analisis efektivitas pengelolaan dan sistem pengendalian piutang...

100
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG PADA PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR Skripsi Untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Disusun dan Diajukan oleh : ANGGRAENY RETNO HAYATI A 211 07 625 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Upload: others

Post on 16-Aug-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN

PIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG

TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi

Disusun dan Diajukan oleh

ANGGRAENY RETNO HAYATI

A 211 07 625

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

ii

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN

PIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG

TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi

Disusun dan Diajukan oleh

ANGGRAENY RETNO H

A 211 07 625

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi Hj Andi Ratna Sari Dewi SEMSi

NIP196911131993031001 NIP 197209212006042001

iii

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN

PIIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG

TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh

ANGGRAENY RETNO HAYATI

A211 07 625

Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Pada Tanggal 25 Januari 2012

Dan dinyatakan LULUS

No Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1 Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi Ketua

2 Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi Sekretaris

3 Prof Dr H Djabir Hamzah SEMA Anggota

4 Dra Hj Nursiah Sallatu MA Anggota

5 HM Sobarsyah SEMSi Anggota

Disetujui

Jurusan Manajemen Ketua Tim Penguji

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Hasanuddin Fakultas Ekonomi

Ketua Ketua

DrMuhYunus Amar SEMT Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi

NIP 19620430 198810 1 001 NIP 19691113 199303 1 00

iv

MOTTO

Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata buktikan bahwa anda

layak mendapatkan kedua matanya MarioTeguh

Kepuasan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan sesuatu yang orang

lain kira kamu tak mampu melakukannya Bersahabatlah dengan mereka yang bisa meringankan masalah dalam hidupmu

bukan mereka yang hanya melihat dan tak berbuat apa-apa ldquoPohon menjadi besar justru dipupuk dengan kotoran yang bau dan akan mati

perlahan justru kalau disiram dengan minyak wangi Yakinlah Anda akan besar

justru karena dipupuk dengan cairan hambatan kritikan bahkan fitnahan Dan

Anda akan layu dan roboh justru karena sering dipuji dan senantiasa didukung

Anda akan besar justru dengan masalah dan ujian kesulitan Kalau ingin ikan

paus mancinglah di samudra bukan di lautan dangkalrdquo Tiada cinta yang lebih indah dan abadi melainkan cinta kepada Allah swt Nikmat apapun yang kamu terima maka itu dari Allah dan bencana apa saja

yang menimpamu maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri [An-Nisaa 79] Semoga aku tetap berendah hati ketika yang lain beranjak sombong Janganlah kalian berjalan didepanku aku mungkin tidak bisa mengikutimu

Jangan pula kalian berjalan dibelakangku aku mungkin tidak dapat memimpin

Tetapi berjalanlah seiring bersamaku dan jadilah sahabatku (Albert Camus)

v

PERSEMBAHAN

Skripsiku ini ku persembahkan kepada

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya

Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendorsquoakan serta membiayaiku untuk

menyelesaikan Proyek Akhir Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar dalam

memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus UNHAS Seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku Sahabat-sahabatQ ndash Sari Uchy Tamara Dewi Anwar Papul Dian Ellink

Udin Wahyu Asty Hicko Almamaterku

vi

RINGKASAN

Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem

Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj

Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem

pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)

Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage

Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia

IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif

dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan

ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai

standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari

yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil

Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan

piutang belum melakukan tugasnya secara optimal

vii

ABSTRACT

Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts

Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar

Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi

Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics

University of Hasanuddin

This study aims to determine the effectiveness of receivables management and

control system implemented by the company to analyze the accounts receivable

management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The

method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage

Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears

Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV

(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its

accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP

companies whose results are still far from the standards set today as the companys

credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the

company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely

if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company

or the administration administration of receivables has not done its job optimally

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta

pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program

Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran

yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas

merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir

2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin

Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh

rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses

penulisan skripsi

ix

4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi

saya selama proses penulisan skripsi

5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I

7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan

Manajemen

8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis

9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang

telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis

10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal

Petikemas Makassar

11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara

Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys

x

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh

penulis demi bekal dalam menatap masa depan

Makassar Februari 2012

PENULIS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 2: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

ii

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN

PIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG

TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi

Disusun dan Diajukan oleh

ANGGRAENY RETNO H

A 211 07 625

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi Hj Andi Ratna Sari Dewi SEMSi

NIP196911131993031001 NIP 197209212006042001

iii

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN

PIIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG

TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh

ANGGRAENY RETNO HAYATI

A211 07 625

Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Pada Tanggal 25 Januari 2012

Dan dinyatakan LULUS

No Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1 Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi Ketua

2 Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi Sekretaris

3 Prof Dr H Djabir Hamzah SEMA Anggota

4 Dra Hj Nursiah Sallatu MA Anggota

5 HM Sobarsyah SEMSi Anggota

Disetujui

Jurusan Manajemen Ketua Tim Penguji

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Hasanuddin Fakultas Ekonomi

Ketua Ketua

DrMuhYunus Amar SEMT Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi

NIP 19620430 198810 1 001 NIP 19691113 199303 1 00

iv

MOTTO

Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata buktikan bahwa anda

layak mendapatkan kedua matanya MarioTeguh

Kepuasan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan sesuatu yang orang

lain kira kamu tak mampu melakukannya Bersahabatlah dengan mereka yang bisa meringankan masalah dalam hidupmu

bukan mereka yang hanya melihat dan tak berbuat apa-apa ldquoPohon menjadi besar justru dipupuk dengan kotoran yang bau dan akan mati

perlahan justru kalau disiram dengan minyak wangi Yakinlah Anda akan besar

justru karena dipupuk dengan cairan hambatan kritikan bahkan fitnahan Dan

Anda akan layu dan roboh justru karena sering dipuji dan senantiasa didukung

Anda akan besar justru dengan masalah dan ujian kesulitan Kalau ingin ikan

paus mancinglah di samudra bukan di lautan dangkalrdquo Tiada cinta yang lebih indah dan abadi melainkan cinta kepada Allah swt Nikmat apapun yang kamu terima maka itu dari Allah dan bencana apa saja

yang menimpamu maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri [An-Nisaa 79] Semoga aku tetap berendah hati ketika yang lain beranjak sombong Janganlah kalian berjalan didepanku aku mungkin tidak bisa mengikutimu

