anatomi fisiologi tht

28
DINAR KUKUH PRASETYO 012095876 SGD 9 1. Anatomi telinga a. telinga luar I.TELINGA LUAR Daun Telinga : - mrpkan lipatan kulit yg membungkus fibrokartilago, kec. lobulus dan anti helix . - melekat di kepala , erat oleh ligamen dan otot. Liang Telinga Luar : o - lubangnya → MAE o salurannya → CAE 1/3 lateral dibentuk oleh cartilage

Upload: deebuzz

Post on 07-Jul-2016

168 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

fisiologi THT

TRANSCRIPT

Page 1: anatomi fisiologi THT

DINAR KUKUH PRASETYO012095876

SGD 9

1. Anatomi telinga a. telinga luar

I.TELINGA LUAR Daun Telinga :

- mrpkan lipatan kulit yg membungkus fibrokartilago, kec. lobulus dan anti helix .

- melekat di kepala , erat oleh ligamen dan otot.

Liang Telinga Luar :o - lubangnya → MAEo salurannya → CAE

1/3 lateral dibentuk oleh cartilage 2/3 medialnya tulang Dibagi :

Page 2: anatomi fisiologi THT

Auricular Meatus acusticus externus (liang telinga luar)

Persarafan : N. auriculotemporalis N. occipitalis minor N. auricularis major Ramus auricularis nervi vagi N. facialis

Inervasi :

a. temporalis superficialis ramus auricularis profundus a. temporalis a. auricularis posterior

b. telinga tengah • Pembagian secara Anatomis :

1. mb. timpani 2. cavum timpani 3. tuba eustachii 4. mastoid dan selulae

• Pembagian secara Fisiologis : a. Timpani Anterior : - meso timpani - hipo timpani - tuba auditiva b. Timpani Posterior : - epitimpani - retrotimpani

Page 3: anatomi fisiologi THT

membrane tympani

memisahkan cavum tympani dengan MAE membrane tipis, semitransparan , oval, kedudukan miring

caudomedial, 50 derajat thd MAE dibagi mjd : pars flaccid (superior), pars tensa (inferior) dilekati oleh manubrium malei pada medialnya

cavum tympani Rongga berisi udara didlm pars petrosa os.temporalis Dibagi manjadi :

Dinding lateral : Terisi oleh membrane tympani dan cincin tulang tempat perlekatan membrane tympani, pars squamosa os.temporalis.Terdapat bangunan membrane tympani, yang menyilang pars flaccid membrane tympani (post ke ant)

Dinding medial :Memisahkan cavum tympani dengan telinga dalam.Bangunan2 : 1. fanestra vestibule, menuju telinga dalam

Lateral : basis stapideusMedial : perilymphe vestibuli

2.fenestra cochlearisMedial : perilympe dr ujung saluran cochlea

3.promontorium :

Page 4: anatomi fisiologi THT

dibentuk dr tonjolan bagian cochlea dan mengandung serabut saraf dr plexus tympanicus

4.tonjolan dr canalis nervus facialis Dinding anterior

1.tuba auditiva (eustachii)à fungsi : untuk menyamakan tekanan telinga tengah dan faring2.canalis untuk m.tensor tympanica3.cabang2 a.carotis interna

Dinding posterior1.aditus dan antrum mastoideum2.eminentia pyramidalis (berisi m.stapedius)

Atap Tegmen tympani (bag. Os.petrosum), memisahkan cavum tympani dgn fossa crania media

Dasar Memisahkan cavum tympani dr a.carotis

interna dan v. jugularis interna Dibentuk oleh :

1.lamina tympanica2.fossa jugulare3.canalis caroticus4.nervus Jacobsen (cabang tympanica N.IX)

Page 5: anatomi fisiologi THT

ossicula auditiva

1. malleus- caput : bersendi dgn incus- leher (collum mallei)

- manubrium : tempat insertio m.tensor tympanicum & melekat pada membrane tympani

- proc. Ant : berhub. Dgn fissure petrotympanicum- proc. Lateralis : berhub. Dgn bagian atas membrane

tympani2. incus

- corpus : bersendi dgn caput mallei- crus longum :bersendi dgn caput stapedii- crus brevis :berhub. Dgn reccessus epitympanicum

