askep jiwa kehilangan

Upload: wimbydea

Post on 31-Oct-2015

728 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan

TRANSCRIPT

  • 1 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pengalaman kehilangan dan duka cita adalah hal yang esensial dan normal

    dalam kehidupan manusia membiarkan pergi melepaskan dan terus melangkah

    terus terjadi ketika individu menjalani tahap pertumbuhan dan perkembangan

    normal dengan mengucapkan selamat tinggal kepada tempat orang, impian dan

    benda-benda yang disayangi. Kehilangan memungkinkan individu berupa dan

    terus berkembang serta memenuhi potensi diri. Kehilangan dapat direncanakan

    diharapkan atau terjadi tiba-tiba dan proses berduka yang mengikutinya jarang

    terjadi dengan nyaman atau menyenangkan. Walaupun tidak nyaman

    kehilangan kadang-kadang bermanfaat dan namun kehilangan juga dapat

    menghancurkan individu.

    Oleh karena itu, memenuhi kebutuhan spiritual individu yang berduka

    merupakan aspek Asuhan Keperawatan yang sangat penting. Respon emosional

    dan spiritual klien saling terkait ketika klien menghadapi penderitiaan dengan

    kesadaran akan kemampuan mengkaji penderitaan klien, perawat dapat

    meningkatkan rasa sejahtera. Memberi klien kesempatan untuk menceritakan

    penderitaanya

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apa pengertian dan pembagian dari kehilangan dan duka cita ?

    2. Bagaimana proses pembuatan Asuhan keperawatan Jiwa pada pasien dengan

    kehilangan dan duka cita ?

    1.3 Tujuan Penyusunan

    1.3.1 Tujuan Umum

    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa pada semester

    V, dan diharapkan bagi mahasiswa agar mampu memahami tentang gangguan atas

    kehilangan dan duka cita dan dapat membuat asuhan keperawatan pada pasien

    dengan kehilangan dan duka cita.

  • 2 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan kehilangan dan

    berduka

    2. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan kehilangan dan

    berduka

    3. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan

    berduka

    4. Mampu melaksanakan tindakan sesuai perencanaan keperawatan pada klien

    dengan kehilangan dan berduka

    5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan kehilangan dan

    berduka

  • 3 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Konsep Dasar dan Teori

    2.1.1. Pengertian Kehilangan (Loss)

    Menurut Iyus yosep dalam buku keperawatan jiwa 2007, Kehilangan adalah

    suatu keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian

    menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.

    Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap

    individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami

    kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk

    yang berbeda.

    Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehilangan

    merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang biasa terjadi pada orang- orang

    yang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaan

    yang sebelumya ada menjadi tidak ada).

    2.1.2. Pengertian Berduka Cita (Grieving)

    Grieving adalah reaksi emosional dari kehilangan dan terjadi bersamaan

    dengan kehilangan baik karena perpisahan, perceraian maupun kematian.

    Bereavement adalah keadaan berduka yang ditunjukan selama individu

    melewati rekasi

    2.1.3. Bentuk-Bentuk Kehilangan

    1. Kehilangan orang yang berarti.

    2. Kehilangan kesejahteraan.

    3. Kehilangan milik pribadi.

    2.1.4. Sifat Kehilangan

    1. Tiba tiba (Tidak dapat diramalkan)

    Kehilangan secara tiba-tiba dan tidak diharapkan dapat mengarah pada

    pemulihan dukacita yang lambat. Kematian karena tindak kekerasan, bunuh diri,

    pembunuhan atau pelalaian diri akan sulit diterima.

  • 4 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    2. Berangsur angsur (Dapat Diramalkan)

    Penyakit yang sangat menyulitkan, berkepanjangan, dan menyebabkan yang

    ditinggalkan mengalami keletihan emosional (Rando:1984).

    2.1.5. Tipe Kehilangan

    1. Actual Loss

    Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, sama

    dengan individu yang mengalami kehilangan. Contoh : kehilangan anggota badan,

    uang, pekerjaan, anggota keluarga.

    2. Perceived Loss ( Psikologis )

    Kehilangan Sesuatu yang dirasakan oleh individu bersangkutan namun

    tidak dapat dirasakan / dilihat oleh orang lain. Contoh : Kehilanga masa remaja,

    lingkungan yang berharga.

    3. Anticipatory Loss

    Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi. Individu

    memperlihatkan perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan yang

    akan berlangsung. Sering terjadi pada keluarga dengan klien (anggota) menderita

    sakit terminal.

    2.1.6. Lima Kategori Kehilangan

    1. Kehilangan objek eksternal.

    Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah

    menjadi usang berpinda tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam.

    Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang

    bergantung pada nilai yang dimiliki orng tersebut terhadap nilai yang dimilikinya,

    dan kegunaan dari benda tersebut.

    2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal

    Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah

    dikenal mencakup lingkungan yang telah dikenal Selama periode tertentu atau

    kepindahan secara permanen. Contohnya pindah ke kota baru atau perawatan

    diruma sakit.

    3. Kehilangan orang terdekat

    Orang terdekat mencakup orangtua, pasangan, anak-anak, saudara

    sekandung, guru, teman, tetangga, dan rekan kerja. Artis atau atlet terkenal

  • 5 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    mumgkin menjadi orang terdekat bagi orang muda. Riset membuktikan bahwa

    banyak orang menganggap hewan peliharaan sebagai orang terdekat. Kehilangan

    dapat terjadi akibat perpisahan atau kematian.

    4. Kehilangan aspek diri

    Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi

    fisiologis, atau psikologis. Orang tersebut tidak hanya mengalami kedukaan akibat

    kehilangan tetapi juga dapat mengalami perubahan permanen dalam citra tubuh

    dan konsep diri.

    5. Kehilangan hidup

    Kehilangan dirasakan oleh orang yang menghadapi detik-detik dimana orang

    tersebut akan meninggal.

    2.1.7. Tahapan Proses Kehilangan Dan Berduka

    Menurut Kubler Ross ( 1969 ) terdapat 5 tahapan proses kehilangan:

    1. Denial ( Mengingkari )

    1) Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak

    percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan

    mengatakan Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi, itu tidak

    mungkin.

    2) Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan terus

    menerus mencari informasi tambahan.

    3) Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah,

    pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis

    gelisah, tidak tahu harus berbuat apa.

    2. Anger ( Marah )

    1) Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya

    kehilangan.

    2) Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering

    diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu

    atau ditujukan kepada dirinya sendiri.

