asuhan keperawatan keluarga hipertensi

54
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Ny.S DENGAN ANGGOTA KELUARGA MENDERITA PENYAKIT HIPERTENSI A. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Keluarga 1. Defenisi keluarga a. Menurut Depkes. RI. 1988 Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan. b. Menurut S .G . Bailon dan Aracelis Maglaya 1989 Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup bersama dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan ( Nasrul Effendi,1998 : 33 ). Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah : a. Unit terkecil dari masyarakat. b. Terdiri atas dua orang atau lebih. c. Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah. d. Hidup dalam satu rumah tangga. e. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga. f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga. g. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.

Upload: fatchul-choiri

Post on 19-Jul-2016

240 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Ny.S  DENGAN ANGGOTA KELUARGA MENDERITA

PENYAKIT HIPERTENSI

A.     Konsep   Dasar Keperawatan  Kesehatan  Keluarga

1.      Defenisi  keluarga

a.   Menurut  Depkes. RI.  1988

Keluarga adalah  unit  terkecil dari masyarakat yang terdiri  atas  kepala keluarga dan beberapa

orang yang berkumpul dan tinggal  disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ke

tergantungan.

b.  Menurut  S .G . Bailon  dan  Aracelis   Maglaya  1989 

Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung  karena hubungan darah, hubungan

perkawinan, atau pengangkatan  dan  mereka hidup bersama dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama  lain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta 

mempertahankan  kebudayaan  ( Nasrul  Effendi,1998 : 33 ).

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa  keluarga  adalah  :

a.   Unit  terkecil  dari  masyarakat.

b.  Terdiri  atas  dua  orang  atau  lebih.

c.   Adanya  ikatan  perkawianan   dan  pertalian  darah.

d.  Hidup  dalam  satu  rumah  tangga.

e.   Dibawah  asuhan  seorang  kepala  keluarga.

f.    Berinteraksi  diantara  sesama  anggota  keluarga.

g.   Setiap  anggota  keluarga  mempunyai  perannya  masing-masing.

h.   Menciptakan dan  mempertahankan  kebudayaan

2.      Keperawaatan  kesehatan keluarga

Menurut  S.G. Bailon  dan Aracelis  Maglaya  1978 

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan

atau dipusatkan  pada  keluarga  sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai

tujuan  melalui  perawatan  sebagai  sarana  penyalur (Nasrul Effendi,1998:39)

3.      Tipe  keluarga

a.       Keluarga inti (nuclear  family) adalah keluarga yang terdiri dari  ayah, ibu, anak-anak.

Page 2: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

b.      Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya

nenek, kakek, keponakandan sebagainya .

c.       Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah

lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d.      Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau

kematian.

e.       Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup

secara bersama–sama.

f.        Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi

membentuk suatu keluarga .

4.      Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga

meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu.

Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan

mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan

sukses.

Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugas

perkemabangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya masalah

keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu potensial atau aktual.

Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil. Menurut

Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara

unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.

Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)

I.            Pasangan Baru

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan (istri)

membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.

Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang

masih tinggal dengan orang tuanya.

Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.

Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

Page 3: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya

Tugas perkembangan

1. Membina hubungan intim danmemuaskan.

2. membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

3. mendiskusikan rencana memiliki anak.

4. Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga istri

dan keluarga sendiri.

II.         Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama

Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30

bulan atau 2,5 tahun.

Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:

1.      Persiapan menjadi orang tua

2.      Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan.

3.      Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan berinteraksi dan

merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat

sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

III.       Keluarga dengan anak pra sekolah

Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5

tahun.

Tugas perkembangn

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa

aman.

2. Membantu anak untuk bersosialisasi

3. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus

terpenuhi.

4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan

masyarakat.

5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.

Page 4: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

IV.      Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat anak

berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga

keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri.

Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.

Tugas perkembangan keluarga.

1.      Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.

2.      Mempertahankan keintiman pasangan.

3.      Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk

meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak

untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

V.         Keluarga dengan anak remaja

Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya

untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri

menjadi orang dewasa.

Tugas perkembangan

1.      Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.

2.      Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

3.      Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan,

kecurigaan dan permusuhan.

Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk

bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.

VI.      Keluarga dengan anak dewasa

Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir

meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak

yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.

Page 5: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

Tugas perkembangan

1.      Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2.      Mempertahankan keintiman pasangan.

3.      Membantu orang tua memasuki masa tua.

4.      Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

5.      Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

VII.    Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat

pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit

karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.

1.      Tugas perkembangan

2.      Mempertahankan kesehatan.

3.      Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.

4.      Meningkatkan keakraban pasangan.

5.      Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,

menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

VIII. Keluarga usia lanjut

Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya

meninggal.

Tugas perkembangan

1.      Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

2.      Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.

3.      Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.

4.      Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

5.      Melakukan life review.

6.      Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.

5.      Keluarga sebagai unit keperawatan

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan  ( R.B freedman,  1981 ) adalah   sebagai berikut  :

a.       Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan

masyarakat .

Page 6: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

b.      Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah

– masalah dalam kelompoknya

c.       Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu angota

keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang

lain.

d.      Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien ) keluarga tetap

berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya yang

menderita hipertensi.

e.       Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya kesehatan bagi anggota

keluarga yang menderita sakit hipertensi.  

