analisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP
KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM SWASTA
NASIONAL DEVISA DI INDONESIA PERIODE 2005-2008
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Dwi Aryani Oktavia
1112081000013
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
ANALISIS PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP
KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM SWASTA
NASIONAL DEVISA DI INDONESIA PERIODE 2005-2008
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh :
DWI ARYANI OKTAVIA
NIM : 1112081000013
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 09 Juni 2016, telah dilakukan ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Dwi Aryani Oktavia
2. NIM : 1112081000013
3. Jurusan : Manajemen Keuangan
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa Di Indonesia Periode 2005-2008
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 Juni 2016
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 29 Juli 2016 telah dilakukan ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Dwi Aryani Oktavia
2. NIM : 1112081000013
3. Jurusan : Manajemen Keuangan
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa Di Indonesia Periode 2005-2008
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
v
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Dwi Aryani Oktavia
NIM : 1112081000013
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Dwi Aryani Oktavia
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 26 Oktober 1994
Agama : Islam
Alamat : Ciledug Indah 2 Jl. Mawar III, Blok E/12 no.6
Rt/Rw 002/003. Kel. Pedurenan Kec. Karang
Tengah
Telp/HP : 085770430618
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
2012 – 2016 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2008 – 2011 : SMA Negeri 12 Tangerang
2005 – 2008 : SMPI AL-Hasanah Tangerang
2008 – 1999 : SDI AL-Hasanah Tangerang
PENDIDIKAN NON FORMAL
2015 : Peserta Pelatihan Pajak Terapan, ZAF
Internasional Depok
PENGALAMAN ORGANISASI
2010 – 2011 : Anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
SMAN 12 Tangerang
2011 - 2012 : Anggota Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMAN
12 Tangerang
2012 – 2013 : Anggota Hubungan Luar Kampus Prodi
Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of mergers and acquisitions decisions
on the performance of companies in the proxy with financial ratios. This study
aims to determine whether banking financial ratios after the merger and
acquisition changes or not. Financial ratios studied were the annual financial
ratios for five years before and after mergers and acquisitions activity. In this
study the banks' performance is measured by using thirteen financial ratios.
Quantitative method is used in this research, to retrieve data from the
entire banking mergers and acquisitions with the period between 2005-2008. The
samples in the study using purposive sampling, with the data obtained by 5
banking mergers and acquisitions. Non-parametric test used was Wilcoxon Signed
Ranks Test to answer the hypothesis.
The Results from this research show partial study in 13 financial ratios,
CU, QR, BR, DAR, DER, PR, CAR, AT, NPM, ROA, ROE, EPS and PER, only
QR, BR, AT and NPM shows a significant difference in the comparison of before
and after mergers and acquisitions. While another financial ratios not show
significant difference before and after mergers and acquisitions.
Keywords: Mergers and acquisitions, financial performance, wilcoxon signed
ranks test
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keputusan merger
dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan yang di proksikan dengan rasio
keuangan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah rasio keuangan
perbankan setelah melakukan merger dan akuisisi mengalami perubahan atau
tidak. Rasio keuangan yang diteliti yaitu rasio keuangan tahunan yaitu lima tahun
sebelum dan sesudah aktivitas merger dan akuisisi. Dalam penelitian ini kinerja
perbankan diukur dengan menggunakan tigabelas rasio keuangan.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif, dengan mengambil
data dari seluruh perbankan yang melakukan merger dan akuisisi dengan rentang
waktu antara tahun 2005-2008. Pengambilan sampel dalam penelitian
menggunakan purposive sampling, dengan data yang diperoleh sebanyak 5
perbankan yang melakukan merger dan akuisisi. Uji non parametric yang
digunakan adalah Wilcoxon Signed Ranks Test untuk menjawab hipotesis.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara parsial
terhadap 13 rasio keuangan, yaitu CU, QR, BR, DAR, DER, PR,CAR, AT, NPM,
ROA, ROE, EPS dan PER, hanya QR, BR, AT dan NPM yang menunjukkan
perbedaan yang signifikan pada perbandingan sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi. Sedangkan, rasio keuangan lainnya tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Kata Kunci: Merger dan akuisisi, kinerja keuangan, wilcoxon signed ranks test.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahman
rahim-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan judul “Analisis Pengaruh Merger Dan Akuisisi Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Di Indonesia
Periode 2005-2008”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat.
Selama melakukan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini, penulis
tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa baik langsung
maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan nikmat, rahmat dan rezeki
serta kemudahan dalam menyelesaikan segala urusan kepada hamba-Nya.
2. Kedua orang tua tercinta, ayah Muhammad Sani dan mama Erni Wati
yang tak pernah henti selau memberikan doa, nasihat dan dukungan untuk
setiap langkah yang penulis jalani. Terima kasih atas cinta dan kasih
sayang tulusnya. Semoga penulis bisa selalu mengabdikan diri dan
memberikan yang terbaik untuk mereka.
3. Abang dan adikku tersayang, Ersa Anugerah Putra dan Syifa Azza
Summayah yang selalu berbagi canda, tawa dan senyuman ditengah
pengerjaan tugas akhir ini.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC, M.Si, selaku Dekan Fakutas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Titi Dewi Warninda, M.Si, selaku ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
6. Ibu Ela Patriana, Ir., MM, selaku sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis sekaligus sebagai dosen Pembimbing Akademik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan saran dan
kritikannya.
7. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB, selaku Dosen Pembimbing I,
terima kasih telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis
dan selalu memotivasi serta membimbing penulis hingga akhirnya tugas
akhir ini dapat diselesaikan.
8. Bapak Taridi Kasbhi Ridho, M.Si , selaku Dosen Pembimbing II terima
kasih atas kesabaran dan ketulusannya memberikan bimbingan, doa, serta
dukungan agar tetap semangat dalam menyelesaikan penyusunan skripsi
ini.
9. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membagikan ilmunya
selama proses belajar mengajar kepada penulis. Semoga ilmu yang
diperoleh dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan.
10. Para sahabat-sahabat Eka Setifani Afrianah, Zahra Afifah W.E, Putri
Handayani Hasibuan, Muhammad Ehan Hasbianur, Ibnu Kamal Aldin,
Rangga Permana Putra, Maksum Sutrisno dan Reza Pahlevy yang selama
4 tahun sudah menerima saya dengan sangat baik hingga terbentuklah
second family. Terima kasih telah menjadi motivator sekaligus kritikus
terbaik dalam hidup penulis, dan juga telah memberikan pelajaran untuk
terus berusaha menjadi lebih baik. Semoga persahabatan ini terus terjalin
hari ini, esok dan selamanya. See you on the top guys!
11. Teman-teman seperjuangan ujian komprehensif, Tia alpianita, Dini
Nurliani, Dony Prasetyo dan Lutfi Wijaya. Senang bisa belajar bareng,
berjuang bareng, dan lulus bareng.
12. Seluruh teman-teman Manajemen Keuangan 2012, terima kasih telah
menjadi bagian dalam proses belajar untuk menjadi pribadi yang lebih
baik.
13. Teman-teman KKN Jariyah. Eka, Santi, Ana, Leny, Acil, Bli, Iki, Acus,
Arfan, Aziz, Ical, Dedi, Irsyad, Awal dan Faris. Terima kasih atas
xi
kerjasama, tenaga, canda, tawa, suka dan duka serta pengalaman mengabdi
yang tak terlupakan yang sangat berkesan bagi penulis.
14. Ibnu Kamal Aldin as my boyfriend yang selalu memberikan perhatian,
motivasi, waktu dan tenaganya. Terima kasih untuk selalu berjalan di
samping saya.
15. Para pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak
atas bantuan yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah melipat gandakan kebaikan yang kalian lakukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritikan
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb
xii
DAFTAR ISI
Halaman judul ...................................................................................................... i
Lembar pengesahan skripsi ............................................................................... ii
Lembar pengesahan ujian komprehensif ........................................................ iii
Lembar pengesahan ujian skripsi .................................................................... iv
Surat pernyataan bebas plagiat ........................................................................ v
Daftar riwayat hidup ......................................................................................... vi
Abstract .............................................................................................................. vii
Abstrak .............................................................................................................. viii
Kata pengantar ................................................................................................... ix
Daftar isi ............................................................................................................ xii
Daftar tabel ....................................................................................................... xv
Daftar gambar ................................................................................................. xvii
Daftar lampiran ................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................... 2
xiii
B. Perumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 10
A. Penggabungan Usaha ........................................................... 10
B. Bentuk Penggabungan Usaha ............................................... 12
C. Pengertian Merger dan Akuisisi ........................................... 13
D. Klasifikasi Merger dan Akuisisi ........................................... 16
1. Klasifikasi Berdasarkan Aktivitas Ekonomi ................. 17
2. Klasifikasi Berdasarkan Pola Merger ............................ 18
3. Klasifikasi Berdasarkan Metode Pembiayaan ............... 20
4. Klasifikasi Berdasarkan Objek yang Di Akuisisi .......... 22
5. Klasifikasi Berdasarkan Perlakuan Akuntansi .............. 23
E. Motif Merger dan Akuisisi ................................................... 23
F. Keunggulan dan Kelemahan Merger dan Akuisisi ............... 27
G. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Akuisisi .......... 28
H. Tahap-Tahap Proses Akuisisi ............................................... 29
I. Analisis Kinerja Keuangan ................................................... 33
J. Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan
.............................................................................................. 36
K. Penelitian Terdahulu ............................................................. 38
L. Kerangka Pemikiran ............................................................. 54
xiv
M. Hipotesis ............................................................................. 56
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 58
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 58
B. Metode Pengumpulan Sampel .............................................. 58
C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 60
D. Teknik Analisis Data ............................................................ 61
E. Definisi Operasional Variabel .............................................. 63
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 69
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................... 69
B. Data Umum Sampel Terpilih ............................................... 73
C. Analisis Hipotesis ................................................................. 89
1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................ 89
2. Uji Normalitas Data .................................................. 105
3. Analisis Uji Hipotesis ............................................... 106
D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 113
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................... 116
A. Kesimpulan ......................................................................... 116
B. Implikasi ............................................................................. 117
C. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 118
D. Saran ................................................................................... 119
xv
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 120
LAMPIRAN ..................................................................................................... 123
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 42
3.1 Proses Seleksi Sampel Penelitian ................................................ 59
3.2 Daftar Sampel Perbankan ............................................................ 60
4.1 Hasil Uji Analisis Deskriptif Current Ratio
Perusahaan Target ....................................................................... 90
4.2 Hasil Uji Analisis Deskriptif Quick Ratio
Perusahaan Target ....................................................................... 91
4.3 Hasil Uji Analisis Deskriptif Banking Ratio
Perusahaan Target ....................................................................... 92
4.4 Hasil Uji Analisis Deskriptif Debt to Asset Ratio
Perusahaan Target ....................................................................... 94
4.5 Hasil Uji Analisis Deskriptif Debt to Equity Ratio
Perusahaan Target ....................................................................... 95
4.6 Hasil Uji Analisis Deskriptif Primary Ratio
Perusahaan Target ....................................................................... 96
4.7 Hasil Uji Analisis Deskriptif Capital Adequacy Ratio
Perusahaan Target ....................................................................... 97
4.8 Hasil Uji Analisis Deskriptif Asset Turnover
Perusahaan Target ....................................................................... 98
4.9 Hasil Uji Analisis Deskriptif Net Profit Margin
Perusahaan Target ....................................................................... 99
xvii
4.10 Hasil Uji Analisis Deskriptif Return On Asset
Perusahaan Target ..................................................................... 100
4.11 Hasil Uji Analisis Deskriptif Return On Equity
Perusahaan Target ..................................................................... 101
4.12 Hasil Uji Analisis Deskriptif Earning Per Share
Perusahaan Target ..................................................................... 102
4.13 Hasil Uji Analisis Deskriptif Price Earnings Ratio
Perusahaan Target ..................................................................... 104
4.14 Hasil Uji Normalitas Data Perusahaan Target........................... 105
4.16 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Kinerja
Keuangan Merger dan Akuisisi ................................................. 107
xviii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Proses Pentahapan Akuisisi ......................................................... 32
2.2 Kerangka Pemikiran .................................................................... 55
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Lampiran I Rasio Keuangan Gabungan .................................... 123
2. Lampiran II Hasil Uji Normalitas .............................................. 136
3. Lampiran III Hasil Uji Hipotesis dengan
Wilcoxon Signed Ranks Test ...................................................... 142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi dan pasar bebas, persaingan usaha di antara
perusahaan–perusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut
perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat
bertahan atau bahkan lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu
mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa
mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu usaha
untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat adalah melalui penggabungan
usaha atau biasa disebut merger dan akuisisi.
Menurut Moin (2010: 12) merger berarti penggabungan dan akuisisi
adalah pengambilalihan. Pengambilalihan ini terjadi dalam dua bentuk yaitu
friendly takeover dan unfriendly takeover. Friendly takeover berarti masing-
masing pihak setuju atas pengambilalihan ini. Sebaliknya jika ada tekanan
dari bidder terhadap target dan cenderung terdapat pemaksaan, maka cara ini
dinamakan unfriendly takeover.
Dalam konteks keilmuan, merger dan akuisisi bisa didekati dari dua
perspektif yaitu dari disiplin Keuangan Perusahaan (corporate finance) dan
dari Manajemen Strategi (strategic management). Dari sisi keuangan
perusahaan, merger dan akuisisi adalah salah satu bentuk keputusan investasi
jangka panjang (penganggaran modal/capital budgeting) yang harus di
investigasi dan analisis dari segi kelayakan bisnisnya. Sementara itu dari
2
perspektif manajemen strategi, merger dan akuisisi adalah salah satu alternatif
strategi pertumbuhan eksternal untuk mencapai tujuan perusahaan. Dilihat
dari dua perspektif ini maka tujuan merger dan akuisisi tidak lain adalah
untuk membangun keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang yang
pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimalkan
kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham.
Aktivitas merger dan akuisisi semakin meningkat seiring dengan
intensnya perkembangan ekonomi yang semakin mengglobal. Di Indonesia
merger dan akuisisi menunjukkan skala peningkatan yang cukup signifikan
dari tahun ke tahun. Sementara itu di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, Kanada, dan Eropa Barat, fenomena merger dan akuisisi sudah
menjadi pemandangan bisnis yang biasa. Bahkan di Amerika gelombang
merger dan akuisisi telah dimulai sejak akhir abad 18. (Moin, 2010: 2)
Dalam akuisisi, perusahaan yang di akuisisi tetap beroperasi, namun
pengendalian perusahaan telah beralih kepada perusahaan pengakuisisi selaku
pemegang saham mayoritas. Alasan perusahaan lebih tertarik memilih strategi
menggabungkan usaha melalui akuisisi karena dianggap sebagai jalan cepat
untuk mewujudkan tujuan perusahaan dengan tidak memulai bisnis dari awal
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Perubahan–perubahan setelah melakukan aktivitas akuisisi ini dapat
tercermin dalam kondisi keuangan perusahaan. Jika kondisi keuangan
perusahaan setelah melakukan akuisisi menjadi lebih baik, maka keputusan
akuisisi adalah tepat. Namun jika sebaliknya terjadi, maka keputusan
3
melakukan akuisisi kurang tepat. Untuk menilai bagaimana keberhasilan
akuisisi yang dilakukan, dapat dilihat dari kinerja perusahaan setelah
melakukan akuisisi terutama kinerja keuangan. Perhitungan kinerja keuangan
tersebut dilakukan dengan melihat rasio-rasio keuangan. Rasio yang dapat
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan diantaranya rasio profitabilitas,
rasio pasar, rasio aktivitas, rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.
Beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan kinerja perusahaan
sebelum dan setelah merger dan akuisisi dilakukan, namun hasil tidak selalu
sejalan dan konsisten. Seperti yang dilakukan oleh Mahesh dan Prasad (2012)
yang menganalisis kinerja keuangan pasca merger dan akuisisi pada
perusahaan India Airlines periode tahun 2007-2008. Tujuan utama dari
penelitian adalah untuk menganalisis apakah perusahaan India Airlines
mencapai efisiensi kinerja keuangan selama pasca merger dan akuisisi dilihat
dari rasio profitabilitas, leverage, likuiditas dan pasar modal. Uji t paired
sample t-test digunakan untuk menentukan perbedaan signifikan dalam
kinerja keuangan dua tahun sebelum dan dua tahun setelah aktivitas merger.
Secara umum, merger perusahaan India Airlines tidak membawa perbedaan
yang signifikan pada kinerja keuangan setelah merger. Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan pada ROE, net profit margin,
interest coverage, earning per share dan dividend per share pasca merger
dan akuisisi.
Kanahalli dan Siddaglingya (2014) melakukan penelitian tentang
perbedaan kinerja perusahaan Tata Group di India periode 2004-2010. Hasil
4
penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tiga tahun sebelum dan
tiga tahun sesudah tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hoang (2015) yang
menyatakan tidak ada perbedaan kinerja keuangan pada bank Ceko dalam
periode yang sama tiga tahun sebelum dan sesudah merger.
Sedangkan perbedaan penelitian yang dihasilkan oleh Marzuki (2013)
meneliti apakah ada atau tidaknya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan
sesudah akuisisi pada PT Bank Cimb Niaga.Tbk. Berdasarkan hasil analisis
dapat disimpulkan terdapat 6 rasio keuangan yang mempunyai perbedaan
secara signifikan yaitu banking ratio, net profit margin, primary ratio, capital
adequacy ratio, credit risk ratio dan deposit risk ratio sesudah akuisisi
menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami perubahan
yang signifikan yang mana terjadi peningkatan setelah akuisisi, selain itu juga
ada 2 rasio keuangan yang tidak mempunyai perbedaan secara signifikan
yaitu quick ratio dan return on equity capital. Kinerja keuangan perusahaan
perbankan PT Bank Cimb Niaga, Tbk setelah akuisisi menunjukkan kondisi
keuangan yang semakin membaik, karena keseluruhan hasil perhitungan rasio
keuangan tersebut menunjukkan peningkatan setelah akuisisi. Penelitian Ali
(2013) dikonfirmasi oleh Joash dan Njangiru (2015) yang menunjukkan
bahwa merger dan akuisisi mengangkat nilai pemegang saham dan
meningkatkan profitabilitas mereka.
Joshua (2011) melakukan penelitian terhadap efisiensi keuangan
perbankan di Nigeria periode tahun 2002-2008. Hasil penelitian ini
5
menyimpulkan bawah merger dan akuisisi tidak mengalami perbedaan yang
signifikan terhadap efisiensi keuangan. Muhammad dan Zahid (2014) juga
menyatakan bahwa efisiensi perusahaan memburuk sesudah aktivitas merger.
Begitu pula Heykal dan Hennisia (2015) yang meneliti tentang hubungan
antara merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan dan return saham. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa rasio keuangan tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan sesudah aktivitas merger dan akuisisi.
Setelah mencermati dan menelaah kenyataan diatas, penulis tertarik
untuk meneliti tentang pengaruh akuisisi dan merger pada beberapa sektor
perbankan di Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah di
akuisisi. Untuk itu peneliti mengambil judul “Analisis Pengaruh Merger
dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pada Bank Umum
Swasta Nasional Di Indonesia Periode 2005-2008”.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan current ratio?
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan quick ratio?
6
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan banking ratio?
4. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan debt to asset ratio?
5. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan debt to equity ratio?
6. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan primary ratio?
7. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan capital adequacy ratio ?
8. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan asset turnover ratio?
9. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan net profit margin?
10. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan return on asset?
11. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan return on equity?
12. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan earnings per share?
13. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi berdasarkan price earnings ratio?
7
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan current ratio mengalami perbedaan setelah melakukan
merger dan akuisisi.
2. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan quick ratio mengalami perbedaan setelah melakukan merger
dan akuisisi.
3. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan banking ratio mengalami perbedaan setelah melakukan
merger dan akuisisi.
4. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan debt to asset ratio mengalami perbedaan setelah melakukan
merger dan akuisisi.
5. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan debt to equity ratio mengalami perbedaan setelah
melakukan merger dan akuisisi.
6. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan primary ratio mengalami perbedaan setelah melakukan
merger dan akuisisi.
7. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan capital adequacy ratio mengalami perbedaan setelah
melakukan merger dan akuisisi.
8
8. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan asset turnover ratio mengalami perbedaan setelah
melakukan merger dan akuisisi.
9. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan net profit margin mengalami perbedaan setelah melakukan
merger dan akuisisi.
10. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan return on asset mengalami perbedaan setelah melakukan
merger dan akuisisi.
11. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan return on equity mengalami perbedaan setelah melakukan
merger dan akuisisi.
12. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan earnings per share mengalami perbedaan setelah
melakukan merger dan akuisisi.
13. Untuk menganalisis apakah kinerja bank yang diukur dengan rasio
keuangan price earnings ratio mengalami perbedaan setelah
melakukan merger dan akuisisi.
9
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Investor
Memberikan informasi bagi investor pengaruh aksi perusahaan dalam
melakukan akuisisi terhadap fundamental perusahaan melalui kinerja
perusahaan.
2. Bagi Manajemen Perusahaan
Sebagai pertimbangan dalam memutuskan akuisisi sebagai strategi
perusahaan.
3. Bagi Pemegang Saham
Memberikan informasi pemegang saham sebagai penilai dalam
melakukan investasi pada perusahaan yang telah melakukan akuisisi.
4. Bagi Akademik
Memberikan sumbangan informasi bagi mahasiswa sebagai bahan
dalam melakukan penelitian lanjutan mengenai peristiwa akuisisi.
5. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan salah satu langkah dalam mengembangkan,
menerapkan, serta melatih berpikir secara ilmiah sehingga dapat
memperluas wawasan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penggabungan Usaha
Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam
jenis produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat
sehingga seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling
mengalahkan. Untuk mengatasi adanya saling merugikan antara perusahaan
yang satu dengan perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan suatu bentuk
kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerja sama yang
dapat ditempuh adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau
lebih perusahaan dengan perusahaan yang lain baik yang sejenis maupun
yang tidak sejenis. Secara umum, penggabungan usaha menyatukan
perusahaan yang sebelumnya terpisah. Tujuan utama dari penggabungan
usaha harus menghasilkan nilai tambah bagi pemegang saham serta
meningkatkan profitabilitas.
