analisis kualitatif darah

33
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF DARAH Nama : Fitriani Nim : 70300111023 Kelompok : IV ( Empat ) Hari/Tanggal Percobaan : Jumat, 29 Juni 2012 Asisten : Ahmad Abduh Damis LABORATORIUM BIOKIMIA

Upload: fitriani-nassyam

Post on 24-Apr-2015

476 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kualitatif Darah

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF DARAH

Nama : Fitriani

Nim : 70300111023

Kelompok : IV ( Empat )

Hari/Tanggal Percobaan : Jumat, 29 Juni 2012

Asisten : Ahmad Abduh Damis

LABORATORIUM BIOKIMIA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: Analisis Kualitatif Darah

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 29 Juni 2012

Asisten Praktikan

(Muhammad Abduh Damis) (Fitriani)

Page 3: Analisis Kualitatif Darah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam tubuh manusia, terdapat alat transportasi yang berguna sebagai

pengedar oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut

karbon dioksida dan zat sisa ke organ ekskresi. Alat transportasi ini (darah)

terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah. Sistem

peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali

tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan

oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia

hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau

bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo

atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti

darah. Darah adalah hal yang paling faal dalam tubuh manusia.

Berdasarkan uraian diatas, maka dibuatlah laporan praktikum ini agar

lebih memahami lagi hakekat dari darah dan manfaatnya dalam tubuh.

Page 4: Analisis Kualitatif Darah

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini, yaitu kita untuk membuktikan bahwa

hemoglobin dapat mengikat dan melepaskan oksigen, methemoglobin tidak

dapat mengikat oksigen, dan membuktikan di dalam darah dapat terhemolisis.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk membuktikan bahwa hemoglobin dapat mengikat oksigen menjadi

HbO2 dan senyawa ini dapat diurai kembali menjadi deoksihemoglobin

dan O2.

2. Untuk mengetahui besi di dalam hemoglobin yang berbentuk Ferro

(Fe2+), warna hemoglobin berubah menjadi gelap dan tidak mampu lagi

mengikat oksigen.

3. Untuk memperlihatkan bahwa membran sel darah dapat mengalami lisis

dalam pelarut organik.

I.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini adalah penentuan terjadinya proses oksihemoglobin,

deoksihemoglobin, methemoglobin, dan hemolisis sel darah dengan bantuan

eritrosit dan O2.

Page 5: Analisis Kualitatif Darah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Darah

Darah merupakan cairan tubuh yang berbentuk cair yang beredar

dalamsistem pembuluh darah. Jumlah darah di dalam tubuh kira-kira 5-7%

dari berat badan atau pada orang dewasa berkisar antara 4,5 – 5 liter. Darah

terdiri dari berbagai sel seperti sel darah merah (eritrosit), sel darah putih

(leukosit), dan keping darah (trombosit). Eritrosit merupakan sel yang paling

banyak di dalam darah, jumlahnya mencapai 5 juta butir/mL. Trombosit

berjumlah 250.000-400.000 butir/mL, dan leukosit 5000-10000 butir/mL

(Trisnadi, dkk., 2012).

2.2 Komposisi Darah

Menurut Alfiansyah (2011), darah memiliki komposisi yang terdiri dari

sekitar 55% cairan darah (plasma) dan 45% sel-sel darah (korpuskuler). Sel-

sel darah ada tiga macam, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih

(leukosit), dan keping darah (trombosit).

a. Plasma Darah

Plasma darah terdiri atas sekitar 91 % air. Selebihnya adalah zat terlarut

yang terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan

antibodi), garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan,

sisa metabolisme gas-gas, dan hormon). Fibrinogen yang ada dalam

Page 6: Analisis Kualitatif Darah

plasma darah merupakan bahan penting untuk pembekuan darah jika

terjadi luka.

b. Sel-sel darah (korpuskuler)

Sel-sel darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel

darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Dalam sel-sel

darah, kandungan sel darah putih dan keping darah sebanyak 1%,

sedangkan sel darah merah sebanyak 99%.

1) Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah berbentuk bulat gepeng yang kedua permukaannya

cekung. Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung he

moglobin. Hemo globin (Hb) merupakan protein yang mengandung

zat besi. Fungsi hemoglobin adalah untuk mengikat oksigen dan

karbon dioksida dalam darah. Hemoglobin berwarna merah, karena

itu sel darah merah berwarna merah. Jumlah sel darah merah yang

normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah. Sel darah merah

dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup hingga

120 hari. Jika sel darah merah rusak atau sudah tua maka sel ini akan

dirombak dalam limfa. Hemoglobin dari sel darah merah yang

dirombak akan terlepas dan dibawa ke dalam hati untuk dijadikan zat

warna empedu. Sel darah merah baru akan dibentuk kembali dengan

bahan zat besi yang berasal dari hemoglobin yang terlepas.

2) Sel darah putih (leukosit)

Sel darah putih sesungguhnya tidaklah berwarna putih, tetapi jernih.

Disebut sel darah putih untuk membedakannya dari sel darah merah

Page 7: Analisis Kualitatif Darah

yang berwarna merah. Sel darah putih bentuknya tidak teratur atau

tidak tetap. Tidak seperti sel darah merah yang selalu berada di

dalam pembuluh darah, sel darah putih dapat keluar dari pembuluh

darah. Kemampuan untuk bergerak bebas diperlukan sel darah putih

agar dapat menjalankan fungsinya untuk menjaga tubuh. Sel darah

putih memiliki inti sel tetapi tidak berwarna atau tidak memiliki

pigmen. Berdasarkan zat warna yang diserapnya dan bentuk intinya

sel darah putih dibagi menjadi lima jenis, yaitu basofil, neutrofil,

monosit, eosinofil, dan limfosit. Secara normal jumlah sel darah

putih pada tubuh kita adalah kurang lebih 8.000 pada tiap 1 mm3

darah. Sel darah putih hanya hidup sekitar 12 – 13 hari. Fungsi sel

darah putih sebagai pertahanan tubuh dari serangan penyakit. Jika

tubuhmu terluka dan ada kuman yang masuk, sel- sel darah putih

akan menyerang atau memakan kuman- kuman tersebut. Ibarat

sebuah negara, sel darah putih adalah pasukan tempur. Jika

seseorang diserang penyakit. Tubuh akan memproduksi lebih banyak

sel-sel darah putih untuk melawan bibit penyakit tersebut.

3) Keping darah (trombosit)

Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukuran keping darah

lebih kecil daripada sel darah merah. Jumlahnya kurang lebih

300.000 pada tiap 1 mm3 darah. Keping darah hidupnya singkat,

hanya 8 hari. Keping darah berfungsi pada proses pembekuan darah.

Saat terjadi luka, darah keluar melalui luka tersebut. Keping darah

menyentuh permukaan luka, lalu pecah dan mengeluarkan

Page 8: Analisis Kualitatif Darah

trombokinase. Trombokinase dibantu dengan ion kalsium akan

mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin diperlukan untuk

mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Luka akan

ditutup oleh benang fibrin yang berupa benang-benang halus,

sehingga darah berhenti keluar.

II.3 Fungsi Darah

Menurut Alfiansyah (2011), secara umum darah mempunyai fungsi

sebagai berikut:

a. Transportasi

Sebagai transportasi, darah berfungsi dalam mengangkut air, oksigen, dan

nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Dan mengangkut hasil oksidasi maupun

zat-zat lainnya (sampah) yang tidak dibutuhkan oleeh tubuh melalui alat

ekskresi untuk dibuang serta mengangkut hormon-hormon ke kelenjar

hormon.

b. Termoregulasi

Darah sebagai termoregulasi berperan dalam mengatur suhu tubuh.

c. Imunologi

Sebagai imunologi, darah mengandung antibodi sebagai alt pertahana tubuh

untuk melindungi tubuh dari kuman dan penyakit.

d. Homeostatis

Darah mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh.

e. Osmoregulasi

Mengatur keseimbangan antara darah dengan cairan jaringan.

