askep appendiks

21
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan hitung darah putih yang meninggi (leucocytosis), dengan pergeseran jenis sel darah putih berbalik ke arah kiri. Hitung sel darah putih akan bertambah tinggi lagi bila appendiks sudah pecah atau perforasi. (Kompas, Appendiks, antara maut dan biji jambu klutuk) Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan panggul, rektum, pemeriksaan urin, rontgen abdomen, USG, CT Scan, (nusaindah, tripod.com) Enema barium dengan pemeriksaan sinar x atau sigmoidoskopi untuk usus yang reguler dan dipenuhi jaringan parut. Foto polos abdomen dapat menyatakan adanya pengerasan material pada appendiks (fekalit), ileus terlokalisir. (Doengoes, Asuhan Keperawatan) H. PENATALAKSANAAN Appendisitis diatasi dengan operasi pembedahan yang disebut appendektomy. Pembedahan dilakukan dengan segera setelah diagnosa kecuali kalau pasien dehidrasi. Terapi antibiotik diberikan sebelum pembedahan pada pasien dengan melubangi appendiks. (Thompson’s, Nursing An Introductionary text) Dapat operasi terbuka (perut terbuka)

Upload: arya-satya-anggara

Post on 05-Dec-2014

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: askep appendiks

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan hitung darah putih yang

meninggi (leucocytosis), dengan pergeseran jenis sel darah putih berbalik ke

arah kiri. Hitung sel darah putih akan bertambah tinggi lagi bila appendiks

sudah pecah atau perforasi. (Kompas, Appendiks, antara maut dan biji jambu

klutuk)

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan

panggul, rektum, pemeriksaan urin, rontgen abdomen, USG, CT Scan,

(nusaindah, tripod.com)

Enema barium dengan pemeriksaan sinar x atau sigmoidoskopi untuk

usus yang reguler dan dipenuhi jaringan parut. Foto polos abdomen dapat

menyatakan adanya pengerasan material pada appendiks (fekalit), ileus

terlokalisir. (Doengoes, Asuhan Keperawatan)

H. PENATALAKSANAAN

Appendisitis diatasi dengan operasi pembedahan yang disebut

appendektomy. Pembedahan dilakukan dengan segera setelah diagnosa

kecuali kalau pasien dehidrasi. Terapi antibiotik diberikan sebelum

pembedahan pada pasien dengan melubangi appendiks. (Thompson’s, Nursing

An Introductionary text)

Dapat operasi terbuka (perut terbuka)

Dengan alat laparokopi ( perut hanya di sayat kecil pada bawah pusar

dan sayatan kecil lainnya pada daerah apendiks).

(nusaindah, tripod.com)

Cairan oral dan pemberian makanan menahan pembedahan. Pada situasi

darurat yang lain, emosi membantu perawat dan keluarga pasien. Obat

pencahar tidak menahan bila pasien sakit perut untuk mencegah appendiks

yang pecah. Prognosis dari appendisitis yang tidak rumit sangat baik.

(Thompson’s, Nursing An Introductionary text)

Page 2: askep appendiks

Pembedahan diindikasikan bila diagnosa appendisitis telah ditegakkan.

Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. Analgesik

dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Appendektomi (pembedahan

untuk mengangkat appendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan

resiko perforasi. Appendektomi dapat dilakukan dibawah anestesi umum atau

spinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi, yang

merupakan metode terbaru yang sangat efektif. (Brunner & Suddarth, KMB,

vol 2)

I. ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Dapatkan riwayat penyakit dengan cermat

Observasi adanya manifestadi klinis appendisitis

Nyeri abdomen kuadran kanan bawah

Demam

Abdomen kaku

Bising usus menurun atau tidak ada

Muntah (umumnya mengikuti awitan nyeri)

Konstipasi atau diare dapat terjadi

Anoreksia

Takikardi, pernafasan cepat dan dangkal

Pucat

Letargi

Peka rangsang

Postur bungkuk

Observasi adanya tanda-tanda peritonitis

Demam

Hilangnya nyeri secara tiba-tiba setelah perforasi

Peningkatan nyeri, yang biasanya menyebar dan disertai kaku

abdomen.

