analisis pendapatan pucuk teh studi kasus pusat penelitian...

107
ANALISIS PENDAPATAN PUCUK TEH (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur) Ratna Dewi Stania PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M/1429 H

Upload: dominh

Post on 08-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

ANALISIS PENDAPATAN PUCUK TEH (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge

Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur)

Ratna Dewi Stania

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2008 M/1429 H

Page 2: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

ANALISIS PENDAPATAN PUCUK TEH (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge

Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur)

Ratna Dewi Stania

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2008 M/1429 H

Page 3: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Analisis Pendapatan Pucuk Teh (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh

dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur)” yang

ditulis oleh Ratna Dewi Stania NIM 103092029653 telah diuji dan dinyatakan lulus

dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program

Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.

Penguji I

Menyetujui,

Penguji II

Ir. Mudatsir Najamuddin, MM. Ir. Siti Rochaeni, M. Si.

Pembimbing I

Dr. Elpawati, Ir., MP.

Pembimbing II

Ir. Junaidi, M. Si.

Dekan

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. NIP. 150317956

Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis

Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si. NIP. 131861314

Page 4: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 11 Desember 2008

Ratna Dewi Stania 103092029653

Page 5: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

RINGKASAN

RATNA DEWI STANIA, Analisis Pendapatan Pucuk Teh (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur). (Di bawah bimbingan ELPAWATI dan JUNAIDI).

Perkebunan Indonesia mempunyai jenis komoditas perkebunan yang beragam, salah satunya adalah teh. Pada awalnya teh digunakan sebagai tanaman hias dan kemudian pemanfaatannya berkembang menjadi bahan minuman. Kandungan utama teh yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan tubuh adalah polifenol. Selain berperan dalam bidang kesehatan, peran lain komoditas teh dalam perekonomian nasional cukup strategis, yaitu sebagai penghasil devisa, dampak berantai yang besar terhadap perkembangan industri lain, sumber pendapatan petani, dan fungsi konservasi lingkungan. Dalam pengembangannya, komoditas teh masih menghadapi berbagai kendala dan tantangan, beberapa diantaranya seperti produktivitas tanaman belum optimal, peningkatan biaya produksi, harga jual teh rendah, dan tingkat konsumsi teh per kapita di dalam negeri masih rendah bila dibandingkan dengan negara lain.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui pendapatan pucuk teh di Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge, (2) Mengetahui marjin

keamanan yang perlu dicapai Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge.

Penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge ini merupakan perkebunan teh yang berfungsi sebagai tempat penelitian dan juga berfungsi sebagai salah satu sumber pendapatan untuk mendanai secara mandiri kegiatan penelitiannya. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis pendapatan dilakukan untuk mengetahui jumlah pendapatan pucuk teh perusahaan dengan menghitung biaya produksi pucuk teh, penerimaan pucuk teh, dan pendapatan pucuk teh. Selanjutnya analisis marjin keamanan dilakukan untuk mengetahui marjin keamanan yang perlu dicapai perusahaan dengan menghitung nilai titik impasnya terlebih dahulu.

Pada tahun 2006 bulan Juli sampai bulan Desember, total biaya produksi yang

dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp 286.499.245,- yang merupakan jumlah antara total biaya tetap sebesar Rp 50.323.572,- atau 17,57 % dengan total biaya tidak tetap sebesar Rp 236.175.673,- atau 82,43 % dari total biaya produksi. Total penerimaan yang diperoleh perusahaan adalah Rp 297.938.400,-, sedangkan total pendapatan yang diperoleh adalah Rp 11.439.155,-. Disamping itu, pada tahun 2007 bulan Januari sampai bulan Desember, total biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp 707.802.062,- yang merupakan jumlah antara total biaya tetap sebesar Rp 128.470.083,- atau 18,15 % dengan total biaya tidak tetap sebesar Rp 579.331.979,- atau 81,85 % dari total biaya produksi. Total penerimaan yang diperoleh adalah Rp 879.713.900,-, sedangkan total pendapatan yang diperoleh perusahaan adalah Rp171.911.838,-.

Marjin keamanan yang dicapai Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge pada bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 adalah sebesar Rp 55.181.559,-. Nilai ini menjelaskan bahwa penjualan perusahaan boleh mengalami

penurunan sebesar Rp 55.181.559,-. Nilai titik impas Pusat Penelitian Teh dan Kina

Page 6: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Kebun Percobaan Pasir Sarongge bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 adalah sebesar 202.298kg atau atau Rp 242.756.841,. Apabila volume penjualan perusahaan berada di bawah nilai titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian. Sementara itu, marjin keamanan pada tahun 2007 bulan Januari sampai bulan Desember yaitu sebesar Rp 503.469.826,- yang artinya penjualan perusahaan boleh mengalami penurunan sebesar Rp 503.469.826,-. Nilai titik impas Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge tahun 2007 adalah 261.176kg atau Rp 376.244.074,-. Apabila volume penjualan perusahaan berada di bawah nilai titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian. Berdasarkan penjelasan tersebut, keadaan perusahaan berada dalam kondisi aman dari kerugian karena nilai marjin keamanannya masih berada di atas nilai titik impas.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Pendapatan pucuk teh di Pusat Penelititan Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun 2006 adalah sebesar Rp 11,439,155,-. Pada tahun 2007 bulan Januari sampai bulan Desember, pendapatan pucuk teh di Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun percobaan Pasir Sarongge adalah sebesar Rp 171,911,838,-. (2) Marjin keamanan yang perlu dicapai Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge pada bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 adalah sebesar Rp 55.181.559,-. Nilai ini menjelaskan bahwa penjualan perusahaan boleh mengalami penurunan sebesar Rp 55.181.559,-. Nilai titik impas Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 adalah sebesar 202.298kg atau atau Rp 242.756.841,. Apabila volume penjualan perusahaan berada di bawah nilai titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian. Marjin keamanan pada tahun 2007 bulan Januari sampai bulan Desember yaitu sebesar Rp 503.469.826,- yang artinya penjualan perusahaan boleh mengalami penurunan

sebesar Rp 503.469.826,-. Nilai titik impas Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge tahun 2007 adalah 261.176kg atau Rp 376.244.074,-. Apabila volume penjualan perusahaan berada di bawah nilai titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian. Berdasarkan penjelasan tersebut, keadaan perusahaan berada dalam kondisi aman dari kerugian karena nilai marjin keamanannya masih berada di atas nilai titik impas.

Page 7: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam penulis

panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah

membawa umat manusia menuju jalan kebaikan.

Skripsi yang berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Budidaya Teh di Pusat

Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge, Desa Ciputri, Kabupaten

Cianjur merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

yang telah mengesahkan karya tulis ini sebagai skripsi.

2. Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M. Si selaku Ketua Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian/Agribisnis yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menimba ilmu pengetahuan.

3. Achmad Tjahja Nugraha, SP, M. Si selaku Sekretaris Program Studi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agribisnis yang telah banyak membantu dalam kelancaran

proses penyelesaian skripsi ini.

4. Kedua pembimbingku Dr. Elpawati, Ir. MP dan Ir. Junaidi, M. Si yang telah

mencurahkan tenaga, waktu, dan pikirannya demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Ir. Mudatsir Najamuddin, MM dan Ir. Siti Rochaeni, M. Si selaku penguji yang

telah banyak memberikan saran kepada penulis untuk memperbaiki skripsi ini.

6. Ir. Nyanjang Rusmana selaku pimpinan Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Percobaan Pasir Sarongge yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian

Page 8: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

dan banyak membantu memberikan informasi untuk penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Ibu Pupu dan Ibu Nita “kembar tapi tak sama” yang selalu bersedia aku telepon

untuk memberikan informasi selama penyusunan skripsi ini (tetap terus latihan

main zumanya ya). Rindu dengan moment-moment waktu kita (aku, fe, Bu

Pupu, Bu Nita) foto-foto, ngerekam gaya gorila dan ngobrol bareng. Hehehe..

8. Bapak Bae, Bapak Andut, dan Kang Ano yang sudah nganterin aku ke

Gambung dan pulangnya nge-Baso walaupun hujan besar; Bapak Endang,

Bapak Encep, Bapak Amin, Bapak Jun, dan keluarga besar Kebun Percobaan

Pasir Sarongge yang sudah banyak membantu dan memberi aku semangat

selama penelitian disana.

9. Keluarga Bapak Ajang, alm. Bapak Ahmad (aku sedih karena ternyata waktu

aku selesai penelitian disana itu terakhir kali kita ngobrol), Bu Ipah, dan si

kembar Tita-Teti yang sudah menyediakan tempat untuk aku nge-Kos,

memberikan strawberi-raspberi, dan memberi aku rasa nyaman. Kalian sudah

seperti keluarga aku juga. Terima kasih atas doa-doanya.

10. Para Dosen di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi

bantuan kepada penulis.

11. Pimpinan dan pengelola perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah

memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

12. Kedua orang tuaku Mama-Abah untuk dukungan dan kasih sayangnya yang tak

terbatas, serta bantuan finansialnya. Maafkan bila selama ini telah tidak sadar

bersikap dan berucap yang salah (Heeeheee ^.^). Semoga dengan

terselesaikannya skripsi ini, menjadi awal bagi ku untuk menjadi lebih giat lagi.

Aaamiin.

Page 9: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

13. Kakakku Teh Melly, Teh Nita, dan Ratih atas bantuan finansial dan

dorongannya. Kang Boy, Atot, Tia (thx boleh pinjem camdinya), Dini, Dinda

yang turut mewarnai kehidupanku, Puri (yang ngefans berat sama RAN.

Heeee,,, thanks ya laptopnya), dan Lima Laskar keponakanku yang suka tebar

pesona: (Teteh Shafa “mongpidu” yang cantik, baik, penyayang; Fathia “mathia

mombustik” yang lucu, cerewet, tomboy; ade Rio yang ganteng, sudah bisa

berjalan, genit; Si mungil Daisy yang pinter, lucu, paling suka makanan orang

dewasa, seneng jalan-jalan; dan ade Nabil yang baru lahir (ganteng deh).

14. Murda dan Abe teman seperjuangan’45 (yeeee.....akhirnya kita berhasil!!),

MazDas (si Bos), Teman-teman Agribisnis ’03 yang telah wisuda (Naina,

Lizmut, Femon, Ephotz, Dedew, AtiQus, Ofi, Wahyu, Isal, Bang Ochid, Agus,

Achay, Fidut, Iwan) terimakasih untuk apapun itu; Ojai, Adit, Mba Echa,

Chaur, RiaChan, Panda, Yupi, Dongdod, Nico (ayo semangat!!!).

15. Teman-teman Agribisnis angkatan ’04 Intan (tetangga jauh), Iwa (orang yang

suka aneh. Heee...), dan teman-teman Agribisnis lainnya yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

16. Teman-teman (Nunu, Ema”, Yoedi, dan Agus “ISTN”) yang sering

menanyakan kabar aku. Thanks for that.

Page 10: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan

dalam penulisan nama dan gelar pada pihak-pihak tersebut. Akhirnya hanya kepada

Allah SWT semua itu diserahkan. Semoga amal baik mereka diterima oleh Allah SWT.

Aamin.

Wassalaamu’alaikum, Wr, Wb.

Jakarta, 11 Desember 2008

Penulis

Page 11: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

1.5. Batasan Masalah ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis ....................................................................... 6

2.1.1. Agribisnis Teh ................................................................ 6

2.1.1.1. Agribisnis Hulu (up stream-off farm agribusiness) .................. 8

2.1.1.2. Usahatani

(on farm agribusiness) .................................... 8 2.1.1.3. Agribisnis Hilir

(down stream-off farm agribusiness) .............. 14 2.1.1.4. Sarana Pendukung

(Supporting Institution) ................................. 15

2.1.2. Usahatani ........................................................................ 16

2.1.2.1. Pendapatan Usahatani ..................................... 19

2.1.2.2. Marjin Keamanan (Margin of Safety) ............. 20

2.2. Kerangka Pemikiran ................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 23

3.2. Sumber Data ................................................................................ 23

3.3. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 24

3.4. Metode Analisis Data ................................................................ 24

3.4.1. Analisis Kuantitatif ......................................................... 24

Page 12: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

3.4.1.1. Analisis Pendapatan ........................................ 24 3.4.1.2. Marjin Keamanan (Margin of Safety) .............. 25

3.5. Definisi Operasional ................................................................... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Lokasi Perusahaan ....................................................................... 28

4.2. Keadaan Tanah dan Iklim ............................................................ 28

4.3. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ...................................... 28

4.4. Visi, Misi dan Fungsi Perusahaan ............................................... 31

4.4.1. Visi Perusahaan ............................................................... 31 4.4.2. Misi Perusahaan .............................................................. 31 4.4.3. Fungsi Perusahaan ........................................................... 32

4.5. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................... 33

4.6. Sarana dan Fasilitas Perusahaan .................................................. 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Pendapatan Pucuk Teh ................................................ 39

5.1.1. Biaya Produksi Pucuk Teh ............................................ 39 5.1.2. Penerimaan Pucuk Teh .................................................. 50 5.1.3. Pendapatan Pucuk Teh .................................................. 52

5.2. Marjin Keamanan (Margin of Safety) ........................................ 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ................................................................................. 57

6.2. Saran ........................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59

LAMPIRAN ....................................................................................................... 62

Page 13: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Rata-rata Tingkat Konsumsi Teh Dunia Tahun 2003 ................................ 3

2. Dosis Bahan Campuran Media Tanah untuk Pembibitan Teh .................... 10

3. Produksi Teh di Perkebunan Teh Indonesia Tahun 2002-2005 .................. 14

4. Perkembangan Ekspor Teh di Indonesia Tahun 2002-2005 ....................... 15

5. Penggunaan dan Luas Lahan PPTK Kebun Percobaan Pasir Sarongge

Tahun 2006 dan Tahun 2007 ...................................................................... 31

6. Komposisi Tenaga Kerja Kebun Percobaan Pasir Sarongge Tahun 2006

dan Tahun 2007 ............................................................................................ 37

7. Komponen dan Biaya Tetap Pucuk Teh Bulan Juli-Desember Tahun 2006

dan Bulan Januari-Desember Tahun 2007 ................................................... 40

8. Komponen dan Biaya Tidak Tetap Pucuk Teh Bulan Juli-Desember

Tahun 2006 .................................................................................................. 41

9. Komponen dan Biaya Tidak Tetap Pucuk Teh Bulan Januari-Desember

Tahun 2007 .................................................................................................. 45

10. Total Biaya Produksi Pucuk Teh Bulan Juli-Desember Tahun 2006 dan

Bulan Januari-Desember Tahun 2007 .......................................................... 49

11. Penerimaan Pucuk Teh Bulan Juli-Desember Tahun 2006 dan Bulan

Januari-Desember Tahun 2007 .................................................................... 50

12. Pendapatan Pucuk Teh Bulan Juli-Desember Tahun 2006 dan Bulan

Januari-Desember Tahun 2007 ..................................................................... 52

13. Marjin Keamanan Bulan Juli-Desember Tahun 2006 ................................. 54

14. Marjin Keamanan Bulan Januari-Desember Tahun 2007 ............................. 56

Page 14: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Perkembangan Harga Teh di JTA, CTA, dan MTA (US $ cent/kg) ............ 2

2. Sistem Agribisnis ......................................................................................... 7

3. Kerangka Pemikiran Peneliti ........................................................................ 22

4.

Struktur Organisasi Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan

Pasir Sarongge .............................................................................................. 36

Page 15: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Daftar Pertanyaan yang Digunakan dalam Penelitian ................................. 62

2.

Komponen dan Biaya Tetap Pucuk Teh Tahun 2006 ..................................

64

3.

Komponen dan Biaya Tetap Pucuk Teh Tahun 2007 ..................................

65

4. Komponen dan Biaya Tidak Tetap Pucuk Teh Tahun 2006 ....................... 66

5.

Komponen dan Biaya Tidak Tetap Pucuk Teh Tahun 2007 .......................

67

6. Biaya Tenaga Kerja Harian Pucuk Teh Tahun 2006 ................................... 68

7.

Biaya Tenaga Kerja Harian Pucuk Teh Tahun 2007 ...................................

69

8. Biaya Pupuk Pucuk Teh Tahun 2006 .......................................................... 70

9.

Biaya Pupuk Pucuk Teh Tahun 2007 ..........................................................

71

10. Biaya Pestisida Pucuk Teh Tahun 2006 ...................................................... 72

11. Biaya Pestisida Pucuk Teh Tahun 2007 ...................................................... 74

12. Biaya Peralatan Pucuk Teh Tahun 2006 ...................................................... 76

13. Biaya Peralatan Pucuk Teh Tahun 2007 ...................................................... 77

14. Biaya Pengangkutan Pucuk Teh Tahun 2006 .............................................. 78

15. Biaya Pengangkutan Pucuk Teh Tahun 2007 .............................................. 78

16. Total Biaya Produksi Pucuk Teh Tahun 2006 ............................................. 79

17. Total Biaya Produksi Pucuk Teh Tahun 2007 ............................................. 80

18. Penerimaan Pucuk Teh Tahun 2006 ............................................................ 81

19. Penerimaan Pucuk Teh Tahun 2007 ............................................................ 82

20. Pendapatan Pucuk Teh Tahun 2006 ............................................................ 83

21. Pendapatan Pucuk Teh Tahun 2007 ............................................................ 84

22. Perhitungan Nilai Titik Impas Bulan Juli-Desember Tahun 2006 ............... 85

23. Perhitungan Nilai Titik Impas Bulan Januari-Desember Tahun 2007 ......... 86

Page 16: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

24. Perhitungan Marjin Keamanan Bulan Juli-Desember Tahun 2006 ............. 87

25. Perhitungan Marjin Keamanan Bulan Januari-Desember Tahun 2007 ....... 88

26. Surat Keterangan Penelitian ........................................................................ 89

Page 17: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkebunan Indonesia mempunyai jenis komoditas yang beragam, salah

satunya adalah teh. Pada awalnya teh digunakan sebagai tanaman hias dan

kemudian pemanfaatannya berkembang menjadi bahan minuman. Kandungan

utama teh yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan tubuh adalah polifenol.

