aspek genetik sindrom nefrotik resisten steroid

8

Click here to load reader

Upload: lingga-surya

Post on 25-Jul-2015

28 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

Dedi RachmadiBagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas PadjadjaranRumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung

Abstrak

Sindrom nefrotik resisten steroid adalah sindrom nefrotik yang tidak mengalami remisi setelah diberikan terapi standar steroid. Sampai saat ini mekanisme resistensi terhadap steroid melalui dua hal, yaitu nongen yang berkaitan erat dengan dasar imunologis dan gen yang berupa defek primer pada barier filtrasi glomerulus. Dalam tulisan ini akan diungkapkan gen yang sudah diketahui terlibat dalam patogenesis terjadinya sindrom nefrotik resisten steroid. Gen ini menyandi protein yang membentuk struktur celah diafragma glomerulus. Bila terjadi mutasi gen ini akan mengakibatkan perubahan pada arsitektur celah diafragma glomerulus, yaitu terjadi pendataran foot processes podosit sehingga terjadi proteinuria berat. Sampai saat ini telah ditemukan delapan gen penyandi protein podosit, yaitu: NPHS1, ACTN4, NPHS2, CD2AP, WT1, TRPC6, LAMB2, dan yang paling ahir diketahui yaitu NPHS3. Protein yang disandi oleh gen-gen tersebut adalah: nefrin, á-aktinin-4, podosin, CD2-associated protein, Wilms' tumor, transient receptor potential 6, laminin â2 chain, dan phospholipase PLCE1. Manifestasi klinis sindrom nefrotik resisten steroid akibat adanya mutasi gen-gen ini umumnya lebih berat, onset terjadinya penyakit lebih awal, dan cepat mengalami perburukan menjadi gagal ginjal terminal. Aspek genetis sindrom nefrotik resisten steroid perlu diketahui untuk memperkirakan perjalanan dan prognosis penyakit. [MKB. 2010;42(1):37-44].

Kata kunci: Aspek genetik, sindrom nefrotik resisten steroid

Genetic Aspect of Steroid Resistant Nephrotic Syndrome

Abstract

Steroid resistant neprotic syndrome are patients who showed no remission after standard therapy of steroid. Until now, steroid resistant mechanism occurs through two ways, that are non gene that related with immunologic based and gene related with primary defect on glomerular filtration barrier. This paper describes those genes known related to the pathogenesis of steroid resistant nephrotic syndrome. These genes code glomerular slit diaphragm proteins. Mutation of these genes will cause changes on glomerular slit diaphragm architecture that is flattening of foot processes of podocyte which cause severe proteinuria. Recently, there are found 8 genes that code podocyte proteins: NPHS1, ACTN4, NPHS2, CD2AP, WT1, TRPC6, and LAMB2, last found is NPHS3 gene. Proteins coded by those genes are: nefrin, á-actinine-4, podosine, CD2-associated protein, Wilms' tumor, transient receptor potential 6, laminin â2 chain, and phospholipase PLCE1. Clinical manifestation of steroid resistant nephrotic syndrome caused by mutation of these genes generally severe, earlier onset of illness and worsen to end stage kidney failure. We need to know about genetic aspect of steroid resistant neprotic syndrome to predict the progression and prognosis of the disease. [MKB. 2010;42(1):37-44].

Key words: Genetic aspect, steroid resistant neprotic syndrome

Korespondensi: Dr. dr. Dedi Rachmadi, SpA(K)., Mkes., Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Rumah Sakit Hasan Sadikin, Jln. Pasteur 38 Bandung, Tlp. (022) 2034426/(022) 2035957, Email: [email protected]

37 MKB, Volume 42 No. 1, Tahun 2010

Page 2: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

diafragma melebar, sehingga terjadi proteinuria Pendahuluan4-6yang berat.