3. stapedius caput : bersendi dgn incus collum : tempat insertion m.stapedius crus : menghub.kan collum dgn basis basis : melekat pd fenestra ovalis

tuba auditiva adnexa mastoidea nervus facialis

Page 6: anatomi fisiologi THT

persendian : articulation synovial Fungsi : menghantarkan getaran suara ke telinga dalam Otot :

M. stapediusOrigo : pyramida pd dinding posteriorInsertio : collum stapediiPersarafan : n. facialisFungsi : relaksasi basis stapedii difenestra ovalis, untuk mengurangi tagangan pd membrane tympani

M. tensor tympanicaOrigo : pars cartilage tuba auditivaInsertio : manubrium malleiPersarafan : cabang n. pterygoidi medialis (n. mandibularis)Fungsi : menarik membrane tympani kedalam dan menekan basis stapedii pd fenestra ovalis, shg membrane tympani mjd lebih tegang

c. telinga dalam

labyrinth osseastruktur ini letaknya didlm pars petrosa os.temporalis, dilapisi periosteum dan mangandung cairan perylimfe. Didlm na terdapat labyrinth membranacea yg terdiri dr 3 bagian : vestibulum

- letak : diantara cochlea (dpn) & canalis semicircularis (blkng)- isi : sacculus, utriculus, sebagian dr ductus endolymphatycus

cochlea- fungsi : dlm proses pendengaran & keseimbangan- berbentuk konus

- modiolus adl tulang pusat, sebagai sumbu dmn cochlea melingkar spt spiralis

- isinya duktus cochlearis- membrane basilaris mambagi sal. Didlm cochlea mjd dua

(scala tympani & scala vestibuli) dan saling berhub. Di apeksnya

- membrane vestibularis canalis semicircularis

- ada 3 buah canalis à anterior, posterior, lateral- semua canalis saling tegak lurus 90 derajat dan saling tegak

lurus satu dgn yg lain dan terletak 45 derajat thd bidang sagital

- semua kanalis berbentuk 2/3 lingkaran

Page 7: anatomi fisiologi THT

- pd satu ujungnya melebar membentuk ampula

2. fisiologi fisiologi pendengaran :proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.Getaran tsb menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong, sehingga perilimfe pada skala vestibuli bergerak.Getaran diteruskan melalui membran reissner yang mendorong endolimfa sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basalis dan membran tektoria.Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel2 rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.Keadaaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut , sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf ausitorius , lalu dilanjutkan ke nukleus auditirius sampai ke korteks pendengaran di lobus temporalis

a. telinga luar Auricular

F : mamantulkan, mangumpulkan, mangarahkan gelombang suara

Page 8: anatomi fisiologi THT

Meatus acusticus externus (liang telinga luar)F : manghantarkan gelombang suara dr auricular ke membrane, serta menggaungkan dan memperkuat gelombang suara

b. telinga tengah membrane tympani

F : sebagai baroreseptor (dgn bergetar / bergerak) meneruskan impuls suara ke ossicula auditiva. Membrane ini memisahkan cavitas tympanica dgn MAE

cavum tympaniF : berisi udara yg berasal dr nasopharynx dan melalui tuba auditiva

ossicula auditiva

F : meneruskan dan memperkuat impuls dr mambrana tympani kebasis stapes

tuba auditivaF : tabung yg menghub.cavum tympani dgn nasopharynx dan menyeimbangkan tekanan udara pd kedua sisi membrane tympaniFungsi dari Tuba auditiva.1. Drainase, berdasarkan gerakan membuka tuba dan gerakan silia di mukosa tuba dimana gerakan silia seperti lecutan cambuk yang bergerak dari arah cavum tympani ke nasofaring sehingga menghambat pergerakan kuman yang akan masuk ke auris media. Juga untuk mengeluarkan produk atau kotoran dari auris media.2. Proteksi, dilakukan oleh jaringan limpoid dan sel goblet dari mukosa tuba, sel goblet menghasilkan lisosom yang bersifat bakterisid.3. Aerasi, yaitu menjaga keseimbangan tekanan udara dalam telinga terhadap dunia luar melalui proses membuka-menutup tuba, sebagai contoh saat menelan tuba akan membuka.