Jangan pula kalian berjalan dibelakangku aku mungkin tidak dapat memimpin

Tetapi berjalanlah seiring bersamaku dan jadilah sahabatku (Albert Camus)

v

PERSEMBAHAN

Skripsiku ini ku persembahkan kepada

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya

Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendorsquoakan serta membiayaiku untuk

menyelesaikan Proyek Akhir Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar dalam

memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus UNHAS Seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku Sahabat-sahabatQ ndash Sari Uchy Tamara Dewi Anwar Papul Dian Ellink

Udin Wahyu Asty Hicko Almamaterku

vi

RINGKASAN

Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem

Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj

Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem

pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)

Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage

Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia

IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif

dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan

ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai

standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari

yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil

Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan

piutang belum melakukan tugasnya secara optimal

vii

ABSTRACT

Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts

Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar

Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi

Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics

University of Hasanuddin

This study aims to determine the effectiveness of receivables management and

control system implemented by the company to analyze the accounts receivable

management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The

method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage

Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears

Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV

(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its

accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP

companies whose results are still far from the standards set today as the companys

credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the

company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely

if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company

or the administration administration of receivables has not done its job optimally

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta

pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program

Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran

yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas

merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir

2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin

Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh

rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses

penulisan skripsi

ix

4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi

saya selama proses penulisan skripsi

5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I

7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan

Manajemen

8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis

9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang

telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis

10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal

Petikemas Makassar

11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara

Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys

x

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh

penulis demi bekal dalam menatap masa depan

Makassar Februari 2012

PENULIS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 3: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

iii

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN

PIIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG

TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh

ANGGRAENY RETNO HAYATI

A211 07 625

Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Pada Tanggal 25 Januari 2012

Dan dinyatakan LULUS

No Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1 Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi Ketua

2 Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi Sekretaris

3 Prof Dr H Djabir Hamzah SEMA Anggota

4 Dra Hj Nursiah Sallatu MA Anggota

5 HM Sobarsyah SEMSi Anggota

Disetujui

Jurusan Manajemen Ketua Tim Penguji

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Hasanuddin Fakultas Ekonomi

Ketua Ketua

DrMuhYunus Amar SEMT Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi

NIP 19620430 198810 1 001 NIP 19691113 199303 1 00

iv

MOTTO

Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata buktikan bahwa anda

layak mendapatkan kedua matanya MarioTeguh

Kepuasan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan sesuatu yang orang

lain kira kamu tak mampu melakukannya Bersahabatlah dengan mereka yang bisa meringankan masalah dalam hidupmu

bukan mereka yang hanya melihat dan tak berbuat apa-apa ldquoPohon menjadi besar justru dipupuk dengan kotoran yang bau dan akan mati

perlahan justru kalau disiram dengan minyak wangi Yakinlah Anda akan besar

justru karena dipupuk dengan cairan hambatan kritikan bahkan fitnahan Dan

Anda akan layu dan roboh justru karena sering dipuji dan senantiasa didukung

Anda akan besar justru dengan masalah dan ujian kesulitan Kalau ingin ikan

paus mancinglah di samudra bukan di lautan dangkalrdquo Tiada cinta yang lebih indah dan abadi melainkan cinta kepada Allah swt Nikmat apapun yang kamu terima maka itu dari Allah dan bencana apa saja

yang menimpamu maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri [An-Nisaa 79] Semoga aku tetap berendah hati ketika yang lain beranjak sombong Janganlah kalian berjalan didepanku aku mungkin tidak bisa mengikutimu

Jangan pula kalian berjalan dibelakangku aku mungkin tidak dapat memimpin

Tetapi berjalanlah seiring bersamaku dan jadilah sahabatku (Albert Camus)

v

PERSEMBAHAN

Skripsiku ini ku persembahkan kepada

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya

Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendorsquoakan serta membiayaiku untuk

menyelesaikan Proyek Akhir Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar dalam

memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus UNHAS Seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku Sahabat-sahabatQ ndash Sari Uchy Tamara Dewi Anwar Papul Dian Ellink

Udin Wahyu Asty Hicko Almamaterku

vi

RINGKASAN

Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem

Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj

Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem

pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)

Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage

Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia

IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif

dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan

ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai

standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari

yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil

Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan

piutang belum melakukan tugasnya secara optimal

vii

ABSTRACT

Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts

Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar

Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi

Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics

University of Hasanuddin

This study aims to determine the effectiveness of receivables management and

control system implemented by the company to analyze the accounts receivable

management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The

method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage

Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears

Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV

(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its

accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP

companies whose results are still far from the standards set today as the companys

credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the

company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely

if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company

or the administration administration of receivables has not done its job optimally

