analisis hubungan tingkat stres dengan nilai uts … · nilai uts metode statistika yang bervariasi...

44
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN NILAI UTS METODE STATISTIKA (Studi kasus: Mahasiswa IPB yang Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014) SEPTIAN DEWI HARTANTI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: phungduong

Post on 28-Feb-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN NILAI

UTS METODE STATISTIKA (Studi kasus: Mahasiswa IPB

yang Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada

Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

SEPTIAN DEWI HARTANTI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan

Tingkat Stres dengan Nilai UTS Metode Statistika (Studi kasus: Mahasiswa IPB

yang Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada Semester Genap Tahun

Ajaran 2013/2014) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Septian Dewi Hartanti

NIM G14100020

ABSTRAK

SEPTIAN DEWI HARTANTI. Analisis Hubungan Tingkat Stres dengan Nilai

UTS Metode Statistika (Studi kasus: Mahasiswa IPB yang Mengambil Mata

Kuliah Metode Statistika pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014).

Dibimbing oleh MUHAMMAD NUR AIDI dan I MADE SUMERTAJAYA.

Keberhasilan seseorang dalam menempuh jenjang pendidikan dapat dilihat

dari prestasi belajarnya yang biasanya dilihat dari nilai tes. Prestasi belajar

dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal (fisik dan psikis). Keadaan psikis

berkenaan dengan kondisi kejiwaan seseorang seperti stres. Stres dapat

menyebabkan penurunan akademik. Terdapat beberapa faktor penyebab stres

(stressor), baik bersumber dari dalam diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan

masyarakat. Mahasiswa merupakan kelompok yang rentan terkena stres.

Penelitian ini mengambil studi kasus mahasiswa IPB yang mengambil mata kuliah

Metode Statistika dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai

gambaran umum stres pada mahasiswa serta faktor-faktor yang berpengaruh

langsung dan tidak langsung terhadap nilai UTS Metode Statistika. Analisis lintas

(path analysis) merupakan metode yang dapat digunakan untuk menganalisis

hubungan kausal antar peubah dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

langsung dan tidak langsung, dengan faktor-faktor penyebab stres sebagai peubah

eksogen (penjelas) dan skor stres serta nilai UTS Metode Statistika sebagai

peubah endogen (respon). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak

114 dari 150 mahasiswa mengalami stres tingkat ringan sampai sangat berat.

Tinggi rendahnya skor stres mahasiswa dipengaruhi paling besar oleh tingkat

kesulitan beradaptasi, sedangkan nilai UTS Metode Statistika dipengaruhi paling

besar oleh tingkat kesulitan memahami materi kuliah.

Kata kunci: analisis lintas, stres, stressor

ABSTRACT

SEPTIAN DEWI HARTANTI. Analysis of the Relationship Stress Score with

Mid Test Term Score of Statistical Method (Case study: Students of Bogor

Agriculture University Who Take Course Statistical Method on Even Semester

2013/2014). Supervised by MUHAMMAD NUR AIDI dan I MADE

SUMERTAJAYA.

Person's success in education can be seen from the learning achievement is

usually seen from the test score. Learning achievement is influenced by external

and internal factors (physic and psychologic). Psychological condition related

with psychiatric condition of person such as stress. Stress can affect decreased

academic. There are some factors that cause stress (stressors), both sourced from

within themselves, families, and the community. Students are a group who

susceptible to stress. This research take a case study students of Bogor Agriculture

University who take course Statistical Method with the goal to get information

about general description from stress on students and the factors that impact

directly and indirectly on the Mid Test Term score of Statistical Method. Path

analysis is a method that can be used to analyze the causal relationship between

variables in order to determine direct effect and indirect effect, with the factors

that cause stress as exogenous variables (descriptors) and the stress score and Mid

Test Term score of Statistical Method as variables endogenous (response). The

results of this research indicate that there are 114 of the 150 students experience

mild stress to very severe stress. High and low of the student stress score greatest

influenced by difficult level of adaptability, while the Mid Test Term score of

Statistical Method greatest influenced by difficult level of learn the lesson.

Keywords: path analysis, stress, stressor

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN NILAI

UTS METODE STATISTIKA (Studi kasus: Mahasiswa IPB

yang Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada

Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

SEPTIAN DEWI HARTANTI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia dan rahmat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014

ini ialah stres pada mahasiswa, dengan judul Analisis Hubungan Tingkat Stres

dengan Nilai UTS Metode Statistika (Studi kasus: Mahasiswa IPB yang

Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada Semester Genap Tahun Ajaran

2013/2014).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Muhammad Nur Aidi,

MS dan Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi selaku pembimbing yang telah

banyak memberikan saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan

kepada koordinator mata kuliah Metode Statistika Departemen Agronomi dan

Hortikultura serta Departemen Teknologi Hasil Perairan, staf Tata Usaha

Departemen Statistika, dan teman-teman yang telah membantu selama

pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,

adik, seluruh keluarga, serta sahabat atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

Septian Dewi Hartanti

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Stres 2

Analisis Lintas (Path Analysis) 3

Diagram Lintas 3

Koefisien Lintas 3

METODE 4

Data 4

Prosedur Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Analisis Deskriptif 11

Analisis Lintas (Path Analysis) 13

Analisis Lintas Model Awal 13

Pemeriksaan dan Penanganan Data 14

Analisis Lintas Model Awal Terboboti 16

Analisis Lintas Model Modifikasi Terboboti 17

SIMPULAN DAN SARAN 19

Simpulan 19

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 20

LAMPIRAN 22

RIWAYAT HIDUP 32

DAFTAR TABEL

1 Ukuran contoh masing-masing lapisan 5 2 Kategori tingkat stres 6 3 Besar pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total

terhadap skor stres dan nilai UTS Metode Statistika pada model

alternatif 18

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram lintas teori hubungan faktor-faktor penyebab stres dengan skor

stres serta nilai UTS Metode Statistika (model awal) 6

2 Persentase tingkat stres mahasiswa 11 3 Persentase banyaknya mahasiswa yang mengalami stres atau tidak stres

pada tiap departemen 12 4 Persentase banyaknya mahasiswa yang mengalami stres atau tidak stres

pada tiap kelompok IPK 12 5 Diagram lintas model modifikasi terboboti 18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian 22 2 Uji validitas dan reliabilitas kuesioner bagian C 25

3 Hasil uji linieritas persamaan sub struktural satu dan persamaan sub

struktural dua data awal 26 4 Hasil uji signifikansi koefisien lintas parsial model awal 27 5 Plot antara Y2 dengan Y1 data asli 28

6 Plot antara Y2 dengan Y1 yang digunakan untuk membuat persamaan

regresi linier dugaan (Plot mY2 dengan mY1) 28

7 Plot antara sisaan dengan Y2 duga yang diperoleh dari persamaan

regresi linier 125 data 29 8 Plot antara Y2 yang telah diboboti (wY2) dengan Y1 29

9 Plot antara wY2 duga dengan sisaannya hasil dari regresi antara wY2

dengan Y1 30

10 Hasil uji linieritas persamaan sub struktural dua dengan data Y2 yang

telah diboboti (wY2) 30

11 Hasil uji signifikansi koefisien lintas parsial model awal terboboti 31 12 Hasil uji signifikansi koefisien lintas parsial model modifikasi terboboti 31

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keberhasilan seseorang dalam menempuh jenjang pendidikan dapat dilihat

dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya dilanjutkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh pengajar (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan 1997). Suryabrata (2004) mengemukakan prestasi

belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh melalui tes/ujian. Keberhasilan studi

mahasiswa IPB selama mengikuti pendidikan dilihat dari segi penilaian mata

kuliah, penilaian semester, penilaian akhir tahun akademik, dan penilaian akhir

program. Nilai setiap mata kuliah merupakan hasil kumulatif dari komponen nilai

tugas terstruktur, nilai praktikum (bagi mata kuliah dengan praktikum), nilai ujian

tengah semester (UTS), nilai ujian akhir semester (UAS), dan nilai ujian-ujian

lainnya (IPB 2010). Berdasarkan pernyataan tersebut, nilai setiap ujian pada tiap

mata kuliah menjadi sangat penting bagi mahasiswa guna memperoleh hasil akhir

studi yang maksimal. Nilai tersebut menjadi tolak ukur seorang mahasiswa dalam

memahami mata kuliah yang diajarkan.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang

dibagi menjadi dua yaitu faktor internal yang bersumber dari dalam diri individu

seperti faktor fisik dan psikis serta faktor eksternal yang bersumber dari luar

individu seperti faktor keluarga dan lingkungan masyarakat (Suryabrata 2004).

Faktor psikis merupakan faktor yang berkenaan dengan kondisi kejiwaan

seseorang, diantaranya adalah stres. Greenberg (2002) menyatakan bahwa stres

dapat terjadi pada siapa saja, bahkan sebagian besar mahasiswa mengalami stres.

Stres didefinisikan sebagai tekanan, ketegangan, atau kekhawatiran akibat dari

masalah yang terjadi dalam hidup seseorang (Oxington 2008).

Oxington (2008) berpendapat bahwa stres dapat mereduksi konsentrasi dan

menyebabkan penurunan akademik. Penurunan akademik pada mahasiswa dapat

berupa penurunan nilai ujian yang diperolehnya. Sarafino (1990) membagi faktor

penyebab stres (stressor) menjadi dua macam yaitu faktor internal seperti

sakit/cidera dan faktor eksternal seperti konflik dengan keluarga. Faktor penyebab

stres yang sering terjadi pada mahasiswa antara lain sakit, perubahan gaya hidup,

sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, mata kuliah atau SKS yang diambil

terlalu banyak, tugas kuliah maupun tugas praktikum yang diberikan terlalu

banyak, kesibukan organisasi, hubungan dan komunikasi dengan keluarga yang

tidak harmonis, memiliki konflik dengan dosen, memiliki konflik dengan

pacar/teman/rekan organisasi, memiliki masalah keuangan, memiliki pekerjaan

sampingan yang belum terselesaikan, sistem pembelajaran yang kurang tepat

(Sarafino 1990, Greenberg 2002, Oxington 2008). Faktor penyebab stres ini akan

mempengaruhi tingkat stres seseorang. Umumnya, semakin banyak faktor

penyebab stres yang dirasakan mahasiswa maka semakin berat pula tingkat stres

yang dialami.