adnexa mastoideaF : mengandung rongga udara yg disebut cellulae

nervus facialisF : memeruskan rangsangf yg diterima organoon corti ke otak

c. telinga dalam

Page 9: anatomi fisiologi THT

labyrinth ossearuangan yg berisi cairan perylimphe (tinggi natrium & rendah kalium)F : gerakan perylimpha berfungsi untuk meneruskan getaran ke membrane vestibulum

F : pendengaran & keseimbangan cochlea

F : pendengaran & keseimbangan canalis semicircularis

F : keseimbangan kinetik

labyrinth membranacearuangan yg berisi cairan perylimphe ( rendah natrium & tinggi kalium)

labyrinthus vestibularisutriculusF : bereaksi terhadap gerakan linear horisontalSacculusF : bereaksi terhadap gerakan linear vertikalductus semicircularisF : bereaksi terhadap percepatan sirkuler

labyrinthus cochlearisductus cochlearis / scala mediaF : tabung berbentuk kumparan spiral dlm canalis spiralis coclea, untuk keseimbangan. Batas scala tympani dibawah & scala media diatasnya.

KELAINAN TELINGAMacam2 kelainan telinga luar , tengah , dalam Kelainan telinga luar1. infeksi dan radang

furunkulosis (otitis eksterna sirkumskripta)Kondisi umum ini terbatas pada bagian kartilaginosa meatus akustikus eksternus. furunkulosis dimulai dari suatu folikel pilosebaseus dan biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau S.albus.

otitis eksterna difusainfeksi ini dikenal dengan nama ”swimmer’s ear”.Biasanya terjadi pada cuaca yang panas dan lembab, terutama disebabkan oleh kelompok Pseudomonas dan kadang2 juga Staphylococcus albus , escherichia coli dan Enterobacter aerogenes.Danau dan kolam renang pribadi merupakan sumber potensi untk infeksi ini.Gambaran diagnostik antara lain :- nyeri tekan tragus- nyeri hebat- pembengkakan sebagian besar dinding kanalis

Page 10: anatomi fisiologi THT

- sekret yang sedikitpendengaran normal atau sedikit berkurang- tidak adanya partikel jamur- mungkin ada adenopati regional yang nyeri tekan

infeksi jamur (otomikosis)dua jenis jamur yang sering menyebabkan reaksi radang liang telinga adalah :- Pityrosporum

Hanya menyebabkan sisik superfisial yang menyerupai ketombe pada kulit kepala atau dapat menyertai suatu dermatitis seboroika yang meradang atau dapat menjadai dasar berkembangnya infeksi lain yang lebih berat seperti furunkel atau perubahan ekzematosa

- Aspergillus (A.niger , A.flavus)Jamur ini kadang2 didapakan dari liang telinga tanpa adanya gejala apapun kecuali rasa tersumbat dalam telinga , atau dapat berupa peradangan yang menyerang epitel kanalis atau gendang telinga dan menimbulkan gejala2 akut

Herpes zoster otikusAwitan suatu paralisis wajah seringkali bersama otalgia dan erupsi herpetik pada bagian2 telinga luar dianggap sbg akibat infeksi virus pada ganglion genikulatum.Lesi kulit vesikuler mungkin hanya terbatas pada sebagian liang telinga yang dipersarafi oleh suatu cabang sensorik kecil dan saraf cranialis ketujuh atau dapat meluas ke aurikula atau telah menghilang saat pasien datang ke dokter.Kombinasi gejala lainnya dapat timbul dengan adanya keterlibatan progresif serabut2 saraf akustikus dan vestibularis dari saraf kedelapan

PerikondritisKondisi ini terjadi bila suatu trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar.Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat kerusakan yang tidak disengaja pada pembedahan telinga.Adakalanya perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya hematoma.

