analisis framing pemberitaan revitalisasi kawasan...
TRANSCRIPT
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN
REVITALISASI KAWASAN LUAR BATANG PADA
MEDIA ONLINE
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ISNA RIFKA SRI RAHAYU
NIM: 1112051100010
KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Maret 2017
Isna Rifka Sri Rahayu
i
ABSTRAK
Isna Rifka Sri RahayuANALISIS FRAMING PEMBERITAAN REVITALISASI KAWASAN LUAR BATANG PADA MEDIA ONLINE
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan merevitalisasi kawasan Pasar Ikan, Kampung Akuarium, dan Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara. Ketiga daerah ini menjadi sorotan publik karena kawasan tersebut terkenal dengan pemukiman kumuhnya. Banyak spekulasi yang berkembang di masyarakat seputar revitalisasi ini, tentunya dipengaruhi oleh berita-berita yang muncul di media massa. Tak terkecuali media online yang memiliki keunggulan dalam kecepatan untuk mengupdate berita dibandingkan media konvensional.
Dari penjabaran di atas, peneliti memiliki pertanyaan penelitian mengenai bagaimana perbandingan pembingkaian pemberitaan revitalisasi kawasan Luar Batang pada Republika.co.id dan Detik.com. Maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara Republika.co.id dan Detik.com dalam membingkai pemberitaan ini.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Menurut pandangan kosntruktivis, media bukanlah sekedar saluran yang bebas tetapi ia juga subjek yang mengkonstruksi realitassesuai dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Data temuan dianalisis dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teks berita dianalisis menggunakan model framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki yang memiliki empat struktur dalam menganalisis yaitu, sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Konstruksi Sosial oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman yang berasumsi bahwa realita dibentuk dan dikonstruksi. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Hal ini juga terjadi pada para pekerja media yang memiliki pemikiran tersendiri dalam mengkonstruksi peristiwa dalam pemberitaannya. Seperti pada isi berita sebuah media, merupakan hasil pengamatan peristiwa yang dilakuan oleh para pekerja media.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan dalam konstruksi isu pada Republika.co.id dan Detik.com. Secara umum Republika.co.id menyetujui adanya revitalisasi jika memang tujuannya untuk kebaikan rakyat. Namun Republika.co.id menyayangkan sikap dan cara Pemprov DKI Jakarta yang arogan dalam menghadapi warga yang akan digusur. Lain dengan Detik.com yang berpandangan bahwa revitalisasi ini sangat baik dilakukan guna melestarikan bangunan bersejarah di kawasan tersebut. Detik.com berpendapat bahwa selama ini warga sekitarmenjadi penyebab rusaknya bangunan bersejarah, sehingga wajar jika Pemprov DKI Jakarta menggusur perkampungan mereka.
Pembingkaian yang dibentuk oleh Republika.co.id menempatkan dirinya sebagai media yang mengkritisi tujuan dan sikap Pemprov DKI Jakarta yang dinilai tidak pro rakyat. Republika.co.id berpendapat bahwa Pemprov DKI Jakarta memiliki agenda tersembunyi yang dianggap menguntungkan kelompok pemilik modal. Berbeda dengan Detik.com yang membingkai pemberitaan sebagai upaya pengawalan penataan kota yang memiliki dinamika tersendiri. Kata kunci: revitalisasi Luar Batang, Republika.co.id, Detik.com, framing,konstruksi sosial.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Puji syukur peneliti panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan nikmat yang banyak sehingga dengan ridho-Nya peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW serta seluruh keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya.
Terima kasih banyak peneliti persembahkan untuk semua pihak yang turut
membantu kelancaran penelitian skripsi ini, baik langsung atau pun tidak langsung.
Tanpa uluran bantuan dan dukungan dari mereka, sangat sulit untuk peneliti
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, peneliti menghaturkan
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Drs. H. Arief Subhan, MA, Wakil Dekan I Bidang
Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto, PhD,
Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Dr. Hj. Roudhonah, MA, Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suhaimi,
M.Si.
2. Ketua Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Kholis Ridho, M.Si dan Sekretaris Jurusan Konsentrasi
Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dra. Hj. Musfirah
Nurlaily, MA.
iii
3. Dosen Pembimbing Skripsi, Bintan Humeira, M.Si yang telah meluangkan
waktu sibuknya untuk membimbing peneliti dan ilmunya yang sangat
bermanfaat untuk kelancaran pengerjaan skripsi ini.
4. Bapak Didi Purwadi selaku Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online
dan Mas Danu Damarjati selaku wartawan Detikcom yang telah
meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini.
Bapak Nanang dari Detikcom dan Mas Rizky Suryarandika dari Republika
yang telah membantu peneliti untuk mewawancarai narasumber.
5. Bapak, Ibu, Mas Aan, dan Ayik yang selalu mendoakan dan menyemangati
peneliti selama mengerjakan skripsi ini. Mereka adalah alasan peneliti untuk
tidak menyerah menyelesaikan skripsi.
6. Teman-teman Jurnalistik Kece A 27 (JKA27) dan Jurnalistik 2012 yang
telah berbagi suka dan duka dengan peneliti selama empat tahun kuliah.
7. Sahabat tercinta Linda, Siti, Mia, Della, dan Egi yang telah menemani
selama lebih dari 10 tahun.
8. Sahabat Resolusi Agita, Dede, Aya, Syarif, Reza, Lukman, Badruz, Arfian,
Andre, dan Joni juga teman seperjuangan semasa kuliah Rista, Corrie, Deby,
dan Hana yang selalu menghibur peneliti dikala suntuk dengan skripsi.
9. Teman sepembimbingan Kak Mae, Anissa, dan Kak Rais yang selalu ada
untuk berdiskusi mengenai skripsi. Fajri dan Kak Bima yang bersedia
meminjamkan buku-buku untuk bahan rujukan skripsi ini.
iv
10. KKN SIAP Arlia, Ajeng, Agita, Firdha, Indah, Dewi, Adit, Ari, Ijal, Reza,
Kiki, Zein, dan Bang Bedur yang telah berbagi momen-momen indah
selama sebulan melakukan kuliah, kerja, nyata di Desa Pekayon.
11. AUTIS FIDKOM Agita, Ajeng, Firdha, Deby, Nufus, Mancung, Mifta,
Budi, Ijal, dan Ncek atas pertemanan sedari mahasiswa baru sampai
sekarang. Kalian yang sudah sidang duluan membuat peneliti berambisi
menyelesaikan skripsi secepatnya.
Penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberi kelancaran kepada penulis. Semoga Allah menambah
karunia-Nya kepada kita semua. Mohon maaf atas segala kekhilafan baik yang
disengaja atau pun tidak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Aamiin Ya Rabbal Alamiin
Jakarta, 14 Maret 2017
Isna Rifka Sri Rahayu
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... iKATA PENGANTAR .................................................................................. iiDAFTAR ISI ................................................................................................ vDAFTAR TABEL ........................................................................................ viiDAFTAR GAMBAR .................................................................................... viiiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ixBAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................. 4C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 4D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 5E. Metodologi Penelitian ........................................................... 6F. Sistematika Penulisan ............................................................ 13
BAB II KERANGKA TEORIA. Konstruksi Realitas Sosial ..................................................... 14B. Analisis Framing
1. Pengertian ....................................................................... 192. Framing Zhongdang Pan dan Kosicki ............................ 23
C. Jurnalistik Online ................................................................... 30
BAB III GAMBARAN UMUMA. Profil Detik.com .................................................................... 35B. Profil Republika.co.id ............................................................ 38
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATAA. Hasil Temuan Penelitian tentang Perbedaan Bingkai antara
Media Online Republika.co.id dan Detik.com ...................... 421. Struktur Sintaksis ........................................................... 43
a) Headline .................................................................. 43b) Lead ......................................................................... 44c) Latar Informasi ........................................................ 47d) Kutipan Narasumber ............................................... 49e) Pernyataan .............................................................. 54f) Penutup ................................................................... 57
2. Struktur Skrip ................................................................. 583. Struktur Tematik ............................................................. 60
a) Detail ....................................................................... 61b) Koherensi ................................................................ 64
vi
c) Bentuk Kalimat ....................................................... 66d) Kata Ganti ............................................................... 68
4. Struktur Retoris .............................................................. 69a) Leksikon .................................................................. 70b) Grafis ....................................................................... 72
B. Interpretasi ............................................................................. 74
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan ............................................................................ 83B. Saran ...................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 85LAMPIRAN ................................................................................................. 88
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Skema Framing Pan dan Kosicki .................................................. 23Tabel 2: Headline pada Republika.co.id dan Detik.com ............................. 43Tabel 3: Lead pada Republika.co.id dan Detik.com .................................... 45Tabel 4: Latar Informasi pada Republika.co.id dan Detik.com ................... 47Tabel 5: Kutipan Narasumber pada Republika.co.id dan Detik.com ........... 49Tabel 6: Pernyataan pada Republika.co.id dan Detik.com .......................... 54Tabel 7: Penutup pada Republika.co.id dan Detik.com ............................... 57Tabel 8: Unsur 5W+1H pada Republika.co.id dan Detik.com .................... 59Tabel 9: Detail pada Republika.co.id dan Detik.com .................................. 61Tabel 10: Koherensi pada Republika.co.id dan Detik.com ........................... 65Tabel 11: Bentuk Kalimat pada Republika.co.id dan Detik.com .................. 67Tabel 12: Kata Ganti pada Republika.co.id dan Detik.com .......................... 68Tabel 13: Leksikon pada Republika.co.id dan Detik.com ............................ 70Tabel 14: Grafis pada Republika.co.id dan Detik.com ................................. 72
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Pembaca Detik.com Menurut Gender dan Umur ........................ 37Gambar 2: Demografi Pembaca Detik.com .................................................. 37Gambar 3: Pembaca Republika.co.id Menurut Gender ................................ 40Gambar 4: Pembaca Republika.co.id Menurut Tingkat Pendidikan ............. 40Gambar 5: Pembaca Republika.co.id Menurut Umur ................................... 41Gambar 6: Pembaca Republika.co.id Menurut Perangkat yang Digunakan . 41
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Keterangan Penelitian Republika.co.idLampiran 2: Surat Keterangan Penelitian Detik.comLampiran 3: Teks Berita Republika.co.idLampiran 4: Teks Berita Detik.comLampiran 5: Transkrip Wawancara Penelitian Republika.co.idLampiran 6: Transkrip Wawancara Penelitian Detik.com
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada 11 April 2016, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meratakan
kawasan pemukiman yang meliputi Pasar Ikan, Kampung Akuarium, dan Luar
Batang di Penjaringan, Jakarta Utara. Warga yang mendiami pemukiman kumuh
tersebut terpaksa harus angkat kaki. Seperti yang dikutip dari liputan6.com, terdapat
396 KK di kawasan ini yang terkena penggusuran. Sebagian diantaranya direlokasi
ke rumah susun yang telah disediakan Pemprov DKI Jakarta, sebagian lainnya ada
yang memilih pulang kampung dan ada yang terpaksa tinggal di daerah lain.1
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyatakan
penertiban ini bertujuan mencegah air rob laut masuk dan membanjiri kawasan
tersebut. Revitalisasi ini juga bagian dari rencana Pemprov DKI Jakarta untuk
membuat objek wisata bahari yang termasuk dalam upaya merestorasi kawasan
kota tua Jakarta.
Ahok telah memastikan jika kawasan ini sudah selesai ditata maka Masjid
Luar Batang akan tampak semakin indah dan pengunjung serta peziarah makam
keramat akan semakin nyaman. Pemprov DKI Jakarta tidak main-main dalam
upaya mengamankan prosesi penggusuran. Mereka mengerahkan empat ribuan
personel gabungan dari TNI, Polri, dan Satuan Polisi Pamong Praja serta
1 “4 Fakta Penggusuran Kawasan Pasar Ikan Penjaringan”, berita diakses pada 2 Februari
2017 dari http://news.liputan6.com/read/2480797/4-fakta-penggusuran-kawasan-pasar-ikan-penjaringan
2
menyiapkan dua unit watercanon, satu unit baracuda, tim medis, dan 4 unit
ambulance di lokasi.
Tentunya pro dan kontra mewarnai peristiwa ini, banyak para aktivis,
politikus, dan kelompok lainnya menjadi pembela warga penggusuran dengan
berbagai macam alasan. Salah satunya adalah penggusuran ini merampas hak-hak
rakyat kecil. Kemudian sempat tersebar blueprint Luar Batang yang dikelilingi
dengan apartmen mewah dan menggambarkan kawasan tersebut dikapling-kapling
para pengembang besar. Hal ini memperpanas pihak-pihak yang tidak setuju
dengan penggusuran karena penggusuran ini dianggap menggusur rakyat miskin
demi kepentingan para pemilik modal.
Warga setempat meminta Ahok untuk berdialog langsung dengan warga,
namun sampai sekarang tidak dikabulkan karena Ahok merasa tanah yang digusur
merupakan tanah negara. Hal ini yang menimbulkan sikap penolakan warga
terhadap revitalisasi ini. Warga juga merasa Pemprov DKI Jakarta tidak transparan
mengenai lokasi yang digusur ini akan dijadikan apa.
Berbagai keluhan pun terdengar dari para warga yang mulai menempati
Rumah Susun Murah Sewa (rusunawa) yang disediakan pemerintah. Mulai dari
lokasi yang jauh dari transportasi umum, kurangnya fasilitas, jumlah rusun yang
tidak memadai, bahkan salah satu warga Kampung Akuarium mengatakan pada
sindonews.com, bahwa dari Rusunawa Rawa Bebek ke masjid atau musholla
terdekat harus menyewa ojek. Dari sini terlihat kurang matangnya rencana Pemprov
DKI Jakarta dalam merelokasi warga penggusuran.2
2 “Ini Keluhan Warga Akuarium di Rusun Rawa Bebek”, diakses pada 2 Februari 2017 dari
http://metro.sindonews.com/read/1103270/171/ini-keluhan-warga-akuarium-di-rusun-rawa-bebek-1461330500
3
Banyak spekulasi yang berkembang di masyarakat seputar revitalisasi ini,
tentunya dipengaruhi oleh berita-berita yang muncul di media massa. Tak terkecuali
media online yang memiliki keunggulan dalam kecepatan untuk mengupdate berita
dibandingkan media konvensional. Media massa sebagai wadah pembingkaian
berita memiliki kekuatan dalam mengungkapkan suatu peristiwa. Cara media massa
membingkai berita ialah melalui pengemasan fakta, penggambaran fakta, pemilihan
sudut pandang, dan penambahan gambar.3
Media massa bertugas untuk menyampaikan peristiwa-peristiwa, pesan
yang ingin disampaikan ini bisa diterima secara serempak oleh khalayak luas.
Untuk itulah dalam menyampaikan pesannya media massa mengkonstruksikan
berbagai realitas yang akan dipublikasikan. Sehingga seluruh isi media merupakan
realitas yang telah dikonstruksikan dalam bentuk wacana yang bermakna.
Dalam bukunya “Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa”, Ibnu
Hamad menyatakan bahwa bahasa merupakan unsur utama dalam proses konstruksi
realitas. Ia merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Jika
diperhatikan, seluruh isi media baik media cetak ataupun media elektronik disajikan
menggunakan bahasa, baik bahasa verbal (kata-kata tertulis atau lisan) maupun
bahasa non-verbal (gambar, foto, grafik, tabel, dan lain sebagainya).4
Menurut Reese dan Shoekmaker, setiap berita yang disajikan oleh media
telah didesain dengan kepentingan media baik secara internal maupun eksternal.
Dengan demikian maka teks media sangat dipengaruhi oleh pekerja media secara
3 Eni Setiani, Ragam Jurnalistik Baru Dalam Pemberitaan (Yogyakarta: ANDI, 2005),
h.67.4 Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa (Yayasan Obor Indonesia,
2004), h. 11-12.
4
individu, rutinitas media, organisasi media itu sendiri, institusi di luar media, dan
ideologi.5
Peneliti memilih media online Detik.com dan Republika.co.id sebagai
subjek penelitian karena terlihat keduanya memiliki perbedaan sudut pandang
dalam memberitakan tentang revitalisasi ini. Penelitian bertujuan untuk melihat
bagaimana pembingkaian berita dan pengkonstruksian realitas pada kedua media
tersebut. Dengan melihat latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik menulis
sebuah skripsi yang berjudul: “Analisis Framing Pemberitaan Revitalisasi Kawasan
Luar Batang pada Media Online”
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana perbedaan Republika.co.id dan Detik.com membingkai pemberitaan
revitalisasi kawasan Luar Batang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan apa yang telah dijabarkan dalam perumusan masalah di
atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan
Republika.co.id dan Detik.com membingkai pemberitaan revitalisasi kawasan
Luar Batang.
5 Pamela J, Shoemaker dan Stephen D. Reese, Meditating the Message: Theories of
Influence on Mass Media Content (New York: Longman Publishing Group, 1996), h. 223.
5
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang peneliti harapkan dari penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
a. Secara akademis, penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dan
menambah wawasan keilmuan yang memadai tentang revitalisasi kawasan
Luar Batang di media online dengan menggunakan analisis framing yang
memusatkan pada pembingkaian dan pemaknaan atas suatu peristiwa
dalam teks berita.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepada
para mahasiswa untuk dapat berkembang dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam menulis penelitian ini, peneliti mendapat penelitian terdahulu yang
bisa dijadikan acuan untuk penelitian. Diantaranya adalah skripsi mahasiswa
Universitas Bakrie Indonesia program studi Ilmu Komunikasi bernama Nadia Nur
Isfiana. Judul skripsi tersebut adalah “Analisis Framing Pemberitaan Mitos Batu
Akik pada Media Online Detikcom dan Republika Online”. Persamaan skripsi ini
menganalisis berita dengan membandingkan dua subjek penelitian dan
menggunakan perangkat analisis yang sama yaitu analisis framing Zhongdang Pan
dan Gerald M. Kosicki. Perbedaan terletak pada objek pembahasan berita yang
dianalisis, skripsi tersebut membahas tentang berita mitos batu akik sedangkan
penelitian ini membahas berita mengenai revitalisasi kawasan Luar Batang.
6
Selanjutnya yang dijadikan tinjauan penelitian ini adalah skripsi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Komunikasi Penyiaran Islam
bernama Arfian Fahri. Skripsi tersebut berjudul “Analisis Framing Isu Tentang
Kondisi Partai Islam pada Surat Kabar Nasional Media Indonesia dan Republika”.
Persamaan skripsi ini ialah sama-sama memakai perangkat analisis framing
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Perbedaannya terletak pada subjek dan
objek penelitiannya, skripsi tersebut mengambil koran Media Indonesia dan
Republika sebagai subjek dan berita mengenai kondisi partai Islam, sedangkan
penelitian ini subjeknya media online Republika.co.id dan Detik.com dengan objek
berita mengenai revitalisasi kawasan Luar Batang.
Tinjauan pustaka terakhir yang digunakan untuk penelitian ini yaitu skripsi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Muhammad Fadlun. Skripsi
tersebut berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Isu Pencabulan oleh Habib
Hasan bin Jafar Assegaf pada Situs Republika.co.id dan Detik.com”. Persamaan
penelitiannya yaitu membandingkan dua media Republika.co.id dan Detik.com.
Perbedaan terdapat pada perangkat analisis yang digunakan, skripsi tersebut
memakai perangkat analisis framing Robert N. Entman sedangkan penelitian ini
menggunakan perangkat analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, yaitu paradigma
yang memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural
tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Paradigma ini mempunyai posisi dan
7
pandangan tersendiri teradap media dan teks berita yang dihasilkannya.
Konsep konstruktivis diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas
Luckman. Menurut Berger, realitas tidak dibentuk secara ilmiah juga bukan
sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi realitas itu dibentuk dan
dikonstruksi sehingga setiap orang mempunyai konstruksi yang berbeda-beda
atas suatu realitas.6
Menurut Eriyanto dalam konteks berita konstruksi realitas bisa saja
terjadi pada peristiwa yang sama dikonstruksikan berbeda. Perbedaan
konstruksi realitas ini dimulai dari level individu wartawan yang bisa jadi
mempunyai pandangan dan konsepsi yang berbeda ketika melihat suatu
peristiwa. Bagaimana wartawan mengkonstruk peristiwa dapat diwujudkan
dalam teks berita. Berita dalam pandangan konstruktivis bukan merupakan
fakta dalam arti yang sebenarnya, ia adalah produk interaksi antara wartawan
dengan fakta. Oleh karena itulah bagi kaum konstruktivis, realitas itu bersifat
subjektif tergantung sudut pandang wartawan.7
Misalnya dalam peristiwa revitalisasi kawasan Luar Batang. Pertama
terjadi adalah proses eksternalisasi, wartawan yang datang ke kawasan tersebut
mempunyai pemahaman dan konsepsi tersendiri tentang peristiwa revitalisasi
ini. Ada yang melihat peristiwa ini sebagai kepentingan politik antara Yusril
Ihza Mahendra selaku kuasa hukum masyarakat Luar Batang dan Ahok yang
mencanangkan program revitalisasi kawasan tersebut. Ada juga yang melihat
peristiwa ini sebagai pelanggaran kemanusiaan karena menggusur pemukiman
6 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT
LKiS Pelangi Aksara, 2002), h. 15. 7 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 20.
8
kumuh milik warga. Berbagai skema dan pemahaman tersebut dipakai untuk
menjelaskan peristiwa dan fenomena yang terjadi di kawasan Luar Batang.
Proses selanjutnya adalah internalisasi, yaitu ketika wartawan berada di
tempat kejadian ia melihat begitu banyak peristiwa. Ada warga yang
menggebu-gebu menolak adanya penggusuran untuk revitalisasi dan lain
sebagainya. Semua peristiwa tersebut diinternalisasi dengan cara dilihat dan
diobservasi oleh wartawan. Kemudian terjadi proses dialektika antara apa yang
ada dalam pikiran wartawan dengan apa yang dilihat oleh wartawan di tempat
kejadian. Oleh karena itu, berita merupakan hasil dari interaksi antara kedua
proses tersebut. 8
Dalam pandangan konstruktivis, media dianggap sebagai agen
konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas. Media bukanlah sekedar
saluran yang bebas tetapi ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas sesuai
dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Lewat berbagai instrumen yang
dimilikinya, media ikut membentuk realias yang tersaji dalam pemberitaan.
Media memilih realitas mana yang diambil dan mana yang tidak diambil.
Media juga memilih aktor peristiwa untuk dijadikan sumber berita
sehingga hanya sebagian saja sumber berita yang tampil dalam pemberitaan.
Media juga bukan hanya memilih peristiwa dan menentukan sumber berita,
melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor dan peristiwa lewat
bahasa yang dipakai, media dapat menyebut Pemprov DKI Jakarta sebagai
pahlawan atau musuh masyarakat. Lewat pemberitaan pula, media dapat
membingkai peristiwa revitalisasi dengan bingkai tertentu yang pada akhirnya
8 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 21.
9
menentukan bagaimana khalayak harus melihat dan memahami peristiwa
dalam kacamata tertentu.9
Pada prosesnya nanti penelitian skripsi ini akan menjelaskan tentang
bagaimana media online Republika.co.id dan Detik.com mengkonstruksi atau
menuliskan realitas suatu kejadian yang diangkat menjadi berita. Pemberitaan
yang akan diteliti tentang berita revitalisasi kawasan Luar Batang. Berita ini
layak dan pantas disediakan untuk dikonsumsi masyarakat luas dikarenakan
menyangkut pemerintah dan rakyat miskin.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode kualitatif. Dalam buku “Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif”, istilah
penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Bagi peneliti
yang berlatar belakang pada bidang pengetahuan seperti antropologi atau yang
terkait dengan orientasi filsafat seperti fenomenologi, biasanya dianjurkan
untuk menggunakan metode kulaitatif guna mengumpulkan dan menganalisis
data.10
Diambil dari buku Conny R. Semiawan “Metode Penelitian Kualitatif”,
Creswell mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai suatu objek pendekatan
untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk
mengeksplorasi gejala sentral tersebut, peneliti mewawancarai partisipan
(dalam penelitian ini wartawan atau redaktur media) dengan mengajukan
9 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 26-27.
10 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2009), h. 5.
10
pertanyaan yang umum dan agak luas. Informasi yang disampaikan oleh
partisipan kemudian dikumpulkan dan kemudian dianalisis.
Hasil analisis dapat berupa deskripsi atau berupa bentuk tema-tema.
Dari data-data itu peneliti membuat perenungan pribadi (self-reflection) dan
menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuwan lain yang dibuat
sebelumnya. Hasil akhir penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan
tertulis yang agak fleksibel. Hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh
pandangan, pemikiran, dan pengetahuan peneliti, karena data tersebut
diinterpretasikan oleh peneliti.11
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah redaksi media online Republika.co.id dan
Detik.com. Kemudian yang menjadi objek penelitian ini adalah berita-berita
tentang revitalisasi kawasan Luar Batang yang dipublikasikan selama April-
Mei 2016. Berhubung sebagian besar berita yang dipublikasikan oleh kedua
situs bersifat repetitif, maka peneliti mengambil masing-masing satu berita
pada tiap media yang paling berisi dan membahas inti dari pemberitaan. Berita
yang diambil dari Republika.co.id berjudul “Kampung Luar Batang,
Sepenggal Kisah Jakarta Masa Lalu” pada 22 April 2016 dan dari Detik.com
berjudul “Restorasi Kota Tua: Ambisi DKI Bangun Wisata Bahari” pada 18
Mei 2016.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik pengumpulan data
dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
11 Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 7.
11
a. Dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan berita-berita tentang
revitalisasi kawasan Luar Batang pada media online Republika.co.id dan
Detik.com dalam periode April-Mei 2016. Kemudian berita-berita tersebut
akan peneliti seleksi lagi yang paling mewakili kesemua berita untuk
memudahkan penelitian.
b. Wawancara, yaitu peneliti akan melakukan tanya-jawab dengan wartawan
atau redaktur Republika.co.id dan Detik.com guna mengkonfirmasi hasil
temuan peneliti mengenai teks pemberitaan revitalisasi kawasan Luar
Batang pada kedua media tersebut.
c. Studi kepustakaan, yaitu peneliti mencari dan mempelajari data-data
melalui literatur dan sumber bacaan seperti buku-buku mapun jurnal di
internet yang sesuai dengan penelitian.
5. Teknik Analisa Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
framing, yaitu pendekatan untuk melihat bagaimana perspektif atau cara
pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis
berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa
yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak
dibawa ke mana berita tersebut.12
Model analisis framing yang digunakan ialah model Zhongdang Pan
dan Gerald M. Kosicki. Perangkat framing ini menganalisis media melalui
struktur bahasa dalam mengkonstruksi realitas. Analisis framing model ini
12 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 79.
12
membagi empat unsur besar dalam menganalisis data. Keempat unsur tersebut
dibagi kedalam perangkat framing sebagai berikut:
a. Struktur sintaksis, yaitu pengertian susunan dan bagian berita seperti
headline, lead, latar informasi, sumber, dan penutup dalam satu kesatuan
teks berita secara keseluruhan. Bagian itu tersusun dalam bentuk yang
tetap dan teratur sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman
bagaimana fakta hendak disusun
b. Struktur skrip, yaitu unsur kelengkapan berita yang dapat menjadi penanda
framing yang penting. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola
5W+1H (who, what, when, where, why, dan how).
c. Struktur tematik, yaitu bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat
oleh wartawan. Perangkat pengamatannya seperti koherensi, detail, bentuk
kalimat, dan kata ganti.
d. Struktur retoris, yaitu menggambarkan pilihan kata yang dipilih wartawan
untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan olehnya. Ada beberapa
elemen yang dipakai oleh wartawan dalam struktur retoris seperti leksikon,
pemilihan, dan pemaknaan kata-kata tertentu. Selain itu, penekanan pesan
dalam berita juga dapat dilakukan dengan menggunakan unsur foto atau
grafis.
6. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor Republika.co.id yang bertempat di
Graha Pejaten No. 5E-F Jl. Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan di
kantor Detik.com yang bertempat di Aldevco Octagon Building, Jl. Warung
Buncit Raya No. 75, Jakarta Selatan.
13
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembatasan skripsi ini, secara sistematis
penulisannya dibagi menjadi lima bab, yaitu:
BAB I Pendahuluan yang berupa latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian,
dan sistematika penelitian.
BAB II Kerangka Teori yang berisi pengertian, teori konstruksi realitas, analisis
framing, dan jurnalistik online.
BAB III Gambaran Umum dari Republika.co.id dan Detik.com seperti sejarah
singkat, visi dan misi, serta demografi pembaca.
BAB IV Temuan dan Analisa Data yang di dalamnya terdapat analisis temuan teks
berita Republika.co.id dan Detik.com dari empat struktur analisis framing
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (struktur sintaksis, skrip, tematik, dan
retoris) dan interpretasi.
BAB V Penutup yang memaparkan kesimpulan dan saran dari penelitian yang
dilakukan dan menjadi penutup dari peneliti.
14
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Konstruksi Realitas Sosial
Setiap hari ada banyak peristiwa yang terjadi dan semuanya secara potensial
menjadi berita. Peristiwa-peristiwa itu tidak serta-merta menjadi berita karena
media memiliki batasan, sehingga dalam prosesnya peristiwa tersebut akan dipilih
mana berita dan mana yang bukan berita. Kemudian setiap berita yang diproduksi
oleh para jurnalis tidak semata-mata memindahkan suatu realitas ke dalam bentuk
berita,1 tapi berita ini akan dikonstruksi sedemikian rupa sebelum dipublikasikan.
Pengkonstruksian inilah yang akan dibahas lebih lanjut dalam teori konstruksi
sosial.
Teori konstruksi sosial merupakan salah satu teori yang digunakan dalam
metode analisis framing. Teori ini membahas tentang proses pembentukan sebuah
realitas sosial sehingga memiliki sebuah makna. Menurut Burhan Bungin dalam
bukunya, konstruksi sosial berasal dari filsafat konstruktivis yang dimulai dari
pemikiran konstruksi kognitif. Konstruktivis dijadikan sebagai sebuah kerja
kognitif individu untuk mengartikan yang terjadi di dunia realitas tentang interaksi
antara individu dengan individu lain. Hal ini menyebabkan individu tersebut
membangun pengetahuan atas realitas yang dirasakan dari interaksi tersebut.
Konstruktivis seperti inilah yang dikatakan sebagai konstruksi sosial. 2
1 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2002), h. 119
2 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006), h.189.
15
Dalam buku “Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media “,
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann adalah sosiolog yang pertama kali
memperkenalkan konsep konstruktivis. Mereka berpandangan bahwa realita tidak
dibentuk secara ilmiah dan bukan pula sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan tapi ia
dibentuk dan dikonstruksi. Menurut mereka realitas memiliki wajah ganda,
maksudnya realitas yang sama bisa dikonstruksi berbeda pada setiap individu. Hal
ini disebabkan oleh pengalaman, preferensi, pendidikan, dan lingkungan pergaulan
yang akan membuat individu menafsirkan sebuah realitas sosial dengan
konstruksinya masing-masing. 3
Suf Kasman mengutip dari Berger dan Luckmann, realitas akan memiliki
makna jika realitas tersebut dikonstruksi dan dimaknai secara subjektif oleh orang
lain, sehingga memantapkan realitas tersebut secara objektif.4 M. Najib Azca
menulis dalam bukunya bahwa pandangan Berger tersebut beranjak antara
strukturalisme dan fenomenologi.
Berger juga mengatasi antara pandangan fakta sosial dan pandangan definisi
sosial. Pandangan fakta sosial menurut Durkheim, realitas dilihat sebagai sesuatu
yang eksternal, objektif, dan ada. Manusia merupakan produk dari masyarakat.5
Sementara menurut perspektif definisi sosial aliran Weberian dalam buku “Analisis
Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media”, realiatas dilihat dari sesuatu
yang internal dan subjektif yaitu manusialah yang membentuk masyarakat.
Menurut Eriyanto, pandangan Berger keduanya sama-sama benar kalau
diajukan secara bersama-sama. Jika mengikuti perspektif konstruksi sosial berarti
3 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 18.4 Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia (Badan Litbang dan Diklat
Kementrian Agama RI, 2010), h. 118. 5 M. Najib Azca, Hegemoni Tentara (Yogyakarta: LKiS, 1994), h. 8-9.
16
melihat kenyataan sosial ini sebagai sesuatu yang berada dalam proses dialektika
sosial yaitu membentuk dan dibentuk masyarakat. Berger dan Luckmann
mengatakan bahwa proses dialektika ini terjadi melalui tiga tahap yaitu
ekternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. 6
Tahap pertama adalah eksternalisasi yang berlangsung ketika produk sosial
tercipta di dalam masyarakat kemudian individu menyesuaikan dirinya ke dalam
dunia sosio-kultural sebagai bagian dari produk manusia. Dalam tahap ini manusia
melakukan tindakan secara berulang-ulang karena beranggapan hal tersebut bisa
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Tahap kedua adalah objektivasi yang merupakan hasil dari proses
eksternalisasi. Pada tahap ini dapat terjadi melalui penyebaran opini yang
berkembang dalam masyarakat tanpa harus saling berinteraksi antar individu.
Tahap terakhir adalah internalisasi berupa penyerapan kembali dunia
objektif ke dalam kesadaran, sehingga pandangan subjektif individu dipengaruhi
oleh struktur dunia sosial. Pada tahap ini individu mengidentifikasi dirinya dengan
lembaga-lembaga sosial yang telah menjadi tempat terjadinya proses interaksi
individu tersebut.7
Kemudian Burhan Bungin menambahkan dalam bukunya bahwa teori dan
pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckman telah
direvisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi sangat
substansi dalam proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi inilah yang
kemudian dikenal sebagai konstruksi sosial media massa. Inti dari konstruksi sosial
6 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 16.7 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 194-195.
17
media massa ini ada pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas, sehingga
konstruksi sosial bisa berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata.