Apabila stres terjadi secara berkepanjangan maka akan menimbulkan

berbagai efek negatif yang mengganggu (Soewondo 2012). Efek negatif dari stres

yang umumnya sering terjadi pada mahasiswa antara lain menurunnya energi dan

2

produktivitas, menurunnya konsentrasi, mudah lupa dan menurunnya daya nalar,

serta ketidakhadiran kuliah tinggi. Seseorang yang mengalami stres akan lebih

sulit mengendalikan emosinya. Kondisi yang demikian akan berpengaruh terhadap

prestasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini mengambil studi kasus mahasiswa IPB yang mengambil mata

kuliah Metode Statistika pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Metode

Statistika (STK211) ialah salah satu mata kuliah yang berada di bawah naungan

departemen Statistika IPB. Metode Statistika merupakan mata kuliah yang penting

bagi mahasiswa IPB sebab Metode Statistika sangat diperlukan mahasiswa saat

melakukan penelitian. Hampir semua departemen di IPB menjadikan mata kuliah

ini sebagai mata kuliah interdepartemen. Nilai Metode Statistika yang diperoleh

mahasiswa yang satu dengan lainnya bervariasi. Rata-rata nilai UTS Metode

Statistika mahasiswa yang mengambil mata kuliah Metode Statistika pada

semester genap tahun ajaran 2013/2014 adalah 54.40, sedangkan pada semester

genap tahun ajaran 2012/2013 rata-ratanya 51.54. Nilai UTS Metode Statistika

yang bervariasi ini dapat dipengaruhi oleh tingkat stres yang dialami mahasiswa

serta faktor-faktor penyebab stres.

Analisis lintas (path analysis) dapat digunakan untuk mengetahui hubungan

antara nilai UTS Metode Statistika, tingkat stres mahasiswa, dan faktor-faktor

penyebab stres. Melalui analisis lintas, dapat diketahui pengaruh langsung,

pengaruh tidak langsung, serta pengaruh total dari masing-masing peubah eksogen

(peubah penyebab) terhadap peubah endogen (peubah akibat/respon).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh informasi mengenai gambaran umum stres pada mahasiswa IPB

yang mengambil mata kuliah Metode Statistika pada semester genap tahun

ajaran 2013/2014.

2. Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor penyebab stres serta tingkat

stres yang memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap nilai

UTS mata kuliah Metode Statistika mahasiswa IPB yang mengambil mata

kuliah Metode Statistika pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

TINJAUAN PUSTAKA

Stres

Stres dipandang dalam tiga pendekatan. Pendekatan pertama memandang

stres sebagai sebuah stimulus akibat faktor-faktor penyebab stres (stressor).

Kedua, stres dipandang sebagai sebuah respon dan tekanan yang dihasilkan oleh

faktor-faktor penyebab stres (stressor). Pendekatan ketiga memandang stres

sebagai sebuah proses interaksi yang terlibat secara terus-menerus atau transaksi

antara orang dan lingkungan. Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut stres

didefinisikan sebagai suatu kondisi yang dihasilkan ketika terjadi transaksi antara

3

seseorang dengan lingkungan yang menyebabkan individu merasakan

ketidaksesuaian, secara nyata maupun tidak, antara tuntutan dari suatu situasi dan

sumber daya yang dimiliki seseorang baik dari segi biologis, psikologis, dan

sistem sosial orang tersebut (Sarafino 1990). Beberapa tanda seseorang yang

mengalami stres antara lain mudah marah, mudah kesal, mudah tersinggung, tidak

tenang, merasa cemas/was-was, mudah gelisah, merasa sedih, susah tidur, tidak

sabar, dan bertindak berlebihan terhadap sesuatu hal (Sarafino 1990, Lovibond

dan Lovibond 1995).

Goldman (1997) dalam Oxington (2008) menyimpulkan bahwa stres

membawa dampak negatif terhadap mahasiswa berdasarkan survei yang

dilakukannya terhadap 167 mahasiswa. Hasil penelitian Hernawati (2006)

terhadap mahasiswa TPB IPB tahun akademik 2005/2006 menunjukkan bahwa

sebanyak 62.7% dari 2112 mahasiswa atau sebanyak 1325 mahasiswa mengalami

stres tingkat tinggi. Hardiono (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

mahasiswa yang bekerja memiliki tingkat stres rendah, sedangkan mahasiswa

yang tidak bekerja memiliki tingkat stres kategori sedang.

Analisis Lintas (Path Analysis)

Analisis lintas digunakan untuk menilai kontribusi langsung dan tidak

langsung suatu peubah, dimana beberapa peubah sebagai penyebab terhadap

peubah lain yang ditetapkan sebagai akibat (Dillon dan Goldstein 1984, Joreskog

dan Sorbom 1993). Terdapat dua macam peubah dalam analisis lintas yaitu

peubah yang tidak dipengaruhi oleh peubah lain dalam sistem (peubah penyebab)

disebut peubah eksogen dan peubah yang dipengaruhi oleh peubah lain (peubah

akibat) disebut peubah endogen (Gall, Gall, dan Borg 2003). Beberapa asumsi

dalam analisis lintas yang harus terpenuhi adalah sebagai berikut (Duncan 1966,

Dillon dan Goldstein 1984) :

1. Hubungan antar peubah pada analisis lintas adalah linier dan aditif.

2. Sisaan tidak berkorelasi satu sama lain.

3. Hanya terdapat aliran/hubungan kausal satu arah.

4. Peubah minimal diukur dalam skala interval.

5. Peubah yang diamati diasumsikan diukur dengan benar.

6. Model lintasan yang dibuat dispesifikasikan dengan tepat berdasarkan teori

maupun pengetahuan ahli yang bersangkutan.

Diagram Lintas

Pola hubungan antar peubah ditampilkan dalam diagram lintas yang

penggambarannya memiliki beberapa makna (Johnson dan Wichern 1998) :

1. Garis panah lurus satu arah menunjukkan pengaruh langsung dari peubah

penyebab ke peubah terikat.

2. Garis panah lurus satu arah menghubungkan sisaan dengan masing-masing

peubah terikatnya.

3. Garis panah berbentuk kurva dan putus-putus dua arah menunjukkan adanya

korelasi antar peubah penyebab.

4

METODE

Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data

primer. Data sekunder berupa IPK mahasiswa diperoleh dari Direktorat

Administrasi Pendidikan IPB sedangkan data nilai UTS Metode Statistika

diperoleh dari pengampu mata kuliah Metode Statistika masing-masing

departemen. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap

mahasiswa IPB yang mengambil mata kuliah Metode Statistika pada semester

genap tahun ajaran 2013/2014. Ukuran contoh yang diambil sebanyak 150

mahasiswa dari 384 mahasiswa dengan tingkat kesalahan 5%. Pengumpulan data

dilakukan pada bulan April sampai Juni 2014 meliputi penyebaran kuesioner dan

pengumpulan nilai UTS Metode Statistika. Penyebaran kuesioner dilakukan pada

saat UTS Metode Statistika yakni minggu ke-dua bulan April 2014, sedangkan

nilai UTS Metode Statistika diperoleh pada bulan Mei sampai dengan Juni 2014.

Terdapat 15 peubah yang digunakan dalam penelitian ini yang semua

peubahnya diukur dalam skala interval kecuali peubah SKS diukur dalam skala

rasio. Peubah Y1 memiliki nilai 0-42, peubah Y2 memiliki nilai 0-100, peubah X1

memiliki nilai 0-10, peubah X2 merupakan jumlah SKS yang diambil oleh

responden, dan peubah X3 sampai dengan peubah X13 memiliki nilai 0-10.

Peubah-peubah yang digunakan sebagai berikut :

Y1 : skor stres mahasiswa, komponen penyusunnya dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Y2 : nilai UTS Metode Statistika

X1 : tingkat sakit

X2 : banyaknya SKS yang diambil

X3 : beban tugas kuliah/praktikum

X4 : masalah keuangan

X5 : tingkat kesulitan memahami materi kuliah

X6 : tingkat kesulitan beradaptasi

X7 : jarang komunikasi dengan keluarga

X8 : tingkat homesick

X9 : konflik keluarga

X10 : konflik dengan orang lain selain keluarga

X11 : kesibukan pekerjaan sampingan

X12 : kesibukan organisasi

X13 : tingkat ketidaknyaman lingkungan tempat tinggal

Prosedur Analisis Data

1. Tahapan penentuan data dalam penelitian ini yaitu :

a. Menentukan populasi dan sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa IPB yang mengambil

mata kuliah Metode Statistika pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan penarikan contoh acak

berlapis dengan departemen sebagai lapisannya yaitu sebanyak empat

5

lapisan. Ukuran sampel yang diambil mengikuti rumus (Scheaffer RL,

Mendenhall W, Ott RL 1990) sebagai berikut :

keterangan :

N = ukuran populasi.

Ni = ukuran lapisan i.

n = ukuran contoh.

ni = ukuran contoh lapisan i.

i = ragam lapisan i.

i = departemen yang menjadi lapisan (departemen Ilmu Tanah,

departemen Agronomi dan Hortikultura, departemen Teknologi

Hasil Perairan, departemen Geofisika dan Meteorologi).

D = B2/4 dengan B = 1.96.

Ukuran lapisan dan ukuran contoh masing-masing lapisan (departemen

amatan) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Ukuran contoh masing-masing lapisan

Lapisan i Ukuran lapisan i Ukuran contoh

lapisan i

Departemen Ilmu Tanah 71 23

Departemen Agronomi dan Hortikultura 166 61

Departemen Teknologi Hasil Perairan 69 37

Departemen Geofisika dan Meteorologi 78 29

b. Melakukan survei dengan cara membagikan kuesioner kepada 150

responden yang terpilih.