    3) Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak

    pengobatan , dan menuduh dokter dan perawat yang tidak becus.

  • 6 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    4) Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi

    cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.

    3. Bergaining ( Tawar Menawar )

    1) Fase ini merupakan fase tawar menawar dengan memohon kemurahan

    Tuhan.

    2) Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata kalau saja kejadian itu

    bisa ditunda maka saya akan sering berdoa.

    3) Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataannya

    sebagai berikut sering dijumpai kalau yang sakit bukan anak saya.

    4) Cenderung menyelesaikan urusan yang bersifat pribadi, membuat surat

    warisan, mengunjungi keluarga dsb.

    4. Depression ( Bersedih yang mendalam)

    1) Klien dihadapkan pada kenyataan bahwa ia akan mati dan hal itu tidak bias

    di tolak.

    2) Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri,

    tidak mudah bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat

    baik dan menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan,

    perasaan tidak berharga.

    3) Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makanan, ,susah

    tidur, letih, dorongan libido menurun.

    5. Acceptance (menerima)

    1) Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.

    2) Menerima kenyataan kehilangan, berpartisipasi aktif, klien merasa damai

    dan tenang, serta menyiapkan dirinya menerima kematian.

    3) Klien tampak sering berdoa, duduk diam dengan satu focus pandang,

    kadang klien ingin ditemani keluarga / perawat.

    4) Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti saya

    betul-betul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manis

    juga, atau Sekarang saya telah siap untuk pergi dengan tenang setelah

    saya tahu semuanya baik.

  • 7 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    Menurut Lambert and Lambert ( 1985 ) 3 fase :

    1. Repudiation ( Penolakan )

    2. Recognition ( Pengenalan )

    3. Reconciliation (Pemulihan /reorganisasi )

    Menurut Stuart and Sunden ( 1991 ) 3 fase :

    1. Closed Awareness

    Klien dan keluarga tidak menyadari akan kemunkinan dan tidak mengerti

    mengapa klien sakit dan mereka merasa seolah-olah klien bias sembuh.

    2. Mutual Pretence

    Klien dan keluarga mengetahui bahwa prognosa penyakit klien adalah

    penyakit terminal, namun berupaya untuk tidak menyinggung atau membicarakan

    hal tersebut secara terbuka.

    3. Open Awarenes

    Klien dan keluarga menyadari dan mengetahui akan adanya kematian dan

    merasa perlu untuk mendiskusikannya.

    2.1.8. Prespektif Agama Terhadap Kehilangan

    Dilihat dari perpektif agama hal-hal yang harus diperhatikan oleh individu

    untuk mengatasi kehilangan yang dialaminya adalah sabar, berserah diri,

    menerima dan mengembalikannya pada Allah SWT.

    2.1.9. Contoh Stressor dan Bentuk Kehilangan di Indonesia

    No Jenis Stressor Jenis Kehilangan

    1 Gempa dan Tsunami

    di Aceh

    Rumah, orang yang berarti, pekerjaan, bagian

    tubuh.

    2 Lumpur Lapindo Rumah, tetangga yang baik

    3 Gempa di Yogjakarta Rumah, makna rumah yang lama, orang yang

    berarti, bagian tubuh, pekerjaan.

    4 Jatuhnya pesawat

    Adam Air

    Orang yang berarti, bagian tubuh

    5 Tenggelamnya Kapal

    Levina

    Orang yang berarti

    6 Sampah longsor Orang yang berarti

    7 Banjir banding Harta benda, orang tercinta, lingkungan yang

    baik, kesehatan.

    8 PHK di IPTN Pekerjaan, status, harga diri

    9 Banjir Jakarta Harta benda, orang tercinta, lingkungan yang

    baik, kesehatan.

  • 8 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    2.2 Teori Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka

    2.2.1 Pengkajian

    Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi duka cita

    klien: apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui

    perilaku.

    Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian gar mengetahui

    apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :

    1. Persepsi yang adekuat tentang kehilangan

    2. Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan

    3. Perilaku koping yang adekuat selama proses

    1) Faktor predisposisi

    Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah:

    a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam

    keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan

    sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam

    menghadapi perasaan kehilangan.

    b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang

    teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih

    tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik

    c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama

    yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak

    berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya

    sangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan.

    d. Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu : Kehilangan atau perpisahan

    dengan orang yang berarti pada masa kana-kanak akan mempengaruhi

    individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa (Stuart-

    Sundeen, 1991).

    e. Struktur Kepribadian

    Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan

    menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap

    stress yang dihadapi.

  • 9 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    2) Faktor presipitasi

    Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan.

    Kehilangan kasih sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti:

    kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi;

    a. Kehilangan kesehatan

    b. Kehilangan fungsi seksualitas

    c. Kehilangan peran dalam keluarga

    d. Kehilangan posisi di masyarakat

    e. Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai

    f. Kehilangan kewarganegaraan

    3) Mekanisme koping

    Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara

    lain: Denial, Represi, Intelektualisasi, Regresi, Disosiasi, Supresi dan

    Proyeksi yang digunakan untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan

    sangat menyakitkan. Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi

    yang dalam. Dalam keadaan patologis mekanisme koping tersebut sering dipakai

    secara berlebihan dan tidak tepat.

    4) Respon Spiritual

    a. Kecewa dan marah terhadap Tuhan

    b. Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan

    c. Tidak memilki harapan; kehilangan makna

    5) Respon Fisiologis

    a. Sakit kepala, insomnia

    b. Gangguan nafsu makan

    c. Berat badan turun

    d. Tidak bertenaga

    e. Palpitasi, gangguan pencernaan

    f. Perubahan sistem imune dan endokrin

    6) Respon Emosional

    a. Merasa sedih, cemas

    b. Kebencian

    c. Merasa bersalah

  • 10 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    d. Perasaan mati rasa

    e. Emosi yang berubah-ubah

    f. Penderitaan dan kesepian yang berat

    g. Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau

    benda yang hilang

    h. Depresi, apati, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusasaan

    i. Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri

    7) Respon Kognitif

    a. Gangguan asumsi dan keyakinan

    b. Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan

    c. Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal

    d. Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggal

    adalah pembimbing.

