analisis perbedaan return dan risiko saham dengan …

18
JURNAl AKUNTAHSI KOHTEMPORER, VOU HO.t JUlI2009 HAL 167-184 ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN DAN TANPA PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEl Irwan Chandra Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Irwan [email protected] Abstract Many researchs proved that listed companies in Indonesia Stock Exchange did income smoothing. It means that management did an effort to decrease income fluctuation to reach the favorable target, whether by the manipulation of artificial (by accounting method) or real (by transaction) variables. By this income smoothing, they expect the risk of company will be decreased. This research is designed to know whether there are any differences between income-smoothed-companies and non-income- smoothed-companies in their returns and/or risks. Fifty five manufacture companies, became this research samples, are selec/ed by purposive sampling method. These samples are classified as income-smoothed-group and non-income-smoothed-group by Eckel's model. Thefindings showed that there is no significant difference for both stock returns and risks between income-smoothed-companies and non-income-smoothed- companies. In the other words, although the income smoothing found in Indonesia but there is no difference for returns alld risks l'ariah/e between income-sm'l0thed-compallies all d no 11- il1co me -s moo thed-co mpan i es. Keywords: income smoothing, return, risk Pendahuluan Investasi saham merupakan salah satu bentuk investasi dengan eara membeli saham dengan harapan mendapatkan sejumlah keuntungan berupa capital gain dan dividen. Pada umumn ya investor yang menginginkan dividen yang stabil lebih eondong memilih inveEtasi dengan jangka waktu yang panjang. Sedangkan, investor yang menginginkan keuntungan berupa capital gain saja lebih eondong memilih investasi dengan jangka waktu yang lebih pendek, Berinvestasi dalam saham juga membawa sejumlah risiko an tara lain tidak mendapat dividen dan capital loss, Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006) beberapa potensi risiko lainnya perlu diperhitungkan investor, antara lain kemungkinan bangkrutnya sebuah perusahaan, delisting, dan lainnya. Oleh karena itu, investor umumnya men genal karakteristik saham yakni High Risk- High Return, artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi namun juga berislko tinggi, Setiap investor yang berinvestasi dalam saham suatu perusahaan tentunya harus mengetahui dengan detail bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan tersebut. Salah satu eara untuk mengetlhui kinerja perusahaan adalah dengan 167

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

JURNAl AKUNTAHSI KOHTEMPORER, VOU HO.t JUlI2009 HAL 167-184

ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN DAN TANPA PERATAAN LABA PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEl

Irwan Chandra Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Irwan [email protected]

Abstract

Many researchs proved that listed companies in Indonesia Stock Exchange did income smoothing. It means that management did an effort to decrease income fluctuation to reach the favorable target, whether by the manipulation of artificial (by accounting method) or real (by transaction) variables. By this income smoothing, they expect the risk of company will be decreased. This research is designed to know whether there are any differences between income-smoothed-companies and non-income­smoothed-companies in their returns and/or risks. Fifty five manufacture companies, became this research samples, are selec/ed by purposive sampling method. These samples are classified as income-smoothed-group and non-income-smoothed-group by Eckel's model. Thefindings showed that there is no significant difference for both stock returns and risks between income-smoothed-companies and non-income-smoothed­companies. In the other words, although the income smoothing found in Indonesia but there is no difference for returns alld risks l'ariah/e between income-sm'l0thed-compallies all d no 11-il1co me -s moo t hed-co m pan i es.

Keywords: income smoothing, return, risk

Pendahuluan

Investasi saham merupakan salah satu bentuk investasi dengan eara membeli saham dengan harapan mendapatkan sejumlah keuntungan berupa capital gain dan dividen. Pada umumn ya investor yang menginginkan dividen yang stabil lebih eondong memilih inveEtasi dengan jangka waktu yang panjang. Sedangkan, investor yang menginginkan keuntungan berupa capital gain saja lebih eondong memilih investasi dengan jangka waktu yang lebih pendek, Berinvestasi dalam saham juga membawa sejumlah risiko an tara lain tidak mendapat dividen dan capital loss, Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006) beberapa potensi risiko lainnya perlu diperhitungkan investor, antara lain kemungkinan bangkrutnya sebuah perusahaan, delisting, dan lainnya. Oleh karena itu, investor umumnya men genal karakteristik saham yakni High Risk­High Return, artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi namun juga berislko tinggi,

Setiap investor yang berinvestasi dalam saham suatu perusahaan tentunya harus mengetahui dengan detail bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan tersebut. Salah satu eara untuk mengetlhui kinerja perusahaan adalah dengan

167

Page 2: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN DAti TANPA PERATAAN lABA PAD A PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEl OlEH: IRWAN CHANDRA

melihat laporan keuangan yang dimiliki perusahaan. Laba bersih merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang dc.pat digunakan untuk menilai kinerja manajemen (perusahaan). Belkaoui (1993, dalam Assih dan Gudono, 2000) menyatakan bahwa salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah dari laporan keuangan yang ada yaitu berupa laba. Investor perlu memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Beattie et al., 1994, dalam Assih dan Gudono, 2000). Hal ini disebabkan karen a manajemen sering terdorong untuk melakukan tindakan yang disebut manajemen laba (earning management) atau manipulasi laba (earnings manipulation) agar kinerjanya dinilai baik. Salah satu bentuknya adalah perataan laba (income smoothing).

Tindakan perataan laba adalah suatu sarana yang dapat digunakan manajemen untuk mengurangi fiuktuasi pelaporan penghasilan dan memanipulasi variabel-variabel (akuntansi) semu atau dengan melakukan transaksi-transaksi riil (Brayshaw dan Eldin, 1989). Tujuan perataan laba sendiri adalah untuk memperbaiki citra perusahaan di mata pihak luar bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko yang rendah (Foster, 1986, dalam Dwiatmini dan Nurkholis, 2001). Pemilihan perataan laba sebagai topik penelitian ini dikarenakan tindakan perataan laba itu sendiri merupakan tindakan yang logis dan rasional (Jin dan Machfoedz, 1998). Hal ini berarti bah" a manajemen dalam hal ini berusaha mencari celah-celah dalam prinsip-prinsi:J akuntansi yang bisa diterobos untuk mencapai tujuannya. Dengan perkataan lain, pihak manajemen berusaha menurunkan tingkat risiko perusahaan yang bersangkutan. Dari sinilah, timbul dugaan bahwa tingkat risiko saham perusahaan perata laba lebih rendah daripada perusahaan bukan perata laba. Karena tingkat risiko dan tingkat return saham berbanding lurus, maka muncul juga dU,saan bahwa terdapat perbedaan return saham antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu. Penelitian Michelson, Wagner, dan Wotton (1995, dalam Novianedy, 2004) misalnya, disimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan perataan laba memiliki return tahunan rata-rata dan risiko yang lebih rendah secara signifikan daripada perusahaan yang tidak me1akukan perataan laba dan hal ini terjadi pada perusahaan-perusahaan besar dengan laba bersih yang stabil.

Dari penjelasan di atas maka timbul pcrmasalahan yaitu apakah terdapat perbedaan return dan risiko saham antara perusahaan manufaktur perata laba dan perusahaan menufaktur bukan perata laba. Sehingga tujuan penelitian adalah memberikan bukti empiris bahwa terdarat perbedaan return dan risiko saham antara perusahaan manufaktur perata laba dan perusahaan manufaktur bukan perata laba.

Rerangka Teori dan Hipotesis

Laba sebagai Informasi dalam Laporan Keuangan Laporan keuangan yang diterbitkcn oleh perusahaan-perusahaan yang go

public umumnya terdiri dari Neraca, Ucporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dan yang

168

Page 3: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

lURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER, VOl.l NO.2, lUll 2009 HAl. 167·184

digunakan sebagai perbandingan kinerja antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya pada umumnya adalah Laporan Laba Rugi. Laporan Laba Rugi menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 25 OAI, 2007) adalah laporan utama untuk mdaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu peri ode tertentu. Lebih lan.iut PSAK No, 25 (IAI, 2007) menjelaskan bahwa, "Informasi tentang kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengallbil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di mas a yang akan datang, Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini". Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa laba yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi memiliki informasi yang sangat dibutuhkan baik oleh pihak dalam maupun pihak luar perusahaan dalam pengambilan keputusan,

Studi Kandungan Informasi atas Laba Studi kandungan informasi ini meneliti hubungan laba (income) dengan

return saham yang didasarkan pada anggapan bahwa laba bermanfaat bagi investor. Ball dan Brown (1968, dalam Assih dan Gudono, 2000) menduga manfaat keberadaan angka laba akuntansi dengan menguji kandungan informasi dan ketepatan waktu dari angka laba terse but. Mereka memperlihatkan bahwa informasi dalam angka akuntansi adalah berguna, jika laba yang scsungguhnya berbeda dengan laba harapan investor, sehingga reaksi pasar akan tercennin dalam pergerakan harga saham sekitar tanggal pengumuman laba. Harga sahal11 cenderung naik apabila laba yang dilaporkan lebih besar dari laba harapan, dan sebaliknya,

Beaver (1968, dalal11 Assih dan Gudono, 2000) berpendapat bahwa pengumul11an laba tahunan l11engandung infonnasi, maka variabilitas perubahan harga akan nal11pak lebih besar pada :;aat !aba diul11ul11kandaripada saat lain selama tahun yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan terdapat perubahan dalam keseimbangan nilai harga sahal11 saat itu seial11a periode pengul11ul11an, Hasil penelitiannya l11embuktikan bahwa perilaku harga dan volume sekitar tanggal pengumuman mengindikasikan bahwa hba tahunan mengandung informasi yang relevan untuk penilain perusahaan,

Dari penjelasan di at as dapat disimpulkan bahwa informasi laba memainkan suatu peranan yang penting dalal11 proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, manajemen berusaha untuk mengelola laba dalam usahanya membL at entitas tampak bagus secara finansial. Manajer memiliki kepentingan yang ~:angat kuat dalam pemilihan kebijakan akuntansi sehingga manajer dapat memilih kebijakan akuntansi yang ada dan secara alamiah diharapkan dapat memaksimalkan utilitas mereka dan nilai pasar perusahaan.

Teori Signaling Zuhrohtun dan Baridwan (200:;) menyatakan bahwa "Teori signaling

menjelaskan mengenai mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk

169

Page 4: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

ANALISIS PERBEDAAN KETUKN DAN RISIKO SAHAM DENGAN DAII TANPA PERATAAN lABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEl OlEH, IRWAN CHANDRA

memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak ekstemal, hal ini untuk mengurangi asimetri informasi". Salah satu informasi yang dipublikasikan adalah laba perusahaan. Assih dan Gudono (2000) menyatakan bahwa laba yang dilaporkan oleh perusahaan merupakan sinyal mengenai laba di masa yang akan datang, sehingga penggunaan laporan keuangan dapat memprediksi laba perusahaan untuk masa yang akan datang berdasarkan sinyal yang disediakan oleh manajemen melalui laba yang dilaporkan. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perataan laba merupakan suatu signaling technique yang dimaksudkan untuk menyediakan sinyal untuk melakukan prediksi yang lebih akurat.

Perataan Laba

1. Definisi, Dimensi, Obyek, dan Tipe Perataan Laba Definisi perataan laba menurut Beidleman (1973, dalam Riahi dan

Belkaoui, 2000) adalah suatu usaha yang dilakukan manajemen untuk menekan variasi laba sejauh yang dimungkinkan olch prinsip-prinsip akuntansi. Manajemen dalam hal ini berusaha mencari celah-celah dalam prinsip akuntansi yang bisa diterobos untuk mencapai tujuannya yaitu stabilitas posisi manajemen yang bersangkutan dan kemudian kemakmuran pribadi dan keamanan kerjanya. Koch (1981, dalam Salno dan Baridwan, 2000) mendefinisikan perataan laba sebagai suatu upaya atau alat yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan, baik dengan cara artificial (melalui metode akuntansi) maupun. dengan cara real (melalui transaksi).

Sugiarto (2003:352) menyatakan bahwa perataan laba dapat dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu: a. Perataan melalui waktu terjadinya transaksi atau pengakuan transaksi.

Pihak manajemen dapat menentukar atau mengendalikan waktu transaksi melalui kebijakan manajemen sendiri (accruals), misalnya pada biaya riset dan pengembangan. Selain itu, banyak juga perusahaan yang menerapkan kebijakan diskon dan kredit sehingga hal Inl dapat menyebabkan meningkatnya jumlah piutang dan penjualan pada bulan terakhir tiap kuartal, sehingga laba kelihatan stabil pada periode tertentu.

b. Perataan melalui alokasi untuk beberapa peri ode tertentu. Manajer memiliki kewenangan untuk mengalokasikan pendapatan dan atau beban untuk periode tcrtcntu. Misalnya, jika pcnjualan meningkat maka manajemen dapat membebankan biaya penelitian dan pengembangan serta amortisasi goodwill atau aset tak berwujud lainnya pada periode itu untuk menstabilkan laba.

c. Perataan melalui klasifikasi Manajemen memiliki kewenangan dan kebijakan sendiri untuk mengklasifikasikan pos-pos laba rugi dalam kategori yang berbeda. Misalnya, jika pendapatan non-operasi sulit urtuk didefinisikan maka manajer dapat mengklasifikasikan pos itu pada perdapatan operasi atau pendapatan non­operasi. Hal ini juga dapat digunaka:l sewaktu-waktu untuk meratakan laba melihat kondisi pendapatan peri ode itL

170

Page 5: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

JURNAl AKUNTANSI KONTEMPORER, VOL 1 NO.2, JU1I2009 HAL 167·184

Riahi dan Belkaoui (2000) mcmbagi objek perataan laba menjadi dua yaitu laba bersih dan laba per saham. Alasan pemilihan kedua laba ini sebagai objek perataan laba karena adanya keyaki nan bahwa perhatian jangka panjang manajemen adalah terhadap laba bersih dan para pengguna laporan keuangan biasanya melihat pada angka paling akhir, baik laba bersih maupun laba per saham.

Eckel (1981, dalam Dwiatmini dan Nurkholis, 200 I) menggolongkan perataan laba ke dalam dua tipe, yaitu perataan Iaba yang secara alami terjadi (naturally smoothing) dan perataan laba yang secara sengaja dilakukan (intentionally smoothing). Perataan laba yang alami secara sederhana mempunyai implikasi bahwa sifat perolehan laba itu sendiri secara alami akan menghasilkan suatu aliran laba yang rata. Perataan yang disengaja (intentionally smoothing) mengandung intervensi dari pihak lain yang biasanya dilakukan oleh pihak manajemen. Dalam hal ini, rangkaian laba yang dilaporkan dipengaruhi oleh tindakan manajell1cn. Perataan laba yallg Secara sengaja dilakukan merupakan hasil dari real smoothing (perataan laba seeara riil) maupun artificial smoothing (perataan seeara buatan). Real smoothing muneul ketika manajell1en ll1elakukan tindakan untuk mengendalikan kejadian ekonomi tertentu yang seeara langsung mempengaruhi laba perusahaan yang akan datang. Sebaga~ contoh, seorang ll1anajer ll1emutuskan untuk mengeluarkan sejumlah uang atau dana untuk biaya penelitian dan pengell1bangan pada suatu tahun tertentu, Artificial smoothing ll1uncul ketika manajell1en ll1emanipuhsi waktu pencatatan akuntansi untuk menghasilkan perataan laba. Hal ini berarti bahwa pihak ll1anajemen dapat memindahkan beban dan/atau pendapatan dari suatu peri ode ke peri ode yang lain. Sebagai contoh, suatu perusahaan dapat Il1cningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dengan eara mengubah asumsi aktuarialnya yang berkaitan dengan biaya pensiun.

2. Tujuan Pcrataan Laba Perataan laba merupakan fenomena umllm yang bertujuan untuk

mengurangi variabilitas atas laba yang dilaporkan. Selain tlljuan tersebllt, terdapat beberapa tujuan lain bagi perusahaan yan;s ll1elakukan perataan laba, Foster (1986, dalam Dwiatmini dan Nurkholis, 200 I) menyatakan bahwa tujuan perataan laba adalah: a. Memperbaiki citra perusahaan di ll1a'a pihak luar bahwa p~rusahaan terse but

memiliki risiko yang rendah. b, Memberikan infoTIl1asi yang relevan dalall1 melakukan prediksi terhadap di

mas a yang akan datang. c, Meningkatkan keputusan relasi bisnis. d, Meningkatkan persepsi pihak eksterncl terhadap kell1all1puan manajell1en. e. Meningkatkan kompensasi bagi pihak manajemen.

Beidleman (1973, dalam Assih dan Gudono, 2000) percaya bahwa manajemen melakukan perataan laba untuk ll1eneiptakan suatu aliran laba yang stabil dan mengurangi covarial1s atas return dengan pasar.

171

Page 6: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

ANA LIS IS PERBEDAAN KETUKN DAN RISIKO SAHAM OENGAN OliN TANPA PERATAAN lABA PAOA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TEROAFTAR 01 BEl OLEH: IRWAN CHANDRA

3. Alasan Manajemen Melakukan Perataan Laba Banyak alas an yang dikemukakan oleh manajer dalam melakukan perataan

laba. Jin dan Machfoedz (1998) mengungkapkan beberapa alasan yang melatarbelakangi para manajer melakukan praktik perataan laba, antara lain: a. Dengan penyusunan pos pendapatan dan biaya secara bijaksana yang melalui

periode beberapa tahun, manajemen dapat mengurangi kewajiban pajak perusahaan secara keseluruhan.

b. Aliran penghasilan yang merata dapat meningkatkan keyakinan investor karena penghasilan yang stabil akan mendukung kebijakan dividen yang stabil pula sebagaimana yang diinginkan para investor.

c. Perataan laba dapat meningkatkan hubungan antara manajer dan pekerja karena kenaikan yang tajam dalam laba yang dilaporkan dapat menimbulkan permintaan akan upah yang lebih ting:si dari pada karyawan:

Brayshaw dan Eldin (1989) mengungkapkan dua alasan mengapa manajemen diuntungkan dengan adanya praktik perataan laba: a. Skema kompensasi manajemen dihul:ungkan dengan kinerja perusahaan yang

disajikan dalam penghasilan' akuntansi yang dilaporkan, karena itu setiap fluktuasi dalam penghasilan akan berpengaruh langsung terhadap kompensasinya.

b. Fluktuasi dalam kinerja manajemen dapat mengakibatkan intervensi pemilik untuk mengganti manajemen dengan cara pengambilalihan atau penggantian manajemen secara langsung. Ancaman penggantian In! mendorong manajemen untuk membuat laporan kineIja yang sesuai dengan keinginan pemilik.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ]flerataan Laba Perataan laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendorong

manajer untuk melakukannya. Pada Tabel 1 disajikan penelitian-penelitian empiris terdahulu yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba.

Tahell F k f k M h' P L b a tor- a tor yang empengaru I erataan a a

No. Faktor yang Berpengaruh Peneliti (Tahun)

1. Profitabilitas Archidald (1967); White (1970); Ashari, et al. (1994); Carison dan Chenchuramaiah (1997)

2. Harga saham Ashari, et al. (1994) 3. Kelompok usaha Belkloui dan Picur (1984); Albrecht dan

Richardson (1990); Ashari, et al. (1994) 4. Kebangsaan Ilma.nir (1993) 5. Kebijakan akuntansi Ilma.nir (1993)

mengenai laba 6. Perbedaan laba aktual dan Ilmainir (1993)

laba normal 7. Ukuran perusahaan (total Moses (1987); Albrecht dan Richardson

aktiva) (199~)

8. Leverage operasi Zuhroh (1996); Jin dan Machfoedz (1998) Sumber: Salno dan Bandwan (2000)

172

Page 7: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

JURNAl AKUNTANSI KONTEMPORER, VOLI NO.2, JU1I2009 HAL 167-184

Kinerja Saham Harga saham yang terbentuk pada saat penerbitan dan pada saat penutupan

tentu saja berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar modal, sehingga harga saham berfluktuasi selama beredar di pasar tersebut. Dari fluktuasi harga saham, investor dapat menentukan bagaimana kinerja dari saham itu sendiri.

Fabozzy (1999:25) menyatakan yang dimaksud dengan kinerja saham adalah: a. Return saham. Return saham adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dalam

beberapa periode tertentu, umumnya satu tahun, me1alui investasi yang dilakukan oleh investor.

b_ Risk (Risiko) saham. Pada umumnya risk saham diukur sebagai perbedaan pengembalian dari waktu ke waktu, yaitu seberapa besar selisih pengembalian terhadap rata-rata pengembalian.

Tandelilin (200 I :48) juga menj,~laskan bahwa: "Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utc[ma, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield adalah komponen return yang ffii~ncerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari smctu investasi seperti bunga obligasi (jika investasinya pada sebuah obligasi) atau dividen (jika investasinya dalam bentuk saham). Capital gain (loss) adalah komponen kedua dari return yang merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dengan perkataan lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan -sebagai perubahan harga sekuritas". Berhubung penelitian ini menggunakan sudut pandang dari investor jangka panjang maka maka keclua komponen return tersebut digunakan sebagai perhitungan return saham.

Selain menggunakan sudut pandang investasi jangka panjang, pene1itian ini juga menggunakan return pasar berupa IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Darmadji dan Fakhruddin ~2006:167) menyatakan bahwa, "Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau lesu".

Return pasar pada penelitian iri dapat dihitung dengan menggunakan IHSG. IHSG merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEl). Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang t'~rcatat di BEL Selain itu, IHSG dipakai sebagai ukuran statistikal untuk mengetahui perubahan harga saham dari waktu ke waktu terhadap tahun dasar.

Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah dalam mempertimbangkan suatu investasi. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang ditanggung maka semakin besar pula return yang harus dikompensasikan. Definisi risiko menurut Tandelilin (2001:48) adalah: "kemungkinan perbedaan antara return saham aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi terscbut".

173

Page 8: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

ANALISIS PERREDAAN IETUIN DAN RISIKD SAHAM DENGAN DAII TANPA PERAlUN LARA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR OJ BEl OLEH: IRWAN CHANDRA

Menurut Jones (2002:127, dalam Susanti, 2006) risiko dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Risiko sistematis (systematic risk), yakni risiko yang berpengaruh terhadap

semua investasi dan tidak dapat dikurangi atau dihilangkan dengan jalan melakukan diversifikasi. Risiko in i timbul akibat pengaruh keadaan perekonomian, politik dan sosial budaya, dimana keadaan ini mempunyai pengaruh secara keseluruhan. Termasuk dalam risiko ini adalah risiko pasar, risiko tingkat bung a, dan risiko daya beli. Risiko ini juga disebut undiversifiable risk.

2. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk), yakni risiko yang melekat pada investasi tertentu karena kondisi yang unik dari suatu perusahaan. Risiko ini dapat dikurangi dengan mengadakan diversifikasi. Termasuk dalam risiko ini adalah risiko keuangan dan risiko bisnis. Risiko ini juga disebut diversifiable risk.

Hipotesis Penelitian Michelson et al. (1995, dalam Salno dan Baridwan, 2000)

menguji hubungan perataan penghasilan dan kinerja pasar saham. Penelitian terse but membuktikan bahwa perusahaan pubJik di Amerika Serikat yang melakukan perataan penghasilan memiliki return dan risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang l:idak melakukan perataan penghasilan. Dari peneJitian tersebut maka dapat dibuat hipotesis altematif sebagai berikut: HJ : Terdapat perbedaan an tara return saham pada perusahaan perata laba dan

perusahaan bukan perata laba Tujuan perataan laba sendiri adalah memperbaiki citra perusahaan di mata

pihak luar bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko yang rendah (Foster, 1986; dalam Dwiatmini dan Nurkholis, 2001). Sehingga, dengan adanya laba yang stabil maka dapat menurunkan tingkat risiko saham perusahaan yang bersangkutan. Hal ini diperkuat dengan pemyataan Assih dm Gudono (2000) bahwa perataan laba merupakan fenomena umum yang bertl:juan mengurangi variabilitas atas laba yang dilaporkan gun a mengurangi risiko pasar atas saham perusahaan, yang pada akhimya dapat meningkatkan harga pasa.r saham perusahaan .. Karena risiko dan return memiliki hubungan yang positif maka perataan laba juga dapat mengakibatkan tingkat return saham perusahaan yang bersangkutan rendah. Sebaliknya, perusahaan yang tidak melakukan perataan memiliki tingkat risiko saham yang lebih tinggi dan jelas bahwa return sahamnya juga tinggi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka <lapat dibuat hipotesis altematif sebagai berikut: H2 : Terdapat perbedaan antara risiko saham pada perusahaan perata laba dan

perusahaan bukan perata laba

Metode Penelitian

Definisi dan Pengukuran Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel perataan

laba, return saham, dan risiko saham.

174

Page 9: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

JURNAl AKUNTANSI KONTEMPORER, VOLl NO.2, JUlI2009 HAl. 167·184

Definisi operasional dari masin.g-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perataan laba adalah suatu usaha yang dilakukan manajemen untuk menekan

variasi laba sejauh yang dimungkinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi (Beidleman, 1973, dalam Riahi dan Belkaoui, 2000). Perataan laba diproksikan dengan indeks Eckei. Suatu perusahaan dikatakan sebagai perusahaan perata laba apabila coefficient variation perubahan penjualannya lebih besar daripada coefficient variation perubahan laba (CV liS > CV lII), dimana:

CV liS atau CV III =

dimana:

L: (lIX _lIX)2 -1=-'-----'-- : lIX

n-I

lIX = perubahan penjualan (S) atau laba (I) antara tahun n dengan tahun (n-I)

II X = rata-rata perubahan penjualan (S) atau laba (1) n = banyaknya tahun yang diamatl

2. Return saham merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi saham yang diperoleh dari yield ditambah dengan capital gain atau capital loss. Yield yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Dividen Per share yang diperoleh dari bulan dimana pada bulan tersebut perusahaan melakukan pembagian dividen. Capital gain dan capital loss diperoleh dengan mengurangkan harga saham di Bursa Efek Indonesia akhir bulan yang bersangkutan (t) dengan harga sahan akhir bulan sebelum bulan bersangkutan (t-1). Return saham dapat dirumuskan sebagai berikut:

dimana:

Rt = Dt + (p, - P'-I ) P'-l

Di = Dividend Per Share bulan yang bersangkutan Rt = return saham pada bulan t Pt = harga j ual saham pada akhir buhn t Pt• j = harga jual saham pada akhir bu an (t-1)

3. Risk (risiko) saham merupakan variabilitas dari return saham. Risiko pada penelitian ini diukur dengan menggunakan parameter statistik yaitu beta. Suryantini (2007) menyatakan bahwa "beta merupakan suatu pengukuran volatilitas return suatu sekuritas ataJ return portofolio terhadap return pasar. Dengan demikian, beta merupakan pengukuran risiko sistematis dari suatu portofolio atau suatu sekuritas". Adapun rumus penggunaan beta dengan menggunakan teknik regresi menuru: Jogiyanto (2000) adalah:

(j

Pt= ----!f-a- m

dimana: Bt = Beta saham per bulan (j'm = Co varian return saham t dan return pasar

, V' (j"m = anan pasar

175

Page 10: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

ANALISIS PERREDAAN KETUKN DAN RISIKO SAHAM DENGAN DAN TANPA PERATAAN LARA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR 01 REI OLEH: IRWAN CHANDRA

Return pasar diperoleh dengan mengurangkan IHSG di Bursa Efek Indonesia akhir bulan yang bersangkutan (t) dcngan IHSG akhir bulan sebelum bulan bersangkutan (t-l), dapat rumuskan:

Rm = IHSG; - IHSGi-j IHSGi-j

dimana: Rm = return pasar bulan t IHSG; = Indeks Harga Saham Gabungan bulan t

IHSGi-j = Indeks Harga Saham Gabungan bulan (t-l)

Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif. Data • yang digunakan antara lain:

l. Laporan Laba Rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember periode 2004-2006 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Data saham meliputi harga jual saharr. per bulan dan IHSG periode 2004-2006 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan dalam peneiitian berupa data sekunder yang berasal dari berbagai sumber, antara lain: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan laporan keuangan perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan penggunaan data sekunder adalah karena data ini mudah diperoleh, memiliki rentang waktu dan ruang yang lebih luas. Keabsahan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEl juga diyakini lebih dapat dipercaya karena sudah diaudit oleh auditor independen.

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa EfI:k Indonesia. Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria sebagai berikut: I. Perusahaan telah terdaftar di BEl sebelum I Januari 2004 dan tetap terdaftar

sampai 31 Desember 2006. 2. Perusahaan selalu menerbitkan IapoJ'an keuangan per 31 Desember selama

peri ode 1 Januari 2004 sampai 31 De, ember 2006. 3. Perusahaan tidak mengalami kerugiall selama periode 1 Januari 2004 sampai

31 Desember 2006. 4. Perusahaan tidak melakukan merger dan tidak mengalami perubahan

kelompok usaha selama periode I lanuari 2004 sampai 31 Desember 2006. 5. Saham yang dimiliki perusahaan termasuk dalam saham aktif yang

diperdagangkan selama I Januari 2004 sampai 31 Desember 2006. Dari kriteria yang ada diperoleh sampel sebanyak 55, yang dapat dilihat

pada Tabel 2.

176

Page 11: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

JURNAl AKUNTANSI KONTEMPORER, VOLI NO,2.JUlI2009 HAL 167·)84

Tabel2 P Th S emIl an ampel

Keterangan lumlah

Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEl 150

Dikurangi: Pelanggaran Kriteria 1: Perusahaan yar,g tidak terdaftar sebelum 1 lanuari 2004 dan delisting selama periode 1 lanuari 2004 sarnpai 31 Desember 2006 9 Pelanggaran Kriteria 2: Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember selama peri ode 1 1 anuari 2004 sampai 31 Desember 2006 I Pelanggaran Kriteria 3: Perusahaan mengalami kerugian selama periode I lanuari 2004 sampai 31 Desember 2006 69

Pelanggaran Kriteria 4: Perusahaan melakukan merger dan perubahan kelompok usaha selama 1 lanuari 2004 sampai 31 Desember 2006 4 Pelanggaran Kriteria 5: Saham yang dirniliki perusahaan ridak' termasuk saham aktifyang diperdagangkan selama 1 lanuari 2004 sampai 31 Desember 2006 12

lumlah Sampel 55 Sumber: hasll pengolahan data

Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang diguna:mn dalam penelitian adalah:

1, Memisahkan perusahaan sampel yang melakukan dan tidak melakukan perataan laba dengan menggunakan indeks Eckel. Untuk itu yang perlu dilakukan adalah: a. Menghitung CV ~S dan CV ~I masing-masing sampel. b. Setelah CV diketahui, terhadap masing-masing perusahaan akan diberi

status. Untuk perusahaan dengan CV ~S > CV M diberi status 1, yang berarti telah melakukan perataan laba. Sebaliknya, perusahaan dengan CV ~S < CV ~l akan diberi status 0, yang berarti tidak melakukan perataan laba.

2. Menghitung return dan risiko saham tahun 2004-2006 seluruh perusahaan perata laba dan bukan perata laba Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghitung return per bulan masing-masing saham perusahaan perata laba dan bukan perata laba dengan menE;gunakan data harga saham terakhir dan kemudian mencari rata-rata return tahun 2004-2006 pada perusahaan perata laba dan bukan perata laba. Setelah itu, return pasar tahun 2004-2006 dihitung dengan menggunakan data lndeks Harga Saham Gabungan di BEl dan kemudian risiko dihitung. Risiko diperoleh dari besamya beta melalui model indeks tunggal dengan cara analisis regresi linier.

3. Melakukan uji normalitas data dengan One Sampel Kolmogorof-Smirnov test. Kolmogorof-Smirnov test merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan uji normalitas data, yaitu apakah sampel berasal dari populasi yang

177

Page 12: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN DAti TANPA PERATAAN lABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR 01 BEl OlEH: IRWAN CHANDRA

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian hipotesis 1m dilakukan dengan menetapkan hipotesis yaitu: Ho: data berdistribusi normal Ha: data tidak berdistribusi normal Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% dan Ho gagaJ ditolak jika nilai probablilitas yang dihasilkan lebih dari 0,05. ] ika data tidak berdistribusi normal, maka altematif penguj ian hipotesis adalah dengan menggunakan uji nonparametrlk Mann-Whitney (Salno dan Baridwan, 2000).

4. Melakukan uji F (uji Lavene) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians dua populasi sama atau berbeda. Menumt Ghozali (2005), uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variance populasi kedua sampel terse but sama (equal variances assumed) atau berbeda (equal varian~es not assumed). Pengujian dilakukan dcngan menctapkan hipotesis yaitu: Ho: kedua varian populasi adalah sama Ha: kcdua varian populasi adalah tidak sam a Tingkat signifikansi (a) yang dilakukan adalah scbesar 5% dan Ho gagal ditolak jika nilai probabilitasnya lebih dari 0,05.

5. Melakukan uji hipotesis dcngan bantuan program SPSS 12.00 for windows.

178

a. Uji t untuk data bcrdistribusi normal Uji t dalam hal ini dilakukan untL k menguji signifikansi antara 2 sampel independcn yang berasal dari suatu populasi dan hanya dapat digunakan apabila asumsi data berdistribusl normal terpcnuhi. Menumt Ghozali (2005) analisis uji bed a t-test yang digunakan tergantung hasil uji F. Jika variance-nya sama maka anal isis uji bcda t-test hams menggunakan asumsi equal variances assllmed dan sebaliknya. Hipotesis yang dibuat adalah: Ho: tidak terdapat perbedaan antara rata-rata return atau risk pemsahaan

pcrata laba dan perusahaan bukan perata laba Ha: terdapat pcrbedaan antara raIl return atau risk pemsahaan perata laba

dan pcrusahaan bukan perata laba Tingkat signifikansi yang digul12kan adalah 5% dan Ho gaga I ditolak apabila hasil probabilitasnya lebih dari 0,05.

b. Melakukan uji nonparametrik Mann-Whitney U Test untuk data berdistribusi tidak normal Mann-Whitney U Test mcrupakan suatu uji nonparametrik yang bertujuan untuk menguji perbedaan antara dLla sampel independen yang berasal dari suatu populasi. Adapun statistik nonparametrik digunakan untuk menguji suatu data, apabila distribusi yang mendasari populasi atau data yang diamati tidak bcrdistribusi normal. Hipotesis yang dibuat: Ho: tidak terdapat perbcdaan antlra rata-rata return atau risk perusahaan

perata laba dan perusahaan bukan perata laba yang signifikan Ha: terdapat perbedaan antara rat i-rata return atau risk perusahaan perata

laba dan perusahaan bukan perata laba yang signifikan

Page 13: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER, VOLI NO.2, JULl2009 HAL. 167-184

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% dan Ho gagal ditolak jika hasil probabilitasnya lebih dari 0,05,

HasH Penelitian dan Pembahasan

Normalitas Data Untuk keperluan analisis data selanjutnya, uji nonnalitas dilakukan dengan

menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov, yaitu suatu tes yang digunakan untuk menguji apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi nonnal atau tidak. Berdasarkan hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov test pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa distribusi data return dan risiko adalah nonnal karena signifikansinya lebih besar dari 0,05.

Tahel3 aSI ne- ample Kolmof7orov- lmrnov Test H '10 S I s .

No Variabel Asymp. Sig

a Distribusi (2-Tailed)

I. Return 0,113 0,05 Normal 2. Risiko 0,909 0,05 Nonnal

Sumber: Data dlOlah

Dengan kondisi yang demikian, maka pengujian hipotesis pehelitian return dan risiko saham perusahaan perata dan bukan perata laba dilanjutkan dengan menggunakan uji t untuk 2 sampel berbeda.

Uji F (Lavene) Sebelum melakukan uji t, pengujian terhadap kesamaan (homogenitas)

varians harus dilakukan. Pengujian akan dilakukan pada data yang berdistribusi normal. Pengujian ini diperlukan untuk menentukan apakah rumus t hitung menggunakan asumsi varians sarna (equal variances assumed) ataukah menggunakan asumsi varians tidak salTla (equal variances not assumed). Hasil pengujian sebagai berikut:

Tabel4 HasH Uii F

No. Variabel Asymp. Sig

a Keputusan (2-Tailed)

I. Return 0,839 0,05 ,Ho gagal ditolak 2. Risiko 0,490 0,05 Ho gagal ditolak

Sumber: Data dlOlah

Hasil uji F pada tabel 4 menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk kedua variabel baik return maupun risiko adalah lebih dari 0,05. lni berarti bahwa Ho gagal ditolak dan disimpulkan bahwa rum us t menggunakan asumsi varians sama (equal variances assumed).

179

Page 14: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

ANALISIS PERBEDAAN KETUKN DAN RISIKO SAHAM DENGAN DAN TANPA PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEl OLEH: IRWAN (HAN DR A

Uji t ulltuk Dua Sampel Independen Uji t untuk 2 sampel independen digunakan untuk menguji signifikansi

antara 2 sampel independen yang berasal dari suatu populasi. Pengujian dilakukan dengan menetapkan hipotesis, yakni: Ho : tidak terdapat perbedaan antara rata-rata return atau risk perusahaan perata

laba dan perusahaan bukan perata lal;a Ha : terdapat perbedaan antara rata return atau risk perusahaan perata laba dan

perusahaan bukan perata laba Ho gagal ditolak apabila hasil probabili13snya lebih dari 0,05. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pad a tabel 5.

Tabel5 I '1 .. S I aSI Ujl t untuk Dua ampelIndependen

No. Variabel Uji Asymp. Sig a Keputusan (2-Tailed)

1. Return Uji t 0,415 0,05 Ho gagal ditolak 2. Risiko Uji t 0,273 0,05 Ho gagal ditolak

Sumber: Data dlOlah

Dari uji t untuk return dan risiko pada perusahaan perata laba dan bukan perata laba didapatkan nilai yang lebih besar dari 0,05, yang berarti Ho gagal ditolak. Dengan demikian adalah tepat untuk menyatakan bahwa tidak ada perbedaan untuk return atau risiko antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba.

Pembahasall

Penelitian ini menguji perbedaan return dan risiko saham antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba. Dari hasil pengolahan data tentang return saham diperoleh hasil bahwa rata-rata return perusahaan perata laba sebesar 0.00692 dan rata-rata return perusahaan bukan perata laba sebesar 0.00854. Dari kedua perbandingan itu dapat diketahui babwa rata-rata return perusahaan perata laba lebih tinggi dibandingkan rata-rata return perusahaan bukan perata laba, akan tetapi perbedaan return kedua kelompok sampel tidak berbeda secara signifikan (p _value= 0,415).

Hasil yang sarna juga diperoleh dari pengolaban data tentang rata-rata risiko antara perusabaan perata laba dat1 perusahaan bukan perata laba. Risiko untuk kelompok perusahaan bukan perata laba lebib tinggi dibandingkan perusahaan perata laba, tetapi perbedaan terse but tidak signifikan secara statistik. Secara keseluruhan, disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk return maupun risiko saham antan perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini konsisten dengan penelitian terdabulu yang dilakukan oleb Salno dan Baridwan (2000) di Indonesia.

Tidak adanya perbedaan return dan risiko saham antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba disebabkan karena .adanya beberapa hal, antara lain:

180

Page 15: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

JURNAl AKUNTANSI KONTEMPORER, VOl.l NO.2, JUlI2009 HAl. 167·184

I. Motivasi dilakukannya tindakan perataan laba. Jin dan Machfoedz (1998) menyebutkan bahwa alasan dilakukannya tindakan perataan laba oleh manajemen ada tiga, yaitu: (1) Dapat mengurangi beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan, (2) Dapat menarik perhatian investor karen a dengan lab a yang stabil maka investor akan beranggapan bahwa dividen yang diterimanya stabil, (3) Dapat meningkatkan hubungan antara manajer dan pekerja karena kenaikan yang tajam dalam laba yang dilaporkan dapat menimbulkan permintaan akan upah yang lebih tinggi dari pada karyawan. Hal ini diperkuat juga dengan pernyataan Brayshaw dan Eldin (1989) bahwa alasan dilakukannya perataan laba adalah karena skema kompensasi manajemen dihubungkan dengan kinerja perusahaan sehingga setiap fluktuasi dalam penghasilan akan berpengaruh langsung terhadap kompensasinya. Dari penjelasan-penjelasan di atas maka dapat diduga bahwa pergerakan harga saham bukan satu-satunya yang ingin dicapai manajemen dalam melakukan perataan laba tetapi perataan laba diduga bertujuan lebih ke arah kepentingan perusahaan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Harga-harga saham yang terbentuk dipengaruhi oleh faktor fundamental, faktor teknikal, dan faktor ekonomi, sosial, politik (Us man, 1990: 166, dalam Nurhani, 2002). Sehingga, laba bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi terbentuknya harga saham di pasar modal. Selain itu, Tandelilin (2001:48-50) menambahkan bahwa besarnya risiko suatu investasi juga dipengaruhi oleh beberapa sumber risiko, antara lain risiko suku bunga, risiko pasar, risiko inflasi, risiko bisnis, risiko financial, risiko likuiditas, risiko nilai tukar mata uang, dan risiko negara. Hal-hal inilah yang membuat tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perusahaan perata laba dan bukan perata laba.

Simp ulan, Implikasi, dan Keterbatasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 55 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesai selama peri ode 2004-2006, 25 perusahaan diantaranya melakukan praktik perataan laba. Selain itu tidak ditemukan adanya perbedaan return dan risiko saham antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang membawa dampak yang berbeda-beda yaitu pertama, kondisi pasar modal pada periode 2004-2006 berbeda dengan kondisi pasar modal saat ini. Tren harga saham pad a peri ode 2004-2006 mengalami peningkatan sedangkan pada saat ini tren harga saham cenderung menurun dan tidak stabil. Kedua, pengambilan sampel menggunakan metode purposive Oudgement) sampling, akibatnya hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi secara luas untuk setiap perusahaan publik di Indonesia.

Oleh karen itu disarankan agar penelitian yang akan datang sebaiknya memasukkan variabel-variabel lain yang diperkirakan mampu mempengaruhi praktik perataan laba, seperti struktur kepemilikan, rencana bonus, dan sebagainya. Selain itu, penelitian dapat diarahkan pada pengaruh perataan laba

181

Page 16: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN DA~ TANPA PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEl OlEH: IRWAN (HANDRA

terhadap risiko dan risiko terhadap return dan sebaliknya. Selain itu, juga sebaiknya memasukkan perusahaan dari s,~ktor lain, sepcrti Perbankan, Asuransi, dan sebagainya, dan juga bisa menggunakan rentang waktu yang lebih lama.

Daftar Rujukan

Assih, P., dan M. Gudono. 2000. "Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi Pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta". Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3, No.1, Januari: hal. 35-53.

Baridwan, Z. 1990. Intermediate Accounting. Edisi Keenam. Y ogyakarta: BPFE. Brayshaw, R. E., and A. E. K. Eldin. 1989. "The Smoothing Hypothesis and The

Role of Exchange Differences". Journal of Business Finance and Accollnting. I GV I, Winter: pp. 621-633.

Dannadji, T., dan H.M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal Di Indonesia-Pendekatan Tanya Jawab. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Dwiatmini, S., dan Nurkholis. 2001. "Analisis Reaksi Pasar terhadap Informasi Laba : Kasus Praktik Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta". TEAM. Vol. II, No. I. Maret: hal. 27-40.

Fabozzi, F. J. 1999. Manajemen Investasi. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat. Ghozali, H. I. 2005. Aplikasi Analisis Mv!tivariate dengan Program SPSS. Edisi

Ketiga. Semarang: Undip. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntal1si Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat. Jin, L.S., dan M. Machfoedz. 1998. "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik

Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta". JlIma! Riset Akztntansi Indonesia. Vol. I, No.2. Juli: hal. 174-191.

Jogiyanto. 2000. Teori Port%lio dan Analisis Illvestasi. Edisi Kedua, Y ogyakarta: BPFE.

Mangunsong, L. 2008. Hipotesis Penelitian. (Online). (http://www.leoriset. bloe:spot.com, diunduh 21 Oktober, 2008).

Michelson, S. E., lJ. Wagner, dan C.W. Wotton. 1995. "A Market Based Analysis of Income Smoothing". Journal of Bussilless, Finance and Accounting. December: pp. 179-1' 93.

Munawir, S. 200 I. Anafisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakmia: Liberty.

Nurhani, D. 2002. "Analisis Perbedaan Kinerja Saham (return dan risiko) antara Pcrusahaan Perata Laba dan Bukan Perata Laba (Penelitian pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public pada Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 1993-1996)", Skripsi Sarjana tak dipublikasikan, Universitas Airlangga Surabaya.

Novianedy, D. 2004. Perataan Laba Kaitannya dengan Return dan Risiko Pasar Saham Perusahaan yang Terdafta Di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Skripsi Sarjana tak dipublikasikan, Unive:sitas Airlangga Surabaya.

Riahi, A. dan Belkaoui. 2000. Teori A /atntal1si. Edisi 5. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

182

Page 17: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

JURNAL AKUNTANSI KONTEMPORER, VOLI NO.2, JULl2009 HAL. 167-184

Salno, H. M., dan Z. Baridwan. 2000. "Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan koneIja Saham Perusahaan Publik di Indonesia". Jurnal Riset Akuntansi, Vol. 3, No.4, lanuari: hal. 17-34.

Sugiarto, S. 2003. "Perataan Laba dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek". Simposium Nasional Akuntansi VI. Hal: 350·-359.

Suryantini, N.P.S. 2007. "Perbedaan KineIja Portofolio Berdasarkan Strategi Portofolio Aktif dan Pas if pada Saham LQ 45 Di BEl". Buletin Studi Ekonomi. Vol. 12, No.3.

Susanti, I. 2006, "Analisis Perbedaan Kinerja Saham (return dan risk) antara Perusahaan Perata Laba dan Perusahaan Bukan Perata Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BES Periode 2000-2003". Skripsi SaIjana tak dipublikasikan, Universitas Airlangga Surabaya.

Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Port%lio, Cetakan Pertama. Y ogyakarta: BPFE.

Zuhrohtun, dan Z. Baridwan. 2005. "Pt':ngaruh Pengumuman Peringkat terhadap Kinerja Obligasi", Simposium N{;sionai Akuntansi VIII. Hal: 355-366.

183

Page 18: ANALISIS PERBEDAAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN …

ANALISIS PERBEDAAN flETUflN DAN RISIKO SAHAM DENGAN DAti TANPA PERATAAN lABA PAD A PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEl OlEH: IRWAN CHANDRA

184