Kuesioner yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor penyebab

stres menggunakan line scale (skala garis) dengan panjang maksimum 10cm

sedangkan kuesioner yang digunakan untuk mengukur skor stres responden

menggunakan 14 pertanyaan dari kuesioner DASS-42 (Depression Anxiety

and Stress Scale 42) yang dibuat oleh Lovibond dan Lovibond (1995).

Besarnya skor stres responden merupakan total skor dari 14 pertanyaan

kuesioner DASS-42. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Lampiran 1.

c. Melakukan uji reliabilitas dan uji validitas kuesioner.

Instrumen valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan instrumen yang reliabel

artinya instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono 2013). Kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 bagian yaitu bagian A

berisi biodata umum responden, bagian B berisi pertanyaan langsung

mengenai faktor-faktor penyebab stres yang dirasakan responden, dan

bagian C berisi indikator-indikator untuk mengukur tingkat stres responden.

Uji reliabilitas dan validitas hanya dilakukan pada bagian C kuesioner,

sedangkan pada bagian B kuesioner tidak dilakukan uji tersebut karena

untuk mengujinya diperlukan kontrol yaitu dengan menanyakan kembali

6

kondisi responden kepada teman responden ataupun dosen. Kontrol ini sulit

dilakukan karena teman responden ataupun dosen mungkin tidak

mengatahui kondisi pribadi responden sehingga kontrol tidak dilaksanakan

pada penelitian ini. Pertanyaan pada kuesioner penelitian ini dikatakan valid

apabila memiliki nilai corrected item-total correlation lebih besar dari nilai

rtabel product moment dengan N=150 (rtabel = 0.159) dan dikatakan memenuhi

syarat reliabilitas apabila nilai cronbach’s alpha ≥ 0.7. Lampiran 2

menunjukkan bahwa semua pernyataan pada kuesioner bagian C valid dan

memiliki tingkat reliabilitas yang kuat karena semua nilai cronbach’s alpha

yang dihasilkan lebih dari 0.8.

2. Tahapan analisis data dalam penelitian ini yaitu :

a. Menghitung skor stres setiap responden kemudian mengkategorikan tingkat

stresnya menurut kelompok tingkat stres yang dibuat oleh Lovibond dan

Lovibond (1995) seperti yang tertera pada Tabel 2.

Tabel 2 Kategori tingkat stres

Skor stres Tingkat stres

0-14 Normal

15-18 Ringan

19-25 Sedang

26-33 Berat

34+ Sangat berat

b. Melakukan analisis deskriptif mengenai stres pada mahasiswa dengan

diagram lingkaran dan diagram batang.

c. Menentukan diagram lintas model dan persamaan struktural untuk model

yang akan diuji.

Diagram lintas model dibuat berdasarkan teori yang ada serta

pengetahuan ahli. Berdasarkan teori yang dikemukakan Sarafino (1990),

Greenberg (2002), dan Oxington (2008), faktor-faktor penyebab stres akan

mempengaruhi skor stres. Oxington (2008) mengemukakan bahwa stres

dapat menyebabkan penurunan akademik. Penurunan akademik pada

mahasiswa dapat berupa penurunan nilai ujian yang diperolehnya.

Berdasarkan hal tersebut diagram lintas model yang terbentuk dapat dilihat

pada Gambar 1. Persamaan model struktural secara umum sebagai berikut :

keterangan :

Yi* = nilai peubah endogen pada persamaan sub struktural ke-i yang telah

dibakukan.

Xj* = adalah nilai peubah eksogen ke-j yang telah dibakukan.

= sisaan pada persamaan sub struktural ke-i.

= koefisien lintas sisaan persamaan sub struktural ke-i.

Persamaan struktural dari diagram lintas model awal adalah sebagai berikut :

Persamaan sub struktural 1:

Persamaan sub struktural 2:

7

Gambar 1 Diagram lintas teori hubungan faktor-faktor penyebab stres dengan

skor stres serta nilai UTS Metode Statistika (model awal)

d. Melakukan pengujian asumsi linieritas untuk masing-masing persamaan sub

struktural. Peubah yang tidak memenuhi asumsi linieritas akan dikeluarkan

dari model lintasan dan tidak dilibatkan pada analisis lintas.

e. Membentuk matriks korelasi antar peubah penelitian berukuran axa (aCa)

dengan a adalah banyaknya peubah yang digunakan dalam analisis.

f. Melakukan pengujian untuk masing-masing persamaan sub struktural yang

dibentuk (persamaan sub struktural 1 dan persamaan sub struktural 2).

i. Membentuk matriks korelasi antar peubah penyebab berukuran kxk

(kCik) dengan k adalah banyaknya peubah penjelas pada persamaan sub

struktural ke-i dan i = 1, 2.

ii. Membentuk matriks invers korelasi antar peubah penyebab (Ci-1

).

iii. Menghitung koefisien lintas persamaan sub struktural 1 dan persamaan

sub struktural 2 dengan rumus (Kusnendi 2008) :

X7

X8

X9

X2

X3

X4

X5

X6

X12

X10

X11

X13

X1

Y1

eY1

eY2

Y2

8

keterangan :

= koefisien lintas dari peubah eksogen Xj pada model Yi.

-

= matriks invers korelasi antar peubah penjelas pada persamaan

sub struktural ke-i.

r = vektor berukuran kx1 yang elemennya merupakan korelasi

antara peubah endogen Yi dengan peubah eksogen Xj ( ).

i = 1, 2.

j = 1, 2, ..., k dengan k adalah banyaknya peubah eksogen dalam

persamaan sub struktural ke-i.

iv. Menghitung koefisien determinasi

dan koefisien lintas

peubah sisaan

dari masing-masing persamaan sub struktural dengan

rumus (Dillon dan Goldstein 1984) :

keterangan :

= koefisien lintas dari peubah eksogen Xj pada model Yi.

= korelasi antara peubah endogen Yi dengan peubah eksogen Xj.

i = 1, 2.

j = 1, 2, ..., k dan k adalah banyaknya peubah eksogen dalam

persamaan sub struktural ke-i.

v. Melakukan uji signifikansi koefisien lintas secara simultan dengan

statistik uji F dengan hipotesis sebagai berikut (Kusnendi 2008) :

H0 :

(Peubah eksogen X1, X2, ..., Xj tidak

berpengaruh terhadap peubah endogen ).

H1 : minimal ada satu peubah eksogen X1, X2, ..., Xj yang berpengaruh

terhadap peubah endogen Yi.

Statistik uji F :

keterangan :

n = banyaknya data.

k = banyaknya peubah eksogen dalam model Yi.

= koefisien determinasi model Yi.

Hipotesis nol ditolak apabila nilai Fhit ≥ b l (α; , -k-1) atau nilai p dari

statistik uji F < α yang ditentukan.

vi. Melakukan uji signifikansi untuk masing-masing koefisien lintas dengan

statistik uji t dengan hipotesis sebagai berikut (Kusnendi 2008):

H0 :

0 (Peubah eksogen Xj tidak berpengaruh terhadap ).

H1 :

0 (Peubah eksogen Xj berpengaruh positif terhadap ).

H1 :

0 (Peubah eksogen Xj berpengaruh negatif terhadap ).

H1 :

0 (Peubah eksogen Xj berpengaruh terhadap ).

9

Statistik uji t :

keterangan :

= koefisien lintas dari peubah eksogen Xj pada model Yi.

Cjj = elemen diagonal ke-j dari matriks invers korelasi antar

peubah eksogen dalam model Yi.

= koefisien determinasi model Yi.

0 l

≥ b l(α, 0

b l(α, 0

≥ b l(α , 0

Apabila terdapat peubah eksogen Xj yang tidak berpengaruh terhadap Yi

maka model perlu diperbaiki yaitu dengan melepaskan lintasan yang

tidak signifikan.

vii. Memeriksa asumsi sisaan saling bebas pada masing-masing persamaan

sub struktural.

g. Memeriksa adanya pengaruh peubah skor stres (Y1) terhadap peubah nilai

UTS Metode Statistika (Y2).

Langkah pertama yang dilakukan untuk pemeriksaan data adalah

membuat plot antara peubah skor stres (Y1) dengan peubah nilai UTS

Metode Statistika (Y2) beserta dengan garis regresinya. Apabila garis regresi

linier yang dihasilkan dari regresi antara Y2 dengan Y1 condong ke kanan

atau ke kiri artinya terdapat pengaruh dari Y1 terhadap Y2, kemudian

analisis dilanjutkan ke langkah h. Sebaliknya apabila garis regresi linier

yang dihasilkan hampir mendatar menunjukkan pengaruh yang sangat kecil

dari Y1 terhadap Y2 sehingga pengaruhnya tidak terlihat. Agar data tetap

dapat digunakan untuk analisis, langkah-langkah penanganan data yang

dapat dilakukan sebagai berikut :

i. Memisahkan data yang merupakan pencilan. Pencilan dapat dilihat dari

plot antara Y1 dengan Y2 yang ditunjukkan oleh titik-titik yang letaknya

jauh dari kumpulan titik-titik yang lain.

ii. Membuat persamaan regresi antara Y1 dengan Y2 dari data yang tidak

mengandung pencilan.

iii. Menduga nilai Y2 dan nilai sisaannya dari semua data dengan persamaan

regresi yang dihasilkan dari langkah g.ii.

iv. Melihat keragaman sisaan yang dihasilkan dengan cara membuat plot

antara Y2 duga dengan sisaannya.

v. Menghitung nilai simpangan baku sisaan dari data yang tidak

m g u g p c l ( 1) dan nilai simpangan baku sisaan dari data

g m g u g p c l ( 2).

vi. Menangani pencilan dengan cara memberikan bobot sebesar 1/ 2

terhadap nilai Y2 dari data yang memiliki keragaman sisaan besar (data

yang mengandung pencilan) dan bobot sebesar 1 pada nilai Y2 lainnya.