    8) Perilaku

    Individu dalam proses berduka sering menunjukkan perilaku seperti :

    a. Menangis tidak terkontrol

    b. Sangat gelisah; perilaku mencari

    c. Iritabilitas dan sikap bermusuhan

    d. Mencari dan menghindari tempat dan aktivitas yang dilakukan bersama

    orang yang telah meninggal.

    e. Menyimpan benda berharga orang yang telah meninggal padahal ingin

    membuangnya

    f. Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol

    g. Kemungkinan melakukan gestur, upaya bunuh diri atau pembunuhan

    h. Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi

    2.2.2. Analisa Data

    1. Data subjektif:

    1) Merasa sedih

    2) Merasa putus asa dan kesepian

    3) Kesulitan mengekspresikan perasaan

    4) Konsentrasi menurun

  • 11 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    2. Data objektif:

    1) Menangis

    2) Mengingkari kehilangan

    3) Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain

    4) Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan

    5) Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas

    2.2.3. Diagnosa keperawatan

    Lynda Carpenito (1995), dalam Nursing Diagnostic Application to Clinicsl

    Pratice, menjelaskan tiga diagnosis keperawatan untuk proses berduka yang

    berdasarkan pada pada tipe kehilangan.

    2.2.4. Intervensi

    Intervensi untuk klien yang berduka

    1. Kaji persepsi klien dan makna kehilangannya. Izinkan penyangkalan yang

    adaptif.

    2. Dorong atau bantu klien untuk mendapatkan dan menerima dukungan.

    3. Dorong klien untuk mengkaji pola koping pada situasi kehilangan masa lalu

    saat ini.

    4. Dorong klien untuk meninjau kekuatan dan kemampuan personal.

    5. Dorong klien untuk merawat dirinya sendiri.

    6. Tawarkan makanan kepada klien tanpa memaksanya untuk makan.

    7. Gunakan komunikasi yang efektif.

    1) Tawarkan kehadiran dan berikan pertanyaan terbuka

    2) Dorong penjelasan

    3) Ungkapkan hasil observasi

    4) Gunakan refleksi

    5) Cari validasi persepsi

    6) Berikan informasi

    7) Nyatakan keraguan

    8) Gunakan teknik menfokuskan

    9) Berupaya menerjemahkan dalam bentuk perasaan atau menyatakan hal

    yang tersirat

  • 12 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    8. Bina hubungan dan pertahankan keterampilan interpersonal seperti :

    1) Kehadiran yang penuh perhatian

    2) Menghormati proses berduka klien yang unik

    3) Menghormati keyakinan personal klien

    4) Menunjukan sikap dapat dipercaya, jujur, dapat diandalkan, konsisten

    5) Inventori diri secara periodik akan sikap dan masalah yang berhubungan

    dengan kehilangan

    a. Prinsip Intervensi Keperawatan pada Pasien dengan Respon Kehilangan

    1) Bina dan jalin hubungan saling percaya

    2) Diskusikan dengan klien dalam mempersepsikan suatu kejadian yang

    menyakitkan dengan pemberian makna positif dan mengambil hikmahnya

    3) Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka

    4) Kurangi atau hilangkan faktor penghambat proses berduka

    5) Beri dukungan terhadap repon kehilangan pasien

    6) Tingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga

    7) Ajarkan teknik logotherapy dan psychoreligious therapy

    8) Tentukan kondisi pasien sesuai dengan fase berikut :

    a) Fase Pengingkaran

    Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan

    perasaannya.

    Dorong pasien untuk berbagi rasa, menunjukkan sikap menerima,

    ikhlas dan memberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan

    pasien tentang sakit, pengobatan dan kematian.

    b) Fase marah

    Beri dukungan pada pasien untuk mengungkapkan rasa marahnya

    secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan.

    c) Fase tawar menawar

    Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan

    takutnya.

    d) Fase depresi

    Identifikasi tingkat depresi dan resiko merusak diri pasien.

    Bantu pasien mengurangi rasa bersalah.

  • 13 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    e) Fase penerimaan

    Bantu pasien untuk menerima kehilangan yang tidak bisa dihindari.

    b. Prinsip Intervensi Keperawatan pada Anak dengan Respon Kehilangan

    1) Beri dorongan kepada keluarga untuk menerima kenyataan serta menjaga

    anak selama masa berduka.

    2) Gali konsep anak tentang kematian, serta membetulkan konsepnya yang

    salah.

    3) Bantu anak melalui proses berkabung dengan memperhatikan perilaku

    yang diperhatikan oleh orang lain.

    4) Ikutsertakan anak dalam upacara pemakaman atau pergi ke rumah duka.

    c. Prinsip Intervensi Keperawatan pada Orangtua dengan Respon Kehilangan

    (Kematian Anak)

    1) Bantu untuk diakan sarana ibadah, termasuk pemuka agama.

    2) Menganjurkan pasien untuk memegang/ melihat jenasah anaknya.

    3) Menyiapkan perangkat kenangan.

    4) Menganjurkan pasien untuk mengikuti program lanjutan bila diperlukan.

    5) Menjelaskan kepada pasien/ keluarga ciri-ciri respon yang patologis serta

    tempat mereka minta bantuan bila diperlukan.

    2.2.5. Evaluasi

    1. Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara spontan

    2. Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan terhadap kehilangan

    3. Klien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain

    4. Klien mempunyai koping yang efektif dalam menghadapi masalah akibat

    kehilangan

    5. Klien mampu minum obat dengan cara yang benar

  • 14 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    A. Askep Kasus

    Kasus :

    Ny. M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu

    perusahaan sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu suami Ny.

    M meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ny. M sering

    melamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum meninggal. Selain itu,

    Ny. M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah

    sehingga susah tidur.

    1. Pengkajian

    I. Identitas Klien

    Nama : Ny. M Tanggal Pengkajian : 20 11 2011

    Umur : 33 Tahun RM No. : 09.02.01.0570

    II. Alasan Masuk

    Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. M mengalami stress setelah

    seminggu yang lalu suami Ny. M meninggal.

    III. Keluhan Utama

    Pasien mengalami merasa putus asa dan kesepian, tidak berminat dalam

    berinteraksi dengan orang lain, mengingkari kehilangan, tidak berminat dalam

    berinteraksi dengan orang lain.

    IV. Faktor Predisposisi

    1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak

    2. Pengobatan sebelumnya : tidak berhasil

    3. Trauma

    Jenis trauma Usia Pelaku Korban Saksi

    Kehilangan 30 tahun Anak Ny. M NY. M

    Aniaya fisik

    Penolakan

    Kekerasan dalam

    keluarga

    Tindakan criminal

    Lain lain

  • 15 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    Jelaskan No. 1, 2, 3 :

    Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya

    Pasien belum pernah dibawa ke RSJ atau pengobatan lainnya

    Pasien perana kehilangan anaknya saat berumur 30 tahun,

    Masalah keperawatan : Berduka disfungsional

    4. Adakah anggota keluarga yang gangguan jiwa : Tidak ada

    5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?

