askep dispepsia

Upload: tra-cyank-zahraslalu

Post on 14-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    1/40

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar BelakangKata Dyspepsia berasal dari bahasa -Yunani yang berarti pencernaan

    yang sulit / jelek, juga dikenal sebagai sakit perut atau gangguan

    pencernaan, mengacu pada kondisi gangguan pencernaan Ini adalah suatu

    kondisi medis yang ditandai dengan nyeri kronis atau berulang di atas.

    perut kepenuhan dan merasa kenyang lebih awal dari yang diharapkan

    ketika makan. Hal ini dapat disertai dengan kembung, bersendawa, mual,

    atau mulas. Dispepsia adalah masalah umum, dan sering akibat penyakit

    gastroesophageal reflux (GERD) atau gastritis, tetapi dalam sebuah

    minoritas kecil mungkin merupakan gejala pertama dari penyakit ulkus

    peptikum (tukak lambung dari lambung atau duodenum) dan kadang-

    kadang kanker

    Banyak sumber, banyak juga angka yang diberikan. Ada yang

    menyebut 1 dari 10 orang, namun ada juga yang menyatakan sekitar 25

    persen dari populasi. Mengenai jenis kelamin, ternyata baik lelaki maupun

    perempuan bisa terkena penyakit itu. Penyakit itu tidak mengenal batas

    usia, muda maupun tua, sama saja. Di Indonesia sendiri, survei yang

    dilakukan dr Ari F Syam dari FKUI pada tahun 2001 menghasilkan angka

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    2/40

    mendekati 50 persen dari 93 pasien yang diteliti. Sayang, tidak hanya di

    Indonesia , di luar negeri pun, menurut sumber di Internet, banyak orang

    yang tidak peduli dengan dispepsia itu. Mereka tahu bahwa ada perasaan

    tidak nyaman pada lambung mereka, tetapi hal itu tidak membuat mereka

    merasa perlu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

    Padahal, menurut penelitian- masih dari luar negeri-ditemukan bahwa

    dari mereka yang memeriksakan diri ke dokter, hanya 1/3 yang tidak

    memiliki ulkus (borok) pada lambungnya atau dispepsia non-ulkus. Angka

    di Indonesia sendiri, penyebab dispepsi adalah 86 persen dispepsia

    fungsional, 13 persen ulkus dan 1 persen disebabkan oleh kanker lambung.

    Menurut Depkes (2003), dispepsia berada pada peringkat ke 10 dengan

    proporsi 1,5% untuk kategori 10 penyakit terbesar pada pasien rawat jalan

    diseluruh rumah sakit di Indonesia. Tahun 2004 dispepsia menempati

    urutan ke 15 dari daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di

    Indonesia dengan proporsi 1,3 % dan menempati urutan ke 35 dari 50

    penyakit penyebab kematian. Survei yang dilakukan dr Ari F. Syam dari

    FKUI pada tahun 2001 dari 93 pasien yang diteliti, hampir 50%

    mengalami dispepsia. Berdasarkan data dari Rumah Sakit umum

    Mokopido Tolitoli tahun 2011 didapatkan bahwa angka kejadian rawat

    inap kasus dispepsia diruang teratai interna berjumlah 204 pasien (22,7%),

    dan untuk tahun 2012 periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni

    2012 adalah 154 pasien, dengan presentase 17,2%.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    3/40

    Masalah kesehatan yang tersebut diatas menarik minat peneliti untuk

    menulis karya tulis ilmiah oleh karena masalah tersebut harus

    ditanggulangiuntuk mengurangi dan mencegah komplikasi komplikasi

    yang lebih berat. Dan untuk mengatasi masalah masalah yang lazim

    tersebut, diperlukan asuhan keperawatan yang komprenhensif ditujukan

    untuk meningkatkan mencegah, mengatasi dan memulihkan kesehatan

    dengan mempergunakan pendekatan proses keperawatan.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Bagaimana

    pelaksanaan asuhan keperawatan pada ny. m dengan kasus dispepsia

    diruang terarai interna rsu mokopido tolitoli.

