asal mula kehidupan

Upload: eni-ihwani

Post on 08-Jul-2015

570 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Forum Sains IndonesiaIlmu Alam => Biologi => Topik dimulai oleh: reborn pada Pebruari 28, 2007, 01:24:35Judul: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: reborn pada Pebruari 28, 2007, 01:24:35 Salah satu misteri yang gw pengen banget cari tahu nih : gimana sih awalnya sampe bisa ada kehidupan di planet ini? Udah ada topik ini di Konsep Hidup dan Kehidupan (http://www.forumsains.com/index.php?topic=215.0) dan Teori Evolusi dan Asal Usul Manusia (http://www.forumsains.com/index.php? topic=230.0), tapi karena itu buat SMU lebih baik berkembang sesuai kurikulum aja ;D Terus ada juga tentang kontroversi evolusi (http://www.forumsains.com/index.php?topic=23.0), itu juga biar berkembang dari berbagai pendekatan :P Nah, di sini kita coba sharing (nanya sih lebih tepatnya :P) tentang asal mula kehidupan dari sudut pandang biologi tentunya. Gw kagum sekaligus juga penasaran dengan beragam makhluk hidup yang berbeda satu sama lainnya, kita bisa temuin kehidupan hampir di setiap tempat. Klasifikasi makhluk hidup ini juga macem2. Paling gampang bedainnya hewan dan tumbuhan. Tapi karena ini tidak mencakup fungi, protista, dan bakter, akhirnya dipake Lima Kerajaan. Tetapi kemudian diganti lagi jadi Three Domain bacteria, Archaea dan eukaryota. Gimana sebenernya awalnya sampe bisa berkembang kehidupan seperti sekarang? apa kehidupan awalnya terjadi begitu aja secara kebetulan? Apa kita bisa menciptakan satu sel yang bener2 hidup satu saat? Baru baca wiki doang : http://en.wikipedia.org/wiki/Origin_of_life#Current_models http://en.wikipedia.org/wiki/Graham_Cairns-Smith#Clay_theory Mungkin yang dari biologi bisa kasih pencerahan ;D Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: dopamine pada April 11, 2008, 02:07:27 tahun 1953 seorang ilmuwan Amerika berhasil menciptakan Protein hasil cipratan listrik, sebuah substansi kehidupan. percayakah Anda bahwa genome kita menyimpan catatan sejarah mulai saat munculnya fajar kehidupan pertama dimuka bumi?

2,2 milyar tahun silam cipratan listrik tersebut menciptakan eksperimen alam, menciptakan awal-mula kehidupan meskipun tidak sekompleks sekarang, kemudian Prokaryotik berevolusi menjadi Eukaryotik, lalu berevolusi hingga sekarang. Nomenclature binomial adalah salah satu cara mencari akar evolusi, spesies kita (manusia) termasuk didalamnya. namun ada teori yang mengatakan bahwa kehidupan dibumi berasal dari planet lain yang menghantam bumi, disana terdapat organisme kecil sederhana yang beradaptasi dalam kondisi bumi. tapi saya (pribadi) meragukan teori ini. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: twa pada Juni 10, 2008, 01:36:59 Kutip dari: dopamine pada April 11, 2008, 02:07:27 tahun 1953 seorang ilmuwan Amerika berhasil menciptakan Protein hasil cipratan listrik, sebuah substansi kehidupan. percayakah Anda bahwa genome kita menyimpan catatan sejarah mulai saat munculnya fajar kehidupan pertama dimuka bumi? 2,2 milyar tahun silam cipratan listrik tersebut menciptakan eksperimen alam, menciptakan awal-mula kehidupan meskipun tidak sekompleks sekarang, kemudian Prokaryotik berevolusi menjadi Eukaryotik, lalu berevolusi hingga sekarang. Nomenclature binomial adalah salah satu cara mencari akar evolusi, spesies kita (manusia) termasuk didalamnya. namun ada teori yang mengatakan bahwa kehidupan dibumi berasal dari planet lain yang menghantam bumi, disana terdapat organisme kecil sederhana yang beradaptasi dalam kondisi bumi. tapi saya (pribadi) meragukan teori ini. maksud anda percobaan Urey - Miller kan ? dimana asam amino terbentuk dr cipratan listrik. Yang menjadi masalah Miller tdk memiliki bukti yg nyata bahwa atmosfer bumi pada masa awalnya terdiri dr amonia, metana, hidrogen, seperti yg digunakannya dlm eksperimennya. Mereka mendasarkan toerinya kimia fisik. Mereka ingin mendapatkan reaksi kimia yg mendukung pendapat mereka, dan krn itu mrk berasumsi bumi penuh dgn gas2 itu. A. Oparin (pakar biokimia rusia) cukup cerdik utk menyadari bahwa kalau anda memulai dgn gas2 yg lamban spt nitrogen dan CO2, gas2 itu tdk akan bereaksi. Faktanya semua latar belakang sudah diatur sedemikian rupa spy mendapatkan hasil yg mrk inginkan. Sejak thn 1980-an s/d skrg, para ilmuwan NASA telah menunjukkan bahwa bumi yg primitif pd masa awalnya tdk pernah memiliki gas metana, amonia, atau hidrogen utk dpt menimbulkan reaksi apapun. Sebaliknya,

atmosfer bumi zaman itu dipenuhi oleh air, CO2 dan nitrogen yg tentunya tdk akan pernah memperoleh hasil eksperimen yg sama dgn campuran kimiawi spt itu. Tdk akan pernah berhasil. Eksperimen2 yg lebih baru telah mengonfirmasikan hal tsb.

Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: milmi pada Juni 17, 2008, 04:38:54 Yang namanya eksperimen itu memang didesign sedemikian rupa supaya dapat menjawab hipotesis yang diajukan. Nah, Urey dan Miller menduga, menduga looh, bahwa dahulu atmosfer purba penuh dengan gas metana. Jadi eksperimennya valid. Masalahnya, benarkah dugaan mereka? Nah, hal itu kan belum terpatahkan sampai saat ini, atau setidaknya belum ada teori tandingan. Sampai ada teori tandingan, teori evolusi biokimia Urey-Miller masih dipakai. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: peregrin pada Juni 18, 2008, 03:40:37 Kutip dari: milmi pada Juni 17, 2008, 04:38:54 Yang namanya eksperimen itu memang didesign sedemikian rupa supaya dapat menjawab hipotesis yang diajukan. ini benar2 mengena deh ;) Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: dopamine pada Juli 07, 2008, 06:20:03 coba cari literaturnya di internet, keadaan bumi baik struktur kimianya dan geografisnya sangat berbeda dengan sekarang. percobaan boleh gagal atau tidak menyampaikan apa yang terjadi sebenarnya di alam, tapi setidaknya percobaan direplikasi untuk menunjukkan apa yang terjadi di alam. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: ENTALFI pada Juli 09, 2008, 09:07:46 Dalam setiap teori penciptaan, bagaimana asal mula kehidupan, selalu saja terdapat suatu materi awal yang tercipta tanpa ada nya bahan dan muncul secara tiba-tiba. Sehingga semua teori tersebut tidak dapat menjelaskan secara lengkap dan akurat tentang bagaimana asal mula kehidupan secara utuh. Evolusi yang menjadi teori yang cukup terkenal tentang bagaimana berbagai macam makhluk hidup tercipta sungguh suatu teori yang tak lebih dari teori ngigau jika dipandang dari kacamata ilmu pengetahuan saat ini. Struktur DNA yang demikian rumit yang memiliki kemampuan menyimpan seluruh informasi dalam perpustakaan terbesar didunia, atau mungkin server google, tak dapat

dijelaskan oleh teori evolusi yang sudah kuno. Tumbuhan tidak dapat dijelaskan oleh teori evolusi. Bagaimana mungkin tumbuhan bisa berevolusi sedangkan mereka memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap suhu, tempat dan musim yang akan menyebabkan mereka langsung mati jika tidak cocok. Pohon kelapa tidak mungkin berevolusi menjadi kaktus melalui rangkaian proses kebetulan sebagaimana yang sering diangkat oleh semua teori evolusi. Manusia tidak mungkin berasal dari kera. Hanya karena memiliki persamaan anatomi tubuh tidak bisa membenarkan pernyataan teori evolusi ini. Persamaan anatomi juga dimiliki oleh banyak makhluk hidup lainnya. Dan jika kera berevolusi menjadi manusia seharusnya tidak ada kera yang ketinggalan ikut berevolusi. Sehingga seharusnya tidak lagi ada kera saat ini. Pikirkan juga bagaimana perbedaan jenis kelamin bisa terjadi. Seharusnya jika asal mula kehidupan berlangsung melalui serangkaian proses evolusi dan seleksi alam, perbedaan jenis kelamin tidak seharusnya ada. Sangat tidak logis kita berfikir berbagai makhluk hidup tersebut berbagi tugas dalam rangkaian evolusi yang satu menjadi jantan dan yang lain menjadi betina dengan alat reproduksinya masing-masing. Kunci sederhana jika kita bisa berpikir jernih dan logis memperlihatkan bahwa semua ini memang tercipta demikian adanya tanpa melalui proses evolusi. Bersikeras evolusi memang terjadi tetap saja memperlihatkan ada kekuatan besar yang mengaturnya sehingga evolusi tersebut bisa terarah. Tak dapat disangkal lagi teori yang benar tentang asal mula kehidupan, bahwa kehidupan ini ciptakan oleh satu zat tunggal yang berdiri sendiri, diciptakan secara utuh tanpa melalui rangkaian proses evolusi. Dia lah Allah SWT. Mari berpikir logis. Jika suatu teori hanya mampu menjelaskan suatu bagian kecil dari asal mula kehidupan, mempercayai teori tersebut sungguh tidak logis. Tambahan : Jika proses reproduksi seksual pada tumbuhan, hewan dan manusia adalah akibat dari suatu proses evolusi, maka telah terjadi serangkai kejadian kebetulan yang jumlahnya luar biasa. Pertama, sistem reproduksi kaum jantan yang luar biasa kompleks dan berbeda haruslah secara lengkap dan mandiri berevolusi pada saat yang sama dengan proses evolusi yang terjadi pada kaum betina. Suatu peluang ketidaklengkapan yang terkecil pun akan membuat kedua sistem reproduksi menjadi tidak berguna, dan akibatnya seleksi alamiah akan menentang keberadaan mereka. Kedua, sistem fisik dan emosi dari kaum jantan dan kaum betina haruslah dapat saling menyesuaikan. Ketiga, produk dari sistem reproduksi kaum jantan (baik serbuk sari maupun sperma) haruslah memiliki

keserupaan dan pada saat yang sama memiliki kesesuaian secara mekanis maupun kimiawi dengan telur produk sistem reproduksi kaum betina. Keempat, proses detail dan banyak yang muncul dalam tingkat molekul dalam telur yang telah dibuahi pastilah sudah bekerja secara luar biasa tepat dari awalnya. Proses ini hanya dapat ditiru oleh para ilmuwan secara sepotong-sepotong. Dan akhirnya, lingkungan hidup dari telur tersebut, mulai dari konsepsi sampai akhirnya dapat bereproduksi sendiri haruslah terkontrol sampai ke tingkat yang luar biasa detail. Silakan pikirkan, apakah serangkaian peristiwa luar biasa ini dapat terjadi dengan kebetulan saja, ataukan memang ada seorang Perancang Yang Maha Pandai yang telah menciptakan sistem reproduksi seksual. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: dopamine pada Juli 09, 2008, 11:03:44 Ralat : Evolusi adalah proses bercabang dan tidak searah. monyet, simpanse, gorilla, babun dan manusia (Homo sapiens) tidak bertahap, tapi nenek moyang mereka dan kita (human) berasal dari nenek moyang yang sama. jika Anda ragu, mohon baca buku GENOME atau buku ilmu genetika lebih mendalam. maka digunakanlah klasifikasi untuk proses bercabang. ~salam Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: ENTALFI pada Juli 09, 2008, 01:33:10 Kutip dari: dopamine pada Juli 09, 2008, 11:03:44 Ralat : Evolusi adalah proses bercabang dan tidak searah. monyet, simpanse, gorilla, babun dan manusia (Homo sapiens) tidak bertahap, tapi nenek moyang mereka dan kita (human) berasal dari nenek moyang yang sama. jika Anda ragu, mohon baca buku GENOME atau buku ilmu genetika lebih mendalam. maka digunakanlah klasifikasi untuk proses bercabang. ~salam Ralat : Evolusi adalah proses seleksi alam untuk menjelaskan bagaimana berbagai macam spesies muncul didunia ini bukan merupakan teori klasifikasi spesies menurut genus. Hukum genetika Mendel dapat menjelaskan bahwa hampir semua variasi fisik yang pernah ditemukan dalam suatu kategori kehidupan tertentu, misalnya dalam keluarga kera. Suatu konsekuensi logis dari hukum ini dan penyempurnaannya yang dilakukan secara modern menunjukkan bahwa ada batasan tertentu untuk variasi fisik tersebut. Dan ini memperlihatkan kepada kita bahwa kera dan manusia tidak berasal dari nenek moyang yang sama. Banyaknya kesamaan pada beberapa spesies yang berbeda tidaklah harus diartikan sebagai adanya hubungan genetic, melainkan dapat diartikan bahwa

