artikel ilmiah analisis hasil pembakaran komposisi ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2....

13
1 ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI CAMPURAN MINYAK JARAK DENGAN MINYAK TANAH PADA SISTEM BURNER TEKANAN LANGSUNG Oleh HARI ADIANTO C1J 009 007 FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM 2015

Upload: others

Post on 17-Oct-2019

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

1

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI CAMPURAN MINYAK JARAK DENGAN

MINYAK TANAH PADA SISTEM BURNER TEKANAN LANGSUNG

Oleh

HARI ADIANTO

C1J 009 007

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MATARAM

2015

Page 2: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

1

ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI CAMPURAN MINYAK JARAK DENGAN MINYAK TANAH PADA SISTEM BURNER TEKANAN LANGSUNG

Oleh:

Hari Adianto, Murad, Asih Priyati

Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan melakukan analisis hasil pembakaran komposisi campuran

minyak jarak dengan minyak tanah pada sistem burner tekanan langsung dan Mengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan

bakar, kalor untuk menaikan suhu, kalor untuk menguapkan, kalor berguna total dan efisiensi thermal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimental di lapangan. Hasil pembakaran menunjukkan Semakin banyak

penambahan campuran minyak tanah maka waktu yang digunakan untuk menaikan suhu air sampai 100oC semakin sedikit dan sebaliknya semakin banyak penambahan minyak

jarak maka waktu yang digunakan untuk menaikan suhu air sampai 100oC semakin tinggi. Komposisi campuran 25% minyak jarak dengan 75% minyak tanah, 50% minyak

jarak dengan 50% minyak tanah, 75% minyak jarak dengan 25% minyak tanah dan komposisi 100% minyak jarak mempunyai daya bakar bahan bakar, kalaor untuk

menaikan suhu, kalor untuk menguapkan dan kalor berguna total lebih rendah dari

komposisi 100% minyak tanah Sedangkan komposisi campuran 25% minyak jarak dengan 75% minyak tanah, 50% minyak jarak dengan 50% minyak tanah, 75% minyak

jarak dengan 25% minyak tanah dan komposisi 100% minyak jarak mempunyai efisiensi thermal lebih tinggi dari komposisi 100% minyak tanah.

Kata kunci : Burner tekanan langsung, Minyak jarak dan Minyak tanah, Pembakaran

ABSTRACT

This study aimed to analyze the composition of the combustion products mixture of castor oil with kerosene burner system direct pressure and composition ratio Knowing the type of fuel to power fuel combustion, heat to raise the temperature, heat to vaporize, total useful heat and thermal efficiency. The method used in this study is the experimental method in the field. Results showed more additions burning kerosene mixture then the time is used to raise the water temperature to 100°C is getting less and conversely the more the addition of castor oil, the time used to raise the water temperature to 100°C higher. The composition of the mixture of 25% castor oil with 75% kerosene, 50% castor oil with 50% kerosene, 75% castor oil with 25% kerosene and composition of 100% castor oil have fueled power fuel, kalaor to raise the temperature, heat to vaporize and useful heat total lower than 100% of kerosene composition while the composition of the mixture of 25% castor oil with 75% kerosene, 50% castor oil with 50% kerosene, 75% castor oil with 25% kerosene and oil composition of 100% distance has a higher thermal efficiency than composition 100% kerosene. Keywords: direct pressure Burner, Castor oil and kerosene , Burning

Page 3: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

PENDAHULUAN

Krisis BBM fosil akhir-akhir ini mendorong

pencarian sumber bahan bakar alternatif

terbarukan. Sumber bahan bakar alternatif itu

antara lain berupa tanaman. Bahan bakar dari

tanaman yang dikembangkan sesuai bluefrint

pengelolaan energi nasional adalah biodesel,

bioethanol (gasohol), dan bio-oil. Biodesel adalah

bahan bakar untuk mesin-mesin diesel, gasohol

untuk mesin-mesin berbahan bakar bensin.

Sementara, bio-oil adalah pengganti bahan bakar

atau minyak tanah. Biodesel dapat dibuat dari

minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil atau

cpo), minyak biji jarak kepyar, jarak pagar, dan

minyak kelapa (Nurcholis, 2007).

Akan tetapi, untuk memilih jenis bahan

baku biofuel diperlukan pertimbangan yang

matang. Jarak kepyar merupakan pilihan yang

tepat untuk bahan bakar campuran minyak tanah

untuk melakukan pembakaran pada sisitem

burner tekanan langsung. Alasannya tanaman ini

merupakan bahan pangan dan mudah ditanam

berbagai lahan termasuk lahan kritis. Budi daya

tanaman jarak juga tidak memerlukan biaya yang

tinggi dan bijinya cepat dipanen. Biji jarak

mengandung minyak lebih dari 40% pengolahan

biji jarak ini menjadi minyak jarak mentah dapat

dilakukan dengan cara sederhana sehingga dapat

menjadi sumber pendapatan baru bagi petani.