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22
tahun 2007 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha disebutkan bahwa
penggabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu
perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh
kendali (control) atas aset dan operasi perusahaan lain.
Menurut IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia), pada dasarnya dalam semua
penggabungan usaha, salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh
11
kendali atas perusahaan lain. Pengendali (control) di asumsikan diperoleh
apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50%
hak suara pada perusahaan lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya
bahwa tidak terdapat pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50%. Lebih
lanjut, IAI menegaskan kemungkinan pengakuisisian mungkin tetap dapat di
identifikasi meskipun salah satu dari perusahaan yang bergabung tidak
memiliki lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, yaitu apabila salah
satu perusahaan yang bergabung memperoleh:
a. Kekuasaan (power) lebih dari 50% hak suara atas perusahaan lain
tersebut berdasarkan perjanjian dengan investor lain.
b. Kekuasaan (power) untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi
perusahaan lain tersebut berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
c. Kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar
anggota pengurus perusahaan yang lain tersebut.
d. Kekuasaan untuk mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat direksi
perusahaan yang lain tersebut.
Serta menurut Beams, dkk (2012) dalam bukunya yang berjudul
Advanced Accounting menjelaskan bahwa penggabungan usaha adalah istilah
umum yang mencakup semua bentuk kombinasi badan usaha yang
sebelumnya terpisah.
12
B. Bentuk Penggabungan Usaha
Menurut Beams dkk. (2012) perusahaan dapat menjadi lebih efisien
dengan melakukan integrasi secara horizontal atau vertikal atau dengan
melakukan diversifikasi risiko melalui operasi konglomerat. Integrasi
horizontal adalah gabungan dari perusahaan dalam lini bisnis dan pasar yang
sama. Integrasi vertikal adalah gabungan dari perusahaan dengan kegiatan
operasi yang berbeda, namun secara berturut-turut, tahapan produksi atau
distribusi, atau keduanya. Sedangkan konglomerat adalah gabungan dari
perusahaan yang tidak saling berhubungan dan berbeda produk atau jasa, atau
keduanya.
Beams dkk. (2015) juga menyatakan tentang bentuk hukum dari
penggabungan usaha (business combinations) dapat dikelompokkan menjadi
2 macam, yaitu:
1. Merger
Merger terjadi ketika salah perusahaan mengambil alih semua operasi
dari entitas usaha lain dan entitas yang dibubarkan.
2. Konsolidasi
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk
mengambil alih aset dan operasi dari dua atau lebih entitas bisnis yang
terpisah dan membubarkan entitas yang sebelumnya terpisah.
13
C. Pengertian Merger dan Akuisisi
Merger berasal dari kata “mergere” (Latin) yang artinya (1) bergabung
bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas karena
terserap atau tertelan sesuatu. Istilah merger bisa dipakai secara luas untuk
menggambarkan penggabungan suatu objek. Merger bisa di ibaratkan seperti
menyatukan dua sungai yang berasal dari mata air yang berbeda dan
selanjutnya air sungai itu mengalir bersama menuju ke muara. (Moin, 2010:5)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas
menyebut merger sebagai penggabungan, akuisisi sebagai pengambilalihan
dan konsolidasi sebagai peleburan. Definisi merger menurut peraturan
pemerintah tersebut adalah sebagai berikut:
“Merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseorangan
atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseorangan lain yang
telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi
bubar.”
Menurut Ross Westerfield dan Jaffe Jordan (2007:597) dalam bukunya yang
berjudul Corporate Finance menjelaskan definisi merger sebagai berikut:
“A merger is the complete absorption of one firm by another. The
acquiring firm retains its name and its identity, and its acquires all of the
assets and liabilities of the acquired firm”.
14
Serta menurut Richard A. Brealey, Stewart C. Myers dan Alan J. Marcus
(2007: 576) dalam bukunya yang berjudul Fundamental of Corporate
Finance menjelaskan definisi merger sebagai berikut:
“Merger is combination of two firms into one, with the acquirer assuming
assets and liabilities of the target firm”.
Perusahaan dalam suatu transaksi merger yang berupaya untuk
memperoleh perusahaan lain biasa disebut perusahaan yang mengakuisisi
(acquiring company). Perusahaan yang diakuisisi oleh perusahaan lain
disebut sebagai perusahaan target (target company). Pada umumnya,
perusahaan yang mengakuisisi melakukan identifikasi, evaluasi dan negosiasi
dengan manajemen dan/atau pemegang saham perusahaan target. Terkadang,
manajemen perusahaan target memulai akuisisi dengan mencari potensi
perusahaan pengakuisisi. (Gitman dan Zutter, 2015:770)
Istilah merger dan akuisisi (M&A) bisa jadi membingungkan. Frase kata
ini digunakan secara bebas yang mengacu pada segala jenis kombinasi
perusahaan atau pengambilalihan. Tetapi boleh dikatakan merger berarti
kombinasi dari semua aktiva dan kewajiban dari dua perusahaan, sedangkan
pembelian saham atau aset dari perusahaan lain adalah akuisisi. (Brealey,
Myers dan Marcus, 2007:576)
Akuisisi berasal dari kata “acquisitio” (Latin) dan “acquisition”
(Inggris), makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan
sesuatu/objek untuk ditambahkan pada sesuatu/objek yang telah dimiliki
sebelumnya. Menurut PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1990: “Akuisisi
15
(acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan
operasi perusahaan yang di akuisisi (acquree), dengan memberikan aktiva
tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.”
Sementara itu, Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas
mendefinisikan bahwa akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh
atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap perseroan tersebut. (Moin, 2010:8)
Akuisisi merupakan bentuk pengambilalihan kepemilikan perusahaan
oleh pihak pengakuisisi (acquirer) sehingga akan mengakibatkan
berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih (acquiree) tersebut.
Pihak pengakuisisi pada umumnya memiliki ukuran yang lebih besar
dibanding dengan pihak yang di akuisisi. Pengendalian yang dimaksud adalah
kekuatan berupa kekuasaan untuk:
1) Mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan.
2) Mengangkat dan memberhentikan manajemen.
3) Mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat direksi.
Dengan adanya pengendalian, maka pengakuisisi akan mendapatkan
manfaat dari perusahan yang di akuisisi. Akuisisi berbeda dengan merger
karena akuisisi tidak menyebabkan pihak lain bubar sebagai entitas hukum.
Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam akuisisi secara yuridis masih tetap
16
berdiri dan beroperasi secara independen, tetapi telah terjadi pengalihan
pengendalian oleh pihak manajemen.
Beralihnya berarti pengakuisisi memiliki mayoritas saham-saham berhak
suara (voting stock) yang biasanya ditunjukkan atas kepemilikan lebih dari
50% saham berhak suara tersebut. Pengakuisisi mungkin dapat dinyatakan
sebagai pemilik suara mayoritas walaupun saham yang dimiliki kurang dari
jumlah tersebut jika anggaran dasar perusahaan yang di akuisisi menyebutkan
hal yang demikian. Jika anggaran dasar menyebutkan lain, bisa juga pemilih
lebih dari 51% tidak atau belum dinyatakan sebagai pemilik suara mayoritas.
Akuisisi memunculkan hubungan antara perusahaan induk (pengakuisisi) dan
perusahaan anak (yang di akuisisi), dan selanjutnya keduanya memiliki
hubungan afiliasi. (Moin, 2010:8-9)
D. Klasifikasi Merger dan Akuisisi
Pengklasifikasian merger dan akuisisi bisa dilihat dari beberapa sudut
yaitu berdasarkan aktivitas ekonomi, pola merger, objek yang di akuisisi dan
akuntansi. (Moin, 2010:22)
1. Klasifikasi Berdasarkan Aktivitas Ekonomi
a. Merger Horizontal
Merger horizontal adalah gabungan dari dua perusahaan yang
berada dalam satu garis bisnis yang sama (Allen, Brealey dan
Myers, 2011: 820).
17
Horizontal merger pada umumnya dilakukan dalam industri
dengan perusahaan yang lebih sedikit, karena persaingan lebih
tinggi dan potensi pertumbuhan pangsa pasar jauh lebih besar
untuk perusahaan gabungan dalam industri tersebut.
Tujuan utama merger dan akuisisi horizontal adalah untuk
mengurangi persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui
penggabungan aktivitas produksi, pemasaran dan distribusi, riset
dan pengembangan dan fasilitas administrasi.
b. Merger vertikal
Merger vertikal terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi
pemasok atau pelanggan. Manfaat ekonomi dari merger vertikal ini
berasal dari meningkatnya kendali perusahaan atas perolehan bahan
baku atau distribusi barang jadi. (Gitman dan Zutter, 2015:774)
Dengan kata lain merger tipe ini dilakukan jika perusahaan
berada pada industri hulu memasuki industri hilir atau sebaliknya
industri hilir memasuki industri hulu. Merger vertikal ini dibagi
dalam dua bentuk yaitu integrasi ke belakang atau ke bawah
(backward/downward integration) dan integrasi ke depan atau ke
atas (forward/upward integration).
c. Merger konglomerat
Merger konglomerat adalah dua atau lebih perusahaan yang
masing-masing bergerak dalam bidang industri yang tidak terkait.
Merger konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha
18
mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis
yang berbeda sama sekali dengan bidang bisnis semula. Apabila
merger konglomerat ini dilakukan secara terus menerus oleh
perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi.
d. Merger ekstensi pasar
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua
atau lebih perusahaan yang secara bersama-sama memperluas area
pasar. Tujuan merger ini terutama untuk memperkuat jaringan
pemasaran bagi produk masing-masing perusahaan. Merger ini
sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lintas negara dalam
rangka ekspansi dan penetrasi pasar. Strategi ini dilakukan untuk
mengakses pasar luar negeri dengan cepat tanpa harus membangun
fasilitas produksi dari awal di negara yang akan dimasuki.
e. Merger ekstensi produk
Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh
dua perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing
perusahaan. Setelah merger perusahaan akan menawarkan lebih
banyak jenis dan lini produk sehingga akan menjangkau konsumen
yang lebih luas. Merger ini dilakukan dengan memanfaatkan
kekuatan departemen riset dan pengembangan masing-masing
untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas riset sehingga lebih
produktif dalam inovasi.
19
2. Klasifikasi Berdasarkan Pola Merger
Pola merger adalah sistem bisnis yang akan diadopsi atau yang
akan dijadikan acuan oleh perusahaan hasil merger. Klasifikasi
berdasarkan pola merger terbagi dalam dua kategori yaitu:
a. Mother ship merger
Mother ship merger adalah pengadopsian satu pola atau sistem
untuk dijadikan pola atau sistem pada perusahaan hasil merger.
Biasanya perusahaan yang dipertahankan hidup adalah perusahaan
yang dominan dan sistem dan pola bisnis perusahaan yang dominan
inilah yang diadopsi.
b. Platform merger
Jika dalam mother ship hanya satu sistem yang adopsi, maka
dalam platform merger hardware dan software yang menjadi
kekuatan masing-masing perusahaan tetap dipertahankan dan
dioptimalkan. Artinya adalah semua sistem atau pola bisnis
sepanjang itu baik akan diadopsi oleh perusahaan hasil merger.
3. Klasifikasi Berdasarkan Metode Pembiayaan
Metode pembiayaan adalah cara pembayaran transaksi merger dan
akuisisi antara pengakuisisi dengan yang di akuisisi. Klasifikasi
berdasarkan pembiayaan terbagi menjadi 4 kategori yaitu:
a. Kas
Penggunaan kas sebagai alat pembayaran adalah yang paling
sering dilakukan dan yang paling disukai baik oleh pengakuisisi
20
ataupun yang di akuisisi. Pengakuisisi menyerahkan sejumlah kas
kepada pemegang saham perusahaan target atas penyerahan saham
atau aktiva. Pembayaran secara tunai ini dilakukan ketika
perusahan memiliki uang tunai yang cukup besar dan uang tersebut
telah direncanakan untuk mendanai transaksi.
b. Hutang
Jika pengakuisisi menggunakan kas untuk membiayai transaksi
tersebut, tetapi uang tersebut sebagian besar berasal dari pinjaman
pihak ketiga (hutang), maka hal ini dinamakan leverage buyouts.
Dalam leverage buyouts ini pengakuisisi bisa menerbitkan surat
hutang baik obligasi biasa atau obligasi konversi dan bisa
meminjam yang dari pihak lainnya misalnya bank atau investment
banker.
c. Saham
Jika pengakuisisi tidak memiliki cukup kas atau pemegang
saham perusahaan target masih tetap mempertahankan kepemilikan
pada perusahaan yang di merger maka pengakuisisi bisa
menggunakan saham sebagai alat pembayaran. Pembiayaan melalui
saham terjadi ketika saham perusahaan target diganti atau ditukar
dengan saham perusahan hasil merger. Rasio pertukaran antar
saham tersebut didasarkan pada harga masing-masing saham
berdasarkan kesepakatan kedua pihak.
21
d. Kombinasi kas, hutang dan saham
Jika pengakuisisi tidak memiliki cukup kas, tidak ingin
menggunakan saham seluruhnya, atau tidak ingin menggunakan
hutang seluruhnya untuk membiayai transaksi, maka pengakuisisi
bisa mengkombinasi dua atau tiga cara pembayaran tersebut.
Manfaat bagi pengakuisisi adalah ia tidak harus membayar secara
tunai seluruh transaksi tersebut.
4. Klasifikasi Berdasarkan Objek yang Di Akuisisi
a. Akuisisi saham
Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu
transaksi jual beli perusahaan, sehingga transaksi berakibat
beralihnya kepemilikan perusahaan dari penjual ke pembeli.
Karena perusahaan didirikan atas saham-saham, maka akuisisi
terjadi ketika pemilik menjual sahamnya kepada
pembeli/pengakuisisi. Pada peristiwa ini, pengakuisisi tidak harus
meminta persetujuan dari pihak manajemen target, tetapi biasanya
dilakukan terlebih dahulu melakukan negosiasi dan penawaran
dengan pihak manajemen atau dewan direksi perusahaan target.
Jika manajemen perusahaan setuju mereka akan
mengkonfirmasikan kepada pemegang saham. Jika pemegang
saham juga setuju atas tawaran yang diajukan oleh manajemen
tersebut maka “deal” akan segera terwujud.
22
b. Akuisisi aset
Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan
lain maka ia dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva atau aset
perusahaan lain tersebut. Jika pembelian tersebut hanya sebagian
dari aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan akuisisi parsial.
Akuisisi aset dilakukan apabila pihak pengakuisisi tidak ingin
terbebani hutang yang ditanggung oleh perusahaan target. Berbeda
dengan akuisisi saham dimana kewajiban atau hutang target
ditanggung oleh pemilik baru, maka akuisisi aset dimaksudkan
untuk menghindari tanggung jawab ini. Namun demikian kalau
proporsi aset yang dibeli melebihi batas tertentu sebagaimana yang
diatur dalam peraturan pemerintah, maka pembeli harus ikut
menanggung kewajiban hutang perusahaan target.
5. Klasifikasi Berdasarkan Perlakuan Akuntansi
Perlakuan akuntasi artinya bagaimana akuntansi memandang dan
mencatat transaksi penggabungan bisnis tersebut apakah penggabungan
itu sebagai pembelian atau sebagai penyatuan kepentingan. Klasifikasi
berdasarkan perlakuan akuntansi dibedakan atas metode pembelian dan
metode penyatuan kepemilikan.
a. Metode pembelian
Jika sebuah penggabungan bisnis melibatkan transaksi
pembelian saham mayoritas secara tunai oleh perusahaan lain yang
berakibat beralihnya pengendalian, maka transaksi ini diperlakukan
23
sebagai pembelian (purchase) dan metode akuntansi yang
digunakan adalah metode pembelian (purchase method). Metode
pembelian mencatat aset dan kewajiban berdasarkan nilai pasar
(market value) atau nilai wajar (fair value).
b. Metode penyatuan
Penggabungan usaha diperlakukan sebagai penyatuan
kepentingan (pooling interest) jika pemegang saham yang
bergabung tetap melanjutkan kepemilikannya terhadap perusahaan
hasil penggabungan. Karakteristik dari tipe penyatuan ini adalah
(1) tidak ada proses jual beli antara satu pihak dengan pihak
lainnya (2) tidak ada pihak yang dianggap sebagai pengambil alih
atau yang diambil alih dan (3) tidak ada pihak yang dominan yang
timbul dari penggabungan tersebut.
E. Motif Merger dan Akuisisi
Merger perusahaan dilakukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Tujuan
utama penggabungan adalah memaksimalkan kekayaan pemilik yang
tercermin dalam harga saham pengakuisisi. Motif yang lebih spesifik
mencakup pertumbuhan dan diversifikasi, sinergi, peningkatan modal,
peningkatan kemampuan manajerial atau teknologi, pertimbangan pajak,
meningkatkan likuiditas pemilik dan pertahanan terhadap pengambilalihan.
(Gitman dan Zutter, 2015:772)
24
1. Pertumbuhan atau Diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat dalam
ukuran atau pangsa pasar atau diversifikasi dalam berbagai produk
mereka mungkin menemukan bahwa merger dapat memenuhi tujuan ini.
Bukan hanya mengandalkan sepenuhnya pada pertumbuhan "organik"
internal, pertumbuhan atau diversifikasi tujuan perusahaan dapat lebih
cepat dicapai dengan menggabungkan sebuah perusahaan yang ada.
Strategi seperti itu lebih murah daripada alternatif pengembangan
kapasitas produksi yang diperlukan. Jika ingin memperluas operasi
perusahaan dapat menemukan usaha yang tepat, hal ini mungkin
menghindari banyaknya risiko yang berkaitan dengan perancangan,
pembuatan, dan penjualan produk tambahan atau baru.
2. Sinergi
Sinergi merger adalah skala ekonomi yang dihasilkan dari
perusahaan hasil merger dengan biaya overhead yang lebih rendah. Skala
ekonomis (economies of scale) ini dari penurunan penggabungan biaya
overhead sampai peningkatan laba untuk tingkat yang lebih besar dari
jumlah dari penghasilan masing-masing perusahaan independen. Sinergi
yang paling jelas adalah ketika perusahaan bergabung dengan perusahaan
lain dalam usaha yang sama karena banyak fungsi yang berlebihan dan
karyawan bisa di eliminasi. Fungsi staf, seperti pembelian dan penjualan,
mungkin yang paling sangat dipengaruhi oleh tipe penggabungan ini.
25
3. Peningkatan Modal
Sering kali, penggabungan perusahaan untuk meningkatkan
kemampuan modal mereka. Suatu perusahaan mungkin tidak dapat
memperoleh modal untuk ekspansi internal mereka tetapi dapat
memperoleh dana untuk penggabungan bisnis eksternal. Sering kali, satu
perusahaan dapat menggabungkan dengan yang lain yang memiliki aset
likuid yang tinggi dan rendahnya tingkat kewajiban. Akuisisi jenis ini
disebut "kas penuh" perusahaan segera meningkatkan daya pinjaman
perusahaan dengan mengurangi financial leverage, yang akan
memungkinkan adanya peningkatan dana secara eksternal dengan biaya
yang lebih rendah.
4. Meningkatkan Kemampuan Manajemen atau Teknologi
Pada suatu waktu, sebuah perusahaan akan memiliki potensi yang
baik saat perusahaan menemukan dirinya tidak dapat berkembang
sepenuhnya karena kekurangan dalam ruang lingkup manajemen atau
tidak adanya produk atau teknologi produksi yang dibutuhkan. Jika
perusahaan tidak dapat menyewa manajemen atau mengembangkan
teknologi yang dibutuhkan, mungkin perusahaan dapat bergabung
dengan sebuah perusahaan yang sesuai yang memiliki karyawan
manajerial atau tenaga ahli yang diperlukan.
5. Pertimbangan Pajak
Sering kali, pertimbangan pajak adalah motif utama untuk
melakukan merger. Dalam hal demikian, manfaat pajak umumnya
26
berasal dari salah satu perusahaan yang memiliki kerugian fiskal. Sebuah
perusahaan dengan kerugian pajak bisa mengakuisisi perusahaan yang
menguntungkan untuk mengatasi kerugian fiskal. Dalam hal ini,
perusahaan akan memperoleh peningkatan penggabungan setelah
pendapatan pajak dengan mengurangi penghasilan kena pajak dari
perusahaan yang di akuisisi. Sebuah kerugian pajak juga dapat berguna
ketika sebuah perusahaan yang menguntungkan mengakuisisi perusahaan
yang memiliki kerugian tersebut. Penggabungan harus dibenarkan tidak
hanya atas dasar manfaat pajak tetapi juga atas dasar yang konsisten
dengan tujuan memaksimalkan kekayaan pemilik.
6. Meningkatkan Likuiditas Pemilik
Penggabungan dua perusahaan kecil atau perusahaan kecil dan
perusahaan yang lebih besar dapat memberikan pemilik perusahaan kecil
likuiditas yang lebih besar karena daya jual yang lebih tinggi terkait
dengan saham perusahaan yang lebih besar. Alih-alih memegang saham
di sebuah perusahaan kecil yang memiliki sangat "lemah" pasar, pemilik
akan menerima saham yang diperdagangkan di pasar yang lebih luas dan
dengan demikian dapat di likuidasi lebih mudah. Juga, memiliki saham
dengan harga pasar yang telah tersedia serta memberikan pemilik nilai
yang lebih baik dari nilai induk mereka.
