another reference

44
1.1 Latar Belakang Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun makhluk hidup. Seperti halnya unsur lainnya seperti karbohidrat, protein juga memiliki sifat dan fungsi. Sifat-sifat dan fungsi protein ditentukan oleh jenis dan urutan asam amino. Beberapa fungsi utama protein dalam organisme kehidupan antara lain; sebagai bahan penyusun selaput sel dan dinding sel, jaringan pengikat, pembentuk membran sel, mengangkut molekul-molekul lain (hemoglobin) dan sebagai zat antibodi. Di dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Kita dapat memperoleh protein dari bahan makanan yang banyak mengandung protein, misalnya pada hewan terkandung protein hewani, sedangkan pada tumbuhan terkandung protein nabati. Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi yang terdapat secara alami. Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja digolongkan sebagai protein sederhana. Protein terkonjugasi mengandung komponen bukan asam amino yang dikenal sebagai gugus prostetik di samping kerangka utama asam amino. Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji

Upload: niita-ndekarona

Post on 16-Feb-2015

120 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Another Reference

1.1 Latar Belakang

Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun makhluk hidup.

Seperti halnya unsur lainnya seperti karbohidrat, protein juga memiliki

sifat dan fungsi. Sifat-sifat dan fungsi protein ditentukan oleh jenis dan

urutan asam amino. Beberapa fungsi utama protein dalam organisme

kehidupan antara lain; sebagai bahan penyusun selaput sel dan dinding sel,

jaringan pengikat, pembentuk membran sel, mengangkut molekul-molekul

lain (hemoglobin) dan sebagai zat antibodi.

Di dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses

kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim,

suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator.

Kita dapat memperoleh protein dari bahan makanan yang banyak

mengandung protein, misalnya pada hewan terkandung protein hewani,

sedangkan pada tumbuhan terkandung protein nabati.

Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi yang terdapat

secara alami. Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja digolongkan

sebagai protein sederhana. Protein terkonjugasi mengandung komponen

bukan asam amino yang dikenal sebagai gugus prostetik di samping

kerangka utama asam amino.

Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan

senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi,

yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan.

Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia.

Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia,

yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi

uji protein (albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu

sama dengan pereaksi uji lainnya.

Untuk membuktikan kebenaran teori tersebut maka dianggap penting

melakukan percobaan ini

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

Page 2: Another Reference

1.2.1 Maksud Percobaan

            Untuk mengetahui dan menguji kandungan protein dalam senyawa

sampel.

1.2.2 Tujuan Percobaan

1. Untuk mengidentifikasi adanya protein dengan tes biuret.

2. Untuk mengidentifikasi adanya protein dengan tes pengendapan

logam.

3. Untuk mengidentiikasi adanya protein dengan tes pengendapan

dengan alkohol.

1.3 Prinsip Percobaan

Reaksi Biuret Ikatan peptida yang menyusun protein dalam suasana

basa akan berwarna ungu dengan Cu. Pengendapan dengan Logam Reaksi

ion logam dengan protein mengakibatkan terjadinya endapan. Pengendapan

dengan Alkohol menyebabkan penurunan kelarutan protein akibat

penambahan pelarut organik.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

            Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil

penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan

tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini

merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana

terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang memiliki ribuan

asam amino. Hal yang terpenting adalah ketidakhadiran, penambahan, atau

penggantian satu saja asam amino pada sebuah struktur protein dapat

menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul yang tidak

berguna. Setiap asam amino harus terletak pada urutan yang benar dan

struktur yang tepat (Poedjiadi, 1994).

Page 3: Another Reference

Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung

dan usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorsi dan dibawa oleh darah

ke hati. Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke

dalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari

asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan

untuk biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam

keto yang dapat masuk kedalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea.

Hati merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun

anabolisme. Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan

dari proses katabolisme protein dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk

digunakan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber,

yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan

hasil sintesis asam amino dalam sel (Poedjiadi, 1994).

Asam amino adalah monomer protein yang mempunyai dua gugus

fungsi yaitu gugus amino dan gugus hidroksil. Jumlah asam amino yang

terdapat di alam ada beratus – ratus jumlahnya, namun yang diketahui ikut

membangun protein hanya sekitar 20 macam. Sifat asam amino antara lain

memiliki titik leleh di atas 200 °C, larut dalam senyawa polar dan tidak larut

dalam senyawa nonpolar serta memiliki momen dipol yang besar (Anonim a,

2011).

Beberapa Reaksi Uji Protein  (Page, 1989) :

A.    Percobaan berdasarkan reaksi warna:

1)      Percobaan kadar-N

Kapur natron, yaitu campuran NaOH dan Ca(OH)2  dalam tabung reaksi

dengan larutan protein dipanaskan. Keluarlah Amoniak dan Amina.Lakmus

merah yang dibasahi menjadi biru.

2)      Reaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan

protein. Setelah dicampur terjadi pengendapan putih yang dapat berubah

menjadikuning apabila dipanaskan.. reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti

Benzen yang terdapata pada molekul protein. Jadi, reaksi ini positif untuk

Page 4: Another Reference

protein, fenilalanin dan triptofan. Kulit kita bila kena asam nitrat berwarna

kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini.

3)      Reaksi Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat,

apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan

endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada

dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa

merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang

mengandung tirosin akan memberikan reaksi positif.

4)      Reaksi Biuret

            Larutan Protein + NaOH +

CuSO4                 lembayung                   Berlaku untuk senyawaan yang

mempunyai jumlah ikatan peptida > 1. Reaksi ini dapat dipakai untuk

penentuan protein secara kualitatif dan kuantitatif.

            Beberapa reaksi uji terhadap protein, tes biuret merupakan salah satu

cara untuk mengidentifikasi adanya protein, dalam larutan basa biuret

memberikan warna violet dengan CuSO4 karena akan terbentuk kompleks

Cu2+dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam suasana basa.

Pengendapan dengan logam diketahui bahwa protein mempunyai daya untuk

menawarkan racun. Salting out, apabila terdapat garam-garam anorganik

alam presentase tinggi dalam larutan protein, maka kelarutan protein akan

berkurang, sehingga mengakibatkan pengendapan. Pengendapan dengan

alkohol, penambahan pelarut organik seperti aseton atau alkohol akan

menurunkan kelarutan protein pada kedudukan dan distribusi dari gugus

hidrofil polar dan hidrofob polar di dalam molekul hingga menghasilkan

protein yang dipol (Tim Dosen Kimia, 2011).

Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari

proses pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang

terkandung di dalam tubuh kita. Di bawah ini beberapa fungsi protein yaitu

(Anonim b, 2011):

a.       Sebagai enzim

Page 5: Another Reference

Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu

senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang

sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang

sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap

perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.

b.      Alat pengangkut dan penyimpan

Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau

dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut

oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam

otot. Pengatur pergerakan Protein merupakan komponen utama daging,

gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling

bergeseran.

c.       Penunjang mekanis

Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya

kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk

serabut. Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam

bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan

menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh

seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing lain.

d.      Media perambatan impuls syaraf

Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor,

misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor

penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

e.       Pengendalian pertumbuhan

Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat

mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter

bahan

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat

empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH),

atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga

gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan

Page 6: Another Reference

asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai

dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan

langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat

pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino

biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut

menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino

bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika

nonpolar (Anonim a, 2010).

Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap

molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan

sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam

amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung

kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang

mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan

esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai

asam dan memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai

basa dan menerima proton dari basa kuat (Girindra, 1986).

Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang

sama, gugus karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama.

Masing-masing berbeda satu dengan yang lain pada gugus R-nya, yang

bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik, dan kelarutan dalam air.

Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik yang melibatkan

gugus R-nya (Girindra, 1986).

Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam

amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan

penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang

hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin,

Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa

muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein,

Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang

bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino

Page 7: Another Reference

yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada,

dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin,

metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini

tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan

dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya (Girindra, 1986).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

            Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah NaOH 2,5 M,

CuSO4 0,01 M, HgCL2 0,2 M, (CH3COO)2Pb 0,2 M, Larutan albumin, HCl 0,1

M, NaOH 0,1 M, Etanol 95 % dan buffer pH 4,7, larutan asam amino

(glisin, asam aspartat, alanin, albumin).         

3.2 Alat

            Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak

tabung, pipet tetes, pipet skala, sikat tabung.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Tes Biuret

            3 ml larutan protein ditambah dengan 1 ml NaOH 2,5 M, dicampurkan

dengan baik, ditambahkan dengan setetes CuSO4 0,01 M kemudian

dicampurkan, jika timbul warna, ditambahkan lagi setetes atau lebih CuSO4,

diulangi percobaan ini dengan menggunakan larutan asam amino.

3.3.2 Pengendapan dengan Logam

            3 ml larutan protein ditambahkan dengan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi

percobaan dengan menggunakan (CH3COO)2Pb.

3.3.3 Pengendapan dengan Alkohol

Page 8: Another Reference

Tabung I diisi dengan 2,5 ml larutan albumin lalu ditambahkan dengan

0,5 ml HCl 0,1 M dan3 ml etanol 95 %. Tabung II diisi dengan 2,5 ml larutan

albumin lalu ditambahkan dengan 0,5 ml NaOH 0,1 M kemudian ditambahkan

dengan 3 ml Etanol 95 %. Tabung III diisi dengan 2,5 ml larutan albumin lalu

ditambahkan dengan 0,5 ml buffer asetat pH 4,7 kemudian ditambahkan

dengan 3 ml etanol 95 %.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

            Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1.      Pada reaksi uji protein dengan tes Biuret bereaksi positif dengan

menghasilkan larutan yang berwarna violet/ungu.

2.      Pada reaksi uji protein dengan penambahan logam berat seperti logam Hg

dan Pb bereaksi positif dengan adanya pengendapan.

3.      Pada reaksi uji protein dengan pengendapan alkohol bereaksi positif pada

suasana asam dan basa serta tergantung pada pH reaksi.

5.2 Saran

            Untuk asisten dan laboratorium sudah baik, sedang untuk percobaan

mungkin bisa ditambahkan asam amino lain sebagai pembanding.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim a, 2011, Asam Amino. http://id.wikipedia.org/wiki/asam_amino, diakses tanggal 21 oktober 2011,pukul 18.00 WITA.

Anonim b, 2011, Fingsi protein. http://chem-is-try.org/fungsi_protein , diakses tanggal 28 oktober 2011,pukul 20.15 WITA.

Fessenden, Ralph J., Joan S. Fessenden, 1997, Dasar-dasar Kimia Organik, Binarupa Aksara, Jakarta.

Page 9: Another Reference

Girindra, A., 1986, Biokimia I, Gramedia, Jakarta.

Page, D., S., 1998, Prinsip-prinsip Biokimia, Erlangga, Jakarta.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia Press,

Jakarta.Tim Dosen Kimia., 2011, Penuntun Praktikum Biokimia Umum, Laboratorium

Biokimia, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Winarno, F., G., 1991, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 26  Oktober 2011

      Asisten                                                                 Praktikan

ASMAN KUMIK                                         RR.DYAH RORO ARIWULAN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1  Tes Biuret 

Larutan contoh NaOH 2,5 M CuSO4 0,01 MCuSO4 0,01 M

berlebih

Page 10: Another Reference

Glisin

Alanin

Asam aspartat

Albumin

Bening

Bening

Bening

Bening

Biru

Biru

BeningBening keunguan

Biru

Biru tua

bening

Ungu muda(violet)

4.1.2 Pengendapan dengan Logam

No Larutan contoh HgCl2  0,2 M (CH3COO)2Pb

1.

2.

3.

4.

Glisin

Alanin

Albumin

Asam Aspartat

Bening

Bening

Putih pekat + endapan

putih

Bening

Bening

Bening

Putih kekuningan, pekat,

endapan

Bening

4.1.3  Pengendapan dengan Alkohol

Larutan

Contoh

Tabung I Tabung II Tabung III

Putih keruh Terbentuk 2

lapisan

Terbentuk 2

Lapisan, endapan

4.2  Reaksi

4.2.1 Tes Biuret

Albumin

                                 O              O                  

                                 ll                  ll                   

2  H2N - CH-C - NH-CH - C  - OH + 2 NaOH + CuSO4

                         R                 R      n     

Page 11: Another Reference

                                 CH  -  C          NH  -  CH

                                        o

                                                    Cu2+

                                                               O

                                           CH  -  NH    C  -  Cu

Serin

2 CH - CH-COOH + 2 NaOH + CuSO4

                l       l

               OH   NH2

Glisin

                  O                                              O

         H-CH-C-OH  +  NaOH             H-CH-C-ONa  + H2O + CuSO4

             NH2                                                             NH2

           

Alanin

H3C - CH-COOH + 2 NaOH + CuSO4

                        l

          NH2

4.2.2 Pengendapan dengan Logam

         HgCl2

                           O                O                  O

      2H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH-CH- C -OH + HgCl2

                     R                 R        n        R

Page 12: Another Reference

                           O                 O                 O

      2H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH-CH- C- O

                     R                 R        n        R            

   Hg2+    + 2 HCl

                           O                 O                 O

      2H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH- CH- C - O

                     R                  R         n      R

Serin

      CH2 – CH - COOH +        HgCl2

                   l       l

                  OH   NH2

Glisin

   H - CH-COOH  +   HgCl2

                            l

                           NH2 

Alanin

                      H3C-CH – COOH + HgCl2

                               l

                              NH2

(CH3COO)2 Pb

Page 13: Another Reference

                                  O                   O                  

                                ll                      ll                    

      2  H2N - CH-C - NH-CH - C  - OH + (CH3COO)2 Pb

                         R                 R      n     

                                                                 

