analisis vitamin c

21
A. JUDUL PERCOBAAN Analisis Vitamin C B. TANGGAL DAN WAKTU PERCOBAAN Selasa, 12 November 2013 pukul 13.00-15.30 WIB C. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan Kadar Vitamin C di dalam Sampel D. DASAR TEORI Vitamin C Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin C telah dikenal sebagai penyakit sariawan dengan gejala seperti gusi berdarah, sakit lidah, nyeri otot dan sendi, berat badan berkurang, lesu, dan lain-lain. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolisme kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C memiliki sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul- molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. Vitamin C juga dibutuhkan untuk memelihara kehamilan, mengatur kontrol kapiler darah, secara memadai, mencegah hemoroid, mengurangi resiko diabetes dan lain-lain. (Helmi, 2007). Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C 6 H 8 O 6 (berat molekul =

Upload: vika-nichlany

Post on 25-Oct-2015

162 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan biokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Vitamin C

A. JUDUL PERCOBAAN

Analisis Vitamin C

B. TANGGAL DAN WAKTU PERCOBAAN

Selasa, 12 November 2013 pukul 13.00-15.30 WIB

C. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan Kadar Vitamin C di dalam Sampel

D. DASAR TEORI

Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan

oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin C telah dikenal sebagai penyakit sariawan

dengan gejala seperti gusi berdarah, sakit lidah, nyeri otot dan sendi, berat badan

berkurang, lesu, dan lain-lain. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi

tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam

metabolisme kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam

pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C memiliki sifat sebagai

antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh

tubuh, seperti protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat dari kerusakan oleh

radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. Vitamin C juga dibutuhkan untuk

memelihara kehamilan, mengatur kontrol kapiler darah, secara memadai, mencegah

hemoroid, mengurangi resiko diabetes dan lain-lain. (Helmi, 2007).

Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan

rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah

sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu

penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi.

Konsumsi dosis normal vitamin C 60 – 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung

pada buah dan sayuran segar.

Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang kuat yang dapat melindungi sel

dari agen-agen penyebab kanker, dan secara khusus mampu meningkatkan daya

serap tubuh atas kalsium (mineral untuk pertumbuhan gigi dan tulang) serta zat besi

Page 2: Analisis Vitamin C

dari bahan makanan lain vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan

esensial untuk biosintesis kolagen.

Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudahdioksidasi.

Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktumencincang sayur-sayuran

seperti kol atau pada menumbuk kentang (Lehninger 1982). Vitamin C dapat hilang

karena hal-hal seperti: Pemanasan yang menyebabkan rusak atau berbahayanya struktur,

pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu, adanya alkali atau suasana

basa selama pengolahan, dan membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan

terjadi oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat

mengurangi kadar vitamin C. Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut

dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi.

Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu

rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengadung vitamin C.

Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin C-nya.

Dalam larutan, kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan

konsentrasi. Istilah ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat

(gram) tiap satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar

seperti ini adalah gram/mililiter. Cara ini disebut dengan cara berat/volume atau b/v.

Disamping cara ini, ada cara yang menyatakan kadar dengan gram zat terlarut tiap

gram pelarut atau tiap gram larutan yang disebut dengan cara berat/berat atau b/b.

Secara matematis, perhitungan kadar suatu senyawa yang ditetapkan secara

volumetri dapat menggunakan rumus-rumus umum berikut.

Jika sampelnya padat (sampel ditara dengan timbangan analitik) maka rumus

untuk menghitung kadar adalah sebagai berikut:

Kadar (% b/b) =   x 100%

Jika sampelnya cair (sampel diambil secara kuantitatif misal dengan

menggunakan pipet volum) maka rumus untuk menghitung kadar adalah sebagai

berikut:

Kadar (% b/v) =   x 100%

Berat ekivalen (BE) sama dengan berat molekul sampel dibagi dengan

valensinya.

(Rohman, 2007).

Page 3: Analisis Vitamin C

Analisa Vitamin CTitrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat

asamatau basa atau zat yang dapat diubah menjadi asam/basa. Air digunakan sebagai

pelarut karena mudah diperoleh, murah, tidak beracun dan mempunya koefisien suhu

muai yang rendah (Underwood 1992). Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air

Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air karena kelarutannya rendah atau

memiliki kekuatan asam/ basa yg tidak memadai untuk kekuatan asam/ basa yg tidak

memadai untuk mencapai titik akhir, senyawa demikian biasanya ditritrasi bebas

air.Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat

dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui

konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi

asam basa.

