asuhan keperawatan pada hernia

26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pencernaan adalah suatu proses metabolisme dimana makhluk hidup memproses suatu zat dalam mengubah baik secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Apabila dalam suatu proses dalam system pencernaan maka akan menimbulkan berbagai penyakit seperti Hernia salah satunya. Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum pabikum , tonjolan bisa timbul apabila pasien menangis , mengejan atau dan biasanya akan hilang dengan spontan apabila dalam keadaan istarahat atau dalam posisi terlentang. Insiden hernia pada populasi umum adalah 1% , bayi premature 5% sedangkan pengidap hernia mayoritas adalah laki-laki yaitu sekitar 85% kasus. Setengah dari kasus hernia ingunialis selama masa kanak-kanak terjadi pada bayi dibawah 6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering dibandingkan pada sisi kiri perbandingannnya 2 : 1 .25% pasien mengalamai hernia bilateral insiden tertinggi pada masa bayi ( 50% ) selebihnya pada masa kanak-kanak kurang dari 5 tahun. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari hernia? 2. Apa etiologi hernia ? 3. Bagaimana manifestasi kliniknya ? 4. Klasifikasi hernia ?

Upload: nur-hayatul-nupus

Post on 22-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pencernaan adalah suatu proses metabolisme dimana makhluk hidup memproses

suatu zat dalam mengubah baik secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi.

Apabila dalam suatu proses dalam system pencernaan maka akan menimbulkan berbagai

penyakit seperti Hernia salah satunya.

Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum

pabikum , tonjolan bisa timbul apabila pasien menangis , mengejan atau dan biasanya

akan hilang dengan spontan apabila dalam keadaan istarahat atau dalam posisi terlentang.

Insiden hernia pada populasi umum adalah 1% , bayi premature 5% sedangkan pengidap

hernia mayoritas adalah laki-laki yaitu sekitar 85% kasus. Setengah dari kasus hernia

ingunialis selama masa kanak-kanak terjadi pada bayi dibawah 6 bulan. Hernia pada sisi

kanan lebih sering dibandingkan pada sisi kiri perbandingannnya 2 : 1 .25% pasien

mengalamai hernia bilateral insiden tertinggi pada masa bayi ( 50% ) selebihnya pada

masa kanak-kanak kurang dari 5 tahun.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari hernia?

2. Apa etiologi hernia ?

3. Bagaimana manifestasi kliniknya ?

4. Klasifikasi hernia ?

5. Bagaimana patofisiologi dan pathway hernia ?

6. Bagaimana penatalaksanaan pada hernia ?

7. Bagaimana komplikasi hernia ?

8. Bagaimana cara pencegahan hernia?

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

C. Tujuan

1. Supaya mahasiswa memahami definisi hernia

2. Supaya mahasiswa memahami etiologi hernia

3. Agar mahasiswa memahami manifestasi klinik hernia

4. Agar mahasiswa memahami patologi dan pathway hernia

5. Agar mahasiswa memahami penatalaksanaan pada hernia

6. Agar mahasiswa mengetahui apa saja komplikasi hernia

7. Agar mahasiswa memahami cara pencegahan hernia

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi

Hernia berasal dari bahasa latin yaitu herniae,ikat artinya adalah penonjolan isi pada

suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga . Kemudian dinding

rongga yang lemah tersebut akan membentuk suatu kantong dengan pintu yang berbentuk

cincin.Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari

usus ( Giri Made Kusala , 2009 ).

Hernia adalah prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian

lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen , isi perut menonjol

pada bagian lemah atau defek dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri

atas kantong , cincin dan isi hernia (Syamsuhidayat,2004).

Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen

seperti peritoneum ,lemak , usus dan kandung kemih memasuki defek tersebut sehingga

membentuk sebuah kantong yang berisi materi abnormal ( Tambayong ,2000)

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hernia merupakan

penonjolan isi bagian defek abdomen yang mengakibatkan terbentuknya kantong yang berisi

cairan abnormal .

