analisis penyerapan tenaga kerja.doc

151
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI PARIWISATA (SUB SEKTOR PERHOTELAN) DI SULAWESI SELATAN PERIODE 1990-2009 SKRIPSI PASKALIA A11107040 JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKLUTAS EKONOMI 1

Upload: afri-yandi

Post on 05-Aug-2015

436 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA

PADA INDUSTRI PARIWISATA

(SUB SEKTOR PERHOTELAN)

DI SULAWESI SELATAN PERIODE 1990-2009

SKRIPSI

PASKALIA

A11107040

JURUSAN ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKLUTAS EKONOMI

MAKASSAR

2011

1

Page 2: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA

PADA INDUSTRI PARIWISATA

(SUB SEKTOR PERHOTELAN)

DI SULAWESI SELATAN PERIODE 1990-2009

Skripsi Sarjana Lengkap

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin

OLEH :

PASKALIA

A11107040

Disetujui

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. Paulus Uppun, SE,MA Fitriwati Djam’an, SE,M.Si NIP:19651231 198503 1 015 NIP. 19800821 200501 2 002

Kata Pengantar

2

Page 3: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya,

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai

pihak mulai dari penelitian sampai penulisan skripsi ini. Oleh karena itu pada

kesempatan yang berbahagia ini disampaikan terima kasih yang setulus-tukusnya

kepada Ayahanda Krisno Sampe dan Almarhum Ibunda Sriwanty Tenrani,

dimana dengan berkah dan doa tulusnya sehingga penulis mendapatkan

kemudahan dalam menyelesaikan tugas- tugas akademik selama menjalani kuliah.

Dalam kaitan dengan hal tersebut, maka disamapaikan juga rasa hormat

dan terima kasih kepada Bapak Dr. Paulus Uppun,MA dan Ibu Fitriwati

Djam’an, Msi selaku pembimbing I dan II, atas segala bimbingannya dalam

penyelesaian skripsi ini mulai dari penelitian sampai penulisan.

3

Page 4: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis juga

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Kepada Om Frengky sekeluarga, dan seluruh Keluarga besar dari Pihak

Ayahanda dan Ibunda serta kakak dan adik ( Wandi, Ata’, Kenny, dan

Resky) atas perngertian, perhatian, motivasi serta bantuannya.

2. Buat Indra Yosari Tampang allo makasi atas pengertian, perhatian,

motivasi, serta bantuannya selama kuliah,

3. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi beserta dosen-dosen khususnya dosen ilmu

ekonomi yang telah memberi ilmunya sehingga penulis mampu

menyelesaikan studinya.

4. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Prof. Dr.Rahmatiah. SE.,MA Fakultas

Ekonomi Universitas Hasanuddin.

5. Dr. Paulus Uppun,MA selaku Penasehat Akademik penulis selama di

bangku kuliah yang telah banyak memberikan nasehat

6. Seluruh Staf Pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin

7. Bapak Pimpinan Badan Pusat Statistik Makassar, beserta seluruh Staf.

8. Bapak Pimpinan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulawesi

Selatan

4

Page 5: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

9. Seluruh teman- temanku “Soulmate” (Tiwi “si buta”, Sinta “paling

Bureng”, Imha “kapan tingginya”, Rara “bedak mu tebal sekali”, Irna

“ si Sinis”), serta Nurlia “ondel- ondel”, Wahyuni.

10. Buat “PWI” (Widya dan Irha) serta bojie, Downah, Dian makasi atas

dukungannya selama ini.

11. Endriko (richo), dan Mardy terima kasih buat laptop yang sudah diperbaiki.

Kami yakin tulisan ini sangat jauh dari sempurna, sehingga sangat

diperlukan saran dan kritikkan yang konstruktif dari para pembaca, sehingga dapat

bermanfaat bagi kita sekalian khusunya bagi penulis pribadi.

Akhir kata, tidak ada harapan lain dari penulis kecuali pembaca akan dapat

memperoleh manfaat besar dari skripsi ini.

Makassar, November 2011

Paskalia

5

Page 6: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN. ……………………………………………….. ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. viii

DAFTAR RUMUS………………………………………………………….. ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………............. 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………….............. 4

1.4 Sistematika Penulisan..……………………………………............. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori……………………………………………..................... 7

2.1.1 Industri Pariwisata dan Penyerapan Tenaga Kerja…….. 7

2.1.2 Jenis dan Fungsi Pariwisata………………………….... 11

6

Page 7: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

2.1.3 Industri Pariwisata dan Kesempatan Kerja,………….. 14

2.1.4 Penawaran Pariwisata………………………………….. 21

2.1.5 Fungsi Permintaan Perusahaan Akan Tenaga Kerja….. 24

2.2 Kerangka Konseptual ………………………………………………. 27

2.3 Studi Empiris Sebelumnya …………………………………………..29

2.4 Hipotesis…………………………………………………………. 31

BAB III MOTODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data…………………………………………….. 32

3.2 Metode Analisis …...……………………………………………… 32

3.2.1 Pengujian Asumsi Klasik …………………………………….. 33

3.2.2 Analisis Regresi ………………………………….................... 36

3.2.3 Pengujian Hipotesis ……………………………...................... 38

3.3 Batasan Variabel………………………….……………………….. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Jumlah Hotel di Sulawesi Selatan tahun 1990-2009 43

4.2 Analisis Deskriptif Variabel........................................................... 45

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian………………………………….......... 51

4.4 Pengujian Asumsi Klasik………………………………………… 54

4.4.1 Hasil Uji Multikolinearitas............................................. 55

4.4.2 Hasil Uji Autokolerasi……………………………… 56

4.4.3 Hasil Uji Heteroskedisitas…………………………... 58

4.4.4 Uji Normalitas……………………………………….. 59

7

Page 8: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

4.5 Pengujian Hipotesis………………………………………… 64

4.5.1 Uji - F............................................................................. 64

4.5.2 Uji - t ………………………….……………………… 65

4.5.3 Uji Koefisien Determinan (Adjusted R2)………….. 69

4.6 Pembahasan…………………………………………………… 70

4.6.1 Variabel Wisatawan Domestik ....................................... 70

4.6.2 Variabel Wisatawan Asing ……………......................... 71

4.6.3 Variabel Jumlah Kamar................................................... 73

4.6.4 Variabel Pendapatan Hotel ……………………............... 74

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 76

5.2 Saran …………………………………………………………... 77

DAFTAR PUSTAKA……………..................................................................... x

LAMPIRAN……………………………………………………...…………… xii

8

Page 9: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.1.1 Kriteria Pengujian Autokorelasi……………………………… 34

Table 4.1.1 Jumlah dan Perkembangan Hotel di Sulawesi Selatan

Tahun 1990-2009 ……………………………….…………… . 42

Table 4.2.2 Perkembangan Jumlah Kamar Hotel di Sulawesi Selatan

Tahun 1990-2009…………………..………………....……... . 44

Table 4.2.1 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja yang di Serap Langsung

di Bidang Perhotelan di Sulawesi Selatan Tahun 1990-2009…. 45

Table 4.2.2 Perkembangan Jumlah Wisatawan Domestik di

Sulawesi Selatan Tahun 1990-2009…..……................................ 47

Table 4.2.3 Perkembangan Jumlah Wisatawan Asing di

Sulawesi Selatan Tahun 1990-2009…………………………… 49

Table 4.2.4 Perkembangan Pendapatan Hotel di Sulawesi Selatan

Tahun 1990-2009 …………………………………………….. . 50

Tabel 4.3.1 Statistik Deskriptif…………………………..………………..... 51

9

Page 10: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Tabel 4.3.2 Statistik Deskriptif dengan Ln..………………..…………….... 54

Tabel 4.4.1 Hasil Uji Multikolinearitas…………..……..…………………. 56

Tabel 4.4.2.1 Klasifikasi Nilai Durbin Watson untuk Autokorelasi..……….. 57

Tabel 4.4.2.2 Hasil Uji Autokorelasi…………..………………………......... 57

Tabel 4.4.4.3 Hasil Uji Normalitas (One Sample Kolmogrof Smirnov Test) 63

Tabel 4.5.1 Hasil Uji F (Anova)…………………………………………… 64

Tabel 4.5.2 Hasil Uji t ………..……………………………………….….. 65

Tabel 4.5.3 Koefisien Determinan (Adjust R2)……………………….….. 70

10

Page 11: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.4 Gambar Permintaan Kamar Hotel ………………..………… 22

Gambar 2.1.5 Fungsi Permintaan Tenaga Kerja …………………………… 25

Gambar 2.2.1 Kerangka Pikir………………...……………………………. 29

Gambar 4.4.3.1 Grafik Scatterplot (Uji Heterokedastisitas)…………………. 59

Gambar 4.4.4.1 Grafik Histogram (Uji Normalitas) ………………………… 61

Gambar 4.4.4.2 Grafik Normal Plot………………………………………….. 62

11

Page 12: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.3.1 Uji Durbin Watson (DW).……….……………………….… 35

Rumus 3.2.2 Analisis Regresi Berganda..………………….…………….. 36

Rumus 3.2.3.1 F hitung………………….……….……………………….… 38

Rumus 3.2.3.2 t hitung………………….……….………………….……… 39

Rumus 3.2.3.3 Koefisien Determinan……………………………….……… 40

12

Page 13: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu faktor pendukung

pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara- negara berkembang

mempunyai tujuan antara lain untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang

hasilnya secara merata. Menurut Kusumowindo (1981) memberikan pengertian

tenaga kerja sebagai berikut: tenaga kerja adalah jumlah semua penduduk dalam

suatu negara yang dapat memproduksi barang atau jasa jika ada permintaan

terhadap tenaga kerja meraka, mereka pun berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Dalam undang- undang pokok ketenagakerjaan no.4 tahun 1969

dinyatakan bahwa, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan, baik dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang

dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja menurut ketentuan

ini meliputi tenaga kerja yang bekerja di dalam maupun di luar hubungan kerja

13

Page 14: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

dengan alat produksi utamanya dalam proses produksi adalah tenaga kerja sendiri

baik tenaga kerja fisik maupun tenaga kerja pikiran. (Soeroto, 1986)

Salah satu usaha untuk meningkatkan kesempatan kerja adalah melalui

pembangunan di sektor industri. Pembangunan di sektor industri merupakan

bagian dari usaha jangka panjang untuk memperbaiki struktur ekonomi yang tidak

seimbang.

Sehubungan dengan upaya pelaksanaan pembangunan secara menyeluruh

dan mengglobal dimana segenap kemampuan modal dan potensi sumber daya

alam dan sumber daya lainnya perlu dimaksimalkan. Hal ini perlu ditunjang oleh

kebijaksanaan dan langkah- langkah yang tepat untuk meningkatkan kemampuan

yang lebih besar.

Pengembangan kepariwisataan diharapkan menjadi salah satu penghasil

devisa yang diandalkan di luar non migas. Oleh karena itu dalam rangka

pengembangan dunia kepariwisataan, perlu ditingkatkan upaya dalam bentuk

industri kepariwisataan, baik oleh pemerintah, semua jajaran terkait seperti

Departemen Seni dan Budaya, Dinas Pariwisata, dan Perusahaan Swasta yang

bergerak dibidang industri pariwisata. Untuk menunjang upaya tersebut dalam hal

ini melalui kerja sama dikalangan pemerintah dan swasta, maka berbagai

kebijaksanaan seperti promosi, mutu pelayanan, dan mutu obyek wisata melalui

kerja sama sektoral secara terpadu dilaksanakan upaya peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan asing dan domestik dimana dampaknya diharapkan akan

memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.14

Page 15: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Kesempatan kerja menurut Payaman, (1985) mengemukakan bahwa

besarnya permintaan perusahaan akan tenaga kerja pada dasarnya permintaan

masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut.

Sulawesi selatan sebagai salah satu daerah pariwisata bahari maupun

pariwisata alam lainnya akan semakin membuka peluang pembangunan sarana

penunjang lainnya, seperti pembangunan hotel, rumah makan, dan pengembangan

transportasi dalam rangka pelayanan kepada para wisatawan. Pembangunan

tersebut diharapkan akan membuka “kesempatan kerja dan kesempatan berusaha

yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat produktivitas dan pendapatan

masyarakat dalam kegiatan perekonomian khususnya pada bidang kepariwisataan.

Pengembangan pariwisata yang diprogramkan baik oleh pemerintah

maupun oleh swasta akan diarahkan kepada usaha untuk meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara karena merupakan sumber devisa yang cukup

signifikan. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah

secara positif mempengaruhi tingkat kesempatan kerja khususnya dibidang

pariwisata. Oleh karena itu sektor patiwisata perlu didukung oleh beberapa

indikator penunjang, baik dibidang transportasi maupun dibidang akomodasi serta

pelayanan. Sehingga volume wisatawan yang berkunjung kedaerah- daerah

khususnya di Sulawesi Selatan semakin meningkat, yang pada akhirnya bermuara

pada penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta dapat pula

mempengaruhi tingkat produktivitas masyarakat dalam kegiatan perekonomian,

khususnya pada bidang industri pariwisata.

