artikel pengabdian akreditasi 2014

11
KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PROGRAM STUDI PG PAUD FKIP UNIVERSITAS RIAU BIMBINGAN TEKNIS PERSIAPAN AKREDITASI BAGI KEPALA SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK (PAUD) YANG BELUM TERAKREDITASI DI KECAMATAN TAMBANG, KABUPATEN KAMPAR A. Pendahuluan Di Kabupaten Kampar saat ini terdapat 351 Taman Kanak-Kanak dan 315 Kelompok Bermain (Playgroup). Taman Kanak-Kanak atau di Kecamatan Tambang, sesuai dengan data yang ada di UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Tambang berjumlah 46 satuan lembaga pendidikan. Dari Jumlah tersebut hanya ada 2 lembaga PAUD yang berakreditasi B dan 5 lembaga PAUD yang berakreditasi C. Sisanya sebanyak 39 lembaga PAUD belum terakreditasi. Berkaitan dengan permasalahan di atas, pada tahun 2013 yang lalu di Provinsi Riau, hanya ada penambahan lembaga PAUD yang terakreditasi sebanyak 4 satuan pendidikan. Ke-empat pendidikan tersebut seluruhnya berada di Kota Pekanbaru. Artinya di 11 Kabupaten/Kota lainnya yang ada di Provinsi Riau tidak ada pertambahan lembaga pendidikan PAUD yang terakreditasi. Dari hasil observasi yang penulis lakukan, permasalahan tersebut diakibatkan oleh keterbatasan kompetensi kepala sekolah dalam mengelola lembaga pendidikan. Berdasarkan kenyataan tersebut Program Studi PG PAUD FKIP Universitas Riau yang secara teoritis memiliki sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam pengelolaan PAUD, bermaksud untuk memberikan teknik persiapan akreditasi bagi para kepala sekolah yang belum terakreditasi agar sekolah-sekolah tersebut pada masa yang akan datang berubah.

Upload: darman-putra

Post on 10-Sep-2015

228 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

efwefewfewf

TRANSCRIPT

KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKATPROGRAM STUDI PG PAUD FKIP UNIVERSITAS RIAU

BIMBINGAN TEKNIS PERSIAPAN AKREDITASI BAGI KEPALA SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK (PAUD) YANG BELUM TERAKREDITASI DI KECAMATAN TAMBANG, KABUPATEN KAMPAR

