calculated using the effective interest method reported above that relates to financial assets not carried at fair value through profit or loss were Rp 2,997,563 and Rp 3,087,575 for the years ended 31 December 2018 and 2017, respectively.

Termasuk dalam pendapatan bunga adalah bunga dari efek diskonto aset keuangan yang mengalami penurunan nilai untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2018 dan 2017 masing-masing sebesar Rp 5.686 dan Rp 7.921.

Included in interest income is the interest from effect of discounting (unwinding interest) of impaired financial assets for the years ended 31 December 2018 and 2017 amounting to Rp 5,686 and Rp 7,921, respectively.

20. BEBAN BUNGA 20. INTEREST EXPENSES

Beban bunga terdiri dari: Interest expenses consists of:

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017

Deposito berjangka/deposito on call 404.819 342.212 Time/call deposits Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat

berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 310.018 512.665

Obligation to return securities received under secured borrowings

Giro 299.453 318.070 Current accounts Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-

cabang lain 176.997 157.167

Due to Head Office and other branches Tabungan 87.157 137.618 Saving accounts Interbank call money 14.697 40.669 Interbank call money Lainnya 5.693 1.806 Others

1.298.834 1.510.207

21. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI, BERSIH 21. FEE AND COMMISSION INCOME, NET Pendapatan (beban) provisi dan komisi, bersih berdasarkan produk/jasa adalah sebagai berikut:

Fee and commission income (expense), net by product/service is as follows:

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Pendapatan bancassurance 158.325) 270.881) Bancassurance income Pendapatan unit trusts 119.401) 146.287) Unit trusts income Jasa kustodian 109.287) 121.811) Custody services Ekspor/impor 140.044) 132.609) Exports/imports Kredit ritel yang tidak dijamin 107.906) 86.474) Unsecured retail loans Kredit yang diberikan 105.901) 27.211) Loans Bank garansi 69.933) 68.046) Bank guarantees Pendapatan provisi dan komisi lainnya 13.421 33.142 Other fee and commission income Beban provisi dan komisi (53.692) (39.173) Fee and commission expense 770.526) 847.288)

Page 393: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

85

22. KERUGIAN PENURUNAN NILAI, BERSIH 22. IMPAIRMENT LOSSES, NET

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Beban selama tahun berjalan: Charges for the year:

Kredit yang diberikan 346.461 900.851)) Loans Aset keuangan lainnya 3.315 (3.945)) Other financial assets

349.776 896.906))

Kerugian penurunan nilai disajikan bersih termasuk setelah dikurangi pemulihan selama tahun berjalan.

Impairment losses is disclosed netting of the recovery during the year.

23. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 23. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Alokasi beban Kantor Pusat 463.724 434.953 Head Office allocation expenses Area reimbursements 261.638 213.585 Area reimbursements Gedung 177.738 156.930 Premises Jasa profesional 86.068 62.579 Professional fees Asuransi 68.561 62.437 Insurance Penyusutan aset tetap 40.501 47.190 Depreciation of fixed assets Telekomunikasi 39.960 39.897 Telecommunication Komputer 38.236 38.334 Computer Iklan 25.670 58.077 Advertising Perjalanan dan transportasi 5.569 9.736 Travel and transportation Rugi operasional 133 13.192 Operational loss Lainnya 140.757 140.463 Others

1.348.555 1.277.373

24. BEBAN KARYAWAN 24. PERSONNEL EXPENSES

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Gaji 431.966 455.045 Salaries Tunjangan lainnya 175.943 189.165 Other allowances Tunjangan hari raya dan bonus 157.989 202.677 Holiday allowance and bonuses Pelatihan 27.543 12.226 Training Biaya restrukturisasi 26.740 159.362 Restructuring costs Imbalan pascakerja (Catatan 14) 15.572 17.307 Post-employment benefits (Note 14) Lainnya 38.766 39.836 Others

874.519 1.075.618

25. DANA USAHA 25. OPERATING FUNDS

Dana usaha merupakan selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan dana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dan kantor-kantor cabang di luar Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai ketentuan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bank asing.

Operating funds represent the difference between the funds placed in Indonesia by Head Office and the funds placed by the Bank with its Head Office and other branches outside Indonesia, in accordance with the decree of the Directors of Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR dated 12 May 1999 concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, sub-branch offices and representative offices of foreign banks.

