analisis pengelolaan dan pemanfaatan tanah …

90
i ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH WAKAF DALAM MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (DESA SAPANANG KABUPATEN JENEPONTO) SKRIPSI Oleh AKRIM A DJAFAR 105740001515 PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

i

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH WAKAF

DALAM MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(DESA SAPANANG KABUPATEN JENEPONTO)

SKRIPSI

Oleh AKRIM A DJAFAR

105740001515

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

ii

SKRIPSI

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH WAKAF

DALAM MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(DESA SAPANANG KABUPATEN JENEPONTO)

AKRIM A DJAFAR

105740001515

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

iii

PERSEMBAHAN

Skripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peminat Saham Untuk Memilih

Saham Syariah Di Kota Makassar ini kupersembahkan untuk:

1. Orang tua tercinta bapak Aco Nuhdin dan Ibu Juaria ,atas segala pengorbanan,do’a, dan dukungan moral dan materi serta curahan kasih sayang yang tak terhingga.

2. Kepada Teman-teman Ekonomi Islam 2015 yang selalu berjalan beriringan Selama berada di Dunia Akademik.

3. Dr.H, Muchran BL..,SE.,MS selaku pembimbing 1 dan bapak Faidhul Adziem SE.,M.Si selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan Waktunya memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Agusdiwana suarni,SE.,M.Acc selaku ketua prodi Ekonomi Islam yang telah membimbing dan memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Untuk almamater Universitas Muhammadiyah Makassar.

MOTTO HIDUP

“Tumbuh Seperti padi, Semakin berisi, Semakin Menunduk”

Page 4: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

iv

Page 5: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

v

Page 6: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

vi

Page 7: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

vii

ABSTRAK

AKRIM A DJAFAR 105740001515. Analisis pengelolaan dan pemanfaatan tanah wakaf

dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat (Desa Sapanang kabupaten jeneponto). Dibimbing oleh . Muchran BL dan Faidhul Adziem.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Untuk mengetahui wakaf dalam mensejahterakan masyarakat di Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto dan Untuk mengetahui pemanfaatan wakaf dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat di Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini menggunakan sepuluh informan yang tersebar di Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto Kota Makassar. Adapun kesepuluh informan penulis terdiri dari Masyarakat Umum dan Pemerintah. . Sementara analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengelolaan tanah wakaf yang dipilih oleh nazhir dari tanah makarn adalah dengan cara pendekatan agribisnis, yaitu dengan cara budidaya penanaman pohon jagung. Pohon jagung dipilih karena memang mempunyai banyak kelebihan, salah satunya adalah mudah untuk dirawat dan hasilnya pun sangat menguntungkan. Kata Kunci : Tanah Wakaf

Page 8: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

viii

ABSTRACT

AKRIM A DJAFAR, 105740001515. Analysis of management and use of waqf in creating

community welfare (Sapanang Village, Jeneponto Regency). Guided by . Muchran BL and Faidhul Adziem. This study aims to determine to find out waqf in the welfare of the community in Sapanang Village, Jeneponto Regency and to find out the use of waqf in creating community welfare in Sapanang Village, Jeneponto Regency. This study used ten informants who were scattered in Sapanang Village, Jeneponto Regency, Makassar City. The ten informant writers consisted of the General Public and Government. . While the data analysis used is descriptive qualitative data analysis. The results showed that the management of waqf land chosen by Nazhir from makarn land was by means of an agribusiness approach, namely by cultivation of corn tree cultivation. Corn tree was chosen because it has many advantages, one of which is easy to maintain and the results are very profitable. Keywords: Land of Waqf

Page 9: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmad dan

hidayah yang tiada henti diberikan jepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa pula

kita kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para

pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

pengelolaan dan pemanfaatan tanah wakaf dalam menciptakan kesejahteraan

masyarakat (Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto)’

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim., SE,MM, selaku Bapak Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Muchran, BL.,SE.,MS selaku pembimbing I dan Bapak Faidul

Adziem, SE.,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skipsi dapat

diselesaikan.

3. Bapak dan Ibu selaku penguji yang senantiasa memberikan saran dan

masukan dalam skripsi ini.

4. Ismail Rasulong SE,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ibu Agusdiwana Suarni SE,M.Acc selaku ketua Prodi Ekonomi Islam Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Kedua orangtua ayahanda Aco Nuhdin dan Juaria, dan segenap keluarga

yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 10: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

x

7. Seluruh Dosen Jurusan Ekonomi Islam di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu

kepada penulis.

8. Teman Teman EKONOMI ISLAM 2015 yang selalu berjalan beriringan dalam

dunia akademik

9. Terima Kasih kepada Laila Nur Atika SE, Nurul Herdiyanti, Winda Ningsih

SE, Nurbaya, Sarahwati Ero Lewar, Herni Saharuddin, Gina Angreini S,

Nurreski Amaliah SE,. atas bantuan yang tak pernah kutau seberapa banyak

hal itu.

10. Terima Kasih Kepada Akbar, Andi, Rahmat Hidayat Padlan SE, Muh Hasrul

Hasan, Muh Rifki Afrisal, Rusli Setiawan, Muh Raihan Syaruddin, Sulfiadi,

Firman yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi.

11. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga

akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait

dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan semoga Kristal-kristal Allah

senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, Februari 2020

Penulis

Page 11: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ··························································································· i

HALAMAN JUDUL ·············································································· ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ·············································· iii

HALAMAN PERSETUJUAN ·································································· iv

HALAMAN PENGESAHAN ··································································· v

SURAT PERNYATAAN ········································································ vi

ABSTRAK ························································································· vii

ABSTRACT ······················································································· viii

KATA PENGANTAR ············································································ ix

DAFTAR ISI ······················································································ xi

DAFTAR TABEL ················································································ xiii

DAFTAR GAMBAR ············································································· xiv

DAFTAR LAMPIRAN ··········································································· xv

BAB I. PENDAHULUAN ····································································· 1

A. Latar Belakang ····································································· 1

B. Rumusan Masalah ································································ 6

C. Tujuan Penelitian ·································································· 7

D. Manfaat Penelitian ······························································· 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ······························································· 9

A. Tinjauan Teori ······································································· 9

1. Pengertian Wakaf …………………………………………….. 9

2. Rukun dan Syarat Wakaf ……………………………………. 15

3. Tujuan Wakaf …………………………………………………. 19

4. Pengelolaan Wakaf …………………………………………… 19

5. Manfaat Wakaf ………………………………………………… 28

6. Peran Pemanfaatan Wakaf Dalam Menciptakan

Kesejahteraan ………………………………………………….. 29

B. Tinjauan Empiris ···································································· 34

C. Kerangka Konsep ································································· 35

BAB III. METODE PENELITIAN ····························································· 39

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ·················································· 39

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ······················································· 39

C. Sumber Data ··········································································· 39

D. Teknik Pengumpulan Data ·························································· 40

Page 12: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

xii

E. Instrumen Penelitian ·································································· 41

F. Metode Analisis Data ································································ 42

BAB IV. PROFIL,HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ························ 43

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 43

a. Sejarah Singkat Desa Sapanang .................................................... 43

b. Profil Desa ......................................................................................... 43

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ················································ 46

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 58

A. Kesimpulan............................................................................................... 58

B. Saran ····················································································· 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 61

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

Tabel 1. Tinjauan Empiris ......................................................................................... 34 Tabel 2. Keadaan Penduduk Desa Sapanang ......................................................... 44 Tabel 3. Pekerjaan Pokok Masyarakat Desa Sapang .............................................. 44 Tabel 4. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Sapanang.................................. 45 Tabel 5. Daftar Tanah Wakaf di Desa Sapanang Serta Peruntukkannya ................. 50

Page 14: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

Gambar 1 Kerangka Proses berpikir ......................................................................... 37

Gambar 2 Kerangka Konseptual ............................................................................... 38

Gambar 3 Struktur Wakaf Di Desa Sapanang 2019 ................................................. 47

Gambar 4 Pemanfaatan Wakaf di desa Sapanang .................................................... 54

Page 15: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ........................................................................... 62 Lampiran 2 Gambaran lokasi Penelitian dan Dokumentasi ...................................... 63

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian .............................................................................. 67 Lampiran 4 Surat Telah Melakukan Penelitian ......................................................... 68

Page 16: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wakaf Nomor 41 Tahun 2004, wakaf berarti perbuatan hukum wakif

(pihak yang melakukan wakaf) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

sebahagian harta yang benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau

untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan

ibadah dan/atau kesejaheraan umum sesuai syariah. (Lembaga Amil Zakat

Dompet Dhuafa).

Salah satu alasan pembentukan Undang-Undang Nomor 41 Tahun

2004 tentang Wakaf adalah praktik wakaf yang ada di masyarakat belum

sepenuhnya berjalan tertib dan efisien, salah satu buktinya adalah di antara

harta benda wakaf tidak terpelihara dengan baik, terlantar, bahkan beralih ke

tangan pihak ketiga dengan cara melawan hokum (Jaih Mubarok, 2008). Di

samping itu, karena tidak adanya ketertiban pendataan, banyak benda wakaf

yang karena tidak diketahui datanya, jadi tidak terurus bahkan wakaf masuk

dalam siklus perdagangan. Keadaan demikian itu tidak selaras dengan

maksud dari tujuan wakaf yang sesungguhnya dan juga akan mengakibatkan

kesan kurang baik terhadap Islam sebagai ekses penyelewengan wakaf,

sebab tidak jarang sengketa wakaf terpaksa harus diselesaikan di Pengadilan

(Abdul Ghofur Anshori, 2005).

Pelaksanaan wakaf yang terjadi di Indonesia masih banyak yang

dilakukan secara agamis atau mendasar pada rasa saling percaya, yaitu

wakif hanya menyerahkan tanah wakaf kepada seorang nazhir tanpa

dibarengi dengan adanya pembuatan Akta Ikrar Wakaf (AIW) atau

Page 17: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

2

sejenisnya. Kondisi ini pada akhirnya menjadikan tanah yang diwakafkan

tidak memiliki dasar hukum, sehingga apabila dikemudian hari terjadi

permasalahan mengenai kepemilikan tanah wakaf penyelesaiannya akan

menemui kesulitan, khususnya dalam hal pembuktian. Dalam perkara lain,

hal yang sering menimbulkan permasalahan dalam praktik wakaf di Indonesia

adalah dimintanya kembali tanah wakaf oleh ahli waris wakif dan tanah

wakaf dikuasai secara turun-temurun oleh Nazhir yang penggunaannya

menyimpang dari akad wakaf. Dari ibnu “Umar radhiyallahu anhuma, ia

berkata umar pernah mendapatkan sebidang tanah di khaibar, lalu ia

menghadap Nabi sha mohon petunjuk beliau tentang pengelolaanya seraya

berkata,

“Wahai Rasulullah, Saya mendapatkan tanah di Khaibar, yang

menurut saya, saya belum pernah memiliki tanah yang lebih baik daripada

tanah tersebut, lalu beliau berkata :

“Kalau Engkau Mau, Kau tahan pohonnya dn sedekahkan Buah

(Hasilnya)”.

Dalam praktik sering didengar dan dilihat adanya tanah wakaf yang

diminta kembali oleh ahli waris wakif setelah wakif tersebut meninggal dunia.

Akan tetapi khusus untuk wakaf tanah, ketentuan pembuatan akta ikrar wakaf

telah menghapuskan kepemilikan hak atas tanah yang diwakafkan sehingga

tanah yang telah diwakafkan tersebut tidak dapat diminta kembali. Adapun

Hadist dari riwayat Rasulullah SAW Bersabda, dari Abu Hurairoh yang

Artinya :

Page 18: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

3

“Apabila seseorang meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali

dari 3 perkara, 1.Shodaqoh Jariyah, 2.Ilmu yang bermanfaat, 3.Anak sholih

yang mendoakan orangtuanya (H.R, Muslim no.1631)

Secara umum dalam al-Qur‟an tidak terdapat ayat yang

menerangkan konsep wakaf secara eksplisit. Karena wakaf merupakan

bagian dari infaq, maka dasar yang digunakan para ulama dalam

menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman ayat-ayat al-

Qur‟an, diantara dalil-dalil yang dijadikan sandaran/dasar hukum wakaf

dalam agama Islam ialah sebagai berikut:

1. QS. Ali Imran ayat 92:

ا تحبون وما تىفقوا مه ش بهۦ عليم له تىالوا ٱلبر حتى تىفقوا مم ٢٩يء فإن ٱلل

Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),

sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja

yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

2. QS. an-Nahl 96:

باق ولىجزيه ٱلذيه صبروا أجرهم بأحسه ما كاووا يعم ٢٩لون ما عىدكم يىفد وما عىد ٱلل

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami

berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri

Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah

mereka kerjakan.”

Dalam Pasal 11 ayat 1 PP No. 28 Tahun 1977 dijelaskan :

“ Pada dasarnya terhadap tanah milik yang telah diwakafkan tidak dapat

dilakukan perubahan peruntukan atau penggunaan lain dari yang dimaksud

dalam ikrar wakaf ”

Dan pada Pasal 40 UU No. 41 Tahun 2004 berbunyi :

Page 19: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

4

“Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang: a.Dijadikan jaminan;

b.Disita; c.Dihibahkan; d.Dijual; e.Diwariskan; f.Ditukar ; atau g. Dialihkan

dalam bentuk pengalihan hak lainnya. “

Menurut Siah Khosyi’ah, Tindakan-tindakan yang tidak boleh

dilakukan, baik atas nama wakif maupun atas nama mauquf alaih karena

dapat merusak kelestarian wakaf, yaitu:

1. Menjual lepas, artinya transaksi memindahkan hak atas tanah atau

barang-barang yang yang telah diwakafkan untuk selama-lamanya.

2. Mewariskan, artinya memindahkan harta wakaf secara turun-temurun

kepada anak cucu setelah meninggal dunia.

3. Menghibahkan, artinya menyerahkan harta wakaf kepada pihak lain

tanpa imbalan.

Demikian juga, tindakan-tindakan lain yang sengaja atau karena

kelalaian menyimpang dari tujuan wakaf, yaitu:

1. Menukar atau memindahkan wakaf dari suatu lokasi ke lokasi yang

lain, seperti tanah sawah ditukar dengan tanah darat atau dari lingkungan

perkotaan ke desa terpencil.