A. PendahuluanDi Kabupaten Kampar saat ini terdapat 351 Taman Kanak-Kanak dan 315 Kelompok Bermain (Playgroup). Taman Kanak-Kanak atau di Kecamatan Tambang, sesuai dengan data yang ada di UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Tambang berjumlah 46 satuan lembaga pendidikan. Dari Jumlah tersebut hanya ada 2 lembaga PAUD yang berakreditasi B dan 5 lembaga PAUD yang berakreditasi C. Sisanya sebanyak 39 lembaga PAUD belum terakreditasi.Berkaitan dengan permasalahan di atas, pada tahun 2013 yang lalu di Provinsi Riau, hanya ada penambahan lembaga PAUD yang terakreditasi sebanyak 4 satuan pendidikan. Ke-empat pendidikan tersebut seluruhnya berada di Kota Pekanbaru. Artinya di 11 Kabupaten/Kota lainnya yang ada di Provinsi Riau tidak ada pertambahan lembaga pendidikan PAUD yang terakreditasi.Dari hasil observasi yang penulis lakukan, permasalahan tersebut diakibatkan oleh keterbatasan kompetensi kepala sekolah dalam mengelola lembaga pendidikan. Berdasarkan kenyataan tersebut Program Studi PG PAUD FKIP Universitas Riau yang secara teoritis memiliki sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam pengelolaan PAUD, bermaksud untuk memberikan teknik persiapan akreditasi bagi para kepala sekolah yang belum terakreditasi agar sekolah-sekolah tersebut pada masa yang akan datang berubah.Akreditasi memiliki beberapa pengertian, di antaranya adalah sebagai berikut:a. Pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu. (KBBI);b. Pengakuan oleh suatu jawatan tentang adanya wewenang seseorang untuk melaksanakan atau menjalankan tugasnya. (KBBI);c. Kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah. (Akhmad sudrajat).d. Kegiatan penilaian kelayakan dan kinerja suatu sekolah berdasarkan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS) yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 087/U/2002.[1]Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan akreditasi adalah pengakuan dan penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan tentang kelayakan dan kinerja suatu lembaga pendidikan yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS)/ Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) yang kemudian hasilnya berbentuk pengakuan peringkat kelayakan. Akreditasi ini dilakukan dengan membandingkan keadaan sekolah yang sebenarnya dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Sekolah akan mendapatkan status terakreditasi jika keadaan sekolah yang sebenarnya telah memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan. Sebaliknya, sekolah tidak dapat terakreditasi jika keadaan sekolah yang sebenarnya tidak memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan.Dengan demikian, hasil dari akreditasi adalah pengakuan terakreditasi atau tidak terakreditasi. Bagi sekolah yang terakreditasi diklasifikasi menjadi tiga tahapan, yaitu:1. A (Amat Baik) dengan nilai antara 86-100;2. B (Baik) dengan nilai antara 71-85;3. C (Cukup) dengan nilai antara 56-70.Jika nilai tersebut kurang dari 56 maka sekolah tersebut tidak layak untuk mendapatkan pengakuan terakreditasi.Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pihak sekolah mengenai masa berlaku akreditasi yang telah diperolehnya, antara lain:1. Peringkat akreditasi berlaku selama 4 tahun terhitung sejak ditetapkannya peringkat akreditasi,2. Sekolah wajib mengajukan permohonan reakreditasi yaitu 6 bulan sebelum masa akreditasi berakhir,3. Sekolah yang meghendaki reakreditasi bisa mengajukan permohonan sekurang-kurangnya 1 atau 2 tahun setelah penetapan akreditasi,4. Sekolah yang masa akreditasinya telah berakhir dan sudah mengajukan permohonan reakreditasi namun belum ditindak lanjuti maka sekolah tersebut masih menggunakan peringkat akreditasi terdahulu,5. Sekolah yang masa akreditasnya berakhir dan menolak untuk reakreditasi maka peringkat akreditasi yang terdahulu sudah tidak berlaku.Berdasarkan Keputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor 087/U/2002, akreditasi sekolah mempunyai tujuan, yaitu: (1) memperolah gambaran kinerja sekolah sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu; (2) menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan. Tujuan akreditasi tersebut berarti bahwa hasil akreditasi itu:1. Memberikan gambaran tingkat kinerja sekolah yang dijadikan sebagai alat pembinaan, pengembangan dan peningkatan sekolah baik dari segi mutu, efektivitas, efisiensi, produktivitas dan inovasinya.2. Memberikan jaminan kepada publik bahwa sekolah tersebut telah diakreditasi dan menyediakan layanan pendidikan yang memenuhi standar akreditasi nasional.3. Memberikan layanan kepada publik bahwa siswa mendapatkan pelayanan yang baik dan sesuai dengan persyaratan standar nasional.Hasil akreditasi suatu lembaga pendidikan mempunyai beberapa manfaat bagi beberapa kelompok kepentingan, di antaranya adalah sebagai berikut:a. SekolahAcuan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan rencana pengembangan sekolah.Bahan masukan untuk pemberdayaan dan pengembangan kinerja warga sekolah.Pendorong motivasi peningkatan kualitas sekolah secara gradual. Selain sebagai sekolah yang berkualitas, sekolah yang terakreditasi ini juga mendapatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat maupun sektor swasta dalam hal moral, dana, tenaga dan profesionalisme.b. Kepala sekolahBahan informasi untuk pemetaan indikator keberhasilan kinerja warga sekolah termasuk kinerja kepala sekolah selama 1 periode (4 tahun).Bahan masukan untuk penyusunan anggaran pendapatan dan belanja sekolah.c. GuruDorongan bagi guru untuk selalu meningkatkan diri dari bekerja keras untuk memberi layanan yang terbaik bagi siswanya.d. Masyarakat (wali murid)Informasi yang akurat untuk menyatakan kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh setiap sekolah.Bukti bahwa mereka menerima pendidikan yang berkualitas tinggi, sehingga siswa mempunyai kepercayaan terhadap dirinya bahwa ia mampu masuk dan bersekolah di lembaga pendidikan yang terakreditasi nasional.e. Dinas pendidikanAcuan dalam rangka pembinaan dan pengembangan/peningkatan kualitas pendidikan di daerah masing-masing.Bahan informasi penting untuk penyusunan anggaran pendidikan secara umum, dan khususnya anggaran pendidikan yang terkait dengan rencana biaya operasional Badan Akreditasi Sekolah di tingkat Dinas.f. PemerintahBahan masukan untuk pengembangan sistem akreditasi sekolah di masa mendatang dan alat pengendalian kualitas pelayanan pendidikan bagi masyarakat yang bersifat nasional.Sumber informasi tentang tingkat kualitas layanan pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai acuan untuk pembinaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja pendidikan secara makro. Bahan informasi penting untuk penyusunan anggaran pendidikan secara umum di tingkat nasional, dan khususnya program dan penganggaran pendidikan yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan nasional.