15

Page 16: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Sejalan dengan upaya pengembangan pembangunan industri pariwisata

maka pemerintah telah memberikan berbagai kebijaksanaan, antara lain

pemberian visa selama dua bulan untuk wisatawan dari 26 negara pasar wisatawan

yang potensial, pemberian insentif berupa keringanan pada perpajakan dan

retribusi daerah serta kemudahan bagi investor untuk menanamkan modalnya di

Sulawesi Selatan.

Melihat perkembangan sektor pariwisata selama ini di daerah Sulawesi

Selatan yang mampu memberi sumbangan terhadap daerah tersebut, maka dari

sinilah awal persoalan yang terpikirkan yaitu “ Analisis Penyerapan Tenaga

Kerja Pada Industri Pariwisata (Kasus Pada Sub Sektor Perhotelan) di

Sulawesi Selatan Periode 1990-2009” yang terjadi dalam dua puluh tahun

terakhir (1990-2009)

1.2 Masalah Pokok

Berkaitan dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

masalah pokok dalam penulisan ini adalah:

Seberapa besar peranan dan pengaruh sektor pariwisata dalam penyerapan tenaga

kerja di Sulawesi Selatan selama tahun 1990-2009

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Ada pun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut

16

Page 17: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

1. Untuk mengetahui potensi dan perkembangan penyerapan tenaga kerja

dibidang perhotelan daerah Sulawesi Selatan

2. Untuk mengetahui hubungan antara kunjungan wisatawan dengan

peningkatan tenaga kerja yang diserap dibidang perhotelan pada sektor

pariwisata daerah Sulawesi Selatan

Ada pun manfaat dari penulisan ini sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat menjadi masukkan bagi para penentu kebijakan

dalam merencanakan dan mengarahkan kepariwisataan di masa yang

akan datang.

2. Sebagai bahan informasi bagi penulis dan para pembaca pada

umumnya mengenai masalah pariwisata dalam penyerapan tenaga

kerja.

3. Sebagai bahan referensi bagi yang ingin mengadakan penelitian lebih

lanjut mengenai obyek ini.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk lebih mengarahkan penelitian penulis, penelitian ini dibagi

menjadi sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

17

Page 18: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Merupakan bab yang berisi uraian tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Merupakan bab yang berisi uraian secara ringkas teori-teori

yang menjelaskan tentang permasalahan yang akan diteliti.

Dalam hal ini permasalahan yang diuraikan yaitu tinjauan umum

tentang industri pariwisata dan penyerapan tenaga kerja,

tinjauan umum tentang jenis dan fungsi pariwisata, penawaran

pariwisata Fungsi Permintaan Perusahaan Akan Tenaga Kerja,

studi empiris serta kerangka pikir dan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian

Merupakan bab yang berisi penjelasan secara rinci mengenai

semua unsur metode dalam penelitian ini, yaitu penjelasan

mengenai jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,

metode analisis data serta batasan variabel.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Merupakan bab yang berisi analisis dan pembahasan hasil

penelitian berupa perkembangan pembangunan hotel di

Sulawesi selatan, pengaruh jumlah wisatawan dalam penyerapan

tenaga kerja khususnya dalam bidang perhotelan di Sulawesi

selatan.

18

Page 19: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Bab V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan , keterbatasan

penelitian dan saran yang dapat penulis sampaikan dalam

penulisan skripsi ini.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Industri Pariwisata dan Penyerapan Tenaga Kerja

Dapat dikatakan bahwa industri memegang peranan penting dalam

pembangunan ekonomi suatu negara karena melalui pembangunan industri

tersebut dapat diharapkan akan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi dan

pada gilirannya nanti dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara

keseluruhan. Jadi jelasnya pembangunan industri akan dapat menciptakan

kesempatan kerja, yang sekaligus dapat menampung angkatan kerja yang terus-

menerus meningkat setiap tahunnya.

19

Page 20: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Dalam perencanaan penyerapan tenaga kerja, dengan melalui penambahan

modal dalam setiap aktifitas pembangunan akan memberikan dampak positif

terhadap perkembangan penyediaan lapangan kerja yang cukup besar. Penyediaan

lapangan kerja tersebut dapat dilakukan dengan menghasilkan barang dan jasa

dimana kegiatan tersebut memerlukan faktor- faktor produksi sehingga dengan

adanya proses produksi dapat menciptakan lapangan kerja (Suroto, 1980).

Secara umum ada beberapa keuntungan yang diharapkan dapat diperoleh

dalam pengembangan sektor pariwisata antara lain sebagai berikut: peningkatan

pertumbuhan urbanisasi sebagai akibat adanya pembangunan prasarana dan sarana

kepariwisataan dalam suatu wilayah atau daerah tujuan, kegiatan beberapa

industri yang berhubungan dengan pelayanan wisatawan seperti perusahaan

angkutan, akomodasi, perhotelan, restoran, kesenian daerah, perusahaan meubel

dan lain- lain, meningkatkan produk hasil kebudayaan disebabkan meningkatnya

konsumsi oleh para wisatawan, menyebabkan pemerataan pendapatan,

meningkatnya kesempatan kerja dan berusaha, salah satu usaha pemerintah dalam

rangka meningkatkan penghasilan devisa negara, memperluas pasaran barang-

barang yang dihasilkan dalam negeri, pariwisata dapat memulihkan kesehatan

baik jasmani maupun rohani serta dapat menghilangkan prasangka dan kepicikan,

membantu terciptanya saling pengertian antara penduduk yang datang dengan

penduduk negara yang dikunjunginya.

Menurut R.S Darmajadi (Pengantar Pariwisata, 2002) menyatakan bahwa:

Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha

20

Page 21: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

yang secara bersama-sama mengahasilkan produk – produk maupun jasa

pelayanan atau service yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan

dibutuhkan wisatawan nantinya.

Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari

jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan

ketika melakukan perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahap – tahap

wisatawan sebagai konsumen yang memerlukan pelayanan tertentu.

Pengertian pariwisata menurut Youti (1985) menyataan bahwa:

“Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang

diselenggarakan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan untuk

berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata- mata

untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk

memenuhi keinginan yang beraneka ragam”

Selanjutnya pengertian pariwisata dikemukakan oleh Pendit (1965)

menyatakan bahwa: “Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

bergeraknya manusia dan benda yang membawa dinamika dalam kehidupan”

Manusia bukan saja merupakan faktor produksi (economic resources)

tetapi juga merupakan sasaran (objectives) dalam pembangunan nasional.

Pemanfaatan SDM secara efektif untuk mengelola kekuatan ekonomi potensial

(SDA) dengan bantuan peralatan modal (dana). Teknologi merupakan sasaran

strategis dalam sub sistem ekonomi yang harus dibina dan dikembangkan.

21

Page 22: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Analisis ekonomi Harros dan Domar mengatakan bahwa, apabila

penduduk bertambah maka pendapatan per kapita akan berkurang, kecuali bila

pendapatan rill bertambah. Selanjutnya bila angkatan kerja bertambah, maka

output juga harus bertambah untuk mempertahankan kesempatan kerja penuh dan

bila ada investasi maka pendapatan rill juga harus bertambah untuk mencegah

adanya kapasitas menganggur (Irawan W. Suparmoko).

Sasaran pembangunan dewasa ini adalah meningkatkan pembangunan

industri yang relative padat karya dalam rangka penanggulangan masalah

ketenagakerjaan. Akhir- akhir ini pertambahan angkatan kerja yang berlangsung

jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuan menyerap tenaga kerja, ini

dikarenakan semakin berkembangnya sistem padat modal (Priyono

Tjiptoheriyanto, 1982).

Penduduk yang terserap, tersebar di berbagai sektor perekonomian. Sektor

yang mempekerjakan banyak orang umumnya menghasilkan barang dan jasa yang

relatif besar. Setiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang berbeda. Demikian

pula dengan kemampuan setiap sektor dalam menyerap tenaga kerja. Perbedaan

laju pertumbuhan tersebut mengakibatkan dua hal. Pertama, terdapat perbedaan

laju peningkatan produktivitas kerja di masing-masing sektor. Kedua, secara

berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral, baik dalam penyerapan tenaga kerja

maupun dalam kontribusinya dalam pendapatan nasional (Payaman Simanjuntak,

1985). Jadi yang dimaksud dengan penyerapan tenaga kerja dalam penelitian ini

22

Page 23: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

adalah jumlah atau banyaknya orang yang bekerja di berbagai sektor

perekonomian.

Pariwisata menjadi sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan

sebagai sektor andalan, karena sebagai sebuah industri, pariwisata banyak

membawa efek (multiplier effect) dalam pembangunan di berbagai sektor serta

diyakini sebagai sebuah industri masa depan yang mampu meningkatkan kualitas

hidup masyarakat ke arah yang lebih baik. Di banyak negara, kepariwisataan

merupakan sektor penting sebagai katalisator perkembangan perekonomian, sebab

industri pariwisata dipercaya dapat meningkatkan devisa negara (foreign

exchanges) dan sekaligus dapat menyedot kesempatan kerja bagi masyarakat

setempat (Yoeti, 1997).

2.1.2 Jenis dan Fungsi Pariwisata

Sesuai potensi alam yang dimiliki suatu negara, maka timbul bermacam-

macam pariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama-kelamaan

mempunyai ciri tersendiri. Jenis- jenis pariwisata dapat dibedakan menurut letak

geografis yaitu: pariwisata lokal, pariwisata regional, dan pariwisata nasional yang

terdiri dari pariwisata dalam negeri dan pariwisata internasional.

Menurut pengaruhnya terhadap pembayaran yaitu: pariwisata aktif dan

pariwisata pasif. Dikatakan pariwisata aktif karena dengan masuknya wisatawan

asing tersebut, berarti dapat memasukkan devisa bagi negara yang dikunjungi,

yang dengan sendirinya akan memperkuat posisi neraca pembayaran negara

tersebut. Dan disebut pariwisata pasif, karena dilihat dari pemasukkan devisa,

23

Page 24: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

kegiatan ini merugikan asal wisatawan, karena uang yang seharusnya

dibelanjakan di dalam negeri dibawa ke luar negeri.

Berdasarkan Instruksi Presiden No. 9/1969 mengenai tujuan pengembangan

pariwisata di Indonesia meliputi tiga aspek pokok yaitu segi sosial, segi ekonomi,

dan segi budaya. Dengan demikian fungsi pariwisata juga mencakup tiga aspek

tersebut. Hal ini seperti dikemukakan oleh Hartono (1974, hal 45) seperti berikut

ini: “Peranan pariwisata dalam pembangunan Negara pada garis besarnya,

berintikan tiga segi yaitu segi ekonomi (sumber devisa dan pajak), segi sosial

(penciptaan kesempatan kerja), dan segi kebudayaan (memperkenalkan

kebudayaan kita pada wisatawan asing)”

Fungsi pariwisata dari segi ekonomi dapat dikemukakan bahwa dari sektor

pariwisata dapat diperoleh devisa, baik berupa pegeluaran para wisatawan asing

maupun sebagai penanam modal dalam industri pariwisata termasuk penerimaan

berupa retribusi bagi wisatawan.

Adapun jumlah penerimaan dari sektor pariwisata ditentukan oleh tiga

faktor utama, yaitu: Jumlah wisatawan yang berkunjung, jumlah pengeluaran

wisatawan, lamanya wisatawan yang menginap

Fungsi sosial yang paling dominan dari sektor pariwisata adalah perluasan

penyerapan tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Usaha

kepariwisataan dengan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pariwisata

24

Page 25: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

sangat membutuhkan tenaga kerja yang banyak sehingga dapat membantu

mengurangi persoalan pengangguran.

Penciptaan kesempatan kerja secara langsung dapat dikemukakan,

misalnya di bidang perhotelan, restoran, biro perjalanan, obyek wisata, dan kantor

pariwisata pemerintah. Sedangkan penyerapan tenaga kerja tidak langsung, seperti

meningkatnya hasil produksi di bidang pertanian dan kerajinan tangan karena

termotivasi dengan kunjungan wisatawan.

Dalam hal fungsi pariwisata dari segi budaya dapat diartikan sebagai

memperkenalkan dan mendayagunakan kebudayaan Indonesia. Seperti diketahui

bahwa sesungguhnya kebudayaan merupakan milik rakyat sebuah negara yang

merupakan manifestasi dari karya dan kreasi yang spiritual dari manusia yang

membentuk rakyat sebuah negara dan menjadi sasaran utama dari perasaan

keingintahuan dari seseorang yang asing bagi negara tersebut.

Seperti dimaklumi tentang alam Indonesia seperti panorama alam, iklim

tropis, daerah khatulistiwa yang dipadukan dengan aneka ragam koleksi seni

budaya dan tata kehidupan masyarakat yang khas adalah merupakan salah satu

sumber berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia.

2.1.3 Industri Pariwisata dan Kesempatan Kerja

Berdasarkan penelitian UNDP/ILO (Man Power Survey on Tourist

Development and Tourist Industry in Indonesia 1974), pada tahun 1974 tenaga

kerja dalam sektor pariwisata berjumlah 48.300. Apabila rangkaian tenaga itu

25

Page 26: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

dilengkapi tenaga kerja pada industri penunjang pariwisata, seperti perusahaan

kerajinan, dekorasi hotel, toko souvenir dan sebagainya, maka jumlah tenaga kerja

yang diserap makin banyak lagi. Selisi tenaga kerja terampil di bidang pariwisata,

kita juga membutuhkan tenaga ahli kepariwisataan. Tenaga ahli yang memiliki

wawasan luas, baik di bidang perencanaan, pengembangan, maupun pemasaran.