2.2. Etiologi

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya hernia menurut Giri Made Kusala , 2009 adalah :

a) Umur

Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan dari yang tua sampai yang munda baik

yang pria maupun wanita. Pada anak hernia bisa menyerang karen akibat dari kurang

sempurnanya prosesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnnya testis. Pada orang

dewasa atau usia lanjut penyakit ini timbul disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

usus atau suatu penyakit yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga

abdomen.

b) Jenis Kelamin

Hernia yang sering dialami oleh laki-laki adalah jenis hernia inguinal yaitu penonjolan

yang berada diselakangan. Disebabkan karena perkembangan alat reproduksi atau karena

pekerjaan seperti buruh pabrik atau buruh angkat. Pekerjaan ini membutuhkan kekuatan otot

yang akan mengakibatkan peningkatan tekanan dalam ronggga perut yang akan meyebabkan

hernia.

c) Penyakit Penyerta

Contoh penyakit penyerta yang dapat menjadi terjadinya hernia adalah pembesaran

prostat,penyakit colon , batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis. Pada kondisi penyakit

diatas akan mengakibatkan tekanan berlebih pada rongga perut sehingga dapat menyebabkan

keluarnya usus melalui rongga yang lemah.

d) Keturunan

Apabila salah satu keluarga terdekat ada yang menderita penyakit hernia maka secara

otomatis akan menurun ke anaknya atau yang lainya.

e) Obesitas

Berat badan yang berlebih menyebakan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk bagian

perut. Hal ini juga akan mengakibatkan terjadinya penonjolan maka akan menjadi hernia.

f) Kehamilan

Pada masa kehamilan dapat melemahkan otot disekitar perut sekaligus memberi tekanan

lebih pada perut.

g) Pekerjaan

Contoh pekerjaannya adalah buruh angkat barang , pekerjaan ini apabila dilakukan secara

terus-menerus akan mengakibatkan peningkatan otot-otot abdomen . Peningkatan tekanan

otot abdomen yang terus-menerus akan dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.

h) Kelahiran Prematur

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

Bayi yang lahir premature akan sangat beresiko terkena hernia dibandingkan bayi yang

lahir normal. Hal ini disebakan karena penutupan kanalis ingunalis belum sempurna ,

sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melewati kanalis

ingunalis tersebut.

2.3. Klasifikasi

Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan

proses terjadinya. Berikut ini penjelasannya :

Macam-macam hernia :

1) Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya,seperti :

a. Inguinalis. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :

1.) Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda

spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria dari pada wanita.

Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan

sering turun ke skrotum. Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut atau kelingsir

atau mengatakanadanya benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bisa

mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan atau

mengangkat benda berate tau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.

2.) Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak

melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada

lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena

defisiensi kongenital. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus

inguinalis eksterna sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien

berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum,

maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus

spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Padapasien terlihat adanya massa

bundar pada annulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena

besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi

ireponibilis.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

b. Femoralis : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita

dari pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan

secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih

masuk kedalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkarseratadan strangulasi dengan

tipe hernia ini.

c. Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena

peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita

multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh

secara tidak adekuat karena masalah pasca operasi seperti infeksi,nutrisi tidak adekuat,

distensi ekstrem atau kegemukan.

d. Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.

2) Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :

a. Hernia bawaan atau kongenital

Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis (indirek):Kanalis inguinalis adalah kanal

yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal

tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga

terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalisperitonei.

Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesusini telah mengalami obliterasi sehingga isi

rongga peruttidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini tidak

menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebihsering

terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan

normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus

(karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada

orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan lokus minoris

resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat,

kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.

b. Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat): yakni hernia yang timbul karena

berbagai faktor pemicu.

3) Menurut sifatnya, hernia dapat disebut :

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

1. Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika

berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada

keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

2. Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam

rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri tonium kantong

hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus =perlekatan karena fibrosis). Tidak

ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

3. Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio =terperangkap, carcer = penjara), yaitu

bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi kantong

terperangkap, tidak dapat kembali ke dalamr rongga perut disertai akibatnya yang berupa

gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis “hernia inkarserata” lebih di maksudkan

untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi

disebut sebagai “hernia strangulata”.

Hernia strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena

tidak mendapatdarah akibat pembuluh pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini merupakan

keadaan gawat darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera.

2.4. Manifestasi Klinik

Pada umumnya keluhan orang dewasa berupa benjolan di inguinalis yang timbul pada

waktu mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat dan menghilang pada waktu istirahat

berbaring. Pada inspeksi perhatikan keadaan asimetris pada kedua inguinalis, skrotum, atau

labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk sehingga

adanya benjolan atau keadaan asimetris dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada

benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat

direposisi. Setelah benjolan dapat direposisi dengan jari telunjuk, kadang cincin hernia dapat

diraba berupa anulus inguinalis yang melebar (Jong,2004).

Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaaan isi hernia. Pada

hernia reponibel keluhan satu-satunya adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu

berdiri, batuk bersin, atau mengejan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang

dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam

kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi

karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.

Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat

pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio

ingunalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang kosong

kadang dapat diraba pada vunikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang

memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan

sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi

organ,tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus,omentum (seperti karet),atau

ovarium.

Dengan jari telunjuk atau kelingking pada anak, dapat dicoba mendorong isi hernia

dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi

hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih

berada dalam anuluseksternus, pasien diminta mengedan. Kalau ujung jari menyentuh

hernia,berarti hernia inguinalis lateralis, disebut hernia inguinalis lateralis karena menonjol

dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut juga indirek karena keluar melalui

dua pintu dan saluran yaitu,anulus dan kanalis inguinalis.

Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong,

sedangkan hernia medialis berbentuk tonjolan bulat. Dan kalau sisi jari yang menyentuhnya,

berarti hernia inguinalis medialis. Dan jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai

skrotum, disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis yang mencapai labium mayus

disebut hernia labialis. Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atau

jika tidak

dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan yang jelas di sebelah cranial dan adanya

hubungan ke cranial melalui anulus eksternus. Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel atau

elefantiasis skrotum. Testis yang teraba dapat dipakai sebagai pegangan untuk

membedakannya.(Jong, 2004).

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

2.5. Patofisiologi dan Pathway

1. Patofisiologi

Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah

faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu

kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis,

faktor yang kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil,batuk kronis, pekerjaan

mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis,

jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis eksternus.

Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis

berisi tali sperma pada laki-laki,sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali

secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun

manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga

isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.

Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga

aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan

mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala ileus yaitu

gejala obstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan

menyebabkan kurangnya suplai oksigenyang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini akan

menjadi nekrosis.Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya

dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut.

Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan

konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala ileus yaitu perut kembung,

muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul letih berat dan kontineu, daerah

benjolan menjadi merah (Syamsuhidajat 2004).

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

2. Pathway

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

2.6. Penatalaksanaan Medis Hernia

a. Secara konservatif (non operatif)

1. Reposisi hernia Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan

tangan.

2. Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya

pemakaian korset.

b. Secara operatif

1. Hernioplasty Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasty

sering dilakukan pada anak-anak

2. Hernioraphy Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan kantong

diikat, dan dilakukan basiny plasty atau tehnik yang lain untuk memperkuat dinding

belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang dewasa.

3. Herniotomy Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada

klien dengan hernia yang sudah nekrosis.

2.7. Pencegahan Hernia

Kelainan kongenital yang menyebabkan hernia memang tidak dapat dicegah, namun

langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi tekanan pada otot-otot dan jaringan

abdomen:

a) Menjaga berat badan ideal. Jika anda merasa kelebihan berat badan, konsultasikan

dengan dokter mengenai program latihan dan diet yang sesuai.

b) Konsumsi makanan berserat tinggi. Buah-buahan segar, sayur-sayuran dan gandum

baik untuk kesehatan. Makanan-makanan tersebut kaya akan serat yang dapat mencegah

konstipasi.

c) Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari dari mengangkat benda

berat. Jika harus mengangkat benda

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

berat, biasakan untuk selalu menekuk lutut dan jangan membungkuk dengan bertumpu

pada pinggang.

d) Berhenti merokok. Selain meningkatkan resiko terhadap penyakit-penyakit serius

seperti kanker dan penyakit jantung, merokok seringkali menyebabkan batuk kronik

yang dapat menyebabkan hernia inguinalis.

2.7. Komplikasi Hernia

Akibat yang dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :

1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantung hernia sehingga isi

kantung hernia tidak dapat dikembalikan lagi, keadaan ini disebut hernia ingunalis

lateralis ireponibins pada keadaan ini belum gangguan penyaluran isi usus, isi hernia

yang menyebabkan ireponibilis adalah omentum, karena melekat pada dinding hernia.

2. Terjadi tekanan terhadap cincin hernia, akibat makin benyaknya usus yang masuk

cincin hernia relatif semakin sempit dan menimbulkan gangguan isi perut, ini dsebut

hernia inguinalis lateralis inkarserata.