    Pasien pernah mengalami kehilangan suami dan anaknya.

    Masalah keperawatan : Berduka disfungsional

    V. Pemeriksaan Fisik

    1. TD : 110/80 mmHg N : 90 x/mnt

    S : 36 oC RR : 24 x/mnt

    2. Ukuran : BB : 46 Kg TB : 168 Cm

    3. Keluhan fisik : Ada

    Jelaskan : Pasien mengeluhkan nyeri kepala, sakit pada perut.

    Masalah keperawawatan :

    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    VI. Psikososial

    1. Genogram :

    2. Konsep diri :

    a. Citra tubuh : bagian tubuh yang disukai adalah perut karena bagian

    perutnya perna ada bayi buah hatinya.

    b. Identitas diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga

    Ny. M

  • 16 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    c. Peran : pasien merupakan ibu rumah tangga yang hanya mengharapkan

    penghasilan suaminya.

    d. Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya dan

    klien mengingkari tasa kehilangan suaminya.

    e. Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagi

    anak dan suaminya.

    Masalah keperawatan : Penginkaran kehilangan

    3. Hubungan social :

    a. Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya

    tetapi ibunya kini sakit sakitan karena sudah tua.

    b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien sering

    mengikuti kegiatan masyarakat, meskipun klien seorang ibu rumah

    tangga.

    c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah osuami Ny. M

    meninggal, Ny. M tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain

    Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial

    4. Spiritual

    a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam

    b. Kegiatan ibadah : pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun

    Masalah keperawatan : tidak ada

    VII. Status Mental

    1. Penampilan

    Pasien memakai baju seragam pasien dengan benar (Rapi), tetapi klien tidak

    ada perubahan dalam pola makan (klien tidak nafsu makan).

    Masalah keperawatan : Anoreksia

    2. Pembicaraan

    Lambat, pasien berkomunikasi dengan baik dengan perawat namun harus

    sedikit dipaksa terlebih dahulu.

    Masalah keperawatan : tidak ada

    3. Aktivasi motorik

    Lesu, pasien hanya berdiam diri di kamar atau di taman dan jarang

    beraktifitas.

    Masalah keperawatan : devisit aktivitas

  • 17 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    4. Afek dan emosi

    a. Afek

    Datar, wajah pasien tanpa ekspresi

    b. Alam perasaan (emosi)

    Menangis

    Masalah keperawatan : Resiko menganiaya diri

    5. Interaksi selama wawancara :

    Kontak mata kurang

    Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi

    6. Persepsi sensorik

    Apakah ada gangguan : ada

    Halusinasi : tidak ada

    Ilusi : tidak ada

    Masalah keperawatan : tidak ada

    a. Proses pikir (arus dan bentuk pikir) : normal

    b. Isi pikir : normal

    7. Tingkat kesadaran

    Bingung, klien menginkari kehilangan suaminya.

    Terdapat gangguan orientasi orang

    Masalah keperawatan : perubahan proses pikir

    8. Memori

    Masih ingat dengan semua kejadian termasuk saat pemakaman suaminya

    namun tidak menerima kenyataan tersebut.

    Masalah keperawatan : tidak ada

    9. Tingkat konsentrasi dan berhitung

    Tidak mampu berkonsentrasi

    Masalah keperawatan : perubahan proses pikir

    10. Kemampuan penilaian

    Klien takut atau cemas, bagaimana dia hidup tanpa suaminya

    Masalah keperawatan : Ansietas berhubungan dengan keadaan di masa

    yang akan datang setelah kehilangan suaminya

  • 18 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    11. Daya tilik diri

    Mengingkari penyakit yang di deritanya, menanggap dirinya tidak

    mengalami sakit dan hanya sedih saja

    Masalah keperawatan : perubahan proses pikir

    VIII. Kebutuhan Perencanaan Pulang

    1. Kemampuan klien memnuhi kebutuhan :

    Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak

    Makanan

    Keamanan

    Perawatan kesehatan

    Pakaian

    Transportasi

    Tempat tinggal

    Keuangan

    2. Kegiatan hidup sehari hari

    a. Perawatan diri

    Kegiatan hidup sehari hari Bantuan total Bantua minimal

    Mandi

    Kebersihan

    Makan

    BAK

    BAB

    Ganti pakaian

    Masalah keperawatan : tidak ada

    b. Nutrisi

    Apakah anda puas dengan pola makan anda ? puas

    Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak

    Frekuensi makan sehari : 3 Kali, dan frekuensi kudapan sehari : 2

    kali

    Nafsu makan : Menurun

    Berat badan : menurun

    BB saat ini : 46 Kg

    BB terendah : 46 Kg

    BB tertinggi : 55 Kg

    Masalah keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

    tubuh

  • 19 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    c. Tidur

    Apakah ada masalah tidur, Ya, susah untuk memulai tidur

    Apakah merasa segar setelah bangun tidur, Tidak

    Apakah ada kebiasaan tidur siang, Tidak ada

    Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ? tidak

    ada

    Tidur malam jam : 11.00 WIB bangun jam : 04.00

    Rata rata tidur malam : 5 jam

    Apakah ada gangguan tidur : sulit untuk tidur

    Maslah keperawatan : gangguan pola tidur

    3. Kemampuan klien dalam hal hal berikut ini :

    Mengantisipasti kebutuhan sendiri : Ya

    Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Tidak

    Mengatur penggunaan obat : Tidak

    Melakukan pemeriksaan kesehatan : Tidak

    Masalah keperawatan : konflik pengambilan keputusan

    4. Klien memiliki system pendukung

    Keluarga : Ada

    Terapis : Ada

    Teman sejawat : Tidak ada

    Kelompok social : Tidak ada

    Jelaskan : keluarga dan perawat mendukung kesembuhan pasien dengan

    memotivasi bahwa dia bisa sehat kembali dan bisa gembira lagi

    5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?