Infeksi dan radang kronikInfeksi bakteri pada liang telinga dapat menjadi kronik karena tidak diobati, pengobatan yang kurang memadai , trauma berulang , adanya benda asing seperti cetakan alat bantu dengar, atau otitis media yang terus menerus mengeluarkan sekret.Dalam penetalaksanaanya perlu dilakuakan identifikasi organisme penyebab dan faktor2 yang mendukung sifat kroniknyaInfeksi jamur kronik yang paling sering dijumpai oleh THT adalah infeksi pada rongga mastoid yang memerlukan pembersihan

Otitis eksterna nekrotikansAdalah suatu infeksi berat pada tulang temporal dan jaringan lunak telinga.Kondisi ini disebabkan Pseudomonas aeruginosa dan biasanya ditemukan pada penderita diabetes lansia serta dianggap lebih umum pada daerah beriklim panas

Polikondritis berulang

Page 11: anatomi fisiologi THT

Penyakit yang tidak diketahui etiologinya ini menyebabkan peradangan dan destruksi tulang rawan.Merupakan suatu gangguan tulang rawan generalisata , melibatkan hidung dan telinga pada 80 -90 % kasus.Deformitas aurikula menyerupai suatu perikondritits akut yang infeksius atau suatu telinga bunga kol yang meradang

2. trauma laserasi

seringkali sbg akibat pasien mengorek-ngorek telinga dengan jari atau suatu alat seperti jepit rambut klip kertas.Laserasi dinding kanalis dapat menyebabkan perdarahan sementara yang membuat pasien cemas shg ia menghubungan dokter

frostbitefrostbite pada auricula dapat timbul dengan cepat pada lingkungan bersuhu rendah dengan angin dingin yang kuat.Pemanasan yang cepat dianjurkan sbg terapi.

HematomaSeringkali ditemukan pda pegulat atau petinju.jika tidak diobati dpt berakibat terbentuknya telinga bunga kol.

3. malformasi Berbagai kelainan kongenital pada telinga luar dan kanalis berasal dari gangguan perkembangan arkus brankialis pertama dan kedua.Yang paling mencolok adalah deformitas aurikula.Salah satu bentuk tersering adalah telinga yang jatuh (lop-ear) dimana telinga menggantung secara berlebihan Malformasi aurikula lainnya termasuk pinna yang sangat besar atau kecil(makrosia dan mikrosia).Cacat kongenital seperti apendiks telinga rudimenter dan bahkan tidak adanya telinga, kadang2 dapat ditemukan dan mungkin pula disertai stenosis liang telinga total atau parsial

4. neoplasma Berbagai lesi tidak lazim pada aurikula dan liang telinga salah satunya adalah osteoma.merupakan suatu tumor jinak pada dinding liang telinga yang tampak sebagai benjolan tunggal, keras , bundar yang menempel melalui suatu pedikel tulang yang kecil pada sepertiga bagian dalam (bagian tulang) liang telinga

Kelainan telinga tengah dan mastoid1. penyakit membran timpani

penyakit membran timpani dengan suatu proses patologik primer dapat menimbulkan gambaran berikut :- membrana timpani dapat menebal akibat peradangan- dapat pula berbercak-bercak putih tebal atau menjadi putih dan tebal

seluruhnya akibat timbunan kolagen terhialinisasi pada lapisan tengahnya sebagai akibat peradangan terdahulu (timpanosklerosis)

- membrana timpani dapat pula tipis akibat hilangnya lapisan tengah (membrana propria),hal ini hampir selalu disebabkan disfungsi ventilasi tuba eustachius

Page 12: anatomi fisiologi THT

2. gangguan tuba eustachius- tuba eustachius paten abnormal

yaitu selalu terbuka sehingga udara dapat masuk ke dalam telinga tengah selama respirasi

- mioklonus palatummerupakan suatu kondisi yang jarang dijumpai , diamna otot2 palatum mengalami konraksi ritmik secara berkala.Akibatnya berupa bunyi klik pada telinga pasien dan mungkin dapat pula didengar pemeriksa

- obstruksi tuba eustachius dapat disebabkan oleh berbagai keadaan termasuk peradangan seperti nasofaringitis atau adenoiditis.Dapat pula disebabkan oleh benda asing misalnya tampon posterior untuk pengobatan epistaksis atau trauma mekanis akibat adenoidektomi yang terlalu agresif shg terbentuk parut atau penutupan tuba

