anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh desy pariani

57
SISTEM MUSKULOSKELETAL ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL Oleh Kelompok 6 A5-C 1. SUCI MASTIA DEWI LUH PUTU 11.321.1131 2. SUGIARTI NI MADE 11.321.1132 3. WISWANTARA PANDE NYOMAN 11.321.1136 4. YUDI ANTARA ADI I KADEK 11.321.1137 5. DESY PARIANI NI MADE 11.321.1146 6. EKA DESIARI NI WAYAN 11.321.1153 7. LILIS ANITA SARI NI KADEK 11.321.1163

Upload: utikdesy

Post on 26-Oct-2015

252 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

teori anatomi fisiologi sistem muskulo skeletal. jenis-jenis otot dan mekanisme kerja otot dari pergerakan aktin miosin. anatomi dan fisiologi skelet, jenis-jenis tulang, jenis-jenis persendian, proses pembentukan serta penyembuhan tulang dari fraktur

TRANSCRIPT

Page 1: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

SISTEM MUSKULOSKELETAL

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM

MUSKULOSKELETAL

Oleh

Kelompok 6

A5-C

1. SUCI MASTIA DEWI LUH PUTU 11.321.1131

2. SUGIARTI NI MADE 11.321.1132

3. WISWANTARA PANDE NYOMAN 11.321.1136

4. YUDI ANTARA ADI I KADEK 11.321.1137

5. DESY PARIANI NI MADE 11.321.1146

6. EKA DESIARI NI WAYAN 11.321.1153

7. LILIS ANITA SARI NI KADEK 11.321.1163

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2013

Page 2: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

KATA PENGANTAR

“ Om Swastiastu”

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat – Nya

kami dapat menyelesaikan tugas matakuliah sisitem muskoloskeletal dengan judul “Anatomi

Fisiologi Muskuloskeletal” tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah ikut terlibat

dan membantu dalam peyelesaian tugas ini. Penulismeminta maaf jika ada kesalahan dan

kekurangan dalam penulisan maupun isi dari materi yang kami tuliskan dalam makalah ini.

Semoga materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan

pikiran bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

“Om Shanti, Shanti, Shanti Om”

Denpasar, 7 Oktober 2013

TimPenyusun

i

Page 3: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan....................................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1

C. Tujuan................................................................................................................................1

BAB II Landasan Teori............................................................................................................2

A. Muskulo.............................................................................................................................2

1. Anatomi.............................................................................................................................2

2. Fisiologi Otot Kerangka.....................................................................................................3

3. Body Mekanikal (System Pengangkat Tubuh)................................................................15

B. Skeletal.............................................................................................................................17

1. Klasifikasi Tulang Berdasarkan Penyusunnya................................................................17

2. Klasifikasi Tulang Berdasarkan Bentuknya....................................................................17

3. Rangka Manusia..............................................................................................................18

BAB III Penutup.....................................................................................................................32

A. Kesimpulan......................................................................................................................32

B. Saran................................................................................................................................32

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………33

ii

Page 4: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tubuh manusia merupakan suatu unit yang kompleks tersusun dari bermiliaran sel yang

bergabung memberntuk jaringan, organ sistem organ yang memiliki anatomi dan fisiologi.

Salah satu sistem tersebut adalah sisitem muskuloskletal. Sistem muskulo skeletal adalah

sistem yang berfungsi dalam pergerakan manusia, terdiri dari muskulo(otot) dan skeletal

(tulang).

Sistem muskulo atau otot adalah organ yang merupakan alat gerak aktif manusia yang

bersama tulang-tulang (sistem skeletal) sebagai alat gerak pasif, bekerja bersama-sama dalam

menopang tubuh, menciptakan gerakan dan sebagai tempat metabolisme zat yang diperlukan

tubuh seperti darah dan metabolisme karbohidrat.

Perlunya pengetahuan akan sistem muskuloskeletal bagi mahasiswa perawat baik dari

anatomi, fisiologi, serta biokimia dari sistem muskulo skeletal agar dapat mengetahui keadaan

patologis serta memberikan asuhan keperawatan dengan tepat pada klien nantinya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana anatomi sistem muskulo?

2. Bagaimana fisiologi dari sistem muskulo?

3. Bagaimana anatomi sistem skeletal?

4. Bagaimana fisiologi sistem skeletal?

5. Bagaimana bodi mekanikal dari sistem muskuloskeletal?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagaimana anatomi sistem muskulo

2. Untuk mengetahui bagaimana fisiologi dari sistem muskulo

3. Untuk mengetahui bagaimana anatomi sistem skeletal

4. Untuk mengetahui bagaimana fisiologi sistem skeletal

5. Untuk mengetahui bagaimana bodi mekanikal dari sistem muskuloskeletal.

1

Page 5: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. MUSKULO

1. Anatomi

Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari

600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada

tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah

permukaan kulit (Ethel. 2003).

Jenis-jenis otot

a. Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.

Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar

antara 10 mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun

di bagian perifer. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.

Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka:

1) Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut

berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.

2) Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus

ditepinya.

3) Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam

organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.

4) Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya,

yang kasar terdiri dari protein myosin dan yang halus terdiri dari protein aktin/actin.

b. Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan

pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba,

seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi

darah. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini berukuran

kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus

wanita hamil, kontraksinya kuat dan lamban.

2

Page 6: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

Struktur Mikroskopis Otot Polos: Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun

oleh myofilamen-myofilamen.

Jenis otot polos

Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk

berkontraksi.

1) Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan

udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan

menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.

2) Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ

berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai

satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak

memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.

c. Otot Jantung

Otot jantung merupakan otot lurik, disebut juga otot serat lintang involunter. Otot ini

hanya terdapat pada jantung, bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot

jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.

Struktur Mikroskopis Otot Jantung mirip dengan otot skeletal

Otot Rangka Otot Polos Otot Jantung

2. Fisiologi otot kerangka

Sel otot dapat di rangsang secara kimia, listrik dan ekanik untuk menimbulkan suatu

potensi aksiyang dihantarkan sepanjang membran sel. Sel ini mengandung protein

3

Sumber: http//www.google.com

Page 7: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

kontraktil dan mempunyai mekanisme yang diaktifasi oleh potensial aksi. Kira-kira 40%

dari seluruh tubuh terdiri dari otot rangka, kontraksi dapat diterapkan pada semua jenis otot

(Corwin, 2009).

a. Organisasi Otot Rangka

Otot rangka terdiri dari serabut-serabut yang tersusun dalam berkas yang disebut

fasikel. Semakin besar otot, semakin banyak jumlah serabutnya.

