anatomi telinga

18
ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA 2.1 Anatomi telinga Telinga (Auris) dibedakan atas bagian luar, tengah dan dalam. Auris berfungsi ganda: untuk keseimbangan dan untuk pendengaran. Membran timpani memisahkan auris externa dari auris media atau cavum timpani. Tuba auditiva menghubungkan auris media dengan nasofaring. 1 Gambar 1 1

Upload: ikhbar-falah

Post on 11-Sep-2015

344 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

anatomi telinga

TRANSCRIPT

ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

2.1 Anatomi telingaTelinga (Auris) dibedakan atas bagian luar, tengah dan dalam. Auris berfungsi ganda: untuk keseimbangan dan untuk pendengaran. Membran timpani memisahkan auris externa dari auris media atau cavum timpani. Tuba auditiva menghubungkan auris media dengan nasofaring.1

Gambar 112.1.1 Telinga LuarTelinga Luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane timpani. Daun telinga terdiri dari rangka tulang rawan kenyal yang ditutupi oleh kulit membentuk daun telinga. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada 1/3 luar, sedangkan 2/3 bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm. 1Pada 1/3 luar luar kulit liang telinga terdapat glandulae cerumenosa dan glandulae sebaceae membentuk serumen. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada 2/3 bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. 1

Gambar 21

Membran timpani yang berdiameter lebih kurang 1 cm, adalah selembar selaput yang tipis, jorong, dan setengah tembus pandang, terentang pada ujung medial tuba auditiva. Selaput ini merupakan sekat antara bagian external telinga terhadap bagian tengahnya. Membrane timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars tensa flksida (mebran shrapnel), sedangkan bagian bawah pars tensa (membrane propia). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oelh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lepas lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian luar dan sikuler pada bagian dalam. 1Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran tympani disebut sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu refleks cahaya (cone of light) ke arah bawah, yaitu pada pukul 7 untuk membran tympani kiri dan pukul 5 untuk membran tympani kanan. Refleks cahaya (cone of light) ke arah bawah ialah cahaya dari luar yang dipantulkan oleh membran tympani. Di membarn tympani terdapat dua macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang berupa kerucut itu. Secara klinis refleks cahaya ini dinilai, misalnya bila letak refleks cahaya mendatar, berarti terdapat gangguan pada tuba eustachius. 1

Gambar 31

2.1.2 Telinga Tengah Terdiri dari rongga tympani dan tuba eustachii dengan antrum mastoid dan sel-sel udara mastioidnya. Membran tympani bagian dalam juga merupakan bagiannya. Rongga tympani ini berisi tulang-tulang pendengaran maleus, incus, dan stapes, selain ini juga terdapat otot-otot, ligamen-ligamen dan saraf-saraf. 1Cavum tympani merupakan rongga yang tak teratur, sempit dan letaknya miring, terdapat dalam os temporale diantara telinga luar dan telinga dalam. Ukuran aksia vertikal dan anteroposterior kira-kira 15 mm panjang 6 mm yang terdapat di bagian atas dan di bagian bawah berukuran 4 mm. Karenanya cavum tympani menjadi 3 bagian ruangan, antara lain : 1 Epitympanum atau atic space atau rongga atap. Mesotympanum atau cavum tympani yang terdapat setinggi pars tensa. Hypotympanum rongga-rongga terdapat di bawah batas bawah pars tensa.Telinga tengah berbentuk kubus dengan : Batas luar : Membran tympani Batas depan : Tuba eustachius Batas bawah : Vena jugularis (bulbus jugularis) Batas belakang : Aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis Batas atas : Tegmen tympani (meningen/otak) Batas dalam : Berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window) dan promontorium. 1