Semuanya itu, baik tenaga- tenaga terampil di industri maupun tenaga- tenaga ahli

tadi harus memiliki sikap yang benar- benar professional (Spilane 1987).

Perkembangan industri pariwisata berpengaruh positif pada perluasan

kesempatan kerja, walaupun khususnya bidang perhotelan bersifat padat karya.

Namun demikian tenaga kerja yang dibutuhkan adalah mereka yang memiliki

keterampilan teknis dan manejerial. Untuk itu diperlukan pendidikan kejuruan

yang efektif. Berhubung investasi yang dibutuhkan sangat besar (gedung,

peralatan, tenaga ahli), maka ditinjau dari segi komersial semata- mata tidak

menguntungkan (Spilane, 1987).

Untuk lebih meningkatkan jasa pelayanan dalam pariwisata berbagai

langkah dan kebijaksanaan antara lain dengan melaksanakan penataran,

penyuluhan kepada biro perjalanan, pengusaha restoran dan pendidikan

keterampilan, serta penyegaran- penyegaran untuk pemandu wisata dalam

bertugas. Dengan berbagai langkah kebijaksanaan tersebut diharapkan dapat

dicapai beberapa tujuan sekaligus, yaitu: memperbesar output dan sekaligus

meninggikan mutu, akan dapat bekerja secara produktif, dalam jangka panjang

26

Page 27: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

akan dapat tercipta suatu mekanisme antara jenjang karir di perusahaan dan

tingkat pendidikan.

Sebagaimana telah dipaparkan di muka, kebutuhan tenaga kerja industri

pariwisata yang sangat menonjol adalah bidang perhotelan. Selain itu juga yang

paling rumit diatasi. Hal ini disebabkan oleh sifat pekerjaan yang menuntut

paduan pendidikan dan pengalaman.

Jumlah fasilitas hotel dan akomodasi lainnya di propinsi Sulawesi Selatan

dalam kurun waktu 2006 sampai 2009 menunjukkan adanya kenaikan yang cukup

berarti. Pada tahun 2006 jumlah hotel dan akomodasi lainnya yaitu sebanyak 416

buah, pada tahun 2009 meningkat menjadi 509 buah, atau meningkat sebesar

22,41 persen (BPS SulSel, 2009).

Dengan kenaikan jumlah hotel dan akomodasi lainnya selama kurun waktu

tersebut maka perbandingan antara jumlah kamar hotel dan personil maka untuk

kamar dibutuhkan personil baru selama periode 4 tahun yang akan datang. Dari

jumlah tersebut 70 % memerlukan pendidikan khusus (30% sisanya tidak

memerlukan pendidikan khusus). Hal ini berarti bahwa dalam masa lima tahun

mendatang diperlukan untuk 12.054 orang atau rata- rata 2.400 orang pertahunnya

(Hartono, hal 50).

Satu soal lain adalah tenaga pramuwisata. Dari jumlah pemandu yang

sudah ada, masih perlu ditingkatkan mutunya. Berkembangnya berbagai daerah

tujuan wisata di Indonesia menuntut tersedianya pemandu yang bermutu tinggi.

27

Page 28: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Hal ini selain menyangkut masalah kemampuan, juga kelakuan dari para pemandu

tersebut. Peningkatan jumlahnya bukanlah merupakan masalah yang berat untuk

diatasi. Salah satu di antaranya ialah merekrut mahasiswa- mahasiswa terutama

jurusan bahasa asing. Mereka ini dalam waktu singkat dapat diajarkan teknik-

teknik memberikan penerangan dan diadakan ujian- ujuan resmi secara berkala

oleh Dinas Pariwisata di daerah.

Berkembangnya suatu daerah pariwisata suatu daerah tidak hanya

membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat, tetapi juga menarik pendatang-

pendatang baru dari luar daerah, justru karena tersedianya lapangan kerja tadi.

Para pendatang itu tidak selalu memiliki sifat dan adat kebiasaan yang sama

dengan penduduk setempat. Perlu diperhatikan juga, bahwa pekerjaan yang

diperlukan di daerah- daerah pariwisata memiliki sifat yang agak khusus pula.

Setidak- tidaknya memerlukan sikap dan keterampilan tertentu yang sering kali

tidak memiliki penduduk setempat. Hal itu dengan sendirinya mendorong pihak

industri untuk memperkerjakan tenaga- tenaga dari luar daerah guna mengisi

kebutuhan mereka. Terutama jenis- jenis pekerjaan manejerial dengan upah lebih

tinggi. Dan hal ini bisa menimbulkan persaingan yang tidak seimbang bagi

penduduk setempat. Terdesaknya penduduk setempat dari jabatan- jabatan

menghasilkan sikap negatif terhadap keberadaan industri yang sangat lambat laun

bisa menjalar menjadi sikap negatif terhadap turis secara keseluruhan (Spilane,

1987).

28

Page 29: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Dalam taraf perkembangannya dewasa ini, industri pariwisata telah

menjadi industri raksasa yang bersifat internasional. Pada tahun 1980 sebanyak

280 juta orang melakukan perjalanan ke luar negeri dengan pengeluaran biaya

sebesar US $ 85 milyar. Sebesar 75 % untuk berwisata. Pada banyak negara maju,

bidang pariwisata sudah dijadikan bidang studi sendiri universitas. Yang diajarkan

tidak hanya keterampilan dan teknis manejemen saja, tetapi mencakup berbagai

cabang ilmu sosial lainnya karena ternyata pariwisata menyentuh hampir segala

aspek kehidupan manusia seperti yang disinggung di atas.

Pariwisata- terutama pariwisata internasional termasuk dalam program

pembangunan nasional di Indonesia dan juga sebagai salah satu sektor

pembangunan ekonomi. Dari pariwisata diharapkan diperoleh devisa, baik dalam

bentuk pengeluaran uang dari para wisatawan di negara kita maupun sebagai

penanaman modal asing dalam industri pariwisata (Soemarjan, 1974 hal 4).

Potensi pariwisata sebagai sumber devisa besar sekali. Menurut beberapa

ahli, pariwisata dewasa ini sudah menjadi bidang usaha atau industri terbesar

ketiga setelah minyak dan perdagangan senjata. Bahkan ada yang mengatakan

bidang usaha terbesar setelah minyak. Menurut catatan World Tourism

Organization (WTO), dalam tahun 1979 sebanyak 270 juta orang melakukan

perjalanan keluar negeri dengan mengeluarkan sebesar US $ 75 milyar. Dalam

tahun 1980, orang yang melakukan perjalanan ke luar negeri meningkat menjadi

280 juta orang (Spilane, 1987).

29

Page 30: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Belanja para wisatawan asing di suatu negara tujuan merupakan

penerimaan valuta asing atau devisa. Semakin besar belanja tersebut akan makin

memperkuat neraca pembayaran Negara tujuan. Dari segi lain, negara dapat

penambahan- penambahan pandapatan dari penerimaan pajak- pajak dari sektor

usaha yang bersangkutan dengan kepariwisataan. Disamping itu belanja

wisatawan itu dapat pula merangsang pertumbuhan sektor ekonomi lain. Industri

hotel yang memerlukan bahan- bahan makanan daging, telur, sayuran, alat- alat

dekorasi, dan sebagainya. Hal ini merangsang tumbuhnya usaha- usaha

peternakan, perkebunan, industri ringan, dekorasi dan lain- lain (Projogo, hal 29)

Wisatawan- wisatawan yang membeli barang seni sebagai cindera mata

akan merangsang kegiatan kreasi seni, sehingga seniman- seniman memerlukan

bahan mentah tertentu untuk ungkapan kreasi seninya yang berupa kayu, cat,

kertas, amplas dan lain- lain. Para pengrajing terangsang pula untuk memproduksi

barang- barangnya lebih banyak lagi. Toko cindera mata tumbuh sebagai penyalur

barang- barang kreasi seni maupun produksi pengrajin. Dapat disimpulkan bahwa

pengembangan pariwisata merangsang tumbuhnya usaha- usaha ekonomi tertentu

yang saling merangkai dan saling menunjang. Dalam teknisinya, hal tersebut

diartikan memberikan dasar- dasar perekonomian suatu negara.

Hubungan- hubungan yang terjalin antara wisatawan dengan masyarakat

yang dikunjunginya sedikit banyak akan menempuh nilai hidup baru dalam arti

memperluas cakrawala pandangan pribadi terhadap nilai- nilai kehidupan lain.

Manusia akan belajar menghargai nilai- nilai orang lain disamping nilai- nilai

30

Page 31: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

yang dimilikinya. Dalam hubungan dengan kegiatan wisatawan dalam negeri,

maka orang akan lebih mengenal tanah airnya. Hal ini akan mendorong sikap

tolenransi dalam pergaulan yang merupakan sarana kuat dalam pembangunan

bangsa. Bila dikaitkan dengan hubungannya dengan orang asing, hubungan ini

disamping memperluas nilai pergaulan juga akan memperkuat nilai pribadi sendiri

karena nilai pribadi asli yang ramah merupakan daya tarik yang dihargai orang

asing tersebut. Para wisatawan ingin sesuatu yang lain, yang asli (Prajogo, hal 35).

Dari pertimbangan di atas tampak bahwa pengembangan industri

pariwisata akan memperluas kesempatan kerja. Industri pariwisata merupakan

industri yang sifatnya menyerap kebutuhan tenaga orang tidak hanya

mementingkan mesin- mesin saja. Sebagai industri yang sifatnya pelayanan jasa

maka disamping membutuhkan unsur cepat, mudah, nikmat, juga ramah.

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang

digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan

tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha.

Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

eksternal dan faktor internal.

Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan dari sektor

pariwisata :

1) Jumlah wisatawan

31

Page 32: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Secara teoritis (apriori) dalam Ida Austriana, 2005 semakin lama

wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang

yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut, paling sedikit untuk keperluan

makan, minum dan penginapan selama tinggal di daerah tersebut. Berbagai

macam kebutuhan wisatawan selama perjalanan wisatanya akan menimbulkan

gejala konsumtif untuk produk-produk yang ada di daerah tujuan wisata. Dengan

adanya kegiatan konsumtif baik dari wisatawan mancanegara maupun domestik,

maka akan memperbesar pendapatan dari sektor pariwisata suatu daerah. Oleh

karena itu, semakin tingginya arus kunjungan wisatawan, maka pendapatan sektor

pariwisata juga akan semakin meningkat.

2) Jumlah kamar (Tingkat Hunian Hotel)

Menurut Dinas Pariwisata hotel merupakan suatu usaha yang

menggunakan bangunan atau sebagian dari padanya yang khusus disediakan,

dimana setiap orang dapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan

fasilitas lainnya dengan pembayaran. Dewasa ini pembangunan hotel-hotel

berkembang dengan pesat, apakah itu pendirian hotel- hotel baru atau pengadaan

kamar- kamar pada hotel- hotel yang ada. Fungsi hotel bukan saja sebagai tempat

menginap untuk tujuan wisata namun juga untuk tujuan lain seperti manjalankan

kegiatan bisnis, mengadakan seminar, atau sekedar untuk mendapatkan

ketenangan. Perhotelan memiliki peran sebagai penggerak pembangunan daerah,

perlu dikembangkan secara baik dan benar sehingga dapat meningkatkan

pendapatan industri, penyerapan tenaga kerja serta perluasan usaha. Hotel

32

Page 33: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

merupakan salah satu jenis usaha yang menyiapkan pelayanan jasa bagi

masyarakat dan wisatawan.

Tingkat Hunian Hotel merupakan suatu keadaan sampai sejauh mana

jumlah kamar terjual, jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang

mampu untuk dijual (Vicky,Hanggara). Dengan tersedianya kamar hotel yang

memadai, para wisatawan tidak segan untuk berkunjung ke suatu daerah, terlebih

jika hotel tersebut nyaman untuk disinggahi. Sehingga mereka akan merasa lebih

aman, nyaman dan betah untuk tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata. Oleh

karena itu industri pariwisata terutama kegiatan yang berkaitan dengan

penginapan yaitu hotel, akan memperoleh pendapatan yang semakin banyak

apabila para wisatawan tersebut semakin lama menginap (Badrudin, 2001).

Sehingga juga akan meningkatkan pendapatan atau omzet perhotelan.