mereka dirancang oleh Perancang yang sama. Jika evolusi telah terjadi, catatan sejarah fosil seharusnya menunjukkan perubahan yang bertahap dan kontinu semua bentuk kehidupan dari lapisan terbawah ke lapisan teratas. Apa yang ditemukan justru sebaliknya. Banyak spesies rumit ditemukan di lapisan yang lebih bawah, di mana kesenjangan dan tidak kontinuitas muncul amat sering. Para ilmuwan kini sudah tidak lagi mempercayai teori evolusi. Coba search di google dengan kata kunci "Teori Evolusi". Dan memang teori evolusi seharusnya sudah dihapuskan dari pelajaran di sekolah karena teori evolusi hanya lah berdasarkan analisa sederhana. Mengatakan bahwa manusia dan kera merupakan satu nenek moyang tentu kalau kita "berpikir sederhana" bisa menerima pernyataan tersebut. Tapi bukti-bukti ilmiah dengan bantuan teknologi saat ini menunjukkan bahwa manusia dan kera adalah diciptakan benar-benar berbeda. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: dopamine pada Juli 09, 2008, 02:13:01 Ralat : Evolusi adalah proses yang berubah dengan waktu yang lama. evolusi organik adalah perubahan pada organisme dalam tempo waktu yang lama. Ralat : lapisan terbawah (precambrian) awal tidak ada kehidupan, kemudian kehidupan muncul dalam form yang sederhana, bahkan bisa dibilang seukuran virus. seiring evolusi, bentuk mereka semakin rumit hingga saat ini. bukti kuatnya adalah, manusia tidak ada pada lapisan paling bawah, demikian juga mamalia atau reptil. dan semua bukti fosil menjelaskan bahwa organisme berubah bertahap dari paling sederhana hingga muncul vertebrata (ikan) > amfibi > reptil > mamalia (untuk kasus chordata saja). dan semuanya matching dengan evolusinya sesuai jajaran fosil, artinya, dalam bukti fosil tidak ada mamalia sezaman dengan amfibi pertama, atau reptil yang sezaman dengan vertebrata pertama. Manusia memang berbeda dari monyet atau simpanse dan sebangsanya. namun jangan dilupakan bahwa manusia adalah organisme biologis yang juga memiliki klasifikasi. mamalia lebih maju dari reptil dalam evolusi, reptil lebih maju dari amfibi, dalam kandungan manusia (baca : janin), semua sejarah itu terulang lagi dalam bentuk fisik. studi evolusi justru semakin kuat disokong oleh teknologi maju, ilmu genetika modern dan simulasi komputer. belum lagi, tahun 1998 silam seorang ahli genetika berhasil memetakan seluruh genom tubuh manusia dan menjelaskan kebenaran evolusi yang terekam dalam gen sejak fajar pertama kehidupan dimuka bumi. teori boleh saja salah, tapi genetik ibarat eksak. jangan lupakan satu hal : manusia adalah makhluk biologi. dengan berpegang pada pemikiran ini, kita tidak naif terhadap sains.

~salam Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: milmi pada Juli 10, 2008, 08:29:16 @entalfi Mohon dibaca dahulu sebenarnya teori evolusi itu apa. Saya menyarankan membaca buku Charles Darwin yg berjudul On the Origin of Species by Means of Natural Selection. Lalu silahkan baca juga tentang gen, salah satu buku yg cukup menarik adalah Selfish Gene karangan Richard Dawkins , dan Genom karangan Mat Ridley. Nah, apabila anda sudah paham, dan bisa melihat keseluruhan masalah, maka baru anda boleh bicara disini. Jangan hanya mengandalkan sumber bacaan dari satu pihak untuk mengomentari suatu teori. Sebutkan acuan bacaan anda tentang para ahli yg membantah teori evolusi dengan bukti-bukti ilmiah. Harap diingat, seorang saintis tidak boleh berat sebelah dalam memandang suatu masalah, namun harus secara komprehensif. Selain itu, apabila anda tidak setuju dengan teori evolusi, tidak usah berusaha merubah pendapat orang tentang teori tersebut. Teori adalah teori, hasil pemikiran manusia. Boleh kita terima, boleh tidak. Kalau mau yg pasti dan harus di terima, silahkan baca Al Qur'an. Setahu saya, sebagai muslim, Allah SWT tidak pernah mengatakan bahwa Dia menciptakan hewan dan tumbuhan dengan seketika seperti Dia menciptakan manusia. Secara pribadi, saya tidak percaya manusia mengikuti teori evolusi, karena di Al Qur'an telah jelas disebutkan bagaimana penciptaan manusia. Tapi makhluk hidup lain? Jadi, boleh saja manusia berteori tentang penciptaan makhluk hidup. Saya selalu menganggap usaha memahami alam adalah usaha memahami Allah SWT, termasuk memahami bagaimana makhluk hidup diciptakan. Tidakkah pernah anda berfikir bahwa evolusi merupakan Sunnahtullah dalam penciptaan makhluk hidup? Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: dopamine pada Juli 10, 2008, 11:58:47 ~peace and please, gw setuju dengan milmi, seorang scientist tidak boleh berat sebelah. ada segudang literatur yang memperkuat studi evolusi mengendap dalam harddisk gw yang kiranya tidak akan gw post, hanya supaya tidak ada debat mendalam atau permusuhan. gw menghargai pendapat dari entalfi atau mereka yang menentang evolusi, tapi (mohon) hargai juga buah pemikiran manusia yang dibuat berdasarkan proses belajar. studi evolusi tidak tercipta dalam semalam. Tuhan menjelaskan rahasia ciptaanNya dalam garis besar, ada milyaran detil yang sisanya harus manusia temukan seiring waktu. mungkin manusia yang diciptakan dari 'pasir' dalam ciptaan Adam adalah 'DNA' dalam arti ilmiah. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Michelle pada Agustus 04, 2008, 06:51:34 Menggali post-post lama... Ikutan nimbrung ya, seru nih...

Saya yakin, suatu saat, meskipun mungkin tidak semua, ilmu-ilmu yang terkandung di dalam kitab suci akan dapat dijelaskan secara ilmiah. Bukankah Tuhan menciptakan manusia dengan akal untuk berpikir dan belajar? Bukan berarti apa yang telah dituliskan/diwahyukan di dalam kitab suci kita terima saja mentah-mentah dan kita duduk manis menikmati angin sepoi-sepoi seraya terkantuk-kantuk. Itu doktrin namanya. Kita bersekolah, menuntut ilmu, salah satunya ilmu alam, kita menguak rahasia-rahasia alam ciptaan Tuhan. Kita menemukan sesuatu, kita berhipotesa, kita bereksperimen, menemui kegagalan, mendapati kesalahan, berdebat, konflik, menuntun kita ke pemikiran baru, penelitian lebih lanjut, dan seterusnya. Apabila ada hasil-hasil penelitian/temuan yang "aneh" saat ini, bagi saya, bukan untuk menghakimi siapa yang salah menentang agama demi ilmu pengetahuan yang tak pasti, siapa yang agamis, siapa yang sekuler. Justru dari kesalahan kita bisa mencari kebenaran. Dan Metode Ilmiah dalam sains telah mengajarkan itu. Manusia itu sebenarnya makhluk yang kecil tetapi sombong karena diciptakan terakhir, dikatakan sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan yang lainnya. Dengan mengingat kekecilan ini, keterbatasan ini, maka kta harus bisa 'open-mind', menerima perbedaan dan kesalahan. Contoh sederhana rahasia ilmu yang tersirat di dalam kitab suci dan doa-doa: - Manusia diciptakan dari segumpal darah ---> blastosit yang akan berkembang menjadi fetus/janin - "Ash to ash, dust to dust" --> tubuh manusia berasal dari karbon, salah satu zat penyusun tanah --> manusia diciptakan dari tanah - Tuhan menciptakan langit sebanyak 7 lapis --> ilmu bumi menjelaskan bahwa lapisan atmosfer kita terdiri dari 7 macam: 1. Troposfer, 2. Stratosfer, 3. Ozonosfer, 4. Mesosfer, 5. Termosfer, 6. Ionosfer, dan 7. Eksosfer - Masih banyak contoh yang lain. Kata kunci dalam belajar sains: open-mind, positive thinking hehe ;) Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: dopamine pada Agustus 04, 2008, 09:27:58 be good, not bad, God is good.. trust me, deep inside agama ada penjelasan ilmiah. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: milmi pada Agustus 05, 2008, 11:59:08 Kutip dari: Michelle pada Agustus 04, 2008, 06:51:34 Bukankah Tuhan menciptakan manusia dengan akal untuk berpikir dan belajar? Spot on mate! Jadi ingat ayat AlQur'an yg pertama turun kan berbunyi Iqra', yang artinya "bacalah!". Ini kata perintah supaya manusia membaca, atau secara lebih

luas belajar. Apa yang dipelajari? Ya jelas ciptaan Tuhan donk, karena kalo mencoba mempelajari Tuhan, mang kita apa? (Kok jadi khotbah ya? ~Kabuuur~) Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Kholil pada Juni 21, 2009, 03:02:38 Kutip dari: milmi pada Agustus 05, 2008, 11:59:08 Spot on mate! Jadi ingat ayat AlQur'an yg pertama turun kan berbunyi Iqra', yang artinya "bacalah!". Ini kata perintah supaya manusia membaca, atau secara lebih luas belajar. Apa yang dipelajari? Ya jelas ciptaan Tuhan donk, karena kalo mencoba mempelajari Tuhan, mang kita apa? (Kok jadi khotbah ya? ~Kabuuur~) Kenapa harus kabur, ngga salah kok! Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 21, 2009, 05:28:27 Kutip dari: milmi pada Juni 17, 2008, 04:38:54 Yang namanya eksperimen itu memang didesign sedemikian rupa supaya dapat menjawab hipotesis yang diajukan. Nah, Urey dan Miller menduga, menduga looh, bahwa dahulu atmosfer purba penuh dengan gas metana. Jadi eksperimennya valid. Masalahnya, benarkah dugaan mereka? Nah, hal itu kan belum terpatahkan sampai saat ini, atau setidaknya belum ada teori tandingan. Sampai ada teori tandingan, teori evolusi biokimia Urey-Miller masih dipakai. Yagn namanya percobaan di lab, ya dibuat pada kondisi yang menunjang. kalo emngharap proses alami seperti di alam, mau nunggu berapa lama? Beberapa juta tahun? :D Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: maulidia_ekaputri pada Juni 22, 2009, 03:04:05 Aduh, pada seneng baca buku Harun yahya, ya? sama donk! Memang, sampai sekarang teori evolusi masih menjadi perdebatan sengit antara kaum evolusionis dan para ilmuwan muda yang tidak mempercayainya. Dan sekarang mulai terbukti kalau ternyata teori evolusi itu bukannya menjadi sebuah teori tapi malah berkembang menjadi sebuah kepercayaan yang disebut neodarwinisme. Sebuah kepercayaan yang berkembang dari teori atheisme yaitu teori yang percaya pada benda-benda fisik dan cenderung tidak percaya pada teori penciptaan. Dan walaupun teori itu sudah lama terbukti tidak sesuai dengan fakta ilmiah semenjak ilmu genetika modern berkembang, tapi mengapa tetap dipercaya oleh para evolusionis dan sebagian orang? Jawabannya mudah saja, pertama para evolusionis tidak mempunyai pilihan lain selain mendukung teori tersebut. Soalnya, mereka cenderung tidak percaya pada teori penciptaan. karena mereka kebanyakan sangat mendewakan ilmu pegetahuan. Padahal, Aristoteles pun pernah menyatakan, "Ilmu pengetahuan yang baik harus didasari dengan iman." Lalu, kenapa masyarakat yang kebanyakan tidak tahu menahu tentang