Berdasarkan hasil penelitian akhir-akhir ini Sindrom nefrotik (SN) merupakan penyakit menunjukkan bahwa SN yang disebabkan mutasi glomerulus yang paling sering ditemukan pada gen memberikan manifestasi klinis yang lebih anak. Kebanyakan SN pada anak memberikan berat, onset lebih awal, tidak memberikan respons respons terhadap pengobatan kortikosteroid terhadap pengobatan steroid, dan dapat cepat (prednison/prednisolon), hanya 10-20% yang berkembang menjadi gagal ginjal terminal. tidak memberikan respons terhadap pengobatan

1-3 Tujuan penulisan makalah ini adalah mengungkap kortikosteroid. Disebut SN sensitif steroid aspek genetik sebagai salah satu mekanisme (SNSS) bila penderita memberikan respons dan patogenesis terjadinya sindrom nefrotik berat terjadi remisi dalam empat minggu pengobatan dengan melihat manifestasi klinisnya sehingga kortikosteroid, sedangkan bila tidak mengalami dapat memperkirakan perjalanan dan prognosis remisi disebut SN resisten steroid (SNRS). penyakit.Walaupun persentase SNRS relatif kecil tetapi

50% penderita SNRS anak ras kulit putih dalam waktu 5 tahun dan 80% anak ras Afrika-Amerika dalam waktu 3 tahun akan mengalami komplikasi Patofisiologi SN Resisten Steroid (SNRS)ekstrarenal dan berkembang menjadi gagal ginjal

1terminal. Penyebab proteinuria pada SN adalah kerusakan Mekanisme resistensi terhadap steroid pada fungsi atau struktur membran filtrasi glomerulus.

penderita SN terjadi melalui dua hal, yaitu nongen Membran filtrasi glomerulus terdiri dari endotel yang berkaitan erat dengan dasar imunologis dan fenestra sebelah dalam, membran basalis dan sel gen yang berupa defek primer pada barier filtrasi epitel khusus di bagian luar yang dikenal dengan glomerulus. Baik kelainan dasar imunologis podosit, seperti terlihat pada Gambar 1. Podosit maupun gen mungkin saling mempengaruhi memiliki tonjolan-tonjolan menyerupai kaki (foot terhadap terjadinya resistensi steroid pada processes), di antara tonjolan-tonjolan tersebut

4penderita SN. Dalam beberapa tahun terahir ini terdapat celah diafragma (slit diaphragm), yang telah berkembang pesat mengenai penelitian berperan penting dalam pemeliharaan fungsi

7genetik molekuler yang sampai saat ini telah filtrasi glomerulus. ditemukan delapan gen yang terlibat dalam Terdapat dua mekanisme yang berperan pada patogenesis SN, yaitu gen yang mengkode sintesis patogenesis SN, yaitu pertama secara imunologis protein yang berperan untuk mempertahankan sel T memproduksi circulating factor, berupa struktur celah diafragma glomerulus. Adanya vascular permeability factor (VPF) yang mutasi pada gen-gen ini menyebabkan celah merupakan asam amino identik dengan vascular

Dedi Rachmadi: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

Gambar 1 Membran Filtrasi Glomerulus

MKB, Volume 42 No. 1, Tahun 2010 38

Page 3: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

endhotelial growth factor (VEGF). Hal ini barrier juga berperan size-selectivity barrier yang menyebabkan meningkatnya permeabilitas menyebabkan protein-uria yang keluar selain kapiler glomerulus sehingga terjadi kebocoran berat molekul rendah (selektif) juga protein protein. Mekanisme kedua adalah terdapatnya dengan berat molekul tinggi (nonselektif). defek primer pada barier filtrasi glomerulus yang Hilangnya atau pendataran foot processes

4 podosit yang tampak dengan mikroskop elektron mengakibatkan celah diafragma melebar. memperlihatkan peran kunci podosit dalam Mekanisme patogenesis SN dapat dilihat pada patogenesis sindrom nefrotik idiopatik. Gambar 2.Perubahan pada foot processes ini sebagai target Zat-zat terlarut yang dapat melewati sawar circulating factor atau bagian dari perubahan glomerulus ditentukan oleh besarnya molekul, struktur akibat adanya mutasi gen. Pada focal molekul >10 kDa akan ditahan sehingga tidak segmental glomerulosclerosis (FSGS) selain dapat melewati sawar tersebut (size-selectivity hilangnya foot processes podosit, juga terjadi barrier). Bila ada gangguan pada mekanisme ini peningkatan dari matriks ekstraselular dalam menyebabkan proteinuria baik protein dengan glomerulus disertai dengan menghilangnya lumen berat molekul kecil maupun protein dengan berat kapiler glomerulus. Lesi sklerotik ini terjadi molekul besar (proteinuria nonselektif). Faktor secara fokal dan dalam beberapa segmen lain yang dapat mempengaruhi adalah adanya glomeruli serta secara tipikal tidak berhubungan daya elektrostatik dari muatan negatif permukaan