Page 9: Analisis Kualitatif Darah

II.4 Hemoglobin

Terdapat sekitar 200 juta molekul hemoglobin dalam tiap sel darah

merah. Hemoglobin merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi

heme. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan

memgedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paru-

paru terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.

2 Hb2 + 4 O2 4 HbO2 (oksihemoglobin)

Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan O2 oleh

hemoglobin (Hb).

4 HbO2 2 Hb2 + 4 O2

Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah

(Alfiansyah, 2011).

Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Artinya, banyaknya

gram hemoglobin dalam 100 mL darah. Berikut ini adalah nilai normal

hemoglobin berdasarkan umur (Anonim, 2008):

a. Bayi baru lahir : 17 – 22 gram/dl

b. Usia 1 minggu : 15 – 22 gram/dl

c. Usia 1 bulan : 11 – 15 gram/dl

d. Anak-anak : 11 – 13 gram/dl

e. Laki-laki dewasa : 14 – 18 gram/dl

f. Perempuan dewasa : 12 – 16 gram/dl

g. Laki-laki tua : 12,4 – 14,9 gram/dl

h. Perempuan tua : 11,7 – 13,8 gram/dl

Page 10: Analisis Kualitatif Darah

Menurut Anonim (2008), macam-macam bentuk hemoglobin adalah:

1. Oksihemoglobin

Adalah hemoglobin yang mengikat oksigen, tepatnya oksigen terikat pada

struktur heme pada Hb. Oksihemoglobin membuat warna darah lebih

terang karena banyak mengandung oksigen. Reaksi ini dapat terlihat pada

pembuluh nadi dimana warna darah tampak terang.

2. Deoksihemoglobin

Adalah hemoglobin yang tidak mengikat oksigen atau pelepasan oksigen

oleh hemoglobin yang membuat darah berwarna lebih gelap dari normal.

Reaksi deoksihemoglobin ini dapat dilihat pada pembuluh vena dimana

darah lebih gelap karena melepaskan oksigen.

3. Methemoglobin

Adalah suatu hasil oksidasi hemoglobin yang tidak mempunyai

kemampuan lagi untuk mengikat oksigen.

Hemoglobin ini dapat mengalami hemolisis, yaitu pecahnya membran

eritrosit sehingga hemoglobin bebas atau terlepas ke dalam medium

sekelilingnya (plasma). Kerusakan atau hemolisis ini disebabkan karena

penambahan larutan hipotonis, hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan

permukaan membran edritrosit, zat atau unsur kimia tertentu, pemanasan dan

pendinginan, rapuh karena sudah tua, dan lain-lain (Wibowo, 2010).

II.5 Glukosa Darah

Di dalam darah terdapat pula glukosa sebagai sumber energi. Kadar

glukosa darah ini tidak boleh kurang dan tidak boleh juga lebih. Kadar normal

Page 11: Analisis Kualitatif Darah

glukosa darah dibedakan atas ddua kondisi, yaitu pada puasa dan sesudah

makan. Untuk kondisi puasa (tidak memperoleh asupan kalori selama 8-10

jam sebelumnya), batas normal glukosa darah adalah 100 mg/dl. Sedangkan

untuk kondisi sesudah makan, batas normalnya adalah 140 mg/dl.

Terbentunya glukosa darah apabila konsentrasi glukosa menurun dalam

darah karena dikomsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Proses

ini dimulai dengan pelepasan glukagon oleh pankreas, hormon yang

menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian, sel-sel ini mengubah glukagon

menjadi glukosa (glikogenolisis). Selanjutnya, glukosa yang terbentuk

dilepaskan ke dalam aliran darah.

