analisis numerik

Upload: togentong

Post on 06-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

analisa numerik

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB 1

    ERROR

    1.1. Angka Penting

    Dalam suatu perhitungan dibedakan antara nilai eksak / sejati dan nilai aproksimasi /

    pendekatan. Nilai nilai 2,, e adalah nilai nilai eksak dan nilai nilai tersebut dapat didekati dengan nilai aproksimasi misalkan 3.14 , 2.7183, 1.414 .

    Angka penting adalah tiap angka / digit dari angka angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan

    0. Jika 0 digunakan untuk menentukan titik desimal maka 0 bukan angka penting.

    Contoh :

    Bilangan 0.00263 maka angka angka pentingnya ada 3, yaitu : 2, 6 dan 3

    Bilangan 3809 maka angka angka pentingnya ada 4, yaitu 3, 8, 0 dan 9

    Bilangan 4.63 x 104 maka angka angka pentingnya ada 3, yaitu : 4, 6 dan 3

    Bilangan 4.630 x 104 maka angka angka pentingnya ada 4, yaitu : 4, 6,3 dan 0

    Bilangan 4.6300 x 104 maka angka angka pentingnya ada 5, yaitu : 4, 6,3,0 dan 0

    1.2. Error

    Error / kesalahan / galat numerik muncul akibat penggunaan nilai aproksimasi /

    pendekatan / hampiran untuk menyatakan hasil operasi atau besaran matematika yang

    eksak atau nilai sejatinya. Hubungan antara nilai aproksimasi dan nilai sejati (true value)

    dirumuskan dengan :

    att xxE = dimana

    tE = error sejati

    tx = nilai sejati

    ax = nilai aproksimasi

  • 2

    Error relatif diperoleh dengan menormalkan error terhadap nilai sejatinya,

    biasanya dinyatakan dalam persentase, sehingga diperoleh hubungan :

    %100t

    tt x

    E=

    dimana t = persentase error relatif sejati Contoh :

    Seseorang melakukan pengukuran panjang sebuah jembatan dan paku. Jika hasil

    pengukuran panjang jembatan dan paku masing - masing 9999 cm dan 9 cm, sedangkan

    nilai sejati masing masing dalah 10000 cm dan 10 cm maka tentukan error dan

    persentase error relatif masing masing ?

    Penyelesaian :

    Error untuk pengukuran jembatan tE = 10000 9999 = 1 cm

    Error untuk pengukuran paku tE = 10 9 = 1 cm

    Presentase error relatif untuk pengukuran jembatan =t %100100001 =0.01 %

    Presentase error relatif untuk pengukuran paku =t %100101 =10 %

    Jadi walaupun kedua pengukuran itu mempunyai error yang sama 1 cm, tetapi

    persentase error untuk paku lebih besar dari pada persentase error untuk jembatan. Dapat

    diambil kesimpulan bahwa error pengukuran jembatan lebih baik dari paku.

    Untuk metode numerik nilai sejati hanya akan diketahui jika fungsi yang

    ditangani berupa fungsi yang dapat diselesaikan secara analitik / eksak. Untuk itu jika

    nilai sejatinya tidak diketahui maka digunakan penormalan error dengan menggunakan

    taksiran terbaik yang tersedia dari nilai sejati, yaitu dari nilai aproksimasi itu sendiri.

    a

    aa x

    E=

    dimana aE = error aproksimasi

  • 3

    Secara iterasi nilai aproksimasi sekarang diperoleh dari perhitungan nilai

    aproksimasi sebelumnya. Dengan demikian maka :

    %1001

    i

    ii

    a

    aaa x

    xx =

    dimana

    a = persentase error relatif aproksimasi =

    iax nilai aproksimasi sekarang

    =1iax nilai aproksimasi sebelumnya Nilai aproksimasi benar sampai suatu nilai toleransi s dengan n angka penting / digit signifikan jika sa < dimana ( )%105.0 2 ns x =

  • 4

    BAB 2

    AKAR AKAR PERSAMAAN

    Untuk mencari akar akar real dari suatu persamaan 0)( =xf jika tidak dapat diselesaikan secara analitik / eksak dapat digunakan penyelesaian aproksimasi /

    pendekatan dengan metode numerik.

    2.1. Metode Pengurung

    Metode pengurung adalah suatu metode pencarian akar akar persamaan berdasarkan

    fakta bahwa nilai fungsi akan berubah tanda di sekitar akar akar persamaan yang dicari,

    sehingga metode ini memerlukan 2 nilai / tebakan awal yang mengurung akar akar

    tersebut.

    2.1.1. Meode Biseksi

    Jika lx dan ux nilai / tebakan awal sehingga ( ) 0)(

  • 5

    Langkah langkah Metode Biseksi :

    a. Tentukan nilai awal lx dan ux sedemikian hingga ( ) 0)(

  • 6

    2.1.2. Metode Regula Falsi

    Andaikan akar persamaan 0)( =xf terletak diantara lx dan ux .Dibuat garis lurus yang melalui ( )[ ]ll xfx , dan ( )[ ]uu xfx , yang memotong sumbu X di rx .Persamaan garis yang melalui dua titik ini adalah :

    ( )

    ( ) ( ) ulu

    ul

    u

    xxxx

    xfxfxfy

    =

    Garis ini melalui titik ( )0,rx sehingga nilai rx dapat dicari, yaitu :

    ( )( )( ) ( )ul

    uluur xfxf

    xxxfxx

    =

    Akar ini lebih dekat dengan akar sejatinya daripada lx atau ux .

    Langkah langkah Metode Regula Falsi :

    a. Tentukan nilai awal lx dan ux sedemikian hingga ( ) 0)(

  • 7

    c. Evaluasi nilai rx

    Jika ( ) 0)( rl xfxf maka rl xx = Jika ( ) 0)( =rl xfxf maka nilai akar sejati rx

    d. Iterasi berhenti jika salah satu kriteria dibawah ini terpenuhi :

    sa < banyaknya iterasi terlampaui

  • 8

    2.2.1. Metode Iterasi Satu Titik Sederhana

    Metode ini bekerja dengan cara menyusun kembali persamaan 0)( =xf sedemikian hingga menjadi persamaan ( )xgx = . Proses iterasi konvergen jika 1)(' 0

  • 9

    Penyelesaian :

    Kriteria berhenti sampai 2 angka signifikan berarti %5.0=s . Persamaan disusun kembali menjadi 4 2 22 +== xxx dan dengan menggunakan program komputer dapat ditabelkan sbb :

    Iterasi ix ( )ixg ( )ixg ' ( )ixf %,a 0 1.0000000 1.3160740 0.3290185 -2.0000000 1 1.3160740 1.4271197 0.3667804 -1.1480276 24.02 2 1.4271197 1.4681654 0.3719595 -0.4981941 7.78 3 1.4681654 1.4834583 0.3731472 -0.1966321 2.80 4 1.4834583 1.4891676 0.3735027 -0.0749849 1.03 5 1.4891676 1.4913004 0.3736239 -0.0282338 0.38

