analisis pengaruh remunerasi dewan direksi …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1813/1/naskah...

106
ANALISIS PENGARUH REMUNERASI DEWAN DIREKSI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh DEMI NASTITI WIDIASIH NIM 213 13 034 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: duongdieu

Post on 29-Jul-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH REMUNERASI DEWAN

DIREKSI TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PADA UNIT USAHA

SYARIAH DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

DEMI NASTITI WIDIASIH

NIM 213 13 034

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

ii

iii

ANALISIS PENGARUH REMUNERASI DEWAN

DIREKSI TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PADA UNIT USAHA

SYARIAH DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

DEMI NASTITI WIDIASIH

NIM 213 13 034

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

iv

v

vi

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“DO THE BEST FOR LIFE”,

KARENA MISKIN YANG SESUNGGUHNYA YAITU HIDUP TANPA ILMU

DAN BEKAL AGAMA YANG SEIMBANG

PERSEMBAHAN

Untuk orangtuaku tercinta,

Ayah, Panca Darma, Ibu, Sriyanah,

Adik-adik Dewi Puji Lestari, dan Herlina P.w,

Para dosen-dosenku, serta dosen pembimbing Ibu

Hikmah Endraswati,

Orang-orang terdekat, Aan, Rani, Lilik, Nisa, Nurul,

Afrida, Yunita, Dina, Kartika, Aisyah.

viii

ix

Kata Pengantar

Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji penulis panjatkan kepada Allah

SWT serta junjungan nabi agung Muhammad SAW, yang senantiasa kita nantikan

syafaatnya di yaumil kiyamah. Rasa syukur tidak lupa penulis panjatkan atas

selesainya laporan penelitian ilmiah berupa skripsi ini. Penulis berharap dengan

selesainya skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan masyarakat yang

membutuhkan.

Dari penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa ketelitian serta ketekunan

sangat diperlukan untuk menunjang selesainya penelitian ini. Penulis menyadari

banyak hal dalam proses penyelesaian skripsi ini, salah satunya yaitu mengenai

betapa berharganya sebuah waktu. Manusia diberikan waktu setiap harinya

sebanyak 24 jam, apabila dikalikan dengan berapa lama kita hidup sudah berapa

banyak waktu yang diberikan Allah kepada kita umat-Nya. Memanfaatkan waktu

yang diberikan oleh Allah kepada umatnya bukan perkara yang mudah apabila

disadari, banyak umat yang hanya menghabiskan waktu setiap harinya untuk

bersantai dan bahkan berbuat hal-hal yang tercela. Melakukan penelitian seperti

yang dilakukan oleh penulis ini, di niatan untuk memanfaatkan waktu yang

diberikan oleh Allah pada perkara yang baik dan bermanfaat, seperti halnya

perintah Allah kepada umat-Nya yaitu berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih banyak

kesalahan serta kekurangan yang penulis lakukan, mulai dari penulisan, referensi,

sampai dengan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian. Oleh karena

itu penulis mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh

pihak yang membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini. Ucapan

terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam IAIN Salatiga.

3. Dr. Hikmah Endraswati, M. Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga serta dosen pembimbing dalam penelitian ini.

x

4. Fetria Yudiana, M. Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1.

5. Seluruh dosen dan staff jurusan Perbankan Syariah S1 yang telah

memberikan ilmu serta banyak wawasan.

6. Orang tua tercinta, Ayah Panca Darma dan Ibu Sriyanah serta adik-adik,

sahabat atas doa yang diberikan kepada penulis.

7. UKM KSEI sebagai tempat menimba ilmu selain dalam perkuliahan.

8. Orang-orang terdekat yang banyak memberikan dukungan dan doa kepada

penulis, Dewi, Herlina, Aan, Rani.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kelemahannya, sehingga

kritik dan saran penulis harapkan. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini

dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat yang membaca.

Salatiga, Juni 2017

Penulis

xi

Abstrak

Nastiti Widiasih, Demi. 2017. Analisis Pengaruh Remunerasi Dewan Direksi

terhadap Kinerja Keuangan pada Unit Usaha Syariah di Indonesia. Skripsi,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Perbankan Syariah

IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Hikmah Endraswati, M. Si.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi kinerja keuangan perbankan di

Indonesia yang tidak stabil, bahkan jika dibandingkan dengan Malaysia, posisi

Indonesia masalah kalah jauh persaingannya dalam sektor keuangan syariah.

Mengahadapi masalah seperti itu, maka perusahaan harus memiliki strategi lanjut

dalam upaya peningkatan kinerja keuangan suatu perusahaan. Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui pengaruh remunerasi yang diberikan kepada dewan direksi

Unit Usaha Syariah di Indonesia terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah.

Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu kuantitatif. Populasi yang diambil

yaitu 22 Unit Usaha Syariah di Indonesia. Sampel yang diambil sebanyak 12 Unit

Usaha Syariah diambil masing-masing 5 periode, dari periode 2011-2015. Data

yang diperoleh kemudian diolah dengan SPSS versi 16. Analisis ini meliputi

uji Ttest, uji Ftest, uji koefisien determinan (R2), uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

Dalam penelitian ini juga dilakukan metode robustnes untuk melihat konsistensi

hasil pada kinerja keuangan secara keseluruhan dengan kinerja keuangan ketika

dibagi menjadi dua yaitu kinerja keuangan tinggi dan kinerja keuangan rendah.

Hasil uji Ttest menunjukkan bahwa remunerasi tetap dan fasilitas secara

parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan total

remunerasi secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja

keuangan. Pada kondisi setelah penerapan metode robustness terhadap ROA

sebagai alat ukur kinerja keuangan yaitu dengan cara split data menjadi kinerja

tinggi dan rendah, secara parsial menunjukkan bahwa remunerasi tetap

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan tinggi.sedangkan

remunerasi fasillitas dan total remunerasi dapat disimpulkan tidak berpengaruh

terhadap kinerja keuangan tinggi. Kemudian pada kinerja keuangan rendah, secara

parsial menunjukkan bahwa remunerasi tetap, fasilitas, serta total remunerasi

tidak berpengaruh pada kinerja keuangan Unit Usaha Syariah. Secara simultan,

remunerasi tetap dan fasilitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

Unit Usaha Syariah dengan pengaruh sebesar 33,4% sisanya 66,6% dijelaskan

oleh variabel lain di luar model ini.

Kata Kunci: Dewan Direksi, Remunerasi, Kinerja Keuangan, Return On Assets.

xii

Daftar Isi

Halaman Judul .................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

PENGESAHAN.................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI .. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

DECLARATION ............................................................................................ viii

Kata Pengantar ................................................................................................. ix

Abstrak .............................................................................................................. xi

Daftar Isi .......................................................................................................... xii

Daftar Tabel ..................................................................................................... xv

Daftar Gambar .............................................................................................. xvii

Daftar Lampiran ........................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 13

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 14

D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 15

E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 16

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 18

A. Telaah Pustaka ........................................................................................ 18

B. Kerangka teori ......................................................................................... 21

1. Teori Agensi ........................................................................................ 21

2. Remunerasi .......................................................................................... 24

3. Kinerja Keuangan Perusahaan .............................................................. 27

4. Kaitan Remunerasi Dewan Direksi dengan Kinerja Keuangan ............. 29

C. Kerangka Penelitian ................................................................................ 31

xiii

D. Penentuan Hipotesis ................................................................................ 32

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 35

A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ............................................................ 35

B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 35

1. Populasi ............................................................................................... 35

2. Sampel ................................................................................................. 36

C. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel ........................................ 37

1. Variabel Independen ............................................................................ 37

2. Variabel dependen ............................................................................... 39

D. Teknik Analisis ....................................................................................... 40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN......................................... 46

A. Deskriptif Statistik .................................................................................. 46

B. Analisis Data ........................................................................................... 47

1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 47

a. Uji Multikoloniaritas............................................................................ 47

b. Uji Autokorelasi .................................................................................. 48

c. Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 50

d. Uji Normalitas ..................................................................................... 52

2. Uji Regresi .............................................................................................. 54

a. Pengaruh variabel remunerasi tetap dan fasilitas dewan direksi terhadap

kinerja keuangan Unit Usaha Syariah .......................................................... 54

b. Pengaruh variabel total remunerasi dewan direksi terhadap kinerja

keuangan Unit Usaha Syariah ..................................................................... 56

c. Pengaruh variabel remunerasi tetap dan variabel remunerasi fasilitas

dewan direksi terhadap kinerja keuangan tinggi Unit Usaha Syariah ........... 57

d. Pengaruh variabel total remunerasi dewan direksi terhadap kinerja

keuangan tinggi Unit Usaha Syariah ........................................................... 59

e. Pengaruh variabel remunerasi tetap dan fasilitas dewan direksi terhadap

kinerja keuangan rendah Unit Usaha Syariah .............................................. 60

xiv

f. Pengaruh variabel total remunerasi terhadap kinerja keuangan rendah

Unit Usaha Syariah ..................................................................................... 62

3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 63

BAB V Penutup ................................................................................................ 74

A. Kesimpulan ............................................................................................. 74

B. Saran ....................................................................................................... 75

Daftar Pustaka ................................................................................................. 76

LAMPIRAN ..................................................................................................... 80

xv

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Laba Rugi Gabungan Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah .. 5

Tabel 1.2. Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah ........... 5

Tabel 1.3 Tabel Research GAP ............................................................................ 7

TABEL 3.1 Sampel Penelitian ........................................................................... 37

Tabel 3.2 Tabel pengambilan keputusan autokerelasi ......................................... 44

Tabel 4.1 Hasil Uji Diskriptif Statistik ............................................................... 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikoloniaritas Model Regresi Pertama ............................ 47

Tabel 4.3 Hasil Uji MultikoloniaritasModel Regresi Kedua ............................... 47

Tabel 4.4 Hasil Uji Model Regresi Pertama ....................................................... 48

Tabel 4.5 Hasil Runs Model Regresi Pertama .................................................... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi Kedua ..................................... 49

Tabel 4.7 Hasil Runs Model Regresi Kedua ...................................................... 50

Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Regresi Pertama ................................ 52

Tabel 4.9. Hasil Uji Kolomogorov-Smirnov Model Regresi Kedua .................... 53

Tabel 4.10 Hasil Model Summary Model Regresi Pertama................................. 54

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Regresi Uji t Model Pertama ................................... 54

TABEL 4.12 Hasil Pengujian Regresi Uji F Model Pertama............................... 55

TABEL 4.13 Hasil Uji F Model Kedua .............................................................. 56

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Regresi Model Kedua .............................................. 57

Tabel 4.15 Hasil Uji F Model Pertama pada Kinerja Tinggi ............................... 57

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Regresi Model Pertama pada Kinerja Tinggi ........... 58

Tabel 4.17 Uji F Model Regresi Kedua pada Kinerja Tinggi .............................. 59

Tabel 4.18 Hasil Pengujian Regresi Model Kedua pada Kinerja Tinggi .............. 60

Tabel 4.19 Hasil Uji F Model Pertama pada Kinerja Rendah .............................. 60

Tabel 4.20 Hasil Uji t Model Pertama pada Kinerja Rendah ............................... 61

xvi

Tabel 4.21 Hasil Pengujian Uji F Model Kedua pada Kinerja Rendah ................ 62

Tabel 4.22 Hasil Pengujian Regresi Uji t Model Regresi Kedua Kinerja Rendah 62

Tabel 4.23 Paket remunerasi dan fasilitas dewan Direksi Uni Usaha Syariah Bank

Danamon ........................................................................................................... 66

xvii

Daftar Gambar

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas model regresi pertama ................................ 51

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas model regresi kedua ................................... 51

Gambar 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Model Regresi Pertama ................. 52

Gambar 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Model Regresi Kedua ................... 53

xviii

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Rekap Data Penelitian ....................................................................... 1

Lampiran 2 Graph Normalitas Variabel ................................................................ 4

Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup..........................................................................6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan terhadap suatu usaha atau organisasi perusahaan sangat

erat hubunganya dengan produktifitas yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Salah satu cara peningkatan produktifitas di dalam suatu perusahaan yaitu

dengan cara menetapkan pemberian remunerasi yang ditujukan kepada

karyawan atas prestasi yang dapat dicapai, dengan demikian sumber daya

manusia yang ada di dalam perusahaan tersebut dapat melakukan tindakan-

tindakan yang dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan secara

professional karena adanya keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan

tuntutan yang ada dalam suatu perusahaan (Syoyara & Januarti, 2014: 1).

Menurut Balkin & Gomez-Mejia (1987), Gomez Mejia & Welbourne

(1988) dalam Krauter (2013: 250), remunerasi merupakan komponen penting

dalam manajemen sumber daya manusia, bukan hanya untuk mengukur kinerja

karyawan saja namun remunerasi juga dapat dijadikan sebagai strategi bisnis

yang dilakukan untuk mencapai kinerja keuangan yang tinggi pada suatu

perusahaan. Komponen remunerasi ini diprediksikan dapat memberikan

hubungan yang positif guna mencapai kinerja keuangan yang tinggi dalam

suatu perusahaan. Kinerja keuangan sebagai hasil yang diharapkan dapat

menggambarkan seberapa besar kekuatan yang dimiliki suatu instansi dalam

proses pengembangan dari periode sebelumnya ke periode selanjutnya,

2

menunjukkan suatu instansi dikategorikan sebagai intansi yang baik dan

unggul, salah satunya yaitu menunjukkan adanya perkembangan keuntungan

(Syoyara & Januarti, 2014: 1).

Persaingan bisnis yang ada saat ini menuntut semua perusahaan agar

bisa unggul dalam bersaing dengan cara memanfaatkan segala potensi ataupun

kemampuan yang dimiliki secara maksimal. Pemberian remunerasi kepada

dewan direksi mempunyai peran penting terhadap kinerja manajerial dalam

suatu perusahaan, memberikan kontribusi pada proses keefektifan

organisasional, mulai dari perencanaan hingga pengawasan yang dilaksanakan

oleh seorang manager (Syoyara & Januarti, 2014: 1) .

Menurut Undang-undang RI Nomor 21 tahun 2008, bank syariah

merupakan bank yang dalam operasional kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah atau bank yang mengikuti ketentuan-ketentuan syariah dalam

islam. Selain bank syariah, bank konvensional juga menyediakan unit usaha

yang di dalamnya juga mengikuti prinsip syariah yang disebut dengan istilah

Unit Usaha Syariah (UUS). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor

11/10/PBI/2009, Unit Usaha Syariah merupakan salah satu unit kerja yang

dimiliki oleh Bank Umum Konvensional yang memiliki fungsi sebagai kantor

induk dari kantor yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah.

