askep tromboflebitis

49
ASKEP TROMBOFLEBITIS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tromboflebitis adalah peradangan dan pembekuan dalam pembuluh darah. Tromboflebitis berarti bahwa gumpalan darah telah terbentuk dalam vena dekat dengan kulit. Mungkin juga ada infeksi pada pembuluh darah. Tromboflebitis biasanya terdapat di vena kaki atau lengan. Dengan hati-hati, masalah ini harus diselesaikan sampai dalam waktu 2 sampai 3 minggu. Tromboflebitis paling sering mempengaruhi vena superfisial di kaki, tetapi dapat juga mempengaruhi vena superfisial di paha. Sering kali, tromboflebitis terjadi pada orang dengan varises, namun kebanyakan orang dengan varises tidak mengembangkan tromboflebitis. Tromboflebitis melibatkan reaksi inflamasi akut yang menyebabkan trombus untuk tetap pada dinding pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan thrombus hilang. Tidak seperti dalam vena, vena superfisial tidak memiliki otot-otot sekitarnya untuk menekan dan mengusir trombus. Karena ini, tromboflebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli. Tromboflebitis yang berulang kali terjadi di vena yang normal disebut bermigrasi radang

Upload: jenifer-jill-saputro

Post on 05-Dec-2014

554 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ASKEP TROMBOFLEBITIS ASKEP TROMBOFLEBITIS ASKEP TROMBOFLEBITIS ASKEP TROMBOFLEBITIS ASKEP TROMBOFLEBITIS ASKEP TROMBOFLEBITIS ASKEP TROMBOFLEBITIS

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP TROMBOFLEBITIS

ASKEP TROMBOFLEBITIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang

Tromboflebitis adalah peradangan dan pembekuan dalam pembuluh darah. Tromboflebitis berarti bahwa gumpalan darah

telah terbentuk dalam vena dekat dengan kulit. Mungkin juga ada infeksi pada pembuluh darah. Tromboflebitis biasanya terdapat di

vena kaki atau lengan. Dengan hati-hati, masalah ini harus diselesaikan sampai dalam waktu 2 sampai 3 minggu. Tromboflebitis

paling sering mempengaruhi vena superfisial di kaki, tetapi dapat juga mempengaruhi vena superfisial di paha. Sering kali,

tromboflebitis terjadi pada orang dengan varises, namun kebanyakan orang dengan varises tidak mengembangkan tromboflebitis.

Tromboflebitis melibatkan reaksi inflamasi akut yang menyebabkan trombus untuk tetap pada dinding pembuluh darah dan

mengurangi kemungkinan thrombus hilang. Tidak seperti dalam vena, vena superfisial tidak memiliki otot-otot sekitarnya untuk

menekan dan mengusir trombus. Karena ini, tromboflebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli. Tromboflebitis yang berulang

kali terjadi di vena yang normal disebut bermigrasi radang pembuluh darah atau migrasi tromboflebitis. Ini mungkin menunjukkan

kelainan yang mendasari serius, seperti kanker dari organ internal.

Tromboflebitis dapat disebabkan oleh infeksi atau cedera vena. Penyebab lainnya mungkin tidak bergerak cukup cepat

setelah pembedahan atau beristirahat di tempat tidur untuk waktu yang lama, mungkin mengenakan gips, merokok, minum pil KB,

obat-obatan mungkin melukai dinding pembuluh darah dan menyebabkan tromboflebitis. Penyebab lainnya mungkin varises,

kehamilan, atau iritasi dari infus di pembuluh darah/ menggunakan intravena (IV) line, atau setelah trauma pada vena. Ini melibatkan

respons peradangan berhubungan dengan gumpalan di pembuluh darah.

Page 2: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Resiko yang menyebabkan kecenderungan peningkatan pembekuan darah, infeksi, atau saat terakhir kehamilan, varises, dan

kimia atau iritasi lainnya dari daerah. Berkepanjangan duduk, berdiri, atau imobilisasi meningkatkan risiko. Dangkal tromboflebitis

mungkin kadang-kadang dikaitkan dengan kanker perut (seperti karsinoma pankreas), deep vein thrombosis, thromboangiitis

obliterans, dan (jarang) dengan embolus paru.

Sakit dan pembengkakan lokal berkembang dengan cepat, kulit di atas vena menjadi merah, dan hangat dan sangat keras.

Karena darah di vena yang beku, pembuluh darah terasa seperti tali yang keras di bawah kulit, tidak lembut seperti normal atau varises

vena.

Paling sering, tromboflebitis berkurang dengan sendirinya. Dengan analgesik, seperti aspirin atau yang lain non-steroid anti-

inflamasi (NSAID), biasanya membantu mengurangi rasa sakit. Meskipun umumnya peradangan reda dalam hitungan hari, beberapa

minggu dapat dilalui sebelum gumpalan dan kelembutan mereda sepenuhnya. Untuk memberikan bantuan awal, dokter mungkin

menyuntikkan bius lokal, menghilangkan trombus, dan kemudian diperban kompresi, dipakai selama beberapa hari.