Beberapa manfaat yang diberikan oleh kandungan polifenol ini diantaranya

adalah: (1) Mengurangi risiko penyakit jantung; (2) Membunuh sel tumor; (3)

Menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru; (4) Menghambat pertumbuhan

sel kanker usus; (5) Menghambat pertumbuhan sel kanker kulit; dan (6)

Membantu melancarkan proses pencernaan makanan (Nitha, 2005; 1). Selain

berperan dalam bidang kesehatan, komoditas teh juga memiliki peran yang cukup

strategis dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai penghasil devisa, dampak

berantai yang besar terhadap perkembangan industri lain, sumber pendapatan

petani, dan fungsi konservasi lingkungan (Radius, 2007; 1).

Dalam pengembangannya, komoditas teh masih menghadapi berbagai

kendala dan tantangan. Beberapa kendala dan tantangan tersebut diantaranya

seperti produktivitas tanaman belum optimal, peningkatan biaya produksi, harga

jual teh rendah, dan tingkat konsumsi teh per kapita di dalam negeri masih rendah

bila dibandingkan dengan negara lain (Deptan, 2007; 1).

1

Page 18: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Harga teh di Jakarta Tea Auction (JTA) lebih rendah dari tempat lelang

lainnya. Sebagai pembanding, sejak tahun 1990 harga teh di Jakarta Tea Auction

(JTA) selalu lebih rendah dari Colombo Tea Auction (CTA). Negara Sri Lanka

dijadikan sebagai pembanding karena kondisi pertehannya (Agroklimat, klon, teh

orthodox) menyerupai Indonesia (PPTK, 2007; 44). Pada tahun 2007 harga jual

teh Indonesia sebesar US $ 1,2dollar/kg atau US $ 120cent/kg, lebih rendah

dibandingkan dengan harga jual teh Sri Lanka sebesar US $ 3,4dollar/kg atau US

$ 340cent/kg (Detikhot, 2008; 1). Berikut merupakan gambar perkembangan

harga teh di Jakarta Tea Auction (JTA), Colombo Tea Auction (CTA), dan

Mombasa Tea Auction (MTA).

Gambar 1. Perkembangan Harga Teh di JTA, CTA, dan MTA (US $ cent/kg) Sumber: (Santoso dan Suprihatini, 2006; 242)

2

Page 19: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Di samping itu, tingkat konsumsi teh di Indonesia rata-ratanya masih

rendah, yaitu 0,2kg/kapita/tahun bila dibandingkan dengan negara lain seperti

Irlandia mencapai 3,5kg/kapita/tahun, Inggris mencapai 2,5kg/kapita/tahun,

Pakistan dan India berturut-turut 1,0kg/kapita/tahun dan 0,6kg/kapita/tahun.

Perbandingan tingkat konsumsi teh tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Tingkat Konsumsi Teh Dunia Tahun 2003

No. Negara Konsumsi rata-rata (kg/kapita/tahun)

1. Irlandia 3,5

2. Inggris 2,5

3. Pakistan 1,0

4. India 0,6

5. Indonesia 0,2

Sumber: (Sibuea, 2003; 1)

Menghadapi tantangan ke depan yang semakin kompetitif maka perlu

upaya pengkajian untuk mempertahankan teh sebagai komoditas perdagangan.

Upaya tersebut dapat berupa (Ghani, 2002; 5):

1. Meningkatkan produktivitas tanaman dan tenaga kerja melalui penemuan

klon baru yang unggul dan sistem mekanisasi yang menghemat

penggunaan tenaga manusia.

2. Menciptakan kualitas teh jadi sesuai sasaran pasar yang beragam.

3. Upaya menciptakan biaya produksi yang bersaing.

4. Meningkatkan kualitas mencari pasar baru melalui kampanye generik dan

strategi pasar yang andal.

3

Page 20: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Dalam kondisi pertehan nasional seperti yang telah dijelaskan di atas,

peneliti melakukan analisis pendapatan pucuk teh di Pusat Penelitian Teh dan

Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge sebagai salah satu perkebunan yang

mempunyai kegiatan budidaya dan pengolahan teh untuk mengetahui pendapatan

pucuk tehnya dan mengetahui marjin keamanan yang perlu dicapai oleh

perusahaan, sehingga diketahui apakah usahanya menguntungkan atau merugikan

dan sampai seberapa besar keuntungan atau kerugian tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Berapakah pendapatan pucuk teh di Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Percobaan Pasir Sarongge?

2. Berapakah marjin keamanan yang perlu dicapai Pusat Penelitian Teh dan

Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pendapatan pucuk teh di Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Percobaan Pasir Sarongge.

2. Mengetahui marjin keamanan yang perlu dicapai Pusat Penelitian Teh dan

Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge.

4

Page 21: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai:

1. Proses pembelajaran bagi penulis dalam melakukan suatu penelitian.

2. Informasi mahasiswa sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Dalam penelitian ini, produk usahatani yang dianalisis adalah pucuk teh

basah karena pucuk teh basah merupakan produk utama dari Pusat

Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge.

2. Data produksi dan keuangan diambil dalam kurun waktu 1 tahun 6 bulan

mulai bulan Juli tahun 2006 sampai bulan Desember tahun 2007 karena

pada bulan Juli tahun 2006 perusahaan baru mulai menjual teh dalam

bentuk pucuk basah.

5

Page 22: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis

2.1.1. Agribisnis Teh

Rahim dan Hastuti (2007; 189) menjelaskan bahwa agribisnis

(agribusiness) berasal dari kata yaitu agri (agriculture) dan bisnis (usaha

komersial). Downey dan Erickson (1987; 5) membagi agribisnis menjadi tiga

sektor yang saling tergantung secara ekonomis, yaitu sektor masukan (input),

produksi (farm), dan sektor keluaran (output). Sektor masukan menyediakan

perbekalan kepada para pengusaha tani untuk dapat memproduksi hasil tanaman

dan ternak. Termasuk ke dalam masukan ini adalah bibit, makanan ternak, pupuk,

bahan kimia, mesin pertanian, bahan bakar, dan banyak perbekalan lainnya.

Sektor usahatani memproduksi hasil tanaman dan hasil ternak yang diproses dan

disebarkan kepada konsumen akhir oleh sektor keluaran. Menurut Krisnamurthi

(2000; 2), agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif yang

terdiri dari beberapa subsistem, yaitu (1) subsistem pengadaan sarana produksi

pertanian; (2) subsistem produksi usahatani; (3) subsistem pengolahan dan

industri hasil pertanian (agroindustri); (4) subsistem pemasaran hasil pertanian;

dan (5) subsistem kelembagaan penunjang kegiatan pertanian. Subsistem kedua

dan sebagian dari subsistem pertama dan ketiga di atas merupakan on-farm

agribusiness, sedangkan subsistem lainnya merupakan off-farm agribusiness

seperti terlihat pada Gambar 2 di bawah ini.

6

Page 23: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Agribisnis hulu

(up stream-off farm

agribusiness)

Saprodi pertanian

Usahatani

(on farm agribusiness)

Budidaya

Agribisnis hilir

(down stream-off farm

agribusiness)

Pengolahan Pemasaran

Supporting Institution

(pendukung)

Gambar 2. Sistem Agribisnis (Sumber: Krisnamurthi, 2000; 3)

Agribisnis mencakup banyak sektor, seperti sektor tanaman pangan,

hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan. Tanaman teh

(Camellia sinensis) merupakan tanaman perkebunan yang banyak tumbuh di Asia

Tenggara dan kini telah ditanam dilebih dari tiga puluh negara. Teh menempati

posisi kedua sebagai minuman terpopuler setelah air putih. Klasifikasi botani

tanaman teh adalah sebagai berikut (LRPI, 2006; 1):

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Keluarga : Theaceae Genus : Camellia Spesies : Camellia sinensis L.

Tahap dalam sistem agribisnis terdiri dari empat tahap yaitu agribisnis

hulu, usahatani, agribisnis hilir dan sarana pendukung. Tahap dalam sistem

agribisnis teh secara lebih rinci dijabarkan dalam sub-bab di bawah ini.

7

Page 24: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

2.1.1.1.Agribisnis Hulu (up stream-off farm agribusiness)

Agribisnis hulu merupakan bagian pengadaan saprodi (sarana produksi)

pertanian seperti benih/bibit, pupuk, pestisida, peralatan, dan sarana lain (Rahim

dan Hastuti, 2007; 193). Secara umum, sarana produksi yang digunakan untuk

menunjang kegiatan budidaya teh terdiri dari benih/bibit teh, pupuk NPK dan

pupuk daun, pestisida, peralatan seperti cangkul, polibag, gunting stek, sprayer,

masker, sarung tangan, plastik sungkup, waring, dan sarana lain seperti tempat

naungan pembibitan.

2.1.1.2.Usahatani (on farm agribusiness)

Proses dalam budidaya teh harus melalui beberapa tahap, yaitu tahap

pembibitan, penanaman, pengelolaan tanaman (penjarangan dan penyulaman,

penanaman pohon pelindung/penaungan, pembentukan bidang petik,

pemangkasan, pemupukan), dan pemetikan. Hal yang perlu diperhatikan sebelum

melakukan budidaya teh yaitu kesesuaian syarat tumbuh yang dikehendaki seperti

tanah, suhu udara, curah hujan, intensitas cahaya matahari, kelembaban, dan

ketinggian tempat.

Tanah yang serasi atau memenuhi syarat untuk tanaman teh ialah tanah

yang subur, banyak mengandung bahan organik, tidak bercadas serta mempunyai

derajat keasaman tanah (pH) berkisar antara 4,5-5,6. Umumnya tanah yang baik

untuk pertumbuhan teh terletak di lereng-lereng gunung berapi yang biasa

dinamakan tanah Andisol (vulkanis muda). Di samping tanah Andisol masih ada

jenis tanah lain yang serasi bersyarat untuk ditanami teh, yaitu tanah Latosol dan

8

Page 25: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

tanah Podzolik. Suhu udara yang baik bagi tanaman teh adalah suhu harian yang

berkisar antara 13-25ºC yang diikuti oleh cahaya matahari yang cerah dan

kelembaban relatif pada siang hari tidak kurang dari 70 %. Tanaman teh tidak

tahan terhadap kekeringan, sehingga curah hujan sebaiknya tidak kurang dari

2.000mm/tahun. Teh dapat tumbuh di dataran rendah pada 100m dpl sampai di

ketinggian lebih dari 1.000m dpl (LRPI, 2006; 5).

a. Pembibitan

Tanaman teh dapat diperbanyak dengan biji dan setek daun. Namun dari

segi produksi, sebaiknya tanaman diperbanyak dengan setek daun. Sebelum

melakukan pembibitan, terlebih dahulu dibuat naungan pembibitan dengan ukuran

tinggi 2m di atas permukaan tanah, luasnya tergantung kebutuhan. Tiang

ditancapkan berbaris dengan jarak 2,5m x 3m . Atap dibuat sesuai dengan keadaan

setempat dengan intensitas cahaya matahari 25-30 % (LRPI, 2006; 22).

Ranting setek dapat diambil 4 bulan setelah pangkas dari pohon induk,

kemudian dipotong setinggi 15cm dari bidang pangkas. Ranting setek yang

digunakan adalah yang baik, sehat, berwarna hijau daun tua, tidak terdapat bekas

serangan hama/penyakit dan pertumbuhan mengarah ke atas. Setek yang dipakai

adalah bagian tengah ranting yang berwarna hijau tua dan memiliki satu helai

daun, dipotong dengan kemiringan 45º ke arah luar dan panjangnya 3-4cm.

Kemudian setek direndam di dalam larutan Dithane M-45 sebanyak 15-25

gram/liter selama 1-2 menit (LRPI, 2006; 33).

9

Page 26: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Media tanah yang digunakan berasal dari 2/3 bagian lapisan top soil dan

1/3 bagian lapisan sub soil yang telah disaring dengan saringan 1-2cm. Media

tanah sebelumnya dicampur dengan pupuk, fungisida dan tawas dengan dosis

seperti yang tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Dosis Bahan Campuran Media Tanah untuk Pembibitan Teh

3

Dosis/ m tanah

Bahan campuran Top soil Sub soil

Keterangan

TSP 500g - - KCl 500g - - Dithane M-45 400g 300g Fumigasi Tawas 600g 1000g Bila pH terlalu tinggi

Sumber: (LRPI, 2006; 37)

Media tanah dimasukkan ke dalam polibag ukuran 12 x 25cm dan diberi lima

lubang berdiameter 0,5-1cm kemudian polibag disusun didalam bedengan (1m

bedengan untuk 156-168 polibag). Satu hari sebelum tanam, bedengan disiram air.

Polibag yang sudah siap dapat ditanami stek dengan posisi daun tegak, searah,

dan tidak saling tindih. Setelah penanaman, siram bedengan dan tutupi dengan

plastik lalu ujungnya ditimbun tanah. Plastik ditutup selama 3 bulan, dibuka jika

hanya perlu pemeliharaan dan ditutup kembali. Bibit diseleksi pada saat berumur

6 atau 7 bulan (LRPI, 2006; 38).

Dalam pemeliharaan, penyulaman dapat dilakukan pada bibit yang sudah

berumur 1 minggu. Pemupukan pada bibit dilakukan setelah bibit berumur 4 bulan

dengan pupuk daun 15cc/liter air atau larutan urea 10-20 gram/liter, 1-2 minggu

sekali. Perlakuan pengendalian hama/penyakit dengan menutup sungkup plastik

10

Page 27: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

bila ada serangan, menyemprot Dithane M-45 atau Cobox pada dosis 0,1-0,2 %

(LRPI, 2006; 40).

b. Penanaman

Persiapan lahan untuk penanaman, yaitu membersihkan rumput-rumput

yang terdapat di sekitar lahan lalu dibakar, membuat lubang tanam sedalam lebih

kurang 20cm agar sisa-sisa akar yang berasal dari tanaman sebelumnya dapat

dibersihkan. Sehari sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi pupuk dasar yaitu

11 gram urea, 5 gram TSP dan 5 gram KCl. Lubang tanam dibuat 1-2 minggu

sebelum penanaman dengan ukuran 20cm x 20cm x 20cm (LRPI, 2006; 55). Sebelum

dibuat lubang tanam, lahan diajir sesuai dengan jarak tanam yang

akan dipakai. Pada kemiringan lahan datar s/d 15 %: jarak tanam 120cm x 90cm,

jumlah 9.260 pohon, penanaman baris tunggal lurus. Pada kemiringan lahan

15-30 %: jarak tanam 120cm x 75cm, jumlah 11.110 pohon, penanaman baris

tunggal lurus. Pada kemiringan lahan > 30 %: jarak tanam 120cm x 60cm, jumlah

13.888 pohon, penanaman sesuai kontur. Setelah lubang tanam siap, sobek

polibag bagian bawah dan bagian sisi, lalu tarik ujung polibag bawah ke bagian

atas sehingga tanaman terbuka. Masukkan ke dalam lubang tanam, timbun dan

padatkan tanah disekeliling batang (LRPI, 2006; 53).

c. Pengelolaan Tanaman

1. Penyulaman

Tanaman mati diganti dengan tanaman baru dengan bibit yang sama,

penyulaman dimulai dua minggu setelah tanam sampai dua bulan

11

Page 28: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

menjelang kemarau. Bibit sulaman yang diperlukan pada tahun pertama

adalah 10 % dan tahun ke dua adalah 5 %. Pada tahun ke tiga, tanaman teh

mulai menghasilkan (LRPI, 2006; 60).

2. Penanaman Pohon Pelindung (Penaungan)

Pohon pelindung berfungsi sebagai penahan angin, penstabil kondisi

lingkungan, dan sumber pupuk hijau yang pangkasan daunnya

dihamparkan di antara tanaman teh. Mulsa dapat juga diberikan melalui

penanaman rumput guatemala. Tanaman pelindung ditanam 1 tahun

sebelum tanaman teh ditanam. Tanaman pelindung yang digunakan dapat

berupa Leucaena glabrata, Media azedarach (mindi), atau tanaman

pelindung lainnya (LRPI, 2006; 95).

3. Pembentukan Bidang Petik

Pembentukan bidang petik adalah perlakuan untuk membentuk perdu

dengan percabangan yang ideal dengan bidang petik yang luas,

menghasilkan pucuk sebanyak-banyaknya dalam waktu yang cepat.

Pembentukan bidang petik dilakukan dengan pemangkasan (centring),

perundukan (bending),dan kombinasi (centring-bending) (LRPI, 2006; 61).

4. Pemangkasan

Jika tanaman teh tidak dipangkas, maka tanaman akan tumbuh

berkembang menjadi pohon tinggi, tidak akan menghasilkan pucuk yang

banyak dan pemetikannya akan sulit dilakukan. Untuk dapat melakukan

12

Page 29: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

pemetikan dengan mudah, maka bidang petik teh harus rendah. Bidang

petik yang rendah diperoleh dengan jalan pemangkasan (LRPI, 2006; 67).