2. Melakukan perubahan peruntukan yang disebabkan oleh wakif dalam

ikrar wakafnya seperti wakaf masjid diubah menjadi wakaf pondok

pesantren.

3. Menelantarkan wakaf sehingga tidak produktif atau tidak memberi

manfaat apa-apa.

4. Membongkar atau membongkar barang-barang wakaf hingga punah.

5. Mengambil alih menjadi milik pribadi.

Page 20: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

5

Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia

maka memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menerapkan peran

waqaf demi menciptakan keadilan sosial untuk muwujudkan kesejahteraan

umat dan mengentaskan kemiskinan. Pengelolaan waqaf di Indonesia masih

kurang mengarah pada pemberdayaan ekonomi umat dan cenderung hanya

untuk kepentingan ibadah maghdah. Waqaf di Indonesia dalam

pengelolaannya mengalami perubahan dan perkembangan signikan setelah

pada tahun 2004 lahir Undang-Undang Perwaqafan yaitu UU No. 41 tahun

2004. Hidayati, (2010: 125) berpendapat bahwa lahirnya Undang-undang

waqaf No. 41 tahun 2004 tersebut merupakan satu kemajuan yang sangat

signifikan bagi umat Islam. Pendapat lain dikemukan oleh Usman (2009: 132)

yaitu setelah diresmikannya UU No.41 Tahun 2004, kemudian diteruskan

dengan dibentuknya Badan Waqaf Indonesia (BWI) sebagai lembaga

independen yang secara khusus mengelola dana waqaf dan beroperasi

secara nasional. Tugas dari lembaga ini adalah untuk memajukan dan

mengembangkan perwaqafan nasional di Indonesia. BWI berkedudukan di

ibukota negara dan dapat membentuk perwakilan di provinsi atau kabupaten

atau kota sesuai dengan kebutuhan.

Pasca disyahkannya UU No.41 Tahun 2004 Tentang Waqaf

merupakan tonggak baru dalam perwaqafan di Indonesia. Waqaf mengalami

pergeseran paradigma dari bentuk aset tidak bergerak berkembang dalam

aset bergerak, aset berbentuk surat berharga, uang dan aset-aset lainnya.

Waqaf uang dan aset keuangan lainnya apabila dikelola secara profesional

akan lebih mudah diproduktifkan untuk menggerakan perekonomian dengan

Page 21: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

6

tujuan utamanya adalah pemberdayaan dan peningkatkan kesejahteraan

masyarakat miskin.

Dari hasil observasi mengenai pendayagunaan dan pengembangan

waqaf baik aset bergerak maupun aset tidak bergerak yang ada di Desa

Sapanang Kabupaten Jeneponto yang membutuhkan komitmen bersama

antara pemerintah, ulama dan masyarakat serta komponen lain yang relevan

untuk mendukung tujuan bersama dalam beragama dan bermasyarakat.

Kemudian perumuskan kembali mengenai berbagai hal seperti harta yang

diwaqafkan, peruntukkan waqaf dan nazhir serta pengelolaan waqaf secara

produktif profesional. Sama halnya bagii pemerintah yang telah memberikan

perhatian yang sangat besar dalam pemberdayaan waqaf sebagai bagian

dalam menggerakan perekonomian masyarakat. Pada sisi lain waqaf adalah

alternatif solusi dalam pengembangan dan pemberdayaan ekonomi dalam

rangka peningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat

miskin di Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dalam hal ini tertarik untuk

mengkaji dan meneliti permasalahan tersebut ke dalam penulisan skripsi

dengan judul “ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

WAKAF DALAM MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (DI

DESA SAPANANG KABUPATEN JENEPONTO)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat

ditarik beberapa permasalahan yang perlu dikemukakan. Adapun perumusan

masalah yang hendak dikemukakan adalah sebagai berikut:

Page 22: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

7

1. Bagaimana pengelolaan tanah wakaf dalam menciptakan kesejahteraan

masyarakat di Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto?

2. Bagaimana peran pemanfaatan wakaf dalam menciptakan kesejahteraan

masyarakat di Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan jelas dan singkat, tujuan

penelitian yang dinyatakan dengan terang dan jelas akan dapat memberikan

arah pada penelitiannya.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengelolaan wakaf dalam mensejahterakan

masyarakat di Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto

2. Untuk mengetahui pemanfaatan wakaf dalam menciptakan kesejahteraan

masyarakat di Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto.

Berdasarkan permasalahan di atas, manfaat yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan terkait dengan wakaf, serta dapat memberikan sumbangan

pemikiran (sebagai informasi ilmiah) bagi akademisi tentang

penyelesaian sengketa wakaf.

b. Diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran bagi usaha pengaturan,

penataan, peningkatan, pembinaan, pengolahan dan pengawasan

perwakafan tanah di Indonesia.

Page 23: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

8

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan pengetahuan bagi penulis sendiri mengenai pokok

masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

b. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir

dinamis dan sistematis bagi penulis dalam membuat sebuah karya

tulis.

Page 24: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Waqaf

Kata wakaf secara etimilogis berasal dari kata waqafa-yaqu-waqfan

yang mempunyai arti menghentikan atau menahan. atau berdiam di tempat

atau tetap berdiri. Wakaf dalam Kamus Istilah Fiqih adalah memindahkan hak

milik pribadi menjadi milik suatu badan yang memberi manfaat bagi

masyarakat (Mujieb, 2002:414).

Pengertian ini banyak mempengaruhi para mujtahid Seperti di bawah

ini:

a. Wakaf menurut Abu H}anifah dan sebagaian ulama Hanafiyah: adalah

menahan benda yang statusnya tetap milik waq (orang yang

mewakafkan hartanya), sedangkan yang disedekahkan adalah

manfaatnya.

b. Wakaf menurut Malikiyah: adalah menjadikan manfaat benda yang

dimiliki, baik berupa sewa atau hasilnya untuk diserahkan kepada

orang yang berhak, dengan penyerahan berjangka waktu, sesuai

dengan kehendak waq.

c. Wakaf menurut Shafi’iyah: adalah menahan harta yang dapat diambil

manfatnya disertai dengan zat benda, lepas dari penguasaan waq dan

dimanfaatkan pada sesuatu yang diperbolehkan oleh agama

d. Wakaf menurut hanabila: adalah menahan kebebasan pemilik harta

dalam menjalankan hartanya yang bermanfaat disertai dengan

kekekalan zat benda serta memutus semua hak dan wewenang atas

Page 25: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

10

benda itu, sedangkan manfaatnya dipergunakan untuk mendekatkan

diri kepada Allah SWT.

e. Wakaf menurut Kompilasi Hukum Islam: adalah perbuatan hukum

seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang

memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya

untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan

umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.

Wakaf menurut hukum Islam dapat juga berarti menyerahkan suatu

hak milik yang tahan lama zatnya kepada seseorang atau nadzir (penjaga

wakaf) baik berupa perorangan maupun berupa badan pengelola dengan

ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang sesuai

dengan syari’at Islam (M. Zein, 2004:425).

Dalam Undang-undang No. 41 Tahun 2004 mengenai Wakaf,

Pengertian Wakaf adalah perbuatan hukum wak (pihak yang mewakafkan

harta benda miliknya) untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu

tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan atau

kesejahteraan umum menurut syariah (Mardani, 2011:157).

shadaqah jariyah adalah wakaf (Imam Nawawi, Syarh Shahih Muslim).

pendapat ini sama dengan pendapatnya Asy-Syaukani, Sayyid Sabiq, Imam

Taqiyuddin, dan Abu Bakr. Syaikh Abdullah Ali Bassam berkata: “Wakaf

adalah sedekah yang paling mulia. Allah swt. menganjurkannya dan

menjanjikan pahala yang sangat besar bagi yang berwakaf, karena sedekah

berupa wakaf tetap terus mengalirkan kebaikan dan mashlahat”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa wakaf adalah

perbutan seseorang untuk memisahkan sebagian harta benda/harta miliknya

Page 26: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

11

dimanfaatkan untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan umum. Pengertian

menurut ulama dan hukum posit di Indonesia beda pendapat tentang kekalnya

penyerahan zat benda, dimanfaatkan selamanya dan atau untuk jangka waktu

tertentu. Perlu dipahami bahwa dengan perbedaan pendapat tersebut

memberikan kelonggaran pemikiran bagi para cendikiawan muslim Indonesia

untuk memilih salah satu dari pendapat tersebut dalam pengembangan dan

pemberdayaan wakaf produkt di Indonesia. Dan tidak hanya pemahaman

terhadap teks saja melainkan kepada kondisi masyarakat.

Mengapa wakaf itu harus produkt, Ibnu Umar menuturkan bahwa Umar

pernah mendapat kebun kurma di Khaibar. Umar ingin menyedekahkannya.

Lalu ia bertanya kepada Rasulullah. Rasul menjawab:

“Bahwa sahabat Umar ra. meperoleh sebidang tanah di Khaibar,

kemudian Umar ra. menghadap Rasulullah saw. untuk meminta petunjuk.

Umar berkata: “Hai Rasulullah saw., saya mendapat sebidang tanah di

Khaibar, saya belum mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang

engkau perintahkan kepadaku?” Rasulullah saw bersabda: “Bila engkau suka,

kau tahan (pokoknya) tanah itu, dan engkau sadekahkan

(hasilnya).“Kemudian Umar mensadekahkan (tanahnya untuk dikelola), tidak

dijual, tidak diwariskan dan tidak dihibahkan. Ibnu Umar berkata: “Umar

menyedekahkannya (hasil pengelolaan tanah) kepada orang-orang fakir,

kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak

dilarang bagi yang mengelola (nazir) wakaf makan dari hasilnya dengan cara

yang baik sepantasnya) atau memberi makan orang lain dengan tidak

bermaksud menumpuk harta” (HR. Muslim).

Page 27: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

12

Wakaf produkt adalah program penyerahan aset wakaf berupa uang

tunai, bisnis atau usaha, dan atau benda lainnya seperti tanah, rumah, ruko,

gedung, kendaraan dan lain-lainnya yang keuntungan dan pengelolaan dana

atau aset tersebut akan dipergunakan untuk kemaslahatan masyarakat (K.H.

Mtah Faridl).

Dalam wakaf, harta yang telah diniatkan untuk diwakafkan berarti telah

terjadi perpindahan kepemilikan, dari milik individu atau kelompok tertentu

menjadi milik masyarakat yang pengelolaannya diserahkan kepada nadzir

(penerima wakaf). Harta yang sudah dilepas kepemilikannya tersebut tidak

boleh dihibahkan, diwariskan, atau diperjual belikan. Manfaat dari benda

wakaf itu beralih dari manfaat untuk diri sendiri ke masyarakat luas. Manfaat

yang diharapkan dari wakaf bersat abadi dan berlanjut sehingga

pemanfaatannya bersat kekal.

Menurut pasal 10 ayat (1) Undang-undang Nomor : 41 Tahun 2004,

untuk menjadi nazhir (penerima wakaf) harus memenuhi syarat-syarat :

1. Warga Negara Indonesia

2. Beragama Islam

3. Dewasa

4. Amanah

5. Mampu secara jasmani dan rohani

6. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) UU

Nomor 41 Tahun 2004 untuk nazhir perseorangan, akan tetapi apabila yang

menjadi nazhir itu organisasi disyaratkan :

Page 28: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

13

1. Pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir

sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat (1) UU No. 41 Tahun 2004.

2. Organisasi yang bergerak dibidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan

dan atau keagamaan.

Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf

sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya. Pengelolaan dan

pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 42 UU Nomor 41 Tahun 2004 dilaksanakan sesuai dengan prinsip

syariah. Dan dalam hal pengelolaan dan pengembangan wakaf diperlukan

penjamin, maka digunakanlah lembaga penjamin syariah.

Harta wakaf tunai harus dikelola dan diberdayakan dengan manajemen

yang baik dan modern. Pemberdayaan harta wakaf tunai ini mutlak diperlukan

dalam rangka menjalin kekuatan ekonomi umat demi meningkatkan

kesejahteraan masyarakat banyak. Selain itu, untuk mengelola dan

mengembangkan wakaf dengan baik, dibutuhkan sumber daya insani (nadzir)

yang amanah, profesional, berwawasan ekonomi, tekun dan penuh komitmen

yang kuat (Tim Dirjen Bimas Islam, 2011).

Manajemen merupakan salah satu aspek penting dalam mewujudkan

suatu harapan yang dicita-citakan bersama untuk mencapai suatu tujuan yang

telah ditetapkan oleh organisasi. Manajemen adalah upaya mengatur dan

mengarahkan berbagai sumber daya, mencakup manusia (Man), uang

(Money), barang (Material), mesin (Matchine), metode (Methode) dan pasar

(Market) (Zaenal, 2012).

Definisi diatas memberikan gambaran bahwa manajemen itu

mengandung arti proses kegiatan. Proses tersebut dimulai dari perencanaan,

Page 29: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

14

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dengan menggunakan

sumberdaya lainnya. Seluruh proses tersebut ditunjukan untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan.

Manajemen strategis adalah himpunan keputusan manajerial dan

tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari suatu perusahaan. Ini

mencakup pemindaian lingkungan (baik eksternal dan formulasi internal),

strategi (perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi

juga pengendalian. Karena itu studi tentang manajemen strategis

menekankan pemantauan dan mengevaluasi peluang dan ancaman eksternal

di lampu kekuatan korporasi dan kelemahan.

A strategy of a corporation is a comprehensive master plan stating how

corporation will achieve its mission and its objectives. It maximizes competitive

advantage and minimizes competitive disadvantage. The typical business firm

usually considers three types of strategy: corporate, business and functional.

“Sebuah strategi korporasi adalah rencana induk yang komprehens yang

menyatakan bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Ini

memaksimalkan keunggulan kompetit dan meminimalkan kerugian kompetit.

Perusahaan bisnis yang khas biasanya menganggap tiga jenis strategi:

korporasi, bisnis dan fungsional” (David Hunger, 2003).