10

Setelah dilakukan penanganan terhadap data maka analisis data diulangi

lagi dari langkah d dengan data Y2 yang telah diboboti.

h. Menghitung nilai koefisien determinasi gabungan dari model hipotesis awal

dengan rumus (Dillon dan Goldstein 1984):

Rm2 = 1 – (1-R1

2 ( -Rp

2)

dengan p adalah banyaknya persamaan sub struktural pada diagram lintas

dan p adalah koefisien determinasi persamaan sub struktural ke-p.

i. Membuat diagram lintas baru (model alternatif/model modifikasi).

j. Melakukan pendugaan dan pengujian koefisien lintas dari model modifikasi.

k. Menghitung nilai koefisien determinasi gabungan dari model modifikasi

dengan rumus (Dillon dan Goldstein 1984):

M = 1 – (1-R12 ( -Rp

2)

dengan p adalah banyaknya persamaan sub struktural pada diagram lintas

dan p adalah koefisien determinasi persamaan sub struktural ke-p.

l. Melakukan uji kebaikan model dengan statistik uji Q dan atau statistik uji W.

Uji kebaikan model bertujuan untuk menguji kesesuaian model yang

telah dibuat dan memutuskan model yang sesuai antara model awal dan

model modifikasi. Uji kebaikan model dapat menggunakan statistik uji Q

dan atau statistik uji W (Dillon dan Goldstein 1984).

Statistik uji Q :

m

; g 0

Apabila nilai Q = 1 maka model hipotesis awal yang dibuat memadai,

sedangkan jika nilai Q < 1 maka uji kebaikan model dilanjutkan dengan

statistik uji W (Dillon dan Goldstein 1984, Kusnendi 2008). Hipotesis

statistik uji W sebagai berikut (Dillon dan Goldstein 1984):

H0:`model alternatif (model modifikasi) memadai.

H1: model alternatif (model modifikasi) tidak memadai.

Statistik uji W : W = -(n-d) ln Q

dengan n adalah banyaknya pengamatan dan d adalah banyaknya koefisien

lintas yang tidak signifikan pada model awal. Hipotesis nol ditolak jika nilai

W lebih besar dari nilai chi-square ( ) tabel dengan derajat bebas d dan

tingkat kesalahan (α u

m. Membuat diagram lintas secara lengkap dari model yang terpilih.

n. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan

pengaruh total dari model yang sesuai/memadai (model yang terpilih pada

langkah l).

Nilai koefisien lintas

menunjukkan besarnya pengaruh langsung

dari peubah eksogen Xj terhadap peubah endogen Yi. Besarnya pengaruh

tidak langsung dari peubah eksogen terhadap peubah endogen melalui

peubah adalah

(Dillon dan Goldstein 1984). Besarnya

pengaruh total merupakan hasil penjumlahan dari pengaruh langsung dan

pengaruh tidak langsung.

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 150 mahasiswa ini

menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami stres meliputi stres

tingkat ringan sampai tingkat sangat berat pada saat UTS Metode Statistika.

Mahasiswa merupakan kelompok yang rentan terkena stres. Hal ini terlihat dari

banyaknya mahasiswa yang mengalami stres lebih banyak dibandingkan

mahasiswa yang tidak mengalami stres. Persentase tingkat stres mahasiswa yang

menjadi responden dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa

sebanyak 24% dari 150 responden atau sebanyak 36 mahasiswa tidak mengalami

stres dan sisanya sebanyak 76% atau sebanyak 114 mahasiswa mengalami stres

pada berbagai tingkat. Sebanyak 20% atau 30 mahasiswa mengalami stres tingkat

ringan, sebanyak 41% atau 61 mahasiswa mengalami stres tingkat sedang,

sebanyak 14% atau 21 mahasiswa mengalami stres tingkat berat, dan sisanya

sebanyak 1% atau 2 mahasiswa mengalami stres tingkat sangat berat.

Gambar 2 Persentase tingkat stres mahasiswa

Gambar 3 menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang mengalami stres

pada masing-masing departemen amatan. Mahasiswa yang mengalami stres lebih

banyak dibandingkan mahasiswa yang tidak mengalami stres (normal) pada

masing-masing departemen amatan. Sebanyak 78% atau sebanyak 18 mahasiswa

departemen Ilmu Tanah dari 23 mahasiswa yang menjadi responden mengalami

stres sedangkan 5 mahasiswa lainnya tidak mengalami stres. Terdapat 70% atau

sebanyak 26 mahasiswa dari 37 mahasiswa departemen Teknologi Hasil Perairan

yang menjadi responden mengalami stres sedangkan 11 mahasiswa lainnya tidak

mengalami stres. Mahasiswa departemen Geofisika dan Meteorologi yang

mengalami stres sebanyak 23 mahasiswa atau sebanyak 79% dari 29 mahasiswa

yang menjadi responden sedangkan sisanya sebanyak 6 mahasiswa tidak

mengalami stres. Terdapat 47 mahasiswa atau 77% dari 61 mahasiswa Agronomi

dan Hortikultura yang menjadi responden mengalami stres, sisanya sebanyak 14

mahasiswa tidak mengalami stres.

normal

24%

ringan

20% sedang

41%

berat

14%

sangat

berat

1%

12

Gambar 3 Persentase banyaknya mahasiswa yang mengalami stres atau

tidak stres pada tiap departemen

Gambar 4 Persentase banyaknya mahasiswa yang mengalami stres atau

tidak stres pada tiap kelompok IPK

Gambar 4 menunjukkan persentase banyaknya mahasiswa pada masing-

masing kelompok IPK yang mengalami stres lebih banyak dibandingkan

mahasiswa yang tidak mengalami stres (normal). Terdapat 69% atau sebanyak 18

mahasiswa dari 26 mahasiswa yang menjadi responden pada kelompok IPK

kurang dari 2.75 mengalami stres, sedangkan sisanya sebanyak 8 mahasiswa tidak

mengalami stres. Pada kelompok IPK antara 2.75 sampai dengan 3.50 terdapat

84% atau sebanyak 75 mahasiswa dari 89 mahasiswa yang menjadi responden

mengalami stres, sisanya sebanyak 14 tidak mengalami stres. Banyaknya

mahasiswa yang mengalami stres pada kelompok IPK di atas 3.50 sebanyak 60%

atau sebanyak 21 mahasiswa dari 35 mahasiswa yang menjadi responden, sisanya

22 30

21 23

78 70

79 77

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

ITSL THP GFM AGH

Per

senta

se b

anyak

nya

mah

asis

wa

(%)

Departemen

normal

stres

31 16

40

69 84

60

0

20

40

60

80

100

120

IPK < 2.75 2.75 - 3.50 IPK > 3.50

Per

senta

se b

anyak

nya

mah

asis

wa

(%)

IPK

stres

normal

13

14 mahasiswa tidak mengalami stres. Mahasiswa yang mengalami stres paling

banyak memiliki IPK antara 2.75 sampai dengan 3.50 yaitu sebanyak 50% atau

sebanyak 75 mahasiswa dari 150 mahasiswa yang menjadi responden. Adanya

mahasiswa yang mengalami stres pada tiap departemen dan tiap kelompok IPK

menunjukkan bahwa stres dapat dialami oleh semua orang, tidak terkecuali

mahasiswa.

Tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa berbeda-beda, tergantung dari

sikap mahasiswa tersebut dalam menghadapi masalah yang ada. Dengan masalah

yang sama mungkin saja akan mengakibatkan tingkat stres yang berbeda pada

mahasiswa yang satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor penyebab stres pada

mahasiswa antara lain sakit, SKS yang diambil banyak, tugas praktikum dan

kuliah terlalu banyak/berat, masalah keuangan, sulitnya memahami materi kuliah,

sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, kurangnya komunikasi dengan keluarga,

homesick, konflik keluarga, konflik dengan selain keluarga (teman/pacar/rekan

organisasi/dosen), kesibukan pekerjaaan sampingan, kesibukan organisasi,

maupun lingkungan tempat tinggal yang tidak nyaman. Tingkat stres yang dialami

oleh mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat

mempengaruhi nilai UTS Metode Statistika yang diperolehnya. Untuk mengetahui

faktor-faktor yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap nilai UTS

Metode Statistika digunakan analisis lintas.

Analisis Lintas (Path Analysis)

Analisis Lintas Model Awal

Sebelum melakukan analisis lintas, terlebih dahulu dilakukan uji linieritas

pada setiap persamaan sub struktural. Terdapat dua persamaan sub struktural yang

dibangun pada hipotesis awal dengan diagram lintas seperti yang tertera pada

Gambar 1. Ringkasan uji linieritas pada kedua persamaan sub struktural dapat

dilihat pada Lampiran 3. Uji linieritas pada persamaan sub struktural satu

memberikan hasil bahwa semua peubah eksogen kecuali peubah kesibukan

organisasi (X12) memiliki hubungan linier dengan peubah endogen skor stres (Y1)

pada taraf nyata 5%, sehingga peubah kesibukan organisasi (X12) tidak dilibatkan

dalam analisis lintas pada persamaan sub struktural satu. Uji linieritas pada

persamaan sub struktural dua memberikan hasil bahwa semua peubah eksogen

kecuali peubah banyaknya SKS yang diambil (X2) memiliki hubungan linier

dengan peubah endogen nilai UTS Metode Statistika (Y2) pada taraf nyata 5%,

sehingga peubah banyaknya SKS yang diambil (X2) tidak dilibatkan dalam

analisis lintas pada persamaan sub struktural dua.