Otot biseps lengan pada lengan atas adalah otot yang besar dan tersusun dari 260.000

serabut.

Otot kecil, seperti stapedius dalam telinga tengah, hanya terdiri dari 1.500 serabut.

Lapisan jaringan ikat fibrosa membungkus setiap otot dan masuk ke bagian dalam

untuk melapisi fasikel dan serabut individual. Jaringan ini menyalurkan impuls saraf

dan pembuluh darah ke dalam otot dan secara mekanis mentransmisikan daya kontraksi

dari satu ujung otot ke ujung lainnya.

Epimisium adalah jaringan ikat rapat yang melapisi keseluruhan otot dan terus berlanjut

sampai ke fascia dalam.

Perimisium mengacu pada ekstensi epimisium yang menembus kedalam otot untuk

melapisi berkas fasikel.

Endomisium adalah jaringan ikat halus yang melapisi setiap serabut otot individual.

b. Organisasi mikroskopik Serabut Otot Rangka

Miofibril adalah unit kontraktil yang mengalami spesialisasi, volumenya mencapai 80%

volume serabut.

Setiap myofibril silindris terdiri dari miofilamen tebal dan miofilamen tipis

Miofilamen tebal terdiri terutama dari protein miosia. Molekul myosin disusun untuk

membentuk ekor berbentuk cambuk dengan dua kepala globular, mirip dengan tongkat

golf berkepala dua.

Miofilamen tipis tersusun dari protein aktin. Dua protein tambahan pada filament tipis

adalah tropomiosin dan troponin, melekat pada aktin.

Pemitaan ditentukan berdasarkan susunan miofilamen

Pita A yang lebih gelap (anisotropic, atau mampu mempolarisasi cahaya) yang terdiri

dari susunan vertical miofilamen tebal yang berselang-seling dengan miofilamen tipis.

4

Page 8: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

Pita I yang lebih terang (isotropic, atau nonpolarisasi) terbentuk dari miofilamen aktin

tipis yang memanjang ke dua arah dari garis Z ke dalam susunan filament tebal.

Garis Z terbentuk dari protein penunjang yang menahan miofilamen tipis tetap menyatu

di sepanjang myofibril.

Zona H adalah area yang lebih terang pada pita A miofilamen myosin yang tidak

tertembus filament tipis.

Garis M membagi dua pusat zona H. pembagian ini merupakan kerja protein penunjang

lain yang menahan miofilamen tebal tetap bersatu dalam susunan.

Sarkomer adalah jarak antara garis Z ke garis Z lainnya.

c. Jenis serabut otot

Otot rangka memiliki 3 serabut otot yang berbeda dalam kecepatan berkontraksi,

resistensinya terhadap keletihan dan kemampuan untuk menghasilkan ATP,

diantaranya:

1) Serabut merah kedut lambat: Serabut ini berdiameter kecil dan dikelilingi oleh

banyak kapiler yang menyediakan oksigen dan nutrisi. Serabut merah kedut lambat

mengandung konsentrasi pigmen merah pernapasan yang sangat banyak yang

mengikat molekul oksigen untuk memfasilitasi pernapasan aerob(mioglobin).

Kontraksi lambat dan resisten terhadap keletihan.

2) Serabut putih kedut cepat : Serabut putih kedut cepat tidak memiliki mioglobin,

mitokondria, dan kapilarnyalebih sedikit tetapi simpanan glikogen dan enzimnya

lebih banyak sehingga dapat meningkatkan kapasitasnya untuk melakukan glikolisis

anaerob. Serabut ini lebih tebal, mampu menghasilkan ATP dengan kecepatan tinggi

tetapi cepat letih jika simpanan glikogennya menipis serta serabut ini sesuai untuk

melakukan aktifitas muscular yang melonjak seperti berlari.

3) Serabut pertengahan: serabut ini berwarna merah, mengandung mioglobin, memiliki

sifat dan resistensi keletihan tingkat menengah dibadingan kedua serabut sebelumnya.

Rasio serabut kedut cepat ke lambat yang mungkin ditentukan secara genetic

bertanggung jawab terhadap variasi kemampuan atletik seseorang

(Corwin, 2009)

5

Page 9: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

d. Mekanisme Interaksi Aktin dan Miosin

1) Hipotesis sliding filament : Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan myosin

tetap sama tetapi saling bersilangan, sehingga memperbesar jumlah tumpang tindih

antar filament. Filament aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke dalam pita

A, mempersempit dan menghalangi pita H. Panjang sarkomer (dari garis Z ke garis Z

lain) memendek saat kontraksi. Pemendekan sarkomer akan memperpendek serabut

otot individual dan keseluruhan otot.

2) Dasar molekul untuk kontraksi : Molekul myosin terbentuk dari dua rantai protein

berat yang identik dan dua pasang rantai ringan. Bagian ekor rantai yang berat

berpilin satu sama lain dengan dua kepala protein globular atau crossbridge, menonjol

disalah satu ujungnya. Crossbridge menghubungkan filament tebal ke filament tipis.

Setiap crossbridge memiliki sisi pengikat aktin, sisi pengikat ATP, dan aktivitas

ATPase (enzim yang menghidrolisis aktivitas ATP). Beberapa ratus molekul myosin

tersusun dalam setiap filament tebal dengan ekor cambuknya yang saling bertumpang

tindih dan kepala globularnya menghadap keujungnya.

3) Molekul aktin tersusun dari tiga protein

F-aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang berpilin satu sama

lain. Molekul tropomiosin membentuk filament yang memanjang melebihi subunit

aktin dan melapisi sisi yang berikatan dengan crossbridge myosin. Molekul troponin

berikatan dengan molekul tropomiosin dan menstabilkan posisi penghalang pada

molekul tropomiosin. Troponin adalah suatu kompleks yang tersusun dari: Satu

polipeptida yang mengikat tropomiosin. Satu polipeptida yang mengikat aktin. Satu

polipeptida yang mengikat ion-ion kalsium.

4) Jika kalsium (Ca++) tidak ada, tropomiosin dan troponin mencegah terjadinya

ikatan antara aktin dan myosin.

Jika kalsium ada, maka reorginisasi troponin-tropomiosin memungkinkan terjadinya

hubungan antara aktin dan myosin.

e. Sifat Listrik otot kerangka

Kejadian listrik dan aliran ion dalam otot kerangka yang mendasarinya samadengan

yang ada di dalam saraf. Walaupun ada perbedaan kuntitatif dallam waktu dan besar.