6.      Factor yang mempengaruhi sehat - sakit

Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga menurut H. L Bloom yaitu

a.       Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi adalah dengan cara

menghindari adanya stres

b.      Faktor social budaya

1).    Factor social budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi adalah :

a).    Kebiasaan merokok

b).    Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam

c).    Pola diet tidak teratur

d).    Bila sakit tidak segera berobat

2).    Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada kasus hipertensi adalah :

a).    Menghindari kebiasaan merokok.

b).    Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam .

c).    berat badan dan olah raga yang terratur

d).    Melakukan konril yang teratur 

c.       Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat

hipertensi

d.      Faktor keturunan

Page 7: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic

7.      Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan 

Menurut Freedman ( 1981) keluarga mempunyai lima  (5 ) tugas     memelihara kesehatan

keluarga khususnya  keluarga yang anggotanya menderita penyakit hipertensi yaitu :

a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga  tentang gejala

hipertensi

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap angota keluarga

yang menderita penyakit hpertensi

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi

Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepada

anggota keluarganya

d. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat mengatasi

penyakit hipertensi.

e. Memodifikasi lingkungan yang mendujung pada kesehatan keluarga.

8.      Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita penyakit

hipertensi.   

Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka peran perawat

diperlukan sebagai berikut :

a. Pengenal  tentang gejala hipertensi

Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit hipertensi .

b. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi . Dalam

memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi,

perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengembangkan kemampuam

mereka dalam melaksanakan perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga

bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

c. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit hipertensi .

Page 8: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang menderita penyakit

hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah dan kebutuhan keluarga serta mencari

cara penyelesaian masalah penyakit yang sedang dihadapi

d. Fasilitator

Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah pada keluarga yang

menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif pemecahanya .

e. Pendidik kesehatan

Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak

sehat menjadi sehat  dalam mencegah penyakit hipertensi

f. Penyuluh dan konsultasi

Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga yang

anggotanya mederita penyakit hipertensi.

B.     Hipertensi

1.      Pengertian  

Hypertensi  adalah  meningkatnya tekanan darah  baik tekanan  sistolik  dan  diastolic 

serta  merupakan  suatu  factor  terjadinya  kompilikasi penyakitt  kardiovaskuler  

(Soekarsohardi,1999  :  151) 

Hipertensi  adalah  peningkatan   tekanan  darah  sistolik  dan  diastolic  diatas standar 

dihubungkan dengan  usia  (Gede Yasmin,1993 :  191 ).

Dari  definisi – definisi  diatas dapat  disimpulkan  bahwa  :

Hipertensi  adalah  peningkatan  tekanan  darah  baik  sistolik maupun  diastolic  diatas  normal 

sesuai   umur  dan  merupakan salah  satu  factor  resiko  terjadinya  kompilkasi  penyakit

kardiovaskuler.  

Secara teoritis, hipertensi sebagai suatu tingkat tekanan darah, dimana komplikasi yang

mungkin timbul menjadi nyata. Ada beberpaa pendapat yang menjelaskan definisi hipertensi,

antara lain :

a.       Menurut WHO

Page 9: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

b.      Hipertensi adalah kenaikan tekaan darah sama atau diatas 160/90 mmHg.

c.       Menurut kaplan, mendefinisikan hipertensi berdasar atas perbedaan usia dan jenis kelamin:

1).          Pria usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring

diatas atau sama dengan 130/90 mmHg.

2).          Pria usia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya diatas 145/95

mmHg

3).          pada wanita, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah diatas  atau sama dengan 160/95 mmHg

Menurut sumber lain disebutkan bahwa Hipertensi adalah tekanan sistole lebih dari 140 mmHg,

tekanan diastole lebih dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan pemeriksaan rata-rata 2 kali

atau lebih pengukuran tekanan darah 2 waktu yang terpisah. Patologi utama pada hipertensi

adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.

2.      Etiologi

Hipertensi  dapat dikelompokan   dalam dua  kategori :

a. Hipertensi  primer  artinya  belum  diketahui penyebabnya  yang jelas.

Berbagai  faktor  yang  turut  berperan sebagai  penyebab hipertensi  seperti  berrtambahnya  usia

, factor  psikologis ,  dan keturunan. Sekitar   90  %  hipertensi  tidak diketahui  penyebabnya .

b. Hipertensi  sekunder  telah  diketahui  penyebabnya  seperti stenosis  arteri  renalis, 

penyakit  parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan

pemakaian oral kontrasepsi.

Adapun  factor  pencetus  hipertensi  seperti, keturunan, jenis  kelamin, umur, kegemukan,

lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol  dan  social  ekonomi (Susi  Purwati , 2000 : 25 )

3.      Gejala Klinis

Gejala yang timbul bervariasi, tergantung dari tinggi rendahnya derajat hipertensi.

Pada hipertensi essensial dapat berjalan gejala dan umumnya baru timbul gejala setelah

komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak, dan jantung yang sering di jumpai berupa

:

1.      Sakit kepala

2.      Vertigo

Page 10: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

3.      Perdarahan retina

4.      Gangguan penglihatan

5.      Proteinuria

6.      Hematuria

7.      Takikardi, palpitasi

8.      Pucat dan mudah lelah

4.      Patofisiologi.

Jantung adalah  sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah  keseluruh  tubuh,

tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan  tekanan  peririfer. Pada  keadaan 

normal  untuk  memenuhi  kebutuhan  metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan

peningkatan  cardiac   output  dan  tekanan  perifer menurun  .

