analisis kualitas air tanah berdasarkan perbedaan …

19
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama Page | 1 ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN JARAK DI PERMUKIMAN WARGA SEKITAR TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG RAFLI PRATAMA ABSTRAK Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung yang berada dilokasi Kecamatan Teluk Betung Barat, Kelurahan Keteguhan, Kota Bandar Lampung . TPA Bakung berada di ketinggian 63 m di atas permukaan laut dengan daerah permukiman yang memiliki ketinggian 35 m diatas permukaan laut. TPA Bakung terindikasi sebagai sumber pencemaran bagi penduduk sekitarnya. Sistem untuk mengolah sampah TPA Bakung masih menggunakan sistem open dumping dimana sistem ini paling sederhana diantara sistem pengolahan sampah yang lainnya. Tujuan dari adanya tugas akhir ini yaitu menganalis kualitas air tanah di sekitar TPA Bakung dan mengetahui pengaruh jarak permukiman terhadap kualitas air tanah di sekitar TPA Bakung. Metode yang digunakan untuk mengambil sampling adalah purposive sampling berjarak dengan mengikuti Standar Nasional Indonesia 06- 2412-1991, parameter yang diamati adalah, warna, kekeruhan, pH, BOD dan COD dengan menggunakan standar baku mutu PERMENKES No.32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam renang, Solus per aqua dan Pemandian umum serta PERATURAN PEMERINTAH No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil analisis kualitas air tanah yang didapatkan yaitu pada parameter warna, pH, BOD dan COD memiliki nilai yang melebihi parameter baku mutu. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa data jarak tidak berpengaruh terhadap kualitas air tanah di permukiman sekitar TPA Bakung Bandar Lampung. Kata Kunci : Kualitas Air, Permukiman, Jarak, TPA Bakung, Bandar Lampung. Bakung TPA (Landfill) which is located in the Teluk Betung Barat, Keteguhan, Bandar Lampung. TPA Bakung is located at an altitude of 63 m above sea level with a residential area that has an altitude of 35 m above the surface of the sea. TPA Bakung is a place that indicates a source of pollution for the surrounding population. The system for processing Bakung TPA waste still uses an open dumping system where the system is the simplest among other waste processing systems. The purpose of the final project is to analyze the quality of groundwater around TPA Bakung and determine the effect of distance settlements on groundwater quality around TPA Bakung. The method used for taking sampling is purposive sampling distance by following the Indonesian National Standard 06-2412-1991, the parameters observed were color, turbidity, pH, BOD, and COD by using quality standards PERMENKES No.32 of 2017 concerning Environmental Health Quality Standards and Water Health Requirements for Hygiene Needs Sanitation, swimming pools, solutions per aqua and public baths and GOVERNMENT REGULATION No. 82 of 2001 concerning Water Quality Management and Water Pollution Control. The results of the analysis of groundwater quality obtained were the parameters of color, pH, BOD, and COD which exceeded the quality standard parameters. Then the statistic data processing software test results show that the data cannot prove the effect of distance on groundwater quality in settlements around TPA Bakung Bandar Lampung. Keywords: Water Quality, Settlement, Distance, TPA Bakung, Bandar Lampung.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 1

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN

JARAK DI PERMUKIMAN WARGA SEKITAR TPA BAKUNG BANDAR

LAMPUNG

RAFLI PRATAMA

ABSTRAK

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung yang berada dilokasi Kecamatan Teluk Betung

Barat, Kelurahan Keteguhan, Kota Bandar Lampung . TPA Bakung berada di ketinggian 63 m di

atas permukaan laut dengan daerah permukiman yang memiliki ketinggian 35 m diatas permukaan

laut. TPA Bakung terindikasi sebagai sumber pencemaran bagi penduduk sekitarnya. Sistem untuk

mengolah sampah TPA Bakung masih menggunakan sistem open dumping dimana sistem ini paling

sederhana diantara sistem pengolahan sampah yang lainnya. Tujuan dari adanya tugas akhir ini yaitu

menganalis kualitas air tanah di sekitar TPA Bakung dan mengetahui pengaruh jarak permukiman

terhadap kualitas air tanah di sekitar TPA Bakung. Metode yang digunakan untuk mengambil

sampling adalah purposive sampling berjarak dengan mengikuti Standar Nasional Indonesia 06-

2412-1991, parameter yang diamati adalah, warna, kekeruhan, pH, BOD dan COD dengan

menggunakan standar baku mutu PERMENKES No.32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu

Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam

renang, Solus per aqua dan Pemandian umum serta PERATURAN PEMERINTAH No. 82 Tahun

2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil analisis kualitas

air tanah yang didapatkan yaitu pada parameter warna, pH, BOD dan COD memiliki nilai yang

melebihi parameter baku mutu. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa data jarak tidak

berpengaruh terhadap kualitas air tanah di permukiman sekitar TPA Bakung Bandar Lampung.

Kata Kunci : Kualitas Air, Permukiman, Jarak, TPA Bakung, Bandar Lampung.