6

Page 10: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

Potensial membran istirahat 90 mv. Potensial aksi berlangsung 2-4 m/det dan

dihantarkan sepanjang sepanjang serabut oleh sekitar 5 m/det. Masa refrakter absolut

selama 1-3 m/det dan polarisasi (gelombang listrik) susulan relatif memanjang.

Walaupun sifat listrik serabut sendiri di dalam suatu otot tidakcukup berbeda untuk

menghasilkan suatu yang menyerupai potensial aksi gabungan, namun ada perbedaan

ringan daklam ambang berbagai serabut.

1) Respon kontraktil Walaupun suatu respon normal tidak terjadi tanpa yang lain

namun sifat fisiologinya berbeda, depolarisasi (proses netralisasi keadaan polar/kitub)

membran serabut otot normalnya dimulai pada membran akhir motorik, struktur

khusus ujung saraf motorik potensial aksi hantaran sepanjang serabut otot melalui

respon kontraktil.

2) Potensial otot: Potensial aksi dalam saraf dapat diterapkan pada serat oot rangka.

Serat otot rangka demikian besarnya sehingga potensial aksi sepanjang membran

permukaannya hampir tidak menim,bulkan aliran di dalam serat. Untuk menimbulkan

kontraksi, arus listrik ini harus menembus disekitar miofibril yang terpisah

penyebarannya sepanjang tubulus transversal (tubulus T) yang menembus seluruh

jalan melalui serat otot dari satu sisi ke sisi lain. Hal ini menyebabkan retikulum

sarkolemik segera melepaskan ion-ion kalsium ke sekitar miofibril dan ion kalsium

inimenimbulkan kontraks

Mekanisme umum kontraksi otot

Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut:

1) Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.

2) Setiap ujung saraf menyekrasi substansi neurotransmiter yaitu asetil kolin dalam

jumlah sedikit.

3) Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membran saraf otot guna membuka

saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat saraf.

4) Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir

kebagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini

menimbulkan potensial aksi serat saraf.

5) Potensial aksi berjalan seoanjang membran saraf otot dengan cara yang sama seperti

potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.

7

Page 11: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

6) Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dlam

serat otot ketika potensial aksi menyebakan retikulum sarkolema melepas sejumlah

ion kalsium, yang disimpan dalam retikulum ke dalam miofibril.

7) Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin yang

menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.

8) Setelah kurang dari satu detik kalsium di pompakan kembali ke dalam retikulum

sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.

(Ganong. 2008)

f. Kontraksi Secara Kimia

1) Di awal siklus kontraksi, ATP berikatan dengan kepala myosin disisi enzim yang

menghidrolisis, ATPase.

2) ATPase memecah ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik. Keduanya tetap melekat

di kepala myosin (ATP ADP + P +energy).

3) Energy yang dilepas melalui proses hidrolisis mengaktivasi kepala myosin kedalam

posisi yang condong, siap mengikat aktin.

4) Ion-ion kalsium, yang telah dilepas reticulum sarkoplasma berikatan dengan troponin

yang melekat pada tropomiosin dan aktin.

5) Kompleks troponin- ion kalsium mengalami perubahan susunan yang

memungkinkan tropomiosin menjauhi posisi penghalang aktinnya.

6) Sisi pengikat- myosin pada aktin kemudian terbuka untuk memungkinkan terjadinya

perlekatan pada sisi pengikat-aktin di kepala myosin.

7) Saat pengikatan, ADP dan fosfat anorganik dilepas dari kepala myosin,dan kepala

myosin bergerak dan berputar kearah yang berlawanan untuk menarik filament aktin

yang melekat menuju pita H. Peristiwa ini disebut power stroke kepala myosin.

8) Kepala myosin tetap terikat kuat pada aktin sampai sebuah molekul baru ATP

melekat padanya dan melemahkan ikatan antara aktin dan myosin.

9) Kepala myosin terlepas dari aktin,condong kembali dan siap untuk melekat pada

aktin di sisi baru, berputar dan kembali menarik untuk mengulangi siklus.

10) Siklus tersebut terjadi dalam ribuan kepala myosin selama masih ada stimulasi saraf,

dan jumlah ion kalsium serta ATP mencukupi.

8

Page 12: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

11) Relaksasi otot terjadi saat stimulasi saraf berhenti dan ion kalsium tidak lagi dilepas.

Ion kalsium ditransfer kembali ke reticulum sarkoplasma dengan pompa kalsium

dalam membrane reticulum sarkoplasma.

12) Rigor mortis.ATP diperlukan untuk melepas myosin dari aktin. Penipisan ATP dalam

otot secara total dan ketidakmampuan untuk menghasilkan lebih banyak ATP, seperti

yang terjadi setelah mati, mengakibatkan terjadinya perlekatan permanen aktin dan

myosin serta rigiditas otot.

(Ganong. 2008))

g. Sumber dan Metabolisme Tenaga untuk Kontraksi

Kontraksi otot memerlukan tenaga dan otot merupakan suatu mesin untuk mengubah

tenaga kimia menjadi mekanik. Sumber tenaga ini memerlukan turunan fosfat organik

yang kaya akan tenaga di dalam otot. Sumber akhir merupakan metabolism. Antara

karbohidrat dan lipid hidrolisis ATP untuk memberikan tenaga bagi kontraksi. ATP

disintesis ulang dari ADP oleh tambahan suatu gugusan fosfat. Pada keadaan normal,

tenaga untuk reaksi endotermi (penyerapan panas) digunakan untuk pemecahan glukosa

mennjadi CO2 dan H2O. Di dalam otot terdapat senyawa fosfat yang kaya akan tenaga

lainnya dinamakan fosforil keratin yang membentuk ATP dan ADP sehingga

memungkinkan kontraksi berlanjut.

Pemecahan Karbohidrat

Banyak tenaga sintesis ulang ATP dan fosforil keratin berasal dari pemecahan glukosa

menjadi CO2 dan H2O, suatu bagian lintasan metabolik utama. Glukosa dalam aliran

darah memasuki sel melalui serangkaian reaksi kimia. Sumber lain adalah glukosa

intrasel yang berasal dari glikogen dan polimer karbohidrat yang banyak terdapat dalam

hati dan otot rangka. Bila O2 adekuat, maka piruvat memasuki siklus asam sitrat melalui

lintasan enzim pernapasan dan dinamakan glikolisis anaerobik.

