askep kolesistitis

51
BAB I PENDAHULUAN Kolesistitis akut adalah reaksi inflamasi akut dinding kantung empedu atau reaksi inflamasi akut dinding empedu yang disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas dalam. Hingga kini patogenesis penyakit yang cukup sering dijumpai ini masih belum jelas, walaupun belum ada data epidemiologis penduduk, insidensi kolesistitis dan batu empedu dinegara kita relative lebih rendah disbanding negara-negara barat. Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kantung empedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90 %) yang terletak diductus sisticus yang menyebabkan statis cairan empedu. 1

Upload: mgs-fhya-part-ii

Post on 24-Nov-2015

325 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

guh

TRANSCRIPT

BAB II

BAB I

PENDAHULUAN

Kolesistitis akut adalah reaksi inflamasi akut dinding kantung empedu atau reaksi inflamasi akut dinding empedu yang disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas dalam.

Hingga kini patogenesis penyakit yang cukup sering dijumpai ini masih belum jelas, walaupun belum ada data epidemiologis penduduk, insidensi kolesistitis dan batu empedu dinegara kita relative lebih rendah disbanding negara-negara barat.

Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kantung empedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90 %) yang terletak diductus sisticus yang menyebabkan statis cairan empedu.BAB IIKONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi Kolesistitis akut adalah: Reaksi inflamasi akut dinding kantung empedu

Reaksi inflamsi akut dinding empedu yang disertai nyeri perut kanan, nyeri tekan dan panas badan

B. EtologiUmumnya kolesistitis disebabkan oleh batu empedu. Sumbatan batu empedu pada ductus sisticus menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguan aliran darah limfe. Bakteri komensal kemudian berkembang biak. Penyebab lain adalah kuman-kuman seperti: Escherichia coli, Salmonella typhosa, Cacing askaris atau pengaruh enzim-enzim pankreas.C. PatofisiologiSebagian besar batu empedu terbentuk dalam kantung empedu dan sebagian besar batu didalam saluran empedu berasal dari kantung empedu. Batu empedu bisa terbentuk didalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau sekilas dilakukan pengangkatan kandung empedu. Batu empedu dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu (kolingitis), infeksi pankreas (pangkreastitis) atau infeksi jika saluran empedu tersumbat maka bakteri akan tumbuh dan segera menimbulkan infeksi dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebarnya infeksi kebagian tubuh lainnya. Sebagian besar batu empedu dalam waktu lama, tidak menimbulkan gejala terutama bila batu menetap dikantung empedu dan masuk ke usus halus atau usus besar dan menyebabkan penyumbatan usus (ileus empedu).Tiga faktor spesifik yang berperan dalam pembentukan batu empedu:

1) Faktor metabolic antara lain: pengendapan garam-garam empedu, pigmen dan kolesterol, fosfolipid, garam empedu dan kolesterol yang diperlukan. Kolesterol untuk dapat larut dalam empedu. Pengurangan garam empedu yang terdapat dalam duodenum untuk direabsorbsi mengurangi jumlah garam empedu dalam empedu.2) Status biliaris menimbulkan stagnasi dalam kantung empedu dan menimbulkan absorbsi air yang berlebihan memungkinkan pengendapan garam-garam dengan mudah.3) Peradangan pada kantung empedu, mukosa kantung empedu mengabsorbsi lebih banyak asam empedu sehingga mengurangi kelarutan kolesterol.

D. Manifestasi Klinika). Gangguan pencernaan (Mual/muntah)b). Nyeri perut kanan atas atau kadang-kadang hanya rasa tidak enak diepigastriumc). Yang khas yaitu nyeri yang menjalar kebahu atau subskapulad). Demam dan ikterus (bila terdapat batu Aductus koledokusistikus)e). Gejala nyeri perut bertambah bila makan banyak lemakf). Defisiensi vitaming). Tanda Murphy positif: sementara hipokandrium kanan ditekan, inspirasi dihentikan karena adanya rasa nyeriE. Penatalaksanaan Terapi Umum

Istirahat:- Tirah baring

- Infuse cairan / elektrolit

- Penyedot nasogastrik bila muntah berkepanjangan Diet:- Diet lunak, peroral tetap dibatasi

- Nutrisi parenteral

Medikamentosa

Obat pertama: -antibiotic parenteral spectrum luas (terutama 6 grm

negative) Obat alternatif:

a). Petidine / analgetik untuk menekan nyeri

b). Meperidin, IM : 50 100 mg/4jam

Obat ini kurang menyebabkan spasme spingter oddi dibandingkan morfin

Bedah

Kolesistokinin cara terbaik (jarang)