Distensi abdomen progresif

Page 3: askep appendiks

Takikardi

Pernafasan cepat dan dangkal

Pucat

Menggigil

Peka rangsang

Bantu dengan prosedur diagnostik, misal : hitung darah putih,

radiografi abdomen.

(Wong and Whaley’s, Clinical Manual of Pediatrik Nursing)

Data Fokus

1. Data subjektif

Pre operasi

Nyeri epigastrium menjalar ke abdomen kuadran kanan

bawah

Mual, muntah, anoreksia, demam

Post operasi

Nyeri daerah operasi

Lemas, haus, pusing

2. Data objektif

Pre operasi

Nyeri tekan di titik Mc. Burney

Ekspresi wajah : kesakitan, pucat, gelisah

Suhu tubuh subfebril : 37,5°C – 38,5°C.

Bising usus (-)

Post operasi

Terdapat luka operasi dan dram infus

Mukosa mulut kering

Bising usus (-)

Page 4: askep appendiks

Diagnosa Keperawatan

a. Pre operasi

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan

obstruksi dan peradangan pada appendiks.

2. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan.

3. Cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

mual, muntah.

b. Post operasi

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan

insisi bedah.

2. Resti penyebaran infeksi berhubungan dengan

adanya organisme infektif didalam abdomen.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan

rusaknya jaringan kulit.

Page 5: askep appendiks
Page 6: askep appendiks

Perencanaan dan Rasional

a. Pre Operasi

NO DX KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan rasa nyaman

(nyeri) berhubungan

dengan obstruksi dan

peradangan pada

appendiks.

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan anak

tidak merasa nyeri

dengan KH :

a. anak tampak

rileks

b. anak dapat

beristirahat

Kaji

karakteristik nyeri (lokasi,

intensitas, skala, waktu, durasi,

kualitas, faktor yang

memperberat / memperingan

nyeri)

Beri posisi

yang nyaman (biasanya dengan

kaki fleksi) karena hal ini dapat

bervariasi antar anak.

Beri bantal

kecil untuk membebat abdomen

Beri

Berguna dalam pengawasan

keefektifan obat, kemajuan

penyembuhan. Perubahan pada

karakteristik nyeri menunjukkan

terjadinya abses/peritonitis.

Menghilangkan tegangan

abdomen yang bertambah

dengan posisi yang tidak

nyaman

Untuk mengurangi nyeri.

Menurunkan nyeri,

meningkatkan kenyamanan.

Page 7: askep appendiks

2. Cairan kurang dari

kebutuhan

berhubungan dengan

mual, muntah.

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan anak

dapat

mempertahankan

keseimbangan

cairan dengan KH :

a. kelembaban

membran

mukosa

b. turgor kulit baik

c. tanda vital

stabil

1.

analgesia untuk mengurangi

nyeri

Ajarkan

teknik relaksasi dan distraksi

Awasi

tekanan darah dan nadi

Lihat

membran mukosa, kaji turgor

kulit dan pengisian kapiler.

Awasi

masukan dan haluaran, catat

warna urin/ konsentrasi, berat

jenis.

Menurunkan kekakuan otot.

Tanda yang membantu

mengidentifikasi fluktuasi

volume intravaskuler.

Indikator keadekuatan sirkulasi

perifer dan hidrasi seluler.

Penurunan haluaran urine pekat

dengan peningkatan berat jenis

diduga dehidrasi/kebutuhan

peningkatan cairan.

Indikator kembalinya

peristaltik, kesiapan untuk

pemasukan per oral.

Page 8: askep appendiks

Auskultasi

bising usus.catat kelancaran

fatus, gerakan usus

Berikan

sejumlah kecil minuman jernih

bila pemasukan per oral

dimulai, dan dilanjutkan dengan

diet sesuai toleransi.