    Dengan demikian akar persamaan =x 1.4891676

    2.2.2. Metode Newton Raphson

    X

    Y

    ix

    ( )xfy =

    ( )ixf

    1+ix

  • 10

    Dari gambar diatas persamaan garis singgung ( )xf dengan gradien garis singgung ( )ixf ' yang melalui titik ( )[ ]ii xfx , adalah ( ) ( ) ( )iii xxxfxfy = ' . Garis singgung ini

    memotong sumbu X di ( )0,1+ix sehingga ( )( )ii

    ii xfxf

    xx'1

    =+

    Langkah langkah Metode Newton Raphson :

    a. Tentukan nilai awal 0x

    b. Lakukan iterasi ( )( )i

    iii xf

    xfxx

    '1=+ dimana ....,3,2,1=i

    c. Iterasi berhenti jika salah satu kriteria dibawah ini terpenuhi :

    sa < banyaknya iterasi terlampaui

  • 11

    2.2.3. Metode Secant

    Persamaan garis yang melalui ( )[ ]ii xfx , dan ( )[ ]11 , ii xfx seperti tampak pada gambar berikut adalah :

    ( )( ) ( ) ii

    i

    ii

    i

    xxxx

    xfxfxfy

    =

    11

    Garis ini melalui titik ( )0,1+ix sehingga nilai 1+ix dapat dicari, yaitu :

    ( ) ( )( ) ( )ii

    iiiii xfxf

    xxxfxx

    ==

    +

    1

    11 dimana ....,3,2,1=i

    Langkah langkah Metode Secant :

    a. Tentukan nilai awal 0x dan 1x

    b. Lakukan iterasi ( ) ( )( ) ( )ii

    iiiii xfxf

    xxxfxx

    ==

    +

    1

    11 dimana ....,3,2,1=i

    c. Iterasi berhenti jika salah satu kriteria dibawah ini terpenuhi :

    sa < banyaknya iterasi terlampaui

  • 12

    Contoh :

    Dengan menggunakan Metode Secant tentukan akar real dari ( ) 22 24 += xxxxf dengan nilai awal 20 =x dan 31 =x sampai 2 angka signifikan Penyelesaian :

    Kriteria berhenti sampai 2 angka signifikan berarti %5.0=s dan dengan menggunakan program komputer dapat ditabelkan sbb :

    Itrs 1ix ix 1+ix ( )1ixf ( )ixf ( )1+ixf a , % 1 2.0000000 3.0000000 1.8571429 8.0000000 64.0000000 4.8546439 2 3.0000000 1.8571429 1.7633373 64.0000000 4.8546439 3.2127299 -5.32 3 1.8571429 1.7633373 1.5797881 4.8546439 3.2127299 0.8169974 -11.62 4 1.7633373 1.5797881 1.5171938 3.2127299 0.8169974 0.2120773 -4.13 5 1.5797881 1.5171938 1.4952490 0.8169974 0.2120773 0.0223754 -1.47 6 1.5171938 1.4952490 1.4926606 0.2120773 0.0223754 0.0007322 -0.17

    Dengan demikian akar persamaan =x 1.4926606

  • 13

    BAB 3

    SISTEM PERSAMAAN LINEAR

    Diketahui sistem persamaan linear (SPL) dengan n persamaan dan n variabel :

    nnnnnn

    nn

    nn

    bxaxaxa

    bxaxaxabxaxaxa

    =+++

    =+++=+++

    ........

    ................

    21211

    22222121

    11212111

    M

    Ditulis dalam bentuk perkalian matriks bxA =

    dengan

    =

    =

    =

    nnnnnn

    n

    n

    b

    bb

    b

    x

    xx

    x

    aaa

    aaaaaa

    A MML

    MMMMLL

    2

    1

    2

    1

    21

    22221

    11211

    ,,

    Ada 3 metode yang akan dibahas disini, yaitu : Metode Dekomposisi LU, Metode Jacobi

    dan Metode Gasuss Seidel.

    3.1. Metode Dekomposisi LU

    Dalam metode ini SPL bxA = disusun kembali menjadi bentuk dxU = dimana U adalah matriks segitiga atas sehingga 0= dxU , kemudian dikalikan matriks segitiga bawah L sehingga bxAdxUL = )( . Dengan demikian ALU = dan bdL = Jika diagonal U bernilai 1 maka dekomposisi LU disebut Dekomposisi Crout.

    LUA = sehingga

    =

    100

    101

    000

    2

    112

    21

    2221

    11

    21

    22221

    11211

    LMMMM

    LL

    LMMMM

    LL

    LMMMM

    LL

    n

    n

    nnnnnnnn

    n

    n

    uuu

    lll

    lll

    aaa

    aaaaaa

    Jika diagonal L bernilai 1 maka dekomposisi LU disebut Dekomposisi Doolittle

    LUA = sehingga

    =

    nn

    n

    n

    nnnnnnnn

    n

    n

    u

    uuuuu

    lll

    llll

    aaa

    aaaaaa

    LMMMM

    LL

    LMMMM

    LL

    LMMMM

    LL

    00

    000

    222

    11211

    21

    2221

    1211

    21

    22221

    11211

  • 14

    Dari bdL = dengan substitusi maju diperoleh d dan dari dxU = dengan substitusi mundur diperoleh penyelesaian untuk x .

    Alur Metode Dekomposisi Crout : LUA =

    =

    1...00

    ...10

    ...1

    ...

    0...0...0

    ...

    ...

    ...

    2

    112

    21

    2221

    11

    21

    22221

    11211

    MMMMMMMMMn

    n

    nnnnnnnn

    n

    n

    uuu

    lll

    lll

    aaa

    aaaaaa

    11 ii al = untuk ni ,...,2,1=

    11

    1

    la

    u jij = untuk nj ,...,3,2= Untuk 1,..,3,2 = nj

    kj

    j

    kikijij ulal

    ==

    1

    1 untuk njji ,...,1, +=

    jj

    j

    iikjijk

    jk l

    ulau

    =

    =

    1

    1 untuk njjk ,..2,1 ++=

    dan knn

    knknnnn ulal

    ==

    1

    1

    Contoh :

    Lakukan dekomposisi LU Crout dan tentukan penyelesaian dari SPL :

    1624383

    1252

    321

    321

    321

    =+=+

    =+

    xxxxxxxxx

    Penyelesaian :

    ( )( )( )( )( )

    ( ) ( )( ) 415.35.0321

    5.05.011

    5.35.2345.05.213

    5.021;5.2

    25

    3;1;2

    233213313333

    22

    13212323

    12313232

    12212222

    11

    1313

    11

    1212

    312111

    ======

    ======

    =========

    ululall

    ulau

    ulalulal

    lau

    lau

    lll

  • 15

    Dengan demikian LUA = sehingga

    =

    1001105.05.21

    05.3305.01002

    243131

    152

    bdL = sehingga

    =

    168

    12

    45.3305.01002

    3

    2

    1

    ddd

    122 1 =d sehingga 61 =d 85.0 21 =+ dd sehingga 42 =d

    1645.33 321 =++ ddd sehingga 33 =d

    Dengan demikian

    =

    =

    34

    6

    3

    2

    1

    ddd

    d

    dxU = sehingga

    =

    34

    6

    1001105.05.21

    3

    2

    1

    xxx

    33 =x 432 = xx sehingga 12 =x

    65.05.2 321 =+ xxx sehingga 21 =x

    3.2. Metode Jacobi

    Andaikan SPL dengan n persamaan dan n variabel dinyatakan dalam bentuk perkalian

    matriks bxA = . SPL tersebut disusun kembali dengan memperhatikan elemen pivot menjadi bentuk :

    .....,2,1,0,)(,1

    )1( == =

    + kxaa

    abx kj

    n

    ijj ii

    ij

    ii

    iki dan ni .....,,2,1=

    Jika diberikan nilai / penyelesaian awal )0(

    x maka proses perhitungan secara iterasi

    ini terus dilakukan sampai error yang dikehendaki tercapai.