II.6 Asam Urat

Kadar asam urat untuk pria dan wanita adalah berbeda. Wanita

mempunyai kadar normal asam urat berkisar 2,4 – 6 mg/dl. Sedangkan pria,

kadar normal asam uratnya adalah berkisar 3,0 – 7 mg/dl. Terbentuknya asam

urat ketika mengomsumsi zat yang mengandung purin secara berlebih, maka

zat purin dalam jumlah banyak masuk dalam tubuh, kemudian melalui

metabolisme berubah menjadi asam urat. Kadar asam urat dalam tubuh

meningkat sehingga ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam urat.

Kristal asam urat yang berlebih menumpuk di persendian dan akibatnya sendi

akan terasa nyeri, membengkak, meradang, panas, dan kaku.

Page 12: Analisis Kualitatif Darah

BAB III

METODE KERJA

3.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah suspensi darah,

larutan NH4OH, pereaksi stokes, larutan K3Fe(CN)6 10%, aseton, NaCl 0.9%,

toluen, kloroform, dan alkohol.

3.2 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet

tetes, gelas ukur, dan spoit.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Uji oksihemoglobin dan deoksihemoglobin

Pembentukan oksihemoglobin:

Dimasukkan 2 mL darah dan 6 mL air suling ke dalam tabung reaksi

dicampur dengan baik dan amati terbentuknya HbO2 yang berwarna merah

kemudian dibagi menjadi dua tabung masing-masing berisi 4 mL dan

tabung yang satu dijadikan sebagai kontrol.

Pembentukan deoksihemoglobin:

Dimasukkan 2 mL pereaksi stokes dan larutan NH4OH ke dalam tabung

reaksi ke-3 untuk melarutkan endapan yang segera terbentuk kemudian

Page 13: Analisis Kualitatif Darah

ditambahkan beberapa tetes pereaksi stokes ke dalam tabung yang ke-2

kemudian amati perbandingan warna yang terjadi.

3.3.2 Uji methemoglobin

Dicampurkan 1 mL darah dengan 9 mL air suling dalam tabung reaksi dan

bagi menjadi dua bagian masing-masing 5 mL kemudian ditambahkan

beberapa tetes K3Fe(CN)6 pada tabung pertama kemudian perhatikan

perubahan warna yang terjadi, setelah itu di kocok tabung reaksi kuat-kuat,

perhatikan dan catat perubahan warna yang terjadi. Kemudian tabung kedua

direndam dalam air hangat (40oC) kemudian ditambahkan beberapa tetes

K3Fe(CN)6 setelah itu amati perubahan warna dan gelembung yang

terbentuk.

3.3.3 Hemolisis sel darah merah

Dimasukkan masing-masing 10 mL NaCl 0,9% ke dalam 6 tabung reaksi,

tabung pertama dijadikan sebagai kontrol kemudian ditambahkan masing-

masing 2 tetes kloroform, aseton, toluen, dan alkohol pada tabung ke-2

sampai ke-5 kemudian ditambahkan dua tetes darah ke dalam masing-

masing tabung, setelah itu didiamkan selama setengah jam (jangan

dikocok). Setelah itu bandingkan perubahan warna yang terjadi pada

masing-masing tabung.

Page 14: Analisis Kualitatif Darah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