Produksi Panas Pada Otot

Secara termodinamik, tenaga yang diberikan otot harus sama dengan tenaga yang

dikeluarkan melalui kerja yang dilakukan otot, dan ikatan fosfat kaya tenaga yang

dibentuk untuk penggunaan panas

9

Page 13: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

Pembentukan Energi pada Kontraksi Otot

Bila kontraksi otot melawan beban, maka dikatakan otot melakukan kerja. Hal ini berarti

enegi dipindahkan dari otot ke beban eksternal untuk mengangkat suatu objek ke tempat

yang lebih tinggi dan mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak.

h. Kendali Saraf pada Kontraksi Otot Rangka

1) Setiap serabut otot menerima satu ujung neuron motorik somatik, sel saraf pada

medulla spinalis yang mentransmisi impuls ke otot rangka.

2) Ujung saraf motorik, yang disebut akson atau serabut saraf, menjalar dengan

sejumlah serabut serupa dari neuron motorik dalam sebuah saraf.

a) Serabut akson tunggal terbagi menjadi sejumlah percabangan yang membentuk

sambungan (junction) neuromuskular khusus dengan serabut otot rangka.

b) Setiap terminal akson berada dalam indentasi penuh berisi cairan (celah sinaptik)

pada sarkolema, yang kemudian membentuk lipatan.

3) Lempeng ujung motorik merupakan sambungan sebuah cabang akson saraf dan

serabut otot rangka yang tidak berdekatan.

4) Unit motorik adalah salah satu neuron motorik (dan cabang-cabangnya) serta semua

serabut otot yang terinervasi di dalamnya.

a) Satu unit mototrik dapat terdiri dari dua atau tiga serabut otot saja atau bisa lebih

dari seribu serabut dalam beberapa otot besar.

b) Semakin sedikit jumlah serabut otot yang terinervasi sebuah neuron, semakin

akurat gerakan yang dihasilkan. Otot yang digunakan untuk menulis, sebagai

contoh, memiliki serabut otot yang lebih sedikit dalam unit motoriknya. Otot

postural besar yang menopang tubuh mungkin memiliki sekitar 800 serabut

otot/unit motorik.

5) Terminal akson (terminal bouton) mengandung mitokondria dan banyak vesikel

sinaptik kecil. Jika impuls saraf mencapai terminal akson, vesikel sinaptik melepas

zat transmiter asetilkolin (ACh). ACh berdifusi menyeberangi celah sinaptik untuk

berikatan dengan reseptor pada lipatan sarkolema. Hal ini menyebabkan perubahan

yang tiba-tiba pada permeabilitas membran otot terhadap ion natrium dan kalium dan

mengakibatkan arus balik pada polarisasi (potensial listrik) membran. Aliran impuls

listrik (depolarisasi) menyebar ke dalam serabut otot karena kerja tubulus-T ke

10

Page 14: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

retikulum sarkoplasma. Retikulum sarkoplasma kemudian melepas cadangan ion

kalsium ke sekitar filamen tebal dan tipis yang bertumpang tindih. Hal ini

mengakibatkan interdigitasi aktin dan miosin serta pemendekan sarkomer. Rangkaian

kejadian ini disebut rangkaian eksitasi-kontraksi.

6) Jika impuls saraf terhenti, maka depolarisasi membran selesai, ion kalsium ditangkap

kembali oleh reticulum sarkoplasma, dan proses kontraksi berhenti.

7) ACh berhubungan dengan sarkolema hanya selama beberapa milidetik. Zat ini hampir

secara langsung dipecah oleh enzim kolinesterase yang dilepas dari lipatan

sarkolema. Pemecahan ACh seperti ini penting untuk membatasi durasi kontraksi dan

memungkinkan terjadinya kontraksi berulang.

g. Karakteristik Kontraksi Otot Rangka

1) Stimulus ambang adalah voltase listrik minimum yang menyebabkan kontraksi

serabut otot tunggal.

a) Respons all-or-none serabut otot. Jika stimulasi ambang telah tercapai, maka

serabut otot akan merespons secara maksimal atau tidak sama sekali selama

kondisi lingkungan serabut tidak berubah.

b) Dengan meningkatkan intensitas stimulus melebihi ambang batasnya tidak akan

memperbesar respons serabut otot tunggal.

2) Kedutan otot Jika preparat otot distimulasi, maka setiap serabut otot dalam otot

akan mematuhi semua hukum all-or-none, tetapi serabut yang berbeda memiliki

ambang yang berbeda pula. Jika stimulus meningkat derajat voltasenya, maka

serabut tambahan turut merespons. Kedutan otot (kontraksi maksimum keseluruhan

otot) akan terjadi saat intensitas stimulus cukup untuk seluruh serabut. Berikut ini

adalah kedutan otot yang terekam dalam miogram:

a) Periode laten adalah waktu antara stimulus atau peristiwa kejutan dan peristiwa

mekanis kontraksi. Selama periode ini, serabut otot mengalami depolarisasi, ion

kalsium dilepas, dan reaksi kimia mualli berlangsung.

b) Periode kontraksi adalah waktu yang diperlukan otot untuk memendek.

c) Periode relaksasi adalah waktu yang diperlukan otot untuk kembali ke panjang

semula. Periode relaksasi berlangsung lebih lama dibandingkan periode kontraksi.

d) Magnitudo respons adalah tinggi gelombang.

11

Page 15: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

e) Periode refratoris adalah waktu yang sangat singkat setelah stimulus pertama,

yaitu saat otot tidak responsif terhadap stimulus kedua.

f) Kedutan otot diinduksi dalam kondisi laboratorium dan biasanya tidak terjadi

dalam tubuh. Kontraksi otot ocular (kedipan mata) dengan waktu kontraksi 10

milidetik adalah contoh yang paling mendekati respons kedutan.

3) Respons otot tergradasi. Kedutan otot merupakan praktik kecil dalam gerakan

tubuh, yang memerlukan pengendalian kontraksi otot dengan kekuatan bervariasi,

bergantung pada kebutuhan. Keseluruhan otot merespons dalam gaya yang bergradasi

terhadap frekuensi dan intensitas impuls saraf ke unit motorik.

a. Sumasi gelombang adalah gabungan kedutan akibat stimulasi berulang. Jika

stimulus diberikan secara berturut-turut dengan cepat sehingga kontraksi kedua

pada otot dimulai sebelum kontraksi pertama selesai, maka kedua kontraksi

dipadukan untuk menghasilkan kontraksi yang lebih besar dan lama.

Kontraksi tetanik. Jika frekuensi stimulus meningkat melebihi batas relaksasi

otot, maka kontraksi akan bergabung menjadi kontraksi yang panjang dan kuat.

