artikel sejarah

Upload: seorang-jiwa-biru

Post on 11-Jul-2015

155 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Artikel sejarahProses Perkembangan Hindu-Budha di Berbagai Daerah di Indonesia

Disusun oleh: Wulan purna

Perkembangan tradisi hindu-budha diindonesiaFakta tentang Proses Interaksi Masyarakat Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur perdagangan memungkinkan bagi para pedagang India untuk sungguh tinggal di kota pelabuhan-pelabuhan di Indonesia guna menunggu musim yang baik. Mereka pun melakukan interaksi dengan penduduk setempat di luar hubungan dagang. Masuknya pengaruh budaya dan agama Hindu-Budha di Indonesia dapat dibedakan atas 3 periode sebagai berikut. 1. Periode Awal (Abad V-XI M) Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih terasa serta menonjol sedang unsur/ ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat dengan banyak ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno. 2. Periode Tengah (Abad XI-XVI M) Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia berimbang. Hal tersebut disebabkan karena unsur Hindu-Budha melemah sedangkan unsur Indonesia kembali menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan munculnya sinkretisme (perpaduan dua atau lebih aliran). Hal ini terlihat pada peninggalan zaman kerajaaan Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur lahir aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme antara kepercayaan Indonesia asli dengan agama Hindu-Budha. Raja bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan keturunan para dewa. Candi bukan hanya rumah dewa tetapi juga makam leluhur. 3. Periode Akhir (Abad XVI-sekarang) Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan periode sebelumnya, sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut karena perkembangan politik ekonomi di India. Di Bali kita dapat melihat bahwa Candi yang menjadi pura tidak hanya untuk memuja dewa. Roh nenek moyang dalam bentuk Meru Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan Yang Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai objek pariwisata dan sastra lebih banyak yang berasal dari Bali bukan lagi dari India. AKULTURASI Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya Akulturasi. Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Hal ini disebabkan karena:

1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia. 2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Hasil akulturasi tersebut tampak pada. 1. Bidang Sosial Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta. 2. Ekonomi Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia. 3. Sistem Pemerintahan Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku. 4. Bidang Pendidikan Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis. Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu : Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa dalam kehidupan sebagian masyarakat Indonesia. Bahasa tersebut terutama digunakan di kalangan pendeta dan bangsawan kerajaan. Telah mulai digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Bali Kuno yang merupakan turunan dari bahasa Sansekerta. Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari agama Hindu-Budha. Sistem pendidikan tersebut kemudian diadaptasi dan dikembangkan sebagai

sistem pendidikan yang banyak diterapkan di berbagai kerajaan di Indonesia. Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu tinggi yang merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha. Contoh : Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma. Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi pekerti berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut menekankan kasih sayang, kedamaian dan sikap saling menghargai sesama manusia mulai dikenal dan diamalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia saat ini. 5. Kepercayaan Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu-Budha mendorong masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha. Contoh : Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan Kertanegara dari Singasari yang merupakan penjelmaaan Siwa. Kepercayaan terhadap roh leluhur masih terwujud dalam upacara kematian dengan mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun dan 1000 hari, serta masih banyak hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. 6. Seni dan Budaya Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat jelas pada bidang-bidang dibawah ini: Seni Bangunan Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.

Seni Rupa Seni rupa tampak berupa patung dan relief. Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia. Periode Periode Awal Patung Relief Patung para dewa Hindu-BudhaBerciri Naturalis (alami) seperti Brahma, Wisnu, Siwa misalnya relief candi Borobudur menggambarkan kehidupan Sidharta Gautama. Sedangkan relief Prambanan mengambarkan Ramayana dan Kresnayana. Periode Di Jawa Timur dibuat patungDi Jawa Timur unsur Indonesia Tengah raja-raja di Indonesia yangsemakin kuat tamapk pada relief merupakan titisan para dewa.Candi Panataran yang tidak Contoh Patung Tribuana sebagainaturalis melainkan bergaya Parwati/Kertanegara sebagaiwayang. Menunjukkan pada Siwa. kepercayaan memuja roh nenek moyang. Periode Patung di Bali sudah banyakDi Bali relief yang mencolok Akhir menggambarkan makhluk-berupa candi-candi yang dibuat makhluk seram (demon) di tebing sungai merupakan makam raja seperti yang ada di Gunung Kawi (Tampak Siring) Seni Sastra dan Aksara Periode awal di Jawa Tengah pengaruh sastra Hindu cukup kuat. Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India. Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari antara Pandawa melawan Kurawa. Para ahli berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri. Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Bahasa Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India. Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian dan selera Jawa sehingga menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari. 7. Bidang Teknologi

Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha sebenarnya sudah memiliki budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya pengaruh budaya Hindu-Budha di Indonesia semakin mempertinggi teknologi yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelumnya. Pengaruh Hindu-Budha terhadap perkembangan teknologi masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang kemaritiman, bangunan dan pertanian. Perkembangan kemaritiman terlihat dengan semakin banyaknya kota-kota pelabuhan, ekspedisi pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu, bangsa Indonesia yang awalnya baru dapat membuat sampan sebagai alat transportasi kemudian mulai dapat membuat perahu bercadik. Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan Indonesia terlihat pula pada pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi dari agama Hindu maupun Budha. Bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli bangunan agama HinduBudha yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Selain itu terlihat dalam penulisan prasasti-prasastri pada batu-batu besar yang membutuhkan keahlian, pengetahuan, dan teknik penulisan yang tinggi. Pengetahuan dan perkenalan teknologi yang tinggi dilakukan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Dalam bidang pertanian, tampak dengan adanya pengelolaan sistem irigasi yang baik mulai diperkenalkan dan berkembang pada zaman masuknya Hindu-Budha di Indonesia. Tampak pada relief candi yang menggambarkan teknologi irigasi pada zaman Majapahit. 8. Sistem Kalender Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya : Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Ol

The Castle Island

Unbelievable Space Photos!

This Is Not Photoshop!

Where Did You Spend Your Vacation?!

Who's The Better Mother?

Cats And Puppies: They Make Our Life More Funny...

How To Travel To Magic Hotel Just Dubai Inside Rock Mountain

PROSES MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI KEPULAUAN INDONESIA. Hubungan Indonesia dengan india telah terjalin sejak abad pertama masehi. Hubungan ini mula-mula terjadi di bidang perdagangan dan berkembang ke bidang agama dan kebudayaan. Orang-orang india membawa barang dagangan seperti wangi-wangian, tekstil, mutiara dan permata untuk di jual di Indonesia. Sementara dari Indonesia mereka membeli barang seperti kayu cendana, kayu gaharu, cengkeh dan lada. Sejalan dengan berkembangnya hubungan kedua Negara masuk pula agama dan kebudayaan India ke Indonesia seperti agama hindu, budha, bahasa sansekerta, huruf palawa dan nama-nama berakhiran warama. Masuknya pengaruh india ke Indonesia berjalan lancar dan berkembang dengan baik. Hal ini disebabkan adanya persamaan kebudaayaan antara india dengan Indonesia. Kebudayaan india dengan Indonesia tidak jauh berbeda corak dan ragamnya. Masuknya kebudayaan india ke Indonesia makin memperkaya khazanah budaaya Indonesia. Hubungan Indonesia-India yang telah terjalin berabad-abad membawa dampak sebagai berikut : Masuknya agama hindu-budha Masuknya bahasa sansekerta dan huruf palawa Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak hindu-budha Munculnya nama berakhiran warman Wilayah perdagangan makin luas dan ramai Perkembangan feodalisme makin cepat Kemajuan kebudayaan asli lebih cepat terutama bidang agama.