1.2.   Tujuan

         Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :

1.       Mempelajari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, maupun komplikasi sampai cara pengobatan tromboflebitis

2.       Mempelajari pembuatan Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan untuk pasien dengan diagnosis tromboflebitis.

3.       Memahami penanganan managemen medis tromboflebitis

1.3.   Manfaat

Penyusun mengharapkan makalah ini bermanfaat :

-          Bagi mahasiswa agar sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu tersebut atau menerapkannya dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien tromboplebitis dengan baik dan benar.

-          Bagi para pembaca, sebagai bahan bacaan dan referensi.

Page 3: ASKEP TROMBOFLEBITIS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tromboflebitis

A.  Pengertian

Tromboflebitis is phlebitis (vein inflammation) related to a thrombus.When it occurs repeatedly in different locations, it is

known as "Tromboflebitis migrans" or "migrating tromboflebitis".

Flebitis Superfisialis (Tromboflebitis) adalah peradangan dan pembekuan darah di dalam suatu vena superfisial (vena

permukaan).

Tromflebitis superficialis (jempol kaki)

Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan bekuan darah (thrombus). Ketika

pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat statis atau hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses ini dinamakan

flebotrombosis. (Smeltzer, 2001).

Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah

dapat terjadi di permukaan atau di dalam vena. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan

Page 4: ASKEP TROMBOFLEBITIS

penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan

kepala janin kerena kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan

membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah.

Trombosis Vena

Flebitis dapat terjadi di setiap vena tubuh, tetapi paling sering ditemukan di vena tungkai. Biasanya flebitis terjadi pada

penderita varises (vena varikosa), tetapi tidak semua penderita varises mengalami flebitis. Flebitis superfisialis menyebabkan reaksi

peradangan akut yang menyebabkan trombus melekat dengan kuat ke dinding vena dan jarang pecah dan terlepas. Vena permukaan

tidak memiliki otot di sekitarnya yang bisa menekan dan membebaskan suatu trombus. Karena itu flebitis superfisialis jarang

menyebabkan emboli.

Istilah trombosis vena lebih sering diartikan sebagai suatu keadaan penggumpalan darah yang terbentuk di dalam pembuluh

darah, sedangkan tromboflebitis diartikan sebagai inflamasi yang disertai dengan pembentukan thrombus. Atau tromboflebitis dapat

pula diartikan kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi atau trauma dinding vena atau karena obstruksi

vena sebagian. Pembentukan bekuan sehubungan dengan stasis aliran darah, abnormalitas dinding pembuluh darah, gangguan

mekanisme pembekuan.

Page 5: ASKEP TROMBOFLEBITIS

B. Klasifikasi

Tromboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:

a.       Pelvio tromboflebitis

Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena

hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena ovarika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta yang terletak

dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedangkan perluasan

infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava inferior. Peritonium selaput yang menutupi vena ovarika dekstra dapat mengalami

inflamasi dan dapat menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan periapendistits. Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka

komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum

b.      Tromboflebitis Femoralis

Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena femarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering

terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum.

Komplikasi jarang terjadi, tapi ketika mereka terjadi mereka bisa serius. Komplikasi yang paling serius terjadi ketika

bekuan darah dislodges, bepergian melalui hati dan occluding lebat jaringan kapiler paru-paru; ini adalah emboli paru-paru dan sangat

mengancam nyawa. Gangguan ini berjalan secara cepat, dapat berlanjut menjadi emboli paru-paru yang berkemampuan menjadi

komplikasi fatal.

Keadaan-Keadaan Khusus Tromboflebitis

1.      Flebitis Migrans

Page 6: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Suatu keadaan yang menyangkut reaksi menyeluruh dari system vena karena berbagai etiologi yang menimbulkan gangguan dari

vena.

Penyakit-penyakit yang umumnya berkaitan dengan gejala ini :

- Fase awal dari Beurger Disease

- Reaksi alergi (keadaan yang lebih dari gatal-gatal)

- Adanya malignitas (gejala adanya penyebaran hematogen)

- Penyakit Lupus

Tanda-tanda flebitis migrans :

- timbul gejala-gejala flebitis di satu segmen vena yang menghilang sendiri dengan meninggalkan bercak hitam/ kecoklatan.

- beberapa hari timbul lagi pada daerah vena yang lain, biasanya pada ekstremitas yang sama lagi.

- dapat disertai febris atau menggigil

- LED meningkat

2.      Tromboflebitis Septik

Yaitu gejala-gejala tromboflebitis yang disertai pembentukan abces atau nanah pada tempat radang dan penyebaran secara hematogen.

Timbul gejala-gejala sepsis : febris, menggigil dan memerlukan perawatan di Rumah Sakit.