- palatoskisisdapat menyebabkan disfungsi tuba eustachius akibat hilangnya penambat otot tensor veli palatini

- barotraumaadalah kerusakan jaringan akibat perubahan tekanan barometrik yang terjadi pada saat menyelam atau saat terbang.Barotrauma paling sering terjadi pada telinga tengah , hal ini terutama karena rumitnya fungsi tuba eustachius

3. gangguan pada rantai ossikula- kelainan kongenital

osikula dapat mengalami kelainan bentuk , terputus ataupun terfiksasi secara kongenital.Kelainan osikula biasanya disertai anomali perkembangan lainnya dari kedua arkus brankialis pertama dan kedua misalnya sindrom Treacher – Collins, yaitu stenosis telinga kongenital dengan disostosis maksilofasial.Deformitas osikula dapat pula terjadi sendiri

- otosklerosismerupakan gangguan autosomal dominan yang terjadi pada pria maupun wanita dan mulai menyebabkan tuli konduktif progresif pada awal dewasa

4. otitis media supurativa akut5. otitis media serosa

disebabkan oleh transudasi plasma dari pembuluh darah ke dalam rongga telinga tengah yang terutama disebabkan perbedaan tekanan hidrostatik.Faktor penyebab utama adalah disfungsi tuba eustachius , hipertrofi adenoid, adenoiditis kronik , palatoskisis , tumor nasofaring, barotrauma , radang penyerta seperti sinusitis atau rinitis , terapi radiasi dan gangguan metabolik atau imunologik

kelainan telinga dalam1. tumor akustik

tumor telinga dalam yang paling sering menyebabkan ketulian adalah suatu neuroma akustik adalah tumor jinak sel Schwann yang membungkus saraf kedelapan , paling sering terjadi pada bagian keseimbangan dari saraf kedelapan

2. trauma

Page 13: anatomi fisiologi THT

trauma ledakan dapat menimbulkan gelombang kontusi yang mengakibatkan lebih banyak kerusakan pada telinga tengah dibandingkan telinga dalam , namun dapat terjadi ketulian sensorineural nada tinggi pada jenis cedera ini

3. presbikusisadalah ketulian setelah beberapa waktu akibat mekanisme penuan dalam telinga dalam .

OMKlasifikasi

1. otitis media supuratif - otitis media supuratif akut / OMA- otitis media supuratif kronik

2. otitis media serosa - otitis media serosa akut (barotrauma / aerotitis)- otitis media serosa kronik (glue ear)

3. otitis media spesifik, seperti otitis media sifilitika / otitis media tuberkulosa

4. otitis media adhesiva

OMAad. Radang mukoperiost dr rongga telinga tengah ok kuman (infeksi)

1. etiologi Kausa : ◘ ISPA (sebagian besar)

◘ Cairan masuk ke rongga telinga : yi. saat tersedak, muntah2 , bayi minum sambil tiduran, tekanan negatif relatif dr rongga t.tengah, menyelam. ◘ melalui gendang telinga perforasi

penyebab dasar pada OMA : Obstruksi tuba eustachius sehingga hilanglah sawar utama terhadap invasi bakteri dan spesies bakteri yang tidak biasanya patogenik , dapat berkolonisasi dalam telinga tengah , menyerang jaringan dan menimbulkan infeksi

sebagian besar infeksi OMA disebabkan oleh bakteri piogenikbakteri yang sering ditemukan antara lain Streptococcus pneumoniae(tersering pada semua kelompok umur), Haemophilus influenza(patogen yang sering

Page 14: anatomi fisiologi THT

ditemukan pada anak dibawah usia 5 tahun) dan streptococcus beta – hemolitikus

2. gejala

Gejala/keluhan: - otalgia (dolor), panas(kalor), CHL, tinitus low freq., otofoni, nyeri mastoid.

Tanda/pemeriksaan : ♦ Otoskopi : (melihat gendang telinga/MT) MT: merah muda→ merah membara (rubor) bulging (adanya pustulasi) bercak kuning (daerah nekrosis)→ perforasi MT perforasi ok. OMA bukan krn tekanan tetapi ok. Terjadi trombophlebitis.