9molekul pada epitel foot processes yang dibentuk dengan deposit kompleks imun. Rusaknya oleh sialoprotein kapiler, heparan sulfat membran podosit terjadi melalui empat mekanisme utama, basalis glomerulus, dan podokaliksin (charge- yaitu: perubahan komponen slit diaphragm atau selectivity barrier). Gangguan pada daya gangguan pada struktur, disregulasi aktin elektrostatik tersebut menyebabkan proteinuria sitoskeleton, perubahan membran basalis

glomerulus atau interaksinya dengan podosit, dan selektif (protein dengan berat molekul ≤ berat 9-11perubahan muatan negatif permukaan podosit. molekul albumin dapat melewati membran filtrasi

Pada penderita SNRS terjadi perubahan baik glomerulus). Kerusakan struktur dan sawar pada fungsi maupun pada struktur ginjal yang elektrostatik ini menyebabkan banyaknya protein

8 mengarah ke glomerulosklerosis. Perubahan yang plasma yang melewati filtrasi glome-rulus. Pada terjadi dapat berupa perubahan struktur sel-sel penderita SNRS diduga selain charge-selectivity

Gambar 2 Mekanisme Dasar Sindrom Nefrotik Idiopatik 4 Sumber: Antignac

Dedi Rachmadi: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

39 MKB, Volume 42 No. 1, Tahun 2010

Page 4: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

tertentu yang digantikan oleh fibroblas, kolagen, protein podosit yang mempunyai peranan deposit lemak, dan matriks mesangial. Akibat lain, terhadap fungsi podosit. Mutasi gen-gen tersebut nefron yang tersisa akan melakukan penyesuaian dapat mengakibatkan terjadinya sindrom nefrotik terhadap keadaan tersebut sehingga beban nefron berat, yaitu: NPHS1, ACTN4, NPHS2, CD2AP,

8yang tersisa makin berat sampai pada akhirnya WT1, TRPC6, LAMB2, dan yang paling ahir akan berubah menjadi jaringan parut dan terjadi diketahui yaitu gen NPHS3 yang menyebabkan

14kehilangan nefron yang lebih banyak. Hal inilah diffuse mesangial sclerosis. Protein yang disandi yang membuat prognosis SNRS buruk karena oleh gen-gen tersebut adalah: nefrin, á-aktinin-4, kejadian di atas mengarahkan penderita ke gagal podosin, CD2-associated protein, Wilms' tumor,

12ginjal terminal. transient receptor potential 6, laminin â2 chain, dan phospholipase PLCE1. Pada Gambar 3 menunjukkan protein dari komponen podosit yang membentuk arsitektur dari celah diafragma Peranan Genetik Terhadap Patogenesis glomerulus yang dapat mempengaruhi fungsi Sindrom Nefrotik

8podosit. Protein tersebut disandi oleh gen yang berhubungan dengan SN. Gen yang berperan pada Kemajuan pengetahuan tentang mutasi gen serta patogenesis SN resisten steroid tersebut dapat peranannya terhadap fungsi dan struktur celah dilihat pada Tabel 1.diafragma glomerulus dapat menjelaskan akan

terjadinya proteinuria, hal ini sangat membantu untuk diagnosis dan pendekatan tatalaksana

8 Gen yang Berperan Sebagai Penyandi sindrom nefrotik resisten steroid. Penelitian Protein Podositgenetik dewasa ini pada kasus SN familial telah

dapat mengidentifikasi protein podosit baru yang memegang peran penting pada protein podosit Nefrin (NPHS1)dalam membentuk arsitektur celah diafragma. NPHS1 adalah gen yang terletak pada kromosom Pada teknik metode kloning telah berhasil dalam 19q13.1 dengan ukuran 26 kb, terdiri dari 29

8 mendapatkan gen ACTN4 yang dapat menyandi ekson. Gen ini menyandi pembentukan nefrin, podocyte actin-binding protein á-actinin 4 protein dengan ukuran 136 kDa yang merupakan sebagai gen penyebab beberapa kasus FSGS molekul protein pertama yang diidentifikasi pada