  • 16

    Contoh

    Selesaikan SPL berikut :

    88 321 =+ xxx ...................(1) 1292 321 =++ xxx .................(2) 427 321 =+ xxx .................(3) Dengan memperhatikan elemen pivot maka SPL ini disusun kembali menjadi bentuk :

    321 125.0125.01 xxx += ............. dari persamaan (1) 312 286.0143.0571.0 xxx ++= ..............dari persamaan (3) 213 111.0222.0333.1 xxx = ..............dari persamaan (2)

    Andaikan diberikan nilai awal )0,0,0()0( =x maka perhitungan secara iterasi

    dapat ditabelkan sbb :

    )0(x )1(

    x )2(

    x )3(

    x )4(

    x )5(

    x )6(

    x )7(

    x

    1x 0 1.000 1.095 0.995 0.993 1.002 1.001 1.000

    2x 0 0.571 1.095 1.026 0.990 0.998 1.001 1.000

    3x 0 1.333 1.048 0.969 1.000 1.004 1.001 1.000

    Dengan demikian penyelesaiannya 11 =x , 12 =x dan 13 =x

    3.3. Metode Gauss Seidel

    Andaikan SPL dengan n persamaan dan n variabel dinyatakan dalam bentuk perkalian

    matriks bxA = .Penyelesaian dengan metode ini analog dengan Metode Jacobi, hanya saja nilai yang baru ketemu dari perhitungan langsung dimasukkan tanpa menunggu satu

    iterasi selesai sehingga penyusunan kembali SPL menjadi :

    .....,2,1,0,)(1

    )1(1

    1

    )1( == +=

    +

    =+ kx

    aa

    xaa

    abx kj

    n

    ij ii

    ijkj

    i

    j ii

    ij

    ii

    iki dan ni .....,,2,1=

  • 17

    Jika diberikan nilai / penyelesaian awal )0(

    x maka proses perhitungan secara iterasi

    ini terus dilakukan sampai error yang dikehendaki tercapai.

    Contoh

    Selesaikan SPL berikut :

    88 321 =+ xxx ...................(1) 1292 321 =++ xxx .................(2) 427 321 =+ xxx .................(3) Dengan memperhatikan elemen pivot maka SPL ini disusun kembali menjadi bentuk :

    )(3

    )(2

    )1(1 125.0125.01

    kkk xxx +=+ ............. dari persamaan (1) )(

    3)1(

    1)1(

    2 286.0143.0571.0kkk xxx ++= ++ ............dari persamaan (3)

    )1(2

    )1(1

    )1(3 111.0222.0333.1

    +++ = kkk xxx ..........dari persamaan (2)

    Andaikan diberikan nilai awal )0,0,0()0( =x maka perhitungan secara iterasi

    dapat ditabelkan sbb :

    )0(x )1(

    x )2(

    x )3(

    x )4(

    x )5(

    x

    1x 0 1.000 1.041 0.997 1.001 1.000

    2x 0 0.714 1.014 0.996 1.001 1.000

    3x 0 1.032 0.990 1.002 1.001 1.000

    Dengan demikian penyelesaiannya 11 =x , 12 =x dan 13 =x

  • 18

    BAB 4

    SISTEM PERSAMAAN NON LINEAR

    Penyelesaian dari sistem persamaan non linear (SPNL) dengan n persamaan dan n

    variabel dapat diperoleh dengan menggunakan Metode Newton Raphson atau Metode

    Iterasi.

    4.1. Metode Newton Raphson

    Diketahui SPNL dengan n persamaan dan n variabel yang ditulis dalam bentuk sbb:

    0),.....,(

    0),.....,(0),.....,(

    21

    212

    211

    =

    ==

    nn

    n

    n

    xxxf

    xxxfxxxf

    M

    Jika nilai awal diberikan ( ))0()0(2)0(1)0( ,.....,, nxxxx = maka ekspansi Deret Taylor di sekitar ( ))0()0(2)0(1)0( ,.....,, nxxxx = dari fungsi fungsi pada SPNL tersebut akan menghasilkan :

    ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) 0.....),...,(

    0.....),...,(

    0.....),...,(

    )0()0()0(

    2

    )0(2

    )0(

    1

    )0(1

    )0()0()0()0(1

    )0(1

    )0(2)0()0(

    2

    2)0(2

    )0(

    1

    2)0(1

    )0(

    2)0()0()0(

    1)0(

    12

    )0(1)0()0(

    2

    1)0(2

    )0(

    1

    1)0(1

    )0(

    1)0()0()0(

    1)0(

    11

    =++

    ++=++

    =++

    ++=++

    =++

    ++=++

    xxfex

    xfex

    xfexfexexf

    xxfex

    xfex

    xfexfexexf

    xxfex

    xfex

    xfexfexexf

    n

    nn

    nnnnnn

    nnnn

    nnnn

    M

    Dengan demikian penyelesaian untuk iterasi pertama :

    =)1(1x )0(1)0(1 ex + =)1(2x )0(2)0(2 ex +

    M =)1(nx )0()0( nn ex +

  • 19

    dimana :

    ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )

    ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )x

    xfx

    xfx

    xf

    xxfx

    xfx

    xf

    xxfx

    xfx

    xf

    xxfx

    xfxf

    xxfx

    xfxf

    xxfx

    xfxf

    e

    n

    nnn

    n

    n

    nnn

    n

    n

    =

    LMMMM

    L

    L

    LMMMM

    L

    L

    21

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    1

    1

    22

    2

    2

    22

    1

    2

    11

    )0(1

    )( ,

    ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )

    ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )x

    xfx

    xfx

    xf

    xxfx

    xfx

    xf

    xxfx

    xfx

    xf

    xxfxfx

    xf

    xxfxfx

    xf

    xxfxfx

    xf

    e

    n

    nnn

    n

    n

    nn

    n

    n

    n

    =

    LMMMM

    L

    L

    LMMMM

    L

    L

    21

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    1

    1

    21

    22

    1

    2

    11

    1

    1

    )0(2

    )(,

    .,

    ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )

    ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )x

    xfx

    xfx

    xf

    xxfx

    xfx

    xf

    xxfx

    xfx

    xf

    xfxxfx

    xf

    xfxxfx

    xf

    xfxxfx

    xf

    e

    n

    nnn

    n

    n

    nnn

    n

    =

    LMMMM

    L

    L

    LMMMM

    L

    L

    21

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    1

    1

    21

    22

    2

    1

    2

    12

    1

    1

    1

    )0(

    )(

  • 20

    Secara umum untuk iterasi yang ke i diperoleh :

    =)(1ix )1(1)1(1 + ii ex =)(2ix )1(2)1(2 + ii ex

    M =)(inx )1()1( + inin ex

    Contoh :

    Dengan Metode Newton Raphson tentukan penyelesaian dari SPNL berikut :

    0152

    0log3

    12121

    2211

    =+=+

    xxxxxxx

    dengan nilai awal ( ) )2.2,4.3(, )0(2)0(1)0( == xxx . Lakukan sampai 3 iterasi ! Penyelesaian

    2211211 log3),( xxxxxf += maka 10ln

    311

    1

    xxf +=

    dan 221

    1 2xxf =

    152),( 12121212 += xxxxxxf maka 54 21

    1

    2 = xxxf dan 1

    2

    2 xxf =

    Setelah dimasukkan untuk ( ) )2.2,4.3(, )0(2)0(1)0( == xxx maka untuk iterasi pertama diperoleh :