Bakung TPA (Landfill) which is located in the Teluk Betung Barat, Keteguhan, Bandar

Lampung. TPA Bakung is located at an altitude of 63 m above sea level with a residential area that

has an altitude of 35 m above the surface of the sea. TPA Bakung is a place that indicates a source

of pollution for the surrounding population. The system for processing Bakung TPA waste still uses

an open dumping system where the system is the simplest among other waste processing systems.

The purpose of the final project is to analyze the quality of groundwater around TPA Bakung and

determine the effect of distance settlements on groundwater quality around TPA Bakung. The

method used for taking sampling is purposive sampling distance by following the Indonesian

National Standard 06-2412-1991, the parameters observed were color, turbidity, pH, BOD, and

COD by using quality standards PERMENKES No.32 of 2017 concerning Environmental Health

Quality Standards and Water Health Requirements for Hygiene Needs Sanitation, swimming pools,

solutions per aqua and public baths and GOVERNMENT REGULATION No. 82 of 2001 concerning

Water Quality Management and Water Pollution Control. The results of the analysis of groundwater

quality obtained were the parameters of color, pH, BOD, and COD which exceeded the quality

standard parameters. Then the statistic data processing software test results show that the data

cannot prove the effect of distance on groundwater quality in settlements around TPA Bakung

Bandar Lampung.

Keywords: Water Quality, Settlement, Distance, TPA Bakung, Bandar Lampung.

Page 2: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 2

PENDAHULUAN

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung merupakan tempat pemrosesan

akhir sampah utama yang disediakan bagi penduduk kota Bandar Lampung. Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung berdiri sejak 1994, letak TPA sampah bakung ini

berada di Teluk Betung Barat, Keteguhan, Kota Bandar Lampung dengan

ketinggian 63 m diatas permukaan laut (Geoportal Lampung, 2020) Kota Bandar

lampung mempunyai penduduk sekitar 1.068.982 Penduduk, kapasitas TPA

sampah Bakung mencapai angka 800 Ton per hari dengan luas lahan sekitar 14.1

hektar (BPS, 2020).

Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No.03 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah

Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. Pasal 35 bahwa Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) yang akan dibangun harus lebih dari 1 Km dari

permukiman dengan pertimbangan kemungkinan pencemaran, namun

kenyataannya pada jarak 300 m di sekitar TPA Bakung telah berdiri permukiman

sehingga di khawatrikan air lindi terindikasi mencemari air tanah warga.

Penelitian ini juga didasarkan oleh keluhan warga disekitar permukiman

TPA Bakung yang memberikan informasi bahwa air sumur dirumahnya tidak bisa

digunakan karena kotor dan berbau, bau yang dikeluarkan oleh air tersebut

merupakan bau karat dan bewarna coklat, untuk mencuci pun sangat tidak layak

dikarenakan warna pakaian yang akan dicuci menjadi kusam dan terdapat bercak

bercak coklat pada pakaian tersebut (Lampost, 2020).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air tanah yang

terindikasi tercemar oleh air lindi hal ini didasarkan oleh keluhan warga, selain itu

dalam penelitian ini juga membahas mengenai cemaran air lindi terhadap air tanah

yang dilihat berdasarkan parameter baku mutu di PERMENKES No.32 Tahun 2017

Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan serta Peraturan Pemerintah No.

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran

Air.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam jurnal ini akan dikaji kualitas air

tanah yang ada di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung dan hubungan

jarak terhadap kualitas air tanah di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Bakung.

Page 3: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 3

TINJAUAN PUSTAKA

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA adalah suatu areal yang menampung

sampah dari hasil pengangkutan dari Tempat Pembuangan Sampah maupun

langsung dari sumbernya (bak/tong sampah) dengan tujuan akan mengurangi

permasalahan kapasitas/timbunan sampah yang ada di masyarakat (Suryono dan

Budiman, 2010).

Menurut Aji (2012), metode penanganan sampah terbagi menjadi 3 yaitu

Open Dumping, Control Landfill dan Sanitary Landfill.

Air Lindi

Air lindi berasal dari air yang meresap kedalam timbulan sampah,

penguraian sampah secara kimia akan menimbulkan cairan rembesan dengan

kandungan padatan dan kebutuhan oksigen yang sangat tinggi dan kemudian

bercampur dengan air hujan dan meresap kedalam tanah serta mencemari tanah

tersebut (Martono, 1996). Air lindi juga dapat mencemari sumber air minum pada

jarak 100 meter dari sumber pencemaran (Mahardika, 2010).

Air Tanah

Air tanah terbagi menjadi 2 yaitu air tanah freatik dan air tanah artersis, air

tanah freatik merupakan air tanah dangkal dengan kedalaman kurang dari 15 m,

sedangkan air tanah artesis merupakan air tanah dalam dengan kedalaman lebih dari

15 m dan ditekan dengan lapisan kedap air (Sutrisno, 2006). Air tanah mengandung

zat-zat mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat

mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat

menyebabkan kesadahan air.