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta

pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program

Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran

yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas

merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir

2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin

Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh

rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses

penulisan skripsi

ix

4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi

saya selama proses penulisan skripsi

5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I

7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan

Manajemen

8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis

9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang

telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis

10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal

Petikemas Makassar

11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara

Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys

x

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh

penulis demi bekal dalam menatap masa depan

Makassar Februari 2012

PENULIS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 4: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

iv

MOTTO

Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata buktikan bahwa anda

layak mendapatkan kedua matanya MarioTeguh

Kepuasan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan sesuatu yang orang

lain kira kamu tak mampu melakukannya Bersahabatlah dengan mereka yang bisa meringankan masalah dalam hidupmu

bukan mereka yang hanya melihat dan tak berbuat apa-apa ldquoPohon menjadi besar justru dipupuk dengan kotoran yang bau dan akan mati

perlahan justru kalau disiram dengan minyak wangi Yakinlah Anda akan besar

justru karena dipupuk dengan cairan hambatan kritikan bahkan fitnahan Dan

Anda akan layu dan roboh justru karena sering dipuji dan senantiasa didukung

Anda akan besar justru dengan masalah dan ujian kesulitan Kalau ingin ikan

paus mancinglah di samudra bukan di lautan dangkalrdquo Tiada cinta yang lebih indah dan abadi melainkan cinta kepada Allah swt Nikmat apapun yang kamu terima maka itu dari Allah dan bencana apa saja

yang menimpamu maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri [An-Nisaa 79] Semoga aku tetap berendah hati ketika yang lain beranjak sombong Janganlah kalian berjalan didepanku aku mungkin tidak bisa mengikutimu

Jangan pula kalian berjalan dibelakangku aku mungkin tidak dapat memimpin

Tetapi berjalanlah seiring bersamaku dan jadilah sahabatku (Albert Camus)

v

PERSEMBAHAN

Skripsiku ini ku persembahkan kepada

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya

Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendorsquoakan serta membiayaiku untuk

menyelesaikan Proyek Akhir Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar dalam

memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus UNHAS Seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku Sahabat-sahabatQ ndash Sari Uchy Tamara Dewi Anwar Papul Dian Ellink

Udin Wahyu Asty Hicko Almamaterku

vi

RINGKASAN

Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem

Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj

Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem

pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)

Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage

Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia

IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif

dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan

ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai

standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari

yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil

Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan

piutang belum melakukan tugasnya secara optimal

vii

ABSTRACT

Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts

Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar

Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi

Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics

University of Hasanuddin

This study aims to determine the effectiveness of receivables management and

control system implemented by the company to analyze the accounts receivable

management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The

method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage

Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears

Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV

(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its

accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP

companies whose results are still far from the standards set today as the companys

credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the

company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely

if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company

or the administration administration of receivables has not done its job optimally

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta

pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program

Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran

yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas

merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir

2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin

Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh

rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses

penulisan skripsi

ix

4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi

saya selama proses penulisan skripsi

5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I

7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan

Manajemen

8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis

9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang

telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis

10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal

Petikemas Makassar

11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara

Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys

x

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh

penulis demi bekal dalam menatap masa depan

Makassar Februari 2012

PENULIS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 5: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

v

PERSEMBAHAN

Skripsiku ini ku persembahkan kepada

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya

Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendorsquoakan serta membiayaiku untuk

menyelesaikan Proyek Akhir Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar dalam

memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus UNHAS Seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku Sahabat-sahabatQ ndash Sari Uchy Tamara Dewi Anwar Papul Dian Ellink

Udin Wahyu Asty Hicko Almamaterku

vi

RINGKASAN

Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem

Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj

Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem

pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)

Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage

Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia

IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif

dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan

ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai

standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari

yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil

Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan

piutang belum melakukan tugasnya secara optimal

vii

ABSTRACT

Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts

Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar

Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi

Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics

University of Hasanuddin

This study aims to determine the effectiveness of receivables management and

control system implemented by the company to analyze the accounts receivable

management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The

method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage

Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears

Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV

(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its

accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP

companies whose results are still far from the standards set today as the companys

credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the

company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely

if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company

or the administration administration of receivables has not done its job optimally

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta

pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program

Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran

yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas

merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir

2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin

Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh

rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses

penulisan skripsi

ix

4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi

saya selama proses penulisan skripsi

5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I

7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan

Manajemen

8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis

9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang

telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis

10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal

Petikemas Makassar

11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara

Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys

x

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh

penulis demi bekal dalam menatap masa depan

Makassar Februari 2012

PENULIS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 6: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

vi

RINGKASAN

Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem

Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj

Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem

pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)

Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage

Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia

IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif

dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan

ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai

standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari

yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil

Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan

piutang belum melakukan tugasnya secara optimal

vii

ABSTRACT

Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts

Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar

Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi

Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics

University of Hasanuddin

This study aims to determine the effectiveness of receivables management and

control system implemented by the company to analyze the accounts receivable

management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The

method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage

Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears

Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV

(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its

accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP

companies whose results are still far from the standards set today as the companys

credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the

company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely

if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company

or the administration administration of receivables has not done its job optimally

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta

pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program

Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran

yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas

merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir

2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin

Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh

rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses

penulisan skripsi

ix

4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi

saya selama proses penulisan skripsi

5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I

7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan

Manajemen

8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis

9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang

telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis

10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal

Petikemas Makassar

11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara

Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys

x

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh

penulis demi bekal dalam menatap masa depan

Makassar Februari 2012

PENULIS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 7: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

vii

ABSTRACT

Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts

Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar

Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi

Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics

University of Hasanuddin

This study aims to determine the effectiveness of receivables management and

control system implemented by the company to analyze the accounts receivable

management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The

method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage

Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears

Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV

(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its

accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP

companies whose results are still far from the standards set today as the companys

credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the

company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely

if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company

or the administration administration of receivables has not done its job optimally

