askep seminar talasemia ok

68
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An A DENGAN TALASEMIA DI RUANG PERAWATAN ANAK C1 L1 RSUP DR KARIADI SEMARANG Oleh Disusun Oleh: Endang Eko Budiningsih 22020112220085 Sio Andi 22020112220095 Hyang Kinanti Rajasa 22020112220101 PROGRAM PROFESI NERS XXI

Upload: chiyoualoverz-tharaztic-jrs

Post on 14-Feb-2015

88 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Keperawatan Anak

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Seminar Talasemia Ok

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An A DENGAN TALASEMIA DI RUANG PERAWATAN

ANAK C1 L1 RSUP DR KARIADI SEMARANG

Oleh

Disusun Oleh:

Endang Eko Budiningsih 22020112220085

Sio Andi 22020112220095

Hyang Kinanti Rajasa 22020112220101

PROGRAM PROFESI NERS XXI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG, APRIL 2013

Page 2: Askep Seminar Talasemia Ok

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar abelakang

Thalasemia merupakan gangguan pembuatan hemoglobin yang

diturunkan secara resesif. Pertama kali ditemukan secara bersamaan di

Amerika Serikat dan Itali antara tahun 1925-1927. Kata Thalassemia

berasal dari bahasa Yunani thalasa yang berarti laut yang dimaksudkan

untuk mengkaitkan penyakit tersebut dengan penduduk Mediterania.1,2

Prevalensi terjadinya thalasemia berbeda -beda untuk tiap ras, ras

yang dominan terjadi thalasemia adalah penduduk China, Malaysia,

Indocina, Afrika, Mediterania, Timur Tengah dan Asia. Dalam

perkembangannya ditemukan bahwa thalasemia bukan hanya

disebabkan faktor herediter, tetapi juga disebabkan karena terjadinya

mutasi, terutama pada penduduk Timut Tengah, Afrika dan Asia.

Thalasemia terdiri dari dua jenis yaitu thalasemia alfa dan thalasmia

beta. 1

Insiden talasemia sangat bervariasi sesuai dengan kelompok etnik.

Ciri bawaan alfa-talasemia paling banyak di Asian Tenggara,

mengenai 2-7% neonatus kulit hitam di Amerika, dan kurang lazim

pada daerah mediterania. Insiden gen beta-talasemia melebihi 5% pada

daerah tertentu di Italia, Sardinia, Sisilia, India, dan Asia Tenggara dan

sekitar 0,8 % pada kulit hitam Amerika.3

Saat ini sebagian besar berhasil selamat dan memerlukan diagnosa

dan penatalaksanaan lanjut. Perubahan ini akan menghabiskan dana

yang cukup besar di negara yang frekuensi thalasemia tinnggi karena

penatalaksanaan talaemia cukup mahal.1

B. Tujuan

Page 3: Askep Seminar Talasemia Ok

Tujuan dari pemberian Asuhan keperawatan pada penderita

Thalassemia adalah:

1. Meningkatkan perfusi jaringan.

2. Memberikan kebutuhan nutrisi dan cairan.

3. Mencegah komplikasi.

4. Memberikan informasi tentang proses penyakit.

Page 4: Askep Seminar Talasemia Ok

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Thalasemia merupakan sekumpulan gangguan genetik yang

mengakibatkan berkurang atau tidak ada sama sekali sintesis satu atau

lebih rantai globin. Abnormalitas dapat terjadi pada setiap gen yang

menyandi sintesis rantai polipeptid globin, tetapi yang mempunyai arti

klinis hanya gen-α dan gen-β. Karena ada dua pasang gen-α, maka

dalam pewarisannya akan terjadi kombinasi gen yang sangat

bervariasi. Bila terdapat kelainan pada keempat gen-α maka akan

timbul manifestasi klinis dan masalah. Adanya kelainan gen-α lebih

kompleks dibandingkan dengan kelainan gen-β yang hanya terdapat

satu pasang.Gangguan pada sintesis rantai-α dikenal dengan penyakit

thalassemia-α, sedangkan gangguan pada sintesis rantai-β disebut

thalassemia-β. 1,2,5

B. Etiologi

Herediter.1,2,7,8

C. Patofisiologi

Hemoglobin pasca kelahiran yang normal terdiri dari dua rantai

alfa dan beta polipeptide. Dalam beta thalasemia, ada penurunan

sebagian atau keseluruhan dalam proses sintesis molekul hemoglobin

rantai beta. Konsekuensi adanya peningkatan compensatory dalam

proses pensintesisan rantai alfa dan produksi rantai gamma tetap aktif,

dan menyebabkan ketidak sempurnaan formasi hemoglobin.

Polipeptida yang tidak seimbang ini sangat tidak stabil, mudah terpisah

dan merusak sel darah merah yang dapat menyebabkan anemia yang

parah. Untuk menanggulangi proses hemolitik, sel darah merah

dibentuk dalam jmlah yang banyak, atau setidaknya sumsum tulang

ditekan dengan proses transfusi. Kelebihan Fe dari penambahan RBCs

Page 5: Askep Seminar Talasemia Ok

dalam transfusi serta kerusakan yang cepat dari sel defectif disimpan

dalam berbagai organ (hemosiderosis).2

Penyebab anemia pada thalasemia bersifat primer dan sekunder.

Penyebab primer adalah berkurangnya sintesis Hb A dan eritropoesis

yang tidak efektif disertai penghancuran sel-sel eritrosit intrameduler.

Penyebab sekunder adalah karena defisiensi asam folat,bertambahnya

volume plasma intravaskuler yang mengakibatkan hemodilusi, dan

destruksi eritrosit oleh system retikuloendotelial dalam limfa dan hati.

Penelitian biomolekular menunjukkan adanya mutasi DNA pada gen

sehingga produksi rantai alfa atau beta dari hemoglobin berkurang.

Tejadinya hemosiderosis merupakan hasil kombinasi antara transfusi

berulang,peningkatan absorpsi besi dalam usus karena eritropoesis

yang tidak efektif, anemia kronis serta proses hemolisis. Normal

hemoglobin adalah terdiri dari Hb-A dengan dua polipeptida rantai

alpa dan dua rantai beta. Pada Beta thalasemia yaitu tidak adanya atau

kurangnya rantai Beta dalam molekul hemoglobin yang mana ada

gangguan kemampuan eritrosit membawa oksigen. Ada suatu

kompensator yang meninghkatkan dalam rantai alpa, tetapi rantai Beta

memproduksi secara terus menerus sehingga menghasilkan

hemoglobin defektive. Ketidakseimbangan polipeptida ini

memudahkan ketidakstabilan dan disintegrasi. Hal ini menyebabkan

sel darah merah menjadi hemolisis dan menimbulkan anemia dan atau

hemosiderosis. Kelebihan pada rantai alpa pada thalasemia Beta dan

Gama ditemukan pada thalasemia alpa. Kelebihan rantai polipeptida

ini mengalami presipitasi dalam sel eritrosit. Globin intra-eritrositk

yang mengalami presipitasi, yang terjadi sebagai rantai polipeptida

alpa dan beta, atau terdiri dari hemoglobin tak stabil-badan Heinz,

merusak sampul eritrosit dan menyebabkan hemolisis.5,6

Reduksi dalam hemoglobin menstimulasi bone marrow

memproduksi RBC yang lebih. Dalam stimulasi yang konstan pada

Page 6: Askep Seminar Talasemia Ok

bone marrow, produksi RBC diluar menjadi eritropoitik aktif.