Page 394: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

86

25. DANA USAHA (Lanjutan) 25. OPERATING FUNDS (Continued)

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, dana usaha Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, terdiri dari:

As of 31 December 2018 and 2017, the Bank’s operating funds in accordance with prevailing Bank Indonesia regulation comprised of:

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017 Tagihan dari cabang-cabang lain 257.989 381.604) Due from other branches Aset derivatif dari Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain 1.999.349 421.148) Derivative assets from Head Office and

other branches Aset lain-lain 164.661 171.072) Other assets Liabilitas derivatif kepada Kantor Pusat (327.927) (47.396) Derivative liabilities to Head Office Utang akseptasi kepada Kantor Pusat - (32.713) Acceptance payables to Head Office Tambahan penyertaan Kantor Pusat

(Catatan 18) (3.281.296) (3.281.296) Additional Head Office investment

(Note 18) Utang kepada Kantor Pusat (Catatan 15) (7.190.123) (5.835.330) Due to Head Office (Note 15) Beban masih harus dibayar dan liabilitas

lain-lain (601.686) (489.402) Accrued expenses & other liabilities

Dana usaha (8.979.033) (8.712.313) Operating funds

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, dana usaha Bank yang dideklarasikan masing-masing sejumlah ekuivalen Rp 8.961.396 and Rp 8.640.458. Deklarasi modal untuk tahun berakhir 31 Desember 2018 dan 2017 telah dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku mengenai pinjaman luar negeri.

As of 31 December 2018 and 2017, the Bank’s declared operating funds amounted to equivalent Rp 8,961,396 and Rp 8,640,458, respectively. The declaration funds for the years ended 31 December 2018 and 2017 were made in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations concerning receiving of commercial offshore borrowings.

Dana usaha atau dana usaha yang dideklarasikan, mana yang lebih rendah, dimasukkan ke dalam perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (Catatan 26).

Operating funds or declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s Capital Adequacy Ratio (Note 26).

26. MANAJEMEN MODAL 26. CAPITAL MANAGEMENT

Secara berkala, Bank melakukan perencanaan dan pengawasan permodalan untuk memastikan kecukupan permodalan dalam rangka mendukung strategi bisnis, kepatuhan kepada peraturan perbankan serta memperhatikan perkembangan kondisi makro ekonomi. Rencana penambahan modal Bank wajib disampaikan dalam Rencana Bisnis yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan harus mendapatkan persetujuan dari Standard Chartered Group maupun OJK.

On a regular basis, Bank undertakes capital planning and monitoring to ensure capital adequacy to support business strategies, compliance to banking regulation as well as to take into consideration macro economic development. Capital injection plan is required to be included in the Business Plan submitted to Otoritas Jasa Keuangan (OJK), and it is subject to Standard Chartered Group and OJK approvals.

Sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 9% - 11,25% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko Bank, OJK dapat mewajibkan Bank untuk menyediakan modal minimum lebih besar dari ketentuan mengenai modal minimum tersebut. Potensi kerugian Bank dapat bersumber dari:

In accordance with the prevailing banking regulation, the Bank is required to maintain a minimum capital of 9% - 11.25% of Risk Weighted Assets (RWA). In order to anticipate potential losses in the Bank’s risk profile, OJK may require the Bank to maintain higher capital than the minimum capital requirement. The potential losses may derive from:

a. Risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional

yang belum dapat sepenuhnya diukur secara akurat dalam melakukan perhitungan ATMR;

a. Credit risk, market risk and operational risk which have not been accurately measured in the RWA calculation;

b. Risiko lainnya yang bersifat material antara lain risiko suku bunga di banking book, risiko likuiditas, dan risiko konsentrasi;

b. Other material risks, including interest rate risk in banking book, liquidity risk and concentration risk;

Page 395: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

87

26. MANAJEMEN MODAL (Lanjutan) 26. CAPITAL MANAGEMENT (Continued)

c. Dampak penerapan stress testing terhadap kecukupan modal Bank, dan/atau;

c. Impact of the application of stress test on the capital adequacy, and/or;

d. Berbagai faktor terkait lainnya. d. Other relevant factors.

Perhitungan modal dan ATMR untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dilakukan sesuai dengan ketentuan perbankan yang berlaku.