Agama dan kebudayaan hindu-budhaPROSES MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI KEPULAUAN INDONESIA. Hubungan Indonesia dengan india telah terjalin sejak abad pertama masehi. Hubungan ini mula-mula terjadi di bidang perdagangan dan berkembang ke bidang agama dan kebudayaan. Orang-orang india membawa barang dagangan seperti wangi-wangian, tekstil, mutiara dan permata untuk di jual di Indonesia. Sementara dari Indonesia mereka membeli barang seperti kayu cendana, kayu gaharu, cengkeh dan lada. Sejalan dengan berkembangnya hubungan kedua Negara masuk pula agama dan kebudayaan India ke Indonesia seperti agama hindu, budha, bahasa sansekerta, huruf palawa dan nama-nama berakhiran warama. Masuknya pengaruh india ke Indonesia berjalan lancar dan berkembang dengan baik. Hal ini disebabkan adanya persamaan kebudaayaan antara india dengan Indonesia. Kebudayaan india dengan Indonesia tidak jauh berbeda corak dan ragamnya. Masuknya kebudayaan india ke Indonesia makin memperkaya khazanah budaaya Indonesia. Hubungan Indonesia-India yang telah terjalin berabad-abad membawa dampak sebagai berikut : Masuknya agama hindu-budha Masuknya bahasa sansekerta dan huruf palawa Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak hindu-budha Munculnya nama berakhiran warman Wilayah perdagangan makin luas dan ramai Perkembangan feodalisme makin cepat Kemajuan kebudayaan asli lebih cepat terutama bidang agama. Berkembangnya hubungan india-indonesia bukan bersifat kebetulan melainkan didorong oleh factor-faktor lain sebagai berikut : Iklim Iklim memiliki peranan yang cukup penting terhadap terjadinya hubungan Indonesia dengan india. Pada saat Indonesia musim hujan orang-orang india melakukan pelayaran dan perdagangan ke Indonesia dengan memanfaatkan angin muson. Sesampainya di Indonesia para pedagang india mulai mengumpulkan barang-barang dagangan untuk

dibawa pulang ke negaranya. Mereka tinggal di Indonesia biasanya sampai 6 bulan karena hasrat menunggu angin yang berganti arah ke barat india. Karena lamanya tinggal di Indonesia para pedagang india ada yang menikah dengan penduduk pribumi dan memiliki keturunan di Indonesia. Selain berdagang, pedagang india juga aktif menyebarkan agama hindu maupun budha di Indonesia. Mereka tidak mengalami kesulitan ketika menyebarkan agama sebab para pedagang india ini lama hidup ditengah-tengah masyarakat sambil menanti datangnya angin ke arah barat. Letak Indonesia posisi Indonesia pada persimpangan jalan perdagangan internasional antara eropa dan asia. Posisi semacam ini sangat menguntungkan Indonesia karena selalu terlibat dalam percaturan perdagangan internasional khususnya antara india-indonesia-china. Pengaruh Perguruan Tinggi Nalanda Perguruan Tinggi Nalanda di india memiliki daya tarik tersendiri bagi orang-orang Indonesia yang hendak belajar memperdalam agama budha. Pada masa Balaputradewa (Sriwijaya) memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan agama Budha. Orang-orang Indonesia yang belajar di Nalanda dibuatkan asrama sebagai tempat tinggal mereka di india. Dengan demikian hubungan india dengan Indonesia sudah mulai melebar ke dalam bidang agama baik Agama hindu Agama hindu di india muncul sebagai akibat adanya perpaduan antara kepercayaan bangsa arya dan bangsa dravida. Bangsa arya adalah bangsa pendatang dan bangsa dravida adalah bangsa asli india. Hubungan kedua bangsa di bidang kepercayaan melahirkan kepercayaan baru yakni Hindu. Hindu mengenal adanya pemujaan para dewa. Diantara para dewa yang paling di puja adalah Brahma, Wisnu dan Siwa yang sering disebut trimurti. Diantara ketiga dewa tersebut yang paling banyak di puja adalah dewa siwa (siwa mahadewa). Agama hindu mengenal kitab suci yang disebut Weda (pengetahuan tertinggi). Weda dibedakan menjadi empat himpunan sebagai berikut : Rigweda, berisi syair-syair pujian terhadap para dewa. Samawesa, beridi syair-syair dari Rigweda, tetapi sudah diberi tanda-tanda nada agar dapat dinyanyikan. Yajurweda, berisi doa-doa pengatar sesaji kepada para dewa yang diiringi penyajian Rigweda dan nyanyian Samaweda Atharwaweda, berisi mantra-mantra dan jampi-jampi untuk sihir dan ilmu gaib untuk mengusir musuh dan penyakit.