Kolesistostomi F. Komplikasi1) Perforasi kandung empedu2) Empiema kandung empedu

3) Abses hati

4) Sepsis

5) Episematous kolesistitisG. PrognosisPenyembuhan spontan didapatkan pada 85 % kasus, sekalipun kandung empedu menjadi tebal, fibrotik, penuh dengan batu dan tidak berfungsi lagi. Kadang-kadang kolesistitis akut berkembang secara cepat menjdadi gangrene, empiema dan perforasi kandung fistel, abses hati atau perikonitis umum. Tetapi hal ini dapat dicegah dengan pemberian antibiotic yang adekuat pada awal serangan. Tindakan bedah akut pada pasien usia tua (> 75 thn) mempunyai prognosis yang jelek disamping kemungkinan banyak timbul komplikasi pasca bedah.BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Data Dasar Pengkajian

1. Aktivitas/istirahatGejala: kelemahan

Tanda: gelisah

2. Sirkulasi

Tanda: takikardi, berkeringat

3. Eliminasi

Gejala: perubahan warna urine dan feces

Tanda: distensi abdomen, teraba massa pada kuadran kanan atas, urine gelap

pekat, feces warna tanah liat, steatorea4. Makanan/cairan

Gejala:anoreksia, mual muntah, tidak toleran terehadap lemak dan

makanan, pembentukan gas, regurgitasi berulang, nyeri

epigastrium, tidak dapat makan, flatus, dyspepsia, bertahapTada:kegemukan, adanya penurunan berat badan

5. Nyeri/kenyamanan

Gejala:nyeri abdomen atas berat, dapat menyebar kepunggung atau bahu

kanan, kolik epigastrium tengah sehubungan dengan makanan, nyeri

mulai tiba-tiba dan biasanya memuncak dalam 30 menitTanda:nyeri lepas, otot tegang atau kaku bila kuadran kanan atas ditekan;

tanda Murphy positif6. Pernafasan

Tanda:peningkatan frekuensi pernafasan, pernafasan tertekan ditandai oleh

nafas pendek dan dangkal

7. Keamanan

Tanda:demam, menggigil, ikterik, dengan kulit berkeringat dan gatal-gatal

(pruritus), kecenderungan perdarahan (kekurangan vitamin K)

8. Penyuluhan/pembelajaranGejala:kecenderungan keluarga untuk terjadi batu empedu, adanya

kehamilan atau kelahiran: riwayat DM, penyakit inflamasi usus,

diskarsias darah9. Pertimbangan rencana pemulangan

DRG menunjukkan rerata lama dirawat 3-4 hari memerlukan dukungan dalam perubahan diet/penurunan berat badan

B. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umumKehilangan BAB:keluarga mengatakan berat badan klien sedikit menurun

selama sakitKelemahan:klien tampak lemah

Perubahan mood:ekspresi wajah klien tampak meringis

Vital sign:TD 120/80 mmHg, N: 58 x/mnt, S: 380C, P: 25 x/mnt

Cirri-ciri tubuh:kulit klien berwarna sawo matang, rambut klien hitam

2) Head to toe

Kulit/integument

Warna kulit kuning, suhu 380C

Kepala dan rambut

Rambut agak kotor, tidak ada luka, tidak ada kleuhan nyeri dikepala Kuku : kuku klien panjang dan agak kotor Mata dan penglihatan : penglihatan jelas Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak ada peradangan, tidak ada perdarahan

Telinga atau pendengaran

Kedua telinga simetris berada pada posisinya, tidak ada peradangan, perdarahan, cairan

Mulut dan gigi

Bibir terlihat pucat, fungsi pengecapan, mulut dan gigi kotor Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, arteri karoris teraba Dada : bentuk dada dan gerakan dada simetris Abdomen : bentuk simetris, peristaltic usus Perineum dan genitalia

Genitalia kurang besar, tidak ada peradangan, pembengkakan dan peradangan

3) Pengkajian data focus System respiratori:frekuensi napas meningkat

System kardiovaskuler:TD klien pada saat dikaji 120/80 mmHg, nadi

kuat, kepala agak pusing System integument:turgor kulit jelek

System penglihatan:penglihatan jelas

System musculoskeletal:klein nampak lemah

System neurology:tidak dikaji

C. Pemeriksaan DiagnostikDarah lengkap: leukosit sedang (akut)

Bilirubin amilase serum: meningkat

Enzim hati serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH, agak meningkat