Remunerasi dalam penelitian ini merujuk pada kompensasi, baik

kompensasi finansial maupun non finansial, dalam peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 45/POJK.03/2015 bahwa remunerasi merupakan imbalan

3

yang ditetapkan dan diberikan kepada dewan direksi, dewan komisaris,

pegawai yang bersifat tetap maupun variabel dalam bentuk tunai maupun tidak

tunai disesuaikan dengan tugas dan wewenang masing-masing. Menurut

Sydam dalam Fauzi (2014: 173), Kompensasi merupakan bentuk balas jasa

perusahaan pada pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang diberikan

kepada karyawan dalam bentuk kompensasi finansial (gaji, upah, insentif) dan

dalam bentuk kompensasi nonfinansial (tunjangan dan THR). Kebijakan

remunerasi memiliki dua jenis yaitu remunerasi yang bersifat tetap dan

remunerasi bersifat variabel.

Dalam Peraturan OJK Nomor 45/POJK.03/2015 dijelaskan bahwa

kebijakan remunerasi yang bersifat tetap wajib paling sedikit memperhatikan

skala usaha, kompleksitas usaha, peer group, tingkat inflasi, kondisi, dan

kemampuan keuangan, serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan. Sedangkan remunerasi yang bersifat variabel wajib mendorong

dilakukannya pengambilan keputusan yang hati-hati (prudent risk taking).

Remunerasi yang bersifat variabel dapat diberikan dalam bentuk tunai, saham,

instrument berbasis saham yang dikeluarkan oleh bank. Jika remunerasi tidak

memadai, maka dapat menurunkan prestasi, motivasi, dan kepuasan kerja bagi

karyawan, bahkan dapat dijadikan satu pertimbangan untuk keluar dari

pekerjaan tersebut (www.ojk.go.id). Adanya remunerasi diharapkan dapat

mempertahankan pekerja yang memiliki kualitas yang dibutuhkan oleh

perusahaan, sehingga kinerja keuangan dari suatu instansi dapat terus

meningkat (Fitria, Idris, & Kusuma, 2014: 1692).

4

Menurut PBI Nomor 11/33/PBI/2009, Dewan Direksi merupakan organ

perseroan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap

perjalanan bisnis pada perusahaan perseroan sesuai dengan tujuan perseroan.

Tugas seorang dewan direksi yaitu memperbaiki kinerja keuangan dari satu

periode ke periode lain, kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi

keuangan suatu bank pada periode tertentu yang didalamnya mencakup aspek

penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang dikelola pada bank tersebut

(Rasim, 2015: 4).

Kinerja keuangan dapat dikatakan semakin baik dan unggul dalam

persaingan, jika di dalam suatu perusahaan tersebut ada perbaikan yang

dilaksanakan secara berkala di setiap periodenya. Oleh karena itu, diperlukan

adanya peraturan ataupun mekanisme pengendalian yang secara efektif dan

efisien dalam kegiatan operasional perusahaan. Mekanisme perbaikan kinerja

keuangan dengan cara penerapan tata kelola yang baik dalam organisasi, yang

sering di kenal dengan istilah good corporate governance (GCG) (Laksana,

2015: 282).

Dalam laporan perkembangan keuangan syariah tahun 2013, tercatat

jumlah rata-rata asset yang dimiliki Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit

Usaha Syariah (UUS) pada tahun 2012 tercatat angka Rp.193.017.755 atau

4,58%, kemudian pada tahun 2013 rata-rata jumlah asset yang tercatat dalam

laporan tersebut mencapai Rp.242.276.169 atau 4,89% (www.ojk.go.id). Data

tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang ada pada Perbankan

Syariah mengalami peningkatan yang cukup bagus, dimana jumlah asset

5

sebesar 0,31%. Walaupun ada peningkatan jumlah asset pada tahun 2012

menuju 2013, prosentase marketshare perbankan syariah di Indonesia belum

dapat meningkatkan prosentase marketshare dari angka 4,69%. Apabila

dibandingkan dengan Negara Malaysia dengan jumlah asset perbankan syariah

pada akhir tahun 2012 hampir menyentuh angka 200 triliun, perbankan syariah

di Malaysia mampu menghasilkan prosentase marketshare pada angka 23%

(republika.co.id, 2013).

Berikut tabel gabungan laba rugi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariahdan tabel rasio CAR gabungan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah yang menunjukkan kinerja keuangan pada Unit Usaha Syariah

(www.ojk.go.id) :

Tabel 1.1. Laba Rugi Gabungan Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah (Dalam

jutaan Rupiah)

NO INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Laba/Rugi 1.028 239 2.466 3.230 1.004 1.317

Sumber : www.ojk.go.id, 2015

Tabel 1.2. Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Sumber : www.ojk.go.id, 2015

Dari Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa setiap periode kinerja keuangan dari

perbankan syariah di Indonesia mengalami perubahan yang tidak stabil pada

setiap tahunnya, dilihat dari perubahan keuntungan yang diperoleh pada tahun

2011 yang mengalami peurunan laba dengan angka yang tidak sedikit yaitu

NO INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 ROA 1,67% 2,67% 2,64% 2,79% 2,26% 2,30%

2 ROE 17,58% 18,95% 20,54% 21,22% 16,13% 16,15%

3 NPF 4,01% 6,11% 6,15% 6,50% 7,89% 9,25%

4 BOPO 80,54% 76,31% 80,02% 80,75% 87,79% 88,13%

6

dari keuntungan pada tahun 2010 sebesar 1.208.000.000 menjadi 239.000.000

pada tahun 2011, penurunan tersebut tidak hanya terjadi pada tahun tersebut

melainkan terulang kembali pada tahun 2013 menuju tahun 2014.

Tabel 1.2, dapat terlihat bahwa kinerja keuangan perbankan syariah

tidak menunjukkan hasil yang menunjukkan bahwa perbankan syariah

Indonesia unggul, hal tersebut terlihat pada prosentase NPF yang pada setiap

tahun mengalami kenaikan rasio secara terus menerus, kenaikan tersebut

menunjukkan bahwa masih banyak terjadi kredit macet ataupun human error

pada perbankan syariah di Indonesia, oleh karena itu diperlukan adanya

langkah pengelolaan perusahaan yang tepat untuk dijalankan, guna

menstabilkan hasil kinerja keuangan dari suatu perusahaan.

Penelitian mengenai kinerja keuangan sebelumnya telah dilakukan oleh

Krauter (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Executive remuneration and

financial performance: a Study of Branzilan Companies, menyimpulkan bahwa

variabel Financial remuneration berpengaruh positif signifikan terhadap

financial performance, dan variabel financial remuneration dan non financial

remuneration berpengaruh signifikan terhadap financial performance dengan

objek penelitianya yaitu 82 perusahaan non keuanganyang termasuk Brazilian

companies.

Untuk memberikan gambaran lebih mendalam mengenai bagaimana

pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen

pada penelitian ini, berikut tabel Research GAP yang menunjukkan beberapa

hasil penelitian yang terkait dengan judul penelitian ini yang akan

7

menunjukkan perbedaan hasil penelitian dari satu peneliti dengan peneliti yang

lain, kemudian dari perbedaan tersebut penulis akan berusaha memberikan

hasil yang membedakan hasil penelitian yang sedang dikerjakan dengan hasil

penelitian yang sudah ada. Berikut tabel 1.3 Research GAP dari beberapa

peneliti yang sudah ada :

Tabel 1.3 Tabel Research GAP

ISU Pengaruh Remunerasi Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan

GAP Terdapat perbedaan hasil analisis Pengaruh Remunerasi Dewan Direksi terhadap

Kinerja Keuangan

Judul Peneliti Meto

de

Lokasi

Sampel

Teori Variabel Hasil

Penelitian

Analisis

Pengaruh

Mekanisme

Internal dan

Eksternal

Corporate

Governance

terhadap

Profitabilitas

dan

Kebijakan

Dividen

Perusahaan

Christiana Fara

Dharmastuti

(2013)

Kuan

titatif

Perusahaan

non

keuangan

Go Public

yang

terdaftar di

pasar

modal

Indonesia

Teori

Agensi

Variabel

mekanisme

internal corporate

governance.

Variabel rasio

komisaris

independen.

Variabel rasio

kompensasi

eksekutif.

Variabel

mekanisme

eksternal

corporate

governance.

Variabel Kinerja

keuangan.

Mekanisme

internal

corporate

corporate

governance

yang diukur

dari komisaris

independen

dan rasio

kompensasi

eksekutif tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

kinerja

keuangan.

Mekanisme

external

governance

yang diukur

dari stabilitas

dan prosentase

kepemilikan

institusi

berpengaruh

signifikan

terhadap

kinerja

keuangan.

8

Pengaruh

dewan

direksi,

komisaris

independen,

komite audit,

kepemilikan

manajerial

dan

kepemilikan

institusional

terhadap

kinerja

keuangan

Maria

Fransisca

Widyati (2013)

Kuan

titatif

15

perusahaan

properti

yang

tercantum

di IDX

Teori

agensi

Variabel

komisaris

independen.

Variabel

kepemilikan

institusional.

Variabel dewan

direksi.

Variabel komite

audit.

Variabel

kepemilikan

manajerial.

Variabel kinerja

keuangan.

Komisaris

independen

berpengaruh

positif terhadap

kinerja

keuangan

Kepemilikan

institusional

berpengaruh

positif

terhadap

kinerja

keuangan.

Dewan direksi

tidak

berpengaruh

terhadap

kinerja

keuangan

Komite audit

tidak

berpengaruh

terhadap

kinerja

keuangan.

Kepemilikan

manajerial

tidak

berpengaruh

terhadap

kinerja

keuangan.

Pengaruh

kompensasi

Dewan

komisaris dan

dewan direksi

terhadap

kinerja

manajerial

dengan risiko

bisnis sebagai

variabel

moderating

Siti Syoraya,

Indra Januarti

(2014)

Kuan

titatif

47

perusahaan

manufaktur

yang

terdaftar di

bursa efek

Indonesia

a. Teori

kontigen

si

b. Goal

setting

theory

c. Positive

accounti

ng

theory

Variabel

kompensasi.

Variabel risiko

bisnis.

Variabel kinerja

manajerial.

Kompensasi

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

kinerja

manajerial.

Ada pengaruh

yang

signifikan dari

risiko bisnis

memoderasi

pengaruh

kompensasi

9

terhadap

kinerja

manejerial

Corporate

governance

dan kinerja

keuangan

(studi kasus

pada

perusahaan

perbankan

yang terdaftar

di BEI

Periode

2008-2012)

Jaya Laksana

(2015)

Kuan

titatif

Perusahaan

perbankan

yang

terdaftar di

BEI

periode

2008-2012

Teori

agensi

Variabel

kepemilikan

institusional.

Variabel

Komposisi dewan

komisaris

independen.

Variabel Reputasi

kantor akuntan

Variabel.

Kompensasi

bonus.

Variabel

Manajemen laba.

Kepemilikan

institusional

tidak

berpengaruh

terhadap

manajemen

laba.

Komposisi

dewan

komisaris

independen

berpengaruh

signifikan

negatif

tergadap

manajemen

laba.

Reputasi

kantor akuntan

publik tidak

berpengaruh

terhadap

manajemen

laba

Kompensasi

bonus tidak

berpengaruh

terhadap

manajemen

laba.

Executive

remuneration

and financial

performance

: a Study of

Branzilan

Companies

Elizabeth

Krauter (2013)

Kuan

titatif

82

perusahaan

non

keuangan

Teori

agensi

Variabel financial

remuneration.

Variabel financial

performance.

Variabel

Company size.

Financial

remuneration

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

financial

performance.

Financial

remuneration

dan non

financial

remuneratin

10

berpengaruh

signifikan

terhadap

financial

performance.

Directors’

remuneration

, firm’s

performance

and

corporate

governance

in Malaysia

among

distressen

companies

Shamsul Nahar

Abdullah

(2006)

Kuan

titatif

86

distressed

firms and

matched

86 non-

distressed

firms

Teori

agensi

Variabel directors

remuneration.

Variabel Firm

performance.

Variabel

corporate

governance.

Variabel

director’s

remuneration

berpengaruh

negatif

signifikan

teradap firm

performance.

Variabel

director’s

remuneration

berpengaruh

negatif

terhadap

coorporae

governance

perusahaan.

Is there a

relation

between CEO

Remuneratio

n and Bank’s

size and

performance

?

Dr. Imad

Kutum (2015)

Kuan

titatif

6 canadian

bank

Teori

agensi

Variabel CEO

remuneration.

Variabel bank

size.

Variabel bank

performance.

CEO

remuneration

berpengaruh

positif

terhadap bank

performance.

CEO

remuneration

berpengaruh

positif

terhadap Bank

size.

Relation

between

Board

Remuneratio

n and

Financial

performance

in the Kenyan

Financial

Servicec

Industry

Rita Rupelia,

amos njuguna

(2016)

Kuan

titatif

Commerci

al banks,

insurance

company,

dan

investment

company

yang di

terdaftar

the Nairobi

securities

exchange

Teori

agensi

Variabel board

remuneration.

Variabel financial

performance.

Variabel board

remuneration

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

financial

performance

11

from 2003-

2013

The

relationship

between

director

remuneration

and

performance

of firm listed

in the

Nairobi

securities

exchange

Ben Miyienda,

Cliff Osoro

Oirere, Julius

Miyogo (2013)

Kuan

titatif

57 firm

listed in

the Nairobi

securities

exchange

tahun

2006-2010

Teori

agensi

Variabel

direction’s

remuneration.

Variabel Firm

performance.

Variabel

corporate

governance.

Variabel

direction’s

remuneration

berpengaruh

positif

terhadap firm

performance.

Variabel

direction’s

remuneration

berpengaruh

positif

terhadap

corporate

governance.

The

relationship

between

executive

compensation

and financial

performance

of insurance

companies in

Kenya

Tarus Kipkorir

Erick, Basweti

Aboko Kefah,

Richard

Bitange

Nyaoga(2014)

Kuan

titatif

insurance

companies

in Kenya

Teori

agensi

Variabel

executive

compensation.

Variabel financial

performance.