Sementara masyarakat hindu dibedakan menjadi 4 kasta, yakni : Kasta Brahmana (para pendeta) Kasta Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit) Kasta Waisya (pedagang dan buruh menengah), dan Kasta Sudra (petani dan buruh kecil) Pembagian masyarakat menjadi empat kasta sebenarnya bukan dari ajaran Hindu, melainkan upaya bangsa arya agar darah keturunannya tidak ternoda oleh keturunan bangsa Dravida. Oleh karena itu diadakan pengelompokan berdasarkan status social mereka dalam masyarakat hindu maupun budha.

Teori-Teori tentang Masuknya Agama Hindu di IndonesiaAgama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang india. Yang menjadi pertanyaan dari golongan manakah mereka ini? Sebab di dalam hindu tidak semua orang bisa/boleh menyiarkan hindu. Oleh karena itu para ahli menyimpulkan adanya beberapa teori tentang masuknya agama hindu ke Indonesia. Yakni : Teori Brahmana Menurut teori ini agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh golongan Bramana sebab hanya golongan inilah yang berhak mempelajari dan menyebarkan agama hindu. Teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana golongan brahmana ini bisa sampai ke Indonesia, sebab mestinya mereka ini tidak boleh meninggalkan tanah airnya. Teori Waysia Menurut teori ini agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang india. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang, namun disela-sela waktu berdagang mereka memanfaatkan untuk menyebarkan agama. Apalagi para pedagang india yang ada di Indonesia tidak hanya satu atau dua minggu tinggal di Indonesia melainkan sampai enam bulan sambil menunggu datangnya angin yang membawa mereka ke arah barat. Nah, selama mereka tinggal di Indonesia mereka gunakan untuk menyebarkan agama di sela-sela kegitan perdagangan mereka. Teori Ksatria Teori ksatria didukung oleh Nehru dan majundar. Menurut teori ini golongan ksatria india melakukan kolonisasi atau penaklukan-penaklukan di luar india, termasuk

Indonesia. Di daerah taklukan inilah mereka menyebarkan agama hindu. Teori ksatria disebut pula teori kolonisasi. Teori Sudra Menurut teori ini kaum sudra meninggalkan negerinya karena ingin mencari penghidupan yang lebih baik di Negara lain. Sebab mereka ini kelompok masyarakat india yang menjadi korban system kasta. Golongan sudra merupakan golongan mayoritas. Namun karena kedudukan mereka dipandang sebagai golongan masyarakat bawah mereka tidak banyak mendapat kesempatan dalam pemerintahan. Mereka keluar india kemudian menyebarkan agama di daerah yang mereka singgahi, termasuk Indonesia. Dari ke-4 teori ini yang mendekati kebenaran adalah teori Brahmana

Teori Masuknya Agama BudhaAgama Budha lebih terbuka sifatnya ketimbang agama Hindu. Artinya siapa saja bisa mengembangkan ajaran agama Budha tanpa harus memandang dari golongan mana mereka ini Agama Budha masuk ke Indonesia lebih awal ketimbang Hindu. Diperkirakan budha masuk ke Indonesia abab 2M. pendapat ini didasarkan pada penemuan patung Budha di Sempaga, Sulawesi Selatan abad 2M. namun dalam perkembangannya agama budha terdesak oleh hindu yang baru masuk abad 4M. agama budha mulai berkembang abad 7M ditandai dengan berdirinya kerajaan sriwijaya.

Kerajaan-kerajaan yang bercorak hindhu-budhaMasuknya agama hindu dan budha membawa pengaruh besar bagi perubahan politik, ekonomi, social dan budaya di Indonesia. Di bidang politik masuknya hindu dan budha mendorong munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu dan budha. Kerajaankerajaan itu antara lain :