O                    O

                            ll                     ll

      H2N - CH-C – NH–CH - C  -  O

                           R                          n     

                                                                       Pb6+ + H+ +

CH3COO-                                 

                              O                   O

                             ll                     ll

      H2N - CH-C – N – CH - C  -  O

                 R                  R     n     

Page 14: Another Reference

Glisin

   H - CH-COOH    + (CH3COO)2 Pb                   

          l

                           NH2

           

Alanin

                      H3C-CH – COOH + (CH3COO)2 Pb

                               l

                              NH2

4.2.3 Pengendapan dengan Alkohol

NaOH

                        O                 O                     O

      H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH- CH- C –OH + OH-

                  R                  R           n      R               

                         O                 O                     O

      H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH- CH- C –O- + C2H5OH

                   R                  R           n      R               

                         O                 O                     O

      H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH- CH- C –OC2H5  + OH-  + H2O

                   R                  R           n      R               

HCl

Page 15: Another Reference

                          O                 O                     O

      H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH- CH- C –OH + H+

                     R                  R         n     R               

                          O                 O                     O

      H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH- CH- C –+OH2 + C2H5OH

                     R                  R         n       R               

                         O                 O                     O

      H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH- CH- C –OC2H5 + H+ + H2O

                     R                  R         n      R               

Buffer pH 4,7

                         O                 O                     O

      H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH- CH- C –OH + C2H5 OH

                     R                  R         n     R               

                          O                 O                     O

      H2N-CH-C - NH-CH-C  - NH- CH-  C –OC2H5 + H2O

                           R                  R        n       R  

4.3 Pembahasan

4.3.1 Tes Biuret

Page 16: Another Reference

Tes biuret merupakan salah satu tes  uji protein, bekerja pada suasana

basa, dan akan memberikan perubahan warna pada larutan yang diuji

menjadi berwarna violet dengan CuSO4 , karena terbentuk kimpleks

Cu2+ dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam suasana

basa.

Pada tes biuret ini, penambahan NaOH 2,5 M akan mengendapkan

protein pada larutan Albumin, hal ini ditandai dengan bertambah jernihnya

larutan albumin yang keruh. Pada larutan asam amino, penambahan NaOH

2,5 M tidak menyebabkan perubahan yang berarti. Pada penambahan

CuSO4 0,01 M sebanyak 1 tetes menyebabkan larutan albumin mengalami

perubahan yaitu larutan ini tidak tercampur dengan baik dan perubahan

warna menjadi ungu muda atau violet hanya pada permukaan saja,

sedangkan pada larutan asam amino glisin dan alanin terjadi perubahan

warna pada permukaanya yaitu berwarna biru, sedangkan pada serin tidak

terjadi perubahan warna. Hal ini disebabkan karena glisin dan alanin

mengandung gugus hidroksil yang dapat membentuk kompleks dengan

Cu2+.   Warna biru makin pekat  dengan penambahan CuSO4 berlebih. Setelah

dilakukan penambahan CuSO4 0,01  M berlebih, terjadi perubahan pada

semua larutan, baik pada larutan albumin maupun larutan asam amino.

Larutan albumin berwarna ungu muda, dan asam amino yang lain (Serin,

Glisin, Alanin,) berwarna biru muda.

4.3.2  Pengendapan dengan Logam

Diketahui bahwa protein mampu menawarkan racun karena asam

amino yang merupakan penyusun suatu protein dapat mengikat logam

seperti Hg (merkuri klorida) dan Pb (timbal asetat), racun atau logam yang

terikat dalam reaksi ini ditandai dengan adanya endapan putih.

Pada reaksi ini, albumin ditambahkan dengan HgCl2 . Pada

penambahan ini larutan berubah dari bening menjadi putih pekat. Hal ini

disebabkan karena adanya kemampuan protein atau asam amino untuk

berikatan dengan ion logam di atas titik isoelektriknya. Kemampuan ini

Page 17: Another Reference

disebabkan karena pada saat pH berada di atas titik isoelektrik protein atau

asam amino, maka ia akan bermuatan negatif sehingga mampu mengikat ion

logam yang bermuatan positif. Berdasarkan teori, titik isoelktrik albumin

adalah : 4,55-4,90, alanin 6,00 , glisin  5,97 dan serin 5,68 (titik isoelektrik

adalah keadaan pH dimana protein /asam amino memiliki jumlah muatan

positif dan negatif yang sama). Adanya pertambahan ion logam

menyebabkan putusnya jembatan disulfida dan ikatan kovalen S-S pada

protein yang mengandung gugus sulfuhidril.

            Dengan adanya endapan saat penambahan albumin dan glisin

dengan (CH3COO)2 Pb menunjukkan bahwa protein dan asam amino dapat

bertindak sebagai antidotum/penawar racun pada keracunan logam berat

seperti Hg dan Pb. Sedangkan untuk asam amino seperti asam aspartat,

serin, dan alanin tidak membentuk endapan karena suasana larutan masih

berada di bawah titik isoelektrik kedua asam amino tersebut, sehingga asam

amino yang bermuatan positif tidak mampu berikatan dengan ion logam

yang bermuatan positif pula. Selain itu, ketiga jenis asam amino tersebut

tidak mengandung gugus sulfuhidril.   

4.3.3 Pengendapan dengan Alkohol

            Penambahan alkohol yang merupakan pelarut organik akan

menurunkan kelarutan protein, karena kelarutaan suatu protein tergantung

dari kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofob polar

pada molekul. Mampu mengendapkan logam dalam suasan asam dan pada

pH 4,7 yang merupakan titik isoelektrik.

Pada reaksi pengendapan dengan alkohol, larutan albumin akan

membentuk endapan yang disebabkan karena adanya gugus hidrofobik polar

(yang menarik gugus non-polar) didalam molekul protein dan menghasilkan

protein dipol. Menurut teori, albumin + HCl dan albumin + NaOH membentuk

larutan bening sedangkan albumin + buffer asetat pH 4,7 agak keruh. Hal ini

disebabkan karena pada pH 4,7 merupakan titik isoelektrik albumin. Titik

isoelektrik merupakan pH dimana kelarutn protein minimum karena jumlah

Page 18: Another Reference

ion positif dan ion negatif sama sehingga penambahan senyawa organik

seperti aseton dan alkohol yang bersifat nonpolar (muatan = 0) cenderung

menurunkan kelarutan protein. Sedangkan dengan penambahan asam atau

basa menyebabkan larutan albumin kelihatan agak bening, hal ini

menandakan naiknya kelarutan albumin. Hal ini berdasarkan sifat protein

yang amfoter (protein dalam suasana pelarut yang bersifat asam akan

bertindak sebagai basa dan dalam suasana pelarut yang bersifat basa akan

bertindak sebagai asam).