Berdasarkan PERMENKES No. 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku

Mutu Kesehatan Lingkungan, kualitas air mempunyai 3 parameter utama yaitu

fisika yang meliputi warna, rasa dan bau. Kimia yaitu kandungan zat kimia yang

ada pada air seperti Fe dan kesadahan. Biologi yaitu kandungan mikroorganisme

yang berada didalam air seperti jenis bakteri patogen yang amembahayakan

kehidupan manusia.

Page 4: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 4

Pencemaran Air Tanah

Pengertian mengenai pencemaran lingkungan dalam Undang-undang No.

32 Tahun 2009, Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh

kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah

ditetapkan.

Parameter Kualitas Air

Secara garis besar kualitas air dibagi menjadi 3 parameter yaiu parameter

fisika, kimia dan biologi. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah

adalah parameter warna, kekeruhan, pH, BOD dan COD sedangkan untuk baku

mutu kualitas air yang digunakan adalah PERMENKES No.32 Tahun 2017 Tentang

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk

Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam renang, Solus per aqua dan Pemandian umum

serta PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air.

Parameter fisika yang terdiri dari warna dan kekeruhan mempunyai standar baku

mutu masing – masing 50 TCU, dan 25 NTU.

Standar Baku Mutu Parameter Fisika

Standar Baku Mutu

No Parameter Baku Mutu Satuan

1 Warna 50 TCU

2 Kekeruhan 25 NTU

Sumber : PERMENKES No. 32 Tahun 2017

Sedangkan parameter kimia yang terdiri dari pH, BOD dan COD mempunyai

standar baku mutu masing – masing 6-9 untuk indikator pH, 2 mg/l dan 10 mg/l

Page 5: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 5

Standar Baku Mutu Parameter Kimia

Standar Baku Mutu

No Parameter Baku Mutu Satuan

1 pH 6 - 9 -

2 BOD 2 mg/l

3 COD 10 mg/l

Sumber : Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001

Jarak

Jarak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air tanah

selain dari purifikasi tanah, porositas tanah, permeabilitas tanah, sumber pencemar

baru, konstruksi sumur, umur sumur dan hujan yang turun pada daerah tersebut.

Pada penelitian sebelumnya di TPA Bakung telah dilakukan penelitian

pengaruh jarak terhadap kualitas air dengan menggunakan indikator parameter baku

mutu timbal dan nitrit. Dapat dilihat pada penelitian tersebut memang menunjukan

hubungan yang cukup kuat dan berpola positif, artinya menunjukan semakin jauh

jarak maka kualitas nitrit dan timbal akan semakin baik (Rachmad, 2012).

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Amirul (2018), mendapatkan

kesimpulan tidak ada pengaruh jarak sumur terhadap kualitas air tanah dengan

parameter kekeruhan, warna, pH, nitrat, organik, bau dan rasa di TPAS Putri

Cempo. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut pengaruh jarak terhadap kualitas

air tanah dan pada tugas akhir ini akan memperlihatkan berpengaruh atau tidaknya

jarak terhadap kualitas air tanah permukiman di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Bakung.

Page 6: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 6

Tahap Penelitian

Tahap penelitian dilakukan untuk mengetahui kebutuhan untuk melakukan

penelitian, Tahap penelitian pada tugas akhir ini meliputi kajian pustaka, persiapan

penelitian, penentuan titik sampling, pengumpulan data primer, pengumpulan data

sekunder, pengolahan data dengan software statistik dan spasial, analisis data,

pembahasan dan kesimpulan.

Berdasarkan SNI 6989-58-2008 alat dan bahan yang dibutuhkan dalam

penelitian ini yaitu :

Alat dan Bahan

No Parameter Satuan Alat Bahan Keterangan

1 Warna TCU Colorimeter

Sampel Air

tanah

TPA

Bakung

Pengecekan

warna

dilakukan secara

exsitu

menggunakan

colorimeter

2 Kekeruhan NTU Nephelometer

Sampel Air

tanah

TPA

Bakung

Pengecekan

kekeruhan

dilakukan secara

exsitu

menggunakan

nephelometer

3 pH Kertas Lakmus /

pH meter

Sampel Air

tanah

TPA

Bakung

Pengecekan pH

dilakukan secara

insitu

menggunakan

Kertas Lakmus

4 BOD mg/l BOD meter

Sampel Air

tanah

TPA

Bakung

Pengecekan BOD

dilakukan secara

exsitu

menggunakan

BOD meter

5 COD mg/l Spektofotometer

UV

Sampel Air

tanah

TPA

Bakung

Pengecekan COD

dilakukan secara

exsitu

menggunakan

spektofotometer

UV

Page 7: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 7

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dan lokasi pengambilan

sampel terletak di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung dan sekitarnya yang

berjarak ± 3 Kilometer tepatnya di Kecamatan Teluk Betung Barat, Kelurahan

Keteguhan. Selanjutnya analisis kualitas air dan lindi dilaksanakan di Laboratorium

BPLHD Provinsi Lampung.