Strategi pada hakikatnya merupakan penentuan cara yang harus

dilakukan dengan memungkinkan memperoleh hasil yang optimal, efekt dan

dalam jangka waktu yang realt singkat serta tapat menuju tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan. Menurut Malayu S.P Hasibuan (Malayu S.P, 2009:102),

ada beberapa faktor penting menjadi perhatian dalam menentukan strategi:

Page 30: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

15

1. Memperhitungkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki pihak lain

2. Memanfaatkan keunggulan dan kelemahan pihak lain

3. Memperhitungkan keadaan lingkungan intern maupun ekstern yang dapat

mempengaruhi organisasi

4. Memperhitungkan faktor-faktor ekonomis, sosial dan psikologis

5. Memperhatikan faktor-faktor sosial kultural dan hukum

6. Memperhitungkan faktor ekologis dan geografis

7. Menganalisis dengan cermat rencana pihak-pihak lain.

Strategi memegang peran penting dalam upaya pendayagunaan

dan pengelolaan dana wakaf yang tepat guna, dalam penentuan

kebutuhan memiliki peran menyeleksi berdasarkan skala prioritas yang

dibutuhkan wak, sehinga pada akhirnya penentuan strategi akan

senantiasa mengikuti kebutuhan yang selalu berubah-ubah

2. Rukun dan Syarat Wakaf

a. Rukun wakaf

Orang yang menyerahkan harta untuk wakaf menurut fuqaha’

harus memenuhi unsur-unsur atau rukun-rukunnya. Rukun wakaf ada

4 (empat):

1) Orang yang mewakafkan hartanya (waqif)

2) Barang/benda yang diwakafkan (mawquf bih)

3) Orang yang diserahi harta wakaf (mawquf ’alayh)

4) Ungkapan orang yang mewakafkan harta bendanya (Sighat).

b. Syarat-syarat waqif

Para fuqaha’ beda pendapat dalam memberikan syarat waq.

Perbedaan tersebut bisa diteliti seperti yang tercakup sebagai berikut:

Page 31: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

16

1) Syarat-syarat waqif menurut Hanafiyah adalah: orang yang cakap

tabarru, yaitu orang yang merdeka, dewasa dan berakal. Oleh

karena itu, wakaf anak kecil baik mumayyiz atau tidak, orang gila

dan orang ediot, batal (tidak sah) wakafnya, karena tidak tabarru’

2) Syarat-syarat waqif menurut Malikiyah disyaratkan: orang dewasa,

berakal, rela, sehat tidak berada di bawah pengampuan dan

sebagi pemilik dari harta yang diwakafkan.

3) Syarat-syarat waqif menurut Malikiyah disyaratkan: orang dewasa,

berakal, rela, sehat, tidak berada di bawah pengampuan dan

sebagi pemilik dari harta yang diwakafkan.

4) Syarat-syarat waqif menurut Shafi’iyah adalah: waqif hendaknya

orang cakap tabarru’, maka dari itu tidak sah wakaf anak kecil,

orang gila, orang bodoh dan budak mukatabah.

5) Syarat-syarat waqif menurut Hanabilah adalah:

a) Pemilik harta, tidak sah wakaf orang yang mewakafkan hak

milik orang lain, tanpa seizin pemiliknya.

b) Orang yang diperbolehkan membelanjakan hartanya, oleh

karenanya tidak sah wakaf orang yang berada di bawah

pengampuan dan orang gila.

c) Orang yang mengatasnamakan orang lain, seperti orang

menjadi wakil orang lain.

Syarat-syarat waqif yang dikemukakan oleh fuqaha’ dapat

dipahami bahwa syarat waqif adalah orang yang merdeka, dewasa,

berakal sehat, pemilik harta atau wakilnya, rela dan sehat. Dan tidak

Page 32: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

17

sah bila dilakukan oleh seorang budak, anak kecil, orang gila, di

bawah pengampuan, idiot, dipaksa dan bodoh.

Menurut Abu Zahrah bahwa budak bukan sebagai penghalang

untuk mewakafkan hartanya, jika mendapat izin dari tuannya, dan ia

sebagai wakil tuannya.Demikian juga menurut Zahiri bahwa budak

boleh mewakafkan hartanya. Golongan Shafi’i berpendapat bahwa

bodoh atau pemboros boleh menjadi ahliyyat al-tabarru’ setelah ia

meninggal dunia

c. Syarat benda/barang yang diwakafkan (mawquf bih)

Harta yang diwakafkan sah apabila memenuhi kriteria syarat-

syarat sebagai berikut:

1) Harta yang bernilai

2) Harta yang tidak bergerak atau benda bergerak

3) Harta yang dapat diketahui kadar dan batasnya

4) Harta milik waqif

5) Harta yang terpisah dari harta bersama.

d. Syarat orang yang diserahi harta wakaf (mawquf ’alayh)

Jika yang dimaksud dengan mawquf ’alayh adalah tujuan

wakaf, maka tujuan wakaf itu harus mengacu kepada pendekatan diri

kepada Allah, yaitu untuk kepentingan ibadah atau keperluan umum

lainnya sesuai dengan ajaran Islam. Apabila yang dimaksud mawquf

’alayh itu nazir (pengelolah wakaf), maka syarat menurut undang-

undang Nomor 41 tahun 2004 pasal 10 ayat (1) perseorangan

sebagaimana dimaksud pada pasal 9 huruf a nazir perseorangan)

hanya dapat menjadi nazir apabila memenuhi persyaratan:a) Warga

Page 33: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

18

negara Indonesia, b) Beragama Islam, c) Dewasa, d) Amanah, e)

Mampu secara jasmani dan rohani, dan f) Tidak terhalang melakukan

perbuatan hukum.

Ungkapan wakaf (sighat) sangat menentukan sah atau

tidaknya perwakafan. Oleh karena itu, pernyataan wakaf harus tegas,

jelas kepada siapa ditujukan dan untuk keperluan apa. Dapat

dipahami bahwa syarat unsur sighat wakaf. Pertama, jelas tujuannya.

Kedua, tidak dibatasi dengan waktu tertentu. Ketiga, tidak tergantung

kepada suatu syarat, kecuali syarat mati. Keempat, tidak mengandung

suatu pengertian untuk mencabut kembali wakaf yang sudah

diwakafkan.

Dari lima syarat tersebut, Malikiyah berpendapat bahwa:

“Tidak disyaratkan dalam perwakfan itu untuk selamanya,

walaupun wakaf tersebut berupa Masjid. Perwakafan itu boleh

untuk satu tahun atau lebih dalam waktu tertentu, kemudian

kembali menjadi milik waqif. Tidak harus bebas dari suatu

syarat, maka boleh berkata: barang itu akan diwakafkan

kepada sesuatu setelah satu bulan atau satu tahun, atau

dengan ucapan: kalau rumah ini milik saya, maka saya

wakafkan. Tidak harus ditentukan penggunaannya, maka

waqif boleh menyampaikan: saya wakafkan barang ini kepada

Allah tanpa ditentukan peruntukan wakaf”.

Page 34: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

19

3. Tujuan Wakaf

Wakaf selain bertujuan untuk melaksanakan perintah Allah dan

mendapatkan ridha Allah, wakaf juga memiliki tujuan untuk penggalang dari

masyarakat yang bertujuan sosial, antara lain sebagai berikut :

a. Menggalang tabungan sosial dan mentransformasikan tabungan sosial

menjadi modal sosial serta membantu mengembangkan pasar modal

sosial.

b. Meningkatkan investasi sosial.

c.Menyisihkan sebagian keuntungan dari sumber daya orang

kaya/berkecukupan kepada fakir miskin dan anak-anak generasi

berikutnya. Seperti halnya dengan zakat, wakaf merupakan ibadah

Maliyah berbentuk shadaqoh jariyah yakni sedekah yang terus mengalir

pahalanya untuk orang yang menyedekahkannya selama barang atau

benda yang disedekahkan itu masih ada dan dimanfaatkan. (Akhmad,

2007)

4. Pengelolaan wakaf

Di Indonesia, pengurus harta wakaf biasanya dilaksanakan oleh

nazhir wakaf. Nazhir wakaf, lazimnya terdiri atas tokoh masyarakat yang

dihormati seperti kyai, ustad, ulama, dan juga organisaasi keagamaan

seperti Muhammadiyah. Pengelolaan wakaf secara profesional, agar lebih

bermanfaat untuk pembangunan, sudah mulai diwacanakan. Bahkan

beberapa lembaga wakaf sudah memulainya. Terutama setelah

diundangkannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

Undang-Undang ini memerintahkan untuk membentuk suatu lembaga

independen yang akan mengurus wakaf di Indonesia. Lembaga tersebut

Page 35: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

20

bernama Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang akan bertugas

mengembangkan perwakafan di Indonesia (Lubis S. K., 2010)

Pengelolaan dana wakaf di kelola oleh nazhir. Nazhir adalah pihak

yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan

dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. (Departemen Agama, 2010)

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 41 tahun 2004, bab 1

pasal 1 poin 4 tentang wakaf, dijelaskan bahwa nadzir adalah pihak yang

menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan

sesuai dengan peruntukannya. Dalam pasal 9 bahkan dijelaskan bahwa

nadzir wakaf bukan hanya dikelola oleh perorangan akan tetapi boleh

berbentuk organisasi atau badan hukum, dengan syarat-syarat yang telah

ditetapkan dalam Undang-Undang tersebut (Wadjdy dan Mursyid, 2007:

156). Bahkan dalam prespektif hukum fikih, nadzir atau mutawalli tidak harus

orang lain atau kelompok tertentu, namun orang yang berwakaf (wakif) bisa

menjadi nadzir, apalagi dalam soal ketentuan adanya dua orang saksi yang

menghadiri dan menyaksikan ikrar wakaf.

Dari uraian di atas tentang pengertian nadzir, maka dapat disimpulkan

bahwa nadzir haruslah seorang yang profesioanal, mengetahui dengan baik

persoalan hukum fikih terkait wakaf dan juga dapat mengelola dan

mengembangkan wakaf sebaik mungkin. Bahkan di negara Islam yang

perwakafannya telah maju, nadzir merupakan seorang yang ditunjuk oleh

institusi, sehingga nadzir merupakan profesi yang menjanjikan jaminan hidup,

sehingga layak kalau tenaga, skill dan pemikirannya dihargai dengan materi

tertentu. Bahkan di Turki, nadzir mendapatkan alokasi 5% dari net income

Page 36: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

21

wakaf. Angka yang sama juga diterima kantor Administrasi Wakaf Bangldesh

(Wadjdy dan Mursyid, 2007: 156).

Dalam prespektif kitab-kitab fiqih, ulama’ tidak mencantumkan

pengelola wakaf (nadzir wakaf) sebagai salah satu rukun wakaf, karena

wakaf merupakan ibadah tabarru‟ (pemberian yang bersifat sunnah). Namun

demikian, setelah memperhatikan tujuan wakaf yang ingin melestarikan

manfaat dari hasil harta wakaf, maka keberadaan nadzir wakaf adalah

sebuah keniscayaan. Karena dengan adanya pengelola yaitu seorang nadzir,

harta wakaf dapat dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik. Di

pundak nadzir pengelolaan wakaf dipertaruhkan, apakah harta wakaf dapat

berkembangan ataupun tidak (Tim Direktorat Pembadayaan Wakaf, dalam

Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, 2007: 21).

Untuk mengelola wakaf produktif di Indonesia, yang pertama-tama

adalah pembentukan suatu badan atau lembaga yang menkoordinasi secara

nasional bernama Badan Wakaf Indonesia. Badan Wakaf Indonesia (BWI)

diberikan tugas mengembangkan wakaf secara produktif dengan membina

Nazhir secara nasional, sehingga wakaf dapat berfungsi untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat. Dalam pasal 47 ayat (2) disebutkan bahwa Badan

Wakaf Indonesia (BWI) bersifat independen, dimana pemerintah dalam hal ini

sebagai fasilitator. Tugas utama badan ini adalah memberdayakan wakaf

melalui fungsi pembinaan, baik wakaf benda tidak bergerak maupun benda

bergerak yang ada di Indonesia sehingga dapat memberdayakan ekonomi

umat.

Disamping memiliki tugas-tugas konstitusional, BWI harus menggarap

wilayah tugas:

Page 37: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

22

1. Merumuskan kembali fikih wakaf baru di Indonesia, agar wakaf dapat

dikelola lebih praktis, fleksibel dan modern tanpa kehilangan wataknya

sebagai lembaga Islam yang kekal;

2. Membuat kebijakan dan strategi pengelolaan wakaf produktif,

mensosialisasikan bolehnya wakaf benda- benda bergerak dan sertifikat

tunai kepada masyarakat;

3. Menyusun dan mengusulkan kepada pemerintah regulasi bidang wakaf

kepada pemerintah;

Karena tugas BWI ini merupakan tugas yang berat, maka orang-orang

yang duduk dalam badan tersebut adalah orang-orang yang benar-benar

mempunyai kemauan dan kemampuan dalam mengelola wakaf, berdedikasi

tinggi dan memiliki komitmen dalam pengembangan wakaf serta memahami

masalah wakaf dan hal-hal yang terkait dengan wakaf. Dalam Undang-undan,

struktur BWI paling tidak terdiri dari 20 orang dan maksimal 30 orang yang

terdiri dari para ahli berbagai bidang ilmu yang ada kaitannya dengan

pengembangan wakaf produktif, seperti ahli hukum Islam (khususnya hukum

wakaf), ahli manajemen, ahli ekonomi Islam, sosiolog, ahli perbankan

Syari’ah dan para cendekiawan lain yang memiliki perhatian terhadap

perwakafan.

1. Aspek Akuntansi dan Auditing Lembaga Wakaf

a) Aspek Akuntasi

Akuntansi bukanlah “ilmu baru” dalam kehidupan umat manusia.

Sejarah mencatat, bahwa akuntansi sudah ada dan dipraktikkan sejak

sekitar 8000 tahun sebelum Masehi. Dalam pengertian yang paling

sederhana, akuntansi dapat dipahami sebagai kegiatan pencatatan

Page 38: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

23

kegiatan usaha bisnis, baik komersial ataupun bukan, untuk tujuan

tertentu. Sebagaimana peradaban manusia, akuntansi juga meng- alami

perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan ini meliputi tujuan,

dan filosofi, maupun aspek teknis- praktisnya. Semua bentuk

perkembangan tersebut sangat terkait dengan perkembangan peradaban

masyarakat.