5. Pemupukan

Pemupukan bertujuan meningkatkan daya dukung tanah untuk

peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis pupuk yang

digunakan seperti Urea, SP-36, KCl, TSP, dan Kiserit. Pemupukan

dilakukan pada musim penghujan, hal ini dilakukan agar pupuk cepat

meresap ke dalam tanah dan langsung diserap oleh akar. Dalam Ghani

(2002; 60) dijelaskan, pupuk daun ekonomis digunakan sebagai pengganti

apabila tidak memungkinkan diberi pupuk melalui tanah.

d. Pemetikan

Pemetikan biasanya disebut juga sebagai panen. Umumnya tanaman teh

diremajakan kembali setelah berumur 50 tahun. Tanaman teh memasuki saat

dipetik ketika berumur 3 tahun. Daun yang dipetik adalah peko (pucuk yang

tumbuh aktif), burung (pucuk yang sedang istirahat), dan kepel (daun kecil yang

terletak di ketiak daun tempat ranting tumbuh). Panjang pendeknya periode

pemetikan ditentukan oleh umur dan kecepatan pembentukan tunas, ketinggian

tempat dan kesehatan tanaman. Pucuk teh dipetik dengan periode antara 6-12 hari.

Secara keseluruhan, produksi teh yang dihasilkan di perkebunan teh

Indonesia pada tahun 2002 sampai tahun 2005 secara berturut-turut yaitu sebesar

165.194 ton, 169.821 ton, 167.136 ton, dan 167.276 ton. Produksi teh yang

13

Page 30: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

dihasilkan di perkebunan teh Indonesia tahun 2002 sampai tahun 2005 dapat

dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Produksi Teh di Perkebunan Teh Indonesia Tahun 2002-2005

No. Tahun Produksi (ton)

1 2002 165.194

2 2003 169.821

3 2004 167.136

4 2005 167.276

Sumber: (Ditjenbun, 2007; 1)

2.1.1.3.Agribisnis Hilir (down stream-off farm agribusiness)

Agribisnis hilir merupakan kegiatan yang terdiri dari atas agroindustri

(pengolahan hasil-hasil pertanian) dan pemasaran agribisnis (Rahim dan Hastuti,

2007; 194). Pada agribisnis teh, secara umum pucuk teh basah dapat diolah

menjadi teh hijau dan teh hitam. Proses yang dilalui untuk pengolahan pucuk teh

basah menjadi teh hijau, yaitu terdiri dari proses pelayuan, proses penggulungan

daun, proses pengeringan, dan proses sortasi. Sedangkan untuk pengolahan pucuk

teh basah menjadi teh hitam melalui proses pelayuan, proses penggulungan daun,

proses fermentasi, proses pengeringan, dan proses sortasi.

Produk teh yang dijual di pasar internasional umumnya bukan berasal dari

satu kebun atau pabrik, melainkan ramuan (blend) dari beberapa pabrik bahkan

beberapa negara. Hal itu terjadi karena setiap perkebunan memiliki ciri mutu yang

khas, sedangkan citra mutu yang dijual ke konsumen mensyaratkan kombinasi

mutu yang harus dipenuhi oleh ramuan beberapa sifat khas. Atas dasar itu, dalam

14

Page 31: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

perdagangan teh dikenal pedagang perantara atau disebut blender (peramu) dan

packer (pembungkus: yang memasarkan langsung ke konsumen). Kondisi

pemasaran demikian, menempatkan produsen pada posisi tawar yang kurang

menguntungkan. Kelebihan pasokan serta kuatnya dominasi blender dan packer

mengakibatkan penentuan harga dikendalikan oleh pembeli (Ghani, 2002; 3).

Pemasaran teh di pasar internasional dilakukan melalui sistem pelelangan

(auction), pembeli memilih dan menawar teh berdasarkan contoh dari produsen,

kemudian penawar tertinggi berhak membeli teh tersebut (Ghani, 2002; 4). Di

Indonesia, produksi teh yang diekspor ke pasar internasional mengalami

penurunan dari tahun 2002 sebesar 100.184 ton menjadi 88.894 ton tahun 2003,

sedangkan pada tahun 2004 meningkat menjadi 98.572 ton dan ekspor teh

Indonesia tahun 2005 menjadi 102.389 ton. Berikut ini merupakan Tabel 4, yaitu

tabel perkembangan ekspor teh Indonesia tahun 2002 sampai tahun 2005.

Tabel 4. Perkembangan Ekspor Teh di Indonesia Tahun 2002-2005

No. Tahun Ekspor (ton)

1 2002 100.184

2 2003 88.894

3 2004 98.572

4 2005 102.389 Sumber: (Yanuar, 2007; 1)

2.1.1.4.Sarana Pendukung (Supporting Institution)

Sarana pendukung dalam agribisnis teh terdiri atas Pusat Penelitian,

Asosiasi Teh Indonesia, dan Dewan Teh Indonesia yang bertujuan untuk

15

Page 32: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

mewadahi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders)

agribisnis teh baik di hulu maupun hilir, memfasilitasi dan memperjuangkan

kepentingan industri teh Indonesia dalam mewujudkan sistem dan usaha agribisnis

teh yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan (Deptan, 2007; 1).

2.1.2. Usahatani

Menurut Rahim dan Hastuti (2007; 158), pengertian usahatani adalah ilmu

yang mempelajari tentang cara petani mengelola input produksi (tanah, tenaga

kerja, modal, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan

kontinu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan

usahataninya meningkat. Prof. Bachtiar Rivai dalam Hernanto (1991; 7)

mendefinisikan usahatani sebagai organisasi alam, tenaga kerja, dan modal yang

ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi ini

ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau

sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis maupun

teritorial sebagai pengelolanya. Sedangkan menurut Makeham dan Malcolm

(1991; 13), usahatani (farm management) adalah cara bagaimana mengelola

kegiatan-kegiatan pertanian.

Makeham dan Malcolm (1991; 7) menjelaskan di Indonesia ada dua situasi

usahatani:

1. Dimana sebagian besar tenaga kerja, keterampilan dan uang berasal dari

rumah tangga yang sama, dan sebagian besar produksi dikonsumsikan di

keluarga yang sama, dengan sedikit surplus yang dijual ke pasar.

16

Page 33: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

2. Usahatani yang sepenuhnya komersial, membeli banyak masukan dan

menjual hampir semua produk.

Menurut Rahim dan Hastuti (2007; 36), beberapa unsur yang

mempengaruhi produksi komoditas pertanian adalah:

1. Lahan pertanian

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh unsur produksi

komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang

ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan

tersebut.

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan unsur penting dan perlu diperhitungkan dalam

proses produksi komoditas pertanian. Usahatani yang mempunyai ukuran

lahan berskala kecil biasanya menggunakan tenaga kerja keluarga.

Sedangkan usahatani berskala besar menggunakan tenaga kerja luar

keluarga dan memiliki tenaga kerja ahli.

Ghani (2002; 71) menambahkan bahwa dalam budidaya teh, tenaga kerja

pemetikan menyerap biaya yang paling banyak dengan porsi sebesar

65-75 % dari total biaya tenaga kerja (biaya tanam), sedangkan jumlah

tenaga kerja pemetikan memiliki porsi 70-80 % dari total tenaga kerja di

perkebunan teh.

3. Modal

Setiap kegiatan dalam mencapai tujuan membutuhkan modal terutama

kegiatan dalam proses produksi. Dalam kegiatan proses tersebut modal

17

Page 34: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal

tidak tetap (variable cost). Modal tetap terdiri atas tanah, bangunan, mesin,

dan peralatan pertanian dimana biaya produksi yang dikeluarkan dalam

proses produksi tidak habis dalam sekali proses produksi. Sedangkan

modal tidak tetap terdiri dari benih, pupuk, pestisida, dan upah yang

dibayarkan kepada tenaga kerja.

4. Pupuk

Selain air sebagai konsumsi pokoknya, tanaman juga membutuhkan pupuk

sebagai tambahan makanan pokok dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.

5. Pestisida

Pestisida dibutuhkan tanaman untuk mencegah dan membasmi hama dan

penyakit yang menyerangnya. Adimulya (2006; 32) menambahkan bahwa,

serangan hama terhadap tanaman akan meningkat pada musim kemarau.

Sedangkan penyakit akan menyerang tanaman pada musim hujan.

6. Bibit

Bibit menetukan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul

biasanya tahan terhadap penyakit, hasil komoditasnya lebih berkualitas

sehingga harganya dapat bersaing di pasar.

7. Teknologi

Penggunaan teknologi dapat membantu dalam segala bidang, termasuk

juga membantu dalam bidang pertanian salah satunya dalam proses panen

atau pasca panen.

18

Page 35: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

8. Manajemen

Dalam usahatani modern, peranan manajemen menjadi sangat penting

dalam mengelola produksi komoditas pertanian, mulai dari perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pengendalian (controlling), dan

evaluasi (evaluation).

2.1.2.1.Pendapatan Usahatani

Pendapatan atau keuntungan usahatani adalah selisih antara penerimaan

dan semua biaya (Soekartawi, 2006; 57). Analisis pendapatan usahatani dapat

dipakai sebagai ukuran untuk melihat apakah suatu usahatani menguntungkan atau

merugikan, sampai seberapa besar keuntungan atau kerugian tersebut (Soekartawi,

2006; 82).

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara volume produksi yang

diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 2006; 54). Harga jual adalah harga

transaksi antara petani (penghasil) dan pembeli untuk setiap komoditas menurut

satuan tempat. Satuan yang digunakan seperti satuan yang lazim dipakai

pembeli/penjual secara partai besar, misalnya : kg, kwintal, ikat, dan sebagainya

(BPS, 2006; 6).

Secara umum biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan oleh

produsen dalam mengelola usahataninya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Menurut Makeham dan Malcolm (1991; 93), biaya produksi merupakan jumlah

dari dua komponen: (i) biaya tetap, yang tidak langsung berkaitan dengan jumlah

tanaman yang dihasilkan di atas lahan (biaya ini harus dibayar apakah

19

Page 36: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

menghasilkan sesuatu atau tidak). Dalam Hernanto (1991; 179), biaya yang

tergolong dalam kelompok ini antara lain: pajak tanah, pajak air, penyusutan alat

dan bangunan pertanian, pemeliharaan kerbau, pemeliharaan pompa air, traktor

dan lain sebagainya. Total biaya produksi adalah total biaya tidak tetap ditambah

dengan total biaya tetap; (ii) biaya tidak tetap, yang secara langsung berkaitan

dengan jumlah tanaman yang diusahakan dan input variabel yang dipakai. Dalam

Hernanto (1991; 179), biaya yang tergolong dalam kelompok ini antara lain: biaya

untuk pupuk, bibit, obat pembasmi hama dan penyakit, buruh atau tenaga kerja

upahan, biaya panen, biaya pengolahan tanah baik yang merupakan kontrak

maupun upah harian, dan sewa tanah.

2.1.2.2.Margin Keamanan (Margin of Safety)

Menurut Rahim dan Hastuti (2007; 128), secara umum margin adalah sisa,

untung bersih, garis tepi, batas, dan kelonggaran. Marjin keamanan atau margin of

safety (MOS) merupakan kelebihan penjualan yang dianggarkan atau realisasi di

atas volume penjualan pada titik impas. Marjin pengaman penjualan ini

menentukan seberapa banyak penjualan boleh turun sebelum perusahaan

mengalami kerugian (Simamora, 1999; 169).

Untuk mengetahui nilai marjin keamanan, sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu nilai titik impas penjualan. Suatu perusahaan dikatakan dalam

keadaan impas (break-even), yaitu apabila hasil penjualan yang diperoleh untuk

periode tertentu sama besarnya dengan keseluruhan biaya yang telah dikorbankan,

sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau menderita kerugian. Dari

20

Page 37: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

uraian tersebut dapat dikatakan bahwa titik impas atau break even point (BEP)

adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui atau merencanakan pada

volume produksi atau volume penjualan berapakah suatu perusahaan tidak

memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian (Jumingan, 2006; 183).

2.2. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pendapatan pucuk teh segar di

Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge, Desa Ciputri,

Kabupaten Cianjur. Pendapatan diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan biaya

produksi. Penerimaan ini berasal dari total produksi dikali dengan harga jual.

Sedangkan biaya produksi berasal dari jumlah antara total biaya tetap dan total

biaya tidak tetap.

Setelah diperoleh hasil analisis pendapatan usahatani, lalu dilakukan

perhitungan marjin keamanan atau margin of safety (MOS) untuk menilai sejauh

mana tingkat penjualan boleh turun sebelum mengalami kerugian. Alur kerangka

pemikiran peneliti dapat dilihat pada Gambar 3.

21

Page 38: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge

Komoditas Teh

Biaya Produksi

biaya tetap

biaya tidak tetap

total biaya

Penerimaan

total produksi

harga jual

Page 39: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Analisis Pendapatan Marjin Keamanan (Margin of Safety)

Hasil

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Peneliti

22

Page 40: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Percobaan Pasir Sarongge yang berlokasi di Desa Ciputri, Kecamatan Pacet,

Kabupaten Cianjur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2008.

Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan bahwa Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir

Sarongge ini merupakan perkebunan teh yang berfungsi sebagai tempat penelitian

dan juga berfungsi sebagai salah satu sumber pendapatan untuk mendanai secara

mandiri kegiatan penelitiannya.

3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder diperoleh dari artikel mengenai teh, literatur mengenai budidaya

teh, usahatani, marjin keamanan, dokumen perusahaan seperti data volume

produksi dan biaya produksi yang berasal dari laporan keuangan perusahaan bulan

Juli tahun 2006 sampai bulan Desember tahun 2007 yang diolah dan digunakan

dalam perhitungan pendapatan dan marjin keamanan perusahaan.

Page 41: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Metode Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data yang diperlukan melalui beberapa

cara, yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian sehingga diperoleh gambaran tentang aktivitas usahatani teh.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pimpinan dan staf bagian administrasi

sehingga diperoleh informasi mengenai gambaran perusahaan dan

penjualan pucuk teh. Daftar pertanyaan yang digunakan dalam penelitian

ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.4. Metode Analisis Data

3.4.1. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif diperoleh dari analisis pendapatan untuk mengetahui

jumlah pendapatan pucuk teh perusahaan dan selanjutnya menganalisis marjin

keamanan untuk mengetahui marjin keamanan yang perlu dicapai perusahaan

sebelum perusahaan mengalami kerugian.

3.4.1.1.Analisis Pendapatan

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.

Penerimaan berasal dari perkalian antara total produksi dengan harga jual.

Sedangkan biaya produksi berasal dari jumlah antara total biaya tidak tetap dan

24

Page 42: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

total biaya tetap. Perhitungan penerimaan dirumuskan sebagai berikut

(Soekartawi, 2006; 54):

Penerimaan = Total produksi x Harga

Perhitungan biaya produksi dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 2006; 56):

Biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap (VC):

n

∑ X i Px

i

i =1

Dimana:

Xi : Jumlah input yang membentuk biaya

Pxi : Harga input n

: Macam input

Total biaya produksi (TC):

TC = FC + VC

Sedangkan untuk perhitungan pendapatan dirumuskan sebagai berikut

(Soekartawi, 2006 ; 58):

Pendapatan = Penerimaan total – Total biaya

3.4.1.2.Marjin Keamanan (Margin of Safety)

Perhitungan marjin keamanan dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut (Simamora, 1999; 169):

MOS = Penjualan – Titik Impas (penjualan)

25

Page 43: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

x 100%

Persentase MOS = M arg in of Safety

Penjualan

Semakin besar nilai MOS, maka semakin baik bagi perusahaan. Karena semakin

tinggi nilai MOS maka toleransi terhadap penurunan volume penjualan /

penerimaan juga tinggi.

Untuk menghitung nilai titik impas atau break even point (BEP) digunakan

rumus seperti berikut (Jumingan, 2006; 191):

BEP ( penjualan) =

Dimana:

FC

1 − VC S

BEP : Penjualan pada titik impas (dalam rupiah)

FC : Biaya tetap keseluruhan (fixed cost)

VC : Biaya variabel keseluruhan (variable cost) S

: Hasil penjualan keseluruhan

1 : Konstanta

BEP ( produksi) =

FC

P − V

Dimana:

BEP : Penjualan pada titik impas (dalam unit) P

: Harga jual per unit

V : Biaya variabel per unit

26

Page 44: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

3.5. Definisi Operasional

1. Total Biaya Produksi (Total Cost) adalah jumlah total biaya, baik yang

bersifat tetap maupun tidak tetap.

2. Biaya Tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang jumlahnya selalu sama dan

tidak dipengaruhi oleh volume (kapasitas) produksi.

3. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah

sebanding dengan perubahan volume (kapasitas) produksi.

4. Penerimaan atau penjualan adalah nilai produksi yang diperoleh dari hasil

perkalian volume produksi total dengan harga jual.

5. Harga jual adalah harga transaksi antara petani/penghasil dan pembeli

untuk setiap komoditas.

6. Pendapatan adalah keuntungan yang diperoleh dari total penerimaan

dikurangi dengan total biaya produksi.

27

Page 45: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Lokasi Perusahaan

Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge terletak di

Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kebun Percobaan

Sarongge berjarak 16km dari kota Cianjur dengan ketinggian tempat

1.120–1.200m dpl.

4.2. Keadaan Tanah dan Iklim

Keadaan tanah di Kebun Percobaan Pasir Sarongge adalah berjenis

andisols (tanah dewasa) dan entisols (tanah muda), derajat keasaman (pH) 4,5 –

5,5 dan topografi tanah datar sampai melandai dengan kemiringan lahan < 35 %.

Keadaan iklim dengan curah hujan rata-rata 3.794mm/th, rata-rata hari hujan 199

hari/tahun dan suhu lingkungan 26 ºC.

