aspek biologi ikan sembilang plotosus canius, bleeker … · daftar gambar 1 kerangka pemikiran...

42
ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG (Plotosus canius, BLEEKER 1858) DI PERAIRAN PANTAI SINGARAJA-MAJAKERTA, INDRAMAYU, JAWA BARAT DERRY MUHARRAM DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: phambao

Post on 03-Mar-2019

298 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG

(Plotosus canius, BLEEKER 1858) DI PERAIRAN PANTAI

SINGARAJA-MAJAKERTA, INDRAMAYU, JAWA BARAT

DERRY MUHARRAM

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang
Page 3: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Aspek Biologi Ikan

Sembilang (Plotosus canius) di Perairan Pantai Singaraja-Majakerta, Indramayu,

Jawa Barat” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2016

Derry Muharram

C24110085

Page 4: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

ABSTRAK

DERRY MUHARRAM. Aspek Biologi Ikan Sembilang (Plotosus canius, Bleeker

1858) di Perairan Pantai Singaraja-Majakerta, Indramayu, Jawa Barat. Dibimbing

oleh SULISTIONO dan ETTY RIANI.

Ikan sembilang (Plotosus canius) merupakan salah satu jenis ikan konsumsi

yang cukup banyak digemari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis beberapa aspek biologi ikan sembilang di Perairan Singaraja-

Majakerta, Indramayu. Mulai dari Februari–April 2015, total ikan contoh yang

diamati sebanyak 98 ekor ikan, (65 ekor ikan jantan dan 33 ekor ikan betina).

Pengamatan dilakukan pada distribusi frekuensi panjang, hubungan panjang

bobot, faktor kondisi, komposisi makanan, indeks kepenuhan lambung, tumpang

tindih, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad,

ukuran pertama kali matang gonad, fekunditas dan diameter telur. Berdasarkan

hasil penelitian didapatkan pola pertumbuhan ikan sembilang yaitu alometrik

negatif. Secara umum nilai faktor kondisi rata–rata jantan dan betina adalah 1,1

dan 1,0. Jenis makanan utama ikan sembilang adalah krustasea, dan nilai

tumpang tindih sekitar 0,99. Perbandingan ikan sembilang jantan dan betina yaitu

2:1. Ikan dengan tingkat kematangan gonad I–IV ditemukan pada setiap

pengamatan. Ukuran pertama kali matang gonad ikan sembilang jantan dan betina

adalah 281 mm dan 308,6 mm. Ikan ini memiliki fekunditas berkisar 564–864

butir, dan pola pemijahan ikan sembilang adalah bertahap (partial spawner).

Kata kunci: Aspek biologi, ikan sembilang (Plotosus canius), perairan Indramayu.

ABSTRACT

DERRY MUHARRAM. Reproductive Biology of Eel-tailed Catfish

(Plotosus canius, Bleeker 1858) in Coastal Water Singaraja-Majakerta,

Indramayu, West Java. Supervised by SULISTIONO and ETTY RIANI.

Eel-tailed catfish (Plotosus canius) is one of favorite fish for people in

coastal area. The purpose of this research was to analyze biological aspect of the

fish in Singaraja–Majakerta coastal area, Indramayu, West Java, from February to

April 2015. The total of sample observed were 98 fish, consisting of 65 males

and 33 females. The observation was employed for frequency of distribution of

long, growth pattern, condition factor, food habit, index stomach content, food

overlapping, sex ratio, gonad maturity stage, gonado somatic index, the size at

first maturity, fecundity and egg diameter of fish. The result of this research

showed that the growth pattern was allometric negative, average value of

condition factor of male and female fish was 1.1 and 1.0, main food of the fish

was crustacea, overlapping value was 0.99. Sex ratio of the fish was 2:1. The

fish of immature-mature was found in every observation. The size of first gonad

maturity was 281 and 308,6 mm, fecundity was 564–864, and according to

diameter distribution, the fish was partial spawner.

Keywords: Biological aspects, eel-tailed catfish, Indramayu waters.

Page 5: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG

(Plotosus canius, BLEEKER 1858) DI PERAIRAN PANTAI

SINGARAJA-MAJAKERTA, INDRAMAYU, JAWA BARAT

DERRY MUHARRAM

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

Page 6: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang
Page 7: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang
Page 8: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Aspek Biologi Ikan Sembilang

(Plotosus canius, Bleeker 1858) di Perairan Pantai Singaraja-Majakerta,

Indramayu, Jawa Barat. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana perikanan pada program studi Manajemen Sumberdaya

Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Institut Pertanian Bogor dan Departemen Manajemen Sumberdaya perairan

yang telah memberikan kesempatan untuk studi.

2. PT. Difa Kreasi selaku pemberi Beasiswa Utusan Daerah (BUD).

3. Dr Ir Achmad Fakhrudin MSi selaku dosen pembimbing akademik.

4. Prof Dr Ir Sulistiono MSc selaku dosen pembimbing skripsi I dan pemberi

biaya kegiatan penelitian dan Dr Ir Etty Riani MS selaku pembimbing skripsi

II, yang telah memberikan arahan, saran, maupun kritik dalam penyelesaian

skripsi.

5. Dr Ir Isdradjad Setyobudiandi M Sc selaku komisi pendidikan program S1,

serta Charles PH Simanjuntak SPi MSi PhD, selaku dosen penguji yang telah

memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Staf Tata Usaha Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.

7. Kedua orang tua serta seluruh keluarga yang telah senantiasa memberikan doa

dan dukungan.

8. Teman-teman Manajemen Semberdaya Perairan angkatan 48 dan semua pihak

yang turut serta membantu dalam penyelesaian skripsi.

Bogor, Agustus 2016

Derry Muharram

Page 9: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2

METODE PENELITIAN 3 Lokasi dan Waktu 3 Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Hasil 10 Pembahasan 20

KESIMPULAN DAN SARAN 23 Kesimpulan 23 Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25 LAMPIRAN 27 RIWAYAT HIDUP 30

Page 10: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan TKG 9 2 Luas relung ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina 14

3 Tumpang tindih makanan ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina 14

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 2

2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang ikan sembilang

(Plotosus canius) jantan dan betina 10

4 Grafik hubungan panjang bobot ikan sembilang (Plotosus canius)

jantan dan betina 11 5 Grafik faktor kondisi rata-rata ikan sembilang (Plotosus canius)

jantan dan betina 12 6 Komposisi jenis makanan ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina 13

7 Komposisi jenis makanan ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina berdasarkan waktu pengamatan 13

8 Indeks kepenuhan lambung ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina berdasarkan waktu pengamatan 14

9 Rasio kelamin ikan sembilang pada setiap pengambilan contoh 15 10 Tingkat kematangan gonad ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina berdasarkan waktu pengamatan 15 11 Hasil histologi gonad ikan sembilang (Plotosus canius) betina TKG

II. 16

12 Hasil histologi gonad ikan sembilang (Plotosus canius) betina TKG

III. 16 13 Hasil histologi gonad ikan sembilang (Plotosus canius) jantan TKG

IV. 16 14 Tingkat kematangan gonad ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina berdasarkan selang kelas 17 15 Ukuran pertama kali matang gonad ikan sembilang (Plotosus canius)

jantan dan betina 18

16 Indeks kematangan gonad (IKG) ikan sembilang (Plotosus canius)

jantan dan betina berdasarkan waktu pengamatan 19 17 Fekunditas terhadap panjang ikan sembilang (Plotosus canius) 19 18 Fekunditas terhadap bobot ikan sembilang (Plotosus canius) 19 19 Sebaran diameter telur TKG III dan IV ikan sembilang