Persamaan sub struktural satu melibatkan dua belas peubah eksogen berupa

faktor-faktor penyebab stres pada mahasiswa dengan peubah endogen skor stres

(Y1). Hasil analisis lintas yang dilakukan pada persamaan sub struktural satu

memberikan nilai statistik uji F sebesar 3.311 dan nilai p sebesar 0.000. Nilai p

tersebut kurang dari α = 10%, sehingga H0 ditolak yang artinya bahwa minimal

terdapat satu peubah eksogen yang berpengaruh terhadap skor stres (Y1) pada

taraf nyata 10%. Pengujian signifikansi untuk masing-masing koefisien lintas

menggunakan statistik uji t dengan taraf nyata sebesar 30% memberikan hasil

bahwa terdapat lima peubah eksogen yang berpengaruh nyata terhadap skor stres

14

mahasiswa (Y1). Kelima peubah eksogen tersebut adalah banyaknya SKS yang

diambil (X2), tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5), tingkat kesulitan

beradaptasi (X6), jarang komunikasi dengan keluarga (X7), dan konflik dengan

orang lain selain keluarga (X10). Keragaman data yang dapat dijelaskan oleh

model lintas skor stres sebesar 0.225 sedangkan sisanya tidak dapat dijelaskan

oleh model. Nilai R2 tersebut tergolong kecil menunjukkan adanya titik-titik

amatan yang tidak menempel pada garis linier. Koefisien lintas sisaan yang

dihasilkan dari persamaan sub struktural satu sebesar 0.88.

Persamaan sub struktural dua melibatkan lima peubah eksogen dengan

peubah endogen nilai UTS Metode Statistika (Y2). Analisis lintas pada persamaan

struktural dua memberikan nilai statistik uji F sebesar 2.052 dan nilai p sebesar

0.075, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak pada taraf nyata 10% yang

artinya minimal terdapat satu peubah eksogen yang mempengaruhi nilai UTS

Metode Statistika (Y2). Pengujian signifikansi untuk masing-masing koefisien

lintas memberikan hasil bahwa hanya terdapat satu peubah eksogen yang

berpengaruh terhadap nilai UTS Metode Statistika pada taraf nyata 30%, yaitu

tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5). Keragaman data yang dapat

dijelaskan oleh model lintas nilai UTS Metode Statistika sangat kecil yaitu hanya

6.70% sedangkan sisanya tidak dapat dijelaskan oleh model. Koefisien lintas

sisaan model lintas nilai UTS Metode Statistika sebesar 0.97. Ringkasan hasil

analisis lintas pada model awal dapat dilihat pada Lampiran 4.

Analisis lintas memerlukan terpenuhinya asumsi sisaan saling bebas satu

sama lain (tidak ada korelasi antar sisaan). Asumsi sisaan saling bebas dapat

dilihat dari plot antara sisaan dengan urutan pengamatan. Plot antara sisaan

dengan urutan pengamatan yang dihasilkan pada persamaan sub struktural satu

maupun persamaan sub struktural dua menggambarkan tebaran titik-titik yang

tidak berpola sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan saling bebas.

Pada kasus penelitian ini analisis lintas tidak dapat dilanjutkan karena hasil

analisis lintas pada model awal menunjukkan tidak ada pengaruh dari peubah skor

stres (Y1) terhadap peubah nilai UTS Metode Statistika (Y2). Hasil yang diperoleh

tidak sesuai dengan teori Oxington (2008) yang menyatakan bahwa stres dapat

menyebabkan penurunan akademik. Hal tersebut mungkin terjadi karena garis

regresi linier yang dihasilkan dari peubah skor stres (Y1) dengan peubah nilai UTS

Metode Statistika (Y2) hampir mendatar, sehingga perubahan dari skor stres (Y1)

tidak mempengaruhi nilai UTS Metode Statistika (Y2). Oleh sebab itu perlu

dilakukan pemeriksaan terhadap data skor stres (Y1) dan nilai UTS Metode

Statistika (Y2).

Pemeriksaan dan Penanganan Data Langkah pertama yang dilakukan untuk memeriksa data skor stres (Y1) dan

nilai UTS Metode Statistika (Y2) adalah dengan melakukan eksplorasi data

dengan cara melihat plot antara peubah skor stres (Y1) dengan peubah nilai UTS

Metode Statistika (Y2). Selain itu dibuat juga garis regresi linier dari regresi antara

Y1 dengan Y2 untuk memeriksa adanya pengaruh dari skor stres (Y1) terhadap

nilai UTS Metode Statistika (Y2). Lampiran 5 menunjukkan garis regresi linier

yang diperoleh dari regresi antara skor stres (Y1) dengan nilai UTS Metode

Statistika (Y2) hampir mendatar. Hal tersebut mengindikasikan pengaruh yang

sangat kecil dari skor stres (Y1) terhadap nilai UTS Metode Statistika (Y2)

15

sehingga pengaruhnya tidak terlihat. Tebaran data pada plot antara skor stres (Y1)

dengan nilai UTS Metode Statistika (Y2) terlihat cukup lebar. Selain itu terlihat

ada titik-titik yang letaknya jauh dari kumpulan titik-titik lain. Hal tersebut

mengindikasikan adanya pencilan pada data tersebut. Adanya titik-titik yang

letaknya jauh tersebut dikhawatirkan data memiliki lebih dari satu model regresi.

Untuk mengetahui pola data secara umum maka dibuatlah model regresi linier

dari data yang dianggap mewakili sebagian besar pola titik-titik amatan yang tidak

mengandung pencilan.

Terdapat 125 data dari keseluruhan data yang tidak mengandung pencilan.

Data tersebut digunakan untuk menduga pola umum dari keseluruhan data dengan

cara membuat model regresi linier antara peubah skor stres (Y1) dengan peubah

nilai UTS Metode Statistika (Y2) data yang tidak mengandung pencilan. Model

regresi linier yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada lampiran 6

menunjukkan garis regresi linier condong ke kiri, artinya ada hubungan linier

negatif antara Y1 dengan Y2. Model regresi linier yang dihasilkan digunakan

untuk menduga nilai UTS Metode Statistika (Y2 duga) dari keseluruhan data yang

kemudian digunakan untuk menduga nilai sisaannya.

Keragaman sisaan keseluruhan data dapat dilihat dari plot antara Y2 duga

dengan sisaannya. Plot keragamaan sisaan yang dihasilkan pada Lampiran 7

menunjukkan lebar pita sisaan tidak sama yang mengindikasikan keragaman

sisaan yang tidak homogen. Data yang tidak digunakan untuk membuat model

(data yang mengandung pencilan) memiliki keragaman sisaan yang lebih besar

dibandingkan dengan keragaman sisaan data yang digunakan untuk membuat

model regresi linier (data yang tidak mengandung pencilan). Data yang

mengandung pencilan sebanyak 25 data dan menghasilkan keragaman sisaan

sebesar 595.36. Data yang tidak mengandung pencilan menghasilkan keragaman

sisaan sebesar 153.

Agar semua data tetap dapat digunakan dalam analisis lintas ini maka

dilakukan penanganan data yang mengandung pencilan dengan cara pembobotan.

Data Y2 yang memiliki ragam sisaan lebih besar diberikan bobot yang lebih kecil

dibandingkan data lainnya. Nilai Y2 data yang digunakan untuk membuat model

regresi linier (125 data) diberikan bobot satu, sedangkan data yang mengandung

pencilan (25 data) diberikan bobot 0.507. Angka 0.507 tersebut diperoleh dari

perbandingan antara simpangan baku sisaan dari 125 data ( 1) dengan simpangan

baku sisaan dari 25 data ( 2). Simpangan baku sisaan merupakan akar dari ragam

sisaannya.

Setelah dilakukan penanganan terhadap data, dilakukan pemeriksaan lagi

terhadap data Y1 dan Y2 yang telah diboboti (wY2). Lampiran 8 memperlihatkan

garis regresi linier yang dihasilkan dari regresi antara peubah Y1 dengan Y2 yang

telah diboboti (wY2) adalah linier negatif. Hal tersebut mengindikasikan adanya

pengaruh dari skor stres (Y1) terhadap nilai UTS Metode Statistika yang diboboti

(wY2) dan sudah sesuai teori yang dikemukakan Oxington (2008) bahwa stres

dapat menyebabkan penurunan akademik. Selain itu keragaman sisaan yang

dihasilkan pun sudah homogen yang mengindikasikan tidak adanya pencilan. Hal

tersebut dapat dilihat dari tidak adanya pola yang terbentuk pada plot antara wY2

duga dengan sisaannya dan lebar pitanya sama (Lampiran 9). Selanjutnya

dilakukan analisis lintas kembali dengan data peubah nilai UTS Metode Statistika

yang telah diboboti (wY2).

16

Analisis Lintas Model Awal Terboboti

Setelah melakukan penanganan data, dilakukan analisis ulang pada model

lintas awal dengan data peubah nilai UTS Metode Statistika yang telah diboboti

(wY2). Hasil pendugaan dan pengujian koefisien lintas pada persamaan sub

struktural satu model awal terboboti sama dengan model awal sebelum diboboti,

sedangkan pada persamaan sub struktural dua dilakukan pendugaan dan pengujian

koefisien lintas lagi karena melibatkan data Y2 yang telah diboboti (wY2).

Sebelum melakukan pendugaan dan pengujian koefisien lintas pada persamaan

sub struktural dua, terlebih dahulu dilakukan uji linieritas pada peubah-peubah

yang terlibat dalam persamaan tersebut. Uji linieritas pada persamaan sub

struktural dua memberikan hasil bahwa semua peubah eksogen kecuali peubah

banyaknya SKS yang diambil (X2) memiliki hubungan linier dengan peubah

endogen nilai UTS Metode Statistika yang telah diboboti (wY2) pada taraf nyata

5% sehingga peubah banyaknya SKS yang diambil (X2) tidak dilibatkan dalam

analisis.