    157.0

    4.34.64.4383.1

    4.372.04.41545.0

    )0(1 =

    =e sehingga 557.3157.04.3)0(1)0(1)1(1 =+=+= exx

    085.0

    4.34.64.4383.1

    72.04.61545.0383.1

    )0(2 =

    =e sehingga 285.2085.02.2)0(2)0(2)1(2 =+=+= exx

  • 21

    Dengan demikian jika ditabelkan :

    Iterasi 1e 1x 2e 2x

    1 0.157 3.557 0.085 2.285

    2 -0.0685 3.4885 -0.0229 2.2621

    3 -0.0013 3.4782 -0.00056 2.26154

    4.2. Metode Iterasi

    Diketahui SPNL dengan n persamaan dan n variabel yang ditulis dalam bentuk sbb:

    0),.....,(

    0),.....,(0),.....,(

    21

    212

    211

    =

    ==

    nn

    n

    n

    xxxf

    xxxfxxxf

    M

    dengan nilai awal diberikan ( ))0()0(2)0(1)0( ,.....,, nxxxx = SPNL ini disusun kembali menjadi bentuk :

    ),.....,(

    ),.....,(),.....,(

    21

    2122

    2111

    nnn

    n

    n

    xxxFx

    xxxFxxxxFx

    =

    ==

    M

    Seperti halnya Metode Gauss Seidel maka secara iterasi hasil yang baru dihitung

    langsung masuk pada perhitungan berikutnya tanpa menunggu hasil satu iterasi selesai

    semua sehingga proses iterasi dapat ditulis menjadi :

    ),.....,(

    ),.....,(

    ),.....,(

    )()1(2

    )1(1

    )1(

    )()(2

    )1(12

    )1(2

    )()(2

    )(11

    )1(1

    kn

    kkn

    kn

    kn

    kkk

    kn

    kkk

    xxxFx

    xxxFxxxxFx

    +++

    ++

    +

    =

    ==

    M

  • 22

    Contoh :

    Dengan Metode Iterasi tentukan penyelesaian dari SPNL berikut

    017

    0108

    022

    32

    21

    32

    22

    1

    322

    22

    1

    ==+

    =+

    xxx

    xxx

    xxxx

    dengan nilai awal ( ) )10.0,39.0,55.0(,, )0(3)0(2)0(1)0( == xxxx . Lakukan 2 iterasi saja !

    Penyelesaian :

    SPNL tersebut disusun kembali menjadi bentuk iterasi sbb :

    )1(2

    )1(21)1(

    3

    )(3

    )1(21)1(

    2

    )(3

    )(22

    )(2

    )1(1

    7

    810

    22

    +

    ++

    ++

    +

    =

    +=

    +=

    k

    kk

    kkk

    kkkk

    xxx

    xxx

    xxxx

    Jika ditabelkan akan diperoleh hasil perhitungannya sbb:

    )0(x )1(

    x )2(

    x

    1x 0.55 0.534602656 0.532106322

    2x 0.39 0.400905225 0.403352621

    3x 0.10 0.101840956 0.100279905

  • 23

    BAB 5

    POLINOMIAL INTERPOLASI

    5.1. Beda Hingga

    Jika )(xf merupakan fungsi yang dapat dideferensialkan maka beda hingga

    pertama dari )(xf dapat didefinisikan sebagai :

    )()()( xfhxfxf += dimana xh = = nilai beda x yang uniform. Secara indeks beda hingga pertama didefinisikan sebagai :

    iii fffffffff === +1232121 ,.....,, Beda hingga ke dua didefinisikan :

    ( ) ( ) ( ) ( ) 1231223121212 2 fffffffffffff i +===== iIii ffff += ++ 122 2

    Beda hingga ke tiga didefinisikan :

    ( ) 12341213 33 ffffff +== ( ) iiiiii ffffff +== +++ 12323 33

    M Dengan demikian beda hingga ke n menjadi :

    .........!3

    )2()1(!2

    )1(321 ++= ++++ ninininiin fnnnfnnfnff

    dimana ( )ii xff =

  • 24

    Tabel Beda Hingga menggunakan simbol :

    s x f(x) )(xf )(2 xf )(3 xf )(4 xf -2 2x 2f

    2f -1 1x 1f 2

    2 f

    1f 23 f 0 0x 0f 1

    2 f 24 f

    0f 13 f 1 1x 1f 0

    2 f 14 f 1f 03 f 2 2x 2f 1

    2 f 04 f 2f 13 f 3 3x 3f 2

    2 f 3f 4 4x 4f

    s = indeks dari x

    Jika )(xf berbentuk polinomial dari data yang diberikan maka tabel beda hingga

    mempunyai bentuk yang khusus.

  • 25

    Contoh :

    Tabel beda hingga untuk fungsi 3)( xxf =

    s x f(x) )(xf )(2 xf )(3 xf )(4 xf 0 0 0

    1

    1 1 1 6

    7 6

    2 2 8 12 0

    19 6

    3 3 27 18 0

    37 6

    4 4 64 24 0

    61 6

    5 5 125 30

    91

    6 6 216

    Dapat dilihat bahwa beda hingga ke tiga konstan sehingga beda hingga ke empat

    dan selanjutnya akan bernilai 0. Untuk menunjukkan bahwa beda hingga ke n dari

    polinomial derajad n adalah konstan dapat dilakukan dengan cara sbb:

    ( ) ( ) nnn xahxaxa += nnnn xahahxnaxa +++= ........1 ......1 += nxhna (suku suku dengan derajad lebih rendah )

    ( ) ( ) ......1 221 += nn xhnnaxhna (suku suku dengan derajad lebih rendah )

  • 26

    Selanjutnya untuk polinomial derajad n

    ( )1121 ......)( + ++++= nnnnn axaxaxaxP ...........11 += nnhxa (suku suku dengan derajad lebih rendah )

    ( ) ( ) .......1 2212 += nn xhnnaxP (suku suku dengan derajad lebih rendah ) M

    ( )( ) nnnnnn hnaxhnnnaxP !.1.2.3....21)( 11 == Ini menunujukkan bahwa selain beda hingga ke n konstan nilainya diketahui nhna !1

    Contoh :

    Untuk ( ) ( ) 61!3.1 333 == xP jika 1=h

    5.2. Polinomial Interpolasi Newton - Gregory

    Jika fungsi yang ditabelkan seperti berbentuk polinomial ( dengan melihat beda

    hingga ke n konstan ) maka fungsi itu dapat didekati dengan polinomial yang

    menyerupainya. Problemnya adalah dengan menentukan bentuk polinomial derajad n

    yang melalui (n+1) pasangan titik titik ( )[ ] ( )1,.....,2,1;, += nixfx ii . Jadi hanya ada satu polinomial derajad n yang melalui (n+1) titik.

    Salah satu cara untuk menuliskan sebuah polinomial yang melalui titik titik

    yang sudah dibuat dalam tabel , yaitu dengan menggunakan rumus polinomial maju

    Newton Gregory :

    ( )( ) ( )( ) .......