Minyak mentah dimurnikan menjadi minyak

murni dengan cara menghilangkan kandungan

lemak dan gum di dalamnya. Minyak jarak alami

ini dapat digunakan langsung tanpa proses

lanjutan. Misalnya untuk pengoperasian mesin

genset dan mesin pebangkit listrik. Selain itu

juga dapat digunakan sebagai bahan bakar

seperti kompor, penghangat bibit ayam boiler,

dan lampu penerangan (Ketaren, 2005 ).

Selain itu minyak jarak kepyar merupakan

sumber energi biomassa yang memiliki kelebihan

dibandingkan dengan energi fosil. Selain sifatnya

dapat diperbaharui secara terus menerus, juga

lebih ramah terhadap lingkungan. Emisi yang

dikeluarkan lebih rendah, terutama gas

karbondioksida sehingga mampu mengurangi

efek rumah kacayang menyebabkan pemanasan

global keunggulan lain membudidayakan dan

memanfaatkan biomassa menjadi sumber energi

atau biasa disebut dengan energi hijau ini adalah

peroses pembuatannya yang lebih sederhana

dengan nilai investasi yang lebih murah

(Muhammad.dkk, 2008).

Dengan adanya peningkatan harga BBM,

minyak biji jarak merupakan alternatif pengganti

untuk dimanfaatkan biodiesel. Minyak jarak untuk

biodiesel relatif jauh lebih murah, dan sifatnya

dapat terbarukan. Pemanfaatan minyak jarak

bukan hanya untuk keperluan biodiesel (motor

bakar pembakaran dalam solar), namun

berpotensi pula digunakan pada sistem burner

tekanan langsung (Budy, 2008).

Untuk itu diperlukan kajian secara mendalam

pemanfaatan minyak jarak untuk analisis hasil

pembakaran komposisi campuran minyak jarak

kasar dengan minyak tanah pada sistem burner

tekanan langsung.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah

metode eksperimental dengan percobaan di

laboratorium. Melaksanakan eksperimen tentang

pengaruh komposisi campuran minyak jarak

dengan minyak tanah terhadap besarnya nilai

pembakaran. penelitian ini dilaksanakan dengan

perlakuan sebagai berikut:

Page 4: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

a. 100% (MT) (p1)

b. 25% (MJK) dan 75% (MT) (p2)

c. 50% (MJK) dan 50% (MT) (p3)

d. 75% (MJK) dan 25% (MT) (p4)

e. 100% (MJK) (p5)

Semua percobaan dilakukan 3 kali ulangan

masing-masing perlakuan.

Metode eksperimennya yaitu :

1. Dimasukan campuran bahan bakar ke dalam

tangki, diletakkan pada ketinggian 3 meter

dan dialirkan ke sistem burner tekanan

langsung

2. Menyiapkan 1 liter air dalam panci dan ditutup

dengan penutup panci yang telah dipasangi

thermometer , selanjutnya panci diletakan

pada tungku yang juga berpungsi sebagai

penutup semburan burner. Kondisi suhu awal

dan suhu akhir air dalam panci dicatat.

3. Burner dinyalakan pada saat api mulai

menyala, stopwatch juga mulai dihidupkan.

4. Pengukuran suhu air digunakan dengan

menggunakan thermometer dan thermodigital

5. Kenaikan suhu selang 2 menit juga dicatat.

6. Melakukan penimbangan pada air setelah

melakukan pembakaran.

Parameter penelitian

1. Daya bakar bahan bakar (kJ/detik)

Semakin besar daya yang dihasilkan

persatuan waktu dengan jumlah bahan bakar

yang semakin sedikit menunjukan besarnya

efektifitas pembakaran yang terjadi.

Pengetahuan ini dilakukan untuk mengetahui

bagaimana efesiensi burner tekanan langsung

dalam mengunakan bahan bakar untuk

menghasilkan daya (Margana, 2014).

Persamaan: P = Q

𝑡 ×1000......................(1)

Dimana:

P = Daya (kJ/detik)

Q = Nilai kalor (kJ)

t = waktu (detik)

2. Waktu pemanasan objek air mencapai 100oC

(menit)

Waktu pemanasan salah satu parameter yang

penting dalam penggunaan bahan bakar

khususnya dikaitkan dengan kemampuan untuk

pembakaran adalah waktu pemanasan awal

untuk mencapai suhu yang diinginkan (Margana,

2014).

