analisis integrasi indeks harga saham...
TRANSCRIPT
ANALISIS INTEGRASI INDEKS HARGA SAHAM SYARIAH PADA PASAR
MODAL SYARIAH INDONESA, MALAYSIA, CINA, DAN JEPANG
(Periode Pengamatan Mei 2011 – Desember 2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
ASTRI WULANDARI
NIM 1111046100111
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M. / 1436 H.
ANALI$S INTEGRASI IITDEKS HARGA SAIIAM SYARIAH PAI}A PASAR
MODAL SYARIAH INDOI\TESA, MALAYSIA, CINA, DAN JEPANG
(Periode Pengamatan Mei 2011 - Desember 2014)
SKRIPSI
Diajukan unhrk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Astri Wulandari
NIM: 1111046100111
Dibawah Bimbingan:
Pembimbing
Dr. Dede A 'dul Fattah, SHI, M.Si
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STriDr MUAMALAT (EKONOMT rSLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M. I t4s6H.
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan pasar
modal syariah di Indonesia, dengan berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia yang
sangat pesat dan tidak hanya sektor perbankan saja yang mengalami perkembangan
yang pesat di Indonesia namun sektor pasar modal di Indonesia pun ikut berkembang.
Memanfaatkan indeks harga saham Malaysia, Cina, Jepang dan Indonesia dianalisis
untuk menentukan sejauh mana bentuk dari integrasi pasar modal syariah. Secara
umum, studi tentang integrasi pasar modal dapat memberikan informasi tentang
bagaimana pasar beroperasi, yang mungkin berguna untuk memperbaiki kebijakan
pasar modal, pemantauan gerakan harga saham, prediksi harga saham, kerjasama antar
negara, dan memperbaiki kebijikan investasi.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa secara simultan semua variabel independen
yang digunakan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen,
dan secara parsial variabel independen dan varibel dependen berpengaruh signifikan,
namun hanya Cina yang berpengaruh signifikan namun memiliki arah integrasi negatif
terhadap Indonesia.
Kata Kunci : Integrasi, Pasar Modal Syariah, Saham Syariah
Pembimbing : Dr. Dede Abdul Fattah, SHI, M.Si
Daftar Pustaka : Tahun 2000 s.d Tahun 2015
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji hanya bermuara kepada-Nya, Sang
Khaliq penggenggam setiap jiwa, yang menjadikan diri ini tegar dalam setiap ikhtiar
untuk melanjutkan penulisan skripsi ini hingga selesai. Dengan segenap keridhoan-
Nya, penulis senantiasa diberikan kemudahan, baik dari segi teknis, materi, tenaga,
waktu, maupun pikiran.
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda besar Nabi
Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah menuntun
umat manusia dari alam kegelapan menuju lam yang terang benderang.
Skripsi yang penulis susun adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Syari’ah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat
mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orangtua, seluruh keluarga dan pihak –
pihak yang telah ikut andil yang mensukseskan harapan penulis.
Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, izinkan penulis
menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA Selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku ketua program studi Muamalat dan
Bapak H. Abdurrauf, Lc, MA, selaku sekertaris program studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu selama perkuliahan
sampai terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Dr. Dede Abdul Fattah, SHI, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak meluangkan waktu disela-sela kesibukan dalam
memberikan masukan maupun nasihat dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah yang telah mentransfer berbagai
ilmu dan pengetahuannya kepada penuli, dan kepada staf akademik serta
karyawan yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan – kemudahan
bagi penulis selama ini.
5. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Fakultas Syariah & Hukum
dan Pusat, yang telah membantu penulis dalam mencari data – data yang
diperlukan.
6. Rasa ta’dzim dan terima kasih yang mendalam kepada Ayahanda
Mohammad Syahyudin, Ibunda Umi Kulsum dan Nenekku tersayang
Watmah Kasiman atas dukungan moril dan materil, kesabaran, keikhlasan,
perhatian, serta cinta dan kasih sayang yang tidak habis bahkan doa – doa
munajatnya yang tak henti – hentinya dipanjatkan kepada Allah SWT.
Penulis persembahkan skripsi ini.
v
7. Adik –adikku tersayang Akbar Ali Yafie, Adhwa Alfi Najma dan Almala
Ala Nabila, serta keluarga besar penulis, yang telah ikut memotivasi dan
membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk semua atas
perhatian dan kasih sayangnya.
8. Mahendra Rakasywi, yang selalu memberikan doa, support dan dukungan
tiada henti dikala penulis jenuh dan tidak bersemangat dalam mengerjakan
skripsi ini. Terima kasih atas support nya yang selalu memotivasi.
9. Semua sahabat kesayanganku Assy Shella, Hanni Khairani, Novita
Zuhrowiyah, Meiga Gemala, Siti Haura Ibtisamah dan Yella Novela Dara
Amelia, sahabatku dari semester awal di perbankan syariah sampai di
semester delapan ini kalian sangat memotivasi dan mendukung penulis baik
dalam bentuk saran, nasihat maupun masukan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan cepat. Terima kasih untuk semua
perhatian dan kasih sayangnya.
10. Teman –teman Kostan Ibu Jahit: Niswah, Indhina, Landu, Aul, Afida, Mira,
Fajrin,, Efrida, Nissa, yang sudah dianggap sebagai keluarga dan adik – adik
sendiri. Terima kasih atas seluruh canda tawa dan keceriaannya sehingga
dapat menjadi energi dan semangat baru bagi penulis saat berada di rumah
keduanya di Ciputat.
11. Teman – teman seperjuangan di FSH Perbankan Syariah C 2011 yang tidak
bisa disebutkan satu persatu namanya, suatu kebahagiaan telah
dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua hingga empat tahun
vi
ini serasa singkat. Terima kasih banyak atas motivasi, bantuan dan doa
yang telah diberikan selama ini, teman – teman.
Semoga amal dan jasa baik yang telah diberikan penulis dapat diterima oleh
Allah SWT dengan pahala yang berlimpah. Dengan segala kelemahan dan
kekurangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap
langkah kita. Amin.
Jakarta, 08 Juli 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 8
C. Pembatasn Masalah .................................................................. 8
D. Perumusan Masalah ................................................................. 9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 9
F. Penelitian Terdahulu ................................................................ 11
G. Sistematika Penulisan .............................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 13
A. Investasi ................................................................................... 13
B. Pasar Modal ............................................................................. 15
C. Pengantar Pasar Modal Syariah .................................................. 23
D. Produk Pasar Modal Syariah .................................................... 30
E. Transaksi yang Dilarang Pasar Modal Syariah ........................ 38
F. Indeks Harga Saham Syariah Indonesia .................................. 40
G. Dow Jones Islamic Index ......................................................... 41
H. Integrasi Pasar Modal .............................................................. 45
I. Kerangka Penelitian ................................................................. 47
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 48
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 48
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 52
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 53
D. Metode Analisis Data ............................................................... 54
E. Hipotesis ................................................................................... 60
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 61
A. Data Indeks Harga Saham ....................................................... 61
B. Persamaan Regresi Berganda ……………………………….. 63
C. Uji Goodness of fit ................................................................... 64
1. Uji Koefisien Determinasi ................................................. 64
2. Uji Statistik F ..................................................................... 65
3. Uji Statistik t ........................................................................ 67
D. Pembahasan Penelitian ............................................................. 69
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 76
A. Kesimpulan ............................................................................... 76
B. Saran ......................................................................................... 78
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 80
LAMPIRAN .......................................................................................................... 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi perekonomian di suatu negara akhir–akhir ini, kondisi
perekonomian disuatu Negara tidak lagi hanya di tentukan oleh negara itu sendiri.
Melainkan kondisi perekonomian dinegara lain juga menjadi sangat berpengaruh
terhadap perekonomian Negara lainnya.
Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi utama yaitu merupakan sarana untuk
pendanaan usaha bagi perusahaan yang dapat mendorong perusahaan melakukan
ekspansi pasar dan dapat untuk penambahan modal, sedangkan fungsi kedua dari
pasar modal adalah sebagai wadah atau sarana yang dapat digunakann oleh
investor untuk menginvestasikan uangnya pada berbagai instrumen investasi yang
ditawarkan dalam pasar modal seperti saham, obligasi, reksadana dan lain-lain.
Melihat peran dan fungsi pasar modal tersebut, pasar modal memiliki pangsa
pasar yang sangat besar untuk industri keuangan syariah. Indonesia merupakan
salah satu negara yang berpenduduk mayoritas muslim, menurut hasil sensus
penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010, tercatat sebanyak
2
207.176.162 atau sebesar 87,18% penduduk Indonesia memeluk Agama Islam.1
Jika melihat dari besarnya jumlah penduduk muslim di Indonesia sangat
memungkinkan untuk memiliki pasar modal syariah, dengan tujuan agar para
investor muslim dapat ikut berkontribusi dalam pembangunan negara melalui
pasar modal yang sesuai dengan syariat islam.
Pasar modal dapat menggambarkan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi suatu
negara, saat kebijakan-kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi suatu negara
bagus pada sudut pandang investor, biasanya harga-harga saham akan meningkat
dan kondisi ini akan meningkatkan nilai indeks harga saham dari suatu negara, tapi
bila kondisi perekonomian sedang buruk, biasanya harga saham akan terpuruk.
Sehingga berbagai macam usaha di lakukan setiap negara untuk meminimalisasi
risiko yang ada dan mengoptimalkan sumber daya yang di miliki. Salah satu usaha
yang di lakukkan adalah integrasi ekonomi terutama pasar modal yang
memberikan gambaran kegiatan pasar yang sebenarnya terjadi.
Menghadapi Pasar Bebas Asia – Pasifik dimasa mendatang Indonesia harus
terus melakukan pembenahan diri untuk mewujudkannya. Pembentukan “Free
Trade Area of the Asia Pasific (FTAAP)”, telah menjadi cita-cita APEC sejak
tahun 2006 untuk mengatasi dampak negatif meningkatnya Regional Trade
Agreement (RTA) maupun Free Trade Agreement (FTA) dikawasan regional Asia
1 Begawan Aeiyanta, “Persebaran Umat Islam di Indonesia”, artikel diakses pada 19 Maret
2015 dari https://begawanariyanta.wordpress.com/2013/02/27/khazanah-peta-6-persebaran-umat-
islam-di-indonesia/.
3
Pasifik. Pada KTT APEC November 2014 lalu, pemimpin APEC menyepakati
upaya mewujudkan FTAAP, ‘from vision to reality’. Dalam era perdagangan saat
ini, diperlukan interaksi dan komunikasi dengan ekonomi atau negara lain guna
mengatasi keterbatasan kapasitas domestik, serta membentuk strategi dan
pemetaan yang jelas tentang apa yang sebenarnya kita inginkan pada setiap forum
perundingan perdagangan internasional. Terdapat empat hal yang menjadi tolak
ukur kesiapan suatu negara dalam menghadapi FTA, yaitu fasilitas perdagangan,
fasilitas investasi untuk global value chanins(GVS) termasuk sektor jasa,
pengawasan fasilitasi perdagangan di mitra dagang, dan pelaksanaan kebijakan
persaingan usaha.2
Perkembangan pasar modal syariah di Indoensia, di mulai dengan
diterbitkannya Reksa Dana Syariah pada 25 Juni 1997 diikuti diterbitkannya
obligasi syariah pada akhir tahun 2002 dan pada tanggal 3 Juli 2000 telah hadir
Jakarta Islamic Index (JII). Kemudian Bapepam-LK yang kini telah berubah
menjadi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang memiliki wewenang dan merupakan
regulator bekerjasama dengan DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indonesia) kemudian menerbitkan ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia)
pada tanggal 12 Mei 2011.
2 Siaran Pers, Hadapi Pasar Bebas Asia-Pasifik, Indonesia Optimis (Jakarta : 27 Maret 2015
). www.kemenag.go.id
4
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang
mencerimkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI (Bursa Efek
Indonesia). Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI
dan terdaftar dalam DES (Daftar Efek Syariah). Konstituen ISSI direview setiap 6
bulan sekali (MEI dan November) dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya.
Konstituen ISSI juga dilakukkan penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru
tercatat atau dihapuskan dari DES.3
Pasar modal syariah secara singkat semua kegiatan yang di lakukkan didalam
transaksi pasar modal syariah dimulai dari prinsip, prosedur transaksi dan aplikasi
lainnya bersumber berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan Hadist yang kemudian
dirangkum dan disajikan dalam bentuk fatwa oleh DSN-MUI dan di aplikasikan
oleh lembaga keuangan OJK, emiten (perusahaan yang menerbitkan saham) dan
investor di BEI.
Pasar modal syariah tidak hanya terdapat di Indonesia saja melaikan diberbagai
negara dunia seperti 34 negara yang terdapat di dalam Dow Jones Islamic Market
(DJIM).
Suatu sistem keuangan adalah akar kekuatan bagi sebuah negara terhadap
negara lainnya, dalam suatu dunia modern, sebuah negara yang keuangannya kuat
memiliki keunggulan kopetitif terhadap negara yang lemah. Munculnya sistem
Keuangan Islam dapat menjadi media terbaik bagi negara-negara muslim. Di
3 Saham Syariah,”Indonesia Sharia Stock Indeks (ISSI)”, artikel di akses pada 20 Maret 2015
dari http://www.idx.co.id/idid/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx
5
malaysia, Pasar Modal Islam telah berkembang khususnya untuk memajukan
sistem pasar modal yang lebih transparan dan adil sesuai aturan-aturan syariah.
Dow Jones Islamic Market (DJIM) adalah salah satu Index Islamic Global yang
merupakan bagian dari Dow Jones Global Index (DJGI) yang didalamnya terdiri
dari 34 negara dan mencangkup 10 sektor ekonomi, 18sektor pasar, 51 kelompok
dan 89 subkelompok industri.Tujuan dari DJIM adalah untuk mengukur kinerja
pasar saham syariah secara global, sesuai dengan yang di tetapkan oleh dewan
pengawas pasar modal syariah.4Dari 34 negara tersebut terdapat indeks harga
saman negara-negara asia seperti Malaysia, Cina dan Jepang.