    621

    21

    ........3210

    03

    02

    00

    03

    02

    00

    ++++=

    +

    +

    +

    +

    =

    fsssfssfsf

    fs

    fs

    fs

    fs

    xP sn

    dengan ( ) !!!

    nnss

    ns

    =

    Jika 0=s maka ( ) 00 fxPn = Jika 1=s maka ( ) ( ) 1010001 ffffffxPn =+=+= Jika 2=s maka ( ) 202002 2 ffffxPn =++=

  • 27

    Perlu ditekankan disini bahwa umumnya )(xf dan ( )xPn bukan fungsi yang sama. Oleh karena itu ada error taksiran interpolasi yang berhingga, sedangkan nilai

    h

    xxs 0=

    Contoh :

    Tentukan polinomial maju Newton Gregory derajad tiga yang cocok dengan tabel

    berikut untuk empat titik dari 4.0=x sampai 0.1=x . Gunakan interpolasi itu untuk memperoleh ( )73.0f ! x f(x) )(xf )(2 xf )(3 xf )(4 xf 0 0

    0.203

    0.2 0.203 0.017

    0.220 0.024

    0.4 0.423 0.041 0.020

    0.261 0.044

    0.6 0.684 0.085 0.052

    0.346 0.096

    0.8 1.030 0.181 0.211

    0.527 0.307

    1.0 1.557 0.488

    1.015

    1.2 2.572

    Penyelesaian :

    Untuk membuat polinomial yang cocok maka indeks s dicari dengan mengambil nilai

    4.00 =x sehingga 096.0,085.0,261.0,423.0 030200 ==== ffff

    65.12.0

    4.073.00 ===h

    xxs

    ( ) ( ) ( )( )6

    212

    10

    2003

    +++= sssfssfsfxP s

  • 28

    ( ) ( )( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) 893.0096.06

    35.065.065.1085.02

    65.065.1261.065.1423.073.0 =+++=f

    Jika diambil sampai derajad empat maka ditambah dengan

    ( )( )( )( ) ( ) 0044.0211.024

    35.135.065.065.14 0

    4 ===

    fs

    Dengan demikian

    ( ) 8974.00044.0893.073.0 =+=f

    Cara lain untuk menuliskan sebuah polinomial yang melalui titik titik yang

    sudah dibuat dalam tabel , yaitu dengan menggunakan rumus polinomial mundur Newton

    Gregory :

    ( )( ) ( )( ) .......

    621

    21

    ........3

    22

    11

    33

    22

    10

    33

    22

    10

    +++++++=

    +

    ++

    ++

    +=

    =

    fsssfssfsf

    fs

    fs

    fs

    fxP sn

    Contoh :

    Tentukan polinomial mundur Newton Gregory derajad tiga yang cocok dengan tabel

    diatas untuk empat titik dari 4.0=x sampai 0.1=x . Gunakan interpolasi itu untuk memperoleh ( )73.0f ! Penyelesaian

    Untuk membuat polinomial yang cocok maka indeks s dicari dengan mengambil nilai

    0.10 =x sehingga 096.0,181.0,527.0,557,1 332210 ==== ffff

    35.12.0

    0.173.00 ===h

    xxs

    ( ) ( ) ( )( ) 332210 621

    21

    = ++++++= fsssfssfsfxP sn

    ( ) ( )( ) ( )( ) ( ) ( )( )( ) ( ) 893.0096.06

    65.035.035.1181.02

    35.035.1527.035.1557.173.0 =+++=f

  • 29

    Jika diambil sampai derajad empat maka ditambah dengan

    ( )( )( )( )( ) ( ) 001.0052.024

    65.165.035.065.035.14

    34

    4 ==

    +

    fs

    Dengan demikian

    ( ) 894.0001.0893.073.0 =+=f

    Error untuk polinomial maju Newton Gregory ini adalah :

    ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( )( ) ( ) ( ) 1111 !1....21

    1++++

    +=

    +=nnnn

    s fhnnssssfh

    ns

    xE , nxx 0

    Contoh :

    Data berikut ini untuk xsin . Interpolasikan menggunakan kuadratik dari tiga titik

    pertama untuk menaksir nilai ( )8.0sin dan tentukan juga errornya !

    x f(x) )(xf )(2 xf )(3 xf 0.1 0.09983

    0.37960

    0.5 0.47943 -0.07570

    0.30390 -0.04797

    0.9 0.78333 -0.12367

    0.18023 -0.02846

    1.3 0.96356 -0.18023

    0.02810

    1.7 0.99166

  • 30

    Penyelesaian :

    Ambil 1.00 =x dan 75.14.00.18.0 ==s maka

    ( ) ( ) 02002 21 fssfsfxP s ++=

    ( ) ( )( ) ( )( ) ( ) 71445.007570.02

    75.075.137960.075.10983.08.0 =++=f

    ( ) ( )( )( ) ( ) ( )( )( )( ) ( ) ( ) cos4.0

    625.075.075.1

    !1221 31212 =+

    = ++ fhsssxE s , 9.01.0

    Karena cos monoton pada interval ini maka dapat ditentukan nilai maksimum dan minimum untuk cos ( ) ( )( )( ) ( ) ( ) 00348.01.0cos4.0

    625.075.075.1 3 =sxE

    ( ) ( )( )( ) ( ) ( ) 00218.09.0cos4.06

    25.075.075.1 3 =sxE Dengan demikian errornya adalah 00218.0 error 00348.0

    5.3. Polinomial Lagrange

    Jika beda hingga diantara x tidak sama polinomial maju / mundur Newton

    Gregory tidak dapat dipakai. Pendekatan polinomial yang digunakan untuk menentukan

    interpolasi polinomial menggunakan polinomial Lagrange.

    Andaikan diberikan data dari nilai x dan )(xf dalam tabel berikut :

    x 0x 1x 2x ........... 1nx nx

    ( )xf 0f 1f 2f ........ 1nf nf

    Maka polinomial Lagrangenya adalah :

    ( )( ) ( )( )( ) ( )

    ( )( ) ( )( )( ) ( )

    ( )( ) ( )( )( ) ( )

    ( )( ) ( )( )( ) ( ) nnnnn

    nn

    nnnn

    n

    n

    n

    n

    nn

    fxxxxxx

    xxxxxxfxxxxxx

    xxxxxx

    fxxxxxx

    xxxxxxfxxxxxx

    xxxxxxxP

    110

    1101

    11101

    10

    112101

    200

    02010

    21

    ............

    ............

    ..........

    ...................

    ............

    )(

    ++

    ++

    =

  • 31

    Contoh :

    Dengan interpolasi Lagrange tentukan )(2 xP kemudian hitung ( )3.2f dari data berikut : x 1.1 1.7 3.0

    )(xf 10.6 15.2 20.3

    Penyelesaian :

    ( )( )( )( ) ( )

    ( )( )( )( ) ( )

    ( )( )( )( ) ( )3.207.10.31.10.3

    7.11.12.150.37.11.17.1

    0.31.16.100.31.17.11.1

    0.37.1)(2 +

    += xxxxxxxP

    ( )( )( )( ) ( )

    ( )( )( )( ) ( )

    ( )( )( )( ) ( )

    38.18

    3.207.10.31.10.37.13.21.13.22.15

    0.37.11.17.10.33.21.13.26.10

    0.31.17.11.10.33.27.13.2)3.2(

    =+

    +=f

  • 32

    BAB 6

    DIFERENSIASI NUMERIK

    6.1. Derivatif Pertama

    Jika sebuah fungsi dapat didekati dengan polinomial interpolasi maka diferensial /

    turunan fungsi tersebut dapat didekati dengan diferensial polinomial . Untuk polinomial

    maju Newton Gregory :