3. Panas Berguna sistem

Kalor berguna merupakan kalor untuk

menaikkan suhu air sampai dengan suhu

pemanasan. Kalor untuk menaikkan atau

mempertahankan suhu dapat ditentukan dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut

(Wood, 1998) :

a. Kalor untuk menaikkan suhu (kj)

Qa = Ma. Ca. (Tair-Tlingkungan) ..............(2)

Keterangan :

Qa = Kalor untuk menaikkan suhu air

sampai mendidih (kJ)

Ma = Massa air yang dipanaskan (kg)

Ca = Kalor jenis air (kJ/kg oC)

Ta = Suhu air (oC)

Tling = Suhu lingkungan (oC)

b. Kalor untuk menguapkan air (kj)

Qev= Mev.hfg.........................................(3)

Keterangan :

Qev = Kalor untuk menguakan air (kJ)

Mev = Massa air yang diuapkan (kg)

Hfg = Panas laten air (kJ/kg)

c. Kalor berguna total (kJ)

Qb= Ma. Ca (Tair-Tlingkungan)+Mev . hfg…..(4)

Qb= Qa+ Qev............................................(5)

Page 5: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

4. Efisiensi thermal (%)

Efisiensi termal sistem dicari berdasarkan

prosentase perbandingan jumlah kalor untuk

menaikan suhu air dan kalor untuk penguapan

atau kalor berguna total terhadap kalor bahan

bakar terpakai (Margana, 2014) atau ditulis :

Ƞ= 𝑄𝑎+𝑄𝑒𝑣

𝑁𝐵𝑀 100%....................................(6)

Keterangan :

Ƞ = Efisiensi (%)

Qa = Kalor untuk menaikkan suhu air (kJ)

Qev = Kalor untuk mengevaporasi (kJ)

NBM = Nilai bakar minyak (kJ)

Analisis Data

Data yang telah di peroleh dianalisis

menggunakan dua pendekatan yaitu:

menggunakan pendekatan matematis dan

pendekatann statistik. Pendekatan matematis

dimaksudkan untuk menyelesaikan model

matematik yang telah dibuat dengan

menggunakan program computer microsoft exel.

Penggunaan statistik dalam penelitian ini yaitu

untuk mencari perbandingan antara variabel

dengan parameter-parameter. Analisis statistik

yang digunakan adalah analisa komparasi

dengan menggunakan program Statgraphic 3.0

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembakaran

Menurut Daywin (1991), yang dimaksud

dengan proses pembakaran adalah proses

campuran antara bahan bakar dengan udara

(Oksigen) sehingga terbakar dan menghasilkan

gas-gas CO2 dan H2O ditambah energi. Syarat

terjadinya proses pembakaran pada bahan bakar

adalah:

1. Adanya bahan bakar

2. Adanya udara (Oksigen)

3. Adanya titik nyala sebagai pemicu

pembakaran.

Proses penyalaan burner diawali dengan

pembakaran awal (dalam penelitian ini dengan

membakar minyak tanah). Proses pembakaran

awal ini bertujuan untuk menurunkan kekentalan

(viskositas) dari minyak jarak sehingga

memudahkan dalam proses pembakaran.

Kenaikan Suhu pada pemanasan air

Kenaikan suhu pada pemansan air

merupakan dimana dapat melihat seberapa jauh

laju pemanasan terhadap komposisi jenis bahan

bakar di bakar pada sistem burner tekanan

langsung dan besarnya kalor yang dihasilkan

dengan menggunakan air untuk melihat

pemanasan yang dicapai masing-masing

komposisi jenis bahn bakar.

Dari hasil penelitian di laboratorium pada sistem

burner tekanan langsung menggunakan bahan

bakar komposisi 100% minyak tanah, campuran

25% minyak jarak dengan 75% minyak tanah,

campuran 50% minyak jarak dengan 50%

minyak tanah, campuran 75% minyak jarak

dengan 25% minyak tanah dan komposisi 100%

minyak jarak.

Sedangkan pada penelitian sebelumnya

menggunakan alat pada sistem burner tekanan

langsung menggunakan bahan bakar komposi

100% minyak tanah dan campuran 20% minyak

jarak dengan 80% minyak tanah dengan

perlakuan yang berbeda dan ulangan yang sama

yaitu 3 kali ulangan.

Dari data hasil penelitian diproleh kenaikan

suhu pada pembakaran komposisi bahan bakar

campuran minyak jarak dengan minyak tanah

adalah sebagai berikut:

Page 6: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

Tabel 4. Hubungan antara waktu dengan suhu

yang dicapai pemanasan air.

Gambar 3. Grafik hubungan antara waktu

dengan suhu yang dicapai pada pemanasan air.