4.3. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Pada tahun 1893, R. J. Kerkhoven dari Soekaboemische Landbouw

Vereniging (Asosiasi Pertanian Sukabumi) mengadakan kerja sama dengan Dr.

Treub, Direktur Kebun Raya Bogor, untuk melakukan penelitian lebih mendalam

khusus terhadap tanaman teh. Kemudian pada tahun 1902 dibentuk Balai

Penelitian Budidaya Teh (Proefstation voor de Theecultuur) yang dipimpin oleh

Dr. Nanningar.

28

Page 46: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Pada perkembangannya, dalam upaya untuk meningkatkan kembali

penelitian teh dan kina, maka tahun 1964 Badan Pimpinan Umum Pusat

Perkebunan Negara Aneka Tanaman (BPU-PPN Aneka Tanaman) mendirikan

Pusat Penelitian Budidaya Teh dan Kina.

Pusat Penelitian Budidaya Teh dan Kina dibentuk kembali oleh

Departemen Pertanian menjadi Balai Penelitian Teh dan Kina Gambung

berdasarkan SK Menteri Pertanian tanggal 10 Januari 1973 No.

14/Kpts/Um/I/1973 yang berisi tentang penyelenggaraan penelitian bidang teh dan

kina. Pada saat itu kewenangan pengelolaan perkebunan negara (PT Perkebunan I-

XXXII) masih dipegang oleh Departemen Pertanian sampai dengan tahun 1990-

an. Hal tersebut memudahkan pengalokasian dana untuk pusat penelitian.

Seiring pengalihan pemerintahan, Menteri Pertanian menginstruksikan

kepada Biro Tata Usaha Badan Usaha Milik Negara (termasuk di dalamnya PT

Perkebunan (PTP) yang kini menjadi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I-XIV)

agar PT Perkebunan berasosiasi membentuk Asosiasi Penelitian Perkebunan.

Selanjutnya, asosiasi ini diberikan kewenangan mengelola pusat-pusat penelitian

perkebunan yang selama ini mendapatkan dana dari PT Perkebunan Nusantara.

Pembentukan asosiasi baru dilakukan tahun 1989 dengan nama Asosiasi

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I). Seiring dengan telah

terbentuknya AP3I, Menteri Pertanian menerbitkan Surat Keputusan Nomor

823/Kpts/KB/110/II/1989 yang berisi tentang menyerahkelolakan aset berbagai

penelitian perkebunan untuk dikelola AP3I yang kini menjadi Asosiasi Penelitian

Perkebunan Indonesia (APPI), termasuk Balai Penelitian Teh dan Kina (BPTK)

29

Page 47: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

yang kemudian namanya dirubah menjadi Pusat Penelitian Teh dan Kina

Gambung (Puslitbun Gambung).

Selanjutnya pada tahun 2002, Pusat Penelitian Teh dan Kina berada di

bawah Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) – Asosiasi Penelitian

Perkebunan Indonesia (APPI). Pendirian Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK)

Gambung bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produksi serta

memecahkan permasalahan yang timbul atau diduga akan timbul di bidang

pengusahaan komoditas tersebut.

Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung memiliki tiga kebun

percobaan yang diarahkan untuk menghasilkan dana, disamping melakukan

kegiatan penelitian. Kebun Percobaan Pasir Sarongge merupakan salah satu kebun

percobaan yang dimiliki oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung diantara

dua kebun percobaan lainnya, yaitu Kebun Percobaan Cinchona Pangalengan

Bandung Selatan dan Kebun Percobaan Simalungun Pematang Siantar Sumatera

Utara. Kebun Percobaan Pasir Sarongge ini sendiri sudah berdiri sejak tanaman

teh telah ditanam tahun 1902. Jenis kegiatan yang ada di Kebun Percobaan Pasir

Sarongge ini adalah budidaya teh, pengolahan teh hijau, dan penyewaan wisma.

Sedangkan produk yang dihasilkan adalah pucuk teh basah (sebagai produk

utama) dan bahan stek tanaman (cutting).

Kebun Percobaan Pasir Sarongge memiliki total luas lahan 72,300ha.

Tanah tersebut digunakan sebagai lahan Tanaman Teh Menghasilkan (TM),

Tanaman Teh Belum Menghasilkan (TBM), Kebun Induk, Kebun Kina,

30

Page 48: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Pembibitan, Kebun sayur (ex), Emplasemen, dan Jalan Kebun. Luas dari setiap

penggunaan lahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Penggunaan dan Luas Lahan PPTK Kebun Percobaan Pasir Sarongge Tahun 2006 dan Tahun 2007

Luas Lahan (ha)

Penggunaan Lahan 2006 2007

Tanaman Teh Menghasilkan (TM) 57,405 58,780 Tanaman Teh Belum Menghasilkan (TBM) 5,125 3,875 Kebun Induk 2,875 2,875 Kebun Kina 0,750 0,750 Pembibitan 0,250 0,125 Kebun sayur (ex) 1,000 1,000 Emplasemen 3,780 3,780 Jalan Kebun 1,115 1,115

Total 72,300 72,300 Sumber: Dokumentasi PPTK Kebun Percobaan Pasir Sarongge

4.4. Visi, Misi dan Fungsi Perusahaan

4.4.1. Visi Perusahaan

Visi perusahaan adalah menjadikan Pusat Penelitian Teh dan Kina sebagai

lembaga penelitian dan pengembangan yang terkemuka dan berguna bagi

masyarakat yang bergerak di bidang agro industri teh dan kina. Sedangkan Visi

perusahaan pada tahun 2020 adalah menjadi lembaga penelitian teh dan kina yang

terkemuka di Asia pada 2020.

4.4.2. Misi Perusahaan

1. Mengefektifkan dan mengefisienkan kegiatan penelitian dan

pengembangan komoditi teh dan kina, sehingga dapat mengatasi masalah

yang timbul saat ini maupun yang diduga akan timbul dimasa mendatang.

31

Page 49: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

2. Menghasilkan paket teknologi, kebijakan dan manajemen perkebunan

yang dapat menghasilkan produk-produk yang memiliki keunggulan

kompetitif di pasar dalam negeri dan luar negeri.

3. Menjadi tulang punggung dan motor penggerak bagi pengembangan agro

industri teh dan kina.

Selain itu, misi perusahaan pada tahun 2020 adalah menghasilkan inovasi

untuk kemajuan industri teh dan kina nasional dengan cara:

1. Menciptakan, merekayasa, dan mengembangkan teknologi dan

rekomendasi kebijakan di bidang pertehan dan perkinaan.

2. Meningkatkan dan memelihara kepuasan Stakeholder dalam penggunaan

teknologi dan pemanfaatan layanan yang dihasilkan oleh PPTK,

Gambung.

3. Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional dalam

penguasaan dan pengembangan IPTEK pertehan dan perkinaan.

4. Membangun PPTK, Gambung, menjadi lembaga yang mandiri dan

memiliki citra yang baik.

4.4.3. Fungsi Perusahaan

1. Media penelitian dan pengembangan agroindustri teh dan kina.

2. Sumber plasma nutfah teh dan kina.

3. Ajang pendidikan dan latihan budidaya teh dan kina.

4. Kebun contoh (show room) komiditi teh dan kina.

5. Sumber pendapatan untuk mendanai secara mandiri kegiatan penelitian.

32

Page 50: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

4.5. Struktur Organisasi Perusahaan

Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Kebun Percobaan Pasir Sarongge

dipimpin oleh seorang pimpinan yang membawahi tiga bagian penanggungjawab

urusan yang terdiri dari seorang penanggungjawab administrasi, seorang mandor

besar kebun, dan seorang penanggungjawab pabrik. Penanggungjawab

administrasi membawahi tiga bagian, terdiri dari bagian administrasi kantor induk,

eksploitasi wisma, dan keamanan. Mandor besar kebun juga membawahi tiga

bagian, yaitu bagian pemetikan, pemeliharaan, dan penelitian. Sedangkan

penanggungjawab pabrik membawahi bagian pengolahan, pemeliharaan mesin,

dan pool kendaraan.

Tugas dari setiap penanggungjawab di dalam struktur organisasi Pusat

Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge adalah sebagai berikut:

1. Pimpinan

a. Memimpin dan mempertanggungjawabkan seluruh karyawan kebun dan

parik termasuk administrasi secara keseluruhan juga penelitian atau

pesemaian.

b. Mengelola personil Kebun Percobaan Pasir Sarongge sesuai peraturan

Pusat Penelitian Teh dan Kina.

c. Mengadakan hubungan dan pelayanan keluar maupun kedalam sesuai

fungsi Kebun Percobaan Pasir Sarongge sebagai kebun penelitian.

d. Membuat RAB Tahunan sesuai rencana kerja yang akan dilaksanakan.

e. Menerima laporan dari masing-masing bagian yang ada di Kebun

Percobaan Pasir Sarongge.

33

Page 51: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

f. Menentukan perubahan kerja dan personil kerja untuk mencapai efisiensi

kerja tanpa pertentangan dengan fungsi kebun sebagai kebun contoh.

g. Memelihara hubungan kerja yang baik antara bagian satu dengan lainnya

di lingkungan Kebun Percobaan Pasir Sarongge maupun dengan

lingkungan Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.

h. Menjaga nama baik Kebun Percobaan Pasir Sarongge pada khususnya dan

Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung umumnya.

2. Penanggungjawab Administrasi

a. Mengawasi pelaksanaan tugas di lingkungan kantor administrasi. b.

Memeriksa administrasi pengeluaran teh hijau.

c. Bersama kepala pimpinan menyusun RAB Tahunan.

d. Memeriksa bukti keluar masuk keuangan Kebun Percobaan Pasir

Sarongge.

e. Memeriksa buku laporan harian, buku jualan mandor, daftar upah setiap

bulan sebelum dilaksanakan pembayaran upah.

f. Dalam batas tertentu mewakili kepala pimpinan apabila tidak ada di

tempat atau berhalangan hadir.

3. Mandor Besar Kebun

a. Mengkoordinir kegiatan kebun (pemetikan dan panen petik, dan

pemeliharaan).

b. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu empat orang mandor.

c. Membuat rencana kerja kebun dan realisasi kerja pemetikan.

34

Page 52: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

d. Bersama dengan kepala pimpinan mengontrol kebun dan memeriksa buku

jualan mandor.

e. Melaporkan hasil kerja kepada kepala pimpinan.

f. Bersama dengan kepala pimpinan menentukan harga jualan untuk pekerja

borongan pemeliharaan.

4. Penanggungjawab Pabrik

a. Mengkoordinir pekerjaan pabrik atau pengolahan, teknik bengkel dan

kendaraan.

b. Memelihara peralatan, perlengkapan saran dan prasarana pabrik atau

pengolahan.

c. Bersama dengan TU dan mandor mengawasi administrasi gudang teh

hijau.

d. Dalam batas tertentu mewakili kepala pimpinan apabila tidak ada di

tempat atau berhalangan hadir.

35

Page 53: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Struktur organisasi Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir

Sarongge dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.

PIMPINAN

PENJAB. ADM MB. KEBUN PENJAB. PABRIK

Gambar 4. Struktur Organisasi Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge

Jumlah keseluruhan tenaga kerja di Kebun Percobaan Pasir Sarongge pada

tahun 2006 adalah 124 orang, terdiri dari seorang pimpinan, 19 orang tenaga kerja

bulanan, 57 orang tenaga kerja harian tetap, dan 47 orang tenaga kerja harian

musiman. Tenaga kerja harian untuk bagian perkebunan teh berjumlah 78 orang,

terdiri dari 58 orang tenaga kerja pemetikan, 16 orang tenaga kerja pemeliharaan,

dan empat orang tenaga kerja pembibitan. Sedangkan tahun 2007, jumlah

36

Page 54: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

keseluruhan tenaga kerja Kebun Percobaan Pasir Sarongge adalah sebanyak 112

orang, terdiri dari seorang pimpinan, 20 orang tenaga kerja bulanan, 53 orang

tenaga kerja harian tetap, dan 38 orang tenaga kerja musiman. Tenaga kerja harian

bagian perkebunan teh berjumlah 72 orang, terdiri dari 55 orang tenaga kerja

pemetikan, 14 orang tenaga kerja pemeliharaan, dan tiga orang tenaga kerja

pembibitan. Secara umum, komposisi tenaga kerja di Kebun Percobaan Pasir

Sarongge dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Komposisi Tenaga Kerja Kebun Percobaan Pasir Sarongge Tahun 2006

dan Tahun 2007

Status Tenaga Kerja 2006 2007

Pimpinan 1 1

Tenaga Kerja Bulanan 19 20

57

53

Tenaga Kerja Harian :

• Tetap

• Musiman 47 38

Total 124 112 Sumber: Dokumentasi PPTK Kebun Percobaan Pasir Sarongge

Perbedaan antara tenaga kerja harian tetap dengan tenaga kerja harian

musiman adalah pembayaran upah yang diberikan perusahaan. Tenaga kerja

harian musiman tidak mendapatkan upah minggu, artinya perusahaan hanya

memberi upah sesuai dengan hari aktif mereka bekerja saja (pada hari minggu

tenaga kerja musiman tidak mendapat upah). Sedangkan tenaga kerja harian tetap

mendapatkan upah minggu, artinya perusahaan memberikan upah sesuai hari aktif

mereka bekerja dan pada hari minggu saat hari libur pun mereka juga

mendapatkan upah. Ketika tenaga kerja harian musiman diseleksi untuk diangkat

37

Page 55: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

menjadi tenaga kerja harian tetap, aspek yang diperhatikan oleh perusahaan

sebagai dasar petimbangan adalah kinerja dan pendidikan. Aktifitas hari kerja

yang berlangsung di kantor dalam satu minggu adalah mulai hari senin sampai

hari jum’at, sejak pukul 07.00 pagi sampai pukul 15.00 sore.

4.6. Sarana dan Fasilitas Perusahaan

Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge memiliki

sarana penunjang kegiatan produksi teh, seperti (1) kantor yang berfungsi sebagai

tempat proses administrasi. Kantor tersebut terdiri dari ruang kerja pimpinan,

ruang kerja karyawan, ruang penyimpanan dokumen dan komputer, ruang tamu,

ruang dapur, dan ruang toilet; (2) pabrik pengolahan teh hijau. Di dalam ruangan

pabrik ini dibagi menjadi ruang kantor pabrik dan ruang pengolahan yang di

dalamnya terdapat alat penimbang pucuk, dua buah mesin pelayuan, tiga buah

mesin penggulungan, dan dua buah mesin pengeringan; (3) gudang yang berfungsi

sebagai tempat penyimpanan teh kering; dan (4) satu unit kendaraan dinas dan

satu unit kendaraan truk pengangkut.

Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge juga

memiliki fasilitas lapangan olahraga dan wisma penginapan. Di dalam wisma

terdapat ruang pertemuan atau ruang sidang, ruang mushalla, ruang tv, meja

biliard, ruang toilet, dan ruang kamar. Sedangkan fasilitas yang disediakan untuk

para karyawan adalah jaminan kesehatan rujukan ke poliklinik dan rumah sakit

terdekat.

38

Page 56: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Pendapatan Pucuk Teh

Pendapatan pucuk teh yang dianalisis adalah mulai bulan Juli tahun 2006

hingga bulan Desember tahun 2007 karena pada bulan Juli tahun 2006 perusahaan

baru mulai menjual teh dalam bentuk pucuk basah. Pendapatan pucuk teh

merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan pucuk teh. Setelah

diketahui jumlah pendapatan pucuk tehnya, kemudian peneliti melakukan

perhitungan marjin keamanan (margin of safety) untuk mengetahui sejauh mana

tingkat penjualan boleh turun sebelum perusahaan mengalami kerugian.

5.1.1. Biaya Produksi Pucuk Teh

Biaya produksi pucuk teh terdiri dari biaya tetap (fixed cost), biaya tidak

tetap (variable cost), dan total biaya produksi (total cost).

1. Biaya Tetap (fixed cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang tidak langsung berkaitan dengan jumlah

tanaman yang dihasilkan di atas lahan (biaya ini harus dibayar apakah

menghasilkan sesuatu atau tidak). Berdasarkan penelitian Hartono (2002; 46),

biaya tenaga kerja tetap merupakan komponen dari biaya tetap. Komponen biaya

tetap dalam penelitian ini adalah biaya tenaga kerja bulanan (tenaga kerja tetap).

Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge ini adalah milik

pemerintah, sehingga penggunaan tanah yang dimiliki tidak dikenakan biaya

pajak tanah ataupun sewa tanah. Pada Kebun Percobaan Pasir Sarongge ini juga

Page 57: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

tidak terdapat biaya penyusutan karena biaya penyusutan dikeluarkan dan diolah

oleh perusahaan pusat di Gambung. Tabel 7 di bawah ini merupakan pengeluaran

biaya tetap pucuk teh pada bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 dan

bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2007.