Wilayah TPA Bakung

Sumber : BAPPEDA Kota Bandar Lampung (2020)

Selanjutnya pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan pengumpulan data

primer dan data sekunder. Pada data primer dilakukan kegiatan seperti pengambilan

sampel yang berdasarkan SNI 6989-58-2008, lalu kegiatan pengukuran sampel

akan dilakukan di Laboratorium BPLHD Bandar Lampung. Lokasi sampel berada

di wilayah Kecamatan Teluk Betung Barat dan Teluk Betung Selatan. Titik sampel

yang diambil ada pada jarak 300 m, 500 m, 700 m, 800 m, 1000 m, 1400 m, 1700

m, 2100 m, 2300 m, 2500 m, dan 3100 m. Selanjutnya wawancara ditujukan kepada

responden yang berkaitan dengan penelitian untuk memperoleh data primer yang

nanti digunakan untuk mendukung data pengukuran. Pada data sekunder, data yang

telah didapatkan akan diolah menggunakan software pengolah data spasial sehingga

menghasilkan peta seperti pada gambar diatas.

Berdasarkan SNI 6989-58-2008 metode pengambilan sampel dilakukan

dengan prosedur kerja yaitu,

Page 8: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 8

1) Menentukan jarak untuk pengambilan sampel air dengan menggunakan

Global Position System (GPS).

2) Pengambilan sampel nanti sumbernya berasal dari sumur dan air keran.

3) Pengambilan sampel air dengan menggunakan botol yang sudah disterilkan

terlebih dahulu, tali, aluminium foil, lebel sampel, dan box pengawet sampel

air, selanjutnya

4) Siapkan botol bersih sebanyak 11 botol dan bilas botol sebanyak 3 kali.

5) Kemudian ikat botol dengan tali dan pasang pemberat dibawah botol. Tarik

tali dan ambil air secukupnya ± 3/4 volume botol. Terakhir beri label pada

botol.

Apabila pengambilan sampel air keran menurut SNI 6989-58-2008 pertama

kali adalah :

1) Sterilkan keran dengan cara membakar mulut kerannya sampai keluar uap

air, buka kran dan biarkan mengalir selama 1-2 menit.

2) Buka tutup botol steril dan bilas sebanyak 3 kali

3) Isi sampai ± 3/4 volume botol.

4) Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup lagi. Masukan sampel

kedalam box dan dibawa kedalam laboratorium.

Terakhir adalah analisis data, setiap pengambilan sampel disekitar lokasi

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung akan di catat menggunakan Global

Position System (GPS). Cara pengambilan sampel sebisa mungkin akan mengikuti

dan sesuai dengan SNI 6989-58-2008 yaitu mengenai tata cara dan metode

pengambilan sampel air. Data akan diambil sebanyak 11 sampel hal ini dikarenakan

penelitian sederhana dapat memakai sampel dengan jumlah 10 sampai dengan 20

sampel. (Agung, 2006). Data yang nanti telah dikumpulkan akan dianalisis secara

deskriptif kuantitatif serta regresi linear dan jangka waktu pengambilan sampel

cross section yaitu pada musim kemarau.

Page 9: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rona lingkungan pada masing masing lokasi pengambilan sampel berada

pada wilayah Kecamatan Teluk Betung Barat, Kelurahan Keteguhan, Bandar

Lampung, Lampung. Kecuali sampel pada jarak 3100 m yang berada di lokasi

Kecamatan Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung. Setiap lokasi memiliki

kedalaman sumur lebih dari 10 m. Konstruksi sumur yang digunakan oleh warga

yang diambil sampel air tanahnya menggunakan konstruksi sumur beton, tetapi

pada lokasi di jarak 2300 m konstruksi sumurnya menggunakan konstruksi sumur

batu bata.

Pada saat mengambil sampel, di antara jarak 1000 m – 1400 m terjadi

perubahan cuaca menjadi hujan. Pada jarak 1400 m titik sampel berdekatan dengan

rawa dengan jarak antara rawa dengan sampel air yaitu 46 m. Warga yang diambil

sampel air tanahnya hanya menggunakan air tersebut untuk mandi, mencuci dan

menyiram tanaman. Namun pada lokasi di jarak 2500 m menggunakan air tanah

untuk dikonsumsi dengan dimasak terlebih dahulu.

Parameter Warna mendapatkan hasil yang tertera pada Gambar dibawah ini,

didapatkan data yang fluktuatif. Apabila dibandingkan dengan PERMENKES No.

32 Tahun 2017 yaitu 50 TCU. Satu sampel telah melewati baku mutu yang telah

ditetapkan oleh PERMENKES No.32 Tahun 2017. Pada jarak 300 m sampel

memiliki nilai warna 125 TCU. Nilai ini berada diatas baku mutu PERMENKES

No. 32 Tahun 2017, yaitu 50 TCU. Menurut Kusnoputranto (1997) dalam Maria

(2014), hal ini disebabkan jarak yang paling dekat dengan sumber pencemar.