Berikan

perawatan mulut sering dengan

perhatian khusus pada

perlindungan bibir.

Berikan

cairan IV dan elektrolit.

Menurunkan iritasi

gaster/muntah untuk

menimalkan kehilangan cairan.

Dehidrasi mengakibatkan bibir

dan mulut kering dan pecah-

pecah.

Peritonium bereaksi terhadap

iritasi/infeksi dengan

menghasilkan sejumah besar

cairan yang dapat menurunkan

volume sirkulasi darah,

mengakibatkan

hipovolemia.dehidrasi dan

dapat terjadi ketidakseimbangan

elektrolit.

Page 9: askep appendiks

b. Post Operasi

NO DX KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan rasa nyaman

(nyeri) berhubungan

dengan insisi bedah.

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan anak

dapat merasakan

nyeri hilang dengan

kriteria hasil :

a. tampak rileks

b. Anak dapat

tidur dengan

tenang

Kaji nyeri,

catat lokasi, karakteristik,

beratnya (skala 0-10). selidiki

dan laporkan perubahan nyeri

dengan tepat.

Pertahankan

istirahat dengan posisi semi –

fowler

Berguna dalam pengawasan

keefektifan obat, kemajuan

penyembuhan. Perubahan pada

karakteristik nyeri menunjukkan

terjadinya abses/ peritonitis,

memerlukan upaya evaluasi

medik dan intervensi

Grafitasi melokalisasi eksudat

inflamasi dalam abdomen

bawah pelfis, menghilangkan

tegangan abdomen yang

bertambah dengan posisi

terlentang.

Page 10: askep appendiks

Dorong

ambulasi.

Berikan

aktifitas hiburan

Pertahankan

puasa/ penghisapan NG pada

awal.

Meningkatkan normalisasi

fungsi organ, contoh

merangsang peristaltik dan

kelancaran flatus. Menurunkan

ketidaknyamanan abdomen.

Fokus perhatian kembali,

meningkatkan relaksasi, dan

dapat meningkatkan

kemampuan koping.

Menurunkan ketidaknyamanan

pada peristaltik usus dini dan

irigasi gaster/muntah.

Menghilangkan nyeri

mempermudah kerja sama

dengan intervensi terapi lain

contoh ambulasi, batuk

Page 11: askep appendiks

2. Resti penyebaran

infeksi berhubungan

dengan adanya

organisme infektif

didalam abdomen.

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan

penyebaran infeksi

hilang dengan

kriteria hasil :

a. bebas inflamasi

b. drainase

purulen

Berikan

analgesik sesuai indikasi.

Berikan

kantong es pada abdomen.

Awasi tanda

vital,perhatikan demam,

menggigil, berkeringat,

perubahan mental,

meningkatkan nyeri abdomen.

Lakukan

Menghilangkan dan mengurangi

nyeri melalui penghilangan rasa

ujung saraf. Catatan jangan

lakukan kompres panas karena

dapat menyebabkan kongesti

jaringan .

Dugaan adanya

infeksi/terjadinya sepsis , abses,

peritonitis.

Menurunkan risiko penyebaran

bakteri.

Memberikan deteksi dini

Page 12: askep appendiks

pencucian tangan yang baik dan

perawatan luka aseptik. Berikan

perawatan luka aseptik. Berikan

peralatan paripurna

Lihat insisi

dan balutan. Catat karekteristik

drainase luka/ drein(bila

dimasukkan), adanya eritema.

Berikan

informasi yang tepat, jujur pada

anak / orang terdekat.

Ambil contoh

terjadinya proses infeksi dan

atau pengawasan penyembuhan

peritonitis yang telah ada

sebelumnya.

Pengetahuan tentang kemajuan

situasi memberikan dukungan

emosi, membantu menurunkan

ansietas.

Kultur pewarnaan gram dan

sensitivitas berguna untuk

mengidentifikasikan organisme

penyebab dan pilihan terapi.