Kadar protomin:menurun bila obstruksi air dan empedu dalam usus

menurunkan obstruksi vitamin K

Ultrasound :menyatakan kalkuli dan distensi kandung empedu dan atau

duktus empedu (sering merupakan proses diagnostic awal)Kolangiopangkreatografi retrograf endoskopik: memperlihatkan percabangan biller dengan kanulasi duktus koleductus melalui duodenumKolangiografi transhepatik perkutaneus: pembedahan gambaran dengan fluroskopi antara penyakit kandung empedu dan kanker pankreas (bila ikterik ada)Kolesistogram (untuk kolesistitis kronik): menyatakan batu pada system empeduSkan CT:dapat menyatakan kista kandung empedu, dilatasi ductus empedu dan

membedakan antara ikterik obstruksi/nonobstruksiSkan hati (dengan zat radioaktif): menunjukkan obstruksi percabangan biller

Foto abdomen (multiposisi):menyatakan gambaran radiology (klasifikasi) batu

empedu. Klasifikasi dinding atau pembesaran

kantung empeduFoto dada : menunjukkan pernafasan yang menyebabkan penyebaran nyeri

Rencana Tindakan1) Nyeri b/d agen cedera biologis, obstruksi/spasme ductus, proses inflamasi, iskemia jaringan/nekrosis d/d laporan nyeri, kolik bilier, wajah menahan nyeri, perilaku berhati-hati, respons otonomik, focus pada diri sendiriKH:melaporkan nyeri hilang/terkontrol. Menunjukkan penggunaan

keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai dengan indikasi

situasi individual Observasi dan catat lokasi. Beratnya (skala 0 10) dan karakter nyeriR/:membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi

tentang kemajuan/perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi dan

keefektifan intervensi. Catat respon terhadap obat dan laporkan pada dokter bila nyeri hilang

R/:nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunjukkan

terjadinya komplikasi/kebutuhan terhadap intervensi lebih lanjut Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan pasien yang nyamanR/:tirah baring pada posisi fowler rendah menurunkan tekanan intra

abdomen; namun pasien akan melakukan posisi yang menghilangkan

nyeri secara ilmiah Gunakan sevrei halus/katun; cairan klamin; minyak mandi (alpha keri) kompres dingin/pelembab sesuai indikasiR/:menurunkan iritasi atau kulit kering dan sensasi gatal

Control suhu lingkungan

R/:dingin pada sekitar ruangan membantu memeinimalkan

ketidaknyamanan kulit Dorong menggunakan teknik relaksasi, contoh: bombing imajinasi, visualisasi, latihan napas dalam, biarkan aktivitas tegangR/:meningkatkan istirahat, memusatkan kembali perhatian, dapat

meningkatkan koping

Mandiri

Sediakan waktu untnuk mendengar dan mempertahankan kontak dengan pasien seringR/:membantu dalam menghilangkan cemas dan memusatkan kembali

perhatian yang dapat menghilangkan nyeri

Kolaborasi

Mempertahankan status biasa, pemasukan/pertahankan pengisapan yang sesuai indikasiR/:membuat secret gaster yang merangsang pengeluaran

kolesistokinin dan kontraksi kandung empedu Berikan obat sesuai indikasi: antikolinergik, contoh: atropine, propanelin (pro-banthine)R/:menghilangkan refleks spasme/kontraksi otot halus dan membantu

dalam manajemen nyeri2) Kekurangan vilume cairan b/d kehilangan melalui pengisapan gastro berlebihan distensi dan hipermobilitas gasterKH:menunjukkan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda vital

stabil, membrane mukosa lembab, turogr kulit baik, pengisian kapiler

baik secara individu mengeluarkan urine cukup dan tidak ada muntah Pertahankan masukan dan haluaran akurat, perhatikan haluaran kurang dari masukan, peningkatan berat jenis urine, kaji membrane mukosa/kulit, nadi periver dan pengisian kapilerR/:memberikan info tentang status cairan/volume sirkulasi dan kebutuhan

pergantian Awasi tanda atau gejala peningkatan/berlanjutnya mual/muntah, kejang abdomen, kelemahan, kejang, ringan, kecepatan jantung tak teratur, parastesia, hipoaktif (tak ada bising usus, presi pernapasan)R/:muntah berkepanjangan, aspirasi gaster, pembatasan pemasukan oral

dapat menimbulkan devisit natrium, kalium dan klorida Kolaborasi Mempertahankan pasien puasa sesuai kebutuhanR/:menurunkan sekresi dan mortalitas pasien

Masukan slang NG, hubungkan kepenghisapan pertahankan potensi sesuai indikasiR/:memberikan traktu istirahan pada traktut G1 Kaji ulang pemeriksaan laboratorium, contoh: Ht/Hb: elektrolit, GDA (pH): waktu pembekuan.

