analisis efektivitas pengelolaan dan sistem pengendalian piutang...
TRANSCRIPT
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN
PIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG
TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
Skripsi
Untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
Disusun dan Diajukan oleh
ANGGRAENY RETNO HAYATI
A 211 07 625
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
ii
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN
PIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG
TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
Skripsi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
Disusun dan Diajukan oleh
ANGGRAENY RETNO H
A 211 07 625
Telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi Hj Andi Ratna Sari Dewi SEMSi
NIP196911131993031001 NIP 197209212006042001
iii
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN
PIIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG
TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
Disusun dan diajukan oleh
ANGGRAENY RETNO HAYATI
A211 07 625
Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 25 Januari 2012
Dan dinyatakan LULUS
No Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1 Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi Ketua
2 Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi Sekretaris
3 Prof Dr H Djabir Hamzah SEMA Anggota
4 Dra Hj Nursiah Sallatu MA Anggota
5 HM Sobarsyah SEMSi Anggota
Disetujui
Jurusan Manajemen Ketua Tim Penguji
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Hasanuddin Fakultas Ekonomi
Ketua Ketua
DrMuhYunus Amar SEMT Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi
NIP 19620430 198810 1 001 NIP 19691113 199303 1 00
iv
MOTTO
Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata buktikan bahwa anda
layak mendapatkan kedua matanya MarioTeguh
Kepuasan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan sesuatu yang orang
lain kira kamu tak mampu melakukannya Bersahabatlah dengan mereka yang bisa meringankan masalah dalam hidupmu
bukan mereka yang hanya melihat dan tak berbuat apa-apa ldquoPohon menjadi besar justru dipupuk dengan kotoran yang bau dan akan mati
perlahan justru kalau disiram dengan minyak wangi Yakinlah Anda akan besar
justru karena dipupuk dengan cairan hambatan kritikan bahkan fitnahan Dan
Anda akan layu dan roboh justru karena sering dipuji dan senantiasa didukung
Anda akan besar justru dengan masalah dan ujian kesulitan Kalau ingin ikan
paus mancinglah di samudra bukan di lautan dangkalrdquo Tiada cinta yang lebih indah dan abadi melainkan cinta kepada Allah swt Nikmat apapun yang kamu terima maka itu dari Allah dan bencana apa saja
yang menimpamu maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri [An-Nisaa 79] Semoga aku tetap berendah hati ketika yang lain beranjak sombong Janganlah kalian berjalan didepanku aku mungkin tidak bisa mengikutimu
Jangan pula kalian berjalan dibelakangku aku mungkin tidak dapat memimpin
Tetapi berjalanlah seiring bersamaku dan jadilah sahabatku (Albert Camus)
v
PERSEMBAHAN
Skripsiku ini ku persembahkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendorsquoakan serta membiayaiku untuk
menyelesaikan Proyek Akhir Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar dalam
memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus UNHAS Seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku Sahabat-sahabatQ ndash Sari Uchy Tamara Dewi Anwar Papul Dian Ellink
Udin Wahyu Asty Hicko Almamaterku
vi
RINGKASAN
Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem
Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj
Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem
pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)
Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage
Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia
IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif
dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan
ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai
standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari
yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil
Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan
piutang belum melakukan tugasnya secara optimal
vii
ABSTRACT
Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts
Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar
Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi
Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics
University of Hasanuddin
This study aims to determine the effectiveness of receivables management and
control system implemented by the company to analyze the accounts receivable
management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The
method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage
Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears
Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV
(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its
accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP
companies whose results are still far from the standards set today as the companys
credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the
company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely
if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company
or the administration administration of receivables has not done its job optimally
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta
pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran
yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas
merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir
2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin
Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis
3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh
rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses
penulisan skripsi
ix
4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi
saya selama proses penulisan skripsi
5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I
7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan
Manajemen
8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis
9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang
telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal
Petikemas Makassar
11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara
Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys
x
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh
penulis demi bekal dalam menatap masa depan
Makassar Februari 2012
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
ii
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN
PIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG
TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
Skripsi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
Disusun dan Diajukan oleh
ANGGRAENY RETNO H
A 211 07 625
Telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi Hj Andi Ratna Sari Dewi SEMSi
NIP196911131993031001 NIP 197209212006042001
iii
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN
PIIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG
TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
Disusun dan diajukan oleh
ANGGRAENY RETNO HAYATI
A211 07 625
Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 25 Januari 2012
Dan dinyatakan LULUS
No Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1 Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi Ketua
2 Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi Sekretaris
3 Prof Dr H Djabir Hamzah SEMA Anggota
4 Dra Hj Nursiah Sallatu MA Anggota
5 HM Sobarsyah SEMSi Anggota
Disetujui
Jurusan Manajemen Ketua Tim Penguji
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Hasanuddin Fakultas Ekonomi
Ketua Ketua
DrMuhYunus Amar SEMT Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi
NIP 19620430 198810 1 001 NIP 19691113 199303 1 00
iv
MOTTO
Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata buktikan bahwa anda
layak mendapatkan kedua matanya MarioTeguh
Kepuasan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan sesuatu yang orang
lain kira kamu tak mampu melakukannya Bersahabatlah dengan mereka yang bisa meringankan masalah dalam hidupmu
bukan mereka yang hanya melihat dan tak berbuat apa-apa ldquoPohon menjadi besar justru dipupuk dengan kotoran yang bau dan akan mati
perlahan justru kalau disiram dengan minyak wangi Yakinlah Anda akan besar
justru karena dipupuk dengan cairan hambatan kritikan bahkan fitnahan Dan
Anda akan layu dan roboh justru karena sering dipuji dan senantiasa didukung
Anda akan besar justru dengan masalah dan ujian kesulitan Kalau ingin ikan
paus mancinglah di samudra bukan di lautan dangkalrdquo Tiada cinta yang lebih indah dan abadi melainkan cinta kepada Allah swt Nikmat apapun yang kamu terima maka itu dari Allah dan bencana apa saja
yang menimpamu maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri [An-Nisaa 79] Semoga aku tetap berendah hati ketika yang lain beranjak sombong Janganlah kalian berjalan didepanku aku mungkin tidak bisa mengikutimu
Jangan pula kalian berjalan dibelakangku aku mungkin tidak dapat memimpin
Tetapi berjalanlah seiring bersamaku dan jadilah sahabatku (Albert Camus)
v
PERSEMBAHAN
Skripsiku ini ku persembahkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendorsquoakan serta membiayaiku untuk
menyelesaikan Proyek Akhir Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar dalam
memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus UNHAS Seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku Sahabat-sahabatQ ndash Sari Uchy Tamara Dewi Anwar Papul Dian Ellink
Udin Wahyu Asty Hicko Almamaterku
vi
RINGKASAN
Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem
Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj
Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem
pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)
Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage
Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia
IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif
dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan
ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai
standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari
yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil
Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan
piutang belum melakukan tugasnya secara optimal
vii
ABSTRACT
Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts
Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar
Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi
Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics
University of Hasanuddin
This study aims to determine the effectiveness of receivables management and
control system implemented by the company to analyze the accounts receivable
management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The
method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage
Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears
Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV
(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its
accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP
companies whose results are still far from the standards set today as the companys
credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the
company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely
if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company
or the administration administration of receivables has not done its job optimally
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta
pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran
yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas
merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir
2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin
Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis
3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh
rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses
penulisan skripsi
ix
4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi
saya selama proses penulisan skripsi
5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I
7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan
Manajemen
8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis
9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang
telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal
Petikemas Makassar
11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara
Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys
x
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh
penulis demi bekal dalam menatap masa depan
Makassar Februari 2012
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
iii
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN
PIIUTANG PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG
TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
Disusun dan diajukan oleh
ANGGRAENY RETNO HAYATI
A211 07 625
Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 25 Januari 2012
Dan dinyatakan LULUS
No Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1 Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi Ketua
2 Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi Sekretaris
3 Prof Dr H Djabir Hamzah SEMA Anggota
4 Dra Hj Nursiah Sallatu MA Anggota
5 HM Sobarsyah SEMSi Anggota
Disetujui
Jurusan Manajemen Ketua Tim Penguji
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Hasanuddin Fakultas Ekonomi
Ketua Ketua
DrMuhYunus Amar SEMT Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi
NIP 19620430 198810 1 001 NIP 19691113 199303 1 00
iv
MOTTO
Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata buktikan bahwa anda
layak mendapatkan kedua matanya MarioTeguh
Kepuasan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan sesuatu yang orang
lain kira kamu tak mampu melakukannya Bersahabatlah dengan mereka yang bisa meringankan masalah dalam hidupmu
bukan mereka yang hanya melihat dan tak berbuat apa-apa ldquoPohon menjadi besar justru dipupuk dengan kotoran yang bau dan akan mati
perlahan justru kalau disiram dengan minyak wangi Yakinlah Anda akan besar
justru karena dipupuk dengan cairan hambatan kritikan bahkan fitnahan Dan
Anda akan layu dan roboh justru karena sering dipuji dan senantiasa didukung
Anda akan besar justru dengan masalah dan ujian kesulitan Kalau ingin ikan