II.1 Hasil pengamatan

a. Tabel 1: Uji Oksihemoglobin dan uji deoksihemoglobin

Tabung Oksihemoglobin Deoksihemoglobin Pembentukan

kembali

Warna Merah kekuningan Merah kecoklatan Tidak terbentuk

b. Tabel 2: Uji Methemoglobin

Tabung 1

Setelah penambahan K3Fe(CN)6 Merah kekuningan

Plus pereaksi stokes yang telah diberi NH4OH Merah kecoklatan

c. Tabel 3: Uji Hemolisis sel darah merah

NO. Pelarut Hemolisis

1 Kontrol NaCl 0,9% -

2 Kloroform ++++

3 Aseton +++

4 Alkohol ++

Page 15: Analisis Kualitatif Darah

II.2 Pembahasan

Berdasarkan pengamatan pada percobaan oksihemoglobin darah,

diketahui bahwa darah dicampurkan dengan air suling sebanyak 6 mL

sehingga membentuk warna merah terang. Perubahan warna ini menandakan

bahwa terbentuk HbO2 karena bereaksi dengan oksigen. Sedangkan pada uji

deoksihemoglobin darah, diketahui bahwa darah yang dicampurkan pereaksi

stokes dan NH4OH menghasilkan warna merah kecoklatan. Hal ini terjadi

karena pereaksi stokes sebagai substrat artinya apabila darah ditambahkan

pereaksi stokes maka larutan itu tidak akan mengikat oksigen. Hal inilah yang

memberikan warna merah tua pada darah. Sedangkan untuk pembentukan

kembali oksihemoglobin dari deoksihemoglobin sebenarnya dapat terjadi

berulang-ulang. Namun, pada percobaan ini hal tersebut tidak dapat

dibuktikan. Ini dimungkinkan karena bahan yang digunakan kurang sesuai

dengan yang semestinya.

Pada uji methemoglobin, tabung yang digunakan hanya satu.

Untuk tabung yang ditempatkan pada suhu 40 oC tidak diujicobakan karena

keterbatasan bahan, alat, dan waktu. Berdasarkan hasil percobaan, diketahui

bahwa darah yang ditambahkan air suling yang awalnya berwarna merah

terang, setelah ditambahkan K3Fe(CN)6 mengalami perubahan warna menjadi

merah kekuningan dan ada gelembung. Kemudian setelah ditambahkan

pereaksi stokes dengan penambahan NH4OH, warna larutan berubah lagi

menjadi merah kecoklatan. Hal ini membuktikan bahwa ion besi dalam

hemoglobin yang awalnya berbentuk ferro (Fe2+) dioksidasi menjadi bentuk

Page 16: Analisis Kualitatif Darah

ferri (Fe3+) dan mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap (merah

kecoklatan) yang berarti Hb tidak mampu lagi mengikat oksigen.

Pada uji hemolisis sel darah merah, diketahui bahwa sel darah yang

ditambahkan kloroform , aseton, dan alkohol mengalami hemolisis. Dan

diantara ketiga larutan itu, yang paling cepat terhemolisis adalah kloroform,

lalu aseton dan ketiga adalah alkohol. Larutan yang terhemolisis ditandai

dengan adanya endapan berwarna merah pada permukaan larutan.

Tabung yang berisi sel darah yang ditambahkan larutan kloroform cepat

terhemolisis karena kloroform memiliki sifat pelarut yang tinggi (non polar)

dalam melarutkan lemak. Dan semakin tinggi sifat pelarut dalam melarutkan

lemak, maka semakin cepat atau kuat daya lisisnya terhadap membran sel

darah merah. Itulah mengapa darah dengan kandungan kloroform cepat

terhemolisis. Sedangkan darah yang ditambahkan aseton dan alkohol, sifat

pelarutnya lebih rendah /sedikit dari kloroform sehingga daya lisisnya pun

lambat dan sedikit. Untuk darah yang hanya ditambahkan NaCl tidak

terhemolisis sama sekali.

Page 17: Analisis Kualitatif Darah

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpuljan bahwa:

1. Pada uji oksihemoglobin, tabung yang berisi darah yang sudah

ditambahkan air suling berubah warna menjadi merah terang. Sedangkan

pada uji deoksihemoglobin, tabung yang berisi darah yang sudah

ditambahkan pereaksi stokes dan larutan NH4OH berubah warna menjadi

merah kecoklatan. Hasil ini membuktikan bahwa hemoglobin dapat

mengikat O2 menjadi HbO2 dan dapat terurai kembali menjadi

deoksihemoglobin dan O2.