Calculation of capital and RWA for credit risk, market risk and operational risk are done in accordance with the prevailing banking regulations.

Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang periode pelaporan.

The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the reporting period.

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, dihitung sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagai berikut:

The Bank’s Capital Adequacy Ratio (CAR) as of 31 December 2018 and 2017, computed in accordance with the prevailing regulations was as follows:

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Komponen modal:

Components of capital: Penyertaan Kantor Pusat 867) 867) Head Office investment Dana usaha (Catatan 25) 8.961.396) 8.640.458) Operating funds (Note 25) Laba yang belum dipindahkan

ke Kantor Pusat 959.175)

651.468)

Unremitted profit to Head Office Kekurangan cadangan kerugian

/penurunan nilai aset terhadap penyisihan penghapusan aset sesuai ketentuan Bank Indonesia (257.939)

-)

Shortage of allowance for impairment losses on assets against provision for...

assets losses according to Bank... Indonesia guidance...

Cadangan umum penyisihan penghapusan aset produktif (maksimum 1,25% dari aset tertimbang menurut risiko)

477.647)

433.052)

General reserve for allowance for productive assets///

(maximum 1.25% of risk…. )weighted assets)….

Penghasilan komprehensif lain (154.259) 88.064) Other comprehensive income Perhitungan pajak tangguhan (798.892) (655.177) Deferred tax assets Aset tak berwujud lainnya (35.300) (51.465) Other intangible assets Jumlah modal 9.152.695) 9.107.267) Total capital

Aset Tertimbang Menurut Risiko -

untuk risiko kredit 46.042.362) 37.564.292) Risk Weighted Assets - credit risk

Aset Tertimbang Menurut Risiko -

untuk risiko pasar 2.281.060) 2.068.714) Risk Weighted Assets - market risk

Aset Tertimbang Menurut Risiko -

untuk risiko operasional 6.801.109) 7.046.994) Risk Weighted Assets - operational risk

Rasio Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum - risiko kredit

Capital Adequacy Ratio - credit risk and

dan risiko pasar 18,94%) 22,98% market risk

Rasio Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum - risiko kredit, risiko pasar dan risiko

Capital Adequacy Ratio - credit risk,

operasional 16,60%) 19,51% market risk and operational risk Rasio Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum Yang Diwajibkan 9% - <11,25% 9% - <11,25% Required Capital Adequacy Ratio

Page 396: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

88

27. KUALITAS ASET PRODUKTIF 27. QUALITY OF PRODUCTIVE ASSETS

Tabel di bawah ini menunjukkan kualitas aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, yang disajikan pada nilai tercatatnya sebelum cadangan kerugian penurunan nilai:

Table below presents the quality of productive assets of the Bank in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations, presented at their carrying amounts before allowance for impairment losses:

31 Desember/December 2018

Lancar/ Current

Dalam perhatian khusus/ Special mention

Kurang lancar/ Substandard

Diragukan/ Doubtful Macet/Loss Jumlah/Total

Giro pada Bank

Indonesia 2.790.328 - - - - 2.790.328 Current accounts

with Bank Indonesia Giro pada bank-

bank lain 564.981 - - - - 564.981 Current accounts

with other banks Tagihan dari

cabang-cabang lain 257.989 - - - - 257.989

Due from other branches

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain 4.547.608 - - - - 4.547.608

Placements with Bank Indonesia and

other banks Efek-efek 9.784.286 - - - - 9.784.286 Securities Aset derivatif 3.500.110 - - - - 3.500.110 Derivative assets Tagihan akseptasi 4.504.502 1.617 - - - 4.506.119 Acceptance receivables Kredit yang

diberikan 30.645.857 1.416.219 45.371 144.363 449.031 32.700.841 Loans Tagihan atas

pinjaman yang dijamin 3.090.531 - - - - 3.090.531

Receivables under secured borrowings

Aset lain-lain 388.058 - - - - 388.058 Other assets Rekening

administratif 64.562.823 2.291.314 47 2 4.688 66.858.874 Off-balance sheet

31 Desember/December 2017

Lancar/ Current

Dalam perhatian khusus/ Special mention

Kurang lancar/ Substandard

Diragukan/ Doubtful Macet/Loss Jumlah/Total

Giro pada Bank

Indonesia 3.340.990 - - - - 3.340.990 Current accounts

with Bank Indonesia Giro pada bank-

bank lain 563.961 - - - - 563.961 Current accounts

with other banks Tagihan dari

cabang-cabang lain 381.604 - - - - 381.604

Due from other branches

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain 4.854.449 - - - - 4.854.449