B. MetodePelaksanaanAda beberapa metoda yang akan digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini, yang diantaranya adalah:1. Metoda ceramah untuk menyampaikan materi bimbingan yang bersifat umum dan teoritis.2. Metoda peragaan atau demonstrasi untuk materi-materi bimbingan yang bersifat aplikatif atau praktis.3. Metoda tanya-jawab untuk memberi peluang pada peserta bimbingan apabila masih ada materi-materi yang belum dipahami.4. Praktik pemberkasan dokumen akreditasi untuk persiapan masing-masing sekolah dalam mengikuti program akreditasi pada masa yang akan datang.

C. Hasil Dan PembahasanKegiatan pelatihan berjalan dengan lancar tanpa ada kendala yang berarti. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 07 November 2013 di Aula UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Kegiatan dimulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WIB. Bimbingan teknis persiapan akreditasi bagi kepala sekolah TK (PAUD) yang belum terakreditasi di kecamatan tambang kabupaten kampar diikuti oleh 20 orang guru PAUD di Kecamatan Tambang kabupaten Kampar. Peserta Pelatihan tampak cukup antusias dalam mengikuti kegiatan. Hal ini terbukti dari banyak peserta yang bertanya dalam kegiatan tersebut, terutama yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan akrediasi lembaga. Para peserta antusias berdiskusi mengenai apa saja yang harus disiapkan ketika akan akreditasi. Baik persiapan data apa saja yang diperlukan, persiapan sebelum visitasi, serta apa yang harus dilakukan ketika visitasi tim asesor akreditasi. Peserta sangat tertarik dengan materi yang disampaikan, karena sebagian besar peserta berasal dari lembaga yang belum terakreditasi. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya akreditasi adalah suatu yang penting bagi suatu lembaga sebagai pengakuan dan penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan tentang kelayakan dan kinerja suatu lembaga pendidikan yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS)/ Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) yang kemudian hasilnya berbentuk pengakuan peringkat kelayakan. Akreditasi ini dilakukan dengan membandingkan keadaan sekolah yang sebenarnya dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Sekolah akan mendapatkan status terakreditasi jika keadaan sekolah yang sebenarnya telah memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan. Sebaliknya, sekolah tidak dapat terakreditasi jika keadaan sekolah yang sebenarnya tidak memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan. Dengan terakreditasinya lembaga, maka masyarakat akan percaya bahwa lembaga tersebut dapat memberikan pelayanan yang terbaik buat masyarakat, dalam hal ini mempunyai sarana dan prasarana yang baik, serta menerapkan pembelajaran yang baik bagi anak usia dini. Berdasarkan Keputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor 087/U/2002, akreditasi sekolah mempunyai tujuan, yaitu: (1) memperolah gambaran kinerja sekolah sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu; (2) menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan. Sehingga dengan telah terakreditasi lembaga PAUD, maka diharapkan lembaga tersebut terus meningkatkan kualitasnya. Lembaga sebaiknya terus mempertahankan dan atau meningkatkan status akreditasinya. Lembaga PAUD harus melengkapi sarana dan prasana yang tepat dalam pendidikan anak usia dini. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pegembangan lembaga tersebut, baik kepala sekolah, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya.Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa. Yakni untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat memajukan bangsa Indonesia. PAUD juga mempunyai peranan penting dalam memajukan pendidikan dengan melakukan pendidikan sesuai dengan karakter individu dan menyesuaikan dengan karakter bangsa Indonesia.

D. Kesimpulan a. Kesimpulan Akreditasi lembaga PAUD adalah suatu hal yang penting dalam pendidikan anak usia dini. Melalui akreditasi suatu lembaga dapat dipercaya kelayakannya telah melaksanakan program pembelajaran yang tepat dan mempunyai sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar pendidikan nasional pendidikan anak usia dini. b. SaranPelatihan persiapan akreditasi bagi lembaga PAUD perlu dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan, terutama pada kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga PAUD. Sehingga kepala sekolah memahami pentingnya akreditasi bagi suatu lembaga. Sehingga kepala sekolah bersama dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya dapat mempersiapkan proses akreditasi mulai dari penyiapan borang akreditasi sampai visitasi tim asesor akreditasi.

E. Daftar PustakaDepartemen Pendidikan Nasional. (2002). Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke-21 (SPTK 21). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.................(2002). Pedoman Implementasi Manajemen Berbasis sekolah di Jawa Barat. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Fakry Gaffar, M. (2004). Membangun Kembali Pendidikan Nasional dengan Fokus Pembaharuan Manajemen Perguruan Tinggi pada Era Globalisasi. Makalah pada Konvensi Nasional Pendidikan V. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Fakry Gaffar, M dan Nurdin, D. (2007). Manajemen Pendidikan, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Ismawan, D. I. (2007). Membangun Organisasi Pembelajaran. Yogyakarta: Cakrawala. Jalal, F. Dan Supriyadi, D. (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa. Kautsar. Covey, S. R. (1997). Priciple Centered Leadership. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

DOKUMENTASI