Page 10: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 10

Parameter Warna

Pada jarak 500 m – 1000 m mengalami penurunan dari 14 TCU ke 1 TCU,

lalu pada jarak 1700 m nilai parameter warna mengalami peningkatan menjadi 29

TCU. Hal ini dikarenakan hujan turun sehingga mempengaruhi hasil dari sampel

yang diambil. Menurut Suyono (2004), curah hujan bisa menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi kualitas air tanah. Pada parameter kekeruhan yang tertera pada

gambar dibawah ini, tidak ada nilai yang melebihi parameter baku mutu, apabila

dibandingkan dengan PERMENKES No. 32 Tahun 2017 parameter baku mutu

kekeruhan yaitu 25 NTU. Namun pada jarak 500 m terjadi peningkatan nilai

kekeruhan yaitu 7 NTU. Kemudian parameter kekeruhan mengalami penurunan

pada jarak 700 m – 1000 m, lalu pada jarak 1400 m dan jarak 1700 m nilai

kekeruhan mengalami kenaikan menjadi 3 TCU dan 6 TCU. Pada jarak selanjutnya

nilai mengalami penurunan kembali

Parameter Kekeruhan

125

141 1 1 5

2918 17

1 1

0

20

40

60

80

100

120

140

3 0 0 5 0 0 7 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 4 0 0 1 7 0 0 2 1 0 0 2 3 0 0 2 5 0 0 3 1 0 0

WA

RN

A (

TCU

)

JARAK (METER)

HASIL UJI WARNA

Hasil Uji

ParameterBaku Mutu

57

2 2 2 36

3 2 2 2

0

10

20

30

3 0 0 5 0 0 7 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 4 0 0 1 7 0 0 2 1 0 0 2 3 0 0 2 5 0 0 3 1 0 0

KEK

ERU

HA

N (

NTU

)

JARAK (METER)

HASIL UJI KEKERUHAN

Hasil Uji

ParameterBaku Mutu

Page 11: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 11

Peningkatan ini menyebabkan nilai yang fluktuatif, hal ini dikarenakan

adanya sumber pencemar baru yaitu rawa. rawa memiliki kandungan pencemar

yang mampu mencemari sumber air disekitarnya Menurut Kusnoputranto (1997)

dalam Maria (2014), salah satu faktor pencemaran air tanah adalah rawa. Penelitian

yang dilakukan oleh Auzar (2016), rawa mampu menyebabkan kekeruhan

meningkat yang mengindikasikan adanya bakteri atau partikel serta bahan

anorganik dan organik di dalam air. Kondisi ini didukung oleh hujan yang turun

pada saat pengambilan sampel di jarak 1000 m dan adanya tumpukan sampah yang

ada pada rawa, sehingga hasil tersebut mempengaruhi hasil dari kekeruhan.

Pada parameter pH yang tertera pada gambar dibawah ini, apabila

dibandingkan dengan Peraturan No.82 Tahun 2001 dengan nilai pH 6-9. Dapat

dilihat pada Gambar 4.3 di jarak 300 m dengan nilai pH 5 yang telah melewati

baku mutu dan pada jarak 500 m dengan nilai pH 6. Hal ini menunjukan kandungan

pHnya asam, tetapi belum melewati nilai parameter baku mutu. Lalu pada jarak 700

m – 3100 m dengan nilai pH 7, menunjukan adanya perubahan menuju pH netral.

Nilai yang menunjukan kandungan asam diakibatkan pencemaran air lindi.

Menurut Connel (1983) dalam Dwi (2010), air lindi dari Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) mengandung pH yang asam.

Parameter pH

Pada jarak 300 m dan 500 m dengan nilai 5 dan 6 mengindikasikan air tanah

telah tercemar oleh air lindi yang ada pada TPA Bakung. Suyono (2004)

mengatakan sumber air yang yang berdekatan jaraknya dengan sumber pencemar

5

6

7 7 7 7 7 7 7 7 7

0

1

2

3

4

5

6

7

8

3 0 0 5 0 0 7 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 4 0 0 1 7 0 0 2 1 0 0 2 3 0 0 2 5 0 0 3 1 0 0

PH

JARAK (METER)

HASIL UJI PH

Hasil Uji

Page 12: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 12

mampu mencemari air tersebut. Menurut Martono (1996) dalam Saleh (2012), Air

lindi berasal dari air yang meresap kedalam timbulan sampah dan diurai secara

kimia. Lalu menghasilkan cairan rembesan dengan kandungan padatan dan

kebutuhan oksigen yang sangat tinggi. Bercampur dengan air hujan dan mencemari

tanah tersebut. Proses air lindi ini terjadi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Bakung.

Indikator BOD dapat dilihat pada gambar dibawah ini, apabila nilai tersebut

dibandingkan dengan Peraturan No.82 Tahun 2001. Nilai Parameter baku mutu

BOD adalah 2 mg/l. Ada beberapa lokasi yang nilainya telah melewati parameter

baku mutu yaitu pada jarak 300 m, 500 m, 1000 m, 1400 m, 1700 m dan 2300 m

masing masing nilainya yaitu 8 mg/l, 8 mg/l, 4 mg/l, 29 mg/l, 5 mg/l dan 3 mg/l.