kepercayaan semacam itu juga jadi percaya terhadap teori tersebut? simpel saja, karena selama ini para evolusionis telah mendoktrin masyarakat yang tidak terlalu mengerti tentang hal ini dengan bukti-bukti yang telah direkayasa dan mengajukan berbagai asumsi yang kesannya "ilmiah" kepada khalayak ramai. Padahal, dengan berpikir menggunakan sebuah otak anak TK saja kita sudah bisa menyatakan bahwa itu adalah hal yang mustahil. Coba saja kita survey ke anak TK, kita tanya: "Dek, tau gak kalo manusia berasal dari kera?" Kira-kira jawabannya seperti ini: "Hahaha... mana mungkin? emang aku monyet?" Jadi, kesimpulannya, saya (pribadi) sih gak percaya. Yaiyalah, kalo emang manusia berevolusi dari kera, kenapa sampe sekarang keranya masih ada? terus kalo evolusi itu kebetulan, kenapa kera gak berevolusi jadi apaan, kek! kenapa bisa jadi makhluk yang memepunyai akal pikiran seperti manusia? Terus, kalo karena mutasi gen, bukannya mutasi hanya menyebabkan kerugian atau tidak menguntungkan sama sekali, ya? terus, kenapa kalo iya kera bermutasi, kok bisa jadi yang super duper lebih baik : manusia? Ya gak? ya gak? Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 23, 2009, 11:47:52 Kutip dari: maulidia_ekaputri pada Juni 22, 2009, 03:04:05 Aduh, pada seneng baca buku Harun yahya, ya? sama donk! Memang, sampai sekarang teori evolusi masih menjadi perdebatan sengit antara kaum evolusionis dan para ilmuwan muda yang tidak mempercayainya. Dan sekarang mulai terbukti kalau ternyata teori evolusi itu bukannya menjadi sebuah teori tapi malah berkembang menjadi sebuah kepercayaan yang disebut neodarwinisme. Sebuah kepercayaan yang berkembang dari teori atheisme yaitu teori yang percaya pada benda-benda fisik dan cenderung tidak percaya pada teori penciptaan. Dan walaupun teori itu sudah lama terbukti tidak sesuai dengan fakta ilmiah semenjak ilmu genetika modern berkembang, tapi mengapa tetap dipercaya oleh para evolusionis dan sebagian orang? Jawabannya mudah saja, pertama para evolusionis tidak mempunyai pilihan lain selain mendukung teori tersebut. Soalnya, mereka cenderung tidak percaya pada teori penciptaan. karena mereka kebanyakan sangat mendewakan ilmu pegetahuan. Padahal, Aristoteles pun pernah menyatakan, "Ilmu pengetahuan yang baik harus didasari dengan iman." Lalu, kenapa masyarakat yang kebanyakan tidak tahu menahu tentang kepercayaan semacam itu juga jadi percaya terhadap teori tersebut? simpel saja, karena selama ini para evolusionis telah mendoktrin masyarakat yang tidak terlalu mengerti tentang hal ini dengan bukti-bukti yang telah direkayasa dan mengajukan berbagai asumsi yang kesannya "ilmiah" kepada khalayak ramai.

Padahal, dengan berpikir menggunakan sebuah otak anak TK saja kita sudah bisa menyatakan bahwa itu adalah hal yang mustahil. Coba saja kita survey ke anak TK, kita tanya: "Dek, tau gak kalo manusia berasal dari kera?" Kira-kira jawabannya seperti ini: "Hahaha... mana mungkin? emang aku monyet?" Jadi, kesimpulannya, saya (pribadi) sih gak percaya. Yaiyalah, kalo emang manusia berevolusi dari kera, kenapa sampe sekarang keranya masih ada? terus kalo evolusi itu kebetulan, kenapa kera gak berevolusi jadi apaan, kek! kenapa bisa jadi makhluk yang memepunyai akal pikiran seperti manusia? Terus, kalo karena mutasi gen, bukannya mutasi hanya menyebabkan kerugian atau tidak menguntungkan sama sekali, ya? terus, kenapa kalo iya kera bermutasi, kok bisa jadi yang super duper lebih baik : manusia? Ya gak? ya gak? Korban HY? Sejak kapan teori evolusi bertentangan dengan ilmu genetika? Sekarang ilmu genetika malah digunakan untuk melacak moyang makhluk tertentu, dan menguji hubungan kekerabatan makhluk hidup. Misal, kita bisa tahu bahwa Homo sapiens sapiens dan homo neanderthal (atau kadang dianggap homo sapiens neanderthal) adalah dua makhluk berbeda, karena genetika mereka beda. Dan sebagian besar mereka yang anti teori evolusi, sejauh yang aku temukan, tidak tahu apa-apa, atau tahu hal keliru mengenai teori evolusi. Teori evolusi misalnya, tidak bilang mahnusia berasal dari kera. Teori evolusi bilang manusia dan kera memiliki moyang yang sama, nenek moyang bersama. Dan nenek moyang ini berkembang jadi beberapa makhluk termasuk kera dan manusia. Simpanse misalnya, tidak ada di masa lalu, simpanse juga hasil evolusi sebagaimana manusia. Simpanse tidak pernah jadi moyang manusia (apalagi monyet, yang jelas-jelas bahkan gak masuk keluarga kera besar). Dan kurasa bahkan banyak dari kmereka yang tidak tahu beda kera dan monyet :) *Dan apa harus aku ulangi, kalau teori asal-mula makhluk hidup pertama (abiogenesis modern) dan teori evolusi adalah dua teori berbeda? Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 25, 2009, 02:43:12 Salah satu artikel: Kutip How RNA got started Scientists identify chemical reactions that could be responsible for the origin of life By Solmaz Barazesh

June 6th, 2009; Vol.175 #12 (p. 5) font_down font_up Text Size Scientists may have figured out the chemistry that sparked the beginning of life on Earth. The new findings map out a series of simple, efficient chemical reactions that could have formed molecules of RNA, a close cousin of DNA, from the basic materials available more than 3.85 billion years ago, researchers report online May 13 in Nature. This is a very impressive piece of work a really excellent analysis, comments chemist James Ferris of the Rensselaer Polytechnic Institute in Troy, N.Y. The new research lends support to the idea that RNA-based life-forms were the first step toward the evolution of modern life. Called the RNA world hypothesis, the idea was first proposed some 40 years ago. But until now, scientists couldnt figure out the chemical reactions that created the earliest RNA molecules. Today, DNA encodes the genetic blueprint for life excluding some viruses, for those who consider viruses living and RNA acts as an intermediary in the process, making protein from DNA. But most scientists think its unlikely that DNA was the basis of the origin of life, says study coauthor John Sutherland of the University of Manchester in England. Information-bearing DNA holds the code needed to put proteins together, but at the same time, proteins catalyze the reactions that produce DNA. Its a chickenor-egg problem. Scientists dont think that DNA and proteins could have come about independently regardless of which came first and yet still work together in this way. Its more plausible that the first life-forms were based on a single molecule that could replicate itself and store genetic information a molecule such as RNA (SN: 4/7/01, p. 212). RNA world proponents speculate modern DNA and proteins evolved from this RNA-dominated early life, and RNA in cells today is left over from this early time. While reactions to make RNA from ancient precursors worked on paper, the chemistry didnt work in the lab. And some scientists thought even RNA molecules were too complex to have spontaneously formed in the primordial soup. Sutherland and his colleagues have shown the reactions are possible. RNA molecules are formed from three components: a sugar, a base and a phosphate group. In past research, chemists developed each of the components and then tried to put them together to make the complete molecule. But the

components are quite stable, and so they wouldnt stick together, Sutherland says. After 40 years of trying, we decided there had to be a better way of doing this reaction. The team took a different approach, starting with a common precursor molecule that had a bit of the sugar and the base. Basically, we took half a base, added that to half a sugar, added the other piece of base, and so on, Sutherland says. The key turned out to be the order that the ingredients are added and the way you put them together like making a souffl. Another difference is that Sutherland and his team added the phosphate to the mix earlier than in past experiments. Having the phosphate around so early helped the later stages of the reaction happen more quickly and efficiently, the scientists say. The starting materials and the conditions of the reaction are consistent with models of the geochemistry of an early Earth, the team says. But while this is a step forward, its not the whole picture, Ferris points out. Its not as simple as putting compounds in a beaker and mixing it up. Its a series of steps. You still have to stop and purify and then do the next step, and that probably didnt happen in the ancient world. Sutherland and his team can so far make RNA molecules with two different bases, and there are still another two bases to figure out. Its related chemistry, Sutherland says. Thats how it must have been in the very beginning a series of fundamental reactions that could make all four types of RNA molecule. Once those RNA molecules formed, they would have had to string together to make multiple letters of the code, which could then make proteins. Proteins could then make all the components that make up a cell, and the process would continue from there. http://www.sciencenews.org/view/generic/id/43723/title/How_RNA_got_started (http://www.sciencenews.org/view/generic/id/43723/title/How_RNA_got_started) Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: milmi pada Juli 10, 2009, 09:47:50 Kutip dari: Pi-One pada Juni 23, 2009, 11:47:52 Dan sebagian besar mereka yang anti teori evolusi, sejauh yang aku temukan, tidak tahu apa-apa, atau tahu hal keliru mengenai teori evolusi. Teori evolusi misalnya, tidak bilang mahnusia berasal dari kera. Teori evolusi bilang manusia dan kera memiliki moyang yang sama, nenek moyang bersama. Dan nenek moyang ini berkembang jadi beberapa makhluk termasuk kera dan manusia. Simpanse misalnya, tidak ada di masa lalu, simpanse juga hasil evolusi sebagaimana manusia. Simpanse tidak pernah jadi moyang manusia (apalagi monyet, yang jelas-jelas bahkan gak masuk keluarga kera besar).