Tabel 7. Komponen dan Biaya Tetap Pucuk Teh Bulan Juli-Desember Tahun

2006 dan Bulan Januari-Desember Tahun 2007

2006 2007

Komponen Biaya Tetap Jumlah

(Rp) Rata-rata/

bulan (Rp) Jumlah

(Rp) Rata-rata/

bulan (Rp) Tenaga kerja bulanan 50.323.572 8.387.262 128.470.083 10.705.840,25

Total Biaya Tetap 50.323.572 8.387.262 128.470.083 10.705.840,25

Sumber: Laporan Manajemen Bulanan Keuangan dan Umum PPTK Kebun Percobaan Pasir Sarongge (diolah), 2006-2007

Jumlah tenaga kerja bulanan tahun 2006 yang berhubungan dengan proses

budidaya teh ini terdapat 11 orang tenaga kerja bulanan, sehingga hanya 11 orang

tersebut yang dimasukkan ke dalam perhitungan biaya tetap ini. Total biaya

tenaga kerja bulanan yang dikeluarkan oleh perusahaan pada bulan Juli sampai

bulan Desember tahun 2006 adalah sebesar Rp 50.323.572,- dengan biaya rata-

rata per bulan sebesar Rp 8.387.262,-. Total biaya tetap per bulannya dapat dilihat

pada Lampiran 2. Sedangkan total biaya tenaga kerja bulanan pada tahun 2007

adalah sebesar Rp 128.470.083,- dengan biaya rata-rata per bulannya yaitu sebesar

Rp 10.705.840,25,-. Rata-rata gaji tenaga kerja bulanan pada tahun 2007

mengalami kenaikan, penetapan kenaikan gaji ini ditetapkan atas dasar kebijakan

yang ditetapkan oleh perusahaan pusat. Total biaya tetap per bulannya dapat

dilihat pada Lampiran 3.

40

Page 58: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

2. Biaya Tidak Tetap (variable cost)

Biaya tidak tetap merupakan biaya yang secara langsung berkaitan dengan

jumlah tanaman yang diusahakan dan input variabel yang dipakai. Sesuai dengan

penjelasan dalam Hernanto (1991; 179) mengenai penggolongan biaya, yang

termasuk kedalam biaya tidak tetap dalam penelitian ini antara lain biaya tenaga

kerja harian, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya peralatan, biaya pengangkutan,

dan biaya lain-lain. Sumber dana untuk setiap penggunaan komponen dalam

produksi pucuk teh yang digunakan di Kebun Percobaan Pasir Sarongge berasal

dari perusahaan pusat di Gambung. Sedangkan untuk bibit, perusahaan tidak

mengeluarkan biaya karena bibit yang digunakan berasal dari pohon induk teh

yang ada di kebun. Komponen dan biaya tidak tetap pucuk teh disajikan pada

Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Komponen dan Biaya Tidak Tetap Pucuk Teh Bulan Juli-Desember

Tahun 2006

2006 No.

Komponen Biaya Tidak Tetap

Jumlah (Rp)

Rata-rata/bulan (Rp)

(%)

1 Tenaga kerja harian 210.644.899 35.107.483,17 89,19 2 Pupuk 187.575 31.262,50 0,08

3 Pestisida 12.640.173 2.106.695,50 5,35

4 Peralatan 2.947.750 491.291,67 1,25 5 Pengangkutan 9.405.276 1.567.546 3,98 6 Lain-lain 350.000 58.333,33 0,15

Total Biaya Tidak Tetap

236.175.673

39.362.612,17

100

Sumber: Laporan Manajemen Bulanan Keuangan dan Umum PPTK Kebun Percobaan Pasir

Sarongge (diolah), 2006

41

Page 59: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Berdasarkan Tabel 8 di atas, biaya tenaga kerja harian yang dikeluarkan

oleh perusahaan pada bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 adalah

sebesar Rp 210.644.899,- atau 89,19 % dari total biaya tidak tetap dengan jumlah

biaya rata-rata per bulannya sebesar Rp 35.107.483,17,-. Tenaga kerja harian ini

berasal dari bagian pembibitan dan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan

(PTBM), pemeliharaan kebun induk, pemeliharaan tanaman menghasilkan (PTM),

serta pemetikan. Dari beberapa bagian tersebut, pemetikan mempunyai jumlah

pengeluaran yang paling besar yaitu sebesar Rp 150.786.935,- atau 71,58 % dari

total biaya tenaga kerja harian dengan jumlah biaya rata-rata per bulannya

Rp 25.131.155,83,- seperti yang terlihat pada Lampiran 6. Besarnya pengeluaran

tersebut sesuai dengan penjelasan dalam Ghani (2002; 71) yang menyebutkan

bahwa dalam budidaya teh, tenaga kerja pemetikan menyerap biaya yang paling

banyak begitupun dengan jumlah tenaga kerjanya. Jumlah tenaga kerja pemetikan

di Kebun Percobaan Pasir Sarongge adalah 58 orang atau 74.35 % dari total

tenaga kerja perkebunan sebanyak 78 orang. Rata-rata standar upah pemetikan

tahun 2006 untuk tenaga kerja harian tetap adalah Rp 434,096,- dan untuk tenaga

kerja harian musiman sebesar Rp 378,750,-.

Pada pupuk, biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 187.575,- atau

0,08 % dari total biaya tidak tetap dengan jumlah biaya rata-rata per bulannya

sebesar Rp 31.262,50,-. Pengeluaran biaya pupuk ini digunakan untuk bagian

pemeliharaan tanaman menghasilkan (PTM). Pemupukan yang diberikan melalui

tanah sudah diberikan pada bulan April, dan bulan Mei (semester awal) tahun

2006 dan dilakukan sebanyak dua kali. Pemupukan tanah pada bulan Januari dan

42

Page 60: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

bulan Juli yang digunakan berasal dari sisa dana yang ada. Pengeluaran biaya

pupuk tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8. Kecilnya biaya pupuk yang

dikeluarkan perusahaan dikarenakan tidak adanya biaya untuk pemupukan tanah

pada bulan Juli sampai bulan Desember (semester dua), sedangkan idealnya

pupuk diberikan sebanyak empat kali aplikasi. Selain tidak ada dana pemupukan,

karena pada bulan Juli sudah memasuki musim kemarau, maka perusahaan

menggunakan pupuk daun yang diberikan untuk blok-blok tanaman tertentu saja

agar lebih ekonomis. Dalam Ghani (2002; 60) dijelaskan, pupuk daun ekonomis

digunakan sebagai pengganti apabila tidak memungkinkan diberi pupuk melalui

tanah.

Pengeluaran perusahaan untuk pestisida adalah sebesar Rp 12.640.173,-

atau 5,35 % dari total biaya tidak tetap dengan jumlah biaya rata-rata per bulannya

sebesar Rp 2.106.695,50,-. Pestisida ini digunakan untuk pembibitan,

pemeliharaan kebun induk, dan pemeliharaan tanaman menghasilkan.

Pengaplikasian pestisida banyak digunakan pada bagian pemeliharaan tanaman

menghasilkan (PTM) yaitu sebesar Rp 11.876.739,- dengan biaya rata-rata per

bulannya sebesar Rp 1.979.456,50,-. Adimulya (2006; 32) menjelaskan, serangan

hama terhadap tanaman akan meningkat pada musim kemarau karena angin

membantu penyebaran hama. Sedangkan penyakit akan menyerang tanaman pada

musim hujan karena ketika musim hujan, maka kelembaban akan meningkat

sehingga memicu pertumbuhan jamur yang menimbulkan penyakit. Pada

Lampiran 10 terlihat di bulan Juli sampai bulan September pembelian pestisida

untuk pemeliharaan tanaman menghasilkan (PTM) lebih besar dibandingkan

43

Page 61: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

dengan bulan Oktober sampai bulan Desember, hal tersebut dikarenakan musim

kemarau sehingga menyebabkan serangan hama yang lebih banyak dari bulan-

bulan sebelumnya.

Biaya peralatan yang dikeluarkan pada bulan juli sampai bulan Desember

tahun 2006 dalam penelitian ini terdiri dari plastik sungkup, paku, bambu, kawat,

tali rapia, plastik polibag, bilik carang, waring, sarung tangan, dan buku untuk

pencatatan. Jumlah biaya peralatan yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar

Rp 2.947.750,- atau 1,25 % dengan biaya rata-rata per bulannya Rp 491.291,67,-.

Pada bulan Agustus perusahaan banyak mengeluarkan biaya untuk pembelanjaan

peralatan keperluan pembibitan. Biaya peralatan yang dikeluarkan dapat dilihat

pada Lampiran 12.

Di samping itu, biaya pengangkutan yang dikeluarkan perusahaan adalah

RP 9.405.276,- atau 3,98 % dengan jumlah biaya rata-rata per bulan yaitu

Rp 1.567.546,-. Biaya pengangkutan dikeluarkan untuk pengangkutan pucuk teh

dari kebun ke pabrik. Komponen yang termasuk kedalam biaya pengangkutan di

penelitian ini adalah biaya upah pengemudi, bahan bakar, dan biaya pemeliharaan

kendaraan. Pada bulan Desember biaya pengangkutan yang dikeluarkan oleh

perusahaan adalah pengeluaran yang paling besar yaitu sebesar Rp 2.570.874,-.

Hal ini dikarenakan besarnya biaya untuk pemeliharaan truk sebesar

Rp 1.331.667,-. Secara lebih rinci, biaya pengangkutan dapat dilihat pada

Lampiran 14. Sedangkan jumlah biaya lain-lain dalam penelitian ini adalah

sebesar Rp 350.000,- atau 0,15 % dengan jumlah biaya rata-rata per bulan sebesar

44

Page 62: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Rp 58.333,33,-. Biaya lain-lain yang dikeluarkan merupakan biaya dari bagian

pemeliharaan tanaman menghasilkan (PTM).

Komponen dan biaya tidak tetap pucuk teh bulan Januari sampai bulan

Desember tahun 2007 terdiri dari biaya tenaga kerja harian, pupuk, pestisida,

peralatan, pengangkutan, dan biaya lain-lain sesuai pada Tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9. Komponen dan Biaya Tidak Tetap Pucuk Teh Bulan Januari-Desember

Tahun 2007

2007 No.

Komponen Biaya Tidak Tetap

Jumlah

(Rp) Rata-rata/bulan

(Rp)

(%)

1 Tenaga kerja harian 487.346.537 40.612.211,42 84,12 2 Pupuk 25.033.242 2.086.103,50 4,32

3 Pestisida 38.064.520 3.172.043,33 6,57 4 Peralatan 1.883.682 156.973,50 0,33 5 Pengangkutan 25.131.023 2.094.251,92 4,34 6 Lain-lain 1.872.975 156.081,25 0,32

Total Biaya Tidak Tetap

579.331.979

48.277.664,92

100

Sumber: Laporan Manajemen Bulanan Keuangan dan Umum PPTK Kebun Percobaan Pasir

Sarongge (diolah), 2007

Berdasarkan Tabel 9 di atas, pada tahun 2007 biaya tenaga kerja harian yang

dikeluarkan adalah sebesar Rp 487.346.537,- atau 84,12 % dari total biaya tidak

tetap dengan jumlah biaya rata-rata per bulannya adalah sebesar

Rp 40.612.211,42,-. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan tersebut adalah untuk

bagian pembibitan dan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (PTBM),

pemeliharaan kebun induk, pemeliharaan tanaman menghasilkan (PTM), serta

bagian pemetikan. Sama seperti dengan tahun 2006, pada tahun 2007 ini

komponen biaya tenaga kerja harian bagian pemetikan memiliki jumlah

pengeluaran yang paling besar yaitu Rp 353.938.959,- atau 72,62 % dari total

45

Page 63: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

biaya tenaga kerja hariannya dengan biaya rata-rata per bulannya sebesar

Rp 29.494.913,25,-. Pada tahun 2007, rata-rata standar upah pemetikan untuk

tenaga kerja harian tetap mengalami kenaikan menjadi Rp 620.758,- dan upah

tenaga kerja harian musiman menjadi Rp 570.750,-. Penetapan kenaikan standar

upah ini ditetapkan atas dasar kebijakan perusahaan pusat. Jumlah tenaga kerja

bagian pemetikan pada tahun 2007 berkurang menjadi 55 orang atau 76,38 % dari

total tenaga kerja di perkebunan sebanyak 72 orang. Persentase jumlah tenaga

kerja pemetikan tahun 2007 mengalami kenaikan karena diikuti dengan

berkurangnya tenaga kerja perkebunan dari bagian pembibitan menjadi tiga orang

dan bagian pemeliharaan menjadi 14 orang. Bila dibandingkan dengan tahun 2006

selama satu tahun, berkurangnya jumlah tenaga kerja pemetikan tahun 2007

menyebabkan biaya tenaga kerja pemetikan yang dikeluarkan menjadi berkurang

juga. Biaya dari komponen tenaga kerja harian ini dapat dilihat pada Lampiran 7.

Total pengeluaran biaya pupuk tahun 2007 sebesar Rp 25.033.242,- atau

4,32 % dari total biaya tidak tetap dengan jumlah biaya rata-rata per bulan sebesar

Rp 2.086.103,50,-. Biaya pupuk tersebut digunakan pada pemeliharaan kebun

induk dan paling banyak digunakan pada tanaman menghasilkan (PTM).

Penggunaan pupuk yang diberikan melalui tanah pada bulan Maret merupakan

pengeluaran yang paling besar, pupuk tersebut merupakan gabungan dua aplikasi

pemupukan dengan bulan sebelumnya. Pemupukan urea pada bulan Oktober yang

diberikan untuk tanaman menghasilkan berasal dari sisa dana yang ada saja. Sama

seperti dengan bulan Juli sampai bulan Desember (semester dua) tahun 2006, pada

bagian tanaman menghasilkan tidak diberikan pupuk tanah dikarenakan tidak

46

Page 64: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

adanya dana untuk membeli pupuk sehingga perusahaan menggunakan pupuk

daun untuk blok-blok tanaman tertentu saja. Biaya pupuk daun bagian

pemeliharaan tanaman menghasilkan (PTM) pada tahun 2007 lebih besar dari

tahun 2006, karena harga pupuk daun tahun 2007 mengalami kenaikan. Biaya

pupuk tahun 2007 dapat dilihat di Lampiran 9.

Di samping itu, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pembelian

pestisida adalah sebesar Rp 38.064.520,- atau 6,57 % dari total biaya tidak tetap

dengan biaya rata-rata per bulannya sebesar Rp 3.172.043,33,-. Biaya pestisida

yang dikeluarkan untuk bagian pemeliharaan tanaman menghasilkan (PTM) mulai

bulan Oktober sampai bulan Desember lebih besar dibandingkan dengan bulan-

bulan sebelumnya, hal ini dikarenakan pada bulan tersebut sudah memasuki

musim hujan yang menyebabkan kelembaban meningkat sehingga memicu

pertumbuhan jamur yang menimbulkan penyakit dan menyerang tanaman

produksi. Pengaplikasian pestisida diterapkan pada pembibitan, pemeliharaan

kebun induk dan paling banyak dilakukan pada pemeliharaan tanaman

menghasilkan (PTM) karena tanaman menghasilkan merupakan tanaman

produksi. Rincian pengeluaran biaya pestisida dapat dilihat pada Lampiran 11.

Pada tahun 2007 perusahaan mengeluarkan biaya untuk pembelian

peralatan seperti plastik sungkup dan polibag yang digunakan di bagian

pembibitan. Sedangkan paku, sprayer, alat kompa, sarung tangan, masker, buku

pencatatan, dan lain-lain digunakan di bagian pemeliharaan tanaman

menghasilkan (PTM). Total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 1.883.682,-

atau 0,33 % dari total biaya tidak tetap dengan jumlah biaya rata-rata per bulannya

47

Page 65: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

sebesar Rp 156.973,50,-. Pengeluaran biaya peralatan ini digunakan untuk

pembibitan dan pemeliharaan tanaman menghasilkan (PTM) seperti terlihat pada

Lampiran 13.

Biaya pengangkutan yang dikeluarkan adalah RP 25.131.023,- atau 4,34 %

dari total biaya tidak tetap dengan jumlah biaya rata-rata per bulannya yaitu

Rp 2.094.251,92,-. Biaya pengangkutan dikeluarkan untuk pengangkutan pucuk

teh dari kebun ke pabrik. Pada bulan Desember biaya pengangkutan yang

dikeluarkan oleh perusahaan adalah pengeluaran yang paling besar yaitu sebesar

Rp 4.876.830,-. Hal ini dikarenakan besarnya biaya untuk pemeliharaan truk

sebesar Rp 3.365.500,-. Secara lebih rinci, biaya pengangkutan dapat dilihat pada

Lampiran 15. Sedangkan biaya lain-lain yang dikeluarkan adalah sebesar

Rp 1.872.975,- atau 0,32 % dari total biaya tidak tetap dengan jumlah biaya rata-

rata per bulannya Rp 156.081,25,-. Biaya lain-lain yang dikeluarkan pada tahun

ini merupakan biaya dari bagian pembibitan, pemeliharaan kebun induk,

pemeliharaan tanaman menghasilkan (PTM), dan pemetikan.

3) Total Biaya Produksi (total cost)

Total biaya produksi adalah total biaya tidak tetap ditambah dengan total

biaya tetap. Total biaya produksi bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006

adalah sebesar Rp 286.499.245,- dengan jumlah persentase total biaya tetap

sebesar 17,57 % dan total biaya tidak tetap sebesar 82,43 % dari total biaya

produksi. Besarnya persentase biaya tidak tetap ini dikarenakan biaya tenaga kerja

harian yang besar sebesar 73,52 % dari total biaya produksi. Di samping itu, total

biaya tidak tetap tahun 2007 memiliki persentase lebih besar yaitu 68,85 %

48

Page 66: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

daripada persentase total biaya tetap sebesar 18,15 %. Sama halnya seperti pada

tahun 2006, komponen biaya tidak tetap yang memiliki pengeluaran paling besar

adalah biaya tenaga kerja harian karena jumlah tenaga kerja yang diserap juga

banyak. Di bawah ini merupakan Tabel 10, yaitu tabel total biaya produksi pucuk

teh bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 dan bulan Januari sampai bulan

Desember tahun 2007.

Tabel 10. Total Biaya Produksi Pucuk Teh Bulan Juli-Desember Tahun 2006 dan

Bulan Januari-Desember Tahun 2007

2006 2007

No.