Berdasarkan Tabel 4 dan Grafik pada

Gambar 3., menunjukkan bahwa waktu yang

digunakan untuk menaikan suhu dari komposisi

bahan bakar campuran minyak jarak dan minyak

tanah, semakin banyak penambahan campuran

minyak jarak maka waktu yang digunakan untuk

menaikan suhu air mencapai 100 oC semakin

tinggi yaitu dalam waktu 14 menit. Sedangkan

komposisi 100% minyak tanah dengan waktu

yang digunakan untuk menaikan suhu air

mencapai 100 oC semakin rendah yaitu dalam

waktu 6 menit.

Hal ini sesuai pendapat Robi’ah, Dkk (2010)

yang menyatakan bahwa minyak jarak selain

mempunyai nilai kalor yang rendah dan suhu

yang dicapai pada pemanasan air yang lebih

rendah dari minyak tanah juga merupakan bahan

bakar yang mempunyai titik nyala relatif tinggi

sehingga minyak jarak sulit untuk menyala dan

terbakar dengan lebih baik. Hal itu dapat dilihat

pada suhu pembakaran yang juga lebih rendah.

Kualitas pembakaran juga terlihat dari semburan

nyala api pada ujung burner yang tidak stabil.

Dan sebaliknya semakin tinggi persentase minyak

tanah, maka kualitas pembakaran yang terjadi

juga lebih baik. Hal ini dapat dilihat pada suhu

pembakaran yang lebih tinggi. Kualitas

pembakaran juga terlihat dari semburan nyala

api pada ujung burner yang stabil. Dan dapat

dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. Pembakaran dengan 100%

Minyak tanah.

Gambar 5. Pembakaran dengan 100% Minyak jarak.

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

0 5 10 15

Ke

nai

kan

su

hu

(o

C)

Waktu (menit)

100% MT

25% MJ dan 75% MT50% MJ dan 50% MT75% MJ dan 25% MT100% MJ

Jenis bahan bakar Waktu (menit)

Suhu air yang dicapai

(oC)

100% MT 6 `100

25%MJ,75%MT 8 100

50%MJ,50% MT 10 100

75%MJ,25% MT 12 100

100% MJ 14 100

Page 7: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

Daya Bakar Bahan Bakar

Daya bakar bahan bakar merupakan hasil

perkalian dari volume bahan bakar dengan nilai

kalor kemudian dibagi dengan waktu melakukan

pembakaran bahan bakar (Abdullah, 1998).

Dari hasil analisa didapatkan perbandingan

komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar

bahan bakar sebagai berikut:

Tabel 5. Perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar

bahan bakar

Gambar 6. Grafik perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar

bahan bakar

Berdasarkan Tabel 5 dan Grafik pada Gambar 6.,

menunjukkan bahwa daya bakar bahan bakar

dari komposisi bahan bakar campuran minyak

jarak dan minyak tanah, semakin banyak

penambahan campuran minyak jarak, maka daya

bakar bahan bakar yang dihasilkan semakin

rendah yaitu dengan komposisi 100% minyak

tanah dengan daya bakar bahan bakar rata-rata

119444 kJ/detik, sedangkan komposisi 100%

minyak jarak dengan daya bakar bahan bakar

rata-rata 46429 kJ/detik.

Hal ini sesuai pendapat Margana (2014)

menyatakan bahwa besarnya daya bakar bahan

bakar yang dihasilkan baik campuran minyak

jarak dan minyak tanah selain dipengaruhi oleh

perbedaan viskositas juga dipengaruhi oleh

unsur-unsur yang terkandung dalam minyak

jarak seperti, kandungan karbon dan jumlah H2O

yang masih tersisa khususnya pada minyak

jarak. Semakin besar jumlah H2O yang masih

tersisa di dalam minyak jarak akan diperoleh

daya bakar bahan bakar yang rendah, karena

daya bakar bahan bakar yang dihasilkan dari

proses pembakaran sebagian digunakan untuk

menguapkan H2O yang masih terkandung dalam

campuran minyak jarak dengan minyak tanah

dari fase air ke fase gas. Penurunan daya bakar

bahan bakar erat kaitannya dengan persentase

kadar air. Kadar air yang tinggi menyebabkan

adanya panas yang terbuang dalam penguapan

air sehingga menurunkan daya bakar bahan

bakar yang tinggi akan mengurangi jumlah sisa

karbon yang mempengaruhi daya pembakaran.

Hasil pembakaran 100% minyak jarak dan

campuran minyak jarak dengan minyak tanah

dengan sisa karbon tinggi akan lebih lama

terbakar dan menghasilkan nilai bakar yang

rendah, bila dibandingkan dengan 100% minyak

tanah yang memiliki sisa karbon rendah akan

lebih cepat terbakar dan menghasilkan nilai bakar

yang tinggi.