Kompensator produksi RBC terus menerus pada suatu dasar kronik,

dan dengan cepatnya destruksi RBC, menimbulkan tidak adekuatnya

sirkulasi hemoglobin. Kelebihan produksi dan distruksi RBC

menyebabkan bone marrow menjadi tipis dan mudah pecah atau

rapuh.7

Page 7: Askep Seminar Talasemia Ok

Pathways 5

gamma

Presipitasi rantai alfa intra meduler

Hemolisis

ANEMIAAbsorpsi Fe meningkat

Hipoksi jaringan

Eritropoesis inefektif

Hemopoesis ekstramedular

Splenomegalihiperslenisme

Ketidakefektifan perfusi jaringan

Gagal jantungGagal endokrinKerusakan hati

Produksi eritropoetin meningkat

Deformasi tulangKeadaan hiperkatabolikGoutDefisiensi asam folat

Intoleransi aktivitas

Afinitas oksigen meningkat

Koping keluarga inefektif

Ketidakseimbangan Nutrisi

Resiko infeksi

alfa beta

Akses rantai alfa & HbA menurun

Kompensasi peningkatan alfa2 dan gamma2

Transfusi

Presipitasi rantai alfa pada eritrosit

Deposit Fe dalam jaringan meningkat

Hemokromatosis jaringan

Ekspansi sel tulang

Page 8: Askep Seminar Talasemia Ok

D. Manifestasi klinis 1,6,7,8

1. Manifestasi secara umum

a.Anemia

b.Kelelahan

c.Pucat

d.Mudah marah

e.Anoreksia

f. Infeksi berulang

g.Didapatkan splenomegali

2. Bila menerima transfusi berulang maka pertumbuhan biasanya

normal sampai pubertas.

3. Terapi kelasi (pengikat zat besi) yang tidak adekuat akan

memunculkan tanda-tanda kelebihan zat besi.

4. Manifestasi klinik pada anak yang cukup mendapatkan transfusi

dengan yang tidak.

Cukup Mendapat TransfusiDengan anemia Kronis sejak

anak-anakPertumbuhan dan perkembangan normal

Pertumbuhan dan perkembangan sangat terlambat.

Tidak ada splenomegali Pembesaran lien yang progresif sering memperburuk anemianya, kadang diikuti oleh trombositopenia.

Terapi kelasi efektif:Anak bisa mencapai pubertas dan terus mencapai usia dewasa secara normal.Terapi kelasi tidak adekuat:Secara bertahap akan terjadi penumpukan zat besi. Efeknya mulai tampak pada akhir dekade pertama. Adolescent Growth Spurt tidak akan tercapai.

Terjadi perluasan sum-sum tulang yang mengakibatkan demormitas tulang kepala dengan zigoma yang menonjol, memberi gambaran khas mongoloid.

Komplikasi:Hati: terjadi kegagalan hati progresif.Endokrin; diabetes, hipertirois,

Radiologis:Penipisan dan peningkatan trabekulasi tulang-tulang panjang termasuk jari-jari.

Page 9: Askep Seminar Talasemia Ok

hipotiroid.Jantung: gagal jantung, infeksi / aritmia.Tanda-tanda seks sekunder akan terlambat/tidak timbul.

Mudah terjadi infeksi karena penurunan mendadak kadar hemoglobin.Terjadi hipermetabolik karena adanya peningkatan jaringan eritropesis yang tidak efektif.Sering demam dan gagal tumbuh.Tanpa transfusi sama sekali akan meninggal pada usia 2 tahun oleh karena infeksi berulang. Jika sampai pada umur pubertas maka akan terjadi komplikasi akibat penimbunan zat besi.

E. Pemeriksaan penunjang

Hasil apusan darah tepi didapatkan gambaran perubahan-

perubahan sel dara merah, yaitu mikrositosis, anisositosis, hipokromi,

poikilositosis, kadar besi dalam serum meninggi, eritrosit yang imatur,

kadar Hb dan Ht menurun. Hb pertama datang berkisar 2 – 8 g%

Elektroforesis hemoglobin: hemoglobin klien mengandung

HbF dan A2 yang tinggi, biasanya lebih dari 30 % kadang ditemukan

hemoglobin patologis.

F. Penatalaksanaan 1,2,5

1. Hingga kini belum ada obat yang tepat untuk menyembuhkan

pasien thalasemia. Transfusi darah diberikan jika kadar Hb telah

rendah sekali (kurang dari 6 gr%) atau bila anak terlihat lemah dan

tidak ada nafsu makan.

2. Pemberian transfusi hingga Hb mencapai 10 g/dl. Komplikasi dari

pemberian transfusi darah yang berlebihan akan menyebabkan

terjadinya penumpukan zat besi yang disebut hemosiderosis.

Page 10: Askep Seminar Talasemia Ok

Hemosiderosis dapat dicegah dengan pemberian

Deferoxamine(desferal).

3. Splenektomi dilakukan pada anak yang lebih tua dari 2 tahun

sebelum terjadi pembesaran limpa/hemosiderosis, disamping itu

diberikan berbagai vitamin tanpa preparat besi.

G. Komplikasi yang mungkin terjadi

1. Pemberian transfusi darah yang berulang-ulang dapat

menimbulkan komplikasi hemosiderosis dan hemokromatosis,

yaitu menimbulkan penimbunan zat besi dalam jaringan tubuh

sehingga dapat menyebabkan kerusakan organ-organ tubuh seperti

hati, limpa, ginjal, jantung, tulang, dan pankreas. Pada jantung bisa

terjadi gagal jantung dan aritmia, pada liver bisa terjadi sirosis,

pada limpa terjadi splenomegali, dan pada sistem endokrin bisa

terjadi diabetes, hipertiroid maupun hipitiroid.

2. Efek transfusi yaitu tertularnya penyakit lewat transfusi seperti

penyakit hepatitis B, C, dan HIV.

H. Prognosis

Dahulu 25 % kematian penderita terjadi sebelum berusia 5 tahun,

namun dengan pengobatan baru, 85% orang dengan gangguan ini

dapat hidup sampai usia 20 tahun dan 60% penderita dapat hidup

sampai usia diatas 50 tahun.1 Tanpa transfusi yang memadai penderita

thalassemia mayor akan meninggal pada dekade kedua.2

I. Pengkajian Keperawatan 6,7,9

1. Pengkajian Fisik

a. Melakukan pemeriksaan fisik

b. Kaji riwayat kesehatan, terutama yang berkaitan dengan

anemia (pucat, lemah, sesak, nafas cepat, hipoksia, nyeri

tulang, dan dada, menurunnya aktivitas, anoreksia, epistaksis

berulang).

Page 11: Askep Seminar Talasemia Ok

c. Kaji riwayat penyakit dalam keluarga.

2. Pengkajian Umum

a. Kelemahan otot

b. Mudah lelah: sering beristirahat, nafas pendek, proses

penghisap yang buruk (bayi).

c. Kulit pucat: pucat llilin terlihat pada anemia berat.

3. Pengkajian sistem saraf pusat

a. Sakit kepala

b. Pusing

c. Kunang-kunang

d. Peka rangsang.

e. Proses berpikir lambat.

f. Penurunan lapang pandang.

g. Apatis.

h. Depresi.

4. Pengkajian Syok

a. Perfusi perifer buruk

b. Kulit lembab dan dingin

c. Tekanan darah rendah dan tekanan vena sentral.

d. Peningkatan frekuensi jantung.

Page 12: Askep Seminar Talasemia Ok

Diagnosa Keperawatan 6,7,9:

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

konsentrasi hemoglobin dalam darah.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tidak seimbangnya

kebutuhan pemakaian dan suplay oksigen.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kurang selera makan.

4. Kurang pengatahuan yang berhubungan dengan penyebab dan

pengobatan penyakit.

5. Koping keluarga inefektif berhubungan dengan dampak penyakit

anak terhadap fungsi keluarga.