Parameter BOD

Dilihat dari gambar diatas mempunyai nilai yang fluktuatif, salah satu

penyebab dari nilai yang fluktuatif adalah sumber pencemar baru yaitu rawa. Rawa

mempunyai kandungan BOD yang tinggi sehingga mencmari sumber air

disekitarnya

Nilai yang fluktuatif bisa dikarenakan adanya sumber pencemar baru yaitu

rawa dan konstruksi sumur mempengaruhi kualitas air tanah. Rawa memiliki nilai

TDS, BOD dan COD yang tinggi (Naswir, 2014). Hal ini diakibatkan banyaknya

kandungan zat organik dan mikroorganisme pada air. Saat pengambilan sampel

8 8

2 1

4

29

5

13 2 10

5

10

15

20

25

30

35

3 0 0 5 0 0 7 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 4 0 0 1 7 0 0 2 1 0 0 2 3 0 0 2 5 0 0 3 1 0 0

BO

D (

MG

/L)

JARAK (METER)

HASIL UJI BOD

Hasil Uji

ParameterBaku Mutu

Page 13: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 13

dilapangan juga ditambah dengan banyaknya sampah dan air buangan masyarakat

sehingga meningkatkan nilai parameter BOD.

Lokasi yang mempunyai nilai baku mutu parameter tertinggi ada pada jarak

1400 m dengan nilai 29 mg/l. Hal ini menandakan ada banyak mikroba yang hidup

di dalam air dikarenakan kandungan BOD yang tinggi. Menurut Wa (2015), BOD

sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba

sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Hal ini berarti

apabila nilai BOD pada lokasi di jarak 1400 m tinggi, menandakan adanya populasi

mikroba yang sangat banyak sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen yang ada

didalam air.

Namun pengukuran BOD memerlukan kecermatan tertentu, sampel yang

diambil pada pengukuran BOD apabila mempunyai nilai yang rendah belum dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi pencemaran karena parameter lainnya belum

diketahui seperti bahan beracun yang dihasilkan dari logam berat. Sebaliknya jika

nilai BOD sudah cukup tinggi dan melebihi baku mutu, maka sudah dapat diduga

adanya indikasi pencemaran pada air.

Indikator COD dapat dilihat pada gambar dibawah ini, apabila

dibandingkan dengan Peraturan No.82 Tahun 2001, memiliki baku mutu parameter

10 mg/l. Ada beberapa lokasi yang melewati baku mutu yaitu pada jarak 300 m,

500 m, 1000 m, 1400 m dan 1700 m. Masing masing nilainya yaitu 17 mg/l, 12

mg/l, 13 mg/l, 57 mg/l dan 16 mg/l. Dengan lokasi yang memiliki nilai paling tinggi

melewati parameter baku mutu adalah pada jarak 1400 m, Yaitu nilai hasil uji 57

mg/l.

Page 14: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 14

Parameter COD

Peningkatan nilai COD juga terjadi pada jarak 1400 m dan 2300 m yang

mempunyai nilai 57 mg/l dan 7 mg/l. Sehingga berdasarkan PP No.82 Tahun 2001,

air tanah pada jarak 1400 m telah melebihi baku mutu dan tidak bisa dimasukan

untuk penggunaan air kelas satu.

Nilai COD yang meningkat dikarenakan adanya rawa, rawa memiliki nilai

COD yang tinggi sehingga mencemari kualitas air disekitarnya. Nilai COD

menandakan banyaknya zat organik yang ada didalam air. Konstruksi sumur juga

meningkatkan nilai dari COD, konstruksi sumur yang berasal dari batu bata

menyebabkan alga tumbuh dan berkembang sehingga meningkatkan nilai COD.

Data yang fluktuatif bisa dikarenakan adanya rawa dan konstruksi sumur.

Karena rawa memiliki nilai COD yang tinggi yang menandakan banyaknya

mikroorganisme dan kandungan zat organik yang berlimpah (Dade, 2018).

Berdasarkan Umar (2018), faktor konstruksi sumur yang berbahan dasar

batu bata. Bahan dasar batu bata ini mempunyai kandungan fosfat yang akan

menjadi nutrisi dari alga. Kemudian Jumadil (2014), mengatakan bahwa fosfat

merupakan nutrisi dari alga, keadaan yang lembab juga mendukung pertumbuhan

alga pada dinding sumur, sehingga meningkatkan nilai COD pada lokasi.

Menurut Wa (2015), untuk keseluruhan sampel yang diteliti. Apabila

pengukuran COD mempunyai nilai yang rendah belum dapat disimpulkan bahwa

17

12

3 2

13

57

16

2

75

20

10

20

30

40

50

60

3 0 0 5 0 0 7 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 4 0 0 1 7 0 0 2 1 0 0 2 3 0 0 2 5 0 0 3 1 0 0

CO

D (

MG

/L)

JARAK (METER)

HASIL UJI COD

Hasil Uji

ParameterBaku Mutu

Page 15: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 15

tidak terjadi pencemaran. Karena parameter lainnya belum diketahui seperti bahan

beracun yang dihasilkan dari logam berat. Sebaliknya jika nilai COD sudah cukup

tinggi dan melebihi baku mutu, maka sudah dapat diduga adanya indikasi

pencemaran pada air.