7. Pertahanan Terhadap Pengambilalihan
Pada suatu waktu, ketika sebuah perusahaan menjadi target
pengambilalihan yang tidak ramah, mereka akan mengakuisisi
27
perusahaan lain sebagai taktik bertahan. Biasanya, dalam strategi
tersebut, target awal perusahaan mengambil hutang tambahan untuk
membiayai akuisisi bertahan (defensive) yang disebabkan oleh beban
utang, Financial leverage perusahaan yang terlalu tinggi menjadi hal
penting bagi pengakuisisi. Agar afektif, pengambilalihan bertahan
(defensive) harus menciptakan nilai lebih besar bagi pemegang saham
dibanding perusahaan yang telah digabungkan dengan pengakuisisi nya.
F. Keunggulan dan Kelemahan Merger dan Akuisisi
Alasan mengapa perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah ada
“manfaat lebih” yang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semunya
terbukti. Secara spesifik, keunggulan dan manfaat merger dan akuisisi antara
lain adalah (Moin, 2010:13-14):
1. Mendapatkan cash flow dengan cepat karena produk dan pasar sudah
jelas.
2. Memperoleh kemudahan dana/pembiayaan karena kreditor lebih percaya
dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan.
3. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.
4. Mendapatkan pelanggan yang mapan tanpa harus merintis dari awal.
5. Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan.
6. Mengurangi risiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari
konsumen baru.
7. Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru.
28
8. Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih
cepat.
Di samping memperoleh manfaat, merger dan akuisisi juga memiliki
kelemahan sebagai berikut:
1. Proses integrasi yang tidak mudah.
2. Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.
3. Biaya konsultan yang mahal.
4. Meningkatnya kompleksitas birokrasi.
5. Biaya koordinasi yang mahal.
6. Seringkali menurunkan moral organisasi.
7. Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.
8. Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.
G. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Akuisisi
Penyebab keberhasilan menurut Abdul Moin (2010:312):
Rencana integrasi pasca akuisisi secara detail dan kecepatan
implementasi
Kejelasan tujuan akuisisi
Kesesuaian budaya
Kerja sama yang bagus dari perusahaan target
Pengetahuan yang bagus dan mendalam terhadap target dan industrinya.
Penyebab kegagalan
Sikap manajemen target dan perbedaan kultural
29
Tidak adanya perencanaan integrasi pasca-akuisisi
Kurangnya pengetahuan tentang industri dan perusahaan target
Buruknya manajemen perusahaan target
Tidak ada pengalaman akuisisi sebelumnya.
H. Tahap-tahap Proses Akuisisi
Pentahapan-pentahapan dalam proses akuisisi bisa jadi berbeda,
tergantung dari karakteristik atau kriteria akuisisi serta kompleksitas
permasalahan yang akan dihadapi. Akan tetapi proses akuisisi pada dasarnya
melalui pentahapan-pentahapan sebagai berikut:
1. Identifikasi awal
Pada tahapan paling awal ini perusahaan mencari dan
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin perusahaan-perusahaan
yang potensial untuk di akuisisi. Identifikasi ini tidak terlepas dari
motivasi perusahaan dan akan menentukan perusahaan seperti apa yang
akan dijadikan target akuisisi. Motivasi perusahaan dalam melakukan
akuisisi berbeda-beda. Misalnya perusahaan bermaksud meningkatkan
kekuatan pasar, meningkatkan penguasaan teknologi, memperkuat
jaringan pemasaran dan distribusi, mendapatkan produk atau ini produk
baru dan sebagainya.
2. Screening
Screening adalah proses menyaring sekaligus memilih mana diantara
calon target tersebut yang paling layak untuk di akuisisi. Proses
30
screening ini tidak dilakukan apabila perusahaan hanya mengidentifikasi
satu calon perusahaan target. Sebaliknya apabila terdapat dua atau lebih
calon dan hanya satu calon yang akan dipilih, maka proses screening ini
perlu dilakukan.
3. Penawaran formal
Pendekatan pertama dilakukan secara formal dengan pemberitahuan
secara resmi dan tertulis yang ditujukan kepada manajemen puncak
perusahaan target tentang maksud akuisisi (letter of intent). Pada tahap
ini dilakukan penjajakan pelaksanaan merger dan akuisisi antara kedua
belah pihak dan pembicaraan tentang harga yang akan disepakati.
Dalam penawaran formal ini, informasi sebaiknya tidak dilakukan
terbuka karena hal ini akan mempengaruhi harga pasar saham terutama
apabila perusahaan target adalah perusahaan publik. Penawaran kepada
perusahaan privat atau tertutup bisa dilakukan dengan melakukan kontak
langsung dengan pemegang saham atau kepada eksekutif puncak
perusahaan.
4. Due diligence
Due diligence atau uji tuntas adalah investigasi yang menyeluruh dan
mendalam terhadap berbagai aspek perusahaan target. Uji tuntas ini
dimaksudkan untuk memberikan informasi sedetail mungkin tentang
kondisi perusahaan target dilihat dari semua aspek. Di samping itu uji
tuntas juga dimaksudkan untuk mengurangi atau menghindari kesulitan-
kesulitan yang bisa menyebabkan kegagalan akuisisi. Uji tuntas ini
31
dilakukan terhadap aspek hukum, keuangan, organisasi, dan sumber daya
manusia, pemasaran, teknologi dan produksi.
5. Negosiasi/deal
Terdapat dua pihak pada perusahaan target yang harus memberikan
persetujuan agar proses akuisisi berjalan normal (tidak terjadi hostile
takeover) yaitu manajemen dan pemegang saham. Jika kedua pihak ini
setuju dengan syarat-syarat yang disepakati antara pengakuisisi dengan
target, maka deal akan terlaksana. Akan tetapi ada kemungkinan tidak
disepakatinya tawaran tersebut. Pertama, pihak manajemen setuju tetapi
pemegang saham menolak. Kedua, manajemen menolak tetapi pemegang
saham menerima. Ketiga, baik manajemen maupun pemegang saham
menolak.
Kemungkinan pertama bisa diantisipasi dengan melakukan negosiasi
harga saham dengan menawarkan premium yang lebih tinggi.
Kemungkinan kedua bisa diatasi melalui negosiasi yang lebih intense
dengan manajemen. Sementara itu, kemungkinan ketiga adalah yang
paling sulit untuk bisa dilakukan negosiasi. Kedua belah pihak bisa
menempuh cara-cara untuk menggagalkan akuisisi. Pada ketiga
kemungkinan ini kemampuan bernegosiasi sangat menentukan berhasil
tidaknya mencapai deal.
6. Closing
Closing adalah penutupan transaksi merger dan akuisisi. Pada kasus
merger closing berarti berakhirnya status hukum perusahaan yang di
32
merger ke dalam perusahaan hasil merger bersamaan dengan
diserahkannya saham perusahaan hasil merger kepada pemegang saham
perusahaan yang di merger tersebut. Sedangkan pada akuisisi, closing
berarti diserahkannya pembayaran oleh pengakuisisi kepada pemegang
saham perusahaan yang di akuisisi. Pada tahap ini semua penyerahan
dokumen yang terkait dengan pelaksanaan merger dan akuisisi telah
selesai.
7. Integrasi
Integrasi berarti tahap dimulainya “kehidupan baru” setelah
perusahaan melakukan penggabungan bisnis sebagai satu kesatuan entitas
ekonomi. Perusahaan hasil merger atau pengakuisisi mulai melaksanakan
perencanaan strategi yang telah disusun sebelumnya.
Gambar 2.1 Proses Pentahapan Akuisisi
Perencanaan
Proses
Pasca Akuisisi
Identifikasi Awal
Screening
Penawaran Formal
Due Diligence
Negosiasi/Deal
Closing
Integrasi
33
I. Analisis Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan yang semakin baik akan menjadikan perusahaan
tersebut mempunyai daya saing yang tinggi sekaligus mampu untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, salah satu ukuran untuk
menilai keberhasilan merger dan akuisisi adalah dengan melihat kinerja
perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi terutama kinerja
keuangan, baik perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan yang di akuisisi.
(Hamidah dan Noviani, Jurnal RMSI, No. 1, 2013:3)
Melakukan merger dan akuisisi terhadap calon target yang memiliki
keuangan yang sehat, akan sangat membantu menciptakan sinergi keuangan.
Sebaliknya jika calon target memiliki indikator keuangan yang tidak sehat
seperti likuid dan insolvable, maka hal ini akan membawa risiko dan efek
yang negatif bagi pengakuisisi. Dengan demikian informasi yang akurat
terhadap aspek keuangan ini adalah hal yang sangat penting bagi pengakuisisi
sebagai dasar pertimbangan apakah akuisisi layak dilakukan atau tidak.
(Moin, 2003:130)
Analisis keuangan menghasilkan informasi tentang penilaian dan
keadaan keuangan korporasi, baik yang telah lampau, atau saat sekarang serta
ekspetasinya di masa depan. Menurut Brigham dan Houston (dalam Djajanti,
2013) dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan
untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen,
analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi
34
di masa depan dan, yang lebih penting, sebagai titik awal untuk perencanaan
tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan.
Analisis rasio keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam lima aspek
rasio keuangan perusahaan, yaitu (1) rasio likuiditas, (2) rasio aktivitas, (3)
rasio profitabilitas, (4) rasio solvabilitas (rasio leverage), dan (5) rasio nilai
perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan akan dinilai melalui analisis rasio
keuangan oleh para investor dan lembaga perbankan sebagai kreditor. Pada
umumnya, dasar evaluasi yang digunakan dalam penelitian kinerja keuangan
adalah memanfaatkan alat analisis rasio keuangan sebelum memberikan
kredit. (Harmono, 2014: 106)
Tujuan analisis keuangan ini adalah untuk mengetahui berbagai
indikator keuangan penting perusahaan. Indikator-indikator ini nantinya akan
berfungsi sebagai alat untuk mengetahui bagaimana kondisi riil keuangan
perusahaan target. Lebih dari itu indikator keuangan ini akan dapat
mendeteksi apakah perusahaan dalam keadaan sehat atau tidak.
Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan dalam penelitian ini terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas
atau leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar.
1. Rasio likuiditas. Likuiditas menurut Thomas Sumarsan (2013:45)
adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek. Rasio-rasio ini memberikan
informasi yang sangat berguna bagi pengakuisisi ketika menilai
perusahaan target yaitu seberapa besar tingkat likuiditas pasca merger.
35
Ukuran likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current
ratio, quick ratio, dan banking ratio.
2. Rasio Solvabilitas atau disebut juga Rasio Leverage. Rasio solvabilitas
menurut Kasmir (2012:322) merupakan ukuran kemampuan bank
mencari sumber dan untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan
rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk
melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut. Rasio leverage
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu debt to asset ratio, debt to
equity ratio, primary ratio dan capital adequacy ratio.
3. Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas juga disebut dengan rasio efisiensi atau
perputaran ini digunakan untuk mengukur kecepatan perkiraan-
perkiraan aktiva dalam laporan posisi keuangan untuk menghasilkan
penjualan dan pada akhirnya menghasilkan uang tunai/kas (Sumarsan,
2013:49). Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
total asset turnover.
4. Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas sering disebut rasio rentabilitas.
Profitabilitas adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Menurut Brealey, Myers dan Marcus
(2007:95) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian investasi perusahaan, sedangkan menurut Kasmir
(2012:327) rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan. Rasio-rasio
36
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari net profit
margin, return on asset dan return on equity.
5. Rasio Pasar. Rasio pasar digunakan untuk menganalisis perusahaan
yang melakukan perdagangan saham. Rasio pasar diukur dengan
menggunakan harga saham, yang mencerminkan ekspetasi pasar
(publik) terhadap perusahaan. Hal ini termasuk ekspetasi return dan risk
dari perusahaan tersebut (Wild, 2007:468). Pengukuran rasio ini lebih
mudah bagi perusahaan yang sudah menjual sahamnya di pasar modal.
Rasio-rasio pasar yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
earning per share dan price earnings ratio.
J. Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan
Penggabungan usaha menjadi sebuah alternatif strategi yang digunakan
perusahaan untuk menghadapi pasar bebas sekarang ini. Pada dasarnya
penggabungan usaha merupakan bentuk penggabungan satu perusahaan
dengan perusahaan lain dalam rangka mendapatkan pengendalian atas aktiva
maupun operasional. Bentuk penggabungan usaha yang sering dilakukan
adalah merger dan akuisisi dimana strategi ini dipandang sebagai salah satu
cara untuk mencapai beberapa tujuan yang lebih bersifat ekonomis dan
jangka panjang.
Dalam menilai keberhasilan merger dan akuisisi dapat dilihat dari kinerja
perusahaan terutama kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan
37
akuisisi. Rasio keuangan dipilih untuk menilai kinerja keuangan sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi.
Rasio likuiditas dalam penelitian ini adalah current ratio, quick ratio dan
banking ratio. Perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar akan
mengindikasikan likuiditas perusahaan. Apabila aktivitas merger dan akuisisi
dilakukan maka aset-aset serta modal perusahaan juga akan semakin
meningkat sehingga perusahaan yang bergabung semestinya akan mampu
membiayai hutang perusahaan jangka pendeknya.
Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to
asset ratio, debt to equity ratio, primary ratio dan capital adequacy ratio.
Rasio ini membandingkan total hutang dengan total ekuitas. Apabila terjadi
aktivitas merger dan akuisisi maka pembiayaan melalui hutang akan dapat
mendongkrak kekuatan perusahaan dalam membiayai perusahaannya karena
kemampuan perusahaan dalam mengandalkan modal sendiri seringkali
terbatas. Semakin baik kinerja perusahaan maka perusahaan akan mampu
membiayai hutang-hutang perusahaan.
Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah asset turn
over. Rasio ini membandingkan penjualan dengan total aset. Perusahaan yang
melakukan aktivitas merger dan akuisisi maka volume penjualan akan
semakin meningkat sehingga perputaran aset semakin lancar, dapat
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan dan perusahaan dapat dikatakan
efektif dalam mengelola aset-aset miliknya.
38
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini adalah net profit margin, return
on asset dan return on equity. Apabila terjadi aktivitas merger dan akuisisi
maka perusahaan akan memperluas pangsa pasar, mengurangi persaingan,
meningkatnya kekuatan pasar, dapat menurunkan biaya-biaya yang
ditanggung per unit produk sehingga perusahaan yang bergabung akan dapat
peningkatan penjualan, dan memperlancar perputaran aset serta perputaran
modal perusahaan dimana semestinya akan dapat menghasilkan kinerja yang
lebih baik lagi dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Rasio pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah earnings per
share dan price earnings ratio. Apabila terjadi aktivitas merger dan akuisisi
maka perusahaan akan menawarkan saham baru kepada publik sehingga
jumlah saham beredar semakin banyak. Apabila hal ini diiringi dengan
meningkatnya laba bersih maka kesejahteraan pemegang saham dan
pertumbuhan perusahaan akan semakin meningkat. (Fatimah, 2013:5)
K. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap
kinerja keuangan diantaranya adalah yang dilakukan oleh Okpanachi Joshua
(2011) yang menganalisis efisiensi keuangan pada perbankan di Nigeria
periode tahun 2002-2008. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk
menganalisis apakah perbankan di Nigeria mencapai efisiensi kinerja
keuangan selama pasca merger dan akuisisi dilihat dari gross earnings, profit
after tax dan net asset. Penelitian ini menggunakan t-test statistic untuk
39
menentukan perbedaan signifikan dalam kinerja keuangan 3 tahun sebelum
dan 3 tahun sesudah aktivitas merger dan akuisisi. Dengan menggunakan α =
5% penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara pra dan pasca merger dan akuisisi pada gross earnings, profit after tax
dan net asset.
Mahesh R dan Daddikar Prasad (2012) melakukan penelitian terhadap
kinerja keuangan pasca merger dan akuisisi pada perusahaan India Airlines
periode tahun 2007-2008. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk
menganalisis apakah perusahaan India Airlines mencapai efisiensi kinerja
keuangan selama pasca merger dan akuisisi dilihat dari rasio profitabilitas,
leverage, likuiditas dan pasar modal. Uji t paired sample t-test digunakan
untuk menentukan perbedaan signifikan dalam kinerja keuangan dua tahun
sebelum dan dua tahun sesudah aktivitas merger. Secara umum, merger
perusahaan India Airlines tidak membawa perbedaan yang signifikan pada
kinerja keuangan setelah merger. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
tidak ada peningkatan pada ROE, net profit margin, interest coverage,
earning per share dan dividend per share pasca merger dan akuisisi.
Machrus Ali Marzuki dan Nurul Widyawati (2013) juga melakukan
penelitian terhadap kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi pada PT. Bank CIMB Niaga. Berdasarkan hasil analisis dengan uji
paired t-test dapat disimpulkan terdapat 6 rasio keuangan yang mengalami
perbedaan secara signifikan yaitu banking ratio, net profit margin, primary
ratio, capital adequacy ratio, credit risk ratio dan deposit risk ratio sesudah
40
akuisisi yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami
perubahan yang signifikan yang mana terjadi peningkatan setelah akuisisi,
selain itu juga terdapat 2 rasio keuangan yang tidak mengalami perbedaan
secara signifikan yaitu, quick ratio dan return on equity capital.
Penelitian yang dilakukan oleh Hamidah dan Manasye Noviani (2013)
terhadap 10 perusahaan non-finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi tahun 2004-2006. Periode
pengamatan kinerja keuangan perusahaan yang digunakan adalah 1 tahun
sebelum merger dan akuisisi sampai dengan 5 tahun setelah merger dan
akuisisi. Dengan menggunakan uji paired t-test penelitian menunjukkan
adanya perbedaan pada current ratio satu tahun sebelum dengan dua, empat
dan lima tahun setelah merger dan akuisisi, return on asset menunjukkan
perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan empat tahun sesudah
merger dan akuisisi dan price earnings ratio juga menunjukkan perbedaan
pada periode satu tahun sebelum dan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ahmed dan Zahid Ahmed
(2014) terhadap dua belas kinerja perusahaan manufaktur yang terlibat dalam
proses merger selama tahun 2000-2009. Uji paired sample t-test digunakan
untuk menemukan perbedaan signifikan dalam kinerja keuangan tiga tahun
sebelum dan tiga tahun sesudah aktivitas merger. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa rasio likuiditas, profitabilitas dan capital position
perusahaan Pakistan tidak mengalami perbedaan yang signifikan setelah
merger sedangkan efisiensi perusahaan memburuk. Pendapat ini konsisten
41
dengan penemuan Kanahalli dan Siddalingya Jayaram (2014) yang
melakukan penelitian terhadap perusahaan Tata Group di India periode 2004-
2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tiga tahun
sebelum dan tiga tahun sesudah tidak mengalami perbedaan yang signifikan.
Pendapat ini konsisten dengan penemuan Pham Hoang Long (2015) yang
melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan bank Ceko selama periode
2000-2010. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa rasio profitabilitas
tidak mengalami perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah merger.
Hasil ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Tang Alger C (2015)
tentang pengaruh merger dan akuisisi pada industri keuangan Filipina periode
2006-2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang
diukur dengan menggunakan ROA dan abnormal return on asset tidak
mengalami perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah aktivitas merger.
Ini mungkin menunjukkan bahwa penurunan laba atas aset disebabkan oleh
pergerakan pasar dan bukan oleh aktivitas merger.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Syilvia Aprilia dan Hening Widi
Oetomo (2015) mengenai perbandingan kinerja keuangan sebelum dan
sesudah akuisisi pada perusahaan manufaktur. Uji paired sample t-test
digunakan untuk menemukan perbedaan yang signifikan pada kinerja empat
perusahaan tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi.
Hasil penelitian ini terdapat dua rasio keuangan yang mempunyai perbedaan
secara signifikan yaitu debt to asset ratio dan debt to equity ratio.
42
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
1. Okpanachi
Joshua
(2011)
Comparative
analysis of
the impact of
mergers and
acquisitions
on financial
efficiency of
banks in
Nigeria
1. Penelitian
terdahulu
mengukur
kinerja
mengguna-
kan gross
earnings,
profit after
tax dan net
asset.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna
kan rasio-
rasio
keuangan.
2. Tingkat
signifikansi
yang
digunakan
adalah 5%.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan α=10%.
3. Periode
yang
digunakan
adalah 3
tahun
sebelum dan
3 tahun
sesudah.
Sedangkan
penelitian
1. Objek
penelitian
pada industri
perban-
kan yang
melakukan
merger dan
akuisisi.
1. Perbankan
di Nigeria
tidak
mengala-
mi
perbedaan
yang
signifikan
pasca
merger
dan
akuisisi.
43
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
sekarang
mengguna-
kan periode
5 tahun
sebelum dan
5 tahun
sesudah.
2. Mahesh R
dan
Daddikar
Prasad
(2012)
Post merger
and
acquisition
financial
performance
analysis : a
case study
of select
indian
airline
companies
1. Penelitian
terdahulu
mengguna-
kan tingkat
signifikansi
sebesar 1%.
Sedangkan
penelitian
sekarang
menggunaka
n tingkat
signifikansi
10%.
2. Objek
penelitian
terdahulu
adalah
perusahaan
penerbangan
. Sedangkan
objek
penelitian
sekarang
adalah
perbankan.
3. Teknik
analisis data
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
adalah
paired
sample t-test
1. Rasio
keuangan
digunakan
untuk
mengukur
kinerja
keuangan
sebelum dan
sesudah
merger dan
akuisisi.
1. Perusahaa
n India
Airlines
tidak
mengala-
mi
perbedaan
yang
signifikan
pada
kinerja
keuangan
setelah
merger.
44
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan wilcoxon
signed ranks
test.
4. Periode yang
digunakan
adalah 2
tahun
sebelum dan
2 tahun
sesudah.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan periode
5 tahun
sebelum dan
5 tahun
sesudah.
3. Machrus
Ali
Marzuki
& Nurul
Widyawa-
ti (2013)
Kinerja
Keuangan
Sebelum
dan
Sesudah
Akuisisi:
Studi Pada
PT. Bank
CIMB
Niaga
1. Penelitian
terdahulu
mengguna-
kan tingkat
signifikansi
sebesar 5%.
Sedangkan
penelitian
sekarang
menggunaka
n tingkat
signifikansi
10%.