    C. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan umum

    Untuk memperoleh pengalaman tentang penerapan Asuhan

    Keperawatan Pada Ny. J Dengan Kasus Dispepsia Di Ruang Teratai RSUD

    DATUBERU

    2. Tujuan khusus

    1. Mampu melakukan tahapan pengkajian Asuhan Keperawatan Pada Ny. JDengan Kasus Dispepsia Di Ruang Teratai.

    2. Mampu melaksanakan perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Ny. JDengan Kasus Dispepsia.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    4/40

    3. Mampu melaksanakan implementasi Asuhan Keperawatan Pada Ny. JDengan Kasus Dispepsia.

    4. Mampu melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Ny. J5. Mampu melakukan catatan perkembangan Asuhan Keperawatan Pada Ny.

    J Dengan Kasus Dispepsia

    D. Metode Penulisan

    Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan

    metode deskriptif dengan menggambarkan data secara objektif dimulai

    dari pengumpulan data, pengolahan sampai evaluasi dan selanjutnya

    menyajikan dalam bentuk narasi. Dalam penyusunan Karya tulis ilmiah ini

    penulis memperoleh data melalui :

    1. Wawancara langsung dengan tanya jawab pada klien, keluarga,pembimbing.

    1. Observasi yaitu dengan cara mengamati langsung pada saat melakukanasuhan keperawatan.

    2. Pengkajian fisik sebelum melakukan perencanaan dan tindakankeperawatan.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    5/40

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    I. PENGERTIANDispepsia adalah merupakan kumpulan keluhan atau gejala klinis

    yang terdiri rasa tidak enak atau sakit diperut bagian atas yang menetap

    atau mengalami kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik

    berupa rasa panas didada (heart burn) dan regurgitasi asam lambung, kini

    tidak lagi termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :

    1) Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik

    sebagai penyebabnya.

    2) Dispepsia non organik atau dispepsia fungsional atau dispepsia non

    ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.

    Dyspepsia merupakan kumpulan gejala/simtom atau sindrom yang

    terdiri dari keluhan nyeri uluh hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa

    cepat kenyang, rasa penuh/begah dan rasa panas di dada/epigastrium

    (FKUI,Dharmika, 2001).

    II. ETEOLOGIPenyebab dispepsia adalah :

    1. Menelan udara (aerofagi)2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    6/40

    3. Iritasi lambung (gastritis)4.

    Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis

    5. Kanker lambung6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

    Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin

    disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada

    beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang

    lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan

    yang menurun, mual, sembelit, diare danflatulensi (perut kembung).

    III. PATOFISIOLOGIDengan kriteria tidak adanya kelainan organik pada SCBA, maka teori

    patogenesisnya sangat bervariasi. Berbagai usaha telah dicoba untuk

    menerangkan korelasi yang ada antara keluhan dengan sedikitnya temuan

    kelainan yang ada secara konvensional.

    IV. MANIFESTASI KLINISKlasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan atau gejala yang

    dominan, membagi dispepsia menjadi 3 tipe :

    1. Dispepsia dan keluhan seperti ulkus (ulcus-like dyspepsia), dengan gejala :a. Nyeri epigastrium terlokalisasi.b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    7/40

    c. Nyeri saat lapar.d.

    Nyeri episodik.

    2. Dispepsia dengan GFI seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspepsia),dengan gejala :

    a. Mudah kenyangb. Perut cepat terasa penuh saat makanc. Muald. Muntahe. Upper abdominal bloatingf. Rasa tak nyaman bertambah saat makan.3. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)

    V. PEMERIKSAAN PENUNJANG1.

    Pemeriksaa Radiologi

    a. OMD dengan kontras gandab. Serologi Helicobacter pyloric. Urea breath test2. Pemeriksaan Endoskopia. CLO (rapid urea test)b. Patologi anatomi (PA)c. Kultur mikroorganisme (MO) jaringand. PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    8/40

    VI. PENATALAKSANAANPengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu :

    1. Antasid 20-150 ml/hariGolongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi

    asam lambung. Campuran yang biasanya terdapat dalam antasid antara lain Na

    bikarbonat, AL (OH)3, Mg (OH)2 dan Mg trisilikat. Pemakaian obat ini

    sebaiknya jangan diberikan terus-menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk

    mengurangi rasa nyeri. Mg trisilikat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga

    berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis

    besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.

    2. AntikolinergikPerlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif

    yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan

    sekresi asam lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek

    sitoprotektif.