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta

pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program

Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran

yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas

merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir

2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin

Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh

rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses

penulisan skripsi

ix

4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi

saya selama proses penulisan skripsi

5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I

7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan

Manajemen

8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis

9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang

telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis

10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal

Petikemas Makassar

11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara

Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys

x

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh

penulis demi bekal dalam menatap masa depan

Makassar Februari 2012

PENULIS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 8: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta

pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program

Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran

yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada

1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas

merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir

2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin

Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh

rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses

penulisan skripsi

ix

4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi

saya selama proses penulisan skripsi

5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I

7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan

Manajemen

8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis

9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang

telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis

10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal

Petikemas Makassar

11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara

Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys

x

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh

penulis demi bekal dalam menatap masa depan

Makassar Februari 2012

PENULIS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 9: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

ix

4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi

saya selama proses penulisan skripsi

5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I

7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan

Manajemen

8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis

9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang

telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis

10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal

Petikemas Makassar

11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara

Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys

x

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh

penulis demi bekal dalam menatap masa depan

Makassar Februari 2012

PENULIS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 10: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

x

Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh

penulis demi bekal dalam menatap masa depan

Makassar Februari 2012

PENULIS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 11: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

RINGKASAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTER GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 5

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

131 Tujuan Penelitian 6

132 Manfaat Penelitian 6

14 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu 9

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 12: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

xii

221 Manfaat Penjualan Kredit 15

23 Pengertian Piutang 16

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18

25 Administrasi Piutang 20

251 Tujuan Administrasi Piutang 20

252 Cara Administrasi Piutang 21

253 Biaya Atas Piutang 21

254 Cara Pengumpulan Piutang 22

255 Pengendalian Piutang 24

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28

28 Laporan Keuangan 30

29 Rasio Keuangan 32

210 Kerangka Pikir 35

211 Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian 37

32 Jenis dan Sumber Data 37

321 Jenis Data 37

322 Sumber Data 37

33 Metode Pengumpulan data 38

34 Metode Analisis 39

35 Definisi Operasional Variabel 41

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 13: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan 42

42 Visi dan Misi Perusahaan 45

421 Visi Perusahaan 45

422 Misi Perusahaan 45

43 Struktur Organisasi Perusahaan 47

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49

BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58

522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60

523 Pelunasan Piutang Usaha 60

524 Koreksi Nota Tagihan 61

525 Penatausahaan Piutang usaha 62

526 Pengendalian Piutang Usaha 63

527 Sanksi dan Denda 64

528 Konfirmasi Piutang Usaha 64

529 Penyisihan Piutang Usaha 65

5210 Perlimpahan Pengurusan 65

53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66

531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68

532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 14: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

xiv

533 Rasio Tunggakan 73

534 Rasio Penagihan 76

Daftar Pustaka 82

Daftar Online 83

Lampiran-lampiran

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 15: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4

Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12

Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67

Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69

Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72

Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75

Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 16: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 17: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890

Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991

Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 18: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai

dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif

Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar

tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut

untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan

dapat menjamin kelangsungan hidupnya

Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan

dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan

prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang

dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai

Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan

semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada

orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan

dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan

melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan

laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka

pengelolaan kegiatannya

2

Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan

perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu

semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu

perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan

kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi

menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan

kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi

yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal

kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan

volume penjualannya

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka

sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan

kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul

lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara

efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang

atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan

3

dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya

untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam

mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air

khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan

pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada

masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang

sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak

berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya

tarik tersendiri bagi dunia perdagangan

4

Tabel 11

KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN

TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)

PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL

PETIKEMAS MAKASSAR

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

NO

Uraian

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

1 2 3 4 5 6

A KINERJA PENDAPATAN

1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550

2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411

3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138

4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131

5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269

B KINERJA PIUTANG USAHA

1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570

2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518

3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088

4 Pencairan Pelunasan

a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911

b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312

5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224

6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011

5

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia

adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan

pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga

gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang

meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan

terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas

lapangan penyewaan petikemas

Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya

daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain

mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan

konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi

masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo

tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya

Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo

12 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian

6

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

sudah berjalan secara efektif rdquo

13 Tujuan dan Manfaat Penelitian

131 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur

pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar

2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh

perusahaan

132 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian

piutang dagang

2 Bagi Peneliti

Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya

manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis

sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori

dengan praktek yang sebenarnya

3 Bagi Pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan

sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya

7

14 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat

tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika

penulisan adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika

penulisan laporan ini

Bab II Landasan Teori

Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup

tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang

pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan

pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan

keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode

pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan

Bab IV Metode Penelitian

Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas

setiap bagian

BAB V Hasil Analisis

Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan

pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005

8

hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar

BAB VI Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

21 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn

over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam

mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio

keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang

(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection

Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha

tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih

Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja

manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang

keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan

beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis

Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)

untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria

Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada

hasil analisis rasio keuangan

10

Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif

terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda

kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja

COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif

sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi

serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif

Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang

terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara

bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)

dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas

Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara

signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan

likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan

tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo

Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem

pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan

pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad

11

debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn

over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio

tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang

optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha

Tabel 21 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul VariabelMetode

Analisis

Hasil Temuan

1 A Musliha

M (2009)