R/:membantu dalam evaluasi sirkulasi volume, mengidentivikasi

deficit dan mempengaruhi pilihan intervensi atau

pengantian/koleksi Berikan cairan IV, elektrolit dan vit. K

R/:mempertahankan volume sirkulasi dan memperbaiki ketidak

seimbangan

3) Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d memakasa diri atau pembatasan berat badan sesuai aturan, mual / muntah, dyspepsia, nyeri

KH:melaporkan mual/muntah hilang. Menunjukkan kemajuan mencapai

berat badan atau mempetahankan berat badan individu yang tetap Kaji distensi abdomen sering berdahak, berhati-hati menolak bergerak

R/:tanda non verbal ketidaknyamanan b/d gangguan pencernaan, nyerigas Perkirakan/hitung pemasukan kalori. Jaga komentar tentang napsu makan sampai minimal

R/:mengidentivikasi kekurangan/kebutuhan nutrisi, berfokus pada masalah membuat Susana kurang dan mempengaruhi masukan Timbang sesuai indikasiR/:mengevaluasi keefektifan rencana diet Kolaborasi

Konsultasi dengan ahli diet/tim pendukung nutrisi sesuai indikasiR/:berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individual melalui rute

yang paling tepat Diet cair rendah lemak. Setelah slang NG di lepas

R/:pembatasan lemak, menurunkan rangsangan pada kandung

empedu dan nyeri sehubungan dengan tidak semua lemak dicerna

dan berguna dalam mencegah kekambuhan4) Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi d/d pertanyaan, minta informasi, pernyataan salah konsepsi, tidak mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegahKH:- menyatakan pemahaman proses penyakit, pengobatan prognosis

- melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dan program

pengobatan Mandiri

Berikan penjelasan/alasan tes dan persiapannyaR/:informasi menurunkan cemas, dan rangsangan simpatis Kaji ulang proses penyakit/prognosis, diskusikan perawatan dan pengobatan, dorong pertanyaan, ekspresi masalahR/:memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan

berdasarkan informasi, komunikasi efektif dan dukungan turunkan

cemas, tingkatkan penyembuhan Kaji ulang program obat kemungkinan efeksamping

R/:batu empedu sering berulang, perlu terapi jangka panjang, terjadinya

diare, kram selama terapi senodiol dapat dihubungkan dengan

dosis/dapat diperbaikiASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. A

DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN KOLESISTITISDIRUANG PERAWATAN III RSU LABUANG BAJI

No. RM:Tanggal: 27 - 4 - 2008

Tempat: III B RSU Labuang BajiI. Data umuma. Identitas klien

Nama: Tn. AUmur: 45 tahunTempat/Tgl. Lahir: Toraja 1963Jenis kelamin: Laki-lakiStatus perkawinan: Menikah

Agama: Kristen

Suku : Toraja

Pendidikan terakhir: SMA

Lama kerja:

Telepon: -

Pekerjaan: Petani

Alamat: Tator

Tgl. Masuk RS: 27 April 2008

Ruangan: III B RS Labuang Baji

Sumber info.: Klien dan keluarga

Golongan darah: Ab. Penanggung jawab

Nama: Ny. B

Umur: 43 tahun

Pendidikan terakhir: SMA

Pekerjaan: IRT

Hubungan dengan klien: Istri

Telepon: -

Alamat: TatorII. Riwayat kesehatan saat ini1) Alasan masuk RSKeluarga klien mengatakan klien dibawah kerumah sakit karena demam dan mual muntah2) Keluhan utama

Keluarga klien mengatakan klien merasa nyeri pada bagian perut kanan atas

3) Riwayat penyakit

Provokativ: tidak dikaji

Quality: klien tidak mampu menggambarkan rasanyerinya

Region: nyeri pada abdomen

Safeity: nyeri sedang dengan skala 4

Tining : nyeri dirasakan tidak terus menerusIII. Riwayat kesehatan masa lalu

a). Penyakit yang pernah dialami Riwayat sebelumnya

Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah mengalami penyakit yang sama

Penyebab

Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakit klien

Riwayat perawatan

Keluarga klien mengatakan klien belum pernah mendapat perawatan sebelumnya Riwayat pengobatan