(Plotosus canius) berdasarkan selang kelas (mm) 20

Page 11: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

DAFTAR LAMPIRAN

1 Ikan sembilang (Plotosus canius) 27 2 Perairan Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Indramayu 27

3 Data pertama kali matang gonad (Lm) ikan sembilang

(Plotosus canius) jantan 28 4 Data pertama kali matang gonad (Lm) ikan sembilang

(Plotosus canius) betina 28 5 Uji chi square terhadap rasio kelamin jantan dan betina pada ikan

sembilang (Plotosus canius) 29

Page 12: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang
Page 13: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perairan pantai Indramayu Jawa Barat merupakan perairan yang memiliki

potensi sumberdaya ikan yang melimpah. Salah satu sumberdaya ikan yang

terdapat di perairan tersebut adalah ikan sembilang (Plotosus canius). Habitat

ikan ini terdapat di wilayah estuari dan pantai (Harteman 2015). Ikan ini

merupakan salah satu sumberdaya perikanan ekonomis penting yang tergolong

dari famili Plotosidae (Ball dan Rao 1984). Ikan ini biasanya ditangkap

menggunakan tuasan atau rumpon yang digunakan sebagai alat bantu proses

penangkapan. Pemasangan tuasan atau rumpon dimaksudkan untuk menarik

gerombolan ikan untuk berkumpul di sekitar rumpo (Andriani et al. 2015).

Menurut Dewanti et al. (2012), penangkapan ikan di alam dapat

menurunkan stok ikan tersebut jika tanpa adanya pengelolaan yang berkelanjutan.

Hal ini dikhawatirkan akan mengakibatkan penurunan stok ikan sembilang

(Plotosus canius), sehingga kelangsungan hidup ikan ini perlu diperhatikan. Saat

ini informasi mengenai aspek biologi ikan sembilang (Plotosus canius) masih

sangat kurang. Upaya penangkapan, pemanfaatan, serta pelestarian ikan ini

memerlukan suatu informasi mengenai aspek biologi. Aspek reproduksi dan

kebiasaan makanan merupakan aspek penting yang berkaitan dengan

keberlangsungan dan kelestarian hidup ikan tersebut.

Penelitian aspek biologi ikan sembilang (Plotosus canius) di wilayah

perairan pantai Singaraja-Majakerta relatif minim sehingga informasi tentang

kondisi biologinya penting untuk diteliti. Adanya informasi mengenai aspek

biologi dapat dimanfaatkan untuk menjadi dasar pengelolaan sumberdaya

perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa aspek biologi

ikan sembilang (Plotosus canius) yakni aspek pertumbuhan, reproduksi, dan

kebiasaan makanan.

Perumusan Masalah

Produksi perikanan tangkap ditahun 2015 menurut Badan Pusat Statistik

Indramayu (2015) sangat memuaskan. Jumlah tangkapan mencapai 141.450 ton

pertahun. Data tersebut meningkat dari produksi ikan pada tahun 2014, yaitu

sebesar 22,9% dibandingkan dengan produksi sebelumnya yaitu pada tahun 2013

sebesar 20,4%. Hal ini menunjukkan bahwa potensi sumberdaya perikanan dan

kelautan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Indramayu, khususnya daerah Perairan Indramayu.

Ikan sembilang (Plotosus canius) merupakan salah satu komoditas

perikanan yang terdapat di Perairan Indramayu. Ikan ini merupakan salah satu

jenis ikan yang bernilai ekonomis dan cukup digemari oleh masyarakat, serta

menjadi salah satu indikator pencemaran lingkungan perairan. Pemanfaatan

sumberdaya ikan ini di Perairan Majakerta yang tinggi dengan volume produksi

yang terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan produksi yang terus

meningkat dapat mengakibatkan adanya upaya tangkap lebih yang akan

Page 14: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

2

menyebabkan penurunan stok ikan ini di Perairan Majakerta, Indramayu. Oleh

karena itu, perlu dilakukan pengelolaan perikanan yang tepat dan berkelanjutan

agar sumberdaya ikan ini pada masa yang akan datang tidak punah. Adapun

aspek biologi yang perlu dilihat untuk mendasari pengelolaannya adalah aspek

pertumbuhan dan aspek reproduksi. Kerangka penelitian dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis berberapa aspek biologi,

antara lain pola pertumbuhan, kebiasaan makanan dan reproduksi ikan sembilang

(Plotosus canius), sebagai dasar pengelolaan yang berkelanjutan terhadap

sumberdaya ikan tersebut, khususnya di perairan pantai Singaraja–Majakerta,

Indramayu, Jawa Barat.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai informasi terkait

aspek pola pertumbuhan, kebiasaan makanan, dan aspek reproduksi ikan

sembilang (Plotosus canius) untuk pengelolaan yang berkelanjutan.

Sumberdaya perikanan ikan

sembilang (Plotosus canius)

Perairan pantai

Singaraja -

Majakerta

- Panjang dan

bobot

- Bobot gonad

- TKG

- Fekunditas

- Diameter

telur

- Isi usus dan

lambung

ikan

Pola

pertumbuhan,

reproduksi,

dan kebiasaan

makanan

Dasar

penentuan

upaya

pengelolaan

ikan

sembilang

yang

berkelanjutan

Page 15: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

3

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Pengambilan contoh ikan sembilang (Plotosus canius) di perairan pantai

Desa Singaraja- Majakerta, Kecamatan Balongan, Indramayu. Penelitian

dilakukan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Februari hingga April 2015

(Gambar 2).

Gambar 2 Peta lokasi penelitian

Pengumpulan Data

Pengambilan contoh ikan sembilang

Pengambilan ikan contoh menggunakan penarikan contoh acak sederhana.

Pengambilan contoh dilakukan dari hasil tangkapan nelayan di Perairan

Singaraja-Majakerta, Indramayu. Analisis laboratorium dilakukan di

Laboratorium Biologi Makro, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pengamatan ikan contoh di laboratorium Ikan contoh yang telah diukur panjang total dan bobotnya, kemudian

dibedah untuk diambil gonadnya. Selanjutnya, dianalisis jenis kelamin dan

Tingkat Kematangan Gonad (TKG). Bobot gonad total ditimbang menggunakan

timbangan yang memiliki skala terkecil 0,0001 gram. Gonad betina yang telah

Page 16: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

4

mencapai TKG III dan IV kemudian dimasukkan ke dalam kantong sampel dan

diawetkan menggunakan formalin 4% untuk dilakukan perhitungan fekunditas

dan pengamatan diameter telur. Perhitungan fekunditas menggunakan metode

gravimetri. Pengamatan diameter telur ikan dilakukan pada tiap bagian gonad,

yaitu bagian anterior, tengah dan posterior. Masing-masing bagian gonad diambil

butir telurnya sebanyak 50 butir. Kemudian, diamati menggunakan mikroskop

yang telah dilengkapi mikrometer okuler dengan metode sensus. Tingkat

Kematangan Gonad (TKG) yang diamati berdasarkan kondisi morfologis dengan

memperhatikan warna, bentuk, dan ukurannya yang mengacu kepada

Suryaningsih (2014).