4 6otosom dominan. Selain itu dengan metode yang celah diafragma. Gen ini adalah gen pertama sama telah berhasil dilakukan kloning gen NPHS1 yang dihubungkan dengan sindrom nefrotik pada dan NPHS2 yang menyandi protein nefrin dan manusia, mutasi gen ini banyak didapat pada podosin, dan protein ini juga dapat membentuk populasi di Finlandia. Terdapat dua jenis mutasi arsitektur celah diafragma. Mutasi gen NPHS1 utama yaitu Fin-mayor dan Fin-minor yang dapat menyebabkan terjadinya SN kongenital tipe menempati 97% dari seluruh kasus. Mutasi dari Finnish (CNF). Mutasi gen NPHS2 berperan Fin-mayor mengakibatkan terpotongnya protein dalam terjadinya sindrom nefrotik resisten steroid nefrin hanya 90 asam amino dan Fin-minor akan familial dengan karakteristik awitan proteinuria mengakibatkan terpotongnya protein hingga

15pada usia dini, progresivitas menjadi gagal ginjal 1.190 asam amino. terminal yang cepat, dan tidak terjadi kekambuhan Pada mutasi gen NPHS1 terdapat lesi ginjal

4,13setelah menjalani transplantasi. berat yang terjadi dalam satu bulan pertama Hingga saat ini telah dikenal 8 gen penyandi kehidupan. Ditemukan sklerosis glomerulus yang

Dedi Rachmadi: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

Gambar 3 Komponen Podosit yang Berhubungan dengan Sindrom Nefrotik 6 Sumber: Vats

MKB, Volume 42 No. 1, Tahun 2010 40

Page 5: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

Penyakit Gen

Lokasi Protein Diturunkan

Usia awitan

Anomali Kekambuhan

setelah Transplantasi

CNF NPHS1 19q13.1

Nefrin Otosom resesif

Prenatal usia dini

- 20-25%

SNRS NPHS2 1q25-31

Podosin Otosom resesif

Usia anak, awal dewasa

- 8% ?

FSGS1 ACTN4 19q13

á4aktinin Otosom dominan

awal dewasa

-

FSGS2 TRPC6 11q21-22

TRPC6 Otosom dominan

Dewasa -

FSGS3 (mencit)

CD2AP 6p12

CD2AP Otosom dominan

? -

Sindrom Frasier Sindrom Denys-Drash

WT1 11p13

Faktor transkripsi

Usia dini Pseudoherma froditisme + tumor Wilms

Sindrom Pierson LAMB2 3p14-22

Rantai laminin â2

Otosom resesif

Prenatal Abnormalitas mata

Diffuse mesangial Sclerosis

NPHS3 10q 23

Fosfolipase PLCE1

Usia dini

dapat berkembang menjadi sklerosis mesangial Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa progresif dengan konsekuensi akan terjadinya CD2AP berinteraksi dengan nefrin dan obliterasi kapiler. Glomerulus menjadi keduanya terlibat dalam penanda intraselular. berkurang, sedangkan oklusi tubulus yang Peran CD2AP dalam sindrom nefrotik atau terbuka atau protrusi glomerulus kedalam ruang patogenesis FSGS ditemukan secara tidak subepitelial atau melalui kapsul Bowman tidak sengaja saat CD2AP yang ditekan pada mencit ditemukan. Beberapa sel inflamasi dapat berkembang menjadi penyakit menyerupai SN dideteksi di daerah mesangial. Sel epitel dan mati dalam enam minggu akibat gagal glomerulus (podosit) akan terlihat mengalami ginjal. Pada keadaan ini ditemukan beberapa perubahan ultrastruktural dan hipertrofi. Akibat gambaran patologi FSGS, seperti proliferasi sel semua proses tersebut adalah terjadinya lesi mesangial dengan deposisi matriks ekstraselular endokapiler yang berperan penting dalam proses dan glomerulosklerosis yang disertai hilangnya

15 foot processes yang luas, penyakit ini disebut sklerosis di glomerulus.juga FSGS3. Penelitian pada akhir-akhir ini

CD2-associated protein (CD2AP) menunjukkan bahwa defek dari gen CD2AP Gen CD2AP terletak pada kromosom 6 lengan dapat menyebabkan penyakit baik dalam bentuk

6panjang (6p12), gen ini menyandi protein homozigot (otosom resesif) maupun heterozigot.domain SH3 dengan molekul 80 kDa yang berfungsi untuk menstabilkan hubungan antara Podosin (NPHS2)sel T dan sel antigen-presenting. CD2AP Gen NPHS2 terletak pada kromosom 1q25-q31, memiliki N-terminus yang berikatan dengan terdiri dari 8 ekson, mutasinya telah diketahui aktin di dalam sel. Gen ini merupakan molekul sebagai penyebab SN resisten steroid pada anak multifunctional adapter-type yang berada dalam usia awitan dini. Gen NPHS2 menyandi protein s i top lasma, ika tannya dengan ak t in podosin yang terdiri dari 383 asam amino. menunjukkan peranannya dalam melakukan Podosin termasuk kedalam kelompok stomatin,