Konsumsi sodium (garam )  yang berlebihan  akan  mengakibatkan  meningkatnya volume cairan

dan pre load  sehingga  meningkatkan  cardiac  aouput . Dalam sistim  Renin -  Angiotensien  -

aldosteron  pada  patogenesis    hipertensi, , glandula  supra renal  juga  menjadi  factor 

penyebab  oleh  karena  faktor  hormon

Sistim  Renin  mengubah angiotensin menjadi  angiotensin  I  kemudian angitensin  I  menjad

angiotensin  II  oleh  Angitensi  Convertion  Ensym (ACE)

Angiotensin  II  mempengaruhi  Control  Nervus  Sistim  dan  nervus  pereifer  yang 

mengaktifkan  sistim  simpatik  dan  menyebabkan  retensi vaskuler  perifer  meningkat .

Disamping  itu  angiotensin II  mempunyai  efek  langsung  terhadap  vaskuler  smoot  untuk 

vasokonstruksi  renalis. Hal  tersebut  merangsang  adrenal  untuk  mengeluarkan  aldosteron 

yang  akan meningkatkan  extra  Fluid  volume  melalui  retensi  air  dan  natrium. Hal  ini 

semua  akan  meningkatkan  tekanan  darah  melalui  peningkatan  cardiac  output. (Jurnlistik

international cardiovaskuler,1999 )

Komplikasi yang mungkin  terjadi  akibat  hipertensi  seperti , penyakit  jntung  koroner, gagal 

jantung ,gagal ginjal ,kerusakan  mata, dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 :

22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997).   

Page 11: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

6.      Pemeriksaan Penunjang

a.       Hemoglobin / hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap

volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko (hiperkoagulabilitas,

anemia)

b.      BUN / kretinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal

c.       Glukosa : hiperglikemia (HIPERTENSI adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh

peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi)

d.      Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau

menjadi efek samping terapi diuretik

e.       Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi

f.        Kolesterol dan trigliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk /

adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)

g.       Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi

h.       Kadar aldosteron urin / serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)

i.         Urinalisa : darh. Protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal / adanya diabetes

j.        Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi

k.      Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katup, deposit / takik aorta /

pembesaran jantung

l.         EKG : dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, luas,

peniggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

7.      Penatalaksanaan

Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya

morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di

bawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi,

biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis termasuk

penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi

merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila

penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah

diastoliknya diatas 85 sampai 95 mmHg dan sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmHg, maka

perlu dimulai terapi obat-obatan.

Page 12: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

Berikut algoritma penanganan hipertensi oleh Joint National on Detection Evaluation

and Treatment of High Blood Pressure :

Perawatan pada  penderita  hipertensi  adalah sebagai  berikut :

a.       Berolah raga ga secara teratur

b.      Obat-obatan penurun takanan darah antara lain :

1).    Diuretik  : Hidrochlortiasid,Furosemid dll. 

2).    Betabloker :Proparnolol, dll.

3).    Alfabloker : Prazosin  dll.

4).    Penghambat  ACE  : Kaptopril  dll.

5).    Antagonis Kalsium : Diltiasem  dll.(farmakologi FKUI,1995)

c.       Pengaturan diet

Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa factor yang

perlu  diperhatikan yaitu  keadaan berat badan,  derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya

komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan  pengetahuan

tentang jumlah kandungan  natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat

rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per hari ). Sebagian besar  natrium  berasal dari  garam

dapur.  

Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah serta

cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk

menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :

Diet rendah garam

Diet  rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi makanan

tanpa garam. Garam dapur mempunyai  kandungan 40% Natrium.

Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,  MSG

(Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya terdapat dalam

saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega.

Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam

memperhatikan hal sebagai berikut :

a.       Jangan menggunakan garam dapur

b.      Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin,

sardensis, sosis dan lain-lain.

Page 13: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

c.       Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan tambahan atau

penyedap rasa seperti saos.

d.      Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium.

e.       Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, sprite

f.        Diet rendah kolesterol / lemak.

Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan pospolipid. Sekitar

25 – 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang

lewat faeces. Beberapa makanan yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju

keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah

menurunkan kadar kolestero serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus

diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi adalah :

g.       Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.

h.       Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.

i.         Gunakan susu full cream.

j.        Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.

k.      Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya.

l.         Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol.

m.     Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah – buahan.

n.       Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh

seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena

hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar

berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal

berikut :

Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 0,5

kg berat badab per minggu.

o.      Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.

p.      Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.

Contoh menu untuk penderita hypertensi :

1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup ( 130 gram ), 1 potong

tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), ( Sri Rahayu, 2000 ).

9.      Dampak masalah

Page 14: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

a.   Terhadap individu.

1).    Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.

Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya oleh penderita. Kurangnya

pengetahuan klien terhadap penyakit hypertensi, sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas.

2).    Pola nutrisi dan metabolisme.

Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala pusing dan bila berlangsung lama

disertai mual-mual dan muntah.

3).    Psikologi.

Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung.

4).    Pola tidur dan istirahat

Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering terbangun karena sering sakit kepala dan

tegang pada leher bagian belakang.

5).    Pola persepsi dan pengetahuan.

Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan yang lama ,diet, olah

raga, merokok, minuman beralkohol.

6).    Pada pola tata nilai dan kepercayaan

Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan merasa tidak berdaya dengan

keberadaan sekarang.

b.  Dampak masalah terhadap keluarga

1).    Merepotkan dalam  memberikan perawatan ,pengaturan diet, mengantar kontrol dan manambah

beban biaya hidup yang terus –menerus.