TEXT 2

Reaksi Uji Protein

 

I.                   Nomor Percobaan     : 2II.                Nama Percobaan       : Reaksi Uji Protein

Tujuan Percobaan    : Untuk mengetahui adanya reaksi positif dan reaksi negatif pada protein

Page 19: Another Reference

IV.             Dasar TeoriProtein adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinngi yang merupakan

polimer dari monomer-monomer asam amino yang menghubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide. Molekul protein yang mengandung karbon, hydrogen, oksigen dan kadang kala sulfur serta fosfor.protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Keistimewaan dari protein adalah strukturnya yang mengandung N,disamping C,H,O (seperti karbohidrat dan lemak), S (sulfur) dan kadang-kadang P,Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain. Protein yang mengandung gugus hidroksil Phenil (- - OH) dapat bereaksi dengan larutan mercuri nitrat dan dapat menghasilkan larutan atau endapan yang berwarna merah. Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptide.

Beberapa uji kualitatif dapat digunakan untuk mendeteksi adanya protein. Uji tersebut meliputi Uji Biuret, Pengendapan dengan Logam, Pengendapan dengan garam, dan Uji Koagulasi.

Beberapa penguji reaksi protein adalah :1)      Pereaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat ditambahkan ke dalam larutan protein secara hati – hati. Setelah dicampurkan akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning bila dipanaskan. Peristiwa yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Jadi uji ini positif untuk protein yang mengandung asam amino tirosin, fenilalanin, dan triptofan.

2)      Pereaksi Hopkins-ColeDigunakan untuk menguji adanya asam amino triptofan. Khususnya yang mengandung gugus indol.

3)      Pereaksi MillonDigunakan untuk menguji adanya gugus fenol pada protein misalnya tirosin.

4)      Pereaksi NitroprusidaDigunakan untuk protein yang asam aminonya mempunyai gugus –SH misalnya sistein.

5)      Pereaksi SakaguchiUntuk uji protein yang asam aminonya mengandung gugus guanidine seperti arginin yang memberikan warna merah.

Asam amino adalah senyawa organic yang memiliki gugus fungsional karboksil  (-COOH) dan aminanya (biasanya –NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya

Page 20: Another Reference

dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. 

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino.Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.

V.                Alat dan Bahana.       Alat :-          Tabung reaksi-          Penjepit tabung-          Pipet tetes-          Gelas ukur-          Beker gelas-          Batang Pengadukb.      Bahan-          Putih telur                         - Larutan HgCl2

-          Kuning telur                      - Larutan Pb Asetat-          Albumin                            - Amonium Sulfat-          Susu bubuk                       - NaCl (garam dapur)-          Susu cair                            - Reagen Millon-          Larutan ikan gabus            - Reagen Biuret-          Larutan NaOH                  - Larutan HOAc-          Larutan CuSO4

VI.             Prosedur Kerjaa.       Uji Biuret

Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N kedalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna lagi setetes atau 2 tetes CuSO4.

b.      Pengendapan dengan logamKe dalam 3 ml larutan protein, tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi percobaan dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M.

c.       Pengendapan dengan garamJenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan : pertama, tambahakn sedikit garam tersebt, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit

Page 21: Another Reference

ammonium sulfat dan aduk lagi, kontinu sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh, kemudian disaring. Uji kelarutan dari endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon dan filtrate dengan uji Biuret.

d.      Uji koagulasiTambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon.

VII.          Hasil Pengamatan

Reaksi Uji Protein Hasil Pengamatan

Uji Biuret

Putih Telur Larutan tak berwarna berubah menjadi ungu pada penambahan 8 tetes CuSO4 ( setelah ditambah NaOH 2,5 N)

Kuning Telur Larutan tak berwarna berubah menjadi ungu pada penambahan 20 tetes CuSO4 ( setelah ditambah NaOH 2,5 N)

Susu Cair Larutan tak berwarna berubah menjadi ungu pada penambahan 14 tetes CuSO4 ( setelah ditambah NaOH 2,5 N)

Susu Bubuk Larutan tak berwarna berubah menjadi ungu pada penambahan 20 tetes CuSO4 ( setelah ditambah NaOH 2,5 N)

Ikan Gabus Larutan tak berwarna berubah menjadi ungu pada penambahan 10 tetes CuSO4 ( setelah ditambah NaOH 2,5 N)

Albumin Larutan tak berwarna berubah menjadi ungu pada penambahan 20 tetes CuSO4 ( setelah ditambah NaOH 2,5 N)

Uji Pengendapan dengan Logam

Putih Telur Larutan tak berwarna. Setelah ditambahkan 35 tetes HgCl2 terbentuk endapan putih.Endapan putih juga terbentuk saat penambahan 5 tetes Timbal asetat.

Kuning Telur Larutan kuning keruh. Setelah ditambahkan 60 tetes HgCl2 terbentuk endapan kuning.Endapan kuning juga terbentuk saat penambahan 60 tetes Timbal asetat.

Susu Cair Larutan putih. Setelah ditambahkan 35 tetes HgCl2 terbentuk endapan putih.Endapan putih juga terbentuk saat penambahan 60 tetes Timbal asetat.

Susu Bubuk Larutan putih. Setelah ditambahkan 90 tetes HgCl2 terbentuk endapan putih.Endapan putih juga terbentuk saat penambahan

Page 22: Another Reference

40 tetes Timbal asetat.Ikan Gabus Larutan putih. Setelah ditambahkan 25 tetes

HgCl2 terbentuk endapan putih.Endapan putih juga terbentuk saat penambahan 30 tetes Timbal asetat.

Albumin Larutan tak berwarna. Setelah ditambahkan 5 tetes HgCl2 terbentuk endapan putih.Endapan putih juga terbentuk saat penambahan 5 tetes Timbal asetat.

Uji Pengendapan dengan Garam

Putih Telur (tak dilakukan)Kuning Telur (tak dilakukan)Susu Cair Setelah ditambahkan 7 gram (NH4)2SO4 larutan

menjadi jenuh. Endapan hasil penyaringan, direaksikan dengan reagen Millon, maka endapan berubah menjadi merah.Filtratnya ditambahkan dengan reagen Biuret dan larutan berubah menjadi biru.

Susu Bubuk Setelah ditambahkan 6 gram (NH4)2SO4 larutan menjadi jenuh. Endapan hasil penyaringan, direaksikan dengan reagen Millon, maka endapan berubah menjadi merah.Filtratnya ditambahkan dengan reagen Biuret dan larutan berubah menjadi biru.