3. Bila hernia dibiarkan maka akan timbul edema dan terjadi penekanan pembuluh

darah sehingga terjadi nekrosis keadaan ini disebut hernia ingunalis lateralis

stranggulasi, terjadi karena usus berputar (melintar) pada keadaan inkarserasi dan

stranggulasi maka timbul gejala illeusmuntah, kembung dan obstipasi pada

stranggulasi nyeri hebat daerah tonjolan menjadi lebih merah dan penderita sangat

gelisah.

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian

Pengkajian pasien Post operatif (Doenges, 2000) adalah meliputi :

a. Sirkulasi

Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit

vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).

b. Integritas ego

Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis, faktor-faktor stress multiple misalnya:

financial, hubungan, gaya hidup.

Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang,

stimulasi simpatis.

c. Makanan / cairan

Gejala: insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ketoasidosis),

malnutrisi (termasuk obesitas), membrane

mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi).

d. Aktivitas atau istirahat

Tanda : mengangkat beban berat, duduk, mengemudi dalam waktu lama,membutuhkan

papan matras untuk tidur, penurunan rentang gerak, tidak mampu melakukan aktivitas

seperti biasa, atrofi otot, gangguan dalam berjalan.

e. Neurosensori

Gejala : kesemutan, kekakuan, kelemahan tangan atau kaki, penurunan

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

reflek tendon dalam, nyeri tekan atau nyeri abdomen.

f. Pernapasan

Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.

g. Keamanan

Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan.

Tanda:munculnya proses infeksi yang melelahkan, demam.

h. Kenyamanan

Gejala : nyeri seperti ditusuk-tusuk, fleksi pada kaki, keterbatasan mobilisasi.

3.2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan iritasi,tekanan,dan sensitifitas pada area rectal.

b. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan rasa malu.

c. Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka.

d. Gangguan eliminasi urin

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

3.3. Intervensi

1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi bedah

NOC

Tujuan :

Perubahan dalam rasa nyaman

Penurunan tingkat nyeri

Kriteria Hasil :

Pasien tidak mengeluh nyeri

Pasien merasa nyaman

Skala nyeri 2 ( 0 – 4 )

NIC

Dorong klien agar mau mengungkapkan apa yang dirasakan

Kaji skala nyeri

Berikan tehnik relaksasi dan distraksi

Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.

2. Anxietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan rasa malu.

NOC

Tujuan :

Anxiety control

Coping

Impulse control

Kriteria Hasil :

Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.

Mengidentifikasi,mengungkapkan dan mengungkapkan tehnik untuk mengontrol

cemas.

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

Vital sign dalam batas normal

NIC

Gunakan pendekatan yang menenangkan

Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka

NOC

Tujuan :

Immune Status

Knowledge : Infection control

Risk control

Kriteria Hasil :

Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

Jumlah leukosit dalam batas normal

Menunjukkan perilaku hidup sehat

NIC

Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

Pertahankan teknik isolasi

Batasi pengunjung bila perlu

4. Gangguan Eliminasi Urin

NOC

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

Tujuan :

Urinary elimination

Urinary Continuence

Kriteria Hasil :

Kandung kemih kosong secara penuh

Tidak ada residu urine>100-200cc

Intake cairan dalam rentang normal

NIC

Monitor intake dan output

Monitor penggunaan obat antikolinergik

Monitor derajat distensi bladder

BAB IV

PENUTUP

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

KESIMPULAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau

bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan

isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan

hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma,

inguinal, umbilikal, femoral. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila

isi hernia dapat keluar masukUsus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika

berbaring atau didorong masuk kez perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi

usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia

disebut hernia ireponibel. Etiologinya adalah keturunan , usia, pekerjaan , kehamilan dll.

Daftar Pustaka

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Hernia

Sjamsuhidayat R,Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2.Jakarta:EGC,2004.

Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P, Maulany R.F,

Tambajong J. Jakarta : EGC, 1995.

Anonim. Inguinal hernia. http://en.wikipedia.org

Brunner dan Suddart. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:

Guyton, Arthur C., John E. Hall. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Iskandar, H. Yul. 2009. Saluran Cerna. Jakarta: Gramedia

Barbara C. Lag, 1996, Keperawatan Medikal Bedah Bagian I dan 3, Yayasan TAPK

Pengajaraan, Bandung