Variabel

executive

compensation

berpengaruh

negatif tidak

signifikan

terhadap

financial

performance.

Board of

Directors and

Remuneratio

n in

Indonesian

Banking

Hikmah

Endraswati,

Djoko

Suhardjanto

M, Krismiaji

(2014)

Kuan

titatif

18 bank di

Indonesia

periode

2006-2012

Teori

agensi

Variabel

Dependent :

Remuneration

Variabel Kontrol :

Size

Variabel

Independent (X1):

Proposi gender

Variabel

Independent(X2) :

Numberof

commissioners

meeting

Variabel

Independent

(X3):Frequencyof

the board meeting

Variabel

Gender dan

number of

meeting

memiliki

pengaruh

negatif pada

pemberian

remunerasi

Gender dan

number of

meeting

berpengaruh

positif pada

pemberian

remunerasi

dengan

variabel size

sebagai

12

Independent

(X4):Proportiono

f independent

members of the

board of

commissioners

Variabel

Independent (X5):

Proportionof

independent

members of the

remuneration

committee

variabel

kontrol.

Perbedaan penelitian yang dilakukan satu peneliti dengan peneliti yang

lain, adalah sampel, yang mana dalam penelitian ini sampel penelitian yaitu

Unit Usaha Syariah yang terdaftar di Website Bank Syariah periode 2011-

2015, sedangkan penelitian lain diantaranya yaitu: perusahaan keuangan non

keuangan Go Public, perusahaan properti, perusahaan manufaktur, perbankan

konvensional, distressed firms and matched non-distressed, Commercial

banking, insurance company, investment company.

Perbedaan kedua pada penelitian ini dibandingkan dengan penelitian

lain terletak pada variabel yang digunakan yaitu paket remunerasi yang

dilampirkan pada laporan manajemen maupun laporan keuangan Unit Usaha

Syariah diantaranya, gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya

dalam bentuk non natura, perumahan, transportasi, asuransi serta melibatkan

total dari keseluruhan remunerasi yang terima seorang pejabat eksekutif

khususnya dewan direksi Unit Usaha Syariah, sedangkan pada penelitian

sebelumnya variabel yang digunakan diantaranya yaitu salah satu dari paket

remunerasi yang ada ataupun jenis kompensasi lainnya seperti, kompensasi

13

eksekutif, kompensasi dengan melibatkan risiko bisnis sebagai variabel

moderasi, kompensasi bonus, financial remuneration, directors remuneration,

CEO remuneration, Board remueration, excutive compensation.

Perbedaan ketiga, dilihat dari periode penelitian yang terlihat pada tabel

research gap rata-rata menggunakan periode pelaporan keuangan pada tahun

2008-2011, namun pada penelitian ini yang dipakai adalah periode 2011-2015

dengan objek penelitian yang berbeda, sehingga dapat memprediksikan kinerja

keuangan pada periode selanjutnya ditinjau dari variabel remunerasi dewan

direksi beserta semua komponen didalamnya.

Perbedaan keempat terletak pada pengukuran kinerja keuangan yang

digunakan, dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan rasio ROA

(Return On Asset) dan dilakukan pula pengukuran kinerja keuangan dengan

cara menspesifikasikan nilai ROA menjadi kinerja tinggi dan kinerja rendah,

sehingga dalam penelitian ini akan diketahui bahwa ada beberapa UUS (Unit

Usaha Syariah) dengan kinerja tinggi dan UUS (Unit Usaha Syariah) dengan

kinerja rendah. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dari itu judul

yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Remunerasi

Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan pada Unit Usaha Syariah di

Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh remunerasi tetap dewan direksi terhadap kinerja

keuangan Unit Usaha Syariah di Indonesia?

14

2. Bagaimana pengaruh remunerasi fasilitas dewan direksi terhadap kinerja

keuangan Unit Usaha Syariah di Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh total remunerasi dewan direksi terhadap kinerja

keuangan Unit Usaha Syariah di Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh remunerasi tetap dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang tinggi pada Unit Usaha Syariah di Indonesia?

5. Bagaimana pengaruh remunerasi tetap dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang rendah pada Unit Usaha Syariah di Indonesia?

6. Bagaimana pengaruh remunerasi fasilitas dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang tinggi pada Unit Usaha Syariah di Indonesia?

7. Bagaimana pengaruh remunerasi fasilitas dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang rendah Unit Usaha Syariah di Indonesia?

8. Bagaimana pengaruh total remunerasi dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang tinggi pada Unit Usaha Syariah di Indonesia?

9. Bagaimana pengaruh total remunerasi dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang rendah pada Unit Usaha Syariah di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh remunerasi dewan direksi terhadap kinerja keuangan

Unit Usaha Syariah di Indonesia.

2. Mengetahui pengaruh remunerasi fasilitas dewan direksi terhadap kinerja

keuangan Unit Usaha Syariah di Indonesia.

15

3. Mengetahui pengaruh total remunerasi dewan direksi terhadap kinerja

keuangan Unit Usaha Syariah di Indonesia.

4. Mengetahui pengaruh remunerasi tetap dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang tinggi pada Unit Usaha Syariah di Indonesia.

5. Mengetahui pengaruh remunerasi tetap dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang rendah pada Unit Usaha Syariah di Indonesia.

6. Mengetahui pengaruh remunerasi fasilitas dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang tinggi pada Unit Usaha Syariah di Indonesia.

7. Mengetahui pengaruh remunerasi fasilitas dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang rendah Unit Usaha Syariah di Indonesia.

8. Mengetahui pengaruh total remunerasi dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang tinggi pada Unit Usaha Syariah di Indonesia.

9. Mengetahui pengaruh total remunerasi dewan direksi terhadap kinerja

keuangan yang rendah pada Unit Usaha Syariah di Indonesia?

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Unit Usaha Syariah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai pengaruh remunerasi dewan direksi terhadap

peningkatan kinerja keuangan suatu instansi, sehingga Unit Usaha Syariah

mampu mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan, sehingga tujuan

ataupun target kedepan untuk menjadi bank syariah dapat saja terwujud.

2. Bagi Mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan info

mengenai kinerja yang ada di dalam suatu instansi berupa Unit Usaha

Syariah yang tidak jauh berbeda dengan kinerja yang ada di Bank Umum

16

Syariah dalam pencapaian tujuan sesuai dengan prinsip syariah yang

semestinya dijalankan dilihat dari segi remunerasi pihak dewan direksi yang

menerima.

3. Bagi Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

baru dalam bidang perbankan, yang mana bahwa lembaga keuangan itu

bukan hanya Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah serta

Bank Pengkreditan Rakyat, namun adapula unit usaha syariah yang aktivitas

didalamnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mempertemukan pihak

yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah yang mendasari

dilakukannya penelitian. Rumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai

keadaan yang memerlukan jawaban pada penelitian ini. tujuan penelitian berisi

tentang hal yang ingin dilakukan. Kegunaan penelitian berisi tentang harapan

yang dapat dicapai melalui penelitian ini.Sistematika penulisan mencakup

uraian singkat pembahasan materi tiap bab.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang telaah pustaka yang mana yang mencakup

pada teori-teori yang butuh diuraikan dalam pemahaman remunerasi, dewan

direksi, kinerja keuangan dari Unit Usaha Syariah serta berisi tentang

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

17

Bab ini menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasional

berupa variabel yang dipakai dalam penelitian ini. Penelitian berisi sejumlah

populasi dan sampel yang digunakabn beserta metode yang dipakai dalam

pengambilan sampel. Jenis dan sumber data yang dipakai dalam penelitian juga

turut serta diuraikan dalam bab ini. Metode analisis data berupa alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang diskripsi obyek penelitian. Analisis data berupa

penyederhanaan data agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Pembahasan

juga bertujuan untuk lebih mendalam membahas secara rinci permasalahan

yang ada di dalam penelitian ini sehingga dapat melakukan penerapan dari

hasil analisis.

BAB V PENUTUP

Bab berisikan kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil

analisis yang dilakukan pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Cristiana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul analisis Pengaruh

Mekanisme Internal Corporate Governance Terhadap Profitabilitas. Penelitian

ini meneliti tentang pengaruh mekanisme internal Corporate Governance

dengan alat ukur kompensasi eksekutif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

variabel mekanisme Internal Corporate Governance berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas atau kinerja keuangan dengan obyek penelitiannya yaitu

52 perusahaan non keuangan go public yang terdaftar di Pasar Modal

Indonesia.

Widyati (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Governance Instrument terhadap Kinerja Keuangan pada 15 perusahaan

properti di IDX. Variabel governance instrument ini di ukur dengan

kepemilikan manajerial dewan direksi yang menunjukkan hasil bahwa

kepemilikan manjerial dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan.

Syoraya dan Januarti (2014) dalam penelitiannya yang berjudul

Pengaruh Kompensasi Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Terhadap Kinerja

Manajerial, menyimpulkan bahwa variabel kompensasi berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja manajerial. Objek penelitianya yaitu 47 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

19

Laksana (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Corporate

governance dan kinerja keuangan (studi kasus pada perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEI Periode 2008-2012), menyimpulkan bahwa variabel

dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan

dengan objek penelitiannya 31 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

periode 2008-2012.

Nazir (2014), meneliti tentang Pengaruh Kepemilikan Institusional dan

Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba. Hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional, variabel reputasi

kantor akuntan public dan kompensasi bonus tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba, sedangkan variabel komposisi Dewan Komisaris independen

berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Objek penelitiannya

yaitu 59 perusahaan finance yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2011.

Krauter (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Executive

remuneration and financial performance : a Study of Brazilan Companies,

menyimpulkan bahwa variabel financial remuneration berpengaruh positif

signifikan terhadap financial performance, dan variabel Financial

remuneration dan non financial remuneration berpengaruh signifikan terhadap

financial performance dengan objek penelitiannya yaitu 82 perusahaan non

keuangan.

Abdullah (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Directors’

remuneration, firm’s performance and corporate governance in Malaysia

among distressed companies, menyimpulkan bahwa variabel director’s

20

remuneration berpengaruh negatif signifikan terhadap firm performance,

variabel director’s remuneration berpengaruh negatif terhadap corporate

governance perusahaan. Objek penelitiannya 86 distressed firms and matched

86 non-distressed firms.

Kutum (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Is there a relation

between CEO Remuneration and Bank’s size and performance?,

menyimpulkan bahwa variabel CEO remuneration berpengaruh positif

terhadap bank performance, dan variabel CEO remuneration berpengaruh

positif terhadap bank size dengan objek penelitiannya 6 Canadian bank.

Rupelia, Njuguna (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Relation

between Board Remuneration and Financial performance in the Kenyan

Financial Service Industry, menyimpulkan bahwa variabel board remuneration

berpengaruh negatif signifikan terhadap financial performance. Objek

penelitiannya 10 perusahaan terdiri dari Commercial banks, insurance

company, dan investment company yang terdaftar di The Nairobi Securities

Exchange.

Miyienda, Oirere, Miyogo (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

The relationship between director remuneration and performance of firm listed

in the Nairobi securities excange, penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel

direction’s remuneration berpengaruh positif terhadap firm performance dan

variabel direction’s remuneration berpengaruh positif terhadap corporate

governance dengan objek penelitiannya 57 firm listed in the Nairobi securities

exchange tahun 2006-2010.

21

Erick, Kefah, Nyaoga (2014) dalam penelitiannya yang berjudul The

relationship between executive compensation and financial performance of

insurance companies in Kenya,menyimpulkan bahwa variabel executive

compensation berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap financial

performance dengan objek penelitiannya 46 insurance companies in kenya.

B. Kerangka teori

1. Teori Agensi

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Daljono (2013: 2), teori

keagenan merupakan suatu hubungan yang terjalin antara pihak agent

(manajemen) dan pihak principal (investor). Hak dan tanggung jawab pihak

agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama

yang telah disepakati. Perencanaan kontrak kerja yang tepat guna

menyelaraskan kepentingan manajer serta investor dalam hal konflik

kepentingan yang sebenarnya menjadi inti dari teori keagenan. Sebagaimana

telah diketahui bahwa tujuan maupun kepentingan dari suatu perusahaan

yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Dalam realitanya

telah diketahui bahwa banyak manajer suatu perusahaan memiliki tujuan

lain yang mungkin sangat bertentangan dengan tujuan perusahaan tersebut.

Dalam praktenya banyak manajer yang menimbulkan konflik yang sering

dinamakan agency problem (Yudiana: 2013).

Menurut Eisenhard (1989) dan Sabeni (2005) dalam Arifah (2012:

83), teori agensi dilandaskan pada tiga asumsi, diantaranya sebagai berikut :

a. Asumsi tentang sifat manusia

22

Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia

mempunyaii sifat untuk mementingkan diri sendiri, memiliki

keterbatasan rasionalitas, dan tidak menyenangi suatu risiko.

b. Asumsi tentang keorganisasian

Adanya konflik antar organisasi, efisiensi sebagai kriteria

produktifitas, dan adanya asymmetric information antara principal

dengan agent.

c. Asumsi tentang informasi

Agen yang memiliki informasi lebih banyak dibandingkan principal

menimbulkan adanya asimetri informasi yaitu kondisi adanya

ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen

sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham.

Menurut Brigham dan Houston (2006) dalam Widyati (2013: 239),

teori agensi merupakan teori yang didalamnya memperlihatkan hubungan

keagenan yang terjadi ketika beberapa individu disebut sebagai principal

menyewa individu maupun organisasi lain, yang disebut agen. Dalam ruang

lingkup perusahaan, masalah mengenai keagenan yang dihadapi seorang

investor mengacu pada kendala investor untuk memastikan bahwa dananya

tidak disalahgunakan oleh manajemen suatu perusahaan (Widyati, 2013:

237). Dalam teori keagenan, masalah tentang tata kelola perusahaan

(corporate governance) yang mana merupakan konsep yang didasarkan

pada teori ini, diharapkan dapat berfungsi sebagai alat yang digunakan

untuk memberikan keyakinan pada investor bahwa mereka akan menerima

23

pengembalian (return) atas dana yang telah diinvestasikan (Widyati, 2013:

237).

Teori agensi berfokus pada dua komponen yaitu principal dan agen.