Placements with Bank Indonesia and

other banks Efek-efek 13.070.407 - - - - 13.070.407 Securities Aset derivatif 1.192.115 - - - - 1.192.115 Derivative assets Tagihan akseptasi 4.094.218 4.094.218 Acceptance receivables Kredit yang

diberikan 25.212.693 1.830.001 423.772 77.058 451.467 27.994.991 Loans Tagihan atas

pinjaman yang dijamin 6.609.825 - - - - 6.609.825

Receivables under secured borrowings

Aset lain-lain 222.657 - - - - 222.657 Other assets Rekening

administratif 59.693.764 1.230.537 6.022 5.397 3.426 60.939.146 Off-balance sheet

Page 397: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

89

28. JASA KUSTODIAN 28. CUSTODIAL SERVICES

Divisi Kustodian Bank memperoleh izin untuk memberikan jasa kustodian pada tanggal 26 Juni 1991 dari Badan Pengawas Pasar Modal (Badan Pengawas Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, dan sejak tanggal 31 Desember 2012 menjadi Bagian Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan) berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-35/PM.WK/1991.

The Bank’s Custodial Services Division obtained a license to conduct custodial services on 26 June 1991 from the Capital Market Supervisory Board (the Capital Market Supervisory Board changed to Capital Market and Financial Institution Supervisory Board, which effective 31 December 2012 became Capital Market Supervisory Division of Otoritas Jasa Keuangan) under its Decision Letter No. KEP-35/PM.WK/1991.

Jasa yang ditawarkan oleh Divisi Kustodian Bank meliputi jasa penyimpanan, penyelesaian dan penanganan transaksi, penagihan pendapatan, proxy, corporate action, pengelolaan kas, pelaporan dan pencatatan investasi, pengembalian pajak, unit registry dan sub-registry.

The services offered by the Bank’s Custodial Services Division include safekeeping, settlement and transaction handling, income collection, proxy, corporate action, cash management, investment accounting/reporting, tax reclamation, unit registry and sub-registry.

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, aset yang diadministrasikan oleh Divisi Kustodian Bank terdiri dari saham, instrumen utang, deposito berjangka, sertifikat deposito, waran dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya, dengan jumlah masing-masing ekuivalen Rp 500.975.689 dan Rp 497.106.776.

As of 31 December 2018 and 2017, the assets which were administered by the Bank’s Custodial Services Division consist of shares, debt instruments, time deposits, certificate of deposits, warrant and other capital market and money market instruments, with total amount of equivalent Rp 500,975,689 and Rp 497,106,776, respectively.

29. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI 29. .RELATED PARTY TRANSACTIONS

Perincian transaksi dan saldo signifikan (termasuk komitmen dan kontinjensi) dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

The details of significant transactions and balances (including commitments and contingencies) with related parties were as follows:

31 Desember/ December 2018

31 Desember/ December 2017

Giro pada bank-bank lain 73.329 232.444 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain 257.989 381.604 Due from other branches Aset derivatif 2.003.011 416.064 Derivative assets Kredit yang diberikan 1.146.878 1.047.500 Loans Aset lain-lain, bersih 232.602 171.264 Other assets, net Simpanan oleh nasabah bukan bank 228.873 393.571 Deposits by non-bank customers Simpanan oleh bank-bank lain 20.516 13.069 Deposits by other banks Liabilitas derivatif 422.655 402.924 Derivative liabilities Utang akseptasi 1.629.602 1.412.777 Acceptance payables Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-

cabang lain

13.171.714

13.476.174

Due to Head Office and other branches Beban yang masih harus dibayar dan

liabilitas lain-lain

750.229

747.566 Accrued expenses and other liabilities

Pendapatan bunga 87.876 68.682 Interest income Beban bunga 176.549 162.308 Interest expense Beban provisi dan komisi, bersih 5.105 81.881 Fees and commissions expense, net Beban umum dan administrasi 730.015 676.464 General and administrative expenses Beban karyawan 82.880 73.536 Personnel expenses Garansi yang diterima dari bank-bank

lain (tagihan kontinjensi)

5.101.423

3.404.665 Guarantees received from other banks

(contingent receivables) Bank garansi yang diterbitkan kepada

nasabah (kewajiban kontinjensi)

1.070.081

1.423.151 Bank guarantees issued to customers

(contingent liabilities)

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, tidak terdapat penurunan nilai atas saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi.