2. Teknik
analisis data
yang
digunakan
penelitian
1. Objek
penelitian
pada industri
perban-
kan yang
melakukan
merger dan
akuisisi.
1. PT. Bank
CIMB
Niaga
mengala-
mi
perbedaan
secara
signifikan
pada 6
rasio
keuangan,
sedangkan
2 rasio
keuangan
lainnya
tidak
mengala-
mi
perbedaan
45
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
terdahulu
adalah paired
sample t-test
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan wilcoxon
signed ranks
test.
3. Periode yang
digunakan
adalah 3
tahun
sebelum dan
3 tahun
sesudah.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan periode 5
tahun
sebelum dan
5 tahun
sesudah
yang
signifikan.
4. Hamidah
dan
Manasye
Novinani
(2013)
Perbandi-
ngan
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Sebelum
dan
Sesudah
Merger dan
Akuisisi
(Pada
1. Teknik
analisis data
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
adalah paired
sample t-test
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
1. Penelitian
terdahulu
menggunaka
n tingkat
signifikan
yang sama
dengan
penelitian
sekarang
yaitu 10%
1. Current
ratio satu
tahun
sebelum
dengan
dua, empat
dan lima
tahun
setelah
merger
dan
akuisisi.
46
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
Perusahaan
Pengakusisi
yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Periode
2004-2006)
kan wilcoxon
signed ranks
test.
2. Periode yang
digunakan
adalah 1
tahun
sebelum
sampai 5
tahun
sesudah.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan periode 5
tahun
sebelum dan
5 tahun
sesudah
2.Return on
asset
menunjuk-
kan
perbedaan
pada
periode
satu tahun
sebelum
dengan
empat
tahun
sesudah
merger
dan
akuisisi.
3. Price
earnings
ratio juga
menunjukka
n perbedaan
pada
periode satu
tahun
sebelum
dan tiga
tahun
sesudah
merger dan
akuisisi.
5. Muhamm
ad Ahmed
dan
Zahid
Ahmed
(2014)
Mergers
and
Acquisition:
Effect on
Financial
Performanc
e of -
1. Objek
penelitian
terdahulu
adalah
perusahaan
manufaktur.
Sedangkan
objek
penelitian
sekarang
adalah
perbankan.
1. Kinerja
dua belas
perusahaa
n Pakistan
tidak
mengala-
mi
perubahan
yang
signifikan
setelah
aktivitas
merger
47
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
Manufactu-
ring
Companies
of Pakistan
2. Teknik
analisis data
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
adalah
paired
sample t-test.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan wilcoxon
signed ranks
test.
3. Periode yang
digunakan
adalah 3
tahun
sebelum dan
3 tahun
sesudah.
Sedangkan
penelitian
sekarang
menggunaka
n periode 5
tahun
sebelum dan
5 tahun
sesudah.
4. Penelitian
terdahulu
selain
mengguna-
kan rasio
keuangan
juga
mengukur
48
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
capital
position dan
efisiensi.
Sedangkan
penelitian
sekarang
hanya
mengguna-
kan rasio-
rasio
keuangan.
6. Kanahalli
dan
Siddaglin
gya
(2014)
Effect of
Mergers
and
Acquisitions
on
Financial
Performanc
e: A Study
of Select
Tata Group
Companies
in India
1. Objek
penelitian
terdahulu
adalah
perusahaan
yang
bergerak di
bidang
manufaktur
dan jasa.
Sedangkan
objek
penelitian
sekarang
adalah
perbankan.
2. Teknik
analisis data
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
adalah paired
sample t-test.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan
1. Kinerja
perusahaan
Tata Group
tidak
mengalami
perbedaan
yang
signifikan
setelah
aktivitas
merger
49
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
wilcoxon
signed ranks
test.
3. Periode
yang diguna-
kan adalah 3
tahun
sebelum dan
3 tahun
sesudah.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan periode
5 tahun
sebelum dan
5 tahun
sesudah.
4. Penelitian
terdahulu
hanya
mengguna-
kan rasio
profitabilitas
untuk
mengukur
kinerja
perusahaan.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan rasio
likuiditas,
solvabilitas,
aktivitas,
profitabilitas
dan pasar.
50
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
7.
Pham Hoang
Long (2015)
Merger and
Acquisitions
in the Czech
Banking
Sector-
Impact of
Bank
Mergers on
the
Efficiency of
Banks
1. Penelitian
terdahulu
mengguna-
kan periode
3 tahun
sebelum dan
3 tahun
sesudah.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan periode
5 tahun
sebelum dan
5 tahun
sesudah.
2. Teknik
analisis data
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
adalah
paired
sample t-test.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan wilcoxon
signed rank
test.
3. Tingkat
signifikansi
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
sebesar 5%.
1. Objek
penelitian
pada
industri
perbankan
yang
melaku-
kan
merger
dan
akuisisi
1. Penelitian
menunjuk
kan
bahwa
rasio
profitabili
tas tidak
mengala-
mi
perbedaan
yang
signifikan
sebelum
dan
sesudah
merger.
51
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan tingkat
signifikansi
10%.
8. Tang Alger
C (2015)
Mergers and
Acquisitions
and its Effect
on Firm
Performance
: A New
Look
1. Penelitian
terdahulu
mengguna-
kan periode
3 tahun
sebelum dan
3 tahun
sesudah.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan periode
5 tahun
sebelum dan
5 tahun
sesudah.
2. Teknik
analisis data
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
adalah
paired
sample t-test.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan wilcoxon
signed ranks
test.
1.Objek
penelitian
pada
industri
perbankan
yang
melakukan
merger dan
akuisisi
1. Kinerja
perban-
kan
Filipina
yang
diukur
dengan
menggun
akan
ROA dan
abnormal
return on
asset
tidak
mengala-
mi
perbedaan
yang
signifikan
sebelum
dan
sesudah
merger.
52
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
3. Tingkat
signifikansi
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
sebesar 5%.
Sedangkan
penelitian
sekarang
menggunaka
n tingkat
signifikansi
10%.
4. Penelitian
terdahulu
menggunaka
n ROA dan
abnormal
return on
asset untuk
mengukur
kinerja.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan rasio
likuiditas,
solvabilitas,
aktivitas,
profitabilitas
dan pasar.
1. Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
pada delapan
rasio
keuangan
yaitu.
9. Nur Syilvia
Aprilia dan
Hening Widi
Oetomo
(2015)
Perbandi-
ngan Kinerja
Keuangan
Sebelum dan
Sesudah
Akuisisi
Pada
Perusahaan
Manufaktur
1. Penelitian
terdahulu
mengguna-
kan periode
3 tahun
sebelum dan
3 tahun
sesudah.
Sedangkan
1. Rasio
keuangan
digunakan
untuk
mengukur
kinerja
keuangan
sebelum
dan
1. Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
pada
delapan
rasio
keuangan
yaitu
53
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil
Penelitian Perbedaan Persamaan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan periode
5 tahun
sebelum dan
5 tahun
sesudah.
2. Teknik
analisis data
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
adalah
paired
sample t-test.
Sedangkan
penelitian
sekarang
mengguna-
kan wilcoxon
signed ranks
test.
3. Tingkat
signifikansi
yang
digunakan
penelitian
terdahulu
sebesar 5%.
Sedangkan
penelitian
sekarang
menggunaka
n tingkat
signifikansi
10%.
sesudah
merger
dan
akuisisi.
current
ratio, ROA,
ROE,
TATO, fixed
asset
turnover,
EPS dan
PER.
Sedangkan
dua rasio
lainnya yaitu
DAR dan
DER tidak
berbeda
secara
signifikan
54
L. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah arahan penalaran untuk sampai pada jawaban
sementara atas masalah yang dirumuskan. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan kerangka berpikir sebagai berikut:
Persaingan usaha yang semakin ketat, menuntut perusahaan untuk selalu
mengembangkan strategi agar perusahaan dapat bertahan atau berkembang
lebih besar. Untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat dapat dicapai
melalui ekspansi usaha. Ekspansi perusahaan ada dua macam, yaitu internal
dan eksternal. Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi dalam
perusahaan tumbuh melalui kegiatan penganggaran modal yang normal.
Sedangkan, ekspansi eksternal dilakukan pada saat perusahaan bergabung
dengan perusahaan lain. Dengan mempertimbangkan berbagai keuntungan
(manfaat) dan kerugian (kelemahan) dari aktivitas penggabungan usaha, pada
saat ini semakin banyak perusahaan yang memutuskan untuk melakukan
ekspansi eksternal, dengan melakukan berbagai bentuk penggabungan usaha
salah satunya melalui merger dan akuisisi. Keputusan perusahaan untuk
merger dan akuisisi tersebut diharapkan akan memberikan dampak positif
terhadap kinerja, terutama kinerja keuangan perusahaan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa merger dan akuisisi akan mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan, sehingga terdapat perbedaan pada kinerja keuangan
perusahaan antara sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi.
Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dengan
bagan dibawah ini
55
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Sebelum Sesudah
Bank Umum Swasta Nasional
Devisa di Indonesia
Merger Akuisisi
Kinerja
Keuangan
A. Rasio Likuiditas:
● Current Ratio
● Quick Ratio
● Banking Ratio
B. Rasio Solvabilitas:
● Debt to Asset
● Debt to Equity
● Primary Ratio
● Capital
Adequacy ratio
C. Rasio Aktivitas:
● Asset Turnover
D. Rasio Profitabilitas:
● Net Profit Margin
● Return on Asset
● Return on Equity
E. Rasio Pasar:
● Earnings Per
Share
● Price Earnings
Ratio
Statistik Deskriptif
Uji Normalitas Data
Uji Wilcoxon Signed
Ranks Test
Interpretasi
56
M. Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu “hypo” yang artinya sebelum dan
“thesis” yang artinya pernyataan, pendapat. Menurut Tony Wijaya (2013:12)
hipotesis disamakan dengan dugaan secara logis hubungan antara dua
variabel atau lebih yang ditunjukkan dalam pernyataan yang diuji
kebenarannya.
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, maka penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Current Ratio perbankan
antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha2: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Quick Ratio perbankan
antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha3: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Banking Ratio perbankan
antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha4: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Debt to Asset Ratio
perbankan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha5: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Debt to Equity Ratio
perbankan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha6: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Primary Ratio perbankan
antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha7: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Capital Adequacy Ratio
perbankan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
57
Ha8: Terdapat perbedaan yang signifikan pada perbankan Asset Turnover
Ratio antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha9: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Net Profit Margin
perbankan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha10: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Return On Asset perbankan
antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha11: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Return On Equity perbankan
antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha12: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Earnings Per Share
perbankan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Ha13: Terdapat perbedaan yang signifikan pada Price Earnings Ratio
perbankan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
58
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada perbankan dengan
menggunakan data laporan keuangan 5 tahun sebelum merger dan akuisisi
dan 5 tahun setelah merger dan akuisisi. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode studi peristiwa (event study), yaitu dengan mengamati
kinerja keuangan perbankan. Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini
adalah peristiwa merger dan akuisisi.
Penelitian ini menganalisis secara empiris tentang pengukuran kinerja
keuangan perbankan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Pengujian
hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang
sesuai dengan variabel-variabel yang di teliti agar mendapatkan hasil yang
akurat. Pada dasarnya variabel dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
B. Metode Pengumpulan Sampel
Sampling merupakan teknik untuk mengambil sampel data dari populasi.
Pengambilan sampel biasanya berdasarkan alasan-alasan benefit berupa
penghematan biaya, waktu dan lain-lain. Populasi dalam penelitian ini adalah
industri perbankan yang menjadi target akuisisi dengan rentang waktu antara
tahun 2001-2008. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu pengambilan data disesuaikan dengan
59
kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya (tujuannya). Sampel
perusahaan target dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Perbankan Indonesia yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi.
2. Memiliki keterangan waktu yang jelas mengenai kapan perbankan tersebut
melakukan aktivitas merger dan akuisisi.
3. Tersedia data jumlah saham beredar, historical price dan laporan keuangan
untuk 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi.
Adapun proses seleksi sampel dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
1. Perbankan Indonesia yang melakukan aktivitas merger dan
akuisisi
2. Memiliki keterangan waktu yang jelas mengenai kapan
perbankan tersebut melakukan aktivitas merger dan akuisisi
3. Tersedia data jumlah saham beredar, historical price dan
laporan keuangan untuk 5 tahun sebelum dan 5 tahun
sesudah merger dan akuisisi
17
14
5
Dari kriteria yang ditetapkan tersebut, diperoleh 5 (lima) perbankan
sebagai sampel dalam penelitian ini, kelima perbankan tersebut dapat dilihat
pada Tabel 3.2 berikut ini:
60
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perbankan
No Perusahaan
Pengakuisisi
Perusahaan
Target
Perusahaan
Hasil
M&A
Keterangan Tanggal
M&A
1.
PT. Bank
Inter-Pacific,
Tbk
PT. Bank
Artha Graha
PT. Bank
Artha Graha
Internasional,
Tbk
Merger 14 April
2005
2.
ACOM CO.,
LTD dan PT.
Bank of
Tokyo
Mitsubishi
UFJ, Ltd
PT. Bank
Nusantara
Parahyangan,
Tbk
PT. Bank
Nusantara
Parahyangan,
Tbk Akuisisi
17
Desember
2007
3.
Bank of India PT. Bank
Swadesi, Tbk
PT. Bank of
India
Indonesia,
Tbk
Akuisisi 22 Juni
2007
4.
Maybank
Offshore
Corporate
Services Sdn.
Bhd
PT. Bank
Internasional
Indonesia,
Tbk
PT. Bank
Maybank
Indonesia,
Tbk Akuisisi
30
September
2008
5.
PT. Bank
CIMB Niaga,
Tbk
Lippo Bank PT. Bank
CIMB Niaga,
Tbk Merger
1
November
2008
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam
pengumpulan data sekunder diperlukan adanya pemeriksaan ketelitian.
Sumber data laporan keuangan perusahaan sampel berasal dari website resmi
Bank Indonesia dan perusahaan target. Sumber data lainnya berasal dari
sumber bacaan seperti buku-buku, jurnal dan data dari internet.
61
D. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif variabel-
variabel dalam penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean) untuk menggambarkan kinerja
perusahaan (current ratio, quick ratio, banking ratio, debt to asset ratio,
debt to equity ratio, primary ratio, capital adequacy ratio, asset turnover
ratio, net profit margin, return on asset, return on equity, earning per
share dan price earnings ratio) 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah
merger dan akuisisi.
2. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas penting dilakukan untuk
menentukan alat uji statistik apa yang sebaiknya digunakan untuk
pengujian hipotesis. Apabila data terdistribusi normal maka digunakan tes
parametrik. Sebaliknya apabila data terdistribusi tidak normal maka lebih
sesuai dipilih alat uji statistik non parametrik. Ada beberapa cara untuk uji
normalitas data, salah satunya adalah uji normalitas One Sample
Kolmogorov Smirnov Test yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Pada pengujian normalitas data digunakan kriteria untuk menerima
atau menolak data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
berdasarkan P-value adalah sebagai berikut:
62
a. Jika P-value < α, maka data tidak normal
b. Jika P-value > α, maka data normal
Keterangan: P-value merupakan istilah significance (Sig),
α yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebesar 10%
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan uji statistik non parametrik.
Statistik non parametrik adalah bagian dari statistik yang parameter
populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki
distribusi yang bebas persyaratan dan variannya tidak perlu homogen. Uji
non parametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon
Signed Rank Test. Adapun tahap-tahap analisis dalam penelitian ini
adalah:
a. Menghitung masing-masing rasio keuangan
b. Menganalisis laporan keuangan sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi dalam tahun-tahun yang diamati.
c. Menganalisis perbedaan yang terjadi terhadap kinerja keuangan
perusahaan target sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dengan
uji Wilcoxon Signed Rank Test dan taraf signifikansi (α) yang telah
ditetapkan 10%.
Kriteria pengujian:
1) Jika Sig t > 0,10, maka Ho diterima.
2) Jika Sig t < 0,10, maka Ho ditolak.
63
d. Menarik simpulan hasil analisis kinerja keuangan setelah merger dan
akuisisi.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
Merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
perseorangan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan
perseorangan lain yang telah ada dan selanjutnya perseorangan yang
menggabungkan diri menjadi bubar.
Sedangkan akuisisi merupakan bentuk pengambilalihan
kepemilikan oleh pihak pengakuisisi sehingga akan mengakibatkan
berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih tersebut.
2. Variabel Independent
a. Rasio Likuiditas
1) Current Ratio
Current ratio yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva
lancar yang dimiliki (Sumarsan, 2013:45). Semakin tinggi
rasio lancar, maka akan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar berbagai tagihannya.
Current Ratio = Current Assets
Current Liabilities
2) Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban terhadap para
64
deposan (pemilik simpanan giro, tabungan, dan deposito)
dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank.
(Kasmir, 2012: 315)
Quick Ratio = Cash Assets
Total Deposit
3) Banking Ratio
Banking ratio bertujuan mengukur tingkat likuiditas bank
dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan
jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka
tingkat likuiditas bank semakin rendah karena jumlah dana
yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil,
demikian pula sebaliknya.
Banking Ratio = Total Loans
Total Deposit
b. Rasio Solvabilitas
1) Debt to Asset Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya total aktiva
yang dibiayai oleh kreditur perusahaan. Semakin tinggi rasio
tersebut semakin banyak uang kreditur yang digunakan
perusahaan untuk menghasilkan laba (Sumarsan, 2013:47).
Karena dalam merger seluruh hutang perusahaan dialihkan ke
perusahaan hasil merger maka pengakuisisi harus melihat nilai
hutang ini. Makin besar hutang berarti semakin besar beban
65
bagi perusahaan pasca merger untuk mengembalikan pinjaman
tersebut.
Debt to asset ratio = Total Debt
Total Assets
2) Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio menunjukkan persentase penyediaan
dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Para
kreditur secara umum akan lebih suka jika rasio ini lebih
rendah. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham,
dan semakin besar perlindungan bagi kreditur (margin
perlindungan) jika terjadi penyusutan nilai aset atau kerugian
besar.
Debt to equity ratio = Total Debt
Total Equity
3) Primary Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur apakah permodalan
yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan
yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital
equity. (Kasmir, 2012:322)
Primary Ratio = Equity Capital
Total Assets
66
4) Capital Adequacy Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank
untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat
dihindarkan. (Harmono, 2014:115-116)
Capital Adequacy Ratio = Total Equity
Total Loans + Securities
c. Rasio Aktivitas
1) Asset Turnover Ratio
Asset turnover ratio mengukur seberapa efektif aktiva
perusahaan mampu menghasilkan pendapatan operasional
yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama
perusahaan. Semakin tinggi asset turnover ini berarti semakin
efektif aktiva tersebut dalam menghasilkan pendapatan.
Sebaliknya jika rasio ini rendah maka ada kemungkinan
perusahaan menggunakan aset dibawah kapasitas, sehingga
perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan penerimaan.
(Moin, 2010:143)
Asset turnover ratio = Total Operating Revenue
Total Asset
d. Rasio Profitabilitas
1) Net Profit Margin
Net profit margin menghitung proporsi pendapatan total
yang tersedia untuk dibagikan ke pemegang saham. (Atkinson
dkk., 2012:381)
67
Net Profit Margin = Net Income
Operating income
2) Return on Assets
Return on Assets (ROA) adalah ukuran pengembalian
yang dihasilkan oleh aset milik perusahaan. Pengukuran ini
mengukur cara organisasi membiayai aset milik perusahaan
(Atkinson dkk., 2012:376). Dalam merger, tinggi rendahnya
rasio ini harus disikapi terlebih dahulu melihat apakah nilai
aset betul-betul memberikan informasi yang sebenarnya. Di
sinilah akuntan dan appraisal berperan penting dalam
menaksir nilai sesungguhnya dari aktiva tetap. (Moin,
2010:138)
Return on Assets = Net Income
Total Assets
3) Return on Equity
Return on Equity mengukur seberapa besar keuntungan
bersih yang tersedia bagi pemegang saham. ROE yang tinggi
seringkali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang
investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Akan
tetapi, jika perusahaan tersebut telah memilih untuk
menerapkan tingkat utang yang tinggi berdasarkan standar
industri, ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari
asumsi risiko keuangan yang berlebihan. (Van Horne dan
Wachomicz, 2012:184)
68
Return on Equity = Net Income
Total Equity
e. Rasio Pasar
1) Earnings Per Share (EPS)
EPS menunjukkan bagian laba yang dinikmati oleh
pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimiliki.
Besar kecilnya EPS dipengaruhi oleh laba bersih dan jumlah
lembar saham yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan
menambah modal saham dengan mengeluarkan lembar saham
baru sementara laba tidak berubah maka EPS akan semakin
kecil.
Earning per Share = Net Income
Number of outstanding stock
2) Price Earnings Ratio
PER mengindikasikan tingkat pertumbuhan perusahaan.
Kesediaan para investor untuk menerima kenaikan PER sangat
bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan
peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki
PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang
rendah pula. (Moin, 2010:139-140)
PER = Harga pasar per lembar saham
EPS
69
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Sejarah dikenalnya asal mula kegiatan perbankan dimulai dari jasa
penukaran uang. Oleh karena itu, bank dikenal sebagai tempat menukar uang
atau sebagai meja tempat menukarkan uang. Dalam sejarah para pedagang
dari berbagai kerajaan melakukan transaksi dengan menukarkan uang, dimana
menukarkan uang dilakukan antar mata uang kerajaan yang satu dengan mata
uang kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang ini sekarang dikenal
dengan perdagangan valuta asing (money changer). Dalam perkembangan
selanjutnya, kegiatan operasional perbankan bertambah lagi menjadi tempat
penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan. Kemudian
kegiatan perkembangan dengan kegiatan peminjaman uang, yaitu dengan cara
uang yang semula disimpan masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali
oleh masyarakat yang membutuhkannya.