    3. Antagonis reseptor H2Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau

    esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor

    H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin dan famotidin.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    9/40

    4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)Sesuai dengan namanya, golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung

    pada stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk

    golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol dan pantoprazol.

    5. SitoprotektifProstaglandin sintetik seperti misoprostol (PGE) dan enprestil (PGE2). Selain

    bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal.

    Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostaglandin endogen, yang

    selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan

    meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif

    (sebagai site protective), yang senyawa dengan protein sekitar lesi mukosa

    saluran cerna bagian atas (SCBA).

    6.

    Golongan prokinetik

    Obat yang termasuk golongan prokinetik, yaitu sisaprid, dom peridon dan

    metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia

    fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki

    bersihan asam lambung (acid clearance).

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    10/40

    PROSES KEPERAWATAN

    DISPEPSIA

    A. PENGKAJIAN1. Kaji tanda dan gejala dispepsia Apakah klien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual atau

    muntah.

    Kapan gejala tersebut terjadi, apakah terjadi sebelum/ sesudah makan,setelah mencerna makanan pedas/ pengiritasi/ setelah mencerna obat

    tertentu/ alkohol.

    Apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stres, alergi, makan/ minumterlalu banyak.

    2. Kaji terhadap riwayat penyakit lambung sebelumnya/ pembedahanlambung.

    3. Kaji nutrisi klien.4. Kaji tanda yang diketahui pada saat pemeriksaan fisik meliputi nyeri tekan

    abdomen dehidrasi (perubahan turgor kulit, membran mukosa).

    5. Kaji terhadap tindakan klien untuk mengatasi gejala dan efek-efeknya.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    11/40

    B. DIAGNOSA KEPERAWATANBerdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan yang

    mungkin muncul meliputi :

    1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairantidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.

    2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganmasukan nutrisi yang tidak adekuat.

    3. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.4. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

    C. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASITujuan utama mencakup mempertahankan keseimbangan cairan,

    menghindari makanan pengiritasi dan menjamin masukan nutrisi adekuat,

    menghilangkan nyeri, mengurangi ansietas, meningkatkan kesadaran tentang

    penatalaksanaan diet.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    12/40

    D. INTERVENSI KEPERAWATAN1.

    Meningkatkan keseimbangan cairan.

    a. Pantau masukan dan haluran cairan setiap hari untuk mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi.

    b. Kaji nilai elektrolit (natrium, kalium, klorida) setiap 24 jam untukmendeteksi indikator awal ketidakseimbangan.

    2. Meningkatkan nutrisia. Kaji adanya mual, muntah, sakit ulu hati dan kelelahan.b. Hindari makanan/ minuman yang mengandung kafein karena kafein adalah

    stimulan sistem saraf pusat yang meningkatkan aktivitas lambung.

    c. Hindari penggunaan alkohol dan nikotin.3. Menghilangkan nyeria.

    Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan klien.

    b. Menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mukosalambung.

    4. Mengurangi ansietasa. Gunakan pendekatan untuk mengkaji pasien dan menjawab semua

    pertanyaan selengkap mungkin.

    b. Menjelaskan semua prosedur dan pengobatan sesuai dengan tingkatpemahaman klien.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    13/40

    E. EVALUASIHasil yang diharapkan :

    1. Mempertahankan keseimbangan cairan. Mentoleransi terapi intravena Minum 6-8 gelas air setiap hari Mempunyai haluaran urin kira-kira 1 liter setiap hari Menunjukkan turgor kulit2. Menghindari makan makanan pengiritasi/ minuman yang mengandung

    kafein/ alkohol.

    3. Melaporkan nyeri berkurang4. Menunjukkan berkurangnya ansietas5. Mematuhi program pengobatan

    Memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi

    Menggunakan obat-obatan sesuai res

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    14/40

    DAFTAR PUSTAKA

    1) Mansjoer, Arief et all.2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jilid 1 Edisi III.: Media

    Aesculapius.

    2) Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.2001.Buku Ajar Ilmu

    Penyakit Dalam.Jilid 2 Edisi 3.Jakarta : FKUI.