Biaya Produksi Jumlah (Rp)

(%) Jumlah

(Rp)

(%)

Biaya Tetap 1

- Tenaga kerja bulanan 50.323.572 17,57 128.470.083 18,15

2 Total Biaya Tetap 50.323.572 17,57 128.470.083 18,15

Biaya Tidak Tetap

- Tenaga kerja harian 210.644.899 73,52 487.346.537 68,85

- Pupuk 187.575 0,07 25.033.242 3,54

- Pestisida 12.640.173 4,41 38.064.520 5,38

- Peralatan 2.947.750 1,03 1.883.682 0,27

- Pengangkutan 9.405.276 3,28 25.131.023 3,55

3

- Lain-lain 350.000 0,12 1.872.975 0,26

4 Total Biaya Tidak Tetap 236.175.673 82,43 579.331.979 81,85

5 Total Biaya Produksi 286.499.245 100 707.802.062 100

Bedasarkan hasil perhitungan total biaya produksi dari bulan Juli sampai

bulan Desember tahun 2006 dan bulan Januari sampai bulan Desember tahun

2007, diketahui bahwa komponen biaya dari total biaya produksi yang paling

besar dikeluarkan oleh perusahaan adalah komponen biaya tenaga kerja, maka

49

Page 67: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

dana yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih diutamakan kepada pemenuhan upah

tenaga kerja. Seperti yang dijelaskan oleh Ghani (2002; 117) bahwa budidaya teh

memiliki karakteristik khas di antaranya padat karya. Dengan demikian

kemampuan mengelola tenaga kerja menjadi sangat penting.

5.1.2. Penerimaan Pucuk Teh

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara total produksi dengan harga

jual. Berikut merupakan Tabel 11, yaitu tabel penerimaan pucuk teh bulan Juli

sampai bulan Desember tahun 2006 dan bulan Januari sampai bulan Desember

tahun 2007.

Tabel 11. Penerimaan Pucuk Teh Bulan Juli-Desember Tahun 2006 dan Bulan

Januari-Desember Tahun 2007

Tahun Produksi

(Kg)

Harga

(Rp/Kg)

Penerimaan

(Rp)

Rata-rata Penerimaan

(Rp/bulan)

2006 248.282 1.200 297.938.400 49.656.400

2007 676.703 1.300 879.713.900 73.309.491,67

Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa jumlah penerimaan pucuk teh Pusat

Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge pada bulan Juli sampai

bulan Desember tahun 2006 adalah Rp 297.938.400,- dengan rata-rata penerimaan

per bulannya sebesar Rp 49.656.400,-. Hasil produksi pucuk teh adalah sebanyak

248.282kg berasal dari kebun tanaman menghasilkan (TM) seluas 57,030ha.

Pucuk teh dari kebun tanaman menghasilkan (TM) tersebut belum berproduksi

secara maksimal, sehingga produksi pucuk teh tidak dapat terambil semua dari

50

Page 68: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

keseluruhan lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 57,405ha. Sementara itu,

harga pucuk teh per bulan tahun 2006 adalah Rp 1.200,- per kg. Penerimaan per

bulannya dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 18.

Pada tahun 2007, hasil produksi pucuk teh adalah sebanyak 676.703kg

yang berasal dari kebun tanaman menghasilkan (TM) seluas 58,250ha. Pucuk teh

dari kebun tanaman menghasilkan (TM) tersebut tidak dapat terambil semua dari

keseluruhan lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 58,780ha. Hal tersebut

dikarenakan berkurangnya tenaga kerja bagian pemetikan dan banyaknya hari

libur ketika sudah waktunya pemetikan pucuk teh basah. Bila dibandingkan

dengan tahun 2006 selama satu tahun, maka hasil produksi pucuk teh tahun 2007

mengalami peningkatan karena luas lahan tanaman menghasilkan (TM) pada

tahun 2007 juga meningkat, seperti yang dijelaskan dalam Rahim dan Hastuti

(2007; 36) bahwa secara umum dikatakan semakin luas lahan (yang ditanami),

semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Sementara

itu, harga pucuk teh per bulan tahun 2007 adalah sebesar Rp 1.300,- per kg. Dari

hasil perkalian antara jumlah produksi pucuk teh dengan harga pucuk teh,

diperoleh hasil penerimaan sebesar Rp 879.713.900,- dan rata-rata penerimaan per

bulannya adalah Rp 73.309.491,67,-. Penerimaan per bulannya dapat dilihat lebih

jelas pada Lampiran 19.

51

Page 69: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

5.1.3. Pendapatan Pucuk Teh

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya.

Pendapatan pucuk teh di Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir

Sarongge pada bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 adalah sebesar

Rp 11.439.155,- dengan jumlah rata-rata pendapatan sebesar Rp 1.906.525,83,-.

Terlihat pada Lampiran 20, pada bulan Agustus sampai bulan Oktober jumlah

pendapatan yang diperoleh perusahaan mengalami defisit karena pada bulan

tersebut hasil produksi pucuk teh yang diperoleh rendah dan biaya produksi yang

dikeluarkan lebih besar daripada hasil penerimaan perusahaan. Jumlah pendapatan

di bulan Agustus memiliki nilai defisit yang terkecil yaitu Rp -8.250.264,-

dibandingkan bulan September Rp -14.545.204,- dan bulan Oktober

Rp -23.129.707,-, karena biaya untuk pembelian pestisida bulan Agustus Rp

2.275.380,- yang diaplikasikan kepada tanaman produksi lebih besar daripada

bulan September Rp 2.169.186,- dan bulan Oktober Rp 1.222.903,- sehingga

tanaman produksi yang terserang hama dapat lebih banyak terselamatkan.

Sedangkan jumlah pendapatan yang memiliki nilai defisit terbesar adalah bulan

Oktober, karena hasil produksi yang diperoleh paling rendah dan biaya untuk

pembelian pestisida yang diaplikasikan pada tanaman produksi juga paling kecil

akibat terbatasnya biaya untuk membeli pestisida. Berikut merupakan Tabel 12,

yaitu tabel pendapatan pucuk teh bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006

dan bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2007.

52

Page 70: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Tabel 12. Pendapatan Pucuk Teh Bulan Juli-Desember Tahun 2006 dan Bulan

Januari-Desember Tahun 2007

2006 2007 No. Uraian Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)

1 Penerimaan 297,938,400 879,713,900

2 Total Biaya Produksi 286.499.245 707.802.062

3 Jumlah Pendapatan 11,439,155 171,911,838

4 Rata-rata Pendapatan/bulan 1,906,525.83 14,325,986.50

Di samping itu, pendapatan pucuk teh yang diperoleh pada tahun 2007

adalah Rp 171.911.838,- dengan jumlah rata-rata pendapatannya adalah sebesar

Rp 14.325.986,50,-. Pada lampiran 21 dapat terlihat jumlah pendapatan di bulan

Maret sebesar Rp -11.850.124,-, bulan Agustus sebesar Rp -12.331.102,-, bulan

September sebesar Rp -34.946.474,-, dan bulan Oktober sebesar Rp -6.206.410,-

mengalami defisit. Besarnya total biaya produksi pada bulan Maret dikarenakan

pada bulan tersebut perusahaan mengeluarkan biaya yang besar yaitu

Rp 77.388.324,- dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya untuk pembelian

pupuk yang diaplikasikan pada pemeliharaan tanaman menghasilkan (PTM).

Jumlah pendapatan perusahaan di bulan September memiliki nilai defisit yang

terbesar yaitu Rp -34.946.474,- karena hasil produksi pucuk teh yang diperoleh

paling rendah sebanyak 14.693Kg akibat musim kemarau. Namun secara

keseluruhan pendapatan perusahaan dapat menutup kerugian pada beberapa bulan

tersebut.

Seluruh hasil penjualan produk dari setiap kebun percobaan yang dimiliki

oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina dikelola oleh perusahaan pusat di Gambung,

termasuk penjualan pucuk teh dari Kebun Percobaan Pasir Sarongge ini. Atas

53

Page 71: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

dasar hal tersebut, ketika Pusat Penelitian Teh dan Kina mengalami defisit

pemasukan maka Kebun Percobaan Pasir Sarongge yang memberikan sumbangan

pemasukan besar pun akan ikut terkena dampaknya. Dampak tersebut dapat

berupa seperti keterlambatan atau kekurangan dalam pemberian dana sebagai

biaya untuk setiap penggunaan komponen dalam produksi pucuk teh dan

keterlambatan perusahaan pusat dalam pemberian dana sebagai biaya untuk

pembayaran gaji dan upah tenaga kerja.

5.2. Marjin Keamanan (Margin of Safety)

Marjin keamanan atau margin of safety (MOS) merupakan kelebihan

penjualan yang dianggarkan atau realisasi di atas volume penjualan pada titik

impas. Marjin pengaman penjualan ini menentukan seberapa banyak penjualan

boleh turun sebelum perusahaan mengalami kerugian. Dari perhitungan

pendapatan usahatani, perusahaan memerlukan juga informasi mengenai berapa

jumlah maksimal penurunan penjualan yang terjadi dimana perusahaan tidak

mengalami kerugian. Marjin keamanan (Margin of Safety) ini dihitung

berdasarkan selisih antara total penjualan dengan nilai penjualan pada titik impas.

Untuk mengetahui nilai marjin keamanan, sebelumnya harus diketahui

terlebih dahulu nilai titik impas penjualan. Titik impas atau BEP adalah volume

penjualan dimana jumlah penerimaan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat

laba maupun rugi. Marjin keamanan bulan Juli sampai bulan Desember tahun

2006 dapat dilihat pada Tabel 13.

54

Page 72: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Tabel 13. Marjin Keamanan Bulan Juli-Desember Tahun 2006

No. Uraian Jumlah

1 Penerimaan Rp 297.938.400

2 Total Biaya Produksi Rp 286.499.245

3 Nilai Titik Impas Rp 242.756.841

4 Volume Titik Impas 202.298Kg

5 Marjin Keamanan Rp 55.181.559

6 % Marjin Keamanan 18,52 %

Pada Tabel 13 dapat dilihat nilai titik impas (BEP) dan marjin keamanan (MOS)

penjualan bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006. Sedangkan cara

perhitungan nilai titik impas dan marjin keamanan tahun 2006 dapat dilihat pada

Lampiran 22 dan Lampiran 24. Pada bulan Juli sampai bulan Desember tahun

2006, marjin keamanan Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir

Sarongge adalah sebesar Rp 55.181.559,- atau 18,52 % dari total penerimaannya,

artinya penjualan perusahaan boleh mengalami penurunan sebesar

Rp 55.181.559,-. Nilai titik impas Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Percobaan Pasir Sarongge bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006 adalah

sebesar 202.298kg atau Rp 242.756.841,-. Apabila volume penjualan perusahaan

berada di bawah nilai titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian.

Sementara itu pada Tabel 14, diketahui bahwa marjin keamanan Pusat

Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge tahun 2007 adalah

sebesar Rp 503.469.826,- atau 57,23 % dari total penerimaan, artinya penjualan

perusahaan boleh mengalami penurunan sebesar Rp 503.469.826,-. Nilai titik

impas Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge tahun 2007

55

Page 73: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

adalah 261.176kg atau Rp 376.244.074,-. Apabila volume penjualan perusahaan

berada di bawah nilai titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian.

Perhitungan nilai titik impas dan marjin keamanan bulan Januari sampai bulan

Desember tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 23 dan Lampiran 25.

Tabel 14. Marjin Keamanan Bulan Januari-Desember Tahun 2007

No. Uraian Jumlah

1 Penerimaan Rp 879.713.900

2 Total Biaya Produksi Rp 707.802.062

3 Nilai Titik Impas Rp 376.244.074

4 Volume Titik Impas 261.176Kg

5 Marjin Keamanan Rp 503.469.826

6 % Marjin Keamanan 57,23 %

Berdasarkan keterangan Tabel 14 di atas, diketahui bahwa perusahaan

masih berada dalam kondisi aman karena marjin keamanan yang berada di atas

nilai titik impas. Semakin besar marjin keamanan maka semakin baik bagi

perusahaan, karena semakin tinggi marjin keamanan maka toleransi terhadap

penurunan volume penjualan / penerimaan juga tinggi. Begitu juga sebaliknya,

jika marjin keamanan rendah maka semakin besar kemungkinan bagi perusahaan

mengalami kerugian.

56

Page 74: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pendapatan pucuk teh di Pusat Penelititan Teh dan Kina Kebun Percobaan

Pasir Sarongge bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun 2006 adalah

sebesar Rp 11.439.155,-. Pada tahun 2007 bulan Januari sampai bulan

Desember, pendapatan pucuk teh di Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

percobaan Pasir Sarongge adalah sebesar Rp 171.911.838,-.

2. Marjin keamanan yang perlu dicapai Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Percobaan Pasir Sarongge pada bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2006

adalah sebesar Rp 55.181.559,-. Nilai ini menjelaskan bahwa penjualan

perusahaan boleh mengalami penurunan sebesar Rp 55.181.559,-. Nilai titik

impas Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge bulan

Juli sampai bulan Desember tahun 2006 adalah sebesar 202.298kg atau atau

Rp 242.756.841,. Apabila volume penjualan perusahaan berada di bawah nilai

titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian. Marjin keamanan

pada tahun 2007 bulan Januari sampai bulan Desember yaitu sebesar

Rp 503.469.826,- yang artinya penjualan perusahaan boleh mengalami

penurunan sebesar Rp 503.469.826,-. Nilai titik impas Pusat Penelitian Teh

dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge tahun 2007 adalah 261.176kg atau

Rp 376.244.074,-. Apabila volume penjualan perusahaan berada di bawah nilai

Page 75: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

57

Page 76: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian. Berdasarkan

penjelasan tersebut, keadaan perusahaan berada dalam kondisi aman dari

kerugian karena nilai marjin keamanannya masih berada di atas nilai titik

impas.

6.2. Saran

Guna menjaga kelangsungan usahanya maka Pusat Penelitian Teh dan

Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge diharapkan dapat mempertahankan

pendapatannya dengan cara mengoptimalkan tenaga kerja perkebunan yang ada

dan menambah kemampuan produksi pucuk tehnya.

58

Page 77: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

DAFTAR PUSTAKA

Adimulya, Vidya. Analisis Produksi Teh (Camellia sinensis L. O. Kuntze) di

Kebun Jolotigo. PTPN IX, Pekalongan, Jawa Tengah [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian; 2006

Badan Pusat Statistik. Statistik Harga Produsen Tanaman Pangan dan Perkebunan Rakyat 2000-2005. (Jakarta: BPS, 2006).

Departemen Pertanian. Kerangka Pemikiran Pembentukan Dewan Teh Indonesia.

27 September 2007; 1hlm. http://ditjenbun.deptan.go.id/rempahbun/rempah//index2.php?option=com _content&do_pdf=1&id=24, 05 Nopember 2007, pk. 15.08 WIB.

Detikhot. Indonesia Coba Dongkrak Harga Teh. 24 Juli 2008; 1hlm. http://www.detikhot.com/read/2008/07/24/103834/977028/124/indonesia- coba-dongkrak-harga-teh, 18 Pebruari 2009, pk. 16.30 WIB.

Direktorat Jenderal Perkebunan. Produksi Teh di Seluruh Indonesia. 9 Maret 2007; 1hlm. http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/bun/2006/Prod-

Teh06.htm, 26 Januari 2009, pk. 15.11 WIB.

Downey, David W. & Steven P. Erickson. Manajemen Agribisnis, Ed ke-2. (Jakarta: Erlangga, 1987).

Ghani, Mohammad A. Buku Pintar Mandor Dasar-Dasar Budidaya Teh. (Jakarta: Penebar Swadaya, 2002).

Hernanto, Fadholi. Ilmu Usahatani. (Jakarta: Penebar Swadaya,1991).

Jumingan. Analisis laporan Keuangan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).

Krisnamurthi, Bayu. Pengertian dan Ruang Lingkup Agribisnis. (Bogor: Laboratorium Ekonomi dan Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor, 2000).

59

Page 78: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh, Ed

ke-3. (Bandung: Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006).

Makeham, J.P. & L.R. Malcolm. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. (Jakarta: LP3ES, 1991).

Nitha. Teh Hijau dan Manfaatnya. 27 September 2005; 1hlm. http://veenendaal.multiply.com/reviews/item/91, 9 September 2007, pk. 16.29 WIB.

Pusat Penelitian Teh dan Kina. Laporan Manajemen Bulanan Keuangan dan Umum. (Dokumentasi Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge, 2006).

Pusat Penelitian Teh dan Kina. Laporan Manajemen Bulanan Keuangan dan Umum. (Dokumentasi Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge, 2007).

Pusat Penelitian Teh dan Kina. Profil Kebun Percobaan Pasir Sarongge.

(Dokumentasi Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge, 2007).

Radius, Dwi B. Teh Sudah Selayaknya Menjadi Komoditas Unggulan Nasional. 21 April 2007; 1hlm. http://www.kompas.com/kompas- cetak/0704/21/Jabar/12315.htm, 11 Desember 2007, pk. 17.52 WIB.

Rahim, Abd. & D. R. D. Hastuti. Pengantar, Teori, dan Kasus Ekonomika Pertanian. (Jakarta: Penebar Swadaya, 2007).

Santoso, Joko & R. Suprihatini. Perspektif Bisnis Komoditi Teh. Warta Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006; 17 [1-3]: 242.

Sibuea, Posman. Minum Teh dan Khasiatnya bagi Kesehatan. 2003; 1hlm. http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/1010/kes1.html, 05 Juli 2007, pk. 13.01 WIB.