Kleuarga klien mengatakan klien belum pernah mendapat pengobatan sebelumnya

Riwayat operasi

Kleuarga klien mengatakan klein belum pernah dioperasi sebelumnya

b). Riwayat alergi

Keluarga klien mengatakan klien tidak mempunyai riwayat alergi baik makanan maupun obat-obatan

c). Riwayat imunitas

Keluarga klein mengatakan tidak mengetahui mengenai status imunitas klien

IV. Riwayat kesehatan keluarga

Ket:

: Laki-laki

: Perempuan X: Meninggal

: Klien

: Tinggal serumahGenerasi I:meninggal karena faktor usiaGenerasi II:klien berusia 45 tahun berjenis kelamin laki-laki anak ke-2 dari 3 bersaudaraGenerasi III:anak-anak klien saat ini, klien tinggal dengan 2 orang anaknya

Kesimpulan:dari penjelasan genogram di atas (GI, GII, GIII) dapat disimpulkanbahwa tidak ada penyakit keturunan

V. Riwayat psiko-sosio-spiritual

1) Pola koping

Keluarga klien mengatakan jika ada masalah klien selalu menceritakan pada keluarga2) Harapan klien terhadap keadaan penyakitnya

Keluarga klien berharap klein dapat cepat sembuh dan penyakitnya tidak kambuh lagi

3) Faktor stressor

Keluarga klien mengatakan dapat menerima keadaan klien4) Konsep diri

Klien takut akan kematian, merasa kuatir dengan lingkungannya5) Pengetahuan klien tentang penyakitnya

Keluarga klein mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang sedang dialami klien6) Adabtasi

Keluarga klien mengatakan klien dapat beradabtasi dengan penyakitnya7) Hubungan dengan masyarakat

Klien mempunyai hubungan baik dengan keluarga dan masyarakat8) Hubungan dengan anggota keluarga

Klien mempunyai hubungan baik dengan keluarga

9) Bahsa yang sering digunakan

Dalam kehidupan sehari-hari, klien menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Toraja

10) Perhatian terhadap orang lain dan lawan bicara

Klien nampak kurang perhatian11) Keadaan lingkungan

Keluarga klien mengatakan lingkungan tempat tinggal klien cukup aman dan bersih12) Kegiatan keamanan

Keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien rajin ke gereja

VI. Kebutuhan dasar atau pola kebiasaan sehari-haria). Makan Sebelum masuk rumah sakit klien makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, sayur,ikan Setelah masuk rumah sakit klien mengatakan makan 2 kali sehari dengan komposisi diet RSb). Minum

Sebelum masuk rumah sakit frek. 7 8 gelas/hari volume tergantung aktivitas

Minuman yang disukai adalah the manis dan tidak ada minuman pantangan Setelah masuk rumah sakit klien minum kira-kira 4 5 gelas/haric). Tidur

Setelah masuk rumah sakit klien tidur malam dari jam 21.30 05.00 kebiasaan klien sebelum tidur nonton TV, tidak ada gangguan tidur dan jarang tidur siang

Setelah masuk rumah sakit klien mengatakan susah tidur karena nyeri, klien tampak lemah, kantong mata tampak hitam

d). Eliminasi fekal / BAB

Sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan BAB lancar 1 x sehari, dengan konsistensi lunak, warna feces kekuning-kuningan dan tidak mengalami kesulitan dalam BAB Setelah masuk rumah sakit klien jarang BAB

e). Personal hygiene

Sebelum masuk rumah sakit klien mandi 1x sehari, rajin memotong kuku dan berpenampilan rapi Setelah masuk rumah sakit klien mandi 1 x sehari itupun dimandikan perawat, rambut dan kuku klien tampak kotor, genitalia klien kurang besih

VII. Klasifikasi data

Data SubjektifData Objektif

Keluarga klien mengatakan klein sering mengeluh nyeri Klien mengatakan tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri Klien mengatakan demam dan pusing

Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan atas

Klien mengatakan susah tidur

Klien mengatakan mual muntah dan tidak ada nafsu makan Klien mengatakan tidak enak dan kurang bergairah

Keluarga klien mengatakan berat badan klien sedikit menurun

Klien mengatakan cemas dan takut akan penyakitnya

Klien mengatakan penyakitnya tidak akan sembuh

Klien mengatakan jarang BAB Wajah klien tampak meringis Klien nampak dibantu pemenuhan ADLnya Suhu 38 0C