Analisis sistem

pengendalian

piutang pada PT

PLN (Persero)

wilayah Sultan

Batara Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa sudah optimal

dalam menerapkan sistem

pengendalian piutang

untuk mengurangi jumlah

piutang yang tidak

tertagih

2 Ria

Agustina

(2009)

Analisis

Efektivitas

Manajemen

Piutang pada

PTUnitexTbk

Rasio Keuangan

Analisis

Horizontal dan

Vertikal Analisis

Deskripsi

Analisis umur

Piutang (ACP)

Bahwa pengelolaan

piutang kurang baik

tergambar pada hasil

analisis rasio keuangan

3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian

12

Hartati

(2009)

Pengendalian

Intern Piutang

Usaha pada PT

SFI Medan

terhadap

pengendalian

intern piutang

usaha

intern aktivitas

pengendalian kurang

efektif sedangkan unsur

lingkungan pengendalian

informasikomunikasiserta

unsur pengawasan telah

efektif

4 Dhahiri

Hagyar

Siwi

(2010)

Analisis

pengaruh

manajemen

piutang terhadap

stabilitas arus kas

dan likuiditas

perusahaan pada

PT X

RTO ACP IP

(Investasi Piutang)

bahwa secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rasio

Perputaran Piutang (RTO)

dengan kas dan antara

Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan

kasSedangkan antara

Investasi Piutang (IP)

dengan kas terdapat

pengaruh secara

signifikan Serta tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan antara RTO

dengan likuiditas dan

antara ACP dengan

13

likuiditas sedangkan antara

IP dengan likuiditas

terdapat pengaruh secara

signifikan Secara

bersamaan hasil

pengolahan data

menunjukkan bahwa

manajemen piutang tidak

berpengaruh terhadap kas

akan tetapi manajemen

piutang terdapat pengaruh

terhadap likuiditas pada

PTrdquoXrdquo

5 Ilham

(2011)

Analisis sistem

pengendalian dan

Efektivitas

pengelolaan

piutang pada PT

Pelabuhan

Indonesia IV

(Persero) Cab

Makassar

RTO ACP Rasio

Tunggakan Rasio

Penagihan

Bahwa kurang optimalnya

dan efektif dalam

mengelola dan

mengendalikan piutang

usaha

14

22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh

perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit

dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana

yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu

1 Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang

2 Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang

3 Degree of Risk

Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan

datang

4 Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa

15

Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan

standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut

secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit

221 Manfaat Penjualan Kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan

Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan

yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan

mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian

ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang

tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan

semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana

yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari

tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan

Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit

antara lain

1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2 Meningkatkan keuntungan

3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para

langganan

4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus

dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang

16

23 Pengertian Piutang

Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan

investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan

diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit

Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu

analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan

arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya

Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)

ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai

akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo

Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)

ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau

langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo

Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya

menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut

dapat digolongkan atas

17

1 Piutang usaha ( Trade Receivable )

Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang

dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung

dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar

pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel

2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )

Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun

jasa dalam kegiatan normal perusahaan

Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan

ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk

merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu

1 Piutang Lancar

Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya

dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan

normal perusahaan

2 Piutang Jangka Panjang

Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu

tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak

lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak

lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar

memenuhi kewajiban terhadap perusahaan

18

24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang

Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki

perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal

yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut

Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi

besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut

1 Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka

makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin

besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin

besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi

bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya

2 Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit

daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak

lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat

antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau

pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang

terlambat

19

3 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas

maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada

pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan

makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu

penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat

memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian

pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif

4 Kebijakan dalam penagihan

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif

maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam

menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaanya secara pasif

5 Kebiasaan membayar dari pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period

dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut

Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period

atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi

dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam

waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam

20

piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam

piutang

Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada

piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah

besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah

kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu

penagihan piutang)

25 Administrasi Piutang

Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem

administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam

meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan

kepada pelanggan ataupun calon pelanggan

251 Tujuan Administrasi Piutang

Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah

sebagai berikut

1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu

2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti

3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang

4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar

atau aktiva lain-lain

5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang

21

252 Cara Administrasi Piutang

Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul

(1993352) antara lain

1 File dokumen

2 Kartu piutang

3 Buku piutang

Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M

Samsul (1993352) antara lain

1 Rekening koran piutang dagang per langganan

Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan

2 Daftar umum piutang

Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan

pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak

pembayarannya

3 Daftar piutang yang dihapuskan

Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi

piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum

piutang

253 Biaya Atas Piutang

Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya

bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri

(200283) antara lain

22

a Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang

tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu

yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu

diperhitungkan pada setiap periode

b Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang

yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan

piutang

c Biaya administrasi

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang

misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain

sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi

d Biaya sumber dana

Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun

luar perusahaan untuk sumber dana

254 Cara Pengumpulan Piutang

Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus

diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo

Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt

23

expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak

hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada

kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah

1) Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo

maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa

hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila

hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat

berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada

yang keras

2) Melalui telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum

terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara

pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran

Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya

pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan

oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa

memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka

waktu tertentu

24

3) Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali

digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang

4) Tindakan yuridis

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan melalui pengadilan

Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan

yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa

prosedur sebagai berikut

1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah

terlambat untuk melunasi hutangnya

2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara

langsung

3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang jasa pengumpulan piutang