    ( ) ( ) ( ) ( )( ) errorfsssfssfsferrorxPxf sns +++++=+= .......621

    21

    03

    02

    00

    Error ( )sn xP = ( ) ( ) ( ) nnns xxfhns

    xE

    +=++ 011 ,1

    Jika persamaan ini dideferensialkan pertama diperpleh :

    ( ) ( ) ( )[ ] ( )[ ] ( )[ ]

    ++++++=

    ====

    ...24

    6221846

    2632

    121

    1''

    04

    23

    03

    2

    02

    0 fsssfssfsf

    h

    hxP

    dsd

    dxdsxP

    dsdxP

    dxdxPxf snsnsnsns

    Untuk 0=s derivatif yang berhubungan denga 0x

    ( )

    ++= 004030200 1.......41

    31

    211' f

    nffff

    hxf n

    Error dari derivatif pertama ini adalah :

    Error ( ) ( ) ( ) ( ) nnnn

    n xxfhnxP +

    = + 010' ,11

  • 33

    Contoh :

    Pada tabel berikut taksirlah derivatif pertama dari y pada 7.1=x dengan menghitung sampai suku pertama , suku kedua , suku ketiga dan suku keempat dan errornya.

    x y y y2 y3 y4 1.3 3.669

    0..813

    1.5 4.482 0.179

    0.992 0.041

    1.7 5.474 0.220 0.007

    1.212 0.048

    1.9 6.686 0.268 0.012

    1.480 0.060

    2.1 8.166 0.328 0.012

    1.808 0.072

    2.3 9.974 0.400

    2.208

    2.5 12.182

    Penyelesaian :

    Sampai suku pertama

    ( ) 00 1' yhxy = sehingga ( ) 060.6212.12.017.1' ==y

    Error = ( ) ( ) ( ) 9.17.1,2.011

    1 ''11

    + f

    Sampai suku kedua

    ( )

    = 0200 211' yy

    hxy sehingga ( ) ( ) 390.5268.0

    21212.1

    2.017.1' =

    =y

    Error = ( ) ( ) ( ) 1.27.1,2.031 '''2

    2

    f

  • 34

    Sampai suku ketiga

    ( )

    += 030200 31

    211' yyy

    hxy sehingga

    ( ) ( ) ( ) 490.5060.031268.0

    21212.1

    2.017.1' =

    +=y

    Error = ( ) ( ) ( ) ( ) 3.27.1,2.041 43

    3

    f

    Sampai suku keempat

    ( )

    += 04030200 41

    31

    211' yyyy

    hxy sehingga

    ( ) ( ) ( ) ( ) 475.5012.041060.0

    31268.0

    21212.1

    2.017.1' =

    +=y

    Error = ( ) ( ) ( ) ( ) 5.27.1,2.051 54

    4

    f

    6.2. Derivatif Kedua Dan Lebih Tinggi

    Untuk memperoleh derivatif kedua maka hasil derivatif pertama diturunkan lagi

    sehingga diperoleh :

    ( ) ( ) ( )[ ] ( )[ ] ( )[ ]( )

    ++++=

    ====

    ...24

    22361211

    1''''''

    04

    2

    03

    02

    2

    22

    2

    fssfsfh

    hxP

    dsd

    dxdsxP

    dsdxP

    dxdxPxf snsnsnsns

    Untuk 0=s derivatif kedua yang berhubungan denga 0x

    ( )

    += .......65

    12111'' 0

    50

    40

    30

    20 ffffh

    xf

    Demikian juga untuk memperoleh derivatif ketiga didapatkan dari derivatif kedua

    diturunkan lagi, derivatif keempat diperoleh dari derivatif ketiga diturunkan lagi.

    Demikian seterusnya.

  • 35

    Contoh :

    Dari tabel diatas tentukan ( )7.1''y sampai suku kedua dan hitung errornya ! Penyelesaian :

    ( ) [ ]030220 1'' yyhxy = sehingga ( ) ( ) [ ] 200.5060.0268.02.017.1'' 2 ==y Error = ( ) ( ) 1.27.1,

    12111 44

    2

    yhh

  • 36

    BAB 7

    INTEGRASI NUMERIK

    7.1. Integrasi Newton Cotes

    Cara yang umum untuk membentuk formula integrasi numerik hampir sama

    dengan cara membentuk formula untuk diferensiasi numerik.

    Untuk polinomial maju Newton Gregory maka :

    ( ) ( ) dxxPdxxf ba

    sn

    b

    a =

    Formula ini tidak eksak karena polinomialnya tida identik dengan ( )xf dan ada errornya, yaitu sebesar :

    Error = ( ) ( ) dxfhn

    s nnb

    a

    111

    ++

    +

    Akan dibangun formula Newton Cotes dengan mengubah variabel integrasi x menjadi

    variabel s . Dari h

    xxs 0= maka dsdx = Untuk 1=n

    ( ) ( ) ( ) ( )101

    00

    20

    1

    00000 22

    11

    0

    1

    0

    ffhfsfshdsfsfhdxfsfdxxfs

    x

    x

    x

    x

    +=

    +=+=+= =

    error = ( ) ( ) ( ) ( ) 1031

    0

    23''2 ;''

    121

    2''

    211

    0

    xxfhdsssfhdxfhss

    s

    x

    x

    == =

    Untuk 2=n

    ( ) ( ) ( )2102

    0

    2

    0002

    00 4322112

    0

    2

    0

    fffhdsssfsfhdxfssfsfdxxfs

    x

    x

    x

    x

    ++=

    ++=

    ++=

    =

    Karena error = ( )( ) ( ) 06

    21 '''32

    0

    = dxfhsssx

    x

    maka diambil suku berikutnya sehingga :

    error = ( )( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 204544 ;901

    243212

    0

    xxfhdxfhssssx

    x

    =

  • 37

    Untuk 3=n

    ( ) ( ) ( )( ) ( )3210030200 3383

    621

    213

    0

    3

    0

    ffffhdxfsssfssfsfdxxfx

    x

    x

    x

    +++=

    +++=

    error = ( ) ( ) 3055 ;803 xxfh

    7.2. Aturan Trapezoidal

    Formula Newton Cotes pertama didasarkan pendekatan ( )xf di ( )10 , xx dengan sebuah garis lurus. Aturan ini disebut juga sebagai Aturan Trapezoidal.

    Untuk menghitung ( )dxxfba interval dari a ke b dibagi menjadi n subinterval

    subinterval. Luasan dibawah kurva ( )xf didekati dengan Aturan Trapezoidal. Andaikan xh = maka :

    ( ) ( ) ( ) ( )11 221

    ++ +=+=+ iiii

    x

    x

    ffhxxfxfdxxfi

    i

    0xa = 1x bxn =

    ( )xfy =

    x

    y

  • 38

    Dengan demikian untuk semua integral antara [ ]ba, dengan n subinterval diperoleh : ( ) ( ) ( )[ ]nniin

    i

    b

    a

    fffffhffhdxxf +++++=+= +

    = 121011

    0......2

    22

    error = ( ) bafhab ;''12

    2

    Contoh :

    Pada tabel berikut diberikan nilai nilai dari x dan ( )xf : x ( )xf x ( )xf

    1.6 4.953 2.8 16.445

    1.8 6.050 3.0 20.086

    2.0 7.389 3.2 24.533

    2.2 9.025 3.4 29.964

    2.4 11.023 3.6 36.598

    2.6 13.464 3.8 44.701

    Tentukan integral ( )xf dari 8.1=x sampai 4.3=x Penyelesaian :

    ( ) ( )[ ]9944.23

    964.29553.24086.20445.16464.13023.11025.9389.72050.622.04.3

    8.1

    =++++++++= dxxf

    error = ( ) 4.38.1;'')2.0(12

    8.14.3 2 f

  • 39

    7.3. Aturan Simpson 31

    Formula Newton Cotes kedua didasarkan pendekatan ( )xf di ( )20 , xx dengan sebuah polinomial parabolik. Aturan ini disebut juga sebagai Aturan Simpson

    31

    Untuk menghitung ( )dxxfba interval dari a ke b dibagi menjadi n subinterval

    subinterval. Luasan dibawah kurva ( )xf dapat didekati dengan Aturan Simpson 31 .