6regulasi dinamis sitoskeleton aktin. CD2AP merupakan salah satu protein membran yang diekspresikan pada podosit di permukaan penting dan secara khusus diekspresikan pada

6,8sitoplasma celah diafragma glomerulus. foot processes podosit. Podosin merupakan

Dedi Rachmadi: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

Tabel 1 Gen yang Berperan pada Sindrom Nefrotik yang Diturunkan

41 MKB, Volume 42 No. 1, Tahun 2010

Page 6: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

protein hairpin-like dengan berat molekul 42 sedangkan proteinuria yang timbul pada usia kDa, yang menghubungkan membran plasma lanjut terjadi pada mutasi gen ACTN4 atau

8(nefrin) dan sitoskeleton podosit. Podosin TRPC6. berinteraksi dengan nefrin dengan ikatan lipid berbentuk rakit. Ikatan yang stabil dengan Alpha-actinin 4 (ACTN-4)podosit menyebabkan podosin berperan penting Gen ACTN-4 terletak pada kromosom 19 lengan dalam integritas struktural serta fungsional slit pendek (19q13), merupakan salah satu dari diaphragm terutama dalam fungsi memperta- empat gen aktinin. Gen ini menyandi highly

8hankan permselectivity glomerulus. homologous proteins yang merupakan Telah dikenal 50 jenis mutasi gen NPHS2, homodimer dengan ukuran 100 kD dan satu-

yang meliputi mutasi nonsense, frameshift, dan satunya aktinin yang diekspresikan pada missense, yang berbeda-beda pada tiap glomerulus manusia. ACTN-4 berperan penting 8penyakit. Akhir-akhir ini telah diperkenalkan

dalam fungsi sitoskeletal nonmuscle yang polimorfisme fungsional gen NPHS2, misalnya terlibat dalam mempertahankan bentuk foot R229Q, pada ekson 5 nukleotida 755 terjadi processes podosit. Mutasi ACTN-4 lebih jarang pergantian basa G oleh basa A yang didapat dibanding mutasi gen NPHS1 atau mengakibatkan substitusi Arg oleh Gls pada NPHS2. Mutasi ini menyebabkan ikatan yang kodon 229. Hal ini dihubungkan dengan

peningkatan risiko mikroalbuminuria pada berlebihan antara ACTN-4 dan filamen aktin populasi. Polimorfisme ini menjelaskan sehingga dapat merubah karakteristik mekanis

6kemungkinan FSGS dihubungkan dengan podosit glomerulus. Penyakit akibat mutasi gen 8mutan kedua alel NPHS2. Mutasi gen NPHS2 ACTN-4 disebut juga FSGS1, diturunkan secara 412C→ T dan 419delG juga merupakan

otosom dominan, perbedaannya dengan yang polimorfisme karena ditemukan selain pada diturunkan secara resesif, yaitu awitan yang anak SNRS juga ditemu-kan pada anak sehat

16 lanjut dan progresivitas dari penyakit berjalan >1% pada anak-anak Indonesia. Hal ini 8lambat. Identifikasi mutasi ACTN-4 pada berbeda dengan penelitian di luar negeri

terutama pada ras Eropa, dan Amerika, mutasi pasien SN dengan FSGS otosom dominan gen NPHS2 412C→T dan 419delG bukan suatu menggambarkan besarnya peranan sitoskeleton polimorfisme. Ini menunjukkan adanya pada fungsi glomerulus. perbedaan ras yang berpengaruh terhadap proses genetik. Gen Wilms' Tumor (WT1)