Principal mengutus responsibility decision making kepada agen. Principal

dan agent ini diasumsikan sebagai orang-orang ekonomi yang memiliki

pemikiran yang rasional yang semata-mata termotivasi oleh kepentingan

pribadi, namun keduanya memiliki kesulitan dalam membedakan perihal

penghargaan atas preferensi, kepercayaan dan informasi. Hak dan kewajiban

baik principal maupun agent dijelaskan dalam perjanjian kerjasama yang

saling menguntungkan (Raharjo, 2007: 38).

Menurut Tiessen dan Waterhouse (1983) dalam Raharjo (2007: 38),

ada beberapa batasan model agensi didalam melakukan pengamatan

diantaranya yaitu sebagai berikut :

1) Model memfokuskan pada perilaku satu periode

2) Model validitas diskriptif manfaat yang memaksimalkan

representatif perilaku dapat dipertanyakan

3) Model dibatasi oleh tiga orang

4) Argumen beberapa penulis yang tidak dapat menerima perjanjian

dari sudut pandang perjanjian formal.

Dalam teori agensi, informasi akuntansi manajemen dipergunakan

untuk dua tujuan, yang pertama, dimanfaatkan untuk pengambilan

keputusan oleh principal dan agent. Manfaat yang kedua yaitu guna

24

mengevaluasi dan membagi hasil sesuai dengan kontrak kerja yang telah

dibuat dan disetujui (Raharjo, 2007: 38).

Menurut Jensen & Meckling (1976), Watts & Zimmerman (1986)

dalam Herawaty (2008: 99), menyatakan bahwa laporan yang dibuat dengan

angka-angka akuntansi yang tentunya berkaitan dengan keuangan suatu

perusahaan diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak

yang memiliki kepentingan. Dengan adanya pelaporan terkait keuangan

perusahaan tersebut oleh pihak agent sebagai penanggung jawab kinerjanya,

pihak principal dapat menilai, mengukur, serta mengawasi sampai sejauh

mana agent tersebut bekerja untuk meningkatkan kinerja keuangan maupun

kesejahteraannya serta sebagai dasar pemberian remunerasi kepada agent

tersebut (Herawaty, 2008: 99).

2. Remunerasi

Istilah remunerasi seringkali diartikan dengan istilah kompensasi.

Beberapa ahli menyatakan bahwa remunerasi dan kompensasi adalah hal

yang sama. Kompensasi mencakup semua jenis pembayaran baik secara

langsung maupun tidak langsung, dalam bentuk uang maupun penghargaan

yang lainnya yang diberikan perusahaan kepada para pekerjanya (Riyadi,

2011: 41). Menurut Simamora (2006) dalam Riyadi (2011: 41), komponen

kompensasi dibagi menjadi dua komponen yaitu, kompensasi financial dan

kompensasi non financial. Pembedanya hanya pada penempatan kedua

istilah tersebut. Istilah remunerasi di Indonesia mulai dikenal masyarakat

umum saat adanya program birokrasi yang salah satu programnya

25

remunerasi. Remunerasi yang prosentase pemberiannya rendah tidak dapat

dipertanggungjawabkan, baik dilihat dari segi kemanusiaan ataupun dari sisi

kelangsungan hidup organisasi. Remunerasi adalah suatu reward atau balas

jasa untuk jasa yang diberikan kepada pegawai (Fitria, Idris & Kusuma,

2014: 1701).

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 45/POJK.03/2015

bahwa remunerasi merupakan imbalan yang ditetapkan dan diberikan

kepada dewan direksi, dewan komisaris, pegawai yang bersifat tetap

maupun variabel dalam bentuk tunai maupun tidak tunai disesuaikan dengan

tugas dan wewenang masing-masing.

Remunerasi merupakan imbalan yang ditetapkan dan diberikan

kepada anggota direksi, anggota dewan komisaris maupun pegawai tetap

lainnya sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-

masing. Remunerasi yang bersifat tetap merupakan remunerasi yang tidak

dikaitkan dengan kinerja maupun resiko, diantarnya yang dimaksud

remunerasi tetap yaitu, gaji pokok, fasilitas, tunjangan perumahan,

tunjangan kesehatan, tunjangan pendidikan, tunjangan hari raya, dan

pensiun (www.ojk.go.id).

Remunerasi menjadi topik bahasan yang cukup hangat dalam waktu

dekat ini dalam kalangan karyawan baik pada perusahaan negeri maupun

swasta. Remunerasi diindikasikan sebagai suatu faktor yang memiliki

pengaruh kepada kinerja seorang pegawai dalam menjalankan tugas.

Remunerasi adalah imbalan balas jasa yang diberikan kepada karyawan

26

sebagai akibat dari prestasi yang telah diberikannya kepada perusahaan

untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut (Azis & Niswah, 2013: 181).

Tujuan pemberian remunerasi menurut Azis & Niswah (2013: 180) :

a. Pemenuhuan kebutuhan ekonomi

Karyawan yang menerima remunerasi berupa gaji, upah,

ataupun bentuk yang lainnya yaitu untuk pemenuhan

kebutuhan ekonomi.

b. Menunjukkan keseimbangan dan keadilan

Pemberian remunerasi berkaitan dengan persyaratan yang

harus dipenuhi oleh karyawan pada jabatan yang ia duduki,

sehingga tercipta keseimbangan antara input dan output.

c. Memajukan lembaga atau perusahaan

Pemberian remunerasi yang tinggi dapat dijadikan tolok ukur

bahwa perusahaan tersebut semakin berhasil membangun

prestasi kerja pegawainya, karena pemberian remunerasi

dengan prosentase tinggi hanya dapat dilakukan oleh

perusahaan yang memiliki pendapatan yang tinggi pula dengan

harapan perusahaan tersebut dapat semakin maju.

d. Meningkatkan produktivitas kerja

Pemberian remunerasi yang semakin baik dapat mendorong

pegawai bekerja lebih produktif.

Pengukuran besar atau kecilnya remunerasi dapat dilihat dari

komponen remunerasi yang diterapkan pada suatu perusahaan tersebut.

27

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP, paket atau

kebijakan remunerasi yang diberikan kepada dewan komisaris dan dewan

direksi meliputi remunerasi dalam bentuk non natura termasuk gaji dan

penghasilan tetap, kemudian paket remunerasi yang kedua yaitu fasilitas

lain dalam bentuk non natura seperti perumahan dan transportasi.

3. Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Jumingan (2006) dalam Widyati (2013: 239), kinerja

keuangan merupakan proses pengkajian keuangan perusahaan diantaranya

yaitu kegiatan review data, menghitung, mengukur, menginterpretasi, serta

memberikan solusi pada kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu.

Pengukuran kinerja dapat memberikan penekanan pada perilaku yang

semestinya dilakukan untuk peningkatan kinerja itu sendiri, dalam

penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan menggunakan rasio

profitabilitas berupa rasio Return On Asset (ROA).

Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas

yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga

dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. ROA digunakan untuk

mengukur efektifitas perusahaandalam menghasilkan keuntungan dengan

cara memanfaatkan kekayaan berupa aktiva yang dimilikinya. Prestasi

dalam kinerja keuangan, khususnya tingkat keuntungan memegang peran

penting penilaian prestasi sebagai salah satu poin penting dalam

pengambilan keputusan investasi (Wijayanto, 2010: 69). ROA juga dapat

didefinisikan laba yang dihasilkan dari pengelolaan asset yang dimiliki oleh

28

suatu instansi. Rasio ini sering dipakai sebagai indikator terhadap

profitabilitas perusahaan dengan membandingkan antara laba bersih dengan

keseluruan asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut (Diaz & Jufrizen,

2014: 128).

Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari

aktivitas investasi. ROA digunakan untuk melihat sejauh mana investasi

yang telah dilakukan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai

dengan asset yang dimiliki. ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas

profitabilitas perusahaan karena untuk menunjukkan efektifitas manajemen

dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh penghasilan. Semakin tinggi

rasio ROA ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh

net profit (Nurhasanah: 2014).

Return On Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis

yang digunakan sebagai ukuran kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh suatu

perusahaan. ROA yang secara konsisten terus tinggi dapat dijadikan sebagai

suatu tanda manajemen yang efektif. Manajemen tersebut dapat

membedakan suatu pertumbuhan yang dialami perusahaan dalam berbagai

kondisi seperti ketika terjadi kenaikan laba secara musiman atau pada

periode tertentu saja (Agustina & Noviri, 2013: 4).

Returnon Assets (ROA) menggambarkan kinerja keuangan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan

29

untuk operasional suatu perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih dari aktiva yang dimilikiakan berdampak pada

owner saham perusahaan. ROA yang semakin bertambah menggambarkan

kinerja perusahaan yang semakin baik dan stakeholder saham akan

mendapatkan keuntungan dari dividen yang diterima (Susilowati, 2011: 17).

4. Kaitan Remunerasi Dewan Direksi dengan Kinerja Keuangan

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP, dipaparkan

bahwa dewan direksi dalam suatu perusahaan sangat menentukan kebijakan

yang akan diambil baik untuk kepentingan jangka pendek maupun jangka

panjang, segala keputusan yang diambil oleh dewan direksi harus sesuai

dengan pedoman dan tata tertib kerja. Kepentingan jangka pendek dan

jangka panjang yang diputuskan oleh dewan direksi tidak dapat lepas dari

tugas dan wewenang dari dewan direksi. Menurut Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 45/POJK.03/2015 tugas dan tanggung jawab dewan

direksi terletak pada pasal sepuluh, bahwa dewan direksi bertanggung jawab

penuh atas pelaksanaan kepengurusan bank, dewan direksi juga wajib

mengelola bank sesuai dengan peraturan yang telah diatur dalam anggaran

dasar dan peraturan perundang-undangan, serta menerapkan prinsip-prinsip

tata kelola yang baik dalam setiap kegiatan usaha bank.

Dalam menyusun kebijakan remunerasi sebagaimana dimaksud

dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 45/POJK.03/2015 Pasal

tiga paling sedikit memuat:

a. Struktur Remunerasi yang paling sedikit mencakup :

30

1) Skala remunerasi berdasarkan tingkat dan jabatan; dan

2) komponen remunerasi

b. Metode dan mekanisme penetapan Remunerasi.

Dalam teori agensi telah dipaparkan bahwa pelaporan keuangan

merupakan wujud tanggung jawab seorang manajer dan direktur beserta

jajarannya guna memperlihatkan kinerja yang dihasilkan oleh mereka. Hal

tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menilai,

mengukur, serta mengawasi sampai sejauh mana dewan direksi tersebut

bekerja dengan adanya pemberian remunerasi kepada dewan direksi. Seperti

yang telah diketahui bahwa dewan direksi bekerja langsung mengelola

perusahan tersebut, oleh karena itu perusahaan dapat menjadikan hal

tersebut sebagai pertimbangan kembali seberapa besar remunerasi yang

dapat diberikan pada dewan direksi tanpa meninggalkan keseimbangan

antara kinerja keuangan yang dihasilkan dengan jumlah biaya remunerasi

yang dikeluarkan.

Menurut Agus (2007) dalam Syoraya & Januarti (2014: 3),

kompensasi atau remunerasi dewan direksi memiliki pengaruh terhadap

kinerja manajerial, hal tersebut disebabkan karena pemberian remunerasi

dapat memberikan respon berupa keunggulan daya saing berupa proses

planing, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pembinaan, pengawasan

oleh dewan direksi yang dipersiapkan dengan sangat matang sehingga pada

akhirnya akan tercipta peningkatan kinerja manajerial.

31

Menurut Edwin Locke (1981) dalam Syoraya & Januarti (2014: 3),

bahwa niat untuk mencapai suatu tujuan merupakan sumber motivasi kerja

yang utama, sehingga kompensasi atau remunerasi dapat dijadikan salah

satu komponen yang memilki indikasi pengaruh yang cukup signifikan

untuk meningkatkan kinerja seseorang dan berlanjut pada peningkatan

kinerja keuangan maupun kinerja manajerial sebagai salah satu tugas utama

dari seorang dewan direksi.

Menurut Byrd, Parrino & Pritsch (1998) dalam Dharmastuti (2013:

23), kompensasi atau remunerasi eksekutif merupakan salah satu komponen

yang dapat mengurangi masalah keagenan. Penggunaan kontrak remunerasi

yang efektif dapat menarik dan mempertahankan manajer dan memberikan

dorongan kepada manajer maupun dewan direksi untuk membuat keputusan

dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.

Menurut Balkin & Gomez-Mejia (1987), Gomez-Mejia &

Welbourne (1988) dalam Krauter (2013: 250) remunerasi dijadikan sebagai

strategi bisnis yang dilakukan untuk mencapai kinerja keuangan yang tinggi

pada suatu perusahaan.

C. Kerangka Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu remunerasi. Dasar

penentuannya adalah regulasi yang ada pada Surat Edaran Bank Indonesia No.

15/15/DPNP, yaitu paket atau kebijakan remunerasi yang diberikan kepada

dewan komisaris dan dewan direksi meliputi remunerasi dalam bentuk non

natura termasuk gaji dan penghasilan tetap, kemudian paket remunerasi yang

32

kedua yaitu fasilitas lain dalam bentuk non natura seperti perumahan dan

transportasi. Penelitian ini untuk melihat apakah kedua jenis remunerasi ini jika

digabungkan dan secara parsial mempengaruhi variabel kinerja keuangan.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja

keuangan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu

perusahaan diambil dari salah satu rasio profitabilias yaitu variabel Return On

Asset (ROA). Alat ukur tersebut pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya

diantaranya yaitu, Sahara (2013), Endraswati, Suhardjanto M & Krismiaji

(2014). Dengan demikian, kerangka pemikiran Pengaruh Remunerasi Dewan

Direksi Terhadap Kinerja Keuangan dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :

D. Penentuan Hipotesis

Jensen dan Meckling (1976), Watts & Zimmerman (1986) dalam

Herawaty (2008: 99), menyatakan bahwa dalam teori agensi pelaporan

keuangan merupakan wujud tanggung jawab seorang direktur, dengan wujud

pertanggung jawaban tersebut pihak partisipan dapat menilai, mengukur, serta

Kinerja Keuangan

(ROA)

(Y)

Remunerasi fasilitas dewan

direksi

(X2)

Total remunerasi dewan direksi

(X3)

Remunerasi tetap dewan direksi

(X1)

33

mengawasi sejauh mana seorang direktur bekerja untuk meningkatkan kinerja

keuangan suatu perusahaan. Menurut Balkin & Gómez-Mejia, (1987); Gómez-

Mejia & Welbourne, (1988) dalam Krauter (2013: 249) remunerasi merupakan

salah satu sistem manajemen sumber daya manusia yang paling penting dan

cukup kompleks. Hal tersebut dibuktikan dengan dijadikannya remunerasi

sebagai suatu strategi bisnis untuk kekuatan dalam persaingan antar perusahaan

untuk meningkatkan kinerja keuangan. Krauter (2013) dalam penelitiannya

yang berjudul Executive remuneration and financial performance : a Study of

Brazilan Companies menunjukkan hasil penelitian bahwa Financial

remuneration berpengaruh positif signifikan terhadap financial performance,

hasil penelitian yang kedua yaitu Financial remuneration dan non financial

remuneration berpengaruh signifikan terhadap financial performance.