Malaysia merupakan yang pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal
syariah sejak awal tahun 1990 dan saat ini terus mengalami kemajuan yang cukup
pesat. Pasar modal syariah Malaysia suluruh kegiatan perdagangan efek harus
sesuai dengan ketentuan syariat-syariat Islam, yang diawasi oleh Syariah Advisory
Council (selanjutnya disebut SAC) pada tahun 1996. Bursa Malaysia bergabung
dalam konstiues Dow Jones Islamic Index pada tanggal 31 Desember 2012 dengan
nama Dow Jones Islamic Index Malaysia (DJIMY).
Dow Jones Islamic Market Greater China Index (DJIGRC) bergabung dalam
Dow Jones Islamic Market Index sejak 31 Desember 2005, dengan masuknya
saham syariah cina yang konsisten terhadap DJIMI maka segala transaksi yang
4 Guide to the Dow Jones Islamic Market Index, Juni 2003, h.2.
6
dilakukkan diawasi dan di atur oleh Syariah Advisory Council (SAC) yang sesuai
dengan prinsip syariah, sama dengan Malaysia, dan begitu juga dengan Jepang.
Down Jones Islamic Market Japang Index (DJIJP) segala kegiatan transaksi dan
lainnya diatur oleh SAC dan DJIJP bergabung dalam Dow Jones Islamic Market
Index sejak 29 Desember 1995.
Kerjasama pasar modal bertujuan untuk mewujudkan kerjasama pasar modal
yang lebih erat untuk meningkatkan perdagangan intra kawasan dan memperdalam
integrasi ekonomi regional. Integrasi ekonomi akan menjadi lebih kuat apabila
dilakukkan integrasi pasar modal. Terintegrasinya pasar modal akan meningkatkan
peran pasar modal pembangunan ekonomi antar negara.5
Berdasarkan hasil penelitian Mafizatun Nurhayati yang berjudul “Analisis
Integrasi Pasar Modal Kawasan ASEAN dalam Rangka Menuju Masyarakat
Ekonomi ASEAN”, dalam hal ini pasar modal yang diikutsertakan adalah pasar
modal konvensional dan negara ASEAN yang diikutsertakan adalah Indonesia,
Malaysia, Singapura, Philipina dan Thailand. Hasil dari uji integrasi yang di
hasilkan dari penelitian ini adalah Pasar Modal Indonesia terintegrasi dengan pasar
modal negara-negara ASEAN yang lain secara signifikan. Di sini dibuktikan
bahwa kenaikan maupun pernurunan indeks harga saham gabungan di bursa efek
Indonesia dipengaruhi secara signifikan oleh indeks harga saham gabungan
5 Mafizatun Nurhayati, “Analisis Integrasi Pasar Modal Kawasan ASEAN Dalam Rangka
Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN”, jurnal ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu
Buana, h.2.
7
dibursa efek negara Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Perubahan naik
turunnya indeksharga saham gabungan di bursa efek Malaysia, Philipina,
Singapura dan Thailand berpengaruh positif yang signifiksn terhadap indeks harga
saham gabungan di bursa efek Indonesia. Dengan terintegrasinya pasar modal
Indonesia dengan pasar modal di negara-negara ASEAN, dapat mewujudkan
kerjasama anatar pasar modal yang lebih erat untuk meningkatkan perdagangan
intra kawasan dan memperdalam integrasi ekonomi regional. Selain itu, investor
juga bebas berinvestasi dan bertransaksi di manapun dalam pasar modal ASEAN,
yang akan meningkatkan jumlah investor di negara-negara ASEAN tersebut.
Peningkatan investor dan mempererat kerjasama antar negara tersebut
merupakan salah satu dari cara untuk memperluas sektor keuangan Islam melalui
Pasar Modal Syariah di berbagai negara, jika pasar modal syariah di Indonesia
terintegrasi juga dengan pasar modal syariah di negara Asia lainnya maka akan
berdampak pada peningkatan supply dan demand produk syariah di pasar modal.
Meluasnya sektor pasar modal berpengaruh terhadap penawaran dan permintaan
produk-produk yang berbasis syariah, dan merupakan salah satu cara untuk
mendorong peningkatan jumlah emiten yang sahamnya dimuat dalam Daftar Efek
Syariah (DES).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat
penelitian dengan judul “ANALISIS INTEGRASI INDEKS HARGA SAHAM
SYARIAH PADA PASAR MODAL SYARIAH INDONESA, MALAYSIA,
CINA, DAN JEPANG(Periode Pengamatan Mei 2011 – Desember 2014)”.
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas makan identifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Apakah indeks saham syariah Indonesia terintergrasi oleh indeks harga
saham pada pasar modal Malaysia, Cina dan Jepang?
2. Seberapa besar korelasi yang terjadi antar indeks harga pasar modal syariah
Indonesia, Malaysia, Cina dan Jepang?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi integrasi pasar modal syariah
Indonesia, Malaysia, Cina dan Jepang?
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang diangkat dalam skripsi terlalu luas jika diteliti menyeluruh. Maka
dari itu agar masalah tidak melebar kemana-mana penulis membatasi penelitia.
Indeks saham yang digunakan adalah konstituen dari Dow Jones Islamic Market
yang berada dalam regional Asia, yaitu Malaysia, Cina dan Jepang. Penelitian
yang dilakukkan hanya dengan menggunakan data sekunder yang berupa closing
price di akhir bulan yang tercatat di www.yahoofinance.com,
www.googlefinance.comdan www.marketwatch.com dan periode yang digunakan
peneliti yaitu periode Mei 2011 sampai dengan Desember 2014. Periode ini
digunakan karena Indeks Saham Syariah Indonesia baru di terbitkan pada bulan
Mei 2011.
9
D. Perumusan Masalah
Inti masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini yaitu apakah terjadi
integrasi antara indeks harga saham syariah Indonesia, Malaysia, Cina, dan Jepang
pada masa periode 31 Mei 2011 sampai dengan 31 Desember 2014. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang berupa harga penutup bulanan. Dalam hal
ini untuk mempermudah dalam pemahaman maka penulis membaginya kedalam
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) terintegrasi oleh Indeks
Saham Syariah Malaysia (DJIMY)?
2. Apakah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) terintegrasi oleh Indeks
Saham Syariah Cina (DJIGRC)?
3. Apakah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) terintegrasi oleh Indeks
Saham Syariah Jepang (DJIJP)?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana integrasi
yang terjadi antara pasar modal di Indonesia, Malaysia, Cina, dan Jepang,
dengan menggunakan data indeks harga pasar modal untuk mengetahui korelasi
yang terjadi antar pasar modal yang akan memberikan informasi mengenai
tingkat hubungan sinergi, serta penulis ini melihat kinerja dari ISSI.
10
Manfaat Penelitian ini adalah Penelitian ini diharapkan akan memberikan
manfaat untuk pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya:
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi para
akademisi dan pihak-pihak terkait dengan pendidikan pasar modal dan
keuangan untuk memperluas wawasan mengenai fenomena integrasi pada
sector pasar modal syariah. Serta memperkaya wawasan bagi pembacanya
khususnya pada perkembangan pasar modal.
2. Bagi Investor
Memberikan informasi kepada investor tentang integrasi yang terjadi pada
bursa saham syariah Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta
Malaysia, Cina, dan Jepangyang masuk dalam konstituen Dow Jones
Islamic Index (DJIM)
11
F. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
NO Judul Penelitian Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Pengaruh Indeks
Harga Saham Global
Terhadap Indeks
Harga Saham
Gabungan
Fikri Hasibuan,
Ali dan Taufik
Hidayat (2011)
Regresi Linier
Berganda
Secara Simultan Indeks
Nasdaq, Taiex, Nikkei 225,
dan Kospi berpengaruh
signifikan, walau secara
pasrsial hanya Nasdaq dan
Kospi yang berpengaruh
2 Analisis Integrasi
Pasar Modal
Kawasan ASEAN
Dalam Rangka
Menuju Masyarakat
Ekonomi ASEAN
Mafizatun
Nurhayati
(2010)
ARDL
(Autoregrassive
Distributed Lag)
Integrasi terhadap pasar
modal di lima Negara
tersebut namun masih
belum secara penuh.
3 Integrasi Pasar Modal
Indonesia Dan
Beberapa Bursa
Dunia (Periode
Januari 2013-Maret
2013)
Jeina Mailangky
(2013)
Korelasi Sederhana
(Bevariet
Correlation)
Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa pasar
modal Indonesia memiliki
ketergantungan dengan
pasar modal Negara maju.
4 Analisis Pengaruh
Efek Luar Negeri
Terhadap BEI
Johan Harun
(2007)
ARIMA Indeks Bursa Asing
(Philipines Stock
Exchange, Thailand Stock
Exchange berpengaruh
terhadap IHSG
12
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberika gambaran secara garis besar tenatng apa yang menjadi isi
dari penulisan skripsi ini maka dikemukakan susunan dan rangkaian masing-
masing bab, sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan maslah, tujuan,
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil
terdahulu yang relevan dengan penelitian, kerangka pemikiran teoritis, dan
hepotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metodelogi penelitian yang digunakan meliputi variabel
penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, dan metode analisa data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang deskriptif objek penelitian, analisa data dan
pembahasnnya.
BAB V : PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan atas hasil pembahasan analisa dan
penelitian, dan saran-saran yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Investasi
Seseorang dikatakan sebagai investor bilamana yang bersangkutan bersedia
untuk tidak mengkonsumsi hari ini atas sesuatu dengan maksud untuk memperoleh
tingkat konsumsi yang lebih tinggi (baik) di masa mendatang. Jadi, sekilas yang
dimaksud dengan investasi adalah melakukkan pengorbanan pada hari ini untuk
memperoleh manfaat lebih baik di waktu yang akan datang.6 Investasi juga dapat
diartika sebagai menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas uanng atau dana tersebut.7
Investasi pada umumnya dikatagorikan dua jenis yaitu, Real Assets dan
Financial Assets. Aset riil adalah bersifat berwujud seperti gedung-gedung,
kendaraan dan sebagainnya. Sedangkan aset keuangan merupakan dokumen
(surat-surat) klaim tidak langsung memegangnya terhadap aktiva riil pihak yang
menerbitkan sekuritas tersebut.8
Tujuan ivestasi adalah mendapatkan sejumlah penadapatan keuntungan. Ada
beberapa alasan mengapa seseorang melakukkan investasi, antara lain adalah: 9
6 Tatang Ary Gumanti, Manajemen Investasi Konsep,Teori dan Aplikasi (Jakarta : Mitra
Wacana Media, 2011), h. 3. 7 Kamaruddin Ahmad, Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio ( Jakarta : PT
RINEKA CIPTA, Agustus 2004, Cet. Kedua), h. 3. 8 Ibid., h. 2. 9 Ibid., h. 3.
14
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang
seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana cara meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha untuk
mempertahankan tingkat pendapatan yang ada sekarang agar tidak berkurang
di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi, dengan melakukkan investasi dalam memilih
perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan
atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh tingkat
inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak
melakukkan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat
yang melakukkan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Saat ini banyak sekali sarana yang dapat digunakan untuk investasi seperti
dalam aset keuangan intrumen investasi terdiri dari deposito, saham, sukuk, dll.
Pada dasarnya kegiatan investasi adalah berkaitan dengan risk and return.
Semakin besar return yang dijanjikan dari suatu instrumen , maka semakin tinggi
pula risk yang mengikuti return tersebut. Namun instrumen investasi yang
berpendapatan tetap secara prinsip syariah dilarang. Hubungan antara return dan
risk dari suatu investasi bergerak searah dan linier.
15
B. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan bagian integral dari suatu sistem keuangan.
Istilah pasar biasanya menggunakan kata bursa, exchange, dan market.
Sementara untuk istilah modal sering digunakan kata efek, securities, dan
stock. Secara umum, pasar modal dalam arti sempit dipahami suatu tempat
yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa
Efek. Bursa Efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi
yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukkan secara baik
maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi bursa efek ini antara lain
kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme
permintaan dan penawaran.10
Definisi pasar modal dalam arti luas adalah pasar kongkret atau abstrak
yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka
menengah dan panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Pasar modal
merupakan tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat
berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar yang punya kelebihan dana
(investor) melakukkan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh
10 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta : Prenadamedia Kencana,
2009), h. 209.
16
emiten. Pihak emiten yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga
dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal.11
Menurut beberapa ahli yang dimaksud dengan pasar modal adalah:
a. Tjipto Darmadji, dkk; adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa di perjualbelikan dalam bentuk utang ataupun
modal sendiri.12
b. Y. Sri Susilo, dkk; pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan
untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang kongkret. 13
c. Menurut John Downes dan Jordan Elliot Goodman, pasar modal adalah
di mana dana modal utang dan ekuitas diperdagangkan . di dalamnya
termasuk penempatan pribadi sumber-sumber utang dan ekuitas dan juga
pasar-pasar dan bursa-bursa terorganisasi.14
Dengan demikian, secara umum dapat dipahami bahwa pasar modal
merupakan tempat bertemunya pihak yang membutuhkan modal (emiten) dan
pihak yang memiliki modal (investor) untuk melakukkan transaksi dalam
rangka penggunaan modal tersebut.
11 Andri Soemitra, Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia (Jakarta : Prenadamedia
Kencana, 2014), h. 82. 12 Tjipto Darmadji, dkk., Pasar Modal di Indonesia (Jakarta : Salemba Empat, 2000), h. 1. 13 Y. Sri Susilo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta : Salemba Empat , 2000), h.