Titik equivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam

tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi

perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang

dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam

basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada

umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah

titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi

harus dihentikan pada saat titikakhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan

warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen.

Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil

kesalahan titrasi.Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah

dalam air akan terurau dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion

hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang

ditambahkan (Mulyono 2005).

            Terdapat beberapa metode untuk mengetahui kadar vitamin C pada suatu

bahan pangan. Diantaranya adalah metode titrasi dan metode spektrofotometri.

a. Metode Titrasi

1. Iodium

            Metode ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan tidak

memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai Iodium

sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum sebagai

indikatornya. (Wijanarko, 2002).

Page 4: Analisis Vitamin C

2. Metode Titrasi 2,6 D (Dichloroindophenol)

            Metode ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil yang lebih spesifik

dari titrasi yodium. Pada titrasi ini, persiapan sampel ditambahkan asam oksalat atau

asam metafosfat, sehingga mencegah logam katalis lain mengoksidasi vitamin C.

Namun, metode ini jarang dilakukan karena harga dari larutan 2,6  dan asam

metafosfat sangat mahal (Wijanarko, 2002).

3. Titrasi Asam-Basa

            Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu cara

atau metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari

perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa maka titran

harus bersifat asam dan sebaliknya. Untuk menghitungnya kadar vitamin C dari

metode ini adalah dengan mol NaOH = mol asam Askorbat (Sastrohamidjojo, 2005).

b. Metode Spektrofotometri

            Pada metode ini, larutan sampel (vitamin C) diletakkan pada sebuah kuvet

yang disinari oleh cahaya UV dengan panjang gelombang yang sama dengan

molekul pada vitamin C yaitu 269 nm. Analisis menggunakan metode ini memiliki

hasil yang akurat. Karena alasan biaya, metode ini jarang digunakan (Sudarmaji,

2007).

Jambu Monyet

Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil

Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu,

kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal,

Kenya, Madagaskar, Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan

Indonesia. Di antara sekian banyak negara produsen, Brasil, Kenya, dan India

merupakan negara pemasok utama jambu mete dunia. Jambu mete tersebar di

seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda (di Sumatera Barat: jambu

erang/jambu monye, di Lampung dijuluki gayu, di daerah Jawa Barat dijuluki jambu

mede, di Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu

jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah yaki. 

Klasifikasi jambu mete:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Page 5: Analisis Vitamin C

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Anacardium

Spesies : Annacardium occdentale L

Selama ini buah mete masih belum banyak dimanfaatkan, bahkan tidak

dimanfaatkan sama sekali. Hal ini disebabkan karena citarasa yang kurang disukai

seperti rasa sepat dan sering membuat getir tenggorokan. Padahal kandungan gizi

buah jambu mete sangat bagus, yaitu mengandung riboflavin (vitamin B2), asam

askorbat (vit. C), dan kalsium serta senyawa aktif yang diketahui dapat mencegah

penyakit kanker, dan disinyalir dapat menyembuhkan tumor. Kandungan vitamin C

pada buah mete cukup tinggi mencapai 186 mg/100 g. Kandungan vitamin C

pada buah semu jambu mete tiga kali lipat kandungan vitamin C pada jeruk.

E. ALAT DAN BAHAN

Mortar

Labu ukur 25 ml mikro buret

Erlenmeyer

Buret

Larutan I2

Larutan amilum 1 %

Buah-buahan

F. PROSEDUR PERCOBAAN

Page 6: Analisis Vitamin C

Jambu monyet

DikupasDitimbang sebanyak 4 gramDihancurka dengan mortar sampai mendapat sarinyaDimasukkan ke labu ukur 25 mlDitambahkan aquades sampai tanda batasdisaring

Filtrat Residu

Diambil 10 mlDimasukkan ke dalam erlenmeyerDitambah 3 tetes larutan amilum 1 %Ditambah aquades 2 mlDititrasi dengan larutan I2 0,001 N.