Page 13: Askep Seminar Talasemia Ok

J. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA KEPERAWATANINTERVENSI

TUJUAN TINDAKAN1. Ketidakefektifan perfusi jaringan

berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah.

Pasien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat.

Pantau peggunaan produk darah, kaji tanda reaksi 0ransfuse (demam, gelisah, disritmia jantung, menggigil, mual, muntah, nyeri dada, urine merah / hitam, sakit kepala, nyeri pinggang, tanda-tanda shock / gagal ginjal ).

Pantau tanda komplikasi : Kolaps vaskuler dan shock, splenomegali, infark tulang dan persendian, ulkus tungkai, stroke, kebutaan, nyeri dada, dispnea, pertumbuhan dan perkembagan yang tertunda

Manajemen cairan dan elektrolit2. Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplay oksigen.

Pasien dapat menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan, yang dibuktikan oleh toleransi aktivitas, ketahanan, penghematan energi, kebugaran fisik.Hasil yang diharapkan:Anak bermain dan beristirahat dengan tenang dan melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuannya.

Terapi aktivitas Observasi adanya tanda kerja fisik Beri aktivitas bermain Manajemen energi Bantuan perawatan diri

Page 14: Askep Seminar Talasemia Ok

Anak tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas fisik atau keletihan.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang selera makan.

Pasien menunjukkan status gizi yang normal

Manajemen gangguan makan. Manajemen cairan dan elektrolit. Manajemen nutrisi Bantuan-perawatan diri: makan

4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan penyebab dan pengobatan penyakit.

Keluarga akan menverbalisasikan pemahanan tentang faktor resiko dan cara untuk meminimalkan mereka.

Ajarkan kepada keluarga tentang pentingnya kebersihan tangan dan menghindari sumber-sumber infeksi.

Informasikan kepada keluarga tentang penyakit dan pengobatannya.

Ajarkan kepada klien tentang pencarian pertolongan apabila terjadi keadaan emergency.

5. Koping keluarga inefektif berhubungan dengan dampak penyakit anak terhadap fungsi keluarga.

Koping keluarga efektif a. Berikan penjelasan kepada anak sesuai usia dan tentang prosedur perawatan di rumah sakit.

b. Beri dukungan kepada anak dan keluarga dalam rangka penyesuaian kondisi klien seumur hidup.

c. Anjurkan anggota keluarga melakukan screening BBL dan anggota keluarga.

Page 15: Askep Seminar Talasemia Ok

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Tanggal Pengkajian : 9 April 2013

2. Identitas Klien

a. Nama : An A

b. Alamat :Koripan 2/IV Susukan Semarang

c. Tanggal lahir / umur : 4 tahun 8 bulan

d. Jenis kelamin : Laki-laki

e. Agama : Islam

f. Diagnosa Medis :Talasemia β

3. Penanggung jawab :

1) Nama Ayah : Tn RM

2) Nama Ibu : Ny. FF

3) Pekerjaan Ayah : Pegawai negeri

4) Pekerjaan Ibu : Pegawai negeri

5) Alamat : Koripan 2/IV Susukan Semarang

6) No Telp :+6281 326 888 550

4. Keluhan Utama

Tiga hari sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh tubuh terasa

lemas, pusing, dan wajah tampak pucat

5. Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Serangan (kapan, cara, faktor predisposisi dan presipitasi)

Sejak berusia 3 bulan, klien telah menjalani transfusi darah secara

rutin satu hingga dua bulan sekali. Keluarga klien baru mengetahui

klien menderita talasemia setelah klien berusia 6 bulan, pada saat

disarankan untuk berobat ke RS Kariadi.

Page 16: Askep Seminar Talasemia Ok

b. Karakteristik (kualitas, kuantitas, lokasi, intensitas, waktu, faktor

yang meringankan, gejala yang berhubungan)

Klien merasakan lemas dan pusing setelah beraktivitas. Rasa lemas

dan pusing tersebut berkala setiap 3 hingga 4 minggu sekali, setelah

menjalani transfusi darah. Pada saat merasakan lemas dan pusing

klien biasanya akan beristirahat dan segera berobat ke rumah sakit

untuk menjalani transfusi darah lagi.

c. Kondisi yang berhubungan dengan serangan

1) Insiden (akut, berulang, harian, periodik, kronik, episodik)

Klien merasakan lemas dan pusing secara berkala (periodik)

sekitar sebulan sekali. Namun, apabila klien memiliki aktivitas

yang lebih banyak dari biasanya, klien akan lebih cepat

merasakan lemas dan pusing. Ibu klien mengatakan bahwa

transfusi daarah yang akan dilakukan merupakan transfusi yang

ke 58.

2) Progress (Lebih baik, jelek, tidak berubah)

Ibu klien mengatakan bahwa kondisi klien saat ini tidak berubah

dibandingkan dengan sebelumnya. Hanya saja akhir-akhir ini

klien lebih cepar merasa lemas dan pusing karena aktivitas klien

bertambah.

3) Efek terapi

Saat ini klien mendapatkan terapi:

1) Paracetamol ½ tablet (jika S > 38 C)

2) Exjade 1x250 mg

6. Riwayat Kesehatan Lalu

a. Kehamilan (keberapa, keadaan prenatal, postnatal, aborsi,

kesehatan selama hamil, obat yang dikonsumsi)

An A merupakan anak tunggal. Ibu pasien selama ini tidak pernah

mengalami aborsi.

Page 17: Askep Seminar Talasemia Ok

1) Prenatal

Pada saat hamil, Ibu klien berusia 28 tahun. Selama hamil, Ibu

klien rutin periksa kandungan di bidan setempat. Pada saat

hamil, Ibu klien mendapatkan tablet Fe dan rutin dikonsumsi.

Selama kehamilan, Ibu mengalami peningkatan berat badan

±13 kg, dan tidak pernah mengalami sakit apapun.

2) Postnatal

Setelah lahir, klien diasuh oleh kedua orang tua. Karena kedua

orang tua klien bekerja, maka pada saat di rumah, klien diasuh

oleh seorang asisten rumah tangga yaitu Ny A (26 tahun).

Klien diberikan ASI oleh ibunya sampai usia 1 tahun. Setelah

itu klien diberikan makanan tambahan. Semenjak mengetahui

penyakit An A, Ibu klien menjadi takut untuk memiliki anak

lagi dan merasa bersalah atas penyakit yang diderita oleh klien.

b. Persalinan

1) Jenis persalinan

: section caesaria atas

indikasi lilitan tali pusat

2) Usia kehamilan : 9 bulan (36

minggu)

3) Lama persalinan : ibu

mengatakan lupa

4) Tempat persalinan : rumah sakit

5) Obat : ibu

mengatakan lupa

c. Kelahiran

1) BBL / PBL : 3100 gram /

49cm

2) Kondisi kesehatan : bayi dalam

kondisi sehat

Page 18: Askep Seminar Talasemia Ok

3) APGAR score : ibu

mengatakan tidak tahu

4) Keluar dari ruang perawatan : 72 jam post partum

5) Kelainan kongenital : ibu mengatakan

tidak ada kelainan kongenital pada bayi.

d. Alergi

Ibu klien mengatakan bahwa klien pernah mengalami alergi akibat

transfuse darah pada saat dulu awal transfuse (usia 3 bulan)

e. Pertumbuhan dan Perkembangan

1) BBL 6 bulan, 1 thn, skg

Berat badan anak sekarang adalah 16,4 kg dengan tinggi badan

105 cm. Ibu klien mengatakan lupa berat badan klien saat

berusia 6 bulan dan 1 tahun.

2) Gigi (usia tumbuh gigi, jumlah gigi dan masalah gigi)

Ibu klien mengatakan bahwa klien mulai tumbuh gigi pada usia

1 tahun. Gigi bagian atas mengalami karies, namun gigi bagian

bawah tumbuh lengkap, tidak terdapat karies. Klien tidak

pernah mengalami sakit gigi.