Penelitian lain yang mendukung hasil tersebut yaitu diantaranya penelitian oleh

Kutum (2015), Rupelia & Njuguna (2016), Miyienda, Oirere, Miyogo (2013),

serta Erick, Kefah & Nyaoga (2014). Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis

penelitian inisebagai berikut:

H1 : Remunerasi tetap dewan direksi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan.

H2 : Remunerasi fasilitas dewan direksi berpengaruh

positif terhadap kinerja keuangan.

H3 : Total remunerasi dewan direksi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan.

34

Untuk melihat konsistensi hasil maka dilakukannya pembagian data

menjadi kinerja tinggi dan kinerja rendah, metode seperti ini pernah dilakukan

Henri, Grooty, and Schaik (2004) dalam penelitiannya yang berjudul trust and

economic growth: a robustness analysis menggunakan metodologi robustness

dalam penelitiannya dengan cara membagi data penelitiannya menjadi dua

bagian yaitu tinggi dan rendah. Pembagian tersebut berdasarkan nilai rata-rata.

Dengan demikian, hipotesis selanjutnya pada penelitian ini yaitu :

H4 : Remunerasi tetapdewan direksi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan yang tinggi.

H5 : Remunerasi tetap dewan direksi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan yang rendah.

H6 : Remunerasi fasilitas dewan direksi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan yang tinggi.

H7 : Remunerasi fasilitas dewan direksi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan yang rendah.

H8 : Total remunerasi dewan direksi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan yang tinggi.

H9 : Total remunerasi dewan direksi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan yang rendah.

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan penelitian dengan pendekatan yang komponen didalam

usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan

kesimpulan menggunakan aspek pengukuran, perhitungan,rumus dan kepastian

data numerik (Musianto, 2002: 125)

Dalam penelitian ini data yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

Data sekunder sendiri merupakan data yang disediakan oleh suatu instansi

milik negara maupun swasta (Martono: 2011). Dalam penelitian ini data

sekunder tersebut meliputi laporan keuangan serta laporan publikasi Unit

Usaha Syariah periode 2011-2015 yang tercantum pada website Bank

Indonesia serta pada website masing-masing Unit Usaha Syariah terkait.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan data berupa objek maupun subjek yang

berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan

dengan masalah penelitian, dapat pula didefinisikan sebagai suatu

keseluruhan unit dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Martono: 2011).

Populasi dapat diartikan pula sebagai keseluruhan subjek ataupun objek

dengan ukuran tertentu. Ukuran dalam populasi yang dimaksud yaitu

sesuatu yang menggambarkan karakter dari populasi yang sering dikenal

36

dengan istilah parameter (Pramesti: 2016). Populasi dalam penelitian ini

meliputi 22 Unit Usaha Syariah yang ada di Indonesia periode tahun 2011-

2015 (www.ojk.go.id).

2. Sampel

Sampel merupakan anggota populasi yang dipilih dengan

menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

populasi (Martono: 2011). Sampel juga memiiki suatu ukuran, ukuran dalam

sampel ini yang dinamakan dengan istilah statistic (Pramesti: 2016).

Salah satu jenis teknik sampling yaitu teknik purposive sampling.

Teknik purposive sampling merupakan cara pengambilan sampel dengan

melakukan penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tersebut didasarkan pada kepentingan dan tujuan dari penelitian (Purwanto:

2004). Kriteria penunjukan sampel yang akan diteliti adalah :

a. Unit Usaha Syariah telah terdaftar di Bank Indonesia periode tahun

2011-2015.

b. Laporan keuangan Unit Usaha Syariah sudah dipublikasikan di

website Bank Indonesia periode 2011-2015.

c. Unit Usaha Syariah mencantumkan laporan paket remunerasi untuk

dewan direksi secara rutin pada tahun 2011-2015.

Dari kriteria-kriteria diatas maka bank yang dapat dijadikan sebagai

sampel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

37

TABEL 3.1 Sampel Penelitian

No Nama Unit Usaha Syariah

1 Bank CIMB Niaga

2 Bank Permata

3 Bank Sinarmas

4 Bank OCBC NISP

5 BPD Jawa Tengah

6 BPD Jawa Timur

7 BPD Klaimantan Selantan

8 BPD Kalimantan Barat

9 BPD Kalimamtan Timur

10 BPD Sumatera Barat

11 BPD RIAU

12 BPD Nusa Tenggara Barat

C. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel

1. Variabel Independen

a. Remunerasi tetap dewan direksi.

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 45

/POJK.03/2015, remunerasi berupa gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem,

dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura merupakan remunerasi

bersifat tetap yang tidak dikaitkan dengan kinerja dan risiko. Laporan tata

kelola perusahaan suatu perusahaan remunerasi tetap dapat diukur

dengan menjumlahkan gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, fasilitas

lainnya dalam bentuk non natura (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 45 /POJK.03/2015). Jika diformulakan maka akan menjadi rumus

matematis sebagai berikut:

Remunerasi Tetap = (gaji + bonus + tunjangan rutin + tantiem +

fasilitas lainnya dalam bentuk non natura)

38

Formula tersebut juga pernah digunakan oleh Krauter (2013) dalam

penelitiannya yang berjudul Executive Remuneration and Financial

Performance: a Study of Brazilian Companies.

b. Remunerasi fasilitas dewan direksi.

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

45/POJK.03/2015, remunerasi berupa bonus seperti perumahan,

transportasi, asuransi, dan lain-lain merupakan remunerasi bersifat

variabel yang dikaitkan dengan kinerja dan risiko. Dalam laporan tata

kelola perusahaan suatu perusahaan remunerasi berupa perumahan,

transportasi, asuransi kesehatan dan lain-lain dapat diukur dengan

menjumlahkan bonus perumahan, bonus transportasi, bonus asuransi

kesehatan, bonus lain-lain (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

45/POJK.03/2015). Jika diformulakan maka akan menjadi rumus

matematis sebagai berikut:

Formula tersebut pernah digunakan oleh Krauter (2013) dalam

penelitiannya yang berjudul Executive Remuneration and Financial

Performance: a Study of Brazilian Companies.

c. Total remunerasi

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

45/POJK.03/2015, total remunerasi merupakan paket remunerasi dan

remunerasi fasilitas = (bonus perumahan + bonus transportasi +

bonus asuransi kesehatan + bonus lain-lain)

39

fasilitas yang diterima oleh Direksi dan Dewan Komisaris mencakup

struktur Remunerasi dan rincian jumlah nominal. Dalam laporan tata

kelola perusahaan suatu perusahaan remunerasi yang dapat diukur

dengan menjumlahkan remunerasi tetap dan remunerasi fasilitas

(Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 45/POJK.03/2015). Jika

diformulakan maka akan menjadi rumus matematis sebagai berikut :

Formula tersebut pernah digunakan oleh Abdullah (2006) dalam

penelitaannya yang berjudul Directors’ remuneration, firm’s

performance and corporate governance in Malaysia among distressed

companies. Formula tersebut juga digunakan oleh Endraswati,

Suhardjanto, dan Krismiaji (2014) dalam penelitiannya yang berjudul

Board of Directors and Remuneration in Indonesia Banking.

2. Variabel dependen

Variabel dependen merupakan sejumlah gejala atau faktor yang

muncul dipengaruhi oleh adanya variabel bebas. Terdapatnya variabel ini

merupakan akibat dari adanya variabel bebas tertentu dan bukan karena

variabel lainnya (Nawawi: 1995). Sesuai dengan penjelasan yang sudah

dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa variabel dependent

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel kinerja keuangan yang di

ukur dengan Return On Asset (ROA).

Total Remunerasi = (Remunerasi tetap + Remunerasi fasilitas)

40

Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari

aktivitas investasi (Nurhasahanah: 2014). Berikut formula yang dapat

digunakan untuk mencari nilai rasio Return On Asset (Sahara, 2013: 152):

Return On Asset (ROA) :

Formula tersebut pernah digunakan oleh Abdullah (2006) dalam

penelitannya yang berjudul Directors’ remuneration, firm’s performance

and corporate governance in Malaysia among distressed companies.

Formula tersebut juga digunakan oleh Endraswati, Suhardjanto, dan

Krismiaji (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Board of Directors and

Remuneration in Indonesia Banking.

D. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini analasis regresi

berganda. Menurut Sarwono dan Suhayati (2010) Analisis regresi linier

berganda yaitu suatu analisis suatu asosiasi yang digunakan secara bersamaan

untuk meneliti pengaruh dua variabel atau lebih terhadap satu variabel yang

tergantung dengan skala interval. Persamaan regresi yang digunakan adalah

sebagai berikut (Ghozali: 2013):

ROA = a + b1RT + b2FAST

ROA = a + b3TR

Earning after tax

Total Asset

41

Dimana :

ROA Kinerja Keuangan Unit Usaha Syariah di Indonesia

A Konstanta

B Koefisien Regresi Berganda

RT remunerasi tetap dewan direksi

FAST remunerasi fasilitas dewan direksi

TR Total remunrasi

Untuk menguji apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang

signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, maka diperlukan uji

koefisien. Berikut uji koefisien yang dapat dilakukan untuk menguji pengaruh

signifikansi antar variabel dependen dan variabel independen (Ghozali: 2013).

1. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-Sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

(X1, X2,...Xn) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y) atau untuk mengetahui apakah model regresi

dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau

tidak(Ghozali: 2013).

2. Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen(Ghozali: 2013).Pada uji koefisien regresi parsial

cut-off yang di pakai yaitu nilai signifikansi 0,05, jika nilai ouput dari

uji koefisien regresi parsial mendapati nilai < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa data tersebut signifikan (Ghozali: 2013).

42

Dalam pengujian kinerja keuangan dengan tujuan melihat konsistensi

hasil penelitian, peneliti membagi kinerja keuangan menjadi dua bagian yaitu

kinerja tinggi dan kinerja rendah berdasarkan nilai median yang diperoleh dari

output spss pengujian deskriptif. Metode seperti ini pernah dilakukan oleh

Boujelbene & Affes (2013).

Sebelum melakukan analisi regresi berganda dilakukan uji asumsi

klasik yang meliputi :

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji suatu model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik yaitu model regresi yang tidak memilikikorelasi antar

sesama variabel bebas (Ghozali: 2013). Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolonieritas dalam suatu model regresi yaitu dengan

melihat (Ghozali: 2013) :

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, namun secara individual variabel-variabel bebas

banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2) Menganilisis matrik korelasi variabel independen. Jika antar

variabel bebas memiliki nilai korelasi yang umumnya diatas .90,

maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

43

independennya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai

VIF tinggi (karena VIF =1/tolerance). Nilai cutoff yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas yaitu

Tolerance ≤ .10 atau sama dengan VIF ≥ 10.

b. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem Autokorelasi. model regresi yang baik

adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara

untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, diantaranya yaitu Uji

Durbin Watson (Ghozali: 2013).

Uji Durbin - Watson (DW Test)

Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk Autokorelasi tingkat

satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak

ada variabel lagi diantara varibel independen. Hipotesis yang akan diuji

yaitu :

H0 = tidak ada autokorelasi (r = 0)

HA = ada autokorelasi (r ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali:

2013) berdasarkan tabel berikut :

44

Tabel 3.2

Tabel pengambilan keputusan autokerelasi

Run test yang merupakan bagian dari uji statistik non parametik dapat

digunakan sebagai alat untuk menguji apakah data residual terjadi atau

tersebar secara random atau tidak. Pada hasil pengolahan run test dapat

dikatakan bahwa model regresi tidak memiliki masalah autokorelasi yaitu

ketika data residual terbukti tersebar secara acak dan hal tersebut dapat

disimpulkan ketika nilai probabilitas atas data yang diolah memiliki nilai

besar dai 0,05 (Janie: 2012).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Cara mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi

variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID

(Ghozali: 2013).

d. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada korelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokerali,

Positif atau negative

Tidak ditolak du < d < 4 – du

45

dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik dengan penjelasan

sebagai berikut (Ghozali: 2013) :

1) Analisis grafik

Cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

2) Uji Statistik

Cara selanjutnya yaitu dengan melakukan uji Kolmoglorov-Smirnov,

uji statistik non-parametrik K-S. Uji Kolmoglorov-Smirnov

dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 = data residual berdistribusi normal

HA = data residual tidak berdistribusi normal.

Pada uji statistik Kolmoglorov-Smirnov,cut-off yang di pakai yaitu nilai

signifikansi .05. Jika nilai ouput dari uji K-S mendapati nilai > .05,

maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dan H0

dinyatakan diterima.

46

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Statistik

Berdasarkan hasil analisis deskriptif statistik, pada Tabel 4.1

dijelaskan tentang jumlah sampel (n), nilai mean, median, standar deviasi,

minimum serta nilai maximum untuk masing-masing variabel.