Kerajaan KutaiKerajaan kutai terletak di dekat sungai Mahakam Kalimantan Timur dan merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia. Pendiri kerajaan kutai adalah asmawarman putra dari kudungga yang dianggap sebagai perintis berdirinya kerajaan kutai. Asmawarman adalah pendiri kerajaan kutai karena ia telah memeluk agama hindu. Asmawarman punya anak bernama mulawarman. Raja terbersar kerajaan kutai. Nama mulawarman banyak disebut-sebut dalam prasasti kutai

karena beliau pernah mengadakan persembahan hewan kurban sebanyak 20.000 ekor lembu kepada brahmana. Bukti-bukti yang memperkuat berdirinya kerajaan kutai adalah 7 buah prasasti yang tertulis pada yupa dengan menggunakan bahasa sansekerta dan huruf palawa. Yupa adalah tonggak batu yang fungsinya sebagai tugu peringatan dan tempat menambatkan hewan korban. Prasasti-prasasti kutai itu antara lain berbunyi : sang maharaja kudungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang masyur. Sang asmawarman namanya, yang seperti ansuman (dewa matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang asmawarman mempunyai tiga putra, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka diantara ketiga putra adalah sang mulawarman, raja yang berperadapan baik, kuat dan kuasa. Sang mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan) emas amat banyak. Buat peringatan kenduri inilah tugu batu didirikan pleh para brahmana. Agama yang berkembang di kuatai adalah hindu syiwa. Di kutai terdapat tempat pemujaan yang disebut waprakiswara yaitu tempat pemujaan trimurti. Agama hindu yang berkembang di kutai berasal dari india selatan

Kerajan tarumanegaraKerajaan Hindu pertama berdiri adalah Tarumanegara-Jawa Barat, pada abad 5M Kerajaan tarumanegara berdiri abad V masehi. Pendirinya tidak diketahui secara jelas, namun bila menilik isi prasasti yang ditemukan disitu disebut-sebut nama seorang raja yang memperhatikan kesejahteraan rakyatnya yaitu punawarman (prasasti tugu). Dalam prasasti ciaruteun juga disebutkan .kaki yang mulia punawarman, raja di negeri taruma, raja yang gagah beradi di dunia. Untuk mengetahui keberadaan kerajaan tarumanegara kita dapat menggunakan sumber sebagai berikut : Berita china yang berbunyi : di sebelah tenggara cina ada sebuah kerajaan yang bernama tolomo. Kerajaan ini pernah mengirimkan utusannya ke cina tahun 528, 538, dan 666M. yang dimaksud tolomo disini adalah tarumanegara; menjadi tolomo sangat dimungkinkan. Sumber tertulis berupa 7 buah prasasti yang menggunakan bahasa sansekerta dan huruf palawa. Prasasti-prasasti diantara lain : Prasasti ciaruteun,Prasasti kebon kopi,Prasasti jambu,Prasasti tugu. Agama yang dianut tarumanegara adalah hinduisme, ini sesuai dengna berita Fa Hien yang pernah singgah di ye-po-ti (jawa) pada abad ke V, bahwa disitu banyak para brahmana, sedangkan orang budha sedikit. Sementara dalam prasasti kebon kopi disebut-

sebut telapak kaki gajah airawata yaitu gajah kendaraan dewa wisnu. Ini berarti hindu yang berkembang di kerajaan tarumanegara adalah hindu waisanawa. Pendapat lain mengatakan agama hindu yang berkembang di tarumanegara adalah hindu brahma, pendapat ini didasarkan adanya pemberian 1000 ekor lembu dari punawarman adalah hindu ciwa karena prasasti-prasasti tarumanegara menggunakan huruf palawa. Huruf palawa ini berasal dari india selatan demikian pula hindu ciwa yang terkuat dari selatan.