Tumor→ desak p.darah→ kongesti→ aliran drh jelek → trombus→trombophlebitis→pecah → bag. distal tidak mendapat makan→nekrosis

♦ Pemeriksaan dg. garpu tala: → adanya tuli hantaran (CHL) - Rinne : positif , BC > AC - Weber : lateralisasi ke yg sakit - Scwabach: memanjang

nyeri demam , demam dapat tinggi pada anak kecil namun dapat pula tidak ditemukan

pada 30% kasus malaise kadang2 nyeri kepala disamping nyeri telinga khususnya pada anak dapat terjadi anoreksia dan kadang2 mual dan muntah seluruh atau sebagian membrana timpani secara khas menjadi merah dan

menonjol pembuluh – pembuluh darah di atas membrana timani dan tangkai maleus

berdilatasi dan menjadi menonjol.Secara ringkas dikatakan terdapat abses telinga tengah

3. stadium

Stadium 1: Salphingitis ( rdg. Tuba Eustachii)

Page 15: anatomi fisiologi THT

- telinga terasa tersumbat (oklusio tuba) - gembrebeg (tinitus low frequency) - ‹ dengar (tipe CHL) - otofoni (mendengar suara sendiri) - otoskopi → MT normal - otalgia (kadang)

Stadium 2 : Pre supuratif ( rdg mukoperios t.tengah) - gejala stadium 1 bertambah hebat - panas/otalgia + - MT merah (vaskularisasi jelas) - manubrium malei ke perifer

Stadium 3 : Supurasi / pustulasi → Std. perforasi - gejala stadium 1 lbh hebat lagi - anak-anak : sering rewel / kejang !! - MT bullging (otalgia) → ada ttk. Iskemik (bercak kuning) → nekrosis !! → dpt terjadi perforasi. → stadium 4 ? ok. Trombophlebitis dari vena ( bukan karena tekanan) - gejala mereda - keluar discharge purulen - MT merah membara

Stadium 4: Resolusi ● MT utuh : - gejala mereda - sakit/panas hilang - berlanjut menjadi OME

● MT perforasi : - dpt menutup kembali → sikatrik tanpa stratum fibrosum - menjadi OMK (otitis media kronik)

perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium :

a) stadium oklusi tuba eustachius tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif didalam telinga tengah , karena adanya absorpsi udara.Kadang2 membran timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat.Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak

Page 16: anatomi fisiologi THT

dapat dideteksi.Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi

b) stadium hiperemispada stadium hiperemis , tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edem.Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat

c) stadium supurasiedem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani , menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit , nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri ditelinga bertambah hebatApabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang , maka terjadi iskemia , akibat tekanan pada kapiler2 serta timbul tromboflebitis pada vena2 kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa.Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan.Ditempat ini akan terjadi rupturBila tidak dilakukan miringotomi pada stadium ini , maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luarDengan melakukan miringotomi ,luka insisi akan menutup kembali sedangkan apabila terjadi ruptur maka lubang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali

d) stadium perforasiKarena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi , maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang,Suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak.Keadaan ini disebut dengan OMA stadium perforasi

e) stadium resolusiBila membran timpani tetap utuh , maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan normal kembali.Bila sudah terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering.Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul.OMA dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi

4. penatalaksanaan

THERAPI OMA: therapi kausanya ! >> ISPA →Strep.β Hemolitikus group A

1. Parasentesis pd stadium 1,2,3

Page 17: anatomi fisiologi THT

Alasan : cegah perforasi spontan cegah komplikasi penyembuhan primer dpt mengobati lokal mengurangi rs. Sakit drainase

2. AB3. Simptomatik : analgetik/antipiretik

cegah kejang

pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya stadium oklusi , pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba

eustachius sehingga tekanan negatif ditelinga tengagh hilang.Untuk ini diberikan obat tetes hidung.HCL efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak < 12 tahun) atau HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologik untuk yang berumur di atas 12 tahun dan pada orang dewasa.Disamping itu sumber infeksi harus diobati.Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit adalah kuman, bukan virus atau alergi