2.1.4 Penawaran Pariwisata

Pengertian penawaran dalam pariwisata meliputi semua macam produk

dan pelayanan/jasa yang dihasilkan oleh kelompok perusahaan industri pariwisata

sebagai pemasok, yang ditawarkan baik kepada wisatawan yang datang secara

langsung atau yang membeli melalui Agen Perjalanan (AP) atau Biro Perjalanan

Wisata (BPW) sebagai perantara (Yoeti, 2008). Ada pun harga yang diinginkan

konsumen (wisatawan) akan terbentuknya bila tingkat harga yang diinginkan

sama dengan jumlah kamar yang tersedia seperti ditunjukkan oleh titik E

(equalibrium), yaitu titik perpotongan kurva permintaan AB dan penawaran CD,

seperti tampak pada Gambar 2.2.33

Page 34: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Permintaan Kamar Hotel dalam Ribuan

Gambar 2.1.4 Permintaan Kamar Hotel

Sumber : Yoeti, 2008

Keseimbangan penawaran dan permintaan dikatakan stasioner dalam arti

bahwa sekali harga keseimbangan tercapai, biasanya cenderung untuk tetap dan

tidak berubah selama permintaan dan penawaran tidak berubah. Dengan perkataan

lain, jika tidak ada pergeseran penawaran maupun permintaan, tidak ada yang

mempengaruhi harga akan mengalami perubahan Menurut Spillane (1987),

penawaran pariwisata dapat dibagi menjadi :

34

25

C B160

1007550

E

DA

40

80

120

E

Y

Page 35: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

1. Proses produksi industri pariwisata

Kemajuan pengembangan pariwisata sebagai industri ditunjang oleh

bermacam-macam usaha yang perlu, antara lain :

a. Promosi untuk memperkenalkan obyek wisata

b. Transportasi yang lancar

c. Kemudian keimigrasian atau birokrasi

d. Akomodasi yang menjamin penginapan yang nyaman

e. Pemandu wisata yang cakap

f. Penawaran barang dan jasa dengan mutu terjamin dan tarif harga yang wajar

g. Pengisian waktu dengan atraksi-atraksi yang menarik

h. Kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup

2. Penyediaan lapangan kerja

Perkembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan kesempatan

kerja. Berkembangnya suatu daerah pariwisata tidak hanya membuka lapangan

kerja bagi penduduk setempat, tetapi juga menarik pendatang-pendatang baru dari

luar daerah justru karena tersedianya lapangan kerja tadi.

3. Penyediaan Infrastruktur

35

Page 36: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Industri pariwisata juga memerlukan prasarana ekonomi, seperti jalan

raya, jembatan, terminal, pelabuhan, lapangan udara. Jelas bahwa hasil

pembangunan fisik bisa ikut mendukung pengembangan pariwisata.

4. Penawaran jasa keuangan

Tata cara hidup yang tradisional dari suatu masyarakat juga merupakan

salah satu sumber yang sangat penting untuk ditawarkan kepada para wisatawan.

Bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya, semuanya merupakan daya tarik

bagi wisatawan untuk datang ke suatu daerah. Hal ini dapat dijadikan sebagai

event yang dapat dijual oleh pemerintah daerah setempat (Yoeti, 2008).

2.1.5 Fungsi Permintaan Perusahaan Akan Tenaga Kerja

Perusahaan dalam melakukan proses produksi disebabkan oleh satu alasan,

yaitu karena adanya permintaan akan output yang dihasilkannya. Jadi permintaan

akan input akan timbul karena adanya permintaan akan output. Inilah sebabnya

mengapa permintaan input tersebut oleh ahli ekonomi Alfred Marshall sebagai

derived demand atau permintaan turunan. Permintaan akan output sendiri

dianggap sebagai "permintaan asli" karena timbul langsung dari adanya kebutuhan

manusia (Boediono, 1982, 89). Dari teori perilaku produsen diketahui bahwa

36

Page 37: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

posisi keuntungan maksimum (posisi keseimbangan) produsen tercapai apabila

memenuhi syarat:

MR = MC ................................................................... (2.1)

Dalam hal ini MR merupakan nilai rupiah produksi marginal yang diperoleh dari

mengalikan harga produk yang berlaku dengan produksi marginal. Sehingga dapat

dibuat persamaan sebagai berikut :

VMP = P.MPTK ........................................................ (2.2)

Jumlah nilai VMP menggambarkan tambahan pendapatan yang diterima oleh

pengusaha bila menambah penggunaan tenaga kerja satu unit lagi. Bila

perusahaan menggunakan garis wage rate sebagai dasar maka tambahan biaya

yang harus dibayar perusahaan adalah sama dengan tingkat upah (W) berfungsi

sebagai MC adalah W , sehingga posisi optimal adalah :

VMP = w ................................................................ (2.3)

Jadi dalam rangka menambah keuntungan, pengusaha akan terus menambah

jumlah karyawan selama MR lebih besar dari pada W, sehingga dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1.5 Fungsi Permintaan Tenaga Kerja

37

Upah

Maksimum Laba

VMPTK

D

W1

W

NA

W2

B

D = MPTK x PO

Kuantitas tenaga kerja

Page 38: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Sumber : Simanjutak, 1985

Keterangan:

Dari gambar diatas, garis DD menggambarkan nilai hasil marjinal

karyawan (VMPTK) untuk setiap kuantitas tenaga kerja. Bila misalnya jumlah

karyawan yang dipekerjakan sebanyak OA == 100 orang, maka nilai hasil kerja

orang yang ke-100 dinamakan VMPTK nya dan besarnya sama dengan MPTK.P =

W1. Nilai ini lebih besar dari tingkat upah yang sedang berlaku (W). oleh sebab

itu laba pengusaha akan bertambah dengan menambah tenaga kerja baru.

Pengusaha dapat terus menambah laba perusahaan dengan

memperkerjakan tenaga kerja hingga ON. Di titik N pengusaha mencapai laba

maksimum dan nilai MPTK.P sama dengan upah yang dibayarkan pada karyawan.

Dengan kata lain pengusaha mencapai laba maksimum bila MPTK.P = W .

Penambahan tenaga kerja yang lebih besar dari pada ON, misalnya OB maka akan

mengurangi keuntungan pengusaha. Pengusaha membayar upah pada tingkat yang

berlaku (W), padahal hasil nilai marginal yang diperolehnya sebesar W2 yang

38

Page 39: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

lebih kecil dari pada W. Jadi pengusaha cenderung untuk menghindari jumlah

karyawan yang lebih besar dari pada ON. Penambahan karyawan yang lebih besar

dari ON dapat dilaksanakan hanya bila pengusaha yang bersangkutan dapat

membayar upah dibawah W atau pengusaha dapat menaikkan harga jual barang.

Kondisi laba maksimal dapat diperoleh dengan melalui empat persamaan

berikut :

1. MPR = (MPL).(MR)

2. MPR = (MPL).P

3. P. (MPL) = W

4. MPL = −−−−−

Di mana :

MPL = Marginal Product Labour

MR = Marginal Revenue

P = Price

W = Wage

2.2 Kerangka Konseptual

Industri pariwisata merupakan industri yang sifatnya menyerap kebutuhan

tenaga orang dan tidak hanya mementingkan mesin- mesin sebagai industri yang

39

W

P

Page 40: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

sifatnya “jasa” (service) maka disamping memerlukan unsure cepat, aman, murah,

mudah, nikmat, dan juga ramah.

Perkembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan kesempatan

kerja, walaupun khususnya bidang perhotelan bersifat padat karya. Namun

demikian tenaga kerja yang dibutuhkan adalah mereka yang memiliki

keterampilan teknis dan manajerial. Untuk itu diperlukan pendidikan kejuruan

yang efektif. Berhubung investasi yang diperlukan sangat besar (gedung,

peralatan, tenaga ahli) maka ditinjau dari segi komersial semata- mata tidak

menguntungkan.

Adapun kesempatan kerja yang berhubungan langsung di bidang

kepariwisataan yaitu jumlah tenaga kerja yang terdapat pada bidang perhotelan,

restoran, biro perjalanan, pramuwisata, dan tenaga kerja pemerintah yaitu kantor

pariwisata pemerintah. Disamping itu kegiatan pariwisata dapat mendorong

pertumbuhan sektor lain, sehingga perluasan kesempatan kerja akan bertambah

dan akan terbuka lapangan kerja baru di sektor tersebut. Misalnya, peningkatan di

bidang perhotelan yang secara langsung diiringi dengan permintaan akan segala

fasilitas perhotelan yaitu permintaan akan barang- barang kerajinan meubel, hasil-

hasil pertanian, perternakan dan lain- lain, dimana industri tersebut di atas dapat

menciptakan kesempatan kerja secara tidak langsung dalam sektor pariwisata.

Untuk daerah Sulawesi Selatan pertumbuhan kesempatan kerja dari tahun ke

tahun sangat berarti dalam memecahkan masalah kesempatan kerja dari jumlah

angkatan kerja yang terjadi setiap tahun.

40

Page 41: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Dalam kondisi seperti itu kebutuhan wisatawan akan dapat berpengaruh

positif terhadap peningkatan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bahkan

peningkatan pendapatan dan devisa daerah. Dalam hal penciptaan lapangan kerja

yang berhubungan langsung kepariwisataan, dapat dilihat pada semakin

bertambahnya jumlah tenaga kerja pada sektor- sektor industri jasa pada

khususnya. Jumlah tenaga kerja pada hotel- hotel, restoran, usaha tour dan travel,

dan lain- lainnya merupakan gambaran bahwa sektor pariwisata di daerah ini telah

membuka lahan tempat bekerja bagi masyarakat.

2.2.1 KERANGKA PIKIR :

2.3 Studi Empiris Sebelumnya

Abdullah (1998), dalam penelitiannya dengan judul “Pariwisata dan

Kesempatan Kerja Di Kabupaten Selayar” hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa potensi sarana dan prasarana pariwisata sebagai penunjang pengembangan

kepariwisataan kabupaten selayar yang tersedia pada saat itu masih belum

41

WISATAWAN ASING

PENYERAPAN TENAGA KERJA

INDUSTRI PARIWISATA

KAMARWISATAWAN DOMESTIK OMSET

Page 42: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

memadai dan masih sangat terbatas. Sektor pertanian dan perikanan masih

merupakan mata pencarian utama masyarakat selayar. Sejalan dengan kunjungan

wisatawan yang masih rendah kesempatan kerja yang diserap pada industri wisata

secara langsung terbilang sangat rendah, namun menunjukkan peningkatan dari

tahun ke tahun. Hubungan antara kunjungan wisatawan dengan penciptaan

kesempatan kerja sektor pariwisata di Kabupaten Selayar berdasarkan analisa 10

tahun terakhir menampakkan suatu hubungan positif.

A. Tenri Abeng (2001): “Pengaruh Industri Pariwisata Terhadap

Kesempatan Kerja di Makassar”. Mengungkapkan bahwa peran pariwisata dalam

pembangunan nasional di Indonesia mencakup tiga segi yaitu: dari segi ekonomi

yakni sebagai sumber penghasilan devisa dan pendapatan dari segi sosial sebagi

penciptaan kesempatan kerja dari segi budaya yaitu memperkenankan dan

memberdaya gunakan budaya bangsa. Perkembangan pariwisata di Sulawesi

Selatan cukup cerah dengan melihat potensi pariwisata yang ada di daerah ini,

serta adanya kenaikan tiap tahun jumlah arus wisatawan yang berkunjung

kedaerah ini.

Ramli (2003): “Perkembangan Industri dan Penyerapan Tenaga Kerja di

Kabupaten Pangkep Periode 1996-2000”. Untuk mengembangkan sektor industri

dalam keutuhannya dengan kemapuan penyerapan tenaga kerja tentunya tidak

lepas kaitannya dengan seluruh potensi yang ada khususnya terhadap pihak- pihak

yang mempunyai wewenang dalam sektor industri dan ketenagakerjaan, termasuk

partisipasi aktif dari seluruh masyarakat, dalam mengupayakan peningkatan dan

42

Page 43: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

pengembangan dari sumber daya manusia. Sehingga pada sektor industri dapat

mempunyai kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan

meningkatkan pendapatan perkapita.

2.4 Hipotesis

Ada pun hipotesis yang dapat diajukan berdasarkan permasalahan diatas

adalah:

Berdasarkan hubungan antara tujuan penelitian serta kerangka pemikiran

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut :

1) wisatawan domestik berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga

kerja

2) wisatawan asing berpengaruh Positif terhadap penyerapan tenaga

kerja

3) jumlah kamar berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja

4) Pendapatan berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja

43

Page 44: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Setelah menentukan obyek penelitian, maka jenis data yang digunakan

adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui kepustakaan (Library

Research) serta laporan dokumentasi.

Adapun sumber data yang dibutuhkan dalam penulisan ini yaitu diperoleh

pada instansi tempat penelitian berdasarkan dokumentasi kepustakaan, litenatur-

litenatur dan laporan lainnya sehubungan dengan perkembangan pariwisata dan

kesempatan kerja di daerah Sulawesi Selatan yang berupa faktor penunjang

industri pariwisata, perkembangan kunjungan wisata, perkembangan tenaga kerja

dan kontribusi sektor pariwisata dalam penciptaan kesempatan kerja.

3.2 Metode Analisis

44

Page 45: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Berdasarkan landasan teori serta untuk mencapai tujuan dalam penelitian

dan hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian dengan model regresi

linier berganda (Gujarati, 1995), dari model dasar yaitu :

3.2.1 Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah

menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik

regresi meliputi (Imam Ghozali;2002):

a. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi di antara

anggota-anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu (apabila

datanya time series) atau korelasi antara tempat berdekatan (apabila cross

sectional).

45

Page 46: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Adapun uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan

asumsi klasik ini adalah uji Durbin Watson (D-W stat) dengan rumus sebagai

berikut:

........................................ (3.3.1)

Dimana :

d = nilai D-W stat

= nilai residual dari persamaan regresi pada periode i

= nilai residual dari persamaan regresi pada periode i-1

Kemudian dhitung dibandingkan nilai dtabel pengambilan keputusan ada

tidaknya autokorelasi, didasarkan atas hal berikut ini (Ghazali 2000:61) :

1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper boud (du) dan (4-du),

maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak terjadi gejala

autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower boud (dI),

maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti terjadi

autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dI), maka koefisien autokorelasi

lebih kecildaripada nol, berarti terjadi autokorelasi negative.