    Tidak Menikmati, pasien lebih senang berdiam diri

    Masalah keperawatan : Defisit aktifitas

    IX. Mekanisme Koping

    ADAPTIF

    Bicara dengan orang lain

    Mampu menyelesaikan maasalah

    Teknik relaksasi

    Aktivitas konstriktif

    Olah raga

    Lain lain

  • 20 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    MALADAPTIF

    Minum alcohol

    Reaksi lambat / berlebihan

    Bekerja berlebihan

    Menghindar

    Menciderai diri

    Lain lain

    Pasien belum mampu melakukan koping yang efektif terhadap dirinya

    Masalah keperawatan : koping individu tak efektif

    X. Masalah Psikososial Dan Lingkungan

    1. Masalah dengan dukungan kelompok : Tidak ada

    2. Masalah berhubungan dengan lingkungan

    3. Spesifiknya : lebih suka menyendiri

    4. Maslah dengan pendidikan : Tidak ada

    5. Masalah dengan pekerjaan : Tidak ada

    6. Masalah dengan perumahan : Tidak ada

    7. Masalah dengan ekonomi : ada

    8. Masalah dengan pelayanan kesehatan : Tidak ada

    Masalah keperawatan : Tidak ada

    XI. Pengetahuan Kurang Tentang

    Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang

    kurang tentang suatu hal ?

    Koping, pasien belum mampu melaksanakan koping terhadap dirinya

    Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan

    XII. Aspek Medis

    Diagnose medic :

    Depresi

    Terapi medic :

    Diazepam

    Masalah keperawatan : Tidak ada

    XIII. Daftar Masalah Keperawatan

    1. Sindroma trauma perkosaan

    2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

  • 21 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    XIV. Daftar Diagnosa Keperawatan

    1. Berduka disfungsional

    2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    3. Pengingkaran kehilangan

    4. Kerusakan komunikasi social

    5. Anoreksia

    6. Devisit aktivitas

    7. Resiko menganiaya diri

    8. kerusakan komunikasi

    9. perubahan proses piker

    10. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    11. gangguan pola tidur

    12. konflik pengambilan keputusan

    13. Defisit aktifitas

    14. koping individu tak efektif

    15. Kurang pengetahuan

    2. Analisa data

    TGL DATA MASALAH TTD

    20-11

    -2011

    DS : Pasien mengatakan kenapa orang yang

    disayanginya selalu pergi meninggalkannya

    DO : Pasien tanpak menangis

    Kehilangan

    Disfungsional

    20-11

    -2011

    DS : Pasien mengatakan nafsu makannya

    menurun, makannya juga sedikit

    DO : BB Pasien 46 Kg (Kurus), sisa makanan

    pasien masih banyak, kondisi lemas

    Perubahan

    nutrisi kurang

    dari kebutuhan

    Tubuh

    20- 11

    -2011

    DS : Pasien mengatakan tidak semangat

    bahwa suaminya sekarang sedang bekerja

    DO : Pasien tanpak menunggu suaminya

    pulang

    Pengingkaran

    kehilangan

    20

    11-

    2011

    DS : Pasien mengatakan susah untuk memulai

    tidur

    DO : Pasien gelisah dan tidur larut malam

    Gangguan pola

    tidur

  • 22 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    3. Pohon masalah

    Defisit Aktifitas

    Koping Individu tak efektif

    Kehilangan dan duka cita

    MK 2 :

    Isolasi sosial

    MK 1:

    Kehilangan

    Disfungsional

    &

    Pengingkaran

    kehilangan

    MK 3 :

    Ansietas

  • 23 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    4. Rencana Keperawatan Jiwa

    No. Tgl No.

    Dx

    Perencanaan Rasional

    Tujuan KH Tindakan keperawatan

    1. 1 Setelah dialakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 1 x 24 jam,

    Ny. M dapat

    menyelaesaikan

    masa berkabung

    dengan tuntas.

    1. Ny. M dapat

    mengerti arti sakit

    dan kematian

    2. Ny. M dapat

    mengungkapkan

    perasaaanya

    3. Ny. M dapat

    mengurangi rasa

    bersalah melalui

    proses berkabung.

    1. Membina hubungan saling

    percaya antara Ny. M,

    keluarga, dengan sikap jujur,

    menerima, ikhlas, dan empati

    2. Menunjukan perhatian pada

    Ny. M baik melalui kata-kata

    maupun dengan sikap.

    3. Menanyakan kepada Ny.

    M pengalamannya tentang

    kematian.

    4. Menjelaskan pada Ny. M

    bahwa suaminya meninggal

    bukan tidur.

    5. Meminta kepada keluarga/

    orang yang berarti agar

    menemani Ny.M selama masa

    1. Hubungan saling percaya, dapat

    memudahkan dalam tindakan

    seterusnya.

    2. Sebagai wujud perhatian kita

    3. Untuk mengetahui pengalaman

    kehilangan dan berduka klien

    sebelumnya

    4. Untuk meyakinkan Ny.M bahwa

    suaminya telah meninggal

    5. Agar Ny.M tidak merasa

    sendirian setelah kepergian

    suaminya

  • 24 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    berduka bila perlu mengijinkan

    untuk tinggal bersama mereka.

    6. Mendorong Ny.M untuk

    mengungkapkan perasaannya

    dengan menanyakan apa yang

    dipikirkan selama suaminya

    masih hidup sampai sekarang.

    7. Menjelaskan pada Ny.M

    bahwa suaminya meninggal

    bukan karena akibat dia.

    8. Menejlaskan kepada Ny. M

    bahwa orang yang sudah

    meninggal tidak perlu ditangisi

    6. Untuk mengetahui ungkapan

    perasaan dari klien

    7. Agar Ny. M tidak merasa

    bersalah atas kematian

    suaminya

    8. Agar Ny. M tidak terus

    menangis dan bersedih

    2. 1 Setelah dialakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 1 x 24 jam

    Pasien dapat

    melalui fase

    1. Pasien dapat

    mengungkapkan

    penginkaran

    2. Pasien dapat

    menerima

    kenyataan

    1. Mendorong pasien untuk

    mengungkapkan

    pengingkarannya tanpa

    memaksa untuk menerima

    kenyataan.

    1. Membantu klien untuk

    mengungkapkan perasaan

    pengikaran terhadap kehilangan

  • 25 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    pengingkarannya

    dengan wajar tanpa

    kesulitan

    2. Mendengarkan dengan penuh

    minat dan perhatian apa yang

    dikatakan oleh pasien.

    3. Menjelaskan kepada pasien,

    bahwa perasaan tersebut wajar

    terjadi pada orang yang

    mengalami kehilangan.

    4. Membantu pasien untuk

    memakai mekanisme koping

    yang lain seperti menangis /

    berbicara.

    5. Mengikutsertakan orang yang

    berarti bagi pasien untuk

    menjelaskan apa yang telah

    terjadi.