Kontraksi tetanik penting dan sering terjadi dalam gerakan otot yang biasa.

Di laboratorium, stimulus berlanjut yang diberikan pada otot dalam keadaan tetani

akan mengakibatkan keletihan otot dan ketidakmampuan untuk mempertahankan

kontraksi. Keletihan otot yang sebenarnya jarang terjadi dalam aktivitas otot

sehari-hari.

b. Sumasi unit motorik ganda terjadi jika unti-unit motorik yang berbeda dalam

suatu otot, di mana setiap unit merespons pada stimulus ambang yang berbeda,

telah teraktivasi. Semakin banyak unit motorik yang merespons, semakin besar

kekuatan total kontraksi. Aktivitas otot dalam tubuh bergradasi, akibat pemberian

frekuensi yang berbeda pada unit-unit saraf motorik dan penggunaan kedua jenis

sumasi tersebut.

4) Tonus.

Otot rangka dalam tubuh selalu dalam keadaan berkontraksi sebagian yang disebut

tonus otot. Impuls saraf dari medulla spinalis menjalar ke serabut otot untuk

mempertahankan keadaan kontraksi tetanik pada sekitar 10% serabut otot dengan

dasar yang tetap berotasi. Derajat tonus otot bergantung pada informasi yang didapat

12

Page 16: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

dari reseptor otot yang disebut spindel otot, yang merasakan jumlah kekuatan

kontraksi dan menghantarkan informasi ke medulla spinalis. Tonus otot sangat

penting pada otot postural (penopang tubuh). Tonus juga menghasilkan panas tubuh.

5) Treppe

Jika otot yang beristirahat diberikan stimulus tingkat menengah, maka kekuatan awal

kontraksi akan jauh lebih lemah dibandingkan kontraksi yang terus-menerus dan

hasil miogram akan tampak seperti tangga. Penyebab treppe tidak diketahui, tetapi

mungkin berkaitan dengan peningkatan konsentrasi, atau mungkin keefektifan, dari

ion-ion kalsium di sekitar miofibril. Fenomena treppe inilah yang menyebabkan

semua aktivitas otot harus didahului dengan masa pemanasan, yaitu “menggerakkan”

otot yang terlibat.

h. Kontraksi isometrik dan isotonik

1) Kontraksi isometrik adalah kontraksi yang terjadi saat otot membentuk daya atau

tegangan tanpa harus memendek untuk memindahkan suatu beban.

Aktivasi crossbridge berlangsung, tetapi miofilamen tidak bergeser saat kontraksi

isometrik berlangsung.

Tegangan yang terbentuk dalam otot-otot postural berfungsi untuk mempertahankan

kepala tetap tegak dan tubuh tetap berdiri merupakan contoh kontraksi isometrik.

2) Kontraksi isotonik adalah kontraksi yang terjadi saat otot memendek untuk

mengangkat atau memindahkan suatu beban (melakukan pekerjaan).

Otot-otot dalam tubuh dapat berkontraksi secara isometrik atau secara isotonik.

Sebagian besar kontraksi merupakan kombinasi kedua jenis kontraksi tersebut.

Berjalan atau berlari, misalnya, memakai keduanya.

i. Produksi panas oleh otot. Karena otot rangka mencapai setengah dari seluruh berat

tubuh, maka panas yang dihasilkan dari reaksi kimia pada kontraksi merupakan sumber

utama panas tubuh dan untuk mempertahankan suhu tubuh.

j. Hubunngan panjang-tegangan dalam otot. Setiap otot dalam tubuh memiliki panjang

optimum sehingga daya kontraksi maksimal dapat dilakukan. Kontraksi otot yang paling

efisien berlangsung saat tubuh dalam keadaan relaks.

1) Mekanisme sliding filamen pada kontraksi otot menggambarkan hubungan panjang-

tegangan dalam otot. Tegangan maksimum dapat terbentuk saat filamen aktin tipis

13

Page 17: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

mulai bertumpanng tindih dengan filamen miosin tebal, sehingga pergeseran dapat

terjadi di sepanjang filamen aktin.

2) Jika otot meregang melebihi panjang optimumnya, maka filamen tipis tidak dapat

bertumpang tindih dengan filamen tebal, sehingga hanya ada sedikit miofilamen

untuk interdigitasi aktin-miosin.

3) Jika sebuah sel otot ternyata lebih pendek dibandingkan panjang optimumnya

sebelum kontraksi, maka tegangan yang terbentukakan berkurang. Filamen aktin

kemudian bertumpang tindih secara maksimal, sehingga ruang yang tertinggal untuk

berinteraksi sedikit. Filamen miosin tertekan ke garis Z.

k. Hubungan antara kecepatan kontraksi dan beban

Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila berkontraksi tanpa m,elawan beban dan

mencapai keadaan kontraksi penuh kira-kira dalam 0,1 detik untuk otot rata-rata. Bila

diberi beban, kecepatan kontraksi akan menurun secara progresif seiring dengan

penambahan beban. Bila beban meningkat sampai sama dengankekuatan maksimum

yang dilakukan otot tersebut, kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak terjadi kontraksi

sama sekali walaupun terjadi aktivitas serat otot. Penurunan kecepatan otot dengan

beban ini karena beban pada otot yang berkontraksi kekuatannya berlawanan arah

melawan kontraksi. Akibat kontraksi otot kekuatan otot netto yang tersedi menimbulkan

kecepatan pemendekan akan berkurang secara seimbang.

l. Pembentuk energy pada kontraksi otot

Bila suatu otot berkontraksi melawan suatu beban dikatakan otot itu melakukan kerja.

Hal ini berarti ada energy yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal. Misalnya

untuk mengangkat suatu objek ke tempat yang lebih tinggi atau untuk mengimbangi

tahanan pada waktu melakukan gerak, dalam perhitungan

W = L X D

W = Hasil kerja L = Beban D = Jarak gerakan terhadap beban

Energy yang dibutuhkan untuk melakukan kerja berasal dari reaksi kimia dalam sel otot

selama kontraksi.

m.Jenis kontraksi

Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsur otot kontraktil. Tetapi karena otot

mempunyai unsur elastis dan kental dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil,

14

Page 18: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

maka kontraksi timbul tanpa suatu penurunan yang layak dalam panjang keseluruhan

otot. Kontraksi yang demikian disebut isometric (panjang ukuran sama). Kontraksi

melawan beban tetap dengan pendekatan ujung otot dinamakan isotonic (tegangan

sama). Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan kelelahan otot. Sebagian besar

kelelahan akibat dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolic serat otot untuk

terus memberi hasil kerja yang sama dan akan menurun setelah aktivitas otot

mengurangi kontraksi otot lebih lanjut. Hambatan aliran darah menuju ke otot yang

sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan hampir sempurna karena kehilangan

suplai makanan terutama kehilangan oksigen.