46

Page 47: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

4) Bila DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dI) atau DW

terletak antara (4-du) dan (4-dI), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Apabila terjadi pelanggaran pada asumsi ini maka tindakan perbaikan

model adalah dengan melakukan transformasi dengan cara mensubtitusi nilai p,

dimana nilai p dihitung berdasarkan nilai d pada model asli. Nilai p=1-(d/2),

dimana nilai d = nilai Durbin Watson.

Tabel 3.2.1.1 Kriteria pengujian Autokorelasi

Null Hipotesis Hasil Estimasi Kesimpulan

H0 0 < dw < dl Tolak

H0 Dl ≤ dw ≤ du Tidak ada kesimpulan

H1 4 – dl<dw<4 Tolak

H1 4 – du ≤ dw ≤ 4 – dl Tidak ada kesimpulan

Tidak ada autokorelasi, baik

positip maupun negatip

Du < dw < 4 – du Diterima

Sumber : Gujarati (1995)

b. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang

dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik,

park glejser, rank spearman dan barlett.

47

Page 48: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala

heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi varabel terikat

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di

Studentized.

1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka

mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain: analisis grafik

dan analisis statistik.

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya:

48

Page 49: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi

memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.2.2 Analisis Regresi

Untuk menemukan pemecahan masalah yang ditemukan dan membuktikan

hipotesis, maka metode analisis yang digunakan adalah model analisis kuantitatif

maupun dengan model analisis kulitatif, sesuai dengan kebutuhan permasalahan

dan hipotesis yang ditampilkan.

Hubungan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Y= f(X1 X2 X3 X4) ………………………………………... (1)

Y= β0. X1b1

.X2b2.X3b3.X4b4+e…...…….…………………... (2)

Dimana:

Y = Jumlah tenaga kerja yang diserap langsung pada bidang perhotelan

X1 = Jumlah wisatawan domestik

X2 = Jumlah wisatawan asing

49

Page 50: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

X3 = Jumlah kamar

X4 = Pendapatan

0 = Konstanta

1 2 3 4 = Parameter yang akan diestemasi

e = Bilangan eksponensial

Ln = logaritma natural

µ = error term

Untuk mengestimasi parameter- parameter tersebut maka sebaiknya

persamaan fungsi pada poin (2) di atas dibentuk dalam model linear sehingga

menjadi:

LnY = 0 + 1LnX1 + 2LnX2 + 3LnX3 + 4LnX4 µ …………… (3)

Dimana parameter- parameternya menjelaskan tentang angka elastisitas

masing- masing variable X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y.

Untuk menguji masing- masing angka elastisitas tersebut digunakan uji

parsial yakni uji-t (t-test) dan untuk menguji apakah model tersebut di atas cukup

baik atau layak, maka digunakan uji-F (ANOVA).

3.2.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap masing - masing hipotesis yang diajukan dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut : (Gujarati, 1995) Uji Signifikansi 50

Page 51: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

(pengaruh nyata) variabel independen (Xi) terhadap variable dependen (Y) baik

secara bersama - sama maupun parsial pada hipotesis 1 (H1) sampai dengan

hipotesis 4 (H4) dilakukan dengan Uji - F (F - test) dan Uji - t (t - test) pada level

5% (α = 0,05).

a. Uji - F

Uji ini digunakan untuk menguji kelayakan model (goodness of fit).

Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :

H1 : b1, b2, b3, b4 ≥ 0

Artinya Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka

model yang digunakan dalam kerangka pikir teoritis layak untuk digunakan,

sementara jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka model

yang digunakan dalam kerangka pikir teoritis tidak layak untuk digunakan.

Nilai F-hitung dapat dicari dengan rumus :

………………......... (3.2.3.1)

Jika F-hitung > F-tabel (a, k-1, n-l), maka H0 ditolak; H1 diterima,

ada pengaruh dan

Jika F-hitung < F-tabel (a, k-l, n-k), maka H0 diterima; H1 ditolak,

tidak ada pengaruh.

b. Uji - t

51

Page 52: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Uji Keberartian Koefisien (bi) dilakukan dengan statistik - t. Hal ini

digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variable

independennya. Adapun hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

H1 : bi ≥ 0

Artinya Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka

hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan, artinya secara

parsial variable bebas (X1 s/d X4) berpengaruh signifikan terhadap variable

dependen (Y) = hipotesis diterima, sementara jika tingkat signifikansi lebih

besar dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan

tidak signifikan, artinya secara parsial variabel bebas (X1 s/d X4) tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y), hipotesis ditolak.

Nilai t-hitung dapat dicari dengan rumus:

………………… (3.2.3.2)

……………………………..(3.12)

Jika t-hitung > t-tabel –t hitung < -t tabel (α, n-k-l), maka H0

ditolak; variabel independen secara individu berpengaruh

terhadap variabel dependen.dan

Jika t-hitung < t-tabel dan –t tabel < -t hitung (α, n-k-l), maka H0

diterima. variabel independen secara individu tak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

52

Page 53: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1).

Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Perhitungan nilai koefisien deteminasi ini diformulasikan sebagai berikut:

R2 =……………………..(3.2.3.3)

R2 = Koefisien determinasi majemuk (multiple coeficient of determinant),

yaitu proporsi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel

bebas secara bersama-sama.

ESS = Explained sum of squares, atau jumlah kuadrat yang dijelaskan atau

variabel nilai variabel terikat yang ditaksir di sekitar rata-ratanya.

TSS = Total sum of squares, atau total variabel nilai variabel terikat

sebenarnya di sekitar rata-rata sampelnya.

Bila R2 mendekati 1 (100%), maka hasil perhitungan menunjukkan

bahwa makin baik atau makin tepat garis regresi yang diperoleh. Sebaliknya

jika nilai R2 mendekati 0 maka menunjukkan semakin tidak tepatnya garis

regresi untuk mengukur data observasi.

3.3 Batasan Variabel

53

Page 54: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

1. Industri Pariwisata adalah suatu industri yang terdiri dari bermacam-

macam perusahaan yang secara bersama- sama menghasilkan barang dan

jasa berupa produk wisata yang dibutuhkan wisatawan seperti obyek

wisata, fasilitas yang berupa akomodasi dan perhotelan, serta transportasi.

2. Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja

dalam suatu unit usaha, misalnya pada industri pariwisata..

3. Wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya

untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari

kunjungan tersebut.

4. wisatawan asing adalah wisatawan yang berasal adri luar negeri.

5. wisawatan domestik adalah wisatawan yang berasal dari dalam negeri

atau negeri sendiri.

6. jumlah kamar hotel adalah ruang yang disediakan atau di miliki hotel

untuk disediakan sebagai penginapan.

7. Pendapatan adalah merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang

dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.

BAB IV

ANALISIS

4.1 Perkembangan Jumlah Hotel di Sulawesi Selatan tahun 1990-2009

54

Page 55: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Table 4.1.1 Jumlah dan Perkembangan Hotel di Sulawesi Selatan Tahun 1990-2009

Sumber : Badan Pusat Statistik Makassar

Pada tabel 4.1.1 menunjukkan jumlah usaha hotel dan akomodasi lainnya

di Sulawesi Selatan dalam kurun waktu 1990-2009 menunjukan adanya kenaikan

yang cukup berarti. Sejak tahun 1990 hingga tahun 2009 jumlah kamar hotel di

Sulawesi selatan rata-rata mengalami peningkatan tiap tahunnya. Sejak tahun

1999 jumlah hotel/akomodasi lainnya sebanyak 403, pada tahun 2005 meningkat

menjadi 450 buah, atau meningkat sebesar 7,78%. Kenaikan jumlah hotel dan

akomodasi lainnya selama kurun waktu tersebut, tidak dibarengi dengan

peningkatan jumlah tempat tidur. Hal ini disebabkan karena adanya hotel yang

tutup.

55

Tahun Jumlah Hotel (bangunan)

Perkembangan Jumlah Hotel (%)

1990 2221991 225 1,331992 300 8,331993 310 3,231994 333 6,911995 376 11,441996 381 1,311997 388 1,81998 392 1,021999 403 2,722000 403 -2001 404 0,252002 406 0,492003 409 0,732004 415 1,452005 450 7,782006 457 1,532007 466 1,932008 487 4,312009 509 4,32

Page 56: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Pada tabel 4.1.2 kamar yang tersedia yaitu sebanyak 8.013 kamar pada

tahun 1999, pada tahun 2005 menurun menjadi 7.932 kamar, atau turun sebesar

4,11 persen. Penurunan jumlah kamar ini disebabkan oleh keadaan krisis ekonomi

yang terjadi di Indonesia. Setelah terjadi krisis ekonomi kamar yang di huni

kembali mengalami peningkatan sampai pada tahun 2006 sebesar 8616 unit

hingga tahun 2009 jumlah kamar yang di huni terus meningkat tetapi pada dua

tahun tersebut pertumbuhan jumlah kamar yang dihuni mengalami penurunan

sebesar 4,52 % hingga 2,76 %. Hal ini juga dapat disebabkan kurang atau tidak

lengkapnya fasilitas hotel dan strategi promosi yang tidak baik.

Table 4.1.2 Perkembangan Jumlah Kamar Hotel di Sulawesi Selatan Tahun 1990-2009

Tahun Jumlah Kamar(unit)

Perkembangan (%)

1990 4313 -1991 5047 14.541992 5166 2.301993 5299 2.511994 3834 -37.81

56

Page 57: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

1995 6270 38.211996 7852 20.151997 7622 -3.021998 8476 10.071999 8013 -5.782000 7981 -0.402001 7888 -1.172002 7927 0.492003 7932 0.062004 8258 3.952005 7932 -4.112006 8616 7.942007 9024 4.522008 9835 8.252009 10114 2.76

Sumber : Badan Pusat Statistik Makassar

4.2 Analisis Deskriptif Variabel

Table 4.2.1 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja yang di Serap Langsung di Bidang Perhotelan di Sulawesi Selatan Tahun 1990-2009

TahunTenaga Kerja

(Orang)Perkembangan

(%)1990 1768 -1991 1916 7.721992 2256 15.07

57

Page 58: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

1993 2508 10.041994 3776 33.581995 3979 5.101996 4091 2.731997 5758 28.951998 4954 -16.221999 5679 12.772000 5103 -11.282001 5663 9.892002 5250 -7.872003 5121 -2.522004 5149 0.542005 5262 2.152006 5049 -4.222007 6513 11.172008 6658 2.182009 7322 9.07

Sumber : Badan Pusat Statistik Makassar

Pada tabel 4.2.1 tahun 1998 dan 1999 jumlah tenaga kerja yang mampu di

serap oleh sektor pada industri pariwisata maksimum hanya sebesar 33,58% dan

jumlah tertinggi hanya sebesar 7322 orang. Secara agregat, data tahun 1997-1999

menunjukkan bahwa pada masa krisis tidak terjadi penurunan jumlah tenaga kerja,

bahkan sebaliknya terjadi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja meskipun dengan

tingkat yang relatif rendah. Pada tahun 1998 ketika krisis ekonomi melanda

Indonesia, Sektor pariwisata khususnya perhotelan di Sulawesi selatan hanya

mampu menyerap tenaga kerja sebesar 4954 orang atau menurun -16.22 %.

Dalam periode tahun 1997-2008 tersebut, terdapat beberapa periode yang

berpotensi memberikan perubahan besar dalam penyerapan tenaga kerja di

perhotelan di Sulawesi selatan , pertama adalah periode tahun 1997-1998 yang

58

Page 59: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

ditandai dengan terjadinya krisis keuangan Asia, Sebagaimana diuraikan

sebelumnya, pada saat krisis 1997-1998 telah terjadi PHK besar-besaran namun

pada tahun 1999, penyerapan tenaga kerja justru mengalami peningkatan yang

positif meskipun kecil yaitu sebesar 12,77% kedua adalah periode tahun 2000-

2008 yang relative kurang stabil dimana kembali terjadi krisis global , yang

disertai dengan penurunan jumlah tenaga kerja khususnya periode tahun 2006-

2008 dimana pertumbuhan penyerapan tenaga kerja hanya menurun sekitar -

4,22% hingga 2.18 % meskipun secara angka realnya jumlah tenaga kerja

meningkat hingga mencapai besaran 7322 orang.