Dalam menghadapu kasus seperti ini, diperlukan perawatan khusus dari berbagai segi : pemberian infus/cairan, antibiotika dosis

tinggi, kortikosteroid dan cara-cara pengobatan sepsis lainnya.

3.      Tromboflebitis vena dalam (Deep Vein Thrombophlebitis)

Yaitu kedaan flebitis dari vena-vena daerah vena femoralis, vena iliaka eksterna dan vena iliaka communis.

C. Etiologi

Page 7: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Faktor penyebab terjadinya infeksi tromboflebitis antara lain :

a.       Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium.

b.      Mempunyai varises pada vena

Pada vena yang sebelumnya terdapat venaektasia atau varises, maka terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena

di sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya thrombosis primer tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian karena

faktor lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang. Menipisnya dinding vena karena adanya varises sebelumnya,

mempercepat proses keradangan. Dalam keadaan ini, maka dua factor utama : kelainan dinding vena dan melambatnya aliran darah,

menjadi sebab penting dari terjadinya tromboplebitis.

c.       Obesitas

Bila keadaan dehidrasi berat, koagulasi intravascular yang meluas ataupun infeksi sistemik dapat menimbulkan rangsangan

untuk pathogenesis ini.

d.      Pernah mengalami tromboflebitis

e.       Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama

f.       Trauma

Beberapa sebab khusus karena rangsangan langsung pada vena dapat menimbulkan keadaan ini. Umumnya pemberian infus

(di lengan atau di tungkai) dalam jangka waktu lebih dari 2 hari pada tempat yang sama atau pemberian obat yang iritan secara intra

vena.

g.      Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada salah satu segmen vena. Tumor-tumor intra abdominal, umumnya yang

memberikan hambatan aliran vena dari ekstremitas bawah, hingga terjadi rangsangan pada segmen vena tungkai.

Page 8: ASKEP TROMBOFLEBITIS

h.      Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga. Kelainan jantung yang secara hemodinamik menyebabkan

kelainan pula pada system aliran vena.

D. Patofisiologi

Terjadinya thrombus :

a.       Abnormalitas dinding pembuluh darah

Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial.

Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak

Page 9: ASKEP TROMBOFLEBITIS

memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan

paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor  maupun wanita hamil.

b.      Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)

Hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena,

banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis karena infus intravena, antara lain:

(1)    Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan (flebitis kimia)

a.       pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko flebitis tinggi. Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan

vena yang hebat, antara lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins, diazepam, midazolam dan banyak obat

khemoterapi.

b.      Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna selama pencampuran.

c.       Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500

mOsm/L. Hindarkan vena pada punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien usia lanjut

d.      Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih

halus, lebih thermoplastik dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen.

(2)    Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi. (Kanula yang dimasukkan ada daerah lekukan sering

menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik).

(3)    Agen infeksius.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi:

a.    Teknik pencucian tangan yang buruk

b.    Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak.

c.    Pembungkus yang bocor atau robek mengundang bakteri.

d.   Teknik aseptik tidak baik

Page 10: ASKEP TROMBOFLEBITIS

e.    Teknik pemasangan kanula yang buruk

f.     Kanula dipasang terlalu lama

g.    Tempat suntik jarang diinspeksi visual

c.       Gangguan aliran darah

E. Manifestasi Klinis

Penderita-penderita umumnya mengeluh spontan terjadinya nyeri di daerah vena (nyeri yang terlokalisasi), yang nyeri tekan,

kulit di sekitarnya kemerahan (timbul dengan cepat diatas vena) dan terasa hangat sampai panas. Juga dinyatakan adanya oedema atau

pembengkakan agak luas, nyeri bila terjadi atau menggerakkan lengan, juga pada gerakan-gerakan otot tertentu. Pada perabaan, selain

nyeri tekan, diraba pula pengerasan dari jalur vena tersebut, pada tempat-tempat dimana terdapat katup vena, kadang-kadang diraba

fluktuasi, sebagai tanda adanya hambatan aliran vena dan menggembungnya vena di daerah katup. Fluktuasi ini dapat pula terjadi

karena pembentukan abses. Febris dapat terjadi pada penderita-penderita ini, tetapi biasanya pada orang dewasa hanya dirasakan

sebagai malaise.

a.      Pelvio tromboflebitis

1.    Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa

panas.

2.    Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:

-       Menggigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-

kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.

-       Suhu badan naik turun secara tajam (36oC menjadi 40oC) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada

endometritis).

Page 11: ASKEP TROMBOFLEBITIS

-       Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan.

3.    Abses pada pelvis

4.    Gambaran darah

-       Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia).

-       Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena

bakterinya adalah anaerob.

5.    Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai

dalam pemeriksaan dalam.

6.    Komplikasi yang dapat terjadi antara lain pada paru- paru (infark, abses, pneumonia), pada ginjal sinistra yang diiikuti proteinurina,

hematuria, pada persedian.

b.      Tromboflebitis femoralis

1.    Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang

disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.