Realitas yang terkonstruksi dapat membentuk opini massa, cenderung apriori, dan
opini massa cenderung sinis.8
Kesimpulannya, setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda atas
sebuah realitas. Hal ini juga terjadi pada para pekerja media (setiap orang yang
bekerja pada sebuah organisasi media) yang memiliki pemikiran tersendiri dalam
mengkonstruksi peristiwa yang terjadi dalam pemberitaannya. Seperti pada isi
berita sebuah media merupakan hasil pengamatan peristiwa yang dilakuan oleh para
pekerja media.
Dalam mengkonstruksi peristiwa, para pekerja media menggunakan bahasa
dengan sedemikian rupa untuk membentuk konstruksi pemberitaannya. Bahasa
bukan saja sebagai alat merepresentasikan suatu realitas, tetapi dapat digunakan
sebagai alat untuk menentukan gambaran seperti apa yang diciptakan oleh bahasa
tentang realitas tersebut.
Oleh sebab itu, media massa mempunyai peluang sangat besar untuk
mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas untuk
dikonstruksi. Setiap upaya menceritakan sebuah peristiwa, keadaan, benda, atau apa
pun pada hakikatnya adalah usaha mengkonstruksi realitas.9
Konstruksi realitas sebuah berita tentunya telah melewati berbagai
pandangan dan kepentingan. Ketika proses penyeleksian berita, wartawan yang
bertugas mencari berita akan memilih peristiwa apa yang akan diberitakan dan
8 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 88. 9 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 88.
18
mana yang dianggap penting. Setelah itu berita akan masuk ke bagian redaktur yang
akan memilih berita sesuai dengan pandangannya. Pada proses ini bukan hanya
tentang bagaimana berita diseleksi, tetapi juga bagaimana berita itu dibentuk.
Sebuah realitas akan dikemas oleh wartawan agar berita yang ditampilkan menarik
dan memiliki nilai berita. Jadi secara tidak langsung unsur subjektivitas memang
selalu ada dalam proses pembuatan berita. Baik wartawan atau redaktur yang
berperan sebagai pekerja media pada dasarnya membentuk konstruksi dan
realitasnya masing-masing.10
Menurut Vivian yang dikutip oleh Adry Priyatna dalam artikelnya,
konstruksi realitas pada media massa tidak hanya dipengaruhi oleh wartawan dan
redaktur tetapi juga pemilik media. Pemilik media mempunyai kekuasaan untuk
memberi keputusan tentang peliputan berdasarkan kepentingan atau ideologi yang
mereka anut.11 Oleh karena hal tersebut, media massa di Indonesia saat ini dipegang
dan dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan politik pemilik media.
Tentunya akan ada benturan kepentingan antara pemilik media dan
kewajiban redaksi dalam menjaga ketidakberpihakan media. Untuk itulah berita
melalui proses pengkonstruksian yang panjang dan wajar jika satu peristiwa yang
sama disajikan secara berbeda oleh media yang berbeda pula. Akibatnya khalayak
dituntut untuk aktif dalam mencari informasi, sebisa mungkin jangan hanya
mengkonsumsi berita dari satu media saja. Hal ini dikarenakan berita yang disajikan
media memberikan pengaruh yang cukup besar untuk menggiring opini khalayak.
10 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa dan
Keputusan Konsumen serta Kritik Terhadap Peter L.Berger & Thomas Luckman (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 213.
11 Adry Priyatna, “Berita dan Konstruksi Realitas,” artikel diakses pada 3 Maret 2017 dari http://www.kompasiana.com/adryandrea/berita-dan-konstruksi-realitas_550fe0e9813311b62cbc6892
19
B. Analisis Framing
1. PengertianDalam menganalisis media, seorang peneliti dapat menggunakan
beragam analisis pada level teks, seperti analisis semiotika, analisis isi, dan
analisis framing. Fathurin Zen mengutip pendapat Petofi dalam bukunya
bahwa analisis teks juga dapat didekati dengan menggunakan pendekatan yang
melibatkan disiplin ilmu-ilmu lain tentang teks (sciences of the text), seperti
text (or discourse) processing, text (or discourse) analysis, text (or discourse)
grammar, text linguistics, text theory of discourse, dan science of text
(textwissenschaft).12 Namun pada penelitian ini akan menggunakan metode
analisis framing.
Analisis framing merpakan versi terbaru dari analisis wacana yang
khusus untuk menganalisis teks media. Alex Sobur mengatakan dalam
bukunya bahwa penggagas framing pertama kali adalah Beterson pada tahun
1955. Mulanya frame diartikan sebagai struktur konseptual atau perangkat
kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana
serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengamati realitas.
Kemudian pada 1974, konsep ini dikembangkan oleh Goffman yang
mengumpamakan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku yang
membimbing individu membaca realitas.13
Menurut Ibnu Hamad dalam bukunya, framing merupakan sebuah
strategi penyusunan realitas sedemikian rupa yang menghasilkan sebuah
12 Fathurin Zen, NU Politik: Analisis Wacana Media (Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2004),
h. 97.13 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotika, dan Analisis Framing, h. 161-162.
20
wacana. Dalam media massa, wacana ini paling banyak berbentuk berita.
Dengan kata lain analisis framing berfungsi untuk membongkar muatan
berita.14 Ditambahkan oleh Bimo Nugroho dalam bukunya bahwa sebagai
bagian dari metode analisis wacana, framing berguna untuk menemukan
perspektif media dalam wacananya, kemudian perspektif ini yang digunakan
untuk mengkonstruksi suatu peristiwa. Pada akhirnya perspektif inilah yang
akan menentukan fakta yang akan diambil, bagian yang ditonjolkan atau
dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut.15
Dalam framing pasti ada bagian yang terbuang dan ada bagian yang
terlihat. Sehingga analisis framing digunakan untuk mengetahui kenapa suatu
peristiwa diberitakan dan yang lainnya tidak, kenapa satu peristiwa diberitakan
dengan sudut pandang berbeda, mengapa suatu peristiwa ditonjolkan sedang
yang lain tidak, dan lain sebagainya. 16 Jadi analisis framing untuk menjawab
kenapa suatu berita dikonstruksikan sedemikian rupa oleh media.
Dalam buku “Pers yang Gamang: Studi Pemberitaan Jajak Pendapat Timor
Timur”, wacana bisa dilihat lebih dalam melalui framing karena bisa
mengetahui bagaimana pesan diorganisir, digunakan, dan dipahami. Pada
proses framing, metode penyajian realitas mengenai kebenaran suatu peristiwa
tidak diingkari secara total tetapi dibelokkan secara halus.17
14 Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Jakarta: Granit, 2004), h.
21-22. 15 Bimo Nugroho, dkk., Politik Media Mengemas Berita (Jakarta: Institut Studi Arus
Informasi, 1999), h. 21.16 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2006), h. 225-
227. 17 Hotman M. Siahaan, dkk., Pers yang Gamang: Studi Pemberitaan Jajak Pendapat Timor
Timur (Surabaya: Lembaga Studi Perubahan Sosial, 2001), h. 9.
21
Menurut Eriyanto, realitas dan peristiwa harus diidentifikasi (diberi
nama dan dihubungkan dengan peristiwa lain yang diketahui oleh khalayak)
dan ditempatkan dalam konteks sosial tertentu di mana khalayak tersebut
berada (sering kali itu dilakukan dengan menempatkan peristiwa dalam
kerangka acuan yang familiar dari khalayak). Sehingga efek framing yang
paling mendasar adalah membuat realitas sosial yang kompleks dan tidak
beraturan menjadi sederhana dan beraturan. Framing merupakan alat untuk
menjawab bagaimana peristiwa dibentuk dan dikemas dalam kategori yang
dikenal khalayak. Jadi khalayak mendapatkan informasi yang tinggal
dikonsumsi, kontekstual, berarti bagi dirinya, dan diingat dalam benak
mereka.18
Eriyanto membagi efek framing menjadi dua, yaitu:
1. Mobilisasi Massa.19
Dalam suatu peristiwa sosial, ada strategi bagaimana
khalayak mempunyai pandangan yang sama atas suatu isu.
Kesamaan pandangan ini ditandai dengan menciptakan masalah
bersama, musuh bersama, dan pahlawan bersama. Dengan
persamaan itulah khalayak bisa digerakkan dan dimobilisasi.
Framing berguna untuk menarik dukungan publik karena
dapat membatasi kesadaran serta persepsi publik atas suatu
peristiwa. Maksudnya media hanya menyediakan perspektif
tertentu yang telah mereka pilih, kemudian disajikan kepada
khalayak sehingga mereka berkeyakinan bahwa hanya perspektif
18 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 166.
19 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 169-176.
22
itulah yang dapat digunakan untuk memahami dan mendefinisikan
masalah. Media bisa secara tidak sadar melemparkan kesalahan
pada pihak lain.
2. Menggiring khalayak pada ingatan tertentu.20
Dalam era informasi, kini individu bisa mengetahui
peristiwa sosial dari pemberitaan media. Pembingkaian realitas
tertentu oleh media dapat berpengaruh pada bagaimana individu
menafsirkan peristiwa tersebut. Kemudian secara aktif khalayak
akan membentuk pemahaman dan perspektif mereka atas suatu
realitas.
Dikutip dari buku Eriyanto, W. Lance Bennet dan Regina
G. Lawrence mempunyai istilah ikon berita (news icon). Ikon
dalam suatu berita dapat didefinisikan sebagai simbol dan citra
yang digambarkan secara sempurna dan dramatis. Hal tersebut
membentuk pola pikir khalayak terhadap sesuatu yang dramatis
dan sempurna yang dapat meninggalkan kenangan yang kuat. Jika
suatu ketika diberitakan mengenai peristiwa yang serupa, maka
khalayak akan kembali mengingat pada pola pikir mereka yang
dulu dibentuk oleh media.
Bimo Nugroho menyebutkan dalam bukunya bahwa terdapat beberapa
model analisis framing, antara lain dari Murray Edelman, Robert N. Entman,
William A. Gamson maupun Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Namun
inti dari pemikirannya sama yaitu analisis framing merupakan analisis yang
20 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 177-183.
23
dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas, serta
bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. Analisis ini
mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan hubungan antar fakta dalam berita
untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai dengan perspektif yang mereka
inginkan.21
2. Framing Zhongdang Pan dan Kosicki
Dalam buku “Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing”, Alex Sobur mengatakan
bahwa model framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki merupakan
modifikasi dari dimensi operasional analisis wacana van Dijk. Melalui tulisan
“Framing Analysis: An Approach to News Discourse”, Pan dan Kosicki
membagi empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing, yaitu
sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Keempat dimensi struktural ini
membentuk semacam tema yang menghubungkan antara makna proposisi
dalam wacana dengan kerangka acuan wacana itu dalam dunia nyata.22
Tabel 1: Skema Framing Pan dan Kosicki23
STRUKTUR PERANGKAT FRAMING
UNIT YANG DIAMATI
SintaksisCara wartawan
menyusun fakta.
Skema berita. Headline, lead, latar infromasi, kutipan, sumber, pernyataan,
penutup.Skrip
Cara wartawan mengisahkan fakta.
Kelengkapan berita. 5W+1H (who, what, when, where, why, dan
how)Tematik
Cara wartawan menulis fakta.
Detail.Koherensi.
Bentuk kalimat.
Paragraf, proposisi, kalimat, hubungan
antarkalimat. 21 Bimo Nugroho, dkk., Politik Media Mengemas Berita, h. 21.
22 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing, h. 175.
23 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 295.
24
STRUKTUR PERANGKAT FRAMING
UNIT YANG DIAMATI
Kata ganti.Retoris
Cara wartawan menekankan fakta.
Leksikon.Grafis.
Metafora.
Kata, idiom, gambar atau foto, grafik.
Dalam buku Eriyanto menulis model ini berasumsi bahwa setiap berita
mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat susunan ide yang dihubungkan
dengan elemen yang berbeda dalam teks berita seperti kutipan narasumber,
latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu ke dalam teks secara
keseluruhan. Frame berhubungan dengan bagaimana seseorang memaknai
suatu peristiwa yang dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan
dalam teks. Perangkat tanda ini merupakan elemen yang menunjukkan
pemahaman seseorang mempunyai bentuk yang terstruktur dalam bentuk
aturan penulisan, sehingga bisa melihat mana makna yang tersirat dari suatu
berita.24
Pada buku Eriyanto, pendekatan ini memiliki empat struktur dalam
perangkat framingnya. Pertama, struktur sintaksis berhubungan dengan
bagaimana wartawan menyusun peristiwa ke dalam bentuk susunan umum
berita. Struktur ini dapat diamati dari bagian berita seperti headline, lead, latar,
kutipan, pernyataan dan penutup. Dari bagian-bagian ini bisa diketahui
bagaimana wartawan memahami peristiwa yang dapat dilihat dari cara ia
menyusun fakta ke dalam berita. Biasanya memakai bentuk piramida terbalik,
yaitu bagian yang ditampilkan di atas lebih penting dari bagian bawahnya.
24 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 254-255.
25
Bagian itu tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk
kerangka yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun.
Headline atau judul memiliki tingkat kemenonjolan yang tinggi untuk
menunjukkan kecenderungan berita. Hal ini dikarenakan pembaca cenderung
lebih mengingat headline yang dipakai dibandingkan bagian lain berita dan
headline juga merupakan hal yang pertama kali dibaca pembaca yang dapat
mempengaruhi bagaimana berita akan dimengerti olehnya.25
Selain headline, lead adalah perangkat sintaksis lain yang sering
digunakan. Lead umumnya memberikan pengantar ringkasan mengenai apa
yang ingin diberitakan sebelum membahas isi berita secara lengkap. Lead
menunjukkan sudut pandang atau perspektif tertentu dari peristiwa yang
diberitakan.26
Latar dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan
dalam berita. Pemilihan latar digunakan untuk menentukan ke arah mana
perspektif pembaca akan dibawa. Latar juga dapat menjadi pembenar gagasan
yang diajukan dalam berita. Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum
pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud memengaruhi
dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Karena itu,
latar membantu menyelidiki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas
suatu peristiwa.
Pengutipan narasumber dalam berita bertujuan untuk membangun
objektivitas atau prinsip keseimbangan yang tidak memihak (cover both side).
Wartawan dalam menulis berita tentunya memiliki pandangannya sendiri
25 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 295-296.
26 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 232.
26
mengenai peristiwa tersebut, untuk itulah pengutipan narasumber ini dibuat
untuk memberikan pembenaran atas pendapat yang dibuat. Narasumber yang
diambil haruslah ahli yang berkompeten dalam peristiwa tersebut supaya
pembenaran atas pendapatnya lebih berbobot dan tidak terkesan mengada-ada.
Dikutip dari buku Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media,
pengutipan narasumber menjadi perangkat framing atas tiga hal. Pertama,
mengklaim kebenaran dari pernyataan yang dibuat dengan mendasarkan diri
pada klaim otoritas akademik. Kedua, menghubungkan poin dari
pandangannya kepada pernyataan pejabat yang berwenang. Ketiga,
mengecilkan pendapat tertentu yang dihubungkan dengan kutipan atau
pandangan mayoritas sehingga pandangan tersebut tampak sebagai
menyimpang. 27
Struktur kedua pada model ini adalah struktur skrip, melihat bagaimana
strategi bercerita yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa.28
Struktur skrip adalah sususnan berita yang berusaha menunjukkan hubungan
dari satu peristiwa ke peristiwa selanjutnya. Wartawan ingin pembaca tertarik
dengan berita yang ditulis, karena itulah berita disusun sedemikian rupa untuk
menampilkan peristiwa sebagai awal, adegan, klimaks, dan akhir. Biasanya
struktur skrip ini berpola 5W+1H (who, what, when, where, why, dan how),
walaupun pola ini tidak selalu ada dalam berita yang ditulis.
Struktur skrip merupakan strategi wartawan dalam mengkonstruksi
berita dengan cara menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu supaya
27 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 297-298.28 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotika, dan Analisis Framing, h. 175.
27
berita dapat dipahami oleh pembaca. Penyusunan ini juga memberikan tekanan
mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa digunakan sebagai strategi
untuk menyembunyikan informasi penting. Strategi penyembunyian tersebut
dilakukan dengan menempatkan informasi di bagian akhir agar terkesan kurang
menonjol. Proses penyusunan ini bukan semata mana yang dianggap penting
dan layak diberitakan saja, tetapi dapat menimbulkan efek tertentu.29
Menurut Alex Sobur, struktur tematik berhubungan dengan cara
wartawan mengungkapkan perspektifnya atas peristiwa ke dalam proposisi,
kalimat, atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.
Struktur ini melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan ke dalam bentuk
yang lebih kecil.30 Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat ini,
yaitu detail, koherensi bentuk kalimat, dan kata ganti.
Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan
mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Elemen detail
berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan dalam berita. Elemen
ini digunakan wartawan untuk mengekspresikan sikapnya secara tersirat. Pada
berita jika suatu peristiwa dijelaskan dengan detail lengkap dan panjang lebar
maka itu merupakan penonjolan untuk menciptakan citra tertentu pada
pembaca.31
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau
kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang
29 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 300-301.
30 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing, h. 176.
31 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS, 2012),h. 238.
28
berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta
yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika
seseorang menghubungkannya.
Ada beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat di
mana proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi
lain. Proposisi sebab-akibat ditandai dengan kata hubung ‘sebab’ atau ‘karena’.
Kedua, koherensi penjelas yaitu proposisi atau kalimat satu dipandang sebagai
penjelas dari proposisi lain. Koherensi penjelas ditandai dengan pemakaian
kata hubung ‘dan’ atau ‘lalu’. Ketiga, koherensi pembeda adalah proposisi atau
kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi lain. Ditandai
dengan kata hubung ‘dibandingkan’ atau ‘sedangkan’.32
Bentuk kalimat menentukan makna yang dibentuk oleh susunan
kalimat. Struktur kalimat bisa dibuat aktif atau pasif, tetapi umumnya pokok
yang dipandang penting selalu ditempatkan di awal kalimat. Termasuk ke
dalam bentuk kalimat ini adalah apakah berita itu memakai bentuk deduktif
atau induktif. Dalam bentuk kalimat deduktif aspek penonjolannya lebih
kentara, sementara dalam bentuk induktif inti dari kalimat ditempatkan
tersamar atau tersembunyi.
Elemen kata ganti merupakan strategi wartawan untuk menunjukkan di
mana posisinya dalam berita. Dalam mengungkapkan sikapnya, wartawan
menggunakan kata ganti ‘saya’ atau ‘kami’ untuk menggambarkan bahwa
wartawan mengambil sikap resmi dan tidak ada hubungannya dengan yang
32 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 302-304.
29
diberitakan. Namun ketika menggunakan kata ganti ‘kita’ maka sikap tersebut
merupakan representasi dari kesatuannya dalam berita.33
Struktur terakhir pada model framing ini, struktur retoris yang
berhubungan dengan cara wartawan menekankan arti tertentu. Dengan kata
lain, struktur retoris melihat pemakaian leksikon, idiom, grafik, gambar yang
juga dipakai guna memberi penekanan pada arti tertentu.34 Struktur retoris
merupakan cara wartawan menekankan makna tertentu. Perangkat retoris
digunakan untuk membuat citra, meningkatkan penonjolan pada satu sisi, dan
meningkatkan gambaran yang diinginkan dari berita. Dari struktur ini dapat
dilihat kecenderungan bahwa yang disampaikan tersebut merupakan suatu
kebenaran.35
Elemen leksikon menunjukkan bagaimana wartawan melakukan
pemilihan kata yang memiliki makna yang sama dengan berbagai pilihan kata
lain yang tersedia. Sehingga pilihan kata yang dipakai bukan karena kebetulan
tetapi juga menunjukkan bagaimana pemaknaan wartawan terhadap berita
yang ditulis. Peristiwa yang sama dapat digambarkan dengan pilihan kata yang
berbeda-beda.36
Selain lewat kata, penekanan pesan dalam berita juga dapat dilakukan
dengan menggunakan unsur grafis. Elemen grafis ini juga muncul dalam
bentuk foto, gambar, dan tabel untuk mendukung gagasan yang ingin
ditonjolkan. Elemen grafis memberikan efek kognitif, yaitu dengan mengontrol
33 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 251-254.34 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotika, dan Analisis Framing, h. 176. 35 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 304.
36 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 255.
30
perhatian atau ketertarikan dan menunjukkan apakah informasi itu dianggap
penting sehingga harus difokuskan. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian
caption, raster, grafik, gambar, atau label untuk mendukung arti penting suatu
pesan.37
Metafora dalam suatu wacana, wartawan tidak hanya menyampaikan
pesan lewat teks tetapi juga kiasan, ungkapan, atau metafora yang dimaksud
sebagai ornament atau bumbu dari suatu berita. Metafora digunakan oleh
wartawan secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan pembenaran atas
pendapat atau gagasan tertentu kepada publik. Wartawan menggunakan
kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, peribahasa, petuah leluhur,
kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci
yang semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama.38
C. Jurnalistik Online
Pengertian jurnalistik online terkait banyak istilah, yakni jurnalistik, online,
dan website. Jurnalistik dipahami sebagai proses peliputan, penulisan, dan
penyebarluasan informasi aktual atau berita melalui media massa. Secara ringkas
jurnalisitk bisa diartikan sebagai memberitakan sebuah peristiwa. Online
merupakan bahasa internet yang berarti informasi dapat diakses dimana saja dan
kapan saja selama ada jaringan internet. Website atau situs adalah halaman yang
mengandung konten (media), termasuk teks, video, audio, dan gambar.
Dari pengertian ketiga kata tersebut, jurnalistik online dapat didefinisikan
sebagai proses penyampaian informasi melalui media internet (utamanya website).
37 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 306.
38 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 259.
31
Website dikenal juga dengan sebutan media baru (new media) karena merupakan
perkembangan baru dalam dunia media. Hal baru dalam new media antara lain
informasi yang tersaji bisa diakses atau dibaca kapan saja dan dimana pun selama
ada komputer dan perangkat lain yang memiliki koneksi internet.39
Menurut Anton Ramdan dalam bukunya berjudul “Jurnalistik Islam”,
jurnalistik online yang termasuk jenis jurnalisme baru ini tidak lepas dari
ditemukannya teknologi komputer yang diikuti kemunculan teknologi internet yang
dikembangkan pada tahun 1990-an. Penemuan dan pengembangan teknologi
nirkabel (wireless) pada notebook memudahkan proses jurnalistik atau kerja
wartawan.
Teknologi tidak hanya berpengaruh terhadap para jurnalis saja, tapi juga
berpengaruh pada para penikmat informasi dan berita. Para perusahaan media
massa pun mau tidak mau harus memfasilitasi kebutuhan para penikmat informasi
dan berita online. Kita bisa saksikan berbagai media massa berlomba memberikan
pelayanan maksimal terhadap kebutuhan tersebut. Oleh karena itulah mereka
membuat website informasi dan berita online.40
Kemunculan dan perkembangan jurnalistik online di Indonesia juga dimulai
dengan peristiwa besar, yaitu berakhirnya era pemerintahan Orde Baru saat
Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. Berita pengunduran diri Soeharto
tersebar luas melalui milist (mailing list) yang sudah dikenal luas di kalangan
aktivis demokrasi dan mahasiswa.
39 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online Panduan Praktis Mengelola Media Online
(Bandung: Nuansa Cendekia, 2012), h. 11 - 13.40 Anton Ramdan, Jurnalistik Islam (T.tp.: Shahara Digital Publishing, t.t), h. 10.
32
Seiring euforia reformasi, beragam media online pun hadir seperti
Detik.com, Bidik.com, Mandiri-online.com, dan Berpolitik.com yang disebut-sebut
sebagai pioner jurnalistik online di Indonesia. Kemudian diikuti kehadiran tiga situs
besar seperti Astaga.com, Satunet.com, dan KafeGaul.com. Saat ini sejarah
jurnalistik online didominasi oleh situs-situs berita yang merupakan edisi online
dari surat kabar (meski belakangan kontennya menjadi tersendiri atau berbeda),41
contohnya Republika.co.id, Kompas.com, Tempo.co, dan lain sebagainya.
Keunggulan jurnalistik online secara detail dikemukakan oleh James C.
Foust dalam bukunya berjudul Online Journalism: Principles and Practices of
News for the Web sebagai berikut:42
a. Audience Control, yaitu audiens lebih leluasa untuk terlibat langsung dalam
memilih dan mencari berita yang diinginkannya.
b. Non-linearity, yaitu informasi yang diberikan bersifat independen. Sehingga
dalam memahami suatu peristiwa, audiens tidak perlu membaca rangkaian
berita lainnya.
c. Storage and Retrieval, yaitu audiens mudah untuk menyimpan dan
mengakses kembali informasi-informasi yang ada.
d. Unlimited Space, yaitu memungkinkan jumlah berita jauh lebih lengkap
dibandingkan media lainnya karena didukung oleh kapasitas internet yang
sangat besar.
41 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online Panduan Praktis Mengelola Media Online,
h. 19 - 20.42 James C. Foust, Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web
(Arizona, United States: Holcomb Hathaway Publishers, 2005), h. 9-12.
33
e. Immediacy, yaitu informasi dapat diakses secara langsung tanpa perantara
orang ketiga sehingga audiens bisa langsung menerima informasi lebih
cepat dibanding media lainnya.
f. Multimedia Capability, yaitu menyediakan berbagai jenis informasi seperti
gambar, video, audio, dan teks.
g. Interactivity, yaitu meningkatkan level interaktivitas antara audiens dengan
setiap berita atau informasi yang diakses.
Dari keunggulan-keunggulan tersebut, sepintas tertangkap kesan betapa
superiornya internet yang mampu membentuk jurnalistik online dapat melewati
batas yang disandang jurnalistik konvensional. Namun jurnalistik konvensional
mungkin justru lebih mampu menjamin kebenaran berita atau informasi yang
disampaikan dibandingkan jurnalistik online. Hal ini terkait dengan kebebasan
terhadap aturan-aturan jurnalistik yang seringkali diabaikan dan hilang atau
berkurangnya peran gatekeeper dalam jurnalistik online tidak seketat pada
jurnalisme konvensional.
Atas dasar hal tersebut siapapun dapat melakukan proses jurnalistik online,
bahkan orang yang tidak memiliki keterampilan jurnalistik dapat bercerita sesuai
kehendaknya, entah itu bernilai berita maupun tidak. Wajar jika kemudian muncul
pandangan bahwa jurnalistik online tidak memiliki kredibilitas. Selain itu
jurnalistik online dianggap sebagai “mainan” masyarakat suprarasional
(masyarakat yang bisa menggunakan media massa secara proporsional).43
Internet dan jurnalistik online tidak sepenuhnya menggantikan jurnalistik
konvensional. Ia hanya membuat suatu cara unik untuk memproduksi berita dan
43 Ana Nadhya Abrar dan Andy Dermawan, Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu
Komunikasi (Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Indonesia, 2003), h. 51.
34
mendapatkan konsumen berita, ia meningkatkan intensitas jurnalistik konvensional
dengan menggabungkan fungsi-fungsi dari teknologi internet dengan media
tradisional. Sehingga meskipun merupakan konsep jurnalistik baru, seharusnya
elemen jurnalistik berupa mencari dan mengutarakan kebenaran tidak akan
berubah.44
44 Septiawan Santana Kurnia, Jurnalisme Kontemporer (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2005), h. 135.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Detik.com
1. Sejarah Singkat
Pada mulanya Detik.com bergerak dibidang pembuatan website,
kliennya seperti Klikbca.com, Kompas.co.id, dan Yellowpages.co.id. Tiga dari
empat orang pendiri Detik.com merupakan wartawan yang pernah bekerja di
media, yaitu Abdul Rahman, Yayan Sopyan, dan Budiono Darsono sedangkan
yang tidak pernah bekerja sebagai wartawan media adalah Didi Nugrahadi.
Pada masa itu media online sudah mulai ada seperti Republika.co.id dan
Kompas.com, namun hanya memindahkan versi cetak ke online saja.
Kemudian sejak reformasi pada tahun 1998 ketika semua orang butuh berita,
tercetuslah untuk membuat sebuah media yang berbasis online. Detik.com
membuat bentuk dan konsep yang berbeda untuk ditawarkan kepada klien
seperti Kompas tetapi ditolak.
Akhirnya Detik.com memutuskan untuk membuat media online sendiri
dan lahirlah ia pada 9 Juli 1998. Detik.com terus berkembang hingga pada 2011
ia diakuisisi oleh CT Corp yang dimiliki Chairul Tanjung, sehingga sekarang
Detik.com merupakan bagian dari Trans Media. Detik.com sudah beberapa kali
mengalami pergantian pemimpin redaksi dan pemimpin redaksi yang sekarang
bernama Iin Yumiyanti. Sebagai perusahaan bisnis yang terus berkembang,
tentunya Detik.com memiliki produk yang tidak sukses seperti Majalah Detik,
36
Female dan Male Magazine. Namun ada juga yang terbaru seperti Wolipop
yang memiliki tempat di pasaran.1
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi tujuan utama orang Indonesia untuk mendapatkan content
dan layanan digital, baik internet maupun seluler.
b. Misi
1) Memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan kepuasan kepada
pelanggan.
2) Memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan menjadi tempat yang
baik untuk berkarir.
3) Memberikan hasil optimal yang berkesinambungan bagi pemegang
saham.2
3. Demografi Pembaca
Detikcom memiliki lebih dari 40 juta pembaca yang mengakses melalui
Personal Computer (PC) dan lebih dari 30 juta orang melalui telepon seluler.
Dengan rincian sebagai berikut:3
1 Wawancara pribadi dengan Human Resource Detik.com, Nanang, Jakarta, 18 November 2016.
2 Dokumen resmi Detik.com.3 http://solusiukm.detik.com/?_ga=1.36933668.541321369.1478715007 diakses pada 20
November 2016.
37
Gambar 1: Pembaca Detik.com Menurut Gender dan Umur
Gambar 2: Demografi Pembaca Detik.com
38
B. Profil Republika.co.id
1. Sejarah Singkat
Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan
komunitas Muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan
puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya para wartawan
profesional muda yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan
Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang dapat menembus pembatasan
ketat pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya
tersebut berbuah. Sehingga Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993.
Penerbitan Republika menjadi berkah bagi umat. Sebelum masa itu,
aspirasi umat tidak mendapat tempat dalam wacana nasional. Kehadiran media
ini bukan hanya memberi saluran bagi aspirasi tersebut, namun juga
menumbuhkan pluralisme informasi di masyarakat. Karena itu kalangan umat
antusias memberi dukungan, antara lain dengan membeli saham sebanyak satu
lembar saham per orang. PT Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit Republika pun
menjadi perusahaan media pertama yang menjadi perusahaan publik.
Tahun 1995, Republika memyajikan layanan berita di situs web internet
dengan alamat www.republika.co.id. Hal ini menjadikannya koran pertama di
Indonesia yang tampil di dunia internet, situs itu kemudian diberi nama
Republika Online. Republika Online yang biasa disebut ROL muncul pertama
kali di internet pada awal 1995 atau sekitar dua tahun setelah surat kabar
Republika terbit. Sebagai situs berita, pada saat itu, muatan ROL hanya
menduplikasi materi berita-berita koran Republika secara lengkap. Tujuan
utama penerbitan Republika versi internet adalah untuk melayani pembaca
39
yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk pembaca yang berada
di luar negeri.
Pada fase berikutnya Republika Online secara bertahap mulai
berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi, khususnya teknologi
informasi. Desain dan berbagai layanan web dan materi beritanya pun lebih
diperkaya.
Sejak pertengahan 2008 Republika Online mengalami perubahan besar,
dari sekadar situs berita sederhana menjadi web portal multimedia. Perubahan
tersebut terjadi sebagai jawaban atas munculnya tantangan industri media yang
mulai memasuki era konvergensi media. Dalam hal ini, Republika sebagai
institusi industri media dituntut untuk memiliki dan mendistribusikan konten
medianya dalam format cetak, online, dan mobile.
Sesuai dengan falsafah dasar Republika, muatan Republika Online
tetap mengedepankan komunitas Muslim sebagai basis pengunjungnya.
Tampilan Republika Online terbaru inilah yang diluncurkan kembali
(relaunching) pada 6 Februari 2008.4
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadikan harian umum Republika sebagai koran umat yang
terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran,
damai, cerdas, dan profesional. Namun mempunyai prinsip dalam
4 Dokumen resmi Republika.co.id.
40
keterlibatannya menjaga persatuan bangsa dan kepentingan umat Islam
yang berdasarkan pemahaman rahmatan lil alamin.
b. Misi
Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien
dan efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara profesional.5
3. Demografi Pembaca Republika.co.id
Dilihat dari website resmi Republika Online tidak dijelaskan berapa
jumlah pembaca yang mengunjungi situs tersebut, sebagai gantinya dijelaskan
seperti tabel berikut:6
Gambar 3: Pembaca Republika.co.id Menurut Gender
Gambar 4: Pembaca Republika.co.id Menurut Tingkat Pendidikan
5 Dokumen resmi Republika.co.id.
6 http://www.republika.co.id/page/about diakses pada 23 November 2016.
41
Gambar 5: Pembaca Republika.co.id Menurut Umur
Gambar 6: Pembaca Republika.co.id Menurut Perangkat yang
Digunakan
42
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA DATA
Pro dan kontra mewarnai peristiwa revitalisasi Luar Batang karena
revitalisasi ini mengharuskan digusurnya perkampungan kumuh milik warga
setempat. Banyak spekulasi yang berkembang di masyarakat seputar revitalisasi ini,
tentunya dipengaruhi oleh berita-berita yang muncul di media massa. Tak terkecuali
media online yang memiliki keunggulan dalam kecepatan untuk meng-update
berita dibandingkan media konvensional. Peneliti memilih media online
Republika.co.id dan Detik.com sebagai subjek penelitian karena peneliti melihat
keduanya memiliki perbedaan sudut pandang dalam memberitakan tentang
revitalisasi ini.