Identifikasi jenis makanan ikan contoh

Identifikasi jenis makanan yang dimakan oleh ikan contoh dilakukan

pembedahan terlebih dahulu untuk mengambil lambung dan usus ikan. Setelah itu

dilakukan pengukuran panjang usus dengan cara mengukur panjang keseluruhan

panjang usus. Bobot usus dilakukan dengan cara menimbang seluruh usus dan isi

yang ada didalamnya. Lambung dan usus kemudian dimasukkan ke dalam plastik

klip dan diawetkan dengan menggunakan formalin 4%. Isi lambung ikan contoh

diamati dengan mikroskop binokuler dengan pembesaran 40x dan 100x sedangkan

untuk mengidentifikasi jenis makanan menggunakan buku identifikasi

Gosner (1971) dan ditulis di data sheet.

Analisis Data

Prosedur analisis data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas aspek

distribusi frekuensi pertumbuhan, aspek kebiasaan makan terhadap ikan

sembilang, pola pertumbuhan, dan aspek reproduksi.

Distribusi frekuensi panjang dan bobot

Distribusi frekuensi panjang dan bobot rumus yang digunakan untuk

menentukan banyaknya kelas (Walpole 1995)

Σ kelas = 1 + 3,32 log N

Keterangan:

N = jumlah keseluruhan data

Rumus yang digunakan untuk menentukan selang kelas (Walpole 1995)

= maks-min

Σ kelas

Rumus untuk menentukan frekuensi relatif ikan jantan dan betina (Walpole 1995)

Fr = (Fi/total frekuensi) x 100

Page 17: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

5

Keterangan:

Fr = frekuensi relatif

Fi = frekuensi kelas

Pola pertumbuhan

Pola pertumbuhan dapat dilihat dengan menghubungkan pertumbuhan

panjang dan pertumbuhan bobot. Rumus yang dapat digunakan untuk mengetahui

hubungan parameter panjang dan bobot mengacu pada Effendie (1979)

W= ɑ Lb

Keterangan:

W = bobot (gram)

L = panjang (mm)

ɑ = konstanta

b = penduga pola hubungan panjang-bobot

Rumus umum tersebut bila ditransformasikan ke dalam logaritma, akan diperoleh

persamaan

Interpretasi dari hubungan panjang dan bobot dapat dilihat dari nilai

konstanta b yaitu dengan hipotesis

1. H0: b=3, dikatakan hubungan isometrik (pola pertumbuhan panjang sama

dengan pola pertumbuhan bobot).

2. H1: b≠3, dikatakan memiliki hubungan alometrik.

Pola pertumbuhan alometrik ada dua macam, yaitu alometrik positif (b>3)

yang mengindikasikan bahwa pertumbuhan bobot lebih dominan dibandingkan

dengan pertumbuhan panjang dan alometrik negatif (b<3) yang berarti bahwa

pertumbuhan panjang lebih dominan dibandingkan dengan pertumbuhan

bobotnya. Selanjutnya untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji statistik

sebagai berikut

t hitung = |b1-b

b1|

Sb1 adalah simpangan baku dugaan b1 atau b yang dihitung dengan

(∑ )

Selanjutnya nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada selang

kepercayaan 95%. Pengambilan keputusannya adalah jika thitung > ttabel maka tolak

hipotesis nol (H0) dan jika thitung < ttabel berarti terima hipotesis nol

(Walpole 1995).

Page 18: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

6

a. Faktor Kondisi

Faktor kondisi adalah keadaan atau kemontokan ikan untuk

mengetahui kapasitas fisik ikan dalam bertahan hidup dan bereproduksi.

Jika pertumbuhan ikan yang ditemukan b=3, tipe pertumbuhan isometrik

maka rumus yang digunakan adalah

= .1

3

L3

Jika nilai b ≠ 3, tipe pertumbuhan alometrik maka rumus yang

digunakan adalah

= w

aLb

Keterangan:

K = faktor kondisi yang diamati berdasarkan panjang total

W = bobot

L = panjang

a dan b = konstanta

Nilai K sendiri tidak memiliki arti, akan tetapi terlihat kegunaannya

apabila dibandingkan dengan individu lainnya atau antara satu kepada grup

yang lain. Nilai K berkisar antara 2-4 menunjukkan badan ikan agak pipih.

Ikan-ikan yang badannya kurang pipih memiliki nilai K berkisar antara 1-3

(Effendie 1979).

Kebiasaan makanan

Aspek kebiasaan makanan dapat dilihat dari indeks bagian terbesar, luas

relung makanan, dan tumpang tindih.

a. Indeks bagian terbesar

Evaluasi ragam jenis makanan ikan dengan indeks ini menggunakan

frekuensi kejadian. Model formulanya adalah (Effendie 1979)

Ii = i i

i i x 100%

Keterangan:

Ii = indeks bagian terbesar

Vi = presentase volume makanan jenis ke-i

Oi = presentase frekuensi kejadian makanan ke-i

b. Luas relung makanan

Luas relung makanan menunjukkan kemampuan ikan dalam

menyesuaikan diri terhadap fluktuasi ketersediaan pakan yang ada dengan

baik. Perhitungan luas relung makanan menggunakan metode “Levin’s

Page 19: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

7

Measure” dari Hepenheide (Byrkjedal dan Thompson 1998) dihitung rumus

sebagai berikut

B = 1

Pi2

Keterangan:

B = Luas relung makanan

Pi = Proporsi satu jenis pakan yang dikonsumsi

∑ = Jumlah Pi2 dari semua macam makanan yang dikonsumsi

Standarisasi luas relung makanan agar bernilai 0 hingga 1, dapat dihitung

dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Rachman et al. (2012)

dihitung dengan menggunakan rumus

B = B-1

N-1

Keterangan:

Ba = standarisasi luas relung makanan

Bi = luas relung makanan

n = jumlah organisme pada selang yang akan dicari

c. Tumpang tindih

Menunjukkan adanya kesamaan jenis makanan yang dimanfaatkan

oleh ikan, baik berdasarkan jenis kelamin maupun kelompok ukuran ikan.