60

Page 79: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Simamora, Henry. Akutansi Manajemen. (Jakarta: Salemba Empat, 1999).

Soekartawi. Analisis Usahatani. (Jakarta: UI-Press, 2006). Yanuar. Volume dan Nilai Ekspor, Impor Indonesia. 22 Pebruari 2007; 1hlm.

http://ditjenbun.deptan.go.id//images/stories/fruit/komoditi%20teh.pdf, 26 Januari 2009, pk. 14.38 WIB.

61

Page 80: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan yang Digunakan dalam Penelitian

1. Bagaimana sejarah berdirinya Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Percobaan Pasir Sarongge ?

2. Apa visi, misi, dan fungsi dari Pusat Penelitian Teh dan Kina ini ?

3. Kegiatan apa sajakah yang ada di Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Percobaan Pasir Sarongge ?

4. Produk apa saja yang dihasilkan Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Percobaan Pasir Sarongge ?

5. Berapa luas tanah perkebunan yang dimiliki Pusat Penelitian Teh dan Kina

Kebun Percobaan Pasir Sarongge ?

6. Berapa luas tanah dari setiap penggunaan lahan perkebunan ?

7. Atas kepemilikan siapakah tanah tersebut ?

8. Bagaimanakah struktur organisasi Pusat Penelitian teh dan Kina yang ada di

Kebun Percobaan Pasir Sarongge ?

9. Apa tugas dari setiap penanggung jawab yang terdapat dalam organisasi Pusat

Penelitian teh dan Kina yang ada di Kebun Percobaan Pasir Sarongge ?

10. Berapa jumlah seluruh tenaga kerja yang ada di Pusat Penelitian Teh dan Kina

yang ada di Kebun Percobaan Pasir Sarongge ini ?

11. Berapa jumlah seluruh tenaga kerja perkebunan ?

12. Bagaimanakah sistem pengangkatan tenaga kerja harian bagian perkebunan ?

13. Sarana dan fasilitas apa sajakah yang dimiliki oleh Pusat Penelitian Teh dan

Kina Kebun Percobaan Sarongge ini ?

62

Page 81: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 1. Lanjutan

14. Kepada siapa produksi pucuk teh basah Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Percobaan Pasir Sarongge ini di pasarkan ?

15. Berapa harga jual pucuk teh basah pada tahun 2006 dan tahun 2007 ?

16. Berasal dari manakah biaya yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun Percobaan Pasir Sarongge untuk setiap

penggunaan komponen dalam proses produksi pucuk teh ?

17. Berasal dari manakah bibit yang digunakan untuk penanaman ulang di kebun ?

18. Peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam tahap pembibitan hingga tahap pemetikan ?

19. Apakah perusahaan mengeluarkan biaya penyusutan untuk setiap peralatan yang digunakan dalam proses produksi pucuk teh ?

20. Jika ya, berapa biaya penyusutan yang dikeluarkan dari setiap peralatan yang digunakan tersebut ?

21. Jenis pupuk apa saja yang digunakan dalam proses produksi pucuk teh ?

22. Berapa biaya untuk setiap jenis pupuk yang digunakan tersebut ?

23. Jenis pestisida apa saja yang digunakan dalam proses produksi pucuk teh ?

24. Berapa biaya untuk setiap jenis pestisida yang digunakan tersebut ?

25. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses budidaya teh di kebun ini ?

26. Berapa rata-rata standar upah yang diberikan kepada tenaga kerja harian di

perkebunan ?

Page 82: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Uraian

Jumlah (Juli-Desember)

Tenaga Kerja Bulanan

50,323,572

Total Biaya Tetap

50,323,572

Rata-rata Biaya Tetap

8,387,262

63

Lampiran 2. Komponen dan Biaya Tetap Pucuk Teh Tahun 2006

Uraian

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Total Tenaga Kerja Bulanan

8,178,998

10,018,173

10,317,481

10,294,933

10,294,933

10,294,933

8,387,262

8,387,262

8,387,262

8,387,262

8,387,262

8,387,262

109,723,023

Pemel. Mesin

1,176,574

1,178,738

1,851,119

1,418,649

1,674,569

2,076,269

.

.

.

.

.

.

9,375,918

TOTAL

9,355,572

11,196,911

12,168,600

11,713,582

11,969,502

12,371,202

8,387,262

8,387,262

8,387,262

8,387,262

8,387,262

8,387,262

119,098,941

Keterangan :

Uraian

Jumlah (Januari-Juni)

Tenaga Kerja Bulanan

59,399,451

Pemeliharaan Mesin

9,375,918

Total Biaya Tetap

68,775,369

Rata-rata Biaya Tetap

11,462,561.15

Page 83: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Uraian

Jumlah (Juli-Desember)

Tenaga Kerja Bulanan

66,663,933

Total Biaya Tetap

66,663,933

Rata-rata Biaya Tetap

11,110,655.5

Lampiran 3. Komponen dan Biaya Tetap Pucuk Teh Tahun 2007

Uraian

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Total Tenaga Kerja Bulanan

8,386,559

10,247,723

10,792,967

10,792,967

10,792,967

10,792,967

10,792,967

11,642,307

11,051,705

11,051,705

11,051,705

11,073,544

128,470,083

TOTAL

8,386,559

10,247,723

10,792,967

10,792,967

10,792,967

10,792,967

10,792,967

11,642,307

11,051,705

11,051,705

11,051,705

11,073,544

128,470,083

Keterangan :

Uraian

Jumlah (Januari-Juni)

Tenaga Kerja Bulanan

61,806,150

Total Biaya Tetap

61,806,150

Rata-rata Biaya Tetap

10,301,025

Page 84: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

No. Uraian Jumlah (Juli-Desember) 1 Tenaga Kerja Harian 210,644,899 2 Pupuk 187,575 3 Pestisida 12,640,173 4 Peralatan 2,947,750 5 Pengangkutan 9,405,276 6 Lain-lain 350,000

Total Biaya Tidak Tetap 236,175,673 Rata-rata iaya Tidak etap 39,362,612.17

Lampiran 4. Komponen dan Biaya Tidak Tetap Pucuk Teh Tahun 2006

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total 1 Tenaga Kerja

Harian

36,994,743

45,068,934

54,116,088

47,819,800

59,944,037

60,946,216

37,565,726

32,559,119

26,535,996

32,287,282

40,706,811 40,989,965

515,534,717

2 Pupuk 1,089,800 . . 11,082,282 11,061,499 . 52,575 . 45,000 10,000 14,000 66,000 23,421,156 3 Pestisida 633,600 1,742,400 1,443,200 1,437,805 1,942,900 1,452,802 2,580,528 2,275,380 2,169,186 1,222,903 2,072,626 2,319,550 21,292,880 4 Peralatan 1,361,584 909,400 952,000 1,212,500 1,051,600 984,250 291,000 1,778,750 69,500 20,000 441,500 347,000 9,419,084 5 Listrik 2,022,300 2,405,470 2,549,560 2,213,168 3,691,490 2,542,814 . . . . . . 15,424,802 6 Pengangkutan 1,916,516 2,262,073 2,226,404 2,006,316 1,583,776 1,884,115 1,598,780 1,409,753 1,340,660 1,146,260 1,338,949 2,570,874 21,284,476

7 Bahan Bakar Pengolahan

48,969,300

33,928,432

46,263,700

41,194,000

43,928,800

47,074,407

.

.

.

.

.

.

261,358,639

8 Lain-lain 72,000 152,954 . 160,000 80,000 . . . . . . 350,000 814,954 TOTAL 93,741,624 87,532,613 109,022,263 108,127,930 124,227,869 115,743,667 42,088,609 38,032,402 30,180,342 34,687,045 44,623,886 46,643,389 868,550,708

Keterangan :

No. Uraian Jumlah (Januari-Juni) 1 Tenaga Kerja Harian 304,889,818 2 Pupuk 23,233,581 3 Pestisida 8,652,707 4 Peralatan 6,471,334 5 Listrik 15,424,802 6 Pengangkutan 11,879,200 7 Bahan Bakar Pengolahan 261,358,639 8 Lain-lain 464,954

Total Biaya Tidak Tetap 632,375,035 Rata-rata Biaya Tidak Tetap 05,395,839.2

Page 85: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

No. Uraian Jumlah (Juli-Desember) 1 Tenaga Kerja Harian 239,600,231 2 Pupuk 1,872,016 3 Pestisida 22,892,225 4 Peralatan 310,000 5 Pengangkutan 14,660,843 6 Lain-lain 560,000

Total Biaya Tidak Tetap 279,895,315 Rata-rata iaya Tidak etap 46,649,219.17

Lampiran 5. Komponen dan Biaya Tidak Tetap Pucuk Teh Tahun 2007

No.

Uraian

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Total 1 Tenaga Kerja

Harian

34,125,318

44,084,349

41,380,462

44,834,581

45,679,073

37,642,523

40,014,000

33,215,210

36,883,474

35,209,881

48,591,620

45,686,046

487,346,537 2 Pupuk 412,500 796,648 21,853,078 99,000 . . 490,000 79,000 536,000 767,016 . . 25,033,242

3

Pestisida

2,142,470

2,267,900

1,931,350

3,087,596

2,411,764

3,331,215

3,258,883

3,337,607

3,026,860

3,798,488

4,907,475

4,562,912

38,064,520

4

Peralatan

269,000

253,700

73,132

75,045

847,305

55,500

15,000

97,000

120,000

45,000

33,000

.

1,883,682

5

Pengangkutan

2,349,510

1,783,330

1,357,335

1,636,330

1,691,340

1,652,335

2,090,840

1,874,778

2,429,335

1,542,820

1,846,240

4,876,830

25,131,023

6

Lain-lain

641,775

519,200

.

152,000

.

.

.

560,000

.

.

.

.

1,872,975

TOTAL

39,940,573

49,705,127

66,595,357

49,884,552

50,629,482

42,681,573

45,868,723

39,163,595

42,995,669

41,363,205

55,378,335

55,125,788

579,331,979

Keterangan :

No. Uraian Jumlah (Januari-Juni) 1 Tenaga Kerja Harian 247,746,306 2 Pupuk 23,161,226 3 Pestisida 15,172,295 4 Peralatan 1,573,682 5 Pengangkutan 10,470,180 6 Lain-lain 1,312,975

Total Biaya Tidak Tetap 299,436,664 Rata-rata Biaya Tidak Tetap 49,906,110.67

Page 86: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 6. Biaya Tenaga Kerja Harian Pucuk Teh Tahun 2006

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

1 Pembibitan dan PTBM

1,502,186

1,478,300

129,200

1,461,400

841,100

1,280,600

647,924

2,008,256

1,294,987

1,310,384

1,243,491

986,079

2

Pemeliharaan Kebun induk

795,000

500,000

180,000

.

.

.

.

48,450

129,200

620,103

905,767

4,164,318

3 PTM 6,585,652 7,698,898 9,124,518 6,690,180 8,246,538 8,370,799 8,236,613 8,048,391 8,583,221 6,643,282 6,639,003 8,348,495

4 Pemetikan 24,995,821 30,944,235 39,614,424 35,488,353 46,319,823 45,030,527 28,681,189 22,454,022 16,528,588 23,713,513 31,918,550 27,491,073 5 Pengolahan 3,116,084 4,447,501 5,067,946 4,179,867 4,536,576 6,264,290 . . . . . .

TOTAL

36,994,743

45,068,934

54,116,088

47,819,800

59,944,037

60,946,216

37,565,726

32,559,119

26,535,996

32,287,282

40,706,811

40,989,965

Keterangan :

• PTBM : Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan

• PTM : Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 87: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 7. Biaya Tenaga Kerja Harian Pucuk Teh Tahun 2007

No

Uraian

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

1 Pembibitan dan PTBM

847,894

908,355

871,239

439,140

482,655

191,060

222,070

188,060

893,492

495,352

869,167

1,308,160

2 Pemeliharaan Kebun Induk

64,600

618,500

2,561,000

66,020

.

.

.

749,737

325,585

473,091

6,350,443

8,010,433

3

PTM

8,405,219

9,070,185

10,014,525

9,736,524

11,380,528

10,363,110

10,023,554

8,228,725

7,390,976

7,379,972

8,134,466

6,343,741

4

Pemetikan

24,807,605

33,487,309

27,933,698

34,592,897

33,815,890

27,088,353

29,768,376

24,048,688

28,273,421

26,861,466

33,237,544

30,023,712

TOTAL

34,125,318

44,084,349

41,380,462

44,834,581

45,679,073

37,642,523

40,01 ,000

33,215,210

36,883,474

35,209,881

48,591,620

45,686,046

Keterangan :

• PTBM : Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan

• PTM : Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Page 88: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 8. Biaya Pupuk Pucuk Teh Tahun 2006

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember A PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (PTM)

1 Urea 512,000 . . 4,914,432 5,350,125 . 32,575 . . . . . 2 SP36 . . . 4,290,000 3,900,000 . 20,000 . . . . . 3 KCl 577,800 . . 1,877,850 1,811,374 . . . . . . . 4 Tawas . . . . . . . . 35,000 . 14,000 . 5 Kiserit . . . . . . . . . . . . 6 Bio tonic . . . . . . . . 10,000 10,000 . . 7 Green asri . . . . . . . . . . . 66,000

TOTAL 1,089,800 . . 11,082,282 11,061,499 . 52,575 . 45,000 10,000 14,000 66,000 B TOTAL 1,089,800 . . 11,082,282 11,061,499 . 52, 75 . 45,000 10,000 14,000 66,000

Page 89: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 9. Biaya Pupuk Pucuk Teh Tahun 2007

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember A PEMELIHARAAN KEBUN INDUK

1 Urea . 301,648 . . . . . . . . . . 2 Green asri . . 33,000 . . . . . . . . .

TOTAL . 301,648 33,000 . . . . . . . . . B PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (PTM)

1 Urea . . 11,227,478 . . . . . . 767,016 . . 2 KCl . . 10,295,600 . . . . . . . . . 3 Green asri 412,500 495,000 297,000 99,000 . . 490,000 35,000 525,000 . . . 4 Bio tonic . . . . . . . 44,000 11,000 . . .

TOTAL 412,500 495,000 21,820,078 99,000 . . 490,000 79,000 536,000 767,016 . . C TOTAL 412,500 796,648 21,853,078 99,000 . . 490,000 79,000 536,000 767,016 . .

Page 90: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 10. Biaya Pestisida Pucuk Teh Tahun 2006

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember A PEMBIBITAN

1 Dithane . . . . . . 47,000 94,000 . . 141,000 192,600 2 Proklem . . . . . . . . 82,500 . . . 3 Trimaton . . . . . . 25,000 . . . . .

TOTAL . . . . . . 72,000 94,000 82,500 . 141,000 192,600 B KEBUN INDUK.

1 BM fevosate . . . . . . . . . . 80,000 2 Pestisida . . . . . . . . . . . 101,334

TOTAL . . . . . . . . . . . 181,334 C PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (PTM)

1 Indafost 598,400 . . . . . . . . . . . 2 BM fevosate 35,200 1,302,400 774,400 704,000 . 1,088,000 448,000 384,000 . . . . 3 Promax . 330,000 . . . . . . . . . . 4 Talstar . 110,000 550,000 200,000 . 55,000 724,009 350,000 700,000 300,000 350,000 400,000 5 Marvel . . 118,800 29,700 . . . . . . . . 6 Decis . . . 50,355 . 50,355 . . . 82,000 . . 7 Neptune . . . 453,750 1,040,400 259,447 288,280 862,125 287,375 . 396,550 453,200 8 Gerosin . . . . 600,000 . 660,000 . 165,000 . 594,000 561,000 9 Poksindo . . . . 302,500 . . . . . . .

10 Sidamethrin . . . . . . 318,739 253,919 271,143 294,573 210,243 150,000 11 Conpidor . . . . . . . 277,336 138,668 69,330 . .

Page 91: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 10. Lanjutan

12 Metindo . . . . . . . 54,000 324,000 324,000 270,833 109,666 13 Dithane . . . . . . . . 142,500 95,000 . 188,000 14 Kelthane . . . . . . . . 58,000 58,000 110,000 . 15 Padan . . . . . . . . . . . 70,000 16 Kocide . . . . . . . . . . . 13,750

17 Pestisida . . . . . . 69,500 . . . . . TOTAL 633,600 1,742,400 1,443,200 1,437,805 1,942,900 1,452,802 2,508,528 2,181,380 2,086,686 1,222,903 1,931,626 1,945,616

D

TOTAL

633,600

1,742,400

1,443,200

1,437,805

1,942,900

1,452,802

2,580,528

2,275,380

2,169,186

1,222,903

2,072,626

2,319,550

Page 92: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 11. Biaya Pestisida Pucuk Teh Tahun 2007

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember A PEMBIBITAN

1 Dithane 141,000 94,000 . . . . . . . . . 2 Conpidor . . 38,500 . . . . . . . . 3 Pestisida . . . . 60,000 . . . . . .

TOTAL 141,000 94,000 38,500 . 60,000 . . . . . . B PEMELIHARAAN KEBUN INDUK

1 Decis . . 91,072.5 . . . . . . . . 2 Omite . . . 150,000 . . . . . . 85,000 3 Kelthane . . . . . . . . . 195,000 130,000 4 Kocide . . . . . . . . . 30,800 . 5 Padan . . . . . . . . . . 65,000 6 Conpidor . . . . . . . . . . 180,000 7 Carolite . . . . . . . . . . 55,000

TOTAL . . 91,073 150,000 . . . . . 225,800 515,000

C PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (PTM) 1 BM fevosate 912,000 . . . . . . . . . . 2 Metindo 113,070 . 169,605 703,796 390,894 335,055 . . 110,000 110,000 55,000 3 Albatros 132,000 627,000 561,000 . . . 507,000 1,053,000 . . . 4 Neptune 114,950 689,700 344,850 57,475 . 1,264,450 689,700 . 862,125 2,442,688 2,356,475 5 Sidamethrin 463,200 310,200 330,000 . . . . . . . .