Penelitian bertujuan untuk melihat bagaimana pembingkaian berita tentang
revitalisasi kawasan Luar Batang pada Detik.com dan Republika.co.id serta
bagaimana kedua media tersebut mengkonstruksi realitas. Peneliti menganalisis
pemberitaan menggunakan metode analisis framing Pan dan Kosicki untuk
menelaah bagaimana media membingkai berita.
A. Hasil Temuan Penelitian tentang Perbedaan Bingkai antara Media Online
Republika.co.id dan Detik.com
Penelitian ini membandingkan dua media massa tersebut dari sisi sintaksis,
skrip, tematik, dan retoris. Berita yang digunakan menjadi dasar analisis dari
Republika.co.id berjudul “Kampung Luar Batang, Sepenggal Kisah Jakarta Masa
Lalu” dipublikasikan pada 22 April 2016, sedangkan Detik.com berjudul
43
“RESTORASI KOTA TUA: Ambisi DKI Bangun Wisata Bahari” dipublikasikan
pada 18 Mei 2016. Berikut pemaparannya:
1. Struktur Sintaksis
Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun
peristiwa ke dalam bentuk susunan umum berita. Struktur ini dapat diamati dari
bagian berita seperti headline, lead, latar, kutipan, pernyataan dan penutup.
Dari bagian-bagian ini bisa mengetahui bagaimana wartawan memahami
peristiwa yang dapat dilihat dari cara ia menyusun fakta ke dalam berita.
Biasanya memakai bentuk piramida terbalik, yaitu bagian yang ditampilkan di
atas lebih penting dari bagian bawahnya.1
a) Headline
Headline atau judul memiliki tingkat kemenonjolan yang tinggi
untuk menunjukkan kecenderungan berita. Hal ini dikarenakan pembaca
cenderung lebih mengingat headline yang dipakai dibandingkan bagian
lain berita dan headline juga merupakan hal yang pertama kali dibaca
pembaca yang dapat mempengaruhi bagaimana berita akan dimengerti
olehnya.2
Tabel 2: Headline pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang diamati
Republika.co.id Detik.com
Headline Kampung Luar Batang, Sepenggal Kisah Jakarta Masa Lalu
RESTORASI KOTA TUA: Ambisi DKI Bangun Wisata Bahari
1 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta, 2002), h. 294.2 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 296.
44
Dilihat dari judul yang dipakai oleh kedua media sangat berbeda.
Republika.co.id memakai judul yang diawali dengan nama Kampung Luar
Batang guna mengajak pembaca untuk melihat persolan revitalisasi ini dari
sudut pandang Kampung Luar Batang saja. Padahal peristiwa ini
mencakup dua wilayah selain Luar Batang, seperti Pasar Ikan dan
Kampung Akuarium. Kedua wilayah tersebut juga memiliki situs yang tak
kalah bersejarah dari masjid dan makam ulama yang berada di Luar
Batang. Melihat latar belakang Republika.co.id sebagai media umat Islam,
maka hal ini dapat dimaklumi. Republika.co.id lebih menonjolkan Luar
Batang karena tidak ingin situs bersejarah penyebaran Islam di Jakarta
digusur.
Detik.com memakai judul yang lebih umum dan terlihat lebih
netral karena tidak menyebutkan satu lokasi saja. Walaupun isi berita lebih
condong kepada restorasi benteng bersejarah di Pasar Ikan daripada
penggusuran perkampungan kumuh di dua kawasan lainnya. Dari judul ini
terlihat Detik.com lebih melihat peristiwa ini sebagai ambisi DKI Jakarta
untuk membangun wisata bahari, walaupun harus menggusur
perkampungan kumuh di wilayah tersebut.
b) Lead
Lead umumnya memberikan pengantar ringkasan mengenai apa
yang ingin diberitakan sebelum membahas isi berita secara lengkap. Lead
45
menunjukkan sudut pandang atau perspektif tertentu dari peristiwa yang
diberitakan.3
Tabel 3: Lead pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Lead Nama Luar Batang dan Pasar Ikan belakangan ini kembali ramai menjadi perbincangan masyarakat tak hanya mereka yang tinggal di ibu kota namun juga di daerah lain yang mengikuti perkembangan berita mengenai penggusuran warga disana oleh Pemprov DKI Jakarta awal April 2016.
Bagi para arkeolog yang lama meneliti kawasan Kota Tua Batavia, penataan perkampungan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, memberi berkah tersendiri.Setelah beberapa pekan bekerja meratakan bekas perkampungan dan mengeruk kanal di depan Museum Bahari, tersembul struktur bangunan yang memanjang. Itulah Benteng Dalam, peninggalan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) Belanda, yang berada di bawah Gedung Akuarium. Benteng itu hilang akibat ulah warga yang secara bergelombang datang dan menghuni kawasan tersebut sejak 1966. Mereka setahap demi setahap menguruk bekas kanal menjadi hunian.
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lead
yang digunakan. Lead yang ditampilkan oleh keduanya sudah terlihat akan
diceritakan seperti apa dan dilihat dari sudut pandang mana peristiwa
tersebut pada berita.
3 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta, 2002), h. 297
46
Lead yang digunakan oleh Republika.co.id ada dua, yaitu where
lead dan what lead. Republika.co.id menggunakan where lead untuk
menekankan di mana peristiwa tersebut terjadi yaitu Luar Batang dan
Pasar Ikan yang merupakan perkampungan kumuh di Jakarta.
Republika.co.id juga menggunakan what lead untuk menjelaskan
penggusuran warga yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Penggunaan what lead untuk menekankan pertistiwa yang terjadi di kedua
tempat tersebut, yaitu penggusuran warga. Pada what lead ini juga
ditambahkan Pemprov DKI Jakarta sebagai pelaku penggusuran, supaya
pembaca tahu bahwa pemerintah menggusur warganya di Luar Batang dan
Pasar Ikan.
Dari kedua lead tersebut peneliti mengetahui bahwa
Republika.co.id ingin menekankan kepada pembaca untuk menganggap
peristiwa yang terjadi di Luar Batang dan pasar Ikan merupakan
penggusuran warga. Penggunaan kata ‘penggusuran’ pun pasti dengan
tujuan tertentu. Jika ditinjau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kata ‘penggusuran’ tidak memiliki konotasi yang negatif karena memiliki
arti proses, cara, perbuatan menggusur. Namun jika dikaitkan dengan
warga miskin, penggusuran memiliki kesan buruk karena warga miskin
yang lemah akan disingkirkan. Tentunya hal ini mengusik hati nurani para
pembaca
Detik.com menggunakan what lead: “Bagi para arkeolog yang
lama meneliti kawasan Kota Tua Batavia, penataan perkampungan Pasar
Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, memberi berkah tersendiri”. Detik.com
47
ingin menjelaskan bahwa dibalik penertiban di Pasar Ikan ada berkah yang
dihasilkan, yaitu tersembulnya benteng peninggalan Belanda.
Di sini terlihat cara pandang yang berbeda dari kedua media ini jika
dilihat dari penggunaan kata ‘penggusuran’ dan ‘penataan’. Meski
memiliki makna yang sama, kedua kata ini memiliki konotasi yang
berbeda. Penataan lebih bermakna positif, ditambah keterangan: ‘penataan
perkampungan Pasar Ikan memberikan berkah tersendiri’. Kata ‘berkah’
menurut KBBI memiliki arti karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan
bagi kehidupan manusia. Sehingga dapat kita ketahui bahwa Detik.com
memandang penertiban ini sebagai kegiatan yang positif.
c) Latar Informasi
Latar dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan
dalam berita. Pemilihan latar digunakan untuk menentukan ke arah mana
perspektif pembaca akan dibawa. Latar juga dapat menjadi pembenar
gagasan yang diajukan dalam berita. 4
Tabel 4: Latar Informasi pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Latar Informasi
Berita ini berlatar pada sejarah kawasan Luar Batang dan Pasar Ikan.
Berita ini berlatar padakumuhnya kawasan yang akan direvitalisasi.
Latar informasi yang digunakan oleh Republika.co.id adalah buku
Adolf Heuken yang berjudul Historical Sites of Jakarta. Pada bagian ini
Republika.co.id berusaha menjelaskan kepada pembaca, bahwa kawasan
4 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 297.
48
Luar Batang dan Pasar Ikan merupakan salah satu wilayah yang telah ada
di Jakarta lebih dari 100 tahun yang lalu. Termasuk ke dalam kawasan Old
Batavia yang menjadi titik berkembangnya Jakarta hingga seperti
sekarang. Dari pemilihan latar tersebut, terlihat bahwa Republika.co.id
ingin memberikan kesan bahwa kedua kawasan ini merupakan kawasan
bersejarah dan harus dilestarikan. Warga yang tinggal di kawasan tersebut
juga jangan sampai tercabut dari akar budaya dan asal muasal mereka di
wilayah itu.
Lain dengan Detik.com yang menggunakan latar berbeda jika
dibandingkan dengan Republika.co.id. Detik.com menggunakan latar dari
penjelasan betapa kumuhnya kawasan yang akan direvitalisasi. Dijelaskan
bahwa kawasan tersebut harus diperbaiki citranya yang dikenal sebagai
kawasan kumuh, tidak aman, tidak tertib, dan kemacetan yang parah.
Disebutkan juga penyebab bangunan bersejarah ini hilang akibat ulah
warga yang secara bergelombang datang menghuni kawsan tersebut.
Mereka mengeruk bekas kanal dan mengubahnya menjadi perkampungan
yang padat penduduk.
Kesimpulannya Detik.com memilih latar ini untuk memberikan
kesan negatif untuk para warga yang perkampungannya digusur demi
kelancaran restorasi ini. Penggunaan latar ini untuk membenarkan
argumennya bahwa kawasan ini memang sudah sepantasnya direvitalisasi.
Republika.co.id menggunakan latar sejarah kawasan Luar Batang dan
Pasar Ikan guna membenarkan argumennya bahwa kawasan ini tidak boleh
digusur karena memiliki sejarah yang berharga untuk perkembangan kota
49
Jakarta. Ditambahkan juga keterangan bahwa Masjid Luar Batang
merupakan tempat yang istimewa dan banyak didatangi peziarah karena
ada makam ulama Sayid Hussein bin Abubakar bin Abdillah al-Aydrus.
d) Kutipan Narasumber
Pengutipan narasumber dalam berita bertujuan untuk membangun
objektivitas atau prinsip keseimbangan yang tidak memihak (cover both
side). Wartawan dalam menulis berita tentunya memiliki pandangannya
sendiri mengenai peristiwa tersebut, untuk itulah pengutipan narasumber
ini dibuat untuk memberikan pembenaran atas pendapat yang dibuat.
Narasumber yang diambil haruslah ahli yang berkompeten dalam
peristiwa tersebut supaya pembenaran atas pendapatnya lebih berbobot
dan tidak terkesan mengada-ada.5
Tabel 5: Kutipan Narasumber pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Kutipan Dalam tulisannya, Heuken mengatakan Pasar Ikan merupakan salah satu daerah tertua dan salah satu titik awal kota Jakarta berkembang menjadi seperti saat ini."Ini adalah distrik tertua di Batavia, di sinilah benteng dan kota berawal pada 1619,"
"Itu fondasi jembatan yang pernah menghubungkan ‘Pulau’ Pasar Ikan dengan daratan depan gudang rempah yang sekarang menjadi Museum Bahari,"
Masjid Luar Batang, menurut Heuken menjadi tempat yang istimewa dan banyak didatangi peziarah karena juga ada makam ulama terkenal."Makam ulama tersebut
“Membuat bangunan bersejarah yang berpuluh tahun tertimbun dapat terlihat kembali,"
5 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 298.
50
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Kutipan kemudian menjadi satu kesatuan dengan bangunan masjid sekitar tahun 1828,""Resistensi dari warga menunjukkan ada proses komunikasi yang buruk antara Pemkot Jakarta dengan warga. Pembongkaran itu kebijakan yang sangat sensitif, Pemkot Jakarta jangan sampai arogan dalam pendekatannya,"
"Kami mau bentuk tim arkeolog untuk kerjain. Waktu penggalian sudah ketemu, ada dinding yang menunjukkan pintunya bulat. Ternyata sudah tenggelam 2 meter di bawah muka laut. Ada fotonya zaman Belanda. Kita mau bikin kalau bisa rekonstruksi walau harus turun 2 meter,"
"Jika ada rencana relokasi, lantas apakah lingkungan barunya mendukung? Sekolahnya, pekerjaannya? Jangan sampai memunculkan permasalahan lain yang lebih kompleks,"
"Bisa juga dilakukan berbarengan buat tanggul, pasang pompa, restorasi, sehingga bangunan yang sudah dipugar terendam lagi,"
"Cara cara yang ditempuh oleh Pemkot DKI Jakarta dalam pembongkaran juga berlebihan. Dengan mengerahkan 4.218 aparat gabungan, itu sangat berlebihan dan warga pasti terintimidasi,"
"Terakhir adalah kemacetan. Masuk ke sana ibaratnya nerakanya macet. Kalau itu terbenahi, orang akan welcome. Sejelek-jeleknya gedung, orang tetap akan datang,"
"Kampung Luar Batang salah satu perkampungan tertua di Jakarta, banyak dimensi budaya disana. Sehingga pemkot Jakarta seharusnya mengkaji lebih komprehensif,"
"Konsepnya adaptive reuse,"
“Akan dikembangkan kembali kawasan mulai Pelabuhan Sunda Kelapa, Pasar Ikan, kawasan Taman Fatahillah, ke Glodok menjadi satu rangkaian wisata sejarah di Kota Tua,"
51
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Kutipan "Mau tenda siapa pun ya, kalau dia enggak mau pergi, pasti kami tertibkan.”
Republika.co.id secara umum menggunakan kutipan dari buku
Adolf Heuken yang berjudul Historical Sites of Jakarta dan hasil
wawancara dengan Fadli Zon selaku Wakil Ketua DPR. Kutipan dari buku
Adolf Heuken ditulis untuk memberitahu pembaca bahwa kawasan Luar
Batang dan Pasar Ikan merupakan distrik tertua di Batavia dan titik awal
kota Jakarta berkembang. Republika.co.id juga menambahkan betapa
istimewanya Masjid Luar Batang dan banyak didatangi peziarah karena
terdapat makam ulama terkenal. Hal ini terlihat pada kutipan berikut:
“Masjid Luar Batang, menurut Heuken menjadi tempat yang istimewa dan banyak didatangi peziarah karena juga ada makam ulama terkenal. "Makam ulama tersebut kemudian menjadi satu kesatuan dengan bangunan masjid sekitar tahun 1828," kata Heuken dalam bukunya.”
Republika.co.id juga menuliskan pendapat Fadli Zon mengenai
cara Pemprov DKI Jakarta dalam menggusur perkampungan:
"Resistensi dari warga menunjukkan ada proses komunikasi yang buruk antara Pemkot Jakarta dengan warga. Pembongkaran itu kebijakan yang sangat sensitif, Pemkot Jakarta jangan sampai arogan dalam pendekatannya." Menurut Fadli Zon, harus dilihat apakah sudah ada tindakan yang adil yang diterima 4.929 jiwa atas penggusuran tersebut. Dia menilai, resistensi muncul karena ada ketidakadilan dan komunikasi yang buruk sehingga penggusuran jelas melukai hati rakyat.”
Pernyataan dari Fadli Zon mengatakan penyebab adanya resistensi
dalam penggusuran ini. Pendapat ini diperkuat dengan kata ‘arogan’ yang
menurut KBBI berarti mempunyai perasaan superioritas yang
52
dimanifestasikan dalam sikap suka memaksa atau pongah. Hal ini
dipertegas juga dalam kutipan berikut:
"Jika ada rencana relokasi, lantas apakah lingkungan barunya mendukung? Sekolahnya, pekerjaannya? Jangan sampai memunculkan permasalahan lain yang lebih kompleks."
"Cara cara yang ditempuh oleh Pemkot DKI Jakarta dalam pembongkaran juga berlebihan. Dengan mengerahkan 4.218 aparat gabungan, itu sangat berlebihan dan warga pasti terintimidasi."
Pada kutipan diatas ditegaskan bahwa cara yang dilakukan oleh
Pemprov DKI sangat tidak tepat. Pemprov DKI tidak hanya arogan, tetapi
juga gegabah dan berlebihan dalam menggusur perkampungan warga.
Pemilihan kata ‘intimidasi’ pun dapat menguatkan kata ‘arogan’ yang
dipakai pada kutipan sebelumnya. Intimidasi memiliki arti tindakan
menakut-nakuti (terutama untuk memaksa orang atau pihak lain berbuat
sesuatu); gertakan; ancaman.
Dapat disimpulkan dari kutipan-kutipan yang diambil oleh
Republika.co.id, bermaksud untuk menggiring pembaca pada pengetahuan
bagaimana buruknya sikap Pemprov DKI Jakarta dalam menghadapi
warganya. Seharusnya pemerintah bisa menurunkan kemiskinan, bukan
malah menggusur rakyat miskin. Sikap yang diambil Pemprov DKI jelas
tidak pro rakyat karena tidak disertai dengan komunikasi yang baik dengan
warga setempat. Penertiban kawasan ini bukan hanya untuk memelihara
keberadaan Kota Tua Jakarta tapi juga bisa memberikan dampak positif
untuk warga setempat.
Jika Republika.co.id mengambil kutipan dari orang tidak
berhubungan langsung dengan pembangunan ini, maka berbeda dengan
53
Detik.com yang mengambil kutipan dari narasumber yang ikut andil dalam
membangun wisata bahari, yaitu Candrian Attahiyat selaku arkeolog dan
Norviadi Setio Husodo selaku Kepala Unit Pengelolaan Kawasan Kota
Tua.
Kedua orang tersebut diyakini Detik.com mampu memberikan
penjelasan tentang rencana-rencana yang akan dilakukan untuk
merestorasi kawasan ini. Kutipan dari narasumber juga menjelaskan alasan
perkampungan tersebut harus digusur, hal ini terlihat dalam kutipan
berikut:
"Terakhir adalah kemacetan. Masuk ke sana ibaratnya nerakanya macet. Kalau itu terbenahi, orang akan welcome. Sejelek-jeleknya gedung, orang tetap akan datang,"
Dari kutipan di atas juga memperlihatkan kepada pembaca betapa
semrawutnya perkampungan yang digusur. Sehingga pembaca akan
digiring dengan pemikiran bahwa penggusuran atas perkampungan kumuh
ini memang pantas dilakukan, karena warga setempat lah yang selama ini
merusak bangunan bersejarah tersebut.
Detik.com juga ingin memperlihatkan sikap tegas Ahok terhadap
para warga yang masih melawan keputusan Pemprov DKI dengan
mendirikan tenda di lokasi penggusuran. Sikap tersebut terlihat dalam
kutipan wawancara dengan Ahok berikut yang juga mencerminkan sikap
warga yang sulit diatur:
"Mau tenda siapa pun ya, kalau dia enggak mau pergi, pasti kami tertibkan.”
Perbedaan sudut pandang jelas terlihat dari kutipan yang diambil
oleh Republika.co.id dan Detik.com. Jika republika lebih condong
54
membela warga penggusuran dan mengkritik Pemprov DKI Jakarta, maka
sebaliknya Detik.com justru membela kebijakan Pemprov DKI Jakarta
dalam merestorasi kawasan tersebut.
e) Pernyataan
Tabel 6: Pernyataan pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Pernyataan Menurut Fadli Zon, harus dilihat apakah sudah ada tindakan yang adil yang diterima 4.929 jiwa atas penggusuran tersebut. Dia menilai, resistensi muncul karena ada ketidakadilan dan komunikasi yang buruk sehingga penggusuran jelas melukai hati rakyat.
Bagi para arkeolog yang lama meneliti kawasan KotaTua Batavia, penataan perkampungan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, memberi berkah tersendiri.
Fadli menilai, tugas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah menurunkan kemiskinan, kalau begini maka bisa jadi bukan menggusur kemiskinan tapi menggusur rakyat miskin.
Norviadi Setio Husodo secara gamblang mengatakan penataan kawasan Pasar Ikan menjadi semacam blessing in disguise atau berkah tersembunyi.
Fadli juga mengkritisi cara yang ditempuh Pemprov DKI Jakarta dalam pembongkaran yang dinilainyaberlebihan dengan mengerahkan sebanyak 4.218 aparat.
Candrian menyarankan, sebelum dilakukan proses restorasi bangunan, yang perlu ditangani pertama kali adalah lingkungannya. Sebab, kawasan Pasar Ikan adalah daerah yang sering terendam saat air laut pasang maupun musim hujan.
Fadli menekankan bahwa Pemprov Jakarta harus jelaskan secara rinci nantinya akan dibangun apa di lokasi tersebutsehingga jangan ada yang ditutup- tutupi.
Menurut Norviadi, Pemerintah Provinsi DKI memang sudah menyiapkan rencana-rencana untuk merestorasi bangunan Pasar Ikan, Pasar Heksagon, dan Gedung Akuarium, yang
55
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Pernyataan selama ini terbengkalai, bahkan sudah hancur.
Menurut Fadli, jangan sampai ada situs budaya yang hancur dan warga yang terampas hak hak dasarnya atas pembongkaran ini.
Dalam pernyataan tersebut, Republika.co.id mengkritik cara-cara
yang dilakukan Pemprov DKI dalam menggusur permukiman yang
menyebabkan adanya resistensi. Lewat pernyataan Fadli Zon,
Republika.co.id melihat faktor tersebut adalah karena adanya
ketidakadilan dan komunikasi yang buruk. Berikut pernyataannya:
“Menurut Fadli Zon, harus dilihat apakah sudah ada tindakan yang adil yang diterima 4.929 jiwa atas penggusuran tersebut. Dia menilai, resistensi muncul karena ada ketidakadilan dan komunikasi yang buruk sehingga penggusuran jelas melukai hati rakyat.”
Republika.co.id juga menyindir Pemprov DKI karena dianggap
lalai dalam menjalani tugasnya. Mereka seharusnya menurunkan
kemiskinan, bukan malah menggusur rakyat miskin seperti yang dilakukan
Pemprov DKI dalam penggusuran. Hal ini terlihat dalam pernyataan dari
Fadli Zon berikut:
“Fadli menilai, tugas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah menurunkan kemiskinan, kalau begini maka bisa jadi bukan menggusur kemiskinan tapi menggusur rakyat miskin.”
Persoalan ketiga yang dijelaskan adalah cara Pemprov DKI dalam
pembongkaran dinilai berlebihan. Menurut Republika.co.id, tidak perlu
mengerahkan banyak aparat dalam pembongkaran ini karena dapat
56
mengintimidasi warga. Republika.co.id juga mengkritisi Pemprov DKI
yang selama ini tidak transparan dalam menjelaskan akan dibangun apa
lokasi tersebut. Ia menilai bahwa selama ini Pemprov DKI menutup-nutupi
mengenai rencananya dalam merevitalisasi kawasan ini. Berikut
pernyataannya:
“Fadli menekankan bahwa Pemprov Jakarta harus jelaskan secara rinci nantinya akan dibangun apa di lokasi tersebut sehingga jangan ada yang ditutup- tutupi.”
Republika.co.id juga ingin mengutarakan bahwa pembongkaran ini
merebut hak-hak dasar warga dan menghancurkan situs budaya. Hal ini
terlintas dalam pernyataan Fadli Zon berikut:
“Menurutnya, jangan sampai ada situs budaya yang hancur dan warga yang terampas hak hak dasarnya atas pembongkaran ini.”
Berbeda dengan Republika.co.id yang pernyataannya berusaha
untuk membela warga yang terkena penggusuran, Detik.com justru
menganggap penggusuran ini sebagai sesuatu yang bermanfaat. Detik.com
menggunakan kata ‘berkah’ dan ‘blessing in disguise’ (berkah
tersembunyi) yang dalam KBBI memiliki arti karunia Tuhan yang
mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia; berkat. Hal ini terdapat
pada dua pernyataan berikut:
“Bagi para arkeolog yang lama meneliti kawasan Kota Tua Batavia, penataan perkampungan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, memberi berkah tersendiri.”“Kepala Unit Pengelolaan Kawasan Kota Tua Norviadi SetioHusodo saat ditemui terpisah secara gamblang mengatakan penataan kawasan Pasar Ikan menjadi semacam blessing in disguise atau berkah tersembunyi.”
57
Kedua pernyataan ini juga didukung oleh pernyataan berikutnya
yang menyatakan bahwa kawasan yang digusur merupakan kawasan yang
sering terendam air laut. Ditambah lagi bangunan-bangunan bersejarah
yang terdapat di kawasan tersebut sudah sangat parah kerusakannya.
Dengan alasan-alasan itulah Detik.com meyakinkan pembaca bahwa
penggusuran merupakan langkah yang tepat untuk merestorasi sejumlah
bangunan bersejarah guna dibangun kembali.
f) Penutup
Tabel 7: Penutup pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Penutup Penertiban kawasan Pasar Ikan dan Luar Batang oleh Pemprov DKI Jakarta diharapkan merupakan bagian dari upaya untuk memelihara keberadaan wilayah kota tua di Jakarta, sekaligus bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat.Di satu sisi mereka bisa lepas dari kemisikinan mereka namun di sisi lainnya tak tercabut juga dari akar budaya dan asal muasal mereka di wilayah itu.
Selain Kampung Akuarium Pasar Ikan, pemerintah DKI berencana menata perkampungan Luar Batang. Sejumlah elite politikus, tokoh muslim, hingga organisasi keagamaan, seperti Majelis Ulama Indonesia, sudah memperlihatkan dukungan kepada warga. Mereka menilai upaya penataan yang akan dilakukan hanya akan merampas hak-hak warga dan menguntungkan sekelompok masyarakat lain yang secara ekonomi berkelebihan.
Pada bagian akhir penutup, Republika.co.id memberikan sarannya
terkait penertiban kawasan Pasar Ikan dan Luar Batang dalam rencana
restorasi kawasan Kota Tua Jakarta. Republika.co.id menyatakan
harapannya semoga penertiban ini bisa memberikan dampak positif untuk
58
warga setempat. Seperti kutipan yang terdapat pada tabel di atas. Terlihat
Republika.co.id lebih memikirkan nasib para warga miskin yang digusur
Pemprov DKI Jakarta.
Lain halnya dengan Detik.com yang berusaha melihat secara
subjektif permasalahan ini. Detik.com tak luput berusaha
menginformasikan kepada pembacanya, mengenai rencana penggusuran
di Luar Batang yang mendapatkan banyak penolakan, baik dari warga, elit
politikus, tokoh muslim, hingga organisasi keagamaan. Walaupun porsi
informasi yang ditulis tidak sebanyak penjelasannya tentang rencana
Pemprov DKI untuk merestorasi kawasan Kota Tua Jakarta.
2. Struktur Skrip
Struktur skrip adalah sususnan berita yang berusaha menunjukkan
hubungan dari satu peristiwa ke peristiwa selanjutnya. Wartawan ingin
pembaca tertarik dengan berita yang ditulis, karena itulah berita disusun
sedemikian rupa untuk menampilkan peristiwa sebagai awal, adegan, klimaks,
dan akhir. Biasanya struktur skrip ini berpola 5W+1H (who, what, when,
where, why, dan how), walaupun pola ini tidak selalu ada dalam berita yang
ditulis.
Skrip merupakan strategi wartawan dalam mengkonstruksi berita
dengan cara menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu supaya berita
dapat dipahami oleh pembaca. Penyusunan ini juga memberikan tekanan mana
yang didahulukan dan bagian mana yang bisa digunakan sebagai strategi untuk
menyembunyikan informasi penting. Strategi penyembunyian tersebut
59
dilakukan dengan menempatkan informasi di bagian akhir agar terkesan kurang
menonjol. Proses penyusunan ini bukan semata mana yang dianggap penting
dan layak diberitakan saja, tetapi dapat menimbulkan efek tertentu.6
Tabel 8: Unsur 5W+1H pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
5W+1H What: mengkritisi Pemprov DKI Jakarta dalam penggusuran.Where: di Pasar Ikan dan Luar Batang.When: April 2016Who: oleh Pemprov DKI Jakarta.Why: untuk dijadikan salah satu lokasi pendukung Wisata Bahari dan mengubah wajah kota Jakarta menjadi lebih baik.How: tidak ada dalam berita.
What: menjelaskan rencana restorasi bangunan bersejarah.Where: di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara.When: tidak ada dalam berita.Who: oleh Pemprov DKI Jakarta dibantu para arkeolog dan Unit Pengelolaan Kawasan Kota Tua.Why: untuk dijadikan satu rangkaian wisata sejarah Kota Tua Jakarta.How: dengan cara membangun kembali bangunan yang sudah hancur kebentuk aslinya dengan disesuaikan dengan kebutuhan sekarang.
Dari analisis skrip elemen 5W+1H di Republika.co.id dan Detik.com,
unsur yang terkandung pada elemen skrip keduanya hampir lengkap. Hanya
terdapat satu unsur yang tidak dijelaskan, yaitu pada Republika.co.id tidak
terdapat unsur how dan pada Detik.com tidak ada unsur when. Padahal elemen
skrip merupakan cara wartawan menceritakan sebuah peristiwa secara lengkap.
6 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 300-301.
60
Dari keenam unsur inilah kita dapat melihat apa yang ingin ditekankan oleh
media dalam berita tersebut.
Pada tabel di atas, terlihat bahwa Republika.co.id lebih menekankan
pada mengkritisi Pemprov DKI dalam menggusur perkampungan di Pasar Ikan
dan Luar Batang pada April 2016. Dengan tidak adanya unsur how pada berita,
menandakan bahwa Republika.co.id tidak mau menginformasikan bagaimana
cara atau proses Pemprov DKI sehingga patut dikritisi dalam menggusur
perkampungan tersebut.
Republika.co.id hanya melihat peristiwa penggusuran ini dari satu
sudut pandang, ia memposisikan dirinya sebagai pembela warga yang digusur.
Sehingga Republika.co.id hanya menjelaskan dalam beritanya tentang para
warga yang hak-hak dasarnya direbut oleh Pemprov DKI. Namun
Republika.co.id tidak menjelaskan bagaimana cara Pemprov DKI dalam
melakukan penggusuran ini dan bagaimana sikap Pemprov DKI yang disebut
telah merebut hak-hak dasar warga.
Detik.com dilihat dari kelengkapan unsur 5W+1H yang terdapat pada
tabel di atas, tidak menampilkan unsur when. Pada elemen skrip ini, terlihat
Detik.com berusaha untuk menekankan pada rencana-rencana yang akan
dilakukan untuk merestorasi bangunan-bangunan yang telah hancur. Namun
tidak dijelaskan kapan rencana-rencana ini akan terealisasikan.
3. Struktur Tematik
Dalam menulis berita wartawan mempunyai tema tertentu atas suatu
peristiwa, bisa jadi peristiwa yang sama mempunyai tema yang berbeda antara
61
wartawan yang satu dengan yang lain. Struktur tematik mengamati bagaimana
peristiwa ditulis oleh wartawan, contohnya seperti bagaimana kalimat yang
dipakai serta bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks
berita secara keseluruhan. 7
Struktur tematik berhubungan dengan cara wartawan mengungkapkan
pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau hubungan
antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Struktur ini akan
melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan ke dalam bentuk yang lebih
kecil. Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat ini, yaitu detail,
koherensi bentuk kalimat, dan kata ganti.8
a) Detail
Elemen detail berhubungan dengan kontrol informasi yang
ditampilkan dalam berita. Elemen ini digunakan wartawan untuk
mengekspresikan sikapnya secara tersirat. Pada berita jika suatu peristiwa
dijelaskan dengan detail lengkap dan panjang lebar maka itu merupakan
penonjolan untuk menciptakan citra tertentu pada pembaca.9
Tabel 9: Detail pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Detail Dalam tulisannya, Heuken mengatakan Pasar Ikan merupakan salah satu daerah tertua dan salah satu titik awal kota Jakarta berkembang menjadi seperti saat ini.
Bagi para arkeolog yang lama meneliti kawasan Kota Tua Batavia, penataan perkampungan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, memberi berkah tersendiri. Setelah beberapa pekan
7 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 303.8 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotika, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 176.9 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2012), h.
238.
62
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Detail "Ini adalah distrik tertua di Batavia, di sinilah benteng dan kota berawal pada 1619," tulis Heuken.
bekerja meratakan bekas perkampungan dan mengeruk kanal di depan Museum Bahari, tersembul struktur bangunan yang memanjang. Itulah Benteng Dalam, peninggalan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) Belanda, yang berada di bawah Gedung Akuarium. Benteng itu hilang akibat ulah warga yang secara bergelombang datang dan menghuni kawasan tersebut sejak 1966. Mereka setahap demi setahap menguruk bekas kanal menjadi hunian.
"Kampung Luar Batang salah satu perkampungan tertua di Jakarta, banyak dimensi budaya disana. Sehingga pemkot Jakarta seharusnya mengkaji lebih komprehensif," ujarnya.Menurut dia, jangan sampai ada situs budaya yang hancur dan warga yang terampas hak hak dasarnya atas pembongkaran ini.
Menurut Norviadi, Pemerintah Provinsi DKI memang sudah menyiapkan rencana-rencana untuk merestorasi bangunan Pasar Ikan, Pasar Heksagon, dan Gedung Akuarium, yang selama ini terbengkalai, bahkan sudah hancur. Bangunan yang sangat parah kerusakannya atau hancur akan dibangun kembali seperti bentuk aslinya dengan fungsi yang disesuaikan dengan kebutuhan sekarang. "Konsepnya adaptive reuse," ujar Norviadi.
Detail yang dipilih Republika.co.id terdapat dua tema dalam teks
berita tersebut. Pada detail pertama, membahas tentang sejarah kawasan
Pasar Ikan dan Luar Batang yang diambil dari buku Historical Sites of
Jakarta yang ditulis Adolf Heuken. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa
63
Pasar Ikan dan Luar Batang merupakan salah satu daerah tertua dan titik
awal kota Jakarta berkembang. Republika.co.id menggunakan detail ini
untuk menekankan bahwa kawasan Pasar Ikan dan Luar Batang
merupakan kawasan penting dan bersejarah untuk kota Jakarta.