Gen Wilms' tumor (WT1) terletak pada Transient Receptor Potential Cation 6 kromosom 11p13, terdiri dari 10 ekson. Gen ini (TRPC6) menyandi protein four zinc fingers. Ekspresi Gen TRPC6 terletak pada kromosom 11 lengan WT1 adalah salah satu faktor penting dalam pendek (11q24), menyandi protein TRPC6 yang perkembangan normal dari ginjal dan genitalia, merupakan bagian dari superfamili transient mekanisme regulasinya hingga sekarang masih receptor potential (TRP), dan bersifat cation- belum jelas. WT1 diekspresikan pada podosit selective. Subfamili TRPC (TRPC1-TRPC7) pada tahap lengkung kapiler saat perkembangan bersifat selektif untuk ion kalsium yang penting podosit. Mutasi WT1 secara tipikal terlihat pada untuk meningkatkan kadar kalsium intraselular tumor Wilms sporadik dan kadang-kadang setelah terikat dengan reseptor G dan reseptor berhubungan dengan sindom Frasier dan tirosin kinase. TRPC6 penting untuk mengatur sindrom Denys-Drash. Karakteristik kedua struktur dan fungsi podosit yang normal. Mutasi sindrom ini adalah disfungsi gonad dan gen ini berhubungan dengan FSGS dominan nefropati progresif dengan FSGS atau sklerosis 8otosom dan penyakitnya disebut FSGS2. mesangial difus dengan awitan pada awal usia

6Adanya dasar genetik pada penderita SN/FSGS anak. Pada tahap diferensiasi lanjut, ekspresi familial membantu pemahaman mengenai WT1 mengalami penurunan kecuali pada sel mekanisme yang terjadi pada selektivitas ginjal epitel viseral (podosit) di glomerulus matur. dan terjadinya proteinuria. Adanya mutasi pada Diperkirakan dengan pola ekspresi ini WT1 gen tertentu dapat menjelaskan usia terjadinya memiliki peran penting dalam induksi ginjal dan proteinuria, proteinuria yang timbul pada usia dalam tahap lanjut nefrogenesis. Beberapa bukti dini terjadi pada mutasi nefrin atau podosin, yang ditemukan menunjukkan bahwa WT1 ikut

Dedi Rachmadi: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

MKB, Volume 42 No. 1, Tahun 2010 42

Page 7: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

berperan dalam mempertahankan fungsi podosit tersebut adalah: nefrin, á-aktinin-4, podosin, normal, yaitu pertama WT1 mengalami mutasi CD2-associated protein, Wilms' tumor, pada 94% dari keseluruhan penderita sindrom transient receptor potential 6, laminin â2 chain, Denys-Drash serta hampir seluruhnya akan dan phospholipase PLCE1. Sindrom nefrotik berkembang menjadi nefropati glomerulus, yang disebabkan mutasi gen akan memberikan termasuk glomerulosklerosis. manifestasi klinis yang lebih berat, onset lebih

awal, tidak memberikan respons terhadap pengobatan steroid, dan akan cepat berkembang Laminin â2 Chain (LAMB2)menjadi gagal ginjal terminal. Sindrom nefrotik LAMB2 adalah gen yang menyandi rantai karena mutasi gen tersebut di antaranya: FSGS laminin â2, diekspresikan pada glomerulus dan otosom dominan yang disebabkan mutasi gen membran basalis arteri, kapsul lensa, retina, ACTN4, SN kongenital tipe Finnish (CNF) yang lamina basalis otot polos intraokular, dan lamina disebabkan mutasi gen NPHS1, dan FSGS baik basalis sinaps neuromuskular. Mutasi gen ini familial ataupun nonfamilial yang disebabkan menyebabkan sindrom Pierson. Sindrom ini mutasi gen NPHS2. diturunkan secara otosom resesif dengan

Mutasi gen penyandi protein yang akan manifestasi SN kongenital dan abnormalitas membentuk arsitektur celah diafragma dapat mata yang khas. Histopatologi yang ditemukan

8 menyebabkan kerusakan struktur celah adalah sklerosis mesangial difus.diafragma dengan akibat terjadinya SN berat dengan onset lebih dini dan resisten terhadap Gen PLCE1 (NPHS3)pengobatan kortikosteroid. Informasi tentang Gen PLCE1 (NPHS3) adalah gen yang dasar genetik diharapkan dapat membantu menyandi phospholipase PLCE1, terletak di memperkirakan perjalanan dan prognosis lengan pendek kromosom 10 q23. Mutasi gen ini penyakit. menyebabkan SNRS dengan gambaran

histopatologi berupa diffuse mesangial sclerosis atau FSGS. Sindrom nefrotik ini adalah varian

Daftar Pustakayang jarang ditemukan dari hereditary forms of childhood nephrotic syndrome, disebut juga nephrotic syndrome early onset type 3 karena 1. Niaudet P. Podocin and nephritic syndrome: mulai timbul pada usia dini dan akan implications for the clinician. J Am Soc Nephrol.