As of 31 December 2018 and 2017, no balance of related party transaction was impaired.

Page 398: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

90

29. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

(Lanjutan) 29. .RELATED PARTY TRANSACTIONS (Continued)

Kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci terdiri dari:

Key management personnel compensation for the year comprised:

31 Desember/

December 2018 31 Desember/

December 2017

Imbalan kerja jangka pendek 62.461 65.513 Short-term employee benefits Pembayaran berbasis saham 4.584 4.182 Share-based payments Imbalan pasca-kerja 15.835 3.841 Post-employment benefits 82.880 73.536

Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

The details of the relationship and type of significant transactions with related parties as of 31 December 2018 and 2017 were as follows:

Sifat hubungan/Nature of relationship Jenis transaksi/Type of transaction Kantor Pusat/Head Office Derivatif, akseptasi, bank garansi, pinjaman,

pendapatan bunga, beban bunga, beban komisi, pendapatan komisi, alokasi beban teknologi dan kantor pusat, beban operasional dan beban karyawan/Derivative, acceptance, bank guarantee, borrowing, interest income, interest expense, commission expense, commission income, technology and head office allocation, operational and personnel expenses

Anak perusahaan dan Perusahaan terkait Entitas Induk dan Kantor Pusat/Subsidiary and Related entities of Ultimate Shareholder and Head Office

Penempatan giro, derivatif, akseptasi, bank garansi, pemberian pinjaman, beban operasional, pendapatan bunga, beban bunga, pendapatan provisi dan komisi, beban provisi dan komisi beban karyawan dan alokasi beban teknologi/Placement in current account, derivative, acceptance, bank guarantee, loan, operational expenses, interest income, interest expense, fee and commission income, fee and commission expense, personnel expenses and technology

Kantor cabang lain di luar negeri dimiliki oleh Entitas Induk/Kantor Pusat/Other off-shore branches owned by the Ultimate Shareholder/Head Office

Penempatan giro dan call money, derivatif, akseptasi, pemberian pinjaman, bank garansi, beban bunga, pendapatan bunga, beban komisi, pendapatan provisi dan komisi, beban operasional, beban teknologi, jasa manajemen, beban karyawan dan alokasi beban kantor pusat/Placement in current account and call money, derivative, acceptance, loan, bank guarantee,interest expense, interest income, commission expense, provision and commission fees, operational expenses, technology expense, management fee, personnel expenses, head office expenses allocation

Personel manajemen kunci (manajemen dan pejabat eksekutif Bank)/Key management personnel (management and executives of the Bank)

Penempatan giro dan deposito, dan pemberian pinjaman/Placement in current account and deposit, and loan

Page 399: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

91

30. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 71

30. IMPACT OF THE INITIAL IMPLEMENTATION OF

PSAK 71

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2.t, Bank menerapkan PSAK 71 pada tanggal 1 Januari 2018. Efek atas perubahan pada kebijakan akuntansi pada laporan keuangan gabungan adalah sebagai berikut:

As described in Note 2.t, the Bank adopted PSAK 71 as of 1 January 2018. The effect of this change in accounting policy on these combined financial statements is as follows:

Klasifikasi dan pengukuran Aset Keuangan Classification and measurement of Financial

Assets a. Kredit yang diberikan dengan nilai tercatat

sebesar Rp 227.308 tidak memenuhi kriteria model bisnis hold to collect sehingga direklasifikasi dari aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menjadi nilai wajar melalui laba rugi.

b. Kredit yang diberikan dengan nilai tercatat sebesar Rp 2.588.743 tidak memenuhi kriteria atas arus kas kontraktual semata dari pembayaran pokok dan bunga (SPPI) sehingga direklasifikasi dari aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menjadi nilai wajar melalui laba rugi.