Rumus yang digunakan untuk menentukan tumpang tindih relung makanan

adalah Simplified Morisita Index menurut Rachman (2012) sebagai berikut

CH 2 . Pij.Pik

(Pij)2+ (Pik 2

Keterangan:

CH = tumpang tindih relung makanan

Pij = proporsi satu jenis organisme yang digunakan oleh

kelompok ikan jantan

Pik = proporsi satu jenis organisme yang digunakan oleh

kelompok ikan betina

d. Indeks kepenuhan lambung

Indeks kepenuhan lambung merupakan indikator untuk menunjukkan

aktivitas makan dari ikan amatan. Rumus yang digunakan untuk

menentukan indeks kepenuhan lambung berdasarkan kepada

Spataru et al. (1987)

ISC = (SCW / BW)

Page 20: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

8

Keterangan:

ISC = konsumsi pakan relatif

SCW = berat isi lambung

BW = berat individu ikan

Reproduksi

Aspek reproduksi dapat dianalisis dengan menentukan dan menganalisis

proporsi rasio kelamin dan tingkat kematangan gonad (TKG).

a. Proporsi rasio kelamin

Analisis rasio kelamin dilakukan untuk melihat perbandingan dari

jantan dan betina pada suatu perairan. Dalam hal ini yang dihitung adalah

proporsi jenis

P j=

B x 100

Keterangan:

Pj = proporsi jenis (jantan/betina)

A = jumlah jenis ikan tertentu (jantan/betina)

B = jumlah total individu ikan yang ada (jantan+betina)

b. Ukuran pertama kali matang gonad

Metode yang digunakan untuk menduga ukuran rata-rata ikan

sembilang (Plotosus canius) mencapai matang gonad (M) adalah metode

Spearman-Karber yang menyatakan bahwa logaritma ukuran rata-rata

mencapai matang gonad adalah (Udupa 1986)

[ (

)] ( ∑ )

Sehingga, M = antilog M

antilog m(M) = m 1, √ 2∑pi i

ni-1

m adalah log panjang ikan pada kematangan gonad pertama, adalah

log nilai tengah kelas panjang yang terakhir ikan telah matang gonad, x

adalah log pertambahan panjang pada nilai tengah, pi adalah proporsi ikan

matang gonad pada kelas panjang ke-i dengan jumlah ikan pada selang

panjang ke-i, ni adalah jumlah ikan pada kelas panjang ke-i, qi adalah 1 – pi,

dan M adalah panjang ikan pertama kali matang gonad.

c. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan sembilang (Plotosus canius)

ditentukan secara morfologi dengan berdasarkan bentuk, warna, ukuran,

bobot gonad, dan perkembangan isi gonad. Data yang dibutuhkan adalah

ukuran gonad dan bentuk morfologi gonad. Penentuan tingkat kematangan

gonad secara morfologis tercantum pada Tabel 1.

Page 21: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

9

Tabel 1 Perkembangan TKG ikan lele jantan dan betina

TKG Betina Jantan

I Gonad kecil dan memanjang

10–15 mm, warna bening dan

butir-butir telur mulai terbentuk,

dan warnanya transparan.

Gonad kecil dengan panjang

5–12 mm, berwarna putih dan

permukaan gonad mulai rata.

II Gonad semakin besar dan

berwarna kuning. Butir-butir telur

sudah mulai terlihat. Panjang

gonad 15–20 mm.

Gonad semakin membesar

dengan panjang 12–30 mm,

warna mulai berubah jernih

dan bentuk gerigi pada gonad

semakin membesar.

III Gonad lebih besar, panjang 20–30

mm, berwarna kuning agak

kecoklatan. Butir-butir telur

mengisi lebih dari ½ rongga perut

dan mulai mendesak alat

pencernaan kesebelah dorsal

(punggung).

Gonad lebih besar dengan

panjang 20–45 mm, dan

mengisi 2/3 rongga perut.

Warna jernih dan gerigi pada

gonad semakin membesar.

IV Gonad besar dengan panjang

30–50 mm, berwarna kuning

kecoklatan dan mengisi 2/3 rongga

perut.

Gonad besar dan panjang,

mengisi 2/3 rongga perut.

Gonad menggembung dan

berwarna jernih.

Sumber: Suryaningsih (2014)

d. Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Indeks kematangan gonad (IKG) merupakan suatu nilai dalam persen

sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan

termasuk gonad dikalikan dengan 100% (Effendie 1979). Berikut

persamaan untuk mencari indeks kematangan gonad

= Bg

Bt x 100%

Keterangan:

IKG = indeks kematangan gonad

Bg = bobot gonad (gram)

Bt = bobot tubuh ikan total (gram)

e. Fekunditas

Data yang dikumpulkan adalah jumlah telur ikan (fekunditas TKG III

dan TKG IV). Metode analisis fekunditas dengan metode gravimetri dan

volumetri sebagai berikut

: = :v

Keterangan:

X = jumlah telur yang akan dicari

x = jumlah telur contoh

V = volume seluruh gonad

v = volume gonad contoh

Page 22: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

10

f. Diameter telur

Diameter telur ikan betina TKG III dan TKG IV. Pisahkan ikan yang

mempunyai TKG III dan IV kemudian diambil 50 butir telur yang masih

utuh dari masing-masing gonad yang mempunyai TKG III dan IV dan

letakkan berjajar di atas gelas objek. Amati dibawah mikroskop dengan

metode penyapuan kemudian catat nilai dan diameter telurnya. Lakukan

masing-masing 50 butir untuk tiap bagian anterior, tengah, dan posterior

gonad TKG III dan TKG IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Aspek pertumbuhan

Aspek pertumbuhan pada penelitian ini secara berturut-turut mencakup

distribusi frekuensi panjang, pola pertumbuhan, dan faktor kondisi. Distribusi

frekuensi panjang merupakan hal utama yang dilakukan dalam penentuan aspek

pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Selang kelas (mm)

Gambar 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang ikan sembilang

(Plotosus canius) jantan dan betina

0

10

20

30

40

50

0

10

20

30

40

50

0

10

20

30

40

50

Fre

ku

ensi

rel

ati

f (%

)

Jantan Betina

Februari

Maret

April

Page 23: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

11

Gambar 3 menunjukkan diagram batang distribusi frekuensi ikan sembilang

(Plotosus canius). Ikan jantan paling banyak tertangkap pada bulan Februari

sebanyak 40% dengan selang kelas 298–329 mm, sedangkan paling sedikit

tertangkap pada bulan Maret sebesar 4% dengan selang kelas 394-425 mm. Ikan

betina paling banyak tertangkap pada bulan April sebanyak 30% dengan selang

kelas 330–361 mm, sedangkan paling sedikit tertangkap pada bulan Maret dengan

selang kelas 202–233 mm, 266–297 mm, dan 394-425 mm.

Aspek pertumbuhan kedua adalah pola pertumbuhan yang mencakup

analisis hubungan panjang dan bobot. Hasil analisis hubungan panjang bobot ikan

jantan diperoleh persamaan W=1,353L0,9803

dengan koefisien determinasi 89,05%.

Ikan betina diperoleh persamaan W=2,0851L0,9013

dengan koefisien determinasi

86,3. Grafik hubungan panjang bobot ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Grafik hubungan panjang bobot ikan sembilang (Plotosus canius)

jantan dan betina

W = 1,353L0,9803

R² = 0,8905

n=65

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600 tJantan

W = 2,0851L0,9013

R² = 0,863

n= 33

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

100 150 200 250 300 350 400 450

Panjang (mm)

tBetina Bob

ot

(gra

m)

Page 24: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

12

Hasil analisis faktor kondisi rata-rata ikan sembilang (Plotosus canius)

jantan adalah sebesar 1,1 dan betina sebesar 1,0. Faktor kondisi ikan jantan

mengalami fluktuasi, sedangkan pada ikan betina cenderung stabil. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Grafik faktor kondisi rata-rata ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina

Kebiasaan makanan

Kebiasaan makanan dalam penelitian ini secara berturut-turut adalah indeks

bagian terbesar, komposisi jenis makanan berdasarkan waktu pengambilan

contoh, luas relung, tumpang tindih, dan indeks kepenuhan lambung. Indeks

bagian terbesar atau komposisi jenis makanan ikan jantan dan betina

menunjukkan bahwa organisme yang paling mendominasi adalah krustasea,

bivalvia dan polychaeta. Diagram pie terhadap komposisi jenis makanan ikan

sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 6.