BB menurun

Klien tampak lemah dan letih

Turgor kulit jelek dan warna kuning

Mata ikterus

Kepala dan rambut klien kotor

Kuku klien kotor

Bibir tampak pucat dan kering

Mulut dan gigi klien tampak kotor

Daerah genitalia klien kurang bersih

Tidur tidak teratur

Klien nampak gelisah

Kulit klien terasa panas

Kulit nampak kering dan tidak lembab

Klien nampak bertanya

Klien nampak bingung

VIII. Analisa data

No.Data KeperawatanKemungkinan PenyebabMasalah Keperawatan

12

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Ds:klien mengatakan demam

dan pusingDo:- suhu 38 0C

- kulit klien teraba panas

Do:- bibir tampak pucat dan

kering

-kulit nampak kering dan

tidak lembab

Ds:-keluarga klien mengatakan

klein sering mengeluh

nyeri

-klien mengatakan nyeri pd

bagian perut kanan atas

Do:-wajah klien tampak

meringisDs:-klien mengatakan tidak

nafsu makan, rasa mual

muntah

-keluarga klien mengatakan

BB klien sedikit me

Do:-BB me

Do:-turgor kulit jelek dan

warna kulit kuning

Ds:-klien mengatakan susah

tidurDo:-tidur tidak teratur

Ds:-klien mengatakan kurang

enak dan tidak bergairah

Do:-klien tampak lemah dan

letih

Ds:-klien mengatakan tidak

dapat memenuhi

kebutuhannya sendiriDo:-klien nampak dibantu

dalam pemenuhan

ADLnya

-kepala dan rambut klien

kotor, kuku klien kotor,

mulut dan gigi klien

tampak kotor

-daerah genitalia klien

kurang bersihDs:-klien mengatakan jarang

BAB

Ds:-klien mengatakan cemas

dan takut akan

penyakitnya

Do:-klien nampak gelisah

Ds:-klien mengatakan

penyakitnya tidak akan

sembuhDo:-klien nampak bertanya

-klien nampak bingungGaram-garam empedu, pigmen, kolesterolMengendap

Batu empedu

Penyempitan sal. Empedu

Statis kandung empedu

Getah empedu yg tetap berada dalam kandung empedu akan menimbulkan suatu Rx kimia: otolisis stasis kandung empedu

Pembuluh darah dalam kantung empedu akan terkompensi sehingga suplai vaskuklernya terganggu

NekrosisiReaksi inflamasi

Merangsang hipotalamus(pelepasan pirogen endogen)

Pengaktifan termoregulatorSel point meRespon menggigil

pesuhu tubuh

Penyerapan vit. K terganggu

Protrombin

Perdarahan

pe suhu tubuh

Evaporasi me

Cairan berkurang

Pelepasan mediator kimia(bradikinin)

NosiseptorThalamusCortex serebri

Nyeri dipersepsikan

Pelepasan prostaglandin dihipotalamus

Merangsang trigezoneReaksi mual muntah

anoreksia

Nutrisi inadekuat

Hiperbilirubinemia

Ikterus

Badan menjadi kuning

Merangsang saraf otonom

Mengaktifkan norepinefrin

Saraf simpatis terangsang

Meningkatkan kerja organ tubuh

REM

Klien terjaga

Metabolisme terganggu

ATP me

Energi kurang

Kelemahan

Aktivitas tg3Perawatan diri kurang

Self care devicit

Penyempitan saluran empedu

Pengaliran bilirubin ke usus me

Mal absorbsi bilirubin

Pencernaan lemak buruk sehingga lemak didalam usus tetap berlebihan

Feces berwarna tanah liat

SteatoreaBatu empedu

Perubahan status kesehatan

Hospitalisasi

Kurang terpajan informasi

Krisis situasi

Stress me

Pola koping inefektif

Salah interpretasi informasiHipertermiDevicit volume cairan

Nyeri

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan integritas kulit

Gangguan isitrahat tidur

Intoleransi aktivitas

Self care devicit

Gangguan eliminasi BAB

Ansietas

Kurang pengetahuan

Diagnosa keperawatan

1) Hipertermi b/d reaksi inflamasi

2) Devisit volume cairan b/d perdarahan, evaporasi meningkat

3) Nyeri b/d reaksi inflamasi

4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia

5) Gangguan integritas kulit b/d hiperbilirubinemia

6) Gangguan istirahat tidur b/d nyeri

7) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

8) Self care devicit b/d kelemahan

9) Gangguan eliminasi BAB b/d mal absorbsi bilirubin

10) Ansietas b/d perubahan status kesehatan

11) Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi

No.Diagnosa KeperawatanTujuan Dan KHIntervensiRasional

1Hipertermi b/d reaksi inflamasi d/d:Ds:-klien mengatakan demam dan pusing

Do:-s = 38 0C

-kulit klien teraba

panasSetelah melakukan tindakan 2 x 24 jam dapat menunjukan suhu tubuh yang normal, dengan KH: Kulit klien teraba tidak panas lagi Klien tidak demam lagi