Perbedaan yang dihasilkan sebesar Rp 85.192 (bersih setelah pajak) didebitkan ke saldo awal laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat pada tanggal 1 Januari 2018.

a. A loan with carrying amount of Rp 227,308 has

failed the criteria of hold-to-collect business model and, therefore, has been reclassified from financial asset measured at amortised cost to fair value through profit or loss.

b. A loan with carrying amount of Rp 2,588,743 did not meet the ‘solely payments of principal and interest’ (SPPI) criterion and, therefore, has been reclassified from financial asset measured at amortised cost to fair value through profit or loss.

The resulting difference of Rp 85,192 (net of tax) was debited to the opening balance of unremitted profit to Head Office as of 1 January 2018.

Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Impairment of Financial Instruments Cadangan kerugian penurunan nilai instrumen keuangan dihitung kembali sesuai dengan ketentuan transisi PSAK 71 pada tanggal 1 Januari 2018 dan perbedaan yang dihasilkan sejumlah Rp 143.367 didebitkan ke saldo awal laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat pada tanggal 1 Januari 2018.

The allowance for impairment losses for financial instruments was recalculated in accordance with transitional provisions of PSAK 71 as of 1 January 2018 and the resulting difference of Rp 143,367 was debited to the opening balance of unremitted profit to Head Office as of 1 January 2018.

Page 400: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

92

30. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 71 (Lanjutan)

30. IMPACT OF THE INITIAL IMPLEMENTATION OF

PSAK 71 (Continued)

Berikut ini menggambarkan dampak atas transisi PSAK 71 pada laporan posisi keuangan pada tanggal 1 Januari 2018:

The following reflects the effect that the transition to PSAK 71 has had on the statement of financial position as of 1 January 2018:

Saldo sebelum

penerapan PSAK 71/ Balance before

adoption of PSAK 71

Klasifikasi dan

pengukuran/ Classification

and measurement

Kerugian kredit

ekspektasian/ Expected

credit losses

Saldo setelah penerapan PSAK 71/

Balance after adoption of

PSAK 71 ASET ASSET Kas 135.055 -) -) 135.055) Cash

Giro pada Bank Indonesia 3.340.990 -) -) 3.340.990) Current accounts with Bank

Indonesia Giro pada bank-bank lain -

bersih 563.095 -) -) 563.095) Current accounts with other banks -

net Tagihan dari cabang-cabang

lain 381.604 -) -) 381.604) Due from other branches Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain - bersih 4.854.449 -) -) 4.854.449)

Placements with Bank Indonesia and other banks - net

Efek-efek - bersih 13.070.407 -) (129) 13.070.278) Securities - net Aset derivatif 1.192.115 -) -) 1.192.115) Derivative assets Tagihan akseptasi - bersih 4.085.553 -) -) 4.085.553) Acceptance receivables - net Kredit yang diberikan - bersih 26.713.395 (126.210) (199.986) 26.387.199) Loans - net Tagihan atas pinjaman yang

dijamin 6.609.825 -) -) 6.609.825) Receivables under secured

borrowings Pembayaran dimuka 74.327 -) -) 74.327) Prepayments Aset tetap - bersih 101.768 -) -) 101.768) Fixed assets - net Aset pajak tangguhan - bersih 655.177 41.018 67.134) 763.329) Deferred tax assets - net Aset lain-lain - bersih 912.680 -) -) 912.680) Other assets - net Klaim pengembalian pajak 445.558 -) -) 445.558) Claims for tax refund

JUMLAH ASET 63.135.998 (85.192) (132.981) 62.917.825) TOTAL ASSETS

Page 401: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

93

30. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 71 (Lanjutan)

30. IMPACT OF THE INITIAL IMPLEMENTATION OF

PSAK 71 (Continued)

Saldo sebelum

penerapan PSAK 71/ Balance before

adoption of PSAK 71

Klasifikasi dan pengukuran/ Classification

and measurement

Kerugian kredit ekspektasian/

Expected credit losses

Saldo setelah

penerapan PSAK 71/ Balance

after adoption of

PSAK 71

LIABILITAS DAN REKENING

KANTOR PUSAT

LIABILITIES AND HEAD

OFFICE ACCOUNTS LIABILITAS LIABILITIES Simpanan oleh nasabah bukan

bank 29.778.464) -) -) 29.778.464) Deposits by non-bank

customers Simpanan oleh bank-bank lain 2.041.512) -) -) 2.041.512) Deposits by other banks Liabilitas derivatif 1.329.476) -) -) 1.329.476) Derivative liabilities Utang akseptasi 4.094.218) -) -) 4.094.218) Acceptance payables Liabilitas untuk mengembalikan

surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 6.447.608) -) -) 6.447.608)