0.7

0.8

0.9

1

1.1

1.2

1.3

1.4

jjjjs jJantan

0.7

0.8

0.9

1

1.1

1.2

1.3

1.4

Februari Maret April

Waktu pengambilan contoh

Betina

Fak

tor

ko

nd

isi

Page 25: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

13

Gambar 6 Komposisi jenis makanan ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan

betina

Hasil komposisi jenis makanan ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan

betina berdasarkan waktu pengambilan contoh menunjukkan bahwa pada

pengambilan contoh bulan Februari, Maret, dan April tertinggi adalah pada jenis

makanan krustasea. Gambar 7 merupakan komposisi jenis makanan terhadap ikan

sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina berdasarkan waktu pengamatan.

Waktu pengambilan contoh

Gambar 7 Komposisi jenis makanan ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan

betina berdasarkan waktu pengamatan

58%

6%

11%

21%

4%

17%

8%

65%

2% 8%

Bilvavia

Oligochaeta

Crustacea

Algae

Polychaeta

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Februari Maret April

Fre

ku

ensi

rel

ati

f

jjJantan

Februari Maret April

Algae

Polychaeta

Oligochaeta

Bivalvia

Crustacea

bBetina

Jantan

Betina

Page 26: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

14

Luas relung ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina masing-

masing sebesar 2,5033 dan 2,1551. Hasil luas relung dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Luas relung ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina

Jantan Betina

Standarisasi relung (Ba) 0,1503 0,2310

Luas Relung (Bi) 2,5033 2,1551

Hasil tumpang tindih antara ikan sembilang jantan dan betina sebesar 0,99.

Tumpang tindih makanan ikan sembilang jantan dan betina yang dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3 Tumpang tindih makanan ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan

betina

Betina Jantan

Betina 1 0,99

Jantan 0,99 1

Indeks kepenuhan lambung merupakan salah satu aspek kebiasaan makan

pada penelitian ini. Gambar 8 menunjukkan bahwa nilai terbesar dari indeks

kepenuhan lambung berdasarkan waktu pengamatan. Baik pada ikan jantan

maupun betina, nilai ISC tertinggi pada bulan Maret dengan nilai rata-rata ISC

ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina 0,0299 dan 0,0261.

Waktu pengambilan contoh

Gambar 8 Indeks kepenuhan lambung ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina berdasarkan waktu pengamatan

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05jJantan

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

Februari Maret April

jBetina

ISC

Page 27: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

15

Aspek reproduksi

Aspek reproduksi dalam penelitian ini secara berturut-turut adalah rasio

kelamin, tingkat kematangan gonad, histologi, ukuran pertama kali matang gonad,

indeks kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur. Rasio kelamin ikan

sembilang (Plotosus canius) dapat dilihat pada Gambar 9. Hasil yang didapat

terlihat bahwa pada setiap pengambilan contoh jumlah ikan jantan selalu lebih

banyak dibandingan jumlah ikan betina. Perbandingan ikan sembilang (Plotosus

canius) jantan dan betina adalah 2:1.

Gambar 9 Rasio kelamin ikan sembilang pada setiap pengambilan contoh

Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad berdasarkan waktu

pengamatan ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina didominasi oleh

TKG IV. Tingkat kematangan gonad ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina berdasarkan waktu pengamatan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Tingkat kematangan gonad ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina berdasarkan waktu pengamatan

0

1

2

3

Februari Maret April

Pro

po

rsi (J

/B)

Waktu pengambilan contoh

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Februari Maret AprilWaktu pengambilan contoh

TKG IV

TKG III

TKG II

TKG I

Fre

ku

ensi

rel

ati

f

Jantan

Betina

Betina

Page 28: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

16

Aspek reproduksi berikutnya adalah penentuan uji histologi. Berikut

merupakan gambar histologi gonad ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan

betina (Gambar 11-13).

Gambar 11 Hasil histologi gonad ikan sembilang (Plotosus canius) betina TKG

II. Oosit (Os). Perbesaran 40x dan histologi (scale bar = 500 µm)

Gambar 12 Hasil histologi gonad ikan sembilang (Plotosus canius) betina TKG

III. Ootid (Ot), kuning telur/yolk (Y), folikel (Flk). Perbesaran 40x

dan histologi (scale bar = 500 µm)

Gambar 13 Hasil histologi gonad ikan sembilang (Plotosus canius) jantan TKG

IV. Sel leydig (L), spermatid (Sd). Perbesaran 40x dan histologi (scale

bar = 500 µm)

Page 29: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

17

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Selang Kelas (mm)

TKG I

TKG II

TKG III

TKG IV

Aspek reproduksi selanjutnya adalah tingkat kematangan gonad. Grafik

tingkat kematangan gonad ikan sembilang (Plotosus canius) berdasarkan selang

kelas ukuran panjang (mm) disajikan pada Gambar 14. Gambar 14 menunjukkan

bahwa ikan jantan TKG I dominan tertangkap pada selang kelas 170–201 mm dan

202–233 mm, untuk TKG II berada pada selang kelas 234–265 mm, sedangkan

TKG III dominan tertangkap pada selang kelas 266–297 mm. TKG IV dominan

tertangkap pada selang kelas 298–329 mm, 330–361 mm, 362–393 mm, dan

394–425 mm. Gambar 14 menunjukkan bahwa ikan betina dengan TKG I 170–

201 mm, 202–233 mm, TKG II terdapat pada selang kelas 234–265 mm dan 266–

297 mm. TKG III dominan tertangkap pada selang kelas 298–329 mm. TKG IV

dominan tertangkap pada selang 330–361 mm, 362–393 mm dan 394–425 mm.

Gambar 14 Tingkat kematangan gonad ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina berdasarkan selang kelas

Fre

ku

ensi

rel

ati

f

Jantan

Betina

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Page 30: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

18

Berdasarkan metode Speraman-Karber (Udupa 1986), nilai lm (ukuran

pertama kali matang gonad) ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina

yang didapat sebesar 281 mm dan 308,6 mm. Grafik penentuan ukuran pertama

kali matang gonad dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Ukuran pertama kali matang gonad ikan sembilang (Plotosus canius)

jantan dan betina

Berikut merupakan hasil analisis nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG)

ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina pada bulan Februari–April

2015. Baik pada ikan jantan maupun betina nilai IKG tertinggi berada pada bulan

Maret yaitu 18,7 dan 19,9. Grafik indeks kematangan gonad dapat dilihat pada

Gambar 16.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

180 230 280 330 380 430

JJantan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

180 230 280 330 380 430

Panjang (mm)

jBetina

Fre

ku

ensi

ku

mu

lati

f (%

)

Page 31: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

19

Gambar 16 Indeks kematangan gonad (IKG) ikan sembilang (Plotosus canius)

jantan dan betina berdasarkan waktu pengamatan

Fekunditas dapat dihubungkan dengan panjang maupun bobot. Jumlah butir

telur ikan berkisar antara 564–864 butir pada kisaran panjang 301–425 mm dan

pada kisaran bobot ikan 365–448 gram (Gambar 17 dan 18).