paus mancinglah di samudra bukan di lautan dangkalrdquo Tiada cinta yang lebih indah dan abadi melainkan cinta kepada Allah swt Nikmat apapun yang kamu terima maka itu dari Allah dan bencana apa saja
yang menimpamu maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri [An-Nisaa 79] Semoga aku tetap berendah hati ketika yang lain beranjak sombong Janganlah kalian berjalan didepanku aku mungkin tidak bisa mengikutimu
Jangan pula kalian berjalan dibelakangku aku mungkin tidak dapat memimpin
Tetapi berjalanlah seiring bersamaku dan jadilah sahabatku (Albert Camus)
v
PERSEMBAHAN
Skripsiku ini ku persembahkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendorsquoakan serta membiayaiku untuk
menyelesaikan Proyek Akhir Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar dalam
memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus UNHAS Seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku Sahabat-sahabatQ ndash Sari Uchy Tamara Dewi Anwar Papul Dian Ellink
Udin Wahyu Asty Hicko Almamaterku
vi
RINGKASAN
Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem
Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj
Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem
pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)
Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage
Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia
IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif
dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan
ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai
standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari
yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil
Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan
piutang belum melakukan tugasnya secara optimal
vii
ABSTRACT
Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts
Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar
Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi
Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics
University of Hasanuddin
This study aims to determine the effectiveness of receivables management and
control system implemented by the company to analyze the accounts receivable
management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The
method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage
Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears
Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV
(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its
accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP
companies whose results are still far from the standards set today as the companys
credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the
company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely
if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company
or the administration administration of receivables has not done its job optimally
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta
pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran
yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas
merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir
2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin
Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis
3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh
rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses
penulisan skripsi
ix
4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi
saya selama proses penulisan skripsi
5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I
7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan
Manajemen
8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis
9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang
telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal
Petikemas Makassar
11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara
Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys
x
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh
penulis demi bekal dalam menatap masa depan
Makassar Februari 2012
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
iv
MOTTO
Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata buktikan bahwa anda
layak mendapatkan kedua matanya MarioTeguh
Kepuasan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan sesuatu yang orang
lain kira kamu tak mampu melakukannya Bersahabatlah dengan mereka yang bisa meringankan masalah dalam hidupmu
bukan mereka yang hanya melihat dan tak berbuat apa-apa ldquoPohon menjadi besar justru dipupuk dengan kotoran yang bau dan akan mati
perlahan justru kalau disiram dengan minyak wangi Yakinlah Anda akan besar
justru karena dipupuk dengan cairan hambatan kritikan bahkan fitnahan Dan
Anda akan layu dan roboh justru karena sering dipuji dan senantiasa didukung
Anda akan besar justru dengan masalah dan ujian kesulitan Kalau ingin ikan
paus mancinglah di samudra bukan di lautan dangkalrdquo Tiada cinta yang lebih indah dan abadi melainkan cinta kepada Allah swt Nikmat apapun yang kamu terima maka itu dari Allah dan bencana apa saja
yang menimpamu maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri [An-Nisaa 79] Semoga aku tetap berendah hati ketika yang lain beranjak sombong Janganlah kalian berjalan didepanku aku mungkin tidak bisa mengikutimu
Jangan pula kalian berjalan dibelakangku aku mungkin tidak dapat memimpin
Tetapi berjalanlah seiring bersamaku dan jadilah sahabatku (Albert Camus)
v
PERSEMBAHAN
Skripsiku ini ku persembahkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendorsquoakan serta membiayaiku untuk
menyelesaikan Proyek Akhir Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar dalam
memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus UNHAS Seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku Sahabat-sahabatQ ndash Sari Uchy Tamara Dewi Anwar Papul Dian Ellink
Udin Wahyu Asty Hicko Almamaterku
vi
RINGKASAN
Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem
Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj
Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem
pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)
Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage
Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia
IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif
dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan
ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai
standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari
yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil
Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan
piutang belum melakukan tugasnya secara optimal
vii
ABSTRACT
Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts
Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar
Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi
Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics
University of Hasanuddin
This study aims to determine the effectiveness of receivables management and
control system implemented by the company to analyze the accounts receivable
management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The
method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage
Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears
Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV
(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its
accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP
companies whose results are still far from the standards set today as the companys
credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the
company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely
if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company
or the administration administration of receivables has not done its job optimally
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta
pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran
yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas
merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir
2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin
Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis
3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh
rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses
penulisan skripsi
ix
4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi
saya selama proses penulisan skripsi
5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I
7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan
Manajemen
8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis
9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang
telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal
Petikemas Makassar
11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara
Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys
x
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh
penulis demi bekal dalam menatap masa depan
Makassar Februari 2012
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
v
PERSEMBAHAN
Skripsiku ini ku persembahkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendorsquoakan serta membiayaiku untuk
menyelesaikan Proyek Akhir Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar dalam
memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus UNHAS Seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku Sahabat-sahabatQ ndash Sari Uchy Tamara Dewi Anwar Papul Dian Ellink
Udin Wahyu Asty Hicko Almamaterku
vi
RINGKASAN
Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem
Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj
Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem
pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)
Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage
Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia
IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif
dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan
ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai
standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari
yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil
Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan
piutang belum melakukan tugasnya secara optimal
vii
ABSTRACT
Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts
Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar
Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi
Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics
University of Hasanuddin
This study aims to determine the effectiveness of receivables management and
control system implemented by the company to analyze the accounts receivable
management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The
method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage
Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears
Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV
(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its
accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP
companies whose results are still far from the standards set today as the companys
credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the
company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely
if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company
or the administration administration of receivables has not done its job optimally
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta
pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran
yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas
merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir
2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin
Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis
3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh
rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses
penulisan skripsi
ix
4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi
saya selama proses penulisan skripsi
5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I
7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan
Manajemen
8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis
9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang
telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal
Petikemas Makassar
11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara
Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys
x
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh
penulis demi bekal dalam menatap masa depan
Makassar Februari 2012
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
vi
RINGKASAN
Anggraeny Retno Hayati 2012 Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem
Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar (dibimbing oleh Prof Dr H Cepi Pahlevi SE MSi dan Hj
Andi Ratna Sari Dewi SE MSi) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pengelolaan dan sistem
pengendalian piutang yang diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt)
Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable Turn Over (RTO) Avarage
Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio Tunggakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia
IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar masih belum optimal dan efektif
dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya hal ini dilihat dari perhitungan
ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai
standar kredit perusahaan Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari
yang ditetapkan perusahaan berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil
Sebaliknya jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan atau bagian administrasi penatausahaan
piutang belum melakukan tugasnya secara optimal
vii
ABSTRACT
Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts
Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar
Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi
Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics
University of Hasanuddin
This study aims to determine the effectiveness of receivables management and
control system implemented by the company to analyze the accounts receivable
management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The
method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage
Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears
Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV
(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its
accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP
companies whose results are still far from the standards set today as the companys
credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the
company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely
if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company
or the administration administration of receivables has not done its job optimally
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta
pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran
yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas
merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir
2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin
Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis
3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh
rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses
penulisan skripsi
ix
4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi
saya selama proses penulisan skripsi
5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I
7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan
Manajemen
8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis
9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang
telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal
Petikemas Makassar
11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara
Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys
x
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh
penulis demi bekal dalam menatap masa depan
Makassar Februari 2012
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
vii
ABSTRACT
Anggraeny Retno Hayati 2012 Effectiveness Analysis and Control Systems Accounts
Receivable Management in PT Indonesia harbors IV (Limited) Branch Makassar
Container Terminal (guided by Prof Dr H Cepi Pahlavi SEMSi and Hj Andi
Ratna Sari DewiSEMSi) Department of Management Faculty of Economics
University of Hasanuddin
This study aims to determine the effectiveness of receivables management and
control system implemented by the company to analyze the accounts receivable
management policy so as to reduce the amount of uncollectible accounts (bad debt) The
method of analysis used the analysis of Receivable Turn Over (RTO) avarage
Collection Period (ACP) Ratio Ratio Billing and Arrears
Based on the research results can be concluded that the PT Indonesia harbors IV
(Limited) Branch of Makassar Container Terminal is still not optimal and effective in its
accounts receivable manage and control it is seen from the calculation of ACP
companies whose results are still far from the standards set today as the companys
credit standards If the value of ACP is less than or equal to the standard day of the
company means the control of accounts receivable can be said to succeed Conversely
if some customers do arrears credit or credit that violate standards set by the company
or the administration administration of receivables has not done its job optimally
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta
pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran
yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas
merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir
2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin
Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis
3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh
rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses
penulisan skripsi
ix
4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi
saya selama proses penulisan skripsi
5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I
7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan
Manajemen
8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis
9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang
telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal
Petikemas Makassar
11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara
Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys
x
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh
penulis demi bekal dalam menatap masa depan
Makassar Februari 2012
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu pengetahuan serta
pencerahan akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
ldquoAnalisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo Skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak memberikan dukungan bantuan dan bimbingan serta saran-saran
yang sangat bermanfaat selama prose penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Kepada kedua Orang tua saya M Asikin HP dan Puji lestari yang dengan ikhlas
merawat mengajar mendampingi dan mendoakan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir
2 Saudara-saudara saya yang tercinta (Dina Surya Agung Anisa Mba wiwin
Kiki Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada penulis
3 Bapak Prof Dr H Cepi Pahlevi SEMSi selaku Pembimbing I dengan penuh
rasa tanggung jawab mengarahkan dan mendampingi saya selama proses
penulisan skripsi
ix
4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi
saya selama proses penulisan skripsi
5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I
7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan
Manajemen
8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis
9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang
telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal
Petikemas Makassar
11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara
Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys
x
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh
penulis demi bekal dalam menatap masa depan
Makassar Februari 2012
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
ix
4 Ibu Hj Andi Ratna Sari DewiSEMSi selaku Pembimbing II mendampingi
saya selama proses penulisan skripsi
5 Bapak Prof Dr H Muhammad Ali SEMSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
6 Bapak Dr Darwis Said SEMSA AK selaku Pembantu Dekan I
7 Bapak Dr Muhammad Yunus Amar SE MT selaku Ketua Jurusaan
Manajemen
8 Bapak Prof Dr Nurdin Brasit SE MSi selaku penaseha akademik penulis
9 Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan staff serta yang
telah berjasa mengajari banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
10 Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Terminal
Petikemas Makassar
11 Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan saya (Sari Uchy Tamara
Dewi Anwar Papul Dian Ellink Udin Wahyu Asty Hicko) thanks Guys
x
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh
penulis demi bekal dalam menatap masa depan
Makassar Februari 2012
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
x
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharpakan oleh
penulis demi bekal dalam menatap masa depan
Makassar Februari 2012
PENULIS
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTER GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 5
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
131 Tujuan Penelitian 6
132 Manfaat Penelitian 6
14 Sistematika Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu 9
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit 14
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
xii
221 Manfaat Penjualan Kredit 15
23 Pengertian Piutang 16
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Piutang 18
25 Administrasi Piutang 20
251 Tujuan Administrasi Piutang 20
252 Cara Administrasi Piutang 21
253 Biaya Atas Piutang 21
254 Cara Pengumpulan Piutang 22
255 Pengendalian Piutang 24
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang 26
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen 28
28 Laporan Keuangan 30
29 Rasio Keuangan 32
210 Kerangka Pikir 35
211 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian 37
32 Jenis dan Sumber Data 37
321 Jenis Data 37
322 Sumber Data 37
33 Metode Pengumpulan data 38
34 Metode Analisis 39
35 Definisi Operasional Variabel 41
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan 42
42 Visi dan Misi Perusahaan 45
421 Visi Perusahaan 45
422 Misi Perusahaan 45
43 Struktur Organisasi Perusahaan 47
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan 49
BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 56
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 58
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan 58
522 Surat Pengantar Nota Tagihan 60
523 Pelunasan Piutang Usaha 60
524 Koreksi Nota Tagihan 61
525 Penatausahaan Piutang usaha 62
526 Pengendalian Piutang Usaha 63
527 Sanksi dan Denda 64
528 Konfirmasi Piutang Usaha 64
529 Penyisihan Piutang Usaha 65
5210 Perlimpahan Pengurusan 65
53 Kriteria Untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang usaha 66
531 Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) 68
532 Umur rata-rata Piutang (Average Collection Period-ACP) 71
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
xiv
533 Rasio Tunggakan 73
534 Rasio Penagihan 76
Daftar Pustaka 82
Daftar Online 83
Lampiran-lampiran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Kinerja Piutang Usaha 5 Tahunan 4
Tabel 21 Penelitian Terdahulu 12
Tabel 51 Piutang Usaha PT Pelabuhan IV (Persero) Cab TPM 67
Tabel 52 Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) 69
Tabel 53 Perhitungan Average Collection Period (ACP) 72
Tabel 54 Perhitungan Rasio Tunggakan 75
Tabel 55 Perhitungan Rasio Penagihan 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22 Bagan Kerangka Pikir 35
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-2005 85
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2004 sd 31-12-200586
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200687
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2005 sd 31-12-200688
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200889
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2007 sd 31-12-200890
Ikhtisar Neraca Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200991
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komparatif Tahun 31-12-2008 sd 31-12-200992
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh
dengan semakin cepat hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha yang kompetitif
Menghadapi persaingan tersebut perusahaan atau pimpinan perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sehingga perusahaan akan
dapat menjamin kelangsungan hidupnya
Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus mengelola perusahaan
dengan baik dan harus didukung oleh penetapan perencanaan kebijakan
prosedur pendelegasian wewenang metode-metode dan standar pelaksanaan yang
dapat diterapkan untuk mengevaluasi hasil yang dicapai
Dengan semakin berkembangnya perusahaan ruang lingkup perusahaan
semakin luas sehingga tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan kepada
orang lain Dengan demikian pimpinan perusahaan membutuhkan laporan-laporan
dan analisis kegiatan operasional agar dapat mengarahkan mengendalikan
melindungi perusahan dalam rangka usaha pencapaian tujuan Kebutuhan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya
2
Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba Oleh karena itu
semakin dirasakan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya Strategi yang
digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan
kredit Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha
Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan
investasi pada aktiva lancar lainnya Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya mulai dari penjualan
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
volume penjualannya
Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit maka
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya Oleh karena itu sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang
atau jasa secara kredit Dan sebaliknya jika pengelolaan piutang tidak berjalan
3
dengan efektif yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan
piutang maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt)
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai
upaya untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya
untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang (yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam
mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air
khususnya laut Untuk mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat Pada
masa kini meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat Tetapi fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
tarik tersendiri bagi dunia perdagangan
4
Tabel 11
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 Sd 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
NO
Uraian
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
Tahun
2009
1 2 3 4 5 6
A KINERJA PENDAPATAN
1 Pendapatan Usaha 124291 157386 134032 60379 70550
2 Reduksi Pendapatan 19918 27252 19133 3984 3411
3 Pendapatan Usaha Bersih (1-2) 104372 130134 114898 56394 67138
4 Pendapatan diluar usaha 8835 591 427 8992 2131
5 Total Pendapatan Bersih (3+4) 113208 130726 115325 65386 69269
B KINERJA PIUTANG USAHA
1 Saldo awal piutang usaha 6129 3563 11646 5004 6570
2 Mutasi debet piutang berjalan 121139 154334 130000 5461 62518
3 Total Piutang usaha (1+2) 127268 157334 141646 59615 69088
4 Pencairan Pelunasan
a Piutang tahun lalu 4809 2534 10554 4688 4911
b Piutang tahun berjalan 118896 143717 126087 48356 60312
5 Total pencairan piutang (4a+b) 123705 146251 136641 53045 65224
6 Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3563 11646 5004 6570 3863
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
5
Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT Pelabuhan Indonesia
adalah berupa Pelayanan Kapal yang meliputi pelayanan labuh penambatan
pemanduan penundaan dan air kapal Pelayanan barang yang meliputi dermaga
gudang penumpukan dan lapangan penumpukan serta Pelayanan rupa-rupa yang
meliputi jasa penyediaan air listrik persewaan alat dan telepon Pelayanan
terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas
lapangan penyewaan petikemas
Dalam suatu perusahaan ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan Oleh karena itu peranan manajemen piutang
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
mempercepat proses penerbitan nota mempercepat pengantaran surat penagihan
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa dan lain-lain sebagainya Akan tetapi
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya
Berdasarkan urainan diatas penulis mencoba mengangkat judul ldquoAnalisis
Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassarrdquo
12 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah ldquoApakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
6
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
sudah berjalan secara efektif rdquo
13 Tujuan dan Manfaat Penelitian
131 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian dan prosedur
pengelolaan piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Terminal Petikemas Makassar
2 Untuk menganalisis efisiensi penagihan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan
132 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian
piutang dagang
2 Bagi Peneliti
Penelitan ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaiman penerapan teori
dengan praktek yang sebenarnya
3 Bagi Pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan
sebagai acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya
7
14 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang tujuan dan manfaat serta sistematika
penulisan laporan ini
Bab II Landasan Teori
Merupakan kegiatan yang bersifat teoritis sebagai dasar pemecahan masalah
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Berisi tentang teori yang mencakup
tinjauan pustaka seperti pengertian sistem sistem pengendalian piutang
pengertian piutang faktor-faktor yang memengaruhi piutang kebijaksanaan
pengelolaan piutang administrasi piutang pengendalian piutang laporan
keuangan rasio keuangan kerangka pemikiran dan hipotesis
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian jenis dan sumber data metode
pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
Bab IV Metode Penelitian
Menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan struktur organisasi serta tugas
setiap bagian
BAB V Hasil Analisis
Menjelaskan tentang hasil penelitian terhadap sistem yang diperlakukan
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
8
hingga tahun 2009 pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar
BAB VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang rasio perputaran modal ( Receivable turn
over) telah dilakukan oleh beberapa peneliti A Musliha M (2009) melakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian piutang dalam
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penagihan piutang Musliha juga menggunakan Rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu Rasio Perputaran Piutang
(Receivable turn over-RTO) Umur Rata-rata piutang (Average Collection
Period) Rasio tunggakan dan Rasio Penagihan Hasil dari penelitian Musliha
tersebut menunjukkan bahwa sudah optimal dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih
Ria Agustina (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja
manajemen piutang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
keefektifan pengelolaan manajeman piutang Ria Agustina menggunakan
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c Analisis Rasio Keuangan Analisis
Horisontal dan Vertikal analisis investasi piutang (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang (3) Analisis umur piutang (ACP)
untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang Hasil dari penelitian Ria
Agustina menunjukkan bahwa pengelolaan piutang kurang baik tergambar pada
hasil analisis rasio keuangan
10
Dian Hartati (2009) dalam penelitiannya menggunakan uji kualitatif
terhadap kuesioner pengendalian intern piutang usaha yang mengacu pda
kerangka kerja COSO pada unsur-unsur pengendalian intern Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dari unsur-unsur pengendalian intern menurut kerangka kerja
COSO unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif
sedangkan unsur lingkuangan pengendalian unsur informasi dan komunikasi
serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif
Dhahiri Hagyar Siwi (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui
ganbaran praktek manajemen piutang mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya piutang serta menganalisis pengaruh manajemen piutang
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO)
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara signifikan Secara bersamaan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa manajemen piutang tidak berpengaruh terhadap kas akan
tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PTrdquoXrdquo
Ilham (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas sistem
pengendalian dan prosedur pengelolaan piutang serta menganalisis kebijakan
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
11
debt) Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO) Average Collection Period (ACP) Rasio Penagihan dan Rasio
tunggakan Hasil dari penelitian ilham tersebut menunjukkan bahwa kurang
optimalnya dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang usaha
Tabel 21 Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul VariabelMetode
Analisis
Hasil Temuan
1 A Musliha
M (2009)
Analisis sistem
pengendalian
piutang pada PT
PLN (Persero)
wilayah Sultan
Batara Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa sudah optimal
dalam menerapkan sistem
pengendalian piutang
untuk mengurangi jumlah
piutang yang tidak
tertagih
2 Ria
Agustina
(2009)
Analisis
Efektivitas
Manajemen
Piutang pada
PTUnitexTbk
Rasio Keuangan
Analisis
Horizontal dan
Vertikal Analisis
Deskripsi
Analisis umur
Piutang (ACP)
Bahwa pengelolaan
piutang kurang baik
tergambar pada hasil
analisis rasio keuangan
3 Dian Analisis Uji kualitatif Bahwa unsur pengendalian
12
Hartati
(2009)
Pengendalian
Intern Piutang
Usaha pada PT
SFI Medan
terhadap
pengendalian
intern piutang
usaha
intern aktivitas
pengendalian kurang
efektif sedangkan unsur
lingkungan pengendalian
informasikomunikasiserta
unsur pengawasan telah
efektif
4 Dhahiri
Hagyar
Siwi
(2010)
Analisis
pengaruh
manajemen
piutang terhadap
stabilitas arus kas
dan likuiditas
perusahaan pada
PT X
RTO ACP IP
(Investasi Piutang)
bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Rasio
Perputaran Piutang (RTO)
dengan kas dan antara
Rasio Periode Penagihan
Rata-rata (ACP) dengan
kasSedangkan antara
Investasi Piutang (IP)
dengan kas terdapat
pengaruh secara
signifikan Serta tidak
terdapat pengaruh yang
signifikan antara RTO
dengan likuiditas dan
antara ACP dengan
13
likuiditas sedangkan antara
IP dengan likuiditas
terdapat pengaruh secara
signifikan Secara
bersamaan hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
manajemen piutang tidak
berpengaruh terhadap kas
akan tetapi manajemen
piutang terdapat pengaruh
terhadap likuiditas pada
PTrdquoXrdquo
5 Ilham
(2011)
Analisis sistem
pengendalian dan
Efektivitas
pengelolaan
piutang pada PT
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab
Makassar
RTO ACP Rasio
Tunggakan Rasio
Penagihan
Bahwa kurang optimalnya
dan efektif dalam
mengelola dan
mengendalikan piutang
usaha
14
22 Kebijaksanaan Penjualan Kredit
Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan diberikan kredit
dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit sebagaimana
yang dijelaskan oleh Kasmir (200274) yaitu
1 Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya dalam bentuk uang barang atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang
2 Waktu
Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antar pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
3 Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi pada masa yang akan
datang
4 Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa
15
Perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mementingkan penentuan
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
secara tepat dalam membuat keputusan-keputusan kredit
221 Manfaat Penjualan Kredit
Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai karena itu perusahaan
mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar Meskipun demikian
ada banyak biaya yang harus ditanggung Pertama ada kemungkinan piutang
tidak terbayar Kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar dan
semua dana mempunyai biaya Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar Oleh karena itu tambahan manfaat harus lebih besar dari
tambahan pengorbanannya agar pembentukan piutang tersebut bisa dibenarkan
Gunawan Adisaputra (200343) mengemukakan manfaat penjualan kredit
antara lain
1 Upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2 Meningkatkan keuntungan
3 Meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan para
langganan
4 Manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman yang harus
dibayarakan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan piutang
16
23 Pengertian Piutang
Pada saat perusahaan menjual barang hasil produksinya penjualan dapat
dilakukan secara tunai atau secara kredit Memberikan kredit berarti melakukan
investasi kepada pelanggan Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan penjualan Dengan meningkatnya penjualan
diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan
Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit
Namun memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan Oleh karena itu
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba Kedua dampak ini saling terkait Pengalaman menunjukkan bahwa
perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya
Pengertian piutang menurut Kuswadi (2004249)
ldquoPiutang adalah kekayaan perusahaan (aktiva lancar) yang timbul sebagai
akibat dilaksanakannya kebijakan penjualan kreditrdquo
Lain halnya yang dikemukakan oleh Munawir (200415)
ldquoPiutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
langganan ) sebagai akibat adanya penjualan dagang secara kredit ldquo
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia 1999) piutang dipakai dalam yang arti sempit yaitu hanya
menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang Piutang-piutang tersebut
dapat digolongkan atas
17
1 Piutang usaha ( Trade Receivable )
Merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit oleh perusahaan Jika tagihan itu didukung
dengan tagihan tertulis oleh debitur kepada peusahaan untuk membayar
pada suatu tanggal tertentu piutang tersebut adalah piutang wesel
2 Piutang Lain-lain ( Non Trade Receivable )
Merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang maupun
jasa dalam kegiatan normal perusahaan
Untuk tujuan akuntansi tagihan atau piutang tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
merealisasikannya menjadi kas (jatuh tempo) yaitu
1 Piutang Lancar
Meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pelunasannya
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan
2 Piutang Jangka Panjang
Meliputi tagihan-tagihan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun Di dalam neraca harus disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar dan biasanya termasuk sebagai aktiva lain-lain
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
memenuhi kewajiban terhadap perusahaan
18
24 Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi piutang
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun Oleh karena itu banyak hal
yang dapat memengaruhi besarnya piutang tersebut
Menurut Bambang Riyanto (2001 85) faktor-faktor yang memengaruhi
besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang sebagai berikut
1 Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka
makin besar pula jumlah investasi dalam piutang Dengan makin
besarnya volume kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang Makin
besarnya jumlah piutang berarti makin besar jumlah resiko tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar tingkat profitabilitasnya
2 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti
bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit
daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang lunak
lebih mengutamakan profitabilitas Syarat pembayaran yang lebih ketat
antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang
terlambat
19
3 Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dengan penjualan secara kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada
pelanggan Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Selain itu
penentuan kriteria pihak yang akan diberikan kredit juga dapat
memperkecil jumlah investasi dalam piutang Dengan demikian
pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif
4 Kebijakan dalam penagihan
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif
maupun pasif Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam
menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini Dibandingkan dengan perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaanya secara pasif
5 Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period
dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut
Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period
atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi
dalam piutang Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam
waktu selama cash discount period maka dana yang tertanam dalam
20
piutang akan lebih cepat bebas berarti makin kecilnya investasi dalam
piutang
Menurut Martono dan Agus Harjito (200895) besarnya investasi pada
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor Pertama adalah
besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total Kedua adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang)
25 Administrasi Piutang
Pengendalian terhadap piutang harus diikuti dengan adanya suatu sistem
administrasi yang baik Administrasi piutang umumnya membantu dalam
meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah pelayanan
kepada pelanggan ataupun calon pelanggan
251 Tujuan Administrasi Piutang
Menurut M Samsul (1993350) tujuan dari administrasi piutang adalah
sebagai berikut
1 Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu
2 Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti
3 Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang
4 Menentukan likuiditas untuk mengelompokkan ke aktiva lancar
atau aktiva lain-lain
5 Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang
21
252 Cara Administrasi Piutang
Adapun cara administrasi piutang yang umum dikenal menurut M Samsul
(1993352) antara lain
1 File dokumen
2 Kartu piutang
3 Buku piutang
Laporan yang sering dibuat dalam administrasi piutang menurut M
Samsul (1993352) antara lain
1 Rekening koran piutang dagang per langganan