Hasil uji jarak terhadap parameter ini menggunakan uji regresi linear

dengan bantuan aplikasi pengolah data statistik, untuk mengetahui pengaruh jarak

terhadap kualitas air di permukiman sekitar TPA Bakung. Nilai Sig yang digunakan

adalah 5%. Menurut Priyatno (2010) apabila nilai Sig > 0.05 maka tidak ada

pengaruh jarak terhadap hasil uji parameter dan nilai Sig < 0.05 maka ada pengaruh

jarak terhadap hasil uji parameter.

Hasil Analisis Jarak Terhadap Parameter

Hasil Uji SPSS

No. Parameter R R Square A B Sig.

1 Warna 0.395 0.156 42.67 -0.016 0.229

2 Kekeruhan 0.423 0.179 4.541 -0.001 0.195

3 pH 0.568 0.323 6.131 0 0.068

4 BOD 0.223 0.05 8.758 -0.002 0.509

5 COD 0.199 0.39 17.487 -0.003 0.558

Pada tabel diatas menunjukan bahwa pada semua parameter yaitu warna,

kekeruhan, pH, BOD dan COD didapatkan hasil nilai Sig yang berada diatas 0.05.

Menurut Priyatno (2010), hal ini memiliki pengertian bahwa data yang didapat

tidak dapat membuktikan adanya pengaruh jarak terhadap semua parameter baku

mutu pada kualitas air tanah di sekitar TPA Bakung karena nilai Sig > 0.05. Hasil

yang didapatkan sejalan dengan penelitian sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya

sumber pencemar baru yang tidak terduga selain dari TPA Bakung (Dwi, 2010).

Pada parameter warna, hal ini diakibatkan oleh adanya sumber pencemaran

baru dan hujan yang turun pada lokasi tersebut. Pada saat mengambil sampel di

jarak 1000 m, hujan turun sehingga mempengaruhi hasil dari sampel yang diambil

(Suyono, 2004).

Selanjutnya pada parameter kekeruhan, hasil yang beragam diakibatkan

oleh adanya sumber pencemar baru yaitu rawa. Rawa mampu menyebabkan

kekeruhan meningkat yang mengindikasikan adanya bakteri atau partikel serta

Page 16: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 16

bahan anorganik dan organik di dalam air. Kondisi ini didukung oleh hujan yang

turun pada saat pengambilan sampel di jarak 1000 m dan adanya tumpukan sampah

yang ada pada rawa, sehingga hasil tersebut mempengaruhi hasil dari kekeruhan

(Auzar, 2016).

Pada parameter pH, hasil dipengaruhi karena sumber pencemar, yaitu air

lindi yang berdekatan dengan lokasi pengambilan sampel dan mengindikasikan air

tanah telah tercemar oleh air lindi yang ada pada TPA Bakung (Connel, 1983 dalam

Dwi, 2010).

Indikator BOD dan COD juga dipengaruhi oleh adanya sumber pencemar

baru yaitu rawa, rawa memiliki nilai BOD dan COD yang tinggi. Hal ini

diakibatkan banyaknya kandungan zat organik dan mikroorganisme pada air. Saat

pengambilan sampel dilapangan juga ditambah dengan banyaknya sampah dan air

buangan masyarakat sehingga mempengaruhi nilai parameter BOD dan COD

(Naswir, 2014) dan (Dade, 2018).

Dari penelitian ini dapat dilihat ada banyak sekali faktor yang

mempengaruhi kualitas air tanah, sehingga menimbulkan data yang fluktuatif.

Namun diperlukan diperlukan variabel yang lebih banyak dan juga penelitian lebih

lanjut tentang masalah yang ada dalam tugas akhir ini.

KESIMPULAN

1. Hasil analisis kualitas air tanah yang didapatkan yaitu pada parameter

warna, pH, BOD dan COD memiliki nilai yang melebihi parameter baku

mutu. Pada warna ada pada jarak 300 m dengan nilai 125 NTU. pH di jarak

300 m dengan nilai 5. BOD dengan nilai tertinggi di jarak 1400 m yang

memiliki nilai 29 mg/l. COD dengan nilai tertinggi di jarak 1400 m yang

memiliki nilai 57 mg/l.

2. Hasil uji jarak terhadap kualitas parameter baku mutu air tanah didapatkan

bahwa data tidak dapat membuktikan adanya pengaruh jarak terhadap

parameter baku mutu kecuali pada parameter pH.

Page 17: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 17

SARAN

1. Perlu dilakukan monitoring kualitas air tanah secara berkala oleh

pemerintah Bandar lampung sehingga warga tidak resah dengan kualitas air

tanah mereka.

2. Perlu dilakukan kebijakan pemerintah Bandar Lampung untuk segera

meningkatkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung dari Open

Dumping ke Sanitary Landfill.