Mungkin diberikan secara

Page 13: askep appendiks

drainase bila diindikasikan.

Berikan

antibiotik sesuai indikasi.

Bantu irigasi

dan drainase bila diindikasikan.

profilaktif atau menurunkan

jumlah organisme (pada infeksi

yang telah ada sebelumnya)

untuk menurunkan penyebaran

dan pertumbuhannya pada

rongga abdomen.

Dapat di perlukan untuk

mengalirkan isi abses

terokalisasi.

Page 14: askep appendiks

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Appendiks termasuk salah satu dari system saluran pencernaan, dimana

tempatnya berada pada usus besar. Appendiks adalah tonjolan seperti cacing

dengan panjang sampai 18 cm dan membuka pada caecum pada sekitar 2,5 cm

dibawah katup ileosekal. Appendiks memiliki lumen yang sempit. Lapisan

submukosanya mengandung banyak jaringan limfe. (John Gibson. Fisiologi

dan Anatomi Modern Untuk Perawat, edisi 2).

Appendisitis adalah keadaan medis yang gawat karena appendiks

mengalami peradangan yang disebabkan oleh penyumbatan dan dapat pecah

sehingga infeksi menyebar. Kondisi ini dapat diderita oleh pria dan wanita,

merupakan keadaan darurat dari operasi yang paling sering. Appendisitis yang

tidak diobati dapat berakibat fatal, tetapi operasi merupakan tindakan

penyembuhan yang efektif. Juga, penggunaan antibiotik dapat menolong

menurunkan jumlah kasus serta tingkat kematian. (Dr. Robert B. Cooper,

Disease Penyakit)

Penyebab yang benar dari appendisitis kurang di mengerti, tapi hampir

sealu disebabkan oleh obstruksi pada lumen , biasanya oleh fekalit (feses

besar). Kadang-kadang lipatan peritoneum menyebabkan appendiks menempel

pada caecum, menghasilkan kekakuan secara obstrukitf. Penyebab yang lain

adalah hiperplasia kelenjar limfe, stenosis berserat dari awal inflamasi dan

tumor. Parasit dan mikroorganisme termasuk agent penyebab yang potensial.

Cacing kerawit tidak memperlihatkan untuk bisa menjadi penyebab

appendisitis. Kebiasaan diet bisa memainkan peran. Dalam golongan individu

dengan penurunan masukan diet, bisa menimbulkan appendisitis yang lebih

besar. (Whaley & Wong’s, Essential Pediatrik Nursing)

Page 15: askep appendiks

Gejala yang dirasakan biasanya adalah rasa tidak enak disekitar pusar

disertai mual, tidak nafsu makan dan kadang-kadang muntah. Penderita bisa

mengalami sembelit atau diare. Bila peradangan sudah menembus dinding

usus dan mencapai selaput rongga perut disekitarnya, rasa tidak nyaman itu

berubah jadi rasa nyeri diperut kanan bawah. Suhu badan pun tinggi.

(“http://www.republika.co.id).

Dengan obstruksi akut pada aliran keluar dari sekresi lendir yang

diblokir dan tekanan dibuat dalam lumen, menghasilkan tekanan pada

pembuluh darah. Iskemia diikuti dengan ulserasi pada lapisan epitel dan invasi

bakteri. Nekrosis menyebabkan perforasi atau ruptur dengan fekal dan

kontaminasi bakteri pada lubang peritoneum. Inflamasi menyebar dengan

cepat keseluruh abdomen (peritonitis) khususnya anak muda yang tidak dapat

untuk melokalisir atau membatasi infeksi. (Whaley & Wong’s, Essential

Pediatrik Nursing)

Appendisitis diatasi dengan operasi pembedahan yang disebut

appendektomy. Pembedahan dilakukan dengan segera setelah diagnosa

kecuali kalau pasien dehidrasi. Terapi antibiotik diberikan sebelum

pembedahan pada pasien dengan melubangi appendiks. (Thompson’s, Nursing

An Introductionary text)