2. Pada uji methemoglobin, tabung pertama yang berisi darah yang sudah

ditambahkan larutan K3Fe(CN)6 berubah warna menjadi merah

kekuningan. Dan setelah ditambahkan lagi larutan NH4OH, warnanya

berubah lagi menjadi merah kecoklatan. Hasil ini membuktikan bahwa ion

besi dalam hemoglobin yang awalnya berbentuk ferro (Fe2+) jika

dioksidasi menjadi bentuk ferri (Fe3+) dan mengalami perubahan warna

menjadi lebih gelap (merah kecoklatan) yang berarti Hb tidak mampu lagi

mengikat oksigen.

3. Pada uji hemolisis sel darah merah, yang paling cepat dan banyak

mengalami hemolisis adalah darah yang dicampur dengan kloroform, lalu

Page 18: Analisis Kualitatif Darah

aseton, dan ketiga adalah alkohol. Sedangkan darah yang hanya

dicampurkan NaCl tidak mengalami hemolisis.

V.2 Saran

Adapun saran praktikan terhadap asisten dan laboran, yaitu:

1. Sebaiknya asisten dapat meluangkan waktunya untuk memberikan

arahan dan penjelasan tentang percobaan yang telah dilakukan agar

kami sebagai praktikan dapat lebih mengerti dan paham tentang

percobaan tersebut.

2. Sebaiknya asisten tidak terlalu menyulitkan praktikan dalam hal

asistensi laporan dan seharusnya selalu berpegang teguh pada

objektivitas dalam menilai kerja praktikan.

3. Sebaiknya asisten mempertahankan sikap ramah dan ketegasannya pada

praktikan.

4. Sebaiknya peralatan dan bahan praktikum disiapkan selengkap

mungkin. Karena kami sebagai praktikan merasa praktikum yang telah

kami jalani ini tidaklah optimal dikarenakan pengadaan alat dan

bahannya juga tidak otimal.

5. Seharusnya praktikan tidak dibebankan dengan pengadaan alat dan

bahan praktikum.

6. Kenyamanan dalam ruang praktikum sangat penting untuk praktikan

dalam melakukan praktikum. Jadi, sekiranya kenyamanan laboratorium

perlu ditingkatkan lagi.

Page 19: Analisis Kualitatif Darah

DAFTAR PUSTAKA

Trisnadi, N., Ferial, E.W., dan Tim Dosen Biokimia, 2012, Penuntun Praktikum Biokimia, Program studi keperawatan fakultas kesehatan, Universitas Islam Negeri, Makassar.

Wibowo, Fredi, 2010, Hemolisis, online, http://fredi-36-al.blogspot.com/2010/04/hemolisis.html), diakses pada 29 Juni 2012, pukul 16.30 WITA.

Alfiansyah, Muhammad, 2011, Pengertian, Pembentukan dan Fungsi Eritrosit (sel darah merah), online (http://www.sentra.edukasi.com/pengertian-pembentukan-dan-fungsi-eritrosit.html), diakses pada 29 Juni 2012, pukul 17.01 WITA.

Anonim, 2008, Hemoglobin, online (http://www.blogdokter.net/2008/06/13/hemoglobin), dikases pada 16 Juni 2012, pukul 15.00 WITA.

Page 20: Analisis Kualitatif Darah

LAMPIRAN

1. Uji oksihemoglobin dan deoksihemoglobin

Gambar 1. Darah pada uji oksihemoglobin

Gambar 2. Darah pada uji deoksihemoglobin

Page 21: Analisis Kualitatif Darah

2. Uji methemoglobin

Gambar 3. Darah setelah penambahan K3Fe(CN)6

Gambar 4. Darah setelah penambahan pereaksi stokes

Page 22: Analisis Kualitatif Darah

3. Uji hemolisis sel darah merah

Gambar 5. Darah yang ditambahkan larutan kloroform

Gambar 6. Darah yang ditambahkan larutan aseton

Page 23: Analisis Kualitatif Darah

Gambar 7. Darah yang ditambahkan alkohol

Gambar 8. Darah yang ditambahkan NaCl (kontrol)