Hasil

G. HASIL DAN PENGAMATAN

Page 7: Analisis Vitamin C

No Hasil pengamatan Dugaan / reaksi kesimpulan1 Sebelum

Sampel buah : kuning

Aquades : jernih tidak berwarna

Amilum : larutan keruh tidak bewarna

Sesudah Sampel + aquades :

jernih berwarna kuning

Sampel + amilum : tidak berwarna

Hasil titrasi1. V1 = 8,5 mg2. V2 = 7,7 mg3. V3 = 7,9 mg

Kadar vitamin C = 176,7 mg

% kadar viamin C = 0,1767 %

Reaksi :

+ I2

+ 2HI

Kadar vitamin C teoriKadar vitamin C dalam jambu monyet adalah 186 mg/100 g

Kadar vitamin C pada buah jambu monyet (mente) 176,7 mg dalam 100 gr dan 0,1767 %

H. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk analisis kadar vitamin C pada

sampel buah monyet (mente) dengan metode iodometri. Prosedur yang dilakukan

yaitu dengan mencuci sampel terlebih dahulu. Pencucian ini dilakukan untuk

menghindarkan kotoran dari sampel. Kemudian langkah selanjutnya yaitu

menghaluskan sampel dengan mortar dan alu. Ini dilakukan untuk mendapatkan sari

dari sampel lebih banyak dan lebih sempurna. Penghalusan dilakukan sampai semua

bagian dari buah hancur. Langkah selanjutnya yaitu menimbang sampel dalam

bentuk cair sebanyak 4,001 gram.

Proses selanjutnya yaitu dilakukan pengenceran dengan menggunakan

aquades. Setelah proses pengenceran dilakukan, larutan didiamkan selama 15 menit.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan larutan sampel yang sempurna. Setelah 15

menit, sampel diambil dari labu ukur sebanyak 10 mL dimasukkan kedalam

erlenmeyer. Pada saat proses preparasi sampel, sampel yang telah menjadi larutan di

tutup dengan rapat, hal ini dilakukan untuk menghindari oksidasi sampel. Ke dalam

erlenmeyer ditambahkan 3 tetes amilum 1%. Larutan yang dihasilkan tidak

Page 8: Analisis Vitamin C

berwarna. Penambahan amilum ini berfungsi sebagai indikator dimana akan terjadi

perubahan warna dari ttidak berwarna menjadi biru pada titik akhir titrasi. Amilum

yang digunakan yaitu berupa amilosa (1,4) atau disebut β-Amilosa bukan

amilopektin atau (1,4);(1,6) atau disebut α-Amilosa. Jumlah vitamin C yang terdapat

dalam sampel menjadi senyawa dehidro askorbat sehingga akan berwarna biru tua

karena pereaksi yang berlebih.

Kemudian ditambahkan 20 mL aquades dan dititrasi dengan larutan iodium

0.01 N yang telah diencerkan 10 kali. Pada titik akhir titrasi tersebut dihasilkan

warna larutan yang berwarna biru. Warna biru ini berasal dari asam askorbat yang

terkandung dalam sampel berikatan dengan iodium dan apabila ditetesi iodium maka

nantinya akan bereaksi dengan amilum yang mengakibatkan warna larutan menjadi

biru. Reaksi yang terjadi selama titrasi adalah :

C6H8O6 (asam askorbat) + I2 → C6H6O6 (asam dehidroaskorbat) + 2HI

atau

Setelah tampak larutan berwarna biru dikocok setiap satu tetes hingga

terjadi perubahan warna. Titik akhir yang tercapai yaitu terbentuk warna dari coklat-

kuning-biru-tak berwarna.

Pada titrasi yang dilakukan ternyata volume I2 atau titran yang dibutuhkan

berturut-turut yaitu 8,5 mL pada titrasi pertama, 7,7 mL pada titrasi kedua dan 7,9

mL pada titrasi ketiga. Sehingga melalui perhitungan yang terdapat pada lampiran

didapat kadar vitamin C dalam 100 gram sebesar 176,7 mg atau 0,1767 %.

Sedangkan pada teori, kadar vitamin C pada buah jambu monyet sebesar 186 mg per

100 gramnya.