189. 14 John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan dan Investasi, Edisi
Ketiga ( Jakarta : PT Elex Media Komputindo), h.76
17
2. Peran dan Manfaat Pasar Modal
Pasar modal memiliki beberapa peran dan manfaat yang starategis yang
membuat lembaga ini memiliki daya tarik, tidak saja bagi pihak yang
memerlukan dana (borrowers) dan pihak yang meminjamkan dana (lenders),
tetapi juga bagi pemerintahan. Di era globalisasi ini, hampir semua negara
menaruh perhatian yang besar terhadap pasar modal karena memiliki
peranan strategis bagi penguat ketahanan ekonomi suatu negara. Pada
dasarnya terdapat empat peranan stategis dari pasar modal bagi
perekonomian suatu negara, yakni :15
a. Sebagai Sumber Penghimpunan Dana
Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sebagai sumber penghimpunan
dana selain sistem perbankan yang selama ini dikenal merupakan media
penghimpunan dana secara konvensional. Perusahaan – perusahaan yang
ingin melakukkan perluasan usaha (ekspansi) dapat memperoleh kredit dari
bank. Namun, ada keterbatasan bank untuk menyalurkan kredit, karena
bank – bank memiliki keterkaitan dengan otoritas moneter yang setiap saat
melakukan monitoring terhadap jumlah uang yang beredar (money supply)
untuk menjaga stabilitas moneter. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
pemerintah merasa perlu menyediakan alternatif pembiayaan lain yang
setiap saat dapat dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan tertentu yang
15 Budi Untung, Hukum Bisnis Pasar Modal (Jakarat : Penerbit Andi, 2011), h. 10.
18
membutuhkannya. Pembentukan dan pengaktifan pasar modal adalah salah
satu cara yang di tempuh pemerintah di banyak negara. Dengan
memanfaatkan sumber dana dari pasar modal tersebut, perusahaan dapat
terhindar dari kondisi dept to equity ratio yang terlalu tinggi.
b. Sebagai Alternatif Investasi Para Pemodal/Investor
Jika tidak ada pilihan investasi lain, maka para pemodal hanya
menginvestasikan dananya dalam sistem perbankan atau pada real assets.
Namun, dengan adanya pasar modal, memberikan kesempatan kepada para
pemodal untuk membentuk portofolio investasi (mengkombinasikan dana
pada berbagai kemungkinan investasi) dengan mengharapkan keuntungan
yang lebih dan sanggup menanggung sejumlah resiko tertentu
yangmungkin terjadi.
Investasi di pasar modal lebih fleksibel. Setiap pemodal dapat melakukan
pemindahan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lain, atau dari
satu industri ke industri ke industri lain sesuai dengan perkiraan akan
keuntungan yang diharapkan seperti deviden dan atau capital gain dan
preferensi mereka atau resiko dari saham-saham tersebut. Oleh karena itu,
pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien.
19
c. Penghimpunan Dana Modal Pasar Modal Relatif Rendah
Dalam melakukkan penghimpunan dana, perusahaan membutuhkan biaya
yang relatif kecil jika diperoleh melalui penjualan saham daripada
meminjam ke bank. Misalnya bank menawarkan deposito dengan tingkat
bunga 15%, artinya biaya penghimpunan dana bagi bank adalah 15%
pertahun. Seandainya bank tersebut menjual dana tersebut dalam bentuk
kredit dengan tingkat bunga sebesar 21% per tahun, maka spread
(penyebaran) suku bunga sebesar 6% (21% - 6%).
d. Pasar Modal Akan Mendorong Perkembangan Investasi
Dalam perencanaan pembangunan, kebutuhan akan investasi didasarkan
aras perkiraan tingkat pertumbuhan ekonomi. Kinerja perusahaan yang
baik di tambah dengan rendahnya transaction cost (biaya transaksi) di
bursa serta adanya jaminan transparasi investor akan semakin banyak
berminat untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
20
3. Struktur Pasar Modal Indonesia
Struktur pasar modal di Indoensia telah diatur oleh UU No. 8 Tahun 1995
tentang pasar modal.
Tabel 2.1
Sruktur Pasar Modal Indonesia
Sumber: www.idx.co.id
Otoritas Jasa Keuangan
Berada dibawah menteri keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
merupakan badan yang mrmiliki tugas dan fungsi untuk membina,
mengatur, dan mengawasi kegiatan yang terjadi di pasar modal. Sejak 2013
tugas ini telah di berikan kepada OJK yang sebelumnya di berikan kepada
OTORITAS JASA KEUANGAN
Bursa Efek
(Bursa Efek Indonesia – BEI)
Lembaga Kliring & Penjamin
(Kliring Penjaminan Efek Indonesia –
KPEI)
Lembaga Penyimpanan &
Penyelesaian
Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Profesi Penunjang Pemodal
EMITEN
PERUSAHAN
PUBLIK
REKSADANA
Penjamin Emisi
Perantara
Pedagang Efek
Manajer
Investasi
Biro Administrasi
Efek
Bank Kustodian
Wali Amanat
Pemeringkat Efek
Akuntan,
Notaris,
Penilai,
Konsultan
Hukum
Domestik
Asing
21
Bapepam-LK, secara rinci berikut tugas, fungsi, dan tujuan OJK dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) OJK mempunyai tugas melakukkan pengaturan dan pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar
Modal, dan sektor jasa keuangan.
2) OJK mempunyai fungsi penyelenggaraan sistem pengaturan dan
pengawsan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor
jasa keuangan.
3) Terselenggara secara teratur, adil, transaparan dan akuntabel.
4) Mampu mewujidkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, dan
5) Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
a. Bursa Efek
Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan/ atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di anatara
mereka.16
16 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta : Prenadamedia Kencana,
2009), h. 119.
22
b. Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga kliring dan penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan
jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Lembaga kliring
dan penjaminan didirikan dengan tujuan menyediakan jasa kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien.
Lembaga yang menjalankan fungsi lembaga kliring dan penjaminan di
Indonesia dijalankan fungsi oleh PT KPEI (PT Kliring dan Penjaminan
Efek Indonesia). 17
c. Lembaga Penyimpanan dan penyelesaian
Lembaga penyimpanan dan penyelesaian di pasar modal Indonesia
dilaksanakan oleh PT KSEI (PT Konstodian Sentral Efek Indonesia) PT
KSEI adalah lembaga dalam lingkungan pasar modal Indonesia yang
mejalankan fungsi sebagai Lembaga Penyimpan dan Penyelesaian (LPP)
sesuai dengan ketentuan UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
(UUPM).18
d. Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa Efek
Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa Efek
antatra lain Himpunan perdaganagan Surata Utang Negara (Hamdasun)
yang merupakan Self Regulatory Organization (SRO) yang telah
mendapatkan izin usaha sebagai penyelengara perdagangan Surat Utang
17 Ibid., h. 120. 18 Ibid., h. 121
23
Negara di Luar Bursa Efek dari Bapepam dengan surat Keputusan Ketua
Bapepam No. Kep-17/PM/2003 tanggal 25 Maret 2003.19
C. Pengantar Pasar Modal Syariah
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia merupakan sebuah negara dengan
penduduk yang mayoritas beragama Islam, oleh karena itu sektor industri pasar
modal diharapkan bisa mengakomodir dan sekaligus melibatkan peranserta warga
muslim dimaksud secara langsung untuk ikut aktif menjadi pelaku utama pasar,
tentunya sebagai investor lokal di pasar modal Indonesia.
Dengan dikembangkannya produk-produk investasi syariah di pasar modal
Indonesia, diharapkan bisa mewujudkan pasar modal Indonesia menjadi suatu
market yang bisa menarik para investor yang ingin berinvestasi dengan
memperhatikan kesesuaian produk atau instrumen yang sejalan dengan kaedah-
kaedah ajaran Islam. Hal ini tidak hanyan terhadap investor lokal akan tetapi yang
tidak kalah pentingnya adalah hal ini diharapkan pula bisa memberikan daya tarik
tersendiri terhadap minat investor dari macan negara.
Dalam ajaran Islam, bahwa kegiatan berinvestasi dapat dikatagorikan sebagai
kegiatan muamalah itu hukumnya boleh selagi tidak ada dalil yang
mengharamkannya. Dengan demikian pembentukan dan perkembangan pasar
modal syariah harus bersumber hukum Al-Qur’an dan Al-Hadist.
19 Ibid, h. 121
24
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan pasar modal syariah (
Islamic stock exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan
efek syariah perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan
mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat
Islamiyah. Pasar modal syariah dapat juga diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah.20
Salah satu hal yang dibahas dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang
muamalah, yaitu hubungan diantara manusia yang terkait dengan perniagaan.
Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan pasar modal syariah dikembangkan
dengan basis fiqih muamalah. Didalam fiqih muamalah terdapat kaidah yang
menyatakan bahwa “pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukkan
kecuali ada dalil yang melarangnya”. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar
modal syariah.
20 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah ( Jakarta : LemLit UIN Jakarta, 2009), h. 38.
25
Prinsip syariah adalah prinsip yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist, di
Indonesia pasar modal syariah diatur oleh DSN-MUI.
Gambar 2.1
Prinsip Pasar Modal Syariah
Sumber : www.bapepam.go.id
1. Prinsip Dasar di Pasar Modal Syariah Indonesia
Sebagaimana telah diketahui bahwa pasar modal syariah di Indonesia
mengacu pada prinsip-prinsip syariah yang berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadist. Apabila kita melihat dalam Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber
26
utama Islam maka kita dapat melihat beberapa ketentuan mengenai hal
tersebut :
“... Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (QS
2:275)
“ Hai orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu...” (QS 4:29)
“Hai orang beriman, penuhilah akd-akad itu...” (QS 5:1)
“Rasulullah SAW melarang jual beli (yang mengandung) gharar” (HR Al
Baihaqi dari Ibnu Umar)
“Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memiliki” (HR Baihaqi dari
Hukaim bi Hizam)
Berdasarkan Al-Qur’an, Hadist dan pendapat para ahli Fiqh (ajaran
Islam), sesuatu yang diharamkan adalah : 21
a. Haram karena bendanya (zatnya)
Pelanggaran kegiatan muamalah ini disebabkan karena benda atau zat
yang menjadi objek dari kegiatan tersebut berdasarkan ketentuan Al-
Qur’an dan Hadist telah dilarang/ diharamkan. Benda-benda tersebut,
21 Basic Training: Fiqh and Instrument on Islamic Capital Market
27
antara lain: 1. Babi, 2. Khamr (minuman keras), 3. Bangkai binatang,
4. Darah.
b. Haram selain karena bendanya (zatnya)
Pengertian dari pelanggaran atas kegiatan ini adalah suatu kegiatan
yang objek dari kegiatan tersebut bukan merupakan benda-benda yang
di haramkan karena zatnya artinya benda-benda tersebut benda-benda
yang dibolehkan (dihalalkan). Akan tetapi benda tersebut menjadi
diharamkan disebabkan adanya unsur:
1) Tadlis
2) Taghir/ Gharar
3) Riba
4) Terjadinya : Ikhtikar dan Bay Najash
c. Tidak sah akadnya
Seperti halnya dengan pengharaman disebabkan karena selain zatnya
maka pada kegiatan ini benda yang dijadikan objeknya adalah benda
yang berdasarkan zatnya dikatagorikan halal (di bolehkan tetapi benda
tersebuut menjadi haram di sebabkan akad atau perjanjian yang
menjadikan dasar atas transaksi tersebut dilarang/ diharamkan oleh
ajaran Islam.
Perjanjian-perjanjian tersebut, antara lain:
1) Ta’aluq
28
2) Terjadi suatu perjanjian dimana pelaku, objek dan periodenya
sama.
Selain ajaran-ajaran dari Al-Quran dan Hadist, pasar modal syariah
di Indonesia juga diatur oleh Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun
1995. Bapepam-LK selaku regulator pasa modal di Indonesia, memiliki
beberapa peraturan khusus terkait pasar modal syariah, sebagai berikut:
1) UU No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
2) Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Pernerbitan Daftar
Efek Syariah
3) Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
4) Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan
dalam Penerbitan Efek Syariah.
Selain peraturan yang berdasarkan dari Al-Qur’an dan Hadist, serta
peraturan UU NO.18 Tahun 1995, pasar modal di Indonesia juga
terdapat fatwa yang dapat dijadikan sebagi rujukan ditetapkannya efek
syariah. Landasan fatwa ini di keluarkan oleh Dewan Syariah Nasional
MUI (DSN-MUI), fatwa ini diperlukan sebagai dasar untuk menetapkan
prinsip-prinsip syariah yang dapat diterapkan di pasar modal. Sampai
29
dengan saat ini, pasar modal syariah di Indonesia telah memiliki
landasan fatwa sebagai berikut : 22
1) Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah.
2) Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi
syariah.
3) Fatwa DSN-MUI No. 33/ DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah Mudharabah.
4) Fatwa DSN-MUI No. 40/ DSN-MUI/ X/2003 tentang Pasar Modal
dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Modal.
5) Fatwa DSN-MUI No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi
Syariah Ijarah.
6) Fatwa DSN-MUI No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi
Syariah Mudharabah Konversi.
7) Fatwa DSN-MUI No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah.
8) Fatwa DSN-MUI No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah.
22 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta : Prenadamedia Kencana,
2009), h. 163.
30
9) Fatwa DSN-MUI No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN).
10) Fatwa DSN-MUI No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode
Penerbitan SBSN.
11) Fatwa DSN-MUI No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah
Sale and Lease Back.
12) Fatwa DSN-MUI No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah
Asset To Be Leased.
13) Fatwa DSN-MUI No. 80/DSN-MUI/III/2010 tentang Penerapan
Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Reguler Bursa Efek.
14) Fatwa DSN-MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 tentang Perdagangan
Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah.
15) Fatwa DSN-MUI No. 94/DSN-MUI/IV/2014 tentang Repo Surat
Berharga Syariah (SBS) Berdasarkan Prinsip Syariah.
16) Fatwa DSN-MUI No. 95/DSN-MUI/VI/2014 tentang SBSN
Wakalah.