2).    Produktifitas menurun. Apabila hipertensi mengena kepala keluarga yang berperan sebagai

pencari nafkah untuk kebutuhan keluarga ,maka akan menghambat kegiatannya sehari-hari untuk

kegiatan seperti semula.

3).    Psikologi .

Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.

c.   Terhadap masyarakat

Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan terjadi perubahan peran dalam

masyarakat  Selain itu akan menimbulkan kecemasan terhadap masyarakat dan akan terjadi

ancaman kehilangan salah satu anggotanya. .

d.  Pelayanan kesehatan

Page 15: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin meningkat,maka akan terjadi beban

pelayanan kesehatan di masa yang akan datang.

10.  Asuhan  Keperawatan

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis untuk mengkaji dan

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,melaksanakan  asuhan

keperawatan ,serta implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah

direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .

a. Tahap penjajakan awal

1).    Pengkajian

a)      Pengumpulan data

Merupakan informasi  yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan ,status kesehatan,

kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga meliputi:

b)      Struktur dan sifat anggota keluarga,  anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala

keluarga.

c)      Data demografi.

d)      Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan penggunaan waktu

senggang.

e)      Faktor sosial budaya dan ekonomi

f)        Faktor lingkungan

g)      Perumahan

h)      Fasilitas social dan lingkungan

i)        Fasilitas transportasi dan kesehatan

j)        Riwayat kesehatan

2).    Analisa  data

Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga. Dalam

menganalisis data dapat menggunakan Typologi  masalah dalam family healt care.

Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :

a)      Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan  terjadinya

penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.

Contoh :

Page 16: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

1) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti  hipertensi

2) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet

b)      Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.

Contoh:

1)  Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi

2)  Siapakah  yang menderita penyakit hipertensi

c)      Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu atau keluarga dalam

hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.

Contoh :

Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.

3).    Penentuan prioritas masalah

Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan sistim scoring

berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut

Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :

NO

KRITERIA SKOR BOBOT

1 Sifat masalah      Aktual (Tidak/kurang sehat)      Ancaman kesehatan      Keadaan sejahtera

321

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah      Mudah      Sebagian      Tidak dapat

210

2

3 Potensi masalah untuk dicegah      Tinggi      Sedang      Rendah

321

1

4 Menonjolnya masalah      Masalah berat, harus segera ditangani      Ada masalah, tetapi tidak perlu segera

ditangani      Masalah tidak dirasakan

21

0

1

Skoring   :

                           i.      Tentukan  skor untuk tiap kriteria

Page 17: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

                         ii.      Skor  dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

iv.      Jumlahkanlah skor  untuk semua criteria ,skor tertinggi  5  sama dengan  seluruh bobot

b. Penjajakan pada tahap kedua

Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas kesehatan

yang berhubungan dengan ancaman  kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh

keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.

Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan tugas-tugas

kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi .

Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan keperawatan,

maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita

penyakit hipertensi  antara lain :

1)   Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi berhubungan dengan

ketidaktahuan tentang  gejala hipertensi

2)   Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang

tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan

kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan

3)   Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .

4)   Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga

berhubungan dengan tadak dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan

serta kitidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.

5)   Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna memelihara kesehatan

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan

seperti JPS.,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.

Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet pada klien hipertensi

adalah :

1)   Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya hipertensi

adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan diet yang benar.

2)   Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet bagi penderita

hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.

Page 18: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

3)   Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.

4)   Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang

banyak mengandung garam

5)   Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga berhubungan dengan kurangnya

pengetahan tentang manfaat tanaman obat tersebut.

c. Perencanaan

Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang

ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan

keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 )

Rencana tindakan dari masing –masing diagnosa keperawatan khusus diet pada klien

hipertensi adalah :

1).    Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya hipertensi

berhubungan dengan  kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.

a)      Tujuan

Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang menderita penyakit

hipertensi.

b)      Kriteria hasil

                                                   i.      Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet bagi

anggota kelurga yng menderita hipertensi.

                                                 ii.      Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai anjuran.

c)      Rencana tindakan

                                                   i.      Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi

penderita hipertensi.

                                                 ii.      Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya menyediakan

makan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi .

d)      Rasional

Page 19: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

                                                   i.      Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan peresepsi

yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah khususnya nutrisi

untuk klieh hiperetensi

                                                 ii.      Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang

rendah garam.

2).    Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap anggota keluarga

yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang

manfaat dari pengaturan diet

a)      Tujuan

Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi

b)      Kriteria hasil

                                                   i.      Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien

hiperetensi

                                                 ii.      Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi

c)      Rencana tindakan

                                                   i.      Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk klien

hipertensi.

                                                 ii.      Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.

d)      Rasionalisasi

                                                   i.      Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara

pengaturan diet untuk klien hipertensi

                                                 ii.      Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita hipertensi.

3).    Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi

berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang

benar .

a)      Tujuan

Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.

b)      Kriteria hasil

                                                   i.      Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita

hipertensi.

Page 20: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

                                                 ii.      Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien

hipertensi.

c)      Rencana tindakan

                                                   i.      Beriakan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan makanan

untuki klien hipertensi.

                                                 ii.      Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang dikonsumsi

oleh klien hipertensi.

                                                iii.      Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat makanan

dengan jumlah yang tepat.

d)      Rasionalisasi.