Tabel 4.1 Hasil Uji Diskriptif Statistik

RT FAST TR ROA

N Valid 60 60 60 60

Missing 5 5 5 5

Mean 32.900.000.000 900.000.000 33.800.000.000 0,019604

Median 15.500.000.000 392.000.000 17.000.000.000 0,01685

Std. Deviation 38.110.000.000 1.196.000.000 37.930.000.000 0,01345924

Minimum 2.000.000.000 - 2.000.000.000 -0,0074

Maximum 100.000.000.000 6.000.000.000 100.000.000.000 0,05569

Statistics

Pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah data yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 sampel data yang diambil dari

laporan keuangan dan laporan tata kelola perusahaan 12 Unit Usaha Syariah

yang terdaftar di website Bank Indonesia periode 2011-2015.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa variabel remunerasi

tetap memiliki nilai tertinggi sebesar Rp. 100.000.000.000 dan nilai minimum

sebesar Rp. 2.000.000.000 dengan nilai rata-rata Rp. 32.900.000.000. Pada

variabel fasilitas nilai tertinggi dalam kurun waktu 2011-2015 yaitu sebesar

Rp. 6.000.000.000 sedangkan nilai menimumnya yaitu Rp. 0 dengan nilai rata-

rata Rp. 900.000.000. Variabel total remunerasi memiliki nilai tertinggi sebesar

Rp. 100.000.000.000 dan nilai minimumnya yaitu sebesar Rp. 2.000.000.000

dengan nilai rata-rata mencapai angka sebesar Rp. 33.800.000.000. Variabel

47

terakhir pada penelitian ini dan merupkn varibel dependen dari penelitian ini

yaitu kinerja keuangan dengan alat ukurnya yaitu ROA memiliki nilai tertinggi

sebesar 0,05569 dan nilai minimumnya yaitu -0,00734 dengan nilai rata-rata

sebesar 0,0196 pada setiap tahunnya.

B. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik harus bebas dari masalah asumsi klasik.

Uraian berikut ini akan membahas mengenai uji asumsi klasik diantaranya

sebagai berikut :

a. Uji Multikoloniaritas

Untuk mengetahui apakah terjadi multikoloniaritas dapat dilihat

dari nilai tolerance dan VIF yang terdapat pada masing-masing variabel

seperti terlihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikoloniaritas Model Regresi Pertama

Tabel 4.3 Hasil Uji MultikoloniaritasModel Regresi Kedua

48

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikoloniaritas

adalah jika memiliki nilai tolerance ≥ 0.10 atau VIF ≤ 10. Dari Tabel 4.2

dan 4.3 tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai

tolerance yang jauh di atas 0.10 dan nilai VIF jauh dibawah 10. Dengan

demikian dalam model ini tidak terdapat masalah multikoloniaritas.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu paada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali: 2013).

Autokorelasi dalam penelitian ini di uji Durbin Watson (DW-Test). Hasil

regresi dengan tingkat signifikansi ɑ = 0.05 dengan jumlah variabel

independen 3 (k=3) dan banyaknya data (n=60). Berdasarkan hasil output

SPSS, maka hasil uji autokorelasi dapat ditunjukkan pada Tabel 4.4,

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Uji Model Regresi Pertama

Nilai DW pada model regresi pertama menunjukkan angka

sebesar 1,068, untuk model regresi yang pertama pada tabel DW

menunjukkan bahwa untuk k=2 dan n=60 besarnya DW-tabel : du =

1,654 sehingga 4-du = 2,346. Dari perhitungan tersebut disimpulkan

49

bahwa nilai DW-test lebih kecil dari du dan kurang dari 4-du sehingga

nilai tersebut menunjukkan bahwa pada hasil pengolahan data model

regresi pertama tidak meyakinkan, oleh karenanya diperlukan runs test.

Berikut hasil pengolahan SPSS uji nonparamathic runs :

Tabel 4.5 Hasil Runs Model Regresi Pertama

Hasil signifikasi yang menunjukkan angka 0,114 menunjukkan

bahwa model regresi pertama pada penelitian ini tidak memiliki

masalah autokorelasi karena terlihat nilai signifikansi tersebut lebih

besar dari 0.05. Berikut hasil Uji Autokorelasi pada model regresi

kedua penelitian ini :

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi Kedua

50

Nilai DW pada model regresi kedua menunjukkan angka 0,967,

untuk model regresi kedua pada tabel DW menunjukkan bahwa untuk

k=1 dan n=60 besarnya DW-tabel : du = 1,616 sehingga 4-du = 2,384.

Dari perhitungan tersebut disimpulkan bahwa nilai DW-test lebih kecil

dari du dan kurang dari 4-du sehingga nilai tersebut menunjukkan

bahwa pada hasil pengolahan data model regresi pertama tidak

meyakinkan, oleh karenanya diperlukan runs test. Berikut hasil

pengolahan SPSS dengan runs test:

Tabel 4.7 Hasil Runs Model Regresi Kedua

Hasil signifikasi yang menunjukkan angka 0,064 menunjukkan

bahwa model regresi kedua pada penelitian ini tidak memiliki masalah

autokorelasi karena terlihat nilai signifikansi tersebut lebih besar dari

0.05.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas digunakan ntuk melihat apakah

model regresi dalam penelitian ini terjadi ketidaksamaan varian. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk

51

mendeteksi adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan scactter

plot.

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas model regresi pertama

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas model regresi kedua

Dari gambar tersebut diperoleh pola scactter tidak teratur. Hal ini

berarti bahwa model regresi pada model ini tidak mengandung adanya

masalah heteroskedastisitas.

52

d. Uji Normalitas

Normalitas suatu data merupakan syarat utama suatu penyelesaian

statistic parametrik. Pengujian normalitas dilakukan dengan

menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas data

dilakukan terhadap nilai residualnya. Data yang terdistribusi normal

ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. berikut hasil pengujian

dengan menggunakan SPSS 16 untuk model regresi pertama, sebagai

berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Regresi Pertama

Gambar 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Model Regresi Pertama

53

Hasil pengujian tersebut menunjukkan adanya distribusi data yang

normal. Hal ini ditunjukkan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov yang

menunjukkan hasil pada tingkat signifikansi sebesar 0.957 yang berada

diatas 0.05.

Berikut merupakan uji normalitas yang dilakukan untuk model

regresi yang kedua pada penelitian ini, sebagai berikut :

Tabel 4.9. Hasil Uji Kolomogorov-Smirnov Model Regresi Kedua

Gambar 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Model Regresi Kedua

54

Hasil pengujian tersebut menunjukkan adanya distribusi data

yang normal. Hal ini ditunjukkan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov

yang menunjukkan hasil pada tingkat signifikansi sebesar 0.388 yang

berada diatas 0.05.

2. Uji Regresi

a. Pengaruh variabel remunerasi tetap dan fasilitas dewan direksi terhadap

kinerja keuangan Unit Usaha Syariah

Tabel 4.10 Hasil Model Summary Model Regresi Pertama

Dari tabel 4.10 diatas, dapat dilihat nilai koefisien adjusted R2

menunjukkan nilai sebesar 0,334. Hasil ini mengindikasikan bahwa

variasi kinerja keuangan yang diwakili dengan variabel ROA dapat

dijelaskan dari remunerasi tetap dan fasilitas sebesr 33,4% dan 66,6%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil

pengujian Uji t menggunakan aplikasi SPSS 16.0 dapat dilihat pada

Tabel 4.11, sebagai berikut :

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Regresi Uji t Model Pertama

55

Model tersebut dapat dituliskan dalam persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

ROA = 0,026 + 0,011RT – 0,014FAST

Hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa variabel bebas

berupa remunerasi tetap memiliki koefisien positif sebesar 0,011 artinya.

variabel RT mengalami kenaikan satu satuan maka variabel ROA akan

mengalami kenaikan sebanyak 0,011. Pada variabel FAST dapat

dijelaskan bahwa jika variabel FAST memiliki koefisien negatif sebesar -

0,014 artinya variabel FAST mengalami kenaikan satu satuan maka

variabel Y akan mengalami penurunan sebanyak 0,014.

Perhitungan regresi berganda ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan dari aplikasi SPSS 16.0, hasil output yang tersedia pada tabel

4.12 adalah sebagai berikut :

TABEL 4.12 Hasil Pengujian Regresi Uji F Model Pertama

Pengujian model pertama dalam penelitian ini dapat dilihat

melalui nilai F statistik dari model persamaan regresi. Pengujian

pengaruh secara simultan dari predictor remunerasi tetap serta fasilitas

terhadap ROA menunjukkan nilai pengujian F statistik sebesar 11,018

dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai

56

signifikansi F lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa pengujian secara

simultan dari model regresi antara variabel remtetap dan fasilitas

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.

b. Pengaruh variabel total remunerasi dewan direksi terhadap kinerja

keuangan Unit Usaha Syariah

Pada penelitian ini peneliti memberikan dua model regresi dengan

variabel indepen yang berbeda, berikut hasil pengujian secara simultan

melalui aplikasi SPSS 16 :

TABEL 4.13 Hasil Uji F Model Kedua

Pengujian model kedua dalam penelitian ini dapat dilihat melalui

nilai F statistik dari model persamaan regresi. Pengujian pengaruh secara

simultan dari predictor total remunerasi terhadap ROA menunjukkan

nilai pengujian F statistik sebesar 0,044 dengan signifikansi sebesar

0,835. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi F lebih besar dari

0.05, yang berarti bahwa pengujian secara simultan dari model regresi

variabel total remunerasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja keuangan.

Berikut hasil pengujian secara parsial pada model regresi kedua

penelitian ini:

57

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Regresi Model Kedua

Model tersebut dapat dituliskan dalam persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

ROA = 0,011 + 0,001TR

Pada model regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa jika variabel

TR mengalami kenaikan satu satuan maka variabel ROA tidak akan

mengalami kenaikan sebanyak 0,001.

c. Pengaruh variabel remunerasi tetap dan variabel remunerasi fasilitas

dewan direksi terhadap kinerja keuangan tinggi Unit Usaha Syariah

Perhitungan regresi berganda ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan dari aplikasi SPSS 16.0, hasil output yang tersedia pada tabel

4.15 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.15 Hasil Uji F Model Pertama pada Kinerja Tinggi

58

Pengujian model keseluruhan dapat dilihat melalui nilai F

statistic dari model persamaan regresi. Pengujian pengaruh secara

simultan dari predictor remunerasi tetap dan fasilitas terhadap ROA

menunjukkan nilai pengujian F statistic sebesar 4,460 dengan

signifikansi sebesar 0,030. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai

signifikansi F lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa pengujian

secara simultan dari variabel independen terhadap variabel

dependennya memiliki pengaruh yang signifikan.

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Regresi Model Pertama pada Kinerja Tinggi

Model tersebut dapat dituliskan dalam persamaan regresi

linear berganda sebagai berikut :

ROA = -0,115 + 0,018RT - 0,004FAST

Hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa variabel bebas

berupa remunerasi tetap memiliki koefisien positif sebesar 0,018

artinya, semakin besar remunerasi tetap yang diberikan kepada

Dewan Direksi maka kinerjanya sebagai pengelola manajerial Unit

Usaha Syariah akan maksimal sehingga akan berimbas pada kenierja

keuangan yang dihasilkan. Pengaruh dari variabel FAST

59

menunjukkan pengaruh negatif yang berarti jika variabel FAST

mengalami kenaikan satu satuan maka variabel ROA akan

mengalami penurunan sebanyak 0,004.

d. Pengaruh variabel total remunerasi dewan direksi terhadap kinerja

keuangan tinggi Unit Usaha Syariah

Pada penelitian ini terdapat dua model regresi, berikut tabel Uji F

pada model regresi kedua :

Tabel 4.17 Uji F Model Regresi Kedua pada Kinerja Tinggi

Pengujian model kedua pada kinerja tinggi ini dapat dilihat

melalui nilai F statistic dari model persamaan regresi. Pengujian

pengaruh secara simultan dari predictor total remunerasi terhadap ROA

menunjukkan nilai pengujian F statistik sebesar 1,557 dengan

signifikansi sebesar 0,223. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai

signifikansi F lebih besar dari 0.05, yang berarti bahwa pengujian secara

simultan dari model regresi variabel total remunerasi tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.

60

Tabel 4.18 Hasil Pengujian Regresi Model Kedua pada Kinerja Tinggi

Model tersebut dapat dituliskan dalam persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

ROA = -0,027+ 0,002TR

Hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa variabel bebas

berupa total remunerasi memiliki koefisien positif SEBESAR 0,006,

variabel TR yang mengalami kenaikan satu satuan maka variabel ROA

akan mengalami kenaikan sebanyak 0,002.

e. Pengaruh variabel remunerasi tetap dan fasilitas dewan direksi terhadap

kinerja keuangan rendah Unit Usaha Syariah

Tabel 4.19 Hasil Uji F Model Pertama pada Kinerja Rendah

61

Pengujian model keseluruhan dapat dilihat melalui nilai F statistic

dari model persamaan regresi. Pengujian pengaruh secara simultan dari

predictor remunerasi tetap serta fasilitas terhadap ROA menunjukkan

nilai pengujian F statistic sebesar 0,953 dengan signifikansi sebesar

0,402. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi F lebih besar dari

0,05, yang berarti bahwa pengujian simultan dari variabel independen

terhadap variabel dependennya tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Tabel 4.20 Hasil Uji t Model Pertama pada Kinerja Rendah

Model tersebut dapat dituliskan dalam persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

ROA = -0,039+ 0,001RT+ 0,004FAST

Koefisien variabel RT positif sebesar 0,001 artinya, variabel RT

mengalami kenaikan satu satuan maka variabel ROA akan mengalami

kenaikan sebanyak 0,001. Koefisien variabel FAST positif sebesar 0,004

artinya, variabel FAST mengalami kenaikan satu satuan maka variabel

ROA akan mengalami kenaikan sebanyak 0,004 pada nilai konstan

sebesar -0,039.

62

f. Pengaruh variabel total remunerasi terhadap kinerja keuangan rendah Unit

Usaha Syariah

Tabel 4.21 Hasil Pengujian Uji F Model Kedua pada Kinerja Rendah

Pengujian model kedua pada kinerja rendah ini dapat dilihat

melalui nilai F statistic dari model persamaan regresi. Pengujian

pengaruh secara simultan dari predictor total remunerasi terhadap ROA

menunjukkan nilai pengujian F statistic sebesar 2,051 dengan

signifikansi sebesar 0,164. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai

signifikansi F lebih besar dari 0.05, yang berarti bahwa pengujian secara

simultan dari model regresi variabel total remunerasi tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.

Model regresi kedua pada kinerja rendah khususnya pengujian

secara parsial memiliki hasil pengolahan sebagai sebagai berikut :

Tabel 4.22 Hasil Pengujian Regresi Uji t Model Regresi Kedua Kinerja Rendah

63

Model tersebut dapat dituliskan dalam persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

ROA = -0,028 + 0,004TR

Koefisien variabel TR sebesar 0,004 artinya, variabel TR yang

mengalami kenaikan satu per satuan maka variabel Y akan mengalami

kenaikan sebesar 0,004.