    Andaikan xh = maka :

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )2121 43342

    ++++ ++=++=+ iiiiii

    x

    x

    fffhxxfxfxfdxxfi

    i

    Dengan demikian untuk semua integral antara [ ]ba, dengan n genap subinterval diperoleh :

    ( ) ( ) ( ) ( )[ ]nnniiini

    b

    a

    ffffffffhfffhdxxf +++++++++=++= ++

    = 1422310212

    0......2...4

    34

    3

    error = ( ) ( ) bafhab ;180

    44

    Contoh :

    Tentukan integral ( )xf dari 8.1=x sampai 4.3=x dari tabel diatas jika menggunakan Aturan Simpson

    31

    Penyelesaian :

    ( ) ( ) ( )[ ]9149.23

    964.29086.20464.13025.92553.24445.16023.11389.74050.632.04.3

    8.1

    =++++++++= dxxf

  • 40

    7.4. Aturan Simpson 83

    Formula Newton Cotes ketiga didasarkan pendekatan ( )xf di ( )30 , xx dengan sebuah polinomial kubik . Aturan ini disebut juga sebagai Aturan Simpson

    83

    Untuk menghitung ( ) dxxfba interval dari a ke b dibagi menjadi n subinterval

    subinterval. Luasan dibawah kurva ( )xf dapat didekati dengan Aturan Simpson 83 .

    Andaikan xh = maka :

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )321321 33833

    843

    ++++++ +++=+++= iiiiiiii

    x

    x

    ffffhxxfxfxfxfdxxfi

    Dengan demikian untuk semua integral antara [ ]ba, dengan n kelipatan tiga subinterval diperoleh :

    ( ) ( )( ) ( )[ ]nnn

    iiii

    n

    i

    b

    a

    ffffffffffh

    ffffhdxxf

    +++++++++++=

    +++=

    +++

    =

    363154210

    321

    3

    0

    ......2...38

    3

    338

    3

    error = ( ) ( ) bafhab ;80

    44

    Contoh :

    Tentukan integral ( )xf dari 6.1=x sampai 4.3=x dari tabel diatas jika menggunakan Aturan Simpson

    83

    Penyelesaian :

    ( ) ( ) ( )[ ]013.25

    964.29455.16025.92)533.24086.20464.13023.11389.7050.6(3953.48

    2.034.3

    6.1

    =+++++++++= dxxf

  • 41

    7.5. Kuadratur Gauss

    Formulasi integrasi numerik dengan menggunakan Kuadratur Gauss adalah

    mencari parameter paramerter yang tidak diketahui dari fungsi yang akan diintegralkan.

    ( ) ( ) ( ) ( ) ......3211

    1

    +++=

    tcftbftafdttf

    dimana .....,,, cba adalah pemberat dan ....,,, 321 ttt nilai-nilai t yang akan ditentukan.

    Sebagai contoh akan ditentukan parameter parameter pada formula dua suku yang

    mengandung empat parameter yang tidak diketahui.

    ( ) ( ) ( )211

    1

    tbftafdttf +=

    Formula ini berlaku untuk polinomial derajad tiga sehingga bila dimasukkan :

    ( ) 3ttf = maka 32311

    1

    3 0 btatdtt +==

    ( ) 2ttf = maka 22211

    1

    2

    32 btatdtt +==

    ( ) ttf = maka 211

    1

    0 btatdtt +==

    ( ) 1=tf maka badt +==

    211

    1

    Dari empat persamaan ini diperoleh 5773.03

    1,5773.03

    1,1,1 21 ====== ttba

    Andaikan batas integrasinya dari a sampai b bukan dari -1 sampai 1 maka batas

    integrasinya harus diubah menjadi -1 sampai 1.

    ( )2

    abtabx ++= sehingga dtabdx2= . Dengan demikian :

    ( ) ( ) dtabtabfabdxxfba

    ++=1

    1 22

  • 42

    Contoh :

    Tentukan nilai = 20

    sin

    dxxI

    Penyelesaian :

    42

    02

    02

    +=

    ++

    = t

    tx sehingga dtdx

    4= . Dengan demikian :

    ( ) 99847.039434.0sin10566.0sin44

    sin4

    sin1

    1

    2

    0

    =+=

    +==

    dttdxxI

    error = 0.00153

    Untuk memperoleh parameter Kuadratur Gauss yang lebih tinggi derajadnya

    dapat digunakan polinomial Legendre yang berbentuk :

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 0121 11 =+++ + xLnxLxnxLn nnn dengan ( ) 10 =xL dan ( ) xxL =1 maka ( ) ( ) ( ) 2

    123

    23 201

    2 == xxLxLxxL

    Akar akarnya adalah 3

    1 yang merupakan nilai parameter 1t dan 2t

    Dengan relasi rekursi diperoleh :

    ( )( )

    833035

    235

    24

    4

    3

    3

    +=

    =xxxL

    xxxL

    dan seterusnya

  • 43

    Jika ditabelkan maka nilai nilai parameter Kuadratur Gauss

    Jumlah Suku Nilai t Faktor pemberat Derajad Polinomial

    -0.57735027 1.00000000 2

    0.57735027 1.00000000 3

    -0.77459667 0.55555555

    0 0.88888889 3

    0.77459667 0.55555555

    5

    -0.86113631 0.34785485

    -.033998104 0.65214515

    033998104 0.65214515 4

    0.86113631 0.34785485

    7

    -0.90617985 0.23692688

    -0.53846931 0.47862867

    0 0.56888889

    0.53846931 0.47862867

    5

    0.90617985 0.23692688

    9

    -0.93246951 0.17132449

    -0.66120939 0.36076157

    -0.23861919 0.46791393

    0.23861919 0.46791393

    0.66120939 0.36076157

    6

    0.93246951 0.17132449

    11

    Contoh :

    Tentukan nilai = 5.12.0

    2

    dxeI x dengan mengunakan Kuadratur Gauss tiga suku

  • 44

    Penyelesaian :

    ( ) 85.065.02

    2.05.12.05.1 +=++= ttx sehingga dtdx 65.0= . Dengan demikian :

    ( )

    ( )[ ] ( )[ ] ( )[ ][ ]6586.0

    55555555.088888889.055555555.065.0

    65.0

    222

    22

    85.077459667.065.085.0065.085.077459667.065.0

    1

    1

    85.065.05.1

    2.0

    =++=

    ==+++

    + eee

    dtedxeI tx

  • 45

    BAB 8

    PENCOCOKAN KURVA

    8.1. Metode Kuadrat Terkecil

    Andaikan diberikan data data dari suatu hasil percobaan yang menyatakan

    hubungan antara x dan Y . Data data tersebut diberikan dalam tabel berikut :

    x 1x 2x ........... 1nx nx

    Y 1Y 2Y ........ 1nY nY

    Dari data data tersebut jika diplot dan akan dicari garis lurus terbaik baxy += yang mendekati data data tersebut seperti tampak pada gambar dibawah ini :

    Error dari setiap titik data adalah niyYe iii ,......,3,2,1, == . Error ini bisa bernilai positip maupun negatip. Metode kuadrat terkecil digunakan untuk mendapatkan

    konstanta a dan b diatas. Metode ini didasarkan bahwa garis lurus terbaik diperoleh jika

    jumlah kuadrat errornya minimum.

    nx X

    Y

    2x 1x

    1e

    2e

    ne baxy +=

    1Y

    2Y

    3Y

  • 46

    ( )==

    ==+++=n

    iii

    n

    iin baxYeeeeS

    1

    2

    1

    2222

    21 .....