Page 93: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 11. Lanjutan

6 Talstar 165,000 385,000 55,000 275,000 154,285 565,715 . . . . . 7 Decis 87,500 87,500 91,072.5 458,825 268,530 . 374,000 . 510,000 85,000 . 8 Kocide 13,750 27,500 . . 30,800 . . . . . . 9 Dithane . 47,000 . . . . . . . . .

10 Meothrin . . 250,250 107,250 . . . . . . . 11 Sidafost . . . 1,155,000 475,005 949,995 . . . . 800,000 12 Omite . . . 150,000 . . . . . . .

13 Trigon . . . 30,250 822,250 . . . . . . 14 Buldog . . . . 210,000 140,000 770,000 . . . . 15 Crown . . . . . 76,000 566,183 914,607 609,735 . . 16 Conpidor . . . . . . 77,000 105,000 420,000 . . 17 Carolite . . . . . . 275,000 1,100,000 330,000 935,000 1,155,000 18 Kelthane . . . . . . . 165,000 185,000 . 26,000

TOTAL 2,001,470 2,173,900 1,801,778 2,937,596 2,351,764 3,331,215 3,258,883 3,337,607 3,026,860 3,572,688 4,392,475 4,562,912 D TOTAL 2,142,470 2,267,900 1,931,350 3,087,596 2,411,764 3,331,215 3,258,883 3,337,607 3,026,860 3,798,488 4,907,475 4,562,912

Page 94: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 12. Biaya Peralatan Pucuk Teh Tahun 2006

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember A PEMBIBITAN

1 Paku . . . . . . . 37,500 52,500 . . . 2 Tali rapia . . . . . . . 30,000 . 20,000 . .

3 Plastik sungkup . . . . . . . 397,500 . . 417,500 335,440 4 Plastik . . . . . . 236,000 5 Bilik carang . . . . . . . 875,000 . . . . 6 Kawat tali . . . . . . . 75,000 . . . . 7 Bambu tali . . . . . . . 350,000 . . . .

TOTAL . . . . . . 236,000 1,765,000 52,500 20,000 417,500 335,440 B KEBUN INDUK

1 Plastik . . . . . . . . . . . 11,560 TOTAL . . . . . . . . . . . 11,560 C PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (PTM)

1 Buku pencatatan 40,000 . . 55,000 . 41,250 55,000 13,750 17,000 . . . 2 Sarung tangan . . . . 30,800 . . . . . . . 3 Waring . . . . . . . . . . 24,000 .

TOTAL 40,000 . . 55,000 30,800 41,250 55,000 13,750 17,000 . 24,000 . D PENGEMASAN

1 Karung 1,055,000 850,000 820,000 1,061,500 893,750 858,000 . . . . . . 2 Tali rapia 24,334 27,500 27,500 . 58,300 5,500 . . . . . .

3 Plastik rupa-rupa . 31,900 49,500 30,000 . 79,500 . . . . . . 4 Plastik inner 242,250 . 55,000 66,000 68,750 . . . . . . .

TOTAL 1,321,584 909,400 952,000 1,157,500 1,020,800 943,000 . . . . . . E TOTAL 1,361,584 909,400 952,000 1,212,500 1,051,600 984,250 291,000 1,778,750 69,500 20,000 441,500 347,000

Page 95: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 13. Biaya Peralatan Pucuk Teh Tahun 2007

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember A PEMBIBITAN

1 Plastik sungkup 269,000 192,500 . . . 33,000 . . . . . . 2 Plastik polibag . . 20,350 . . . . . . . . . 3 Peralatan . . . . 171,740 . . . . . . .

TOTAL 269,000 192,500 20,350 . 171,740 33,000 . . . . . . B PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (PTM)

1 Paku . 46,200 . . . 22,500 15,000 . 60,000 . 33,000 . 2 Buku pencatatan . . 32,432 75,045 16,215 . . . 60,000 45,000 . . 3 Plastik 50x80 . . 20,350 . 20,350 . . . . . . . 4 Sprayer . . . . 600,000 . . . . . . . 5 Alat kompa . . . . 39,000 . . . . . . . 6 Alat (masker, sarung tangan) . . . . . . . 97,000 . . . . 7 Peralatan . 15,000 . . . . . . . . . .

TOTAL . 61,200 52,782 75,045 675,565 22,500 15,000 97,000 120,000 45,000 33,000 . C TOTAL 269,000 253,700 73,132 75,045 847,305 55,500 15,000 97,000 120,000 45,000 33,000 .

Page 96: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 14. Biaya Pengangkutan Pucuk Teh Tahun 2006

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 1 Upah 1,197,657 1,334,953 1,616,404 1,294,516 1,165,772 1,184,865 915,760 811,753 854,660 672,260 790,949 809,207 2 Bahan Bakar 353,128 645,120 430,000 559,000 172,000 636,000 507,500 430,000 430,000 258,000 473,000 430,000 3 Pemeliharaan 365,731 282,000 180,000 152,800 246,004 63,250 175,520 168,000 56,000 216,000 75,000 1,331,667

TOTAL 1,916,516 2,262,073 2,226,404 2,006,316 1,583,776 1,884,115 1,598,780 1,409,753 1,340,660 1,146,260 1,338,949 2,57 ,874

Lampiran 15. Biaya Pengangkutan Pucuk Teh Tahun 2007

No. URAIAN Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 1 Upah 839,510 973,830 989,335 973,830 1,004,840 989,335 1,004,840 974,278 989,335 942,820 1,004,840 973,830 2 Bahan Bakar 440,000 430,000 334,000 430,000 666,500 301,000 537,500 322,500 430,000 559,000 430,000 537,500 3 Pemeliharaan 1,070,000 379,500 34,000 232,500 20,000 362,000 548,500 578,000 1,010,000 41,000 411,400 3,365,500

TOTAL 2,349,510 1,783,330 1,357,335 1,636,330 1,691,340 1,652,335 2,090,840 1,874,778 2,429,335 1,542,820 1,846,240 4,876,830

Page 97: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 16. Total Biaya Produksi Pucuk Teh Tahun 2006

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember T tal A BIAYA TIDAK TETAP 1 Tenaga Kerja

Harian

36,994,743 45,068,934

54,116,088

47,819,800

59,944,037

60,946,216

37,565,726

32,559,119

26,535,996

32,287,282

40,706,811

40,989,965

515,5 4,717

2 Pupuk 1,089,800 . . 11,082,282 11,061,499 . 52,575 . 45,000 10,000 14,000 66,000 23,421,156 3 Pestisida 633,600 1,742,400 1,443,200 1,437,805 1,942,900 1,452,802 2,580,528 2,275,380 2,169,186 1,222,903 2,072,626 2,319,550 21,528,880 4 Peralatan 1,361,584 909,400 952,000 1,212,500 1,051,600 984,250 291,000 1,778,750 69,500 20,000 441,500 347,000 9,183,084 5 Listrik 2,022,300 2,405,470 2,549,560 2,213,168 3,691,490 2,542,814 . . . . . . 15,424,802 6 Pengangkutan 1,916,516 2,262,073 2,226,404 2,006,316 1,583,776 1,884,115 1,598,780 1,409,753 1,340,660 1,146,260 1,338,949 2,570,874 21,284,476

7 Bahan Bakar

Pengolahan

48,969,300 33,928,432

46,263,700

41,194,000

43,928,800

47,074,407

.

.

.

.

.

.

261,358,639

8 Lain-lain 72,000 152,954 . 160,000 80,000 . . . . . . 350,000 814,954

Total Biaya Tidak Tetap

93,741,624

87,532,613

109,022,263

108,127,930

124,227,869

115,743,667

42,088,609

38,032,402

30,180,342

34,687,045

44,623,886

46,643,389

868,550,708

B BIAYA TETAP 1 Tenaga Kerja

Bulanan

8,178,998 10,018,173

10,317,481

10,294,933

10,294,933

10,294,933

8,387,262

8,387,262

8,387,262

8,387,262

8,387,262

8,387,262

109,723,023

2 Pemel. Mesin 1,176,574 1,178,738 1,851,119 1,418,649 1,674,569 2,076,269 . . . . . . 9,375,918 Total

Biaya Tetap

9,355,572 11,196,911

12,168,600

11,713,582

11,969,502

12,371,202

8,387,262

8, 87,2 2

8,387,262

8,387,262

8,387,262

8,387,262

119,098,941

C Total Biaya Produksi

102,415,415

97,666,574

119,719,552

118,839,453

135,253,604

127,255,806

50,475,871

46,410,264

38,547,604

43,073,707

52,961,148

55,030,651

987,649,649

Page 98: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 17. Total Biaya Produksi Pucuk Teh Tahun 2007

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total A BIAYA TIDAK TETAP

1 Tenaga Kerja

Harian

34,125,318

44,084,349

41,380,462

44,834,581

45,679,073

37,642,523

40,014,000

33,215,210

36,883,474

35,209,881

48,591,620

45,686,046

487,346,537 2 Pupuk 412,500 796,648 21,853,078 99,000 . . 490,000 79,000 536,000 767,016 . . 25,0 ,242 3 Pestisida 2,142,470 2,267,900 1,931,350 3,087,596 2,411,764 3,331,215 3,258,883 3,337,607 3,026,860 3,798,488 4,907,475 4,562,912 38,0 ,520 4 Peralatan 269,000 253,700 73,132 75,045 847,305 55,500 15,000 97,000 120,000 45,000 33,000 . 1,883,682 5 Pengangkutan 2,349,510 1,783,330 1,357,335 1,636,330 1,691,340 1,652,335 2,090,840 1,874,778 2,429,335 1,542,820 1,846,240 4,876,830 25,1 ,023 6 Lain-lain 641,775 519,200 . 152,000 . . . 560,000 . . . . 1,872,975

Total Biaya Tidak Tetap

39,940,573

49,705,127

66,595,357

49,884,552

50,629,482

42,681,573

45,868,723

39,163,595

42,995,669

41,363,205

55,378,335

55,125,788

579,331,979

B BIAYA TETAP 1 Tenaga Kerja

Bulanan

8,386,559

10,247,723

10,792,967

10,792,967

10,792,967

10,792,967

10,792,967

11,642,307

11,051,705

11,051,705

11,051,705

11,073,544

128,470,083 Total

Biaya Tetap

8,386,559

10,247,723

10,792,967

10,792,967

10,792,967

10,792,967

10,792,967

11,642,307

11,051,705

11,051,705

11,051,705

11,073,544

128,470,083 C Total Biaya

roduks

48,327,132

59,952,850

77,388,324

60,677,519

61,422,449

53,474,540

56,661,690

50,8 ,902

54,047,374

52,414,910

66,430,040

66,199,332

707,802,062

Page 99: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Uraian

Jumlah (Juli-Desember)

Jumlah Produksi

248,282

Total Penerimaan

297,938,400

Rata-rata Penerimaan

49,656,400

Lampiran 18. Penerimaan Pucuk Teh Tahun 2006

No.

Uraian

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Total

1

Hasil Produksi (Kg)

11,639

14,810

14,383

12,928

14,158

16,807

46,634

31,800

20,002

16,620

73,758

59,468

333,007

2

Harga (Rp/Kg)

9,250

10,076.92

9,228.57

9,200

9,323.84

9,263.28

1,200

1,200

1,200

1,200

1,200

1,200

.

Total Penerimaan

107,660,750

149,239,185.2

132,734,522.3

118,937,600

132,006,926.7

155,687,947

55,960,800

38,160,000

24,002,400

19,944,000

88,509,600

71,361,600

1,094,205,331

Keterangan :

Uraian

Jumlah (Januari-Juni) Jumlah Produksi

84,725

Total Penerimaan

796,266,931

Rata-rata Penerimaan

132,711,155.2

Page 100: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Uraian

Jumlah (Juli-Desember)

Jumlah Produksi

277,195

Total Penerimaan

360,353,500

Rata-rata Penerimaan

60,058,916.67

Lampiran 19. Penerimaan Pucuk Teh Tahun 2007

No.

Uraian

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Total

1

Hasil Produksi (Kg)

50,703

79,752

50,414

86,166

81,121

51,352

58,550

29,596

14,693

35,545

78,047

60,764

676,703

2

Harga (Rp/Kg)

1,300

1,300

1,300

1,300

1,300

1,300

1,300

1,300

1,300

1,300

1,300

1,300

.

Total Penerimaan

65,913,900

103,677,600

65,538,200

112,015,800

105,457,300

66,757,600

76,115,000

38,474,800

19,100,900

46,208,500

101,461,100

78,993,200

879,7 3,900

Keterangan :

Uraian

Jumlah (Januari-Juni)

Jumlah Produksi

399,508

Total Penerimaan

519,360,400

Rata-rata Penerimaan

86,560,066.67

Page 101: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

No. Uraian Jumlah (Juli-Desember) 1 Total Penerimaan 297,938,400 2 Total Biaya Produksi 286,499,245 3 Total Pendapatan 11,439,155 4 Rata-rata Pendapatan 1,906,525.83

Lampiran 20. Pendapatan Pucuk Teh Tahun 2006

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total 1 Total

Penerimaan 107,660,750

149,239,185.2

132,734,522.3

118,937,600

132,006,926.7

155,687,947

55,960,800

38,160,000

24,002,400

19,944,000

88,509,600

71,361,600

1,094,205,331

2 Total B. Produksi

102,415,415

97,666,574

119,719,552

118,839,453

135,253,604

127,255,806

50,475,871

46,410,264

38,547,604

43,073,707

52,961,148

55,030,651

987,649,649

Total Pendapatan

5,245,335

51,572,611.2

13,014,970.3

98,147

-3,246,677.3

28,432,141

5,484,929

-8,250,264

-14,545,204

-23,129,707

35,548,452

16,330,949

106,555,682

Keterangan :

No. Uraian Jumlah (Januari-Juni) 1 Total Penerimaan 796,266,931 2 Total Biaya Produksi 701,150,404 3 Total Pendapatan 95,116,527 4 Rata-rata Pendapatan 15,852,754.53

Page 102: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

No.

Uraian

Jumlah (Juli-

Desember)

1

Total Penerimaan

360,353,500

2

Total Biaya Produksi

346,559,248

3

Total Pendapatan

13,794,252

4

Rata-rata Pendapatan

2,299,042

Lampiran 21. Pendapatan Pucuk Teh Tahun 2007

No. Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total 1 Total

Penerimaan 65,913,900

103,677,600

65,538,200

112,015,800

105,457,300

66,757,600

76,115,000

38,474,800

19,100,900

46,208,500

101,461,100

78,993,200

879,713,900

2 Total B. Produksi

48,327,132

59,952,850

77,388,324

60,677,519

61,422,449

53,474,540

56,661,690

50,805,902

54,047,374

52,414,910

66,430,040

66,199,332

707,8 2,062

Total Pendapatan

17,586,768

43,724,750

-11,850,124

51,338,281

43,034,851

13,283,060

19,453,310

-12,331,102

-34,946,474

-6,206,410

35,031,060

12,793,868

171,911,838

Keterangan:

No.

Uraian

Jumlah (Januari-Juni)

1

Total Penerimaan

519,360,400

2

Total Biaya Produksi

361,242,814

3

Total Pendapatan

158,117,586

4

Rata-rata Pendapatan

26,352,931

Page 103: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 22. Perhitungan Nilai Titik Impas Bulan Juli-Desember Tahun 2006

BEP ( penjualan) =

=

FC

1 − VC S

Rp50,323,572

1− Rp 236,175,673 Rp 297,938,400

= Rp 242,756,841.4

= Rp 242,756,841 (dibulatkan)

BEP ( produksi) = FC

P − V

= Rp 50,323,572

Rp1,200 − Rp 951.24

= 202,297.6845 Kg

= 202,298 Kg (dibulatkan)

Page 104: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 23. Perhitungan Nilai Titik Impas Bulan Januari- Desember Tahun

2007

BEP ( penjualan) =

=

FC

1 − VC S

Rp128,470,083

1− Rp579,331,979 Rp879,713,900

= Rp 376,244,074.1

= Rp 376,244,074 (dibulatkan)

BEP ( produksi) =

=

FC

P − V

Rp128,470,083

Rp1,300 − Rp 808.11

= 261,176.448 Kg

= 261,176 Kg (dibulatkan)

Page 105: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 24. Perhitungan Marjin Keamanan Bulan Juli-Desember Tahun 2006

Marjin Keamanan = Penerimaan – Titik Impas (penjualan)

= Rp 297,938,400 - Rp 242,756,841

= Rp 55,181,559

Persentase MOS M arg in of Safety

= x 100% Penjualan

Rp 55,181,559 = x 100%

Rp 297,938,400

= 18.52 %

Page 106: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Lampiran 25. Perhitungan Marjin Keamanan Bulan Januari-Desember Tahun

2007

Marjin Keamanan = Penerimaan – Titik Impas (penjualan)

= Rp 879,713,900 - Rp 376,244,074

= Rp 503,469,826

Persentase MOS M arg in of Safety

= x 100% Penjualan

Page 107: Analisis pendapatan Pucuk Teh studi kasus pusat penelitian tehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14434/1/RATNA... · (Studi Kasus: Pusat Penelitian Teh dan Kina Kebun

Rp 503,469,826 = x 100%

Rp 879,713,900

= 57.23 %