    3) Smeltzer, Suzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

    dan Suddarth.Edisi 8.Vol 2.Jakarta : EGC.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    15/40

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.J

    DENGAN DIAGNOSA MEDIK DISPEPSIA

    RUANG RPDW RSUD DATU BERU

    I. BIODATA,Pengkajian = kamis. 23 mei 2014

    A. Identitas Klien/ Pasien1. Nama : Ny. J2. Umur : 46 tahun3. Jenis Kelamin : Perempuan4. Agama : Islam5. Suku : jawa6.

    Status Marital : Kawin

    7. Pendidikan/Pekerjaan : Petani8. Bahasa yang digunakan : nasional9. Alamat : tapak moge10.Tanggal MRS : 23-05-2014 jam : 17.4511.Nomor Register : 107790

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    16/40

    II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT

    Alasan di rawat

    Klien mengatakan tidak nafsu makan, pusing, mual dan muntah, nyeri di daerah

    ulu hati

    Keluhan UtamaKlien mengatakan tidak nafsu makan.

    1. Provocative/ Palliative.Disebabkan oleh tidak nafsu makan, faktor yang memperberat adalah mual,

    muntah. Usaha yang dilakukan adalah berobat di Puskesmas terdekat.

    2. Quality/ Quantity.Klien merasakan mual pada perut dan klien terlihat memuntahkan makanan

    apabila klien makan.

    3.

    Regional.

    Klien merasakan mual pada bagian perut dan tidak menyebar.

    4. Saverity ScaleKlien mengatakan penyakitnya tidak begitu berat dengan skala keparahan 2

    (sedang).

    Ket : 0 = tidak ada nyeri

    1 = nyeri ringan

    2 = nyeri sedang

    3 = nyeri berat

    4 = nyeri berat sampai pingsan

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    17/40

    5. TimingKlien merasakan ingin muntah ketika makanan dan minuman dimasukkan

    ke dalam perutnya.

    III. RIWAYAT KESEHATANA. Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit Ini.

    Klien mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya.

    Klien pernah dirawat di Puskesmas terdekat, tapi tidak ada perubahan. Klien

    tidak mempunyai riwayat alergi obat/ makanan.

    B. Riwayat Kesehatan Sekarang. 3 hari sebelum klien dirawat di Puskesmas, klien merasakan tidak nafsu

    makan, mual, muntah. Kemudian klien dibawa ke Puskesmas dan dirawat 2

    hari, tapi tidak ada perubahan dan klien di rujuk ke RSUD Datu beru.

    C.

    Riwayat Kesehatan Keluarga.

    Klien mengatakan dalam keluarga mereka tidak ada yang pernah menderita

    penyakit seperti ini dan penyakit keturunan yang lain seperti DM, Hipertensi,

    Asma dll. Juga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,

    hepatitis dll

    IV. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARIA. Makan dan Minum1. Nutrisi

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    18/40

    Pre MRS : 2 minggu sebelum MRS makan klien tidak teratur (jarang), klien

    hanya makan nasi lembek dan lauk pauk. Klien tidak mempunyai makanan

    pantangan.

    Di RS : Klien tidak nafsu makan dan porsi yang disediakan tidak pernah

    dihabiskan (2-3 sendok).

    2. NutrisiPre MRS :Klien menyukai air teh dan air putih. Banyaknya 5-6 gelas/hari.

    Di RS :Klien hanya minum air putih. Banyaknya 1-2 gelas/ hari.

    B. Eliminasi (BAB dan BAK) BABPre MRS : Klien BAB 2x/ hari dengan konsistensi padat lunak, warna kuning

    dan berbau khas feces.

    Di RS : Klien BAB 1x/ hari dengan konsistensi padat lunak, warna kuning

    dan berbau khas feces tapi lebih sedikit karena klien tidak banyak makan.

    BAKPre MRS : Frekuensi BAK 5-6x/ hari, berwarna kuning jernih dan berbau

    khas (amoniak).

    Di RS : Frekuensi BAK 2-3x/ hari, berwarna kuning jernih dan berbau

    khas (amoniak).

    C. Istirahat dan Tidur Istirahat

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    19/40

    Pre MRS : Klien mengatakan istirahat jam 13.00-14.00 Wib dan malam

    sekitar jam 20.00-21.00 Wib

    Di RS : Istirahat klien teratur.

    TidurPre MRS : Klien mengatakan tidur jam 14.00-15.30 Wib dan malam jam 21.00-

    05.00 Wib

    Di RS : Klien mengatakan sulit tidur

    D. AktivitasPre MRS: Pada pagi hari klien bekerja sebagai petani, setelah pulang dari

    bekerja klien dirumah bertugas sebagai ibu rumah tangga.

