apnea

3
 Apnea (tidak bernafas spontan) epistaksis (mimisan) Rinosinusitis alergi, Malnutrisi, Pangkreatitis (infeksi pada pangkreasnya), dispepsia (gangguan saluran cerna atas II beda dengan penyakit gaster atau Magh ), penyakit Refluks Gatroesofageal (beda dengan Magh), Trauma To raks (semacam be turan didada akibat kecelakaan), Pneumonia, Efusi Pleura, ipoksia(kekukarangan ok sigen) ipoglikemia (kekurangaan glukosa), obesitas ! Itu penyakit agak sedikit berat tapi masih bisa dikonsultasikan ke dokter "mum# Kwasiorkor yaitu penyakit yang diakibatkan karena kekurangan protein  T ermasuk dalam radang sendi seperti osteoarthritis, asam urat, anky losing spondylitis, rheumatoid arthritis dan lain sebagainya. Mereka memiliki penyebab dan faktor pemicu masing-masing. A. Pengertian Miliariasis $da beberapa pendapat yang mengemukakan tentang pengertian miliariasis# %erikut ini ada lima definisi dari miliariasis yang didapat dari berbagai sumber buku yang berbeda, yaitu& Miliariasis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tertutupnya saluran kelen'ar keringat# (assan, *+)# Miliariasis adalah kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan adanya esikel milier# ($dhi -'uanda, *.)# Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retens keringat akibat tersumbatnya pori kelen'ar keringat# (/iian, 011) $da pendapat lain yang mengatakan bah2a miliariasis adalah dermatosis yang timbul akibat  penyumbatan kelen'ar keringat dan porinya, yang la3im timbul dalam udara panas lembab seperti daerah tropis atau selama a2al musim panas atau akhir musim hu'an yang suhunya  panas dan lembab# 4arena sekresinya terhambat maka menimbulkan tekanan y ang menyebabkan pecahnya kelen'ar atau duktus kelen'ar keringat# 4eringat yang masuk ke  'aringan sekelilingnya menimbulkan perubahan anatomi# 5umbatan disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan oleh edema akibat keringat yang tak keluar (E#5ukardi dan Petrus $ndrianto, **) Pendapat yang kelima yaitu Miliariasis atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelen'ar keringat, yaitu di dahi, leher,  bagian6bagian badan yang tertutup pakaian (dada dan punggung), serta tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat 'uga dikepala# 4eadaan ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang berlebihan, dapat diikuti rasa gatal seperti ditusuk, kulit men'adi kemerahan dan disert ai banyak gelembung kecil berair# ($r'atmo T'oktronegoro dan endra "tama, 0111) Milliariasis disebut 'uga sudamina, biang keringat, kering at buntet, liken tropikus, atau pickle heat . ( $dhi -'uanda, *.) B. Etiologi Miliariasis Penyebab ter'adinya miliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab# (/iian, 011) 5ering ter'adi pada cuaca yang panas dan kel embaban yang tinggi# $kibat tertutupnya saluran kelen'ar keringat ter'adilah tekanan yang menyebabkan pembengkakan saluran atau kelen'ar itu sendiri, keringat yang menembus ke 'aringan sekitarnya menimbulkan perubahan6  perubahan anatomis pada kulit berupa papul atau esikel# (assan, * +) C. Patofisiologi

Upload: khairul-ikhwan

Post on 06-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dfdfdfd

TRANSCRIPT

Apnea (tidak bernafas spontan)epistaksis (mimisan)Rinosinusitis alergi, Malnutrisi, Pangkreatitis (infeksi pada pangkreasnya), dispepsia (gangguan saluran cerna atas II beda dengan penyakit gaster atau Magh ), penyakit Refluks Gatroesofageal (beda dengan Magh), Trauma Toraks (semacam be turan didada akibat kecelakaan), Pneumonia, Efusi Pleura, Hipoksia(kekukarangan ok sigen) Hipoglikemia (kekurangaan glukosa), obesitas ! Itu penyakit agak sedikit berat tapi masih bisa dikonsultasikan ke dokter Umum.

Kwasiorkor yaitu penyakit yang diakibatkan karena kekurangan proteinTermasuk dalam radang sendi seperti osteoarthritis, asam urat, ankylosing spondylitis, rheumatoid arthritis dan lain sebagainya. Mereka memiliki penyebab dan faktor pemicu masing-masing.