Detail kedua diuraikan lebih panjang lebar dibandingkan detail
yang pertama, yaitu mengenai pernyataan Wakil Ketua DPR bernama
Fadli Zon. Fadli Zon mengkritik Pemprov DKI Jakarta dalam penggusuran
yang dinilai merampas hak warga miskin.
Kesimpulannya dari kedua detail pada teks berita tersebut,
Republika.co.id ingin memberikan citra yang buruk kepada Pemprov DKI
Jakarta dalam merestorasi kawasan ini. Republika.co.id juga mengajak
khalayak untuk menolak restorasi, dengan alasan di kawasan ini terdapat
kepingan-kepingan sejarah awal mula kota Jakarta berasal. Upaya restorasi
ini dikhawatirkan akan merusak situs budaya yang ada sejak turun-
temurun.
Detik.com membahas tiga detail pada teks beritanya. Detail
pertama membahas tentang berkah tersembunyi berupa penemuan
Benteng Dalam peninggalan VOC Belanda, setelah diratakannya
perkampungan di depan Museum Bahari. Detail ini dijelaskan cukup
banyak, sejumlah lima paragraf dan diletakkan pada awal berita. Melalui
detail ini, Detik.com ingin menegaskan bahwa selama ini benteng tersebut
hilang tenggelam akibat dari ulah warga yang mengeruk bekas kanal dan
menjadikannya hunian.
64
Detail kedua mengenai rencana Pemprov DKI Jakarta dalam
merestorasi bangunan di Pasar Ikan, Pasar Heksagon, dan Gedung
Akuarium. Detik.com ingin menjelaskan bagaimana rencana-rencana yang
akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam upaya restorasi. Pada detail
ini ditekankan betapa buruknya citra kawasan ini, sehingga langkah awal
Pemprov DKI dalam restorasi adalah membenahi lingkungannya. Detail
yang kedua ini dijelaskan paling panjang diantara detail yang lainnya,
yaitu sejumlah delapan paragraf.
Detail ketiga menjelaskan tentang pihak-pihak yang menentang
penataan kawasan ini. Detik.com hanya menjabarkan hal tersebut
sebanyak tiga paragraf, itu pun ditempatkan pada bagian akhir berita.
Dapat disimpulkan bahwa Detik.com lebih menonjolkan rencana
Pemprov DKI Jakarta dalam merestorasi kawasan Wisata Bahari,
dibandingkan mengenai pihak-pihak yang menolak penertiban kawasan
ini. Di sini terlihat bahwa Detik.com mencoba membangun citra yang
buruk untuk warga penggusuran dengan menjadikan mereka sebagai
penyebab atas rusaknya lingkungan dan bangunan-bangunan bersejarah
yang ada di kawasan tersebut.
b) Koherensi
Setiap kalimat yang menggambarkan fakta berbeda dapat
dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang tidak
berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika wartawan
65
menghubungkannya. Ada beberapa macam koherensi, yaitu koherensi
sebab-akibat, koherensi penjelas, dan koherensi pembeda.10
Tabel 10: Koherensi pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Koherensi Dia menilai, resistensi muncul karena ada ketidakadilan dan komunikasi yang buruk sehingga penggusuran jelas melukai hati rakyat.
Benteng itu hilang akibatulah warga yang secara bergelombang datang dan menghuni kawasan tersebut sejak 1966. Mereka setahap demi setahap menguruk bekas kanal menjadi hunian.… sebelum dilakukan proses restorasi bangunan, yang perlu ditangani pertama kali adalah lingkungannya. Sebab, kawasan Pasar Ikan adalah daerah yang sering terendam saat air laut pasang maupun musim hujan.Tanggul yang dibangun pun sebaiknya tidak terlalu tinggi. Sebab, dulu orang-orang bisa langsung melihat laut dari jalan atau Pasar Ikan. Selain itu, citra Pasar Ikan dan Sunda Kelapa yang tidak aman, kumuh, dan tidak tertib perlu diubah citranya.
Koherensi sebab-akibat terdapat pada kalimat yang ada pada teks
berita Republika.co.id. Koherensi sebab-akibat ini berusaha menjelaskan
ketidakadilan serta komunikasi yang buruk menjadi penyebab dari adanya
resistensi dari warga atas penggusuran. Jadi Republika.co.id menekankan
makna bahwa resistensi yang muncul merupakan salah Pemprov DKI
10 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 302-303.
66
Jakarta sendiri yang tidak adil serta tidak menjalin komunikasi yang baik
dengan warga penggusuran.
Kemudian koherensi sebab-akibat juga terdapat pada teks berita
Detik.com. Pada koherensi ini, berusaha menekankan bahwa bagian
Benteng Dalam VOC Belanda tertimbun akibat warga yang menghuni
kawasan tersebut mengeruk bekas kanal dan menjadikannya
perkampungan. Koherensi kedua juga menggunakan koherensi sebab-
akibat, mengenai lingkungan di kawasan restorasi yang sering terendam
air sehingga perlu ditangani lebih dulu.
Kedua koherensi sebab-akibat ini digunakan Detik.com untuk
menekankan bahwa warga setempat lah yang merusak bangunan
bersejarah serta lingkungan sekitarnya. Sehingga wajar jika Pemprov DKI
Jakarta menuntut untuk merestorasi kawasan tersebut dengan cara
menggusur pemukiman warga. Karena sejak 1966 sampai saat ini, warga
tidak menjaga dan merawat bangunan serta lingkungan sekitarnya.
c) Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat menentukan makna yang dibentuk oleh susunan
kalimat. Struktur kalimat bisa dibuat aktif atau pasif, tetapi umumnya
pokok yang dipandang penting selalu ditempatkan di awal kalimat.
Termasuk ke dalam bentuk kalimat ini adalah apakah berita itu memakai
bentuk deduktif atau induktif. Dalam bentuk kalimat deduktif aspek
penonjolannya lebih kentara, sementara dalam bentuk induktif inti dari
kalimat ditempatkan tersamar atau tersembunyi.11
11 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 251-253.
67
Tabel 11: Bentuk Kalimat pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Bentuk Kalimat
Dia juga mengkritisi cara yang ditempuh Pemprov DKI Jakarta dalam pembongkaran yang dinilainya berlebihan dengan mengerahkan sebanyak 4.218 aparat."Cara-cara yang ditempuh oleh Pemkot DKI Jakarta dalam pembongkaran juga berlebihan. Dengan mengerahkan 4.218 aparat gabungan, itu sangat berlebihan dan warga pasti terintimidasi," katanya.
Hingga pekan lalu, sebagian warga yang huniannya dirobohkan masih melawan keputusan Pemerintah Provinsi DKI. Mereka mendirikan tenda-tenda di lokasi bongkaran dengan sokongan sejumlah aktivis lembaga swadaya masyarakat, bahkan dari Prabowo Subianto.
Bentuk kalimat pada Republika.co.id bersifat aktif dan berpola
deduktif. Penggunaan kalimat aktif ini karena Republika.co.id ingin
menjadikan Pemprov DKI Jakarta sebagai subyek dari pernyataan yang
dibuat. Dengan menjadikannya subyek, maka Republika.co.id dapat
menjelaskan secara terperinci bagaimana sifat dari Pemprov DKI Jakarta
tersebut yang dinilai berlebihan.
Teks berita diletakkan pada inti kalimat dan dijelaskan secara
deduktif, sehingga setelah kalimat inti kemudian dijelaskan bagaimana
cara yang dianggap berlebihan itu dan apa dampak dari tindakan tersebut.
Hal ini juga memperlihatkan aspek yang ditonjolkan oleh Republika.co.id,
yaitu Pemprov DKI Jakarta yang berlebihan dalam menggusur
perkampungan warga.
68
Detik.com juga memakai bentuk kalimat aktif dan pola kalimat
deduktif. Subyek pada kalimat ini adalah sebagian warga yang huniannya
dirobohkan. Kemudian baru lah dijelaskan bahwa subyek masih melawan
keputusan Pemprov DKI. Kalimat ini diletakkan pada bagian awal untuk
memberitahu tentang apa yang sedang dibahas. Penempatan kalimat juga
memperlihatkan apa yang menjadi fokus teks berita.
d) Kata Ganti
Kata ganti merupakan strategi wartawan untuk menunjukkan di
mana posisinya dalam berita. Dalam mengungkapkan sikapnya, wartawan
menggunakan kata ganti ‘saya’ atau ‘kami’ untuk menggambarkan bahwa
wartawan mengambil sikap resmi dan tidak ada hubungannya dengan yang
diberitakan. Namun ketika menggunakan kata ganti ‘kita’ maka sikap
tersebut merupakan representasi dari kesatuannya dalam berita. 12
Tabel 12: Kata Ganti pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Kata Ganti Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan penggusuran itudilakukan sebagai upaya untuk menata kembali wilayah itu.Menurut dia, lokasi yang dibebaskan itu…Menurut Fadli Zon, harus dilihat apakah sudah ada tindakan yang adil yang diterima 4.929 jiwa
Benteng itu hilang akibat ulah warga yang secara bergelombang datang dan menghuni kawasan tersebut sejak 1966. Mereka setahap demi setahap menguruk bekas kanal menjadi hunian.Sebagian warga yang huniannya dirobohkan masih melawan keputusan Pemerintah Provinsi DKI. Mereka mendirikan tenda-tenda di lokasi bongkaran
12 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 251-254.
69
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Kata Ganti atas penggusuran tersebut. Diamenilai, resistensi muncul karena…Selain itu menurut dia, harus dijelaskan pula secara gamblang akan dijadikan apa wilayah tersebutsehingga jangan ada yang ditutup- tutupi.Menurut dia, jangan sampai ada situs budaya yang hancur…
dengan sokongan sejumlah aktivis lembaga swadaya masyarakat.Mereka menilai upaya penataan yang akan dilakukan hanya akan merampas…
Jika dilihat dari tabel di atas, Republika.co.id banyak
menggunakan kata ganti ‘dia’ ketika memaparkan pendapat dari Ahok
maupun Fadli Zon, seakan-akan Republika.co.id tidak ingin terlihat
mendukung pendapat kedua narasumber tersebut. Dari sini bisa
disimpulkan bahwa Republika.co.id tetap berusaha netral dalam
permasalahan ini melalui pemilihan kata ganti dalam pemberitaannya.
Begitu pula dengan Detik.com yang banyak menggunakan kata
ganti ‘mereka’ ketika menunjuk para warga setempat yang menolak
penggusuran tersebut. Sehingga dapat disimpulkan Detik.com juga ingin
berusaha netral dalam menghadapi permasalahan ini.
4. Struktur Retoris
Struktur retoris merupakan cara wartawan menekankan makna tertentu.
Perangkat retoris digunakan untuk membuat citra, meningkatkan penonjolan
70
pada satu sisi, dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari berita. Dari
struktur ini dapat dilihat kecenderungan bahwa yang disampaikan tersebut
merupakan suatu kebenaran.13
a) Leksikon
Elemen leksikon menunjukkan bagaimana wartawan melakukan
pemilihan kata yang memiliki makna yang sama dengan berbagai pilihan
kata lain yang tersedia. Sehingga pilihan kata yang dipakai bukan karena
kebetulan tetapi juga menunjukkan bagaimana pemaknaan wartawan
terhadap berita yang ditulis. 14
Tabel 13: Leksikon pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Leksikon Pro dan kontra mewarnai penggusuran atau bisa secara halusnya disebut sebagai penertiban hunian warga yang dianggap berdiri di atas tanah milik negara.Warga yang terkena penggusurantersebut ditampung di rusun Marunda dan Rawa Bebek.Basuki Tjahaja Purnama mengatakan penggusuran itu dilakukan sebagaiupaya untuk menata kembali wilayah itu.
Norviadi Setio Husodosecara gamblang mengatakan penataan kawasan Pasar Ikan menjadi semacam blessing in disguiseatau berkah tersembunyi.Terakhir adalah kemacetan. Masuk ke sana ibaratnya nerakanya macet.Mereka mendirikan tenda-tenda di lokasi bongkaran dengan sokongan sejumlah aktivis.Mereka menilai upaya penataan yang akan dilakukan hanya akan merampas hak-hak warga
13 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 304.14 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 255.
71
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Leksikon Dia menilai, resistensi muncul karena ada ketidakadilan dan komunikasi yang buruk sehingga penggusuran jelas melukai hati rakyat.
Penggunaan leksikon yang paling banyak digunakan
Republika.co.id adalah ‘penggusuran’. Kata lain dari ‘penggusuran’ ialah
‘penertiban’ atau ‘penataan’. Istilah penggusuran warga miskin di
perkotaan memiliki dampak psikologis kepada para pembaca. Istilah ini
bisa membuat pembaca merasa empati terhadap para korban dan membuat
mereka mengutuki si pelaku penggusuran dimana dalam peristiwa ini
pelaku penggusuran adalah pemerintah.
Leksikon yang digunakan oleh Detik.com adalah berkah
tersembunyi, nerakanya macet, bongkaran, dan penataan. Leksikon
pertama digunakan Detik.com untuk menyatakan bahwa pembongkaran
pemukiman warga ternyata memiliki berkah tersembunyi. Istilah berkah
di sini terkesan melebih-lebihkan karena sebenarnya bisa diganti dengan
kata ‘keuntungan’. Detik.com ingin para pembaca melihat dari sisi positif
pembongkaran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Leksikon kedua pada Detik.com untuk menegaskan bahwa
kawasan yang ditertibkan merupakan kawasan yang terkenal dengan
kemacetannya. Karena saking macetnya Detik.com sampai menyebut ini
sebagai nerakanya macet. Di sini Detik.com ingin menekankan pada
72
pembaca bahwa kawasan ini memang sudah seharusnya ditertibkan supaya
tidak macet lagi.
Leksikon ketiga dan keempat yang digunakan Detik.com yaitu
lokasi bongkaran dan penataan. Kedua kata tersebut digunakan oleh
Detik.com daripada kata ‘penggusuran’ yang memiliki konotasi negatif.
Dapat disimpulkan bahwa Detik.com ingin membangun citra positif atas
peristiwa tersebut.
b) Grafis
Selain lewat kata, penekanan pesan dalam berita juga dapat
dilakukan dengan menggunakan unsur grafis. Elemen grafis ini juga
muncul dalam bentuk foto, gambar, dan tabel untuk mendukung gagasan
yang ingin ditonjolkan. Elemen grafis memberikan efek kognitif, yaitu
dengan mengontrol perhatian atau ketertarikan dan menunjukkan apakah
informasi itu dianggap penting sehingga harus difokuskan.15
Tabel 14: Grafis pada Republika.co.id dan Detik.com
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Gambar Petugas membongkar bangunan di kawasan Kampung Akuarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara.Warga Kampung Luar Batang korban penggusuran melintas diantara reruntuhan di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (19/4).Warga dari berbagai daerah berziarah saat
Dua menara Masjid Luar Batang di antara permukiman kumuh warga. Pemerintah Provinsi DKI berencana menata permukiman tersebut dalam waktu dekat.Gedung Pasar Heksagon di Pasar Ikan yang akan direstorasi menjadi pusat penjualan cendera mata.
15 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 306.
73
Unsur yang Diamati
Republika.co.id Detik.com
Gambar mengunjungi Masjid Luar Batang, Jakarta Utara.Warga gusuran Pasar Ikan, Luar Batang, Jakarta Utara bertahan di atas perahu, Selasa (12/4).
Selebaran bentuk penolakan atas rencana penataan permukiman Luar Batang.Petugas membongkar bangunan di kawasan Kampung Akuarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara.
Pada foto-foto yg ditampilkan oleh Republika.co.id ingin
memberitahukan bagaimana keadaan warga korban penggusuran yang
tidak mempunyai tempat tinggal lagi. Hal ini bisa kita lihat pada gambar 1
dan 2 di mana digambarkan warga-warga yang berkumpul di atas puing-
puing rumah mereka dan ada pula warga yang terpaksa tinggal di perahu
miliknya karena tidak memiliki rumah lagi. Kedua foto ini juga diambil
dari jarak dekat, menurut peneliti sudut pengambilan ini bertujuan supaya
pembaca yang melihat foto tersebut bisa lebih dekat dengan para warga
sehingga berempati dengan mereka.
Foto ketiga memperlihatkan suasana Masjid Luar Batang yang
ramai karena para peziarah. Menurut peneliti, foto ini dipilih untuk
meyakinkan para pembaca Republika.co.id yang mayoritas Muslim untuk
meyakinkan mereka bahwa masjid ini penting untuk umat Islam karena
sering diziarahi.
Foto keempat diambil dari atas supaya bisa terlihat keseluruhan
pemandangan area yang digusur. Sekilas tidak ada yang aneh dari foto ini,
tapi jika diperhatikan foto ini menonjolkan kapal-kapal warga yang
menepi dengan sangat rapi sedangkan area perkampungan kumuh dan area
74
yang digusur tidak terlihat begitu jelas. Menurut peneliti, foto ini ingin
menggambarkan citra kawasan ini yang rapi dan tidak kumuh seperti yang
dikatakan Pemprov DKI Jakarta. Pada foto ini juga terlihat dari kejauhan
gedung-gedung apartemen yang berdiri dengan angkuhnya di antara
deretan rumah-rumah warga. Ini memperkuat alasan penolakan warga
Luar Batang untuk revitalisasi kampungnya, bahwa revitalisasi ini hanya
menguntungkan pihak pengembang swasta.
Detik.com juga menampilkan empat foto, keempat foto tersebut
diambil dari jarak dekat. Sehingga memperlihatkan betapa kumuhnya
kawasan yang digusur dan bangunan bersejarah yang terlihat renta karena
tidak diurus. Namun pada foto ketiga, Detik.com menampilkan foto
bentuk penolakan warga atas revitalisasi ini. Sehingga peneliti
menyimpulkan bahwa Detik.com masih ingin terlihat netral karena tidak
hanya menampilkan foto-foto yang membuat pembacanya mendukung
revitalisasi, tapi juga memperlihatkan apa alasan warga menolak
revitalisasi ini.
B. Interpretasi
Berdasarkan hasil temuan yang peneliti paparkan pada sub-bab sebelumnya,
terlihat perbedaan pembingkaian yang dilakukan oleh Republika.co.id dan
Detik.com. Secara umum dapat dilihat dari bagaimana kedua media memandang
isu revitalisasi kawasan Luar Batang, Republika.co.id membingkai peristiwa ini
cenderung kontra dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta dalam merevitalisasi
kawasan ini, sedangkan Detik.com cenderung mendukung.
75
Hal tersebut bisa dilihat dari judul, latar informasi, pemilihan narasumber,
detail, dan leksikon di mana unsur-unsur tersebut menunjukkan apa yang
ditonjolkan masing-masing media. Ada dua aspek dalam framing, yaitu memilih
fakta dan menuliskan fakta. Dalam memilih fakta selalu terkandung dua
kemungkinan seperti apa yang dipilih dan apa yang dibuang. Penekanan aspek
tertentu dilakukan dengan memilih sudut pandang tertentu, memilih fakta tertentu,
dan melupakan aspek lainnya. Dalam menuliskan fakta, terdapat bagaimana fakta
yang dipilih disajikan kepada khalayak. Elemen menulis fakta ini berhubungan
dengan penonjolan realitas. Akibatnya aspek tertentu yang ditonjolkan menjadi
menonjol, lebih mendapatkan alokasi dan perhatian yang besar dibanding aspek
lain.16
Walaupun revitalisasi ini mencakup tiga wilayah seperti Pasar Ikan,
Kampung Akuarium, dan Luar Batang namun ketiganya memiliki masalah yang
berbeda. Pada Kampung Luar Batang sendiri, terdapat masjid dan makam keramat
yang sering diziarahi umat muslim dari berbagai daerah. Republika.co.id sebagai
media yang mempunyai prinsip dalam menjaga kepentingan umat Islam, tentunya
mengecam penggusuran pada Masjid Luar Batang ini. Sehingga diketahui bahwa
pembingkaian berita ini dipengaruhi pada ideologi media Republika.co.id sebagai
media Islami.
Lain halnya dengan Detik.com yang menggunakan judul yang bersifat
universal tanpa menyebut tempat tertentu, tapi menggunakan penyebutan wisata
bahari yang mewakili keseluruhan kawasan yang direvitalisasi. Hal ini
16 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 306.
76
menunjukkan Detik.com memandang peristiwa revitalisasi sebagai rencana
pemerintah dalam pembangunan wisata bahari.
Dalam mengkonstruksi peristiwa, para pekerja media menggunakan bahasa
dengan sedemikian rupa untuk membentuk konstruksi pemberitaannya. Bahasa
bukan saja sebagai alat merepresentasikan suatu realitas, tetapi dapat digunakan
sebagai alat untuk menentukan gambaran seperti apa yang diciptakan oleh bahasa
tentang realitas tersebut. Oleh sebab itu, media massa mempunyai peluang sangat
besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas
untuk dikonstruksi. Setiap upaya menceritakan sebuah peristiwa, keadaan, benda,
atau apa pun pada hakikatnya adalah usaha mengkonstruksi realitas.17
Dalam hal ini kedua media juga memiliki perbedaan pemilihan kata dalam
menyebut penggusuran warga untuk revitalisasi. Republika.co.id menggunakan
kata penggusuran pada beritanya, sedangkan Detik.com menggunakan kata
penertiban pada pemberitaannya kecuali pada kutipan narasumber. Biarpun kedua
kata tersebut memiliki arti yang tidak jauh berbeda, tetapi makna yang ditimbulkan
sangat jauh bedanya.
Kata penggusuran memiliki konotasi yang negatif jika dibarengi dengan
keterangan perkampungan kumuh. Istilah ini berdampak pada psikologis pembaca
dan mengajak mereka untuk merasa empati kepada para korban penggusuran. Hal
ini telah dikonfirmasi oleh narasumber dari asisten redaktur pelaksana
Republika.co.id, ia mengatakan bahwa penggunaan kata penggusuran memang
17 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotika, dan Analisis Framing, h. 88.
77
supaya pembaca bisa langsung memahami kalau ada orang yang digusur dalam
revitalisasi ini.18
Detik.com menggunakan kata penertiban atau pembongkaran sebagai ganti
kata penggusuran, begitu pula dengan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta juga
menyebut penggusuran ini sebagai penertiban. Dapat disimpulkan kalau Detik.com
dalam membingkai berita revitalisasi ini lebih condong kepada pemerintah.
Ketika diwawancarai, wartawan Detik.com mengatakan jika menggunakan
kata penggusuran maka akan terlalu problematis sedangkan Detik.com mengacu
pada jurnalisme yang tidak memicu provokasi. Jadi dalam peristiwa revitalisasi ini,
Detik.com tidak mau memberitakan hal-hal yang bisa memperpanas situasi saat
itu.19
Pembingkaian yang berbeda juga dapat dilihat dari detail berita, elemen
detail ini berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan dalam berita.
Elemen detail merupakan strategi media untuk mengekspresikan sikapnya dengan
cara yang implisit. Detail yang lengkap serta panjang lebar merupakan penonjolan
yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak.20
Pada teks berita Republika.co.id terdapat dua tema yang dibahas, yaitu
mengenai sejarah Luar Batang dan Pasar Ikan serta pernyataan Wakil Ketua DPR,
Fadli Zon, yang mengkritik Pemprov DKI Jakarta dalam penggusuran. Dari detail
ini, Republika.co.id ingin memberikan citra buruk kepada Pemprov DKI Jakarta
yang dinilai kasar dan merampas hak warga miskin serta mempertanyakan apa
18 Wawancara pribadi dengan Asisten Redaktur Pelaksana Republika.co.id, Didi Purwadi,
Jakarta, 8 Desember 2016.19 Wawancara pribadi dengan Wartawan Detik.com, Danu Damarjati, Jakarta, 18
November 2016.20 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 238.
78
tujuan sebenarnya diadakan revitalisasi ini. Ia juga secara tidak langsung menolak
penggusuran ini dengan alasan kawasan ini mempunyai sejarah bagi kota Jakarta
dan dikhawatirkan akan merusak situs budaya yang ada sejak turun-temurun.
Pengkonstruksian realitas ini telah dikonfirmasi oleh narasumber dari
Republika.co.id, ia mengatakan bahwa Republika.co.id memang ingin mengkritisi
tujuan diadakannya revitalisasi. Karena menurutnya revitalisasi ini hanya
menguntungkan kepentingan kapitalis, bukan masyarakat Jakarta. Jika diperhatikan
memang di sekitar kawasan Luar Batang terdapat apartemen-apartemen mewah,
sehingga kemungkinan pemilik apartemen itu merasa jengah dengan kondisi
lingkungan kumuh di Luar Batang.21 Walaupun Ahok telah menjelaskan secara
gamblang mengenai tujuan revitalisasi ini, tapi Republika.co.id tetap
mengkritisinya seakan tidak puas dengan jawaban Ahok yang formatif-formatif
saja.
Republika.co.id juga mengecam cara pemerintah dalam melakukan
penggusuran, menurutnya pemerintah sangat kasar kepada warganya. Hal ini dilihat
dari pengerahan TNI untuk mengamankan proses penggusuran, “Seharusnya TNI
itu melindungi warga bukan malah menakut-nakuti rakyat,” ujar asisten redaktur
Republika.co.id.22
Bagaimana pun, Republika.co.id tetap berusaha cover both side, ia tetap
memasukan perkataan Ahok mengenai tujuan diadakannya revitalisasi ini. Tapi
seperti yang kita lihat dalam berita yang telah dianalisis, porsi perkataan Ahok
hanya disinggung satu paragraf saja dari keseluruhan berita. Itu pun dalam
21 Wawancara pribadi dengan Asisten Redaktur Pelaksana Republika.co.id, Didi Purwadi,
Jakarta, 8 Desember 2016.22 Wawancara pribadi dengan Wartawan Detik.com, Danu Damarjati, Jakarta, 18
November 2016.
79
pernyataan tidak langsung. Jadi terlihat jika Republika.co.id memang lebih
condong menolak penggusuran ini, walaupun ketika diwawancarai ia mengatakan
bahwa Republika.co.id setuju dalam revitalisasi ini secara umum, hanya saja ia
mengkritisi cara dan tujuan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam
pelaksanaan revitalisasi. 23
Pada pemberitaan Detik.com terdapat tiga tema yang dibahas, yaitu
penemuan benteng peninggalan VOC, rencana pemerintah dalam merestorasi
bangunan bersejarah, dan mengenai pihak-pihak yang menolak adanya penataan.
Dari segi kuantitas, tema yang paling banyak dibahas adalah tema pertama dan
kedua sedangkan tema ketiga hanya dibahas paling akhir dan sedikit. Sehingga
secara implisit, Detik.com lebih menekankan kepada keuntungan yang didapatkan
setelah penggusuran perkampungan kumuh.
Secara gamblang Detik.com mengatakan bahwa penyebab kumuh dan
rusaknya bangunan bersejarah adalah ulah warga setempat yang berbondong-
bondong menempati kawasan tersebut. Hal ini memberikan alasan yang masuk akal
untuk mendukung digusurnya perkampungan kumuh demi pelestarian bangunan
bersejarah. Dalam berita ini Detik.com tidak menjelaskan bagaimana nasib warga
korban penggusuran, di sini hanya dijelaskan bahwa ada pihak-pihak yang menolak
penggusuran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Detik.com menyetujui adanya
penggusuran demi merevitalisasi kawasan ini.
Dalam beberapa contoh unsur di atas, dapat terlihat pembingkaian kedua
media dalam memberitakan revitalisasi kawasan Luar Batang. Dari analisis teks
ditemukan bahwa Republika.co.id menyetujui diadakannya revitalisasi, namun ia
23 Wawancara pribadi dengan Asisten Redaktur Pelaksana Republika.co.id, Didi Purwadi,
Jakarta, 8 Desember 2016.
80
mengkritisi cara yang dilakukan Pemprov ketika pelaksanaannya dan apa tujuan
sesungguhnya atas revitalisasi ini. Republika.co.id berpendapat bahwa
penggusuran ini merupakan bentuk pelanggaran HAM, karena cara yang dilakukan
Pemprov DKI Jakarta tidak manusiawi.
Dalam wawancaranya, narasumber dari Republika.co.id juga menjelaskan
bahwa program revitalisasi ini ada kaitannya dengan program reklamasi pantai
utara Jakarta. Keduanya sama-sama memiliki tujuan terselubung yang dinilai
menguntungkan para kapitalis. Republika.co.id merasa adanya ketidakadilan yang
didapat warga penggusuran, oleh karena itu ia memberitakan peristiwa ini
sedemikian rupa untuk menyuarakan suara warga yang merasa terampas hak-
haknya.24
Berbeda dengan pembingkaian berita pada Detik.com yang terlihat sangat
menyetujui diadakannya revitalisasi ini guna memvitalkan kembali kawasan yang
selama ini terbengkalai. Dalam pemberitaannya, Detik.com memberitakan rencana-
rencana pemerintah untuk program revitalisasi, apa saja upaya-upaya yang
dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk merestorasi bangunan-bangunan bersejarah.
Hal ini sebagai upaya untuk mengawal kebijakan pemerintah.
Dalam wawancara dengan wartawan Detik.com, ia menjelaskan bahwa jika
Detik.com hanya berfokus kepada pemberitaan mengenai korban penggusuran,
maka tidak bisa mengawal kebijakan pemerintah. Detik.com memberitakan
peristiwa ini supaya pembaca mengetahui apa saja rencana yang dilakukan
pemerintah saat itu.25
24 Wawancara pribadi dengan Asisten Redaktur Pelaksana Republika.co.id, Didi Purwadi,
Jakarta, 8 Desember 2016.25 Wawancara pribadi dengan Wartawan Detik.com, Danu Damarjati, Jakarta, 18
November 2016.
81
Mengenai kebijakan dalam memberitakan suatu peristiwa, kedua media ini
juga memiliki perbedaan. Republika.co.id mengungkapkan dalam wawancaranya
bahwa sebelum wartawan meliput berita, bagian redaksi akan merapatkan
mengenai berita apa yang akan diambil dan dari sisi mana akan disorot. Jadi ketika
wartawan sampai ke tempat peristiwa, ia sudah mempunyai gambaran mengenai
apa yang akan dia ambil.
Berbeda dengan Detik.com, wartawan tidak diberikan pagar-pagar tertentu
dalam meliput berita. Sehingga ia memberitakan sesuai dengan apa yang terjadi saat
itu di tempat peristiwa. Bagian redaksi juga tidak memaksa wartawan untuk
berpihak kepada suatu kelompok atau menjaga keberbihakannya kepada sesuatu.
Dari pembingkaian berita ini, dapat dilihat bagaimana kedua media
mengkonstruksikan peristiwa yang sama dengan cara yang berbeda. Realitas yang
dikonstruksi ini juga membentuk opini publik, mengingat peristiwa ini merupakan
isu publik.
Republika.co.id mengkonstruksi peristiwa revitalisasi kawasan Luar Batang
sebagai permasalahan kemanusiaan, di mana dipaparkan sebelumnya bahwa
Republika.co.id merasa adanya ketidakadilan yang didapatkan warga penggusuran.
Selain itu, ia ingin membentuk realitas bahwa ada tujuan tersembunyi dibalik
pelaksanaan revitalisasi ini. Republika.co.id mengajak para pembaca untuk
mengkritisi pemerintah, untuk tidak langsung mempercayai penjelasan pemerintah.
karena pemerintah bisa jadi lebih mementingkan keuntungan para kapitalis
dibanding rakyatnya sendiri.
Berbeda dengan Detik.com dalam mengkonstruksi peristiwa revitalisasi ini
sebagai upaya penataan kota yang memiliki dinamika tersendiri. Detik.com
82
cenderung mempercayai apa yang terpampang dalam realitas sesungguhnya, ia
sepenuhnya percaya kepada pemerintah. karena ia memandang memang sudah
sepantasnya kawasan tersebut direvitalisasi untuk diubah citra buruknya.
Revitalisasi dinilai perlu untuk penataan kota Jakarta yang lebih baik. Walaupun
Detik.com tetap memberitakan mengenai korban penggusuran, tapi itu sebagai
upaya untuk menyuarakan komplain masyarakat untuk pelayanan yang lebih baik.26
26Wawancara pribadi dengan Wartawan Detik.com, Danu Damarjati, Jakarta, 18 November
2016.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pemberitaan mengenai revitalisasi kawasan Luar Batang pada media
online Republika.co.id dan Detik.com terdapat perbedaan dalam mengkonstruk
realitas. Hal tersebut terlihat dari penggunaan strategi pengemasan pesan yang
berbeda pada berita yang dibuat. Republika.co.id melihat peristiwa mengenai
revitalisasi kawasan Luar Batang dari sisi historisnya dan kerugian yang didapat
warga setempat korban penggusuran.
Peristiwa ini dibingkai sedemikian rupa untuk meyakinkan pembaca bahwa
revitalisasi ini tidak seharusnya dilakukan karena dinilai tidak pro rakyat. Dibalik
pengkonstruksian realitas tersebut, Republika.co.id ingin mengkritisi tujuan
diadakannya revitalisasi. Revitalisasi ini dianggap terhubung dengan reklamasi
Pantai Utara Jakarta yang hanya menguntungkan para pemilik modal.
Lain dengan Detik.com yang melihat peristiwa ini dari sisi keuntungan yang
didapatkan setelah perkampungan warga digusur. Dalam strategi Detik.com untuk
meyakinkan pembaca bahwa revitalisasi ini diperlukan untuk kawasan tersebut,
Detik.com menjelaskan bahwa rusaknya bangunan bersejarah di kawasan ini
diakibatkan oleh ulah para warga yang dating berbondong-bondong sejak dahulu
kala.