Gambar 17 Fekunditas terhadap panjang ikan sembilang (Plotosus canius)

Gambar 18 Fekunditas terhadap bobot ikan sembilang (Plotosus canius)

5

10

15

20

25

30

Jantan

5

10

15

20

25

30

Februari Maret April

Waktu pengambilan contoh

Betina

y = 0.1723x1.4237

R² = 0.6812

200

400

600

800

1000

100 150 200 250 300 350 400 450

Fek

un

dit

as

Panjang (mm)

y = 0.0205x1.7427

R² = 0.4433

200

400

600

800

1000

100 150 200 250 300 350 400 450 500

Fek

un

dit

as

Bobot (gram)

IKG

rata

-rata

Page 32: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

20

Diameter telur merupakan salah satu cakupan dari aspek reproduksi.

Berikut merupakan sebaran frekuensi diameter telur ikan sembilang

(Plotosus canius) yang diamati untuk menduga pola pemijahan (Gambar 19).

Gambar 19 menjelaskan sebaran frekuensi diameter telur baik pada TKG III dan

TKG IV, puncak sebaran frekuensi tertinggi pada TKG III terjadi pada selang

kelas diameter telur 2,9–3,1 mm sedangkan pada TKG IV puncak tertinggi berada

pada selang kelas diameter telur 5–5,2 mm.

Gambar 19 Sebaran diameter telur TKG III dan IV ikan sembilang (Plotosus

canius) berdasarkan selang kelas (mm)

Pembahasan

Ukuran panjang total ikan sembilang (Plotosus canius) (Lampiran 1) yang

tertangkap selama pengambilan contoh (Februari–April 2015) di perairan

Singaraja-Majakarta (Lampiran 2) berkisar antara 170-425 mm. Berbeda dengan

penelitian Dewanti et al. (2012) yang dilakukan di Kerobokan Semarang, panjang

ikan sembilang (Plotosus canius) yang tertangkap berkisar antara 370–700 mm.

Ikan sembilang (Plotosus canius) jantan memiliki nilai b=0,9803,

sedangkan ikan betina memiliki nilai b=0,9013. Nilai b yang lebih kecil dari tiga

menunjukkan pertumbuhan alometrik negatif, yang berarti pertambahan panjang

ikan lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bobotnya (Effendie 2002).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

TKG III

0

5

10

15

20

25

30

Selang kelas (mm)

Fre

ku

ensi

rel

ati

f (%

)

TKG IV

Page 33: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

21

Perbedaan pola pertumbuhan dari ikan ini juga dapat terjadi karena adanya

perbedaan faktor internal berupa perbedaan spesies atau genetik, dan faktor

eksternal berupa kondisi lingkungan antara lain suhu, salinitas, waktu

penangkapan, dan ketersediaan makanan (Effendie 2002).

Hasil analisis nilai faktor kondisi rata–rata ikan sembilang (Plotosus canius)

adalah 1,1 dan 1,0. Perbedaan faktor kondisi dipengaruhi oleh jenis kelamin,

musim, kondisi lingkungan, stres, umur, tingkat kematangan gonad, dan

ketersediaan makanan (Effendie 2002; Olurin & Aderibigbe 2006).

Berdasarkan pengamatan terhadap isi lambung ikan sembilang

(Plotosus canius), kelompok krustasea merupakan organisme yang paling banyak

ditemukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa makanan utama ikan sembilang

(Plotosus canius) adalah krustasea, sesuai dengan penelitian

Fatah dan Asyari (2011) yang menyatakan bahwa makanan utama ikan sembilang

(Plotosus canius) adalah udang yang tergolong kelompok krustasea. Krustasea

merupakan organisme bentik yang pada umumnya menjadi makanan ikan

demersal seperti sembilang.

Relung makanan mengindikasikan sumberdaya makanan yang dimanfaatkan

oleh suatu organisme (Pianka 1981 dalam Anakotta 2002). Nilai dari luas relung

jantan dan betina yaitu 2,5033 dan 2,1551. Luas relung makanan yang besar

mengindikasikan bahwa jenis makanan yang dikonsumsi oleh ikan lebih beragam.

Sebaliknya jika luas relung makannya sempit atau kecil berarti ikan cenderung

lebih selektif terhadap makanan tertentu (Anakotta 2002).

Hasil nilai tumpang tindih antara ikan sembilang (Plotosus canius) jantan

dan betina sebesar 0,99. Nilai relung yang tinggi (mendekati satu) menunjukkan

bahwa ikan jantan dan betina memiliki jenis makanan yang cenderung sama.

Indeks kepenuhan lambung merupakan indikator untuk menunjukkan aktivitas

makan ikan. Hasil nilai terbesar indeks kepenuhan lambung terdapat pada bulan

Maret dengan nilai rata–rata ikan jantan dan betina 0,0299 dan 0,0261. Hal

tersebut diduga karena pada bulan Maret ikan sembilang (Plotosus canius) lebih

aktif mencari makan untuk persiapan masa pemijahan.

Rasio kelamin ikan sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina yaitu 2:1.

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu populasi, perbandingan ikan

jantan dan betina diharapkan dalam keadaan seimbang (Purwanto et al. 1986).

Selain itu, penyimpangan dari kondisi ideal diduga terjadi karena perbedaan pola

tingkah laku antara ikan jantan dan betina, perbedaan laju mortalitas, kondisi

lingkungan dan penangkapan (Hermawansyah 2007). Sulistiono et al. (2001)

menyatakan bahwa perbedaan jumlah ikan betina dan jantan yang tertangkap

berkaitan dengan pola ruaya ikan, baik untuk memijah maupun untuk mencari

makan.

Perkembangan gonad menuju matang merupakan bagian dari reproduksi

ikan sebelum terjadi pemijahan. Sebagian besar hasil metabolisme tertuju kepada

perkembangan gonad. Pengamatan kematangan gonad dapat diketahui

perkembangan gonad secara histologi dan morfologi (Effendie 2002). Selama

penelitian, TKG III dan IV ditemukan cukup mendominasi baik pada ikan

sembilang (Plotosus canius) jantan ataupun ikan betina, hal ini diduga terdapat

beberapa ikan yang sudah siap untuk memijah. Ditemukannya ikan yang sudah

mencapai TKG III dan IV dapat menjadi indikator adanya ikan yang memijah

pada perairan tersebut (Suhendra dan Merta 1986). Perbedaan musim pemijahan

Page 34: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

22

ikan dapat disebabkan oleh adanya fluktuasi musim hujan tahunan, letak geografis

dan kondisi lingkungan (Mayunar dan Ahmad 1994).

Ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan sembilang (Plotosus canius)

jantan dan betina dianalisis dengan menggunakan metode Spearman-Karber.

Berdasarkan analisis tersebut, didapatkan hasil Lm 281 mm (Lampiran 3) dan

306,8 mm (Lampiran 4). Nilai indeks kematangan gonad ikan sembilang

(Plotosus canius), baik pada ikan jantan maupun betina yang tertinggi terdapat

pada bulan Maret, yaitu dengan nilai IKG rata-rata 18,73 dan 19,996. Nilai IKG

ikan jantan lebih kecil dari ikan betina, hal ini sesuai dengan penelitian

Slamet et al. (2010) dalam Alamsyah et al. (2012) yang menyatakan bahwa ikan

jantan umumnya mempunyai nilai IKG yang lebih rendah dibandingan dengan

ikan betina.