Membetulkan sedikit. Darwin dalam buku pertamanya (the origin of species) tidak pernah menyebut-nyebut kata evolusi. Apalagi menyatakan bahwa manusia dan kera punya nenek moyang yang sama. Dia hanya bilang bahwa spesies baru dapat terbentuk sebagai hasil dari seleksi alam. Barulah pada buku ke 2 nya (The descendant of man) ia banyak berteori tentang asal usul manusia. Saya harap apabila ingin membicarakan "teori evolusi" tolong diacu buku pertama darwin yang menceritakan proses seleksi alam, karena itulah dasar dari evolusi. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: cignus pada Juli 11, 2009, 10:08:10 klo masalah perbedaan mahluk hidup yg beraneka ragam (kayanya yg ini belum dijawab deh) itu bisa diliat dari basa aminanya kombinasi basa amina (purin pirimidin DKK) bisa membentuk jumlah yg sangat banyak sehingga menghasilkan mahluk hidup yg beraneka ragam termasuk perbedaan dalam spesies itu sendiri misalnya perbedaan kepribadian antara aku dan kamu (walaupun faktor lingkungan juga bisa mempengaruhi) Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: heru.htl pada Juli 12, 2009, 12:16:56 Saya lebih merasa logis jika evolusi makhluk hidup itu dari seleksi alam (contoh: mengapa orang yang hidup digunung rata-rata berbadan pendek dan berkaki kuat, sedangkan orang hidup didataran berbadan jangkung dan berkaki panjang), tetapi soal transformasi dari kera menuju manusia, itu yang perlu dipertanyakan-jika kera memang telah mengalami transformasi genetika sejak dan selama jutaan tahun ke wujud manusia tentu yang ada hanyalah manusia saat ini sebagai kelanjutan dari kera (setidaknya species kera tertentu itu telah menjadi manusia seutuhnya seperti sekarang), tetapi mengapa kera itu masih ada? Contoh pendekatan logis: jika memang ada persamaan bahwa gorila itu punya sidik jari mirip manusia, seharusnya perlu diteliti kembali apa yang berasal dari apa, apakah gorila berasal dari manusia atau sebalikanya, bukan diklaim secara teoritis melulu (atau hanya dengan eksperimen yang kurang meyakinkan hasilnya) bahwa manusialah yang pasti berasal dari gorila (dan pasti katanya?)... Terus terang, saya tidak membidangi Biologi sebab saya programmer/coder (dimana kami para coder bekerja dan berteori secara full logis, tidak ada kata "in float"). Tetapi, membaca buku-buku biologi (terutama yang terhubung teori evolusi), saya jadi heran, dengan mudahnya para pakar mengatakan sesuatu berasal dari sesuatu dll... dan ternyata sering tidak ada record ekperimentasi dasar dari teori yang dipublikasikan--sering hanya sebatas cetusan teori yang kemudian dipublikasikan lewat karya-karya penulisan buku--Ok, ok, dari segi pemikiran saya tetap menghargai mereka meski tetap bertanya-tanya dalam otak sy. Saya pernah membaca teori asal kehidupan oleh Miller, kalau yang satu ini, saya merasa logis dan OK--sy setuju dengan Miller. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan

Ditulis oleh: biobio pada Juli 12, 2009, 07:11:33 Saya sudah pernah buat threadnya di http://www.forumsains.com/biologi/asalmula-kehidupan/ (http://www.forumsains.com/biologi/asal-mula-kehidupan/) Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 12, 2009, 05:37:44 Salah satu bantahan kreasionis yang sering digunakan adalah masalah 'peluang'. Mereka mengklaim peluang pembentukan makhluk hidup awal secara alami itu sangat kecil. Tapi mereka juga sering merupakan dua point: 1. Makhluk hidup awal itu tidak harus berbentuk makhluk hidup paling sederhana yang kita kenal sekarang. Mungkin bentuknya adalah repilicator yang lebih sederhana dari virus, dan kalo menurut definisi biologi belum bisa dianggap 'makhluk hidup'. Katakan saja 'prototype' atau 'moyang'. Makhluk macam itu mungkin hanya terdiri dari rangkaian RNA dengan kemampuan menggandakan diri. 2. Nilai proabilitas itu berlaku untuk satu kali proses. Sementara proses di alam itu berlangsung simultan. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: biobio pada Juli 14, 2009, 12:21:01 Kutip dari: Pi-One pada Juli 12, 2009, 05:37:44 Salah satu bantahan kreasionis yang sering digunakan adalah masalah 'peluang'. Mereka mengklaim peluang pembentukan makhluk hidup awal secara alami itu sangat kecil. Tapi mereka juga sering merupakan dua point: 1. Makhluk hidup awal itu tidak harus berbentuk makhluk hidup paling sederhana yang kita kenal sekarang. Mungkin bentuknya adalah repilicator yang lebih sederhana dari virus, dan kalo menurut definisi biologi belum bisa dianggap 'makhluk hidup'. Katakan saja 'prototype' atau 'moyang'. Makhluk macam itu mungkin hanya terdiri dari rangkaian RNA dengan kemampuan menggandakan diri. 2. Nilai proabilitas itu berlaku untuk satu kali proses. Sementara proses di alam itu berlangsung simultan. 1. dalam bahasa biologi sering disebut protobion... Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Hendy wijaya, MD pada September 14, 2009, 01:39:17 Contoh lain lagi, terdapat bukti yang kuat bahwa molekul "hidup" pertama, RNA, berevolusi dalam "clay"..atau lumpur --> manusia diciptakan dari debu..ash to ash,dust to dust.. Kehidupan pertama terbentuk dalam air (primordial soup) --> Air adalah kehidupan. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Hendy wijaya, MD pada September 14, 2009, 02:05:21 Neo-Darwinisme bukan kepercayaan tetapi merupakan sebuah teori hasil

perpaduan teori evoulusi dan ilmu genetika populasi (population genetics). Perkembangan Ilmu Genetik dan hasil-hasil temuannya justru mendukung teori evolusi. Dan perlu ditekankan di sini dalam teori evolusi tidak ada yang menyebutkan bahwa manusia berasal atau berevolusi dari kera tapi manusia dan kera memiliki nenek moyang bersama. Itu yang perlu teman2 ketahui supaya informasi tidak terdistorsi. Secara genetika molekuler, terdapat bukti yang mendukung bahwa hipotesis nenek moyang bersama (common ancestor) dapat dibuktikan dengan keberadaan pseudogen yang sama antara manusia dan chimps..Pseudogen merupakan gen hasil duplikasi, baik yang mengalami proses transkripsi (processed pseudogenes) ataupun tidak (unprocessed pseudogenes), yang pada akhirnya seiring evolusi, gen hasil duplikasi ini mengalami sejumlah mutasi dan tidak dapat berfungsi lagi layaknya gen asalnya. Manusia dan chimps, memiliki beberapa pseudogenes yang sama, hal ini bisa menjadikan bukti bahwa manusia dan chimps memiliki nenek moyang bersama. Hal ini bisa diibaratkan jika kita ingin mengetahui/menguji sebuah buku itu asli hasil pemikiran sendiri ataupun hanya merupakan hasil plagiat/kopian dari pemikiran orang lain (dalam hal evolusi --> common ancestor), kita tidak melihat pada kesamaan sejumlah pernyataan yang benar, tapi melihat dari kesalahan yang ada pada buku tersebut, salah cetak ataupun salah ketik yang memang secara sengaja dimasukkan oleh si penulis asli, untuk "menandai" orisinalitas karya..jika ada orang yang mencontek, maka kesalahan ketik ini akan ikut tercontek. Hal ini menjadi bukti bahwa buku hasil contekan berasal dari satu karya. (kesalahan cetak disini sebagai pegganti pseudogen). Kalau memang hasil karya itu asli dan bukan contekan, mengapa buku itu memiliki kesalahan cetak yang persis sama? (=kalau manusia dan chimps merupakan "hasil karya sendiri2" atau berevolusi sendiri2 sejak awal dari nenek moyangnya masing2 mengapa mereka memiliki pseudogenes yang persis sama?) Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: The Houw Liong pada September 15, 2009, 11:51:13 Salah satu hal yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah (deduksi logis dar hukum alam yang sudah teruji, dan bukti experimen) dari hipotesis NeoDarwin ialah : Awal kehidupan , khususnya terjadinya inteligen (DNA) dari elemen anorganik. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Hendy wijaya, MD pada September 15, 2009, 12:37:02 Ya, itu tetap menjadi missing link..sebab keterbatasan-keterbatasan kita dalam melakukan eksperimen. Kita menggeneralisaskian hasil pemikiran atau kesimpulan berdasarkan uji laboratorium yang hanya beberapa tahun saja lamanya, dibandingkan umur bumi yang 4,5 milyar tahun (kurang lebih 4 milyar kali lebih lama), dan paling banter kita hanya melakukan uji coba dalam tabung reaksi di lab dengan jumlah total luasnya sekitar 10 meter persegi, bumi memiliki luas 500 juta kilometer persegi (kurang lebih 50 triliyun kali lebih luas)...Dengan demikian, bumi memiliki peluang yang jauh lebih besar sebagai tempat "trial and error" munculnya kehidupan dari molekul anorganik ketimbang dalam lab..

Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: The Houw Liong pada September 15, 2009, 01:36:17 Jika algoritmanya diketahui maka proses itu dapat disimulasikan dengan komputer. Walaupun dengan superkomputer ternyata hanya berdasarkan "chance" saja tidak mungkin terbentuk urutan yang mengandung inteligensi. Huruf yang diacak bermilyar tahun, tidak akan menghasilkan ensiklopedia. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Pi-One pada September 15, 2009, 05:52:24 Kutip dari: The Houw Liong pada September 15, 2009, 11:51:13 Salah satu hal yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah (deduksi logis dar hukum alam yang sudah teruji, dan bukti experimen) dari hipotesis NeoDarwin ialah : Awal kehidupan , khususnya terjadinya inteligen (DNA) dari elemen anorganik. Asal mula kehidupan adalah bagian dari bahasan teori The Origin of Life, dimana abiogenesis menjadi salah satu bagiannya. Sementara Teori evolusi adalah teori tentang The origin of spesies. Tolong dibedakan. Dan soal DNA, saat ini asumsi yang umum diterima adalah DNA berkembang dari bentuk yang lebih sederhana, yakni RNA. Judul: Re: [ASK] Asal Mula Kehidupan Ditulis oleh: Pi-One pada September 15, 2009, 06:00:25 Kutip dari: The Houw Liong pada September 15, 2009, 01:36:17 Jika algoritmanya diketahui maka proses itu dapat disimulasikan dengan komputer. Walaupun dengan superkomputer ternyata hanya berdasarkan "chance" saja tidak mungkin terbentuk urutan yang mengandung inteligensi. Huruf yang diacak bermilyar tahun, tidak akan menghasilkan ensiklopedia. Sayangnya kondisi di alam tidak pure chance, tapi dibatasi oleh hukum-hukum alam. Rantai DNA yang panjang tidak langsung terangkai keseluruhan, tapi berkembang dari rantai yang lebih pendek. Jika kita pertimabngkan kondisi, hukum alam, dan faktor-faktor lain, maka kita akan temukan bahwa sebagian besar chance mustahil terwujud, dan nilai probabilitas yang sebenarnya tidak sekecil asumsi awal. Judul: ... Ditulis oleh: biobio pada September 19, 2009, 03:47:21 Terlepas dari semua itu, Darwinisme sebenarnya hanya membahas evolusi dan spesiasi dengan seleksi alam sebagai mekanismenya,jadi tidak membahas awal mula kehidupan (meskipun ini juga implikasinya)

KLONING MANUSIA

DALAM KAJIAN HUKUM ISLAMIstilah kloning atau klonasi berasal dari kata clone (bahasa Greek) atau klona, yang secara harfiah berarti potongan/pangkasan tanaman. Dalam hal ini tanam-tanaman baru yang persis sama dengan tanaman induk dihasilkan lewat penanaman potongan tanaman yang diambil dari suatu pertemuan tanaman jantan dan betina. Melihat asal bahasa yang digunakan, dapat dimengerti bahwa praktek perbanyakan tanaman lewat penampangan potongan/pangkasan tanaman telah lama dikenal manusia. Karena tidak adanya keterlibatan jenis kelamin, maka yang dimaksud dengan klonasi adalah suatu metode atau cara perbanyakan makhluk hidup (atau reproduksi) secara aseksual. Hasil perbanyakan lewat cara semacam ini disebut klonus/klona, yang dapat diartikan sebagai individu atau organisme yang dimiliki genotipus yang identik. Dalam perkembangannya, klonasi tidak hanya dikerjakan dengan memanfaatkan potongan tanaman yang umumnya berbentuk batang yang mengandung titik-titik tumbuh calon ranting dan daun, tetapi juga memanfaatkan hampir semua jaringan tanaman untuk menghasilkan tanaman sempurna. Dengan teknologi biakan jaringan, potongan daun atau sekeping jaringan dari batang tanaman lengkap. Dari sini terlihat bahwa klonasi pada dasarnya memanfaatkan sel-sel tanaman yang masih memiliki kemampuan untuk memilah-milah diri menghasilkan berbagai jenis tanaman, seperti akar, batang dan daun dengan fungsinya masing-masing. Kemampuan semacam ini ternyata semakin menurun seiring dengan meningkatnya status organisme. Pada organisme tinggi, misalnya mamalia, sel-sel jaringan telah kehilangan totipotensinya, sehingga apabila tanaman hanya mampu menghasilkan sel sejenis, tetapi tidak mampu memilah diri lagi untuk menghasilkan organ atau sel dengan fungsi yang lain. Berbeda dengan tanaman, klonasi mamalia tidak dapat dikerjakan, misalnya dengan menanam sel atau jaringan dari bagian tubuh, seperti tangan, kaki, jantung, hati untuk menghasilkan individu baru. Dengan demikian, klonasi pada organisme tingkat tinggi hanya dapat dikerjakan lewat sel yang masih totipoten, yaitu sel pada aras embrio atau mudghah. Dari pemahaman tentang sifat sel organisme tadi, jika ditinjau secara umum sesuai dengan aras kehidupan organisme, maka klonasi dapat dikerjakan pada berbagai aras, yaitu klonasi pada aras sel, aras jaringan dan aras individu. Pada organisme sel tunggal atau unisel seperti bakteri, perbanyakan diri untuk menghasilkan individu yang baru, berlangsung lewat klonasi sel. Dalam hal ini klonasi sel sekaligus juga merupakan klonasi individu pada hewan dan manusia dapat juga terjadi, misalnya pada kelahiran kembar satu telur. Masing-masing anak di sini merupakan klonus yang memiliki susunan genetis identik. Dalam perkembangan biologi molekuler, sekarang dimungkinkan klonasi pada aras yang lebih kecil daripada sel, yaitu aras gena. Kemampuan manusia melakukan klonasi gena memunculkan bidang ilmu baru, yang disebut rekayasa genetika. Untuk pertama kalinya suatu gena berhasil diklonasi dengan teknik DNA rekombinan pada tahun 1973. Hanya dalam selang waktu tiga tahun, teknologi ini sudah dikomersialkan oleh suatu perusahaan