D. Produk Pasar Modal Syariah
Pada dasarnya produk di pasar modal berupa surat berharga (efek), begitu pula
dengan produk di pasar modal syariah yang berupa surat berharga (efek) yang
diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek adalah setiap surat pengakuan utang ,
surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang,
31
right, warrans, opsi atau setiap derivatif dari efek atau instrumen yang ditetapkan
oleh Bapepam-LK sebagai efek.23
Sedangkan pasar modal syariah secara khusus memperjualbelikan efek syariah.
Efek syariah adalah efek yang akad, pengelolaan, perusahaan, maupun
penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah yang didasarkan atas ajaran Islam
yang penempatannya dilakukkan oleh DSN-MUI dalam bentuk fatwa. Sampai saat
ini efek syariah yang telah di terbitkan di pasar modal Indonesia meliputi Saham
Syariah, Sukuk, Reksa Dana Syariah, Efek Beragun Aset Syariah, Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (Right Issue), dan Warran Syariah.
1. Saham Syariah
Saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikikan
suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usah maupun cara
pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.24
Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak
diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan
berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah.25
Dalam hal ini, di Bursa Efekk Indonesia terdapat Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) yang merupakan indeks saham yang mencerminkan
23 Ibid., h. 133. 24 Fatwa DSN No.40/DSN-MUI/X/2003 , “Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal”. 25 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta : Prenadamedia Kencana,
2009), h.138
32
keseluruhan saham syariah. Keseluruhan saham syariah yang berada di ISSI
dan tercatat di BEI semuanya terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES).
Secara umum perusahaan yang akan menerbitkan efek syariah harus
memenuhi hal-hal berikut :26
a. Dalam anggaran dasar dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha serta secara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah pasar
modal.
b. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang dikelola, akad,
dan cara pengelolaan emiten atau perusahaan publik yang dimaksud tidak
bertentangandengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
c. Emiten atau perusahaan publik memiliki anggota direksi dan anggota
komisaris yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
2. Sukuk (Obligasi Syariah)
Sukuk yang juga di kenal dengan obligasi syariah merupakan efek syariah
berupa sertifikat atau bukti kepeemilikan yang bernilai sama dan mewakili
bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas kepemilikan
aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau
aktivitas investasi tertentu.
26 Peraturan Bapepam-LK No.IX.A.13 Tentang Penerbitan Efek Syariah.
33
Sukuk atau obligasi syariah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional
No. 32/DSN-MUI/IX/2002 adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah
yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil/Fee/ margin, serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo.
Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang menjadi dasar
pendukung (underlying asset) berupa sejumlah tertentu sebagai dasar
penerbitan sukuk. Selain itu, sukuk juga harus di struktur secara syariah agar
instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar,dan maysir.
Berbagai jenis sukuk yang dikenal secara internasional dan telah
mendapatkan endorsment dari The Accounting and Auditing Organisation for
Islamic Financial Istitutions (AAOIFI) dan di adobsi dalam UU No. 19 Tahun
2008 tentang SBSN, antara lain : 27
a. Sukuk Ijarah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad Ijarah di mana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya
menjual atau menyewakan hak manfaat kepada pihak lain berdasarkan
harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan aset itu sedniri. Sukuk ijarah dibedakan menjadi Ijarah Al-
27 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta : Prenadamedia Kencana,
2009), h.143
34
Muntahiya Bittamlik (Sale and Lease Back) dan Ijarah Headlease and
Sublease.
b. Sukuk Mudharabah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian
atau akad Mudharabah di mana satu pihak menyediakan modal (rab al-
maal) dan pihak lain yang menyediakan tenaga dan keahlian (midharib),
keuntungan dari kerja sama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan
yang telah disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul ditanggung
sepenuhnya oleh pihak yang menjadi penyedia modal.
c. Sukuk Musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian
atau akad Musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerja sama
menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan
proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan
maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah
partisipasi modal masing-masing pihak.
d. Sukuk Istisna, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad Istisna dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka
pembiayaan dalam suatu proyek/barang. Adapun harga, waktu penyerahan,
dan spesifikasi barang /proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan
kesepakatan.
35
3. Reksa Dana Syariah
Reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroprasi menurut ketentuan
dan prinsip-prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal
sebagai pemilik harta dengan manajer investasi, begitu pula pengelolaan dana
investasi sebagai wakil pemilik harta, maupun antar Manajer Investasi sebagai
wakil pemilik harta dengan pengguna investasi.28 Sedangkan dalam peraturan
Bapepam – LK No. IX.A.13 Reksa Dana Syariah didefinisikan sebagai reksa
dana sevagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang
pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar
modal.
Mekanisme transaksi Reksa Dana dalam konsep Fiqh Muamalah berjalan
dengan menggunakan akad wakalah yaitu antara investor dan manajer investasi
dan Mudharabah antara Manajer Investasi dengan perusahaan.
Pada prinsipnya pelaksanaan reksadana syariah dipasar modal syariah
harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, yaitu:29
a. Pemilihan portofolio investasi yang sesuai dengan syariah
Dimana dalam pemilihan portofolio efek harus didasarkan pada prinsip
keuangan Islam yaitu menghindari dari unsur riba, gharar dan maysir dan
transaksi-transaksi yang batil.
28 Ibid,. h.150
29 Abdul Hamid, “ Pasar Modal Syariah” ( Jakarta : LemLit UIN Jakarta, 2009), h. 86.
36
b. Larangan Riba
Islam melarang riba sudah diketahui bersama, dan pelarangan ini bukan
hanya untuk muslim tetapi juga dilarang dalam ajaran lain selain Islam.
Walaupun masih terdapat perbedaan pandangan terhadap bunga akan tetapi
pelarangan riba telah tercantum jelas didalam Al-Qur’an Surta Al-Baqarah
: (275-290).
c. Larangan Gharar
Gharar atau transaksi yang tidak jelas adalah sebagian dari sistem judi. Judi
adalah permainan tentang kesepakatan, yaitu dimana tidak ada
kemungkinan untuk memprediksi keuntungan. Didalam hadisy Rasulullah
mengatakan :
”Rasulullah saw melarang jual beli dengan hasah dan penjualan
Gharar”(HR. Muslim) dan “Dilarang menjual ikan dalam laut, yang
seperti itu Gharar.” (HR. Ibn Hambal)
Dari hadist diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Gharar
adalah sesuatu yang mengandung ketidakpastian yang dapat menimbulkan
kerugian transaksi atau akad semacam ini dilarang dalan Islam.
d. Larangan investasi pada makanan dan minuman yang tidak halal
Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa barang yang haram adalah khamar,
babi, darah bangkai. Al-Qur’an memberikan landasan kepada muslim
37
untuk memilih makanan dan minuman selain dilarang dengan tetap
mengendapkan prinsip maslahah.
e. Prinsip Keseimbangan
Syariah menekankan kepada umatnya untuk menjaga keseimbangan dalam
segala hal yang dilakukkan. Didalam semua aspek hukum yang berkaitan
dengan tingkah laku manusia muslim harus bersikap membangun
(seimbang) bukan perusak termasuk juga dalam makanan dan minuman.
Landasan ini dapat dijadikan acuan bagi muslim terutama dalam
bertransaksi dipasar modal sehingga terhindar dari sikap serakah dan
melakukkan tindakan-tindakan yang dilarang syariah.
f. Prinsip Etika
Etika merupakan yang ditekankan dalam syariah. Islam bukan hanya
membahas tentang bagaimana etika dan moral yang baik akan tetapi juga
memberukan guidelines tentang hal-hal yang daoat mencegah tindakan
yang tidak etis dan bermoral dalam berbagai aspek. Hal-hal yang jelas tidak
diperbolehkan adalah insidet trading, manipulasi pasar yang seringkali
terjadi karena keserakahan manusia.
g. Kepemilikan penuh
Artinya syariah melarang kita bertindak curang, dan menjual barang yang
tidak kita miliki. Seperti prilaku short selling yang biasa terjadi di pasar
modal.
38
E. Transaksi yang Dilarang dalam Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional, yang
membedakan antara pasar modal konvensional dan pasar modal syariah adalah
pasar modal syariah memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh pasar modal
konvensional. Karakteristik yang dapat membedakan anatara pasar modal
konvensional dan pasar modal syariah adalah didalam melakukkan kegiatannya
harus terhindar dari transaksi-transaksi yang mengandung ketidakpastian (gharar)
atau penipuan yang akan merugikan pihak-pihak tersebut,oleh karena itu di
Indonesia transaksi di pasar modal syariah harus sesuai dengan fatwa yang
dikeluarkan oleh DSN-MUI.
Transaksi yang diharamkan dalam pasar modal syariah adalah : 30
1. Preferred Stock (Saham Istimewa)
Saham istimewa adalah saham yang memberikan hak lebih besar daripada
saham biasa dalam dividen pada waktu perseroan dilikuidasi. Adapaun
karakteristik saham preference :
a) Hak utama atas deviden
b) Hak utama atas aktiva
c) Penghasilan tetap
30 Ibid., h. 48.
39
d) Jangka waktu yang tidak terbatas
Alasan mengapa diharamkannya saham preference :
a) Adanya keuntungan yang bersifat tetap (pre-determined reoenue), hal ini
termasuk dalam katagori riba.
b) Pemilik saham preference diperlakukan secara istimewa terutama pada saat
likuidasi, hal ini bertentangan dengan prinip keadilan.
2. Forward Contract
Forward contract adalah merupakan salah satu jenis transaksi yang
diharamkan karena bertentangan dengan syariah. Forward contract
merupskan bentuk jual beli hutang yang di dalamnya terdapat unsur riba,
sedangkan transaksi jual beli dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo.
3. Option
Option adalah transaksi yang tidak disertai dengan underlyingi asset,
dengan kata lain objek yang di transaksikan tidak dimiliki oleh pihak
penjual. Option termasuk dalam katagori gharar (penipuan/spekulasi) dan
maysir (judi).
4. Transaksi Margin On Trading
Transaksi ini adalah dimana pembeli membayar sebgaian harga secara
tunai, yang sisanya dilunasi dari pinjaman kepada bank melalui perantara
dengan syarat surat berharga tersebut dijadikan jaminan bagi pialang untuk
40
melunasi harga pinjaman. Bentuk transaksi ini dilarang karena hl-hal
berikut :
a) Kondisi dimana sisa harga ajad yang belum dibayar oleh pembeli harus
dibayar dengan imbalan berupa bunga, diharamkan secara syariah, karena
berupa bunga.
b) Surat berharga yang menjadi objek akad dijadikan jaminan pada pialang
yang mengambil manfaat dari keuntungan.
c) Adanya dua akad secara bersamaan dalam satu akad, yaitu akad jual beli
dan hutang.
d) Transaksi ini menimbulkan ketidakadilan, karena hanya menguntungkan
satu pihak dan merugikan pihak pihak yang lain.
e) Adanya praktik perjudian atas surat berharga.
5. Transaksi Short – Shelling
Transaksi ini merupakan suatu bentuk transaksi jual beli dimana penjual
terhadap surat berharga tang belum dimiliki pada waktu akad. Transaksi ini
dilarang dalam Islam karena memiliki unsur-unsur yang bersifat spekulatif
dan penipuan.
F. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks saham syariah adalah indikator yang menunjukkan kinerja/pergerakan
indeks harga saham syariah yang ada di Bursa Efek Indonesia. Sejak 12 MeI 2011,
BEI mempunyai dua indeks harga saham syariah, yaitu Jakarta Islamic Index (JII)
41
dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) merupakan indeks saham yang mencerimkan keseluruhan saham syariah
yang tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia). Konstituen ISSI adalah keseluruhan
saham syariah yang tercatat di BEI dan terdaftar dalam DES (Daftar Efek Syariah).
Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan sekali (MEI dan November) dan
dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga dilakukkan
penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari
DES.31
Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham.
Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukkan investasi
di pasar modal, khususnya saham. Korelasi indeks harga saham dalam jangka
panjang antar pasar modal antar negara digunakan untuk mengetahui tingkat dan
perkembangan integrasi pasar modal.32
G. Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI)
Pengembangan pertama indeks Islam dan reksadana saham adalah Amerika
Serikat, setelah peluncuran The Amana Fund oleh The North American Islamic
Trust sebagai reksadana saham pertama di dunia pada tahun 1986. Tiga tahun
kemudian Dow Jones Index Meluncurkan Dow Jones Islamic Market Index
31 Saham Syariah,”Indonesia Sharia Stock Indeks (ISSI)”, artikel di akses pada 20 Maret 2015
dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx 32 Jeina Mailanky, Integrasi Pasar Modal dan Beberapa Bursa di Dunia (Jurnal EMBA Vol.1
No.3 September 2013), h.724.
42
(DJIM). Sharia Survervisory Board (SSB) dari Dow Jones Islamic Market Index
(DJIM) melakukkan penyaringan terhadap saham-sahan yang halal berdasarkan
aktivitas bisnis dan rasio finansialnya. SSB secara lebih spesifik langsung
mengeluarkan perusahaan yang memiliki usaha dalam bidang-bidang berikut :33
1. Alkohol
2. Rokok/Tobacco
3. Daging Babi
4. Jasa Keuangan Konvensional
5. Pertahanan dan persenjataan
6. Hiburan (Hotel,kasino/perjudian, cinema, musik)
Selanjutnya saringan kedua berupa ketentuan atas rasio financial untuk
mengeluarkan perusahaan-perusahaan dengan utang dan/atau tingkat pendapatan
dari bunga. Perusahaan akan dikeluarkan dari DJIM indeks jika:
1. Total utang/ Total Asset = atau > 33%
2. Total Piutang/Total Aset = atau > 47%
3. Non Operating Interest Income /Operating Income = atau > 9%
Pada februari 1999, Dow Jones meluncurkan Pasar Index Pertamanya. Dow
Jones Islamic Market Index (DJIMI) merupakan tolak ukur dari saham Islam di
dunia. DJIM merupaka bagian dari Dow Jones Global Index, yang didalamnya
33 Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan Praktek Manajemen
Portifolio Syariah, Jakarta: Gramedia, 2000, h. 32
43
terdapat 34 negara dan mencangkup 10 sektor ekonomi, 18 sektor pasar, 51
kelompok dan 89 subkelompok industri. Dow Jones Islamic Market Index tidak
memasukkan bursa index kelompok industri yang bertentangan dengan prinsip
Islam34. Dow Jones Islamic Market merupakan pasar yang luas, blue-chip, strategi
dan indeks tematik yang telah lulus dari peraturan yang berbasis syariah.35
Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI) diciptakan dan dipelihara
berdasarkan metodologi yang konsisten. Diawasi oleh dewan pakar-pakar Islam
yang memberi masukan pada Dow Jones dalam hal kepatuhan terhadap
komponen-komponen persyaratan indeks.