Fekunditas merupakan jumlah telur yang terkandung di dalam ovarium yang

siap dikeluarkan saat ikan memijah. Fekunditas terbagi menjadi dua macam yaitu

fekunditas individu (mutlak) dan fekunditas total (Nikolsky 1963). Fekunditas

ikan sembilang (Plotosus canius) dianalisis menggunakan data panjang dan bobot

ikan pada TKG III dan IV. Fekunditas ikan sembilang (Plotosus canius) betina

berkisar antara 540–822 butir pada kisaran panjang 301–425 mm dan kisaran

bobot ikan 362–448 gram.

Pola pemijahan ikan sembilang (Plotosus canius) ditentukan berdasarkan

analisis ukuran diameter telurnya. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui

bahwa pola pemijahan ikan sembilang (Plotosus canius) bertahap (partial

spawner). Perbedaan musim pemijahan ikan disebabkan oleh adanya fluktuasi

musim hujan tahunan, letak geografis dan kondisi ikan

(Mayunar dan Ahmad 1994). Kisaran selang kelas data diameter telur ikan

sembilang (Plotosus canius) yaitu 1,7–5,5 mm. Puncak sebaran diameter telur

pada TKG III berada pada selang kelas 2,9–3,1 mm, puncak sebaran diameter

telur pada TKG III berada pada selang kelas. Berbeda dengan penelitian

Dewanti et al. (2012), yang menghasilkan data diameter telur ikan sembilang

(Plotosus canius) yang didapat berkisar antara 0,1–0,8 cm yang dilakukan di

Kerobokan Semarang. Terjadinya perbedaan ukuran diameter telur ikan

disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi lingkungan (Poojary et al. 2011).

Menurut Sjafei et al. (2008), tingkat perkembangan testis I (awal

pertumbuhan) berbentuk buli-buli kecil yang halus dan berwarna putih susu

bening. Secara histologi perkembangan testis I terlihat jaringan ikat lebih

dominan, tingkat ini dikatakan belum matang atau immature. Pada perkembangan

testis II (berkembang) terlihat dari ukuran testis lebih besar dan kelompok buli–

buli yang kecil mengisi 1/5 dari rongga perut, berwarna putih susu bening dengan

permukaan licin. Hasil histologi terlihat bahwa jaringan ikat semakin sedikit.

Pada perkembangan testis III (dewasa) ditunjukkan dengan ciri kelompok buli–

buli yang semakin membesar dan telah mengisi 1/4 dari rongga perut. Pada

perkembangan testis (matang) dicirikan dengan ukuran testis semakin membesar

dan mengisi 1/3 dari rongga perut. Kelompok buli–buli semakin besar dan

berwarna putih susu pekat. Hasil TKG IV ikan sembilang (Plotosus canius)

jantan ditunjukkan oleh ukuran testis yang sudah membesar dan kelompok buli–

buli yang semakin besar dan pejal (Gambar 16). Tingkat kematangan ini

ditemukan pada kisaran ukuran panjang ikan 298–425 mm.

Page 35: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

23

Perkembangan kematangan gonad ikan betina secara histologi disajikan

pada Gambar 14 dan 15. Menurut Sjafei et al. (2008), tingkat perkembangan

ovarium I (awal pertumbuhan) dicirikan bahwa ovarium berwarna putih

kekuningan dengan permukaan yang licin. Secara histologi ovarium didominasi

oleh oogonium. Inti sel berbentuk bulat, berada di tengah dan dikelilingi

fitoplasma. Pada perkembangan ovarium II (berkembang terlihat dari ovarium

berwarna kuning terang. Secara histologi terlihat bahwa oogonoium sebagian

besar telah berkembang menjadi oosit primer, fase ini disebut maturation. Pada

perkembangan ovarium III (dewasa) ditunjukkan dengan ciri bahwa ovarium

berwarna kuning terang. Secara histologi terlihat bahwa jumlah oosit primer

semakin bertambah. Pada tahap ini dimulai fase pematangan (maturing). Pada

perkembangan ovarium IV (matang) dicirikan dengan ovarium bertambah besar,

mengisi 2/3 rongga perut.

Dilihat dari sisi histologi ovarium fase IV didominasi oleh ootid dan ovum.

Dari hasil pengamatan uji histologi, didapatkan hasil TKG IV dari ikan sembilang

(Plotosus canius) betina, hal tersebut ditunjukkan oleh ovarium yang berbentuk

bulat oval, gonad telah membesar, terlihat matang serta tampak rongga-rongga

tempat pelepasan gonad. Tingkat kematangan ini ditemukan pada kisaran ukuran

panjang ikan betina 298–425 mm. Ikan yang berada pada tahap perkembangan ini

merupakan ikan yang siap untuk melakukan pemijahan.

Upaya pengelolaan ikan sembilang (Plotosus canius) yang dapat

direkomendasikan, yaitu tidak menangkap ikan sembilang (Plotosus canius) pada

bulan Maret, karena pada bulan tersebut merupakan puncak pemijahan ikan

sembilang (Plotosus canius). Selain itu, ukuran ikan yang ditangkap harus lebih

besar dari nilai ukuran pertama kali matang gonad, yaitu 281 mm pada ikan jantan

dan 308,6 pada ikan betina. Hal ini dilakukan agar ikan sembilang (Plotosus

canius) yang pertama kali matang gonad memiliki kesempatan untuk memijah

terlebih dahulu, sehingga keberadaan ikan ini di perairan Singaraja–Majakerta

tetap lestari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa pola pertumbuhan ikan

sembilang (Plotosus canius) yaitu alometrik negatif. Hasil faktor kondisi yang

didapat adalah ikan jantan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan betina.

Jenis makanan utama ikan sembilang (Plotosus canius) adalah krustasea, hasil

tumpang tindih mengindikasikan bahwa tingginya persaingan antara ikan jantan

dan betina dalam memperoleh jenis makanan yang sama. Perbandingan ikan

sembilang (Plotosus canius) jantan dan betina yang diperoleh tidak dalam kondisi

seimbang (Lampiran 5). Ikan jantan lebih cepat mencapai matang gonad, dimana

ukuran pertama kali matang gonad ikan jantan dan betina adalah 281 dan 308,6

mm. Ikan ini memiliki fekunditas berkisar 564–864 butir, dan pola pemijahan

ikan sembilang (Plotosus canius) adalah bertahap (partial spawner).

Page 36: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

24

Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai berbagai aspek ikan

sembilang (Plotosus canius) dan dikaitkan dengan kondisi perairan sehingga

informasi yang didapat lebih lengkap. Penangkapan ikan ini harus dengan

pengelolaan yang didasari berbagai aspek biologi reproduksi sehingga

sumberdaya ikan ini di perairan Singaraja-Majakerta dapat berkelanjutan.

Page 37: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

25

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah SA, Sara L, Mustafa A. 2013. Studi biologi reproduksi Ikan Kerapu

Sunu (Plectropomus areolatus) pada musim tangkap. Jurnal Mina Laut

Indonesia, 1(1): 7383.

Anakotta ARF. 2002. Studi kebiasaan makanan ikan-ikan yang tertangkap di

sekitar ekosistem mangrove Pantai Oesapa dan Oebelo Teluk Kupang-Nusa

Tenggara Timur. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor.