Table 4.2.2 Perkembangan Jumlah Wisatawan Domestik di Sulawesi Selatan Tahun 1990-2009

Tahun Wisatawan Domestik(Orang)

Perkembangan(%)

1990 266289 -1991 284091 6.271992 311684 8.851993 336689 7.43

59

Page 60: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

1994 351433 4.191995 404858 13.191996 419213 3.421997 414841 -1.051998 147402 -181.431999 259617 43.222000 371662 30.142001 400223 7.142002 487193 17.852003 557776 12.652004 694467 19.682005 783088 11.322006 1120895 30.142007 1212982 7.602008 2032021 40.312009 2715715 25.17

Sumber : Badan Pusat Statistik Makassar

Jika dilihat pada Tabel 4.2.2 dan Tabel 4.2.3 jumlah wisatawan domestik

dan jumlah wisatawan asing yang berkunjung di Sulawesi Selatan mengalami

fluktuasi. Khususnya Pada tahun 1998 jumlah wisatawan domestik yang

berkunjung ke Sulawesi Selatan mengalami penurunan -181.43 persen yaitu

sebesar 147402 orang yang sebelumnya mengalami penurunun tetapi pada tahun

1998 yang mengalami penurunan drastis, sedangkan jumlah wisatawan asing terus

mengalami penurunan sejak tahun 1997 hingga tahun 2000 yang angkanya

mencapai -732.22 atau menurun dari 83954 orang menjadi 10088 orang. Hal ini

disebabkan karena terjadi krisis ekonomi yang melanda semua sub sektor

perekonomian di Indonesia termasuk sub sektor pariwisata. Krisis ekonomi

membuat situasi menjadi tidak kondusif bagi wisatawan yang ingin berwisata di

Indonesia. Propinsi Sulawesi selatan adalah salah satu Propinsi yang terkena

60

Page 61: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

dampak krisis tersebut dengan menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung

ke Propinsi Sulawesi selatan. Tahun 2003 hingga tahun 2007 jumlah wisatawan

kembali mengalami fluktuasi yang disebabkan pada tahun 2002 terjadi peristiwa

bom Bali 1 yang mengakibatkan wisatawan mancanegara maupun wisatawan

nusantara merasa takut untuk berpergian melakukan kunjungan wisata di

Propinsi-Propinsi yang menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW). Sedangkan pada

tahun berikutnya jumlah wisatawan domestik dan asing terus mengalami

peningkatan. Hingga tahun 2009 jumlah wisatawan domestik mencapai jumlah

2715715 orang dan jumlah wisatawan asing sebesar 35712 orang.

Table 4.2.3

61

Tahun Wisatawan Asing(Orang)

Perkembangan(%)

1990 95117 -1991 100077 4.961992 115694 13.501993 152014 23.891994 198536 48.19 1995 243698 18.531996 260094 6.421997 239560 -8.571998 102136 -1.351999 83954 -21.652000 10088 -732.222001 9563 -5.482002 10997 13.042003 12094 9.072004 13197 8.362005 16172 18.402006 22249 27.312007 24531 9.302008 31215 21.412009 35712 12.6

Page 62: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Perkembangan Jumlah Wisatawan Asing di Sulawesi Selatan Tahun 1990-2009

Sumber : Badan Pusat Statistik Makassar

Table 4.2.4 Perkembangan Pendapatan Hotel di Sulawesi Selatan Tahun 1990-2009

TAHUNPendapatan Hotel(Jutaan Rupiah)

PERKEMBANGAN(%)

1990 16206.39 -1991 19692.46 17.701992 22318.2 11.771993 20248.86 -10.221994 27043.56 25.131995 32331.19 16.351996 36076.91 10.381997 37242.95 3.131998 21893.71 -70.111999 32655.69 32.962000 31330.71 -4.232001 76127.67 58.842002 83559.89 8.892003 92985.08 10.132004 100864.4 7.812005 109584.9 7.952006 110543.93 0.862007 164798.7 32.92

62

Page 63: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

2008 208707 21.032009 250354.35 16.64

Sumber : Badan Pusat Statistik Makassar

Tabel 4.2.4 menunjukkan bahwa Pendapatan Hotel di Sulawesi Selatan

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun pada tahun 1998 hingga tahun

2000 pendapatan hotel di Sulawesi selatan mengalami penurunan sebesar -

70,11% atau 21893.71 juta rupiah dari pendapatan sebelumnya sebesar 37242.95

juta rupiah. Sementara itu dilihat dari pertumbuhannya, pendapatan hotel di

Sulawesi selatan sempat mengalami penurunan khususnya pada masa-masa krisis

dan masa pemulihan setelah krisis tahun 1998 dan tahun 2008. Rata

pertumbuhan pendapatn hotel berkisar 0,86 % hingga 58,84 %.

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan pengolahan data diperoleh nilai minimum, maksimum, rata –

rata (mean), dan standar deviasi (standard deviation) dari masing-masing variable

penelitian. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.1 di bawah ini.

Tabel 4.3.1 Statistik Deskriptif

Deskriptif Statistik Sebelum Ln

63

Page 64: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Penyerpan

tenaga kerja20 1768.00 7322.00 4688.7500 1576.37074

Wisnu 20 147402.00 2715715.00 678606.9500 650934.30041

Wisman 20 9563.00 260094.00 88834.9000 86841.96746

Jumlah kamar 20 3834.00 10114.00 7369.9500 1774.08483

Produksi (omset

yang di peroleh

hotel)

20 16206.00 250354.00 74629.6500 67290.67601

Valid N

(listwise)20

Sumber : Data Statistik yang diolah tahun 1990- 2009

Berdasarkan tabel 4.3.1 dapat dilihat bahwa dengan N = 20 waktu amatan,

variabel dependen penyerapan tenaga kerja mempunyai nilai minimum 1768,00

orang dan nilai maksimum 7322,00 orang . Sementara nilai standar deviasi

(standard deviation) sebesar 1576,37074 orang dan nilai rata - rata (mean) sebesar

4688,7500 orang. Nilai rata - rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai

standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan

baik.

64

Page 65: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Dari hasil analisis diatas, jumlah wisatawan domestik memiliki nilai

minimum sebesar mempunyai nilai minimum 147402.00 orang yang terjadi pada

tahun 1990 dan terus meningkat hingga mencapai nilai maksimum sebesar

2715715.00 orang pada tahun 2009. Sementara nilai standar deviasi (standard

deviation) sebesar 650934.30041 orang, dan nilai rata - rata (mean) sebesar

678606.9500 orang. Nilai rata - rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai

standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan

baik.

Variabel independen wisatawan asing mempunyai nilai minimum 9563.00

orang yang terjadi pada tahun 2001 dan nilai maksimum 260094.00 orang pada

tahun 1996. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) wisatawan asing

sebesar 86841.96746 orang dan nilai rata - rata (mean) sebesar 88834.9000

orang. Nilai rata - rata (mean) wisatawan asing yang lebih besar dibandingkan

nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi

dengan baik.

Variabel independen wisatawan domestik mempunyai nilai minimum

11.90% pada tahun 1998 dan nilai maksimum 14.81% pada tahun 2009.

Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,72% dan nilai rata

- rata (mean) sebesar 13,13%. Nilai rata - rata (mean) yang lebih besar

dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data

terdistribusi dengan baik. ini berarti selama periode 1990-2009.

65

Page 66: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Dan variabel independen jumlah kamar mempunyai nilai minimum 8.25%

pada tahun 1994 dan nilai maksimum 9.22% pada tahun 2009. Sementara nilai

standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,27% dan nilai rata - rata (mean)

sebesar 8.87%. Nilai rata - rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai

standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan

baik.

Dari hasil analisis deskriptif statistik diatas, dapat kita lihat bahwa variabel

jumlah penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan,

wisatawan asing, wisatawan domestik, jumlah kamar, dan produksi (omset yang

diperoleh hotel) menimbulkan permasalahan dalam pengolahan data. Oleh karena

itu, dalam pengolahan data ini dibentuk model regresi semi log dengan

mentransformasikan nilai jumlah penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung

di bidang perhotelan, wisatawan asing, wisatawan domestik, jumlah kamar, dan

produksi (omset yang diperoleh hotel) ke Logaritma Natural (LN), dan dari

penggunaan Logaritma Natural maka diperoleh hasil seperti tabel 4.4.2 berikut:

Tabel 4.3.2 Statistik Deskriptif

Deskriptif Statistik dengan Ln

66

Page 67: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Penyerpan tenaga

kerja20 7.48 8.90 8.3824 .41513

Wisnu 20 11.90 14.81 13.1355 .72458

Wisman 20 9.17 12.47 10.8058 1.19971

Jumlah kamar 20 8.25 9.22 8.8727 .27320

Produksi (omset

yang di peroleh

hotel)

20 9.69 12.43 10.8651 .85929

Valid N (listwise) 20

Sumber : Statistik Statistik yang diolah tahun 1990-2009

4.4 Pengujian Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder maka untuk

menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi

klasik yang digunakan yaitu : Multikolonieritas, Heteroskedastisitas, Autokorelasi

dan Uji Normalitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.4.1 Hasil Uji Multikolinearitas

67

Page 68: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan persamaan

regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu keadaan yang variabel

bebasnya (independen) berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau suatu

variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,

2009).

Sementara melihat besaran korelasi antara variabel independen (dapat

dilihat pada tabel 4.4.1) tampak bahwa hanya variabel wisatawan asing yang

mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel produksi (omset yang diperoleh

hotel) dengan tingkat korelasi 0,917 atau sekitar 92 %. Oleh karena korelasi ini

masih dibawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang

serius.

68

Page 69: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Tabel 4.4.1 Uji Multikolinearitas

Coefficient Correlationsa

Model LnX4 X2 X3 X1

1 Correlations LnProduksi (omset yang di peroleh hotel)

1.000 .613 -.612 -.917

LnWisman.613 1.000 -.127 -.509

LnJumlah

Lnkamar -.612 -.127 1.000 .416

LnWisnu -.917 -.509 .416 1.000

Covariances LnProduksi (omset yang di peroleh hotel)

.050 .008 -.039 -.040

LnWisman .008 .003 -.002 -.006

LnJumlah Lnkamar -.039 -.002 .080 .023

LnWisnu -.040 -.006 .023 .038

a. Dependent Variable: Y : jumlah penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan Sumber : Statistik Statistik yang diolah tahun 1990-2009

4.4.2 Hasil Uji Autokolerasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi di antara

anggota-anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu (apabila

datanya time series) atau korelasi antara tempat berdekatan (apabila cross

sectional). Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan

69

Page 70: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

ada problem autokorelasi. (Ghozali, 2009). Menurut Muhammad Iqbal Hasan

(2001:290) klaisfikasi nilai d yang dapat digunakan untuk melihat ada atau

tidaknya autokorelasi dalam model regresi.

Tabel 4.4.2.1

Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi

Nilai Keterangan

<1,10

1,10 – 1,54

1,55 – 2,45

2,46 – 2,90

>2,91

Ada autokorelasi

Tidak ada kesimpulan

Tidak ada autokorelasi

Tidak ada kesimpulan

Ada autokorelasi

Sumber: Iqbal Hasan (2001)

Tabel 4.4.2.2 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .904a .817 .768 .19989 1.492

a. Predictors: (Constant), LnX4, LnX2, LnX3, LnX1

b. Dependent Variable: LnYSumber : Statistik Statistik yang diolah tahun 1990-2009

berdasarkan nilai DW=1.492 (1,10 – 1,54) artinya Tidak ada kesimpulan

.

70

Page 71: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

4.4.3 Hasil Uji Heteroskedisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala

heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi varabel terikat

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi heteroskedasitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu

X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized.

1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka

mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas. Jika ada titik-titik

yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah

terjadi heterokedasitas.

71

Page 72: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Gambar 4.4.3.1 Hasil Uji Heterokedasitas

Sumber : Statistik Statistik yang diolah tahun 1990-2009

Berdasarkan plot di atas bahwa tidak ada plot yang jelas dan titik-titik

menyebar di atas dan di bawah sumbu Y sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedisitas.

4.4.4 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang

baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji

normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas

72

Page 73: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari

grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya:

3) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis

diagonal grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi

memenuhi asumsi normalitas.

4) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas.

Berdasarkan tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Berdasarkan dari histogram

di atas, menunjukkan pola regresi normal yang memenuhi asumsi normalitas

karena histogram yang ada menyerupai lonceng (mendekati pola distribusi

normal).

73

Page 74: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Gambar 4.4.4.1 Grafik Distribusi Normal Variabel Pengganggu

Sumber : Statistik Statistik yang diolah tahun 1990-2009

Sedangkan berdasarkan grafik normal plot (dapat dilihat pada gambar 4.4),

dapat dilihat bahwa titik - titik menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini

mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

74

Page 75: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Gambar 4.4.4.2 Grafik Normal Plot

Sumber : Statistik Statistik yang diolah tahun 1990-2009

Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi

memenuhi asumsi normalitas data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti garis diagonal tersebut. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis non – parametric Kolmogorof - Smirnov

(K-S) (Ghozali, 2009).

75

Page 76: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Tabel 4.4.4.3 Uji NormalitasOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LnY LnX1 LnX2 LnX3 LnX4

N 20 20 20 20 20

Normal Parametersa Mean 8.3824 13.1355 10.8058 8.8727 10.8651

Std. Deviation .41513 .72458 1.19971 .27320 .85929

Most Extreme Differences Absolute .269 .203 .171 .296 .204

Positive .109 .203 .124 .112 .204

Negative -.269 -.128 -.171 -.296 -.119

Kolmogorov-Smirnov Z 1.202 .908 .766 1.322 .911

Asymp. Sig. (2-tailed) .111 .382 .600 .061 .377

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Statistik Statistik yang diolah tahun 1990-2009

Berdasarkan Uji Normalitas menggunakan analisis non – parametric

Kolmogorof - Smirnov (K-S) (dapat dilihat pada gambar 4.5.4.3) diperoleh hasil

bahwa variabel wisatawan domestik, wisatawan asing , jumlah kamar, produksi

(omset yang diperoleh hotel), dan penyerapan tenaga kerja mempunyai tingkat

signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

variabel - variabel tersebut terdistribusi secara normal.