Yaitu meliputi rekening koran tiap saldo akhir bulan
2 Daftar umum piutang
Dibuat tiap akhir bulan atau sewaktu-waktu diperlukan
pinjaman Dipakai untuk menilai langganan yang menunggak
pembayarannya
3 Daftar piutang yang dihapuskan
Apabila pihak kredit telah menyelesaikan administrasi
piutangnya dan tidak terdaftar lagi pada daftar umum
piutang
253 Biaya Atas Piutang
Selain memberikan manfaat piutang dapat juga menimbulkan resiko biaya
bagi perusahaan Biaya-biaya tersebut menurut Indriyo Gitosudarmono dan Basri
(200283) antara lain
22
a Biaya penghapusan piutang
Biaya penghapusan piutang terhadap tidak tertagihnya sejumlah piutang
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang Oleh karena itu perlu
diperhitungkan pada setiap periode
b Biaya pengumpulan piutang
Dengan adanya piutang maka akan timbul kegiatan penagihan piutang
yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan
piutang
c Biaya administrasi
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan piutang
misalnya pencatatan para debitur pengiriman surat penagihan dan lain-lain
sebagainya pasti akan memerlukan biaya Biaya-biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan akan dicatat dalam bentuk biaya administrasi
d Biaya sumber dana
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
luar perusahaan untuk sumber dana
254 Cara Pengumpulan Piutang
Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus
diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya apabila sudah jatuh tempo
Sebagian dari keefektivan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt
23
expense karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak
hanya tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada
kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007273) cara pengumpulan piutang
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan adalah
1) Melalui surat
Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo
maka perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa
hutangnya telah jatuh tempo dengan mengirimkan surat Apabila
hutang tersebut belum juga terbayar maka dapat dikirimkan surat
berikutnya yang lebih mempertegas dengan menggunakan nada
yang keras
2) Melalui telepon
Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum
terbayar maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara
pribadi dan memintanya untuk segera melakukan pembayaran
Namun apabila hasil percakapan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alasan tertentu yang dapat dipertimbangkan
oleh pihak perusahaan maka pihak perusahaan mungkin bisa
memberikan keringanan waktu atau memperpanjang sampai jangka
waktu tertentu
24
3) Kunjungan personal
Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali
digunakan karena dianggap efektif dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang
4) Tindakan yuridis
Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan melalui pengadilan
Adapun prosedur menurut Suad Husnan (2004481) terhadap pelanggan
yang telah terlambat membayar hutangnya umumnya dilakukan beberapa
prosedur sebagai berikut
1 Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah
terlambat untuk melunasi hutangnya
2 Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara
langsung
3 Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang jasa pengumpulan piutang
4 Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau
tidak membayar hutan
255 Pengendalian Piutang
Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya waktu
25
maupun keadaan debitur Selain hal tersebut perusahaan perlu menetapkan
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
mengurusi masalah piutang perusahaan
Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada
piutang maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh manajer perusahaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2007257) syarat kredit yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajer antara lain
1 Biaya-biaya administrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
dapat dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut
juga akan semakin besar Sebaliknya apabila standar kredit diperketat
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
semakin sedikit Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pelunasan
standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi
2 Investasi dalam piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu
Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost)
demikian pula sebaliknya Bilamana perusahaan memperlunak standar
kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil
Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit
26
disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam
kebijaksanaan pengumpulan piutang Perlunakan standar kredit diharapkan
untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang
diperketat akan menurunkan volume penjualan
3 Kerugian piutang (Bad debt expanses)
Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin
meningkat dengan perlunakan standar kredit dan akan menurun bilamana
standar kredit di perketat
4 Volume penjualan
Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume
penjualan Bilamana standar kredit yang diperlunak maka diharapkan akan
dapat meningkatkan volume penjualan sedangkan sebaliknya yang
diterapkan di mana perusahaan memperketat standar kredit yang
diterapkan maka dapat diperkirakan bahwa volume penjualan akan
menurun
26 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal kebijaksanaan
piutang menurut Gunawan Adisaputra (200364) antara lain
1 Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi
piutang yang mana tugasnya meliputi
a Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b Menyeleksi calon debitur
c Membukukan transaksi kredit yang terjadi
27
d Melakukan penagihan piutang
e Membukukan piutang
f Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut
usianya masing-masing
g Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil
keputusan tentang piutang
2 Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang yang meliputi
a Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis tingkatan debitur
b Penentuan jangka waktu kredit
c Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur
d Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi
piutang
3 Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
pengelolaan piutang antara lain
a Tingkat perputaran piutang
28
b Persentase piutang yang tak tertagih
c Biaya pengelolaan piutang yang terdiri dari
Biaya modal
Biaya adminstrasi piutang
Biaya piutang yang tak tertagih
Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena
1 Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani
2 Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola
3 Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu
berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi
secara umum
4 Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan
27 Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen bermaksud mengendalikan organisasi agar
kegiatan organisasi tetap konsisten dengan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana Pengendalian manajemen berkaitan langsung dengan sasaran dan strategi
organisasi pengalokasian sumber daya bagi pencapaian strategi serta selanjutnya
menilai efektivitas dan efisiensi strategi dalam mencapai sasaran (George M
Scott 200145)
Menurut Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan (20058)
pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi
29
Adapun kegiatan pengendalian manajemen sebagai upaya agar kegiatan
perusahaan dapat berjalan efisien yaitu
1 Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagan organisasi
3 Mengkomunikasikan informasi kepada semua pihak yang bersangkutan
4 Mengevaluasi informasi yang diperoleh
5 Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
6 Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan fungsi-fungsi pengendalian manajemen menurut Robert N
Anthony dan Vijay Govindarajan (200574) yaitu
1 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada pihak
eksternal dan pemegang saham
3 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer menganalisis program dan
proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan
4 Melakukan supervise audit internal dalam mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap kecurangan serta menjalankan audit
operasional
30
5 Mengembangkan personal dalam organisasi pengendali dalam
berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendalian
Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha yang
dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar nomor PD 11 Tahun 2008 pada tanggal 17 April 2008
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
a Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow) perusahaan
b Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perusahaan
c Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
d Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan
28 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan keadaan
harta kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
akuntansi) Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan
31
Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang
analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan serta masalah-masalah yang
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut Oleh karena itu perlu
diketahui tentang pengertian dari laporan keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Indonesia1999) diketahui bahwa
ldquoLaporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain sumber dan penggunaan dana-danardquo
Sedangkan menurut Munawir (20042) pengertian laporan keuangan
adalah
ldquoLaporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutrdquo
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi prosisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric 2009 42 ) Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
32
keuangan dalam rangka memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
Anaisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi kebutuhan akan
penggunaan pertimbangan-pertimbangan melainkan memberikan dasar yang
layak dan sistematis dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut
(Fanny dan Baldric 200942) Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
29 Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini yang dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan Dengan rasio keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya
perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya Untuk
melakukan analisa ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selam periode tertentu
Analisis rasio menurut Djarwanto (2001123) adalah
33
ldquoRasio dalam analisi laporan keuangan merupakan suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuanganrdquo
Secara umum menurut Suad Husnan (200469) rasio pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam yaitu
1 Rasio likuiditas (liquidity ratio)
2 Rasio aktivitas (Activity ratio)
3 Rasio Leverage financial (Financial Leverage ratio)
4 Rasio Keuntungan (Profitability ratio)
Adapun rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai
berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang
rata-rata sama dengan nol (0) berarti perusahaan sudah tidak memiliki
piutang lagi atau dengan kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
34
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka
berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya maka
berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar
standar kredit yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
yang dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
35
210 Kerangka Pemikiran
Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Hasil Analisis
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Terminal Petikemas Makassar
1 Piutang
2 Pengelolaan Piutang
3 Pengendalian Piutang
Alat Analisis
1 Receivable Turn Over (RTO)
2 Average Collection Period (ACP)
3 Rasio Tunggakan
4 Rasio Penagihan
Feed
ba
ck
36
211 Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut
ldquo Diduga bahwa pengelolaan dan sistem pengendalian piutang yang
diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang Terminal
Petikemas belum efektif dalam meminimalisasi piutang tak tertagih (bad
debt)rdquo
37
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan skripsi
ini pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar yang berlokasi di Jalan Nusantara No 329 Makassar
32 Jenis dan Sumber Data
321 Jenis Data
Dalam penulisan laporan ini jenis data yang digunakan sebagai berikut
1 Data kualitatif
Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka yang
bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah singkat
berdirinya perusahaan pembagian tugas dan struktur perusahaan dan lain-
lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini
2 Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka
seperti laporan keuangan perusahaan
322 Sumber Data
Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data berupa
38
1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan observasi
maupun wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan
2 Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan
seperti neraca laporan laba rugi dan lapran arus kas selama lima tahun
terakhir serta dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
tujuan penelitian
33 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini maka perlu
dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan
dengan penganalisan masalah yaitu
1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi
dan wawancara pada bagian perusahaan khususnya pada keuangan serta
sejumlah informasi yang terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan proposal ini
39
2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
34 Metode Analisis
Dalam informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada penulis
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis antara
lain sebagai berikut
1 Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi Rasio
perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo
piutang rata-rata selama periode tertentu Apabila angka piutang rata-rata sama
dengan nol ( 0 ) berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan
kata lain semua piutang sudah tertagih
Menghitung Receivable turn over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
2 Umur rata-rata piutang (Average collection period ndash ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
40
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan maka berarti
pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil dan sebaliknya Maka berarti
beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit
yang ditetapkan perusahaan
Menghitung Average collection period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
3 Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
4 Rasio penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaan
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
41
35 Definisi Operasional Variabel
Tabel 31
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Sistem
Pengendalian
Piutang
Prosedur
Pengeloaan
Piutang
Serangkaian kebijakan
penerapan sistem prosedur
yang digunakan
manajemen dan
mengawasi aktivitas yang
terjadi didalam
perusahaan (Mulyadi
2000183)
Suatu penatausahaan yang
efektif dari sejumlah uang
kepada pemakai jasa dan
atau fasilitas pelabuhan
yang dituangkan dalam
bentuk nota tagihan dan
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan
Rasio perputaran piutang (Receivable turn over ndash
RTO)
Receveible Turn Over = 119927119942119951119947119958119938119949119938119951 119922119955119942119941119946119957
119929119938119957119938minus119955119938119957119938 119927119946119958119957119938119951119944
119851119834119853119834 minus 119851119834119853119834 119849119842119854119853119834119847119840 =119852119834119845119837119848 119834119856119834119845+119834119844119841119842119851 119849119842119854119853119834119847119840
120784
Umur rata-rata piutang (Average collection
period ndash ACP)
119912119959119942119955119938119944119942 119914119952119949119949119942119940119957119946119952119951 119927119942119955119946119952119941 =120785120788120787
119929119942119940119942119946119959119938119939119949119942 119931119958119955119951 119926119959119942119955
Rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100
Rasio Penagihan
119825119834119852119842119848 119823119838119847119834119840119842119841119834119847 =119817119854119846119845119834119841 119823119842119854119853119834119847119840 119858119834119847119840 119827119838119851119853119834119840119842119841
119827119848119853119834119845 119823119842119854119853119834119847119840times 120783120782120782
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
41 Sejarah Singkat Perusahaan
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyadari sepenuhnya
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
pelayanan dengan tuntutan dari perkembangan dunia maritim global yang
bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi pelayanan dengan
penggunakan pallet atau petikemas
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
oleh JICA manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai menyusun
studi revitalisasi Pelabuhan Makassar salah satunya adalah menetapkan
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai untuk memberikan pelayanan petikemas secara modern
Proses pengembanganrevitalisasi pada Pelabuhan Makassar mulai dari
awal hingga menjadi Terminal Petikemas Makassar seperti sekarang ini
disampaikan sebagai berikut
1 Penyiapan study pengembangan Pelabuhan Makassar telah dimulai pada era
kepemimpinan Bpk Ir Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
43
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988 Pada masa itu penyusunan rencana
pengembangan Pelabuhan Makassar dipimpin oleh Bpk Ir Djarwo Surjanto
dengan dibantu oleh JICA untuk menyusun studinya
2 Pada tahun 1994 mulailah dilakukan revitalisasi Pelabuhan Makassar dimana
sasaran utamanya adalah menjadikan Pangkalan HattaDermaga Hatta yang
sebelumnya digunakan untuk pelayanan multipurpose menjadi suatu dermaga
petikemas yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern
Pembangunan dermaga dan fasilitas infrastruktur pada Pangkalan Hatta
tersebut menggunakan sumber pendanaan bantuan dari Pemerintah Jepang
melalui OECF (Overseas Economic Cooperation Fund) atau sekarang telah
menjadi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Pada tahun 1998
pembangunan infrastruktur untuk Terminal Petikemas Makassar yang
meliputi dermaga lapangan penumpukan (container yard) workshops
container freight station dan fasilitas penunjang lainnya telah selesai
Pada tahun 1999 terjadi suksesi kepemimpinan pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) dimana Bpk Drs Prayitno masuk menggantikan Bpk Ir
Sumardi sebagai Direktur Utama Komitmen jajaran manajemen baru tersebut
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern
Pada tahun 2000 bersumber dari pendanaan pinjaman ADB (Asia
Development Bank) manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
44
unit Container Crane 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya
Pada tanggal 28 Juli 2001 Terminal Petikemas Makassar diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri Kegiatan pelayanan petikemas pada Terminal Petikemas
Makassar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga untuk
menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan maka pada tahun
2003 dilakukan lagi penambahan peralatan bongkar muat petikemas berupa 2
(dua) unit Container Crane 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
beserta Chassis Dan Pada tahun 2008 manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) melakukan penambahan peralatan bongkar muat petikemas kembalai
yaitu 1 (satu) unit Container Crane dan 2 (dua) unit Transtainer
Di lain sisi sesuai dengan kebutuhan operasional terhadap pelayanan
petikemas yang terus meningkat maka organisasi yang memberikan pelayanan
terhadap petikemas juga terus mengalami transformasi Mulai dari berbentuk
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas berubah menjadi Divisi Pelayanan
Petikemas pada tahun 1999 pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang
Makassar dan pada 1 Agustus 2007 Divisi Pelayanan Petikemas bertransformasi
dan terpisah dari PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
45
42 Visi dan Misi Perusahaan
421 Visi Perusahaan
Perusahaan jasa kepelabuhanan berstandar internasional yang mandiri sehat
dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional
422 Misi Perusahaan
1 Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi
pemegang saham
2 Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero)
3 Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas tepat waktu dengan tarif yang
layak
4 Mengembangkan kompetensi komitmen dan meningkatkan kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perusahaan menyelenggarakan usaha
dibidang
1 Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat
berlabuhnya kapal
2 Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (Pilotage) dan
penundaan kapal
46
3 Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat bongkat muat barang
termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang
4 Gudang-gudang dan tempat-tempat penimbunan barang-barang
angkutan alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
5 Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan gudang-gudangbangunan
yang berhubungan dengan kepentingan dan kelancaran angkutan
6 Penyediaan listrik air minum dan instalasi limbah pembuangan
7 Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk
hewan
8 Jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kepelabuhan
9 Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perseroan
Demikian gambaran singkat mengenai sejarah berdirinya PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) cabang Terminal Petikemas Makassar dimana sampai
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
Indonesia bagian timur
43 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan kegiatan
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang Hal ini akan memberikan
47
stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan perusahaan
48
Gambar 41 Bagan Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)
CABANG TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
MANAGER
KEUANGAN MANAGER TEKNIK
MANAGER SDM
DAN UMUM
MANAGER
PERENCANAAN
DAN OPERASI
ASMEN HUKUM
HUMAS DAN
UMUM
ASMEN
PERBENDAHARAAN
ASMEN
PERALATAN DAN
INSTALASI
ASMEN
SDM DAN
UMUM
ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
BANGUNAN DAN
ADM TEKNIK
ASMEN
OPERASI
ASMEN
PERENCANAAN
DAN ADMOPERASI
49
44 Tugas dan Tanggung Jawab Struktural Perusahaan
1 General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi
General Manager mempunyai tugas memimpin Terminal Petikemas Makassar
dalam hal menyusun rencana pengelolaan mengendalikan kegiatan
administrasi dan operasional sesuai arah kebijaksanaan dan sasaran Perseroan
agar tercapai produktivitas pelayanan pendapatan laba Perseroan Dalam hal
ini fungsi General Manager adalah
Pengelolaan Terminal Petikemas Makassar sesuai dengan visi misi dan
tujuan Perseroan
Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan
Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan baik yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas setelah mendapatkan Surat Kuasa khusus dari Direksi
Pengelolaan dan pengembangan SDM
Pelaksanaan fungsi sistem informasi
Pelaksanaan kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan oleh
Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan
Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan serta pengelolaan dan
pelaporan keuangan perusahaan
Penyiapan laporan pertanggung jawaban kegiatan dan perhitungan hasil
usaha
50
2 Manager Perencanaan dan Operasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Perencanaan dan Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan
perencanaan pelaksanaan pengendalian pengawasan dan pengembangan
usaha pelayanan petikemas meliputi jasa kegiatan stevedoring
haulagetrucking lift on lift off angsur trippingstuffing jasa dermaga
penumpukan petikemas jasa pelayanan petikemas lainnya serta pemeliharaan
dan pengelolaan alat bongkar muat petikemas dalam rangka pencapaian target
kelancaran mutu dan produksi pelayanan bongkar muat petikemas Dalam hal
ini fungsi Manager Perencanaan dan Operasi adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan kegiatan
pelayanan bongkar muat petikemas
Pencapaian pendapatan pelayanan petikemas sesuai rencana kerja
anggaran
Pengawasan kegiatan bongkar muat petikemas
Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha jasa
pelayanan petikemas
Mengembangkan usaha melalui kerja sama usaha yang berkaitan dengan
jasa pelayanan petikemas
Pelaksanaan dan pengendalian pengisian dan pengosongan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan serta pengawasan pelaksanaan
tugas operator bongkar muat dan angkutan petikemas
51
Penyusunan laporan bulanan triwulan semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan petikemas
Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengendalian program kegiatan
anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang pelayanan
petikemas
Manager Perencanaan dan Operasi dibantu oleh
a Asisten Manager Operasi
b Asisten Manager Perencanaan dan Administrasi Operasi
3 Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Teknik mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan pemeliharaan
perbengkelan analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager Teknik adalah
Perencanaan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan program
pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan
Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan perairan di
dalam daerah kerja pelabuhan
Pelaksanaan kebersihan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan serta
pengelolaan lingkungan hidup dan analisa mengenai dampak lingkungan
Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan program pemeliharaan
perbaikan fasilitas peralatan dan bangunan pelabuhan
52
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program pengadaan bahan
operasional suku cadang serta kegiatan perbengkelan teknik
Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodic terhadap
master plan pelabuhan
Perencanaan pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran
pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan bidang teknik
Manager Teknik dibantu oleh
c Asisten Manager Peralatan dan Instalasi
d Asisten Manager Bangunan dan Administrasi Teknik
4 Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Keuangan mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan akuntansi
perbendaharaan perpajakan distribusi barang verifikasi dan pengamanan
dokumen Dalam hal ini fungsi Manager Keuangan adalah
Perencaaan dan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya
Perencanaan administrasi keuangan perbendaharaan perpajakan
akuntansi umum dan akuntansi biaya pengelolaan bahan persediaan serta
melaksanakan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
Penyimpanan dan pengamanan dokumen
Perencanaan dan pengendalian program kegiatan anggaran dan biaya yang
berkaitan dengan bidang administrasi keuangan dan akuntansi
53
Manager Keuangan dibantu oleh
a Asisten Manager Akuntansi
b Asisten Manager Perbendaharaan
5 Manager SDM dan Umum
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager SDM dan Umum mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya manusia
administrasi perkantoran kerumahtanggaan hukum hubungan masyarakat
dokumentasi dan kearsipan manajemen mutu pemeliharaan kesehatan
keselamatan kerja kebersihan dan pengamanan kantor dan daerah kerja
pelabuhan Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah
Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan kesehatan
pegawai pensiunan dan keluarganya
Penanganan permasalahan bidang hukum penyelenggaraan hubungan
masyarakat dan dokumentasi
Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran kerumahtanggaan
protokoler penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor pelaksanaan
pemeliharaan peralatan kantor kebersihan kantor dan mengorganisir
laporan cabang
Penanganan K3 dan Satuan Pengamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan asset Cabang di luar daerah kerja
pelabuhan
54
Pelaksanaan manajemen mutu
Pengendalian program kegiatan anggaran biaya yang berkaitan dengan
bidang SDM dan Umum