Berdasarkan Tabel hasil uji lanjut dari

komposisi bahan bakar campuran minyak jarak

kasar dengan minyak tanah terhadap daya bakar

bahan bakar diketahui bahwa pada 100% minyak

tanah memberikan pengaruh yang signifikan

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

100% MT

25% MJ,75%

MT

50% MJ,50%

MT

75% MJ,25%

MT

100% MJD

aya

bak

ar b

ahan

bak

ar(k

J/d

t

Jenis bahan bakar

Jenis bahan bakar Daya bakar bahan

bakar (kJ/detik)

100% MT 119444

25% MJ,75% MT 87500

50% MJ, 50% MT 68333

75% MJ, 25% MT 55556

100% MJ 46429

Page 8: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

pada campuran 25% minyak jarak dengan 75%

minyak tanah, campuran 50% minyak jarak

dengan 50% minyak tanah, campuran 75%

minyak jarak dengan 25% minyak tanah dan

100% minyak jarak pada tingkat kepercayaan

95%.

Kalor untuk menaikkan suhu

Kalor untuk menaikkan suhu adalah kalor

yang digunakan untuk mengontrol suhu

pemanasan baik untuk meningkatkan suhu atau

mempertahankan suhu optimalnya

(Margana,2014).

Dari hasil analisa didapatkan perbandingan

komposisi jenis bahan bakar terhadap kalor

untuk menaikan suhu sebagai berikut:

Tabel 6. Perbandingan komposisi jenis bahan

bakar terhadap kalor untuk menaikan suhu

Gambar 7. Grafik perbandingan komposisi

jenis bahan bakar terhadap kalor

untuk menaikan suhu

Berdasarkan Tabel 6 dan Grafik pada

Gambar 7., menunjukkan bahwa kalor untuk

menaikan suhu dari komposisi bahan bakar

campuran minyak jarak dan minyak tanah,

semakin banyak penambahan campuran minyak

jarak, maka kalor untuk menaikan suhu yang

dihasilkan semakin rendah yaitu dengan

komposisi 100% minyak tanah dengan kalor

untuk menaikan suhu rata-rata 301000 kJ,

sedangkan komposisi 100% minyak jarak dengan

kalor untuk menaikan suhu rata-rata 289800 kJ.

Hal ini disebabkan semakin tinggi kenaikan

suhu air, maka semakin besar kalor yang

diperlukan dalam melakukan pemanasan.

Dengan demikian dapat kita katakan bahwa

besarnya kalor yang diberikan saat pemanasan

sebanding dengan kenaikan suhu air.

Berdasarkan Tabel hasil uji lanjut

komposisi campuran bahan bakar campuran

minyak jarak dengan minyak tanah terhadap

kalor untuk menaikan suhu diketahui bahwa

pada 100% minyak tanah memberikan pengaruh

yang signifikan pada campuran 25% minyak

jarak dengan 75% minyak tanah, campuran 50%

minyak jarak dengan 50% minyak tanah,

campuran 75% minyak jarak dengan 25%

minyak tanah dan 100% minyak jarak pada

tingkat kepercayaan 95%.

Kalor untuk menguapkan

Kalor untuk menguapkan adalah kalor yang

berguna untuk menguapkan air yang bersumber

dari komposisi bahan bakar campuran minyak

jarak kasar dan minyak tanah (Margana, 2014).

Dari hasil analisa didapatkan perbandingan

komposisi jenis bahan bakar terhadap kalor

untuk menguapkan sebagai berikut:

Tabel 7. Perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap kalor untuk menguapkan

284000

286000

288000

290000

292000

294000

296000

298000

300000

302000

100% MT

25% MJ,75%

MT

50% MJ,50%

MT

75% MJ,25%

MT

100% MJ

Kal

or

un

tuk

me

nai

kan

su

hu

(kJ)

Jenis bahan bakar

Jenis bahan bakar Kalor untuk menaikan

suhu (Kj)

100% MT 301000

25% MJ,75% MT 299600

50% MJ, 50% MT 295400

75% MJ, 25% MT 291200

100% MJ 289800

Page 9: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

Gambar 8. Grafik perbandingan komposisi

jenis bahan bakar terhadap kalor

untuk menguapkan

Berdasarkan Tabel 7 dan Grafik pada

Gambar 8., menunjukkan bahwa kalor untuk

menguapkan dari komposisi bahan bakar

campuran minyak jarak dan minyak tanah,

semakin banyak penambahan campuran minyak

jarak, maka kalor untuk menguapkan yang

dihasilkan semakin rendah yaitu dengan

komposisi 100% minyak tanah dengan kalor

untuk menguapkan rata-rata 733 kJ, sedangkan

komposisi 100% minyak jarak dengan kalor

untuk menguapakan rata-rata 491 kJ. Hal ini

sesuai pendapat Margana,(2014) yang

menyatakan kalor untuk menguapkan merupakan

sifat kecenderungan bahan bakar untuk berubah

fase menjadi uap. Tekanan uap yang tinggi dan

titik didih yang tinggi menandakan tingginya

kalor untuk menguapkan, karena makin tinggi

suhu air maka makin tinggi kalor penguapan.