Dengan sedikit melihat kilas balik sejarah perkembangan

akuntansi, maka terlihat jelas bahwa perkembangan orientasi akuntansi

dari dulu sampai saat ini. Pada awalnya, akuntansi lebih diwarnai dan

relatif terbatas pada aspek pertanggungjawaban belaka. Namun dalam

perkembangan- nya, akuntansi mengalami transformasi sebagai salah

satu sumber informasi dalam pengambilan keputusan bisnis. Ini

membawa konsekuensi, misalnya pada bentuk dan kandungan

laporannya. Bila dalam tahapan awal ada penekanan yang berlebih pada

aspek neraca, misalnya, kemudian beralih kepada aspek laba-rugi.

Berdasarkan tujuan dasar dan pola operasi sebuah entitas,

akuntansi dapat dipilah menjadi dua, yakni akuntansi untuk organisasi

yang bermotifkan mencari laba (profit oriented organization) dan

akuntansi untuk organisasi nirlaba (non-profit oriented organization).

Bentuk yang pertama diwakili oleh perusahaan-perusahaan komersial,

baik yang bersifat menjual jasa (perbankan, transportasi, hotel dan lain

sebagainya), perdagangan (toko, super market, swalayan dan lain

sebagainya), dan perusahaan-perusahaan manufak- tur, yakni

perusahaan yang berfungsi merubah bahan baku menjadi produk jadi,

seperti pabrik sepatu, mebel, kenda- raan dan lain-lain. Sedang bentuk

Page 39: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

24

kedua diwakili oleh orga- nisasi pemerintahan di segala tingkatan (pusat,

propinsi, kabupaten dan seterusnya), lembaga pendidikan pada

umumnya, dan organisasi massa serta social kemasyara- katan,

termasuk organisasi dan badan hukum yang banyak mengelola kekayaan

wakaf. Ada sejumlah perbedaan mendasar antara akuntansi untuk

kelompok entitas yang pertama, kendati secara teknis ada beberapa

kesamaan.(Direktorat Pemberdayaan Wakaf:2013)

b) Aspek Auditing

Auditing dalam bahasa Indonesia biasanya diartikan sebagai

pemeriksaan. Padahal, secara harfiah istilah auditing ini konon berasal

dari istilah audire yang berarti to hear atau to listen (Mathews, 1996).

Yang dimaksud adalah bahwa pihak tertentu melaporkan secara terbuka

tugas atau amanah yang diberikan kepadanya, dan pihak yang

memberikan amanah mendengarkan. Jadi ini merupakan manifestasi

pertanggungjawaban pihak tertentu yang diberi tanggung jawab kepada

pihak yang memberi amanah. Praktik ini, konon sudah dimulai sejak

sekitar masa akuntansi manorial dan dinasti Chou, sekitar tahun 1122-

1256 sebelum Masehi.

Sebagaimana halnya akuntansi, auditing juga mengalami

perkembangan dari waktu ke waktu. Perkem- bangan inipun meliputi

tujuan, ruang lingkup dan tentu saja teknik dan prosedurnya. Dari sudut

pandang tujuan dan ruang lingkup, misalnya, bila dulu ada batasan audit

sekedar untuk memberikan opini auditor terhadap aspek finansial sebuah

entitas atau oragnisasi, maka saat ini misalnya auditing sudah melebar

jauh sampai kepada audit operasional, audit manajemen, investigasi

Page 40: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

25

khusus, bahkan audit forensik dan audit lingkungan. Dengan

perkembangan ruang lingkup ini, sudah barang tentu tujuan audit juga

mengalami perkembangan, dari sekedar opini umum (terhadap penyajian

laporan keuangan), sampai kepada tujuan-tujuan tertentu yang dapat

bersifat sangat spesifik. Adalah logis, aspek teknis dan prosedur juga

mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan ruang lingkup

dan tujuan, ditambah lagi dengan kemajuan teknologi luar biasa cepat

dan kecanggihan seseorang dalam berbuat kejahatan.

Khusus dari kacamata prosedur secara umum, auditing dan

akuntansi berawal dari titik yang saling bertolak belakang. Bila akuntansi

berawal dari adanya transaksi, diikuti oleh proses pencatatan, sampai

pada akhirnya pembuktian kebenaran adanya nilai transaksi tersebut.

Dalam konteks lembaga wakaf, bagaimana peran dan fungsi

akuntansi dan auditing ? Baik akuntansi maupun auditing, keduanya

merupakan alat yang dapat diperguna- kan untuk mencapai tujuan

tertentu. Seyogyanya tujuan keberadaan sebuah entitas dijadikan titik

tolak penggunaan, baik (alat) akuntansi, maupun auditingnya.

Persoalannya adalah apakah tujuan lembaga wakaf ?

Secara umum, semua lembaga wakaf dibentuk atau didirikan

adalah mengelola sebuah atau sejumlah kekayaan wakaf, agar manfaat

maksimalnya dapat dicapai untuk kese- jahteraan umat umumnya, dan

mungkin menolong mereka yang kurang mampu khususnya. Pengertian

inilah yang secara sangat umum dianut oleh masyarakat muslim Indo-

nesia dan sekaligus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 41: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

26

Dengan merujuk secara sederhana pada bangunan akuntansi

konvensional, maka bentuk entitas seperti ini dapat “dilayani” oleh

akuntansi nirlaba, atau sering juga disebut istilah dengan fund accounting

atau akuntansi dana. Secara teknis, praktik akuntansi seperti ini relatif

sederhana untuk dipalajari dan diterapkan.

Namun demikian, bilamana pemikiran pemberdayaan kekayaan

wakaf dalam bentuk mengarahkannya kepada pembentukan entitas-

entitas yang lebih bersifat komersial, dapat diterima dan akan diterapkan,

maka sekali lagi dengan merujuk pola yang ada dalam dunia akuntansi

kon- vensional, maka dapat dipakai model akuntansi komersial. Namun

perlu dicatat, seiring dengan wacana Islamisasi, maka seyogyanya pula

praktik akuntansi yang akan dipakai nanti sepenuhnya harus

memperhatikan apa yang menjadi tuntutan akuntansi yang dipandang

lebih mendekati atau sesuai dengan prinsip Syari’ah itu sendiri, baik dari

aspek tujuannya maupun pada aspek metode dan tekniknya.

Hal yang sama berlaku untuk proses auditingnya. Artinya, sebatas

secara jelas tidak melanggar asas-asas Syari’ah, tujuan dan prosedur

auditing dalam perspektif konvensional dapat dipakai, setidaknya untuk

sementara waktu. Ini juga berlaku, baik untuk tujuan, ruang lingkup dan

prosedurnya.

Sebuah konsekuensi lain yang mendesak adalah bahwa dengan

mempertimbangkan secara sungguh-sungguh berba- gai kritik pakar

terhadap kelemahan dan keterbatasan akun- tansi dan auditing

konvensional, maka untuk mengiringi dan memfasilitasi berbagai lembaga

keuangan dan ekonomi Islam, termasuk lembaga wakaf –sudah saatnya

Page 42: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

27

disegerakan lahirnya sebuah standar akuntansi yang lebih Islami, seperti

apa yang sedang dilakukan terhadap perbankan Syari’ah. Perbedaannya,

tentu saja bahwa standar ini harus meliputi akuntansi dana Islami, karena

mayoritas lembaga wakaf dan lembaga-lembaga Islam lainnya lebih

berbentuk Yayasan dan bersifat non-profit oriented, disamping tentunya

standar akuntansi Islami untuk entitas komersial, yang juga meliputi

bentuk usaha jasa, perdagangan dan manufaktur atau mungkin kombinasi

dari ketiganya.(Direktorat Pemberdayaan Wakaf:2013)

Sedangkan dalam realitasnya menunjukkan bahwa sebagian

besar lembaga wakaf memakai format Yayasan yang memang lebih

bernuansakan social dan nirlaba, daripada komersial. Untuk keperluan ini,

sesungguhnya dapat dipakai pendekatan akuntansi dana. Selanjutnya,

bila wakaf akan dikelola secara lebih produktif dalam bentuk usaha

komersial, misalnya, maka dapat dipakai akuntansi konvensional. Namun,

perlu dicatat bahwa memang terdapat sejumlah permasalahan dalam

akuntansi konvensional, baik karena sifat bawaannya, maupun bila dilihat

dari perspektif Islam. Oleh karena itu diperlukan segera upaya untuk

melakukan penyempurnaan agar bagian-bagian yang dipandang tidak

islami, dapat dikurangi atau kalau dapat dieliminasi. Sesungguhnya

akuntansi hanya sebatas alat, sedapatnya juga bersifat Islami. Prinsip

yang sama juga berlaku bagi system auditing.

Seorang nadzir wakaf haruslah seorang yang betul-betul

professional, agar dana wakaf dapat diberdayakan dan dikelola dengan

baik. Namun, persoalan profesionalisme nadzir masih menjadi kendala

pengelolaan wakaf di Indonesia saat ini. Banyak nadzir di Indonesia yang

Page 43: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

28

tidak mempunyai kemampuan yang memadai, sehingga harta wakaf

tidak berfungsi secara maksimal, bahkan tidak memberi manfaat sama

sekali kepada sasaran wakaf. Untuk itulah profesionalisme nadzir menjadi

tolok ukur dalam pengelolaan harta wakaf baik bergerak maupun tidak

bergerak. Dalam kajian fikih, kualifikasi profesionalisme nadzir (mutawalli)

dipersyaratkan sebagai berikut, yaitu: beragama Islam, mukallaf (memiliki

kecakapan dalam melakukan perbuatan hukum), baligh (sudah dewasa)

dan „aqil (berakal sehat), memiliki kemampuan dalam mengelola wakaf

(professional) dan memiliki sifat amanah, jujur dan adil (Tim Direktorat

Pembadayaan Wakaf,

dalam Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, 2007: 21-22).

5. Manfaat Wakaf

Dalam Syariat Islam tujuan utama adalah kemaslahatan umat yang

berpatokan pada hukum Islam yaitu “jalb al-mashalih wa dar‟u al-mafasid”

(menjaga kemaslahatan dan menangkal kerusakan). Sedangkan maksud

syariah itu sendiri tidak lepas dari tiga hal pokok:

a. Menjaga maslahat dharuriyyah (primer) meliputi: mempertahankan

agama, jiwa, keturunan, harta dan akal.

b. Maslahat hajjiyah (sekunder), yaitu maslahat yang diperlukan manusia

untuk memperoleh kelonggaran hidup dan meminimalisasi kesulitan.

Misalnya: memberikan rukhshah (keringanan) dalam menjalankan

perintah agama,memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi

ekonomi seperti diperbolehkannya transaksi melalui salam.

Page 44: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

29

c. Maslahat tahsiniyyah (tersier), yaitu mengambil sesuatu yang

memberikan nilai tambah dalam kehidupan dan menghindarkan diri

kehinaan.

Pada gilirannya, InshaAllah, umat Islam dapat lebih mandiri dalam

mengembangkan dunia pendidikan tanpa harus tergantung pada anggaran

pendidikan negara (APBN) yang memang semakin lama semakin terbatas.

Meskipun terlambat dibandingkan negara-negara lain, wakaf tunai dapat

memanfaatkan ribuan hektar tanah wakaf yang tersebar di seluruh tanah air.

Bahkan, untuk kegiatan-kegiatan ekonomi yang bernilai tinggi. Oleh sebab itu

lahirlah wakaf tunai akan menghidupkan semua aspek kehidupan

perekonomian dan pada akhirnya kesejahteraan umat dari hasil wakaf akan

tercapai (akhmad, 2007)

6. Peran pemanfaatan wakaf dalam menciptakan kesejahteraan

Bagi masyarakat muslim, wakaf mempunyai nilai ajaran yang sangat

tinggi dan mulia dalam pengembangan keagamaan dan kemasyarakatan,

selain zakat, infaq dan sedekah. Setidaknya ada dua landasan paradigma

yang terkandung dalam ajaran wakaf itu sendiri, yaitu paradigma ideologis

dan paradigma sosial-ekonomis. Pertama, paradigma ideologis, bahwa

wakaf yang diajarkan oleh Islam mempunyai sandaran ideologi yang amat

kental sebagai kelanjutan ajaran tauhid. Yaitu, segala sesuatu yang

berpuncak pada keyakinan terhadap keesaan Tuhan harus dibarengi

dengan kesadaran akan perwujudan keadilan sosial. Islam mengajarkan

kepada umatnya agar meletakkan persoalan harta (kekayaan dunia) dalam

tinjauan yang relatif, yaitu harta (kekayaan dunia) yang dimiliki oleh

seseorang atau sebuah lembaga harus mempunyai kandungan nilai-nilai

Page 45: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

30

sosial (humanistik). Prinsip pemilikan harta dalam Islam menyatakan bahwa

harta tidak dibenarkan hanya dikuasai oleh sekelompok orang (QS : 9 :103).

landasan paradigma sosial-ekonomis. Setelah memiliki landasan

ideologis yang bersumber pada kalimat tauhid (la ilaaha illallah), wakaf

mempunyai kontribusi solutif terhadap persoalan-persoalan ekonomi

kemasyarakatan. Kalau dalam tataran ideologis wakaf berbicara tentang

bagaimana nilai-nilai yang seharusnya diwujudkan oleh dan untuk umat

Islam, sedangkan pada wilayah paradigma sosial-ekonomis, wakaf menjadi

jawaban konkrit dalam realitas problematika kehidupan (sosial-ekononis)

masyarakat. Penjabaran paradigma yang kedua ini bisa dicontohkan,

bahwa penguasaan harta (kekayaan) oleh seseorang (lembaga) secara

monopolistik akan bisa melahirkan eksploitasi oleh kelompok minoritas (kaya)

terhadap mayoritas (miskin). Eksploitasi sosial-ekonomis ini pada gilirannya

nanti akan menimbulkan dis-harmoni sosial sebagai virus (penyakit)

masyarakat yang berisiko sangat tinggi. Harta tidaklah hanya dimiliki dan

dikuasai sendiri, melainkan juga harus dinikmati bersama. Ini tidak berarti

bahwa Islam itu melarang orang untuk menjadi kaya, melainkan suatu

peringatan kepada umat manusia bahwa Islam mengajarkan fungsi sosial

harta (kekayaan dunia). Dengan itulah kemudian diciptakan lembaga wakaf,

disamping lembaga-lembaga lainnya.