I. DISKUSI

Berdasarkan teori, kadar Vitamin C yang ada dalam buah jambu monyet sebesar 186

mg per 100 gram. Sedangkan pada percobaan yang telah dilakukan kadar yang ada pada

buah jambu monyet sebesar 176,7 mg per 100 gramnya. Terdapat sedikit selisih antara

Page 9: Analisis Vitamin C

teori dengan hasil praktikum. Hal ini dapat dikarenakan oleh-oleh beberapa faktor,

diantaranya :

1. Tingkat kematangan buah. Buah jambu monyet yang digunakan pada waktu

praktikum sudah matang. Hal ini berakibat kadar vitamin C yang terkandung di

dalam buah jambu monyet semakin berkurang dengan bertambahnya umur buah.

2. Buah yang sudah teroksidasi. Buah jambu monyet yang digunakan tidak diambil

dari pohonnya secara langsung dengan kata lain jarak persiapan buah dengan

praktikum relatif lama sehingga vitamin C yang terkandung di dalam jambu

monyet telah teroksidasi. Hal ini karena vitamin C mudah teroksidasi.

3. Hal ini juga dapat dimungkinkan titran iodium yang digunakan telah menguap

menjadi I- karena lamanya jarak titrasi 1 dengan titrasi berikutnya.

4. Kekurang telitian kami dalam melakukan titrasi sehingga berpengaruh pada

volume titran yang dibutuhkan dan berakibat pada kecilnya kadar vitamin C dalam

buah melon.

J. KESIMPULAN

Kadar vitamin C pada buah jambu monyet (mente) dengan menggunakan

titrasi iodometri diperoleh hasil 176,7 mg dalam 100 gr dan 0,1767 %.

K. DAFTAR PUSTAKA

Astri.2013. Praktikum Kimia Analisis.http://astridlifiany.blogspot.com, diakses pada

17-11-2013 pukul 09:36

Lehninger, Al. 1982. Dasar-Dasar Biokimia 1. Maggy Thenawijaya. Penerjemah,.

Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principle of Biochemistry.

Permatasari,Elsa.2012. Analisis Kimia Kuantitatif Vitamin C.

http://elsapermatasari.blogspot.com, diakses pada 17-11-2013 pukul 12:20

Putri.2012.Vitamin C pada Jambu Mente. http://cuwatcuwitsipoetri.blogspot.com,

diakses pada 17-11-2013 pukul 10:22

Sudarmadji, Slamet. et al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan

Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Tim Dosen Biokimia 1. 2013. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: Jurusan

Kimia FMIPA UNESA.

Wahyu.2013. Biokimia Vitamin C. wahyoe-analisiskimia.blogspot.com, diakses pada

17-11-2013 pukul 09:44

Page 10: Analisis Vitamin C

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

L. JAWABAN PERTANYAAN

1. Hitung kadar vitamin C yang terdapat dalam sampel!

Jawab :

Titrasi pertama volume I2 = 8,5 ml

Kadar vitamin C = V ( I 2 ) x N ( I 2)

0,01x0,88 mg

= 8,5 x0,001

0,01x 0,88mg

= 0,7848 mg

Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,7848 mg x 100/10

= 7,48 mg

Kadar vitamin C dalam 100 gram = 7,48 mg x 100 gr / 4001gr

= 186,9 mg

Kadar vitamin C = 100 ml x 0,748 mg x 100 %

V sampel x berat sampel mg

= 100 ml x0,748 mg x100 %

10 ml x 4001 mg

= 7480 % / 40010

= 0,1869 %

Titrasi kedua volume I2 = 7,9 ml

Kadar vitamin C = V ( I 2 ) x N ( I 2)

0,01x0,88 mg

= 7,9 x 0,001

0,01x 0,88 mg

= 0,6952 mg

Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,6952 mg x 100/10

= 6,952 mg

Kadar vitamin C dalam 100 gram = 6,952 mg x 100 gr / 4001gr

= 173,8 mg

Kadar vitamin C = 100 ml x 0,748 mg x 100 %

V sampel x berat sampel mg

= 100 ml x0,6952 mg x100 %

10 ml x 4001 mg

Page 11: Analisis Vitamin C

= 6952 % / 40010

= 0,1738 %

Titrasi ketiga volume I2 = 7,7 ml

Kadar vitamin C = V ( I 2 ) x N ( I 2)