    Di RS : Klien hanya berbaring saja ditempat tidur. Aktivitas klien terbatas,

    klien melakukan aktivitas dengan bantuan keluarganya seperti makan, minum,

    berpakaian, dll. Dengan skala aktivitas 2 ada tingkat skala aktivitas 0-4.

    Ket : 0 = mandiri penuh

    1 = memerlukan bantuan peralatan2 = memerlukan bantuan orang lain (untuk pengawasan/

    penyuluhan

    3 = memerlukan bantuan dari orang lain dan peralatan4 = tergantung , tidak berpartisipasi dalam aktivitas

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    20/40

    E. Kebersihan DiriPre MRS : Klien mandi 1x/ hari, gosok gigi 1x/ hari, cuci rambut 2-3x/

    minggu, potong kuku 1x/ mgg, klien tidak mengalami hambatan untuk

    melakukan personal hygiene.

    Di RS : Klien tidak pernah mandi hanya diseka oleh keluarganya.

    F. RekreasiPre MRS : Untuk mengisi waktu luang klien biasanya menonton TV,

    mendengarkan radio dan kadang-kadang pergi jalan-jalan.

    Di RS : Klien tidak bisa menonton TV, mendengarkan radio atau

    jalan-jalan. Klien terlihat hanya berbaring ditempat tidur.

    V. PSIKOSOSIALa. Psikologis

    Persepsi klien terhadap penyakitnya yaitu menganggap bahwa sakit yang

    dideritanya saat ini adalah cobaan dari Tuhan, klien merasa sakitnya bisa

    disembuhkan cepat/ lambat, klien hanya bisa bersabar dan pasrah terhadap

    kesembuhan penyakitnya. Klien bisa beradaptasi dengan keluarganya dan

    terhadap lingkungan sosial maupun instalasi kesehatan. Emosi klien terlihat

    labil.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    21/40

    b. SosialHubungan klien dengan anggota keluarganya baik dan perhatian dengan

    lawan bicara juga baik, klien dapat bekerja sama dengan baik saat diajak bicara

    oleh perawat, sehingga sangat membantu dalam perawatan klien sendiri.

    c. SpiritualKlien beragama islam, klien beribadah dengan berdoa ditempat tidur dan

    klien tidak terlihat melaksanakan shalat.

    VI. PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan Umum : Lemah Kesadaran : Klien terlihat lemah dan berbaring di tempat tidur. Penampilan : Compos mentis; Ciri-ciri tubuh : TB = 150 cm

    BB = 53 kg.

    TTV : Pols : 80x/ menit TD : 130/78 mmHgRR : 22x/ menit T : 38,5 C

    Golongan Darah : -

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    22/40

    2. Head to Toea.

    Kepala dan Rambut

    Bentuk kepala simetris, dapat digerakkan, kulit kepala bersih dan tidak rontok,

    tidak ada uban dan rambut ikal

    b. PenglihatanVisus/ ketajaman penglihatan tidak terkaji, sklera tidak ikterik. Konjungtiva

    tidak anemis,posisi bola mata simetris dan penglihatan normal, tidak

    menggunakan alat bantu.

    c. Hidung/ penciumanBentuk dan posisi simetris, tidak terdapat kotoran/ sekret. Fungsi penciuman

    normal. Tidak terdapat peradangan pada mukosa dan tidak ada polip.

    d. Telinga/ pendengaranBentuk dan posisi simetris, fungsi pendengaran baik (jika dipanggil klien

    langsung memberi respon), tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak ada

    peradangan dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

    e. Mulut dan gigiMukosa bibir kering dan terlihat berwarna pucat, tidak ada peradangan pada

    mulut, klien tidak memakai gigi palsu, ada terdapat caries, kebersihan cukup.

    Fungsi pengecapan normal (klien bisa membedakan rasa manis dan pahit).

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    23/40

    f. LeherSimetris kiri dan kanan. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening

    dan tiroid, pergerakan leher dapat bergerak ke kiri dan kanan, atas dan bawah.

    Tidak terdapat massa.

    g. Thorax (fungsi pernafasan)Inspeksi: Pergerakan dada normal, tidak menggunakan alat bantu

    dalambernapas.

    Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan.

    Perkusi: Bunyi normal (sonor).

    Auskultasi : Tidak terdengar bunyi nafas tambahan.

    h. AbdomenBentuk simetris, tidak kembung, palpasi tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan

    saat perkusi terdengar bunyi timpani.

    i. ReproduksiKlien berjenis kelamin perempuan, klien tidak menggunakan alat bantu dalam

    BAK dan tidak ada kelainan pada alat kelamin klien.

    VII. PEMERIKSAAN PENUNTANG Laboratorium

    Tanggal : 23.05.2014

    Asam Urat : 5,3 Mg/ dl

    Normal : L = 3,4-7,0

    P = 2,4-5,7

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    24/40

    VIII.

    PENGOBATAN

    Infus D5/ RL : 20 tts/ menit ranitidin : 1 amp/ 12 jam Keterolak : 1 amp Betarolak : 1 amp/8 jam Mep : 1 amp/ 12 jam

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    25/40

    IX. ANALISA DATA

    No. Data Subjektif danObjektif

    Etiologi Masalah

    1.

    2

    DS :

    Klien mengatakan nyeri pada

    perut

    DO :

    - Klien terlihat meringis

    - Skala nyeri 2 (nyeri sedang)

    - TTV :

    TD : 130/78 mmHg

    R : 22x/ menit

    Pols : 80x/ menit

    T : 38,5 C

    DS :Klien mengatakan mual,

    muntah dan tidak nafsu

    makan

    DO :

    - Klien tampak lemah

    - Klien muntah 2-3x

    Klien hanya menghabiskanmakanan porsi dari yang

    disediakan

    Implamasi

    mukosa lambung

    Anoreksia

    (kurang napsu

    makan)

    Nyeri akut

    Ketidak

    seimbangan

    nutrisi kurang

    dari kebutuhan

    tubuh.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    26/40

    DS : -

    DO :- Mukosa bibir kering

    - Klien tampak lemah

    - Muntah 2-3x

    Cairan peroral hanya 2-3

    gelas/ hari

    Output cairannya 600 ltr

    Intake cairan yang

    kurang.

    Risiko ketidak

    seimbangan

    cairan dan

    elektrolit

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    27/40

    X. DAFTAR MASALAH

    No. Diagnosa keperawatan Tanggal muncul Tanggal teratasi

    1.

    2

    Nyeri akut berhubungan dengan

    inflamasi mukosa lambung d/d

    tampak meringis

    DS :

    Klien mengatakan nyeri pada

    perut.

    DO :

    - Klien terlihat meringis

    - Skala nyeri 2 (nyeri sedang) -

    TTV:

    TD : 130/78 mmHg

    R: 22x/ menit

    Pols : 80x/ menit

    T : 38,5 C

    Ketidakseimbangan nutrisi kurang

    dari kebutuhan tubuh b/d

    anoreksia d/d lemas

    DS :

    Klien mengatakan mual, muntah

    dan tidak nafsu makan

    DO :

    - Klien tampak lemah

    23.05.2014

    23.05.2014

    -

    23.05.2014

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    28/40

    3.

    - Klien muntah 2-3x

    Klien hanya menghabiskan

    makanan porsi dari yang

    disediakan.

    Risiko ketidak seimbangan cairan

    dan elektrolit berhubungan dengan

    intake cairan yang kurang ditandai

    dengan :

    DS : -

    DO :

    - Mukosa bibir kering

    - Klien tampak lemah

    - Muntah 2-3x

    Cairan peroral hanya 2-3 gelas/

    hari

    - Output cairannya 600 ltr

    23.05.2014 23.05.2014

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    29/40

    XI. INTERVENSI KEPERAWATAN

    No

    .

    Hari/tangg

    al/

    jam

    Diagnosa

    Keperawatan

    Tujuan Intervensi Rasional

    1. Kamis/22/

    10:00 wib

    Jumat/Jam

    : 11.00

    Wib

    I

    II

    Setelah dilakukan

    perawatan selama

    3x24 jam dengan

    kriteria evaluasi

    :Klien tidak lagi

    mengeluh rasa

    nyeri.

    Setelah dilakukan

    perawatan selama

    3x24 jam

    kebutuhan nutrisi

    terpenuhi dengan

    kriteria evaluasi :

    -Keadaan umun

    1.Kaji tingkat nyeri ;

    - Lokasi

    - Durasi

    - Penyeba-ran

    2.Monitor TTV.