2.    Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:

-  Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.

-  Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.

-  Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.

-  Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.

-  Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering

dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.

-  Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).

Page 12: ASKEP TROMBOFLEBITIS

F. Managemen / Penatalaksanaan

a.      Pelvio tromboflebitis

1.    Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik

2.    Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum

3.    Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum

4.    Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru;

meskipun sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.

b.      Tromboflebitis femoralis

1.    Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik.

2.    Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan

pembekuan darah. Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.

3.    Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan. Pastikan Pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan

menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang

kuat pada betis.

4.    Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan

membantu mencegah kondisi stasis.

5.    Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji

keadaan kulit dibawahnya.

6.    Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.

Page 13: ASKEP TROMBOFLEBITIS

7.    Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan.

8.    Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.

9.    Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut

tidak menekan kaki Pasien sehingga aliran darah tidak terhambat.

10.     Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.

11.     Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk

melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.

12.     Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk mengkaji pendarahan jika Pasien dalam terapi

antikoagulan.

13.     Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar

dari jahitan episiotomi.

14.     Yakinkan Pasien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam

air susu.

15.     Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.

16.     Jelaskan pada Pasien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan melalui terapi sub kutan Jelaskan kepada Pasien bahwa

untuk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan

trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.

Pola Pengobatan

Flebitis superfisialis sering menghilang dengan sendirinya. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya

Aspirin, ibuprofen). Untuk mempercepat penyembuhan, bisa disuntikkan anestesi (obat bius) lokal, dilakukan pengangkatan trombus

dan kemudian pemakaian perban kompresi selama beberapa hari.

Page 14: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Jika terjadi di daerah selangkangan, trombus bisa masuk ke dalam vena dalam dan terlepas. Untuk mencegah hal ini,

dianjurkan untuk melakukan pembedahan darurat guna mengikat vena permukaan. Untuk rekomendasi lebih spesifik, lihat kondisi

tertentu. Secara umum, pengobatan dapat mencakup sebagai berikut: Obat analgesik (nyeri obat), antikoagulan atau pengencer darah

untuk mencegah pembentukan gumpalan baru, Trombolitik untuk melarutkan bekuan yang sudah ada, non-steroid obat anti inflamasi

(OAINS), seperti ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan, antibiotik (jika infeksi hadir).

2.2. Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian dasar data Pasien

1.    Riwayat Penyakit

Riwayat varises, hiperkoagulasi, penyakit neoplasma, penyakit kardiovaskuler, pembedahan mayor, resiko tinggi cedera, obesitas.

Riwayat duduk lama, baik karena berhubungan dengan pekerjaan atau akibat dari pembatasan aktivitas. Imobilitas berkenaan dengan

tirah baring dan anestesia.

2.    Sirkulasi

a.    Varises vena.

b.    Sedikit peningkatan frekuansi nadi.

c.    Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung, hemoragi, hipertensi karena kehamilan, hiperkoagulasi pada puerperium dini.

d.   Nadi perifer berkurang, tanda homan positif atau mungkin tidak terlihat.

e.    Ekstremitas bawah mungkin hangat dan warna kemerahan atau tungkai sakit/ nyeri tungkai, dingin, pucat, oedem.

Inspeksi tungkai mulai dari selangkangan kaki, perhatikan perbedaan antara keduanya. Palpasi, untuk menentukan daerah nyeri tekan

dan thrombosis menggunakan 3 atau 4 jari.

Page 15: ASKEP TROMBOFLEBITIS

f.     Sering cek dari denyut nadi, tekanan darah, suhu (juga kenaikan suhu pada tungkai), kulit kondisi, dan sirkulasi mungkin diperlukan.

3.    Makanan/cairan

Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan.

4.    Nyeri/ketidaknyamanan

Nyeri tekan dan pada area yang sakit misalnya betis atau paha. Trombosis dapat teraba, menojol/berkeluk.

5.    Keamanan

Adanya endometritis pascapartum atau selulitis pelvis. Suhu agak meninggi, kemajuan pada peninggian yang dapat dilihat dan

menggigil.

6.    Seksualitas

-   Multipara.

-   Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena – vena pelvis, penggunaan penjejak kaki atau posisi yang salah

dari ekstremitas selama fase intrapartum atau kelahiran melalui operasi, termasuk kelahiran sesaria.

-   Wanita pemakai kontrasepsi oral.

B.  Diagnosa Keperawatan

Marilynn E. Doenges dalam Rencana Asuhan Keperawatan mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan sebagai berikut :

1.      Kerusakan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah/ stasis vena (obstruksi vena sebagian/ penuh).

2.      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.

3.      Ketidaknyamanan berhubungan dengan penurunan sirkulasi arteri dan oksigenasi jaringan dengan produksi/ akumulasi asam laktat

pada jaringan.

Page 16: ASKEP TROMBOFLEBITIS

4.      Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi.