Persamaan sub struktural dua melibatkan lima peubah eksogen dengan

peubah endogen nilai UTS Metode Statistika yang telah diboboti (wY2). Analisis

lintas pada persamaan sub struktural dua menghasilkan nilai statistik uji F sebesar

6.471 dan nilai p dari statistik uji F sebesar 0.000, sehingga dapat disimpulkan H0

ditolak pada taraf nyata 10% yang artinya minimal terdapat satu peubah eksogen

yang mempengaruhi nilai UTS Metode Statistika (wY2). Pengujian signifikansi

masing-masing koefisien lintas dengan statistik uji t memberikan hasil bahwa

hanya terdapat dua peubah eksogen yang berpengaruh terhadap nilai UTS Metode

Statistika (wY2) pada taraf nyata 30%. Kedua peubah eksogen tersebut adalah

skor stres (Y1) dan tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5). Keragaman

data yang dapat dijelaskan oleh model lintas nilai UTS Metode Statistika (wY2)

sebesar 0.183 dengan koefisien lintas sisaan sebesar 0.90. Ringkasan hasil analisis

pada model awal terboboti dapat dilihat pada Lampiran 11.

Plot antara sisaan dengan urutan pengamatan yang dihasilkan pada

persamaan sub struktural dua menggambarkan tebaran titik-titik yang tidak

berpola, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi sisaan saling bebas terpenuhi.

Model awal yang dihipotesiskan memiliki koefisien determinasi (R2) gabungan

sebesar 0.367, artinya keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model awal

sebesar 36.7%, sedangkan sisanya sebesar 63.3% dijelaskan oleh faktor lain yang

tidak dimasukkan ke dalam model. Analisis lintas model dengan data Y2 yang

telah diboboti (wY2) memberikan nilai statistik uji F dan koefisien determinasi

(R2) yang lebih besar dibandingkan analisis lintas model dengan data Y2 sebelum

diboboti. Hal tersebut menunjukkan model yang dibangun pada saat penanganan

data sudah cukup baik.

Pengujian signifikansi masing-masing koefisien lintas pada persamaan sub

struktural satu maupun persamaan sub struktural dua menunjukkan adanya

beberapa peubah eksogen yang tidak berpengaruh terhadap masing-masing

peubah endogennya. Oleh sebab itu model lintas awal perlu diperbaiki, artinya

perlu dilakukan modifikasi model. Model modifikasi dibuat untuk mendapatkan

model lintas yang lebih baik dalam menjelaskan data. Setelah dibuat diagram

lintas dari model modifikasi, dilanjutkan dengan pengujian dan pendugaan

koefisien lintas pada model modifikasi tersebut.

17

Analisis Lintas Model Modifikasi Terboboti Model modifikasi yang terbentuk memiliki dua persamaan sub struktural.

Persamaan sub struktural satu pada model modifikasi melibatkan peubah endogen

skor stres (Y1) dengan lima peubah eksogen, sedangkan persamaan sub struktural

dua melibatkan peubah endogen nilai UTS Metode Statistika (wY2) dengan dua

peubah eksogen. Statistik uji F pada persamaan sub struktural satu maupun

persamaan sub struktural dua memberikan hasil bahwa minimal terdapat satu

peubah eksogen yang berpengaruh terhadap peubah endogen skor stres (Y1) dan

peubah endogen nilai UTS Metode Statistika (wY2) pada taraf nyata 10%. Uji

signifikansi masing-masing koefisien lintas dengan statistik uji t pada persamaan

sub struktural satu memberikan hasil terdapat satu peubah eksogen yang tidak

berpengaruh terhadap nilai skor stres (Y1) pada taraf nyata 30% yaitu peubah

jarang komunikasi dengan keluarga (X7). Uji signifikansi masing-masing

koefisien lintas pada persamaan sub struktural dua dengan statistik uji t

memberikan hasil semua peubah eksogen yang terlibat dalam persamaan sub

struktural dua berpengaruh terhadap nilai UTS Metode Statistika (wY2) pada taraf

nyata 10%.

Karena koefisien lintas peubah eksogen jarang komunikasi dengan keluarga

(X7) tidak berpengaruh terhadap skor stres (Y1) maka dilakukan kembali analisis

pada persamaan sub struktural satu tanpa peubah jarang komunikasi dengan

keluarga (X7). Analisis kembali pada persamaan sub struktural satu memberikan

hasil bahwa semua peubah eksogen yang terlibat dalam persamaan sub struktural

satu tersebut berpengaruh terhadap skor stres (Y1) pada taraf nyata 20%. Peubah-

peubah eksogen tersebut adalah banyaknya SKS yang diambil (X2), tingkat

kesulitan memahami materi kuliah (X5), tingkat kesulitan beradaptasi (X6), dan

konflik dengan orang lain selain keluarga (X10). Koefisien determinasi persamaan

sub struktural satu dari model modifikasi terboboti sebesar 0.195 dengan koefisien

lintas sisaan sebesar 0.89, sedangkan persamaan sub struktural dua dari model

modifikasi terboboti memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 0.175 dengan

koefisien lintas sisaan sebesar 0.91. Ringkasan hasil analisis lintas pada model

modifikasi terboboti dapat dilihat pada Lampiran 12.

Asumsi sisaan saling bebas dari persamaan sub struktural satu dan

persamaan sub struktural dua dari model modifikasi terpenuhi karena tebaran plot

sisaan dengan urutan pengamatannya tidak membentuk pola. Keragaman data

yang dapat dijelaskan oleh model modifikasi sebesar 0.336 artinya model

modifikasi dapat menjelaskan keragaman data sebesar 33.6%, sisanya sebesar

66.4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.

Untuk memutuskan model yang terbaik antara model awal terboboti dan

model modifikasi terboboti dilakukan pengujian ketepatan model dengan

menggunakan statistik uji Q. Nilai statistik uji Q yang diperoleh sebesar 0.95

bernilai kurang dari satu, sehingga pengujian ketepatan model dilanjutkan dengan

statistik uji W. Nilai statistik uji W yang diperoleh sebesar 7.08 lebih kecil dari

nilai 2

tabel dengan derajat bebas 11 dan taraf nyata 10% yaitu 17.27, artinya model

modifikasi yang dibentuk lebih baik (lebih sesuai) dibandingkan model awal.

Diagram lintas dari model yang terpilih (model modifikasi terboboti) dapat dilihat

pada Gambar 5. Model dugaan dari persamaan sub struktural satu dan persamaan

sub struktural dua dari model modifikasi terboboti sebagai berikut :

18

Persamaan sub struktural 1: - 0 0 0 0 0 0

Persamaan sub struktural 2: -0 - 0 0

Gambar 5 Diagram lintas model modifikasi terboboti

Besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total

antar peubah dihitung dari model terpilih (model modifikasi terboboti). Besarnya

pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total terhadap masing-

masing peubah endogen yaitu skor stres (Y1) dan nilai UTS Metode Statistika

(wY2) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Besar pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total

terhadap skor stres dan nilai UTS Metode Statistika pada model

modifikasi terboboti

Pengaruh

peubah

Pengaruh

langsung

Pengaruh tidak

langsung melalui Y1 Pengaruh total

Y1 ← 2 -0.102 - -0.102

Y1 ← 5 0.147 - 0.147

Y1 ← 6 0.271 - 0.271

Y1 ← 10 0.238 - 0.238

wY2 ← 1 -0.268 - -0.268

wY2 ← 2 - 0.027 0.027

wY2 ← 5 -0.261 -0.039 -0.300

wY2 ← 6 - -0.073 -0.073

wY2 ← 10 - -0.064 -0.064

Tinggi rendahnya skor stres (Y1) dipengaruhi langsung oleh banyaknya SKS

yang diambil (X2), tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5), tingkat

kesulitan beradaptasi (X6) dan konflik dengan orang lain selain keluarga (X10).

Peubah tingkat kesulitan beradaptasi (X6) memberikan pengaruh langsung paling

besar terhadap skor stres (Y1) yaitu sebesar 0.271, artinya jika peubah lain

dianggap tetap (konstan) maka setiap kenaikan satu simpangan baku pada tingkat

kesulitan beradaptasi (X6) secara rata-rata akan meningkatkan skor stres (Y1)

X2

X5

X6

-0.261

0.271

0.147

X10 0.238 0.91

wY2

Y1

0.89

-0.268

-0.102

19

sebesar 0.271 satuan simpangan baku Y1. Semakin sulit seseorang beradaptasi

dengan lingkungan baru akan meningkatkan skor stresnya. Konflik dengan orang

lain selain keluarga (X10) juga memberikan pengaruh langsung yang cukup besar

terhadap skor stres (Y1) yaitu sebesar 0.238, artinya jika peubah lain dianggap

tetap (konstan) maka setiap kenaikan satu simpangan baku pada peubah konflik

dengan orang lain selain keluarga (X10) secara rata-rata akan meningkatkan skor

stres (Y1) sebesar 0.271 satuan simpangan baku Y1. Semakin berat konflik dengan

orang lain selain keluarga yang dialami mahasiswa akan meningkatkan skor

stresnya. Tingkat kesulitan memahami materi kuliah memberikan pengaruh

langsung terhadap skor stres sebesar 0.147, artinya jika peubah lain dianggap tetap

(konstan) maka setiap kenaikan satu simpangan baku pada peubah tingkat

kesulitan memahami materi kuliah (X5) secara rata-rata akan meningkatkan skor

stres (Y1) sebesar 0.147 satuan simpangan baku Y1.