    6. Meningkatkan kesadaran

    pasien secara bertahap tentang

    kenyataan kehilangan yang

    harus dihadapi.

    2. Sebagai bentuk / sikap untuk

    meyakinkan klien

    3. Untuk meyakinkan klien akan

    kematian itu pasti

    4. Untuk menghindari tindakan

    yang beresiko lainnya.

    5. Untuk meyakinkan klien

    mengenai hal yang sebenarnya

    terjadi

    6. Meningkatkan kesadaran klien

    akan kehilangan

  • 26 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    7. Memberi dukungan atas usaha

    pasien untuk menerima

    kenyataan.

    8. Membantu klien untuk

    mencoba mengungkapkan rasa

    marahnya.

    9. Menjawab semua pertanyaan

    pasien dengan singkat dan

    jelas.

    10. Memberi dukungan secara

    nonverbal.

    7. Sebagai motivasi dan dukungan

    klien untuk menerima kenyataan

    8. Sebagai bentuk ungkapan

    perasaan klien

    9. Sebagai bentuk umpan balik

    yang positif bagi klien

    10. Sikap yang dapat

    membangkitkan semangat

    2 Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 3 x 24 jam,

    pasien lebih

    merasa dihargai

    dan mampu

    berinteraksi dengan

    1. Pasien merasa

    lebih percaya diri

    2. Pasien dapat

    berkomunikasi

    dengan

    lingkungannya

    1. Bantu klien untuk dapat

    beradptasi dengan lingkungan

    barunya.

    2. Mengidenfikasi kemampuan

    dan aspek positif yang dimiliki

    pasien

    1. Dapat memudahkan klien

    beraktivitas dengan

    lingkungan dan keadaan

    barunya

    2. Mengetahui kemampuan dan

    aspek positif yang dimiliki

    pasien

  • 27 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    lingkungannya 3. Membantu pasien menilai

    kemampuan pasien yang masih

    dapat digunakan

    4. Membantu pasien memilih

    kegiatan yang akan dilatih

    sesuai dengan kemampuan

    pasien

    5. Melatih pasien sesuai

    kemampuan yang dipilih

    6. Memberikan pujian yang wajar

    terhadap keberhasilan pasien

    7. Menganjurkan pasien

    memasukkan dalam jadwal

    kegiatan harian

    3. Agar pasien merasa lebih

    berguna

    4. Mengidentifikasi kemampuan

    yang dimiliki pasien

    5. Agar pasien bisa meningkatkan

    kemampuannya

    6. Dengan diberi pujian pasien

    merasa dihargai

    7. Mengisi waktu luang pasien

    3 Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 3 x 24 jam,

    pasien dapat

    1. Klien dapat rileks

    2. Kecemasan

    berkurang

    1. Tunjukkan respon menerima

    klien

    2. Berikan respon empati dengan

    berfokus pada perasaan bukan

    pada kenyataan yang terjadi.

    1. Untuk menyakinkan klien

    2. Sebagai umpan yang positif bagi

    klien

  • 28 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    mengurangi

    ansietas akan

    kehilangan di masa

    depan

    3. Bantu klien untuk

    mengekspresikan perasaannya.

    4. Bantu klien untuk menurunkan

    tingkat kecemasannya :

    a. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan

    yang sifatnya supportif.

    b. Beri waktu untuk klien berespon.

    c. Beri perawatan individu sebagai manusia layaknya.

    d. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa

    memintanya untuk

    menyimpulkannya.

    e. Identifikasi pemikiran yang negatif dan Bantu untuk

    menurunkannya melalui

    interupsi atau substitusi.

    f. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang

    positif.

    g. Evaluasi ketepatan persepsi klien, logika dan kesimpulan

    yang dibuat klien.

    3. Agar klien bisa merasa lega

    4.

  • 29 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    5. Evaluasi Keperawatan

    NO. Tgl No.

    DX Evaluasi TTD

    1. 20-11

    - 2011

    1 S : Pasien mengatakan bahwa kematian sudah

    kehendak tuhan

    O :

    Pasien tampak lebih tenang

    Pasien tanpak tidak menangis

    A : masalah teratasi

    P : Intervensi dihentikan

    2. 2 S : Pasien mengatakan sudah bisa berkomunikasi

    dengan keluarga dan masyarakat

    O :

    Pasien terlihat berbicara dengan anggota

    keluarga

    A : masalah teratsi

    P : Intervensi dihentikan

    3. 3 S : Pasien sudah tidak cemas lagi

    O :

    Pasien Nampak terlihat berbicara dengan

    pasien atau perawat lain

    A : maslah Teratasi

    P : Intervensi dihentikan

  • 30 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

    PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

    (SP 1)

    I. Proses keperawatan

    1. Kondisi klien

    Ibu M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu

    perusahaan sebagaitulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu, suami Ibu M

    meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ibu M sering melamun dan

    selalu mengatakan jika suaminya belum meninggal. Selain itu, Ibu M juga tidak

    mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur.

    2. Diagnosa keperawatan

    Kehilangan Disfungsional & Pengingkaran kehilangan berhubungan dengan

    koping individu tidak efektif terhadap respon kehilangan pasangan

    3. Tujuan khusus

    Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien

    dapat merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat

    Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya

    Klien merasa lebih tenang

    4. Tindakan keperawatan

    Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan

    salam terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan

    dengan klien

    Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan

    setiap perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi

    Ajarkan klien teknik relaksasi

    II. Strategi pelaksanaan

    A. Tahap orientasi

    1. Salam terapeutik:

    - Assalamualaikum, selamat pagi Ibu M. Saya Rensita, Ibu bias

    memanggil saya suster Rensi. Saya perawat yang dinas pagi ini dari pukul

    07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat Ibu. Nama Ibu

    siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?

  • 31 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    2. Evaluasi / validasi:

    Baiklah, bagaimana keadaan Ibu M hari ini?

    3. Kontrak:

    a. Topik :

    Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang

    keadaan ibu?

    b. Waktu :

    Saya rasa 30 menit cukup Bu. Ibu bersedia?

    c. Tempat :

    Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.

    B. Tahap kerja

    1. Baiklah Ibu M, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan Ibu M saat

    ini?

    2. Saya mengerti Ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi

    sebenarnya memang suami Ibu telah meninggal. Sabar ya, Bu

    3. Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi coba Ibu pikir, jika

    Ibu pulang ke rumah nanti, Ibu tidak akan bertemu dengan suami Ibu karena

    beliau memang sudah meninggal. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan, Bu. Ibu

    harus berusaha menerima kenyataan ini.