Akibat dari kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin
meningkat dan beragam, peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh
seluruh lapisan masyarakat baik yang berada di negara maju maupun negara
berkembang. Dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan
modern baik dari segi ragam produk, kualitas pelayanan, maupun teknologi
yang dimiliki. Perbankan semakin mendominasi perkembangan ekonomi dan
bisnis suatu negara. Bahkan, aktivitas dan keberadaan perbankan sangat
menentukan kemajuan suatu negara dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu,
70
tidak heran apabila perbankan suatu negara hancur, maka akan
mengakibatkan kehancuran perekonomian negara yang bersangkutan seperti
yang terjadi di Indonesia tahun 1998 dan 1999.
Sejarah perbankan yang dikenal oleh dunia berawal dari dataran benua
Eropa mulai dari zaman Babylonia yang kemudian dilanjutkan ke zaman
Yunani kuno dan Romawi. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di
benua Eropa adalah Bank Venesia tahun 1711, kemudian menyusul Bank of
Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1320.
Perkembangan perbankan di dataran Inggris baru dimulai pada abad ke-
16. Namun, karena inggris yang begitu aktif mencari daerah penjajahan,
perkembangan perbankan pun ikut dibawa ke negara jajahannya seperti
Benua Amerika, Afrika dan Asia yang memang sudah dikenal pada saat itu
memegang peran penting dalam bidang perdagangan.
Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, perkembangan
perbankan pun semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak
terlepas dari perkembangan perdagangan. Perkembangan perdagangan yang
semula hanya berkembang dan maju di dataran Eropa akhirnya menyebar ke
seluruh benua Asia, Amerika dan Afrika.
Dalam perjalanannya, perkembangan perbankan di Indonesia tidak
terlepas dari masa penjajahan Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda
lah yang memperkenalkan dunia perbankan kepada masyarakat Indonesia.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda terdapat beberapa bank yang
memegang peranan penting seperti:
71
1. De Algemenevolks Crediet Bank
2. De Escompto Bank NV
3. De Post Paar Bank
4. De Javasche NV
5. Nationale Handles Bank (NHB)
6. Nederland Handles Maatscappij (NHM)
Di samping bank-bank yang dimiliki oleh Pemerintah Hindia belanda
terdapat pula bank-bank yang dimiliki oleh warga pribumi, Cina, Jepang, dan
Eropa lainnya. Bank-bank tersebut antara lain:
1. Bank Abuan Saudagar
2. Batavia Bank
3. Bank Nasional Indonesia
4. NV Bank Boemi
5. The Bank of Cina
6. The Chartered Bank of India
7. The Matsui Bank
8. The Yokohama Species Bank.
Di zaman kemerdekaan perkembangan perbankan di Indonesia semakin
maju dan berkembang lagi. Beberapa bank milik Belanda di nasionalisir oleh
Pemerintah Indonesia menjadi bank milik pemerintah Indonesia sehingga
menambah deretan bank yang memang sudah ada sebelumnya. Beberapa
bank yang sudah ada di zaman awal kemerdekaan antara lain sebagai berikut:
1. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo
72
2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank
ini berasal dari De Algemenevolk Crediet Bank atau Syomin Ginko
3. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 kemudian
menjadi BNI 1946
4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946
5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan
6. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946
7. Indonesia Bank Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian
menjadi Bank Amerta
8. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun 1949
9. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari,
kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949
10. Kalimantan Corporation Trading di Samarinda tahun 1950 kemudian
merger dengan Bank Pasifik.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sejarah perkembangan
perbankan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh negara yang menjajahnya
Belanda. Oleh Belanda, bank digunakan sebagai alat untuk memperlancar
transaksi perdagangan, baik untuk negerinya sendiri maupun untuk negara
lain. saat itu terdapat juga beberapa bank pemerintah yang bukan berasal dari
bank milik Belanda baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta
nasional. (Kasmir, 2012:16-21)
Berikut ini adalah bank-bank milik pemerintah di Indonesia, yaitu:
73
1. Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)
2. Bank Tabungan Negara (BTN)
3. Bank Sentral
4. Bank Dagang Negara (BDN)
5. Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO)
6. Bank Bumi Daya (BBD)
7. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
8. Bank Ekspor Impor (Bank Eksim)
9. Bank Pembangunan Daerah (BPD)
10. Bank Mandiri
Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong
perekonomian suatu negara. Hampir semua sektor usaha, yang meliputi sektor
industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa dan perumahan sangat
membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan.
Peran bank bagi masyarakat individu, maupun masyarakat bisnis sangat
penting bahkan bagi suatu negara, karena bank sebagai suatu lembaga yang
sangat berperan dan berpengaruh dalam perekonomian suatu negara.
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang
dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
74
Bank di Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis bank dapat
dibedakan sesuai dengan fungsi, kepemilikan, status, penetapan harga dan
kepemilikannya. (Ismail, 2011:13)
1. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Fungsinya
a. Bank Sentral
Bank Sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur
bank-bank yang ada dalam suatu negara. Bank sentral hanya ada satu
di setiap negara dan mempunyai kantor yang hampir di setiap
provinsi. Bank sentral yang ada di Indonesia adalah Bank Indonesia.
b. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
c. Bank Perkreditan Rakyat
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Kepemilikannya
a. Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah atau yang lebih dikenal dengan bank
pemerintah merupakan bank yang kepemilikannya berada dibawah
pemerintah.
75
b. Bank Swasta Nasional
Bank swasta nasional merupakan bank yang didirikan oleh
swasta baik individu, maupun lembaga, sehingga seluruh keuntungan
akan dinikmati oleh swasta. Sebaliknya, apabila terdapat kerugian
atas usaha bank, maka kerugian tersebut akan ditanggung oleh pihak
swasta.
c. Bank Milik Koperasi
Bank yang didirikan oleh perusahaan yang berbadan hukum
koperasi, dan seluruh modalnya milik koperasi. Di Indonesia,
terdapat satu bank yang didirikan oleh koperasi atau bank yang
menjadi milik koperasi, yaitu Bank Bukopin.
d. Bank Asing
Bank Asing merupakan bank yang didirikan oleh pemerintah
asing maupun oleh swasta asing. Bank asing yang ada di Indonesia,
merupakan cabang atau perwakilan dari bank asing yang berkantor
pusat di negaranya masing-masing.
e. Bank Campuran
Bank campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh
swasta asing dan nasional. Meskipun, pemilik bank campuran adalah
warga negara asing atau perusahaan asing dan warga Indonesia atau
perusahaan dalam negeri, akan tetapi kepemilikan sahamnya
mayoritas dimiliki oleh swasta nasional.
76
3. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Statusnya
a. Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan aktivitas
transaksi ke luar negeri dan/atau transaksi yang berhubungan dengan
mata uang asing secara keseluruhan.
b. Bank Non Devisa
Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin
untuk melaksanakan kegiatan seperti bank devisa. Transaksi yang
dilakukan oleh bank non devisa masih terbatas pada transaksi dalam
negeri dan/atau mata uang rupiah saja.
4. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Cara Penentuan Harga
a. Bank Konvensional
Bank konvensional merupakan bank yang dalam penentuan
harga menggunakan bunga sebagai balas jasa. Balas jasa yang
diterima oleh bank atas penyaluran dana kepada masyarakat, maupun
balas jasa yang dibayar oleh bank kepada masyarakat atas
penghimpunan dana.
b. Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu
pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan
bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah.
77
5. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Tingkatannya (Kantor)
a. Kantor Pusat
Kantor pusat merupakan kantor bank yang menjadi pusat dari
kantor cabang di seluruh wilayah negara, maupun yang ada di negara
lain. Setiap bank hanya memiliki satu kantor pusat dan berlokasi d
negara mana bank tersebut didirikan. Kantor pusat bank tidak boleh
berlokasi di luar wilayah Indonesia.
b. Kantor Wilayah
Kantor wilayah, merupakan perwakilan dari kantor pusat yang
membawahi suatu wilayah tertentu. Pembagian kantor wilayah di
dasarkan pada besar kecilnya bank, maupun wilayah yang menjadi
target pemasarannya.
c. Kantor Cabang Penuh
Kantor cabang penuh merupakan kantor cabang yang diberi
kewenangan oleh kantor pusat atau wilayah untuk melakukan semua
transaksi perbankan.
d. Kantor Cabang Pembantu
Pada umumnya, kantor cabang pembantu lebih memfokuskan
pada aktivitas penghimpunan dana pihak ketiga saja. Dalam
menyalurkan dana (kredit) kepada debitur, kantor cabang pembantu
hanya diberi kewenangan untuk mencari calon debitur. Keputusan
persetujuan maupun penolakan atas permohonan kredit calon debitur
dilakukan oleh kantor cabang penuh.
78
e. Kantor Kas
Kantor kas merupakan kantor cabang yang paling kecil, karena
aktivitas yang dapat dilakukan oleh kantor kas meliputi transaksi
yang terkait dengan tabungan baik setoran dan penarikan tunai,
transaksi pembukaan simpanan giro, deposito, kredit, pelayanan
transfer, kliring, dan inkaso ditangani oleh kantor cabang penuh
sebagai induknya.
B. Data Umum Sampel Terpilih
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana
pengambilan sampel dengan cara purposive sampling method. Dari proses
teknik sampling sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya, diperoleh 5
(lima) perbankan di Indonesia yang memenuhi kriteria sebagai sampel dalam
penelitian ini. Sebagai gambaran awal mengenai sampel perbankan tersebut,
berikut ini disajikan data umum dari masing-masing sampel terpilih:
1. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk
Salah satu sampel perusahaan yang melakukan merger dalam
penelitian ini adalah PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk yang
berkedudukan di Jakarta Selatan. Bank ini semula didirikan dengan
nama PT. Inter-Pacific Financial Corporation berdasarkan Akta Nomor
12 tanggal 7 September 1973, dibuat di hadapan Bagijo, S.H.,
pengganti dari Eliza Pondaag, S.H., Notaris di Jakarta, dengan ruang
lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan bank, dan Akta
79
tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan Nomor Y.A.5/2/12 tanggal 3 Januari 1975,
serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor
6 tanggal 21 Januari 1975 Tambahan Nomor 47.
Pada tanggal 10 Juli 1990, PT. Inter-Pacific Financial Corporation
mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya.
Berdasarkan Akta Nomor 67 tanggal 19 Mei 1992, dibuat di
hadapan Adam Kasdarmadji, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 10 tanggal
2 Februari 1993 Tambahan Nomor 591, PT. Inter-Pacific Financial
Corporation berubah nama menjadi PT. Inter-Pacific Bank. Pada
tanggal 24 Februari 1993, PT. Inter-Pacific Bank mendapatkan izin
usaha sebagai bank umum dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 176/KMK.017/1993.
Berdasarkan Akta Nomor 44 tanggal 13 Juni 1997 juncto Akta
Nomor 8 tanggal 15 Januari 1998, keduanya dibuat di hadapan Sri
Nanning, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 70 tanggal 1 September 1998
Tambahan Nomor 5056, PT. Inter-Pacific Bank berubah nama menjadi
PT. Bank Inter-Pacific, Tbk.
Pada tanggal 9 April 1999, PT. Bank Inter-Pacific, Tbk.
Mengajukan permohonan pembatalan pencatatan (delisting) saham di
80
Bursa Efek Surabaya, dan pada tanggal 19 April 1999, Bursa Efek
Surabaya memberikan persetujuan atas permohonan pembatalan
pencatatan tersebut.
Pada tanggal 14 April 2005, PT . Bank Inter-Pacific, Tbk. Telah
menandatangani Akta Penggabungan Nomor 17, dibuat di hadapan
Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, dimana PT. Bank Artha Graha
menggabungkan diri kedalam PT. Bank Inter-Pacific, Tbk.
Penggabungan tersebut telah mendapat izin dari Bank Indonesia dengan
Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 7/32/KEP.GBI/2005
tanggal 15 Juni 2005, dan berlaku efektif pada tanggal 11 Juli 2005.
Berdasarkan Akta Nomor 27 tanggal 12 Juli 2005, dibuat di
hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah mendapatkan
izin dari Bank Indonesia dengan Keputusan Gubernur Bank Indonesia
Nomor 7/49/KEP.GBI/2005 tanggal 16 Agustus 2005, PT. Bank Inter-
Pacific, Tbk. berganti nama menjadi PT. Bank Artha Graha
Internasional, Tbk. Perubahan tersebut telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 101 tangal 19 Desember 2006
Tambahan Nomor 13128.
Perjalanan PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk. berbekal pada
kepercayaan stakeholders dengan mempersembahkan value added,
cultural capital, dan goodwill untuk peningkatan sosial ekonomi
masyarakat.
81
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk. berkomitmen untuk
menjadi lembaga keuangan yang terkemuka dan selalu menghasilkan
yang terbaik dengan memberikan layanan prima untuk mewujudkan
kepedulian terhadap kemanusiaan, sosial dan budaya.
2. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk
PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bank BNP) berkedudukan
di Bandung dan berkantor pusat di Jalan Ir. Juanda No. 95, Bandung -
40132, Indonesia, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 47, tanggal
18 Januari 1972, yang dibuat di hadapan Komar Andasasmita, SH,
Notaris di Bandung.
Bank BNP semula didirikan dengan nama PT Bank Pasar Karya
Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha retail, kemudian pada
bulan Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional
dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih
luas dan dapat membidik sector ekonomi yang lebih besar lagi,
sekaligus berganti nama menjadi PT. Bank Nusantara Parahyangan.
Pada Agustus 1994, untuk melayani ragam transaksi dan akses
perdagangan yang lebih luas khususnya untuk transaksi valuta asing
dan perdagangan luar negeri melalui transaksi ekspor dan impor, maka
Bank BNP melengkapi ijin operasionalnya dengan izin sebagai bank
devisa.
Tahun 2000 berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 15
September 2000, Bank BNP mengubah status perusahaan menjadi
82
perusahaan publik (terbuka) dengan menawarkan 50.000.000 saham
biasa kepada masyarakat dengan harga nominal Rp. 500,- per lembar
sahamnya, disertai dengan penerbitan waran sejumlah 20.000.000
lembar yang dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta tanggal 10 Januari
2001, sehingga jumlah saham beredar saat itu menjadi sebanyak
150.000.000 saham.
Modal Disetor Bank BNP bertambah pada bulan Januari 2004
sebagai akibat adanya exercise waran sebanyak 8.275.000 lembar
menjadi saham biasa atas nama dengan nominal Rp. 500,- sehingga
jumlah tersebut menambah jumlah saham beredar menjadi 158.275.000
saham. Dengan tujuan untuk memperkuat struktur permodalan Bank
BNP, maka pada bulan Juli 2006 dilakukan Penawaran Umum Terbatas
I (PUT 1) kepada pemegang saham atas sejumlah 158.275.000 lembar
saham dengan harga penawaran sebesar Rp. 550,- per saham.
Pada tanggal 17 Desember 2007, kepemilikan mayoritas saham
Bank BNP telah beralih kepada ACOM CO., LTD. Japan (ACOM) dan
The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. (BTMU) melalui akuisisi
saham sebanyak 75,41% saham Bank BNP, dimana ACOM menguasai
55,41% dan BTMU menguasai 20% dari seluruh saham yang telah
dikeluarkan Bank BNP, sehingga dengan demikian keduanya menjadi
Pemegang Saham Pengendali Bank BNP. Pada bulan Oktober 2010
dilakukan Penawaran Umum Terbatas II (PUT II) Dalam Rangka
Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 99.963.158
83
Saham Biasa Atas nama dengan nilai nominal Rp. 500,- setiap saham
yang ditawarkan dengan Harga penawaran Rp.1000,- setiap saham.
Selanjutnya per 31 Desember 2011, komposisi saham ini menjadi
75,51% saham dimana ACOM menguasai 60,31% dan BTMU
menguasai 15.20% dari total 316.513.158 saham.
Pada bulan Mei 2013 Bank BNP melakukan Penawaran Umum
Terbatas III (PUT III) dengan jumlah saham baru yang ditawarkan
sebanyak 260.320.724 dengan nominal Rp.500,- setiap saham yang
ditawarkan dengan Harga Penawaran Rp.1.150,- setiap saham. Hasil
PUT III tersebut membuat komposisi kepemilikan saham berubah
dimana ACOM CO, LTD menguasai 66,15% dan The Bank of Tokyo-
Mitsubishi UFJ, Ltd menguasai 9,35% dari total 676.833.882 saham.
3. PT. Bank of India Indonesia, Tbk
Salah satu sampel perusahaan yang melakukan akuisisi dalam
penelitian ini adalah Bank of India yang semula bernama Bank
Swadesi. Keberadaan Bank Swadesi berawal dari sebuah bank pasar
bernama Bank Pasar Swadesi yang berdiri pada tahun 1968 di
Surabaya. Pada tahun 1984, kepemilikan Bank diambil alih oleh
Keluarga Chugani yang menumbuh-kembangkan bank ini sehingga
pada tanggal 2 September 1989, Bank Swadesi secara resmi beroperasi
menjadi Bank Umum dengan nama PT. Bank Swadesi.
Pada tahun 1990, Bank Swadesi melakukan penggabungan usaha
(merger) dengan PT. Bank Perkreditan Rakyat Panti Daya Ekonomi
84
yang berkedudukan di Surakarta untuk dapat membuka kantor cabang
di Jakarta dan setelah memperoleh ijin dari Bank Indonesia, pada tahun
1992 Bank Swadesi menjalankan usaha sebagai pedagang valuta asing.
Proses tumbuh dan berkembang ini terus berlanjut dibawah
kepemilikan dan manajemen yang baru dan pada tanggal 11 November
1994 Bank Swadesi mendapatkan peningkatan status dari Bank
Indonesia dan secara resmi beroperasi menjadi Bank Devisa. Dengan
status devisa ini semakin memperkokoh posisi Bank Swadesi sebagai
lembaga kepercayaan yang memberikan jasa dan layanan perbankan
yang lebih beragam sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Dalam upaya pengembangan usaha dan sekaligus untuk
mendekatkan diri pada sentra bisnis nasional, Pada tahun 1995
dilakukan pemindahan kantor pusat dari Surabaya ke Jakarta.
Konsistensi pada komitmen untuk terus berkembang dan memberikan
yang terbaik dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian telah
menjadi bukti keberhasilan Bank Swadesi dalam melewati masa-masa
sulit di tengah krisis multidimensi yang melanda Indonesia.
Sebagai langkah strategis untuk mengantisipasi perkembangan
perbankan di masa mendatang, khususnya dalam aspek permodalan,
pada tahun 2002 Bank Swadesi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta dan tercatat sebagai lembaga perbankan ke-22 yang "go public".
Sejalan dengan program kegiatan Arsitektur Perbankan Indonesia
(API), Bank Swadesi telah memenuhi kriteria sebagai Bank Fokus
85
dengan modal minimal Rp 100 miliar dan dengan kondisi permodalan
yang cukup akan memberikan keunggulan kompetitif bagi Bank
Swadesi dalam memanfaatkan segala peluang yang ada.
Sampai akhir tahun 2007, Bank Swadesi telah mengembangkan
Jaringan operasional di dua kota terbesar di Indonesia yaitu Jakarta dan
Surabaya dengan Jaringan unit kerja terdiri dari 4 Kantor Cabang, 5
Kantor Cabang Pembantu, 5 Kantor Kas dan 1 unit mobil kas keliling.
Berpedoman pada visi dan misi yang baru, komitmen untuk
memberikan yang terbaik dan penerapan prinsip kehati-hatian, Bank
Swadesi bertekad untuk memberikan jasa dan layanan yang terbaik bagi
masyarakat dan pembangunan perekonomian Indonesia.
Untuk dapat mewujudkan Visi, Misi dan sekaligus memperkuat
posisinya di peta perbankan nasional, Bank Swadesi memandang perlu
untuk menjalin aliansi strategis dengan mengundang investor yang kuat.
Upaya tersebut direalisasikan dengan penandatanganan Akta Akuisisi
antara pemegang saham mayoritas Bank Swadesi dengan Bank of India
terkait dengan pengambilalihan saham sebanyak 235.600.000 lembar
saham atau yang mewakili 76% dari keseluruhan saham Bank Swadesi
pada tanggal 22 Juni 2007. Dengan demikian secara resmi Bank of
India telah menjadi pemegang saham mayoritas dan mengambil alih
pengendalian Bank Swadesi.
86
4. PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk
PT. Bank Maybank Indonesia Tbk (“Maybank Indonesia” atau
“Bank”) adalah salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia yang
merupakan bagian dari grup Malayan Banking Berhad (Maybank),
salah satu grup penyedia layanan keuangan terbesar di ASEAN.
Sebelumnya, PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk bernama PT. Bank
Internasional Indonesia (BII) yang didirikan pada 15 Mei 1959,
mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988 dan mencatatkan
sahamnya sebagai perusahaan terbuka di bursa efek Jakarta dan
Surabaya (sekarang telah merger menjadi Bursa Efek Indonesia) pada
1989.
Pada 30 September 2008, Maybank Offshore Corporate Services
(Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS), anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya oleh Malayan Banking Berhad (Maybank), menyelesaikan
pengambilalihan 100% saham Sorak Financial Holdings Pte, Ltd,
pemilik 55,51% saham BII. Pada Desember 2008, MOCS
menyelesaikan penawaran tender untuk sisa saham BII dan
meningkatkan kepemilikannya.
Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terbesar di
Indonesia yang terkoneksi dengan jaringan regional maupun
internasional Grup Maybank. Per 31 Desember 2015 Maybank
Indonesia memiliki 456 cabang termasuk cabang Syariah dan kantor
fungsional mikro yang tersebar di Indonesia serta dua cabang luar
87
negeri (Mauritius dan Mumbai, India), 17 Mobil Kas Keliling dan 1.605
ATM termasuk CDM (Cash Deposit Machine) yang terkoneksi dengan
lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM
BERSAMA, ALTO, CIRRUS dan terhubung dengan 3.500 ATM
Maybank di Singapura dan Malaysia melalui jaringan MEPS.