3. Uji Hipotesis

Berikut hasil uji hipotesis dalam penelitian ini :

a. H1 : Remunerasi tetap dewan direksi berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan

Pada hipotesis pertama berdasarkan hasil output SPSS 16.0

menunjukkan hasil bahwa remunerasi tetap berpengaruh positif

signifikan dengan nilai signifikansinya sebesar 0,006 dimana nilai

tersebut lebih kecil dari 0,05, dan dapat disimpulkan bahwa H1 pada

penelitian ini diterima. Hal tersebut terjadi karena remunerasi tetap

merupakan jenis remunerasi yang setiap periodenya diberikan oleh

pihak Unit Usaha Syiariah kepada pihak dewan direksi. Penerimaan

remunerasi tetap ini yang memicu dewan direksi untuk bekerja

secara maksimal dan berpengaruh pada kinerja keuangan

perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Miyienda, Oirere, Miyogo (2013) dalam

penelitiannya yang berjudul The Relationship Between Director

Remuneration And Performance Of Firm Listed In The Nairobi

64

Securities Exchangeyang menunjukkan hasil bahwa variabel

direction’s remunerasion berpengaruh positif terhadap firm

performance. Beberapa peneliti lain yang mendukung hasil

penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Syoraya, Januarti

(2014), Krauter (2013), dan Dharmastuti (2013).

b. H2 : Remunerasi fasilitas dewan direksi berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan.

Pada hipotesis kedua berdasarkan hasil output SPSS 16.0

menunjukkan hasil bahwa remunerasi fasilitas lain berpengaruh

negatif signifikan dengan nilai signifikansi 0,000 dimana lebih kecil

dari 0,05, dan dapat disimpulkan bahwa H2 pada penelitian ini

ditolak. Hasil tersebut terjadi karena tidak seluruh Unit Usaha

Syariah memberikan remunerasi dalam bentuk fasilitas kepada

dewan direksi, selain itu tidak setiap periode remunerasi fasilitas ini

diberikan kepada dewan direksi, bisa saja periode t diberikan

remunerasi fasilitas, namun periode t+1 ternyata tidak diberikan.

Hasil tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rupelia, Njuguna (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Relation

between Board Remuneration and Financial Performance in the

Kenyan Financial Servicec Industry yang menunjukkan hasil bahwa

variabel Board Remuneration berpengaruh negatif signifikan

terhadap financial performance. Peneliti lain yang mendukung hasil

tersebut yaitu Abdullah (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

65

Directors’ remuneration, firm’s performance and corporate

governance in Malaysia among distressen companies yang

menunjukkan hasil bahwa variabel director’s remuneration

berpengaruh negatif signifikan teradap firm performance. Penelitian

tersbut dilakukan pada 86 distressed firms and macthed 86 non-

distressed firms di negara Malaysia.

c. H3 : Total remunerasi dewan direksi berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan.

Pada hipotesis ketiga berdasarkan hasil output SPSS 16.0

menunjukkan hasil bahwa total remunerasi berpengaruh positif tidak

signifikan dan dapat disimpulkan bahwa H3 pada penelitian ini

ditolak, karena nilai signifikansinya yaitu 0,835, nilai signifikansi

tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini terjadi karena total remunerasi

merupakan penjumlahan antara remunerasi tetap dan remunerasi

fasilitas. Variabel remunerasi tetap merupakan jenis remunerasi yang

pasti dikeluarkan oleh Unit Usaha Syariah sedangkan remunerasi

fasilitas merupakan jenis remunerasi yang tidak semua Unit Usaha

Syariah memberikannya terhadap dewan direksi. Hal tersebut bisa

dibuktikan dengan melihat tabel 4.23 sebagai berikut :

66

Tabel 4.23 Paket remunerasi dan fasilitas dewan Direksi Uni Usaha

Syariah Bank Danamon

Berdasarkan tabel 4.23 tersebut dapat dijelaskan bahwa total

remunerasi yang diterima oleh dewan direksi pada setiap tahunnya

tidak sama, hal tersebut mengakibatkan kinerja dewan direksi tidak

stabil yang berakibat pada ketidakstabilan kinerja keuangan yang

diperoleh Unit Usaha Syariah. bahkan jika diprosentasekan dengan

mengambil sampel pada tahun 2014 prosentase untuk pemberian gaji

dan fasilitas mencapai 125% diperoleh dari perbandingan antara gaji

dan fasilitas yang diberikan dengan remunerasi dalam bentuk

lainnya, secara matematis berikut perhitungannya:

((54.256.000.000/(33.481.000.000 + 3.315.000.000 +

6.605.000.000) x 100%)).

Berdasarkan hitungan tersebut terlihat meskipun dewan

direksi diberikan paket remunerasi yang bersifat variabel dan

tunjangan yang besar tidak akan mempengaruhi ataupun memotivasi

dewan direksi untuk meningkatkan kinerja keuangan pada Unit

67

Usaha Syariah tersebut, karena jika tidak memperoleh remunerasi

dalam bentuk yang lain dewan direksi sudah mendapatkan gaji dan

fasilitas yang besar. Hasil penelitian ini bertentang dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Kutum (2015) dengan judul

penelitian “Is there a relation between CEO Remuneration and

Bank’s size and performance?” yang menunjukkan hasil bahwa CEO

remuneration berpengaruh positif terhadap bank performance.

Penelitian tersebut didukung oleh beberapa peneliti lain yaitu

Widyati (2013) dan Kutum (2015).

d. H4 : Remunerasi tetap dewan direksi berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan yang tinggi.

Pada hipotesis empat berdasarkan hasil output SPSS 16.0

menunjukkan hasil bahwa remunerasi tetap berpengaruh positif

signifikan dan dapat disimpulkan bahwa H4 pada penelitian ini

diterima, karena nilai signifikansinya yaitu 0,013, nilai signifikansi

tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut terjadi karena pada kinerja

yang tinggi pemberian remunerasi tetap kepada dewan direksi

mengalami kenaikan sesuai dengan jumlah pendapatan yang

diperoleh oleh Unit Usaha Syariah, sehingga akan memicu kinerja

dewan direksi secara maksimal dan berpengaruh pada kinerja

keuangan perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Miyienda, Oirere, Miyogo (2013) dengan judul The

68

relationship between director remuneration and performance of firm

listed in the Nairobi securities exchange yang menunjukkan hasil

bahwa variabel direction’s remuneration berpengaruh positif

terhadap firm performance. Hasil tersebut juga didukung oleh

beberapa peneliti yang lain seperti Kutum (2015), Krauter (2013),

dan Miyienda, Cliff, Oirere, Miyogo (2013).

e. H5 : Remunerasi tetap dewan direksi berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan yang rendah.

Pada hipotesis lima berdasarkan hasil output SPSS 16.0

menunjukkan hasil bahwa remunerasi tetap berpengaruh positif tidak

signifikan dan dapat disimpulkan bahwa H5 pada penelitian ini

ditolak, karena nilai signifikansinya yaitu 0,665, nilai signifikansi

tersebut lebih besar dari 0,05. Hal tersebut terjadi karena pada

kinerja keuangan rendah, pemberian remunerasi tetap kepada dewan

direksi menunjukkan angka yang lebih kecil dibanding ketika Unit

Usaha Syariah mendapatkan kinerja keuangan tinggi, sehingga

membuat kinerja dewan direksi menurun dan hal tersebut

berpengaruh kepada kinerja keuangan Unit Usaha Syariah. Hasil

tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

beberapa peneliti seperti Miyienda, Oirere, Miyogo (2013), Syoraya,

Januarti (2014) yang dalam penelitian mereka menunjukkan adanya

hubungan positif signifikan antara remunerasi dewan direksi dengan

kinerja keuangan.

69

f. H6 : Remunerasi fasilitas dewan direksi berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan yang tinggi.

Pada hipotesis enam berdasarkan hasil output SPSS 16.0

menunjukkan hasil bahwa remunerasi fasilitas lain berpengaruh

negatif tidak signifikan dan dapat disimpulkan bahwa H6 pada

penelitian ini ditolak karena nilai signifikansinya yaitu 0,515, nilai

signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal tersebut karena tidak

semua Unit Usaha Syariah memberikan remunerasi fasilitas kepada

dewan direksi. Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang

dilakukan Erick, Kefah, Nyaoga (2014) dengan judul The

relationship between executive compensation and financial

performance of insurance companies in Kenya yang menunjukkan

hasil variabel executive compensation berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap financial performance. Hasil tersebut

bertentangan hasil penelitian dengan peneliti lain seperti Abdullah

(2006) dalam penelitiannya yang berjudul Directors’ remuneration,

firm’s performance and corporate governancein Malaysia among

distressen companiesyang menunjukkan hasil bahwavariabel

director’s remuneration berpengaruh negatif signifikan teradap firm

performance.

g. H7 : Remunerasi fasilitas dewan direksi berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan yang kecil.

70

Pada hipotesis tujuh berdasarkan hasil output SPSS 16.0

menunjukkan hasil bahwa variabel remunerasi fasilitas lain

berpengaruh positif tidak signifikan dan dapat disimpulkan bahwa

H7 pada penelitian ini ditolak, karena nilai signifikansinya yaitu

0,186, nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal tersebut

terjadi karena tidak semua Unit Usaha Syariah memberikan

remunerasi fasilitas kepada dewan direksi, apalagi ketika Unit Usaha

Syariah tersebut memiliki kinerja keuangan yang rendah, hal tersebut

akan mempengaruhi pemberian atas remunerasi fasilitas dewan

direksi. Hasil penelitian bertentangan dengan hasil penelitian yang

telah dilakukan pada beberapa objek yang berbeda sebelumnya

diantaranya yaitu Syoraya, Januarti (2014), Kutum (2015) yang

dalam penelitian mereka menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

yang positif signifikan antara remunerasi dewan direksi terhadap

kinerja keuangan baik pada pemberian remuneraasi financial

maupun non finansial.

h. H8 : Total remunerasi dewan direksi berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan yang tinggi.

Pada hipotesis delapan berdasarkan hasil output SPSS 16.0

menunjukkan hasil bahwa total remunerasi berpengaruh positif tidak

signifikan dapat disimpulkan bahwa H8 pada penelitian ini ditolak,

karena nilai signifikansinya yaitu 0,223, nilai signifikansi tersebut

lebih besar dari 0,05. Hal tersebut terjadi karena total remunerasi ini

71

terdiri dari dua komponen yaitu remunerasi tetap dan remunerasi

fasiltas. Pada realitanya jumlah yang diberikan pada komponen

remunerasi tetap lebih besar dari remunerasi fasilitas, padahal tidak

semua Unit Usaha Syariah memberikannya kepada dewan direksi.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Herawaty (2008) dalam penelitiannya yang berjudul

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable

dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan,

yang menunjukkan hasil bahwa kepemilikan manajerial berupa

prosentase kepemilikan remunerasi dibanding saham yang lebih

tinggi menunjukkan pengaruh secara negatif pengaruh terhadap nilai

perusahaan yang dalam penelitian ini dijelaskan dengan kinerja

keuangan. Hasil penelitian oleh Herawaty (2008) didukung oleh

hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyati (2013) dalam

penelitiannya yang berjudul pengaruh dewan direksi, komisaris

independen, komite audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional terhadap kinerja keuangan yang menunjukkan hasil

bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 namun

menunjukkan hubungan yang sama yaitu hubungan secara negatif

antara kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan.

i. H9 : Total remunerasi dewan direksi berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan yang kecil.

72

Pada hipotesis empat berdasarkan hasil output SPSS 16.0

menunjukkan hasil bahwa total remunerasi berpengaruh positif

tidak signifikan dan dapat disimpulkan bahwa H9 pada penelitian

ini ditolak, karena nilai signifikansinya yaitu 0,164, nilai

signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal tersebut terjadi

karena pemberian total remunerasi pada Unit Usaha Syariah terdiri

dari remunerasi tetap dan fasilitas, sehingga pada kinerja rendah

apabila Unit usaha Syariah hanya memberikan remunerasi tetap

yang memiliki jumlah yang lebih banyak dari remunerasi fasilitas

bisa dikatakan tidak memotivasi dewan direksi dalam peningkatan

kinerja keuangan. Selain karena hal tersebut dapat disebabkan pula

karena beberapa kriteria pemberian remunerasi sebagaiman

peraturan yang tercantum dalam peraturan OJK Nomor

45/POJK.03/2015 dijelaskan bahwa kebijakan remunerasi yang

bersifat tetap wajib paling sedikit memperhatikan skala usaha,

kompleksitas usaha, peer group, tingkat inflasi, kondisi, dan

kemampuan keuangan, serta tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan. Sedangkan remunerasi yang bersifat variabel

wajib mendorong dilakukannya pengambilan keputusan yang hati-

hati (prudent risk taking). Hasil tersebut bertentangan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sudiyatno, Puspitasari (2010)

dalam penelitiannya yaitu pengaruh kebijakan perusahaan terhadap

nilai perusahaan dengan kinerja perusahaan sebagai variabel

73

intervening (studi kasus pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia) yang menunjukkan hasil bahwa remunerasi seorang

manajer memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja

keuangan.pada penelitian yang lain juga dikemukakan perbedaan

hasil penelitian kembali seperti pada penelitian yang dilakukan

oleh Hastuti (2005) dalam penelitiannya yang berjudul hubungan

antara good corporate governance dan struktur kepemilikan

dengan kinerja keuangan (studi kasus pada perusahaan yang listing

di Bursa Efek Jakarta) yang menunjukkan hasil bahwa tidak ada

hubungan antara struktur kepemilikan berupa remunerasi yang

dimiliki oleh seorang manajer dengan kinerja keuangan. Beberapa

perbedaan hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak pada seluruh

perusahaan yang memberikan paket remunerasi memberikan

pengaruh yang sama untuk peningkatan kinerja keuangan suatu

perusahaan.

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun pada bab sebelumnya,

maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Remunerasi tetap Dewan Direksi berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah.

2. Remunerasi fasilitas Dewan Direksi berpengaruh negatif signifikan

terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah.

3. Total Remunerasi Dewan Direksi berpengaruh positiftidak signifikan

terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah.

4. Remunerasi tetap Dewan Direksi berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah yang tinggi.

5. Remunerasi tetap Dewan Direksi berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah yang rendah.

6. Remunerasi fasilitas Dewan Direksi berpengaruh negatif tidak

signifikan tehadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah yang tinggi.