S = 36,4 37, 2 0C1) Pantau suhu tubuh pasien, perhatikan menggigil/diaforesis2) Berikan kompres hangat

3) Kolaborasi pemberian antipiretika). Suhu 38 0C menunjukan proses peny. Infeksius akut pola demam dapat membantu dalam diagnosab). Dapat membantu mengurangi demam

c). Obat anti demam dapat mkan panas

2Devisit volume cairan b/d perdarahan, evaporasi m d/d:Do:-bibir klien tampak

pucat dan kering

-kulit nampak kering

dan tidak lembabSetelah melakukan tindakan 1 x 24 jam, volume cairan adekuat dengan KH: Bibir klien tidak tampak pucat dan kering

Kulit tidak nampak kering1) Pertahankan masukan dan haluaran akurat, perhatikan haluaran kurang masukan, p berat jenis urine2) Hindari dari lingkungan yang berbau

3) Kaji perdarahan yang tak biasanya

4) Pertahakan pasien puasa sesuai kebutuhana). Memberikan informasi tentang status cairan/volume sirkulasi dan kebutuhan penggantianb). me rangsangan pd pusat muntah

c). protrombin darah me dan waktu koagulasi memasang bila aliran emepdu terhambat, me resiko perdarahan/hemoragid). me sekresi dan motilitas gaster

No.Diagnosa KeperawatanTujuan Dan KHIntervensiRasional

3Nyeri b/d proses inflamasi d/d:

Ds:-keluarga klien

mengatakan klien

sering mengeluh

nyeri

-klein mengatakan

nyeri pd bagian perut

kanan atas

Do:-wajah klien tampak

meringisSetelah melakukan tindakan 2 x 24 jam nyeri klien dapat berkurang dengan KH:

Klien tidfak meringis lagi

Klien tidak lemah dan letih lagi1) Observasi dan catat lokasi, beratnya (skala 0 10) dan karakter nyeri (menetap, hilang timbul)

2) Catat respon terhadap obat dan laporkan pd dokter bila nyeri hilang

3) Dorong penggunaan teknik relaksasi

4) Kolaborasi pemberian obat anti nyeri/analgetika). Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang kemajuan/perbaikan penyakit

b). Nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunjukan terjadinya komplikasi

c). m istirahat, memusatkan kembali perhatian, dapat meningkatkan koping

d). obat analgeti dapat m atau menghilangkan nyeri

4Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia d/d:Ds:-klien mengatakan

tidak nafsu makan,

mual-muntah

-Keluarga klien

mengatakan BB

klien sedikit me

Do:-BB me

-klien tampak lemahSetelah melakukan tindakan 1 x 24 jam diharapkan nafsu makan klien kembali normal dgn KH: klien mengatakan nafsu makannya kembali normal mual-muntah hilang

BB klien kembali normal

Klien tidak lemah lagi1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai2) Berkan makanan sedikit dengan frekuensi sering

3) Observasi dan catat masukan makanan pasien

4) Kolaborasi pada ahli gizia). Mengidentifikasi defisiensi menduga kemungkinan intervensib). Makan sedikit-sedikit dapat me kelemahan dan me pemasukan

c). Mengawasi masukan kalori atau kualitas, kekurangan konsumsi makanan

d). Membantu dalam membuat rencana diit untunk memenuhi keb. individual

No.Diagnosa KeperawatanTujuan Dan KHIntervensiRasional

5G3 integritas kulit b/d hiperbilirubinemia d/d:

Do:-turgor kulit jelekSetelah melakukan tindakan 2 x 24 jam dapat menunjukkan integritas kulitnya baik dengan KH: Turgor kulit normal1) Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adekuat2) Hindari sabun alkali, berikan minyak kalamin sesuai indikasi

3) Kolaborasi berikan obat sesuai indiksi: antihistamina). Pebaikan nutrisi akan memperbaiki kondisi kulitb). me potensial cederakulitc). menghilangkan gatal

6G3 istirahat tidur b/d nyeri d/d:Ds:-klien mengatakan

susah tidur

Do:-tidur tidak teraturSetelah melakukan tindakan 2 x 24 jam dapat menunjukkan pola tidur klien kembali normal dengan KH: klien tidak susah tidur lagi

tidur klien teratur1) tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi2) berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi3) kurangi kebisingan dan lampu