Andriani H, Brown A, Rengi P.2015. Studi teknologi alat tangkap jaring

sembilang yang menggunakan tuasan di Desa Pematangan Sei Baru

Kecamatan Tanjung Balai Asahan Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera

Utara. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 20(1): 32–42.

Ball DV, Rao KV. 1984. Marine Fisheries. New Delhi: Graw Hill Publishing

Company Limited.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah Produksi Perikanan Tangkap dan

Budidaya Tambak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. [internet]. [diacu

2016 April 5]. Tersedia dari: http://www.bps.go.id/perikanantangkap.

Byrkjedal I, Thompson DBA. 1998. Tundra Plovers, The Eurasian, Pacific and

Anerican Golden Plovers and Grey Plover. T and AD Poyser. London: 412p

Colwell RK, Futuyma RJ. 1971. On the measurement of nice breadth and overlap.

52(4):567–576.

Dewanti YR, Irwani, Rejeki S. 2012. Studi reproduksi dan morfometri ikan

sembilang (Plotosus canius) betina yang didaratkan di pengepul wilayah

Krobokan Semarang. Journal of Marine Research, 1(2): 135–144.

Effendie MI. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Dewi Sri.

Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan. Edisi revisi. Yogyakarta: Yayasan Pustaka

Nusatama.

Fatah K, Asyari. 2001. Beberapa aspek biologi ikan sembilang (Plotosus canius)

di Perairan Estuaria Banyuasin, Sumatra Selatan. Bawal, 3(4).11–17.

Gosner LK. 1971. Guide To Identification Of Marine And Estuarine Invertebrate.

New York: John Wiley and Sons, Inc.

Harteman E. 2015. Korelasi panjang-berat dan faktor kondisi ikan sembilang

(Plotosus canius) di estuaria Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Hewan

Tropika, 4(1).6–11.

Mayunar, Ahmad T. 1994. Pemantauan musim, fekunditas telur ikan kerapu

macan (Ephinepphelus fuscoguttatus) dari hasil pemijahan alami dalam

kelompok. Jurnal Penelitian Budidaya Pantai, 3: 39–47.

Nikolsky GV. 1963. The Ecology of Fishes.New York: Academic Press.

Page 38: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

26

Olurin KB, Aderibigbr OA. 2006. Length and weight relationship and condition

factor of pond reared juvenile Oreochromis niloticus. Word Journal of

Zoology, 1(2): 82–85.

Poojary N, Tiwari LR, Chakraborty SK. 2011. Stock assessment of the Indian

scad, Decapterus russeli (Ruppel, 1830) from Mumbai Waters. India

Journal of Geo Marine Science, 40(5): 680–686.

Purwanto G, Bob WN, Bustaman S. 1986. Studi pendahuluan keadaan dan

perbandingan kelamin ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan

sekitar Teluk Biru dan elpaputih Pulau Seram. Jurnal Penelitian Perikanan

Laut, (34): 69–78.

Rachman A, Herawati T, Hamdani H. 2012. Kebiasaan makanan dan luas relung

ikan di Cilalawi Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa

Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(2): 79-87. ISSN: 2088-3137.

Sjafei DS, Simanjuntak CPH, Rahardjo MF. 2008. Perkembangan kematangan

gonad dan tipe pemijahan ikan selais (Ompok hypopthalmus) di rawa

banjiran sungai Kampar Kiri, Riau. Jurnal Iktiologi Indonesia, 8(2):

93–100.

Spataru P, Viveen WJAR, Gophen M. 1987. Food Composition of Clarias

gariepinus in Lake Kinneret (Israel). Hydrobiologia. 144(1): 77-82.

Suhendra T, Merta IGS. 1986. Hubungan panjang berat, tingkat kematangan

gonad, dan fekunditas ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan

Sorong. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, 34: 11–19.

Sulistiono, Kurniati TH, Riani E, Watanabe S. 2001. Kematangan Gonad

Beberapa Jenis Ikan Buntal (Tetraodon lunaris, Tetraodon fluviatilis,

Tetraodon reticularis) di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Jurnal

Iktiologi Indonesia, 1(2): 25–30.

Suryaningsih S. 2014. Pemanfaatan belatung ampas tahu sebagai pakan alternatif

untuk peningkatan produksi ikan lele dumbo bagi petani ikan Desa Pingit,

Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara. [disertasi]. Purwokerto:

Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman.

Udupa KS. 1986. Statistical Method of Estimating The Size at First Matury in

Fishes. Fishbyte, 63(4): 559–566.

Walpole RS. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

Page 39: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

27

LAMPIRAN

Lampiran 1 Ikan sembilang (Plotosus canius)

Sumber: Dokumen pribadi (2016)

Lampiran 2 Perairan Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Indramayu

Page 40: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

28

Sumber: Dokumen pribadi (2015)

Lampiran 3 Data pertama kali matang gonad (Lm) ikan sembilang

(Plotosus canius) jantan

m 2,4487

1,9600 0,0037 0,0073 0,007323

antilog(m) 280,9977

Lm 281,0050

Lampiran 4 Data pertama kali matang gonad (Lm) ikan sembilang

(Plotosus canius) betina

m 2,4894

1,9600 0,0018 0,0034 0,003439

antilog(m) 308,6234

Lm 308,6269

Page 41: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

29

Lampiran 5 Uji chi square terhadap rasio kelamin jantan dan betina pada ikan

sembilang (Plotosus canius)

TKG Jantan Betina ei

(oi-ei)^2/ei

jantan

(oi-ei)^2/ei

betina

1 13 8 10,5000 0,5952 0,5952

2 17 6 11,5000 2,6304 2,6304

3 8 5 6,5000 0,3462 0,3462

4 27 14 20,5000 2,0610 2,0610

Xhit 11,2656

Xtab 3,1824

Keputusan : Xhit > Xtab, maka tolak H0

Kesimpulan : Proporsi kelamin ikan sembilang jantan dan betina tidak seimbang

Page 42: ASPEK BIOLOGI IKAN SEMBILANG Plotosus canius, BLEEKER … · DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian 3 3 Diagram batang distribusi frekuensi panjang

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bekasi pad tanggal 27 Juni 1993 dari pasangan

Bapak Zafar Sodikin dan Ibu Nunung Nurjanah. Penulis

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan formal

ditempuh di SD As-Syafiiyah (2001), SDIT Al-Ichwan (2005),

SMPI Al-Azhar 16 (2008), dan SMA Al-Muslim (2011). Pada

tahun 2011 Penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor

(IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD), kemudian

diterima di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama mengikuti perkuliahan, Penulis

aktif mengikuti beberapa kegiatan intra kampus di antaranya menjadi ketua

angkatan Manajemen Sumberdaya Perairan angkatan 48, anggota Himpunan

Profesi Manajemen Sumberdaya Perairan Institut Pertanian Bogor (HIMASPER

IPB) dan beberapa kepanitian di antaranya Festival Air 2013. Penulis juga aktif

dikegiatan ekstra kampus yaitu menjadi sekertaris umum Satuan Pelajar dan

Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA PP).

Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Penulis melakukan penelitian yang berjudul “ spek Biologi kan sembilang

(Plotosus canius, Bleeker 1858) di Perairan Pantai Singaraja-Majakerta,

Indramayu, Jawa Barat”.