3) Kontrol kepala, duduk jalan, kata 1

Ibu klien lupa pada usia berapa klien mulai dapat mengontrol

kepala dan duduk. Namun, klien mulai menyebutkan kosakata

pada usia 11 bulan dan klien bisa berjalan pada usia 13 bulan.

Sekarang (sebelum sakit) klien sudah bisa berlari, bersepeda

dan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Klien juga

sudah bisa membaca dan menulis. Selain itu, klien juga sudah

bisa mengaji dan berhitung bilangan yang sederhana. Bicara

klien sudah lancar dan jelas. Kosakata klien sudah banyak.

Klien juga sudah bisa berkomunikasi dengan bahasa jawa dan

bahasa Indonesia.

4) Interaksi dengan teman sebaya

Page 19: Askep Seminar Talasemia Ok

Klien memiliki banyak teman. Teman-teman klien sering

datang ke rumah untuk bermain bersama.

f. Imunisasi

1) BCG : 1x, usia 2 bulan

2) Dipteri : 3x, usia 2, 4, 6 bulan

3) Pertusis : 3x, usia 2, 4, 6 bulan

4) Polio : 3x, usia 2, 4, 6 bulan

5) Campak : 1x, usia 9 bulan

6) Hepatitis B : 3x, usia 0, 1, 6 bulan

7) MMR : 1x Ibu klien lupa

usia klien pada saat pemberian

g. Kebiasaan

1) Perilaku (gigit kuku, hisap jempol, ritual, temper tantrum)

Klien tidak memiliki kebiasaan mengigit kuku, menghisap

jempol atau kebiasaaan yang lainnya. Selama ini klien bukan

anak yang mudah marah, klien anak yang aktifdan ceria.

2) ADL (toilet training, tidur)

Klien sudah dapat BAK dan BAB sendiri di kamar mandi sejak

usia 2,5 tahun. Selama di rumah, klien tidur di kamar sendiri.

Selama perawatan , klien BAB dan BAK di kamar mandi.

h. Exercise

Selama di rumah klien tidak memiliki latihan khusus,hanya

berjalan kaki pada saat berangkat dan pulang sekolah. Jarak rumah

ke sekolah ± 300 meter.

1) Aktivitas yang Menyenangkan

Menurut klien aktifitas yang paling menyenangkan adalah

bermain sepak bola.

2) Keyakinan Tentang Latihan Fisik

Page 20: Askep Seminar Talasemia Ok

Menurut klien kegiatan fisik merupakan kegiatan yang

menyenagkan. Namun, latihan fisik akan menyebabkan klien

menjalani transfusi lebih cepat dari biasanya.

3) Kemampuan Untuk Merawat Diri Sendiri

Aktifitas mandi, berpakaian, dan makan selalu didampingi oleh

asisten rumah tangga (Ny A).

4) Kegunaan Alat Bantu

Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, klien tidak

menggunakan alat bantu apapun.

i. Pemeriksaan Fisik (head to toe)

1) Keadaan umum : klien tampak cukup aktif. Tingkat

kesadaran compos mentis

2) Tanda-tanda vital : suhu : 36,4 ºC

HR : 85 x/menit

RR : 26 x/menit

3) Keadaan kulit : warna kulit coklat tua, agak kusam.

Tidak ditemukan adanya luka dan laserasi.

4) Head to toe

a) Kepala

Bentuk kepala mesochepal, tidak terdapat benjolan pada

kepala.

(1) Rambut

Warna rambut hitam. Kulit kepala bersih, tidak

berketombe, dan tidak ada luka pada kulit kepala.

(2) Mata

Inspeksi:

Mata simetris antara kanan dan kiri. Mata tampak

bersih, tidak ada kotoran pada bola mata. Tidak

terdapat strabismus. Tidak dijumpai ketosis pada mata.

Konjungtiva anemis. tidak dijumpai ikterik pada mata.

Page 21: Askep Seminar Talasemia Ok

Palpasi:

Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal

(3) Telinga

Inspeksi:

Bersih, tidak ada serumen, tidak ada lesi, tidak ada

deformitas daun telinga

Palpasi:

Tidak ada nyeri pada kedua telinga

(4) Hidung

Hidung tampak bersih. Tidak terdapat lendir pada

hidung. Tidak ditemukan adanya nafas cuping hidung.

(5) Mulut

Bibir tidak tampak kering. Lidah tampak bersih Tidak

dijumpai adanya palatokisis dan labiokisis pada klien.

Gusi klien tidak tampak membengkak. Tidak

ditemukan tanda-tanda sariawan .

b) Leher

Tidak ditemikan adanya pembesaran kelenjar gondok

c) Dada

I :Bentuk dada simetris, tidak terlihat adanya retraksi

dinding dada.

Pa :Tidak ditemukan adanya benjolan ataupun suara

krepitasi.

Pe :Pada area jantung, terdengar suara redup ketika

dipalpasi, dan pada area paru terdengan suara sonor, pada

paru bagian kanan dan bagian kiri.

Aus : Terdengar suara jantung S1 dan S2, tidak ada suara

jantung tambahan. Bunyi nafas pada paru vesikuler.

Page 22: Askep Seminar Talasemia Ok

d) Abdomen

I : Tidak terdapat jejas

A : terdengar bising ususl

Pe : pada area lambung (kuadran II) suara timpani. Pada area

hepar (kuadran I) terdengar suara pekak.

Pa : tidak teraba adanya pembesaran pada hepar

e) Urogenital

Tidak dijumpai adanya hemorhoid pada anus anak.

j. Nutrisi

Ibu klien mengatakan bahwa klien sukar sekali makan sayur, buah,

ikan dan daging . Klien hanya menyukai makan telur dan susu.

Setiap kali makan klien hanya menghabiskan 1/4 porsi. Setiap hari

klien bisa menghabiskan air putih sebanyak 2gelas belimbing

ditambah susu sebanyak 1/2 gelas (±100 ml). Turgor klien tampak

kering. Ketika kulit perut dicubit, kulit dapat kembali dalam waktu

kurang dari 2 detik. Program diit untuk klien saat ini adalah 3x

porsi nasi, dan 3x 200 cc susu.

Anthopometri :

BB : 16,4 kg

LiLa : 14 cm

LK : 49 cm

LD : 56 cm

LP : 54 cm

TB : 105 cm

Z- score :

WAZ : (16,4-22,9) / 2,70 = -2,4 (status gizi kurang)

HAZ : (114-121,7) / 5,1 = -1,5 (status gizi normal)

WHZ : (16,4-20,0) / 2,0 = -1,8 (status gizi normal)

Page 23: Askep Seminar Talasemia Ok

k. Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Pohon keluarga

Keterangan :

: Perempuan : Garis Keturunan

: Laki-laki

: Klien _______ : Garis Perkawinan

_ _ _ _ : Tinggal serumah

: Meninggal

2) Riwayat penyakit keluarga

Ibu klien mengatakan bahwa dalam keluarga, tidak ada yang

menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. Di dalam

keluarga juga tidak terdapat anggota keluarga yang menderita

penyakit seperti jantung, hipertensi, diabetes atau penyakit

keturunan yang lain.