Detik.com mengkonstruksi peristiwa ini sedemikian rupa untuk mengawal
kebijakan pemerintah dalam menata kota. Kemajuan dalam relokasi bangunan
bersejarah lebih ditonjolkan daripada keluh-kesah warga penggusuran karena
84
Detik.com ingin menyoroti dinamika kebijakan pemerintah dari hari ke hari.
Peristiwa ini diberitakan untuk memberitahu pembaca apa saja rencana yang
dilakukan pemerintah saat itu.
Selain itu, Detik.com tidak memfokuskan korban penggusuran karena
Pemprov DKI Jakarta dinilai sudah menjalankan kewajibannya dalam memberikan
kompensasi untuk para korban. Detik.com juga tidak ingin memicu provokasi yang
bisa memperpanas keadaan di kawasan tersebut saat itu, sehingga tidak
menggunakan kata-kata seperti ‘penggusuran’.
Baik Republika.co.id dan Detik.com sama-sama berharap revitalisasi ini
bisa berjalan lancar untuk kota Jakarta yang lebih tertata. Keduanya berharap
Pemprov DKI Jakarta lebih memikirkan untuk merelokasi para korban penggusuran
supaya mereka bisa hidup lebih baik dari tempat asalnya.
B. Saran
1. Dalam memberitakan peristiwa yang rentan akan konflik, baik Republika.co.id
maupun Detik.com seharusnya menggunakan kata-kata yang tidak
menimbulkan provokasi sekalipun tujuannya supaya pembaca kritis. Selain itu,
keduanya harus hati-hati dalam menulis berita supaya tidak menyalahkan salah
satu pihak.
2. Masyarakat seharusnya mampu menjadi pembaca yang aktif dan kritis dalam
menerima informasi dari media manapun terutama media online, karena media
online memberitakan dari masing-masing pihak melalui berita yang berbeda.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abrar, Ana Nadhya dan Andy Dermawan. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu
Komunikasi. Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Indonesia, 2003.
Arjawinangun, Komaruddin Bagja. “Ini Keluhan Warga Akuarium di Rusun Rawa
Bebek.” Berita diakses pada 2 Februari 2017
dari http://metro.sindonews.com/read/1103270/171/ini-keluhan-warga-
akuarium-di-rusun-rawa-bebek-1461330500.
AR, Muslim. “4 Fakta Penggusuran Kawasan Pasar Ikan Penjaringan.” Berita
diakses pada 2 Februari 2017
dari http://news.liputan6.com/read/2480797/4-fakta-penggusuran-
kawasan-pasar-ikan-penjaringan
Azca, M. Najib. Hegemoni Tentara. Yogyakarta: LKiS, 1994.
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media
Massa dan Keputusan Konsumen serta Kritik Terhadap Peter L.Berger &
Thomas Luckman. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2006.
Company Profile Detik.com
Company Profile Republika.co.id
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta:
PT LKiS Pelangi Aksara, 2002.
86
Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS,
2012.
Foust, James C. Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web.
Arizona, United States: Holcomb Hathaway Publishers, 2005.
Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa. Yayasan Obor
Indonesia, 2004.
Kasman, Suf. Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia. Badan Litbang dan
Diklat Kementrian Agama RI, 2010.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006.
Kurnia, Septiawan Santana. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2005.
Nugroho, Bimo. dkk. Politik Media Mengemas Berita. Jakarta: Institut Studi Arus
Informasi, 1999.
Priyatna, Adry. Berita dan Konstruksi Realitas. Artikel diakses pada 3 Maret 2017
dari http://www.kompasiana.com/adryandrea/berita-dan-konstruksi-
realitas_550fe0e9813311b62cbc6892
Ramdan, Anton. Jurnalistik Islam. Shahara Digital Publishing.
Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Online Panduan Praktis Mengelola Media
Online. Bandung: Nuansa Cendekia, 2012.
Semiawan, Conny R. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo, 2010.
Setiani, Eni. Ragam Jurnalistik Baru Dalam Permberitaan. Yogyakarta: ANDI,
2005.
87
Shoemaker, Pamela J dan Stephen D. Reese. Meditating the Message: Theories of
Influence on Mass Media Content. New York: Longman Publishing Group,
1996.
Siahaan, Hotman M. dkk, Pers yang Gamang: Studi Pemberitaan Jajak Pendapat
Timor Timur. Surabaya: Lembaga Studi Perubahan Sosial, 2001.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotika, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosda Karya,
2006.
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 2009.
Wawancara pribadi dengan Asisten Redaktur Pelaksana Republika.co.id, Didi
Purwadi. Jakarta, 8 Desember 2016.
Wawancara pribadi dengan Human Resource Detik.com. Nanang. Jakarta, 18
November 2016.
Wawancara pribadi dengan Wartawan Detik.com. Danu Damarjati. Jakarta, 18
November 2016.
Zen, Fathurin. NU Politik: Analisis Wacana Media. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta,
2004.
88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Jumat, 22 April 2016, 09:02 WIB
Kampung Luar Batang, Sepenggal Kisah Jakarta Masa Lalu
Red: Bilal Ramadhan
Warga Kampung Luar Batang korban penggusuran melintas diantara reruntuhan di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa
(19/4). (Republika/Agung Supriyanto)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Luar Batang dan Pasar Ikan belakangan ini kembali
ramai menjadi perbincangan masyarakat tak hanya mereka yang tinggal di ibu kota namun juga
di daerah lain yang mengikuti perkembangan berita mengenai penggusuran warga disana oleh
Pemprov DKI Jakarta awal April 2016.
Pro dan kontra mewarnai penggusuran atau bisa secara halusnya disebut sebagai penertiban
hunian warga yang dianggap berdiri di atas tanah milik negara. Luar Batang dan kawasan Pasar
Ikan di Jakarta Utara memang dikenal sebagai salah satu lokasi pemukiman padat penduduk.
Warga yang tinggal di lokasi itu rata-rata berprofesi sebagai nelayan. Hal itu dapat dimaklumi
karena memang lokasi itu berdekatan dengan Teluk Jakarta atau kawasan di Jakarta yang
berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
Kawasan itu bukan baru dibuka dan dihuni dalam 10 hingga 20 tahun yang lalu, Luar Batang
dan Pasar Ikan merupakan salah satu wilayah yang telah ada sejak kota Jakarta masih bernama
Jayakarta lebih dari 100 tahun yang lalu, bahkan saat masih bernama Batavia.
Nama daerah Luar Batang sendiri, menurut Adolf Heuken dalam "Historical Sites of Jakarta",
berawal dari didirikannya semacam basis kongsi dagang Inggris atas seizin Pangeran
Jayawikarta, penguasa ketiga Jayakarta pada 1615.
Basis kantor kongsi dagang Inggris tersebut yang disebut, "lodge" atau log atau batang kayu,
kemudian semakin lama semakin luas wilayah melebihi lokasi awal yang kemudian disebut
dengan Luar Batang atau dalam bahasa Inggris disebut "outside the log" yang berada di Utara
Pasar Ikan.
Nama Luar Batang itu kemudian masih digunakan hingga saat ini dan berkembang menjadi
sebuah lokasi perkampungan padat penduduk yang dihuni juga oleh para nelayan dan pekerja
di bidang informal lainnya hingga saat ini.
Warga dari berbagai daerah berziarah saat mengunjungi Masjid Luar Batang, Jakarta Utara. (Republika/Yasin Habibi)
Dalam tulisannya, Heuken mengatakan Pasar Ikan merupakan salah satu daerah tertua dan
salah satu titik awal kota Jakarta berkembang menjadi seperti saat ini. Heukuen dalam bukunya
menampilkan sebuah foto yang diambil oleh dokumentasi tentara Kerajaan Belanda (KNIL)
pada 1945.
Foto itu menunjukkan suasana Pelabuhan Sunda Kelapa, pulau yang terbentuk dari delta sungai
Ciliwung yang disalah satu sisinya disebut Pasar Ikan dan juga perkampungan Luar Batang di
seberang pulau itu.
"Ini adalah distrik tertua di Batavia, di sinilah benteng dan kota berawal pada 1619," tulis
Heuken.
Di kawasan Luar Batang, terdapat masjid yang usianya sudah cukup tua. Masjid yang disebut
dengan Masjid Luar Batang itu didirikan pada 1739 oleh sejumlah pekerja asal Cirebon.
Masjid Luar Batang, menurut Heuken menjadi tempat yang istimewa dan banyak didatangi
peziarah karena juga ada makam ulama terkenal. Ulama Sayid Hussein bin Abubakar bin
Abdillah al-Aydrus, menurut ahli sejarah itu dimakamkan pada 1756 atau versi lain ada yang
menceritakan dimakamkan pada 1798.
"Makam ulama tersebut kemudian menjadi satu kesatuan dengan bangunan masjid sekitar
tahun 1828," kata Heuken dalam bukunya.
Berkembang
Kawasan Pasar Ikan dan Kampung Luar Batang kemudian berkembang menjadi sebuah
pemukiman dan dihuni oleh ratusan kepala keluarga yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan,
pedagang dan aneka profesi lainnya.
Ketika proses penggusuran berlangsung pada pertengahan April 2016, untuk wilayah Pasar
Ikan dan Luar Batang, dikutip dari media, setidaknya pembersihan dilakukan di atas areal
seluas 3.3 hektare.
Lokasi yang terkena penggusuran berada di RT01, RT02, RT11 dan RT12 yang berada di
RW04 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara.
Warga gusuran Pasar Ikan, Luar Batang, Jakarta Utara bertahan di atas perahu, Selasa (12/4). (Republika/ Yasin Habibi)
Secara keseluruhan terdapat 596 kepala keluarga yang harus pindah dari lokasi tersebut. Para
warga yang terkena penggusuran tersebut ditampung di rusun Marunda dan Rawa Bebek.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan penggusuran itu dilakukan sebagai
upaya untuk menata kembali wilayah itu. Menurut dia, lokasi yang dibebaskan itu nantinya tata
menjadi salah satu lokasi pendukung wisata bahari dan juga upaya mengubah wajah kota
Jakarta menjadi lebih baik.
Namun demikian banyak kalangan yang menilai penertiban itu dilakukan dengan terburu-buru
tanpa komunikasi yang memadai dengan warga masyarakat.
"Resistensi dari warga menunjukkan ada proses komunikasi yang buruk antara Pemkot Jakarta
dengan warga. Pembongkaran itu kebijakan yang sangat sensitif, Pemkot Jakarta jangan sampai
arogan dalam pendekatannya," kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon di gedung DPR/MPR/DPD
beberapa waktu yang lalu.
Menurut Fadli Zon, harus dilihat apakah sudah ada tindakan yang adil yang diterima 4.929 jiwa
atas penggusuran tersebut. Dia menilai, resistensi muncul karena ada ketidakadilan dan
komunikasi yang buruk sehingga penggusuran jelas melukai hati rakyat.
"Jika ada rencana relokasi, lantas apakah lingkungan barunya mendukung? Sekolahnya,
pekerjaannya? Jangan sampai memunculkan permasalahan lain yang lebih kompleks," ujarnya.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu menilai, tugas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
adalah menurunkan kemiskinan, kalau begini maka bisa jadi bukan menggusur kemiskinan tapi
menggusur rakyat miskin.
Dia juga mengkritisi cara yang ditempuh Pemprov DKI Jakarta dalam pembongkaran yang
dinilainga berlebihan dengan mengerahkan sebanyak 4.218 aparat.
"Cara cara yang ditempuh oleh Pemkot DKI Jakarta dalam pembongkaran juga berlebihan.
Dengan mengerahkan 4.218 aparat gabungan, itu sangat berlebihan dan warga pasti
terintimidasi," katanya.
Foto aerial suasana penggusuran kawasan permukiman Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jakarta, Senin
(11/4).(Antara/Andika Wahyu)
Fadli menekankan bahwa Pemprov Jakarta harus jelaskan secara rinci nantinya akan dibangun
apa di lokasi tersebut. Selain itu menurut dia, harus dijelaskan pula secara gamblang akan
dijadikan apa wilayah tersebut sehingga jangan ada yang ditutup- tutupi.
"Kampung Luar Batang salah satu perkampungan tertua di Jakarta, banyak dimensi budaya
disana. Sehingga pemkot Jakarta seharusnya mengkaji lebih komprehensif," ujarnya.
Menurut dia, jangan sampai ada situs budaya yang hancur dan warga yang terampas hak hak
dasarnya atas pembongkaran ini.
Sebagaimana dikatakan oleh Adolf Heuken, Pasar Ikan dan Luar Batang masuk ke dalam
kawasan Old Batavia. Kawasan tertua di Jakarta yang menjadi titik berkembangnya Jakarta
hingga menjadi saat ini.
Kepingan-kepingan sejarah berserakan di kawasan itu. Kepingan sejarah yang menandai
bagaimana kota Batavia, berubah menjadi Jayakarta dan kemudian akhirnya bernama Jakarta.
Meski sebuah kota dan peradaban akan terus berkembang layaknya roda yang berputar ke arah
depan, bukan berarti melupakan sejarah dan membinasakan kenangan masa lalu.
Di banyak kota, khususnya di kawasan Eropa, kawasan kota tua menjadi salah satu daya tarik
dan kemudian mendorong perekonomian melalui pariwisata, sekaligus menjadi penguat
identitas kota itu dari masa ke masa.
Penertiban kawasan Pasar Ikan dan Luar Batang oleh Pemprov DKI Jakarta diharapkan
merupakan bagian dari upaya untuk memelihara keberadaan wilayah kota tua di Jakarta,
sekaligus bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Di satu sisi mereka bisa lepas dari kemisikinan mereka namun di sisi lainnya tak tercerabut
juga dari akar budaya dan asal muasal mereka di wilayah itu.
RESTORASI KOTA TUA
Ambisi DKI Bangun Wisata Bahari
Rabu, 18 Mei 2016
Bagi para arkeolog yang lama meneliti kawasan Kota Tua Batavia, penataan perkampungan
Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, memberi berkah tersendiri. Setelah beberapa pekan
bekerja meratakan bekas perkampungan dan mengeruk kanal di depan Museum Bahari,
tersembul struktur bangunan yang memanjang. Itulah Benteng Dalam, peninggalan Vereenigde
Oostindische Compagnie (VOC) Belanda, yang berada di bawah Gedung Akuarium. Benteng
itu hilang akibat ulah warga yang secara bergelombang datang dan menghuni kawasan tersebut
sejak 1966. Mereka setahap demi setahap menguruk bekas kanal menjadi hunian.
"Itu fondasi jembatan yang pernah menghubungkan ‘Pulau’ Pasar Ikan dengan daratan depan
gudang rempah yang sekarang menjadi Museum Bahari," kata arkeolog Universitas Indonesia,
Candrian Attahiyat. Struktur bangunan tersebut memiliki panjang kurang-lebih 10 meter dan
lebar 2 meter.
Kepala Unit Pengelolaan Kawasan Kota Tua Norviadi Setio Husodo saat ditemui terpisah
secara gamblang mengatakan penataan kawasan Pasar Ikan menjadi semacam blessing in
disguise atau berkah tersembunyi. “Membuat bangunan bersejarah yang berpuluh tahun
tertimbun dapat terlihat kembali," kata Norviadi kepada detikX di Museum Seni Rupa dan
Keramik, Jakarta, Jumat, 13 Mei lalu.
Kabar soal penemuan Benteng Dalam VOC semula disampaikan Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota sehari sebelumnya. Penemuan itu membuat dia kian
bersemangat menata kawasan tersebut. Selanjutnya, Ahok memastikan penataan akan
melibatkan tim arkeolog dari Universitas Indonesia untuk membantu merestorasi benteng
tersebut.
Dua menara Masjid Luar Batang di antara permukiman kumuh warga. Pemerintah Provinsi DKI berencana menata
permukiman tersebut dalam waktu dekat.
"Kami mau bentuk tim arkeolog untuk kerjain. Waktu penggalian sudah ketemu, ada dinding
yang menunjukkan pintunya bulat. Ternyata sudah tenggelam 2 meter di bawah muka laut. Ada
fotonya zaman Belanda. Kita mau bikin kalau bisa rekonstruksi walau harus turun 2 meter,"
kata Ahok.
Untuk menopang upaya restorasi benteng, rencananya akan dibangun tanggul untuk memompa
air keluar. Air laut yang menutupi benteng akan dibuang ke laut atau Sungai Pakin.
Apa yang disampaikan Ahok sepertinya merupakan bagian dari saran-saran Candrian. Kepada
detikX pada awal Mei lalu, mantan Kepala Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
DKI Jakarta itu menyarankan, sebelum dilakukan proses restorasi bangunan, yang perlu
ditangani pertama kali adalah lingkungannya. Sebab, kawasan Pasar Ikan adalah daerah yang
sering terendam saat air laut pasang maupun musim hujan. "Bisa juga dilakukan berbarengan
buat tanggul, pasang pompa, restorasi, sehingga bangunan yang sudah dipugar terendam lagi,"
katanya.
Tanggul yang dibangun pun sebaiknya tidak terlalu tinggi. Sebab, dulu orang-orang bisa
langsung melihat laut dari jalan atau Pasar Ikan. Selain itu, citra Pasar Ikan dan Sunda Kelapa
yang tidak aman, kumuh, dan tidak tertib perlu diubah citranya.
Gedung Pasar Heksagon di Pasar Ikan yang akan direstorasi menjadi pusat penjualan cendera mata.
"Terakhir adalah kemacetan. Masuk ke sana ibaratnya nerakanya macet. Kalau itu terbenahi,
orang akan welcome. Sejelek-jeleknya gedung, orang tetap akan datang," ujar Candrian.
Harapannya, ke depan, keramaian publik tidak hanya terfokus di Taman Fatahillah, tapi juga
bergeser di kawasan Pasar Ikan.
Menurut Norviadi, Pemerintah Provinsi DKI memang sudah menyiapkan rencana-rencana
untuk merestorasi bangunan Pasar Ikan, Pasar Heksagon, dan Gedung Akuarium, yang selama
ini terbengkalai, bahkan sudah hancur. Bangunan yang sangat parah kerusakannya atau hancur
akan dibangun kembali seperti bentuk aslinya dengan fungsi yang disesuaikan dengan
kebutuhan sekarang. "Konsepnya adaptive reuse," ujar Norviadi.
Pasar Pelelangan Ikan nantinya dapat dijadikan pusat kuliner yang terkait dengan wisata bahari
atau pasar yang berhubungan dengan perikanan. Pasar Heksagon dapat difungsikan sebagai
pusat cendera mata yang berhubungan dengan pariwisata kemaritiman. Sedangkan Gedung
Akuarium, yang telah hancur, akan dibangun kembali dan difungsikan sebagai tempat
penelitian yang terkait dengan kemaritiman. Setelah seluruh bangunan selesai direstorasi,
kawasan tersebut akan dijadikan satu kesatuan wisata sejarah Kota Tua.
Selebaran bentuk penolakan atas rencana penataan permukiman Luar Batang
Di era kolonial Belanda, kata Norviadi, para pedagang melintasi Sunda Kelapa, gudang rempah
yang sekarang menjadi Museum Bahari, galangan kapal, masuk ke kanal berdagang dengan
perahu kecil ke arah selatan melalui Jalan Kali Besar sampai ke Glodok. Di tempat itu, terdapat
pusat tekstil. “Akan dikembangkan kembali kawasan mulai Pelabuhan Sunda Kelapa, Pasar
Ikan, kawasan Taman Fatahillah, ke Glodok menjadi satu rangkaian wisata sejarah di Kota
Tua," ujarnya.
Norviadi memperkirakan dana untuk merevitalisasi kawasan Kota Tua Jakarta mencapai Rp
200 miliar dan tidak memakai dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI, melainkan
dana program sosial (CSR) perusahaan-perusahaan.
Hingga pekan lalu, sebagian warga yang huniannya dirobohkan masih melawan keputusan
Pemerintah Provinsi DKI. Mereka mendirikan tenda-tenda di lokasi bongkaran dengan
sokongan sejumlah aktivis lembaga swadaya masyarakat, bahkan dari Prabowo Subianto.
Petugas membongkar bangunan di kawasan Kampung Akuarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara.
Merespons hal itu, Ahok tegas akan segera menertibkannya. "Mau tenda siapa pun ya, kalau
dia enggak mau pergi, pasti kami tertibkan.”
Selain Kampung Akuarium Pasar Ikan, pemerintah DKI berencana menata perkampungan
Luar Batang. Terkait rencana itu, hampir segenap warga menolaknya. Sejumlah elite politikus,
tokoh muslim, hingga organisasi keagamaan, seperti Majelis Ulama Indonesia, sudah
memperlihatkan dukungan kepada warga. Mereka menilai upaya penataan yang akan
dilakukan hanya akan merampas hak-hak warga dan menguntungkan sekelompok masyarakat
lain yang secara ekonomi berkelebihan.
Selain aneka spanduk penolakan terhadap pemerintah, khususnya ditujukan kepada Gubernur
Ahok, di sekitar Masjid Luar Batang tertempel poster-poster kepemilikan lahan di sekitar Luar
Batang. Salah satu poster menggambarkan lahan Luar Batang sudah dikelilingi apartemen-
apartemen mewah milik pengembang swasta, seperti Podomoro.
Reporter/Penulis: Pasti Liberti Mappapa
Editor: Sudrajat
Desainer: Luthfy Syahban
TRANSKRIP WAWANCARA REPUBLIKA ONLINE
Narasumber: Didi Purwadi (Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online)
Tempat dan Waktu Wawancara: Kantor Republika, 8 Desember 2016
1. Bagaimana pemilihan kata yang digunakan untuk dijadikan judul berita?
Sebenarnya konsep dasar penulisan judul berita dalam istilah jurnalistik itu
ibarat sebagai jendela. Jika orang melihat jedelanya sudah tidak menarik, maka
orang akan malas untuk masuk ke dalam. Untuk itulah pemilihan kata yang menarik
itu penting untuk membuat judul. Salah satu poin penting dalam pembuatan judul
berita supaya menarik yaitu, pertama dalam kasus Luar Batang itu harus ada kata
Luar Batang. Jadi ketika ada kata Luar Batang di judul berita, maka orang akan
langsung berpikir mengenai penggusuran atau demo di Luar Batang. Jadi apa pun
berita soal Luar Batang sebisa mungkin ada kata Luar Batang. Itu salah satu teknik
membuat judul berita yang menarik. Ahok pun merupakan sosok yang menarik ya,
berita apa pun tentang dia akan banyak pembacanya. Maka dari itu, ketika kita
membuat berita tentang Ahok sebisa mungkin di judul berita itu ada kata Ahok.
2. Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam memilih narasumber yang
memiliki kredibilitas terhadap isu yang dibahas?
Kalau kasus Luar Batang tentang revitalisasi ya, ada dua kubu yang saling
bertentangan. Di satu sisi warga Luar Batang dan di sisi lain Pempov. Jadi sebisa
mungkin kita mengambil narasumber dari kedua pihak itu supaya ada cover both
side. Kalau kasus Luar Batang ini kan kompleks ya, ada soal sosial dan budaya.
Kami juga sebisa mungkin mengambil misalnya dari kasus budayanya, di sana ada
masjid yang sudah tua jadi kami bisa mengambil narsum dari ahli sejarah. Tentang
tata kotanya, kami mengambil narsum dari ahli tata kota yang paham tentang tata
kota. Jadi karena isunya kompleks maka kami mencoba mengambil dari berbagai
narsum sesuai kapasitas mereka.
Kalau dari sepengetahuan saya, yang menjadi fokus dari sisi budaya justru
Masjid Luar Batang. Kalau tentang benteng bersejarah itu kami memang tidak
terlalu fokus memberitakan isunya. Kalau untuk konteks sejarah kami lebih fokus
kepada Masjid Luar Batang. Karena ada isu bahwa masjid tersebut menjadi salah
satu yang akan digusur juga. Tapi Ahok sudah mengkonfirmasi bahwa masjid
tersebut tidak akan digusur. Oleh karena itu dalam menulis berita kami coba untuk
cover both side. Dari warga ada keresahan bahwa Masjid Luar Batang akan digusur,
jadi kami coba kuatkan dengan beberapa pendapat sejarawan kalau masjid ini tidak
boleh digusur karena memiliki nilai sejarah. Sementara itu, kami juga
mengklarifikasi kepada Ahok dan ternyata dari pernyataan Ahok diketahui bahwa
Masjid Luar Batang tidak akan digusur. Jadi sudah clear kalau menurut kami kalau
Masjid Luar Batang tidak boleh digusur.
Sebenarnya kalau kami membingkai dari segi penggusurannya, Pemprov
mempunyai program untuk merevitalisasi membuat ruang terbuka hijau. Untuk
kasus Kampung Akuarium, Pasar Ikan, dan Luar Batang boleh lah direvitalisasi,
karena kawasan tersebut merupakan pemukiman kumuh. Tapi kami
mempertanyakan tujuannya, apakah untuk masyarakat Jakarta atau untuk
kepentingan kapitalis. Karena ketika kami mewawancarai warga Luar Batang untuk
bertanya tentang tujuan dari revitalisasi ini, mereka memberikan alasan seperti
kenapa kami digusur sementara apartemen-apartemen yang di bangun di atas jalur
hijau tidak digusur? Hal ini berarti ada rasa ketidakadilan kenapa yang digusur
hanya orang miskin sementara apartemen-apartemen dan mal-mal yang dibangun
di tempat yang bukan seharusnya bisa berdiri tegak. Itu yang pertama.
Jadi mengenai revitaisasi kami setuju, tapi yang jadi permasalahannya itu
tujuannya apa. Kalau untuk kepentingan segelintir orang pemegang modal kami
tidak setuju. Karena dalam kasus ini informasi dari warga kalau penggusuran yang
dilakukan itu untuk membuat jalur ke apartemen. Di sekitar kawasan itu ada
apartemen mewah, mungkin pemilik apartemen itu merasa jengah dengan kondisi
lingkungan yang kumuh jadi mereka ingin dibersihkan. Kita tidak tahu tujuan Ahok
melakukan itu untuk apa, apakah memang untuk masyarakat Jakarta atau untuk
kepentingan kapitalis. Ahok kita mintai keterangan juga, dia bilang itu untuk wisata
bahari tapi ya formatif-formatif saja lah jawabannya.
Nah yang kedua, cara revitalisasi ini bagaimana terutama penggusurannya.
Apakah dengan cara dialog atau bagaimana. Hal itu yang dipertanyakan. Kemarin
itu penggusuran dengan mengerahkan tentara, jadi Ahok memperlakukan warganya
sendiri seperti memperlakukan apa gitu kan.
Kemudian yang ketiga, setelah revitalisasi bagaimana nasib kehidupan para
warganya. Memang sudah dipindahkan ke rusun, tapi warga pindah ke rusun tidak
semata-mata pindah fisik kan. Sehari-hari mereka bagaimana dan kehidupan
sosialnya bagaimana. Itu yang harus diperhatikan oleh Ahok juga. Misalkan pindah
ke Rusun Rawa Bebek, seperti kuli-kuli pelabuhan Sunda Kelapa kerjaannya
bagaimana, mereka harus mengeluarkan ongkos lagi untuk bisa kerja. Padahal
mereka termasuk golongan menengah ke bawah. Ketika mereka pindah lebih jauh
lagi, mengeluarkan ongkos lagi yang menyebabkan keuntungan dari penghasilan
mereka semakin sedikit.
3. Selama Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, ia banyak melakukan
penggusuran perkampungan kumuh. Apakah Republika Online memiliki
kebijakan tertentu dalam memberitakan tentang penggusuran-penggusuran
tersebut?
Sama seperti tadi, penggusuran boleh dilakukan tapi apa tujuannya. Kalau
penggusuran untuk menguntungkan segelintir orang ya buat apa. Kedua, apakah
prosesnya sudah melalui sosialisasi atau pembicaraan dan warga diperlakukan
selayaknya orang. Jangan asal gusur.
4. Beberapa waktu lalu sedang hangat pemberitaan mengenai revitalisasi
kawasan Luar Batang. Menurut Detikcom/Republika Online, berita apa saja
yang menarik dari peristiwa tersebut?
Kami melihat ini dari kepentingan publik. Jadi kami mengangkat isu ini untuk
dirunning kurang lebih sebulan penuh kalau tidak salah, dari penggusuran di Pasar
Ikan kemudian panasnya keadaan di Luar Batang. Jadi ini lebih ke isu publik.
5. Apakah cara pemberitaan tentang peristiwa ini, didasari oleh kecenderungan
Republika Online pada Ahok?
Kami tidak pernah melihat dari sosok Ahoknya tapi kami melihat dari apa
yang dia lakukan. Kalau yang dia lakukan untuk kepentingan warga Jakarta ya kami
setuju. Kami juga memberikan space kepada Ahok untuk memberikan suaranya
tentang tujuan revitalisasi. Misalnya dalam kasus Masjid Luar Batang, klaim Ahok
adalah ia yang membuat bagus masjid tersebut. Hal itu kami beritakan. Kami
merasa dalam memberitakan isu ini kami sudah berimbang. Kami tidak masalah
dengan program revitalisasi ini karena secara umum program tersebut bagus selama
dilakukan secara berprikemanusiaan.
6. Dalam revitalisasi ini banyak terdapat isu-isu yang memperpanas situasi
penggusuran perkampungan. Bagaimana sikap Detikcom/Republika Online
dalam memberitakan isu-isu tersebut?
Misalnya blueprint Luar Batang, kami mendapat datanya dari warga Luar
Batang yang katanya ini ada kaitannya dengan reklamasi. Di pantai utara itu ada
akan banyak apartemen-apartemen mewah, sedangkan dari jalur selatannya
terhambat oleh perumahan kumuh. Itu kami cek ke warganya tapi kami konfirmasi
juga ke Ahok. Kalau dari pengakuan Pemprov sih memang di ujung utara Luar
Batang memang ada apartemen tapi mereka bilang kalau mereka tidak bisa berbuat
apa-apa karena itu lahan swasta. Dan mereka secara fair juga mengatakan bahwa
memang penggusuran itu akan dibuat semacam plasa. Sedangkan kalau dari segi
desainnya kita buat cover both side, kita tanyakan ke Ahok. Apa rencana revitalisasi
ini dan dia menjawab akan dibuat penahan banjir rob.
7. Sebagai permasalahan apa Detikcom/Republika Online dalam memandang
peristiwa revitalisasi ini?
Kami memandang pada inti dari revitalisasi ini, seperti tujuannya apa.
Mengenai adanya Yusril yang berniat membantu warga karena ia mempunyai
kepentingan politik atau tidak, kami tidak mengurus tetang itu. Kami hanya melihat
komentarnya dia mengenai Luar Batang bagaimana karena dia merupakan ahli
hukum. Kami tahu dari Yusril bahwa warga Luar Batang banyak yang memiliki
sertifikat tanah. Tapi ketika kami konfirmasi ke Pemprov, mereka malah ragu dan
mengatakan akan mengecek lagi. Artinya kami tidak melihat dari permasalahan
politiknya karena nanti akan terlalu melebar.
8. Bagaimana pendapat Republika Online mengenai kematangan rencana
Pemprov DKI Jakarta dalam merelokasi warga penggusuran?
Kalau dari kasus Pasar Ikan, tiba-tiba mereka diberi SP 1 tanpa sosialisasi
sama sekali kemudian dilanjutkan dengan SP 2 dan 3. Kalau dilihat dari situ
memang kurang matang pelaksanaannya. Ini informasi dari Ratna Sarumpaet yang
gencar mendukung warga, misalkan ada 300 warga yang pindah ke rusun ternyata
di rusun itu hanya tersedia 200 kamar. Jadi jumlahnya belum memadai.
9. Apakah ada pemilihan kata dalam memberitakan peristiwa ini? Karena jika
saya perhatikan Republika Online lebih menggunakan kata penggusuran,
sedangkan Pemprov mengatakan bahwa ini adalah penertiban.
Kalau dari segi tata bahasa penggusuran itu yang lebih dipahami oleh
pembaca, kalau tata kota atau penertiban persepsinya macam-macam. Ketika saya
bilang penataan kota, pembaca tidak langsung berpikir kalau ada orang yang
digusur. Kalau dirobohkan itu lebih kebangunan dan kalau digusur itu lebih ke
orangnya. Kemudian kalau dari sisi dentumannya, kalau di online yang pertama kita
memilih judul itu harus yang benar-benar berbunyi. Dentumannya lebih keras
dengan kata digusur, karena esensinya langsung kena.
10. Kalau saya lihat, Republika Online itu memberitakan peristiwa ini
kebanyakan dari sudut pandang warga. Misalnya seperti lebih fokus kepada
tujuan revitalisasi menurut warga penggusuran. Apakah hal tersebut
merupakan bentuk kecenderungan Republika Online pada warga?
Kami mengkritisi cara Pemprovnya bukan program revitalisasinya. Kami
menyerang cara Pemprovnya. Ini mungkin karakter Ahok ya yang selalu blak-
blakan tapi kan tidak selamanya situasi bisa dilakukan dengan cara berbicara blak-
blakan. Ketika situasi sedang panas seperti kemarin tiba-tiba Ahok mengatakan
bahwa Luar Batang itu sarangnya TBC. Itu kan membuat suasana menjadi semakin
panas. Jadi caranya yang kami soroti, harusnya persuasif bukan mengerahkan TNI.
Menjelang penggusuran Luar Batang juga banyak terjadi kebakaran-
kebakaran. Pasti orang bertanya-tanya siapa dibalik penggusuran ini, kenapa sudah
empat kali berturut-turut terjadi kebakaran. Jadi yang kami soroti revitalisasi tapi
caranya yang manusiawi. Kami secara tidak langsung menuduh Pemprov yang
mendalangi pembakaran ini tapi kemudian kami meminta hak jawab dari Pemprov.
Akhirnya kami klarifikasi dan sekarang sudah clear. Online itu kan berbeda ya
dengan koran, kalau koran proses seleksinya panjang banget sedangkan online
tidak. Karena online butuh kecepatan jadi terkadang ada yang luput seperti itu.