Ikan Gabus (tak dilakukan)Albumin (tak dilakukan)

Uji Koagulasi Putih Telur Terbentuk endapan sebanyak 0,521 gr, setelah ditambahkan Millon,endapan berubah menjadiMerah. Endapanya tidak larut dalam air. Filtratnya ditambahkan dengan reagen biuretmaka warna bening berubah jadi ungu.

Kuning Telur Terbentuk endapan sebanyak 0,249 gr, setelah ditambahkan Millon,endapan berubah menjadiMerah. Endapanya larut dalam air. Filtratnya ditambahkan dengan reagen biuret maka warna bening berubah jadi ungu.

Susu Cair Terbentuk endapan sebanyak 0,0195 gr, setelah ditambahkan Millon,endapan berubah menjadiMerah. Endapanya tidak larut dalam air. Filtratnya ditambahkan dengan reagen biuretmaka warna bening berubah jadi ungu.

Susu Bubuk Terbentuk endapan sebanyak 0,3519 gr, setelah ditambahkan Millon,endapan berubah menjadiMerah. Endapanya tidak larut dalam air. Filtratnya ditambahkan dengan

Page 23: Another Reference

reagen biuretmaka warna bening berubah jadi ungu.

Ikan Gabus Terbentuk endapan sebanyak 0,0,981 gr, setelah ditambahkan Millon,endapan berubah menjadiMerah. Endapanya tidak larut dalam air. Filtratnya ditambahkan dengan reagen biuretmaka warna bening berubah jadi ungu.

Albumin Terbentuk endapan sebanyak 4,061 gr, setelah ditambahkan Millon,endapan berubah menjadiMerah. Endapanya tidak larut dalam air. Filtratnya ditambahkan dengan reagen biuretmaka warna bening berubah jadi Biru.

VIII.       Hasil Reaksi

Page 24: Another Reference

IX.             PembahasanPada uji biuret, semua protein yang digunakan yaitu : putih telur, kuning telur, susu cair,

susu bubuk, ikan gabus dan albumin mengalami reaksi ketika ditambahkan larutan CuSO4 dan NaOH. Reaksi yang terjadi ditandai dengan perubahan warna, yang semula larutan tak berwarna menjadi berwarna ungu.

Reaksi yang terjadi pada protein pada uji biuret tersebut merupakan positif, karena reaksi positif pada uji biuret ditandainya dengan terbentuknya warna ungu pada larutan. Hal ini dikarenakan terbentuknya senyawa kompleks Cu2+dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein.  Uji Biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan, dimana dalam suasana basa Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan protein dan menghasilkan warna ungu. Hasil pembentukan senyawa kompleks, reaksi biuret dapat terjadi pada molekul yang mengandung 2 gugus ( - C - NH -) yang terikat pada satu atom karbon atau atom nitrogen atau O terikat langsung. Senyawa yang mengandung gugus – C- NH – diganti O dengan gugus – C –NH2 O - C – NH2 atau gugus –CH2NH2 juga positif dalam uji Biuret.

Pada percobaan kedua yaitu uji pengendapan dengan logam, semua protein yang ditambahkan dengan senyawa logam yaitu Pb asetat dan HgCl2 mengalami pengendapan. Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan mengakibatkan terbentuknya garam protein-logam yang tidak larut . Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan AgCl2 dan Pb-asetat. Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat.

Pada reaksi pengendapan dengan garam, susu cair dan susu bubuk mengalami reaksi ketika ditambahkan larutan(NH4)2SO4 lalu di uji dengan reagen millon dan reagen biuret. Protein ini mengendap karena terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Endapan yang dihasilkan lalu direaksikan dengan pereaksi millon memberikan warna merah, dan filtrat yang dihasilkan direaksikan dengan reagen biuret memberikan berwarna biru. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah ditambahkan garam.            Pada uji koagulasi, endapan yang direaksikan dengan reagen millon memberikan reaksi positif. Endapan dari putih telur, kuning telur, susu cair, susu bubuk dan albumin ketika direaksikan dengan reagen millon memberian warna merah. Sedangkan filtratnya memberkan warna ungu ketika ditambah dengan reagen biuret, kecuali pada albumin yang berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa endapan tersebut masih bersifat sebagai protein, hanya saja telah terjadi perubahan struktur tersier ataupun kwartener, sehingga protein

Page 25: Another Reference

tersebut mengendap. Perubahan struktur tersier protein ini tidak dapat diubah kembali ke bentuk semula, ini bisa dilihat dari tidak larutnya endapan albumin itu dalam air.

X.                Kesimpulana)             Reaksi yang terjadi pada uji biuret adalah reaksi positif karena ditandai dengan warna ungu

pada larutan.b)             Uji Biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang

dihasilkan, dimana dalam suasana basa Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan protein dan menghasilkan warna ungu.

c)             Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan mengakibatkan terbentuknya garam protein-logam yang tidak larut.

d)            Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi.e)             Reaksi dengan garam-garam anorganik akan mengendapkan protein karena kemampuan ion

garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air.f)              Reaksi yang terjadi pada uji koagulasi memberikan reaksi positif yang ditandai dengan

timbulnya warna merah pada endapan setelah ditambahkan reagen millon dan warna ungu pada filtrat setelah ditambahkan reagen biuret.

Daftar Pustaka

Lehninger, Albert. 1983. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Bogor : Institut Pertanian Bogor.Sukaryawan, Made. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia I. Indralaya : Universitas Sriwijaya.http://silviahandayani.blogspot.com. Uji Kualitatif Protein. Diakses Pada Tanggal 6 Maret 2012.http://madeagustina.blogspot.com. Praktikum Biokimia : Reaksi-reaksi Protein. Diakses Pada

Tanggal 6 Maret 2012.http://www.dostoc.com. Praktikum Biokimia. Diakses Pada Tanggal 6 Maret 2012.

TEXT 3

REAKSI UJI PROTEIN

I.                   TUJUAN PERCOBAAN      Untuk mempelajari cara identifikasi protein dengan memanfaatkan ikatan yang khas pada protein.

II.               TINJAUAN PUSTAKA

Page 26: Another Reference

      Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer darimonomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Asam amino adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amino (-NH2) yang salah satunya terletak pada atom karbon C α. Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil.      Keistimewaan dari protein adalah strukturnya yang mengandung N,disamping C,H,O (seperti karbohidrat dan lemak), S (sulfur) dan kadang-kadang P,Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain. Protein yang mengandung gugus hidroksil Phenil (- - OH) dapat bereaksi dengan larutan mercuri nitrat dan dapat menghasilkan larutan atau endapan yang berwarna merah.      Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptide. Selain itu protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.      Beberapa uji kualitatif dapat digunakan untuk mendeteksi adanya protein. Uji tersebut meliputi Uji Biuret, Pengendapan dengan Logam, Pengendapan dengan garam, dan Uji Koagulasi.