Maybank Indonesia menyediakan serangkaian produk dan jasa
komprehensif bagi nasabah individu maupun korporasi melalui layanan
Perbankan Ritel, Perbankan Bisnis, dan Perbankan Global, serta
pembiayaan otomotif melalui entitas anak yaitu WOM Finance untuk
kendaraan roda dua dan Maybank Finance untuk kendaraan roda empat.
Maybank Indonesia juga terus mengembangkan layanan dan
kapasitas e-banking melalui Mobile Banking, Internet Banking dan
berbagai saluran lainnya.
5. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
Salah satu Bank di Indonesia yang mulai berdiri pada tahun 1955
adalah Bank CIMB Niaga. Tepatnya, Bank ini didirikan pada 26
September 1955 dengan nama awal Bank Niaga. Tujuan awal
didirikannya Bank Niaga adalah untuk membangun nilai-nilai dan
profesionalisme khususnya di bidang perbankan. Dengan bergulirnya
waktu, Bank Niaga dikenal sebagai penyedia produk dan layanan
berkualitas serta terpercaya.
Salah satu bukti komitmen pelayanan Bank Niaga adalah dengan
menawarkan layanan melalui ATM di tahun 1987. Bank ini merupakan
88
Bank pertama yang menawarkan fasilitas tersebut di Indonesia. Bank
Niaga menjadi bank pertama yang memberikan layanan perbankan
secara online di tahun 1991. Sebelumnya, tepatnya pada tahun 1989,
Bank Niaga sudah menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya.
Dengan profesionalisme yang tinggi, Bank CIMB Niaga akhirnya
juga digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang
mayoritas saham saat terjadi krisis keuangan di akhir tahun 1990-an.
Cikal bakal Bank CIMB Niaga terjadi pada bulan November 2002 saat
Asset-Holding Berhad atau CAHB yang saat ini dikenal dengan CIMB
Group Holdings Berhad atau CIMB Group Holdings mengakuisisi
saham mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan
Nasional atau BPPN. Kepemilikan saham berpindah di bulan Agustus
2007 dengan platform universal banking.
Secara terpisah, Khazanah, pemilik saham mayoritas CIMB Group
Holdings juga mengakuisisi kepemilikan mayoritas Lippo Bank.
Keduanya resmi berpindah tangan ke CIMB Group pada tanggal 28
Oktober 2008. Akhirnya pada bulan Mei 2008, nama bank resmi
berubah menjadi Bank CIMB Niaga. Selanjutnya, di bulan Juni 2008
terjadi kesepakatan penggabungan bank ini dengan Lippo Bank.
Secara legal, Lippo Bank bergabung dengan CIMB Niaga pada
tanggal 1 November 2008 dengan hadirnya pula logo baru.
Penggabungan ini merupakan loncatan besar khususnya untuk sektor
89
perbankan di Asia Tenggara. Pasalnya, sejak tahun 2007, Khasanah
telah mengusulkan mengenai penggabungan atau merger tersebut
sebagai jalan yang harus ditempuh. Hal ini harus dijalankan agar pihak
bank mampu memenuhi kebijakan Single Presence Policy atau SPP
yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Penggabungan ini juga merupakan merger bank pertama di
Indonesia khususnya terkait dengan kebijakan SPP. Sejalan dengan
perkembangan CIMB Niaga, nasabah telah mendapatkan layanan
perbankan yang komprehensif khususnya di perbankan ritel, UKM dan
korporat. Dengan komitmen serta profesionalisme yang tetap dijaga
hingga kini, akhirnya Bank CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-5
khususnya dari sisi aset pendanaan, kredit serta luasnya jaringan
cabang.
C. Analisis Hipotesis
1. Analisis Statistik Deskriptif
Dalam analisis statistik deskriptif objek penelitian, penulis akan
menjabarkan hasil perhitungan kinerja keuangan, yaitu Current Ratio
(CR), Quick Ratio (QR), Banking Ratio (BR), Debt to Asset Ratio
(DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Primary Ratio (PR), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Asset Turnover Ratio (AT), Net Profit Margin
(NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earnings Per
90
Share (EPS) dan Price Earnings Ratio (PER) 5 tahun sebelum dan 5
tahun sesudah merger dan akuisisi.
Kinerja perusahaan berupa rasio-rasio tersebut akan dibandingkan,
apakah kinerja perusahaan sesudah merger dan akuisisi mengalami
peningkatan atau penurunan dibandingkan dengan sebelum merger dan
akuisisi. Jika kinerja perusahaan sesudah penggabungan usaha
mengalami peningkatan maka tujuan utama penggabungan usaha tercapai
yaitu terciptanya sinergi antara kedua perusahaan, baik dari segi
peningkatan profit perusahaan, perluasan pangsa pasar, dan
memperkokoh struktur permodalan perusahaan. Berikut ini akan
disajikan hasil perhitungan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi.
Tabel 4.1
Current Ratio
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
2,476276338
1,078526131
1,144631407
1,176096794
1,134279584
1,096607243
1,092391230
1,231441972
1,129673655
1,165948208
Rata-rata 1,401962051 1,143212462
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat rata-rata CR dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
penurunan sebesar 0,258749589 atau 26%. Rata-rata CR minimum
adalah 1,078526131 pada PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk dan
91
rata-rata CUR maksimum adalah 2,476276338 pada PT. Bank Artha
Graha Internasional, Tbk.
Tabel 4.1 juga dapat mengetahui rata-rata CR pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 3 perusahaan
yang mengalami peningkatan rata-rata CR sesudah aktivitas merger dan
akuisisi, yaitu: PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk naik dari
1,078526131 menjadi 1,092391230, PT. Bank of India Indonesia, Tbk
naik dari 1,144631407 menjadi 1,231441972 dan PT. Bank CIMB Niaga,
Tbk naik dari 1,134279584 menjadi 1,165948208.
Sedangkan terdapat 2 perusahaan yang mengalami penurunan rata-
rata CR sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank Artha
Graha Internasional, Tbk turun dari 2,476276338 menjadi 1,096607243
dan PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk turun dari 1,134279584 menjadi
1,165948208.
Tabel 4.2
Quick Ratio
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
7,597820839
0,497965872
0,608733327
0,237932394
0,194747721
0,173576795
0,247755181
0,117371233
0,245853261
0,242731299
Rata-rata 1,847440031 0,244834320
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat rata-rata QR dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
92
penurunan sebesar 1,582605711. Rata-rata QR minimum adalah
0,117371233 pada PT. Bank of India Indonesia, Tbk dan rata-rata QR
maksimum adalah 7,597820839 pada PT. Bank Artha Graha
Internasional, Tbk.
Tabel 4.2 juga dapat mengetahui rata-rata QR pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 2
perusahaan yang mengalami peningkatan rata-rata QR sesudah aktivitas
merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk naik dari
0,237932394 menjadi 0,245853261 dan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
naik dari 0,194747721 menjadi 0,242731299.
Sedangkan terdapat 3 perusahaan yang mengalami penurunan rata-
rata QR sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu PT. Bank Artha
Graha Internasional turun dari 7,597820839 menjadi 0,173576795, PT.
Bank Nusantara Parahyangan turun dari 0.497965872 menjadi
0,247755181 dan PT. Bank of India Indonesia, Tbk turun dari
0,608733327 menjadi 0,117371233.
Tabel 4.3
Banking Ratio
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
23,137553761
0,465593151
0,555825476
0,598937084
0,843878903
0,947883253
0,759336954
0,859887083
0,916081213
0,947883253
Rata-rata 5,120357675 0,886192351
Sumber: Data Diolah
93
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat rata-rata BR dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
penurunan sebesar 4,234165324. Rata-rata BR minimum adalah
0,465593151 pada PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk dan rata-rata
BR maksimum adalah 0,465593151 pada PT. Bank Nusantara
Parahyangan, Tbk.
Tabel 4.3 juga dapat mengetahui rata-rata BR pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 4
perusahaan yang mengalami peningkatan rata-rata BR sesudah aktivitas
merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk naik
dari 0,465593151 menjadi 0,759336954, PT. Bank of India Indonesia,
Tbk naik dari 0,555825476 menjadi 0,859887083, PT. Bank Maybank
Indonesia, Tbk naik dari 0,598937084 menjadi 0,916081213 dan PT.
Bank CIMB Niaga, Tbk naik dari 0,843878903 menjadi 0,947883253.
Sedangkan terdapat 1 perusahaan saja yang mengalami penurunan
rata-rata BR sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu PT. Bank
Artha Graha Internasional, Tbk turun dari 23,137553761 menjadi
0,947883253.
94
Tabel 4.4
Debt to Asset Ratio
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
0,871398331
0,932427782
0,862722159
0,895869070
0,909249812
0,928904481
0,909370161
0,815753169
0,905882303
0,879259377
Rata-rata 0,894333431 0,887833898
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat rata-rata DAR dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
penurunan sebesar 0,006499533 atau 1%. Rata-rata DAR minimum
adalah 0,815753169 pada PT. Bank of India Indonesia, Tbk dan rata-rata
DAR maksimum adalah 0,932427782 pada PT. Bank Nusantara
Parahyangan, Tbk.
Tabel 4.4 juga dapat mengetahui rata-rata DAR pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 2 perusahaan
yang mengalami peningkatan rata-rata DAR sesudah aktivitas merger
dan akuisisi, yaitu PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk naik dari
0,871398331 menjadi 0,928904481 dan PT. Bank Maybank Indonesia,
Tbk naik dari 0,895869070 menjadi 0,905882303.
Sedangkan 3 perusahaan mengalami penurunan rata-rata DAR
sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank Nusantara
Parahyangan turun dari 0,932427782 menjadi 0,909370161, PT. Bank of
95
India Indonesia, Tbk turun dari 0,862722159 menjadi 0,815753169, PT.
Bank CIMB Niaga, Tbk turun dari 0,909249812 menjadi 0,879259377.
Tabel 4.5
Debt to Equity Ratio
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
8,078025615
14,039786624
6,425554482
8,642264262
10,139769904
14,307744273
10,096084427
4,524476553
9,753409819
7,320654892
Rata-rata 9,465080177 9,200473991
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat rata-rata DER dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
penurunan sebesar 0,264606187 atau 26%. Rata-rata DER minimum
adalah 4,524476553 pada PT. Bank of India Indonesia, Tbk dan rata-rata
maksimum adalah 14,03774427 pada PT. Bank Artha Graha
Internasional, Tbk.
Tabel 4.5 juga dapat mengetahui rata-rata DER pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 2 perusahaan
yang mengalami peningkatan rata-rata DER sesudah aktivitas merger dan
akuisisi, yaitu: PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk naik dari
8,078025615 menjadi 14,307744273 dan PT. Bank Maybank Indonesia
naik dari 8,642264262 menjadi 9,753409819.
Sedangkan terdapat 3 perusahaan yang mengalami penurunan rata-
rata DER sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank
96
Nusantara Parahyangan turun dari 14,039786624 menjadi 10,096084427,
PT. Bank of India Indonesia, Tbk turun dari 6,425554482 mejadi
4,524476553 dan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk turun dari 10,139769904
menjadi 7,320654892.
Tabel 4.6
Primary Ratio
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
0,128601669
0,067572218
0,137277841
0,104130930
0,090750188
0,071095402
0,090629839
0,184246831
0,094117697
0,120740623
Rata-rata 0,105666569 0,112166078
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat rata-rata PR dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
peningkatan sebesar 0,006499509 atau 1% . Rata-rata PR minimum
adalah 0,067572218 pada PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk dan
rata-rata PR maksimum adalah 0,184246831 pada PT. Bank of India
Indonesia, Tbk.
Tabel 4.6 juga dapat mengetahui rata-rata PR pada 5 tahun sebelum
dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 3 perusahaan yang
mengalami peningkatan rata-rata PR sesudah aktivitas merger dan
akuisisi, yaitu: PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk naik dari
0,067572218 menjadi 0,090629839, PT. Bank of India Indonesia, Tbk
97
naik dari 0,137277841 menjadi 0,184246831 dan PT. Bank CIMB Niaga,
Tbk naik dari 0,090750188 menjadi 0,120740623.
Sedangkan terdapat 2 perusahaan yang mengalami penurunan rata-
rata PR sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank Artha
Graha Internasional, Tbk turun dari 0,128601669 menjadi 0,071095402
dan PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk turun dari 0,104130930 menjadi
0,094117697.
Tabel 4.7
Capital Adequacy Ratio
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
0,108025468
0,131943476
0,289294000
0,135852936
0,112145527
0,093974939
0,127488958
0,274530476
0,119592476
0,150095549
Rata-rata 0,155452281 0,153136480
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat rata-rata CAR dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
penurunan sebesar 0,0022315802 atau 0,23% . Rata-rata CAR minimum
adalah 0,093974939 pada PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk dan
rata-rata CAR maksimum adalah 0,289294000 pada PT. Bank of India
Indonesia, Tbk.
Tabel 4.7 juga dapat mengetahui rata-rata CAR pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 1 perusahaan
saja yang mengalami peningkatan rata-rata CAR sesudah aktivitas
98
merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank CIMB Niaga, Tbk naik dari
0,112145527 menjadi 0,150095549.
Sedangkan 4 perusahaan lainnya mengalami penurunan rata-rata
CAR sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank Artha Graha
Internasional, Tbk turun dari 0,108025468 menjadi 0,093974939, PT.
Bank Nusantara Parahyangan, Tbk turun dari 0,131943476 menjadi
0,093974939, P. Bank of India Indonesia, Tbk turun dari 0,289294000
menjadi 0,274530476 dan PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk turun dari
0,135852936 menjadi 0,119592476.
Tabel 4.8
Asset Turnover Ratio
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
0,005860927
0,004583021
0,005294469
0,022277485
0,015170563
0,006331603
0,006908342
0,009427395
0,027861367
0,019462015
Rata-rata 0,010637293 0,013998145
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat rata-rata AT dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
peningkatan sebesar 0,003360852 atau 0,34%. Rata-rata rasio AT
minimum adalah 0,004583021 pada PT. Bank Nusantara Parahyangan,
Tbk dan rata-rata rasio AT maksimum adalah 0,027861367 ada PT. Bank
Maybank Indonesia, Tbk.
99
Tabel 4.8 juga dapat mengetahui rata-rata rasio AT pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Semua perusahaan
mengalami peningkatan rata-rata rasio AT sesudah aktivitas merger dan
akuisisi, yaitu: PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk naik dari
0,005860927 menjadi 0,006331603, PT. Bank Nusantara Parahyangan,
Tbk naik dari 0,004583021 menjadi 0,006908342, PT. Bank of India
Indonesia, Tbk naik dari 0,005294469 menjadi 0,009427395, PT. Bank
Maybank Indonesia, Tbk naik dari 0,022277485 menjadi 0,027861367
dan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk naik dari 0,015170563 menjadi
0,019462015.
Tabel 4.9
Net Profit Margin
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
1.220319350
0.705530447
0.775259781
1.039802230
0.918328178
0.679903787
0.791410951
0.749176410
0.685788670
0.736539443
Rata-rata 0.931847997 0.728563852
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat rata-rata NPM dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
pada periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami penurunan
sebesar 0,203284145 atau sebesar 20,3%. Rata-rata NPM minimum dan
maksimum adalah 0,679902787 dan 1.220319250 pada PT. Artha Graha
Internasional, Tbk.
100
Tabel 4.9 juga dapat mengetahui rata-rata NPM pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 1 perusahaan
yang mengalami peningkatan rata-rata NPM setelah aktivitas merger dan
akuisisi, yaitu: PT. Nusantara Parahyangan, Tbk naik dari 0,705530447
menjadi 0,791410951.
Sedangkan 4 perusahaan lainnya mengalami penurunan NPM
setelah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank Artha Graha
Internasional, Tbk turun dari 1,220319350 menjadi 0.679903787, PT.
Bank of India Indonesia, Tbk turun dari 0,775259781 menjadi
0,749176410, PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk turun dari 1,039802230
menjadi 0,685788670 dan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk turun dari
0,918328178 menjadi 0,736539443.
Tabel 4.10
Return On Asset
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
0,353813227
0,009115715
0,014685426
0,013090224
0,011603620
0,002687597
0,007448778
0,021053768
0,006283600
0,020089403
Rata-rata 0,080461642 0,011512629
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat rata-rata ROA dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
penurunan sebesar 0,068949013 atau sebesar 7%. Rata-rata ROA
101
minimum dan maksimum adalah 0,002687597 dan 0,353813227 pada
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk.
Tabel 4.10 juga dapat mengetahui rata-rata ROA pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 2 perusahaan
yang mengalami peningkatan rata-rata ROA setelah aktivitas merger dan
akuisisi, yaitu: PT. Bank of India Indonesia, Tbk naik dari 0,014685426
menjadi 0,021053768 dan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk naik dari
0,0116036620 menjadi 0,020089403.
Sedangkan terdapat 3 perusahaan yang mengalami penurunan rata-
rata ROA sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank Artha
Graha Internasional, Tbk turun dari 0,353813227 menjadi 0,002687597,
PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk turun dari 0,009115715 menjadi
0,007448778 dan PT. Bank Maybank Indonesia turun dari 0,013090224
menjadi 0,006283600.
Tabel 4.11
Return On Equity
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
0,108340019
0,143192336
0,104819287
0,123355028
0,138055375
0,037863149
0,083581000
0,117228493
0,070655248
0,166980789
Rata-rata 0,123552409 0,095261736
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan pada tabel 4.11 dapat dilihat rata ROE dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
102
penurunan sebesar 0,028290673 atau sebesar 3%. Rata-rata ROE
minimum adalah 0,037863149 pada PT. Bank Artha Graha Internasional,
Tbk dan rata-rata ROE maksimum adalah 0,166980789 pada PT. Bank
CIMB Niaga, Tbk.
Tabel 4.11 juga dapat mengetahui rata-rata ROE pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 2 perusahaan
yang mengalami peningkatan ROE sesudah aktivitas merger dan akuisisi,
yaitu: PT. Bank of India Indonesia, Tbk naik dari 0,104819287 menjadi
0,117228493 dan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk naik dari 0,138055375
menjadi 0,166980789.
Sedangkan terdapat 3 perusahaan yang mengalami penurunan rata-
rata ROE sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank Artha
Graha Internasional, Tbk turun dari 0,108340019 menjadi 0,037863149,
PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk turun dari 0,143192336 menjadi
0,083581000 dan PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk turun dari
0,123355028 menjadi 0,070655248.
Tabel 4.12
Earnings Per Share
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
2,413409381
125,241739039
35,00423591
12,55919052
61,66345631
4,015073978
115,102284969
45,22925104
11,219317097
125,834162002
Rata-rata 47,37640623 60,28001782
Sumber: Data Diolah
103
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat rata-rata EPS dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
peningkatan sebesar 12,90361158. Rata-rata EPS minimum adalah
2,413409381 pada PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk dan rata-rata
EPS maksimum adalah 125,834162002 pada PT. Bank CIMB Niaga,
Tbk.
Tabel 4.12 juga dapat mengetahui rata-rata EPS pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Terdapat 3 perusahaan
yang mengalami peningkatan rata-rata EPS sesudah aktivitas merger dan
akuisisi, yaitu: PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk naik dari
2,413409381 menjadi 4,015073978, PT. Bank of India Indonesia, Tbk
naik dari 35,00423591 menjadi 45,22925104 dan PT. Bank CIMB Niaga,
Tbk naik dari 61,66345631 menjadi 125,834162002.
Sedangkan terdapat 2 perusahaan yang mengalami penurunan rata-
rata EPS sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank
Nusantara Parahyangan, Tbk turun dari 125,241739039 menjadi
115,102284969 dan PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk turun dari
12,55919052 menjadi 11,219317097.
104
Tabel 4.13
Price Earnings Ratio
Perbankan M&A
Kode Emiten Sebelum Sesudah
INPC
BBNP
BSWD
BNII
BNGA
80,829865247
21,273386704
11,931637133
18,072690299
1,483366313
55,765335883
16,756425041
14,602658157
-297,504006096
9,925406799
Rata-rata 26,71818912 -40,09083605
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat rata-rata PER dari kelima
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini
dengan periode 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah mengalami
penurunan sebesar 66,809025162. Rata-rata PER minimum adalah -
297,504006096 pada PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk dan rata-rata
PER maksimum adalah 80,829865247 pada PT. Bank Artha Graha
Internasional, Tbk.
Tabel 4.13 juga dapat mengetahui rata-rata PER pada 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah. Terdapat 2 perusahaan yang mengalami
peningkatan rata-rata PER, yaitu: PT. Bank of India Indonesia, Tbk naik
dari 11,931637133 menjadi 14,602658157 dan PT. Bank CIMB Niaga,
Tbk naik dari 1,483366313 menjadi 9,925406799.
Sedangkan terdapat 3 perusahaan yang mengalami penurunan rata-
rata PER sesudah aktivitas merger dan akuisisi, yaitu: PT. Bank Artha
Graha Internasional, Tbk turun dari 80,829865247 menjadi
55,765335883, PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk turun dari
105
21,273386704 menjadi 16,756425041 dan PT. Bank Maybank Indonesia,
Tbk turun dari 18,072690299 menjadi -279,504006096.
2. Uji Normalitas Data
Sebelum dilakukan analisis terhadap hipotesis yang telah dirancang
sebelumnya pada bab II, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
data terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk mengetahui
apakah variabel tersebut terdistribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas data dengan menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov-
Smirnov Test dengan ketentuan, bahwa jika P-value < α, maka data tidak
terdistribusi normal jika P-value > α, maka data terdistribusi normal,
dalam penelitian ini menggunakan α = 10%.