Di Indonesia, sejak Islam datang ke wilayah nusantara, wakaf telah

menjadi bagian dari praktek keberagamaan umat Islam. Institusi perwakafan

di Indonesia berasal dari hukum Islam itu sendiri yang telah dikenal

bersamaan dengan kehadiran agama Islam di Indonesia. Menurut

kesimpulan seminar tentang masuknya Islam di Indonesia yang

Page 46: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

31

diselenggarakan di Medan tahun 1963, Islam telah masuk di Indonesia pada

abad pertama Hijriyah atau abad ke tujuh Masehi. Daerah pertama yang di

datangi adalah pesisir Sumatera, dengan terbentuknya masyarakat Islam

pertama di Peureulak (Aceh Timur) dan kerajaan Islam pertama di Pasai

(Aceh Utara). Hukum Islam diakui oleh Pemerintah Hindia Belanda (Direktorat

Pemberdayaan Wakaf:2013)

Sejak datangnya Islam, wakaf telah dilaksanakan berdasarkan paham

yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Islam Indonesia, yaitu paham

Syafi’iyyah dan adat kebiasaan setempat. Pola pelaksanaan wakaf sebelum

adanya UU No. 5 Tahun 1960 tentang : Peraturan Dasar Pokok Agraria dan

Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang: Perwakafan Tanah

Milik, masyarakat Islam Indonesia masih menggunakan kebiasaan-kebiasaan

keagamaan, seperti kebiasaan melakukan perbuatan hukum perwakafan

tanah secara lisan atas dasar saling percaya kepada seseorang atau

lembaga tertentu, kebiasaan memandang wakaf sebagai amal shaleh yang

mempunyai nilai mulia di hadirat Tuhan tanpa harus melalui prosedur

administratif, dan harta wakaf dianggap milik Allah semata yang siapa saja

tidak akan berani mengganggu gugat tanpa seizin Allah.

Paham masyarakat Indonesia tersebut terlihat sangat lugu karena

tingginya sikap jujur dan saling percaya antara satu dengan yang lain di

masa-masa awal. Walaupun pada akhirnya nanti bisa menimbulkan

persengketaan-persengketaan karena tiadanya bukti-bukti yang mampu

menunjukkan bahwa benda-benda bersangkutan telah diwakafkan.

Keberadaan perwakafan tanah waktu itu dapat diteliti berdasarkan bukti-bukti

catatan di Kantor Urusan Agama (KUA) di kabupaten dan kecamatan, bukti

Page 47: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

32

arkeologi, Candra Sengkala, piagam perwakafan dan cerita sejarah tertulis

maupun lisan. (Djatnika : 1977)

Selain tradisi lisan dan tingginya kepercayaan kepada penerima

amanah dalam melakukan wakaf, umat Islam Indonesia lebih banyak

mengambil pendapat dari golongan Syafi’iyyah sebagaimana mereka

mengikuti madzhabnya, seperti tentang: ikrar wakaf, harta yang boleh

diwakafkan, kedudukan harta setelah diwakafkan, harta wakaf ditujukan

kepada siapa dan boleh tidaknya tukar menukar harta wakaf.

Dalam term umat Islam, wakaf merupakan ibadah (pengab- dian)

kepada Allah swt., yang bermotif rasa cinta kasih kepada sesama manusia,

membantu kepentingan orang lain dan kepentingan umum. Dengan

mewakafkan sebagian harta ben-danya akan tercipta rasa solidaritas

seseorang. Jalinan kebersamaan dalam kehidupan ini bisa diciptakan dengan

mewakafkan harta yang mempunyai nilai spiritualisme sangat tinggi dan

kualitas pahala yang tiada henti.

Fakta sejarah menunjukkan, walaupun agak sulit menentukan jumlah

angka secara tepat, banyaknya praktik wakaf, khususnya wakaf tanah sejalan

dengan penyebaran dakwah Islam dan pendidikan Islam. Wakaf sangat

dibutuhkan sebagai sarana dakwah dan pendidikan Islam tersebut, seperti

untuk kepentingan ibadah mahdhoh (murni) seperti masjid, musholla, langgar

dan lain-lain, dan untuk ibadah ammah (umum) yang berhubungan dengan

kepentingan masyarakat, seperti di bidang pendidikan : madrasah, sekolah,

majelis ta’lim dan lain-lain, di bidang ekonomi : pasar, tranportasi laut untuk

dagang dan lain-lain, di bidang politik : sekretariat partai politik Islam dan lain-

lain.

Page 48: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

33

Zakat dan wakaf merupakan nilai instrumental sistem ekonomi Islam.

Kedua instrumen ini merupakan sarana yang sangat erat hubungannya

dengan kepemilikan. Disamping itu, kepemilikan selain menjadi dasar sistem

ekonomi Islam, ia juga menyangkut hubungan manusia dengan benda atau

harta kekayaan yang dimilikinya, yaitu mulai dari bagaimana cara

memperolehnya, fungsi hak kepemilikan, dan cara memanfaatkannya. Wakaf

merupakan sarana utama dalam pendistribusian asset atau kekayaan umat

dan bersifat publik. Melalui wakaf diharapkan sumber-sumber ekonomi tidak

hanya terkonsentrasi pada orang-orang kaya saja, tapi juga memungkinkan

terdistribusi kepada sebagian kalangan yang sangat membutuhkannya.

Dalam Islam wakaf merupakan doktrin agama, sedangkan dalam

perekonomian, perwakafan merupakan sarana yang signifikan dalam

mewujudkan kesejahteraan. Dengan demikian, kehidupan ekonomi dalam

Islam merupakan bagian penting dari ibadah.

Perkembangan wakaf sebenarnya membentuk karakter khusus yang

menjadikan hukum Islam berbeda dengan hukum lainnya sejak zaman

kenabian Muhammad Saw. di Madinah. Hukum Islam ini telah berhasil

menciptakan lembaga perekonomian dengan muatan nilai yang sangat unik

dan pelestarian yang berkesinambungan serta mendorong pemberlakuan

hukum yang tidak ada bandingannya di kalangan umat-umat yang lain.

Realita ini didorong oleh adanya sebagian penguasa dan orang-orang kaya

yang mewakafkan hartanya untuk disalurkan kepada jalan kebaikan, sebagai

upaya untuk melindungi harta tersebut dari kemungkinan perlakuan buruk

yang dilakukan oleh penguasa yang datang setelahnya. (Zahrah, 2016)

Page 49: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

34

Paradigma pengelolaan wakaf secara mandiri, produktif dan tepat

guna dalam membangun sebuah peradaban masyarakat yang sejahtera

sesungguhnya telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika

memerintahkan Umar bin Khattab agar mewakafkan sebidang tanahnya di

Khaibar. Perintah Nabi tersebut sangat singkat, yakni: “Tahanlah (wakafkan)

pokoknya (tanahnya) dan sedekahkan hasilnya”. (Al-Nawawi, 2016)

B. Tinjauan Empiris

Penelitian ini mengenai analisis pengelolaan dan pemanfaatan wakaf

dalam mensejahterakan masyarakat, tidak hanya melakukan sekali ini saja,

beberapa peneliti sudah melakukan terlebih dahulu mengenai pengelolaan dan

pemanfaatan wakaf, berikut beberapa penelitian terdahulu tersebut ;

Tabel 2.1

TINJAUAN EMPIRIS

NO NAMA/ JUDUL/ TAHUN HASIL PENELITIAN

1 Abu Azam, Upaya Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Bagi Kesejahteraan Ummat, ISLAMICA Vol 4, No 1 September 2009

perlu adanya pembaruan pemikiran para nazir yang sementara ini masih memiliki wawasan konservatif, dan pembentukan badan wakaf yang tidak hanya sekedaar label saja, tapi merupakan kepanjangan dari masyrakat Islam dan amanat undang-undang dan peraturan pemerintah yang sudah ada.

2 Abdul Rahman Hidayat, Peran wakaf dalam perekonomian (studi wakaf tunai terhadap pembangunan ekonomi). 2013.

Penerapkan sitem islam yang berlabel Syari’ah utamanya adalah segi wakaf tunai dalam masyarakat membutuhkan strategi dan keseriusan untuk penggalangan kekuatan.

3. Ega Sabtina, Peran wakaf tunai terhadap peningkatan Kesejahteraan dan kemaslahatan umat (studi pada badan wakaf uang/tunai (bwu/t mui) d.i. Yogyakarta). 2015.

Peran BWU/T MUI DIY dalam pentasyarufan manfaat wakaf tunai terhadap mitra atau anggota (al-mauquf alaih) di beberapa daerah atau kabupaten di Yogyakarta yang telah peneliti lakukan merupakan bentuk realisasi dari akad qardhul hasan yang berbasis tabbaru’, dimana motivasinya benar-benar menolong (bukan

Page 50: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

35

motivasi bisnis/tijaroh). Protab ditujukan untuk meningkatkan usaha/bisnis pada skala mikro.

4. Muhamad Nafik Hadi Ryandono, Peran dan implementasi waqaf dalam Peningkatan kesejahteraan masyarakat. 2017.

Hasil penelitian adalah tiga kunci sukses peran dan implementasi waqaf dalam pemberdayaan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah; pertama, keberhasilan pembentukan karakter yang dimulai dengan pembianan sholatnya khususnya shalat lima waktu.

5. Muhammad Razes Taufik, Optimalisasi wakaf dalam mewujudkan kesejahteraan Ummat. 2016.

Penyebab dalam pengelolaan wakaf yaitu kurangnya sumber dana untuk melakukan pembangunan dalam rangka melaksanakan apa yang menjadi kehendak wakif esuai ikrar wakaf.

C. Kerangka Konsep

1. Kerangka Proses berfikir

Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran Islam yang menyangkut

kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima’iyah (ibadah sosial).

Karena wakaf adalah ibadah, maka tujuan utamanya adalah mengabdikan

kepada Allah swt dan ikhlas karena mencari ridho-Nya. Masyarakat

mewakafkan hartanya di samping didorong untuk kepentingan umum juga

yang paling penting karena motivasi spiritual. Kuatnya motivasi keagamaan

dari masyarakat Islam untuk mewakafkan hartanya sering mempengaruhi

keengganan masyarakat untuk diatur secara administratif. Bagi mereka wakaf

harta termasuk urusan agama sehingga tidak perlu diatur secara administratif

yang dianggap menghambat atau tidak praktis pelaksanaannya.

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, maka penelaahan

pengelolaan wakaf serta peran pemanfaatan wakaf dalam menciptakan

kesejahteraan masyarakat sangat membutuhkan lembaga dan nadzir yang

Page 51: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

36

wajib mengelola dan mengembangkan harta benda benda wakaf secara

profesional sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukkannya,maka dapat

digambarkan dalam kerangka pikir sebagai berikut:

Page 52: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

37

Gambar 2.1

Gambar 2.2

KERANGKA PROSES BERFIKIR

Al-Qur’an dan Hadits

1. Q.S Al-Imran : 92 2. Q.S An-Nahl : 96 3. (H.R, Muslim no.1631) 4. (H.R Rasulullah SAW Bersabda, dari Abu Hurairoh)

Studi Empirik 1. Muhammad Razes Taufik/ Optimalisasi

wakaf dalam mewujudkan kesejahteraan Ummat.

2. Muhamad Nafik Hadi Ryandono/ Peran dan implementasi waqaf dalam Peningkatan kesejahteraan masyarakat

3. Abdul Rahman Hidayat/ Peran wakaf dalam perekonomian

Studi Teori: 1. Pengertian Waqaf (M.Zein, 2004:425) 2. Rukun dan Syarat waqaf 3. Tujuan Waqaf ( Akhmad, 2007) 4. Pengelolaan Waqaf 5. Manfaat Waqaf

ANALISIS INTUITIF

RUMUSAN MASALAH ANALISIS KUALITATIF

SKRIPSI 1. KESIMPULAN 2. SARAN

OBJEK STUDI

37

Page 53: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

38

2. Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka, Maka dibuatkan kerangka

konsep yang akan menjabarkan pengelola dan pemanfaatan waqaf dalam

menciptakan kesejahreraan masyarakat.

Gambar 2.3

KERANGKA KONSEP

PENGELOLAAN

WAKAF

PEMANFAATAN

WAKAF

MENCIPTAKAN

KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

Page 54: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

39

BAB III

METODE PENELTIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif dilakukan dengan metode atau pendekatan studi kasus

sebagaimana menurut Robert K. Yin dalam bukunya Imam Gunawan studi

kasus adalah sebuah metode penelitian yang secara khusus menyelidiki

fenomena kontemporer yang terdapat dalam konteks kehidupan nyata, yang

dilaksanakan ketika batasan-batasan antara fenomena dan konteksnya

belum jelas, dengan menggunakan berbagai sumber data.

Bahwa objek yang dapat diangkat sebagai kasus bersifat

kontemporer, yaitu sedang berlangsung atau telah berlangsung, tetapi

menyisakan dampak dan pengaruh yang luas, kuat atau khusus pada saat

penelitian dilakukan.

Dengan metode ini penulis mengharapkan dapat

memperoleh data yang akurat dan lengkap berdasarkan fakta yang ada di

lapangan. Imam Gunawan (2015)

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian untuk memperoleh data adalah

di Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto. Penelitian dilakukan kurang lebih

selama dua bulan September – Oktober, setelah dilakukan seminar proposal.

C. Sumber Data

Dalam hal ini sumber data yang digunakan peneliti terdiri dari data

primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek

penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan

Page 55: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

40

data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Data

primer ini diperoleh melalui kata-kata atau tindakan orang-orang yang

diamati dan diwawancarai.

2. Data Sekunder

Data Sekunder dalam penelitian ini terdiri dari data tertulis yang

merupakan sumber sata yang tidak bisa diabaikan, karena melalui

sumber data tertulis akan diperoleh data yang dapat

dipertanggungjawabkan validitasnya (Lexy J.Moleong, 2013:113). Data

yang diperoleh bisa berupa arsip, dokumentasi, visi dan misi, Ad/ART,

struktur organisasi serta program kerja dan lainnya

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulakn data secara langsung,

Observasi adalah metode yang dilakukan dengan cara pengamatan

dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki

(Usman dan Akbar, 2013:54). Observasi juga merupakan pengamatan

dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala – gejala yang diteliti,

dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (Dewi

Sadiah, 2014:94).

Dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti mengadakan

pengamatan langsung terhadap objek yang menjadi pusat penelitian,

agar mengetahui secara langsung aktivitas lembaga sinergi foundation

terutama dalam program Firdaus Memorial Park (FMP). Dan juga untuk

mengetahui sejauh mana strategi pengelolaan yang dilakukan oleh

program Firdaus Memorial Park dalam mendayagunaan dana wakaf.