Manager SDM dan Umum dibantu oleh
a Asisten Manager Sumber Daya manusia
b Asisten Manager Hukum Humas dan Umum
6 Manager Sistem Informasi
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General Manager
Manager Sistem Informasi mempunyai tugas merencanakan melaksanakan
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi pengumpulan dan
pengolahan analisa da evaluasi data informasi statistik laporan operasional
dan laporan lainnya penangganan sistem komputerisasi agar tercapai
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah
Penyusunan perencanaan administrasi Sistem Informasi dan pengendalian
program kegiatan manajemen yang berkaitan dengan bidang sistem
informasi
Penyusunan pengolahan sistem informasi analisa dan evaluasi penyajian
data secara sistematis cepat dan akurat baik dengan media komputer dan
atau media lainnya
Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalia sistem informasi
bidang usaha teknik keuangan personalia dan administrasi umum baik
55
yang dilaksanakan dengan menggunakan komputer maupun secara
manual
Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi baik dari segi perangkat
keras maupun perangkat lunak
56
BAB V
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
51 Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Nomor PD 11 Tahun 2008 tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Pembekalan ini bertujuan untuk
memberikan masukanpedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
sejauh mana sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pencairan piutang usaha
Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD 11 Tahun 2008
tanggal 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang
usaha yaitu
a Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
b Hutang adalah kewajiban perseroan kepada pihak lain yang harus dibayar
c Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
Perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian fasilitas
pelabuhan yang belum dilunasi pembayarannya
d Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan maksimal
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tagihan diterima pengguna jasa
e Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih dari
1 (satu) tahun
57
f Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
(Satu) tahun dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain setelah
pengguna jasa diberi teguran pembayarannya tetapi tidak juga melunasi
pembayaran
g Surat Perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara Perseroan dengan
pelanggan mengenai pemakaian fasilitas jasa kepelabuhanan
h Pengguna jasa adalah lembaga instansi pemerintah TNI Kepolisian
Perorangan atau Badan Hukum lainnya yang menerima pelayanan jasa
kepelabuhanan dari Perseroan dan atau yang menggunakan fasilitas jasa
Perseroan serta masih mempunyai hutang kepada Perseroan
Dalam mengendalikan piutang perusahaan perlu menetapkan
kebijaksanaan kreditnya yang kemudian berfungsi sebagai standar Apabila
kemudian dalam pelaksanaannya penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana
merupakan esensi dari fungsi pengendalian
Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong
kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan karena
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan
perusahaan
58
Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan performansikinerja keuangan sebagai upaya untuk
menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
piutang usaha seperti penyisihan piutang penagihan piutang ( yang bermasalah)
dan penghapusan piutang usaha
Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk
1 Menekanmemperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus kas
masuk (cash in flow ) perseroan
2 Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang usaha
perseroan
3 Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya
menekan saldo piutang usaha
4 Membangun hubungan kerjasama yang erat dengan para pengguna jasa
agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa
kepelabuhanan
52 Prosedur Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan
Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian piutang
usaha pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) antara lain
521 Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan
1 Pasca pelayanan jasa pelabuhan pada setiap segmen usaha setiap
penanggungjawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen
59
pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan
penagihan
2 Sebelum menerbitkan Nota Tagihan unit keuangan wajib meneliti
kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh
pengguna jasa
3 Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang dipergunakan
diatur sebagai berikut
a Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang diproses dengan komputer
menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi komputer
b Format Nota Tagihan jasa kepelabuhanan yang dikerjakan secara manual
menggunakan format sebagaimana lampiran I Peraturan ini
4 Penerbitan Nota Tagihan atau format Bentuk 4 dicatat sebagai pengakuan
pendapatan Pembayaran tunai terhadap Nota Tagihan dibukukan sebagai
penerimaan kas dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas dicatat
sebagai piutang usaha
5 Penerbitan Nota Tagihan untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di
Pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan atau
sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam kesepakatanPerjanjian
Kerja Sama antara Perseroan dengan Pengelola Pelabuhan Khusus dan
Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS)
6 Jangka waktu penerbitan Nota Tagihan yang menggunakan komputer atau
yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa
60
atau format Bentuk 2 sampai dengan penerbitan Nota Tagihan atau Format
Bentuk 4 diatur sebagaimana lampiran II Peraturan ini
522 Surat Pengantar Nota Tagihan
1 Setiap Nota Tagihan diadministrasikan dan disampaikan kepada pengguna
jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan yang dilampiri
Lembar II Nota Tagihan beserta dokumen lainnya sebagai pemberitahuan
kepada pengguna jasa
2 Surat Pengantar Nota Tagihan dibuat minimal 2 (dua) rangkap Lembar I
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
setelah ditandatangani oleh penerima beserta tanda terima yang diberi
stempel perusahaan penerima dengan mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran
3 Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan pemberian
sanksidenda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian Nota Tagihan
523 Pelunasan Piutang Usaha
1 Nota Tagihan harus dilunasi selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa Tanggal jatuh tempo
pembayaran dituangkan dalam Surat Pengantar Nota Tagihan
2 Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan melalui
a Setoran langsung ke Kas Perseroan melalui Kasir Perseroan
61
b TransferPemindahbukuansetoran melalui bank dengan bukti kredit
Nota Bank dan atau Slip Penyetoran ke Bank
3 Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila
terdapat cap kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
kaskasir Perseroan Jika pembayaran melalui kas Perseroan dan atau
Kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui Bank
4 Dalam hal debitur ingin melakukan pembayaran dengan fasilitas Short
Message Service (SMS) Banking maka General Manager harus
mempersiapkan fasilitas penunjang untuk itu serta membuat sistem dan
prosedur pelaksanaan yang disosialisasikan terlebih dahulu kepada para
pengguna jasa
524 Koreksi Nota Tagihan
1 Pengajuan permohonan koreksi terhadap Nota Tagihan dari pengguna jasa
harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan dengan
keberatan yang disampaikan
2 Batas waktu pengajuan koreksi Nota Tagihan adalah 5 (lima) hari kalender
setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa Apabila melampaui batas
waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari pengguna jasa tidak dapat
diterima
3 Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas Nota Tagihan harus
membayar 50 terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan dan
sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah Nota
Pengganti (baru) diterbitkan
62
4 Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas Nota Tagihan
diterima atau dapat diproses lebih lanjut harus dijawab kembali kepada
pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah permintaan koreksi
Nota Tagihan diterima
5 Terhadap pelaksanaan koreksi dibuat Berita Acara Hasil Penelitian atas
terjadinya kesalahanatau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah
yang ditandatangani oleh pengguna jasa Manager Operasi Manager
Keuangan dan diketahui oleh General Manager
525 Penatausahaan Piutang Usaha
1 Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara
teratur dalam bentuk format umur piutang (aging) kelompok pengguna
jasa segmen usaha buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa dan
setiap bulan dievaluasi
2 Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli dapat ditunjuk
salah seorang pegawaipetugas DivisiDinas Keuangan dengan Surat
Perintah Tugas General Manager
3 Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut
a Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan disimpan oleh pegawai yang
ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman
b Penyimpanan asli nota tagihan tersebut dipisahkan untuk masing-
masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis
63
c Asli Nota Tagihan yang telah diserahkan kepada pengguna jasa sebagai
bukti pelunasan
4 Opname asli Nota Tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4 (empat)
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
Tagihan yang ditandatangani anggota Tim Opname Manager Keuangan
dan diketahui oleh General Manager dengan format sebagaimana
Lampiran IV Peraturan ini
5 Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian kesengajaan atau faktor
lainnya sebagaimana pada ayat (8) Pasal ini harus dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab Asli Nota Tagihan dan atau sebagaimana hasil
penelitian yang dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (8)
526 Pengendalian Piutang Usaha
1 Pengendalian saldo Piutang usaha merupakan tanggung jawab seluruh
jajaran manajemen Kantor CabangUPK dan Kawasan dan dilaksanakan
secara konsisten
2 Pengukuran kinerja piutang usaha cabang dilakukan dengan penerapan
Key Performance Indicator (KPI) atau kunci indikator keberhasilan
sebagai berikut
3 Kinerja pengguna jasa harus dievaluasi secara periodik per 4 (empat) bulan
sebagai pedoman untuk menetapkan kebijakan berupa teguran dan atau
apresiasi kepada yang bersangkutan
64
527 Sanksi dan Denda
1 Dalam hal Nota Tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 maka kepada pengguna jasa tersebut dikenakan
sanksi dan denda sebagai berikut
2 Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d melampaui
batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan Nota Tagihan dan
dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat sebagai
pendapatan diluar usaha
3 Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada saat
pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa yang
bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya
4 Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
dibukukan secara extra acoountable dan ditagih pada kegiatan berikutnya
5 Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh tempo
dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang pokok jajaran
manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
528 Konfirmasi Piutang Usaha
1 Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
diteliti dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara untuk selanjutnya
diusulkan dalam penghapusan piutang macet
65
2 Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi
3 Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar daftar
saldo piutang dengan fisik asli Nota Tagihan Apabila terdapat
ketidakcocokan dilakukan penyelesaian
529 Penyisihan Piutang Usaha
1 Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
kepelabuhan penyisihan piutang usaha dengan metode pencadangan
penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan
2 Besaran prosentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Akuntasi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI) dan atau
ditetapkan tersendiri
3 Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor CabangUPK bersamaan
dengan waktu Penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP) Tahunan
CabangUPK
5210 Perlimpahan Pengurusan
1 Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi melalui Kantor Pusat
penagihannya dapat dillimpahkan kepada Kantor Cabang yang lain atau
kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) IIIIII dimana pengguna
jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan
66
2 Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha kepada PT Pelabuhan
Indonesia IIIIII
53 Kriteria untuk mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha
Perusahaan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya beberapa Metode Analisis
yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha perusahaan PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar antara
lain
a Receivable Turn Over (RTO)
b Average Collection Period (ACP)
c Rasio Tunggakan
d Rasio Penagihan
67
Tabel 51
Piutang Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
2005
2006
2007
2008
2009
6129585201
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
Sumber PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar 2011
68
531 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya
modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya
Menghitung Receivable Turn Over ndash RTO
Receveible Turn Over = 119875119890119899119895119906119886119897119886119899 119870119903119890119889119894119905
119877119886119905119886 minus119903119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 (1)
Dimana untuk menghitung rata-rata piutang adalah
Rata-rata Piutang = Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang
2 (2)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119879119874 =121139334278
4846445955= 2500
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6129585201 + 3563306709
2= 4846445955
b Tahun 2006
119877119879119874 =154334793259