    4. Ibu, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan. Meninggalnya

    suami Ibu juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup. Tidak

    ada satu orang pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun Ibu sendiri.

    5. Ibu sudah bisa memahaminya?

    6. Ibu tidak perlu cemas. Umur Ibu masih muda, Ibu bisa mencoba mencari

    pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga Ibu. Saya percaya Ibu

    mempunyai keahlian yang bias digunakan. Ibu juga tidak akan hidup sendiri.

    Ibu masih punya saudara-saudara, anak-anak dan orang lain yang sayang dan

    peduli sama Ibu.

    7. Untuk mengurangi rasa cemas Ibu, sekarang Ibu ikuti teknik relaksasi yang

    saya lakukan. Coba sekarang Ibu tarik napas yang dalam, tahan sebentar,

    kemudian hembuskan perlahanlahan.

    8. Ya, bagus sekali Bu, seperti itu.

  • 32 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    C. Tahap terminasi

    1. Evaluasi:

    (subjektif): Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai

    memahami kondisi yang sebenarnya terjadi?

    (objektif) : Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal-hal yang Ibu

    dapatkan dari perbincangan kita tadi dan coba Ibu ulangi teknik relaksasi

    yang telah kita lakukan.

    2. Tindak Lanjut :

    Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa cemas, Ibu dapat melakukan

    teknik tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak terima dengan kenyataan

    ini, Ibu dapat mengingat kembali perbincangan kita hari ini.

    3. Kontrak yang akan datang:

    Sudah 30 menit ya, Bu. Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup.

    Besok sekitar jam 09.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan

    tentang hobi Ibu. Mungkin besok kita bisa berbincang-bincang di taman depan

    ya Bu. Apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah, kalau tidak ada, saya

    permisi dulu ya Bu. Assalamualaikum.

  • 33 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

    PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

    (SP 2)

    I. Proses keperawatan

    1. Pengkajian

    Pada pertemuan kedua, Ibu M sudah mulai menunjukkan rasa penerimaan

    terhadap kehilangan. Namun, ia masih menarik diri dari lingkungan dan orang-

    orang sekitarnya. Ia juga masih melamun dan merasa gelisah sehingga tidurnya

    tidak nyenyak.

    2. Diagnosa keperawatan

    Isolasi sosial berhubungan dengan koping individu tidak efektif terhadap

    respon kehilangan pasangan

    3. Tujuan khusus

    Klien tidak menarik diri lagi daan dapat membina hubungan baik kembali

    dengan lingkungannya maupun dengan orang-orang di sekitarnya

    4. Tindakan keperawatan

    - Libatkan klien dalam setiap aktivitas kelompok, terutama aktivitas yang ia

    sukai

    - Berikan klien pujian setiap kali klien melakukan kegiatan dengan benar

    II. Strategi pelaksanaan

    A. Tahap orientasi

    1. Salam terapeutik: Assalamualaikum, selamat pagi Ibu M. Masih ingat

    dengan saya Bu? Ya, betul sekali. Saya suster rensi, Bu. Seperti kemarin, pagi

    ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat Ibu.

    2. Evaluasi validasi: Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa sudah lebih baik

    dari kemarin? Bagus kalau begitu

    3. Kontrak: Sesuai janji yang kita sepakati kemarin ya, Bu. Hari ini kita

    bertemu untuk membicarakan hobi Ibu di taman depan. Saya rasa 30 menit

    seperti kemarin cukup ya, Bu.

  • 34 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    B. Tahap kerja

    1. Nah, Bu. Apakah Ibu sudah memikirkan hobi yang Ibu senangi?

    2. Ternyata Ibu hobi bermain voli ya? Tidak semua orang bisa bermain voli

    lho, Bu.

    3. Selain bermain voli, apa Ibu mempunyai hobi yang lain lagi?

    4. Wah, ternyata Ibu juga hobi menyanyi, pasti suara Ibu bagus. Bisa Ibu

    menunjukkan sedikit bakat menyanyi Ibu pada saya?

    5. Wah ternyata Ibu memang berbakat menyanyi, suara Ibu juga cukup bagus.

    6. Ngomong-ngomong tentang hobi Ibu bermain voli, berapa sering Ibu

    biasanya bermain voli dalam seminggu?

    7. Cukup sering juga ya Bu. Pasti kemampuan Ibu dalam bermain voli sudah

    terlatih.

    8. Apa Ibu pernah mengikuti lomba voli? Wah, ternyata Ibu hebat juga ya

    dalam bermain voli. Buktinya, Ibu pernah memenangi lomba voli antarwarga

    di daerah rumah Ibu.

    9. Nah, bagaimana kalau sekarang Ibu saya ajak bergabung dengan yang lain

    untuk bermain voli? Tampaknya di sana banyak orang yang juga ingin

    bermain voli. Ibu bias melakukan hobi Ibu ini bersama-sama dengan yang

    lain.

    10. Ibu-ibu, kenalkan, ini Ibu M. Ibu M juga akan bermain voli bersama-sama.

    Ibu M ini jago bermain voli, lho.

    11. Nah, sekarang bisa Ibu tunjukkan teknik-teknik yang baik dalam bermain

    bola voli?

    12. Wah, bagus sekali Bu. Ibu hebat.

    13. Ibu M, saat Ibu sedang merasa emosi tapi tidak mampu meluapkannya, Ibu

    bias melakukan kegiatan ini bersama-sama yang lain. Selain itu, kegiatan ini

    juga dapat membuat Ibu berhubungan lebih baik dengan yang lainnya dan Ibu

    tidak merasa kesepian lagi.

  • 35 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    C. Tahap terminasi

    1. Evaluasi:

    (subjektif): Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa sudah lebih baik

    dibandingkan kemarin?

    (objektif): Sekarang coba Ibu ulangi lagi apa saja manfaat yang dapat Ibu

    dapatkan dengan melakukan kegiatan yang Ibu senangi.

    2. Tindak Lanjut : Baiklah Bu, kalau begitu Ibu dapat bermain voli saat Ibu

    sedang merasa emosi. Atau Ibu dapat melakukan kegiatan ini paling tidak dua

    kali dalam seminggu.

    3. Kontrak yang akan datang: Nah, waktu kita sudah hampir habis ya Bu.

    Besok jam 08.00 setelah makan pagi, saya akan kembali lagi untuk

    mengajarkan Ibu cara meminum obat dengan benar. Kita ketemu di ruangan

    Ibu saja, ya? Apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah, kalau tidak, saya

    permisi dulu ya, Bu. Assalamualaikum.