7. Data Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan 9/4/2013 Nilai normal

Hemoglobin (gr%) 7,4 10, 5 - 15

Hematokrit (%) 21, 4 36 - 44

Page 24: Askep Seminar Talasemia Ok

Eritrosit (jt/mmk) 2, 83 2, 83

Leukosit (rb/mmk) 7, 86 10-13

Trombosit (%) 238, 2 150 - 250

b. Terapi

Terapi Dosis

Exjade 1x 1 tablet

Paracetamol 1 ½ tablet (500 mg) – diberikan saat suhu >

38C

D51/2 Ns 720 ml/24 jam; 30 cc/ jam; 8 tetes per menit

Washed Eritrosit 2 x 150ml

Page 25: Askep Seminar Talasemia Ok

B. ANALISA DATA

NO Tanda dan Gejala Problem Etiologi1 DS:

Ibu klien mengatakan bahwa dirinya merasa bersalah atas yang dialami oleh An A

Ibu klien mengatakan bahwa dirinya takut untuk memiliki anak lagi

DO: Raut muka ibu klien tampak sedih

Perubahan proses dalam keluarga

Dampak penyakit anak terhadap keluarga; resiko penyembuhan yang lama pada anak

2. DS : Ibu klien mengatakan bahwa klien sukar makan sayur,

buah, ikan dan daging Ibu klien mengatakan bahwa klien hanya menghabiskan

makan ¼ porsiDO :

Antropometri: BB : 16,4 kgLiLa : 14 cmLK : 49 cmLD : 56 cmLP : 54 cmTB : 105 cmWAZ : -2,4 (status gizi kurang)

Biochemical: Hb 7,4g% Clinical Signs:Konjungtiva klien anemis Diet:

Klien hanya menghabiskan makan ¼ porsi

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Penurunan nafsu makan

Page 26: Askep Seminar Talasemia Ok

3. DS: Ibu klien mengatakan bahwa An A sering merasa lemas

saat beraktifitas terlalu banyakDO:

Konjungtiva tampak anemis

Resiko tinggi injury Ketidaknormalan hemoglobin, penurunan oksigen

4 DS: Ibu klien mengatakan bahwa dalam melakukan aktifitas

sehari-hari, klien selalu diadampingi oleh Ny A. Ibu klien mengatakan bahwa akhir-akhir ini klien

menjalani transfusi darah lebih cepat (3 minggu sekali) dari sebelumnya.

DO: Hb 7,4 mg/dl

Perubahan Pola Aktifitas

Anemia

Page 27: Askep Seminar Talasemia Ok

C. PROBLEM LIST

No Tanggal/ Jam

Ditemukan

Diagnosa Keperawatan TTD Tanggal/Jam

Teratasi

TTD

1.

9/4/2013

18:00

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan nafsu makan.

Kinan - -

2.

9/4/2013

18:15

Perubahan proses dalam keluarga berhubungan

dengan dampak penyakit anak terhadap keluarga

Kinan 10/4/2013

Pkl 16:30

Kinan

3 9/4/2013

18:20

Perubahan pola aktifitas berhubungan dengan anemia Kinan 10/4/2013

Pkl 13:00

Enda

4

9/4/2013

18:30

Resiko tinggi injury berhubungan dengan abnormalitas

hemoglobin dan penurunan oksigen

Kinan 10/4/2013

Pkl 16:40

Kinan

Page 28: Askep Seminar Talasemia Ok

D. RENCANA KEPERAWATAN

No Tgl/Jam No. Dx

INTERVENSI TTDTUJUAN TINDAKAN RASIONAL

1 9/4/201318:35

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan nutrisi dapat tercukupi dengan kriteria hasil:a. Klien menghabiskan

makan ½ porsib. Klien mengkonsumsi sayur

1 kali dalam sehari

1. Timbang berat badan tiap hari

2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk modifikasi diet yang tepat dan memiliki rasa yang menarik untuk dikonsumsi oleh klien

3. Kolaborasi pemberian suplemen untuk meningkatkan nafsu makan

1.Mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan

2. Menghilangkan aroma sayuran yang tidak disukai anak-anak

3. Meningkatkan nafsu makan anak

Kinan

2 9/4/201318:40

2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam, Anak dan keluarga dapat menerima proses perubahan yang terjadi pada keluarga dengan kriteria hasil:1. Keluarga merasa menerima

dukungan yang cukup.

Pemberian pemahaman tentang penyakit

1. Tekankan akan pentingnya menginformasikan perkembangan kesehatan, penyakit si anak.

2. Berikan gambaran tentang penyakit keturunan dan berikan pendidikan kesehatan pada keluargatentang genetik keluarga mereka.

3. Tempatkan orang tua sebagai pengawas untuk anak mereka.

1. Untuk mendapatkan hasil kemajuan dari perawatan yang tepat.

2. Untuk menghindari keterlambatan perawatan.

3. Agar keluarga tahu apa yang harus dilakukan.

Enda

Page 29: Askep Seminar Talasemia Ok

Pemberian dukungan terhadap keluarga

1. Motivasi keluarga untuk ikut berpartisipasi dengan kelompok penderita talasemia.

1. Untuk mendapatkan informasi terkatual dan mendapatkan dukungan dari kelompok talasemia

3 9/4/201318:50

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,diharapkan dapat terjadi penyesuaian antara pola aktifitas dengan kondisi fisik klien, dengan kriteria hasil:a. Klien dapat

mengidentifikasi kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi fisik klien

1. Informasikan kepada klien penyebab dari keterbatasan klien untuk beraktifitas.

2. Identifikasi tingkat kemampuan beraktifitas klien

3. Diskusikan jenis kegiatan lain yang dapat dilakukan yang menyenangkan bagi klien.

1. Pemahaman tentang kondisi fisik akan mempermudah klien dalam mengidentifikasi aktifitas yang dilakukan.

2. Membantu klien untuk beraktifitas sesuai dengan kemampuan

3.Mengetahui kgiatan lain yang menyenangkan bagi klien

Enda

4 9/4/201319:00

4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan tidak terjadi injury dan tercukupi

1. Kaji kegiatan yang berkaitan dengan dengan eksersi fisik dan stres emosional

Menghindari penambahan oksigen yang dibutuhkan

Enda

Page 30: Askep Seminar Talasemia Ok

kebutuhan oksigen dengan kriteria hasil:a. Peningkatan kadar Hb (≥10

gr%)b. Anak dan keluarga dapat

mengidentifikasi kondisi yang dapat meningkatkan resiko injury dan kondisi yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi

2. Kolaborasi pemberian transfusi darah

Menjauhkan anak dari lingkungan yang beroksigen rendah

Untuk meningkatkan konsentrasi Hb

Page 31: Askep Seminar Talasemia Ok

E. IMPLEMENTASITGL /JAM

NO.DX

IMPLEMENTASI RESPON TTD

9/4/1319:30

9/4/1319:35

1

1

Mendiskusikan dengan Ibu klien dan klien modifikasi penyajian sayur yang selama ini telah dilakukan

Menganjurkan penyajian sayur dengan cara di jus dan dicampur jeruk nipis untuk menghilangkan aroma

S: Ibu klien mengatakan bahwa selama ini menyajikan sayur dengan cara dimasak.

O: Raut muka Ibu klien tampak kecewa

S:Ibu klien mengatakan akan mencoba penyajian sayur dengan cara di jus dan dicampur jeruk nipis.

O: Raut muka Ibu klien tampak tertarik

Enda

Enda

9/4/1319:55

9/4/1320:00

2

2

Mengidentifikasi informasi yang telah diketahui keluarga tentang komunitas talasemia

Memotivasi keluarga untuk mengikutsertakan klien pada komunitas talasemia

S: Ibu klien mengatakan bahwa selama ini mengetahui keberadaaan organisasi talasemia namun belum tertarik untuk ikut bergabung menjadi anggota

O: Ibu klien tidak dapat menjawab tentang keuntungan menjadi anggota komunitas talasemia.

S: Ibu klien mengatakan akan mencoba untuk menghubungi komunitas talasemia

O: Raut muka Ibu klien tampak tertarik

Enda

Enda

9/4/1320:05

3 Menginformasikan kepada klien tentang kondisi tubuh klien yang tidak dapat beraktifitas fisik terlalu lama.

S: Klien mengatakan bahwa tubuhnya tidak dapat menghasilkan darah dengan baik.