Page 17: ASKEP TROMBOFLEBITIS

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pasien “Ny. J”, umur 55 tahun, sudah lima hari MRS karena penyakit jantung yang dideritanya. Pada hari keenam MRS,

pasien mengeluh nyeri di ekstremitas bawah (kaki kanan yang dipasang infus), kulit di sekitarnya kemerahan dan terasa hangat.

Setelah dilakukan inspeksi, ternyata di daerah tersebut juga ada oedema atau pembengkakan agak luas dan nyeri bila menggerakkan

kaki. Pada perabaan, selain nyeri tekan, diraba pula pengerasan dari vena tersebut, Di palpasi, nadi pasien berdenyut cepat. Setelah

dilakukan pengkajian, perawat menyimpulkan pasien mengalami thrombophlebitis.

Page 18: ASKEP TROMBOFLEBITIS

BAB IV

PEMBAHASAN

Pengkajian tanggal 20 oktober jam 09.00 WIB

Ruangan : iccu

Tgl MRS : 14 Oktober 2009

 

Identitas

Nama               : Ny. J                                            

Umur               : 55 tahun

Jenis Kelamin  : Perempuan

Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia

Agama             : Islam

Pekerjaan         : Tidak bekerja (Ibu Rumah tangga)

Pendidikan      : SD

Alamat                        : Trawasan Sumobito Jombang

Page 19: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Alasan dirawat:

Penyakit jantung dekompensasi kordis pasien kambuh

Keluhan Utama sebelumnya   :

Sesak nafas dan nyeri dada.

Upaya yang telah dilakukan   :

Berobat di Puskesmas Sumobito.

Terapi/operasi yang pernah dilakukan :

tidak ada.

Riwayat Keperawatan

II.1 Riwayat Penyakit sebelumnya :

Pasien mempunyai penyakit jantung sejak usia 45 tahun.

II.2 Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh nyeri di ekstremitas bawah (kaki kanan yang dipasang infus), kulit di sekitarnya kemerahan, bengkak dan terasa

hangat.

II.3 Riwayat Kesehatan Keluarga :

Dari keluarga ayah ada yang menderita penyakit jantung.

Page 20: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Genogram

 

Page 21: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Keterangan

 

                  = Laki – laki                                              = Pasien

 

                  =  Perempuan                                            = Tinggal dalam satu rumah

II.4 Riwayat Kesehatan lainnya :

Pasien ikut KB, oral (minum pil KB)

II.5 Aktivitas hidup sehari-hari

Aktivitas Sehari-Hari Sebelum Sakit Di Rumah Sakit

Makan dan minum Makan 3 kali sehari, nasi, Tidak mau makan, habis

Page 22: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Eliminasi

Istirahat dan tidur

Aktivitas

sayur dan ikan, buah

kadang-kadang.

Minum air putih, sehari

1500-2000 cc.

BAK lancar 5 – 6 kali

sehari, warna kuning

jernih, jumlah 1500-2000

cc / hari.

BAB setiap  hari

konsistensi lunak.

Tidak pernah tidur siang

Sebagai ibu rumah tangga,

jam 05.00 mulai memasak,

mencuci dan

membersihkan rumah

kadang-kadang.

seperempat porsi, dengan

cara disuap oleh suaminya.

BAK dengan kateter

warna kuning agak gelap, 

BAB dengan bantuan.

Tidak bisa tidur siang,

tidur malam sering

terbangun

Ditempat tidur

Page 23: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Kebersihan diri

Rekreasi

Mandi dan gosok gigi 2

kali sehari, mencuci

rambut 2 kali seminggu,

memotong kuku bila sudah

panjang, tidak ada jadwal

khusus, ganti baju setiap

sore.

Bila ada waktu senggang

antara jam 10-00 – 12.00

menonton TV dirumah

tetangganya, tidak pernah

ketempat rekreasi.

Mandi 2 kali sehari diseka

suaminya, tidak gosok gigi

 

Pemeriksaan Fisik :

-          Keadaan umum :

KU lemah, pasien terbaring dengan posisi semi fowler.

-          Tanda Vital :

Suhu axilla 39ºC,   Nadi 88 x/menit,  Tensi 110/80 mmHg, RR 25x/menit

Pengkajian Sistem :

IV.1 Sistem Pernafasan :

Hidung bersih, bentuk dada pigeon chest, ditemukan tarikan  otot bantu pernafasan saat bernafas, suara nafas whezzing.

Page 24: ASKEP TROMBOFLEBITIS

IV.2 Sistem Cardiovaskuler :

Suara jantung S1 S2 S3, Gallop, Ictus Cordis teraba 3 cm pada ICS med Clavicula kiri, kardiomegali, percusi pekak, CRT kembali

dalam 3 detik. Tensi : 110/80 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu 37º C. Kaki kanan terpasang infus RL 28 tetes permenit.

IV.3 Sistem Persyarafan :

-     Kesadaran Composmentis, GCS : E 4  V 5  M 6 dengan total nilai 15.