Tinggi rendahnya nilai UTS Metode Statistika dipengaruhi secara langsung

oleh skor stres (Y1) dan tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5). Pengaruh

yang diberikan oleh kedua peubah eksogen tersebut menunjukkan nilai negatif

artinya peningkatan kedua peubah eksogen tersebut akan menurunkan nilai UTS

Metode Statistika (wY2). Nilai UTS Metode Statistika (wY2) dipengaruhi secara

langsung paling besar oleh skor stres (Y1) sebesar -0.268, artinya jika peubah lain

dianggap tetap (konstan) maka setiap kenaikan satu simpangan baku pada skor

stres (Y1) secara rata-rata akan menurunkan nilai UTS Metode Statistika (wY2)

sebesar 0.268 satuan simpangan baku wY2. Tingkat kesulitan memahami materi

kuliah (X5) memberikan pengaruh langsung terhadap nilai UTS Metode Statistika

(wY2) sebesar -0.261, artinya jika peubah lain dianggap tetap (konstan) maka

setiap kenaikan satu simpangan baku pada tingkat kesulitan memahami materi

kuliah (X5) secara rata-rata akan menurunkan nilai UTS Metode Statistika (wY2)

sebesar 0.261 satuan simpangan baku wY2. Tinggi rendahnya nilai UTS Metode

Statistika (wY2) juga dipengaruhi secara tidak langsung oleh banyaknya SKS

yang diambil (X2) sebesar 0.027, tingkat kesulitan beradaptasi (X6) sebesar -0.073,

dan konflik dengan orang lain selain keluarga (X10) sebesar -0.064 melalui peubah

skor stres (Y1). Pengaruh peubah-peubah tersebut tergolong sangat kecil. Tingkat

kesulitan memahami materi kuliah (X5) selain memberikan pengaruh langsung

terhadap nilai UTS Metode Statistika (wY2) juga memberikan pengaruh tidak

langsung terhadap nilai UTS Metode Statistika (wY2) melalui skor stres (Y1)

sebesar -0.039. Pengaruh total yang diberikan oleh tingkat kesulitan memahami

materi kuliah (X5) terhadap nilai UTS Metode Statistika (wY2) merupakan

penjumlahan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung peubah X5 terhadap

wY2 yaitu sebesar -0.300.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 150 mahasiswa yang menjadi

responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa

mengalami stres meliputi stres tingkat ringan sampai tingkat sangat berat pada

20

saat UTS Metode Statistika. Terdapat 114 mahasiswa yang menjadi responden

mengalami stres sedangkan sisanya sebanyak 36 mahasiswa tidak mengalami stres.

Banyaknya mahasiswa yang mengalami stres pada masing-masing departemen

amatan lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengalami stres

(normal). Persentase banyaknya mahasiswa pada masing-masing kelompok IPK

yang mengalami stres lebih banyak dibandingkan mahasiswa yang tidak

mengalami stres (normal). Mahasiswa yang mengalami stres paling banyak

memiliki IPK antara 2.75 sampai dengan 3.50. Adanya mahasiswa yang

mengalami stres pada tiap departemen dan tiap kelompok IPK tersebut

menunjukkan bahwa mahasiswa merupakan kelompok yang rentan terkena stres.

Tinggi rendahnya skor stres mahasiswa dipengaruhi langsung oleh

banyaknya SKS yang diambil (X2) sebesar -0.102, tingkat kesulitan memahami

materi kuliah (X5) sebesar 0.147, tingkat kesulitan beradaptasi (X6) sebesar 0.271,

dan konflik dengan orang lain selain keluarga (X10) sebesar 0.238. Faktor

penyebab stres yang memberikan pengaruh langsung paling besar terhadap skor

stres adalah tingkat kesulitan beradaptasi (X6). Tinggi rendahnya nilai UTS

Metode Statistika dipengaruhi langsung oleh skor stres (Y1) sebesar -0.268 dan

tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5) sebesar -0.261. Peningkatan kedua

faktor tersebut akan menurunkan nilai UTS Metode Statistika (wY2). Nilai UTS

Metode Statistika (wY2) dipengaruhi langsung paling besar oleh skor stres (Y1).

Tinggi rendahnya nilai UTS Metode Statistika secara tidak langsung juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab stres yaitu banyaknya SKS yang diambil

(X2), tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5), tingkat kesulitan beradaptasi

(X6), dan konflik dengan orang lain selain keluarga (X10) melalui peubah skor

stres (Y1) walaupun pengaruhnya sangat kecil. Model terpilih yang digunakan

adalah model alternatif dengan nilai koefisien determinasi (R2) gabungan sebesar

0.336, artinya keragaman yang dapat dijelaskan oleh model alternatif sebesar

33.6% sedangkan sisanya sebesar 66.4% dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

Saran

Penelitian disarankan untuk memperluas objek penelitian meliputi seluruh

mata kuliah dari berbagai departemen dan berbagai tingkat mahasiswa sehingga

memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai tingkat stres yang dialami

mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. KBBI. Jakarta : Balai Pustaka.

Dillon WR, Goldstein M. 1984. Multivariate Analysis Methods and Application.

New York (US): John Wiley&Sons Inc.

Duncan OD. 1966. Path Analysis : Sociological Examples. The American Journal

of Sociology [internet]. [diunduh 1 Mar 2014]; Vol 72(1):1-16. Tersedia

pada:http://personal.psc.isr.umich.edu/yuxie-web/files/demtech/Duncan

1966.pdf.

21

Gall MD, Gall JP, Borg WR. 2003. Educational Research An Introduction,

Seventh Edition.USA : Pearson Education, Inc.

Greenberg JS. 2002. Comprehensive Stress Management Seventh Edition. New

York (US): McGraw-Hill.

Hardiono BT. 2008. Analisis Karakteristik Sosial-Ekonomi dan Psikologi serta

Hubungannya dengan Perilaku Belajar dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Bekerja (Studi kasus pada mahasiswa IPB yang Berbisnis Multi Level

Marketing) [tesis]. Bogor (ID) : Program Studi Gizi Masyarakat dan

Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hernawati N. 2006. Tingkat Stres dan Strategi Koping Menghadapi Stres pada

Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Tahun Akademik 2005/2006.J Ilmu

Pertanian Indonesia. Vol 11(2):43-49. [IPB] Institut Pertanian Bogor. 2010. Panduan Program Pendidikan Sarjana.

Bogor (ID): IPB.

Johnson RA, Wichern DW. 1998. Applied Multivariate Statistical Analysis,

Fourth Edition. New Jersey (US) : Prentice Hall, Inc.

Joreskog KG, Sorbom D. 1993. Lisrel 8: Structural Equation Modeling with the

SIMPLIS Command Language. USA : Scientific Software International, Inc.

Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampel

dengan LISREL. Bandung (ID) : Alfabeta.

Lovibond SH, Lovibond Pf. 1995. Psychometric Properties of Depression Anxiety

Stress Scale 42 (DASS 42) [internet]. [diunduh20 Des 2013]. Tersedia

pada:http://www.psy.unsw.edu.au/groups/dass. Oxington KV. 2008. Psychology of Stress. New York (US): Nova Science

Publishers.

Sarafino EP. 1990. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. US : John

Wiley & Sons.

Scheaffer RL, Mendelhall III W, Ott RL. 1990. Elementary Survey Sampling

Fourth Edition. Boston (US): PWS-KENT Publishing Company.

Soewondo S. 2012. Stres, Manajemen Stres, dan Relaksasi Progresif. Jakarta (ID):

LPSP3 Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung

(ID): Alfabeta.

Suryabrata S. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada.

22

Lampiran 1 Kuesioner penelitian

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN NILAI UTS MATA

KULIAH METODE STATISTIKA (Studi Kasus : Mahasiswa IPB yang

Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada Semester Genap

Tahun Ajaran 2013/2014)

Tanggal : ........... April 2014 No. Kuesioner: ...............

Saya, Septian Dewi Hartanti mahasiswi Statistika IPB angkatan 47,

memohon kesediaan rekan-rekan untuk menjadi salah satu responden dalam

penelitian saya dan menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini dengan

benar dan jujur. Atas partisipasi Anda, saya ucapkan terima kasih.

A. PROFIL RESPONDEN

Petunjuk pengisian:Berilah tanda silang pada salah satu pilihan

jawabandan isilah titik-titik pertanyaan 1, 2, 3, 4, 7, 9. 1. Nama : ................................................

2. NRP :

3. Departemen : ...............................................

4. No. HP : ...............................................

5. Jenis kelamin : [1] Laki-laki [2] Perempuan

6. Asal daerah : [1] Jabodetabek [3] Luar Pulau Jawa

[2] Pulau Jawa (Non Jabodetabek)

7. IPK terakhir : ..............................................

8. Besar pendapatan/bulan (kiriman orangtua dan pendapatan pribadi apabila

telah bekerja) :

[1] 500ribu [3] 1.000.001-2juta

[2] 500ribu – 1juta [4] > 2juta

9. Apakah Anda memperoleh beasiswa semester ini?

[1] Ya, besarnya per bulan : Rp................... [2] Tidak

10. Jumlah SKS yang Anda ambil pada semester ini : ........ SKS

B. FAKTOR-FAKTOR

Petunjuk pengisian: Berilah tanda silang pada salah satu pilihan jawaban

yang dianggap paling sesuai dengan kondisi Anda dalam 1 minggu terakhir.

1. Apakah Anda sedang sakit atau mengalami cidera?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah sakit/cidera yang Anda rasakan?

23

2. Apakah Anda merasa tugas yang diberikan dalam kuliah/praktikum terlalu

banyak dan berat?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah Anda merasa bahwa tugas yang diberikan

dalam kuliah/praktikum terlalu banyak dan berat?

3. Apakah Anda sedang mengalami kesulitan ekonomi/masalah keuangan?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah Anda merasa mengalami kesulitan

ekonomi/masalah keuangan?

4. Apakah Anda merasa kesulitan dalam memahami materi kuliah?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah Anda merasa kesulitan memahami materi

kuliah?

5. Apakah Anda merasa sulit beradaptasi dengan lingkungan baru?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah Anda merasa sulit beradaptasi dengan

lingkungan baru?

6. Apakah Anda kost/kontrak?

[1] Tidak [2] Ya

7. Apakah Anda jarang komunikasi dengan keluarga?

[1] Ya [2] Tidak

Jika Ya, pada level berapakah Anda jarang berkomunikasi dengan keluarga?