7. Remunerasi fasilitas Dewan Direksi berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah yang rendah.

8. Total Remunerasi Dewan Direksi berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap Unit Usaha Syariah yang tinggi.

9. Total Remunerasi Dewan Direksi berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap kinerja keuangan Unit Usaha Syariah yang rendah.

75

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti dapat

memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya perihal remunerasi dewan direksi dapat

dilakukan pada Bank Umum Syariah yang secara struktur sudah berdiri

sendiri.

2. Penelitian selanjutnya dapat memperhitungkan untuk melibatkan

variabel lain yang mungkin saja dapat memperkuat hubungan antara

remunerasi dewan direksi dengan kinerja keuangan suatu perusahaan,

seperti remunerasi fasilitas dalam bentuk natura, paket remunerasi

dewan komisaris maupun paket remunerasi dewan pengawas syariah.

76

Daftar Pustaka

Abdullah, S. N. (2006). Directors' remuneration, firm's performance and corporate

governance in Malaysia among distressed companies. The International

Journal of Business in Society, 6:162-174.

Agustina, L., & Noviri, S. (2013). Pengaruh Return On Asset (ROA), Earning Per

Share (EPS), dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham (Studi

Pada Indeks LQ45 Tahun 2010) . Jurnal Akuntansi, 5 (1):1-23.

Azis, A., & Niswah, F. (2013). Pengaruh Remunerasi terhadap Kinerja Pegawai

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tuban. Jurnal Administrasi Publik, 1 (2):

180-188.

Beugelsdijk, S., Groot, H. L., & Schaik, A. B. (2002). Trust and Growth : A

Robustness Analysis . Tinbergen Institue Discussion Paper, 1-19.

Boujelbene, M. A., & Affes, H. (2013). The impact of intellectual capital

disclosure on cost of equity capital: A case of French firms. Journal of

Economics, Finance and Administrative Science , 18 (34): 45-53..

Daljono, B. N. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham

(Studi Empiris Perusahaan Automotive and Componentyang Listing di

Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011). Diponegoro Journal of

Accounting, 2 (1):1-11.

Dharmastuti, C. F. (2013). Analisis Pengaruh Mekanisme Internal dan External

Corporate Governance terhadap Profitabilitas dan Kebijakan Dividen

Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Go Publik di Pasar Modal

Indonesia. Jurnal Organisasi dan Manajemen, 9 (1):21-30.

Diaz, R., & Jufrizen. (2014). Pengaruh Return On Assets (ROA) dan Return On

Eequity (ROE) Terhadap Earning Per Share (EPS) pada Perusahaan

Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen &

Bisnis, 14 (2):127-134..

Endraswati, H., Suhardjanto, D., & Krismiaji. (2014). Board of Directors and

Remuneration in Indonesian Banking. GSTF Journal on Business Review

(GBR), 3 (3):40-45.

Erick, T. K., Kefah, B. A., & Nyaoga, R. B. (2014). The Relationship between

Executive Compensation and Financial Performance of Insurance

Companies in Kenya. Research Journal of Finance and Accounting, 5

(1):113-122.

Fauzi, U. (2014). Pengaruh Kmpensasi terhadap kinerja Karyawan pada PT.

Trakindo Utaa Samarinda. eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2 (3):172-

185. ejournal.ad.bisnis.fisip.unmul.ac.id, diunduh pada januari 2017.

77

Fitria, R., Idris, A., & Kusuma, A. R. (2014). Pengaruh Remunerasi, Motivasi,

dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Pengadilan

Agama Negri Samarinda. eJournal Administrative Reform, 2(3):1691-

1704. ar.mian.fisip-unmul.ac.id, diunduh pada Januari 2017.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21

(Up Date PLS Regresi). Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro.

Herawaty, V. (2008). Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating

Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan .

Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 10 (2):97-108.

Janie, D. N. (2012). Statistik Deskriptif & Regresi Linear Berganda dengan SPSS.

Semarang: Semarang University Press.

Krauter, E. (2012). Executive Compensation and Corporate FinancialL

Performance. Journal of Education and Research in Accounting Revista de

Educación e Investigatión en Contabilidad, 7 (3): 249-262.

Kutum, I. (2015). Is there a Relation between CEO Remuneration and Banks‟

Size and Performance? International Journal of Accounting and Financial

Reporting, 5 (1):272-285.

Laksana, J. (2015). Corporate Governance dan Kinerja Keuangan (Studi Kasus

pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012) . E-

jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.1, 269:288. ojs.unud.ac.id,

diunduh pada Januari 2017.

Miyienda, B., Oierere, C. O., & Miyogo, J. (2013). The Relationship between

Director Remuneration and Performance of Firms Listed in the Nairobi

Securities Exchange. The Internastional Journal of Social Sciences, 15 (1):

1-17.

Musianto, L. S. (2002). Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan

Kualitatif dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,

4 (2):123-136.

Nanang, M. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raya Grafindo

Persada.

Nawawi, H. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Nurhasanah, R. (2014). Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity

(ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham (Survey pada

Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia Periode 2007-

2011). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama,

http://repository.widyatama.ac.id/, diunduh pada Februari 2017.

78

........... ., 2009. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009. www.bi.go.id,

diunduh pada November 2016.

............, 2009. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009. www.bi.go.id,

diunduh pada November 2016.

..........., 2015. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 45/POJK.03/2015.

www.ojk.go.id, diunduh pada Desember 2016.

Pramesti, G. (2015). Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Purwanto. (2004). Statistika Dasar. Jakarta: Salemba Empat.

Raharjo, E. (2007). Teori Agensi dan Teori Stewarship dalam Prespektif

Akuntansi. Jurnal Fokus Ekonomi, 2 (1):37-46.

Rasim. (2015). Kinerja Keuangan Perbankan Indonesia Sebelum dan Sesudah

Krisis Global Tahun 2008 Studi Kasus pada Bank Pemerintah di Indonesia

Periode 2003-2013. fe-akuntansi.unila.ac.id, diunduh pada Januari 2017.

Riyadi, S. (2011). ngaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur

di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 13 (1):40-45.

Rostanti, Qommaria. (2013). Ini alasan mengapa Malaysia lebih unggul di

keuangan syariah.www.republika.co.id, diunduh pada november 2016.

Rupelia, R., & Njuguna, A. (2016). Relationship between Board Remuneration

and Financial Performance in the Kenyan Financial Services Industry.

International Journal of Financial Research, 7 (2):247-255.

Sahara, A. Y. (2013). Analisa Pengaruh Insflasi, Suku BUnga BI, dan Produk

Domestik Bruto terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah di

Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen, 1 (1):149-157.

Sarwono, J., & Suhayati, E. (2010). Riset Akuntansi Menggunakan SPSS.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susilowati, Y. (2011). Reaksi Signal Rasio Profitabilitas Dan Rasio Solvabilitas

Terhadap Return Saham Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan,

3 (1):17-37.

Syoraya, S., & Januarti, I. (2014). Pengaruh Kompensasi Dewan Komisaris dan

Dewan Direksiterhadap Kinerja Manajerial dengan Risiko Bisnis sebagai

Variabel Moderrating. Diponegoro Journal of Accounting, 3 (4):1-9.

.........., 2008. Undang-undang RI Nomor 21 tahun 2008. www.bi.go.id, diunduh

pada Januari 2017.

79

Widyati, M. F. (2013). Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite

Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional terhadap

Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen, 1 (1):234-249.

Wijayanto, A. (2010). Analisis Pengaruh ROA, EPS, Financial Leverage, Proceed

terhadap Initial Return. Jurnal Dinamika Manajemen, 1 (1):68-78.

.........., 2015. Statistika Perbankan Syariah 2015.www.ojk.go.id, diunduh pada

November 2016.

Yudiana, F. E. (2014). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. (Mochlasin, Ed).

Salatiga: STAIN Salatiga Press.

80

LAMPIRAN

1

Lampiran 1 Rekap Data Penelitian

Nama Bank Remunerasi Tetap

Remunerasi

Fasilitas Total Remunerasi ROA

BPD SUMUT 2011 12.337.000.000 2.458.000.000 14.795.000.000 0,01784

BPD SUMUT 2012 25.539.000.000 913.000.000 26.452.000.000 0,01423

BPD SUMUT 2013 12.253.000.000 943.000.000 13.196.000.000 0,02898

BPD SUMUT 2014 7.831.000.000 2.205.000.000 10.036.000.000 -0,00740

BPD SUMUT 2015 21.136.000.000 208.000.000 21.344.000.000 0,00200

BPD KALTIM 2011 9.593.000.000 1.553.000.000 11.146.000.000 -0,00009

BPD KALTIM 2012 7.116.000.000 1.987.000.000 9.103.000.000 0,01670

BPD KALTIM 2013 12.531.000.000 907.000.000 13.438.000.000 0,01856

BPD KALTIM 2014 10.995.000.000 1.166.000.000 12.161.000.000 0,01294

BPD KALTIM 2015 9.554.000.000 1.545.000.000 11.099.000.000 0,00941

BPD KALBAR 2011 13.574.000.000 332.000.000 13.906.000.000 0,03447

BPD KALBAR 2012 17.939.000.000 391.000.000 18.330.000.000 0,04168

BPD KALBAR 2013 22.148.000.000 461.000.000 22.609.000.000 0,04049

BPD KALBAR 2014 23.357.000.000 441.000.000 23.798.000.000 0,04790

BPD KALBAR 2015 20.418.000.000 578.000.000 20.996.000.000 0,03967

BPD NAGARI SYARIAH 2011 11.673.973.830 0 11.673.973.830 0,02506

BPD NAGARI SYARIAH 2012 7.362.845.967 0 7.362.845.967 0,02875

BPD NAGARI SYARIAH 2013 10.612.348.793 0 10.612.348.793 0,01723

BPD NAGARI SYARIAH 2014 12.905.038.558 0 12.905.038.558 0,03227

BPD NAGARI SYARIAH 2015 17.769.726.261 0 17.769.726.261 0,03300

2

BPD RIAU 2011 15.912.645.500 381.960.420 16.294.605.920 0,02209

BPD RIAU 2012 12.714.403.000 172.539.021 12.886.942.021 0,02378

BPD RIAU 2013 10.411.012.620 329.709.580 10.740.722.200 0,02494

BPD RIAU 2014 18.245.144.843 176.774.440 18.421.919.283 0,00958

BPD RIAU 2015 21.739.646.938 543.458.083 22.283.105.021 0,00911

BPD KALSEL 2011 8.829.926.128 4.179.565.609 13.009.491.737 0,01697

BPD KALSEL 2012 16.850.720.072 1.585.400.000 18.436.120.072 0,01640

BPD KALSEL 2013 5.719.000.000 1.603.000.000 7.322.000.000 0,01201

BPD KALSEL 2014 7.455.000.000 1.603.000.000 9.058.000.000 0,00704

BPD KALSEL 2015 18.326.000.000 2.319.000.000 20.645.000.000 0,01310

BPD JATIM 2011 22.801.291.366 3.449.854.404 26.251.145.770 0,00773

BPD JATIM 2012 20.754.670.220 3.292.968.658 24.047.638.878 0,01291

BPD JATIM 2013 15.091.567.700 5.840.463.859 20.932.031.559 0,01180

BPD JATIM 2014 14.446.960.000 0 14.446.960.000 0,00273

BPD JATIM 2015 24.658.082.766 3.145.821.730 27.803.904.496 0,00286

BPD NTB 2011 4.399.525.453 386.045.454 4.785.570.907 0,02308

BPD NTB 2012 4.119.661.448 386.045.454 4.505.706.902 0,02114

BPD NTB 2013 5.409.848.649 186.500.000 5.596.348.649 0,01636

BPD NTB 2014 2.296.625.000 38.760.000 2.335.385.000 0,02278

BPD NTB 2015 3.202.066.359 81.400.000 3.283.466.359 0,02561

CIMB NIAGA 2011 119.214.770.000 0 119.214.770.000 0,01673

CIMB NIAGA 2012 135.596.930.000 0 135.596.930.000 0,02087

CIMB NIAGA 2013 139.668.500.000 0 139.668.500.000 0,01131

CIMB NIAGA 2014 129.096.595.000 0 129.096.595.000 0,00878

3

CIMB NIAGA 2015 121.906.180.000 0 121.906.180.000 0,03523

PERMATA 2011 61.808.000.000 0 61.808.000.000 0,05208

PERMATA 2012 65.527.000.000 394.000.000 65.921.000.000 0,02622

PERMATA 2013 86.271.000.000 139.000.000 86.410.000.000 0,01189

PERMATA 2014 74.324.000.000 529.000.000 74.853.000.000 0,00881

PERMATA 2015 69.619.000.000 636.000.000 70.255.000.000 0,00751

SINARMAS 2011 4.742.000.000 0 4.742.000.000 0,03475

SINARMAS 2012 6.808.000.000 0 6.808.000.000 0,05569

SINARMAS 2013 6.763.000.000 0 6.763.000.000 0,04644

SINARMAS 2014 7.857.000.000 0 7.857.000.000 0,00072

SINARMAS 2015 12.376.000.000 0 12.376.000.000 0,01388

OCBC2011 55.315.000.000 683.000.000 55.998.000.000 0,01140

OCBC2012 68.222.000.000 1.326.000.000 69.548.000.000 0,01895

OCBC2013 81.132.000.000 962.000.000 82.094.000.000 0,01813

OCBC2014 85.661.000.000 1.725.000.000 87.386.000.000 0,00735

OCBC2015 100.555.000.000 1.802.000.000 102.357.000.000 0,01379

4

Lampiran 2 Graph Normalitas Variabel

A. Graph normalitas remunerasi tetap B. Graph normalitas remunerasi fasilitas

5

C. Graph total Remunerasi D. Kinerja Keuangan (Return On Assets)

6

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Demi Nastiti Widiasih

Tempat, Tanggal lahir : Temanggung, 8 Juni 1995

Alamat : Wunut Wonotirto RT. 02 RW. 01 Kecamatan Bulu

Kabupaten Temanggung

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SD N 3 Wonotirto Tahun 2007

SMP N 3 Bulu Tahun 2010

SMK N 2 Temanggung Tahun 2013

IAIN Salatiga Tahun 2017

Organisasi : KSEI IAIN Salatiga

SEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Ya Bismillah

Karang Taruna

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Temanngung, Juni 2017

Penulis

Demi Nastiti Widiasih

: KSEI IAIN SALATIGA

7

8