III.            ALAT dan BAHANA.    UJI BIURET1.      Alata.      Tabung Reaksib.      Rak Tabung Reaksic.       Pipet Tetes2.      Bahana.      Larutan NaOH 2,5 Mb.      Larutan Proteinc.       Larutan CuSO4 0,01 M

B.     PENGENDAPAN DENGAN LOGAM1.      Alata.      Tabung Reaksib.      Rak Tabung Reaksic.       Pipet Tetes2.      Bahana.      Larutan Proteinb.      Larutan HgCl2 0,2 Mc.       Larutan Timbal Asetat ( Pb(CH3COO)2)

C.    PENGENDAPAN DENGAN GARAM

Page 27: Another Reference

1.      Alata.      Tabung Reaksib.      Rak Tabung Reaksic.       Pipet Tetesd.      Spatula2.      Bahana.      Larutan Proteinb.      Larutan (NH4)2SO4

c.       Reagen Millond.      Reagen untuk uji biuret

D.    UJI KOAGULASI1.      Alata.      Tabung Reaksib.      Rak Tabung Reaksic.       Pipet Tetesd.      Spatula2.      Bahana.      Larutan Asam Asetat (CH3COOH) 1 Mb.      Reagen Millonc.       Larutan Proteind.      Reagen untuk uji biuret

IV.             CARA KERJAA.    UJI BIURET1.      2 ml putih telur dimasukkan ke dalam tabung reaksi2.      Kemudian ditambahkan 20 tetes larutan NaOH ke dalam sampel putih telur3.      Setelah itu ditambahkan lagi dengan 3 tetes larutan PbSO4

4.      Catatlah perubahan yang terjadi setelah pencampuran tersebut5.      Selanjutnya tambahkan lagi dengan 10 tetes CuSO4

6.      Catat lagi perubahan pada campuran

B.     PENGENDAPAN DENGAN LOGAM1.      2 ml sampel putih telur dimasukkan ke dalam tabung reaksi2.      Kemudian ditambahkan dengan larutan HgCl2 ke dalam sampel tersebut3.      Catatlah apa yang terjadi setelah pencampuran4.      2 ml sampel dimasukkan lagi  ke dalam tabung reaksi yang lain5.      Setelah itu ditambahkan dengan 5 ml Pb (CH3COO)2

6.      Dan catat kembali

C.    PENGENDAPAN DENGAN GARAM1.      5 ml sampel putih telur dimasukkan  ke dalam tabung reaksi2.      Selanjutnya ditambahkan dengan 40 tetes (NH4)2SO4, pada saat pencampuran tersebut akan

timbul endapan berwarna putih/perak3.      Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih4.      Endapan yang diperoleh kemudian dibagi menjadi 2 yang ukurannya masing-masing sama

banyak, dimana :a.       Tabung 1 : 5 ml Reagen Millon ditambahkan ke dalam tabung ini

Page 28: Another Reference

b.      Tabung 2 : Pada tabung ini dilakukan uji biuret

D.    UJI KOAGULASI1.      2 ml sampel, dimasukkan ke dalam tabung reaksi2.      Pada sampel kemudian ditambahkan dengan CH3COOH sebanyak 5 tets3.      Catatlah perubahan yang terjadi4.      Kemudian campuran tersebut dipanaskan, sampai putih telur dalam campuran itu matang5.      Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih6.      Telur yang sudah masak setelah dipanaskan kemudian dibagi menjadi 2 bagian yang masing-

masing ukurannya sama banyak, dimana :a.       Tabung 1 : Reagen Millon dimasukkan ke dalamnyab.      Tabung 2 : Lakukan Uji Biuret pada tabung ini

V.                HASIL PENGAMATAN1.      UJI BIURET

VOL. SAMPEL PROTEIN

+ NaOH + PbSO4 + PbSO4

2 ml (40 tetes) Campuran tidak menyatu, seperti air dan minyak, warna bening kekuningan dan cairan membeku

Campuran matang berwarna bening dan setelah ditambah warna berubah menjadi kuning kecoklatan

Campuran berubah warna menjadi coklat dan campuran sudah membeku serta matang

                       2.      PENGENDAPAN DENGAN LOGAM

VOL. SAMPEL PROTEIN

+HgCl2 (5 ml) +(CH3COO)2 (5 ml)

2 ml (40 tetes) Warna putih seperti telur, sudah masak tetapi belum membeku atau masih encer

-

2 ml (40 tetes)-

Warna putih, campuran matang tetapi belum membeku atau masih encer

3.      PENGENDAPAN DENGAN GARAM

VOL. SAMPEL

+ (NH4)2S04 (2 ml)

ENDAPAN + REAGEN

ENDAPAN + BIURET

Page 29: Another Reference

PROTEIN MILLON5 ml (100 tetes) Sampel tidak

tercampur, massa telur lebih ringan sehingga berada diatas campuran, berwarna bening dan telur belum matang

Sampel campuran matang dan berwarna bening

Telur matang dan berwarna biru serta terdapat warna coklat dan ungu

                       4.      UJI KOAGULASI

VOL. SAMPEL PROTEIN

+ CH3COOH DIPANASKANENDAPAN REAGEN MILLON

ENDAPAN + BIURET

2 ml (40 tetes) Terjadi endapan telur belum belum matang dan berwarna bening

Telur matang dan berwarna putih

Warna kuning lama kelamaan berwarna coklat dan telur membeku

Warna berubah coklat dibagi atas dan warna bening dibagian dasar tabung, telur yang matang melayang diantara larutan

VI.             HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN      Pada berbagai uji kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu pada reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik pada gugus R-nya, sehingga dari reaksi tersebut dapat diketahui komponen asam amino suatu protein.      Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. Dari hasil percobaan, diketahui bahwa protein albumin dan kasein mengandung Tirosin sebagai salah asam amino penyusunnya, sedangkan gelatin dan pepton tidak. Fenol dalam hal ini digunakan sebagai bahan percobaan karena Tirosin memiliki molekul fenol pada gugus R-nya. Di sini, uji terhadap fenol negatif, walaupun secara teori tidak. Alasan yang mungkin untuk hal ini adalah kesalahan praktikan dalam bekerja.      Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein. Fenol tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO dan -NH pada molekulnya. Uji Biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan, dimana dalam suasana basa Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan

Page 30: Another Reference

protein dan menghasilkan warna violet. Hasil pembentukan senyawa kompleks, reaksi biuret dapat terjadi pada molekul yang mengandung 2 gugus ( - C - NH -) yang terikat pada satu atom karbon atau atom nitrogen atau O terikat langsung. Senyawa yang mengandung gugus – C- NH – diganti O dengan gugus – C –NH2 O - C – NH2 atau gugus –CH2NH2 juga positif dalam uji Biuret. O Uji test ini diberikan nama berdasarkan nama senyawa biuret. NH2 – C – N – C – NH2, yang memberikan uji positif. Uji Biuret merupakan uji karakteristik dari protein.      Protein juga mengendap bila terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah ditambahkan garam.      Pada uji koagulasi, endapan albumin yang terjadi setelah penambahan asam asetat, bila direaksikan dengan pereaksi millon memberikan hasil positif. Hal ini menunjukkan bahwa endapan tersebut masih bersifat sebagai protein, hanya saja telah terjadi perrubahan struktur tersier ataupun kwartener, sehingga protein tersebut mengendap. Perubahan struktur tesier albumin ini tidak dapat diubah kembali ke bentuk semula, ini bisa dilihat dari tidak larutnya endapan albumin itu dalam air. Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan HgCl2 dan Pb (CH3COO)2. Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat.