Obligation to return

securities received under secured borrowings

Utang pajak 84.333) -) -) 84.333) Tax payables

Liabilitas imbalan pasca-kerja 48.613) -) -) 48.613) Obligation for post-

employment benefits Utang kepada Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain 13.476.174) -) -) 13.476.174) Due to Head Office and

other branches Beban masih harus dibayar dan

liabilitas lain-lain 1.832.557) -) 6.424) 1.838.981) Accrued expenses and

other liabilities

JUMLAH LIABILITAS 59.132.955) -) 6.424) 59.139.379) TOTAL LIABILITIES

REKENING KANTOR PUSAT HEAD OFFICE

ACCOUNTS Penyertaan Kantor Pusat 3.282.163) -) -) 3.282.163) Head Office Investment Penghasilan komprehensif lain -

bersih:

Other comprehensive

Income - net: Cadangan nilai wajar 59.444) - 3.962 63.406) Fair value reserve Keuntungan aktuarial 11.253) -) -) 11.253) Actuarial gain Laba yang belum dipindahkan

ke Kantor Pusat 650.183) (85.192) (143.367) 421.624) Unremitted profit to

Head Office JUMLAH REKENING KANTOR

PUSAT 4.003.043) (85.192) (139.405) 3.778.446) TOTAL HEAD OFFICE

ACCOUNTS JUMLAH LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND

REKENING KANTOR PUSAT 63.135.998) (85.192) (132.981) 62.917.825) HEAD OFFICE ACCOUNTS

Page 402: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEAR ENDED 31 DECEMBER 2018 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

94

30. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 71 (Lanjutan)

30. IMPACT OF THE INITIAL IMPLEMENTATION OF

PSAK 71 (Continued)

Berikut ini menyajikan dampak atas transisi dari “incurred loss approach” menjadi “kerugian kredit ekspektasian” untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi:

The following summarizes the effects of transitioning from the “incurred loss approach” to the “expected credit loss” approach for financial assets measured at amortized cost:

1 January/January 2018

Cadangan kerugian penurunan nilai menrutu PSAK 55/Allowance for impairment losses per

PSAK 55 Kerugian penurunan nilai menurut PSAK 71/

Impairment losses per PSAK 71

Cadangan kerugian

penurunan nilai

kolektif/ Collective

impairment provision

Cadangan kerugian

penurunan nilai

individual/ Individual

impairment provision

Jumlah/ Total Stage 1 Stage 2 Stage 3

Jumlah/ Total

Kenaikan/ Increase

Giro pada bank-bank lain (866) - (866) (866) - - (866) - Current accounts with other

banks Efek-efek - - - (129) - - (129) 129 Securities Tagihan akseptasi (8.665) - (8.665) (8.665) - - (8.665) - Acceptance receivables Kredit yang diberikan (280.857) (1.000.739) (1.281.596) (340.216) (161.122) (980.244) (1.481.582) 199.986 Loans

Komitmen dan kontinjensi - - - (4.926) (1.498) (6.424) 6.424 Commitments and

contingencies

(290.388)

(1.000.739)

(1.291.127)

(354.802)

(162.620)

(980.244)

(1.497.666)

206.539

Kerugian penurunan nilai untuk efek-efek yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain adalah sebesar Rp nihil berdasarkan PSAK 55 dan Rp 3.962 berdasarkan PSAK 71.

Impairment losses on securities measured at fair value through other comprehensive income were nil under PSAK 55 and Rp 3,962 under PSAK 71.

Page 403: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan
Page 404: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan
Page 405: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan
Page 406: av.sc.com · Mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keragaman dan keunikan kami Standard Chartered Bank senantiasa mendukung kemakmuran dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Laporan TahunanAnnual Report

2018

MENARA STANDARD CHARTERED Menara SC, Ground Floor Jl. Prof DR Satrio No.164 Jakarta 12930