    Agar S minimum maka :

    0=

    aS sehingga ( ) ( ) 02

    1

    ==

    i

    n

    iii xbaxY dan

    0=

    bS sehingga ( ) ( ) 012

    1=

    =

    n

    iii baxY

    Dari dua syarat diatas maka diperoleh SPL :

    i

    n

    i

    n

    ii

    i

    n

    ii

    n

    ii

    n

    ii

    Ybnxa

    Yxxbxa

    ==

    ===

    =+

    =+

    11

    111

    2

    Dengan menyelesaikan SPL maka nilai a dan b dapat didapatkan, yaitu :

    nx

    xx

    nY

    xYx

    a

    n

    ii

    n

    ii

    n

    ii

    n

    ii

    n

    iii

    n

    ii

    =

    ==

    =

    ==

    =

    1

    11

    2

    1

    11

    dan

    nx

    xx

    Yx

    Yxx

    b

    n

    ii

    n

    ii

    n

    ii

    n

    ii

    n

    ii

    n

    iii

    n

    ii

    =

    ==

    ==

    ==

    =

    1

    11

    2

    11

    11

    2

    Contoh :

    Dengan Metode kuadrat terkecil dapatkan garis lurus terbaik yang mendekati data data

    dalam tabel berikut :

    x 20.5 32.7 51.0 73.2 95.7

    Y 765 826 873 942 1032

  • 47

    Penyelesaian :

    39.3

    51.2731.27327.18607

    544381.2735.254932

    5

    5

    5

    1

    5

    1

    5

    1

    2

    5

    1

    5

    1

    5

    1

    ===

    =

    ==

    =

    ==

    ii

    ii

    ii

    ii

    iii

    ii

    x

    xx

    Y

    xYx

    a

    702

    51.2731.27327.18607

    44381.2735.25492327.18607

    55

    1

    5

    1

    5

    1

    2

    5

    1

    5

    1

    5

    1

    5

    1

    2

    ===

    =

    ==

    ==

    ==

    ii

    ii

    ii

    ii

    ii

    iii

    ii

    x

    xx

    Yx

    Yxx

    b

    Dengan demikian garis lurus terbaik adalah : 70239.3 += xy

    Secara umum untuk pencocokan kurva terbaik yang berbentuk polinomial derajad

    n yang berbentuk nn xaxaxaay ++++= ........2210 dilakukan dengan cara yang identik seperti mencari garis lurus terbaik diatas. Nilai niai ,....,3,2,1, = dapat dicari dengan menyelesaikan SPL :

    =

    =

    =

    =

    =

    ==+

    =

    =+

    ==

    ==

    n

    ii

    ni

    n

    iii

    n

    ii

    nn

    i

    ni

    n

    i

    ni

    n

    i

    ni

    n

    i

    ni

    n

    ii

    n

    ii

    n

    i

    ni

    n

    ii

    Yx

    Yx

    Y

    a

    aa

    xxx

    xxx

    xxn

    A

    1

    1

    1

    1

    0

    1

    2

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    2

    1

    11

    MM

    LMMMM

    L

    L

  • 48

    8.2. Pencocokan Kurva Mengandung Eksponen

    Metode kuadrat terkecil banyak digunakan untuk pencocokan kurva dalam bentuk

    polinomial. Meskipun begitu kurva yang berhubungan dengan eksponen dapat pula

    didekati dengan Metode Kuadrat Terkecil ini dengan memodifikasi persamaan sehingga

    menjadi bentuk linear.

    Andaikan suatu data data mendekati bentuk kurva axeby = . Kurva ini dengan Metode Kuadrat Terkecil dimodifikasi denga cara di logaritmakan sehingga menjadi

    bentuk linear. xabeby ax +== lnlnln . Contoh :

    Diberika data data sbb:

    x 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00

    Y 5.10 5.79 6.53 7.45 8.46

    Data data ini jika diplot pada kertas semilog akan berbentuk linear. Tentukanlah fungsi

    terbaik berbentuk axeby = Penyelesaian :

    axeby = setelah dilogaritmakan akan berbentuk xaby += lnln . Akan dicari nilai a dan bln dengan Metode Kuadrat Terkecil.

    i ix iY iYln 2ix ii Yx ln

    1 1.00 5.10 1.629 1.0000 1.629

    2 1.25 5.79 1.756 1.5625 2.195

    3 1.50 6.53 1.876 2.2500 2.814

    4 1.75 7.45 2.008 3.0625 3.514

    5 2.00 8.46 2.135 4.0000 4.270

    5=n 50.7

    5

    1=

    =iix

    404.9ln

    5

    1=

    =iiY 875.11

    5

    1

    2 ==i

    ix 422.14ln5

    1=

    =iii Yx

  • 49

    Identik dengan Metode Kuadrat Terkecil maka :

    5056.0

    550.750.7875.115404.950.7422.14

    5

    5ln

    ln

    5

    1

    5

    1

    5

    1

    2

    5

    1

    5

    1

    5

    1

    ===

    =

    ==

    =

    ==

    ii

    ii

    ii

    ii

    iii

    ii

    x

    xx

    Y

    xYx

    a

    122.1

    550.750.7875.11

    404.950.7422.14875.11

    5

    ln

    ln

    ln

    5

    1

    5

    1

    5

    1

    2

    5

    1

    5

    1

    5

    1

    5

    1

    2

    ===

    =

    ==

    ==

    ==

    ii

    ii

    ii

    ii

    ii

    iii

    ii

    x

    xx

    Yx

    Yxx

    b

    Karena 122.1ln =b maka 071.3122.1 == eb Dengan demikian kurva terbaik yang berbentuk axeby = adalah xey 5056.0071.3=

  • 50

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Atkinson, K.E., An Introduction To Numerical Analysis, John Willey & Sons,

    New York, 1978.

    2. Burden, R.L., J.D, Faires & A.C. Reynolds, Numerical Analysis, Prindle Weber

    & Schmidt Publshers, Boston, Mssachussetts, 1981.

    3. Chapra, S.C. & R.P. Canale, Numerical Methods for Engineers, Mac Graw Hill,

    Inc., New York, 1988.

    4. Gerald, C.F, Applied Numerical Analysis, Addison Wesley Publishing

    Company, 1980.

    5. Mathews, J.H. & K.D. Fink, Numerical Methods Using Matlab, Pearson,

    Prentice Hall, New Jersey, 2004.

    6. Soehardjo, Analisa Numerik, ITS, Surabaya, 1985.