                                             i.            Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga dapat cara

pengolahan makanan untuk klien hipertensi.

                                           ii.            Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan.

                                          iii.            Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan dalam jumlah

yang tepat kilen dan keluarga mampu menjalankan /melaksanakaannya sendiri.

4).    Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi berhubungan

dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang

banyak mengandung garam.

a)      Tujuan

Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi makanan yang rendah

garam.

b)      Kriteria hasil

                                             i.      Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah garam

                                           ii.      Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang banyak

mengandung garam.

                                          iii.      Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan yang

banyak mengandung garam.

c)      Rencana tindakan.

                                             i.      Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan terhadap

klien hipertensi.

Page 21: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

                                           ii.      Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang banyak

mengandung garam.

                                          iii.      Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu untuk merubah

kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari padea niat dan keinginan untuk merubah.

d)      Rasional

                                             i.      Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang pengaruh

garam terhadap klien hipertensi

                                           ii.      Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan yang banyak

mengandung garam.

                                          iii.      Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah sikapnya

dari yang tidak sehat menjadi sehat

5).    Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat  keluarga berhubungan

dengan kurang pengetahuan  guna dari tanaman obat keluarga.

a)      Tujuan

Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber tanaman obat keluarga.

b)      Kriteria hasil

Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat membantu untuk pengobatan

hipertensi

c)      Rencana tindakan

Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.

                                             i.      Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis tumbuhan /tanaman

yang dapat membantu menurunkan tekanan darah 

                                           ii.      Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha memiliki tanaman

obat keluarga .

d)      Rasional

                                             i.      Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat Toga.

                                           ii.      Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat menurunkan

tekanan darah.

                                          iii.      Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat mengkonsumsi tanaman obat

tersebut kapan saja diperlukan.  

Page 22: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

d. Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi sesuai

rencana yang telah disusun.

Pada peleksanaan asuhan keperawatan  keluarga dapat dilaksanakan antara lain  :

1).    Deteksi dini kasus baru.

2).    Kerja sama lintas program dan lontas sektoral

3).    Melakukan rujukan

4).    Bimbingan dan penyuluhan.   ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)

e. Evaluasi

Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan penilaian selalu

berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input dan porses.

Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;

1).    Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari tindakan keperawatan.

2).    Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka dimensinya dapat dikaitkaan

dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.

3).    Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari tindakan

keperawatan untuk mengatasi masalah.

4).    Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan  (Family Healt Care , 1989 : 97 )  

Page 23: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

PENGKAJIAN KELUARGAA.     Data Umum

1.      Nama KK                                   :  Ny. S

2.      Umur                                           :  70 Tahun

3.      Pendidikan                                  :  SD

4.      Pekerjaan                                    :  Buruh tani

5.      Suku / Bangsa                             :  Jawa / WNI

6.      Alamat                                        :  Gemarang barat, Watualang, Ngawi

7.      Tanggal Pengkajian                      :  21 Januari 2012

8.      Diagnosa Medis pada Ny. S        :  Hipertensi

B.           Susunan Anggota Keluarga

No Nama Umur L/PHub.

keluargaPendidikan Pekerjaan

Riw.

kesehatan

1. Ny. S 70 L KK SD Tani Hipertensi

2. Ny. D 58 P Anak SD - -

3 Tn. K 32 L Anak SMP Tani -

.      Tipe keluarga                                  : Keluarga inti

2.      Suku Bangsa                                  : Jawa

3.      Agama                                           : Islam

4.      Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan keluarga Ny.S ± Rp 500.000 per bulan. Dana keluarga digunakan untuk kebutuhan

dasar (makan, minum, pakaian).

5.      Aktifitas rekreasi keluarga

Anggota keluarga Ny.S yaitu istri, tidak mempunyai aktivitas rekreasi kecuali hanya nonton

Televisi.

D.          Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Ny.S adalah keluarga dengan usia lanjut usia.

2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Page 24: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

Tugas perkembangan dalam keluarga Ny.S yang belum terpenuhi adalah perawatan pada usia

lanjut dalam keluarga dengan penyakit kronis pada Ny.S yaitu Hipertensi.

3.      Riwayat keluarga

Riwayat kesehatan keluarga  :

a.       Keluarga Ny.S tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.

b.      Ny.S menderita penyakit hipertensi.

Dalam keluarga Ny.S biasanya menggunakan sumber pelayanan kesehatan  keluarga  yaitu

puskesmas.

4.      Riwayat keluarga sebelumnya

Keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit keturunan, bawaan maupun menular.

E.           Lingkungan

1.      Karakteristik rumah dan denah rumah

Tipe rumah semi permanen dengan lantai dari tanah.

Janis bangunan     :  semi permanen

b.      Status rumah        :  rumah pribadi

c.       Atap rumah         :  genteng

d.      Ventilasi              :  cukup.

e.       Cahaya                :  cukup

f.        Penerangan          :  cukup

g.       Lantai                  :  tanah

h.       Saluran limbah  :  dibuang kebelakang rumah.

i.         Jamban                :  jenis kloset angsatrin

2.      Karakteristik tetangga dan keluarga

Interaksi tetangga dengan keluarga Ny.S cukup harmonis, dibuktikan Ny.S rajin mengikuti

Posyandu Lansia.

3.      Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Ny.S dalam aktivitas sehari-hari  menggunakan fasilitas sepeda

4.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Ny.S tidak mempunyai waktu tertentu untuk mengadakan pertemuan khusus dalam

keluarga, mereka cukup melakukan komunikasi setiap hari dengan anggota keluarga. Sedangkan

interaksi dengan tetangga cukup baik dengan sering ngobrol dengan tetangga.