3. Perlu dilakukan maintenance dan optimalisasi sarana dan prasarana di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung agar tidak mencemari

lingkungan.

4. Perlu dilakukan penambahan parameter seperti parameter logam dan

parameter biologi, tidak lupa juga menambahkan variabel penelitian. Tidak

hanya berdasarkan faktor jarak namun juga bermacam macam faktor seperti

arah aliran air, porositas tanah, permeabilitas tanah, konstruksi fisik sumur,

dll.

Page 18: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 18

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I Gusti Ngurah. 2006. Statistika Penerapan Model Rerata Sel Multivariat

dan

Model Ekonometri dengan SPSS. Jakarta. Yayasan SAD Satria Bhakti.

Aji, B. 2012. Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan

Akhir (TPA). Artikel Grobogan. 5(7) : 5-6

Amirul, Hadid. 2018. Pengaruh Jarak Sumur Dari TPAS Putri Cempo Terhadap

Kualitas Sumur Warga Sulurejo. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan.

Surakarta. Universitas Muhammadiyah.

Auzar. 2016. Upaya Meningkatkan Baku Mutu Air Rawa Dengan Melakukan

Penyaringan Menggunakan Media Arang Tempurung Kelapa. Artikel

Teknik Sipil. 2(2).

Badan Pusat Statistik Bandar Lampung. 2020. Statistik Indonesia Tahun 2020.

Bandar Lampung. Badan Pusat Statistik.

Dade Jubaedah. 2015. Karakteristik Kualitas Air dan Estimasi Resiko Ekobiologi

Herbisida di Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam Sumatera Selatan.

Jurnal Manusia dan Lingkungan. 22(1) : 12-21

Dwi, Astuti. 2010. Penurunan Toksisitas Leachate Dari TPAS Putri Cempo

Bojosongo Surakarta Dengan PAC. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 17(1)

: 11-25.

Geoportal Lampung. 2020. 27 Juli. 2020. “Pusat Data dan Informasi

Pembangunan”. Geoportal Lampung. 27 Juli.

(https://geoportal.lampungprov.go.id diakses 1 Agustus 2020).

Jumadil Awal. 2014. Identifikasi Alga Sebagai Bioindikator Tingkat Pencemaran

di Sungai Lamasi Kabupaten Luwu. Jurnal Dinamika. 5(2) : 21-27

Lampung Post. 2020. 15 Februari. Winarko. 2020. “Air Lindi TPA Bakung Cemari

Sumur Warga”. Lampung Post (Bandar Lampung), 15 Februari.

(https://www.lampost.co/berita-air-lindi-tpa-bakung-cemari-sumur-

warga.html, diakses 20 Juni 2020).

Mahardika. 2010. Mendeteksi Dampak Polutan Sampah Terhadap Air Tanah

Permukiman Sekitar TPA dengan Mengggunakan Metode Geolistrik.

Jurnal Geosaintek. 3(2) : 99-104.

Maria, Rizka. 2014. Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap Kualitas Air Tanah

Bebas Di Pangalengan Kabupaten Bandung. Jurnal Geoteknologi. 23(2) :

577 - 588.

Page 19: ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …

Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 19

Martono, D, H. 1996. Pengendalian Air Kotor dari Tempat Pembuangan Akhir

Sampah. Jakarta. Analisis Sistem Badan Pengkajian Penerapan Teknologi.

Naswir, M., & Lestari, I. 2014. Characterization Active Carbon and Clum Shell In

Reducing pH , Color , COD , Fe and OrganikMatter On Peat Water.

International Journal of Innovative Research in Advanced Engineering.

1(11). 137–146.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air

Dan Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Menteri PUPR No.03 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana

dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga

dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.

PERMENKES No.32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan

Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene

Sanitasi, Kolam renang, Solus per aqua dan Pemandian umum.

Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta. Gava Media.

Rachmad, Arman. 2012. Pengaruh Jarak TPA Sampah Terhadap Kualitas Air

Sumur Gali Penduduk Sekitarnya, Studi Kasus TPA Bakung Bandar Lampung.

Skripsi. Fakultas Teknik. Lampung. Universitas Malahayati.

Suryono dan Budiman. 2010. Sistem 3R. Bandung. ITB Bandung.

Sutrisno. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta. PT. Rineka Cipta,

Suyono. 2004. Hidrologi Dasar.Diklat Kuliah. Yogyakarta. UGM Yogyakarta.

Standar Nasional Indonesia SNI 6989-58-2008 Tentang Metode pengambilan

contoh kualitas air.

Umar Muhammad. 2018. Uji Kuat Tekan dan Daya Serap Air Batu Bata Dengan

Penambahan Agregat Limbah Cangkang Telur. Skripsi. Fakultas Sains dan

Teknologi. Makassar. UIN Alauddin.

Undang Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Verhoef, P.N.W. 1994. Geologi Untuk Teknik Sipil. Jakarta. PT. Erlangga.

Wa, Atima. 2015. BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku

Mutu Air Limbah. Jurnal Biology Science and Education. 3(2) : 83-92