Secara umum sih kita coba mengambil dari warga dan Pemprov untuk dicari jalan
tengahnya.
11. Apa solusi terbaik supaya revitalisasi berjalan lancar?
Pertama, unsur keadilan itu harus ditegakkan. Kalau Ahok melakukan
penggusuran demi penataan lingkungan seharusnya mal-mal yang menyalahi tata
aturan juga harus diurus. Kedua, caranya dengan persuasif, diajak ngobrol atau
tidak. Misalnya ini kita membuat revitalisasi karena kita ingin membuat Jakarta
seperti ini. jangan pakai cara kekerasan karena kalau keras dengan keras tidak ada
hasilnya. Terakhir, rakyat yang harus diuntungkan bukan pemilik modal atau
kepentingan pelancong-pelancong. Revitalisasi itu kan untuk dibangun wisata
bahari, boleh lah dibangun wisata tapi warganya sendiri nasibnya harus jelas
dipikirkan. Kalau seandainya pindah ke rusun, bagaimana dengan kehidupan
sosialnya. Mereka yang terbiasa di laut tiba-tiba pindah ke tengah kan agak berbeda
ya. Jadi ada perubahan, bahkan ada yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan
barunya. Itulah yang harus dipikirkan Pemprov sebelum melakukan penggusuran.
Intinya orang yang digusur itu juga harus diperhatikan, jangan sampai kehidupan
mereka juga hilang.
12. Kalau dilihat dari jawaban-jawaban sebelumnya, berarti republika Online
tidak mempercayai pemerintah? Karena secara jelas pemerintah sudah
mengatakan bahwa revitalisasi bertujuan sebagai apa.
Entah benar atau tidaknya itu kan terkait dengan reklamasi ya. Nah reklamasi
sendiri masih banyak celah dari sisi lingkungan hidupnya, izinnya, banyak. Bahkan
sempat sama Rizal Ramli diberhentikan kemudian diperbolehkan lagi. memang
kalau tujuan kan siapa tahu Ahok bilang tujuannya untuk rakyat Jakarta, ya kita
mana tahu isi hatinya dia kan. Paling hanya waktu yang membuktikan bahwa kalau
memang ternyata revitalisasi itu untuk masyarakat Jakarta. Hanya waktu yang bisa
menjawab, kita tidak bisa.
Pernyataan Ahok mengenai tujuan revitalisasi tetap kita beritakan. Tidak
benar juga kalau dikatakan kita tidak percaya dengan pemerintah, karena kalau kita
tidak percaya buat apa kita memberitakan tentang komentarnya Ahok. Kita
berusaha untuk adil ya, dari sisi ketakutan warga bahwa revitalisasi ini hanya akal-
akalan Pemprov dan di sisi lain kita juga beritakan rencana Pemprov untuk Pasar
Ikan dan Luar Batang.
Saya pikir sih kami sudah fair dalam memberitakan tentang revitalisasi Pasar
Ikan dan Luar Batang. Biar waktu yang membuktikan apa benar revitalisasi ini
membuat perekonomian masyarakat di sekitar sana menjadi tambah maju atau
sebaliknya.
13. Kenapa Republika Online dalam memilih narasumber kebanyakan
mengambil narasumber yang kontra dengan revitalisasi ini? Misalnya
sejarawan atau
Ya, kalau dari sisi pemilihan narasumber memang kita tidak bisa mengambil
narsumum dari warga Jakarta. Misalnya kasus penggusuran yang menggunakan
TNI kan kita butuh komentar dari warga dan butuh narsum lainnya misalnya DPR
atau pengamat politik atau siapa pun untuk diminta pendapatnya kalau ini benar
tidak sih caranya. Kita konfirmasi juga ke Pemprov kenapa pakai TNI.
Mana ada anggota DPR yang mengatahan oh boleh kok menggunakan TNI
dalam penggusuran, tidak mungkin kan. Logika umum pun akan menolak. Ini kan
berhubungan langsung dengan tindakan Pemprov ya jadi kami konfirmasi dengan
mereka. kenapa mereka mengerahkan TNI. Dari pihak TNI juga kami konfirmasi
juga, kenapa TNI mengerahkan personilnya untuk membantu penggusuran. Semua
pihak kami coba tanyakan pendapatnya supaya mendapatkan satu atau dua jawaban
yang kongkret dari Ahok, TNI, warga, dan DPR.
TNI itu kan bukan untuk menakut-nakuti rakyat, TNI itu untuk melindungi
rakyat. Fungsinya itu untuk menghadapi musuh dari luar bukan untuk menghadapi
internal di dalam negara.
14. Apakah setuju jika penggusuran perkampungan kumuh ini dikatakan sebagai
pelanggaran HAM dan apa alasannya?
Iya.
15. Pada Republika Online, setiap wartawan yang turun ke lapangan apakah
diwajibkan untuk mengambil berita dari sisi mananya atau tergantung
dengan apa yang terjadi di lapangan?
Kalau setiap wartawan yang turun di lapangan sudah ada framing,
tergantung kondisi di lapangan bagaimana. Apakah framingnya itu sesuai dengan
yang terjadi di lapangan atau bisa berubah. Misalnya meliput tentang korban
penggusuran Luar Batang, kita sudah ada framing nih tentang nasib warga yang
menjadi korban. Tiba-tiba ketika datang ke lapangan menemukan warga ceria-ceria
TRANSKRIP WAWANCARA DETIKCOM
Narasumber: Danu Damarjati (Wartawan DetikNews)
Tempat dan Waktu Wawancara: Kantor Detikcom, 18 November 2016
Beberapa minggu ini saya di kantor, untuk isu Luar Batang saya kebanyakan
meliput dari Balai Kota. Kalau ingin mengetahui pandangan masyarakat Luar
Batang, saya biasanya menghubungi pihak Luar Batang. Di lapangan sendiri, ada
teman saya yang bergantian tugas turun ke lapangan. Tapi pada pokoknya mengenai
isu ini kami tangani bersama dan tidak mengandalkan satu orang.
1. Bagaimana pemilihan kata yang digunakan untuk dijadikan judul berita?
Kami memilih kata yang tidak memicu provokasi dan pertentangan, sekalipun
kami harus memberitakan yang sejujur-jujurnya. Namun demikian bukan berarti
karena kami menghindari konflik dalam memberitakan fakta, kami tetap apa
adanya. Prinsipnya cover both side, semua pihak harus kami beritakan. Sebisa
mungkin saya pribadi sebagai wartawan di lapangan, tidak melebih-lebihkan apa
yang narasumber ucapkan atau peristiwa yang terjadi di lapangan. Kalau kebijakan
kantor itu setahu saya juga netral, karena saya belum lama masuk ke dalam. Ketika
saya di lapangan, saya juga merasakan intervensi kantor tidak terlalu menekan.
2. Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam memilih narasumber yang
memiliki kredibilitas terhadap isu yang dibahas?
Pertama, narasumber berkompeten artinya dia terlibat dalam peristiwa.
Kedua, dia merupakan orang yang berkepentingan. Misalnya seperti gubernur,
pihak Sekretaris Masjid Luar Batang, Ketua Komunitas Masyarakat Luar Batang,
pengacara masyarakat Luar Batang, dan tentu saja warga.
3. Adakah kriteria tertentu dalam menampilkan foto atau grafik dalam berita?
Tidak ada, kecuali kalau darah kami sensor. Kemudian kalau foto yang terlalu
kejam kami tidak pakai. Misalnya ada kepala putus, kami tidak pakai itu. Kalau
dalam isu penggusuran Luar Batang, kami tidak memakai foto yang memihak
misalnya Gubernur DKI Jakarta atau warga Luar Batang. Kami tidak
mengintervensi kata.
4. Selama Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, ia banyak melakukan
penggusuran perkampungan kumuh. Apakah Detikcom memiliki kebijakan
tertentu dalam memberitakan tentang penggusuran-penggusuran tersebut?
Ketika saya meliput tentang kasus Luar Batang ini di Balai Kota, saya sih
tidak diberi pagar-pagar tertentu supaya pemberitaan mengarah ke tujuan tertentu.
Tapi kalau dari sisi redaksional atau sisi pemberitaan secara lebih luas, yang
terpenting itu cover both side. Misalnya pihak Pemprov DKI bicara apa tentang
Luar Batang, maka sebisa mungkin dari pihak Luar Batang juga kami minta
tanggapannya. Itu akan ada dalam berita lain karena kami bukan koran, detikcom
bersifat running. Nah itu mungkin masyarakat yang sering salah sangka menyangka
kami seperti berpihak. Padahal pihak Luar Batang kami beritakan di berita lain
dalam satu halaman. Tidak ada sama sekali arahan khusus untuk menjaga
keberpihakan kami.
5. Beberapa waktu lalu sedang hangat pemberitaan mengenai revitalisasi
kawasan Luar Batang. Menurut Detikcom/Republika Online, berita apa saja
yang menarik dari peristiwa tersebut?
Pertama, peristiwanya sendiri itu menarik karena terdapat dinamika antara
kedua pihak. Kedua, peristiwa yang saya pikir paling menonjol itu adanya tarik-
menaik kepentingan politik dalam dinamika ini. Saat itu, Yusril itu kan masih
diwacanakan maju Pilgub DKI, begitu pula dengan Ahok. Otomatis bukan hanya
saya saja tapi bahkan masyarakat akan menyorot tokoh ini dengan background atau
latar penertiban Luar Batang. Peristiwa itu apa pun yang terjadi masyarakat pasti
menunggu kalau ada berita, masyarakat Luar Batang berkumpul itu juga sudah
cukup menarik menurut saya. Ketika pihak Luar Batang sendiri memberi tanggapan
juga pasti menarik.
6. Kalau saya lihat, Detikcom itu memberitakan peristiwa ini kebanyakan dari
sudut pandang pemerintah. Contohnya pada fokus berita tentang penertiban
Pasar Ikan, lebih banyak jumlah pemberitaan dari sudut pandang pemerintah
daripada pemberitaan tentang korban penggusuran. Apakah hal tersebut
merupakan bentuk kecenderungan Detikcom pada pemerintah?
Itu bukan kita sengaja, kalau pun ada kuantitas yang dihitung seperti itu
barang kali itu pilihan kami untuk menjaga dinamika kebijakan pemerintah. Karena
ini yang disoroti tentang dinamika kebijakan pemerintah dari hari ke hari
perubahannya seperti apa. Jadi kalau kita tertinggal sementara kita memfokuskan
diri menyorot hal lain, menurut saya itu sama sekali tidak mengawal kebijakan
pemerintah. Jadi kami memberitakan peristiwa ini hanya supaya pembaca
mengetahui apa saja rencana yang dilakukan pemeritah saat ini.
7. Apakah cara pemberitaan tentang peristiwa ini, didasari oleh kecenderungan
Detikcom pada Ahok?
Tidak ada kecenderungan kepada siapa pun. Saya yang meliput Ahok sendiri
pun, tidak diberikan pagar-pagar tertentu untuk membagus-baguskan Ahok atau
menjelek-jelekkan Ahok. Kami hanya memberitakan apa adanya saja.
8. Dalam revitalisasi ini banyak terdapat isu-isu yang memperpanas situasi
penggusuran perkampungan. Bagaimana sikap Detikcom dalam
memberitakan isu-isu tersebut?
Kami memilih kata menghindari kata yang provokatif. Kami juga harus cover
both side, semua pihak kami akomodasi. Karena kalau tidak begitu, kami pasti
dikira tidak adil dalam memberitakan. Intinya jurnalisme damai lah.
9. Apakah setuju jika penggusuran perkampungan kumuh ini dikatakan sebagai
pelanggaran HAM dan apa alasannya?
Saya sebagai wartawan Balai Kota melihat ini dari kacamata pemerintah
sebagai langkah penertiban. Karena kawasan di situ akan dibangun struktur agar
banjir rob tidak masuk, Kalau pun ada pembongkaran, maka penduduk di situ akan
diberi kompensasi, relokasi ke rumah susun, dan jaminan sosial ke masyarakat juga
tetap dijalankan seperti KJP, KJS, dan sebagainya untuk penghunin rumah susun.
Kalau referensinya seperti itu, maka jika disebut sebagai pelanggaran kemanusiaan
agak sulit saya katakan, karena saya belum mendapatkan tinjauan baru.
Namun demikian kalau dilihat dari kacamata masyarakat korban
penggusuran, perspektifnya akan berbeda. Karena mereka sebagai korban, jadi
tentunya secara psikologis manusia yang digusur atau disuruh pindah dari tempat
tinggalnya akan mengalami resistensi dari diri sendiri maupun seluruh
masyarakatnya. Jadi kedua belah pihak harus kami akomodasi pendapatnya.
Kalau dari penilaian apakah melanggar kemanusiaan atau tidak, sebagai
media kami tidak bisa berpendapat. Karena tugas kami hanya memberitakan, jadi
kalau kami berpendapat agak sulit lah. Tapi kalau untuk saya pribadi, sejauh ini
saya belum mendapat rumusan yang menunjukkan bahwa itu termasuk pelanggaran
kemanusiaan selama saya meliput pemberitaan.
10. Kalau bukan sebagai pelanggaran kemanusian, maka Detikcom melihat
peristiwa ini sebagai apa?
Kami melihat sebagai penataan kota dengan segala kontroversinya. Kami
akan mengakomodasi semua dengan segala dinamikanya. Kami tidak pilih-pilih
fakta.
11. Banyak warga penggusuran yang mengeluh akan relokasi ke rumah susun
yang jauh dari fasilitas umum atau jauh dari masjid. Menurut Detikcom
apakah ini sebagai bentuk ketidakmatangan rencana Pemprov DKI dalam
merelokasi?
Berarti pelayanan dari pemerintah harus terus diperbaiki, karena tugas
pemerintah memang seperti itu untuk melayani masyarakat. Kalau masyarakat
merasa kurang dilayani, ya mereka harus menuntut dan kami mendukung itu. Kami
mendukung segala macam komplain masyarakat untuk perbaikan penataan kota.
Misalnya seperti busway macet kami beritakan, supaya pelayanannya lebih baik.
Kemudian kalau ada JPO rubuh kami juga beritakan, karena supaya masyarakat
bisa terlayani dengan baik. Kemudian rusun yang tidak berfungsi degan baik
dengan atap yang bocor misalnya, kami beritakan. Kami dukung lah itu jika ada
komplain tentang pelayanan yang kurang pasti kami akomodasi.
12. Apakah ada pemilihan kata dalam memberitakan peristiwa ini? karena jika
saya perhatikan Detikcom tidak menggunakan kata penggusuran melainkan
penertiban dalam pemberitaannya.
Kita kembali ke jurnalisme yang tidak memicu provokasi, maka terminologi
penggusuran itu cenderung ke satu pihak ya. Kalau kami menggunkan kata
penertiban, juga menuju ke satu pihak. Faktanya adalah pembongkaran, karena itu
merupakan peristiwanya. Tergantung kami memberitakannya saat apa dan dari
siapa kami dapat berita itu alias narasumbernya.
Kalau misalnya yang bicara dari Pemprov maka bisa menggunakan
penertiban, paling banter pembongkaran. Ahok sendiri pun tidak keberatan dengan
penggunaan kata pembongkaran, karena memang itu yang terjadi bangunan
dirobohkan. Tapi Luar Batang belum dirobohkan kan. Dalam framing pemerintah
penataan kota hal tersebut dinamakan penertiban.
Untuk kata-kata penggusuran itu terlalu problematis, kecuali itu jika kami
memberitakan narasumber dari pihak yang menggunakan kata tersebut. Seperti
pengutipan kata-kata narasumber. Jadi Detikcom dalam menulis pemberitaan tetap
menggunakan kata penertiban kecuali dalam pegutipan pembicaraan narasumber.
Kalau saya dari pemberitaan pemerintah ya, kalau dari memberitakan di lapangan
akan berbeda lagi. Mereka bisa menggunakan kata penggusuran karena warga
memang melihat sebagai penggusuran.
13. Apa solusi terbaik supaya revitalisasi berjalan lancar dan tidak merugikan
warga?
TRANSKRIP WAWANCARA DETIKCOM
Narasumber: Nanang Supriyatna (Human Capital Detikcom)
Tempat dan Tanggal Wawancara: Kantor Detikcom, 18 November 2016
1. Bagaimana sejarah berdirinya Detikcom?
Dulu tahun 90an belum banyak yang bisa bikin website ya, beberapa klien kami seperti
klik BCA, kompas.co.id, dan yellowpage. Kami bekerja bukan dibidang media saat itu tapi tiga
orang dari pendiri Detikcom pernah bekerja di media. Ada Pak Abdul Rahman, Yayan Sopyan,
dan Budiono Darsono, hanya Didi Nugrahadi yang bukan bekas wartawan media.
Nah jadilah perusahaan ini bergerak dibidang website sejak 1998 ada reformasi dan
semua orang butuh berita. Nah karena pernah bekerja sebagai wartawan, maka tercetuslah ide
untuk membuat media online itu juga karena perusahaan ini bergerak dibidang online. Kita
bikin konsep, bentuk, dan sebagainya kemudian kita tawarkan ke klien kami seperti Kompas.
Dulu sebenarnya sudah ada media online selain Detikcom, hanya cuma memindahkan
versi cetak ke online saja. Jadi lebih dulu Republika dan Kompas dibandingkan Detikcom. Ide
kita media online bukan media yang seperti itu, kita tawarkan tapi ternyata tidak ada yang
berminat. Akhirnya kita sendiri coba-coba, lahirlah Detikcom pada 9 Juli 1998.
Kami terus berkembang sehingga kemudian pada 2011 Detikcom diakuisisi. Saham
Detikcom dibeli 100% oleh CT Corp milik Chairul Tanjung, sehingga Detikcom menjadi
bagian dari TransMedia sampai sekarang. Sudah beberapa kali pergantian redaksi kami,
manajemen pemimpin redaksi. Saat ini manajemen pemimpin redaksi kami mbak Iin
Yumiyanti. Kamu bisa liat di Detikcom paling bawah ada dapur klik aja dapur itu ada list
redaksi.
Secara bisnis kita terus tumbuh, banyak juga prodak gagal seperti Majalah Detik dan
Male Magazine tapi tidak berkembang. Pasti ada lah prodak yang berhasil seperti Wolipop
yang terbaru bisa berkembang. Jadi ada beberapa prodak yang menurut kami belum dapat
pasarnya dan ada yang sudah dapat pasarnya.
2. Bagaimana ideologi Detikcom?
Soal ideologi, sebenarnya agak tidak membumi ya pertanyaannya. Tapi ada yang
menarik dari pernyataan Chairul Tanjung, pernyataan dari manajemen Detikcom, bahwa bisnis
media adalah bisnis integritas, yaitu bagaimana mengambil kepercayaan publik itu. Integrity is
our business gitu. Jadi jika publik tidak percaya lagi dengan kita, ya tinggal tunggu waktunya
Detikcom akan kiamat. Nah kami mempertahankan itu karena bagi kami itu adalah bisnis,
mesin uang kami adalah kepercayaan dari publik. Kami harus independen supaya publik
percaya dengan kami dan bisnis ini tetap berjalan. Jadi sesederhana itu sebenarnya.
Coba teman-teman lihat sejarahnya, bahkan sebelum kami diakuisisi oleh Chairul
Tanjung itu kami lebih lama masanya dibanding ketika diakuisis oleh Chairul Tanjung. Saat
itu tidak ada siapa-siapa, tidak ada penguasa, tidak ada pengusaha gitu ya kemudian ketika
kami dibeli oleh CT Corp kami tidak pernah melihat cenderung kemana. Sekali lagi ini soal
bisnis, integrity is our business. Integritas pemberitaan yang independen adalah bisnis kami.
Bisnis ini akan bangkrut kalau publik tidak percaya lagi dengan kami. Kira-kira begitu.
3. Bagaimana cara Detikcom menyikapi persaingan dengan media online lain?
Pasti persaingan ada, banyak media lain yang terus tumbuh dari tahun 1998. Tanggal ini
menunjukkan bahwa kami istiqomah, maju terus sesuai jalan. Persaingan pasti ada, awal-
awalnya bahkan orang-orang berpikir apa sih media online, apa sih internet gak jelas banget,
tapi kami tetap bisa membuktikan.
Semua orang bisa buat media online, banyak media online- media online baru yang
menjadi kompetitor. Mereka adalah teman kami sebenarnya. Sebagai media yang bergerak
dibidang online, awalnya agak sulit untuk memasarkan ke pengiklan, sulit sekali. Mereka
berpikir untuk apa pasang iklan di online toh bisa gratis, taruh aja di tokobagus, olx, atau di
FJB Kaskus. Nah kita edukasi kembali, bahwa sebenarnya ada banyak keuntungan-keuntungan
memasang iklan di online. Kita bisa data siapa yang lihat, misalnya sasarannya adalah kelas
mahasiswa nah bisa itu diatur.
Saat ini kebanyakan orang lebih suka memegang gadget dibanding menonton TV atau
koran. Nah ini kita sampaikan kepada pemasang iklan, nah adanya kompetitor-kompetitor yang
bergerak di media online yang mengedukasi tentang internet sehat itu bukan hanya Detikcom
saja. Dulu itu narasumber kebanyakan gak mau diwawancara media online, mereka maunya di
TV yang kelihatan mukanya. Itulah kita tunjukin, kita edukasi bahwa kami adalah corongnya
narasumber. Jadi kita menganggap bahwa tetangga sebelah adalah teman kami.
4. Bagaimana dengan target pembaca Detikcom?
Target pembacanya untuk semua golongan kalau bisa, untuk masing-masing ada
targetnya seperti Wolipop itu kita targetnya perempuan. Jadi Detikcom itu seperti palugada,
apa lu mau gue ada. Semua kebutuhan informasi ada di kami. Misal seperti Detiknews semua
penggemar politik, peristiwa kriminal, dan lain-lain. DetikSport untuk laki-laki yang menyukai
bola atau olahraga lainnya. Wolipop itu untuk lifestyle perempuan jadi targetnya perempuan.
Semuanya kami sasar kecuali anak-anak, belum ya karena kita belum punya DetikKids.Untuk
seberapa banyak pembaca dalam satu harinya, kamu bisa cari di website Detik. Nanti saya
kasih linknya.
5. Bagaimana cara Detikcom menyikapi isu SARA? Misalnya seperti kasus Ahok yang
akhir-akhir ini dipermasalahkan.
OPE
N C
OD
ING
–T
RA
NSK
RIP
WA
WA
NC
AR
A
Nar
asum
ber
1(R
epub
lika.
co.id
)
Topi
k R
iset
: Ana
lisis
Fra
min
gPe
mbe
ritaa
n R
evita
lisas
i Kaw
asan
Lua
r Bat
ang
Pada
Rep
ublik
a.co
.id d
an D
etik
.com
Wak
tu W
awan
cara
: 8 D
esem
ber 2
016
puku
l 20.
00-2
0.35
Kon
sep:
Kon
stru
ksi r
ealit
as,k
ebija
kan
med
ia, o
bjek
tivita
s med
ia.
No.
Ref
leks
i Dir
i Pen
eliti
Isi T
rans
krip
Ket
eran
gan
Kat
egor
i/Kon
sep
1P:
Bag
aim
ana
pem
iliha
n ka
ta y
ang
digu
naka
n un
tuk
dija
dika
n ju
dul b
erita
?
N: S
eben
arny
a ko
nsep
das
ar p
enul
isan
judu
l ber
ita d
alam
is
tilah
jurn
alis
tik it
u ib
arat
seba
gai j
ende
la. J
ika
oran
g m
elih
at je
dela
nya
suda
h tid
ak m
enar
ik, m
aka
oran
g ak
an
mal
as u
ntuk
mas
uk k
e da
lam
. Unt
uk it
ulah
pem
iliha
n ka
ta
yang
men
arik
itu
pent
ing
untu
k m
embu
at ju
dul.
Sala
h sa
tu
poin
pen
ting
dala
m p
embu
atan
judu
l ber
ita su
paya
men
arik
ya
itu, p
erta
ma
dala
m k
asus
Lua
r Bat
ang
itu h
arus
ada
kat
a Lu
ar B
atan
g. Ja
di k
etik
a ad
a ka
ta L
uar B
atan
g di
judu
l be
rita,
mak
a or
ang
akan
lang
sung
ber
piki
r men
gena
i pe
nggu
sura
nat
au d
emo
di L
uar B
atan
g. Ja
di a
pa p
un b
erita
so
al L
uar B
atan
g se
bisa
mun
gkin
ada
kat
a Lu
ar B
atan
g. It
u sa
lah
satu
tekn
ik m
embu
at ju
dul b
erita
yan
g m
enar
ik.
Judu
l m
engg
unak
an k
ata
yang
men
arik
.
Keb
ijaka
n m
edia
.
Aho
k pu
n m
erup
akan
soso
k ya
ng m
enar
ik y
a, b
erita
apa
pu
n te
ntan
g di
a ak
an b
anya
k pe
mba
cany
a. M
aka
dari
itu,
ketik
a ki
ta m
embu
at b
erita
tent
ang
Aho
k se
bisa
mun
gkin
di
judu
l ber
ita it
u ad
a ka
ta A
hok.
2P:
Apa
saja
yan
g m
enja
di p
ertim
bang
an d
alam
mem
ilih
nara
sum
ber y
ang
mem
iliki
kre
dibi
litas
terh
adap
isu
yang
di
baha
s?
N: K
alau
kas
us L
uar B
atan
g te
ntan
g re
vita
lisas
i ya,
ada
dua
ku
bu y
ang
salin
g be
rtent
anga
n. D
i sat
u si
si w
arga
Lua
r B
atan
g da
n di
sisi
lain
Pem
pov.
Jadi
sebi
sa m
ungk
in k
ita
men
gam
bil n
aras
umbe
r dar
i ked
ua p
ihak
itu
supa
ya a
da
cove
r bot
h si
de. K
alau
kas
us L
uar B
atan
g in
i kan
kom
plek
s ya
, ada
soal
sosi
al d
an b
uday
a. K
ami j
uga
sebi
sa m
ungk
in
men
gam
bil m
isal
nya
dari
kasu
s bud
ayan
ya, d
i san
a ad
a m
asjid
yan
g su
dah
tua
jadi
kam
i bis
a m
enga
mbi
l nar
sum
da
ri ah
li se
jara
h. T
enta
ng ta
ta k
otan
ya, k
ami m
enga
mbi
l na
rsum
dar
i ahl
i tat
a ko
ta y
ang
paha
m te
ntan
g ta
ta k
ota.
Ja
di k
aren
a is
unya
kom
plek
s mak
a ka
mi m
enco
ba
men
gam
bil d
ari b
erba
gai n
arsu
m se
suai
kap
asita
s mer
eka.
Kal
au d
ari s
epen
geta
huan
saya
, yan
g m
enja
di fo
kus d
ari
sisi
bud
aya
just
ru M
asjid
Lua
r Bat
ang.
Kal
au te
ntan
g be
nten
g be
rsej
arah
itu
kam
i mem
ang
tidak
terla
lu fo
kus
mem
berit
akan
isun
ya. K
alau
unt
uk k
onte
ks se
jara
h ka
mi
lebi
h fo
kus k
epad
a M
asjid
Lua
r Bat
ang.
Kar
ena
ada
isu
bahw
a m
asjid
ters
ebut
men
jadi
sala
h sa
tu y
ang
akan
di
gusu
r jug
a. T
apiA
hok
suda
h m
engk
onfir
mas
i bah
wa
mas
jid te
rseb
ut ti
dak
akan
dig
usur
. Ole
h ka
rena
itu
dala
m
Nar
asum
ber y
ang
digu
naka
n da
ri ke
dua
piha
k (P
empr
ov d
an
war
ga) n
amun
da
lam
ber
ita y
ang
berb
eda.
Rep
ublik
a O
nlin
e m
elih
at p
eris
tiwa
ini d
ari s
isi s
osia
l da
n bu
daya
.
Sisi
bud
aya
yang
di
tonj
olka
n ol
eh
Rep
ublik
a O
nlin
e ad
alah
Mas
jid L
uar
Bat
ang
buka
n be
nten
g be
rsej
arah
di
Pas
ar Ik
an.
Kon
stru
ksi
real
itas,
kebi
jaka
n,da
n ob
jekt
ivita
sm
edia
.
men
ulis
ber
ita k
ami c
oba
untu
k co
ver b
oth
side
. Dar
i w
arga
ada
ker
esah
an b
ahw
a M
asjid
Lua
r Bat
ang
akan
di
gusu
r, ja
di k
ami c
oba
kuat
kan
deng
an b
eber
apa
pend
apat
se
jara
wan
kal
au m
asjid
ini t
idak
bol
eh d
igus
ur k
aren
a m
emili
ki n
ilai s
ejar
ah. S
emen
tara
itu,
kam
i jug
a m
engk
larif
ikas
i kep
ada
Aho
k da
n te
rnya
ta d
ari p
erny
ataa
n A
hok
dike
tahu
i bah
wa
Mas
jid L
uar B
atan
g tid
ak a
kan
digu
sur.
Jadi
suda
h cl
eark
alau
men
urut
kam
i kal
auM
asjid
Lu
ar B
atan
g tid
ak b
oleh
dig
usur
.Se
bena
rnya
kal
au k
ami m
embi
ngka
i dar
i seg
i pe
nggu
sura
nnya
, Pem
prov
mem
puny
ai p
rogr
am u
ntuk
m
erev
italis
asi m
embu
at ru
ang
terb
uka
hija
u. U
ntuk
kas
us
Kam
pung
Aku
ariu
m, P
asar
Ikan
, dan
Lua
r Bat
ang
bole
h la
h di
revi
talis
asi,
kare
na k
awas
an te
rseb
ut m
erup
akan
pe
muk
iman
kum
uh. T
api k
ami m
empe
rtany
akan
tu
juan
nya,
apa
kah
untu
k m
asya
raka
t Jak
arta
ata
u un
tuk
kepe
ntin
gan
kapi
talis
. Kar
ena
ketik
a ka
mi m
ewaw
anca
rai
war
ga L
uar B
atan
g un
tuk
berta
nya
tent
ang
tuju
an d
ari
revi
talis
asi i
ni, m
erek
a m
embe
rikan
ala
san
sepe
rti k
enap
a ka
mi d
igus
ur se
men
tara
apa
rtem
en-a
parte
men
yan
g di
ba
ngun
di a
tas j
alur
hija
u tid
ak d
igus
ur?
Hal
ini b
erar
ti ad
a ra
sa k
etid
akad
ilan
kena
pa y
ang
digu
sur h
anya
ora
ng
mis
kin
sem
enta
ra a
parte
men
-apa
rtem
en d
an m
al-m
alya
ng
diba
ngun
di t
empa
t yan
g bu
kan
seha
rusn
ya b
isa
berd
iri
tega
k. It
u ya
ng p
erta
ma.
Jadi
men
gena
i rev
itais
asi k
ami s
etuj
u, ta
pi y
ang
jadi
pe
rmas
alah
anny
a itu
tuju
anny
a ap
a. K
alau
unt
uk
kepe
ntin
gan
sege
lintir
ora
ng p
emeg
ang
mod
al k
ami t
idak
Rep
ublik
a O
nlin
e m
emili
h na
rasu
mbe
r unt
uk
mem
perk
uat
pend
apat
nya
kala
u M
asjid
Lua
r B
atan
g tid
ak b
oleh
di
gusu
r.
Rep
ublik
aO
nlin
ese
tuju
den
gan
revi
talis
asi d
alam
lin
gkup
um
um.
Nam
un ti
dak
bera
rti R
epub
lika
men
yetu
jui k
etig
a ka
was
an te
rseb
ut
digu
sur k
aren
a m
emili
ki k
asus
ya
ng b
erbe
da-b
eda.
Rep
ublik
aO
nlin
em
engk
ritis
i tuj
uan
dila
kuka
nnya
re
vita
lisas
i kar
ena
men
urut
nya
revi
talis
asi
mem
iliki
tuju
an
setu
ju. K
aren
a da
lam
kas
us in
i inf
orm
asi d
ari w
arga
kal
au
peng
gusu
ran
yang
dila
kuka
n itu
unt
uk m
embu
at ja
lur k
e ap
arte
men
. Di s
ekita
r kaw
asan
itu
ada
apar
tem
en m
ewah
, m
ungk
in p
emili
k ap
arte
men
itu
mer
asa
jeng
ah d
enga
n ko
ndis
i lin
gkun
gan
yang
kum
uh ja
di m
erek
a in
gin
dibe
rsih
kan.
Kita
tida
k ta
hu tu
juan
Aho
k m
elak
ukan
itu
untu
k ap
a, a
paka
h m
eman
g un
tuk
mas
yara
kat J
akar
ta a
tau
untu
k ke
pent
inga
n ka
pita
lis. A
hok
kita
min
tai k
eter
anga
n ju
ga, d
ia b
ilang
itu
untu
k w
isat
a ba
hari
tapi
ya
form
atif-
form
atif
saja
lah
jaw
aban
nya.
Nah
yan
g ke
dua,
car
a re
vita
lisas
i ini
bag
aim
ana
teru
tam
a pe
nggu
sura
nnya
. Apa
kah
deng
an c
ara
dial
og a
tau
baga
iman
a. H
al it
u ya
ng d
iper
tany
akan
. Kem
arin
itu
peng
gusu
ran
deng
an m
enge
rahk
an te
ntar
a, ja
di A
hok
mem
perla
kuka
n w
arga
nya
send
iri se
perti
mem
perla
kuka
n ap
a gi
tu k
an.
Kem
udia
n ya
ng k
etig
a, se
tela
h re
vita
lisas
i bag
aim
ana
nasi
b ke
hidu
pan
para
war
gany
a. M
eman
g su
dah
dipi
ndah
kan
ke
rusu
n, ta
pi w
arga
pin
dah
ke ru
sun
tidak
sem
ata-
mat
a pi
ndah
fisi
k ka
n. S
ehar
i-har
i mer
eka
baga
iman
a da
n ke
hidu
pan
sosi
alny
a ba
gaim
ana.