76

Page 77: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

4.5 Pengujian Hipotesis

Hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.5.1 Uji - F

Berdasarkan Uji - F diperoleh pengaruh secara bersama - sama empat

variabel independen Jumlah wisatawan asing, Jumlah wisatawan domestik,

Jumlah kamar dan pendapatan Hotel terhadap variabel dependen penyerapan

tenaga kerja sebagai berikut.

Tabel 4.5.1 Hasil Uji – F

ANOVA

ModelSum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.675 4 .669 16.738 .000a

Residual .599 15 .040

Total 3.274 19

a. Predictors: (Constant), LnX4, LnX2, LnX3, LnX1

b. Dependent Variable: LnY

Sumber : Statistik Statistik yang diolah tahun 1990-2009

Berdasarkan Uji - F diperoleh hasil bahwa nilai F hitung sebesar 16,738

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai F hitung > F tabel ( 16,738

> 3,11) dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat 77

Page 78: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

digunakan untuk memprediksi variabel dependen penyerapan tenaga kerja atau

secara bersama - sama variabel independen Jumlah wisatawan domestik, Jumlah

wisatawan asing, Jumlah kamar dan pendapatan Hotel berpengaruh terhadap

variabel dependen penyerapan tenaga kerja.

4.5.2. Uji - t

Sementara itu secara parsial pengaruh dari empat variabel independen

tersebut terhadap penyerapan tenaga kerja dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 4.5.2 Uji – t

Coefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -.421 2.341 -.180 .860

LnX1 .379 .196 .661 1.931 .073

LnX2 .486 .216 1.248 2.048 .046

LnX3 .771 .282 .507 2.729 .016

LnX4 .553 .224 1.145 2.470 .026

a. Dependent Variable: Penyerapan tenaga kerja

Sumber : Statistik Statistik yang diolah tahun 1990-2009

78

Page 79: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Dari tabel 4.6.2 dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut :

Y = a0.x1bi.e (b2X2.b3X3.b4X4)

lnY = a + b1lnX1 + b2ln X2 + b3ln X3+ b4lnX4 + µ

LnY = -0.421 + 0,379X1 + 0.086 X2 + 0.771 X3 + 0,553 X4

LnTK = -0,421 +0,379 Wisatawan Domestik + 0.086 wisatawan Asing + 0.771

Jumlah Kamar + 0,553 Jumlah Pendapatan

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas diperoleh koefisien regresi

Jumlah Wisatawan domestik sebesar (+)0,379. Koefisien tersebut

mengindikasikan adanya hubungan positif antara variabel Wisatawan domestik

terhadap penyerapan tenaga kerja, artinya apabila wisatawan domestik (wisnu)

meningkat sebesar 1 %, maka akan meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja

yang diserap langsung di bidang perhotelan sebesar (+)0,379 %, dengan asumsi

wisatawan asing , jumlah kamar dan produksi(omset yang diperoleh hotel) tetap.

Koefisien regresi wisatawan asing sebesar (+)0,086. Koefisien tersebut

mengindikasikan adanya hubungan positif antara variabel wisatawan asing

terhadap penyerapan tenaga kerja, Artinya apa bila wisatawan asing meningkat

sebesar 1 %, maka akan meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja yang 79

Page 80: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

diserap langsung di bidang perhotelan sebesar (+)0,086%, dengan asumsi

wisatawan domestik , jumlah kamar dan produksi (omset yang diperoleh hotel)

tetap.

Koefisien regresi jumlah kamar sebesar (+)0,771. Koefisien tersebut

mengindikasikan adanya hubungan positif antara variable jumlah kamar terhadap

penyerapan tenaga kerja, Artinya apa bila jumlah kamar meningkat sebesar 1 %,

maka akan meningkatkankan jumlah penyerapan tenaga kerja yang diserap

langsung di bidang perhotelan sebesar (+)0,771%, dengan asumsi wisatawan

asing , wisatawan domestik dan produksi (omset yang diperoleh hotel) tetap.

Koefisien regresi produksi (omset yang diperoleh hotel) sebesar (+)0,553.

Koefisien tersebut mengindikasikan adanya hubungan positif antara variabel

produksi (omset yang diperoleh hotel) terhadap penyerapan tenaga kerja, Artinya

apa bila produksi (omset yang diperoleh hotel) meningkat sebesar 1 %, maka akan

meningkatkankan jumlah penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di

bidang perhotelan (+)0,553%, dengan asumsi wisatawan asing , wisatawan

domestik dan jumlah kamar tetap.

Sedangkan nilai konstanta (-) 0,421 berarti, jika wisatawan asing ,

wisatawan domestik, jumlah kamar dan produksi (omset yang diperoleh hotel) di

abaiakan (tetap) maka besarnya jumlah penyerapan tenaga kerja yang diserap

langsung di bidang perhotelan adalah (-) 0,421 atau jumlah penyerapan tenaga

kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan (-) 0,421.

80

Page 81: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Berdasarkan koefisien beta regresi pada tabel 4.6.2 dapat disimpulkan

bahwa variabel jumlah kamar memiliki pengaruh yang paling besar terhadap

jumlah penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan

dengan nilai koefisien beta regresi sebesar (+) 0,771, diikuti variabel wisatawan

domestik, wisatawan asing, dan produksi (omset yang diperoleh hotel) dengan

nilai beta regresi berturut - turut sebesar (+) 0,379, (+)0,086, dan (+) 0, 553.

Dari hasil Uji - t dapat dilakukan pembahasan hipotesis yang diajukan

sebagai berikut :

1. Wisatawan domestik berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga

kerja

Berdasarkan Uji - t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar 1.931 dan t

tabelnya 1,753 dengan tingkat signifikansi 0,073. Karena t hitung lebih

besar dari t tabel (1.931 > 1,753) dan tingkat signifikansi sebesar 0,073,

maka secara parsial variabel wisatawan domestik berpengaruh positif

tetapi tidak signifikan terhadap variabel dependen penyerapan tenaga

kerja. Dengan demikian hipotesis ditolak.

2. Wisatawan asing berpengaruh Positif terhadap penyerapan tenaga kerja

Berdasarkan Uji - t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (+)

2,048 dengan tingkat signifikansi 0,046. Karena t hitung lebih besar dari t

tabel (2,048 > 1,753) serta tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan

nilai t hitung bertanda positif, maka secara parsial variabel independen

wisatawan asing berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel

81

Page 82: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

dependen penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang

perhotelan. Dengan demikian hipotesis diterima.

3. Jumlah kamar berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja

Berdasarkan Uji - t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (+)

2,729 dengan tingkat signifikansi 0,016 Karena t hitung lebih besar dari t

tabel (2,729 > 1,753) serta tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05

sebesar 0,016 dan nilai t hitung bertanda positif, maka secara parsial

variabel independen jumlah kamar berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependen penyerapan tenaga kerja yang diserap

langsung di bidang perhotelan. Dengan demikian hipotesis diterima.

4. Produksi (omset yang di peroleh hotel) berpengaruh positif terhadap

penyerapan tenaga kerja

Berdasarkan Uji - t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar

2,470 dengan tingkat signifikansi 0,026. Karena negatif t hitung lebih

besar dari t tabel ( 2,470 > - 1,753) dan tingkat signifikansi lebih kecil dari

0,05 maka secara parsial variabel independen produksi (omset yang

diperoleh hotel) berpengaruh positif signifikan terhadap variable dependen

penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian hipotesis diterima.

4.5.3 Uji Koefisien Determinan (R2)

Berdasarkan tampilan SPSS model summary diperoleh hasil bahwa nilai

R2 sebesar 0,81 hal ini berarti 81% variasi penyerapan tenaga kerja dapat

dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen wisatawan domestik,

82

Page 83: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

wisatawan asing, jumlah kamar, dan produksi (omset yang diperoleh hotel).

Sedangkan sisanya sebesar 19% dijelaskan oleh sebab - sebab lain diluar model.

Tabel 4.5.3 Adjusted R2

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .904a .817 .768 .19989

a. Predictors: (Constant), LnProduksi (omset yang di peroleh hotel)Wisman, Jumlah kamar, Wisnu

b. Dependent Variable: Penyerapan tenaga kerja

Sumber : Statistik Statistik yang diolah tahun 1990-2009

4.6 Pembahasan

4.6.1 Variabel Wisatawan Domestik

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan

wisatawan domestik selama periode penelitian mempengaruhi penyerapan tenaga

kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan namun tidak signifikan.

Disebabkan wisatawan domestik tidak terlalu meningkatkan pendapatan hotel

karena wisatawan domestik kebanyakan memiliki keluarga di daerah tujuan

wisata tersebut sehingga mereka lebih memilih tinggal bersama keluarga mereka.

Wisatawan domestik yang datang ke Sulawesi selatan, akan tetap mendorong

peningkatan jumlah penyerapan tenaga kerja, tetapi tidak akan berdampak besar

pada bidang perhotelan namun peningkatan penyerapan tenaga kerjanya terdapat

83

Page 84: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

pada bidang restoran, travel, dan kerajinan tangan atau karya seni demikian pula

sebaliknya. (wisatawan domestik berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga

kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan namun tidak signifikan, maka

hipotesis ditolak).

4.6.2 Variabel Wisatawan Asing

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan

wisatawan asing selama periode penelitian mempengaruhi penyerapan tenaga

kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan secara signifikan . Semakin

tinggi jumlah wisatawan asing maka semakin besar jumlah penyerapan tenaga

kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan (Wisatawan asing berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang

perhotelan, diterima).

Jumlah wisatawan asing yang terus mengalami peningkatan akan

meningkatkan kebutuhan wisatawan selama perjalanan wisatanya akan

menimbulkan gejala konsumtif untuk produk-produk yang ada di daerah tujuan

wisata. Semakin banyak jumlah wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata,

maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata

tersebut, paling sedikit untuk keperluan makan, minum dan penginapan selama

tinggal di daerah tersebut. Dengan adanya kegiatan konsumtif dari wisatawan

mancanegara, maka akan memperbesar pendapatan dari sektor pariwisata suatu

daerah. Oleh karena itu, semakin tingginya arus kunjungan wisatawan, maka

84

Page 85: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

pendapatan sektor pariwisata juga akan semakin meningkat. Meningkatnya

pendapatan pada sektor pariwisata pada akhirnya akan medorong kemampuan

industri pariwisata khususnya perhotelan untuk meningkatkan penyerapan tenaga

kerja di daerah tersebut.

Rata - rata wisatawan asing pada periode 1990-2009 berada pada kisaran

yang cukup tinggi yakni rata-rata 888.3490, jauh diatas ketentuan minimal.

Tingginya jumlah wisatawan asing mengindikasikan adanya sumber lapangan

kerja baru yang ideal. Pulihnya perekonomian secara berangsur - angsur telah

mendorong optimalisasi kegunaan sumber daya manusia (SDM) melalui

penyerapan tenaga kerja. penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di

bidang perhotelan mengalami peningkatan seiring dengan pulihnya perekonomian

Indonesia.

Di sisi lain pada tahun penelitian 1990-2009, di mana masa setelah krisis

1998 dan tahun 2008 secara institusional, Salah satu dampak krisis adalah

terjadinya pada saat krisis jumlah pendapatan hotel mengalami penurunan

sehingga hotel di Sulawesi selatan melakukan pengurangan karyawan (PHK) yang

cukup tajam akibat besarnya kerugian. Sebagai akibatnya, penyerapan tenaga

kerja berkurang.

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ida Austriana (2005) yang menyatakan bahwa semakin tingginya

arus kunjungan wisatawan, maka pendapatan sektor pariwisata juga akan semakin

meningkat. 85

Page 86: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

4.6.3 Variabel Jumlah Kamar

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan

jumlah kamar selama periode penelitian mempengaruhi penyerapan tenaga kerja

yang diserap langsung di bidang perhotelan secara signifikan. Semakin tinggi

jumlah kamar akan mendorong jumlah produksi (omset yang diperoh hotel).

(Jumlah kamar berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap

langsung di bidang perhotelan, diterima).

Jumlah kamar mencerminkan produksi hotel. Semakin banyak jumlah

kamar maka semakin besar pula risiko yang ditanggung oleh pihak hotel. Akibat

tingginya jumlah kamar setiap hotel akan lebih berhati - hati (selektif) dalam

menyalurkan penambahan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan adanya potensi

kerugian yang di alami oleh pihak hotel.

pembangunan hotel-hotel berkembang dengan pesat, apakah itu pendirian

hotel- hotel baru atau pengadaan kamar- kamar pada hotel- hotel yang ada. Fungsi

hotel bukan saja sebagai tempat menginap untuk tujuan wisata namun juga untuk

tujuan lain seperti manjalankan kegiatan bisnis, mengadakan seminar, atau

sekedar untuk mendapatkan ketenangan. Perhotelan memiliki peran sebagai

penggerak pembangunan daerah, perlu dikembangkan secara baik dan benar

sehingga dapat meningkatkan pendapatan industri, penyerapan tenaga kerja serta

perluasan usaha. Hotel merupakan salah satu jenis usaha yang menyiapkan

pelayanan jasa bagi masyarakat dan wisatawan.