kalor untuk penguapan dilakukan untuk

mengetahui seberapa jauh epektifitas

pemanpaatan kalor untuk dapat menguapkan air

sebagai indikasi pemampaatan hasil pembakaran.

Berdasarkan Tabel hasil uji lanjut dari

komposisi bahan bakar campuran minyak jarak

dengan minyak tanah terhadap kalor untuk

menguapkan diketahui bahwa 100% minyak

tanah memberikan pengaruh yang signifikan

pada campuran 25% minyak jarak dengan 75%

minyak tanah, campuran 50% minyak jarak

dengan 50% minyak tanah, campuran 75%

minyak jarak dengan 25% minyak tanah dan

100% minyak jarak pada tingkat kepercayaan

95%.

Kalor berguna total

Kalor berguna total merupakan kalor untuk

menaikkan suhu air sampai dengan suhu

pemanasan (Suharto,1991), atau dengan kata

lain kalor berguna total merupakan jumlah kalor

yang dibutuhkan oleh air untuk mencapai suatu

pemanasan tertentu. Menurut Margana,(2014)

kalor berguna total yaitu nilai yang

mengindikasikan tingkat daya bakar guna proses

perpindahan panas dan massa dari penggunaan

bahan bakar sampai ke proses pemanasan air.

Dari hasil analisa didapatkan perbandingan

komposisi jenis bahan bakar terhadap kalor

berguna total sebagai berikut:

Tabel 8. Perbandingan komposisi jenis bahan

bakar terhadap kalor berguna total

0

100

200

300

400

500

600

700

800

100% MT

25% MJ,75%

MT

50% MJ,50%

MT

75% MJ,25%

MT

100% MJ

Kal

or

un

tuk

me

ngu

apka

n (

kJ)

Jenis bahan bakar

Jenis bahan bakar Kalor untuk menguapakan (kJ)

100% MT 733

25% MJ,75% MT 673

50%MJ, 50% MT 643

75%MJ, 25% MT 590

100% MJ 491

Page 10: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

Gambar 9. Grafik perbandingan komposisi

jenis bahan bakar terhadap kalor

berguna total.

Berdasarkan Tabel 8 dan Grafik pada Gambar 9.,

menunjukkan bahwa kalor berguna total dari

komposisi bahan bakar campuran minyak jarak

dan minyak tanah, semakin banyak penambahan

campuran minyak jarak, maka kalor berguna

total yang dihasilkan semakin rendah yaitu

dengan komposisi 100% minyak tanah dengan

kalor berguna total rata-rata 301733 kJ,

sedangkan komposisi 100% minyak jarak dengan

kalor berguna total rata-rata 290291 kJ.

Hal ini disebabkan semakin tinggi kalor

untuk menaikan dan menguapkan suhu, maka

semakin tinggi kalor berguna total, karna kalor

berguna total didapatkan dari hasil penjumlahan

kalor untuk menaikan suhu dengan kalor untuk

menguapkan.

Berdasarkan Tabel hasil uji lanjut komposisi

bahan bakar campuran minyak jarak kasar

dengan minyak tanah terhadap kalor berguna

total diketahui bahwa pada 100% minyak tanah

tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada

campuran 25% minyak jarak dengan 75%

minyak tanah, campuran 50% minyak jarak

dengan 50% minyak tanah, campuran 75%

minyak jarak dengan 25% minyak tanah dan

100% minyak jarak pada tingkat kepercayaan

95%.

Efisiensi Thermal

Efisiensi thermal merupakan perbandingan

antara kalor berguna atau kalor untuk menaikan

suhu air dan untuk penguapan terhadap panas

bahan bakar terpakai. Kalor bahan bakar terpakai

tersebut adalah selisih volume bahan bakar dikali

nilai kalor (Foster, 2000).

Dari hasil analisa didapatkan perbandingan

komposisi jenis bahan bakar terhadap efisiensi

thermal sebagai berikut:

Tabel 9. Perbandingan komposisi jenis bahan

bakar terhadap efisiensi thermal.