0,01x0,88 mg

= 7,7 x0,001

0,01x 0,88mg

= 0,6776 mg

Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,6776 mg x 100/10

= 6,776 mg

Kadar vitamin C dalam 100 gram = 6,776 mg x 100 gr / 4001gr

= 169,4 mg

Kadar vitamin C = 100 ml x 0,6776 mg x 100 %V sampel x berat sampel mg

= 100 ml x0,6952 mg x100 %

10 ml x 4001 mg

= 6776 % / 40010

= 0,1694 %

Kadar Vitamin C dalam 100 mg rata2 = (186,9+173,8+169,4 )mg

3=176,7 mg

Kadar Vitamin C (%) = (0,1869+0,1738+0,1694)%

3=0,1767 %

2. Gambarkanlah struktur vitamin C!

Jawab :

3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak yang disebabkan oleh defisiensi

vitamin C !

Page 12: Analisis Vitamin C

Jawab :

Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat atau lazimnya disebut vitamin C) bisa

berakibat keadaan pecah-pecah di lidah scorbut, baik

di mulut maupun perut, kulit kasar,gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah

dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat

lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi

dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit

jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.

4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C !

Jawab:

Banyak sekali bahan mekanan yang mengandung vitamin C diantaranya

buah dan sayur seperti jeruk, tomat,melon, pepaya, kelengkeng, jambu biji,

belimbing,  arbei, stroberi, asparagus, kol, susu,mentega, kentang, ikan, dan hati

5. Sebutkan peranan penting vitamin C didalam tubuh !

Jawab :

Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan

pembuangan feses atau kotoran.

Page 13: Analisis Vitamin C

M. LAMPIRAN

a Perhitungan

Titrasi pertama volume I2 = 8,5 ml

Kadar vitamin C = V ( I 2 ) x N ( I 2)

0,01x0,88 mg

= 8,5 x0,001

0,01x 0,88mg

= 0,7848 mg

Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,7848 mg x 100/10

= 7,48 mg

Kadar vitamin C dalam 100 gram = 7,48 mg x 100 gr / 4001gr

= 186,9 mg

Kadar vitamin C = 100 ml x 0,748 mg x 100 %

V sampel x berat sampel mg

= 100 ml x0,748 mg x100 %

10 ml x 4001 mg

= 7480 % / 40010

= 0,1869 %

Titrasi kedua volume I2 = 7,9 ml

Kadar vitamin C = V ( I 2 ) x N ( I 2)

0,01x0,88 mg

= 7,9 x 0,001

0,01x 0,88 mg

= 0,6952 mg

Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,6952 mg x 100/10

= 6,952 mg

Kadar vitamin C dalam 100 gram = 6,952 mg x 100 gr / 4001gr

= 173,8 mg

Kadar vitamin C = 100 ml x 0,748 mg x 100 %

V sampel x berat sampel mg

= 100 ml x0,6952 mg x100 %

10 ml x 4001 mg

= 6952 % / 40010

= 0,1738 %

Page 14: Analisis Vitamin C

Titrasi ketiga volume I2 = 7,7 ml

Kadar vitamin C = V ( I 2 ) x N ( I 2)

0,01x0,88 mg

= 7,7 x0,001

0,01x 0,88mg

= 0,6776 mg

Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,6776 mg x 100/10

= 6,776 mg

Kadar vitamin C dalam 100 gram = 6,776 mg x 100 gr / 4001gr

= 169,4 mg

Kadar vitamin C = 100 ml x 0,6776 mg x 100 %V sampel x berat sampel mg

= 100 ml x0,6952 mg x100 %

10 ml x 4001 mg

= 6776 % / 40010

= 0,1694 %

Kadar Vitamin C dalam 100 mg rata2 = (186,9+173,8+169,4 )mg

3=176,7 mg

Kadar Vitamin C (%) = (0,1869+0,1738+0,1694)%

3=0,1767 %

Page 15: Analisis Vitamin C

b Dokumentasi

Sampel buah monyet yang telah dihancurkan

Sampel buah monyet yang ditimbang beratnya

Sampel buah monyet yang telah diencerkan

Sampel buah monyet yang telah disaring

Sampel buah monyet sebelum dititrasi

Sampel buah monyet setelah dititrasi