Dow Jones Indeks memiliki kontrak dengan Ratings Intelligence Partners (RI)
untuk memonitori dan menyaring saham berdasarkan dari hukum syariah. Ratings
Intelligence Partners berasal dari perusahan konsultan di London yang berasal dari
Kuwait secara khusus mengatasi solusi investasi pasar Islam secara global. Tim
tersebut terdiri dari peneliti yang berkualitas yang bekerja secara langsung dengan
Dewan Pengawas Syariah. Hal ini terus bekerja sama dengan bank-bank regional
untuk menciptakan produk syariah yang berkualitas dan memperluas penawaran
investasi.
Dow Jones Islamic Market Index diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah, yang
merupakan Dewan Ulama Islam yang melayani untuk menafsirkan masalah bisnis
34 Guide to the Dow Jones Islamic Market Index, Juni 2003, h. 2 . 35 Dow Jones Islamic Market Indices Methodology, Juni 2015, h.4.
44
dan merekomendasikan tindakan yang berkaitan dengan keputusan bisnis untuk
indeks. Anggota dari Dewan Pengawas Syariah tersebut adalah :
Shaykh Nizam Yaquby (Bahrain)
Shaykh Dr. Mohd Daud Bakar (Malaysia)
Shaykh Dr. Mohamed A. Elgari (Saudi Arabia)
Shaykh Abdul Sattar Abu Ghuddah (Syria)
Shaykh Yusuf Talal DeLorenzo (United States)
Komposisi DJIMI dievaluasi setiap tiga bulan (secara kuartal) dengan
perubahan-perubahan yang diimplementasikan pada jumat ketiga bulan maret,
juni, september, dann desember. Data pasar pada akhir januari, april, juli dan
oktober digunakan sebagai dasar untuk proses revisi. Proses evaluasi dilaksanakan
dengan mengulang kriteria dan komponen umum proses seleksi, sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai tambahan dari evaluasi berdasarkan
proses berjalan. Suatu perubahan pada indeks diperlukan jika terjadi kejadian luar
biasa seperti kebangkrutan, merger, dan pengambilalihan yang mempengaruhi
komponen indeks. Selanjutnya, saat ada masalah-masalah baru dan hal tersebut
ditambahkan pada indeks-indeks Global Dow Jones, hal tersebut juga dievaluasi
berdasarkan kriteria DJIMI untuk menentukan apakah akan dimasukkan dalam
DJIMI.
45
Telah dibahas sebelumnya bahwa pengeluaran bagian-bagian bisnis yang
penting dari pendanaan portofolio Islam mengakibatkan risiko kehilangan bagian
tertentu dari keseluruhan kinerja, karena perusahaan-perusahaan minuman kersa
secara umum dapat bertahan dengan baik pada keadaan resesi global saat ini dan
juga diantara perusahaan-perusahaan terbaik lainnya. DJIMI mampu mendeteksi
tanda-tanda adanya masalah dalam saham mereka dari indeks-indeks Islam.36
H. Integrasi Pasar Modal
Integrasi pasar modal merupakan suatu keadaan dimana harga-harga saham di
berbagai pasar modal di dunia mempunyai hubungan yang sangat dekat (closely
corralated) antara suatu pasar modal dengan pasar modal lainnya di dunia,
sehingga pasar modal di dunia dapat mencapai suatu harga internasional
(international pricing) atas ssahm-saham mereka dan memberikan akses yang
tidak terbatas atau hambatan apapun kepada para investor diseluruh dunia untuk
memilikinya.37
Integrasi pasar terjadi apabila dua pasar yang terpisah memiliki pergerakan
indeks harga yang sama dan memiliki korelasi diantara pergerakannya38.
36 Hasbulloh Al-Ghazaly, “Perkembangan Saham Syariah” artikel diakses pada 30 Juni 2015
dari http: // hasbulloh-ghazaly.blogspot.com/2008/11/perkembangan-saham-syariah-didunia.html?m=1 37 Jeina Mailanky, Integrasi Pasar Modal dan Beberapa Bursa di Dunia (Jurnal EMBA Vol.1
No.3 September 2013), h.723. 38 Michel G.Plummer, The EU and ASEAN: Real Integration and Lessons in Financial
Cooperation, (The World Economy, Wiley Blackwell, Vol. 25 (10), h. 1473.
46
Pergerakan harga saham tersebut disebabkan oleh beberapa faktor baik yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh, misalkan
volume perdagangan saham, persepsi dari investor dan berbagai berita
fundamental. Harga dari saham individual mereflesikan dari harapan investor dan
ketakutan terhadap kondisi yang akan datang, pergerakan harga saham dapat
berupa gelombang naik turun yang selalu aktif. Dengan drajat integrasi pasar
saham integrasi pasar saham internasional yang semakin meningkat, manfaat
diversifikasi akan cenderung menurun. Bagaimanapun integrasi pasar saham
regional akan lebih menarik bagi investor internasional yang akan berinvestasi
pada kawasan yang memiliki keunggulan, antara lain likuiditas saham yang tinggi
dan biaya transaksi yang rendah.39
Pengertian terintegrasi terbagi atas integrasi dalam arti sempit dan integrasi dalam
arti luas. Integrasi dalam arti sempit berarti pasar ekuiti dihubungkan dengan piranti
dunia selama 24 jam dalam satu hari, baik untuk perdagangan ekuiti maupun produk-
produk derivatifnya, dan secara komputerisasi atau tidak. Integrasi dalam arti yang
lebih luas berarti harga saham di berbagai pasar modal dunia memiliki korelasi yang
semakin erat (positif). Integrasi dalam arti yang paling luas berarti perusahaan mampu
membuat saham mereka mencapai harga internasional berdasarkan akses yang tak
terbatas bagi semua investor.40
39 Endri, Integrasi Pasar Saham Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN – CHINA”, ( Jurnal
Manajemen Bisnis, Vol. 2; No.2; Agustus – November, 2009), h.122 40 Yulianti S.H dan Handoyo P, Manajemen Keuangan Internasional ( Yogyakarta : Andi,
2005,) Edisi Kedua, h.280.
47
I. Kerangka Penelitian
Terintegrasinya suatu negara dengan negara yang lain akan semakin membuat
negara tersebut lebih efektif karena akan membuka peluang bagi negara lain untuk
bergabung dalam mengelola perekonomian di negaranya Berikut secara ringkas
kerangka pemikiran dari penulisan penelitian ini :
Indeks Harga DJIMY
Indeks Harga DJIJP
Indeks Harga DJIGRC
Indeks Harga ISSI
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah Pasar Modal Syariah yang terdapat di
beberapa negara yaitu Indonesia, Malaysia, Cina dan Jepang. Empat Negara
tersebut diguanakan karena faktor wilayah yang masih dalam lingkup Asia dan
indeks yang digunakanpun adalah indeks sahama syariah yang tercatat dalam Dow
Jones Islamic Market Indeks, dari banyaknya jumlah penduduk muslim yang
berada dimasing-masing Negara tersebut, dan faktor lainnya.
Selain itu negara- negara tersebut terpilih berdasarkan pengamatan peneliti
mengenai perkembangannya dalam sektor pasar modal dan yang lainnya, secara
singkat alasan tersebut peneliti uraikan sebagai berikut:
Indonesia adalah salah satu negara yang mayoritas penduduknya memeluk
Agama Islam yaitu sebanyak 87,18%, yang seharusnya jika dilihat dari besarnya
penduduk muslim di Indonesia sangat memungkinkan untuk memiliki pasar modal
syariah dengan tujuan agar para investor muslim dapat ikut berkontribusi dalam
pembangunan negara melalui pasar modal yang sesuai dengan syariat islam.Selain
itu, dengan besarnya jumlah penduduk muslim di Indonesia diharapkan dapat
meningkatkan sektor-sektor keuangan syariah di Indonesia. Jadi sudah seharusnya
49
jika sektor pasar modal syariah di Indonesia memiliki jumlah investor yang besar
dan mempunyai sektor keuangan syariah yang sangat baik, jika dilihat dari
banyaknya penduduk Indonesia yang memeluk Agama Islam di Indonesia. Maka
dari itu untuk menarik para investor domestik di Indonesia, pemerintah Indonesia
harus dapat menarik para investor domestik dengan kebijakan yang menarik bagi
investor,dan memberika edukasi mengenai sektor keuangan syariah khususnya
sektor pasar modal syariah. Perkembangan Pasar di Indonesia dimulai sejak tahun
1997 dengan menerbitkan Reksa Dana Syariah yang diikuti diterbitkannya
Obligasi Syariah pada tahun 2002 dan pada tahun 2000 di terbitkannya Jakarta
Isalamic Index (JII), setelah mengalami perkembangan OJK dan DSN-MUI
menerbitkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada Mei 2011.
Malaysia adalah Negara yang maju dalam hal finansial, hal ini dapat dilihat dari
perkembangan dunia finansial dan investasi Islam di Malaysia, sekaligus didukung
oleh komitmen dari pemimpin Negara baik politik, sosial, maupun ekonomi. Pasar
Modal Syariah di Malaysia terbentuk pada awalnya karena besarnya permintaan
pasar pada awal tahun 90-an. Keberhasilan penerapan perbanksan syariah memicu
investor untuk dapat berinvestasi sesuai dengan kaidah – kaidah investasi secara
Islami. Perkembangan investasi syariah di pasar modal Malaysia bisa dikatakan
baru dimulai setelah pada tahun 1983 Pemerintah Malaysia menerbitkan obligasi
syariah yang pertama dan cukup sukses. Secara geografis Malaysia merupakan
Negara yang berdekan dengan Indonesia, yang memungkinkan memiliki
hubungan yang erat antar suatu perekonomian kedua Negara tersebut. Maka dari
50
itu peneliti memilih indeks harga saham syariah Malaysia (DJIMY) sebagai salah
satu variabel untuk menghitung integrasi yang terjadi pada Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI).
China adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di benua Asia
dengan rasio 19% dari jumlah penduduk di dunia. Namun hanya sebanyak 21,6
juta jiwa atau setara dengan 1,6% dari demografi Cina yang memeluk Agama
Islam. Penduduk muslim di cina masih kedalam kelompok minoritas namun hal
ini tidak berpengaruh terhadap sektor keuangan Islam di cina yang terus
mengalami perkembangan yang sangat baik. Index saham syariah di Cina
(DJIGRC) mulai di terbitkan pada 31 Desember 2005, dengan jumlah penduduk
muslim yang sedikit namun pada tahun 2005 Cina sudah mengeluarkan DJIGRC
dan hingga saat ini terus berkembang di sektor keuangan Islam yang lainnya bukan
hanya pasar modal saja yang dikembangkan. Jika dibandingkan dengan Indonesia
yang mayoritas penduduknya muslim namun Indonesia baru menerbitkan ISSI
pada tahun 2011 dan indeks harga DJIGRC sudah mencapai angka 1814.93 pada
akhir tahun 2014 sedangkan Indonesia indeks harga ISSI hanya mencapai angka
168.64 pada akhir tahun 2014. Jumlah penduduk muslim di Cina lebih sedikit di
bandingkan Indonesia namu Cina memiliki Indeks Harga Saham Syariah yang
lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.
Maka dari itu yang membuat peneliti tertarik untuk memasukan Cina sebagai
variable untuk menghitung integrasi antara Cina dan Indonesia.
51
Jepang salah satu Negara yang mayoritas penduduknya adalah penganut atheis
(tidak memiliki keyakinan Agama), namun bukan berarti di Jepang tidak ada
penduduk yang memeluk Agama Islam. Sekarang Jumlah Penduduk muslim di
Jepang diperkirakan hanya 100 ribu jiwa. Ini jumlah yang sangat sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah total rakyat Jepang yang mencapai jumlah 20 juta
jiwa. Statistik menunjukkan bahwa 80% penduduk Jepang adalah pemeluk Budha
atau Sinto. Sementara Kristen hanya berjumlah 0,7%.41 Tapi dalam kenyatannya,
dari empat orang Jepang, hanya satu saja yang mempercayai Agama selebihnya
adalah penganut atheis. Bahkan deperkirakan 85% pada realita orang Jepang
adalah atheis sejati. Dan di tengah – tengah itulah, muslim Jepang berusaha untuk
tetap terus berjalan. Jumlah muslim yang sangat sedikit bahkan hampi seluruh
pennduduk Jepang adalah penganut atheis sejati. Namun, pemerintah Jepang terus
mendukung dengan perkembangan keuangan syariah meskipun terkesan lambat
dibandingkan dengan Negara maju lainnya. Kementrian Ekonomi, Perdagangan,
dan Industri Jepang menjadi indikasi sendiri seriusnya Jepang terjun ke sektor
keuangan syariah, namun. Nilai Indeks harga saham syariah di Jepang (DJIJP)
pada akhir tahun 2014 sebesar 1247,11 sedangkan di Indonesia (ISSI) sebesar
168.64. Maka dari itu yang membuat peneliti tertarik untuk memasukan Jepang
sebagai variable untuk menghitung integrasi antara Jepang dan Indonesia.