di California USA, yaitu Genentech. Sebetulnya klonasi gena juga terjadi secara alami pada beberapa mikroorganisme. Misalnya beberapa mikroorganisme yang semula rentan terhadap antibiotika berubah menjadi klon mikroorganisme yang kebal antibiotika. Klona ini terjadi akibat perbanyakan diri lebih lanjut mikroorganisme induk yang telah kemasukan gena kebal tadi. Kloning terhadap manusia adalah merupakan bentuk intervensi hasil rekayasa manusia. Kloning adalah teknik memproduksi duplikat yang identik secara genetis dari suatu organisme. Klon adalah keturunan aseksual dari individu tunggal. Setelah keberhasilan kloning domba bernama Dolly pada tahun 1996, para ilmuwan berpendapat bahwa tidak lama lagi kloning manusia akan menjadi kenyataan. Kloning manusia hanya membutuhkan pengambilan sel somatis (sel tubuh), bukan sel reproduktif (seperti sel telur atau sperma) dari seseorang, kemudian DNA dari sel itu diambil dan ditransfer ke dalam sel telur seseorang wanita yang belum dibuahi, yang sudah dihapus semua karakteristik genetisnya dengan cara membuang inti sel (yakni DNA) yang ada dalam sel telur itu. Kemudian, arus listrik dialirkan pada sel telur itu untuk mengelabuinya agar merasa telah dibuahi, sehingga ia mulai membelah. Sel yang sudah dibuahi ini kemudian ditanam ke dalam rahim seorang wanita yang ditugaskan sebagai ibu pengandung. Bayi yang dilahirkan secara genetis akan sama dengan genetika orang yang mendonorkan sel somatis tersebut. Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada manusia, khususnya di bidang medis. Beberapa di antara keuntungan terapeutik dari teknologi kloning dapat diringkas sebagai berikut:

Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan anak. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Ada kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli embrio dan sel-sel hasil kloning. Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah kecantikan.

Permasalahan kloning adalah merupakan kejadian kontemporer (kekinian). Dalam kajian literatur klasik belum pernah persoalan kloning dibahas oleh para ulama. Oleh karenanya, rujukan yang penulis kemukakan berkenaan dengan masalah kloning ini adalah menurut beberapa pandangan ulama kontemporer. Abul Fadl Mohsin Ebrahim berpendapat dengan mengutip ayat di atas, bahwa ayat tersebut menampakkan paradigma al-Quran tentang penciptan manusia mencegah tindakan-tindakan yang mengarah pada kloning. Dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya adalah tindakan Tuhan. Segala bentuk peniruan atas tindakan-Nya dianggap sebagai perbuatan yang melampaui batas. Kendati Allah menciptakan sistem sebab-akibat di alam semesta ini, kita tidak boleh lupa bahwa Dia juga telah menetapkan pengecualian-pengecualian bagi sistem umum tersebut, seperti pada kasus penciptaan Adam As. dan Isa As. Jika kloning manusia benar-benar menjadi kenyataan, maka itu adalah atas kehendak Allah SWT. Semua itu, jika manipulasi bioteknologi ini berhasil dilakukan, maka hal itu sama sekali tidak mengurangi keimanan kita kepada Allah SWT sebagai Pencipta, karena bahan-bahan utama yang digunakan, yakni sel somatis dan sel telur yang belum dibuahi adalah benda ciptaan Allah SWT. Islam mengakui hubungan suami isteri melalui perkawinan sebagai landasan bagi pembentukan masyarakat yang diatur berdasarkan tuntunan Tuhan. Anak-anak yang lahir dalam ikatan perkawinan membawa komponen-komponen genetis dari kedua orang tuanya, dan kombinasi genetis inilah yang memberi mereka identitas. Karena itu, kegelisahan umat Islam dalam hal ini adalah bahwa replikasi genetis semacam ini akan berakibat negatif pada hubungan suami-isteri dan hubungan anak-orang tua, dan akan berujung pada kehancuran institusi keluarga Islam. Lebih jauh, kloning manusia akan merenggut anak-anak dari akar (nenek moyang) mereka serta merusak aturan hukum Islam tentang waris yang didasarkan pada pertalian darah. Berikutnya, KH. Ali Yafie dan Dr. Armahaedi Mahzar (Indonesia), Abdul Aziz Sachedina dan Imam Mohamad Mardani (AS) juga mengharamkan, dengan alasan mengandung ancaman bagi kemanusiaan, meruntuhkan institusi perkawinan atau mengakibatkan hancurnya lembaga keluarga, merosotnya nilai manusia, menantang Tuhan, dengan bermain tuhan-tuhanan, kehancuran moral, budaya dan hukum. M. Kuswandi, staf pengajar Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta juga berpendapat teknik kloning diharamkan, dengan argumentasi: menghancurkan institusi pernikahan yang mulia (misal: tumbuh suburnya lesbian, tidak perlu laki-laki untuk memproduksi anak), juga akan menghancurkan manusia sendiri (dari sudut evolusi, makhluk yang sesuai dengan environment-nya yang dapat hidup). Dari sudut agama dapat dikaitkan dengan masalah nasab yang menyangkut masalah hak waris dan pernikahan (muhrim atau bukan), bila diingat anak hasil kloning hanya mempunyai DNA dari donor nukleus saja, sehingga walaupun nukleus berasal dari suami (ayah si anak), maka DNA yang ada dalam tubuh anak tidak membawa DNA ibunya. Dia

seperti bukan anak ibunya (tak ada hubungan darah, hanya sebagai anak susuan) dan persis bapaknya (haram menikah dengan saudara sepupunya, terlebih saudara sepupunya hasil kloning juga). Selain itu, menyangkut masalah kejiwaan, bila melihat bahwa beberapa kelakuan abnormal seperti kriminalitas, alkoholik dan homoseks disebabkan kelainan kromosan. Demikian pula masalah kejiwaan bagi anak-anak yang diasuh oleh single parent, barangkali akan lebih kompleks masalahnya bagi donor nukleus bukan dari suami dan yang mengandung bukan ibunya. Sedangkan ulama yang membolehkan melakukan kloning mengemukakan alasan sebagai berikut: 1. Dalam Islam, kita selalu diajarkan untuk menggunakan akal dalam memahami agama. 2. Islam menganjurkan agar kita menuntut ilmu (dalam hadits dinyatakan bahkan sampai ke negri Cina sekalipun). 3. Islam menyampaikan bahwa Allah selalu mengajari dengan ilmu yang belum ia ketahui (lihat QS. 96/al-Alaq). 4. Allah menyatakan, bahwa manusia tidak akan menguasai ilmu tanpa seizin Allah (lihat ayat Kursi pada QS. 2/al-Baqarah: 255). Dengan landasan yang demikian itu, seharusnya kita menyadari bahwa penemuan teknologi bayi tabung, rekayasa genetika, dan kemudian kloning adalah juga bagian dari takdir (kehendak) Ilahi, dan dikuasai manusia dengan seizin-Nya. Penolakan terhadap kemajuan teknologi itu justru bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Islam. Ada juga di kalangan umat Islam yang tidak terburu-buru mengharamkan ataupun membolehkan, namun dilihat dahulu sisi-sisi kemanfaatan dan kemudharatan di dalamnya. Argumentasi yang dikemukakan sebagai berikut: Perbedaan pendapat di kalangan ulama dan para ilmuan sebenarnya masih bersifat tentative, bahwa argumen para ulama/ilmuan yang menolak aplikasi kloning pada manusia hanya melihatnya dari satu sisi, yakni sisi implikasi praktis atau sisi applied science dari teknik kloning. Wilayah applied science yang mempunyai implikasi sosial praktis sudah barang tentu mempunyai logika tersendiri. Mereka kurang menyentuh sisi pure science (ilmu-ilmu dasar) dari teknik kloning, yang bisa berjalan terus di laboratorium baik ada larangan maupun tidak. Wilayah pure science juga punya dasar pemikiran dan logika tersendiri pula. Dalam mencari batas keseimbangan antara kemajuan IPTEK dan Doktrin Agama, pertanyaan yang dapat diajukan adalah sejuh mana para ilmuan, budayawan dan agamawan dapat berlaku adil dalam melihat kedua fenomena yang berbeda misi dan orientasi tersebut? Menekankan satu sisi dengan melupakan atau menganggap tidak adanya sisi yang lain, cepat atau lambat, akan membuat orang tertipu dan kecewa. Dari situ barangkali perlu dipikirkan format kajian dan telaah yang lebih seimbang, arif, hati-hati untuk menyikapi dan memahami kedua sisi tersebut sekaligus. Sudah tidak

zamannya sekarang, jika seseorang ingin menelaah persoalan kloning secara utuh, tetapi tidak memperhatikan kedua sisi tersebut secara sekaligus. Selanjutnya, ada pula agamawan sekaligus ilmuan menyatakan bahwa tujuan agama menurut penuturan Imam al-Syatibi yang bersifat dharuri ada lima, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Oleh karena itulah maka kloning itu kita uji dari sesuai atau tidaknya dengan tujuan agama. Bila sesuai, maka tidak ada keberatannya kloning itu kita restui, tetapi bila bertentangan dengan tujuan-tujuan syara tentulah kita cegah agar tidak menimbulkan bencana. Kesimpulan yang diberikan klonasi ovum manusia itu tidak sejalan dengan tujuan agama, memelihara jiwa, akal, keturunan maupun harta, dan di beberapa aspek terlihat pertentangannya. Untuk menentukan apakah syariat membenarkan pengambilan manfaat terapeutik dari kloning manusia, kita harus mengevaluasi manfaat vis a vis mudharat dari praktek ini. Dengan berpijak pada kerangka pemikiran ini, maka manfaat dan mudharat terapeutik dari kloning manusia dapat diuraikan sebagai berikut:

Mengobati penyakit. Teknologi kloning kelak dapat membantu manusia dalam menentukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah kecantikan. Sekedar melakukan riset kloning manusia dalam rangka menemukan obat atau menyingkap misteri-misteri penyakit yang hingga kini dianggap tidak dapat disembuhkan adalah boleh, bahkan dapat dijustifikasikan pelaksanaan riset-riset seperti ini karena ada sebuah hadits yang menyebutkan: Untuk setiap penyakit ada obatnya. Namun, perlu ditegaskan bahwa pengujian tentang ada tidaknya penyakit keturunan pada janinjanin hasil kloning guna menghancurkan janin yang terdeteksi mengandung penyakit tesebut dapat melanggar hak hidup manusia. Infertilitas. Kloning manusia memang dapat memecahkan problem ketidaksuburan, tetapi tidak boleh mengabaikan fakta bahwa Ian Wilmut, A.E. Schieneke, J. Mc. Whir, A.J. Kind, dan K.H.S. Campbell harus melakukan 277 kali percobaan sebelum akhirnya berhasil mengkloning Dolly. Kloning manusia tentu akan melewati prosedur yang jauh lebih rumit. Pada eksperimen awal untuk menghasilkan sebuah klon yang mampu bertahan hidup akan terjadi banyak sekali keguguran dan kematian. Lebih jauh, dari sekian banyak embrio yang dihasilkan hanya satu embrio, yang akhirnya ditanam ke rahim wanita pengandung sehingga embrio-embrio lainnya akan dibuang atau dihancurkan. Hal ini tentu akan menimbulkan problem serius, karena nenurut syariat pengancuran embrio adalah sebuah kejahatan. Selain itu, teknologi kloning melanggar sunnatullah dalam proses normal penciptaan manusia, yaitu bereproduksi tanpa pasangan seks, dan hal ini akan meruntuhkan institusi perkawinan. Produksi manusia-manusia kloning juga sebagaimana dikemukakan di atas, akan berdampak negatif pada hukum waris Islam (al-mirts). Organ-organ untuk transplantasi. Ada kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ

tubuh manusia hasil kloning. Manipulasi teknologi untuk mengambil manfaat dari manusia hasil kloning ini dipandang sebagai kejahatan oleh hukum Islam, karena hal itu merupakan pelanggaran terhadap hidup manusia. Namun, jika penumbuhan kembali organ tubuh manusia benar-benar dapat dilakukan, maka syariat tidak dapat menolak pelaksanaan prosedur ini dalam rangka menumbuhkan kembali organ yang hilang dari tubuh seseorang, misalnya pada korban kecelakaan kerja di pertambangan atau kecelakaan-kecelakaan lainnya. Tetapi, akan muncul pertanyaan mengenai kebolehan menumbuhkan kembali organ tubuh seseorang yang dipotong akibat kejahatan yang pernah dilakukan. Menghambat Proses Penuaan. Ada sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning. Namun hal ini bertentangan dengan hadits yang menceritakan peristiwa berikut:

Orang-orang Baduy datang kepada Nabi SAW, dan berkata: Hai Rasulallah, haruskah kita mengobati diri kita sendiri? Nabi SAW menjawab: Ya, wahai hamba-hamba Allah, kalian harus mengobati (diri kalian sendiri) karena sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit tanpa menyediakan obatnya, kecuali satu macam penyakit. Mereka bertanya: Apa itu? Nabi SAW menjawab: Penuaan.

Jual beli embrio dan sel. Sebuah riset bisa saja mucul untuk memperjual-belikan embrio dan sel-sel tubuh hasil kloning. Transaksi-transaksi semacam ini dianggap bthil (tidak sah) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Seseorang tidak boleh memperdagangkan sesuatu yang bukan miliknya. 2. Sebuah hadits menyatakan: Di antara orang-orang yang akan dimintai pertanggungjawaban pada Hari Akhir adalah orang yang menjual manusia merdeka dan memakan hasilnya. Dengan demikian, potensi keburukan yang terkandung dalam teknologi kloning manusia jauh lebih besar daripada kebaikan yang bisa diperoleh darinya, dan karenanya umat Islam tidak dibenarkan mengambil manfaat terapeutik dari kloning manusia. Entry Filed under: Kloning - Clone. . REKAYASA GENETIKA CLONING REPRODUKSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Tuesday, 12 May 2009 ABSTRACT. There is a great inter-relationship between modern medicine and some of Islamic teachings. The Islamic views presented about reproductive human cloning in this article are formulated with a necessary caution. From an Islamic perspective, two issues have been discussed regarding human cloning.

First, does it bring into question Islam's belief about Allah's attribute as the Creator in any way? Second, What is the Islamic perspective on cloning? Is it forbidden, is it possible or

is it acceptable? Regarding the first issue, there was a consensus that cloning does not bring into question any Islamic belief in any way. Allah is the Creator of the universe but He has established the system of cause-and-effect in this world. Regarding the question of permissibility, the majority of religius scholars (Ulamas) reached the conclusion that cloning is permissible in case of plants as well as in case of animals except human beings. The extension of cloning to human beings would create extremely complex and intractable social and moral problems. Therefore cloning of human beings cannot be permitted. Cloning is not a creation of life. It uses already existing life, as the egg cell, from which a nucleus is removed and the cell that is injected instead of it, are already created by Allah. Abstrak Ada hubungan yang erat antara perkembangan teknologi kedokteran modern dengan ajaran Islam. Dalam artikel ini dibahas, cloning reproduksi manusia termasuk yang harus mendapatkan perhatian khusus menurut pandangan hukum Islam. Dilihat dari perspektif hukum Islam, ada dua hal penting yang perlu didiskusikan tentang teknologi cloning. Pertama, keberadaanya menyangkut persoalan keimanan terhadap Allah sebagai Maha Pencipta. Kedua, tentang hukum cloning dari perspektif hukum Islam, dilarang atau diperbolehkan. Jawaban atas masalah pertama, bahwa cloning tidak berarti mengintervensi penciptaan Allah. Allah adalah sejatinya Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang telah menciptakan sistem yang berjalan, sebab dan akibat di dunia ini. Kedua, terhadap persoalan kebolehan cloning, Ulama sepakat bolehnya menclon tanaman dan hewan. Cloning terhadap manusia berdampak mudarat pada hal yang komplek, menyangkut persoalan sosial dan moral. Cloning tidak berarti menciptakan kehidupan, tetapi hanya melakukan sesuatu terhadap kehidupan yang sudah tercipta ada, memproses sebuah sel telur yang dikeluarkan pronukleusnya dan inti sel yang telah diciptakan Allah. Rekayasa Genetika dan Reproduksi Manusia Dewasa ini telah dikembangkan teknologi DNA rekombinan, atau yang lebih populer dikenal dengan rekayasa genetika. Teknologi ini melibatkan upaya perbanyakan gen tertentu di dalam suatu sel yang bukan sel alaminya sehingga sering pula dikatakan sebagai cloning gen. Proses yang dilakukan adalah dengan memindahkan inti sel somatik yang mengandung DNA dan komponen genetik lengkapnya ke sel ovum yang telah diambil seluruh inti selnya, atau embryo splitting untuk manghasilkan manusia.[i] Kendati hingga kini cloning reproduksi manusia belum terjadi, namun para pakar bidang terkait yakin bahwa keberhasilan cloning hewan merupakan pendahuluan bagi keberhasilan cloning manusia, dimungkinkan dilakukan pada manusia. Cloning merupakan salah satu bentuk reproduksi yang sudah dikenal. Dewasa ini telah banyak produk teknologi reproduksi dikembangkan para ahli.[ii] Di antaranya adalah inseminasi buatan, bayi tabung, TAGIT (Tandur Alih Gamet Intra Tuba), perlakuan hormonal, donor sel telur dan sel sperma, kultur telur dan embrio, pembekuan sperma dan embrio, GIFT (gamet intrafallopian transfer), ZIFT (zigot intrafallopian transfer), Fertilisasi In Vitro (in vitro fertilization), partenogenesis, dan cloning.[iii]

Menurut ahli kedokteran, bagi pasangan suami-isteri yang berkeinginan memiliki keturunan namun tidak dapat dilakukan melalui cara reproduksi seksual (sexual reproduction) yang disebabkan adanya gangguan pada pihak isteri dan/ atau suami, maka dapat dilakukan dengan cara reproduksi aseksual, menggunakan pilihan teknologi reproduksi pada manusia tersebut.[iv] Dari perspektif hukum Islam, belum semua cara reproduksi aseksual di atas telah difatwakan ulama secara rinci. Namun demikian, meski tidak menggunakan topik khusus, dari segi esensi persoalan hukum, teknik-teknik tersebut telah tercakup dalam fatwa yang ada, karena ada kesamaan 'illat dengan inseminasi buatan, bayi tabung, dan cloning. Cloning: Pengertian dan Jenis-jenisnya Setelah sukses dengan teknologi inseminasi buatan yang kemudian dikem-bangkan melalui teknik bayi tabung, para pakar kedokteran telah melakukan sebuah lompatan teknologi dengan ditemukannya metode cloning. Istilah 'cloning' berasal dari kata klon (Yunani) yang berarti potongan/pangkasan tanaman, dalam bahasa Inggris disebut Clone yang berarti duplikasi, penggandaan, membuat objek yang sama persis. Dalam konteks sains, cloning didefinisikan sebagai sebuah rekayasa genetika dengan cara pembelahan dan pencangkokan sel dewasa di laboratorium dan bila telah berhasil kemudian dibiakkan dalam rahim organisme.[v] Dalam bahasa Arab disebut al-Instinskh.[vi] Ada yang mengIndonesiakan kata clonus yang di-Inggriskan menjadi cloning, clonage.[vii] (Perancis) menjadi Klonasi Para ahli telah membuktikan keberhasilan cloning pada tanaman dan hewan, menurut berbagai laporan, hal tersebut sudah lama dipraktikkan. Teknologi pada hewan mulai mencuat pada awal Maret 1997, ketika Ian Wilmut dari Roslin Institute (Skotlandia) berhasil meng-cloning sel kambing dewasa sehingga lahirlah Dolly (Februari 1997), dan dari laboratorium yang sama kemudian dilahirkan domba lain yang diberi nama Polly (Juli 1997). Dilihat dari tujuannya, cloning pada tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan produktivitas, dan mencari obat alami bagi penyakit-penyakit kronis, menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.[viii] Hingga kini belum ada laporan resmi tentang keberhasilan mengclon individu manusia, sebabnya, antara lain karena terhambat adanya batasan boleh dan tidaknya menurut etika, agama, dan norma yang lain, tetapi secara teoritis mungkin dapat dilakukan, namun demikian hasilnya jika benar-benar dilakukan apakah seperti yang dikehendaki, masih menjadi tanda tanya. Sungguhpun dari sisi teknologi diakui sulit dan memerlukan dana besar untuk mewujudkannya, sejak tahun 1998 sejumlah eksperimen mengklon manusia telah dilakukan oleh dokter-dokter di berbagai negara, bahkan banyak kalangan yang mengklaim diri telah berhasil melakukannya, bayi hasil cloning siap dan bahkan telah lahir. Namun, kebenaran isu tersebut belum dapat dibuktikan, yang dinyatakan justru kegagalannya.[ix] Pada umumnya para ilmuwan menanggapi berita itu hanyalah sebuah sensasi, sebagai isapan jempol belaka. Bahkan, Harry Griffin, ketua Lembaga Skotlandia Roslin yang telah berhasil melahirkan domba cloning pertama, Dolly pada tahun 1997,