8. Apakah Anda sering merasa homesick (merasa ingin pulang/rindu rumah)?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, menurut Anda bagaimana tingkat homesick yang Anda rasakan?

9. Apakah Anda sedang memiliki konflik atau masalah dengan keluarga?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, menurut Anda bagaimana tingkat keseriusan konflik/masalah

dengan keluarga yang sedang Anda hadapi?

10.Apakah Anda memiliki konflik atau masalah dengan teman/pacar/rekan

organisasi/kepanitiaan/rekan kerja/Dosen Anda?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, menurut Anda bagaimana tingkat keseriusan konflik/masalah

dengan teman/rekan organisasi/kepanitiaan/rekan kerja/Dosen yang sedang

Anda hadapi?

24

11.Apakah Anda bekerja part time (misal: mengajar bimbel/asprak/berjualan

dll) semester ini?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah kesibukan untuk bekerja yang Anda jalani di

semester ini?

12.Apakah saat ini Anda mengikuti organisasi kampus maupun nonkampus

atau kepanitiaan?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah waktu yang Anda gunakan untuk

mengerjakan tugas-tugas organisasi/ kepanitiaan yang Anda ikuti?

13.Apakah Anda merasa tidak nyaman dengan kondisi lingkungan

kosan/kontrakan Anda (kondisi lingkungan rumah bagi yang tidak kos/tidak

kontrak)?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah Anda merasa tidak nyaman dengan kondisi

lingkungan kosan/kontrakan Anda (kondisi lingkungan rumah bagi yang

tidak kos/kontrak)?

C. Berilah tanda silang salah satu pilihan jawaban pada setiap pernyataan

yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan Anda dalam 1 minggu

terakhir. Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu dalam memilih

jawaban untuk setiap pernyataan.

0 : Tidak pernah terjadi. 2 : Kadang-kadang terjadi.

1 : Jarang terjadi. 3 : Sering terjadi.

No Pernyataan Pilihan Jawaban

1 Saya menemukan diri saya menjadi

marah/kecewa karena hal-hal sepele. 0 1 2 3

2 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap

suatu situasi. 0 1 2 3

3 Saya merasa sulit untuk bersantai. 0 1 2 3

4 Saya menemukan diri saya mudah merasa

kesal. 0 1 2 3

5 Saya merasa bahwa saya telah menghabiskan

banyak energi untuk cemas. 0 1 2 3

6 Saya menemukan diri saya menjadi tidak

sabar ketika mengalami penundaan

(misalnya: kemacetan lalu lintas, menunggu

sesuatu).

0 1 2 3

7 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung. 0 1 2 3

25

8 Saya merasa sulit untuk beristirahat/susah

tidur. 0 1 2 3

9 Saya merasa bahwa saya sangat mudah

marah. 0 1 2 3

10 Saya merasa sulit untuk tenang setelah

sesuatu membuat saya kesal. 0 1 2 3

11 Saya merasa sulit untuk sabar dalam

menghadapi gangguan terhadap hal yang

sedang saya lakukan.

0 1 2 3

12 Saya berada dalam kecemasan/was-was 0 1 2 3

13 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang

menghalangi saya untuk menyelesaikan

sesuatu yang sedang saya lakukan.

0 1 2 3

14 Saya menemukan diri saya mudah gelisah. 0 1 2 3

Lampiran 2 Uji validitas dan reliabilitas kuesioner bagian C

Item Corrected Item-

Total Correlation

Valid/ tidak

valid

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Reliabel/ tidak

reliabel

C1 0.488 valid 0.835 reliabel

C2 0.455 valid 0.837 reliabel

C3 0.290 valid 0.848 reliabel

C4 0.628 valid 0.826 reliabel

C5 0.497 valid 0.835 reliabel

C6 0.364 valid 0.843 reliabel

C7 0.590 valid 0.829 reliabel

C8 0.315 valid 0.847 reliabel

C9 0.642 valid 0.826 reliabel

C10 0.650 valid 0.825 reliabel

C11 0.643 valid 0.827 reliabel

C12 0.520 valid 0.833 reliabel

C13 0.260 valid 0.848 reliabel

C14 0.524 valid 0.833 reliabel

26

Lampiran 3 Hasil uji linieritas persamaan sub struktural satu dan persamaan sub

struktural dua data awal

Peubah Nilai p uji linieritas

Y1*X1 0.420

Y1*X2 0.162

Y1*X3 0.078

Y1*X4 0.128

Y1*X5 0.466

Y1*X6 0.889

Y1*X7 0.652

Y1*X8 0.250

Y1*X9 0.232

Y1*X10 0.329

Y1*X11 0.653

Y1*X12 0.015a

Y1*X13 0.975

Y2*X1 0.649

Y2*X2 0.000a

Y2*X3 0.872

Y2*X5 0.678

Y2*X11 0.264

Y2*Y1 0.283 a tidak linier pada taraf nyata 5%

27

Lampiran 4 Hasil uji signifikansi koefisien lintas parsial model awal

Persamaan

sub struktural Model Koef. beta t hit Sig. t

1 X1 0.067 0.855 0.394

X2 - 0.119 -1.398 0.164**

X3 0.063 0.739 0.461

X4 -0.011 -0.138 0.890

X5 0.122 1.494 0.137**

X6 0.254 3.156 0.002*

X7 0.088 1.082 0.281**

X8 0.061 0.721 0.472

X9 -0.022 -0.277 0.782

X10

0.238 3.033 0.003*

X11

0.034 0.428 0.669

X13

0.084 1.024 0.308

2 X1 0.069 0.854 0.395

X3 0.011 0.130 0.896

X5 -0.253 -2.963 0.004*

X11

0.439 0.439 0.661

Y1 0.043 0.511 0.610

*signifikan pada taraf nyata 10%

**signifikan pada taraf nyata 30%

28

Lampiran 5 Plot antara Y2 dengan Y1 data asli

Lampiran 6 Plot antara Y2 dengan Y1 yang digunakan untuk membuat persamaan

regresi linier dugaan (Plot mY2 dengan mY1)

Persamaan regresi linier dengan 125 data : mY2 = 58,9 - 0,403 mY1

35302520151050

100

90

80

70

60

50

40

30

20

Y1

Y2

Plot Y2 dengan Y1

35302520151050

80

70

60

50

40

30

mY1

mY

2

Plot mY2 dengan mY1

29

Lampiran 7 Plot antara sisaan dengan Y2 duga yang diperoleh dari persamaan

regresi linier 125 data

Lampiran 8 Plot antara Y2 yang telah diboboti (wY2) dengan Y1

57,555,052,550,047,545,0

50

40

30

20

10

0

-10

-20

-30

Y2 duga

sis

aa

n

0

Plot sisaan dengan Y2 duga

35302520151050

90

80

70

60

50

40

30

Y1

wY

2

Plot wY2 dengan Y1

Ragam

besar

30

Lampiran 9 Plot antara wY2 duga dengan sisaannya hasil dari regresi antara wY2

dengan Y1

Lampiran 10 Hasil uji linieritas persamaan sub struktural dua dengan data Y2

yang telah diboboti (wY2)

Peubah Signifikansi uji linieritas

wY2*X1 0.663

wY2*X2 0.013a

wY2*X3 0.089

wY2*X5 0.301

wY2*X11 0.693

wY2*Y1 0.308 atidak linier pada taraf nyata 5%

6055504540

30

20

10

0

-10

-20

-30

wY2 duga

sis

aa

n

Plot sisaan dengan wY2 duga

31

Lampiran 11 Hasil uji signifikansi koefisien lintas parsial model awal terboboti

Persamaan

sub struktural Model Koef. beta t hit Sig. t

1 X1 0.067 0.855 0.394

X2 - 0.119 -1.398 0.164**

X3 0.063 0.739 0.461

X4 -0.011 -0.138 0.890

X5 0.122 1.494 0.137**

X6 0.254 3.156 0.002*

X7 0.088 1.082 0.281**

X8 0.061 0.721 0.472

X9 -0.022 -0.277 0.782

X10

0.238 3.033 0.003*

X11

0.034 0.428 0.669

X13

0.084 1.024 0.308

2 X1 0.059 0.783 0.435

X3 -0.049 -0.635 0.527

X5 -0.252 -3.155 0.002*

X11

0.720 0.720 0.473

Y1 0.264 -3.384 0.001*

*signifikan pada taraf nyata 10%

**signifikan pada taraf nyata 30%

Lampiran 12 Hasil uji signifikansi koefisien lintas parsial model modifikasi

terboboti

Persamaan

sub struktural Model Koef. beta t hit Sig. t

1 X2 -0.102 -1.366 0.174**

X5 0.147 1.900 0.059*

X6 0.271 3.565 0.000*

X10 0.238 3.133 0.002*

2 X5 -0.261 -3.466 0.001*

Y1 -0.268 -3.372 0.001*

*signifikan pada taraf nyata 10%

**signifikan pada taraf nyata 20%

32

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pati pada tanggal 5 September 1992. Penulis

merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari ayah bernama Himawan

Wahyu Widodo dan ibu bernama Sri Sulastri. Tahun 2004 penulis lulus dari SD

Negeri Pati Lor 03 dan tahun 2007 lulus dari SMP Negeri 2 Pati. Penulis lulus

dari SMA Negeri 1 Pati pada tahun 2010. Penulis diterima di Departemen

Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB pada tahun

2010 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Penulis pernah mengikuti beberapa kepanitiaan selama mengikuti

perkuliahan di IPB, antara lain menjadi staf divisi Medis MPKMB pada tahun

2011, staf divisi dana usaha Statistika Ria pada tahun 2012, dan staf divisi dana

usaha Kompetisi Statistika Junior tahun 2013. Penulis juga aktif pada organisasi

daerah mahasiswa Pati sebagai bendahara umum periode 2011-2012. Penulis

berkesempatan untuk mengikuti praktik lapang di Perum Bulog Divisi Regional

Jawa Tengah pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013.