Page 25: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

5.      Sistem pendukung keluarga

Anggota keluarga Ny.S termasuk dalam kategori kurang sehat karena  Ny.S menderita hipertensi

sedangkan. Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan keluarga adalah Puskesmas.

F.            Struktur Keluarga

1.      Struktur peran (formal dan informal)

Formal

Ny. S, sebagai Ibu, kepala keluarga dan pencari nafkah.

Ny. D, sebagai anak.

Tn. K, sebagai anak dan mengikuti kegiatan di kampung  (arisan RT)

2.      Nilai dan norma keluarga

Keluarga menghormati dan menjalankan norma agama dalam menjalani kehidupan berumah

tangga dan bermasyarakat

3.      Pola komunikasi keluarga

Komunikasi yang biasa digunakan sehari-hari adalah  bahasa jawa. Hubungan komunikasi antar

anggota keluarga cukup baik.

4.      Struktur kekuatan keluarga

Anggota keluarga satu dengan yang lain saling membantu dan mendukung

Ny. S jarang melakukan kontrol terhadap tekanan darahnya karena kurang mempunyai biaya dan

tidak tahu kalau mempunyai penyakit darah tinggi.

G.          Fungsi Keluarga

1.      Fungsi afektif

Setiap anggota keluarga saling menyayangi dan menghormati

2.      Fungsi sosial

Setiap keluarga saling menjaga hubungan sosial yang baik dengan warga  sekitar dengan

mengikuti kegiatan dalam masyarakat.

3.      Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan

a.       Keluarga Ny.S tidak mengetahui kalau Ny. S menderita penyakit Hipertensi / darah tinggi.

b.      Keluarga Ny.S kurang cepat dalam mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan karena

sangat tergantung pada kondisi keuangan.

c.       Keluarga Ny.S belum tahu cara merawat penyakit Hipertensi / darah tinggi terutama untuk

masalah diet, kurang teratur dalam berobat dan tidak teratur kontrol tekanan darah.

Page 26: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

d.      Keluarga Ny.S belum mampu memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat terutama

untuk ventilasi kurang dan lantai masih dari tanah, karena terbentur masalah biaya.

e.       Keluarga Ny.S jarang menggunakan fasiltas kesehatan karena terkendala biaya.

4.      Fungsi reproduksi

Ny.S mempunyai 8 (delapan) orang anak, tujuh diantaranya sudah berkeluarga dan mempunyai

rumah sendiri sedangkan anak yang terakhir yaitu Tn.K masih bujangan dan satu rumah dengan

Ny.S dan Ny.D.

Ny. S dan Ny.D Sudah menopouse dan keduanya janda.

5.      Fungsi ekonomi

Kebutuhan ekonomi dicukupi lewat penghasilan Ny.S kadang – kadang dibantu oleh anaknya

Tn. K.

H.          Stress dan koping keluarga

1.      Stressor jangka pendek

Ny.S tidak mempunyai pekerjaan tetap.

2.      Stressor jangka panjang

Ny. S selalu mengatakan bahwa anaknya yang terakhir belum mau berkeluarga.

3.      Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga Ny.S cukup tenang dalam menghadapi permasalahan keluarga.

4.      Strategi koping yang digunakan

Apabila menghadapi masalah yang berat Ny.S menghibur diri dengan menonton televisi.

I.             Pemeriksaan Fisik

Ny. S

1. Vital sign :

TD                   : 180/100 mmHg

Nadi                 : 88 x/menit

Suhu                 : 36 o C

RR                   : 18 x/menit

2. Kepala

Page 27: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

a.       Rambut      : rambut bersih.

b.      Mata          : Visus 5/5, tidak ada kelainan, sclera putih.

c.       Telinga       :  Telinga bersih, pendengaran cukup baik, tidak ada penyakit.

d.      Hidung       : Hidung bersih, penciuman masih normal.

e.       Mulut         : Mulut bersih, gigi ada beberapa yang tanggal.

3. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, bentuk leher normal.

4. Dada

a.       Paru           :

Inspeksi      : simetris, tidak ada retraksi, tidak ada luka

Palpasi        : tidak ada nyeri tekan

Perkusi        : suara sonor

Auskultasi   : tidak terdengar suara wheezing

b.      Jantung       :

Inspeksi      : tidak ada kelainan.

Palpasi        : tidak ada nyeri tekan

Perkusi        : suara sonor

Auskultasi   : Suara DJ tunggal, tidak ada suara tambahan.

5. Abdomen         : 

Inspeksi      : tidak ada kelainan.

Palpasi        : tidak ada nyeri tekan

Perkusi        : suara sonor

Auskultasi   : peristaltik normal

6. Ekstremitas       : 

a.       Atas

1)      Kanan     : Kadang – kadang terasa nyeri dan keju linu pada tangan kanan

Page 28: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

2)      Kiri         :  Kadang – kadang terasa nyeri dan keju linu pada tangan kiri

b.      Bawah

1)      Kanan     : Kadang – kadang terasa nyeri dan keju linu pada kaki kanan

2)      Kiri         :  Kadang – kadang terasa nyeri dan keju linu pada kaki kiri.