2004;15:823-34. berkembang secara progresif menjadi gagal 14 2. Bagga A, Mantan M. Nephrotic syndrome in ginjal terminal dalam waktu 5 tahun. Mutasi

children. Indian J Med Res. 2005;122:13-28.gen NPHS3 akan menyebabkan gangguan 3. Ruf RG, Lichtenberger A, Karle SM, Haas JP, perkembangan podosit yang merupakan

Anacleto FE, Schultheiss M, dkk. The APN penyebab utama dari diffuse mesangial study group. Patients with mutations in NPHS2

sclerosis. (Podocin) do not respond to standard steroid Penyebab proteinuria pada SNRS adalah treat-ment of nephrotic syndrome. J Am Soc

kerusakan fungsi atau struktur membran filtrasi Nephrol. 2004;15:722-32. glomerulus sebagai akibat kelainan dengan 4. Antignac C. Genetic models: clues for under-dasar imunologis ataupun karena kelainan gen. standing the pathogenesis of idiopathic

nephrot ic syndrome. J Cl in Inves t . Peranan gen dalam mekanisme terjadinya SNRS 2002;109:447-9.berkaitan dengan perubahan susunan gen

5. Huber TB, Simons M, Hartleben B, Sernetz L, penyandi protein yang membentuk arsitektur Schmidts M, Gundlach E. Molecular basis of the celah diafragma. Mutasi gen ini menyebabkan functional podocin-nephrin complex: mutations kerusakan struktur celah diafragma, celah in the NPHS2 gene disrupt nephrin targeting to

diafragma menjadi lebih lebar sehingga terjadi lipid raft microdomains. Hum Mol Genet. 2003; proteinuria yang berat. Perkembangan terakhir 12:3397-405.dari penelitian genetik molekuler telah 6. Vats AN. Genetics of idiopathic nephrotic syn-menemukan delapan gen yang terlibat dalam drome. Indian J Pediatr. 2005;72:777-84.patogenesis SN, yaitu: NPHS1, ACTN4, 7. Niaudet P. Genetic forms of nephrotic

syndrome. Pediatr Nephrol. 2004;19:1313-8.NPHS2, CD2AP, WT1, TRPC6, LAMB2, dan 8. Obeidova H, Merta M, Reiterova J, Maixnerova NPHS3. Protein yang disandi oleh gen-gen

Dedi Rachmadi: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

43 MKB, Volume 42 No. 1, Tahun 2010

Page 8: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

D, Stekrova J, Rysava R, dkk. Genetic basis of Emma F, Muda AO, dkk. Broadening the nephrotic syndrome-review. Prague Med spectrum of disease related to podocin Report. 2006;107(1):5-16. mutations. J Am Soc Nephrol. 2003;14:1278-86.

9. Reidy K, Kaskel FJ. Pathophysiology of focal 14. Hinkes BG. NPHS3: new clues for under-segmental glomerulosclerosis. Pediatr Nephrol. standing idiopathic nephrotic syndrome. Pediatr 2007;22:350-4. Nephrol. 2008;18:847-50.

10. Kwoh C, Shannon MB, Miner JH, Shaw A. 15. Kuusniemi AM. Pathophysiology of congenital Pathogenesis of nonimmune glomerulopathies. nephrotic syndrome of the Finnish type Annu Rev Pathol Mech Dis. 2006;1:349–74. [disertasi]. Helsinki: University of Helsinki;

11. Asanuma K, Mundel P. The role of podocytes in 2007.glomerular pathobiology. Clin Exp Nephrol. 16. Rachmadi D. Mutasi gen NPHS2, atopi, dan 2003;7(4):255–9. jenis kelamin sebagai faktor risiko sindrom

12. Antignac C. Genetic models: clues for under- nefrotik resisten-steroid dan perbedaan standing the pathogenesis of idiopathic manifestasi klinis-nya berdasarkan mutasi gen nephrotic syndrome. J Clin Invest. 2002; NPHS2 (disertasi). Bandung: Universitas 109:447-9. Padjadjaran; 2009.

13. Caridi G, Bertelli R, Duca MD, Dagnino M,

Dedi Rachmadi: Aspek Genetik Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

MKB, Volume 42 No. 1, Tahun 2010 44