mengomentari bahwa berita bayi cloning ini hanyalah trik publisitas saja.[x] Dari segi teknis dan manfaatnya, cloning dibedakan atas tiga jenis, cloning embrio, cloning biomedik (terapetik), dan cloning reproduksi. Cloning embrio betujuan membuat kembar dua, tiga, dan seterusnya dari sebuah zigot. Cloning biomedik (terapetik) bertujuan untuk keperluan penelitian pengobatan penyakit yang hingga kini sulit disembuhkan, seperti Alzheimer, parkinson, DM (Diabetes Mellitus), Infrak Jantung, Kanker darah, stroke, dan sebagainya.[xi] Tujuan dilakukannya cloning reproduksi adalah untuk mendapatkan anak klon dari orang yang diklon, memproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik. Metodenya, dapat dilakukan melalui proses seksual dengan fertilisasi in vitro dan aseksual dengan menggunakan sel somatis sebagai sumber gen. Pada cloning seksual, secara teknis langkah awal yang dilakukan adalah fertilisasi in vitro. Setelah embrio terbentuk dan berkembang mencapai empat sampai delapan sel segera dilakukan splitting (pemotongan dengan teknik mikromanipulasi) menjadi dua atau empat bagian. Bagian-bagian embrio ini dapat ditumbuhkan kembali dalam inkubator hingga berkembang menjadi embrio normal yang memiliki genetik sama. Setelah mencapai fase blastosis, embrio tersebut ditransfer kembali ke dalam rahim ibu sampai umur sembilan bulan. Berbeda dengan cloning seksual, pada cloning aseksual fertilisasi tidak dilakukan menggunakan sperma, melainkan hanya sebuah sel telur terfertilisasi semu yang dikeluarkan pronukleusnya dan sel somatis. Karenanya, bila pada cloning seksual genetik anak berasal dari kedua orang tuanya, maka pada cloning aseksual genetik anak sama dengan genetik penyumbang sel somatis. [xii] Hukum Kloning Reproduksi Manusia Cloning pada manusia termasuk isu besar, namun respon dari ulama Indonesia melalui ijtihd jam'i maupun individual belum cukup representatif. Fatwa terhadap cloning, antara lain, datang dari Bahtsul Masail yang diberikan sangat singkat dan belum tuntas, sehingga diperlukan fatwa lanjutan. Fatwa yang cukup memadai datang dari MUI (2000). Belumnya lembaga fatwa yang lain menetapkan hukumnya, diduga karena hal tersebut belum terjadi dan kemungkinan terjadinya masih sangat jauh sehingga dianggap tidak mendesak, atau karena 'illat hukum cloning manusia sangat jelas sehingga tidak perlu ditetapkan hukumnya secara khusus, dapat dikiyaskan kepada hukum inseminasi buatan atau bayi tabung. Memproduksi atau melipatgandakan anak manusia melalui proses cloning akan meniadakan berbagai pelaksanaan hukum Islam, seperti tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara orang tua dan anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman, dan lain-lain. Dilihat dari segi teknis dan dampak hukum yang ditimbulkannya, cloning embrio dapat disamakan dengan bayi tabung. Karena itu, jika batas-batas diperkenankannya bayi tabung, seperti asal pemilik ovum, sperma, dan rahim terpenuhi, tanpa melibatkan pihak ketiga (donor atau sewa rahim), dan dilaksanakan ketika suami-isteri tersebut masih terikat pernikahan maka hukumnya boleh. Dengan begitu, anak kembar yang dilahirkan akan berstatus sebagai anak sah pasangan tersebut.[xiii]

Hukum cloning, dilihat dari teknis dan dampaknya dapat dipersamakan dengan inseminasi buatan atau bayi tabung, Ulama sepakat bahwa setiap upaya mereproduksi manusia yang berdampak dapat merancukan nasab atau hubungan kekeluargaan, lebihlebih kalau kontribusi ayah tak ada dalam cloning ini, maka hukumnya lebih haram. Dari dampak teringan tingkat kerancuannya pada praktik inseminasi buatan dan bayi tabung adalah praktik penitipan zigot yang berasal dari pasangan poligamis di rahim isterinya yang lain hukumnya haram, apalagi cloning manusia yang lebih merancukan hubungan nasab dan kekeluargaan. Kerancuan nasab yang ditimbulkan dari cloning reproduksi manusia yang teringan, meskipun sel tubuh diambil dari suaminya, tetap menghadirkan persoalan rumit, yaitu menyangkut status anaknya kelak, sebagai anak kandung pasangan suami-isteri tersebut atau 'kembaran terlambat' dari suaminya, atau dia tidak berayah, mengingat sifat genetiknya 100 % sama dengan suaminya.[xiv][xv] Jika demikian, maka anak tersebut lebih tepat disebut sebagai kembaran dari pemberi sel. Jika sebagai kembaran atau duplikat terlambat suaminya, bagaimana hubungannya dengan wanita itu dan keturunannya serta anggota keluarganya yang lain. Apalagi jika cloning diambil dari pasangan yang tidak terikat pernikahan yang sah, atau anak klon yang berasal dari sel telur seorang wanita dengan sel dewasa wanita itu sendiri atau dengan wanita lain, maka tingkat kerancuannya lebih rumit. Tidak berasal dari mani (sperma). Di samping itu, yang masih diperdebatkan mengenai usia anak klon, dugaan terkuat menyatakan akan sama dengan usia dari pemberi sel. Bahtsul Masail pada Munas NU (Lombok Tengah, 17-20 Nopember 1997) menyepakati tentang hukum cloning gen pada manusia hukumnya haram. Alasannya, proses tanasul (berketurunan) harus melalui pernikahan secara syar'i, Bisa mengakibatkan kerancuan nasab,dan penanamannya kembali ke dalam rahim tidak dapat dilakukan tanpa melihat aurat besar.[xvi] Fatwa yang sama diputuskan oleh MUI, pada Munas VI (25-29 Juli 2000) menetapkan hukum cloning terhadap manusia, dengan cara bagaimana pun yang berakibat pada pelipatgandaan manusia hukumnya adalah haram. Bahkan, dalam fatwa MUI tersebut mewajibkan kepada semua pihak yang terkait untuk tidak melakukan atau mengizinkan eksperimen atau praktik cloning terhadap manusia. [xvii] Majlis Tarjih melalui media resminya, jurnal ilmiah ke-Islaman, Tarjih, edisi ke-2 Desember 1997 secara khusus pernah menurunkan tema 'Klonasi (Cloning) menurut Tinjauan Islam'. Kesimpulan dari sejumlah artikel dalam jurnal tersebut menyatakan bahwa penerapan cloning untuk memproduksi manusia akan menjadi masalah. Pembolehannya hanya jika dalam keadaan darurat. Ulama dari sejumlah lembaga fatwa di dunia Islam juga mengharamkan cloning manusia, antara lain, Akademi Fikih Islam Liga Dunia Muslim dalam pertemuannya yang ke-10 di Jeddah pada tahun 1997 yang menetapkan bahwa: Cloning manusia, apa pun metode yang digunakan dalam reproduksi manusia itu adalah sesuatu yang tidak Islami dan sepatutnya dilarang keras".

Disepakati juga bahwa semua manipulasi (yang berhubungan dengan reproduksi manusia) dengan cara melibatkan elemen pihak ketiga (di luar ikatan perkawinan), baik berupa rahim, ovum, atau sperma adalah tidak sah.[xviii]ijtihd jam.i dari dunia Islam. Di antaranya, Majma' Buhts Islmiyyat dari Al-Azhar Mesir telah mengeluarkan fatwa dan imbauan bahwa "cloning manusia adalah haram dan harus diperangi serta dihalangi dengan berbagai cara".[xix] Al-Majma al-Fiqh al-Islmi, Rabithat al-lam al-Islmi dalam sidangnya ke-15 pada 31 Oktober 1998 juga berpendapat serupa, demikian pula orang yang melakukannya. Alasannya, termasuk tindakan intervensi atas penciptaan manusia, hal tersebut berlawanan dengan berbagai ketentuan ayat Alquran tentang proses penciptaan manusia (Q.s. al-Hujurt (49):13, al-Tn (95):4, al-Sajdat (32):7-8, alTaghbun (64):3, al-Thriq (86):7, al-Nis'(4):119), akan merancukan nasab (Q.s. alFurqn (25):54), satu-satunya cara berketurunan yang dibenarkan syarak hanya dengan adanya pasangan laki-laki dan perempuan (Q.s. al-Rm (30):21, al-Furqn (2)5:54), merusak sistem pranata sosial berkeluarga, dan ketiadaan perbedaan serta keberagaman sunnah Allah dalam penciptaan manusia yang merefleksikan kesempurnaan ciptaan Allah (Q.s. al-Rm (30):22). Di samping itu, lembaga ini merasa perlu adanya undang-undang yang sifatnya internasional melarang dipraktikkan cloning manusia.[xx] Penolakan serupa juga disampaikan oleh berbagai lembaga Pernyataan serupa juga datang dari sejumlah tokoh di Indonesia, misalnya Ali Yafi dan Armahaedi Mahzar. Alasannya, karena mengancam kemanu-siaan, meruntuhkan institusi perkawinan, merosotnya nilai manusia, kerancuan moral, budaya, dan hukum.[xxi] Quraish Shihab lebih menyorotinya dari segi moral dan hukum agama, bahwa teknologi cloning ini mengantarkan kepada pelecehan manusia, dan dari segi hukum berdasarkan saddudz dzari', bagian dari menolak yang negatif didahulukan atas mendatangkan yang positif (manfaat).[xxii] Abdul Aziz Sachedina dari Universitas Virginia Amerika menganggap bahwa teknologi cloning hanya akan meruntuhkan institusi perkawinan. Mohammad Mardini dari Foundation Islamic Heritage menyebutkan bahwa teknologi tersebut sebagai pengaburan keturunan.[xxiii] Abul Fadl Mohsin Ebrahim juga berpendapat bahwa cloning akan berdampak negatif terhadap kesucian perkawinan, maka hukumnya tidak sah menurut Islam.[xxiv] Abdul Muti Basyyoumi, Ulama Al-Azhar, menuntut agar riset cloning diakhiri karena bertentangan dengan hukum Islam, baik secara idiologis maupun etis, dan manfaatnya lebih sedikit daripada bahayanya.[xxv] Di samping pihak yang mengharamkannya, ada satu pendapat yang membolehkan, Sheikh Mohammad Hussein Fadlallah, tokoh muslim fundamentalis dari Lebanon berpendapat, salah jika menganggap cloning adalah suatu intervensi karya Ilahi. Si Peneliti dianggapnya tidak menciptakan sesuatu yang baru, mereka hanya menemukan suatu hukum yang baru bagi organisme, sama seperti ketika mereka menemukan fertilisasi In Vitro (IVF) dan transplantasi organ.[xxvi] Pendapat ini mengandung kelemahan, sebab, alasan utama yang dipersoalkan oleh kalangan yang menolak cloning reproduksi manusia lebih kepada dampaknya bertentangan dengan norma Islam, bukan pada hakikat penciptaannya. Analisis atas Dampak Cloning Reproduksi Manusia

Meski cloning reproduksi manusia ada manfaatnya bagi manusia, misalnya dapat membantu pasangan yang bermasalah dengan alat reproduksinya, namun karena dalam pelaksanaannya akan berbenturan dengan batasan-batasan syari, maka hukumnya haram. Dari sejumlah argumen haramnya melakukan cloning reproduksi manusia yang dikemukakan di atas, yang paling lemah karena menilainya sebagai bentuk intervensi atas ciptaan Allah. Adapun alasan kuat haramnya tindakan tersebut dilihat dari sumber pemilik sel dari siapa pun akan berakibat merancukan nasab. Sedangkan alasan karena dalam prosesnya menuntut harus dengan melihat alat kemaluan, dapat dikategorikan sebagai keadaan dlarrat atau adanya hjatdlarrat. Terhadap praktik yang melibatkan pihak ketiga, di luar pasangan suami-isteri pemilik sperma dan atau ovum, meskipun tidak terjadi kontak seksual, namun dampak yang ditimbulkannya sama dengan esensi zina, akan menimbulkan kerancuan nasab, maka hukumnya haram. Tercakup dalam ayat Alquran yang melarang berzina, antara lain, Q.s. al-Muminn (23): 5, alAhzb (33):35, al-Isr (17):32, al-Furqn (25):68, al-Mumtahinat (60):12, juga Hadits. [xxvii] sebagaimana batasan yang diberikan para ulama dibolehkan melihat kemaluan dalam pengobatan karena Dampak teknologi cloning reproduksi manusia akan merancukan nasab dan hal lain yang lebih luas, berbenturan dengan banyak ketentuan syar'i, bahkan nyaris tidak ada kemaslahatannya, jika ada sangat sedikit dan masih bersifat spekulatif. Prinsip ini bertentangan dengan kaidah fikih: Rukhshat tidak dapat dikaitkan pada yang meragukan), juga tidak dapat dikaitkan dengan berbagai kemaksiatan. Dilihat dari dampaknya, cloning reproduksi manusia lebih merancukan nasab, menyangkut status hubungan kenasaban dengan pemilik ovum, rahim, sperma, atau sel. Status anak dengan pemilik ovum, berstatus sebagai anak atau saudara kembar? Sebaliknya, jika yang diklon adalah pihak perempuan, pemilik ovum itu sendiri atau orang lain, lebih sulit menentukan statusnya. Demikian pula terhadap pemilik sperma, atau sel, sebagai anak atau saudara kembar. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan, alasan pengharaman cloning reproduksi manusia bukan terletak pada proses atau teknologinya, bukan pada teknis pelaksanaannya di luar proses alamiah dan tradisional, tetapi pada mudarat yang ditimbulkannya, akan merancukan dan menafikan berbagai pranata sosial, etika, dan moral, juga akan merendahkan nilai dan martabat insani. Teknologi rekayasa genetika yang dapat ditolerir dan bahkan didukung hanya pada tujuan produktivitas tanaman, tumbuhan dan hewan. Demikian juga untuk menemukan obat-obatan tertentu yang sangat diperlukan dalam dunia pengobatan. [i]Lihat F.A Moeloek Etika dan Hukum Teknik Reproduksi Buatan, Makalah Kuliah Umum Temu Ilmiah I Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, Bandung, 4-6 Oktober 2002. [ii]Yushinta Fujaya (Ed.), Teknologi Reproduksi Melahirkan Paradigma Baru dalam Masyarakat, Makalah Falsafah Sains (PPs 702), PPs, IPB, April 2001. di http://www.hayati-ipb.com/users/rudyct/grp_paper01 /kel5_012. htm.