Kinan

Page 32: Askep Seminar Talasemia Ok

9/4/1320:10

3 Mengidentifikasi kegiatan yang disukai dan tidak disukai oleh klien

O: Klien dapat menjawab penyebab tubuhnya tidak dapat beraktifitas terlalu lama.

S: Klien mengatakan bahwa selain sepak bola, dirinya juga suka bermain lego dan menggambar

O:Teradapat buku gambar yang penuh gambar.

Kinan

9/4/1320:15

4 Mengidentifikasi kegiatan yang berkaitan dengan dengan eksersi fisik dan stres emosional

S: Ibu klien mengatakan bahwa kegiatan fisik yang sering dilakukan klien adalah sekolah dan bermain dengan teman-temannya

O: Ibu klien tidak dapat menyebutkan aktifitas fisik yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi

Enda

9/4/1321:15

1 Memberikan informasi tentang kebutuhan gizi bagi anak Memotivasi anak dan keluarga untuk asupan nutrisi

berupa sayuran

S : Ibu klien mengatakan mengerti tentang kebutuhan gizi dan akan memberikan sayuran dengan cara dihaluskan.

O : Ibu klien menyebutkan beberapa manfaat gizi dan jenis sayuran yang disukai klien.

Sio

Page 33: Askep Seminar Talasemia Ok

9/4/1322:00

2 Memberikan gambaran kesehatan klien saat ini kepada keluarga.

Memotivasi keluarga untuk ikut berpartisipasi dengan kelompok penderita talasemia.

S : Ibu klien mengatakan mengerti tandanya kalau klien membutuhkan tranfusi darah. Ibu klien mengatakan senang dengan adanya ikatan kelompok penderita thalasemia.

O : Keluarga mendengarkan dengan seksama tentang apa yang telah disampaikan.

Sio

9/4/1323:10

4 Memasang intravena dan cairan infus Nacl S: Klien mengatakan bersedia dipasang infus

O: Terpasang IV line di tangan kiri dan Tetesan lancar

Sio

10/4/1312:15

4 Mengontrol tetesan infus Mengganti dan memberikan transfusi WE 150 cc pada

klien

S: Ibu klien mengatakan akan memberitahu kalau darah sudah sampai batas yang ditentukan.

O: Transfusi WE 150 cc masuk dan tetesan lancar

Sio

10/4/1301:30

4 Mengontrol pemberian transfusi WE 150 cc pada klien S : -O : Transfusi WE 150 cc masuk dan

tetesan lancar

Sio

10/4/1302:15

4 Mengganti transfusi dengan cairan infus S : Ibu klien mengatakan transfusinya sudah pada batas yang ditentukan.

O : Transfusi habis dan infus Nacl masuk 10 tpm

Sio

10/4/1304:00

1 Mengganti infus D51/2 Ns S : Ibu klien mengatakan infusnya habis

O : Infus D51/2 Ns masuk 8 tpm

Sio

Page 34: Askep Seminar Talasemia Ok

10/4/1304:45

3 Menginformasikan kepada keluarga dan klien penyebab dari keterbatasan klien untuk beraktifitas.

Mengidentifikasi tingkat kemampuan beraktifitas klien

S : Ibu klien mengatakan mengerti tentang keterbatasan aktivitas klien, dan aktivitas klien yang masih mampu dilakukan saat ini adalah makan, minum, tidur dan jalan-jalan.

O : Klien masih tidur, dan ibu klien mendengarkan informasi yang diberikan.

Sio

10/4/1306:20

1

3

Memotivasi klien untuk memakan porsi makan yang disediakan RS.

Mendiskusikan jenis kegiatan lain yang dapat dilakukan yang menyenangkan bagi klien.

S : Klien mengatakan mau makan tapi sedikit dan klien ingin bermain ular tangga.

O : Makan sekitar ¼ porsi

Sio

10/4/1308:00

08:10

10:00

1

1

1

Memberikan jus sayur

Motivasi klien untuk menghabiskan makan 1/2 porsi

Kolaborasi pemberian suplemen makanan

S: Klien mengatakan enakO:Klien menghabiskan jus sayur 1

gelas

S: Klien mengatakan tidak mau makan banyak

O: Klien menggeleng kepala

S: Klien mengatakan mau minum obat suplemen

O: Klien meminum suplemen yang diberikan

Enda

Enda

Enda

Page 35: Askep Seminar Talasemia Ok

10:30 1 Menjelaskan kerugian dari tidak mengkonsumsi sayur dengan menggunakan boneka tangan

S: Klien mengatakan bahwa tubuh akan lemas jika tidak makan sayurO: Klien menganggukkan kepala dan tersenyum

Enda

10/4/1315:00

10/4/1318:00

2

2

Memberikan pendidikan kesehatan pada keluargatentang pencegahan talasemia berkaitan dengan faktor genetik keluarga.

Memberikan beberapa yayasan talasemia di Indonesia dan cara untuk bergabung.

S:Ibu klien mengatakan bahwa sesama penderita talasemia tidak boleh menikah

O: Raut muka Ibu klien tampak sedih

S: Ibu klien mengatakan akan mencoba bergabung dengan kelompok penderita talasemia yang adaO:Wajah Ibu klien tampak senang

Kinan

Kinan

10/4/1312:10

12:30

3

3

Mengidentifikasi tingkat kemampuan fisik klien

Menentukan jenis kegiatan yang menyenangkan bagi klien yang dapat dilakukan bersama teman-temannya dan mengajak klien bermain puzzle

S: Ny A mengatakan bahwa pada saat bermain sepak bola dengan temannya, klien merasa kelelahan setelah 1 jam permainan

O: Klien dapat menyebutkan tanda-tanda awal dirinya merasa lelah

S: Klien mengatakan akan mengajak temannya bermain ular tangga, puzzle dan lego.

O:Klien bisa menyelesaikan permainan puzzle

Enda

Enda

Page 36: Askep Seminar Talasemia Ok

10/4/1315:00

4 Mengevaluasi kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi kondisi yang dapat meningkatkan resiko injury dan kondisi yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi

S: Ibu klien mengatakan mengerti tentang resiko jatuh yang dialami klien

O: Ibu klien dapat menyebutkan situasi yang dapat meningkatkan kebutukan oksigen

Kinan

Page 37: Askep Seminar Talasemia Ok

F. EVALUASI

NO.DX

TGL /JAM

EVALUASI SUMATIF TTD

1.

2.

3

9/4/1320:00

9/4/1320.45

9/4/1321:00

S : Ibu klien mengatakan belum pernah mencoba menyajikan sayur dengan cara di jusO : Raut muka Ibu klien tampak tertarikA: Masalah belum teratasi: klien belum mengkonsumsi sayur 1x/hari dan belum menghabiskan makan ½ porsiP: Coba pemberian jus sayur yang dicampur dengan jeruk nipis dengan kolaborasi ahli gizi-Story telling dengan boneka tangan dampak dari tidak makan sayur, buah dan daging

S: Ibu klien mengatakan bahwa masih berharap anaknya dapat hidup tanpa transfusi darahO: Raut muka Ibu klien tampak sedihA: Masalah belum teratasi: Hb ≤ 10 mg/dLP: -Jelaskan pentingnya menginformasikan perkembangan kesehatan, penyakit anak.-Berikan gambaran tentang penyakit keturunan dan berikan pendidikan kesehatan pada keluargatentang genetik keluarga mereka.