3. Body mekanikal (System pengangkat tubuh)

Otot-otot bekerja dengan menggunakan tegangan pada tempat-tempat insersi di dalam

tulang dan tulang kemudian membentuk berbagai jenis system pengungkit yang diaktifkan

oleh biseps untuk mengangkat lengan bawah. Suatu analisis mengenai system pengungkit

tubuh bergantung pada:

a. Pengetahuan tentang tempat insersi otot

b. Jaraknya dari pengungkit

c. Panjang lengan pengungkit

d. Posisi pengungkit

Tubuh banyak membutuhkan jenis pergerakan di antaranya membutuhkan kekuatan yang

besar dan jarak pergerakan yang jauh. Beberapa otot ukurannya panjang dan berkontraksi

lama dan yang lain berukuran pendek, mempunyai luas penampang lintang yang besar serta

menghasilkan kekuatan kontraksi yang ekstrem pada jarak yang pendek.

(Corwin. 2009)

4. Sumber dan Metabolisme Tenaga

Kontraksi otot memerlukan tenaga. Otot merupakan suatu mesin untuk mengubah tenaga

kimia ke mekanik. Sumber cepat tenaga ini merupakan metabolism antara karbohidrat dan

lipid hidrolisis ATP untuk memberikan tenaga bagi kontraksi. ATP disintesis ulang dari

ADP oleh tambahan suatu gugusan fosfat pada keadaan normal tenaga untuk reaksi

endotermi diberikan oleh pemecahan glukosa ke CO2 dan H2O di dalam otot ada senyawa

fosfat yang kaya tenaga lainnya dinamakan fosforilkreatin yang membentuk ATP dari ADP

sehingga memungkinkan sehingga kontraksi berlanjut

15

Page 19: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

a) Pemecahan karbohidrat : Banyak tenaga bagi sintesis ulang ATP dan fosforilkreatin

berasal dari pemecahan menjadi glukosa menjadi CO2 dan H2O suatu bagian lintasan

metabolic utama. Glukosa dalam aliran darah memasuki sel melalui serangkaian reaksi

kimia ke piruvat sumber lain bagi glukosa intrasel berasal dari glikogen, polimer

karbohidrat yang sangat banyak dalam hati dan otot kerangka. Bila ada O2 yang adekuat

maka piruvat memasuki siklus asam sitrat dan dimetabolisme melalui siklus lintasan

enzim pernapasan, dinamakan glikolisis anaerobic.

b) Produksi panas dalam otot : Secara termodinamik tenaga yang diberikan ke otot harus

sama dengan pengeluaran tenaga dalam kerja yang dilakukan otot. Efisiensi mekanik

keseluruhan kerja otot rangka mengeluarkan tenaga sampai 50%, sementara mengangkat

beban selama berkontraksi isotonik pada hakekatnya 0%. Selama berkontraksi isometrik,

simpanan tenaga dalam ikatan fosfat merupakan faktor kecil dan panas yang dihasilkan

dalam otot dapat diukur secara tepat dengan termokopel yang cocok.

c) Panas istirahat merupakan manifestasi luar proses metabolic basal. Panas yang

dihasilkan dalam kelebihan panas istirahat selama kontraksi dinamakan panas awal yang

membentuk panas aktivasi. Setelah berkontraksi produksi panas melebihi panas istirahat

kontinu selama 30 menit. Selanjutnya akan terjadi pemulihan panas karena panas dilepas

oleh proses metabolisme. Pelepasan panas ketika pemulihan otot pada keadaan sebelum

otot berkontraksi kira-kira sama dengan panas awal yang dihasilkan selama pemulihan.

d) Pembentukan energi pada kontraksi otot: Bila suatu otot berkontraksi melawan beban,

dikatakan otot ini melakukan kerja. Artinya energi yang dipindahkan dari otot ke beban

eksternal untuk mengangkat suatu objek ke tempat yang lebih tinggi atau mengimbangi

tahanan pada waktu melakukan gerak, dibutuhkan energi untuk melakukan kerja dalam

sel otot selama berkontraksi. Sebagian besar energi ini dibutuhkan untuk menjalankan

mekanisme untuk memompakan kalsium dari sarkoplasma ke dalam reticulum

sarkoplasmik. Dan setelah kontraksi berakhir, memompakan ion-ion natrium dan kalium

melalui membrane serat otot mempertahankan lingkungan yang cocok untuk

pembentukan potensial aksi.

16

Page 20: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

B. SKELETAL

Skeletal, atau disebut juga sebagai sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh

manusia memiliki sekitar 206 tulang yang membentuk rangka. Tulang terdiri dari sel hidup

yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks). Matriks tersusun atas osteoblas (sel

pembentuk tulang). Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.

Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk. Jika tulang telah

dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa). Sel tulang yang telah

mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang). Jaringan tulang terdiri atas jaringan

kompak (sistem harvesian: matrik dan lacuna, lamella intersisialis) dan jaringan Spongiosa

(trabecula yang mengandung sumsum tulang dan pembuluh darah) (Suratun, dkk. 2009).

1. Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya

a. Tulang Kompak: Padat, halus dan homogen. Pada bagian tengah terdapat medullary

cavity yang mengandung ’yellow bone marrow”. Tersusun atas unit : Osteon: Haversian

System. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh

darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae). Tulang kompak dan

spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut periosteur, membran ini

mengandung: Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang

serta Osteoblas

b. Tulang Spongiosa: Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.

Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan. Rongga antara trebakula

terisi ”red bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada

tulang. Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang

lengan dan paha.

2. Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya

a. Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna

b. Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki

c. Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum

d. Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis

17

Page 21: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

3. Secara umum rangka manusia dibagi menjadi tiga, yaitu

a. Rangka aksial

Rangka aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang tubuh dan

melindungi organ-organ kepala, leher dan thorax. Rangka aksial di bagi secara garis

besar menjadi:

1) Tengkorak

Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang

tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang

yang menyusun bagian wajah. Tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai

pelindung dari otak. Jenis-jenis tulang tengkorak adalah:

18

Gambar: tengkorak dan tulang penyusunya

Sumber: http//www.google.com

Page 22: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

a) Kranium

Cranium adalah tulang yang membungkus otak, terdiri dari

Tulang frontal

Membentuk dahi, langit-langit dan orbita

Tulang temporal

Merupakan dasar dari cranium, terdiri dari

Bagian squamosa

Terdiri dari tulang pipih yang membentuk pelipis serta tulang zigomatikum

membentuk arkus zigomatikum

Bagian petrous

Teletak didasar tengkorak bagian dalam sehingga tidak Nampak dari luar.