    3.Atur posisi klien

    senyaman mungkin.

    4.Kolabo- rasi dengan

    dokter untuk pemberian

    obat anti nyeri.

    1.Beri penjelasan tentang

    pentingnya makan.

    2.Monitor intake dan

    output nutrisi.

    3.Ciptakan lingkungan

    yang bersih

    4.Kolaborasi dengan ahli

    Untuk mengetingkat nyeri.

    Mengetahui keaklien.

    Diharap- kan dapat memfoku

    pemikir-an.

    Dengan pembobat diharapkan

    nyeri hilang.

    Mening kapengetahuan

    tentang pentin

    makan.

    Mengetehui snutrisi.

    Merangsang nmakan.

    Perawatan yang konprehensif

    terhadap klie

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    30/40

    2.

    3.

    tampak segar

    -Pola makan

    kembali normal.

    Tidak terjadi

    kekurangan cairan

    dan elektrolit

    dalam 3x24 jam

    perawatan dengan

    kriteria evaluasi :

    -TTV stabil.

    -Membran mukosa

    lembab.

    -Tidak muntah

    lagi.

    gizi.

    1.Kaji TTv.

    2.Monitor intake danoutput cairan.

    Anjurkan klien untuk

    banyak minum.

    Kolaborasi dengan dokter

    untuk pemberian obat anti

    muntah dan infus.

    Mengetahui keaumum klien.

    Mengetahui scairan.

    Untuk memecairan tubuh.

    Mencegah terjadmuntah.

    XII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    31/40

    No. Hari/Tgl/jam Diagnosa

    Keperawatan

    Implementasi Evaluasi

    1. Kamis.22.05.2014I

    II

    .Mengkaji

    tingkat nyeri

    -Lokasi:pada

    perut.

    Durasi:kadang-

    kadang.

    Penyebaran:tidak

    menyebar.

    2.Memeriksa

    TTV:

    TD :

    130/78mmHg

    R : 22x/ menit

    Pols : 80x/

    menit

    T : 38,5 C

    3.Memberikan

    posisi fowlerdengan cara

    menggunakan

    tumpukan

    :Klien mengata

    nyeri pada perut

    O :

    -Klien terlihat merin

    -Skala nyeri 2 (n

    sedang)

    - TTV :

    TD:130/78mmHg

    R:22x/mnt

    Pols:80x/ mnt

    T:38,5 C

    A:Masalah be

    teratasi seluruhnya.

    P:Lanjutkan interv

    1,2,3 dan 4

    :Klien mengata

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    32/40

    3.

    III

    bantal dan

    mengatur posisiklien berbaring

    setengah duduk.

    Memberikan

    terapi gastridin

    1 amp/ 12 jam

    Menjelaskan

    kepada klien

    tentang

    pentingnya

    makan.

    Memonitorintake dan

    output nutrisi

    klien.

    Menciptakan

    lingkungan

    yang bersih dan

    tenag dengan

    membatasi

    pengunjung.

    mual, muntah

    tidak nafsu makanO :

    lien tampak lemah

    lien muntah 2-

    lien ha

    menghabiskan

    makanan porsi

    yang disediakan.

    :Masalah be

    teratasi seluruhnya.

    :Lanjutkan interv

    1,2,3,4

    S : -

    O :

    ukosa bibir kering

    lien tampk lemah

    -Muntah 2-3x

    Cairan peroral hany

    2-3 gelas/ hari

    Output cairannya ltr

    Masalah belum tera

    seluruhnya.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    33/40

    Memberikan

    makan sedikittapi sering,

    menyediakan

    dalam keadaan

    hangat.

    1.Mengukur

    TTV :

    TD: 130/78

    mmHg

    R : 22x/ mnt

    Pols : 80x/ mnt

    T : 38,5 C

    Memonitor

    intake dan

    output cairan

    dengan cara

    menanyakan

    frekuensi

    minum dan

    BAK

    Menganjurkan

    :Lanjutkan interv

    1,2,3 dan 4

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    34/40

    banyak minum

    minimal 7-8gelas/ hari

    Berkolaborasi

    dengan dokter

    dalam

    pemberian obat

    anti muntah

    tomit 1 amp/ 8

    D5/RL=20

    tts/mnt.