284000

286000

288000

290000

292000

294000

296000

298000

300000

302000

304000

100% MT

25% MJ,75%

MT

50% MJ,50%

MT

75% MJ,25%

MT

100% MJ

Kal

or

be

rgu

na

tota

l (kJ

)

Jenis bahan bakar

Jenis bahan bakar Kalor berguna total

(kJ)

100% MT 301733

25% MJ,75% MT 300273

50% MJ, 50% MT 296043

75% MJ, 25% MT 291790

100% MJ 290291

Jenis bahan bakar Efisiensi thermal (%)

100% MT 2.53

25% MJ,75% MT 3.43

50% MJ, 50% MT 4.33

75% MJ, 25% MT 5.25

100% MJ 6.25

Page 11: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

Gambar 10. Grafik perbandingan komposisi

jenis bahan bakar terhadap efisiensi thermal.

Berdasarkan Tabel 10 dan Grafik pada

Gambar 10., menunjukkan bahwa efisiensi

thermal dari komposisi bahan bakar campuran

minyak jarak dan minyak tanah, semakin banyak

penambahan campuran minyak jarak, maka

efisiensi thermal yang dihasilkan semakin tinggi

yaitu dengan komposisi 100% minyak tanah

dengan efisiensi thermal rata-rata 2.53 %,

sedangkan komposisi 100% minyak jarak dengan

efisiensi thermal rata-rata 6.25%.

Hal ini dapat dilihat dari efisiensi

pembakaran minyak jarak yang yang lebih sedikit

dibandingkan minyak tanah sedangkan dari

efisiensi waktu minyak tanah memeliki waktu

yang lebih efisiensi dengan waktu menaikan suhu

air sampai 100 oC dengan waktu 6 menit

seangkan untuk minyak jarak dengan waktu 12

menit.Hal ini dapat dilihat dari efisiensi

pembakaran minyak jarak yang yang lebih sedikit

dibandingkan minyak tanah sedangkan dari

efisiensi waktu minyak tanah memeliki waktu

yang lebih efisiensi dengan waktu menaikan suhu

air sampai 100 oC dengan waktu 6 menit

seangkan untuk minyak jarak dengan waktu 12

menit.

Hal ini sesuai dengan pendapat Margana,

(2014) yang menyatakan bahwa nilai efisiensi

thermal berbanding lurus dengan kebutuhan

kalor berguna total dan berbanding terbalik

dengan nilai input panas. Artinya bahwa

meningkatnya kebutuhan kalor berguna total dari

bahan bakar akan menyebabkan meningkatnya

nilai efisiensi thermal pada pemanasan air, begitu

juga jika terjadi penurunan jumlah kalor berguna

total yang dibutuhkan oleh air untuk pemanasan

akan menyebabkan penurunan nilai efisiensi

thermal pada pemanasan tersebut. Pada titik

tertentu efisiensi thermal akan kembali turun, hal

ini disebabkan oleh proses pemanasan yang

hampir selesai yang ditandai dengan semakin

sedikitnya air yang diuapkan sehingga semakin

sedikit panas berguna total yang digunakan

untuk pemanasan air.

Berdasarkan Tabel hasil uji lanjut dari

komposisi bahan bakar campuran minyak jarak

dengan minyak tanah terhadap efisiensi thermal

diketahui bahwa pada 100% minyak tanah

memberikan pengaruh yang signifikan pada

campuran50% minyak jarak dengan 50% minyak

tanah dan tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap campuran 25% minyak jarak

dengan 75% minyak tanah, campuran 75%

minyak jarak dengan 25% minyak tanah dan

100% minyak jarak pada tingkat kepercayaan

95%.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka

kesimpulan sebagai berikut :

1. Semakin banyak penambahan campuran

minyak tanah maka waktu yang digunakan

untuk menaikan suhu air sampai 100oC

semakin sedikit dan sebaliknya semakin

banyak penambahan minyak jarak maka

Page 12: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

waktu yang digunakan untuk menaikan suhu

air sampai 100 oC semakin tinggi.

2. Komposisi campuran 25% minyak jarak

dengan 75% minyak tanah, 50% minyak

jarak dengan 50% minyak tanah, 75%

minyak jarak dengan 25% minyak tanah dan

komposisi 100% minyak jarak mempunyai

daya bakar bahan bakar, kalaor untuk

menaikan suhu, kalor untuk menguapkan dan

kalor berguna total lebih rendah dari

komposisi 100% minyak tanah

3. Sedangkan komposisi campuran 25% minyak

jarak dengan 75% minyak tanah, 50%

minyak jarak dengan 50% minyak tanah,

75% minyak jarak dengan 25% minyak tanah

dan komposisi 100% minyak jarak

mempunyai efisiensi thermal lebih tinggi dari

komposisi 100% minyak tanah.

Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya, proses

pemurnian minyak jarak sebaiknya dilakukan

tidak hanya sampai pada proses penyaringan,

namun dilakukan proses-proses kimiawi

selanjutnya seperti proses netralisaasi

sehingga menghasilkan minyak yang lebih

murni dan berkualitas.

2. Untuk mencegah terhambatnya saluran

minyak jarak melalui burner tekanan langsung

karna kotoran yang masih tersisa saat

penyaringan, maka burner terlebih dahulu

dipanaskan dengan minyak tanah sehingga

sisa karbon dan lumpur yang ada di dalam

burner akan lepas dan kecil kemungkinan

terjadi penghambatan sehingga proses

pembakaran bisa berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 1998. Energi dan Elektrifikasi Pertanian. JICA. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Budy, 2008. Minyak Jarak Alternatif Energi

Masa Depan. Sinar Tani, Edisi 7. 12 Juli 2008.

Daywin, 1991. Motor Bakar Internal dan Tenaga

di Bidang Pertanian. JICA. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Djuhana, 2004. Rancang Bangun Sistem Pengamatan Temperatur Air Berbasis Pc Untuk Pengukuran Nilai Air Kalorimeter Prototipe Kalorimeter Bahan Bakar. Vol 28, No. 2.

Dzajuli, 2008. Bahan Bakar Nabati Alternatif

Pengganti Minyak Tanah. Warta Penelitian dan pengembangan Pertanian.

Vol. 30. No. 24. 2008

Erliza, 2007. Teknologi bioenergi, Agromedia

Jakarta.

Foster, 2000. Fisika 1B. Penerbit Erlangga.

Jakarta.

Hambali, E., at.al, 2006. Jarak Kepyar Tanaman Penghasil Biodesel. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Hening, 2004. Analisa Biodesel Minyak Jarak

Kepyar Sebagai Bahan Bakar Alternatif Minyak Diesel. Semarang: Traksi. Vol.

4. No.2, Desember 2004

Himawan Adinegoro, 1986. Perancang proses Ekstraksi Daun Stevis Dengan Pengepresan. Thesis, Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor

Ketaren, S., 2005, Pengantar Minyak Dan Lemak Pangan, UI Pres, Jakarta

Lohat, Alexander san. 2009. Kalor Jenis.

http://www.gurumuda. Com. Diakses Pada 8 Juni 2015.

Margana, C.C.E., 2014. Laporan Hasil Penelitian Performansi Pemampaatan Minyak Jarak Kasar Untuk Proses Pembakaran Sistem Injeksi Langsung Sebagai

Page 13: ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HASIL PEMBAKARAN KOMPOSISI ...eprints.unram.ac.id/8267/1/2. Jurnal.pdfMengetahui perbandingan komposisi jenis bahan bakar terhadap daya bakar bahan bakar, kalor

Media Suplai Energi Panas Pada Pengeringan Hasil Pertanian. Universitas Mataram.

Marter. A.D, 1981. Castor; Markets. Utilization

and Prosfect. TPI. London

mulyana, Enjang, 2013. Penulisan Ilmiah

Fakultas Teknologi Industri. Universitas Gunadarma.

Muhlbaur, W., A. Esper., E. Stumpf., R.

Baumann, 1998, Rural Energy, Eand Employment: Role of Jatropha Curcas Institutefor Agricultural Engineering in TheTtropics and Subtropics. Hohenhiem University Stuttgart Germany.

Nurcholis, M., dkk, 2007, Jarak Kepyar Dan Pembuatan Biodesel, Kanisius,

Yogyakarta.

Sumari, 2005. Proses Pembuatan Minyak Jarak Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Medan

: Universitas Sumatra Utara.

Sunandar, 2010. Kajian Kapilaritas Minyak Nabati

Pada Kompor Sumbu. Disertasi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Pertanian Bogor, Bogor

Supraptono, 2004. Paparan Bahan Bakar Dan

Pelumas, Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,

Semarang

Udiharto. 1999. Penanganan Minyak Buangan

Secara Bioteknologi. Makalah Seminar Sehari Minyak Dan Gas Bumi. LEMIGAS.

Jakarta

Wood, 1998. Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas.

Erlangga. Jakarta.

Widodo dan Sumarsih, 2007. Jarak Kepyar;

Tanaman Penghasil Minyak Kastor

Untuk Berbagai Industri. Kanusius-

Yogyakarta.

Yunita, 2007. Uji Performansi Teknis Penggunaan Minyak Jarak Pagar (jatropha curcas L) Sebagai Bahan Bakar Pengganti Minyak Tanah Pada Kompor Tekan. Pakultas

teknologi pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.