4) kolaborasi berikan sedative sesuai indikasi

a). mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepatb). me kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis/psikologis

c). memberikan situasi kondusif untuk tidur

d). mungkin diberikan untuk membantu klien tidur/istirahat selama periode transisi dari rumah kelingkungan baru

No.Diagnosa KeperawatanTujuan Dan KHIntervensiRasional

7Intoleransi aktivitas b/d kelemahan d/d:Ds:-klien mengatakan

kurang enak dan

kurang bergairah

Do:-klien tampak lemah

dan letihsetelah melakukan tindakan 1 x 24 jam, klien dpt bergerak dan menunjukkan toleransi terhadap aktivitas dgn KH: klien mengatakan tidak lemah lagi

klien merasa lebih baik1) tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, Bantu melakukan latihan2) lakukan tugas sengan cepat dan sesuai toleransi

3) kolaborasi berikan obat sesuai indikasi: sedative, agen antiansietasa). tirah baring lama dapat me kemampuanb). memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

c). membantu dalam manajemen kebutuhan tidur

8Self care deficit b/d kelemahan d/d:Ds:-klien mengatakan

tidak dapat

memenuhi

kebutuhannya sendiri

Do:-klien nampak

dibantu dalam

pemenuhan ADLnya

-kepala dan rambut

klien kotor, kuku

klien kotor, mulut

dan gigi klien

tampak kotor

-daerah genitalia klien

kurang bersihsetelah melakukan tindakan 2 x 24 jam, perawatan diri klien terpenuhi dengan KH: klien dapat memenuhi kebutuhan sendiri

kepala dan rambut bersih, kuku klien kotor, mulut dan gigi klien tampak bersih daerah genitalia klien tampak bersih1) kaji ulang kemampuan dan tingkat ketergantungan klien untuk memenuhi kebutuhan ADLnya2) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADLnya

3) Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien

a. Membantu dalam mengantisipasi, merencanakan, pemenuhan kebutuhan klienb. Untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien

c. m partisipasi keluarga dan perawatan diri klien

No.Diagnosa KeperawatanTujuan Dan KHIntervensiRasional

9G3 eliminasisetelah melakukan tindakan 2 x 24 jam BAB klien kembali normal1) anjurkan mengkonsumsi makanan yang tinggi serat2) kolaborasi dengan dokter untuk pemberian perangsang peristaltic

a. selidiki adanya abdomenb. m resiko konstipasi dan mencegah feces mengerasc. memungkinkan rangsangan peristaltic secara perlahan

d. mendeteksi adanya distensi gas/komplikasi

10Ansietas b/d perubahan status kesehatan d/d:

Ds:-klien mengatakan

cemas dan takut akan

penyakitnya

-klien nampak gelisahsetelah melakukan tindakan 1 x 24 jam klien1) catat petunjuk perilakku2) dorong perilaku orang terdekat untuk memberi perhatian

3) Bantu klien belajar mekanisme koping yang kuat

4) Kolaborasi pemberian obat anti ansietas sesuai indikasia. Indicator derajat ancietasb. Dorong orang terdekat dapat menurunkan ansietas klien

c. Koping yang kuat dapat mengatasi stress

d. Dapat me ansietas dan memudahkan istirahat

11Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi d/d:Ds:-klien mengatakan

penyakitnya tidak

akan sembuh

-klien tampak

bertanya

-klien nampak

bingungSetelah melakukan tindakan 1 x 24 jam, klien dapat memahami tentang penyakitnya dengan KH: Klien yakin penyakitnya akan sembuh

Klien tidak bertanya-tanya tentang penyakitnya lagi

Klien tidak bertanya tentang penyakitnya lagi1) Berikan penjelasan akan tes/dan persiapannya2) Kaji ulang proses penyakit/prognosis

3) Kaji ulang program obat, kemungkinan efek samping

a. Anjurkan pasien untunk menghindari makanan/minuman tinggi lemakb. informasi me cemas dan rangsangan simpatisc. memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi

d. batu empedu sering berulang, perlu terapi jangka panjange. mencegah/membatasi terulang serangan kandungan empedu

DAFTAR PUSTAKABrunner and Suddarth, 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC.Doengoes, 1999. Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.

Elisabeth C. 2000. Patofisiologi, Jakarta, EGC.Perhimpunan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, 2000. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, EGC.

Prite and Wilson, 2005. Patofisiologi, Jakarta, EGC.X

40

45

40

X

X

PAGE 2