S: Klien mengatakan mengerti mengapa dirinya tidak dapat beraktifitas fisik secara berlebihanO: Klien mampu menjawab alasan dirinya tidak dapat beraktifitas terlalu banyakA: Masalah belum teratasi: klien belum dapat mengidentifikasi aktifitas yang dapat dilakukan sesuai kemampuan fisiknya

Enda

Enda

Kinan

Page 38: Askep Seminar Talasemia Ok

4. 9/4/1312:20

S: Ibu klien dapat menyebutkan aktivitas yang meningkatkan kebutuhan oksigenO: terpasang transfusi WE 150 ccA: masalah belum teratasi: program tranfusi WE 2x 150 ccP: tranfusi WE 1x 150 cc

Sio

1 10/4/1311:00

S: Klien mengatakan tidak suka makan banyak Klien mengatakan suka jus sayurO: Klien menghabiskan makan 1/4porsiA:Masalah belum teratasi:P: Modifikasi makanan sesuai dengan kesukaan klien

Enda

2 10/4/1318:30

S: Ibu klien mengatakan telah mengerti bahwa penyakit klien tidak dapat disembuhkan, namun dapat ditangani dengan transfusi seumur hidupIbu klien mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikanO: Raut muka Ibu klien tampak senangA: Masalah teratasiP:-

Kinan

3 10/4/1313:00

S: Klien mengatakan bahwa selain sepak bola, dirinya bisa bermain lego,puzzleatau ular tangga dengan temannya

O: Klien dapat mengidentifikasi kegiatan yang sesuai dengan kemampuan fisik klienA:Masalah teratasiP: Dampingi klien dalam melakukan aktifitas fisik

Enda

4 10/4/1316:00

S: Ibu klienmengatakan mengerti tentang resiko jatuh yang dialami klienO: Ibu klien dapat menyebutkan situasi yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenA: Masalah teratasiP:-

Kinan

Page 39: Askep Seminar Talasemia Ok

BAB IV

PEMBAHASAN

A. ANALISIS

1. Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan.

Nutrisi merupakan faktor lingkungan yang penting dalam

mempengaruhi tumbuh kembang anak. Beratnya anemia dan limpa yang

besar menyebabkan nafsu makan menurun, sehingga asupan makanan

berkurang, berakibat terjadinya gangguan gizi. Bila kadar hemoglobin

dipertahankan tinggi, lebih kurang 10 g/dL, disertai pencegahan

hemokromatosis, maka gangguan pertumbuhan tidak terjadi. Gangguan

gizi pada thalassemia biasanya belum jelas terlihat pada anak yang

berumur kurang dari satu tahun.10 Penatalaksanaan nutrisi pada anak harus

ditunjang dengan cara pemberian makan yang sesuai untuk anak.

Pemberian makanan yang berserat seperti sayur kangkung, bayam, atau

sawi harus disajikan dalam bentuk yang lebih halus. Misalnya, harus

diblender atau dipotong kecil dan halus. Pilihan lain dicari alternatif sayur

yang mudah dikunyah seperti wortel atau kentang. Demikian juga dengan

pemberian makanan daging sapi atau empal harus berupa bakso, perkedel

atau daging yang tidak berserat. Bila kesulitan dalam makan nasi

sebaiknya dibuat nasi yang lebih lembek atau kalau perlu bubur.11

Ibu klien mengatakan bahwa klien sukar makan sayur, buah, ikan

dan daging. Ibu klien mengatakan bahwa klien hanya menghabiskan

makan ¼ porsi. Data objektif yang didapat adalah BB : 16,4 kg dan WAZ :

-2,4 (status gizi kurang). Intervensi yang dilakukan adalah dengan

berdiskusi bersama Ibu klien dan klien tentang modifikasi penyajian sayur

yang selama ini telah dilakukan, menganjurkan penyajian sayur dengan

cara di jus dan dicampur jeruk nipis untuk menghilangkan aroma,

memberikan jus sayur, memotivasi klien untuk menghabiskan makasn1/2

porsi, dan kolaborasi pemberian suplemen makanan. Intervensi yang

dilakukan sudah sesuai dengan teori yang ada bahwa dalam

Page 40: Askep Seminar Talasemia Ok

penatalaksanaan nutrisi pada anak harus ditunjang dengan cara pemberian

makan yang sesuai untuk anak, yaitu dapat dengan memberikan sayur

yang telah diblender atau dipotong kecil dan halus.

2. Perubahan proses dalam

keluarga berhubungan dengan dampak penyakit anak terhadap keluarga.

Perubahan proses keluarga merupakan perubahan yang terjadi

didalam keluarga yang dapat menyebabkan perubahan pola komunikasi,

perawatan kesehatan, dan lain sebagainya yang mencakup proses didalam

keluarga. Fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan keluarga diharapkan

optimal, karena kesehatan anggota keluarga bergantung pada lingkungan

dikeluarganya. Peran orang tua terhadap anak sangatlah penting, dimana

orang tua diharapkan bisa menjaga kesehatan anak dan merawatnya ketika

sakit. Orang tua dalam merawat anak tentunya membutuhkan pengetahuan

dasar yang baik tentang penyakit yang diderita oleh anak.12

Ibu klien mengatakan bahwa dirinya merasa bersalah atas yang

dialami oleh An. A, dan dirinya takut untuk memiliki anak lagi. Raut muka

ibu klien tampak sedih. Intervensi yang dilakukan adalah mengidentifikasi

informasi yang telah diketahui keluarga tentang organisasi dan yayasan

untuk talasemia, memotivasi keluarga untuk mendaftarkan anak pada

klinik anemia atau organisasi talasemia, memberikan gambaran tentang

penyakit keturunan kepada keluarga tentang genetik keluarga mereka, dan

memberikan beberapa yayasan talasemia di Indonesia dan cara untuk

bergabung. Intervensi yang diberikan sesuai dengan teori yang ada, bahwa

keluarga diberikan pengetahuan tentang penyakit yang diderita anaknya,

yaitu tentang penyakit thalasemia.

3. Perubahan pola aktifitas

berhubungan dengan anemia

Anemia berat menjadi nyata pada umur 3 – 6 bulan setelah lahir

dan tidak dapat hidup tanpa ditransfusi. Pembesaran hati dan limpa terjadi

karena penghancuran sel darah merah berlebihan, haemopoesis ekstra

modular dan kelebihan beban besi. Limpa yang membesar meningkatkan

kebutuhan darah dengan menambah penghancuran sel darah merah dan

Page 41: Askep Seminar Talasemia Ok

pemusatan (pooling) dan dengan menyebabkan pertambahan volume

plasma. Anak thalasemia dengan kondisi anemia akan mengalami

penurunan pola aktivitas, karena dengan Hb darah yang rendah klien akan

mengalami lemas dan akhirnya akan menurunkan kemampuan klien dalam

melakukan aktivitas yang dikehendakinya.13 Anak dengan thalasemia ini

tidak dianjurkan untuk melakukan aktivitas yang menguras tenaga karena

akan memperburuk kondisi kesehatannya, sehingga aktivitas anak perlu

dibatasi dan dianjurkan melakukan aktivitas yang ringan dan mudah

dilakukan oleh anak.2,9

Ibu klien mengatakan bahwa dalam melakukan aktifitas sehari-hari,

klien selalu diadampingi oleh Ny A. Ibu klien mengatakan bahwa akhir-

akhir ini klien menjalani transfusi darah lebih cepat (3 minggu sekali) dari

sebelumnya. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan menunjukkan Hb

7,4 mg/dl. Intervensi yang dilakukan adalah menginformasikan kepada

klien tentang kondisi tubuh klien yang tidak dapat beraktifitas fisik terlalu

lama, mengidentifikasi kegiatan yang disukai dan tidak disukai oleh klien,

mengidentifikasi tingkat kemampuan beraktifitas klien, mendiskusikan

jenis kegiatan lain yang dapat dilakukan yang menyenangkan bagi klien,

dan mengajak klien bermain puzzle. Intervensi yang dilakukan sesuai

dengan teori yang ada bahwa dalam melatih aktivitas pada anak yang

sedang hospitalisasi dimulai dengan aktivitas yang menyenangkan dan

ringan atau mudah dilakukan, salah satunya adalah bermain puzzle.