-     Kepala dan Wajah :

Mata : Konjungtiva pucat, Sklera : Warna putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, Pupil isocor.

-     Leher : ditemukan pembesaran/bendungan vena jugularis. JVP 10 cm.

-     Persepsi Sensori :

Pasien mampu mendengar suara berbisik, mampu membedakan rasa manis, asin dan pahit, penglihatan sampai tak terhingga, ambang

rasa raba terhadap hangat, dingin dan raba masih mampu membedakan.

IV.4 Sistem Perkemihan :

Bak melalui kateter  jumlah  ± 1500-200 cc perhari, tidak ada keluhan.

IV.5 Sistem Pencernaan :

-          Mulut dan tenggorok :

tidak ditemukan stomatitis maupun aptea, tidak ada caries, tonsil/ovula warna merah muda tidak ada oedema.

-          Abdomen :

Page 25: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Asites.

-          Rectum :

Bersih, tidak ditemukan haemorrhoid.

Sebelum sakit BAB tiap  hari konsistensi lunak, selama dirawat di rumah sakit BAB tiap pagi. Pasien mendapat Flagyl suposutoria 3 x

1 sehari.

IV.6 Sistem Tulang Otot – Integumen

Kemampuan pergerakan sendi tangan terbatas, ekstremitas bawah relatif jarang digerakkan dengan bebas karena nyeri, kaki kanan

terpasang infus RL 28tetes / menit menetes, ada ekstrapasase. Flaping tremor -, CRT dan turgor kulit kembali detik pertama. Akral

hangat.

IV.7 Sistem Endokrin :

Pasien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya berjalan sebagaimana orang lainnya. Tidak mempunyai keluhan yang

berkaitan dengan hormonal.

IV.8 Sosial / Interaksi :

Pasien mendapat dukungan aktif dari keluarga, reaksi saat interaksi kooperatif, Pasien mengatakan konflik yang pernah dialami adalah

saat ia sering sakit.

IV.9 Spiritual :

Page 26: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Pasien mengatakan bahwa sakit yang dialami adalah ujian dari sang pencipta, dan ia bersama suaminya hanya berusaha dan Tuhan

yang menyembuhkan. Selama sakit tidak berhenti berdo’a untuk kesembuhannya.

Pemeriksaan Penunjang :

Laboratorium

-   Kalium Serum   : 3,8  ( 3,8 – 5,5 )

-   Natrium             : 129 ( 136-144 )

-   Clorida               : 100 ( 97 – 113 )

-   Kreatinin Serum: 0,89 ( kurang 1,2 )

-   BUN                  : 11,7 ( 10 – 20 )

-   Bilirubin terikat : 0,08 ( kurang 0,05 )

-   SGOT                : 40 ( kurang 29 )

-   SGPT                 : 56,2

-   Albumin             : 2,82 ( 3,2 – 4,5 )

Darah : Leukopenia, LED meningkat.

Terapi :

-            Oksigen nasal 4 liter/ menit

-            Infus RL 28 tetes/menit

-            ISDN 3x1

-            Morphine Sulfat iv

Page 27: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Pengelompokan data Kemungkinan penyebab Masalah

S : Pasien mengatakan nyeri

O : Kaki kanan yang diinfus

mengalami edema,

kemerahan dan nyeri

tekan. Nadi femoralis

sulit teraba

Perubahan/ kelainan dinding

pembuluh darah

agregasi trombosit

pembekuan darah

Pembesaran bekuan darah

Menyempitkan vena

penurunan aliran darah

Kerusakan perfusi

jaringan perifer

S : Pasien mengatakan nyeri

pada daerah

tromboflebitis,

bertambah hebat bila

bergerak

O : Gelisah, kadang

berteriak merintih.

Menjaga pergerakan kaki

yang sakit.

Luka

proses inflamasi (rubor,

kalor, dolor, fungsiolaesa)

Nyeri

S : Pasien mengatakan Penurunan sirkulasi arteri Ketidaknyamanan

Page 28: ASKEP TROMBOFLEBITIS

badan nyeri tak dapat

digerakkan.

O : Pasien lebih sering

terbaring di tempat tidur.

Penurunan oksigenasi

jaringan

produksi/ akumulasi asam

laktat pada jaringan.

S : Pasien mengatakan tidak

tahu fungsi obat yang

diminum dan malas

minum obat.

O : Pasien minta informasi,

tidak tepat dalam

mengikuti informasi.

Kurang mengingat

kesalahan interpretasi

informasi

Kurang pengetahuan

tentang kondisi dan

program pengobatan

Rumusan Diagnosa Keperawatan :

1.      Kerusakan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah/ stasis vena (obstruksi vena sebagian/ penuh).

2.      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.

3.      Ketidaknyamanan berhubungan dengan penurunan sirkulasi arteri dan oksigenasi jaringan dengan produksi/ akumulasi asam laktat

pada jaringan.

4.      Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi.