Page 56: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

41

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seseorang yang

berwenang tentang suatu masalah (Suharsimi Arikunto, 1993:231).

Wawancara dilakukan untuk mendapat data sesuai tujuan

penelitian. Adapun responden dalam penelitian diambil berdasarkan

teknik purposive sampling yaitu pengambilan responden dengan

pertimbangan tertentu, dimana responden dianggap paling tahu tentang

persoalan yang diteliti (Sugiyono Arikunto, 2015:219). Oleh karena itu,

dilakukan wawancara kepada koordinator program Firdaus Memorial

Park.

3. Studi Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-

hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Lexy

J.Moleong, 2004:218).

Dokumentasi berguna untuk mengetahui data-data yang berkaitan

dengan keberhasialan pemberdayaan dana wakaf

E. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data pada prinsipnya merupakan suatu aktivitas yang

bersifat operasional agar tindakannya sesuai dengan pengertian penelitian

yang sebenarnya. Data merupakan perwujudan dari beberapa informasi

yang sengaja dikaji dan dikumpulkan guna mendeskrifsikan suatu peristiwa

atau kegiatan lainnya. Oleh karena itu, maka dalam pengumpulan data

Page 57: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

42

dibutuhkan beberapa instrument sebagai alat untuk mendapatkan data yang

cukup valid dan akurat dalam suatu penelitian.

Instrument penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat

penting dalam pengumpulan data. Dalam rencana penelitian ini, yang

akan menjadi instrument adalah peneliti sendiri karena jenis penelitian ini

adalah penelitian kualitatif. Setelah masalah di lapangan terlihat jelas, maka

instrument didukung dengan pedoman wawancara, alat-alat dokumentasi,

serta alat tulis.

F. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh peneliti menggunakan

pendekatan deduktif empirik, yaitu pola berfikir premis yang bersifat umum

menuju konsepsi yang khusus, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

Setelah data-data terkumpul secara lengkap selanjutnya peneliti melakukan

analisis dengan langkah-langkah yaitu :

1. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi awal,

wawancara dan dokumentasi serta menyusun data berdasarkan satuan-

satuan perumusan masalah;

2. Setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan menurut jenisnya

masing-masing;

3. Setelah data tersebut telah diklasisfikasikan, kemudian hubungkan satu

dengan yang lainnya yaitu data hasil wawancara dan data yang diperoleh

dilapangan;

4. Kemudian dianalisis;

5. Menarik kesimpulan berdasarkan teori-teori yang relevan.

Page 58: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

G. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Sejarah Singkat Desa Sapanang

Desa Sapanang berawal dari sebuah kerajaan kecil yang

terdiri dari kerajaan Binamu, kerajaan Paitana dan kerajaan

Sapanang. Dikatakan Sapanang karena kebiasaan masyarakat

menggunakan akhiran “eng” dalam kosa kata yang digunakan.

Sapanang berasal dari kata “Sapana” yang berarti tangga bambu

yang digunakan untuk naik kegunung Raja Binamu dengan tujuan

melakukan pelantikan raja baru.

b. Profil Desa

1) Letak Geografis

Desa Sapanang adalah satu-satunya desa di antara 12

kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Binamu Kabupaten

Jeneponto. Desa Sapanang memiliki luas wilayah 3348 Km²

dengan ketinggian 8-80 Mdlp. Jarak Desa Sapanang dengan

kecamatan dan ibu kota kabupaten sekitar 4 Km. Secara

administratif Desa Sapanang berbatasan dengan Desa Jombe di

sebelah utara, Kel. Balang di sebelah selatan, Kel. Bontoa di

sebelah barat serta Kel. Empoang utara sebelah timur.

Page 59: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

44

2) Keadaan Penduduk

Tabel 4.1

KEADAAN PENDUDUK DESA SAPANANG

No Dusun KK Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Gandi 83 148 177 325

2 Ka’nea 249 387 383 770

3 Sapanang 281 497 518 1.015

4 Sapiri 156 381 372 753

5 Sarroanging 148 303 311 613

Total 917 1.715 1.761 3.476

Sumber Data : Dokumen (Arsip) Kantor Desa Sapanang Tahun

2019

Pada tahun 2019 sekitar 3.476 jiwa dengan perbandingan

jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.715 dan jumlah penduduk

perempuan sebanyak 1.761 jiwa.

3) Keadaan Ekonomi Masyarakat

Mata pencaharian penduduk Desa Sapanang pada

umumnya adalah petani dan peternak. Selain itu masyarakat Desa

Sapanang yang lain berprofesi sebagai pedagang, PNS, dll.

Tabel 4.2

PEKERJAAN POKOK MASYARAKAT DESA SAPANG

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Petani 1994

2 Peternak 224

3 Pedagang 36

4 Pengusaha Swasta 27

5 Jasa 333

6 PNS 72

Sumber Data : Dokumen (Arsip) Kaantor Desa Sapanang Tahun

2019

Page 60: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

45

Bila memperhatikan hasil pengkajian yang dilakukan oleh

KPM dan dibantu kader-kader posyandu awal tahun 2019, maka

dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Desa Sapanang memiliki

latar belakang tingkat kesejahteraan yang berbeda-beda.

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA

SAPANANG

No Dusun Kaya Sedang Miskin Sangat Miskin

Jumlah

1 Sapiri 5 29 75 47 156

2 Sapanang 14 52 130 85 281

3 Gandi 9 19 41 14 83

4 Sarroangin 4 24 70 50 148

5 Ka’nea 6 50 140 53 249

Total 38 174 456 249 917

Sumber Data : Dokumen (Arsip) Kaantor Desa Sapanang Tahun

2018

Ada beberapa indikator yang menjadi tolak ukur untuk

mengetahui tingkat kesejahteraan pada masing-masing keluarga

yang ada di Desa Sapanang, dari 917 Kepala Keluarga (KK), 249

KK yang sangat miskin, 456 KK miskin, 174 KK sedang, 38 KK

yang kaya.

Adapun indikator yang menjadi pembeda mulai dari

kepemilikan rumah, pekerjaan, kepemilikan lahan, kepemilikan

kendaraan, ternak, perabot rumah tangga dan penggunaan air

bersih.

Page 61: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

46

H. Pembahasan

1. Pengelolaan Wakaf di Desa Sapanang Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto

Dalam melakukan pengelolaan wakaf pihak pemerintah setempat

desa memberikan legitimasi kepada untuk mengelola wakaf. Hal ini

dilakukan agar pengelolaan wakaf dapat teratur secara sistematis. Lebih

lanjut tujuan dari hal tersebut untuk memudahkan pengelolaan wakaf di

Desa Sapanang. Adapun struktur organisasi pengelolaan wakaf Desa

Sapanang dapat dilihat pada bagan berikut ini

Page 62: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

47

PENGAWAS WAKAF

BWI

KUA

KETUA

Pattudurng Dg Erang

WAKIL KETUA

Haeruddin Dg Sitaba

SEKRETARIS

Rahmat Jaya S.pd.I

BENDAHARA

Rusdi T, S.pd.I

Sumber data : Dokumen Arsip Wakaf KUA Sapanang 2019

Gambar 4.1

STRUKTUR PENGURUS WAKAF DI DESA SAPANANG

BIDANG

PENDIDIKAN

PEMBINAAN DAN

KESEJAHTERAA

N

BIDANG

KEGIATAN

KEAGAMAAN

BIDANG SARANA

DAN PRASARANA

MESJID

BIDANG ARSIP

PERSPUSTAKAAN

DAN

DOKUMENTASI

Page 63: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

48

Seperti sudah diketahui sebelumnnya, bahwa memang persoalan

wakaf di Indonesia sangat kompleks, dari mulai masalah regulasi, hingga

masalah ketidak profesionaan nazhir dalam mengelola wakaf selalu

menjadi masalah selama ini. Oleh karena itu butuh keseriusan lebih

dalam mengelola wakaf ini agar bisa menjadi alat untuk memangkas

kemiskinan di negeri ini.

Selama ini yang paling sering mendapat sorotan dalam

pengelolaan wakaf adalah ketidak profesionalan wakaf itu sendiri. Bahkan

kadang tidak jarang ada nazhir yang frustasi dalam mengelola tanah

wakaf karena berbagai masalah yang akhirnya menyebabkan tanah

wakaf itu terbengkalai tak terawat. Seperti yang telah dikatakan Bpk

Sahabudin dalam mengelola tanah wakaf tersebut didesa Sapanang,

Tanah wakaf yang ada didesa ini ada tiga tempat tanah wakaf yang

berada didusun Sapanang, dusun Sapiri, dusun Gandi saya ditempatkan

diMesjid untuk mengelola bangunan tersebut. Adapun tanah wakaf yang

dijadikan pemakaman akan tetapi masih luasnya tanah makam tersebut

sehingga dijadikan agribisnis untuk ditanami pohon jagung dan sayur

sayuran.

Dari berbagai pengamatan yang telah dilakukan penulis, selama

ini pengelolaan wakaf di walayah perkotaan memiliki berbagai macam

kelebihan yang menguntungkan serta mempunyai dampak positif

terhadap pengelolaan wakaf tersebut untuk terus bergerak kearah

pengelolaan yang profesional. Hal ini agak sedikit berbanding terbalik jika

penulis melihat pengelolaan wakaf yang ada di wilayah pedesaan yang

mempunyai banyak kesulitan dalam pengembangannya.

Page 64: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

49

Hal ini disebabkan berbagai rnacam faktor, diantaranya yang

paling berpengaruh adalah kurang strategisnya lokasi wakaf yang

berakibat pada sulitnya mengembangkan asset wakaf itu sendiri untuk

dikelola secara professional dan lebih modern. Di perkotaan sangat

memungkinkan tanah wakaf tersebut dibangun untuk aparternen, ataupun

membuat hotel. real estate, pertokoan dan sebagainya yang tentunya

hasilnya tidak sedik:it. Dan model pengelolaan seperti itu sangat

mernungkinkan jika wilayah tanah wakaf tersebut berada di tempat yang

strategis dalam hal ini adalah perkotaan, Namun jika wilayah tanah wakaf

tersebut berada ditempat yang kurang strategis maka para nazhir harus

rnemutar otak untuk memikirkan cara apa yang harus ditempuh agar

tanah wakaf tersebut bisa terus produktif. Dari hasil wawancara terhadap

salah satu warga didesa Sapanang oleh Bapak Hj. Erang,

Hasil dari tanah wakaf ini diperuntukan untuk meronofasi

pembangunan masjid berhubung tahun yang kemarin didesa ini terkena

bencana alam ( bencana banjir). Adapun bantuan yang diterima dari luar

untuk bangunan masjid.

Dalam hal pengembangan wakaf di pedesaan seperti yang

dijelaskan diatas, desa Sapanang dapat dijadikan contoh, Wilayah tanah

wakaf yang kurang strategis terus diupayakan untuk bisa produktif oleh

para nazhirnya, satu hal yang patut di apresiasi tentunya, Pendekatan

pengelolaan yang dipakai adalab dengan cara agribisnis. Para nazhir

yang juga kebanyakan bisa bercocok tanam mencoba mengguoakan cara

tersebut untuk memproduktifkan tanah wakaf yang ada. Kegiatan

agribisnis menjadi pilihan para nazhir untuk mengembangkan harta wakaf

Page 65: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

50

memiliki banyak alasan. salah satu yang paling utama adalah hasil dari

kegiatan agribisnis tersebut yang dapat menghasilkan omset ratusan juta

rupiah per panennya. Dari berbagai macam kegiatan agribisnis yang ada.

Dalam hal ini salah satu pengelola wakaf Bapak Hamsah Arifin

mengatakan bahwa manfaat yang didapatkan tanah wakaf tersebut,

Manfaat yang saya dapatkan dari wakaf ini sangat baik berhubung

tanah wakaf yang diwakafkan dijadikan tempat ibadah sehinga saya dan

warga disini bisa menggunakan tempat ibadah ini.

Budidaya menanam pohon jagung lah yang dipilih. Alasan

mengapa budidaya pohon jagung yang dipilih untuk memproduktifkan

wakaf Menurut bapak Enjar adalah bahwa ia melihat bahwa budidaya

penghijauan tanaman jagung adalah pertanian paling menguntungkan

dan paling mudah di masa sekarang. Sehingga tidak heran pada saat

mengelola tanah wakaf ide kreatifnya muncul, saat ia sedang mengelola

komplek pemakaman yang ada di wilayab Sapanang ternyata masih ada

sebagian tanah wakaf yang masih kosong. Saat itu beliau berkata: "saya

melihat tanah ini mubazir, sebelum di isi oleh jenazah lebih baik tanah ini

dimanfaatkan. kalauputn ada hasilnya, hasilnya bukan untuk saya, tapi

untuk makam-makam juga ". Begitulah penuturan beliau, hal-hal seperti

inilah yang tentunya harus ditiru oleh nazhir-nazhir yang lain yang ada di

seluruh Indonesia. Kreatifitas juga merupakan modal utama agar

pengelolaan wakaf dapat terus produktif

Pada saat ini memang mayoritas tanah wakaf yang ada di desa

Sapanang adalah tanah wakaf yang sudah lama diwakafkan, bahkan dari

sekitar tahun 1952. Dan mayoritas peruntukannya adalah untuk kegiatan

Page 66: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

51

keagamaan seperti untuk masjid, pemakaman, maupun untuk kegiatan

pendidikan seperti untuk sekolah dan pesantren. Berikut adalah datanya:

Tabel 4.4

DAFTAR TANAH WAKAF DI DESA SAPANANG SERTA

PERUNTUKKANNYA

No Wakif Peruntukannya

1 Bapak Sapakang Karilontang (alm) Mesjid Nurul Khausar

2 Bapak Ramli Temba (alm) Pemakaman

3 Bapak H. Syamsuddin Pemakaman

Sumber Data : Dokumen (Arsip) Kaantor Desa Sapanang Tahun 2018

Jika melibat data diatas tentunya hat tersebut dapat dimaklumi

karena memang pemikiran wakaf pada saat itu lebih menekankan pada

aspek ibadab saja (pahala oriented). Bahkan pemikiran seperti itupun

sampai sekarang masih banyak ditemukan di masyarakat. Namun

dengan berbagai upaya setelah banyak bermusyawarah. maka dicapailah

sebuah titik terang baru di desa Sapanang untuk mulai mengembangkan

wakaf ini kearah yang lebih produktif, terutama untuk tanah wakaf yang

belum termanfaatkan. Kemudian luas tanah yang ada didesa Sapanang

seperti yang telah dikatakan oleh bapak Moh. Leo/ Dg Gassing adalah,

tanah wakaf yang diperoleh atau yang kami kelola untuk tanah wakaf

yang dijadikan bangunan Mesjid berukuran 100x50 M, kemudian tanah

wakaf untuk pemakaman ada dua tempat yang berukuran 100x50 M.

selain itu tanah wakaf yang dijadikan untuk pemakaman pihak pengelola

dan masyarakat menjadikan tanah ini sebagai agribisnis untuk pertanian

Page 67: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

52

yang ditanami sayur sayuran dan pohon jagung berhubung tanah yang

dijadikan pemakaman masih kosong.

Dari hasil survet penulis tersebut wakaf di desa Sapanang

memang mayoritas peruntukannya digunakan untuk kegiatan-kegiatan

ibadah seperti untuk masjid dan pemakaman. Kebanyakan dari tanah

wakaf tersebut lahannya sudah dipakai untuk mesjid dan pemakaman,

sehingga sisa lahan yang ada tidak memungkinkan untuk para nazhir

mengembangkan untuk tujuan produktif karena sudah terlalu sempir.

Namun ada beberapa tanah wakaf yang digunakan untuk pemakaman

yang rnasih rnenyimpan lahan kosong yang cukup Iuas, sehingga para

nazhir memilih untuk meugelola tanah tersebut untuk kegiatan prodoktif

Beberapa contoh tanah wakaf yang diproduktitkau dan menjadi

pengelolaan tanah wakaf dengan cara budidaya penanaman pohon

jagung adalah tanah wakaf makam yang berada di Desa Sapanang.

Tanah wakaf untuk makam yang rnasih kosong ditanami pohon jagung

agar bisa produktif.. Menurut nazhir tanah wakaf ini, yakni bapak H.

Syamsuddin, pohon jagung dipilih juga karena rnemang budidayanya

yang mudah dan menguntungkan." Adapun hasil dari semua budidaya

jagung ditanah wakaf ini nantinya akan digunakan untuk menambah harta

wakaf yang ada, selain itu dalam jangka panjang para nazhir punya

rencana untuk mernbantu masyarakat miskin melalui dana ini.

Selain hal-hal yang telah dikemukakan diatas, mayoritas

pengelolaan tanah wakaf yang ada di desa Sapanang dilakukan oleh

nazhir perseorangan, yaitu sekitar 1-3 orang per tanah wakafnya. Hal lain

yang juga menjadi sorotan adalah minimnya rninat para nazhir untuk

Page 68: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

53

mendaftarkan tanah wakaf di KUA, bahkan di KUA tidak terdapat data

tanah wakaf Artinya tanah wakaf di desa Sapanang ini juga masih minim

yang bersertifikat, tentunya masalah ini harus segera diatasi agar tidak

terjadi sengketa dilain hari, dari hasil wawancara terhadap bapak Hasim

mengatakan,

tanah wakaf yang ada ditempat ini sudah ada sejak tahun 1990an

dan untuk saya yang mengelola wakaf ini kurang lebih sudah 10 tahun

Jika melihat hal-hal diatas tersebut maka dapar digambarkan

bahwa pengelolaan tanah wakaf di Desa Sapanang kebanyakan matquf

alaihnya adalah untuk membangun mesjid dan juga kuburan atau

pemakaman, Kernudian dari sisi nazhir sekarang beberapa nazhir sudah

mulai mengembangkan wakaf tersebut kearah yang produktif Namun

disisi lain sangat disayangkan ternyata aspek pengontrol dari lembaga

terkait seperti Badan Wakaf Indonesia dan juga KUA sangat minim,

padahal hat ini sangat diperlukan agar kegiatan pengeolaan tanah wakaf

berjalan dengan baik.

2. Pemanfaatan Wakaf Di Desa Sapanang Kabupaten Jeneponto

Wakaf tidak lagi identik dengan tanah yang diperuntukkan bagi

lembaga pendidikan , makam, tempat ibadah atau lainnya, akan tetapi

wakaf juga dapat dijadikan sebagai sumber kekuatan untuk mewujudkan

sektor-sektor permberdayaan ekonomi yang potensial. Semakin besar

dan beragammnya harta wakaf yang dapat dikelola oleh nadzir secara

profesional dengan managemen yang tepat, maka pemanfaatan yang

didapatkan dari pengelolaan wakaf akan menjadi lebih luas

Page 69: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

54

peruntukkannya sehingga pada gilirannya dapat memperkuat peran

wakaf dalam mensejahterakan umat. Kemudian warga yang memperoleh

tanah wakaf didesa Sapanag seperti yang dikatakan bapak Amirudin,

Saya sebagai pemerintah didesa ini sebagai yang memperoleh

tanah wakaf saya rasa tidak ada dikarenekan tanah wakaf yang ada

ditempat ini kami serahkan kepada pihak pengelola untuk dikelola dan

dimanfaatkan sebagaimana mestinya

Di Desa Sapanang tanah wakaf yang dikelola secara produktif

untuk menghasilkan keutungan hanya pada pemanfaatan tanah wakaf

secara agribisnis dengan menanam jagung. Hasil yang didapat kemudian

dikelola kembali oleh nadzir untuk dimanfaatkan dengan membuat

beberapa program-program religius seperti perlombaan-perlombaan

keagamaan. Perlombaan keagamaan tersebut diperuntukkan bagi anak-

anak dan remaja seperti lomba mengaji, shalat adzan dan lain-lain. Ini

bertujuan untuk memperkenalkan dan memperdalam ajaranajaran agama

pada kalangan anak-anak dan remaja. Pemanfaatan tanah wakaf telah

dimanfaatkan oleh warga dengan baik seperti hasil wawancara terhadap

narasumber dengan bapak Amirudin,

Saya rasa sudah cukup untuk dimanfaatkan oleh warga

berhubung tanah yang diwakafkan dijadikan agribisnis untuk ditanami

sayur sayuran dan pohon jagung.

Selain itu di Desa Sapanang tersebut ada kalanya hasil yang

didapat dari perkebunan jagung tanah wakaf yang dikelola oleh nadzir di

didistribusikan ke masyarakat melalui program-program bantuan bagi

yang membutuhkan. Lebih tepatnya para nadzir membeli beras

Page 70: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

55

sekadarnya untuk membantu masyarakat yang kurang mampu untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya.

Sedikitnya tanah wakaf dan aset wakaf yang mampu dikelola

untuk menjadi produktif menjadi kendala yang dialami oleh nadzir. Hal ini

menjadi bahan pertimbangan bagi para nadzir untuk menambah tanah

wakaf dan aset-aset wakaf kedepannya agar dapat dijadikan sebagai

kekuatan untuk mewujudkan kesejahteraan uamat dan menggerakkan

berbagai sektor-sektoe pemberdayaan eknomi yang lebih potensial lagi.

Jenis pemanfaatan yang telah dilakukan masyarakat yang telah dikatakan

bapak Baharuddin,

Jenis pemanfaatan wakaf yang dilakukan masyarakat adalah

dengan cara menanami sayur sayuran dan pohon jagung, wakaf dan

aset-aset wakaf kedepannya agar dapat dijadikan sebagai kekuatan

untuk mewujudkan kesejahteraan uamat dan menggerakkan berbagai

sektor-sektoe pemberdayaan eknomi yang lebih potensial lagi.

Gambar 4.2

PEMANFAATAN TANAH WAKAF DI DESA SAPANANG

Wakaf

Pemanfaatan :

1. Pertanian

2. perkebunan

Manfaat Sosial :

1. Sarana Ibadah

2. Sarana Pendidikan Kesejahteraan

Masyaarkat

Produktif

Produktif

Page 71: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

56

Tabel di atas menunjukkan bahwa tujuan akhir dari pengelolaan

dan pengembangan harta wakaf adalah untuk menciptakan

kesejahteraan umat sebagai tujuan dalam pengelolaan wakaf. Seakarang

ini yang paling dibutuhkan adalah sebuah managemen yang modern

untuk mengelola wakaf menjadi lebih produktif. Managemen yang lebh

profesional dam modern diharapkan mampu menjadikan wakaf sebagai

sarana untuk meningkatkan kesejahteraan ekkonomi dan sosial

masyarakat. Dari tanggapan narasumber yang telah diwawancarai Ibu

Hasanah mengenai tanah wakaf dalam mensejahterakan masyarakat

didesa Sapanang adalah,

Dalam hal pengembangan wakaf didesa ini untuk

mensejahterakan masyarakat terus diupayakan untuk bisa produktif oleh

para nazhirnya, salah satu hal yang patut diapresiasi tentunya, dengan

pendekatan yang dipakai adalah dengan cara agribisnis sehingga pihak

pengelola bisa memanfaatkan tanah wakaf yang ada ditempat ini untuk

dijadikan sebagai budidaya menanam sayur sayuran dan pohon jagung

sehingga bisa menciptakan kesejahteran masyarakat.

3. Analisis Tanah Wakaf Di Desa Sapanang

Setelah melihat berbagai macam data dan teori yang ada diatas

maka penulis menganalisa hal-hal yang terkait dengan pengelolaan tanah

wakaf di desa Sapanang sebagai berikut.

1. Pengelolaan tanah wakaf yang ada di Desa Sapanang memang

mayoritas peruntukannya digunakan untuk kegiatan ibadah dan

pendidikan yang cenderung kurang produktif untuk perekonomian.

pemanfaatan harta wakaf yang ada kebanyakan digunakan untuk

Page 72: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

57

membangun mesjid. sekolah dan pesantren. Namun sekarang

paradigma tanah wakaf hanya dlgunakan untuk kegiatan yang bersifat

ibadah saja sudah mulai berubah, hat ini ditandai dengan munculnya

beberapa tanah wakaf yang digunakan untuk kegiatan produktif untuk

perekonomian. Yang dilakukan adalah dengan cara pendekatan

agribisnis dengan memanfaatkan lahan wakaf yang masih kosong

untuk ditanami pobon-pohon industri seperti pohon jagung.

2. Strategi pengelolaan tanah wakaf yang masih kosong yang dilakukan

para nazhir di desa Sapanang adalah dengan cara pemaofaatan

tanah wakaf dengan pendekatan agribisnis, dalam hal ini adalah

menanam pohon jagung sebagai tanaman utama, selain itu juga ada

beberapa sayur-sayuran sebagai tanaman pelengkap. Hal ini

dilakukan karena memang yang mernungkinkan untuk sementara ini

dilakukan adalah hal tersebut. Tanah yang ada adalah tanah wakaf

yang digunakan untuk makam, sehingga tidak memungkinkan untuk

dibangun ruko, real estate ataupun semacarnnya, sehingga

alternatifnya adalah hanya menanami tanah yang masih kosong

tersebut dengan tanaman-tanarnan industri seperti jagung. Adapun

tanah wakaf yang berupa kebun. tidak strategis juga dimanfaatkan

untuk membuat ruko dan sebagainya, karena memang tempat yang

tidak strategis dan jauh dari keramaian, sehingga alternatif budidaya

penanaman pohon jagung lah yang dipilih dan memang tepat untuk

dipilih,

3. Strategi pengelolaan wakaf di desa Sapanang bisa dibilang cukup

baik dan mulai mengarah kepada pengelolaan yang semi

Page 73: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

58

professional, karena mulai memproduktifkan wakaf Adapun indikaror-

indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Model pengelolaan tanah wakaf yang digunakan adalah dengan

cara agribisnis yaitu dengan cara budidaya penanarnan pohon

jagung. Hal ini berarti tanah yang ada sudab dicoba untuk

diproduktifkan, selain itu pendapatan dari basil penjualan pohon

jagung tidak cukup besar.

b. SDM kenazhiran yang ada masih belum cukup bagus. Nazhir-

nazhir yang dipilih untuk mengelola tanah wakaf dipilih karena

aspek ketokohan bukan dengan aspek profesionalitas.sehingga

kurangnya SDM untuk membuat terobosan-terobosasn baru.

c. Pola pernanfaatan hasil yang akan dilakukan cenderung tidak

konsumtif, Hasil yang ada akan dikelola nntuk membangun

sarana dan prasarana untuk menambab fasilitas wakaf yang ada.

Selain itu kedepan para nazhir memang mempunyai rencana

untuk mernbantu masyarakat miskin dari basil pengelolaan wakaf

ini, sehingga dibarapkan kemiskinan yang selama ini ada dapat

segera terhapus.

Namun, ada bebarapa kelemahan yang ada dalam pengelolaan

tanah wakaf ini, yaitu sebagai berikut:

a. Manajemen yang ada belum begitu baik, hal ini dapat dimengerti

karena memang nazhir kurang begitu mengerti dalam bat

manajemen. Para uazhir hanya ahli dibidang agribisnis dan

Jcurang menguasai masalah manajamen, pengelolaan yang ada

belum begitu sempurna. Solusi yang ada adalah harus ada nazhir

Page 74: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

59

yang mengerti rnasalah manajernen agar pengelolaan wakaf

dapat lebih teratur lagi serta terarah targetnya.

b. Salah satu aspek manajemen yang juga belum dipenuhi adalah

masalah aspek akuntansi dan auditing, Para .nazhir pun belum

begitu mengerti masalah ini. Yang penting bagi mereka adalah

tanah wakaf dikelola agar tidak menjadi lahan tidur yang tidak

produktif. Namun mereka cenderung rnengabaikan masalah

pencatatan keuangan ini. Dikhawatirkan akan terjadi masalah

dikemudian hari jika aspek ini tidak dipenuhi. Karena hal yang

menyangkut keuangan yang sifatnya cukup sensitif.

c. Tanah wakaf yang ada masih banyak yang belum bersertiftkat.

Masalah adrninistrasi ini harus segera diselesaikan agar tidak

menjadi masalah besar dikemudian hari.

4. Pemanfaaan tanah wakaf masih sebatas untuk menambah fasilitas-

fasilitas tanah wakaf yang ada dan dengan pengelolaan pohon jagung

yang maksimal tentunya akan mendapatkan hasil penjualan yang

besar. Walaupun sekarang masih belum optimal tapi kedepannya

rencana untuk menjadikan wakaf sebagai alat untuk menanggulangi

kemiskinan sudah direncanakan dibenak para nazhir.