Membentuk struktur telinga tengah dan dalam.

Bagian mastoid

Tonjolan membulat tulang yang berada di belakang telinga.

Bagian timpani

Merupakan saluran telinga dan memiliki prosesus stiloid

Tulang yang berada di daerah belakang dari tengkorak disebut occipital

Terdiri dari foramen magnum (lubang oval penghubung rongga cranial dan

rongga spinal), protuberans oksipital eksternal dan kondilus oksipital(tulang

oksipital yang beratikulasi dengan tulang vertebra pertama).

Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit cranium.

Tulang ethmoid adalah tulang struktur penyangga terpenting dari hidung..

Tulang ethmoid merupakan tulang yang berada di belakang tulang nasal dan

lakrimal. Beberapa bagian dari tulang ethmoid adalah crista galli (proyeksi

superior untuk perlekatan meninges), cribriform plate (dasar crista galli, dengan

foramen olfaktori yang melewatkan nervus olfaktori), perpendicular plate

(bagian dari nasal septum) dan konka. Selain itu terdapat juga sinus ethmoid,

yang membuka ke rongga hidung.

Tulang sphenoid berbentuk seperti kelewar dengan sayap terdiri dari badan

sphenoid, sayap besar dan sayap kecil, dan prosesus pterigoid. Tulang sphenoid

merupakan tulang yang membentang dari sisi fronto-parieto-temporal yang satu

19

Page 23: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

ke sisi yang lain. Secara umum tulang sphenoid dibagi menjadi greater wing

dan lesser wing, di mana greater wing berada lebih lateral dibanding lesser

wing. Kanalis optikus dibentuk oleh tulang ini (lesser wing). Selain itu terdapat

juga sella turcica (yang melindungi kelenjar hipofisis) dan sinus sphenoid

(suatu sinus yang membuka ke rongga hidung).

Osikel auditori terdiri dari tulang pendengaran, yaitu malus, inkus dan stappes

Tulang wormian adalah tulang kecil berbagai bentuk didalam sutura.

Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang

disebut sutura.

b) Tulang Wajah

Tulang nasal

Tulang nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung dan

berbatasan dengan tulang maksila.

Tulang-tulang palatum

Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior palatum.

Tulang-tulang zigomatikum

Tulang zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan tulang

frontal, temporal dan maksila.

Tulang-tulang maksila

Tulang maksila merupakan tulang rahang atas. Maksila meliputi antara lain

prosesus palatin yang membentuk bagian anterior palatum dan prosesus

alveolar yang memegang gigi bagian atas.

Tulang-tulang lakrimal

Tulang lakrimal merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang ethmoid dan

tulang maksila, berhubungan duktus nasolakrimal sebagai saluran air mata.

Tulang vomer

Tulang vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).

Konka nasal inferior

Mandibula

20

Page 24: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

Mandibula merupakan tulang rahang bawah, yang berartikulasi dengan tulang

temporal melalui prosesus kondilar.

c) Tulang hyoid

Merupakan tulang yang tidak beratikulasi dengan tulang lain dan hanya di topang

oleh ligament prosesus stiloideus temporal dan berbentuk seperti tapal kuda.

d) Sinus paranasal

Terdiri dari sinus frontal, etmidal, ssfenoidal dan maxilar yang berupa ruang-rung

udara dalam tulang tengkorak.

2) Kolumna vertebra

Kolumna vertebra terbentuk dari tulang-tulang individual yang disebut sebagai

vertebra. Terdapat sekitar 26 vertebra, meliputi 7 vertebra servikal, 12 vertebra

21

Gambar: tulang-tulang penyusun vertebra

Sumber: http//www.google.com

Page 25: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

torakal, 5 vertebra lumbar, 1 vertebra sakral (yang terdiri atas 5 vertebra individual)

dan 1 vertebra koksigeal (yang terdiri atas 4-5 koksigeal kecil).

Secara umum, bentuk vertebra terdiri atas korpus vertebra, lengkung vertebra,

foramen vertebra, prosesus transversus, prosesus spinosa, prosesus artikular inferior,

prosesus artikular posterior, pedikulus dan lamina.

Terdapat sedikit perbedaan antara vertebra segmen servikal, torakal, dan lumbal

Pada vertebra segmen servikal, korpus berukuran relatif lebih kecildibandingkan

segmen torakal dan lumbar. Pada prosesus transversus terdapat foramen (lubang)

transversus, yang fungsinya untuk melewatkan arteri vertebralis. Artikulasi antara

satu vertebra servikal dengan vertebra servikal lainnya (melalui sendi apophyseal)

membentuk sudut sekitar 45 derajat. Khusus untuk segmen C1 (atlas), terdapat facies

artikulasi untuk dens axis (C2) serta facies artikulasi yang agak besar untuk

perlekatan dengan oksipital. Sedangkan pada segmen C2 (axis), terdapat dens axis

yang akan berartikulasi dengan atlas (C1).

22

Gambar: vertebra servikalis

Sumber: http//www.google.com

Gambar: vertebra lumbal

Sumber: http//www.google.com

Page 26: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

Pada vertebra segmen torakal, korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan

segmen servikal namun lebih kecil dibandingkan dengan segmen lumbar. Tidak ada

foramen transversus. Khas pada vertebra segmen torakal adalah adanya facies untuk

artikulasi dengan tulang iga (kostal). Facies ini ada yang terletak di prosesus

transversus dan ada yang terletak di prosesus spinosa.

Pada vertebra segmen lumbar, korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan

dengan korpus pada segmen servikal dan torakal. Adanya prosesus asesorius pada

prosesus transversus dan prosesus mamilaris pada prosesus artikulasi superior

menjadi ciri khas pada segmen lumbar.

Pada vertebra segmen sakral, bentuknya khas seperti sayap yang melebar dengan

penonjolan ke depan pada artikulasi lumbo-sakral yang disebut sebagai promontory.

Vertebra segmen sakral terdiri atas 5 vertebra individual, yang dihubungkan satu

sama lain melalui celah transversus dan memiliki 8 foramen sakral. Di bagian

posterior terdapat celah yang disebut hiatus sakralis.

Pada vertebra segmen koksigeal, terdiri atas 4-5 segmen koksigeal individual yang

terhubung dengan vertebra segmen sakralis.