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas Data
Perbankan Merger dan Akuisisi
Rasio
Keuangan
Sebelum
(Sig.) Keterangan
Sesudah
(Sig.) Keterangan
CU 0,000 Tidak Normal 0,580 Normal
QR 0,000 Tidak Normal 0,502 Normal
BR 0,000 Tidak Normal 0,446 Normal
DAR 0,692 Normal 0,511 Normal
DER 0,458 Normal 0,838 Normal
PR 0,692 Normal 0,511 Normal
CAR 0,113 Normal 0.056 Tidak Normal
AT 0,234 Normal 0,321 Normal
NPM 0,823 Normal 0,024 Tidak Normal
ROA 0,000 Tidak Normal 0,286 Normal
ROE 0,937 Normal 0,971 Normal
EPS 0,328 Normal 0,237 Normal
PER 0,005 Tidak Normal 0,000 Tidak Normal
Sumber: Output SPSS 20.0
106
Berdasarkan tabel 4.14 dari 13 rasio keuangan perusahaan merger
dan akuisisi yang dipakai dalam penelitian ini, terdapat 7 rasio keuangan
yang tidak terdistribusi normal baik sebelum, sesudah maupun sebelum
dan sesudah merger dan akuisisi, yaitu: NPM sesudah merger dan
akuisisi tidak terdistribusi normal dengan nilai Sig. (2-tailed) < α, yaitu
0,024, ROA sebelum merger dan akuisisi tidak terdistribusi normal
dengan nilai Sig. (2-tailed) < α, yaitu 0,000, PER sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi tidak terdistribusi normal dengan masing-masing
nilai Sig. (2-tailed) < α, yaitu 0,005 dan 0,000, CAR sesudah merger dan
akuisisi tidak berdistribusi normal dengan nilai Sig. (2-tailed) < α, yaitu
0,056, CR, QR dan BR sebelum merger dan akuisisi tidak terdistribusi
normal dengan nilai Sig. (2-tailed) yang sama < α, yaitu 0,000.
3. Analisis Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan uji statistic non parametric
yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah kinerja bank yang
diproksikan ke dalam tiga belas rasio keuangan setelah merger dan
akuisisi mengalami peningkatan dibandingkan dengan kinerja keuangan
bank sebelum merger dan akuisisi. Uji non parametric yang digunakan
adalah:
a. Wilcoxon Signed Rank Test
Uji wilcoxon signed rank test merupakan alat uji statistic non
parametric yang tidak harus terpenuhi asumsi dasar bahwa data
harus terdistribusi normal. Uji wilcoxon signed rank test
107
dipergunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan kinerja
keuangan bank 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan
akuisisi. Dalam pengujian ini tingkat signifikan yang dipergunakan
adalah α = 10% dan kriteria untuk menolak atau menerima Ho
berdasarkan P-value adalah sebagai berikut:
Jika P-value < α, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika P-value > α, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Tabel 4.15
Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Kinerja Keuangan
Perbankan Merger dan Akuisisi
Rasio-
Rasio
Keuangan
Tipe Rasio Z Sig. (2-
tailed)
Kesimpulan
(Ho)
Pada α = 0,05
CU Likuiditas -.040 0,968 Ho diterima
QR Likuiditas -3.780 0.000 Ho ditolak
BR Likuiditas -1.843 0,065 Ho ditolak
DAR Solvabilitas -1.197 0,231 Ho diterima
DER Solvabilitas -.713 0,476 Ho diterima
PR Solvabilitas -1.197 0,231 Ho diterima
CAR Solvabilitas -0,175 0,861 Ho diterima
AT Aktivitas -2.085 0,037 Ho ditolak
NPM Profitabilitas -1.897 0,058 Ho ditolak
ROA Profitabilitas -0.202 0,840 Ho diterima
ROE Profitabilitas -1.278 0.201 Ho diterima
EPS Pasar -1.009 0,313 Ho diterima
PER Pasar -0.821 0,412 Ho diterima
Sumber: Output SPSS 20.0
Dari tabel 4.16 diatas, dapat dijelaskan bahwa:
1) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Current Ratio (CR)
didapatkan nilai z= -0,40 dan P-value= 0,968 atau sebesar
96,8%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
108
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
sisi nilai P-value lebih besar daripada nilai α. Dengan demikian
Ho1 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada Current Ratio perbankan antara sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi.
2) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Quick Ratio (QR)
didapatkan nilai z = -3,780 dan P-value = 0,000 atau sebesar
0%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai signifikansi
pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua sisi nilai P-
value lebih kecil daripada nilai α. Dengan demikian Ho2 ditolak,
artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada Quick Ratio
perbankan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
3) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Banking Ratio (BR)
didapatkan nilai z= -1,843 dan P-value= 0,065 atau sebesar
6,5%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
sisi nilai P-value lebih kecil daripada nilai α. Dengan demikian
Ho3 ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada
Banking Ratio perbankan antara sebelum dan sesudah merger
dan akuisisi.
109
4) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Debt to Asset Ratio
(DAR) didapatkan nilai z= -1,197 dan P-value= 0,476 atau
sebesar 47,6%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
sisi nilai P-value lebih besar daripada nilai α. Dengan demikian
Ho4 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada Debt to Asset Ratio perbankan antara sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi.
5) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Debt to Equity Ratio
(DER) didapatkan nilai z= -0,713 dan P-value= 0,476 atau
sebesar 47,6%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
sisi nilai P-value lebih besar daripada nilai α. Dengan demikian
Ho5 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada Debt to Equity Ratio perbankan antara sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi.
6) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Primary Ratio (PR)
didapatkan nilai z= -0,955 dan P-value= 0,339 atau sebesar
33,9%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
110
sisi nilai P-value lebih besar daripada nilai α. Dengan demikian
Ho6 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada Primary Ratio perbankan antara sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi.
7) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Capital Adequacy
Ratio (CAR) didapatkan nilai z= -0,175 dan P-value= 0,861 atau
sebesar 86,1%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
sisi nilai P-value lebih besar daripada nilai α. Dengan demikian
Ho7 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada Capital Adequacy Ratio perbankan antara sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi.
8) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Asset Turnover
Ratio (AT) didapatkan nilai z= -2,085 dan P-value= 0,037 atau
sebesar 3,7%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
sisi nilai P-value lebih kecil daripada nilai α. Dengan demikian
Ho8 ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada
Asset Turnover Ratio perbankan antara sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi.
111
9) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Net Profit Margin
(NPM) didapatkan nilai z= -1,897 dan P-value= 0,058 atau
sebesar 5,8%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
sisi nilai P-value lebih kecil daripada nilai α. Dengan demikian
Ho9 ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada
Net Profit Margin perbankan antara sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi.
10) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Return On Asset
(ROA) didapatkan nilai z= -0,202 dan P-value= 0,840 atau
sebesar 84%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
sisi nilai P-value lebih besar daripada nilai α. Dengan demikian
Ho10 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada Return On Asset perbankan antara sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi.
11) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Return On Equity
(ROE) didapatkan nilai z= -1,278 dan P-value= 0,201 atau
sebesar 20,1%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
112
sisi nilai P-value lebih besar daripada nilai α. Dengan demikian
Ho11 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada Return On Equity perbankan antara sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi.
12) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Earning Per Share
(EPS) didapatkan nilai z= -1,009 dan P-value= 0,313 atau
sebesar 31,3%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
sisi nilai P-value lebih besar daripada nilai α. Dengan demikian
Ho12 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada Earning Per Share perbankan antara sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi.
13) Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan bahwa dengan taraf
signifikansi 10% (α= 10%), hasil pengujian Price Earnings
Ratio (PER) didapatkan nilai z= -0,821 dan P-value= 0,412 atau
sebesar 41,2%. Dengan membandingkan nilai P-value dan nilai
signifikansi pada alpha 10% dapat dilihat bahwa untuk uji dua
sisi nilai P-value lebih besar daripada nilai α. Dengan demikian
Ho13 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada Price Earnings Ratio perbankan antara sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi.
113
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat
signifikansi 10% menunjukkan bahwa hampir seluruh rasio keuangan sesudah
merger dan akuisisi, yang digunakan dalam penelitian ini, tidak mengalami
perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum dilakukannya
merger dan akuisisi, namun dari tiga belas rasio keuangan terdapat empat
rasio keuangan sesudah bank melakukan merger dan akuisisi mengalami
perbedaan yang signifikan tetapi sembilan rasio keuangan sesudah bank
melakukan merger dan akuisisi tidak mengalami perbedaan yang signifikan
dibandingkan dengan sebelum dilakukannya merger dan akuisisi. Pada data
perbandingan rata-rata rasio keuangan pada tabel 4.1 sampai 4.13
menunjukkan adanya perubahan rasio keuangan setelah dilakukan merger dan
akuisisi. Tetapi perubahan tersebut tidak signifikan untuk sebagian besar rasio
keuangan yang ada. Oleh sebab itu rasio-rasio keuangan yang mengalami
perubahan tetapi tidak signifikan dianggap tidak mengalami perubahan atau
tidak berbeda antara sebelum dilakukannya merger dan akuisisi dengan
sesudah merger dan akuisisi dilakukan.
Rata-rata rasio keuangan sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan
akuisisi diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya sinergi yang terjadi
setelah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Sinergi tersebut
dilihat dari aspek keuangan di proksikan dengan tiga belas rasio keuangan.
Apabila perubahan yang terjadi cukup signifikan, maka dimungkinkan telah
terjadi sinergi dan sebaliknya.
114
Semua rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian terdapat empat
rasio keuangan yang mengalami perbedaan signifikan, akan tetapi tidak dapat
memberikan cukup bukti bahwa merger dan akuisisi dapat meningkatkan
kinerja ekonomis perusahaan. Dengan kata lain, tidak ada perbedaan antara
kinerja keuangan sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi pada
perusahaan di akuisisi dan menolak hipotesis yang diajukan sebelumnya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu, yaitu penelitian
Mahesh R dan Daddikar Prasad (2012) yang meneliti tentang pengaruh
merger dan akuisisi pada kinerja perusahaan. Sampelnya adalah perusahaan
penerbangan India yang melakukan merger dan akuisisi periode 2007-2008.
Kinerja perusahaan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri
dari rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio likuiditas dan rasio pasar.
Berdasarkan hasil dari uji paired sample t-test menunjukkan bahwa p-value
dari keempat rasio tersebut nilainya lebih dari α = 1% atau dapat dikatakan
tidak ada perbedaan yang signifikan pada rasio profitabilitas, rasio leverage,
rasio likuiditas dan rasio pasar setelah pelaksanaan merger dan akuisisi.
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Kanahalli dan Siddaglingya
Jayaram (2014) yang meneliti tentang pengaruh merger dan akuisisi terhadap
kinerja keuangan. Sampel penelitian ini adalah perusahaan terpilih Tata
Group di India periode 2004-2010. Kinerja perusahaan dalam penelitian ini
adalah rasio keuangan yang terdiri dari operating profit margin, gross profit
margin, net profit margin, current ratio dan quick ratio. Berdasarkan hasil uji
paired sample t-test menunjukkan bahwa hasil Sig.(2-tailed) dari kelima rasio
115
tersebut nilainya lebih dari α = 5% atau dapat dikatakan tidak ada perbedaan
yang signifikan pada operating profit margin, gross profit margin, net profit
margin, current ratio dan quick ratio sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi.
116
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tentang perbedaan rasio
keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Hasil uji beda periode lima tahun sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi untuk rasio keuangan perbankan yang menjadi target merger dan
akuisisi menunjukkan rasio quick ratio berbeda secara signifikan. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Kanahalli dan
Siddalingya Jayaram (2014) dimana hasil penelitiannya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada quick ratio sebelum dan sesudah merger
dan akuisisi. Hal ini disebabkan rentang waktu yang digunakan penulis
dalam menilai kinerja keuangan lebih lama dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya.
2. Hasil uji beda periode lima tahun sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi untuk rasio keuangan perbankan yang menjadi target merger dan
akuisisi menunjukkan rasio banking ratio berbeda secara signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Machrus Ali Marzuki dan Nurul Widyawati (2013) dimana hasil
penelitiannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada banking
ratio setelah akuisisi.
117
3. Hasil uji beda periode lima tahun sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi untuk rasio keuangan perbankan yang menjadi target merger dan
akuisisi menunjukkan rasio asset turnover berbeda secara signifikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Nur Syilvia
Aprilia dan Hening Widi Oetomo (2015) dimana hasil penelitiannya
terdapat perbedaan yang signifikan pada asset turnover setelah akuisisi.
4. Hasil uji beda periode lima tahun sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi untuk rasio keuangan perbankan yang menjadi target merger dan
akuisisi menunjukkan rasio net profit margin berbeda secara signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Machrus Ali Marzuki dan Nurul Widyawati (2013) dimana hasil
penelitiannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada net profit
margin setelah akuisisi.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini beberapa implikasi dapat diberikan
kepada pihak, antara lain:
1. Bagi investor, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan dalam
mengambil keputusan berinvestasi, agar sebelum mengambil keputusan
berinvestasi pada suatu perusahaan hendaknya mempertimbangkan
berbagai aspek keuangan, aspek makro ekonomi, dan pengumuman
merger dan akuisisi.
118
2. Bagi perusahaan (emiten) yang akan melakukan aktivitas merger dan
akuisisi hendaknya lebih saksama atau lebih berhati-hati dalam
mengambil keputusan merger dan akuisisi agar tujuan pengambil alihan
dapat tercapai, salah satunya adalah terciptanya sinergi bagi kedua
perusahaan.
3. Bagi akademis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk
memahami kejadian yang mempengaruhi merger dan akuisisi serta akibat
yang ditimbulkannya.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya menggunakan aspek-aspek ekonomis saja, sementara
banyak faktor ekonomis yang tidak dimasukkan dalam ukuran kuantitatif
seperti teknologi, sumber daya manusia, pelayanan, pajak, budaya
perusahaan dan sebagainya penting untuk diperhatikan sebagai faktor
pendukung dalam melakukan merger dan akuisisi.
2. Penelitian ini juga tidak membedakan jenis merger dan akuisisi yang
dilakukan apakah merger itu merger horizontal, vertikal atau
konglomerat, serta apakah merger dan akuisisi yang dipakai dalam
sampel penelitian ini merupakan merger dan akuisisi eksternal atau
internal.
3. Ukuran perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi juga tidak
diperhitungkan dalam penelitian ini.
119
D. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
1. Membedakan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, dan
membedakan ukuran perusahaan.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah perusahaan target
merger dan akuisisi sebagai objek penelitian.
3. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat memperluas wilayah
penelitian tidak hanya terbatas untuk negara Indonesia.
120
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Muhammad dan Zahid Ahmed. "Merger and Acquisitions: Effect on
Financial Performance of Manufacturing Companies in Pakistan", Middle
East Journal of Scientific Research Vol. 21, No. 4, University of Central
Punjab Pakistan, 2014.
Alger C, Tang. "Mergers and Acquisitions and its Effect on Firm Performance: A
New Look", DLSU Research Congress, University Manila Philippines,
2015.
Allen., et. all. "Principle of Corporate Finance", Edisi Global, McGraw-Hill,
New York, 2011.
Aprilia, N. S., dan Oetomo, H. W. “Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum
dan Sesudah Akuisisi Pada Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol. 4, No. 12, Sekolah Tinggi Ilmu Indonesia, Surabaya,
2015.
Atkinson, A. Anthony., et. all. "Akuntansi Manajemen", PT. Indeks, Jakarta,
2012.
Beams, Floyd A., et. all. " Advanced Accounting", Edisi ketujuh, Pearson Prentice
Hall, New York, 2012.
Brealey, Richard A., et all. "Fundamental of Corporate Finance", McGraw-Hill,
New York, 2007.
Djajanti, Atik dan Putri Novaliza. "Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi
Terhadap Kinerja Perusahaan Publik Di Indonesia", Jurnal Akuntansi dan
Bisnis, Vol. 1, No. 1, Perbanas Institute, 2013.
Fatimah, S. “Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah
Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2007-2009)”, Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjung Pinang, Agustus 2013.
Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. "Principles of Managerial Finance",
Pearson Education, London, 2015. Hamidah dan Manasye Noviani. "Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan
Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006)". Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia, Vol. 4, No. 1, 2013.
121
Harmono. "Manajemen Keuangan" ,Cetakan Ketiga, PT. Bumi Aksara, Jakarta,
2014.
Ismail. "Manajemen Perbankan", Prenada Media, Jakarta, 2011.
Joash, Gwaya O dan Mungai John .N, "The Effect of Mergers and Acquisitions on
Finance Performance of Banks (A Survey of Commercial Banks in Kenya)",
International Journal of Innovative Research and Development , Vol 4, No.
8, Universitas Kenyatta, Kenya, 2015.
Joshua, Okpanachi. "Comparative Analysis Of The Impact Of Mergers and
Acquisitions on Financial Efficiency of Banks in Nigeria", Journal of
Accounting and Taxation, Vol. 3, No. 1, Nigerian Defense Academy,
Nigeria, 2011. Kanahalli dan Siddalingya Jayaram. "Effect of Mergers and Acqusitions on
Financial Performance: A Study of Select Tata Group Companies in India" ,
International Research Journal of Management and Commerce, Vol. 1, No.
8, University Gulbarga, India, 2014.
Kasmir. "Manajemen Perbankan", Edisi Revisi, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2012.
Long, Pham Hoang. "Merger and Acquisitions in The Czech Banking Sector-
Impact of Bank Mergers on The Efficiency of Banks", Journal of Advanced
Management Science , Vol. 3, No. 2, University of Economics Prague,
Czech, Juni 2015.
Mahesh, dan Daddikar Parsad. "Post Merger and Acquisition Financial
Performance Analysis: A case Study of Select Indian Airline Companies",
International Journal Of Engineering and Management Sciences, Vol. 3, No.
3, University of Mysore, India, 2012.
Marzuki, Machrus Ali. "Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Studi
Pada PT. Bank CIMB Niaga", Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 1,
No. 2, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA), Surabaya,
Maret 2013.
Moin. " Merger, Akuisisi dan Divestasi", Edisi Kedua, Ekonisia, Jakarta, 2010.
Sumarsan, Thomas. "Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan
Pengukuran Kinerja". PT. Indeks, Jakarta, 2013.
Ross, Stephen A., et. all . "Corporate Finance: core principles and applications",
McGraw-Hill, New York, 2007.
122
Wijaya, Tony. "Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis: Teori dan Praktik",
Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013.
Wild, John J., "Managerial Accounting", McGraw-Hill, New York, 2007.