Itu
yang
har
us
dipe
rhat
ikan
ole
h A
hok
juga
. Mis
alka
n pi
ndah
ke
Rus
un
Raw
a B
ebek
, sep
erti
kuli-
kuli
pela
buha
n Su
nda
Kel
apa
kerja
anny
a ba
gaim
ana,
mer
eka
haru
s men
gelu
arka
n on
gkos
la
gi u
ntuk
bis
a ke
rja. P
adah
al m
erek
a te
rmas
uk g
olon
gan
men
enga
h ke
baw
ah. K
etik
a m
erek
a pi
ndah
lebi
h ja
uh la
gi,
men
gelu
arka
n on
gkos
lagi
yan
g m
enye
babk
an k
eunt
unga
n da
ri pe
ngha
sila
n m
erek
a se
mak
in se
diki
t.
ters
elub
ung
untu
k m
engu
ntun
gkan
pi
hak
kapi
talis
.
Rep
ublik
a O
nlin
e m
eras
a ad
anya
ke
tidak
adila
n da
lam
per
istiw
a in
i.
Rep
ublik
a O
nlin
e tid
ak m
enye
tuju
i ca
ra y
ang
dila
kuka
n Pe
mpr
ov
dala
m m
engg
usur
pe
muk
iman
war
ga.
Rep
ublik
a O
nlin
e ju
ga m
enyo
roti
baga
iman
a na
sib
kehi
dupa
n w
arga
ko
rban
pe
nggu
sura
n se
tela
h di
relo
kasi
.
3P:
Sel
ama
Aho
k m
enja
bat s
ebag
ai G
uber
nur D
KI J
akar
ta,
iaba
nyak
mel
akuk
an p
engg
usur
an p
erka
mpu
ngan
kum
uh.
Apa
kah
Rep
ublik
a O
nlin
em
emili
ki k
ebija
kan
terte
ntu
dala
m m
embe
ritak
an te
ntan
g pe
nggu
sura
n-pe
nggu
sura
n te
rseb
ut?
N: S
ama
sepe
rti ta
di, p
engg
usur
an b
oleh
dila
kuka
n ta
pi a
pa
tuju
anny
a. K
alau
pen
ggus
uran
unt
uk m
engu
ntun
gkan
se
gelin
tir o
rang
ya
buat
apa
. Ked
ua, a
paka
h pr
oses
nya
suda
h m
elal
ui so
sial
isas
i ata
u pe
mbi
cara
an d
an w
arga
di
perla
kuka
n se
laya
knya
ora
ng. J
anga
n as
al g
usur
.
Dal
am
mem
berit
akan
te
ntan
g pe
nggu
sura
n,
Rep
ublik
a O
nlin
e m
enye
tuju
inya
na
mun
terg
antu
ng
pada
tuju
an d
an
pros
es
peng
gusu
ran.
Keb
ijaka
n m
edia
.
4Pe
nelit
i tid
ak b
erta
nya
lebi
h la
njut
apa
yan
g di
mak
sud
deng
an
kepe
ntin
gan
publ
ik.
P:
Beb
erap
a w
aktu
la
lu
seda
ng
hang
at
pem
berit
aan
men
gena
i re
vita
lisas
i ka
was
an
Luar
B
atan
g.
Men
urut
D
etik
com
/Rep
ublik
a O
nlin
e, b
erita
apa
saj
a ya
ng m
enar
ik
dari
peris
tiwa
ters
ebut
?
N: K
ami m
elih
at in
i dar
i kep
entin
gan
publ
ik. J
adi k
ami
men
gang
kat i
su in
i unt
uk d
irunn
ing
kura
ng le
bih
sebu
lan
penu
h ka
lau
tidak
sala
h, d
ari p
engg
usur
an d
i Pas
ar Ik
an
kem
udia
n pa
nasn
ya k
eada
an d
i Lua
r Bat
ang.
Jadi
ini l
ebih
ke
isu
publ
ik.
Rep
ublik
a O
nlin
e m
elih
at p
eris
tiwa
ini d
ari
kepe
ntin
gan
publ
ik.
Peris
tiwa
yang
m
enar
ik a
dala
hpe
nggu
sura
n di
Pa
sar I
kan
dan
pana
snya
kea
daan
di
Lua
r Bat
ang.
Keb
ijaka
n m
edia
da
n ko
nstru
ksi
real
itas.
5P:
Apa
kah
cara
pem
berit
aan
tent
ang
peris
tiwa
ini,
dida
sari
oleh
kec
ende
rung
an R
epub
lika
Onl
ine
pada
Aho
k?
N: K
ami t
idak
per
nah
mel
ihat
dar
i sos
ok A
hokn
ya ta
pi
kam
i mel
ihat
dar
i apa
yan
g di
a la
kuka
n. K
alau
yan
g di
a
Rep
ublik
a O
nlin
e tid
ak m
elih
at d
ari
soso
k A
hok
teta
pi
dari
apa
yang
dia
la
kuka
n.
Obj
ektiv
itasd
an
kebi
jaka
n m
edia
.
laku
kan
untu
k ke
pent
inga
n w
arga
Jaka
rta y
a ka
mi s
etuj
u.
Kam
i jug
a m
embe
rikan
spac
eke
pada
Aho
k un
tuk
mem
berik
an su
aran
ya te
ntan
g tu
juan
revi
talis
asi.
Mis
alny
a da
lam
kas
us M
asjid
Lua
r Bat
ang,
kla
im A
hok
adal
ah ia
ya
ng m
embu
at b
agus
mas
jid te
rseb
ut. H
al it
u ka
mi
berit
akan
. Kam
i mer
asa
dala
m m
embe
ritak
an is
u in
i kam
i su
dah
berim
bang
. Kam
i tid
ak m
asal
ah d
enga
n pr
ogra
m
revi
talis
asi i
ni k
aren
a se
cara
um
um p
rogr
am te
rseb
ut b
agus
se
lam
a di
laku
kan
seca
ra b
erpr
ikem
anus
iaan
.
Rep
ublik
a O
nlin
e m
enga
ngga
p pr
ogra
m
revi
talis
asi i
ni
bagu
s sel
ama
dila
kuka
n se
cara
be
rprik
eman
usia
an.
6P:
Dal
am re
vita
lisas
i ini
ban
yak
terd
apat
isu-
isu
yang
m
empe
rpan
as si
tuas
i pen
ggus
uran
per
kam
pung
an.
Bag
aim
ana
sika
p D
etik
com
/Rep
ublik
a O
nlin
eda
lam
m
embe
ritak
an is
u-is
u te
rseb
ut?
N: M
isal
nya
blue
prin
tLua
r Bat
ang,
kam
i men
dapa
t da
tany
a da
ri w
arga
Lua
r Bat
ang
yang
kat
anya
ini a
da
kaita
nnya
den
gan
rekl
amas
i. D
i pan
tai u
tara
itu
ada
akan
ba
nyak
apa
rtem
en-a
parte
men
mew
ah, s
edan
gkan
dar
i jal
ur
sela
tann
ya te
rham
bat o
leh
peru
mah
an k
umuh
. Itu
kam
i cek
ke
war
gany
a ta
pi k
ami k
onfir
mas
i jug
a ke
Aho
k. K
alau
da
ri pe
ngak
uan
Pem
prov
sih
mem
ang
di u
jung
uta
ra L
uar
Bat
ang
mem
ang
ada
apar
tem
en ta
pi m
erek
a bi
lang
kal
au
mer
eka
tidak
bis
a be
rbua
t apa
-apa
kar
ena
itu la
han
swas
ta.
Dan
mer
eka
seca
ra fa
irju
ga m
enga
taka
n ba
hwa
mem
ang
peng
gusu
ran
itu a
kan
dibu
at se
mac
am p
lasa
. Sed
angk
an
kala
u da
ri se
gi d
esai
nnya
kita
bua
t cov
er b
oth
side
, kita
ta
nyak
an k
e A
hok.
Apa
renc
ana
revi
talis
asi i
ni d
an d
ia
men
jaw
ab a
kan
dibu
at p
enah
an b
anjir
rob.
Rep
ublik
a O
nlin
e m
eras
a re
vita
lisas
i in
i ada
kai
tann
ya
deng
an re
klam
asi
di p
anta
i uta
ra
Jaka
rta.
Dal
am h
al in
i, R
epub
lika
Onl
ine
beru
saha
cov
er
both
side
den
gan
men
anya
kan
ke
war
ga d
an A
hok
Keb
ijaka
n da
n ob
jekt
ivita
s m
edia
.
7P:
Seb
agai
per
mas
alah
an a
pa D
etik
com
/Rep
ublik
a O
nlin
e da
lam
mem
anda
ngpe
ristiw
a re
vita
lisas
i ini
?
N: K
ami m
eman
dang
pad
a in
ti da
ri re
vita
lisas
i ini
, sep
erti
tuju
anny
a ap
a. M
enge
nai a
dany
a Y
usril
yan
g be
rnia
t m
emba
ntu
war
ga k
aren
a ia
mem
puny
ai k
epen
tinga
n po
litik
at
au ti
dak,
kam
i tid
ak m
engu
rus t
etan
g itu
. Kam
i han
ya
mel
ihat
kom
enta
rnya
dia
men
gena
i Lua
r Bat
ang
baga
iman
a ka
rena
dia
mer
upak
an a
hli h
ukum
. Kam
i tah
u da
ri Y
usril
ba
hwa
war
ga L
uar B
atan
g ba
nyak
yan
g m
emili
ki se
rtifik
at
tana
h. T
api k
etik
a ka
mi k
onfir
mas
i ke
Pem
prov
, mer
eka
mal
ah ra
gu d
an m
enga
taka
n ak
an m
enge
cek
lagi
. Arti
nya
kam
i tid
ak m
elih
at d
ari p
erm
asal
ahan
pol
itikn
ya k
aren
a na
nti a
kan
terla
lu m
eleb
ar.
Rep
ublik
a O
nlin
e le
bih
berf
okus
pa
da in
ti da
ri re
vita
lisas
i sep
erti
tuju
an d
iada
kann
ya
revi
talis
asi.
Dal
am k
epen
tinga
npo
litik
, Rep
ublik
a O
nlin
e tid
ak
men
gang
kat
tent
ang
itu.
Rep
ublik
a O
nlin
e m
emak
ai Y
usril
se
baga
i na
rasu
mbe
r unt
uk
dim
inta
i ko
men
tarn
ya
men
gena
i Lua
r B
atan
g ta
npa
men
gind
ahka
n ke
pent
inga
n po
litik
nya
Keb
ijaka
n m
edia
da
n ko
nstru
ksi
real
itas.
8P:
Bag
aim
ana
pend
apat
Rep
ublik
a O
nlin
e m
enge
nai
kem
atan
gan
renc
ana
Pem
prov
DK
I Jak
arta
dal
am
mer
elok
asi w
arga
pen
ggus
uran
?
Rep
ublik
a O
nlin
e m
eras
a Pe
mpr
ov
kura
ng m
atan
g
Keb
ijaka
n m
edia
dan
kons
truks
i re
alita
s.
N: K
alau
dar
i kas
us P
asar
Ikan
, tib
a-tib
a m
erek
a di
beri
SP
1 ta
npa
sosi
alis
asi s
ama
seka
li ke
mud
ian
dila
njut
kan
deng
an S
P 2
dan
3. K
alau
dili
hat d
ari s
itu m
eman
g ku
rang
m
atan
g pe
laks
anaa
nnya
. Ini
info
rmas
i dar
i Rat
na
Saru
mpa
et y
ang
genc
ar m
endu
kung
war
ga, m
isal
kan
ada
300
war
ga y
ang
pind
ah k
e ru
sun
tern
yata
di r
usun
itu
hany
a te
rsed
ia 2
00 k
amar
. Jad
i jum
lahn
ya b
elum
mem
adai
.
dala
m
pela
ksan
aann
ya.
Hal
ini d
iliha
t dar
i tid
ak a
dany
a so
sial
isas
i kep
ada
war
ga d
an ju
mla
h ru
sun
belu
m
mem
adai
.9
P: A
paka
h ad
a pe
mili
han
kata
dal
am m
embe
ritak
an
peris
tiwa
ini?
Kar
ena
jika
saya
per
hatik
an R
epub
lika
Onl
ine
lebi
hm
engg
unak
an k
ata
peng
gusu
ran,
seda
ngka
n Pe
mpr
ov m
enga
taka
n ba
hwa
ini a
dala
h pe
nerti
ban.
N: K
alau
dar
i seg
i tat
a ba
hasa
pen
ggus
uran
itu
yang
lebi
h di
paha
mi o
leh
pem
baca
, kal
au ta
ta k
ota
atau
pen
ertib
an
pers
epsi
nya
mac
am-m
acam
. Ket
ika
saya
bila
ng p
enat
aan
kota
, pem
baca
tida
k la
ngsu
ng b
erpi
kir k
alau
ada
ora
ng
yang
dig
usur
. Kal
au d
irobo
hkan
itu
lebi
h ke
bang
unan
dan
ka
lau
digu
sur i
tu le
bih
ke o
rang
nya.
Kem
udia
n ka
lau
dari
sisi
den
tum
anny
a, k
alau
di o
nlin
eya
ng p
erta
ma
kita
m
emili
h ju
dul i
tu h
arus
yan
g be
nar-
bena
r ber
buny
i. D
entu
man
nya
lebi
h ke
ras d
enga
n ka
ta d
igus
ur, k
aren
a es
ensi
nya
lang
sung
ken
a.
Rep
ublik
a O
nlin
e m
emak
ai k
ata
peng
gusu
ran
kare
na le
bih
dipa
ham
i pem
baca
da
n es
ensi
nya
lang
sung
men
gena
i ta
rget
.
Kat
a pe
nggu
sura
n la
ngsu
ng m
eruj
uk
kepa
da o
rang
yan
g di
gusu
r.
Dal
am p
emili
han
judu
l har
us y
ang
bena
r-be
nar
berb
unyi
.
Kon
stru
ksi
real
itas,
kebi
jaka
n m
edia
.
10P:
Kal
au sa
ya li
hat,
Rep
ublik
a O
nlin
e itu
mem
berit
akan
pe
ristiw
a in
i keb
anya
kan
dari
sudu
t pan
dang
war
ga.
Mis
alny
a se
perti
lebi
h fo
kus k
epad
a tu
juan
revi
talis
asi
men
urut
war
ga p
engg
usur
an. A
paka
h ha
l ter
sebu
t m
erup
akan
ben
tuk
kece
nder
unga
n R
epub
lika
Onl
ine
pada
w
arga
?
N: K
ami m
engk
ritis
i car
a Pe
mpr
ovny
a bu
kan
prog
ram
re
vita
lisas
inya
. Kam
i men
yera
ng c
ara
Pem
prov
nya.
Ini
mun
gkin
kar
akte
r Aho
k ya
yan
g se
lalu
bla
k-bl
akan
tapi
ka
n tid
ak se
lam
anya
situ
asi b
isa
dila
kuka
n de
ngan
car
a be
rbic
ara
blak
-bla
kan.
Ket
ika
situ
asi s
edan
g pa
nas s
eper
ti ke
mar
in ti
ba-ti
ba A
hok
men
gata
kan
bahw
a Lu
ar B
atan
g itu
sa
rang
nya
TBC
. Itu
kan
mem
buat
suas
ana
men
jadi
se
mak
in p
anas
. Jad
i car
anya
yan
g ka
mi s
orot
i, ha
rusn
ya
pers
uasi
f buk
an m
enge
rahk
an T
NI.
Men
jela
ng p
engg
usur
an L
uar B
atan
g ju
ga b
anya
k te
rjadi
ke
baka
ran-
keba
kara
n. P
asti
oran
g be
rtany
a-ta
nya
siap
a di
balik
pen
ggus
uran
ini,
kena
pa su
dah
empa
t kal
i ber
turu
t-tu
rut t
erja
di k
ebak
aran
. Jad
i yan
g ka
mi s
orot
i rev
italis
asi
tapi
car
anya
yan
g m
anus
iaw
i. K
ami s
ecar
a tid
ak la
ngsu
ng
men
uduh
Pem
prov
yan
g m
enda
lang
i pem
baka
ran
ini t
api
kem
udia
n ka
mi m
emin
ta h
ak ja
wab
dar
i Pem
prov
. A
khirn
ya k
ami k
larif
ikas
i dan
seka
rang
suda
h cl
ear.
Onl
ine
itu k
an b
erbe
da y
a de
ngan
kor
an, k
alau
kor
an
pros
es se
leks
inya
pan
jang
ban
get s
edan
gkan
onl
ine
tidak
. K
aren
a on
line
butu
h ke
cepa
tan
jadi
terk
adan
g ad
a ya
ng
Rep
ublik
a O
nlin
e m
enye
rang
car
a ya
ng d
igun
akan
Pe
mpr
ov d
alam
pe
nggu
sura
n.
Rep
ublik
a O
nlin
e m
enila
i car
a in
i di
seba
bkan
kar
ena
kara
kter
Aho
k ya
ng se
lalu
bl
akbl
akan
.
Rep
ublik
a O
nlin
e pe
rnah
lupu
t dal
am
mem
berit
akan
ke
baka
ran
yang
te
rjadi
di L
uar
Bat
ang
sebe
lum
pe
nggu
sura
n. Ia
se
cara
tida
k la
ngsu
ng m
enud
uh
Pem
prov
seba
gai
pela
ku
pem
baka
ran.
Kon
stru
ksi
real
itas d
an
kebi
jaka
n m
edia
.
lupu
t sep
erti
itu. S
ecar
a um
um si
h ki
ta c
oba
men
gam
bil
dari
war
ga d
an P
empr
ov u
ntuk
dic
ari j
alan
teng
ahny
a.11
P: A
pa so
lusi
terb
aik
supa
ya re
vita
lisas
i ber
jala
n la
ncar
?
N: P
erta
ma,
uns
ur k
eadi
lan
itu h
arus
dite
gakk
an. K
alau
A
hok
mel
akuk
an p
engg
usur
an d
emi p
enat
aan
lingk
unga
n se
haru
snya
mal
-mal
yan
g m
enya
lahi
tata
atu
ran
juga
har
us
diur
us. K
edua
, car
anya
den
gan
pers
uasi
f, di
ajak
ngo
brol
at
au ti
dak.
Mis
alny
a in
i kita
mem
buat
revi
talis
asi k
aren
a ki
ta in
gin
mem
buat
Jaka
rta se
perti
ini.
Jang
an p
akai
car
a ke
kera
san
kare
na k
alau
ker
as d
enga
n ke
ras t
idak
ada
ha
siln
ya. T
erak
hir,
raky
at y
ang
haru
s diu
ntun
gkan
buk
an
pem
ilik
mod
al a
tau
kepe
ntin
gan
pela
ncon
g-pe
lanc
ong.
R
evita
lisas
i itu
kan
unt
uk d
iban
gun
wis
ata
baha
ri, b
oleh
la
h di
bang
un w
isat
a ta
pi w
arga
nya
send
iri n
asib
nya
haru
s je
las d
ipik
irkan
. Kal
au se
anda
inya
pin
dah
ke ru
sun,
ba
gaim
ana
deng
an k
ehid
upan
sosi
alny
a. M
erek
a ya
ng
terb
iasa
di l
aut t
iba-
tiba
pind
ah k
e te
ngah
kan
aga
k be
rbed
aya
. Jad
i ada
per
ubah
an, b
ahka
n ad
a ya
ng ti
dak
bisa
be
rada
ptas
i den
gan
lingk
unga
n ba
runy
a. It
ulah
yan
g ha
rus
dipi
kirk
an P
empr
ov se
belu
m m
elak
ukan
pen
ggus
uran
. In
tinya
ora
ng y
ang
digu
sur i
tu ju
ga h
arus
dip
erha
tikan
, ja
ngan
sam
pai k
ehid
upan
mer
eka
juga
hila
ng.
Rep
ublik
a O
nlin
e be
rpen
dapa
t ba
hwa:
1.U
nsur
kea
dila
n be
lum
di
tega
kkan
da
lam
per
istiw
a in
i.2.
Car
a ya
ng
dila
kuka
n Pe
mpr
ov d
alam
pe
nggu
sura
n tid
ak p
ersu
asif
dan
dila
kuka
n de
ngan
ke
kera
san.
3.R
akya
t har
us
diun
tung
kan
dala
m p
rogr
am
revi
talis
asi i
ni.
4.Pe
mpr
ov h
arus
mem
perh
atik
an
kehi
dupa
n w
arga
sete
lah
dire
loka
si,
jang
an sa
mpa
i
Keb
ijaka
n m
edia
dan
kons
truks
i re
alita
s.
kehi
dupa
nnya
ju
ga h
ilang
. 12
P: K
alau
dili
hat d
ari j
awab
an-ja
wab
an se
belu
mny
a, b
erar
ti R
epub
lika
Onl
ine
tidak
mem
perc
ayai
pem
erin
tah?
Kar
ena
seca
ra je
las p
emer
inta
h su
dah
men
gata
kan
bahw
a re
vita
lisas
i ber
tuju
an se
baga
i apa
.
N:E
ntah
ben
ar a
tau
tidak
nya
itu k
an te
rkai
t den
gan
rekl
amas
i ya.
Nah
rekl
amas
i sen
diri
mas
ih b
anya
k ce
lah
dari
sisi
ling
kung
an h
idup
nya,
izin
nya,
ban
yak.
Bah
kan
sem
pat s
ama
Riz
al R
amli
dibe
rhen
tikan
kem
udia
n di
perb
oleh
kan
lagi
. Mem
ang
kala
u tu
juan
kan
siap
a ta
hu
Aho
k bi
lang
tuju
anny
a un
tuk
raky
at Ja
karta
, ya
kita
man
a ta
hu is
i hat
inya
dia
kan
. Pal
ing
hany
a w
aktu
yan
g m
embu
ktik
an b
ahw
a ka
lau
mem
ang
tern
yata
revi
talis
asi i
tu
untu
km
asya
raka
t Jak
arta
. Han
ya w
aktu
yan
g bi
sa
men
jaw
ab, k
ita ti
dak
bisa
.Pe
rnya
taan
Aho
k m
enge
nai t
ujua
n re
vita
lisas
i tet
ap k
ita
berit
akan
. Tid
ak b
enar
juga
kal
au d
ikat
akan
kita
tida
k pe
rcay
a de
ngan
pem
erin
tah,
kar
ena
kala
u ki
ta ti
dak
perc
aya
buat
apa
kita
mem
berit
akan
tent
ang
kom
enta
rnya
A
hok.
Kita
ber
usah
a un
tuk
adil
ya, d
ari s
isi k
etak
utan
w
arga
bah
wa
revi
talis
asi i
ni h
anya
aka
l-aka
lan
Pem
prov
da
n di
sisi
lain
kita
juga
ber
itaka
n re
ncan
a Pe
mpr
ov u
ntuk
Pa
sar I
kan
dan
Luar
Bat
ang.
Saya
pik
ir si
h ka
mi s
udah
fair
dala
m m
embe
ritak
an te
ntan
g re
vita
lisas
i Pas
ar Ik
an d
an L
uar B
atan
g. B
iar w
aktu
yan
g m
embu
ktik
an a
pa b
enar
revi
talis
asi i
ni m
embu
at
Rep
ublik
a O
nlin
e be
rpan
dang
an
bahw
a re
vita
lisas
i in
i ter
kait
deng
an
rekl
amas
i yan
g m
asih
ban
yak
cela
hnya
.
Rep
ublik
a O
nlin
e m
enya
ngsi
kan
tuju
an re
vita
lisas
i ya
ng te
lah
disa
mpa
ikan
Aho
k.
Nam
un R
epub
lika
Onl
ine
teta
p m
embe
ritak
an
pern
yata
an A
hok.
Sehi
ngga
R
epub
lika
Onl
ine
mer
asa
ia su
dah
fair
dala
mm
embe
ritak
an
tent
ang
revi
talis
asi
ini.
Kon
stru
ksi
real
itasd
an
obje
ktiv
itas
med
ia.
pere
kono
mia
n m
asya
raka
t di s
ekita
r san
a m
enja
di ta
mba
h m
aju
atau
seba
likny
a.13
P: K
enap
a R
epub
lika
Onl
ine
dala
m m
emili
h na
rasu
mbe
r ke
bany
akan
men
gam
bil n
aras
umbe
r yan
g ko
ntra
den
gan
revi
talis
asi i
ni?
Mis
alny
a se
jara
wan
ata
u an
ggot
a D
PR.
N: Y
a, k
alau
dar
i sis
i pem
iliha
n na
rasu
mbe
r mem
ang
kita
tid
ak b
isa
men
gam
bil n
arsu
m d
ari w
arga
Jaka
rta. M
isal
nya
kasu
s pen
ggus
uran
yan
g m
engg
unak
an T
NI k
an k
ita b
utuh
ko
men
tar d
ari w
arga
dan
but
uh n
arsu
m la
inny
a m
isal
nya
DPR
ata
u pe
ngam
at p
oliti
k at
au si
apa
pun
untu
k di
min
ta
pend
apat
nya
kala
u in
i ben
ar ti
dak
sih
cara
nya.
Kita
ko
nfirm
asi j
uga
ke P
empr
ov k
enap
a pa
kai T
NI.
Man
a ad
a an
ggot
a D
PR y
ang
men
gata
han
oh b
oleh
kok
m
engg
unak
an T
NI d
alam
pen
ggus
uran
, tid
ak m
ungk
in k
an.
Logi
ka u
mum
pun
aka
n m
enol
ak. I
ni k
an b
erhu
bung
an
lang
sung
den
gan
tinda
kan
Pem
prov
ya
jadi
kam
i ko
nfirm
asi d
enga
n m
erek
a. K
enap
a m
erek
a m
enge
rahk
an
TNI.
Dar
i pih
ak T
NI j
uga
kam
i kon
firm
asi j
uga,
ken
apa
TNI m
enge
rahk
an p
erso
niln
ya u
ntuk
mem
bant
u pe
nggu
sura
n. S
emua
pih
ak k
ami c
oba
tany
akan
pe
ndap
atny
a su
paya
men
dapa
tkan
satu
ata
u du
a ja
wab
an
yang
kon
gkre
t dar
i Aho
k, T
NI,
war
ga, d
an D
PR.
TNI i
tu k
an b
ukan
unt
uk m
enak
ut-n
akut
i rak
yat,
TNI i
tu
untu
k m
elin
dung
i rak
yat.
Fung
siny
a itu
unt
uk m
engh
adap
i m
usuh
dar
i lua
r buk
an u
ntuk
men
ghad
api i
nter
nal d
i dal
amne
gara
.
Rep
ublik
a O
nlin
e m
emak
ai a
nggo
ta
DPR
unt
uk
nara
sum
ber s
upay
a bi
sa m
enda
pat
pem
bena
ran
men
gena
i pe
ndap
atny
a ba
hwa
peng
guna
an
TNI d
alam
m
enga
man
kan
peng
gusu
ran
itu
tidak
bol
eh.
Men
urut
Rep
ublik
a O
nlin
e, T
NI
berf
ungs
i unt
uk
mel
indu
ngi r
akya
t da
ri pi
hak
luar
bu
kan
mal
ah
men
akut
i rak
yat.
Jadi
ia m
eman
dang
ba
hwa
TNI
digu
naka
n Pe
mpr
ov u
ntuk
Kon
stru
ksi
real
itas d
an
kebi
jaka
n m
edia
.
men
akut
i war
ga
peng
gusu
ran.
14P:
Apa
kah
setu
ju ji
ka p
engg
usur
an p
erka
mpu
ngan
kum
uh
ini d
ikat
akan
seba
gai p
elan
ggar
an H
AM
dan
apa
al
asan
nya?
N: I
ya.
Pela
ngga
ran
HA
M
yang
dim
aksu
d R
epub
lika
Onl
ine
sepe
rti ti
dak
men
ggun
akan
car
a ya
ng p
ersu
asif
dan
rusu
n re
loka
si
kura
ng m
emad
ai.
Kon
stru
ksi
real
itas d
an
kebi
jaka
n m
edia
.
15P:
Pad
a R
epub
lika
Onl
ine,
setia
p w
arta
wan
yan
g tu
run
ke
lapa
ngan
apa
kah
diw
ajib
kan
untu
k m
enga
mbi
l ber
ita d
ari
sisi
man
anya
ata
u te
rgan
tung
den
gan
apa
yang
terja
di d
i la
pang
an?
N: K
alau
setia
p w
arta
wan
yan
g tu
run
di la
pang
an su
dah
ada
fram
ing,
terg
antu
ng k
ondi
si d
i lap
anga
n ba
gaim
ana.
A
paka
h fr
amin
gnya
itu
sesu
ai d
enga
n ya
ng te
rjadi
di
lapa
ngan
ata
u bi
sa b
erub
ah. M
isal
nya
mel
iput
tent
ang
korb
an p
engg
usur
an L
uar B
atan
g, k
ita su
dah
ada
fram
ing
nih
tent
ang
nasi
b w
arga
yan
g m
enja
di k
orba
n. T
iba-
tiba
ketik
a da
tang
ke
lapa
ngan
men
emuk
an w
arga
cer
ia-c
eria
w
ajah
nya,
mak
a bi
sa b
erub
ah la
gi. K
ami s
ebel
umny
a ju
ga
suda
h be
rund
ing,
mis
alny
a ke
mar
in a
da p
engg
usur
an d
i Pa
sar I
kan
coba
car
i ten
tang
kis
ah-k
isah
kor
ban
dari
sisi
hu
man
ism
enya
. Ter
nyat
a di
lapa
ngan
ada
war
ga
peng
gusu
ran
yang
ting
galn
ya d
i per
ahu
dan
itu ja
di b
erita
. A
tau
mis
alny
a ad
a ko
ndis
i di m
ana
air t
idak
men
galir
Sebe
lum
war
taw
an
turu
n ke
lapa
ngan
, ba
gian
reda
ksi
suda
h be
rund
ing
terle
bih
dahu
lu
men
gena
i pe
mbe
ritaa
n ya
ng
haru
s dili
put.
Keb
ijaka
n m
edia
.
dim
atik
an o
leh
Pem
prov
, nah
itu
jadi
ber
ita d
ari l
apan
gan
yang
dar
i mej
a re
daks
i tid
ak te
rpik
irkan
sam
a se
kali.
K
etik
a ka
mi k
onfir
mas
i den
gan
PAM
tern
yata
alir
an a
irnya
m
eman
g la
gi se
diki
t. In
tinya
kam
i sel
alu
men
gam
bil d
ari
dua
piha
k la
h, d
ari w
arga
dan
Pem
prov
supa
ya b
erim
bang
in
form
asin
ya.
16P:
Ada
kah
krite
ria te
rtent
u da
lam
men
ampi
lkan
foto
ata
u gr
afik
dal
am b
erita
?
N: K
alau
ber
ita te
ntan
g pe
nggu
sura
n Lu
ar B
atan
g da
lam
pe
mbu
ka se
perti
judu
l sud
ah te
rliha
t fra
men
ya se
perti
apa
. D
i jud
ul a
da k
ata
Luar
Bat
ang
bera
rti in
i ber
ita te
ntan
g Lu
ar B
atan
g, k
emud
ian
lihat
foto
nya
juga
tent
ang
peng
gusu
ran
Luar
Bat
ang.
Hal
itu
mem
buat
fram
enya
se
mak
in te
rben
tuk.
Ket
ika
dari
dua
hal t
erse
but f
ram
enya
su
dah
terb
entu
k, m
aka
ketik
a pe
mba
ca m
emba
ca b
erita
nya
jadi
lebi
h m
udah
men
gerti
alu
rnya
. Ter
mas
uk g
rafis
, ket
ika
mem
baca
ber
ita te
ntan
g pe
nggu
sura
n Lu
ar B
atan
g da
n di
da
lam
nya
ada
info
graf
is, i
tu a
kan
sem
akin
mem
perk
uat
fram
enya
ke
pem
baca
. Jad
i int
inya
, fot
o da
n gr
afis
itu
haru
s bis
a m
engu
atka
n is
i ber
ita. J
ika
sean
dain
ya ti
dak
ada
foto
yan
g bi
sa m
enun
jang
min
imal
kam
i mem
akai
foto
ilu
stra
si y
ang
men
deka
ti be
rita.
Pem
akai
an fo
to
atau
gra
fik h
arus
bi
sa m
engu
atka
n fr
amin
g ya
ng in
gin
dibe
ntuk
dal
am is
i be
rita.
Pem
akai
an fo
to
juga
unt
uk
mem
udah
kan
pem
baca
unt
uk
mem
visu
alis
asik
an
berit
a.
Keb
ijaka
n m
edia
.
OPE
N C
OD
ING
–T
RA
NSK
RIP
WA
WA
NC
AR
A
Nar
asum
ber
2(D
etik
.com
)
Topi
k R
iset
: Ana
lisis
Fra
min
gPe
mbe
ritaa
n R
evita
lisas
i Kaw
asan
Lua
r Bat
ang
Pada
Rep
ublik
a.co
.id d
an D
etik
.com
Wak
tu W
awan
cara
: 18
Nov
embe
r 201
6 pu
kul 1
1.00
-11.
35
Kon
sep:
Kon
stru
ksi r
ealit
as, k
ebija
kan
med
ia, o
bjek
tivita
s med
ia.
No.
Ref
leks
i Dir
i Pen
eliti
Isi T
rans
krip
Ket
eran
gan
Kat
egor
i/Kon
sep
1Pe
nulis
tida
k be
rtany
a in
terv
ensi
yan
g tid
ak
terla
lu m
enek
an it
u se
perti
apa
P: B
agai
man
a pe
mili
han
kata
yan
g di
guna
kan
untu
k di
jadi
kan
judu
l ber
ita?