VII.          PERTANYAAN1.      UJI BIURETa.      Warna apa yang terjadi ?

Jawaban :   Jika sampel ditambahkan dengan NaOH  maka warna       menjadi bening kekuningan. Dan setelah ditambahkan dengan    PbSO4 warna berubah lagi menjadi kuning kecoklatan.   Selanjutnyaditambahkan dengan CuSO4 dan perubahan warna yang terjadi yaitu Cokelat.

b.      Mengapa harus dihindarkan penambahan CuSO4 berlebih ?Jawaban :    Cu merupakan logam berat. Jika penggunaannya terlalu banyak maka albumin akan

terdenaturasi membentuk koagulan. Pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH)2 dari reaksi : Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2 (ungu) Cu2+ berwarna biru intensif, jika berlebihan akan mengakibatkan warna ungu terkalahkan sehingga hasilnya negative

c.       Mengapa garam ammonium mengganggu uji biuret ?Jawaban : Karena ion-ion dari garam ammonium lebih mudah dalam   mengikat air, sehingga menyebabkan kelarutan protein dalam     air berkurang.

d.      Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif ?Jawaban : Zat lain yang dapat memberikan uji biuret yaitu Peptida dan           Asam amino.

2.      PENGENDAPAN DENGAN LOGAMa.      Amati apa yang terjadi ?

Jawaban : Pada percobaan ini proses yang terjadi yaitu saat sampel      ditambahkan HgCl2 maka warna berubah menjadi putih        seperti telur masak, tetapi campuran reaksi

Page 31: Another Reference

tersebut belum                     membeku atau masih dalam keadaan encer. Dan saat        ditambahkan dengan Pb (CH3COO)2, warna pada campuran          kemudian berubah menjadi putih, campuran matang tapi                      belum membeku.

b.      Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai penawar pada keracunan Pb dan Hg ?

Jawaban :    Sebab protein yang terdapat dalam putih telur berfungsi sebagai biokatalis pengganti se-sel yang telah rusak akibat gas-gas kimia beracun dari Pb dan Hg selain itu putih telur jugadigunakan sebagai antidotum terhadap keracunan logam berat karena putih telur mengandung albumin, sehingga apabila tubuh keracunan logam berat maka ion logam berat tersebut akan bereaksi dengan albumin membentuk koagulan sehingga logam berat tersebut tidak akan mengganggu atau merusak aktivitas enzim lain di dalam tubuh.

3.      PENGENDAPAN DENGAN GARAMa.      Jelaskan hasil-hasil yang diperoleh !

Jawaban :   Saat ditambahkan dengan (NH4)2SO4sampel tidak                        tercampur, massa telur lebih ringan sehingga berada diatas campuran, warna campuran bening dan telur belum matang.       Endapan kemudian ditambahkan dengan Reagen Millon, hasil      yang diperoleh yaitu sampel campuran matang dan berwarna      bening. Pada endapan yang ditambah biuret, telur              matang        dan berwarna biru dan terdapat warana coklat dan ungu.

b.      Mengapa ammonium sulfat (NH4)2SO4mengendapkan protein ?Jawaban :   Sebab amonium sulfat adalah salah satu garam yang bersifat         higroskopis yang dapat menyerap air.

4.      UJI KOAGULASIa.      Mengapa ditambahkan asam ke dalam larutan protein ?

Jawaban :

b.      Protein apa yang menggumpal pada pendidihan ?Jawaban :

VIII.       KESIMPULAN      Protein dan asam amino memberikan reaksi yang bersifat khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Protein dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino yang menjadi penyusunnya. Protein dapat mengendap atau terdenaturasi oleh logam berat, garam-garam anorganik, rusaknya struktur tersier dan kwartener, serta karena berada pada titik isolistriknya.      Berdasarkan reaksi antara protein dengan garam anorganik, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam percobaan pengendapan oleh garam, kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Hasil reaksi baik dengan pereaksi millon dan pereaksi biuret memberikan hasil yang positif yang membuktikan bahwa bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan mengendap.

Page 32: Another Reference

Albumin dapat diendapkan oleh penambahan garam. Kedua endapan tidak bisa larut kembali dalam air, hanya terpecah menjadi partikel yang lebih kecil saat pengadukan dan terdispersi di semua bagian air sehingga tampak larut pada percobaan ini. Endapan yang terbentuk menunjukan hasil positif terhadap reagen milon dengan berubahnya warna endapan menjadi oranye kecoklatan, hal ini menunjukan bahwa endapan yang terbentuk benar-benar merupakan endapan protein.Protein akan terkoagulasi oleh pemanasan.

PEMBAHASAN

Pembahasan

      Pada percobaan uji protein ini dilakukan berbagai macam uji, yaitu uji buret, pengendapan dengan logam,

pengendapan dengan garam, denaturasi protein, uji sullfur dan pengendapan dengan alkohol.

      Pada uji biuret dihasilkan warna violet. Hal ini disebakan penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks

antar Cu2+dengan gugus amino dari protein.. makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan

Page 33: Another Reference

makin panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini

positif terhadap biuret.

      Pada uji pengendapan  logam dihasilkan endapan berwarna putih dan larutan keruh. Endapan yang terbentuk

merupakan endapan yang berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb

dngan protein. Logam Pb ini merupakan logam yang mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari

logam yang mengandung ion positif dapan menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein. Sama halnya

dengan Hg yang juga merupakan logam yang mengandung ion positif yang juga dapat menghasilkan endapan

jika direaksikan dengan protrein dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan. Dimana

pengendapan akan terjadi bila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya

muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein dan dihasilakan garam proitein yang

mengendap. Endapan ini akan melarut kembali dengan penambahan alkali yang sifat pengendapan ini adalah

reversibel.