7. Genetalia             : Tidak terkaji

J.            Pemeriksaan Penunjang

Tekanan darah : 180/100 mmHg

Klien mengatakan tidak tahu kalau menderita penyakit Hipertensi / darah tinggi.

Klien jarang kontrol tekanan darah.

Kadang – kadang klien merasa pusing.

Ny. S mengatakan badan terasa nyeri dan leher/tengkuk kadang – kadang kaku.

K.          Terapi

Ny. S mendapat obat oral :

Captopril 12,5 mg (2 x 1 tab / hari), Kalk tab (2 x1 tab / hari), Vit B1 (2 x1 tab / hari), Antalgin

tab (3 x 1 tab / hari)

L.           Harapan keluarga

Keluarga Ny.S mengharapkan bisa mencukupi kebutuhan sehari – hari termasuk untuk

kebutuhan berobat Ny.S  dan untuk memperbaiki rumah.

Page 29: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH PENYEBAB

1 DS :

Klien mengatakan sering

pusing

Klien mengatakan

tengkuk/leher sakit

DO :

TD : 180/100 mmHg

Riwayat hipertensi

Jarang kontrol di

puskesmas

Gangguan rasa nyaman

nyeri kepala

Ketidak mampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit

2 DS:

Ny. S mengatakan bahwa

tidak tahu kalau menderita

darah tinggi

Ny. S mengatakan tidak

pernah pantangan makan.

DO:

TD : 180/100 mmHg.

Jarang kontrol ke

Puskesmas.

Keluarga Ny.S tidak tahu

tentang Diet pada

hipertensi.

Resiko terjadi

komplikasi penyakit

hipertensi (CVA)

Ketidak mampuan

keluarga mengenal

masalah kesehatan

pada anggota

keluarga yang

sakit

Page 30: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

A.  Skoring1.      Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi pada Ny. S b.d Ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Penghitungan

Skor Pembenaran

1 Sifat masalahSkala : Ancaman kesehatan

  x 1

Penyakit Hipertensi merupakan penyakit menahun yang sulit sembuh total.

2 Kemungkinan masalah dapat diubahSkala : Sebagian

 x 21

Komplikasi pada Hipertensi bisa disebabkan dari berbagai faktor apalagi bila klien tidak disiplin dalam perawatan kesehatannya.

3 Potensial masalah untuk dicegahSkala : Tinggi   x 1

1

Sumber-sumber dan tindakan untuk mencegah meningkatnya tekanan darah bisa terjangkau oleh keluarga Ny.S

4 Menonjolnya masalahSkala : Masalah tidak

dirasakan  x 10

Masalah belum muncul sehingga masalah tidak dianggap serius oleh Ny. S dan keluarganya

Total2

2.      Gangguan rasa nyaman nyeri kepala b d  Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.No Kriteria Penghitunga

nSkor Pembenaran

1 Sifat masalahSkala :  Actual

 x 11

Sakit kepala (rasa pusing) sering dirasakan oleh klien.

2 Kemungkinan masalah dapat diubahSkala : Mudah x 2

2Sumber dan tindakan untuk mengurangi sakit kepala tersedia.

3 Potensial masalah untuk dicegahSkala : Sedang  x 1

Dengan diet yang baik dan minum obat secara teratur tekanan darah bisa dikendalikan.

4 Menonjolnya masalahSkala : Ada masalah

 x 1

Klien merasa tidak nyaman bila sakit kepalanya kambuh.

Page 31: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

Total3

B.   Prioritas Masalah1.      Gangguan rasa nyaman nyeri kepala b d  Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit.2.      Resiko terjadi komplikasi pada Ny. S b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan anggota keluarga yang sakit

Page 32: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi
Page 33: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

No Diagnosa keperawatan keluargaTujuan Ktriteria evaluasi

RencanaUmum Khusus Kriteria Standar

1. Gangguan rasa nyaman nyeri kepala b d 

Ketidak mampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit.

Dimanifestasikan dengan:

DS :

Klien mengatakan sering pusing

Klien mengatakan tengkuk/leher kaku

dan sakit

Klien mengatakan tidak tahu penyebab

dari rasa pusing dan kaku pada leher

DO :

TD : 160/90 mmHg

Riwayat hipertensi

Jarang kontrol rutin di puskesmas

Keluarga tidak tahu penyebab sakit

kepala pada klien

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan,

klien tidak

mengalami

nyeri/sakit

kepala

Setelah dilakukan

kunjungan 2x

diharapkan keluarga

dapat :

menjelaskan tanda-

tanda hipertensi.

Keluarga bisa

menyebutkan cara

mengurangi rasa

sakit pada kepala.

Keluarga bisa

menyebutkan salah

satu obat sakit

kepala.

Klien mau minum

obat

Verbal dan

non verbal

Keluarga dan klien

bisa mengetahui dan

memahami tentang

tanda-tanda

hipertensi, cara

mengurangi rasa sakit

pada kepala, bisa

menyebutkan salah

satu obat sakit

kepala.

Klien minum obat

anti hipertensi dan

anti nyeri (captopril

dan antalgin)

1.   Observasi tanda – tanda

nyeri

2.   Gali pengetahuan

keluarga mengenai tanda

– tanda hipertensi

3.   Jelaskan mengenai cara

mengurangi rasa

sakit/nyeri kepala.

4.   Jelaskan tentang jenis

obat yang aman untuk

diminum.

5.   Jelaskan aturan minum

obat yang benar.