Page 75: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah menganalisa beberapa hal yang menjadi fokus kajian penulis

di atas, maka penulis menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Sistem pengelolaan tanah wakaf di desa Sapanang pada umumnya

adalah pengelolaan secara tradisional, Tanah wakaf yang ada di desa

Sapanang mayoritas digunakan untuk kegiatan ibadah dan pendidikan.

seperti digunakan untuk membangun sarana ibadah seperti masjid dan

juga sekolah. serta untuk pemakaman. Namun kini telah berkembang

cara baru, tanah wakaf yang masih kosong, terutama yang

peruntukaunya untuk kuburan kini digunakan oleh para nazhir untuk

kegiatan produktif, yakni menanam jenis pohon-pohon industri sepert:i

pohon jagung. Oleh karena itu kini pengelolan tanab wakaf mulai

bergeser kearah yang bersifat ekonomi dan tidak hanya sebatas ibadah.

2. Pemanfaatan tanah wakaf yang dipilih oleh nazhir dari tanah makarn

adalah dengan cara pendekatan agribisnis, yaitu dengan cara budidaya

penanaman pohon jagung. Pohon jagung dipilih karena memang

mempunyai banyak kelebihan, salah satunya adalah mudah untuk dirawat

dan hasilnya pun sangat menguntungkan. Sehingga cara ini bisa dibilang

cukup tepat karena memang cara agribisnislah yang paling cocok

dilakukan untuk pengelolaan tanah wakaf di desa Sapanang,

Pengelolaan tanah wakaf yang dilakukan oleh para nazhir di desa

Sapanang dengan cara menanami pohon jagung adalah salah satu ide

Page 76: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

61

kreatif yang rnencerminkan sebuah pengelolaan wakaf yang semi

professional. Dikatakan demikian karena pengelolaan wakaf yang

tradisional, sekarang sudah mulai menghasilkan sesuatu yang produktif.

Oleh karena itu pengelolaan tanah wakaf yang ada di desa Sapanang

bisa dibilang mulai mengarah kepada pengelolaan wakaf yang semi

professional. Hasil dari penjualan budidaya pobon jagung digunakan

untuk menambah fasilitas harta wakaf yang ada. Namun para nadzir juga

mempunyai rencana untuk membantu masyarakat miskin untuk keluar

dari jerat kemiskinan dari pengelolaan harta wakaf ini meskipun hanya

baru berbentuk surnbangan. Meskipun begitu masih ada beberapa

kelemahan yang dihadapi oleh para nazhir, yaitu dari aspek manajemen

yang masih belum begitu baik, aspek keuangan seperti akuntansi dan

auditing yang belum ada, serta hal-hal mendasar seperti pengamanan

tanah wakaf yang tercermin dalam sertifikasi tanah wakaf yang masih

sedikit dilakukan.

B. Saran

Setelah menyimpulkan hasil penelitian diatas maka penulis ingin

memberikan beberapa saran terkait pengelolaan wakaf yang ada di desa

Sapanang sebagai berikut:

1. Pengeloaan tanah wakaf yang ada di desa Sapanang dengan cara

penanaman pohon jagung merupakan salah satu ide brilian. bahkan

sekarang banyak nazhir lain yang menirunya. namun para nazhir harus

berupaya untuk lebih memaksimalkan lagi pengelolaan dengan

membenahi aspek manajemen dan juga keuangan agar hasil dari

pemanfaatan tanah wakaf juga dapat terlihat lebih baik lagi.

Page 77: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

62

2. Peran pemerintah dan instansi terkait tentunya harus lebih besar lagi

untuk mendorong strategi-strategi yang dilakukan oleh para nazhir.

seperti membantu dalam ha! manajemen, membantu aspek pencatatan

keuangan dan sebagainya. Mengingat hal ini dapat menjadi solusi

pemberantasan kemiskinan yang dapat dilakukan oleh pernerintah yang

tentunya dilakukan dari tingkat pedesaan.

Page 78: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

63

DAFTAR PUSTAKA

Agama, D. J. (2010). Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf &

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 20014 Tentang Wakaf. Pemerintah

Republik Indonesia.

Akhmad. (2007). Ekonomi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S. (2015). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis ED Revisi VII.

Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.

Asmawi, A. (2014). Konseptualisasi Teori Maslahah. Jurnal Maslahah.

Atabik, A. (2014). Strategi Pendayagunaan dan Pengelolaan Wakaf Tunai di

Indonesia. Ziswaf, 1,133.

Azwar, Z. (2015). Pemikiran Ushul Fikih Al-Gazali tentang Al-Maslahah Al-

Mursalah. Fitrah, 64.

Gunawan, I. (2015). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Cet.3. Jakarta:

Bumi Aksara .

Hadits-Hadits tentang wakaf beserta arti dan penjelasannya. Firmadani.com. 30

Des 2016

Https://zakat.o.id.PengertianWakaf.09Februari2018 Hasibuan, M. S. (2009). Manajemen :Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi

Revisi. Jakarta : Bumi Aksara.

Hunger, J. D. (2003). Manajemen Strategis. Jakarta: Andi.

J, M. (2008). Wakaf Produktif. Bandung.: Simbiosa Rekatama Media.

Jure, D. (2005). Jurnal Syariah Dan Hukum, vol. 5. Masyarakat, 2,170.

Page 79: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

64

Khosyi’ah, S. (2010). Fiqih Muamalah Perbandingan. Pustaka Setia: Jakarta

Pusat.

Lubis, S. K. (2010). Potensi Wakaf Uang. Jakarta: Sinar Grafika .

Mardani. (2014). Ayat-ayat Hadis Ekonomi Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.

Moleong, L. J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya.

Mujieb, M. A. (2012). Kamus Istilah Fiqih. Jakarta: Balai Pustaka.

RI, T. D. (2011). Pedoman pengelolaan wakaf tunai. Jakata: Direktorat

Pengembangann Zakat dan Wakaf.

Usman, H. d. (2013). Metodologi Peneltian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara .

Wakaf, D. P. (2006). Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia. Jakarta:

Departemen Agama RI.

Zaenal, A. (2012). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Pustaka Pres.

Page 80: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

L

A

M

P

I

R

A

N

1

Pedoman Wawancara

Komponen Wawancara : Analisis Pengelolaan Dan Pemanfaatan Wakaf Dalam Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat (Desa

Page 81: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

Sapanang Kabupaten Jeneponto) Narasumber : Masyarakat Umum dan Pemerintah

PEDOMAN WAWANCARA PERTANYAAN UNTUK MASYARAKAT

1. Bagaimana cara anda dalam mengelolah tanah wakaf tersebut

2. Hasil dari wakaf produktif di peruntukkan untuk apa ?

3. Manfaat yang anda dapatkan dari wakaf tersebut

4. Siapa pemilik tanah wakaf

5. Berapa luas tanah wakaf yang anda peroleh

6. Berapa lama anda mengelolah wakaf tersebut

PERTANYAAN UNTUK PEMERINTAH

1. Berapa warga anda yang memperoleh tanah wakaf didesa sapanang

2. Menurut anda, pemanfaatan tanah wakaf telah dimanfaatkan baik oleh warga

3. Apakah jenis pemanfaatan wakaf yang telah dilakukan masyarakat sapanang

jeneponto

4. apakah pemerintah daerah membantu warga dalam pemanfaatan wakaf

khususnya desa sapanang

5. Bagaimana tanggapan bapak mengenai tanah wakaf dalam mensejahterakan

kehidupan masyarakat desa sapanang

6. Apakah masyarakat memperoleh edukasi ataupun pelatihan mengenai

pemanfaatan tanah wakaf yang baik didesa sapanang ini

Page 82: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

Tabel Data Informan

No Nama Informan Pertanyaan Jawaban

1. - Sahabudin (pihak

pengelola wakaf)

- Hj.Erang

(pihak

pengelola

wakaf)

Bagaimana cara

anda dalam

mengelola tanah

wakaf terbut

Hasil dari wakaf

produktif

diperuntukan untuk

apa.?

Tanah wakaf yang ada didesa ini

ada tiga tempat tanah wakaf

yang berada didusun Sapanang,

dusun Sapiri, dusun Gandi saya

ditempatkan diMesjid untuk

mengelola bangunan tersebut.

Adapun tanah wakaf yang

dijadikan pemakaman akan tetapi

masih luasnya tanah makam

tersebut sehingga dijadikan

agribisnis untuk ditanami pohon

jagung dan sayur sayuran.

Hasil dari tanah wakaf ini

diperuntukan untuk meronofasi

pembangunan masjid berhubung

tahun yang kemarin didesa ini

terkena bencana alam ( bencana

banjir). Adapun bantuan yang

diterima dari luar untuk bangunan

masjid.

2 - Hamsah

Arifin

(masyarakat

desa

Sapanang)

Manfaat yang anda

dapatkan dari wakaf

tersebut.?

Manfaat yang saya dapatkan dari

wakaf ini sangat baik berhubung

tanah wakaf yang diwakafkan

dijadikan tempat ibadah sehiga

saya dan warga disini bisa

Page 83: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

- Rahmat Jaya

(masyarakat

desa

Sapanang)

Siapa pemilik tanah

wakaf.?

menggunakan tempat ibadah ini.

Kalau untuk saya pemilik tanah

wakaf yang ada ditempat ini ada

tiga orang salah satunya Alm.

Bapak Sapakan Karilontang yang

dijadikan bangunan Mesjid.

3 - Muh. Leo/

Dg. Gassing

(pihak

pengelola

wakaf)

- Hasim (pihak

pengelola

wakaf)

Berapa luas tanah

wakaf yang anda

peroleh.?

Berapa lama anda

mengelola wakaf

tersebut.?

tanah wakaf yang diperoleh atau

yang kami kelola untuk tanah

wakaf yang dijadikan bangunan

Mesjid berukuran 100x50 M,

kemudian tanah wakaf untuk

pemakaman ada dua tempat

yang berukuran 100x50 M.

tanah wakaf yang ada ditempat

ini sudah ada sejak tahun

1990an dan untuk saya yang

mengelola wakaf ini kurang lebih

sudah 10 tahun

4 Amirudin

Sekdes Desa

Sapanang

Berapa warga anda

yang memperoleh

tanah wakaf didesa

Sapanang.?

Saya sebagai pemerintah didesa

ini sebagai yang memperoleh

tanah wakaf saya rasa tidak ada

dikarenekan tanah wakaf yang

ada ditempat ini kami serahkan

kepada pihak pengelola untuk

dikelola dan dimanfaatkan

sebagaimana mestinya

Menurut Anda,

pemanfaatan tanah

wakaf telah

dimanfaatkan baik

Saya rasa sudah cukup untuk

dimanfaatkan oleh warga

berhubung tanah yang

diwakafkan dijadikan agribisnis

Page 84: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

oleh warga.? untuk ditanami sayur sayuran

dan pohon jagung.

5 Baharuddin (aparat

desa Sapanang)

Abdurrohman (aparat

desa Sapanang)

Apakah jenis

pemanfaatan wakaf

yang telah

dilakukan

masyarakat

Sapanang

Kabupaten

Jeneponto.?

Apakah pemerintah

daerah membantu

warga dalam

pemanfaatan wakaf

khususnya desa

Sapanang.?

Jenis pemanfaatan wakaf yang

dilakukan masyarakat adalah

dengan cara menanami sayur

sayuran dan pohon jagung

Sangat membantu dibidang

pemberdayaan masyarakat atau

pertanian sehingga hasil dari

pemanfaatan tanah tersebut bisa

membantu keadaan

perekonomian dan

pembangunan Mesjid yang ada

ditempat ini.

6 Hasanah (Aparat

Desa Sapanang)

Bagaimana

tanggapan ibu

mengenai tanah

wakaf dalam

mensejahterakan

kehidupan

masyakat desa

sapanang.?

Dalam hal pengembangan wakaf

didesa ini untuk mensejahterakan

masyarakat terus diupayakan

untuk bisa produktif oleh para

nazhirnya, salah satu hal yang

patut diapresiasi tentunya,

dengan pendekatan yang dipakai

adalah dengan cara agribisnis

sehingga pihak pengelola bisa

memanfaatkan tanah wakaf yang

ada ditempat ini untuk dijadikan

sebagai budidaya menanam

sayur sayuran dan pohon jagung

sehingga bisa menciptakan

kesejahteran masyarakat.

Page 85: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

LAMPIRAN 1. Dokumentasi pada saat wawancara

Wawancara dengan Bapak Abdurrohman,

Tanggal 15 November 2019

Wawancara dengan bapak sabuddin,

tanggal 15 November 2019

Wawancara dengan bapak Baharuddin,

pada tanggal 23 November 2019

Wawancara dengan ibu Hasanah, pada

tanggal 25 November 2019

Page 86: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

Wawancara dengan bapak Amiruddin, pada

tanggal 17 November 2019

Wawancara dengan bapak Hamza Arifin,

pada tanggal 20 November 2019

Wawancara dengan bapak Hj. Erang,

pada tanggal 02 Desember 2019

Wawancara dengan Bapak Hasim, pada

tanggal 05 Desember 2019

Page 87: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

Wawancara dengan Bapak Muh Leo/Dg

Gassing pada tanggal 05 Desember 2019

Wawancara dengan Rahmat Jaya, pada

tanggal 10 Desember 2019

Gamabaran Lokasi berupa Masjid Nurul Khautsar kabupaten Jeneponto

Page 88: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …
Page 89: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …
Page 90: ANALISIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH …

BIOGRAFI PENULIS

Akrim A Djafar, Lahir pada tanggal 10 Oktober 1992 di

Bungku Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.

Penulis merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara dari

pasangan Aco

Nuhdin dan Juaria. Peneliti sekarang bertempat tinggal di

Jl. Sultan Alauddin II. Penulis pertama kali menempuh pendidikan formal

di SDN Makarti Jaya pada tahun 1999 dan tamat pada tahun 2005. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Bungku

Tengah dan lulus tahun 2008, kemudian penulis melanjutkan pendidikan

ke tingkat SMA di SMAN 1 Bungku Tengah lulus tahun 2011 dan mulai

tahun 2015 mengikuti program S1 Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan tahun 2020.