Terapi pada stadium presupurasi ialah antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika.Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan penisillin atau ampisilin.Terapi awal diberikan penisilin i.m agar didapatkan konsentrasi yang adekuat didalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung , gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan.Pemberian antibiotika dianjurkan minimal selama 7 hari.Bila pasien alergi terhadap penisilin , maka diberikan eritromisin.Pada anak ampisilin diberikan dengan dosis 50 – 100 mg/BB perhari, dibagi dalam 4 dosis atau amoksisilin 40 mg/BB/hari dibagi dalam 3 dosis atau eritromisin 40 mg/BB/hari

Stadium supurasiSelain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran tympani msh utuh shg gejala cepat hilang atau tidak terjadi ruptur

Stadium perforasiTerlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yg adekuat samapi 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dlm 7-10hari.

Stadium resolusiMembran tympani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap, mungkin telah terjadi mastoiditis.

5. Komplikasi Abses subperiosteal , abses otak & meningitis

Page 18: anatomi fisiologi THT

PROGNOSIS OMA :

Sembuh setelah std. Resolusi. - sembuh spontan tanpa perforasi - sembuh dg perforasi→ bila menutup → sikatrik - sembuh setelah parasentesis

TIDAK sembuh. - tanpa perforasi → OME → sekret kental → Glue ear - dg. perforasi → OMK → bila sembuh dan tetap perforasi → Dry ear

II. OTITIS MEDIA KRONIK (OMK)

Deff: Radang mukoperios c.timpani ditandai dg tanda radang kronik

Permasalahan : 1. m.timpani → permanent perforasi syndrome/pps 2. mukosa → persistent mucosal disease/pmd 3. tulang → cholesteatoma

Klasifikasi : ● Tipe Tubotimpanal (1,2) ● Tipe Aticoanthral (3)

● Tipe Tubotimpanal - timpani anterior - ‹‹ anak - safe ear - discj. serous, mukous mukosa/pmd - kronisitas → disfungsi tuba m.timpani/pps ● Tipe Aticoanthral - timpani posterior - semua umur - unsafe ear - discj. purulen - tipe Timpano mastoid dan cholesteatoma

Cholesteatoma :Merupakan tumor → jar. dalam mati dr. disquamasi

Page 19: anatomi fisiologi THT

epitel gepeng

Klasifikasi : 1. kongenital 2. aquisita → primer → sekunder

ad.1. Kongenital: - asal - lokasi - dx. → obst. tuba (-) otitis media (-) → m. timpani (+) → N.VII → perot Ad.2. Aquisita Primer/retraksi/invaginasi

Etiologi: - tuba eustachii - mb. Sharpnell → kantung

Dx: - otitis media (-) - luka/abses (+) - attic perforation

Ad.2. AquisitaSekunder → metaplasia theory → imigrasi theory

gejala : - progresif - dischj. mukopurulen,kental,bau - komplikasi >>

causa kronisitas : ispa kronis, alergi, disfungsi tuba

Page 20: anatomi fisiologi THT

DX. Banding DX. Banding CholesteatomaCholesteatoma

+/+/--++

perforasiperforasi sentralsentralmarginalmarginal

meso/hipotimpanimeso/hipotimpanimetaplasiametaplasia teoriteoriimigrasiimigrasi teoriteori

+ ++ ++/+/--

retraksiretraksiperforasiperforasi atikatik

epitimpaniepitimpaniretraksiretraksi selselinvaginasiinvaginasiteoriteori

----

utuhutuh

os.petrosusos.petrosusselsel embrionalembrional

obstrobstr. tuba. tubariwayatriwayat OMOMm. Timpanim. Timpani

lokasilokasiasalasal

sekundersekunderprimerprimer

AquisitaAquisitaAquisitaAquisitaKongenitalKongenitalTanda2Tanda2

III. OTITIS MEDIA dg EFUSI (OME)Deff : rdg mukoperiost t.tengah yg ditandai adanya

cairan dan m.timpani utuh

Nama khusus tergantung dr. efusinya !!Causa OME → obstruksi tuba kronisPatogenesis OME:

- obstr. tuba kronis → pertukaran gas di C.timpani tetap → O2 diresorbsi , CO2 dikeluarkan - CT → O2 ↓, CO2 ↑ - kapiler → PO2 ↓, PCO2 tetap → permeab. kapiler ↑→ keluar di darah/serum → udem CT → efusi OME/serous ( PASIF)Bila b’langsung terus :→ merangsang sel2 mukosa epitel→ terbentuk sel sekretorik, sel goblet→ zat mukous OME (AKTIF)

Diagnosis : - Anamnesis → otofoni, tinitus, diplakusis, - Pemeriksaan otoskopi → MT (N,retraksi,bulging) - pemeriksaan tuba→ oclusi tuba + - pemeriksaan pendengaran → gatal , audiometri

Page 21: anatomi fisiologi THT

Therapi : Tergantung Komplikasi (MT,CT ) - keluarkan cairan

- medikamentosa - cari causanya → causa oclusio tuba kronis

KOMPLIKASI OMKKOMPLIKASI OMKmastoiditismastoiditis AkutAkut : : hemorhagikhemorhagik –– koalesenkoalesen

KronikKronikanthritisanthritis sub sub periostealperiosteal absesabses SubcutanSubcutan absesabses

AbsesAbses BezoldBezoldMauretteMaurette absesabsesGelleGelle absesabses

perisinusperisinus absesabses thromboplebitisthromboplebitis ::( phlebitis) ( phlebitis) absesabses otak,retrobulber,sepsisotak,retrobulber,sepsis

Meningitis Meningitis subduralsubdural absesabsesdifusedifuse

labirintitislabirintitis sirkumskriptasirkumskriptalatenlaten

CholesteatomaCholesteatomapetrositispetrositis facial palsyfacial palsy

Page 22: anatomi fisiologi THT

MastoiditisMastoiditis ::RdgRdg mukoperiostmukoperiost pd pd sellulaesellulae tanpatanpa maupunmaupun dg dg osteitisosteitis

►►PatogenesisPatogenesis :: rdgrdg mukoperiostmukoperiost sellulaesellulae

edemedem mukosamukosa

trombustrombusBesarBesar ThromboplebitisThromboplebitis

MastoiditisMastoiditis tipetipe thromboplebitisthromboplebitisNekrosisNekrosis mukosamukosa perdarahanperdarahandandan tltl. . sellulaesellulae

MastoiditisMastoiditis tipetipe perdarahanperdarahan

SequesterisasiSequesterisasi MastoiditisMastoiditis tipetipe koalesenkoalesen

Mastoiditis tipe Koalesen AkutaJika pemda pecah→ distal tak dpt makanan→nekrosis

→ dindingsellulae pecah→ koalesen → komplikasi dr OMA ok adanya Imunosupresi atau virulensi kuman ↑

Gejala : - panas, sakit dan KP

PF : - MT perforasi ( bl tdk perforasi → bulging) - CAE bengkak ( post-superior) - post aurikula bengkak - aurikula terdesak ke anterior - mastoid lunak

Page 23: anatomi fisiologi THT

Terapi : - Pungsi – insisi → kultur ( simptomatis) - AB dosis tinggi → Mastoidektomi

Timpanosklerosis:

Causa: - rdg periost irreversibel ok OMK - timbul jar.kolagen yg berhialin didlm jar.fibrosa → massa homogen / kalsifikasi di : MT, ligamen, persendian, tendo otot, submukosa

═ kel. Patologis degenerasi ok OMKMe → KP ok penekanan tl.pendengaran

→ ossikula sulit bergerak Otosklerosis

Kelainan patologis di kapsula labirin - tu. di basis stapes → shg.stapes terfiksir/kaku

Kausa : diduga ok. faktor keturunan & ggn perdarahanTanda&gejala : - KP progresif

- tinitus , kadang vertigo - Schwarte’s sign - Paracusis Willisii

KP tipe hantaran (CHL) yg. progresif bilateral → kronik → MHL → menjadi SNHL

PF: - MT intak - Rinne (-) : BC>AC - Webber : Lateralisasi ke yg sakit

TX : stapedektomi/stapedotmi/implan koklear/