Dilihat secara lateral, kolumna vertebra yang tersusun mulai dari servikal hingga

koksigeal membentuk lengkung yang khas, yaitu lordosis servikal, kyphosis torakal,

lordosis lumbar dan  kyphosis sakral. Lordosis servikal terbentuk ketika seorang bayi

mulai belajar menegakkan kepalanya (usia 3 bulan), sedangkan lordosis lumbar

terbentuk ketika seorang anak mulai belajar berdiri.

3) Kerangka thorax

Kerangka thorax termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada, pada sisi kiri

dan kanan terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan rusuk, tulang dada

memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari

kerusakan

23

Page 27: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

Secara garis besar dibagi menjadi:

a)Tulang sternum yang terdiri dari:

Tulang hulu / manubrium yaitu tulang yang terletak di bagian atas dari tulang

dada, tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua.

Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang

rusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai

sepuluh.

Tulang xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini

terbentuk dari tulang rawan.

b) Sternum yang terdiri dari:

Costa Vera (rusuk sejati 1-7)

Costa spuriae (rusuk 8-10)

Costa fluctuates (rusuk melayang 11 dan 12)

b. Rangka apendikular

1) Girdle pectoral

a) Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior, dan berartikulasi

dengan klavikula melalui akromion. Selain itu, skapula juga berhubungan dengan

humerus melalui fossa glenoid.terdiri dari 3 bagian, yaitu: Spina(yang mendekati

bahu), procesus akromion (berartikulasi dengan klavikula dan menggantung pada

bahu), fosa glenoid ( bahan yang mempertahankan letak)24

Page 28: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

b) Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula melalui akromion,

dan di ujungnya yang lain berartikulasi dengan manubrium sternum.

2) Girdle pelvis

Tulang pelvis terdiri atas dua buah tulang pelvis. Pada anak anak tulang pinggul ini

terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian

bawah) dan tulang pubis (bagian tengah). Dibagian belakang dari gelang panggul

terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada

bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan

kedua tulang pubis. Fungsi tulang pelvis terutama untuk mendukung berat badan

bersama-sama dengan ruas tulang belakang.melindungi dan mendukung organ-organ

bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh

kembangnya janin.

3) Tulang lengan

a) Humerus

Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan dengan

skapula melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki beberapa

bagian antara lain leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor

dan sulkus intertuberkular. Di bagian distal, humerus memiliki beberapa bagian

antara lain condyles, epicondyle lateral, capitulum, trochlear, epicondyle medial

dan fossa olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna akan berartikulasi dengan

humerus di fossa olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang humerus ini

juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot deltoid.

b) Radius

Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada posisi

anatomis. Di daeraha proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga

memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal,

terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara

lain tulang scaphoid dan tulang lunate.

25

Page 29: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

c) Ulna

Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi

anatomis. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa

olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea

pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya

gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral.

Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-

26

Page 30: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat

suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid.

d) Karpal

Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal

ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara

tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut

adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan

hamate.

e) Metakarpal

Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian

proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian

yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi

sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan

metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang

telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di

tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid

f) Phalangs

Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu

jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs

proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs

membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam

sesuatu.

4) Tulang tungkai

a) Femur

Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke

lutut, di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal

berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus

yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis

intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle

27

Page 31: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di

bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.

b) Tibia

Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding

dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di

mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur.

Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain

itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia

membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.

c) Fibula

Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding

dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di

28

Page 32: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi

dengan tulang-tulang tarsal.

d) Tarsal

Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia

di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu

calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan

sebagai tulang penyanggah berdiri.

e) Metatarsal

Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan

dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat

2 tulang sesamoid.

f) Phalangs

Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari

dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di

ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.

c. Persendian

Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan

untuk memudahkan terjadinya gerakan. Persedian dibedakan menjadi berikut:

29

Page 33: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

1) Synarthrosis (suture): Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan,

strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.

2) Amphiarthrosis: Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan,

strukturnya adalah kartilago. Contoh: Tulang belakang

3) Diarthrosis: Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang

terdiri dari struktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel

(siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).

30

Page 34: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

4. Metabolisme

a. Kalsium dan fosfor

Jumlah Ca+

99% pada tulang dan jumlah fosfor 90%. Jumlah calsium dipengaruhi oleh

hormon kalsitonin dan parathiroid.

b. Kalitonin

Dipengaruhi oleh kelenjar tiroid dan berfungsi menurunkan kadar plasma di dalam

serum.

c. Vitamin D

Sinar matahari dapat merubah ergoteron dalam kulit menjadi vitamin D yang di serap di

Usus untuk metabolisme.

d. Hormon paratiroid

Meningkatkan aktivitas osteoblastik untuk menyumbangkan kalsium ke darah.

e. Growth hormon

Bertanggung jawab atas perpanjangan tulang.

f. Hormon glukokortikoid

Berperan dalam peningkatan dan penurunan katabolisme matriksg. Hormon seksual

Hormon estrogen menstimulasi osteoblastik dan cenderung menghambat hormon

parathiroid.

31

Page 35: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. System musculoskeletal terdiri dari sitem muskulo(otot) dan siatem skelet (tulang).

2. Secara anatomi dan fisiologis otot dibagi menjadi tiga, yaitu otot halus, otot lurik dan otot

jantung.

3. Pergerakan otot di dasari aktivitas aktin dan myosin.

4. System skeletal dibagi atas:

h. Penyusun tulang; spongiosa dan tulang kompak.

i. Bentuk tulang:

1) Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna

2) Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki

3) Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum

4) Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis

j. Letak

1) Aksial : sebagai sumbu tubuh terdiri dari atas tulang-tulang penyusun tengkorak,

penyusun dada dan vertebra.

2) Apendikular terdiri dari tulang scapula dan ekstremitas atas serta tulag pubis dan

ekstremitas bawah.

5. Persedian adalah hubungan antar tulang terdiri dari persendian sinartrosis, amphiatrosis,

dan diartrosis.

B. Saran

Perlunya lebih banyak membaca dan sumber yang banyak dapat mengasah dalam mengingat

dan memahami materi anatomi fidiologi musculoskeletal.

32

Page 36: anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal oleh DESY PARIANI

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth, J. 2009. Patologi Buku Saku. Jakarta: EGC

Ganong, William F. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Suratun, dkk. 2006. Klien gangguan Sistem Muskulo Skeletal Seri Asuhan Keperawatan.

Jakarta: EGC

http//www.google.com

33