A. Pengertian MiliariasisAda beberapa pendapat yang mengemukakan tentang pengertian miliariasis. Berikut ini ada lima definisi dari miliariasis yang didapat dari berbagai sumber buku yang berbeda, yaitu:Miliariasis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tertutupnya saluran kelenjar keringat. (Hassan, 1984). Miliariasis adalah kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan adanya vesikel milier. (Adhi Djuanda, 1987). Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retens keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat. (Vivian, 2010)Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa miliariasis adalah dermatosis yang timbul akibat penyumbatan kelenjar keringat dan porinya, yang lazim timbul dalam udara panas lembab seperti daerah tropis atau selama awal musim panas atau akhir musim hujan yang suhunya panas dan lembab. Karena sekresinya terhambat maka menimbulkan tekanan yang menyebabkan pecahnya kelenjar atau duktus kelenjar keringat. Keringat yang masuk ke jaringan sekelilingnya menimbulkan perubahan anatomi. Sumbatan disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan oleh edema akibat keringat yang tak keluar (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)Pendapat yang kelima yaitu Miliariasis atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat, yaitu di dahi, leher, bagian-bagian badan yang tertutup pakaian (dada dan punggung), serta tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat juga dikepala. Keadaan ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang berlebihan, dapat diikuti rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan disertai banyak gelembung kecil berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)Milliariasis disebut juga sudamina, biang keringat, keringat buntet, liken tropikus, atau pickle heat . ( Adhi Djuanda, 1987)B. Etiologi MiliariasisPenyebab terjadinya miliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab. (Vivian, 2010)Sering terjadi pada cuaca yang panas dan kelembaban yang tinggi. Akibat tertutupnya saluran kelenjar keringat terjadilah tekanan yang menyebabkan pembengkakan saluran atau kelenjar itu sendiri, keringat yang menembus ke jaringan sekitarnya menimbulkan perubahan-perubahan anatomis pada kulit berupa papul atau vesikel. (Hassan, 1984)C. PatofisiologiPatofisiologi terjadinya milliariasis diawali dengan tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat lalu disusul dengan timbulnya radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar kemudian diabsorpsi oleh stratum korneum. (Vivian, 2010)Milliariasis sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan apendiks yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya. (Vivian, 2010)D. Diagnosa MiliariasisAdanya papul dan vesikel miliar terutama didaerah yang banyak kelenjar ekrin, dengan atau tanpa eritem, kadang-kadang ada pustel miliar tidak pada folikel rambut. (Hassan, 1984)E. Diagnosa Banding MiliariasisImpetigo, Folikulitis. (Hassan, 1984)F. Klasifikasi MiliariasisTergantung dari letak kelainan, maka terdapat beberapa bentuk miliaria, diantaranya yaitu:1. Miliaria kristalinaPada penyakit ini terlihat vesikel berukuran 1-2 mm berisi cairan jernih tanpa disertai kulit kemerahan, terutama pada badan setelah banyak berkeringat, misalnya karena hawa panas. Vesikel bergerombol tidak disertai tanda-tanda radang atau inflamasi pada bagian badan yang tertutup pakaian. Umumnya tidak memberi keluhan subjektif dan sembuh dengan sisik yang halus. Pada gambaran histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal. Pengobatan tidak diperlukan, cukup dengan menghindari panas yang berlebihan, mengusahakan ventilasi yang baik, pakaian tipis dan menyerap keringat. (Adhi Djuanda, 1987)Daerah predileksi lipat siku, lipat lutut, lipat payudara, lipat paha dan punggung, dahi, leher, dan dada. Vesikel terletak sangat superfisial, kecil dan tembus terang, tidak disertai tanda-tanda inflamasi dan mudah pecah. Biasanya tidak ada keluhan subjektif. (Hassan, 1984)Ia timbul pada pasien dengan peningkatan keringat seperti pasien demam di ranjang. Lesinya berupa vesikel sangat superfisial, jernih, dan kecil tanpa reaksi peradangan, asimptomatik dan berlangsung singkat dan cenderung mudah pecah akibat trauma teringan pun. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)2. Miliaria rubraPenyakit ini lebih berat daripada miliariasis kristalina. Terdapat pada badan dan tempat-tempat tekanan ataupun gesekan pakaian. Terlihat papul merah atau papul vesikular ekstrafolikular yang sangat gatal dan pedih. Milliaria jenis ini terdapat pada orang yang tidak biasa pada daerah tropik. Kelainan bentuknya dapat berupa gelembung merah kecil, 1-2 mm, dapat tersebar dan dapat berkelompok. (Adhi Djuanda, 1987)Patogenesisnya belum diketahui pasti, terdapat dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan primer, banyak keringat dan perubahan kualitatif, penyebabnya adanya sumbatan keratin pada muara kelenjar keringat dan perforasi sekunder pada bendungan keringat di epidermis. Pendapat kedua mengatakan bahwa primer kadar garam yang tinggi pada kulit menyebabkan spongiosis dan sekunder terjadi pada muara kelenjar keringat. Staphylococcus juga diduga memiliki peranan. Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis. (Adhi Djuanda, 1987)Daerah predileksi sama seperti pada miliaria kristalina. Lesinya berupa papulo vesikula eritematosa yang sangat gatal dan diskrit, kemudian konfluens dengan dasar merah, sering terjadi maserasi karena terhalangnya penguapan kelembaban. Keringat keluar ke stratum spinosum. Bisa terjadi infeksi sekunder dengan impetigo dan furunkulosis, terutama pada anak-anak. Terutama timbul pada bagian tubuh yang tertutup pakaian seperti punggung dan dada. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)3. Miliaria profundaBentuk ini agak jarang terjadi kecuali didaerah tropis. Kelainan ini biasanya timbul setelah miliaria rubra.ditandai dengan papula putih, kecil, keras, berukuran 1-3 mm. Terutama terdapat di badan ataupun ekstremitas. Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel. Tidak gatal, dan tidak terdapat eritema. (Adhi Djuanda, 1987)Pada gambaran histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang. Pengobatan dengan cara menghindari panas dan kelembaban yang berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol. (Adhi Djuanda, 1987)Daerah predileksi dapat dimana saja, kecuali muka, ketiak, tangan, dan kaki. Lesi berupa vesikel yang berwarna merah daging, disertai gejala inflamasi maupun keluhan rasa gatal, disebabkan penyumbatan di bagian atas kutis. Kelenjar-kelenjar keringat tersebut sama sekali tidak berfungsi. Biasanya timbul setelah menderita milliaria rubra yang hebat. (Hassan, 1984)4. Miliaria pustulosaPada umumnya didahului oleh dermatosis yang menyebabkan gangguan saluran kelenjar ekrin dan terjadi pustel superfisial. (Hassan, 1984). Lesinya berupa pustula steril yang gatal, tegas, superfisial dan tak berhubungan dengan folikel rambut. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)