6.   Beri kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya

2 Resiko terjadi komplikasi (CVA) b.d

ketidak mampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan, dimanifestasikan

Setelah

dilakukan

tindakan

Setelah dilakukan

kunjungan 2x

diharapkan keluarga

Verbal Keluarga mengetahui

dan memahami

tentang hipertensi,

1.      Observasi adanya resiko

komplikasi pada

hipertensi

Page 34: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

dengan :

DS :

Ny. S mengatakan bahwa tidak tahu

kalau menderita darah tinggi

Ny. S mengatakan tidak pernah

pantangan makan.

DO:

TD : 180/100 mmHg.

Jarang kontrol ke Puskesmas.

Keluarga Ny.S tidak tahu tentang Diet

pada hipertensi.

keperawatan,

resiko

terjadinya

komplikasi

pada klien

bisa

dikurangi.

dapat :

menjelaskan arti

hipertensi, tanda &

gejala hepertensi,

faktor penyebab,

pencegahan dan

resiko terjadinya

komplikasi akibat

dari hipertensi

tanda & gejala

hipertensi, faktor

penyebab,

pencegahan dan

komplikasi hipertensi

2.      Gali pengetahuan

keluarga mengenai

hipertensi

3.      Jelaskan mengenai

pengertian, tanda &

gejala, penyebab,

pencegahan dan akibat

komplikasi.

4.      Anjurkan pada klien

untuk sering berobat ke

Puskesmas.

5.      Beri kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya

Page 35: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

No Diagnosa keperawatanTujuan

khususTanggal Implementasi Evaluasi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri kepala b d 

Ketidak mampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit,

dimanifestasikan dengan :

DS :

Klien mengatakan sering pusing

Klien mengatakan tengkuk/leher kaku dan

sakit

Klien mengatakan tidak tahu penyebab dari

rasa pusing dan kaku pada leher

DO :

TD : 160/90 mmHg

Riwayat hipertensi

Jarang kontrol rutin di puskesmas

Keluarga tidak tahu penyebab sakit kepala

pada klien.

Setelah

dilakukan

kunjungan 2x

diharapkan

keluarga

dapat :

menjelaskan

arti hipertensi,

tanda & gejala

hepertensi,

faktor

penyebab,

pencegahan

dan

komplikasi

hipertensi

29/1/2012

1.   Mengobservasi

tanda – tanda nyeri

2.   Menggali

pengetahuan

keluarga mengenai

hipertensi

3.   Menjelaskan

mengenai penyebab

dari rasa pusing dan

sakit kepala serta

rasa kaku pada

tengkuk/leher

4.   Memberikan

kesempatan kepada

keluarga untuk

bertanya

29  November 2006

S :

Ny. S  mengatakan mengerti dan tahu kalau

menderita penyakit hipertensi.

Ny.S bersedia minum obat pereda sakit kepala.

O :

TD : 180/100 mmHg

Ny. S minum antalgin tab.

Ny. S  dapat menjelaskan kembali tentang

penyebab dan pencegahan dari sakit kepala.

A :

Masalah teratasi

P :

Intervensi dihentikan

2 Resiko terjadi komplikasi b.d

ketidakmampuan keluarga mengenal

Setelah

dilakukan

kunjungan 2x

2/2/2012 1.   Mengobservasi

adanya resiko

komplikasi pada

2 Pebruari 2012

S :

Ny. S  mengatakan mengerti dan tahu kalau

Page 36: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

masalah.

Dimanifestasikan dengan:

DS :

Ny. S mengatakan bahwa tidak tahu kalau

menderita darah tinggi

Ny. S mengatakan tidak pernah pantangan

makan.

DO:

TD : 180/100 mmHg.

Jarang kontrol ke Puskesmas.

Keluarga Ny.S tidak tahu tentang Diet pada

hipertensi.

diharapkan

keluarga

dapat :

menjelaskan

tanda-tanda

hipertensi.

Keluarga bisa

menyebutkan

cara

mengurangi

rasa sakit

pada kepala.

Keluarga bisa

menyebutkan

salah satu

obat sakit

kepala.

Klien mau

minum obat

hipertensi

2.   Menggali

pengetahuan

keluarga mengenai

hipertensi

3.   Menjelaskan

mengenai

pengertian, tanda &

gejala, penyebab,

pencegahan dan

akibat komplikasi

hipertensi

4.   Memberikan

kesempatan kepada

keluarga untuk

bertanya

menderita penyakit hipertensi

Ny. S bersedia untuk kontrol rutin di Puskesmas

Ny. S bersedia diet rendah garam.

Ny. S bersedia minum obat

O :

TD : 170/90 mmHg

Ny. S minum Captopril tab.

Ny. S  dapat menjelaskan kembali tentang

penyebab dan pencegahan dari hipertensi

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Intervensi dihentikan

Page 37: Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi

DAFTAR  PUSTAKA

Effendi, Nasrul, 1998. Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II . Jakarta : EGC.

Moerdono, Prof.Dr. 1994. Masalah  hipertensi . Jakarta: Bhrata Karya Aksara.

Rahayu Sri Ir dkk, 2000. Nutrisi untuk klien hipertensi . Jakarta : EGC

Stanhope Marcia dan Ruth N, 1997. Keperawatan Komunitas dan kesehatan rumah ,pengkajian intervensi dan penyuluhan .Jakarta : EGC.

Yasmin Ni Luh Gede, 1993. Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim kardiovasculer. Jakarta : EGC.