      Untuk percobaan pada uji pengendapan dengan garam itu hasil yang diperoleh yaitu endapan yang bewarna

merah. Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari garam-garam organic dalam persentase tinggi yang

dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein. Pengendapan yang dikarenakan penambahan ammonium sulfat

menyebabkan terjadi dehidrasi protein atau sering dikenal dengan kehilangan air, sehingga proses dehidratasi ini

molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendapa. Hasil pencampuran antara

serbuk ammonium sulfat dengan protein menghasilkan endapan dan filtrate, untuk endapan dilakukan uji

millondan menghasilkan larutan dengan endapan merah, hal ini dikarenakan karena pereaksi millon adalah

larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein,

akan menghasilkan endapan putih yang dapat menjadi merah pada pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif

untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang bewarna, protein

yang mengandung tirosin akan memberikan uji positif

      Pada percobaan uji koagulasi ini dimana berdasarkan literatur jika protein ditambahkan dengan larutan asam

atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi penggumpalan. Penggumpalan ini dapat juga terjadi karena

pemanasan yang dilakukan, dengan proses pemanasan struktur protein akan menjadi rusak, untuk itulah pada

percobaan ini diperoleh endapan, setelah endapan diperoleh ditambahkan dengan reagen millon dan

menghasilkan larutan bening dan endapan merah. Hal ini menunjukkan bahwa uji koagulasi menghasilkan

positif terhadap uji millon. Pada pemanasan 50 derajat protein sudah mengalami koagulasi. Koagulasi ini terjadi

bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan

bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

           

IX.    Kesimpulan1. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan makin panjang

ikatran peptidanya.

2. Koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang

masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi

(penggumpalan).

3. Endapan yang bewarna merah pada uji pengendapan merupakan hasil dari garam-garam organik dalam

persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein.

4. Pada uji pengendapan, endapan yang dihasilkan bewarna putih dan larutan yang keruh, endapan yang

dihasilkan tersebut berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan

protein

Page 34: Another Reference

Pada percobaan uji protein ini dilakukan berbagai macam uji, yaitu uji buret, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam, denaturasi protein, uji sullfur dan pengendapan dengan alkohol.

Pada uji biuret dihasilkan warna violet/ungu. Hal ini disebabkan penambahan CuSO4sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari protein.. makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap biuret.

Pada uji pengendapan logam dihasilkan endapan berwarna putih dan larutan keruh. Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein. Logam Pb ini merupakan logam yang mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari logam yang mengandung ion positif dapan menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein. Sama halnya dengan Hg yang juga merupakan logam yang mengandung ion positif yang juga dapat menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan. Dimana pengendapan akan terjadi bila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein dan dihasilkan garam protein yang mengendap. Endapan ini akan melarut kembali dengan penambahan alkali yang sifat pengendapan ini adalah reversibel.

Untuk percobaan pada uji pengendapan dengan garam itu hasil yang diperoleh yaitu endapan yang bewarna merah. Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein. Pengendapan yang dikarenakan penambahan ammonium sulfat menyebabkan terjadi dehidrasi protein atau sering dikenal dengan kehilangan air, sehingga proses dehidrasi ini molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendap. Hasil pencampuran antara serbuk ammonium sulfat dengan protein menghasilkan endapan dan filtrat, untuk endapan dilakukan uji millon dan menghasilkan larutan dengan endapan merah, hal ini dikarenakan karena pereaksi millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat menjadi merah pada pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang bewarna, protein yang mengandung tirosin akan memberikan uji positif.

Pada percobaan uji koagulasi ini dimana berdasarkan literatur jika protein ditambahkan dengan larutan asam atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi penggumpalan. Penggumpalan ini dapat juga terjadi karena pemanasan yang dilakukan, dengan proses pemanasan

Page 35: Another Reference

struktur protein akan menjadi rusak, untuk itulah pada percobaan ini diperoleh endapan, setelah endapan diperoleh ditambahkan dengan reagen millon dan menghasilkan larutan bening dan endapan merah. Hal ini menunjukkan bahwa uji koagulasi menghasilkan positif terhadap uji millon. Pada pemanasan 50 derajat protein sudah mengalami koagulasi. Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

Sedangkan untuk denaturasi yang merupakan perubahan sifat fisik dari protein, perubahan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu perubahan suhu, akibat adanya pemanasan adanya reagen yang digunakan. Dalam percobaan ini hanya tabung tiga yang terdapat endapan ini merupakan protein yang terkoagulasi . akibat adanya pemanasan karena protein sangat peka terhadap lingkungan apalagi adanya perubahan suhu, hal ini menyebabkan larutan menjadi keruh dan adanya gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi. Perubahan kimia yang berhubungan dengan denaturasi protein adalah protein dapat diakibatkan bukan hanya oleh adanya pemanasan, tetapi juga pH, dan juga pelarut organiknya.

Pada percobaan pengendapan dengan alkohol hasil yang diperoleh untuk tabung I dan II tidak terdapat endapan dan larutan berwarna bening, sedangkan tabung III terdapat endapan putih, hal ini menunjukkan bahwa tabung III positif terhadap uji ini. Dimana masing-masing mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda, untuk tabung 1 protein yang ditambahakan HCl menghasilkan protein yang larut dalam air, begitu juga dengan tabung II yaitu dengan penambahan NaOH. Sedangkan untuk tabung III protein yang terdapat dalam tabung tersebut tidak dapat larut, hal ini dikarenakan penambahan larutan buffer asetat berfungsi untuk permunian protein, sehingga protein yang terdapat dalam tabung III dapat larut.

Pada percobaan uji sulfur serbuk albumin ditambahkan dengan frussion mixture dan dipanaskan lalu ditambahkan air mendidih didapatkan endapan berwarna kuning dan filtrat berwarna bening. Setelah itu filtrat diasamkan dengan HCl dan ditambahkan BaCl2 dan terbentuk larutan yang keruh.

X. Kesimpulan1. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan makin panjang ikatran peptidanya.

2. Koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).

Page 36: Another Reference

3. Dalam uji denaturasi protein, tabung 1,tabung 2 dan tabung 3 terdapat endapan, ini merupakan protein yang terkoagulasi, akibat adanya pemanasan karena protein sangat peka terhadap lingkungan apalagi adanya perubahan suhu, hal ini menyebabkan larutan menjadi keruh dan adanya gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi.

4. Endapan yang bewarna merah pada uji pengendapan garam merupakan hasil dari garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein.

5. Pada uji pengendapan logam, endapan yang dihasilkan bewarna putih dan larutan yang keruh, endapan yang dihasilkan tersebut berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein.

6. Pada percobaan uji sulfur,endapan yang dihasilkan berwarna kuning dan filtrat berwarna kuning.Setelah diasamkan dengan HCl dan ditambahkan BaCl2 terbentuk larutan yang keruh.

7. Pada percobaan pengendapan dengan alkohol hasil yang diperoleh untuk tabung I dan II tidak terdapat endapan dan larutan berwarna bening, sedangkan tabung III terdapat endapan putih, hal ini menunjukkan bahwa tabung III positif terhadap uji ini.

XI. Daftar Pustaka- Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.- Pudjiadi, Anna.1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI.- Arbianto, Purwo.1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB.