analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap … · depok pada gaya kepemimpinan demokratis sebesar...

81
ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA DEPOK Oleh TRI AFANI H24104089 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: vodung

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN

DAERAH KOTA DEPOK

Oleh

TRI AFANI

H24104089

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

ABSTRACT

TRI AFANI. H24104089. Analysis of the Effect of Leadership Styles on Employee Loyalty Regional

Employment Agency (BKD) in Depok.

Under the guidance of ERLIN TRISYULIANTI..

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) is an Depok public office services is one of the divisions

that exist in Depok Mayor's Office. In the development of this organization requires human

resources that are reliable and have a loyalty to serve well the Depok citizen. To manage the

Human Resource needs a leader who is able to apply the appropriate leadership style in the work

environment.

This study aimed to identify leadership styles through employee perceptions, identify levels of

employee loyalty and analyze the influence of leadership styles in Depok BKD employee

loyalty. The study was conducted at BKD Depok. The data used consists of primary data and

secondary data. The primary data obtained from the questionnaire all permanent employees at

BKD Depok numbered 35 people with closed Likert scale and open interviews. Further validity

and reliability. Secondary data was collected and collated through the study of literature through

reading and studying literature, books, journals, theses and obtain data from the internet.

Analysis using multiple linear regression with SPSS ver.15 data processing tools for Windows

and Microsoft Excel 2007.

Based on the research note that the leadership style of BKD in Depok on democratic leadership

style of 4.27, 2.52 and free leadership style authoritarian leadership style 2.06. Then the level of

employee loyalty in Depok BKD is equal to 4.10, especially the loyalty aspect of obedience and

submission in the amount of 4.18 BKD Depok where employees are already well in obedience

and compliance with all rules and regulations regarding the technical and job steps. If you want

to improve employee loyalty to the democratic leadership style should be improved

ii

RINGKASAN

TRI AFANI. H24104089. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap

Loyalitas Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Depok.

Di bawah bimbingan ERLIN TRISYULIANTI.

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Depok adalah kantor pelayanan

publik di Kota Depok merupakan salah satu divisi yang ada di Kantor Walikota

Depok. Dalam perkembangannya organisasi ini membutuhkan Sumber Daya

Manusia yang handal dan memiliki loyalitas agar dapat melayani masyarakat

Depok dengan baik. Untuk mengelola SDM tersebut maka dibutuhkan seorang

pemimpin yang mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di

lingkungan kerjanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan melalui

persepsi pegawai, mengidentifikasi tingkat loyalitas pegawai dan menganalisis

pengaruh gaya kepemimpinan di BKD Kota Depok terhadap loyalitas pegawai.

Penelitian dilakukan pada BKD Kota Depok. Data yang digunakan terdiri dari

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner seluruh

pegawai tetap pada BKD Kota Depok berjumlah 35 orang dengan skala tertutup

Likert dan wawancara terbuka. Selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan melalui studi kepustakaan dengan cara

membaca dan mempelajari literatur, buku, jurnal, skripsi serta memperoleh data

dari internet. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan alat

pengolahan data SPSS ver.15 for windows dan Microsoft Excel 2007.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa gaya kepemimpinan BKD Kota

Depok pada gaya kepemimpinan demokratis sebesar 4,27, gaya kepemimpinan

bebas 2,52 dan gaya kepemimpinan otoriter 2,06. Kemudian tingkat loyalitas

pegawai di BKD Kota Depok yaitu sebesar 4,10 terutama loyalitas aspek ketaatan

dan kepatuhan yaitu sebesar 4,18 dimana pegawai BKD Depok ini sudah baik

dalam mentaati dan mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan

mengenai teknis dan langkah-langkah pekerjaan. Apabila ingin meningkatkan

loyalitas pegawai maka gaya kepemimpinan demokratis yang harus ditingkatkan.

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN

DAERAH KOTA DEPOK

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

TRI AFANI

H24104089

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Judul : Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Loyalitas Pegawai

Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Depok.

Nama : Tri Afani

NIM : H24104089

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si

NIP 19730712 199702 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

NIP 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus :

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukit Tinggi, Sumatra Barat pada tanggal 11 Januari

1989 sebagai anak keempat dari lima bersaudara dari Bapak Syafrinal dan Ibu

Elizar. Penulis mengawali pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 08 Pagi Pejaten

Barat Pasar Minggu lulus pada tahun 2000.

Pendidikan tingkat menengah pertama dapat diselesaikan pada tahun 2003

di MTS Al-Awwabin Sawangan Depok. Pendidikan tingkat atas dapat

diselesaikan penulis di SMA Sejahtera 1 Depok pada tahun 2006. Pada tahun

yang sama penulis diterima di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) pada Program

Studi Diploma III Perbankan, Jurusan Akuntansi melalui Tes Ujian Seleksi

Masuk PNJ. Pendidikan Diploma III tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2010.

Selama di Diploma III penulis menjadi anggota PEC yaitu Polytechnic English

Club dan anggota Olahraga Bulutangkis serta diakhir pendidikan DIII penulis

pernah mengikuti magang di Bank Muamalat Indonesia.

Setelah menyelesaikan pendidikan DIII pada Februari 2010 penulis

melanjutkan pendidikan Strata 1 pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

IPB pada bulan September 2010.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Terhadap Loyalitas Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah

Kota Depok sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian gaya kepemimpinan BKD

dimata pegawainya dan dampaknya terhadap loyalitas pegawai. Gaya

kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam membangun loyalitas

pegawai baik kepada pekerjaannya maupun organisasi tempat ia bekerja agar

segala tujuan visi dan misi yang ingin dicapai organisasi dapat terealisasi dengan

baik. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan berharap dapat bermanfaat

bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Bogor, Maret 2013

Penulis

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa

bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah

meluangkan segenap waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan,

saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Bapak Ir. Pramono D Fewidarto,

MS sebagai dosen penguji pada sidang penulis yang telah bersedia

meluangkan waktu serta memberikan saran dan kritik kepada penulis.

3. Mama, Papa, Kak Elsi, Kak Febi, Kak Efil,dan adikku Ridho atas dukungan

kalian baik secara moril maupun materil, doa dan kasih sayang yang tiada

henti.

4. Pak Sabilal Bagian Umum BKD Kota Depok dan Pihak Kesbangpolinmas

yang telah banyak membantu saya dalam pengumpulan data dan informasi

sebagai bahan masukan untuk skripsi ini.

5. Pihak sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang telah

membantu saya dalam berbagai informasi perkuliahan dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Windu, Rinda, Nuni, Ida, Fitri teman-teman seperjuangan atas dukungan dan

motivasinya.

7. Issi, Astri dan teman-teman penghuni kosan lainnya atas kesediaannya

membantu saya.

8. Mba Achi kakak kelas Angkatan 7 yang mau repot membantu saya dalam

pengolahan data.

9. Rekan-rekan seperjuangan PSAJM Angkatan 8 yang membantu saya dalam

penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala amal kebaikan Bapak/Ibu dan rekan-rekan mendapat

balasan yang baik pula. Amin.

vi

DAFTAR ISI

Halaman

RIWAYAT HIDUP ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

1.5 Pembatasan Masalah ..................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepemimpinan ............................................................................. 5

2.2 Gaya Kepemimpinan .................................................................... 5

2.3 Tipe Gaya Kepemimpinan ........................................................... 6

2.3.1 Gaya Kepemimpinan Otoriter ............................................. 6

2.3.2 Gaya Kepemimpinan Demokratis ....................................... 7

2.3.3 Gaya Kepemimpinan Bebas ............................................... 8

2.4 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan ..................................................... 12

2.5 Loyalitas Pegawai ........................................................................ 14

2.6 Aspek-Aspek Loyalitas Pegawai ............................................... 15

2.6.1 Kepatuhan dan Ketaatan ..................................................... 15

2.6.2 Bertanggung Jawab ............................................................ 15

2.6.3 Kejujuran ............................................................................ 15

2.6.4 Pengabdian Diri ................................................................... 16

2.7 Penelitian Terdahulu .................................................................... 16

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 18

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 19

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ...................................................... 19

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 19

3.4.1 Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel ........... 20

3.4.2 Metode Skala Pengukuran ................................................ 20

vii

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 21

3.5.1 Analisis Deskriptif ......................................................... 23

3.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda ................................... 23

3.5.3 Uji Hipotesis ................................................................... 24

3.5.4 Uji Asumsi Persyaratan Regresi Linier Berganda .......... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum BKD Depok ............................................... 28

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan BKD Depok ....................... 28

4.1.2 Visi dan Misi BKD Depok ............................................ 28

4.1.3 Struktur Organisasi BKD Depok .................................... 29

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 30

4.3 Karakteristik Responden .......................................................... 31

4.3.1 Berdasarkan Usia ........................................................... 31

4.3.2 Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 32

4.3.3 Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................... 32

4.3.4 Berdasarkan Masa Kerja Pegawai ................................. 33

4.4 Analisis Deskriptif ................................................................... 33

4.5 Gaya Kepemimpinan ................................................................ 34

4.5.1 Gaya Kepemimpinan Otoriter ........................................ 34

4.5.2 Gaya Kepemimpinan Demokratis …............................. 36

4.5.3 Gaya Kepemimpinan Bebas ........................................... 37

4.6 Loyalitas Pegawai .................................................................... 38

4.6.1 Aspek Ketaatan dan Kepatuhan ..................................... 38

4.6.2 Aspek Bertanggung Jawab ............................................. 39

4.6.3 Aspek Kejujuran ............................................................ 40

4.6.4 Aspek Pengabdian Diri .................................................. 41

4.6.5 Gambaran Umum Loyalitas Pegawai ............................ 42

4.7 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 43

4.7.1 Uji Normalitas ............................................................... 43

4.7.2 Uji Multikolinearitas ..................................................... 43

4.7.3 Uji Heterokedastisitas …................................................ 44

4.8 Uji Hipotesis ............................................................................ 44

4.9 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Loyalitas Pegawai BKD... 46

4.10 Implikasi Manajerial .............................................................. 49

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ....................................................................................... 51

2. Saran ................................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 53

LAMPIRAN ........................................................................................... 55

viii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Tingkat reliabilitas Alpha Cronbach’s ............................................... 23

2. Posisi keputusan penilaian ................................................................. 34

3. Hasil kuesioner gaya kepemimpinan otoriter .................................... 35

4. Hasil kuesioner gaya kepemimpinan demokratis .............................. 36

5. Hasil kuesioner gaya kepemimpinan bebas ....................................... 37

6. Hasil penilian rataan skor aspek ketaatan dan kepatuhan …............... 39

7. Hasil penilaian rataan skor aspek bertanggung jawab ........................ 40

8. Hasil penilaian rataan skor aspek kejujuran ...................................... 41

9. Hasil penilaian rataan skor aspek pengabdian diri ............................ 42

10. Hasil penilaian rataan skor aspek loyalitas pegawai .......................... 43

11. Uji normalitas data ............................................................................ 43

12. Uji multikolinearitas .......................................................................... 44

13. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap loyalitas pegawai ............... 45

14. Hasil analisis regresi linier berganda ................................................. 47

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka pemikiran ............................................................................ 18

2. Karakteristik responden berdasarkan usia ........................................... 31

3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ........................... 32

4. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan …................ 32

5. Karakteristik responden berdasarkan lama kerja ................................ 33

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian ....................................................................... 56

2. Struktur organisasi BKD Depok ..................................................... 62

3. Hasil uji reliabilitas & validitas gaya kepemimpinan ....................... 63

4. Hasil uji reliabilitas & validitas loyalitas pegawai ........................... 64

5. Hasil uji normalitas data .................................................................. 65

6. Hasil uji regresi linier berganda ...................................................... 67

7. Hasil uji pengaruh kepemimpinan demokratis ................................. 68

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting untuk

pengembangan dan pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan.

Sumber daya manusia sebagai salah satu bagian dari organisasi atau

perusahaan yang memiliki potensi, keterampilan dan kemampuan individu

sebagai tenaga kerja, memiliki peluang dan kesempatan untuk

mengembangkannya. Oleh sebab itu sumber daya manusia sangat

dibutuhkan oleh organisasi secara keseluruhan.

Seorang pimpinan dalam memberdayakan sumber daya manusia ini

umumnya terbentur pada banyak kendala untuk meningkatan loyalitas

pegawainya, sehingga memerlukan suatu pendekatan khusus dalam

penataan motivasi dan kemampuan kerja pegawai. Pegawai akan tergerak

melaksanakan pekerjaannya sebaik mungkin jika diberikan motivasi yang

tepat dan dengan kemampuan yang dimilikinya pekerjaan akan lebih mudah

diselesaikan.

Pimpinan yang mampu memberdayakan pegawainya dengan baik

akan membuat pegawai merasa dihargai, dibutuhkan dan merasa puas maka

dengan sendirinya akan tumbuh loyalitas dari pegawai itu sendiri baik

kepada pimpinan maupun perusahaan. Penerapan gaya kepemimpinan yang

tepat akan membuat para pegawai dengan potensi besar dalam pekerjaannya

bersikap setia, memberikan performa terbaiknya dan membantu organisasi

meraih tujuannya serta memajukan organisasi.

Salah satu organisasi yang membutuhkan penerapan gaya

kepemimpinan yang baik adalah instansi pemerintahan. Sebagai lembaga

yang melayani masyarakat secara luas maka penerapan gaya kepemimpinan

yang benar akan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan loyalitas pegawai

dalam melayani masyarakat. Jika atasan tidak memotivasi dan memberi

contoh kepemimpinan yang baik maka pegawai pun diragukan akan

memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, dampaknya akan

2

dirasakan sendiri oleh instansi tersebut, seperti citra yang buruk dan

ketidakstabilan organisasi.

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Depok yang

baru berdiri pada tahun 2011 ini merupakan contoh instansi pemerintah

yang membutuhkan penerapan gaya kepemimpinan yang tepat agar

pegawainya dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Sesuai dengan tugas

pokok organisasi dimana BKD bertanggung jawab atas kinerja pegawai

serta loyalitasnya dalam mengemban visi dan misi organisasi yang telah

dirumuskan. Pegawai yang dapat diberdayakan secara baik diberi arahan

dan dibuat nyaman dalam bekerja akan mampu menjadi pegawai yang loyal

terhadap pimpinan dan organisasi sehingga dapat bekerja melayani

masyarakat dengat optimal sesuai yang diharapkan khususnya oleh warga

Depok itu sendiri.

Fakta bahwa BKD Kota Depok adalah badan yang mengurus para

pegawainya dan baru saja berdiri pada tahun 2011 didukung dengan

masalah yang muncul pada tahun yang sama dimana ketua satpol PP yang

dicopot dari jabatannya karena dinilai tidak loyal ditambah dengan hasil

survey KPK pada Desember 2012 yang menyatakan kota Depok sebagai

kota terkorup nomor dua setelah ibukota Jakarta, menunjukkan adanya

indikasi masalah loyalitas pada pegawai yang ada di kantor walikota Depok

sehingga yang mendorong penulis untuk meneliti bidang SDM khususnya

pada gaya kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap loyalitas pegawai

belakangi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP LOYALITAS

PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA

DEPOK”.

3

1.2 Perumusan Masalah

BKD Kota Depok sebagai instansi pemerintahan yang bekerja

melayani masyarakat kota Depok melalui SDM-nya, harus menerapkan

strategi agar pegawainya loyal pada pekerjaan, atasan bahkan organisasinya,

salah satunya adalah dengan penerapan gaya kepemimpinan untuk memberi

pengarahan yang baik kepada pegawai untuk bekerja akan sangat

mempengaruhi loyalitas pegawai. Maka dari itu masalah yang dapat

diangkat dari manajemen pegawainya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan pada pada BKD Kota

Depok?

2. Seberapa besar tingkat loyalitas yang dimiliki oleh pegawai BKD

Kota Depok?

3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap loyalitas pegawai

BKD Kota Depok?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari suatu penelitian merupakan jawaban

yang dicari oleh suatu penelitian pada bagian pembahasan. Adapun tujuan

dari penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap loyalitas

kerja pada lembaga pemerintahan BKD Kota Depok adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh BKD Kota

Depok.

2. Mengetahui tingkat loyalitas Pegawai BKD Kota Depok.

3. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh

pimpinan BKD Kota Depok terhadap loyalitas pegawainya.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap dengan adanya penelitian tentang pengaruh gaya

kepemimpinan terhadap loyalitas pegawai BKD Kota Depok ini dapat

memberikan manfaat terhadap berbagai pihak yang berkepentingan. Adapun

manfaat yang penulis dapat sampaikan di antaranya:

4

1. Manfaat praktis

- Untuk membantu menganalisis bagaimana pegawai dapat diberdayakan

agar bekerja dengan lebih baik dan menjadi loyal terhadap pimpinan

dan organisasi.

- Untuk membantu mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan yang

tepat sangat dibutuhkan untuk menghasilkan pegawai yang loyal.

2. Manfaat teoritis

- Dapat dijadikan referensi untuk dilakukan penelitian bertema serupa.

- Memberikan pengetahuan bagaimana pengelolaan sumber daya

manusia pada instansi pemerintahan yang dikenal bekerja melayani

masyarakat dari segi kepemimpinan dan loyalitas pegawai terhadap

pimpinan dan organisasi.

1.5 Pembatasan Masalah

Ruang lingkup atau pembatasan masalah bertujuan agar penelitian ini

mendapatkan hasil yang relevan dan jelas. Maka penulis membatasi ruang

lingkup permasalahan yang diangkat yaitu :

1. Obyek penelitian adalah para pegawai Badan Kepegawaian Daerah

Kota Depok.

2. Variabel yang diteliti pertama adalah gaya kepemimpinan dengan tiga

tipe yaitu gaya kepemimpinan otoriter, demokratis dan bebas.

Sedangkan variabel yang kedua adalah loyalitas pegawai Badan

Kepegawaian Daerah Kota Depok dengan empat aspek, ketaatan dan

kepatuhan, kejujuran, bertanggung jawab dan pengabdian diri.

3. Waktu penelitian dilakukan sekitar bulan Oktober sampai dengan awal

November 2012.

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepemimpinan

Gibson (2006), mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan

suatu usaha menggunakan pengaruh untuk memotivasi individu dalam

mencapai beberapa tujuan. Menurut Rivai (2005), Dalam menjalankan tugas

pemimpin memiliki tiga pola dasar gaya kepemimpinan yaitu yang

mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerjasama

dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai.

Kartono (2003), Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni

mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada

kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai

tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan juga merupakan

bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup

mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang

berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus

yang tepat bagi situasi yang khusus.

Danim (2006), mendefinisikan kepemimpinan adalah setiap tindakan

yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan

memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam

wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Siagian (2002), kepemimpinan adalah kemampuan seseorang

untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian

rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun

secara pribadi hal itu mungkin tidak disenangi.

2.2 Gaya Kepemimpinan

Umar (2005), gaya kepemimpinan adalah suatu cara atau teknik

seseorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan dan dapat pula diartikan

sebagai norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut

mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat dalam hal ini usaha

yang dilakukan adalah persepsi diantara orang yang akan dipengaruhi

6

menjadi amat penting. Blanchard (2006), gaya kepemimpinan adalah pola

perilaku adalah pola perilaku yang dilakukan oleh seseorang pada waktu

tertentu dan berupaya mempengaruhi aktivitas orang lain. Selanjutnya

menurut Istianto (2009), ada beberapa definisi kepemimpinan yang dapat

mewakili tentang kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :

1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan

pemimpin adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk

mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti apa

yang diinginkannya. Oleh karena itu pemimpin harus mampu

mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan

bersama.

2. Kepemimpinan adalah dimana seorang pemimpin harus mampu

mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan

bersama.

3. Kepemimpinan merupakan subjek yang penting di dalam manajemen

dan ilmu administrasi karena kepemimpinan terkait dengan hubungan

antara atasan dan bawahan di dalam organisasi.

4. Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan

dapat diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi.

2.3 Tipe Gaya Kepemimpinan

Memasuki abad ke 21 ini terjadi perkembangan tentang gaya

kepemimpinan, menurut Robbins dan Coulter (2002) yang dikutip dari

University of Lowa Studies terdapat tiga gaya kepemimpinan yang

umumnya diterapkan pada organisasi atau perusahaan dalam mengarahkan

bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun gaya kepemimpinan

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

2.3.1 Gaya Kepemimpinan Otoriter

Menurut Rivai (2005), kepemimpinan otoriter adalah gaya

kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam

mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah

yang diuntungkan dalam organisasi. Robbins dan Coulter (2002),

menyatakan gaya kepemimpinan otoriter mendeskripsikan pemimpin yang

7

cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte

bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak dan

meminimalisasi partisipasi karyawan.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan yang otoriter menurut Handoko dan

Reksohadiprojo, (2002):

a. Semua penentu kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin.

b. Teknik-teknik dan langkah-langkah kegiatan didikte oleh atasan setiap

waktu.

c. Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bersama setiap anggota.

d. Pemimpin cenderung bersifat pribadi dalam memberi pujian dan

kecamannya terhadap setiap hasil kerja bawahannya.

2.3.2 Gaya Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya struktur yang

pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang

kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung

bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat

mengarahkan diri sendiri (Rivai, 2005).

Menurut Robbins dan Coulter (2002), gaya kepemimpinan demokratis

mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan

dalam mengambil keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong

partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan

yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan

untuk melatih karyawan. Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Handoko

dan Reksohadiprodjo, 2002):

1. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan

diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.

2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan

kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis

pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat

dipilih.

3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan

pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

8

4. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.

5. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.

6. Pemimpin bersifat obyektif atau fact-minded dalam pujian dan

kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa

dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.

Tipe kepemimpinan demokratis bila ditarik kesimpulannya dari

definisi-definisi yang ada merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu

pada hubungan. Di sini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan

dengan yang bawahan yang dipimpinnya. Segala kebijaksanaan pemimpin

akan merupakan hasil musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide yang

konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah guna mendapatkan informasi

yang juga akan berguna untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan

selanjutnya.

2.3.3 Gaya Kepemimpinan Laissez-faire (Bebas)

Gaya kepemimpinan bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara

keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam

pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang

karyawannya yang paling sesuai (Robbins dan Coulter, 2002). Ciri-ciri gaya

kepemimpinan bebas menurut Handoko dan Reksohadiprojo (2002) :

1. Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.

2. Pengambilan keputusan diserahkan kepada pimpinan yang lebih

rendah.

3. Pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan

kreatif diserahkan kepada anggota organisasi.

4. Intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat

yang minimal.

Jenis Kepemimpinan lain adalah kepemimpinan transaksional dan

transformasional. Kedua jenis kepemimpinan ini pertama kali diungkapkan

oleh Burn pada tahun 1978 dalam konteks politik, yang kemudian

dikembangkan oleh Bass (1985) membawanya dalam konteks

organisasional. Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional sering

disebutkan secara berdampingan satu dengan yang lainnya ini karena pada

9

dasarnya keduanya memilki perspektif yang sama dalam hal seorang

pemimpin harus memberikan “sesuatu” agar anggota bergerak menuju

tujuan organisasi, yang membedakan keduanya adalah apa “sesuatu” yang

diberikan tersebut. Lebih jelasnya akan dijelaskan di bawah ini.

1. Kepemimpinan Transaksional

Bycio dkk. (1995), kepemimpinan transaksional adalah gaya

kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya

pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang

melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada

kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan

kerja, dan penghargaan.

Pengertian secara sederhana kepemimpinan transaksional dapat

diartikan sebagai cara yang digunakan seorang pemimpin dalam

menggerakkan anggotanya dengan menawarkan imbalan/akibat

terhadap setiap kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada

organisasi. Adapun Karakteristik Kepemimpinan Transaksional antara

lain adalah sebagai berikut:

- Pengadaan Imbalan, pemimpin menggunakan serangkaian imbalan

untuk memotivasi para anggota, imbalannya berupa kebutuhan

tingkat fisiologis (Maslow).

- Eksepsi/pengecualian, dimana pemimpin akan memberi tindakan

koreksi atau pembatalan imbalan atau sanksi apabila anggota gagal

mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan.

Karakteristik Pemimpin Transaksionalis:

- Mengetahui keinginan bawahan.

- Terampil Memberikan imbalan atau janji yang tepat.

- Responsif terhadap kepentingan bawahan.

Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan Kepemimpinan

Transaksional secara internal ialah:

1. Struktur Organisasi (mekanistik, peraturan, prosedur jelas,

sentralisasi tinggi).

10

2. Teknologi Organisasi (teknologi proses, berkesinambungan,

produksi massal).

3. Sumber kekuasan & pola hubungan anggota organisasi (sumber

kekuasaaan di dalam struktur, hubungan formal).

4. Tipe kelompok kerja (kerja tim, sifat pekerjaan umumnya teknis).

Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan Kepemimpinan

Transaksional secara eksternal:

a. Struktur lingkungan luar (baik, norma kuat, status quo).

b. Kondisi perubahan (lambat, tidakstabil, ketidakpastian rendah).

c. Kondisi pasar stabil.

2. Kepemimpinan Transformasional

Keller (1992) mengemukakan bahwa kepemimpinan

transformasional adalah sebuah gaya kepemimpinan yang

mengutamakan pemenuhan terhadap tingkatan tertinggi dari hirarki

Maslow yakni kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri.

Kepemimpinan transformasional inilah yang sungguh-sungguh

diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati karena kepemimpinan ini

sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan

organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya.

Para pemimpin secara riil harus mampu mengarahkan organisasi

menuju arah baru (Locke, 1997).

Kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai kepemimpinan yang

membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar bersedia

bekerja demi sasaran-sasaran "tingkat tinggi" yang dianggap

melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu (Bass, 1985; Burns,

1978; Tichy dan Devanna, 1986, seperti dikutip oleh Locke, 1997).

Sarros (1996), bahwa model kepemimpinan transformasional

merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan

karakteristik pemimpin sehingga para pemimpin kita lebih

berkerakyatan dan berkeadilan sosial.

Kepemimpinan transformasional secara sederhana dapat dipahami

sebagai kepemimpinan yang membawa organisasi pada sebuah tujuan

11

baru yang lebih besar dan belum pernah dicapai sebelumnya dengan

memberikan kekuatan mental dan keyakinan kepada para anggota agar

mereka bergerak secara sungguh-sungguh menuju tujuan bersama

tersebut dengan mengesampingkan kepentingan/keadaan personalnya.

Adapun karakteristik kepemimpinan transformasional adalah sebagai

berikut:

- Adanya pemberian wawasan serta penyadaran akan misi,

membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat

dan kepercayaan pada para bawahannya.

- Adanya proses menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui

pemanfaatan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha dan

mengkomunikasikan tujuan-tujuan penting dengan cara yang

sederhana.

- Adanya usaha meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan

pemecahan masalah secara seksama.

- Pemimpin memberikan perhatian, membina, membimbing, dan

melatih setiap orang secara khusus dan pribadi.

Karakteristik pemimpin transformasionalis:

- Kharismatik

- Inspiratif dan motivatif

- Percaya diri

- Mampu berkomunikasi dengan baik

- Visioner

- Memiliki idealisme yang tinggi

Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan kepemimpinan

transformasional secara eksternal:

1. Struktur lingkungan luar (ada tekanan terhadap situasi,

ketidakpuasan masyarakat).

2. Kondisi perubahan (berubah cepat, bergejolak, ketidakpastian).

3. Kondisi pasar (sering terjadi perubahan dan tak stabil).

12

4. Pola hubungan kepemimpinan (pemimpin sebagai orang tua yang

membimbing ke pencapaian tujuan, hubungan emosional dengan

anggota kental dan dekat).

Kondisi yang dianggap pas dalam menerapkan kepemimpinan

transformasional secara internal:

1. Struktur organisasi (organik, prosedur adaptif, otoritas tidak jelas,

desentralisasi)

2. Teknologi organisasi (teknologi batch/satu kali pengerjaan)

3. Sumber kekuasan & pola hubungan anggota organisasi (sumber

kekuasaan penguasaan informasi, hubungan informal)

4. Tipe kelompok kerja (kerja tim-variatif, sifat pekerjaan umumnya

yang memerlukan kreativitas tinggi, craft:keahlian, heuristic:tidak

terstruktur, manajemen atas dan menengah)

2.4 Fungsi-fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial dalam

kehidupan kelompok organisasi dimana fungsi kepemimpinan harus

diwujudkan dalam interaksi antar individu. Menurut Rivai (2005) secara

operasional fungsi pokok kepemimpinan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Fungsi Instruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai

komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,

bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat

dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan

kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar

mau melaksanakan perintah.

2. Fungsi Konsultatif

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam

usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan

pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-

orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan

informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap

berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin

13

dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam

pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan

berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan

menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan

dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat

diharapkan keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan

dan lebih mudah menginstruksikannya sehingga kepemimpinan

berlangsung efektif.

3. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan

orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil

keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti

bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan

terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil

tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam

fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

4. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang

membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan

maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada

dasarnya berarti kepercayaan Orang-orang penerima delegasi itu harus

diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan

prinsip, persepsi dan aspirasi.

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/

efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan

dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya

tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian ini dapat

diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan

pengawasan.

14

2.5 Loyalitas Pegawai

Hasibuan (2005), mengemukakan bahwa loyalitas atau kesetiaan

merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penilaian karyawan yang

mencakup kesetiaan terhadap pekerjaannya, jabatannya dan organisasi.

Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela

organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari ancaman dan gangguan

pihak yang tidak bertanggungjawab.

Poerwopoespito (2004), menyebutkan bahwa loyalitas kepada

pekerjaan tercermin pada sikap karyawan yang mencurahkan kemampuan

dan keahlian yang dimiliki, melaksanakan tugas dengan tanggungjawab,

disiplin serta jujur dalam bekerja. Poerwopoespito (2004), juga menjelaskan

bahwa sikap karyawan sebagai bagian dari perusahaan yang paling utama

adalah loyal. Sikap ini diantaranya tercermin dari terciptanya suasana yang

menyenangkan dan mendukung di tempat kerja, menjaga citra perusahaan

dan adanya kesediaan untuk bekerja dalam jangka waktu yang lebih

panjang.

Loyalitas pegawai dapat disimpulkan tercermin dari sikap dan

perbuatan mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki,

melaksanakan tugas dengan tanggungjawab, disiplin, serta jujur dalam

bekerja, menciptakan hubungan kerja yang baik dengan atasan, rekan kerja,

serta bawahan dalam menyelesaikan tugas, menciptakan suasana yang

mendukung dan menyenangkan di tempat kerja, menjaga citra perusahaan

dan adanya kesediaan untuk bekerja dalam jangka waktu yang lebih

panjang. Loyalitas pegawai sering diartikan sebagai suatu sikap atau

perilaku seorang pegawai kepada perusahaan atau atasan secara professional

sesuai dengan kode etik dan peraturan perusahaan, dimana sikap atau

perilaku tersebut adalah bentuk kesetiaan seorang pegawai terhadap

pekerjaannya. Terdapat beberapa definisi umum dari loyalitas pegawai ini,

yang semuanya menggambarkan bahwa loyalitas merupakan suatu sikap diri

yang mencerminkan kesediaan untuk melakukan sesuatu bagi seseorang

atau lembaga tempat ia bekerja.

15

2.6 Aspek – Aspek Loyalitas Pegawai

Aspek-Aspek loyalitas pegawai menurut Saydam (2000) adalah

sebagai berikut :

2.6.1 Aspek Ketaatan atau Kepatuhan

Ketaatan yaitu kesanggupan seorang pegawai untuk mentaati segala

peraturan kedinasan yang belaku dan mentaati perintah dinas yang diberikan

atasan yang berwenang, serta sanggup tidak melanggar larangan yang

ditentukan. Adapun ciri-ciri ketaatan atau kepatuhan yaitu :

a. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang

berlaku.

b. Mentaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang berwenang

dengan baik.

c. Selalu mentaati jam kerja yang sudah ditentukan.

d. Selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-

baiknya.

2.6.2 Aspek Bertanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat

waktu, serta berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat atau

tindakan yang dilakukan. Ciri-ciri seorang pegawai yang bertanggung jawab

antara lain yaitu :

a. Dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.

b. Selalu menyimpan atau memelihara barang-barang dinas dengan sebaik-

baiknya.

c. Mengutamakan kepentingan dinas dari kepentingan golongan.

d. Tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yang dibuatnya kepada

orang lain.

2.6.3 Aspek Kejujuran

Kejujuran secara umum adalah keselarasan antara yang terucap atau

perbuatan dengan kenyataan. Ciri-ciri kejujuran yang ada pada seorang

pegawai dapat dilihat antara lain melalui indikator-indikator berikut ini :

a) selalu melakukan tugas dengan penuh keikhlasan tanpa merasa dipaksa

16

b) tidak menyalahgunakan wewenang yang ada padanya

c) melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan apa adanya

d) tidak menutupi kesalahan pekerjaan yang telah diperbuat dan

melemparkannya pada orang lain

2.6.4 Aspek Pengabdian

Pengabdian secara umum berarti sumbangan pemikiran dan tenaga

secara ikhlas kepada perusahaan. Ciri-ciri seorang pegawai memiliki aspek

pengabdian diri yang baik antara lain adalah sebagai berikut:

1. Ada keinginan untuk bekerja keras.

2. Ada usaha untuk mempertahankan posisinya di organisasasi karena

merasa bagian dari perusahaan.

3. Meyakini dan mempercayai nilai-nilai yang ada diorganisasi dan

mengaplikasikannya ke diri sendiri.

4. Bersedia untuk bekerja pada perusahaan dalam jangka waktu yang

lama

2.7 Penelitian Terdahulu

Wisesa (2008), meneliti mengenai hubungan kepemimpinan dengan

loyalitas karyawan kepada atasan pada grup SDM PT Bank DKI. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang nyata,

positif dan kuat antara kepemimpinan dengan loyalitas karyawan grup SDM

PT Bank DKI.

Natalia (2010), melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh

dimensi gaya kepemimpinan atasan terhadap kinerja karyawan (studi kasus

PT TASPEN Persero Cabang Bogor). Hasil dari penelitian menunjukkan

bahwa kinerja karyawan menunjukkan hasil yang bagus akibat dari

penerapan kepemimpinan yang baik di perusahaan.

Heumasse (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Atasan terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Bogor” mendapati bahwa kepemimpinan

yang tepat juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan secara positif.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dapat berpengaruh

terhadap karyawan dalam penelitian ini dari segi loyalitas.

17

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Setiap organisasi maupun perusahaan pasti memiliki tujuan visi misi

dan struktur organisasi dalam melaksanakan kegiatannya. Tujuan visi dan

misi tersebut pasti ingin diraih dengan menciptakan strategi-strategi dalam

mengusahakannya. Maka dari itu peran seorang pemimpinan sangat

dibutuhkan. Selain itu sumber daya manusia yang dimiliki juga tak kalah

pentingnya contohnya karyawan perusahaan itu sendiri. Efektivitas dan

efisiensi organisasi dipengaruhi oleh mereka baik secara kuantitas maupun

kualitas.

Adanya bermacam-macam karakteristik sumber daya manusia di

perusahaan membutuhkan kehandalan seorang pemimpin dalam

mengarahkan dan membimbing bawahannya agar bekerja dengan baik dan

menumbuhkan loyalitas dalam diri mereka baik kepada atasan maupun

organisasi. Penulis ingin menganalisis gaya kepemimpinan yang ada pada

BKD Kota Depok dengan menggunakan dasar jenis-jenis gaya

kepemimpinan yang telah diklasifikasikan oleh Robbins dan Coulter, 2002.

Antara lain adalah gaya kepemimpinan yang otoriter, demokratis dan bebas.

Dari hasil analisis mengenai gaya kepemimpinan dalam BKD Kota Depok

ini ingin diketahui dampaknya terhadap loyalitas para pegawainya dan

tujuan organisasi yang ingin dicapai sesuai visi misi, fungsi dan peran yang

diemban oleh BKD Kota Depok ini.

Kerangka pemikiran ini dibuat untuk memudahkan penelitian.

Pertama mengidentifikasi profil perusahaan, mengetahui visi misi tujuan

dan struktur organisasi kepemimpinan perusahaan. Selanjutnya

menganalisis gaya kepemimpinan yang diterapkan atasan terhadap

bawahannya. Membuat indikator loyalitas pegawai dan terakhir adalah

menganalisis bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan yang diterapkan

terhadap loyalitas pegawai seperti pada Gambar 1.

18

Gambar 1. Kerangka pemikiran

Gaya kepemimpinan Robbins & Coulter, 2002: - Gaya kepemimpinan Demokratis - Gaya kepemimpinan Otoriter - Gaya Kepemimpinan Bebas

Analisis Gaya Kepemimpinan

Strategi SDM

Visi Misi Badan Kepegawaian

Daerah Kota Depok

Loyalitas Pegawai Saydam, 2000: Ketaatan dan Kepatuhan

Bertanggung Jawab

Kejujuran

Pengabdian Diri

Meningkatkan Manajerial Skill

Pengaruh Gaya Kepemimpinan

Terhadap Loyalitas Pegawai

Analisis deskriptif

Regresi linier berganda

Implikasi manajerial bagi perusahaan untuk mengetahui

Pengaruh kepemimpinan terhadap loyalitas pegawai BKD

Kota Depok dan memberikan saran untuk meningkatkan

loyalitas pegawai terhadap institusi.

karyawan dengan mengetahui pelaksanaan program

pelatihan

19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor BKD Kota Depok yang

berlokasi di jalan Margonda Raya No 54 Didepan Kantor Polres Depok.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Sensus dimana semua pegawai

tetap dijadikan responden penelitian dan pertimbangan bahwa adanya

kesediaan pihak kantor pemerintahan ini untuk memberikan informasi dan

data yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penelitian ini

dilakukan satu bulan mulai dari awal bulan Oktober sampai dengan awal

November 2012.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan kuesioner dengan

pihak manajemen yang berhubungan dengan topik penelitian pengaruh gaya

kepemimpinan terhadap loyalitas pegawai ini. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari dokumentasi organisasi, buku-buku, pencarian situs internet

dan studi pustaka yang sesuai dengan tema penelitian.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa :

1. Kuesioner (Tertutup)

Kuesioner berisi pertanyaan mengenai gaya kepemimpinan

otoriter, gaya kepemimpinan demokratis dan gaya kepemimpinan

bebas dan loyalitas pegawai. Pertanyaan berjumlah 28. Skala Likert

digunakan untuk menilai hasil jawaban dari kuesioner, karena Skala

Likert berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang

terhadap suatu hal dengan bobot tertentu pada setiap pertanyaan yaitu:

Sangat Setuju = Nilai Bobot 5

Setuju = Nilai Bobot 4

Kurang Setuju = Nilai Bobot 3

Tidak Setuju = Nilai Bobot 2

Sangat Tidak Setuju = Nilai Bobot 1

20

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap bagian umum pegawai yang

bersifat terbuka karena dianggap paling mengetahui masalah-masalah

mengenai SDM. Sebagai studi pendahuluan dalam memperoleh

informasi mengenai deskripsi organisasi terutama yang terkait dengan

identifikasi gaya kepemimpinan atasan terhadap loyalitas pegawai.

Wawancara ini dilakukan guna memperkuat pengisian kuesioner yang

telah dihasilkan terlebih dahulu.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka diperlukan untuk mencari referensi dan literatur

baik dari buku maupun pencarian situs internet yang berkaitan dengan

kegiatan yang dilakukan sebagai data pelengkap dan pembanding dari

yang ada. Selain itu studi pustaka juga dijadikan dasar teori yang

digunakan dalam penelitian untuk memperkuat hasil penelitian.

3.4.1 Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

metode sensus yaitu populasi. Populasi adalah semua nilai baik hasil

perhitungan maupun pengukuran kualitatif, dari karakteristik tertentu

mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Usman, 2003),

penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasi disebut sampel total

atau sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil.

Dalam penelitian ini menggunakan metode sensus karena jumlah responden

adalah seluruh pegawai tetap BKD Kota Depok yaitu sejumlah 35 orang.

3.4.2 Metode Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai jawaban responden

dalam kuesioner adalah skala Likert. Skala likert adalah skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang

terhadap variabel penelitian yang terdapat dalam pertanyaan kuesioner.

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan lima skala yang diberi bobot

tertentu sesuai dengan tingkat skalanya, kemudian bobot ini akan dihitung

untuk memperoleh skor nilai jawaban responden.

21

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah didapatkan seperti kuesioner kemudian diedit, diolah,

ditabulasi dan dianalisis. Metode analisis data yang akan digunakan adalah

analisis deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan atasan

yang terdapat pada BKD Kota Depok. Alat analisis yang akan digunakan

adalah analisis regresi berganda.

1. Uji validitas

Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, kuesioner

sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu diuji validitas. Uji validitas

dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu uji derajat ketepatan alat ukur

penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur (Umar, 2005). Uji

validitas kuesioner bertujuan untuk mengetahui apakah pernyataan dalam

kuesioner memenuhi syarat, sahih atau tidak untuk dijadikan instrumen

dalam penelitian. Menurut (2005). Langkah-langkah dalam menguji

validitas kuesioner adalah:

a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur dengan

cara:

1. Mencari definisi dan rumusan konsep dari literatur bila sudah

terdapat rumusan yang cukup operasional maka rumusan tersebut

dapat langsung dipakai sebaliknya bila rumusan tersebut belum

operasional, maka peneliti harus merumuskan seoperasional

mungkin.

2. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi konsep yang akan

diukur maka peneliti harus mendiskusikannya dengan para ahli

lain. Pendapat para ahli ini akan dimasukkan kedalam rumusan

yang operasional.

3. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian

mengenai aspek-aspek yang akan diukur. Dari jawaban yang

diperoleh peneliti membuat kerangka konsep dan menyusun

pertanyaan yang operasional.

b. Melakukan uji coba skala pengukur pada sejumlah responden.

c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

22

d. Menghitung masing-masing pertanyaan dengan menggunakan rumus

Pearson Product Moment yaitu:

Keterangan :

r = Nilai Koefisien Relasi X = Skor pertanyaan tiap responden

N = Jumlah Responden Y = Skor total pertanyaan tiap responden

e. Membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Bila nilai r hitung > r

tabel maka pertanyaan tersebut valid atau signifikan dalam penelitian

ini, angka kritik tabel korelasi untuk nilai r adalah r (n-k);α). Untuk

menghitung rtabel, dapat menggunakan rumus sebagai berikut

(Nugroho, 20011)

df= n-k

df : degree of freedom

n : jumlah responden

k : jumlah butir pertanyaan

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan derajat ketepatan, ketelitian atau

keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar,

2005). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Alpha Cronbach digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen Skala

Likert (1-5). Umumnya instrumen yang valid pasti realiabel, namun

instrumen yang reliabel belum tentu valid, oleh karena itu pengujian

reliabilitas instrumen perlu dilakukan. Rumus untuk menghitung

koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (ri) adalah sebagai berikut :

r11 =

keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

k = jumlah item pertanyaan

= jumlah varians item ; = varians total

23

Tabel 1. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach's

Alpha Tingkat Reliabilitas

0.00 – 0.20 Kurang Reliabel

>0.20 – 0.40 Agak Reliabel

>0.40 – 0.60 Cukup Reliabel

>0.60 – 0.80 Reliabel

>0.80 – 1.00 Sangat Reliabel

3.5.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah

menjadi bentuk yang mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih

ringkas. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan data secara umum

dengan menggunakan persentase dan rataan yang disajikan dalam bentuk

tabel dan kemudian diinterpretasikan.

Menurut Umar (2005), dari hasil rata-rata tertimbang kemudian

ditentukan rentang setiap skala tiap komponen dengan menggunakan rumus,

yaitu:

Rs = (m-1) / m ....................................... (3)

Dimana: m = jumlah alternatif jawaban tiap item

Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban

berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi

dengan jumlah responden. Perhitungan Analisis Deskriptif menggunakan

bantuan Microsoft Excel 2007.

3.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda merupakan model analisis yang

bertujuan mencari besarnya pengaruh peubah bebas terhadap peubah respon

atau berkenaan dengan studi ketergantungan satu peubah (peubah respon)

pada satu atau beberapa peubah lain (peubah bebas). Berdasarkan kerangka

pemikiran yang telah dijelaskan, dalam penelitian ini akan digunakan

regresi linier berganda, karena peubah bebas lebih dari satu.

24

Rumus yang digunakan dalam analisis regresi berganda adalah seperti

yang dikemukakan oleh Umar (2005) :

Ŷ= a + bX1 + cX2 + …. +kXk ……………………………..…. (4)

Keterangan:

Ŷ = Subyek dalam variabel dependen (loyalitas pegawai)

a = Konstanta (harga Y bila X = 0)

b,c,.k = Koefisien arah garis regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel terikat yang

didasarkan pada variabel bebas

X ,2,…k = Subyek dalam variabel bebas (gaya kepemimpinan)

Dimana:

Y = Loyalitas

X1 = Gaya kepemimpinan otoriter

X2 = Gaya kepemimpina demokratis

X3 = Gaya kepemimpinan bebas

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda

dikarenakan memiliki variabel (peubah) bebas lebih dari satu. Suatu model

regresi berganda dinyatakan linear apabila memenuhi syarat-syarat linearitas

(Nugroho, 2011). Persyaratan linearitas adalah apabila memenuhi

normalitas data, bebas dari asumsi statistik multikolinearitas, autokorelasi

dan heteroskedastisitas

3.5.3 Uji Hipotesis

Suatu model regresi yang baik perlu dilakukan pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis yaitu prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang

dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan

yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak atau hipotesis tersebut tidak

wajar dan oleh karena itu harus ditolak. Pengujian hipotesis dapat dilakukan

dengan uji simultan dan uji parsial:

1. Uji Simultan dengan F-test

Menurut Nugroho (2011), uji simultan dengan F-test ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh bersama-sama dari variabel independen

terhadap variabel dependen. Hasil F-test pada output SPSS dapat dilihat

25

pada tabel ANOVA. F tabel dihitung dengan cara df1=k-1 dan df2= n-k, k

adalah jumlah variabel dependen dan independen. Hasil F-test menunjukkan

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

dependen jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan

atau F hitung lebih besar dari F tabel (2,21). Hipotesis nol dan hipotesis

alternatif yang diusulkan dan akan diuji F, yaitu:

H0:β1 = 0 ; Tidak berpengaruh secara bersama-sama

H1:β1 ≠ 0 ; Secara bersama-sama berpengaruh.

Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis jika

menggunakan hipotesis nol (H0) yang diusulkan adalah:

Fhitung < Ftabel : H0 diterima, artinya variabel X secara bersama-sama

tidak berpengaruh nyata terhadap variabel Y.

Fhitung > Ftabel : H0 ditolak, artinya variabel X secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap variabel Y.

2. Uji Simultan dengan T-test

Uji parsial dengan T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial)

terhadap variabel dependen (Nugroho, 2011). Hasil dari uji T-test

menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen jika p-value lebih kecil dari level of significant yang

ditentukan atau t-hitung lebih besar dari t-tabel. Nilai t-tabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 2,01. Hipotesis nol dan

hipotesis alternatif yang diusulkan dan akan diuji t, yaitu:

H0:β1 = 0 ; Tidak berpengaruh secara parsial

H1:β1 ≠ 0 ; Berpengaruh secara parsial

Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis jika

menggunakan hipotesis nol (H0) yang diusulkan adalah:

t-hitung < t-tabel atau P-value > α ; Terima H0, yang berarti bahwa suatu

faktor X tidak mempunyai pengaruh terhadap faktor Y.

t-hitung > t-tabel atau P-value < α ; Tolak H0, yang berarti bahwa suatu

faktor X memiliki pengaruh terhadap faktor Y.

26

3.5.4 Uji Asumsi Persyaratan Regresi Linier Berganda

Model Regresi Linier berganda dinyatakan model yang baik jika

model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-

asumsi klasik statistik yang meliputi multikolinearitas, heteroskedastisitas

dan autokorelasi (Nugroho, 2011). Proses uji asumsi klasik dilakukan

secara bersamaan dengan proses uji regresi. Asumsi-asumsi yang digunakan

pada persamaan Regresi Linier berganda pada penelitian ini, antara lain:

normalitas, Multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

1. Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data

yang digunakan dalam penelitian. Menurut Nugroho (2011), data

yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang

mempunyai distribusi normal. Pada normalisasi data dengan

menggunakan Normal P-Plot, data yang digunakan akan dinyatakan

terdistribusi normal atau mendekati normal. Suatu data dikatakan

normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di

sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti

garis diagonal.

2. Multikolinearitas

Menurut Nugroho (2011), uji Multikolinearitas diperlukan untuk

mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki

kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model, Suatu

model regresi yang baik tidak mengalami Multikolinearitas, dimana

Multikolinearitas terjadi pada model regresi dengan lebih dari satu

variabel independen (variabel bebas) dan terjadi hubungan antar

variabel independen. Uji Multikolinearitas pada suatu model dapat

dilihat dari beberapa hal, antara lain:

a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan

nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan

terbebas dari Multikolinearitas. Semakin tinggi VIF maka

semakin rendah Tolerance.

27

b. Jika nilai koefisien determinan, dilihat dari nilai R-square adalah

di atas 0,60, namun tidak ada variabel independen yang

berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dideteksi bahwa

model terkena Multikolinearitas.

c. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel

independen kurang dari 0,70 maka terbebas dari Multikolinearitas.

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan

ragam residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.

Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi

heteroskedastisitas, atau model yang mempunyai persamaan ragam

individual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain

(Nugroho, 2011). Cara memprediksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

pada suatu model dapat dilihat pada pola gambar Scatterplot model

tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model

Regresi Linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas, jika memenuhi

syarat:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atau di sekitar angka

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola.

28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Depok

Gambaran umum Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Depok

dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu sejarah perkembangan, visi misi dan

struktur organisasi. Adapun penjelasan dari gambaran umum tersebut adalah

sebagai berikut:

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan BKD Kota Depok

BKD Kota Depok berdiri pada tanggal 31 Januari 2011, Berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 06 tahun 2010 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah nomor 08 Tahun 2008 tetang Organisasi Perangkat

Daerah, Badan Kepegawaian Daerah merupakan sebuah bagian dari

lembaga teknis yang bernaung di bawah lingkungan Pemerintah Kota

Depok. Pada awalnya BKD Kota Depok merupakan Bagian Kepegawaian

Sekretariat Daerah Kota Depok, dibawah Asisten Administrasi.

Meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kepegawaian dan untuk

mewujudkan Aparatur Pemerintah Kota depok yang Profesional, Unggul,

Inovatif dan Religius serta memaksimalkan kinerja dari Pegawai Negeri

sipil di Kota Depok yang mendasari berdirinya BKD Kota Depok.

4.1.2 Visi Dan Misi BKD Kota Depok

Visi Jangka Menengah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 13 Tahun 2011

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok

Tahun 2011-2016, Kota Depok mempunyai visi “Terwujudnya Kota Depok

Yang Maju dan Sejahtera”. Sedangkan Badan Kepegawaian Daerah Kota

Depok Kota Depok dalam rangka mendukung visi Kota Depok dan sesuai

dengan tugas dan fungsinya menetapkan visi “Terwujudnya Aparatur

Pemerintah Kota Depok Yang Profesional, Inovatif, Unggul dan Religius”.

Misi Jangka Menengah

29

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 13 Tahun 2011

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok

Tahun 2011-2016, bahwa Kota Depok menetapkan misi :

1. Mewujudkan Pelayanan Publik Yang Profesional Berbasis Teknologi

Informasi.

2. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi

Lokal.

3. Mewujudkan Infrastruktur dan Lingkungan Yang Nyaman.

4. Mewujudkan SDM Unggul, Kreatif dan Religius.

BKD kota Depok dibangun untuk mendukung misi tersebut khususnya

dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan kinerja

penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka BKD Kota Depok,

menetapkan misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur;

2. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan dan Pelayanan Administrasi

Kepegawaian Berbasis Teknologi Informasi;

3. Meningkatkan Penataan, Pembinaan Mental dan Spiritual serta

Pengembangan Karier Pegawai.

4.1.3 Struktur Organisasi BKD Kota Depok

Struktur organisasi BKD Kota Depok merupakan gambaran umum

dalam mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki dalam mencapai

tujuan perusahaan yaitu menyelenggarakan pelayanan masyarakat kota

Depok yang prima. Struktur organisasi BKD Kota Depok sebagai berikut:

1. Kepala BKD yang menempati Posisi puncak membawahi semua bagian

di BKD kota Depok.

2. Sekretaris BKD yang membawahi secara langsung diantara lain :

- Sub Bagian Umum Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

- Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Diklat dan Pengembangan Karier yang mebawahi secara

langsung

- Sub Bidang Diklat

- Sub Bidang Pengembangan Karier

30

4. Bidang Umum Kepegawaian

- Sub Bidang Data dan Informasi Pegawai

- Sub Bidang Analisa dan Kesejahteraan Pegawai

5. Bidang Mutasi

- Sub Bidang Pengadaan dan Mutasi

- Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun

Struktur organisasi, pimpinan, fungsi, tugas pokok dan tata kerja BKD

Kota Depok diatur dengan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 06 Tahun

2010. Gambar lengkap tentang struktur organisasi BKD secara terperinci

dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian kuesioner mengenai gaya kepemimpinan dan loyalitas

pegawai dilakukan terhadap 30 responden pada awal penelitian. Uji

validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara skor masing-

masing pertanyaan dengan skor total, dengan menggunakan rumus teknik

kolerasi Product Moment Pearson yang diolah dengan Microsoft Statistical

Package for Social Science (SPSS) versi 15.00 for Windows.

Kemudian dilakukan pengujian validitas kuesioner untuk dijadikan

alat ukur antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja terhadap seluruh

pertanyaan apabila r-hitung lebih besar dari r-tabel pada selang 95% sebesar

0,361. Setelah dilakukan uji validitas terhadap 30 orang, tidak diperoleh

pertanyaan yang tidak valid pada kuesioner yang akan digunakan pada

penelitian, sehingga kuesioner dapat disebar kepada 35 orang responden.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen mengerti

maksud dari setiap pertanyaan dalam kuesioner.

Setelah dilakukan uji validitas dan dinyatakan valid, kuesioner juga

perlu diuji keandalannya dengan menggunakan uji reliabilitas. Uji

reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik α-

cronbach. Seperti halnya pada uji validitas, pengujian reliabilitas juga

dilakukan pada 30 responden dan hasilnya dicatat. Berdasarkan hasil

pengolahan dihasilkan nilai α-cronbach untuk gaya kepemimpinan yaitu α

= 0,837 dan pengujian loyalitas pegawai dengan α = 0,913.

31

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai α-cronbach yang

lebih besar dari r-tabel sebesar 0,6, sehingga dapat disimpulkan

kemungkinan terjadi kesalahan pengukuran dalam kuesioner cukup rendah

dan penggunaannya dapat diandalkan. Hasil pengujian reliabilitas tersebut

juga mengindikasikan bahwa kuesioner mampu memberikan pengukuran

yang konsisten apabila penulis menyebarkan kuesioner secara berulang kali

dalam waktu yang berlainan. Hasil perhitungan reliabilitas dam validitas

kuesioner dapat dilihat lebih lengkap pada Lampiran 3.

4.3 Karakteristik Responden

Pegawai BKD Kota Depok yang menjadi responden pada penelitian

ini berjumlah 35 orang sesuai jumlah pegawai yang bekerja Di BKD Kota

Depok. Penulis mendeskripsikan empat karakteristik responden yaitu

berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja pegawai

pada organisasi.

4.3.1 Usia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa selang usia responden berkisar

antara 20-55 tahun. Responden berusia antara kurang dari 30 tahun

berjumlah 12 orang (34,30%), responden berusia antara 31-40 tahun

berjumlah 19 orang (54,30%), responden berusia 41-50 tahun berjumlah 3

orang (8,60%), dan responden yang berusia diatas 50 tahun berjumlah 1

orang (2,80%). Jumlah dan persentase responden berdasarkan umur tersaji

pada Gambar 2.

Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan usia

32

4.3.2 Jenis Kelamin

Dilihat dari jenis kelamin, responden penelitian didominasi oleh laki-

laki dengan persentase sebesar 57,14% yaitu sejumlah 20 orang dari ttotal

35 orang artinya lebih dari setengah populasi peneltian. Sedangkan

responden wanita berjumlah 15 orang dengan persentase sebesar 42,86%.

Data responden berdasarkan jenis kelamin tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

4.3.3 Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden merupakan

lulusan Perguruan Tinggi dengan gelar S1 sebanyak 21 orang (60%).

Pendidikan lainnya adalah SMU, sederajat atau dibawahnya sebanyak 1

orang (2,86%), Diploma sebanyak 8 orang (22,86%), dan lulusan Perguruan

Tinggi dengan gelar S2 sebanyak 5 orang (14,28%), sedangkan tidak ada

responden yang merupakan lulusan Perguruan Tinggi dengan gelar S3.

Hasil lebih lengkap disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

33

4.3.4 Masa Kerja Pegawai

Jika dilihat dari masa kerja pegawai BKD Kota Depok berada pada

kisaran 1-20 tahun. Reponden yang memiliki masa kerja kurang dari 2 tahun

sebanyak 12 orang (34,29%),dan yang masa kerja antara 3-10 tahun

sebanyak 20 orang (57,14%), serta yang masa kerjanya diatas 10 tahun

sebanyak 3 orang (8,57%). Untuk lebih jelasnya data mengenai masa kerja

pegawai BKD Kota Depok tersaji dalam Gambar 5.

Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan lama kerja

4.4 Analisis Deskriptif

Tingkat gaya kepemimpinan dan loyalitas pegawai direpresentasikan

oleh seluruh pegawai BKD Kota Depok yang diperoleh dengan perhitungan

nilai skor rataan atau rata-rata tertimbang terlebih dahulu, atau lebih dikenal

dengan analisis deskriptif. Menurut Umar (2005), dari hasil rata-rata

tertimbang kemudian ditentukan rentang setiap skala tiap komponen dengan

menggunakan rumus, yaitu:

RS =

Nilai rentang skala menunjukkan tingkat pelaksanaan program

pelatihan dan kinerja karyawan adalah 0,80. Nilai skor rataan diperoleh dari

hasil perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah

responden, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai

skor rataan tersebut, maka didapatkan keterangan untuk gaya kepemimpinan

dan loyalitas pegawai, seperti pada Tabel 2.

34

Tabel 2. Posisi keputusan penilaian

Skor rataan Kategori

1,00 – 1, 80 Sangat tidak setuju

1,81 – 2,60 Tidak setuju

2,61 – 3, 40 Kurang setuju

3,40 – 4,20 Setuju

4,21 – 5,00 Sangat setuju

Penilaian pegawai mengenai pernyataan-pernyataan yang menyangkut

gaya kepemimpinan dan loyalitas pegawai dilakukan dengan menggunakan

skor rataan. Skor rataan itulah yang digunakan untuk menyimpulkan tingkat

persepsi gaya kepemimpinan dan loyalitas pegawai BKD Kota Depok.

4.5 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara atau teknik seseorang

dalam menjalankan suatu kepemimpinan atau dapat pula diartikan sebagai

norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi orang lain dalam hal ini usaha yang dilakukan adalah

persepsi diantara orang yang akan dipengaruhi menjadi amat penting.

Adapun gaya kepemimpinan yang diteliti adalah sebagai berikut:

4.5.1 Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter sering diindikasikan dengan sikap

pemimpin yang suka memaksakan kehendaknya kepada pegawai, menolak

untuk bediskusi dan diberikan saran, suka mendikte pekerjaan dan meminta

hasil pekerjaan secepatnya tanpa melihat batas kemampuan dan

kesanggupan pegawainya. Hasil perhitungan deskriptif kuesioner gaya

kepemimpinan Otoriter dapat dilihat pada Tabel 3.

35

Tabel 3. Hasil kuesioner gaya kepemimpinan otoriter

No. Indikator Kepemimpinan Otoriter Skor Rataan Kategori

1 Memaksakan Kehendak 2,03 Tidak setuju

2 Menolak Saran & Diskusi 2,03 Tidak setuju

3 Mendikte Pekerjaan 2,06 Tidak setuju

4 Meminta Hasil Pekerjaan Secepatnya 2,11 Tidak setuju

Rata – rata 2,06 Tidak setuju

Dari hasil perhitungan deskriptif diperoleh nilai indikator gaya

kepemimpinan otoriter untuk memaksakan kehendak adalah 2,03 (tidak

setuju), artinya menurut persepsi pegawai terhadap pimpinan BKD kota

Depok tidak suka memaksakan kehendaknya kepada pegawai dan

cenderung memilih memberikan kelonggaran kepada pegawai dalam

bekerja selama tidak melenceng dari aturan pokok. Lalu indikator menolak

saran dan berdiskusi yang juga rendah yaitu 2,03 (tidak setuju) yang

mengindikasikan bahwa pegawai merasa pimpinan BKD kota Depok bukan

tipe yang menjalankan segala sesuatu mengenai pekerjaan dengan sendiri

tetapi menerima saran dan bersedia berdiskusi dengan bawahan.

Pimpinan BKD kota Depok menurut persepsi pegawai tidak suka

mendikte pekerjaan kepada para bawahannya hal ini terlihat dari hasil

persepsi pegawai melalui kuesioner mengenai indikator mendikte pekerjaan

yang juga rendah 2,06 (tidak setuju). Indikator gaya kepemimpinan otoriter

terakhir yang diukur yaitu suka meminta hasil pekerjaan secepatnya juga

rendah yaitu sebesar 2,11 (tidak setuju) artinya pimpinan BKD kota Depok

dimata pegawainya juga bukan tipe pemimpin yang suka meminta

menyelesaikan pekerjaan secepatnya tanpa melihat kemampuan dan

kesanggupan dari pegawainya.

Dari rata-rata nilai untuk gaya kepemimpinan otoriter yang rendah

yaitu 2,06 mengindikasikan bahwa menurut pegawai BKD Depok gaya

kepemimpinan yang ada di BKD kota Depok bukan merupakan gaya

kepemimpinan otoriter hal ini dicerminkan dari nilai rataan yang rendah

yaitu 2,06 yang masuk dalam kategori tidak setuju. Sehingga kemungkinan

adanya pimpinan yang otoriter di BKD kota Depok cukup rendah.

36

4.5.2 Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis dapat diindikasikan antara lain

dengan indikator suka menerima saran, memperhatikan kemampuan

pegawai, membuat pegawai kooperatif dan suka membangun semangat

pegawai. Hasil perhitungan deskriptif indikator gaya kepemimpinan

demokratis dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil kuesioner gaya kepemimpinan demokratis

No.

Indikator Kepemimpinan

Demokratis

Skor

Rataan Kategori

1 Menerima Saran 4,29 Sangat setuju

2 Memperhatikan Kemampuan Pegawai 4,23 Sangat setuju

3 Membuat Pegawai Kooperatif 4,26 Sangat setuju

4 Membangun Semangat Pegawai 4,31 Sangat setuju

Rata-rata 4,27 Sangat setuju

Indikator gaya kepemimpinan demokratis secara rata-rata masuk

dalam kategori sangat setuju yakni 4,27. Menurut pendapat pegawai BKD

Depok pimpinan BKD kota Depok mempunyai gaya kepemimpinan

demokratis dalam membawahi pegawainya.

Gaya kepemimpinan yang demokratis ini dapat dilihat dengan adanya

penilaian indikator seperti suka menerima saran senilai 4,29 (sangat setuju).

Artinya pimpinan BKD kota Depok tipikal yang senang menerima pendapat

positif dari bawahan maupun yang bersifat kritik demi membangun kinerja

pimpinan yang lebih baik kedepannya. Kemudian indikator memperhatikan

pegawai masuk dalam kategori sangat setuju pula sebesar 4,23 artinya

pegawai merasa diperhatikan oleh pimpinannya dari segi kemampuan

bekerja, lalu indikator yang membuat pegawai kooperatif yang juga sangat

setuju skor rataannya 4,26 artinya karena pimpinan suka menerima saran

kritik dari bawahan serta memperhatikan kemampuan pegawai dalam

pekerjaan maka membuat bawahannya bersikap kooperatif terhadap

pimpinan dalam hal yang menyangkut pekerjaan, hal ini juga dapat

memudahkan dalam memberikan instruksi pekerjaan sehingga target

organisasi lebih mudah dicapai. Indikator yang terakhir dari gaya

kepemimpinan demokratis yang juga sangat baik hasil rataan skornya yaitu

suka membangun semangat pegawai sebesar 4,31 menunjukkan bahwa

37

pemimpin tak hanya suka menerima saran kritik dari bawahan tapi juga

sebaliknya memberikan semangat positif kepada pegawainya untuk bekerja

secara optimal.

4.5.3 Gaya Kepemimpinan Bebas

Pemimpin yang mempunyai ciri kepemimpinan bebas dapat

diindikasikan dengan suka memberi wewenang secara penuh kepada

bawahan, terlalu membebaskan pegawai dalam berpikir, hanya menentukan

kebijaksanaan umum saja dan jarang melibatkan diri dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan. Hasil perhitungan indikator

gaya kepemimpinan bebas dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil kuesioner gaya kepemimpinan bebas

No. Indikator Kepemimpinan Bebas

Skor

Rataan Kategori

1 Memberi Wewenang Secara Penuh 2,55 Tidak setuju

2 Membebaskan Kreativitas Berpikir 2,46 Tidak setuju

3 Menentukan Kebijaksanaan Umum Saja 2,46 Tidak setuju

4

Jarang Melibatkan Diri dalam

Pengambilan Keputusan 2,43 Tidak setuju

Rata-rata 2,47 Tidak setuju

Hasil penilaian mengenai indikator gaya kepemimpinan bebas

menurut persepsi pegawai menunjukkan bahwa indikator seperti memberi

wewenang secara penuh kepada bawahan tidak setuju yaitu sebesar 2,55

artinya menurut pendapat pegawai, pimpinan BKD kota Depok tidak suka

memberikan wewenang secara penuh kepada bawahannya dalam hal yang

menyangkut pekerjaan. Begitu juga dengan indikator membebaskan

kreatifitas berpikir sebesar 2,46 artinya pemimpin suka mengarahkan prinsip

dasar melakukan pekerjaan sehingga pegawai tidak melakukan pekerjaan

sekehendak hatinya tanpa pedoman pekerjaan yang resmi, lalu indikator

yang hanya menentukan kebijaksanaan umum saja yang juga masuk dalam

kategori tidak setuju yaitu 2,46. Hal ini mencirikan pemimpin BKD Kota

Depok turut campur dalam keputusan mengenai pekerjaan secara cukup

detail tak hanya mengenai kebijaksanaan secara umum dan indikator

terakhir yang diukur dalam gaya kepemimpinan bebas yaitu jarang

melibatkan diri juga masuk kategori tidak setuju menurut pegawai BKD

38

kota Depok yaitu 2,43 artinya pimpinan BKD Kota Depok juga bukan

tipikal yang jarang melibatkan diri dalam hal mengenai pekerjaan tetapi

mau turun langsung membantu membimbing pegawai agar memiliki

loyalitas yang baik.

Hasil rataan keseluruhan indikator yang dinilai pada gaya

kepemimpinan bebas menghasilkan nilai sebesar 2,47 (tidak setuju)

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan bebas bukan merupakan gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan BKD Kota Depok. Dari hasil

dua gaya kepemimpinan nampaknya kedua gaya kepemimpinan baik bebas

maupun otoriter bukan merupakan ciri dari gaya kepemimpinan yang ada di

BKD kota Depok menurut persepsi pegawai BKD Kota Depok itu sendiri.

4.6 Loyalitas Pegawai

Loyalitas pegawai adalah suatu sikap atau perilaku seorang pegawai

kepada perusahaan atau atasan secara professional sesuai dengan kode etik

dan peraturan perusahaan, dimana sikap atau perilaku tersebut adalah

bentuk kesetiaan seorang pegawai terhadap pekerjaannya. Loyalitas

pegawai dapat diukur dengan indikator seperti ketaatan dan kepatuhan,

bertanggung jawab, kejujuran dan pengabdian diri.

4.6.1 Aspek Ketaatan dan Kepatuhan

Hasil perhitungan skor dari pernyataan-pernyataan yang menyangkut

indikator loyalitas dalam aspek ketaatan dan kepatuhan dari yang tertinggi

sampai yang terendah yaitu mentaati perintah kedinasan skor rataannya

sebesar 4,23 (sangat setuju) artinya pegawai BKD Kota Depok merupakan

pegawai yang patuh dan taat dalam menjalankan perintah dinas yanng

diberikan oleh atasannya mengingat sanksi yang akan diterima jika

mengingkarinya, kemudian indikator berikutnya mematuhi peraturan

pekerjaan yang juga memiliki skor rataan yang baik sebesar 4,20 artinya

pegawai tak hanya mematuhi perintah dinas tetapi juga segala peraturan

menyangkut masalah pekerjaan yang ada di BKD Kota Depok, lalu

indikator mentaati jam kerja skor rataannya juga sama baiknya sebesar 4,14

artinya pegawai BKD Kota Depok adalah pegawai yang patuh dan taat

39

terhadap jam dinas yang ditentukan oleh BKD Kota Depok sehingga kecil

kemungkinan pegawai untuk melanggar aturan jam dinas yang telah dibuat

mengingat sanksi yang akan diterima jika melanggarnya dan terakhir

memberi pelayanan sesuai standar sebesar 4,14 (setuju) mengindikasikan

bahwa pegawai sudah memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat

kota Depok yang membutuhkan bantuaannya.

Dilihat dari keseluruhan rataan skor aspek ketaatan dan kepatuhan

sebagai salah satu indikator loyalitas pegawai menghasilkan skor rataan

yang tinggi yaitu sebesar 4,18 artinya pegawai BKD Kota Depok dapat

dikatakan sudah baik dalam aspek ketaatan dan kepatuhan. Berikut hasil

perhitungannnya terdapat dalam Tabel 6.

Tabel 6. Hasil penilaian rataan skor aspek ketaatan dan kepatuhan

No. Indikator Ketaatan & Kepatuhan

Skor

Rataan Kategori

1 Mematuhi Peraturan Pekerjaan 4,20 Setuju

2 Mentaati Perintah Kedinasan 4,23 Sangat setuju

3 Mentaati Jam Kerja 4,14 Setuju

4 Memberikan Pelayanan Sesuai Standar 4,14 Setuju

Rata-rata 4,18 Setuju

4.6.2 Aspek Bertanggung Jawab

Berdasarkan hasil penilaian kuesioner terhadap loyalitas pegawai

dalam aspek bertanggung jawab, maka didapati rataan skor dari yang

tertinggi sampai terendah adalah subindikator memelihara perlengkapan dan

peralatan kantor sebesar 4,14 (setuju) artinya pegawai BKD Kota Depok

dapat dikatakan bertanggung jawab dalam menggunakan perlengkapan dan

peralatan kantor, menyimpan kembali setelah menggunakannya dan tidak

merusak, menghilangkan maupun mengakui secara pribadi perlengkapan

dan peralatan kantor yang ia gunakan, lalu ada subindikator

memprioritaskan pekerjaan saat bekerja yang mempunyai skor rataan

sebesar 4,09 yang masuk dalam kategori setuju artinya saat bekerja dikantor

pegawai BKD Kota Depok memprioritaskan urusan pekerjaan ketimbang

urusan pribadi maupun golongannya, kemudian subindikator tidak suka

melempar kesalahan pekerjaan pada orang lain sebesar 4,03 yang juga

masuk dalam kategori setuju yang artinya jika pegawai BKD Kota Depok

40

melakukan kesalahan pekerjaan maka mereka akan mengakuinya dan tidak

berusaha lari dari tanggung jawab dengan melemparkannya kepada rekan

sepekerjaannya dan subindikator terakhir yang gunakan untuk mengukur

aspek loyalitas bertanggung jawab adalah menyelesaikan tugas tepat waktu

sebesar 4,00 (setuju) menunjukkan bahwa jika pimpinan memberikan tugas

pekerjaan maka mereka akan mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan

oleh pimpinan BKD Kota Depok.

Secara keseluruhan rataan skor aspek bertanggung jawab sebesar 4,06

(setuju) yang dapat disimpulkan bahwa pegawai BKD Kota Depok sudah

baik dalam aspek bertanggung jawab. Untuk hasil lengkap dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil penilaian rataan skor aspek bertanggung jawab

No. Indikator Bertanggung Jawab

Skor

Rataan Kategori

1 Menyelesaikan Tugas Tepat Waktu 4,00 Setuju

2 Memprioritaskan Pekerjaan saat Bekerja 4,09 Setuju

3 Memelihara Perlengkapan& Peralatan Kantor 4,14 Setuju

4 Tidak Melempar Kesalahan Pekerjaan 4,03 Setuju

Rata-rata 4,06 Setuju

4.6.3 Aspek Kejujuran

Aspek kejujuran dalam mengukur loyalitas pegawai BKD Kota Depok

dapat dicerminkan melalui sikap pegawai yang tidak suka menyalahgunakan

wewenang yang memiliki skor rataan sebesar 4,20 (setuju) artinya pegawai

menjaga kepercayaan yang diberikan atasan dengan wewenang yang

diterimanya menyangkut masalah pekerjaan sehingga mereka tidak

menyalahgunakannya diluar masalah pekerjaan

Subindikator berikutnya adalah melakukan tugas sesuai perintah yaitu

rataan skornya sebesar 4,14 (baik) artinya apa yang diperintah oleh atasan

maka pegawai akan mengerjakannya dengan sebaik-baiknya dan tidak

menyimpang dari perintah, lalu kemudian subindikator tidak menutupi

kesalahan pekerjaan mempunyai nilai rataan skor sebesar 4,06 (baik) artinya

pegawai jujur jika melakukan kesalahan dalam melakukan pekerjaan dan

tidak berusaha menutupi kesalahan yang ia perbuat. Subindikator yang

terakhir adalah memberi laporan pekerjaan apa adanya rataan skornya

41

sebesar 4,03 artinya pegawai melaporkan hasil pekerjaan sesuai apa yang

didapat dan tidak mengurangi hasil laporan pekerjaan maupun melebih-

lebihkannya demi terlihat baik dihadapan atasan.

Keseluruhan hasil penilaian aspek kejujuran ini dapat dikatakan sudah

baik dengan skor rataan sebesar 4,11, yang mengindikasikan bahwa pegawai

BKD Kota Depok memiliki nilai moral kejujuran sebagai pegawai yang

baik. Untuk hasil lengkap dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil penilaian rataan skor aspek kejujuran

No. Indikator Kejujuran

Skor

Rataan Kategori

1 Memberi Laporan Pekerjaan Apa Adanya 4,03 Setuju

2 Tidak Menyalahgunakan Wewenang 4,20 Setuju

3 Melakukan Tugas Sesuai Perintah 4,14 Setuju

4 Tidak Menutupi Kesalahan Pekerjaan 4,06 Setuju

Rata-rata 4,11 Setuju

4.6.4 Aspek Pengabdian Diri

Aspek pengabdian diri dapat diukur dengan subindikator antara lain

yaitu berkeinginan untuk bekerja keras dengan skor rataan sebesar 4,14

yang masuk dalam kategori setuju artinya pegawai BKD Kota Depok

mempunyai keinginan untuk bekerja keras karena merasa bagian dari BKD

Kota Depok ini, kemudian ada subindikator mempertahankan keanggotaan

yang masih berkaitan dengan subindikator pertama yang dapat disimpulkan

bahwa memang pegawai BKD Kota Depok berkeinginan menjadi bagian

dari BKD Kota Depok melalui hasil rataan skor sebesar 4,06 (setuju).

Selanjutnya ada subindikator mempercayai nilai-nilai organisasi sebesar

4,00 yang masuk dalam kategori setuju yang artinya pegawai BKD Kota

Depok mempercayai nilai-nilai yang ada di organisasi sehingga

menjadikannya nilai-nilai yang akan dipegang selama bekerja di BKD Kota

Depok ini. Terakhir subindikator yang digunakan untuk mengukur loyalitas

pegawai dari segi aspek pengabdian diri yaitu bersedia bekerja dengan BKD

Depok dalam jangka waktu yang lama dengan rataan skornya sebesar 4,00

yang masuk dalam kategori setuju artinya tidak hanya memegang teguh

nilai-nilai organisasi dan berkeinginan untuk bekerja keras tetapi juga

bersedia bekerja di BKD kota Depok ini untuk jangka waktu yang lama.

42

Keempat subindikator seluruhnya memiliki rataan skor yang baik

yaitu sebesar 4,05 (setuju), artinya pegawai BKD Depok sudah baik dalam

aspek pengabdian diri seperti keinginan bekerja keras dalam jangka waktu

yang lama dengan memegang teguh nilai-nilai organisasi selama menjadi

pegawai BKD Kota Depok. Hasillebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil penilaian rataan skor aspek pengabdian diri

No. Indikator Pengabdian Diri

Skor

Rataan Kategori

1 Berkeinginan Bekerja Keras 4,14 Setuju

2 Mempertahankan Keanggotaan 4,06 Setuju

3 Mempercayai Nilai-Nilai Organisasi 4,00 Setuju

4 Bersedia Bekerja Dalam Jangka Panjang 4,00 Setuju

Rata-rata 4,05 Setuju

4.6.5 Gambaran Umum Loyalitas pegawai

Hasil perbandingan secara umum mengenai loyalitas pegawai BKD

Kota Depok diperoleh nilai rataan skor 4,10. Ini menunjukkan dengan

adanya gaya kepemimpinan entah itu otoriter, demokratis maupun bebas

yang diterapkan oleh pimpinan BKD Kota Depok dapat mempengaruhi

loyalitas pegawai BKD Kota Depok dengan baik. Artinya telah sesuai

dengan yang diharapkan namun akan lebih baik jika dapat ditingkatkan lagi

mengingat pentingnya loyalitas pegawai dalam menopang kesinambungan

organisasi.

Penilaian loyalitas pegawai yang dilakukan melalui aspek-aspek

loyalitas seperti ketaatan dan kepatuhan, bertanggung jawab, kejujuran dan

pengabdian diri, semuanya dirasakan sudah baik. Adapun urutan besar

kecilnya hasil penilaian rataan skor dimensi loyalitas berdasarkan peringkat

“baik” (dari tinggi ke rendah) adalah sebagai berikut (1) Aspek Ketaatan

dan Kepatuhan, (2) Aspek Kejujuran, (3) Aspek Bertanggung Jawab, (4)

Aspek Pengabdian Diri. Hasil penilaian seluruh aspek loyalitas pegawai

dapat dilihat pada Tabel 10.

43

Tabel 10. Hasil penilaian rataan skor aspek loyalitas pegawai

No. Indikator Pengabdian Diri Skor Rataan Kategori

1. Kepatuhan dan Ketaatan 4,18 Setuju

2. Kejujuran 4,11 Setuju

3. Bertanggung Jawab 4,06 Setuju

4. Pengabdian diri 4,05 Setuju

Rata-rata 4,10 Setuju

4.7 Uji Asumsi Klasik

Model Regresi Linier Berganda yang baik merupakan model yang

bebas dari asumsi klasik statistik. Uji asumsi klasik dipergunakan untuk

menguji ada tidaknya normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas

dan karena data yang diperoleh bukan merupakan data time series ataupun

cross section tidak dibahas mengenai uji autokorelasi.

4.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan distribusi

data dengan alat analisis SPSS versi 15. Berikut dapat dilihat pada Tabel 11

dibawah ini.

Tabel 11. Hasil uji normalitas data

Variabel

Kepem.

Otoriter

Kepem.

Demokratis

Kepem.

Bebas

Loyalitas

Pegawai

N 35 35 35 35

Kolmogorov-Smirnov Z 2,121 2,494 1,856 1,711

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,002 0,006

Dilihat di dalam Tabel bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) keempat

variabel semuanya lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk hasil lebih jelas

mengenai uji normalitas data dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.7.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menghindari terjadinya bias

dalam proses analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen maka perlu dilakukan uji multikolinearitas, selain itu juga dapat

mendeteksi korelasi antar variabel independen dengan melihat ada tidaknya

kemiripan antar variabel independen.

44

Uji Multikolinearitas dilihat dari nilai Toleransi yang tidak kurang

dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10. Sehingga dapat dikatakan model

terbebas dari multikolinearitas. Seperti yang tertera pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil uji multikolinearitas

Variabel Toleransi VIF

Kepemimpinan Otoriter 0,856 1,168

Kepemimpinan Demokratis 0,952 1,050

Kepemimpinan Bebas 0,848 1,179

4.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Model regresi berganda yang baik adalah yang memiliki persamaan

variance residual suatu periode pengamatan dengan pengamatan yang lain

atau adanya hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete

residual sehingga dapat dikatakan model tersebut homoesdastisitas.

Hasil uji ini dapat dilihat pada scatterplot, apabila titiknya tersebar

diatas dibawah dan sekitar nol juga penyebaran titik tidak berpola, maka

model terbebas dari heterokedastisitas, dalam penelitian menunjukkan tidak

adanya heteroskedastisitas. Hasil lebih jelas bisa dilihat di Lampiran 5.

4.8 Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui berpengaruh tidaknya

variabel independen dalam hal ini gaya kepemimpinan terhadap loyalitas

pegawai. Dalam uji hipotesis ada dua hal yang dilakukan pertama dengan

Uji F yaitu menguji ada tidaknya pengaruh keseluruhan variabel independen

terhadap variabel dependen lalu dengan Uji t untuk mengetahui dari ketiga

gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan otoriter, demokratis dan

bebas mana yang berpengaruh dan mana yang tidak terhadap loyalitas

pegawai.

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara kepemimpinan dengan loyalitas

pegawai.

H1 : Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan loyalitas

pegawai.

45

1. Uji F

Nilai Fhitung dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh

bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil

uji F atau ANOVA terbaca nilai F-hitung sebesar 7,71 lebih besar dari

F-tabel sebesar 2,03 artinya variabel independen berpengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Bila nilai signifikasni

0,000 (Lampiran 5). Probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05

(taraf signifikan atau α=5%) dan F-hitung> F-tabel, maka model

regresi tersebut dianggap signifikan dan bisa dipakai untuk

memprediksi loyalitas pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh

gaya kepemimpinan seperti otoriter, demokratis dan bebas bersama-

sama mempengaruhi loyalitas pegawai.

2. Uji t

Nilai t-hitung digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individu (parsial) terhadap

variabel dependen. Uji t dilakukan dengan melihat signifikan t -hitung

yang diperoleh dilakukan pembanding dengan alpha yang ditetapkan

(0,05) dan juga membandingkan t-hitung terhadap t-tabel (2,03). Dari

hasil perhitungan uji regresi linier berganda seperti yang terlihat dapat

dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap loyalitas

pegawai

Variabel A

hitung

A

tabel

T

hitung

T

tabel Hasil

Gaya

kepemimpinan

otoriter

0,505 0,05 0,675 2,03 Tidak

berpengaruh

Gaya

kepemimpinan

demokratis

0,000 0,05 4,632 2,03 Berpengaruh

Gaya

kepemimpinan

bebas

0,126 0,05 -1,570 2,03 Tidak

berpengaruh

46

1. Nilai signifikansi untuk gaya kepemimpinan otoriter sebesar 0,505

(lebih besar dari 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa H1 ditolak

yang berarti bahwa gaya kepemimpinan otoriter tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pegawai.

2. Nilai signifikansi untuk gaya kepemimpinan demokratis sebesar

0,00 (lebih kecil dari 0,05) berarti bahwa Ho ditolak yang berarti

bahwa gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh secara

signifikan terhadap loyalitas pegawai.

3. Nilai signifikansi untuk gaya kepemimpinan bebas sebesar 0,126

(lebih besar dari 0,05) berarti bahwa H1 ditolak yang berarti bahwa

gaya kepemimpinan demokratis tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap loyalitas pegawai.

Berdasarkan hasil uji f dapat disimpulkan bahwa dari tiga gaya

kepemimpinan yang diteliti melalui persepsi pegawai BKD kota

Depok memiliki pengaruh secara signifikan terhadap loyalitas

pegawai secara bersama-sama. Sedangkan hasil uji t secara individual

hanya gaya demokratis yang berpengaruh. Hal ini dapat disebabkan

karena gaya kepemimpinan demokratis lebih mudah diterima dan di

senangi oleh pegawai sehingga berpengaruh terhadap loyalitasnya.

4.9 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Loyalitas Pegawai

Badan Kepegawaian Daerah Kota Depok

Pengaruh dari gaya kepemimpinan terhadap loyalitas pegawai diuji

dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda

adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih

(X) terhadap satu variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini model pengujian

melalui regresi linier berganda dilakukan untuk menganalisis pengaruh gaya

kepemimpinan (X) terhadap loyalitas pegawai (Y). Indikator variabel (X)

terdiri dari gaya kepemimpinan otoriter, demokratis dan bebas. Analisis

regresi linier berganda diolah dengan menggunakan program SPSS versi 15

(Lampiran 5). Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel

14 berikut:

47

Tabel 14. Hasil analisis regresi linier berganda

Variabel Koefisien regresi Probability

Constant 2,453 0,000

Gaya kepemimpinan otoriter 0,076 0,505

Gaya kepemimpinan demokratis 0,447 0,000

Gaya kepemimpinan bebas 0,165 0,126

Berdasarkan model hasil perhitungan pada Tabel 13 diperoleh

persamaan regresi:

Y = 2,453 + 0,076 X1+ 0,447 X2 + (-0,165) X3 ........................................ (5)

Dimana :

Y = Loyalitas pegawai

X1 = Gaya kepemimpinan otoriter

X2 = Gaya kepemimpinan

Pada persamaan regresi tersebut terlihat bahwa koefisien gaya

kepemimpinan berupa gaya kepemimpinan otoriter sebesar 0,076 artinya

bahwa setiap kenaikan gaya kepemimpinan otoriter sebesar satu-satuan

(satuan dalam skala Likert) akan meningkatkan loyalitas pegawai sebesar

0,076. Koefisien bernilai positif artinya variabel gaya kepemimpinan

otoriter memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pegawai, meskipun

pengaruhnya sangat kecil tetapi gaya kepemimpinan otoriter juga

dibutuhkan untuk meningkatkan loyalitas pegawai.

Koefisien gaya kepemimpinan berupa gaya kepemimpinan demokratis

sebesar 0,447 berarti bahwa setiap kenaikan gaya kepemimpinan demokratis

sebesar satu-satuan akan meningkatkan loyalitas pegawai sebesar 0,447.

Koefisien bernilai positif artinya variabel gaya kepemimpinan demokratis

memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pegawai, semakin baik

penerapan gaya kepemimpinan demokratis dalam memimpin pegawai maka

loyalitas pegawai semakin meningkat. Aspek gaya kepemimpinan

demokratis yang semakin meningkat akan berpengaruh terhadap loyalitas

pegawai pada BKD kota Depok. Seorang pimpinan demokratis yang baik

harus memiliki kemampuan dalam memotivasi semangat pegawi dalam

bekerja, mampu membantu pegawi dalam mengembangkan keterampilan

48

dalam pekerjaan dan mengabdikan diri dengan baik kepada institusi, atasan

dan pekerjaannya itu sendiri.

Koefisien gaya kepemimpinan berupa gaya kepemimpinan bebas

sebesar -0,165. Koefisien bernilai negatif artinya variabel gaya

kepemimpinan bebas tidak memiliki pengaruh terhadap loyalitas pegawai,

meskipun demikian secara bersama-sama tetap memiliki pengaruh artinya

adanya campuran gaya kepemimpinan bebas juga turut mempengaruhi

tingkat loyalitas pegawai.

Jika segala sesuatu yang berada pada variabel-variabel independen

(gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, dan bebas) dianggap konstan,

maka nilai koefisien loyalitas pegawai adalah sebesar 2,453 yang berarti jika

segala sesuatu pada variabel-variabel independen dianggap nol maka nilai

dari loyalitas pegawai sebesar 2,453.

Dilihat dari nilai koefisien dalam persamaan regresi dinyatakan bahwa

urutan faktor gaya kepemimpinan yang paling berpengaruh sampai yang

paling sedikit atau tidak ada pengaruh terhadap loyalitas pegawai yaitu gaya

kepemimpinan demokratis, (variabel 2) dengan nilai koefisien terbesar yaitu

sebesar 0,447, gaya kepemimpinan otoriter (variabel 1) dengan nilai

koefisien sebesar 0,076, gaya kepemimpinan bebas (variabel 3) dengan nilai

koefisien terkecil bahkan negatif yaitu -0,165. Penerapan gaya

kepemimpinan dengan tipe demokratis memiliki pengaruh yang paling besar

daripada tipe kepemimpinan yang lainnya, hal ini dikarenakan bahwa gaya

kepemimpinan demokratis menggunakan pendekatan yang lebih mudah

diterima pegawai seperti suka menyemangati pegawai, suka berdikusi dan

menerima saran serta tidak mengekang dan melepas wewenang begitu saja

kepada pimpinan yang lebih rendah.

Koefisien determinasi atau Adjusted R Square dari hasil uji regresi

berganda pengaruh gaya kepemimpinan terhadap loyalitas pegawai sebesar

0,628 % artinya gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh sebesar 62,8%

terhadap terbangunnya loyalitas pegawai BKD kota Depok dan sisanya

yaitu sebesar 37,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada

49

penelitian ini. Untuk hasil lebih jelasnya dapat dilihat di tabel Model

Summary di kolom adjusted square pada lampiran 6.

4.10 Implikasi Manajerial

Hasil analisis mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

loyalitas pegawai pada BKD Depok ini sudah diketahui sehingga penulis

dapat memberikan gambaran mengenai langkah operasional yang dapat

diambil bagi pihak BKD Depok khususnya para pimpinannya yaitu sebagai

berikut:

1. Dari ketiga gaya kepemimpinan yang diteliti yaitu gaya

kepemimpinan otoriter, demokratis dan bebas ternyata gaya

kepemimpinan demokratis yang muncul sebagai gaya kepemimpinan

yang menurut persepsi pegawai BKD Kota Depok diterapkan oleh

pimpinan mereka, artinya pimpinan BKD Kota Depok lebih senang

memberdayakan pegawai menjadi pegawai yang loyal dan memiliki

kinerja memuaskan melalui pendekatan-pendekatan demokratis. Dari

keseluruhan indikator gaya kepemimpinan demokratis yang terbesar

adalah membangun semangat pegawai, mengindikasikan bahwa

pimpinan serius berkeinginan menjalin hubungan yang baik dengan

pegawai agar mencapai target kerja yang diinginkan. Begitu juga

dengan indikator lain seperti menerima saran dan kritik, pimpinan

BKD Kota Depok ternyata tipe atasan yang cukup terbuka dengan

pegawainya.

2. Loyalitas pegawai erat kaitannya dengan bagaimana pimpinan

mengarahkan dan membimbing mereka sehingga secara alami

menumbuhkan loyalitas itu sendiri baik kepada pekerjaan maupun

organisasi tempat ia bernaung. Loyalitas pegawai memiliki empat

aspek yang dapat diukur seperti ketaatan dan kepatuhan, bertanggung

jawab, kejujuran dan pengabdian diri. Hasil perhitungan dan penilaian

kuesioner loyalitas pegawai diperoleh rataan skor yang sudah baik.

Artinya pegawai BKD Kota Depok sudah ideal dalam hal loyalitas

baik kepada pekerjaan, organisasi maupun atasannya sehingga

50

diharapkan pegawai BKD Kota Depok dapat mempertahankannya

atau jika perlu ditingkatkan.

3. Dari hasil uji pengaruh secara bersama-sama gaya kepemimpinan

otoriter, demokratis dan bebas terhadap loyalitas pegawai cukup baik,

akan tetapi jika diuji pengaruhnya secara parsial ternyata hanya gaya

kepemimpinan demokratis yang memiliki pengaruh positif dan besar

bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan pengaruh gaya

kepemimpinan secara bersama-sama terhadap loyalitas pegawai

sehingga diharapkan pimpinan BKD Kota Depok dapat

mempertahankan gaya kepemimpinan demokratis yang diterapkannya

agar loyalitas pegawai juga berkembang baik dan membuat apa yang

dicita-citakan organisasi terwujud.

51

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Badan Kepegawaian

Daerah Kota Depok, maka hasil yang dapat disimpulkan adalah :

a. Gaya kepemimpinan yang berkembang Badan Kepegawaian Daerah

Kota Depok menurut hasil penelitian melalui persepsi pegawai yang

adalah gaya kepemimpinan demokratis dimana pemimpin cenderung

mendefinisikan dan menyusun peranannya serta peran anggota

kelompok dalam rangka pencapaian sasaran. Maka secara garis besar

gaya kepemimpinan tersebut terkonsentrasi pada usaha

mengorganisasi pekerjaan, hubungan kerja, dan sasaran.

b. Tingkat loyalitas pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Depok

sudah baik terutama loyalitas dalam aspek ketaatan dan kepatuhan

dimana pegawai mentaati jam kerja dinas kerja sesuai ketentuan dan

peraturan yang berlaku. Dan aspek pengabdian diri tampaknya

menjadi yang terendah meskipun bukan berarti hasilnya buruk hanya

saja lebih rendah dari yang lain.

c. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang cukup nyata terhadap

loyalitas pegawai, dimana menurut persepsi pegawai BKD Kota

Depok gaya kepemimpinan demokratis yang muncul sebagai gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan BKD Depok ini,

sehingga apabila ingin meningkatkan loyalitas pegawai kepada atasan

maka indikator-indikator gaya kepemimpinan demokratislah yang

harus ditingkatkan dalam prakteknya seperti senang menerima saran

dan berdiskusi ditambah dengan sedikit keterbukaan untuk

menyemangati dan mengenali kemampuan pekerjaan bawahannya.

Akan tetapi tetap gaya otoriter dan bebas juga perlu diterapkan karena

tidak semua bawahan memiliki karakter yang sama, hasil penelitian

ini merupakan mayoritas pendapat pegawai BKD itu sendiri yang

berjumlah 35 orang.

52

2. Saran

a. Seorang Pemimpin organisasi hendaknya menerapkan gaya

kepemimpinan seperti yang diterapkan oleh pimpinan Badan

Kepegawaian Daerah Kota Depok ini yaitu gaya kepemimpinan

Demokratis jika ingin membantu menumbuhkan dan meningkatkan

loyalitas pegawai dan tujuan utama organisasi dapat tercapai. Pegawai

lebih menyukai pemimpin yang dekat dengan mereka dan tidak

mengekang atau melepas begitu saja tanggung jawab sehingga timbul

rasa saling membutuhkan diantara keduanya dan pada akhirnya akan

terbentuk loyalitas kepada atasan dan organisasi.

b. Pemimpin lebih bisa menghargai pendapat dan perasaan pegawai

sehingga pegawai juga senang menerima kritikan dari pimpinan.

Karena baik atasan maupun pegawai adalah satu kesatuan,

terintegrasi dalam suatu unit organisasi perusahaan. Jika ada

keberhasilan dalam suatu unit, maka keberhasilan tersebut adalah

milik bersama dan jika ada masalah maka masalah tersebut haruslah

diselesaikan bersama.

c. Penelitian ini baru mengungkap salah satu sumber pengaruh

tumbuhnya loyalitas pegawai yaitu faktor gaya kepemimpinan

demokratis dengan nilai pengaruh yang cukup rendah, maka

disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengungkap

pengaruh lain yang lebih besar yang diduga sumber utama dari

loyalitas pegawai baik kepada atasan, organisasi maupun

pekerjaannya itu sendiri.

53

DAFTAR PUSTAKA

Bass, B. M. and Avolio, B.J. 1985, Improving Organizational Effectiveness

through Transformational Leadership Journal, Sage, Thousand Oaks

(US).

Blanchard, K & Hersey, P. 2006. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta (ID):

Erlangga.

Burn, J. M. 1978. Leadership. Harper & Row. New York (US).

Bycio, P., Hackett, R.D., and Allen, J.S. (1995). Further Assessments of Bass’s

(1985). Conceptualization of Transactional and Transformational

Leadership. Journal of Applied Psychology, 80 (4): 468-478 (US).

Danim. 2006. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Bengkulu (ID)

: PT Rineka Cipta.

Gibson, et al. 2006. Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses.

Penerjemah: Djoerban Wahid. Jakarta (ID): Erlangga.

Handoko & Reksohadiprojo. 2002. Manajemen Personalia dan Sumber Daya

Manusia. Yogyakarta (ID): BPFE.

Hasibuan, M. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta (ID):

PT. Bumi Aksara.

Heumasse. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Kinerja

Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan

Bogor [Skrips]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Istianto, B. 2009. Manajemen Pemerintahan Dalam Persepektif Pelayanan

Publik. Jakarta (ID) : Mitra Wacana Media.

Kartono, K. 2003. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta (ID) : PT Raja Grafindo

Persada.

Keller, R.T. & Szilagyi, A.D. 1992. Employee Reaction to Leader Behavior

academy Of Management Journal (US).

Locke E. A. and Associates. 1997. Esensi Kepemimpinan, Edisi ke-1. Jakarta (ID)

: Mitra Utama.

Natalia. 2010. Analisis Pengaruh Dimensi Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap

Kinerja Karyawan (studi kasus PT TASPEN Persero Cabang Bogor).

(Skripsi). Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Nugroho, B. A. 2011. Modul pelatihan SPSS. Bogor (ID) : Student Statistic

Consultans.

Poerwopoespito, F. Z. 2004. Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan. Jakarta

(ID) : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rivai, V. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori

ke Praktik. Jakarta (ID) : PT Raja Grafindo Persada.

54

Robbins, S dan Coulter, M. 2002. Manajemen edisi ke 7 jilid 2. Jakarta (ID) : PT.

Indeks.

Sarros, J.C. & J.C. Santora (2001). The transformational-transactional leadership

model in practice, Leadership & Organization Develeopment Journal,

Vol. 22, No. 8, pp. 383-393 (US).

Saydam, G. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia (Suatu Pendekatan Mikro).,

Jakarta (ID): Djambatan.

Siagian, S. P. 2002. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta (ID) : PT. Bumi

Aksara.

Sugiono. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung (ID) :

Alfabetta.

Tichy, N.M. and Devanna, M.A. 1986. The Transformational Leader. JohWiley,

New York (US).

Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta (ID): PT

Gramedia. Pustaka Utama,.

Usman, H dan Purnomo, S.A. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta (ID) : PT

Bumi Aksara.

Wisesa, R. 2008. Hubungan Gaya Kepemimpinan Terhadap Loyalitas Karyawan

kepada Atasan pada Grup Sumber Daya Manusia PT DKI [Skripsi]

Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

http://bkd.depok.go.id/

http://www.jpnn.com/read/2011/03/30/88248/index.php?mib=berita.detail&id=88

263

http://www.poskotanews.com/2012/12/12/survey-kpk-kota-depok-terkorup/

55

LAMPIRAN

56

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

LOYALITAS PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN

DAERAH KOTA DEPOK

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Depok.

1. Kuesioner ini disusun dalam rangka penulisan penelitian untuk tugas akhir

studi S1 saya mengenai penerapan gaya kepemimpinan dan loyalitas

pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Depok.

2. Untuk itu saya mohon kesediaan bapak/ibu/saudara/i untuk mengisi

kuesioner ini dengan jujur, benar dan akurat agar informasi ilmiah yang

disajikan nantinya dapat berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Jawaban yang bapak/ibu/saudara/i berikan tidak ada kaitannya dengan

kedudukan atau pekerjaan bapak/ibu/saudara/i sebab kuesioner ini hanya

ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas akhir studi.

4. Atas bantuan dan partisipasi bapak/ibu/saudara/i saya sampaikan

terimakasih banyak.

Nama : Tri Afani

NIM : H24104089

57

Lanjutan Lampiran 1.

A. Identitas Responden

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Ibu/saudara/i rasakan

paling sesuai.

1. Berapakah Usia Bapak/Ibu/saudara/i?

a. Kurang dari 30 tahun

b. 31-40 tahun

c. 41-50 tahun

d. Diatas 50 tahun

2. Apakah jenis kelamin Bapak/Ibu/saudara/i?

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Apakah tingkat pendidikan formal terakhir Bapak/Ibu/saudara/i?

a. SLTA

b. D3

c. S1

d. S2

e. S3

4. Sudah berapa lama Bapak/Ibu/saudara/i bekerja di Badan Kepegawaian

Daerah Kota Depok?

a. Kurang dari 2 tahun

b. 3-10 tahun

c. 11-20 tahun

d. Lebih dari 20 tahun

58

Lanjutan Lampiran 1.

B. Indikator Gaya Kepemimpinan

Berilah Tanda Silang (X) pada kotak jawaban yang Bapak/Ibu/saudara/i

rasakan paling sesuai.

STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju

KS : Kurang Setuju

Gaya Kepemimpinan STS TS KS S SS

Otoriter

1. Pimpinan saya suka memaksakan kehendak

pada bawahannya.

2. Pimpinan saya menolak saran dan berdikusi

dengan bawahannya.

3. Pimpinan saya mendikte teknik-teknik dan

langkah-langkah kegiatan kerja setiap waktu.

4. Pimpinan saya meminta pekerjaan penyelesaian

dalam waktu yang singkat.

Demokratis

7. Pimpinan saya senang menerima saran,

pendapat, dan kritikan dari bawahannya.

8. Pimpinan saya memperhatikan kemampuan

bekerja bawahannya demi lancarnya

tercapainya tujuan organisasi.

9. Pimpinan saya berusaha membuat bawahannya

bekerja secara kooperatif untuk mencapai

tujuan bersama.

10. Pimpinan saya berusaha membangun semangat

bawahannya dalam menjalankan dan

mengembangkan daya kerjanya.

59

Lanjutan Lampiran 1.

Bebas

5. Pimpinan saya memberikan wewenang

pekerjaan secara penuh kepada bawahannya.

6. Pimpinan saya membebaskan pengembangan

kemampuan berpikir dan bertindak yang

inovatif dan kreatif kepada bawahannya.

7. Pimpinan saya hanya menentukan

kebijaksanaan dan tujuan umum.

8. Pimpinan saya jarang terlibat mengenai

keputusan pekerjaan yang diambil.

60

Lanjutan Lampiran 1.

C. Indikator Loyalitas Pegawai

Berilah Tanda Silang (X) pada kotak jawaban yang Bapak/Ibu/saudara/i

rasakan paling sesuai.

STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju

KS : Kurang Setuju

Loyalitas Pegawai STS TS KS S SS

Ketaatan atau Kepatuhan

1. Saya mematuhi segala peraturan perundang-undangan dan

ketentuan pekerjaan yang berlaku diperusahaan.

2. Saya mentaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang

berwenang.

3. Saya mentaati jam kerja yang sudah ditentukan.

4. Saya memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai

standard pekerjaan.

Bertanggungjawab

1. Saya menyelesaikan tugas tepat pada waktu yang ditentukan.

2. Saya mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan

pribadi maupun golongan.

3. Saya menyimpan dan memelihara barang-barang kantor

sesuai dengan tempatnya.

4. Saya tidak melemparkan kesalahan pekerjaan yang saya buat

kepada orang lain.

Kejujuran

1. Saya melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan apa adanya.

2. Saya tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan

atasan diluar urusan pekerjaan saya.

3. Saya melakukan tugas sesuai dengan apa yang diperintah

atasan.

4. Saya tidak menutupi kesalahan pekerjaan yang saya buat.

61

Lanjutan Lampiran 1.

Loyalitas Pegawai STS TS KS S SS

Pengabdian Diri

1. Saya berkeinginan untuk bekerja keras karena merasa sebagai

bagian dari organisasi.

2. Saya merasa harus mempertahankan keanggotaan saya dalam

organisasi.

3. Saya memiliki kepercayaan dan keyakinan yang kuat serta

penerimaan yang penuh terhadap tujuan dan nilai-nilai

organisasi.

4. Saya bersedia bekerja untuk jangka waktu yang lama di

organisasi ini.

62

Lampiran 2. Struktur organisasi BKD Kota Depok

63

Lampiran 3. Hasil uji validitas dan reliabilitas validitas kuesioner gaya

kepemimpinan

Reliability Statistics

*Cronbach's Alpha N of Items

0,837 12

*Jika Cronbach's Alpha > 0,6 maka Data Reliabel

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

*Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Kepempinan Otoriter 1 33,37 10,652 0,411 0,831

Kepempinan Otoriter 2 33,37 10,593 0,432 0,829

Kepempinan Otoriter 3 33,34 10,585 0,485 0,826

Kepempinan Otoriter 4 33,29 9,857 0,414 0,837

Kepempinan

Demokratis 1 31,11 10,281 0,537 0,822

Kepempinan

Demokratis 2 31,17 10,264 0,595 0,818

Kepempinan

Demokratis 3 31,14 10,244 0,574 0,819

Kepempinan

Demokratis 4 31,09 10,375 0,486 0,826

Kepempinan Bebas 1 32,66 10,408 0,512 0,824

Kepempinan Bebas 2 32,94 10,114 0,529 0,822

Kepempinan Bebas 3 32,94 10,232 0,490 0,825

Kepempinan Bebas 4 32,97 9,911 0,603 0,816

*Corrected Item-Total Correlation > r-Tabel (0,396) = Valid

64

Lampiran 4. Hasil uji reliabilitas dan validitas kuesioner loyalitas pegawai

Reliability Statistics

*Cronbach's Alpha N of Items

0,913 16

*Jika Cronbach's Alpha > 0,6 maka Data Reliabel

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

*Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Ketaatan 1 61,40 19,659 0,589 0,908

Ketaatan 2 61,37 19,652 0,764 0,903

Ketaatan 3 61,46 20,138 0,527 0,910

Ketaatan 4 61,46 19,255 0,655 0,906

Bertang.Jawab 1 61,60 19,424 0,715 0,904

Bertang.Jawab 2 61,51 20,316 0,549 0,909

Bertang.Jawab 3 61,46 20,079 0,637 0,907

Bertang.Jawab 4 61,57 19,958 0,631 0,907

Kejujuran 1 61,57 20,311 0,539 0,910

Kejujuran 2 61,40 20,306 0,614 0,907

Kejujuran 3 61,46 20,961 0,501 0,911

Kejujuran 4 61,54 18,667 0,724 0,904

Pengab.Diri 1 61,46 19,491 0,684 0,905

Pengab.Diri 2 61,54 20,961 0,530 0,910

Pengab.Diri 3 61,60 20,541 0,525 0,910

Pengab.Diri 4 61,60 21,600 0,470 0,912

*Corrected Item-Total Correlation > r-Tabel (0,433) = Valid

65

Lampiran 5. Hasil uji normalitas data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kepemimpinan

Otoriter

Kepemimpinan

Demokratis

Kepemimpin

-an Bebas

Loyalitas

Pegawai

N 35 35 35 35

Normal

Parameters

(a,b)

Mean

2,057 4,271 2,521 4,101

Std.

Deviation 0,388 0,430 0,417 0,298

Most

Extreme

Differences

Absolute

0,358 0,422 0,314 0,289

Positive 0,358 0,422 0,314 0,289

Negative -0,242 -0,264 -0,274 -0,152

Kolmogorov-Smirnov Z 2,121 2,494 1,856 1,711

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,002 0,006

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Regression Standardized Residual

3210-1-2

Fre

qu

ency

12

10

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: Loyalitas_Pegawai

Mean =4.98E-15Std. Dev. =0.955

N =35

66

Lanjutan Lampiran 5. Uji heterokedastisitas

67

Lampiran 6. Hasil uji regresi linier berganda

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 KB, KD,

KO(a) - Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Loyalitas_Pegawai

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1,290 3 0,430 7,706 0,001(a)

Residual 1,729 31 0,056

Total 3,019 34

a Predictors: (Constant), KB, KD, KO

b Dependent Variable: Loyalitas_Pegawai

Coefficients(a)

Model

Unstd.

Coefficients

Std.

Coefficients Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta t Sig Tolerance VIF

(Constant) 2,453 0,449 5,464 0,000

Kepem.

Otoriter 0,076 0,113 0,099 0,675 0,505 0,856 1,168

Kepem.

Demok. 0,447 0,096 0,645 4,632 0,000 0,952 1,050

Kepem.

Bebas -0,165 0,105 -0,232 -1,570 0,126 0,848 1,179

a Dependent Variable: Loyalitas_Pegawai

68

Lampiran 7. Hasil uji pengaruh kepemimpinan demokratis

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 KD(a) . Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Loyalitas_Pegawai

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1,151 1 1,151 20,334 0,000(a)

Residual 1,868 33 0,057

Total 3,019 34

a Predictors: (Constant), KD

b Dependent Variable: Loyalitas_Pegawai

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta B

Std.

Error

1 (Constant) 2,274 0,407 5,588 0,000

Kepem.

Demokratis 0,428 0,095 0,617 4,509 0,000

a Dependent Variable: Loyalitas_Pegawai