  • 36 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

    PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

    (SP 3)

    I. Proses Keperawatan

    1. Pengkajian

    Pada pertemuan ketiga, Ibu M sudah mulai tidak banyak melamun dan

    mulai membuka dirinya kepada orang-orang sekitarnya. Ibu M juga mau

    membalas sapaan ataupun senyuman jika ada perawat ataupun orang lain yang

    menyapanya ataupun tersenyum padanya. Namun, Ibu M mengaku ia masih

    terbayang akan suaminya saat ia akan tidur. Hal tersebut membuat Ibu M

    merasa gelisah, tidur tidak nyenyak, bahkan sulit tidur.

    2. Diagnosa keperawatan

    Ansietas berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang setelah

    kehilangan pasangan

    3. Tujuan khusus

    - Klien dapat mengetahui aturan yang benar dalam meminum obat

    - Ansietas klien berkurang sehingga klien dapat tidur dengan nyenyak

    4. Tindakan keperawatan

    - Ajarkan klien cara meminum obat dengan benar

    - Awasi klien saat minum obat

    II. Strategi Pelaksanaan

    A. Tahap orientasi

    1. Salam terapeutik: Assalamualaykum, selamat pagi Ibu M.

    2. Evaluasi validasi: Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa semalam Ibu bisa

    tidur dengan nyenyak?

    3. Kontrak: Ibu tidak bisa tidur dengan nyenyak ya? Baiklah, sesuai dengan

    janji kita yang kemarin, saya akan memberitahu Ibu obat yang harus Ibu

    minum untuk mengurangi kecemasan Ibu dan agar Ibu dapat tidur dengan

    nyenyak. Saya rasa 15 menit saja cukup ya Bu, di kamar ini saja.

  • 37 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    B. Tahap kerja

    1. Nah, kita langsung mulai saja ya Bu. Ini ada beberapa macam obat-obatan

    yang harus Ibu minum.

    2. Ini obatnya ada dua macam ya Bu. Yang warna putih ini namanya BDZ.

    Fungsi dari obat ini agar pikiran Ibu bisa lebih menjadi tenang. Kalau pikiran

    Ibu tenang, Ibu bias tidur dengan nyenyak.

    3. Kemudian, yang warna kuning ini adalah HLP. Ini juga harus Ibu minum

    agar perasaan Ibu bisa rileks dan Ibu tidak lagi merasakan cemas yang

    berlebihan.

    4. Nah Bu, semua obat ini diminum tiga kali sehari ya Bu, jam 7 pagi, jam 1

    siang, dan jam 7 malam. Masing-masing obat satu butir saja. Obat-obatan ini

    juga harus diminum setelah Ibu makan.

    5. Apa Ibu mempunyai keluhan dalam meminum obat?

    6. Ooh, jadi Ibu tidak tahan dengan rasa pahitnya ya? Kalau begitu, setelah Ibu

    minum obat Ibu bisa memakan permen agar rasa pahitnya dapat berkurang.

    7. Jika setelah minum obat ini mulut Ibu menjadi terasa kering sekali, Ibu bisa

    minum banyak air untuk mengatasinya agar mulut Ibu tidak kering.

    8. Tapi jika ada efek samping yang berlebihan seperti gatal-gatal, pusing, atau

    mual, Ibu bisa panggil saya atau perawat lain yang sedang bertugas.

    9. Nah, sebelum ibu meminum obatnya, pastikan dulu ya Bu, obatnya sesuai

    atau tidak. Ibu juga jangan lupa perhatikan waktunya agar obat tersebut dapat

    diminum tepat waktu.

    C. Tahap terminasi

    1. Evaluasi:

    (subjektif): Apa Ibu sudah mengerti apa saja obat yang harus Ibu minum dan

    bagaimana prosedur sebelum meminumnya?

    (objektif): Bagus. Kalau Ibu sudah mengerti, coba ulangi lagi apa saja obat

    yang harus Ibu minum dan apa saja prosedur meminum obatnya.

    2. Tindak Lanjut : Seperti yang sudah saya katakan tadi ya Bu, jika setelah

    minum obat mulut Ibu terasa kering, Ibu dapat meminum air yang banyak.

    Dan kalau Ibu merasa gatal-gatal, ousing, atau bahkan muntah, Ibu dapat

    menghubungi saya atau perawat lain yang sedang bertugas.

  • 38 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    3. Kontrak yang akan datang: Baiklah Bu, nanti jam 14.00 setelah makan

    siang, saya akan datanhg kembali untuk memantau perkembangan Ibu. Kita

    bertemu di ruangan ini saja ya Bu. Sebelum saya pergi apa ada yang ingin

    Ibu tanyakan? Baiklah Bu, kalau tidak ada, saya permisi dulu.

    Assalamualaikum.

  • 39 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    Berdasarkan data-data yang diperoleh, akhirnya dapat disimpulkan bahwa

    kehilangan merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang bisa terjadi pada orang-

    orang yang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaan

    yang sebelumnya ada menjadi tidak ada). Kehilangan bisa meliputi kehilangan objek

    eksternal, lingkungan yang dikenal, orang terdekat, aspek diri, dan kehilangan hidup.

    Di dalam menangani pasien dengan respon kehilangan, diperlukan prinsip-

    prinsip keperawatan yang sesuai, misalnya pada anak atau pada orang tua dengan

    respon kehilangan (kematian anak).

    Pengkajian yang dapatdilakukan yaitu dengan mengidentifikasi faktor

    predisposisi dan fektor presipitasi.

    Dimana factor predisposisi meliputi :

    1. Genetic

    2. Kesehatan Jasmani

    3. Kesehatan Mental

    4. Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu

    5. Struktur Kepribadian

    4.2 Saran

    Setelah kami membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada klien

    dengan respon kehilangan dan berduka (Loss and Grief), maka kami menganggap

    perlu adanya sumbang saran untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan

    keperawatan.

    Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan sebagai berikut:

    1. Dalam perencanaan tindakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan klien pada saat

    itu.

    2. Dalam perumusan diagnosa keperawatan, harus diprioritaskan sesuai dengan

    kebutuhan maslow ataupun kegawatan dari masalah.

    3. Selalu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan baik yang kritis maupun

    yang tidak.

  • 40 Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka

    DAFTAR PUSTAKA

    Budi, Anna Keliat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :

    EGC

    Iyus, Yosep. 2007. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama : Bandung