Page 29: ASKEP TROMBOFLEBITIS
Page 30: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Intervensi

Diagnosa

Keperawatan

Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

HasilIntervensi Rasional

1. Kerusakan perfusi

jaringan perifer

berhubungan dengan

penurunan aliran

darah/ stasis vena

(obstruksi vena

sebagian/ penuh).

-   Menunjukkan

perbaikan perfusi yang

ditandai oleh : nadi

perifer sama dengan

nadi jantung. Suhu

(36,5-37,50C), tak ada

edema

-   Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.

Mandiri

a.  Lihat ekstremitas untuk warna kulit dan

perubahan suhu, juga edema, catat simestrisitas

betis, laporkan proses inflamasi dan

penyebaran nyeri.

b. Kaji ekstremitas untuk penonjolan vena yang

jelas. Palpasi untuk tegangan jaringan lokal,

regangan kulit, tonjolan vena.

c.  Kaji pengisian kapiler dan periksa tanda

Homan.

d. Tingkatkan tirah baring selama fase akut.

 

a.  Kemerahan, panas, nyeri dan edema lokal

adalah karakteristikinflamasi superficial.

b. Distensi vena superficial dapat terjadi karena

aliran balik melalui vena percabangan. Vena

dapat teraba.

c.  Penurunan pengisian kapiler. Tanda human

positif (nyeri betis dalam pada kaki yang sakit

pada posisi kaki dorsofleksi).

d. Sampai pengobatan diselesaikan, pembatas-an

aktifitas menurunkan kebutuhan oksigen dan

nutrisipada ekstremitas yang sakit dan

meminimalkan kemungkinan penyebaran

thrombus.

e.  Menurunkan pembengkakan jaringan dan

pengosongan cepat vena superficial dan tibial,

Page 31: ASKEP TROMBOFLEBITIS

e.  Tinggikan kaki bila di tempat tidur atau duduk,

sesuai indikasi. Secara periodic tinggikan kaki

dan telapak kaki di atas tinggi jantung.

f.  Lakukan latihan aktif atau pasif sementara di

tempat tidur.

g. Peringatkan pasien untuk

menghindari menyilang kaki atau hiperfleksi

lutut (kaki menggantung atau menyilang).

h. Anjurkan pasien untuk menghindari

pijatan/urut pada ekstremitas yang sakit.

 

mencegah distensi berlebihan sehingga

meningkatkan aliran balik vena.

f.  Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan

aliran balik vena dari ekstremitas yang lebih

rendah dan menurunkan statis vena, juga

memperbaiki tonus otot.

g. Mengganggu aliran darah dan meningkatkan

statis vena, jadi meningkatkan pembengkakan

dan ketidaknyamanan.

h. Aktivitas ini potensial memecahkan/

menyebarkan thrombus, menyebabkan

embolisasi dan meningkatkan resiko

komplikasi.

a.    Untuk meningkatkan vasodilatasi dan aliran

balik vena dan perbaikan edema lokal.

b.    Heparin mencegah bekuana darah lanjut, agen

trombolisis digunakan untuk pengobatan akut

(<10 hari).

Page 32: ASKEP TROMBOFLEBITIS

Kolaborasi

a.    Lakukan kompres hangat, basah atau panas

pada ekstremitas yang sakit bila diindikasikan.

b.    Berikan antikoagulan, contoh heparin, agen

trombolitik, streptokinase dan urokinase.

c.    Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai

indikasi : Protrombin, masa tromboplastin

parsial, darah lengkap.

d.   Lakukan stoking penekanan bertahap, bila

diindikasikan.

e.    Berikan dukungan kaus kaki elastik

setelah fase akut. Hati-hati untuk menghindari

efek tourniquet.

f.     Siapkan intervensi bedah bila diindikasikan.

c.    Pantau terapi antikoagualn dan adanya factor

resiko, contoh hemokonsentrasi dan dehidrasi

yang mendorong terbentuknya thrombus.

d.   Untuk memperbaiki aliran darah dan

pengosongan lambung.

e.    Untuk  meminimalkan/ memeperlambat

pembentukan sindrom pasca flebotik.

f.     Trombektomi (eksisi thrombus) perlu bila inflamasi meluas secara paroksimal/ sirkulasi terbatas sekali

2. Nyeri berhubu-

ngan dengan proses

inflamasi.

- Pasien mengatakan

keluhan nyeri

berkurang atau hilang.

Mandiri

a.  Kaji derajat nyeri. Catat perilaku melindungi

ekstremitas. Palpasi kaki dengan hati-hati.

b. Derajat nyeri secara langsung b.d. luasnya

kekurangan sirkulasi, proses inflamasi dan

Page 33: ASKEP TROMBOFLEBITIS

- Pasien rileks, mampu

istirahat dengan tenang. b. Tinggikan ekstremitas yang sakit.

c.  Dorong pasien untuk sering mengubah posisi.

d.  Pantau tanda vital dan catat peninggian suhu.

e.  Selidiki laporan nyeri dada tiba-tiba/ tajam,

disertai dengan dyspnea, takikardi dan

ketakutan.