4. Resiko tinggi injury berhubungan

dengan abnormalitas hemoglobin dan penurunan oksigen.

Pasien thalassemia bergantung pada transfusi untuk

mempertahankan kadar hemoglobin (Hb) yang cukup bagi oksigenasi

jaringan.14 Terapi diberikan secara teratur untuk mempertahankan kadar

Hb di atas 10 gr/dL. Regimen ini mempunyai keuntungan klinis yang

nyata, sebab memungkinkan pasien beraktifitas normal dengan nyaman,

mencegah ekspansi sumsum tulang dan masalah kosmetik progresif yang

terkait dengan perubahan tulang-tulang muka, dan meminimalkan dilatasi

jantung dan osteoporosis.13

Page 42: Askep Seminar Talasemia Ok

Ibu klien mengatakan bahwa An A sering merasa lemas saat

beraktifitas terlalu banyak. Konjungtiva klien tampak anemis. Intervensi

yang dilakukan adalah mengidentifikasi kegiatan yang berkaitan dengan

dengan eksersi fisik dan stres emosional, memasang intravena dan

memberikan transfuse WE 150 cc, dan mengevaluasi kemampuan keluarga

dalam mengidentifikasi kondisi yang dapat meningkatkan resiko injury

dan kondisi yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi. Intervensi

sudah sesuai dengan teori yang ada.

B. EVALUASI

1. Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan.

Pada tanggal 9 April 2013, klien belum mengkonsumsi sayur 1x/hari dan

belum menghabiskan porsi makan ½. Tanggal 10 April 2013, klien

mengatakan tidak suka makan banyak dan klien mengatakan suka jus

sayur. Klien hanya menghabiskan makan 1/4porsi, sehingga masalah

keperawatan ini belum teratasi.

2. Perubahan proses dalam

keluarga berhubungan dengan dampak penyakit anak terhadap keluarga.

Pada tanggal 9 April 2013, Ibu klien mengatakan bahwa masih berharap

anaknya dapat hidup tanpa transfuse darah. Raut muka Ibu klien tampak

sedih, dan masalah belum teratasi.

Tanggal 10 April 2013, Ibu klien mengatakan telah mengerti bahwa

penyakit klien tidak dapat disembuhkan, namun dapat ditangani dengan

transfusi darah seumur hidup. Raut muka Ibu klien tampaksenang dan

masalah teratasi.

3. Perubahan pola aktifitas

berhubungan dengan anemia

Tanggal 9 April 2013, klien mengatakan mengerti mengapa dirinya tidak

dapat beraktifitas fisik secara berlebihan. Klien mampu menjawab alasan

dirinya tidak dapat beraktifitas terlalu banyak. Masalah belum teratasi,

karena klien hanya berdiam diri dan tiduran ditempat tidur.

Page 43: Askep Seminar Talasemia Ok

Tanggal 10 April 2013, klien mengatakan bahwa selain sepak bola, dirinya

bisa bermain lego, puzzle atau ular tangga dengan temannya. Klien dapat

mengidentifikasi kegiatan yang sesuai dengan kemampuan fisik klien,

klien bermain puzzle. Masalah keperawatan ini sudah teratasi, karena klien

mampu melakukan aktivitas dengan baik.

4. Resiko tinggi injury berhubungan

dengan abnormalitas hemoglobin dan penurunan oksigen.

Tanggal 9 April 2013, Ibu klien dapat mneyebutkan aktivitas yang

meningkaatkan kebutuhan oksigen, klien terpasang transfuse WE 150 cc.

Masalah keperawatan ini belum teratasi karena masih dalam proses

transfusi.

Tanggal 10 April 2013, Ibu klien mengatakan mengerti tentang resiko

injuri yang dialami klien dan dapat menyebutkan situasi yang dapat

meningkatkan kebutukan oksigen. Transfusi darah sudah masuk dan klien

tampak aktif dan konjungtiva tidak anemis, sehingga masalah keperawatan

ini teratasi.

Page 44: Askep Seminar Talasemia Ok

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

An. A dengan thalasemia yang dirawat diruang anak C1L1 RSDK

Semarang memiliki masalah keperawatan berupa gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan, perubahan proses dalam

keluarga berhubungan dengan dampak penyakit anak terhadap keluarga,

perubahan pola aktifitas berhubungan dengan anemia, dan resiko tinggi

injury berhubungan dengan abnormalitas hemoglobin dan penurunan oksigen.

Secara umum intervensi yang dilakukan adalah berdiskusi masalah nutrisi

pada anak, modifikasi cara penyajian sayur dengan memberikan jus sayur,

pemberian transfusi darah, dan memberikan informasi tentang thalasemia dan

organisasinya. Masalah keperawatan kebutuhan nutrisi belum teratasi,

sedangkan masalah perubahan proses dalam keluarga, perubahan pola

aktifitas dan resiko injuri sudah teratasi.

B. SARAN

1. Perawat

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan

thalasemia diharapkan lebih ditingkatkan lagi dalam melibatkan

keikutsertaan orang tua klien, karena orang tua lebih banyak mempunyai

waktu bersama klien, dan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi

pada tubuh klien. Perawat dapat memberikan informasi-informasi yang

terkait tentang penyakit thalasemia dan perawatan mandiri yang dapat

dilakukan dirumah, sehingga orang tua dapat mengoptimalkan perannya

dalam merawat anak.

2. Orang Tua

Orang tua mempunyai banyak waktu bersama anaknya, sehingga

diharapkan orang tua bisa memonitor kesehatan anaknya dan mencegah

hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang mungkin

Page 45: Askep Seminar Talasemia Ok

terjadi pada anak dengan thalasemia. Orang tua diharapkan segera

membawa anaknya ketika kesehatannya mulai menurun atau terganggu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Permono B. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta:

ikatan Dokter Anak Indonesia; 2005.

2. Wong, Donna l. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.

Jakarta: EGC; 2003.

3. Mentzer WC. Buku Ajar Pediatri Rusolph. Jakarta: EGC;

2006.

4. Wikinson JM, Ahern NR. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.

Jakarta: EGC; 2011.

5. I Made Bakta. Hematologi Klinis praktis.Jakarta: EGC; 2006.

6. Donna L.Wong. Buku Ajar keperawatan Pediatrik Volume 2.

Jakarta: EGC; 2008.

7. Suriadi, Yuliati R. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:

EGC; 2006.

8. Klossner NJ, Hatfield NT. Introductory Martenity and

Pediatric Nursing Second Edition. Philadelphia: lippincott williams &

wilkins; 2010.

9. White L, Duncan G, baumle W. Foundations of Maternal and

Pediatric Nursing Third Edition. Australia: cengage learning; 2011.

10. Arijanty L, Nasar SS. Masalah nutrisi pada thalassemia. Jurnal

Sari Pediatri, Vol. 5, No. 1, Juni 2003; 2003.

11. Judarwanto W. Gangguan Proses Makan Pada Anak. Jakarta :

tidak diterbitkan; 2007.

12. Ali Z. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC; 2009.

13. Honing GR. Sindrom Thalassemia. Dalam: Wahab AS, Editor.

Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol.II, Edisi 15. Jakarta: EGC; 2000.

14. World Health Organization. Penggunaan Klinis Darah, Editor

Syamsi RM. Jakarta: EGC; 2005.

Page 46: Askep Seminar Talasemia Ok