analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

120
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pada 15 september 2008, perusahaan sekuritas terbesar keempat di Amerika Serikat Lehman Brothers mengumumkan kebangkrutannya yang terjadi karena krisis kredit perumahan (sub prime mortgage). Hal ini langsung berdampak negatif terhadap bursa saham di seluruh dunia dan menjadi pemicu krisis ekonomi global. Bursa saham di kawasan Asia seperti Jepang, Hongkong, China, Australia, Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan, mengalami penurunan antara 2 sampai 7 persen. Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Tak terkecuali di AS sendiri, perusahaan besar seperti Meryl Lynch dan AIG juga hampir mengalami hal yang sama dengan Lehman Brothers, namun Meryl Lynch beruntung karena diakuisisi oleh Bank Of America, sementara AIG mendapatkan bantuan dana dari pemerintah Amerika. Bahkan perusahaan otomotif terbesar General Motors sempat menyiapkan opsi 1

Upload: muhammadfariz6

Post on 24-Jun-2015

1.557 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

technical analysis using Hendra Syamsir version of candlestick as in his book 'Candlestick And Its Application In Indonesia Market'. this method is simple, using only microsoft excel, yet quite effective.

TRANSCRIPT

Page 1: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penelitian

Pada 15 september 2008, perusahaan sekuritas terbesar keempat di Amerika

Serikat Lehman Brothers mengumumkan kebangkrutannya yang terjadi karena krisis

kredit perumahan (sub prime mortgage). Hal ini langsung berdampak negatif terhadap

bursa saham di seluruh dunia dan menjadi pemicu krisis ekonomi global. Bursa saham di

kawasan Asia seperti Jepang, Hongkong, China, Australia, Singapura, India, Taiwan dan

Korea Selatan, mengalami penurunan antara 2 sampai 7 persen. Termasuk bursa saham

di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Tak

terkecuali di AS sendiri, perusahaan besar seperti Meryl Lynch dan AIG juga hampir

mengalami hal yang sama dengan Lehman Brothers, namun Meryl Lynch beruntung

karena diakuisisi oleh Bank Of America, sementara AIG mendapatkan bantuan dana dari

pemerintah Amerika. Bahkan perusahaan otomotif terbesar General Motors sempat

menyiapkan opsi bangkrut guna mengatasi krisis likuiditas akibat menurunnya penjualan

mereka. Di indonesia, dampak yang terjadi pun cukup besar. Otoritas Bursa Efek

Indonesia melakukan penghentian perdagangan saham (suspend) pada hari rabu 8

Oktober 2008 setelah turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 10,38%.

Perdagangan saham baru dibuka kembali pada hari senin 13 oktober. Pada akhir tahun

2008, IHSG ditutup pada nilai 1.340,892 atau turun sebesar 51,17 % dari  level

penutupan di tahun 2007 sebesar 2.745,826.

Kondisi pasar modal yang tidak menentu ini membuat masyarakat awam menjadi

takut untuk melakukan investasi pada instrumen pasar modal, namun menurut penulis

1

Page 2: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

sebagai mahasiswa ekonomi situasi ini justru menjadi sebuah peluang untuk memulai

investasi di pasar modal, karena harga saham mengalami penurunan sehingga modal

yang diperlukan untuk bermain saham menjadi lebih sedikit. Lalu timbul pertanyaan,

”bagaimana cara mengetahui nilai sebuah saham?”, ”kapan saat yang tepat untuk

membeli atau menjual saham?”, dan ”bagaimana cara mengetahui kapan harga akan naik

atau turun?”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, terdapat 2 analisis, yaitu

analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis Fundamental adalah studi tentang

ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham

perusahaan. Analisis fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan

keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi

secara wajar, sementara analisis teknikal merupakan sebuah analisa tentang pergerakan

harga saham yang didasarkan dari pergerakan harga saham itu sendiri di masa lampau.

Pada Analisis teknikal dilakukan penelitian yang mendasar terhadap pola pergerakan

harga komoditi yang berulang dan dapat diprediksi. Dalam Analisis teknikal, terdapat

banyak sekali metode yang dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan saham,

diantaranya adalah metode Bollinger Bands, Relative Strength Index (RSI), Commodity

Channel Index (CCI), Stochastic Oscillator, Elliot Wave, Fibbonaci, serta metode yang

akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu metode candlestick.

Metode candlestick merupakan alat analisis kuno yang pertama kali

dikembangkan oleh para pedagang beras di Jepang pada abad ke-17. Meskipun begitu,

alat analisis ini tetap digunakan secara luas oleh hampir seluruh investor di berbagai

belahan dunia hingga saat ini. Keunikan dari metode ini adalah sebagian besar orang

masih mengaplikasikan metode ini dengan menggunakan intuisi mereka. Hal ini terjadi

dalam mengidentifikasi bentuk dan pola candlestick, dan dalam mengidentifikasi trend

2

Page 3: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

yang mendahului kemunculan sebuah pola candlestick. Karena itu, penulis tertarik untuk

mengaplikasikan metode ini untuk menilai pergerakan saham yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia, dengan menggunakan metode candlestick yang dikembangkan oleh

Hendra Syamsir. Metode ini dapat mengidentifikasi tren, pola candlestick, support

resistance, dan konfirmasi dengan menggunakan solver dengan software yang

sederhana, yaitu Microsoft Excel, sehingga mudah dilakukan oleh orang awam

sekalipun.

Penulis melakukan analisis pergerakan saham pada PT. Astra International, tbk.

Astra adalah perusahaan besar multibisnis yang berdiri pada tahun 1957. Bisnis yang

dijalankan Astra termasuk bisnis otomotif, agrobisnis, pertambangan, infrastruktur jalan

tol, perbankan, asuransi, serta teknologi informasi. Sahamnya pun merupakan saham

bluechip. Penulis melakukan analisis saham Astra mulai dari 15 September 2008 karena

pada tanggal tersebut Lehman Brothers mengumumkan kebangkrutannya dan menjadi

awal krisis ekonomi global. Dalam periode ini, Harga saham Astra mengalami fluktuasi

yang cukup signifikan, dimana harga sahamnya sempat turun sekitar 50% dan kemudian

kembali menguat. Penulis akan menganalisis pergerakan saham perusahaan ini dengan

metode modified candlestick dibantu dengan RSI. Karena itu, penulis mengambil judul

skripsi ”ANALISIS TEKNIKAL SAHAM PT ASTRA INTERNATIONAL TBK

DENGAN MODIFIED CANDLESTICK PERIODE SEPTEMBER 2008 – JUNI 2009”.

Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi

pembaca yang tertarik untuk berinvestasi di saham, baik yang masih awam maupun yang

sudah mengerti mengenai bermain di pasar modal. Penelitian yang dilakukan dalam

skripsi ini dapat diaplikasikan dengan mudah bahkan oleh orang awam, karena

menggunakan software yang mudah digunakan.

3

Page 4: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

I.2 Ruang Lingkup Penelitian

Objek dari skripsi ini adalah pergerakan saham PT. Astra International tbk. Studi

kasus dilakukan pada perusahaan ini yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penulis

membatasi masalah pada :

1. Analisis teknikal pergerakan saham harian PT. Astra International tbk. mulai

tanggal 15 september 2008 sampai 3 Juni 2009 (back testing), meliputi harga

pembukaan (open), harga penutupan (close), harga tertinggi (high), dan harga

terendah (low).

2. Modifikasi sensitifitas SLT ( Significance level of Trend ) untuk meningkatkan

keuntungan.

I.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

I.3.1 Tujuan Penelitian

1. menentukan tren, pola candletick, support resistance, dan konfirmasi dengan

fungsi HS_All_Candle.

2. menentukan overbought dan oversold dengan fungsi HS_RSI_Rec.

3. simulasi back testing dengan membuat rekomendasi (buy atau sell).

4. optimalisasi SLT pada simulasi.

I.3.2 Manfaat Penelitian

1. mampu memperbaiki strategi perdagangan saham untuk mendapatkan hasil

yang lebih baik.

2. metode ini dapat dimodifikasi sesuai dengan karakteristik penggunanya

sehingga pengguna dapat menggunakan metode ini sesuai keinginannya.

4

Page 5: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

I.4 Metodologi Penelitian

Riset yang akan dilakukan adalah riset untuk menguji metode candlestick pada

pergerakan saham PT. Astra International tbk. pada periode September 2008 hingga Juni

2009. karakteristik riset ini adalah sebagai berikut:

1. Risetnya adalah riset kausal;

2. Dimensi waktunya adalah melibatkan banyak waktu tertentu dan banyak

sample;

3. Metode pengumpulan datanya adalah tidak langsung, yaitu berupa data arsip;

4. Unit analisisnya adalah satu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

I.5 Sistematika Pembahasan

BAB 1. Pendahuluan

Dalam bab ini penulis menjelaskan latar belakang penelitian yang menjadi dasar

pemilihan judul dan topik yang menjadi permasalahan, termasuk tujuan dan manfaat

yang diperoleh dari penulisan skripsi ini, ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas

dan metodologi penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data serta

sistematika penulisan skripsi ini.

BAB 2. Landasan Teori

Dalam bab ini akan diuraikan teori yang relevan terhadap judul dan topik yang

dijadikan skripsi, seperti jenis-jenis analisa saham, metode candlestick, Relative Strength

Index (RSI), dan lain-lain.

5

Page 6: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

BAB 3. Objek penelitian dan Metodologi penelitian

Bab ini memberikan penjelasan mengenai perusahaan yang akan dianalisa,

riwayatnya, bidang usahanya, susunan organisasi, strategi perusahaan, dan lain-lain.

Kemudian akan dijelaskan mengenai proses pengumpulan data yang akan digunakan

dalam skripsi ini, yang meliputi penelitian kepustakaan dan penelitian di lapangan.

BAB 4. Hasil Pengujian

Bab ini menjelaskan tentang hasil analisis terhadap pergerakan saham PT. Astra

International tbk menggunakan modified candlestick.

BAB 5. Simpulan dan Saran

Bab ini memberikan simpulan atas hasil uraian pembahasan di bab sebelumnya,

juga akan menjelaskan saran-saran yang dapat dijadikan pertimbangan oleh investor

maupun pembaca.

6

Page 7: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Analisis Saham

Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi

pergerakan harga saham, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan menghindari

kerugian. Tanpa menggunakan analisis saham, maka bertransaksi dalam pasar modal

hanya merupakan ajang spekulasi saja. Untuk dapat memprediksi pergerakan harga

saham, terdapat dua analisis, yaitu analisis fundamental (fundamental analysis) dan

analisis teknikal (technical analysis).

Menurut Henda M. Fakhruddin (2008), analisis fundamental adalah metode

analisis saham dengan melakukan analisis data-data atau informasi yang berhubungan

dengan kinerja perusahaan. Sementara Steven B. Achelis (2000) mendefinisikan analisis

fundamental sebagai berikut : “Fundamental analysis is the study of economic, industry,

and company conditions in an effort to determine the value of a company's stock.

Fundamental analysis typically focuses on key statistics in a company's financial

statements to determine if the stock price is correctly valued”(p. 52). Umumnya laporan

keuangan menjadi sumber utama dalam analis ini termasuk penggunaan rasio-rasio

keuangan dan rasio-rasio saham seperti earning per share, price earning ratio, dan lain-

lain.

II.2 Analisis Teknikal

Menurut Fakhruddin (2008), analisis teknikal adalah metode analisis saham

dengan berdasar kepada pergerakan harga di masa lalu. Metode ini menggunakan

7

Page 8: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

beragam grafik (chart) dalam analisisnya. Sedangkan Martin J. pring (2001) menyatakan

: “the art of technical analysis is to try to identify trend changes at an early stage and

maintain an investment and trading posture until the weight of the evidence shows or

prove that the trend has reserved” (p. 5). Analisis teknikal melihat pergerakan harga

saham dalam grafik, mengidentifikasi trend, lalu membuat prediksi mengenai trend yang

akan terjadi, apakah berlanjut atau berbalik. Dalam analisis teknikal tidak digunakan

faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, seperti yang digunakan dalam analisis

fundamental.

Menurut Edianto Ong (2008) terdapat tiga pemikiran yang menjadi dasar analisis

teknikal, yaitu :

1. market price discounts everything. Segala kejadian-kejadian yang dapat

mempengaruhi pergerakan saham seperti faktor ekonomi, politik fundamental

dan termasuk juga kejadian-kejadian yang tidak dapat diprediksi sebelumnya

seperti adanya peperangan, gempa bumi dan lain sebagainya akan tercermin pada

harga pasar.

2. price moves in trend. Harga saham bergerak dalam satu trend tertentu. Trend ini

akan berlanjut sampai pergerakan harga melambat dan memberikan peringatan

sebelum berbalik dan bergerak ke arah yang berlawanan.

3. history repeats itself. Karena analisis teknikal juga menggambarkan faktor

psikologis para pelaku pasar, maka pergerakan historis dapat dijadikan acuan

untuk memprediksi pergerakan harga di masa yang akan datang. Pola historis ini

dapat terlihat dari waktu ke waktu dalam grafik. Pola-pola ini mempunyai makna

yang dapat diinterpretasikan untuk memprediksi pergerakan harga.

8

Page 9: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Dalam analisis teknikal, terdapat istilah-istilah yang penting untuk diketahui, yaitu:

Chart

Trend

Support and resistance

II.2.1 chart

Menurut Ong (2008) ”chart adalah sebuah gambar atau grafik yang fungsi

utamanya menunjukkan riwayat pergerakan nilai saham pada suatu periode tertentu,

sehingga dibutuhkan sebagai alat utama untuk melakukan analisis teknikal (p. 13)”.

Dalam analisis teknikal, dikenal beberapa macam chart, diantaranya :

Line chart, yang menggambarkan harga penutupan per hari.

Bar chart. Menggambarkan harga open, high, low, dan closing price.

Candlestick chart. Menggambarkan harga high, open, low, dan closing price.

II.2.2 Trend

Menurut Achelis (2000) “A trendline is a sloping line that is drawn between two

or more prominent points on a chart” (p. 106). Sementara Menurut Hendra Syamsir

(2004), “tren adalah kecenderungan pergerakan dalam satu arah”(p. 10). Trend adalah

salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis teknikal, karena tujuan

analisis teknikal itu sendiri salah satunya adalah untuk mendapatkan indikasi apakah

trend harga itu muncul, berakhir, berlanjut atau berbalik arah. Garis tren dapat dibagi

menjadi 3, yaitu :

9

Page 10: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

1. Tren naik (up trend). Up trend adalah garis yang memiliki kemiringan (slope)

positif. Tren meningkat mencerminkan terjadinya ekses demand.

Gambar II.1. Contoh Up trend line

2. Tren menurun (down trend). Down trend adalah kebalikan dari up trend, yaitu

garis yang memiliki kemiringan negatif. Tren menurun mencerminkan terjadinya

ekses supply.

Gambar II.2. Contoh Down Trend line

10

Page 11: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

3. tren menyamping (horizontal trend). Horizontal trend, atau disebut juga

sideways trend, adalah garis yang menggambarkan trend yang bergerak secara

mendatar.

Gambar II.3. Contoh Horizontal Trend

II.2.3 Support dan resistance

Menurut Syamsir (2008) support - resistance adalah titik batas atas (resistance)

dan batas bawah (support) dari pergerakan harga. Secara rinci, titik support atau support

level adalah sebuah level harga (titik/tingkat/range) di mana pada level tersebut, akan

timbul minat beli yang lebih kuat daripada minat jual, yang akan mengakibatkan

terjadinya ekses demand yang akan meningkatkan harga di pasar, sehingga

menghentikan trend penurunan harga. Sebaliknya, titik resistance merupakan batas

atas/titik/range di mana pada level ini akan timbul penguatan minat jual yang lebih besar

dibandingkan minat beli, yang secara otomatis akan mengakibatkan timbulnya ekses

supply, yang akan mengakibatkan turunnya harga saham.

11

Page 12: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar II.4. Contoh Support - Resistance

II.3 Jenis-jenis analisis teknikal

Terdapat banyak sekali metode dalam analisis teknikal yang memiliki

keunggulannya masing – masing. Dalam skripsi ini, metode yang digunakan

adalah :

Simple Moving Average

Candlestick

Alat konfirmasi

RSI

II.3.1 Simple Moving average (SMA)

Menurut Fakhruddin (2008) moving average adalah suatu indikator yang

memperlihatkan nilai rata-rata harga suatu saham selama periode tertentu. Moving

average (rata-rata bergerak) digunakan untuk menekankan kecenderungan arah dan

untuk memperhalus (smooth out) fluktuasi harga. Banyak aplikasi metode rata-rata

bergerak yang digunakan dalam analisis teknikal saham, antara lain simple moving

12

Page 13: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

average, weighted moving average, dan exponential moving average. Namun dalam

skripsi ini hanya dibahas mengenai metode simple moving average.

Menurut Dedhy Sulistiawan dan Liliana (2007), simple moving average adalah

indikator analisis teknikal modern yang paling sederhana cara perhitungannya dan

mudah dipelajari. Simple moving average dihitung dari penjumlahan harga saham X hari

sebelumnya dibagi dengan X hari. Harga saham yang biasa dipakai adalah harga

penutupan, namun harga rata-rata maupun pembukaan juga dapat digunakan. Rumusnya

adalah :

SMA (4) = (P4+P3+P2+P1) / 4

Keterangan :

SMA (4) : rata-rata bergerak sederhana 4 periode

P4 : harga saham 4 hari sebelumnya

P3 : harga saham 3 hari sebelumnya

P2 : harga saham 2 hari sebelumnya

P1 : harga saham 1 hari sebelumnya

Contoh analisis Simple Moving Average dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar II.5. Contoh Moving average

13

Page 14: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

II.3.1.1 Simple Moving Average Modified Trend (SMAMT)

Dalam SMA, suatu tren dikatakan naik apabila posisi harga pada hari tersebut

lebih besar dari nilai Moving Average-nya, demikian sebaliknya apabila harga lebih

kecil dari nilai Moving Average-nya, maka terjadi tren turun. Namun dalam skripsi ini

penentuan tren dalam SMA menggunakan teori dari Hendra Syamsir (2008), yaitu simple

moving average modified trend (SMAMT). Dalam metode ini, penentuan tren naik atau

turun pada suatu periode tidak hanya ditentukan dari nilai MA periode tersebut saja,

namun juga periode-periode sebelumnya dengan dilakukan pembobotan.

Pembobotan dilakukan terhadap posisi nilai data terhadap nilai SMA, maka

variabel-variabel yang akan diberi bobot adalah posisi selisih nilai data terhadap nilai

SMA. Selisih SMA dan data dikonversikan kedalam poin-poin sebagai berikut :

Jika datat > SMAt maka nilai point = 1

Jika datat < SMAt maka nilai point = -1

Jika datat = SMAt maka nilai point = 0

Selanjutnya poin-poin tersebut diberi bobot dengan menggunakan matrik

kepentingan, sesuai dengan periode yang dipakai. Dengan menggunakan 5 periode,

maka pembobotannya sebagai berikut :

Gambar II.6. Perhitungan derajat kepentingan poin SMA 5 periode  poin 1 poin 2 poin 3 poin 4 poin 5 jumlah bobotpoin 1 1 0 0 0 0 1 4%poin 2 2 1 0 0 0 3 12%poin 3 2 2 1 0 0 5 20%poin 4 2 2 2 1 0 7 28%poin 5 2 2 2 2 1 9 36%total           25 100%

Sumber : Hendra Syamsir (2008)

14

Page 15: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Selanjutnya, bobot diatas dikalikan dengan poin dari data untuk menghitung

Significance Level of Trend (SLT). Setelah mendapatkan nilai signifikansi tren,

selanjutnya dilakukan interpretasi atas nilai tersebut, yaitu sebagai berikut :

Apabila batasan SLT nya adalah 0.6, maka

Jika nilai signifikansi tren <= -0.6, maka tren dinyatakan sebagai down trend

Jika nilai signifikansi tren >= 0.6, maka tren dinyatakan sebagai up trend

Jika nilai signifikansi tren > -0.6 dan < 0.6 , maka tren dinyatakan sebagai unclear trend

Batasan SLT ini dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan dan keinginan pemakai.

Semakin besar batasan SLT yang digunakan, semakin kuat pula keberadaan tren yang

teridentifikasi. Penentuan tren ini sangat berpengaruh pada kemunculan pola candlestick.

Berikut contoh identifikasi tren SMAMT 5 periode

Gambar II.7. Identifikasi Tren SMAMT 5 periode

Date Close SMA (5)Close-SMA Poin

signifikansi tren indikasi

12/1 10000          12/2 9200          12/3 9050          12/4 9100          12/5 8800 9230 -430 -1    12/9 9450 9120 330 1    

12/10 9700 9220 480 1    12/11 10400 9490 910 1    12/12 10500 9770 730 1 0.92 Up Trend12/15 10100 10030 70 1 1 Up Trend12/16 10600 10260 340 1 1 Up Trend12/17 10700 10460 240 1 1 Up Trend12/18 10950 10570 380 1 1 Up Trend12/19 11100 10690 410 1 1 Up Trend12/22 10900 10850 50 1 1 Up Trend12/23 11100 10950 150 1 1 Up Trend12/24 10400 10890 -490 -1 0.28 Unclear12/26 10600 10820 -220 -1 -0.28 Unclear12/30 10750 10750 0 0 -0.32 Unclear

Sumber : Hendra Syamsir (2008)

15

Page 16: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

II.3.2 Candlestick

Menurut Syamsir (2008), analisis candlestick dapat dikatakan sebagai salah satu

metode analisis teknikal tertua dalam menilai pergerakan saham. Pertama kali digunakan

di Jepang pada abad ke-17 sebagai alat analisis teknikal dalam perdagangan beras. Alat

analisis candlestick mulai masuk ke berbagai belahan dunia termasuk dunia barat tahun

1900an. Candlestick ditujukan untuk analisis jangka pendek. Secara umum, sebuah

rekomendasi yang dihasilkan dari sebuah analisis candlestick hanya berlaku untuk 10

periode ke depan.

Untuk membuat grafik candlestick, diperlukan harga open (harga dari transaksi

pertama dari periode pengamatan), high (harga tertinggi dalam periode pengamatan),

low (harga terendah dalam periode pengamatan), dan close (harga dari transaksi terakhir

dari periode pengamatan) dari saham. Bagian-bagian dalam suatu candlestick yaitu:

Body, yaitu jarak antara harga open dan close

Upper shadow, yaitu garis yang menunjukkan posisi high

Lower shadow, yaitu garis yang menunjukkan posisi low

Contoh candlestick dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar II.8. Bagian – bagian candlestick

Sumber : Hendra Syamsir (2008)

16

Page 17: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Dalam menganalisa suatu candlestick, ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu: Warna dari body. Terdapat dua jenis warna candlestick yaitu black

candlestick dan white candlestick.

o White candlestick: apabila close lebih besar daripada open. Hal ini

menunjukkan terjadinya kondisi ekses demand.

o Black candlestick: apabila close lebih kecil daripada open. Hal ini

menunjukkan terjadinya kondisi ekses supply.

Panjang dari body. Digunakan untuk menggambarkan seberapa kuatnya ekses

supply/demand yang terjadi. Semakin panjang sebuah candletick, maka akan

semakin kuat pula ekses supply/demand yang terjadi. Sebaliknya, semakin

pendek badan sebuah candlestick, maka akan semakin lemah pula ekses

supply/demand yang terjadi.

Panjang dari shadow. Jika body dari candlestick mencerminkan posisi

kesetimbangan, maka upper dan lower shadow memberikan informasi tentang

aksi tarik menarik antara penjual dan pembeli yang terjadi sepanjang sesi

perdagangan.

II.3.3.1 Macam-macam pola candlestick

Karena begitu banyaknya pola-pola candlestick, maka penulis hanya akan

memberi contoh beberapa bentuk saja, menurut banyaknya candlestick dan informasi

yang terkandung dalam candlestick tersebut.

17

Page 18: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar II.9. Pola candlestick

Sumber : Santo Vibby (2006)

II.3.3.2 Identifikasi Pola Candlestick

Dalam melakukan analisis candlestick, sebagian besar orang masih

menggunakan intuisi dalam mengaplikasikan metode ini, yaitu dalam mengidentifikasi

kemunculan pola candlestick. Namun dalam skripsi ini, identifikasi terhadap formasi

candlestick dilakukan dengan menggunakan formula yang dimuat dalam buku Hendra

Syamsir (2008).

Untuk mengidentifikasi long, medium, short, dan very short (doji) dari body

sebuah candlestick, juga mengidentifikasi shadow (upper dan lower) dari candlestick,

digunakan formula sebagai berikut :

18

Page 19: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar II.10. Formula identifikasi body dan shadowIdentifikasi bodyLong candle body >= MLT*average candle body1/(MLT)*average candle body <= medium candle body < MLT*average candle body1/(MLT)*1/MLT*average candle body <= short candle body < 1/(MLT)*average candle bodyDoji candle body < 1/(MLT)*1/(MLT)*average candle bodyIdentifikasi upper shadowLong upper shadow >= MLT*average candle body1/(MLT)*average candle body <= medium upper shadow < MLT*average candle body1/(MLT)*1/MLT*average candle body <= short upper shadow < 1/(MLT)*average candle bodyVery short upper shadow < 1/(MLT)*1/(MLT)*average candle bodyIdentifikasi lower shadowLong lower shadow >= MLT*average candle body1/(MLT)*average candle body <= medium lower shadow < MLT*average candle body1/(MLT)*1/MLT*average candle body <= short lower shadow < 1/(MLT)*average candle bodyVery short lower shadow < 1/(MLT)*1/(MLT)*average candle bodyKeterangan :MLT = Multiplier, besaran angka multiplier bisa disesuaikan dengan keinginan anda, namun secara idealbesaran multiplier harus > 1Average candle body = panjang rata-rata dari n body (sesuai dengan periode pengamatan) sebelum candle yang anda analisis

Sumber : Hendra Syamsir (2008)

Selanjutnya, pola candlestick akan diidentifikasi secara otomatis sesuai dengan

kriteria masing-masing pola. Misalnya, untuk pola hammer (berindikasi bullish),

kriterianya adalah didahului dengan tren menurun (identifikasi tren dilakukan dengan

metode SMAMT yang telah dijelaskan sebelumnya), lalu candle yang terbentuk adalah

short candle dengan medium atau long lower shadow dan very short atau no upper

shadow. Pola hanging man (berindikasi bearish) memiliki bentuk candle yang sama

dengan hammer yaitu short candle dengan medium atau long lower shadow dan very

short atau no upper shadow, namun tren yang mendahuluinya adalah tren naik. Selain

kedua pola ini terdapat banyak sekali pola candlestick yang memiliki bentuk candle

sama namun tren yang mendahuluinya berbeda dan memberikan informasi yang berbeda

juga. Maka dalam metode ini, penentuan tren menjadi penting karena interpretasi atas

sebuah pola candlestick bergantung pada tren yang mendahuluinya.

19

Page 20: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

II.3.3.2 Support resistance dalam pola candlestick

Dalam setiap pola candlestick nilai support resistance diukur berdasarkan rumus

yang berbeda. Untuk menentukan support resistance tersebut skripsi ini masih mengacu

pada teori Syamsir (2008). Untuk pola candlestick yang mengandung indikasi bullish,

maka harga akan lebih banyak bergerak di support level, sebaliknya pola candletick

yang berindikasi bearish maka harga akan lebih bergerak di resistance level. Maka

untuk pola candlestick yang mengandung indikasi bullish hanya memberi nilai support

dan juga sebaliknya.

Karena rumus untuk setiap pola candlestick berbeda-beda, dan terdapat banyak

sekali pola candlestick, maka akan dijelaskan beberapa saja sebagai berikut :

Support bullish engulfing (bullish) = titik tengah dari body candle kedua

Support doji (bullish) = harga open atau close, mana yang lebih tinggi

Resistance bearish harami = titik tengah dari body candle kedua

Resistance three inside down = titik tengah dari body candle kedua

Gambar II.11. Formula identifikasi body dan shadow

Sumber : Hendra Syamsir (2008)

20

Page 21: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

II.3.4 level konfirmasi

Untuk menentukan batas support - resistance dalam pola candlestick, skripsi ini

menggunakan alat konfirmasi berdasarkan teori dalam buku Syamsir (2008).

Pada dasarnya, setiap pola candlestick memiliki empat kemungkinan

rekomendasi / output, yaitu:

1. bullish reversal /bullish

2. bearish reversal / bearish

3. bullish continuation / bullish

4. bearish continuation / bearish

Meskipun kita sudah mengetahui kemungkinan yang akan dihasilkan dari pola-

pola candlestick, namun kita membutuhkan konfirmasi, yaitu batasan dan kondisi yang

harus dipenuhi agar peluang kebenaran dari rekomendasi tersebut menjadi lebih besar.

Menurut Syamsir terdapat dua jenis konfirmasi untuk memperkuat informasi

yang diberikan pola candlestick, yaitu confirmation dan stop loss (false signal).

confirmation adalah situasi yang menguatkan rekomendasi yang dihasilkan oleh sebuah

pola candlestick, sementara stop loss atau false signal adalah kondisi yang membatalkan

rekomendasi yang dihasilkan oleh sebuah pola candlestick.

Dalam menentukan level konfirmasi, teori ini menjelaskan istilah upper body dan

lower body. Upper body adalah bagian atas dari body sementara lower body adalah

bagian bawah dari body. Karena itu pada white candlestick, upper body adalah harga

close dan lower body adalah harga open, sebaliknya pada black candlestick, upper body

adalah harga open sementara lower body adalah harga close.

Ilustrasinya sebagai berikut:

21

Page 22: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar II.12. Upper shadow dan lower shadow

Sumber : Hendra Syamsir (2008)

Batasan upper dan lower body ini digunakan sebagai level konfirmasi, yaitu

sebagai berikut :

untuk pola candlestick yang memiliki informasi bullish (baik bullish reversal

maupun bullish continuation), baik pola satu candle atau lebih, maka level

konfirmasi / confirmation level adalah nilai terbesar dari upper body yang

digunakan dalam pola tersebut. Kondisi konfirmasi terjadi ketika muncul sebuah

white candlestick yang memiliki harga close di atas level konfirmasi. Sementara

kondisi false signal adalah nilai terkecil dari lower body yang digunakan dalam

pola tersebut dan kondisi false signal level terjadi ketika muncul sebuah

candlestick dengan warna apapun yang memiliki harga close di bawah stop loss

level. Ilustrasinya sebagai berikut :

22

Page 23: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar II.13. Konfirmasi Bullish

Sumber : Hendra Syamsir (2008)

untuk pola candlestick yang mengandung informasi bearish (baik bearish

reversal maupun bearish continuation), baik pola satu candlestick atau lebih,

level konfirmasi adalah nilai terkecil dari lower body yang digunakan dalam pola

tersebut. Kondisi konfirmasi terjadi ketika muncul sebuah black candlestick yang

memiliki harga close di bawah level konfirmasi. Sementara kondisi false signal

adalah nilai terbesar dari upper body yang digunakan dalam pola tersebut dan

kondisi false signal level terjadi ketika muncul sebuah candlestick dengan warna

apapun yang memiliki harga close di atas false signal level.

Gambar II.14. Konfirmasi bearish

Sumber : Hendra Syamsir (2008)

23

Page 24: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Maka kesimpulannya adalah:

1. Untuk pola candlestick yang memberikan indikasi trend bullish, tunggu

kemunculan sebuah white candlestick yang memiliki harga close di atas level

konfirmasi untuk meyakinkan kebenaran rekomendasi bullish yang dihasilkan.

2. Apabila dalam pola candlestick yang memberikan indikasi trend bullish muncul

candlestick dengan warna apapun yang memiliki lower body di bawah level false

signal, maka itu adalah sinyal dari kegagalan rekomendasi bullish yang diberikan

pola candlestick tersebut.

3. Pada pola candlestick yang memberikan indikasi trend bearish, tunggu

kemunculan sebuah black candlestick yang memiliki harga close di bawah level

konfirmasi untuk meyakinkan kebenaran rekomendasi bullish yang dihasilkan.

4. Apabila dalam pola candlestick yang memberikan indikasi trend bearish muncul

candlestick dengan warna apapun yang memiliki upper body di atas level false

signal, maka itu adalah sinyal dari kegagalan rekomendasi bearish yang

diberikan pola candlestick tersebut.

II.3.5 Relative strength index (RSI)

Menurut Syamsir (2008), RSI adalah suatu indikator yang menghitung

perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga, yang diterjemahkan ke

dalam indikator yang memiliki selang penilaian antara 0-100. Karena nilainya yang tetap

(antara 0-100), maka RSI dikelompokkan ke dalam jenis oscillator indicator (RSI hanya

bisa bergerak di antara nilai tersebut).

Syamsir (2008) menjelaskan formula untuk menghitung RSI, yaitu sebagai

berikut :

24

Page 25: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

RS = (total gain/n) / (total losses/n)

RSI = 100 - (100/1+RS)

Keterangan :

RSI = relative strength index

RS = relative strength

Total gain = total kenaikan harga dalam periode

Total losses = total penurunan harga dalam periode

N = panjang periode pengamatan

Ilustrasi RSI dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Gambar II.15. Contoh Grafik RSI

25

Page 26: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Bab III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Objek Penelitian

III.1.1 Sejarah singkat PT. Astra International Tbk.

Astra didirikan oleh Tjia Kian Tie dan William Soeryadjaya. Awalnya, sektor

bisnis yang digelutinya adalah perdagangan minuman ringan dengan merek dagang

Prem Club. Setelah memperoleh keuntungan, mereka mencoba bidang usaha baru yaitu

ekspor kelapa kopra, minyak sereh, dan kenanga. Pada tahun 1957, Astra International

berdiri.

Pada tahun 1960, usaha Astra mulai merambah ke impor alat berat, seperti mesin

dan lainnya. Puncaknya, pada 1968, Astra dipercaya menjadi pemasok 800 unit truk

merek Chevrolet dari Amerika Serikat. Inilah awal mula Astra memasuki industri

otomotif. Produsen otomotif lain pun memulai kerja samanya dengan Astra. Pada tahun

1970, Toyota Motors Jepang menunjuk Astra untuk menjadi distributor mobil merek

Toyota produksinya. Lalu, pihak Honda dan Fuji Xerox, produsen mesin fotokopi juga

menunjuk Astra sebagai agen produknya di Indonesia.

Pada tahun 1970, sedikitnya 72 perusahaan telah bernaung di bawah bendera

Astra. Lalu pada tahun 1992, jumlahnya menjadi sekitar 300 perusahaan yang bergerak

di berbagai sektor.

Astra tercatat di Bursa Efek Indonesia dan bursa efek Surabaya pada tahun 1990.

Pada tahun 1992, pendiri Astra, William Soeryadjaya menjual sahamnya di Astra. Dan

pada tahun 1996, saham Astra dimiliki oleh Putra Sampoerna, yang menguasai 14,67%

saham Astra, Bob Hasan (8,83%), Prajogo Pangestu (10,68%), Toyota Jepang (8,26%),

26

Page 27: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Kelompok Salim (8,19%), dan Usman Atmadjaja (5,99%). Sisanya tersebar di tangan

publik.

Saat krisis moneter, Astra mengalami kesulitan dan masuk di BPPN (Badan

Penyehatan Perbankan Nasional). Akhirnya pada tahun 2003 saham Astra dikuasai oleh

konsorsium Cycle & Carriage Mauritius yang menjadi pemenang ketika BPPN menjual

saham Astra. Pada tahun 2004, C&C Mauritius menambah porsi kepemilikan sahamnya

di Astra hingga 41,76%. Pada akhir 2004, kepemilikan C&C Mauritius di Astra dibeli

oleh Jardine Cycle & Carriage. (JCC). Lalu, kepemilikan saham JCC di Astra meningkat

hingga 50,11%.

III.1.2 Bidang usaha

Astra adalah perusahaan multi bisnis yang terbagi menjadi 6 divisi usaha, yaitu :

1. Otomotif

Astra menjalin kemitraan dengan Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel,

Peugeot dan BMW di segmen kendaraan roda empat, serta Honda di segmen kendaraan

roda dua. Selain itu, Astra juga menjalin kemitraan dengan pemasok komponen mobil

seperti Aisin Seiki, Akebono, Denso, Mahle, Kayaba, GS, dan Nittan Valve.

Astra memiliki beragam kepemilikan di beberapa perusahaan manufaktur

kendaraan penumpang dan niaga, seperti:

5% saham PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, yang memproduksi

mobil Toyota.

31, 87% saham PT. Astra Daihatsu Motor yang merupakan perusahaan patungan

dengan Daihatsu Motor Co. Ltd. yang memproduksi kendaraan dan komponen

merek Daihatsu dan Toyota.

27

Page 28: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

75% saham PT. Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI), yang merupakan

perusahaan patungan antara Nissan Diesel Motor dan Marubeni Corporation.

PT. Tjahja Sakti Motor, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Astra.

2. Pelayanan finansial

Divisi jasa keuangan memiliki rentang bisnis mulai dari bisnis penjualan mobil,

sepeda motor, dan alat berat milik Astra hingga asuransi kerugian. Selain itu, Astra

bersama Standard Chartered Bank, merupakan pemegang saham PT. Bank Permata tbk.

Usaha pembiayaan mobil dikelola olah Astra Credit Companies (ACC) dan

Toyota Astra Finance (TA Finance). ACC terdiri dari lima perusahaan yang

menawarkan jasa keuangan bagi kepemilikan kendaraan baru maupun bekas.

Perusahaan-perusahaan di bawah bendera ACC menjalin kerja sama dengan seluruh

distributor otomotif utama di Indonesia.

PT. Federal International Finance (FIF), anak perusahaan yang sepenuhnya

dimiliki Astra, menawarkan fasilitas pembiayaan bagi pembelian sepeda motor Honda.

Usaha pembiayaan alat berat Astra dijalankan oleh PT. Surya Artha Nusantara

Finance (SANF) dan PT. Komatsu Astra Finance (KAF).

PT. Asuransi Astra Buana (AAB), yang 95,70% sahamnya dimiliki oleh Astra

adalah perusahaan adalah perusahaan asuransi kerugian dengan premi kotor terbesar ke

empat di Indonesia. Bisnis asuransi jiwa dijalankan dijalankan melalui usaha patungan

dengan Common Wealth Bank Of Australia (CBA) yang beroperasi dengan nama PT.

Astra CMG Life.

3. Alat Berat

28

Page 29: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

PT. United Tractors tbk (UT), yang 58,45% sahamnya dimiliki Astra, memiliki

tiga unit usaha, yaitu mesin konstruksi, mesin, kontraktor penambangan dan

pertambangan.

Unit mesin konstruksi meliputi peralatan konstruksi dan pertambangan merek

Komatsu serta beberapa merek lain seperti peralatan kehutanan dari Valmet, hydraulic

cranes dari Tadano, vibratory rollers dari bomaq, truk dengan kapasitas besar dari

Nissan Diesel dan Scania.

Usaha kontraktor penambangan dikelola oleh anak perusahaan UT, PT.

PamaPersada Nusantara (Pama), yang dikenal sebagai operator kelas dunia dan

merupakan kontraktor penambangan terbesar di Indonesia dan kawasan regional.

4. Agro industri

Divisi ini dikelola oleh PT. Astra Agro Lestari (AAL) yang 79,68% sahamnya

dimiliki Astra. Lingkup usaha AAL mencakup kegiatan penanaman, pemanenan, dan

pemrosesan kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah (CPO) yang dipasarkan untuk

kebutuhan dalam negeri dan juga ekspor. Total luas lahan yang dikelola AAL hingga

tahun 2007 mencapai 235.210.

5. Teknologi informasi

Usaha sektor teknologi informasi dikelola oleh PT. Astra Graphia tbk (AG)

dengan kepemilikan saham sebesar 76,87%.

29

Page 30: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Fuji xerox Co.Ltd, perusahaan terkemuka dalam layanan dokumen global

merupakan prinsipal utama document solutions AG. Document solutions AG

memberikan jasa dan solusi yang beragam terkait kebutuhan document-handling,

melalui pendekatan multi services.

Usaha AG di bidang IT dikelola oleh PT. SCS Astragraphia Technologies (SAT),

yang merupakan perusahaan patungan dengan Singapore Computer System Ltd.(CSC).

Perusahaan ini menawarkan solusi dan layanan terintegrasi termasuk infrastruktur

teknologi informasi, sistem yang terintegrasi, implementasi ERP/SAP, solusi bisnis dan

outsourcing TI.

6. Infrastruktur

Astra menjalankan bisnis infrastrukturnya melalui dua anak perusahaan yang

dimiliki secara penuh, yaitu PT. Astratel Nusantara (Asrtatel) dan PT. Intertel

Nusaperdana (Intertel). Kedua perusahaan ini menjalankan usaha di bidang jalan tol,

telekomunikasi, pengelolaan dan pengadaan air bersih, pembangkit listrik dan logistik.

III.1.3 Struktur Organisasi

Gambar III.1. Struktur Organisasi Astra

30

Page 31: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

III.2 Metodologi penelitian

III.2.1 jenis dan sumber data

Sumber data dalam skripsi ini adalah data sekunder yaitu harga open, high, low

dan close dari saham harian PT. Astra yang didapat dari www.finance.yahoo.com.

31

Page 32: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

III.2.2 pengumpulan sampel

Sampel yang digunakan dalam skripsi ini dikumpulkan dengan metode purposive

sampling, yaitu penentuan sampel dilakukan dengan kriteria tertentu. Sampel yang

digunakan adalah pergerakan saham harian PT. Astra periode 15 september 2008 hingga

3 Juni 2009. Alasan penentuan lingkup waktu ini adalah karena pada 15 September

merupakan awal dari krisis ekonomi global dan pada periode tersebut harga saham PT.

Astra mengalami fluktuasi yang signifikan.

III.2.3 metode analisis dan perhitungan data

Dalam skripsi ini penulis melakukan simulasi back testing yang digunakan untuk

menentukan tabel operasionalisasi. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

Fungsi HS_All_Candle digunakan untuk mengidentifikasi pola candlestick, tren

yang mendahuluinya, support resistance, serta level konfirmasi dan stop loss.

Fungsi HS_RSI_Rec digunakan untuk menghitung RSI dan interpretasi atas nilai

RSI tersebut.

Microsoft excel digunakan untuk mempermudah analisis dan menyajikan data

dalam bentuk grafik.

III.2.4 Penyajian Data

Hasil analisis akan ditampilkan dalam bentuk grafik candlestick.

III.3 Operasionalisasi variabel penelitian

Gambar III.2. Tabel Operasionalisasi Penelitian

32

Page 33: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

No variabel definisi indikator simbolskala data

1 Open priceharga penutupan dalam perdagangan saham harian Rupiah Rp ratio

2 High priceharga pembukaan dalam perdagangan saham harian Rupiah Rp ratio

3 Low priceharga terendah dalam perdagangan saham harian Rupiah Rp ratio

4 Close priceharga tertinggi dalam perdagangan saham harian  Rupiah Rp ratio

9level konfirmasi

nilai yang menguatkan indikasi suatu pola candlestick close price Rp ratio

10stop loss level

nilai yang menggagalkan indikasi suatu pola candlestick close price Rp ratio

11 RSIIndeks kejenuhan pasar dengan rentang poin 1-100 poin RSI ratio

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Trading plan

33

Page 34: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Dalam melakukan simulasi back testing ini, penulis memulai perdagangan

dengan asumsi modal awal Rp.25.000.000. Penulis tidak melakukan short selling.

Transaksi beli dilakukan apabila dalam analisis modified candlestick penulis

menemukan indikasi bullish dalam pola candlestick dan diperkuat dengan konfirmasi

yang diperlukan. Apabila setelah membeli saham penulis kembali menemukan indikasi

bullish, penulis tidak akan kembali membeli saham. Transaksi jual dilakukan apabila

penulis menemukan indikasi bearish. Analisis RSI dilakukan untuk mendukung

keputusan apabila penulis menemukan suatu pertentangan. Misalnya, apabila suatu pola

candlestick telah dinyatakan false signal namun hari berikutnya muncul konfirmasi yang

diperlukan. Dalam hal ini maka penulis akan ikut mempertimbangkan RSI sebagai alat

pengambil keputusan.

Gambar IV.1. Trading plantrading plan

modal awal Rp.25.000.000take profit -stop loss -metode yang dipakai

modified candlestick

software

microsoft excel + add ins (HS_all_candle dan HS_RSI_rec)

IV.2 Analisis 5 periode, SLT 0.6, MLT 1.5, oversold 60 dan overbought 40

Dalam melakukan analisis ini, penulis menggunakan software Microsoft Excel,

yang telah diberi tambahan Macro Addins ‘Hendras Candle Function’. Identifikasi pola

candlestick dan RSI dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan software ini.

34

Page 35: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Pertama-tama, penulis membuat table di Microsoft Excel yang berisi tanggal,

harga open, high, low, close,candlestick, dan RSI. Lalu penulis membuat table yang

memuat periode (5), SLT (0.6), MLT (1.5), dan batasan RSI (60 dan 40). Setelah itu,

penulis memasukkan data harga saham Astra (open, high, low, dan close) tanggal 1

September 2008 hingga 3 Juni 2009. Langkah selanjutnya adalah masuk ke menu insert

lalu function untuk mengidentifikasi candle dengan fungsi HS_All_Candle.

Gambar IV.2. HS_All_Candle

Untuk kolom O, diisi open price saham Astra pada tanggal yang dianalisis, demikian

juga dengan yang lain. H diisi dengan high price, L diisi dengan Low price, C diisi dengan close

price. Period diisi dengan periode yang digunakan dalam analisis. Selain itu terdapat juga kolom

MLT dan SLT (tidak terlihat) yang diisi dengan MLT dan SLT yang digunakan.

Lalu penulis memasukkan harga open, high, low, close Astra tanggal 15

September 2008, memasukkan periode (5), MLT (1.5), dan SLT (0.6). Dengan

melakukan fungsi ini, pola candlestick akan teridentifikasi secara otomatis, berikut tren

35

Page 36: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

yang mendahului pola candlestick tersebut, support level ataupun resistance level, dan

juga level konfirmasi serta level stop loss atau false signal.

Perhitungan RSI dilakukan dengan menggunakan fungsi HS_RSI_Rec.

tampilannya sebagai berikut :

Gambar IV.3. HS_RSI_Rec

Untuk kolom period, diisi dengan periode yang digunakan dalam analisis. Nilai yang

digunakan hendaknya sama dengan yang digunakan pada HS_RSI_Rec. Kolom data diisi

dengan close price saham Astra pada tanggal yang dianalisis. OB dan OS diisi dengan batasan

overbought dan oversold yang diinginkan.

Seperti sebelumnya, penulis memasukkan data yang diperlukan, yaitu periode

(5), close price Astra tanggal 15 September 2008, OB (40) dan OS (60). Dengan fungsi

ini, RSI tiap periode akan dihitung, juga interpretasi atas nilai tersebut (overbought,

oversold, ataupun neutral).

Setelah itu, penulis melakukan langkah ini hingga tanggal 3 juni 2009 dengan

men-drag kolom candlestick kebawah. Demikian juga dengan kolom RSI. Sebagai

contoh, berikut adalah grafik candlestick pergerakan saham Astra periode 15 September

36

Page 37: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

hingga 6 Oktober 2008 dan hasil perhitungan dengan menggunakan fungsi

HS_All_Candle dan HS_RSI_Rec.

Gambar IV.4. Grafik candlestick saham Astra 15 September – 6 Oktober 2008

14000

15000

16000

17000

18000

19000

20000

9/15 9/16 9/17 9/18 9/19 9/22 9/23 9/24 9/25 9/26 9/29 10/6

Dalam grafik ini, terdapat 5 white candlestick yaitu pada tanggal 16, 18, 19, 24 dan 26

September dan 6 black candlestick yaitu pada tanggal 15, 17, 22, 23, 25, dan 29 September. Lalu

terdapat candlestick yang tidak memiliki warna karena open price dan close price-nya sama,

yaitu tanggal 6 Oktober.

Gambar IV.5. Analisis modified candlestick

Dalam table ini terlihat hasil analisis menggunakan modified candlestick. Sebagai

contoh, pada 22 September terlihat pola gravestone doji. Dijelaskan juga mengenai tren yang

mendahului pola tersebut yaitu up trend, indikasi yang diberikan pola tersebut yaitu bearish,

37

Page 38: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

resistance level (bila terlihat sinyal bullish maka yang muncul adalah support level) yaitu

Rp.18.600, serta konfirmasi yang dibutuhkan untuk memperkuat sinyal tersebut yaitu black

candle dengan close price lebih kecil dari Rp.18200, dan stop loss pada yang menyatakan bahwa

sinyal tersebut adalah false signal yaitu Rp.18.600.

Dengan berdasar pada rekomendasi yang diberikan analisis ini, penulis

melakukan simulasi back testing terhadap saham Astra mulai dari 15 September 2008

hingga 3 Juni 2009.

15 September

Mula-mula penulis akan memasuki pasar, maka penulis mencari indikasi bullish.

Pada tanggal ini, tidak terlihat pola candlestick apapun, karena itu penulis tidak

melakukan transaksi apapun.

16 September

Pada tanggal ini terlihat pola bullish engulfing, yang memberikan indikasi

bullish, dengan close price Rp.16.200, support level pada Rp.15.350, RSI 19,61

(oversold). Lalu dengan menggunakan analisis alat konfirmasi, maka untuk memastikan

kebenaran sinyal ini harus menunggu munculnya white candle dengan close price diatas

Rp.16.200, sementara stop loss atau false signal terjadi apabila muncul candle dengan

close price Rp.14.500 kebawah (baik black candle maupun white candle). Karena itu

penulis belum melakukan transaksi pada hari tersebut.

17 September

Pada tanggal ini close price berada pada angka Rp.16.950, namun open price-

nya lebih tinggi sehingga yang muncul adalah black candle, maka sesuai dengan alat

38

Page 39: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

konfirmasi, maka penulis belum bisa memasuki pasar, karena yang dibutuhkan adalah

white candle.

18 september

Pada tanggal ini muncul white candle dengan close price Rp.16.800. nilai ini

sesuai dengan konfirmasi pada tanggal 16 September. Maka penulis memutuskan inilah

waktu yang tepat untuk memasuki pasar. Dengan asumsi saham bisa dibeli pada harga

tersebut, maka modal yang dibutuhkan untuk membeli saham sebanyak 1 lot adalah 500

X Rp.16.800 = Rp.8.400.000. Grafiknya sebagai berikut :

Gambar IV.6. Grafik buy ke-1

Pada 16 September terlihat pola bullish engulfing (bullish). namun hari berikutnya

tanggal 17 September belum menguatkan indikasi bullish tersebut. Konfirmasi atas indikasi ini

baru terjadi pada tanggal 18 September, dimana muncul white candle dengan close price diatas

konfirmasi yang diminta.

19 September

39

Page 40: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Setelah melakukan transaksi beli, maka penulis akan menunggu sampai tren naik

berakhir dan terjadi indikasi tren turun. Namun pada tanggal ini tidak terlihat pola

candlestick apapun.

22 September

Pada tanggal ini terlihat pola gravestone doji (bearish) dengan close price

18.200, resistance level Rp.18.600 dan RSI 93,48 (overbought). Konfirmasi yang

diperlukan adalah black candle dengan close price dibawah Rp.18.200, sementara false

signal Rp.18.600 keatas.

23 September

Pada tanggal ini terlihat black candle dengan close price Rp.17.300, sehingga

cocok dengan konfirmasi pada tanggal 22 September. Maka penulis memutuskan untuk

menjual saham pada hari ini, sehingga hasil penjualannya adalah 500 X Rp.17.300 =

Rp.8.650.000. Grafiknya sebagai berikut:

Gambar IV.7. Grafik sell ke-1

40

Page 41: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Pada 22 September terlihat pola gravestone doji (bearish). Konfirmasi atas indikasi

bearish ini terlihat pada tanggal 23 September, dimana muncul black candle dengan close price

dibawah konfirmasi yang diminta.

Dengan menjual sahamnya pada tanggal tersebut, maka keuntungannya adalah

Buy 18 September Rp.8.400.000

Sell 23 September Rp.8.650.000

Profit Rp.250.000

Previous provit 0

Total profit Rp.250.000

24-25 September

Setelah melakukan transaksi beli, maka sekarang penulis kembali mencari

indikasi tren naik untuk memasuki pasar. Namun, dalam jangka waktu ini tidak terlihat

pola candlestick apapun.

26 September

Pada tanggal ini terlihat pola four price doji (bullish) dengan close price

Rp.17.500, support level Rp.17.400, dan RSI 26,67 (oversold). Untuk konfirmasi

dibutuhkan white candle dengan close price lebih besar dari Rp.17.500, dan false signal

Rp.17.400 kebawah.

41

Page 42: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

29 September

Close price pada tanggal ini adalah Rp.17.100, maka ini merupakan false signal

atau kegagalan pola candlestick pada tanggal 25 dan 26 September. Maka penulis belum

bisa memasuki pasar.

6 Oktober

Pada tanggal ini terlihat formasi long legged doji (bullish) dengan close price

Rp.16.500, support level Rp.16.500, dan RSI 7,69 (oversold). Untuk konfirmasi

dibutuhkan white candle dengan close price lebih besar dari Rp.16.500, dan false signal

Rp.16.500 kebawah.

7 Oktober

Close price terjadi pada Rp.16.000, maka indikasi bullish pada pola candletick

sebelumnya adalah false signal. Pada tanggal ini terlihat pola gravestone doji (bullish)

dengan support level Rp.16.000, dan RSI 6,25 (oversold). Untuk konfirmasi dibutuhkan

white candle dengan close price lebih besar dari Rp.16.000, dan false signal Rp.16.000

kebawah.

8 Oktober

Close price hari ini menurun cukup besar dari hari sebelumnya, yaitu Rp.12.800.

Angka ini juga merupakan false signal untuk sinyal sebelumnya. Pada tanggal ini

terlihat pola black opening marubozu (bearish) dengan resistance level Rp.15.200, dan

RSI 0 (oversold). Karena penulis mencari indikasi bullish, maka informasi yang

diberikan oleh pola candlestick ini tidak dapat digunakan untuk melakukan transaksi.

42

Page 43: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

14 Oktober

Pada tanggal ini terlihat pola white marubozu (bullish) dengan close price

Rp.14.200, support level 13.300, dan RSI 24,56 (oversold). Untuk konfirmasi

dibutuhkan white candle dengan close price lebih besar dari Rp.14.200, dan false signal

Rp.13.300 kebawah. Pada tanggal ini juga terlihat pola long bullish harami (bullish)

dengan support level Rp.13.750, dan RSI 7,69 (oversold). Untuk konfirmasi dibutuhkan

white candle dengan close price lebih besar dari Rp.15.200, dan false signal Rp.12.800

kebawah.

15 Oktober

Close price terjadi pada angka Rp.14.100 dan merupakan black candle, maka

sinyal bullish pada tanggal 14 Oktober belum dapat dikonfirmasikan, sehingga penulis

tidak melakukan transaksi. Pada tanggal ini terlihat pola long legged doji (bullish)

dengan support level Rp.14.100, dan RSI 26,92 (oversold). Untuk konfirmasi dibutuhkan

white candle dengan close price lebih besar dari Rp.14.200, dan false signal Rp.14.100

kebawah.

16 Oktober

Close price terjadi pada angka Rp.13.350, maka informasi bullish pada tanggal

15 Oktober adalah false signal. Pada tanggal ini terlihat pola long legged doji (bullish)

dengan support level Rp.13.300, dan RSI 25,69 (oversold). Untuk konfirmasi dibutuhkan

white candle dengan close price lebih besar dari Rp.13.350, dan false signal Rp.13.300

kebawah.

43

Page 44: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar IV.8. Grafik 24 September – 16 Oktober

Pada 26 September terlihat pola four price doji (bullish), namun indikasi ini dinyatakan

signal pada hari berikutnya. Pada 6 Oktober, pola four price doji (bullish) kembali terlihat,

namun kembali dinyatakan false signal pada hari berikutnya, tanggal 7 Oktober. Pada 7 Oktober

juga terlihat pola gravestone doji (bullish), namun kembali dinyatakan false signal pada 8

Oktober. Sebaliknya pada tanggal ini terlihat indikasi bearish dengan pola black opening

marubozu. Pada 14 Oktober, indikasi bullish kembali terlihat dengan pola white marubozu.

Namun harga yang terbentuk pada hari berikutnya belum menguatkan indikasi ini. Pada 15

Oktober terjadi lagi indikasi bullish, yaitu dengan kemunculan pola long legged doji. Pada hari

berikutnya, yaitu 16 Oktober indikasi bullish tersebut kembali dinyatakan false signal. Namun

pada hari ini kembali terlihat pola long legged doji (bullish).

17 Oktober

Close price terjadi pada angka Rp.12.050, maka informasi bullish pada tanggal

14 dan 16 Oktober adalah false signal. Pada tanggal ini terlihat pola black marubozu

(bearish) dengan resistance level Rp.13.500 dan RSI 39,44 (oversold). Karena penulis

mencari indikasi bullish, maka informasi yang diberikan oleh pola candlestick ini tidak

dapat digunakan untuk melakukan transaksi.

44

Page 45: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

20 Oktober

Pada tanggal ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

21 Oktober

Pada tanggal ini terlihat pola four price doji (bullish) dengan close price

Rp.11.500, support level Rp.11.500, dan RSI 10,61 (oversold). Untuk konfirmasi

dibutuhkan white candle dengan close price lebih besar dari Rp.11.500, dan false signal

Rp.11.500 kebawah.

22 – 24 Oktober

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun. Sementara close

price dari tanggal 22 hingga 24 berturut-turut adalah Rp.10.750, Rp.10.000, dan

Rp.9.000, yang menandakan informasi bullish pada tanggal 21 Oktober adalah false

signal.

27 Oktober

Pada tanggal ini terlihat pola four price doji (bullish) dengan close price

Rp.8.100, support level Rp.8.100, dan RSI 0 (oversold). Untuk konfirmasi dibutuhkan

white candle dengan close price lebih besar dari Rp.8.200, dan false signal Rp.8.100

kebawah.

28 Oktober

Pada tanggal ini close price terjadi pada Rp.7.300, yang menandakan indikasi

bullish pada tanggal sebelumnya adalah false signal. Pada tanggal ini terlihat pola four

45

Page 46: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

price doji (bullish) dengan support level Rp.7.300, dan RSI 0 (oversold). Untuk

konfirmasi dibutuhkan white candle dengan close price lebih besar dari Rp.7.300, dan

false signal Rp.7.300 kebawah.

29 Oktober

Pada tanggal ini close price terjadi pada Rp.7.100, yang menandakan indikasi

bullish pada tanggal sebelumnya adalah false signal.

30 Oktober

Pada tanggal ini close price yang terjadi adalah Rp.7.800. Menurut informasi

pada pola candlestick pada tanggal 28 Oktober, nilai ini merupakan konfirmasi yang

dibutuhkan, namun pada tanggal 29 Oktober indikasi bullish tersebut dinyatakan

sebagai false signal. Karena itu, penulis mencoba mengambil keputusan dengan ikut

mempertimbangkan RSI, yang pada hari ini menunjukkan angka 26,92 (oversold).

Karena close price hari ini merupakan konfirmasi dari pola sebelumnya dan RSI

memberi informasi oversold, yang memberikan indikasi buy, maka penulis memutuskan

untuk membeli saham pada hari ini. Modal yang dibutuhkan adalah 500 X Rp.7.800 =

Rp.3.900.000. Grafiknya sebagai berikut:

46

Page 47: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar IV.9. Grafik buy ke-2

Pada 17 Oktober terlihat pola black marubozu (bearish). Pada 21 Oktober terlihat

indikasi bullish dengan pola four price doji, namun harga yang terbentuk pada hari-hari

berikutnya menggagalkan indikasi tersebut. Pada 27 Oktober kembali terlihat pola four price

doji (bullish), namun close price pada 28 Oktober menggagalkan indikasi bullish tersebut. Pada

28 Oktober pola four price doji (bullish) kembali terlihat, namun kembali false signal pada 29

Oktober. Pada tanggal 30 Oktober, terlihat konfirmasi terhadap indikasi bullish 28 Oktober,

dengan ikut mempertimbangkan RSI, maka penulis memutuskan untuk melakukan aksi beli.

31 Oktober

Kini penulis menunggu indikasi bearish untuk keluar dari pasar. Pada tanggal ini

tidak terlihat pola candlestick apapun.

3 November

Pada tanggal ini terlihat pola white marubozu breaks resistance (bullish) dengan

close price Rp.11.200, support level Rp.9.350, dan RSI 95,35 (overbought). Tren masih

diperkirakan akan naik.

47

Page 48: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

4 November

Pada hari ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

5 November

Pada tanggal ini terlihat pola dark cloud cover (bearish) dengan close price

Rp.11.500, resistance level Rp.11.900 dan RSI 83,64 (overbought). Untuk konfirmasi

dibutuhkan black candle dengan close price lebih kecil dari Rp.11.400, dan false signal

Rp.12.600 keatas.

6 November

Pada tanggal ini muncul black candle dengan close price Rp.10.350. Ini adalah

konfirmasi yang diperlukan sebagai penguat indikasi bearish yang didapat pada 5

November. Maka penulis memutuskan inilah saatnya untuk menjual sahamnya. hasil

penjualannya adalah 500 X Rp.10.350 = Rp.5.175.000. Grafiknya sebagai berikut:

Gambar IV.10. Grafik sell ke-2

Pada 3 November terlihat indikasi bullish dengan pola white marubozu breaks

resistance. Baru pada 5 November terlihat pola dark cloud cover (bearish), lalu konfirmasi atas

indikasi ini terlihat pada 6 November.

48

Page 49: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Dengan menjual sahamnya pada tanggal tersebut, maka keuntungannya adalah

Buy 30 Oktober Rp.3.900.000

Sell 6 November Rp.5.175.000

Profit Rp.1.275.000

Previous provit Rp.250.000

Total profit Rp.1.525.000

7-11 November

Sekarang penulis kembali menunggu indikasi bullish untuk memasuki pasar.

Namun dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

12 November

Pada tanggal ini terlihat pola four price doji (bullish) dengan close price

Rp.10.100, support level Rp.9.850, dan RSI 30,77 (oversold). Untuk konfirmasi

dibutuhkan white candle dengan close price lebih besar dari Rp.10.100, dan false signal

Rp.9.850 kebawah.

13 november

Close price pada hari ini adalah Rp.9.400, berarti indikasi bullish yang diberikan

hari sebelumnya adalah false signal.

49

Page 50: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

14 November

Pada tanggal ini terlihat pola black closing marubozu (bearish) dengan close

price Rp.9.100, resistance level Rp.9.800 dan RSI 16 (oversold). Berarti belum saatnya

memasuki pasar karena harga akan bergerak turun.

Gambar IV.11. Grafik buy ke-1 17 November – 16 November

Pada 12 November terlihat pola four price doji (bullish). Namun, indikasi bullish ini

dinyatakan false signal pada hari berikutnya. Lalu pada 14 November terlihat pola black closing

marubozu (bearish).

17 november

Pada hari ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

18 November

Pada tanggal ini terlihat pola dragonfly doji (bullish) dengan close price

Rp.8.550, support level Rp.8.550, dan RSI 0 (oversold). Untuk konfirmasi dibutuhkan

white candle dengan close price lebih besar dari Rp.8.600, dan false signal Rp.8.550

kebawah.

50

Page 51: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

19-26 November

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun, sementara close

price-nya berturut-turut adalah Rp.8.500, Rp.8.400, Rp.8.400, Rp.8.200, dan Rp.8.150.

Berarti indikasi bullish pada tanggal 18 November adalah false signal. Pada tanggal 26

november, close price-nya adaah Rp.8.650, maka ini adalah konfirmasi atas indikasi

bullish pada tanggal 18 November, namun indikasi ini telah dinyatakan false signal pada

hari-hari sebelumnya. Karena itu, penulis mengambil keputusan dengan ikut

mempertimbangkan RSI. Pada 26 November, RSI berada pada level 66,67 (overbought),

karena itu penulis memutuskan untuk tidak melakukan transaksi beli pada hari ini.

27 November

Pada tanggal ini terlihat pola long white candle breaks resistance (bullish),

dengan close price Rp.9.650, support level Rp.8.750 dan RSI 85,71 (overbought). Untuk

konfirmasi dibutuhkan white candle dengan close price lebih besar dari Rp.9.650, dan

false signal Rp.9.000 kebawah.

28 November

Pada tanggal ini muncul white candle dengan close price Rp.10.200. nilai ini

sesuai dengan konfirmasi pada tanggal 27 November. Maka penulis memutuskan inilah

waktu yang tepat untuk memasuki pasar. sehingga modal yang dibutuhkan adalah 500 X

Rp.10.200 = Rp.5.100.000. Grafiknya sebagai berikut:

51

Page 52: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar IV.12. Grafik buy ke-3

Pada 18 November terlihat pola dragonfly doji, namun close price pada hari-hari

berikutnya menggagalkan indikasi bullish tersebut. Pada 27 November terlihat pola long white

candle breaks resistance (bullish). Konfirmasi atas indikasi ini terlihat pada 28 November yang

juga merupakan pola long white candle (bullish).

1-9 Desember

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

10 Desember

Pada tanggal ini kembali terlihat formasi long white candle (bullish) dengan

close price Rp.10.400, support 1 level Rp.9700, support 2 level 10050 dan RSI 91,43

(overbought). Ini menandakan tren bullish masih akan berlanjut dan belum saatnya

untuk keluar dari pasar.

11-22 Desember

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

52

Page 53: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar IV.13. Grafik 1 Desember – 19 Desember

Dalam jangka waktu ini hanya satu pola candlestick yang terlihat, yaitu pada tanggal 11

Desember dengan pola long white candle. Dalam waktu ini, penulis berada dalam posisi akan

menjual saham sehingga dengan adanya indikasi bullish tersebut maka penulis belum akan

menjual sahamnya dan menunggu adanya indikasi tren bearish.

23 Desember

Pada tanggal ini terlihat pola black opening marubozu breaks support (bearish)

dengan close price Rp.10.400, resistance level Rp.10.100 dan RSI 29,63 (oversold).

Konfirmasi yang diperlukan adalah black candlestick dengan close price dibawah

Rp.10.400, sementara false signal Rp.11.100 keatas.

24 – 6 Januari

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun. Close price-nya

berturut-turut adalah Rp.10.600, Rp.10.550, Rp.10.550, Rp.12.200, dan Rp.12.250. Pada

tanggal 24 – 30 Desember close price yang terjadi belum menguatkan indikasi bearish

pada tanggal 23 Desember, sementara close price pada 5 dan 6 Januari menggagalkan

indikasi bearish tersebut.

53

Page 54: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

7 Januari

Pada tanggal ini terlihat pola white opening marubozu (bullish) dengan close

price Rp.13.500, support 1 level Rp.12.600, support 2 level Rp.13.050, dan RSI 99,01

(overbought). Berarti harga diperkirakan akan naik dan belum saatnya untuk menjual

saham.

8 Januari

Pada tanggal ini terlihat pola bearish harami cross (bearish) dengan close price

Rp.12.950, resistance level 12.975, dan RSI 84,29 (overbought). Konfirmasi yang

diperlukan adalah black candlestick dengan close price dibawah Rp.12.600, sementara

false signal Rp.13.500 keatas.

9 Januari

Pada tanggal ini muncul black candletick dengan close price Rp.12.450. Ini

adalah konfirmasi yang diperlukan sebagai penguat indikasi bearish yang didapat pada 8

Januari. Maka penulis memutuskan inilah saatnya untuk menjual sahamnya. hasil

penjualannya adalah 500 X Rp.12.450 = Rp.6.225.000. Grafiknya sebagai berikut:

Gambar IV.14. Grafik sell ke-3

54

Page 55: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Pada 23 Desember terlihat pola black opening marubozu breaks support (bearish),

namun pada tanggal 5 dan 6 Januari harga yang terbentuk menggagalkan indikasi bearish

tersebut. Pada 7 Januari terlihat pola white opening marubozu (bullish). Lalu pada 8 Januari

terlihat pola bearish harami cross (bearish).Konfirmasi atas indikasi ini terlihat pada 9 Januari,

dimana juga terlihat pola 3 candle yaitu three inside down (bearish).

Dengan menjual sahamnya pada tanggal tersebut, maka keuntungannya adalah

Buy 28 November Rp.5.100.000

Sell 9 Januari Rp.6.225.000

Profit Rp.1.125.000

Previous provit Rp.1.525.000

Total profit Rp.2.650.000

12 - 28 Januari

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

29 Januari

Pada tanggal ini terlihat pola gravestone doji (bearish) dengan close price

Rp.12.900, resistance level Rp.13.000 dan RSI 66,67 (overbought). Berarti pasar belum

menunjukkan tanda-tanda akan mengalami kenaikan harga, sehingga belum waktunya

memasuki pasar.

55

Page 56: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar IV.15. Grafik 24 September – 16 Oktober

Dalam jangka waktu ini hanya satu pola candlestick yang terlihat, yaitu gravestone doji

yang berindikasi bearish. Dalam waktu ini penulis menunggu waktu yang tepat untuk memasuki

pasar yaitu terlihatnya tren bullish. Karena itu, penulis masih akan menunggu.

30 Januari - 3 Februari

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

4 Februari

Pada tanggal ini terlihat pola black opening marubozu (bearish) dengan close

price Rp.11.700, resistance level Rp.12.500 dan RSI 7,14 (oversold). Berarti belum

saatnya membeli saham kembali.

5 Februari

Pada tanggal ini terlihat pola thrusting (bearish) dengan close price Rp.11.850,

resistance level Rp.11.850 dan RSI 10,34 (oversold). Berarti belum saatnya membeli

saham kembali.

56

Page 57: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

6 Februari

Pada tanggal ini terlihat pola four price doji (bullish) dengan close price

Rp.11.900, support level Rp.11.900, dan RSI 16 (oversold). Untuk konfirmasi

dibutuhkan white candle dengan close price lebih besar dari Rp.12.000, dan false signal

Rp.11.900 kebawah.

9 Februari

Close price pada hari ini adalah Rp.11.950, maka belum menguatkan indikasi

bullish hari sebelumnya. Maka penulis memutuskan untuk tidak memasuki pasar

sekarang. Pada tanggal ini terlihat pola four price doji (bullish) dengan support level

Rp.11.900, dan RSI 25 (oversold). Untuk konfirmasi dibutuhkan white candle dengan

close price lebih besar dari Rp.11.950, dan false signal Rp.11.900 kebawah.

10 Februari

Close price pada tanggal ini adalah Rp.11.650, sehingga menggagalkan indikasi

bullish pada tanggal 6 dan 9 Februari.

11 Februari

Pada tanggal ini terlihat pola black opening marubozu (bearish) dengan close

price Rp.10.900, resistance level Rp.11.450 dan RSI 8,7 (oversold). Berarti belum

saatnya memasuki pasar.

12 Februari

Pada tanggal ini tidak terlihat adanya pola candlestick apapun.

57

Page 58: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

13 Februari

Pada tanggal ini terlihat pola grave stone doji (bullish) dengan close price

Rp.10.950, support level Rp.10.950, dan RSI 11,54 (oversold). Untuk konfirmasi

dibutuhkan white candle dengan close price lebih besar dari Rp.11.000, dan false signal

Rp.10.950 kebawah.

16 Februari

Pada hari ini terbentuk white candlestick dengan close price Rp.11.100, yang

menguatkan indikasi bullish pada tanggal 13 Februari. Maka penulis memutuskan untuk

membeli saham pada hari ini. Modal yang dibutuhkan adalah: 500 X Rp.11.100 =

Rp.5.550.000. Grafiknya sebagai berikut:

Gambar IV.16. Grafik buy ke-4

Pada 4 Februari terlihat pola black opening marubozu yang berindikasi bearish,

demikian pula pada 5 februari, terlihat pola thrusting. Pada 6 dan 9 Februari terlihat pola four

price doji (bullish), namun pada 10 Februari harga yang terbentuk menggagalkan indikasi bullish

tersebut. Pada 11 Februari kembali terlihat pola black opening marubozu (bearish). Pada 13

Februari indikasi bullish kembali terlihat dengan pola gravestone doji. Konfirmasi atas indikasi

bullish ini dipastikan pada 16 Februari.

58

Page 59: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

17 Februari

Sekarang penulis menunggu berakirnya tren naik dan munculnya indikasi tren

turun untuk menjual sahamnya. Pada tanggal ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

18 Februari

Pada tanggal ini terlihat pola long white candle (bullish) dengan close price

Rp.10.950, support level Rp.10.600, dan RSI 42,86 (neutral). Ini menandakan tren

bullish masih akan berlanjut.

19 - 24 Februari

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

25 Februari

Pada tanggal ini terlihat pola white marubozu breaks resistance (bullish) dengan

close price Rp.11.350, support level Rp.11.150, dan RSI 69,23 (overbought). Berarti

belum saatnya untuk keluar dari pasar.

26 Februari

Pada tanggal ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

27 Februari

Pada tanggal ini terlihat pola gravestone doji (bearish) dengan close price

Rp.11.300, resistance level Rp.11.300 dan RSI 88,89 (overbought). Konfirmasi yang

59

Page 60: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

diperlukan adalah black candlestick dengan close price dibawah Rp.11.330, sementara

false signal Rp.11.300 keatas.

2 Maret

Close price pada hari ini adalah Rp.10.850, berarti ini menguatkan indikasi

bearish pada hari sebelumnya. Penulis membeli saham dengan harga Rp.11.100,

sehingga apabila menjualnya sekarang maka penulis akan mengalami kerugian. Namun,

karena hasil analisis menunjukkan tren bearish dan telah dikuatkan dengan konfirmasi,

maka penulis memutuskan untuk menjual saham pada hari ini, untuk menghindari

kerugian yang lebih besar. Grafiknya sebagai berikut:

Gambar IV.17. Grafik sell ke-4

Pada 18 Februari terlihat pola long white candle (bullish). Lalu pada 25 Februari terlihat

indikasi bullish yaitu pola white marubozu. Pada 27 Februari terlihat pola gravestone doji

(bearish). Konfirmasi atas indikasi bearish ini terlihat pada 2 Maret.

60

Page 61: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Dengan menjual sahamnya pada tanggal tersebut, maka keuntungannya adalah

Buy 16 Februari Rp.5.550.000

Sell 2 Maret Rp.5.425.000

Profit (Rp.125.000)

Previous provit Rp.2.650.000

Total profit Rp.2.525.000

3 – 10 Maret

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

11 Maret

Pada tanggal ini terlihat pola white opening marubozu (bullish) dengan close

price Rp.11.900, support 1 level Rp.11.450, support 2 level Rp.11.675, dan RSI 99,01

(overbought). Konfirmasi yang diperlukan adalah white candlestick dengan close price

diatas Rp.11.900, sementara false signal Rp.11.450 kebawah.

12 Maret

Pada tanggal ini muncul white candlestick dengan close price Rp.12.450, yang

menguatkan indikasi bullish hari sebelumnya. Pada hari ini juga terlihat pola white

marubozu (bullish). Maka penulis memutuskan untuk melakukan aksi beli pada hari ini,

sehingga modal yang dibutuhkan adalah 500 X Rp.12.450 = Rp.6.225.000. Grafiknya

sebagai berikut:

61

Page 62: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar IV.18. Grafik buy ke-5

Pada 11 Maret terlihat pola white opening marubozu (bullish). Konfirmasi atas indikasi

bullish ini terlihat pada 12 Maret, dimana juga terlihat pola white marubozu (bullish).

13-17 Maret

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

18 Maret

Pada tanggal ini terlihat pola white opening marubozu breaks resistance (bullish)

dengan close price Rp.13.400, support level Rp.13.250, dan RSI 74,36 (overbought).

Berarti harga masih akan mengalami kenaikan.

19-20 Maret

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

62

Page 63: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

23 Maret

Pada tanggal ini terlihat pola white opening marubozu (bullish) dengan close

price Rp.14.900, support 1 level Rp.13.950, support 2 level Rp.14.425, dan RSI 81,94

(overbought). Berarti harga masih akan mengalami kenaikan.

24-25 Maret

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

27 Maret

Pada tanggal ini terlihat pola four price doji (bearish) dengan close price

Rp.15.800, resistance level Rp.15.800 dan RSI 99,01 (overbought). Konfirmasi yang

diperlukan adalah black candlestick dengan close price dibawah Rp.15.600, sementara

false signal Rp.15.800 keatas.

30 Maret

Hari ini muncul black candlestick dengan close price Rp.14.250, yang berarti

menguatkan sinyal bearish tanggal 27 Maret. Selain itu, pada hari ini terlihat 3 pola

candlestick sekaligus, yaitu black opening marubozu, bearish engulfing, dan bearish

breakaway. Maka penulis memutuskan untuk keluar dari pasar dengan menjual

sahamnya pada hari ini. Maka hasil penjualan yang didapat adalah: 500 X Rp.14.250 =

Rp.7.125.000. Grafiknya sebagai berikut:

63

Page 64: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar IV.19. Grafik sell ke-5

Pada 18 Maret terlihat pola white opening marubozu breaks resistance (bullish). Pada 27

Maret terlihat pola four price doji (bearish). Konfirmasi atas indikasi bearish ini dipastikan pada

30 Maret. Pada 30 Maret terlihat 3 formasi sekaligus, yaitu black opening marubozu breaks

resistance (bearish), bearish engulfing (bearish), dan pola 5 candletick yaitu bearish breakaway

(bearish).

Dengan menjual sahamnya pada tanggal tersebut, maka keuntungannya adalah

Buy 12 Maret Rp.6.225.000

Sell 30 Maret Rp.7.125.000

Profit Rp.900.000

Previous provit Rp.2.525.000

Total profit Rp.3.425.000

31 Maret - 24 April

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

64

Page 65: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar IV.20. Grafik 31 Maret – 15 April

Dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun. Penulis baru menjual

sahamnya dan menunggu terlihatnya tren bullish. Karena itu, kini penulis menunggu waktu yang

tepat untuk kembali memasuki pasar.

27 April

Pada tanggal ini terlihat pola long black candle (bearish) dengan close price

Rp.15.100, resistance level Rp.15.450 dan RSI 31,82 (oversold). Berarti belum saatnya

memasuki pasar karena tren diperkirakan akan turun.

28 April

Pada tanggal ini terlihat pola white spinning tops (bullish) dengan close price

Rp.15.200, support level Rp.15.100, dan RSI 45 (neutral). Konfirmasi yang diperlukan

adalah white candlestick dengan close price diatas Rp.15.200, sementara false signal

Rp.15.100 kebawah.

65

Page 66: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

29 April

Pada hari ini terbentuk white candlestick dengan close price Rp.15.750, yang

menguatkan indikasi bullish pada tanggal 28 April. Maka penulis memutuskan untuk

membeli saham pada hari ini. Modal yang dibutuhkan adalah: 500 X Rp.11.100 =

Rp.5.550.000. Grafiknya sebagai berikut:

Gambar IV.21. Grafik buy ke-6

Pada 27 April terlihat pola long black candle (bearish). Lalu pada 28 April terlihat pola

white spinning tops (bullish). Konfirmasi atas indikasi bullish ini terlihat pada 29 April.

30 April

Kali ini penulis kembali menunggu berakhirnya tren naik dan munculnya tren

turun. Namun, pada tanggal ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

1 Mei

Pada tanggal ini terlihat pola black spinning tops (bearish) dengan close price

Rp.17.700, resistance level Rp.17.850 dan RSI 90,62 (overbought). Konfirmasi yang

diperlukan adalah black candlestick dengan close price dibawah Rp.17.700, sementara

false signal Rp.17.850 keatas.

66

Page 67: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

4-6 Mei

Pada tanggal tersebut, tidak terlihat pola candlestick apapun. Namun, close price-

nya secara berturut-turut adalah Rp.18.550, Rp.19.000, dan Rp.18.950. Sehingga

menggagalkan indikasi bearish pada tanggal 1 Mei.

7 Mei

Pada tanggal ini terlihat pola four price doji (bearish) dengan close price

Rp.19.000, resistance level Rp.19.000 dan RSI 96,43 (overbought). Konfirmasi yang

diperlukan adalah black candlestick dengan close price dibawah Rp.19.000, sementara

false signal Rp.19.000 keatas.

8 Mei

Close price pada hari ini adalah Rp.21.550, sehingga menggagalkan indikasi

bearish pada tanggal 7 Mei. Sebaliknya, pada tanggal ini terlihat formasi long white

candle (bullish).

11 Mei

Pada tanggal ini terlihat pola dark cloud cover (bearish), dengan close price

Rp.19.750, resistance level Rp.20.275, dan RSI 58,43 (neutral). Untuk menguatkan

indikasi ini, diperlukan black candle dengan close price Rp.19.000 kebawah dan false

signal pada Rp.21.600.

67

Page 68: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

12 – 13 Mei

Close price dalam jangka waktu ini adalah Rp.19.300 dan Rp.19.500, sehingga

belum menguatkan indikasi bearish hari sebelumnya.

14 Mei

Hari ini muncul black candlestick dengan close price Rp.18.350, yang berarti

menguatkan sinyal bearish tanggal 11 Mei. Maka penulis memutuskan untuk keluar dari

pasar dengan menjual sahamnya pada hari ini. Maka hasil penjualan yang didapat

adalah: 500 X Rp.18.350 = Rp.9.175.000. Grafiknya sebagai berikut:

Gambar IV.22. Grafik sell ke-6

Pada 1 Mei terlihat indikasi bearish, yaitu dengan pola black spinning tops, namun

harga yang terbentuk pada hati berikutnya menggagalkan indikasi ini. Pada 7 Mei kembali

terjadi indikasi bearish dengan four price doji, namun harga yang terbentuk pada hari berikutnya

kembali menggagalkan indikasi bearish tersebut. Pada 11 Mei, terlihat pola dark cloud cover

(bearish). Konfirmasi atas indikasi bearish ini terlihat pada 14 Mei.

68

Page 69: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Dengan menjual sahamnya pada tanggal tersebut, maka keuntungannya adalah

Buy 29 April Rp.7.875.000

Sell 14 Mei Rp.9.175.000

Profit Rp.1.300.000

Previous provit Rp.3.425.000

Total profit Rp.4.725.000

15 Mei

Kini penulis menunggu terlihatnya indikasi tren naik untuk memasuki pasar.

Pada tanggal ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

18 Mei

Pada tanggal ini terlihat pola dragonfly doji (bullish) dengan close price

Rp.18.100, support level Rp.18.000, dan RSI 0 (oversold). Konfirmasi yang diperlukan

adalah white candlestick dengan close price diatas Rp.18.100, sementara false signal

Rp.18.000 kebawah.

19 Mei

Pada hari ini terbentuk white candlestick dengan close price Rp.19.750, yang

menguatkan indikasi bullish pada tanggal 18 Mei. Maka penulis memutuskan untuk

membeli saham pada hari ini. Modal yang dibutuhkan adalah: 500 X Rp.19.750 =

Rp.9.875.000. Grafiknya sebagai berikut:

69

Page 70: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar IV.23. Grafik buy ke-7

Pada 18 Mei terlihat pola dragonfly doji (bullish). Konfirmasi atas indikasi bullish ini terlihat

pada 19 Mei.

20 - 26 Mei

Kali ini penulis kembali menunggu berakhirnya tren naik dan munculnya tren

turun. Namun, dalam jangka waktu ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

27 Mei

Pada tanggal ini terlihat pola white opening marubozu breaks resistance

(bullish) dengan close price Rp.20.750, support level Rp.20.700, dan RSI 64,71

(overbought).

28 Mei

Pada tanggal ini tidak terlihat pola candlestick apapun.

29 Mei

Pada tanggal ini terlihat pola long black candle (bearish) dengan close price

Rp.20.800, resistance level Rp.22.000 dan RSI 63,86 (overbought). Konfirmasi yang

70

Page 71: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

diperlukan adalah black candlestick dengan close price dibawah Rp.20.800, sementara

false signal Rp.22.000 keatas.

Selain itu Pada tanggal ini juga terlihat pola dark cloud cover (bearish) dengan

resistance level Rp.21.250. Konfirmasi yang diperlukan adalah black candlestick dengan

close price dibawah Rp.20.750, sementara false signal Rp.22.000 keatas.

1 Juni

Close price pada hari ini adalah Rp.21.950, maka belum menguatkan indikasi

bearish pada tanggal 29 Mei.

2 Juni

Pada tanggal ini terlihat pola four price doji (bearish) dengan close price

Rp.22.150, resistance level Rp.22.200 dan RSI 57,45 (neutral). Konfirmasi yang

diperlukan adalah black candlestick dengan close price dibawah Rp.22.150, sementara

false signal Rp.22.300 keatas.

3 Juni

Pada hari ini terlihat black candle dengan close price Rp.22.100, maka ini

merupakan konfirmasi sinyal bearish pada 2 Juni. Selain itu pada hari tersebut terlihat

pola four price doji. Maka penulis memutuskan untuk keluar dari pasar. Maka hasil

penjualannya adalah 500 X Rp.22.100 = Rp.11.050.000. Grafiknya sebagai berikut:

71

Page 72: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Gambar IV.24. Grafik sell ke-7

Pada 27 Mei terlihat pola white opening marubozu breaks resistance (bullish). Lalu pada

29 Mei terlihat pola long black candle dan dark cloud cover yang keduanya berindikasi bearish.

Pada 2 Juni kembali terlihat indikasi bearish dengan pola four price doji. Konfirmasi atas

indikasi ini terlihat pada 3 Juni, dimana juga terlihat pola four price doji (bearish).

Dengan menjual sahamnya pada tanggal tersebut, maka keuntungannya adalah

Buy 19 Mei Rp.9.875.000

Sell 3 Juni Rp.11.050.000

Profit Rp.1.175.000

Previous provit Rp.4.725.000

Total profit Rp.5.900.000

IV.3 Optimalisasi dengan mengubah SLT

Pemakai dapat mengubah-ubah batasan SLT, MLT, maupun periode analisis

sesuai dengan keinginan, karakteristik, dan kebutuhan pemakai itu sendiri dengan

metode modified candlestick. Kini penulis akan mengubah batasan SLT untuk

mengetahui mana yang memberikan hasil yang lebih baik.

72

Page 73: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Apabila menggunakan SLT yang lebih kecil, maka tren naik atau turun akan lebih

teridentifikasi dibandingkan menggunakan SLT yang lebih besar, dengan begitu maka

identifikasi tren akan berubah, sehingga identifikasi pola candlestick juga akan

mengalami perubahan. Contohnya sebagai berikut :

Gambar IV.25. Perbandingan SLT 0.2 dengan SLT 0.6SLT 0.2

date close candlestick26-Nov-08 8650 White Opening Marubozu, Previous Trend = Down Trend, Indication

= Bullish, Support Level = 8200 Wait for White Candle Appearance with close price greater then 8650 For Confirmation, Stop Loss at 8200

27-Nov-08 9650 Long White Candle, Previous Trend = Up Trend, Indication = Bullish, Support Level 1 = 9000Support Level 2 = 9325 Wait for White Candle Appearance with close price greater then 9650 For Confirmation, Stop Loss at 9000

28-Nov-08 10200 Long White Candle, Previous Trend = Up Trend, Indication = Bullish, Support Level 1 = 9650Support Level 2 = 9925 Wait for White Candle Appearance with close price greater then 10200 For Confirmation, Stop Loss at 9650

SLT 0.6date close candlestick

26-Nov-08 8650 27-Nov-08 9650 Long White Candle Breaks Resistance, Previous Trend = Side

Ways, Indication = Bullish, Support Level = 8750 Wait for White Candle Appearance with close price greater then 9650 For Confirmation, Stop Loss at 9000

28-Nov-08 10200 Long White Candle, Previous Trend = Up Trend, Indication = Bullish, Support Level 1 = 9650Support Level 2 = 9925 Wait for White Candle Appearance with close price greater then 10200 For Confirmation, Stop Loss at 9650

Apabila menggunakan SLT 0.2, pada 26 November terlihat pola White Opening

Marubozu (bullish). Saat itu, penulis berada dalam posisi mencari indikasi bullish untuk

memasuki pasar. Pada 27 November, harga yang terbentuk sesuai dengan konfirmasi

yang dibutuhkan indikasi pada 26 November, sehingga penulis memutuskan untuk

membeli saham pada hari itu dengan harga per lembar Rp.9.650. Sementara dengan

menggunakan SLT 0.6, tidak terlihat pola candlestick apapun, sehingga penulis tidak

melakukan transaksi. Apabila menggunakan SLT 0.6, indikasi bullish baru terlihat pada

73

Page 74: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

27 November dengan pola Long White Candle Breaks Resistance (dengan menggunakan

SLT 0.2, pola yang terlihat adalah pola Long white candle), dan konfirmasi atas indikasi

ini terlihat pada 28 November, sehingga penulis baru memasuki pasar pada hari itu

dengan harga per lembar Rp.10.200.

Dalam hal ini, SLT 0.2 memberikan sinyal lebih cepat dibandingkan SLT 0.6,

sehingga modal yang dibutuhkan lebih sedikit dan keuntungan yang akan didapat juga

menjadi lebih besar.

Penulis telah melakukan analisis dengan metode modified candlestick dengan

menggunakan SLT 0.2 sampai dengan SLT 0.7, yang hasilnya adalah sebagai berikut :

SLT 0.2

Apabila menggunakan SLT 0.2, maka pola candlestick lebih banyak terlihat,

namun tidak berarti transaksi menjadi lebih banyak, karena meskipun terlihat banyak

pola candlestick namun tidak diperkuat dengan konfirmasi yang dibutuhkan maka

penulis tidak melakukan transaksi.

Transaksi jual beli dengan SLT 0.2 dilakukan sebanyak 6 kali, dengan total profit

Rp. 6.950.000 dan ROI 27,80%. Dalam 6 kali transaksi jual beli tersebut, penulis

mengalami sebanyak 1 kali kerugian yaitu pada transaksi ke-4, dimana pada 16 Februari

penulis membeli saham dengan nilai Rp.5.550.000 dan menjualnya pada 2 Maret

seharga Rp.5.425.000, dengan begitu penulis mengalami kerugian sebesar Rp.125.000.

Gambar IV.26. Hasil simulasi back testing dengan SLT 0.2date buy (lot) sell (lot) price buy value sell value cash balance total asset

74

Page 75: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

15-Sep-08         25,000,000 25,000,00018-Sep-08 1 16,800 8,400,000 16,600,000 25,000,00023-Sep-08 1 17,300 0 8,650,000 25,250,000 25,250,00030-Oct-08 1 7,800 3,900,000 0 21,350,000 25,250,0006-Nov-08 1 10,350 0 5,175,000 26,525,000 26,525,000

27-Nov-08 1 9650 4,825,000 0 21,700,000 26,525,00019-Dec-08 1 10850 0 5,425,000 27,125,000 27,125,00016-Feb-09 1 11100 5,550,000 0 21,575,000 27,125,000

2-Mar-09 1 10850 0 5,425,000 27,000,000 27,000,0004-Mar-09 1 11000 5,500,000 0 21,500,000 27,000,000

30-Mar-09 1 14250 0 7,125,000 28,625,000 28,625,0001-Apr-09 1 15450 7,725,000 0 20,900,000 28,625,0003-Jun-09 1 22100 0 11,050,000 31,950,000 31,950,000

        Profit 6,950,000    ROI 27.80%

SLT 0.3

Dengan menggunakan SLT 0.3 profit yang didapat sebesar Rp.5.350.000 dan

ROI 21,40%. Transaksi jual beli dilakukan sebanyak 7 kali, berarti lebih banyak

dibandingkan dengan analisis menggunakan SLT 0.2 yang hanya 6 kali.

Terdapat beberapa perbedaan hasil dengan analisis menggunakan SLT 0.2. Pada

transaksi buy ke-3, bila menggunakan SLT 0.2 transaksi beli dilakukan pada 27

November dengan nilai Rp.4.825.000, sementara dengan SLT 0.3 dilakukan pada 28

November dengan nilai Rp.5.100.000. Dalam hal ini, analisis dengan SLT 0.2

memberikan sinyal bullish lebih cepat sehingga modal yang dibutuhkan untuk membeli

saham lebih sedikit dan memberikan keuntungan lebih besar.

Pada transaksi buy ke-5, bila menggunakan SLT 0.2 transaksi beli dilakukan pada

4 Maret senilai Rp.5.500.000, sementara dengan SLT 0.3 pada 12 Maret dengan nilai

Rp.6.225.000. Analisis dengan SLT 0.2 kembali memberikan sinyal bullish lebih cepat.

Pada transaksi buy ke-6, bila menggunakan SLT 0.2 transaksi beli dilakukan pada

1 April senilai Rp.7.725.000, sementara dengan SLT 0.3 pada 13 April dengan nilai

Rp.7.625.000. Meskipun analisis dengan SLT 0.2 melakukan transaksi lebih dulu, namun

75

Page 76: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

modal yang dibutuhkan lebih besar. Ini terjadi karena setelah tanggal 1 April tren

ternyata menurun, dan baru mulai naik lagi pada tanggal 13 April. Kali ini, analisis

dengan SLT 0.3 memberikan hasil yang lebih baik.

Dengan SLT 0.3, transaksi sell ke-6 dilakukan pada 14 Mei. Lalu transaksi beli

ke-7 pada 19 Mei, dan dijual kembali pada 3 Juni. Keuntungan yang didapat dari 2 kali

menjual saham sebesar Rp.2.725.000, sementara dengan menggunakan SLT 0.2,

transaksi sell ke-6 dilakukan pada 3 Juni, sehingga keuntungannya Rp.3.325.000. Jadi

meskipun transaksi yang dilakukan lebih sedikit namun gain yang didapat lebih banyak.

Analisis dengan SLT 0.3 juga mengalami 1 kali kerugian di waktu yang sama

dengan analisis menggunakan SLT 0.2

Gambar IV.27. Hasil simulasi back testing dengan SLT 0.3date buy (lot) sell (lot) price buy value sell value cash balance total asset15-Sep-08         25,000,000 25,000,00018-Sep-08 1 16,800 8,400,000 16,600,000 25,000,00023-Sep-08 1 17,300 0 8,650,000 25,250,000 25,250,00030-Oct-08 1 7,800 3,900,000 0 21,350,000 25,250,0006-Nov-08 1 10,350 0 5,175,000 26,525,000 26,525,000

28-Nov-08 1 10,200 5,100,000 0 21,425,000 26,525,00019-Dec-08 1 10850 0 5,425,000 26,850,000 26,850,00016-Feb-09 1 11100 5,550,000 0 21,300,000 26,850,000

2-Mar-09 1 10850 0 5,425,000 26,725,000 26,725,00012-Mar-09 1 12450 6,225,000 0 20,500,000 26,725,00030-Mar-09 1 14250 0 7,125,000 27,625,000 27,625,00013-Apr-09 1 15250 7,625,000 0 20,000,000 27,625,000

14-May-09 1 18350 0 9,175,000 29,175,000 29,175,00019-May-09 1 19750 9,875,000 0 19,300,000 29,175,000

3-Jun-09   1 22100 0 11,050,000 30,350,000 30,350,000Profit 5,350,000ROI 21.40%

SLT 0.4 dan SLT 0.5

76

Page 77: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Analisis menggunakan SLT 0.4 dan 0.5 (selanjutnya disebut SLT 0.4) ternyata

memberikan hasil yang sama. Profit yang didapat sebesar Rp.5.100.000 dengan ROI

20,40%. Transaksi jual beli juga dilakukan sebanyak 7 kali.

Analisis menggunakan SLT 0.4 memiliki satu perbedaan dengan analisis

menggunakan SLT 0.3, yaitu pada transaksi buy ke-6. dengan SLT 0.3 transaksi buy

dilakukan pada 13 April dengan nilai Rp.7.625.000, sementara dengan SLT 0.4 baru

dilakukan pada 29 April senilai Rp.7.875.000. Berarti analisis dengan SLT 0.3

memberikan sinyal bullish lebih cepat sehingga memberikan hasil yang lebih baik.

Analisis dengan SLT 0.4 juga mengalami 1 kali kerugian di waktu yang sama

dengan analisis menggunakan SLT 0.2 dan SLT 0.3, yaitu pada transaksi jual beli ke-4.

Gambar IV.28. Hasil simulasi back testing dengan SLT 0.4 dan SLT 0.5date buy (lot) sell (lot) price buy value sell value cash balance total asset15-Sep-08 0         25,000,000 25,000,00018-Sep-08 1 16,800 8,400,000 16,600,000 25,000,00023-Sep-08 1 17,300 0 8,650,000 25,250,000 25,250,00030-Oct-08 1 7,800 3,900,000 0 21,350,000 25,250,0006-Nov-08 1 10,350 0 5,175,000 26,525,000 26,525,000

28-Nov-08 1 10,200 5,100,000 0 21,425,000 26,525,00019-Dec-08 1 10,850 0 5,425,000 26,850,000 26,850,00016-Feb-09 1 11,100 5,550,000 0 21,300,000 26,850,000

2-Mar-09 1 10,850 0 5,425,000 26,725,000 26,725,00012-Mar-09 1 12,450 6,225,000 0 20,500,000 26,725,00030-Mar-09 1 14,250 0 7,125,000 27,625,000 27,625,00029-Apr-09 1 15,750 7,875,000 0 19,750,000 27,625,000

14-May-09 1 18,350 0 9,175,000 28,925,000 28,925,00019-May-09 1 19,750 9,875,000 0 19,050,000 28,925,000

3-Jun-09   1 22,100 0 11,050,000 30,100,000 30,100,000Profit 5,100,000ROI 20.40%

SLT 0.6

77

Page 78: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Dengan menggunakan SLT 0.6 profit yang didapat sebesar Rp.5.900.000 dan

ROI 23,60%. Transaksi jual beli dilakukan sebanyak 7 kali.

Perbedaannya dengan analisis menggunakan SLT 0.4 adalah pada transaksi sell

ke-3. Apabila menggunakan SLT 0.4, juga dengan 0.2 dan SLT 0.3, transaksi sell ke-3

dilakukan pada 19 Desember dengan nilai Rp.5.425.000, sementara dengan

menggunakan SLT 0.6 dilakukan pada 9 Januari dengan nilai Rp.6.225.000. Meskipun

sinyal jual dengan SLT 0.6 lebih lambat dibandingkan dengan SLT yang lain, namun

ternyata memberikan keuntungan yang lebih besar.

Lagi-lagi penulis mengalami 1 kali kerugian di waktu yang sama, yaitu pada

transaksi jual beli ke-4.

Gambar IV.29. Hasil simulasi back testing dengan SLT 0.6

datebuy (lot)

sell (lot) price buy value sell value

cash balance total asset

15-Sep-08 0         25,000,000 25,000,00018-Sep-08 1 16,800 8,400,000 16,600,000 25,000,00023-Sep-08 1 17,300 0 8,650,000 25,250,000 25,250,00030-Oct-08 1 7,800 3,900,000 0 21,350,000 25,250,0006-Nov-08 1 10,350 0 5,175,000 26,525,000 26,525,000

28-Nov-08 1 10,200 5,100,000 0 21,425,000 26,525,0009-Jan-09 1 12,450 0 6,225,000 27,650,000 27,650,000

16-Feb-09 1 11,100 5,550,000 0 22,100,000 27,650,0002-Mar-09 1 10,850 0 5,425,000 27,525,000 27,525,000

12-Mar-09 1 12,450 6,225,000 0 21,300,000 27,525,00030-Mar-09 1 14,250 0 7,125,000 28,425,000 28,425,00029-Apr-09 1 15,750 7,875,000 0 20,550,000 28,425,000

14-May-09 1 18,350 0 9,175,000 29,725,000 29,725,00019-May-09 1 19,750 9,875,000 0 19,850,000 29,725,000

3-Jun-09   1 22,100 0 11,050,000 30,900,000 30,900,000Profit 5,900,000ROI 23.60%

SLT 0.7

78

Page 79: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Dengan menggunakan SLT 0.6 profit yang didapat sebesar Rp.5.900.000 dan

ROI 23,60%. Transaksi jual beli dilakukan sebanyak 7 kali.

Perbedaannya dengan menggunakan analisis menggunakan SLT 0.6 adalah pada

transaksi sell ke-2. Apabila menggunakan SLT 0.6, transaksi sell ke-2 dilakukan pada 6

November dengan nilai Rp.5.175.000, sementara dengan menggunakan SLT 0.7

dilakukan pada 17 november dengan nilai Rp.4.400.000. Sinyal jual dengan

menggunakan SLT 0.7 muncul lebih lambat, dan harga telah mengalami penurunan

sehingga hasil yang didapat lebih sedikit. Pada transaksi sell ke-3, bila menggunakan

SLT 0.6 dilakukan pada 19 Desember dengan nilai Rp.5.425.000, sementara dengan SLT

0.7 pada 2 Februari dengan nilai Rp.6.375.000. Kali ini meskipun sinyal jual datang

lebih lambat namun ternyata memberikan hasil yang lebih baik.

Gambar IV.30. Hasil simulasi back testing dengan SLT 0.7date buy (lot) sell (lot) price buy value sell value cash balance total asset15-Sep-08 0         25,000,000 25,000,00018-Sep-08 1 16,800 8,400,000 16,600,000 25,000,00023-Sep-08 1 17,300 0 8,650,000 25,250,000 25,250,00030-Oct-08 1 7,800 3,900,000 0 21,350,000 25,250,00017-Nov-08 1 8,800 0 4,400,000 25,750,000 25,750,00028-Nov-08 1 10,200 5,100,000 0 20,650,000 25,750,000

2-Feb-09 1 12,750 0 6,375,000 27,025,000 27,025,00016-Feb-09 1 11,100 5,550,000 0 21,475,000 27,025,000

2-Mar-09 1 10,850 0 5,425,000 26,900,000 26,900,00012-Mar-09 1 12,450 6,225,000 0 20,675,000 26,900,00030-Mar-09 1 14,250 0 7,125,000 27,800,000 27,800,00029-Apr-09 1 15,750 7,875,000 0 19,925,000 27,800,000

14-May-09 1 18,350 0 9,175,000 29,100,000 29,100,00019-May-09 1 19,750 9,875,000 0 19,225,000 29,100,000

3-Jun-09   1 22,100 0 11,050,000 30,275,000 30,275,000Profit 5,275,000ROI 21.10%

79

Page 80: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SLT 0.2 hingga SLT 0.7,

maka SLT yang paling memberikan keuntungan paling besar adalah SLT 0.2.

Memperkecil SLT akan membuat sinyal beli atau jual akan lebih cepat muncul,

namun sinyal yang lebih cepat belum tentu memberikan hasil yang lebih baik

karena analisis dengan SLT 0.3 memberikan hasil lebih sedikit dibandingkan

dengan menggunakan SLT 0.6. Semakin kecil SLT maka sinyal jual atau beli

akan lebih banyak muncul, namun belum tentu transaksi yang dilakukan menjadi

lebih banyak, karena untuk melakukan transaksi juga diperlukan konfirmasi yang

memperkuat indikasi yang diberikan pola candlestick.

Hasil rata-rata simulasi dengan SLT 0.2 hingga SLT 0.7 memberikan

keuntungan sebesar Rp.5.612.500 dan ROI 22,45%.

Gambar IV.31. Hasil simulasi back testing dengan SLT 0.2 – SLT 0.7SLT Profit ROI0.2 6,950,000 27.80%0.3 5,350,000 21.40%0.4 5,100,000 20.40%0.5 5,100,000 20.40%0.6 5,900,000 23.60%0.7 5,275,000 21.10%

average 5,612,500 22.45%

Selain mengubah SLT, pemakai juga dapat mengubah nilai MLT. Hal ini akan

berpengaruh pada identifikasi jenis candle dan shadow, apakah long, short atau very

short sehingga identifikasi pola candlestick juga akan berubah. Semakin besar MLT,

maka suatu pola candlestick yang membutuhkan long candle akan semakin sulit

teridentifikasi, sementara untuk pola candlestick yang membutuhkan short atau very

short candle akan lebih mudah teridentifikasi, demikian juga sebaliknya.

80

Page 81: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

V.1. Simpulan

Setelah melakukan penelitian ini penulis mendapatkan beberapa kesimpulan

antara lain :

1. Fungsi HS_All_Candle menghasilkan cell output yang informatif untuk

mendukung analisis pola candlestick dan berhasil mengidentifikasi tren, pola

candlestick, support resistance, dan konfirmasi yang dibutuhkan sebagai alat

pengambilan keputusan dalam perdagangan saham. Fungsi ini dapat

mengidentifikasi 52 sinyal jual atau beli selama 169 hari perdagangan, namun

hanya 14 sinyal yang memenuhi kriteria pengambilan keputusan, yaitu 7 kali

sinyal jual dan 7 kali sinyal beli.

2. Fungsi HS_RSI_REC berhasil menentukan nilai overbought dan oversold dengan

analisis RSI. Hasil analisis ini digunakan untuk membantu pengambilan

keputusan apabila terdapat pertentangan pada analisis menggunakan metode

modified candlestick. Untuk menyeragamkan periode analisis, maka pengaturan

periode RSI menggunakan periode yang sama dengan fungsi

HS_All_Candleyaitu 5 hari, sehingga kondisi overbought dan oversold lebih

sering muncul dan grafiknya sangat fluktuatif.

3. Simulasi back testing pada saham Astra dimulai pada 15 September 2008 hingga

3 Juni 2009 dengan modal awal Rp.25.000.000, mendapatkan keuntungan

sebesar Rp.5.900.000 dan ROI 23,60% dengan 7 kali transaksi, 6 kali gain dan 1

kali loss.

81

Page 82: analisis teknikal dengan modified candlestick - isi

4. Optimalisasi SLT dengan mengubah batasan SLT mulai dari 0.2 hingga 0.7

menyebabkan identifikasi candlestick mengalami perubahan pula. Semakin kecil

SLT maka semakin banyak pola candlestick yang teridentifikasi dan sinyal beli

maupun jual lebih cepat terlihat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis

yang memberikan hasil terbaik adalah analisis menggunakan SLT 0.2, dengan

keuntungan Rp.6.950.000 dan ROI 27.80%.

V.2. Saran

1. Bila ingin mengurangi kondisi overbought dan oversold maka pengguna dapat

memperpanjang periode analisis, misalnya dengan mengikuti default metastock

yaitu 14 hari, namun konsekuensinya transaksi yang dilakukan akan lebih

sedikit.

2. Metode ini tidak dapat menentukan take profit dan stop loss level, maka akan

lebih baik apabila metode ini digabung dengan analisis teknikal lain seperti

fibonacci untuk menentukan take profit dan stop loss level.

3. Variabel-variabel lain seperti MLT dan periode analisis juga dapat diubah-ubah

sesuai karakteristik dan keinginan pemakai. Untuk mengetahui mana yang paling

tepat, sebaiknya dilakukan analisis back testing terlebih dulu untuk mengetahui

mana yang paling cocok dengan sekuritas yang diperdagangkan.

4. Terdapat kekurangan pada software yang digunakan, yaitu microsoft excel yang

telah ditambah add-ins Hendras Candle Function. Apabila tabel analisis ditutup

maka terkadang hasil analisis akan hilang sehingga perlu dilakukan analisis

kembali. Demikian juga apabila data file tersebut dibuka di komputer yang

belum ditambah add-ins tersebut, maka hasil analisis tidak akan keluar.

82