Gambar 41

Tuba eustachius merupakan saluran yang menghubungkan cavum tympani dengan nasopharynix. Muara tuba terdapat di dinding anterior cavum tympani dan di nasopharynix terdapat cauda condha inferior di dinding lateroposterior. Letak ostium tympanica lebih tinggi dari ostium pharyngeal nya, pada dewasa kira-kira 2- 2,5 cm bedanya, sedangkan pada anak-anak biasanya hampir sama tinggi. Arah tuba ini dari ostium tympanica mengarah kedepan, medial dan bawah. Pada dewasa biasanya berbentuk huruf S , dengan diameter lebih sempit dari pada pada anak dan panjang nya pada dewasa bervariasi antara 31- 38 mm. Pada anak disamping tuba lurus juga mempunyai diameter lebih luas sehingga memberikan drainage cavum tympani yang baik. Tuba dibagi dalam dua bagian : 11. Tuba Eustachii pars osseous : terdapat di bagian lateral, mempunyai ukuran panjang setengahnya dari bagian cartilagenous. Tuba ini selalu terbuka dan makin dekat ke perbatasannya (isthmus) diameternya makin sempit. 12. Tuba Eustachii pars cartilagenous : terdapat di bagian medial, mempunyai dinding dari tulang rawan yang terbuka di bagian lateraldan diisi jaringan ikat yang disebut lamina membranacea. Hal ini mengakibatkan tertutup (merupakan rongga gepeng) pada saat istirahat, sedangkan pada saat mengunyah, menelan, menguap dapt terbuka. Ostium pharyngeal tuba terdapat pada suatu tonjolan tulang rawan accesorius yang disebut torus tobarius. Di belakangnya terdapat suatu parit yang disebut fossa rossenmuller. Di mana terdapat kadang-kadang kelenjar lymphoid, yang disebut Gerlach tubal tonsil. Di atasnya tuba terdapat semikanal m.tensor tympani dan di bagian medial inferiornya terdapat canalis caroticus. 1 Tuba eustachii mendapat vaskularisasi dari pembuluh-pembuluh cabang : a. maxilaris interna a. maxilaris externa / palatina ascenden a. pharyngeal descendenPembuluh darah balik/vena sejajar arterinya menuju ke pleksus venosus pterygoideus. Pembuluh lymphenya mengalir ke lymphonoduli retropharyngeal dan cervicalis profunda. Persarafan terdapat dari saraf sensoris pleksus tympanicus cabang dari N.glossopharyngeal, sedangkan inervasi ostium pharyngeal 50% diurus serabut-serabut ganglion sphenopalatina, N.V. 1

Gambar 51

2.1.3 Telinga Dalam

Gambar 61

Telinga dalam terdiri dari koklea yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfe skala tympani dan skala vestibuli. Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala tympani di sebelah bawah dan skala media (duktus koklearis) diantaranya. Skala vestibuli dan skala tympani berisi perilimfe, sedangkan skala media berisi endolimfe. Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibuli disebut membran vestibuli (Reissners membran) sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ corti. 1

Gambar 71Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria, dan pada membran basalis melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ corti. 1

2.2 FISIOLOGI PENDENGARAN Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang dialirkan ke liang telinga dan mengenai membran tympani, sehingga membran tympani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakan tinggap lonjong (foramen ovale) yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala vestibule. Getaran ini diteruskan melalui membrane Reissener yang mendorong endolimfe dan membrane basal ke arah bawah, perilimfe dalam skala tympani akan bergerak sehingga tingkap (foramen rotundum) terdorong kea rah luar. 1Skala media yang menjadi cembung mendesak endolimfe dan mendorong membrane basal, sehingga menjadi cembung ke bawah dan menggerakkan perilimfe pada skala tympani. Pda waktu istirahat ujung sel rambut berkelok-kelok, dan dengan berubahnya membrane basal ujung sel rambut menjadi lurus. Rangsang fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion Kalsium dan ion Natrium menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang-cabang N.VII, yang kemudian meneuskan rangsang itu ke pusat sensorik pendengaran di otak (area 39-40) melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis. 1

2.3 PATOGENESISA. Degenerasi kokleaPatofisiologi terjadinya presbikusis menunjukan adanya degenerasi pada stria vaskularis (tersering). Bagian basis dan apex koklea, pada awalnya mengalami degenerasi, tetapi kemudian meluas ke bagian regio koklea bagian tengah dengan bertambahnya usia. Degenerasi hanya terjadi sebagian tidak seluruhnya. Degenerasi sel marginal dan intermedia pada stria vaskularis terjadi secara sistemik, serta terjadi kehilangan Na+K+ ATPase. 2,3B. Degenerasi sentralDegenerasi sekunder terjadi akibat degenerasi sel organ corti dan saraf-saraf yang dimulai pada bagian basal koklea hingga apeks. Perubahan yang terjadi akibat hilangnya fungsi nervus auditorius akan meningkatkan nilai ambang CAP dari nervus. Keadaan tersebut mengakibatkan kurang pendengaran dan sulit dalam memahami pembicaraan. 2,32.4. PATOFISIOLOGIProses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan Nervus vestibulocochlearis ( VIII ). Pada koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ korti. Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan, berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi juga pada myelin akson saraf.2,3Banyak penelitian menyelidiki penyebab dari ketulian ini mengidentifikasi 4 lokasi penuaan koklea dan membagi presbikusis menjadi 4 tipe berdasarkan lokasi tersebut. Perubahan histologik ini berhubungan dengan gejala yang timbul dan hasil pemeriksaan auditorik.2,3