[iii]Secara teknis, inseminasi dilakukan dengan cara memasukkan langsung sperma ke dalam mulut rahim. Pengertian bayi tabung akan dibahas secara khusus. TAGIT dilakukan dengan cara memasukkan sperma ke dalam mulut tuba melalui Laparos-kopi. Beda antara inseminasi buatan, bayi tabung, dan TAGIT, antara lain, terletak pada cara mengeluarkan sperma, teknik pertama dan kedua sperma dikeluarkan dengan cara masturbasi, sedangkan pada TAGIT dilakukan dengan cara operasi. GIFT (gamet intrafallopian transfer) dengan cara mengambil sperma dan ovum, setelah terjadi pembuahan ditanam di saluran telur (tuba palupi), ZIFT (zigot intrafallopian transfer) yaitu memasukkan zigot ke dalam tuba, diharapkan pembelahan sel zigot selanjutnya akan terjadi di dalam tuba dan selanjutnya menuju rahim IVF (in vitro fertilization), merupakan teknik reproduksi dibantu atau teknik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur (oosit) matang dengan spermatozoa di luar tubuh manusia agar terjadi pembuahan. Lihat Sulcham Sofoewan "Perkembangan IPTEPDOK dalam Rekayasa Reproduksi dan Genetik" dalam Muhammad Azhar dan Hamim Ilyas (Edit.), Pengembangan ke-Islaman Muhammadiyah: Purifikasi dan Dinamisasi, (Yogyakarta: LPPI, 2000), h. 171-172. Jurnalis Uddin, Kontroversi tentang Cloning Manusia, Makalah Seminar Ilmiah disajikan di Yarsi, 12 Nopember 2003, h. 2-3. Lihat juga Yushinta Fujaya (Ed.), Ibid. [iv]Menurut kalangan ahli medis, banyak faktor penyebab wanita tidak bisa hamil, antara lain, karena saluran tuba tersumbat, infeksi atau tumor pada rahim, gangguan ovulasi atau adanya gangguan hormonal, gangguan rahim, antibodi anti sperma, endometreosis, dan kelainan liang senggama, Sedangkan penyebab dari pihak laki-laki, antara lain, karena masalah ejakulasi, gangguan pada testis, saluran tersumbat, kualitas sperma jelek, air mani kental, dan anti bodi anti sperma. Berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan penyebab gangguan kesuburan adalah sama, 40 %. Lihat Jurnalis Uddin, Ibid. Yuni Ekawati dan Dini Kasdu, Bayi Tabung Sebuah Harapan Baru, (Jakarta: MAPIPTEK., 2000), h. 25-31. Apakah beda dunia dan Akhirat? Secara umum kita sebenarnya sudah merasakan bedanya. Tetapi barangkali akan lebih baik kalau secara eksplisit kita memberikan definisinya. Perbedaan dunia. dan Akhirat, diantaranya, ditandai oleh waktu dan tempat berlangsungnya. Dari segi waktu, alam dunia adalah alam kehidupan yang terjadi lebih dahulu. Dalam istilah bahasa, kata dunia juga berarti dekat. Artinya kehidupan yang dekat dengan kita sekarang. Kita alami saat ini. Sedangkan Akhirat,adalah kehidupan berikutnya, sesudah kehidupan dunia. Kata Akhirat menunjukkan bahwa kehidupan Akhirat adalah kehidupan yang terakhir atau lebih akhir daripada dunia yang sekarang. Banyak yang berpendapat bahwa kehidupan Akhirat memang adalah kehidupan yang final. Tidak ada lagi kehidupan sesudah itu. Secara terminologi waktu, Allah mengatakan bahwa manusia memang melewati beberapa tahapan kehidupan. Yang pertama, adalah suatu waktu ketika manusia belum berwujud apa-apa. Allah mengatakan sebagai bentuk yang belum bisa disebut. Ini menunjuk kepada bahan-bahan dasar tubuh manusia di dalam tanah. Pada waktu itu, manusia memang belum ada bentuk sedikit pun. Seluruh bahan dasar tubuhnya tersebar di seantero permukaan Bumi atau bahkan di udara bebas berupa gas. Begitu Allah memulai penciptaan, maka Allah mengumpulkan berbagai zat dari

permukaan Bumi untuk disenyawakan menjadi asam amino, bahan dasar pembentuk tubuh manusia. Pengumpulan bahan bahan dasar itu, dibantu oleh tanaman dan binatang. Kehidupan tahap pertama itu diakhiri saat sperma seorang laki laki bertemu dengan ovum dari seorang perempuan. Sejak terjadinya pembuahan itulah, maka proses penciptaan terjadi. Dan sejak itu pula manusia memasuki kehidupan tahapan kedua. QS. Al Insaan: 1, Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang bisa disebut? Tahap kedua. Dimulai dengan terjadinya pembuahan (yaitu bertemunya sperma sang ayah dengan ovum sang ibu), sampai terjadinya kelahiran seorang manusia. Ini adalah ketika manusia berproses di dalam rahim. Saat itu Allah menciptakannya lewat proses kehamilan. Di sini Allah semakin banyak bercerita tentang proses penciptaan itu. Di antaranya ayat berikut ini. QS. Az Zumar (39): 6, Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? QS. Al Muminuun : 12 14, Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain. Maka Maha Suci Allah pencipta yang paling sempurna Tahap yang ketiga, adalah kehidupan di alam dunia.. Kehidupan ini didahului oleh kelahiran seorang bayi, dan diakhiri dengan kematiannya. Inilah drama kehidupan manusia, dimana kita harus melakukan berbagai kebajikan dan menjauhi berbagai kemaksiatan. Segala apa yang kita lakukan akan membawa dampak pada kehidupan berikutnya, di alam Akhirat. Kematian manusia mengantarkannya menuju pada kehidupan yang lebih kekal abadi, yaitu Kehidupan Akhirat. Di kehidupan yang terakhir ini, manusia tidak akan mengalami kematian lagi, sebagaimana difirmankan Allah. QS. Ad Dukhaan (44) : 56, mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab Neraka Kualitas kehidupan manusia selalu dipengaruhi oleh tahapan sebelumnya. Karena itu, kualitas kehidupan Akhirat kita juga sangat dipenganihi oleh kehidupan kita di dunia. Kalau kehidupan kita di dunia jelek, maka. kualitas kehidupan kita di Akhirat juga akan jelek dan menyengsarakan. Demikian pula, kualitas kehidupan kita di Dunia, sangat dipengaruhi oleh kualitas kita pada tahap sebelumnya, saat kita masih di dalam kandungan. Jika pada saat mengandung, ibu kita melakukan kesalahan-kesalahan tertentu, maka bisa jadi si bayi yang lahir tidak dalam keadaan normal sebagaimana bayi yang lain. Perbedaan itu terletak pada usaha yang dilakukan. Namun pada pada tahap kedua ini di dalam kandungan kita tidak bisa berusaha sendiri. Kualitas kandungan sepenuhnya tergantung kepada usaha bapak dan ibu kita. Bagaimana mereka mengatur gizi saat kehamilan, atau bersikap secara psikologis, atau bagaimana pula saat melakukan

konsepsi, semuanya akan berpengaruh pada kualitas kehamilan. Dan pada gilirannya, kualitas kehamilan itu akan berpengaruh pada kualitas bayi yang dilahirkan. Bahkan kalau dirunut lebih jauh lagi, kualitas kehamilan itu juga dipengaruhi oleh kualitas tahap sebelumnya. Baik kualitas orang tua kita, maupun kualitas lingkungan dimana orang tua kita berada. Genetika dan polusi lingkungan, misalnya bisa menyebabkan kecacatan pada janin. Jadi, secara keseluruhan, memang tahapan-tahapan itu saling mempengaruhi ke arah proses lebih lanjut. Dari semua itu ,yang harus kita camkan adalah pada fase ketiga, yaitu kehidupan dunia. Karena, di fase inilah semua kualitas itu sangat bergantung pada usaha kita sendiri. Bukan orang lain, dan juga bukan orang tua kita lagi. Kalau kita gagal dalam mengelola kehidupan kita di fase Dunia, maka kita akan sengsara di fase berikutnya, yaitu di fase Akhirat Fase kehidupan dunia untuk manusia dimulai ketika Adam pertamakali diciptakan oleh Allah, sekitar 50 ribu tahun yang lalu. Bahkan, sebenarnya persiapan untuk kehidupan manusia itu telah dirintis oleh Allah 5 miliar tahun yang lalu saat Bumi ini mulai diciptakan. Berikut ini adalah fase persiapan Bumi sampai munculnya kehidupan yang mengarah kepada penciptaan manusia. QS. Al Anbiyaa (21) : 30, Dan dari air (Allah memulai) setiap yang hidup. . . QS. An Nuur (24) : 45, Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Secara global, ilmu pengetahuan tentang sejarah kehidupan di muka Bumi memperoleh data-data dari berbagai fosil. Di antaranya, diperoleh data fosil tertua yang berumur sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Fosil tersebut menggambarkan bahwa di daerah perairan/lautan telah hidup sejenis bakteri dan makhluk bersel tunggal. Sedangkan kehidupan makhluk bersel lebih banyak mulai diketemukan pada fosil-fosil yang berusia di bawah 1 miliar tahun yang lalu. Jenis-jenis ini mulai diketemukan hidup di daratan. Setelah itu, barulah diketemukan fosil-fosil dari makhluk-makhluk yang lebih kompleks strukturnya. Kehidupan tanaman dan binatang, misalnya, diperkirakan dimulai sekitar 550 juta tahun yang lalu, pada zaman Cambrium. Evolusi terus berjalan menuju pada. kompleksitas yang semakin tinggi. Zaman Jurassic, dimana dinosaurus hidup, diperkirakan sekitar 150 200 juta tahun yang lalu. Dan kehidupan manusia modern diperkirakan baru sekitar 50 ribu tahun yang lalu. HIDUP YANG SESUNGGUHNYA Judul di atas membawa pikiran kita kepada sebuah persepsi bahwa ada hidup yang sesungguhnya dan ada yang tidak sesungguhnya. Yang manakah yang sesungguhnya dan mana yang tidak sesungguhnya? Hanya Allah lah yang mengetahuinya, karena Dialah pemilik dan pembuat hidup kita. Karena,itu, marilah kita lihat firman-firman Allah berikut ini. QS. Ali Imran (3) : 186 Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

QS. Al Anaam (6) : 32 Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung Akhirat itu lebih baik bagi orang orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? QS. At Taubah (9) : 38 Apakah kamu puas dengan kehidupan di dun