41 Muslim Jepang Bertahan di Tengah Kaum Atheis, artikel diakses pada 10 Oktober 2015
52
Analisis masalah pada penelitian ini adalah melihat pengaruh Integrasi Pasar
Modal Syariah, dengan melihat Indeks Saham Syariah Malayasia Dow Jones
Islamic Market Malaysia Indeks (DJIMY), Indeks Saham Syariah Jepang Dow
Jones Islamic Market Japan Indeks (DJIJP), dan China dengan Dow Jones Islamic
Market Great Republic China Indeks (DJIGRC) terhadap Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI). Dalam peneitian ini penulis menggunakan analisi Regresi
Berganda, variabel yang digunakan adalah Indeks harga saham penutup di akhir
bulan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis SPSS
Versi 20.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder
adalah data yang berasal dari sumber yang sudah ada atau sudah tersedia. Data
sekunder yang digunakan adalah indeks harga saham penutup di akhir bulan yang
berasal dari Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Dow Jones Islamic Market
Malaysia Indeks (DJIMY), Dow Jones Islamic Market Indeks (DJIJP) dan Dow
Jones Islamic Market Greater China Indeks (DJIGRC). Sumber data yang
digunakan berasal dari www.yahoofinance.com, www.googlefinance.com, dan
www.marketwatch.com.
53
C. Metode Pengumpulan Data
Sumber data sebagai salah satu bagian penelitian yang paling penting. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder. Data
sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan histori yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan Dalam penelitian ini data sekunder
yang diperoleh peneliti adalah dengan melakukkan studi kepustakaan untuk
menunjang materi pembahasan pada penelitian ini. Kegiatan penelitian ini
dilaksanakan dengan cara mengumpulkan informasi melalui buku-buku, jurnal,
literature, majalah, Koran, website dan lain-lain yang baikan dengan dan
mendukung penelitian ini. Data yang digunakan adalah data time series yang
merupakan historical price, Closing Price dari ISSI, DJIMY, DJIGRC dan DJIJP
pada periode Mei 2011 sampai Mei 2014, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah berasal dari internet melalui situs yang beralamat di
www.yahoofinance.com, www.googlefinance.com dan www.marketwatch.com.
D. Metode Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Model analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara Indeks Saham Syariah Malayasia Dow Jones Islamic Market Malaysia
Indeks (DJIMY), Indeks Saham Syariah Jepang Dow Jones Islamic Market
54
Japan Indeks (DJIJP), dan China dengan Dow Jones Islamic Market Great
Republic China Indeks (DJIGRC) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) pada tahun 2011 hingga 2014. Penelitian ini menggunakan program SPSS
Versi 20 sebagai alat penelitian untuk mengurangi Human Error.
1. Persamaan Garis Regresi Linier Berganda
Istilah “regresi” pertama kali diperkenalkan oleh sir Francis Galton pada tahun
1886. Secara umum, analisisregresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen (terikat dengan satu atau lebih variabel
independen (variabel bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atay
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan
nilai variabel independen yang diketahui.42
Penelitian ini untuk menguji pengaruh antara Indeks Saham Syariah Malayasia
Dow Jones Islamic Market Malaysia Indeks (DJIMY), Indeks Saham Syariah
Jepang Dow Jones Islamic Market Japan Indeks (DJIJP), dan China dengan Dow
Jones Islamic Market GreatRepublic China Indeks (DJIGRC) terhadap Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI). Seberapa besar Variabel Independen
mempengaruhi variabel dependen dihitung dengan persamaan garis regresi
berganda sebagai berikut :
42 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21 ( Semarang :
Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, 2013), h.95
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
55
Keterangan :
Y = Indeks Saham Sayariah Indonesia (ISSI)
a = Konstanta
b = Koefisien garis regresi
X1 = Indeks Saham Syariah Malaysia (DJIMY)
X2 = Indeks Saham Syariah Jepang (DJIMY)
X3 = Indeks Saham Syariah Cina (DJIGRC)
e = Standar Error
2. Uji Goodness of fit
Goodness of fit merupakan pengujian hipotesis untuk menentukan apakah suatu
himpunan frekuensi yang diharapkan sama dengan frekuensi yang diperoleh dari
suatu distribusi (binomial, poisson, normal dan sebagainya). Dapat dikatakkan
juga sebagai pengujian kecocokan atau kebaikan sepadan antara hasil pengamatan
(frekuensi pengamatan) tertentu dengan frekuensi yang diperoleh berdasarkan
nilai harapannya atau frekuensi teoritis.
Menilai Goodness of fit suatu model ketepatan fungsi regresi sampel dalam
menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik,
setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F
dan nilai statistik t. Perhitungan statistik apabila nilai uji statistiknya berada
56
dalam daerah kristis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak
signifikan bila nilai uji statistikya berada dalam daerah dimana Ho diterima.43
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah anatara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemapuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel independen memeberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.
Kelemahan Kd adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel yang
ditambahkan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted R2, karena nilai adjusted R2
dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan ke
dalam model.44
43Ibid., h.97.
44Ibid., h.97
57
Kolom R. Menunjukkan seberapa baik variabel bebas memprediksikan
hasil (multiple correlation coefficient). Kisaran nilai R adalah 0 hingga 1.
Semakin nilai R mendekati angka 1, maka semakin kuat variabel bebas
memprediksikan variabel terikat. Namun, ketepatan nilai R ini lebih
disempurnakan oleh kolom Adjusted R Square yang merupakan koreksi
atas nilai R.
Kolom Adjusted R Square, fungsinya menjelaskan apakah sampel
penelitian mampu mencari jawaban yang dibuhkan dari populasinya.
Kisaran nilai Adjusted R Square adalah nol hingga satu.
b. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.45
Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% nilai F ratio dari masing-masing
koefisien regresi kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel. Jika Frasio
> F tabel atau prob-sig < a = 5% berarti bahwa masing-masing variabel
independen berpengaruh secara positif terhadap dependen.
45Ibid., h.98
58
Uji F digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh DJIMY,DJIJP,
DJIGRC dan ISSI secara simultan. Langkah –langkah yang dilakukkan
adalah :
1) Merumuskan Hipotesis (Ha), Ha diterima : berarti terdapat
pengaruh yang signifikam antara variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan.
2) Menentukan tingkat signifikasi yaitu sebesar 0.05 (a = 0.05)
3) Membandingkan F hitung dengan F tabel. Nilai F hitunh, jika :
Bila F hitung < F tabel, maka variabel independen secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. PV hasil < PV
Peneliti (a < 0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Bila F hitung lebih > F tabel, maka bvariabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. PV hasil >
PV Peneliti (a > 0.05) maka H0 gagal ditolak dan Ha ditolak.
Berdasarkan probability value, dengan menggunakan nilai
probabilitas, Ha akan diterima dan H0 ditolak hika probabilitas
kurang dari 0.05.
Menentukan nilai koefisien determinasi, dimana koefisien
menunjukkan seberapa besar variabel model yang digunakan
mampu menjelaskan variabel dependennya.
59
c. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t padasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. 46 tingkat signifikasi sebesar 95%, nilai t hitung dari masing-
masing koefisien regresi kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika
t hitung > t tabel atau prob-sig < 5% bearti bahwa masing-masing variabel
independen berpengaruh secara positif terhadapa variabel dependen. Cara
melakukkan uji t adalah sebagai berikut :
1) Memastikan tingkat prob-sig < a =5% atau 0.05. tingkat signifikasi
menunjukkan bagaimana kemungkinan hasilnya adalah karena
kebetulan. Tingkat yang umum digunakan untuk berarti sesuatu yang
cukup baik untuk bisa dipercaya, adalah 0.05, yang berarti bahwa
temuan ini memiliki lima persen (0.05) kemungkinan tidak benar, yang
merupakan kabalikan dari peluang 95% menjadi benar (0.95).
2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan t tabel,
kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu
variabel independen secara mempengaruhi variabel dependen.
3) Nilai Beta punya kisaran nol hingga satu, dimana semakin mendekati
1 maka semakin berdapak signifikasinya.
46Ibid., h.98
60
E. Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen (DJIMY,DJIJP, DJIGRC)
memiliki pengaruh dan terintegrasi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI), maka penelitian ini mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Indeks Saham Syariah Malaysia (DJIMY) memiliki hubungan dan
pengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
2. Indeks Saham Syariah Cina (DJIGRC) memiliki hubungan dan pengaruh
yang signifikan terhadapa Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
3. Indeks Saham Syariah Jepang (DJIJP) memiliki hubungan dan pengaruh
signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Indeks Harga Saham
Dalam penelitian ini indeks harga yang di gunakan adalah ideks harga saham
syariah Indonesia (ISSI), Malaysia (DJIMY), Cina (DJIGRC), dan Jepang (DJIJP).
Indeks harga saham syariah yang digunakan berupa indeks harga closing price di
akhir bulan periode Mei 2011 – Desember 2014, data diambil melalui website
www.marketwatch.com.
Tabel 4.1
Data Closing Price periode Mei 2011 – Desember 2014
Bulan ISSI.JK DJMY DJIJP DJIGRC
MEI 123,81 1785,55 1117,04 1795,7
JUNI 124,29 1795,57 1135,6 1725,77
JULI 132,69 1812,36 1177,15 1722,03
AGUSTUS 124,08 1682,73 1092,61 1586,41
SEPTEMBER 115,42 1506,63 1068,29 1378,21
OKTOBER 122,66 1673,26 1070,7 1526,45
NOVEMBER 121,01 1608,91 1019,61 1395,65
DESEMBER 125,36 1685,36 1032,34 1393,55
JANUARI 130,74 1806,87 1067,77 1523,58
FEBRUARI 133,45 1875,32 1099,96 1638,33
MARET 138,74 1845,85 1108,37 1603,65
APRIL 139,98 1857,12 1092,57 1589,43
MEI 130,75 1760,2 1001,22 1433,81
JUNI 133,46 1798,24 1033,93 1445,72
JULI 138,75 1873,37 1017,98 1455,44
62
AGUSTUS 139,99 1909,69 1028,83 1444,35
SEPTEMBER 130,76 1953,03 1037,21 1437,24
OKTOBER 133,47 1979,39 1013,47 1525,36
NOVEMBER 138,76 1879,71 1032,54 1563,42
DESEMBER 139,1 1976,84 1054,32 1599,36
JANUARI 147,51 1873,26 1069,82 1624,22
FEBRUARI 157,64 1886,46 1086,29 1589,3
MARET 162,64 1926,7 1133,06 1539,18
APRIL 166,91 2003,6 1197,69 1581,46
MEI 169,81 2016,25 1133,32 1589,69
JUNI 164,24 2008,27 1142 1522,15
JULI 154,2 1956,96 1146,03 1591,23
AGUSTUS 143,92 1896,72 1108,62 1610,6
SEPTEMBER 145,16 1957,58 1190,06 1688,11
OKTOBER 151,31 2071,33 1182,39 1735,03
NOVEMBER 143,03 2014,55 1207,11 1749,56
DESEMBER 141,84 2005,18 1217,37 1761,19
JANUARI 146,86 1875,54 1196,6 1683,04
FEBRUARI 152,88 1965,04 1219,77 1783,07
MARET 157,35 1994,43 1204,51 1741,22
APRIL 158,83 2010,72 1181,7 1729,01
MEI 161,08 2024,37 1215,69 1790,92
JUNI 159,75 2064,46 1271,94 1859,24
JULI 167,34 2057,59 1280,82 1907,71
AGUSTUS 168,98 2061,88 1269,99 1940,33
SEPTEMBER 166,76 1981,62 1260,37 1823,8
OKTOBER 163,41 2001,36 1257,27 1884,59
NOVEMBER 166,11 1902,03 1252,87 1894,01
DESEMBER 168,64 1780,24 1247,11 1814,93 Sumber : www.marketwatch.com
63
B. Persamaan Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah hubungan secara linier atau dua variabel atau
lebih variabel (DJIMY, DJIGRC, DJIJP) dengan variabel dependen (ISSI).
Analisis ini digunalan untuk mengetahui hubungan positif atau negatif antara
variabel independen dengan dependen sehingga dapat diprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Berikut ini adalah hasil uji regresi linier berganda dengan mengolah data
menggunakan SPSS yang disajikan dalam tabel 4.1.
Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4.1
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
(Constant) -6,090
DJIMY ,889
DJIGRC -,462
DJIJP ,147
a. Dependent Variable: ISSI
Sumber : Data diolah
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda untuk
ISSI sebagai berikut :
Y = - 6,090 + 0,889X1 – 0,462X2 + 0,147X3
64
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda diatas dapat di artikan
sebagai berikut :
1. Konstanta bernilai negatif sebesar -6,090 artinyaa jika tingkat DJIMY (X1),
DJIJP (X2), dan DJIGRC (X3) bernilai nol, maka ISSI (Y) nilainya cenderung
mengalami penurunan sebesar -6,090.
2. Besarnya koefisien DJIMY sebesar 0,889 yang artinya menunjukkan adanya
hubungan positif antara DJIMY dan ISSI, yang artinya jika variabel independen
lain nilainya tetap dan DJIMY mengalami kenaikan 1% maka ISSI mengalami
kenaikan sebesar 0,889 poin.
3. Besarnya koefisien DJIGRC sebesar -0,462 yang artinya menunjukkan adanya
hubungan negatif antara DJIGRC dan ISSI, yang artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan DJIGRC mengalami peningkatan 1% maka
ISSI mengalami penurunan sebesar -0,462 poin.
4. Besarnya koefisien DJIJP sebesar 0,147yang artinya menunjukkan adanya
hubungan positif antara DJIJP dan ISSI, yang artinya jika variabel independen
lain nilainya tetap dan DJIJP mengalami kenaikan 1% maka ISSI mengalami
kenaikan sebesar 0,147 poin.