Adapun keempat tipe dari prebikusis adalah sebagai berikut :2.4.1 Presbikusis sensorikTipe ini menunjukkan atrofi dari epitel disertai hilangnya sel-sel rambut dan sel penyokong Organ Corti. Prosesnya berasal dari bagian basal koklea dan perlahan-lahan menjalar ke daerah apeks. Perubahan ini berhubungan dengan penurunan ambang frekuensi tinggi, yang dimulai setelah usia pertengahan. Secara histologi, atrofi dapat terbatas hanya beberapa millimeter awal dari basal koklea. Proses berjalan dengan lambat. Beberapa teori mengatakan perubahan ini terjadi akibat akumulasi dari granul pigmen lipofusin.22.4.2 Presbikusis NeuralTipe ini memperlihatkan atrofi dari sel-sel saraf di koklea dan jalur saraf pusat. Schuknecht memperkirakan adanya 2100 neuron yang hilang setiap dekadenya ( dari totalnya sebanyak 35000 ). Hilangnya neuron ini dimulai pada awal kehidupan dan mungkin diturunkan secara genetik. Efeknya tidak disadari sampai seseorang berumur lanjut sebab gejala tidak akan timbul sampai 90 % neuron akhirnya hilang. Atrofi terjadi mulai dari koklea, dengan bagian basilarnya sedikit lebih banyak terkena dibanding sisa dari bagian koklea lainnya. Tetapi, tidak didapati adanya penurunan ambang terhadap frekuensi tinggi bunyi. Keparahan tipe ini menyebabkan penurunan diskriminasi kata-kata yang secara klinik berhubungan dengan presbikusis neural dan dapat dijumpai sebelum terjadinya gangguan pendengaran.2 2.4.3 Presbikusis Metabolik Kondisi ini dihasilkan dari atrofi stria vaskularis. Stria vaskularis normalnya berfungsi menjaga keseimbangan bioelektrik dan kimiawi dan juga keseimbangan metaboliK dari koklea. Atrofi dari stria ini menyebabkan hilangnya pendengaran yang direpresentasikan melalui kurva pendengaran yang mendatar ( flat ) sebab seluruh koklea terpengaruh. Diskriminasi kata-kata dijumpai. Proses ini berlangsung pada seseorang yang berusia 30-60 tahun. Berkembang dengan lambat dan mungkin bersifat familial.2

2.4.4 Presbikusis Mekanik ( presbikusis konduktif koklear )Kondisi ini disebabkan oleh penebalan dan kekakuan sekunder dari membran basilaris koklea. Terjadi perubahan gerakan mekanik dari duktus koklearis dan atrofi dari ligamentum spiralis. Berhubungan dengan tuli sensorineural yang berkembang sangat lambat.2Banyaknya penelitian terbaru ditujukan untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari presbikusis. Sebahagian besar menitikberatkan pada abnormalitas genetik yang mendasarinya, atau memiliki peranan ataupun mencetuskan perkembangan dari penyakit ini.2Salah satu penemuan yang paling terkenal sebagai penyebab potensial presbikusis adalah mutasi genetik pada DNA mitokondrial. Penurunan perfusi ke koklea dihubungkan dengan umum mungkin berperan dalam pembentukan metabolit oksigen reaktif, yang efek sampingnya mempengaruhi struktur telinga dalam. Kerusakan DNA mitokondrial dapat menyebabkan berkuranya posforilasi oksidatif, yang berujung pada masalah fungsi neuron di telinga dalam.2 Nutrisi dan anatomi diduga berperan juga dalam menyebabkan presbikusis.terdapat penelitian yang menjumpai adanya hubungan antara defisiensi asam folat dan vitamin B12 dengan hilangnya pendengaran tetapi hubungannya tidak signifikan secara statistik. Terdapat pula penelitian yang menemukan hubungan antara level kolesterol yang tinggi dengan berkurangnya pendengaran. 2DAFTAR PUSTAKA1.Liston L, S, J Duvalt. Embriologi, Anatomi dan fisiologi telinga. Dalam: George L Adam. Boeis buku ajar penyakit THT.2. Suwento R, Hendarto H. Gangguan pendengaran pada geriatri. Dalam : Soepardi E, Iskandar N (eds). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga - Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : FK UI. 2012. h. 9-15,33-34.3. Inner ear, Presbycusis, Available from www.emedicine.com, Last update on July 9, 2008.