86

Page 87: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Penurunan jumlah kamar ini disebabkan oleh keadaan krisis ekonomi yang

terjadi di Indonesia. Penurunan dari jumlah kamar ini pun sangat berdampak pada

penyerapan tenaga kerja, sebab jika jumlah kamar mengalami penurunan ini

berarti pendapatan yang diperoleh hotel akan berkurang, untuk menutupi dari

kerugian yang akan didapat oleh pihak hotel maka pihak hotel melakukan

pengurangan karyawan.

Setelah terjadi krisis ekonomi kamar yang di huni kembali mengalami

peningkatan sampai pada tahun 2006. Hal tersebut terlihat dari data yang di

peroleh, pada data table 4.2.2 menunjukan peningkatan di setiap tahunnya.

Hasil ini mendukung teori dari (Badrudin, 2001) Oleh karena itu industri

pariwisata terutama kegiatan yang berkaitan dengan penginapan yaitu hotel, baik

berbintang maupun melati akan memperoleh pendapatan yang semakin banyak

apabila para wisatawan tersebut semakin lama mengeinap. Sehingga juga akan

meningkatkan pendapatan atau omzet perhotelan.

4.7.4 Variabel Pendapatan (omset yang di peroleh hotel)

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan

Produksi (omset yang di peroleh hotel) selama periode penelitian mempengaruhi

penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan secara

signifikan. (Produksi (omset yang di peroleh hotel) berpengaruh positif terhadap

penyerapan tenaga kerja, diterima). Produksi (omset yang di peroleh hotel)

87

Page 88: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

tentunya berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di

bidang perhotelan.

Produksi (omset yang di peroleh hotel) sebagai variabel pendapatan

berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hubungan tersebut terjadi

baik pada seluruh periode, maupun pada periode sebelum dan sesudah krisis. Saat

krisis ekonomi menimpa menunjukkan bahwa Pendapatan Hotel di Sulawesi

Selatan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun pada tahun 1998 hingga

tahun 2000 pendapatan hotel di Sulawesi selatan mengalami penurunan secara

umum.

BAB V88

Page 89: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan

pada bab IV, dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pembahasan atas pengujian hipotesis mengenai pengaruh

wisawatan domestik terhadap jumlah tenaga kerja yang penyerapan tenaga

kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan dapat disimpulkan bahwa

secara parsial variabel wisatawan domestik berpengaruh positif terhadap

variabel penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan,

tetapi tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi yang

lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis 1 ditolak.

2. Berdasarkan hasil pembahasan atas pengujian hipotesis mengenai pengaruh

wisawatan asing terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di

bidang perhotelan dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel wisatawan

asing berpengaruh positif terhadap variabel penyerapan tenaga kerja yang

diserap langsung di bidang perhotelan. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat

signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis 2 diterima.

3. Berdasarkan hasil pembahasan atas pengujian hipotesis mengenai pengaruh

jumlah kamar terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di

bidang perhotelan dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel jumlah

89

Page 90: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

kamar berpengaruh positif terhadap variabel penyerapan tenaga kerja yang

diserap langsung di bidang perhotelan. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat

signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis 3 diterima.

4. Berdasarkan hasil pembahasan atas pengujian hipotesis mengenai produksi

(omset yang di peroleh hotel) terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap

langsung di bidang perhotelan dapat disimpulkan bahwa secara parsial

variabel produksi (omset yang di peroleh hotel) berpengaruh signifikan

terhadap variable penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang

perhotelan. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil

dari 0,05, sehingga hipotesis 4 diterima.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini untuk

pihak-pihak yang berkepentingan dimasa mendatang demi pencapaian manfaat

yang optimal, dan pengembangan dari hasil penelitian berikut :

1. Bagi penelitian selanjutnya

Untuk agenda penelitian mendatang dapat dikembangkan penelitian

dengan periode penelitian yang lebih panjang. Dengan demikian mampu

memberikan gambaran kondisi penyaluran penyerapan tenaga kerja yang

diserap langsung di bidang perhotelan secara lebih luas. Diharapkan dapat

meneliti dengan variabel-variabel lain diluar variabel ini agar memperoleh

hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang

90

Page 91: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

dapat berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di

bidang perhotelan.

2. Bagi Pihak Industri Pariwisata

Berdasarkan hasil uji t, Pertumbuhan wisatawan asing berpengaruh positif

dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di

bidang perhotelan. diharapkan dapat meningkat terhadap penyerapan tenaga

kerja karena memberikan devisa yang cukup besar bagi pendapatan negara ini

juga merupakan tujuan utama dari suatu industri pariwisata. Salah satu cara

agar dapat menaikkan jumlah wisatawan asing yakni dapat dilakukan misalnya

dengan memberikan promosi dan objek wisata yang lebih menarik.

Berdasarkan hasil uji t, wisatawan domestik berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang

perhotelan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Abdullah yang menyatakan bahwa wisatawan berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang

perhotelan. Berdasarkan hasil uji t, jumlah kamar berpengaruh positif

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang

perhotelan.

DAFTAR PUSTAKA

91

Page 92: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Abdullah , 1998, “Pariwisata dan Kesempatan Kerja Di Kabupaten Selayar”,

Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar, Tidak di Publikasikan.

Abeng. Tenri, 2001, “Pengaruh Industri Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja

di Makassar”, Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar, Tidak di

Publikasikan.

Austriana, Ida. 2005, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah

dari Sektor Pariwisata”. Disertasi Tidak Dipublikasikan, Fakultas

Ekonomi,Universitas Diponegoro.

Biro Pusat Statistik: Sulawesi Selatan dalam Angka (beberapa edisi) BPS,

Makassar.

Boediono, 1982 Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta.

Darmadjati, R.S : Pengantar Pariwisata; Pradya Paramita, 2002.,

Dayan, A :Pengantar Metode Statistik, LP3ES, Jakarta, 1977

Departemen PARTPOSTEL Republik Indonesia: Indonesia Tourism, Postard

Telecomucation, Jakarta : LP3ES, 1984.

Derektorat Jenderal Pariwisata: Pengantar Pariwisata Indonesia, Jakarta, 1985.

Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan: Perhotelan dan Pariwisata, Makassar, 2009.

92

Page 93: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan: Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

Sulawesi Selatan, Makassar, 2009.

Djojohadi Kusumo, Sumitro: Indonesia Dalam Perkembangannya, Kini dan Masa

Datang, Jakarta: LP3SES, 1984.

Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. Mc Graw Hill, New York.

Hartono, Hari: Perkembangan Pariwisata, Kesempatan Kerja dan

Permasalahannya, Prisma No. 1, 1974.

Pendit, Nyoman S: Pariwisata: Sebuah Analisis dan Informasi, Djambatan,

Jakarta, 1965.

Projogo, M.J: Pengantar Pariwisata Indonesia; Jakarta: Direktorat Jenderal

Pariwisata, 1976.

Ramli, 2003, “Perkembangan Industri dan Penyerapan Tenaga Kerja di

Kabupaten Pangkep Periode 1996-2000” ,Skripsi, Universitas

Hasanuddin, Makassar, Tidak di Publikasikan.

Rudi, Badrudin. 2001. “Menggali Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Daerah

Istimewa Yogyakarta Melalui Pembangunan Industri Pariwisata”.

Kompak.No. 3. Hal. 1-13

Sagir, Suharsono: Kesempatan Kerja Ketahanan Dalam Pembangunan Manusia

Indonesia Seutuhnya, Bandung, 1982.

Salah, Wahab. 2003. Manajemen Kepariwisataan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

93

Page 94: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Simanjuntak, Payaman.J 1998,” Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia”.

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Spilane, James DR: Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya; Yogyakarta:

Kanisius, 1987.

Sukirno, Sadono: Ekonomi Pembangunan, Medan: Borta Gorat, 1996.

Sumarjan , Selo: Pariwisata dan Kebudayaan, Prisma No.1, 1974.

Suparmoko (1972),” Penngantar Ekonomi Pembangunan”, BPTE- UGM,

Yogyakarta.

Tjiptoherijanto, Priyono. "Situasi Angkatan Kerja dan Lapangan Kerja Sejak

Sensus 1971". Analisis CSIS Voi. 3,1989.

Undang- undang No.5, Tahun 1974: Pokok Pemerintahan di Daerah, Pradnya

Paramita, Jakarta, 1984.

Vicky hanggara, 2009, Pengertian Tingkat Hunian Hotel,

(http://vickyhanggara.blog.friendster.com/2009/pengertian-tingkat hunian

hotel/),diakses 2 Maret 2010.

Yoeti, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata. Jakarta: Kompas.

Yoeti, Oka A: Pemasaran Pariwisata, Angkasa, Bandung, 1985.

Yoeti, Oka. 1997. Ekowisata : Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup.

Jakarta : P. Pertja.

94

Page 95: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Penyerpan tenaga

kerja20 1768.00 7322.00 4688.7500 1576.37074

Wisnu 20 147402.00 2715715.00 678606.9500 650934.30041

Wisman 20 9563.00 260094.00 88834.9000 86841.96746

Jumlah kamar 20 3834.00 10114.00 7369.9500 1774.08483

Produksi (omset

yang di peroleh

hotel)

20 16206.00 250354.00 74629.6500 67290.67601

Valid N (listwise) 20

LAMPIRAN

Deskriptif Statistik dengan Ln

95

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum MeanStd.

Deviation

LnY 20 7.48 8.90 8.3824 .41513

LnX1 20 11.90 14.81 13.1355 .72458

LnX2 20 9.17 12.47 10.8058 1.19971

LnX3 20 8.25 9.22 8.8727 .27320

LnX4 20 9.69 12.43 10.8651 .85929

Valid N (listwise)

20

Page 96: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Uji Multikolinearitas

Coefficient Correlationsa

Model LnX4 X2 X3 X1

1 Correlations LnProduksi (omset yang di peroleh hotel)

1.000 .613 -.612 -.917

LnWisman.613 1.000 -.127 -.509

LnJumlah

Lnkamar -.612 -.127 1.000 .416

LnWisnu -.917 -.509 .416 1.000

Covariances LnProduksi (omset yang di peroleh hotel)

.050 .008 -.039 -.040

LnWisman .008 .003 -.002 -.006

LnJumlah Lnkamar -.039 -.002 .080 .023

LnWisnu -.040 -.006 .023 .038

a. Dependent Variable: Y : jumlah penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan

Hasil Uji Heterokedasitas

96

Page 97: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Grafik Distribusi Normal Variabel Pengganggu

Grafik Normal Plot

97

Page 98: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Uji NormalitasOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LnY LnX1 LnX2 LnX3 LnX4

N 20 20 20 20 20

Normal Parametersa Mean 8.3824 13.1355 10.8058 8.8727 10.8651

Std. Deviation .41513 .72458 1.19971 .27320 .85929

Most Extreme Differences Absolute .269 .203 .171 .296 .204

Positive .109 .203 .124 .112 .204

Negative -.269 -.128 -.171 -.296 -.119

Kolmogorov-Smirnov Z 1.202 .908 .766 1.322 .911

Asymp. Sig. (2-tailed) .111 .382 .600 .061 .377

a. Test distribution is Normal.

Hasil Uji – F

ANOVA

ModelSum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.675 4 .669 16.738 .000a

Residual .599 15 .040

Total 3.274 19

a. Predictors: (Constant), LnX4, LnX2, LnX3, LnX1

b. Dependent Variable: LnY

98

Page 99: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

Adjusted R2

TahunTenaga Kerja

(Y)

Wisatawan Domestik

(X1)

Wisatawan Asing(X2)

Jumlah Kamar

(X3)

Pendapatan Hotel

(Jutaan Rupiah)(X4)

1990 1768 266289 95117 4313 16206.39

1991 1916 284091 100077 5047 19692.46

1992 2256 311684 115694 5166 22318.2

1993 2508 336689 152014 5299 20248.86

1994 3776 351433 198536 3834 27043.56

1995 3979 404858 243698 6270 32331.19

99

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.BStd.

Error Beta

1 (Constant)

-.421 2.341 -.180 .860

LnX1 .379 .196 .661 1.931 .073

LnX2 .486 .216 1.248 2.048 .046

LnX3 .771 .282 .507 2.729 .016

LnX4 .553 .224 1.145 2.470 .026

a. Dependent Variable: Penyerapan tenaga kerja

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .904a .817 .768 .19989

a. Predictors: (Constant), LnProduksi (omset yang di peroleh hotel)Wisman, Jumlah kamar, Wisnu

b. Dependent Variable: Penyerapan tenaga kerja

Page 100: ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA.doc

1996 4091 419213 260094 7852 36076.91

1997 5758 414841 239560 7622 37242.95

1998 4954 147402 102136 8476 21893.71

1999 5679 259617 83954 8013 32655.69

2000 5103 371662 10088 7981 31330.71

2001 5663 400223 9563 7888 76127.67

2002 5250 487193 10997 7927 83559.89

2003 5121 557776 12094 7932 92985.08

2004 5149 694467 13197 8258 100864.4

2005 5262 783088 16172 7932 109584.9

2006 5049 1120895 22249 8616 110543.93

2007 6513 1212982 24531 9024 164798.7

2008 6658 2032021 31215 9835 208707

2009 7322 2715715 35712 10114 250354.35

100