www.bi.go.id
www.idc.co.id
www.sahamok.com
www.yahoo.com
123
LAMPIRAN 1
RASIO KEUANGAN GABUNGAN
Current Ratio Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
1.125 1.110 1.127 1.227 1.135
-4 2001 2003 2003 2004 2004
2.611 1.082 1.111 1.222 1.145
-3 2002 2004 2004 2005 2005
2.709 1.093 1.130 1.187 1.145
-2 2003 2005 2005 2006 2006
2.760 1.049 1.167 1.137 1.112
-1 2004 2006 2006 2007 2007
3.173 1.057 1.186 1.106 1.133
Rata-rata 2.476 1.078 1.144 1.176 1.134
1 2006 2008 2008 2009 2009
1.093 1.103 1.269 1.148 1.142
2 2007 2009 2009 2010 2010
1.095 1.087 1.252 1.129 1.148
3 2008 2010 2010 2011 2011
1.094 1.095 1.246 1.129 1.168
4 2009 2011 2011 2012 2012
1.085 1.092 1.197 1.118 1.177
5 2010 2012 2012 2013 2013
1.113 1.083 1.192 1.123 1.194
Rata-rata 1.096 1.092 1.231 1.129 1.165
124
Quick Ratio Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
0.205 0.458 0.594 0.211 0.206
-4 2001 2003 2003 2004 2004
16.383 0.385 0.564 0.308 0.231
-3 2002 2004 2004 2005 2005
10.407 0.434 0.615 0.246 0.190
-2 2003 2005 2005 2006 2006
4.718 0.530 0.605 0.274 0.181
-1 2004 2006 2006 2007 2007
6.275 0.681 0.664 0.148 0.164
Rata-rata 7.597 0.497 0.608 0.237 0.194
1 2006 2008 2008 2009 2009
0.173 0.303 0.427 0.215 0.119
2 2007 2009 2009 2010 2010
0.247 0.431 0.377 0.190 0.198
3 2008 2010 2010 2011 2011
0.117 0.273 0.197 0.239 0.169
4 2009 2011 2011 2012 2012
0.246 0.245 0.298 0.221 0.219
5 2010 2012 2012 2013 2013
0.242 0.287 0.263 0.216 0.200
Rata-rata 0.205 0.308 0.312 0.216 0.182
125
Banking Ratio Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
0.845 0.545 0.547 0.884 0.924
-4 2001 2003 2003 2004 2004
49.804 0.566 0.553 0.696 0.846
-3 2002 2004 2004 2005 2005
33.486 0.520 0.540 0.622 0.852
-2 2003 2005 2005 2006 2006
17.716 0.400 0.589 0.438 0.852
-1 2004 2006 2006 2007 2007
13.834 0.296 0.549 0.354 0.744
Rata-rata 23.137 0.465 0.556 0.590 0.844
1 2006 2008 2008 2009 2009
0.973 0.706 0.828 0.834 0.973
2 2007 2009 2009 2010 2010
0.893 0.585 0.808 0.894 0.893
3 2008 2010 2010 2011 2011
0.958 0.805 0.873 0.955 0.959
4 2009 2011 2011 2012 2012
0.956 0.850 0.857 0.959 0.957
5 2010 2012 2012 2013 2013
0.956 0.849 0.932 0.937 0.956
Rata-rata 0.947 0.759 0.860 0.916 0.947
126
Debt to Asset Ratio Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
0.821 0.916 0.880 0.899 0.905
-4 2001 2003 2003 2004 2004
0.831 0.924 0.879 0.894 0.897
-3 2002 2004 2004 2005 2005
0.862 0.937 0.875 0.899 0.904
-2 2003 2005 2005 2006 2006
0.904 0.935 0.848 0.883 0.923
-1 2004 2006 2006 2007 2007
0.938 0.930 0.831 0.903 0.916
Rata-rata 0.871 0.932 0.862 0.896 0.909
1 2006 2008 2008 2009 2009
0.950 0.902 0.792 0.888 0.868
2 2007 2009 2009 2010 2010
0.944 0.912 0.803 0.900 0.871
3 2008 2010 2010 2011 2011
0.928 0.902 0.797 0.916 0.890
4 2009 2011 2011 2012 2012
0.937 0.911 0.833 0.916 0.885
5 2010 2012 2012 2013 2013
0.884 0.919 0.852 0.908 0.881
Rata-rata 0.929 0.909 0.815 0.906 0.879
127
Debt to Equity Ratio Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
4.580 10.378 7.358 8.950 9.541
-4 2001 2003 2003 2004 2004
4.933 16.352 7.270 8.481 8.713
-3 2002 2004 2004 2005 2005
6.268 14.984 7.000 8.921 9.475
-2 2003 2005 2005 2006 2006
9.426 14.586 5.563 7.567 11.996
-1 2004 2006 2006 2007 2007
15.181 13.338 4.935 9.290 10.974
Rata-rata 8.078 14.039 6.425 8.642 10.139
1 2006 2008 2008 2009 2009
19.037 9.218 3.810 7.943 6.607
2 2007 2009 2009 2010 2010
16.856 10.402 4.082 9.077 6.745
3 2008 2010 2010 2011 2011
12.969 9.165 3.927 10.934 8.080
4 2009 2011 2011 2012 2012
15.024 10.275 5.004 10.952 7.715
5 2010 2012 2012 2013 2013
7.652 11.419 5.798 9.858 7.454
Rata-rata 14.307 10.096 4.524 9.753 7.321
128
Primary Ratio Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
0.179 0.083 0.120 0.100 0.095
-4 2001 2003 2003 2004 2004
0.168 0.058 0.121 0.105 0.103
-3 2002 2004 2004 2005 2005
0.137 0.062 0.125 0.101 0.095
-2 2003 2005 2005 2006 2006
0.095 0.064 0.152 0.116 0.077
-1 2004 2006 2006 2007 2007
0.618 0.069 0.168 0.971 0.083
Rata-rata 0.129 0.067 0.137 0.104 0.090
1 2006 2008 2008 2009 2009
0.050 0.098 0.208 0.112 0.131
2 2007 2009 2009 2010 2010
0.056 0.087 0.196 0.099 0.129
3 2008 2010 2010 2011 2011
0.071 0.098 0.203 0.083 0.110
4 2009 2011 2011 2012 2012
0.062 0.089 0.166 0.084 0.114
5 2010 2012 2012 2013 2013
0.115 0.080 0.147 0.092 0.118
Rata-rata 0.071 0.906 0.184 0.094 0.120
129
Capital Adequacy Ratio Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
0.246 0.143 0.249 0.125 0.117
-4 2001 2003 2003 2004 2004
0.090 0.090 0.249 0.143 0.132
-3 2002 2004 2004 2005 2005
0.077 0.103 0.269 0.132 0.118
-2 2003 2005 2005 2006 2006
0.058 0.130 0.308 0.160 0.094
-1 2004 2006 2006 2007 2007
0.066 0.192 0.371 0.117 0.100
Rata-rata 0.110 0.132 0.289 0.136 0.112
1 2006 2008 2008 2009 2009
0.065 0.135 0.322 0.143 0.152
2 2007 2009 2009 2010 2010
0.079 0.146 0.308 0.124 0.160
3 2008 2010 2010 2011 2011
0.088 0.131 0.297 0.106 0.137
4 2009 2011 2011 2012 2012
0.086 0.115 0.241 0.105 0.149
5 2010 2012 2012 2013 2013
0.150 0.108 0.203 0.119 0.151
Rata-rata 0.094 0.127 0.274 0.119 0.150
130
Asset Turnover Ratio Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
0.007 0.001 0.004 0.023 0.012
-4 2001 2003 2003 2004 2004
0.003 0.005 0.006 0.020 0.015
-3 2002 2004 2004 2005 2005
0.003 0.008 0.005 0.019 0.010
-2 2003 2005 2005 2006 2006
0.005 0.004 0.005 0.029 0.018
-1 2004 2006 2006 2007 2007
0.011 0.004 0.006 0.020 0.020
Rata-rata 0.006 0.004 0.005 0.022 0.015
1 2006 2008 2008 2009 2009
0.010 0.003 0.003 0.039 0.019
2 2007 2009 2009 2010 2010
0.009 0.003 0.006 0.035 0.023
3 2008 2010 2010 2011 2011
0.005 0.010 0.009 0.032 0.024
4 2009 2011 2011 2012 2012
0.002 0.009 0.011 0.017 0.023
5 2010 2012 2012 2013 2013
0.004 0.009 0.017 0.014 0.006
Rata-rata 0.006 0.007 0.009 0.030 0.019
131
Net Profit Margin Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
1.111 0.413 0.765 1.365 0.777
-4 2001 2003 2003 2004 2004
1.937 0.813 0.747 0.889 0.630
-3 2002 2004 2004 2005 2005
1.011 0.825 0.803 0.808 0.751
-2 2003 2005 2005 2006 2006
1.002 0.725 0.809 1.014 1.040
-1 2004 2006 2006 2007 2007
1.039 0.723 0.752 1.122 1.393
Rata-rata 1.220 0.705 0.775 1.040 0.918
1 2006 2008 2008 2009 2009
0.763 0.970 0.736 0.162 0.758
2 2007 2009 2009 2010 2010
0.571 0.742 0.732 0.749 0.734
3 2008 2010 2010 2011 2011
0.758 0.753 0.729 0.846 0.740
4 2009 2011 2011 2012 2012
0.665 0.745 0.745 0.834 0.732
5 2010 2012 2012 2013 2013
0.641 0.745 0.803 0.835 0.719
Rata-rata 0.679 0.791 0.749 0.685 0.736
132
Return On Asset Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
0.009 0.001 0.008 0.007 0.002
-4 2001 2003 2003 2004 2004
0.009 0.009 0.013 0.020 0.001
-3 2002 2004 2004 2005 2005
0.007 0.012 0.013 0.014 0.013
-2 2003 2005 2005 2006 2006
0.034 0.011 0.015 0.022 0.021
-1 2004 2006 2006 2007 2007
0.001 0.012 0.023 0.009 0.019
Rata-rata 0.012 0.009 0.015 0.013 0.012
1 2006 2008 2008 2009 2009
0.002 0.003 0.014 -0.000 0.024
2 2007 2009 2009 2010 2010
0.001 0.003 0.024 0.007 0.022
3 2008 2010 2010 2011 2011
0.001 0.010 0.022 0.007 0.025
4 2009 2011 2011 2012 2012
0.002 0.010 0.023 0.009 0.021
5 2010 2012 2012 2013 2013
0.005 0.010 0.022 0.008 0.007
Rata-rata 0.003 0.007 0.021 0.006 0.020
133
Return On Equity Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
0.051 0.007 0.071 0.073 0.023
-4 2001 2003 2003 2004 2004
0.055 0.173 0.108 0.113 0.014
-3 2002 2004 2004 2005 2005
0.051 0.193 0.108 0.143 0.137
-2 2003 2005 2005 2006 2006
0.354 0.175 0.099 0.195 0.278
-1 2004 2006 2006 2007 2007
0.028 0.167 0.138 0.091 0.236
Rata-rata 0.108 0.143 0.105 0.123 0.138
1 2006 2008 2008 2009 2009
0.056 0.035 0.068 -0.001 0.182
2 2007 2009 2009 2010 2010
0.024 0.038 0.122 0.071 0.171
3 2008 2010 2010 2011 2011
0.023 0.098 0.110 0.084 0.231
4 2009 2011 2011 2012 2012
0.043 0.117 0.138 0.106 0.190
5 2010 2012 2012 2013 2013
0.042 0.129 0.147 0.093 0.060
Rata-rata 0.038 0.083 0.117 0.071 0.167
134
Earnings Per Share Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
8.489 6.732 26.953 8.040 62.941
-4 2001 2003 2003 2004 2004
0.447 178.904 39.247 15.189 53.885
-3 2002 2004 2004 2005 2005
0.389 177.185 36.337 15.301 46.518
-2 2003 2005 2005 2006 2006
2.522 141.754 31.251 17.367 84.896
-1 2004 2006 2006 2007 2007
0.188 121.634 41.232 6.534 60.076
Rata-rata 2.143 125.241 35.004 12.559 61.663
1 2006 2008 2008 2009 2009
1.028 36.077 22.368 -0.191 104.142
2 2007 2009 2009 2010 2010
0.503 43.103 43.000 9.532 130.791
3 2008 2010 2010 2011 2011
3.757 123.888 40.837 12.044 164.478
4 2009 2011 2011 2012 2012
4.930 165.263 55.941 16.232 166.732
5 2010 2012 2012 2013 2013
9.855 207.179 63.999 18.478 63.027
Rata-rata 4.015 115.102 45.229 11.219 125.834
135
Price Earnings Ratio Perbankan Indonesia
Lima Tahun Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi
Tahun ke- INPC BBNP BSWD BNII BNGA
-5 2000 2002 2002 2003 2003
19.375 89.385 23.676 32.363 1.584
-4 2001 2003 2003 2004 2004
267.692 4.325 9.523 15.033 0.832
-3 2002 2004 2004 2005 2005
25.601 3.639 9.540 9.367 1.071
-2 2003 2005 2005 2006 2006
11.716 4.246 10.064 10.133 1.937
-1 2004 2006 2006 2007 2007
79.765 4.771 6.854 23.297 1.991
Rata-rata 80.830 21.273 11.932 18.073 1.483
1 2006 2008 2008 2009 2009
43.268 35.746 14.706 -1642.230 6.657
2 2007 2009 2009 2010 2010
198.043 25.230 9.540 80.294 14.517
3 2008 2010 2010 2011 2011
13.795 9.036 13.866 34.218 7.417
4 2009 2011 2011 2012 2012
12.537 7.226 10.525 23.878 6.597
5 2010 2012 2012 2013 2013
10.823 5.844 24.375 16.320 14.438
Rata-rata 55.765 16.756 14.603 -297.504 9.925
136
LAMPIRAN 2
HASIL UJI NORMALITAS PERBANKAN INDONESIA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CU_5 Tahun
Sebelum
CU_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean 1.40196205104 1.14321246160
Std. Deviation .636412422896 .055422468684
Most Extreme Differences
Absolute .448 .156
Positive .448 .156
Negative -.289 -.139
Kolmogorov-Smirnov Z 2.241 .778
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .580
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
QR_5 Tahun
Sebelum
QR_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean 1.82744003060 .24483431956
Std. Deviation 3.865201864021 .078949676681
Most Extreme Differences
Absolute .457 .165
Positive .457 .165
Negative -.332 -.089
Kolmogorov-Smirnov Z 2.283 .826
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .502
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
137
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
BR_5 Tahun
Sebelum
BR_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean 5.12035767508 .88619235132
Std. Deviation 12.008008589384 .092664160276
Most Extreme Differences
Absolute .477 .173
Positive .477 .172
Negative -.344 -.173
Kolmogorov-Smirnov Z 2.383 .863
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .446
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DAR_5 Tahun
Sebelum
DAR_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean .89433343116 .88783389828
Std. Deviation .034622068807 .043464841891
Most Extreme Differences
Absolute .142 .164
Positive .085 .094
Negative -.142 -.164
Kolmogorov-Smirnov Z .712 .821
Asymp. Sig. (2-tailed) .692 .511
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
138
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DER_5 Tahun
Sebelum
DER_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean 9.46508017720 9.20047399084
Std. Deviation 3.379193319929 3.835152146198
Most Extreme Differences
Absolute .171 .124
Positive .171 .124
Negative -.095 -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .855 .619
Asymp. Sig. (2-tailed) .458 .838
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PR_5 Tahun
Sebelum
PR_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean .10566656884 .11216607840
Std. Deviation .034622068807 .043464869701
Most Extreme Differences
Absolute .142 .164
Positive .142 .164
Negative -.085 -.094
Kolmogorov-Smirnov Z .712 .821
Asymp. Sig. (2-tailed) .692 .511
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR_5 Tahun
Sebelum
CAR_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean .15545228108 .15313647956
Std. Deviation .081283793690 .069776364402
Most Extreme Differences
Absolute .240 .267
Positive .240 .267
Negative -.117 -.106
Kolmogorov-Smirnov Z 1.199 1.336
Asymp. Sig. (2-tailed) .113 .056
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
139
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPM_5 Tahun
Sebelum
NPM_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean 1.72354801812 1.15456096124
Std. Deviation 1.416228980849 1.025225958105
Most Extreme Differences
Absolute .126 .298
Positive .123 .298
Negative -.126 -.129
Kolmogorov-Smirnov Z .630 1.488
Asymp. Sig. (2-tailed) .823 .024
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
AT_5 Tahun
Sebelum
AT_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean .01063729292 .01399814472
Std. Deviation .007764733729 .010591568279
Most Extreme Differences
Absolute .207 .191
Positive .207 .191
Negative -.119 -.140
Kolmogorov-Smirnov Z 1.035 .956
Asymp. Sig. (2-tailed) .234 .321
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
140
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROE_5 Tahun
Sebelum
ROE_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean .12355240896 .09526173576
Std. Deviation .085322307747 .059207125684
Most Extreme Differences
Absolute .107 .098
Positive .107 .098
Negative -.087 -.074
Kolmogorov-Smirnov Z .536 .489
Asymp. Sig. (2-tailed) .937 .971
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROA_5 Tahun
Sebelum
ROA_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean .01215831528 .01151262916
Std. Deviation .007701896250 .008732189327
Most Extreme Differences
Absolute .153 .197
Positive .153 .191
Negative -.094 -.197
Kolmogorov-Smirnov Z .765 .985
Asymp. Sig. (2-tailed) .601 .286
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
141
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PER_5 Tahun
Sebelum
PER_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean 26.71818911884 -40.09083606420
Std. Deviation 54.891294980804 336.07202116938
9
Most Extreme Differences
Absolute .348 .514
Positive .348 .322
Negative -.319 -.514
Kolmogorov-Smirnov Z 1.741 2.572
Asymp. Sig. (2-tailed) .005 .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
EPS_5 Tahun
Sebelum
EPS_5 Tahun
Sesudah
N 25 25
Normal Parametersa,b
Mean 47.37640623160 60.28001781820
Std. Deviation 53.731787796960 63.540762918362
Most Extreme Differences
Absolute .190 .207
Positive .186 .207
Negative -.190 -.171
Kolmogorov-Smirnov Z .950 1.033
Asymp. Sig. (2-tailed) .328 .237
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
142
LAMPIRAN 3
HASIL UJI HIPOTESIS
NPar Tests
[DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
CUSebelum 25 1.40196205 .63641242 1.04869935 3.17349480
CUSesudah 25 1.14321246 .05542246 1.08309038 1.26920180
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
CUSesudah - CUSebelum
Negative Ranks 10a 16.10 161.00
Positive Ranks 15b 10.93 164.00
Ties 0c
Total 25
a. CUSesudah < CUSebelum
b. CUSesudah > CUSebelum
c. CUSesudah = CUSebelum
Test Statisticsa
CUSesudah -
CUSebelum
Z -.040b
Asymp. Sig. (2-tailed) .968
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
143
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
QRSebelum 25 1.82744003 3.86520186 .14855974 16.38316110
QRSesudah 25 .24483431 .07894967 .11737123 .43066953
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
QRSesudah - QRSebelum
Negative Ranks 21a 14.43 303.00
Positive Ranks 4b 5.50 22.00
Ties 0c
Total 25
a. QRSesudah < QRSebelum
b. QRSesudah > QRSebelum
c. QRSesudah = QRSebelum
Test Statisticsa
QRSesudah -
QRSebelum
Z -3.780b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
144
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
BRSebelum 25 5.12035767 12.008008589 .29604336 49.80466181
BRSesudah 25 .88619235 .092664160 .58564030 .97378721
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
BRSesudah - BRSebelum
Negative Ranks 4a 23.50 94.00
Positive Ranks 21b 11.00 231.00
Ties 0c
Total 25
a. BRSesudah < BRSebelum
b. BRSesudah > BRSebelum
c. BRSesudah = BRSebelum
Test Statisticsa
BRSesudah -
BSebelum
Z -1.843b
Asymp. Sig. (2-tailed) .065
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
145
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
DARSebelum 25 .89433343 .03462206 .82081138 .94236999
DARSesudah 25 .88783389 .04346484 .79213276 .95009145
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DARSesudah -
DARSebelum
Negative Ranks 15a 13.80 207.00
Positive Ranks 10b 11.80 118.00
Ties 0c
Total 25
a. DARSesudah < DARSebelum
b. DARSesudah > DARSebelum
c. DARSesudah = DARSebelum
Test Statisticsa
DARSesudah -
DARSebelum
Z -1.197b
Asymp. Sig. (2-tailed) .231
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
146
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
DERSebelum 25 9.46508017 3.37919331 4.58071166 16.35206844
DERSesudah 25 9.20047399 3.83515214 3.81076300 19.03664899
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DERSesudah -
DERSebelum
Negative Ranks 15a 12.60 189.00
Positive Ranks 10b 13.60 136.00
Ties 0c
Total 25
a. DERSesudah < DERSebelum
b. DERSesudah > DERSebelum
c. DERSesudah = DERSebelum
Test Statisticsa
DERSesudah -
DERSebelum
Z -.713b
Asymp. Sig. (2-tailed) .476
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
147
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
PRSebelum 25 .10566656 .03462206 .05763001 .17918861
PRSesudah 25 .11216607 .04346486 .04990854 .20786723
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
PRSesudah - PRSebelum
Negative Ranks 10a 11.80 118.00
Positive Ranks 15b 13.80 207.00
Ties 0c
Total 25
a. PRSesudah < PRSebelum
b. PRSesudah > PRSebelum
c. PRSesudah = PRSebelum
Test Statisticsa
PRSesudah -
PRSebelum
Z -1.197b
Asymp. Sig. (2-tailed) .231
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
148
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
CARSebelum 25 .15545228 .08128379 .05872697 .37108375
CARSesudah 25 .15313647 .06977636 .06501528 .32245744
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
CARSesudah -
CARSebelum
Negative Ranks 12a 14.08 169.00
Positive Ranks 13b 12.00 156.00
Ties 0c
Total 25
a. CARSesudah < CARSebelum
b. CARSesudah > CARSebelum
c. CARSesudah = CARSebelum
Test Statisticsa
CARSesudah -
CARSebelum
Z -.175b
Asymp. Sig. (2-tailed) .861
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
149
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ATSebelum 25 .01063729 .00776473 .00104367 .02953776
ATSesudah 25 .01399814 .01059156 .00254680 .03977402
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ATSesudah - ATSebelum
Negative Ranks 10a 8.50 85.00
Positive Ranks 15b 16.00 240.00
Ties 0c
Total 25
a. ATSesudah < ATSebelum
b. ATSesudah > ATSebelum
c. ATSesudah = ATSebelum
Test Statisticsa
ATSesudah -
ATSebelum
Z -2.085b
Asymp. Sig. (2-tailed) .037
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
150
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
NPMSebelum 25 1.72354801 1.41622898 .10056685 6.21787709
NPMSesudah 25 1.15456096 1.02522595 -.00439284 4.00683149
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
NPMSesudah -
NPMSebelum
Negative Ranks 17a 13.71 233.00
Positive Ranks 8b 11.50 92.00
Ties 0c
Total 25
a. NPMSesudah < NPMSebelum
b. NPMSesudah > NPMSebelum
c. NPMSesudah = NPMSebelum
Test Statisticsa
NPMSesudah -
NPMSebelum
Z -1.897b
Asymp. Sig. (2-tailed) .058
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
151
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ROASebelum 25 .01215831 .00770189 .00063135 .03402619
ROASesudah 25 .01151262 .00873218 -.00017472 .02547861
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ROASesudah -
ROASebelum
Negative Ranks 12a 13.50 162.00
Positive Ranks 13b 12.54 163.00
Ties 0c
Total 25
a. ROASesudah < ROASebelum
b. ROASesudah > ROASebelum
c. ROASesudah = ROASebelum
Test Statisticsa
ROASesudah -
ROASebelum
Z -.013b
Asymp. Sig. (2-tailed) .989
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
152
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ROESebelum 25 .12355240 .08532230 .00753684 .35477187
ROESesudah 25 .09526173 .05920712 -.00156265 .23135431
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
ROESesudah -
ROESebelum
Negative Ranks 15a 14.00 210.00
Positive Ranks 10b 11.50 115.00
Ties 0c
Total 25
a. ROESesudah < ROESebelum
b. ROESesudah > ROESebelum
c. ROESesudah = ROESebelum
Test Statisticsa
ROESesudah -
ROESebelum
Z -1.278b
Asymp. Sig. (2-tailed) .201
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
153
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
EPSSebelum 25 47.37640623 53.73178779 .18805049 178.90380670
EPSSesudah 25 60.28001781 63.54076291 -.19117298 207.17935970
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
EPSSesudah -
EPSSebelum
Negative Ranks 9a 13.89 125.00
Positive Ranks 16b 12.50 200.00
Ties 0c
Total 25
a. EPSSesudah < EPSSebelum
b. EPSSesudah > EPSSebelum
c. EPSSesudah = EPSSebelum
Test Statisticsa
EPSSesudah -
EPSSebelum
Z -1.009b
Asymp. Sig. (2-tailed) .313
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
154
NPar Tests [DataSet1] E:\dwi\MATERI\S5-Metlid\RasioGabungan(New).sav
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
PERSebelum 25 26.71818911 54.89129498 .832508137 267.69166330
PERSesudah 25 -40.09083606 336.07202116 -1642.22997500 198.04281560
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
PERSesudah -
PERSebelum
Negative Ranks 8a 16.50 132.00
Positive Ranks 17b 11.35 193.00
Ties 0c
Total 25
a. PERSesudah < PERSebelum
b. PERSesudah > PERSebelum
c. PERSesudah = PERSebelum
Test Statisticsa
PERSesudah -
PERSebelum
Z -.821b
Asymp. Sig. (2-tailed) .412
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.