N: K
ami m
emili
h ka
ta y
ang
tidak
mem
icu
prov
okas
i dan
pe
rtent
anga
n, se
kalip
un k
ami h
arus
mem
berit
akan
yan
g se
juju
r-ju
jurn
ya. N
amun
dem
ikia
n bu
kan
bera
rti k
aren
a ka
mi m
engh
inda
ri ko
nflik
dal
am m
embe
ritak
an fa
kta,
kam
i te
tap
apa
adan
ya. P
rinsi
pnya
cov
er b
oth
side
, sem
ua p
ihak
ha
rus k
ami b
erita
kan.
Seb
isa
mun
gkin
saya
prib
adi s
ebag
ai
war
taw
an d
i lap
anga
n, ti
dak
mel
ebih
-lebi
hkan
apa
yan
g na
rasu
mbe
r uca
pkan
ata
u pe
ristiw
a ya
ng te
rjadi
di
lapa
ngan
. Kal
au k
ebija
kan
kant
or it
u se
tahu
saya
juga
ne
tral,
kare
na sa
ya b
elum
lam
a m
asuk
ke
dala
m. K
etik
a sa
ya d
i lap
anga
n, sa
ya ju
ga m
eras
akan
inte
rven
si k
anto
r tid
ak te
rlalu
men
ekan
.
Det
ik.c
om ti
dak
mem
akai
judu
l de
ngan
kat
a-ka
ta
yang
m
empr
ovok
asi.
Sem
ua p
ihak
w
ajib
dib
erita
kan.
Tida
k m
eleb
ih-
lebi
hkan
pe
ristiw
a ya
ngte
rjadi
.
Inte
rven
si d
ari
atas
an ti
dak
terla
lu m
enek
an.
Keb
ijaka
n da
n ob
jekt
ivita
s m
edia
.
2P:
Apa
saja
yan
g m
enja
di p
ertim
bang
an d
alam
mem
ilih
nara
sum
ber y
ang
mem
iliki
kre
dibi
litas
terh
adap
isu
yang
di
baha
s?
N: P
erta
ma,
nar
asum
ber b
erko
mpe
ten
artin
ya d
ia te
rliba
t da
lam
per
istiw
a. K
edua
, dia
mer
upak
an o
rang
yan
g be
rkep
entin
gan.
Mis
alny
a se
perti
gub
ernu
r, pi
hak
Sekr
etar
is M
asjid
Lua
r Bat
ang,
Ket
ua K
omun
itas
Mas
yara
kat L
uar B
atan
g, p
enga
cara
mas
yara
kat L
uar
Bat
ang,
dan
tent
u sa
ja w
arga
.
Det
ik.c
om
mem
ilih
nara
sum
ber y
ang
terli
bat d
alam
pe
rstiw
a.
Keb
ijaka
n m
edia
.
3P:
Ada
kah
krite
ria te
rtent
u da
lam
men
ampi
lkan
foto
ata
u gr
afik
dal
am b
erita
?
N: T
idak
ada
, kec
uali
kala
u da
rah
kam
i sen
sor.
Kem
udia
n ka
lau
foto
yan
g te
rlalu
kej
am k
ami t
idak
pak
ai. M
isal
nya
ada
kepa
la p
utus
, kam
i tid
ak p
akai
itu.
Kal
au d
alam
isu
peng
gusu
ran
Luar
Bat
ang,
kam
i tid
ak m
emak
ai fo
to y
ang
mem
ihak
mis
alny
a G
uber
nur D
KI J
akar
ta a
tau
war
ga L
uar
Bat
ang.
Kam
i tid
ak m
engi
nter
vens
i kat
a.
Dal
am p
emili
han
foto
, Det
ik.c
om
hany
a m
enye
nsor
ga
mba
r yan
g sa
dis u
ntuk
di
tam
pilk
an.
Tida
k m
emak
ai
foto
yan
g m
emih
ak.
Keb
ijaka
n m
edia
.
4P:
Sel
ama
Aho
k m
enja
bat s
ebag
ai G
uber
nur D
KI J
akar
ta,
ia b
anya
k m
elak
ukan
pen
ggus
uran
per
kam
pung
an k
umuh
. A
paka
h D
etik
com
mem
iliki
keb
ijaka
n te
rtent
u da
lam
m
embe
ritak
ante
ntan
g pe
nggu
sura
n-pe
nggu
sura
n te
rseb
ut?
N: K
etik
a sa
ya m
elip
ut te
ntan
g ka
sus L
uar B
atan
g in
i di
Bal
ai K
ota,
saya
sih
tidak
dib
eri p
agar
-pag
ar te
rtent
u su
paya
pem
berit
aan
men
gara
h ke
tuju
an te
rtent
u. T
api
kala
u da
ri si
si re
daks
iona
l ata
u si
si p
embe
ritaa
n se
cara
le
bih
luas
, yan
g te
rpen
ting
itu c
over
bot
h si
de. M
isal
nya
Det
ik.c
om
men
guta
mak
an
cove
r bot
h si
de,
deng
an c
ara
mem
berit
akan
m
asin
g-m
asin
g pi
hak
pada
ha
lam
an b
erita
ya
ng b
erbe
da.
Obj
ektiv
itas
med
ia.
piha
k Pe
mpr
ov D
KI b
icar
a ap
a te
ntan
g Lu
ar B
atan
g, m
aka
sebi
sa m
ungk
in d
ari p
ihak
Lua
r Bat
ang
juga
kam
i min
ta
tang
gapa
nnya
. Itu
aka
n ad
a da
lam
ber
ita la
in k
aren
a ka
mi
buka
n ko
ran,
det
ikco
m b
ersi
fat r
unni
ng. N
ah it
u m
ungk
in
mas
yara
kat y
ang
serin
g sa
lah
sang
ka m
enya
ngka
kam
i se
perti
ber
piha
k. P
adah
al p
ihak
Lua
r Bat
ang
kam
i be
ritak
an d
i ber
ita la
in d
alam
satu
hal
aman
. Tid
ak a
da
sam
a se
kali
arah
an k
husu
s unt
uk m
enja
ga k
eber
piha
kan
kam
i.5
P: B
eber
apa
wak
tu la
lu se
dang
han
gat p
embe
ritaa
n m
enge
nai r
evita
lisas
i kaw
asan
Lua
r Bat
ang.
Men
urut
D
etik
com
/Rep
ublik
a O
nlin
e, b
erita
apa
saja
yan
g m
enar
ik
dari
peris
tiwa
ters
ebut
?
N: P
erta
ma,
per
istiw
anya
send
iri it
u m
enar
ik k
aren
a te
rdap
at d
inam
ika
anta
ra k
edua
pih
ak. K
edua
, per
istiw
a ya
ng sa
ya p
ikir
palin
g m
enon
jol i
tu a
dany
a ta
rik-m
enai
k ke
pent
inga
n po
litik
dal
am d
inam
ika
ini.
Saat
itu,
Yus
ril it
u ka
n m
asih
diw
acan
akan
maj
u Pi
lgub
DK
I, be
gitu
pul
a de
ngan
Aho
k. O
tom
atis
buk
an h
anya
saya
saja
tapi
bah
kan
mas
yara
kat a
kan
men
yoro
t tok
oh in
i den
gan
back
grou
nd
atau
lata
r pen
ertib
an L
uar B
atan
g. P
eris
tiwa
itu a
pa p
un
yang
terja
di m
asya
raka
t pas
ti m
enun
ggu
kala
u ad
a be
rita,
m
asya
raka
t Lua
r Bat
ang
berk
umpu
l itu
juga
suda
h cu
kup
men
arik
men
urut
saya
. Ket
ika
piha
k Lu
ar B
atan
g se
ndiri
m
embe
ri ta
ngga
pan
juga
pas
ti m
enar
ik.
Det
ik.c
om
mel
ihat
per
istiw
a in
i seb
agai
di
nam
ika
anta
ra
pem
erin
tah
dan
war
ga y
ang
di
dala
mny
a te
rdap
at
kepe
ntin
gan
polit
ik.
Keb
ijaka
n m
edia
da
n ko
nstru
ksi
real
itas.
6P:
Kal
au sa
ya li
hat,
Det
ikco
m it
u m
embe
ritak
an p
eris
tiwa
ini k
eban
yaka
n da
ri su
dut p
anda
ng p
emer
inta
h. C
onto
hnya
pa
da fo
kus b
erita
tent
ang
pene
rtiba
n Pa
sar I
kan,
lebi
h ba
nyak
jum
lah
pem
berit
aan
dari
sudu
t pan
dang
pem
erin
tah
Det
ik.c
om
mem
berit
akan
pe
ristiw
a re
vita
lisas
i
Keb
ijaka
n m
edia
.
darip
ada
pem
berit
aan
tent
ang
korb
an p
engg
usur
an. A
paka
h ha
l ter
sebu
t mer
upak
an b
entu
k ke
cend
erun
gan
Det
ikco
m
pada
pem
erin
tah?
N:I
tu b
ukan
kita
seng
aja,
kal
au p
un a
da k
uant
itas y
ang
dihi
tung
sepe
rti it
u ba
rang
kal
i itu
pili
han
kam
i unt
uk
men
jaga
din
amik
a ke
bija
kan
pem
erin
tah.
Kar
ena
ini y
ang
diso
roti
tent
ang
dina
mik
a ke
bija
kan
pem
erin
tah
dari
hari
ke h
ari p
erub
ahan
nya
sepe
rti a
pa. J
adi k
alau
kita
terti
ngga
l se
men
tara
kita
mem
foku
skan
diri
men
yoro
t hal
lain
, m
enur
ut sa
ya it
u sa
ma
seka
li tid
ak m
enga
wal
keb
ijaka
n pe
mer
inta
h. Ja
di k
ami m
embe
ritak
an p
eris
tiwa
ini h
anya
su
paya
pem
baca
men
geta
hui a
pa sa
ja re
ncan
a ya
ng
dila
kuka
n pe
mer
itah
saat
ini.
kaw
asan
Lua
r B
atan
g un
tuk
men
gaw
aldi
nam
ika
kebi
jaka
n pe
mer
inta
h.
7P:
Apa
kah
cara
pem
berit
aan
tent
ang
peris
tiwa
ini,
dida
sari
oleh
kec
ende
rung
an D
etik
com
pad
a A
hok?
N: T
idak
ada
kec
ende
rung
an k
epad
a si
apa
pun.
Say
a ya
ng
mel
iput
Aho
k se
ndiri
pun
, tid
ak d
iber
ikan
pag
ar-p
agar
te
rtent
u un
tuk
mem
bagu
s-ba
gusk
an A
hok
atau
men
jele
k-je
lekk
an A
hok.
Kam
i han
ya m
embe
ritak
an a
pa a
dany
a sa
ja.
Det
ik.c
om
mem
berit
akan
re
vita
lisas
i ka
was
an L
uar
Bat
ang
seca
ra a
pa
adan
ya d
an ti
dak
untu
k m
emih
ak
indi
vidu
terte
ntu.
Obj
ektiv
itas
med
ia.
8P:
Dal
am re
vita
lisas
i ini
ban
yak
terd
apat
isu-
isu
yang
m
empe
rpan
as si
tuas
i pen
ggus
uran
per
kam
pung
an.
Bag
aim
ana
sika
p D
etik
com
dal
am m
embe
ritak
an is
u-is
u te
rseb
ut?
N: K
ami m
emili
h ka
ta m
engh
inda
ri ka
ta y
ang
prov
okat
if.
Kam
i jug
a ha
rus c
over
bot
h si
de, s
emua
pih
ak k
ami
akom
odas
i. K
aren
a ka
lau
tidak
beg
itu, k
ami p
asti
diki
ra
Det
ik.c
omda
lam
m
embe
ritak
an
isu-
isu
men
ghin
dari
kata
ya
ng p
rovo
katif
ka
rena
mem
egan
g pr
insi
p ju
rnal
ism
e da
mai
.
Keb
ijaka
n da
n ob
jekt
ivita
s m
edia
.
tidak
adi
l dal
am m
embe
ritak
an. I
ntin
ya ju
rnal
ism
e da
mai
la
h.D
etik
.com
juga
m
enga
kom
odas
i se
mua
pih
ak
dala
m
mem
berit
akan
pe
ristiw
a.9
P: A
paka
h se
tuju
jika
pen
ggus
uran
per
kam
pung
an k
umuh
in
i dik
atak
an se
baga
i pel
angg
aran
HA
M d
an a
pa
alas
anny
a?
N: S
aya
seba
gai w
arta
wan
Bal
ai K
ota
mel
ihat
ini d
ari
kaca
mat
a pe
mer
inta
h se
baga
i lan
gkah
pen
ertib
an. K
aren
a ka
was
an d
i situ
aka
n di
bang
un st
rukt
ur a
gar b
anjir
rob
tidak
mas
uk, K
alau
pun
ada
pem
bong
kara
n, m
aka
pend
uduk
di s
itu a
kan
dibe
ri ko
mpe
nsas
i, re
loka
si k
e ru
mah
susu
n, d
an ja
min
an so
sial
ke
mas
yara
kat j
uga
teta
p di
jala
nkan
sepe
rti K
JP, K
JS, d
an se
baga
inya
unt
uk
peng
huni
n ru
mah
susu
n. K
alau
refe
rens
inya
sepe
rti it
u,
mak
a jik
a di
sebu
t seb
agai
pel
angg
aran
kem
anus
iaan
aga
k su
lit sa
ya k
atak
an, k
aren
a sa
ya b
elum
men
dapa
tkan
tin
jaua
n ba
ru.
Nam
un d
emik
ian
kala
u di
lihat
dar
i kac
amat
a m
asya
raka
t ko
rban
pen
ggus
uran
, per
spek
tifny
a ak
an b
erbe
da. K
aren
a m
erek
a se
baga
i kor
ban,
jadi
tent
unya
seca
ra p
siko
logi
s m
anus
ia y
ang
digu
sur a
tau
disu
ruh
pind
ah d
ari t
empa
t tin
ggal
nya
akan
men
gala
mi r
esis
tens
i dar
i diri
send
iri
mau
pun
selu
ruh
mas
yara
katn
ya. J
adi k
edua
bel
ah p
ihak
ha
rus k
ami a
kom
odas
i pen
dapa
tnya
.K
alau
dar
i pen
ilaia
n ap
akah
mel
angg
ar k
eman
usia
an a
tau
tidak
, seb
agai
med
ia k
ami t
idak
bis
a be
rpen
dapa
t. K
aren
a
Det
ik.c
om ti
dak
mel
ihat
per
istiw
a pe
nggu
sura
n se
baga
i pe
lang
gara
n ke
man
usia
an.
Nam
un
Det
ik.c
om te
tap
men
gako
mod
asi
pend
apat
dar
i w
arga
kor
ban
peng
gusu
ran
juga
.
Det
ik.c
om ti
dak
mau
ber
pend
apat
da
lam
pe
mbe
ritaa
nnya
ka
rena
tuga
s m
edia
han
ya
mem
berit
akan
pe
ristiw
a.
Kon
stru
ksi
real
itas,
kebi
jaka
n m
edia
, dan
ob
jekt
ivita
s m
edia
tuga
s kam
i han
ya m
embe
ritak
an, j
adi k
alau
kam
i be
rpen
dapa
t aga
k su
lit la
h. T
api k
alau
unt
uk sa
ya p
ribad
i, se
jauh
ini s
aya
belu
m m
enda
pat r
umus
an y
ang
men
unju
kkan
bah
wa
itu te
rmas
uk p
elan
ggar
an
kem
anus
iaan
sela
ma
saya
mel
iput
pem
berit
aan.
10P:
Kal
au b
ukan
seba
gai p
elan
ggar
an k
eman
usia
n, m
aka
Det
ikco
m m
elih
at p
eris
tiwa
ini s
ebag
ai a
pa?
N: K
ami m
elih
at se
baga
i pen
ataa
n ko
ta d
enga
n se
gala
ko
ntro
vers
inya
. Kam
i aka
n m
enga
kom
odas
i sem
ua d
enga
n se
gala
din
amik
anya
. Kam
i tid
ak p
ilih-
pilih
fakt
a.
Det
ik.c
om
men
gkon
stru
k pe
ristiw
a in
i se
baga
i bag
ian
dari
pena
taan
ko
ta.
Kon
stru
ksi
real
itas.
11P:
Ban
yak
war
ga p
engg
usur
an y
ang
men
gelu
h ak
an
relo
kasi
ke
rum
ah su
sun
yang
jauh
dar
i fas
ilita
s um
um a
tau
jauh
dar
i mas
jid. M
enur
ut D
etik
com
apa
kah
ini s
ebag
ai
bent
uk k
etid
akm
atan
gan
renc
ana
Pem
prov
DK
I dal
am
mer
elok
asi?
N: B
erar
ti pe
laya
nan
dari
pem
erin
tah
haru
s ter
us
dipe
rbai
ki, k
aren
a tu
gas p
emer
inta
h m
eman
g se
perti
itu
untu
k m
elay
ani m
asya
raka
t. K
alau
mas
yara
kat m
eras
a ku
rang
dila
yani
, ya
mer
eka
haru
s men
untu
t dan
kam
i m
endu
kung
itu.
Kam
i men
duku
ng se
gala
mac
am k
ompl
ain
mas
yara
kat u
ntuk
per
baik
an p
enat
aan
kota
. Mis
alny
a se
perti
bus
way
mac
et k
ami b
erita
kan,
supa
ya p
elay
anan
nya
lebi
h ba
ik. K
emud
ian
kala
u ad
a JP
O ru
buh
kam
i jug
a be
ritak
an, k
aren
a su
paya
mas
yara
kat b
isa
terla
yani
den
gan
baik
. Kem
udia
n ru
sun
yang
tida
k be
rfun
gsi d
egan
bai
k de
ngan
ata
p ya
ng b
ocor
mis
alny
a, k
ami b
erita
kan.
Kam
i du
kung
lah
itu ji
ka a
da k
ompl
ain
tent
ang
pela
yana
n ya
ng
kura
ng p
asti
kam
i ako
mod
asi.
Det
ik.c
om te
tap
mem
berit
akan
te
ntan
g se
gala
je
nis c
ompl
ain
dari
war
ga b
ila
pela
yana
n pe
mer
inta
h ku
rang
mem
adai
.
Keb
ijaka
n m
edia
.
12Pe
nelit
i tid
ak
men
ekan
kan
bahw
a ia
m
enem
ukan
D
etik
.com
lebi
h m
engg
unak
an k
ata
pene
rtiba
n di
band
ing
peng
gusu
ran.
P: A
paka
h ad
a pe
mili
han
kata
dal
am m
embe
ritak
an
peris
tiwa
ini?
kar
ena
jika
saya
per
hatik
an D
etik
com
tida
k m
engg
unak
an k
ata
peng
gusu
ran
mel
aink
an p
ener
tiban
da
lam
pem
berit
aann
ya.
N: K
ita k
emba
li ke
jurn
alis
me
yang
tida
k m
emic
u pr
ovok
asi,
mak
a te
rmin
olog
i pen
ggus
uran
itu
cend
erun
g ke
sa
tu p
ihak
ya.
Kal
au k
ami m
engg
unka
n ka
ta p
ener
tiban
, ju
ga m
enuj
u ke
satu
pih
ak. F
akta
nya
adal
ah
pem
bong
kara
n, k
aren
a itu
mer
upak
an p
eris
tiwan
ya.
Terg
antu
ng k
ami m
embe
ritak
anny
asa
at a
pa d
an d
ari s
iapa
ka
mi d
apat
ber
ita it
u al
ias n
aras
umbe
rnya
.K
alau
mis
alny
a ya
ng b
icar
a da
ri Pe
mpr
ov m
aka
bisa
m
engg
unak
an p
ener
tiban
, pal
ing
bant
er p
embo
ngka
ran.
A
hok
send
iri p
un ti
dak
kebe
rata
n de
ngan
pen
ggun
aan
kata
pe
mbo
ngka
ran,
kar
ena
mem
ang
itu y
ang
terja
di b
angu
nan
diro
bohk
an. T
api L
uar B
atan
g be
lum
diro
bohk
an k
an.
Dal
am fr
amin
g pe
mer
inta
h pe
nata
an k
ota
hal t
erse
but
dina
mak
an p
ener
tiban
.U
ntuk
kat
a-ka
ta p
engg
usur
an it
u te
rlalu
pro
blem
atis
, ke
cual
i itu
jika
kam
i mem
berit
akan
nar
asum
ber d
ari p
ihak
ya
ng m
engg
unak
an k
ata
ters
ebut
. Sep
erti
peng
utip
an k
ata-
kata
nar
asum
ber.
Jadi
Det
ikco
m d
alam
men
ulis
pe
mbe
ritaa
n te
tap
men
ggun
akan
kat
a pe
nerti
ban
kecu
ali
dala
m p
engu
tipan
pem
bica
raan
nar
asum
ber.
Kal
au sa
ya
dari
pem
berit
aan
pem
erin
tah
ya, k
alau
dar
i mem
berit
akan
di
lapa
ngan
aka
n be
rbed
a la
gi. M
erek
a bi
sa m
engg
unak
an
kata
pen
ggus
uran
kar
ena
war
ga m
eman
g m
elih
at se
baga
i pe
nggu
sura
n.
Det
ik.c
om d
alam
m
embe
ritak
an
peris
tiwa
ini t
idak
m
engg
unak
an
kata
“p
engg
usur
an”
supa
ya ti
dak
mem
icu
prov
okas
i.
Det
ik.c
om
men
ggun
akan
ka
ta
“pen
ggus
uran
” ha
nya
jika
nara
sum
ber
men
ggun
akan
ka
ta te
rseb
ut.
Kar
ena
kata
te
rseb
ut te
rlalu
pr
oble
mat
is.
Keb
ijaka
n m
edia
.
13P:
Apa
solu
si te
rbai
k su
paya
revi
talis
asi b
erja
lan
lanc
ar d
an
tidak
mer
ugik
an w
arga
?
N: P
erta
ma
kom
unik
asi s
ih, a
pa la
gi m
asal
ah y
ang
lebi
h se
rius d
isel
esai
kan
sela
in d
enga
n ko
mun
ikas
i. K
edua
, pe
mbe
ritaa
n itu
juga
pen
ting
untu
k m
enci
ptak
an su
asan
a so
sial
. Kal
au y
ang
prov
okat
if itu
mem
buat
mas
yara
kat
tam
bah
pana
s. K
etig
a, se
gala
ben
tuk
kom
plai
n da
lam
m
asya
raka
t set
elah
mer
eka
dire
loka
si h
arus
sege
ra
ditin
dakl
anju
ti pe
mer
inta
h. su
paya
mas
yara
kat y
ang
dite
rtibk
an ti
dak
lebi
h se
ngsa
ra d
ari
sebe
lum
dia
di
relo
kasi
.K
omun
ikas
i ant
ara
mas
yara
kat d
enga
n pe
mer
inta
h itu
per
lu
ditin
gkat
kan
lagi
. Nam
anya
kon
flik
ya ti
dak
sesi
mpe
l itu
, ya
ng n
aman
ya k
omun
ikas
i itu
sulit
kar
ena
bany
ak
kepe
ntin
gan.
Kem
udia
n ju
ga p
oliti
k pr
a Pi
lgub
itu
suda
h be
rmun
cula
n sa
at it
u. K
ita ti
dak
bisa
tutu
p m
ata
lah
itu.
Mas
yara
kat j
uga
resi
sten
, mun
gkin
kep
entin
gann
ya b
elum
te
rako
mod
asi s
emua
nya.
Kom
unik
asi m
eman
g tid
ak
mud
ah, t
ugas
pem
erin
tah
juga
mem
ang
tidak
mud
ah.
Det
ik.c
om
berp
enda
pat j
ika
pem
berit
aan
itu
pent
ing
untu
k m
enci
ptak
an
suas
ana
sosi
al.
Det
ik.c
om te
tap
men
yalu
rkan
se
gala
jeni
s ko
mpl
ain
dari
mas
yara
kat u
ntuk
pe
mer
inta
h.
Det
ik.c
om
berp
enda
pat
bahw
a ko
mun
ikas
i an
tara
war
ga d
an
pem
erin
tah
perlu
di
tingk
atka
n la
gi.
Det
ik.c
om
mel
ihat
dal
am
peris
tiwa
ini
terd
apat
ban
yak
kepe
ntin
gan
sepe
rti p
oliti
k pr
a Pi
lgub
.
Keb
ijaka
n m
edia
.
AX
IAL
CO
DIN
G
“Ana
lisis
Fra
min
g Pe
mbe
ritaa
n R
evita
lisas
i Kaw
asan
Lua
r Bat
ang
pada
Rep
ublik
a.co
.id d
an D
etik
.com
”
Dim
ensi
: Kon
stru
ksi r
ealit
as, k
ebija
kan
med
ia, o
bjek
tivita
s med
ia.
No.
KA
TE
GO
RI
DIM
EN
SIR
EPU
BL
IKA
.CO
.ID(N
aras
umbe
r 1)
DE
TIK
.CO
M(N
aras
umbe
r2)
1La
tar B
elak
ang
Nam
a: D
idi P
urw
adi
Jaba
tan:
Asi
sten
Red
aktu
r Pel
aksa
naN
ama:
Dan
u D
amar
jati
Jaba
tan:
War
taw
an2
Keb
ijaka
nM
edia
Krit
eria
Judu
lJu
dul
haru
s bi
sa
men
arik
pe
mba
ca,
men
ggun
akan
ke
ywor
dya
ng
mem
udah
kan
pem
baca
men
geta
hui
isi
berit
a,
men
ggun
akan
ka
ta
yang
m
empu
nyai
den
tum
an y
ang
lang
sung
m
enge
nai s
asar
an.
Judu
l men
ggun
akan
kat
a ya
ng ti
dak
mem
prov
okas
i da
n m
eleb
ih-
lebi
hkan
.
Pem
iliha
n N
aras
umbe
rU
tam
akan
co
ver
both
si
de.
Nar
asum
ber
yang
dig
unak
an d
ari
kedu
a pi
hak
(Pem
prov
dan
war
ga)
nam
un d
alam
ber
ita y
ang
berb
eda.
Nar
asum
ber y
ang
digu
naka
n se
suai
ka
pasi
tasn
ya d
alam
per
istiw
a ya
ng
diba
has.
Jika
m
emak
ai
nara
sum
ber
yang
m
emili
ki
kepe
ntin
gan
polit
ik
sepe
rti
Yus
ril,
mak
a R
epub
lika
Uta
mak
an
cove
r bo
th
side
.N
aras
umbe
r ya
ng
digu
naka
n da
ri ke
dua
piha
k (P
empr
ov d
an
war
ga)
nam
un
dala
m
berit
a ya
ng b
erbe
da.
Nar
asum
ber y
ang
dipi
lih h
arus
ya
ng
terli
bat
dala
m
peris
tiwan
ya.
Nar
asum
ber
yang
dip
ilih
juga
ha
rus
yang
m
emili
ki
Onl
ine
tidak
m
engi
ndah
kan
kepe
ntin
gan
polit
ikny
a te
tapi
ha
nya
men
gam
bil p
enda
pat Y
usril
m
enge
nai r
evita
lisas
i ini
.R
epub
lika
Onl
ine
mem
akai
an
ggot
a D
PR u
ntuk
nar
asum
ber,
supa
ya b
isa
men
dapa
t pem
bena
ran
men
gena
i pe
ndap
atny
a ba
hwa
peng
guna
an
TNI
dala
m
men
gam
anka
n pe
nggu
sura
n itu
tid
ak b
oleh
.
kepe
ntin
gan
deng
an p
eris
tiwa
itu.
Pem
iliha
n Fo
to a
tau
Gra
fikPe
mak
aian
fot
o at
au g
rafik
har
us
bisa
m
engu
atka
n fr
amin
gya
ng
ingi
n di
bent
uk d
alam
isi b
erita
.Pe
mak
aian
fo
to
juga
un
tuk
mem
udah
kan
pem
baca
un
tuk
mem
visu
alis
asik
an b
erita
.Ji
ka se
anda
inya
tida
k ad
a fo
to y
ang
bisa
m
enun
jang
, m
aka
akan
m
emak
ai fo
to il
ustra
si.
Men
yens
or g
amba
r ya
ng s
adis
un
tuk
dita
mpi
lkan
.Ti
dak
mem
akai
fo
to
yang
m
emih
ak.
Kon
stru
ksi R
ealit
asM
elih
at p
eris
tiwa
ini d
ari s
isi s
osia
l da
n bu
daya
se
rta
seba
gai
isu
publ
ik.
Sisi
bud
aya
yang
dito
njol
kan
oleh
R
epub
lika
Onl
ine
adal
ah M
asjid
Lu
ar
Bat
ang
buka
n be
nten
g be
rsej
arah
di P
asar
Ikan
.
Mel
ihat
pe
ristiw
a in
i se
baga
i di
nam
ika
anta
ra p
emer
inta
h da
n w
arga
yan
g di
dal
amny
a ter
dapa
t ke
pent
inga
n po
litik
.M
embe
ritak
an
peris
tiwa
revi
talis
asi
ini
untu
k m
enga
wal
dina
mik
a ke
bija
kan
pem
erin
tah.
Rep
ublik
a O
nlin
e se
tuju
den
gan
revi
talis
asi
dala
m l
ingk
up u
mum
. N
amun
tid
ak
bera
rti
Rep
ublik
a m
enye
tuju
i ke
tiga
kaw
asan
te
rseb
ut d
igus
ur k
aren
a m
emili
ki
kasu
s yan
g be
rbed
a-be
da.
Men
gkrit
isi
tuju
an
dila
kuka
nnya
re
vita
lisas
i ka
rena
m
enur
utny
a re
vita
lisas
i m
emili
ki
tuju
an
ters
elub
ung
untu
k m
engu
ntun
gkan
pi
hak
kapi
talis
.A
dany
a ke
tidak
adila
n da
lam
pe
ristiw
a in
i.Ti
dak
men
yetu
jui
cara
ya
ng
dila
kuka
n Pe
mpr
ov
dala
m
men
ggus
ur p
emuk
iman
war
ga.
Iam
enila
i car
a in
i dis
ebab
kan
kare
na
kara
kter
A
hok
yang
se
lalu
bl
akbl
akan
.M
enek
anka
n ba
gaim
ana
nasi
b ke
hidu
pan
war
ga
korb
an
peng
gusu
ran
sete
lah
dire
loka
si.
Dal
am
mem
berit
akan
te
ntan
g pe
nggu
sura
n,
iam
enye
tuju
inya
na
mun
terg
antu
ng p
ada
tuju
an d
an
pros
es p
engg
usur
an.
Tida
k m
elih
at
peris
tiwa
peng
gusu
ran
seba
gai
pela
ngga
ran
kem
anus
iaan
.Te
tap
mem
berit
akan
te
ntan
g se
gala
jeni
s com
plai
nda
ri w
arga
bi
la
pela
yana
n pe
mer
inta
h ku
rang
mem
adai
.D
alam
pe
ristiw
a in
i te
rdap
at
bany
ak k
epen
tinga
n po
litik
pra
-pi
lgub
.
Prog
ram
re
vita
lisas
i in
i ba
gus
sela
ma
dila
kuka
n se
cara
be
rprik
eman
usia
an.
Rev
italis
asi
ini
ada
kaita
nnya
de
ngan
rek
lam
asi
di p
anta
i ut
ara
Jaka
rta.
Tida
k m
enga
ngka
t is
u po
litik
da
lam
per
istiw
a in
i.Pe
mpr
ov
kura
ng
mat
ang
dala
m
pela
ksan
aan
peng
gusu
ran
dan
relo
kasi
war
ga.
Peng
gusu
ran
Pasa
r Ik
an
mer
upak
an p
elan
ggar
an H
AM
jika
di
lihat
dar
i ca
ra y
ang
digu
naka
n tid
ak
pers
uasi
f da
n ce
nder
ung
kasa
r se
rta
kura
ng
mem
adai
nya
rusu
n un
tuk
relo
kasi
war
ga.
Pem
iliha
n K
ata
Mem
akai
kat
a pe
nggu
sura
n ka
rena
le
bih
dipa
ham
i pe
mba
ca
dan
esen
siny
a la
ngsu
ng
men
gena
i ta
rget
.K
ata
peng
gusu
ran
lang
sung
m
eruj
uk
kepa
da
oran
g ya
ng
digu
sur.
Men
ghin
dari
kata
ya
ng
prov
okat
if ka
rena
mem
egan
g pr
insi
p ju
rnal
ism
e da
mai
.Ti
dak
men
ggun
akan
ka
ta
peng
gusu
ran
supa
ya
tidak
m
emic
u pr
ovok
asi.
Men
ggun
akan
ka
ta
“pen
ggus
uran
” ha
nya
jika
nara
sum
ber m
engg
unak
an k
ata
ters
ebut
. K
aren
a ka
ta t
erse
but
terla
lu p
robl
emat
is.
2O
bjek
tivita
sM
edia
Cov
er b
oth
side
.Pe
mbe
ritaa
nre
vita
lisas
itid
ak
men
yoro
tpad
a kep
entin
gan
polit
ik.
Tida
k m
elih
at p
ada
soso
k A
hok
teta
pi
cara
A
hok
yang
se
lalu
bl
akbl
akan
.D
alam
pen
ataa
n ko
ta,
mas
yara
kat
haru
s sel
alu
yang
diu
ntun
gkan
.
Cov
er b
oth
side
.Ti
dak
prov
okat
if.Ti
dak
mel
ebih
-lebi
hkan
pe
istiw
a ya
ng te
rjadi
.B
erus
aha
untu
k tid
ak m
emih
ak
suat
u ke
lom
pok
atau
indi
vidu
.W
arta
wan
tid
ak
dibe
rikan
pa
gar-
paga
r te
rtent
u da
lam
m
enca
ri be
rita.
Mem
egan
g pr
insi
p ju
rnal
ism
e da
mai
.Ti
dak
mau
ber
pend
apat
dal
am
pem
berit
aann
ya k
aren
a tu
gas
med
ia
hany
a m
embe
ritak
an
peris
tiwa.
Ber
pend
apat
jik
a pe
mbe
ritaa
n itu
pen
ting
untu
k m
enci
ptak
an
suas
ana
sosi
al.