 

Kolaborasi

a.    Berikan obat sesuai indikasi :

     Analgesik (narkotik/ non narkotik).

     Antipiretik, contoh asetaminofen.

edema luas sehubungan dengan terbentuknya

thrombus

c.  Mendorong aliran balik vena untuk

memudahkan sirkulasi, menurunkan

pembentukan stasis/edema.

d. Menurunkan/mencegah kelemahan otot,

membantu meminimalkan spasme otot.

e.  Peninggian frekuensi jantung dapat

menunjukkan peningkatan nyeri/ terjadi respon

terhadap demam dan proses inflamasi

f.  Tanda/ gejala ini menunjukkan adanya emboli

paru sebagai akibat TVD.

-     Mengurangi nyeri dan menurunkan ketegangan

otot.

-     Menurunkan demam dan inflamasi. Resiko

perdarahan mungkin meningkat oleh adanya

penggunaan obat yang mempengaruhi fungsi

Page 34: ASKEP TROMBOFLEBITIS

     Lakukan kompres panas pada

ekstremitas, sesuai indikasi.

trombosit.

-     Penyebab vasodilatasi, yang meningkatkan

sirkulasi, merilekskan otot.

3. Ketidaknyamanan

berhubungan dengan

penurunan sirkulasi

arteri dan oksigenasi

jaringan dengan

produksi/ akumulasi

asam laktat pada

jaringan.

Pasien mampu

meningkatkan aktivitas

yang diinginkan

Mandiri

a.    Pertahankan tirah baring selama fase akut.

b.    Berikan ayunan kaki.

c.    Pantau tanda vital dan catat

peninggian suhu.

a.    Menurunkan ketidaknyamanan b.d. kontraksi

otot dan gerakan.

b.    Ayunan mempertahankan tekanan baju tidur

pada kaki yang sakit sehingga menurunkan

ketidaknyamanan tekanan.

c.    Peninggian frekuensi jantung dapat

menunjukkan peningkatan nyeri.

4. Kurang penge-

tahuan tentang

kondisi dan program

pengobatan

berhubungan dengan

kesalahan

interpretasi

informasi.

Pasien menyatakan

pemahaman terhadap

proses penyakit,

program pengobatan

dan pembatasan. Dapat

mengidentifikasikan

tanda/ gejala yang

memerlukan evaluasi

Mandiri

a.  Kaji ulang patofisiologi kondisi dan

tanda/gejala kemungkinan komplikasi, contoh

emboli paru, kegagalan vena, luka statis vena.

b. Jelaskan tujuan pembatasan aktifitas dan

kebutuhan istirahat.

c.  Adakan program latihan yang tepat.

a.    Memberi dasar pengetahuan dimana pasien

dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.

b.    Istirahat menurunkan kebutuhan oksigen dan

nutrisi jaringan yang rusak dan menurunkan

resiko pemecahan thrombus

c.    Membantu dalam mengembangkan sirkulasi

Page 35: ASKEP TROMBOFLEBITIS

medis.

d. Selesaikan masalaah/ factor pencetus yang

mungkin ada. Contoh tindakan yang

memerlukan berdiri/duduk lama, menggunakan

baju ketat, kontrasepsi oral, kegemukan,

imobilisasi lama, dehidrasi.

e.  Diskusikan tujuan, dosis

antikoagulan. Tekankan pentingnya

menggunakan obat sesuai resep.

f.  Identifikasi pencegahan keamanan, contoh :

penggunaan sikat gigi, menghindari objek

tajam, jalan dengan sandal, meningkatkan

latihan.

g. Kaji ulang kemungkinan interaksi obat dan

tekankan perlunya membaca label kandungan

obat yang dijual bebas.

h. Identifikasi efek antikoagulan selama

memerlukan perhatian medis.

 

kolateral, meningkatkan aliran balik vena dan

mencegah kambuh.

d.   Melibatkan pasien secara aktif dalam

identifikasi dan melakukan perubahan pola

hidup untuk meningkatkan kesehatan dan

mencegah terjadinya komplikasi.

e.    Meningkatkan keamanan pasien dengan

menurunkan resiko tidak adekuatnya respon

terapeutik.

f.     Menurunkan resiko cedera traumatic, yang

potensial perdarahan/ pembentukan bekuan.

g.    Salisilat dan kelebihan alcohol menurunkan

aktifitas protrombin, juga vitamin K

meningkatkan aktifitas protrombin.

h.    Deteksi dini kerusakan efek terapi,

memunkinkan intervensi berkaladan dapat

mencegah komplikasi serius.

i.      Pemahaman bahwa pengawasan terhadap

terapi antikoagulan perlu meningkatkan

Page 36: ASKEP TROMBOFLEBITIS

i.   Tekankan pentingnya evaluasi medis/ tes

laboratorium.

partisipasi pasien.