C. Uji Goodness of fit
1. Uji Koefisien Determinasi
Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui persentase pengaruh variable independen (DJIMY,DJIJP, dan
65
DJIGRC) secara serentak terhadap variabel dependen (ISSI). Koefisien ini
menunjukan sebeapa besar persentase variabel dependen R2. Berikut hasil uji
determinasi yang iolah menggunakan SPSS Versi 20 yang disajikan dalam
Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Uji Determinasi
Dari hasil output SPSS model summary besarnya adjusted R2 adalah 0, 713
yang berarti bahwa perubahan nilai variabel ISSI secara bersama-sama
ditentukan oleh variabel DJIMY,DJIJP, dan DJIGRC sebesar 71,3%.
Sedangkang sisanya diterangkan oleh faktor-faktor lain diluar model. Variabel
lainnya dapat berupa faktor ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain-lain.
2. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada daasarnya menunjukkan apakah variabel independen
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Berikut
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
1 ,856a ,733 ,713
a. Predictors: (Constant), DJIGRC, DJIMY, DJIJP
Sumber : Data diolah
66
hasil uji F yang diolah menggunakan SPSS Versi 20 yang disajikan dalam
Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression ,383 3 ,128 36,593 ,000b
Residual ,139 40 ,003
Total ,522 43
a. Dependent Variable: ISSI
b. Predictors: (Constant), DJIGRC, DJIMY, DJIJP
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil Uji Statistik F menunjukkan nilai F hitung sebesar 36,593
dengan probabilitas sebesar 0.000. Karena probabilitas yang lebih kecil dari
0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ISSI atau dapat
dikatakkan bahwa DJIMY, DJIJP dan DJIGRC secara bersama-sama
berpengaruh terhadap ISSI.
Uji F dapat dilakukkan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel.
Berdasarkan tabel uji F diatas, maka nilai df1 = 3 dan df2 = 40, dengan melihat
pada tabel distribusi F maka nilai F tabel sebesar 2,85 dengan taraf signifikan
5%. Dengan demikian F hitung > F tabel (36,593 > 2,85) dan nilai sig 0,000
< 0,05. Dari hasil tersebut dapat simpulkan, secara bersama – sama variabel
67
bebas dapat menerangkan variabel terikat atau variabel independen
berpengaruh signifikan secara bersama – sama terhadap variabel dependen.
3. Uji Signifikasi Parameter Individu ( Uji Statistik t)
Uji statistik t padasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hasil SPSS dari Uji Statistik t disajikan dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Uji Parsial
Coefficientsa
Model t
1 (Constant) -5,759
DJIMY 5,713
DJIGRC -2,099
DJIJP 4,062
a. Dependent Variable: ISSI
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas maka nilai t hitung dari variabel DJIMY,DJIJP, dan
DJIGRC secara berturut-turut sebesar 5,713, 4,062 dan -2,099. Kemudian untuk
mencari t tabel dapat dicari dengan menggunakan rumus :
df = n – 5
Keterangan : n = Jumlah Sampel
68
dk = Degree of freedom
α = taraf signifikasi
Dik : n = 44
α = 5%
Dit : df ?
Jawab : df = n – 5 = 44 -5 = 39
Hasil dari perhitungan diatas maka diketahui besar nya derajat kebebasan (dk)
sebesar 33, maka dapat dilihat besarnya t tabel dengan df = 39 dengan
signifikan sebesar 0,005. Maka besarnya t tabel adalah 2,042.
1. Pengujian DJIMY
Berdasarkan hasil uji t, maka variabel DJIMY itu sendiri dengan nilai t
hitung sebesar 5,713 > t tabel 2,042 maka dapat disimpulkan variabel
DJIMY mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ISSI.
2. Pengujian DJIGRC
Berdasarkan hasil uji t, maka variabel DJIGRC itu sendiri dengan nilai t
hitung sebesar -2,099 < t tabel 2,042 maka, dapat disimpulkan variabel
DJIGRC mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ISSI.
3. Pengujian DJIJP
69
Berdasarkan hasil uji t, maka variabel DJIJP itu sendiri dengan nilai t
hitung sebesar 4,062 > t tabel 2,042 maka dapat disimpulkan variabel
DJIJP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ISSI.
D. Pembahasan Penelitian
Tabel 4.5
Tabel Hasil Penelitian
Sumber : Data diolah
1. Hipotesis 1
Hipotesis 1 yang diajukan oleh penulis adalah “Indeks Saham Syariah
Malaysia (DJIMY) memiliki hubungan yang positif dan pengaruh
signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).”
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan dari hasil pengolahan data
yang dilakukkan penulis. Hubungan yang diberikan oleh DJIMY terhadap
ISSI adalah hubungan yang positif dapat dilihat dari nilai beta yaitu
sebesar 0,889 yang mendekati nilai 1, dan melihat nilai pengaruh
signifikansi adalah 0,000 hal ini berarti terhadap hubungan yang erat
antara DJIMY dan ISSI. Ini dapat diartikan ketika DJIMY mengalami
Variabel Pengaruh
Dependen Independen Arah Signifikasi
ISSI
DJIMY Positif Diterima
DJIGRC Negatif Diterima
DJIJP Positif Diterima
70
kenaikan 1% maka ISSI akan mengalami kenaikan sebesar 0,889 poin
artinya terdapat integrasi antara DJIMY dan ISSI.
Indeks Saham Syariah Malaysia memiliki hubungan yang paling erat
diantara semua variabel yang digunakan, hal ini bisa terjadi dikarenakan
posisi Malaysia yang begitu dekat dengan Indonesia jika dibandingkan
dengan variabel yang lainnya.
2. Hipotesis 2
Hipotesis 2 yang diajukan oleh penulis adalah “Indeks Saham Syariah
Cina (DJIGRC) memiliki hubungan dan pengaruh signifikan terhadap
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)”.
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan dari hasil pengolahan data
yang dilakukkan penulis. Dari hasil pengolahan data yang dilakukkan
hipotesis 3 ini terbukti dengan hasil nilai beta yang bernilai -0,462 yang
berarti terjadi pengaruh yang negatif artinya jika DJIGRC mengalami
kenaikan senilai 1% maka ISSI akan mengalami penurunan sebanyak -
0,462 point. Pengaruh yang diberikan bernilai signifikan dengan nilai sig
0,000.
Hal ini bisa terjadi karena jumlah investor di Indonesia masih sangat
dipengaruhi oleh investor asing, saat ini memegang sekitar 60% dari total
market capitalization, maka hal ini harus menjadi perhatian lebih. Karena,
jika pihak asing secara serentak melakukkan rush dan dananya dilarikan
71
ke luar negeri maka yang akan terjadi adalah selain terjadi crash di pasar
modal Syariah Indonesia dengan penurunan Indeks Harga yang signifikan,
maka juga akan terjadi capital outflow yang besar dan juga akan
mempengaruhi neraca pembayaran indonesia. Selain itu, volume pasar
yang masih kecil membuat pasar modal indonesia rentan terhadap
pengendalian dari pelaku pasar, karakteristik tersebut yang
memungkinkan merosotnya atau melonjaknya indeks harga saham dalam
waktu yang sangat cepat.
3. Hipotesis 3
Hipotesis 3 yang diajukan oleh penulis adalah “Indeks Saham Syariah
Jepang (DJIJP) memiliki hubungan dan pengaruh signifikan terhadap
Indeks Sahama Syariah Indonesia (ISSI)”.
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan dari hasil pengolahan data
yang dilakukkan penulis. Hubungan yang diberikan DJIJP terhadap ISSI
adalah hubungan yang positif dapat dilihat dari nilai beta sebesar 0,147 dan
pengaruh signifikasinya sebesar 0,000 yang artinya terjadi integrasi namun
hubungannya lemah. Secara parsial DJIJP mempengaruhi ISSI, tidak hanya
secara parsial namun secara simultan pun DJIJP mempengaruhi ISSI.
Dengan nilai R2 yang mecapai 0,713 atau 71,3% tentu saja faktor-faktor
diluar seperti kondisi ekonomi, keamanan, politik maupun hari
perdagangan itu sendiri yang secara kultur nampaknya berbeda dengan
72
kondisi pasar modal syariah di Jepang namun tidak dijelaskan dalam
penelitian ini. Maka dari itu dampak integrasi yang dihasilkan dari DJIJP
terhadap ISSI memiliki nilai yang sangat rendah dibandingkan yang
lainnya.
Jadi, dari hasil perhitungan indeks harga saham syariah dari kempat
Negara tersebut Indonesia terintegrasi oleh Indeks Harga Saham Syariah,
Malaysia, Cina dan Jepang. Maka dari hasil penelitian tersebut penulis
menguraikan sebagai berikut :
a. Terintegrasinya Indonesia dengan Malaysia
Terintegrasinya indeks saham syariah pada ISSI terhadap DJIMY
bermafaat bagi masing- masing negra tersebut, terintegrasinya sektor pasar
modal syariah di Indonesia dengan Malaysia yang memungkinkan adanya
perdagangan bebas antar Negara yang dapat memperkuat hubungan intra
kawasan dari kedua negara tersebut. Selain itu, akan meningkatkan jumlah
investor bagi masing-masing Negara, baik negara Indonesia maupun
Malaysia dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
dengan adanya perluasantransaksi investasi antar Negara, menghilangkan
hambatan perdagangan Internasional, memperbaiki kualitas produk dalam
Negeri untuk memikat Negara lain untuk memberi produk lokal di wilayah
kawasan yang terintegrasi.
b. Terintegrasinya Indonesia dengan Cina
73
Dengan terintegrasinya Indonesia dengan Cina diharapkan dapat lebih
meningkatkan sektor ekspor – impor yang berbasis syariah, meningkatkan
hubungan persaudaraan dan kerjasama antar Negara. Bahkan jika
meluasnya sektor keuangan islam di Cina diharapkan akan lebih banyak
lagi masyarakat Islam yang menganut Agama Islam. Selain itu, dapat
memancing emiten yang belum bergabung pada pasar modal syariah untuk
menerbitkan saham syariah karena banyaknya atau meningkatnya investor
asing darri luar Negeri dan meningkatkan jumlah investor dalam Negeri.
Kerjasama antar Negara yang baik juga dapat mendorong perekonomi
Negara, pemerataan pendapatan masyarakat dan stabilisasi ekonomi
Nasional di masing-masing Negara.
c. Terintegrasinya Indonesia dengan Jepang
Dengan terintegrasinya Indonesia dengan Jepang maka diharapkan
meningkatnya modal asing kedalam Indonesia, perluasan teknologi di
Indonesia, mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
negeri. Berkembangnya sektor keuangaan Islam di Jepang khususnya pada
pasar modal syariah di harapkan di Negara Jepang sendiri meningkatkan
produksi barang yang berbasis syariah, meningkatnya investor muslim di
Jepang dan bagi Indonesia dengan terintegrasinya dengan jepang maka
sangat banyak manfaat yang dihasilkannya misalnya mempercepat
pertumbuhan ekonomi, memperluas pasar bagi produk dalam negeri,
74
mempererat hubungan kerjasama antara kedua Negara dan meluasnya
sektor keuangan Islam di berbagai Negara.
Di dalam ASEAN Economy Community blueprint tahun 2015, dirumuskan
bahwa membangun visi untuk pasar modal integrasi di tingkat regional, yaitu
arus modal dapat bergerak bebas di kawasan ASEAN Pemodal dapat bergerak
bebas di regional dan investor dapat berinvestasi dimanapun di setiap regional.
Integrasi regional juga akan membawa manfaat karena mampu
memfasilitasi pengembangan pasar modal syariah domestik sekaligus
penyediaan likuiditas dan kapasitas dalam kompetisi global. Alasan lain adalah
integrasi akan meningkatkan stabilitas pasar, menurunkan volatilitas, dan
meningkatkan diversifikasi menginat besarnya ekspansi pasar karena akses
yang menjangkau kawasan regional.
Melihat pada terjadinya krisis ekonomi beberapa waktu lampau, upaya
singkronasi regulasi sebagai prasyarat integrasi juga akan memberikan manfaat
bagi masing-masing negara yang memiliki pasar modal syariah karena mereka
akan menyesuaikan aturan domestik dengan standar internasional. Standar
internasional ini bisa memberikan kontribusi pengetahuan tentang bagaimana
mengelola manajemen resiko, sekuritisasi aset, infrastruktur pasar, dan regulasi
yang memadai.
75
Semakin meluasnya tingkat investasi pada pasar modal syariah di berbagai
negara akan banyak menarik para investor domestik Indonesia dan investor
asing, dimana potensi pasar yang besar akan lebih menguntungkan bagi setiap
regional. Dengan meluasnya sektor pasar modal syariah diberbagai negara Asia
maka akan diikuti pula dengan perkembangan sektor – sektor keuangan syariah
lainnya di bidang jasa, properti, dan lain sebagainnya.
Integrasi pasar modal dapat mendorong emiten domestik untuk terus
meningkatkan jumlah produksi produk pasar modal syariah, bahkan dapat
mendorong emiten yang belum memasukan sahamnnya pada pasar modal
syariah. Selain itu, peningkatan investor domestik maupun asing dalam sektor
pasar modal syariah di Indonesia. Peningkatan dan perbaikan landasan hukum
antar negara, dan memperkuat perlindungan hukum bagi investor.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh penulis yang telah dijelaskan dalam Bab
sebelumnya mengenai pengaruh dan hubungan yang terjadi dari setiap variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, dimana signifikansi yang terjadi dengan nilai
α < 0,05 maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Indeks Saham Syariah Indonesi (ISSI) memiliki pengaruh yang signifikan
dengan Dow Jones Islamic Index Malaysia (DJIMY) dan hubungan yang
positif, yang artinya variabel dependen ISSI dengan variabel independen
DJIMY terintegrasi dengan arah yang positif.
2. Indeks Saham Syariah indonesia (ISSI) memiliki pengaruh yang signifikan
dengan Dow Jones Islamic Indeks Greater Republic China (DJIGRC)
namun hubungannya berarah negatif, yang artinya terintegrasi dengan arah
yang negatif.
3. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) memiliki pengaruh yang signifikan
dengan Dow Jones Islamic Index Jepang (DJIJP) dan hubungan yang
positif, yang artinya kedua variabel tersebut terintegrasi dengan arah yang
positif.
77
Berdasarkan hasil dari uji F (simultan), secara bersama dapat dilihat dari
besarnya F hitung dengan F tabel. F hitung yang dihasilkan pada penelitian ini
sebesar 36,593 sedangkan F tabelnya sebesar 2,85 dengan taraf sig 5% maka dapat
disimpulkan karena F hitung lebih besar dibandingkan F tabel nya makan secara
bersama – sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Berdasarkan hasil t hitung dan t tabel dapat di simpulkan sebagai berikut :
4. Pengujian DJIMY
Berdasarkan hasil uji t, maka variabel DJIMY itu sendiri dengan nilai t
hitung sebesar 5,713 > t tabel 2,042 maka dapat disimpulkan variabel
DJIMY mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ISSI.
5. Pengujian DJIGRC
Berdasarkan hasil uji t, maka variabel DJIGRC itu sendiri dengan nilai t
hitung sebesar -2,099 < t tabel 2,042 maka dapat disimpulkan variabel
DJIGRC mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ISSI.
6. Pengujian DJIJP
Berdasarkan hasil uji t, maka variabel DJIJP itu sendiri dengan nilai t
hitung sebesar 4,062 > t tabel 2,042 maka dapat disimpulkan variabel
DJIJP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ISSI.
78
Semakin meluasnya tingkat investasi pada pasar modal syariah di berbagai
negara akan banyak menarik para investor domestik Indonesia dan investor asing,
dimana potensi pasar yang besar akan lebih menguntungkan bagi setiap regional.
Dengan meluasnya sektor pasar modal syariah diberbagai negara Asia maka akan
diikuti pula dengan perkembangan sektor – sektor keuangan syariah lainnya di bidang
jasa, properti, dan lain sebagainnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, penulis memberikan beberapa
saran untuk peneliti selanjutnya, sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahan faktor – faktor lain yang dapat
mempengaruhi integrasi pasar modal syariah, misalnya dengan faktor
ekonomi, mata uang, letak geografis dan lain – lain.
2. Bagi peneliti selanjut nya diharapkan untuk menganalisis lebih lanjut
mengenai indikator-indikator terciptanya integrasi pasar modal dengan
menggunakan data bulanan dalam hal ini closing price indeks saham dan
memperpanjang waktu penelitian agar menghasilkan hasil yang lebih baik.
3. Selain itu, penelitian selanjutnya pun dapat dilakukkan dengan melakukkan
komparasi terhadap IHSG untuk dapat mengetahui kinerja dari ISSI.
4. Peneliiti selanjutnya diharapkan dapat melakukkan pengujian integrasi dengan
menggunakan metode yang lain.
79
5. Sebagai pelaku pasar, investor juga perlu memperhatikan implikasi dari
integrasinya pasar yang tentunya akan berpengaruh terhadap prospek –
prospek investasi baik di dalam negeri Indonesia maupun di negara – negara
yang terintegrasi.
6. Bagi Pemerintah, harus lebih mempersiakan peraturan bersama antar negara –
negara yang merupakan faktor penghambat dari realisasi pasar modal tunggal
tahun 2015. Maka perlunya dibuat kebijakan yang mengatur perpajakan,
perlindungan investor dan penyelesaian sengketa.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini tentunya memiliki keterbatasan dalam penelitian,
keterbatasan tersebut diantaranya adalah :
1. Penelitian ini hanya melihat pada pergerakan indeks syariah asing untuk
memprediksi pergerakan ISSI, yang berarti mengabaikan faktor-faktor lain.
2. Objek penelitian ini menggunakan 4 tahun periode dengan melihat closing
price di akhir bulan sehingga masih sangat terbatas untuk mengeksplore
kinerja ISSI.
3. Penelitian ini penulis terbatas dengan metode yang digunakan untuk
mengetahui integrasi yang terjadi, penulis hanya menggunakan metode
analisis regresi linier berganda untuk mengetahui integrasi antar negara.
80
DAFTAR PUSTAKA
Al – Qur’an dan Hadist
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah . Edisi pertama, Cet. 1.,
Jakarta: Pernamedia Kencana, 2009.
Soemitra, Andri. Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia, Jakarta: Pernamedia
Kencana, 2014.
Ahmad,Kamaruddin. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Potofolio. Cet. II, Ed
Revisi., Jakarta: PT. Asdi Mahasatya 2004.
Gumanti, Tatang. Manajemen Investasi (Teori, Konsep, dan Aplikasi)., edisi pertaman,
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011.
Achsien, Iggie. H. Investasi Syariah di Pasar modal Menggagas Konsep dan Praktek
Manajemen Portofolio Syariah, Jakarta : Gramedia, 2000.
Darmadji, Tjipto. Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2000.
Supranto, J. Ekonometrika, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, 2004.
Hasan,Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik., Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009.
Jogiyanto, H.M., Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ke-4, Cet.1, BPFE
Yogyakarta, 2005.
81
Doenes, John dan Elliot Goodman, Jordan, Kamus Istilah Keuangan dan Investasi, ed.
Ketiga, Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Levy, Haim S., Introduction to Investment, South Western Publishing, 1996.
Untung, Budi, Hukum Bisnis Pasar Modal, Jakarta: Perbit Ansi, 2011.
Sholahuddin, Muhammad dan Lukman Hakim. Lembaga dan keuangan
Islam,Muhamadiyah Surakarta, 2008.
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuanagan. Edisi Pertama Cet.II, Jakarta: Kencana,
2010.
Ma’sum Billah, Mohd, penerpan pasar modal Islam, Selagor, Malaysia: Sweet &
Maxwell, 2010.
Yulianti dan handoyo, Manajemen Keuangan Internasional, edisi kedua, Andi:
Yogyakarta, 2005.
Hamid, Abdul, Pasar Modal Syariah, Jakarta: LemLit UIN Jakarta, 2009.
Yulianti dan Handoyo, Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta: Andi, 2005
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update
PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.
Sutedi, Andrian. Pasar Modal Syariah, Sinar Grafika, Jakarta, 2011.
82
Tandelilin, Eduarus. Portofolio dan Investasi teori dan aplikasi, Edisi Pertama, BPFM
Yogyakarta, 2010.
Michael G. Plummer, The ASEAN Economic Community and The European Experince,
Itali July 2006.
Gustin Ayu Sustrina, Analisis Day Of The Week Effect Terhadap Return Pasar Syariah
Serta Kaitannya dengan Resiko Pasar Modal. Skripsi UIN Jakarta 2012.
Tara Nita, Ikrima. Co-Integration dan Cotagion Effect Antar Pasar saham Syariah di
Indonesia, Malaysia, Eropa, dan Amerika Saat terjadinya Krisis
Yunani.Skripsi Universitas Dipenogoro , 2013.
Revanda Pramudia, Integrasi Pasar Modal ASEAN -5+3 Menggunakan Metode
Dynamic Conditional Correlation-Multivariate Garch Periode tahun 2006-
2014, Skripsi Universitas Dipenogoro, 2014.
Endri, Integrasi pasar saham kawasan perdagangan bebas ASEAN-CHINA, Jurnal
Manajemen Bisnis, Vol.2 No.2, Agustus-November 2009.
S, Johansen. Estimatin and Hypotesis Testing of Cointegrating Vector in Gaussian
Vector Autoregressive Models, Econometrica 58(6), oo.1551-1580.
Mailangkay, Jeina. Integrasi pasar modal Indonesia dan Beberapa Bursan di Dunia
(Periode Januari 2013-Maret 2013). Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September
2013.
83
Klaus Adam, Tullo Jappeli, Annamaria, Mario Padula, Marco Pagano., Analyses
compare and Apply Alternative Indicators and Monitoring Methodologied to
Measure tha Evolution of Capital Market Integration in the Europe
Union,2002.
Nurhayati, Mafizatun. Analisis Integrasi Pasar Modal Kawasan ASEAN dalam
Rangka Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN. Universitas Mercu Buana,
Jakarta.
Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan statistic dengan Eviews. UPP
STIM YKPN. Yogyakarta.
Tim Kajian Pengembangan Produk Syariah di Pasar Modal, Kajian Pengembangan
Produk Syariah di Pasar Modal (Islamic Private Equity Fund), Jakarta: 2008.
Guide to The Dow Jones Islamic Market Index, June 2003
Dow Jones Islamic Market Indice Methodology, June 2015
Ghazaly, Al. “Perkembangan Saham Syariah” artikel diakses pada 30 Juni 2015 dari
http: // hasbulloh-ghazaly.blogspot.com/2008/11/perkembangan-saham-syariah-
didunia.html?m=1
https://ariyoso.wordpress.com/2009/12/10/uji-akar-unit-2/ diakses pada tanggal 09
Desember 2014.
www.yahoofinance.com
84
www.idx.com
www.google.com
www.marketwatch.com
85
LAMPIRAN
A. Hasil Perhitungan SPSS
Warning # 849 in column 23. Text: in_ID
The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter.
It could
not be mapped to a valid backend locale.
GET
FILE='C:\Users\Astri Wulandari\Documents\Untitled2 Data Udah di
Ln.sav'.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT ISSI
/METHOD=ENTER DJIMY DJIGRC DJIJP.
Regression
Notes
Output Created 03-AUG-2015 08:10:25
Comments
Input
Data
C:\Users\Astri
Wulandari\Documents\Untitled2
Data Udah di Ln.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 44
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
86
Cases Used
Statistics are based on cases
with no missing values for any
variable used.
Syntax
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05)
POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT LN_ISSI
/METHOD=ENTER DJIMY
DJIGRC DJIJP.
Resources
Processor Time 00:00:00,03
Elapsed Time 00:00:00,08
Memory Required 1948 bytes
Additional Memory Required for
Residual Plots 0 bytes
[DataSet1] C:\Users\Astri Wulandari\Documents\Untitled2 Data Udah di
Ln.sav
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1
DJIJP,
DJIMY,
DJIGRCb
. Enter
a. Dependent Variable: ISSI
b. All requested variables entered.
87
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,856a ,733 ,713 ,05903
a. Predictors: (Constant), DJIJP, DJIMY, DJIGRC
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,383 3 ,128 36,593 ,000b
Residual ,139 40 ,003
Total ,522 43
a. Dependent Variable: ISSI
b. Predictors: (Constant), DJIJP, DJIMY, DJIGRC
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -6,090 1,057 -5,759 ,000
_DJIMY ,889 ,156 ,573 5,713 ,000
_DJIGRC -,462 ,220 -,392 -2,099 ,000
_DJIJP ,147 ,272 ,747 4,062 ,000
a. Dependent Variable: ISSI
88
B. Lampiran Indeks Harga Saham
Bulan ISSI.JK DJMY DJIJP DJIGRC
MEI 123,81 1785,55 1117,04 1795,7
JUNI 124,29 1795,57 1135,6 1725,77
JULI 132,69 1812,36 1177,15 1722,03
AGUSTUS 124,08 1682,73 1092,61 1586,41
SEPTEMBER 115,42 1506,63 1068,29 1378,21
OKTOBER 122,66 1673,26 1070,7 1526,45
NOVEMBER 121,01 1608,91 1019,61 1395,65
DESEMBER 125,36 1685,36 1032,34 1393,55
JANUARI 130,74 1806,87 1067,77 1523,58
FEBRUARI 133,45 1875,32 1099,96 1638,33
MARET 138,74 1845,85 1108,37 1603,65
APRIL 139,98 1857,12 1092,57 1589,43
MEI 130,75 1760,2 1001,22 1433,81
JUNI 133,46 1798,24 1033,93 1445,72
JULI 138,75 1873,37 1017,98 1455,44
AGUSTUS 139,99 1909,69 1028,83 1444,35
SEPTEMBER 130,76 1953,03 1037,21 1437,24
OKTOBER 133,47 1979,39 1013,47 1525,36
NOVEMBER 138,76 1879,71 1032,54 1563,42
DESEMBER 139,1 1976,84 1054,32 1599,36
JANUARI 147,51 1873,26 1069,82 1624,22
FEBRUARI 157,64 1886,46 1086,29 1589,3
MARET 162,64 1926,7 1133,06 1539,18
APRIL 166,91 2003,6 1197,69 1581,46
MEI 169,81 2016,25 1133,32 1589,69
JUNI 164,24 2008,27 1142 1522,15
JULI 154,2 1956,96 1146,03 1591,23
AGUSTUS 143,92 1896,72 1108,62 1610,6
SEPTEMBER 145,16 1957,58 1190,06 1688,11
OKTOBER 151,31 2071,33 1182,39 1735,03
NOVEMBER 143,03 2014,55 1207,11 1749,56
DESEMBER 141,84 2005,18 1217,37 1761,19
JANUARI 146,86 1875,54 1196,6 1683,04
FEBRUARI 152,88 1965,04 1219,77 1783,07
89
MARET 157,35 1994,43 1204,51 1741,22
APRIL 158,83 2010,72 1181,7 1729,01
MEI 161,08 2024,37 1215,69 1790,92
JUNI 159,75 2064,46 1271,94 1859,24
JULI 167,34 2057,59 1280,82 1907,71
AGUSTUS 168,98 2061,88 1269,99 1940,33
SEPTEMBER 166,76 1981,62 1260,37 1823,8
OKTOBER 163,41 2001,36 1257,27 1884,59
NOVEMBER 166,11 1902,03 1252,87 1894,01
DESEMBER 168,64 1780,24 1247,11 1814,93 Sumber : www.marketwatch.com
Keterangan :
ISSI.JK : Index Saham Syariah Indonesia
DJIMY : Dow Jones Islamic Index Malaysia
DJIGRC : Dow Jones Islamic Index Greater Republic China
DJIJP : Dow Jones Islamic Index Jepang