Kerajaan SriwijayaKerajaan sriwijaya berkembang sekitar abad 7 M. pendirinya adalah Dapunta Hyang (prasasti kedukan bukit). Pada mulanya letak sriwijaya tidak di Palembang, melainkan di Muara Takus atau minanga Tamwan yaitu daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan dan Kampar kiri. Pendapat ini diperkuat dengan pendapat I-Tsing yang mengatakan bahwa daerah sriwijaya dilalui garis khatulistiwa. Daerah yang dimaksud adalah daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan dengan Kampar kiri atau muara takus. Baru setelah berhasil meluaskan wilayahnya ibu kota sriwijaya pindah ke Palembang. Sumber-sumber yang memperkuat adanya kerajaan sriwijaya berupa : Sumber berita china yang menyebutkan di sebuah pulau di laut selayan (sumatera) ada Negara yang bernama Kan-to-li, yang pernah mengirimkan utusannya ke china abad 5 hingga pertengahan abad 6. Pendapat ini diperkuat oleh I-Tsing yang mengatakan negerinya dikelilingi oleh benteng-benteng. Di negeri ini banyak pendeta belajar agama budha. Pendeta china yang akan belajar ke india dianjurkan belajar dahulu di sriwijaya selama 2 tahun di bawah bimbingan pendeta sakyakirti. Agama budha yang berkembang di siriwijaya adalah budha Mahayana. Kedudukan sriwijaya sebagai pusat perdagangan di asia tenggara sangat menguntungkan perkembangan agama budha di sriwijaya. Sehingga akhirnya sriwijaya berhasil menjadikan kerajaanya sebagai pusat agama budha di asia tenggara. Guru agama budha di sriwijaya yang terkenal adalah Sakyakirti dan Dharmakirti. Kerajaan sriwijaya adalah kerajaan maritim yang memperhatikan masalah kebudayaan. Ada sebuah peninggalan yang berupa candi yang memperkuat keberadaan sriwijaya yaitu candi muara takus.

Kerajaan KediriSepeninggal airlangga 1049, apa yang pernah dikawatirkan itu benar-benar terjadi. Penguasa jenggala panji garasakan dengan penguasa panjalu samarawijaya. Ketika panjalu/Kediri diperintah oleh jayabaya, jenggala berhasil ditaklukan. Dengan demikian jawa timur tinggal ada satu kerajaan yaitu panjalu/Kediri. Peristiwa pendudukan jenggala

oleh Kediri dikisahkan dalam kitab baratayuda yang digubah oleh mpu sedah dan panuluh. Raja Kediri terakhir adalah raja kertajaya (1185 1222). Raja ini terlibat perselisihan dengan para brahmana, karena para brahmana diperintah untuk menyembah kepadanya. Para brahmana kemudian mencari perlindungan kepada ken arok yang waktu itu juga berselisih dengan kertajaya karena tidak mengakui ken arok sebagai akuwu tumapel. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh ken arok untuk memberontak . tahun 1222 ken arok berhasil mengalahkan kertajaya. Dengan kekalahan kertajaya maka berakhirlah riwayat kerajaan Kediri.

Kerajaan SingasariKen arok (1222-1227) Pendiri kerajaan singasari adalah ken arok dengan gelar Sri Ranggah Bathara sang amurwabhumi tahun 1222 M. seberlum menjadi raja ken arok adalah akuwu tumapel. Pada tahun 1222 M ken arok dibantu para brahmana menyerang kertajaya di Kediri. Dalam pertempuran di Genter, kertajaya dapat dikalahkan, maka naiklah ken arok menjadi raja singasari. Ken arok mendirikan dinasti baru dengan nama dinasti rajasa. Ken arok menjadi raja hanya 5 tahun karena dibunuh anak tirinya yaitu anusapati. Ken arok wafat dan dimakamkan ke kagengan dalam bangunan suci siwa dan budha. Singasari runtuh karena serangan jayakatwang (raja kertanegara) tahun 1292. Waktu itu kertanegara dan pembesar lainnya sedang mengadakan upacara keagamaan. Sementara pasukan singasaari sedang mengadakah ekspedisi pamalayu, sehingga dengan mudah singasari dikuasai musuh. Kertanegara wafat dan dimakamkan di candi jawi sebagai siswa budha.

Kerajaan BaliUntuk mengetahui perkembangan kerajaan bali dari sumber berupa berita cina yang mengatakan bahwa disebelah timur dari kerajaan Hling terdapat Dwa-ta-pan. Menurut para ahli dwa-ta-pan adalah bali Sumber sejarah kerajaan bali juga dapat diketahui dari sumber prasasti seperti prasasti berangka tahun 882 M (804 saka) yang berisi tentang pembuatan pertapaan di bukit kintamani. Prasasti lainnya berangka tahun 896 M dan 911 M yang isisnya juga menyebut tempat suci dan menyebutkan istana raja yang terletak di singhamandawa tanpa menyebut rajanya.