4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau

tidak membayar hutan

255 Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu

25

maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan

Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu

diperhatikan oleh pihak manajer antara lain

1 Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak

dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut

juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat

maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan

tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan

semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan

standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi

2 Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)

demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

26

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan

3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat

4 Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan

dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang

diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang

diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan

menurun

26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan

piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain

1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang yang mana tugasnya meliputi

a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b Menyeleksi calon debitur

c Membukukan transaksi kredit yang terjadi

27

d Melakukan penagihan piutang

e Membukukan piutang

f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing

g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang

2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi

a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur

b Penentuan jangka waktu kredit

c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur

d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang

3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang antara lain

a Tingkat perputaran piutang

28

b Persentase piutang yang tak tertagih

c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari

Biaya modal

Biaya adminstrasi piutang

Biaya piutang yang tak tertagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena

1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani

2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola

3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum

4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan

27 Kegiatan Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar

kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam

rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi

organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya

menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M

Scott 200145)

Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)

pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi

29

Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan

perusahaan dapat berjalan efisien yaitu

1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi

2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi

3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan

4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh

5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu

6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka

Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N

Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu

1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak

eksternal dan pemegang saham

3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan

laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan

proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta

mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan

pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit

operasional

30

5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam

berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya

dengan fungsi pengendalian

Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang

dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow) perusahaan

b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perusahaan

c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar

tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan

28 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan

harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode

akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan

31

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang

analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk

maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang

timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu

diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan

Indonesia1999) diketahui bahwa

ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala

keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara

lain sumber dan penggunaan dana-danardquo

Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan

adalah

ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo

Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam

rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan

estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan

keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data

32

keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan

yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan

Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan

penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang

layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut

(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang

umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

29 Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang

menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical

Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan

menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi

keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya

perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk

melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu

periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan

selam periode tertentu

Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah

33

ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang

menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya

dalam laporan keuanganrdquo

Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat

diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu

1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)

2 Rasio aktivitas (Activity ratio)

3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)

4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)

Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai

berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap

saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang

rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki

piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

34

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang

ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang

ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka

berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka

berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar

standar kredit yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang

yang dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

35

210 Kerangka Pemikiran

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Hasil Analisis

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Terminal Petikemas Makassar

1 Piutang

2 Pengelolaan Piutang

3 Pengendalian Piutang

Alat Analisis

1 Receivable Turn Over (RTO)

2 Average Collection Period (ACP)

3 Rasio Tunggakan

4 Rasio Penagihan

Feed

ba

ck

36

211 Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang

diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal

Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad

debt)rdquo

37

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi

ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar

32 Jenis dan Sumber Data

321 Jenis Data

Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut

1 Data kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang

bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat

berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-

lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini

2 Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka

seperti laporan keuangan perusahaan

322 Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam

penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa

38

1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi

maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan

2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan

seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun

terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

tujuan penelitian

33 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan

dengan penganalisan masalah yaitu

1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta

sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat

dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini

39

2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

34 Metode Analisis

Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis

bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang

digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara

lain sebagai berikut

1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio

perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo

piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama

dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan

kata lain semua piutang sudah tertagih

Menghitung Receivable turn over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

40

sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti

pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti

beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit

yang ditetapkan perusahaan

Menghitung Average collection period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

3 Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang

belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

4 Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaan

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

41

35 Definisi Operasional Variabel

Tabel 31

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Sistem

Pengendalian

Piutang

Prosedur

Pengeloaan

Piutang

Serangkaian kebijakan

penerapan sistem prosedur

yang digunakan

manajemen dan

mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam

perusahaan (Mulyadi

2000183)

Suatu penatausahaan yang

efektif dari sejumlah uang

kepada pemakai jasa dan

atau fasilitas pelabuhan

yang dituangkan dalam

bentuk nota tagihan dan

ditetapkan melalui

peraturan untuk

menunjang pencapaian

kinerja keuangan

Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash

RTO)

Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957

119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944

119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840

120784

Umur rata-rata piutang (Average collection

period ndash ACP)

119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787

119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955

Rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100

Rasio Penagihan

119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841

119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

41 Sejarah Singkat Perusahaan

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya

bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan

yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan

dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi

pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang

bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan

penggunakan pallet atau petikemas

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu

oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun

studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan

Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah

menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang

memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern

Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari

awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini

disampaikan sebagai berikut

1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era

kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama

43

Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana

pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto

dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya

2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana

sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang

sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga

petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern

Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta

tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang

melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah

menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998

pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang

meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops

container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai

Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir

Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut

tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal

petikemas modern

Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia

Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan

pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)

44

unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck

beserta Chassisnya

Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan

pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu

Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas

Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk

menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun

2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2

(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck

beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai

yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer

Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan

petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan

terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk

Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha

Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan

Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang

Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi

dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

45

42 Visi dan Misi Perusahaan

421 Visi Perusahaan

Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat

dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional

422 Misi Perusahaan

1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi

pemegang saham

2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero)

3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang

layak

4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha

dibidang

1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat

berlabuhnya kapal

2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan

penundaan kapal

46

3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang

termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang

angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan

yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan

6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan

7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk

hewan

8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhan

9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

perseroan

Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai

sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di

Indonesia bagian timur

43 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal

Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan

47

stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta

mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan

48

Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

GENERAL MANAGER

TERMINAL PETIKEMAS

MANAGER

SISTEM INFORMASI

MANAGER

KEUANGAN MANAGER TEKNIK

MANAGER SDM

DAN UMUM

MANAGER

PERENCANAAN

DAN OPERASI

ASMEN HUKUM

HUMAS DAN

UMUM

ASMEN

PERBENDAHARAAN

ASMEN

PERALATAN DAN

INSTALASI

ASMEN

SDM DAN

UMUM

ASMEN

AKUNTANSI

ASMEN

BANGUNAN DAN

ADM TEKNIK

ASMEN

OPERASI

ASMEN

PERENCANAAN

DAN ADMOPERASI

49

44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan

1 General Manager

Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi

General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar

dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan

administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan

agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal

ini fungsi General Manager adalah

Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan

tujuan Perseroan

Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan

Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi

Pengelolaan dan pengembangan SDM

Pelaksanaan fungsi sistem informasi

Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh

Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan

Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan

pelaporan keuangan perusahaan

Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha

50

2 Manager Perencanaan dan Operasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan

perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan

usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring

haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga

penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan

dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target

kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal

ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelayanan bongkar muat petikemas

Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja

anggaran

Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas

Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa

pelayanan petikemas

Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan

jasa pelayanan petikemas

Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan

tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas

51

Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas

Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan

anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan

petikemas

Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh

a Asisten Manager Operasi

b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi

3 Manager Teknik

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan

perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah

Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program

pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan

Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di

dalam daerah kerja pelabuhan

Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta

pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan

Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan

perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan

52

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan

operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik

Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap

master plan pelabuhan

Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran

pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik

Manager Teknik dibantu oleh

c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi

d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik

4 Manager Keuangan

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi

perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan

dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah

Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja

anggaran cabang serta pengendaliannya

Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan

akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta

melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran

Penyimpanan dan pengamanan dokumen

Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang

berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi

53

Manager Keuangan dibantu oleh

a Asisten Manager Akuntansi

b Asisten Manager Perbendaharaan

5 Manager SDM dan Umum

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia

administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat

dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan

keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja

pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah

Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia

kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan

pegawai pensiunan dan keluarganya

Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan

masyarakat dan dokumentasi

Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan

protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan

pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir

laporan cabang

Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja

pelabuhan

54

Pelaksanaan manajemen mutu

Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan

bidang SDM dan Umum

Manager SDM dan Umum dibantu oleh

a Asisten Manager Sumber Daya manusia

b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum

6 Manager Sistem Informasi

Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager

Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan

mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan

pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional

dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai

penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam

keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah

Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian

program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem

informasi

Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian

data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan

atau media lainnya

Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi

bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik

55

yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara

manual

Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi

perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas

kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat

keras maupun perangkat lunak

56

BAB V

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman

Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk

memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan

pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal

sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

pencairan piutang usaha

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008

tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang

usaha yaitu

a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar

c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada

Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas

pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya

d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa

e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1 (satu) tahun

57

f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1

(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah

pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi

pembayaran

g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan

pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan

h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian

Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa

kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa

Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan

Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan

kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila

kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan

perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana

merupakan esensi dari fungsi pengendalian

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

perusahaan

58

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya

untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk

menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan

piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)

dan penghapusan piutang usaha

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk

1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas

masuk (cash in flow ) perseroan

2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha

perseroan

3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya

menekan saldo piutang usaha

4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa

agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan

52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang

usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain

521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap

penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

59

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

penagihan

2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa

3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan

diatur sebagai berikut

a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer

menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer

b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual

menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini

4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan

pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai

penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat

sebagai piutang usaha

5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau

sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian

Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan

Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)

6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

60

atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format

Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini

522 Surat Pengantar Nota Tagihan

1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna

jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri

Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan

kepada pengguna jasa

2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I

untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan

setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi

stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo

pembayaran

3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi

dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian

sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan

523 Pelunasan Piutang Usaha

1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo

pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan

2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui

a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan

61

b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit

Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank

3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau

Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank

4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short

Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus

mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan

prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para

pengguna jasa

524 Koreksi Nota Tagihan

1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa

harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan

keberatan yang disampaikan

2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender

setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas

waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat

diterima

3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus

membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan

sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota

Pengganti (baru) diterbitkan

62

4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada

pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi

Nota Tagihan diterima

5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas

terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager

525 Penatausahaan Piutang Usaha

1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna

jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan

setiap bulan dievaluasi

2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk

salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat

Perintah Tugas General Manager

3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut

a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan

asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang

ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman

b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis

63

c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai

bukti pelunasan

4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)

bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota

Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan

dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana

Lampiran IV Peraturan ini

5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan

oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil

penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (8)

526 Pengendalian Piutang Usaha

1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan

secara konsisten

2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan

Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan

sebagai berikut

3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan

sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau

apresiasi kepada yang bersangkutan

64

527 Sanksi dan Denda

1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan

sanksi dan denda sebagai berikut

2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui

batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan

dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai

pendapatan diluar usaha

3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat

pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang

bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya

4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya

5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo

dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran

manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

528 Konfirmasi Piutang Usaha

1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet

65

2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal

1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi

3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar

saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat

ketidakcocokan dilakukan penyelesaian

529 Penyisihan Piutang Usaha

1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan

2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau

ditetapkan tersendiri

3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan

dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan

CabangUPK

5210 Perlimpahan Pengurusan

1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau

kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

66

2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan

Indonesia IIIIII

53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis

yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara

lain

a Receivable Turn Over (RTO)

b Average Collection Period (ACP)

c Rasio Tunggakan

d Rasio Penagihan

67

Tabel 51

Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar

Tahun 2005-2009

Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2005

2006

2007

2008

2009

6129585201

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011

68

531 Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada

suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya

modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya

Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO

Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905

119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)

Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah

Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2 (2)

Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119879119874 =121139334278

4846445955= 2500

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709

2= 4846445955

b Tahun 2006

119877119879119874 =154334793259

7604756264= 2029

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819

2= 7604756264

c Tahun 2007

119877119879119874 =130000269783

8325410332= 1561

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845

2= 8325410332

69

d Tahun 2008

119877119879119874 =54610618910

5787403552= 944

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259

2= 5787403552

e Tahun 2009

119877119879119874 =62518249143

5216993715= 1198

119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170

2= 5216993715

Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut

Tabel 52

Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan

Kredit (Rp)

Rata-rata

Piutang (Rp)

RTO

(Kali)

Perubahan

RTO

2005

2006

2007

2008

2009

121139334278

154334793259

130000269783

54610618910

62518249143

4846445955

7604756264

8325410332

5787403552

5216993715

2500

2029

1561

944

1198

-

(471)

(468)

(617)

254

Sumber Data Diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan

70

RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali

Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471

dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami

penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun

menjadi 944 kali atau turun sebesar 617

Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga

254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005

sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar

944 atau turun 617

Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam

lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi

penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan

karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp

54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp

5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah

Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008

yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan

kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008

menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp

5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan

bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin

jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat

71

perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya

dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam piutang

532 Average Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan

dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan

sebagai standar kredit perusahaan

Menghitung Average collection Period ndash ACP

119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365

119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)

Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119860119862119875 =365

2500= 146

b Tahun 2006

119860119862119875 =365

2029= 1799

c Tahun 2007

119860119862119875 =365

1561= 2338

d Tahun 2008

119860119862119875 =365

944= 3868

72

e Tahun 2009

119860119862119875 =365

1198= 3046

Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53

Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP

Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP

2005

2006

2007

2008

2009

2500

2029

1561

944

1198

1460

1799

2338

3868

3046

-

338

539

1531

822

Sumber Data diolah 2011

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu

yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas

pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender

sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

73

Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi

oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar

tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average

Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar

14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan

tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat

rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya

menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih

baik dari tahun 2008

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya

pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti

perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang

533 Rasio Tunggakan

Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang

yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih

Menghitung rasio tunggakan

Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)

74

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709

127268919479 x 100 = 280

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819

157898099968 x 100 = 738

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845

141646475602 x 100 = 353

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259

59615233755 x 100 = 1102

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170

69088441402 x 100 = 559

Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut

75

Tabel 54

Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertunggak (Rp)

Total Piutang

Pada Periode

yang Sama (Rp)

Rasio Tunggakan

2005

2006

2007

2008

2009

3563306709

11646205819

5004614845

6570192259

3863795170

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

280

738

353

1102

559

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat

menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan

jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada

tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau

menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena

perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar

Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-

76

Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar

1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun

2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang

sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio

tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total

piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang

tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-

534 Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan penagihan piutang

Menghitung rasio penagihan

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih

Total Piutangtimes 100 (5)

Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut

a Tahun 2005

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770

127268919479 x 100 = 9720

77

b Tahun 2006

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149

157898099968 x 100 = 9262

c Tahun 2007

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757

141646475602 x 100 = 9647

d Tahun 2008

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496

59615233755 x 100 = 8898

e Tahun 2009

119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232

69088441402 x 100 = 9441

Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut

Tabel 55

Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang

Tahun Jumlah Piutang

Tertagih (Rp)

Total

Piutang (Rp)

Rasio

Penagihan ()

2005

2006

2007

2008

2009

123705612770

146251894149

136641860757

53045041496

65224646232

127268919479

157898099968

141646475602

59615233755

69088441402

9720

9262

9647

8898

9441

Sumber Data diolah 2011

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan

78

mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu

sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi

administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi

Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp

127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari

9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini

disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar

Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp

157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi

sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan

dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih

menjadi sebesar Rp 136641860757-

Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu

sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat

rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan

mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543

dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya

yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan

yaitu sebesar Rp 65224646232-

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan

sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah

piutang tak tertagih

2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu

sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun

2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai

nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari

manajemen

3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)

lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh

perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average

Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum

efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan

piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa

80

4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum

berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai

1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika

bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal

sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan

5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih

kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai

dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan

62 Saran

1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat

perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan

dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang

tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang

2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan

81

3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau

penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar

tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE

Yogyakarta

Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1

Maret 2009 STIE Yogyakarta

Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta

Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat

BPFE Yogyakarta

Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta

----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE

Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat

Jakarta

Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang

awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo

Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)

EKONISIA Yogyakarta

Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat

Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty

Yogyakarta

N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian

Manajemen Jakarta Salemba Empat

Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada

Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty

Yogyakarta

Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja

Grafindo Persada Jakarta

DAFTAR ONLINE

httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf

httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf

httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf

Page 19: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 20: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 21: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 22: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 23: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 24: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 25: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 26: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 27: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 28: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 29: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 30: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 31: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 32: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 33: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 34: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 35: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 36: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 37: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 38: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 39: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 40: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 41: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 42: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 43: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 44: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 45: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 46: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 47: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 48: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 49: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 50: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 51: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 52: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 53: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 54: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 55: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 56: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 57: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 58: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 59: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 60: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 61: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 62: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 63: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 64: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 65: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 66: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 67: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 68: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 69: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 70: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 71: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 72: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 73: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 74: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 75: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 76: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 77: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 78: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 79: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 80: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 81: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 82: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 83: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 84: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 85: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 86: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 87: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 88: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 89: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 90: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 91: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 92: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 93: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 94: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 95: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 96: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 97: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 98: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 99: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati
Page 100: ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 23. · vi RINGKASAN Anggraeny Retno Hayati