    XIII. CATATAN PERKEMBANGAN

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    35/40

    No. Hari/tgl/jam Diagnosa

    Keperawatan

    Catatan Perkembangan

    1.

    2

    Kamis.22.05.2014I

    II

    III

    S: Klien mengatakan nyeri

    pada perut.

    O :

    - Klien terlihat meringis

    - Skala nyeri 2 (nyeri sedang)

    - TTV :

    TD : 130/78 mmHg

    R : 22x/ mnt

    Pols: 80x/ mnt

    T : 38,5 C

    A:Masalah belum teratasi

    seluruhnya.

    P:Lanjutkan intervensi

    1,2,3,4

    Klien mengatakan mual,

    muntah dan tidak nafsu

    makan.

    O :

    -Klien tampak lemah.

    -Klien muntah 2-3x.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    36/40

    3.

    Selasa/8-8-06

    Jam : 20.30 Wita

    Selasa/8-8-06

    Jam : 20.30 Wita

    I

    II

    III

    I

    Klien hanya menghabiskan

    makanan porsi dari yangdisediakan.

    Masalah belum teratasi

    seluruhnya.

    P:Lanjutkan intervensi

    1,2,3,4

    S : -

    O :

    -Mukosa bibir kering.

    -Klien tampak lemah.

    -Muntah 2-3x.

    Cairan peroral hanya 2-3

    gelas/ hari.

    -Output cairannya 600 ltr.

    A:Masalah belum teratasi

    seluruhnya.

    P : Lanjutkan intervensi

    1,2,3,4

    S : Klien mengatakan nyeri

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    37/40

    4

    5

    Selasa/8-8-06

    Jam : 20.30 Wita

    Rabu/9-8-06

    Jam : 07.30 Wita

    II

    III

    pada perut sudah berkurang.

    O :- Klien terlihat tenang.

    - Skala nyeri 2 (nyeri

    sedang).

    - TTV :

    TD : 100/60 mmHg

    R : 26x/ mnt

    Pols: 82x/ mnt

    T : 37,5 C

    A : Masalah sebagian teratasi.

    P : Lanjutkan intervensi 1 dan

    4

    S : Klien mengatakan mual,

    muntah dan kurang nafsu

    makan sudah berkurang.

    O :

    -Klien tampak lemah.

    -Klien muntah 1-2x.

    Klien hanya menghabiskan

    makanan porsi dari yang

    disediakan.

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    38/40

    6

    7

    Rabu/9-8-06

    Jam : 07.30 Wita

    Rabu/9-8-06

    Jam : 07.30 Wita

    A : Masalah sebagian teratasi.

    P : Lanjutkan intervensi 3 dan4

    S : -

    O :

    -Mukosa bibir kering.

    -Klien tampak lemah.

    -Muntah 1-2x.

    Cairan peroral hanya 3-4

    gelas/ hari.

    -Output cairannya 600 ltr

    A : Masalah sebagian teratasi.

    P : Lanjutkan intervensi 1,2,4

    : Klien mengatakan nyeri pada

    perut sudah tidak terasa lagi

    (kadang-kadang muncul).

    O :

    - Klien terlihat tenang dan

    santai

    - Skala nyeri 1 (nyeri ringan).

    - TTV :

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    39/40

    TD : 100/90 mmHg

    R : 24x/ mntPols: 82x/ mnt T : 37 C

    A : Masalah sebagian teratasi.

    P : Lanjutkan intervensi 1 dan

    4 (klien APS).

    S : Klien mengatakan mual,

    muntah dan kurang nafsu

    makan sudah tidak ada lagi.

    O :

    -Klien tampak cerah (segar).

    -Klien muntah tidak ada lagi.

    Klien sudah bisa makan apa

    yang disediakan.

    A :Masalah teratasi.

    P:Intervensi dipertahankan

    (APS).

    S : -

    O :

    -Mukosa bibir lembab.

    -Klien tampak cerah (segar).

    -Muntah tidak ada lagi.

    Cairan peroral hanya 5-6

  • 5/24/2018 ASKEP DISPEPSIA

    40/40

    gelas/ hari.

    -Output cairannya 1200 ltr.A:Masalah teratasi.

    P:Intervensi dipertahankan

    (APS).