7604756264= 2029
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =3563306709 + 11646205819
2= 7604756264
c Tahun 2007
119877119879119874 =130000269783
8325410332= 1561
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =11646205819 + 5004614845
2= 8325410332
69
d Tahun 2008
119877119879119874 =54610618910
5787403552= 944
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =5004614845 + 6570192259
2= 5787403552
e Tahun 2009
119877119879119874 =62518249143
5216993715= 1198
119877119886119905119886 119875119894119906119905119886119899119892 =6570192259 + 3863795170
2= 5216993715
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 52 berikut
Tabel 52
Hasil Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)
Tahun Penjualan
Kredit (Rp)
Rata-rata
Piutang (Rp)
RTO
(Kali)
Perubahan
RTO
2005
2006
2007
2008
2009
121139334278
154334793259
130000269783
54610618910
62518249143
4846445955
7604756264
8325410332
5787403552
5216993715
2500
2029
1561
944
1198
-
(471)
(468)
(617)
254
Sumber Data Diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Hal ini ditunjukkan pada peningkatan
70
RTO yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2500 kali
Pada tahun 2006 terjadi penurunan RTO yaitu 2029 kali atau turun sebesar 471
dari tahun sebelumnya Pada tahun berikutnya yaitu 2007 kembali mengalami
penurunan RTO sebesar 1561 atau turun sebesar 468 dan tahun 2008 menurun
menjadi 944 kali atau turun sebesar 617
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1198 kali atau naik hingga
254 Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005
sebesar 2500 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar
944 atau turun 617
Pada tahun 2008 kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam
lima tahun terakhir Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 944 kali terjadi
penurunan sebesar 618 kali dari tahun 2007 sebesar 1561 Hal ini disebabkan
karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp
54610618910- yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp
5787403552- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah
Pada tahun 2009 kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008
yaitu 1198 kali atau meningkat 254 kali Hal ini disebabkan karena penjualan
kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp 54610618910- pada tahun 2008
menjadi Rp 82518249143- dan juga terjadi penurunan total piutang Rp
5787403552- pada tahun 2008 menjadi Rp 5216993715- ini membuktikan
bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara
meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin
jumlah piutang tertunggaknya karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat
71
perputaran piutang suatu perusahaan maka semakin baik pengelolaan piutangnya
dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam piutang
532 Average Collection Period (ACP)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas Hasil yang ditetapkan
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit perusahaan
Menghitung Average collection Period ndash ACP
119860119907119890119903119886119892119890 119862119900119897119897119890119888119905119894119900119899 119875119890119903119894119900119889 =365
119877119890119888119890119894119907119886119887119897119890 119879119906119903119899 119874119907119890119903 (3)
Adapun hasil perhitungan dari ACP adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119860119862119875 =365
2500= 146
b Tahun 2006
119860119862119875 =365
2029= 1799
c Tahun 2007
119860119862119875 =365
1561= 2338
d Tahun 2008
119860119862119875 =365
944= 3868
72
e Tahun 2009
119860119862119875 =365
1198= 3046
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 53 berikut
Tabel 53
Hasil Perhitungan Average Collection Periode ndash ACP
Tahun RTO (Kali) ACP (Hari) Perubahan ACP
2005
2006
2007
2008
2009
2500
2029
1561
944
1198
1460
1799
2338
3868
3046
-
338
539
1531
822
Sumber Data diolah 2011
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu
yang telah ditentukan oleh perusahaan Karena perusahaan menetapkan batas
pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender
sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
73
Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan Semakin besar
tingkat RTO perusahaan maka semakin baik pula nilai ACPnya Tingkat Average
Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005 yaitu sebesar
14 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi Sedangkan
tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2008 dimana tingkat
ACPnya mencapai 38 hari dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat
rendah yaitu 944 kali Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 tingkat ACPnya
menurun menjadi 30 hari Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih
baik dari tahun 2008
Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya
pengumpulan piutang perusahaan Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang
selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan berarti
perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang
533 Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang
yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
yang belum tertagih
Menghitung rasio tunggakan
Rasio Tunggakan=Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode
Total Piutang Pda Periode yg Sama times100 (4)
74
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Tunggakan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =3563306709
127268919479 x 100 = 280
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =11646205819
157898099968 x 100 = 738
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =5004614845
141646475602 x 100 = 353
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119879119906119899119892119892119886119896119886119899 =6570192259
59615233755 x 100 = 1102
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119905119906119899119892119892119886119896119886119899 =3863795170
69088441402 x 100 = 559
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 54 berikut
75
Tabel 54
Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertunggak (Rp)
Total Piutang
Pada Periode
yang Sama (Rp)
Rasio Tunggakan
2005
2006
2007
2008
2009
3563306709
11646205819
5004614845
6570192259
3863795170
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
280
738
353
1102
559
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
membaik dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil yaitu sebesar 28
Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya
menjadi Rp 3563306709- walaupun jumlah total piutangnya meningkat
menjadi Rp 127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi peningkatan
rasio tunggakan menjadi 738 atau naik sebesar 458 Hal ini disebabkan
jumalah piutang tertunggak yang sangat besar yaitu Rp 11646205819- Pada
tahun 2007 terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi sebesar 383 atau
menurun sebesar 385 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang tertunggaknya menjadi sebesar
Rp 5004614845- atau berkurang sebesar Rp 6641590974-
76
Pada tahun 2008 rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
1102 atau meningkat sebesar 749 dari tahun 2007 Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp 5004614845- pada tahun
2007 menjadi Rp 6570192259- dan juga karena jumlah total piutang yang
sangat rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio
tunggakan mengalami penurunan yaitu menjadi 559 atau menurun sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total
piutangnya yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi penurunan pada piutang
tentunggaknya yaitu sebesar Rp 3863795170-
534 Rasio Penagihan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang
dimiliki perusahaanl Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penagihan piutang
Menghitung rasio penagihan
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang yang Tertagih
Total Piutangtimes 100 (5)
Adapun hasil perhitungan dari Rasio Penagihan adalah sebagai berikut
a Tahun 2005
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =123705612770
127268919479 x 100 = 9720
77
b Tahun 2006
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =146251894149
157898099968 x 100 = 9262
c Tahun 2007
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =136641860757
141646475602 x 100 = 9647
d Tahun 2008
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =53045041496
59615233755 x 100 = 8898
e Tahun 2009
119877119886119904119894119900 119875119890119899119886119892119894ℎ119886119899 =65224646232
69088441402 x 100 = 9441
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 55 berikut
Tabel 55
Hasil Perhitungan Rasio Penagihan Piutang
Tahun Jumlah Piutang
Tertagih (Rp)
Total
Piutang (Rp)
Rasio
Penagihan ()
2005
2006
2007
2008
2009
123705612770
146251894149
136641860757
53045041496
65224646232
127268919479
157898099968
141646475602
59615233755
69088441402
9720
9262
9647
8898
9441
Sumber Data diolah 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
78
mengalami peningkatan dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu
sebesar 9720 Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi
administrasipenatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi
Rp 123705612770- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi Rp
127268919479- Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan rasio tagihan dari
9720 pada tahun 2005 menjadi 9262 atau naik turun 458 Hal ini
disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat yaitu sebesar
Rp 146251894149- disisi lain terjadi peningkatan total piutang sebesar Rp
157898099968- Pada tahun 2007 terjadi peningkatan rasio penagihan menjadi
sebesar 9647 dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat meningkatkan kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih
menjadi sebesar Rp 136641860757-
Pada tahun 2008 kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu
sebesar 8898 Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat
rendah yaitu sebesar Rp 59615233755 Pada tahun 2009 rasio tunggakan
mengalami peningkatan yaitu menjadi 9441 atau meningkat sebesar 543
dari tahun sebelumnya Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya
yaitu sebesar Rp 69088441402- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan
yaitu sebesar Rp 65224646232-
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas
Makassar dalam pelaksanaan menerapkan prosedur pengelolaan dan
sistem pengendalian piutang belum optimal untuk mengurangi jumalah
piutang tak tertagih
2 Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 2500 kali sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun
2008 sebesar 944 kali Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai
nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari
manajemen
3 Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-ACP)
lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan terutama nilai pada tahun 2008 dimana nilai Average
Collection Periodnya mencapai 39 hari Ini berarti perusahaan belum
efektif dalam mengelola piutang usahanya sebab standar pengumpulan
piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak
nota tagihan diterima oleh pengguna jasa
80
4 Dengan melihat persentase rasio tunggakan dan rasio penagihan belum
berjalan secara efektif Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
1102 pada rasio tunggakan dan 8889 pada rasio penagihan Jika
bagian administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal
sehingga hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin
maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan
presentase penurunan hari rata-rata penagihan
5 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas masih
kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang
usahanya Karena umur rata-rata pengumpulan piutang tidak sesuai
dengan standar kredit yang ditetapkan oleh perusahaan
62 Saran
1 Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin
oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat
perputaran piutang menjadi lebih baik sehingga presentase penagihan
dapat terus meningkat dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang
tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang
2 Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak
pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda
yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan
sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
81
3 Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau
penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar
tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan 2003 Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua) BPFE
Yogyakarta
Arista Fany dan Baldric Siregar 2009 Jurnal Ekonomi amp Bisnis vol 3 No 1
Maret 2009 STIE Yogyakarta
Djarwanto 2001 Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan BPFE Yogyakarta
Gitusudarmono Indriyo dan Basri H 2002 Manajemen Keuangan Edisi Empat
BPFE Yogyakarta
Husnan Suad 2004 Pembelanjaan Perusahaan Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Edisi Empat) Liberty Yogyakarta
----------------- 2004 Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya BPFE
Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia 1999 Standar Akuntansi Keuangan Salemba Empat
Jakarta
Kasmir 2002 Dasar-dasar Perbankan PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Kuswadi Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang
awam 2004 Jakarta PT Elex Media Komputindo
Martono dan Agus Harjito 2008 Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh)
EKONISIA Yogyakarta
Mulyadi 2001 Sistem Akuntansi Jakarta Salemba Empat
Munawir 2004 Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima) Liberty
Yogyakarta
N Anthony Robert dan Vijay Govindarajan 2005 Sistem Pengendalian
Manajemen Jakarta Salemba Empat
Riyanto Bambang 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Yogyakarta
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada
Samsul M 1993 Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial Liberty
Yogyakarta
Syamsuddin Lukman 2007 Manajemen Keuangan Perusahaan PT Raja
Grafindo Persada Jakarta
DAFTAR ONLINE
httprepositoryipbacidhandle12345678914132ho9rag_abstractpdf
httprepositoryusuacidbitstream1234567898953110e00425pdf
httprepositoryipbacidbitstreamhandle12345678926906h10dha-abstractpdf